UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SHALAT SISWA KELAS VII M.Ts. AR RAHMAT KENDAL MELALUI MODIFIKASI METODE DEMONSTRASI DAN READING ALOUD TAHUN AJARAN 2010/2011
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam
Oleh ARIF WIBOWO NIM 093111264
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama NIM Jurusan/Program Studi
: Arif Wibowo : 093111264 : Pendidikan Agama Islam;
menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Semaranga, Juni 2011 Saya yang menyatakan,
Arif Wibowo NIM: 093111264
KEMENTERIAN AGAMA R.I. INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS TARBIYAH Jl. Prof. Dr. Hamka (Kampus II) Ngaliyan Semarang Telp. 7601295 Fax. 7615387
PENGESAHAN Naskah skripsi dengan: Judul : Upaya Meningkatkan Kemampuan Shalat Siswa Kelas VII M.Ts. Ar Rahmat Kendal Melalui Modifikasi Metode Demonstrasi dan Reading ALoud Tahun Ajaran 2010/2011. Nama : Arif Wibowo NIM : 093111264 Jurusan : Pendidikan Agama Islam Program Studi : Pendidikan Agama Islam telah diajukan dalam sidang munaqosyah oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam. Semarang, Juni 2011 DEWAN PENGUJI Ketua,
Sekretaris,
Dr. Sukasih, M. Pd NIP 19570202 199203 2 001
Mahfud Shidiq, Lc. M. A NIP 15031312 7000001 000
Penguji I,
Penguji II,
Prof. Dr. Ibnu Hajar, M. Ed NIP 19580507 198402 1 002
Drs. Sajid Iskandar NIP 19480212 198703 1 001 Pembimbing
Lift Anis Ma’shumah, M. Ag NIP 19720928 199703 2 001
NOTA PEMBIMBING
Semarang,
Juni 2011
Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Di Semarang Assalamu’alaikum wr. wb. Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan : Judul : Upaya Meningkatkan Kemampuan Shalat Siswa Kelas VII M.Ts. Ar Rahmat Kendal Melaui Modifikasi Metode Demonstrasi dan Reading Aloud Tahun Ajaran 2010/2011 Nama : Arif Wibowo NIM : 093111264 Jurusan : Pendidikan Agama Islam Program Studi : Pendidikan Agama Islam Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diajukan dalam Sidang Munaqasyah. Wassalamu’alaikum wr.wb.
Pembimbing
Lift Anis Ma’shumah, M. Ag NIP. 19720928 199703 2 001
ABSTRAK Judul
Penulis NIM
: Upaya Meningkatkan Kemampuan Shalat Siswa Kelas VII M.Ts. Ar Rahmat Kendal Melaui Modifikasi Metode Demonstrasi dan Reading Aloud Tahun Ajaran 2010/2011 : Arif Wibowo : 093111264
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Bagaimana skenario pembelajaran mata pelajaran Fikih materi shalat fardhu di M.Ts. Ar Rahmat Kendal melalui modifikasi metode demonstrasi dan reading aloud (2) Apakah melalui modifikasi metode demonstrasi dan reading aloud dapat meningkatkan kemampuan shalat siswa kelas VII M.Ts. Ar Rahmat Kendal tahun ajaran 2010/2011. Pembelajaran shalat fardhu dengan menggunakan modifikasi metode demonstrasi dan reading aloud ini merupakan inovasi baru yang dilakukan di sekolah ini. Karena biasanya hanya disampaikan dengan metode ceramah. Akhirnya hasil belajar siswa kurang optimal. Kemudian diterapkannya kedua modifikasi metode ini, membuat pembelajaran semakin menarik. Kedua metode ini membuat siswa dalam pembelajaran ikut aktif dan tidak sekedar mengikuti pembelajaran saja. Sehingga tidak memberi kesempatan siswa untuk tidak fokus terhadap proses pembelajaran. Dengan melihat guru mendemonstrasikan shalat, siswa dengan melihat secara langsung urutan dan cara yang benar dalam melakukan shalat. Baik dalam melakukan gerakannya ataupun dalam membacakan bacaan-bacaan yang ada dalam shalat. Karena shalat bukan sekedar gerakan saja, maka bacaannya pun harus dibacakan dengan benar. Sehingga peneliti menggunakan formula membacakan bacaan-bacaan shalat dengan keras. Diharap dengan dibaca dengan keras bisa dideteksi katika membaca salah dan cepat dibenarkan. Sehingga kesalahan-kesalahan cepat teratasi. Data penelitian yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif dengan hasil : (1) Mean (nilai rata-rata) dari hasil pra siklus, siklus I dan siklus II dibandingkan secara keseluruhan. (2) Mean (nilai rata-rata) dari hasil tes praktik shalat siswa, baik dari gerakan maupun bacaannya dibandingkan untuk mengetahui apakah ada kenaikan hasil praktik dari tahap pertahap. Sehingga akan diketahui apakah hipotesis yang diajukan benar atau ditolak. Kemudian untuk mengetahui benar tidaknya hipotesis yang diajukan maka dapat dilihat dari perbandingan hasil praktik siswa antara pra siklus yaitu 68,17, sedangkan pada hasil praktik shalat pada siklus I adalah 75,3, dan hasil praktik shalat pada siklus II adalah 85,1. Dari hasil ini membuktikan bahwa hipotesis yang diajukan diterima yang berbunyi bahwa kemampuan shalat siswa kelas VII pada bahasan shalat fardhu akan meningkat jika diterapkan dengan menggunakan modifikasi metode demonstrasi den reading aloud di M.Ts. Ar Rahmat Kendal.
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah swt, Tuhan pencipta dan pemelihara semesta alam. Shalawat dan salam semoga senantiasa Allah limpahkan kepada Nabi Muhammad saw, keluarganya, sahabat-sahabatnya dan para pengikutnya yang setia hingga Hari Pembalasan. Salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Strata Satu (S1) di semua perguruan tinggi-termasuk di Institut Agama Islam Negeri Walisono Semarang adalah membuat karya ilmiah dalam bentuk skripsi. Dalam rangka itulah penulis membuat skripsi ini dengan judul .” UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SHALAT SISWA KELAS VII M.Ts. AR RAHMAT KENDAL MELALUI MODIFIKASI METODE DEMONSTRASI DAN READING ALOUD TAHUN AJARAN 2010/2011”. Selama pembuatan skripsi ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang dialami oleh penulis, baik yang menyangkut pengaturan waktu, pengumpulan bahan-bahan (data) maupun pembiayaan dan sebagainya. Namun, dengan hidayah dan inayah Allah swt dan berkat kerja penulis disertai dorongan dan bantuan dari berbagai pihak, maka segala kesulitan dan hambatan itu dapat diatasi dengan sebaik-baiknya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan pada waktunya. Oleh karena itu, seyogyanyalah penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tiada terhingga dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan atas terselesaikannya skripsi ini, terutama kepada dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan nasehat, masukan dan bimbingan yang sangat berharga bagi penulis. Terima kasih ini juga penulis sampaikan kepada : 1. Bapak Dr. Suja’i, M. Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. 2. Ibu Lift Anis Ma’shumah, M. Ag selaku pembimbing dalam menyelesaikan skripsi ini. 3. Kepala M.Ts. Ar Rahmat beserta staf dan seluruh dewan guru yang telah memberikan informasi kepada penulis untuk penulisan skripsi ini.
4. Pimpinan dan staf perpustakaan yang telah memberikan fasilitas untuk meminjamkan buku-buku kepustakaan. 5. Rekan-rekan seperjuangan di program Kualifikasi S. 1 PAI IAIN Walisongo Semarang, sertas segenap pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu namanya di sini. Terima kasih atas segala bantuan dan dorongan semangat kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. Mudah-mudahan amal dan jasa baik mereka diterima oleh Allah swt dan di balasNya dengan pahala yang berlipat ganda. Amiin. Mudah-mudahan pula skripsi ini bermanfaat, khusunya bagi penulis, dan bagi para pembaca yang budiman pada umumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i PERNYATAAN KEASLIAN...........................................................................…. ii PENGESAHAN.................................................................................................... iii NOTA PEMBIMBING…................................................................................…. iv ABSTRAK…………............................................................................................. v TRANSLITERASI………………………………………………………………. vi KATA PENGANTAR…………………………………………………….…… viii DAFTAR ISI………………….……………………………………………….... ix Bab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang…………....................................................................... 1 B. Penegasan Istilah….…........................................................................... 5 C. Rumusan Masalah.................................................................................. 6 D. Tujuan dan……… ................................................................................. 6 E. Manfaat Penelitian................................................................................. 6 Bab II PEMBELAJARAN SHALAT MELALUI MODIFIKASI METODE DEMONSTRASI DAN READING ALOUD A. Kajian Pustaka………………………………………………………… 8 B. Kerangka Berpikir 1. Pembelajaran Shalat………….. ……………………..........…... 9 2. Metode-metode dalam Pendidikan Shalat Anak……............... 14 C. Hipotesis Tindakan………………………………………………..… 19 Bab III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian………………............................................................ 20 B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................…....... 21 C. Pelaksana dan Kolaborator………………………………………….. 23 D. Rancangan Penelitian……………………………………………….. 23 E. Teknik Pengumpulan Data…………………………………………. 27 F. Teknik Analisis Data……………………………………………….. 29 G. Indikator Pencapaian………………………………………………... 29
Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian………………........................................................... 31 1. Profil Sekolah………………………………………………….. 31 2. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah…………………………………. 31 3. Struktur Organisasi………………………………………….….. 35 4. Keadaan Guru dan Peserta Didik………………………….…… 35 5. Sarana dan Prasarana…………………………………………... 37 B. Hasil Penelitian…………….............................................................. 39 1. Pra Siklus……………………………………………………… 39 2. Hasil Siklus I………………………………………………….. 39 3. Hasil Siklus II………………………………………………… 45 C. Pembahasan………………………………………………………. 51 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan.......................................................................................... 52 B. Saran ................................................................................................... 53 C. Penutup……………………………………………………………… 54 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1 Dari definisi tersebut tergambar adanya proses pembelajaran terhadap peserta didik agar mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan. Hal ini mengindikasikan betapa pentingnya pendidikan agama untuk mendukung siswa memiliki kekuatan spiritual tersebut. Pendidikan agama Islam merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sistem pendidikan di Indonesia, sebagaimana yang tercantum dalam Undang undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 12 ayat 1 butir a. Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang seagama.2 Berarti jika dalam satuan lembaga pendidikan ada yang beragama Islam maka mereka berhak mendapatkan pengajaran agama Islam dan diajarakan oleh guru yang beragama Islam. Islam dengan tegas telah mewajibkan agar umatnya melakukan pendidikan, sebagaimana firman Allah, dalam surat Al- Alaq ayat 3-5 :
1
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung: Fokus Media, 2006), hlm. 2 2 Undang-undang Republik Indonesia,Sistem, hlm. 8
1
2
Artinya :"Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kolam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya". (Q.S. Al-’Alaq/96: 3-5).3 M. Arifin menjelaskan dalam bukunya bahwa ayat tersebut juga menunjukkan jika manusia tanpa melalui belajar, niscaya tidak akan dapat mengetahui segala sesuatu yang ia butuhkan bagi kelangsungan hidupnya di dunia dan akhirat. Pengetahuan manusia akan berkembang jika diperoleh melalui proses belajar mengajar yang diawali dengan kemampuan menulis dengan pena dan membaca dalam arti luas, yaitu tidak hanya dengan membaca tulisan melainkan juga membaca segala yang tersirat di dalam ciptaan Allah.4 Dengan demikian pendidikan sangat penting bagi kelangsungan hidup di dunia dan di akhirat. Pendidikan jugalah yang akan membuat pengetahuan manusia berkembang. Sedangkan pendidikan agama diartikan sebagai suatu kegiatan yang bertujuan untuk membentuk manusia agamis dengan menanamkan aqidah keimanan, amaliah dan budi pekerti atau akhlak yang terpuji untuk menjadi manusia yang taqwa kepada Allah swt.5 Sasaran pendidikan agama tertuju pada pembentukan sikap akhlak atau mental anak didik dalam hubungan dengan Tuhan, masyarakat dan alam atau sesama makhluk. Anak adalah cerminan masa depan, pendidikan anak harus benar-benar diperhatikan agar bakat mereka tersalurkan dalam kegiatan yang positif yaitu di antaranya dengan memasukkan anak ke dalam jenjang pendidikan yang formal ataupun yang non formal. Penanaman nilai agama kepada mereka merupakan syarat mutlak untuk mencapai nilai keharmonisan dalam menjalani kehidupan dunia dan akhirat. Nilainilai tersebut dapat dijadikan pondasi agar mereka tidak keluar dari ajaran-ajaran agama.
