RANCANG BANGUN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KONTRAKTOR PROYEK (Studi Kasus : PT. Pertamina (Persero) Terminal BBM Surabaya Group) Bernd Anthonio 1) 1) S1 / Jurusan Sistem Informasi, Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Teknik Komputer Surabaya, email :
[email protected] Abstrak : Dalam melakukan proses perbaikan atau pemeliharaan sarana dan fasilitas yang ada di Terminal BBM Surabaya Group, bagian LJP menunjuk perusahaan pengadaan barang dan jasa (kontraktor) yang terdaftar dalam bidder list PT. Pertamina (Persero) untuk mengerjakan pekerjaan perbaikan atau pemeliharaan sarfas yang dimaksud. Proses pemilihan tersebut memerlukan ketelitian dan keuletan yang sangat tinggi, mengingat banyaknya alternatif pilihan kontraktor dengan berbagai kelebihan dan kekurangannya. Hal ini dapat menyebabkan hasil pemilihan kontraktor menjadi tidak optimal karena bersifat subjektif sehingga dapat menyebabkan kerugian biaya dan hasil proyek yang tidak sesuai harapan. Berdasarkan permasalahan di atas, maka diperlukan adanya suatu metode yang tepat dalam pengambilan keputusan untuk memilih kontraktor yang sesuai dalam mengerjakan suatu proyek. Maka digunakan metode PROMETHEE untuk membantu bagian LJP dalam memilih kontraktor proyek dengan merangking kontraktor-kontraktor yang masuk dalam kriteria yang telah ditetapkan. Keyword : LJP, Kontraktor, Proyek, Promethee Dalam melakukan proses perbaikan atau
PENDAHULUAN Terminal BBM Surabaya Group (TBSG)
pemeliharaan tersebut, bagian LJP menunjuk
merupakan salah satu bagian dari PT. Pertamina
perusahaan
(Persero) yang memiliki tanggungjawab untuk
(kontraktor) yang terdaftar dalam bidder list PT.
mendistribusikan Bahan Bakar Minyak (BBM)
Pertamina
dan Bahan Bakar Khusus (BBK) di wilayah
pekerjaan perbaikan atau pemeliharaan yang
pemasaran Jatim Balinus (Jawa Timur, Bali, dan
dimaksud. Langkah awal yang dilakukan bagian
Nusa Tenggara).
proses
LJP adalah membuat suatu Owner Estimate (OE)
pendistribusian tersebut agar berjalan dengan
atau Harga Perkiraan Sendiri (HPS) yang
baik, maka bagian Layanan Jasa Pemeliharaan
berisikan perincian biaya barang dan jasa suatu
(LJP) dituntut untuk melakukan perencanaan
proyek
yang
atau
OE/HPS tersebut akan menjadi salah satu acuan
pemeliharaan sarana dan fasilitas (sarfas) yang
dalam menilai kewajaran harga yang ditawarkan
ada.
sehingga dapat memilih kontraktor yang tepat.
tepat
Untuk menunjang
mengenai
perbaikan
pengadaan (Persero)
yang
akan
barang untuk
dan
jasa
mengerjakan
dilaksanakan,
nantinya
Setelah itu bagian LJP akan mengundang
memiliki kesamaan dengan metode Analytical
sekurang-kurangnya 5 (lima) kontraktor untuk
Hirarchy Process (AHP), tetapi PROMETHEE
melakukan penawaran harga terhadap proyek
lebih menekankan pada pola kesederhanaan
yang akan dilaksanakan dan memilih satu
perhitungan outranking kriteria inputan. Maka
kontraktor
digunakan
sebagai
pemenang
untuk
melaksanakan proyek tersebut.
metode
PROMETHEE
untuk
membantu bagian LJP dalam memilih kontraktor
Pada kenyataannya proses pemilihan kontraktor masih bersifat manual yaitu dengan
proyek dengan merangking kontraktor-kontraktor yang masuk dalam kriteria yang telah ditetapkan
membanding-bandingkan kriteria kontraktor satu dengan yang lainnya. Sebagai contoh dalam suatu
LANDASAN TEORI
proyek yang akan dikerjakan terdapat kontraktor yang memiliki penawaran harga yang cukup baik, namun pada
proses pelaksanaannya
sering
mengalami keterlambatan waktu dan kualitas hasil
pekerjaannya
Sedangkan
tidak
kontraktor
sesuai
yang
harapan.
