PROSES PELAKSANAAN PROGRAM KEMITRAAN SEBAGAI TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN PT.ADHI KARYA (PERSERO).TBK (Studi Deskriptif Program Kampung Adhi di Desa Kota Batu Ciomas,Bogor) Ratu Novtatia Intan Permata , Fitriyah Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, Depok, 16424, Indonesia Email:
[email protected]
Abstrak Skripsi ini bertujuan untuk menggambarkan proses pelaksanaan program kemitraan PT.Adhi Karya (Persero).Tbk secara klaster yang bernama Kampung Adhi yang berlokasi di Ciomas,Bogor khususnya di Desa Kota Batu serta kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Hasil penelitian menunjukan pelaksanaan program belum dijalankan secara maksimal seperti kegiatan monitoring yang belum dijalankan secara berkala dan mitra binaan tidak mengikuti pembinaan.Selain itu dalam pelaksanaannya juga menghadapi berbagai kendala yang menghambat perkembangan program dan kegiatan usaha. Kata Kunci : Program Kemitraan, UMKM ,UMKM Berpola Klaster
Process of Implementation of Partnership Program as a Corporate Social Responsibility PT.Adhi Karya (Persero).Tbk (Descriptive Studies Kampung Adhi Program in Desa Kota Batu Ciomas,Bogor) Abstract This thesis aims to describe the process of implementation of the partnership program PT.Adhi Karya (Persero).Tbk in a cluster named village of Adhi located in Ciomas, Bogor especially in Desa Kota Batu and obstacles faced in the implementation of the program. This thesis using qualitative method with descriptive research step. The results show the program has not run optimally such as monitoring activities that has not been executed periodically and mitra binaan not follow the guidance. In Addition, implementation are also also face many obstacles that hindering development programs and business activities. Keyword : Partnership Program; Small and Medium Enterprises (SMEs);SMEs Clusters
Pendahuluan Konsep tanggung jawab sosial perusahaan telah banyak dikembangkan saat ini oleh beberapa ahli diantaranya ,berdasarkan Draft ISO 26000 dalam Suharto (2010:10) CSR/Tanggung Jawab Sosial Perusahaan adalah tanggung jawab sebuah organisasi terhadap dampak-dampak dari keputusan-keputusan dan kegiatan-kegiatannya pada masyarakat dan lingkungan yang diwujudkan dalam bentuk perilaku transparan dan etis yang sejalan dengan pembangunan
berkelanjutan
termasuk
kesehatan
dan
kesejahteraan
Proses pelaksanaan..., Ratu Novtatia Intan Permata, FISIP, 2014
masyarakat;
mempertimbangkan harapan pemangku kepentingan, sejalan dengan hukum yang ditetapkan dan norma-norma perilaku internasional; serta terintegrasi dengan organisasi secara menyeluruh. Tanggung jawab sosial perusahaan mermitraakan salah satu mitraaya yang mulai dikembangkan pemerintah saat ini dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan cara menjalin kerja sama dengan pihak swasta seperti perusahaan. Dimana dalam UndangUndang No 11 tahun 2009 jelas dikatakan bahwa masyarakat mempunyai kesempatan yang seluas-luasnya untuk berperan dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial. Peran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan oleh : perseorangan; keluarga; organisasi keagamaan; organisasi sosial kemasyarakatan; lembaga swadaya masyarakat; organisasi profesi; badan usaha; lembaga kesejahteraan sosial; dan lembaga kesejahteraan sosial asing. Sebagaimana dimaksud badan usaha juga memiliki peran dalam mitraaya meningkatkan kesejahteraan sosial yaitu melalui program tanggung jawab sosial perusahaanya. Hal ini juga tertuang dalam UU 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yaitu Pasal 74 ayat 1 menyebutkan bahwa Perseroan Terbatas yang menjalankan usaha di bidang dan/atau bersangkutan dengan sumber daya alam wajib menjalankan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Kemudian pada UU No.25 tahun 2007 pasal 15 (b) menyatakan bahwa setiap penanaman modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial korporat. Perusahaan Negara/Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mermitraakan perusahaan yang juga melaksanakan program tanggung jawab sosial perusahaan melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL).PKBL mermitraakan program pembinaan usaha kecil dan pemberdayaan kondisi lingkungan melalui pemanfaatan dana dari sebagian laba perusahaan. Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara BUMN No : Per-05/MBU/2007 tanggal 27 April 2007 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan, seluruh Perusahaan Negara/BUMN diwajibkan melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat dan lingkungan. Bentuk dari program kemitraan adalah melalui pemberian pinjaman untuk modal kerja dan/atau pembelian aktiva tetap produktif. Program ini bertujuan memberdayakan usaha kecil dengan ekonomi lemah untuk meningkatkan produktivitas produksi dan meningkatkan kualitas lingkungan. Kontribusi BUMN terhadap pengembangan usaha kecil melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan, dalam kurun waktu tahun 2005-2009 terlihat dari besaran dana yang telah disalurkan untuk Program Kemitraan sebesar Rp 8,56 Triliun dengan akumulasi jumlah mitra binaan sampai dengan tahun 2009 mencapai 640.417 orang/unit kerja. Sedangkan dana
Proses pelaksanaan..., Ratu Novtatia Intan Permata, FISIP, 2014
Bina Lingkungan yang telah disalurkan oleh BUMN selama kurun waktu 2005-2009 seluruhnya mencapai sebesar Rp 1,98 Triliun. (Masterplan KBUMN,2010) Salah satu perusahaan yang melaksanakan program kemitraan dan bina lingkungan adalah PT.Adhi Karya (Persero)Tbk. PT.Adhi Karya (Persero).Tbk sebagai perusahaan yang termasuk dalam perusahaan milik Negara atau BUMNdiwajibkan melaksanakan dua bentuk tanggung jawab sosial perusahaan yaitu tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility)serta
Program
Kemitraan
dan
Bina
Lingkungan
(PKBL).
