PENULISAN SINGKATAN DALAM BAHASA SHORT MESSAGE SERVICE (SMS) STUDI KASUS DI STAIN JURAI SIWO METRO
Umi Yawisah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Jurai Siwo Metro E-mail:
[email protected]
ABSTRACT In recent years people are enabled to communicate each other more easily by using cellular phone. One of the fitures in cellular phones is Short Message Service (SMS). It is also used in State Islamic College (STAIN Jurai Siwo Metro) between students and their lecturers. The problems arise when the students send SMS by using acronyms and unfamiliar abbreviations which is hard to be understood by their lecturers immediately, for instance sorbarbal, k2, s7, t4, rules/ rulez. The purpose of the study is to describe many kinds of abbreviation in SMS and to find out the specific types of SMS sent by the students to the lecturers of STAIN Jurai Siwo Metro. This is a qualitative study whose data are SMS languages sent by the students to their lecturers from the same campus (STAIN Jurai Siwo Metro) from July to September 2014. Data from the writer’s cellular phone and other lecturers’ are written and classified in the data cards, then analysed by using contextual method. Those are done to know the incompleteness of the lexicon in SMS language because of the incomplete writing, the use of symbols of letters, and also acronyms. The last step is data analysis which is done descriptively. Based on the data analysis it is concluded that SMS languages sent by the students to their lecturers include the missing of vocal and also consonant, the missing of front and also back vowels, monophthongisation, number homophones, letter homophones, and acronyms. Keywords: SMS languages, vocal, consonant, acronym.
190 | TAPiS Vol. 15, No. 02 Juli – Desember 2015
A. PENDAHULUAN Saat ini manusia makin dimudahkan dalam melakukan komunikasi. Menurut Devito1, komunikasi merupakan suatu tindakan oleh satu orang atau lebih yang mengirim dan menerima pesan, terjadi dalam suatu konteks dan memiliki pengaruh tertentu; serta ada kesempatan untuk melakukan umpan balik. Lingkungan komunikasi setidaknya memiliki tiga dimensi, yaitu: fisik, sosial psikologis, dan temporal. Dimensi Fisik berpengaruh pada isi pesan (apa yang disampaikan) serta bentuk pesan (cara penyampaian). Dimensi Sosial Psikologis meliputi hubungan status diantara pelaku komunikasi, peran dan permainan yang dilakukan, serta aturan budaya masyarakat tempat berlangsungnya komunikasi. Konteks ini juga meliputi persahabatan atau permusuhan, formal atau informal, situasi serius atau bercanda. Dimensi Temporal meliputi hitungan waktu, baik dalam sehari maupun dalam hitungan sejarah saat komunikasi terjadi. Meskipun tidak bertatap muka secara langsung, komunikasi di masa kini tetap dapat dilakukan dengan lancar; yaitu melalui penggunaan telepon genggam/ telepon seluler (ponsel) (hand phone). Selain memiliki beberapa fungsi, ponsel juga menunjukkan status sosial, kesuksesan; juga kemodernan penggunanya. Salah satu fasilitas ponsel bagi pemakainya adalah layanan pesan singkat (Short Message Service/ SMS). SMS merupakan bentuk pesan tertulis yang dikirimkan ke lawan tutur. Fasilitas ini cenderung dilakukan dengan tulisan atau bahasa yang singkat, namun antarpartisipan dapat memahami pesan yang dikirim melalui konteks tuturnya. Fasilitas ini pun sering menjadi pilihan utama, karena menghemat biaya dibandingkan dengan penggunaan fasilitas telepon. Fenomena SMS (short message service) sebagai buah perkembangan teknologi HP (hand phone) seolah memenuhi ramalan futurolog Alvin Toffler tentang “gelombang ketiga” (the third wave) dan John Naisbitt tentang “kejutan masa depan” (the future shock). Sampai dua dekade
Devito, Joseph A., Komunikasi Antarmanusia. (Jakarta: CPA 15148, 1977), h. 23.
1
Penulisan Singkatan dalam Bahasa Short Message Service..... | 191
yang lalu, terutama di Indonesia, sungguh tak terbayangkan bahwa akan muncul media komunikasi yang bernama SMS. Kemampuannya menembus ruang, waktu, dan wilayah pribadi manusia tidak hanya memudahkan komunikasi, tetapi juga—meminjam istilah Borden (1991)—menjadi bisnis raksasa. Lebih dari itu, SMS telah melahirkan modus dan budaya komunikasi baru yang revolusioner.2 Mengenai bahasa yang digunakan, SMS memiliki bentuk tuturan ringkas (restricted speech) dengan cara menyingkat atau memendekkan kata atau kalimat untuk menghemat tuturan. Hal ini dilakukan karena masing-masing ponsel memiliki kapasitas berbeda dalam menampilkan karakter hurufnya. Akibat dari penyingkatan ini maka muncullah berbagai bentuk singkatan dalam SMS. Berikut ini adalah beberapa contoh SMS –baik yang berupa pertanyaan maupun jawaban/ respon-yang dikirimkan oleh mahasiswa STAIN Jurai Siwo kepada dosennya: 1. Assl. Mis, ini B.. mo bimbingn jdl, kira2 bsnya jam brp, mis? (08576945xxx) (Assalamu’alaikum. Miss, ini B... mau bimbingan judul, kira-kira bisanya jam berapa, miss?) 2. Aslkm. Mf buk, ni K... . Utk nilai PPL dr jrsn msh bs brubah, wkt sy n D... kesn mencritkn smw ttg sy di PPL, jd msh diprtmbngkn, tp dr jrsn minta rkmndasi dr buk U..., nt buk A... yg mnghub. Tks buk.
(08584067xxx)
(Assalamu’alaikum. Maaf buk, ini K... . Untuk nilai PPL dari jurusan masih bisa berubah, waktu saya dan D... ke sana menceritakan semua tentang saya di PPL, jadi masih dipertimbangkan, tapi dari jurusan minta rekomendasi dari buk U..., nanti buk A... yang menghubungi. Terima kasih buk.)
3. Wass. Sorbarbal, miz, td pulsa abs. Iya miz td sy sudh dapt ttd pembimbing k2. Hari senin d ruang apa y miz? (085862xxx)
2 Ari P. Subagyo, “Ciri-ciri Kreatif Bahasa SMS” dalam SINTESIS Vol. 5 No. 2, Oktober 2007, h. 167.
192 | TAPiS Vol. 15, No. 02 Juli – Desember 2015
(Wassalamu’alaikum. Sorry baru balas, miss, tadi pulsa habis. Iya miss, tadi saya sudah dapat tanda tangan pembimbing ke-2. Hari Senin di ruang apa, miss?
