RANCANGBANGUN KURIKULUM PELATIHAN KETAHANAN KELUARGA BERWAWASAN GENDER BAGI FASILITATOR (TOT)
A. LATAR BELAKANG. Masalah kemiskinan terutama di negara-negara berkembang menjadi perhatian dan komitmen internasional baik dalam konferensi tentang kependudukan dan pembangunan (ICPD) di Cairo tahun 1994 maupun pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) pada bulan September 2000 yang dikenal dengan Millenium Developmen Goals (MDGs). Tujuh dari delapan target MDGs yaitu: Penanggulangan kemiskinan, memenuhi standar pendidikan dasar, meningkatkan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, mengurangi angka kematian bayi, meningkatkan kesehatan ibu, memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya dan pengelolaan hidup yang berkelanjutan sangat bersinggungan dengan peran keluarga. Target tersebut akan lebih cepat terwujud melalui upaya peningkatan kualitas hidup keluarga yang dilandasi dengan ketahanan keluarga yang kuat. Secara umum ketahanan keluarga dapat dilihat dari aspek fisik dan non fisik seperti ekonomi, kesehatan, pendidikan moral dan spiritual. Menurut C Thomas Philip, direktur eksekutif dari International Education Foundation dikatakan bahwa "Keluarga dapat diumpamakan sebagai sel suatu bangsa". Kalau triliunan sel yang ada di badan kita sehat, maka sehat pulalah badan kita. Sebaliknya kalau sel-sel itu melemah atau hancur, maka seluruh badan kita akan hancur dan bermasalah bahkan bisa berhenti fungsinya. Karena itu struktur keluarga adalah barometer penting dalam menentukan kesehatan suatu bangsa. Ketahanan keluarga yang dibangun dengan adanya saling interaksi dan berkomunikasi antara anggota keluarga dapat menciptakan perananperanan sosial bagi anggota keluarga. Di samping itu keluarga juga merupakan wahana utama dan pertama dalam menanamkan nilai-nilai dasar tentang harkat dan martabat manusia. Proses persemaian nilai-nilai dan terlaksananya peranan sosial yang berjalan dengan harmonis, dapat lebih memperkuat ketahanan keluarga jika dimulai dari pola asuh yang responsif gender sejak dini oleh orang tua. Berdasarkan hasil penjajakan kebutuhan pelatihan gender diperoleh informasi bahwa pola asuh dalam keluarga umumnya belum dilaksanakan 1
secara baik dan tepat, serta belum memperhatikan aspek kesetaraan gender. Hal tersebut antara lain disebabkan karena belum adanya pemahaman masyarakat termasuk para tokoh masyarakat dan pengambil keputusan. Untuk itu diperlukan pembekalan melalui pelatihan bagi tim fasilitator yang merupakan tenaga yang tepat untuk dapat terlaksananya alih pengetahuan dan ketrampilan. Agar pelatihan dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan dan dapat mencapai hasil yang optimal perlu disusun kurikulum Pelatihan Ketahanan Keluarga Berwawasan Gender (KKBG). B. T U J U A N. 1. Umum. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan peserta pelatihan dalam memfasilitasi operasionalisasi program Ketahanan Keluarga Berwawasan Gender. 2. Khusus. a. Meningkatkan pengetahuan peserta pelatihan tentang Ketahanan Keluarga Berwawasan Gender. b. Membentuk sikap positif tentang Ketahanan Keluarga Berwawasan Gender. c. Meningkatkan ketrampilan peserta pelatihan dalam memfasilitasi pelatihan dan operasional program Ketahanan Keluarga Berwawasan Gender. C. PESERTA. Peserta "TOT Pelatihan Ketahanan Keluarga Berwawasan Gender" terdiri dari : 1. Unsur BKKBN/Perangkat Daerah Pengelola KB (PDPKB). 2. Unsur Badan Perencana Pembangunan Daerah (Bappeda), 3. Unsur Badan Pemberdayaan Masyarakat/ Pemberdayaan Perempuan. 4. Lintas sektor terkait. 5. Unsur Tim Penggerak PKK
D. URAIAN TUGAS. Tugas yang akan dilakukan setelah mengikuti pelatihan, adalah : 1. Merencanakan operasionalisasi Program Ketahanan Keluarga Berwawasan Gender.
2
2. Memfasilitasi operasionalisasi program Ketahanan Keluarga Berwawasan Gender. 3. Melakukan pembinaan program Ketahanan Keluarga Berwawasan Gender. E. KEMAMPUAN YANG DIHARAPKAN. Sesuai dengan uraian tugas, maka kemampuan yang harus dimilki oleh peserta adalah : a. b. c. d. e.