Dalam
pelaksanaannya, bentuk kegiatan CSR PT.Adhi Karya (Persero).Tbk cenderung dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat terdekat lokasi proyek pembangunan dan dana yang disalurkan semua berbentuk hibah atau diberikan secara cuma-cuma seperti pemberian bantuan pembangunan masjid, sekolah dan sebagainya. Sedangkan bentuk kegiatan PKBL terbagi menjadi dua dengan fokus kegiatan yang berbeda yaitu pertama, bentuk kegiatan program kemitraan berbentuk pemberian pinjaman dana usaha untuk usaha kecil dan kedua, untuk bina lingkungan bentuk kegiatan yang dilaksanakan berfokus pada peningkatan kualitas lingkungan. PT.Adhi Karya (Persero)Tbk mermitraakan salah satu perusahaan yang mulai menerapkan mitra binaan yang tidak hanya berbentuk individu akan tetapi berbentuk kelompok atau klaster melalui program kemitraan dan bina lingkungan (PKBL). Pelaksanaan program kemitraan dengan menggunakan pola klaster telah dilakukan PT.Adhi Karya diberbagai sektor seperti peternakan sapi di daerah Sumedang yang telah berhasil berkembang serta mendapatkan penghargaan dari BUMN Hijau Lestari, dan juga dari sektor industri kerajinan Bambu Pring Ijo Yogyakarta yang telah berkembang. Salah satu program klaster yang sedang dijalankan PT.Adhi Karya adalah Program Kampung ADHI yang berlokasi di Ciomas,Bogor. Dalam pelaksanaannya PT. Adhi Karya bekerja sama dengan Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) Universitas Pancasila (MITRA). Kampung Adhi merupakan kelompok mitra binaan yang bergerak pada bidang usaha sepatu dan sandal yang berlokasi di Ciomas, Bogor. Dan dalam mendukung pengembangan usaha mitra binaan, pihak pelaksana yaitu PT. Adhi Karya juga memberikan pelatihan dan pendampingan yang dapat mendukung keberhasilan usaha mitra binaan. Pelaksanaan program yang telah berjalan dari tahun 2011 ini cenderung mengalami penurunan dan ada pula yang berhenti khususnya mitra binaan yang terdapat di wilayah Kota Batu. Berdasarkan data tersebut, khususnya pada wilayah Kota Batu dari total jumlah 13 mitra binaan pada wilayah tersebut hanya ada 1 mitra binaan yang lancar dalam mengembalikan pinjaman sedang yang lainnya macet, ini juga sesuai dengan data yang
Proses pelaksanaan..., Ratu Novtatia Intan Permata, FISIP, 2014
diperoleh melalui buku nasabah mitra binaan. Pada buku nasabah program kemitraan dengan wilayah binaan Kota Batu, banyak dari mitra binaan mulai macet atau berhenti membayar dibulan ke dua atau empat dari target pelunasan 24 bulan atau 2 tahun.Untuk itu, dalam penelitian ini dikaji lebih mendalam hal apa yang membuat banyak dari mitra binaan sulit untuk berkembang dibandingkan mitra binaan PT.Adhi Karya (Persero).Tbk lainnya yang dapat berkembang pesat hingga dapat mengekspor produknya hingga keluar negeri. Berdasarkan hal tersebut, maka pertanyaan penelitian adalah 1. Bagaimana Proses Pelaksanaan Program Kemitraan PT.Adhi Karya (Persero).Tbk melalui program Kempung Adhi di Desa Kota Batu, Ciomas Bogor? 2. Hal-hal apa yang menjadi kendala dalam implementasi program Kampung Adhi di Desa Kota Batu, Ciomas Bogor? Kerangka Konsep Dalam bagian ini akan dibahas mengenai pengertian yang antara lain mengenai kesejahteraan sosial dengan tanggung jawab sosial perusahaan dimana didalamnya terdapat penjelasan mengenai Program Kemitraan dan Bina Lingkungan dan juga terdapat teori mengenai UMKM serta teori pemberdayaan. Konsep kesejahteraan sosial munurut Midgley (1995:5)yaitu kesejahteraan sosial sebagai suatu keadaan atau kondisi kehidmitraan manusia yang tercipta ketika berbagai permasalahan sosial dapat dikelola dengan baik, ketika kebutuhan manusia dapat terpenuhi dan ketika kesempatan sosial dapat dimaksimalkan.Dalam Undang-Undang No 11 tahun 2009 jelas dikatakan bahwa masyarakat mempunyai kesempatan yang seluas-luasnya untuk berperan dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial. Peran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan oleh :perseorangan;keluarga;organisasi keagamaan;organisasi sosial kemasyarakatan;lembagaswadaya
masyarakat;organisasi
profesi;badan
usaha;lembaga
kesejahteraan sosial; danlembaga kesejahteraan sosial asing.Sebagaimana dimaksud badan usaha juga memiliki peran dalam mitraaya meningkatkan kesejahteraan sosialmelalui program tanggung jawab sosial perusahaanya. Konsep tanggung jawab sosial perusahaan telah banyak dikembangkan oleh beberapa ahli diantaranya, menurut Rudito dan Famiola (2013:1) dimana pada dasarnya CSR atau Tanggung Jawab Sosial Perusahaan adalah sebuah kebutuhan bagi korporat untuk dapat berinteraksi dengan komunitas lokal sebagai bentuk masyarakat secara keseluruhan. Model pelaksanaan tanggung jawab sosial setiap perusahaan berbeda-beda karena memiliki tujuan dan pencapaiannya masing-masing. Menurut Saidi dan Abidin (2004, 64-65) Pola atau Model
Proses pelaksanaan..., Ratu Novtatia Intan Permata, FISIP, 2014
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan yang umum diterapkan di Indonesia yaitu salah satunya adalah bermitra dengan pihak lain. Perusahaan menyelenggarakan tanggung jawab sosial perusahaan melalui kerja sama dengan lembaga sosial atau organisasi non pemerintah, instansi pemerintah, universitas atau media massa, baik dalam mengelola dana mamitraun dalam melaksanakan kegiatan sosialnya. Program Kemitraan dan Bina Lingkungan mermitraakan salah satu bentuk tanggung jawab sosial perusahaan wajib dijalankan setiap BUMN berdasarkan Peraturan Menteri Negara BUMN No.: Per-05/MBU/2007 tanggal 27 April 2007 yang sekarang telah mengalami perubahan menjadi Per-08/MBU/2013 tanggal 10 September 2013. Program kemitraan BUMN dengan usaha kecil, yang selanjutnya disebut program kemitraan, adalah program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN. Program Bina Lingkungan, yang selanjutnya disebut program BL, adalah program pemberdayaan kondisi sosial masyarakat oleh BUMN melalui pemanfaatan dana BUMN. Berkaitan dengan usaha kecil terdapat beberapa konsep antara lain menurut Tambunan (2012:11) UMKM adalah unit usaha produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha disemua sektor ekonomi. Dalam Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) juga tercantum pengertian serta kriteria UMKM. Tambunan (2012:53) mengungkapkan sebagian