lain
dapat
mengerjakan proyek dengan tepat waktu dan kualitas hasil yang baik, namun penawaran harga yang diberikan tidak sesuai. Proses pemilihan tersebut memerlukan ketelitian dan keuletan yang sangat tinggi dalam menentukan kontraktor yang dipilih, mengingat banyaknya alternatif pilihan kontraktor dengan berbagai kelebihan dan kekurangannya. Hal ini dapat menyebabkan hasil pemilihan kontraktor menjadi tidak optimal karena bersifat subjektif. Sehingga dapat menyebabkan kerugian biaya dan hasil proyek yang tidak sesuai harapan. Berdasarkan permasalahan di atas, maka diperlukan adanya suatu metode yang tepat dalam pengambilan keputusan untuk memilih kontraktor yang sesuai dalam mengerjakan suatu proyek.
Metode
Preference
Rangking
Organization Method for Enrichment Evalution (PROMETHEE) adalah metode yang biasa digunakan
dalam
ketepatan
pengambilan
keputusan. Pada dasarnya metode PROMETHEE
Multi Criteria Decision Making Multi Criteria Decision Analysis (MCDA) atau Multi Criteria Decision Making (MCDM) merupakan sebuah metode yang menggunakan pendekatan masalah
kuantitatif
untuk
pengambilan
mengevaluasi
keputusan
yang
menggunakan berbagai ukuran atau kriteria (Wikipedia, 2007). MCDA digunakan secara luas untuk pemilihan, pengurutan atau perankingan alternatif
dalam
hubungannya
dengan
multikriteria (Lopez, 2005). Intuisi MCDA berhubungan erat dengan cara manusia membuat keputusan. Maka dari itu meskipun terdapat berbagai pendekatan dalam MCDA, metode dan teknik pada unsur dasar MCDA sangat sederhana yaitu terbatas atau tak terbatasnya aksi (alternatif, solusi, bagian dari aksi), setidaknya terdapat dua kriteria, dan dengan jelas setidaknya terdapat satu decision-maker (DM). Dengan diberikannya unsur dasar tersebut, MCDA adalah suatu kegiatan yang membantu membuat keputusan, sebagian pemilihan,
besar
dalam
ranking,
atau
kaitannya
dengan
pengurutan
aksi
(Figueira, -). Beberapa metode yang termasuk dalam Multi Criteria Decision Analysis (MCDA) antara lain: Analytical Hierarchy Process (AHP),
Multi-Attribute (MAGIQ),
Global
Goal
Inference
Quality
Programming,
Electre
(Outranking), Promethee (Outranking), Data Envelopment
Analysis,
The
Evendential
Reasoning Approach, Dominance-based Rough Set Approach (DRSA).
b. Kriteria Quasi (Quasi Criterion)
Promethee Menurut
Gambar 1. Usual criterion
Suryadi
dan
Ramdhani
(1998:147) Preference Ranking Organization Method For Enrichment Evaluation (Promethee) adalah suatu metode penentuan urutan (prioritas) dalam analisis multikriteria. Masalah pokoknya adalah kesederhanaan, kejelasan, dan kestabilan. Dugaan dari dominasi kriteria yang digunakan
H(d) = 0
jika –q ≤ d ≤ q
H(d) = 1
jika d < -q atau d > q
Dua alternatif memiliki preferensi yang sama penting selama selisih atau nilai H(d) dari masing-masing alternatif untuk kriteria tertentu tidak melebihi nilai q, dan apabila selisih hasil evaluasi untuk masing-masing alternatif melebihi nilai q maka terjadi bentuk preferensi mutlak.
dalam promethee adalah penggunanaan nilai dalam hubungan outranking.(Brans et. Al.,1986). Dalam Promethee disajikan enam bentuk fungsi preferensi kriteria, yaitu: Kriteria Biasa, Kriteria Quasi, Kriteria dengan Preferensi Linier, Kriteria Level, Kriteria Preferensi Linier dan Area yang
Gambar 2. Quasi criterion
Tidak Berbeda, dan Kriteria Gausiian. Penjelasan masing-masing kriteria tersebut adalah sebagai
c. Kiteria Preferensi Linier
berikut :
H(d) = d/p jika –p ≤ d ≤ p
a. Kriteria Biasa (Usual Criterion)
H(d) = 1
jika d < -p atau d > p
H(d) = 0
jika d = 0
Kriteria preferensi linier dapat menjelaskan
H(d) = 1
jika d ≠ 0
bahwa selama nilai selisih memiliki nilai yang
Dimana d = selisih nilai kriteria {d= f(A) – f(B)}
lebih rendah dari p, preferensi dari pembuat
Pada kasus ini, tidak ada beda (sama
keputusan meningkat secara linier dengan nilai d.
