PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA PADA PRAJURIT TNI-AD DI YONIF 400/RAIDER DAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Oleh : Hapsari Retno Dewi NIM : 049114054
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
Lord didn’t promise that life would become easy… but He promises to go with you in every step of your way and don’t be afraid in everything problem.. ‘cause There is nothing impossible with God..
Karena masa depan sungguh ada dan harapanmu tidak akan hilang Ams 23:18 so.. When you weak, try to up When you hopeless, try to hope again When you badmood, try to change it to good When you alone, believe GOD always with you
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kupersembahkan Karya ini untuk : ♥ Tuhan Yesus, tumpuan hidupku ♥ Bapak dan Ibu tercinta ♥ Mas Pandu tercinta ♥ Kandaku…Mas Nando yang kucintai
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Hapsari Retno Dewi (2008). Hubungan Antara Stres Kerja Pada Prajurit TNI-AD di Yonif 400/Raider dan Kekerasan Dalam Rumah Tangga: Program Studi Psikologi, Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Penelitian ini bertujan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara stres kerja pada prajurit TNI-AD di Yonif 400/Raider dan kekerasan dalam rumah tangga. Pada penelitian ini terdapat hipotesis yang berbunyi ada hubungan antara stres kerja pada prajurit TNI-AD di Yonif 400/Raider dan kekerasan dalam rumah tangga. Subjek dalam penelitian ini adalah prajurit bergolongan tamtama yang sudah menikah di Yonif 400/Raider. Adapun jumlah subjek dalam penelitian ini berjumlah 104 orang dengan menggunakan teknik purposive sampling. Metode pengunpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua skala pengukuran model Likert, yaitu skala stres kerja dan skala kekerasan dalam rumah tangga. Uji coba skala dilakukan pada 80 prajurit tamtama yang sudah menikah di Yonif 203/AK. Koefisien reliabilitas pada skala stres kerja sebesar 0,907 dan pada skala kekerasan dalam rumah tangga sebesar 0,899. Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment dari Carl Pearson, hasilnya menunjukkan bahwa ada hubungan antara stres kerja pada prajurit TNI-AD di Yonif 400/Raider dan kekerasan dalam rumah tangga. Hal ini dapat dilihat dari koefisien korelasi yang bernilai 0,497 (p < 0,05). Kata kunci : stres kerja, kekerasan dalam rumah tangga
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTACT
Hapsari Retno Dewi (2008). The correlation between stress in the workplace at soldier of TNI-AD in Yonif 400/Raider and domestic violence. Yogyakarta : Faculty of Psychology, Sanata Dharma University. This objective of this research was to find out the correlation between stress in the workplace at soldier of TNI-AD in Yonif 400/Raider and domestic violence. The hypothesis proposed in this research was that there was a correlation between stress in the workplace at soldier of TNI-AD in Yonif 400/Raider and domestic violence. The subjects in this research were tamtama soldiers of Yonif 400/Raider who have been married. The sample of this research was included 104 soldiers that acquired by purposive sampling technique. Data gathering method used in this research was used Likert rating scales, which were divided into stress in the workplaces scale and domestic violence scale. The try out scale had been done to 80 tamtama soldiers who have been married. The reliability coefficient on stress in the workplace scale was 0,907 and 0,899 on domestic violence scale. The data was analyzed by using correlational Product Moment technique, and the result showed that there was a correlation between stress in the workplace at soldier of TNI-AD in Yonif 400/Raider and domestic violence. This result can be seen from the correlation coefficient in the amount of 0,497 (p <0,05). Keyword : stress in the workplace, domestic violence
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji Tuhan kepada Tuhan Yesus,akhirnya selesai juga karya ilmiah ini. Rasa syukur yang tak henti-hentinya penulis ungkapkan karena berkat dan bimbinganNya sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan. Pada proses penyelesaian karya ilmiah ini, banyak pihak yang memberikan bantuan, doa, dukungan semangat, dan motivasi tiada hentinya kepada penulis sehingga sampai pada tahap ini dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih dengan ketulusan dan hati yang paling dalam pada : 1.
Ibu M.L.Anantasari,S.Psi.,M.Si. Terima kasih ya bu atas semangat yang telah diberikan sehingga penulis menjadi yakin bahwa skripsi ini bisa cepat selesai. Terima kasih juga atas saran dan bimbingan yang telah diberikan selama ini sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan dengan lancar.
2.
Bapak P. Eddy Suhartanto,S.Psi.,M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan ijn untuk mengadakan penelitian ini.
3.
Bapak V.Didik Suryo Hartoko,S.Psi.,M.Si. Terima kasih telah memberikan semangat dan bantuan konsultasi sehingga penelitian ini dapat terselesaikan.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.
Ibu Dra. Lusia Pratidarmanastiti, S.Psi., M.Si. selaku dosen pembimbing akademik dan penguji skripsi. Terima kasih atas bimbingan dan semangat yang diberikan. Terima kasih juga atas bantuan konsultasi penelitian ini.
5.
Ibu Agnes Indar Etikawati, S.Psi., Psi., M.Si selaku dosen penguji skripsi. Terima kasih atas bimbingan dan konsultasi yang diberikan pada penelitian ini.
6.
Seluruh dosen Fakultas Psikologi. Terima kasih karena telah memberikan ilmu, wawasan, pengetahuan, dan membuat pola pikir peneliti menjadi lebih dewasa dan bijaksana sehingga menjadi seseorang yang lebih baik.
7.
Pak Giyanto, Mas Gandung, Mas Muji dan Mba Nanik atas semua bantuan, kesabaran dan keramahan sikap dalam melayani kepentingan akademik.
8.
Bapak, Ibu, Mas Pandu. Terima kasih buat dukungan semangat, perhatian dan kebaikan hati membantu penelitianku. Terima kasih sekali karena telah membantu penelitianku semaksimal mungkin dan selalu mendampingiku hingga keluar kota. Tanpa kalian, penelitianku ini ga bisa selesai. Aku sayang banget sama kalian, aku ingin membuat kalian bangga.
9.
My lovely Lettu.Inf Fernando Batubara. Terima kasih ya nda atas dukungan doa, semangat yang tiada henti-hentinya. Terima kasih juga buat bantuannya memecahkan tiap permasalahan skripsiku.
10.
Lettu.Inf Leo Abi Melek Sibuea, Kapt.Inf Faisal Akbar Yunus dan rekan yang lain. Terima kasih atas bantuan informasi yang diberikan pada penulis sehingga penelitian berjalan dengan lancar.
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11.
Letk.Inf Masduki Yonif 203/AK Tangerang. Terima kasih karena telah menyediakan waktu khusus untuk membantu menyebarkan kuisioner tryout. Bagi prajurit di Yonif 203/AK, terima kasih atas kesediaan waktu di tengah kesibukan untuk mengisi kuisioner penelitian sehingga penelitian berjalan dengan lancar.
12.
Letk.Inf Sachono Yonif 400/Raider. Terima kasih karena telah membantu, memberikan ijin serta kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di Yonif 400/Raider Semarang.
13.
Kapt.Inf Amrul Huda. Terima kasih ya Bang atas kebaikannya karena telah membantu
kelancaran
penelitian.
Terima
kasih
telah
membantu
mengumpulkan anggota-anggotanya dan memberikan informasi mengenai Yonif 400/Raider. Terima kasih juga buat prajurit di Yonif 400/Raider ini atas ketulusan hati dan kebaikannya membantu mengisi kuisioner ini. 14.
Cratz Family. Jenk Ndul tengkiu ya selalu mendukung dan memberi semangat, temenin aku mencari bahan-bahan penelitian. Jadi wanita jalanan ya kita jenk kemaren. Buat Jenk Munz, tengkiu ya atas semangat dan dukungannya. Juga buat Jenk Tya...terima
kasih
selalu
dengerin
curhatanku..Jenk Mae..tengkiu ya atas semangatnya..Tak tunggu lo kalian..Semangat !!! 15.
Buat Canna Exclusive. Funz, Jegeg, M’Nur, Weni, Lia, Nana, Cahya, Tinul dan exclusive lainnya. Tengkiu buat perhatian dan pengertiannya. Maaf ya jadi jarang ngumpul n pegi bareng tiap malem..Tengkiu mao dengerin keluhan skripsiku...tengkiu buat dukungan dan bantuannya...tengkiu...
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16.
Buat Humas. Pak Tatang. Terima kasih ya Pak atas kebaikan hatinya membantu kelancaran penelitianku. Buat anak-anak Humas. Intan, Oneng, Oon, Sheila, Berta, Lita, Rahma, Feri, Mbak Bunga, Mbak Ratih. Terima kasih
ya
buat
semangatnya,
perhatian
dan
dukungannya.
Fiuh...akhirnya...ayo, kalian juga harus semangat. 17.
Buat anak-anak psikologi 2004. Terima kasih telah membantu kelancaranku dalam SPSS. Betty, tengkiu buat sharingnya sehingga bisa saling bertukar informasi penting. Buat temen-temen yang lain, terima kasih buat dukungan dan semangatnya. Ayo, kita harus mengharumkan angkatan kita, semangat !!
18.
Miss Luci di Lembaga Bahasa USD. Makasih ya Miss buat bantuannya sehingga skripsiku dapat berjalan dengan lancar.
19.
Bagi semua pihak yang belum disebutkan satu persatu. Penulis mengucapkan terima kasih atas semua dukungan dan bantuannya. Akhir kata, penulis menyadari bahwa hasil karya ini belum dapat dikatakan sempurna. Oleh karena itu, dengan penuh kerendahan hati penulis menerima semua saran dan kritikan dari semua pihak. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja.
Hormat Penulis,
Hapsari Retno Dewi
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii HALAMAN MOTTO ........................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................... vi ABSTRAK ........................................................................................................... vii ABSTRACT ........................................................................................................ viii PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI.................................................. ix KATA PENGANTAR ........................................................................................... x DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiv DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvii DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xviii DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xix BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 A. Latar Belakang ........................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 7 C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 7 D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 8 1. Manfaat Teoretis .................................................................................. 8 2. Manfaat Praktis .................................................................................... 8 BAB II LANDASAN TEORI .............................................................................. 10 A. TNI-AD..................................................................................................... 10 1. Pengertian TNI ................................................................................... 10 2. Peraturan Disiplin Militer pada TNI-AD............................................ 10 B. Stres Kerja................................................................................................. 11 1. Pengertian Stres Kerja......................................................................... 11 2. Jenis-Jenis Stres.................................................................................. 12
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Respon-Respon Stres ......................................................................... 13 4. Faktor-Faktor yang Dapat Membangkitkan Stres .............................. 15 C. Agresi yang dialihkan .............................................................................. 22 D. Kekerasan dalam Rumah Tangga ............................................................. 24 1. Pengertian Kekerasan dalam Rumah Tangga .................................... 24 2. Dimensi Kekerasan dalam Rumah Tangga ........................................ 25 3. Faktor Penyebab Kekerasan dalam Rumah Tangga ........................... 28 E. Hubungan Antara Stres Kerja dan Kekerasan dalam Rumah Tangga ..... 34 F. Hipotesis Penelitian .................................................................................. 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................. 41 A. Jenis Penelitian ......................................................................................... 41 B. Identifikasi Variabel Penelitian ................................................................ 41 C. Definisi Operasional ................................................................................. 41 1. Stres Kerja .......................................................................................... 41 2. Kekerasan dalam Rumah Tangga........................................................ 43 D. Subjek Penelitian ...................................................................................... 45 E. Metode Pengumpulan Data ...................................................................... 46 1. Skala Stres Kerja ................................................................................ 46 2. Skala Kekerasan dalam Rumah Tangga ............................................. 46 F. Uji Coba Alat Ukur .................................................................................. 49 G. Validitas dan Reliabilitas ......................................................................... 49 1. Validitas ............................................................................................. 49 2. Seleksi Item ........................................................................................ 51 a. Stres Kerja .................................................................................... 50 b. Kekerasan dalam Rumah Tangga ................................................. 52 3. Reliabilitas .......................................................................................... 58 H. Metode Analisis Data ............................................................................... 58 BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................................. 60 A. Orientasi Kancah Penelitian ..................................................................... 60 1. Profil Yonif 400/Raider ...................................................................... 60 B. Pelaksanaan Penelitian ............................................................................. 61
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Deskripsi Subjek Penelitian ..................................................................... 63 D. Uji Asumsi Hasil Penelitian ..................................................................... 64 1. Uji Normalitas .................................................................................... 65 a. Sebaran Data Variabel Stres Kerja ............................................... 65 b. Sebaran Data Variabel KDRT ....................................................... 65 2. Deskripsi Data Penelitian ................................................................... 66 3. Uji Linearitas ...................................................................................... 66 E. Uji Hipotesis ............................................................................................. 69 F. Pembahasan .............................................................................................. 70 BAB V KESIMPULAN, SARAN........................................................................ 79 A. Kesimpulan .............................................................................................. 79 B. Saran ......................................................................................................... 79 1. Bagi Pihak Satuan .............................................................................. 79 2. Bagi Penelitian Selanjutnya ............................................................... 80 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 81
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 : Blue Print Skala Stres Kerja (sebelum uji coba) ................................ 47 Tabel 3.2 : Blue Print Skala KDRT (sebelum uji coba) ..................................... 48 Tabel 3.3 : Hasil Korelasi Item Total Skala Stres Kerja ..................................... 52 Tabel 3.4 : Item yang Sahih dan Gugur pada Skala Stres Kerja ......................... 52 Tabel 3.5 : Distribusi Item Skala Stres Kerja untuk Penelitian ........................... 53 Tabel 3.6 : Hasil Korelasi Item Total Skala KDRT ............................................ 54 Tabel 3.7 : Item yang Sahih dan Gugur pada Skala KDRT ................................ 54 Tabel 3.8 : Distribusi Item Skala KDRT untuk Penelitian ................................. 57 Tabel 4.1 : Deskripsi Suku Bangsa Subjek Penelitian.......................................... 63 Tabel 4.2 : Deskripsi Lama Bekerja Subjek Penelitian......................................... 64 Tabel 4.3 : Deskripsi Lama Menikah Subjek Penelitian ...................................... 64 Tabel 4.4 : Data Hasil Penelitian .......................................................................... 66
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Skala Try Out ……………………………………………………..... 86 Lampiran Skala Penelitian ..............................................................…….…….. 102 Lampiran Koefisien Reliabilitas Skala Try Out Stres Kerja …….………..…... 114 Lampiran Koefisien Reliabilitas Skala Try Out KDRT …………………..…... 121 Lampiran Hasil Uji Normalitas Data Hasil Penelitian ....................................... 127 Lampiran Hasil Uji Linearitas Data Hasil Penelitian ......................................... 128 Lampiran Hasil Uji Hipotesis dan Mean Kekerasan Fisik ..................................129 Lampiran Hasil Uji Hipotesis dan Mean Kekerasan Psikologis .........................132 Lampiran Hasil Uji Hipotesis dan Mean Kekerasan Seksual..............................135 Lampiran Hasil Uji Hipotesis dan Mean Kekerasan Finansial............................138 Lampiran Verbatim Subjek Penelitian ................................................................141 Lampiran Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ............................ 162 Lampiran Surat Keterangan Penelitian .............................................................. 163
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Hubungan Antara Stres Kerja dan KDRT ......................................... 39
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah Fenomena yang akhir-akhir ini marak terjadi dalam kehidupan seharihari adalah kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan oleh lapisan masyarakat manapun. Kekerasan dalam rumah tangga yaitu pola perilaku yang bersifat menyerang sehingga menciptakan ancaman atau melukai yang dilakukan oleh pasangannya (Kyriacou dalam Luhulima, 2000:54-55). Berdasarkan hasil penelitian dan kasus yang banyak terjadi, Tamtiari (2005 : 14) menjelaskan bahwa fenomena kekerasan yang dilakukan suami terhadap istri terbukti paling banyak terjadi. Maka, pada penelitian ini, fenomena kekerasan dalam rumah tangga dibatasi berdasarkan relasi gender antara suami dengan istri. Poerwandari menyatakan bahwa kekerasan dalam rumah tangga tersebut dapat dipilah ke dalam berbagai bentuk, yaitu kekerasan fisik, psikologis, seksual, finansial dan spiritual (Luhulima, 2000 : 11-12). Menurut
psikolog
Jari,
Ida
Hidayat
dan
Endang
(http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2007/042007/21/0105.htm),
Sukawati dari
tahun ke tahun, KDRT dengan korban wanita cenderung meningkat. Pada bulan April 2002 hingga bulan Maret 2007, Jari telah menangani 134 kasus kekerasan dalam rumah tangga. Bentuk kekerasan yang banyak dialami oleh perempuan adalah kekerasan psikis dan fisik.
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
Kekerasan dalam rumah tangga ini juga dapat terjadi dimanapun, termasuk dalam satuan militer, salah satunya TNI-AD. Adib & Muttaqin (2005 : 17) juga menjelaskan bahwa di daerah militer banyak terjadi kekerasan terhadap perempuan. Pelaku kekerasan tersebut berasal dari kalangan militer. Bentuk kekerasan yang dilakukan berupa kekerasan fisik, seksual dan psikologis. Lebih lanjut lagi, berdasarkan data kasus yang dimiliki LSM Rifka Annisa pada tahun 2006, terdapat 17 kekerasan yang dilakukan oleh TNI/Polri. Kekerasan tersebut terdiri dari 12 kekerasan terhadap istri, 4 kekerasan dalam pacaran, dan 1 perkosaan. Lettu Inf. Leo.A.S yang merupakan Pasi Intel Yonif 726/Tamalatea juga mengatakan bahwa kekerasan dalam rumah tangga terjadi di Kompi-C pada Yonif 726/Tamalatea (wawancara pribadi, 21 Februari 2008). Lettu Inf. Leo.A.S menjelaskan bahwa istri prajurit TNI-AD yang memiliki golongan Tamtama tersebut mengalami kekerasan fisik yaitu dipukul oleh suaminya. Namun demikian, prajurit itu membela diri dengan mengatakan bahwa yang salah adalah istrinya. Kesalahan istrinya ialah berhutang uang di berbagai tempat untuk memenuhi kebutuhan ekonomi (wawancara pribadi, 21 Februari 2008). Fenomena ini dapat dikatakan unik karena banyak terjadi dalam kehidupan sehari-hari namun demikian sering ditutupi sehingga tidak dapat diketahui oleh banyak orang dengan alasan tabu, aib keluarga, dan dianggap urusan intern keluarga (Andari, 2005:22 ; Tursilarini, 2004:41 ; Prastyowati, 2004:47). Hal ini akan mempersulit mengungkap kenyataan sesungguhnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
seberapa besar dan seberapa banyak kasus kekerasan dalam rumah tangga yang sedang terjadi. Kekerasan dalam rumah tangga ini dapat terjadi karena berbagai faktor. Langley, dkk (dalam Prastyowati, 2003 : 62-63) menyatakan bahwa budaya patriarki menempatkan laki-laki untuk memegang kekuasaan dalam keluarga Pernyataan tersebut juga didukung oleh Poerwandari (dalam Luhulima, 2000 : 14-16) mengenai kekerasan dalam rumah tangga. Struktur sosial dan pembagian kekuasaan masyarakat juga mempengaruhi kekerasan dalam rumah tangga. Struktur sosial ini memberikan hak istimewa dengan mengutamakan laki-laki. Selain itu, faktor psikis dapat membuat suami melakukan kekerasan pada istri. Faktor psikis tersebut antara lain penyelewengan seks, citra diri yang rendah, frustrasi, perubahan situasi dan kondisi, dan kekerasan sebagai sumber daya untuk menyelesaikan masalah (Langley dalam Djannah, 2003 :20). Salah satu faktor yang mempengaruhi kekerasan dalam rumah tangga yaitu stres kerja. Diahsari (2001 : 363) menjelaskan stres kerja sebagai ancaman yang berasal dari tuntutan pekerjaan atau kurang terpenuhinya kebutuhan individu di tempat kerja. Respon stres yang muncul pada individu yaitu perilaku, kognitif, fisiologis, dan psikologis. Respon perilaku meliputi peningkatan konsumsi pada rokok dan alkohol, tidak nafsu makan atau makan berlebihan, dan sebagainya. Pada respon kognitif meliputi ketidakmampuan mengambil keputusan, sulit berkonsentrasi, peka terhadap ancaman, dan sebagainya. Respon fisiologis berupa sulit tidur, sakit kepala, sulit buang air
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
besar, dan sebagainya (Handoyo, 2001 : 65-66). Respon psikologis seperti marah, cemas, frustrasi, dan sebagainya. Pada saat individu mengalami stres kerja maka salah satu respon psikologis yang muncul yaitu frustrasi (Spector, 1994 : 419). Frustrasi ialah suatu situasi pada individu saat tidak tercapainya tujuan karena ada rintangan yang menghalangi individu tersebut (Rukminto, 1994 : 165). Hal ini didukung oleh Mulyati (1999) yang menyatakan bahwa ada hubungan antara stres kerja dengan perilaku agresi pada anggota ABRI. Kekerasan dalam rumah tangga merupakan salah satu manifestasi dari agresi. Selain itu, juga ada penelitian dari berbagai peneliti (Utami, 2005:18 ; Salmah, 2004:63 ; Prastyowati, 2003:63) yang menjelaskan bahwa salah satu faktor penyebab timbulnya kekerasan dalam rumah tangga yaitu stres pekerjaan. Stres kerja pada prajurit TNI-AD dapat dipengaruhi oleh disiplin militer. Pada Bab 1 Pasal 1 Peraturan Disiplin Militer (2005 : 2-3) menyebutkan disiplin militer sebagai segala bentuk peraturan dan ketentuan-ketentuan mengenai ketaatan dan kepatuhan terhadap semua perintah kedinasan dari tiap-tiap atasan dengan seksama dan bertanggung jawab. Hal ini berarti prajurit TNI patuh dan taat dalam melaksanakan tugas dan kewajiban kedinasan maupun dalam kehidupan sehari-hari. Namun demikian, ada indikasi disiplin tersebut disalahgunakan oleh atasan sehingga terjadi penyimpangan disiplin militer. May. Siswono (2005 : 28) menjelaskan bahwa cukup banyak perwira
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
mengeluarkan kata-kata berupa ancaman dan dendam karena tidak terpenuhinya kebutuhan pribadi sehingga menghambat karir anggota-anggotanya. Heriyono (dalam Gema Infanteri 2005 : 18) juga menjelaskan bahwa terkadang perintah atasan sering berubah, tidak jelas dan berlebihan di luar jam dinas. Selanjutnya, terkadangpun terjadi pemaksaan kehendak dan tanpa memikirkan kepentingan bawahannya. Lebih lanjut lagi, kondisi fisik juga mempengaruhi stres kerja. Ada indikasi bahwa pekerjaan sebagai TNI-AD mempunyai resiko kematian yang tinggi. Selanjutnya, perintah komandan bersifat mutlak (prerogatif). Schultz & Schultz (2006:368) mengungkapkan bahwa pola kepemimpinan merupakan salah satu pembangkit stres. Pembangkit stres yang terakhir adalah ciri-ciri individu. Individu yang berada pada suatu lingkungan kerja harus dapat beradaptasi dan menginternalisasi nilai-nilai yang dianggap penting bagi organisasi tersebut. Jika individu tidak dapat beradaptasi maka dapat menimbulkan stres. Respon individu pada tuntutan lingkungan tergantung dari penilaian kognitif dan kemampuan individu dalam pemecahan masalah mengenai tuntutan tersebut. Individu akan mengalami distress jika merasa tidak memiliki kemampuan untuk menyelesaikan permasalahan yang dianggap penting baginya sehingga memandang permasalahan sebagai suatu ancaman. Sebaliknya, individu akan mengalami eustress jika merasa mampu untuk menyelesaikan permasalahan yang dianggap penting sehingga memandang permasalahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
sebagai suatu tantangan yang dapat memotivasi dirinya (Schultz & Schultz, 2006:358 ; Munandar, 2001:399-400). Individu yang mengalami stres akan muncul gejala-gejala seperti fisiologis, psikologis, kognitif dan perilaku. Ada indikasi bahwa ketidakberanian individu untuk mengungkapkan perasaan ini membuat perasaan menjadi tertekan terutama yang bersifat negatif sehingga dialihkan ke anggota keluarga yang mempunyai kedudukan lebih lemah dari dirinya (Sears, 2005:23-24). Salah satu bentuk pengalihan perasaannya tersebut ialah kekerasan dalam rumah tangga yang merupakan manifestasi dari agresi. Kekerasan juga dipengaruhi oleh karakteristik individu. Sejak masa anakanak ada yang diberi pelajaran mengenai perilaku yang boleh dan tidak boleh dilakukan dengan memberikan hukuman fisik. Hal ini menjadi proses belajar sosial pada masa anak-anak bahwa kekerasan merupakan hal yang wajar dilakukan. Proses belajar pada anak-anak tersebut berkembang menjadi karakter kepribadian individu. Pada penelitian ini, individu yang akan diteliti adalah prajurit TNI-AD. Prajurit TNI-AD termasuk individu yang jarang diteliti dalam penelitian sehingga penelitian ini akan menjadi menarik dan unik. Selain itu, pada satuan militer masih jarang membicarakan sisi psikologis suatu kehidupan di lingkungan tersebut. Individu tersebut yaitu prajurit pada tingkat Tamtama karena merupakan tingkat yang paling rendah dibandingkan bintara dan perwira. Prajurit yang diteliti adalah yang sudah menikah dengan usia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
pernikahan minimal 6 bulan dan bertempat tinggal di rumah dinas Yonif 400/Raider Semarang. Peneliti ingin membahas mengenai stres kerja yang dialami prajurit TNIAD dengan kekerasan dalam rumah tangga pada istrinya. Diharapkan dengan adanya penelitian ini akan menambah pemahaman dan kesadaran di lingkungan bahwa masalah ini merupakan tanggung jawab bersama baik di keluarga, masyarakat, pemuka agama, dan lain sebagainya.
A.
Rumusan Masalah Penelitian ini ingin meneliti “Apakah ada hubungan antara stres kerja pada prajurit TNI-AD di Yonif 400/Raider dan kekerasan dalam rumah tangga yang terdiri dari dimensi kekerasan fisik, kekerasan psikologis, kekerasan seksual dan kekerasan finansial.
B.
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara stres kerja pada prajurit TNI-AD di Yonif 400/Raider dan kekerasan dalam rumah tangga yang terdiri dari dimensi kekerasan fisik, kekerasan psikologis, kekerasan seksual dan kekerasan finansial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
C.
Manfaat Penelitian 1.
Manfaat Teoretis Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan khasanah ilmu psikologi khususnya psikologi klinis mengenai hubungan antara stres kerja pada prajurit TNI-AD di Yonif 400/Raider dan kekerasan dalam rumah tangga.
2.
