RANCANG BANGUN E-HEALTH PENJAMINAN KUALITAS AIR MINUM ISI ULANG UNTUK MENSUKSESKAN INDONESIA SEHAT 1
2
3
Dwi Eko Waluyo , Ratih Setyaningrum , Dewi Agustini , Supriyono Asfawi
4
Universitas Dian Nuswantoro Jl. Nakula I No. 5-11 Semarang Email :
[email protected],
[email protected] Abstraksi
Air merupakan kebutuhan dasar mahluk hidup, terutama manusia. Tubuh manusia 70% terdiri dari air yang digunakan untuk proses metabolisme sel dalam tubuh sehingga kualitas dan kuantitasnya harus tercukupi demi tetap menjaga kesehatan dan kelangsungan hidup manusia. Masalah utama berkaitan dengan kualitas air minum yang tidak sesuai standar adalah kurangnya kesadaran untuk menjamin kualitas air minum, banyaknya depot air minum isi ulang (DAMIU) yang belum melakukan proses pengujian kualitas air secara optimal, tidak ada alih informasi antara DAMIU kepada konsumen, kurang optimalnya pengawasan yang diberikan oleh instansi pemerintah yang terkait. Tujuan penelitian ini adalah merancang e-health penjaminan kualitas air minum isi ulang untuk mensukseskan Indonesia sehat 2010. Tahapan penelitian ini dilakukan secara rinci dan terstruktur yaitu identifikasi proses penjaminan kualitas DAMIU yang ada saat ini, menggali persepsi dan pendapat masyarakat tentang pentingnya penjaminan kualitas DAMIU dan menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas DAMIU. Data tersebut diolah menggunakan uji statistik, kemudian hasilnya akan digunakan untuk merancang bangun e-health penjaminan kualitas menggunakan web dan mobile phone yang berbasis techno industrial cluster ( integrasi DAMIU, masyarakat dan labkesda). Penelitian dilakukan di depot air minum isi ulang (DAMIU) wilayah kota Semarang yang tergabung di Aspami (Asosiasi Pengusaha Depot Air Minum Isi Ulang). Sistem informasi yang terbangun akan dialihkan kepada pengguna dengan media web dan mobile phone secara gratis. Keberlanjutan proses ini didukung oleh pihak Aspami yang berkeinginan untuk melakukan penjaminan kualitasnya untuk meningkatkan brand image usahanya. Kata kunci : e-Health, jaminan kualitas, air minum, techno-industrial cluster. 1.PENDAHULUAN
Kesadaran masyakat akan pentingnya kualitas air minum masih sangat kurang. Lebih dari 1 milliar manusia di seluruh dunia kehilangan akses terhadap sumber air bersih. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan sekitar 1.6 juta anak di seluruh dunia meninggal akibat tidak terpenuhinya kebutuhan dasar dan sanitasi yang sehat. Dengan menangani akar penyebab penyakit seperti air dan sanitasi dapat mengurangi 24% permasalahan penyakit global akibat lingkungan. Mengingat begitu pentingnya air bersih maka bisnis air minum isi ulang kian menjamur. Pada 2003, jumlah depot air minum isi ulang di seluruh Indonesia mencapai 3000 (tiga ribu) buah. Menurut data Asosiasi Pengusaha, Pemasok, dan Distribusi Depot Air Minum Indonesia (Apdamindo) pada tahun 2009 di Indonesia terdapat lebih dari
9000 (sembilan ribu) depot yang tersebar hingga ke pelosok daerah dan masih terjadi penambahan jumlah depot sebanyak 7-8 persen setiap bulannya (Darmawan, 2009). Namun ada sekitar 25 persen dari pengusaha depot air minum isi ulang yang masih belum memenuhi standar kesehatan yang ditetapkan. Hal ini terjadi karena sebagian besar pengusaha depot air minum isi ulang (Aspami) melakukan pengujian kualitas air minum tidak secara rutin (Asfawi, 2004). Menurut MenKes RI No.492/Menkes/Per/IV/2010 pasal 2 tentang kualitas air minum, masyarakat berhak memperoleh jaminan atas air minum yang dikonsumsi. Berkenaan dengan hal tersebut maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah menentukan faktor yang berpengaruh terhadap penjaminan kualitas depot