Guru Sebagai Manajer Kegiatan Belajar dan Pembelajaran (Rangga Pratama W, S.Sn)
Makalah
GURU SEBAGAI MANAJER KEGIATAN BELAJAR
Tugas terstruktur
,S .S n
DAN PEMBELAJARAN
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen dan Akreditasi Sistem Perkuliahan
R
an g
ga
Pr at
am
a
W
Yang dibimbing oleh Prof. William Mantja
Oleh : Rangga Pratama W, S.Sn NIM. 090100019
UNIVERSITAS GRESIK FAKULTAS PASCA SARJANA JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN Januari 2010 Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Pasca Sarjana, Universitas Gresik
Guru Sebagai Manajer Kegiatan Belajar dan Pembelajaran (Rangga Pratama W, S.Sn)
GURU SEBAGAI MANAJER KEGIATAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN Rangga Pratama W, S.Sn Mahasiswa Pasca Sarjana Manajemen Pendidikan
Abstrak
,S .S n
Universitas Gresik
Sebagai seorang individu manusia, guru memiliki kodrat yang sama dengan manusia yang lain. Guru memiliki naluri kemanusiaan yang tidak beda jauh
W
dengan manusia lain. Namun bersandar pada tugas pendidikan dan pengajarannya, seorang guru harus bisa bersikap profesional. Guru harus memiliki kompetensi
am
a
yang memadai dan dapat menunjang tugasnya. Sebagai makhluk sosial seorang guru selalu berhubungan dengan lain, diantara yang paling sering intesitasnya dan berkaitan dengan tugas profesionalnya adalah siswa. Guru harus mampu mengatur
Pr at
siswa dalam pembelajaran untuk memenuhi tujuan pembalajaran yang mempunyai efektivitas tinggi. Olah karena itu diperlukan pola manajemen iklim
ga
kelas di dalam pembelajaran.
an g
Kata Kunci : Guru, Manajemen, Pembelajaran
PENDAHULUAN Berdasarkan analisis yang dikemukakan oleh Macbeath dan Mortimer
R
pada tahun 2001 dan Departemen Pendidikan Nasional pada tahun 2005 tentang enam belas karakteristik sekolah yang menerapkan konsep manajemen berbasis sekolah dapat diketahui bahwa beberapa poin diantaranya adalah tersedianya guru yang profesional, proses belajar mengajar yang efektivitasnya tinggi dan lingkungan sekolah yang kondusif. Dari enam belas poin yang ada ketiga poin tersebut mempunyai hubungan erat dengan konsep guru sebagai manajer pembelajaran di dalam kelas.
Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Pasca Sarjana, Universitas Gresik
Guru Sebagai Manajer Kegiatan Belajar dan Pembelajaran (Rangga Pratama W, S.Sn)
Guru profesional mutlak diperlukan keberadaannya karena dalam menunaikan fungsi dan perannya, seorang guru harus mampu dan cakap merencanakan, melaksanakan kegiatan belajar mengajar, mengevaluasi dan membimbing kegiatan belajar mengajar. Sikap positif dan moral yang tinggi serta kompetensi guru yang memadai akan mendorong siswa untuk mencapai prestasi tinggi dan berfikir kreatif. Proses belajar mengajar dengan efektivitas tinggi akan mendorong pengembangan kecakapan hidup siswa dan membantu siswa dalam
,S .S n
mengembangkan sikap positif terhadap konsep belajar sepanjang hayat. Dua
konsep ini erat kaitannya dalam pencapaian manajemen berbasis sekolah dalam
sudut pandang hubungan guru dan siswa di dalam sebuah proses kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Dan agar tujuan yang telah ditetapkan, seorang guru
W
yang profesional di samping harus menguasai kemampuan pedagogik juga harus
a
mempunyai pola kempemimpinan dan kemampuan manajerial.
am
GURU SEBAGAI INDIVIDU MANUSIA
Manusia adalah makhluk yang sangat komplek. Dalam segala aktivitasnya,
Pr at
manusia atau biasa disebut sebagai homo rationale yang menandakan manusia merupakan hewan yang rasional, dapat menalar, berpikir dalam bentuk yang logis, menghubungkan ide-ide secara sadar, koheren dan bertujuan didorong oleh kebutuhan sebagai faktor objektif, cinta dan pengabdian sebagai faktor subjektif,
ga
kewajiban, tanggung jawab dan keyakinan.Sebagai makhluk individual manusia memiliki keunikan tersendiri dalam melahirkan cipta, membangkitkan karsa dan
an g
mewujudkan karya. Dalam dinamika cipta, karsa, dan karya manusia tidak larut dalam gerak alam semesta, atau lebur dalam pergaulan dengan sesama manusia
R
(Pengantar Pendidikan, 2005). Menurut Allport, makna individualitas itu merupakan wujud berdiri sendiri, sifat otonom dan sifat unik pada tiap pribadi (Noorsyam,1986).Hal ini menyebabkan keragaman gaya hidup manusia satu dengan yang lain berbeda. Perbedaan individualitas manusia nampak secara khusus pada aspek berikut : 1. Perbedaan fisik : usia, tingkat dan berat badan, jenis kelamin, pendengaran, penglihatan, kemampuan bertindak.
Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Pasca Sarjana, Universitas Gresik
Guru Sebagai Manajer Kegiatan Belajar dan Pembelajaran (Rangga Pratama W, S.Sn)
2. Perbedaan sosial : status ekonomi, agama, hubungann keluarga, suku. 3. Perbedaan kepribadian : watak, motif, minat dan sikap. 4. Perbedaan intelegensi dan kemampuan dasar. 5. Perbedaan kecakapan atau kepandaian. (Oxendine,1984 dalam Sunarto dan hartono, 1994) Perbedaan inilah yang berpengaruh terhadap perilaku individu manusia dalam kehidupannya sehari-hari. Perbedaan yang bisa dikatakan sebagai
,S .S n
keunggulan manusia dibandingkan makhluk lainnya. Perbedaan yang bisa mendorong manusia untuk selalu
Melakukan self reflection akan setiap perilakunya sehingga bisa didapat sebuah perubahan dari waktu ke waktu.
W
Sebagai seorang profesional, guru sebagai manusia dituntut untuk bisa
menguasai kompetensi dibidang pembelajaran, namun disisi yang lain ia masih
a
dihadapakan dengan permasalahan yang berkaitan dengan esensinya sebagai
am
individu manusia. Dalam melaksanakan tugas-tugasnya manusia selalau mempunyai motivasi ataupun latar belakang yang melandasi pemikiran
Pr at
perilakunya tersebut. Motivasi yang didasarkan pada aspek-aspek perbedaan individualitas manusia. Hal ini, yaitu penguasaan kompetensi profesionalisme guru akan mudah dilaksanakan dalam rangka menciptakan kondisi pembelajaran yang mempunyai tingkat efektivitas tinggi apabila guru berada dalam kondisi
ga
yang stagnan atau stabil sebagai individu manusia, namun akan sulit dilaksanakan apabila mengingat manusia adalah makhluk yang paling dinamis dan mudah
an g
terpengaruh oleh faktor-faktor luar dirinya. Oleh karena itulah diperlukan adanya pola-pola tertentu yang harus
R
dipenuhi agar guru sebagai individu manusia bisa mempertahankan kompetensinya sehingga pembelajaran berefektivitas tinggi bisa terlaksana dengan tidak mengabaikan hakikat guru sebagai individu manusia dengan kodrat dan esensinya.
Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Pasca Sarjana, Universitas Gresik
Guru Sebagai Manajer Kegiatan Belajar dan Pembelajaran (Rangga Pratama W, S.Sn)
PERFORMANSI SEORANG GURU Kepribadian seorang guru sebagai individu manusia mempunya implikasi yang sangat besar terhadap keberlangsungan proses pembelajaran. Tingkat kedisiplinan siswa, iklim sosial dan emosi kelas dapat merupakan refleksi dari keadaan kepribadian guru. Penyimpangan perilaku yang terjadi di dalam kelas seringkali merupakan luapan ketidaksetujuan siswa terhadap kepribadian guru. Guru dengan kepribadian yang stabil bisa mewujudkan iklim kelas yang kondusif
,S .S n
dan mampu meningkatkan produktivitas belajar sedangkan guru dengan
kepribadian yang buruk bisa menimbulkan munculnya perilaku menyimpang di dalam kelas dann menyebabkan produktivitas belajar menurun.
Berdasarkan pola hubungan antar individu-individu tersebut yakni antara
W
guru dan siswa dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa mempunyai harapan-
harapan tertentu tentang kepribadian gurunya. Siswa menuntut perilaku tertentu
a
dan menuntut perilaku yang lain. Pola perilaku guru yang diharapkan siswa dalam
am
kaitannya kegiatan belajar mengajar ialah bagaimana karakteristik kepribadian guru, kemampuan mengajar, kemampuan sosial, sikap dan persepsi guru terhadap
Pr at
siswa, kematangan sosio-emosional guru dan tipe kepemimpinan guru di dalam kelas (Suprihadi Saputro, 2004).