Memahami Program Ketahanan Keluarga Berwawasan Gender (KKBG). Terampil melakukan fasilitasi pelatihan. Memahami pemasaran program ketahanan keluarga di lapangan. Terampil melaksanakan pengelolaan program KKBG. Terampil menyusun Plan of action (POA) KKBG
F. PENGALAMAN BELAJAR. 1. Mempelajari Isu global gender. 1.1.Membahas isu global gender tingkat Internasional. 1.1.1. CEDAW 1.1.2. ICPD 1994, ICPD+5, ICPD+10. 1.1.3. Konferensi Wanita se Dunia di beijing. 1.1.4. MDG'S 2000 1.2
Membahas isu global gender tingkat Nasional. 1.2.1 Sejarah perkembangan perjuangan perempuan di Indonesia. 1.2.2 Kedudukan dan peranan perempuan menurut GBHN. 1.2.3 Inpres No. 9 tahun 2000 tentang PUG.
2. Mempelajari konsep Gender. 2.1. Membahas Teori gender. 2.2. Membahas konsep gender. 2.3 Membahas bentuk-bentuk diskriminasi gender. 3. Mempelajari program Ketahanan Keluarga Berwawasan Gender . 3.1 Membahas konsep dasar ketahanan keluarga. 3.2 Membahas isu-isu ketahanan keluarga. 3.3 Membahas karakteristik keluarga yang kokoh. 3.4 Membahas kebijakan, strategi dan pokok-pokok program ketahanan keluarga. 3.5 Membahas pembangunan ketahanan keluarga secara terpadu dan komprehensif.
3
4. Mempelajari penerapan nilai-nilai moral yang dalam 8 fungsi keluarga yang berwawasan gender. 4.1 Membahas pengertian batasan nilai dari delapan fungsi keluarga. 4.2 Membahas nilai-nilai moral yang terkandung dalam 8 fungsi keluarga. 4.3 Membahas pengertian dan ciri-ciri dari setiap nilai dalam 8 fungsi keluarga. 4.4 Mendiskusikan cara menanamkan dan menerapkan nilai-nilai melalui 8 fungsi keluarga yang berwawasan gender. 5. Mempelajari pembentukan Karakter Sejak Usia Dini (PKSD). 5.1 Membahas konsep dasar PKSD. 5.2 Membahas hambatan pembentukan karakter. 5.3 Mendiskusikan proses pembentukan karakter. 5.4 Membahas pembentukan karakter sejak usia dini. 6. Mempelajari pengasuhan anak yang berwawasan gender. 6.1 Membahas konsep diri orang tua. 6.2 Membahas peran orang tua dalam membina tumbuh kembang anak balita dan remaja. 6.3 Mendiskusikan hal-hal yang perlu diperhatikan orang tua dalam membina tumbuh kembang anak yang berwawasan gender. 6.4 Mendiskusikan hambatan-hambatan dalam mengembangkan pola pengasuhan anak dan remaja yang berwawasan gender. 7. Mempelajari Ketahanan keluarga Berwawasan Gender dalam program Pembangunan desa. 7.1 Membahas konsep dasar pembangunan desa. 7.2 Membahas bentuk dan jenis program-program pembangunan desa 7.3 Mendiskusikan integrasi program Ketahanan Keluarga Berwawasan Gender dalam program pembangunan desa. 8. Mempelajari pemasaran Berwawasan Gender.
sosial
program
Ketahanan
Keluarga
8.1 Membahas konsep dasar pemasaran sosial program Ketahanan Keluarga Berwawasan Gender. 8.2 Membahas konsep adopsi dalam pemasaran program Ketahanan Keluarga Berwawasan Gender. 8.3 Mendiskusikan diseminasi suatu inovasi pemasaran program Ketahanan Keluarga Berwawasan Gender.
4
9. Mempelajari pembinaan program ketahanan keluarga Berwawasan Gender. 9.1 Membahas konsep pembinaan prograrm Ketahanan Keluarga Berwawasan Gender. 9.2 Membahas bentuk-bentuk pembinaan program Ketahanan Keluarga Berwawasan Gender. 9.3 Mendiskusikan langkah-langkah pembinaan program Ketahanan Keluarga Berwawasan Gender. 10. Mempelajari cara menyusun perencanaan kegiatan Ketahanan Keluarga Berwawasan Gender. 10.1 Membahas konsep dasar perencanaan program Ketahanan Keluarga Berwawasan Gender. 10.2 Membahas cara melakukan identifikasi program Ketahanan Keluarga Berwawasan Gender. 10.3 Membahas perencanaan program Ketahanan Keluarga Berwawasan Gender. 10.4 Mempraktekkan cara menyusun perencanaan program Ketahanan Keluarga Berwawasan Gender. 11. Mempelajari teknik fasilitasi dengan pendekatan team teaching. 11.1 Membahas Pembelajaran Orang Dewasa (POD). 11.2 Membahas Proses Belajar Mengajar (PBM). 11.3 Membuat SAP. 11.4 Mempraktikkan fasilitasi pelatihan. 12. Mempelajari pembuatan plane of action (POA). 12.1 Membahas cara membuat POA. 12.2 Menyusun POA
