REKAM JEJAK ALUMNI AHWAL SYAKHSHIYYAH DI MASYARAKAT (STUDI PELACAKAN ALUMNI [TRACER STUDY] PROGRAM STUDI AHWAL SYAKHSHIYYAH STAIN JURAI SIWO METRO)
Mufliha Wijayati Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Jurai Siwo Metro Email:
[email protected]
ABSTRACT Akhwal Syakhshiyyah (AS) is the oldest course in the faculty of Syaria STAIN Jurai Siwo Metro and is the founding pioneer of the establishment of STAIN Jurai Siwo Metro in 1997. Scientific knowledge developed by AS is scientific sharia (Islamic law) at a concentration of family law study. The output of AS course, since 1997-2013, was 191 graduates (data recorded), who spread over several districts in Lampung province, and some parts of outside Lampung. To view the extent to which graduates of the AS course can be beneficial to the community in accordance with its core competencies, a tracking study has been conducted. The tracking study was conducted by surveying all graduates in the latest five years, 2009-2013, amounting to 90 alumni. Data were collected through documentation, questionnaire, and observation. The result of the alumni tracking study showed that the AS alumni work in a relatively diverse career ranging from Lecturer, Registrar in PA, KUA Employee, marketing, employees, and teachers. However, alumni who work in the area of core competencies are still very limited; most alumni work in the field of education and Islamic financial institutions. Hence, the relevance and competence in relation to the needs of the working should be reviewed to minimize the gap between the field of higher education with the employment. Keywords: Alumni, tracking study, ahwal shakhsiyyah
162 | TAPiS Vol. 15, No. 02 Juli – Desember 2015
A. PENDAHULUAN Program Studi1 Ahwal Syakhshiyyah (untuk selanjutnya disebut Prodi AS) adalah program studi tertua di Jurusan Syariah2 STAIN Jurai Siwo Metro. Ahwal Syakhshiyyah (AS), Pendidikan Agama Islam (PAI), dan Pendidikan Bahasa Arab (PBA) adalah prodi yang menjadi pioner berdirinya STAIN Jurai Siwo Metro bersama 33 STAIN di Indonesia pada tahun 1997 berdasarkan SK Presiden No. 11 tahun 1997.3 Program Studi AS memiliki misi untuk mewujudnya Program Studi Ahwal Syakhshiyyah (AS) sebagai program studi yang unggul, handal, dan terdepan dalam pengkajian, pengembangan, pengintegrasian, dan penerapan ilmu hukum keluarga yang berorientasi ke-Islam-an, kemanusiaan, dan ke-Indonesia-an yang mampu menghasilkan SDM yang berkualitas dan memiliki kedalaman spiritual dan ketinggian profesionalisme.4 Keilmuan yang dikembangkan oleh Prodi AS adalah keilmuan syariah (hukum Islam) dengan konsentrasi kajian hukum keluarga. Secara teoretis hukum keluarga adalah hukum yang mengatur kehidupan keluarga yang dimulai dari awal pembentukan keluarga, sampai dengan berakhirnya keluarga dengan adanya pihak yang meninggal atau perceraian, termasuk di dalamnya persoalan waris dan wakaf.5 Maka cakupan kajian yang dikembangkan Prodi AS secara substantif adalah peminangan, pernikahan, perceraian, pengasuhan dan pemeliharaan Program Studi adalah kesatuan kegiatan Pendidikan dan pembelajaran yang memi��liki kurikulum dan metode pembelajaran tertentu dalam satu jenis pendidikan akademik, pendidikan profesi, dan/atau pendidikan vokasi. Lihat UU No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi Pasal 1 ayat (17). 1
2 Berdasarkan Peraturan Menteri Agama No. 36 Tahun 2013 tentang Organisasi Tata kerja STAIN Jurai Siwo Metro Jurusan Syariah berubah menjadi Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam.
Admin, “Profil STAIN Jurai Siwo Metro” diakses dari www.stainmetro.ac.id tanggal 3 Juni 2013 3
Naskah Akreditasi Prodi AS Tahun 2008.
4
Khoirudin Nasution, Pengantar dan Pemikiran Hukum Keluarag (perdata) Islam di Indonesia, (Yogyakarta: Tazzafa & ACAdeMIA, 2007), h. 6. 5
Rekam Jejak Alumni Ahwal Syakhshiyyah di Masyarakat..... | 163
anak, perwalian, dan kekayaan keluarga (waris, wasiat, wakaf, dan sejenisnya terkait peralihan harta dalam keluarga), di samping kajian tentang pemikiran hukum Islam, Islamic studies dan teori-teori hukum yang menjadi pondasi keilmuan Prodi AS. Secara substansial Prodi AS memiliki keluasan cakupan wilayah kajian dan keleluasaan untuk mengelola dan menyebarkan pohon keilmuannya yang berakar pada persoalan hukum keluarga. Pada titik ini, Prodi AS patut dianggap sebagai keilmuan yang ‘abadi’ dalam kajian Islam. Karena setiap individu sudah dapat dipastikan akan bersentuhan dengan persoalan hukum keluarga. Dengan cakupan keilmuan yang meliputi persoalan hukum Islam yang berakar pada persoalan hukum keluarga, maka secara pragmatis, kompetensi lulusan prodi AS yang diharapkan adalah dapat mengisi formasi tenaga kerja di Pengadilan Agama sebagai hakim, panitera, tenaga yustisial lainnya, pengacara, penyuluh agama, penyuluh yang berkaitan dengan persoalan keluarga (BKKBN), pegawai pencatat nikah, dan pegawai di kementerian agama lainnya. Kurikulum yang disajikan untuk mewujudkan kompetensi tersebut meliputi Mata kuliah dasar, mata kuliah keahlian syariah, matakuliah keahlian profesi, dan mata kuliah keahlian berkarya.6 Perjalanan Prodi AS STAIN Jurai Siwo Metro, pada tahun 2013 ini telah memasuki tahun ke-16. Jika dianalogkan dengan masa pertumbuhan manusia, Prodi AS telah memasuki masa remaja akhir menuju dewasa dengan berbagai gejolak yang mengiringi perjalanannya. Kini, tahun 2015 Prodi AS telah memasuki usia 18 tahun. 18 tahun adalah waktu yang cukup panjang untuk meneguhkan sebuah eksistensi dengan berbagai prestasi. Akreditasi B di tahun 20087 adalah pengakuan BAN PT terhadap 7 standar penilaian akreditasi prodi yang meliputi: visi, misi, tujuan, dan sasaran, tata pamong, mahasiswa dan lulusan, SDM, kurikulum, pembelajaran dan suasana akademik, pembiayaan, sarana & 6
2010. 7
Lihat Silabus Program Studi Ahwal Syakhshiyyah STAIN Jurai Siwo Metro Tahun SK Dirjend No. DJ.I/385/2008 yang berlaku hingga 23 Mei 2014.
