PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK-ETAP) PADA KOPERASI DI EKS-KARISEDENAN BANYUMAS Erma Suryanti Irianing Suparlinah1 I Wayan Mustika2
Abstract This Research is a research qualitative by using case study method. This research aim to know the implementation of Indonesian Accounting Standard for Non-PubliclyAccountable Entities (SAK ETAP) in presentation of the financial statements of the cooperative in the region Ex residency of Banyumas. Amount of cooperative sample which is used in this research counted 43 primary cooperative exist in ex Karesidenan Banyumas. Data analysis techniques in this study using a model developed by Miles and Huberman, namely: data collection, data reduction, data presentation, and conclusion. Results of the qualitative data analysis are application of Indonesian Accounting Standard for Non-Publicly-Accountable Entities (SAK ETAP) in presentation of cooperative financial statement of Ex Residency of Banyumas show: (1). Presentation of primary cooperative financial statement in Ex Residency Banyumas mostly not in accordance withIndonesian Accounting Standard for Non-Publicly-Accountable Entities (SAK ETAP). Incompatibility presentation of financial statements primary cooperatives in the Ex Residency of Banyumas note of 41 cooperatives that have not been present the Statement of Changes in Equity, 41 cooperatives that have not been present the Cash Flow Statement, and 31 cooperatives have not been present Notes to the Financial Statements in the presentation of financial statements. (2). The factors that led to the financial statement presentation of primary cooperatives in the Ex Residency of Banyumas not in accordance with Indonesian Accounting Standard for Non-PubliclyAccountable Entities (SAK ETAP), among others: the use of accounting software, lack of socialization or training cooperative accounting by government, and human resources less competent in the field of accounting. Keywords : SAK-ETAP, financial statement, cooperation
1 2
Staf Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jenderal Soedirman Staf Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jenderal Soedirman
PENDAHULUAN
IX/2013 pada tanggal 13 Mei 2014
A.
Latar Belakang Penelitian
tentang Uji materi atas Undang-Undang
Koperasi merupakan satu-satunya
Nomor
17
tahun
2012
Tentang
bentuk perusahaan yang paling sesuai
Perkoperasian yang mana keputusannya
dengan demokrasi ekonomi Indonesia
menyatakan bahwa : 1.) Undang-undang
seperti yang terkandung dalam pasal 33
No 17 tahun 2012 tentang perkopersaian
ayat 1 Undang Undang Dasar 1945, yang
bertentangan dengan Undang-Undang
menyebutkan
Dasar Republik Indonesia tahun 1945.
disusun
bahwa
sebagai
perekonomian
usaha
bersama
2.) Undang-Undang Nomor 17 tahun
berdasarkan atas asas kekeluargaan.
2012
Dalam
mempunyai kekuatan hukum mengikat,
Undang Undang Nomor 25 tentang Perkoperasian,
disebutkan
Tentang Perkoperasian tidak
dirasa tidak relevan serta tidak sesuai
bahwa
dengan jati diri Koperasi Indonesia. 3.)
yang
Undang-Undang Nomor 25 tahun 1992
beranggotakan orang seorang atau badan
tentang Perkoperasian berlaku untuk
hukum
sementara
koperasi adalah badan usaha
koperasi
sekaligus
sebagai
waktu
sampai
dengan
gerakan rakyat berdasarkan atas asas
terbentuknya Undang-undang yang baru.
kekeluargaan. Oleh karena itu, sebagai
Sehingga dapat disimpulkan Undang-
salah satu pelaku ekonomi, diharapkan
undang Nomor 17 tahun 2012 sudah
koperasi akan mampu menjadi soko guru
tidak berlaku lagi dan sekarang berlaku
perekonomian Indonesia. Dalam pasal 4
kembali Undang-Undang Nomor 25
UU Perkoperasian dijelaskan bahwa
tahun 1992 tentang Perkoperasian, baik
koperasi memiliki fungsi dan peranan
perubahan
antara lain yaitu serta mengembangkan
penggabungan/pembagian/perubahan di
kreativitas dan mengembangkan potensi
bidang usaha koperasi.
dan kemampuan ekonomi anggota dan masyarakat,
berupaya
kualitas
kehidupan
memperkokoh
manusia,
perekonomian
mengembangkan nasional,
mempertinggi
jiwa
Menurut
dasar,
logo,
PSAK No. 27 (revisi
1998, reformat 2007) koperasi adalah badan
usaha
yang
mengorganisir
rakyat,
pemanfaatan dan pendayagunaan sumber
perekonomian
daya ekonomi para anggotanya atas
berorganisasi
bagi
pelajar bangsa. Sehubungan
anggaran
dasar prinsip-prinsip koperasi dan kaidah usaha ekonomi untuk meningkatkan taraf
Keputusan
hidup anggota pada khususnya dan
Mahkamah Konstitusi Nomor 28/PUU-
masyarakat daerah kerja pada umumnya,
88
dengan
dengan demikian koperasi merupakan gerakan
ekonomi
rakyat
dan
Kemampuan sumber daya manusia (SDM)
sangat
diperlukan
dalam
perekonomian nasional. Akan tetapi
melaksanakan
tugas-tugasnya
demi
PSAK 27 telah dicabut sejak tahun 2010
mencapai tujuan perusahaan.
Untuk
yang
mengukur kemampuan SDM adalah
digantikan
dengan
Standar
Akuntansi Tanpa Akuntabilitas Publik
bagaimana
(SAK ETAP) sebagai acuan dalam
peraturan dan standar. Apabila para
menyusun laporan koperasi.