4. Iya buk’e, nuwun sewu rulez. Thx b4.
(08576950xxx)
(Iya, bu. Maaf baru bales. Thanks before.
Berbagai bentuk bahasa SMS dengan beraneka teknik penyingkatan yang dikirimkan oleh mahasiswa STAIN Jurai Siwo Metro kepada dosennya seperti tertulis di atas, menarik perhatian penulis untuk menelitinya. Agar penelitian ini lebih terarah, penulis memfokuskan pada permasalahan sebagai berikut, pertama, bagaimana bentuk penyingkatan dalam bahasa SMS mahasiswa STAIN Jurai Siwo Metro kepada dosen?, kedua, apa kekhasan bentuk-bentuk bahasa SMS mahasiswa STAIN Jurai Siwo Metro kepada dosen? Manfaat Penelitian: Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya teori tentang bentuk tuturan; terutama bentuk tuturan ringkas (restricted speech). Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk semua orang. Implikasinya adalah pada cara bertutur yang baik kepada semua orang; baik kepada orang yang lebih muda, sebaya, maupun kepada orang yang lebih tua.
B. KAJIAN TEORI 1. BAHASA SMS (Short Message Service) Pesan singkat atau SMS (Short Message Service), atau dalam istilah bahasa Inggris lebih dikenal dengan sebutan text messaging, berkembang sebagai produk awal dari industri telepon seluler.3 SMS berkaitan erat dengan pesan instan (instant messaging (IM), yang merupakan sebuah fungsi dari online chat rooms dan penggunaannya
3 Gayomali, Chris. “The text message turns 20: A brief history of SMS,” dalam http://theweek.com./. Diunduh pada 16 November 2014. |
Penulisan Singkatan dalam Bahasa Short Message Service..... | 193
meluas pada telepon mobile, karena kemampuannya memuat aplikasi yang dapat diunduh ke handset. Menurut Goldstuck4, telepon genggam/ telepon jinjing (mobile phone) diperkenalkan ke pasar anak muda di akhir tahun 1990an. Selama tahun 2004, 500 milyar pesan singkat (SMS) dikirimkan ke seluruh dunia. Di Afrika Selatan, 85,5 juta pesan singkat dikirimkan hanya selama perayaan pesta (festive season) di tahun 2004. Ini menunjukkan pesatnya perkembangan komunikasi melalui telepon genggam. Sedangkan di Inggris, sebuah penelitian yang dilakukan menyimpulkan, bahwa para anak usia belasan tahun (ABG/ teenagers) menganggap SMS sebagai sarana komunikasi tambahan. Hal ini dikarenakan mereka telah mengenal telepon genggam dengan fasilitas SMSnya sejak masa kanak-kanak. Thurlow juga mengindikasikan preferensi anak-anak muda (ABG) untuk menggunakan SMS sebagai suatu fitur inti telepon genggam mereka. Sedangkan Goldstuck mendeskripsikan berkembangnya sebuah slang bahasa Inggris yang baru dan dinamis akibat dari munculnya SMS5. Slang bahasa Inggris yang digunakan dalam pengetikan pesan singkat di telepon genggam inilah yang kemudian disebut bahasa SMS. Menurut kamus The Oxford Study Dictionary, kata slang didefinisikan sebagai: “words, phrases, or particular meanings of these, that are used very informally for vividness or novelty or to avoid being conventional.”6 Dengan demikian maka bahasa SMS (text messaging) dianggap lebih menyerupai bahasa sandi dibandingkan dengan bahasa standar. Bahasa Inggris standar seringkali dianggap sebagai bahasa yang standar. Bahasa Inggris standar adalah varian bahasa Inggris yang biasa digunakan dalam tulisan (biasanya cetakan); dan ini diasosiasikan dengan sistem pendidikan di negara-negara 4
Ibid.
5
Ibid.
Hawkins, Joyce M., Weston, John., & Swannell, Julia C. (The Oxford Study Dictionary. Oxford: Oxford University Press, tth), h. 649. 6
194 | TAPiS Vol. 15, No. 02 Juli – Desember 2015 berpenutur bahasa Inggris di seluruh dunia. Para individu yang menggunakan bahasa Inggris standar dianggap sebagai orang yang berpendidikan (educated), dan orang-orang di luar itu serta orang berpendidikan sama lainnya dapat memahami bahasa Inggris standar. Sangat disayangkan bahwa berbagai ekspresi dalam bahasa sandi (SMS/ text messages) tidak mudah dipahami oleh orang luar (outsider). Untuk itu diperlukan beberapa klarifikasi serta pemahaman mengenai sistem aturan yang berlaku. Contohnya, katakata tunggal atau beberapa kata dipadatkan dengan cara mengganti suku kata tunggal dan kata-kata dengan huruf tunggal atau digits. Kata-kata yang lengkap (whole words) dapat juga dihilangkan (bahasa SMS). Menurut Goldstuck (2006) bahasa SMS telah berubah seiring perjalanan waktu; contohnya kata thank you dipadatkan menjadi thx dan kemudian disingkat lagi menjadi “tx”7. Menurut Thurlow, pesan singkat dapat diterima sebagai bentuk tipografis non-standar atau bentuk-bentuk ortografis, yang dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:8 1. G-Clippings (menghilangkan huruf g yang terletak di akhir suatu kata), contohnya “Goin” (Going) 2. Shortenings (menghilangkan beberapa huruf akhir), contohnya “Aft” (After) 3. Contractions (penghilangan huruf yang terletak di tengah), contohnya “Nxt” (Next) 4. Akronim dan inisialisme (initialisms) (gabungan beberapa huruf pertama dari beberapa kata) contohnya “LOL” (Laugh out loud) 5. Homofon dari angka (Number homophones), contoh: “B4” (Before)
Gayomali, Chris. “The text message turns 20: A brief history of SMS,” dalam http://theweek.com./. Diakses Pada 16 November 2014. | 7
Ibid.
