RANCANGAN PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP) PADA USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM) (Studi Kasus Pada Konveksi As- Shaqi Pamulang)
Disusun oleh: ANDRI PRATAMA 108082000161
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H / 2014 M i
RANCANGAN PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP) PADA USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM) (Studi Kasus Pada Konveksi As- Shaqi Pamulang) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh: Andri Pratama 108082000161
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. Rini, M.Si., Ak., CA NIP. 19760315 200501 2 002
Zuwesty Eka Putri, SE., M.Ak NIP. 19800416 200901 2 006
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/2014
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Rabu, 30 Januari telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa: 1. 2. 3. 4.
Nama NIM Jurusan Judul Skripsi
: Andri Pratama : 108082000161 : Akuntansi : Rancangan Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) Pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM): Studi Kasus Pada Konveksi As- Shaqi Pamulang
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 30 Januari 2013 1. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS. NIP. 19570617 198503 1 002
(
2. Rahmawati, SE., MM. NIP. 19770814 200604 2 003
(
3. Hepi Prayudiawan, SE.,MM., Ak., CA. NIP. 19720516 200901 1 006
(
) Ketua
) Sekretaris
iii
) Penguji Ahli
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI Hari ini telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa: 1. 2. 3. 5.
Nama NIM Jurusan Judul Skripsi
: Andri Pratama : 108082000161 : Akuntansi : Rancangan Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) Pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM): Studi Kasus Pada Konveksi As- Shaqi Pamulang
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 25 April 2014 1. Dr. Herni Ali MT., MM. NIDN. 0422 1259 02
(
2. Hepi Prayudiawan, SE.,MM., Ak., CA. NIP. 19720516 200901 1 006
(
3. Dr. Rini, M.Si., Ak., CA. NIP. 19760315 200501 2 002
(
4. Zuwesty Eka Putri, SE., M.Ak. NIP. 19800416 200901 2 006
(
5. Fitri Damayanti, SE., M.Si. NIP. 19810731 200604 2 003
(
) Ketua
) Sekretaris
) Pembimbing I
) Pembimbing II
) Penguji Ahli
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Andri Pratama No. Induk Mahasiswa
: 108082000161
Fakultas
: Ekonomi dan Bisnis
Jurusan
: Ak untansi
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya: 1. 2. 3. 4.
Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa ijin pemilik karya. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini.
Jikalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Ciputat,............................................... Yang Menyatakan, Materai Rp.6000,(.........................................................)
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.
IDENTITAS DIRI 1. Nama Lengkap
: Andri Pratama
2. Tempat, Tanggal Lahir : Bogor, 27 Oktober 1989 3.
Alamat
: Jl. Pahlawan RT. 001 RW. 004 Desa Cibinong Kec. Gunung Sindur Kab. Bogor
II.
4. Telepon
: 0856 9445 5856
5. Email
:
[email protected]
PENDIDIKAN 1. SD Negeri Gunung Sindur II Tahun 1995- 2001 2. SMP Nengeri 4 Serpong Tahun 2001- 2004 3. SMA Negeri 1 Cisauk Tahun 2004- 2007 4. S1 Ekonomi Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Tahun 2008- 2014
III. PENGALAMAN ORGANISASI 1. Ketua Pramuka SD Negeri Gunung Sindur II, Periode 2000- 2001 2. Anggota PMR SMP Negeri 4 Serpong 3. Bendahara Karang Taruna Desa Cibinong, Periode 2009- 20011
IV.
SEMINAR DAN PELATIHAN 1. ESQ Basic Training, 3 dan 4 September 2008 2. Seminar Multiculturalism in Region, Democracy and Modernization, 4 Desember 2008 3. Seminar Peran Asuransi dalam Era Globalisasi, 20 Mei 2010
V.
KEPANITIAAN 1. Divisi Keamanan, Kepanitiaan Pentas Seni (Pensi) SMA Negeri 1 Cisauk tahun 2005
vi
2. Divisi Konsumsi, Kepanitiaan Program Pengenalan Studi dan Almamater Jurusan Akuntasi, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2009
VI.
LATAR BELAKANG KELUARGA 1. Ayah
: Sukendo
2. Tempat, Tanggal Lahir : Bogor, 3 April 1964 3. Pendidikan Terakhir
: SLTA
4. Ibu
: Rosanti, S.Pd
5. Tempat, Tanggal Lahir : Bogor, 29 September 1967 6. Pendidikan Terakhir
: S1 PGSD
7. Alamat
: Jl. Pahlawan RT. 001 RW. 004 Desa Cibinong Kec. Gunung Sindur Kab. Bogor
8. Telepon/ HP
: 0812 8286 5787/ 0812 8313 9206
vii
Design of Implementation Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntanbilitas Publik (SAK ETAP) On Small and Medium Enterprise (SMEs) (Case Study On Convection As- Shaqi Pamulang) Andri Pratama ABSTRACT The financial report is a tool for analyzing the financial performance of companies that can provide information about the financial position, performance and cash flow, so it can serve as a basis for decision making by management. This study aims to understand the design of the application of SAK ETAP as a basic standard in financial reporting for SMEs. Where SMEs can design a simple accounting system that can assist and facilitate the creation of financial statements in accordance with SAK ETAP. This study used a descriptive method and data collection was done by means of interviews and direct observation to the managers of SMEs. This study was conducted to identify the constraints faced by SMEs in the preparation of the financial statements, and prepare reports in accordance with SAK ETAP. The results of this study indicate that SMEs experiencing problems in preparing the financial statements due to the lack of capable human resources in the field of accounting. The results of the preparation of financial statements in accordance with SAK ETAP balance sheet, income statement, statement of changes in capital and cash flow statement.
Keywords: Financial Statements, SMEs, SAK ETAP
viii
Rancangan Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntanbilitas Publik (SAK ETAP) Pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) (Studi Kasus Pada Konveksi As- Shaqi Pamulang ) Andri Pratama ABSTRAK Laporan keuangan merupakan alat untuk menganalisis kinerja keuangan perusahaan yang dapat memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas, sehingga dapat dijadikan sebagi dasar pengambilan keputusan oleh manajemen. Penelitian ini bertujuan untuk memahami rancangan penerapan SAK ETAP sebagai standar yang baku dalam pembuatan laporan keuangan bagi UKM. Dimana UKM dapat merancang sistem akuntansi keuangan sederhana yang dapat membantu dan memudahkan dalam pembuatan laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan pengambilan data dilakukan dengan cara wawancara serta observasi langsung kepada pengelola UKM. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi kendala- kendala yang dihadapi UKM dalam penyusunan laporan keuangan, serta menyusun laporan sesuai dengan SAK ETAP. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa UKM mengalami kendala dalam menyusun laporan keuangan karena kurangnya SDM yang memiliki kemampuan dalam bidang akuntansi. Hasil penyusunan laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP berupa neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal dan laporan arus kas.
Kata Kunci: Laporan Keuangan, UKM, SAK ETAP
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillaahirabbil’aalamiin. Segala puji dan syukur hanya bagi Allah yang memiliki segala sesuatu yang ada di bumi dan di langit yang telah melimpahkan rahmat dan karunia yang tak terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi
dengan
judul
“Rancangan
Penerapan
Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) Pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM): Studi kasus pada Konveksi As- Shaqi Pamulang”. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari zaman suram ke zaman terang-benderang seperti sekarang ini. Sebagai bentuk penghargaan yang tidak terlukiskan, izinkanlah penulis menuangkan dalam bentuk ucapan terima kasih kepada: 1. Rasa ta`dzim dan terima kasih yang mendalam kepada Ayahanda Sukendo dan Ibunda Rosanti S.Pd atas dukungan moril dan materil, kesabaran, keikhlasan, perhatian, serta cinta dan kasih sayang yang tidak habis bahkan doa-doa munajatnya yang tak henti-hentinya kepada Allah SWT. 2. Keluarga Besar Alm. H. Hasan dan Keluarga Besar Alm. Nursahid yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan untuk kesuksesan penulis. 3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Ibu Dr. Rini, M.Si., Ak., CA., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sekaligus Pembimbing Akademik dan Pembimbing I yang telah bersedia meluangkan waktu dan tenaganya untuk memberikan petunjuk, bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. 5. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM,. Ak., CA selaku Sekretaris Jurusan Akuntasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
x
6. Ibu Zuwesty Eka Putri, SE., M.Ak selaku Dosen Pembimbing II skripsi terima kasih atas bimbingan dan arahan yang diberikan sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi saya. 7. Para Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu, perhatian serta nasihat kehidupan yang berguna kepada semua mahasiswanya tak terkecuali penulis. 8. Seluruh staf Bagian Keuangan, Jurusan, Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan pelayanannya selama ini. 9. Segenap pengurus dan pegawai Perpustakaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (P-FEB), Perpustakaan Utama (PU) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan perpustakaan-perpustakaan Universitas lain yang telah membantu penulis dalam mencari data-data yang diperlukan. 10. Bapak H. Salman Abdullah Sungkar dan Bapak Zulfikar Aminudin, SE., serta seluruh karyawan dari Konveksi As- Shaqi. 11. Khairul Badriah, S.Pd.I sebagai seorang yang sangat spesial untuk penulis dan Heri Supriyadi, SE serta teman- teman yang yang telah membantu dan memberikan support selama ini. 12. Serta untuk semua pihak yang telah memberikan bantuan dan semangat kepada penulis hingga skripsi ini dapat terselesaikan. Semoga amal dan jasa baik yang telah diberikan kepada penulis dapat diterima oleh Allah SWT dengan pahala yang berlimpah. Dengan segala kelemahan dan kekurangan, semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai setiap langkah kita. Amiiin.
Ciputat, Pebruari 2014
Andri Pratama
xi
DAFTAR ISI
Halaman Judul ...............................................................................................
i
Lembar Pengesahan Skripsi..........................................................................
ii
Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ...................................................
iii
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ...............................................................
iv
Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ...............................................
v
Daftar Riwayat Hidup ...................................................................................
vi
Abstract ............................................................................................................
viii
Abstrak ............................................................................................................
ix
Kata Pengantar...............................................................................................
x
Daftar Isi .........................................................................................................
xii
Daftar Tabel ....................................................................................................
xv
Daftar Gambar ...............................................................................................
xvi
Daftar Lampiran ............................................................................................ xvii BAB I
BAB II
PENDAHULUAN .........................................................................
1
A. Latar Belakang .........................................................................
1
B. Perumusan Masalah .................................................................
6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................
6
TINJAUAN PUSTAKA ...............................................................
8
A. Landasan Teori .........................................................................
8
1. Akuntasi ...............................................................................
8
xii
a. Pengertian dan definisi akuntansi .................................
8
b. Siklus akuntansi ............................................................
11
2. Laporan Keuangan ...............................................................
12
a. Pengertian laporan keuangan ........................................
12
b. Tujuan laporan keuangan..............................................
13
c. Penyajian laporan keuangan .........................................
14
3. SAK ETAP ..........................................................................
16
a. Sejarah singkat SAK ETAP ..........................................
16
b. Persiapan penerapan SAK ETAP .................................
19
c. Ruang lingkup SAK ETAP ...........................................
20
d. Penyusunan laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP 21
BAB III
BAB IV
4. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) ....................................
26
a. Usaha kecil ...................................................................
26
b. Usaha menengah ..........................................................
27
c. Peran dan fungsi UKM.................................................
28
B. Penelitian Terdahulu ................................................................
28
C. Kerangka Pemikiran .................................................................
32
METODE PENELITIAN ............................................................
34
A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................
34
B. Jenis dan Sumber Data .............................................................
34
C. Teknik Analisis Data ................................................................
36
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..........................
37
A. Gambaran Umum Objek Penelitian .........................................
37
xiii
1. Profil UKM ..........................................................................
37
2. Struktur Organisasi UKM ....................................................
40
3. Kendala Penyusunan Laporan Keuangan ............................
41
B. Deskripsi Data ..........................................................................
42
C. Hasil Penelitian ........................................................................
44
1. Menentukan Periode Fiskal .................................................
47
2. Membuat Neraca Awal ........................................................
48
3. Membuat Jurnal ...................................................................
53
4. Memposting ke Buku Besar .................................................
55
5. Menyusun Laporan Keuangan .............................................
56
a. Membuat neraca ..............................................................
50
b. Menyusun laporan laba rugi dan saldo laba ....................
58
c. Menyusun laporan arus kas .............................................
60
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ............................................
63
A. Kesimpulan ...............................................................................
63
B. Implikasi ...................................................................................
64
C. Saran .........................................................................................
64
Daftar Pustaka ................................................................................................
66
Lampiran .......................................................................................................
69
BAB V
xiv
DAFTAR TABEL
No. Tabel
Keterangan
Halaman
2.1
Hasil Penelitian Terdahulu……………………………. 29
4.1
Daftar Transaksi Konveksi As- Shaqi dan Akun- Akun Yang Terlibat………………………………………….. 48
4.2
Daftar Nama Akun……………………………………. 50
xv
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar
Keterangan
Halaman
2.1
Siklus Akuntansi……………………………………
11
2.2
Skema Kerangka Pemikiran………………………...
33
4.1
Struktur Organisasi………………………………….
40
4.2
Neraca Awal………………………………………...
52
4.3
Jurnal Umum………………………………………...
54
4.4
Buku Besar…………………………………………..
55
4.5
Neraca………………………………………………..