Tujuan
SDM koperasi memiliki pemahaman
pencabutan ini adalah untuk mendorong
yang baik dalam penyusunan laporan
perkoperasian Indonesia ke arah yang
keuangan, maka peraturan dan standar,
lebih baik sehingga tercapainya laporan
khususnya SAK ETAP sebagai standar
keuangan yang dapat diandalkan dan
akuntansi yang diperuntukkan untuk
terciptanya transparansi, akuntabilitas
koperasi
dan globalisasi bahasa laporan keuangan.
mereka mampu untuk membuat laporan
Exposure
Draft
Pernyataan
pemahaman
itu
diterapkan,
tentang
diharapkan
keuangan koperasi yang lebih lengkap.
Pencabutan Standar Akuntansi Keuangan
Minimnya pemahaman anggota dan
(ED PPSAK) 8 yang terbit 23 Oktober
pengurus koperasi mengenai manajemen
2011 lalu tentang pencabutan PSAK 27:
perusahaan dan keuangan menyebabkan
Akuntansi Koperasi yang mulai berlaku
banyak koperasi yang gulung tikar.
efektif per 1 Januari 2012 semakin
Koperasi-koperasi yang gulung tikar
mengukuhkan bahwa koperasi dianggap
biasanya hanya mengandalkan bantuan
setara dengan entitas bisnis lain yang
dana dari pemerintah namun tidak dapat
wajib
keuangan.
mengelolanya dalam menjalankan usaha
Namun dalam kenyataannya menurut
koperasi dengan baik. Banyak yang
kajian IAI hanya 60% koperasi di
belum
Indonesia yang menyelenggarakan RAT
menerapkan laporan keuangan yang
dan hanya sebagian dari itu yang
sesuai dengan SAK ETAP.
menyusun
menyusun
laporan
lengkap.
Hal
laporan
bahkan
tidak
secara
Berdasarkan kebutuhan penyusunan
menimbulkan
laporan keuangan yang sesuai dengan
sebenarnya
standar, maka menarik untuk dilakukan
menyebabkan koperasi di Indonesia
penelitian mengenai “Analisis Penerapan
belum sepenuhnya menyusun laporan
Standar Akuntansi Keuangan Entitas
keuangan secara lengkap.
Tanpa
pertanyaan
apa
keuangan
menerapkan
ini yang
ETAP)
Akuntabilitas dalam
Publik
Laporan
(SAK
Keuangan 89
Koperasi
di
Eks-Karesidenan
Banyumas”.
jenis data dan analisisnya, penelitian ini
Data
Koperasi
aktif
yang
menerapakan SAK ETAP: Nama Kabupaten
Jumlah Koperasi
Yang Belum Menerapkan SAK ETAP 336 214 398 253 1201 Kabupaten
Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap (2014)
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kesesuaian penerapan akuntansi keuangan koperasi-koperasi yang ada di eks-Karesidenan Banyumas dengan Standar Akuntansi Keuangan Tanpa
menggunakan data kualitatif (Sugiyono, 1999:13).
Yang Sudah Menerapkan SAK ETAP Banjarnegara 336 0 Purbalingga 214 0 Banyumas 398 0 Cilacap 253 0 Jumlah 1201 0 Sumber: Data Dinperindagkop
Entitas
masalah(Sugiyono,1999:5). Ditinjau dari
Akuntabilitas
Publik
(SAK ETAP) dalam penyajian laporan
Penelitian ini dilakukan dengan cara survey di lapangan yaitu pada koperasikoperasi yang ada di eks Karesidenan Banyumas dan langsung berhadapan dengan
para
informan
untuk
mendapatkan informasi-informasi yang diperlukan. 2. Lokasi Penelitian Lokasi
penelitian
dilakukan
di
koperasi-koperasi yang ada di eksKaresidenan Banyumas, Kabupaten
Banyumas Kabupaten Cilacap,
(Kabupaten Purbalingga,
dan
Kabupaten
Banjarnegara). 3. Objek Penelitian Objek penelitian dalam penelitian ini
keuangannya.
adalah penerapan SAK ETAP dalam III. METODE PENELITIAN DAN
eks-Karesidenan
TEKNIK ANALISIS DATA
menemui
A. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam ini
adalah
menggunakan
dari
tujuan
penelitian,
merupakan penelitian terapan dimana dalam penelitian ini diarahkan untuk mendapatkan
informasi
yang
digunakan
dalam
memecahkan
90
Peneliti
informan dari salah satu
mengetahui
secara
khusus
laporan
keuangan koperasi. 4. Instrumen Penelitian
pendekatan kualitatif deskriptif. Ditinjau
Banyumas.
pengurus atau karyawan koperasi yang
1. Jenis Penelitian
penelitian
penyajian laporan keuangan koperasi di
dapat
Untuk diinginkan, Instrumen
mendapatkan diperlukan yang
data
yang
instrumen.
digunakan
dalam
penelitian ini adalah peneliti sendiri sebagai instrument utama, sedangkan
instrumen
penunjang
adalah
berupa
b) Koperasi
yang
dijadikan
daftar pertanyaan dan catatan-catatan di
sampel
mempunyai
jenis
lapangan.
usaha simpan pinjam, jasa, atau konsumen.
5. Populasi dan Sampel
c) Koperasi berada di wilayah
a. Populasi Yang menjadi populasi dalam
eks karesidenan Banyumas,
penelitian ini adalah seluruh
yaitu: kabupaten Banyumas,
koperasi yang berada di wilayah
Purbalingga,
eks-karesidenan
dan Cilacap.