164 | TAPiS Vol. 15, No. 02 Juli – Desember 2015 prasarana, dan sistem informasi, dan penelitian, pelayanan/pengabdian kepada masyarakat, dan kerjasama.8 Tahun 2014 prodi AS mengajukan reakreditasi dan capaiannya bertahan pada level akreditasi B. Akreditasi adalah sebuah pengakuan formal dari lembaga otonom Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terhadap standar penyelengaraan prodi (input-process-output) melalui penilaian on the desk berdasarkan laporan borang, dan assessment/visitasi oleh assesor BANPT. Salah satu tujuan penyelenggaraan Perguruan Tinggi di Indonesia adalah menghasilkan lulusan yang menguasai cabang ilmu pengetahuan dan/atau teknologi untuk memenuhi kepentingan nasional dan peningkatan daya saing bangsa.9 Dengan kata lain penyelenggaraan perguruan tinggi bertujuan untuk menyiapkan SDM yang secara professional dapat menerapkan dan mengembangkan bidang keahliannya serta mampu menyebarluaskan dan mengupayakan penggunaan keahliannya untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dan kebudayaan nasional. Elemen lulusan yang menjadi point dalam tujuan penyelenggaraan perguruan tinggi adalah salah satu bagian dari penilaian akreditasi program studi. Alumni atau lulusan yang dihasilkan oleh program studi adalah salah satu indikator penting untuk menunjukkan mutu layanan perguruan tinggi. Dalam tulisan ini disebut dengan keberhasilan eksternal atau out of school success. Keberhasilan eksternal adalah keberhasilan yang berkaitan dengan kesesuaian program dengan kebutuhan yang ada di dunia kerja, dan bertujuan untuk menelaah apakah lulusan yang dihasilkan dari suatu program pendidikan dapat terserap oleh dunia kerja yang relevan atau tidak. Keberhasilan ini ditunjukkan dengan animo masyarakat untuk menjadikan alumni Prodi AS sebagai SDM yang siap didayagunakan sesuai dengan kompetensi dan keahliannya. Artinya, keberhasilan eksternal sebuah institusi pendidikan dalam menghasilkan lulusannya Departemen Pendidikan Nasional, Buku IIIA Borang Akreditasi Program Studi.
8
UU No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi Pasal 5 point b.
9
Rekam Jejak Alumni Ahwal Syakhshiyyah di Masyarakat..... | 165
adalah sejauh mana lulusannya dapat mengamalkan ilmu, berguna, dan bermanfaat sesuai bidangnya di masyarakat. Mahasiswa aktif Prodi AS pada TA. 2012/2013 berjumlah 209 mahasiswa terdiri dari angkatan 2007-2012 dari total penerimaan 313 mahasiswa.10 Ada selisih 104 mahasiswa Prodi AS pada 5 (lima) tahun akademik terakhir yang tidak aktif karena drop out (DO) dan sebagian karena konversi atau pindah ke Jurusan dan atau Prodi lain.11 Tingginya jumlah mahasiswa yang drop out (DO) dan konversi, perlu mendapatkan perhatian ekstra serius. Adapun mengenai input mahasiswa baru, berdasarkan data PMB mahasiswa Prodi AS 3 (tiga) tahun terakhir (2011, 2012, 2013) memang menunjukkan tren menurun. 12 Tiga fenomena terkait standar masukan Prodi AS ini menarik untuk dijadikan bahan refleksi terhadap penyelenggaraan program studi. Terkait dengan keluaran Prodi AS, sejak berdiri tahun 1997 Prodi AS telah meluluskan hampir 191 alumni (data tercatat),13 yang tersebar di beberapa kabupaten di propinsi Lampung, dan sebagian kecil di luar propinsi Lampung. Jumlah ini akan terus bertambah di tahun-tahun mendatang. Berdasarkan komunikasi terbatas dan data penelusuran alumni tahun 2007 diketahui bahwa alumni Ahwal Syakhshiyyah berkarir di berbagai ranah dan wilayah. Yang menarik, alumni prodi AS tidak banyak yang berkiprah di ranah kompetensi utamanya sebagai hakim, panitera, pengacara, Pegawai Pencatat Nikah (PPN) ataupun
10 Diambil dari data mahasiswa subbag akademik kemahasiswaan STAIN Jurai Siwo Metro tanggal 07 Juni 2013 sebelum penerimaan mahasiswa baru TA. 2013/2014.
Berdasarkan data konversi mahasiswa AS ke prodi lain pada subbag akademik dan kemahasiswaan dari angkatan 2007-2011, terdapat 9 (Sembilan) mahasiswa. Terbanyak pada angkatan 2010 yang berjumlah 5 (lima) mahasiswa. Diakses pada tanggal 7 Juni 2013. 11
Tidak membuminya numenklatur Ahwal Syakhshiyyah ditengarai sebagai salah satu sebab rendahnya animo masyarakat terhadap prodi AS. Meski masih bersifat asumsi, namun dugaan ini layak menjadi bahan pemikiran untuk lebih membumikan numenklatur Ahwal Syakhshiyyah melalui sosialisasi atau secara ekstrim dapat merubahnya dengan bahasa yang lebih dikenal oleh masyarakat 12
Diolah dari buku wisuda STAIN Jurai Siwo Metro tahun 2001-2013.
13
166 | TAPiS Vol. 15, No. 02 Juli – Desember 2015 penyuluh agama.14 Alumni prodi AS tersebar dalam berbagai profesi seperti guru15, wartawan16, pegawai bank (syariah)17, pegawai lembaga keuangan mikro (syariah)18, pegawai PT. Pos Indonesia19 dan ranah bisnis lainnya. Ini adalah fenomena yang sangat menarik, untuk direfleksikan apakah ini sebuah keberhasilan Prodi AS dalam mencetak lulusan di luar kompetensi dasarnya atau kegagalan Prodi AS untuk mencetak lulusan yang kompeten dan berdaya saing di bidangnya. Untuk melihat sejauh mana lulusan Prodi AS dapat bermanfaat bagi masyarakat, sesuai dengan kompetensi utamanya, maka perlu dilakukan studi pelacakan (tracer study). Studi pelacakan ini penting bagi Perguruan Tinggi karena setelah lulusan terjun ke dunia kerja, sangat sulit mencari informasi mengenai keberadaan lulusan. Jumlah lulusan yang terserap ke dunia kerja juga sulit diketahui. Kesesuaian bidang pekerjaan lulusan tidak dapat diketahui, demikian juga dengan kemampuan lulusan dari sudut pandang para pengguna (stakeholder). Pada titik inilah penelusuran dan pendataan alumni menjadi penting untuk dilakukan. Tracer study di satu sisi niscaya untuk dilakukan sebagai salah satu basis data akreditasi program studi, dan menjadi kian penting perannya karena dapat memberikan berbagai informasi untuk mengevaluasi relevansi antara pendidikan tinggi dalam hal ini Prodi AS dengan dunia kerja. Umpan balik (feed back) dari lulusan dan pengguna lulusan dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dan perbaikan kurikulum. Dari proses tracer study ini diharapkan dapat memberi masukan yang berguna bagi Data diperoleh berdasarkan komunikasi penulis dalam jejaring sosial.
