1 RANCANG BANGUN SISTEM ANALISIS FINANSIAL PADA PEMBUATAN DIGESTER TIPE FIXED DOME BERBASIS WEB RIENDY PUSPITASARI DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSIST...
RANCANG BANGUN SISTEM ANALISIS FINANSIAL PADA PEMBUATAN DIGESTER TIPE FIXED DOME BERBASIS WEB
RIENDY PUSPITASARI
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Rancang Bangun Sistem Analisis Finansial pada Pembuatan Digester Tipe Fixed Dome Berbasis Web adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, September 2015 Riendy Puspitasari NIM F14110027
ABSTRAK RIENDY PUSPITASARI. Rancang Bangun Sistem Analisis Finansial pada Pembuatan Digester Tipe Fixed Dome Berbasis Web. Dibimbing oleh BAMBANG PRAMUDYA dan SRI WAHYUNI. Reaktor biogas atau yang disebut dengan digester merupakan tempat terjadinya perubahan kotoran padat organik menjadi gas yang disebut dengan biogas. Biogas mudah terbakar karena mangandung campuran antara metana dan karbondioksida sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar. Tujuan dari penelitian ini ialah membangun sistem yang dapat menentukan tipe digester yang tepat sesuai dengan kebutuhan pengguna, serta menentukan biaya dan kelayakan dari digester dengan berbasis web. Kebutuhan pengguna yang dianalisis yaitu jumlah sapi yang dimiliki, luas lahan yang tersedia, serta jumlah rumah tangga yang menggunakan biogas. Ketiga faktor tersebut akan menentukan tipe digester yang sesuai untuk digunakan. Digester yang dianalisis bertipe Fixed Dome Beton dan Fiberglass dengan ukuran yang setara. Hasil pemilihan sistem pakar menunjukkan bahwa rata-rata kondisi pengguna menghasilkan kesimpulan tipe digester Fiberglass 17 m3 dan analisis finansialnya menjelaskan bahwa digester yang paling layak digunakan juga digester yang sama. Sistem analisis finansial berbasis web ini kemudian dievaluasi oleh pengguna yang menyatakan bahwa sistem ini bermanfaat serta butuh pengembangan lebih lanjut. Kata kunci: biogas, digester, fixed dome, sistem pakar
ABSTRACT RIENDY PUSPITASARI. Design of Financial Analysis System on Fixed Dome Digester Based Web. Supervised by BAMBANG PRAMUDYA and SRI WAHYUNI. Biogas reactor or well known as digester is a place where organic dust change into biogas. Biogas are easy to burn, it contains misture from carbondioxyde and methan so it can be used as a fuel. Objective of this research is to build a system that can decide an ideal type of digester based on user needs, and also to determine cost and financial analysis. The system is based on web. User needs that will be analyzed is amount of cow, size of field for digester, and amount of family that used biogas for living. That three factor will determine which digester is ideal to used. The type of digester that used is from Concrete Fixed Dome and Fiberglass with equivalent capacity. Expert system result that average of user condition product a conclusion with type of digester are Fiberglass 17 m3, and the financial analysis result also pointed that the most valuable and benefit digester is the same type. Financial analysis system based on web also evaluated by user in form. Analysis result determined that system are useful and need the development afterwards. Keyword: biogas, digester, fixed dome, expert system
RANCANG BANGUN SISTEM ANALISIS FINANSIAL PADA PEMBUATAN DIGESTER TIPE FIXED DOME BERBASIS WEB
RIENDY PUSPITASARI
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Departemen Teknik Mesin dan Biosistem
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2015 ini ialah biogas, dengan judul Rancang Bangun Sistem Analisis Finansial pada Pembuatan Digester Tipe Fixed Dome Berbasis Web. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Prof Dr Ir Bambang Pramudya, M Eng dan Ibu Sri Wahyuni, SE, MP selaku pembimbing, serta Bapak Dr Ir Moh. Solahudin, Bapak Supriyanto, STP, Msi dan Bapak Dr Liyantono STP MSi yang telah banyak memberi saran. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Ibu pegawai dan staf PT. Swen Inovasi Transfer yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Perusahaan Sapi di Indonesia Tahun 2000 - 2013 Komposisi Biogas Rasio C/N Beberapa Bahan Organik Biogas Dibandingkan dengan Bahan Bakar Lain Ukuran Digester dan Kebutuhan Bahan Baku per Hari Produksi Kotoran Ternak Potensi Produksi Gas Jumlah Ternak Minimum yang Dibutuhkan Total Biaya dan Manfaat Digester Fixed Dome Beton 3.5 m3 Analisis Finansial Digester Fixed Dome Beton 3.5 m3 Total Biaya dan Manfaat Digester Fixed Dome Fiberglass 4 m3 Analisis Finansial Digester Fixed Dome Fiberglass 4 m3 Biaya per Unit Output Energi Efektif Biogas Tipe Digester yang Layak sebagai Pengganti LPG Pengaruh Kenaikan Biaya Investasi 40% Terhadap NPV Kenaikan Biaya Investasi Maksimum Agar Investasi Masih Layak Pengaruh Berkurangnya Penerimaan Sebesar 30% Terhadap NPV Penurunan Penerimaan Maksimum Agar Investasi Masih Layak Pengaruh Penurunan Umur Ekonomis Sebesar 50% Terhadap Nilai NPV Lama Pengoperasian Minimum Agar Investasi Masih Layak Basis Data Sistem Pakar Pemilihan Digester Bentuk Basis Data Sistem
DAFTAR GAMBAR 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Jenis digester kubah tetap Jenis digester fiberglass Pelacakan ke depan (forward chaining) Pelacakan ke belakang (backward chaining) Flowchart penelitian Diagram Pohon Sistem Pakar Pemilihan Digester Kebutuhan pengguna sistem Desain aritektur sistem Desain user interface untuk sistem pakar pemilihan digester Desain user interface untuk hasil pemilihan digester Desain interface rincian biaya, manfaat, dan analisis finansial digester Form biaya digester Halaman contact Presentase kemudahan penggunaan sistem Presentase manfaat sistem Presentase tampilan grafis sistem Presentase kebutuhan pengembangan sistem
6 6 9 9 11 27 29 33 34 34 35 35 36 38 38 39 39
DAFTAR GRAFIK 1 2 3 4 5
Hubungan ukuran digester terhadap biaya investasi Hubungan ukuran digester terhadap produksi gas Pengaruh kenaikan biaya investasi terhadap NPV dan IRR Pengaruh penurunan manfaat terhadap NPV dan IRR Pengaruh penurunan umur ekonomis terhadap NPV dan IRR
19 19 25 25 26
DAFTAR LAMPIRAN 1 Biaya pembuatan dan analisis finansial digester Fixed Dome Beton 6 m3 2 Biaya pembuatan dan analisis finansial digester Fiberglass 3 Analisis finansial digester Fiberglass 5 m3 4 Manfaat yang didapat dari digester Fixed Dome Beton 5 Contoh Perhitungan 6 Database sistem pakar pemilihan biogas 7 Desain database sistem 8 Relasi tabel dan database 9 Alur website 10 Kuesioner evaluasi penggunaan sistem analisis finansial
43 45 46 47 48 50 53 55 56 57
1
PENDAHULUAN Latar Belakang Kebutuhan akan energi di Indonesia semakin meningkat dan menjadi bagian tak terpisahkan dari kebutuhan hidup masyarakat sehari-hari, namun pelaksanaan penyediaan energi yang dilakukan sampai saat ini masih belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat secara keseluruhan. Hal ini disebabkan oleh kondisi geografis Indonesia yang terdiri atas ribuan pulau tersebar dan tidak meratanya pusat-pusat energi. Kurangnya ketersediaan energi juga disebabkan oleh berkurangnya ketersediaan sumber daya energi fosil, khususnya minyak bumi, yang sampai saat ini masih merupakan tulang punggung dan komponen utama penghasil energi listrik di Indonesia. Hal ini menyebabkan kesadaran manusia untuk melestarikan lingkungan meningkat untuk kemudian mencari altematif penyediaan energi listrik yang memiliki karakter; 1. Dapat mengurangi ketergantungan terhadap pemakaian energi fosil, khususnya minyak bumi 2. Mampu memanfaatkan potensi sumber daya energi setempat, serta 3. Cinta lingkungan, dalam artian proses produksi dan pembuangan hasil produksinya tidak merusak lingkungan hidup disekitarnya. Salah satu sumber energi yang memenuhi tiga karakter di atas ialah biogas. Biogas merupakan gas hasil aktivitas mikroba secara anaerobik, yang terdapat pada sisa-sisa biomassa dan tidak dimanfaatkan lagi. Umumnya biogas diproduksi pada biodigester yang berfungsi mereaksikan dan mengumpulkan biogas hasil reaksi. Biogas mengandung 60–65% gas metana (Harikishan 2008) yang berpontesi sebagai sumber energi alternatif. Salah satu bentuk penggunaan biogas sebagai sumber energi adalah menggunakannya sebagai bahan bakar pada motor pembakaran internal (internal combustion engine) (Pramuhadi et al. 2010). Selain itu, biogas juga banyak digunakan sebagai sumber energi listrik untuk penerangan, sumber energi panas untuk memasak, dan beberapa fungsi energi lainnya. Walaupun biogas saat ini cukup banyak tersedia dan mudah didapat, banyak masyarakat yang berpikir bahwa menggunakan biogas adalah proses yang rumit. Sebenarnya pengguna hanya perlu mempersiapkan beberapa ekor sapi dan reaktor biogas serta sistem penyalurannya untuk menjadi sumber energi. Kondisi masyarakat Indonesia yang banyak memiliki peternakan sapi juga sangat membantu untuk perkembangan biogas sebagai sumber energi alternatif. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Jumlah Perusahaan Sapi di Indonesia Tahun 2000-2013 Kegiatan Utama Pembibitan Budidaya Pengumpul Susu Sapi Jumlah
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
14
15
15
10
12
12
6
6
4
4
4
3
6
1
391
407
402
375
341
348
484
511
95
90
84
87
70
63
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
1
8
3
405
422
417
385
353
360
490
517
99
94
89
91
84
67
Sumber: Badan Pusat Statistik
2
Proses pembuatan biogas membutuhkan media untuk membuat dan menyimpan biogas, yang disebut digester. Dalam membuat sistem digester yang baik dan optimal, perlu dilakukan analisis dalam menentukan tipe digester yang dibuat, berapa lahan yang harus disiapkan, serta berapa biaya pembuatannya agar digester dapat dipakai secara optimal. Pada kenyataannya masyarakat hanya membuat digester dengan metode kira-kira tanpa memperhitungkan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Untuk menyelesaikan masalah tersebut, dibuat sistem perangkat lunak untuk analisis ekonomi dari pembuatan digester berbasis mobile web. Aplikasi ini dapat menentukan tipe digester yang akan dibuat berdasarkan dengan jumlah ekor sapi dan beberapa faktor lainnya sehingga digester yang dibuat dapat terpakai secara efisien. Adapun aplikasi ini dapat digunakan oleh seluruh masyarakat yang menggunakan PC, notebook, maupun laptop yang terhubung dengan internet dan dapat mengakses website aplikasi. Aplikasi ini dibuat dengan berbasis web programming yang dimaksudkan untuk memudahkan pengguna dalam memberikan akses informasi tanpa batasan waktu dan tempat. Informasi – informasi tersebut dapat diakses dalam suatu sistem yang disebut sistem basis data (database). Sistem basis data dapat dikembangkan menjadi sistem yang dapat menyimpan kumpulan informasi berupa pengetahuan tentang analisis ekonomi pembuatan digester. Adanya sistem analisis ini diharapkan dapat menambah pengetahuan peternak untuk membuat digester dan menganalisis kelayakan pembuatan serta penggunaan digester. Perumusan Masalah Pada umumnya, proses pembuatan digester di Indonesia masih dilakukan secara manual, yaitu dengan metode perkiraan luas bangunan digester dari jumlah kotoran sapi yang dikeluarkan dan jumlah lahan peternak yang tersedia. Hal ini membuat digester tidak terpakai secara efisien, yaitu ukuran digester yang terlalu besar maupun kecil. Jika digester terlalu kecil maka tidak dapat menampung gas yang telah terbentuk, sedangkan jika terlalu besar tekanan udara di dalam digester akan kurang untuk mendorong gas ke atas. Keterbatasan pengetahuan peternak dalam memilih digester menjadi kendala tersendiri dalam penggunaan biogas sehingga penggunaannya tidak optimal. Kemajuan teknologi saat ini dapat membagikan pengetahuan dimana saja dan kapan saja melalui internet, sehingga dapat membantu petani dalam memilih digester yang tepat serta mengetahui kelayakan digester yang dibangun melalui analisis finansial. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah membuat sistem analisis finansial berbasis web untuk memilih digester yang tepat, menganalisis biaya pembuatan, dan menganalisis secara finansial digester yang dibangun. Biaya yang ditentukan bergantung dari jumlah sapi yang dimiliki oleh petani, luas lahan yang dimiliki, serta jumlah rumah tangga yang menggunakan biogas.