Banyumas
Banjarnegara,
yang berjumlah 1.201 koperasi
Penentuan
yang aktif.
minimal atau kuota sampel ditentukan
b. Sampel Pengambilan penelitian teknik
jumlah
sampel
ini
menggunakan
Incidental
(Sugiyono,
dalam
Sampling
digunakan
Slovin,
Rumus Slovin : n = =
karena
koperasi wajib menggunakan SAK ETAP, oleh karena itu mengambil
rumus
yaitu :
= 42,858417
peneliti merasa seluruh jenis
peneliti
dengan
menggunakan
2011). Sampling
incidental
sampel
sampel
koperasi-koperasi yang ada di
= 43 Keterangan : n = Ukuran sampel N = Jumlah populasi d = Standar error 15%
eks karesidenan Banyumas yang
Berdasarkan rumus Slovin di atas,
kebetulan ditemui ketika di
maka
lapangan.
digunakan
Selain
menggunakan
metode
sampling
incidental,
peneliti
juga
mempunyai
kriteria yang harus dipenuhi, yaitu :
sampel dalam
minimal penelitian
yang ini
adalah sebanyak 43 koperasi dari seluruh koperasi yang ada di eks Karesidenan Banyumas. 6. Jenis dan Sumber Data a. Data primer,
a) Koperasi
yang
dijadikan
Data primer ini diperoleh dari
sampel
adalah
koperasi
hasil wawancara, yaitu terdiri
primer aktif.
dari
jawaban
informan
atas
91
pertanyaan-pertanyaan berkaitan
dengan
yang
terhadap objek penelitian.
masalah
Dalam penelitian ini, peneliti
penelitian yaitu penyajian laporan
mengobservasi
keuangan
koperasi di eks Karesidenan
koperasi
yang
dijadikan sampel atau sumber
Banyumas
data, serta dari observasi di
sumber data atau sampel oleh
lapangan.
peneliti.
b. Data Sekunder,
b. Teknik
yang dijadikan
Pengumpulan
Data
Data sekunder berupa dokumen-
Sekunder
dokumen
yang
Data sekunder yaitu data yang
berkaitan dengan penerapan SAK
diperoleh untuk mendukung data
ETAP pada koperasi-koperasi di
primer.
eks-Karesidenan Banyumas, yaitu
digunakan dalam penelitian ini
buku Rapat
antara lain.
secara
umum
Anggota Tahunan
(RAT) yang berisi laporan tahunan
Data
sekunder
yang
a) Studi Kepustakaan
lengkap koperasi.
Yaitu pengumpulan data-
7. Teknik Pengumpulan Data
data dengan cara mempelajari,
Teknik pengumpulan data dalam
mendalami dan mengutip teori-
penelitian ini meliputi data primer
teori dan konsep konsep dari
dan data sekunder :
sejumlah literatur baik buku,
a. Teknik
Pengumpulan
Data
Primer
jurnal, majalah, koran ataupun karya tulis lainnya yang relevan
Dalam penelitian ini data diperoleh
dengan
topik
penelitian
dengan cara-cara sebagai berikut:
penerapan
Standar
Akuntansi
1) Wawancara mendalam (in depth
interview),
yaitu
Keuangan
Entitas
Akuntabilitas
Tanpa
Publik
(SAK
mendapatkan data dengan
ETAP) dalam laporan keuangan
cara
koperasi.
tanya
jawab
dan
berhadapan langsung dengan narasumber
b) Dokumentasi
koperasi-
Memanfaatkan
dokumen
koperasi di eks Karesidenan
tertulis, gambar, foto, rekaman
Banyumas.
atau
2) Observasi, yaitu melakukan pengamatan 92
koperasi-
langsung
benda-benda
berkaitan
dengan
lain
yang
aspek-aspek
yang diteliti.Dokumen-dokumen
tersebut diambil langsung dari lokasi
penelitian
yaitu
koperasi-koperasi
di
di
pengumpulan data dilakukan
eks
pada natural setting (kondisi
Karesidenan Banyumas. B.
data
data
menggunakan
analisis
alamiah). Pengumpulan dalam
penelitian
dilakukan
dilakukan dengan cara:
interaktif
1)
Wawancara
ini
dengan
seperti yang dikembangkan oleh
pengurus/karyawan koperasi.
Miles
2) Observasi langsung aktivitas
dan
Huberman.
Dimana
komponen reduksi data dan sajian
akuntansi di koperasi.
data dilakukan bersamaan dengan
3) Menelaah teori-teori yang
proses pengumpulan data. Setelah
relevan.
data
C.
yang
Teknik Analisis Data Analisis
Dalam penelitian kualitatif,
terkumpul,
maka
tiga
Setelah seluruh data yang
komponen analisis (reduksi data,
telah
sajian data, penarikan kesimpulan)
wawancara,
saling berinteraksi.
dokumentasi diidentifikasi, data
Tahapan Penelitian
dianalisis sesuai dengan tujuan
Tahap-tahap yang
dilakukan
terkumpul
yang
observasi
ingin
dicapai,
dalam penelitian ini adalah sebagai
menyimpulkan
berikut:
penyajian
a. Tahap
Orientasi
(persiapan
penelitian)
koperasi
melalui
yaitu apakah
laporan telah
dan
keuangan
atau
belum
memadai.