Karakteristik umum kepribadian guru yang efektif dalam membina iklim kelas yang mempunyai efektivitas tinggi menurut Brophy dan Putnam (1979)
ga
adalah guru yang memiliki jiwa periang, bersahabat, mempu mengendalikan emosi, memiliki kesehatan mental yang baik, dan memiliki kemampuan
an g
menyesuaikan diri yang tinggi. Lebih khusus lagi, pribadi guru yang efektif dalam membina iklim sosial dan sosio-emosional adalah memiliki kepribadian yang
R
tenang dalam menghadapi krisis, menjadi pendengar yang aktif, tidak menunjukkan kekuasaan, menyelesaikan konflik dengan menghindari keputusan tentang kalah dan menang. Brophy (1977) menambahkan, masih dalam kaitannya dengan pribadi guru yang efektif tersebut, mencakup pula pribadi guru yang dapat menerima dan menghargai anak sebagai individu, berpengharapan positif dari pada negatif, memberikan alasan di balik setiap aturan yang ditetapkan, dan konsisten (Jacobsen, dkk,1989:235).
Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Pasca Sarjana, Universitas Gresik
Guru Sebagai Manajer Kegiatan Belajar dan Pembelajaran (Rangga Pratama W, S.Sn)
POLA KEPEMIMPINAN GURU Hakekat kepemimpinan adalah human relationship. Sedangkan prinsip dasar kepemimpinan adalah motivasi. Berkaitan dengan konsep tersebut, guru selaku manajer kelas berfungsi untuk menumbuhkan iklim sosial kelas yang berlandaskan hubungan manusiawi dan kerjasama. Dalam kaitannya dengan pencapaian tujuan, guru berfungsi sebagai motivator. Guru bertugas sebagai penggerak aktivitas belajar anak. Oleh karena itu, dua aspek penting dalam
,S .S n
kepemimpinan adalah kekohesifan kelas dan produktivitas kelas (Suprihadi, 1993).
Menurut Drs. Suprihadi Saputro, S.Pd, M,Pd dalam bukunya yang
berjudul Kemampuan Dasar Mengajar tahun 2004 pola kepemimpinan guru
W
didalam kelas dapat dibedakan menjadi tiga jenis dengan implikasinya masingmasing dalam pembelajaran di kelas.
a
1. Pola Otoriter,
am
adalah pola kepemimpinan yang cenderung menimbulkan iklim sosial dan emosional yang kurang menguntungkan bagi proses belajar
Pr at
anak, anak merasa berada dalam tekanan, tidak memiliki kebebasan berekspresi dan tidak berani membuat keputusan sendiri. 2. Pola Leissez Faire,
Aktualisasi tipe kepemimpinan ini adalah kebebasan penuh bagi
ga
anak untuk menentukan tingkah lakunya. Guru tidak mempunyai otoritas yang jelas dalam membuat keputusan karena otoritas penuh ada di tangan
an g
siswa. Iklim sosial dan emosional kelas tergantung pada tinggi rendahnya rasa tanggung jawab siswa terhadap belajarnya sendiri.
R
3. Pola Demokratik Dalam pola ini keputusan kelas merupakan keputusan bersama antara guru dan murid, oleh karenanya masing-masing anggota kelas mempunyai tanggung jawab untuk menjaga setiap keputusan yang telah ditetapkan. Setiap gangguan yang timbul di kelas menjadi tanggung jawab bersama. Iklim sosial dan emosional dapat berkembang dengan wajar dan penuh pengertian. Tujuan kelas dapat dipahami sebagai tujuan bersama
Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Pasca Sarjana, Universitas Gresik
Guru Sebagai Manajer Kegiatan Belajar dan Pembelajaran (Rangga Pratama W, S.Sn)
sehingga masing-masing murid berusaha menahan diri dari keinginankeinginan yang dapat menggangu proses pembelajaran. Berkait dengan gaya kepemimpinan tersebut di atas, Lippitt dan White, dalam kesimpulan penelitiannya membenarkan bahwa anak-anak sangat produktif dan merasa puas di bawah kepemimpinan yang bertipe demokratik. Hasil belajar anak di bawah gaya kepemimpinan yang demokratik lebih produktif, apabila belajar anak dalam pengawasan pemimpin. Sedangkan, apabila kegiatan belajar
,S .S n
anak tanpa pengawasan, hasil belajarnya kurang produktif. Sementara di bawah
kepemimpinan guru yang bertipe leissez faire, belajar anak tidak produktif dan di kelas anak cenderung bersikap agresif (Robinson, 1986:129).