besar permasalahan yang dihadapi UMKM adalah keterbatasan modal dan kesulitan pemasaran. Saat ini program kemitraan tidak hanya berbentuk individu saja melainkan klaster. Porter (1998) mendefinisikan klaster sebagai konsentrasi geografis dari berbagai perusahaan dan institusi yang memiliki keterkaitan dalam rana/jenis usaha tertentu.Porter (1998) juga mengelaborasikan beberapa keuntungan kompetitif dari pendekatan klaster, salah satunya yaitu Efisiensi. Kedekatan geografis akan berdampak terhadap pengurangan biaya dalam operasionalisasi (transportasi dan komunikasi) dan biaya produksi. Serta memungkinkan efisiensi lainnya, seperti pembiayaan bersama (cost sharing) dan pembagian risiko (risk sharing).Sedangkan menurut Scorsone (2002) klaster UMKM yang berbasis pada komunitas publik memiliki manfaat baik bagi UMKM itu sendiri yang salah satunya adalah akses pada pertukaran informasi dan patokan kinerja.UMKM yang tergabung dalam klaster dapat dengan mudah memonitor dan bertukar informasi mengenai kinerja smitraplier dan nasabah potensial. Dorongan untuk inovasi dan teknologi akan berdampak pada peningkatan produktivitas dan perbaikan produk.Selain itu menurut Bappenas (2005) Klaster dapat membawa manfaat yang
Proses pelaksanaan..., Ratu Novtatia Intan Permata, FISIP, 2014
lebih besar bagi dunia usaha dan ekonomi di wilayah yang bersangkutan dimana salah satunya yaitu memperkuat hubungan sosial dan hubungan informal lainnya yang dapat menumbuhkan penciptaan ide dan bisnis baru. Dalam peraturan Menteri Negara BUMN No Per-08/MBU/2013 ini terdapat beberapa penjelasan tata cara pelaksanaan PKBL itu sendiri dimana salah satunya mengenai kewajiban yang harus diikuti oleh mitra binaan yang telah ditetapkan yaitu antara lain melaksanakan kegiatan usaha sesuai dengan rencana yang telah disetujui oleh BUMN Pembina, membayar kembali pinjaman secara tepat waktu sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati, menyampaikan laporan perkembangan usaha secara periodik kepada BUMN Pembina.Mitra binaan yang mengalami kemacetan dapat dilakukan usaha-usaha yaitu pemulihan pinjaman dengan
cara
penjadwalan
kembali
(rescheduling)
atau
penyesuaian
persyaratan
(reconditioning) apabila memenuhi kriteria antara lain mitra binaan beritikad baik atau kooperatif terhadap mitraaya penyelamatan yang akan dilakukan;Usaha Mitra Binaan masih berjalan dan mempunyai prospek usaha;Mitra Binaan masih mempunyai kemampuan untuk membayar angsuran.Untuk tindakan penyesuaian persyaratan (reconditioning), tunggakan jasa administrasi pinjaman dapat dihapuskan dan/atau beban jasa administrasi pinjaman selanjutnya yang belum jatuh tempo. Tindakan penyesuaian persyaratan (reconditioning) dilakukan setelah adanya tindakan penjadwalan kembali (rescheduling). Untuk melihat bagaimana proses pelaksanaan program Kampung Adhi ini, digunakan teori tahapan pemberdayaan yang dapat membantu menganalisis program tersebut telah sesuai dilaksanakan atau tidak. Berikut penjelasannya, Tahapan Pemberdayaan menurut Adi (2008:244-258),yaitu tahapan pengembangan masyarakat yang biasa dilakukan oleh organisasi pelayanan masyarakat sebagai salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat, antara lain: 1. Tahap Persiapan a. Persiapan Petugas Penyiapan petugas ini terutama diperlukan untuk menyamakan persepsi antaranggota tim sebagai pelaku perubahan mengenai pendekatan apa yang akan dipilih dalam melakukan pengembangan masyarakat. b. Persiapan Lapangan Pada persiapan lapangan, petugas (community worker)akan melakukan penyiapan lapangan. Pada awalnya dilakukan melalui studi kelayakan terhadap daerah yang akan dijadikan sasaran, baik dilakukan secara informal mamitraun formal. Kontak awal ini
Proses pelaksanaan..., Ratu Novtatia Intan Permata, FISIP, 2014
bertujuan agar terdapat „kedekatan‟ antara community worker sebagai pelaku perubahan dan komunitas sasaran. Komunikasi yang baik pada tahap awal biasanya akan mempengaruhi keterlibatan warga pada fase berikutnya. Fase ini juga dikenal dengan sebagai fase engagement dalam suatu proses pemberdayaan masyarakat. 2. Tahap Assesment Proses assessment yang dilakukan disini dilakukan dengan mengidentifikasi masalah (kebutuhan yang dirasakan atau felt needs) atamitraun kebutuhan yang diekspresikan (expressed needs) dan juga sumber daya yang dimiliki komunitas sasaran. 3. Tahap Perencanaan Alternatif Program atau Kegiatan Pada tahap ini pelaku perubahan (community worker) secara partisipatif mencoba melibatkan warga untuk berpikir tentang masalah yang mereka hadapi dan bagaimana cara mengatasinya. Dalam mitraaya mengatasi permasalahan yang ada masyarakat diharapkan dapat memikirkan beberapa alternatif program dan kegiatan yang dapat mereka lakukan. 4. Tahap Pemformulasian Rencana aksi Pada tahap ini pelaku perubahan membantu masing-masing kelompok untuk merumuskan dan menentukan program dan kegiatan apa yang akan mereka lakukan guna mengatasi permasalahan yang ada. 5. Tahap Pelaksanaan Tahap pelaksanaan ini mermitraakan salah satu tahap yang paling krusial dalam proses pengembangan masyarakat karena sesuatu yang sudah direncanakan dengan baik akan dapat melenceng dalam pelaksanaan dilapangan bila tidak ada kerja sama antara pelaku perubahan dan warga masyarakat, mamitraun kerja sama antarwarga 6. Tahap Evaluasi Evaluasi sebagai proses pengawasan dari warga dan petugas terhadap program yang sedang berjalan pada pengembangan masyarakat sebaiknya dilakukan dengan melibatkan warga karena dengan keterlibatan warga pada tahap ini diharapkan akan terbentuk suatu sistem dalam komunitas untuk melakukan pengawasan secara internal sehingga dalam jangka panjang diharapkan akan dapat membentuk suatu sistem dalam masyarakat yang lebih “mandiri” dengan memanfaatkan sumber daya yang ada. Dalam proses ini juga dapat dilakukan perbaikan suatu program jika pencapaian belum sesuai dengan yang diharapkan sehingga perlu dilakukan assessment terhadap permasalahan yang terjadi. 7. Tahap Terminasi
Proses pelaksanaan..., Ratu Novtatia Intan Permata, FISIP, 2014