Manfaat Praktis a. Manfaat untuk satuan militer Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi bagi satuan yang diteliti agar dapat menjadi bahan evaluasi mengenai hubungan antara stres kerja dan kekerasan dalam rumah tangga secara menyeluruh dan mendalam. b. Manfaat bagi Pimpinan-Pimpinan Militer Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pimpinan militer untuk menjadi bahan refleksi mengenai hubungan antara stres kerja dan kekerasan dalam rumah tangga. Selain itu, pimpinan juga dapat menggunakan penelitian ini sebagai dasar kebijakan dalam memberikan pengarahan kepada prajurit mengenai hubungan antara stres kerja dan kekerasan dalam rumah tangga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
c. Manfaat bagi Prajurit TNI-AD Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi prajuritprajurit TNI-AD sebagai bahan evaluasi diri mengenai hubungan antara stres kerja dan kekerasan dalam rumah tangga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II DASAR TEORI
A.
TNI-AD 1.
Pengertian TNI Berdasarkan UU RI No.34 tahun 2004 tentara adalah warga negara yang dipersiapkan dan dipersenjatai untuk tugas-tugas pertahanan negara guna menghadapi ancaman militer maupun ancaman bersenjata. Sedangkan TNI merupakan alat negara yang berperan sebagai alat pertahanan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tentara merupakan prajurit yang lulus dari pendidikan untuk membentuk prajurit siswa menjadi prajurit TNI. Pasal 29 pada UU RI No.34 Tahun 2004 ayat 1 mengatakan bahwa pendidikan untuk pengangkatan prajurit terdiri atas pendidikan perwira, bintara, dan tamtama. Pasal 32 pada UU RI No.34 Tahun 2004 menjelaskan bahwa Tamtama dibentuk dari pendidikan pertama tamtama yang berasal langsung dari masyarakat dengan lulusan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Pimpinan berhak untuk memberi perintah dan hukuman apabila melanggar disiplin militer yang telah ditetapkan. Hukuman disiplin diberikan apabila prajurit melakukan pelanggaran yang ringan,
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
sedangkan pelanggaran yang berat diserahkan bagian Mahkamah Militer Penyidik (peraturan disiplin prajurit TNI, 2005:2). Pada penelitian ini, peneliti mengambil subjek penelitian pada golongan tamtama. Alasannya adalah karena tamtama termasuk pangkat terendah yang mempunyai banyak pemimpin sehingga ruang lingkup geraknya menjadi terbatas.
1.
Peraturan Disiplin Militer pada TNI-AD Pada Bab 1 Pasal 1 (peraturan disiplin prajurit TNI, 2005:1), Peraturan Disiplin Prajurit Tentara Indonesia menyatakan bahwa Peraturan Disiplin Prajurit TNI yang selanjutnya disebut peraturan disiplin adalah segala bentuk peraturan dan ketentuan-ketentuan tentang ketaatan dan kepatuhan terhadap semua perintah kedinasan dari tiap-tiap atasan dengan seksama dan bertanggung jawab, yang berlaku bagi para prajurit TNI, baik dalam melaksanakan tugas dan kewajiban kedinasan maupun dalam kehidupan sehari-hari.
B.
Stres Kerja 1.
Pengertian Stres Kerja Gerrig & Zimbardo (2008:389) menjelaskan stres sebagai pola respon yang dibuat oleh individu berdasarkan stimulus yang merupakan peristiwa yang mengganggu keseimbangan atau melebihi kemampuan individu dalam mengatasinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
Stres yaitu respon adaptif dari karakter individu atau proses psikologis yang merupakan konsekuensi dari berbagai perilaku/situasi eksternal/tuntutan fisik, psikologis individu (Thomas & Wadsworth, 2005 : 130). Taylor (dalam Douglas, 2002 : 378) mendefinisikan stres sebagai emosi negatif dan proses fisiologis yang terjadi saat individu mencoba untuk menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan. Westen (1996 : 426) mendefinisikan stres sebagai kesempatan individu untuk menyanggupi beradaptasi pada tuntutan internal maupun eksternal sehingga akan terjaga secara fisiologis dan membebani secara emosional. Proses adaptasi tersebut akhirnya akan menimbulkan respon kognitif atau perilaku. Pada penelitian ini, stres yang diteliti adalah stres di tempat kerja. Stres kerja merupakan ancaman yang berasal dari tuntutan pekerjaan atau kurang terpenuhinya kebutuhan individu di tempat kerja (Diahsari, 2001 : 363). Jadi, dapat disimpulkan bahwa stres kerja adalah pola respon individu secara fisiologis, perilaku, kognitif dan psikologis saat beradaptasi pada tuntutan pekerjaan.
2.
Jenis – Jenis Stres Selye (dalam Landy & Conte, 2004 : 554) membedakan stres menjadi 2 bagian, yaitu eustress dan distress. Eustress merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
kekuatan yang positif dimana individu melihat situasi stres sebagai suatu tantangan sehingga memotivasi individu untuk bekerja keras dan dapat mencapai tujuannya. Distress yaitu melihat situasi stres sebagai suatu hal yang sangat berlebihan sehingga dapat mengurangi kapasitas kerja dan dapat mengalami berbagai penyakit yang berat (Thomas & Wadsworth, 2005 : 131).
3.
Respon – Respon Stres Stres di tempat kerja mempunyai ancaman yang serius bagi kesehatan individu di suatu organisasi. Spector (1996 : 283) menjelaskan bahwa ancaman tersebut disebabkan karena adanya tuntutan kerja sehingga menimbulkan berbagai respon stres seperti respon psikologis, respon fisik dan respon perilaku. Pendapat ini dilengkapi lagi oleh Wadsworth (2005 : 132)
yang menambahkan
respon kognitif pada respon-respon stres yang telah dijelaskan sebelumnya. Respon – respon stres, yaitu : a.
Respon Psikologis Thomas & Wadsworth (2005 : 133) menjelaskan respon stres tersebut seperti cemas dan depresi. Lebih lanjut lagi, Spector (1996 : 284) menambahkan respon stres seperti marah, frustrasi, tidak adanya kepuasan kerja dan kehidupan. Selain itu, Schultz & Schultz (1994 : 419) menyatakan respon psikologis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
pada stres yaitu kelelahan secara psikologis, dan rendahnya harga diri. b.
Respon Fisiologis Sagrestano (dalam Thomas & Wadsworth, 2005 : 132) berpendapat respon stres yang muncul yaitu meningkatnya tekanan darah dan meningkatnya aktivitas hormon. Spector (1996 : 283) menambahkan respon stres seperti sakit kepala, pusing, keringat dingin, gangguan tidur dan gangguan perut. Hawari (2006 : 41) juga menjelaskan respon stres seperti lambung terasa mual, mulas, kembung, pedih dan diare.
c.
Respon Perilaku Spector (1996 : 283) menjelaskan bahwa respon perilaku yang muncul pada individu adalah menggunakan zat-zat kimia yang dapat mengganggu kesehatan, merokok berlebihan dan kecelakaan. Thomas & Wadsworth (2005 : 133) menambahkan juga respon perilaku saat stres seperti kekerasan di tempat kerja, gangguan makan, adanya permasalahan dalam keluarga, minumminuman alkohol yang berlebihan.
d.
Respon Kognitif Respon kognitif yang mungkin muncul saat stres pada individu yaitu kurangnya konsentrasi dan perhatian, kurangnya short-term dan long-term memory, dan rusaknya rencana-rencana jangka panjang suatu organisasi (Thomas & Wadsworth, 2005 :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
133). Selain itu, individu juga sulit untuk membuat keputusan, terutama jika berada dalam tekanan (Landy & Conte, 2004 : 361). Jadi, ada 4 respon pada individu saat menghadapi tuntutan yang berasal dari lingkungan yaitu respon psikologis, fisiologis, perilaku dan kognitif. Respon psikologis seperti marah, kecewa, sedih, bingung, dan sebagainya. Respon fisiologis seperti keringat dingin, sakit kepala, gangguan tidur, gangguan perut, dan sebagainya. Respon perilaku seperti tidak ada nafsu makan atau
makan
berlebihan,
kesulitan
komunikasi,
menunda
pekerjaan, dan sebagainya. Respon yang terakhir yaitu respon kognitif seperti sulit berkonsentrasi, sulit membuat keputusan.
5.
Faktor-Faktor yang dapat Membangkitkan Stres Kerja Landy & Conte (2004 : 555) menjelaskan bahwa stressor merupakan suatu tuntutan fisik dan psikologis yang akan direspon oleh individu. Munandar (2001 : 380) juga menjelaskan pengertian stressor sebagai faktor-faktor pembangkit stres. Lebih lanjut lagi dijelaskan bahwa setiap aspek pekerjaan dapat menjadi pembangkit stres. Namun demikian, hanya individulah yang dapat menentukan sejauh mana situasi yang sedang dihadapi tersebut merupakan situasi stres atau tidak. Munandar (2001 : 380) memilah stressor menjadi beberapa bagian, yaitu :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
a.
Intrinsik dalam Pekerjaan Pada faktor ini, Munandar (2001 : 381) memilahnya lagi menjadi dua tuntutan, yaitu : 1).
Tuntutan Fisik Munandar dan Schultz & Schultz (1994 : 416) menjelaskan bahwa suatu kondisi kerja tertentu dapat menghasilkan prestasi kerja yang optimal.
Lebih lanjut
lagi, Menurut Munandar (2001 : 382), tuntutan fisik tersebut seperti lingkungan yang berdebu, kotor, tempat beristirahat yang kurang baik, toilet yang kurang memadai dapat dikatakan sebagai faktor yang tinggi pembangkit stres. 2).
Tuntutan Tugas Beban kerja berlebih dan terlalu sedikit dapat mempengaruhi stres kerja (Schultz & Schultz, 2006 : 366 ; Landy & Conte, 2004 : 556 ; Munandar, 2001 : 383). Lingkungan militer merupakan lingkungan dimana prajurit selalu siaga 24 jam. Kapten Inf Faisal A.Y (wawancara pribadi, 10 April 2008) menyatakan bahwa perintah dinas adalah segalanya sehingga bawahan harus selalu loyal dan siaga diperintahkan oleh atasan kapan pun juga. Hal ini dapat membuat pihak bawahan menjadi stres karena sehingga menjadi tidak tenang untuk melakukan aktivitas apapun sekalipun itu tidur (wawancara pribadi, 8 April 2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
Pembangkit stres pada tuntutan tugas lainnya ialah paparan terhadap resiko dan bahaya. Resiko dan bahaya ini tergantung pada profesi yang dimiliki individu. Munandar (2001 : 389-390) menjelaskan bahwa profesi yang memiliki resiko dan bahaya, salah satunya adalah tentara. Makin besar kesadaran akan bahaya dan akibat dari pembuatan kesalahan maka makin besar depresi dan kecemasan. Anggota TNI mempunyai resiko kematian yang tinggi saat melakukan tugas operasi. b.
Peran dalam Organisasi 1).
Konflik Peran (Role Conflict) Konflik peran terjadi ketika prosedur yang ditetapkan tersebut sulit, tidak dapat diterima atau tidak mungkin untuk disetujui dengan prosedur lain yang sudah ditetapkan (Ivancevich & Matteson ; Sagrestano dalam Thomas & Wadsworth, 2005 : 136). Selanjutnya, Schultz & Schultz (1994 : 415) mendefinisikan konflik peran muncul saat ada perbedaan antara kebutuhan kerja atau antara tuntutan kerja dengan nilai dan harapan individu. Munandar (2001 : 390) menjelaskan bahwa ada beberapa hal yang mempengaruhi individu sehingga mengalami konflik peran, yaitu : a).
Pertentangan antara tugas-tugas yang harus individu lakukan dengan tanggung jawab yang dimiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
b).
Tugas-tugas
yang
harus
dilakukan,
menurut
pandangan individu bukan merupakan bagian dari pekerjaannya. c).
Tuntutan-tuntutan yang bertentangan dari atasan, rekan, bawahan atau orang lain yang dinilai penting bagi individu.
d).
Pertentangan dengan nilai-nilai dan keyakinan pribadi sewaktu melakukan tugas pekerjaannya.
2).
Peran yang Ambigu Thomas & Wadsworth (2005 : 136) berpendapat ketaksaan peran ada saat individu tidak memberikan informasi yang cukup atau menjelaskan kepentingan perannya, pekerjaan yang obyektif dan kemampuan untuk mengerti mengenai tanggung jawab dari pekerjaannya. Munandar (2001 : 392) menjelaskan faktor-faktor yang dapat menimbulkan ketaksaan peran, yaitu, ketidakjelasan dari tujuan-tujuan kerja, kesamaran tentang tanggung jawab, ketidakjelasan tentang prosedur kerja, kesamaran tentang apa yang diharapkan oleh orang lain, kurang adanya timbal balik kerja
c.
Hubungan dalam Pekerjaan Argyris & Cooper (dalam Munandar, 2001 : 395) mengungkapkan bahwa hubungan yang baik antar anggota dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
satu kelompok kerja merupakan faktor utama dalam kesehatan individu
dan
organisasi.
Selain
itu,
adanya
ketegangan
psikologikal dalam bentuk kepuasan kerja yang rendah, penurunan kondisi kesehatan dan rasa diancam oleh atasan dan rekan kerjanya (Kahn dalam Munandar, 2001 : 395). Mayor Siswono (2005 : 28) mengungkapkan bahwa cukup banyak perwira yang sering mengeluarkan kata-kata ancaman serta dendam karena tidak terpenuhinya kebutuhan pribadi. Hal tersebut pada akhirnya dapat menghambat karir anggotanya. d.
Struktur dan Iklim Organisasi Struktur dan iklim organisasi ini tergantung dari cara individu mempersepsikan kebudayaan, iklim dan kebiasaan organisasi. Perilaku kepemimpinan yang kurang merupakan salah satu faktor pembangkit stres. Pola kepemimpinan dimana seorang pemimpin tidak menerima bawahan untuk mengambil bagian dalam membuat keputusan (Schultz & Schultz, 2006 : 368). Peraturan Disiplin Militer juga menyebutkan bahwa prajurit TNI harus menghormati dan patuh kepada atasannya. Perintah dinas adalah segalanya (wawancara pribadi, 10 April 2008). Pola kepemimpinan
militer
adalah
pola
kepemimpinan
yang
cenderung otoriter (wawancara pribadi, 10 April 2008). Kapten Inf Faisal AY menjelaskan bahwa perintah atasan merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
segala-galanya dan mutlak.
Heriyono (dalam Gema Infanteri
2005 : 18) juga menambahkan bahwa perintah atasan seringkali berubah-ubah dan tidak jelas, adanya perintah yang berlebihan di luar jam dinas, pemaksaan kehendak dan tanpa memikirkan kepentingan bawahannya. e.
Tuntutan dari Luar Organisasi/Pekerjaan Munandar (2001 : 397) menjelaskan tuntutan di luar organisasi melingkupi segala unsur kehidupan seseorang yang berkaitan dengan kejadian dalam kehidupan dan kerja pada suatu organisasi sehingga dapat memberikan tekanan pada individu. Permasalahan tersebut seperti isu tentang keluarga, krisis kehidupan, keuangan, dan sebagainya. Lebih lanjut lagi dijelaskan bahwa stres dalam pekerjaan mempunyai dampak yang negatif pada kehidupan keluarga dan pribadi.
f.
Ciri-Ciri Individu 1).
Nilai dan Kebutuhan Pada setiap organisasi memiliki kebudayaan yang berarti adanya keyakinan, nilai dan norma yang mendukung organisasi dalam menghadapi permasalahan. Individu belajar beradaptasi dan menginternalisasi nilai yang dianggap penting. Jika individu tidak dapat beradaptasi maka akan terjadi pertentangan nilai sehingga ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
pertentangan kebutuhan dan mengalami stres (Munandar, 2001 : 401). 2).
Kecakapan Individu yang sedang mengalami masalah dan merasa tidak mampu memecahkan masalah tersebut, padahal masalah tersebut dianggap penting baginya akan merasa terancam dan mengalami stres. Di sisi lain, individu yang merasa mampu menghadapi permasalahannya akan merasa tertantang dan motivasi meningkat. Individu tersebut mengalami eustress. Kecakapan tersebut dapat juga diistilahkan dengan kata lain, yaitu cognitive appraisal, artinya bagaimana interpretasi kognitif dan penilaian individu terhadap stressor. Penilaian kognitif ini merupakan pusat untuk mendefinisikan situasi seperti seberapa besar ancamannya dan dapat mengatasi ancaman atau tidak. Selain itu juga untuk mengukur diri apakah memiliki kemampuan untuk mengatasi ancaman tersebut (Gerrig&Zimbardo, 2008 : 397).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa stres merupakan respon adaptif individu terhadap tuntutan eksternal baik fisik maupun psikologis dari lingkungannya. Stres kerja berarti tuntutan atau ancaman yang berasal dari tempat kerja. Tuntutan tersebut seperti faktor intrinsik dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
pekerjaan, resiko dan bahaya pekerjaan, pengembangan karir, hubungan dalam pekerjaan, struktur dan iklim organisasi, tuntutan dari luar organisasi, dan ciri-ciri individu. Respon tersebut dipengaruhi oleh penilaian kognitif individu. Individu yang melihat tuntutan tersebut sebagai suatu tantangan sehingga lebih termotivasi akan mengalami eustress. Sedangkan individu yang melihat tuntutan sebagai suatu ancaman maka akan mengalami distress. Respon stres individu terhadap lingkungannya terdiri dari 4 aspek. Pertama, respon psikologis seperti cemas, depresi, kelelahan, dan sebagainya. Kedua, respon fisiologis seperti keringat dingin, jantung berdebar, gangguan perut dan sebagainya. Ketiga, respon perilaku dimana individu akan merokok berlebihan, terjadi kekerasan di tempat kerja, dan sebagainya. Aspek yang terakhir yaitu respon kognitif, konsentrasi dan perhatian yang menurun pada individu, sulit membuat keputusan, dan sebagainya.
C.
Agresi yang Dialihkan (Displacement Agression) Baron&Byrne (2005 : 144) mengungkapkan bahwa frustrasi merupakan salah satu faktor yang secara potensial menyebabkan agresi. Frustrasi terkadang menghasilkan agresi karena adanya hubungan yang mendasar antara afek negatif (perasaan yang tidak menyenangkan) dengan perilaku agresif. Hal ini didukung dengan pernyataan Berkowitz (dalam Krahe, 2005 : 57-58) bahwa afek negatif dalam bentuk amarah merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
mediator penting antara frustrasi dan agresi. Frustrasi merupakan salah satu kejadian aversif yang dapat menimbulkan afek negatif dalam bentuk marah. Kejadian
aversif
tersebut
seperti
ketakutan,
kesakitan
fisik,
atau
ketidaknyamanan secara psikologis. Lebih lanjut lagi, Sears (2005 : 23-24) mengatakan bahwa ada perasaan agresi yang tidak dapat diekspresikan terhadap penyebab marah disebut sebagai agresi yang dialihkan. Agresi yang dialihkan akan mengekspresikan agresi terhadap sasaran pengganti. Terkadang orang merasa kesal atau marah terhadap orang lain tetapi tidak dapat membalasnya. Hal tersebut disebabkan karena orang yang menyebabkan marah itu terlalu kuat, terhambat melakukannya atau terlalu cemas mengenai akibat ke depannya. Inilah yang membuat seseorang ingin mengalihkan perasaan agresinya dengan cara yang lain. Sears (2005 : 24) menjelaskan bahwa pada umumnya agresi yang dialihkan diarahkan pada sasaran yang dipersepsi lebih lemah atau kurang kuat. Pernyataan ini di dukung oleh Krahe (2005 : 56) yang menyatakan bahwa orang yang takut akan hukuman akan mengalihkan agresinya ke orang yang lebih lemah darinya. Selanjutnya, Murpraptomo (1992 : 7) menjelaskan bahwa kekerasan terhadap wanita ialah manifestasi dari agresi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
C.
Kekerasan dalam Rumah Tangga 1.
Pengertian Kekerasan Dalam Rumah Tangga Berdasarkan UU No.34 Tahun 2004 (http://www.kowani.or.id/ main/index.asp?lang=id&p=101&f=apr012005001), kekerasan dalam rumah tangga yang biasa disingkat menjadi KDRT ialah : Setiap perbuatan terhadap perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga.
Kyriacou, dkk (dalam Luhulima, 2000) menjelaskan bahwa kekerasan dalam rumah tangga adalah pola perilaku yang bersifat menyerang sehingga
menciptakan ancaman atau melukai yang
dilakukan oleh pasangannya. Kekerasan ini terjadi pada area domestik dalam bentuk intimate violence atau private violence. Yuarsi (dalam Tursilarini, 2004 : 63) menyatakan intimate violence ini terjadi antara suami-istri yang berupa perbuatan kekerasan secara seksual pada istri oleh suami. Selanjutnya, Poerwandari (dalam Luhulima, 2000 : 13) menyatakan bahwa pelaku dan korban memiliki hubungan keluarga atau kedekatan seperti istri, pacar atau anak. Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kekerasan dalam rumah tangga adalah kekerasan dalam arena domestik dengan konteks rumah tangga yaitu oleh suami terhadap istri. Kekerasan ini berupa perbuatan untuk menyakiti atau melukai pasangannya dalam bentuk apa pun. Peneliti membatasi kekerasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
dalam rumah tangga ini khususnya pada istri. Tamtiari (2005 : 14) menjelaskan berdasar pada hasil penelitian dan kasus yang banyak terjadi, bahwa fenomena kekerasan yang dilakukan suami terhadap istri terbukti paling banyak terjadi.
2.
Dimensi Kekerasan dalam Rumah Tangga Poerwandari (dalam Luhulima, 2000 : 11) menyatakan ada 4 dimensi dari kekerasan dalam rumah tangga. Dimensi-dimensi tersebut yaitu : a.
Kekerasan Fisik Adib & Muttaqin (2005 : 12) menjelaskan bahwa kekerasan fisik merupakan setiap tindakan yang dapat menyebabkan rasa sakit, luka, cedera pada tubuh, dan menyebabkan kematian baik yang dilakukan dengan menggunakan alat atau tanpa alat. Bentuk-bentuk tersebut antara lain seperti menampar, memukul (dengan tangan ataupun benda), menarik rambut, menyundut dengan rokok, mengabaikan kesehatan istri, melukai dengan senjata, dan lain-lain (Hayati, dkk, 1999 : 1). Purnianti & Kolibonso (2003 : 32) menambahkan bentuk-bentuk kekerasan antara lain penganiayaan, pengurungan (dikurung di dalam rumah) dan memberikan pekerjaan yang berlebihan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
b.
Kekerasan Psikologis Kekerasan psikologis adalah segala perbuatan atau ucapan yang dapat mengakibatkan ketakutan atau hilangnya kepercayaan diri, hilangnya kemampuan untuk bertindak serta perasaan tidak berdaya pada korban (Adib & Muttaqin,2005 : 12-13). Kekerasan psikologis ini tidak menimbulkan bekas seperti kekerasan fisik namun demikian dapat meruntuhkan harga diri bahkan menimbulkan dendam di hati istri kepada suami. Kekerasan ini bahkan lebih sulit di atasi daripada kekerasan fisik (Djannah, dkk, 2003 : 34-35). Bentuk-bentuk kekerasan psikologis tersebut menurut Poerwandari (dalam Luhulima, 2000 : 11) seperti berteriakteriak, menghina, menguntit, mengancam (misalnya dicerai, dipukul,
dibunuh),
merendahkan,
pengabaian,
tuduhan,
penolakan, membentak, menyumpah, mengatur, memata-matai, dan tindakan-tindakan yang menyebabkan rasa takut. Selain itu, perbuatan, pembatasan, pemutusan hubungan dengan masyarakat maupun dengan keluarga, melarang istri bekerja, sering meninggalkan rumah tanpa alasan dan teror merupakan bentukbentuk kekerasan psikologis yang lain (Purnianti & Kalibonso, 2003 : 33). Hayati (1999 : 1) menambahkan bentuk-bentuk tersebut seperti melarang istri untuk ikut terlibat kegiatan sosial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
kemasyarakatan dan memisahkan istri dengan anak-anak bila tidak menuruti keinginan suami. c.
Kekerasan Seksual Budi Sampurna (dalam Luhulima, 2000 : 56) mengatakan bahwa kekerasan seksual ini adalah segala sesuatu yang bersifat penyerangan terhadap perempuan dalam konteks seksual. Kekerasan ini berupa ajakan ke arah seksual seperti gurauan, melecehkan atau merendahkan yang mengarah kepada seksual, menyentuh, meraba, mencium, memaksa berhubungan seksual saat istri sedang tidak menginginkannya (mungkin karena sedang haid atau sakit). Hayati (1999 : 2) menambahkan bentuk kekerasan antara lain tidak memenuhi kebutuhan seksual istri, memaksa istri melakukan hubungan seksual dengan cara yang tidak disukai istri, menggugurkan kandungan istri, dan memaksa istri melakukan hubungan seksual dengan orang lain.
d.
Kekerasan Finansial Poerwandari (dalam Luhulima, 2000 : 12) menyebutkan bentuk-bentuk kekerasan finansial seperti mengambil uang, menahan
atau
tidak
memberikan
kebutuhan
finansial,
mengendalikan dan mengawasi pengeluaran uang sampai sekecilkecilnya, serta menghambat karir pasangannya. Semua hal tersebut dimaksudkan untuk dapat mengendalikan tindakan korban.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
Jadi, ada 4 dimensi kekerasan dalam rumah tangga. Pertama, kekerasan fisik yaitu kekerasan yang menyebabkan rasa sakit atau luka pada tubuh istri. Kekerasan tersebut seperti menampar, menarik rambut, memukul, dan sebagainya. Kedua, kekerasan psikologis ialah segala ucapan yang menyebabkan rasa takut, kehilangan kepercayaan diri atau tidak berdaya pada istri. Misalnya berteriak, mengatur, menguntit, mengancam, dan sebagainya. Ketiga, kekerasan seksual yang menyerang atau menyakiti dalam konteks seksual. Misalnya, meraba, menyentuh atau melakukan tindakan yang bersifat memaksa karena istri tidak menginginkannya. Kekerasan yang terakhir yaitu kekerasan finansial
yang
menyakiti
istri
dalam
konteks
finansial.
Contohnya adalah menahan, mengawasi atau mengendalikan pengeluaran uang, menghambat karir istri, dan sebagainya.
3.
Faktor yang Mempengaruhi Kekerasan Dalam Rumah Tangga Djannah, dkk (2003 : 21) mengungkapkan bahwa ada beberapa hal yang dapat menjelaskan mengapa tindakan kekerasan terjadi. Faktor-faktor tersebut ialah : a.