56
4.6
Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba…………………
59
4.7
Laporan Arus Kas……………………………………
62
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran
Keterangan
Halaman
1
Data dari Perusahaan………………………
69
2
Struktur dan Teknis Wawancara…………..
81
xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Usaha kecil dan menengah yang dalam penelitian ini disingkat menjadi UKM merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Keberadaan usaha kecil dan menengah tersebut harus didukung dan didorong kemampuannya agar tetap berkembang dan hidup, sehingga dapat memperluas kesempatan usaha dan memperluas lapangan pekerjaan. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mempunyai peran penting dan strategis bagi pertumbuhan ekonomi negara, baik negara berkembang maupun negara maju. Peran aktif usaha kecil dan menengah (UKM) pada era pasca krisis mampu menciptakan lapangan pekerjaan sehingga dapat berfungsi sebagai katup pengaman permasalahan tenaga kerja. Dimasa krisis, usaha kecil menengah terbukti tangguh bertahan karena pelakunya bersandar kepada sumber daya lokal sehingga memiliki ketahanan yang kuat (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tangerang Selatan: 2009). Dalam menjalankan aktivitas usahanya seringkali pengelola usaha kecil dan menengah (UKM) merasa kesulitan dalam melakukan pencatatan terhadap apa yang terjadi pada operasional usahanya. Kesulitan ini menyangkut aktivitas dan penilaian atas hasil yang dicapai oleh setiap
1
usahanya. Apalagi jika harus dilakukan pengukuran dan penilaian atas aktivitas yang terjadi dalam kegiatan usaha. Pencatatan dilakukan hanya dengan menghitung selisih antara uang masuk dan uang keluar, tanpa melihat pengeluaran uang itu untuk atau dari alokasi dari kegiatan usaha atau non usaha. Kebanyakan pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) hanya menghitung harta yang dimiliki sebatas uang kas yang dipegang saja. Mereka tidak memahami bahwa pengertian harta lebih luas dari sekedar uang yang kas (Anak Suryo: 2006). Sering kali dalam skala usaha kecil dan menengah (UKM) hasil usaha dikatakan bagus jika pendapatan sekarang lebih tinggi daripada pendapatan sebelumnya. Padahal indikator dari keberhasilan tidak hanya diukur dari pendapatan saja, diperlukan pengukuran dan pengelompokan atas transaksi atau kegiatan usaha yang terjadi serta pengikhtisaran transaksi- transaksi tersebut. Setiap usaha diharapkan memiliki laporan keuangan untuk menganalisis kinerja keuangan sehingga dapat memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan dalam rangka membuat keputusankeputusan ekonomi serta menunjuk pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Praktek akuntansi keuangan pada usaha kecil menengah (UKM) masih rendah dan memiliki banyak kelemahan. Kelemahan itu, antara lain disebabkan rendahnya pendidikan, kurangnya pemamahan terhadap Standar Akuntansi
2
Keuangan (SAK) dari manajer pemilik dan tidak adanya peraturan yang mewajibkan penyusunan laporan keuangan bagi UKM (Wahdini dan Suhairi: 2006). Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi mengenai posisi keuangan perusahaan dan hasil usaha yang dicapai oleh suatu perusahaan. Salah satu bentuk informasi yang dapat digunakan untuk mengetahui kondisi dan perkembangan suatu perusahaan adalah laporan keuangan yang dilaporkan setiap akhir periode sebagai laporan pertanggungjawaban atas pengelolaan suatu perusahaan (Ma’rifatul Auliyah: 2012). Laporan keuangan juga dapat menjadi tolak ukur bagi pemilik dalam memperhitungkan keuntungan yang diperoleh, mengetahui berapa tambahan modal yang dicapai, dan juga dapat mengetahui bagaimana keseimbangan hak dan kewajiban yang dimiliki. Setiap keputusan yang diambil oleh pemilik dalam mengembangkan usahanya akan didasarkan pada kondisi keuangan yang dilaporkan secara lengkap bukan hanya didasarkan pada laba semata. Semakin berkembangnya usaha, menuntut usaha kecil dan menengah (UKM) untuk berhubungan dengan pihak eksternal perusahaan. Misalnya untuk meningkatkan pendanaan usaha kecil dan menengah (UKM) akan berhubungan dengan pihak bank/ lembaga keuangan lainnya. Pihak bank/ lembaga keuangan tersebut biasanya akan mensyaratkan laporan keuangan untuk menilai kelayakan kredit dari usaha kecil dan menengah (UKM). 3
Demikian juaga ketika usaha kecil dan menegah (UKM) mengikuti lelang pengadaan barang maupun jasa yang diadakan oleh pihak rekanan, pihak rekanan biasanya akan meminta laporan keuangan sebagai syarat lengkap administratif. Dengan demikian dengan semakin berkembangnya usaha, menuntut usaha kecil dan menengah (UKM) untuk menyediakan laporan keuangannya dengan baik dan sesuai dengan standar yang berlaku. Laporan keuangan yang akurat dan baku akan banyak membantu mereka dalam upaya pengembangan bisnisnya secara kuantitatif dan kualitatif (I Made Narsa, Agus Widodo dan Sigit Kurnianto: 2012). Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah menerbitkan Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada tanggal 12 Juli 2009 dan berlaku efektif pada 1 Januari 2011. Kehadiran Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik atau lebih dikenal dengan (SAK ETAP) diharapkan dapat memberikan kemudahan untuk UKM dalam menyajikan laporan keuangan. SAK ETAP juga diharapkan mernjadi solusi permasalahan internal perusahaan, terutama bagi manajemen yang hanya melihat hasil laba yang diperoleh tanpa melihat kondisi keuangan yang sebenarnya. Diterbitkannya SAK ETAP bertujuan untuk dimplementasikan pada entitas tanpa akuntabilitas publik. Entitas tanpa akuntabilitas publik merupakan entitas yang tidak signifikan dan menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal (IAI: 2009).
4
Pada umumnya usaha kecil dan menengah (UKM) adalah entitas tanpa akuntabilitas publik, oleh karena itu pengguna SAK ETAP banyak terdiri dari entitas dengan kategori usaha kecil dan menengah (UKM). Usaha kecil dan menegah (UKM) termasuk dalam ETAP karena tidak memiliki akuntabilitas yang signifikan dan menerbitkan laporan keuangan tidak untuk tujuan umum (general purpose financial statement). Entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan jika, bukan entitas yang telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau dalam proses pengajuan pendaftaran, pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan pernerbitan efek di pasar modal atau bukan entitas yang menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok besar masyarakat (IAI: 2009). Konveksi As- Shaqi yang beralamat di Jalan Aria Putra No. 66 Kedaung- Pamulang, merupakan salah satu usaha kecil menengah (UKM) yang dimiliki oleh H. Salman Abdullah Sungkar sejak tahun 2000. Konveksi As- Shaqi merupakan salah satu produsen pakaian muslim dan perlengkapan haji, disamping itu Konveksi As- Shaqi juga menerima pembuatan pakaian seragam sekolah dan wearpack sebagai salah satu produksi tambahan disamping produksi pokok. Berdasarkan wawancara dan observasi Konveksi As- Shaqi memiliki permasalahan dalam hal pengelolaan keuangan dalam usahanya. Maka dari itu, penerapan akuntansi menjadi salah satu komponen mutlak yang harus dimiliki oleh usaha kecil menengah (UKM) seperti Konveksi As- Shaqi, jika ingin
5
mengembangkan usahanya. Begitu pula dengan SAK ETAP sebagai suatu standar yang mengatur pembuatan laporan keuangan untuk usaha kecil dan menengah (UKM). Keberadaan SAK ETAP seharusnya menjadi suatu hal yang sedikit banyak diketahui dan diterapkan dalam laporan keuangan usaha kecil dan menengah (UKM). B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan diatas, maka penulis membuat perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Kendala apa yang dihadapi Konveksi As- Shaqi untuk menyusun laporan keuangannya? 2. Bagaimana rancangan penerapan SAK ETAP pada usaha kecil dan menengah (UKM) khususnya Konveksi As- Shaqi? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan penelian ini adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui kendala- kendala apa saja yang dihadapi oleh Konveksi As- Shaqi dalam menyusun laporan keuangannya. b. Untuk membantu pelaku bisnis usaha kecil dan menengah (UKM) dalam memahami penyajian laporan keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) khususnya pengelola Konveksi As- Shaqi.
6
2. Manfaat Penelitian Manfaat penelian ini sebagai berikut: a. Manfaat teoritis: 1) Memberikan pemahaman tentang rancangan penerapan SAK ETAP untuk usaha kecil dan menengah (UKM). 2) Memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi perusahaan dalam penyusunan laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP yang diharapan berdampak pada pengembangan usaha. 3) Memberikan kesempatan bagi penulis untuk menerapkan teoriteori yang telah dipelajari selama ini sehingga dapat memperdalam pengetahuan tentang penelitian dan menambah wawasan serta pemahaman yang lebih baik. b. Manfaat praktis: 1) Sebagai bahan masukan atau sumbangan informasi terhadap pihak perusahaan mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM. 2) Sebagai bahan informasi kepada akademisi dan masyarakat mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM.
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 1. Akuntansi a. Pengertian dan definisi akuntansi Dalam pengetahuan akuntansi dikenal dua istilah asing, yaitu accountancy dan accounting. Secara terminologi istilah tersebut lazim diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia menjadi akuntansi. Untuk mendekatkan pengertian terhadap kedua istilah tersebut, perlu diketahui pengertian dan kedudukan masing- masing dalam pengetahuan akuntansi. Akuntansi
(accountancy)
merupakan
suatu
metodologi
dan
himpunan pengetahuan yang berkenaan dengan sistem informasi dari satuan- satuan ekonomi apapun bentuknya, yang terbagi atas dua bagian. Pertama, accounting ialah pengetahuan yang menyangkut proses pelaksanaan pembukuan dalam arti yang luas. Kedua, auditing ialah pengetahuan yang menyangkut pemeriksaan dan penilaian (evaluasi) atas hasil proses pelaksanaan pembukuan tersebut. Oleh karena itu, istilah akuntansi (accountancy) lebih luas meliputi baik bidang teori, proses pembukuan, penerapan atau praktek, maupun pemeriksaan dan penilaian. Sementara itu istilah accounting hanya menunjukan bidang teori (Sadeli: 2008).
8
Sedangkan, menurut Warren, Reeve, dan Fees (2006) akuntansi adalah sistem informasi yang memberikan laporan kepada pihak- pihak berkepentingan mengenai kegiatan ekonomi dan kondisi perusahaan. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa, akuntansi adalah suatu sistem informasi yang menyangkut pemeriksaan dan penilaian (evaluasi) atas hasil proses pelaksanaan pembukuan yang memberikan laporan kepada pihak- pihak yang berkepentingan mengenai kegiatan ekonomi dan kondisi perusahaan. Akuntansi sering dijuluki sebagai bahasa bisnis (the language of bussines). Perubahan yang sangat cepat dalam masyarakat telah menyebabkan semakin kompleksnya bahasa tersebut, yang digunakan untuk mencatat, meringkas, melaporkan, menginterprestasikan data dasar ekonomi untuk kepentingan perorangan, perusahaan, pemerintah dan anggota masyarakat lainnya (Sadeli: 2008). Menurut AAA (American Accounting Association) dalam Sadeli (2008), akuntasi didefinisikan sebagai proses mengidentifikasikan, mengukur
dan
melaporkan
informasi
ekonomi
untuk
membuat
pertimbangan dan mengambil keputusan yang tepat bagi pemakai informasi tersebut. Secara umum, akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak- pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan (Warren, Reeve, dan Fees: 2006).
9
Sedangkan, menurut AICPA (American Institute of Certified Public Accountans) dalam Ahmed Riahi dan Belkaoui(2006) akuntasi adalah suatu seni pencatatan, pengklasifikasian dan pengikhtisaran dalam cara yang signifikan dan satuan mata uang, transaksi- transaksi dan kejadiankejadian yang paling tidak sebagian diantaranya, memiliki sifat keuangan dan selanjutnya menginterprestasikan hasilnya. Pihak- pihak yang berkepentingan menggunakan laporan akuntansi sebagai sumber informasi utama untuk pengambilan keputusan mereka. Pihak- pihak yang berkepentingan juga menggunakan informasi lain untuk pengambilan keputusan mengenai perusahaan. Pihak- pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan (Bussines Stakeholder) adalah perorangan atau entitas yang mempunyai kepentingan dalam menentukan kinerja perusahaan (Warren, Reeve dan Fees: 2006). Dari beberapa definisi akuntansi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa, definisi dari akuntasi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran dan pelaporan informasi ekonomi atas transaksi- transaksi dan kejadiankejadian dalam perusahaan yang kegiatannya dapat diukur dengan satuan mata uang untuk membuat pertimbangan dan pengambilan keputusan oleh pihak-
pihak
yang
berkepentingan
dalam
perusahaan
(Bussines
Stakeholder).