3
Ruang Lingkup Penelitian Sistem analisis finansial digester berbasis web terdiri dari dua bagian, yaitu bagian sistem pakar dan sistem anallisis finansial. Sistem pakar berfungsi untuk memilih digester yang tepat sesuai dengan kebutuhan peternak. Kesimpulan dari sistem pakar berupa tipe digester yang sesuai, yang kemudian dianalisis kelayakannya secara finansial. Analisis finansial digester terdiri dari hasil analisis biaya tetap, biaya operasional, penerimaan, dan analisis finansial. Analisis dilakukan terhadap dua tipe digester, yaitu Fixed Dome Beton yang dapat dibuat sendiri, dan digester Fiberglass yang diproduksi oeh PT. Swen Inovasi Transfer, Ciomas, Bogor.
TINJAUAN PUSTAKA Sapi Sapi susu atau sapi perah adalah sapi yang dikembangbiakan secara khusus karena kemampuannya dalam menghasilkan susu dalam jumlah besar. Dalam sejarahnya, sapi penghasil susu dan sapi pedaging tidak memiliki perbedaan mencolok, dengan induk yang sama dapat digunakan untuk menghasilkan sapi yang menghasilkan susu (sapi betina) maupun daging (umumnya sapi jantan). Ada beberapa jenis limbah dari peternakan sapi, yaitu limbah padat, cair dan gas. Baik sapi perah maupun sapi potong menghasilkan limbah yang sama. Limbah padat adalah semua limbah yang berbentuk padatan atau berada dalam fase padat. Limbah cair adalah semua limbah yang berbentuk cairan atau berada dalam fase cair. Sementara limbah gas adalah semua limbah yang berbentuk gas atau berada dalam fase gas. Limbah tersebut dapat diolah menjadi energi, yaitu biogas (Wahyuni 2008). Biogas Biogas merupakan gas yang berasal dari limbah-limbah bahan organik. Gas yang dihasilkan dapat dibakar karena mengandung campuran antara gas methana dengan karbondioksida sehingga mudah terbakar dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar yang ramah lingkungan. Salah satu ternak penghasil biogas yang banyak dikenal ialah sapi. Sapi laktasi yang mempunyai bobot badan 450 kg membutuhkan rumput kurang lebih 30 kg, konsentrat 6 kg, air 50 liter per ekor per hari serta menghasilkan limbah berupa kotoran dan urin kurang lebih sebanyak 25 kg per ekor per hari (Wiryusuhanto dan Sudono dalam Wahyuni 2008). Selain itu, sapi juga menghasilkan limbah yang terdiri dari limbah padat, cair, dan gas. Harahap et al. (1978) menyatakan bahwa gas bio memiliki nilai kalor yang cukup tinggi, yaitu dalam kisaran 4800-6700 kcal/m3. Kisaran komposisi dalam gas bio dapat dilihat pada Tabel 2.
4
Tabel 2 Komposisi Biogas No Jenis Gas Komposisi 1 Methana (CH4) 54-70% 2 Karbon dioksida (CO2) 27-45% 3 Nitrogen (N2) 0.5-3% 4 Karbon Monoksida (CO) 0.1% 5 Oksigen (O2) 0.1% 6 Propen (C3H8) 7 Hidroen Sulfida (H2S) Sedikit sekali 8 Nilai Kalori (kcal/m3) 4800-6700 Sumber: Harahap et al. (1978)
Komposisi 65.7 27.0 2.3 0.0 1.0 0.7 Tidak teratur 6513
Komposisi utama biogas ialah metana, dengan kandungan sekitar 60%. Inilah zat yang dimanfaatkan sebagai bahan bakar pada biogas. Selain itu, biogas juga mengandung karbon dioksida dalam jumlah cukup besar, sekitar 25–35 % (Wahyuni 2011). Proses pembentukan biogas Biogas terbentuk dengan bantuan beberapa faktor, baik faktor internal (kimia), maupun faktor eksternal (lingkungan). Parameter-parameter yang berpengaruh dalam proses pembentukan biogas menurut Wahyuni (2011) diantaranya adalah jenis bahan organik, derajat keasaman, kandungan senyawa karbon dan nitrogen, suhu, laju pengumpanan, zat toksik yang terkandung didalam bahan organik, pengadukan, starter dan yang terakhir adalah lamanya waktu retensi. Jenis bahan organik yang digunakan dapat berpengaruh terhadap lama waktu fermentasi oleh bakteri. Bahan organik berupa limbah pertanian yang banyak mengandung selulosa dan lignin biasanya lebih lama terurai (Pranayuda 2013). Derajat keasaman saat proses fermentasi akan mengalami penurunan menjadi 6 atau lebih rendah akibat terbentuknya asam organik, padahal kehidupan mikroorganisme akan efektif dengan pH 6,5 – 7,5. Setelah 2 – 3 minggu, pH akan naik kembali menandakan perkembangan bakteri metanogenetik (Wahyuni 2011). Mikroorganisme perombak dapat beraktivitas secara optimum jika imbangan C/N sebesar 25 – 30 (Wahyuni 2011). Imbangan C/N yang tinggi dapat menyebabkan produksi metana yang rendah. Hal ini disebabkan karena kandungan N dibutuhkan untuk sumber energi untuk perkembangbiakan bakteri pengurai. Rasio C/N dari beberapa bahan organik dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Rasio Karbon/Nitrogen Beberapa Bahan Organik Bahan Rasio C/N Kotoran bebek 8 Kotoran manusia 8 Kotoran ayam 10 Kotoran kambing 12 Kotoran babi 18 Kotoran domba 19 Kotoran kerbau/sapi 24 Eceng gondok 25
5
Tabel 3 Rasio Karbon/Nitrogen Beberapa Bahan Organik (lanjutan) Bahan Rasio C/N Kotoran gajah 43 Batang jagung 60 Jerami padi 70 Jerami gandum 90 Serbuk gergaji Di atas 200 Sumber: Karki dan Dixit, 1984 dalam Wahyuni, 2011. Manfaat Biogas Pada proses anaerob pembentukan biogas, dihasilkan dua jenis produk yaitu biogas dan limbahnya. Biogas dapat digunakan untuk berbagai macam kegiatan. Pada kegiatan skala kecil, biogas digunakan untuk menggantikan minyak tanah untuk memasak, sedangkan untuk penggunaan skala besar biogas digunakan sebagai pembangkit listrik. Selain biogas, proses anaerob juga menghasilkan limbah yang berupa kotoran yang sudah tidak mengandung gas. Limbah ini dapat digunakan sebagai pupuk organik. Biogas yang dibutuhkan untuk skala rumah tangga berbeda dengan skala besar. Wahyuni (2008) menyatakan bahwa komponen biogas untuk skala rumah tangga memiliki metana ±60%, karbondioksida ±38%, oksigen, hidrogen, dan hidrogen sulfida sebesar ±2%. Sementara itu nilai kalori dari 1 m3 biogas sekitar 6000 watt jam yang setara dengan setengah liter minyak diesel. Kesetaraan biogas dapat dilihat dari Tabel 4. Tabel 4 Biogas Dibandingkan dengan Bahan Bakar Lain Keterangan Bahan bakar lain Elpiji 0.46 kg Minyak tanah 0.62 liter Minyak solar 0.52 liter 1 m3 Biogas Bensin 0.80 liter Gas kota 1.5 m3 Kayu bakar 3.5 kg Sumber: Wahyuni (2008) Tipe reaktor biogas Menurut Wahyuni (2008), beberapa tipe reaktor biogas (digester) yang sudah banyak digunakan diantaranya reaktor jenis kubah tetap (fixed-dome), reaktor terapung (floating drum), dan reaktor jenis balon yang terbuat dari plastik namun tipe reaktor biogas yang paling sering digunakan ialah fixed dome dan fiberglass. a. Reaktor kubah tetap (fixed – dome) Reaktor ini terdiri dari dua bagian yaitu digester dan kubah tetap. Digester berfungsi sebagai tempat untuk mencerna biogas dan tempat bakteri pembentuk asam maupun bakteri pembentuk metana disimpan. Digester terbuat dari material batu, batu bata, ataupun beton agar strukturnya kuat dan mencegah kebocoran. Bagian selanjutnya yaitu kubah tetap yang berfungsi sebagai pengumpul gas yang tidak bergerak. Kubah tetap terbuat dari material beton yang berbentuk kubah seperti Gambar 1.
6
Gambar 1 Jenis digester kubah tetap (Wahyuni 2008) Material organik yang disimpan pada digester akan menghasilkan gas yang mengalir dan tersimpan pada bagian kubah. Keunggulan dari reaktor ini yaitu biaya konstruksi yang lebih murah daripada reaktor terapung, karena tidak memiliki bagian yang bergerak yang menggunakan besi. Konstruksi yang sederhana membuat perawatan terhadap reaktor kubah tetap juga lebih mudah. Adapun kerugian dari tipe ini ialah sering terjadi kehilangan gas pada bagian kubah karena konstruksinya yang tetap. b. Reaktor dari bahan fiberglass Reaktor ini juga banyak digunakan untuk skala rumah tangga yang menggunakan bahan fiber glass sehingga lebih efisien untuk penanganan dan perubahan biogas. Reaktor ini terdiri dari digester dan tempat penyimpanan gas yang saling bercampur. Reaktor berbahan fiber glass sangat kedap, ringan, dan kuat sehingga biogas tidak akan bocor. Jika terjadi kebocoran akan mudah diperbaiki atau dibentuk kembali, dan dapat dipindahkan sewaktu-waktu jika peternak tidak menggunakannya lagi. Bentuk dari reaktor biogas dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2 Jenis digester fiber glass (Wahyuni 2008) Evaluasi Proyek Analisis finansial sebelum melakukan proyek perlu dilakukan untuk menentukan hasil dari berbagai alternatif. Perhitungan dilakukan dengan cara menghitung pengeluaran dan pemasukan yang didapat dari masing-masing proyek. Pada tahap evaluasi proyek dibagi menjadi dua tahapan analisis, yaitu analisis ekonomi dan analisis finansial. Menurut Kadariah et al. (1978), dalam analisis ekonomi, proyek dilihat dari sudut perekonomian secara keseluruhan. Sedangkan dalam analisis finansial, proyek dilihat dari segi badan atau orang yang menanam modalnya dalam proyek. Beberapa tujuan dari analisis finansial ialah; 1. Menentukan investasi yang paling menarik bagi investor dari beberapa kemungkinan yang ada 2. Menjamin penggunaan dana untuk proyek tersedia untuk jangka waktu tertentu
7
3. Memastikan keuntungan dari proyek cukup untuk menutup biaya operasi dan biaya lain seperti pajak, hutang, dan sebagainya 4. Menentukan besar keuntungan proyek bagi pengguna 5. Menjamin keunttungan proyek layak bagi pengguna Ukuran baik tidaknya suatu proyek dapat ditentukan dengan indeks yang disebut kriteria investasi. Beberapa kriteria investasi yang sering digunakan ialah Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net B/C, Payback Period, biaya per satuan output energi dan analisis sensitivitas (Pramudya 2010). 1. Net Present Value (NPV) NPV adalah selisih antara penerimaan saat ini dengan biaya pada tingkat suku bunga tertentu. ∑ Keterangan: Bt = Keuntungan pada tahun t Ct = Biaya pada tahun t i = Tingkat modal yang berlaku NPV proyek harus dihitung terlebih dahulu. Jika ada dua atau lebih proyek maka proyek yang dipilih ialah proyek dengan NPV paling tinggi. 2. Internal Rate of Return (IRR) IRR adalah tingkat pengembalian dari modal proyek yang dianalisis, tingkat pengembalian berupa tingkat bunga saat NPV = 0.