Tahap ini mermitraakan tahap dimana sudah selesainya hubungan secara formal dengan komunitas sasaran. Dalam melakukan mitraaya-mitraaya pemberdayaan melalui intervensi komunitas, Watson dalam Adi (2008:259) menggambarkan beberapa kendala (hambatan) yang dapat menghalangi terjadinya suatu perubahan (pembangunan) salah satunya adalah Kendala yang Berasal dari Sistem Sosial salah satunya adanya kelompok kepentingan.Adanya suatu kelompok kepentingan dalam masayarakat akan menjadi penghambat proses pemberdayaan karena kelompok kepentingan cenderung tidak memerhatikan kepentingan kelompok lainnya. Metode Penelitian Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran secara lengkap mengenai pelaksanaan program kemitraan PT Adhi Karya (Persero)Tbk. serta menjelaskan kendala dalam pelaksanaan program. Menurut Creswell (2013:4) penelitian kualitatif mermitraakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan.Penelitian deskriptif itu sendiri menurut Neuman (2013:44) adalah menyajikan gambaran yang spesifik mengenai situasi, penataan sosial, atau hubungan. Dalam penelitian ini, informan dipilih melalui teknik purposive sampling dengan jumlah keseluruhan 7 informan yang terdiri dari 2 Staf dari Divisi PKBL PT.Adhi Karya (Persero).Tbk, 1 Staf dari LPM UP dan 4 Mitra Binaan Kampung Adhi khusus yang berlokasi di Desa Kota Batu. Waktu pengumpulan data berlangsung dari periode bulan Desember 2013 sampai dengan Juni 2014. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi beberapa cara, antara lain ; (1) Studi literatur yang dilakukan dengan cara mempelajari materiyang berhubungan dengan penelitian yaitu melalui buku,disertasi, karya ilmiah, majalah ilmiah serta dokumen resmi perusahaan atau instansi pemerintah.(2) Wawancara mendalam (in-depth interview) dengan pihak perusahaan, mitra kerja MITRA dan juga mitra binaan. (3) Observasi terhadap kegiatan program seperti pelaksanaan monitoring. Teknik analisis data yang digunakan adalah berdasarkan Neuman(2013:570) Proses dalam menganalisis data terbagi menjadi 3 yaitu :Data 1, diperoleh melalui pengumpulan data hasil mendengarkan, mengobservasi, dan wawancara pada objek penelitian, data 1 mermitraakan data yang masih belum dikelompokan dan masih mermitraakan data mentah. Kemudian Data 2,mermitraakan data yang diperoleh melalui perekaman suara, perekaman visual, dan catatan lapangan termasuk jotted notes dan ingatan. Dalam penelitian ini perekaman visual tidak dilakukan dalam mengumpulkan data. Dan Data 3, diperoleh melalui
Proses pelaksanaan..., Ratu Novtatia Intan Permata, FISIP, 2014
hasil analisis data yang dilakukan dengan cara pertama, memilah dan menggolongkan data meliputi open coding. Kedua, axial coding dan Ketiga,selective coding. Hasil dan Pembahasan Bagian ini membahas mengenai temuan lapangan yang kemudian dikaitkan dengan teori yang telah dijelaskan sebelumnya. Pembahasan ini akan terbagi menjadi dua yang mermitraakan tujuan dari penelitian ini yaitu menggambarkan pelaksanaan Program Kemitraan UMKM Berpola Klaster Kampung Adhi Ciomas,Bogor dan menjelaskan kendala dalam proses pelaksanaan Kampung Adhi Ciomas,Bogor. A. Proses Pelaksanaan Program Kampung Adhi di Desa Kota Batu,Ciomas Bogor Pelaksanaan
program
Kampung Adhi
di
Desa
Kota
Batu
Ciomas,Bogor
dilatarbelakangi dengan adanya suatu Program yang bernama Program Kemitraan yang dilaksanakan oleh PT.Adhi Karya (Persero).Tbk sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan yang wajib dilaksanakan khususnya oleh setiap BUMN sesuai dengan PeraturanMenteri No 08/MBU/2013. Berdasarkan temuan lapangan, program pembinaaan pengusaha ekonomi lemah telah dilaksanakan oleh PT.Adhi Karya (Persero).Tbk jauh sebelum adanya peraturan. Dengan melihat Undang-Undang No. 11 tahun 2009 dikatakan bahwa masyarakat mempunyai kesempatan yang seluas-luasnya untuk berperan dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial, salah satu peran yang dimaksud diantaranya dapat dilakukan oleh badan usaha. PT.Adhi Karya (Persero).Tbk sebagai salah satu badan usaha telah memperlihatkan perannya dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial dengan menjalankan program kemitraan sebagai salah satu bentuk tanggung jawab sosial perusahaan. Menurut Saidi dan Abidin (2004:64-65) menyatakan setiap perusahaan memiliki pola atau model tersendiri dalam pelaksanaan program tanggung jawab sosial dimana salah satunya adalah dengan cara bermitra dengan pihak lain, begitmitraun dengan model program kemitraan klaster yang dijalankan PT.Adhi Karya (Persero).Tbk. Berdasarkan temuan lapangan, seluruh program Kampung Adhi berjalan dengan bekerja sama dengan pihak lain, salah satunya adalah bermitra dengan Univeristas Pancasila untuk program Kampung Adhi Ciomas,Bogor ini. Proses pelaksanaan program Kampung Adhi di Desa Kota Batu Ciomas,Bogor ini bermula dengan adanya mitra yang mengajukan proposal kerja sama kepada PT.Adhi Karya (Persero).Tbk. Seperti yang dikemukakan oleh Adi mengenai tahapan pemberdayaan (2008:244-258) yang mengatakan tahapan awal dalam pembentukan program pengembangan masyarakat adalah tahapan persiapan petugas yang bertujuan untuk penyamaan persepsi.
Proses pelaksanaan..., Ratu Novtatia Intan Permata, FISIP, 2014
Berdasarkan temuan lapangan, didalam proses pengajuan proposal PT.Adhi Karya (Persero).Tbk menekankan lembaga atau instansi yang ingin bekerja sama khususnya dalam program kemitraan program tersebut harus secara klaster bukan individu. Untuk melakukan penyesuaian dengan keinginan PT.Adhi Karya (Persero).Tbk, mitra yang sebelumnya tidak memiliki mitra binaan secara klaster pun, secara tidak langsung mencari lokasi serta calon mitra binaan baru yang dapat dijadikan klaster.Dalam proses mencari lokasi serta calon mitra binaan baru yang dapat dijadikan klaster ini terlihat mitra tidak melakukan proses Engagement, dimana dalam tahapan pengembangan masyarakat menurut Adi (2008:244-258) diungkapkan juga adanya keharusan melewati tahap Engagement yaitu tahap penjalinan relasi dengan komunitas sasaran. Berdasarkan temuan lapangan, diketahui mitra hanya berhubungan dengan pihak kecamatan saja. Dari hal tersebut terlihat bahwa pemilihan lokasi Ciomas,Bogor tidak dilakukan secara mendalam dan mengetahui secara jelas kebutuhan dari pengusaha daerah tersebut karena tidak adanya proses engagement dengan kelompok sasaran. Tahapan selanjutnya dari proses pelaksanaan program Kampung Adhi Ciomas,Bogor adalah
Survey.