Demi terwujudnya pembelajaran yang efektif, seorang guru harus mampu
W
membangun pola manajerial yang akan diterapkan di dalam kelas pada saat
pembelajaran. Pola tersebut merupakan sebuah pola dimana didalamnya terdapat
a
penerapan pola kepemimpinan guru dan metode-metode yang digunakan seorang
am
guru dalam mengatur kondisi kelas, tempat berlangsungnya pembelajaran
Pr at
sehingga didapat pembelajaran yang produktif dan efektivitas tinggi.
MANAJEMEN IKLIM KELAS
Iklim kelas yang kondusif sangat diperlukan penerapannya dalam kegiatan belajar mengajar yang dituntut mempunyai efektivitas tinggi. Sekalipun guru
ga
sudah merancang sistem pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan baik dimana rumusan tujuan pembelajarannya sangat operasional, bahan pembelajaran
an g
yang sangat relevan dengan tujuan dan media yang digunakan sangat lengkap, seorang guru tidak akan mampu memaksimalkan aktivitas pembelajaran apabila
R
guru tersebut tidak mampu mengelola kelas dengan baik. Sebuah perencanaan pembelajaran tidak akan berjalan baik apabila tidak ditopang dengan iklim kelas yang kondusif. Keberhasilan kegiatan pembelajaran, dapat ditunjang ataupun dihambat oleh keadaan iklim kelas. Manajemen kelas yang baik, akan menampakan kelas yang terorganisasi secara jelas, gilirannya dapat menyokong terwujudnya lingkungan belajar atau kelas yang efektif. Berbeda halnya apabila manajemen kelas buruk, maka lingkungan belajar tidak terorganisasi. Lingkungan belajar
Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Pasca Sarjana, Universitas Gresik
Guru Sebagai Manajer Kegiatan Belajar dan Pembelajaran (Rangga Pratama W, S.Sn)
yang terorganisasi oleh kualitas manajemen kelas yang cermat, mendorong perilaku belajar siswa di kelas akan bersifat penuh perhatian, responsif, terkontrol, interaksi sosial dan personal berjalan positif, disiplin diri sendiri berkembang dengan baik (Evans dan Brueckner, 1992:61). Keadaan iklim kelas dapat diukur dari kondisi variabel-variabel kelas berikut, yakni keberadaan aspek kedisiplinan kelas, sosial kelas, sosio- emosional kelas dan aspek fisikal kelas. Kedisiplinan kelas merujuk pada ketaatan dan
,S .S n
kepatuhan perilaku anak terhadap norma-norma kelas. Aspek sosial kelas merujuk pada kualitas interaksi sosial dan disiplin sosial yang positif yang terjadi di kelas. Sedangkan aspek sosio-emosional kelas merujuk pada kualitas hubungan
interpersonal antar pribadi anggota kelas. Kelas yang kondusif adalah kelas yang
W
hubungan interpersonal anggota kelas bersifat hangat dan harmonis. Dan aspek
fisikal kelas merujuk pada keadaan fisik maupun kondisi fisik kelas yang kondusif
a
untuk kegiatan pembelajaran (Suprihadi Saputro, 2004).
am
Berdasarkan sifatnya, iklim kelas dapat dibagi menjadi dua, yaitu : 1. Iklim Kelas Preventif
Pr at
Menurut Jacobsen dkk.(1989) manajemen kelas yang bersifat preventif merupakan kegiatan mengantisipasi masalah (problem) kelas sebelum masalah itu terjadi, secara sengaja merencanakan bagaimana menghindari terjadinya masalah tersebut, dengan mengembangkan
ga
prosedur yang sistematis. Hasibuan dkk, (1991: 179-180) menyebutkan bahwa sebagai
an g
seorang pengajar dan juga sebagai manajer pembelajaran seorang guru dapat bertindak sebagai berikut:
R
a. Bersikap terbuka terhadap anak. b. Bersikap menerima dan mengahrgai anak. c. Bersikap empatik d. Bersikap demokratis e. Mengarahkan anak untuk pencapaian tujuan kelompok kelas f. Mengarahkan anak untuk mampu menghasilkan aturan yang disepakatai bersama.
Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Pasca Sarjana, Universitas Gresik
Guru Sebagai Manajer Kegiatan Belajar dan Pembelajaran (Rangga Pratama W, S.Sn)
g. Mengusahakan tercapainya kompromi dalam menetapkan aturan bersama h. Memperjelas komunikasi. i.
Menunjukkan kehadiran. Dengan lain perkataan, manajemen kelas yang bersifat preventif
bertujuan untuk mencegah terjadinya masalah di kelas, baik masalah individual, sosial, emosional, maupun fisikal.