Tahap ini dilakukan sebelum merumuskan
masalah
secara
c. Tahap penyusunan laporan hasil penelitian
umum. Masalah yang dimiliki
Pada
oleh peneliti masih remang-
pengecekan
remang,
penelitian agar laporan hasil
bahkan
kompleks
dan
gelap, dinamis.
tahap
penelitian
ini
dilakukan
terhadap
kredibel.
hasil
Untuk
Peneliti hanya berbekal dari
menguji
kredibilitas
data
pemikiran
digunakan
triangulasi
teknik
tentang
kemungkinan adanya masalah
dan triangulasi sumber. Setelah
yang layak diungkapkan dalam
data dianggap kredibel, data
penelitian ini.
disajikan melalui proses analisis
b. Tahap Eksplorasi
dalam bentuk deskripsi dan pola 93
penyebab
dari
kesimpulan
temuan-temuan penelitian.
Dari 1.201 koperasi aktif yang berada di wilayah eks Karesidenan Banyumas,
mengambil
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
sampel 43 koperasi aktif primer.
1. Gambaran Umum Koperasi di
Jumlah
Berdasarkan gabungan
jumlah
data
Dinperindagkop dari
empat
kabupaten
tersebut
didapatkan
dari
rumus Slovin.
Eks Karesidenan Banyumas
tersebut,
Wawancara
dilakukan
dengan
menggunakan pedoman wawancara terstruktur.
Proses
wawancara
diketahui sebanyak 1.201 koperasi
dilakukan dengan sesantai mungkin,
saja yang aktif, baik koperasi
hal ini dilakukan untuk menggali
primer
lebih banyak informasi dari informan
maupun sekunder.
tersebut
dikarenakan
kemampuan mengelola
Hal
minimnya
koperasi usahanya,
dalam
yang
nantinya
berpengaruh
akan
dalam
sangat
analisis
data.
sehingga
Pertanyaan yang diajukan peneliti
banyak koperasi yang “mati suri”,
tidak hanya terpaku pada daftar
serta
pertanyaan yang dibuat, melainkan
kurangnya
pengurus
pengetahuan
koperasi
tentang
dengan kombinasi pertanyaan umpan
pentingnya manajemen koperasi
balik dari informan. Data informan
termasuk
manajemen pelaporan
yang dijadikan sumber data dalam
keuangan. Banyak koperasi yang
penelitian ini terlampir (lihat lampiran
belum
no. 1).
memahami
penerapan
Standar
Keuangan
pentingnya Akuntansi
Analisis Penerapan Akuntansi
Keuangan Koperasi-Koperasi yang
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP).
ada di eks-Karesidenan Banyumas
Pernyataan tersebut juga dikatakan
dengan
oleh pihak Dinperindagkop dari
Keuangan
empat kabupten tersebut bahwa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
banyak koperasi di kabupatennya
dalam
yang
Keuangan
belum
Entitas
3.
Tanpa
memahami
dan
Standar Entitas
Penyajian
Akuntansi Tanpa
Laporan
menerapkan SAK ETAP ini.
Berdasarkan hasil wawancara dengan
2. Gambaran Sumber Data Dan
informan koperasi primer di eks
Informan
Karesidenan jenis
94
peneliti
laporan
Banyumas keuangan
mengenai koperasi,
peneliti mendapatkan jawaban yang
sederhana mba, yang jelas ada neraca
beragam. Sebagian banyak informan
sama perhitungan hasil usaha. Kalo
kurang mengerti tentang jenis dan
standarnya
bentuk pelaporan keuangan koperasi
akuntansi koperasi karena dulu kita
yang
pernah
ada
maupun
yang
sedang
digunakan di koperasinya. Meskipun
namun mereka belum memahami secara detail apa itu SAK ETAP. Hal tersebut terungkap dari salah satu informan KPRI Mekar Purbalingga:
ikut
kita
pake
pelatihan
standar
akuntansi
membuat laporan keuangan seperti itu.”
sudah ada beberapa koperasi yang menggunakan jasa audit eksternal,
itu
Selain dari beberapa pernyataan informan tersebut di atas, peneliti juga melakukan studi dokumen yaitu terhadap pelaporan keuangan koperasi primer eks Karesidenan Banyumas tahun 2014. Dari temuan itu diketahui, ada beberapa
“kurang tau standarnya apa mba, ya
koperasi
yang seperti di buku RAT ada laporan
PSAK
neraca dan PHU dan dalam laporan
akuntansi sederhana yang dirasa kurang
audit lengkap semua mba, baru dengar
lengkap. Namun ada juga koperasi yang
SAK ETAP.”
secara
Hal
serupa
terungkap
dari
informan KSP Surya Kencana Mandiri Banjarnegara yang belum menggunakan jasa audit eksternal, yang mengatakan: “belum tahu SAK ETAP, penyajiannya masih sederhana mba,ngikut ketentuan dari
dinas,
karena
pengurus
dan
karyawan di sini juga sekolahnya gak tinggi.
yang 27
masih
serta
tegas
menggunakan
penyajian
menyatakan
laporan
sudah
menerapkan SAK ETAP. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh informan KSP CU Cikalmas: “Kita sudah menggunakan SAK ETAP, dari semenjak ditetapkan, dari dulu kita patuh
terhadap
perturan
standar
akuntansi keuangan koperasi, termasuk ketika PSAK 27 belum dicabut kita juga menerapkan itu. Tapi sekarang kita menggunakan SAK ETAP, hanya saja
Begitu juga dengan informan KSP Mandiri Sejahtera Banyumas, yang
penerapan accrual basis nya yang belum kita terapkan, kita gunakan cash basis.”
mengatakan: Berikut “SAK ETAP kita baru dengar ini dari njenengan,
laporan
kita
tabel jumlah
jenis
laporan
keuangan yang dibuat oleh koperasi:
masih 95
No.