Faktor Internal Faktor internal ini berasal dari dalam diri individu. Purnianti & Kolibonso (2003 : 3-4) mengemukakan bahwa keluarga adalah tempat dimana kekerasan fisik pertama kali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
dirasakan dan keluarga adalah tempat pembenaran normatif kekerasan terjadi pada masa kanak-kanak. Hukuman (kekerasan fisik) tersebut digunakan untuk mengajarkan jenis-jenis perilaku apa saja yang boleh dan tidak diperbolehkan, di sisi lain juga sebagai proses belajar sosial pada anak yang membenarkan penggunaan kekerasan. Proses belajar tersebut awalnya ialah mengasosiasikan cinta dengan kekerasan pada masa kanak-kanak. Orang tua ialah orang terdekat yang dapat memukul anaknya untuk melatih mana yang baik dan yang buruk. Pada tahap ini, anak belajar bahwa orang terdekat menjadi wajar jika memukulnya (melakukan kekerasan). Selain itu juga memberi pengajaran dan budaya untuk membenarkan tindakan kekerasan. Purnianti & Kolibonso (2003 : 4) memberikan contoh, orang tua sering menahan diri untuk melakukan pemukulan hingga orang tua tidak dapat menahan kemarahan atau rasa frustrasi atas tindakan anaknya. Pada situasi ini, anak mempelajari bahwa kemarahan dan rasa frustrasi yang mendalam dapat membenarkan untuk melakukan tindakan kekerasan. Pendapat ini dilengkapi oleh Poerwandari (dalam Luhulima, 2000 : 14) yang mengungkapkan bahwa individu yang sedang tertekan karena menghadapi suatu konflik atau masalah, merespon perasaan tertekannya dengan melakukan kekerasan pada orang-orang disekitarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
Hayati, dkk (2000 : 5) juga menambahkan bahwa perilaku meniru mempengaruhi individu dalam melakukan tindak kekerasan. Seorang anak yang hidup dengan orang tua yang senang
memukul
sebagai
cara
berkomunikasi
untuk
menyelesaikan masalah maka akan meniru perilaku orang tuanya dan diterapkan pada pasangannya. Tindak kekerasan sebagai hasil belajar sosial tersebut akan terinternalisasi ke hubungan sosial lain terutama dalam hubungan yang dekat seperti suami dan istri. Perilaku meniru ini juga bisa diperoleh melalui media lain, misalnya lingkungan masyarakat, televisi atau yang lain. Selain itu, tanpa mendapatkan kekerasan pada masa kanak-kanak dapat juga dengan mengamati kekerasan yang terjadi pada orang tuanya. Semakin sering anak mendapatkan hukuman fisik maka semakin tinggi juga kemungkinan pemukulan terhadap pasangan (Straus dalam Purnianti & Kolibonso, 2003 : 4). Pernyataan-pernyataan di atas di dukung juga oleh pendapat Langley, dkk (dalam Salmah, 2004 : 87 ; Djannah dkk : 2003 : 20) yang mengemukakan bahwa kondisi psikis sebagai faktor internal pada individu dalam melakukan tindak kekerasan. Kondisi psikis tersebut seperti sakit mental, pecandu alkohol dan obat bius, penerimaan masyarakat terhadap kekerasan, kurangnya komunikasi, penyelewengan seks, citra diri yang rendah, frustrasi, perubahan situasi dan kondisi, dan kekerasan sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
sumber daya untuk menyelesaikan masalah kebiasaan turunan dari keluarga atau orang tua. Utami (2002 : 18) mendukung pernyataan tersebut dengan mengungkapkan bahwa suami melakukan kekerasan terhadap istri karena frustrasi atau stres pekerjaan. b. Faktor Eksternal Faktor eksternal ini berasal dari luar diri individu. Faktor ini terdiri dari dua hal, yaitu : 1).
Persepsi tentang kekerasan pada masyarakat Kekerasan dalam rumah tangga dianggap tabu yang harus
ditutup
agar
tidak
diketahui
oleh
lingkungan
masyarakat karena merupakan permasalahan intern. Tamtiari (2005 : 11) menjelaskan juga bahwa struktur sosial budaya menjunjung tinggi kehormatan suatu rumah tangga sehingga apabila terjadi kekerasan akan disembunyikan. Ia pun menambahkan bahwa perempuan mempunyai tugas untuk menjaga
keharmonisan
rumah
tangganya
sehingga
perempuan cenderung untuk menutupi tindak kekerasan yang dialaminya. 2).
Struktur Sosial dalam Masyarakat (Budaya Patriarki) Menurut Darwin (dalam Tamtiari, 2005 : 9), dilihat secara keseluruhan masyarakat Indonesia adalah masyarakat patriarkis. Budaya patriarki yaitu budaya pada masyarakat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
yang meletakkan laki-laki sebagai makhluk yang istimewa, memiliki nilai yang lebih unggul, diutamakan. Sedangkan perempuan sebagai makhluk yang memiliki kekurangan, lemah, dinomorduakan dan berperan di belakang (Hayati, dkk, 1999 : 5). Budaya patriarki tersebut sudah disosialisasikan dalam lingkup keluarga sejak masa kanak-kanak. Poerwandari (dalam Luhulima, 2000 : 16-17) berpendapat bahwa sejak usia dini, laki-laki telah disosialisasikan untuk menyukai kekerasan. Hal tersebut dilakukan melalui bentuk permainan yang keras, olah raga yang keras, program televisi yang menyajikan kekerasan sebagai cara untuk mendapatkan apa yang diinginkan dan menyelesaikan masalah. Andari (2005 : 33) menjelaskan bahwa struktur sosial budaya mengkonstruksikan perempuan untuk menjadi istri yang menyenangkan hati suami dan menjaga keutuhan keluarga sehingga istri dapat dikatakan harus bertanggung jawab untuk menjaga keharmonisan keluarganya. Selain itu, istri akan menggantungkan kehidupan ekonominya kepada suaminya. Gelles & Moors (dalam Djannah, dkk, 2003 : 3) menyatakan bahwa salah satu faktor penyebab kekerasan dalam rumah tangga adalah ketergantungannya ekonomi istri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
pada suami sehingga istri mungkin akan direndahkan oleh suaminya. Budaya patriarki yang telah di pupuk sejak dini ini akhirnya
terinternalisasi
pada
individu
masing-masing
sehingga dikembangkan menjadi karakteristik kepribadian dan pola adaptasi tertentu pada hidupnya (Poerwandari dalam Luhulima, 2000 : 16). Laki-laki yang lebih diutamakan tersebut merasa diri mampu dan mengendalikan anak sehingga istri dan anak harus tunduk pada dirinya (Poerwandari, 2000 : 16). Tamtiari (2005 : 15-16) menambahkan bahwa pernikahan mencerminkan kepemilikan istri menjadi milik suami (men’s property), sehingga suami dianggap pantas jika melakukan kekerasan dengan alasan mendidik istrinya. Didikan tersebut sebagai wujud rasa sayang dan perhatian suami terhadap istrinya. Pernyataan tersebut juga di dukung Suparno (dalam Tamtiari, 2005 : 16) yang mengemukakan bahwa suami dianggap sah dan berhak memperlakukan istri sekehendak hatinya. Jadi, kekerasan dalam rumah tangga adalah perbuatan yang dilakukan oleh suami untuk melukai atau menyakiti istrinya. Perbuatan menyakiti istri dalam berbagai bentuk yaitu secara fisik seperti menampar, menjambak rambut, memukul, dan sebagainya. Selain itu juga secara psikologis seperti berteriak, mengancam, mengatur, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
sebagainya. Selanjutnya secara seksual seperti meraba, menyentuh, atau melakukan tindakan yang bersifat memaksa. Bentuk yang terakhir adalah secara finansial seperti menghambat karir istri, menahan dan mengawasi pengeluaran uang. Ada 2 faktor yang dapat mempengaruhi kekerasan dalam rumah tangga yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari diri individu seperti kondisi psikis (misalnya penerimaan masyarakat terhadap kekerasan, frustrasi, kurangnya komunikasi, dan sebagainya) dan proses belajar pada masa kanak-kanak. Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri individu seperti persepsi tentang kekerasan pada masyarakat dan budaya patriarki.
C.
Hubungan antara Stres Kerja dan Kekerasan dalam Rumah Tangga Lingkungan militer mempunyai disiplin militer yang tinggi. Namun demikian, disiplin tersebut terkadang disalahgunakan oleh atasan sehingga terjadi penyimpangan disiplin militer. Pada karya militer yang dibuat May. Siswono (2005 : 28) mengatakan bahwa ada penyimpangan disiplin militer yang dilakukan atasan kepada bawahannya. Penyimpangan yang dilakukan oleh atasan seperti memerintahkan prajurit untuk kepentingan pribadi, di luar jam dinas. Cukup banyak perwira yang mengeluarkan kata-kata ancaman serta dendam karena tidak terpenuhinya kebutuhan pribadi. Hal tersebut pada akhirnya dapat menghambat karir anggota-anggotanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
Perasaan diancam baik oleh atasan maupun oleh rekan kerjanya tersebut juga dapat mempengaruhi kesehatan individu dan organisasi sehingga memunculkan stres kerja (Kahn dalam Munandar, 2001 : 395). Lebih lanjut lagi, Heriyono (dalam Gema Infanteri 2005 : 18) mengungkapkan bahwa perintah atasan seringkali berubah-ubah dan tidak jelas, ada perintah yang berlebihan di luar jam dinas, pemaksaan kehendak dan tidak memikirkan kepentingan bawahannya. Kapt. Inf. Faisal A.Y menjelaskan bahwa golongan tamtama merupakan golongan pelaksana yang melaksanakan perintah atasan sehingga tidak ada job desk yang jelas (wawancara pribadi, 3 April 2008). Hal ini membuat prajurit TNI mengalami role ambiguity. Selanjutnya, kondisi fisik juga mempengaruhi stres kerja. Pekerjaan sebagai TNI-AD mempunyai resiko kematian yang tinggi. Mayjen. TNI Agus Soeyitno (dalam Gema Diponegoro, 2007 : 52) menyatakan bahwa tentara bersumpah sebelum dilantik untuk setia mengabdi kepada negara apapun resikonya. Tentara bertugas untuk menjaga keamanan negara sehingga sering dikirim untuk operasi militer pada wilayah-wilayah yang membutuhkan keamanan. Ruang gerak bawahan menjadi terbatas karena adanya penyimpangan disiplin militer yang dilakukan oleh atasan. Hal tersebut dapat memunculkan frustrasi karena ada keinginan yang tidak terpenuhi pada individu dalam menjalankan kehidupannya sehari-hari. Waktu yang ada lebih banyak dihabiskan untuk memenuhi perintah atasan yang berlebihan di luar jam dinas (Heriyono dalam Gema Infanteri 2005 : 18).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
Kapt. Inf Faisal A.Y mengungkapkan bahwa pola kepemimpinan pada militer cenderung otoriter (wawancara pribadi, 10 April 2008). Bagi pimpinan, perintah adalah segala-galanya dan bersifat mutlak, bawahan juga jarang ikut ambil bagian dalam membuat keputusan. Schultz & Schultz (2006 : 368) menyatakan bahwa pola kepemimpinan merupakan salah satu pembangkit stres. Pembangkit stres yang terakhir adalah ciri-ciri individu. Individu yang berada pada suatu lingkungan kerja harus dapat beradaptasi dan menginternalisasi nilai-nilai yang dianggap penting bagi organisasi tersebut. Jika individu tidak dapat beradaptasi maka dapat menimbulkan stres. Respon
individu
pada
tuntutan-tuntutan
yang
diberikan
oleh
lingkungan berbeda-beda. Respon tersebut tergantung dari penilaian kognitif dan kemampuan individu dalam memecahkan permasalahan mengenai tuntutan tersebut. Individu akan mengalami distress jika merasa tidak memiliki
kemampuan
untuk
menyelesaikan
permasalahan,
padahal
permasalahan tersebut dianggap penting bagi dirinya. Individu akan memandang permasalahan sebagai suatu ancaman bagi dirinya. Sebaliknya, individu akan mengalami eustress jika merasa mampu untuk menyelesaikan permasalahan yang dianggap penting bagi dirinya. Individu akan memandang permasalahan sebagai suatu tantangan sehingga dapat memotivasi dirinya (Munandar, 2001 : 399-400 ; Schultz & Schultz, 2006 : 358).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
Individu yang mengalami stres kemudian muncul gejala-gejala seperti fisiologis, psikologis, kognitif dan perilaku. Gejala fisiologis yang dialami prajurit TNI seperti keringat dingin dan gangguan perut saat dipanggil untuk menghadap atasan. Selain itu juga merasa ada gangguan tidur karena terbayang-bayang dengan tugas yang sedang diberikan dan bayangan mengenai atasannya. Sedangkan gejala psikologis seperti kesal, kecewa dan bosan karena atasan terkadang tidak puas dengan hasil dari tugas yang diberikan (wawancara pribadi, 10 April 2008). Pada gejala kognitif, prajurit TNI merasa sulit berkonsentrasi dalam bekerja, berkurangnya nafsu makan sehingga berat badan menurun (wawancara pribadi, 10 April 2008). Selanjutnya, ketidakberanian prajurit mengutarakan perasaan ini dapat membuat perasaannya tertekan terutama yang bersifat negatif sehingga dialihkan ke anggota keluarga yang mempunyai kedudukan lebih lemah dari dirinya. Salah satu pengalihan perasaannya tersebut ialah kekerasan dalam rumah tangga. Menurut Darwin (dalam Tamtiari, 2005 : 9) struktur sosial budaya yang sudah tersebar luas di lingkungan masyarakat yaitu budaya patriarki. Budaya
ini
mempengaruhi
seseorang
melakukan
kekerasan
yang
menerapkan bahwa laki-laki mempunyai posisi yang lebih tinggi daripada perempuan. Pengertian ini menganggap bahwa perempuan merupakan hak milik laki-laki dan laki-laki mempunyai hak untuk mendidik pasangannya. Didikan tersebut juga dapat dilakukan dengan cara kekerasan yang diartikan sebagai rasa sayang dan cinta kepada pasangannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
Kekerasan juga dipengaruhi oleh karakteristik individu. Keluarga merupakan tempat awal yang mengenalkan bahwa kekerasan merupakan hal yang wajar (Purnianti & Kolibonso, 2003 : 3-4). Sejak individu masih anakanak ada yang diberi pelajaran mengenai perilaku yang boleh dan tidak boleh dilakukan dengan memberikan hukuman fisik. Hal ini menjadi proses belajar sosial pada masa anak-anak bahwa kekerasan merupakan hal yang wajar dilakukan. Selain itu, perilaku meniru juga mempengaruhi tindak kekerasan (Hayati, dkk, 2000 : 5). Orang tua ada yang melakukan kekerasan sebagai cara untuk menyelesaikan masalah. Hal ini akan ditiru oleh anakanak dan diterapkan pada pasangannya. Proses belajar pada anak-anak tersebut berkembang menjadi karakter kepribadian individu. Selain itu, kondisi psikis individu juga dapat mempengaruhi seseorang melakukan kekerasan. Langley, dkk (dalam Salmah, 2004 : 87 ; Djannah dkk : 2003 : 20) menyebutkan kondisi psikis tersebut seperti sakit mental, pecandu alkohol dan obat bius, penerimaan masyarakat terhadap kekerasan, kurangnya komunikasi, penyelewengan seks, citra diri yang rendah, frustrasi, perubahan situasi dan kondisi, dan kekerasan sebagai sumber daya untuk menyelesaikan masalah kebiasaan turunan dari keluarga atau orang tua. Berikut ini dijabarkan bagan hubungan antara stres kerja dan kekerasan dalam rumah tangga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
Gambar 1 Hubungan Stres Kerja dan Kekerasan dalam Rumah Tangga
Pembangkit Stres : 1. Penyimpangan disiplin militer oleh atasan 4. Konflik Peran 2. Beban kerja berlebih 5. Ciri-Ciri Individu 3. Resiko kematian yang tinggi 6. Struktur organisasi yang kaku
Faktor Eksternal : 1. Persepsi masyarakat mengenai kekerasan 2. Budaya Patriarki 3. Perilaku Meniru
Faktor Internal : 1. Perilaku Meniru 2. Pengalaman kekerasan pada masa kanak-kanak 3. Kondisi Psikis
Penilaian Kognitif
Merasa lebih tidak mampu mengatasi, memandang sebagai ancaman
1. 2. 3. 4.
Distress : Reaksi Psikologis Reaksi Fisiologis Reaksi Perilaku Reaksi Kognitif
Displacement Aggresion
Kekerasan dalam Rumah Tangga : Fisik, Psikologis, Ekonomi, Seksual
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
D.
Hipotesis Hipotesis pada penelitian ini yaitu : 1.
Ada hubungan antara stres kerja pada kekerasan fisik pada anggota di Yonif 400/Raider.
2.
Ada hubungan antara stres kerja pada kekerasan psikologis pada anggota di Yonif 400/Raider
3.
Ada hubungan antara stres kerja pada kekerasan seksual pada anggota di Yonif 400/Raider
4.
Ada hubungan antara stres kerja pada kekerasan finansial pada anggota di Yonif 400/Raider
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian Jenis penelitian ini ialah penelitian kuantitatif. Penelitian korelasional ini bertujuan melihat hubungan antara stres kerja dengan kekerasan dalam rumah tangga.Penelitian korelasional yaitu penelitian yang berusaha untuk memastikan bagaimana dua atau lebih variabel saling berhubungan satu dengan yang lainnya (Clark, 2004 : 287 ; Elmes et al, 1995 : 172).
B.
Identifikasi Variabel Penelitian Pada penelitian diteliti hubungan antara dua variabel, yaitu :
C.
1.
Variabel Bebas
: Stres Kerja
2.
Variabel Tergantung
: Kekerasan dalam Rumah Tangga
Definisi Operasional 1.
Stres Kerja Stres kerja yaitu respon fisiologis, psikologis, perilaku, dan kognitif individu terhadap situasi yang disebabkan oleh stressor yang muncul pada pekerjaan yang sedang dijalaninya. Respon stres kerja diukur menggunakan skala stres kerja dengan metode skala Likert. Skala tersebut merupakan skala psikologis sehingga mengukur respon stres kerja melalui jawaban yang diberikan subjek pada kuisioner.
41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
Penelitian ini tidak menggunakan alat yang lain untuk mengukur stres kerja karena keterbatasan peneliti pada waktu, tenaga dan dana. Stres kerja yang tinggi akan ditunjukkan melalui perolehan hasil skor total dari skala yang telah dibuat. Semakin tinggi hasil skor total yang diperoleh dari skala tersebut, maka semakin tinggi stres kerja yang dimiliki individu. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah hasil skor total yang diperoleh berdasarkan skala, maka semakin rendah stres kerja yang dimiliki oleh individu tersebut. Skala stres kerja dibatasi dengan aspek-aspek yang dimiliki. Aspek-aspek tersebut berupa respon yang diberikan individu, yaitu: a.
Respon Psikologis Respon tersebut meliputi rasa cemas, depresi, marah, frustrasi, bingung, tidak adanya kepuasan kerja, kelelahan secara psikologis, dan apatis.
b.
Respon Fisiologis Respon tersebut yaitu sulit tidur atau tidur tidak tenang, jantung berdebar, keringat dingin, sakit perut, dan sakit kepala.
c.
Respon Perilaku Respon individu seperti makan yang berlebihan atau tidak ada nafsu makan, meningkatnya frekuensi absensi, kesulitan komunikasi, kurang dapat menyesuaikan diri pada lingkungan, penurunan prestasi, dan menunda atau menghindari pekerjaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
d.
Respon Kognitif Respon individu seperti kurangnya konsentrasi dan perhatian, sulit membuat keputusan.
1.
Kekerasan dalam Rumah Tangga Kekerasan dalam rumah tangga adalah perbuatan yang dilakukan oleh suami untuk melukai atau menyakiti istrinya baik secara fisik, psikologis, seksual mau pun ekonomi. Variabel ini akan diukur menggunakan skala kekerasan dalam rumah tangga untuk mengungkap sikap individu dengan metode skala Likert. Kekerasan dalam rumah tangga yang tinggi ditunjukkan melalui perolehan skor pada skala yang telah dibuat. Semakin tinggi skor yang dihasilkan oleh subjek maka semakin tinggi juga kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan oleh individu. Demikian pula sebaliknya, perolehan skor yang rendah menunjukkan rendahnya kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan oleh individu. Sikap ini akan dibatasi dengan menggunakan aspek-aspek kekerasan dalam rumah tangga. Kekerasan yang dilakukan suami untuk melukai atau menyakiti istrinya tersebut meliputi : a.
Kekerasan Fisik Perbuatan tersebut seperti menampar, memukul (dengan tangan
ataupun
benda),
mencekik,
menarik
rambut,
mengguncang, mendorong, menekan, menahan, melempar,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
memutar-mutarkan,
meludahi,
menyundut
dengan
rokok,
penganiayaan, pengurungan (dikurung di dalam rumah) b.
Kekerasan Psikologis Kekerasan yang meliputi berteriak, menguntit, mengancam (misalnya
dicerai,
dipukul,
dibunuh),
melecehkan
atau
merendahkan dengan kata-kata, menyumpah, mengatur, mematamatai, pengabaian, tuduhan, penolakan, perbuatan, pembatasan, pemutusan hubungan dengan masyarakat maupun dengan keluarga, melarang istri bekerja, melarang istri untuk ikut terlibat kegiatan sosial kemasyarakatan, memisahkan istri dengan anakanak bila tidak menuruti keinginan suami sering meninggalkan rumah tanpa alasan dan teror. c.
Kekerasan Seksual Perbuatan berupa menyentuh, meraba, mencium, memaksa berhubungan seksual saat istri sedang tidak menginginkannya (mungkin karena sedang haid atau sakit), tidak memenuhi kebutuhan seksual istri, memaksa istri melakukan hubungan seksual dengan cara yang tidak disukai istri, menggugurkan kandungan istri. Selain itu seperti gurauan, melecehkan atau merendahkan yang mengarah kepada seksual.
d.
Kekerasan Finansial Perilaku melukai tersebut berupa mengambil uang, menahan, tidak memberikan kebutuhan finansial, mengendalikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
dan mengawasi pengeluaran uang sampai sekecil-kecilnya, serta menghambat karir pasangannya.
B.
Subjek Penelitian Subjek penelitian diperoleh dari tempat dimana penelitian akan dilaksanakan. Namun demikian, tidak semua individu yang berada di tempat penelitian akan dijadikan sebagai subjek, melainkan hanya sebagian orang atau kelompok yang akan digeneralisasi sebagai hasil penelitian. Kelompok yang akan digeneralisasikan sebagai hasil penelitian disebut dengan sampel (Arikunto, 2002 & 109). Namun, peneliti mempertimbangkan waktu, tenaga, dan dana sehingga peneliti harus menentukan sampel untuk mempermudah dalam pengambilan data. Tehnik yang digunakan untuk memilih subjek yaitu purposive sampling. Maksudnya ialah teknik pemilihan sekelompok subjek berdasarkan ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang mempunyai sangkut paut erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Sampel yang digunakan pada penelitian ini ialah prajurit TNIAD yang sedang bertugas di Yonif 400/Raider Semarang dengan kriteria sebagai berikut : 1.
Prajurit pada golongan tamtama yang memiliki pangkat minimal Prajurit Satu. Alasan memilih tamtama yaitu karena tamtama merupakan tingkat yang paling rendah sehingga memiliki banyak pemimpin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
2.
Prajurit yang telah menikah dengan usia pernikahan minimal 6 bulan. Pada usia pernikahan minimal 6 bulan tersebut, pasangan sedang beradaptasi dengan kehidupan barunya.
C.
Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ialah penyebaran skala dengan menyebar 2 skala, yaitu : 1.
Skala Stres Kerja Skala stres kerja ini mencakup 58 item yang terdiri dari 30 item favorabel dan 28 item unfavorabel. Penyusunan skala dibuat berdasarkan pada definisi operasional yang mencakup beberapa bentuk, yaitu respon psikologis, respon fisiologis, respon perilaku dan respon kognitif. Skala ini disusun menggunakan metode skala Likert yang memiliki 4 pilihan jawaban, yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Pilihan jawaban tersebut tersedia pada setiap item yang disajikan dan responden diminta untuk menyatakan kesetujuan atau ketidaksetujuan terhadap isi pernyataan (Azwar, 2005 : 140). Tidak ada jawaban Netral (N) pada pilihan jawaban. Alasannya, jika ada pilihan tengah maka responden cenderung untuk menjawab pilihan tersebut sehingga peneliti tidak mendapatkan informasi yang diinginkan (Azwar, 2005 : 34). Pada skala ini, bobot tertinggi diberikan pada kategori jawaban yang paling favorabel dan memberikan bobot rendah pada kategori
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
jawaban yang tidak favorabel. Maksudnya, jawaban yang favorabel yaitu respon setuju terhadap pernyataan favorabel dan respon tidak setuju terhadap pernyataan yang tidak favorabel. Namun demikian, jawaban yang tidak favorabel adalah respon tidak setuju terhadap pernyataan yang favorabel dan respon setuju terhadap pernyataan yang tidak favorabel. Skor pada skala yaitu Sangat Sesuai, Sesuai, Tidak Sesuai, Sangat Tidak Sesuai bergerak dari 1 hingga 4 pada skala unfavorabel dan dari 4 hingga 1 pada skala favorabel. Sebaran nomer item dan jumlahnya dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut ini : Tabel 3.1 Blue Print Skala Stres Kerja (sebelum uji coba) Item Aspek
Total Favourabel
Unfavourabel
Reaksi Psikologis
1,9,10,24,25,39,45
5,16,21,28,34,48, 42
14
Reaksi Fisiologis
4,11,23, ,29,49,44,47,55
8,15,20,35, 52,51
14
Reaksi Perilaku
3,12,13,27,36,43,54,57
7,18,19,30,40,41,50,58
16
Reaksi Kognitif
6,17,22,26,33,46,37
2,14,31,32,38,53,56
14
Jumlah
30
28
58
2.
Skala Kekerasan dalam Rumah Tangga Skala ini terdiri dari 54 item yang terdiri dari 27 item favorabel dan 27 item tidak favourabel. Penyusunan skala berdasarkan definisi operasional yang telah dibuat dan aspek-aspek variabel penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
seperti kekerasan psikis, kekerasan fisiologis, kekerasan seksual dan kekerasan ekonomi. Skala disusun menggunakan Metode Skala Likert yang memiliki 4 pilihan jawaban, yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Pilihan jawaban tersebut tersedia pada setiap item yang disajikan dan responden diminta untuk menyatakan kesetujuan atau ketidaksetujuan terhadap isi pernyataan (Azwar, 2005 : 140). Tidak ada jawaban Netral (N) pada pilihan jawaban. Alasannya, jika ada pilihan tengah maka responden cenderung untuk menjawab pilihan tersebut sehingga peneliti tidak mendapatkan informasi yang diinginkan. Skor pada skala yaitu Sangat Sesuai, Sesuai, Tidak Sesuai, Sangat Tidak Sesuai bergerak dari 1 hingga 4 pada skala unfavorabel dan dari 4 hingga 1 pada skala favorabel. Selanjutnya, berikut ini disajikan sebaran nomer item dan jumlahnya pada tabel 3.2 berikut ini: Tabel 3.2 Blue Print Skala Kekerasan dalam Rumah Tangga (sebelum uji coba) Item Aspek Kekerasan Fisik
Total Favourabel
Unfavourabel
7,9,17,27,33,41
4,15,20,24,37,53
1,11,21,25,35,
8,13,18,29,34,
43,46,49,52
42,47,50, 39
3,14,23,30,40,54
6,16,22,26,51,45
Kekerasan Psikologis Kekerasan Seksual
12
18 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
Item Aspek
Total Favourabel
Unfavorabel
Kekerasan Finansial
5,12,19,28,36,48
2,10,31,32,38,44
Total
27
27
D.
