PENGAJUAN USULAN
PENGHARGAAN KINERJA PROYEK KONSTRUKSI - KONSTRUKSI INDONESIA 2013 -
REHABILITASI PRASARANA PENGENDALI BANJIR SUNGAI CITARUM HILIR WALAHAR – MUARA GEMBONG PAKET II (W718 – W1129) DAN KALI BUNGIN KATEGORI
PELAKSANAAN BANGUNAN PRASARANA SUMBER DAYA AIR DIAJUKAN OLEH : NAMA/INSTITUSI BIDANG KEGIATAN ALAMAT & TELEPON
: : :
PIMPINAN
:
1
PT. PP (Persero) Tbk. Construction and Investment Plaza PP – Wisma Subiyanto, Jl. TB. Simatupang No. 57 Pasar Rebo – Jakarta 13760 Tel.(021) 8403909 / 8403883 Fax.(021) 8403914 Ir. Bambang Tri Wibowo
FORMULIR PENDAFTARAN PENGHARGAAN KINERJA PROYEK KONSTRUKSI 2013 I. DATA PROYEK YANG DIAJUKAN a.
Judul/Nama Proyek
: Rehabilitasi Prasarana Pengendali Banjir Sungai Citarum Hilir Walahar – Muara Gembong Paket II (W718 – W1129) dan Kali Bungin
b.
Lokasi Proyek
: Kabupaten Karawang dan Bekasi
c.
Kategori Penghargaan : A. Kategori proyek dengan nilai di atas Rp. 75 Milyar 1. Pelaksanaan Bangunan Gedung lebih dari 8 Lantai 2. Pelaksanaan Bangunan Gedung kurang dari 8 Lantai 3. Pelaksanaan Bangunan Prasarana Transportasi 4. Pelaksanaan Bangunan Prasarana Sumber Daya Air 5. Pelaksanaan Bangunan Prasarana Industri
√
B. Kategori proyek dengan Nilai di atas Rp. 10-75 Milyar 1. Pelaksanaan Bangunan Gedung 2. Pelaksanaan bangunan Sipil 3. Pelaksanaan bangunan Instalasi Pengolahan Air Bersih dan Air Limbah II.
DATA PERUSAHAAN
a. Nama Perusahaan b. Alamat
: PT. PP (Persero) Tbk. : Plaza PP – Wisma Subiyanto Jl. TB. Simatupang No. 57 Pasar Rebo – Jakarta 13760
c. Tanggal pendirian
: 26 Agustus 1953
d. Jenis Usaha
: Konstruksi dan Investasi
Jakarta, 10 Oktober 2013 Corporate Secretary PT. PP (Persero) Tbk
Ir. Taufik Hidayat, M.Tech
2
I. 1. 2.
3. 4. 5.
DATA PERUSAHAAN Nama Perusahaan : PT. PP (Persero) Tbk. Alamat : JL. Letjen TB. Simatupang No.57, Pasar Rebo, Jakarta 13760 Telp : (021) 8403883, 8403909 Fax : (021) 8403914 Tanggal didirikan Jenis Usaha Daftar Direksi
Website: www.pt-pp.com, Email:
[email protected],
[email protected] : 26 Agustus 1953 : Construction & Investment
No
Direktur
Nama Lengkap & Gelar
1.
Direktur Utama
Ir. Bambang Triwibowo
2.
Direktur Teknik dan Pengembangan Bisnis
Ir. Harry Nugroho, MM
3.
Direktur Keuangan
Ir. Tumiyana, MBA.
4.
Direktur Operasi
Ir. Ketut Darmawan
5.
Direktur Pemasaran
Ir. I Wayan Karioka
6.
Jumlah Kepala Proyek & Tim Project Management Project Management.
7.
Anggota Asosiasi :
: 104 Manager Proyek & 165 Tim
No Nama Asosiasi
8.
1
GBCI (Green Building Council Indonesia)
2.
AKI (Asosiasi Kontraktor Indonesia)
3.
KADIN (Kamar Dagang dan Industri)
4.
AKLI (Asosiasi Kontraktor Listrik & Mekanikal Indonesia)
5.
ASPEKNAS (Asosiasi Pelaksana Konstruksi Nasional)
6.
AKAINDO (Asosiasi Kontraktor Air Indonesia)
7.
GAPEKSINDO (Gabungan Perusahaan Konstruksi Nasional Indonesia)
8.
APNATEL (Asosiasi Perusahaan Nasional Telekomunikasi)
9.
GAPENRI (Gabungan Perusahaan Nasional Rancangbangun Indonesia)
Lampiran data pendukung : a.
Fotokopi SIUJK yang masih berlaku
b.
Fotokopi Sertifikat Badan Usaha
c.
Fotokopi Sertifikat ISO 9001 : 2008
d.
Fotokopi Sertifikat OHSAS 18001 : 2007
e.
Fotokopi ISO 14001 : 2004
3
1. DATA UTAMA PROYEK 1.1 DATA UMUM PROYEK
Gambar 1. Layout Lokasi Proyek 1.
2. 3.
4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
Nama Proyek
: Rehabilitasi Prasarana Pengendali Banjir Sungai Citarum Hilir Walahar – Muara Gembong Paket II (W718 – W1129) dan Kali Bungin Lokasi : Kabupaten Karawang dan Bekasi Pemilik Pekerjaan : Kementrian Pekerjaan Umum Balai Besar Wilayah Sungai Citarum SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Citarum Konsultan Review Desain : Rayakonsult KSO Konsultan Supervisi : Rayakonsult KSO Kontraktor : PT. PP (Persero) Tbk. Nilai Kontrak (+PPN) : Rp. 278.522.334.000,00 Mata Uang : Rupiah Waktu Pelaksanaan : 789 Hari Kalender (04 Nopember 2011 – 31 Desember 2013) Cara Pembayaran : Monthly Payment Sifar Kontrak : Unit Price Sumber Dana : APBN Tanggal Penyerahan Proyek : 31 Desember 2013
4
1.2 DATA TEKNIS PROYEK
Gambar 2. Plan Pekerjaan 1. 2.
3.
Jenis Pekerjaan Fungsi Pekerjaan
: Rehabilitasi Prasarana Pengendali Banjir : Meningkatkan kapasitas debit Sungai Citarum dan rehabilitasi tanggul kritis sebagai upaya untuk penanggulangan banjir di Kabupaten Karawang dan Bekasi Konsep Rehabilitasi Prasarana Pengendali Banjir Sungai Citarum Hilir Paket II: a. Peninggian tanggul Sungai Citarum sepanjang 72 km b. Proteksi lokasi kritis Sungai Citarum dengan konstruksi sheetpile sepanjang 3,65 km c. Proteksi lokasi kritis Sungai Citarum dengan konstruksi bronjong sepanjang 1,6 km d. Proteksi lokasi kritis Sungai Citarum dengan konstruksi revetment sepanjang 500 meter e. Proteksi lokasi kritis Sungai Citarum dengan dinding pasangan batu sepanjang 800 meter f. Normalisasi sungai Bungin sepanjang 9 km g. Bangunan regulator sebagai pengatur debit Sungai Bungin
5
2. DATA KEUNIKAN BANGUNAN DAN SPESIFIKASI 2.1 ABSTRAKSI Sungai Citarum adalah sungai terpanjang dan terbesar di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Sungai ini mengalir mengalir dari hulu di Gunung Wayang Jawa Barat dan bermuara di Laut Jawa, melalui Waduk Saguling (Bandung), Cirata (Bandung) dan Jatiluhur (Purwakarta). Luas Daerah Aliran Sungai Citarum sekitar 6.614 km2 yang melingkupi 9 Kabupaten (Cianjur, Bandung, Sumedang, Indramayu, Subang, Purwakarta, Bandung Barat, Bekasi dan Karawang) dan 3 Kota (Cimahi, Bandung dan Bekasi).
Gambar 3. Daerah Aliran Sungai Citarum Keadaan lingkungan sekitar Citarum telah banyak berubah sejak paruh kedua dasawarsa 1980an. Industri yang berkembang pesat sejak akhir 1980-an di kawasan sekitar sungai ini telah menyebabkan menumpuknya limbah buangan pabrik-pabrik di Citarum. Kondisi iklim global pun telah banyak berubah ditandai dengan penipisan lapisan ozon pada akhir tahun 1970. Catatan pada akhir 1980-an memperlihatkan adanya kecenderungan pemanasan global. Dampak dari pemanasan global sendiri adalah perubahan karakteristik musim hujan atau musim kemarau yang dikenal dengan anomali cuaca. Faktor-faktor tersebut saling terintegrasi menyebabkan naiknya debit aliran Sungai Citarum. Kenaikan debit aliran Sungai Citarum yang tidak diimbangi dengan peningkatan kapasitas debit Sungai Citarum menyebabkan banyaknya kejadian banjir di daerah sekitar aliran sungai tersebut. Setelah kejadian banjir pada bulan Maret tahun 2010, Pemerintah melalui Kementrian Pekerjaan Umum menyelenggarakan Proyek Rehabilitasi Prasarana Banjir Sungai Citarum yang bertujuan 6
untuk meningkatkan kapasitas debit dan rehabilitasi tanggul kritis. Proyek Rehabilitasi Prasarana Banjir Sungai Citarum yang di-launching pada akhir tahun 2011 ini terdiri dari 2 Paket Pekerjaan di bagian hulu (Jatiluhur - Walahar) dan 3 Paket di bagian hilir (Walahar – Muara Gembong). Paket Pekerjaan Rehabilitasi Prasarana Banjir Sungai Citarum Paket II terdapat di bagian hilir Sungai Citarum tepatnya di Kabupaten Karawang dan Bekasi. Konsep dari pekerjaan di Paket II ini adalah peningkatan kapasitas debit yang dilakukan dengan Peninggian Tanggul, Normalisasi Anak Sungai (Kali Bungin) dan Proteksi Tanggul Kritis. Konsep desain peningkatan kapasitas debit Sungai Citarum dirancang untuk debit 25 tahunan, dengan debit rencana 1250 m3/detik. Pada awalnya untuk peningkatan kapasitas debit, konsep peninggian tanggul dilakukan sepanjang 72 km di sungai utama dengan tanggul tanah serta pembuatan tanggul baru berupa tanggul pasangan batu kali di sepanjang anak sungai (Kali Bungin). Namun setelah proses evaluasi dari segi biaya, konsep pembuatan tanggul baru berupa tanggul pasangan batu kali di sepanjang anak sungai tersebut menghabiskan dana yang sangat besar melebihi batas pagu anggaran yang ada, sehingga didesainlah sebuah bangunan sebagai regulator yang ditempatkan di mulut anak sungai yang berfungsi sebagai pengendali debit dan dapat mereduksi konstruksi maupun biaya pembuatan tanggul pasangan batu di sepanjang anak sungai tersebut. Dalam pelaksanaan pekerjaan di sepanjang lokasi terdapat berbagai masalah teknis, ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan yang menyebabkan pelaksanaan pekerjaan menjadi tidak mudah. Permasalahan tersebut diantaranya : a. Permasalahan Teknis secara umum 1. Anomali cuaca di tahun 2013 dengan curah hujan tinggi serta musim kemarau yang cenderung basah. 2. Kenaikan muka air yang terjadi hampir tiap bulan dari bulan Nopember 2012 sampai dengan Agustus 2013. 3. Karakteristik tanah eksisting yang berbeda-beda tiap lokasi sehingga dibutuhkan banyak sekali soil investigation untuk menentukan struktur yang tepat pada tiap lokasi tersebut. 4. Jalan akses eksisting yang rusak parah menyebabkan sulitnya mobilisasi alat dan material menuju lokasi pekerjaan. b. Permasalahan Ekonomi, Sosial, Budaya dan Lingkungan 1. Banyak terdapat rumah - rumah liar pada bantaran dan tanggul eksisting. 2. Bantaran sungai dan tanggul yang menjadi lahan garapan palawija maupun pohon produktif dan sudah dikerjakan warga setempat selama bertahun – tahun. 3. Banyak terdapat penambang pasir liar di sungai serta pengrajin batu bata yang membahayakan kondisi geologi tanggul maupun bantaran. 4. Banyak terdapat oknum masyarakat yang memanfaatkan situasi karena rendahnya tingkat pendidikan masyarakat setempat. 5. Banyak terdapat eretan yang merusak tanggul di sepanjang wilayah penanganan. Dari berbagai permasalahan baik dari segi teknis, ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan tersebut tidak lantas menyurutkan semangat dan kreativitas tim proyek untuk melakukan manuver dan terobosan dalam penyelesaian pekerjaan yang diapresiasikan dalam berbagai hal berikut ini. 7
a. Terobosan Permasalahan Teknis 1. Percepatan pelaksanaan pekerjaan sebagai antisipasi kenaikan muka air menjelang musim penghujan. Dengan percepatan pekerjaan maka potensi meluapnya muka air dapat diminimalisir di sepanjang area pekerjaan, mengingat elevasi banjir tertinggi sudah melebihi elevasi tanggul eksisting. Dampak positif percepatan pekerjaan tersebut adalah pada musim penghujan sebagian besar pekerjaan peninggian tanggul telah selesai sehingga ketika terjadi kenaikan muka air di sepanjang tahun 2013 tidak terjadi limpasan. Selain itu, dengan percepatan pekerjaan tersebut memberikan dampak positif dari sisi administrasi dari progress pekerjaan ini, pada akhir tahun 2012 mengalami surplus sebesar 19,08 % dari rencana master schedule dan bahkan pada akhir September 2012 DIPA anggaran tahun 2012 sudah terserap 100%. 2. Tim proyek juga telah melaksanakan berbagai inovasi dalam rangka melaksanakan percepatan pekerjaan, salah satunya adalah penggunaan bekisting L-System untuk mempercepat pekerjaan revetment sebagai slope protection. Inovasi tersebut mendapatkan penghargaan sebagai The Best Innovation and Value Engineering Project pada tahun 2013 di lingkup proyek – proyek PT. PP (Persero) Tbk di seluruh Indonesia. 3. Tim proyek mereview letak bangunan regulator yang semula berada di alur eksisting Kali Bungin dirubah pada lokasi bantaran pada hulu kali tersebut dengan tujuan untuk penyempurnaan alinyemen, kecepatan dan kemudahan pelaksanan dengan tetap mempertahankan fungsi aliran bagi kepentingan masyarakat. 4. Terobosan yang dilakukan untuk kelancaran akses kendaraan berat yang melewati jalan eksisting yang rusak parah, maka tim proyek melakukan koordinasi yang intensif dengan Dinas Binamarga setempat untuk segera merealisasikan program yang pernah dicanangkan yaitu betonisasi sepanjang 36 km dari Pebayuran sampai dengan Muara Gembong untuk kelancaran akses. b. Terobosan permasalahan ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan 1. Tim proyek melalui tim humas melakukan koordinasi untuk menyelesaikan permasalahan rumah, penambang pasir ataupun pengrajin batu bata liar di bantaran ataupun tanggul eksisting. 2. Tim proyek membangun ruang kelas baru di SDN Jaya Laksana 02 dan SMPN 01 Batu Jaya untuk meningkatkan taraf pendidikan penduduk sekitar, mengingat adanya ketidakseimbangan antara kemajuan pembangunan dengan kemajuan tingkat pendidikan yang menyebabkan hasil pembangunan yang dilaksanakan menjadi kurang berarti. 3. Tim proyek melaksanakan penanaman 20.000 pohon di 5 Kecamatan dalam 2 Kabupaten sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan hidup. 4. Tim proyek melakukan terobosan dengan cara merehabilitasi sebagian Eretan di sepanjang wilayah penanganan untuk menunjang peninggian tanggul Sungai Citarum tanpa memutus sarana transportasi warga sekitar sebagai urat nadi perekonomian. Anomali cuaca yang terjadi pada tahun 2013 dengan curah hujan tinggi serta musim kemarau yang cenderung basah dengan musim penghujan dari bulan Oktober 2012 sampai dengan bulan 8
September 2013. Secara luas dampak anomali cuaca tersebut berpengaruh kepada seluruh proyek sumber daya air di Indonesia. Kenaikan muka air yang cenderung tidak dapat dikendalikan mengakibatkan turunnya kinerja sebagian besar proyek sumber daya air yang ada. Pada proyek ini, anomali cuaca tersebut mengakibatkan seluruh lokasi pekerjaan terendam air di akhir tahun 2012 hingga sepanjang pertengahan tahun 2013. Namun, kondisi tersebut sudah lama diantisipasi oleh tim proyek dengan percepatan pekerjaan pada tahun 2012 sehingga surplus pekerjaan masih dapat dipertahankan. Berikut adalah beberapa penghargaan yang pernah diterima oleh Rehabilitasi Prasarana Pengendali Banjir Sungai Citarum Hilir Walahar – Muara Gembong Paket II (W718 – W1129) dan Kali Bungin : a. Penghargaan Program CSR Jawa Barat
Gambar 4. Piagam Penghargaan CSR-PKBL
9
b. Penghargaan The Best Innovation & Value Engineering (VE)
Gambar 5. Sertifikat Penghargaan PP Awards 2013 “The Best Innovation & VE” c. Customer Satisfaction dan Customer Testimony
10
Gambar 6. Customer Satisfaction dan Customer Testimony 2.2 URAIAN TEKNIS Proyek ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas debit aliran Sungai Citarum dengan debit banjir rencana 25 tahunan yaitu sekitar 1250 m3/detik dari kapasitas debit semula sekitar 800 m3/detik. Pada awalnya, Konsep Pekerjaan Rehabilitasi Prasarana Pengendali Banjir Sungai Citarum Paket II terdiri dari peninggian tanggul tanah Sungai Citarum sepanjang 72 km dan pembuatan tanggul baru pasangan batu di sepanjang Sungai Bungin. Untuk mendukung peningkatan kapasitas debit tersebut, direncanakan pula pekerjaan proteksi tanggul kritis Sungai Citarum yang terdiri dari konstruksi sheetpile sepanjang 3,326 km, konstruksi bronjong sepanjang 800 meter dan dinding pasangan batu sepanjang 300 meter.