14
Beberapa alumni dari angkatan 2007 menjadi tenaga pengajar di sekolah swasta bahkan mereka menjadi perintis berdirinya sekolah berbasis pondok pesantren. Wawancara dengan Siti Fatimah mahasiswa AS angkatan 2007 dan wisuda tahun 2012, pada tanggal 9 Juli 2013. 15
16 Fathul Mu’in mahasiswa Prodi AS angkatan 2006 adalah wartawan di media cetak lampung post.
Beberapa nama alumni Prodi AS yang bekerja di perbankan: Kusairi Bagindo (2005), Diyana Sabowo Riyato (2007), dan Ahmad Luqoni Tahir (2007). 17
Beberapa nama alumni Prodi AS yang bekerja di BMT: Yasin Abidin (2007), M. Rijal Arifin (2006), Lili Faulina (2006), dan Rahmatullah (2004). 18
Jefri Ahmad (2004)
19
Rekam Jejak Alumni Ahwal Syakhshiyyah di Masyarakat..... | 167
dosen dan administrator untuk peningkatan kinerja, serta informasi bagi masyarakat dalam memantau dunia pendidikan tinggi. Dari penelusuran data terkait alumni diketahui bahwa selama ini Prodi AS belum pernah melakukan tracer study secara terstruktur dengan metodologi yang dapat dipertanggungjawabkan secara akademis. Tracer study yang pernah dilakukan dalam rangka persiapan pengajuan akreditasi/reakreditasi. Akibatnya pelaksanaannya cenderung sekedar menyiapkan data untuk memenuhi persyaratan administrasi akreditasi.20 Sehingga apapun hasilnya, pelaksanaannya tidak berkelanjutan dan sulit diagregasi dalam level yang lebih tinggi untuk perbaikan penyelenggaraan program studi. Berdasarkan paparan latar belakang masalah tersebut, dapat diidentifikasi beberapa persoalan terkait penyelenggaraan program studi AS STAIN Jurai Siwo Metro, antara lain; 1. Animo masyarakat untuk memilih AS sebagai pilihan untuk melanjutkan studi strata 1 selama kurun waktu 3 tahun cenderung menurun. 2. Setiap angkatan selalu ada mahasiswa yang mengajukan permohonan pindah prodi dengan berbagai alasan dan pertimbangan. 3. Jumlah mahasiswa Prodi AS yang tidak dapat menyelesaikan studinya (DO) cenderung meningkat. 4. Belum ada peremajaan data terkait penelusuran alumni, karena penelusuran alumni terakhir dilakukan pada tahun 2007. 5. Penyampaian Umpan balik (feed back) dari alumni untuk perbaikan penyelenggaraan program studi AS belum dikelola secara optimal. Riset ini difokuskan pada persoalan kesuksesan eksternal melalui pelacakan alumni (tracer study) Prodi AS. Persoalan utamanya adalah apakah lulusan Prodi AS dapat berkarya di masyarakat sesuai dengan
20 Tahun 2008 penulis berperan sebagai tenaga enumerator untuk penyebaran angket pelacakan alumni dalam rangka proses akreditasi prodi AS tahun 2008.
168 | TAPiS Vol. 15, No. 02 Juli – Desember 2015 kompetensi yang ditetapkan dalam rencana mutu?Untuk menjawab masalah utama tersebut, diurai beberapa pertanyaan sebagai berikut. 1. Bagaimana peta ranah pekerjaan para alumni Ahwal Syakhshiyyah dalam berkarir? 2. Bagaimana relevansi kompetensi yang dimiliki alumni dengan kebutuhan dan tuntutan pekerjaan? 3. Apa faktor penunjang dan kendala alumni dalam mendapatkan pekerjaan? 4. Kompetensi tambahan apa yang seyogyanya dimiliki alumni agar dapar bersaing di dunia kerja? Riset ini adalah sebuah survey yang menjadikan persepsi alumni Prodi AS sebagai sumber data primer. Dengan pendekatan deskriptifkuantitatif profil alumni dan relevansi kurikulum dengan dunia kerja dideskripsikan melalui pendekatan survey berbasis data-data angka dari penyebaran kuisioner. Sumber data primer dari tracer study ini adalah sensus terhadap seluruh lulusan 5 (lima) tahun terakhir yaitu wisudawan tahun 2009-2013 yang berjumlah 90 (sembilan puluh) alumni. Pemilihan tahun lulus tersebut didasarkan pada asumsi bahwa alumni yang lulus pada tahun tersebut masih dalam masa awal mencari/mendapatkan pekerjaan, dan memiliki pemahaman yang “segar” tentang mengalaman belajar di Prodi AS. Populasi penelitian diambil dari data buku wisuda setiap tahunnya, dan diperiksa silang dengan data yang tersedia pada sistem informasi akademik STAIN. Buku wisuda dan dokumen akademik lainnya menjadi sumber data sekunder dalam penelitian ini. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam riset ini adalah teknik dokumentasi, kuisioner, dan observasi. Ketiganya digunakan secara simultan agar saling melengkapi, sehingga antara teknik yang satu dengan teknik yang lain dapat bersifat komplementer dalam menggambarkan realitas alumni Prodi AS. Pertanyaan-pertanyaan pada kuisioner diklasifikasikan dalam 2 kuisioner yaitu: 1- Profil alumni dan pengalaman belajar saat menjadi mahsiswa. a. Data pendahuluan mengenai identitas alumni (10 Pertanyaan)
Rekam Jejak Alumni Ahwal Syakhshiyyah di Masyarakat..... | 169
b. Karakter sosio-biografi alumni (4 Pertanyaan) c. Pengalaman akademik dan non akademik (8 Pertanyaan) 2- Pengalaman di dunia kerja a. Pencarian kerja dan transisi ke dunia kerja (15 pertanyaan) b. Pekerjaan dan kompetensi yang dibutuhkan. (10 Pertanyaan) Data yang terkumpul dari angket ditabulasi dan dianalisis secara statistik deskriptif dengan software MS excel 2007. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis statistik prosentase. Hasil perhitungan dideskripsikan dan dituangkan dalam bentuk laporan sesuai dengan masing-masing komponen atas dasar kriteria yang ditentukan dalam kuisioner. Besarnya prosentase menunjukkan informasi yang digali dalam penelitian ini. Sebagai sebuah riset kebijakan maka kegunaan hasil riset ini lebih mengacu pada kegunaan praktis sebagai basis kebijakan pimpinan STAIN dalam rangka peningkatan kualitas penyelenggaraan Program Studi AS khususnya dalam mengatasi permasalahan kesenjangan antara kompetensi lulusan dengan tuntutan kebutuhan nyata pengguna lulusan. Dalam hal ini dapat dilakukan upaya perbaikan kurikulum, peningkatan kualitas pengajar, serta penyesuaian dan peningkatan sistem pembelajaran sesuai dengan hasil feedback dari lulusan dan pengguna lulusan.