8
Penulisan Singkatan dalam Bahasa Short Message Service..... | 195
6. Homofon dari huruf (Letter homophones), for example: “U” (You) 7. Ejaan non-konvensional (Non-conventional spellings), contoh: “Nite” (Night) Dalam hal penggunaan tanda baca dalam menulis pesan singkat, orang cenderung hanya menggunakan tanda seru (exclamation marks) dan tanda titik (full stops). Selain tanda baca, dalam bahasa SMS sering juga ditemukan adanya penggunaan simbol yang menunjukkan emosi (sedih, gembira, dan sebagainya) serta merepresentasikan ekspresi wajah manusia dalam bahasa tulis. Simbol yang sering terdapat dalam bahasa SMS ini disebut Emoticons, berasal dari kata emotion dan icon (lambang)9. Emoticons umumnya dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu: Western atau Horizontal (terutama dari Amerika dan Eropa), Eastern atau Vertical (terutama dari Asia Timur), and Gaya 2 saluran (2channel style) (semula digunakan di Jepang)10. Perbedaan ketiga jenis simbol tersebut berkaitan dengan masalah budaya; yaitu bagaimana budaya-budaya yang berbeda menilai bagian-bagian wajah dengan cara yang berbeda pula. Misalnya, di negara-negara timur, simbol mata sering digunakan untuk memahami suasana hati (mood); sedangkan di negara-negara barat simbol mata digunakan sama dengan bagian wajah yang lain. 2. Peristiwa Ujaran dan Tindak Ujaran a. Peristiwa Ujaran Peristiwa Ujaran (Speech Event) adalah berlangsungnya interaksi bahasa dalam suatu bentuk ujaran yang setidaknya memenuhi persyaratan sebagai berikut: melibatkan dua pihak (pembicara dan lawan bicara), ada pokok pembicaraan, serta Hanifa Rahmawati PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DALAM BAHASA SMS. Dalam http://E:\BHS SMS.mht. Diunduh pada tanggal 10 November 2014. 9
Diakses Melalui Laman: http://en.wikipedia.org. Pada Tanggal 10 November
10
2014.
196 | TAPiS Vol. 15, No. 02 Juli – Desember 2015 dilakukan pada waktu, tempat, dan situasi tertentu. Dengan demikian, kegiatan diskusi antara mahasiswa dan dosen di ruang kuliah, rapat di kantor, serta interaksi pedagang dan pembeli di pasar; kesemua itu merupakan contoh peristiwa ujaran. Menurut Dell Hymes11, suatu peristiwa ujaran harus memenuhi delapan komponen, yang diringkas menjadi akronim SPEAKING. Kedelapan komponen tersebut adalah sebagai berikut: Setting and scene: Setting berkaitan dengan waktu serta tempat ujaran terjadi, sedangkan scene merupakan situasi psikologis ketika seseorang berbicara atau situasi, tempat, dan waktu. Participants: Komponen ini meliputi orang-orang yang terlibat dalam suatu ujaran, seperti pembicara dan lawan bicara; atau pengirim dan penerima pesan/ SMS. Ends: mengacu pada maksud dan tujuan suatu ujaran. Act sequence: adalah bentuk dan isi ujaran. Bentuk ujaran berkaitan dengan kata-kata, cara penggunaan kata-kata tersebut dalam ujaran; serta hubungan antara isi dengan topik pembicaraan. Key: mengacu pada cara, nada, dan semangat saat suatu pesan disampaikan; misalnya: dengan bercanda, serius, mengejek; atau dapat juga dilakukan melalui isyarat dan gerak tubuh. Instrumentalities atau sarana ujaran, yaitu cara melakukan suatu ujaran; misalnya: secara lisan, tertulis, melalui telepon, atau SMS. Komponen ini juga mengacu pada kode ujaran, seperti bahasa, dialek ragam atau register. Norm of interaction and interpretation, yaitu tentang norma atau aturan dalam berinteraksi. Contohnya, bagaimana cara menyela pembicaraan, bertanya, dsb. Komponen ini juga mengacu pada penafsiran terhadap ujaran lawan bicara. Genre, merupakan berbagai bentuk penyampaian ujaran, misalnya: narasi, puisi, doa. Genre menunjuk kepada jenis 11 Hymes, Dell., “Models of the Interaction of Language and Social Life,” dalam Directions in Sociolinguistics: The Ethnography of Communication., Gumperz, John J & Hymes, Dell (Eds.)., (Oxford: Basil Blackwell, Inc., 1986)., h. 59-65.
Penulisan Singkatan dalam Bahasa Short Message Service..... | 197
kategori kebahasaan yang sedang dituturkan. Maksudnya adalah, jenis ujaran ini akan menyangkut kategori wacana; seperti percakapan, cerita, pidato dan semacamnya. yang sedang bercakap-cakap. Kedelapan komponen yang diajukan Hymes tersebut tidak jauh berbeda dari apa yang dikemukakan oleh Fishman, yaitu “who speaks what varietyof what language to whom, when, and concerning what.”12 b. Tindak Ujaran Tindak ujaran (speech act) merupakan unsur pragmatik yang melibatkan pembicara dan pendengar, atau penulis dan pembaca, serta yang dibicarakan. Dalam penerapannya tindak ujaran digunakan oleh beberapa disiplin ilmu dan lebih dilihat pada makna atau arti tindakan dalam ujaran yang dihasilkan. Teori tindak ujaran banyak dibicarakan oleh para ahli lingusitik, diantaranya versi Austin, Searle, dan versi Leech. 1) Tindak Ujaran versi J.L. Austin Istilah dan teori mengenai tindak ujaran mula-mula diperkenalkan oleh J.L. Austin, seorang guru besar di Universitas Harvard pada tahun 1956. Teori yang berasal dari materi kuliah itu kemudian dibukukan oleh J.O Urmson (1965) dengan judul How to Do Thing with Word? Tetapi teori tersebut baru menjadi terkenal dalam studi linguistik setelah Searle (1969), menerbitkan buku berjudul Speech Act and Essay in the Philosophy of Language. Sebelum menjelaskan lebih lanjut tentang teori tindak ujaran, terlebih dahulu kita harus memahami tentang jenis kalimat. Menurut tata bahasa tradisional, ada tiga jenis kalimat, yaitu kalimat deklaratif, kalimat interogatif dan kalimat imperatif. Kalimat deklaratif adalah kalimat yang isinya hanya meminta pendengar untuk menaruh perhatian saja, sebab, maksud 12 Fishman, Joshua A. Sociolinguistics: A Brief Introduction. Rowley, (Massachusetts: Newbury House Publishers. 1972), h. 2.