air minum isi ulang (DAMIU), merancang bangun e-Health penjaminan kualitas DAMIU dan menguji keefektifan proses desiminasi penjaminan kualitas DAMIU. Teknologi informasi dirancang menggunakan web dan mobile phone yang berbasis techno-industrial cluster yang mengintegrasikan kebutuhan industri depot air minum wilayah Jawa Tengah, Kepmenkes (Dinas Kesehatan Jawa Tengah) dan perguruan tinggi (Universitas Dian Nuswantoro) sehingga terbina karakter bangsa yang dibangun melalui kebijakan publik, perilaku masyarakat dan manajemen yang mampu memberikan jaminan produk yang dipasarkan (quality assurance). Perumusan Masalah
1. Mengetahui proses penjaminan kualitas depot air minum isi ulang (DAMIU) di wilayah Semarang. 2. Mengetahui pendapat / persepsi masyarakat (konsumen) Semarang akan perlunya penjaminan kualitas air minum 3. Menentukan aktor-faktor yang berpengaruh pada proses penjaminan kualitas DAMIU di wilayah kota Semarang. 4. Merancang bangun e-Health penjaminan kualitas depot air minum isi ulang (DAMIU) 5. Menentukan proses alih teknologi informasi penjaminan kualitas DAMIU berbasis web dan mobile phone 6. Menentukan efektifitas proses deseminasi teknologi informasi penjaminan kualitas DAMIU kepada pengusaha (Aspami), masyarakat dan Labkesda 7. Mengetahui pengaruh proses penjaminan kualitas terhadap persepsi konsumen untuk menggunakan air minum isi ulang 2. TINJAUAN PUSTAKA
Beberapa penelitian yang terkait dengan penjaminan kualitas air minum antara lain penelitian yang dilakukan Asfawi (2004). Dalam penelitian tersebut, dijelaskan bahwa proses jaminan kualitas DAMIU di wilayah Semarang masih belum optimal. Pelaksanaan pengujian kualitas DAMIU tidak dilakukan secara periodik. Hal tersebut didukung oleh penelitian Sulistyandari (2009) yang menyatakan bahwa hasil pemeriksaan Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Jawa Tengah pada tanggal 21 Nopember 2008 pada Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU) se-Kabupaten Kendal pada 95 DAMIU, menunjukkan bahwa 85 % sampel yang diperiksa diperoleh hasil adanya deterjen Alkyl Benzena Sulfonates (ABS) berkisar antara 0,03-0,06 μg/l. Hasil pemeriksaan tersebut menunjukkan bahwa kualitas air minum isi ulang di Kabupaten Kendal tercemar deterjen.
Dalam penelitian Sulistyandari (2009) menyatakan bahwa dari sejumlah 50 DAMIU diperoleh : sumber air baku yang tidak memenuhi syarat sejumlah 18 DAMIU (36 %)); Bahan peralatan yang tidak memenuhi syarat sejumlah 28 DAMIU (56 %); Proses pengolahan air yang tidak memenuhi syarat sejumlah 21 DAMIU (42 %); Sanitasi yang tidak memenuhi syarat sejumlah 27 DAMIU (54 %) dan DAMIU yang terkontaminasi deterjen sejumlah 30 buah (60 %). Oleh sebab itu perlu adanya proses penjaminan dan pengawasan kualitas DAMIU yang terintegrasi antara Aspami, Labkesda dan pemerintah. Peran pemerintah yaitu departemen kesehatan, departemen perindustrian dan perdagangan serta Labkesda sangat penting dalam memutuskan kebijakan. Hal tersebut dipertegas oleh penelitian yang dilakukan Aziz (2008) menyatakan bahwa proses produksi air minum yang layak konsumsi harus sesuai dengan pedoman produksi yang ditebitkan oleh kementrian departemen perindustrian dan perdagangan serta harus dilakukan pengawasan oleh instansi terkait sesuai PP menteri kesehatan. Untuk menjembatani proses tersebut dirancang e-Health kualitas DAMIU yang mengintegrasikan kebutuhan Aspami, labkesda dan masyarakat. Untuk mendapatkan jaminan kualitas air minum, pemerintah Indonesia memiliki beberapa ketentuan mengenai kualitas air minum seperti yang tercantum dalam keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 907/MENKES/SK/VII/2002 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air