11
Gambar 7. Konsep Awal Pekerjaan Rehabilitasi Prasarana Pengendali Banjir Sungai Citarum Paket II Dalam perjalanan, setelah proses evaluasi dari segi biaya, konsep tersebut menghabiskan dana yang sangat besar melebihi batas pagu anggaran yang ada, didesainlah sebuah bangunan sebagai regulator yang ditempatkan di mulut anak sungai (Kali Bungin) yang berfungsi sebagai pengendali debit dan dapat mereduksi konstruksi maupun biaya pembuatan tanggul pasangan batu di sepanjang anak sungai tersebut. Dengan adanya bangunan regulator tersebut, konsep desain proyek ini berkembang menjadi Peninggian Tanggul Sungai Citarum Sepanjang 72 km dan Normalisasi Sungai Bungin sepanjang 9 km tetap dipertahankan. Konsep Proteksi Lokasi Kritis mengalami pengembangan menjadi Konstruksi Sheetpile sepanjang 3,6575 km, Konstruksi Bronjong sepanjang 1,6 km, Konstruksi Revetment sepanjang 500 meter dan Dinding Pasangan Batu sepanjang 800 meter. Seperti dijelaskan di atas, konsep bangunan regulator diaplikasikan sebanyak 1 unit untuk mengatur debit aliran yang masuk ke Kali Bungin.
12
Gambar 8. Hasil Evaluasi Konsep Awal Pekerjaan Rehabilitasi Prasarana Pengendali Banjir Sungai Citarum Paket II 2.3 ADMINISTRASI KONTRAK Kontrak berfungsi untuk mengcover pembayaran item pekerjaan fisik di lapangan. Kontrak Pekerjaan Rehabilitasi Prasarana Pengendali Banjir Sungai Citarum Paket II bersifat “Unit Price” dan berlaku dari tanggal 1 Nopember 2011 – 31 Desember 2013 (Masa Pelaksanaan = 789 Hari Kalender, Masa Pemeliharaan = 365 Hari Kalender). Sampai dengan saat ini, kontrak mengalami dua kali perubahan dengan data-data sebagai berikut : Kontrak Awal Nomor : HK.02.03/PPK-SP.II/SNVT-PJSAC/05 Tanggal : 01 Nopember 2011 Nilai Kontrak : Rp. 261.590.656.000,00 Kontrak Addendum 1 Nomor : HK.02.03/PPK-SP.II/SNVT-PJSAC/05 – ADD. 1 Tanggal : 15 Juni 2012 Nilai Kontrak : Rp. 278.522.334.000,00 Kontrak Addendum 2 Nomor : HK.02.03/PPK-SP.II/SNVT-PJSAC/05 – ADD. 2 Tanggal : 3 Juni 2013 Nilai Kontrak : Rp. 278.522.334.000,00 Kontrak Addendum 3 Nomor : HK.02.03/PPK-SP.II/SNVT-PJSAC/05 – ADD. 3 Tanggal : 16 September 2013 Nilai Kontrak : Rp. 278.522.334.000,00
13
2.4 KEBIJAKAN MUTU, K3 DAN LINGKUNGAN Dalam pelaksanaan Rehabilitasi Prasarana Pengendali Banjir Sungai Citarum Hilir Walahar – Muara Gembong Paket II (W718 – W1129) dan Kali Bungin ini, PT. PP (Persero) Tbk. selalu menjunjung tinggi kualitas produk, keselamatan dan kesehatan kerja serta mengaplikasikan konsep Green Contractor sebagai nilai tambah untuk meningkatkan daya saing jasa konstruksi. Keseriusan PT. PP (Persero) Tbk. dalam masalah ini adalah dituangkannya Company Policy maupun Quality, Safety, Housekeeping serta Green Target yang menjadi tolok ukur Tim untuk mengaplikasikan nilai – nilai perusahaan dalam bidang Mutu, K3 dan Lingkungan.
Gambar 9. Company Policy
Gambar 10. Quality, Safety dan House Keeping Target
Gambar 11. Green Target 14
3. PERENCANAAN PELAKSANAAN PROYEK 3.1 STRUKTUR ORGANISASI PROYEK Sebagai salah satu upaya mengoptimalkan kinerja sumber daya manusia yang ada, maka disusunlah struktur organisasi proyek. Penyusunan struktur organisasi proyek bertujuan untuk menempatkan personil yang berkompeten di seluruh lini sehingga seluruh deskripsi pekerjaan dapat didistribusikan sesuai dengan posisi yang telah ditentukan. Tujuan akhir dari penyusunan struktur organisasi proyek adalah agar pekerjaan dapat berjalan tepat biaya, mutu dan waktu serta berwawasan K3 dan lingkungan. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dibuatlah Struktur Organisasi Proyek Citarum Hilir Paket II seperti ditunjukkan pada Gambar 5.
Gambar 12. Struktur Organisasi Proyek
15
KINERJA PROYEK KONSTRUKSI INDONESIA 2013 Berikut ini adalah uraian mengenai peranan dan tugas masing-masing personil sesuai dengan struktur organisasi di atas: a. Project Manager (PM) Membawahi : 1. Site Engineering Manager (SEM) 2. Site Operation Manager (SOM) 3. Site Administration Manager (SAM) 4. Safety Health & Environment Officer (SHEO) 5. Quality Control Officer (QCO) 6. Quantity Survey Officer (QSO) Fungsi : 1. Penanggung jawab tercapainya tujuan Proyek (Quality, Cost, Delivery, Safety dan Morale). 2. Pengelola dan bertanggung jawab seluruh sumber daya sehingga efektif dan efisien guna tercapainya sasaran/ tujuan di unitnya. 3. Penanggung jawab terlaksananya Sistem Manajemen Mutu ISO-9001:2000, OHSAS 18001:1999 dan Sistem Manajemen Lingkungan 14001:2004 Tugas : 1. Membuat Rencana Anggaran dan kegiatan perencanaan yang lain (Review Doc., Spec. Hitung kembali dan Metode Pelaksanaan). 2. Mempresentasikan Rencana Anggaran untuk disahkan. 3. Menangani Tugas - Tugas : - Engineering (termasuk Administrasi Kontrak) - Administrasi keuangan, personalia & umum. - Operasi Lapangan (Quality Plan, Production Plan dan Safety Plan) 4. Membina hubungan kerja dengan : - Owner - Konsultan Perencana/ Pengawas - Mitra Kerja : - Supplier - Sub Kontraktor - Mandor
16
5. Melaksanakan rapat mingguan atau rapat bulanan internal dan external. 6. Mengadakan evaluasi terhadap : - Progress fisik - Biaya - Quality - Standart - Moral dan Maintenance 7. Membuat rencana tindak lanjut/ corrective action terhadap penyimpangan yang terjadi. 8. Membina SEM, SOM, SAM guna peningkatan kinerjanya
b.
Site Engineering Manager (SEM)
Fungsi : Penanggung jawab bidang perencanaan teknis dan pengendalian operasionilnya (Quality, Cost, Delivery dan Safety). Tugas : 1. Membuat Perencanaan Operasionil meliputi ; - Quality Plan - Site Installation - Metode Pelaksanaan - Shop Drawing - Perhitungan konstruksi yang diperlukan - Rencana Anggaran - Safety Plan - Schedulling 2. Membuat laporan-laporan Proyek (mingguan, bulanan dsb). 3. Melakukan seleksi dan negosiasi dengan Sub Kontraktor dan Supplier sesuai dengan prosedur yang berlaku. 4. Mengadakan komunikasi dengan klien/ perencana/ pengawas dalam bidangbidang teknis operasionil. 5. Membuat laporan penutupan Proyek. 6. Melaksanakan pengawasan ; 17
- Terhadap Mutu Produk melalui jadwal inspeksi - Terhadap Biaya - Terhadap cash in dan cash out (termasuk WIP) - Terhadap pelaksanaan Safety Patrol dan Safety Meeting - Terhadap Progress Fisik - Terhadap pendatangan material - Terhadap Jadwal pendatangan dan maintenance peralatan 7. Menyiapkan Job List sesuai dengan tahap pekerjaan untuk keperluan Project Manager. 8. Membina staf dilingkungan unitnya guna peningkatan kinerjanya dalam mendukung visi Perusahaan. Bertanggung Jawab : Bertanggung jawab langsung kepada Project Manager atas terlaksananya dengan baik tugas yang diberikan.
c.
Site Operation Manager (SOM)
Fungsi : Penanggung jawab dalam pengelolaan operasi fisik pelaksanaan Proyek (Quality, Cost, Delivery dan Safety) Tugas : 1. Mengadakan
pengecekan
transaksi-transaksi
pelaksanaan
Proyek,
mengkompilasikan dan membandingkan dengan rencana semula. 2. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan mutu yang direncanakan. 3. Menghentikan pelaksanaan pekerjaan yang tidak memenuhi standart mutu yang ditetapkan. 4. Mengkoordinir
General Superintendent
melakukan pengecekan terhadap
pengukuran-pengukuran prestasi mandor,tenaga kerja harian dll. 5. Mengkoordinir General Superintendent untuk membuat SPK ke mandor . 6. Mengkoordinir General Superintendent membuat SPP, BPB, Bon Penerimaan dari mandor. 7. Meneliti dan mensahkan tagihan-tagihan mandor dan sub kontraktor yang berhubungan dengan volume fisik dan harga satuan. 18
8. Melaksanakan kompilasi dan klasifikasi terhadap realisasi pelaksanaan pekerjaan dan transaksi-transaksi tersebut tidak melebihi/ bertentangan dengan rencana semula baik volume maupun biayanya. 9. Membina dan melatih ketrampilan para tukang dan mandor dan menilai kemampuannya sesuai standar atau tidak. 10. Melaksanakan pengujian-pengujian laboratoris yang diperlukan guna meyakinkan bahwa pekerjaan sudah dilaksanakan mutu yang dikehendaki. 11. Membina GSP guna peningkatan kinerjanya dalam mendukung visi perusahaan. Bertanggung Jawab : Bertanggung jawab langsung kepada Project Manager atas terlaksananya dengan baik TUGAS yang diberikan.
d.