3
Depag RI, AI-Qur.an dan Terjemahnya, (Jakarta: CV Penerbit J-Art, 2005) hlm. 598
4
Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), hlm. 92
5
M. Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm. 4
3
Pada prinsipnya pelajaran agama Islam membekali siswa agar memiliki pengetahuan lengkap tentang hukum Islam dan mampu mengaplikasikannya dalam bentuk ibadah kepada Allah. Dengan demikian siswa dapat melaksanakan ritual-ritual ibadah yang benar menurut ajaran Islam sesuai dengan ibadah yang dipraktekkan dan diajarkan Rasulullah saw. Dalam standar kompetensi mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang berisi kemampuan minimal yang harus dikuasai siswa selama menempuh PAI baik di tingkat menengah, kemampuan ini berorientasai pada perilaku afektif dan psikomotorik dengan dukungan pengetahuan kognitif dalam rangka memperkuat keimanan dan ketaqwaan kepada Allah swt.6
Kemampuan-kemampuan
yang tercantum
dalam komponen
kemampuan dasar ini merupakan penjabaran dari kemampuan dasar umum yang harus dicapai yaitu: 1. Mampu membaca Al Quran dan surat-surat pilihan sesuai dengan tajwidnya mengartikan, dan menyalinnya, serta mampu membaca, mengartikan dan menyalin hadits-hadits pilihan. 2. Beriman kepada Allah swt, dan lima rukun Islam yang disertai dengan mengetahui fungsinya serta terefleksi dalam sikap prilaku, dan akhlak peserta didik dalam dimensi vertikal maupun horizontal. 3. Mampu beribadah dengan baik dan benar sesuai dengan tuntunan syari’at Islam baik ibadah wajib dan ibadah sunnah maupun muamalah. 4. Mampu berakhlak mulia dengan meneladani sifat, sikap dan kepribadian Rasulullah serta Khulafaur Rasyidin. 5. Mampu mengambil manfaat dari sejarah peradaban Islam.7 Dari standar kompetensi di atas pada point ke-3 disebutkan bahwa siswa mampu beribadah dengan baik dan benar sesuai dengan syari’at Islam baik ibadah wajib dan ibadah sunnah maupun muamalah. Dengan demikian mencermati hal di atas maka penulis akan mencoba menyoroti amalan ibadahnya, yang ditekankan pada aspek pengamalan ibadah siswa khususnya ibadah shalat. Penulis memilih ibadah shalat karena shalat sangat penting dan wajib hukumnya bagi umat Islam. Shalat adalah tiang agama Islam, jika tiangnya saja sudah tidak diperhatikan bagaimana agama Islam akan berdiri dengan tegak. Sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Nabi saw. Dengan sabdanya : 6
Depdiknas, Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Istam SMP & MTs, (Jakarta : Pusat Kurikullum, Balitbang Depdiknas, 2003) hlm. l0-11 7 Depdiknas, SMP & MTs, hlm. 17
4
ل اللّ ِه وَاِقاَ ِم ُ ن مُحَمَدَا رَسُ ْى َ َال اللّ ُه وَا َ ى خَ ْمسٍ شَهاَدَ ِة اَنْ آلاِل َه ِا َ ي االْسْالَ ُم عَل َ بً ِن ت وَصَىْ َم رَمَضاَن ِ ّْج الْبَي َ َالّصَالَ ِة وَاِيْتاَ ِء الّزَكاَ ِة وَح Artinya : "Islam didirikan dari lima sendi (fondasi) : mengaku bahwasanya tidak ada Tuhan yang sebenar-benarnya disembah selain Allah yang Maha Esa, mengaku bahwasanya Muhammad itu pesuruhNya, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, mengerjakan haji, dan berpuasa di bulan ramadhan." (H.R. Al Bukhari Muslim dari Ibnu Umar)8 Di dalam Al Alqur'an Allah juga banyak memerintah langsung untuk mengerjakan shalat, menjaga shalatnya, maupun menyempurnakan shalatnya. Firman Allah dalam Al Qur'an :
Artinya : "Peliharalah benar-benar segala shalatmu dan shalat wustha (yang paling baik), dan berdirilah tegak untuk Allah, dalam keadaan tetap khusyuk kepada-Nya." (Q.S. 2, Al Baqarah : 238)9 Karena pentingnya shalat sebagaimana telah dijelaskan di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang shalat disekolah penulis, karena dilihat para siswa dalam melakukan shalat hanya masih seperti rutinitas dan dalam bacaan dan gerakannya pun belum begitu memuaskan. Sedangkan secara sosial lingkungannya bagus karena di lingkungan tempat tinggal mereka, penulis lihat juga banyak pondok pesantren atau pun madrasah diniyah. Ataukah metode yang digunakan kurang tepat atau bahkan ada faktor lain yang mempengaruhi. Oleh karenanya penulis mencoba selangkah melalui pembelajaran shalat melalui modifikasi metode demonstrasi dan reading aloud diharap melalui penelitian ini nantinya bisa meningkatkan kemampuan shalat siswa. Berdasarkan deskripsi di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang akan dituangkan dalam penelitian dengan judul ” Upaya Meningkatkan Kemampuan Shalat Siswa Kelas VII MTs Ar Rahmat Kendal Melalui Modifikasi Metode Demonstrasi Dan Reading Aloud Tahun Ajaran 2010/2011” 8
Teungku Muhammad Hasbi Ash Shidieqy, Pedoman Shalat, (Semarang : PT. Pustaka Rizki Putra, 2005), hlm. 43 9 Depag RI, Terjemah, hlm. 258
5
B. Penegasan Istilah Untuk menghindari kesalah pahaman dalam mengartikan apa yang penulis bahas nantinya maka penulis jelaskan dulu tentang istilah-istilah yang terkandung didalam tulisan ini. 1. Kemampuan Shalat Siswa Kemampuan berarti kesanggupan, kecakapan, kekuatan.10 Sedangkan shalat dalam pengertian bahasa arab, ialah : "Doa memohon kebajikan dan pujian."11 Adapun ta'rif shalat yang dikehendaki syara' sebagai nama bagi ibadah yang menjadi tiang agama islam, menurut para fuqaha' (ahli fiqih) : "beberapa ucapan dan beberapa perbuatan (gerakan tubuh) yang dimulai dengan takbir, disudahi dengan salam, yang dengannya kita beribadah kepada Allah, menurut syarat-syarat yang ditentukan."12 Jadi kemampuan shalat adalah kecakapan dalam mengucapkan dan melakukan gerakan shalat yang dimulai dari takbir dan disudahi dengan salam dengan syarat-syarat yang telah ditentukan dalam hal ini yang dilakukan oleh peserta didik kelas VII MTs Ar Rahmat kendal tahun ajaran 2010/2011 2. Metode Demonstrasi dan Reading Aloud Secara etimologi, istilah metode berasal dari bahasa Yunani ”Metodhos”. Kata ini terdiri dari dua suku kata yaitu “metha” yang berarti melalui dan “hodhos” yang berarti jalan atau cara untuk mencapai tujuan. 13 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia metode adalah cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud, cara kerja bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.14
10
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Bandung : Balai Pustaka, 1990), hlm. 707 11 Ash Shidieqy, Shalat, hlm. 39 12 Ash Shidieqy, Shalat, hlm. 40 13 Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta : Ciputat Pers, 2002), hlm. 40 14 Kebudayaan, Indonesia, hlm. 652
6
Sedangkan demonstrasi sebagai metode mengajar ialah: "Guru atau orang lain dan dapat pula salah seorang/beberapa murid memperlihatkan kepada semua murid-murid lainnya tentang suatu proses."15 Sedangkan metode reading aloud yaitu membaca suatu teks dengan keras.16 Yang dimaksud modifikasi metode demonstrasi dan reading aloud dalam pembahasan ini yaitu suatu cara yang dipakai dalam hal ini pembelajaran shalat untuk siswa kelas VII MTs Ar Rahmat melalui perpaduan dua cara yaitu siswa mempraktekkan shalat disertai menyuarakan dengan keras bacaan-bacaannya.
C. Rumusan Masalah Berdasarkan judul dan latar belakang masalah di atas, maka penulis bisa merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana kemampuan siswa kelas VII MTs Ar Rahmat Tahun Pelajaran 2010/2011 dalam melakukan sholat ? 2. Apakah dengan modifikasi metode demontrasi dan reading aloud dapat meningkatkan kemampuan shalat siswa kelas VII MTs Ar Rahmat Tahun ajaran 2010/2011 ?
D. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai untuk mengetahui : 1. Kemampuan siswa kelas VII MTs Ar Rahmat Tahun Pelajaran 2010/2011 dalam melakukan sholat. 2. Dengan modifikasi metode demontrasi dan reading aloud dalam meningkatkan kemampuan shalat siswa kelas VII MTs Ar Rahmat Tahun ajaran 2010/2011.
E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai : 15
Drs. Tayar Yusuf, Ilmu Praktek Mengajar (Metodik Khusus Pengajaran Agama), (Bandung : PT. Ma'arif, 1993), cet. Ke 2, hlm. 56 16 Ismail SM, M. Ag, Strategi pembelajaran Agama Islam berbasis PAIKEM, (Semarang : Rasail, 2008), Cet ke 1, hlm. 76
7
1. Bahan masukan yang objektif dalam meningkatkan kemampuan shalat siswa MTs Ar Rahmat kendal. 2. Pedoman dalam mengatasi dan menanggulangi permasalahan dalam proses belajar mengajar di sekolah. 3. Peningkatan kualitas pembelajaran terutama pada pembelajaran shalat sehingga memperkecil kesulitan yang dihadapi oleh guru dan peserta didik khususnya.
F. Telaah Pustaka Dalam tinjauan pustaka ini peneliti akan mendeskripsikan beberapa penelitian yang dilakukan terdahulu relevansinya dengan judul skripsi ini. Adapun karya-karya skripsi tersebut adalah 1. Dalam penelitian Siti Mahsunah 2007 Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang yang berjudul “Implementasi pembelajaran shalat di SD Nurul Islam Semarang” mengemukakan bahwa evaluasi pembelajaran sholat yang dilakukan di SD Nurul Islam Semarang bersifat continue dan menyeluruh artinya dilakukan terus menerus dan meliputi segala aspek belajar siswa yaitu aspek kognitif, afektif, psikomotorik. Dari pembelajaran shalat yang dilakukan di SD Nurul Islam Semarang menggambarkan, bahwa setiap pembelajaran agar menjadi baik harus melalui proses baik. Demikian juga pada pembelajaran shalat perlu satu bentuk pembelajaran yang baik dengan berbagai proses agar tujuan dari shalat itu bisa diperoleh peserta didik yaitu tercegah dari perbuatan keji dan munkar dan lebih dari itu tertanam pada diri peserta didik bentuk pengabdian yang penuh pada Allah SWT. 2. Sedangkan menurut hasil penelitian Luqfatul Hasanah, 2008 Dalam skripsinya yang berjudul “Perhatian Orangtua Nelayan terhadap shalat anak di Desa Wedung Kecamatan Wedung Kabupaten Demak”. Mengemukakan bahwa cara orangtua nelayan di desa Wedung memperhatikan shalat anak dan macammacam perhatian yang diberikan terhadap shalat anak di Desa Wedung Kecamatan Wedung Kabupaten Demak merasa dapat memenuhi kewajiban dan tanggung jawab mereka sebagai orangtua dalam mendidik dan mengemban
8
amanat dari Allah SWT untuk menjadikan dan memberikan apa yang terbaik bagi anak-anaknya untuk kehidupan dunia dan akherat kelak. 3. Penelitian Nur Alfiyah, 2008 Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang yang berjudul “Peran Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam meningkatkan kesadaran beribadah shalat siswa di SMP Negeri 31 Semarang” mengemukakan bahwa adanya peran guru pendidikan agama Islam yang cukup signifikan dalam meningkatkan kesadaran beribadah siswa di SMP Negeri 31 Semarang. Hal ini terlihat dari para guru agama sendiri yang berperan mengembangkan pemahaman wawasan pemahaman siswa tentang ibadah shalat. Sedangkan mengenai kesadaran ibadah siswa terbagi tiga kelompok yaitu siswa yang kesadaran beribadahnya baik, sedang, dan rendah. Dari penelitian terdahulu berbeda dengan penelitian ini. Dalam penelitian ini lebih memfokuskan pada meningkatkan kemampuan shalat siswa melalui metode demonstrasi dan reading aloud, dan juga pada bentuk penelitiannya, pada penelitian kali ini peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas yang mana untuk mengetahui peningkatan kemampuan shalat siswa dilakukan dengan tahapan beberapa siklus. Dan karena ada juga kesamaannya yaitu tentang pembahasannya tentang shalat jadi penelitian diatas tersebut menjadi rujukan peneliti.
G. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan merupakan suatu proses yang memberikan kepercayaan pada pengembangan kekuatan berpikir reflektif, diskusi, penentuan keputusan dan tindakan oleh orang-orang biasa, berpartisipasi penelitian kolektif mengatasi kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi kegiatannya.17
17
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : Remaja Rosda Karya, 2005) hlm.142
9
Penelitian ini menurut Kurt Lewin menggambarkan penelitian tindakan sebagai suatu proses siklikal spiral yang meliputi beberapa langkah yaitu perencanaan, pelaksanaan dan dan pengamatan.18 2. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian merupakan suatu prinsip dasar atau landasan yang digunakan untuk mengapresiasikan sesuatu. Dalam hal ini teori dasar yang
dipakai
adalah
pendekatan
fenomenologi
yang
memahami gejala yang aspek subyektif dari perilaku orang.
merupakan
19
Dengan pendekatan fenomenologi ini peneliti mencoba memahami dan menggambarkan keadaan atau fenomena subyek yang diteliti dengan menggunakan logika-logika serta teori-teori yang sesuai dengan lapangan. Dalam hal ini proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru yang diterapkan pada Kelas VII MTs Ar Rahmad semester I tahun ajaran 2010/2011 dalam menerapkan metode demonstrasi dan reading aloud pada peserta didiknya 3. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dilakukan dijadwal yang telah disusun. Pengumpulan data yang bersifat kuantitatif menggunakan multi metode yakni : a. Metode Pengamatan (observasi) Metode pengamatan (observasi) cara pengumpulan data terjun langsung ke lapangan terhadap objek yang diteliti (populasi atau sampel).20
Peneliti
secara
langsung
mengamati
bagaimana
pembelajaran shalat menggunakan modifikasi metode demonstrasi dan reading aloud melalui aaaaaaaaaa yang dilakukan di kelas VII MTs Ar Rahmat Kendal. b. Metode Test
18
Ibid, hlm. 145 19 Ibid, hlm. 10. 20 Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004) hlm. 23
10
Metode test yang digunakan adalah jenis test praktek. Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang kemampuan shalat siswa dari segi bacaan dan gerakannya yaitu dengan mengadakan uji praktek kemampuan melaksanakan shalat c. Metode Wawancara (interview) Metode Wawancara (interview) Yaitu metode pengumpulan data
dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan secara
sistematik dan berlandaskan pada tujuan penelitian.21 Maksud metode ini mengadakan komunikasi langsung terhadap peserta didik yang sedang belajar. Metode interview ini juga akan mewawancarai guru sebagai mitra kerja penelitian ini d. Metode Dokumentasi Sumber dokumentasi pada dasarnya ialah segala bentuk sumber informasi yang berhubungan dengan dokumen baik resmi maupun tidak resmi.22 Metode dokumentasi ini digunakan untuk mengumpulkan data verbal yang berbentuk tulisan maupun antifact, foto dan sebagainya.23
4. Metode Analisis Data Metode analisis data yaitu data yang dikumpulkan berupa katakata, gambar, dan bukan angka-angka. Dengan demikian, laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut.24 Analisis data adalah mengatur urutan data, mengorganisasikanya kedalam satu pola, kategori dan satuan uraian dasar.