Nilai IRR yang lebih besar atau sama dengan bunga bank yang berlaku menandakan bahwa proyek dapat dijalankan. I’ merupakan bunga yang mendekati IRR saat NPV bernilai positif, sedangkan i’’ merupakan bunga yang mendekati IRR saat NPV bernilai negatif. Semakin besar nilai IRR dari bunga bank yang berlaku maka investasi akan semakin menarik bagi investor (ESDM 1988). 3. Net B/C Ratio ∑ ∑ Kadariah et al. (1978) menyatakan bahwa jika nilai net B/C ratio = 1 berarti nilai NPV = 0, jika net B/C ratio > 1 maka nilai NPV > 0, dan jika nilai net B/C ratio < 1 maka NPV proyek < 1 dan proyek tidak bisa dijalankan. Nilai net B/C digunakan sebagai ukuran efisiensi suatu penggunaan modal, yaitu dilihat dari kelebihan keuntungan sebagai angka perbandingan terhadap jumlah investasi.
8
4. Payback Period (PP) PP adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan semua modal proyek. Semakin cepat waktu pengembalian modal maka proyek akan semakin menarik bagi investor karena resiko investasi akan semakin menurun.
5. Biaya per Unit Output Energi Biaya per unit output energi dihitung untuk mengetahui besarnya biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan suatu output berupa satuan energi. Biaya per unit output dapat dihitung dengan persamaan berikut;
Keterangan: GC = Biaya per unit output O = Biaya operasi tahunan M = Biaya perawatan dan perbaikan tahunan AO = Hasil output tahunan 6. Analisis Sensitivitas Analisis ini bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan antara proyek dengan kemungkinan kesalahan faktor-faktor yang dipakai dan dihasilkan oleh proyek. Sistem Pakar Sistem pakar yang baik di rancang agar dapat dapat menyelesaikan suatu permasalahan tertentu dengan meniru kerja dari para ahli (Kusumadewi 2003). Ada empat komponen yang membentuk suatu sistem pakar sebagai berikut; 1. Basis Pengetahuan (Knowledge Base) Jika proses akuisisi data telah selesai dilakukan, maka data-data tersebut harus direpresentasikan menjadi basis pengetahuan dan basis aturan yang selanjutnya dikumpulkan, dikodekan dan digambarkan dalam bentuk rancangan lain menjadi bentuk yang sistematis. 2. Basis Data (Database) Basis data (database) adalah Himpunan kelompok data (arsip) yang saling berhubungan yang diorganisasi sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan kembali dengan cepat dan mudah (Fathansyah 1999). 3. Mesin Inferensi (Inference Engine) Mesin inferensi adalah program komputer yang memberikan metodologi untuk penalaran tentang informasi yang ada dalam basis pengetahuan dan memformulasikan kesimpulan (Turban et al. 2005). Mesin inferensi mengarahkan pencarian melalui basis pengetahuan, proses yang dapat melibatkan aplikasi aturan inferensi disebut pencocokan pola. Program kontrol memutuskan aturan mana yang diinvestigasi, alternatif mana yang dieliminasi, dan atribut mana yang sesuai. Program kontrol yang paling populer untuk sistem berbasis-aturan forward chaining. Ada dua teknik utama dalam mekanisme inferensi, yaitu;
9
3.1.Pelacakan ke depan (forward chaining)
Gambar 3 Pelacakan ke depan (Kusumadewi 2003) 3.2.Pelacakan ke belakang (backward chaining)
Gambar 4 Pelacakan ke belakang (Kusumadewi 2003) 4. Antar Muka Pemakai (User Interface) Antar muka pemakai memberikan fasilitas komunikasi antara pemakai dan sistem, memberikan berbagai keterangan yang bertujuan untuk membantu mengarahkan alur penelusuran masalah sampai ditemukan solusi dan memberikan tuntunan penggunaan sistem secara menyeluruh langkah demi langkah sehingga pemakai mengerti apa yang harus dilakukan terhadap sistem. Internet Internet berasal dari kata interconnection networking yang berarti hubungan antara berbagai macam komputer yang membentuk sistem jaringan di seluruh dunia melalui jalur komunikasi seperti jalur telepon, wireless, dan lainnya (Sutarman 2003). 1. World Wide Web Penggunaan Internet awalnya digunakan untuk kepentingan militer. Seiring berkembangnya waktu, internet juga banyak dipakai untuk keperluan akademis. Di Indonesia, Internet lebih diasosiasikan dengan bisnis (ISP, ecommerce) dan entertainment (Rahardjo 2002). 2. Internet sebagai client server Sistem berbasis client-server memanfaatkan web browser untuk meringankan kerja server, menampilkan informasi, dan menyediakan tampilan pengguna (user interface) yang tidak perlu dilakukan secara langsung oleh server, namun oleh web browser (Hethmon 1997). Sifat web browser memiliki kesamaan dengan jaringan host terminal tetapi dengan kemampuan membentuk user interface yang sifatnya grafis maka web browser digolongkan ke smartdumb terminal. 3. Web dengan informasi dinamis Internet pada awalnya hanya digunakan untuk menampilkan dokumen statis, namun perkembangan yang cepat menuntut aplikasi yang lebih kompleks untuk dapat diakses sehingga internet juga berkembang dengan pesat. Internet mampu menghubungkan server web dengan RDBMS
10
(Relational Database Management System) dan aplikasi lainnya yang kemudian dikirim ke browser dalam bentuk HTML (Syukur 1999).
METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan di laboratorium Teknik Bioinformatika, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fateta IPB, serta di PT. Swen Inovasi Transfer, Ciomas, Bogor. Penelitian dilakukan terhitung mulai Maret - Juli 2015. Alat dan Bahan 1. Perangkat lunak a. Dreamwaver CS6 dan Notepad++; untuk desain tataletak interface, pengkodean logika sistem, dan uji coba internal b. MySQL; untuk layanan basis data portable c. Adobe Photoshop CS6; untuk desain gambar dan icon konten pada sistem 2. Perangkat keras a. PC ASUS X401U dengan RAM 1 GB; untuk kegiatan pembangunan aplikasi b. Modem HSDPA 7.2 Mbps untuk koneksi internet pada komputer sebagai alat pengujian sistem
11
Tahapan Penelitian
Mulai
Investigasi
Studi Kelayakan
Akuisisi Pengetahuan
`Representasi Pengetahuan
Analisis Sistem
Desain Sistem
Implementasi Sistem
Intalasi dan Pengujian
Tidak
Sesuai
Ya
Selesai
Gambar 5 Flowchart penelitian Pada Gambar 5 dijelaskan tahapan yang dilakukan pada penelitian ini, yaitu investigasi, analisis, desain, implementasi, serta instalasi dan pengujian sistem. Tahapan ini menggunakan metode System Development Life Cycle (SDLC) yang hasil akhirnya adalah sistem analisis finansial digester berbasis web. 1. Tahap Investigasi Investigasi bertujuan untuk merumuskan masalah dan pengembangan yang akan dilakukan. Pada tahap ini dilakukan studi kelayakan (feasibility study), akuisisi pengetahuan, dan representasi pengetahuan. 1.1. Studi kelayakan 1.1.1. Kelayakan organisasi Kelayakan organisasi berfokus pada sistem yang akan dikembangkan, apakah sistem dapat mendukung tujuan dan rencana organisasi. 1.1.2. Kelayakan ekonomis Kelayakan ekonomis bertujuan untuk mengoptimalkan biaya sehingga dapat menambah keuntungan dan mengurangi biaya investasi.
12
1.1.3. Kelayakan teknis dan waktu Kelayakan teknis meliputi kemampuan developer memenuhi kebutuhan user pada waktu yang dibutuhan. 1.1.4. Kelayakan operasional Kelayakan operasional berfokus pada kemampuan organisasi untuk mengoperasikan, mengembangkan, dan mendukung sistem yang dibangun. 1.2. Akuisisi pengetahuan Akuisisi pengetahuan terdiri dari kegiatan pengumpulan data pengetahuan, yaitu merupakan pengetahuan lengkap tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan digester, tatacara pembuatan digester, kebutuhan alat dan bahan, biaya pembuatan, serta keuntungan apa saja yang diperoleh dari pembuatan digester biogas. Pengetahuan yang disajikan dalam sistem pakar difokuskan untuk pemilihan digester terbaik yang sesuai dengan kondisi user, baik pengetahuan yang bersifat eksplisit maupun implisit. Sumber pengetahuan kemudian dipelajari, diolah, dan diorganisasikan secara terstruktur menjadi basis pengetahuan (knowledge based) yang hasilnya dikonsultasikan dengan pakar dan literatur yang ada agar basis pengetahuan terlengkapi. 1.3. Representasi pengetahuan Pengetahuan yang diperoleh dari proses akuisisi dipresentasikan dalam bentuk basis pengetahuan. Basis pengetahuan berisi pengatahuan pada proses akuisisi, serta spesifikasi dari masalah yang akan diselesaikan. Representasi pengetahuan dalam penelitian ini merupakan pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan digester, biaya pembuatan digester, serta analisis finansialnya. Pengetahuan disusun menjadi aturan (rules) untuk pengambilan keputusan. 2. Analisis Sistem Tahap ini bertujuan untuk menganalisis informasi yang akan dihasilkan pada sistem agar informasi dapat mempertemukan kebutuhan user dan fungsi operasional sistem yang sedang dibuat. Hasil yang diharapkan dari pembuatan sistem ini ialah adanya sistem analisis finansial untuk pembuatan digester yang mudah diakses oleh berbagai kalangan yang ingin menggunakan biogas. 3. Desain sistem Kegiatan desain sistem yang dilakukan ialah desain pembuatan rancangan interface dan output struktur basis data. 3.1. Desain tampilan antarmuka (user interface) Desain difokuskan pada interface untuk input dan output basis data, serta interaksi antara user dengan sistem yang efisien. Halaman website didesain dengan Adobe Dreamwaver CS6, Notepad++, serta Adobe Photoshop CS6. Halaman website berjenis frontend yang ditujukan untuk user. Bagian ini terdiri dari frame kanan dan kiri. Frame sebelah kiri untuk menu navigasi pada sistem, sedangkan frame sebelah kiri berisi halaman konten.