Site Administration Manager (SAM)
Fungsi : Penanggung jawab masalah-masalah Keuangan, Akuntansi/ pembukuan dan unsurunsur Umum dan SDM Proyek. Tugas : 1. Melakukan pencatatan berkas-berkas transaksi ke dalam media pembukuan (jurnal dll) secara benar dan tepat waktu jurnal dll) secara benar dan tepat waktu. 2. Melakukan penelitian kembali untuk meyakinkan kebenaran/ ketepatan yang telah dilakukan. 3. Secara periodik membuat laporan-laporan yang telah ditetapkan, dimintakan pengesahannya pada pejabat yang berwenang dan mengirimkannya kepada pihak-pihak yang memerlukan sesuai prosedur yang berlaku. 4. Sebagai anggota tim yang melaksanakan opname kas dan sediaan secara periodik. 5. Mencocokkan buku Bank dan rekening koran yang diterima dari Bank. 6. Melakukan verifikasi seluruh dokumen transaksi pembayaran. 7. Mengurus masalah-masalah perpajakan dan asuransi. 8. Melaksanakan penutupan Proyek secara administratif. 9. Mengendalikan Kas Bon / Uang Muka/ Kas Kecil. 10. Menyiapkan, mengevaluasi, mengikuti realisasi dan meng-update rencana penerimaan dan pengeluaran Proyek. 19
11. Menerima berkas-berkas tagihan dari pihak luar, memeriksa kelengkapan |dokumen tagihan dan tanda terima. 12. Merencanakan dan kemudian melaksanakan pembayaran. 13. Melaksanakan penagihan kepada pihak luar atau pemberi Tugas atas prestasi Proyek yang telah dicapai. 14. Melaksanakan pengadministrasian keuangan dan melaksanakan pencatatan mutasi keuangan secara khusus. 15. Melaksanakan pencatatan uang muka, pengurusan jaminan Bank dan utang piutang lain, mengurus Bank garansi sesuai kewenangannya. 16. Mengelola cek, uang tunai serta surat-surat berharga yang dimiliki proyek. 17. Mengurus masalah-masalah kepegawaian seperti ; kebutuhan tenaga kerja Proyek, asuransi-asuransi lain yang diper-syaratkan dalam Proyek dan lain-lain. 18. Mengurus kebutuhan alat-alat kantor, akomodasi dan perjalanan dinas bagi personal Proyek. 19. Laporan-laporan secara periodik antara lain ; Laporan Personalia Proyek, Laporan Inventaris dan Peralatan Proyek, Laporan Kegiatan Keamanan Proyek. 20. Menyusun masalah-masalah di bidang umum yang lain. 21. Bertanggung jawab terlaksananya Sistem Management Mutu ISO-9001:2000, OHSAS 18001:1999 dan Sistem Manajemen Lingkungan 14001:2004 22. Membina staf di lingkungan unitnya guna peningkatan kinerjanya dalam mendukung visi Perusahaan. Bertanggung Jawab : Bertanggung jawab langsung kepada Project Manager atas terlaksananya dengan baik TUGAS yang diberikan.
e.
Quality Control Officer (QCO)
Fungsi : Sebagai Officer dalam mengelola pengendalian mutu di Proyek. Tugas : 1. Mengelola informasi uptodate ke Cabang dan Proyek 2. Melakukan pembuatan dokumentasi proyek sampai dengan penyerahan proyek. 3. Melakukan evaluasi atas NCR, CAR dan Customer Complaint yang terbit di Proyek 20
4. Menganalisis pengukuran Quality Product 5. Menganalisis pencapaian kualitas 6. Menganalisis dan memonitor program kerja Proyek 7. Merencanakan dan melaksanakan Audit ISO 9001:2000. 8. Mendampingi auditor intern dan ekstern dalam melaksanakan audit bidang mutu. 9. Melaksanakan training ISO 9001:2000. 10. Memonitor pelaksanaan Inovasi Proyek 11. Mengusulkan tindakan perbaikan mutu kepada Project Manager untuk ditindaklanjuti oleh SOM 12. Mempresentasikan hasil pelaksanaan pengendalian mutu dan pelaksanaan SMM ISO 9001:2000 di manajemen review proyek Wewenang : Menetapkan nilai kualitas di Proyek Bertanggung Jawab : Bertanggung jawab langsung kepada Project Manager atas terlaksananya TUGAS yang telah diberikan
f.
Safety, Health & Environment Officer (SHEO)
Fungsi : Sebagai Officer dalam mengelola K3 dan Lingkungan di Proyek. Tugas : 1. Mengelola informasi up to date ke Cabang dan Proyek 2. Melakukan pembuatan dokumentasi proyek sampai dengan penyerahan proyek. 3. Melakukan evaluasi atas NCR, CAR dan Customer Complaint yang terbit di Proyek 4. Menganalisis pengukuran SHE 5. Menganalisis pencapaian aplikasi safety dan lingkungan 6. Menganalisis dan memonitor program kerja Proyek 7. Merencanakan dan melaksanakan Audit OHSAS 18001:1999 dan ISO 14001:2004 8. Melaksanakan training OHSAS 18001:1999 ddan ISO 14001:2004 9. Mendampingi auditor intern dan ekstern dalam melaksanakan audit bidang K3 dan Lingkungan.
21
10. Mempresentasikan hasil pelaksanaan pengendalian Sistem Manajemen K3 OHSAS 18001:1999 dan pelaksanaan pengendalian Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001:2004 Wewenang : Menetapkan nilai K3 dan Lingkungan di Proyek Bertanggung Jawab : Bertanggung jawab langsung kepada Project Manager atas terlaksananya TUGAS yang telah diberikan
g.
General Superintendent (GSP)
Fungsi : Penanggung jawab mengkoordinir superintendent dalam pengelolaan operasi fisik pelaksanaan Proyek (Quality, Cost, Delivery dan Safety). Tugas : 1. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan mutu yang direncanakan. 2. Mengkoordinir Superintendent melakukan pengecekan terhadap pengukuranpengukuran prestasi mandor, sub kontraktor, tenaga kerja harian dll. 3. Mengkoordinir Superintendent membuat SPK ke mandor . 4. Mengkoordinir Superintendent membuat SPP, BPB, Bon Penerimaan dari mandor. 5. Menyelesaikan masalah-masalah teknis dengan Direksi Lapangan. 6. Melaksanakan kompilasi dan klasifikasi terhadap realisasi pelaksanaan pekerjaan dan transaksi-transaksi tersebut tidak melebihi/ bertentangan dengan rencana semula baik volume maupun biayanya. 7. Membina dan melatih ketrampilan para tukang dan mandor dan menilai kemampuannya sesuai standar atau tidak. 8. Menyiapkan data penyimpangan, mengusulkan cara penanggulangannya serta mencatat tindakan-tindakan yang diambil untuk mengatasi penyimpangan tersebut, kalau penanggulangan menyangkut perencanaan teknis. Bertanggung Jawab : Bertanggung jawab langsung kepada Site Operation Manager atas terlaksananya dengan baik TUGAS yang diberikan.
22
h.
Superintendent (SP)
Fungsi : Penanggung jawab dalam pengelolaan operasi phisik pelaksanaan Proyek (Quality, Cost, Delivery dan Safety). Tugas : 1. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan mutu yang direncanakan. 2. Melakukan pengecekan terhadap pengukuran-pengukuran prestasi mandor, subkontraktor, tenaga kerja harian dll. 3. Membuat SPK ke mandor. 4. Membuat SPP, BPB, Bon Penerimaan dari mandor. 5. Menyelesaikan masalah-masalah teknis dengan Direksi Lapangan. 6. Melaksanakan kompilasi dan klasifikasi terhadap realisasi pelaksanaan pekerjaan dan transaksi-transaksi tersebut tidak melebihi/ bertentangan dengan rencana semula baik volume maupun biayanya. 7. Membina dan melatih ketrampilan para tukang dan mandor dan menilai kemampuannya sesuai standar atau tidak. 8. Menyiapkan data penyimpangan, mengusulkan cara penanggulangannya serta mencatat tindakan-tindakan yang diambil untuk mengatasi penyimpangan tersebut, kalau penanggulangan menyangkut perencanaan teknis. Bertanggung Jawab : Bertanggung jawab langsung kepada General Superintendent
23
3.2 METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI Dalam rangka menjamin pelaksanaan pekerjaan agar tepat biaya, mutu, waktu dan K3, serta berwawasan lingkungan, maka dibuatlah metode pekerjaan sebagai acuan pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
Gambar 13. Flowchart Pelaksanaan Pekerjaan a. Pekerjaan Persiapan Sebelum pelaksanaan pekerjaan utama Proyek Citarum Hilir Paket II, perlu dilaksanakan pekerjaan persiapan yang meliputi : 1. Pekerjaan Mobilisasi Pekerjaan Mobilisasi berkaitan dengan pemindahan sumber daya baik material, manusia maupun alat menuju lokasi pekerjaan. Pekerjaan mobilisasi erat kaitannya dengan jalan akses dan traffic management.
Gambar 14. Denah Jalan Akses Pekerjaan 24
Tabel berikut adalah rencana metode mobilisasi tenaga, alat dan material pada proyek ini.
Risiko yang ada dari pelaksanaan pekerjaan mobilisasi ini adalah timbulnya kemacetan, dikarenakan kondisi jalan akses yang ada adalah jalan 2 lajur 2 arah dengan lebar tiap lajur 2-3 meter. Ditambah pula volume lalu lintas pada jalan tersebut cukup tinggi. Sehingga untuk meminimalkan kemacetan yang akan timbul maka diperlukan traffic management. Simulasi pelaksanaan traffic management dapat dilihat pada gambar di bawah.
Gambar 15. Simulasi Pelaksanaan Traffic Management 25
2. Pekerjaan Sementara dan Fasilitas Penyedia Jasa Pekerjaan sementara dan fasilitas penyedia jasa berkaitan dengan kantor lapangan dan fasilitas-fasilitas penunjang bagi penyedia jasa.
Gambar 16. Denah Kantor Kontraktor Sebagai Fasilitas Sementara Penyedia Jasa 3. Pekerjaan Jalan Masuk dan Jalan Sementara Pekerjaan jalan masuk direncanakan menggunakan lime stone. Lingkup pekerjaan jalan masuk meliputi perbaikan jalan akses yang rusak parah dan pembuatan jalan akses menuju lokasi tanggul yang pada umumnya melewati lahan milik masyarakat setempat. Proyek ini merupakan proyek dengan konsep pembangunan horisontal dengan lokasi penanganan lebih dari 72 km yang membutuhkan banyak titik pekerjaan jalan akses baik itu perbaikan ataupun pembuatan jalan akses baru, sehingga pekerjaan ini berisiko besar terjadi gesekan dengan masyarakat. Gesekan kerap terjadi ketika lahan milik warga atau jalan akses eksisting dimanfaatkan sebagai jalan masuk sementara ke lokasi pekerjaan. Untuk meminimalisir risiko tersebut, tim proyek melalui tim humas selalu berada di baris depan barikade alat-alat berat untuk melakukan koordinasi dengan masyarakat menghandle segala kemungkinan yang timbul akibat pekerjaan jalan masuk dan jalan sementara.
Gambar 17. Pekerjaan Jalan Masuk dan Jalan Sementara 26
4. Pekerjaan Dewatering Pekerjaan dewatering dilaksanakan sebagai proteksi lokasi pekerjaan yang berada di bawah elevasi muka air normal sungai Citarum agar dapat dilaksanakan secara maksimal. Konsep dewatering menggunakan timbunan tanah dengan proteksi soil bag dan cerucuk dolken dengan pemompaan air sampai dengan elevasi rencana dasar struktur menggunakan pompa engine ataupun pompa submersible. Pekerjaan dewatering berisiko jebol ketika terjadi kenaikan muka air sungai citarum. Upaya untuk mengurangi risiko ini adalah dengan mengoptimalkan pekerjaan pada musim kemarau.
Gambar 18. Pekerjaan Dewatering b. Pekerjaan Tanggul Tanah Pekerjaan tanggul tanah yang dimaksud adalah pekerjaan peninggian tanggul eksisting sampai dengan elevasi banjir rencana ditambah dengan tinggi jagaan. Risiko yang mungkin timbul dari pekerjaan tanggul tanah ini adalah : 1. Risiko teknis berupa kemungkinan terjadi penurunan atau pergerakan tanah akibat peningkatan beban peninggian tanggul 2. Risiko sosial karena sebagian besar tanggul eksisting telah dimanfaatkan warga sebagai lahan pemukiman ataupun lahan garapan 3. Risiko lingkungan yang terjadi dengan pembersihan pohon-pohon dan tanaman di atas tanggul eksisting 4. Risiko administrasi karena lokasi proyek berada di lima kecamatan dalam dua kabupaten Untuk meminimalisir risiko-risiko teknis, maka tim proyek senantiasa perpegang teguh pada spesifikasi teknis. Sebelum proses kontruksi, dilakukan survey dan identifikasi pendahuluan berupa pengukuran, tes geologi tanah, serta pengumpulan history tanggul-tanggul di sepanjang lokasi pekerjaan. Pengumpulan history ini berfungsi untuk mempertajam hasil tes geologi yang telah dilakukan. Dari survey dan identifikasi pendahuluan ini maka tim proyek bersama dengan konsultan review desain dan direksi pekerjaan melakukan review pada desain yang ada disesuaikan dengan hasil tes geologi dipadukan dengan history lokasi tersebut. Untuk meminimalisisir risiko sosial, maka tim humas proyek selalu siap untuk melakukan koordinasi dan komunikasi kepada masyarakat sekitar. Disamping itu, untuk meningkatkan hubungan sosial dengan masyarakat, maka tim proyek melakukan program kepedulian sosial yang terangkum dalam program CSR (Corporate Social Responsibility) seperti dijelaskan pada bagian 4.7. 27
Dalam rangka mengembalikan dampak dari pembersihan lahan tanggul eksisting, maka tim proyek melakukan program penanaman 20.000 pohon di sepanjang lokasi pekerjaan. Tim humas proyek selalu berkoordinasi dengan aparat pemerintahan setempat dalam rangka menjamin lancarnya seluruh kegiatan konstruksi.
Gambar 19. Pekerjaan Tanggul Tanah Pekerjaan tanggul tanah terdiri dari pekerjaan pemebersihan lahan dan stripping, pemasangan bowplank, pekerjaan galian tanah dengan alat, pekerjaan timbunan tanah setempat tanpa hauling, pekerjaan timbunan setempat (hauling 50 – 1500 m) dan timbunan tanah didatangkan dan dipadatkan.
28
1. Pembersihan Lahan dan Stripping
Gambar 20. Pembersihan Lahan dan Stripping Keterangan: a. Pengukuran cross section dan situasi dengan menggunakan Total Station b. Pengambilan sample dan tes material c. Pembersihan Lahan atau Penebangan Pohon dengan Chainsaw d. Kupasan tanah dengan menggunakan Bulldozer 2. Pemasangan Bowplank
Gambar 21. Pemasangan Bowplank Keterangan: a. Setting profil dengan menggunakan Total Station atau Water Pass b. Pemotongan kaso sesuai profil c. Pemasangan bowplank dengan paku dan palu
29
3. Galian Tanah Dengan Alat
Gambar 22. Galian Tanah dengan Alat Keterangan : a. Galian dengan menggunakan excavator sesuai dengan profil yang sudah disiapkan surveyor b. Jika tanah memenuhi sepesifikasi, maka tanah diangkut ke lokasi timbunan. c. Jika tanah tidak memenuhi spesifikasi, maka tanah diangkut dengan menggunakan dumptruck ke disposal area. 4. Timbunan Tanah Setempat Tanpa Hauling
Gambar 23. Timbunan Tanah Setempat Tanpa Hauling Keterangan: a. Timbunan tanah setempat tanpa hauling dilaksanakan untuk kondisi borrow area kurang dari 50 meter b. Tanah dari borrow digali dengan menggunakan excavator dan diletakkan dekat dengan bulldozer. c. Tanah hasil galian borrow didorong dengan menggunakan bulldozer menuju lokasi rencana tanggul. d. Estafet tanah dilanjutkan dengan menggunakan excavator. e. Pemadatan dilakukan per layer dengan menggunakan vibratory roller. f. Pembentukan slope dengan menggunakan excavator.