21
ibid, hlm 192 Muhammad Ali, Strategi Penelitian Pendidikan Statistik (Bandung, Bumi Aksara, 1993),hlm 41-42 23 Koentjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: PT. Gramedia, 1991), hlm 23 24 Lexy. J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: P.T. Remaja Rosda Karya, 2002), hlm. 7. 22
11
Sehingga dapat di temukan tema, dan dapat dirumuskan hipotesis (ide) kerja seperti yang disarankan data.25 Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan diantaranya: a. Pengumpulan Data Pengumpulan
data
lapangan
yang
berwujud
kata-kata
dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi.26 b. Reduksi data Reduksi data
dengan jalan membuat abstraksi. Langkah
selanjutnya adalah menyusunnya dalam satuan-satuan, kemudian satuan-satuan itu dikategorisasikan pada langkah berikutnya. Kategori-kategori itu dilakukan sambil membuat koding. Tahap akhir dari analisis data ini adalah mengadakan pemeriksaan keabsahan data. Setelah selesai tahap ini, mulailah kini tahap penafsiran data dalam mengolah hasil sementara menjadi teori subtantif dengan menggunakan metode Analisis Kualitatif. 27 c. Display data Display disini dibatasi sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.28 Dalam hal ini informasi berupa kinerja komite dan pengembangan madrasah dengan pola komunikasi yang dilakukan, juga landasan teori yang membahas tentang komite sekolah dan pengembangan madrasah. d. Penarikan kesimpulan/verifikasi Penarikan kesimpulan, dalam pandangan ini hanyalah sebagai dari satu kegiatan konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi itu mungkin
25
Ibid, hlm. 103. Milles, Mattew B.& Huberman A. Michael, Analisis Data Kualitatif, (Jakarta: UI Press, 1992), hlm. 15 27 Lexy J.Moleong, op.cit, hlm.190 28 Ibid., hlm. 17 26
12
sesingkat
pemikiran
kembali
yang
melintas
dalam
pikiran
menganalisis sehingga menulis, dan merupakan sebuah tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan atau mungkin menjadi begitu seksama dan akan makan tenaga dengan peninjauan kembali itu.29 Analisa data kualitatif adalah data yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat dipisahkan menurut untuk memperoleh sebuah kesimpulan. Data yang dikumpulkan semata-mata bersifat deskriptif sehingga tidak bermaksud mencari penjelasan, menguji hipotesis, membuat prediksi maupun mempelajari implikasi.30 Metode deskriptif yang peneliti gunakan ini mengacu pada analisis data secara induktif, karena: 1). Proses induktif lebih dapat menemukan kenyataan-kenyataan jamak yang terdapat dalam data, 2). Lebih dapat membuat hubungan peneliti dengan responden menjadi eksplisit, dapat dikenal dan akuntabel, 3). Lebih dapat menguraikan latar belakang secara penuh dan dapat membuat keputusan-keputusan tentang dapat tidaknya pengalihan pada suatu latar lainnya, 4). Analisa induktif lebih dapat menemukan pengaruh bersama yang mempertajam hubungan-hubungan, 5). Analisis demikian dapat memperhitungkan nilai-nilai secara eksplisit sebagai bagian struktur analitik31 Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis ini untuk menganalisis penerapan modifikasi metode demonstrasi dan reading aloud dalam aaaaaaaaaa di MTs Ar Rahmat Kendal.
29
Ibid., hlm. 19 Saifuddin Azwar, Op.Cit, hlm. 6-7. 31 Lexy. J. Moleong, Op. Cit., hlm. 10 30
BAB II PEMBELAJARAN SHALAT MELALUI MODIFIKASI METODE DEMONSTRASI DAN READING ALOUD
A. Kajian Pustaka Untuk menghindari duplikasi atau pengulangan penulisan, penulis menyertakan telaah pustaka yakni beberapa buku hasil karya para pakar pendidikan atau skripsi yang berkaitan dengan penelitian yang penulis angkat. Adapun skripsi dan buku-buku yang dimaksud yaitu tentang pembelajaran shalat dan metode demonstrasi dan reading aloud juga tentang skripsi yang menggunakan metode penelitian tindakan kelas antara lain: 1. Dalam penelitian Siti Mahsunah 2007 Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang yang berjudul “Implementasi pembelajaran shalat di SD Nurul Islam Semarang” mengemukakan bahwa evaluasi pembelajaran sholat yang dilakukan di SD Nurul Islam Semarang bersifat continue dan menyeluruh artinya dilakukan terus menerus dan meliputi segala aspek belajar siswa yaitu aspek kognitif, afektif, psikomotorik. Dari pembelajaran shalat yang dilakukan di SD Nurul Islam Semarang menggambarkan, bahwa setiap pembelajaran agar menjadi baik harus melalui proses baik. Demikian juga pada pembelajaran shalat perlu satu bentuk pembelajaran yang baik dengan berbagai proses agar tujuan dari shalat itu bisa diperoleh peserta didik yaitu tercegah dari perbuatan keji dan munkar dan lebih dari itu tertanam pada diri peserta didik bentuk pengabdian yang penuh pada Allah SWT. 2. Sedangkan menurut hasil penelitian Luqfatul Hasanah, 2008 Dalam skripsinya yang berjudul “Perhatian Orangtua Nelayan terhadap shalat anak di Desa Wedung Kecamatan Wedung Kabupaten Demak”. Mengemukakan bahwa cara orangtua nelayan di desa Wedung memperhatikan shalat anak dan macammacam perhatian yang diberikan terhadap shalat anak di Desa Wedung Kecamatan Wedung Kabupaten Demak merasa dapat memenuhi kewajiban dan tanggung jawab mereka sebagai orangtua dalam mendidik dan mengemban
8
9
amanat dari Allah SWT untuk menjadikan dan memberikan apa yang terbaik bagi anak-anaknya untuk kehidupan dunia dan akherat kelak. 3. Penelitian Nur Alfiyah, 2008 Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang yang berjudul “Peran Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam meningkatkan kesadaran beribadah shalat siswa di SMP Negeri 31 Semarang” mengemukakan bahwa adanya peran guru pendidikan agama Islam yang cukup signifikan dalam meningkatkan kesadaran beribadah siswa di SMP Negeri 31 Semarang. Hal ini terlihat dari para guru agama sendiri yang berperan mengembangkan pemahaman wawasan pemahaman siswa tentang ibadah shalat. Sedangkan mengenai kesadaran ibadah siswa terbagi tiga kelompok yaitu siswa yang kesadaran beribadahnya baik, sedang, dan rendah. Dari penelitian terdahulu berbeda dengan penelitian ini. Dalam penelitian ini lebih memfokuskan pada meningkatkan kemampuan shalat siswa melalui metode demonstrasi dan reading aloud, dan juga pada bentuk penelitiannya, pada penelitian kali ini peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas yang mana untuk mengetahui peningkatan kemampuan shalat siswa dilakukan dengan tahapan beberapa siklus. Dan karena ada juga kesamaannya yaitu tentang pembahasannya tentang shalat jadi penelitian diatas tersebut menjadi rujukan peneliti.
B. Kerangka Berfikir 1. Pembelajaran Shalat a. Pengertian Pembelajaran Shalat Pembelajaran seperti yang didefinisikan Oemar Hamalik adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, interval material fasilitas perlengkapan dan prosedur yang paling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.1 Menurut Mulyasa, pembelajaran pada hakekatnya adalah interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan 1
Ismail, S. M., Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang: Rasail, 2009), hlm. 9
10
perilaku ke arah yang lebih baik. Dalam pembelajaran tersebut banyak sekali faktor yang mempengaruhinya, baik faktor internal yang datang dari diri individu, maupun faktor eksternal yang datang dari lingkungan individu tersebut.2 Sebelum penggunaan istilah pembelajaran populer, para penulis menggunakan istilah pengajaran. Karena pada hakekatnya ada perbedaan persepsi antara istilah pembelajaran dan pengajaran. Praktik mengajar di sekolah-sekolah pada umumnya lebih banyak berpusat pada guru, atau berkonotasi pada teacher centered (berpusat pada guru). Dengan menggunakan istilah pembelajaran diharapkan guru ingat tugasnya membelajarkan siswa. Pembelajaran terkait dengan bagaimana membelajarkan siswa atau bagaimana membuat siswa dapat belajar dengan mudah dan dorongan oleh kemauannya sendiri untuk mempelajari apa yang teraktualisasikan dalam kurikulum sebagai kebutuhan peserta didik. Oleh karena itu pembelajaran berupaya menjabarkan nilai-nilai yang terkandung dalam kurikulum dengan menganalisa tujuan pembelajaran dan karakteristik isi bidang studi pendidikan agama yang terkandung dalam kurikulum. Selanjutnya dilakukan kegiatan untuk memilih, menetapkan dan mengembangkan caracara (metode dan strategi pembelajaran yang tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan sesuai dengan kondisi yang ada agar kurikulum dapat diaktualisasikan dalam proses pembelajaran). Sedangkan asal makna kata shalat menurut bahasa Arab ialah “do’a”, tetapi yang dimaksud disini ialah “Ibadat yang tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir, disudahi dengan salam, dan memenuhi beberapa syarat yang ditentukan”. Firman Allah SWT :
2
Ismail, S. M., PAIKEM, hlm 10
11
Artinya :”Dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan perbuatan) keji dan mungkar.” (Q.S. Al-Ankabut/: 45)3 Sedangkan menurut istilah fiqh, shalat adalah beberapa ucapan atau rangkaian ucapan dan perbuatan (gerakan) yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam yang dengannya kita beribadah kepada Allah, dan menurut syarat-syarat yang telah ditentukan oleh agama.4 Kata shalat dalam pengertian bahasa arab, ialah : “Do’a memohon kebaikan dan pujian.” Adapun takrif shalat yang dikehendaki syara’ sebagai nama bagi ibadah yang menjadi tiang agama Islam, menurut fuqaha (ahli fiqh) :
ٍاَقْىَالُ وَاَفْعَالٌ هُفْتَتِحَتٌ بِالتَكْبِيْرِ هُخْتَتَوَتٌ بِا لتَسْلِيْنِ يَتَعَبَذُ بِهاَ بِشَراَئِطَ هَحْصُىْصَت Artinya :”Beberapa ucapan dan beberapa perbuatan (gerakan tubuh) yang dimulai dengan takbir, disudahi salam, yang dengannya kita beribadat kepada Allah, menurut syarat-syarat yang ditentukan.5 Kewajiban Shalat termasuk rukun Islam, diwajibkan ketika Rasulullah Mi’raj. Sabda Rasulullah SAW :
ِبُ ِنيَ االِسْالَمُ عَلىَ خَ ْوسٍ شَهاَدَةِ اَىْ آلاِلهَ ِاالَ اللّهُ وَاَىَ ُهحَوَذَا رَسُ ْىلُ اللّهِ وَاِقاَم الصَالَةِ وَاِيْتاَءِ الّزَكاَةِ وَحَّجَ الْبَيْتِ وَصَىْمَ رَهَضاَى Artinya :”Islam ditegakkan diatas lima (dasar, rukun) : syahadah bahwa tiada tuhan selain Allah dan bahwasanya Muhammad adalah rasul Allah, menegakkan shalat, membayar zakat, haji ke bait Allah, dan puasa ramadhan. (HR. Bukhari Muslim) Jadi pembelajaran shalat yaitu sebuah interaksi antara anak didik dan guru dalam hal membahas masalah shalat yang diharapkan terjadi perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik khususnya dalam hal shalat, dan khususnya lagi shalat dhuhur. b. Macam Shalat wajib, Raka’at, dan waktunya Shalat wajib ialah (shalat yang harus dikerjakan oleh muslim) ada 5 yaitu : 3
Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2007), hlm. 53
4
Sentot Haryanto, Psikologi Shalat, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000), hlm. 59
5
Teungku Muhammad Hasbi Ash Shidieqy, Pedoman Shalat, (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2001), hlm. 40
12
1) Shalat Zuhur, 4 raka’at, dan waktunya sejak matahari condong kearah barat sampai bayangan sama panjang dengan bendanya. 2) Shalat Ashar, 4 raka’at, dan waktunya sejak bayangan lebih panjang dari bendanya sampai bayangan 2 kali lebih panjang dari bendanya, sekitar hampir terbenamnya matahari. 3) Shalat magrib, 3 raka’at, dan waktunya sejak terbenam matahari sampai mega kuning hilang. 4) Shalat Isya, 4 raka’at, dan waktunya sejak hilangnya mega kuning sampai fajar shadiq (hampir) terbit. 5) Shalat Subuh, 2 raka’at, dan waktunya adalah pada saat fajar shadiq (hampir) terbit.6 c. Syarat Wajib Shalat Menurut Syekh Syamsudin Abu Abdillah dalam buku terjemah fathul Qarib syarat kewajiban shalat yaitu : 1) Islam, orang kafir tidak wajib shalat, dan tidak pula mengqadha shalat-shalat yang ditinggalkan selama ia kafir (ketika ia masuk Islam) 2) Baligh, maka bagi anak yang belum baligh baik pria maupun wanita, tidak wajib shalat, tapi orangtua wajib menyuruhnya ketika anak menginjak 7 tahun, atau lebih, kalau sudah tamyiz (mengerti arah), atau dinantikan sampai lewat tamyiz, bahkan setelah umur 10 tahun, belum juga melaksanakan shalat (enggan shalat) maka orangtua diperbolehkan memukulnya. 3) Berakal sehat, maka bagi yang gila tidak wajib shalat.7 d. Rukun Shalat Shalat itu meliputi perbuatan dan perkataan, sebagian rukun dan sebagian lagi adalah sunnah. Jadi kajian tentang cara melakukan shalat ini meliputi rukun dan sunnah-sunnah shalat.8 6
Abdul Fatah Idris – Abu Ahmadi, Fikih Islam Lengkap, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hlm. 39-40 7 Syekh Syamsudin Abu Abdillah, Fathul Qarib, Terj. Abu H.F Ramadhan,, (Surabaya: Mutiara Ilmu, 1995), hlm. 51 8 Lahmudin Nasution, Fiqh 1, (Jakarta: Logos, 1995), hlm. 65
13
Rukun shalat itu ada 17 perkara yaitu : 1) Niat Sebagaimana ibadah lainnya shalat juga tidak sah bila tidak disertai dengan niat. 2) Berdiri jika sanggup. 3) Takbiratul Ihram 4) Membaca surat al- Fatihah 5) Ruku’ 6) Tuma’ninah pada ruku’. 7) I’tidal, 8) Tuma’ninah pada I’tidal 9) Sujud, 10) Tuma’ninah pada sujud 11) Duduk diantara pada dua sujud 12) Tuma’ninah pada duduk antara dua sujud. 13) Duduk akhir, 14) Tasyahud, dan 15) Membaca shalawat pada tasyahud. 16) Mengucap salam, dan 17) Berniat keluar dari shalat.9 e. Arti Penting Shalat Bagi Anak Pembinaan ketaatan beribadah pada anak mulai dari dalam keluarga. Anak masih kecil, kegiatan ibadah yang menarik baginya adalah yang mengandung gerak, sedangkan pengertian tentang ajaran agama belum dapat dipahaminya. Karena itu ajaran agama yang abstrak tidak menarik perhatiannya. Anak-anak suka melakukan shalat meniru orang tuanya, kendati ia tidak mengerti apa yang dilakukannya itu.10
9 10
Nasution, Fiqh 1, hlm. 66-76
Zakiah Darajat, Pendidikan Islam Dalam Keluarga Dan Sekolah, (Jakarta: CV. Ruhama,1995), hlm. 61
14
Dalam kehidupan sehari-hari dapat kita saksikan bahwa tindak keagamaan yang dilakukan oleh anak-anak pada dasarnya diperoleh dari meniru. Berdo’a dan shalat misalnya mereka laksanakan karena hasil melihat perbuatan dilingkungan, baik berupa pembiasaan ataupun pengajaran yang intensif.