12 54
Uji Coba Alat Ukur Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti menguji coba alat ukur dengan tujuan agar skala yang digunakan benar-benar mewakili variabelvariabel yang akan diukur. Skala uji coba dilaksanakan di Yonif 203/AK pada tanggal 19 Agustus 2008. Subyek penelitian berjumlah 80 orang, dikumpulkan pada suatu aula sehingga dapat mengerjakan skala tersebut secara langsung. Seluruh subyek diberikan satu eksemplar yang terdiri dari dua skala, yaitu skala stres kerja sebagai skala I dan skala kekekerasan dalam rumah tangga sebagai skala II. Skala yang telah tersebar tersebut dikembalikan semuanya yaitu 80 eksemplar. Keseluruhan data hasil skala dapat dianalisis karena data diisi dengan lengkap dengan tidak adanya item yang terlewatkan dan kelengkapan identitas
E.
Validitas dan Reliabilitas 1.
Validitas Validitas alat ukur menunjukkan sejauh mana alat tes tersebut dapat mengukur atribut yang ingin diukur (Suryabrata, 1998 : 58).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
Validitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu validitas isi. Validitas isi mengukur sejauh mana seperangkat soal-soal pada alat tes tersebut mencerminkan ciri atribut yang hendak diukur. Jadi, alat tes tersebut harus komprehensif isinya dengan memuat isi yang relevan dan tidak keluar dari batasan tujuan ukur (Azwar, 2004 : 45). Cara menentukan validitas isi tersebut melalui pendapat profesional (professional judgment) yang menelaah item-item pada alat tes atau analisis rasional. Pendapat profesional pada penelitian ini yaitu dosen pembimbing skripsi. Validitas isi ini terbagi dalam dua tipe, yaitu : a. Validitas tampang Validitas tampang berdasarkan penilaian terhadap format penampilan
tes.
Penampilan
tes
harus
meyakinkan
dan
memberikan kesan mampu mengungkap apa yang hendak diukur. Penampilan yang meyakinkan tersebut akan memancing motivasi individu yang akan dites agar tes dikerjakan dengan sungguhsungguh (Azwar, 2004 : 46). Skala yang dibuat peneliti cukup sederhana. Skala dibuat dalam bentuk buku dan dikemas secara rapi serta pengetikan yang jelas. Hal tersebut bertujuan agar individu yang diteliti mempunyai motivasi untuk mengerjakan skala dengan sungguh-sungguh sehingga menghasilkan data yang valid.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
b. Validitas Logis Validitas
logis
mengukur
sejauh
mana
isi
tes
merepresentasikan ciri-ciri atribut yang hendak diukur. Skala dirancang sedemikian rupa agar tes hanya berisi aitem-aitem yang relevan saja. Peneliti dalam membuat alat ukur sebelumnya telah membuat blue-print. Blue-print dibuat dalam bentuk tabel yang berisi uraian aspek-aspek atribut yang harus dibuat aitemnya serta proporsi aitem dalam masing-masing aspek. Hal ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai isi skala serta acuan bagi peneliti untuk tetap berada dalam batasan yang hendak diukur (Azwar, 2005 : 23). 2.
Seleksi Item Hal penting pada seleksi item suatu alat ukur yaitu daya beda atau daya diskriminasi item. Artinya untuk mengukur sejauh mana item tersebut mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki atau tidak memiliki atribut untuk diukur. Semakin tinggi koefisien korelasi positif antara skor item dengan skor skala berarti semakin tinggi konsistensi item (daya beda) tersebut dengan skala secara keseluruhan (Azwar, 2005: 59). a. Stres Kerja Berikut ini disajikan tabel perhitungan korelasi item total pada skala stres kerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
Tabel 3.3 Hasil Korelasi Item Total Skala Stres Kerja Rix
Item
Total
≥ 0.300
1,2,3,4,5,7,9,10,12,13,14,15,18,19,20,23,24,25,26,27,30,
44
32,33,34,35,36,37,38,39,40,43,44,45,47,48,49,50,51,52,5 3,55,56,57,58 0.200 – 0.299
8,11,22,31,42,46,
6
< 0.200
6,16,17,21,28,29,41,54
8
Total
58
Berdasarkan seleksi item yang telah dilaksanakan, diperoleh 44 item yang sahih dan 14 item yang gugur dengan batas kriteria rix ≥ 0.300. Sebaran item yang sahih dan gugur tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 3.4 Item yang Sahih dan Gugur Pada Skala Stres Kerja No.Item Valid No.
1. 2. 3. 4.
Aspek
Fav
Unfav
Reaksi
1,9,10,24,25
Psikologis
,39,45
Reaksi
4, 23,
15,20,35,51,
Fisiologis
44,47,49,55
52
Reaksi
3,12,13,27,3
7,18,19,30,4
Perilaku
6,43, 57
0, 58
Reaksi Kognitif Total
26,33,37 23
No.Item Gugur Fav
16,21,28,4
5,34,48
2,14, 32,38,53,56 20
Unfav
2
Jumlah Item Sahih 10
11,29
8
11
54
41,50
13
6,17,22,46
31
9
7
8
43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
Langkah yang dilakukan oleh peneliti selanjutnya adalah menyelaraskan jumlah item. Menyetarakan jumlah item dilihat dari aspek yang mempunyai jumlah item terkecil sehingga jumlahnya menjadi 36 item. Peneliti kemudian mengolah lagi 36 item yang akan dipakai dalam penelitian untuk melihat apakah koefisien korelasi telah diatas 0.30. Hasil menunjukkan bahwa tidak ada lagi item yang memiliki koefisien korelasi dibawah 0.30. Artinya, 36 item ini yang akan dipakai pada skala penelitian. Berikut ini disajikan penyebaran itemitem pada skala stres kerja : Tabel 3.5 Distribusi Item Skala Stres Kerja Untuk Penelitian No. 1
No.Item Valid
Aspek
1,10,24,25,21(39),1
Psikologis
6(45)
2
Reaksi Fisiologis
3
Reaksi Perilaku
4
Reaksi Kognitif Total
Unfav
Sahih
5,34,11(48)
9
15,35,27(51),22(52)
9
7,18,19,30
9
Fav
Reaksi
4,20(44),6(47),17(4 9),31(55) 12,13(13),36,3(43), 28(57) 26,33,29(37)
Jumlah Item
2,14, 32,8(38),9(53),23(56)
19
17
9 36
Keterangan : () no.item pada skala uji coba b. Kekerasan dalam Rumah Tangga Skala yang kedua adalah skala kekerasan dalam rumah tangga. Berikut ini disajikan tabel perhitungan korelasi item total.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
Tabel 3.6 Hasil Korelasi Item Total Skala Kekerasan dalam Rumah Tangga Rix
Item
Total
≥ 0.30
1,3,4,6,9,10,11,13,14,15,16,17,18,19,22,23,25,26,27,30,3
37
1,33,35,36,37,38,39,41,43,46,48,49,50,51,52,53,54 0,20 – 0,299 < 0.20
24,29
2
2,5,7,8,12,20,21,25,28,232,34,40,42,44,45,47
15
Total
54
Berdasarkan hasil seleksi item, terdapat 17 item yang gugur dan 37 item yang sahih dengan rix ≥ 0.30. Pada keempat aspek kekerasan dalam rumah tangga, tidak aspek yang hilang. Pada tabel 3.7 dapat dilihat sebaran item-item yang sahih dan yang gugur. Tabel 3.7 Item yang Sahih dan Gugur Pada Skala Kekerasan dalam Rumah Tangga No.Item Valid No.
1 2
Aspek
Fav
Unfav
Kekerasan Fisik
9,17,27,33,41
4,15 ,37,53
Kekerasan
1,11,25,35,
13,18, 50,
Psikologis
43,46,49,52
39
Jumlah Item
Fav
Unfav
7
20,24
9
21
8,29,34 ,42,47
12
40
45
10
5,12,28
2,32,44
6
6
11
37
Sahih
6,16,22,26,
Kekerasan 3
No.Item Gugur
3,14,23,30,54 51
Seksual Kekerasan
4
19,36,48
10,31,38
21
16
Finansial Total
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
Langkah selanjutnya yang dilakukan peneliti adalah menyelaraskan jumlah item per aspek. Namun, jumlah item tiap aspek berbeda cukup jauh sehingga menyelaraskan jumlah item tersebut dengan cara menyamakan bobot respon. Tujuannya agar aspek yang satu dengan yang lain mempunyai bobot yang sama walaupun jumlah item per aspeknya berbeda cukup jauh. Langkah awal ialah menghitung mean tiap item kemudian dijumlahkan sesuai dengan item pada tiap aspek. Selanjutnya, hasil mean dibagi dengan jumlah item pada aspek tersebut. 1) Kekerasan dalam Rumah Tangga a) Kekerasan Fisik Item : 9, 17, 27, 33, 39, 4, 15, 37, 34 : ∑ item 9+∑ item 17+∑ item 27+∑ item 33+∑ item 39+∑ item 4+∑ item 15+∑ item 37+∑ item 34 9 :2,03+2,17+1,96+2,07+2,08+2,92+2,01+2,08+2,11 9 : 24,77 9 : 2,15 Æ 2 b) Kekerasan Psikologis Item : 1+5+7+11+21+25+32+35+13+18+28+12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
: ∑ item 1+∑ item 5+∑ item 7+∑ item 11+∑ item 21+∑ item 25+∑ item 32+∑ item 35+∑ item 13+∑ item 18+∑ item 28+∑ item 12 9 :1,92+2,07+1,72+2,06+2,15+2,04+2,28+2,36+1,97+2,15+2,01+ 2,04 12 : 24,77 12 : 2,06 Æ 2 c) Kekerasan Seksual Item : 3, 14, 23, 30, 20, 16, 6, 22, 26, 8 : ∑ item 3+∑ item 14+∑ item 23+∑ item 30+∑ item 20+∑ item 16+∑ item 6+∑ item 22+∑ item 26+∑ item 8 9 : 2,75+2,11+2,07+1,95+1,91+2,07+1,75+2,06+2,08+1,73 10 : 20,48 10 : 2,05 Æ 2 d) Kekerasan Finansial Item : 19, 36, 24, 10, 31, 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
: ∑ item 19+∑ item 36+∑ item 24+∑ item 10+∑ item 31+∑item 2 9 : 2,39+2,03+1,92+2,24+2,3+1,9 6 : 12,78 6 : 2,13 Æ 2 Ket : ∑ = Mean Berdasarkan hasil di atas, maka bobot tiap aspek telah sama,yaitu bernilai 2. Selanjutnya, pada tabel 3.8 disajikan sebaran item-item skala kekerasan dalam rumah tangga yang akan digunakan untuk penelitian. Tabel 3.8 Distribusi Item Skala Kekerasan dalam Rumah Tangga Untuk Skala Penelitian No.
Aspek
No.Item Valid
Jumlah
Fav
Unfav
Item Sahih
9,17,27,33,29(41)
4,15 ,37,34(53)
9
13,18,28(50), 12(39)
12
3,14,23,30,20(54)
6,16,22,26,8(51)
10
1.
Kekerasan Fisik
2.
Kekerasan Psikologis
3.
Kekerasan Seksual
4.
Kekerasan Finansial
19,36,24(48)
10,31,2(38)
6
Total
21
16
37
1,5(46),7(49),11, 21(52),25,32(43),35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
3.
Reliabilitas Reliabilitas pada alat ukur menunjukkan sejauh mana alat ukur tersebut dapat dipercaya atau konsisten. Reliabilitas tersebut diperoleh melalui konsistensi skor subjek yang diukur dengan cara yang sama atau di ukur dengan alat setara pada kondisi yang berbeda (Suryabrata, 1998 : 41). Reliabilitas dinyatakan dengan rxx’ yang memiliki rentang dari 0 hingga 1.00. Artinya, semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1.00 maka semakin tinggi juga reliabilitasnya. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah koefisien reliabilitas mendekati 0 maka semakin rendah juga reliabilitasnya (Azwar, 2005 : 83). Reliabilitas pada skala stres kerja sebesar 0,907 dan pada skala kekerasan dalam rumah tangga sebesar 0,899.
F.
Metode Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data statistik kuantitatif. Teknik analisis data yang dipakai adalah teknik korelasi Product Moment Pearson dengan bantuan SPSS for Windows versi 12.0 yang bertujuan untuk menunjukkan hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung. Pada penelitian ini akan dilihat apakah ada hubungan antara stres kerja dan kekerasan dalam rumah tangga. Akan tetapi, uji korelasi yang akan dilakukan adalah dengan mengkorelasikan stres kerja pada tiap dimensi kekerasan dalam rumah tangga yang terdiri dari kekerasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
fisik, kekerasan psikologis, kekerasan seksual dan kekerasan finansial. Hal ini dilakukan karena dimensi-dimensi kekerasan dalam rumah tangga tidak dapat dijumlahkan secara keseluruhan. Nilai koefisien korelasi (rxy) pada dua variabel tersebut berkisar antara -1.00 hingga +1.00. Koefisien korelasi yang minus menunjukkan hubungan terbalik, artinya kenaikan suatu variabel akan menyebabkan penurunan variabel yang lain. Koefisien korelasi yang positif menggambarkan hubungan yang searah. Artinya kenaikan suatu variabel akan diikuti dengan kenaikan variabel yang lain, atau penurunan suatu variabel akan diikuti dengan penurunan variabel lainnya. Sedangkan koefisien korelasi sebesar nol menunjukkan tidak adanya hubungan antara dua variabel (Ashari & Santoso, 2005 : 119-121).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Orientasi Kancah Penelitian 1.
Profile Yonif 400/Raider Berdasarkan Surat Keputusan Panglima T & T Nomor : 5/B4/AJEN/4/1953 tanggal 23 Pebruari 1953 diresmikan terbentuknya Yonif 431/BANTENG RAIDERS. Peresmian ini dilakukan pada tanggal 23 Maret 1953 oleh Komandan Resimen Infanteri Sub Teritorium XII Letkol Achmad Yani di balaikota Tegal. Selanjutnya, berdasarkan Surat Keputusan Kasad Nomor : Skep/46/XII/2003 tanggal 15 Desember 2003, Yonif tersebut diubah menjadi Yonif 400/Raider. Yonif 400/Raider terletak di pinggir kota Semarang. Yonif tersebut
sangat luas karena berisikan bangunan kantor untuk prajurit, kantor PERSIT (Persatuan Istri Tentara), asrama prajurit, lapangan untuk latihan, masjid, dan sekolah kartika. Selain itu, lima wilayah kompi juga berada dalam yonif ini. Letak rumah Komandan Yonif (Danyon) dan Wakil Komandan Yonif (Wadanyon) beserta stafnya saling berselahan. Selanjutnya, tiap rumah Komandan Kompi (Danki) terletak di sisi yang lain berdekatan dengan Komandan Pleton (Danton), dan di bagian belakang terdapat rumah prajuritnya yang memiliki golongan bintara yaitu para Komandan Regu (Danru).
60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
Bagian belakang rumah Danru terdapat rumah prajurit Danru yang memiliki golongan tamtama. Kantor untuk Danyon, Wadanyon dan para staffnya berada dalam satu daerah. Sedangkan kantor untuk Danki berada di tiap kompi bersama dengan Danton. Pada tiap kompi memiliki satu aula dan kantor persit. Bangunan pada yonif tampak sederhana, bersih dan rapi. Walaupun rumah prajurit bintara dan tamtama sangat sederhana dan tergolong kecil, mereka berusaha membuat rumahnya senyaman mungkin, rapi dan bersih. Kehidupan prajurit baik dari segi rumah tangga dan pekerjaan berada dalam pengawasan tiap komandannya. Danki memiliki tanggung jawab pada keempat Dantonnya. Danton memiliki tanggung jawab pada ketiga Danrunya, sedangkan danru memiliki tanggung jawab pada 10 prajuritnya yang memiliki golongan tamtama. Tiap permasalahan yang muncul yang tidak mampu diatasi oleh keluarga akan dibawa kepada komandannya (Danru). Namun demikian, jika Danru tidak mampu mengatasinya akan dibawa ke Danton. Danton tidak mampu mengatasi akan dibawa ke Danki, jika Danki tidak mampu mengatasi akan dibawa ke Wadanyon kemudian yang terakhir adalah Danyon. A.
Pelaksanaan Penelitian Sebelum melakukan penelitian ke yonif, maka diperlukan sebuah izin pada Yonif yang bersangkutan. Perizinan ini dilakukan untuk mempermudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
dalam melaksanakan penelitian karena dalam proses penelitian tersebut, peneliti dapat memperoleh bantuan dari pihak yang bersangkutan. Langkah awal yang dilakukan peneliti adalah menghubungi Letk.Inf Sachono selaku Komandan Yonif 400/Raider secara lisan untuk memberitahu tujuan penelitian. Peneliti menginformasikan bahwa subyek penelitian yang dibutuhkan yaitu 100 prajurit TNI-AD yang memiliki golongan tamtama dan telah berumah tangga. Selain itu, peneliti juga menghubungi Komandan Kompi A pada Yonif 400/Raider, Kapt.Inf Amrul Huda untuk merencanakan penelitian selanjutnya. Peneliti juga memberikan surat keterangan penelitian dari pihak universitas maupun dari
pihak
peneliti kepada Komandan Yonif. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 18 September 2008 di Yonif 400/Raider pukul 09.30-12.30 WIB. Peneliti bekerja sama dengan Kapt.Inf Amrul Huda agar penelitian berjalan dengan lancar. Subjek penelitian berasal dari 5 kompi sehingga tiap kompi diwakili 20 orang. Penelitian dilaksanakan di 3 aula, aula pertama berisi 40 orang, aula kedua berisi 40 orang dan aula ketiga berisi 24 orang. Pada aula ketiga ini bertambah 4 orang yang datang secara mendadak sehingga subjek penelitian berjumlah 104 orang. Peneliti menjelaskan cara pengisian kuisioner, membagi ke subjek dan dikembalikan langsung ke peneliti. Hal ini dilakukan agar subjek tetap jujur dalam menjawab kuisioner, dan menghindari kecemasan serta ketakutan jika kuisioner sempat berada di tangan komandannya. Kuisioner tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
kembali semuanya, akan tetapi yang memenuhi syarat untuk dianalisis yaitu 103 kuisioner.
C.
Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, jumlah subyek sebanyak 104 orang, akan tetapi yang memenuhi syarat untuk diteliti berjumlah 103. Peneliti juga mencantumkan lama bekerja, lama perkawinan dan suku bangsa pada kuisioner untuk menambah informasi mengenai data subyek yang diteliti. Berikut ini disajikan keterangan mengenai suku bangsa subjek yang diteliti. Tabel 4.1 Deskripsi Suku Bangsa Subjek Penelitian No.
Suku Bangsa
Jumlah
Persen
1.
Jawa
94 orang
91,26 %
2.
Ambon
3 orang
3,88 %
3.
Maluku
2 orang
1,94 %
4.
Buton
2 orang
1,94 %
5.
Kalimantan
1 orang
0,97 %
6.
Bugis
1 orang
0,97 &
103 orang
100 %
Jumlah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
Di bawah ini disajikan deskripsi lama bekerja subjek penelitian. Tabel 4.2 Deskripsi Lama Bekerja Subjek Penelitian No.
Lama Bekerja
Jumlah
Persen
1.
1 tahun - 5 tahun
13 orang
12,62 %
2.
6 tahun - 10 tahun
77 orang
74,76 %
3.
11 tahun – 15 tahun
12 orang
11,65 %
Berikut ini deskripsi penelitian lama menikah subjek penelitian. Tabel 4.3 Deskripsi Lama Menikah Subjek Penelitian No.
Lama Menikah
Jumlah
Persen
1.
6 bulan – 1,5 tahun
39 orang
37,86 %
2.
1,6 tahun – 2,5 tahun
27 orang
26,21 %
3.
2,6 tahun – 4,5 tahun
25 orang
24,27 %
4.
4,6 tahun – 5,5 tahun
7 orang
6,79 %
5.
5,6 tahun – 7,5 tahun
3 orang
2,91 %
6.
7,6 tahun – 9 tahun
3 orang
2,91 %
D.
Uji Asumsi Hasil Penelitian Sebelum melakukan analisis data diperlukan uji asumsi untuk memeriksa apakah data-data yang ada dapat memenuhi syarat suatu korelasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
Uji asumsi yang dilaksanakan yaitu uji normalitas dan uji linearitas hubungan antara variabel penelitian. 1.
Uji Normalitas a.
Sebaran Data Variabel Stres Kerja Uji normalitas data pada statistik parametrik menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Data terdistribusi normal jika nilai probabilitas atau p > 0,05 (Triton, 2006 : 79). Pengujian melalui SPSS for Windows versi 12 menunjukkan data terdistribusi
secara
normal.
Distribusi
normal
tersebut
ditunjukkan melalui Asymp.Sign (p) sebesar 0,406 (0,406 > 0,05).
b.
Sebaran Data Variabel Kekerasan dalam Rumah Tangga Uji normalitas variabel kekerasan dalam rumah tanggan menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov Test melalui program SPSS for Windows versi 12. Hasil pengujian menunjukkan nilai Asymp.Sign (p) sebesar 0,175. Nilai 0,175 > 0,05 yang artinya data terdistribusi secara normal. Triton (2006 : 79) menyatakan bahwa data terdistribusi secara normal jika nilai p > 0.05. Hal ini berarti data pada variabel kekerasan dalam rumah tangga terdistribusi secara normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
2.
Uji Linearitas Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua variabel bersifat linear atau tidak (membentuk garis lurus atau tidak). Pengujian ini dilaksanakan menggunakan SPSS for Windows versi 12 dengan ketentuan p < 0,05. Hasil uji linearitas menunjukkan bahwa variabel stres kerja dan kekerasan dalam rumah tangga bersifat linear dengan p lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05) sehingga di antara kedua variabel membentuk garis lurus.
3.
Deskripsi Data Penelitian Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan di Yonif 400/Raider, peneliti memperoleh hasil data penelitian yang dapat membandingkan data teoritik dengan data empiris. Data tersebut digunakan untuk mengetahui kecenderungan tingkat stres kerja dengan kekerasan dalam rumah tangga pada subyek yang diteliti. Cara yang digunakan ialah dengan melihat perbandingan antara mean teoritik dengan mean empiris. Mean teoritik yaitu rata-rata skor pada alat penelitian yang diperoleh dari angka yang menjadi titik tengah alat penelitian tersebut. Sedangkan mean empiris ialah rata-rata skor data penelitian yang diperoleh dari hasil penelitian. Pendeskripsian data ini dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
menggunakan One Sample t-test melalui SPSS for Windows versi 12 Berikut ini penjelasan mean teoritik dan mean empiris : Tabel 4.4 Data Penelitian Mean(µ)
Variabel Stres Kerja Kekerasan Fisik Kekerasan Psikologis Kekerasan Seksual Kekerasan Finansial
Empiris 75,49 20 24 25 12,79
Teoretis 90 19,21 24,67 20,47 15
Pada skala stres kerja, jumlah item 36 dengan rentang skor 1 sampai dengan 4. Skor terkecil (Xmin) yang diperoleh untuk skala stres kerja yaitu 36 x 1 = 36, dan skor terbesar (Xmax) adalah 36 x 4 = 144. Mean teoretis (µ) pada variabel ini ialah (36+144) : 2 = 90. Pada skala berikutnya yaitu kekerasan dalam rumah tangga yang dihitung berdasarkan tiap bentuk kekerasan menjadi 4bagian. Pada kekerasan fisik memiliki jumlah item 9 dengan rentang skor 1 hingga 4 sehingga skor terkecil (Xmin) 9 x 1 = 9 dan skor terbesar (Xmax) 9 x 4 = 36. Mean teoretis (µ) pada kekerasan fisik adalah (9+36) : 2 = 20. Kekerasan psikologis mempunyai jumlah item berjumlah 12 dengan skor yang bergerak dari 1 hingga 4. Skor terkecilnya(Xmin) yaitu 12 x 1 = 12 dan skor terbesarnya (Xmax) yaitu 12 x 4 = 48. Mean teoretis (µ) kekerasan psikologis ini ialah (12+48) : 2 =24.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
Pada kekerasan seksual memiliki jumlah item sebanyak 10 dengan rentang skor 1 hingga 4. Skor terkecilnya (Xmin) adalah 10 x 1 = 10 sedangkan skor terbesar (Xmax) adalah 10 x 4 = 40 sehingga mean teoretisnya(µ) adalah (10+40) : 2 = 25. finansial
yang dilakukan oleh prajurit TNI-AD, memiliki
jumlah item sebanyak 6. Rentang skor yang terdapat pada skala tersebut adalah 1 sampai 4 dengan skor terkecil (Xmin) 6 x 1 = 6. Skor terbesar (Xmax) yang terdapat pada skala kekerasan dalam rumah tangga yaitu 6x 4 = 24. Mean teoretis (µ) pada kekerasan finansial yaitu (6+24) : 2 = 15. Berdasarkan tabel di atas diperoleh data hasil perbandingan antara mean empiris dan mean teoretis pada variabel yang diteliti. Pada stres kerja, diperoleh mean teoretis yang lebih tinggi daripada mean empirisnya. Hal ini memperlihatkan bahwa stres kerja pada prajurit TNI-AD di Yonif 400/Raider cenderung rendah. Begitu juga kekerasan dalam rumah tangga pada kekerasan fisik, seksual dan finansial. Mean teoretis yang diperoleh lebih tinggi daripada mean empirisnya. Hal ini menunjukkan bahwa kekerasan dalam rumah tangga khususnya kekerasan fisik, seksual dan finansial yang dilakukan prajurit TNI-AD di Yonif 400/Raider cenderung rendah. Akan tetapi, mean empiris kekerasan psikogis yang diperoleh lebih tinggi daripada mean teoretisnya. Hal ini menunjukkan bahwa kekerasan psikologis yang dilakukan prajurit TNI-AD di Yonif 400/Raider cenderung tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
E.