198 | TAPiS Vol. 15, No. 02 Juli – Desember 2015 pengujar hanya memberitahukan saja. Kalimat interogatif adalah kalimat yang isinya meminta agar pendengar memberi jawaban secara lisan. Kalimat imperatif adalah kalimat yang isinya meminta agar si pendengar atau yang mendengar kalimat itu memberi tanggapan berupa tindakan atau perbuatan yang diminta. Austin membedakan kalimat deklaratif berdasarkan maknanya menjadi kalimat konstatif dan kalimat performatif. Kalimat konstatif adalah kalimat yang berisi pernyataan belaka, seperti, “Ibu dosen kami cantik sekali”, atau “Pagi tadi dia terlambat bangun”. Sedangkan kalimat performatif adalah kalimat yang berisi perlakuan. Artinya, apa yang diucapkan oleh si pengujar berisi apa yang dilakukannya, misalnya, “Saya menamakan kapal ini “Liberty Bell”, maka makna kalimat itu adalah apa yang diucapkannya. Menurut Austin, kalimat performatif dikategorikan menjadi lima, yaitu: 1. Kalimat verdiktif, yakni kalimat perlakuan yang menyatakan keputusan atau penilaian. 2. Kalimat eksersitif, yakni kalimat perlakuan yang menyatakan perjanjian, nasihat, peringatan, dan sebagainya. 3. Kalimat komisif, adalah kalimat perlakuan yang dicirikan dengan perjanjian; pembicara berjanji dengan anda untuk melakukan sesuatu. 4. Kalimat behatitif, adalah kalimat perlakuan yang berhubungan dengan tingkah laku sosial karena seseorang mendapat keberuntungan atau kemalangan. 5. Kalimat ekspositif adalah kalimat perlakuan yang memberi penjelasan, keterangan atau perincian kepada seseorang. Tindak ujaran/ tuturan yang dilangsungkan dengan kalimat performatif oleh Austin, dirumuskan sebagai tiga peristiwa tindakan yang berlangsung sekaligus, yaitu: a) Tindak tutur lokusi (Locutionary Act) adalah tindak tutur yang
Penulisan Singkatan dalam Bahasa Short Message Service..... | 199
menyatakan sesuatu dalam arti terbatas atau dalam kalimat yang bermakna dan dapat dipahami, misalnya, “Ibu guru berkata kepada saya agar saya membantunya”. Searle menyebut tindak tutur ini sebagai tindak bahasa proposisi. b) Tindak tutur ilokusi (Illocutionary Act) adalah tindak tutur yang biasanya diidentifikasikan dengan kalimat performatif yang eksplisit. Tindak tutur ini biasanya berkaitan dengan pemberian izin, ucapan terima kasih, menyuruh, menawarkan, menjanjikan, pernyataan, dan pertanyaan. Misalnya, “Ibu guru menyuruh saya agar segera berangkat”. c) Tindak tutur perlokusi (Perlocutionary Act). Tindak tutur perlokusi adalah tindak tutur yang berkaitan dengan adanya ucapan orang lain sehubungan dengan sikap dan perilaku nonlinguistik dari orang lain, misalnya, karena adanya ucapan dokter, “Mungkin Ibu menderita penyakit jantung koroner”, maka si pasien akan panik atau sedih. Ucapan si dokter adalah tindak tutur perlokusi. 2) Tindak Ujaran versi Searle Menurut Searle kita bisa memperlihatkan tiga jenis tindakan ketika kita berbicara, yaitu tindakan tuturan, tindakan proposisi, dan tindakan ilokusi. Tindakan tuturan sama dengan tindakan lokusi oleh Austin, yaitu mengacu pada fakta bahwa kita harus menggunakan kata-kata dan kalimat jika kita ingin mengatakan apapun. Tindakan proposisi adalah hal-hal yang berkaitan dengan acuan atau ramalan, sedangkan tindakan ilokusi berkaitan dengan tujuan pembicara yaitu pernyataan, pertanyaan, janji, atau perintah. Berdasarkan pandangan tersebut, pada awalnya Searle membagi tindak ujaran menjadi empat jenis, yakni: Tindak ujaran
200 | TAPiS Vol. 15, No. 02 Juli – Desember 2015 (utterance act), Tindak proposisional (propositional act), Tindak ilokusi (Ilocutionary act), dan Tindakan perlokusi (perlocutionary act). Pada 1975, Searle mengembangkan teori tindak tuturnya dengan berpusat pada ilokusi. Pengembangan ini berdasarkan tujuan dari tindak dan dari pandangan penutur. Versi 1975 dari Searle ini sebagai berikut: Asertif (Assertives), Direktif (Directives), Komisif (Commissives), Ekspresif (Expressive), dan Deklarasi (Declaration). Berhasilnya pelaksanaan ilokusi ini akan mengakibatkan adanya kesesuaian antara isi proposisi dengan realitas. 3) Tindak Ujaran versi Leech Menurut Leech, fungsi ilokusi dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu: Kompetitif (Competitif), Menyenangkan (convivial), Bekerja sama (collaborative), dan Bertentangan (conflictive). Selain bentuk ujaran di atas, kita mengenal bentuk ujaran yang disebut dengan tipe fatis, seperti kata-kata “Udara hari ini cerah ya?” atau “Bagaimana kabarmu?” dan “Anda terlihat cemerlang hari ini!”. Kita menggunakan ungkapan tersebut bukan ditujukan untuk isi ujaran, tetapi lebih pada nilai-nilai afektif sebagai suatu indikator bahwa seseorang ingin berkomunikasi dengan orang lain, untuk membuka percakapan, atau menjaga hubungan tetap terbuka dengan orang lain. Ungkapan fatis tidak bermaksud untuk benar-benar membicarakan sesuatu, tetapi lebih cenderung untuk membuka suatu aktifitas percakapan. Menurut Malinowski, ungkapan fatis atau phatic communion ini adalah salah satu tipe percakapan yang ikatan hubungannya diciptakan dengan bertukar kata-kata. Dalam keadaan tersebut, kata-kata tidak membawa arti, tetapi membawa fungsi sosial, dan hal tersebut adalah tujuan yang prinsipil. 3. Variasi Bahasa Variasi bahasa merupakan bahasan pokok dalam studi sosiolinguistik.