10
b. Siklus akuntansi Siklus akuntansi menurut Warren (2006), adalah proses akuntansi yang diawali dengan menganalisis serta menjurnal transaksi dan diakhiri dengan mengikhtisarkan dan melaporkan transaksi tersebut. Pengertian siklus akuntansi juga diungkapkan Manahan (2004) siklus akuntansi adalah suatu proses penyediaan laporan keuangan perusahaan untuk suatu periode tertentu. Siklus ini dimulai dari terjadinya transaksi, sampai penyiapan laporan keuangan pada akhir suatu periode. Adapun menurut Kieso (2008) yang dimaksud dengan siklus akuntansi adalah prosedur akuntansi yang biasanya digunakan oleh perusahaan untuk mencatat transaksi dan membuat laporan keuangan. Digambarkan sebagai berikut: Gambar 2.1 Siklus Akuntansi Jurnal Pembalik
Jurnal Penutup
Transaksi
Laporan Keuangan
Bukti
Neraca Lajur
Jurnal Penyesuaian Jurnal
Neraca Saldo
Buku Besar/ Ledger Sumber: Kieso (2008)
11
2. Laporan Keuangan a. Pengertian laporan keuangan Setelah transaksi dicatat dan dikhtisarkan, maka disiapkan laporan bagi pemakai. Laporan akuntansi yang menghasilkan informasi demikian disebut laporan keuangan (Warren: 2006). Merupakan suatu kewajiban bagi perusahaan untuk membuat dan melaporkan keuangan perusahaannya pada suatu periode tertentu. Hal yang dilaporkan kemudian dianalisis sehingga dapat diketahui kondisi dan posisi perusahaan terkini. Laporan keuangan juga akan menentukan langkah apa yang akan diambil oleh perusahaan sekarang dan kedepan, dengan melihat berbagai persoalan yang ada baik kelemahan maupun kekuatan yang dimilikinya. Dalam pengertian yang sederhana menurut Kasmir (2009), laporan keuangan adalah laporan yang menunjukan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Kemudian, Sadeli (2008) mengemukakan laporan keuangan adalah laporan tertulis yang memberikan informasi kuatitatif tentang posisi keuangan dan perubahan- perubahannya, serta hasil yang dicapai selama periode tertentu. Adapun menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Putra (2012), laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada periode akuntansi yang menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan berguna bagi banker, kreditor, pemilik dan pihak- pihak
12
yang berkepentingan dalam menganalisis serta menginterprestasikan kinerja keuangan dan kondisi perusahaan. Dari beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa laporan keuangan adalah suatu laporan tertulis yang menyajikan dan memberi informasi tentang kondisi keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu.
b. Tujuan laporan keuangan Tujuan laporan keuangan menurut IAI dalam PSAK (2009) adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan menyajikan informasi yang meliputi:
Aset
Liabilitas (kewajiban)
Ekuitas
Pendapatan dan beban termasuk keuantungan dan kerugian
Kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik
Arus kas
13
c. Penyajian laporan keuangan Penyajian yang wajar dari laporan keuangan SAK ETAP antara lain dijelaskan dalam SAK ETAP (2009) sebagai berikut: 1) Penyajian Wajar Laporan keuangan menyajikan dengan wajar posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas suatu entitas. Penyajian wajar mensyaratkan penyajian jujur atas pengaruh transaksi, peristiwa dan kondisi lain yang sesuai dengan definisi dan kriteria pengakuan aset, kewajiban, penghasilan dan beban. 2) Kepatuhan Terhadap SAK ETAP Entitas yang laporan keuangannya mematuhi SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan keuangan. 3) Kelangsungan Usaha Pada saat menyusun laporan keuangan, manajemen entitas yang menggunakan SAK ETAP membuat penilaian atas kemampuan entitas melanjutkan kelangsungan usaha. 4) Frekuensi Pelaporan Entitas menyajikan secara lengkap laporan keuangan (termasuk informasi komparatif) minimum satu tahun sekali.
14
5) Penyajian yang Konsisten Penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan antar periode harus konsisten kecuali jika terjadi perubahan yang signifikan atas sifat operasi entitas atau perubahan penyajian atau pengklasifikasian bertujuan menghasilkan penyajian lebih baik sesuai kriteria pemilihan dan penerapan kebijakan akuntansi. 6) Informasi Komparatif Informasi harus diungkapkan secara komparatif dengan periode sebelumnya kecuali dinyatakan lain oleh SAK ETAP (termasuk informasi dalam laporan keuangan dan catatan atas laporan keuangan). 7) Materialitas dan Agregasi Pos-pos yang material disajikan terpisah dalam laporan keuangan sedangkan yang tidak material digabungkan dengan jumlah yang memiliki sifat atau fungsi yang sejenis.
15
3. SAK ETAP a. Sejarah singkat SAK ETAP Ikatan Akuntan Indonesia sejak Juli 2009 telah meluncurkan standar akuntansi ETAP (SAK-ETAP). Nama standar ini sedikit unik karena exposure draftnya diberi nama Standar Akuntansi UKM (Usaha Kecil dan Menengah), namun mengingat definisi UKM sendiri sering berubah, maka untuk menghindari kerancuan, standar ini diberi nama SAK Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (Wahyuni: 2011). Sesuai dengan namanya maka sasaran pengguna dari standar ini adalah entitas yang tidak memiliki tanggung jawab akuntabilitas kepada publik (ETAP). SAK ETAP beranalogi dengan IFRS SMEs (Small and Medium Enterprises), bahkan semangat pengembangan SAK ETAP berasal dari IFRS SMEs namun dengan beberapa penyesuaian (Eka: 2010) Dengan adanya SAK ETAP, maka perusahaan kecil seperti UKM tidak perlu membuat laporan keuangan dengan menggunakan SAK Umum yang berlaku. Di dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk perusahaan dibandingkan dengan SAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih kompleks.. Selama ini perusahaan yang tidak memiliki akuntabilitas publik (misalnya UKM, private entities, dan lainnya) mengalami dilema dalam penyusunan laporan keuangan. Mereka menginginkan laporan keuangan yang sesuai dengan standar, untuk tujuan-tujuan antara lain memperoleh kredit dari bank, tujuan pelaporan pajak maupun tujuan internal
16
perusahaan namun, hambatan dalam pengaplikasian SAK Umum terkait dengan kompleksitas SAK Umum sehingga menimbulkan biaya yang besar apabila tetap diterapkan. Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) memahami hal ini dan memberikan solusi berupa penerbitan SAK ETAP yang merupakan simplifikasi dari SAK Umum. Secara substansi tidak terdapat perbedaan signifikan antara keduanya, namun persyaratan disclosure dari SAK ETAP berkurang signifikan dari SAK Umum (Eka: 2010) . Entitas yang laporan keuangannya mematuhi SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP. Apabila perusahaan memakai SAK-ETAP, maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan tersebut juga akan mengacu kepada SAKETAP. Mengingat kebijakan akuntansi SAK-ETAP di beberapa aspek lebih ringan daripada SAK Umum, maka ketentuan transisi dalam SAK-ETAP ini cukup ketat. Pada BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP, yakni 1 Januari 2011, Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP, tetapi berdasarkan PSAK nonETAP sepanjang diterapkan secara konsisten. Entitas tersebut tidak
17
diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya. Oleh sebab itu per 1 Januari 2011, perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP (Wahyuni: 2011). Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP, maka entitas tersebut tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP. Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan SAK-ETAP pada tahun 2011, namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan publik pada tahun berikutnya. Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK ETAP ini kembali. Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan SAK non-ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi persyaratan entitas yang dapat
menggunakan
SAK
ETAP,
maka
entitas
tersebut
dapat
menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan (Wahyuni: 2011).
18
b. Persiapan penerapan SAK ETAP Standar Akuntansi Keuangan Tanpa Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) akan dinyatakan efektif berlaku untuk entitas yang tidak memiliki akuntabiltas publik, yaitu entitas yang memiliki 2 kriteria yaitu: tidak memiliki akuntabilitas publik secara signifikan, dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statements) bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal dalam kriteria kedua ini adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur dan lembaga pemeringkat kredit (Basir: 2010). Kriteria ETAP di atas bisa dibedakan dengan entitas yang memiliki akuntabilitas publik, yaitu jika (SAK ETAP: 2009): 1) Entitas telah mengajukan pernyataan pendaftaran atau entitas dalam proses pengajuan pernyataan pendaftaran pada otoritas pasar modal (BAPEPAM-LK) atau regulator lain untuk tujuan penerbitan efek di pasar modal. 2) Entitas menguasai aset dalam kapasitas sebaga fidusia untuk sekelompok besar masyarakat, seperti bank, entitas asuransi, pialang dan/atau pedagang efek, dana pensiun, reksa dana, dan bank investasi. Pada umumnya, entitas tanpa akuntabilitas publik adalah UKM, oleh karena itu pengguna ETAP akan banyak terdiri dari entitas dengan kategori UKM.
Penerbitana SAK ETAP oleh DSAK IAI ini adalah
sebagai alternatif SAK yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia,
19
sebagai bentuk SAK yang lebih sederhana dibandingkan dengan SAK Umum yang lebih rumit (Basir: 2010).
c. Ruang lingkup SAK ETAP Berdasarkan ruang lingkup Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik maka standar ini dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik. Entitas tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit. Ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa entitas dikatakan memiliki akuntabilitas publik signifikan jika : proses pengajuan pernyataan pendaftaran, pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan efek dipasar modal; atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok besar masyarakat, seperti bank, entitas asuransi, pialang dan atau pedagang efek, dana pensiun, reksadana dan bank investasi. Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan standar tersebut.
20
d. Penyusunan laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP SAK ETAP diterapkan untuk penyusunan laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011. Penerapan dini diperkenankan. Jika SAK ETAP diterapkan dini, maka entitas harus menerapkan SAK ETAP untuk penyusunan laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010 Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam SAK ETAP (2009). 1) Jenis laporan keuangan lengkap Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam SAK ETAP (2009), laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan, dan laporan keuangan yang lengkap meliputi: (a) Neraca Neraca merupakan bagian dari laporan keuangan suatu perusahan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada akhir periode tersebut. Neraca minimal mencakup pos-pos berikut:
Kas dan setara kas
Piutang usaha dan piutang lainnya
Persediaan
Properti dan investasi
Aset tetap
Aset tidak berwujud
Utang usaha dan utang lainnya
Aset dan kewajiban pajak
21
Kewajiban diestimasi
Ekuitas
(b) Laporan laba rugi Laporan laba rugi menyajikan hubungan antara penghasilan dan beban dari entitas. Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk pengukuran lain, seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham. Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran laba adalah penghasilan dan beban. Laporan laba rugi minimal mencakup pos-pos sebagai berikut:
Pendapatan
Beban keuangan
Bagian laba atau rugi dari investasi yang menggunakan metode ekuitas
Beban pajak
Laba atau rugi neto
(c) Laporan perubahan ekuitas Dalam laporan ini menunjukan:
Seluruh perubahan dalam ekuitas untuk suatu periode, termasuk di dalamnya pos pendapatan dan beban yang diakui secara langsung dalam ekuitas untuk periode tersebut,
22
pengaruh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan yang diakui dalam periode tersebut, atau
Perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik termasuk jumlah investasi, penghitungan dividen dan distribusi lain ke pemilik ekuitas selama suatu periode.
(d) Laporan arus kas Laporan arus kas menyajikan informasi perubahan historis atas kas dan setara kas entitas, yang menunjukkan secara terpisah perubahan yang terjadi selama satu periode dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. (e) Catatan atas laporan keuangan yang berisiringkasan kebijakan akuntansi yang signifikan dan penjelasan lainnya. Catatan atas laporan keuangan berisi informasi sebagai tambahan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan memberikan penjelasan naratif atau rincian jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan dan informasi pos-pos yang tidak memenuhi kriteria pengakuan dalam laporan keuangan.
23
2) Pengakuan dalam laporan keuangan (a) Aset diakui dalam neraca jika kemungkinan manfaat ekonominya dimasa depan akan mengalir ke entitas dan aset tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal. Aset tidak diakui dalam neraca jika pengeluaran telah terjadi dan manfaat ekonominya dipandang tidak mungkin mengalir ke dalam entitas setelah periode pelaporan berjalan. Sebagai alternatif transaksi tersebut menimbulkan pengakuan beban dalam laporan laba rugi. (1) Entitas mengklasifikasikan aset sebagai aset lancar jika:
Diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau digunakan, dalam jangka waktu siklus operasi normal entitas
Dimiliki untuk diperdagangkan
Diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan setelah akhir periode pelaporan; atau
Berupa kas atau setara kas, kecuali jika dibatasi penggunaannya dari pertukaran atau digunakan untuk menyelesaikan kewajiban setidaknya 12 bulan setelah akhir periode pelaporan.
(b) Entitas mengklasifikasikan semua aset lainnya sebagai tidak lancar. Jika siklus operasi normal entitas tidak dapat diidentifikasi dengan jelas, maka siklus operasi diasumsikan 12 bulan.
24
(1) Kewajiban
diakui
dalam
neraca
jika
kemungkinan
pengeluaran sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban masa kini dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur dengan andal. (i) Entitas mengklasifikasikan kewajiban sebagai kewajiban jangka pendek jika:
Diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal operasi entitas
Dimiliki untuk diperdagangkan
Kewajiban akan diselesaikan dalam jangka waktu 12 bulan setelah akhir periode pelaporan; atau
Entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian kewajiban setidaknya 12 bulan setelah akhir periode pelaporan.
(ii) Entitas mengklasifikasikan semua kewajiban lainnya sebagai kewajiban jangka panjang. (2) Pengakuan penghasilan merupakan akibat langsung dari pengakuan aset dan kewajiban. Penghasilan diakui dalam laporan laba rugi jika kenaikan manfaat ekonomi di masa depan yang berkaitan dengan peningkatan aset atau penurunan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur secara andal.