B. KAJIAN TEORI 1. Tracer Study dan Akreditasi Perguruan Tinggi sebagai sumber ilmu pengetahuan (knowledge provider), dalam menjalankan perannya sudah selayaknya mengedepankan budaya mutu. Ibarat menjual produk, maka sasaran yang akan dicapai sebuah perguruan tinggi harus memperhatikan aspek kepuasan pelanggan, yang biasanya mengacu pada kualitas layanan. Adapun produk dari sebuah perguruan tinggi adalah jasa layanan pendidikan.
170 | TAPiS Vol. 15, No. 02 Juli – Desember 2015 Akreditasi prodi adalah proses evaluasi terhadap layanan pendidikan prodi yang dilakukan oleh lembaga independen yang bertanggung jawab kepada menteri pendidikan. Akreditasi merupakan kegiatan sistemik penilaian kelayakan program dan/ atau perguruan tinggi oleh BAN-PT atau lembaga mandiri di luar perguruan tinggi yang diakui Pemerintah, untuk mengawasi penyelenggaraan pendidikan tinggi untuk dan atas nama masyarakat, sebagai bentuk akuntabilitas publik.21 Akreditasi dapat dikatakan sebagai upaya penjaminan mutu eksternal (SPME) yang dilakukan oleh lembaga akreditasi yang bertanggung jawab kepada Menteri seperti BAN-PT atau lembaga akreditasi independen seperti ISO-9001: 2008, webometric, Asean University Network (AUN), dan lain sebagainya.22 Di samping sistem penjaminan mutu eksternal, UU 23 juga memberikan amanat kepada Perguruan Tinggi untuk mengembangkan sistem penjaminan mutu internal (SPMI) melalui audit internal dan atau evaluasi mutu internal (EMI). SPMI adalah kegiatan sistemik penjaminan mutu penyelenggaraan pendidikan tinggi di perguruan tinggi oleh perguruan tinggi (internally driven), untuk mengawasi penyelenggaraan pendidikan tinggi oleh perguruan tinggi sendiri secara berkelanjutan (continuous improvement ). 24 Muara dari SPME dan SPMI adalah upaya penjaminan mutu penyelenggaraan pendidikan. Mutu penyelenggaraan program studi merupakan cerminan dari totalitas keadaan dan karakteristik masukan, proses, keluaran, hasil, dan dampak atau layanan/kinerja program studi yang diukur berdasarkan sejumlah standar yang ditetapkan. PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
21
Materi Capacity Building penggunaan instrument evaluasi mutu internal yang diselenggaraan oleh Kemendiknas RI, di Hotel Mercure Padang tanggal 26-30 Juni 2012. 22
UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, SNP PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. 23
Ibid.
24
Rekam Jejak Alumni Ahwal Syakhshiyyah di Masyarakat..... | 171
Alumni adalah keluaran yang dihasilkan oleh program studi menjadi salah satu indikator signifikan kualitas sebuah program studi. Artinya, bahwa keberhasilan para lulusan setelah meninggalkan bangku kuliah, dapat dijadikan sebagai bahan acuan dalam mengukur tingkat keberhasilan pelaksanaan program yang dilaksanakan suatu lembaga pendidikan. Agar keberadaan para lulusan di lapangan tersebut dapat diketahui, sudah selayaknya dilakukan suatu tindakan atau kegiatan tersendiri yang dikenal dengan nama studi pelacakan jejak alumni (tracer study) dengan metode pengisian kuesioner yang disusun sedemikian rupa. Tracer study adalah studi mengenai lulusan lembaga penyelenggara pendidikan tinggi. Istilah lain yang juga sering digunakan adalah Graduate Surveys, Alumni Researches, dan Follow-up Study.25 Istilah-istilah tersebut merujuk pada pengertian yang hampir sama dengan istilah tracer study yang digunakan dalam penelitian ini. Secara terminologi tracer study adalah studi pelacakan jejak lulusan/alumni yang umumnya dilakukan 1-3 tahun setelah lulus dan bertujuan untuk mengetahui outcome pendidikan dalam bentuk transisi dari dunia pendidikan tinggi ke dunia kerja, situasi kerja terakhir, dan aplikasi kompetensi di dunia kerja. Output pendidikan yaitu penilaian diri terhadap penguasaan dan pemerolehan kompetensi, proses pendidikan berupa evaluasi proses pembelajaran dan kontribusi pendidikan tinggi terhadap pemerolehan kompetensi serta input pendidikan berupa penggalian lebih lanjut terhadap informasi sosio-biografis lulusan.26 Dhyah Setyorini, dkk., Kajian Relevansi Kemampuan Penguasaan Bahasa Asing Dan Teknologi Informasi Lulusan Program Studi Akuntansi FE UNY Tahun 2004 – 2011 Dengan Kebutuhan User: Laporan Penelitian tahun 2012, tidak diterbitkan. 25
26 Tim Penyusun, Panduan Program Hibah Pusat Karir dan Tracer Study (PKTS) Tahun 2013, (Jakarta: Ditjen Dikti Kemdikbud RI, 2013), h. 4.