5
G. STRUKTUR MATERI.
NO
MATA PELAJARAN
A. MATERI DASAR 1 Isu global gender 2 Konsep gender 3 Program KKBG B.
MATERI INTI 4 Nilai-nilai moral dalam 8 fungsi keluarga yang berwawasan gender 5 Bembentukan Karakter Sejak Usia Dini. 6 Pengasuhan Anak yang berwawasan gender 7 KKBG dalam Program Pembangunan Desa 8 Pemasaran Sosial Program KKBG 9 Pembinaan Program KKBG 10 Cara Merencanakan Program KKBG di daerah
C. PENUNJANG 11 Teknik Fasilitasi dengan Pendekatan Team Teaching 12 Penyusunan POA 13 Dinamika Kelompok/ Bina Suasana
JAM PELAJARAN T P L
JML
2 2 2
-
-
2 2 2
2
4
4
10
2
2
-
4
2
4
2
8
2 2
2 6
2 -
6 8
2
2
-
4
2
2
-
4
2
6
-
8
1
3
-
4
1 25
3 37
10
4 66
Lain-lain (test, pohar, evaluasi, pembukaan/penutupan)
2 JUMLAH
68
Catatan : KKBG (Ketahanan Keluarga Berwawasan Gender)
6
H.
POLA PELATIHAN
7
I. PENILAIAN. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan tujuan pelatihan dilakukan penilaian dengan 4 (empat)) kategori penilaian yang meliputi hal-hal sebagai berikut : 1. 2. 3. 4.
Peserta. Fasilitator Penyelenggaraan pelatihan. Penyelenggaraan praktek lapangan.
1. Penilaian terhadap peserta pelatihan. a. Aspek pengetahuan yang diukur melalui pre test dan post test. b. Aspek sikap dan ketrampilan melalui pengamatan individu selama proses belajar di kelas dan praktik lapangan. 2. Penilaian terhadap fasilitator antara lain meliputi : a. Penguasaan materi. b. Gaya dan penampilan. c. Hubungan inter personal dan komunikasi. 3. Penilaian terhadap penyelenggaraan pelatihan meliputi : a. Aspek edukatif : (1) Relevansi substansi materi. (2) Proses pembelajaran. b. Aspek adminintratif. (1) Fasilitas penyelenggaraan (2) Sarana dan prasarana penunjang. c. Aspek koordinatif (1) Koordinasi lintas komponen/lembaga. (2) Komunikasi antar panitia penyelenggara dan peserta 4. Penilaian terhadap praktik lapangan meliputi : a. Persiapan. b. Pelaksanaan. c. Kesesuaian dengan tujuan pelatihan/pembelajaran
8
J. KRITERIA KEBERHASILAN. Keberhasilan pelatihan diukur berdasarkan tingkat penyerapan/kemampuan peserta yang secara umum terangkum dan dapat dilihat dari : 1. Indikator in put. 2. Indikator proses. a. Proses pelatihan dari awal sampai akhir berjalan lancar. b. Minimal 90 % dari jumlah peserta mengikuti dan berpartisipasi aktif baik di kelas maupun di lapangan. 3. Indikator out put. a. Terjadi peningkatan nilai rata-rata peserta dari pre test ke pos test minimal sebesar 20% b. 70 % peserta mampu memahami materi pelatihan, berdasarkan nilai pos test 70 keatas.
K. MODIFIKASI KURIKULUM. Rancangbangun kurikulum ini dapat dimodifikasi sesuai dengan pola pelatihan yang direncanakan dan kondisi wilayah masing-masing, sepanjang tidak melanggar prinsip-prinsip dalam proses belajar mengajar disamping tetap berpegang pada tujuan yang ditetapkan
L. Lampiran : GBPP (Garis-garis Besar Program Pembelajaran)
9
RANCANGBANGUN KURIKULUM
PELATIHAN KETAHANAN KELUARGA BERWAWASAN GENDER BAGI FASILITATOR (TOT)
PUSAT PELATIHAN GENDER DAN PENINGKATAN KUALITAS PEREMPUAN BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL TAHUN 2005
10