30
5. Timbunan Tanah Setempat (Hauling 50 – 1500 m)
Gambar 24. Timbunan Tanah Setempat (Hauling 50 – 1500 m) Keterangan : a. Timbunan tanah setempat hauling dilaksanakan untuk kondisi borrow area lebih dari 50 meter b. Tanah dari borrow diangkut dengan menggunakan dumptruck kemudian di stok di lokasi timbunan c. Tanah di-spreading dengan menggunakan bulldozer d. Pemadatan dilakukan dengan menggunakan vibratory roller e. Pembentukan slope dengan menggunakan excavator f. Sisa tanah hasil pembentukan slope diangkut kembali dengan menggunakan dumptruck 6. Timbunan Tanah Didatangkan dan Dipadatkan
Gambar 25. Timbunan Tanah Didatangkan dan Dipadatkan Keterangan : a. Tanah didatangkan dari borrow yang telah disepakati dengan menggunakan dumptruck. b. Tanah dari borrow diangkut dengan menggunakan dumptruck kemudian di stok di lokasi timbunan c. Tanah di-spreading dengan menggunakan bulldozer d. Pemadatan dilakukan dengan menggunakan vibratory roller e. Pembentukan slope dengan menggunakan excavator f. Sisa tanah hasil pembentukan slope diangkut kembali dengan menggunakan dumptruck
31
c. Pekerjaan Tanggul Kritis Pekerjaan tanggul kritis merupakan upaya proteksi terhadap tanggul-tanggul yang berpotensi rusak akibat gerusan aliran air sungai maupun akibat kondisi geologi tanah eksisting. Secara umum, pekerjaan ini berisiko sama seperti pekerjaan tanggul tanah.
Gambar 26. Flowchart Pekerjaan Tanggul Kritis 1. Pekerjaan Struktur Sheetpile
Gambar 27. Pekerjaan Struktur Sheetpile Keterangan: a. Pengadaan sheetpile dan penumpukan di stockyard b. Mobilisasi sheetpile dari stockyard ke lokasi pekerjaan dengan menggunakan trailer c. Pengukuran dan penentuan as sheetpile d. Pemancangan sheetpile dengan menggunakan diesel hammer e. Bobokan kepala sheetpile f. Pabrikasi dan pemasangan besi sesuai dengan gambar kerja g. Pemasangan bekisting h. Pekerjaan beton K300 32
2. Pekerjaan Struktur Bronjong
Gambar 28. Pekerjaan Struktur Bronjong Keterangan: a. Pekerjaan dewatering b. Galian profil dasar bronjong sesuai gambar kerja c. Pemancangan cerucuk dolken d. Penghamparan Geotextile e. Pemasangan kawat bronjong sesuai dengan profil dasar yang telah dibentuk f. Pengisian batu pecah ke dalam kawat bronjong g. Penguncian kawat bronjong dengan menggunakan kawat 3. Pekerjaan Struktur Revetment
Gambar 29. Pekerjaan Struktur Revetment Keterangan: a. Pemancangan minipile (25 cm x 25 cm) b. Bobokan kepala minipile c. Pekerjaan besi dan bekisting capping minipile beton K225 d. Pekerjaan beton K225 capping minipile e. Pekerjaan besi dan bekisting grid revetment f. Pekerjaan beton K225 grid revetment 33
g. Pekerjaan besi dan bekisting plat atas revetment h. Pekerjaan beton K225 plat atas revetment i. Pekerjaan Pasangan Batu Revetment 4. Pekerjaan Pasangan Batu Kali
Gambar 30. Pekerjaan Pasangan Batu Keterangan: a. Galian tanah dengan excavator sesuai dengan bentuk pondasi batu kali b. Pekerjaan Dewatering c. Pembuatan profil bowplank sesuai dengan Gambar Kerja d. Pekerjaan pasangan batu kali e. Pekerjaan siaran dan plesteran d. Pekerjaan Regulator Pekerjaan regulator merupakan pembangunan bangunan pengendali debit aliran yang letaknya di bawah muka air sungai Citarum sehingga berpotensi terhadap rembesan air. Letak lokasi bangunan regulator terdapat di bagian hilir sungai Citarum sehingga kenaikan muka air erat kaitannya dengan kondisi muka air di bagian hulu sungai Citarum. Kondisi geografis bangunan terdapat di sekitar muara sungai sehingga pembangunan regulator ini berpotensi tehadap pasang air laut. Untuk mengatasi potensi-potensi risiko tersebut, maka dibuatlah coverdam sebagai proteksi terhadap kenaikan muka air sungai Citarum dan terhadap potensi pasang air laut. Serta untuk mengatasi rembesan air maka dilakukan pekerjaan dewatering.
Gambar 31. Flowchart Pelaksanaan Pekerjaan Regulator 34
Langkah kerja pekerjaan regulator secara umum adalah galian struktur regulator, pekerjaan lantai regulator, pekerjaan besi dan bekisting regulator, pekerjaan beton K-225 Regulator, pekerjaan galian alur sudetan kali bungin, dan pekerjaan tanggul penutup sungai bungin eksisting. 1.
Galian Struktur Regulator
Gambar 32. Galian Struktur Regulator Keterangan : 1. Pengukuran cross section dan situasi dengan menggunakan total station 2. Pembersihan lahan atau penebangan pohon dengan chainsaw 3. Kupasan tanah dengan menggunakan Bulldozer 4. Pemasangan bowplank 5. Galian struktur dengan menggunakan excavator sesuai dengan gambar kerja 6. Pemindahan tanah dengan menggunakan dumptruck 7. Proteksi galian dengan menggunakan dolken dan sesek bambu 8. Dewatering lokasi galian regulator 2.
Pekerjaan Lantai Regulator
Gambar 33. Pekerjaan Lantai Regulator
35
Keterangan : 1. Penentuan as pondasi minipile (25 x 25 cm) 2. Pemancangan pondasi minipile 3. Pembobokan pondasi minipile 4. Pembuatan lantai kerja beton K 100 5. Bekisting dan pembesian lantai regulator 6. Pengecoran lantai regulator dengan ready mix beton K225 3.
Pekerjaan Besi dan Bekisting Regulator
Gambar 34. Pekerjaan Besi dan Bekisting Regulator Keterangan : 1. Pabrikasi besi dengan menggunakan bar cutter dan bar bender 2. Mobilisasi besi ke lokasi regulator 3. Instalasi besi sesuai gambar kerja 4. Pemasangan bekisting regulator (step by step) 4.
Pekerjaan Beton K-225 Regulator
Gambar 35. Pekerjaan Beton K-225 Regulator 36
Keterangan : 1. Pekerjaan beton dan bekisting dilaksanakan bertahap per 2 meter pengecoran. 2. Penaikan climbing dan bekisting step berikutnya setelah umur beton 7 hari. 3. Pembuatan struktur sayap upstream dan downstream regulator sesuai dengan gambar kerja. 5.
Galian Alur Sudetan Kali Bungin
Gambar 36. Galian Alur Sudetan Kali Bungin Keterangan : 1. Timbunan kembali struktur regulator 2. Sudetan mulut Kali Bungin 6.
Pekerjaan Tanggul Penutup Sungai Bungin Eksisting
Gambar 37. Pekerjaan Tanggul Penutup Sungai Bungin Eksisting Keterangan : 1. Pembuatan coverdam sementara 2. Galian dasar sungai eksisting 3. Pemancangan cerucuk dolken dan sesek bambu sebagai proteksi 4. Spreading tanah dari Dumptruck dengan menggunakan bulldozer 5. Pemadatan tanah per layer dengan menggunakan vibratory roller 37
e. Galian Normalisasi Sungai Pekerjaan galian normalisasi sungai bertujuan untuk meningkatkan kapasitas debit aliran Kali Bungin. Pekerjaan ini berada di sepanjang Kali Bungin dengan panjang penanganan lebih dari sembilan kilometer.
Gambar 38. Pekerjaan Normalisasi Sungai Keterangan : Galian normalisasi sungai dengan excavator + pontoon 3.3 RENCANA JADWAL PELAKSANAAN PROYEK (MASTER SCHEDULE) Master schedule dibuat sehingga pekerjaan di lapangan menjadi lebih terarah degan tujuan pekerjaan dapat diselesaikan tepat waktu.
Gambar 39. Master Schedule Barchart Pekerjaan Rehabilitasi Prasarana Pengendali Banjir Sungai Citarum Paket II.
38
Gambar 40. Rencana Progres Pekerjaan Rehabilitasi Prasarana Pengendali Banjir Sungai Citarum Paket II. 3.4 PROJECT QUALITY PLAN
Gambar 41. Quality Plan Flowchart a. Company Policy Company policy atau kebijakan perusahaan adalah ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh Direksi Perusahaan sebagai pegangan manajemen dalam melaksanakan kegiatan usaha. 39
Sebagai wujud dari kepedulian perusahaan terhadap mutu produk dan kepuasan pelanggan. Maka Quality Policy dituangkan dalam Company Policy.
Gambar 42. Company Policy PT. PP (Persero) Tbk. b. Quality Target Sebagai langkah awal tim proyek menentukan target sebagai tujuan dari quality plan. Quality Plan Proyek ini terdiri dari 6 bagian yaitu Pemancangan, Struktur Beton, Pekerjaan Tanah, Pekerjaan Bronjong, Pekerjaan Batu Kali.
40
Gambar 43. Quality Target Proyek Citarum Hilir Paket II
41
KINERJA PROYEK KONSTRUKSI INDONESIA 2013 c. Quality Plan Quality Plan merupakan Penjabaran dari Quality Target. 1. Pekerjaan Pemancangan
2. Pekerjaan Beton
42
3. Pekerjaan Tanah
43
4. Pekerjaan Pasangan Bronjong
5. Pekerjaan Pasangan Batu Kali
d. Quality Control Implementation Quality target dilaksanakan di lapangan di bawah koordinasi Quality Control Officer. Prosedur pelaksanaan quality target sendiri dapat dilihat pada gambar di bawah.
Gambar 44. Flowchart Implementasi Quality Control
44
e. Quality Report Keseluruhan mutu produk pekerjaan dituangkan dalam laporan bulanan dengan system online yang dimonitor dan diaudit secara berkala oleh perusahaan untuk menjamin kepuasan pelanggan.
Gambar 45. Laporan Bulanan Quality
3.5 PROJECT RISK ANALYSIS Dalam rangka me-manage seluruh risiko yang ada, maka tim proyek ini membuat analisa Risiko di awal Pekerjaan dan secara kontinyu di-update menyesuaikan kondisi terkini pekerjaan. Dalam hal analisa risiko proyek, proyek ini selalu melakukan pelaporan risiko proyek secara online melalui program yang terintegrasi dalam website ptpp.irisq.net.
Gambar 46. Pelaporan Risiko Proyek Secara Online melalui ptpp.irisq.net 45
3.6 PROJECT SHE PLAN
Gambar 47. SHE Plan Flowchart a. Company Policy Company policy atau kebijakan perusahaan adalah ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh direksi perusahaan sebagai pegangan manajemen dalam melaksanakan kegiatan usaha. Sebagai wujud dari kepeduluan perusahaan terhadap keselamatan dan kesehatan pekerjaan dan lingkungan, maka kebijakan safety, health and environmental policy dituangkan dalam company policy.
Gambar 48. Company Policy PT. PP (PERSERO) Tbk. 46
b. Safety Target Sebagai langkah awal tim proyek menentukan target sebagai tujuan dari safety plan. Safety target pada proyek ini terdiri dari 6 bagian yaitu rambu & slogan k3, alat pengaman diri, pekerjaan pemancangan, pekerjaan beton, pekerjaan tanah dan pekerjaan pasangan batu & bronjong.
Gambar 49. Safety Target Proyek Citarum Hilir Paket II
47
Gambar 50. Housekeeping Target Proyek Citarum Hilir Paket II
48
Gambar 51. Green Target PT. PP (Persero) Tbk.
49
c. Safety Plan Dalam perencanaan safety, tindakan yang pertama dilakukan adalah identifikasi potensi bahaya yang dapat timbul dari suatu pekerjaan. Proyek ini membagi identifikasi bahaya tersebut dalam tiga bagian yaitu pekerjaan persiapan, pelaksanaan pekerjaan dan pelaksanaan pekerjaan lainnya. 1. Pekerjaan Persiapan Assesment Resiko yang dapat timbul NO
KEGIATAN KERJA
I PEK. PERSIAPAN 1 Mobilisasi dan demobilisasi alat Borpile
2 Pendatangan alat dan bahan 2.1 Kawat seling 2.2 Pendatangan batu, pasir semen, besi dll 2.3 Pendatangan bekisting plat
POTENSI BAHAYA
P
D
C
A S+(P+D)/2-C-A
Signifikan Legal (Y / N)
(Y / N)
REKOMENDASI LEVEL
Sopir tidak hati-hati/lalai Kendaraan tidak layak pakai Sopir tidak hati-hati/lalai Tidakada pengawalan/ rute tidak jelas
5 1 5 1
1 3 1 3
1 1 1 1
3 3 3 3
1 3 1 3
2 -3 2 -3
Y Y N N
Y Y Y Y
HIGH HIGH LOW LOW
1 2 1 4
Kendaraan pengangkut tabrakan Kendaraan pengangkut terguling Kendaraan pengangkut pecah ban
Sopir tidak hati-hati/lalai Sopir tidak hati-hati/lalai Sopir tidak hati-hati/lalai Kendaraan tidak layak pakai
5 5 1
1 1 1
1 1 1
3 3 3
1 1 3
2 2 -4
Y Y N
Y Y Y
HIGH HIGH LOW
1 1 2
Sopr tidak hati-hati/lalai Saat ngedam posisi truk miring Pekerja tidak hati-hati/lalai Pekerja tidak memakai ADP Pekerja tidak hati-hati/lalai Pekerja tidak memakai ADP Pekerja tidak hati-hati/lalai Pekerja tidak memakai APD/Helm Petugas traffick tidak hati-hati/lalai Petugas traffick tidak hati-hati/lalai Traffick managemen yang tidak tepat
5
1
1
3
3
0
N
Y
LOW
2
5
3
1
3
3
1
Y
Y
HIGH
1
5
3
1
3
3
1
Y
Y
HIGH
1
5
1
1
3
3
0
N
Y
LOW
1
3 5 1
1 1 1
1 1 1
3 3 1
3 3 1
-2 0 0
N N N
Y Y Y
LOW LOW LOW
1 1 4
Pekerja tertabrak kendaraan Kepala terbentur
2.