penting) antara A dan B jika dan hanya jika f(A)
Jika nilai d lebih besar dibandingkan dengan nilai
= f(B) : apabila nilai kriteria pada masing-masing
p, maka terjadi preferensi mutlak.
alternatif
memiliki
nilai
berbeda,
pembuat
keputusan membuat preferensi mutlak untuk alternatif memiliki nilai yang lebih baik.
Gambar 3. Kiteria preferensi linier
d. Kriteria level (level citerion) H(d) = 0
jika |d| ≤ q
H(d) = 0,5 jika q < |d| ≤ p H(d) = 1
jika p < |d| Gambar 6. Gaussian Criterion
Jika |d| berada diantara nilai q dan p, hal ini berarti situasi preferensi yang lemah (H(d) = 0,5).
Promethee Ranking Setiap node a dalam grafik nilai outranking ditentukan berdasarkan leaving flow, dengan persamaan : F+(a) Gambar 4. level citerion e. Kriteria Dengan Preferensi Linier Dan Area
1 n -1
=
Â√ (a,x) xŒA
Dimana √ (a,x) menunjukkan preferensi bahwa alternatif a lebih baik daripada alternatif x.
Yang Tidak Berbeda
Leaving flow adalah jumlah dari nilai
H(d) = 0
jika |d| ≤ q
H(d) = (|d| – q)/ (p-q)
jika q < |d| ≤ p
garis lengkung yang memiliki arah sejauh dari
H(d) = 1
jika p < |d|
node
Peningkatan preferensi secara linier tidak berbeda hingga preferensi mutlak dalam area
a
dan
hal
ini
merupakan
karakter
pengukuran outranking. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 2.7.
antar dua kecenderungan q dan p.
b
P
(a,b)
a
Gambar 7. Leaving Flow Secara simetris dapat ditentukan entering flow Gambar 5. Kriteria Dengan Preferensi Linier Dan Area Yang Tidak Berbeda f.
F+(a)
Kriteria Gaussian (Gaussian Criterion)
Entering
H(d) = 1- exp {-d2/ 2 2 } Fungsi ditentukan
ini nilai
bersyarat ,
dimana
dengan persamaan = flow
1 n -1
Â√ (x,a)
CŒA
diukur
berdasarkan
karakter outranked dari a. Hal ini dapat dilihat apabila
telah
dapat
dibuat
berdasarkan distribusi normal dalam statistik.
pada Gambar 2.8.
P (a,b)
Partial preorder diajukan kepada pembuat
b
keputusan,
untuk
membantu
pengambilan
keputusan masalah yang dihadapinya. Dengan
a
menggunakan
metode
Promethee
I
masih
menyisakan bentuk incomparable, atau dengan Gambar 8. Entering Flow Sehingga pertimbangan dalam penentuan net flow diperoleh dengan persamaan: F(a)
F +(a) - F -(a)
=
Penjelasan dari hubungan outranking dibangun atas pertimbangan untuk masingmasing alternatif pada grafik nilai outranking, berupa urutan parsial (Promethee I) atau urutan lengkap (Promethee II) pada sejumlah alternatif
kata lain hanya memberikan solusi partial preorder (sebagian). 2. Promethee II Dalam kasus complete preorder dalam K adalah penghindaran
keputusan
untuk
memperkaya
penyelesaian masalah.
bentuk
incomparable,
Promethee II complete preorder (PII, III) disajikan dalam bentuk net flow disajikan berdasarkan pertimbangan persamaan : a P II b jika Φ (a) > Φ (b)
yang mungkin, yang dapat diusulkan kepada pembuat
dari
a P II b jika Φ (a) = Φ (b) melalui complete preorder, informasi bagi pembuat keputusan lebih realistik.