13
3.2. Desain basis data Website sistem analisis finansial menggunakan basis data yang dibangun pada phpMyAdmin/MySQL. Fokus pada desain basis data ialah struktur basis data agar dapat menjadi informasi yang berguna bagi user. 3.3. Desain logika Desain logika mendesain program dan prosedur yang dibangun dalam sistem. Basis data yang dibuat dihubungkan dengan website agar dapat ditampilkan ke pengguna dalam bentuk input dan output. Agar user dapat berinteraksi dengan sistem, dibutuhkan halaman dinamis yang dibangun dengan Personal Home Page Tools (PHP) yang dieksekusi dengan webserver apache/xampp, kemudian ditampilkan oleh browser dalam bentuk Hyper Text Markup Language (HTML). 4. Implementasi Sistem Implementasi bertujuan untuk membuat sistem dan menerapkannya. Pengujian sistem dilakukan pada tahap ini untuk mengetahui apakah terdapat kesalahan pada pemrograman. 5. Instalasi dan pengujian Tahapan ini berfungsi untuk menginstalasi rancangan yang telah disusun dalam bentuk produk. Pengujian dilakukan terhadap kompabilitas website sistem dengan berbagai browser baik dari internet maupun intranet serta kecepatan aksesnya. Selain itu sistem juga dievaluasi agar dapat memberikan perubahan yang perlu dilakukan agar sistem berjalan dengan baik. Asumsi Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan asumsi–asumsi berikut; 1. Tipe digester yang digunakan ialah Fiberglass dan Fixed Dome Beton. Tipe Fiberglass berbahan dasar fiberglass sedangkan Fixed Dome Beton berbahan dasar semen, pasir, dan bata 2. Harga bahan konstruksi dan upah tenaga kerja berdasarkan harga yang berlaku di Bogor tahun 2015 3. ESCAP (1981) memperkirakan umur ekonomis digester tipe Fixed Dome berbahan beton sebesar 20 tahun, dengan perlengkapan tambahan digester berumur 5 tahun 4. Umur ekonomis digester Fiberglass selama 20 tahun dengan garansi 5 tahun (Wahyuni 2013) 5. Manfaat digester yang dihitung hanya mencakup biogas dan pupuk organik dari kotoran padat sapi. Jumlah sapi yang digunakan maksimal 30 ekor dengan produksi kotoran padat sebanyak 20 kg/hari 6. Digester beroperasi selama 365 hari dalam 1 tahun dan dijalankan secara kontinyu sehingga satuan biaya tetap, biaya operasional, dan penerimaan dalam rupiah per tahun. 7. Harga biogas disetarakan dengan harga LPG berdasarkan nilai kalor efektifnya, serta harga pupuk organik disetarakan dengan harga pupuk UREA berdasarkan kandungan Nitrogennya. 8. Waktu retensi selama 20 hari dengan rasio air dan kotoran 1:2 (Wahyuni 2011) 9. Laju produksi gas pada Fixed Dome Beton sebesar 0.03 m3 per kg kotoran sapi (Priamanto 1992) 10. Digester beroperasi pada kapasitas optimum jika dipeliara rutin
14
11. Kondisi lingkungan mendukung pertumbuhan mikroba penghasil gas metana 12. Bunga bank yang digunakan untuk analisis finansial sebesar 20%
HASIL DAN PEMBAHASAN Investigasi Sistem Tahapan pertama dalam pembuatan sistem dengan metode SDLC ialah investigasi, yang terdiri dari proses studi kelayakan, akuisisi pengetahuan, dan representasi pengetahuan. Studi kelayakan dilakukan sebelum pengembangan sistem yang meliputi kelayakan organisasi, ekonomis, teknis, dan operasional. Sistem analisis finansial ini layak dari segi organisasi karena dapat memberikan kemudahan kepada petani, peternak, maupun badan pemerintahan dalam mengakses data digester di Indonesia. Selain itu informasi untuk sistem analisis finansial dikelola dengan baik serta dapat digunakan secara continue (dari tahun ke tahun) dengan adanya halaman interaktif sebagai input dari user, sehingga sistem ini dapat terus berlangsung. Sistem ini juga dinyatakan layak secara ekonomis karena dapat memberikan manfaat berupa perolehan informasi yang tidak dilakukan secara manual, melainkan lewat internet. Biaya pembangunan sistem hanya berasal dari dua sumber, yaitu biaya tenaga teknologi informasi (TI) dan biaya penggunaan peralatan dan perlengkapan (developer dan hardware). Meskipun tidak dapat dihitung secara kuantitatif, sistem ini layak dikembangkan dari segi ekonomis. Selain segi ekonomis, sistem juga layak dikembangkan dari segi teknis karena pihak developer saat ini telah mudah membuat, mengembangkan, dan memelihara sistem berbasis web dengan bantuan web developer editor yang memiliki interface secara gratis. Kriteria yang terakhir yaitu kelayakan operasional, sistem ini layak secara operasional karena penggunaan internet terjangkau, aplikasi web server dan database mudah diinstal, dioperasikan, diperbarui, dan dipelihara. Akuisisi Pengetahuan Kegiatan akuisisi pengetahuan pada penelitian ini yaitu pengumpulan pengetahuan lengkap tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan tipe biogas, tatacara pembuatan digester, kebutuhan alat dan bahan, biaya pembuatan, serta keuntungan apa saja yang diperoleh dari pembuatan digester biogas. Berikut merupakan beberapa pengetahuan yang didapat untuk tahap akuisisi pengetahuan; 1. Faktor yang mempengaruhi pemilihan digester 1.1. Jumlah Sapi Pada pertanyaan jumlah sapi terdapat beberapa pilihan, salah satu diantaranya 2 – 5 ekor. Jika user memilih pilihan tersebut maka akan berpengaruh terhadap pilihan selanjutnya yaitu luas lahan dan rumah tangga. Sapi sebanyak 5 ekor akan menghasilkan 1,5 m3 biogas yang tersimpan di dalam digester. Sementara itu kapasitas penyimpanan gas digester 4 m3 hanya 60% dari volume yang tersedia, yaitu 1,6 m3. Ini berarti digester kapasitas 4 m3 cocok untuk digunakan 5 ekor sapi.
15
1.2. Luas Lahan Pertanyaan selanjutnya pada sistem pakar ialah berapa luas lahan yang dimiliki untuk membangun digester. Luas lahan ini dihitung dari panjang dan lebar total dari digester. Untuk digester 4 m3 membutuhkan lahan seluas 12 m2 Perhitungan menganai kebutuhan jumlah sapi dan luas lahan dapat dilihat pada Lampiran 5. 1.3. Jumlah Rumah Tangga yang menggunakan biogas Menurut Wahyuni (2011), jumlah rumah tangga yang sesuai untuk pemakaian digester adalah: 4 m3 = 2 rumah tangga 5 m3 = 2 – 3 rumah tangga 7 m3 = 3 – 4 rumah tangga 11 m3 = 4 – 5 rumah tangga 17 m3 = 5 – 6 rumah tangga Bahan baku yang digunakan sebagai pasokan dari digester ialah kotoran sapi. Rincian ukuran digester dengan bahan baku yang dibutuhkan per hari dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Ukuran Digester dan Kebutuhan Bahan Baku per Hari Kapasitas Kebutuhan bahan Jumlah sapi Kebutuhan air digester (m3) baku per hari (kg) (ekor) per hari (liter) 4 100 2-5 40 5 140 6-7 50 7 200 8 – 10 70 11 400 11 - 20 110 17 600 21 - 30 170 Sumber: Wahyuni (2011) Sementara itu, digester dapat digunakan tidak hanya dengan kotoran sapi, namun juga beberapa limbah organik lainnya. Potensi produksi kotoran dan biogas pada limbah organik selain sapi dapat dilihat pada Tabel 6 dan 7. Tabel 6 Produksi Kotoran Ternak Jenis Ternak Sapi potong Sapi perah Ayam petelur Ayam pedaging Babi dewasa Domba
Tabel 7 Potensi Produksi Gas Jenis kotoran Produksi gas per kg kotoran Sapi atau kerbau 0,023 – 0,04 Babi 0,04 – 0,059 Ayam 0,065 – 0,116 Manusia 0,02 – 0,028 Sumber: Wahyuni (2011) Selain potensi produksi gas dan kotoran, kebutuhan ternak maupun manusia dapat diukur untuk mengisi digester (Tabel 8). Tabel 8 Jumlah Ternak Minimum yang Dibutuhkan Jenis penghasil kotoran Banyaknya kebutuhan Kerbau 2 ekor Kambing dan domba 36 ekor Kuda 3 ekor Babi 15 ekor Unggas 363 ekor Manusia 30 orang Sumber: Wahyuni (2011) 2. Biaya Investasi, Biaya Operasional, Manfaat, serta Analisis Finansial Digester Tabel 9 Total Biaya dan Manfaat Digester Fixed Dome Beton 3.5 m3 Biaya Investasi Barang dan Pekerjaan Bata Oven Semen Tiga Roda Pasir Batu Kerikil 5/7 Pipa besi medium galvanis 1" Bilik Bambu Cat Catylac (ICI) Tukang Pembantu tukang/kenek Kepala tukang Mandor Nipple Gate valve Pipa PVC 0.5" (Socket AW) Lem PVC Sambungan T (D-DT) Safety valve (manometer) Seng Lampu dan valve Burner Total Biaya tak terduga (10%) Total Biaya Investasi
Tabel 9 Total Biaya dan Manfaat Digester Fixed Dome Beton 3.5 m3 (lanjutan) Biaya Operasional Jenis biaya Menguras & mengisi digester Perbaikan digester Penggantian perlengkapan tambahan digester Total Biaya Operasional TOTAL BIAYA KESELURUHAN
Digester beton berukuran 3.5 m3 dinyatakan belum layak karena biaya yang dikeluarkan lebih besar daripada manfaat. Pada akhir umur ekonomis pengembalian modal baru terjadi. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai PV Kumulatif (nilai sekarang) yang baru positif pada akhir umur ekonomis. Digester tipe ini layak jika tingkat bunga sebesar IRR, yaitu 12,19%. Selain tipe beton, perhitungan biaya, manfaat, serta analisis finansial juga dilakukan pada digester tipe fiberglass. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 11.
18
Tabel 11 Total Biaya dan Manfaat Digester Fiberglass 4 m3 Biaya Investasi Kapasitas (m3)
Digester (Rp)
Bak inlet outlet (Rp)
4 5 7 11 17
12500000 15000000 20000000 30000000 42500000
4000000 4000000 4000000 6000000 6000000
Biaya gali lubang (Rp) 1000000 1000000 1500000 2000000 2500000
Kegiatan analisis finansial dilakukan pada semua digester beton dan fiberglass. Adapun rincian biaya investasi, biaya operasional, manfaat, serta analisis finansial tipe digester yang lain dapat dilihat pada Lampiran 1. Hasil perhitungan biaya dan analisis finansial menyatakan bahwa semakin besar ukuran digester, biaya total juga akan semakin besar dan profit yang diperoleh semakin banyak. Hal ini ditunjukkan pada grafik hubungan antara ukuran digester dengan biaya pembuatan serta produksi gas, yaitu Grafik 1 dan 2.
Ukuran digester terhadap biaya Biaya Pembuatan (Rp)
Grafik 2 Hubungan ukuran digester terhadap produksi gas Selain menghitung kelayakan, biaya per unit output dari energi biogas juga dihitung untung mengetahui perbandingan biaya energi biogas dengan LPG. Data biaya energi biogas dapat dilihat pada Tabel 13.
20
Tabel 13 Biaya per Unit Output Energi Efektif Biogas Model Fiberglass 4 m3 Fiberglass 5 m3 Fiberglass 7 m3 Fiberglass 11 m3 Fiberglass 17 m3 Beton 3,5 m3 Beton 6 m3 Beton 9 m3 Beton 12 m3 Beton 18 m3
Sedangkan biaya per unit output energi LPG adalah;
Maka tipe digester yang sesuai untuk menjadikan biogas sebagai bahan bakar pengganti LPG ialah tipe Fiberglass 7 m3, 11 m , dan 17 m3. Sedangkan untuk tipe beton yang berukuran 6 m3, 9 m3, 12 m3, dan 18 m3. Biaya per unit output pada tipe digester fiberglass lebih tinggi karena biaya total digester fiberglass lebih mahal. Meskipun begitu, produksi gasnya lebih tinggi karena fiberglass lebih tahan lama dan anti bocor. Sedangkan tipe digester beton walaupun lebih biaya energinya lebih murah, umur ekonomisnya lebih singkat dan rentan terhadap kebocoran gas. Tipe digester yang layak beserta komponen analisis finansialnya dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14 Tipe Digester yang Layak sebagai Pengganti LPG 3
Biaya per unit output (Rp/kkal) 1,75 1,41 1,24 0,91 0,80 1,95 1,14 1,07 1,08 0,92
21
Digester dinyatakan layak jika NPV bernilai positif, Net B/C bernilai ≥ 1, IRR berada diatas suku bunga normal, serta payback period yang terjadi sebelum umur ekonomis digester habis. NPV, Net B/C, IRR terbesar berada pada tipe Fiberglass 17 m3 dengan NPV sebesar Rp 276.411.770, Net B/C sebesar 52,63, IRR pda tingkat bunga 82,56%, dan Payback Period tercepat pada tahun ke-2. Sedangkan pada tipe beton, digester yang paling layak ialah tipe beton 18 m3 dengan NPV Rp. 49.041.147, Net B/C sebesar 7,79, IRR pada 34,73% dan Payback Period baru terjadi pada tahun ke-4. Hal ini disebabkan oleh produksi gas yang lebih besar pada fiberglass sehingga profitnya lebih besar. Namun tipe-tipe digester tersebut dinyatakan layak jika menggunakan harga yang berlaku saat ini. Jika harga bahan baku untuk membuat digester berubah maka tipe digester yang layak untuk dijadikan pengganti LPG juga ikut berubah, digester yang layak akan lebih sedikit jika harga meningkat, begitu juga sebaliknya. 3. Analisis Sensitivitas Untuk memberikan gambaran yang lebih luas dari proyek bila diubungkan dengan kemungkinan kesalahan faktor-faktor yang digunakan dan dihasilkan proyek, dilakukan analisis sensitivitas terhadap proyek. Analisis sensitivitas dilakukan terhadap penurunan waktu pengoperasian pembangkit biogas, kenaikan biaya investasi, serta berkurangnya penerimaan dari manfaat yang dihasilkan. Hasil analisis sensitivitas ketika biaya investasi meningkat dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15 Pengaruh Kenaikan Biaya Investasi 40% Terhadap NPV Model Fiberglass 4 m3 5 m3 7 m3 11 m3 17 m3 Beton 3.5 m3 6 m3 9 m3 12 m3 18 m3
Biaya investasi saat naik 40% dari biaya awal (Rp)
Biaya investasi merupakan faktor yang berpengaruh pada sensitivitas proyek. Jika biaya investasi meningkat 40% pada suku bunga tetap (20%), maka penerimaan bersih berkurang minimal 7,74% pada model Fiberglass ukuran 17 m3 dan maksimal 221.86% pada model Fixed Dome Beton ukuran 3.5 m3 (Tabel 15). Model Fixed Dome Beton memiliki penerimaan yang paling kecil karena digester tipe ini tidak layak secara finansial. Pada saat biaya investasi normal (tidak naik 40%) pun digester tipe ini tidak memiliki keuntungan, bahkan merugi karena NPV negatif. Hal ini disebabkan oleh biaya yang dikeluarkan lebih besar daripada manfaat yang didapat tiap tahunnya. Sedangkan model Fiberglass memiliki penurunan penerimaan paling kecil walaupun biaya investasi telah naik karena penerimaan yang didapat lebih besar dari biaya yang dikeluarkan tiap tahunnya. Pada Tabel 16 juga dilampirkan kenaikan biaya investasi maksimum agar proyek masih layak dijalankan secara finansial. Model digester yang paling menguntungkan ialah Fiberglass ukuran 17 m3 dengan presentase kenaikan biaya investasi maksimum yaitu 516,65%, hal ini berarti digester tersebut butuh kenaikan yang sangat tinggi agar proyek seimbang (NPV = 0). Hal sebaliknya terjadi ada Fixed Dome Beton 3.5 m3 yang hampir tidak memiliki tingkat kenaikan biaya investasi maksimum, yaitu sebesar 0,01%. Faktor selanjutnya yang mempengaruhi sensitivitas yaitu berkurangnya penerimaan (manfaat) yang didapat dari proyek, serta berkurangnya umur ekonomis digester. Hasil analisis sensitivitasnya dapat dilihat pada Tabel 17.