TOTAL
S
Traller pengangkut tabrakan Traller pengangkut mogok Traller pengangkut terguling Traller pengangkut nyasar
3 Muat bongkar alat dan bahan 3.1 Muat bongkar material (batu, pasir, semen dll) Truk terguling saat ngedam 3.3 Muat bongkar alat-alat penunjang (mesin molen, dll) dll) molen, Pekerja tertimpa bahan material
4 Pengawalan di jalan/traffick
PENYEBAB TIMBULNYA BAHAYA
Jatuh terpeleset/tersandung Tertabrak kendaraan Terjadi kemacetan
Pelaksanaan Pekerjaan Assesment Resiko yang dapat timbul
NO
KEGIATAN KERJA
II PELAKSANAAN. PEKERJAAN 1 Pekerjaan tanah 1.1 Stripping tanah 1.2 Galian tanah 1.3 Timbunan tanah 1.4 Pemadatan tanah
POTENSI BAHAYA
Terkena senjata tajam Tanggul longsor Tanggul jebol Orang hanyut ke sungai alat/kendaraan hanyut ke sungai alat/kendaraan terendam air Rumah warga terendam air Terpeleset jatuh Tertimbun tanah kaki terperosok Kepala terbentur
2
Pemancangan sheetpile dengan hammer atau vibrator
Alat crane tergelincir/jatuh Kena cipratan olie Kena serpihan sheetpile Terpeleset jatuh Orang hanyut ke sungai alat/kendaraan hanyut ke sungai alat/kendaraan terendam air
3
Pemancangan sheetpile manual
kaki terperosok Kepala terbentur Terkena jatuhan benda keras Terpeleset jatuh Orang hanyut ke sungai alat/kendaraan hanyut ke sungai alat/kendaraan terendam air Kena serpihan sheetpile Alat pancang ambruk Terkena jatuhan benda keras
PENYEBAB TIMBULNYA BAHAYA
Pekerja tidak hati-hati/lalai Pekerja tidak memakai APD Aktivitas di tanggul terlalu ekstreem Terjadi banjir besar Terjadi banjir besar Pekerja tidak hati-hati/lalai Terjadi banjir besar Pekerja tidak hati-hati/lalai Terjadi banjir besar Pekerja tidak hati-hati/lalai Terjadi banjir besar Pekerja tidak hati-hati/lalai Pekerja tidak hati-hati/lalai Pekerja tidak hati-hati/lalai Pekerja tidak hati-hati/lalai Pekerja tidak memakai APD/helm Kondisi tanah yang tidak stabil Operator Crane tidak hati-hati/lalai Selang olie pecah Pukulan terlalu keras/sheetpile rapuh Pekerja tidak hati-hati/lalai Kondisi lahan becek/licin Terjadi banjir besar Pekerja tidak hati-hati/lalai Terjadi banjir besar Pekerja tidak hati-hati/lalai Terjadi banjir besar Pekerja tidak hati-hati/lalai Pekerja tidak hati-hati/lalai Pekerja tidak hati-hati/lalai Baut-baut crane yang tidak kencang Pekerja tidak hati-hati/lalai Pekerja tidak memakai APD/sabuk pengamanan Terjadi banjir besar Pekerja tidak hati-hati/lalai Terjadi banjir besar Pekerja tidak hati-hati/lalai Terjadi banjir besar Pekerja tidak hati-hati/lalai Pukulan terlalu keras/sheetpile rapuh Kondisi tidak layak pakai Baut-baut bagian alat pancang yang tidak kencang/patah
50
S
P
D
C
A
TOTAL S+(P+D)/2-C-A
1
3
1
3
3
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 3 3
5
1
3
5 5 5
1 3 1
5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
Signifikan Legal LEVEL (Y / N)
(Y / N)
-3
N
Y
LOW
1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 0 4 -1 0
Y Y Y Y Y Y Y Y Y N Y N N
Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y
HIGH HIGH HIGH HIGH HIGH HIGH HIGH HIGH HIGH LOW HIGH LOW LOW
3
3
1
Y
Y
HIGH
3 3 3
3 3 3
3 3 3
1 2 1
Y Y Y
Y Y Y
HIGH HIGH HIGH
1 1 1 1 1 1 3 1 1 1
1 3 1 1 1 1 1 1 3 3
1 3 1 1 1 1 3 3 3 3
1 3 1 1 1 1 3 3 3 3
4 1 4 4 4 4 -1 0 1 1
Y Y Y Y Y Y N N Y Y
Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y
HIGH HIGH HIGH HIGH HIGH HIGH LOW LOW HIGH HIGH
1 1 1 1 1 1 3 1 1
1 3 1 1 1 1 3 3 3
1 3 1 1 1 1 3 3 3
1 3 1 1 1 1 3 3 3
4 1 4 4 4 4 2 1 1
Y Y Y Y Y Y Y Y Y
Y Y Y Y Y Y Y Y Y
HIGH HIGH HIGH HIGH HIGH HIGH HIGH HIGH HIGH
3.
Pelaksanaan Pekerjaan Lainnya Assesment Resiko yang dapat timbul
NO
KEGIATAN KERJA
III PELAKSANAAN PEKERJAAN LAINNYA 1 Bongkar pasang mesin
2
Pemasangan/pengoperasian genset
POTENSI BAHAYA
Tangan/kaki terjepit Terpukul Terkena bahan kimia Tersengat listrik Tersengat listrik
Telinga berdengung Terkena ledakan Genset terbakan Kipas genset mencederai orang Kebakaran 3
Pengoperasian gerinda 3.1 Memotong pipa/plat besi
Tersengat listrik Kena panas Kena debu gerinda Mata terkena gram besi Jari tangan tersayat
PENYEBAB TIMBULNYA BAHAYA
S
P
D
C
A
TOTAL S+(P+D)/2-C-A
Pekerja tidak hati-hati/lalai Pekerja tidak hati-hati/lalai line/pompa masih berisi bahan kimia Pada waktu trial salah konek Korslet/memasanga accu salah Pekerja tidak hati-hati/lalai Kabel telanjang/tegangan tinggi Suara mesin melebihi batas ambang aman Tidak ada peredam suara Salah dalam meng konnect Pekerja tidak hati-hati/lalai korsleting Tidak ada penutup mesin genset Jarak tangki solar terlalu dekat
3 3 3 5 5
1 1 1 1 1
1 1 1 1 1
3 3 3 3 3
3 3 3 3 3
5
1
1
3
5
1
1
3 3 5
1 1 1
Tiba-tiba bodi mesin gerinda menginduksi listrik Kabel terkelupas Percikan api dari bunga api Tidak memakai masker Posisi orang menggerinda salah Tidak memakai kaca mata pelindung Pekerja tidak hati-hati/lalai Tidak memakai sarung tangan
5
Signifikan Legal LEVEL (Y / N)
(Y / N)
-2 -2 -2 0 0
N N N N N
Y Y Y Y Y
LOW LOW LOW LOW LOW
3
0
N
Y
LOW
1
3
2
Y
Y
HIGH
1 1 1
3 3 3
3 3 3
-2 -2 0
N N N
Y Y Y
LOW LOW LOW
1
1
3
3
0
N
Y
LOW
3 3 5
1 1 1
1 1 1
3 3 3
3 3 3
-2 -2 0
N N N
Y Y Y
LOW LOW LOW
3
1
1
3
3
-2
N
Y
LOW
d. SHE Implementation SHE Implementation merupakan tindakan kongkrit yang dilakukan dalam upaya melaksanakan Safety Plan. 1. Struktur Organisasi Panitia Pembina K3 Dalam implementasi safety diperlukan pembagian tugas yang dituangkan dalam Struktur Organisasi Panitia Pembina K3.
Gambar 52. Struktur Organisasi Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
51
2.
Komitmen K3 Tim Proyek Dalam rangka melaksanakan program-program safety, tim proyek sepakat mengikuti aturan dan Program K3L serta melakukan semua tugas dan pekerjaan dengan mengutamakan Norma dan Baku Mutu K3L demi mewujudkan Target ZERO ACCIDENT. Hal itu dituangkan dalam komitmen K3L yang dibuat dan ditandatangani oleh seluruh tim proyek.
Gambar 53. Komitmen K3 Tim Proyek 3.
Program Kerja SHE Agar implementasi Safety lebih terarah, maka dibuatlah Program Kerja SHE. Program kerja ini dibuat sebagai acuan untuk membuat jadwal kegiatan SHE.
Gambar 54. Program Kerja SHE 52
4.
Jadwal Kegiatan K3 Jadwal Kegiatan K3 merupakan pendetailan dari program kerja K3. Program kerja K3 berisi Jenis kegiatan dan detail waktu pelaksanaan program tersebut.
Gambar 55. Jadwal Kegiatan K3 5.
SHE Induction SHE Induction adalah pendekatan dan pengarahan tentang SHE, Housekeeping dan Ketertiban Proyek kepada pekerja baru dan kepada pekerja sebelum melakukan pekerjaan.
Gambar 56. Dokumentasi Kegiatan SHE Induction 6.
Pelaksanaan SHE Talk SHE Talk adalah Pengarahan singkat tentang SHE dan Kondisi Proyek kepada seluruh pekerja sebelum pekerjaan dimulai. Pada proyek ini dilaksanakan SHE Talk setiap dua minggu sekali pada hari Jumat pukul 07.30 – 08.30 WIB. Materi yang dibahas dalam SHE Talk diantaranya Pengertian APD dan APK, Tata Cara Penggunaan APD dan APK yang Benar, Pengertian tentang K3, Pengertian Tindakan Tanggap Darurat / Evakuasi, Prosedur Penggunaan Alat dan lain sebagainya.
53
PROGRAM SHE TALK PROYEK CITARUM HILIR PAKET 2 Tujuan
:
-
Membahas masalah Safety,Kesehatan, House Keeping dan Enviromental yang yang berhubungan dengan pekerjaan yang ada dilapangan Mengawasi pelaksanaan SHE dilapangan dan menindak lanjuti temuan permasalahan SHE yang terjadi di lapangan Meningkatkan kesadaran K3L di Proyek Citarum Hilir Paket 2
Ruang Lingkup
:
-
Program ini merupakan sarana untuk lebih meningkatkan dan mempererat hubungan serta koordinasi antara karyawan PP-NK (KSO) dan Pekerja untuk saling memberikan Citarum Hilir Paket 2 Program ini melibatkan seluruh karyawan PP-NK (KSO) dan Pekerja Sub.Cont yang ada di Proyek Citarum Hilir Paket 2
-
Pengertian K3L Pembahasan Permasalahan K3L yg terjadi di Proyek Peningkatan Kesadaran K3L Award untuk pekerja teladan yg melaksanakan K3L Pelaksanaan Program Training SHE
Materi Program SHE Talk
:
Schedule Pelatihan
:
SCHEDULE PROGRAM SHE TALK No MATERI 1 Safety,Healt and Enviromental '- Pengertian APD Dan APK '; Tata cara Penggunaan APD & APK yang benar '; Mengingatkan kembali pentingnya APD & APK
3-Aug
Aug-12 17-Aug
31-Aug
Sep-12 14-Sep 28-Sep
12-Oct
Oct-12 16-Mar
26-Oct
Nov-12 9-Nov 23-Nov
Dec-12 7-Dec 21-Dec
2 Safety,Healt and Enviromental '- Pengertian tentang K3 '; Implementasi K3 di proyek '; Housekeeping di lingkungan kerja '; Mengingatkan kembali pentingnya K3 3 Safety,Healt and Enviromental '- Pengertian Tindakan Tanggap darurat / Evakuasi '- Simulasi Tanggap darurat 4 Safety,Healt and Enviromental '- Pengertian Limbah B3 '; Tata Cara Penaganan dan Pengolahan Limbah B3 5 Alat Pemadam Kebakaran '- Penyebab Kebakaran '- Prosedur penggunaan Alat 6 Lain-lain (berkaitan dgn pek. Beresiko Tinngi) '- Traffic Management '- Pemasangan rambu-rambu dilapangan '- Monitoring kondisi alat-alat berat 7 Pemberian Award 8 Pelaksanaan Program Training 9 Lain-Lain
Ket : Pelaksanaan Safety Talk dilaksanakan pada hari Jumat,jam 07.30 s/d 08.00
Gambar 57. Program Kerja SHE Talk
Gambar 58. Dokumentasi Pelaksanaan SHE Talk 7.
Pelaksanaan SHE Inspection SHE Inspection adalah inspeksi yang dilakukan untuk memonitor pelaksanaan SHE dan untuk menjaga konsistensi penerapan SHE di proyek. SHE Inspection dilaksanakan setiap dua minggu sekali pada hari Kamis pukul 07.30 – 08.30 WIB.
54
Gambar 59. Dokumentasi Pelaksanaan SHE Inspection 8.
Pelaksanaan SHE Patrol Untuk memonitor penerapan program keselamatan dan kesehatan kerja di lapangan maka dilakukan SHE patrol. SHE patrol dilaksanakan rutin tiap hari pada jam 09.00 s/d selesai oleh petugas yang telah ditunjuk secara bergantian. Dalam pelaksanaan SHE patrol tersebut apabila ditemukan kesalahan pada pekerja ataupun karyawan seperti tidak menggunakan APD dengan benar maka akan dikenakan sanksi. Diharapkan keselamatan dan kesehatan kerja dari yang awalnya berkesan terpaksa dengan adanya SHE patrol tersebut akan menjadi terbiasa, sehingga pada akhirnya akan terbudaya. JADW AL PELAKSANAAN SHE PAT ROL PROYEK CITARUM HILIR PAKET 2
NAMA NO
SENIN
SELASA
RABU
KAMIS
JUM'AT
SABTU
MINGGU
1
MUCHLIS
KUMA IDI
MUCHLIS
MUCHLIS
MUCHLIS
MUCHLIS
MUCHLIS
2
SUSILO
MUCHLIS
SUSILO
SUSILO
SUSILO
SUSILO
SUSILO
3
ISMA IL
SUSILO
ISMA IL
ISMA IL
ISMA IL
ISMA IL
ISMA IL
4
SECURITY
ISMA IL
SECURITY
SECURITY
SECURITY
SECURITY
SECURITY
5
KUMA IDI
SECURITY
KUMA IDI
KUMA IDI
KUMA IDI
KUMA IDI
KUMA IDI
6
UMA RUKMA N UMA RUKMA N UMA RUKMA N UMA RUKMA N UMA RUKMA N UMA RUKMA N UMA RUKMA N
W AKTU PELAKSANAAN 09.00 - Selesai
KETERANGAN
Tempat Berkumpul Di kantor
7
CATATAN :
DI BUAT OLEH: Bagi Yang tidak bisa hadir dlm daftar ini harap memberi tahukan sebelumnya
MUCHLIS SHEO
Gambar 60. Jadwal Pelaksanaan SHE Patrol
Gambar 61. Pelaksanaan SHE Patrol di Lapangan 55
9.