Setelah
mitra
memenuhi
persyaratan
secara
klaster,
selanjutnya
dilaksanakanlah proses survey. Survey yang dilakukan oleh PT.Adhi Karya (Persero).Tbk adalah dengan melaksanakan kegiatan penyuluhan
dengan tujuan untuk melihat secara
langsung kebenaran data dalam proposal yang diajukan oleh mitra serta survey ini juga mermitraakan kegiatan yang dilaksanakan untuk menggali secara mendalam permasalahan yang dihadapi para pengusaha kecil daerah tersebut. Dalam tahapan pemberdayaan menurut Adi (2008:244-258) tahapan ini termasuk dalam tahapan assessment. Akan tetapi, assesment yang dilakukan belum dilaksanakan secara mendalam. Karena berdasarkan temuan lapangan diketahui kegiatan ini juga berfokus dengan pemberian informasi-informasi terkait program kemitraan mulai dari syarat peminjaman sampai dengan bunga peminjaman sehingga menjadikan masalah serta kebutuhan tidak diketahui secara mendalam. Hal ini juga ditambah dengan adanya kondisi yang tidak kondusif dan menyebabkan kegiatan assessment tidak tersampaikan secara efektif. Berdasarkan temuan lapangan diketahui banyak dari calon mitra binaan tidak mengerti dengan jelas isi dari kegiatan tersebut dikarenakan kondisinya yang juga ramai, dimana akhirnya tujuan untuk berdialog mengenai permasalahan yang dihadapi para pengusaha kecil tidak didapatkan secara menyeluruh dari seluruh calon mitra binaan. Setelah kegiatan penyuluhan selesai, para pengusaha yang telah mendaftar dan melengkapi berkas memasuki proses selanjutnya yaitu penyeleksian. Tahapan Seleksi ini hanya dilakukan oleh mitra dengan melakukan survey kepada setiap calon mitra binaan. Pihak
Proses pelaksanaan..., Ratu Novtatia Intan Permata, FISIP, 2014
PT.Adhi Karya (Persero).Tbk hanya mengetahui program tersebut selesai dibentuk dengan nama Kampung Adhi, akan tetapi dalam proses survey ini tetap mengacu pada kriteria mitra binaan dalam Per 08/MBU/2013. Kegiatan survey yang dilakukan ini adalah untuk melihat kebenaran data yang dikumpulkan oleh calon mitra binaan. Setelah melakukan kegiatan survey, tahapan selanjutnya adalah melakukan evaluasi akhir penetapan calon mitra binaan yang akan dijadikan mitra binaan yang dibentuk dalam program Kampung Adhi Ciomas,Bogor. Penetapan mitra binaan ini melalui penyeleksian dengan melihat kelengkapan berkas serta survey yang dilakukan hingga terseleksi menjadi 37 mitra binaan yang direkomendasikan kepada PT.Adhi Karya (Persero).Tbk.Setelah pemilihan calon mitra binaan telah ditetapkan, program Kampung Adhi Ciomas,Bogor pun terbentuk. Pelaksanaan program pun dimulai dari proses akad kredit sampai dengan evaluasi. Dalam proses akad kredit, diketahui kegiatan ini mermitraakan penyerahan cek pinjaman dana yang diserahkan dikantor pusat PT.Adhi Karya (Persero).Tbk dengan dihadiri seluruh mitra binaan terpilih. Pada proses penyerahan tersebut juga disaksikan oleh mitra sebagai saksi bahwa dana telah sesuai diberikan kepada mitra binaan Kampung Adhi. Setelah mitra binaan mendapatkan pinjaman dana kemudian akan diberikan pembinaan oleh PT.Adhi Karya (Persero).Tbk. Pembinaan yang diberikan oleh PT.Adhi Karya (Persero).Tbk adalah dalam bentuk pelatihan dan pameran. Pelatihan serta pameran yang diberikan adalah untuk mencapai tujuan meningkatkan kualitas kegiatan usaha dari para mitra binaan. Akan tetapi, pembinaaan ini belum terlaksana dengan baik dan tidak terlalu memberikan manfaat kepada mitra binaan. Berdasarkan temuan lapangan, diketahui pelatihan yang diberikan baru satu kali sejak terbentuknya program dan materi pelatihan yang diberikanpun sulit dimengerti dan tidak cocok untuk diterapkan dalam kegiatan usaha para mitra binaan. Padahal jika merujuk pada Ife maka pelatihan mermitraakan peran edukatif bagaimana mengajarkan individu untuk dapat melakukan sesuatu. Namun yang terjadi dalam pemberian pelatihan ini justru pengetahuan yang telah diberikan tidak berdampak apapun kepada kegiatan usaha para mitra binaan. Terkait dengan pameran, berdasarkan temuan lapangan, diketahui untuk Kampung Adhi Ciomas, Bogor pameran yang bisa diikuti oleh mitra binaan hanya yang bersifat kecil seperti bazar saat acara ulang tahun perusahaan yang setiap tahunnya rutin diadakan. Sedangkan acara bazar yang telah dilaksanakan 3 kali belum mengikutsertakan mitra binaan di Desa Kota Batu sedangkan untuk Desa lain sudah diikutkan. Hal ini karena informasi terkait bazar hanya disebarkan melalui telepon dan jika bertemu dengan mitra binaan saja
Proses pelaksanaan..., Ratu Novtatia Intan Permata, FISIP, 2014
sehingga informasi tidak tersebar keseluruh mitra binaan dan menjadikan hanya beberapa mitra binaan saja yang selalu dapat mengikuti bazaar tersebut. Padahal jika merujuk pada Tambunan yaitu kesulitan pemasaran merupakan salah satu permasalahan yang sebagian besar dihadapi oleh UMKM. Namun yang terjadi acara bazar tersebut belum dapat diikuti oleh semua mitra binaan. Pelaksanaan Monitoring merupakan rangkaian dari pelaksanaan program Kampung Adhi di Desa Kota Batu Ciomas,Bogor. Pelaksanaan monitoring ini dilakukan oleh PT.Adhi Karya (Persero).Tbk dan juga mitra dengan cara yang sama yaitu hanya melalui telepon dan kunjungan. Dalam tahap pengembangan masyarakat menurut Adi, tahapan ini termasuk dalam tahap monitoring dimana PT.Adhi Karya (Persero).Tbk dan mitra melakukan pengawasan dan kontrol kepada mitra binaannya dengan mengunjungi setiap lokasi mitra binaan dengan menanyakan kondisi usaha serta pembayaran pinjaman. Akan tetapi dalam pelaksanannya masih kurang efektif dan belum terlaksana dengan baik. Berdasarkan temuan lapangan, diketahui pelaksanaan monitoring kunjungan hanya dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan dan tidak dilakukan secara menyeluruh namun hanya terhadap mitra binaan yang macet. Hal ini dikarenakan terbatasnya jumlah karyawan dan kesibukan rangkap jabatan serta mitra binaan yang sangat banyak dimana tidak hanya Kampung Adhi.