1. Promethee I Nilai terbesar pada leaving flow dan nilai yang kecil dari entering flow merupakan alternatif yang terbaik. Leaving flow dan entering flow menyebabkan: a P+b jika F+ (a) > F+ (b) a P-b jika F- (a) < F- (b) +
+
+
-
-
-
a I b jika F (a) = F (b) a I b jika F (a) = F (b)
1. PERANCANGAN SISTEM Model Pengembangan Model
Pengembangan
dari
sistem
pendukung keputusan ini dapat dilihat pada Gambar 3.2 yang menjelaskan bahwa data alternatif
kontraktor
proyek,
data
kriteria
kontraktor, dan data nilai pembobotan kriteria akan
diproses
Promethee I menampilkan partial preorder (PI, II,
PROMETHEE
RI) dengan mempertimbangkan interseksi dari
prioritas
dua preorder :
terbaik.
menggunakan
untuk
alternatif
metode
menghasilkan
kontraktor
urutan
proyek
yang
aPI B (a outrank b) jika aP+ b dan aP- b atau a P+ b dan a I- b atau a I+ b dan a P- b
- Data Alternatif Kontraktor Proyek - Data Kriteria Pilihan - Data Pembobotan Nilai Kriteria
INPUT
Prose Pemilihan Kontraktor Proyek Menggunakan Metode PROMETHEE
OUTPUT
Prioritas Alternatif Kontraktor Proyek Yang Dipilih
a II b (a tidak ada beda b) jika aI+ b dan a I- b
Gambar 9. Model Pengembangan SPK
a RI b (a dan b incomparable)
Pemilihan Kontraktor Proyek
jika pasangan lain
Master Kontraktor
Data Flow Diagram Context diagram pemilihan kontraktor proyek menggambarkan proses aliran data yang
Master Proyek ID_Proyek Nama Proyek Tanggal_Mulai Tanggal_Selesai Lokasi Kota
ID_Kontraktor Nama_Kontraktor Alamat Nama_Pimpinan memil iki penawaran ID_Bidang memil iki OE NPWP Masa Berlaku SKT Status
memil iki proyek
memil iki pekerjaan
mempunyai penawaran
terjadi dalam sistem secara garis besar. Context diagram penilaian kinerja karyawan terdapat 3 external entity, yaitu bagian LJP, Kontraktor, Operation Head. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.8
Detail Sub Pekerjaan Penawaran ID_Penawaran Tanggal_Penawaran Harga_Penawaran
ID_DSPekerjaan Nama_DSPekerjaan Pekerjaan ID_Pekerjaan Nama Pekerjaan
memil iki sub pekerjaan
Promethee ID_Promethee Leaving_Flow Rangking_LF Entering_Flow Rangking_EF Net_Flow Rangking_NF
memil iki perangkingan promethee
Master OwnerEstimate ID_OwnerEstimate Tanggal_OE Total
memil iki detail sub
Sub Pekerjaan ID_SPekerjaan Nama_SPekerjaan
Data Hasil Promethee
Master Kriteria ID_Kriteria Nama_Kriteria Model Tipe Preferensi Kaidah Dasar
memil iki material
LJP Data Kontraktor Pilihan Kontraktor Dokumen Penawaran
0
memil iki kri teri a
Master Jasa ID_Jasa Nama Jasa Satuan_Jasa memil iki j asa Harga_Jasa
Master Material ID_Material Nama_Material Merk Satuan_Material Harga_Material
Data Material Data Jasa Data Proyek
SPK Pemilihan Kontraktor Proyek
Data Kontraktor
Laporan Kontraktor Pilihan
SPK Pemilihan Kontraktor Proyek
+
Data Kriteria
Laporan Owner Estimate
Gambar 11. CDM (Conceptual Data Model)
Operation Head
2. Model data phisik (Physical Data Model) Model data phisik adalah hasil generate
Gambar 10. DFD Level Context SPK Pemilihan
dari model data konseptual. Model data phisik
Kontraktor Proyek
pada sistem ini mempresentasikan rancangan fisik basis data yang disimpan. Model data phisik
Entity Realiontship Diagram Entity Relation Diagram adalah proses yang menjelaskan hubungan antar entity dan relasinya. Entity Relation Diagram memiliki 2 model yaitu Conceptual Data Model (CDM) yang menjelaskan suatu hubungan antar entity secara