23
Tabel 17 Pengaruh Berkurangnya Penerimaan Sebesar 30% Terhadap NPV Model
Dari beberapa tabel diatas dapat dilihat bahwa Digester Fixed Dome Beton berukuran 3.5 m3 memiliki penurunan NPV yang paling tinggi jika biaya investasi dinaikkan, penerimaan (manfaat) diturunkan, serta umur ekonomis diturunkan. Pada penurunan tingkat IRR juga berlaku hal yang sama seperti NPV. Tipe Digester Fixed Dome Beton 3.5 m3 memiliki perubahan IRR yang paling kecil, ini berarti tipe digester tersebut hanya butuh penurunan IRR sedikit saja agar proyek menjadi tidak layak. Sedangkan tipe digester paling aman ialah Fiberglass 17 m3 yaitu membutuhkan penurunan IRR >12% agar proyek merugi. Meskipun harga digester fiberglass lebih mahal dari tipe beton, digester fiberglass memiliki manfaat yang lebih tinggi sehingga dapat dinyatakan layak secara finansial untuk digunakan. Faktor analisis sensitivitas yang terakhir yaitu penurunan umur ekonomis, tipe digester yang paling aman teteap Digester Fiberglass 17 m3 yaitu hanya membutuhkan waktu 2 tahun agar investasi masih layak. Sementara itu tipe digester terburuk ialah Fixed Dome Beton 3.5 m3 karena walaupun umur ekonomis tidak diturunkan, digester tipe ini tetap merugi akibat penerimaan yang didapat lebih kecil dari biaya yang dikeluarkan tiap tahunnya, sehingga tipe digester ini dinyatakan tidak layak. Grafik hubungan kenaikan biaya investasi, penurunan manfaat, dan penurunan umur ekonomis terhadap NPV dan IRR digester, dapat dilihat pada Grafik 3, 4, dan 5.
25
Presentase Penurunan (%)
Kenaikan biaya investasi terhadap NPV dan IRR 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
Grafik 5 Pengaruh penurunan umur ekonomis terhadap NPV dan IRR 4. Domain Pengetahuan Sistem Pakar Selain pengumpulan pengetahuan untuk analisis finansial, pengetahuan tentang sistem pakar untuk pemilihan digester juga dikumpulkan. Domain pengetahuan sistem pakar untuk analisis finansial ini dikhususkan pada faktorfaktor yang berpengaruh dalam memilih tipe digester yang tepat. Terdapat tiga faktor penting dalam memilih digester biogas, yaitu jumlah sapi yang dimiliki, luas lahan yang tersedia, serta jumlah pemakai biogas (rumah tangga). Menu utama yang terdapat pada sistem pakar ialah jumlah sapi, luas lahan, dan jumlah pemakai. Adapun jumlah sapi dibatasi hingga 30 ekor karena jumlah kotorannya mencukupi kapasitas maksimal untuk mengisi digester berukuran paling besar (17 m3 dan 18 m3). Berikut merupakan bagian dari menu dan submenu pada pemilihan digester; 1. Jumlah Sapi - 2 – 5 ekor - 6 – 7 ekor - 8 – 10 ekor - 11 – 20 ekor - 21 – 30 ekor 2. Luas Lahan - ≥ 18 m2 - ≥ 19 m2 - ≥ 20 m2 - ≥ 21 m2 - ≥ 22 m2 3. Rumah Tangga - 1 – 2 rumah tangga - 3 – 4 rumah tangga - 4 – 5 rumah tangga - 5 – 6 rumah tangga
27
Representasi Pengetahuan Pengetahuan yang didapat dari proses akuisisi kemudian direpresentasikan untuk membuat basis pengetahuan. Basis pengetahuan terdiri dari spesifikasi pokok persoalan yang akan diselesaikan. Representasi pengetahuan yang digunakan pada penelitian ini ialah pengetahuan mengenai faktor-faktor dan kondisi untuk memilih tipe digester yang terbaik beserta analisis finansial dari digester tersebut. Pengetahuan-pengetahuan tersebut kemudian disusun menjadi aturan (rules) yang digunakan untuk pengambilan keputusan. Pengetahuan ini dibangun dalam diagram pohon yang terdiri dari menu dan beberapa sub-menu. Menu utama ialah konsultasi tentang jumlah sapi yang dimiliki, kemudian berlanjut ke sub-menu berikutnya tentang pilihan jumlah sapi yang tersedia, dan berlanjut ke sub-menu selanjutnya. Basis pengetahuan dibangun dalam bentuk diagram pohon pada Gambar 6.
Gambar 6 Diagram Pohon Sistem Pakar Pemilihan Digester Keterangan:
= error, langkah tidak dapat dilanjutkan.
28
Diagram pohon tersebut dibangun berdasarkan pengetahuan tentang faktorfaktor yang mempengaruhi pemilihan digester, yaitu jumlah sapi yang dimiliki, luas lahan yang ada, serta jumlah penggunaan rumah tangga. Jenis pertanyaan yang disediakan hanya 1, yaitu pertanyaan yang menyediakan pilihan. Pertanyaan ini memerlukan jawaban dengan memilih sub-menu yang tersedia. Seperti pada pertanyaan pertama, “Berapa jumlah sapi yang dimiliki?”, maka jawabannya adalah sub-menu yang akan berlanjut ke sub-menu selanjutnya untuk menghasilkan kesimpulan akhir pemilihan digester. Kotak berwarna merah artinya sistem pakar untuk pemilihan digester tidak bisa dilanjutkan karena submenu yang dipilih tidak sesuai dengan rules, atau tidak layak untuk menu awal yang telah dipilih. Hasil akhir dari diagram pohon ini ialah untuk menentukan tipe digester yang sesuai dengan kondisi user, untuk kemudian dianalisis secara finansial. Analisis Sistem Analisis sistem diri dari empat tahap, yaitu analisis kebutuhan SDM pengembangan sistem, analisis kebutuhan pengguna sistem, analisis kebutuhan fungsional, serta analisis kebutuhan nonfungsional agar sistem dapat memenuhi kebutuhan. 1. Analisis Kebutuhan SDM Pengembangan sistem untuk analisis finansial digester membutuhkan beberapa sumber daya manusia diantaranya yaitu pakar biogas dan pembuat digester, pakar teknologi informasi, serta knowledge engineer. Kolaborasi antara keempat sumberdaya tersebut diharapkan menghasilkan teknologi yang tepat guna. 1.1. Pakar biogas sebagai ahli dalam pengolahan limbah organik menjadi biogas, serta ahli dalam pembuatan reaktor biogas (digester) yang digunakan sebagai media penghasil biogas. 1.2. Pakar teknologi informasi sebagai ahli dalam pengembangan sistem yang berbasis sistem informasi. Pakar teknologi informasi ialah dosen pebimbing yang memiliki keahlian dalam hal teknologi informasi. 1.3. Knowledge engineer sebagai ahli dalam menterjemahkan pengetahuan yang telah dikumpulkan menjadi sebuah sistem teknologi informasi yang berguna. Dalam hal ini knowledge engineer ialah peneliti/penulis skripsi. 2. Analisis Kebutuhan Pengguna Sistem Identifikasi kebutuhan sistem berupa informasi yang dibutuhkan untuk mempermudah pemilihan digester serta menganalisis secara finansial dan kelayakannya jika dibandingkan dengan penggunaan LPG. Dengan begitu user dapat membangun digester yang tepat dan layak untuk digunakan. Informasi yang dibutuhkan oleh sistem meliputi faktor yang berpengaruh dalam pembangunan biogas, alat dan bahan untuk membuat digester, biaya investasi, biaya operasional, serta manfaat yang diperoleh dari digester. Dari seluruh pengetahuan tersebut akan membentuk sistem analisis finansial digester. Gambaran kebutuhan pengguna sistem dapat dilihat di Gambar 7.
29
Peternak
Pakar Biogas Lembaga Pemerintahan Sistem
Gambar 7 Kebutuhan pengguna sistem 3. Analisis Kebutuhan Fungsional Kebutuhan fungsional ialah kebutuhan yang berkaitan dengan proses pengolahan data menjadi informasi yang berguna. Pengguna dari sistem ini adalah petani, peternak, maupun lembaga pemerintahan yang ingin menggunakan biogas dan memilih tipe digester yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing pengguna. Bagi pengguna, Sistem Analisis Finansial pada Pembuatan Digester Fixed Dome Berbasis Web digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Sistem ini dikembangkan untuk memudahkan mendapat informasi digester, biaya pembuatan digester, analisis finansial, serta kelayakannya. Informasi yang tersedia dapat diakses secara realtime karena berupa halaman web dinamis, yaitu user dapat memasukkan data yang diperlukan agar program menghasilkan informasi yang berguna. 4. Analisis Kebutuhan Nonfungsional Kebutuhan nonfungsional yang dirancang yaitu tampilan sistem pada website yang sederhana dan menarik sehingga sistem ini mudah dipahami oleh user. Selain itu website juga mudah diakses, sistem cepat sehingga tidak terjadi loading yang terlalu lama dalam pemakaian. Sistem ini dirancang untuk dapat digunakan kapan saja dan dimana saja. Desain sistem 1. Transformasi rule ke basis data Sistem Analisis Finansial Digester mengandung sistem paar untuk pemilihan digester. Sistem pakarini terdiri dari 65 rule. Jumlah pertanyaan yang diajukanolehsistem terdiri dari tiga bagian, yaitu pertanyaan tentang jumlah sapi yang dimiliki, luas lahan yang tersedia, dan jumlah penggunaan rumah tangga. Pertanyaan berupa pilihan sub-menu kemungkinan kejadian. Hasil pilihan sub-menu tersebut akan mengarahkan kepada kesimpulan tipe digester yang ideal untuk digunakan. Cara kerja sistem yaitu dengan mendapatkan informasi jumlah sapi yang dimiliki, sehingga jumlah kotorannya dapat diperkirakan untuk dicocokkan dengan tipe digester yang memiliki kapasitas tertentu. Setelah itu untuk membangun digester, diperlukan lahan dengan luas tertentu. Setelah digester dibangun barulah produksi biogas dapat dihitung dan digunakan untuk kebutuhan beberapa rumah tangga.
30
Perangkat lunak yang dipakai untuk sistem pakar tersedia dalam bentuk cangkang yang diisi oleh basis pengetahuan, yaitu phpMyAdmin/MySQL. Perangkat ini menggunakan operator logika dalam bentuk IF THEN rules. IF Pernyataan AND Kondisi1 AND Kondisi2 THEN Kesimpulan1 Pembangunan sistem pakar untuk memilih digester didasarkan pada operator logika di atas. Pembangunan basis pengetahuan dilakukan dengan cara memasukkan data pada database MySQL. Dari pengamatan dialog yang terjadi antara sistem dan user, maka bentuk tabel dari basis data yang tersusun seperti pada Tabel 21. Tabel 21 Basis Data Sistem Pakar Pemilihan Digester Id Parent Pernyataan Respon
Keterangan Id Parent Pernyataan Respon Tipe
: : Menyatakan langkah ke-n dari dialog : Menyatakan pilihan yang menentukan langkah selanjutnya : Informasi pilihan dialog (pilihan lebih dari 2) : Pertanyaan, penjelasan, atau kesimpulan : Nilai 0 untuk dialog berlanjut Nilai 1 untk akhir dialog
Implementasi dari tabel diatas dapat dilihat pada kasus berikut; IF jumlah_sapi = 2 – 5 AND luas_lahan = 12 - 15 m2 AND rumah_tangga = 1 – 2 THEN tipe_digester = Fiberglass 4 m3 dan Fixed Dome Beton 3.5 m3
Id 1 2 3
Tabel 22 Bentuk Basis Data Sistem Parent Pernyataan Respon NULL Sistem Analisis... Berapa jumlah sapi? 1 2–5 Berapa luas lahan? 1 6–7 Berapa luas lahan?