25
(3) Pengakuan beban merupakan akibat langsung dari pengakuan aset dan kewajiban. Beban diakui dalam laporan laba rugi jika penurunan manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan penurunan aset atau peningkatan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur secara andal. Laba atau rugi merupakan selisih antara penghasilan dan beban. Hal tersebut bukan merupakan suatu unsur terpisah dari laporan keuangan, dan prinsip pengakuan yang terpisah tidak diperlukan.
4. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) a. Usaha kecil Sebagaimana yang dimaksud Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang dilampirkan oleh Tambunan (2012) dalam bukunya yang berjudul “Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Indonesia” usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam UndangUndang. Dalam Undang- Undang tersebut pada BAB IV Pasal 6 menyebutkan bahwa kriteria usaha kecil adalah sebagai berikut:
26
1) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau 2) Memiliki hasi penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah). Usaha kecil dan menengah adalah jenis usaha yang jumlahnya paling banyak di Indonesia, tetapi saat ini batasan mengenai kriteria usaha kecil masih beragam. Pengertian mengenai UKM juga masih relatif. Sehingga adanya batasan diperlukan untuk menimbulkan definisi- definisi dari berbagai segi (Hutagaol: 2012). b. Usaha menengah Kemudian pengertian usaha menengah dalam Undang- Undang tersebut yang terlampir dalam Tambunan (2012) adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang- Undang. Adapun dalam Undang- Undang disebutkan bahwa kriteria usaha menengah adalah sebagai berikut:
27
1) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau 2) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).
c. Peran dan fungsi UKM Menurut Suryana dalam Ma’rifatul Auliyah (2012) fungsi dan peran Usaha Kecil dan Menengah (UKM) sangat besar dalam kegiatan ekonomi masyarakat. Fungsi dan peran itu meliputi: 1)
Penyediaan barang dan jasa
2)
Penyerapan tenaga kerja
3)
Pemerataan pendapatan
4)
Sebagai nilai tambah bagi produk daerah
5)
Peningkatan taraf hidup masyarakat
B. Penelitian Terdahulu Adapun hasil penelitian terdahulu mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 2.1.
28
Tabel 2.1 Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu No 1.
2.
Peneliti (Tahun) Iim Ma’rifatul Aliyah (2012)
Marry Setiady (2011)
Judul Penelitian Penerapan Akuntansi Berdasarkan SAK ETAP pada UKM
Telaah Kesiapan dab Prospek Implementasi SAK ETAP : Studi Kasus Pada Pengusaha UMKM Garmen di Pusat Grosir Surabaya
Bersambung pada halaman selanjutnya 29
Metodologi Penelitian Persamaan Perbedaan Menggunakan metode Penulis melakukan kualitatif, yang mengulas penelitian pada beberapa dan menggambarkan UKM. bagaimana penerapan akuntansi berdasarkan SAK ETAP dilakukan pada UKM
Menggunakan UKM sebagai objek penelitian
Penulis melakukan penelitian pada beberapa UKM
Hasil Penelitian Kesulitan yang muncul untuk membuat laporan keuangan yang sesuai dengan akuntansi, karena hampir semua pengusaha tidak menerapkan konsep entitas dalam usahanya, sehingga sulit untuk memisahkan antara harta pribadi dengan perusahaan dan keberadaan SAK ETAP belum banyak diketahui oleh para pelaku UKM. Sebagian UMKM garmen telah siap mengimplementasikan SAK ETAP dalam pembuatan laporan keuangannya, kemudian untuk UMKM yang belum siap, bersedia mengimplementasikan SAK ETAP dalam pembuatan laporan keuangannya pada
Tabel 2.1 (Lanjutan) No 3.
4.
Peneliti (Tahun)
Judul Penelitian
I Made Narsa, Agus Widodo dan Sigit Kurnianto. (2012)
Mengungkap Kesiapan UMKM dalam Implementasi Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntanbilitas Publik (SAK ETAP) untuk Meningkatkan Askes Modal Perbankan. Pratiwi Standar Sariningtyas Akuntansi dan Tituk Keuangan Entitas Diah W. Tanpa (2012) Akuntabilitas Publik pada Usaha Kecil dan Menengah.
Bersambung pada halaman selanjutnya 30
Metodologi Penelitian Persamaan Perbedaan
Hasil Penelitian
Menggunakan metode Penulis melakukan kualitatif yang penelitian pada beberapa menjelaskan sejauh mana pelaku UKM. UMKM memahami kegunaan laporan keuangan yang disusun berdasarkan standar akuntansi yang baku.
masa yang akan datang. Laporan keuangan berperan sangat penting disamping sebagai acuan bagi pemilik usaha dalam pengambilan keputusan, juga terutama untuk memperoleh gambaran kondisi kinerja keuangan perusahaan.
Menggunakan SAK ETAP sebagai standar pelaporan keuangan yang baku bagi UKM.
laporan keuangan berpengaruh positif terhadap kebutuhan SAK ETAP bagi UKM.
Menggunakan metode purvosive sampling dalam penelitian.
Tabel 2.1 (Lanjutan) No 5.
31
Peneliti (Tahun) Hermon Adhi Putra dan Elisabeth Penti Kurniawati. (2012)
Judul Penelitian Penyusunan Laporan Keuangan untuk Usaha Kecil Menengah (UKM) berbasis Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK EAP).
Metodologi Penelitian Persamaan Perbedaan Menggunakan metode Peneliti melakukan deskriptif kualitatif, penelitian pada beberapa untuk menggambarkan pelaku UKM. dan menginterprestasikan kebutuhan UKM atas sistem akuntansi serta rancangan laporan keuangan sesuai dengan SAK ETAP.
Hasil Penelitian Kendala dalam pembuatan laporan keuangan antara lain karena kurangnya sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dalam menyusun laporan keuangan serta kurannya waktu yang difokuskan untuk membuat laporan keuangan.
C. Kerangka Pemikiran Menurut Hamid (2007) mendefinisikan kerangka pemikiran sebagai berikut: “Kerangka pemikiran merupakan sintesa dari serangkaian teori yang tertuang dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya merupakan gambaran sistematis dari kinerja teori dalam memberikan solusi atau alternatif solusi dari serangkaian masalah yang ditetapkan.”
Kerangka berpikir ini merupakan model konseptual, tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Adapun masalah-masalah yang dianggap penting dalam penelitian ini adalah rancangan penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang merupakan sebuah studi kasus pada konveksi As- Shaqi. Berdasarkan uraian di atas, gambaran menyeluruh penelitian ini yang mengangkat penelitian mengenai rancangan penerapan SAK ETAP pada UKM. Berikut merupakan gambaran kerangka pemikiran dari penelitian ini:
32
Gambar 2.2 Skema Kerangka Pemikian Konveksi As- Shaqi tidak menerapkan akuntansi didalam kegiatan usahanya.
Rancangan penerapan SAK ETAP dilakukan dalam setiap kegiatan usaha konveksi As- Shaqi
Penerapan akuntansi mulai dilakukan dalam setiap kegiatan usaha konvesi As- Shaqi
Basis Teori
Metode Penelitian: Kualitatif Deskriptif
Deskripsi dan pembahasan
Kesimpulan dan implikasi
33
BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif yang berupa studi kasus. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan mengenai bagaimana keadaan perusahaan tersebut sampai pada data-data yang dibutuhkan untuk dapat membuat laporan keuangan sesuai dengan SAK ETAP. Pada umumnya penelitian deskriptif merupakan penelitian non hipotesis. Adapun objek penelitian adalah Rancangan Penerapan SAK ETAP pada UKM.
B. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis data Jenis data yang digunakan adalah data kualitatif, yaitu data yang berisikan informasi mengenai pencatatan- pencatatan atas transaksi keuangan perusahaan pada tahun berjalan yang diperoleh dari informan yang mempunyai peran penting dalam Konveksi As- Shaqi, terutama mengenai data- data keuangan dan transaksi yang terjadi di perusahaan.
34
2. Sumber data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berupa sumber data internal yaitu data yang diperoleh dari dalam perusahaan yang terdiri atas data primer dan data sekunder. a) Data primer Data ini didapat dari hasil observasi dan wawancara langsung dengan pihak yang bersangkutan dalam perusahaan, seperti pemilik usaha, penanggung jawab keuangan, dan bagianbagian yang bersangkutan dengan pengolahan data keuangan, sehingga
dapat
diperoleh
keterangan
yang
dibutuhkan
sehubungan dengan masalah yang diteliti yakni penerapan akuntansi. b) Data sekunder Data ini diperoleh dari data yang sudah ada diperusahaan dalam bentuk dokumen dan informasi lain terutama pada informasi keuangan yang terjadi dalam setiap kegiatan perusahaan yang dapat membantu dalam pembuatan laporan keuangan, antara lain adalah rekening koran perusahaan, bukti transaksi penjualan, bukti transaksi pembelian, laporan kas keluar masuk, biaya overhead pabrik, catatan hutang dan piutang perusahaan serta laporan lainnya yang mendukung pembuatan laporan keuangan.
35
C. Teknik Analisis Data Dalam menganalisis data penulis menggunakan metode deskriptif. Metode
deskriptif
adalah
metode
penelitian
yang
berusaha
menggambarkan dan menginterprestasikan objek dengan apa adanya. Hasil laporan menggambarkan keadaan objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya, dengan kata lain penelitian deskriptif mengambarkan dengan sistematis fakta dan karakteristik objek dan subjek yang diteliti secara tepat. Data dalam penelitian ini diperoleh dari wawancara yang dilakukan peneliti
dengan
informan.
Wawancara
yang
dilakukan
dengan
menggunakan pertanyaan yang tidak terstruktur dan dilakukan sesantai mungkin, dengan tujuan untuk menggali lebih banyak informasi dari informan. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh data yang lebih akurat dan memudahkan dalam proses analisis data. Adapun langkah- langkah dalam memperoleh data penelitian adalah sebagai berikut (Auliyah: 2012): 1. Melakukan pengamatan/ observasi dan wawancara, 2. Mengidentifikasi dan merumuskan permasalahan yang terjadi pada perusahaan, 3. Mengevaluasi hasil dari pengamatan dan wawancara serta data yang didapat, 4. Menyimpulkan kelemahan dan menyarankan perbaikan dalam penyajian laporan keuangan sesuai dengan SAK ETAP.
36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Profil UKM Konveksi As- Shaqi yang beralamat di Jalan Aria Putra No. 66 Kedaung-
Pamulang Kota
Tangerang Selatan
provinsi
Banten,
merupakan sebuah salah satu usaha keluarga yang memproduksi pakaian muslim pria, wanita dan anak- anak serta perlengkapan haji pria dan wanita , seperti: baju koko, jubah, baju ihrom, kerudung, dan lainnya. Usaha produksi pakaian muslim ini mulai digeluti oleh H. Salman Abdullah Sungkar sekitar tahun 2000. Karena keinginan dan kemampuan dibidang menjahit beliau memulai usahanya dengan bemodalkan sebuah mesin jahit dengan memulai membuat pakaian muslim serta membuka jasa menjahit pakaian. Sedikit demi sedikit hasil dari kerja keras beliau mulai membuahkan hasil, dengan banyaknya pesanan dari warga sekitar. Melihat peluang yang berada didepan mata beliau mencoba mengembangkan usahanya dengan mendirikan sebuah konveksi rumahan yang diberi nama As- Shaqi dengan menggunakan sebagian tempat tinggalnya dan memiliki beberapa orang karyawan. Berawal dari berdirinya konveksi As- Shaqi mulailah beliau memasarkan produknya tersebut ke pusat grosir pakaian di Tanah Abang.
37
Perlahan tapi pasti produk baju muslim yang diberi label As- Shaqi mulai dikenal dan diminati oleh para pelanggan, seiring dengan perubahan waktu konveksi As- Shaqi pun kebajiran pesanan jika bulan Ramadhan tiba sampai menjelang hari raya Idul Fitri omzet yang didapat mencapai ratusan juta rupiah. Melihat hal tersebut mulailah tersirat dibenak beliau untuk membeli toko di pasar Tanah Abang, impian itu pun diwujudkan beliau dengan membeli toko yang diberi nama As- Shaqi Collection yang berada di Blok F lantai 5 pasar Tanah Abang. Seiring dengan perkembangan positif yang dialami konveksi AsShaqi pada tahun 2008, H. Salman Abdullah Sungkar kemudian membeli toko di sebuah mall di daerah Pamulang yang diberi nama As- Sakinah. Kedua toko tersebut menjadi pilar utama dalam penjualan hasil produksi dari konveksi As- Shaqi. Karena semakin banyaknya pesanan dan produksi yang dilakukan oleh konveksi dan sempitnya tempat produksi kemudian beliau memutuskan untuk membangun sebuah tempat produksi yang lebih besar untuk tempat produksi utama dan gudang dekat dengan tempat tinggalnya. Namun, semakin besar konveksi pasti akan semakin besar pula biaya yang dibutuhkan melanjutkan usaha tersebut, inilah yang tidak diperhitungkan oleh beliau, apalagi tidak ada pencatatan mengenai transaksi yang terjadi dengan kata lain tidak ada pencatatan akuntansi yang dilakukan di konveksi As- Shaqi, sehingga berdampak pada keuangan konveksi yang tidak tertata. Tidak patah arang beliau pun
38
mulai mengajak relasinya untuk menginvestasikan uangnya untuk usahanya tersebut. Dengan adanya investor yang menanamkan modal pada usahanya tersebut memberikan konveksi As- Shaqi angin segar untuk melanjutkan usahanya. Mulailah pencatatan akuntansi sederhana dilakukan, dari pencatatan kas masuk, kas keluar, piutang, hutang, persedian bahan baku dan barang jadi. Konveksi As- Shaqi pun mulai memperbaiki manajemen yang terjadi di konveksi. Pada kasus ini peneliti mulai merancang penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) dalam laporan keuangan konveksi. Hai ini diyakini dapat membantu konveksi dalam membuat laporan keuangan, juga untuk memenuhi kebutuhan investor yang ingin melihat perkembangan keuangan pada konveksi As- Shaqi yang terjadi saat ini. Penggunaan SAK ETAP sebagai standar pencatatan akuntasi karena konveksi As- Shaqi merupakan entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik dan menerbitkan laporan keuangannya untuk tujuan umum. Konveksi As- Shaqi tidak mengajukan pernyataan pendaftaran, atau dalam proses pengajuan pendaftaran, pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk penerbitan efek dipasar modal, atau bukan entitas yang menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok besar masyarakat.