Uji Hipotesis Langkah yang dilakukan setelah data terdistribusi normal dan linear, yaitu menganalisis data. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment dari Carl Pearson melalui program SPSS for Windows versi 12. Korelasi ini digunakan untuk mengukur besarnya hubungan linier antara dua variabel yang mempunyai data interval (Uyanto, 2006 : 192). Pada penelitian ini, taraf signifikasi menggunakan uji TwoTailed (p <0,05). Hal ini dilakukan sebab hipotesis dalam penelitian ini merupakan hipotesis dua arah (belum berarah). Uji hipotesis dilakukan pada tiap dimensi kekerasan dalam rumah tangga. Pada kekerasan fisik, uji hipotesis menunjukkan koefisien korelasi sebesar 0,321 (0,00 < 0,05). Hal ini berarti ada hubungan yang positif antara stres kerja dengan kekerasan fisik. Koefisien determinasi pada penelitian ini sebesar 0,103 yang berarti stres kerja memberikan sumbangan 10,3 % terhadap terjadinya kekerasan fisik. Sumbangan 89,7 % terhadap kekerasan fisik dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lain. Uji hipotesis pada kekerasan psikologis menunjukkan koefisien korelasi sebesar 0,807 (0,00 < 0,05). Hal ini berarti ada hubungan yang positif antara stres kerja dengan kekerasan psikologis. Koefisien determinasi pada penelitian ini sebesar 0,652. Hal ini berarti stres kerja memberikan sumbangan 65,2 % terhadap kekerasan psikologis. Sumbangan 34,8 % terhadap kekerasan psikologis dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
Pada kekerasan seksual, uji hipotesis menunjukkan koefisien korelasi sebesar 0,419 (0,00 < 0,05). Hal ini berarti ada hubungan yang positif antara stres kerja dengan kekerasan seksual. Koefisien determinasi sebesar 0,176. Hal ini berarti stres kerja memberikan sumbangan 17,6 % terhadap kekerasan seksual. Sumbangan 82,4 % terhadap kekerasan seksual dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lain. Uji hipotesis pada kekerasan finansial menunjukkan koefisien korelasi sebesar 0,209 (0,017 < 0,05). Hal ini berarti ada hubungan yang positif antara stres kerja dengan kekerasan finansial. Koefisien determinasi pada penelitian ini sebesar 0,044. Hal ini berarti stres kerja memberikan sumbangan 4,4 % terhadap kekerasan finansial. Sumbangan 95,6 % terhadap kekerasan finansial dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lain.
F.
Pembahasan Berdasarkan hasil analisis statistik, keempat hipotesis menunjukkan ada hubungan positif yang signifikan antara stres kerja dengan kekerasan dalam rumah tangga yang terdiri dari dimensi kekerasan fisik (r = 0,321), kekerasan psikologis (r = 0,807), kekerasan seksual (r = kekerasan finansial (r = 0,209). Artinya,
0,419), dan
bila stres kerja tinggi maka
kekerasan dalam rumah tangga yang terdiri dari dimensi kekerasan fisik, kekerasan psikologis, kekerasan seksual dan kekerasan finansial juga tinggi. Begitu juga sebaliknya, bila stres kerja rendah maka kekerasan dalam rumah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
tangga yang terdiri dari dimensi kekerasan fisik, kekerasan psikologis, kekerasan seksual dan kekerasan finansial juga rendah. Hasil penelitian ini sejalan dengan tesis Rika Mulyati yang menyatakan bahwa ada hubungan antara stres kerja dengan perilaku agresi pada prajurit ABRI. Selain itu juga ada penelitian Utami (2005:18) yang menjelaskan bahwa salah satu faktor penyebab timbulnya kekerasan dalam rumah tangga yaitu frustrasi atau stres pekerjaan. Frutrasi merupakan salah satu reaksi psikologis dari stres kerja sehingga frustrasi juga merupakan faktor penyebab terjadinya kekerasan dalam rumah tangga. Hal ini didukung juga dalam penelitian Prastyowati (2003:63) dan Salmah (2004:87) yang menjelaskan bahwa salah satu faktor penyebab terjadinya kekerasan dalam rumah tangga yaitu keadaan pelaku misalnya frustrasi. Stres kerja disebabkan stressor yang ada di tempat kerja. Stressorstresor
tersebut yaitu beban kerja yang berlebih, resiko kematian yang
tinggi, struktur organisasi yang kaku, cirri-ciri individu, konflik peran, dan penyimpangan disiplin militer yang kaku. Pada hasil penelitian, subjek ratarata bekerja pada usia 6 tahun hingga 8 tahun. Respon-respon yang muncul seperti respon fisiologis, perilaku, kognitif, dan psikologis. Respon fisiologis seperti sakit kepala, pusing, dan gangguan perut (Hawari, 2006 : 41). Respon perilaku seperti gangguan makan, minum-minuman dan merokok yang berlebihan, dan meningkatnya kecelakaan (Thomas & Wadsworth, 2005 : 133). Selanjutnya, respon kognitif yang muncul seperti kurangnya konsentrasi dan perhatian (Thomas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
& Wadsworth, 2005 : 133) serta sulit membuat keputusan (Landy & Conte, 2004 : 361). Respon yang terakhir yaitu respon psikologis seperti marah, frustrasi kelelahan secara psikologis (Spector, 1996 : 284 ; Schultz & Schultz, 1994 : 419). Perasaan frustrasi yang dialami prajurit telah peneliti amati selama penelitian ini. Pada saat peneliti melakukan wawancara pribadi dengan prajurit, prajurit melakukan faking good karena pada saat wawancara, atasan berada di ruangan yang sama dengan prajurit. Prajurit merasa ketakutan akan dimarahi oleh atasan jika mengatakan hal yang kurang baik mengenai lingkungan mereka. Akan tetapi, pada saat peneliti mewawancarai prajurit tanpa ada atasannya di lingkungan tersebut, prajurit mengatakan apa adanya, jujur tanpa adanya tekanan dari pihak lain. Pada lingkungan masyarakat, struktur sosial budaya telah tersebar luas (Tamtiari, 2005 : 9). Struktur sosial merupakan budaya patriarki yang menerapkan ajaran bahwa laki-laki mempunyai posisi yang lebih tinggi daripada perempuan sehingga laki-laki menganggap perempuan sebagai hak miliknya. Laki-laki mempunyai hak untuk mendidik pasangannya meskipun dengan cara kekerasan yang diartikan sebagai rasa sayang dan cinta kepada pasangannya. Pada hasil penelitian, 94 prajurit memiliki suku bangsa Jawa dari 103 prajurit. Budaya Jawa memiliki struktur sosial budaya patriarki. Suparkan dkk (2002 : 67-68) menjelaskan bahwa tersubordinasinya wanita Jawa berkaitan dengan cara pandang budaya Jawa melihat posisi wanita. Wanita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
dipandang sebagai makhluk lemah sehingga membutuhkan perlindungan laki-laki sehingga nasib bergantung laki-laki. Selain itu, wanita juga diciptakan untuk berbakti pada laki-laki sehingga harus melayani laki-laki terutama kebutuhan seks. Terakhir ialah wanita hanya mengurusi permasalahan domestik dan urusan dapur. Ideologi tersebut akhirnya menuntut wanita untuk taat dan tidak boleh membantah suami, pasrah dan mengalah demi suami. Selain itu, prajurit lainnya bersuku bangsa Ambon, Maluku, Buton, Kalimantan, dan Bugis yang juga memiliki struktur sosial budaya patriarki. Lebih jauh lagi, latar belakang kekerasan dalam keluarga pada individu saat masih kanak-kanak mempengaruhi seseorang dalam melakukan kekerasan. Kekerasan yang diajarkan pada saat kanak-kanak tersebut seperti hukuman fisik yang pernah diberikan oleh orang tua dengan tujuan untuk memberitahu perilaku apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh anak-anak. Hal ini merupakan proses belajar pada anak-anak karena anakanak akan berpikir bahwa kekerasan untuk mendidik seseorang merupakan hal yang wajar untuk dilakukan (Purnianti & Serena, 2003 : 3-4). Selain itu, perilaku meniru juga mempengaruhi seseorang melakukan kekerasan dengan pasangannya (Hayati, dkk : 2000 : 5). Perilaku meniru tersebut diinternalisasi ke hubungan sosial lain terutama hubungan dekat seperti suami dan istri. Sejak dini, lingkungan militer membina prajurit dengan cara kekerasan. Hal ini bertujuan untuk membentuk prajurit agar mempunyai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
fisik yang kokoh dan jiwa yang kuat. Atasan mempunyai hak untuk memberi hukuman pada prajurit yang melanggar disiplin militer. Hukuman yang diberikan cenderung ke arah hukuman fisik. Hal ini akan mempengaruhi kehidupan dan pola pikir prajurit. Prajurit akan terbiasa menerapkan kekerasan sebagai hukuman atau sebagai cara untuk menyelesaikan kekerasan. Hal ini juga didukung oleh Langley, dkk (dalam Salmah, 2004 : 87 ; Djannah, 2003 : 20) yang menjelaskan bahwa kondisi psikis seperti kekerasan sebagai sumber daya untuk menyelesaikan masalah dapat mempengaruhi seseorang untuk melakukan kekerasan dalam rumah tangga. Prajurit yang berada pada suatu lingkungan kerja harus dapat beradaptasi dan menginternalisasi nilai-nilai yang dianggap penting bagi organisasi tersebut. Jika prajurit tidak dapat beradaptasi dengan baik maka akan menimbulkan stres. Selain itu, respon prajurit pada tuntutan-tuntutan yang diberikan oleh lingkungan berbeda-beda. Respon tersebut tergantung dari penilaian kognitif dan kemampuan prajurit dalam memecahkan permasalahan mengenai tuntutan tersebut. Prajurit yang merasa tidak memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah maka akan memandang masalah sebagai ancaman bagi dirinya. Pada tahap ini, prajurit mengalami distress. Demikian pula sebaliknya, individu yang merasa mampu untuk menyelesaikan permasalahan yang dianggap penting baginya akan memandang permasalahan sebagai tantangan. Pada tahap ini, prajurit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
mengalami eustress (Munandar, 2001 : 399-400 ; Schultz & Schultz, 2006 : 358). Peraturan disiplin membuat prajurit tidak berani untuk mengatakan perasaan dan pikirannya pada atasan sehingga menimbulkan perasaan tertekan yang bersifat negatif. Perasaan tersebut dialihkan ke prajurit keluarga yang mempunyai kedudukan lebih lemah dari dirinya. Salah satu bentuk pengalihan perasaan tersebut ialah kekerasan dalam rumah tangga. Miller (dalam Krahe, 2005 : 56) menjelaskan bahwa frustrasi menyebabkan sejumlah respon yang berbeda, salah satunya yaitu agresi. Akan tetapi, munculnya agresi bergantung pada tujuannya. Krahe menambahkan (2005 : 56) bahwa takut akan hukuman dapat menghambat agresi sehingga seringkali agresi tersebut dialihkan dari penyebab agresi ke target yang mudah diakses atau kurang mengintimidasi (displacement aggresion). Hal ini didukung oleh meta-analisis Marcus-Newhall, Pedersen, Carlson dan Miller (dalam Krahe, 2005:56-57) yang menemukan hasil yang konsisten pada 49 penelitian mengenai pengalihan agresi dari sumber frustrasi ke target yang kurang kuat atau yang mudah diakses. Salah satu manifestasi dari agresi yaitu kekerasan dalam rumah tangga (Murpraptomo, 1992 : 7). Pada hasil penelitian, usia pernikahan subjek rata-rata 6 bulan hingga 1,5 tahun.
Dave (2008 :2) menjelaskan bahwa pada tahun-tahun awal
pernikahan, individu sedang beradaptasi dengan pasangannya. Selanjutnya, Dave juga menjelaskan bahwa individu yang memasuki kehidupan pernikahan mempunyai persepsi dan harapan yang positif sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
menuntut pasangannya agar sesuai dengan harapan. Hal ini terkadang dapat memunculkan konflik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekerasan psikologis yang dilakukan prajurit TNI-AD di Yonif 400/Raider cenderung tinggi. Namun demikian, kekerasan fisik, seksual dan finansial cenderung rendah. Hal ini dapat dikarenakan individu telah dapat menyesuaikan diri dengan kehidupan perkawinan dan pasangannya. Lebih lanjut lagi, hasil penelitian juga menunjukkan koefisien determinasi. Stres kerja memberikan sumbangan 65,2 % terhadap terjadinya kekerasan psikologis, 17,6 % terhadap kekerasan seksual, 10,3 % pada terjadinya kekerasan fisik dan 4,4 %
terhadap terjadinya kekerasan
finansial. Namun demikian, sumbangan 34,3 % pada kekerasan psikologis, 82,4 % terhadap kekerasan seksual, 75,3 % terhadap kekerasan finansial dan 89,7 % pada kekerasan fisik dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lain. Penelitian Haj-Yahia (2002:276) menjelaskan bahwa faktor-faktor yang dapat memicu terjadinya kekerasan dalam rumah tangga seperti ketidakpuasan perkawinan, rendahnya komitmen perkawinan dan pola komunikasi yang negatif. Hasil penelitian Haj-Yahia juga didukung oleh tesis yang dibuat oleh Netti Ginting (2006 : 17) yang hasilnya menyatakan bahwa ada hubungan antara pola komunikasi yang negatif dengan kekerasan terhadap istri. Selanjutnya, penelitian Utami (2005:16) juga menyatakan bahwa kekerasan dalam rumah tangga dipengaruhi oleh penyesuaian diri suami istri yang rendah, kurangnya kematangan sosial, sikap dan nilai serta pengaruh lingkungan sosial. Hal ini juga didukung oleh tesis yang dibuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
Sudaryana (2005 : 17) yang menjelaskan bahwa kekerasan terhadap istri dipengaruhi juga oleh rendahnya kepuasan perkawinan dan stabilitas perkawinan. Lebih lanjut lagi, mean teoretis pada stres kerja dan kekerasan fisik, kekerasan seksual dan kekerasan finansial lebih besar daripada mean empiriknya. Hal ini berarti stres kerja pada prajurit Yonif 400/Raider cenderung rendah. Begitu pula, kekerasan fisik, kekerasan seksual dan kekerasan finansial yang dilakukan prajurit Yonif 400/Raider terhadap istrinya juga cenderung rendah. Namun demikian, mean empiris kekerasan psikologis lebih tinggi daripada mean teoritiknya. Hal ini berarti kekerasan psikologis pada prajurit TNI-AD di Yonif 400/Raider cenderung tinggi. Hasil penelitian ada yang jauh berbeda dengan wawancara yang dilakukan pada subjek dan
saat pengisian kuisioner. Peraturan disiplin
menyatakan bahwa atasan mempunyai hak untuk memberi hukuman apabila prajuritnya melanggar disiplin militer yang telah ditetapkan (peraturan disiplin prajurit TNI, 2005 : 2) dilanjutkan May.Siswono (2005 : 28) yang menyatakan adanya kemungkinan terjadi penyimpangan disiplin karena pemimpin terkadang menyalahgunakan disiplin tersebut. Salah satu kemungkinan rendahnya tingkat kekerasan dalam rumah tangga pada subjek ini disebabkan karena adanya social desirability yang tinggi pada subjek. Prajurit merasa takut jika hasil pengisian kuisioner yang telah dikerjakan terbaca atau ketahuan oleh atasan dan atasan merasa marah kemudian menghukumnya. Namun demikian, peneliti telah berusaha mengatasi social
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
desirability ini dengan cara menyerahkan langsung kuisioner ke prajurit dan pada proses penelitian ini tidak dihadiri oleh atasan. Rendahnya tingkat stres kerja dimungkinkan dapat terjadi karena adanya perbedaan pembinaan yang dilakukan oleh atasan. Pembinaan yang baik ini menghasilkan stres kerja dan kekerasan dalam rumah tangga yang cenderung rendah juga. Selain itu juga disebabkan karena disiplin dan profesionalisme yang telah melekat pada pribadi prajurit masing-masing sehingga melihat disiplin militer bukan sebagai distress melainkan sebagai eustress. Bilmenova (2006 : 11-12) menjelaskan bahwa lama bekerja berhubungan positif dengan komitmen. Komitmen berarti loyalitas dan hubungan yang aktif dengan organisasi. Maksudnya yaitu individu mempunyai tujuan untuk memberikan segala usaha demi keberhasilan organisasi yang bersangkutan karena individu
sangat
memikirkan
dan
mengutamakan
pekerjaan
dan
organisasinya. Pada penelitian ini, prajurit rata-rata telah bekerja selama 610 tahun. Berarti prajurit telah memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan stressor di tempat kerjanya. Hal ini didukung oleh Ubaydilah (2008 : 3) yang menyatakan bahwa semakin baik kemampuan beradaptasinya maka semakin rendah tingkat stresnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, ditemukan bahwa ada hubungan yang positif antara stres kerja pada prajurit TNI-AD di Yonif 400/Raider dan kekerasan dalam rumah tangga yang terdiri dari dimensi kekerasan fisik. Kekerasan psikologis, kekerasan seksual dan kekerasan finansial. Hal ini berarti semakin tinggi stres kerja pada prajurit TNI-AD di Yonif 400/Raider maka semakin tinggi pula kekerasan dalam rumah tangga yang terdiri dari dimensi kekerasan fisik. Kekerasan psikologis, kekerasan seksual dan kekerasan finansial. Sebaliknya, semakin rendah stres kerja pada prajurit TNI-AD di Yonif 400/Raider maka semakin rendah juga kekerasan dalam rumah tangga yang terdiri dari dimensi kekerasan fisik. Kekerasan psikologis, kekerasan seksual dan kekerasan finansial.
B.
Saran 1.
Bagi Pihak Satuan yaitu Yonif 400/Raider Stres kerja dan kekerasan dalam rumah tangga yang terdiri dari dimensi kekerasan fisik, kekerasan seksual dan kekerasan finansial pada prajurit di Yonif 400/Raider Semarang cenderung rendah. Hal ini berarti pihak satuan dapat meningkatkan pembinaan yang selama ini telah dilakukan. Namun demikian, kekerasan dalam rumah tangga
79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
khususnya kekerasan psikologis cenderung tinggi. Dengan demikian, penelitian ini dapat menjadi bahan pengarahan pimpinan sebagai bahan refleksi pada prajurit bahwa ada hubungan antara stres kerja dan kekerasan dalam rumah tangga.
1.
Bagi Penelitian Selanjutnya Diharapkan dengan adanya penelitian ini, maka penelitian selanjutnya dapat memperhatikan kelemahan-kelemahan yang terdapat pada penelitian ini. Pada saat penyebaran skala di satuan hendaknya perlu memperhatikan kendala-kendala teknis yang nantinya akan berpengaruh terhadap hasil penelitian. Peneliti juga harus mampu membaca situasi pola kehidupan di satuan. Tema penelitian ini cenderung sensitif sehingga social desirability pun cenderung tinggi. Dengan demikian, peneliti yang ingin meneliti dengan tema yang sama dapat mengungkapkannya dengan metode penelitian yang lain dengan menggunakan istri sebagai subjek penelitian. Selanjutnya, peneliti juga membutuhkan pendekatan secara personal pada subjek yang akan diteliti agar subjek tidak melakukan faking saat penelitian. Lebih lanjut lagi, peneliti juga dapat melakukan pembobotan pada tiap perilaku kekerasan karena tiap perilaku kekerasan mempunyai tingkat yang berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Adib, Faishol. & Muttaqin, Farid. (2005). Panduan Untuk Pendamping Perempuan Korban Kekerasan Berbasis Pesantren. Jakarta : PUAN Amal Hayati. Andari, Soetji. (2005). Tindak Kekerasan terhadap Perempuan di Yogyakarta. Media Informasi Penelitian. No.184, Th. Ke-29, hh. 21-34. (2006). Annual Report, Data Kasus Tahun 2006. Yogyakarta : Rifka Annisa Women’s Crisis Center. Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Yogyakarta : Rineka Cipta Ashari & Santoso, Purbayu. (2005). Analisis Statistik dengan Microsoft Excel dan SPSS. Yogyakarta : Andi Offset.
Azwar, Saiffudin. (2005). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Azwar, Saiffudin. (2005). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Azwar, Saiffudin. (2005). Sikap Manusia : Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Baron & Byrne.(2005). Psikologi Sosial Jilid 2 Edisi ke-10. Jakarta : PT.Gelora Aksara Pratama. Bilmoneva, Lolly. (2006). Hubungan Antara Komitmen Terhadap Organisasi Dengan Kinerja Dosen Pembelajaran Klinik di AKPER Swasta di Pekanbaru. Working Paper Series No.11. KMPK : Universitas Gadjah Mada.(www.lrc-kmpk.ugm.ac.id/id/UPPDF/working/No.11_Lolly%20Bil moneva_01_06.pdf-). Diakses pada tanggal 14 November 2008. Clark, David. (2004). Quantitative Psychological Research. New York : Psychology Press.
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ciciek, Farha. (2005). Jangan Ada Lagi Kekerasan dalam Rumah Tangga. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Darmawan&Suparjan. (2002). Laporan Penelitian Ilmu Pengetahuan Terapan (Kajian Wanita): Kekerasan Domestik Terhadap Istri Pada Keluarga Etnis Jawa. Yogyakarta : Lembaga Penelitian UGM. Djannah, Fathul, dkk. (2003). Kekerasan terhadap Istri. Yogyakarta : LKIS
Diahsari, E.Y. (2001). Kontribusi Stres Pada Produktivitas Kerja. Anima, Indonesian Psychological Journal. Vol. 16, No. 4, 360-371 Douglas, A.P., Nietzel, M.P., Kramer, G.P., Milich, R. (2002). Introduction to Clinical Psychological : Sixth Edition. Prentice Hall. Elmes, D.G.,Kamtowitz, B.H.,Roediger, H.L. (1995). Research Methods in Psychology. United States of America : West Publishing Company. Gema Diponegoro. (2007). Semarang.
Gema Infanteri (ed.75). (2005). Bandung.
Gerrig & Zimbardo.(2008). Psychology and Life : Eighteenth Edition. Pearson Education Incorporation. Ginting, Netti.(2006). Kekerasan terhadap Istri ditinjau dari Komunikasi antar Suami Istri. Tesis tidak diterbitkan oleh Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Haj-Yahia, Muhammad.(2002). The Impact of Wife Abuse on Marital Relations as Revealed by The Second Palestinian National Survey on Violence Against Women. Journal of Family Psychology. Vol.16, No. 3, 273-285. Handoyo, Seger. (2001). Stres Pada Masyarakat Surabaya. INSAN Media Psikologi. Vol. 3, No. 2 Agustus, 61-74. Hawari, Dadang. (2006). Manajemen Stres Cemas dan Depresi. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hawkins, Peter. (2006). Hypnosis And Stress : A Guide For Clinicians. John Wiley & Sons, ltd. Hayati, Elli, dkk. (1999). Kekerasan terhadap Istri. Yogyakarta : Rifka Annisa Women’s Crisis Center. Kongres Wanita Indonesia. (2005). Mengenal Undang-Undang Kekerasan Dalam Rumah Tangga. (http://www.kowani.or.id/main/index.asp?lang=id&p=101 &f=apr012005001). Diakses tanggal 29 November 2007. Krahe, Barbara.(2005).Perilaku Agresif. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Landy, F.J.,Conte, J.M. (2004). Work In The 21st Century : an Introduction to Industrial and Organizational Psychology. McGraw Hill. Luhulima, Achie. (2000). Pemahaman Bentuk-bentuk Tindak Kekerasan Terhadap Perempuan dan Alternatif Pemecahannya. Jakarta : Kelompok Kerja “Convention Watch” Pusat Kajian Wanita dan Jender Universitas Indonesia. Mulyati, Rika. (1999). Hubungan Antara Stres Kerja dan Perilaku Agresi pada Anggota ABRI. Skripsi tidak diterbitkan oleh Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Munandar, Ashar. (2001). Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta : UI-Press. Murpraptomo, Sulasikin. (1992). Semiloka : Tindak Kekerasan Terhadap Wanita. Jakarta. Oktarina. (2006). SPSS 13.0 untuk Orang Awam. Palembang : Maxicom. Prastyowati, Sri. (2004). Membongkar Akar Masalah Kasus Kekerasan Terhadap Istri. Media Informasi Penelitian. No.178, Th. Ke 28, hh. 83-90. Purnianti & Kolibonso, Serena. (2003). Menyingkap Tirai Kekerasan dalam Rumah Tangga. Jakarta : Mitra Perempuan Ratnadewi, Yeni. (2007). Kartini dan Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Bandung : Pusat Data Redaksi. (http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2007/ 042007/21/0105.htm). diakses pada tanggal 29 November 2007.
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Rukminto, Isbandi.(1994). Dasar-Dasar Pemikiran : Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu Kesejahteraan Sosial. Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada. Salmah, Sri. (2004). Penanganan Tindak Kekerasan Terhadap Istri melalui Lembaga Rifka Annisa Women Crisis Center (RAWCC) di Kota Yogyakarta. Jurnal PKS, Vol III, No. 7, 62-82. Schultz, D.P. & Schultz, S.E. (1994). Psychology and Work Today : An Introduction To Industrial and Organizational Psychology. MacMillan Publishing Company. Schultz, D.P. & Schultz, S.E. (2006). Psychology and Work Today : An Introduction To Industrial and Organizational Psychology. Pearson Educational International : Prentice Hall. Sears, dkk. (2005). Psikologi Sosial 2. Erlangga
Siswono. (2005). Karya Militer : Optimalisasi Kepemimpinan Perwira TNI AD dalam Pelaksanaan Tugas yang Berbasis Moral dan Etika. Bandung. (tidak diterbitkan). Smet, Bart. (1994). Psikologi Kesehatan. Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Spector, P. E. (1996). Industrial and Organizational Psychology : Research and Practice. USA : University of South Florida. Sudaryana.(2005). Intensi Kekerasan Suami terhadap Istri ditinjau dari Pengalaman Individu dan Strategi Menghadapi Masalah. Tesis tidak diterbitkan oleh Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Suryabrata, S. 2000. Pengembangan Alat Ukur Psikologis. Yogyakarta : Andi Offset. Sutarto Endriartono.(2005). Peraturan Disiplin Prajurit Tentara Nasional Indonesia. Jakarta : Markas Besar Angkatan Darat. Tamtiari, Wini. (2005). Awig-Awig Melindungi Perempuan dari Kekerasan dalam Rumah Tangga ?. Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan UGM
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tursilarini, Tateki. (2004). Tindak Kekerasan Terhadap Istri dan Kepedulian Masyarakat. Penelitian Kesejahteraan Sosial. Vol. III. No. 9, 62-74. Thomas, K.M.,Wadsworth, T. (2005). Diversity Dynamics In The Workplace. Canada Ubaydilah, A.N. (2008). Menangani Burnout di Tempat Kerja. Jakarta. (http://www.e-psikologi.com/epsi/industri_detail.asp?id=479) Utami, Margaretha. (2005). Kekerasan dalam Rumah Tangga Sebuah Tinjauan Psikologis. Penelitian Kesejahteraan Sosial. Vol. IV, No. 12, 15-21. UU. No 24 Tahun 2004. (http://www.kowani.or.id/main/index.asp?lang=id&p= 101&f=apr012005001). Diakses pada tanggal 12 Februari 2008. Munandar, Ashar. (2001). Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta : UI-Press.