Dari 32 rule yang telah dibangun dalam MySQL, basis data yang dihasilkan ialah 54 record. Jumlah rule dan record tidak sama karena terdapat pengulangan dialog pada Id atau langkah yang berbeda. Tabel bentuk basis data sistem selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 6. 2. Desain basis data Basis data berukuran kecil, bersifat pasti dan rentan terhadap perubahan. Diperlukan Personal Web Server dengan instalasi yang kompleks jika data disimpan secara tersebar karena sistem pakar dibangun pada halaman aktif yang dijalankan melalui Personal Web Manager. Dengan beberapa hasil analisis tersebut, maka sistem ini dilengkapi dengan basis data yang disimpan secara terpusat dan tidak mendistribusi data. Penyimpanan data seperti ini dapat menjamin sistem berkerja dengan baik.
31
Desain object relational database menerangkan mengenai hubungan data - data yang digunakan dalam pengembangan sistem ini. Tabel-tabel yang digunakan pada sistem ini menyimpan informasi-informasi mengenai pemilihan digester yang tepat, biaya pembuatan digester, biaya operasional, manfaat, serta analisis finansial dari digester. Desain relasi antara tabel – tabel tersebut digambarkan pada Lampiran 8. Basis data yang didesain untuk sistem pakar kemudian diterjemahkan dalam bahasa PHP agar dapat diakses melalui website. Bahasa PHP berfungsi untuk memanggil database berdasarkan id pakar dan menampilkannya dalam bentuk HTML. Database kemudian akan menampilkan pertanyaan dan respon sesuai dengan id yang dipilih. Logika pemrograman untuk sistem pakar tersimpan pada halaman about.php. Berikut merupakan penggalan program dari deteksi terhadap nilai field id dan parent yang dipilih; 0) { // Menampilkan pertanyaan parent while($row = mysqli_fetch_assoc($result)) { // pertanyaan echo "
$row[respon]
"; $id = "$row[id]"; // Menampilkan pilihan $pernyatan = "SELECT * FROM pakardigester1 WHERE parent=$id"; $result1 = mysqli_query($konek, $pernyatan); while($r1 = mysqli_fetch_assoc($result1)) { echo "
"; } } } ?> Program akan memanggil id yang pertama kali dipilih oleh user, kemudian memberikan respon yang terhubung dengan halaman pakar selanjutnya yaitu about2.php;
32
$row[respon]"; $id = "$row[id]"; //Menampilkan pilihan $pernyatan = "SELECT * FROM pakardigester1 WHERE parent=$id"; $result1 = mysqli_query($konek, $pernyatan); if (mysqli_num_rows($result1) > 0) { while($r1 = mysqli_fetch_assoc($result1)) { echo "
Sistem pakar kemudian akan menghasilkan keputusan berupa tipe digester yang tepat, kemudian user akan memasukkan tipe digester yang sesuai pada dropdown yang tersedia. Dropdown disediakan dengan menggunakan Javascript yang akan memanggil halaman biaya serta analisis finansial digester. Halaman yang berisi rincian biaya, manfaat, serta analisis finansial digester terdapat pada tabel1.php hingga tabel10.php. Pada halaman tersebut PHP akan memanggil database biaya investasi, biaya operasional, penerimaan, serta analisis finansial dari digester hasil kesimpulan sistem pakar. 3. Desain arsitektur sistem Basis pengetahuan yang dibangun berdasarkan pengetahuan dari pakar pembuatan biogas dan literatur. Data-data kemudian direpresentasikan dan dikumpulkan menjadi basis data dengan menggunakan interface dan web services. Selanjutnya sistem dapat diakses melalui website yang diakses pada PC pengguna (Gambar 8). Web Server
Website sistem
PHP
Knowledge Engineer
Sumber Pengetahuan : Literatur (eksplisit) Pakar Biogas (tacit)
Gambar 8 Desain arsitektur sistem 4. Desain User Interface (Antarmuka) Desain interface dibuat sederhana agar dapat memudahkan pengguna untuk memahami aplikasi. Bagian utama dari desain interface terdiri dari menu navigasi dan halaman isi. Menu navigasi terdiri atas Home, Apa Itu Biogas, Aplikasi Biogas, Pemilihan Digester, About Us, serta Contact. Menu Home merupakan beranda untuk mengakses menu-menu selanjutnya, menu Apa Itu Biogas terdiri dari pengetahuan dasar tentang biogas, menu Aplikasi Biogas berisi tentang kegunaan biogas yang diaplikasikan di beberapa teknologi, menu Pemilihan Digester berisi sistem pakar pemilihan digester, menu About Us berisi halaman tentang peneliti, dan menu Contact berisi sebagai sarana tanya jawab antara user dengan admin.
34
Halaman sistem pakar pemilihan digester serta hasil pemilihan digester terdiri dari dari button untuk submit dan kembali, listview, dropdown, beserta text HTML (Gambar 9). Sedangkan desain interface untuk hasil perhitungan biaya pembuatan digester beserta analisis finansialnya dibuat menggunakan tabel agar user lebih mudah mengerti dengan hasil perhitungan (Gambar 11).
Gambar 9 Desain user interface untuk sistem pakar pemilihan digester
Gambar 10 Desain user interface untuk hasil pemilihan digester Pada Gambar 10 terlihat bahwa sistem pakar menghasilkan keputusan terbaik untuk memilih digester berdasarkan kondisi yang dimiliki oleh user. Sistem pakar menghasilkan 2 keputusan yaitu digester Fixed Dome berbahan beton dan fiberglass dengan ukuran yang hampir sama. Hal ini disebabkan kedua tipe tersebut memenuhi kriteria dari beberapa kondisi yang diajukan di sistem pakar. Oleh karena itu, user harus memilih kembali tipe digester mana yang lebih diinginkan. Dalam pemilihan, sistem menyediakan menu berupa
35
dropdown list dari pilihan digester. Jika user memilih salah satu dari pilihan itu maka user akan terhubung dengan halaman baru yang menjelaskan biaya, manfaat, serta analisis finansial dari tipe digester yang telah dipilih.
Gambar 11 Desain interface rincian biaya, manfaat, dan analisis finansial Hasil biaya, manfaat, dan analisis finansial pada Gambar 11 merupakan rincian harga yang terjadi pada tahun 2015 dengan i = 12%. Agar sistem ini dapat digunakan secara berkelanjutan, sistem menyimpan logika untuk menghitung biaya, manfaat, serta analisis finansial melalui interface berupa form. Form tersebut berisi harga – harga yang berlaku pada saat sistem, yang akan dimasukkan oleh user (Gambar 12).
Gambar 12 Form biaya digester
36
Setelah user memasukkan harga yang berlaku saat sistem digunakan, maka sistem akan menghasilkan informasi biaya investasi, biaya operasional, manfaat, dan analisis finansial sesuai dengan harga yang berlaku pada saat itu. Data-data ini juga dapat dicetak dalam bentuk file PDF. Selain melayani sistem pakar pemilihan digester beserta analisis finansialnya, sistem juga melayani jika user ingin menyampaikan keluhan atau menanyakan hal yang belum dimengerti. Hal ini dapat diakses melalui halaman Contact. Halaman tersebut akan memanggil data yang diinput oleh user, kemudian memasukannya ke database admin seperti tertera pada Gambar 13.
Gambar 13 Halaman contact Implementasi Sistem Implementasi dari proses perancangan menghasilkan sistem analisis finansial pada pembuatan digester tipe Fixed Dome berbasis web, artinya sistem ini hanya dapat diaksses jika user terhubung dengan internet. Website sistem analisis finansial tersebut dibagi menjadi beberapa halaman, yaitu halaman beranda, halaman pengetahuan tentang biogas, halaman sistem pakar pemilihan digester, serta halaman rincian biaya pembuatan beserta analisis finansialnya. Alur penggunaan pada sistem ini dimulai dari halaman beranda. User dapat mengakses menu navigasi untuk mendapatkan pengetahuan tentang digester, ataupun dapat mengklik gambar yang tersedia pada halaman beranda, yang terhubung langsung dengan halaman pengetahuan biogas. Setelah itu pada halaman pengetahan, user mendapatklan informasi tentang biogas, komposisi biogas, proses pembentukan kotoran sapi menjadi biogas, mengapa sapi perah yang digunakan untuk memproduksi biogas, manfaat biogas sebagai pengganti energi fossil, serta penjelasan tentang digester dan jenis-jenisnya. Alur berjalannya website selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 9. Selanjutnya pada halaman sistem pakar pemilihan digester, user diminta untuk memilih beberapa pilihan mengenai jumlah sapi yang dimiliki, luas lahan yang tersedia, serta jumlah penggunaan rumah tangga. Kemudian user akan
37
dibawa berlanjut ke halaman biaya pembuatan dan analisis finansial. Biaya pembuatan serta analisis finansial merupakan halaman statis , artinya harga dan manfaat yang diperoleh merupakan harga yang berlaku saat ini. Di bagian bawah halaman ini terdapat form untuk user apabila ingin memasukkan harga sendiri, yaitu harga pada beberapa tahun mendatang. Kemudian sistem akan mengeluarkan informasi biaya pembuatan dan analisis finansial hasil perhitungan dari harga yang diinput oleh user. Dengan begitu sistem ini dapat digunakan secara realtime atau berkala. Halaman biaya pembuatan ini terdiri dari informasi statis serta form dinamis. Selain itu terdapat halaman Contact, sebagai sarana user untuk berkonsultasi secara langsung dengan admin. Halaman terakhir yaitu halaman about, berisi informasi tentang peneliti dan pebimbing dalam pengembangan aplikasi ini. Pengujian Pengujian yang dilakukan pada tahap ini yaitu menguji apakah setiap halaman pada sistem berjalan dengan baik atau error secara internal pada fungsional tiap bagian. Pengujian dilakukan pada localhost pada browser sebelum aplikasi dirilis. Rilis Aplikasi Tahap peluncuran sistem dilakukan setelah pengujian internal. Peluncuran sistem ini berupa berkas berekstensi HTML. Berkas HTML merupakan berkas yang digunakan pada PC ataupun handphone yang memiliki browser dan dapat mengakses website sistem. Sistem diupload melalui server Teknik Bioinformatika sehingga dapat diakses melalui internet dengan alamat http://172.18.37.22/riendy melalui wifi ipb ataupun http://202.124.205.201/riendy melalui internet umum. Berkas ini berukuran sedang dan dalam pengaksesannya membutuhkan waktu yang relatif cepat. Pengujian Lapang dan Evaluasi Pengujian sistem di lapang untuk penggunaan sistem analisis finansial digester berbasis web dilakukan kepada beberapa calon pengguna sistem, yaitu peternak, mahasiswa, praktisi biogas dari lembaga pemerintahan dan pihak swasta. Peternak yang dijadikan sampel adalah peternak sapi perah dan sapi potong di daerah Ciapus serta Kebon Pedes, Bogor. Mahasiswa yang diambil sampelnya merupakan beberapa mahasiswa Fakultas Peternakan dan Fakultas Teknologi Pertanian dari Institut Pertanian Bogor (IPB). Selanjutnya praktisi biogas yang diambil datanya ialah Kepala dan staff Dinas Pertanian, Pertenakan, dan Perkebunan Kepulauan Bangka Belitung. Seluruh sampel yang diambil datanya merupakan objek yang akan ataupun sedang menggunakan biogas, serta objek yang sedang mempelajari biogas. Cara pengujian dilakukan dengan penyuluhan mengenai penggunaan sistem analisis finansial berbasis web yang dilakukan pada tanggal 5 – 7 Agustus 2015, berlokasi di PT. Swen Inovasi Transfer, kawasan peternakan Kebon Pedes dan Ciapus, Bogor, serta di Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan sistem dalam memilih digester yang tepat serta mengetahui biaya dan analisis finansial dari digester, sehingga sistem ini dapat digunakan oleh siapa saja akan tetapi hanya berlaku
38
untuk pengguna biogas di pulau Jawa karena harga yang dipakai dalam sistem merupakan harga yang berlaku di tempat tersebut. Kegiatan penyuluhan ini menjelaskan cara penggunaan sistem secara rinci kepada pengguna, dimulai dari penjelasan tetang pengetahuan dasar biogas, sistem pakar pemilihan digester, analisis finansial digester, hingga forum untuk tanya jawab yang terdapat pada sistem. Di akhir penyuluhan terdapat pemberian kuesioner sebagai bahan evaluasi sistem yang terdapat pada Lampiran 10. Kuesioner diberikan kepada 10 orang responden yang dilakukan untuk mengetahui kekurangan dari sistem. Berdasarkan hasil evaluasi dari seluruh responden, sistem analisis finansial ini mudah digunakan karena tampilannya yang sederhana dan mudah dipahami. Sebanyak 60% pengguna menyatakan mudah digunakan dan 40% sisanya menyatakan sedang (Gambar 14). 40% Sedang
60% Mudah
Gambar 14 Presentase kemudahan penggunaan sistem Sistem ini bertujuan untuk mempermudah calon pengguna biogas memilih digester yang tepat serta memberikan pengetahuan mengenai biaya, manfaat, serta kelayakannya. Berdasarkan hasil evaluasi, 40% responden menyatakan sistem memberi manfaat yang besar dan 60% menyatakan sedang (Gambar 15). Alasan sistem ini memiliki manfaat yang besar diantaranya dapat mempermudah pemilihan digester, praktis untuk mengetahui harga digester dan manfaatnya tanpa harus menghitung manual, serta memberikan informasi tentang biogas secara detail dan mudah diakses. 0% Rendah 40% Tinggi 60% Sedang
Gambar 15 Presentase manfaat sistem
39
Komponen dalam sistem yang diuji selanjutnya yaitu desain atau tampilan grafis sistem. Sebanyak 40% responden menyatakan biasa dan 60% menyatakan menarik (Gambar 16). Responden yang menyatakan biasa memiliki alasan bahwa tampilan grafis sederhana, perlu pengembangan dari segi visual agar terlihat lebih menarik. Kemudian dari segi pengembangan sistem, 70% responden menyatakan bahwa sistem ini perlu dikembangkan dengan beberapa fungsi tambahan, seperti menu untuk desain atau gambar dari digester serta penambahan pertanyaan lokasi pemasangan digester pada sistem pakar sehingga pada menu analisis finansial terdapat tambahan biaya berupa ongkos kirim (Gambar 17). Komponen sistem terakhir yang dianalisis yaitu kemudahan sistem dalam menentukan biaya dan kelayakan dari digester. Sebanyak 100% responden menyatakan bahwa sistem ini sangat mempermudah penentuan biaya dan kelayakannya.