ini menghasilkan table-tabel yang nantinya dipakai dalam implementasi sistem. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.16. MASTER_PROYEK ID_PROYEK varchar(20) ID_OWNERESTIMATE varchar(20) ID_PROMETHEE varchar(20) ID_KONTRAKTOR integer NAMA_PROYEK varchar(100) TANGGAL_MULAI date TANGGAL_SELESAI date LOKASI varchar(50) KOTA varchar(20)
MASTER_KONTRAKTOR ID_KONTRAKTOR NAMA_KONTRAKTOR ALAMAT NAMA_PIMPINAN ID_BIDANG NPWP ID_OWNEREST ID_PROYEK IMAT E = ID_OWNEREST ID_PROYEK IMAT E MASA_BERLAKU_SKT STATUS
ID_KONT RAKT OR = ID_KONT RAKT OR
integer varchar(50) varchar(100) ID_KONT RAKT OR = ID_K ONT RAKT OR varchar(50)
varchar(20) varchar(20) date char(10)
ID_PROYEK = ID_PROYEK
konseptual dan Physical Data Model (PDM) yang menggambarkan hubungan antar entity secara
ID_PROYEK = ID_PROYEK
DETAIL_SUB_PEKERJAAN ID_DSPEKERJAAN varchar(20) ID_SPEKERJAAN varchar(20) NAMA_DSPEKERJAAN varchar(20)
fisik. 1. Model data konseptual (Conseptual Data Model) Model data konseptual adalah rancangan
ID_SPEKERJAAN = ID_SPEKERJAAN
PENAWARAN ID_PENAWARAN ID_PROYEK ID_KONTRAKTOR TANGGAL_PENAWARAN HARGA_PENAWARAN
PEKERJAAN ID_PEKERJAAN varchar(20) ID_PROYEK varchar(20) NAMA_PEKERJAAN varchar(100)
ID_PEKERJAA N = ID_PEKERJ AAN
ID_PROMET ID_PROYEK HEE = ID_PROMET ID_PROYEKHE E
ID_PEKERJAAN = ID_PEKERJ AAN
MASTER_OWNERESTIMATE SUB_PEKERJAAN ID_SPEKERJAAN varchar(20) ID_PEKERJAAN varchar(20) NAMA_SPEKERJAAN varchar(20)
ID_OWNERESTIMATE ID_PROYEK TANGGAL_OE TOTAL
varchar(20) varchar(20) date integer
dilihat pada Gambar 11.
PROMETHEE ID_PROMETHEE varchar(20) ID_PROYEK varchar(20) LEAVING_FLOW varchar(50) RANGKING_LF varchar(50) ENTERING_FLOW varchar(50) RANGKING_EF varchar(50) NET_FLOW varchar(50) RANGKING_NF varchar(50)
ID_PEKERJAAN = ID_PEKERJ AAN
dalam bentuk diagram sebelum pembuatan database secara detail. Untuk lebih jelasnya dapat
varchar(20) varchar(20) integer date integer
ID_PROMET HEE = ID_PROMET HEE
MASTER_MATERIAL ID_MATERIAL varchar(20) ID_PEKERJAAN varchar(20) NAMA_MATERIAL varchar(100) MERK varchar(50) SATUAN_MATERIAL varchar(50) HARGA_MATERIAL integer
MASTER_JASA ID_JASA varchar(20) ID_PEKERJAAN varchar(20) NAMA_JASA varchar(50) SATUAN_JASA varchar(50) HARGA_JASA integer
MASTER_KRITERIA ID_KRITERIA varchar(20) ID_PROMETHEE varchar(20) NAMA_KRITERIA varchar(50) MODEL varchar(50) TIPE_PREFERENSI varchar(50) KAIDAH_DASAR varchar(20)
Gambar 12. PDM (Physical Data Model) SPK Pemilihan Kontraktor Proyek
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1 Nilai Kualitatif Kualitas
Perhitungan Promethee
Kualitas
yang
Bobot
Berikut ini merupakan langkah-langkah
Baik Sekali
10
0,3846
dilakukan
Baik
8
0,3076
Cukup
6
0,2307
Kurang
2
0,0769
pemilihan
dalam
kontraktor
melakukan
proyek
proses
menggunakan
Metode Promethee. Misalnya pada Proyek Realokasi Tangki Timbun No. 50 Produk Kerosene menjadi Produk Pertamax di TBBM Surabaya Group - Tanjung Perak terdapat lima kontraktor yang sesuai dengan bidang proyek yang akan dikerjakan yaitu CV. Rahma Istana Sejahtera, PT. Hendah Karya, CV. Sinar Raya, CV. Dwi Tunggal, dan PT. Putera Domas Perkasa. Adapun kriteria yang digunakan pada
3. Kriteria Pengalaman Perusahaan Data
kualitatif
untuk
kriteria
penawaran harga didapat dari nilai harga proyek yang ditawarkan kontraktor, dimana pada kriteria ini tidak memiliki nilai pembobotan sehingga dapat
langsung
dimasukkan
tanpa
memberikan bobot. nilai
kriteria
waktu perusahaan berkecimpung dalam bidang proyek tersebut, dimana pada kriteria ini tidak memiliki nilai pembobotan sehingga data dapat langsung dimasukkan tanpa memberikan bobot.