minum Menteri Kesehatan Republik Indonesia, bahwa persyaratan kualitas air minum meliputi syarat bakteriologis, kimiawi, radioaktifitas dan fisik. Konsekuensi Potensi kesehatan dari kontaminasi kesehatan dan kontrolnya harus selalu menjadi kepentingan utama dan harus tidak boleh di sampingkan. (Irtanto, 2010). Pada penelitian sebelumnya, mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan 907 tahun 2002, dari 38 sampel AMIU di Jakarta, Tangerang dan Bekasi pada tahun 2004. jumlah sampel yang tidak memenuhi persyaratan kandungan total coli adalah 11 sampel (28,9%) dan untuk fecal coli 7 sampel (18,4%). (Athena et al, 2004) Pada penelitian analisis kualitatif bakteri koliform pada depo air minum isi ulang di kota Singaraja Bali pada tahun 2004, besar subyek penelitian sebanyak 3 sampel yang masing-masing dari sampel memiliki nilai MPN 0 berarti hasil pengujian menunjukkan kesemuanya memenuhi syarat mutu karena tidak ditemukan mikroba Coliform (Irtanto, 2010). Produksi AMDK biasanya dilakukan oleh industri besar dengan melalui proses secara otomatis dan disertai dengan pengujian kualitas sebelum air diedarkan, akan tetapi lama – kelamaan masyarakat merasakan bahwa AMDK semakin mahal. Saat ini masyarakat mulai beralih pada air minum isi ulang karena masyarakat memperoleh air minum ini dengan cara mengisi galon yang dibawanya di depot AMIU. Dilihat dari harganya, AMIU jauh lebih baik murah yaitu hanya 1/3 dari harga AMDK (Athena et al, 2004). Oleh sebab itu perlu inovasi teknologi penjamian kualitas yang sesuai diterapkan di DAMIU yang standar untuk menghasilkan air layak minum. Perkembangan teknologi penjaminan kualitas air minum cukup pesat, teknologi yang sering digunakan yaitu UV, Ozonisasi (OZ) dan reserve osmosis (RO). Hal ini sejalan dengan penelitian Sitorus (2009) menyatakan bahwa DAMIU kota madya Samarinda melakukan pengujian menggunakan UV yang terdaftar sebanyak 293 depot, menggunakan ozonisasi (OZ) sebanyak 14 dan RO sebanyak 10. Dengan demikian ketiga teknologi tersebut sudah memenuhi standart sesuai KEP MEN KES RI no.907/MENKES/SK/VI/2002.
3. METODE PENELITIAN Objek penelitian adalah Depot air minum isi ulang (DAMIU) kota Semarang. Variabel penelitian yaitu:
Tabel 1. Variabel penelitian Kuisioner Konsumen / Pelanggan Variabel
No. Item
Jumlah
Bahan Baku Air (X1)
2, 16,
2
Proses Pengolahan (X2) Mesin & Peralatan (X3) Pekerja (X4) Lingkungan Sanitasi (X5) Kualitas Air (Y)
6, 7, 8, 10, 17,
5
9, 12, 15,
3
14, 18 13
2 1
1, 3, 4, 5, 11, 19, 20
7
Total
20
Tabel 2. Variabel penelitian Kuisioner Depot/ DAMIU Variabel No. Item Jumlah Bahan Baku Air (X1)
4, 5, 6, T3,E1
5
Proses Pengolahan (X2) Mesin & Peralatan (X3)
14, S5, T2, T13, T15, E3, E5 7, 8, 13, S7, S9,S12, S13, T8, T9, T10, T11, T14, E4 11, S10, S11, T5, T6, T7, T12, E2 1, 2, 3, 1, S1, S2, S3, S4, S14, T1, 9, 10, 12, S8, S15,T4,
7
Pekerja (X4) Lingkungan Sanitasi (X5) Kualitas Air (Y) Total
Tahapan uji statistik meliputi : 1.Uji Asumsi Klasik 2.1.Uji Normalitas Data 2.2. Uji Model Regresi 2.Uji Hipotesis a. Pengujian secara parsial (Uji t) b. Pengujian secara simultan (uji F) 2 3. Analisis Koefisien Determinasi (R )
13
8 10 6 49
3. Result
3.1.Statistical Test : Variables Entered/Removed
b
Variables Model
Variables Entered
1
X1, X5, X4, X3, X2
Removed
Method . Enter
a
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Y b
Model Summary
Model
R
1
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square .929
a
.863
.834
1.30592
a. Predictors: (Constant), X1, X5, X4, X3, X2 b. Dependent Variable: Y b
ANOVA Model 1
Sum of Squares Regression Residual Total
Df
Mean Square
256.936
5
51.387
40.930
24
1.705
297.867
29
F
Sig.