Penulisan Singkatan dalam Bahasa Short Message Service..... | 201
Ada dua pandangan mengenai variasi bahasa. Pertama, variasi bahasa ditinjau dari akibat adanya keragaman sosial penutur bahasa dan keragaman fungsi bahasa. Kedua, keberadaan variasi bahasa adalah untuk memenuhi fungsinya sebagai alat interaksi dalam kegiatan masyarakat yang beraneka ragam. a. Variasi Bahasa dari Segi Penutur 1) Variasi bahasa idiolek, yaitu variasi bahasa perorangan. 2) Variasi bahasa dialek, ialah variasi bahasa dari sekelompok penutur yang jumlahnya relatif, yang berada pada suatu tempat, wilayah, atau area tertentu. 3) Variasi bahasa kronolek atau dialek temporal, yakni variasi bahasa yang digunakan oleh sekelompok sosial pada masa tertentu. Misalnya, variasi bahasa Indonesia pada masa tahun tiga puluhan, variasi bahasa pada tahun lima puluhan, dan variasi bahasa pada masa kini. 4) Variasi bahasa sosiolek, ialah Variasi bahasa yang berkenaan dengan status, golongan, dan kelas sosial para penuturnya. Variasi bahasa ini menyangkut semua masalah pribadi para penuturnya, seperti usia, pendidikan, seks, pekerjaan, tingkat kebangsawanan, keadaan sosial ekonomi, dan lain scbagainya. 5) Variasi bahasa berdasarkan usia. 6) Variasi bahasa berdasarkan pendidikan 7) Variasi bahasa berdasarkan seks/ jenis kelamin. 8) Variasi bahasa berdasarkan profesi, pekerjaan, atau tugas para penutur 9) Variasi bahasa berdasarkan tingkat kebangsawanan 10) Variasi bahasa berdasarkan tingkat ekonomi para penutur
202 | TAPiS Vol. 15, No. 02 Juli – Desember 2015 b. Variasi Bahasa dari Segi Pemakaian Variasi bahasa ini disebut dengan istilah fungsiolek13, ragam, atau register. Variasi bahasa ini dibicarakan berdasarkan bidang pemakaiannya, misalnya: bidang pendidikan, militer, sastra, jurnalistik. Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara (Bachman, 1990)14 Ragam bahasa dapat timbul karena adanya kegiatan interaksi sosial yang dilakukan oleh masyarakat atau kelompok yang sangat beragam dan dikarenakan oleh para penuturnya yang tidak homogen. Dalam hal variasi atau ragam bahasa ini ada dua pandangan yaitu a. Variasi itu dilihat sebagai akibat adanya keragaman sosial penutur bahasa itu dan keragaman fungsi bahasa itu b. Variasi bahasa itu sudah ada untuk memenuhi fungsinya sebagai alat interaksi dalam kegiatan masyarakat yang beraneka raga. Menurut Dendy Sugono15, bahwa sehubungan dengan pemakaian bahasa Indonesia, timbul dua masalah pokok, yaitu masalah penggunaan bahasa baku dan tak baku. Dalam situasi remi, seperti di sekolah, di kantor, atau di dalam pertemuan resmi digunakan bahasa baku. Sebaliknya dalam situasi tak resmi, seperti di rumah, di taman, di pasar, kita tidak dituntut menggunakan bahasa baku. Bahasa Indonesia memiliki banyak sekali ragamnya, hal ini dikarenakan bahasa Indonesia sangat luas pemakaiannya dan bermacam-macam ragam penuturnya.
Nababan, PWJ., Sosiolinguistik: Suatu Pengantar. (Jakarta: PT Gramedia, 1984), h. 14.
13
Diakses Melalui Laman: www.blogger.com Pada Tanggal 16 November 2014.
14
Diakses Melalui Laman: www.blogger.com Pada Tanggal 16 November 2014.
15
Penulisan Singkatan dalam Bahasa Short Message Service..... | 203
c. Variasi Bahasa dari Segi Keformalan Dari tingkat keformalannya, Martin Joos membagi variasi bahasa menjadi lima ragam (styles), yaitu: ragam beku (frozen), ragam resmi (formal), ragam usaha (consultative), ragam santai (casual), dan ragam akrab (intimate)16. Ragam baku merupakan ragam bahasa yang paling formal, digunakan dalam situasi khidmat dan dalam upacara resmi/ kenegaraan. Ragam resmi adalah variasi bahasa yang digunakan dalam rapat dinas, pidato, juga surat menyurat. Ragam konsultatif adalah variasi bahasa yang digunakan dalam pembicaraan biasa di sekolah dan pembicaraan yang berorientasi pada hasil/ produksi. Ragam santai digunakan dalam suasana tidak resmi, misalnya saat berkumpul dengan keluarga, saat beristirahat, dsb. Ragam akrab, digunakan oleh penutur dan lawan tutur yang hubungannya dekat.
C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Salah satu ciri khas bahasa SMS (Short Message Service) adalah penggunaan singkatan. Singkatan di sini cenderung mengikuti apa yang diinginkan pengirim pesan daripada apa yang dipahami penerima pesan, karena bahasa SMS tidak memiliki pola yang baku. Penyingkatan dalam bahasa SMS berupa hasil mempersingkat atau memendekkan kata berupa huruf, gabungan beberapa huruf, atau berupa akronim yang seringkali tidak lazim; artinya tidak seperti singkatan atau akronim pada umumnya. Hal ini dikarenakan situasi tuturan yang informal serta tidak adanya aturan penulisan yang konvensional. Contohnya: n (=and atau dan), AWW (=Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh), tks (= terima kasih), bgt (= begitu)., rules/ rulez (= baru (mem)bales), sorbarbal (= sorry baru (mem)balas). Berdasarkan data yang ada, penyingkatan bahasa SMS dari mahasiswa kepada dosen di STAIN Jurai Siwo Metro meliputi 16 Abdul Chaer & Leonie Agustina. Sosiolinguistik: Perkenalan Awal. (Jakarta: PT Rineka Cipta., 1995), h. 92.