SHE Meeting SHE Meeting adalah rapat internal untuk membahas masalah yang mungkin terjadi dan pembahasan untuk tindakan pencegahannya. SHE meeting berisi pelaporan kecelakaan yang terjadi dan langkah-langkah perbaikan. SHE Meeting dilaksanakan tiap hari Senin jam 19.00 sd selesai.
Gambar 62. Pelaksanaan SHE Meeting 10. SHE Training SHE Training adalah pelatihan kepada karyawan, mandor, subkontraktor tentang dasardasar SHE, P3K dan Kegiatan Tanggap Darurat. PROGRAM TRAINING K3 L PROYEK CITARUM HILIR PAKET 2 Tujuan
:
- Mengeliminasi dampak/resiko kecelakaan dalam melaksanaan pekerjaan - Merupakan tindak lanjut pengendalian dampak resiko (IBPR) Dan IPPAL - Meningkatkan kesadaran K3L di Proyek
Ruang Lingkup
:
- Program ini mencakup kegiatan yang berkaitan dengan penanggulangan dampak resiko kecelakaan dalam pelaksanaan konstruksi Program ini mencakup kegiatan yang berkaitan pencegahan dan pengedalian dampak terhadap Lingkungan Hidup yang disebabkan karena adanya kegiatan kontruksi - Program ini melibatkan seluruh TIM KSO dan Pekerja yang terlibat dalam pelaksaan proyek
Materi Program Pelatihan
:
-
Schedule Pelatihan
:
Penggunaan Alat Pelindung Diri Pengenalan Limbah B3 Proyek Pengenalan dan cara penggunan Alat pemadam Api Ringan ( APAR ) Penanggulangan / Simulasi Keadaaan Bahaya/Darurat Tata cara pelaksaan pekerjaan yang mengandung resiko tinggi
SCHEDULE PROGRAM TRAINING K3L Aug-12 No
MATERI Alat Pelindung Diri '- Pengertian '- Jenis-jenis alat Pelindung '- Pengayaan
3 Aug-12
Sep-12
Oct-12
17 Aug-12 14 Sep-12 28 Sep-12 12 Oct-12 16 Oct-12
Nov-12 26 Okt-12
Pengenalan Limbah B3 '- Pengertian '- Jenis-jenis Limbah B3 '-Tata cara penyimpanan Limbah B3 '- Tata cara pengolahan dan pencegahan limbah B3 '- Pengayaan Alat Pemadam Kebakaran '- Penyebab Kebakaran '- Prosedur penggunaan Alat '- Pengayaan Penanggulanagan Keadaan Bahaya '- Pengertian '- Penyebab Keadaan Bahaya '- Cara Penanggulangan '- Simulasi Tanggap Darurat '- Pengayaan Lain-lain (berkaitan dgn pek. Beresiko Tinngi) '- Traffic Management '- Pengayaan
Ket : Pelaksanaan Materi Pelatihan dilaksanakan saat Safety Talk setiap, Jumat jam07.30 - Selesai
Gambar 63. Jadwal Program SHE Training 56
Dec-12
9-Nov-12 23-Nov-12 7 Dec-12
21 Dec-12
Gambar 64. Pelaksanaan SHE Training
57
11. Pemakaian APD pada pekerjaan Alat Pelindung Diri (APD) adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di sekelilingnya. Peralatan standar pada pekerjaan adalah helm proyek, tali helm, kacamata pelindung, masker, tutup telinga, sarung tangan, sabuk pengaman dan sepatu safety. Penggunaannya sendiri menyesuaikan lokasi dan jenis risiko bahaya pekerjaan.
Gambar 65. APD Standar pada Pekerjaan PT. PP (Persero), Tbk. memiliki standar tersendiri untuk helm proyek, satandar tersebut seperti dijelaskan pada gambar di bawah.
Gambar 66. Helm Standar pada Pekerjaan
58
Gambar 67. Pemakaian Helm Kerja dan Sepatu Safety
Gambar 68. Pemakaian Life Jacket
Gambar 69. Pemakaian Ear Muff, Sarung Tangan dan Safety Glass 59
12. Aplikasi K3L pada Penggunaan Alat Berat Proyek ini adalah proyek yang padat alat berat, oleh karena itu pengawasan K3L pada penggunaan alat berat harus benar-benar diperhatikan. Untuk menjamin keamanan pekerjaan, maka operator alat berat harus memiliki surat ijin operator. Dalam rangka mengurangi polusi udara, maka setiap alat berat dan mesin-mesin yang digunakan pada proyek ini dilakukan uji emisi untuk mengetahui kelayakannya.
Gambar 70. Surat Ijin Operator
Gambar 71. Uji Emisi 60
13. Implementasi Housekeeping Demi terciptanya suasana kerja yang nyaman maka penerapan Housekeeping dilaksanakan secara menyeluruh pada lingkungan kerja di kantor, gudang terbuka hingga lokasi kerja di lapangan.
Gambar 72. Implementasi Housekeeping Pada Lingkungan Kantor
Gambar 73. Implementasi Housekeeping Pada Gudang Terbuka
61
Gambar 74. Implementasi Housekeeping pada Pekerjaan Tanah
Gambar 75. Implementasi Housekeeping pada Pekerjaan Pemancangan
Gambar 76. Implementasi Housekeeping pada Pekerjaan Beton
Gambar 77. Implementasi Housekeeping pada Pekerjaan Bronjong 62
14. Rambu-Rambu K3 Rambu-Rambu K3 merupakan instrumen yang digunakan sebagai peringatan kepada seluruh tim Proyek untuk selalu berhati-hati dan mematuhi peraturan K3.
Gambar 78. Pabrikasi Rambu-Rambu K3
Gambar 79. Pemasangan Papan Wajib Baca
Gambar 80. Pemasangan Rambu-Rambu K3
Gambar 81. Pemasangan Railing Pada Lokasi Pekerjaan
63
e. SHE Report Laporan K3 pekerjaan dituangkan dalam laporan bulanan dengan sistem online yang dimonitor dan diaudit secara berkala oleh perusahaan.
Gambar 82. Laporan Bulanan K3L
3.7 PROJECT SOCIAL RESPONSIBILITY Lokasi proyek ini terletak di wilayah dua Kabupaten dengan panjang penanganan lebih dari 72 km. Dengan daerah penanganan yang cukup panjang, proyek ini secara langsung bersinggungan dengan berbagai kondisi lingkungan, ekonomi, sosial dan budaya masyarakat. Kondisi lingkungan eksisting tanggul dan bantaran pada proyek ini terdiri dari : 1. Perkampungan warga dengan rumah semi permanen hingga permanen 2. Lahan pertanian atau kebun garapan warga yang telah dikerjakan selama bertahun – tahun sebelum proyek ini dimulai 3. Lahan penambangan pasir 4. Lahan pengrajin batu bata 5. Lahan dengan pepohonan dan semak belukar 6. Fasilitas penyeberangan sungai (Eretan) dan transportasi warga Kondisi sosial masyarakat di sekitar lokasi proyek merupakan penduduk dengan tingkat pendidikan rendah, hal itu ditunjukkan dengan banyaknya pengangguran dan preman dari hulu ke hilir yang kerap kali mengganggu proses pelaksanaan pekerjaan. Dengan adanya Proyek ini, maka harus dilakukan pembersihan lahan pada eksisting tanggul dan bantaran, dengan kata lain membersihkan seluruh bangunan warga, lahan pertanian, penambang pasir, lahan pengrajin batu bata, pepohonan dan semak belukar serta fasilitas penyeberangan dan transportasi warga.
64
Sebagai wujud kepedulian perusahaan terhadap dampak Proyek ini, maka perusahaan memberikan kerohiman kepada pihak-pihak yang terkena dampak pembersihan lahan. Sedangkan untuk mengganti lahan hijau yang dibersihkan dalam masa kontruksi, Proyek ini melaksanakan Program Penanaman 20.000 pohon yang dilaksanakan di lima Kecamatan (Kecamatan Batu Jaya, Pakis Jaya, Pebayuran, Cabang Bungin, Muara Gembong) dan dua Kabupaten (Kabupaten Karawang dan Bekasi)
Gambar 83. Stok 20.000 Pohon
Gambar 84. Serah Terima Pohon 20.000 Pohon
65
Gambar 85. Pelaksanaan Penanaman 20.000 Pohon Jalan akses menuju lokasi Eretan dan konstruksi bangunan pelengkapnya harus dimodifikasi karena dampak dari peninggian tanggul Sungai Citarum. Proyek melakukan rehabilitasi dan modifikasi terhadap lahan-lahan eretan sebagai wujud kepedulian terhadap pentingnya keberadaan eretan sebagai sarana transportasi dan urat syaraf perekonomian warga.
Gambar 86. Rehabilitasi Dermaga Eretan milik Dinas Perhubungan Proyek ini turut memberdayakan masyarakat sekitar dalam upaya mengurangi pengangguran di lingkungan sekitar. Dalam upaya meningkatkan taraf pendidikan warga sekitar, proyek membangun dua ruang kelas baru di Desa Jaya Laksana dan Batu Jaya. Pembangunan ruang kelas ini diharapkan ke depannya dapat mengurangi tingkat pengangguran dan premanisasi di lokasi ini.
66
Gambar 87. Pembangunan Ruang Kelas Baru SDN Jaya Laksana 02
Gambar 88. Pembangunan Ruang Kelas Baru SMPN 1 Batujaya
67
Gambar 89. Denah Pelaksanaan Penanaman 20.000 pohon dan Ruang Kelas Baru Di bulan Ramadhan, Perusahaan memberikan apresiasi kepada anak-anak panti asuhan Desa Setia Jaya. Tim Proyek mengusung tema buka bersama dalam upaya menjalin hubungan baik dengan masyarakat sekitar.
Gambar 90. Buka Bersama Proyek Citarum Hilir Paket II dengan Panti Asuhan Desa Setia Jaya 3.8 RENCANA KEMITRAAN Proyek ini menjalin kemitraan dengan PT. Lebak Tarum Jaya, PT. Mustika Mirah Makmur, PT. Bayu Tama Darmalaksana dan PT. Indah Anugrah Lestari sebagai subkontraktor untuk pelaksanaan pekerjaan bronjong. Total pekerjaan bronjong yang disubkontraktorkan adalah 2,16 % dari Nilai Kontrak.
68
KINERJA PROYEK KONSTRUKSI INDONESIA 2013
4. INOVASI PELAKSANAAN Dalam rangka memberi nilai tambah Pekerjaan Citarum Hilir Paket II, tim proyek melakukan beberapa inovasi. Inovasi tersebut bertujuan untuk memenuhi target biaya, mutu, waktu, K3 dan lingkungan. 4.1 INOVASI PERUBAHAN LETAK BANGUNAN REGULATOR UNTUK MEMPERMUDAH PEKERJAAAN DAN MEMBERIKAN KEAMANAN STRUKTUR Kali Bungin merupakan anak sungai Citarum yang berada di Kabupaten Karawang dan Bekasi. Dalam rangka mengurangi debit aliran yang masuk, maka direncanakan bangunan regulator di alur sungai Kali Bungin seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah.
Gambar 91. Denah Rencana Letak Bangunan Regulator Setelah mengalami evaluasi baik dari sisi teknis maupun pelaksanaan, pembangunan regulator di alur sungai Kali Bungin kurang direkomendasikan karena: 1. Dasar alur sungai Kali Bungin merupakan tanah endapan yang kurang baik digunakan sebagai pondasi 2. Pembuatan coverdam untuk pembangunan regulator berarti menutup pintu masuk aliran air yang mengalir ke Kali Bungin. Dengan kata lain pembangunan regulator di alur sungai Kali Bungin menyebabkan tidak adanya aliran air ke Kali Bungin yang biasa dimanfaatkan Masyarakat untuk mengairi tambak serta digunakan sebagai sarana transportasi. 3. Potensi jebolnya coverdam yang berupa tanah timbunan baru pada tanah dasar kali yang merupakan tanah lumpur. Tim proyek mereview letak bangunan regulator yang semula berada di alur eksisting Kali Bungin dirubah pada lokasi bantaran pada hulu kali tersebut dengan tujuan untuk penyempurnaan alinyemen, kecepatan dan kemudahan pelaksanan dengan tetap mempertahankan fungsi aliran bagi kepentingan masyarakat.
69
KINERJA PROYEK KONSTRUKSI INDONESIA 2013
Gambar 92. Hasil Evaluasi Letak Rencana Letak Bangunan Regulator 4.2 INOVASI PELAKSANAAN REVETMENT DENGAN L-SYSTEM FORMWORK Revetment adalah suatu konstruksi penahan lereng (slope protection), yaitu struktur miring yang ditempatkan pada kemiringan lereng untuk melindungi dari longsor atau melindungi lereng dari energi hantaman air. Konstruksi revetment bisa berupa pasangan batu, bronjong, kayu atau beton parapet. Konstruksi revetment yang digunakan pada Proyek Citarum Hilir adalah revetment pasangan batu dengan frame beton dengan panjang penanganan 500 m yang terdapat di Desa Sumber Urip, Kecamatan Pebayuran, Kabupaten Bekasi. Pekerjaan revetment adalah pekerjaan yang langsung berhubungan dengan muka air Sungai Citarum. Maka kendala utama dalam pelaksanaannya adalah kenaikan muka air Sungai Citarum yang signifikan dan unpredictable serta kecenderungan muka air tinggi sejak bulan Nopember 2012 hingga April 2013. Kondisi tersebut tidak memungkinkan pelaksanaan pekerjaan revetment dengan bekisting kayu dan phenol film dikarenakan alasan: a. Pabrikasi bekisting kayu cukup lama sehingga tidak memungkinkan untuk berkompetisi dengan kecepatan kenaikan muka air. b. Pemasangan dan pencopotan bekisting kayu dan phenol film cukup lama dan rumit sehingga saat muka air naik tiba-tiba tidak mungkin untuk mencopot kembali bekisting yang sudah terpasang. Dampaknya pekerjaan beton akan terganggu serta bekisting cepat rusak sehingga bisa menyebabkan banyaknya sampah konstruksi. c. Pekerjaan revetment dengan bekisting kayu dan phenol film harus dilaksanakan bertahap dari dasar hingga atas dengan urutan pekerjaan frame beton tahap 1 kemudian pekerjaan batu tahap 1, frame beton tahap 2 kemudian pekerjaan batu tahap 2, kemudian tahap berikutnya sesuai dengan ilustrasi di bawah. Hal tersebut mengakibatkan sequence pekerjaan yang cukup lama padahal banyak waktu tidak efektif akibat kenaikan muka air Sungai Citarum.