Jenis Laporan Keuangan
Ada
Tidak Ada 41
1 2 3
Neraca 43 Laporan Laba/Rugi 43 Laporan Perubahan 2 Modal 4 Laporan Arus Kas 2 41 5 Catatan Atas Laporan 12 31 Keuangan Sumber: transkrip wawancara yang telah diolah
penyajian laporan keuangan yang sesuai SAK ETAP, serta kebatasan kemampuan sumber daya manusia pada koperasi terkait
masalah
di eks Keresidenan Banyumas sudah bertahap
untuk
menggunakan
SAK
ETAP. Hal ini terlihat dari koperasi sudah tidak membuat Laporan Promosi Anggota, yang ada dalam PSAK 27. Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa koperasi primer di eks Karesidenan Banyumas
masih
mencampurkan
ketentuan PSAK 27 tentang akuntansi koperasi
dan
diharuskan
SAK
oleh
ETAP
Peraturan
yang Menteri
Koperasi dan UKM No.4 Tahun 2012 tentang
pedoman
koperasi.
Jenis
umum
akuntansi
laporan
keuangan
koperasi yang disusun koperasi terlampir (lihat lampiran no 4).
4. Faktor
yang
kesimpulan
bahwa
koperasi-koperasi
yang ada di eks Karesidenan Banyumas yang telah melakukan pencatatan atas laporan keuangan secara lengkap hanya 2
koperasi.
Selebihnya
hanya
menyajikan neraca dan laporan laba rugi serta
CALK.
Perbedaan
penyajian
laporan keuangan tersebut dikarenakan ketidaktahuan koperasi mengenai standar 96
Memengaruhi
Standar
Keuangan
Akuntansi
Entitas
Tanpa
Akuntabilitas publik (SAK ETAP) pada Koperasi Primer di Eks Karesidenan Banyumas Setelah dilakukan penelitian di lapangan,
ditemukan
bermacam
faktor yang menentukan penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) dalam penyajian laporan keuangan
koperasi
di
Karesidenan
Banyumas.
faktor-faktor
yang
penerapan
eks berikut
memengaruhi
Standar
Keuangan
Akuntansi
Entitas
Tanpa
Akuntabilitas publik (SAK ETAP) pada
Dari hasil wawancara, didapat
atau
akuntansi.
Penerapan Di lain pihak sebagian koperasi
pembukuan
Koperasi
Karesidenan
Primer
di
Banyumas
Eks dalam
penyajian laporan keuangan. a. Penggunaan Software Akuntansi Koperasi Sebanyak
16
koperasi
telah
menggunakan software aplikasi dalam
pencatatan
keuangannya.
laporan
b. Kurangnya Pelatihan
Sosialisasi Akuntansi
Atau
Koperasi
1) Perpanjangan Penelitian Penelitian ini tidak dilakukan di
Oleh Pemerintah
dalam waktu yang singkat, tetapi
Sebanyak 43 atau seluruh jumlah
dilakukan dengan perpanjangan
dari
waktu penelitian. Proses penelitian
jumlah
sample
koperasi
menyatakan kurangnya sosialisasi
dalam
mencari
dari
sumber
data
pemerintah
kurang
yang
dinilai
intensif
dan
berkesinambungan. c. Sumber
Daya
Manusia
dalam
waktu empat bulan, yaitu dari
yang
bulan Mei 2015. Perpanjangan penelitian ini dilakukan untuk
37
koperasi
menyatakan
bahwa
ketidaksesuaian
dilakukan
dan
bulan Februari sampai dengan
kurang Kompeten Sebanyak
informasi
sumber
mengasilkan data yang benar-benar baik
dan
valid.
Untuk
daya
membuktikan apakah dilakukan uji
manusia atau karyawan membuat
kredibilitas melalui perpanjangan
penerapan SAK ETAP belum
pengamatan
dilaksanakan. Ketidaksesuaian itu
dilampirkan
dikarenakan
penelitian.
pendidikan
yang
ditempuh oleh pengurus atau karyawan koperasi bukan bidang akuntansi. 5. Uji Keabsahan Data
atau
tidak,
surat
maka
keterangan
2) Meningkatkan Ketekunan Dalam proses pencarian data dan informasi, dilakukan peningkatan ketekunan,
antara
lain
dengan
Penelitian ini mengguankan metode
melakukan studi dokumen yang
kualitatif deskriptif. Untuk menguji
didapat dari masing-masing sumber
keabsahan data, digunakan empat cara
data.
untuk menguji keabsahan data yang
dokumen
telah diperoleh dari lapangan, yaitu
dipelajari yaitu berupa buku laporan
sebagai berikut:
RAT tahun 2014 dan dokumen-
Data-data yang
atau
dokumen-
didapat
dan
a. Uji Kredibilitas Data
dokumen lain yang berkaitan dengan
Menurut Sugiyono (2010) langkah
penerapan SAK ETAP, seperti buku
uji keabsahan data yang pertama
kegiatan koperasi, buku panduan
adalah dengan uji kredibilitas data,
koperasi, serta contoh print out
pengujian kredibilitas data dalam
laporan keuangan hasil dari sistem
penelitian ini dilakukan dengan cara:
aplikasi komputer. 97
3) Triangulasi
mendapatkan data dan informasi
Penelitian ini menggunakan teknik
yang
triangulasi sebagai suatu teknik
dilakukan
untuk menguji keabsahan data yang
wawancara,
telah diperoleh peneliti.