204 | TAPiS Vol. 15, No. 02 Juli – Desember 2015 penghilangan vokal, penghilangan konsonan, penghilangan suku depan, penghilangan suku belakang, monoftongisasi, penggantian kata dengan angka, penggantian kata dengan huruf, dan penggunaan akronim. Selain itu, ada beberapa data yang dianalisis lebih dari sekali; karena dalam satu datum ditemukan adanya dua atau beberapa bentuk penyingkatan. Adapun bentuk-bentuk penyingkatan dalam penulisan SMS mahasiswa kepada dosen –baik yang berupa respon terhadap SMS dosen sebelumnya, maupun SMS yang sengaja mereka kirimkan— adalah sebagai berikut: 1. Penghilangan Vokal a. SMS tgl. 1 Juli 2014 jam 12:10:51 Iya bu, trm ksh. Bsk sj jam 11 stlh selesai smnr.:) (085269968xxx) (= Iya bu, terima kasih. Besok saja jam 11 setelah selesai seminar). Konteks tuturan (A.1): Pada datum A.1, mahasiswa merespon SMS dari dosen yang memberi alternatif waktu bimbingan skripsi. Kemudian mahasiswa membalasnya melalui SMS seperti tertulis di atas. Pada SMS di atas terdapat penghilangan vokal pada kata-kata: terima, kasih, besok, saja, setelah, seminar. Kata terima disingkat menjadi trm dengan menghilangkan vokal /e/, /i/, dan /a/. Kata kasih disingkat menjadi ksh dengan menghilangkan vokal /a/ dan /i/. Kata besok disingkat menjadi bsk dengan menghilangkan vokal /e/, dan /o/. Kata saja disingkat menjadi sj dengan menghilangkan vokal /a/ dan /a/. Kata setelah disingkat menjadi stlh dengan menghilangkan vokal /e/, /e/, dan /a/. Kata seminar disingkat menjadi smnr dengan menghilangkan vokal /e/, /i/, dan /a/.
Penulisan Singkatan dalam Bahasa Short Message Service..... | 205
b. SMS tgl. 3 Juli 2014 jam 10:09:40 AWW. Pak, ini D... . mhn info tentang nilai PPL, apakh sdh )keluar? ^_^ (08231136xxxx Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh. =( Pak, ini D... . mohon info tentang nilai PPL, apakah su)?dah keluar Konteks tuturan (A.2): SMS di atas dikirimkan mahasiswa kepada dosen pembimbing PPL (DPL) untuk mencari info mengenai nilai PPL. Penghilangan vokal pada SMS tersebut terdapat pada kata-kata: mohon, apakah, dan pada kata sudah. Pada kata mohon, penulis menyingkatnya menjadi mhn; sehingga vokal yang hilang adalah /o/ dan /o/. Kata apakah disingkat menjadi apakh, sehingga yang hilang vokal /a/. Kata sudah disingkat menjadi sdh; vokal yang hilang adalah /u/, dan /a/. 2. Penghilangan Konsonan Konsonan merupakan bunyi yang dihasilkan ...with a certain obstruction in the mouth17. Dengan demikian bunyi yang dihasilkan mengalami hambatan pada arus udara. Contoh bunyi konsonan adalah pada huruf b, t, g, dan yang lainnya. Data mengenai penghilangan konsonan adalah sebagai berikut: a. SMS tgl. 11 Juli 2014 jam 01:11:20 Iya bu, saya tau dari S.. . Terima kasih infonya bu. (085136271xxx) (= Iya bu, saya tahu dari S... . Terima kasih infonya bu).
17 Dardjowidjojo, Soenjono. English Phonetics and Phonology for Indonesians. (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2009), h. 21.
206 | TAPiS Vol. 15, No. 02 Juli – Desember 2015 Konteks tuturan (B.1): Pada SMS di atas mahasiswa merespon SMS dari dosen yang memberitahukan ketidak hadirannya pada hari yang semula dijanjikan, karena mendadak ada tugas ke luar kota. Pada contoh tersebut terdapat penghilangan konsonan /h/ pada kata tahu; sehingga kata tersebut ditulis menjadi tau. b. SMS tgl. 25 Juli 2014 jam 08:01:20 Bund, sekarang sy di Gramedia n bukuna ada. Hargana 74 rb, gmn bund?. :-)) (085256271xxx) (= Bunda, sekarang saya di Gramedia dan bukunya ada. Harganya 74 ribu, bagaimana bunda?). Konteks tuturan (B.2.): SMS dikirimkan mahasiswa kepada dosen yang menitip dibelikan buku. Ketika buku yang dicari ada, mahasiswa konfirmasi kepada dosen, apakah akan dibeli/ tidak. Dalam penulisan SMS terdapat penghilangan dua konsonan yang sama, yaitu huruf y; sehingga kata bukunya dan harganya ditulis menjadi bukuna dan hargana. 3. Penghilangan Suku Depan Penyingkatan dalam bahasa SMS lainnya adalah dengan menghilangkan suku depan. Kemungkinan hal ini disebabkan oleh beberapa hal, yaitu: menghemat tuturan , keengganan menulis terlalu panjang, terbatasnya karakter huruf di setiap ponsel, dan menghemat biaya. Contohnya: a. SMS tgl. 7 Agustus 2014 jam 03:01:25 Assl. Miss, dah di kampus? Saya N ... siap menghadap. (08826805xxxx) (= Assalamu’alaikum. Miss, sudah di kampus? Saya N... siap menghadap).
Penulisan Singkatan dalam Bahasa Short Message Service..... | 207
Konteks tuturan (C.1.): Pada datum di atas mahasiswa mengirimkan pesan singkat kepada dosen untuk memastikan apakah ibu dosen sudah di kampus. SMS tersebut ditulis dengan menghilangkan suku depan /su-/ pada kata sudah, menjadi dah. b. SMS tgl. 12 Agustus 2014 jam 01:00:23 Gini mom, kemarin di arsip nilai mom sy dpt A, tapi di KHS kok dpt B? (08926705xxxx) (= Begini mom, kemarin di arsip nilai saya dapat A, tetapi di KHS kok mendapat B?).
Konteks tuturan (C.2.): Pada pesan singkat di atas mahasiswa merespon SMS dosen dengan memberitahukan alasannya menghubungi dosen via telp sebelumnya. Ia meminta penjelasan tentang nilai yang ia peroleh, karena di arsip dosen dan yang di KHS berbeda. Dalam menulis pesan singkatnya, mahasiswa menghilangkan suku depan pada kata-kata begini dan tetapi. Kata begini ditulis gini dengan menghilangkan suku depan / be/; sedangkan kata tetapi ditulis tapi, sehingga suku depan /te/ hilang. 4. Penghilangan Suku Belakang Selain penghilangan suku depan, teknik penyingkatan dalam bahasa SMS juga meliputi penghilangan suku belakang. Contohnya: a. SMS tgl. 11 September 2014 jam 12:09:29 Mom, ini no HP W... : 08121967xxxx. (08525998xxxx) (= Mom, ini nomor HP W... : 08121967xxxx). Konteks tuturan (D.1.): Pada datum di atas, mahasiswa memberikan no HP temannya melalui SMS yang dikirimkan kepada dosen yang meminta
208 | TAPiS Vol. 15, No. 02 Juli – Desember 2015 nomor tersebut. Pada SMS tersebut terdapat penghilangan suku belakang kata nomor. Kata nomor disingkat menjadi no dengan menghilangkan suku belakang /mor/. b. SMS tgl. 13 September 2014 jam 11:02:09 AWW. Bu, sy D... mhs Prodi PBI smt 7. Hr ini ingin konsul ttg pengajuan jdl. Jam brp bs brtemu ibu? :) (08532657xxxx) (=Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh. Bu, saya D... mahasiswa Prodi PBI semester 7. Hari ini ingin konsultasi tentang pengajuan judul. Jam berapa bisa bertemu ibu?