70
KINERJA PROYEK KONSTRUKSI INDONESIA 2013
Gambar 93. Ilustrasi Metode Pekerjaan Revetment dengan Bekisting Kayu dan Phenol Film d. Dibutuhkan sequence pekerjaan yang cepat untuk mengimbangi kecepatan kenaikan muka air Sungai Citarum, sehingga apabila dipaksakan dengan penggunaan bekisting kayu dan phenol film, maka mutu pekerjaan revetment tidak akan terjamin. Tim Proyek menyadari bahwa Pekerjaan Revetment merupakan pekerjaan yang terdapat di tepi Sungai Citarum, sehingga kenaikan muka air bukanlah alasan untuk tidak menyelesaikan pekerjaan revetment tersebut sesuai dengan target biaya, mutu, waktu dan K3L. Oleh karena itu muncullah ide sederhana tim proyek untuk berinovasi dengan menciptakan L-System Formwork. L-System Formwork merupakan bekisting plat besi yang didesain khusus untuk pekerjaan revetment. Kelebihan L-System Formwork adalah: a. Instalasi dan bongkar bekisting yang mudah dan cepat sehingga cukup efektif untuk mengatasi kecepatan kenaikan muka air citarum. b. Ketahanan bekisting besi terhadap air,sehingga dapat mengurangi kekhawatiran bekisting rusak saat terendam air. c. Dalam keadaan terdesak, dapat mengurangi proses pembongkaran bekisting saat muka air naik sehingga mempercepat sequence pekerjaan. d. Sequence pekerjaan cukup singkat karena dalam satu segmen revetment, pekerjaan frame beton dapat dilaksanakan serentak dari dasar hingga atas struktur. e. Pekerjaan pasangan batu kali dapat dilaksanakan serentak atau menyesuaikan kondisi muka air (tidak harus dari dasar ke atas) f. Bekisting besi mengurangi sampah konstruksi berupa kayu bekisting dalam upaya mewujudkan program green construction. g. Pekerjaan konstruksi menjadi lebih rapih dan bersih dengan berkurangnya sampah konstruksi tersebut. h. L-System Formwork menghasilkan permukaan beton ekspose, tidak ada plin antar sambungan dan kelurusan beton terjaga.
71
KINERJA PROYEK KONSTRUKSI INDONESIA 2013
Gambar 94. Ilustrasi Bagian-Bagian L-System Formwork
Gambar 95. Ilustrasi Metode Pekerjaan Revetment dengan L-System Formwork
72
KINERJA PROYEK KONSTRUKSI INDONESIA 2013
Gambar 96. Dokumentasi Pelaksanaan Pekerjaan Revetment dengan L-System Formwork
Gambar 97. Dokumentasi Hasil Pelaksanaan Pekerjaan Revetment dengan L-System Formwork
5. REALISASI PELAKSANAAN 5.1 REALISASI METODE PEKERJAAN Pada proyek ini semula berkonsep desain dengan peninggian tanggul tanah di sepanjang sungai utama dan pembuatan tanggul pasangan batu di sepanjang anak sungai, selama pelaksanaannya berkembang menjadi peninggian tanggul di sepanjang sungai utama, pembuatan bangunan pengatur debit di anak sungai serta normalisasi anak sungai. Realisasi metode pekerjaan sendiri sebagai berikut: a. Pekerjaan Persiapan 1. Pekerjaan Mobilisasi
73
KINERJA PROYEK KONSTRUKSI INDONESIA 2013 Pekerjaan Mobilisasi berkaitan dengan pemindahan sumber daya baik material, manusia maupun alat menuju lokasi pekerjaan. Pekerjaan mobilisasi erat kaitannya dengan jalan akses dan traffic management.
Gambar 98. Pekerjaan Mobilisasi Material Sheetpile dan Alat Berat
Gambar 99. Pelaksanaan Traffic Management
74
KINERJA PROYEK KONSTRUKSI INDONESIA 2013 2. Pekerjaan Sementara dan Fasilitas Penyedia Jasa Pekerjaan Sementara dan Fasilitas Penyedia Jasa berkaitan dengan kantor lapangan dan fasilitas-fasilitas penunjang bagi penyedia jasa.
Gambar 100. Pekerjaan Sementara dan Fasilitas Penyedia Jasa 3. Pekerjaan Jalan Masuk dan Jalan Sementara Pekerjaan jalan masuk direncanakan menggunakan lime stone. Jalan masuk dan jalan sementara digunakanuntuk akses jalan masuk alat berat menuju lokasi tanggul.
75
KINERJA PROYEK KONSTRUKSI INDONESIA 2013
Gambar 101. Pekerjaan Jalan Masuk dan Jalan Sementara 4. Pekerjaan Dewatering Pekerjaan di tepi Sungai Citarum erat kaitannya dengan muka air sungai dan muka air tanah, pekerjaan dewatering digunakan untuk mengeringkan lokasi pekerjaan struktur sebelum pelaksanaan konstruksi. Pekerjaan dewatering diawali dengan penimbunan tanah sebagai coverdam sementara. Timbunan tanah diproteksi dengan cerucuk dolken dan sesek bambu. Setelah itu genangan air dipompa keluar dengan menggunakan pompa submersible.
Gambar 102. Pekerjaan Dewatering
76
KINERJA PROYEK KONSTRUKSI INDONESIA 2013 b. Pekerjaan Tanggul Tanah 1. Pekerjaan Pembersihan Lahan dan Stripping Pekerjaan persiapan tanggul tanah dimulai dengan pengukuran cross section dan situasi dengan menggunakan Total Station. Pekerjaan dilanjutkan dengan pengambilan sample tanah dan uji material. Penebangan pohon dengan menggunakan chainsaw.
Gambar 103. Pekerjaan Persiapan dan Stripping 2. Pemasangan Bowplank Bowplank dibuat menggunakan kayu kaso yang dirangkai sesuai dengan profil desain tanggul tanah.
Gambar 104. Pemasangan Bowplank 3. Galian Tanah Dengan Alat Galian tanah dengan Excavator dilanjutkan dengan pemindahan tanah menggunakan dumptruck.
Gambar 105. Galian Tanah dengan Alat 77
KINERJA PROYEK KONSTRUKSI INDONESIA 2013 4. Timbunan Tanah Setempat tanpa Hauling Timbunan tanah setempat tanpa hauling dilaksanakan untuk kondisi jarak borrow area kurang dari 50 meter, pemindahan tanah dengan menggunakan excavator dan bulldozer secara estafet. Pemadatan tanah dengan menggunakan vibratory roller serta pembentukan slope dengan menggunakan excavator.
Gambar 106. Timbunan Tanah Setempat tanpa Hauling 5. Timbunan Tanah Setempat (Hauling 50 – 1500 m) Timbunan tanah setempat hauling dilaksanakan untuk kondisi jarak borrow area lebih dari 50 meter pemindahan tanah menggunakan dumptruck, dihampar dengan Bulldozer. Pemadatan tanah dengan menggunakan vibratory roller serta pembentukan slope dengan menggunakan excavator.
Gambar 107. Timbunan Tanah Setempat (Hauling 50 – 1500 m)
78
KINERJA PROYEK KONSTRUKSI INDONESIA 2013 6. Timbunan Tanah Didatangkan Dipadatkan Timbunan tanah didatangkan dari borrow area yang telah disetujui. pendatangan tanah menggunakan dumptruck dan pemadatan tanah dengan menggunakan vibratory roller.
Gambar 108. Timbunan Tanah Didatangkan dan Dipadatkan
c. Pekerjaan Tanggul Kritis 1. Pekerjaan Struktur Sheetpile Pekerjaan struktur sheetpile dimulai dengan pengadaan sheetpile. Stok sheetpile ditumpuk dengan rapi di stockyard sebelum pelaksanaan pekerjaan. Sheetpile diangkut ke lokasi pemancangan dengan menggunakan truk trailer. Pemancangan sheetpile menggunakan diesel hammer pada as desain. Pekerjaan selanjutnya adalah pabrikasi besi dan perakitan bekisting untuk capping beam. Capping beam dicor dengan menggunakan beton K300.
Gambar 109. Pekerjaan Struktur Sheetpile
79
KINERJA PROYEK KONSTRUKSI INDONESIA 2013 2. Pekerjaan Struktur Bronjong Pekerjaan bronjong dimulai dengan pembuatan coverdam sementara dan proteksi coverdam. Genangan air dipompa ke sungai dengan menggunakan pompa submersible. Pekerjaan dilanjutkan dengan pemancangan dolken sebagai pondasi bronjong dilanjutkan dengan pemasangan bronjong.
Gambar 110. Pekerjaan Struktur Bronjong 3. Pekerjaan Struktur Revetment Pekerjaan revetment dimulai dengan pekerjaan pemancangan minipile dan pembuatan capping beam. Pekerjaan selanjutnya adalah pekerjaan frame beton revetment. Pekerjaan dilanjutkan dengan pekerjaan pasangan batu muka di dalam frame beton tersebut.
Gambar 111. Pekerjaan Struktur Revetment
80
KINERJA PROYEK KONSTRUKSI INDONESIA 2013 4. Pekerjaan Pasangan Batu Kali Pekerjaan dimulai dengan galian tanah pondasi sesuai dengan pondasi pasangan batu. Pekerjaan selanjutnya adalah dewatering dengan menggunakan pompa submersible. Pekerjaan dilanjutkan dengan pasangan batu kali pondasi hingga atas. Setelah pekerjaan pasangan batu dilanjutkan pekerjaan siaran dan plesteran.
Gambar 112. Pekerjaan Pasangan Batu d. Pekerjaan Regulator 1. Pekerjaan Galian Struktur Regulator Galian struktur regulator menggunakan excavator sesuai dengan gambar kerja. Tanah hasil galian diangkut dengan menggunakan dumptruck. Pembuatan proteksi dengan dolken dan sesek bambu. Karena desain galian di bawah muka air tanah, maka dilakukan dewatering dengan pompa submersible.
Gambar 113. Pekerjaan Galian Struktur Regulator
81
KINERJA PROYEK KONSTRUKSI INDONESIA 2013 2.
Pekerjaan Lantai Regulator Pekerjaan lantai dimulai dengan pemancangan minipile dan bobokan kepala minipile. Pekerjaan dilanjutkan dengan lantai kerja beton K100. Bekisting dan pembesian dilanjutkan dengan pengecoran beton K225 untuk regulator.
Gambar 114. Pekerjaan Lantai Kerja Regulator 3.
Pekerjaan Besi dan Bekisting Regulator Pekerjaan bekisting dan pembesian dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja.
Gambar 115. Pekerjaan Besi dan Bekisting Regulator
82
KINERJA PROYEK KONSTRUKSI INDONESIA 2013 4.
Pekerjaan Beton K225 Regulator Pekerjaan Beton K225 dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja dengan metode step by step.
Gambar 116. Pekerjaan Beton K225 Regulator 5.
Galian Alur Sudetan Kali Bungin Galian alur sudetan Kali Bungin setelah pekerjaan struktur regulator selesai.
Gambar 117. Galian Alur Sudetan Kali Bungin
83
KINERJA PROYEK KONSTRUKSI INDONESIA 2013 e. Galian Normalisasi Sungai 1.
Pekerjaan Normalisasi Sungai dan Proteksi Hasil Galian Pekerjaan normalisasi dengan menggunakan excavator + ponton
Gambar 118. Pekerjaan Normalisasi Sungai
84
KINERJA PROYEK KONSTRUKSI INDONESIA 2013 5.2 REALISASI PROGRES PEKERJAAN Pekerjaan tanah yang semula menurut master schedule di-spreading secara linier di tahun 2012 dan 2013, namun pelaksanaan di lapangan secara frontal memadatkan schedule pekerjaan tanah di tahun 2012 untuk menghindari adanya prediksi cuaca yang mengatakan bahwa di tahun 2013 Indonesia hanya kering sekejap, yang artinya musim penghujan akan berlangsung lama di tahun 2013. Berkat kerja keras dan ketepatan strategi Tim Proyek, maka pada akhir tahun 2011 Proyek ini mampu menyerap penuh pagu anggaran 2011 sesuai dengan master schedule yaitu dengan realisasi progres pekerjaan sebesar 13,587 %. Pada akhir tahun 2012, Proyek ini kembali membuktikan kinerja baik dengan mendulang realisasi progres sebesar 66,595 % atau surplus progres pekerjaan sebesar 19,080 % dari rencana pekerjaan sebesar 47,515 %.
Gambar 119. Realisasi Progres Pekerjaan Anomali cuaca yang terjadi pada tahun 2013 dengan curah hujan tinggi serta musim kemarau yang cenderung basah dengan musim penghujan dari bulan Oktober 2012 sampai dengan bulan September 2013. Secara luas dampak anomali cuaca tersebut berpengaruh kepada seluruh proyek sumber daya air di Indonesia. Kenaikan muka air yang cenderung tidak dapat dikendalikan mengakibatkan turunnya kinerja sebagian besar proyek sumber daya air yang ada. Pada proyek ini, anomali cuaca tersebut mengakibatkan seluruh lokasi pekerjaan terendam air di akhir tahun 2012 hingga sepanjang pertengahan tahun 2013. Namun, kondisi tersebut sudah lama diantisipasi oleh tim proyek dengan percepatan pekerjaan pada tahun 2012 sehingga surplus pekerjaan masih dapat dipertahankan. 85
KINERJA PROYEK KONSTRUKSI INDONESIA 2013 5.3 REALISASI QUALITY PLAN Pada proyek ini aspek Quality Plan berjalan sesuai diharapkan. Berkat koordinasi dan monitoring dari Quality Control Officer dengan segenap tim proyek, maka dihasilkan kualitas produk yang baik. a. Pekerjaan Pemancangan Pekerjaan pemancangan sheetpile sesuai elevasi rencana, lurus dan rapi, lengkungan tidak patah sesuai dengan Quality Target yang telah disepakati tim proyek.