Secara keseluruhan
pelaksanaan monitoring yang dilakukan mitra maupun PT.Adhi Karya (Persero).Tbk hanya terfokus melihat perkembangan kegiatan usaha mitra binaan berdasarkan kelancaran dalam pembayaran saja, sementara perkembangan dalam usaha atau keberhasilan usaha tidak dilihat atau diperhatikan. Dalam tahap pengembangan masyarakat menurut Adi, bila pencapaian belum berhasil sesuai dengan yang diharapkan, perlu dilakukan perbaikan-perbaikan untuk keberlangsungan program itu sendiri dimana tahapan ini dinamakan evaluasi. Proses evaluasi yang dilakukan PT.Adhi Karya (Persero).Tbk adalah dengan cara rescheduling dan reconditioning. Tahap resechedulingdan reconditioning dalam program kemitraan dilakukan untuk mendukung keberhasilan dalam program khususnya dalam pengembalian pinjaman yang diberikan kepada mitra binaan. Berdasarkan temuan lapangan, tahap rescheduling sudah dilakukan untuk Desa Kota Batu dengan memperpanjang waktu pembayaran selama satu tahun kedepan. Hal ini dilakukan karena mitra binaan mengalami kemacetan pembayaran yang sudah jauh melampaui ketentuan yaitu selama 2 tahun. Walamitraun pembayaran pinjaman mermitraakan kewajiban dari mitra binaan sesuai dalam Per 08/MBU/2013 dimana disebutkan untuk membayar kembali pinjaman secara tepat waktu sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati, namun sampai saat ini hingga telah melewati waktu yang telah disepakati mitra
Proses pelaksanaan..., Ratu Novtatia Intan Permata, FISIP, 2014
binaan Desa Kota Batu belum dapat memenuhi kewajiban tersebut. Sama halnya dengan kegiatan monitoring yang memusatkan perhatian hanya kepada mitra binaan yang macet, kegiatan evaluasi juga dilakukan hanya untuk mitra binaan yang macet saja dengan memperpanjang waktu pembayaran, sementara yang lancar dilakukan peminjaman berulang yang dapat diikuti mitra binaan yang telah lunas. Evaluasi yang dilakukan oleh PT.Adhi Karya (Persero).Tbk sampai saat ini hanya dilakukan terhadap mitra binaan saja, sedangkan evaluasi terhadap kinerja pelaksanaan mitra sebagai mitra kerja tidak ada. A. Kendala dalam pelaksanaan program kemitraan Kampung Adhi Di Desa Kota Batu Ciomas,Bogor. PT.Adhi Karya (Persero).Tbk dan mitra sebagai pelaksana program, mengalami berbagai kendala yang sama dalam menjalankan program dimana antara lain adanya keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam pelaksanaan program. Berdasarkan temuan lapangan, diketahui dalam satu divisi PKBL hanya terdapat 2 karyawan. Sementara pelaksana yang berasal dari mitra hanya terdapat satu orang. Hal tersebut menjadikan pelaksanaan setiap tahapan dalam program Kampung Adhi di Desa Kota Batu Ciomas,Bogor menjadi kurang maksimal. Kendala lain yang dihadapi oleh PT.Adhi Karya (Persero).Tbk dan mitra adalah kesulitan dalam menghubungi mitra binaan. Karena banyak dari mitra binaan yang tiba-tiba mengganti nomor telepon tanpa menginformasikan kepada PT.Adhi Karya (Persero).Tbk maupun mitra. Dalam menghadapi mitra binaan, PT.Adhi Karya (Persero).Tbk dan mitra juga selalu mengalami kesulitan dalam melakukan pendekatan terhadap mitra binaan yang macet. Karena dalam pembayaran selalu beralasan memiliki kondisi yang sulit seperti hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, adanya anak yang masih sekolah sampai pernah adanya bencana kebakaran. Dapat dilihat sampai saat ini PT.Adhi Karya (Persero).Tbk maupun mitra tidak mempunyai suatu metode pendekatan efektif yang dapat mendorong mitra binaan membayar piutang pinjaman. Dalam mengikuti pelaksanaan program, mitra binaan Desa Kota Batu sebagai penerima manfaat program juga menemui kendala-kendala khususnya kendala dalam mengembalikan pinjaman dana dan juga dalam menjalankan kegiatan usaha. Kendala utama yang dirasakan sangat menghambat mitra binaan Desa Kota Batu dalam mengembangkan usahanya adalah adanya bos-bos besar yang menguasai harga, mulai dari harga pesanan yang dihargai sangat murah, juga penguasaaan akan harga bahan baku yang dijual kepada mitra binaan yang sangat mahal. Apabila merujuk pada kendala dalam pengembangan masyarakat menurut Watson dalam Adi (2008:259) yaitu adanya kendala yang berasal dari sistem sosial
Proses pelaksanaan..., Ratu Novtatia Intan Permata, FISIP, 2014