30.132
.000
a
a. Predictors: (Constant), X1, X5, X4, X3, X2 b. Dependent Variable: Y Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B
Std. Error
(Constant)
6.146
2.303
X5
-.070
.557
X4
.604
X3
Coefficients Beta
t
Sig. 2.668
.013
-.013
-.126
.901
.335
.212
1.803
.084
.580
.236
.331
2.457
.022
X2
.522
.206
.517
2.533
.018
X1
-.095
.480
-.031
-.198
.844
a. Dependent Variable: Y
Residuals Statistics Minimum Predicted Value
Maximum
a
Mean
Std. Deviation
N
19.8453
32.2049
27.7333
2.97655
30
-3.10303
1.74066
.00000
1.18802
30
Std. Predicted Value
-2.650
1.502
.000
1.000
30
Std. Residual
-2.376
1.333
.000
.910
30
Residual
a. Dependent Variable: Y
Descriptive Statistics Mean
Std. Deviation
N
X1
7.7667
1.04000
30
X2
19.7333
3.17244
30
X3
12.5667
1.83234
30
X4
8.3333
1.12444
30
X5
4.2000
.61026
30
Y
27.7333
3.20488
30
Correlations X1 X1
X2
Pearson Correlation
**
1
X2
Pearson Correlation
X3
Pearson Correlation
N X4
N X5
N Y
30
30
30
30
30
30
**
1
30
30
**
**
**
.000
.000
30
30 **
.731
Sig. (2-tailed) N
.000
30
30
30
30
1
**
**
.491
.000
30
30
30
30
**
1
30
30 **
.574
**
30
30
30
**
1
.000
.001
.002
30
30
30
30
**
.724
.000
.553
**
.610
.000
**
.825
**
.553
.002
.000
**
.825
.001
30
.905
**
.574
.006
.006
.777
.905
.000
.000
**
**
.652
.000
.491
.652
**
.731
.000
.000
**
Pearson Correlation
**
.810
.810
.674
Sig. (2-tailed)
.777
.000
**
Pearson Correlation
**
.674
.000
.688
Sig. (2-tailed)
**
.688
.000
**
Pearson Correlation
Y
.000
.687
Sig. (2-tailed)
**
.687
.000
N
X5
.000
.858
Sig. (2-tailed)
X4 **
.858
Sig. (2-tailed) N
X3
.724
30
30
**
1
.610
.000
.000
.000
.000
.000
30
30
30
30
30
30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Y N Normal Parameters
a
Most Extreme Differences
Kolmogorov-Smirnov Z
X5
X4
X3
X2
X
30
30
30
30
30
Mean
27.7333
4.2000
8.3333
12.5667
19.7333
7
Std. Deviation
3.20488
.61026
1.12444
1.83234
3.17244
1.
Absolute
.143
.328
.183
.183
.167
Positive
.058
.328
.183
.155
.089
Negative
-.143
-.272
-.157
-.183
-.167
.782
1.799
1.004
1.002
.914
Asymp. Sig. (2-tailed)
.573
.003
.266
a. Test distribution is Normal.
N
Maximum
Mean
Std. Deviation
X11
30
3.00
5.00
3.8333
.64772
X12
30
3.00
5.00
3.9333
.63968
X1
30
6.00
10.00
7.7667
1.04000
X21
30
2.00
5.00
3.5000
.68229
X22
30
1.00
5.00
3.4000
.93218
X23
30
2.00
5.00
3.9000
.84486
X24
30
3.00
5.00
4.4667
.68145
X25
30
3.00
5.00
4.4667
.57135
X2
30
12.00
24.00
19.7333
3.17244
X31
30
2.00
5.00
4.2667
.78492
X32
30
3.00
5.00
4.3333
.66089
X33
30
2.00
5.00
3.9667
.61495
X3
30
7.00
15.00
12.5667
1.83234
X41
30
3.00
5.00
3.9000
.75886
X42
30
4.00
5.00
4.4333
.50401
X4
30
7.00
10.00
8.3333
1.12444
X51
30
3.00
5.00
4.2000
.61026
X5
30
3.00
5.00
4.2000
.61026
Y1
30
2.00
5.00
3.5667
.62606
Y2
30
3.00
5.00
3.9667
.66868
Y3
30
2.00
5.00
3.6333
.66868
Y4
30
2.00
5.00
3.5000
.68229
Y5
30
2.00
5.00
4.2000
.76112
Y6
30
3.00
5.00
4.4000
.56324
Y7
30
3.00
5.00
4.4667
.57135
Y
30
18.00
33.00
27.7333
3.20488
Valid N (listwise)
30
.268
.374
3.2.Database model information system e-Health
Gambar 1. Database sistem informasi penjaminan kualitas 4. Discussion
Regression test is Y = 6,146 – ,95X1+0,522X2+0,58X3+0,604X4-0,7X5. That means production process is dominan variabel can affect water quality. From questionnaire result costumers need water quality assurance. To improve costumers satisfaction DAMIU must publish sertification of water quality from Laboratory. From 30 sampel DAMIU be distingushed 11 Damiu content coliform positive, 4 DAMIU content colifeal positif and the other is standardization. 5.Conclution 1. Costumer DAMIU in Semarang city need water quality assurance 2. Production process of water (DAMIU) affect quality product 3. Quality Assurance must be implemented DAMIU