40% biasa
60% menarik
Gambar 16 Presentase tampilan grafis sistem
30% Ya
70% Tidak
Gambar 17 Presentase kebutuhan pengembangan sistem Pada kuesioner ini juga terdapat simulasi penggunaan sistem dengan hasil akhir membandingkan biaya pembuatan digester yang ada di lapang dengan biaya hasil analisis sistem. Hasil analisis menunjukkan bahwa biaya dan manfaat hasil analisis sesuai dengan yang ada di lapang. Hal ini karena seluruh biaya, penerimaan, dan analisis finansial digester fiberglass telah diverivikasi oleh PT. Swen Inovasi Transfer.
40
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Sistem analisis finansial pada pembuatan digester tipe Fixed Dome berbasis web telah berhasil dikembangkan. Website yang dapat diakses dengan sistem online telah berfungsi sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya, yaitu sistem ini bertujuan untuk membantu petani, peternak, lembaga pemerintahan, serta pihak swasta yang akan membangun digester berdasarkan jumlah sapi, luas lahan, dan kebutuhan rumah tangga yang dimiliki oleh pengguna. Tampilan akhir dari website ini ialah memberikan informasi biaya pembuatan, biaya operasional, manfaat, serta analisis finansial dari penggunaan digester sehingga peternak dapat mengetahui besarnya keuntungan jika menggunakan digester selama umur ekonomisnya. Sistem analisis finansial ini dapat digunakan secara berkelanjutan karena didalamnya terdapat form harga-harga yang berlaku pada saat sistem digunakan. Informasi tersebut diinput oleh user kemudian diolah oleh sistem sehingga dapat menghasilkan informasi biaya, manfaat, serta analisis finansial dengan harga yang berlaku saat itu. Saran Berdasarkan hasil pengujian evaluasi lapang, sistem berbasis web ini diasarankan untuk menampilkan desain digester. Oleh karena itu sistem disarankan tertaut dengan desain dan menyediakan menu unduhan untuk desain digester agar user lebih mudah memahami digester. Desain interface juga dapat dibuat lebih menarik dan terstruktur agar user lebih mudah menggunakan sistem ini.
41
DAFTAR PUSTAKA [BPS] Badan Pusat Statistik. 2013. Jumlah perusahaan sapi perah menurut kegiatan utama 2000-2013 [internet]. [diacu 2014 Februari 4]. Tersedia dari: http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=3&tabel=1&daftar=1&id_suby ek=24¬ab=1 [ESDM] Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral. 1988. Manual for financial and economic analysis and the financing of new and renewable energy projects. Jakarta: Ministry of Mines and Energy Republic of Indonesia. [ESDM] Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral. 2010. Program biogas rumah tangga (BIRU). Jakarta: Ministry of Mines and Energy Republic of Indonesia. [ESCAP] Economic and Social Comission for Asia and the Pacific. 1981. Renewable sources of energy volume II biogas. New York (US): United Nations. Fathansyah. 1999. Basis Data. Bandung: Penerbit Informatika. Harahap FM, Apandi, Ginting S. 1978. Teknologi Gasbio. Bandung: Pusat Teknologi Pembangunan Institut Teknologi Bandung. Harikishan S. 2008. Biogas Processing and Utilization as an Energy Source. In: Khanal, Samir, Khumal(ed). Anaerobic for Bioenergy Production. Iowa: Wiley-Blackwell, 267-291. Hethmon PS. 1997. Ilustrated Guide to Hyper Text Transfer Protocol (HTTP). New Jersey (US): Prentice Hall. Kadariah, Karlina L, Gray C. 1978. Pengantar Evaluasi Proyek. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia. Pramudya B. 2010. Ekonomi Teknik. Bogor: Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Pramuhadi G, Desrial, Hermawan W, Sembiring EN. 2010. Buku Pedoman dan Lembar Kerja Praktikum Motor dan Tenaga Pertanian. Bogor: Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Insititut Pertanian Bogor. Pranayuda, Ade Prisma. 2013. Rancang Bangun Karburator Biogas untuk Motor Besin. [skripsi]. Bogor: Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Priamanto US. 1992. Analisis Finansial terhadap Beberapa Model Pembangkit Biogas untuk Pedesaan. [skripsi]. Bogor: Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Rahardjo B. 2002. Memahami Teknologi Informasi. Jakarta: PT. Elex Media Komputerindo, Kelompok Gramedia Jakarta. Story L, Walls D. Microsoft Office 2010 Fundamentals. Boston (US): Course Technology. Sri Kusumadewi. 2003. Artifical Intelligence (Teknik dan Aplikasinya). Yogyakarta: Penerbit Graham Ilmu. Sutarman. 2003. Membangun Aplikasi Web dengan PHP dan MySQL. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu. Syukur MA. 1999. Aplikasi Web dengan PHP. Jakarta: Jurusan Manajemen Informatika Universitas Gunadarma.
42
Turban, Aronson, Liang TP. 2005. Decision Support Systems and Intelligent Systems. Jakarta: Penerbit Andi. Wahyuni S. 2008. Analisis Kelayakan Pengembangan Biogas sebagai Energi Alternatif Berbasis Individu dan Kelompok Peternak. [tesis]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Wahyuni S. 2011. Menghasilkan Biogas dari Aneka Limbah. Jakarta: Agromedia Pustaka. Wahyuni S. 2013. Panduan Praktis Biogas. Jakarta: Penebar Swadaya.
43
LAMPIRAN Lampiran 1 Biaya pembuatan dan analisis finansial digester Fixed Dome Beton 6 m3 Barang dan Pekerjaan
Harga/satuan (Rp) Jumlah Satuan
Bata Semen Pasir Kerikil Pipa besi 1" Bilik Bambu Cat Tukang Pekerja Kepala tukang Mandor Perlengkapan tambahan Socket dan elbow Nipple Gate valve Pipa PVC 0.5" Lem PVC Sambungan T Safety valve (manometer) Seng Lampu dan valve Burner Total Biaya tak terduga (10%) Total Biaya Tetap
Jenis biaya
Waktu
2 tahun 1 kali Perbaikan digester Penggantian perlengkapan 5 tahun tambahan digester 1 kali Total Biaya Operasional Biaya Total Menguras & mengisi digester
Lampiran 4 Manfaat yang didapat dari digester Fixed Dome Beton Manfaat pupuk organik (kompos) pada digester beton Volume digester (m3) 3,5 6 9 12 18
Kotoran sapi (kg/th)
Nitrogen (kg/th)
15180 28875 38985 51750 77625
15,48 29,45 39,76 52,78 79,17
Total Harga nitrogen x Benefit pemasukan nitrogen (Rp/th) (Rp/th) (Rp/th) 18232632 40392 16632 34681636 76832 31636 46824714 103734 42714 62156700 137700 56700 93235050 206550 85050
Manfaat biogas pada digester beton Volume digester (m3) 3,5 6 9 12 18 Jenis bahan bakar Biogas LPG
Jumlah kotoran (kg/hari) 41,58 79,109 106,80 141,78 212,67 Energi 6000 kkal/m3 11254,61 kkal/kg
Produksi gas (m3/hari) 1,24 2,37 3,20 4,25 6,38 Energi (kkal/m3) 6000 5742
Produksi gas (m3/tahun) 455,4 866,25 1169,55 1552,5 2328,75 Efisiensi (%) 60 36,36
Harga Biogas (Rp/th) 2311027 4395976 5935139 7878503 11817755 Harga (Rp/m3) 5074 4856
48
Lampiran 5 Contoh Perhitungan Tipe digester: Fiberglass 4 m3 Jumlah sapi : 5 ekor sapi 1.
Produksi gas = 20 kg kotoran/hari x 30% BK x 0,06 m3 biogas/kotoran kering = 1,5 m3
2.