39
2. Struktur Organisasi UKM Konveksi As- Shaqi belum membuat struktur organisasinya secara formal. Karena sebagian besar karyawan yang mengelola manajemen atau pengelola konveksi adalah anggota keluarga dan anak dari H. Salman Abdullah Sungkar. Struktur dibawah ini merupakan gambaran struktur organisasi yang dibuat berdasarkan deskripsi dan keterangan dari pemilik dan karyawan konveksi As- Shaqi: Gambar 4.1 Struktur Organisasi H. Salman AS Direktur Utama
Sakinah
Budiman
Administrasi
Produksi
Elsa HS
Muhammad
Rahayu
Dedi
Entin
Zainun
Kasir
Penjualan
Gudang
Cutting
CMT
Finishing
Karyawan
Karyawan
Karyawan
(Sumber : deskripsi wawancara)
40
3. Kendala Penyusunan Laporan Keuangan Dari hasil pengamatan dan wawancara yang sudah dilakukan, ditemukan kendala- kendala yang dialami oleh konveksi As- Shaqi dalam menyusun laporan keuangan, yaitu: a. Konveksi As- Shaqi memiliki sekitar 28 orang karyawan dimana hanya satu orang karyawan yang menangani bagian administrasi dimana bagian tersebut mengelola hampir seluruh kegiatan keuangan konveksi, mulai dari pembelian, penjualan,
hutang
piutang perusahaan, gudang, penggajian karyawan dan kegiatan lainnya yang berhubungan dengan administrasi keuangan konveksi. Dimana latar belakang pendidikan karyawan tersebut hanya tamatan Sekolah Menengah Atas (SMA) yang tidak memiliki pendidikan akuntansi. Menyebabkan kurangnya sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dalam menyusun laporan keuangan. Karena karyawan konveksi As- Shaqi yang mengelola keuangan perusahaan tidak memiliki latar belakang pendidikan akuntansi dan tidak pernah mengikuti pelatihan tentang akuntansi. b. Tidak adanya pembagian tugas yang jelas untuk karyawan pada bagian manajemen konveksi dengan kata lain karyawan belum sepenuhnya memaksimalkan kompetensi yang dimiliki dalam mengelola konveksi, dan juga pemilik sekaligus sebagai pengelola usaha belum sepenuhnya mempercayakan konveksi kepada manajemen.
41
c. Masih bercampurnya keuangan pribadi dan keuangan perusahaan sehingga, sulit untuk menelusuri transaksi pribadi dan transaksi untuk keperluan usaha. d. Belum tertatanya pencatatan yang mendukung data- data untuk pembuatan laporan keuangan, seperti: buku piutang, buku utang, catatan aset, pencatatan beban- beban konveksi, dan lainnya. B. Deskripsi Data Berikut adalah data- data konveksi As- Shaqi yang diperlukan untuk penerapan SAK ETAP pada penelitian ini antara lain yaitu: 1. Buku kas, yaitu buku atau catatan yang berisikan tentang pengeluaran dan pemasukan kas yang terjadi setiap hari. Pemilik mencatat seluruh transaksi keuangannya dalam buku tersebut, mulai dari biaya parkir, pembelian bahan baku dan bahan pendukung, pembayaran piutang usaha sampai dengan pembayaran hutang usaha dan kemudian diinput menggunakan komputer (dapat dilihat pada lampiran I). 2. Rekening koran pemilik, yaitu rekapitulasi transaksi keuangan yang dikeluarkan oleh Bank kepada nasabah untuk periode tertentu. Pemilik menggunakan rekening koran sebagai alat untuk mengetahui giro- giro pembayaran hutang usaha yang dikeluarkan telah dicairkan atau ditolak oleh pihak Bank, serta mengetahui transfer pembayaran piutang dari para pelanggan (dapat dilihat pada lampiran I).
42
3. Data aset konveksi, yaitu catatan yang berisikan data mengenai aset yang dimiliki oleh konveksi sampai saat ini. Pemilik hanya mencatat total aset yang dimiliki tanpa adanya perhitungan beban penyusutan untuk setiap aset yang dimiliki (dapat dilihat pada lampiran I). 4. Catatan hutang usaha, yaitu catatan yang mengenai hutang konveksi yang kepada para produsen atau distributor bahan baku dan bahan penunjang produksi lainnya (dapat dilihat pada lampiran I). 5. Catatan persediaan, yaitu catatan mengenai persediaan barang jadi yang dibuat oleh pemilik berdasarkan data pemotongan (cutting) bahan baku untuk produksi. Pemilik belum melakukan stok opname untuk melakukan pengecekan fisik terhadap persediaan barang jadi dan tidak melakukan pencatatan terhadap bahan baku yang tersedia (dapat dilihat pada lampiran I). 6. Catatan penjualan, yaitu catatan yang dibuat oleh pemilik berdasarkan nota penjualan yang telah dikeluarkan tanpa adanya pemisahaan antara penjualan tunai dan kredit (dapat dilihat pada lampiran I). 7. Catatan giro, yaitu catatan yang berisikan giro- giro pembayaran dari pelanggan dan giro- giro yang diterbitkan untuk pembayaran hutang usaha. Sebagian besar transaksi dalam konveksi menggunakan giro (dapat dilihat pada lampiran I). 8. Catatan pembayaran gaji karyawan, yaitu pencatatan seluruh transaksi yang meliputi pembayaran gaji. Karena pembayaran gaji dilakukan mingguan maka pencatatan pembayaran gaji dilakukan setiap minggu
43
berdasarkan data pekerjaan yang telah dilakukan oleh setiap karyawan pada bagian produksi (dapat dilihat pada lampiran I).
C. Hasil Penelitian Penelitian ini memberikan format rancangan laporan keuangan yang sesuai dengan SAK ETAP dan dapat digunakan oleh perusahaan untuk membuat laporan keuangan perusahaannya sendiri. Adapun untuk merancang laporan keuangan yang sesuai dengan karakteristik dan kondisi UKM tersebut langkah-langkah yang diperlukan adalah sebagai berikut: 1. Mengenali karakteristik UKM yang memiliki karakteristik bisnis tersendiri yaitu: a. Memiliki stuktur permodalan baik dari modal sendiri maupun investor, dimana komposisi modal sendiri memiliki persentase jumlah yang lebih besar dibanding investor. b. Strategi bersaing pada biaya yang rendah karena memiliki banyak pesaing yang menjual barang yang sejenis. c. Berorientasi pada penjualan grosir karena produk yang dihasilkan dijual di pasar Tanah Abang yang terkenal sebagai salah satu pusat grosir terbesar. d. Memiliki stok persediaan barang dagang yang sejenis dalam jumlah yang banyak karena berorientasi pada penjualan grosir. e. Pengusaha belum memiliki NPWP dan belum melakukan pembayaran pajak.
44
2. Mengenali transaksi- transaksi yang terjadi pada UKM, seperti: a. Transaksi penjualan konveksi As- Shaqi meliputi penjualan tunai maupun penjualan kredit. Penjualan tunai timbul dari transaksi penjualan eceran (retail), sedangkan penjualan kredit timbul dari transaksi penjualan dalam jumlah besar (grosir) kepada pelangganpelanggan setia untuk dijual kembali di daerahnya masing-masing. Transaksi penjualan kredit akan memunculkan akun piutang usaha dalam neraca perusahaan. Umumnya dalam transaksi penjualan ini terdapat potongan/diskon penjualan tersendiri yang proporsional dengan jumlah barang yang dibeli oleh pelanggan (semakin banyak barang yang dibeli oleh pelanggan, semakin besar pula potongan harga jualnya.) sehingga pada laporan laba-rugi, potongan/diskon penjualan tersebut akan mengurangi hasil penjualan bruto perusahaan. Selain kebijakan potongan harga tersebut, untuk transaksi penjualan grosir pengusaha memberikan kebijakan retur atau pengembalian barang sehingga dalam laporan laba-rugi retur penjualan ini juga akan mengurangi penjualan bruto perusahaan. b. Transaksi pembelian bahan baku juga meliputi pembelian secara tunai maupun pembelian secara kredit. Transaksi pembelian bahan baku secara kredit akan memunculkan akun hutang usaha pada neraca perusahaan. Selain itu, untuk transaksi ini perusahaan juga akan mendapatkan kebijakan retur dan potongan pembelian yang
45
akan diperhitungkan dengan menjadi pengurang saldo pembelian sehingga didapat saldo pembelian bersih. 3. Menentukan nama akun dan pos dalam laporan keuangan. 4. Perancangan laporan keuangan untuk UKM Konveksi As- Shaqi. Format
laporan
keuangan
yang
dibuat
disesuaikan
dengan
karakteristik dan kondisi UKM dan mengacu pada SAK ETAP adalah sebagai berikut: a. Neraca Neraca
memberikan
informasi
mengenai
posisi
keuangan
perusahaan pada suatu tanggal tertentu atau akhir periode pelaporan. SAK ETAP tidak menentukan format atau urutan terhadap pos-pos yang disajikan. Pada format laporan yang direkomendasikan pos-pos disajikan berdasarkan pada penilaian sifat dan likuiditas aset maupun kewajiban. b. Laporan laba rugi dan saldo laba Laporan laba rugi dan saldo laba ini dibuat untuk menunjukkan kinerja keuangan perusahaan selama suatu periode yaitu dengan menyajikan penghasilan dan beban entitas. Beban-beban pada laporan laba rugi ini dikelompokkan berdasarkan fungsinya sehingga memudahkan perusahaan untuk melakukan analisis beban tersebut.
Serta digabungkan dengan saldo laba tahun
berjalan untuk melihan perubahan modal pemilik pada periode tersebut.
46
c. Laporan arus kas Laporan arus kas menyajikan informasi perubahan historis atas kas dan setara kas entitas, yang menunjukkan secara terpisah perubahan dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan entitas. Arus kas dari aktivitas investasi mencerminkan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Pelaporan arus kas dari aktivitas operasi disyaratkan oleh SAK ETAP menggunakan metode tidak langsung. Berdasarkan data- data yang telah diperoleh dari konveksi AsShaqi untuk penelitian tahapan berikutnya adalah pembuatan laporan keuangan dengan langkah- langkah sebagai berikut: 1. Menentukan Periode Fiskal Periode fiskal yang digunakan adalah periode satu tahunan dimulai pada 1 Januari. Periode yang dipilih disesuaikan dengan periode fiskal perpajakan untuk mempermudah pengusaha memenuhi kewajiban pajak, walaupun dalam kenyataannya dilapangan konveksi As- Shaqi belum memiliki NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak). Dan diharapkan dengan adanya laporan keuangan ini pengusaha dapat memenuhi kewajiban pajaknya.