Westen, Drew. (1996). Psychology Mind, Brain & Culture. John Wiley & Sons, Incorporation. Zechmeister,E.B.,Zechmeister,J.S.,Saughnessy,J.J. (2007). Metodologi Penelitian Psikologi Edisi ke-7 (terjemahan). Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Faisal Akbar Yunus. (2008).(wawancara, 10 April).
Leo Abi Melek Sibuea. (2008). (wawancara, 21 Februari).
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tangerang, Agustus 2008
Yth.Anggota TNI di Batalyon 203/AK di tempat
Dengan hormat, Assalamualaikum WR WB. Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan karunia-Nya yang berlimpah kepada kita semua. Saya adalah mahasiswa dari Fakultas Psikologi Sanata Dharma. Kuisioner ini disusun dalam rangka memperoleh data untuk menyelesaikan skripsi. Oleh karena itu, saya meminta bantuan saudara untuk meluangkan waktu sebentar guna mengisi kuisioner berikut ini. Saya berharap saudara mengisi kuisioner dengan lengkap, sesuai dengan keadaan, perasaan dan pikiran saudara. Tidak ada jawaban yang dianggap salah. Setiap orang dapat mempunyai pandangan yang berbeda sehingga saudara dapat menjawab yang paling sesuai menurut saudara sendiri. Semua jawaban akan dijamin kerahasiaannya. Sedangkan data pribadi yang lain diisi dengan lengkap. Demikianlah harapan saya, saya mengucapkan terima kasih atas bantuan dan kerjasama yang telah diberikan.
Hormat saya,
Hapsari Retno Dewi
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lama Bekerja
:
Status Perkawinan
: Menikah/Tidak Menikah (coret yang tidak perlu)
Lama Perkawinan
:
Petunjuk Pengisian Kuisioner Di bawah ini terdapat 58 pernyataan. Baca dan pahami baik-baik setiap pernyataan. Anda diminta untuk mengisi setiap pernyataan sesuai dengan diri Anda, dengan cara memberikan tanda silang (X) pada salah satu alternatif jawaban di bawah ini.
SS = Sangat Sesuai, apabila pernyataan sangat sesuai dengan diri Anda S
= Sesuai, apabila pernyataan sesuai dengan diri Anda
TS = Tidak Sesuai, apabila pernyataan tidak sesuai dengan diri Anda STS = Sangat Tidak Sesuai, apabila pernyataan sangat tidak sesuai dengan diri Anda
Mohon semua pernyataan diisi dengan lengkap, jangan sampai ada yang terlewatkan. Terima kasih.
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKALA I No. 1. 2. 3.
Pernyataan
SS
Saya frustrasi dengan peraturan yang ketat di tempat kerja Saya tetap berkonsentrasi meskipun pekerjaan yang dilakukan sehari-hari selalu sama Nafsu makan saya berkurang saat diberi tugas mendadak di luar jam dinas Saya tidak dapat tidur dengan nyenyak di malam
4.
hari karena perintah atasan yang sering berubahubah
5.
Saya merasa tertantang saat diberi kepercayaan menyelesaikan tugas yang lebih sulit Sulit bagi saya untuk membuat keputusan karena
6.
atasan tidak pernah memberikan pujian atas pekerjaan yang telah saya lakukan
7. 8.
Saya tetap meluangkan waktu untuk mengobrol dengan rekan kerja meskipun pekerjaan menumpuk Perut saya tetap terasa normal ketika dipanggil oleh atasan Saya merasa tertekan dengan peraturan disiplin
9.
yang menyatakan untuk patuh terhadap perintah atasan
88
S
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Anda diminta untuk mengisi setiap pernyataan sesuai dengan diri Anda, dengan cara memberikan tanda silang (X) pada salah satu alternatif jawaban di bawah ini. SS = S = TS = STS =
Sangat Sesuai, apabila pernyataan sangat sesuai dengan diri Anda Sesuai, apabila pernyataan sesuai dengan diri Anda Tidak Sesuai, apabila pernyataan tidak sesuai dengan diri Anda Sangat Tidak Sesuai, apabila pernyataan sangat tidak sesuai dengan diri Anda
No. 10.
Pernyataan
SS
Saya merasa gelisah karena perintah atasan yang sering berubah Jantung saya berdebar keras saat mengetahui
11. bahwa pekerjaan yang dilakukan tidak dapat memuaskan atasan 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.
Saya sering menunda pekerjaan karena bosan dengan rutinitas sehari-hari Saya malas bertegur sapa dengan orang lain saat tugas yang diberikan oleh atasan terlalu banyak Saya tetap mampu berkonsentrasi meskipun perintah atasan sering berubah-ubah Saya bisa tidur dengan nyenyak walaupun diminta untuk selalu siaga 24 jam Saya merasa tenang karena pekerjaan yang dilakukan sehari-hari sama Sulit bagi saya untuk berkonsentrasi saat dipanggil oleh atasan Emosi saya tetap terkendali meskipun akan dikirim ke daerah yang berbahaya
89
S
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No.
Pernyataan
SS
19. Saya tetap lancar menyampaikan pendapat ketika dipanggil oleh atasan 20. Saya tetap dapat tidur dengan nyenyak meskipun perintah atasan yang sering berubah-ubah 21. Saya merasa senang karena tugas yang diberikan tidak terlalu sulit 22. Saya sulit berkonsentrasi karena takut jika hasil pekerjaan tidak dapat memuaskan atasan 23. Perut saya menjadi mules saat diberi tugas di daerah yang berbahaya 24. Saya merasa kecewa jika atasan tidak memberikan pujian pada pekerjaan yang telah saya lakukan 25. Saya merasa frustrasi karena diminta untuk selalu siaga dengan perintah dari atasan 26. Konsentrasi saya menurun karena perintah atasan untuk selalu siaga 24 jam 27. Saya bermalas-malasan menyelesaikan tugas yang terlalu sedikit diberikan oleh atasan 28. Saya merasa tertantang saat diberi tugas yang terlalu berat 29. Jantung saya berdebar keras karena pekerjaan yang dilakukan kurang dapat memuaskan atasan 30. Pola makan saya tetap normal meskipun diberi tugas di luar kemampuan saya
90
S
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No. 31.
Pernyataan Saya
tetap
dapat
SS
memfokuskan
perhatian
walaupun merasa takut jika hasil pekerjaan tidak dapat memuaskan atasan 32.
Saya mampu berkonsentrasi meskipun akan ditugaskan ke daerah yang berbahaya
33.
Konsentrasi saya berkurang karena beban kerja semakin hari semakin bertambah
34. Saya tetap tenang saat lingkungan kerja tidak memberi
kesempatan
untuk
mengembangkan
ketrampilan 35.
Saya tidak mengalami sakit kepala saat atasan memberikan tugas orang lain kepada saya
36.
Nafsu makan saya berkurang karena takut jika hasil pekerjaan tidak dapat memuaskan atasan
37.
Kepala saya terasa berat jika tugas yang harus diselesaikan terlalu banyak
38.
Kepala saya langsung pusing saat atasan melimpahkan tugas orang lain kepada saya
39.
Saya merasa cemas jika dipanggil oleh atasan
91
S
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No.
Pernyataan
SS
40. Saya tetap rajin bekerja meskipun perintah atasan yang sering berubah-ubah 41. Saya menyelesaikan tugas lebih cepat dari waktu yang ditentukan saat tugas yang diberikan terlalu sedikit 42. Perut saya tetap normal meskipun ditugaskan di daerah yang berbahaya 43.
Saya menjadi cepat marah karena akan ditugaskan ke daerah yang berbahaya
44.
Saya mampu membuat keputusan walaupun beban kerja yang diberikan oleh atasan terlalu berat
45.
Saya merasa kesal saat diberi tugas mendadak di luar jam kerja
46.
Saya sulit untuk fokus memperhatikan pekerjaan yang terlalu sedikit diberikan oleh atasan
47.
Saya langsung keringat dingin saat dipanggil oleh atasan
48. Saya
merasa
nyaman
karena
atasan
mau
mendengarkan keluhan mengenai pekerjaan 49.
Saya sulit memfokuskan perhatian karena merasa bosan dengan rutinitas pekerjaan sehari-hari
50.
Saya tetap menyelesaikan pekerjaan meskipun tidak diberi kepercayaan untuk menyelesaikan permasalahan di tempat kerja
92
S
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Anda diminta untuk mengisi setiap pernyataan sesuai dengan diri Anda, dengan cara memberikan tanda silang (X) pada salah satu alternatif jawaban di bawah ini. SS = S = TS = STS =
Sangat Sesuai, apabila pernyataan sangat sesuai dengan diri Anda Sesuai, apabila pernyataan sesuai dengan diri Anda Tidak Sesuai, apabila pernyataan tidak sesuai dengan diri Anda Sangat Tidak Sesuai, apabila pernyataan sangat tidak sesuai dengan diri Anda
No.
Pernyataan
SS
51. Kepala saya tetap terasa ringan meskipun semakin banyak tugas yang diberikan oleh atasan 52.
Saya menjadi lebih bersemangat karena banyaknya teman-teman di lingkungan kerja
53.
Saya tetap memfokuskan perhatian pada saat menyelesaikan tugas meskipun lingkungan kerja kotor
54.
Prestasi saya menurun karena atasan tidak memikirkan kepentingan bawahan saat memberikan tugas di luar jam dinas
55.
Saya tidak bisa tidur dengan nyaman dengan adanya perintah atasan untuk selalu siaga 24 jam
56.
Saya tetap berkonsentrasi ketika diberi tugas yang mendadak di luar jam dinas
57.
Saya kurang lancar mengutarakan pendapat saat dipanggil oleh atasan
58. Saya tetap sabar walaupun ada peraturan disiplin yang ketat
93
S
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Terima kasih. Anda telah mengisi kuisioner bagian I. Silahkan melanjutkan ke bagian II
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKALA II Petunjuk Pengisian Kuisioner Di bawah ini terdapat 52 pernyataan. Baca dan pahami baik-baik setiap pernyataan. Anda diminta untuk mengisi setiap pernyataan sesuai dengan diri Anda, dengan cara memberikan tanda silang (X) pada salah satu alternatif jawaban di bawah ini. SS = S = TS = STS =
Sangat Sesuai, apabila pernyataan sangat sesuai dengan diri Anda Sesuai, apabila pernyataan sesuai dengan diri Anda Tidak Sesuai, apabila pernyataan tidak sesuai dengan diri Anda Sangat Tidak Sesuai, apabila pernyataan sangat tidak sesuai dengan diri Anda
No. 1.
Pernyataan Saya
meneriakkan
kata-kata
SS kasar
untuk
menunjukkan rasa kesal atas perilaku istri yang tidak sesuai dengan keinginan saya 2.
Saya tetap memberikan uang kepada istri meskipun sedang marah karena ia benar-benar membutuhkannya
3.
Saat hasrat saya sedang tinggi, saya meraba tubuh istri di depan orang lain
4.
Saya tidak mendorong istri ke belakang sebagai ungkapan rasa kecewa
5.
Saya meminta istri untuk melaporkan seluruh uang yang telah digunakan secara mendetail
95
S
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No. 6.
Pernyataan
SS
Saya dapat menahan hasrat seksual ketika istri sedang tidak menginginkan untuk melakukan hubungan seksual (istri sedang haid atau sakit)
7.
Saya mengharuskan istri untuk tetap di rumah agar ia merenungkan kesalahannya
8.
Saya tetap menghargai istri lewat kata-kata meskipun ia telah berbuat salah di depan umum
9.
Saya memukul istri jika ia berbohong
10.
Saya tidak akan menghamburkan uang untuk kepentingan pribadi meskipun sedang marah kepada istri
11.
Saya terkadang meninggalkan rumah tanpa alasan yang pasti
12.
Saya mengontrol pengeluaran keuangan hingga sekecil-kecilnya pada istri
13.
Saya memberi kebebasan istri untuk terlibat kegiatan sosial di luar rumah
14.
Saya tetap akan meminta berhubungan seksual dengan posisi yang saya sukai meskipun istri tidak menginginkannya
15.
Saya menahan diri untuk menampar istri ketika ia berbuat salah
16.
Saya tidak bercanda hal berbau seksual kepada istri di tempat umum
96
S
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Anda diminta untuk mengisi setiap pernyataan sesuai dengan diri Anda, dengan cara memberikan tanda silang (X) pada salah satu alternatif jawaban di bawah ini. SS = S = TS = STS =
Sangat Sesuai, apabila pernyataan sangat sesuai dengan diri Anda Sesuai, apabila pernyataan sesuai dengan diri Anda Tidak Sesuai, apabila pernyataan tidak sesuai dengan diri Anda Sangat Tidak Sesuai, apabila pernyataan sangat tidak sesuai dengan diri Anda
No.
Pernyataan
SS
17.
Saya melempar barang ke istri karena perilakunya yang mengesalkan
18.
Saya dapat mengendalikan nada bicara pada istri saat marah
19.
Jika hendak meminta uang, saya mengharuskan istri untuk membuat perincian kebutuhan terlebih dahulu
20.
Saya tetap memperbolehkan istri keluar rumah untuk merenungkan kesalahannya
21.
Saya mengatur kegiatan istri agar ia tidak berbuat kesalahan di luar lingkungan rumah
22.
Meskipun hasrat saya sedang tinggi, saya tidak meraba tubuh istri di depan orang lain
23.
Saya tetap akan meminta berhubungan seksual meskipun istri sedang tidak menginginkannya (istri sedang haid atau sakit)
24.
Saya tidak mengguncangkan badan istri untuk menghentikan omelannya
97
S
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No.
Pernyataan
SS
25.
Saya mengikuti istri secara diam-diam karena kurang percaya kepadanya
26.
Saya tidak memaksa istri berhubungan seksual dengan posisi yang saya sukai karena istri tidak menginginkannya
27.
Saya menampar istri untuk menunjukkan bahwa ia telah berbuat salah
28.
Saya tetap akan meminta uang istri untuk keperluan yang mendadak meskipun istri tidak mengijinkannya
29.
Saya tidak mengancam istri walaupun ia melawan kehendak saya (misalnya akan menceraikan, memukul, membunuh)
30.
Saya bercanda hal berbau seksual kepada istri di tempat umum
31.
Saya tidak mengharuskan istri untuk melaporkan seluruh uang yang telah digunakan
32.
Jika
hendak
meminta
uang,
saya
tidak
mengharuskan istri untuk membuat perincian kebutuhan terlebih dahulu 33.
Saya mendorong istri ke belakang sebagai ungkapan rasa kecewa
34.
Saya memperbolehkan istri mencari penghasilan yang lebih tinggi dari penghasilan saya
35.
Saya
mengabaikan
keberadaan
istri
menunjukkan rasa kesal padanya
98
untuk
S
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Anda diminta untuk mengisi setiap pernyataan sesuai dengan diri Anda, dengan cara memberikan tanda silang (X) pada salah satu alternatif jawaban di bawah ini. SS = S = TS = STS =
Sangat Sesuai, apabila pernyataan sangat sesuai dengan diri Anda Sesuai, apabila pernyataan sesuai dengan diri Anda Tidak Sesuai, apabila pernyataan tidak sesuai dengan diri Anda Sangat Tidak Sesuai, apabila pernyataan sangat tidak sesuai dengan diri Anda
No.
Pernyataan
36.
Saya tidak memberikan uang kepada istri saat sedang
marah
meskipun
SS ia
benar-benar
membutuhkannya 37.
Saya dapat mengendalikan diri untuk memukul istri meskipun ia telah berbohong
38.
Saya mempercayakan pengeluaran keuangan hingga sekecil-kecilnya pada istri
39.
Saya tetap menganggap keberadaan istri meskipun sedang kesal padanya
40.
Saya terkadang menolak keinginan istri untuk berhubungan seksual
41.
Saya terkadang mengguncangkan badan istri untuk menghentikan omelannya
42.
Saya memberi kebebasan pada istri dalam melaksanakan kegiatannya supaya ia tidak berbuat kesalahan di luar lingkungan rumah
43.
Saya berbicara dengan nada tinggi pada istri saat marah
99
S
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No.
Pernyataan
SS
44.
Saya tidak akan meminta uang istri untuk keperluan yang mendadak karena istri menolaknya.
45.
Saya tetap menghargai istri meskipun ia kurang dapat memenuhi kepuasan hasrat seksual saya
46.
Saya membatasi kegiatan sosial istri di luar rumah
47.
Saya akan meninggalkan rumah dengan alasan yang pasti
48.
Saya menghamburkan uang untuk kepentingan pribadi saat sedang marah kepada istri
49.
Saya mengancam istri jika ia melawan kehendak saya (misalnya akan menceraikan, memukul, membunuh)
50.
Saya tetap menggunakan kata-kata yang sopan walaupun kesal atas perilaku istri
51.
Saya
akan
berhubungan
menyanggupi seksual
saat
istri ia
untuk sedang
membutuhkannya
100
S
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No.
Pernyataan
SS
52.
Saya melarang istri mencari penghasilan yang lebih
S
TS
STS
tinggi dari penghasilan saya 53.
Saya dapat menahan diri untuk melempar barang ke istri jika perilakunya mengesalkan
54.
Saya
terkadang
merendahkan
istri
dalam
kemampuannya memuaskan hasrat seksual saya
Silahkan periksa kembali. Jangan sampai ada pernyataan yang terlewatkan. Terima Kasih ☺
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Semarang, September 2008
Yth.Bapak - Bapak Anggota TNI Batalyon 400/Raider di tempat
Dengan hormat, Assalamualaikum WR WB. Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan karunia-Nya yang berlimpah kepada kita semua. Saya adalah mahasiswi dari Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Kuisioner ini disusun dalam rangka memperoleh data untuk menyelesaikan skripsi. Oleh karena itu, saya meminta bantuan saudara untuk meluangkan waktu sebentar guna mengisi kuisioner berikut ini. Saya berharap saudara mengisi kuisioner dengan lengkap, sesuai dengan keadaan, perasaan dan pikiran saudara. Tidak ada jawaban yang dianggap salah. Setiap orang dapat mempunyai pandangan yang berbeda sehingga saudara dapat menjawab yang paling sesuai menurut saudara sendiri. Semua jawaban akan dijamin kerahasiaannya. Sedangkan data pribadi yang lain harus diisi dengan lengkap. Demikianlah harapan saya, saya mengucapkan terima kasih atas bantuan dan kerjasama yang telah diberikan.
Hormat saya,
Hapsari Retno Dewi
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lama Bekerja
:
Status Perkawinan
: Menikah/Tidak Menikah (coret yang tidak perlu)
Lama Perkawinan
:
Suku Bangsa
:
Petunjuk Pengisian Kuisioner Di bawah ini terdapat 36 pernyataan. Baca dan pahami baik-baik setiap pernyataan. Anda diminta untuk mengisi setiap pernyataan sesuai dengan diri Anda, dengan cara memberikan tanda silang (X) pada salah satu alternatif jawaban di bawah ini.
SS = Sangat Sesuai, apabila pernyataan sangat sesuai dengan diri Anda S
= Sesuai, apabila pernyataan sesuai dengan diri Anda
TS = Tidak Sesuai, apabila pernyataan tidak sesuai dengan diri Anda STS = Sangat Tidak Sesuai, apabila pernyataan sangat tidak sesuai dengan diri Anda
Mohon semua pernyataan diisi dengan lengkap, jangan sampai ada yang terlewatkan. Terima kasih.
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KUISIONER I No. 1.
Pernyataan
SS
Saya frustrasi dengan peraturan yang ketat di tempat kerja
2.
Saya tetap bisa berkonsentrasi meskipun pekerjaan yang dilakukan selalu rutin setiap hari
3.
Saya menjadi cepat marah ketika akan ditugaskan ke daerah yang berbahaya
4.
Saya tidak dapat tidur dengan nyenyak di malam hari karena perintah atasan yang sering berubahubah
5.
Saya merasa tertantang saat diberi kepercayaan menyelesaikan tugas yang lebih sulit
6.
Saya langsung berkeringat dingin saat dipanggil oleh atasan
7.
Saya tetap dapat meluangkan waktu untuk bertegur sapal dengan rekan kerja meskipun pekerjaan menumpuk
8.
Saya mampu membuat keputusan walaupun beban kerja yang diberikan oleh atasan terlalu berat
9.
Saya tetap memfokuskan perhatian pada saat menyelesaikan tugas meskipun lingkungan kerja kotor
10.
Saya merasa gelisah karena perintah atasan yang sering berubah
104
S
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Anda diminta untuk mengisi setiap pernyataan sesuai dengan diri Anda, dengan cara memberikan tanda silang (X) pada salah satu alternatif jawaban di bawah ini. SS = S = TS = STS =
Sangat Sesuai, apabila pernyataan sangat sesuai dengan diri Anda Sesuai, apabila pernyataan sesuai dengan diri Anda Tidak Sesuai, apabila pernyataan tidak sesuai dengan diri Anda Sangat Tidak Sesuai, apabila pernyataan sangat tidak sesuai dengan diri Anda
No.
Pernyataan
SS
11.
Saya merasa nyaman karena atasan mau mendengarkan keluhan mengenai pekerjaan
12.
Saya sering menunda pekerjaan karena bosan dengan rutinitas sehari-hari
13.
Saya malas bertegur sapa dengan orang lain saat tugas yang diberikan oleh atasan terlalu banyak
14.
Saya tetap mampu berkonsentrasi meskipun perintah atasan yang mudah berubah setiap saat
15.
Saya bisa tidur dengan nyenyak walaupun diminta untuk selalu siaga 24 jam
16.
Saya merasa kesal saat diberi tugas mendadak di luar jam kerja sehingga merusak acara pribadi
17.
Kepala saya terasa berat jika tugas yang harus diselesaikan terlalu banyak
18.
Emosi saya tetap terkendali meskipun akan dikirim ke daerah yang berbahaya
19.
Saya tetap lancar menyampaikan pendapat saat berbicara dengan atasan
20.
Kepala saya langsung pusing saat atasan melimpahkan tugas orang lain kepada saya
105
S
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No.
Pernyataan
SS
21.
Saya merasa cemas jika dipanggil oleh atasan
22.
Perut saya tetap normal meskipun akan ditugaskan ke daerah yang berbahaya
23.
Saya tetap berkonsentrasi ketika diberi tugas yang mendadak di luar jam dinas
24.
Saya merasa kecewa jika atasan tidak memberikan pujian pada pekerjaan yang telah saya lakukan
25.
Saya merasa frustrasi karena diminta untuk selalu siaga dengan perintah dari atasan
26.
Konsentrasi saya mudah menurun karena perintah atasan untuk selalu siaga 24 jam
27. Kepala saya tetap terasa ringan meskipun semakin banyak tugas yang diberikan oleh atasan 28.
Saya kurang lancar mengutarakan pendapat ketika dipanggil oleh atasan
29.
Saya sulit untuk memfokuskan perhatian karena merasa bosan dengan pekerjaan yang selalu sama setiap hari
30.
Pola makan saya tetap normal meskipun diberi tugas di luar kemampuan saya
106
S
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Anda diminta untuk mengisi setiap pernyataan sesuai dengan diri Anda, dengan cara memberikan tanda silang (X) pada salah satu alternatif jawaban di bawah ini. SS = S = TS = STS =
Sangat Sesuai, apabila pernyataan sangat sesuai dengan diri Anda Sesuai, apabila pernyataan sesuai dengan diri Anda Tidak Sesuai, apabila pernyataan tidak sesuai dengan diri Anda Sangat Tidak Sesuai, apabila pernyataan sangat tidak sesuai dengan diri Anda
No.
Pernyataan
SS
31.
Pola tidur saya jadi terganggu dengan adanya perintah dari atasan untuk selalu siaga 24 jam
32.
Saya mampu berkonsentrasi meskipun akan ditugaskan ke daerah yang berbahaya
33.
Konsentrasi saya berkurang karena beban kerja semakin hari semakin bertambah
34.
Saya tetap tenang saat lingkungan kerja tidak memberi kesempatan untuk mengembangkan ketrampilan
35.
Saya tidak mengalami sakit kepala saat atasan memberikan tugas orang lain kepada saya
36.
Nafsu makan saya berkurang karena takut jika hasil pekerjaan tidak dapat memuaskan atasan
107
S
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Terima kasih. Anda telah mengisi kuisioner I. Silahkan melanjutkan ke kuisioner II
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KUISIONER II
Petunjuk Pengisian Kuisioner Di bawah ini terdapat 37pernyataan. Baca dan pahami baik-baik setiap pernyataan. Anda diminta untuk mengisi setiap pernyataan sesuai dengan diri Anda, dengan cara memberikan tanda silang (X) pada salah satu alternatif jawaban di bawah ini. SS = S = TS = STS =
Sangat Sesuai, apabila pernyataan sangat sesuai dengan diri Anda Sesuai, apabila pernyataan sesuai dengan diri Anda Tidak Sesuai, apabila pernyataan tidak sesuai dengan diri Anda Sangat Tidak Sesuai, apabila pernyataan sangat tidak sesuai dengan diri Anda
No. 1.
Pernyataan Saya
meneriakkan
kata-kata
SS kasar
untuk
menunjukkan rasa kesal atas perilaku istri yang tidak sesuai dengan keinginan saya 2.
Saya mempercayakan pengeluaran keuangan hingga sekecil-kecilnya pada istri
3.
Saya tetap tidak akan mengacuhkan istri meskipun sedang kesal padanya
4.
Saya terkadang mengguncangkan badan istri untuk menghentikan omelannya
5.
Saya melarang istri mencari penghasilan yang lebih tinggi dari penghasilan saya
109
S
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No. 6.
Pernyataan
SS
Saya dapat menahan hasrat seksual ketika istri sedang tidak menginginkan untuk melakukan hubungan seksual (istri sedang haid atau sakit)
7.
Saya mengancam istri jika ia melawan kehendak saya (misalnya akan menceraikan, memukul, membunuh)
8.
Saya akan menyanggupi istri untuk berhubungan seksual saat ia sedang membutuhkannya
9.
Saya memukul istri jika ia berbohong
10.
Saat marah kepada istri, saya tidak akan menghamburkan uang untuk kepentingan pribadi sebagai upaya balas dendam
11.
Kadang saya pergi dari rumah tanpa pamit kepada istri untuk kepentingan pribadi
12.
Saya tetap tidak akan mengacuhkan istri meskipun sedang kesal padanya
13.
Saya memberi kebebasan istri untuk ikut terlibat kegiatan sosial di luar rumah
14.
Saya tetap akan meminta berhubungan seksual dengan posisi yang saya sukai meskipun istri tidak menginginkannya
15.
Saya menahan diri untuk menampar istri ketika ia berbuat salah
110
S
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Anda diminta untuk mengisi setiap pernyataan sesuai dengan diri Anda, dengan cara memberikan tanda silang (X) pada salah satu alternatif jawaban di bawah ini. SS = S = TS = STS =
Sangat Sesuai, apabila pernyataan sangat sesuai dengan diri Anda Sesuai, apabila pernyataan sesuai dengan diri Anda Tidak Sesuai, apabila pernyataan tidak sesuai dengan diri Anda Sangat Tidak Sesuai, apabila pernyataan sangat tidak sesuai dengan diri Anda
No.