Luas lahan = (Panjang bak inlet + diameter digester + panjang bak outlet) x (Diameter digester) + space = [(3 m + 1,2 m + 0,8 m) x (2 m)] + 1 m = 12 m2
3. Biaya Total (Rp/tahun) = Biaya Tetap (Rp/tahun) + Biaya Operasional (Rp/tahun) = Rp 12.500.000/tahun + Rp 6.600.000/tahun = Rp 19.100.000/tahun 4. Penerimaan/manfaat (Rp/tahun) - Pupuk padat organik Produksi pupuk pada 5 ekor sapi = 25 kg/hari = 5 kg pupuk padat/ekor sapi Produksi pupuk padat (kg/th) pada fibergass 4 m3 = 5 ekor sapi x 5 kg pupuk/ekor x 365 hari = 9125 kg/tahun Harga pupuk urea = Rp 350/kg Penerimaan pupuk = Rp 350/kg x 9125 kg/tahun = Rp 3.193.750/tahun - Biogas 1 ekor sapi menghasilkan 20 kg kotoran padat per hari Jumlah kotoran sapi (kg/hari) = 20 kg/hari x 5 ekor = 100 kg kotoran/hari BK (Berat Kering) kotoran sapi = 30% dari jumlah kotoran 1 kg kotoran kering menghasilkan 60 L biogas =0.06 m3 biogas Produksi gas per hari = Jumlah kotoran (kg/hari) x berat kering (kg) x produktivitas gas (m3/kg) = 100 kg/hari x 0,3 x 0,06 m3 gas/kg kotoran padat = 1,8 m3/hari Produksi gas per tahun = 1,8m3/hari x 365 hari = 657 m3/tahun Harga biogas jika penggunaannya dibandingkan dengan LPG = Nilai energi biogas (kkal/m3) / nilai energi LPG (kkal/m3) x harga LPG (Rp/m3) = 6000 kkal/m3 / 5742kkal/m3 x Rp 4856/m3 = Rp 5074,72/m3 biogas
49
Lampiran 5 Contoh Perhitungan (lanjutan) Penerimaan biogas = Harga biogas (Rp/m3) x produksi gas/tahun (m3/tahun) = Rp 5074,72/m3 x 657 m3/tahun = Rp 3334091,363 / tahun Total penerimaan = Penerimaan pupuk (Rp/tahun) + penerimaan biogas (Rp/tahun) = Rp 3334091,363 /tahun + Rp 3.193.750/tahun = Rp 6527841,363/tahun 5. Analisis Finansial Digester Fiberglass 4 m3 Pada tahun ke-20 DF (i = 12%) = = = Nilai sekarang (PV) = ∑ = = NPV = = = Net B/C = ∑ = IRR = = = Payback Period = tahun saat PV Kumulatif sudah bernilai positif = tahun ke-4 Keterangan
: DF = Discount Factor PV = Present Value (Rp) B = Benefit (Rp) C = Cost (Rp) IRR = Internal Rate of Return (%) t = Tahun ke-
Respon Berapa jumlah sapi yg anda miliki? Berapa luas lahan yg ada miliki untuk membangun digester? Berapa luas lahan yg ada miliki untuk membangun digester? Berapa luas lahan yg ada miliki untuk membangun digester? Berapa luas lahan yg ada miliki untuk membangun digester? Berapa luas lahan yg ada miliki untuk membangun digester? Berapa banyak rumah tangga yg menggunakan biogas? Berapa banyak rumah tangga yg menggunakan biogas? Berapa banyak rumah tangga yg menggunakan biogas? Berapa banyak rumah tangga yg menggunakan biogas? Berapa banyak rumah tangga yg menggunakan biogas? Berapa banyak rumah tangga yg menggunakan biogas? Berapa banyak rumah tangga yg menggunakan biogas? Berapa banyak rumah tangga yg menggunakan biogas? Berapa banyak rumah tangga yg menggunakan biogas? Berapa banyak rumah tangga yg menggunakan biogas? Berapa banyak rumah tangga yg menggunakan biogas? Berapa banyak rumah tangga yg menggunakan biogas? Berapa banyak rumah tangga yg menggunakan biogas? Berapa banyak rumah tangga yg menggunakan biogas? Berapa banyak rumah tangga yg menggunakan biogas? Berapa banyak rumah tangga yg menggunakan biogas? Tipe digester yg sesuai adalah Fiberglass 4 m3 atau Fixed Dome Beton 3,5 m3 Penggunaan terlalu besar, silahkan ulangi konsultasi Tipe digester yg sesuai adalah Fiberglass 4 m3 atau Fixed Dome Beton 3,5 m3 Penggunaan terlalu besar, silahkan ulangi konsultasi
Lampiran 6 Database sistem pakar pemilihan biogas (lanjutan) Id Parent Pernyataan 27 9 1 - 2 rumah tangga 28 9 >2 rumah tangga 29 10 1 - 2 rumah tangga 30 10 >2 rumah tangga 31 11 1 - 2 rumah tangga 32 11 >2 rumah tangga 33 12 2 - 3 rumah tangga 34 12 >3 rumah tangga 35 13 2 - 3 rumah tangga 36 13 >3 rumah tangga 37 14 2 - 3 rumah tangga 38 14 >3 rumah tangga 39 15 2 - 3 rumah tangga 40 15 >3 rumah tangga 41 16 3 - 4 rumah tangga 42 16 >4 rumah tangga 43 17 3 - 4 rumah tangga 44 17 >4 rumah tangga 45 18 3 - 4 rumah tangga 46 18 >4 rumah tangga 47 19 4 - 5 rumah tangga 48 19 >5 rumah tangga 49 20 4 - 5 rumah tangga 50 20 >5 rumah tangga 51 21 5 - 6 rumah tangga 52 21 >6 rumah tangga
Respon Tipe digester yg sesuai adalah Fiberglass 4 m3 atau Fixed Dome Beton 3,5 m3 Penggunaan terlalu besar, silahkan ulangi konsultasi Tipe digester yg sesuai adalah Fiberglass 4 m3 atau Fixed Dome Beton 3,5 m3 Penggunaan terlalu besar, silahkan ulangi konsultasi Tipe digester yg sesuai adalah Fiberglass 4 m3 atau Fixed Dome Beton 3,5 m3 Penggunaan terlalu besar, silahkan ulangi konsultasi Tipe digester yg sesuai adalah Fiberglass 5 m3 atau Fixed Dome Beton 6 m3 Penggunaan terlalu besar, silahkan ulangi konsultasi Tipe digester yg sesuai adalah Fiberglass 5 m3 atau Fixed Dome Beton 6 m3 Penggunaan terlalu besar, silahkan ulangi konsultasi Tipe digester yg sesuai adalah Fiberglass 5 m3 atau Fixed Dome Beton 6 m3 Penggunaan terlalu besar, silahkan ulangi konsultasi Tipe digester yg sesuai adalah Fiberglass 5 m3 atau Fixed Dome Beton 6 m3 Penggunaan terlalu besar, silahkan ulangi konsultasi Tipe digester yg sesuai adalah Fiberglass 7 m3 atau Fixed Dome Beton 9 m3 Penggunaan terlalu besar, silahkan ulangi konsultasi Tipe digester yg sesuai adalah Fiberglass 7 m3 atau Fixed Dome Beton 9 m3 Penggunaan terlalu besar, silahkan ulangi konsultasi Tipe digester yg sesuai adalah Fiberglass 7 m3 atau Fixed Dome Beton 9 m3 Penggunaan terlalu besar, silahkan ulangi konsultasi Tipe digester yg sesuai adalah Fiberglass 11 m3 atau Fixed Dome Beton 12 m3 Penggunaan terlalu besar, silahkan ulangi konsultasi Tipe digester yg sesuai adalah Fiberglass 11 m3 atau Fixed Dome Beton 12 m3 Penggunaan terlalu besar, silahkan ulangi konsultasi Tipe digester yg sesuai adalah Fiberglass 17 m3 atau Fixed Dome Beton 18 m3 Penggunaan terlalu besar, silahkan ulangi konsultasi 51
52
Lampiran 6 Database sistem pakar pemilihan biogas (lanjutan) Id Parent Pernyataan 53 22 5 - 6 rumah tangga 54 22 >6 rumah tangga
Respon Tipe digester yg sesuai adalah Fiberglass 17 m3 atau Fixed Dome Beton 18 m3 Penggunaan terlalu besar, silahkan ulangi konsultasi
53
Lampiran 7 Desain database sistem Tabel Pemilihan Digester Kolom Tipe id_pakar varchar parent varchar pernyataan text id_kesimpulan text
Panjang 2 2 50 2
Keterangan Primary key
Tabel Relasi Kolom id_pakar id_kesimpulan
Tipe varchar varchar
Panjang 2 2
Keterangan Foreign key Foreign key
Tabel Biaya Investasi Kolom id_kesimpulan barang harga_per_satuan jumlah satuan total
Tipe varchar text varchar varchar varchar varchar
Panjang 2 50 10 10 10 10
Keterangan Foreign key
Tabel Biaya Operasional Kolom Tipe id_kesimpulan varchar jenis_biaya varchar waktu text keterangan text total_biaya varchar total_biaya_(rp/th) varchar
Lampiran 7 Desain database sistem (lanjutan) Tabel Analisis Finansial Kolom Tipe id_kesimpulan varchar kapasitas text tahun varchar biaya_pembuatan varchar biaya_operasional varchar manfaat varchar B-C varchar DF20% varchar PV20% varchar PV_kumulatif varchar
Panjang 2 5 2 10 10 10 10 10 10 10
Keterangan Foreign key
55
Lampiran 8 Relasi tabel dan database Id_pakar Parent Pernyataan Id_kesimpulan
Id_ kesimpulan Barang Harga_per_satuan Jumlah Satuan total Id_ kesimpulan Jenis_biaya Waktu Keterangan Total_biaya Total_biaya_rp/th Id_ kesimpulan Jenis_manfaat Kotoran_sapi_kg/th Pupuk_padat_kg/th Harga_pupuk_rp/th Keterangan Total_biaya Total_biaya_rp/th Id_ kesimpulan Kapasitas Tahun Biaya_pembuatan Biaya_operasional Manfaat B-C DF20% PV20% PV_kumulatif
56
Lampiran 9 Alur website Home
Menu Utama
Apa itu biogas
Pengetahuan dasar biogas
Aplikasi biogas
Penggunaan biogas
Pemilihan digester
Sistem pakar pemilihan digester
About us
Tentang peneliti
Contact
Sarana konsultasi user
Menu
57 Lampiran 10 Kuesioner evaluasi penggunaan sistem analisis finansial
Untuk: Pengguna Kebutuhan Informasi Kuesioner Tahap Evaluasi dari Sistem Analisis Finansial pada Pembuatan Digester Tipe Fixed Dome Berbasis Web Kuesioner ini merupakan instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data dari responden dalam rangka penulisan skripsi program sarjana yang dilakukan oleh: NAMA/NIM : Riendy Puspitasari/F14110027 Departemen : Teknik Mesin dan Biosistem Universitas : Institut Pertanian Bogor Peneliti meminta kesediaan anda untuk meluangkan waktu menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner ini secara jujur, jelas, dan benar. Informasi yang diterima dari kuesioner ini bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk keperluan akademik. Terimakasih atas bantuan dan kerjasamanya. Nama : Umur : Jenis Kelamin : Alamat : No. Telepon/Hp : A. INSTRUKSI PENGGUNAAN SISTEM 1. Gunakan sistem sesuai kondisi jumlah sapi yang dimiliki, luas lahan, serta jumlah rumah tangga yang menggunakan biogas 2. Pemilihan digester terdapat menu Pemilihan Digester 3. Untuk penentuan biaya menggunakan harga yang berlaku saat ini, form harga harus diisi 4. Setelah sistem digunakan, biaya tersebut dibandingkan dengan biaya untuk membuat digester di lapang dan dicatat pada bagian C B. EVALUASI UJI SISTEM ANALISIS FINANSIAL PADA PEMBUATAN DIGESTER TIPE FIXED DOME BERBASIS WEB Isilah pertanyaan di bawah ini dan berilah tanda silang (x) pada jawaban yang anda anggap benar 1. Apakah sistem mudah digunakan? a. Mudah b. Sedang c. Sulit Alasan : 2. Seberapa besar manfaat yangdiberikan oleh sistem? a. Tinggi b. Sedang c. Rendah Alasan : 3. Bagaimana desain tampilan grafis sistem? a. Menarik b. Biasa Alasan :
c. Tidak
58 Lampiran 10 Kuesioner evaluasi penggunaan sistem analisis finansial (lanjutan) 4. Apakah perlu pengembangan sistem? a. Ya b. Tidak Saran : 5. Apakah sistem ini dapat mempermudah penentuan biaya dan analisis finansial digester? (Bila jawaban anda Tidak, isikan alasannya) a. Ya b. Tidak Alasan :
C. SIMULASI PENGGUNAAN SISTEM Gunakan sistem sesuai dengan kondisi anda Jumlah sapi = .... ekor Luas lahan = .... m2 Rumah tangga = .... rumah tangga 6. Apakah hasil perhitungan sesuai dengan kebutuhan di lapang? (Bila Tidak isi tabel di bawah ini) a. Ya b. Tidak
Keterangan Biaya Tetap Biaya Operasional Penerimaan -
Rincian biaya digester Harga lapang (Rp/tahun)
59
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Malang pada tanggal 3 Januari 1994, anak pertama dari tiga bersaudara dari keluarga Bapak Sugeng dan Ibu Lusiana. Pendidikan SD ditempuh penulis di SDIT Bani Saleh I Bekasi pada tahun 1999 sampai tahun 2005. Penulis melanjutkan pendidikan menengah pada tahun 2005 di Mandalahayu Bekasi dan lulus pada tahun 2008. Pada tahun 2008 pula penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 2 Tambun Selatan dan menyelesaikannya pada tahun 2011. Pada tahun yang sama penulis diterima di Program Sarjana Program Studi Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negri) undangan. Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif sebagai anggota dan sekretaris human resource and development (HRD) Himapunan Mahasiswa Teknik Pertanian (HIMATETA), kemudian sebagai asisten praktikum mata kuliah Teknik Mesin Irigasi dan Drainase serta Teknik Mesin Budidaya Pertanian pada tahun 2015. Pada tahun 2014 penulis melaksanakan Praktek Lapang selama empat puluh (40) hari di PG. Kebon Agung Malang dengan judul “Mempelajari Aspek Keteknikan Pertanian pada Manajemen Mesin Budidaya di PG Kebon Agung, Malang”. Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana teknik, penulis melakukan kegiatan penelitian dengan judul “Rancang Bangun Sistem Analisis Finansial pada Pembuatan Digester Tipe Fixed Dome Berbasis Web”, di bawah bimbingan Prof Dr Ir Bambang Pramudya, M Eng dan Sri Wahyuni, SE, MP.