2. Metode-Metode Dalam Pendidikan Shalat Anak Dalam mendidik anak untuk dapat melaksanakan shalat dengan baik dan benar diperlukan adanya metode yang tepat agar anak lebih baik dalam praktek pelaksanaan ibadah shalat tersebut. Guru dalam hal ini sebagai pendidik yang ada di sekolahan tentunya harus bisa mendidik anak secara maksimal dalam kegiatan pelaksanaan pembelajaran shalat tersebut. Diantara beberapa metode dalam pembelajaran pelaksanaan shalat bagi anak antara lain sebagai berikut : a) Pendidikan dengan pembiasaan Anak dalam perkembangan kepribadiannya selalu membutuhkan seorang tokoh identifikasi, biasanya anak menjadikan orangtuanya sebagai tokoh teridentifikasi. Dalam proses identifikasi anak secara tidak sadar mengambil contoh sikap, norma, nilai, tingkah laku dan sebagainya dari tokoh identifikasi tersebut. Jadi orangtua diharap bisa membiasakan suatu kebiasaan dalam keluarga untuk selalu membudayakan shalat, baik shalat berjamaah di rumah maupun di maasjid. Supaya anak terbentu mulai kecil di dalam keluarga. Dengan demikian dalam proses identifikasi anak tidak saja ingin menjadi secara lahiriah, tetapi terutama secara batiniah. Dalam lingkungan keluarga
orangtua
dapat
melaksanakan pendidikan
Islam
seperti
pendidikan tentang shalat melalui kebiasaan.11 b) Pendidikan dengan Qudwah keteladanan Keteladanan
dalam
pendidikan
merupakan
metode
yang
berpengaruh dan terbukti paling berhasil dalam mempersiapkan dan 11
Darajat, Keluarga, hlm. 152-153.
15
membentuk aspek moral, spiritual, dan etos sosial anak. Mengingat pendidik adalah seorang figur terbaik dalam pandangan anak, yang tindak tanduk dan sopan santunnya, disadari atau tidak, akan ditiru oleh mereka. Oleh karena itu masalah keteladanan menjadi faktor penting dalam menentukan baik buruknya anak. Adalah suatu yang sangat mudah bagi pendidik yaitu mengajari anak dengan berbagai materi pendidikan, akan tetapi adalah hal sulit bagi anak untuk melakasanakannya ketika melihat orang yang memberikan pengarahan dan bimbingan kepadanya tidak mengamalkannya.12 c) Pendidikan dengan praktek atau demonstrasi. Metode
praktek
dimaksudkan
supaya
mendidik
dengan
menggunakan materi pendidikan baik menggunakan alat atau benda, seraya memperagakan dengan harapan anak didik menjadi jelas dan gamblang sekaligus dapat mempraktekkan materi yang dimaksud.13 Berkenaan dengan metode praktek dalam perintah shalat Rasulullah bersabda dalam hadis yang artinya : Shalatlah kamu sebagaimana engkau sekalian melihat aku shalat. Sesungguhnya hal tersebut memberi pengalaman praktis sehingga dapat memberi masukan wawasan dan ilmu pengetahuan kepada anak untuk menjadi baik dan benar. d) Pendidikan dengan nasehat (Mauidzah) Metode ini digunakan supaya anak didik selalu dalam kebenaran dan pendidikan dapat menjangkau berbgai aspek kehidupan, seperti pendidikan sosial, memperingatkan yang haram, anak kecil, cara memberi petunjuk kepada orang dewasa, dan pendidikan moral, spiritual, jasmani dan dakwah dengan lemah lembut.
12 13
Holidin , http://olehholidin.multiply.com/journal/item/4, diakses 5 Pebruari 2011
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 153
16
e) Pendidikan dengan hukuman (Uqubah). Metode ini tujuannya mengajarkan adab yang meruipakan elemen utama dalam pendidikan. Hukuman harus dilakukan pada waktu yang tepat, sarana yang tepat, tidak berbahaya dan membahayakan orang lalin. Dan anak harus tahu kenapa diberi hukuman. Metode ini hanyalah untuk menjadikan manusia jera dan tidak mengulangi kesalahannya. f) Pendidikan dengan latihan Pendidikan dengan latihan
disebut dengan metode drill yaitu
metode latihan siap untuk memperoleh ketangkasan dan ketrampilan. Metode drill merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan ketrampilan dan kemampuan shalat anak, karena metode ini menitik beratkan kepada latihan yang terus menerus dan berulang-ulang. g) Pendidikan dengan Demonstrasi dan Reading aloud Sedang dalam penelitian ini peneliti mencoba menggabungkan kedua metode tersebut guna meningkatkan kemampuan shalat siswa kelas VII di M.Ts. Ar Rahmat Kendal tahun ajaran 2010/2011. Karena peneliti anggap kedua metode ini cocok dan mampu dalam mengatasi masalah pembelajaran tentang shalat yang terjadi di sekolah tersebut. Untuk lebih jelasnya akan peneliti jelaskan terlebih dahulu secara luas tentang kedua metode tersebut. 1) Modifikasi Metode Demonstrasi dan Reading a Loud Demonstrasi sebagai metode mengajar dimaksudkan bahwa seorang guru, orang luar sengaja diminta, siswa sekali pun memperlihatkan pada seluruh kelas suatu proses.14 Demonstrasi dalam hubungannya dengan penyajian informasi dapat diartikan sebagai upaya peragaan atau pertunjukan tentang cara melakukan atau mengerjakan sesuatu. Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan sesuatu kegiatan, baik secara langsung maupun 14
hlm. 87
Winarno Surakhmad, Metodologi Pengajaran Nasional, (Bandung: Jemmars, 1980),
17
melaui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan.15 Metode
demonstrasi
adalah
metode
pembelajaran
yang
menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada anak didik.16 Jadi metode demonstrasi yaitu sebuah cara yang digunakan dalam proses belajar mengajar dengan cara memperlihatkan peragaan sesuatu/kegiatan baik langsung maupun menggunakan peraga. Khusus pada pembahasan ini yaitu memperagakan tentang shalat. Baik menggunakan metide visual maupun secara langsung. Sedangkan reading aloud yaitu dari bahasa inggris yang berarti membaca dengan keras. Yang dalam langkah-langkahnya contohnya yaitu guru memilih suatu teks dalam penelitian ini suatu bacaa-bacaan yang ada pada shalat, kemudian siswa membaca dengan nyaring supaya cepat diingat oleh para siswa. Dan bisa meningkatkan ketrampilan dalam masalah shalat. Jadi ketika demonstrasi dan reading aloud digabungkan menjadi sebuah metode dalam menyampaikan materi dengan para siswa mempaktikkan gerakan shalat sambil membacakan bacaan-bacaan yang ada pada shalat dibaca dengan keras. Dengan harapan siswa ketika membaca bisa cepat memahami dan ingat ketika suatu gerakan dilakukan, bacaan apa yang seharusnya dibaca. 2) Tujuan Metode Demonstrasi dan Reading Aloud Tujuan pokok penggunaan metode demonstrasi dalam proses belajar mengajar ialah untuk memperjelas pengertian konsep dan memperlihatkan (meneladani) cara melakukan sesuatu atau proses terjadinya sesuatu. Ditinjau dari sudut tujuan penggunaannya dapat dikatakan bahwa metode demonstrasi bukan metode yang dapat diimplimentasikan dalam KBM 15
secara
independen,
karena
ia
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2008), hlm. 208 16 Ismail, S. M., PAIKEM, hlm. 20
18
merupakan alat bantu memperjelaskan apa-apa yang diuraikan, baik secara verbal maupun secara tekstual. Jadi, metode demonstrasi lebih berfungsi
sebagai
setrategi
mengajar
yang
digunakan
untuk
menjalankan metode mengajar tertentu seperti metode ceramah.17 Ada
asumsi
psikologi
yang
melatarbelakangi
penggunaan metode demonstrasi dalam PBM (Proses
perlunya Belajar
Mengajar), yakni belajar adalah proses melakukan dan mengalami sendiri (learning by doing and experiencing) apa-apa yang dipelajari. Dengan melakukan dan mengalami sendiri, siswa diharapkan dapat menyerap kesan yang mendalam ke dalam benak. Begitu juga dengan reading aloud juga merupakan sebuah setrategi yang digunakan untuk menguatkan dalam hal pembelajaran pada suatu pokok bahasan tertentu. Seperti pada penelitian ini, untuk mnguatkan bacaan-bacaan yang ada pada shalat. 3) Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi dan Reading Aloud Dipandang dari sisi psikologi pedagogis, dapat diraih banyak keuntungan dengan menggunakan metode demonstrasi, antara lain yang terpenting adalah :18 (a). Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan. (b). Proses belajar mengajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari. (c). Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa. Selanjutnya, S. Nasution, yang secara khusus menyoroti manfaat metode demonstrasi dengan meenggunakan alat peraga tambahan dalam hal ini bisa dikolaborasikan dengan reading aloud, berpendapat bahwa : (a). Menambah aktifitas belajar siswa karena ia turut melakukan kegiatan. 17
Muhibbin, Baru, hlm. 207
18
Muhibbin, Baru, hlm. 209
19
(b). Menghemat waktu belajar di kelas/sekolah. Karena dalam hal shalat bisa dilakukan di rumah masing-masing. (c). Menjadikan hasil belajar yang lebih mantap dan permanen. (d). Membantu siswa dalam mengejar ketertinggalan penguasaan materi
pelajaran, karena bisa sambil
diingat-ingat
ketika
dipraktikkan secara terus menerus (e). Membangkitkan minat dan aktifitas belajar siswa. (f). Memberikan pemahaman yang lebih tepat dan jelas. Namun demikian, metode demonstrasi maupun reading aloud sepertihalnya metode-metode lain yang juga mengandung kelemahankelemahan, antara lain : (a). Menghabiskan
waktu
yang
cukup
lama
ketika
didemonstrasikannya di sekolah. (b). Demonstrasi dan reading aloud tidak dapat diikuti/dilakukan dengan bai oleh siswa yang memiliki cacat tubuh atau kelainan/kekurangan fisik tertentu. C. Hipotesis Tindakan Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan yang diteliti, Jawaban ini dapat benar, atau salah tergantung pembuktian di lapangan. Sebagaimana diungkapkan oleh S. Margono, bahwa “hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin atau paling tinggi tingkat kebenarannya.19 Peneliti mengajukan hipotesis tindakan dalam penelitian ini berupa kemampuan shalat siswa kelas VII akan meningkat jika diterapkan dengan menggunakan modifikasi metode demonstrasi dan reading aloud di M.Ts. Ar Rahmat Kendal tahun ajaran 2010/2011.
19
Nana Sudjana, Ibrohim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru, 1989),hlm. 12.
BAB III METODE PENELITIAN Secara etimologi, istilah metode berasal dari bahasa Yunani ”Metodhos”. Kata ini terdiri dari dua suku kata yaitu “metha” yang berarti melalui dan “hodhos” yang berarti jalan atau cara untuk mencapai tujuan.1 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia metode adalah cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud, cara kerja bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.2 Jadi metode penelitian disini merupakan suatu cara yang sistematis yang digunakan peneliti untuk mencapai tujuan dari penelitian.
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan merupakan suatu proses yang memberikan kepercayaan pada pengembangan kekuatan berpikir reflektif, diskusi, penentuan keputusan dan tindakan oleh orang-orang biasa, berpartisipasi penelitian kolektif mengatasi kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi kegiatannya.3 Mengutip definisi yang dikemukakan oleh Stephen Kemmis seperti dikutip dalam D. Hopkins dalam bukunya yang berjudul A Teacher’s Guide To Classroom Reaserch, Bristol, PA. Open University Press, 1993, halaman 44 dapat dijelaskan pengertian PTK adalah sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, memperbaiki kondisi
1
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm. 40 2 Kebudayaan, Indonesia, hlm. 652 3 Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), hlm. 3
20
21
di mana praktek-praktek pembelajaran tersebut dilakukan serta dilakukan secara kolaboratif.4 Penelitian ini menurut Kurt Lewin menggambarkan penelitian tindakan sebagai suatu proses siklikal spiral yang meliputi beberapa langkah
yaitu
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.5 Adapun bagan alur penelitiannya sebagai berikut : Perencanaan Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
Pengamatan Perencanaan Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pengamatan Perencanaan Refleksi
SIKLUS III
Pelaksanaan
Pengamatan
?
Dan seterusnya sesuai dengan kebutuhan.
B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di M.Ts. Ar Rahmat Kendal. Penelitian ini berlangsung selama satu bulan (4 minggu). Pada minggu pertama digunakan untuk kegiatan persiapan, yaitu dengan melakukan penentuan siswa yang diteliti, mengkondisikan tempat untuk praktik, dan persiapan administrasi, dan 4
Saminanto, Ayo Praktik PTK (Penelitian Tindakan Kelas), (Semarang: RaSAIL, 2010), hlm.
5
Saminanto, PTK, hlm. 145
3
22
juga digunakan untuk kegiatan pembelajaran siswa tentang shalat wajib khususnya shalat dhuhur (siklus I), yaitu melaksanakan pembelajaran oleh guru di kelas dengan menggunakan modifikasi metode demonstrasi dan reading aloud di sekolah, minggu kedua melaksanakan evaluasi siklus I, yaitu dengan mengadakan tes praktik shalat dhuhur secara bersama-sama kemudian dilanjutkan dengan praktik secara individu. Minggu ketiga pelaksanaan pembelajaran siklus II, minggu keempat evaluasi untuk siklus II. Pada pelaksanaannya nanti akan direfleksi pada setiap siklus berjalan. Untuk lebih detailnya dapat dilihat pada jadwal penelitian sebagai berikut: Tabel 1 Jadwal Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas No 1
Waktu (Minggu) ke-
Rencana Kegiatan
1
Kondisi awal
2
√
(observasi awal) 2
Penyerahan proposal
3
Persiapan
√
Menyusun Konsep pembelajaran
Pelaksanaan
√
Menyusun instrumen penelitian. tugas
√
Diskusi Konsep pelaksanaan penelitian.
√
Menyepakati penelitian 4
√
jadwal
dan
Pelaksanaan
√
Mempersiapkan bahan pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran
√
Melakukan demonstrasi shalat
√
Melakukaan praktik menyuarakan bacaan 5
shalat
dengan
Observasi Evaluasi praktik shalat dengan demonstrasi dan reading aloud
√
√
3
4
23
Melakukan penilaian praktik shalat secara kelompok lima siswa 6
√
Refleksi Mencatat semua aktifitas siswa, lebihlebih terhadap kekurangan atau masalah yang dihadapi siswa
7
Perencanaan siklus II Membuat siklus II
8
perencanaan
pelaksanaan
Pelaksanaan Pelaksanaa pembelajaran shalat dengan metode demonstrasi dan reading aloud
9
Observasi Pembiasaan pelaksanaan shalat dhuhur berjamaah di sekolah
10
Evaluasi shalat berkelompok
11
Refleksi
12
√
√
√
√
secara
√
Mencatat segala kendala yang ada sebagai catatan terhadap tindakan selanjutnya.