47
2. Membuat Neraca Awal Pada tahap ini peneliti melakukan wawancara kepada pemilik dan pihak administrasi konveksi As- Shaqi mengenai keadaan keuangan pada akhir Juni 2012 serta melihat bukti- bukti transakasi keuangan yang telah terjadi untuk memperkirakan saldo masing- masing akun yang akan dibuat. Pemilik mulai melakukan pencatatan intensif mengenai kegiatan keuangan perusahaan disertai dengan pengarsipan bukti transaksi yang terjadi dari awal Juli 2012, dan juga didorong oleh tutunan dari investor untuk melihat kondisi keuangan perusahaan untuk melindungi modal yang telah ditanamkan. Dari data yang diperoleh peneliti membuat daftar nama akun sesuai dengan kegiatan transaksi keuangan yang sering dilakukan oleh UKM tersebut. Berikut adalah perkiraan akun- akun dalam neraca awal yang digunakan untuk setiap transaksi keuangan yang terjadi pada konveksi As- Shaqi: Tabel 4.1. Daftar Transaski Konveksi As- Shaqi Dan Akun- Akun Yang Terlibat Jenis Transaksi Pembelian Bahan Baku Tunai Pembelian Bahan Baku Kredit
Debet
Kredit
Pembelian
Kas
Pembelian
Utang Usaha
Retur Pembelian Tunai
Kas
Retur Pembelian
Retur Pembelian Kredit
Utang Usaha
Retur Pembelian
Penjualan Tunai
Kas
Penjualan
Penjualan Kredit
Piutang Usaha
Penjualan
Pembayaran Gaji Karyawan
Beban Gaji Karyawan
Kas
Pembayaran Listrik
Beban Listrik
Kas
Tol, Bensin dan Parkir
Beban Transport
Kas
Penyetoran Tunai ke Bank
Kas di Bank
Kas
Disetor Modal Tunai
Kas
Modal Pemilik
Bersambung ke halaman selanjutnya
48
Tabel. 4.1 (Lanjutan) Pembelian Perlengkapan Kantor
Perlengkapan Kantor
Kas
Pembelian Aksesoris
Aksesoris
Kas
Pembelian Peralatan Kantor
Peralatan Kantor
Kas
Pembayaran Utang Tunai
Utang Usaha
Kas
Diterima Piutang Tunai Pembayaran Utang dengan Giro Diterima Piutang dengan Giro
Kas
Piutang Usaha
Utang Usaha
Utang Giro
Piutang Giro
Piutang Usaha
Pembayaran Angsuran Toko
Angsuran Toko
Kas
Pembayaran Angsuran Kendaraan
Angsuran Kendaraan
Kas
Pembayaran Sewa Kontrakan
Beban Sewa Kontrakan
Kas
Pembayaran Utang Giro Jatuh Tempo
Utang Giro
Kas di Bank
Diterima Piutang Giro Jatuh Tempo
Kas di Bank
Piutang Giro
Penyusutan Peralatan Kantor
Beban Penyusutan Peralatan Kantor
Akumulasi Penyusutan Peralatan Kantor
Penyusutan Kendaraan
Beban Penyusutan Kendaraan
Akumulasi Penyusutan Kendaraan
Penyusutan Mesin Produksi
Beban Penyusutan Mesin Produksi
Akumulasi Penyusutan Mesin Produksi
Penyusutan Bangunan Kerja Atas
Beban Penyusutan Bangunan Kerja Atas
Penyusutan Pabrik
Beban Penyusutan Pabrik
Akumulasi Penyusutan Bangunan Kerja Atas Akumulasi Penyusutan Pabrik
Penyusutan Bangunan Toko Pembayaran Servis Kendaraan
Beban Penyusutan Bangunan Toko Beban Perawatan Kendaraan
Pembayaran Perawatan Mesin Produksi
Beben Perawatan Mesin Produksi
Akumulasi Penyusutan Bangunan Toko Kas Kas
Sumber: data diolah
49
Kemudian berdasarkan transaksi- transaksi yang terjadi maka disusunlah daftar nama akun untuk konveksi As- Shaqi sebagai berikut: Tabel. 4.2. Daftar Nama Akun Asset Aset Lancar Kas Kas (Bank) Piutang Usaha
Ekuitas Pemilik Saham/ Investasi Modal Pemilik
Piutang Giro Piutang Karyawan Aksesoris
Penjualan Retur Penjualan Diskon Penjualan
Perlengkapan Kantor Persediaan Bahan Baku Persediaan Barang Dalam Proses Persediaan Barang Jadi
Pendapatan Lain- lain (Bazaar) Pendapatan Proyek Seragam (PKU) Harga Pokok Produksi Tenaga Kerja Langsung
Pendapatan
Harga Pokok Penjualan Aset Tetap Tanah Bangunan Kerja Atas Bangunan Pabrik Toko As- Sakinah Pamulang Mesin Produksi Peralatan Kantor Kendaraan Liabilitas/ Kewajiban Kewajiban Lancar Hutang Usaha Hutang Gaji Karyawan Hutang Giro Kewajiban Jangka Panjang Hutang Proyek Angsuran Toko As- Sakinah Pinjaman Kepada Satar
Beban- Beban: Beban Gaji Karyawan Tetap Beban Transport Beban Akomodasi Beban Aksesoris Beban Listrik Beban Perawatan Kendaraan Beban Perawatan Mesin Produksi Beban Lain- lain Beban Perlengkapan Kantor Beban Angsuran Kendaraan Beban Angsuran Toko As- Sakinah Beban Sewa Gudang (Kontrakan) Beban Penyusutan Peralatan Kantor Beban Penyusutan Kendaraan Beban Penyusutan Mesin Produksi Beban Penyusutan Bangunan Pabrik Beban Penyusutan Bangunan Kerja Atas Beban Penyusutan Toko As- Sakinah
50
Kemudian proses selanjutnya adalah membuat neraca awal, adapun data- data yang diperlukan untuk membuat neraca awal, yaitu: a. Data aset konveksi As- Shaqi yang terdiri dari aset lancar seperti kas, kas bank, piutang usaha, piutang giro, piutang karyawan, dan lainnya serta aset tetap seperti tanah, bangunan, mesin, toko, kendaraan dimana saldo akhir dari masing- masing akun pada periode tersebut yang digunakan untuk neraca awal. b. Data penyusutan aset yang dimiliki konveksi As- Shaqi, dimana perhitungan penyusutan menggunakan metode garis lurus. c. Data kewajiban konveksi As- Shaqi yang terdiri dari kewajiban lancar dan kewajiban jangka panjang. d. Data ekuitas konveksi As- Shaqi yang terdiri dari saham/ investasi dan modal pemilik. Yang dimaksud saham/ investasi ini adalah modal yang diberikan oleh koleganya untuk digunakan sebagai tambahan usaha konveksi As- Shaqi. Berdasarkan data- data transaksi yang diperoleh maka kemudian disusunlah neraca awal dengan format sebagai berikut:
51
Gambar. 4.2. Neraca Awal KONVEKSI AS- SHAQI Neraca Per 30 Juni 2012
Asset Aset Lancar Kas Kas (Bank)
Rp 491.420 Rp 53.355.840
Piutang Usaha Piutang Giro Piutang Karyawan Aksesoris Perlengkapan Kantor Persediaan Bahan Baku Persediaan Barang Dalam Proses Persediaan Barang Jadi Total Aset Lancar Aset Tetap Tanah (100 m²) Tanah (200 m²) Bangunan Kerja Atas Akum. Peny. Bangunan Kerja Atas Bangunan Pabrik Akum. Peny. Bangunan Pabrik
Rp 1.425.134.740
Rp 203.150.000 Rp
Peralatan Kantor Akum. Peny. Peralatan Kantor Kendaraan Akum. Peny. Kendaraan.
Rp100.000.000 Rp260.000.000 Rp202.158.323
(991.677)
Rp 93.337.500 Rp
Toko As- Sakinah Pamulang Akum. Peny. Bangunan Toko Mesin Produksi Akum. Peny. Mesin Produksi
Rp502.750.000 Rp400.373.000 Rp 7.500.000 Rp 38.756.700 Rp 467.000 Rp330.550.780 Rp Rp 90.890.000
Rp 93.060.417
(277.083)
Rp 371.533.843
Rp370.361.285
Rp (1.172.558) Rp 243.604.688
Rp241.738.021
Rp (1.866.667) Rp
2.858.971
Rp (49.408) Rp 214.854.877
Rp
2.809.563
Rp213.167.911
Rp (1.686.966)
Total Aset Tetap Total Asset
Bersambung ke halaman selanjutnya
Rp 1.483.295.520 Rp 2.908.430.260
52
Gambar.4.2 (Lanjutan) Liabilitas/ Kewajiban Kewajiban Lancar Hutang Usaha
Rp450.870.000
Hutang Gaji Karyawan
Rp
5.363.400
Hutang Giro Total Kewajiban
Rp711.266.600
Lancar Kewajiban Jangka Panjang Hutang Proyek Angsuran Toko AsSakinah
Rp 1.167.500.000 Rp 75.318.500
Pinjaman Kepada Satar
Rp300.000.000
Rp196.020.000
Total Kewajiban Jangka Panjang Total Kewajiban Ekuitas Pemilik Saham/ Investasi Zulfikar/ Satar Jefry
Rp 571.338.500 Rp 1.738.838.500
Rp 200.000.000 Rp 407.000.000
Total Investasi/ Saham
Rp607.000.000
Modal Pemilik
Rp562.591.760
Total Ekuitas Total Liabilitas dan Ekuitas Pemilik
Rp 1.169.591.760 Rp 2.908.430.260
3. Membuat Jurnal Kemudian setelah neraca awal dibuat, tahapan selanjutnya adalah membuat jurnal. Proses penjurnalan dilakukan untuk menuliskan seluruh transaksi keuangan yang terjadi di konveksi As- Shaqi berdasarkan bukti transaksi yang ada. Transaksi ini akan mempengaruhi dua atau lebih akun yang ada dibagian debit dan kredit. Dalam pembuatan jurnal membutuhkan saldo awal dari setiap akun pada neraca saldo, data tersebut diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak administrasi konveksi As- Shaqi serta melihat bukti- bukti transaksi
53
yang telah terjadi untuk memperkirakan saldo awal akun serta melihat laporan yang berkaitan dengan setiap akun transaksi. Adapun untuk membuat jurnal umum data yang dibutuhkan adalah: a. Bukti transaksi yang terjadi pada periode tersebut yang akan digunakan sebagai dasar penjurnalan. b. Transaksi atau kegiatan keuangan konveksi yang tidak memiliki bukti, namun untuk kepentingan konveksi As- Shaqi yang nantinya akan dimasukan kedalam perkiraan beban lainlain apabila merupakan beban yang dikeluarkan konveksi. Dan perkiraan pendapatan lain- lain apabila merupakan pendapatan yang diterima oleh konveksi As- Shaqi. Berikut adalah format jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi keuangan konveksi As- Shaqi: Gambar. 4.3. Jurnal Umum KONVEKSI AS- SHAQI Jurnal Umum Periode 31 Juli 2012 Tanggal 02-Jul12
Uraian Beban Gaji
Ref.
Debet (Dr) Rp
200.000
Rp
138.500
Kas Beban Transport Kas Beban Gaji
Rp
Kas
Rp
Rp
200.000
Rp
138.500
Rp
120.000
Rp
12.000
120.000
Kas Beban Lain- Lain
Kredit (Cr)
12.000
54
4. Memposting ke Buku Besar Buku besar disusun untuk mempermudah melihat transaksi secara rinci untuk masing- masing akun sesuai dengan penjurnalan yang dilakukan. Data dalam buku besar ini merujuk dari neraca awal dan jurnal yang telah dibuat untuk periode yang bersangkutan. Adapun data yang diperlukan dalam membuat buku besar ,yaitu: a. Saldo akhir pada neraca awal pada periode yang lalu dari setiap perkiraan akun. b. Jurnal umum yang mencatat semua transaksi keuangan perusahaan. Berikut adalah format Buku Besar yang dibuat untuk konveksi As- Shaqi: Gambar. 4.4. Buku Besar KONVEKSI AS- SHAQI Buku Besar Per 31 Juli 2012 Kas Tanggal 01-Jul-12
Uraian Saldo Awal Juli
02-Jul-12
Kas
02-Jul-12
Kas
23-Jul-12
Ref
Debet (Dr) Rp
Kredit (Cr)
491.420
Rp 1.900.000
Rp
200.000
Rp
118.500
Rp
318.500
Rp 3.500.000
Rp 5.891.420 Saldo Akhir Juli
Rp 5.572.920
55
5. Menyusun Laporan Keuangan Laporan keuangan konveksi As- Shaqi disusun berdasarkan SAK ETAP dengan menggunakan dasar akrual yaitu, mencatat transaksitransaksi atau mengakui pendapatan dan beban pada saat terjadinya dan bukan pada saat pendapatan tersebut diterima ataupun biaya tersebut dibayarkan. a. Membuat neraca Neraca menyajikan informasi tentang aset, kewajiban dan ekuitas yang dimiliki oleh konveksi As- Shaqi pada periode Juli 2012. Disertai dengan dorongan dari para investor yang menenamkan modalnya pada konveksi As- Shaqi, yang ingin melihat kondisi keuangan perusahaan dengan adanya laporan keuangan dari konveksi As- Shaqi. Berikut adalah neraca pada akhir Juli 2012: Gambar. 4.5. Neraca KONVEKSI AS- SHAQI Neraca Per 31 Juli 2012
Asset Aset Lancar Kas Kas (Bank) Piutang Usaha Piutang Giro Piutang Karyawan Aksesoris Perlengkapan Kantor Persediaan Bahan Baku
Rp 14.748.826 Rp 4.711.140 Rp891.934.700 Rp171.050.000 Rp 17.040.000 Rp 12.616.357 Rp 265.500 Rp433.248.200
Bersambung ke halaman selanjutnya
56
Gambar. 4.5 (Lanjutan) Persediaan Barang Dalam Proses Persediaan Barang Jadi
Rp Rp189.072.250
Total Aset Lancar
Rp 1.734.686.973
Aset Tetap Tanah (100 m²) Tanah (200 m²) Bangunan Kerja Atas Akum. Peny. Bangunan Kerja Atas Bangunan Pabrik Akum. Peny. Bangunan Pabrik Toko As- Sakinah Pamulang Akum. Peny. Bangunan Toko Mesin Produksi Akum. Peny. Mesin Produksi Peralatan Kantor Akum. Peny. Peralatan Kantor Kendaraan Akum. Peny. Kendaraan.