Teknik
waktu dan situasi yang berbeda.
triangulasi yang digunakan dalam
Waktu yang digunakan peneliti
penelitian ini yaitu:
adalah ketika pagi, siang, dan
dan
kredibel,
pengecekan
dengan
observasi
dalam
1. Triangulasi Sumber
sore hari, sehingga hasil yang
Teknik ini menguji kredibilitas
didapat akan diketahui berbeda
data dengan cara mengecek data
atau tidak dalam situasi dan
yang diperoleh melalui beberapa
waktu yang berbeda.
sumber. Sumber data diambil
4) Menggunakan Bahan
tidak hanya dari satu koperasi
Referensi
primer aktif tetapi 43 koperasi
Bahan referensi yang digunakan
primer
eks
dalam mengumpulkan data yaitu
KaresidenanBanyumas.Pengambi
menggunakan transkrip pedoman
lan sampel koperasi primer aktif
wawancara
dilakukan supaya lebih mudah
disimpan dan dianalisis. Selain
dalam
pedoman
aktif
proses
di
pembandingan
yang
kemudian
wawancara
digunakan
2. Triangulasi Teknik
merekam wawancara dari para
teknik
dalam
alat
juga
informasi.
Triangulasi
informan,
rekam
serta
untuk
mendapatkan
penelitian ini dilakukan dengan
gambar dan foto-foto sebagai bukti
cara menggunakan tiga teknik,
pengambilan
yaitu wawancara, studi dokumen
diperoleh kredibel.
dan juga melakukan observasi
b. Uji Transferability
langsung. Melalui tiga teknik itu,
Pengujian
data-data
Transferability
yang
dalam
didapatkan data yang sama. Hal
penelitian kuntitatif dikenal sebagai
itu mengindikasikan bahwa data
validitas eksternal. Oleh karena itu hasil
yang diperoleh kredibel.
temuan koperasi primer yang ada di eks
3. Triangulasi Waktu
Karesidenan Banyumas sebagai data
Waktu
98
valid
dianggap
dapat
sumber
utama,
harus
memengaruhi kredibilitas data.
pembanding
Oleh
keteralihan data yang diperoleh. Dalam
karena
itu,
untuk
untuk
memiliki mengetahui
hal ini dilakukan wawancara, observasi
jawaban yang dijawab oleh koperasi
dan juga studi dokumen di luar sumber
yang dijadikan sumber utama. Kondisi
utama untuk keperluan tersebut.
pelaporan keuangan
Untuk
Pengujian
Transferability,
pada Koperasi
Wanita Patra Cilacap belum sepenuhnya
dipiilih Koperasi Wanita Patra Cilacap.
menerapkan
Pemilihan
terungkap dari pernyataan informan
tersebut
didasarkan
dari
SAK
ETAP.
Hal
ini
luasnya jenis usaha yang dimiliki oleh
berikut ini:
Koperasi Wanita Patra Cilacap. Kegiatan
“Masih menggunakan standar yang
usaha koperasi Wanita Patra Cilacap
lama mba, malah baru tahu SAK
meliputi simpan pinjam, kredit barang,
ETAP.”
dan
biro
perjalanan wisata.
Selain
Manajer Koperasi Wanita Patra
berdasarkan luasnya jenis usaha yang
Cilacap
dimiliki Koperasi Wanita Patra Cilacap
pelaporan keuangan yang disusun oleh
juga mempunyai total asset yang cukup
koperasi memiliki manfaat bagi koperasi
besar pada akhir tahun 2014, yaitu
Kopkar Karlina. Hal ini terungkap dari
sebesar Rp 43.562.847.779,24. Luasnya
hasil wawancara berikut ini :
jenis usaha dan total asset inilah yang
“kalo
tidak dimiliki oleh koperasi primer yang
melaporkan kegiatan, kondisi, dan hasil
dijadikan sumber utama dalam penelitian
usaha, laporan keuangan juga berfungsi
ini. Dari hal-hal tersebut diharapkan
sebagai
Koperasi Wanita Patra Cilacap memiliki
keputusan usaha.”
struktur
pengelolaan
dan
mengungkapkan
itu
penting
ya
pertimbangan
bahwa
mba,
untuk
pengambilan
pelaporan
Koperasi Wanita Patra Cilacap
keuangan yang lebih baik dari koperasi
sudah menggunakan jasa audit eksternal
primer yang dijadikan sumber utama
dari Kantor Akuntan Publik setiap
dalam penelitian ini.
setahun sekali. Namun walaupun laporan
Pada Koperasi Wanita Patra Cilacap
keuangannya sudah diaudit oleh audit
ini, digunakan teknik dan cara yang sama
eksternal, pihak Koperasi Wanita Patra
dalam mencari data dan informasi.
belum
memahami
Termasuk dalam pengajuan pertanyaan,
ETAP.