√
ashar
Menyusun laporan
√
C. Pelaksana dan Kolaborator Kalaborator dalam Pelaksanaan Class Action Research (CAR) adalah peneliti yang bersama-sama dengan guru dalam pelaksanaan penelitian, guru tersebut adalah guru fikih kelas VII M.Ts. Ar Rahmat Kendal yaitu Bapak Ahmad Rajin.
D. Rancangan Penelitian Dalam langkah-langkah PTK untuk setiap siklusnya terdiri dari 4 langkah yaitu yang terdiri dari perencanaan tindakan (planing), pelaksanaan tindakan (acting), observasi (observing), refleksi (reflecting).
24
Secara rinci dapat digambarkan sebagai berikut : 1.
Siklus I a) Perencanaan. 1) Menentukan materi yaitu pada standar kompetensi melaksanakan tata cara
shalat
fardhu
dan
sujud
sahwi
dan
kompetensi
dasar
mempraktikkan shalat lima waktu di kelas VII A tahun ajaran 2010/2011 2) Menentukan metode pembelajaran yaitu menggunakan modifikasi metode demonstrasi dan reading aloud. 3) Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan peraga yang diperlukan. 4) Mengembangkan skenario pembelajaran, dari rencana pembelajaran hingga saat praktik shalat. 5) Membuat lembar pantauan siswa tentang pelaksanaan shalat fardhu di rumah. 6) Membentuk kelompok yang heterogen. Peserta didik dibagi menjadi 7 (tujuh) kelompok dengan setiap kelompoknya beranggotakan 5 orang. 7) Menyiapkan format evaluasi yang berupa lembar penilaian tes praktik shalat, baik dari segi bacaan maupun dari segi gerakannya. b) Pelaksanaan Yaitu dengan melaksanakan : 1) Setelah menyiapkan apa yang dibutuhkan dalam pembelajaran, termasuk RPP dan peraga, guru mulai mempelajarinya dengan seksama supaya dalam pelaksanaannya bisa berjalan lancar. 2) Guru melaksanakan pembelajaran tentang shalat fardhu dimulai dengan apersepsi, dikegiatan ini guru memberi motivasi kepada siswa tentang pentingnya,
manfaat
shalat
dan
juga
hukuman
bagi
yang
meninggalkannya, supaya siswa mengatahui secara mendasar tentang shalat. Jadi ketika melaksanakan kewajiban shalat tidak dianggap sekedar sebagai rutinitas, tetapi mengetahui secara subtansi arti shalat tersebut.
25
3) Kemudian dilanjutkan pada kegiatan inti. Pada kegiatan ini guru memulai pembelajaran dari hal yang paling awal orang belajar shalat, yaitu mengetahui tentang rukun dan syarat shalat, dilanjutkan bacaanbacaan shalat. Pada tahap ini guru perlu membahas lebih mendalam lagi, tidak sekedar hafal bacaan-bacaan shalat, tetapi sekalian mengetahui artinya. Karena pada tataran siswa kelas VII usia siswa sudah memasuki usia yang bisa menanggung akan segala perbuatannya (mukalaf). 4) Setelah dirasa siswa dalam bacaan sudah bisa kemudian untuk gerakan shalatnya, guru mempraktikkan gerakan shalat mulai dari awal dicontohkan secara terpotong-potong pada tiap-tiap bagian gerakan shalat secara sempurna. 5) Setelah guru mencontohkan secara keseluruhan dan siswa mengamati, sekarang siswa yang mempraktikkannya dan guru mengamati setiap gerakan siswa. Dan ketika dalam mempratikkannya siswa mengalami kesulitan atau pun kesalahan, maka guru wajib membantunya. 6) Pada saat mempraktikkan shalat siswa diharap menyuarakan bacaanbacaan shalatnya dengan keras supaya guru bisa memantau antara yang benar dan yang salah. 7) Kemudian guru menghimbau kepada para siswa untuk melaksanakan shalat berjamaah shalat dhuhur di sekolah sebagai pembiasaan atas pembelajaran tadi. c) Observasi dengan mengamati terjadinya aktifitas belajar siswa, dengan ditandai
kefashihan
melafadzkan
bacaan
shalat,
kesempurnaan
gerakannya, dan kekhusukan dengan dilihat dari sikap ketika shalat karena dengan melafadzkan, siswa hanya terfokus pada bacaan-bacaan shalat saja. d) Refleksi 1) Menilai hasil tindakan dengan menilai praktik shalat siswa. 2) Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan. 3) Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi untuk digunakan pada siklus berikutnya.
26
2.
Siklus II a) Perencanaan 1) Mengidentifikasi masalah berdasarkan refleksi siklus I dan alternative pemecahan masalahnya 2) Guru menampung semua permasalahan yang muncul setelah siswa melakukan siklus I 3) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada pokok bahasan yang sama dengan materi yang berbeda dari siklus I melalui pengelolaan kelas yang lebih efektif. 4) Guru menyiapkan kembali lembar pengamatan yang meliputi lembar pengamatan aktivitas siswa dalam praktik maupun dalam kegiatan pembelajaran. b) Pelaksanaan tindakan Kegiatan yang dilaksanakan tahap ini yaitu Pengembangan rencana tindakan II dengan melaksanakan tindakan upaya lebih meningkatkan semangat belajar peserta didik dalam pembelajaran shalat menggunakan metode demonstrasi dan reading aloud dengan shalat berjamaah yang telah direncanakan. Secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut : 1) Guru melaksanakan langkah-langkah kegiatan yang tercantum dalam RPP mulai dari kegiatan awal pembelajaran. Guru lebih menekankan agar siswa lebih fokus dalam belajar dan semangat supaya hasilnya bisa maksimal. 2) Guru menjelaskan materi yang telah direncanakan pada kegiatan inti dimulai dari yang dirasa kurang dari evaluasi pada siklus I, jadi tidak mengulang dari awal, tinggal mengulang yang kurang-kurang saja. 3) Guru selalu memantau pada setiap kelompok untuk ikut aktif dalam proses pembelajaran dan ketika praktik shalat. 4) Setiap kelompok dibentuk ketua untuk selalu mengawasi kelompoknya dan melaporkan hasil dari praktik kelompoknya. Dan ketua kelompok dipilih dari siswa yang dilihat sudah bisa dalam praktik shalat.
27
5) Guru bersama para ketua kelompok membahas hasil praktik para anggotanya dan mencari solusi sulit-kesulitan yang dihadapi para siswa. c) Observasi Guru mencatat semua proses yang terjadi dalam tindakan model pembelajaran, mendiskusikan tentang tindakan II yang telah dilakukan, dan juga kesulitan yang mungkin dihadapi para siswa setelah melakukan siklus II. d) Refleksi 1) Tes evaluasi pembelajaran shalat menggunakan metode demonstrasi dan reading aloud dengan shalat dhuhur berjamaah pada setiap hari di sekolah. 2) Menganalisis
Hasil
pengamatan
untuk
memperoleh
gambaran
bagaimana dampak dari tindakan yang dilakukan, hal apa saja yang perlu diperbaiki sehingga diperoleh hasil refleksi kegiatan yang telah dilakukan.
E. Teknik Pengumpulan data Metode pengumpulan data dilakukan secara terjadwal. Pengumpulan data menggunakan multi metode yakni : 1.
Metode Pengamatan (observasi) Metode pengamatan (observasi) cara pengumpulan data terjun langsung ke
lapangan terhadap objek yang diteliti (populasi atau sampel).6 Dalam kegiatan ini, peneliti secara langsung mengamati bagaimana pelaksanaan pembelajaran, baik dari aktifitas siswa yaitu ketika dalam pembelajaran maupun sampai pada praktek shalat di sekolah sampai kebiasaan shalat di rumah masing-masing, pembelajaran yang dilakukan guru berkaitan pembelajaran shalat siswa yang dilakukan di M.Ts. Ar Rahmat Kendal kelas VII semester II tahun ajaran 2010/2011. 2.
Metode Test 6
23
Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004) hlm.
28
Metode evaluasi yang digunakan adalah jenis test. Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang kemampuan penguasaan materi maupun bentuk praktiknya yang diperoleh siswa dari pembelajaran yang telah dilaksanakan yaitu tentang shalat fardhu. Jenis testnya adalah test praktik shalat, mulai dari bersama-sama dengan menggunakan modifikasi metode demonstrasi dan reading aloud yang kemudian di test secara individu. 3.
Metode Wawancara (interview) Metode Wawancara (interview) Yaitu metode pengumpulan data dengan
jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan secara sistematik dan berlandaskan pada tujuan penelitian.7 Maksud metode ini mengadakan komunikasi langsung terhadap peserta didik yang sedang belajar. Untuk mengetahui dari beberapa kesulitan yang dialami siswa, baik dari kendala dalam belajar, kesulitan dalam mempraktikkan shalat ketika berjamaah di sekolah, sampai kesulitan-kesulitan yang dialami siswa di rumah masing-masing guna memperoleh informasi dari semua siswa tentang kesulitan yang dihadapi, sehingga sebagai bahan masukan untuk memperbaiki pada siklus selanjutnya. 4.
Metode Dokumentasi Sumber dokumentasi pada dasarnya ialah segala bentuk sumber informasi
yang berhubungan dengan dokumen baik resmi maupun tidak resmi.8 Metode dokumentasi ini digunakan untuk mengumpulkan data fisik yang berbentuk tulisan maupun antifact, foto dan sebagainya.9
F. Tehnik Analisis Data
7
Hasan, Statistik, hlm 192 Muhammad Ali, Strategi Penelitian Pendidikan Statistik (Bandung, Bumi Aksara, 1993),hlm 41-42 9 Koentjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: PT. Gramedia, 1991), hlm 23 8
29
Analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola kategori dan satuan uraian dasar, sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan ide yang disarankan oleh data. Sebagaimana dalam pelaksanaan PTK, analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1.
Analisis
kualitatif digunakan untuk
memberikan informasi
yang
menggambarkan peningkatan hasil belajar dan aktivitas belajar peserta didik dan pelaksanaan metode demonstrasi dan reading aloud dalam pembelajaran shalat. Data kualitatif ini berupa kata-kata atau simbol. Data kualitatif yang berbentuk kata-kata tersebut disisihkan sementara, karena akan sangat berguna untuk menyertai dan melengkapi gambaran yang diperoleh dari analisis data kuantitatif. 2.
Analisis Kuantitatif digunakan untuk menganalisis nilai hasil belajar
peserta didik dan perolehan skor aktivitas belajar pada metode demonstrasi dan reading aloud.10 Dalam hal ini peneliti menggunakan statistik deskripif dengan mencari nilai rata-rata dan prosentase dari hasil belajar maupun aktivitas belajar peserta didik, sebagaimana rumus: P
F 100% N
sedangkan
X
F N
Keterangan F = jumlah skor peserta didik
N = Jumlah skor keseluruhan
P = Jumlah skor dalam prosen
X = Rata- rata
G. Indikator Pencapaian. 1.
Indikator bacaan shalat siswa Indikator keberhasilan dari penelitian ini apabila terjadi peningkatan pada
siswa tentang cara membaca bacaan-bacaan yang ada pada shalat. Dimulai dari niat sampai dengan salam. Untuk besaran kualitas nilai yaitu 80 dilihat dari hasil praktik shalat secara individu. Nilai ini dipatok tinggi karena dipandang untuk
10
Arikunto, dkk, Kelas., hlm. 131.
30
kelas VII seharusnya sudah banyak yang bisa. Karena pelajaran shalat fardhu sudah dipelajari sejak kelas-kelas yang ada di bawahnya. 2.
Indikator gerakan shalat siswa Indikator keberhasilan dari gerakan shalat ini yaitu apabila ada
peningkatan pada siswa tentang gerakan-gerakan shalat dimulai dari takbirotul ikhrom sampai dengan tasyahud akhir. Sedang besar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu apabila nilai peserta didik memiliki rata-rata 85. Peneliti menetapkan KKM sebesar itu, walaupun dipandang jauh dari keadaan yang nyata, tetapi ketika memandang usia dan kelas mereka sekarang seharusnya sudah mencapai target sebesar itu. Jadi mungkin kinerja peneliti dalam pembelajaran ini yang harus lebih ditingkatkan.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Umum Sekolah 1. Profil Sekolah Madrasah Tsanawiyah Ar Rahmat Sukorejo Kendal ini terletak di jalan Lingkar Trimulyo no. 43 Kecamatan Sukorejo Kabupaten Kendal, yang profil singkat sebagai berikut : a. Nama Yayasan
: Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Kendal
b. NIS/NSM
: 210040
c. Jenjang Akreditasi
:B
d. Tahun Didirikan
: 1987
e. Tahun Beroperasi
: 1987
f. Status Tanah
: (Milik Sendiri/Milik Yayasan)
1) Surat Kepemilikan Tanah : Surat Pelepasan/HBG/HMHL pakai 2) Luas Tanah
: 2340 m² + 815 m² = 3140 m²
3) Luas Bangunan
: 534 m²
2. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah a. Visi “Mencerdaskan Kehidupan Bangsa Dengan Basis Akhlakul Karimah Berwawasan Ahlussunah Wal Jamaah” M.Ts.Ar Rahmat Kendal memilih visi ini untuk tujuan jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek. Visi ini menjiwai warga sekolah untuk selalu mewujudkannya setiap saat dan berkelanjutan dalam mencapai tujuan sekolah. Untuk mencapai visi tersebut, perlu dilakukan suatu misi berupa kegiatan jangka panjang dengan arah yang jelas. Berikut ini merupakan misi yang dirumuskan berdasarkan visi di atas.1
1
Dokumentasi profil M.Ts. Ar Rahmat Kendal yang dikutip pada tanggal 29 Oktober
2010
31
32
b. Misi Di
setiap
kerja
komunitas
pendidikan,
sekolah
selalu
menumbuhkan disiplin sesuai aturan bidang kerja masing-masing, saling menghormati dan saling percaya dan tetap menjaga hubungan kerja yang harmonis
dengan
berdasarkan
pelayanan
prima,
kerjasama,
dan
silaturahmi. Penjabaran Visi di atas meliputi: 1) Menciptakan kader bangsa yang memiliki akhlakul karimah 2) Meningkatkan sumber daya manusia yang potensi dan bermoral 3) Meningkatkan kemampuan berpikir dan bertindak secara aktif dan bijaksana. 4) Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia di bidang pendidikan umum maupun agama. 5) Bersatu
padu
bersama
masyarakat
untuk
menciptakan
proses
pendidikan yang dinamis dan berkualitas. 6) Dengan pendidikan berbasis kompetensi akan mengarahkan peserta didik dalam hidup berbangsa dan beragama sesuai dengan lingkungan masyarakat. Misi merupakan kegiatan jangka panjang yang masih perlu diuraikan menjadi beberapa kegiatan yang memiliki tujuan lebih detil dan lebih jelas. Berikut ini jabaran tujuan yang diuraikan dari visi dan misi di atas.2 c. Tujuan Tujuan sekolah kami merupakan jabaran dari visi dan misi sekolah agar komunikatif dan bisa diukur sebagai berikut: 1) Aqidah yang bersih (Salimul Aqidah) Meyakini Allah SWT sebagai pencipta, Pemilik, Pemelihara, dan Penguasa alam semesta dan menjauhkan diri dari segala pikiran, sikap, dan perilaku khurafat dan syirik.