Rp100.000.000 Rp 202.158.323
Rp260.000.000 Rp201.166.646
Rp (991.677) Rp 93.060.417
Rp 92.783.334
Rp
(277.083)
Rp 370.361.285
Rp369.188.727
Rp (1.172.558) Rp 241.738.021
Rp239.871.354
Rp (1.866.667) Rp 2.809.563
Rp
Rp (49.408) Rp 213.167.911
Rp211.480.945
2.760.155
Rp (1.686.966)
Total Aset Tetap
Rp 1.477.251.161 Rp 3.211.938.134
Total Asset Liabilitas/ Kewajiban Kewajiban Lancar Hutang Usaha Hutang Gaji Karyawan
Rp559.139.000 Rp 2.363.400
Hutang Giro Total Kewajiban
Rp811.266.600
Lancar Kewajiban Jangka Panjang
Rp 1.372.769.000
Hutang Proyek Angsuran Toko As-
Rp125.318.500
Sakinah
Rp196.020.000 Pinjaman Kepada Satar
Rp300.000.000
Total Kewajiban Jangka Panjang Total Kewajiban
Rp 621.338.500 Rp 1.994.107.500
Ekuitas Pemilik Saham/ Investasi Zulfikar/ Satar
Rp 200.000.000
Bersambung ke halaman selanjutnya
57
Gambar. 4.5 (Lanjutan) Jefry Total Investasi/ Saham
Rp 407.000.000 Rp607.000.000
Modal Pemilik
Rp610.830.634
Total Ekuitas Total Liabilitas dan Ekuitas Pemilik
Rp 1.217.830.634 Rp 3.211.938.134
b. Menyusun laporan laba rugi dan saldo laba SAK ETAP mengijinkan entitas untuk menyajikan laba rugi dan saldo laba menggantikan laporan laba rugi dan laporan perubahan ekuitas jika perubahan pada ekuitas hanya berasal dari laba rugi, pembayaran deviden, koreksi kesalahan periode lalu dan perubahan kebijakan akuntansi. sebagaimana dijelaskan dalam SAK ETAP paragraph 3.13, “ Jika entitas hanya mengalami perubahan ekuitas yang muncul dari laba atau rugi, pembayaran deviden, koreksi kesalahan periode lalu dan perubahan kebijakan akuntansi selama periode laporan keuangan disajikan maka entitas dapat menyajikan laporan laba rugi dan saldo laba sebagai pengganti laporan laba rugi dan laporan perubahan ekuitas”. Laporan laba rugi dan saldo laba suatu periode menunjukan kinerja keuangan perusahan selama periode tersebut. Adapun data yang diperlukan untuk membuat laporan laba rugi dan saldo laba yaitu: a. Data seluruh pendapatan konveksi As- Shaqi dari mulai penjualan
disertai
diskon
dan
retur
produk
dan
pendapatan lain- lain pada periode berjalan.
58
b. Data semua beban yang dikeluarkan untuk kepentingan usaha konveksi As- Shaqi. Seperti beban transport, beban listrik, akomodasi, beban gaji dan lainnya. c. Data ekuitas pemilik/ saldo laba/ laba ditahan pemilik pada periode lalu. Dari data diatas yang selanjutnya diolah menghasilkan laporan laba rugi dan saldo laba sebagai berikut: Gambar. 4.6. Laporan Laba Rugi Dan Saldo Laba KONVEKSI AS- SHAQI Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba Periode 31 Juli 2012 Modal Pemilik (Awal Periode) Penjualan Retur Penjualan Diskon Penjualan Penjualan Bersih Harga Pokok Produksi Tenaga Kerja Langsung Harga Pokok Penjualan
Rp
Bersambung ke halaman selanjutnya
Rp
311.961.837
Rp
225.562.858
Rp
86.398.979
Rp 158.128.882 Rp 67.433.976
Laba Kotor Beban- Beban: Beban Gaji Karyawan Tetap Beban Transport Beban Akomodasi Beban Aksesoris Beban Listrik Beban Perawatan Kendaraan Beban Perawatan Mesin Produksi Beban Lain- lain Beban Perlengkapan Kantor Beban Angsuran Kendaraan Beban Angsuran Toko AsSakinah Beban Sewa Gudang
562.591.760
Rp 318.328.405 Rp 6.366.568 Rp -
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
9.755.600 1.516.512 592.750 2.714.012 1.152.350 580.200
Rp Rp Rp Rp
495.040 5.747.480 84.130 6.271.800
Rp Rp
6.000.000 1.500.000
59
Gambar. 4.6 ( Lanjutan) (Kontrakan) Beban Penyusutan Peralatan Kantor Beban Penyusutan Kendaraan Beban Penyusutan Mesin Produksi Beban Penyusutan Bangunan Pabrik Beban Penyusutan Bangunan Kerja Atas Beban Penyusutan Toko AsSakinah Total Beban- beban
Rp Rp
49.408 1.686.966
Rp
1.866.667
Rp
277.083
Rp
991.677
Rp
1.172.558
Laba Bersih Usaha Pendapatan Lain- lain (Bazaar) Pendapatan Proyek Seragam (PKU) Laba Sebelum Deviden Pembagian Deviden Zulfikar/ Satar (35% x Rp. 200,000,000/ 6) Jefry (35% x Rp. 407,000,000/ 6)
Rp
11.666.667
Rp
23.741.667
Rp
42.454.233
Rp
43.944.746
Rp Rp
4.629.500 35.072.961
Rp
83.647.207
Rp
35.408.333
Laba Bersih Usaha Modal Pemilik (Akhir Periode)
Rp Rp
48.238.874 610.830.634
c. Menyusun laporan arus kas Laporan arus kas memberikan informasi perubahan secara historis atas kas dan setara kas, yang menunjukan secara terpisah perubahan kas yang terjadi selama satu periode dari aktivitas operasi,
investasi
dan
pendanaan.
Dalam
SAK
ETAP
menganjurkan laporan arus kas dibuat dengan metode tidak langsung. Dalam kegiatan usahanya, konveksi As- Shaqi jarang memiliki aktivitas investasi dan pendanaan. Hal ini disebabkan
60
karena
lingkup
usaha
yang
kecil,
sehingga
perusahaan
memaksimalkan aset yang telah dimiliki dan tidak memiliki instrument keuangan yang kompleks seperti saham dan obligasi. Adapun data yang diperlukan dalam membuat laporan arus kas konveksi As- Shaqi, yaitu: a. Data transaksi yang berasal dari aktivitas operasi konveksi yang melibatkan semua kas yang digunakan untuk pendanaan operasi konveksi dalam periode akuntansi, seperti penjualan tunai, pembelian bahan tunai, pembayaran gaji karyawan dan lainnya. b. Data transaksi investasi dan pendanaan pada periode akuntansi yang sedang berjalan, yang melibatkan tambahan modal dari investor, kemudian pembelian atau penjualan aset dan penjualan property investasi konveksi yang terjadi pada periode tertentu. c. Data hutang kepada bank yang merupakan pinjaman modal yang dilakukan oleh konveksi, dan pembayaran angsuran yang dilakukan konveksi As- Shaqi kepada Bank atau pihak bukan bank dalam periode akuntansi. Berikut adalah format yang diterapkan pada laporan arus kas konveksi As- Shaqi:
61
Gambar. 4.7. Laporan Arus Kas KONVEKSI AS- SHAQI Laporan Arus Kas Per 31 Juli 2012 Arus Kas Dari Aktivitas Operasi Penjualan Tunai Pembelian Bahan Baku Tunai Pembelian Peralatan Kantor Pembayaran Gaji Karyawan
Rp Rp Rp Rp
97.845.224 (561.500) (77.189.576)
Pembayaran Listrik Pembayaran Utang Melalui Kas Pembayaran Transportasi Pembayaran Akomodasi Pembayaran Sewa Kontrakan Pembayaran Perawatan Kendaraan Pembayaran Perawatan Mesin Produksi
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
(1.152.350) (1.516.402) (592.750) (1.500.000) (580.200) (495.040)
Arus kas bersih dari aktivitas operasi
Rp
14.257.406
Arus Kas Dari Aktivitas Investasi Pelepasan (perolehan) investasi Pelepasan (perolehan) aset tetap Pelepasan (perolehan) properti investasi
Rp Rp
-
Rp
-
Arus kas bersih dari aktivitas investasi
Rp
-
Arus Kas Dari Aktivitas Pendanaan Penerimaan (pembayaran) pinjaman Bank
Rp
-
Arus kas bersih dari aktivitas pendanaan
Rp
-
Kenaikan Kas Bersih
Rp
14.257.406
Kas awal Juli 2012 Kas akhir Juli 2012
Rp Rp
491.420 14.748.826
62
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan Dari penelitian yang sudah dilakukan mengenai penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM), maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Konveksi As- Shaqi mengalami kendala dalam membuat laporan keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang ada, kendala yang dihadapi antara lain: a. Kurangnya sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dalam penerapan akuntansi dan pembuatan laporan keuangan konveksi yang sesuai dengan standar yang baku karena tingkat pendidikan yang belum memadai untuk mengelola keuangan perusahaan. b. Pencatatan pembukuan yang belum dilakukan dengan baik. Seperti belum lengkapnya daftar buku piutang, utang, aset, penjualan dan lainnya. c. Masih bercampurnya rekening perusahaan dan rekening pribadi pemilik, sehingga sulit menentukan aktivitas keuangan untuk konveksi dan untuk pribadi.
63
2. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) yang dirancang penerapannya pada konveksi As- Shaqi telah membantu memudahkan perusahaan dalam mengolah data- data yang tersedia guna membuat laporan keuangan baku bagi entitas juga untuk melihat kinerja perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan serta memenuhi kewajiban konveksi kepada investor.
B. Implikasi Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada pengembangan ilmu akuntasi khususnya dalam penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Serta diharapkan dapat memberikan informasi tambahan mengenai tahap- tahap pengaplikasian SAK ETAP pada UKM. Berdasarkan kesimpulan dapat diketahui bahwa penerapan SAK ETAP pada UKM akan memudahkan UKM dalam pembuatan laporan keuangan yang berstandar yang dapat digunakan untuk mengetahui kinerja keuangan UKM tersebut. C. Saran Bagi peneliti berikutnya penulis menyarankan untuk lebih banyak lagi menggali data keuangan perusahaan untuk mengetahui keakuratan laporan keuangan yang dibuat dan menambah waktu penelitian agar mengetahui kekurangan dan kelemahan dari suatu perusahaan atau objek penelitian tersebut.
64
Kemudian bagi perusahaan atau UKM khususnya konveksi AsShaqi harus memiliki sumber daya manusia yang memadai untuk menerapkan pencatatan akuntansi dan pembuatan laporan keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang baku yaitu Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP), agar laporan keuangan tersebut berguna bagi perusahaan.
65
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Dewi Saptantinah Puji. 2010 . “Perlunya Penerapan Sistem Akuntansi pada Usaha Kecil Menengah”. Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan, Vol. 10 No. 2 (Oktober): 152- 163. Auliyah, Iim Ma’rifatul. 2012. “Penerapan Akuntansi Berdasarkan SAK ETAP pada UKM Kampung Batik Sidoarjo”. Artikel Ilmiah: 1-15. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tangerang Selatan. 2009. “Kontribusi UKM dan Usaha Besar Kota Tangerang Selatan Tahun 2008”. Laporan. BPPD Kota Tangerang Selatan dengan BPS Kabupaten Tangerang. Tangerang. Basir, Syarief. 2010. “Persiapan Penerapan PSAK ETAP”. Newsletter KAP Syarief Basir dan Rekan, edisi: Juli. Beck, Thorsten dan A. Demirguc- Kunt. 2006. “Small and Medium Enterprises: Acces to Finance as a Growth Constraint”. Journal of Banking and Finance, Vol. 30 (Juni): 2931- 2943. Ediraras, Dharma T. 2010. “Akuntansi dan Kinerja UKM”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol.15 No.2 (Agustus): 152-158. Efferin, Sujoko. Stevanus Hadi Darmaji dan Yuliawati Tan. 2004. “Metode Penelitian Untuk Akuntansi: Sebuah Pendekatan Praktis”. Malang: Banyumedia Publishing. Eka, I Wayan Agus. 2010. “SAK ETAP Sebuah Versi Sederhana dari SAK Umum”, artikel diakses tanggal 29 April 2014, dari http: //wayanag.seka.wordpress.com/2010/02/21/sak-etap-sebuah-versisederhana-dari-sak-umum/ Hamid, Abdul. 2012. “Buku Panduan Penulisan Skripsi”, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Syarif Hidayatullah. Jakarta: FEIS UIN Syarif Hidayatullah. Hutagaol, Renaldo Martin Novianto. 2012. “Penerapan Akuntansi pada Usaha Kecil Menengah”. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi, Vol.1 No.2 (Maret): 57-62. IAI. 2009. “Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik”. Jakarta: Dewan Standar Akuntansi Keuangan.