172 | TAPiS Vol. 15, No. 02 Juli – Desember 2015 Informasi yang diberikan oleh lulusan yang berhasil di profesinya sangat diperlukan. Misalnya informasi tentang pengetahuan dan penampilan yang relevan (hubungan antara pengetahuan terhadap ketrampilan dan tuntutan pekerjaan, area pekerjaan, posisi profesi). Selain itu, para lulusan juga dapat diminta untuk menilai kondisi studi yang mereka alami selama mengikuti proses pendidikan dan pembelajaran. Tracer Study dapat juga digunakan untuk mencari informasi tentang kebutuhan stakeholder terhadap alumni. Melalui tracer study, lembaga pendidikan dapat mengumpulkan informasi dan masukan yang relevan dari lulusan terkait dengan learning dan working experience yang dialami guna pengembangan penyelenggaraan pendidikan di perguruan tinggi. Secara rigid, Schomburg dalam Dyah menjelaskan tujuan utama dari kegiatan tracer Study adalah untuk mengetahui/mengidentifikasi kualitas lulusan di dunia kerja. Adapun tujuan khusus Tracer Study adalah: 1- Mengidentifikasi profil kompetensi dan keterampilan lulusan; 2- Mengetahui relevansi dari pelaksanaan kurikulum yang telah diterapkan di perguruan tinggi dengan kebutuhan pasar tenaga kerja dan pengembangan profesional di dalam kompetensi jurusan; 3- Untuk mengevaluasi hubungan dari kurikulum dan studi di jurusan sebagai pengembangan keilmuan; 4- Sebagai kontribusi dalam proses akreditasi program studi. Tracer Study secara reguler perlu dilakukan untuk memantau perkembangan dan tren dalam hal link-match pendidikan tinggi dan dunia kerja, evaluasi upaya peningkatan kinerja pendidikan dari segi proses, output, dan outcome serta memberikan masukan teratur dan komprehensif terhadap dunia pendidikan tinggi dan dunia kerja pada umumnya. Penelusuran lulusan (tracer study) adalah salah satu hal strategis yang harus dilakukan oleh setiap institusi pendidikan melalui
Rekam Jejak Alumni Ahwal Syakhshiyyah di Masyarakat..... | 173
lembaga pengembangan karir. Setidaknya ada tiga manfaat yang bisa diperoleh dari pelaksanaan kegiatan ini, yaitu: 1- Mengetahui stakeholder satisfaction, dalam hal ini lulusan, terkait dengan learning experiences yang mereka alami, untuk dijadikan alat evaluator kinerja institusi; 2- Mendapatkan masukan yang relevan sebagai dasar pijakan pengembangan institusi, terkait dengan kemampuan bersaing, kualitas, dan working experiences lulusan yang bisa digunakan untuk menangkap kesempatan dan menanggulangi ancaman ke depan; 3- Meningkatkan hubungan lulusan dan almamater, karena apabila dilihat dari pengalaman institusi-institusi pendidikan terkenal, ikatan lulusan dan almamater yang kuat akan banyak membawa banyak manfaat kepada almamater seiring dengan diakuinya kiprah lulusan di masyarakat. 2. Perguruan Tinggi dan Dunia Kerja. Dalam kerangka upaya pencapaian daya saing di dunia kerja, perguruan tinggi dapat berperan lebih dari sekedar penghasil tenaga kerja, akan tetapi perguruan tinggi dapat mengambil peran sebagai agen perubahan sosial (agent of social change). Untuk dapat mengemban peran ini secara maksimal, jejaring relasi antara perguruan tinggi dengan penyelenggara pemerintahan (government) dan para pelaku usaha (businessmen/women) niscaya untuk dikembangkan. Sebagai agen perubahan sosial (agent of social change), perguruan tinggi harus siaga memenuhi tuntutan dunia kerja dengan membangun jaringan sinergis bersama pengguna lulusan. Perguruan tinggi dituntut untuk menghasilkan lulusan yang memiliki competitive behavior. Kemampuan lulusan perguruan tinggi seyogyanya tidak hanya difokuskan pada kemampuan mengisi kebutuhan tenaga kerja namun melampaui kemampuan entrepreneur dan private enterprise.27 27 Pidato Direktur Jenderal Pendidikan Islam Prof. Dr. H. Nur Syam, MA, dalam acara Dies Natalis dan Wisuda Strata 1 dan Diploma III STAIN Jurai Siwo Metro Tahun
174 | TAPiS Vol. 15, No. 02 Juli – Desember 2015 Maka sebagai implementasi dari orientasi tersebut, maka perguruan tinggi harus mampu mengembangkan indikator kualitas lain yang tidak terlihat (intangible) namun sangat diperlukan dalam dunia kerja yang dikenal dengan sebutan Soft skill. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi telah mengantisipasi kebutuhan tersebut dengan menyusun strategi jangka panjang pendidikan tinggi (HELTS) tahun 2003-2010. Strategi jangka panjang tersebut telah menetapkan tiga kebijakan dasar yang telah menjadi pijakan setiap perguruan tinggi untuk melangkah ke arah yang lebih berkualitas. Melalui otonomi diharapkan perguruan tinggi dapat mengatur diri, menentukan arah dan kebijakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan agar menjadi institusi pendidikan tinggi yang sehat dan lambat laun dapat bersaing dalam persaingan global melalui keunggulan SDM, hasil riset dan temuan lainnya. Dalam rangka meningkatkan daya saing bangsa, maka kualitas sumber daya mahasiswa harus ditingkatkan, agar menjadi lulusan yang kompeten. Lulusan yang kompeten tidak hanya sekedar mampu menguasai pengetahuan dan teknologi di bidangnya, melainkan juga memiliki Soft skills.
C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. STAIN Jurai Siwo Metro dan Prodi Ahwal Syakhsyiyyah STAIN Jurai Siwo Metro Pada mulanya adalah fakultas tarbiyah cabang IAIN Raden Intan Bandar Lampung. Maka ketika membincang STAIN Jurai Siwo Metro tak dapat dilepaskan dari konteks sejarah IAIN raden Intan Bandar Lampung. Keberadaan IAIN Bandar Lampung bermula dari usaha tokoh masyarakat dan tokoh agama yang berada dalam naungan Yayasan Kesejahteraan Islam Lampung (YKIL) mendirikan Sekolah Agama fakultas Tarbiyah dan Syariah di tahun 1961. Pada tahun 1967, masyarakat Metro Lampung Tengah (kini menjadi kota administrasi sendiri) juga 2012.