Gambar 120. Realisasi Pekerjaan Pemancangan Sheetpile
Gambar 121. Realisasi Hasil Pengujian Material Sheetpile
86
KINERJA PROYEK KONSTRUKSI INDONESIA 2013
b. Pekerjaan Beton Pekerjaan beton sesuai elevasi rencana, lurus, lengkungan tidak patah, warna seragam, tidak plin dan tidak keropos sesuai dengan Quality Target yang telah disepakati tim proyek.
Gambar 122. Realisasi Pekerjaan Beton
Gambar 123. Realisasi Hasil Pengujian Kualitas Material Beton 87
KINERJA PROYEK KONSTRUKSI INDONESIA 2013
c. Pekerjaan Tanah Pekerjaan tanah elevasi sesuai rencana, lurus, lengkungan tidak patah ,kondisi padat minimal 90 %, rata permukaan sesuai dengan Quality Target yang telah disepakati tim proyek.
Gambar 124. Realisasi Pekerjaan Tanah
Gambar 125. Realisasi Hasil Pengujian Kualitas Pekerjaan Tanah d. Pekerjaan Bronjong Pekerjaan Bronjong elevasi sesuai rencana, lurus, kawat terisi padat , rata permukaan , warna batu seragam sesuai dengan Quality Target yang telah disepakati tim proyek.
Gambar 126. Realisasi Pekerjaan Bronjong 88
KINERJA PROYEK KONSTRUKSI INDONESIA 2013
Gambar 127. Realisasi Hasil Pengujian Kualitas Material Bronjong e. Pekerjaan Pasangan Batu Kali Pekerjaan pasangan batu kali elevasi sesuai rencana, lurus, warna batu seragam, siaran seragam, ban-banan lurus dan rapi sesuai dengan Quality Target yang telah disepakati tim proyek.
Gambar 128. Realisasi Pekerjaan Pasangan Batu Kali
Gambar 129. Realisasi Hasil Pengujian Kualitas Material Pasangan Batu
89
KINERJA PROYEK KONSTRUKSI INDONESIA 2013 5.4 REALISASI SAFETY PLAN Pada proyek ini aspek Safety Plan berjalan sesuai diharapkan. Personel proyek, subkon, dan pekerja proyek memiliki kesadaran akan pentingnya keselamatan. Agenda kegiatan untuk meningkatkan kesadaran berupa SHE Talk, SHE Patrol, SHE Meeting, dll berjalan dengan baik. Dengan penerapan Safety Plan yang baik, proyek ini termasuk dalam kategori zero accident. 5.5 PERMASALAHAN PEKERJAAN a. Permasalahan Teknis 1. Anomali cuaca di tahun 2013 dengan curah hujan tinggi serta musim kemarau yang cenderung basah. Anomali cuaca yang terjadi pada tahun 2013 dengan curah hujan tinggi serta musim kemarau yang cenderung basah dengan musim penghujan dari bulan Oktober 2012 sampai dengan bulan September 2013 berdampak kepada kenaikan muka air Sungai Citarum. 2. Kenaikan Muka Air yang Signifikan dan Tiba-Tiba, Baik Saat Musim Penghujan Maupun Musim Kemarau Proyek ini berada di sisi hilir Sungai Citarum, aliran air yang mengalir pada proyek ini berasal dari Daerah Aliran Sungai Citarum dengan luas sekitar 6.614 km2 yang melingkupi 9 Kabupaten (Cianjur, Bandung, Sumedang, Indramayu, Subang, Purwakarta, Bandung Barat, Bekasi dan Karawang) dan 3 Kota (Cimahi, Bandung dan Bekasi). Dengan kata lain kenaikan muka air di lokasi proyek tidak hanya disebabkan oleh hujan di Lokasi Proyek ini sendiri melainkan disebabkan oleh kumulatif hujan di daerah cakupan aliran sungai citarum dari wilayah hulu sampai dengan hilir. Kenaikan muka air disebabkan oleh Pengaturan outflow dari Waduk Jatiluhur, Cirata dan Saguling. Oleh karena itu kenaikan muka air di sepanjang proyek ini cukup signifikan dan cenderung tiba-tiba serta unpredictable.
Gambar 130. Dokumentasi Kenaikan Muka air Untuk mengatasi masalah tersebut, tim proyek selalu berkoordinasi dengan Pengelola waduk Jatiluhur dan selalu memonitor kondisi cuaca dari daerah Hulu hingga Hilir Sungai Citarum. Tim proyek juga melaksanakan percepatan pekerjaan tanggul tanah untuk mengantisipasi naiknya muka air Sungai Citarum. Tim proyek menggunakan metode90
KINERJA PROYEK KONSTRUKSI INDONESIA 2013 metode yang mudah dan cepat untuk diaplikasikan untuk mengantisipasi kenaikan muka air sungai yang signifikan dan tiba-tiba. 3. Karakteristik tanah eksisting yang berbeda-beda Karakteristik tanah eksisting yang berbeda-beda tiap lokasi sehingga dibutuhkan banyak sekali soil investigation untuk menentukan struktur yang tepat pada tiap lokasi tersebut. 4. Kondisi Jalan Akses Eksisting Jalan akses eksisting yang rusak parah menyebabkan sulitnya mobilisasi alat dan material menuju lokasi pekerjaan. Untuk kelancaran akses kendaraan berat yang melewati jalan eksisting yang rusak parah, maka tim proyek melakukan koordinasi yang intensif dengan Dinas Binamarga setempat untuk segera merealisasikan program yang pernah dicanangkan yaitu betonisasi sepanjang 36 km dari Pebayuran sampai dengan Muara Gembong untuk kelancaran akses.
Gambar 131. Dokumentasi Jalan Akses ke Lokasi Pekerjaan
Gambar 132. Dokumentasi Perbaikan Jalan Akses oleh Dinas Bina Marga 91
KINERJA PROYEK KONSTRUKSI INDONESIA 2013
b. Permasalahan Ekonomi, Sosial, Budaya dan Lingkungan 1. Banyak Terdapat Rumah - Rumah Liar pada Bantaran dan Tanggul Eksisting Sungai Citarum mengalami pergerakan karena gerusan air, sedimentasi dan berbagai faktor lain. Oleh karena itu banyak daerah bantaran yang hilang dan menyebabkan rumahrumah yang dulunya berada jauh dari bibir sungai, sekarang terlihat berada di bantaran sungai, akibatnya ada pula lahan milik warga yang mempunyai sertifikat kepemilikan di sekitar bantaran sungai. Di sisi lain, kelemahan pengawasan sampai dengan kenakalan beberapa oknum yang berwenang menjadi faktor berdirinya rumah-rumah di bantaran sungai bahkan di badan tanggul.
Gambar 133. Dokumentasi Rumah-Rumah di Bantaran dan Badan Tanggul Eksisting Tim proyek merekrut Humas dari lingkungan sekitar untuk berkoordinasi dan melakukan sosialisasi dalam upaya pembersihan lokasi tersebut dari bangunan-bangunan liar milik warga. Di sisi lain, dilandasi rasa sosial tim proyek juga memberikan kerohiman kepada warga yang bangunannya harus dirubuhkan. 2. Bantaran sungai dan tanggul yang menjadi lahan garapan palawija maupun pohon produktif dan sudah dikerjakan warga setempat selama bertahun – tahun. Sama seperti rumah-rumah di bantaran, berbagai faktor menyebabkan maraknya lahanlahan garapan warga di bantaran dan badan tanggul eksisting. Faktor ekonomi juga menjadi faktor utama bagi penduduk yang sebagian besar mata pencahariannya sebagai petani atau pecocok tanam.
92
KINERJA PROYEK KONSTRUKSI INDONESIA 2013
Gambar 134. Dokumentasi Lahan Garapan Warga di Bantaran dan Badan Tanggul Eksisting Tim proyek melalui tim Humas selalu berkoordinasi dan melakukan sosialisasi dalam upaya pembersihan lokasi tersebut dari hal-hal yang dapat mengurangi kapasitas debit sungai citarum. Di sisi sosial tim proyek juga memberikan kerohiman kepada warga yang berhubungan dengan lahan tersebut. Selain tanaman produktif, banyak pula pohon-pohonan dan semak belukar di sepanjang paket pekerjaan ini. Dari segi sosial, pembersihan lahan ini berhubungan dengan pemilik tanaman dan dari segi lingkungan, pembersihan lahan ini berdampak pada berkurangnya lahan hijau.
Gambar 135. Dokumentasi Pepohonan dan Semak Belukar 3.
Praktek Penambangan Pasir dan Kegiatan Pengrajin Batu Bata Praktek penambangan pasir secara liar di sepanjang aliran Sungai Citarum merupakan usaha yang sudah lama berjalan di lingkungan masyarakat sekitar proyek. Hal ini jelas mengganggu proses pelaksanaan konstruksi tanggul karena praktek penyedotan pasir menyebabkan rusaknya struktur bantaran sungai yang akhirnya menyebabkan perubahan morfologi sungai. Di samping itu pengangkutan pasir dengan menggunakan dumptruck yang melewati badan tanggul dan bantaran mengakibatkan perawatan tanggul yang cukup berat.
93
KINERJA PROYEK KONSTRUKSI INDONESIA 2013
Gambar 136. Dokumentasi Praktek Penambangan Pasir Liar Selain pertambangan pasir, banyak pula pengrajin bata di sepanjang Paket Pekerjaan. Penempatan batu bata hasil produksi batu bata mengakibatkan sulitnya akses jalan melintasi badan tanggul. Disamping itu, metode perajin dengan pengambilan tanah bantaran mengakibatkan lubang-lubang di bantaran yang merusak estetika pekerjaan.
Gambar 137. Dokumentasi Kegiatan Pengrajin Batu Bata 4.
Banyak Terdapat Oknum Masyarakat yang Memanfaatkan Situasi Karena Rendahnya Tingkat Pendidikan Masyarakat Setempat Kondisi sosial masyarakat di sekitar lokasi proyek merupakan penduduk dengan tingkat pendidikan rendah, hal tersebut ditunjukkan dengan banyaknya pengangguran dan preman dari hulu ke hilir yang kerap kali mengganggu proses pekerjaan proyek ini. Tingkat kepedulian terhadap pentingnya proyek ini ditunjukkan dengan banyaknya oknum masyarakat yang ingin mencari-cari kesempatan untuk mencari keuntungan dari Proyek. Bahkan tidak jarang terjadi pemberhentian truk material, truk mixer serta pemberhentian pekerjaan yang “ujung-ujungnya uang”. Tim proyek sudah melakukan berbagai cara dalam mengatasi kondisi sosial masyarakat, namun tindak anarkis oknum warga mulai muncul dengan terjadinya pembakaran 1 unit excavator saat jam istirahat operator.
94
KINERJA PROYEK KONSTRUKSI INDONESIA 2013
Gambar 138. Dokumentasi Excavator yang Dibakar oleh Oknum Warga 5.
Banyak Terdapat Eretan (Sarana Penyeberangan Sungai) yang Merusak Tanggul Sepanjang Wilayah Penanganan Eratan merupakan sarana penyeberangan sungai yang terdapat di sepanjang Sungai citarum. Eretan berupa kapal kecil tanpa mesin yang menggunakan tali atau sling penghubung yang diikatkan ke dua sisi bibir sungai sehingga memungkinkan pengemudi eretan menggerakkan kapal eretan tersebut untuk menyeberangi sungai. Sebagai prasarana eretan tersebut terdapat dermaga eretan yang dapat berupa oprit sederhana dari bentukan tanah sekitar atau berupa dermaga dengan konstruksi beton. Keberadaan eretan ini menyebabkan tidak terhubungnya tanggul pada jalan masuk eretan tersebut.
Gambar 139. Dokumentasi Prasarana Penyeberangan Sungai (Eretan)
95
KINERJA PROYEK KONSTRUKSI INDONESIA 2013 DOKUMENTASI PROYEK
a. Foto bagian bangunan yang sudah selesai (dari berbagai sudut) ukuran 5R b. Foto bangunan dalam proses (tahap pelaksanaan) ukuran 5R (Terlampir)
Jakarta, 10 Oktober 2013 Corporate Secretary PT. PP (Persero) Tbk
Ir. Taufik Hidayat, M.Tech
96
KINERJA PROYEK KONSTRUKSI INDONESIA 2013
DOKUMENTASI FOTO PEKERJAAN MOBILISASI Proses Pekerjaan
Hasil Pekerjaan
97
KINERJA PROYEK KONSTRUKSI INDONESIA 2013 PEKERJAAN SEMENTARA DAN FASILITAS PENYEDIA JASA Proses Pekerjaan
Hasil Pekerjaan
98
KINERJA PROYEK KONSTRUKSI INDONESIA 2013 PEKERJAAN JALAN MASUK DAN JALAN SEMENTARA Proses Pekerjaan
Hasil Pekerjaan
99
KINERJA PROYEK KONSTRUKSI INDONESIA 2013
PEKERJAAN DEWATERING Proses Pekerjaan
Hasil Pekerjaan
100
KINERJA PROYEK KONSTRUKSI INDONESIA 2013
PEKERJAAN TANGGUL TANAH Proses Pekerjaan
Hasil Pekerjaan
101
KINERJA PROYEK KONSTRUKSI INDONESIA 2013 PEKERJAAN KONSTRUKSI SHEETPILE Proses Pekerjaan
Hasil Pekerjaan
102
KINERJA PROYEK KONSTRUKSI INDONESIA 2013 PEKERJAAN KONSTRUKSI BRONJONG Proses Pekerjaan
Hasil Pekerjaan
103
KINERJA PROYEK KONSTRUKSI INDONESIA 2013
PROSES PEKERJAAN KONSTRUKSI REVETMENT Proses Pekerjaan
Hasil Pekerjaan
104
KINERJA PROYEK KONSTRUKSI INDONESIA 2013
PEKERJAAN KONSTRUKSI BATU KALI Proses Pekerjaan
Hasil Pekerjaan
105
KINERJA PROYEK KONSTRUKSI INDONESIA 2013 PEKERJAAN REGULATOR Proses Pekerjaan
Hasil Pekerjaan
106
KINERJA PROYEK KONSTRUKSI INDONESIA 2013 PEKERJAAN NORMALISASI SUNGAI Proses Pekerjaan
Hasil Pekerjaan
107