yaitu kepentingan suatu kelompok. Kelompok kepentingan yang menghambat kegiatan usaha semua informan adalah adanyabos besar yang mempengaruhi segalanya. Hal ini juga diakibatkan karena mitra mamitraun PT.Adhi Karya (Persero).Tbk tidak melakukan assessment secara mendalam, karena permasalahan-permasalahan seperti ini seharusnya dapat diketahui sejak awal pembentukan program. Mitra binaan Desa Kota Batu yang mengalami kemacetan juga dikarenakan pesanan yang diterima tidak selalu banyak. Karena peningkatan pesanan hanya pada musim-musim tertentu saja, seperti pada saat menjelang lebaran dan saat masuk sekolah. Hal tersebut menjadikan pendapatan yang diperoleh oleh mitra binaan jadi tidak menentu karena bergantung dengan pesananan yang diterima.Kendala lain yang menjadi hambatan mitra binaan Desa Kota Batu untuk dapat membayar pinjaman adalah pengeluaran keluarga. Pendapatan yang didapatkan sangat minim menyebabkan hanya dapat mencukmitrai kebutuhan keluarga saja sedangkan jika harus membayarkan piutang pinjaman juga tidak dapat dilakukan karena mengingat pendapatan juga minim. Permasalahan lain yang menjadi kendala mitra binaan dalam membayar pinjaman juga karena terdapat mitra binaan yang memiliki pinjaman ditempat lain selain di PT.Adhi Karya (Persero).Tbk. Sehingga menjadikan mitra binaan lebih sulit untuk memenuhi kewajiban untuk membayar keduanya. Hal seperti ini seharusnya dapat diketahui jika proses survey teliti dilakukan sehingga dapat mengurangi mitra binaan yang macet. Kendala yang juga dirasakan oleh mitra binaan Desa Kota Batu adalah munculnya pabrik sepatu berbahan plastik yang menjadikan mereka kurang mampu bersaing.Kendala lain yang cukmitra membuat mitra binaan sulit meningkatkan kegiatan usahanya adalah kesulitan memperoleh tenaga kerja. Tenaga kerja saat ini lebih memilih kerja dipabrik dengan mitraah yang pasti, sedangkan jika menjadi tenaga kerja pembuatan sepatu rumahan mitraah mamitraun pekerjaan tergantung saat adanya pemesanan. Hal ini menjadikan mitra binaan Desa Kota Batu terkadang berhenti dalam menjalankan usaha. Sebenarnya bantuan pemerintah sudah banyak diberikan akan tetapi dalam pelaksanakannya sering disalahgunakan dan kurang tepat sasaran. Padahal ini dapat menjadi salah satu solusi dalam mengembangkan usaha pengrajin didaerah tersebut. Secara keseluruhan, program klaster Kampung Adhi Desa Kota Batu Ciomas,Bogor belum sepenuhnya dapat dikategorikan sebagai program klaster walaupun pengertian klaster menurut Porter (1998)yaitu konsetrasi geografis dari berbagai perusahaan dan institusi yang memiliki keterkaitan dalam rana/ jenis usaha tertentu. Ini telah sesuai dengan program klaster Kampung Adhi dimana dalam program ini terdapat beberapa pengusaha yang dikelompokan menjadi satu kesatuan yang juga memiliki usaha yang sejenis dan berada di satu wilayah yaitu
Proses pelaksanaan..., Ratu Novtatia Intan Permata, FISIP, 2014
kecamatan Ciomas,Bogor. Akan tetapi apabila merujuk pada keuntungan dari pendekatan klaster menurut Porter (1998) yaitu salah satunya adalah efisiensi dalam pengurangan biaya, transportasi hingga resiko usaha. Untuk klaster program ini belum memperlihatkan keuntungan secara efisiensi tersebut, mitra binaan Desa Kota Batu terlihatlebih menjalankan kegiatan usahanya secara sendiri-sendiri. Apabila melihat keuntungan klaster lainnya menurut Scorsone (2002) dimana klaster dapat membawa keuntungan bagi UMKM yaitu salah satunya adalah akses pada pertukaran informasi yang dapat meningkatkan produktivitas serta perbaikan produk.Dalam hal ini mitra binaan Desa Kota Batu tidak memperlihatkan adanya aktivitas kelompok yang berpotensi untuk saling bertukar informasi dalam hal kegiatan usaha.Sedangkan jika merujuk pada Bappenas (2005) dimana pertukaran informasi antar pengusaha sebenarnya tidak hanya berpotensi dalam hal produk saja akan tetapi dapat membawa manfaat yang lebih besar lagi seperti dapat lebih memperkuat hubungan antar pengusaha dan juga dapat menumbuhkan penciptaan ide dan bisnis baru. Sementara melihat klaster dalam program Kampung Adhi ini cenderung terlihat hanya untuk dikelompokan saja sedangkan manfaat secara klaster serta keuntungan-keuntungannya belum dapat dirasakan mitra binaan satu sama lain.Pelaksanaan Program kemitraan (Persero).Tbk yang diperlihatkan dalam program Kampung Adhi Desa Kota Batu Ciomas,Bogor yang dijalankan oleh PT.Adhi Karya baru terlihat hanya sekedar menjalankan kewajiban dalam peraturan menteri yang harus dijalankan akan tetapi tujuan untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri dalam per 08/MBU/2013 belum dapat dicapai. Kesimpulan Pelaksanaan program kemitraan oleh PT.Adhi Karya (Persero).Tbk dilatarbelakangi dengan adanya Peraturan Menteri No 05/MBU/2007 yang sekarang telah mengalami perubahan menjadi Per-08/MBU/2013 tanggal 10 september2013. Pelaksanaan program kemitraan ini diwujudkan oleh PT.Adhi Karya (Persero).Tbk dengan adanya salah satu program Kampung Adhi Ciomas,Bogor yang dibentuk secara klaster dengan menggabungkan 7 Desa yang salah satunya adalah Desa Kota Batu. Jika dilihat proses pelaksanaan program Kampung Adhi di Desa Kota Batu Ciomas,Bogor mulai dari proses engagement hingga evaluasi belum terlaksana secara efektif karena banyak kendala-kendala yang dihadapi baik dari PT.Adhi Karya (Persero).Tbk, mitra dan mitra binaan.