4. Kriteria Keselamatan Kerja Data
nilai
kualitatif
untuk
kriteria
kerja, dimana hasil penilaian dikatakan tinggi apabila prosedur keselamatan dalam bekerja telah sesuai dengan prosedur yang berlaku di PT. Pertamina
TBBM
Surabaya
Group
kualitatif
untuk
kriteria
kualitas pada Tabel 3.1 didapatkan dari hasil evaluasi rekanan yang telah ada, hasil evaluasi
sebaliknya. Nilai bobot untuk setiap keselamatan kerja didapat dari membagi nilai keselamatan kerja. Tabel 2. Nilai Kualitatif Keselamatan Kerja Kualitas
Nilai
Bobot
Tinggi
10
0,5
pekerjaan proyek dimana kualitas dikatakan baik
Menengah
7
0,35
apabila hasil pekerjaan dilapangan sesuai dengan
Rendah
3
0,15
rekanan
tersebut
dan
kerja dengan total nilai kriteria keselamatan
2. Kriteria Kualitas Data
untuk
hasil penilaian mengenai prosedur keselamatan
1. Kriteria Penawaran Harga nilai
kualitatif
keselamatan kerja pada Tabel 3.2 didapatkan dari
sebagai berikut : Data
nilai
pengalaman perusahaan didapat dari jangka
penentuan alternatif kontraktor proyek adalah
data
Nilai
mengenai
kualitas
hasil
kontrak awal pekerjaan dan sebaliknya. Nilai bobot untuk setiap jenis kualitas didapat dari
5. Kriteria Ketepatan Waktu Data
nilai
kualitatif
untuk
kriteria
3.2
didapat
membagi nilai kualitas dengan total nilai kriteria
ketepatan
kualitas.
berdasarkan dari kemampuan kontraktor proyek
waktu
pada
Tabel
untuk menyelesaikan proyek sesuai dengan batas
waktu yang telah disepakati dalam kontrak. Nilai bobot untuk setiap ketepatan waktu didapat dari membagi nilai ketepatan waktu dengan total nilai kriteria ketepatan waktu. Tabel 3. Nilai Kualitatif Ketepatan Waktu Kualitas
Nilai
Bobot
Tepat Waktu
10
0,6667
Tidak Tepat Waktu
5
0,3333
Berikut adalah tabel penilaian alternatif kontraktor proyek dan merupakan data awal dari perhitungan metode Promethee. Tabel 4. Penilaian Awal Kontraktor
Gambar 13. Form Proses Perhitungan Hasil Perhitungan Promethee Form hasil promethee yang terlihat pada Gambar 14. dibawah merupakan form yang menunjukan index preferensi dari tiap alternatif dan hasil dari pemilihan kontraktor tersebut Tabel 5. Nilai Kualitatif Untuk Masing-Masing Alternatif
Form proses yang terlihat pada Gambar 13 dibawah merupakan form yang menunjukan nilai awal kriteria untuk tiap alternatif kontraktor dan hasil nilai treshold yang didapat dari data awal tersebut.