Konteks tuturan (D.2.): Datum di atas menjelaskan tentang seorang mahasiswa yang menghubungi dosen pembimbing untuk berkonsultasi tentang pengajuan judul skripsi. Pada pesan singkat tersebut pengirim menghilangkan suku belakang /–tasi/ pada kata konsultasi, menjadi konsul. 5. Monoftongisasi Monoftongisasi merupakan proses perubahan diftong menjadi monoftong yang bertujuan untuk penghematan. (Diftong = bunyi vokal rangkap yang dihasilkan dari gabungan dua vokal tunggal, misalnya: ai, au, ia, oa, ua). Pada datum terdapat proses monoftongisasi seperti berikut ini: a. SMS tgl. 8 September 2014 jam 01:20:08. Assl. Mis, ini B.. mo bimbingn jdl, kira2 bsnya jam brp, mis? (08576945xxx) (= Assalamu’alaikum. Miss, ini B... mau bimbingan judul, kira-kira bisanya jam berapa, miss?).
Konteks tuturan (E1.): SMS dikirimkan mahasiswa kepada dosen pembimbing yang mencari info mengenai waktu bimbingan. Pada datum
Penulisan Singkatan dalam Bahasa Short Message Service..... | 209
tersebut terdapat monoftongisasi pada kata mau. Kata mau berubah menjadi mo dengan meleburkan diftong /au/ menjadi /o/. b. SMS tgl. 12 September 2014 jam 11:23:00 Assl. Bunda, ini Z.. . mhn info, bunda bs mnjadi pembhs di seminr sy? Kalo bunda berkenan, sy akn sngt brterima ksh. Wss. (087596654xxx) (= Assalamu’alaikum. Bunda, ini Z... . Mohon info, bunda bisa menjadi pembahas di seminar saya? Kalau bunda berkenan, saya akan sangat berterima kasih. Wassalam.)
Konteks tuturan (E.2): Pesan singkat dikirim oleh mahasiswa kepada dosen wanitanya. Ia mengkonfirmasi dosen terkait dengan seminar proposalnya, apakah dosen tersebut bersedia/ tidak menjadi pembahas proposalnya. Pada SMS di atas mahasiswa mengubah diftong /au/ pada kata kalau menjadi monoftong /o/; sehingga kata kalau menjadi kalo. 6. Penggantian Kata dengan Angka Penyingkatan kata dalam SMS menggambarkan kreativitas berbahasa yang dikirimkan antarpartisipan. Penyingkatan kata semacam ini dapat menggunakan angka maupun huruf, dan keduanya dapat dirangkai menjadi suatu tulisan yang memiliki makna utuh. Menurut Wijana18, angka dalam permainan bahasa dapat memiliki berbagai fungsi, yaitu: sebagai representasi kata atau bagian kata bahasa Indonesia, sebagai representasi kata bahasa Inggris, angka visualisasi lambang bunyi, representasi not lagu, representasi formula satuan matematis, dan representasi frekuensi pembacaan.
18 Wijana, I Dewa Putu. Wacana Kartun dalam Bahasa Indonesia. (Ringkasan Disertasi). (Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. 1994)., h. 274-276.
210 | TAPiS Vol. 15, No. 02 Juli – Desember 2015 Dalam SMS mahasiswa kepada dosen terdapat angka yang digunakan untuk menggantikan kata atau bagian kata, contohnya: a. SMS tgl. 2 Juli 2014 jam 01:22:00 AWW. Bu, selama bln Ramadhan smnr proposl ttp ada? Mhn jwbn, bu. Thx b4. (08576943xxx) (=Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh. Bu, selama bulan Ramadhan seminar proposal tetap ada? Mohon jawaban, bu. Thanks before = terima kasih sebelumnya).
Konteks tuturan (F.1): SMS dikirim mahasiswa kepada dosen yang mengkonfirmasi tentang pelaksanaan seminar proposal di bulan Ramadhan. Mahasiswa mencari info kepada dosen dan memohon jawaban. Di akhir pesan singkat tersebut dia mengucapakan terima kasih dalam bahasa Inggris thanks before, dengan menuliskannya menggunakan singkatan berupa huruf untuk kata thanks menjadi thx, dan gabungan huruf dan angka untuk kata before, menjadi b4. Dalam bahasa Inggris, angka 4 dilafalkan menjadi /fohr/, / fowr/. b. SMS tgl. 15 Agustus 2014 jam 12:23:09 AWW. Maaf bu, sy blm s4 ke rmh F... . InsyaAlloh sy ushkn bsk. (08961234xxxx) (=Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.. Maaf, bu, saya belum sempat ke rumah F... . InsyaAlloh saya usahakan besok).
Konteks tuturan (F.2): Pada datum di atas mahasiswa meminta maaf kepada dosen karena belum bisa menemui temannya yang bernama F... . Beberapa hari sebelumnya dosen meminta mahasiswa tersebut untuk menemui F... . Di SMS mahasiswa menuliskan kata sempat dengan menggunakan gabungan huruf dan angka, yaitu
Penulisan Singkatan dalam Bahasa Short Message Service..... | 211
s4. Angka 4 diucapkan dengan /empat/; maka penggabungan tersebut adalah: s+empat= sempat. 7. Penggantian Kata dengan Huruf Dalam permainan bahasa terdapat dua hal yang terkait dengan permainan huruf, yaitu lambang huruf mempresentasikan nama huruf (bunyinya), dan nama huruf mempresentasikan lambang. Dalam SMS, satu kata bisa digantikan oleh satu atau beberapa huruf, contohnya: a. SMS tgl. 11 September 2014 jam 11:12:11. AWW. Bunda, mohon info. Nnti sy n V... mau menghadap, jam brp bunda bs ditemui? (08532654xxxx) (=Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh. Bunda, mohon info. Nanti saya dan V... mau menghadap, jam berapa bunda bisa ditemui?