,S .S n
2. Iklim Kelas Kuratif
Manajemen kelas yang bersifat kuratif diterapkan ketika dikelas terjadi gangguan pada iklim pembelajaran sehingga menghambat
efektivitas pembelajaran. Dalam arti lain manajemen kelas kuratif adalah
W
mengembalikan kondisi kelas yang terganggu pada keadaan semula.
Bentuk-bentuk kegiatan guru dalam manajemen iklim kelas kuratif.
c. Hukuman
am
b. Penghapusan
a
a. Penguatan negatif
Pr at
d. Membicarakan situasi pelanggaran dan bukan pelanggarnya e. Bersikap masa bodoh terhadap pelanggaran tetapi memberikan respon positif bagi tingkah laku yang positif f. Memberikan tugas yang menuntut keberanian
ga
g. Memberikan tugas yang menuntut kekuatan fisik h. Tidak memberikan respond an melarang anak untuk merespon
R
an g
kepada anak yang menunjukkan tingkah laku yang menyimpang.
i.
Tidak menyalahkan siswa secara langsung.
j.
Memperbaiki partisipasi.
k. Mendistribusikan pasrtisipasi l.
Menurunkan ketegangan kelas.
m. Mendamaikan konflik antar siswa atau antar kelompok siswa.
Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Pasca Sarjana, Universitas Gresik
Guru Sebagai Manajer Kegiatan Belajar dan Pembelajaran (Rangga Pratama W, S.Sn)
KESIMPULAN Sesuai dengan kodratnya sebagai individualitas manusia, seorang guru memiliki rasa, karsa dan karya yang berbeda dengan manusia yang lain. Perbedaan akan fisik, sosial, kepribadian, intelegensia dan kecakapan mempengaruhi individu manusia dalam menyikapi segala sesuatu yang berkaitan dengan kehidupannya. Guru bisa merasakan senang apabila mendapatkan kebahagiaan, merasa sedih apabila mendapatkan penderitaan di dalam hidupnya.
,S .S n
Akan tetapi sebagai pendidik dan pengajar yang dituntut berperilaku profesional seorang guru disamping harus mempunyai komptensi yang harus dimiliki juga
harus mampu menguasai sisi kemanusiaanya dan mengatur sisi manusia individu yang lain, yaitu siswa sebagai manusia yang mempunyai peran sebagai peserta
W
didik. Oleh karena itu seorang guru dituntut mempunyai pola kepemimpinan yang efektif dan juga pola manajerial yang sesuai dengan kondisi iklim kelas dalam
a
rangka pemenuhan tujuan terciptanya pembelajaran yang mempunyai efektivitas
am
tinggi dan produktif. Dikarenakan disamping sebagai pendidik dan pengajar, guru
Pr at
juga berperan sebagai manajer belajar dan pembelajaran.
KEPUSTAKAAN
Macbeath & Mortimer. 2001. Improving school effectiveness. Buckingham: Open University Press
ga
Tim Dosen FIP UM. 2005. Pengantar Pendidikan. Malang. Laboratorium
an g
Teknologi Pendidikan FIP UM. Noorsyam, M. 1986. Dasar Filsafat Kependidikan Pancasila. Surabaya.
Usaha Nasional.
R
Sunarto, H. & Hartono, B.A. 1994. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta:
Dirjen Dikti Depdiknas. Saputro, Suprihadi.2004.Kemampuan Dasar Mengajar. Malang. Lab Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang . Saputro, Suprihadi 1993. Dasar-Dasar Metodologi Pengajaran Umum, Pengembangan Proses Belajar-Mengajar, Malang : Penerbit IKIP MALANG. Robinson,1986.Beberapa prespektif Sosiologi Pendidikan, Jakarta : Rajawali
Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Pasca Sarjana, Universitas Gresik
Guru Sebagai Manajer Kegiatan Belajar dan Pembelajaran (Rangga Pratama W, S.Sn)
Jacobsen, Eggen, Kauchak, 1989. Methods For Teaching, A skill Approach, Third Edition, Colombus, Ohaio: Merrill Publishing Company. Evans dan Brueckner, 1992. Teaching and You, commiting, preparing, and succeeding, Needham Heights, Massachusets: Allyn and Bacon A Division of Simon & Schuster,Inc.
R
an g
ga
Pr at
am
a
W
,S .S n
Cooper, 1982. Pengelolaan Kelas, Jakarta: Depdikbud, Dikti.
Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Pasca Sarjana, Universitas Gresik