Gambar 14. Form Hasil Promethee
Pendukung Keputusan Pemilihan Kontraktor
Laporan Hasil Perhitungan Promethee Form laporan hasil promethee yang
Proyek di PT. Pertamina (Persero) Terminal
terlihat pada Gambar 15 dibawah merupakan
BBM Surabaya Group sehingga masalah
form hasil dari pemilihan kontraktor proyek
penentuan
menggunakan
terpecahkan dan terselesaikan.
metode
Promethee
yang 3.
ditampilkan dalam urutan rangking
kontraktor
proyek
dapat
Dari beberapa hasil uji coba sistem yang telah dilakukan, aplikasi ini memberikan alternatif kontraktor yg terbaik sesuai dengan pemilihan manual yang dilakukan oleh PT. Pertamina (Persero) Terminal BBM Surabaya Group tanpa memerlukan waktu yang
terlalu
lama
dalam
menentukan
pemenangnya.
SARAN Adapun beberapa saran dapat disampaikan untuk mengembangkan aplikasi yang telah dibuat
Gambar 15. Form Laporan Hasil Promethee
antara lain : 1.
KESIMPULAN Setelah dilakukan analisis, perancangan
Jenis
kriteria
yang
digunakan
dikembangkan
lebih
lanjut
menambahkan
beberapa
kriteria
dapat dengan agar
sistem dan pembuatan aplikasi Sistem Pendukung
pemilihan kontraktor proyek menjadi lebih
Keputusan
kompleks.
Pemilihan
Kontraktor
Proyek
menggunakan Metode Promethee pada PT.
2.
Mengembangkan sistem terintegrasi dengan
Pertamina (Persero) Terminal BBM Surabaya
bagian/user terkait dalam proses penilaian
Group
hasil
kinerja dari kriteria kontraktor yang telah
penelitiannya, maka dapat diambil kesimpulan
ditentukan sehingga alternatif kotraktor
sebagai berikut:
pilihan dapat lebih maksimal.
1.
2.
ini
serta
dilakukan
evaluasi
Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan
3.
Aplikasi ini dapat dikembangkan menjadi
Kontraktor Proyek menggunakan Metode
berbasis web sehingga proses pengadaan
Promethee mampu menghasilkan alternatif
barang/jasa dapat ditenderkan langsung oleh
kontraktor proyek terbaik yang dapat dipilih
semua kontraktor yang terdaftar
PT. Pertamina (Persero) Terminal BBM
Pertamina (Persero) khususnya di Terminal
Surabaya Group.
BBM Surabaya Group.
Perhitungan dan pembobotan menggunakan metode
promethee
mampu
diimplementasikan dengan baik pada Sistem
di PT.
Daftar Pustaka
Directorate, General Affairs. 2010. Pedoman Pengadaan Barang / Jasa No. A001/I00020/2010-S0 Rev. 1. Jakarta : PT. Pertamina (Persero).
Turban, Efraim & Jay E. Aronson. 2001. Decision Support Systems and Intelligent Systems; 7th edition. New Jersey: Prentice Hall.
Herman, M, 2006. A Multi-Criterion Decision Making Approach to Problem Solving. URL : www.poms.ucl.ac.be/etudes/notes/Pro metheeShape.ppt diakses tanggal 12 Oktober 2011.
Winarko, Edi. 2006. Perancangan Database dengan Power Designer 6.32. Surabaya : Prestasi Pustaka.
Jean Pierre Brans, Bertrand Marechal, How to Decide with Promethee. URL : www.visualdecision.com/Pdf/How% 20to%20use%20PROMETHEE.pdf. diakses tanggal 12 Oktober 2011. Kendall dan Kendall. 2003. Analisis dan Perancangan Sistem Edisi Kelima, Jakarta : PT. Prenhallindo. Kurniasari, Diah. 2009. Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Kontraktor Menggunakan Metode Delphi. Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Teknik Komputer. Surabaya. Sadewi, Chatarina Dian. 2009. Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Pemenang Tender Proyek Listrik Pada PT. PLN (Persero). Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Teknik Komputer. Surabaya. Suharli, Suryanto. 2005. Membangun Aplikasi Berbasis Windows dengan Visual Basic .Net. Jakarta : Elex Media Komputindo. Suryadi, Kadarsah, DR. IR. Dan M. Ali Ramdhani, IR. MT. 1998. Sitem Pendukung Keputusan : Suatu Wacana Struktural Idealisasi dan Implementasi Konsep Pengambilan Keputusan. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya.
Yogiyanto, HM. 1995. Analisa dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi Offset. 2003, Keppres 80 Tahun. 2003. Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah. Jakarta : CV. Catur Utama.