2
Dokumentasi M. Ts.. Ar Rahmat
33
2) Ibadah yang benar (Shahihul Ibadah) Terbiasa dan gemar melaksanakan ibadah yang meliputi : sholat, puasa, tilawah Al Qur’an dan ahlussunah. 3) Pribadi yang matang (Matinul Khuluq) Menampilkan perilaku yang santun, tertib, dan disiplin, peduli terhadap sesama lingkungan, serta sabr, ulet, dan pemberani dalam menghadapi permasalahan hidup sehari-hari. 4) Mandiri (Qodirul ‘Alal Kasbi) Mandiri dalam memenuhi segala keperluannya dan memiliki bekal yang cukup berupa motivasi, pengetahuan, kecakapan, dan ketrampilan dalam usaha memenuhi kebutuhan nafkahnya kelak. 5) Cerdas dan berpengetahuan (Mustsaqoful Fikri) Memiliki kemampuan berpikir yang kritis, logis, sistematis, kreatif yang menjadikan dirinya berpengetahuan luas dan menguasai bahan ajar dengan sebaik-baiknya dan cermat serta cerdik dalam mengatasi segala problema yang dihadapi. 6) Sehat dan Kuat (Qowiyul Jasmi) Memiliki badan dan jiwa yang sehat dan bugar, stamina dan daya tahan tubuh yang kuat, serta keterampilan beladiri yang cukup untuk menjaga diri dari kejahatan pihak lain. 7) Bersungguh-sungguh dan disiplin (Mujahidun Linafsihi) Memiliki kesungguhan dan motivasi yang tinggi dalam memperbaiki diri dan lingkungannya yang ditunjukkan dengan etos dan kedisiplinan yang baik. 8) Tertib dan cermat (Munazhom Fi Syu’unihi) Tertib dalam menata segala pekerjaan, tugas dan kewajiban, berani dalam mengambil resiko namun tetap cermat dan penuh perhitungan dalam melangkah. 9) Efisien (Harisun ‘Ala Waqithi) Selalu memanfaatkan waktu dengan pekerjaan yang bermanfaat dan mampu mengatur jadwal kegiatan sesuai dengan skala prioritas.
34
10)
Bermanfaat (Nafiun Lighoirihi) Peduli kepada sesama dan memiliki kesepakatan untuk
membantu orang lain yang memerlukan pertolongan. Tujuan sekolah tersebut secara bertahap akan dimonitoring, dievaluasi, dan dikendalikan setiap kurun waktu tertentu, untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Sekolah Menengah Pertama yang dibakukan secara nasional, sebagai berikut: 1) Meyakini, memahami, dan menjalankan ajaran agama yang diyakini dalam kehidupan. 2) Memahami dan menjalankan hak dan kewajiban untuk berkarya dan memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawab. 3) Berpikir secara logis, kritis, kreatif, inovatif dalam memecahkan masalah, serta berkomunikasi melalui berbagai media. 4) Menyenangi dan menghargai seni. 5) Menjalankan pola hidup bersih, bugar, dan sehat. 6) Berpartisipasi dalam kehidupan sebagai cerminan rasa cinta dan bangga terhadap bangsa dan tanah air. Selanjutnya, atas keputusan bersama guru dan peserta didik, SKL tersebut lebih kami rinci sebagai profil peserta didik M.Ts.Ar Rahmat Kendal sebagai berikut: 1) Mampu menampilkan kebiasaan sopan santun dan berbudi pekerti sebagai cerminan akhlak mulia dan iman taqwa. 2) Mampu mengaplikasikan ilmu agama dalam kehidupan sehari-hari. 3) Mampu mengaktualisasikan diri dalam berbagai seni dan olah raga, sesuai pilihannya. 4) Mampu mendalami ilmu pengetahuan dan ilmu agama.. 5) Mampu mengoperasikan komputer aktif untuk program microsoft word, excel, dan power point. 6) Mampu melanjutkan ke SMA/SMK/MA terbaik sesuai pilihannya melalui pencapaian target pilihan yang ditentukan sendiri.
35
7) Mampu bersaing dalam mengikuti berbagai kompetisi akademik dan non akademik tingkat kecamatan dan kota. 8) Mampu memiliki kecakapan hidup personal, sosial, environmental dan pra-vocasional.3 3.
Struktur Organisasi Kepala Sekolah
SUHARYANA Wakil Kepala Sekolah
A. MUSTOFA
Ur. Kurikulum
Ur. Kesiswaan
Ur. H u m a s
Ur. Sarpras
Ahmad Fauzi
Dra. Dateng Rejeki MM
Edi Bowo, S, Pd
Sukarminah S. Pd
Komite Sekolah
Wakil Kep Sek
Kor. Tata Usaha
Joko Subiyanto
Djamsari, S. Pd.
ROSIDAH
Dewan Guru
4.
Keadaan Guru dan Peserta Didik a. Keadaan Guru 1) Jumlah Guru Keseluruhan
: 20 orang
2) Guru tetap Yayasan
: 15 orang
3) Guru tidak tetap
: 5 orang
4) Guru PNS dipekerjakan (DPK)
: - orang
5) Staf Tata Usaha
: 4 Orang
3
Dokumentasi M.Ts.. Ar Rahmat
36
Tabel 2 Keadaan Guru No
Nama
L/P
Alamat
Mata Pelajaran
Ket.
1.
Suharyana
L
Ds. Kebumen
Matematika
GT
2.
H. M. Nur Hidayat
L
Ds. Trimulyo
B Jawa/P. Diri
GT
3.
Sabukri
L
Ds. Trimulyo
B Arab/SKI
GT
4.
Ahmad Masjhadi, BA
L
Ds. Sukorejo
BTA/P. Diri
GT
5.
Muhyidin
L
Ds. Trimulyo
IPA
GT
6.
Fahroji, S. Pd. I
L
Ds. Trimulyo
IPS
GT
7.
Akhmad Mustofa
L
Ds. Parakan Sebaran B Inggris/TIK
GT
8.
Akhmad Rajin
L
Ds. Mlatiharjo
Fikih/A Ahlak
GT
9.
Dewiyanti, S. H
P
Ds. Sukorejo
B Indonesia/TIK
GT
10. Santoso Ciptono
L
Ds. Sukorejo
Matematika
GTT
11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
P L L P L L L P P P
Ds. Trimulyo Ds. Kebumen Ds. Trimulyo Ds. Trimulyo Ds. Kebumen Ds. Kalipakis Ds. Plososari Ds. Sukorejo Ds. Sukorejo Ds. Sukorejo
SKI Akidah Akhlak IPA/TIK PKn/B Jawa OR/Seni Budaya Aswaja/A Ahlak SKI B Indonesia Matematika B inggris
GT GT GTT GT GTT GTT GT GT GT GTT
Romdhonah, S. Ag Ahmad Syaefudin, S. Ag Firdaus Al Hidayat,S. PdI Rujiyah, S. Pd Eri Widiyanto Nuryadin Arif Wibowo, A. Ma Siti Alimah, S. Pd. I Ma’isaturrifah, S. Pd. I Alimatus Salimah
Tabel 3 Data Pegawai dan Karyawan No
Nama
Jabatan
1
Rosidah
KTU
2
Muh Soleh
TU
3
Nindia Setiowati
TU
4
Eka Priana
Penjaga
b. Keadaan Peserta Didik Keadaan siswa atau peserta didik yang belajar di M.Ts.Ar Rahmat Kendal tahun pelajaran 2010 / 2011 sebanyak 136 siswa yang terdiri dari
37
86 laki-laki dan 50 perempuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel berikut :
NO TAPEL 1 2 3 4
2007/2008 2008/2009 2009/2010 2010/2011
Tabel 4 Rombongan Belajar4 ∑ PESERTA DIDIK ∑ ROMBEL 1 2 3 1 2 3 ∑ L P ∑ L P ∑ L P ∑ 1 1 1 3 27 13 40 26 14 40 25 18 43 1 1 1 3 21 21 42 28 12 40 23 16 39 1 1 1 3 27 17 44 18 22 40 18 11 29 2 1 1 4 38 24 62 30 15 45 18 21 39
Seluruhnya L P ∑ 78 45 123 72 49 121 63 50 113 86 50 136
Dari sekian banyak siswa tersebut sebagian besar adalah anak kaum petani, sebagian besar yang lain adalah wiraswasta yang berasal dari beberapa daerah di kecamatan Sukorejo, Patean dan Pageruyung, karena untuk wilayah Kabupaten Kendal bagian selatan ini hanya ada 4 Kecamatan, yaitu kecamatan Patean, Kecamatan Pageruyung, Kecamatan Sukorejo, dan Kecamatan Plantungan serta ada juga sebagian dari luar Kecamatan yang ada dari keempat kecamatan tersebut dan juga dari luar Kabupaten Kendal karena di dekat sekolahan M.Ts.Ar Rahmat ada pondok pesantren yang siswanya berdatangan banyak dari luar daerah, jadi selain mereka belajar di pondok pesantren mereka juga belajar di M.Ts.Ar Rahmat Kendal ini.. 5.
Sarana dan Prasarana Keadaan sarana dan prasarana dalam menunjang proses belajar mengajar
dengan baik, M.Ts.Ar Rahmat Kendal, dapat dikatakan memiliki sarana dan prasarana yang cukup baik dan memadai walaupun tentunya masih terdapat adanya kekurangan, namun beberapa kekurangan tersebut tetap terus diusahakan guna kelancaran dan tercapainya tujuan dalam pembelajaran sekolah tersebut. Disamping telah memiliki gedung sendiri, kepemilikan tanah pendirian tersebut juga sepenuhnya sudah merupakan milik M.Ts.Ar Rahmat sendiri.
4
Dokumentasi M. Ts.. Ar Rahmat
KET
38
Adapun jenis serta keadaan sarana dan prasarana tersebut dapat dilihat dari tabel berikut. Tabel 5 Sarana Prasarana5 No
Nama Ruang
1 2 3 4 5 6 7
R.Kelas/Teori Perpustakaan Lab. IPA Lab. Bahasa Lab. Komputer R. Ketrampilan R. Media (AudioVisual) R. BK R. Ibadah/Mushola R. Kepala Sekolah R. Guru R. Tata Usaha KM/WC Kepsek KM/WC Guru/Pegawai
8 9 10 11 12 13 14
Uk.1 7x9 5x7 5x7 -
Banyaknya 3
Ukuran ( Luas Uk.2 Banyaknya 7x9 3
Uk.3 7x9
Banyaknya 3
Jumlah Ruang 9 1
1
5x7 7x9 5x7 5x7 5x7 2x2 2x2
1 1 1 2 1 1 2
15
KM/WC Peserta Didik
2x2
5
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
R. UKS Studio Musik R. Multimedia Aula Gudang OlahRaga Gudang Umum Lapangan Olahraga Tempat Parkir Green House Taman Sekolah R. Osis R. Tamu R. Wakasek R. MGMP R. Pramuka/PMR R. Penjaga Pos Jaga R. Koperasi Ruang Ganti Olahraga R. Kantin R. Kantin
4x4
1
2x4 20 x 20
1 1 1
35 36
5
4x4 5x7
3 1 1
3x4
3
Dokumentasi, M.Ts
39
B. Hasil Penelitian 1. Pra Siklus Selama ini pembelajaran fikih sebenarnya menyambung dan meluas dari tingkat pendidikan yang lebih rendah, namun begitu kondisi siswa dalam praktiknya
belum
mampu
mengaplikasikan
strategi
pembelajaran
yang
berorientasi dalam kehidupan sehari-hari melalui penanaman nilai pada diri peserta didik. Serta masih terjadi komunikasi satu arah artinya peserta didik cenderung pasif dan kurang mempunyai pengalaman belajar dalam pembelajaran. Sehingga peserta didik kurang menyukai pelajaran fikih dan menyebabkan hasil belajar rendah. Hal ini terbukti dengan rata-rata hasil belajar dan prosentase ketuntasan belajar peserta didik yaitu nilai formatif peserta didik kelas VII pada tahun ajaran 2010/2011 semester I adalah 68,17. Dari pra siklus ini, peneliti berusaha menghimpun hasil dari penelitian yang telah di lakukan di M.Ts.Ar Rahmat dengan merangkum serta menyajikan hasil statistik sederhana pada siklus I dan siklus II sebagai berikut : 2. Hasil Siklus I Pada hasil penelitian yang peneliti lakukan di M.Ts. Ar Rahmat Kendal pada tahap siklus I ini pada awalnya peneliti melakukan pembelajaran seperti biasa yaitu melakukan pemelajaran materi shalat secara konvesional (ceramah). Tetapi kemudian setelah dianggap materi sudah disampaikan secara keseluruhan peneliti mendemonstrasikan materi tadi yang telah diajarkan. Jadi siswa dituntut lebih aktif dalam pembelajaran ini. Karena pembelajaran dengan modifikasi metode demonstrasi dan reading aloud ini mengaktifkan aspek kognitif dan psokomotorik. Jadi tidak hanya memaksa siswa untuk paham dan hafal akan materi saja. Tetapi juga harus bisa mempraktikkan semua aspek yang dipelajari. Sehingga dalam pembelajaran pun tidak hanya menggunakan ceramah saja yang akan membuat siswa bosan saja dan hanya mempunyai pengetahuan yang abstrak. Tetapi juga menggunakan metode demonstrasi dan reading aloud yang juga membuat siswa bisa melihat langsung urutan aktifitas yang benar dan mengucapkan secara langsung, dan ketika salah bisa dibenarkan. Dan langsung
40
bisa menilai yang salah ketika nanti melihat salah satu siswa yang praktik tidak sesuai dengan contoh dari peneliti. a. Pelaksanaan Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I di kelas VII M.Ts. Ar Rahmat Kendal ini penyampaian materi dilakukan oleh penelti. Sedangkan guru mata pelajaran fikih sebagai observer (kolaborator). Hal ini dilakukan guna apa yang sudah direncanakan sesuai dengan pelaksanaannya, dan sesuai dengan harapan hasil yang akan dicapai. Pembelajaran pokok bahasan shalat dengan menggunakan metode demonstrasi dan reading aloud dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah skenario pembelajaran yang telah direncanakan pada tahap perencanaan dan sesuai dengan langkahlangkah yang telah direncanakan pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Yaitu peneliti dalam menanamkan konsep tentang materi shalat mula-mula
menggunakan
metode
konvensional
(ceramah).