66
Kasmir. 2008. “Analisis Laporan Keuangan”. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Kieso, Donald E., Jerry J. Weygrant dan, Terry D. Warfield. 2007. “Akuntansi Intermediate”. Edisi Duabelas. Terjemahan Emil Salim. Jakarta: Penerbit Erlangga. Narsa, I Made,. Agus Widodo, dan Sigit Kurnianto. 2012. “ Mengungkap Kesiapan UMKM dalam Implementasi Standar Akuntansi Keuangan entitas Tanpa Publik (PSAK- ETAP) untuk Meningkatkan Akses Modal Perbankan”. Majalah Ekonomi. Tahun XXII, No. 3 (Desember): 204214. Nasution, Manahan. 2004. “Siklus Akuntansi”. e-USU Repository, Universitas Sumatera Utara: 1-10. Putra, Hermon Adhy dan Elisabeth Penti Kurniati. 2012. “Penyusunan Laporan Keuangan untuk Usaha Kecil Menengah (UKM) Berbasis Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)”. Pekan Ilmiah Dosen FEB UKSW (Desember): 547- 579. Riahi, Belkaoi Ahmed. 2006. “Accounting Theory”. Edisi Lima. Terjemahan Ali Akbar Yulianto dan Risnawati Dermauli. Jakarta: Salemba Empat. Sadeli, Lili M. 2008. “Dasar- Dasar Akuntansi”. Jakarta: PT Bumi Aksara. Sariningtyas, Pratiwi dan Tituk Diah W. “Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik pada Usaha Kecil dan Menengah”. JAKI, Vol.1 No.1: 90-101. Sekaran, Uma. 2009. “Metodologi Penelitian untuk Bisnis (Edisi 4)”. Jakarta : Salemba Empat. Setiady, Marry .2011. “Telaah Kesiapan dan Prospek Implementasi SAK ETAP: Studi Kasus pada UMKM Garment di Pusas Grosir Surabaya”. Suryo, Anak. 2006. “Akuntansi untuk UKM: Metode Akuntansi Prakktis dan Sederhana untuk Usaha Kecil dan Menegah”. Yogyakarta: Media Pressindo. Tambunan, Tulus TH. 2012. “Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia: Isu- isu penting”. Jakarta: LP3ES. Wahdani dan Suhairi. 2006. “Persepsi Akuntan Terhadap Overload Standar Akuntansi Keuangan (SAK) bagi Usaha Kecil dan Menengah”. Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang (23- 26 Agustus): 1-12.
67
Wahyuni, Ersa Tri. “SAK ETAP Efektif 1 Januari 2011: Siapa yang Peduli?”. artikel diakses tanggal 27 April 2014, dari http://ersatriwahyuni.blogspot.com/2011/01/sebagian-dari-tulisan-inipernah-dibuat.html Warren, Carl S., James M. Reeve dan Phillip E. Fees. 2006. “Pengantar Akuntasi”. Edisi Dua puluh satu. Terjemahan Aria Faramita, Amanugrahani dan Taufik Hendrawan. Jakarta: Salemba Empat. Zhao, Juan. 2008. “Research on the Financing of Small and Medium Enterprises”. International Journal of Business and Management, Vol. 3, No. 11 (November): 171- 174.
68
1. Rekapitulasi Buku Kas Konveksi As- Shaqi pada Ms. Excel
Sumber: Data Perusahaan
70
2. Data Aset Konveksi As- Shaqi
Sumber: Data Perusahaan 71
3. Data Hutang Konveksi As- Shaqi
Sumber: Data Perusahaan
72
4. Data Persediaan Barang Jadi Konveksi As- Shaqi
Sumber: Data Perusahaan
73
5. Data Persediaan Konveksi As- Shaqi
Sumber: Data Perusahaan 74
6. Data Piutang Konveksi As- Shaqi
Sumber: Data Perusahaan 75
7. Data Penjualan Konveksi As- Shaqi
Sumber: Data Perusahaan
76
8. Data Pekerjaan Karyawan Bagian Produksi Konveksi As- Shaqi
Sumber: Data Perusahaan
77
9. Data Total Gaji Mingguan Karyawan Konveksi As- Shaqi
Sumber: Data Perusahaan
78
10. Daftar Harga Pekerjaan Bagian Finishing dan QC Konveksi As- Shaqi
Sumber: Data Perusahaan
79
11. Data Penerbitan Giro- giro Konveksi As- Shaqi
Sumber: Data Perusahaan 80
PEDOMAN WAWANCARA SEMI TERSTRUKTUR
Judul Penelitian
: “ Rancangan Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) Pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM): Studi Kasus Pada Konveksi As- Shaqi Pamulang”.
Tanggal Wawancara
: Senin, 11 Maret 2013
Tempat
: Kantor Konveksi As- Shaqi Pamulang
A. Identitas Informan Nama Informan
: H. Salman Abdullah Sungkar
Jabatan Informan
: Direktur Utama (Pemilik)
Jenis kelamin
: Laki-laki
Usia
: 65 tahun
B. Pendahuluan
1. Memperkenalkan diri.
2. Menjelaskan maksud dan tujuan wawancara disertai dengan manfaat penelitian dan menjelaskan bahwa kerahasiaan informan terjamin.
3. Melakukan kontrak wawancara, menawarkan waktu wawancara 20 menit sampai 30 menit.
82
C. Pertanyaan Wawancara Setelah
menyampaikan
maksud
dan
tujuan,
selanjutnya
peneliti
mewawancarai informan dengan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: 1. Bagaimana awal berdirinya konveksi?
2. Bagiamana perijinan usaha konveksi?
3. Siapa saja yang terlibat dalam konveksi?
4. Adakah standar operasi tertulis yang diterapkan pada konveksi?
5. Apa saja yang diproduksi oleh konveksi?
6. Bagaimana tahap produksi untuk satu buah produk?
7. Metode apa yang digunakan konveksi dalam kegiatan produksi?
8. Bagaimana struktur manajemen dalam konveksi?
9. Bagaimana pencatatan transaksi keuangan yang dilakukan selama ini?
10. Dari mana sumber dana yang menjadi modal dari konveksi?
11. Berapa jumlah karyawan yang dimiliki oleh konveksi?
12. Bagaimana sistem penggajian karyawan konveksi?
13. Dari manakah bahan baku tersebut didapat?
83
14. Bagaimana sistem pembayaran bahan baku yang dilakukan oleh konveksi?
15. Bagaimanakah pemasaran dan penjualan produk dari konveksi?
16. Bagaimanakan sistem pembayaran dari penjulan produk oleh pelanggan?
17. Adakah produk lain yang diproduksi oleh konveksi selain produk pokok?
18. Bagaimanakah penjualan produk jika ada produk yang cacat?
19. Adakah kerjasama dengan pihak lain dalam proses produksi konveksi?
20. Berapa omset yang didapat konveksi dalam satu bulan?
D. Penutup 1. Menyimpulkan hasil wawancara 2. Menyampaikan terima kasih 3. Mengakhiri wawancara.
84
TEKNIS WAWANCARA
1. Bagaimana awal berdirinya konveksi?
Jawaban: Berdirinya konveksi As- Shaqi berawal dari sebuah keinginan usaha yang saya miliki. Berbekal dengan kemampuan jahit yang saya miliki walaupun sedikit mulailah saya membuka usaha jasa penjahitan pakaian (tailor), sedikit demi sedikit saya mengumpulkan modal untuk mencoba membuat pakaian sendiri. Dan pada saat itu saya bertemu dengan Pak Budiman yang kebetulan pernah memiliki usaha konveksi pembuatan kerudung, dari situ mulailah kami berdua mencoba untuk mengkolaborasikan atau bekerja sama untuk mendirikan sebuah usaha rumahan yang memproduksi pakaian khususnya pakaian muslim. Alhamdulillah membuahkan hasil sehingga jadilah konveksi seperti saat ini.
2. Bagaimana perijinan usaha konveksi?
Jawaban: Untuk masalah perijinan usaha rumahan yang kami lakukan sampai saat ini belum memiliki ijin dari pemerintahan. Ada rencana kedepannya untuk mengurus perijinan tersebut.
85
3. Siapa saja yang terlibat dalam konveksi?
Jawaban: Sebagian besar yang terlibat dalam usaha rumahan yang saya miliki ini adalah anggota keluarga saya sendiri yaitu anak- anak dan menantu saya. Dan untuk karyawan saya ambil dari lingkungan sekitar.
4. Adakah standar operasi tertulis yang diterapkan pada konveksi?
Jawaban: Tidak ada standar operasi tertulis yang diterapkan di konveksi As- Shaqi.
5. Apa saja yang diproduksi oleh konveksi?
Jawaban: Kami di konveksi As- Shaqi memproduksi pakaian muslim pria, wanita dan anak- anak seperti, baju koko, gamis, jubah jalabia dan lainya serta perlengkapan haji dan umroh.
6. Bagaimana tahap produksi untuk suatu produk?
Jawaban: Untuk memproduksi suatu produk membutuhkan beberapa tahapan yaitu:
a. Mendesain produk/ baju koko yang ingin di produksi. b. Pemilihan bahan yang sesuai untuk desain tersebut. c. Pembuatan sampel dari produk. d. Evaluasi atau pemeriksaan atas produk sebelum diproduksi. e. Memulai produksi dengan melakukan beberapa proses:
86
1) Proses pemotongan (cutting) bahan menjadi bagian- bagian dari baju koko. 2) Proses penjahitan. 3) Proses pemasangan kancing. 4) Proses pencucian. 5) Proses pembuangan benang sisa jahitan. 6) Proses pemeriksaan produk/ quality control (QC). 7) Proses penyetrikaan baju. 8) Proses pengepakan (packing). 7. Metode apa yang digunakan konveksi dalam kegiatan produksi?
Jawaban: Kami tidak mengetahui metode apa yang kami gunakan untuk memproduksi suatu produk, biasanya jika ada pesanan dari suatu produk kami langsung membuat pesanan tersebut. Jika tidak ada kami memproduksi baju untuk disimpan atau distok yang nantinya dikeluarkan pada saat bulan Ramadhan tiba, mengingat produk yang kami hasilkan adalah produk musiman.
8. Bagaimana struktur manajemen dalam konveksi?
Jawaban: Tidak ada struktur manajemen tertulis yang dibuat dikonveksi, tapi saya memerintahkan anak- anak dan menantu saya untuk ikut membantu saya dalam mengelola konveksi ini.
87
9. Bagaimana pencatatan transaksi keuangan yang dilakukan selama ini?
Jawaban: Tidak ada pencatatan akuntansi atau pencatatan baku dalam setiap kegiatan transaksi keuangan yang dilakukan di konveksi, hanya pencatatan sederhana seperti buku kas, catatan hutang dan piutang, catatan giro, dan untuk rekening bank pun masing menggunakan rekening pribadi saya.
10. Dari mana sumber dana yang menjadi modal dari konveksi?
Jawaban: Sumber dana yang dimiliki oleh konveksi berasal dari modal pribadi saya, juga teman- teman saya yang saya ajak untuk berinvestasi di usaha yang saya kelola.
11. Berapa jumlah karyawan yang dimiliki oleh konveksi?
Jawaban: Sekitar 28 orang, yaitu:
a. Bagian pemotongan (cutting) bahan 3 orang. b. Bagian jahit 12 orang. c. Bagian pemasangan kancing 2 orang. d. Bagian pencucian dan QC 1 orang. e. Bagian penyetrikaan 2 orang. f. Bagian pengepakan 3 orang. g. Bagian administrasi 1 orang.
88
h. Kepala produksi 1 orang i. Kasir 1 orang j. Bagian penjualan 1 orang k. Bagian gudang 1 orang 12. Bagaimana sistem penggajian karyawan konveksi?
Jawaban: Untuk bagian administrasi kami menggunakan gaji tetap dan untuk bagian produksi kami menggaji berdasarkan jumlah pekerjaan yang dilakukan.
13. Dari manakah bahan baku tersebut didapat?
Jawaban: Untuk bahan baku kami peroleh dari distributor bahan atau produsen bahan yang ada di pasar tanh abang.
14. Bagaimana sistem pembayaran bahan baku yang dilakukan oleh konveksi?
Jawaban: Untuk pembayaran bahan kami melakukan pembayaran dengan giro dengan periode pembayaran giro bertahap untuk masingmasing produsen dan distributor bahan.
15. Bagaimanakah pemasaran dan penjualan produk dari konveksi?
Jawaban: Untuk pemasaran dan penjualan produk dari konveksi kami menjualnya di pasar tanah abang.
89
16. Bagaimanakan sistem pembayaran dari penjulan produk oleh pelanggan?
Jawaban: Pembayaran dari pelanggan ada yang tunai dan ada juga yang menggunakan giro.
17. Adakah produk lain yang diproduksi oleh konveksi selain produk pokok?
Jawaban: Adapun produk lain yang diproduksi di konveksi berdasarkan pesanan dari pelanggan, seperti seragam SD, seragam PKL, kaos partai, dan lainnya.
18. Bagaimanakah penjualan produk jika ada produk yang cacat?
Jawaban: Jika ada produk yang cacat kami menjualnnya dengan harga miring di bazar masjid Pondok Indah Mall.
19. Adakah kerjasama dengan pihak lain dalam proses produksi konveksi?
Jawaban: Karena terbatasnya karyawan yang kami miliki biasanya kami bekerja sama dengan para penjahit lainnya untuk menjahit produk pesanan yang akan diproduksi.
90
20. Berapa omset yang didapat konveksi dalam satu bulan?
Jawaban: Omset yang dihasilkan setipa bulannya bervariasi mengingat produk yang ditawarkan adalah produk musiman, misal pada saat bulan Ramadhan datang omset yang kami dapat kira- kira mencapai angka Rp. 500.000.000.
91
PERNYATAAN TELAH DIWAWANCARAI
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan telah bersedia menjadi informan penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang bernama Andri Pratama, dengan judul “Rancangan Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) Pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM): Studi Kasus Pada Konveksi As- Shaqi Pamulang”.
Saya mengerti bahwa penelitian ini tidak menimbulkan dampak negatif dan data mengenai diri saya dalam penelitian ini akan dijaga kerahasiaannya oleh peneliti. Semua berkas yang mencantumkan identitas saya hanya akan digunakan untuk keperluan pengolahan data dan bila sudah tidak digunakan akan dimusnahkan. Hanya peneliti yang dapat mengetahui kerahasiaan data- data penelitian.
Demikian, secara sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari siapapun saya bersedia berperan serta dalam penelitian ini.
Pamulang,
Maret 2013
( Salman A.Sungkar )
92