Pernyataan
SS
16.
Saya tidak bercanda tentang hal-hal yang berbau seksual kepada istri di tempat umum
17.
Saya melempar barang ke istri karena perilakunya yang mengesalkan
18.
Saya dapat mengendalikan nada bicara pada istri saat marah
19.
Jika hendak meminta uang, saya mengharuskan istri untuk membuat perincian kebutuhan terlebih dahulu
20.
Saya
terkadang
merendahkan
istri
dalam
kemampuannya memuaskan hasrat seksual saya 21.
Saya melarang istri mencari penghasilan yang lebih tinggi dari penghasilan saya
22.
Meskipun hasrat saya sedang tinggi, saya tidak meraba tubuh istri di depan orang lain
23.
Saya tetap akan meminta berhubungan seksual meskipun istri sedang tidak menginginkannya (istri sedang haid atau sakit)
24.
Saya menghamburkan uang untuk kepentingan pribadi saat sedang marah kepada istri
111
S
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No.
Pernyataan
SS
25.
Saya mengikuti istri secara diam-diam karena kurang percaya kepadanya
26.
Saya tidak memaksa istri berhubungan seksual dengan posisi yang saya sukai karena istri tidak menginginkannya
27.
Saya menampar istri untuk menunjukkan bahwa ia telah berbuat salah
28.
Saya tetap menggunakan kata-kata yang sopan walaupun kesal atas perilaku istri
29.
Saya terkadang mengguncangkan badan istri untuk menghentikan omelannya
30.
Saya bercanda tentang hal-hal yang berbau seksual kepada istri di depan orang banyak
31.
Saya tidak mengharuskan istri untuk melaporkan seluruh uang yang telah digunakan
32.
Saya berbicara dengan nada tinggi pada istri saat marah
33.
Saya menyentakkan badan istri sebagai ungkapan rasa kecewa
34.
Saya dapat menahan diri untuk melempar barang ke istri jika perilakunya mengesalkan
35.
Saya mendiamkan istri untuk menunjukkan rasa kesal padanya
112
S
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No.
Pernyataan
36.
Saya tidak memberikan uang kepada istri saat sedang
marah
meskipun
SS ia
benar-benar
membutuhkannya 37.
Saya dapat mengendalikan diri untuk memukul istri meskipun ia telah berbohong
Terima Kasih ☺
113
S
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
RELIABILITAS STRES KERJA
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Reliability Warnings The space saver method is used. That is, the covariance matrix is not calculated or used in the analysis. Case Processing Summary N Cases
Valid Excluded (a) Total
80
% 100.0
0
.0
80 100.0 a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha .894
N of Items 58 Item Statistics
Aitem1
Mean 2.25
Std. Deviation .646
N
Aitem2
2.09
.556
80
Aitem3
1.99
.646
80
Aitem4
2.09
.679
80
Aitem5
2.05
.501
80
Aitem6
1.86
.651
80
Aitem7
1.50
.616
80
Aitem8
2.08
.823
80
Aitem9
1.96
.754
80
Aitem10
2.17
.652
80
Aitem11
2.46
.856
80
Aitem12
1.86
.689
80
Aitem13
1.78
.636
80
Aitem14
1.76
.579
80
Aitem15
2.35
.828
80
Aitem16
2.21
.724
80
Aitem17
2.16
.645
80
Aitem18
1.75
.606
80
Aitem19
2.03
.527
80
Aitem20
2.24
.579
80
Aitem21
2.33
.546
80
Aitem22
2.26
.651
80
Aitem23
1.63
.582
80
Aitem24
1.88
.753
80
Aitem25
1.84
.719
80
Aitem26
1.96
.605
80
Aitem27
1.91
.620
80
Aitem28
2.24
.783
80
Aitem29
2.41
.791
80
80
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Aitem30
2.03
.527
80
Aitem31
2.00
.616
80
Aitem32
1.74
.470
80
Aitem33
2.16
.605
80
Aitem34
2.25
.666
80
Aitem35
2.24
.601
80
Aitem36
2.04
.683
80
Aitem37
1.96
.625
80
Aitem38
2.29
.732
80
Aitem39
2.05
.614
80
Aitem40
1.85
.553
80
Aitem41
2.23
.636
80
Aitem42
1.73
.616
80
Aitem43
1.69
.648
80
Aitem44
1.93
.689
80
Aitem45
2.29
.889
80
Aitem46
1.99
.684
80
Aitem47
1.80
.513
80
Aitem48
1.83
.569
80
Aitem49
2.21
.669
80
Aitem50
2.31
.739
80
Aitem51
2.15
.638
80
Aitem52
1.75
.626
80
Aitem53
2.71
.766
80
Aitem54
2.41
.791
80
Aitem55
2.09
.556
80
Aitem56
2.06
.559
80
Aitem57
2.29
.640
80
Aitem58
1.88
.582
80
Item-Total Statistics
Aitem1
Scale Mean if Item Deleted 116.76
Scale Variance if Item Deleted 200.082
Corrected Item-Total Correlation .318
Cronbach's Alpha if Item Deleted .893
Aitem2
116.92
200.298
.363
.892
Aitem3
117.02
196.025
.546
.890
Aitem4
116.92
198.931
.362
.892
Aitem5
116.96
201.252
.339
.892
Aitem6
117.15
202.762
.169
.894
Aitem7
117.51
199.671
.360
.892
Aitem8
116.94
200.945
.201
.894
Aitem9
117.05
197.137
.407
.891
Aitem10
116.84
198.669
.393
.892
Aitem11
116.55
199.795
.239
.894
Aitem12
117.15
196.534
.482
.891
Aitem13
117.24
197.221
.487
.891
Aitem14
117.25
200.190
.353
.892
Aitem15
116.66
197.568
.346
.892
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Aitem16
116.80
204.289
.073
.896
Aitem17
116.85
203.775
.115
.895
Aitem18
117.26
198.221
.453
.891
Aitem19
116.99
200.924
.342
.892
Aitem20
116.77
199.442
.400
.892
Aitem21
116.69
205.256
.049
.895
Aitem22
116.75
201.608
.232
.894
Aitem23
117.39
196.797
.562
.890
Aitem24
117.14
198.576
.338
.892
Aitem25
117.17
198.450
.363
.892
Aitem26
117.05
197.289
.510
.891
Aitem27
117.10
200.116
.331
.892
Aitem28
116.77
201.316
.197
.894
Aitem29
116.60
203.939
.078
.896
Aitem30
116.99
200.620
.363
.892
Aitem31
117.01
202.316
.207
.894
Aitem32
117.27
199.088
.528
.891
Aitem33
116.85
198.635
.429
.891
Aitem34
116.76
199.348
.347
.892
Aitem35
116.77
200.075
.346
.892
Aitem36
116.97
198.582
.377
.892
Aitem37
117.05
199.162
.383
.892
Aitem38
116.72
198.582
.349
.892
Aitem39
116.96
197.150
.510
.891
Aitem40
117.16
200.239
.368
.892
Aitem41
116.79
204.448
.080
.895
Aitem42
117.29
202.081
.220
.894
Aitem43
117.32
198.020
.432
.891
Aitem44
117.09
198.815
.361
.892
Aitem45
116.72
194.379
.450
.891
Aitem46
117.02
202.683
.162
.894
Aitem47
117.21
198.650
.512
.891
Aitem48
117.19
200.458
.344
.892
Aitem49
116.80
195.959
.529
.890
Aitem50
116.70
199.453
.302
.893
Aitem51
116.86
195.892
.560
.890
Aitem52
117.26
198.753
.406
.892
Aitem53
116.30
198.795
.321
.893
Aitem54
116.60
202.952
.122
.895
Aitem55
116.92
200.602
.343
.892
Aitem56
116.95
200.605
.341
.892
Aitem57
116.72
198.455
.413
.892
Aitem58
117.14
196.880
.557
.890
Scale Statistics Mean 119.01
Variance 206.316
Std. Deviation 14.364
N of Items 58
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Reliability Warnings The space saver method is used. That is, the covariance matrix is not calculated or used in the analysis. Case Processing Summary N Cases
Valid Excluded (a) Total
80
% 100.0
0
.0
80
100.0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha .907
N of Items 43 Item Statistics
Aitem1
Mean 2.25
Std. Deviation .646
N
Aitem2
2.09
.556
80
Aitem3
1.99
.646
80
Aitem4
2.09
.679
80
Aitem5
2.05
.501
80
Aitem7
1.50
.616
80
Aitem9
1.96
.754
80
Aitem10
2.17
.652
80
Aitem12
1.86
.689
80
Aitem13
1.78
.636
80
Aitem14
1.76
.579
80
Aitem15
2.35
.828
80
Aitem18
1.75
.606
80
Aitem19
2.03
.527
80
Aitem20
2.24
.579
80
Aitem23
1.63
.582
80
Aitem24
1.88
.753
80
Aitem25
1.84
.719
80
Aitem26
1.96
.605
80
Aitem27
1.91
.620
80
Aitem30
2.03
.527
80
Aitem32
1.74
.470
80
Aitem33
2.16
.605
80
Aitem34
2.25
.666
80
Aitem35
2.24
.601
80
Aitem36
2.04
.683
80
Aitem37
1.96
.625
80
Aitem38
2.29
.732
80
80
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Aitem39
2.05
.614
80
Aitem40
1.85
.553
80
Aitem43
1.69
.648
80
Aitem44
1.93
.689
80
Aitem45
2.29
.889
80
Aitem47
1.80
.513
80
Aitem48
1.83
.569
80
Aitem49
2.21
.669
80
Aitem51
2.15
.638
80
Aitem52
1.75
.626
80
Aitem53
2.71
.766
80
Aitem55
2.09
.556
80
Aitem56
2.06
.559
80
Aitem57
2.29
.640
80
Aitem58
1.88
.582
80
Item-Total Statistics
Aitem1
Scale Mean if Item Deleted 84.09
Scale Variance if Item Deleted 147.549
Corrected Item-Total Correlation .321
Cronbach's Alpha if Item Deleted .906
Aitem2
84.25
148.038
.345
.905
Aitem3
84.35
143.901
.561
.903
Aitem4
84.25
146.392
.375
.905
Aitem5
84.29
148.714
.331
.906
Aitem7
84.84
147.201
.363
.905
Aitem9
84.38
144.718
.426
.905
Aitem10
84.16
146.315
.398
.905
Aitem12
84.48
143.797
.529
.903
Aitem13
84.56
144.781
.511
.903
Aitem14
84.58
147.564
.363
.905
Aitem15
83.99
145.506
.341
.906
Aitem18
84.59
146.220
.438
.904
Aitem19
84.31
148.521
.328
.906
Aitem20
84.10
146.977
.406
.905
Aitem23
84.71
144.612
.576
.903
Aitem24
84.46
146.125
.347
.906
Aitem25
84.50
146.380
.351
.906
Aitem26
84.38
145.453
.493
.904
Aitem27
84.43
148.045
.304
.906
Aitem30
84.31
148.521
.328
.906
Aitem32
84.60
146.800
.525
.904
Aitem33
84.18
146.045
.452
.904
Aitem34
84.09
146.815
.357
.905
Aitem35
84.10
147.686
.340
.905
Aitem36
84.30
147.403
.310
.906
Aitem37
84.38
146.718
.390
.905
Aitem38
84.05
146.377
.344
.906
Aitem39
84.29
144.942
.520
.903
Aitem40
84.49
147.443
.391
.905
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Aitem43
84.65
145.116
.479
.904
Aitem44
84.41
146.448
.365
.905
Aitem45
84.05
142.504
.458
.904
Aitem47
84.54
146.758
.482
.904
Aitem48
84.51
148.304
.317
.906
Aitem49
84.13
143.326
.576
.902
Aitem51
84.19
143.344
.606
.902
Aitem52
84.59
146.169
.426
.904
Aitem53
83.63
146.313
.330
.906
Aitem55
84.25
147.759
.366
.905
Aitem56
84.28
147.999
.346
.905
Aitem57
84.05
146.656
.383
.905
Aitem58
84.46
144.707
.569
.903
Scale Statistics Mean 86.34
Variance 153.011
Std. Deviation 12.370
N of Items 43
120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
RELIABILITAS KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Reliability Warnings The space saver method is used. That is, the covariance matrix is not calculated or used in the analysis. Case Processing Summary N Cases
Valid Excluded (a) Total
80
% 100.0
0
.0
80 100.0 a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha .880
N of Items 54 Item Statistics
Aitem1
Mean 1.96
Std. Deviation .770
N
Aitem2
1.60
.493
80
Aitem3
1.49
.595
80
Aitem4
2.10
.949
80
Aitem5
2.28
.656
80
Aitem6
1.83
.952
80
Aitem7
2.50
.574
80
Aitem8
2.33
.965
80
Aitem9
1.80
.701
80
Aitem10
2.34
1.006
80
Aitem11
1.69
.542
80
Aitem12
2.53
.595
80
Aitem13
2.21
.706
80
Aitem14
2.11
.450
80
Aitem15
2.10
.851
80
Aitem16
2.05
1.168
80
Aitem17
1.84
.625
80
Aitem18
2.21
.669
80
Aitem19
2.38
.682
80
Aitem20
2.61
.606
80
Aitem21
2.65
.695
80
Aitem22
2.04
1.049
80
Aitem23
1.76
.783
80
Aitem24
2.56
.884
80
Aitem25
2.08
.671
80
Aitem26
2.24
.815
80
Aitem27
1.95
.745
80
Aitem28
2.26
.590
80
Aitem29
2.49
.857
80
80
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Aitem30
1.68
.569
80
Aitem31
2.35
.618
80
Aitem32
2.31
.565
80
Aitem33
1.93
.632
80
Aitem34
2.17
.382
80
Aitem35
1.84
.719
80
Aitem36
1.94
.700
80
Aitem37
2.06
.663
80
Aitem38
1.90
.628
80
Aitem39
2.13
.644
80
Aitem40
2.17
.632
80
Aitem41
2.00
.694
80
Aitem42
2.42
.776
80
Aitem43
2.17
.612
80
Aitem44
2.61
.490
80
Aitem45
1.99
.626
80
Aitem46
1.83
.689
80
Aitem47
2.35
.480
80
Aitem48
1.70
.582
80
Aitem49
2.01
.703
80
Aitem50
1.89
.729
80
Aitem51
2.01
.771
80
Aitem52
2.21
.807
80
Aitem53
2.14
.791
80
Aitem54
1.81
.677
80
Item-Total Statistics
Aitem1
Scale Mean if Item Deleted 111.63
Scale Variance if Item Deleted 194.794
Corrected Item-Total Correlation .364
Cronbach's Alpha if Item Deleted .877
Aitem2
111.99
201.430
.110
.880
Aitem3
112.10
196.927
.355
.877
Aitem4
111.49
188.000
.550
.874
Aitem5
111.31
202.395
.021
.882
Aitem6
111.76
191.247
.420
.876
Aitem7
111.09
201.296
.097
.880
Aitem8
111.26
198.728
.130
.882
Aitem9
111.79
195.461
.370
.877
Aitem10
111.25
191.405
.388
.877
Aitem11
111.90
196.294
.436
.877
Aitem12
111.06
200.718
.127
.880
Aitem13
111.38
195.199
.381
.877
Aitem14
111.48
198.379
.365
.878
Aitem15
111.49
191.645
.460
.876
Aitem16
111.54
184.581
.544
.874
Aitem17
111.75
196.316
.371
.877
Aitem18
111.38
194.870
.422
.876
Aitem19
111.21
196.296
.337
.878
Aitem20
110.98
200.278
.149
.880
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Aitem21
110.94
201.350
.070
.881
Aitem22
111.55
186.200
.556
.873
Aitem23
111.83
195.640
.317
.878
Aitem24
111.03
197.012
.218
.880
Aitem25
111.51
195.063
.411
.877
Aitem26
111.35
191.142
.506
.875
Aitem27
111.64
194.918
.372
.877
Aitem28
111.33
199.640
.193
.879
Aitem29
111.10
196.749
.238
.879
Aitem30
111.91
196.866
.377
.877
Aitem31
111.24
197.019
.335
.878
Aitem32
111.28
202.278
.038
.881
Aitem33
111.66
196.657
.347
.878
Aitem34
111.41
202.853
.019
.881
Aitem35
111.75
195.177
.374
.877
Aitem36
111.65
194.939
.398
.877
Aitem37
111.53
192.404
.564
.875
Aitem38
111.69
193.863
.511
.875
Aitem39
111.46
195.847
.385
.877
Aitem40
111.41
200.777
.113
.880
Aitem41
111.59
194.904
.404
.877
Aitem42
111.16
202.442
.007
.883
Aitem43
111.41
196.752
.354
.877
Aitem44
110.98
202.885
.006
.881
Aitem45
111.60
199.635
.180
.880
Aitem46
111.76
195.905
.354
.877
Aitem47
111.24
202.538
.032
.881
Aitem48
111.89
194.506
.515
.876
Aitem49
111.58
195.311
.377
.877
Aitem50
111.70
193.352
.460
.876
Aitem51
111.58
194.020
.400
.877
Aitem52
111.38
193.579
.400
.877
Aitem53
111.45
192.377
.465
.876
Aitem54
111.78
193.670
.482
.876
Scale Statistics Mean
Variance
113.59
Std. Deviation
N of Items
14.255
54
203.207
Reliability Warnings The space saver method is used. That is, the covariance matrix is not calculated or used in the analysis. Case Processing Summary N Cases
Valid Excluded (a)
80
% 100.0
0
.0
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Total 80 100.0 a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha .899
N of Items 37 Item Statistics
Aitem1
Mean 1.96
Std. Deviation .770
N
Aitem3
1.49
.595
80
Aitem4
2.10
.949
80
Aitem6
1.83
.952
80
Aitem9
1.80
.701
80
Aitem10
2.34
1.006
80
Aitem11
1.69
.542
80
Aitem13
2.21
.706
80
Aitem14
2.11
.450
80
Aitem15
2.10
.851
80
Aitem16
2.05
1.168
80
Aitem17
1.84
.625
80
Aitem18
2.21
.669
80
Aitem19
2.38
.682
80
Aitem22
2.04
1.049
80
Aitem23
1.76
.783
80
Aitem25
2.08
.671
80
Aitem26
2.24
.815
80
Aitem27
1.95
.745
80
Aitem30
1.68
.569
80
Aitem31
2.35
.618
80
Aitem33
1.93
.632
80
Aitem35
1.84
.719
80
Aitem36
1.94
.700
80
Aitem37
2.06
.663
80
Aitem38
1.90
.628
80
Aitem39
2.13
.644
80
Aitem41
2.00
.694
80
Aitem43
2.17
.612
80
Aitem46
1.83
.689
80
Aitem48
1.70
.582
80
Aitem49
2.01
.703
80
Aitem50
1.89
.729
80
Aitem51
2.01
.771
80
Aitem52
2.21
.807
80
Aitem53
2.14
.791
80
Aitem54
1.81
.677
80
80
Item-Total Statistics
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Aitem1
Scale Mean if Item Deleted 71.79
Scale Variance if Item Deleted 154.549
Corrected Item-Total Correlation .400
Cronbach's Alpha if Item Deleted .897
Aitem3
72.26
156.728
.384
.897
Aitem4
71.65
149.927
.515
.895
Aitem6
71.93
152.222
.412
.897
Aitem9
71.95
155.238
.405
.897
Aitem10
71.41
152.575
.371
.898
Aitem11
72.06
156.059
.476
.896
Aitem13
71.54
155.594
.381
.897
Aitem14
71.64
158.690
.345
.898
Aitem15
71.65
153.066
.428
.896
Aitem16
71.70
147.453
.493
.896
Aitem17
71.91
155.853
.420
.896
Aitem18
71.54
155.366
.419
.896
Aitem19
71.38
156.009
.371
.897
Aitem22
71.71
148.638
.511
.895
Aitem23
71.99
154.873
.375
.897
Aitem25
71.68
154.830
.450
.896
Aitem26
71.51
152.354
.486
.895
Aitem27
71.80
155.200
.380
.897
Aitem30
72.08
157.007
.384
.897
Aitem31
71.40
157.484
.318
.898
Aitem33
71.83
156.121
.397
.897
Aitem35
71.91
155.600
.372
.897
Aitem36
71.81
154.863
.427
.896
Aitem37
71.69
153.230
.556
.895
Aitem38
71.85
155.091
.467
.896
Aitem39
71.63
156.364
.374
.897
Aitem41
71.75
154.747
.439
.896
Aitem43
71.58
156.475
.389
.897
Aitem46
71.93
156.070
.363
.897
Aitem48
72.05
154.681
.537
.895
Aitem49
71.74
155.614
.382
.897
Aitem50
71.86
153.386
.492
.895
Aitem51
71.74
154.500
.402
.897
Aitem52
71.54
154.429
.385
.897
Aitem53
71.61
153.607
.437
.896
Aitem54
71.94
153.831
.507
.895
Scale Statistics Mean 73.75
Variance 162.797
Std. Deviation 12.759
N of Items 37
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kekerasan Fisik
127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Correlations Correlations Stres Stres
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
KDRT
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
KDRT 1
.321(**)
.
.001
103
103
.321(**)
1
.001
.
N
103 ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
128
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
T-Test One-Sample Statistics
N KDRT
103
Mean 19.21
Std. Deviation 2.329
Std. Error Mean .229
One-Sample Test
Test Value = 20 95% Confidence Interval of the Difference t KDRT
-3.427
df
Sig. (2-tailed) 102
Mean Difference
.001
129
-.786
Lower -1.24
Upper -.33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kekerasan Psikologis
130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Measures of Association R KDRT * Stres
.807
R Squared .652
Eta .880
Eta Squared .775
Correlations Correlations Stres Stres
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
KDRT
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
KDRT 1
.807(**)
.
.000
103
103
.807(**)
1
.000
103 ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
. 103
131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
T-Test One-Sample Statistics
N KDRT
103
Mean 24.77
Std. Deviation 3.405
Std. Error Mean .335
One-Sample Test
Test Value = 24 95% Confidence Interval of the Difference t KDRT
2.286
df
Sig. (2-tailed) 102
Mean Difference
.024
.767
132
Lower .10
Upper 1.43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kekerasan Seksual
133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Measures of Association
R KDRT * STRES
.419
R Squared .176
Eta .747
Eta Squared .558
Correlations Correlations STRES STRES
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
KDRT
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
KDRT 1
.419(**)
.
.000
103
103
.419(**)
1
.000
.
103
103
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
T-Test One-Sample Statistics
N KDRT
103
Mean 20.47
Std. Deviation 3.102
Std. Error Mean .306
One-Sample Test
Test Value = 25 95% Confidence Interval of the Difference t KDRT
-14.833
df
Sig. (2-tailed) 102
Mean Difference
.000
-4.534
135
Lower -5.14
Upper -3.93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kekerasan Finansial
136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Measures of Association
R KDRT * STRES
.209
R Squared .044
Eta .705
Eta Squared .497
Correlations Correlations STRES STRES
Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
KDRT
Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
KDRT 1
.209(*)
.
.017
103
103
.209(*)
1
.017
.
103
103
* Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).
T-Test 137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
One-Sample Statistics
N KDRT
103
Mean 12.79
Std. Deviation 2.103
Std. Error Mean .207
One-Sample Test
Test Value = 15 95% Confidence Interval of the Difference t KDRT
-10.680
df
Sig. (2-tailed) 102
Mean Difference
.000
-2.214
138
Lower -2.62
Upper -1.80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Uji Linieritas Data Penelitian
Regression Variables Entered/Removed(b)
Model 1
Variables Entered KDRT(a)
Variables Removed
Method Enter
.
a All requested variables entered. b Dependent Variable: Stres
Model Summary
Model 1
R .497(a)
R Square .247
Adjusted R Square .240
Std. Error of the Estimate 7.515
a Predictors: (Constant), KDRT ANOVA(b)
Model 1
Sum of Squares Regressio n Residual Total
df
Mean Square
1871.816
1
1871.816
5703.912
101
56.474
7575.728
102
F
Sig.
33.145
.000(a)
F
Sig.
33.145
.000(a)
a Predictors: (Constant), KDRT b Dependent Variable: Stres ANOVA(b)
Model 1
Sum of Squares Regressio n Residual Total
df
Mean Square
1871.816
1
1871.816
5703.912
101
56.474
7575.728
102
a Predictors: (Constant), KDRT b Dependent Variable: Stres
139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Uji Normalitas
NPar Tests One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test KDRT 103
Stres 103
Mean
77.42
75.49
Std. Deviation
8.878
8.618
Absolute
.109
.088
Positive
.109
.066
N Normal Parameters(a,b) Most Extreme Differences
Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
140
-.086
-.088
1.103
.891
.175
.406
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
INTERVIEW DENGAN KOMANDAN KOMPI
Interviewer : Tolong ceritakan gaya kepemimpinan militer pada umumnya ? Interviewee : pada umumnya...eee...bahwa militer itu gaya kepemimpinannya otoriter tetapi dilihat dari situasi dan kondisi..salah satu contoh pada saat dipakai gaya kepemimpinan otoriter pada saat melaksanakan tugas operasi..nah disitu wajib apabila ada perintah yang dari atasan untuk melaksanakan kegiatankegiatan yang sifatnya ee dinas. Kemudian yang pada saat pimpinan tidak otoriter bisa dilaksanakan sesuai kondisi pada saat itu apakah memerintahkan orang tersebut dengan maksud untuk kebutuhan pribadinya sehingga orang itu atau bawahan bisa menolak atau dengan kata lain menunda dulu, perintah yang dari atasan tersebut. Interviewer : Jadi ada dua tipe ya yang jam dinas dengan diluar jam dinas. Itu pola militer itu yang otoriter itu prinsipnya dapat darimana ? Interviewee : Dapatnya...bukan dapatnya tapi kita memang dibentuk seorang militer yang identik dengan kekerasan sehingga dengan kekerasan itu kita bisa dibentuk disiplin..seperti itu. Interviewer : Ooh gitu...Bisa tolong ceritakan ga bagaimana proses memberikan tugas kepada bawahan ? Interviewee : Memberikan tugas prosesnya ya pada saat kita memberikan tugastugas ya ada tugas dinas maupun diluar dinas Kalo tugas di dalam jam dinas mungkin pada saat dengan porsi saya sebagai Komandan Kompi memerintahan untuk anggota untuk latihan. Jadi harus melaksanakan latihan untuk kebutuhan
141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
perorangan. Pada suatu saat nanti melaksanakan tugas operasi nah disitulah dipakai ini tersebut. Interviewer : Jadi misalnya gimana ? untuk contoh kongkritnya..contoh nyatanya.. Interviewee : Nah..melaksanakan latihan perorangan, dia diwajibkan untuk menguasai latihan perorangan tersebut..salah satu gerakan perorangan. Gerakan perorangan itu ada gerakan bagaimana pada saat ada banyak tembakan dari musuh, gerakan prajurit tersebut, tindakan prajurit tersebut bisa mengguling,m mencari perlindungan kemudian membidik dan mencari arah tembakan tersebut...seperti itu. Kemudian di luar perintah jam dinas yang saya sampaikan tadi bahwa untuk kebutuhan pribadi atasan mungkin saya sebagai Komandan Kompi punya sopir..punya ajudan..kebetulan saya punya saudara yang perlu dijemput na itu diluar jam dinas..nah disitulah proses saya memerintahkan sopir untuk menjemput keluarga saya yang datang dari luar Jawa. Interviewer : Itu memang kewajiban mereka untuk mematuhi baik di dalam dan diluar jam dinas ? Interviewee : Ya..wajib..semua perintah atasan itu wajib kita laksanakan tapi dilihat dari porsi dan kebutuhan perintah tersebut..seperti yang saya sampaikan tadi bahwa kebutuhan eh...perintah di luar jam dinas maupun di dalam jam dnas..seperti itu..kalo di luar jam dinas mungkin kebutuhan pribadi atasan..salah satu contoh tadi menjemput saudara di terminal. Interviewer : Jadi memang kewajiban ya diluar atau di dalam jam dinas ? Interviewee : Kewajiban..