Dalam
penanaman konsep ini haruslah benar-benar sampai matang, karena kalau tidak nantinya siswa akan merasa kesulitan dikala melihat demonstrasi. Setelah dirasa siswa paham dan mengerti benar akan seluk beluk yang berkaitan tentang shalat, baik dari syarat shah, rukun dan bacaannya baru peneliti melangkah ke langkah mendemonstrasikan pembelajaran yang sudah dilaksanakan tadi yaitu tentang shalat fardhu. Dikala peneliti mendemonstrasikan diharap siswa memperhatikan dengan seksama. Setelah peneliti selesai mendemonstrasikan shalat fardhu, kemudian peneliti mengambil sampel beberapa siswa laki-laki dan siswa perempuan untuk mempraktikkan shalat. Dalam mempraktikkan shalat tersebut peneliti membaca bacaan-bacaan yang ada dalam shalat dengan jahr (keras). Begitupun siswa ketika mempraktikkan shalatnya sekaligus membaca bacaan-bacaan yang dalam shalat tersebut dibaca/disuarakan dengan keras (reading aloud). Dalam praktik dimulai secara bersama-sama dalam bentuk berjamaah. Peneliti dan kolaborator sambil mengawasi aktifitas siswa, ketika ada yang salah dibenarkan. Kemudian dipraktikkan secara kelompok yang sudah ditentukan. Dalam kelompok tersebut dibentuk ketua kelompok
41
yang dirasa sudah bisa dalam melaksanakan shalat fardhu. Jadi bisa membenarkan ketika ada teman satu kelompok yang salah. Yang selanjutnya dibiasakan shalat dhuhur berjamaah di sekolah tetapi masih tetap menyuarakan bacaan-bacaan shalat pada saat itu. Menyuarakan dengan keras tersebut bertujuan bisa membantu siswa yang tadinya belum hafal, karena mengikuti temannya terus nantinya bisa membantu untuk menghafalnya. Dan ketika ada bacaan yang salah akan mengetahuinya secara sendiri, karena bacaannya tidak sesuai dengan temannya. Sehingga ketika diulang terus menerus akan hafal secara sendirinya. Setelah selesai semua proses pembelajaran peneliti menyimpulkan pelajaran sebagai penutup dan mencontohkan gerakan ataupun bacaan yang salah yang tadi dilakukan oleh siswa. b. Pengamatan Berdasarkan hasil pengamatan pada pembelajaran pada siklus I ini, peneliti menyampaikan materi shalat yang berisi tentang pengertian, macam-macam shalat fardhu, syarat shah, dan rukun-rukunnya. Dan yang paling terakhir merupakan bisa mempraktikkan shalat itu sendiri. Dalam pelaksanaannya guru melaksanakan tindakan pembelajaran dengan cukup lancar dari awal sampai akhir karena sudah sesuai dengan prosedur yang tercantum dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Tetapi ada beberapa peserta didik mengikuti pembelajaran kurang begitu antusias dan bahkan ada yang ramai dikarenakan peserta didik dalam mempraktikkan bersama-sama masih banyak yang bergurau. c. Evaluasi Tahap berikutnya dari pembelajaran pokok bahasan shalat fardhu dengan menggunakan modifikasi metode demonstrasi dan reading aloud setelah pelaksanaan yaitu evaluasi pembelajaran berupa tes praktik shalat shalat dhuhur secara individu. Hal ini dilakukan untuk mengetahui hasil belajar yang telah dilaksaanakan. Pada siklus I ini hasil belajar peserta didik yang diperoleh sudah mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan kondisi awal sebelum pelaksanan tindakan, namun masih belum mencapai
42
indikator keberhasilan yang ditentukan. Hasil belajar yang diperoleh pada siklus I adalah nilai rata-rata 75,3. Untuk hasil praktik shalat siswa pada siklus I ini bisa dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel. 6 Hasil Praktik Bacaan Shalat Siklus I Indikator No. Resp. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 70 95 55 65 80 85 70 70 70 2 2 80 90 60 75 85 90 75 75 75 3 3 85 95 65 80 75 70 80 85 70 4 4 75 90 60 75 70 85 65 70 75 5 5 70 90 60 70 75 80 70 75 70 6 6 95 100 55 65 65 85 65 80 65 7 7 90 100 65 75 80 85 75 85 75 8 8 80 100 70 80 85 75 70 75 75 9 9 95 100 65 85 80 85 75 90 75 10 10 95 100 80 80 85 90 80 85 80 11 11 95 100 65 70 75 70 80 75 70 12 12 90 100 80 85 90 95 75 85 85 13 13 100 100 80 80 85 90 90 85 80 14 14 95 100 70 85 90 80 80 75 80 15 15 85 90 60 85 80 75 85 90 75 16 16 85 90 60 75 90 85 85 80 85 17 17 95 100 80 80 85 90 85 85 70 18 18 85 90 65 70 75 70 70 80 70 19 19 80 90 60 80 80 70 70 80 60 20 20 90 100 80 75 80 85 75 85 65 21 21 85 100 85 85 85 85 75 85 75 22 22 90 95 85 85 85 90 80 85 75 23 23 75 90 65 65 70 75 65 75 65 24 24 85 100 60 70 85 80 70 80 80 25 25 80 90 75 75 85 80 70 80 65 26 26 85 100 80 85 80 85 75 85 75 27 27 80 90 75 80 85 80 70 80 70 28 28 80 100 60 80 85 80 70 80 70 29 29 75 90 70 85 70 85 75 85 75 30 30 90 100 80 85 85 90 80 90 70 31 31 80 100 85 85 80 85 75 85 75 32 32 70 80 65 80 85 80 70 80 70 33 33 80 100 90 90 85 90 80 90 80 34 34 90 100 85 85 90 85 75 85 75
10 55 65 65 55 60 75 60 75 65 70 80 75 85 70 70 60 80 60 55 70 75 75 70 70 60 75 65 75 70 80 70 65 80 80
11 50 65 60 55 60 75 60 75 65 70 80 70 85 70 70 60 75 60 65 80 80 80 70 70 60 75 65 75 70 80 70 65 80 80
Jml Rt2 765 835 830 775 780 825 850 860 880 915 860 930 960 895 865 855 925 795 790 885 915 925 785 850 820 900 840 855 850 930 890 810 945 930
69 76 75 70 71 75 77 78 80 83 78 84 87 81 78 77 84 72 71 80 83 84 71 77 74 81 76 77 77 84 80 73 85 84
43
Ket : Indikator
No. Resp. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
1 : Niat shalat 2 : Takbiratul ihram 3 : Do’a iftitah 4 : Al fatikhah 5 : Surat pilihan (An nas) 6 : Bacaan ruku’
1 70 80 85 75 70 85 80 80 85 85 75 90 95 85 85 75 90 85 85 90 90 90 75 85 80 85 85 85 75 90 80 80 90
7 : Bacaan i’tidal 8 : Bacaan sujud 9 : Bacaan duduk diantara dua sujud 10 : Bacaan tasyahud awal 11 : Bacaan tasyahud akhir
Tabel. 7 Hasil Praktik Gerakan Shalat Siklus I Indikator jml Rt2 2 3 4 5 6 65 55 65 60 65 380 63 70 70 75 65 70 430 71 90 65 70 65 70 445 74 70 55 65 60 65 390 65 70 50 60 55 60 365 60 75 55 65 60 65 405 67 70 65 75 70 75 435 73 80 60 70 65 75 430 71 80 65 75 70 75 450 75 85 80 80 75 80 485 80 80 65 70 65 70 425 70 85 80 85 75 80 495 82 80 80 80 75 80 490 81 70 70 80 75 80 460 76 70 60 75 70 75 435 73 70 60 75 70 75 425 70 85 80 80 75 80 490 81 70 65 60 65 60 405 67 70 60 60 65 60 400 66 80 80 65 70 65 450 75 85 75 65 70 65 450 75 80 75 70 75 80 470 78 70 55 55 60 55 370 61 75 60 60 65 60 405 67 70 65 60 65 60 400 66 70 70 65 70 65 425 70 75 65 60 65 60 410 68 75 60 60 65 60 405 67 65 60 65 70 65 400 66 80 80 70 75 80 475 79 80 75 65 70 65 435 72 70 65 60 65 60 400 66 80 80 70 75 80 475 79
44
34
34
Ket : Indikator
90
85
75
65
70
75
460
76
1 : Takbiratul ihram 2 : Berdiri 3 : Ruku’ 4 : Sujud 5 : Duduk iftirasy 6 : Duduk tawaruq Hasil tes yang diperoleh tersebut digunakan untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar peserta didik sebelum dan setelah penerapan pembelajaran dengan modifikasi metode demonstrasi dan reading aloud dalam meningkatkan prestasi belajar materi shalat fardhu. Selain itu juga digunakan untuk membangkitkan semangat peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran, karena pembelajaran akan lebih menarik tidak hanya guru yang aktif tetapi siswa juga bisa berperan aktif. Dengan demikian, diharapkan sikap ketergantungan siswa akan guru yang selalu memberi masukan bisa teratasi, karena dengan demonstrasi siswa bisa mengamati secara langsung dan bisa menyimpulkan sendiri. Sehingga keaktifan peserta didik dan hasil belajar peserta didik akan meningkat. d. Refleksi Berdasarkan hasil penelitian siklus I, kemudian dilakukan refleksi terhadap langkah-langkah yang telah dilaksanakan. Hasil refleksi tersebut adalah sebagai berikut: 1) Guru diharapkan mampu meningkatkan pengelolaan waktu dalam kegiatan pembelajaran materi shalat fardhu yang diterapkan di kelas VII M.Ts. Ar Rahmat Kendal, karena kalau tidak diatur sedemikian terencana banyak siswa yang bergurau ketika mendemontrasikan bersama-sama. 2) Dalam penyampaian secara ceramah yang pokok-pokok saja, sehingga bisa lebih banyak waktu ketika melakukan demonstrasi. 3) Guru bersama kolaborator memantau siswa secara terbagi agar siswa tidak ramai ketika melakukan demonstrasi.
45
4) Setidaknya membutuhkan tempat yang relatif luas ketika melakukan praktik bersama, supaya dalam mempraktikkannya bisa leluasa, tidak terganggu oleh tempat yang kurang kondusif. 5) Untuk mempermudah siswa dalam membantu pemahaman awal pada siklus II, peneliti bersama kolaborator menyusun skenario dalam proses pembelajaran pokok bahasan shalat fardhu dibuat kelompok kecil ketika praktik sehingga permasalahannya akan lebih terlihat ketika ada yang merasa kesulitan. Hasil belajar peserta didik belum mencapai indikator yang ditentukan sehingga perlu dilakukan peningkatan aktivitas belajar di siklus II. 3. Hasil Siklus II a. Pelaksanaan Pelaksanaan pembelajaran siklus II di kelas VII M.Ts. Ar Rahamat Kendal yang juga dilakukan oleh peneliti. Karena supaya yang telah direncanakan bisa erjalan sesuai dengan yang diharapkan oleh peneliti. Pada siklus II ini, materi yang disampaikan tentang shalat fardhu tetapi berbeda dengan materi yang disampaikan pada siklus I. pada siklus I materi yang disampaikan adalah shalat dhuhur. Sedangkan yang disampaikan pada siklus II ini adalah shalat ashar. Karena sama-sama empat rakaat, jadi hampir sama dengan materi pada siklus I. Pada pembelajaran siklus II ini guru menguraikan materi dengan metode konvensional dengan waktu singkat, hanya materi-materi pokok saja. Karena materi yang dipelajari hampir sama dengan materi yang dipelajari pada siklus I. Selanjutnya materi dilakukan dengan modifikasi metode demonstrasi dan reading aloud pada peserta didik. Dari tindakan siklus II ini, secara garis besar guru sudah mampu melaksanakan tindakan pembelajaran dengan baik sehingga peserta didik dapat mengikuti pembelajaran secara antusias. Pada pelaksanaan praktik siklus II ini lebih ditekankan praktik secara aktif di kelompok masing-masing. Dan ketua kelompok sebagai koordinator sekaligus sebagai penanggung jawab kepada anggotanya yang ketika praktik masih mengalami kesulitan. Baru
46
serasa kesulitannya berat dipasrahkan kepada guru dalam hal ini peneliti sebagai pengajarnya. b. Observasi Dari pengamatan aktivitas peserta didik yang terjadi selama proses belajar mengajar. Pada siklus II ini sudah mengalami peningkatan dari pada siklus I yaitu siswa semakin antusias dalam mengikuti proses pembelajaran. Terbukti peserta didik mengikuti pembelajaran dengan lebih aktif dan bersemangat. Hal ini disebabkan karena sebagian besar peserta didik
sudah
memahami
arti
penting pemahaman
materi
dalam
pembelajaran dengan menggunakan modifikasi metode demonstrasi dan reading aloud. Hasil tersebut juga terbukti karena peserta didik sudah mendapatkan pengalaman dari siklus I dan bimbingan dari guru dalam pelaksanaan praktik shalat disertai menyuarakan bacaan-bacaan secara keras (reading aloud). Dalam siklus II ini sebagian besar kelompok sudah ada kerjasama yang baik antara anggota kelompok masing-masing sehingga dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi sesama anggota kelompoknya, walaupun masih tetap di bawah bimbingan guru. 1) Hasil Pengamatan Terhadap Tindakan Guru Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pengelolaan tindakan yang peneliti lakukan pada siklus II, diperoleh data bahwa kinerja guru sudah optimal. Hal ini dikarenakan guru sudah mampu melaksanakan kegiatan
pembelajaran
dengan
baik
sesuai
dengan
Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) melalui tahapan-tahapan yang ada dalam pembelajaran dengan modifikasi metode demonstrasi dan reading aloud secara keseluruhan dan sesuai denga waktu yang ditentukan. 2) Hasil Evaluasi Pada siklus II ini hasil belajar peserta didik meningkat bila dibandingkan dengan hasil belajar peserta didik pada siklus sebelumnya yaitu nilai minimal peserta didik adalah 75 dengan ketuntasan belajar rata-rata 85,1.