Hasil
pertanyaan-pertanyaan yang diberikan
penelitian terhadap Koperasi Wanita
sama dengan yang digunakan pada
Patra Cilacap, didapat kesimpulan bahwa
sumber data utama. Seluruh pertanyaan
kondisi akuntansi koperasi primer di eks
yang dijawab oleh informan di Koperasi
Karesidenan Banyumas tidak jauh beda
Wanita Patra Cilacap sejalan dengan
antara
satu
yang
dengan
mengenai
SAK
terungkap
yang
dari
lainnya. 99
Perbedaan tersebut dapat dilihat dalam
Uji confirmability mirip dengan uji
penyajian laporan keuangan Koperasi
dependability, sehingga pengujiannya
Wanita Patra yang hanya menyajikan
dapat
laporan neraca, laporan perhitungan hasil
Menguji confirmability berarti menguji
usaha/
Dengan
hasil penelitian, dikaitkan dengan proses
demikian, penyajian laporan keuangan
yang dilakukan. Dalam mendapatkan
Koperasi Wanita Patra dapat dikatakan
data
belum sesuai dengan SAK ETAP.
dilakukan dengan tahapan atau proses
laporan
laba/rugi.
dilakukan
dan
secara
penarikan
bersamaan.
kesimpulan
c. Uji Dependability
yang berurutan. Proses awal dilakukan
Uji dependability dalam penelitian
observasi langsung di lokasi sumber
kuantitatif dikenal dengan reliabilitas.
data.
Adanya data dari observasi langsung dan
mendapatkan data-data yang berkaitan
menghasilkan foto dan informasi pada
dengan aktivitas akuntansi. Setelah itu
masing-masing sumber data yang diteliti
dilakukan wawancara pada tiap-tiap
dan datanya konsisten antar informan,
informan yang dijadikan sumber data.
menunjukkan
uji
Informan yang dijadikan sumber data di
bukti
dalam menjawab pertanyaan ini juga
telah
ketergantungan.
dilakukan
Selain
itu
Hal
ini
dilakukan
untuk
penelitian yang lain yang didapat dari
diperhatikan
lapangan adalah beberapa rekaman audio
informan
hasil wawancara dengan informan pada
menjawab pertanyaan yang hampir sama.
masing-masing sumber data, hal ini juga
Selain
kekonsistenannya
yang
itu
berbeda
juga
di
antar dalam
dilakukan
studi
menunjukkan bahwa telah dilakukan uji
dokumen laporan keuangan akhir tahun
ketergantungan.
2014 yang disajikan oleh masing-masing
Keterangan hasil wawancara, direkam dalam bentuk audio selanjutnya
dan transkrip,
dilakukan
pengecekan
koperasi primer yang dijadikan sumber data
dalam
bentuk
Keterangan tersebut
laporan
RAT.
yang dijadikan
terhadap dokumen laporan keuangan,
dasar untuk menarik kesimpulan. Hal ini
lalu tahap berikutnya adalah penarikan
mengindikasikan
kesimpulan. Selain itu untuk menguji
confirmability telah dillakukan.
ketergantungan bantuan
ini,
juga
pembingbing
dilibatkan
skripsi
untuk
mengaudit keseluruhan proses penelitian. d. Uji Confirmability
100
bahwa
uji
V. KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Dari penerapan
hasil
analisis
Standar
kualitatif Akuntansi
Keuangan
Entitas
Tanpa
B. SARAN
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
Berdasarkan hasil dari penelitian ini,
dalam penyajian laporan keuangan
dapat diberikan saran kepada :
koperasi eks- Karesidenan Banyumas
1. Pihak Koperasi
dapat disimpulkan sebagai berikut :
Pengetahuantentang
1. Penyajian
akuntansi
laporan
keuangan
standar
yang
berlakuuntuk
koperasi primer di eks Karesidenan
menyusun laporan keuangan yang
Banyumas sebagian besar belum
sesuai dengan Standar Akuntansi
sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan
Keuangan
Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP).
perlu ditingkatkan oleh pengurus
Ketidaksesuaian penyajian laporan
maupun karyawan Koperasi primer
keuangan koperasi primer di eks
di eks Karesidenan Banyumas.
Karesidenan Banyumas diketahui
Salah satunya adalah dengan cara
dari
41 koperasi yang belum
lebih antusias dan pro aktif dalam
menyajikan Laporan Perubahan
menyikapi perkembangan standar
Modal, 41 koperasi yang belum
akuntansi koperasi, kemudian rutin
menyajikan
berkoordinasi
Entitas
Laporan Arus Kas,
Entitas
Tanpa
dan
meminta
dan 31 koperasi belum menyajikan
informasi dari Dinas Koperasi
Catatan Atas Laporan Keuangan
Kabupaten setempat terkait dengan
dalam laporan keuangannya.
peraturan
2. Faktor-faktor yang menyebabkan penyajian
laporan
keuangan
koperasi primer di eks Karesidenan
SAK
penyusunan
ETAP
laporan
dalam
keuangan
koperasi yang berlaku saat ini. 2. Pihak Akademisi
Banyumas belum sesuai dengan
Agar dapat mendukung penerapan
Standar
Standar
Akuntansi
Keuangan
Akuntansi
Keuangan
Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
(SAK ETAP) antara lain :
(SAK ETAP) dalam penyajian
1. penggunaan software akuntansi,
laporan keuangan koperasi di Eks
2.
kurangnya sosialisasi atau
Karesidenan Banyumas, akan lebih
pelatihan akuntansi koperasi oleh
baik jika pihak akademisi dapat
pemerintah, dan 3. sumber daya
menerapkan tri darma perguruan
manusia yang kurang kompeten di
tinggi,
bidang akuntansi.