142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Interviewer : Ooh..terus kalo misalkan diberi tugas kepada bawahan gitu dikasi tau ga tugas dan prosedur kerjanya secara jelas ? atau mungkin cuma dikasi tugas tapi ga dikasi tau tujuan dan prosedur kerjanya ? Interviewee : Seorang pemimpin yang bijak memberikan perintah harus sedetail mungkin sehingga orang yang diberikan perintah mengerti apa yang harus dilaksanakan..salah satu contoh ee diberikan perintah untuk melaksanakan patroli..tujuannya apa ? mereka harus tahu..patroli itu tujuannya apa ? bagaimana ? perbuatannya nanti apa pada saat gangguan..sedetail mungkin dari memberikan perintah sampai dia mengatasi bagaimana bila ada gangguan kemudian selama dia ada gangguan apa yang dia perbuat..setelah itu harus diberikan kepada bawahan..bisa dimengerti ? sehingga mereka melaksanakan perintah tersebut ikhlas dan tidak ada tanggungan. Interviewer : Jadi jelas ya ngasi penjelasannya..komplit.trus kalau misalkan dikasi tugas gitu dari bawahan sendiri langsung menjalankan perintah atau boleh memberikan saran..atau inisiatif gitu..bagaimana sebaiknya gitu..pemimpin kan tidak selalu benar..jadi bawahan memberikan jalan keluar gitu... Interviewee : Ada bentuk perintah ada bentuk koordinasi..adi salah satu contoh kalo memberikan perintah, suatu pimpinan..suatu atasan sudah memikirkan untung ruginya apa yang akan diperintahkan untuk bawahannya. Itu wajib dilaksanakan ..kalo sifatnya koordinasi atau memberikan perhatian kepada bawahan na..nantinya atasan tersebut bisa melemparkan apakah ada saran apakah ada pertanyaan..kalau bentuk perintah tidak ada lagi saran atau lain sebagainya.
143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Interviewer : Ya..ya..ya..terus kalau dibawahnya perwira ada bintara dan tamtama kan ? nah yang golongan tamtama tu apa tugasnya apa ya ? Interviewee : Sebagai unsur pelaksana..kalo bintara unsur pimpinan paling bawah kemudian dibawahnya tamtama. Na suatu kegiatan diberikan karena di tentara mempunyai organisasi ada perwira, bintara, tamtama..nah, organisasi itu salah satu di kompi. Kompi yang perwiranya dari Komandan Kompi kemudian danton-danton..unsur bintaranya itu ada Danru, Bintara Pelatih, ada Bintara Pleton..untuk mengatur kegiatan tersebut..kalo di pleton yang mengatur tersebutada Bintara Pleton..kalo di kompi ada ada Bintara Pelatih..itulah yang mengatur kegiatan-kegiatan yang ada di kompi yang ada di pleton. Untuk menyampaikan perintah dari Danton atau Danki atau salah satu perrwira yang memberikan perintah..istilahnya sebagai penyambung lidah dari perwira ke tamtama.. Interviewer : Kegiatan sehari-harinya tamtama apa biasanya kalau sebagai pelaksana ? Interviewee : Kalau bentuk kegiatan sehari-hari, tidak ada khusus buat tamtama tetapi kegiatan tersebut salah satunya di Batalyon ini, di kompi saya ada kegiatan yang sudah diatur, dijadwal. Di jadwal itu salah satu mulai hari Senin sampai dengan hari Jumat. Senin mulai dari melaksanakan kegiatan upacara sampai kegiatan yang diatur di kompi masing-masing. Di kompi itu adalah jadwal latihan. Jadwal latihan di kompi latihan taktik atau tehnik atau memberikan materi yang bersifat teori. Nah disitulah unsur-unsur tamtama yang menerima
144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
materi-materi tersebut untuk dilatihkan. Di dalam latihan ada tamtama, ada bintara, perwira juga ada. Jadi dilatihkan semua. Interviewer : Apakah ada refleksi ? maksudnya mereview kegiatannya itu gimana selama beberapa hari sebelumnya..terus hubungan atasan-bawahan..gimana kalo ada saran atau keluhan…. Interviewee : Disini kita sifatnya evaluasi kegiatan. Dalam 1 minggu itu kita melaksanakan kegiatan-kegiatan nanti pada saat hari Sabtu kita menyampaikan evaluasi kegiatan..tetapi untuk setiap evaluasi setiap kegiatan kita pasti mengevaluasi kegiatan tersebut. Evaluasi ini dinamakan jam komandan. Penekanan-penekanan pada anggota jadi apa yang harus diperbuat apa yang harus tidak diperbuat, yang dilakukan anggota kemudian disitulah juga diberikan apabila ada keluhan-keluhan anggota silahkan menyampaikan saran atau keinginan-keinginan mereka gitu..pada saat jam komandan. Jam komandan itu bias jam komandan pleton..bisa jam komandan kompi ada..jam komandan batalyon ada. Interviewer : Tadi sempat bilang kalo kadang-kadang bawahan ada keluhan silahkan disampaikan gitu..efektif ga ? maksudnya mereka aktif ga untuk memberikan keluhan atau mereka cenderung tidak berani ? Interviewee : Kalo keluhan itu kebutuhan pribadi mereka tidak berani karena cenderung disini hidup jiwa korsa. Jiwa kebersamaan semuanya. Salah satu contoh mungkin ada penugasan batalyon ini akan melaksanakan penugasan daerah di Aceh. Ada anggota juga yang mungkin baru-baru nikah atau sudah lama menikah tapi belum punya anak atau orang tuanya sakit. Na itu semua kan
145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kebutuhan pribadi na disini kita kan kebersamaan na hal-hal tersebut mereka yang tidak berani sampaikan na “saya tidak mau berangkat tugas karena belum punya anak..”na itu tidak akan berani dan tidak akan diijinkan…tetap akan melaksanakan tugas…seperti itu..karena perintah adalah segala-galanya. Interviewer : Jadi perintah adalah segala-galanya mutlak itu ? Interviewee : Mutlak Interviewer : Baik itu positif maupun negatif ya ? Interviewee : Tapi itu semua perintah bersifat positif..tidak ada yang negatif.. Interviewer : Yang terakhir ya... Interviewee : Oke deh.. Interviewer : Tentang latihan fisik ini kalau khususnya golongan tamtama seperti apa ya ? Interviewee : Latihan fisik...latihan fisik disini pembinaan satuan. Pembinaan satuan di batalyon ini mulai dari kegiatan anmars ada, kegiatan halang rintang ada, kegiatan pos kantri ada, kegiatan aerobik ada...mereka lakukan tiap hari..melakukan pembinaan fisik mereka terjaga fisiknya...sewaktu-waktu kita ditunjuk batalyon ini untuk melaksanakan tugas operasi kita siap masalah fisik..seperti itu. Interviewer : Latihan fisik setiap hari ya ? Interviewee : Iya Interviewer : Satu hari kira-kira berapa lama ? Interviewee : Satu hari mungkin sudah terbagi-bagi jamnya...kalau hari Senin itu kita pembinaan fisik lari putaran Sapta Marga dengan berpakaian PDL. Untuk
146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
hari Selasa dengan pakaian aerobik melaksanakan Smapta..kemudian untuk hari Rabu lari keluar di jalan pakaian PDL..hari Kamis lari siang tanpa kaos..tidak pakai baju, lari siang di dalam batalyon..kemudian hari Jumat senam kesegaran jasmani..seperti itu..hari Sabtu olahraga.tenis yang perwiranya, yang bintara sama tamtamanya melaksanakan kegiatan di kompi masing-masing.
147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
INTERVIEW DENGAN PRAJURIT
8 April 2008 Interviewer
: Tolong ceritakan tentang kegiatan kerja kamu selama jam dinas..
Interviewee
: Kerja saya selama jam dinas yaitu setiap hari melaksanakan apel
pagi dilanjutkan kegiatan kompi ato batalyon kurang lebih sampe jam 12, dilanjutkan sholat luhur berjamaah. Untuk kegiatan sore dimulai jam 4 yautu oraum olahraga umum atau korve batalyon. Interviewer
: Olahraga umum itu seperti apa saja ?
Interviewee
: Olahraga umum itu yaitu seperti bola voli, sepakbola atau bulu
tangkis Interviewer
: Ehm..sama temen-temen,anggota disini ?
Interviewee
: Semua, sama anggota kompi
Interviewer
: Ooh, gitu...ehm..apakah masih ada kegiatan di luar jam dinas ?
Interviewee
: Masih yaitu melaksanakan pesiar, biar pikiran tetap fresh atau
pembinaan teritorial Interviewer
: Apakah ada kegiatan yang diberikan di luar jam dinas oleh atasan
tiba-tiba atau tiba-tiba gitu ? Interviewee
: Tidak ada
Interviewer
: Apa yang kamu pikirkan saat diberikan kegiatan di luar jam
dinas? Interviewee
: Senang-senang saja karena merupakan tugas yang diberikan oleh
atasan
148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Interviewer
: Kegiatan yang telah dijelaskan tadi itu apakah setiap hari selalu
sama ? Interviewer
: Tidak
Interviewer
: Maksudnya gimana ?
Interviewee
: Karena di kompi sudah diberikan sesuai jadwal dan setiap
harinya tu tidak sama..misalkan hari Senin tu upacara bendera...hari Selasa aerobik. Interviewer
: Ya..ya..saya denger mas pernah melaksanakan operasi militer
atau perang gitu ya..yang paling terakhir di Ambon..kan..kalo saya boleh tau suasananya gimana ya selama operasi militer ? Interviewee
: Suasana pada saat operasi militer sangat menegangkan karena di
medan yang berbahaya Interviewer
: Selain tegang ada perasaan lain ga yang muncul ?
Interviewee
: Tidak ada
Interviewer
: Pernah ga merasa takut ato gimana gitu ?
Interviewee
: Ya pernah
Interviewer
: Maksudnya apa ?
Interviewee
: Ya karena banyak pengacau
Interviewer
: Kegiatan di medan operasi tu apa aja to ?
Interviewee
: Kegiatan di medan operasi yaitu melaksanakan pengamanan dan
mempertahankan wilayah agar tetap kondusif Interviewer
: Bagaimana perasaan mas waktu disana waktu operasi militer ?
Interviewee
: Senang karena mendapatkan pengalaman
149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Interviewer
: Ada ga perasaan lain selain senang gitu ?
Interviewee
: Ya ada juga, karena orang merantau itu ya jauh dari orang tua ya makannya apa adanya.
Interviewer
: Perasaan takut atau..misalkan kalau operasi militer karena tingkat resiko kematiannya kan tinggi, pernah ga merasakan ketakutan sampai kesitu ?
Interviewee
: Ya pernah...
Interviewer
: Pernah ya ?
Interviewee
: Iya
Interviewer
: Emm, apa pendapatmu mengenai operasi militer itu ?
Interviewee
: Operasi militer memang harus dilaksanakan dalam rangka nenpertahankan keutuhan wilayah NKRI karena itu sudah menjadi tanggung jawab kami
Interviewer
: Yang di visi misinya tentara ya...?
Interviewee
: Iya
Interviewer
: Sebenarnya peranmu sebagai seorang TNI apa sih ?
Interviewee
: Sebagai seorang TNI kita harus siap sedia setiap waktu kapan
saja dimana saja melaksanakang tugas yang diberikan oleh negara kepada kita dalam bentuk menjaga kedaulatan negaraNKRI biar tetap utuh dan solid Interviewer
: Kalau tugasnya TNI, mas tau ga apa ?
Interviewee
: Menegakkan kedaulatan NKRI
Interviewer
: Emm, mas kan punya atasan, punya bawahan..bisa ceritakan ga
gimana prosesnya atasan pada saat memberikan perintah kepada bawahan, gitu ?
150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Interviewee
: Ya..atasan memanggil anggota untuk kemudian memberikan PO.
Interviewer
: PO itu apa ya ?
Interviewee
: Ya Po itu adalah perintah operasi
Interviewer
: Ooo..terus ketika diberikan perintah itu ya, au ga tujuannya itu apa ? Misalkan tujuan yang diberikan dari tugas itu ? Tujuannya gimana ?
Interviewee
: Tahu, karena setiap atasan memberikan perintah operasi dapat dipastikan memberikan prosedur kerjanya.
Interviewer
: Bisa berikan contoh ga ?
Interviewee
: Misalnya memberikan apa tu..PO biar dapat hasil yang memuaskan
Interviewer
: Contoh...contoh nyatanya langsung gitu gimana..misalnya...
Interviewee
: Ya, setiap atsan memberi perintah operasi yaitu melihat musuh berkumpul disuatu pos dam bersenjatakan lengkap. Kita harus patuh dan jeli menghadapi musuh biar mendapatkan hasil yang memuaskan yaitu dapat senjata.
Interviewer
: Oh, gitu ya...Emm, menurutmu apa yang diharapkan atasanmu mengenai tugas yang diberikan padamu ?
Interviewee
: Yaitu melaksanakan tugasku dengan rasa penuh tanggung jawab, itu sudah menjadi kewajiban sebagai seorang TNI.
Interviewer
: Menurutmu, apakah kamu dapat memenuhi harapan atasan ?
Interviewee
: Dapat, karena saya melaksanakan tugas dengan semaksimal mungkin sesuai kemampuan saya.
151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Interviewer
: Apa yang kamu pikirkan pada saat mendapatkan tugas dari atasan?
Interviewee
: Yang saya pikirkan setiap atasan memberikan perintah atau tugas yaitu kita lihat dulu. Misalkan musuh itu berkekuatan 13 orang, sedangkan kita cuma 3 orang ya itu kita kurang yakin menghadapi musuh karena sangat banyak musuhnya dan kita tidak sanggup menghadapinya.
Interviewer
: Dan itu tetap mas lakukan ? tetap melaksanakan perintah juga ?
Interviewee
: Kita lakukan karena walaupun kita kekurangan personel, kita harus berjiwa ksatria, hiduo mati itu sudah ditangan Tuhan.
Interviewer
: Oh gitu ya..terus apa yang kamu rasakan ketika diberikan tugas itu ?
Interviewee
: Senang karena itu merupakan suatu tugas yang diberikan kepada kami sehingga kami laksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab
Interviewer
: Ada peraturan ga dari atasan saat melaksanakan suatu tugas ?
Interviewee
: Ada, agar supaya dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan tanpa melakukan pelanggaran karena TNI itu sudah dilatih dari awal disiplin sejak masuk TNI.
Interviewer
: Apakah ada rekan kerja, teman-teman saat melaksanakan tugas itu ?
152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Interviewee
: Ya ada, biasanya kita lakukan 1 regu, karena dengan kekuatan 1 regu kita dapat membuahkan hasil yang maksimal yang kita inginkan sesuai dengan harapan pimpinan.
Interviewer
: Berarti jarang ya ngerjain sendirian ?
Interviewee
: Jarang
Interviewer
: Pernah ga merasa suatu PO menjadi beban mas sendiri ?
Interviewee
: Tidak ada karena atasan telah memberikan kesejahteraan kepada anggota yaitu tentang pesiar kemana atau sekedar cuci mata biar tidak terlalu tegang pada suatu operasi militer
Interviewer
: Pernah ga merasa kalau tugas yang diberikan itu bertentangan dengan tugas yang mas kerjakan ?
Interviewee
: Tidak ada
Interviewer
: Ceritakan tentang hubunganmu dengan teman-teman seletengmu
Interviewee
: Hubungan antar atasan dengan bawahan berjalan dengan baik, layaknya
seorang
ayah
dengan
anaknya
sehingga
tidak
menimbulkan kecemburuan ataupun menimbulkan konflik atasan dengan bawahan Interviewer
: Dengan teman-teman seleteng gimana ?
Interviewee
: Kalau hubungan sama leteng itu kita tetap jaga dengan baik karena itu suatu usaha yang kita bina sewaktu kita masuk TNI
Interviewer
: Kalau hubungan dengan bawahan gimana ?
153
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Interviewee
: Kalau dengan bawahan kita harus menghargai dan mematuhi dia, tidak terlalu menekan atau membiasakan yang tidak baik sehingga bawahan itu tidak stres.
Interviewer
: Tolong ceritakan tentang kebiasaan-kebiasaan yang khas disini..
Interviewee
: Kebiasaan-kebiasaan yang kita lakukan di batalyon ini setiap melaksanakan kegiatan selalu dilaksanakan dengan bersama-sama baik di lingkungan asrama maupun di luar asrama.
Interviewer
: Contohnya gimana ?
Interviewee
: Misalkan kita melaksanakan oraum, olahraga umum, main bola voli diluar batalyon, kita harus bersama-sama dengan masyarakat biar saling menjaga dan biar diantara masyarakat dengan TNI tidak ada ketegangan.
Interviewer
: Gimana rasanya menjadi seorang tentara ?
Interviewee
: Senang karena mendapatkan pekerjaan yang tetap
Interviewer
: Bagaimana pendapat keluarga ketika kamu menjadi seorang TNI
Interviewee
: Senang dan bangga. Tetap senang karena kerja dari seorang TNI itu dilaksanakan dengan sepenuh hati tidak akan berat.
Interviewer
: Pendapat dulu dengan sekarang oleh keluarga apakah tetap sama?
Interviewee
: Ya sudah berbeda, kalo waktu masuk pendidikan ya orang tua berpikir yang ga-ga, kalau sudah masuk asrama dan melihat pakaian dinas tu ya orang tua senang dan bangga.
Interviewer
: Pikiran yang ga-ga itu maksudnya gimana ?
154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Interviewee
: Ya berprasangka buruklah, misalkan gini-gini atau dapat tindakan dari pelatih gitu.
Interviewer
: Gini-gini itu gimana ?
Interviewee
: Maksudnya ya kalau anaknya dapat perlakuan yang tidak wajar dari seorang pelatih
Interviewer
: Contohnya ?
Interviewee
: Ya dapat pukulan atau tamparan dari seorang pelatij sehingga membuat anak itu cacat atau trauma dengan tingkah laku seorang pembina.
Interviewer
: Biasanya pembina melakukan hal tersebut alasannya apa ?
Interviewee
: Ya seorang pembina melakukan hal itu tu wajar karena dia itu membuat mental anak itu biar tetap gagah dan berani, tidak penakut.
Interviewer
: Jadi dilakukan karena semata-mata supaya gagah berani, bukan karena suatu kesalahan ya ?
Interviewee
: Hal itu sebagai suatu pembentukan biar bermental baja
Interviewer
: Emm..saya lihat lingkungan disini bersih ya..siapa yang membersihkan ?
Interviewee
: Dilaksanakan pembersihan setiap hari dan sore itu sudah ada tamtama piket atau semua anggota kompi digerakkan supaya lingkungan di sekitar kompi itu tetap tertib dan bersih.
Interviewer
: Mas sendiri juga biasanya gitu ya ?
Interviewee
: Iya
155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Interviewer
: Terus..yang tadi itu ada tugas yang bertentangan ?
Interviewee
: Ada, ya misalnya sama atasan ya disuruh belanja atau nganter kemana sehingga itu dapat menimbulkan ya rasa yang kurang pas buat saya.
Interviewer
: Kurang pasnya gimana ?
Interviewee
: Ya karena kebutuhan si dia itu sangat mengganggu
Interviewer
: Perasaan anda gimana kalau mendapatkan tugas yang bertentangan gitu ?
Interviewee
: Dongkol
Interviewer
: Pernah disampaikan perasaan mas sendiri ke atasan ?
Interviewee
: Ya ga pernah karena itu sudah menjadi tanggung jawab saya dan harus dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab dan ikhlas
Interviewer
: Rasa tanggung jawab itu yang patuh pada atasan ?
Interviewee
: Iya, benar
Interviewer
: Tapi dari atasan sendiri pernah bertanya tentang perasaan mas ?
Interviewee
: Tidak pernah
Interviewer
: Terus pernah ga ada nilai dan keyakinan yang bertentangan dengan pekerjaan ?
Interviewee
: Ya, kadang-kadang ada..misalkan atasan memberikan PO tapi kurang pas tapi sudah menjadi perintah dari atasan ya saya sebagai bawahan dilaksanakan yang penting sudah melaksanakan perintah dari atasan
Interviewer
: Misalkan PO nya seperti apa ?
156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Interviewee
: Misalkan membunuh orang atau gimana
Interviewer
: Ooh, waktu tugas operasi ya ?
Interviewee
: Iya
Interviewer
: Dan itu tetap dilakukan ya..
Interviewee
: Iya, padahal membunuh orang itu kan dosa, tapi harus bagaimana, itu sudah merupakan kewajiban saya untuk menumpas pengacau keamanan negara NKRI agar tetap utuh dan solid
Interviewer
: Makasih ya mas
10 April 2008 Interviewer
: Selamat siang mas..
Interviewee
: Selamat siang..
Interviewer
: Gini, kemaren kan mas pernah menceritakan mengalami permasalahan dalam bekerja yang kemaren katanya dongkol..nah, disini saya mempunyai daftar, kalau mas pernah mengalami tolong dijawab dan ceritakan ya...
Interviewee
: Iya
Interviewer
: Ketika ada permasalahan gitu pernah ga jantung berdebar ?
Interviewee
: Ya pernah, ya mungkin karena grogi atau tidak siap menghadapi persoalan yang diberikan atau pikiran saja kurang fit, kita takut aja sama yang memerintahkannya.
Interviewer
: Kalau keringat dingin gimana ?
157
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Interviewee
: Itu misalnya ya itu waktu kita menghadapi permasalahan kurang pas dengan jawabannya atau menghadapi sesuatu yang diberikan jadi pikiran takut jadi badan merinding atau keringat dingin.
Interviewer
: Pernah mengalami seperti itu ? gimana kejadiannya ?
Interviewee
: Kejadiannya waktu itu disuruh menghadap atasan atau siapa jadi pikiran itu takut terkadang badan gemetar seperti goyang gitu kakinya, tubuh basah dengan keringat itu.
Interviewer
: Kalau perut mules gitu ?
Interviewee
: Ga pernah
Interviewer
: Kalau sakit kepala ?
Interviewee
: Pernah, biasanya kalau bawahan disuruh atasan disuruh memberikan apa gitu atau gini-gini tapi ternyata hasilnya kurang memuaskan atasan bagi si bawahan itu kurang pas..kecapaian itu lo karena sudah melaksanakan tapi dengan hasil yang tidak memuaskan.
Interviewer
: Pernah mengalami mas ?
Interviewee
: Ya pernah
Interviewer
: Gimana ceritanya ?
Interviewee
: Ya waktu itu disuruh belanja atau apa akhirnya tidak pas dengan selera mereka jadi seakan-akan kayak menekan gitu lo..
Interviewer
: Menekan yang gimana ?
158
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Interviewee
: Menekan ya memerintahkan supaya belanja kenapa ga pas dengan selera saya padahal kita sudah berjalan sesuai dengan perintah mereka
Interviewer
: Kalau misalkan gangguan tidur gimana ?
Interviewee
: Kalau gangguan tidur tu misalnya kita tidur itu mungkin teringat terbayang seakan-akan kita tidur tidak lelap karena mata terpejam tapi pikirannya sampai kemana-mana misalnya mikirin apa takut sama atasannya atau takut sama diri sendiri mungkin dengan hasil perintah komandan tidak memuaskan buat si komandan.
Interviewer
: Kalau seperti marah, sedih, takut gitu gimana ?
Interviewee
: Ya marah sih ada, jadi udah wajar bagi seorang bawahan..tapi kemaren tu cuma dipendam dalam hati saja jadi skarang kita tu dongkol dengan pikiran kita sendiri.
Interviewer
: Pernah ga coba disampaikan sama atasan gitu ?
Interviewee
: Ya ga pernah..ga brani saya...kalau brani ya itu udah mustahil..hehehe...ya itu mungkin bisa senjata makan tuan bagi si bawahan itu.
Interviewer
: Laennya ada ga ?
Interviewee
: Bosan sih juga ada, misalnya suruh gini-gini gitu..suruh belanja atau suruh kemana dengan hasil yang tidak memuaskan bagi si bawahan
itu
kayaknya
kurang
pas
gitu..kenapa
dalam
melaksanakan tugas kok hasilnya ketidakpuasan bagi si atasan gitu.
159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Interviewer
: Pernah merasa kecewa, ga sabar ngadepin atasan sendiri ?
Interviewee
: Ya pernah..ada, sering itu dilakukan...misalnya ya dengan perintah yang tidak pas gitu lo..misalya perintah A ganti B misalnya gitu jadi sukanya tu seenaknya aja minta bawahannya itu.
Interviewer
: Jadi perintahnya sering berubah-ubah gitu ya ?
Interviewee
: Iya
Interviewer
: Biasanya perintah yang berhubungan sama pekerjaan atau pribadi?
Interviewee
: Ya pribadi, misalnya suruh nyuci mobil atau kemana yang bikin dongkol tu pas hari waktu istirahat kan si bawahan juga pengen istirahat sehingga itu yang membuat dongkol..
Interviewer
: Ya ya...ehm...kalo reaksi laennya..dari pikiran misalnya kurang konsentrasi ato gimana gitu ?
Interviewee
: Ya ada..kalo gitu itu jadi malas mao ngerjain apa-apa.
Interviewer
: Minum alkohol ga ?
Interviewee
: Ya sering kalo pikiran kacau..
Interviewer
: Kalo masalah makan gimana ?
Interviewee
: Kalo makan pas pikiran ga enak ya makannya juga ga enak, jadi ga nafsu makan..lebih enak mabok ma ngerokok,hehehe
Interviewer
: Berat badannya turun lah ya...
Interviewee
: Jadi kuring..kurus kering...hehehe
Interviewer
: Kalo hubungan ma teman dan keluarga gimana ?
160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Interviewee
: Kalo ma teman ya baik..kalo stres gitu enak ngajak temen pergi kemana gitu..yang nyenenginlah...
Interviewer
: Ok deh kalo gitu...makasih ya...selamat siang...
Interviewee
: Ok...selamat siang
161
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166