Rekam Jejak Alumni Ahwal Syakhshiyyah di Masyarakat..... | 175
berharap Fakultas Tarbiyah dan Syariah dapat dibuka di Kota Metro. IAIN Al-Jâmi’ah al-Islâmiyah al-Hukûmiyah Raden Intan Lampung resmi berdiri berdasarkan SK Menteri Agama No. 187/1968 bersamaan dengan penegerian fakultas Syari’ah, Ushuludin, dan Fakultas Tarbiyah Metro.28 Perkembangan baru Fakultas Tarbiyah Metro cabang IAIN Bandar Lampung, terjadi saat ada penataan kelembagaan fakultasfakultas IAIN di luar Induk menjadi STAIN pada pertengahan tahun 1996 dengan terbitnya surat edaran Dirjen Bimas Islam No. E.III. OT.OO/AZ/1804/1996. STAIN Metro berdiri dengan nama STAIN Jurai Siwo Metro berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 11 Tahun 1997 tertanggal 21 Maret 1997 dan diresmikan serentak bersama 33 STAIN seluruh Indonesia pada tanggal 30 Juni 1997. 29 STAIN Jurai Siwo Metro terus-menerus melakukan penataan organisasi/kelembagaan. Tahun 2010 adalah tahun persiapan alih status STAIN menjadi IAIN. Berbagai upaya telah dilakukan seperti percepatan pembangunan fisik, ketersediaan infra struktur, peningkatan jumlah mahasiswa, dan peningkatan SDM. Hingga tahun 2015 proses alih status belum terwujud, karena berbagai kendala yang masih terus diperjuangkan. Program Studi Ahwal Syakhshiyyah adalah program studi tertua di Jurusan Syariah30 STAIN Jurai Siwo Metro pada mula berdirinya terdiri dari 2 jurusan dan 3 prodi, yaitu: PAI, PBA, dan AS. Pada perkembangan selanjutnya, tahun 2015 STAIN telah memiliki 12 program studi, 5 prodi di Tarbiyah yaitu: Pendidikan Agama Islam (PAI), Pendidikan Bahasa Arab (PBA), Pendidikan Bahasa Inggris (PBI), Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), Pendidikan Berdirinya fakultas Tarbiyah Metro cabang IAIN Raden Intan berdasarkan SK Menteri Agama No. 188 tahun 1968. Lihat Tim Penyusun, Lampiran Pedoman Akademik STAIN Jurai Siwo Metro, h. 62-63 28
Ibid., h. 67
29
Berdasarkan Peraturan Menteri Agama No. 36 Tahun 2013 tentang Organisasi Tata kerja STAIN Jurai Siwo Metro Jurusan Syariah berubah menjadi Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam. 30
176 | TAPiS Vol. 15, No. 02 Juli – Desember 2015 Guru Raudhatul Athfal (PGRA). Prodi di jurusan Syariah dan Ekonomi Islam adalah Ahwal Syakhshiyyah (AS), Ekonomi Islam (EI), DIII Perbankan Syariah (PBS), S1 Perbankan Syariah (PBS), Hukum Ekonomi Syariah (HESy). Prodi di Jurusan Dakwah adalah prodi Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) dan Bahasa, sastra Arab (BSA) 2. Kurikulum Prodi Ahwal Syakhshiyyah Visi STAIN Jurai Siwo Metro adalah Terwujudnya lembaga Pendidikan Tinggi Agama Islam bermutu dan berdaya saing tinggi. Dengan visi luhur ini maka STAIN memiliki kebijakan mutu untuk menjadi Lembaga Pendidikan Tinggi Agama Islam yang berkualitas, dengan mengembangkan keilmuan berbasis nilai-nilai keislaman serta menghasilkan lulusan yang mampu berkompetisi di era global. Prodi Ahwal Syakhshiyyah sudah selayaknya mengembangkan visi dan misi yang sejalan dengan Visi dan Misi institusi. Visi Program Studi Ahwal Syakhshiyyah adalah Terwujudnya Program Studi ahwal Syakhshiyyah (AS) sebagai program studi yang unggul, handal, dan terdepan dalam pengkajian, pengembangan, pengintegrasian, dan penerapan ilmu hukum perdata Islam dan mampu menghasilkan SDM yang berkualitas dan memiliki kedalaman spiritual dan ketinggian profesionalitas. Tujuan menghasilkan SDM yang kompeten di ranah hukum Keluarga disinergikan dengan komponen kurikulum yang menunjang kompetensi lulusan. Profesi dan lembaga yang dapat menampung lulusan Ahwal Syakhshiyyah adalah Pengacara, Lembaga peradilan (hakim, panitera, juru sita, atau tenaga yustisial dan administrasi peradilan), kementerian agama [penyuluh, PPN, tenaga administrasi urusan agama Islam], dan penyuluh di bidang kesejahteraan sosial. Pada tataran kompetensi ahli hukum dan kepengacaraan, kurikulum Prodi Ahwal Syakhshiyyah telah mditunjang dengan beberapa mata kuliah yang relevan seperti Ilmu Hukum, Hukum Per-UU-an di Indonesia, Hukum Pidana, Hukum Perdata, Hukum
Rekam Jejak Alumni Ahwal Syakhshiyyah di Masyarakat..... | 177
Acara Perdata, Hukum Acara Pidana, Hukum Adat, etika Profesi Hukum, Kepengacaraan, Mediasi dan Arbitrase.31 Adapun untuk kompetensi kesyariahan didukung dengan muatan matakuliah keislaman dan kesyariahan seperti Akhlak Tasawuf, Metodologi Studi Islam, Tauhid/Ilmu Kalam, Qiraatul Quran, Ilmu Matiq, Tafsir, hadis, Fiqh Ibadah, Fiqh Muamalah, Fiqh Munakahat, Mawaris, Perwakafan yang berbobot 58 SKS dari bobot keseluruhan 152 SKS. 32 Kompetensi hukum keluarga ditunjang beberapa mata kuliah hukum keluarga di Indonesia mulai dari hukum perkawinan, waris, wakaf, falak, psikologi keluarga, penyuluhan hukum keluarga, dan Mata Kuliah Praktikum di KUA juga di Pengadilan Agama. Berikut adalah diagram komposisi kurikulum Prodi Ahwal Syakhshiyyah. MBB MPB 14 22 9% 15%
MPK 20 13% MPK MKB 30 20%
MKK MKK 66 43%
MKB MPB MBB
3. Profil Alumni Prodi Ahwal Syakhshiyyah Jumlah alumni program studi Ahwal Syakhshiyyah sejak awal berdirinya tahun 1997 hingga wisuda periode II tahun 2013 sebanyak Lihat Komposisi Kurikulum Prodi Ahwal Syakhshiyyah yang diberlakukan sejak tahun 2008, di tahun 2013 jurusan tengah melakukan proses peninjauan kurikulum dengan melibatkan para stakeholder dan alumni, yang hingga laporan ini ditulis (November 2013) proses itu masih berjalan pada tahapan pembahasan akhir 31
Ibid.
32
178 | TAPiS Vol. 15, No. 02 Juli – Desember 2015 191 alumni. 94 responden diambil berdasarkan kategori lulusan 5 tahun terakhir (2009-2013).33 Alumni wisuda periode II tahun 2013, diberi angket I saja, karena mereka baru saja lulus bulan September 2013. Dari total 94 alumni yang tercatat dalam buku wisuda dan dihubungi untuk mengisi kuisioner, hanya 52 yang mengembalikan. Sampai akhir September 2013 angket yang kembali hanya 15, sehingga pada awal Oktober peneliti bersama tim enumerator mencoba menghubungi para alumni untuk pro-aktif mengisi angket tersebut. Response rate yang diharapkan dalam pelacakan alumni relatif rendah, jika mengacu pada angket yang kembali hanya berjumlah 34 atau sekitar 37 %. Maka alumni yang telah dikirim angket dihubungi kembali melalui sms, telpon, bbm, untuk memberikan jawaban beberapa pertanyaan angket, sehingga terkumpullah data alumni sebanyak 52 (55%). Namun tidak semua pertanyaan dalam angket dapat terjawab secara memadai. Partisipasi pengisian angket berdasarkan tahun angkatan masuk STAIN dapat dilihat pada tabel berikut. Angkatan