pengabdian
salah
satunya
kepada
yaitu
masyarakat 101
dengan memberikan sosialisai dan
bahwa laporan keuangan yang
pelatihan mengenai SAK ETAP
lengkap hanya boleh diakses oleh
dengan berkoordinasi dengan dinas
manajemen
terkait,
karena itu, penelitian ini lebih
kemudian
sosialisasi
mengadakan
dan pelatihan SAK
ETAP secara berkesinambungan. 3. Pihak
Dinperindagkop
di
eks
Karesidenan Banyumas
mengacu
dari
Oleh
laporan
keuangan yang terdapat pada buku RAT. 2. Terdapat beberapa informan yang
Hendaknya pihak Disperindagkop
tidak
di eks Karesidenan Banyumas
percakapannya ketika dilakukan
segera mengadakan sosialisasi dan
wawancara. Hal ini tentunya dapat
pelatihan
mengurangi
secara
intensif
berkesinambungan
pengurus
koperasi
mengimplementasikannya penyusunan
laporan
dan
mengenai
penerapan SAK ETAP
data,
karena data dari alat perekam
dapat
bahwa penelitian ini benar-benar
dalam
dilakukan di lapangan.
keuangan
3. Penelitian ini dilakukan terbatas hanya pada koperasi primer di eks Karesidenan
Berdasarkan hasil penelitian di
Banyumas
dengan
sample 43 koperasi aktif. Untuk
beberapa
penelitian selanjutnya diharapkan
keterbatasan dalam penelitian ini,
dapat memperluas lokasi penelitian
antara lain:
dengan mengikuts ertakan koperasi
1. Beberapa koperasi yang tidak
sekunder sebagai sample. Metode
mau
terdapat
keabsahan
direkam
digunakan sebagai salah satu bukti
C. KETERBATASAN
lapangan,
bersedia
agar
yang sesuai standar.
memberikan
laporan
penelitian dapat diganti dengan
lengakap,
metode kuantitatif atau metode
sehingga data laporan keuangan
campuran kuantitatif dan kualitatif
koperasi hanya didapat dari buku
(mix method).
keuangannya
secara
RAT yang dirasa kurang lengkap. Hal tersebut dikarenakan pihak koperasi
102
banyak
perusahaan.
masih
beranggapan
DAFTAR PUSTAKA Arsani, Kadek, dan I Wayan Putra. 2012. Perlakuan Akuntansi Pendapatan dan Beban Berbasis SAK ETAP dan Implikasinya pada Laporan Keuangan KSP Duta Sejahtera. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Bali. Afriyanto, Alan. 2014. Analisis Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Koperasi di Kabupaten Banyumas. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto Auliyah,
I’im Ma’rifatul. 2012. Penerapan Akuntansi berdasarkan SAK ETAP pada UMKM Kampung Batik Sidoarjo. Artikel ilmiah. STIE Perbanas. Surabaya.
Djumiko, dkk. 2013. Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Koperasi Pasca Pencabutan PSAK 27 tentang Akuntansi Koperasi (Studi Kasus Pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia Kabupaten Pemalang). Riset Akuntansi Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto. Purwokerto ED PPSAK No. 8 Pencabutan PSAK 27: Akuntansi Koperasi. IAI. Jakarta. Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman. 2009. Pedoman Penulisan Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto. Fatah, Nur. 2013.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan pada UMKM Milik
Eks Tenaga Kerja Indonesia. Skripsi Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto. Hasibuan,
Malayu S.P. Manajemen Sumber Manusia. Jakarta: Aksara
2002. Daya Bumi
Horton, Paul B dkk. 1999. Sosiologi. Jakarta: Erlangga. Husein,
Umar, 2003, Metodologi Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis,Jakarta : PT. Gramedia Pustaka.
Ikhwani, Nurul, 2012, Tinjauan Atas Bentuk Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Koperasi Pada Kpri-Guper Perdagangan. Skripsi Universitas Sumatra Utara. Medan Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Akuntansi Keuangan Tanpa Akuntabilitas Jakarta. Dewan Akuntansi Keuangan.
Standar Entitas Publik. Standar
International Accounting Standards Board. 2004. Discussion Paper: Preliminary Views on Accounting Standards for Small and Medium-sized Entities. IASB. London. United Kingdom. Miles, Matthews B. & Huberman, A. Michael. 1994. Analisis Data Kualitatif. UI Press: Jakarta Moleong, Lexy J. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:Rosda Mulyani. 2012. Analisis Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada 103
Koperasi Mandiri Jaya Tanjungpinang dan Koperasi Karyawan Plaza Hotel Tanjungpinang. Universitas Maritim Raja Ali Haji. Tanjung Pinang. Musyafa’ah.2012. Studi Komparatif Pencatatan Akuntansi Sesuai SAK ETAP dengan Pencatatan UMKM di Sidoarjo. Skripsi tidak diterbitkan. Universitas Negeri Surabaya. Nurdita, J S Raflesia. 2011. Analisis Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Koperasi yang Ada di Kota Dumai. Skripsi tidak diterbitkan. Program Sarjana Universitas Riau. Octavia, Tri Maya. 2013. Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas
104
Publik (SAK ETAP) dan Penggunaan Informasi Akuntansi pada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kabupaten Banyumas. Skripsi Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto PSAK No. 27 (Revisi 1998): Akuntansi Perkoperasian. IAI. Jakarta. Putu, Niluh Dian Rosalina H. 2014. Keterterapan SAK ETAP pada Koperasi serta Persepsi Pelaku Koperasi dan Akuntan Pendidik. Jurnal SNA 17 Mataram, Lombok. Sekaran,
Uma. 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Edisi Keempat. Salemba Empat. Jakarta.
Sugiyono.
2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Alfabeta. Bandung