Konteks tuturan (G.1): SMS dikirim mahasiswa kepada dosen untuk mengkonfirmasi waktu bertemu dosen. Dalam penulisan SMS, mahasiswa menggunakan huruf n sebagai representasi kata and (= dan). Dalam bahasa Inggris, kata and dilafalkan / end/, mirip dengan pelafalan huruf n /en/. b. SMS tgl. 24 September 2014 jam 12:12:12 OK bunda, nnti jam 10 sy menghdp. Thx bunda. (08826805xxxx) (Baik bunda, nanti jam 10 saya menghadap. Terima kasih bunda). Konteks Tuturan (G.2): Pada datum G.2 mahasiswa merespon SMS dosen mengenai waktu menghadap, dan ia setuju dengan waktu yang ditentukan dosen. Dalam SMS di atas ia menggunakan huruf OK sebagai pengganti kata Okey= baiklah. Selain penggantian tersebut, mahasiswa dalam SMS yang sama juga menggunakan huruf
212 | TAPiS Vol. 15, No. 02 Juli – Desember 2015 thx sebagai pengganti kata thanks = terima kasih dalam bahasa Inggris. 8. Penyingkatan menggunakan Akronim Akronim ialah gabungan huruf yang ditulis atau dilafalkan sebagai kata yang wajar, misalnya Pusba= Pusat Bahasa, Dirjen= Direktur Jenderal, Kodam= Komando Daerah Militer, Puskesmas= Pusat Kesehatan Masyarakat. Pada data yang terkumpul terdapat dua SMS yang dikirimkan oleh mahasiswa kepada dosen yang ditulis dengan menggunakan akronim, contohnya sebagai berikut: a. SMS tgl. 23 September 2014 jam 08:11:12 Wass. Sorbarbal, miz, td pulsa abs. Iya miz td sy sudh dpt ttd pembimbing )k2. Hari senin d ruang apa y miz? (08586271xxx Wassalamu’alaikum. Sorry baru balas, miss, tadi pulsa habis. Iya =( miss, tadi saya sudah dapat tanda tangan pembimbing ke-2. Hari ?Senin di ruang apa, miss
Konteks Tuturan (H.1): Datum (H.1) merupakan respon mahasiswa terhadap SMS dari dosen pembimbing. Melalui SMS ia memberitahukan tentang tanda tangan pembimbing ke-2 dan juga menanyakan ruang tempat ia akan menemui pembimbing ke-1. Dalam SMS mahasiswa menggunakan akronim sorbarbal yang merupakan penyingkatan dari sorry baru (mem)balas. b. SMS tgl. 29 September 2014 jam 12:09:12. Iya buk’e, nuwun sewu rules. Thx b4. (08576950xxx) (= Iya, bu. Maaf baru bales. Thanks before.
Konteks Tuturan (H.2): SMS pada datum (H.2) juga merupakan respon mahasiswa terhadap SMS dosen. Dalam SMS tersebut mahasiswa
Penulisan Singkatan dalam Bahasa Short Message Service..... | 213
menggunakan bahasa Jawa, bahasa Indonesia, juga bahasa Inggris. Ia juga menulis menggunakan akronim rules untuk katakata baru (mem)bales. Selain rules, sering juga ditemukan SMS dengan menggunakan akronim rulez (dengan menggunakan huruf z) untuk menyatakan kata-kata yang sama.
D. SIMPULAN Bahasa SMS merupakan bentuk kebahasaan yang memiliki ciri-ciri khusus yang berbeda dari bahasa tulis lainnya. Bahasa SMS memiliki bentuk tutur ringkas (restricted speech) dan cenderung menggunakan singkatan dan akronim, namun antarpartisipan dapat saling memahami pesan yang dikirimkan melalui konteks tuturnya. Untuk menghemat tuturan, dalam bahasa SMS sering digunakan abreviasi (pemendekan/ penyingkatan kata). Hal ini disebabkan oleh perbedaan kapasitas pada setiap ponsel dalam menampilkan karakter huruf. Sehingga apabila terjadi penulisan pesan yang terlalu panjang, maka SMS Center akan ‘memotongnya’ menjadi beberapa pesan SMS sesuai dengan kuotanya. Beberapa penyingkatan dalam bahasa SMS dari mahasiswa kepada dosen di STAIN Jurai Siwo Metro diantaranya adalah: penghilangan vokal, penghilangan konsonan, penghilangan suku depan, penghilangan suku belakang, monoftongisasi, penggantian kata dengan angka, penggantian kata dengan huruf, dan penggunaan akronim.
DAFTAR PUSTAKA Abdul Chaer & Leonie Agustina., Sosiolinguistik: Perkenalan Awal. Jakarta: PT. Rineka Cipta., 1995. Ari P. Subagyo. “Ciri-ciri Kreatif Bahasa SMS” dalam SINTESIS Vol. 5, No. 2, Oktober 2007. Creswell, John W., Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approach., London: Sage Publications, Inc., 2003.
214 | TAPiS Vol. 15, No. 02 Juli – Desember 2015 Denzin, Norman K. & Lincoln, Yvonna S. (Eds.), The Sage Handbook of Qualitative Research (3rd Ed.). Thousand Oaks, C.A.: Sage. 2005. Devito, Joseph A., Komunikasi Antarmanusia. Jakarta: CPA 15148., 1977. Fishman, Joshua A., Sociolinguistics: A Brief Introduction., Rowley, Massachusetts: Newbury House Publishers. 1972. Gayomali, Chris., The Text Message Turns 20: Abrief History of SMS. dalam http://theweek.com. Diunduh pada tanggal 16 November 2014. Hanifa Rahmawati., Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Bahasa SMS”., dalam http://E:\BHS SMS.mht. Diunduh pada tanggal 16 November 2014. Hawkins, Joice M., Western, John., & Swannell, Julia C., The Oxford Study Dictionary. Oxford: Oxford University Press. Hymes, Dell., “Models of the Interaction of Language and Social Life,”dalam Directions in Sociolinguistics: The Ethnography of Communication., Gumperz, John J & Hymes, Dell (Eds.)., Oxford: Basil Blackwell, Inc., 1986.