Jumlah Responden
2002
1
2003
1
2004
8
2005
9
2006
5
2007
21
2008
7 52
33 Diolah dari buku alumni dokumentasi subbag Akademik, kemahasiswaan, dan alumni STAIN Jurai Siwo Metro.
Rekam Jejak Alumni Ahwal Syakhshiyyah di Masyarakat..... | 179
Ada beberapa kemungkinan penyebab rendahnya response rate alumni terhadap angket pelacakan alumni: a. Rendahnya kepedulian alumni terhadap almamaternya sehingga alumni enggan berkontribusi dalam survey pelacakan alumni; b. Minimnya kesadaran alumni terhadap pentingnya data alumni bagi almamater; c. Tidak terpeliharanya komunikasi intens antara lembaga dengan para alumni. d. Ada beban psikologis (malu) bagi para alumni yang tidak/ belum bekerja untuk mengisi angket, karena sebagian pertanyaan terkait dengan pekerjaan; e. Tidak efektifnya metode penyebaran informasi yang digunakan. Domisili responden tidak hanya terbatas di wilayah Metro dan sekitarnya, namun juga di wilayah asal daerah para alumni seperti Tulang Bawang, lampung Timur, Lampung Tengah, Lampung Utara, bahkan ada yang berada di luar propinsi. Sebaran domisili alumni di berbagai wilayah ini menyesuaikan tempat kerja, atau pemilihan tempat kerja mempertimbangkan domisili. Artinya, sebagian alumni juga telah keluar dari kota/desa asal keluarga. 4. Pengalaman Akademik Pengalaman akademik alumni dalam riset ini merupakan feedback bagi prodi dan lembaga dalam penyelenggaraan layanan akademik kepada para alumni saat menjadi mahasiswa. Beberapa point yang dijelaskan dalam bagian ini adalah sebagai berikut. Pencapaian Indek Prestasi Alumni prodi Ahwal Syakhshiyyah relatif tinggi. IPK terendah pada angka 2,89 (> 3,00) hanya 4% atau 2 alumni saja. IPK tertinggi beerada angkat 3,59, dan IPK rata-rata 3, 27. Pencapaian terbanyak berada pada rentang IPK 3,01-3,30 sebanyak 27 alumnus atau 52%.
180 | TAPiS Vol. 15, No. 02 Juli – Desember 2015
PENCAPAIAN IPK ALUMNI 30 25 20 15 10 5 0
PENCAPAIAN IPK ALUMNI
Masa Studi para alumni yang lulus tepat waktu (8 < 10 semester) relatif banyak yaitu sekitar 61 % atau 32 alumni. Kelompok alumni yang masa studinya lebih dari 10 semester berjumlah 16 alumni atau 31 %. Hal ini mengindikasikan bahwa secara umum indikator masa studi alumni prodi Ahwal Syakhshiyyah cukup baik. Layanan semester pendek menjadi faktor pendukung ketepatan masa studi, meskipun pada tataran substansi mata kuliahnya sering kali tidak memenuhi standar pertemuan minimal dalam 1 (satu) semester/ 1214 Tatap muka. 11<12smt >12 smt 4 2 8% 4% 10<11 smt 10 19%
< 8 smt 4 8<9 smt 8% 9 17%
< 8 smt 8<9 smt 9<10 smt 10<11 smt 11<12smt >12 smt
9<10 smt 23 44%
Rekam Jejak Alumni Ahwal Syakhshiyyah di Masyarakat..... | 181
Ketercapaian ketepatan masa studi, masih perlu ditingkatkan, mengingat beberapa alumni yang masa studinya di atas 10 Semester (lima tahun) masih cukup banyak (16 alumni). Ada beberapa faktor yang dipersepsikan sebagian responden berkontribusi menghambat ketepatan waktu kuliah, di antaranya adalah proses penulisan/ bimbingan yang lambat, mengulang beberapa mata kuliah, dan layanan administrasi. Pengalaman menjalani proses belajar dalam rentang studi strata 1 selama kisaran waktu 4-5 tahun yang disampaikan para alumni dalam kuisioner adalah sebuah feedback bagi lembaga atas layanan yang diberikan kepada mahasiswa. Pada aspek ketersediaan fasilitas belajar, seperti fasilitas yang tidak terkait langsung dengan pembelajaran dipersepsikan secara positif seperti masjid, kantin, gazebo. Adapun, fasilitas ruang kuliah beserta isinya, layanan perpustakaan, ketersediaan lahan parkir yang aman dan nyaman, menjadi sorotan untuk dilakukan tindakan perbaikan. 5. Transisi Ke Dunia Kerja 10 % alumni yang menjadi responden menyatakan telah mendapatkan pekerjaan menyelesaikan studi s1nya. Sementara 54 % responden mencari pekerjaan setelah lulus, dan 30 % sisanya tidak mencari pekerjaan. Alasan utama para alumni yang tidak mencari pekerjaan di antaranya adalah menjadi ibu rumah tangga, buka usaha sendiri, dan atau studi lanjut.
182 | TAPiS Vol. 15, No. 02 Juli – Desember 2015
SEBELUM LULUS; 5; 10%
TIDAK MENCARI KERJA; 19; 36%
SEBELUM LULUS SESUDAH LULUS TIDAK MENCARI KERJA SESUDAH LULUS; 28; 54%
Waktu tunggu responden untuk mendapatkan pekerjaan pertamanya cukup bervariasi, sebagaimana tergambar dalam diagram berikut. < 1 5 15%
> 12 5 15% 9 > 12 4 12% 6 >9 11 34%
1 > 3 2 6% 3 > 6 6 18%
< 1 1 > 3 3 > 6 6 >9 9 > 12 > 12
Waktu tunggu mendapatkan pekerjaan
Rekam Jejak Alumni Ahwal Syakhshiyyah di Masyarakat..... | 183
Adapun peta ranah pekerjaan alumni tergambar dalam tabel berikut ini. RANAH PEKERJAAN
ALUMNI
PROSENTASE
BANK/LKS
10
19%
GURU/DOSEN
10
19%
WARTAWAN
1
2%
NON-JOB
10
19%
KARYAWAN
4
8%
KUA
3
4%
LEASING
2
4%
PA
1
2%
SW
2
4%
S2
9
17%
Tabel di atas menggambarkan keragaman ranah pekerjaan yang digeluti alumni prodi Ahwal Syakhshiyyah. Menjadi pegiat lembaga keuangan syariah/non-syariah dan menjadi tenaga pengajar menjadi ranah yang paling banyak diminati alumni, melampaui pekerjaan yang menjadi kompetensi utama Ahwal Syakhshiyyah seperti KUA dan Pengadilan Agama yang hanya 6 % atau 4 alumni saja. Berikut ini adalah tabel dan diagram persepsi alumni tentang relevansi pekerjaan dengan kompetensi dan keilmuan yang dimiliki.