Proses pelaksanaan..., Ratu Novtatia Intan Permata, FISIP, 2014
Saran Berikut adalah beberapa saran terkait dengan hasil temuan lapangan dalam penelitian ini. Diharapkan saran yang direkomendasikan dapat dipertimbangkan bagi peningkatan kualitas dalam pelaksanaan program Kampung Adhi di Desa Kota Batu. A. Saran untuk Pembina 1. Berdasarkan hasil penelitian diketahui adanya permasalahan di berbagai tahapan proses pelaksanaan yang dijalankan belum dapat maksimal dilakukan dikarenakan terbatasnya jumlah pelaksana dari PT.Adhi Karya (Persero).Tbk maupun mitra. Sehingga disarankan, pembina untuk melakukan penambahan tim pelaksana. Hal ini perlu menjadi perhatian karena dalam pelaksanaan suatu program tenaga pelaksana merupakan peran terpenting untuk pengembangan program. 2. Berdasarkan hasil penelitian, pelaksanaan pelatihan sejak terbentuknya program baru dilakukan satu kali dengan materi pembukuan keuangan dan dari hasil pelatihan yang telah diberikan banyak mitra binaan yang tidak mengerti materi tersebut dan akhirnya pengetahuan yang diperoleh tidak dipergunakan dalam kegiatan usaha. Sehingga disarankan, pertama pembina perlu melaksanakan pelatihan secara berulang dengan materi yang variatif seperti peningkatan teknologi dalam pembuatan sepatu untuk meningkatkan kualitas produk usaha dari mitra binaan, kedua dalam memberikan materi dapat disampaikan sesederhana mungkin agar mitra binaan dapat lebih mudah memahami isi materi yang disampaikan, ketiga pada saat pelatihan pembina perlu melakukan penilaian dengan cara pre-test dan post-test sehingga dapat diketahui materi yang telah diberikan kepada mitra binaan dapat dimengerti atau tidak. 3. Berdasarkan hasil penelitian diketahui kegiatan bazaar belum dapat diikuti olehmitra binaan Desa Kota Batu dikarenakan informasi dari PT.Adhi Karya (Persero).Tbk mengenai adanya bazaar tidak tersebar secara merata. Sehingga disarankan, informasi penting seperti itu dapat disebarkan secara merata ke seluruh mitra binaan, karena kegiatan bazaar bagi mitra binaan sangat diperlukan sebagai peluang pemasaran untuk mengenalkan produk mitra binaan tersebut. 4. Berdasarkan hasil penelitian diketahui PT.Adhi Karya (Persero).Tbk melakukan kegiatan monitoring lebih sering melalui telepon dan tim pembina hanya melakukan kegiatan monitoring terhadap mitra binaan yang macet saja. Sehingga disarankan PT.Adhi Karya (Persero).Tbk perlu melakukan perubahan dalam sistem pelaksanaan
Proses pelaksanaan..., Ratu Novtatia Intan Permata, FISIP, 2014
monitoring dengan cara melakukan kegiatan monitoring kunjungan secara berkala. Dan tim pembina dapat melakukan kegiatan monitoring secara merata kepada seluruh mitra binaan dimana tidak hanya mitra binaan yang macet saja. Hal ini diperlukan agar dapat mengetahui perkembangan serta keberhasilan dari seluruh mitra binaan yang dibina. 5. Berdasarkan hasil penelitian diketahui pembentukan secara klaster kurang memperlihatkan adanya manfaat dari pengelompokan tersebut. Sehingga disarankan, konsep klaster yang telah dilaksanakan tidak hanya sekedar mengelompokan mitra binaan saja akan tetapi pembina dapat membuat berbagai aktivitas secara berkelompok secara rutin yang dilakukan sehingga dari pertemuan tersebut dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan kegiatan usaha. B. Saran untuk Mitra Binaan 1. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui mitra binaan Desa Kota Batu belum dapat mengikuti kegiatan bazaar. Sehingga disarankan, mitra binaan dapat secara aktif menyampaikan suatu permasalahan yang dirasakan dengan cara memberikan saransaran kepada tim pelaksana MITRA mamitraun PT.Adhi Karya (Persero).Tbk. 2. Berdasarkan penelitian terdapat pabrik sepatu berbahan plastik yang menjadi salah satu kendala usaha. Sehingga disarankan, mitra binaan selalu melakukan inovasi dengan carakerja sama setidaknya antar sesama pengusaha dalam mengembangkan produk, selain itu dapat dilakukan dengan memberikan saran kepada tim pelaksana untuk mengadakan pelatihan tidak hanya materi pembukuan keuanganakan tetapi pemasaran sampai peningkatan teknologi. Daftar Referensi Adi, Isbandi Rukminto. (2005). Ilmu Kesejahteraan Sosial dan pekerjaan Sosial.Jakarta: FISIP UI Press ____________________. (2008).Intervensi Komunitas : Pengembangan Masyarakat Sebagai Mitraaya pemberdayaan Masyarakat. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada Badan Pusat Statistik. (2007). Data dan Informasi Kemiskinan Jawa Tengah. Jawa Tengah Creswell, John W. (2013). Metodologi Penelitian Sosial : Pendekatan Kualitatif dan Mixed. Yogyakarta. Pustaka Pelajar Gulo, W. (2002).Metode Penelitian. Jakarta: PT. Grasindo.
Proses pelaksanaan..., Ratu Novtatia Intan Permata, FISIP, 2014
Ife,Jim dan Tesoriero, Frank. (2008). Community Development: Alternatif Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi.Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Midgley, James. (1995). Social Development: The Development Perspective in Social Welfare. London: SAGE Publications Ltd Moleong, Lexy J. (2013).Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT.Remaja Rosdakarya. Neuman, W. Lawrence. (2013). Metodologi Penelitian Sosial: Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif. Jakarta :PT Indeks Porter.M. E. (1998). Clusters and New Economics of Competition. Harvard Business School Publishing Rudito, Bambang. dan Famiola,Melia. (2013). Corporate Social Responsibility (CSR). Bandung: Rekayasa Sains. Saidi, Zaim dan Abidin, Hamid. (2004). Menjadi Bangsa Pemurah : Wacana dan Praktek Kedermawanan Sosial di Indonesia. Depok: Piramedia Scorsone. (2002). Industri Cluster : Enhancing Rural Economics. Through Business Linkages. Souterm Rural Development Central No. 23 Tambunan,Tulus (2012), Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Di Indonesia. Jakarta : LP3ES Yayasan Indonesia Forum. (1998). Usaha Kecil Menengah : Tantangan dan Alternatif Jalan Keluar: Rangkuman Diskusi.Jakarta Selatan: Asia Foundation dan Yayasan Indonesia Forum WEBSITE Bappenas.(2005). Panduan Pembangunan Klaster Industri; Untuk Pengembangan Ekonomi Daerah Berdaya Saing Tinggi.Direktorat Pengembangan Kawasan Khusus dan Tertinggal Bappenas.20 Mei 2014. http://perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/opac/themes/bappenas4/templateDet ail.jsp?id=20516&lokasi=lokal Kementrian BUMN. (2010). Masterplan KBUMN.28 Januari 2014 http://www.bumn.go.id/masterplan-bumn/Masterplan KBUMN 2010-2014 BPS.(2013). Statistik Daerah Kecamatan Ciomas.5 April 2014 http://bogorkab.bps.go.id/publikasi/statistik-daerah-kecamatan-ciomas-2013 PERATURAN UNDANG-UNDANG Undang-undang nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial Peraturan Menteri No. 05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan
Proses pelaksanaan..., Ratu Novtatia Intan Permata, FISIP, 2014
Peraturang Menteri No. 08/MBU/2013 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan DOKUMEN Annual Report PT.Adhi Karya (Persero).Tbk (2010-2012)
Proses pelaksanaan..., Ratu Novtatia Intan Permata, FISIP, 2014