47
Untuk hasil dari praktik shalat pada siklus II bisa dilihat pada tabel berikut : Tabel. 8 Hasil Praktik Bacaan Shalat Siklus II Indikator No. Resp. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 80 95 75 75 90 95 80 80 80 2 2 90 100 70 85 95 95 85 85 85 3 3 95 100 75 90 85 80 90 95 80 4 4 85 100 80 85 80 95 75 80 85 5 5 80 100 80 80 85 90 80 85 80 6 6 95 100 75 75 85 95 75 90 75 7 7 90 100 75 85 90 95 85 95 85 8 8 90 100 90 90 95 85 80 95 85 9 9 95 100 85 95 90 85 85 95 85 10 10 95 100 90 90 95 90 90 95 90 11 11 95 100 85 80 85 80 90 85 80 12 12 90 100 90 95 90 95 85 95 95 13 13 100 100 80 90 95 90 95 95 90 14 14 95 100 80 95 90 80 90 85 90 15 15 85 100 70 95 80 75 95 90 85 16 16 85 100 70 85 90 85 95 90 95 17 17 95 100 90 90 95 90 95 95 80 18 18 95 90 75 80 85 90 90 100 90 19 19 90 100 85 90 90 90 90 90 90 20 20 90 100 90 85 90 95 95 95 95 21 21 95 100 95 95 95 100 95 95 95 22 22 90 95 95 95 95 100 90 100 90 23 23 85 90 75 75 80 95 85 95 85 24 24 95 100 70 80 95 100 90 90 90 25 25 90 100 85 85 95 90 90 90 90 26 26 95 100 90 95 90 100 95 100 95 27 27 90 100 85 90 95 90 90 90 90 28 28 90 100 70 90 95 90 90 90 90 29 29 85 95 80 95 80 95 95 95 95 30 30 90 100 90 95 95 100 90 100 90 31 31 90 100 95 95 90 95 95 95 95 32 32 80 80 75 90 95 90 90 90 90 33 33 90 100 90 90 95 100 90 100 90 34 34 90 100 95 95 90 95 95 95 95 Ket : Indikator
1 : Niat shalat 2 : Takbiratul ihram
10 75 80 75 75 75 85 75 85 75 80 90 85 95 80 80 70 90 80 85 95 95 90 90 90 80 95 85 95 90 90 90 85 90 90
7 : Bacaan i’tidal 8 : Bacaan sujud
11 70 75 70 70 70 85 70 85 75 80 90 80 95 70 70 70 85 80 85 90 95 90 90 90 80 95 85 95 90 90 80 85 90 90
Jml
Rt2
895 945 935 910 905 935 945 980 965 995 960 1000 1025 955 925 935 1005 955 985 1020 1055 1033 945 990 975 1050 990 995 995 1030 1020 950 1025 1030
81 85 85 82 82 85 85 89 87 90 87 90 93 86 84 85 91 86 89 92 95 93 85 90 88 95 90 90 90 93 92 86 93 93
48
3 : Do’a iftitah 4 : Al fatikhah 5 : Surat pilihan (An nas) 6 : Bacaan ruku’
No. Resp. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
1 80 90 95 85 80 95 90 90 95 95 95 100 100 95 85 85 100 95 95 100 100 100 85 95 90 95 95 95 85 100 90 90 100 100
9 : Bacaan duduk diantara dua sujud 10 : Bacaan tasyahud awal 11 : Bacaan tasyahud akhir
Tabel. 9 Hasil Praktik Gerakan Shalat Siklus I Indikator jml Rt2 2 3 4 5 6 75 65 75 70 75 440 73 80 80 85 75 80 490 81 90 75 80 75 80 495 82 80 65 75 70 75 450 75 80 60 70 65 70 425 70 85 65 75 70 75 465 77 80 75 85 80 85 495 82 80 70 80 75 85 480 80 80 75 85 80 85 500 83 85 90 90 85 90 535 89 90 75 80 75 80 495 82 95 90 95 85 90 555 92 90 90 90 85 90 545 90 80 80 90 85 90 520 86 80 70 85 80 85 485 80 80 70 85 80 85 485 80 95 90 90 85 90 550 91 80 75 70 75 70 465 77 80 70 70 75 70 460 76 90 90 75 80 75 510 85 95 85 75 80 75 510 85 90 85 80 85 90 530 88 80 65 65 70 65 430 71 85 70 70 75 70 465 77 80 75 70 75 70 460 76 80 80 75 80 75 485 80 85 75 70 75 70 400 66 85 70 70 75 70 465 77 75 70 75 80 75 460 76 90 90 80 85 90 535 89 90 85 75 80 75 495 82 80 75 70 75 70 460 76 90 90 80 85 90 535 89 95 85 75 80 85 520 86
49
Ket : Indikator
1 : Takbiratul ihram 2 : Berdiri 3 : Ruku’ 4 : Sujud 5 : Duduk iftirasy 6 : Duduk tawaruq
c. Refleksi Berdasarkan hasil penelitian siklus I kemudian dilakukan refleksi terhadap langkah-langkah yang telah dilaksanakan. Hasil refleksi tersebut adalah pada pelaksanaan siklus II yang dipandang sudah cukup dalam meningkatkan baik bacaan shalat maupun gerakan shalat peserta didik dalam
penerapan
pembelajaran
menggunakan
modifikasi
metode
demonstrasi dan reading aloud pada materi shalat fardhu untuk meningkatkan hasil belajar kelas VII di M.Ts. Ar Rahmat Kendal sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan. Untuk rekapitulasi dari hasil pada evaluasi siklus I dan siklus II bisa dilihat pada tabel berikut ini :
R 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
Bacaan 69 76 75 70 71 75 77 78 80 83 78 84 87
Tabel. 10. Rekapitulasi Hasil Siklus I dan Siklus II SIKLUS I SIKLUS II Gerakan Rata-rata Bacaan Gerakan Rata-rata 65 67 81 73 77 71 74 85 81 83 74 75 85 82 84 65 68 82 75 79 60 66 82 70 76 67 71 85 77 81 73 75 85 82 84 71 75 89 80 85 75 88 87 83 85 80 82 90 89 90 70 74 87 82 85 82 83 90 92 91 81 84 93 90 92
50
14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32.
81 78 77 84 72 71 80 83 84 71 77 74 81 76 77 77 84 80 73
76 72 70 81 67 66 75 75 78 61 67 66 70 68 67 66 79 72 66
79 75 74 83 70 69 78 79 81 66 72 70 76 72 72 72 82 76 70
86 84 85 91 86 89 92 95 93 85 90 88 95 90 90 90 93 92 86
86 80 80 91 78 77 85 85 88 72 78 77 80 78 78 77 90 83 77
86 82 83 91 82 83 84 90 91 79 84 83 88 84 84 84 92 88 82
33. 34.
85 84
79 76
82 80
93 93
89 87
91 90
Jumlah
2560
Jumlah
2893
Kemudian untuk menghitung besaran prosentase hasil aktivitas belajar siswa menggunakan rumus sebagai berikut : P
F N
Untuk siklus I sebagai berikut : P
F N
P
2560 3400
P = 75,29412 (dibulatkan menjadi 75,3)
51
Untuk siklus II sebagai berikut : P
F N
P
2893 3400
P = 85,08824 (dibulatkan menjadi 85,1) Tabel 11 Hasil Rata-rata Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II Kondisi Awal Siklus I Hasil Belajar
68,17
75,3
Siklus II 85,1
C. Pembahasan Setelah melihat hasil dari penelitian bisa kita lihat bahwa dalam pembelajaran pada siklus I menghasilkan rata-rata 75,3, setelah di lakukan pembelajaran pada siklus II rata-rata naik menjadi 85,1. Jadi pembelajaran shalat dengan modifikasi metode demonstrasi dan reading aloud bisa meningkatkan keterampilan shalat siswa di M.Ts.Ar Rahmat Kendal tahun pelajaran 2010/2011. Dan untuk melanjutkan keterampilan siswa dalam shalat baik dari gerakan maupun bacaan, peneliti masih melanjutkan penggunaan metode demonstrasi dan reading aloud karena sudah terbukti bisa meningkatkan keterampilan siswa.
BAB V PENUTUP
A. Simpulan Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan: 1.
Pembelajaran shalat dengan modifikasi demonstrasi dan rading aloud di M.Ts. Ar Rahmat Kendal pada semester II tahun pelajaran 2010/2011 dilakukan dengan beberapa proses yang disusun dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang memuat langkah-langkah proses pembelajaran yaitu :(1) Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok kecil (5 siswa) untuk memudahkan dalam pengawasan praktik shalat siswa. (2) Guru menunjuk ketua dan sekretaris untuk mengkondisikan anggota kelompoknya masing-masing. (3) Guru memberi urutan kelompok dalam pelaksanaan praktik shalat kepada masing-masing kelompok. (4) Masing-masing kelompok melaksanakan praktik shalat. (5) Guru mengamati pelaksanaan praktik shalat siswa pada siklus I maupun siklus II. (6) Guru memastikan siswa melaksanakan praktik shalat dalam kondisi yang kondusif jadi siswa bisa fokus terhadap kekgiatan praktik shalat. (7) Setelah selesai setiap kelompok ditanya dimana kesulitannya dalam melaksanakan praktik shalat, kemudian ketua kelompok membimbing anggotanya yang masih kesulitan memecahkan masalah dimana yang masih dianggap sulit.
2.
Modifikasi metode demonstrasi dan reading aloud dapat meningkatkan kemampuan shalat siswa kelas VII MTs Ar Rahmat Kendal tahun ajaran 2010/2011. Ini terbukti pada penelitian pra siklus rata-rata hasil belajar masih 63,33. Mengalami peningkatan pada siklus I menjadi 75,3 dan meningkat lagi pada penelitian tindakan siklus II sehingga dapat mencapai nilai diatas kriteria minimum 80 yaitu dengan nilai rata-rata 85,1.
52
53
B. Saran Mengingat pentingnya shalat untuk umat Islam lebih-lebih untuk anak-anak, maka guru harus lebih giat dalam melaksanakan pembelajaran tentang shalat untuk meningkatkan kemampuan shalat siswa pada peserta didik, peneliti mengharapkan beberapa hal yang berhubungan dengan masalah tersebut diatas sebagai berikut. 1.
Kepada Guru Fikih a. Hendaknya dalam proses belajar mengajar, guru harus benar-benar paham menyiapkan pembelajaran dengan sebaik mungkin, agar materi tersampaikan secara maksimal. b. Dalam pembelajaran fikih guru harus mampu memilih model dan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan kepada peserta didik agar peserta didik merasa mudah dalam memahami materi. c. Hendaknya pembelajaran dirancang sedemikian rupa dan memperkaya variasi mengajar. Hal ini untuk mengantisipasi kejenuhan yang dialami oleh peserta didik. Dan selalu memantau perkembangannya terutama dari perilaku, pemikiran dan pemahaman terhadap materi yang diajarkan. d. Pelaksanaan
pembelajaran
dengan
menggunakan
modifikasi
metode
demonstrasi dan reading aloud pada mata pelajaran fikih materi shalat fardhu agar dapat dilakukan tidak hanya sampai pada selesainya penelitian ini saja, akan tetapi dilanjutkan dan dilaksanakan secara kontinu sebagai program untuk meningkatkan semangat dan mengurangi kejenuhan pada waktu melaksanakan pembelajaran. 2.
Pihak sekolah a. Hendaknya seluruh pihak sekolah mendukung dalam kegiatan pembelajaran yang berlangsung. b. Memfasilitasi proses pembelajaran dengan melengkapi sarana dan prasarana yang dibutuhkan. c. Kepada semua pihak sekolah terutama para guru, sudah seharusnya meningkatkan
kompetensi
termasuk
kompetensi
professional
serta
54
membekali diri dengan pengetahuan yang luas, karena sesungguhnya kompetensi yang dimiliki oleh guru sangat mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran, yang akhirnya akan dapat menghasilkan peserta didik yang berprestasi, berbudi pekerti luhur, dan berakhlaqul karimah yang mampu berdampak positif pada perkembangan dan kemajuan sekolah.
C. Penutup Dengan terselesaikannya penulisan skripsi ini, peneliti tak lupa mengucapkan puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT atas Rahmat, Taufiq dan HidayahNya. Peneliti menyadari adanya kekurangan dan kelemahan yang ada dalam skripsi ini, oleh karena itu saran dan kritik dari berbagai pihak tetap peneliti harapkan. Semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi peneliti pada khususnya dan pembaca pada umumnya. Akhirnya tak lupa peneliti sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sepenuhnya dalam menyelesaikan skripsi ini, semoga amal ibadahnya diterima oleh Allah SWT. Amien.
DAFTAR PUSTAKA Abu Abdillah, Syamsudin, Fathul Qarib, Terj. Abu H.F Ramadhan, Surabaya: Mutiara Ilmu, 1995 Ali,Muhammad, Strategi Penelitian Pendidikan Statistik, Bandung, Bumi Aksara, 1993 Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Jakafta : Bumi Aksara 1996 cet. ke 4 Arief, Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta : Ciputat Pers, 2002 Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta, Rineka Cipta, 2002 ________________, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008 Ash Shidieqy, Hasbi, Muhammad, Teungku, Pedoman Shalat, Semarang : PT. Pustaka Rizki Putra, 2005, cet ke 5 Depag RI, AI-Qur”an dan Terjemahnya,Jakarta: CV Penerbit J-Art, 2005 Depdiknas, Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Istam SMP & MTs, Jakarta:Pusat Kurikullum, Balitbang Depdiknas, 2003 ________,Kamus Besar Bahasa Indonesia, Bandung : Balai Pustaka, 1990 Daradjat, Zakiah, Pendidikan Islam Dalam Keluarga Dan Sekolah, Jakarta: CV. Ruhama,1995 Hadi, Sutrisno, Metodologi Riserch, Yogyakarta: Andi offset, 1990, cet. ke-I Haryanto, Sentot, Psikologi Shalat, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000 Hasan, Iqbal, Analisis Data Penelitian dengan Statistik, Jakarta: Bumi Aksara, 2004 Idris, Abdul Fatah, dkk, Fikih Islam Lengkap, Jakarta: Rineka Cipta, 2004 Ismail SM, M. Ag, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Semarang : Rasail, 2008. Koentjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: PT. Gramedia, 1991
Majid, Abdul, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005 M. Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta:Ciputat Pers, 2002, cet. ke-I Mustaqim, Psikologi Pendidikan, Semarang, Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2009 Nasution, Lahmudin, Fiqh 1, Jakarta: Logos, 1995 Rahmat, Jalaluddin, Metodologi Penelitian Komunikasi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996 Saminanto, Ayo Praktik PTK (Penelitian Tindakan Kelas), Semarang: RaSAIL, 2010 Sukmadinata, Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung : Remaja Rosda Karya, 2005 Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2007 Surakhmad, Winarno, Pengantar Penelitian llmiah Dasar Metode dan Tehnik, Bandung :Tarsito, 1992 _________________, Metodologi Pengajaran Nasional, Bandung: Jemmars, 1980 Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2008 Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 thn 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bandung : Fokus Media 2006 Yusuf, Tayar, Ilmu Praktek Mengajar (Metodik Khusus Pengajaran Agama), Bandung : PT. Ma'arif, 1993, cet. Ke 2
DAFTAR RIWAYAT PENULIS
Nama
: Arif Wibowo
Tempat/Tanggal Lahir
: Kendal, 5 April 1985
Alamat
: Desa Plososari RT 3/V Patean Kendal
Jenjang Pendidikan
:
1. SD
lulus tahun 1997
2. SMP
lulus tahun 2000
3. SMA
lulus tahun 2003
4. DII
lulus tahun 2005
5. S1 IAIN Walisongo Semarang (sampai sekarang)
Semarang,
Juni 2011
Penulis
Arif Wibowo NIM. 093111264