184 | TAPiS Vol. 15, No. 02 Juli – Desember 2015
Relevansi keilmuan dengan pekerjaan 1 12% 4 30%
2 18% 3 40%
Sangat Relevan Relevan kurang relevan Tidak relevan
Dari 33 responden, 4 orang (12%) menyatakan pekerjaan yang digeluti sangat relevan dengan keilmuanan. Keempat responden bekerja di KUA dan Pengadilan Agama. Terdapat 6 orang yang bekerja sebagai guru dan lembaga keuangan menyatakan relevan. Alumni yang mendermakan ilmunya sebagai pengajar menyatakan bahwa mata ajar yang diampunya pernah didapatkannya saat kuliah di prodi Ahwal Syakhshiyyah seperti Bahasa Arab, Bahasa Inggris, Fiqh, dan Agama Islam. Sehingga para alumni mempersepsikan ranah pekerjaan yang digelutinya memiliki relevansi dengan keilmuan yang diperolehnya di Ahwal Syakhshiyyah, 34meskipun bukan pada kompetensi utama. Demikian halnya, para alumni yang berkiprah di dunia lembaga keuangan baik bank maupun mikro juga menuturkan hal senada bahwa beruntung saat kuliah di Ahwal Syakhshiyyah alumni pernah mendapatkan materi menejemen, ke-BMT-an, Bank dan Lembaga Keuangan non-Bank.35 Sehingga saat alumni terjuan ke dunia kerja lembaga keuangan secara teori mereka mengenalkan dan telah Wawancara terhadap alumni yang menjadi pengajar, TW (2004), MN (2005).
34
Wawancara terhadap beberapa alumni YA (2007), OS (2007), DS (2007).
35
Rekam Jejak Alumni Ahwal Syakhshiyyah di Masyarakat..... | 185
mengkajinya saat kuliah. Sehingga jawaban alumni menyatakan ranah pekerjaan mereka relevan dengan keilmuan. 40% alumni menyatakan pekerjaan yang digelutinya kurang relevan, bahkan 30 % alumni yang bekerja sebagai karyawan tegas menyatakan tidak relevan. Pada titik ini, yang harus dicermati adalah persoalan mengapa alumni tidak banyak yang mampu mengakses lapangan kerja sesuai dengan kompetensi utamanya. Pilihan alumni untuk bekerja di luar kompetensi utamanya dilatarbelakangi oleh terbatasnya formasi untuk hakim, panitera, dan atau pegawai kementerian agama yang hanya ada 1 tahun sekali dengan jumlah kursi yang sangat terbatas. sehingga menjadi guru, marketing adalah pilihan untuk dapat segera mendermakan ilmunya. Sebagian yang sudah pernah mengikuti tes di Mahkamah Agung menyatakan kesulitan mereka dalam mengikuti ujian seleksi pada tahapantahapan yang berkaitan dengan keberacaraan yang banyak dikuasai oleh para alumni sarjana hukum. 36 Dengan demikian, kekuatan kurikulum prodi Ahwal Syakhshiyyah ada pada ketersediaan matakuliah yang mendukung kompetensi alternatif seperti kewirausahaan, ke-BMT-an, Bank dan LKS, dan beberapa mata kuliah pilihan lainnya. Matakuliah-matakuliah ini sudah selayaknya untuk selalu diupgrade dengan kebutuhan stakeholders. Peninjauan kurikulum menjadi sangat niscaya untuk mengantisipasi ketertinggalan Perguruan Tinggi dengan lapangan kerja yang melesat perubahannya. Namun demikian, kompetensi utama dalam ranah kesyariahan, kepengacaraan, dan keperdataan Islam tetap menjadi prioritas dan menjadi perhatian utama untuk dipenuhi.
D. SIMPULAN Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari hasil tracer study alumni prodi Ahwal Syakhshiyyah adalah sebagai berikut. Response rate dari Wawancara dengan Sifa (2007), Maratus (2008), Diyan (2007).
36
186 | TAPiS Vol. 15, No. 02 Juli – Desember 2015 tracer study ini mencapai 55% atau sekitar 46 dari total 94 alumni 3 tahun terakhir yang tercatat dalam buku wisuda. 1. Secara umum, hasil luaran prodi Ahwal Syakhshiyyah jika dilihat dari capaian IPK dan ketepatan masa studinya relatif baik. 52 % alumni memiliki IPK kisaran 3,01- 3,30 dengan masa tempuh studi 8 < 10 semester berada pada angka 62%. Kondisi ini niscaya untuk dipertahankan dan ditingkatkan.
Pada aspek ketersediaan fasilitas belajar, seperti fasilitas yang tidak terkait langsung dengan pembelajaran dipersepsikan secara positif. Adapun, fasilitas ruang kuliah beserta isinya, layanan perpustakaan, ketersediaan lahan parker yang aman dan nyaman, menjadi sorotan untuk dilakukan tindakan perbaikan.
2. Ranah pekerjaan para alumni Ahwal Syakhshiyyah dalam berkarir relatif beragam mulai dari Dosen, Panitera di PA, Pegawai KUA, marketing, karyawan, dan guru. Ranah pekerjaan terbesar adalah guru dan karyawan lembaga keuangan syariah. 3. Berdasarkan peta ranah pekerjaan, jumlah alumni prodi Ahwal Syakhshiyyah yang berkiprah di ranah kompetensi utamanya masih sangat terbatas, lebih banyak alumni yang bekerja di dunia pendidikan dan lembaga keuangan syariah. Sehingga relevansi dan keterkaitan kompetensi dengan kebutuhan kerja seyogyanya senantiasa ditinjau ulang untuk meminimalisir kesenjangan antara dunia Pendidikan Tinggi dengan lapangan pekerjaan.
DAFTAR PUSTAKA Admin, “Profil STAIN Jurai Siwo Metro” diakses dari www.stainmetro. ac.id BAN-PT, Naskah Akademik Akreditasi Program Studi. Buku Wisuda STAIN 2008-2013.
Rekam Jejak Alumni Ahwal Syakhshiyyah di Masyarakat..... | 187
Capacity Building penggunaan instrument evaluasi mutu internal yang diselenggaraan oleh Kemendiknas RI, di Hotel Mercure Padang tanggal 26-30 Juni 2012. Departemen Pendidikan Nasional, Buku IIIA Borang Akreditasi Program Studi. Nasution, Khoirudin, Pengantar dan Pemikiran Hukum Keluarag (perdata) Islam di Indonesia, Yogyakarta: Tazzafa & ACAdeMIA, 2007. PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Setyorini, Dhyah, dkk., Kajian Relevansi Kemampuan Penguasaan Bahasa Asing Dan Teknologi Informasi Lulusan Program Studi Akuntansi FE UNY Tahun 2004 – 2011 Dengan Kebutuhan User: Laporan Penelitian tahun 2012, tidak diterbitkan. SK Dirjend No. DJ.I/385/2008. Tim Penyusun, Panduan Program Hibah Pusat Karir dan Tracer Study (PKTS) Tahun 2013, Jakarta: Ditjen Dikti Kemdikbud RI, 2013. UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS.