EYALUASlTARJF
POM1 KOTA BANDUNG
BERDASARKAN PRINSIP KETER.JANGKAUAN DAN KEADILAN
TESIS Karya tulis sebag11i s1tlah sutu syarar Untuk mempcroleh gelar Ma gist er dart lnstitut Teknelogi Bandung
Oleb
R. A. KOESOEtVIO ROEKMI Nl"1 : 25406035 Program Studi Perencanaun Wilayah dan Kota
lNSTlTUT TF.KNOLOGI BAN OU NG
2007
EV ALUASI TARI F PDAM KOT A BANDUNG BERDASARKAN PRINS[P KETE.RJANGKAUAN DAN KEADILAN
Oleh R. A. KOESOEMO ROEKJ\ilJ NIM: 25406035
Pcmbimbing,
Ir. WIDIARTO, MCRP., Ph.D. NIP. 131 126 956
EVALUASI TARlF PDAM KOTA BAJ\DUNG
BERDASARKAN PRINSlP KETER.JANGKAUAN DAN KEADrLAN
Oleh
R. A. KOESOEMO ROEKMJ NIM : 2540603S Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota lnstitut Teknologi Bandung
Mengetahui/Menyetujui, Pembimbing
Tanggal
.
lr. WlDIARTO, MCRP., Ph.D. NIP. 131 126 956 Ketua Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota
Program Pasca Sarjana Institur Teknologi Bandung
"
Drs.
-
ARl.EFROSYIDI, MSP.,
M.Arch., Ph.D.
1''1.P.131 474 018
ABSTRAK Evaluasi Tarif PDAM Kota Ranrlung Berdasarkan Prinsip Keterjangkauan Dan Keadilan
Oleh R.A. Kocseemo Roekmi NIM: 25406035 Pcnyediaan air hcrsih olch Pemerlnran naerah harus dapat diakscs otcu scluruh lapisan masyarekat. Olch knrena itu, penenruan tnrif nir ti..rsll1 harus mcmpcrhatikan perbcdaau kcm111np1111n mnsyarokai agar dapar mc1tjangknu fosllil(ts publik iersebm. Permendagrl No 23 Tahun 200(1 rentang Pedoman fcknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum pada Pcrusahaan n"""h Air Min111n (l'l)AM) mengarur bahwa tarif PDAM harus diretapkan dcngan mcmperhatika« Prinsip Ketcrjangkaun1l d\111 Kcadilan. Prinsip Kctcrjungk:iuan dan Kcadilan 1licapni apablla : I. rarif 1111111k ~IMdnr kcbutuhan pokok air rninum harus rerjangkau oleh dayn bell mnsynrnku: pelanggan yang berpenghasilan sama Jongan Upah Minimum l'rovinsi (UMf>), 2. 1nrif mcmonuhi prinsip kc1c~jru1gkauan upabila pcni:eluarnn rumah 1a11gg2 1111wk memennhl srnndar kcburuhan pokok air minum ridnk melampaul empat persen dnri pendapatnn mnsynrakat pclanggan, dan 3. keadilan dalam pcngcnnan tarlf dic;1pni melnlul penerapan 1arif di(ercnsiasi dengan subsidi silang antar kelompok pclnn,;gan. Pcnelitiru1 ini bertujuan untuk nrcngevnluasi O(l(lknlt struktur turif yung barn di1c1npkun oleh PDAM Koen flondimg dapat lobih torjungkou b:1gl masyarakai bcrpcndapaian rendah den mcngakomodir pcrbedean kcmampuan masynmknl. Evaluasi 1crh11d~p tarif tersebur dllakukan dengan menggunnkan priosip kctcrjangkauan dan koadilM dlatas dan dalam konteks J)CrbunJingon u111wu 1urir baru dun rnrlf lama. Hasil penelitian lni menunjukkan bahwa tarif air dan hiayn ras•n!l baru PDAM Kora Bandung tldok terjait{;knu olch keluarga berpeughnsllan UM!' kc bawah yttug 1iduk tinggul di Rumab Susun Perumnas. Scbenamya ketidaktc~jangkauan uuif dapat diawJ dcnj!an memberlakukan 1arif differensiasi yang lebih progn•..sif sehingga terjadi subsidi silang yans mcmadai. f'crkni1 dcngan hal tersebut, truif bani PDAM Kota Bandung i11k•111~islcn dcngan rarlf dlffcrenstasl yang lebih progressif tersebut. Hal ini terjadi J)ilda i:olongan sosial khusus dan inc;.t1111.1;i,
Akibat ketidakterjangkauan tarif bagi keluarga ~<•'jlcngh.,,ilan lJMP kc bawah dan inkonsistensi tarif differenslasi, maka peociititln ioi merekomendasikan f>f)Arvf agar melakukan perhaikan
dalarn
penetapan
tarif, PDAM direkomendasikan
untuk melakukan
beberapa
hal,
Pertama, membuat tarif sederuikien hinl!.ll• biaya untuk s~•ndar kebutuhan pol
ABSTRACT EvaJuation on The Price of POAM Kota Bandung Piped Water Based on Affordability and "Equity Principles
R.A. Koesnemn Rockmi NIM : 25406035
Local Govcmmeat is responsible to deliver qualified fresh water for nil its citizen, (or low ircorre families Tbe price of fresh warer mus1 be wn.ngc so 1hi:1t Jo,v income families could afford these /hcilitil.-,;. BaM: on affordability and equity principles 111 Pcm1cnda.11.ri no. 23fl00b, the price of PDAM piped water should be affordable and «J11i1ab!e. The price is affordable if (I) charge for using minimum clllUumption for any ram ii! would "'" excess four percent of labour income in thai province and (2) any f.lmily who use minimum consumption would not spend more than foJr percent ofrhcir income The price i1 equitable if there arc cross subsidies between cosrumeesby applying ditTcn:nt pricing. Tl., objective of rhls study is to evaluarc new price structure of PDAM Kora 03nduns piped water whetber it is nu>re nfTnrd~ble for low income families and \'1INher the price have accommodate differences bet wccn low, midd'e and high income families. The evaluation I~ held by comparing previous and present win usirii? affonlabit1ly and cqui1abiii1y principlc« in Pcnncndai:ri no 231200/i. The rcoult is lhar labour incom: tVnaics u11<e progressive rate :\0 1hal the cross subsidy can now from high income f4milics 10 low income families. Unfonunately, dulereru prices between consumer are ~onsistcnr wirb the progressive pricing. h i• happen 10 social i:roup and gc-.vemnlent U1stitution. The study n:commeod PDAM lo make improvement in water tariff. Fil'SI, cl1ruye for nunimum consumption for any family nus1 be affordable. Sccon~. make different block consumption between social and government institJtion group with Olher group. Third askiug consumers willii1guc,..1u pay before defining new 1ariff. incl11ding
Keywords : afTordability principle. equityprinciple, minimum consumption, different tariff
PEDOMAN 1'£NGGUNAAN TESJS
Tesis S2 yang tidak dipublikasikan terdaftar dan tcrsedia di Perpustakaan lnstitut Teknologi Bandung, dan terhuka untuk umum dengan ketentuan bahwa hak cipta ada pada pcngarang dengan mengikuti aturan HaKl yang berlaku di lnstitut Teknologi Bandung. Referensi kepustakaan diperkenankan dicatat, tetapi pengutipan dan peringkasan hanya dapat dilakukan seizin pengarang dan hams
disertai dengan kebiasaan ilmiah untuk menychutkan surnbernya.
Memperbanyak atau mencrbitkan sebagian atau seluruh tesis haruslah seizin Direktur Program Pascasarjana, lnstitut Teknologi Bandung.
KATA PENGANTAR Ketertarikan
saya akan penyediaan air bcrsih awalnya
dimulai
dari
kepedulian rerhadap masyarakat yang tinggal di sckirar Kantor Pcmerintah Kabupaien Bckasi, Cikarang, perkampungan
harus
Bckasi. Sebagian bcsar pcnduduk yang tinggal di
membcli
air bersih dalam jerigcn unruk memcnuhi
kcburuhnn minurn dan masak. Untuk kcburuhan Mandi. Cuci, Kakus (MCK) rncrcka rncmbeli air dari mobil tangki yang sumbcr airnya adalah dari Saluran
Tarum Barut (Kali Malung). Meskipun kualitas air dari rnobil tangki ini tidak bisa dikatakan
bcrsih, narnun para pcnduduk masih serla rnenggunakannya
karcna
tidak 11da pilihan lain. Saal musim hujan tiba, bak - bak pcnampungan mcrcka dipenuhi air hujnn untuk menggantikan air dari mobil tanski. Kcsulitan y:mg sama says temui lagi beberapa minggu serelnh saya tinggal di Bandung. Ru111ah kontrakun
di Dago yung berada di pemukiman padai
penduduk membuat saya harus tinggal bcgitu dekat dcngan tctangga. Mcnariknya tig11 keluarga yang tinggal di seberang rumah tidak mcmiliki akses air bcrsih sama sckali.
Dua keluarga ikut menumpang 'rnenyelnng'
air PDAM dari rumah
kontrakun saya, scmenturu yang setu lagi dcngan tekunnya mengangkut air dari balons; di deka: rurnah. Mcskipun air balong itu terlihat jcrnih, narnun scbcnarnya itu adalah air dari selokan yang dibelokkan ke balong. Usaha tctangga saya untuk mengangkut beberapa ember air dari balong ke rumahnya (yang lctaknya 100 m lehih tiuggi dari balong) setiap hari membuat saya geleng kepala. Kalan hujun turun, kcluarga itu bagalkan ketiban durian runtuh. Ember-ember dlkeluarkan untuk mcnampung air hujan, teras rumah mercka disulap menjadi tcmpat cuci
pakaian ( walaupun bu.kan saatnya untuk mcncuci) dan anak-anak rnereka segera
mandi dibawah derasnya air hujan. Ya Allah di
tempaL
yang begitu sejuk sepcrti Kota Bandung (kontras dcngan
Cikarang) masih ada orang yang kekurangan air !
Untungnya beberapa bulan sebelurn saya pindah kembali ke Bekasi. tetangga saya yang satu ini suduh sanggup memasang sambungan PDAM dan menjadi sumbcr air bagi dua tetangga saya yang lainnya.
v
Tawaran mengambil terna tesis tentang air bersih dari Pak Wid langsung saya sarnbut dengan antusias, Mudah-mudahan saya dapat mernberikan sesuatu bagi Kota ini. Meskipun pada akhirnya hasil yang dapat saya bcrikan dari tesis ini hanya scdikit, mudah-rnudahan itu akan mcnjadi awal yang baik untuk mcmulai pcrluasan pengetahuan saya tentang Perencanaan Wilayah dan Kota, Tcsis yang sederhana ini tidak akan selesai bila saya tidak mcndapatkan bantuan dari banyak pihak. Saya benerima kasih kcpada Bapak lr. Widiarto,
MCRP., Ph.D yang telah bersedia mcmbimbing saya, meskipun harapannya agar saya dapat berpikir sccara komprehensif mungkin belum kesampaian. Saya juga mengucapkan terirna kasih Bapak Ir Hcru Purboyo, DEA., Ph.D dan lbu lr.Mangisi Irene, M.Sc yang telah bersedia menjadi dosen pernbahas. Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada seluruh dosen dan teman-teman di PWK yang relah banyak membanru. Selain dari pihak ITB, saya juga mendapatkan banyak bantuan dari para pegawai PDAM Kora Bandung yang telah sukarela mcmbcrikan data dan informasi pendukung. Ucapan terima kasih terutama saya sampaikan untuk Bapak Boy Taga Jagawani, ST., MT yang telah memberikan banyak waktunya untuk berdiskusi.
Terima kasih tak terhingga juga saya sampaikan untuk suami tercinta yang selalu membcrikan dukungan, clan uruuk anak-anakku tercinta yang selalu 'penuh bantuan'. Mudah-mudahan masih ada air bersih yang berlimpah bagi mereka, ternan-temannya dan geucrasi sclanjutnya,
September 2007
DAFTARJSJ A.BSTRAK
I
AJ:3S'fRACT
ii
PEDOMAN l'ENGGUNAAN TESIS
iii
K.'\TA l'ENGANTAR
iv
DAFT AR ISI
vi
OAFTAR LAMPIRAN
viii
Di\FTAR GAM13AR
ix
DArTAR TABEL
x
llAB I
I
Pendahuluan
J. I
Latar Bclakang
,
J.2
Perumusan Masalah
6
1.3
Tujuan dan Sasaran Pcnclitian
6
T.4
Ruang Lingkup Penelitian
7
1.5
Kerangka Analisis
7
1.6
Pengumpulan Data
14
I.7
Kcrangka Pikir
17
I.8
Sisternatika Pcmbahasan
18
BAB JI Tinjauan Pustaka
I
19
ll. J Pelayanan Publi.k oleh Pemerintah
19
Air sebagai Barang Ekonomi
22
Il.2
[1.3 Pcnenruan Tarif Air Bersih
22
H.4 .Prinsip Keterjangkauan dan Keadi Ian mcnunn Permendagri no 23 tahun
IJ.5
2006
26
Standar Kebutuhan Pokok Air Bersih
26
BAB In Penyediaan Air Bersih di Kota Bandung
30
ITT.1
Gambaran Umum Kota Bandung
JO
111.2
Kebutuhan Penyediaan Air Bersih di Kora Bandung
3I
ITl.3
Sumber Daya Air di Kola 'Bandung
32
IH.4
Pelayanan POAMKota Bandung
lll.5 Golongan Pelanggan PDAM Kota Bandung
_
33 37
vu
111.6
Tarif PDA~1 Kora Bandung
BAD IV Evaluasi
1V. I
TarU' PDAM
39 Ku1<1
Bandung
Berdasarkan
Prinsip
Keterjangkauan clan Kcadilan
43
Prinsip Ketcrjangkauan ····························-···
46
IV .2 Prinsip Keadilan
54
IV.3 Rckomendasi Tarif
67
BAB V Kcsimpulan dan Rekomcndasi V.1
74
Kesirnpulan
Y .2 Rekornendasi
V .3 Saran untuk Srndi Lanjutan.
74 ·-············~··
.. ·-·································
78
79
DAfTAR PUST AKA
80
1 AMPI [{AN
S1
DAFTAR LAMPlR<\N
Lampiran A Distribusi Air PDAM Bcrdasarkan Waktu Gilir Per Kclurahan ...... 81 l.ampiran B Data Jumlah Pelanggan dan Pclanggan Pasif PIJAM
Kota
Bandung
Larnpiran C I Iisrogram
84
Pengcluaran
Bulanan
Masyarakar
Pclanggan
Berdasarkan Golongan Pelanggan Lampiran D Histogram
Pcngcluaran
Bulanan
Bcrdasarkan Lokasi ternpat tinggal I.ampirau J.: Kucsioner Rumah Tangga
87 Masyarakat
Pelm1gga11 88 89
DA.t'TAR GAM~A R Gambar 1.1
Kerangka Pikir Pcnelitian
17
Gambar 111. l Distribusi Air PDAM Kota Bandung
35
Garnbar IV.I Target dan Realisasi Pembayaran Tagihan PDAM Tahun 2007
52
Gambar TV.2 Tagihan Rata-rata Pelanggan Sebelurn Kcnaikan Tarif'.,
55
Gambar IV.3 Tagihan Rata-rata Pclanggan Sesudah Kcnaikan Tarif
56
Gambar IV.4 Tarif'Rata-rata per rn3Sebelum Kenaikan Tarif
59
Gamber IV.5
TarifRata-rata p
~
Gamabr IV .6 Perbandingan Pemakaian Air Pclanggan PDA M Gambar IV.7 Perbandingan Histogram Frekuensi
60 61
Pengeluaran Rumah
Tangga yang Tinggal dalam Gang dengan Gabungan yang Tinggal di Gang dsn Pcrumnas Gambar IY.8 Tarif Rckomcndasi Rata-rata per rn3
66 70
DAfTAR TABEL Tabel LI
Lrutan tarif differensiasi POi\M Kora Bandung
11
Tabet I.2
Kriteria penggolongan pelanggan rumah tangga
13
Tabet l.3
Jumlah sampcl yang direncanakan dan yang disurvai
15
Tabcl 11.1
Kebutuhan air bersih per orang per hari berdasarkan Hasil Lokakarya 11 Dasawarsa Air Bersih Tabun J 981-1990
Tabcl 11.2
27
Kehutuhan air bersih per orang per hari berdasarkan standar Dirckrorat Jcndcral Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum .... 27
Tabd ll.3
Standar kebutuhan air bersih per orang per hari berdasarkan Direktor:u Jenderal Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum menurut jcnis keperluannya .................................•..
Tabel ll.4
28
Standar kcbumhan air bersih per orang per hari menurut Gleick, 1996
Tabel Ill.I
_
-
28
Distribusi kcpadatan dan jurnlah penduduk Kota Bandung pada
tahun 2005
30
Tabel Hl.2
Sumber air minum rumah tangga di Kota Bandung
31
l'abel 111.3
Fasilitas air minum rumah tangga di Kota Bandung
32
Tabel IJJ.4
J umlah pelanggan clan pelanggan pasif pada Bulan Juli 200i
36
Tabel 111.5
Pernbagian golongan pelanggan PDAM Kota Bandung ... ·-············ 37
Tabel 111.6
Tarif pemakaian air PDAM Kora Bandung sebelum dan sesudah
kenaikan tarif., Tabel ill. 7
4l
Bia ya administrasi dan pemeliharaan meter sebelum clan sesudah kenaikan tarif
·-·-······································
Tabet Til.8 Bia ya pemasangan sambungan baru PDA1"1 Tabcl !V .1
Rata-rata persentase tagihan
42
PDAM ierhadap pengeluaran
bulauau respoodeo rumah tangga sebelum kcnaikan tarif
Tabcl IV.2
Rata-rata
pcrsentase
tagihan
42
PDAM
terhadap
44
pengeluaran
bulanan responden yang tinggal di gang sebelum kenaikan tarif
45
Tabet N.3
Biaya pcmlCiallgan sarnbungan baru
47
Tabel JV.4
Persentase biaya pemakaian standar kcbutuhan pokok air PDAM dibandingkandengan UMP sebelum clan sesudah kenaikan tarif ... 49
XI
Tabet I V .5 Persentase responden rumah tangg» yang mcmbayar lebih dari 4 % pengcluarannya untuk srandar kebutuhan pokok air scbclurn dan sesudah kenaikan tarif Tabel IV.6
51
Target dan realisasi pembayaran tagihan PDAM sebclurn dau sesudah kenaikan tarif
51
Tabet IV. 7 Konsumsi air pelanggan PDM1 (nr')
57
Tabel IV.8
Tarif air rata-rara per m3 per sub golougan
-
58
Tabcl IV.9
Rata-rata perscntase biaya bulanan PDAM terhadap pcngeluaran bulanan respcnden sebelum dan sesudah kenaikan tarif
63
Tabet TV. I 0 Rata-rata pcrscntasc biaya bulanan PDAM terhadap pengcluaran bulanan rcsponden yang lebih dan kurang dari sama dengan UMP sebelum dan sesudah kenaikan tarif
.
64
Tabet IV. I I Rata-rata pcngcluaran rumah tangga per bulan berdasarkan klasifikasi golongan pelanggan Tabet IV.J2 Kenaikan tagihan yang bcrsedia dibayar respondcn
tiS 68
Tabet JV.13 Tarif rekomendasi berdasarkan prinsip keterjangkauan dan keadilan serta kescdiaan pelanggan mcmbayar
69
label IV.14 Rekapirulasi hasil analisis keterjangkauan dan keadilan sebclum
dan sesudah kenaikan tarif
71
BAB I
1.1
Pendahuluan
Latar Belakang
Perencanaan infrastruktur merupakan bagian dari perencanaan wilayah dan kola. Apabila perencanaan tersebut dilakukan dengan tcpat sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan daerah maka hal ini akan berdampak pada keberhasilan
pcmbangunan suaru wilayah atau kota, Pcmerintah baik pusat maupun daerah memiliki peranan yang sangat strategis dalam perencanaan infrastruktur sehingga dituntul untuk mcmiliki kcmampuan dalam memahami karakteristik dan
kebuiuhan daerah.
Menurut Parkin dan Sharma (1999), infrastrukrur yang perlu disediakan oleb pernerintah adalah utilitas publik, pekerjaan publik dan sektor transportasi, Utilitas publik terdiri dari : listrik, tclekomunikasi. jaringan air bersih. sanitasi dan air lirnbah. persampahan dan jaringan gas. Pekerjaan publik terdiri dari jaringan
jalan. bendungan, saluran irigasi dan drainase. Sektor transportasi terdiri jaringan kereta api perkotaan dan antar daerah, transportasi perkotaan, pelabuhan dan
transportasi air, dan bandar udara (Parkin dan Sharma, 1999). Penyediaan infrastruktur publik ini perlu diselcnggarakanoleh pemerintah, untuk memastikan
ketcrscdiaannya bagi kepentingan masyarakat. Berbeda dengan infrasrruktur pekcrjaan puhlik dan sektor transportasi yang digunakan secara rnassal oleh masyarakat, utilitas publik adalah jaringan
infrastrukrur yang menyediakan kebutuhan dasar langsung ke setiap mmah penduduk di suatu daerah. Diantara lima utilitas publik yang disediakan oleh pernerintah, penyediaan jaringan air bersih bagi rnasyarakat memegang peranan paling penting dibandingkan empat utilitas yang lain mengingai air bersih adalah kebutuhan pokok yang utama bagi seriap manusia,
Dalam pelaksanaannya, penyediaan an bersih bagi masyarakat perkotaan menghadapi berbagai kendala.
Masa.lah yang paling pcming adalah krisis
ketersediaan air yang sudah mulai roenggejala di berbagai bclahan dunia, Selain
2
itu, rnasalah manajcmcn lembaga penyedia air bersih dan pcndistribusian air yang berkualitas dan mencukupi bagi seluruh masyarakat juga menjadi kendala dalam pelayanan air bersih.
Beberapa tahuu terakhir isu krisis air bersih mulai menyedot perhatian masyarakat dunia. Pertumbuhan pcnduduk yang tinggi menyebabkan ketersediaan air di beberapa ncgara sudah mulai menipis, Tahun 1989, Falkcnrnark ruendefinisikan indcks kctcrscdiaan air (Wmer Availability Index) sebagai sumberdaya air yang tersedia di sebuah negara (diasurnsikan konstan scpanjang waktu) untuk sctiap
pcnduduk. Indeks ini diperoleh dengan cara mcmbagi sumberdaya air yang iersedia disuatu negara dengan populasinya. Penelitian yang dilakukan oleh Ariel
Dinar dao Ashok Subramanian pada tahun 1997 menemukan terjadinya pcnurunan indeks ketersediaan air di beberapa negara sejak iahun 1955 sampai dengan 1990. Sebanyak 14 negara dari 22 ucgara yang c.liteliti mengalami pcnurunan indeks sebesar 50 % bahkan lebih selama selang waktu 35 tahun. Empat betas negara
tcrscbut adalah negara-negara yang scbagian besar berada di benua Asia <Jan Afrika. Sementara iru, delapan ncgara lainnya adalab negara yang berhasi I mempertahankan
indeks
keterscdiaan airnya yaitu Inggris, ltali,
Spanyol,
Perancis, Sclandia Baru, Portugal, Canada dan Amerika Serikat (Dinar dan Subramanian. 1997). Fenornena kelangkaan air mcmbuar setiap negara menjadikan isu ini sebagai bahasan
dalam
merekomendasikan
sctiap
kesempatan,
Deberapa
konfercnsi
intemasioual
perlunya perhatian para pengambil keputusan untuk
mernperhatikan masalah kelangkaan air ini. Konfercnsi tentang Pembangunan dan
Lingkungan yang dilaksanakan pada tahun 1992 di Rio de Janeiro dan Konfercnsi lnternasional teruang Air dan l.ingkungan
yang dilaksanakan
di Dublin pada
tahun yang sarna, mengeluarkan sebuah kesepakatan bahwa ncgara bcrkcmbang rncnghadapi
dua tantangan besar dalam penyediaan air bersih dan sanitasi
(Faruqui dkk, 2001). Tantangan pertama
adalah mcnyclesaikan rnasalah
penyediaan air bagi rumah tangga, Masalah ini sudah mendapat perhatian scjak awal, salah satu hasilnya ditunjukkan dengan pengnrangan jumlah penduduk
3
dunia yang tidak tcrlayani air bersih dari L& milyar orang menjadi 1,2 milyar orang sclama rahun 80-an. Tanrangan kcdua adalah agenda barn pembangunan
berkelanjutan (:;11stai11ahle developments. Tantangan ini memerlukan pengelolaan air bcrsih yang berorienrasi jangka paniang. lebih etisien dun adil,
Sulah satu solusi dalarn pelayanan air bcrsih bagi masyarakut perkoiaan adalah
penyediaan air perpipaan sccara komunal. Selain untuk mendistribusikan air yang tcrjaga kualitasnyu, penycdiunn air rnclalui pipajuga dapat mengurangi cksploitusi air ranah langsung yang bcrlcbihan
pcnycdiaan air secara komunal
oleh masyarakat.
relarif
Dari scgi pcmhiayaan,
lcbih murah bagi para pcngguna,
dibandlngknn penyediaan air sccara individual.
Uagi lndonesia, penyediaan air bersih sccara komunal bukan masalah yang mudah. Selarna ini, penyediaan air pcrpipaan komunal
di setiap dacrah
disclcnggarukan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). scbagai lembaga pcnycdia air bersih. Namun kinerja sebagian besar POAM, dinilai tidak bcrhasil dalam menyediakan air bcrsih kcpada seluruh masyarakat. Ketidakbcrhasilan ini dapat dilihat dari tingkat pelayanan (service rutio) PDAM di Indonesia yang
hauya rncncapai 19, 1% dari jumlah pcnduduk (Nugroho, 2002). Salah satu pcnycbab renduhnya tingkat pclayanan PDAM adalah sumberdaya air yang terns berkurang dan tinggjnya biaya opcrasional.
IIal ini ditambah lagi
dengan adanya kebocoran air yang sangat tinggi, jumlah tenaga kerja yang bcrlebih, kuantitas air yang tidak stabil, kualitas air yang tidak rnerncnuhi standar, dan bcban hurang sebagian PDAM yang tinggi. Bcberapa masalah tersebut semakin memperparah keragaan sektor air bcrsih di Indonesia. Kondisi kinerja PDAM yang seperti itu sangat memprihatinkan rnengingat beratnya tugas yang dibebankan kepada PDAM.
Selain bertugas menycdiakan air unluk 55- 75 %
pcnduduk perkotaan', penyediaau layanan air bersih juga harus mernpcrhatikan pelayanan yang berkual itas bagi scluruh masyarakat.
1
Mcntcri Pcrmukiman dan Prasarana \Vilayah tcntang Pedoman Peneuiuau Stander Pelayanan Minimal Bidang Penataan Kuang, Perumahan dan Pernukiman dan PU.
Kcputusan
4
Penycdiaan air bersih yang berkualitas bagi seluruh masyarakat >imgat peering mengingat fungsi stratcgis penyediaan air bersih. Pcningkatan akses terhadap air bersih dan sanitasi akan dapar meningkatkan kcsehatan rnasyarakat. Pcningkatan
keschatan masyarakar akan berpengaruh terhadap pengurangan biaya kcschatan dan rnenambah produktivitas kcrja sehingga pcndapatan rurnah tangga juga akan mcningkat.
L'eningkalan pendapatan rumah Langga akan berdarnpak pada
peningkatan akses terhadap pendidikan yang pada akhirnya dapai rneniadi solusi
dalarn pengentasau kemiskinan (Kusyanto, 2007).
Fungsi strategis pcnycdiaan air bersih dibutuhkan oleh seluruh masyarakat. Hal ini mcugingat air adaluh kebutuhan pokok rnanusia dan merupakan hak sctiap rnasyarakat. Oleh karena iru penyediaannya oleh Pernerintah harus dapat mengakomodir
kebutuhan
semua masyarakat dan dapat dijnngkau olch setiap
lapisan rnasyarakat.
Sayangnya fasiliras air bersih y<mg disediakan oleh pemerintah sering kali tidak dapat terjangkau olch masyarakai berpendapatan readah akibat penetapan tarif yang terlalu tinggi. Bila masyarakat berpendapatan rendah tidak meudapatkaa pasokan air perpipaan komunal, mcrcka harus membeli air dari vendor yang harganya (sebenarnya) jaub lebih rnahal dari air yang disediakan sccara komunal. Alternatlf lain, masyarakat tersebut terpaksa rncngkonsumsi air yang tidak berkualitas bagi kesehatan.
Penelitian yang di lakukan Richard Porter di Jakarta pad a tahun 1994 rnenemukan bahwa untuk alokasi belanja air, masyarakat dengan pendapatan rcndah mcnghabiskan persentase pendapatan yang Jebih bcsar dari pada masyara.kat dengan pendapatan tinggi. Masyarakat kaya dan rnenengah, dengan layanan air PDAM dan air sumur, menghabiskan 4 - 5 % pcndapatannya untuk belaoja air,
sementara masyarakat berpendapatan rendah, yang terlayani oleh hidran umurn dan penjaja air keliling, menghabiskan LO %
5
pcrtutungan
para pembuat keputusan saat mengamhil
kebijakan
untuk
rncncntukan tarif air komunal.
Meskipun pcnycdia air bcrsih pcrlu mcnetapkan tarif ~·ang dapat menurupi biaya opcrasional, namun pcnetapan tarif yang tcrlalu tinggi akan membuai masyarakat berpendapatan rendah tidak mampu mcmbclinya. Ofch karena itu perlu dibuat
kcbijakan
yang
benar-benar
mempcrhatikan
kemampuan
masyarakai
bcrpendapatan rendah, namun tetap dapat menutupi biaya opcrasional.
Penyediaan air yang terjangkau bagi masyarakat bcrpcndapatan rcndah dapat
mcmbcrikan dampak yang begitu luas. Pakar Scktor Air Bersih Ors. Taufan dalam presentasinya pada Konferensi Nasional Penanggulangan Kcmiskinan Pcncapuian Tujuan Pembangunan Milcnium
dun
(MDG's) mcnjclaskan dampak
penggunaan air bersih oleh masyarakat miskin (Rid-..~J.11, 2007). Pertama, di
Arncriku Lalin: rumah langga miskin yang rncndapatkan air bersih mclalui pcrpipaan bisa meningkatkan kescjahtcraan sarnpai 20-50%. Kedua, hasil studi tahun 1991 di Jakarta: rumah tangga miskiu bisa meningkarkan pcndapatan
hingga 5%. Ketiga. hasil studi t:PDATE 2002 di Tangerang, Semarang, clan Indramnyu:
Rumab. tangga yang paling miskin bisa meningkatkan pcndapat.an
lcbih dari f I%. Sebcnarnya pemerintah tclab mengakomodir kebutuhan masyarakat terhadap air bersih dengun
mengatur pcacntuan tarif air bagi
PDAM. Berdasarkan
Permendagri no 23 tahun 2006 ientang Pedoman Ieknis dan Tata Cara Pcngaruran Tarif Air Minum pada PDJ\M. pcnetapan tarif harus didasarkan oleh prinsip keterjangkauan dun keadilan. Prinsip keterjangkauan ditentukan agar tarif PDAM
dapat terjangkau oleb seuap lapisan masyarakat. Tarif untuk st.andar kebutuhan pokok air bcrsih, yaitu 60 liter per kapita per hari, harus dapat terjangkau oleh daya beli masyarakat pelanggan
yang berpenghasilan
sama dcngan Upah
Minimum Provinsi (LIMP) dan pcngeluaran rumah tangga untuk kebutuhan pokok air minum tidak mclampaui cmpat person dari pcndapatan masyarakat. Prinsip keadilan ditentukan agar setiap lapisan masyarakat membayar sesuai dengan
6
kernampuannya. Keadilan dalam pengenaan tarif dicapai melalui peugenaan tarif diffcrcnsiasi dcngan subsidi silang antar kelompok pclanggan.
1.2
Perumusan Masalah
Penctapan
tarif air yang discdiakan
oleh
Pemerimah
Daerah
harus dapat
terjangkau oleh setiap lapisan masyarakat. Tarif ini jugs harus terjangkau oleh masyarakat berpendapatan rcndah sehingga masyarakar ini tctap dapat menikmati fasilitas umum yang discdiakan oleh Pemerintah Dacrah.
Scpcrti halnya Pl)AM lain di Indonesia. PDAM Kota Bandung tcrbcbani hurang
Jan mulai tidak mendapatkan keuntungan, bahkan dclisit dalam menutupi biaya opcrasional pada akhir tahun 2006. Umuk rncnutupi hiaya operasionalnya, l'l)AM Kora Oandung mcnetapkan kenaikan tarif ba~i setiap golongan pelanggan pada
bulan April 2007. Na mun apakah kepurusan kcnaikan tarif yang diambil ini sudah memperhatikan
kcmampuan seluruh lapisan masyarakat, terutama masyarakai
berpendapatan rcndah di Kola Bandung 7
1.3
Tujuan dan Sasaran Pcnetitian
Peneliuan ini bcrtujuan untuk mengevaluasi apakah struktur iarif yang
bani
ditetapkan oleh POAM Kora Bandung dapar lebih terjangkau bagl masyarakat berpendapatan renc.Jah dan mcngakomodir perbedaan kemampuan masyarakat. Evaluasi
terhadap
tarif tcrsebut
dila.kukao
dengan
mcnggunakan
prinsip
keierjangkauan dan keadilan yang ditetapkan di dalam Permendagri No 23 tahun 2006 dan dalam konteks perbandi.ngan antara tarif baru dan tarif lama. Tarif lama
dimaksud adalah tarif air !'DAM yang mulai diberlakukan sejak tahun 2001 berdasarkan Keputusan Walikota Bandung Nomor : l 178 Tahun 2001. Tarif bani adalah tarif air PDAM yang mulai dibcrlakukan
sejak bulan April tahun 2007
berdasarkan Pcraruran Walikota BandungNomor: 211Tahun2007. Dalam rangka mencapai tujuan yaug dimaksud, disusun beberapa sasaran scbagai berikut :
I. Tcridcntifikasinya kcterjangkauan tarif oleh musyarakatberpendapatan rendah sebel um dan sesudah kenaikan tarif
7
2. Tcridcntifikasinya
keadilan tarif antar golongan
pelanggan
rnelalui pola
subsidi silang antar golongan pclanggan mclalui tarif diflerensiasi 3. Rekomendasi
terhadap
tarif
PDAM Kota Bandung berdasarkan prinsip
kererjangkauan dan keadilan serta memperhatikan penerimaan masyarnkat terhadap kenaikan tarif dan kcsanggupannya untuk rnernbayar lebih f.4
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kola Bandung, mengingat PDAM Korn Bandung barn saja rncrnberlakukan kenaikan tarif air pada bulan April 2007 (pcmbayaran bulan
Mei 2007). Ruang lingkup wilayah dari penelitian ini adalah wilayah pelayanan PDAM Kota Bandung scpcrti tcrdapar pada Gambar 111.1. 1.5
Kerangka Analisis
Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini dibagi dalam dua tahap, yaitu analisis terhadap prinsip keterjangkauan dan prinsip keadilan. Hasil analisis tersebut digunakau untuk mcmbuat rekomendasi taril' PDAM Kota Bandung. a.
Analisis Kercrjangkauan
Prinsip kctcrjangkauan bagi masyarakat akan dinilai dengan menggunakan kriteria yang rclah ditctapkan oleh Permendagri No 23 tahun 2006. Selain itu keterjangkauan juga akan dinilai dengan memperhatikan kcmampuan masyarakat pelanggan untuk membayar tagihan PDAM pada tarif yang baru. Keterjangkauan
tarif dapat dicapai apabila : pertama, masyarakat bcrpenghasilan rem.lab, dalarn ha! ini diwakili oleh masyarakat berpendapatan U}.fP dapat mengaskes jaringan air PDAlvl dan kedua, masyarakat berpenghasilan UMP dan golongan mnsyarakat lainnya dapat menggunakan air sebesar standar kcbutuhan pokok air dengan biaya yang tldak melebihi empat persen penghasilannya, Analisis Keterjangkauan ini dilakukan dcngan mclalui bcberapa tahap, yaitu : I. Perbandingan Biaya Pasang 13aru dcngan UMP Salah satu komponen biaya dalam struktur tarif PDA.M adalah biaya pemasaugan sarnbungan baru, Kcrnampuan rnasyarakat bcrpendapatan rcndah
dalam rnengaskes jaringan air PDAM dapat dilihat dengan membandingkan
8
biaya pasang baru dengan UMP. Biaya pasang baru tidak terjangkau oleh keluarga berpendapatan rcndah apabila biaya ini mclebihi UMI'. Alasannya, karena keluarga sepcrti ini harus menghabiskan lebih dari satu bulan gajinya untuk mernasang sambungan baru PDA1'l Dalam penelitian ini, diasurnsikan
bahwa keluarga berpenghasilan UMP sebagian besar tinggal di Rumah susun Perumnas sehingga masuk ke dalam golongan pelanggan rumah tangga 2A I atau ringgal di rumah dengan lobar jalan kurang dari 2 meter (di dalam gang) sehingga masuk ke dalam golongan pclanggan rumah tangga 2A2. Perbandingan biaya pasang baru dengan UMP akan dilakukan bagi golongan 2A I dan 2A2 uutuk mcngctahui kemampuan kedua golongan ini untuk rncngaskes layanan air bersih yang disediakan oleh PDAM. Keiidakmarnpuan satah satu golongan
unruk rnengakscs jaringan
PDAM menunjukkan
ketidakterjangkauan biaya pasang baru bagi keluarga bcrpcnghasilan UMI'. 2. Perbandingan biaya untuk standar kebutuhan pokok air bersih dengan UMJ• Jumlab Pcnduduk Kota Bandung pada tahun 2005 rnencapai 2.270.970 jiwa, Jumlab kepala keluarga yang tcrcatat pada saat itu adalah 483.303 (Sumber : Kola Bandung Dalarn Angka 2005). Rata-rata jumlah anggota keluarga adalah
pembagian jumlah penduduk terhadap jurnlah kepala keluarga, yaitu 4,7 ., 5 jiwa,
Bcrdasarkan rata-rata jumlah anggota keluarga tersebut, standar
kebutuhan pokok air bersih per bulan bagi satu keluarga di Kola Bandung adalah 9 m3 per bulaii2. Berdasarkan Permendagri no 23 tahun 2006, tarif unmk stander kcbutuhan pokok air bersih, dalam hal ini 9 m3 per bulan per keluarga, harus dapai terjangkau oleh daya beli masyarakar pclanggan yang bcrpcnghasilan sama
dengan Upah Minimum Provinsi (lJMP). Oleh karena itu, dilakukan perbandingan antara biaya untuk standar kebutuhan pokok dcngan UM.I'. Seperti halnya pada pain I, keluarga berpenghasilan UMP diasumsikan
tinggal di Rusun Perumnas atau di dalam gang, schingga perbandingan ini dilakukan terhadap golongan 2A 1 clan 2A2.
2
Stundas keboruhan pokok air di Kora Bandung = 5 orang x 60 liter per orang p<;r hari x 30 hari - 9000
liter (9 m 1) per keluargaper bulan.
9
Ketidakmampuan
salah satu golongan untuk menjangkau
tarif untuk standar
kcbutuhan air bersih menunjukkan bahwa tarif air PDAM ridak rerjangkau
bagi keluarga berpenghasilan UMP. 3. Perbandingan
biaya untuk stander kebnruhan pokok air bcrsih dengan
pengeluaran bulanan rumah tangga sampcl
Kernampuan masyarakat untuk rncnjangkau tnrif rDAM dinilai dcngan mcmbandingkan hiaya 11nt11k standar kcbutuhan pokok air bersih dengan pendapatan
masyarakat.
rncnggunakan
data
pcrbandingan
dcngan
Data pendapatan rnasyarakat diduga dengan
pengcluaran
UMP,
hulanan
responden.
tari f PDAM
dinilai
Scperti
halnya
tcrjangkau apabila
pcngeluaran untuk standar kebutuhan pokok air bcrsih tidak mclcbihi c111pa1 person pcnghasilan masyarakat, Porbandingan
ini akan mcnggunakan data
tambahan rcspondcn rumah rangga dari penelitian Lubis (2007). Kriteria pengklasifikasian pelunggan rurnah tanggn olch llDAM didaseri olch lokasi rumah (Tabet. L2). Narnun keragaman di Kota Bandung yang bcgitu
besar, membuut sebuah keluarga berpendapatan tinggi dapat tinggnl di lokasi yang sama dengan keluarga berpendapatan rendah. Oleh karcna itu, kriteria klasilik.asi ini tidak dapat mengklasifikasikan
pcndapatan kcluarga di Kota
Bandung dcngan scmpurna kc dalam golongan pelanggan yang ditetapkan. l lntuk itu, ditentukan tingkat kesnlahan
(ermr
P.slimnte) sebcsar 10 % yang
dapat ditolcrir dari kcsalahan kritcria pcngklasifikasian golongan pelanggan rurnah tangga. Sehingga, apabila ada kurang dari IO% pclanggan yang tidak dapi~t menjangkau tarif karenu kesalahan kriteria klasifikasi pelanggan, maka sccara umum tarif PDAM Kota Bandung dapat dikatakan tcriangkau bagi masyarakat.
4. Realisasi Pcmbayaran Tagihan Pelanggan Kemampuan rnasyarakat pelanggan untuk mernbayar tagihan PDAM tepat pada waktunya dapat menunjukkan bahwa tarif rnernang terjangkau oleh mereka. Kemampuan masyarakat pelanggan tersebut ditunjukkan dengan pcrsentase pclanggan yang memhayar tagihan PDAM pada hulan tagihan (tidak
dibeyar
terlarnbat).
Namu, seluin
karena alasan tiduk
rnampu
membayar, kadang-kadang ada alasan lain yang rnembuat pelanggan tidak
10
sempat mcrnbayar tagihan tcpat pada waktunya. misalnya karena lupa. l lruuk iru, ditcnrukan tingkat kcsalahan (error estimate) scbcsar I() % yang dapat
ditolerir dari alasan lain yang rnembuat pelanggan rnembayar tidak tepat waktu. Sehingga, upabila ada penurunan jumlah pclanggan yang mcmbayar tagihan tcpat waktu scbcsar lebih dari I 0 %, maka sccara umum rarif l'DAM Kota Bandung dapat dikatakan tidak terjangkau bagi masyarukm.
Kemarnpuan wnktunya, keterlambatan
kotcrlambatan dirambahkan
rnasyarakat pelanggan untuk membayar ragihan tepat pada bisa
seja
dlpnksnkan
untuk
mcnghindari
dcnda
akibat
pernbayaran dun pcncabutan sambungan air akibat akumulasi
pcmbayaran.
Olch karcna itu
data sumber alokasi
dalam analisis
ini akan
dana yang digunakan rcspondcn unruk
mcnutupi sclisih kcnaikan tagihan bulanan PO/\M. Seluruh analisis untuk prinsip kcterjangkauan dilakukan hanya unruk golongan
rumah t.ungga 111c11gi11gat golongun ini adalah golongan yang mcreprescruasikan kcburuhan
air
masyarakar.
Analisis
kererjangkauan
disimpulkan
dengan
mernbandingkan hasil uari cmpat sub analisis scbclumnya. Pertama. tarif PDAM Kola Bandung terjangkau bagi rnasyarakat bcrpcndapatan rcndah apahila kcsimpulan sub analisis pertama dan kcdua tcrjangkau, Sclainnya itu, tarif dikatakan tidak terjangkau bagi masyarakat berpendapatan rendah. Kedua. tarif PDAM Kota Bandung terjangkau bagi masyarakat pelanggan lainnya apabila kesimpulan sub analisis keuga dan keempat teriangkau. Selainnya uu, tarif dikatakan tidak terjangkau bagi masyarakat pclanggan lainnya, h.
Analisis Kcadilan
Prinsip Keadilan menurut kriteria Permendagri no 23 tahun 2006 dicapai mclalui pengenaan tarif differensiasi dcngan subsidi silang antar kelompok pelanggun. Keadilan tarif dalam konteks tcrscbut dapat dicapai dengan menetapkan tarif differensi asi yang progresi [ dengan ketentuan : pertama, terdapat konsistonsi
dalam tari I' progresi 1: semakin tinggi golongan kemampuan konsurnen, rnaka akan semakin besar beban subsidi silang yang harus ditanggungnya, dan kedua. tingkat
keprogresifan tarif diretapkan sedemikian hingga subsidi silang yang berasal dari
11
golongan atas ruampu untuk menekan tarif pada gotongan bawah sehingga tarif pada golongan bawah tidak mclampaui batas keterjangkuuau. Analisis terhadap keadilan tarif dilakukan unruk mcnguji apakah struktur tarif PD.AM tclah mernenuhi kriteria di atas, Keterjangkauan iarif bagi golongan bawah dapat dilihat dari hasil analisis ketcrjangkauan. Ketentuan lainnya dari kriteria keadilan diatas akan di analisis dengan rnelalui beberapa tahap, yaitu : I. Perbandingan tagihan bulanan rata-rata anrar Golongan Pe.langgan Pola
snbsidi silang
antar golongan pclanggan
akan dinilai
dengan
membandingkan tagihan bulanan rata-rata anrar golongan pelanggan. Hal ini dilakukan untuk rnendapatkan gambarun yang Iebih baik tcnrang pcrbcdaan pengeluaran bclanja air hagi tiap golongan karena tarif yang diberlakukan oleh PDAM Kora Bandung adalah tarif bertingkat per golongan dan per blok pemakaian, 2. Perbandingan Tarif Air rata-rata per rn3 PDAM meneumkan tarif differensiasi bagi setiap golongan pelanggan. Adapun urutannya mulai dari tarif terendah sampai dengan larif ten inggi adalah sebagai berikut :
Tabcl 1.1 IJrutan Tarif Differensiasi PDA.M Kora Bandung
NO l 2 3 4 5 6
7 8 9
10 II
OOLONGAN PELANGGi\N
Golongan Sosial Umurn
KODE IA
IB
Golongan Sosial Khusus Golongan ruta Al
2AI
Golongan ruta .l\.2
2A2
Golongan Instansi Golongan ruta A3 Golongan Ruia A4 Golongan Niaga Kecil Golongan Niaga Menengah /Desar Golongan Tndustri Keci I Golongan l ndustri Menengah/Besar
Sumher: PDAM Kora Bandung, 200?
2D 2A3 2A4 3A
3B 4A
4B
12
Urutan golongan pelanggan pada Tabet T. l menunjukkan urutan keprogresifan rarif differensiasi, Golongan yang bcrada pada urutan pcrtama adalah golongan yang mendapatkan subsidi rerbesar, Golongan yang berada pada urutan terakhir adalah golongan
yang
mcrnbcrikan
subsidi
terbesar,
Perbandingan tarif air rata-raia per m' digunakan untuk melihat konsistcnsi tarif differensiasi
antar golongan pelanggan diatas. Tarif dikatakan adil
apabila urutan tarif air rata-rata per m3 sama dengan urutan tarif differcnsiasi. Selainnya itu, tarif di.katakan tidak adil. 3. Perbandingan persentase biaya bulanan PDAM terhadap pcngeluaran bulanan rurnah tangga sampcl
Sctiap golongan rumah tanggu merniliki pcrscntasc biaya bulanan PDAM terhadap pengcluaran hulanan rurnah tangga yang hcrvariasi. Dalarn analisis ini
pcrbandingan persentase biaya bulanan PDi\M dilakukan dcngan
mernperhatikan klasifikasi pcngeluaran bulanan sebesar UMP ke bawah dan pengeluaran bulanan diatas UMP. Selain itu, rata-rata pemakaian air per bulan meniadi variabcl yang bcrpengaruh terhadap prinsip keadilan penetapan tarif.
Untuk perbandingan ini akan digunakan data tambahan responden rumah tangga dari pcnclitian Lubis (2007).
Sejatinya, tarif berlaku adil pada golongan pelanggan apabila pelanggan dengan rata-rata pemakaian air yang tinggi akan lebih banyak memberikan
kontribusi terhadap persentase biaya PDAMnya.
Sebaliknya, golongan
pelanggan dengan rara-rata pernakaian air yang rendah akan membcrikan
kontribusi perseutase biaya PDAMnya lebih kecil. 4. Eva! uasi golongan pelanggan rumah tangga Masyarakat Pelangggan rumah tangga diklesifikasikan olch PDAM dcngan
ketentuan sebagai berikut :
13
Tabel 1.2 Kriteria Penggolongan Pclanggan Rumah Tangga Golongan Pelanggan
I
Kriteria
2Al 2A2
Rumah susun Perurnnas Rumah yang berada di tepijalan kccil/gang dcngan lobar jalan kurang dari 2 merer
2A3
Rumah yang yang berada di tepi jalan besar bnkan protokol
dcugan lebar jalan antaru 2- 4 meter 2A4
• Rurnah • • •
yang berada di tepi jalan dengan lehar jalan lcbih
dari 4 meter atau di tepi jalan protokol Rum ah peristirahatan, villa, bungalow yang tidak dikomersilkan Perurnahan real estate arau rumah dcngan luas bangnnan diatas 300 ni atau luas tanah diaras 500 ml Aparternen atau kondominium
Sum ber: PDAM Kota Bandung, 2007
Kriteria penggolongan rumah tangga olch PDAM diatas didasari olch lokasi
rumah tinggal. Kriteria ini dimaksudkan untuk mcngakomodir perbedaan pendapatan pada tiap lapisan masyarakat.
Kcadilan iarif akan tercapai bila tarif yang progresif disesuaikan dengan kcmampuan masyarakat. Pcngklasifikasian golongan pelanggan dibuat dengan maksud untnk mengakomodir perbedaan kernampuan di dalam rnasyarakar, Oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi terhadap penggolongan pelanggan
PDAM.
untuk mengetahui apakah kriteria penggolongan saat ini sudah
mengakomodir perbedaan pendapatan antar golongan pelanggan, Evaluasi ini dilakukan dengan cara rnembandingkan
distribusi pendaparan antar tiap
golongan pelanggan rumah tangga. Perbandingan hanya dilakukan pada golongan rumah tangga karcna golongan ini adalah yang mewakili pcrbedaan
pendapatan dalam masyarakat,
Analisis keadilan disimpulkan dengan membandingkan hasil dari tiga sub analisis terakhir. Tarif PDAM Kota Bandung adil bagi scluruh golongan pelanggan
14
apabila kesimpulan ketiga analisis terscbut adil. Selainnya itu. rarif dikatakan ridak adil bagi golongan pclanggan PDAM. c.
Rckomendasi T arif
Hasil analisis terhadap Prinsip Kcteriangkauan dan Kcadilan untuk membuat rckomcndasi tarif bagi POAM.
;1ka11
Pcnyusunan
digunakan tarif yang
direkomendasikan ini juga dihuat dengan memperhaukan kcsanggupan pelanggan
mernbayar lebih. Dalam survai, responden ditnnyakan pcncrimaannya tcrhadap rari f' yang baru diberlakukan dan kcsediaannya umuk mcmbayar lcbih tinggi dari
tarif baru. Persentase kcnaikan ragihan bulanan yang bcrsedia dibayar oleh rcspondcn akan digunakan
untuk mcmbuat rekorncndasi tari f' bagi PDAYI.
Rckornendasi tarif akan dibuar dcngan rnenggunakan data tambahan responden rumuh la11gga dari penelitian Lubis (2007). 1.6
Pengumpulan Dara
IJala yang digunakan dalam penelirian ini mcliputi data sekunder clan data primer. Data sckundcr didapatkan dari Pf')AM, scmentara data primer didapatkan dari pelunggan air l'UAM mclalui pcngisian kuesioner,
1.6.1
Data Sekunder Data sckunder yang digunakan dalan pcnclitian ini adalah :
data jumlah pelanggan data pernakaian air pelanggan data pelanggan pasif, yaitu pelanggan yang tidak menggunakan air PDAM. Pelanggan scperti ini hanya membayar biaya beban dan biaya adminisrrasi saja setiap bulannya datadistribusi clan waktu gilir air POAM data target dan realisasi pembayaran tagihan pclanggan
1.6.2
Data Primer
Pengumpulan data primer dilakukan dengan mewawancarai sampcl pclanggan
PDi\M Kora Bandung pada bulan April 2007. Sampel yang akan diambil adalah I 00 orang pelanggan dari rata-raia 139.850 pelanggan PDAM pada tahun 2006 .
16
Meskipun persentasc jumlah pelanggan lndustri Kccil dan Menengah I Besar mendekati nol, kedua golongan tersebut tetap harus diwakili oleh responden, Namun sayangnya, golongan industri kecil tidak dapat diwakili oleh sarnpel sama sekali. Berdasarkan hasil survai. dari cmpat alamat pelanggan golongan industri kecil yang didapalkan dari PDAM Kota Bandung, hanya saiu saja yang masih beroperasi sebagai industri kecil (percetakan), Dua pelanggan yang lain sudah tidak beroperasi sebagai industri kecil {hanya rumah tangga biasa) semcntara
sisanya ridak dapat ditcmui pada alamat yang tertera, Ketiga pclanggan industri kccil tidak dapat disurvai karena satu rumah tangga suJit ditemui, sedangkan satu
rumah tangga dan satu industri kecil percetakan udak berscdia diwawancara, Kendala tersebui mernbuat target jumlah responden yang dircncanakan tidak sesuai dcngan rcsponden yang disurvai sebagaimana tertuang dalam Tabet 1.3.
17
1.7
Keranaka Pikir
"
Kerangka pikir penelitian ini adalah sebagai berikut :
1,atar Belakang
I
Kcnaikan Tarif l'DAM
. Tarif PDAM hnrus rcrjangkau dan adil bagi setiap lapisan rnasyarakat
! Apakah Tarif Baru PDAM sudah memperhatikan kemampuan masyurakat berpendapatan rendah di Kora Bandung?
···········------···--···------------···i-·····--·-·--·-··-·-·-···········-·····--· Tujuan dan Sasnrnn 1
Evaluasi Turi I' PDAM I
•
y
Berdasarkan Prinsip
llerdasarkan Prinsip Kcadilan
Kdcrj~ngkauan
An~1~;s·i~........ - ...... ·
1· ... -· ...... - . ---- .. - ... -- ... -·-· ... ----------------------·
Analisis Kc1crjongkauan: Perbandingan biaya pasang barn dcngan UMI'
Auulisis Keadilan : . Pcrhnnrt i 11e:in 1ngihan bu lanan ruta-rata antar gotongan re 1 n n ge,1111 . l'erba11dinglln uu if rata-raui per
. Perbandingan biaya untuk standar kebutuhan pokok air bersih dengan UMP • Perbandingan biaya untuk standar kcbutuhan pokok air bersih
m' • Pcrbandingan perseuuise hi"Y" bulanan PDAM terhadap pengcluaran bulanan rumah cangga sampel
dcngan Pcngcluaran Bulanan
Kespondcn
.
. Rcalisasi Pcrnbayarun Tagihan
Evaluasi golongan pelanggan
rumah tangga
Petanggan I
J.
Rckornendasi tarif bagi PDAM berdasarkan Analisis Keterjangkauan dan Keadilan serta kesediaan pelanggan rnembayar lebih ···································-····+·········-·····-·········--···-·-·········
[
Hasil Akhir
J
I
Kcsimpulan don Rckomcndasi
Gambar LI Kerangka Pikir Penelitian
-
18
Ul
Ststematika Pernbahasan
Sistematika pembahasan sclanjutnya dalam penulisan tesis ini adalah scbagai berikut: BAR II Tinjauan Pustaka
Bah ini mcngkaji litcratur yang berkaitan dengan penyediaan air bersih dan pcnentuan tarif air bcrdasarkan prinsip keterjangkauan dan keadilan. BAB Ill Garnbaran Umum Penycdiaan Air Bersih di Kora Bandung Pada bab ini akan dijclaskan mengenai gambaran umum penyediaan air bersih di Kota Bandung oleh POAM. BAB IV Evaluasi
Tarif
PDA.1\.1
Kora
Bandung
Berdasarkan
Prinsip
Kctcrjangkauan dan Kcadilan Analisis mengenai strukiur tarif air PDA.\1 yang lama dan tarif barn yang diberlakukan mulai bulan April 2007 akan dibahas pada bab ini.
Selain itu akan diuraikan pula struktur tarif air POAM yang sesuai dcngan kesanggupan pelanggan membayar, BAB V Kesirnpulan Dao Rekomendasi Pada bab terakhir akan
disampaikan basil dari penelitian dan
rekomendasi bagi Pemerintah Daerah, dalam ha! ini diwakili oleh
PUAM. Beberapa hal yang tidak dapat dibahas pada penelitian ini akan direkornendasikan untuk penelitian selaojumya.
HAB ll
JI. l.
Tinjauan Pustaka
Pelayanan Publik oleh Pemerintah
Kebijakan desentralisasi dan otonorni daerah yang mulai diberlakukan pada tahun 1999 mcmbuat peran pemerintah dacrah dafam menyediakan fasilitas publik mcnjadi lcbih besar. Pelimpahan wewcnang kepada Pemda rncmbuat Pemda dapat
membangun daerahnya lebih leluasa, sesuai dengan ciri dan karakter rnasingmusing daerah. Namun pcrlu dipcrhatikan bahwa pembangunan sebuah wilayah
hams mernpertirnbangkan prinsip-prinsip keberlanjutan secara fisik-Iingkungan, sosial-budaya dan ekonomi.
Mcnurut Y unus (2005), dalam konsep pcmbangunan kota yang berkelanjutan (sustainable city development). pembangunan scbuah kota perlu mcrnperhatikan kerangka kerja good governance yang meliputi tujuh dimcnsi sustainabilitas,
yairu : 1.
Sustainable Urban Economy. Work & Wealth
Upaya pemenuhan dan pcrluasan lapangan kerja serta peningkatan kesejahtcraan penduduk, menjadi penekanan dimcnsi ini. Ketersediaan dan
pertuasan lapangan kerja sangat terkait dengan kcadaan dan pertumbuhan ekonomi sebuah ncgara, Namun ha! lain yang perlu mcnjadi perhatian
adalah jumlah penduduk miskin. Oleh karena itu, selain mcmperharikan pcrtumbuhan ekonomi, perlu juga diperbatikan kebijakan pernerataan pendapatan agar tidak terjadi disparitas pendapatan rang rerlaln mencolok, atau kebijakan pemcrintab perlu mempertimbangan kcmudahan bagi penduduk miskin, supaya kesenjanganpendapatan tidak semakin jauh. ii.
Sustainable Urban Society, Social Coherence & Social Solidarity
Penekanan dirnensi ini adalah upaya pencapaian solidaritas dan koherensi sosial yang mantap untuk masyarakat. Namun hal ini hanya dapat terwujud bila kesejaaganekonomi antar golongan masyarakat tidak tcrlalu jauh, Pemberian subsidi (kebijakan welfare policies) menurut Yunus malah dapat memposisikan golongan masyarakat rnisk:in menjadi selalu
20
tergantung. Kebijakan yang pcdu dila.kukan adalah mengikutsertakan golongan ini secara aktif dalam setiap kegiatan masyarakat dan pernhangunan serta mengintegrnsikan mereka dalam upaya mencapai sustainable city. Selain iru disuibusi pendapatan diickankan pada keadilan
dalam menikmati fasilitas pcmukiman, fasilitas sosial, fasilitas ckonorni dan Iingkungan, iii.
Suuainable Urban Shelter. DefendingA/fordableHousingfor,JI/
Pcrncnuhan kcbutuhan pemukiman terutama dikhususkan bagi masyarakat miskin. Hal ini juga untuk mengurangi kcbcradaan pernukiman kumuh di dacrah perkotnan. Namun kctidakmampuan masyarakat miskin untuk membcli rumah secara runai atau kredit membuat penyediaan perumahan bagi mnsyarakat miskin sering dimunfaatkan olch masyarakat yang lcbih
mampu mcmbayar runai atau krcdit, iv.
Sustainable Urban Environment, Defending Urban Ecosystems
Pcrhatian pokok yang tcrkait dengan konsep sustainabilitas ditujukan untuk mengatasi tiga isu lingkungan, yaitu : isu mengcnai deplesi sumber daya yang tidak tcrbarukan isu tcntang ekstemalitas negatif dari polusi clan komaminasi ancaman serius terhadap ekosistcm global v
Sustainable Urban Access. Resource Conserving Mobility
Dimensi
uu
berkaitan
dengan
kebijakan
pemcrintah
dalam
mengalokasikan fasilnas dan sumber daya secara kcruangan schingga. setiap bagian wilayah dapat terjangkau oleh sistem jaringan fasilitas. Selain itu keberadaan fasilitas rersebut hendaknya dapat tcrjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat secara adil, merata dan proporsional vi.
Sustainable Urban life, Building the Livable City
Dirncnsi ini bertujuao untuk menciptakan the livable city, yaitu sebuah kota yang sarat daya tarik untuk bcrtcmpat tinggal dan bcrkcgiatan karcna
kenyamanan atmosfimya termasuk
lingkungan abiotik., biotik dan
Iingkungan sosial, kultucal dan ckonomi yang secara bersama-sama menciptakan lingkungan kekotaan yang nyaman.
21
vii.
Sustainable Urban Democracy, Empowering the Citizen
Dalarn sebuah masyarakat perlu dikembangkan bcntuk dernokrasi yang dapat menumbuhkan kepedulian masyarakat dalarn pembangunan kota. l'erkembangan demokrasi yang rnengarah pada auuxratic disctatorship justru membuat perumusan kcbijakan sebagian besar bcrsifnt lop down sehingga menurunkan kepcdulian dan rasa rnemiliki penduduk dalam mcmbangun kota.
Dalam rangka rnewujudkan pembangunan daerah yang berkelanjutan, salah satu tugas pernerintah adalah membcrikan layanan publik yang dapat rncmcnuhi kebutuhan masyarakat. Penyediaan infrastruktur adalah salah satu diantaranya. Pcnyediaan infrastruktur dapat dilakukan juga oleh pihak swasta, namun pcnyediaan inlrasuuktur publik yang memberikan manfaat sosial dan tidak dapat memberikun kcuntungan bagi investor swasta mcnjadi bagian dari tugas
pemerintah. Menurut Park in dan Sharma ( 1999), in frastruktur yang perlu discdiakan oleh pemerintah terdiri dari : Utilitas publik : listrik, telekomunikasi , jaringan air bersih, sanitasi dau air I irnbah, pcrsarnpahan dan jaringan gas
Pekerjaan publik .jaringan jalan, bendungan, saluran irigasi dan drainase Sektor transportasi Iainnya : jaringan kercta api, transportasi perkotaan, pelabuhan dan bandar udara,
Diantara beberapa jenis infrasuuktur publik diatas, penyediaan jaringan air bersih rnenjadi prioritas paling penting, mcngingat kctcrsediaan air bersih yang cukup dan berkualitas berhubungan era! dalam mewujudkan kehidupan yang schat bagi masyarakat. Seperri halnya konsep membangun sustainable city, penyediaan air bersih hagi masyarakat harus dapat mernperhatikan
kcbutuhan seluruh lapisan
masyarakat, terrnasuk masyarakat bcrpcndapatan rcndah, Olch karcna itu penyediaan air bersih oleh pemerintah barns dapat dijangkau oleh masyarakat
berpendaparan rendah yang tinggal di daerahnya,
22
11.2. Air sebagal Rarang Ekonnmi
Air adalah kcbutuhan dasar manusia, olch karcna itu. dalam pandangan konvcnsional. air dipandang sebagai barang sosial yang dapat diperoleh secara cuma-cuma. Namun scjak kclangkaan air bcrsih mcnjadi masalah yang dialami oleh sehagian besar wilayah di dunia, pandangan terhadap air sebagai barang sosial mulai bcrgcser, Kctcrbatasan scdiaan air untuk masyarakat, mcmbuat air perlu dijadikan scbagai barang ekonomi.
Menu nit Hclmi (I 999), pcningkatan harga air dapat menyebabkan
konsumcn
mcmpcrhitungkan ni lai air dalam hubungannya dcngan biaya pcnycdiaannyu, Artinya,
sccara teoritis peningkatan
harga air aksn mernpunyai
dimcnsi
konservusi. Namun, prinsip tcori ckonomi ini tidak dapat sccara murni ditetapkan
terhadap air. Alasannya karcna air adalah kebutuhan pokok. yang rldak dapat disubstirusi dengan barang lain, sehingga status air sebagai barang ckonomi pcrlu didckati dcngan konsep berbeda dari baraug ekonomi lainnya,
Undang-undang Dasar 45 pasal 33 ayat 3 berbunyi "Bumi dun air dan kekayaan alarn yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipcrgunakan untuk
sebesar-bcsar kemakmuran rakyut". Negara menguasai air untuk kepentingan rakyatnya. Oleh karcna itu ncgara perlu rnenjarnin bahwa setiap penduduknya dapat memperoleh air bersih yang cukup dan berkualitas untuk kchidupannya. D.3. Penentuan Tarif Air Bersih
Pcnycdiaan
air bersih olch pemerintah perlu memperhatikan
perbedaan
pendapatan pada setiap lapisan masyarakat. Pcrbedaan pendapatan pada
masyarakat
ini membuat pcmcrintah perlu
meneni ukan
Lari f
yang dapat
terjangkau bagi setiap lapisan masyarakat. termasuk rnasyarakat berpendapatan rendah di dacrahnya.
23
Menurut Richard C Porter (1996). penentuan tarif air bagi konsumen sebaiknya memperhatikan 3 hal : I. Efisiensi
Setiap orang seharusnya mcmbayar biaya marginal unruk sctiap pembelian. Biaya marginal
yang dimaksud
memperhitungkan
adalah
biaya
marginal
sosial,
positif dan eksternalitas
cksrernalitas
sehingga
sudah
negatif yang akan
muncul. 2. Kesamaan Air adalah kebutuhan dasar (merit good). maka seharusnya setiap keluarga, tanpa
mcmandang
status ekonominya,
mendapatkan
pasokan
air sesuai
dengan
kchutuhan minimalnya, Namun, tidak dipungkiri. terdapat perbedaan perscntase pengeluaran dalam konsumsi air rumah tangga, dimana keluarga bcrpcndapaian
rendah mengeluarkan persemase keluarga
peogcluaran yang lebih besar dibandingkan
kaya. Untuk meringankan
bcban keluarga berpendapatan
rendah,
sebaiknya dilakukan pernbedaan tarif antara keluarga deugan pendapatan yang berbcda. Kcluarga berpendapatan rendah sebaiknya membayar biaya di hawah biaya marginal, sementara keluarga kaya membayar di alas biaya marginal. 3. Pembiayaan Perusahaan
air diharapkan
dapat menutupi
biaya operasionalnya.
Sehingga
sebaiknya biaya yang ditentukan lebih besar dari biaya marginal, unruk menutupi biaya modal. Penetapan tari f terhadap pelanggan dihitung dari biaya operasional dao biaya modal.
Pembedaan tarif antar keluarga berpendapatan tinggi clan rendah dilakukan agar terjadi subsidi berpendapatan
silang dari rendah.
keluarga berpcndapatan
Hal ini
sudah
dilalrukan
tinggi oleh
mcmbcrlakukan tarif differcnsiasi antar golongan peianggan,
ke keluarga
PUAM
dengan
24
Pendapat kedua, menurut Fauzi (2004). alokasi surnbcr daya air hams memenuhi kriteria sebagai berikut : I. Elisiensi.
Tujuannya: - biaya penyediaan air yang rendah. - penerimaan per unit sumhcr
2. Equity. Tujuannya : akses terbadap air bcrsih
untuk sernua
masyarakat
3. Sustainability,
Tujuannya: - rncnghindari terjadinya deplesi pa
Penjelasan Fauzi tentang alokasi sumber daya air nampaknya merujuk kepada salah satu rekornendasi Konferensi tentang Lingkungan dan Pembangunan yang diadakan oleh PBB di Rio de Janeiro pada tahun I 992 (Faruqui dkk, 200 I), yaitu
pengelolaan sumbcr daya air yang terintegrasi dcngan tujuan utama untuk mencapai kcsamaan (equity), efisiensi dan kcberlanjutan (suslainability). Pendapat ketiga, penyediaan infrastruktur awalnya dikaitkan dcngan konsep utilitarianism (Parkin dan Sharma, 1999), dimana utillity (manfaat) dihitung
dengan uang, tanpa mempcrhatikan distribusi manfaat bagi setiap pcnggunanya, sehingga uulity perencanaan infrastruktur dinilai dari jumlah manfaar sosial (benefit to sociery) yang lebih besar dari jwnlah biaya sosial (cost to societyy.
Tujuannya sebenamya adalah efisiensi, namun kcnyataannya efisiensi ekonomi saja tidak cukup.
Oleh karena itu, konsep penycdiaan
mcmpcrhatikan prinsip perbcdaan (differenceprinciple).
infrastruktur perlu
25
Parkin dan Sharma meojclaskan tentang A Theory of Justice yang dikemukakan oleh John Rawls (1972). Dalam konsep umurnnya, Rawls menjelaskan bahwa "All social primary goods - liberty and opportunity. income and wealth. and the bases of selfrespect - are 10 be distributed equally unless unequal distribution of any or all of these goods is lo the least favored'. Pada prinsip kedua (the difference
principle) Rawls mcnjelaskan bahwa: "Social and economic inequalities are to be arranged so that they are hath : (I). to the greatest benefit of the least advantaged, consistent with thejust saving principle, and rl). Attached 111 offices
and position open 10 all under conditions ()ffair equality of opportunity".
Di dalam tulisan sebelumnya, Rawls menjelaskan bahwa sctiap keburuhan pokok sosinl, termasuk pcrcncanaan infrastruktur,dapar mcmaksimalkan manfaat sosial, asalkan tetap mcnguntungkan bagi kelompok terakhir yang mcndapatkan manfaatnya.
lntinya
adalah
mengalokasikan sumber daya
bagi
kaum
berpendapatan rcndah dan daerah tertinggal, Korueks A Theory of Justice John Rawls dalarn pcocliuan ini adalah mcncntukan
tarif sedemi kian rupa schingga masyarakar berpendapatan rendah, scbagai kelompok terakhir yang bisa mendapatkan manfaat dari penyediaan air oleh Pl)AM, tetap dapat mcnikmati layanan POAM dcngan tarif yang terjangkau Tcori ini scbcnarnya juga berlaku bagi daerah yang belum tcrlayani jariagan PD/\M, sehingga seharusnya l'OAM tcrmotivasi untuk memperluas jangkauan ke seluruh kota Bandung, terutama di derah yang rawan air bcrsih.
Peraturan perundangan di Indonesia juga telah mcngatur tentang pengelolaan surnber
daya air. Salah satu yang lx:rkaitan langsung dengan prinsip menjadikan
air sebagai barang ekonomi adalah Perrnendagri nomor 23 Tahun 2006 tentang Pedornan Teknis dan Tutu Cura Pengaturan Tarif Air Minum1 pada Pcrusahaan
Daerah Air Minum (PDAM). Dalarn Permendagri ini, penetapan tarif harus 1
Dcfinisi Air minum dalam Perrueodagri uu 23 lahuu 2006 atlalah air minum produksi PDA:-.1.
Namuu definisinya dapat mcrujuk pada definisi air minum dalam PP no 16 tahun 2005 tentang Pengembangan Sistern Penyediaan Air }...1inum. >'ail-u air ntinum rumah tangga yaig melalui proses pengolahan atau tanpa proses pcngolahan yzng memeoubi syarat kesehatan dau dapat lang;ung diminum. Sehinggadefimsi uu leblh tepat nka merujuk pada istilah air bersih,
26
didasarkan pada prinsip keterjangkaaan dan kcadilan, mutu pelayanan, pernulihan biaya, cfisicnsi pcmakaian air, transparansi dan akuntabilitas serta pcrlindungan air baku,
Enam prinsip pcncnruan tarif Pl)A_'vt berdasarkan Permendagri no 23 tahun 2006 mengatur pencniuan tarif untuk mcndukung pcngclolaan Surnbcr Daya Air yang bcrkclanjutan, Namun prinsip pertama, yaitu Kercrjangkauan dan Keadilan adalah prinsip yang bcrkaimn langsung dcngan masyarakai dengan pendapatan rendah. Masyarakat ini, mcnurut pcnelitian Porter (1996), adalah golongan yang telah mcnghabiskan pcrsentase pendapatan umuk bclanja air yang lcbih bcsar dari golongan diatasnya, Sehingga apabila terjadi kcnaikan tarif air yang seragam.
golongan ini akan mendapatkan tambahan bcban yang sangat beser rnelebihi bcban golongan mcnengah mas.
11.4. Prinsip Kcrerjangkauan
dan Keadilan mcnurul
Permcndagri
no 23
tahun 2006 Mcnurut prinsip keterjangkauan dan keadilan Perrnendagri no 23 tahun 2006, tarif yang ditetapkan nleh PDAM harus dapat dijangkau oleh setiap golongan masyarakat. Prinsip ketcrjangkauan clan keadilan iru diuraikan scbagai berikut : (I) Tarif untuk stander kebutuhan pokok air minum harus tcrjangkau nleh daya beli masyarakat pelanggan yang berpenghasilan sama dcngan Upah Minimum Provinsi (UMP) (2) Tarif memenuhi prinsip keterjangkauanapabila pengcluaran rumah tangga untuk mcmcnuhi standar kebutuhan pokok air minum tidak melampaui empat persen dari pendapatan masyarakar pclanggan (3) Kcadilan dalam pengenaan tarif dicapai melalui penerapan tarif differensiasi dengan subsidi silang antar kelompok pelanggan. Il.5. Standar Kebutuhan Pokok Air Bersih Srandar kcbumhan pokok air minum menurut Permendagri adalah I 0 m 1 per
kepala keluarga per bulan atan 60 liter per orang per hari atau menurut kctctapan Menteri penyelenggara urusan pemerintahan di bidang sumber daya air.
27
Berdasarkan Hasil Lokakarya II Dasawarsa Air Bersih Tahun 1981-1990, kebutuhan air bersih per orang per bari adalah sebagai berikut : label I I. I Kebutuhan Air Bcrsih Per OrJ.11g Per Ilari Berdasarkan Hasil Lokakarya II Dasawarsa Air lkrsih Tahun I Q8 I- I ()90 Kategori Kota Merropoli tan
Besar SedWlg
Kecil Semi Urban
Jumlah Penduduk (Jiwa)
Konsumsi Air (liicr/orang/hari)
> 1.000.000
120
500.000- 1.000.000 I 00.000 - 500.000 20.000 - I 00.000
100
3.000-20.000
90
60 45
Sumbcr: Rinvaya111i.20()S
Sernentara berdasarkan Standar Dircktorat Jerderal Cipta Katya. Depanemen l'ckcrjaan Umum (PU). kebutuhan air bersih per omng per hari adalah sebagai berikut : Tabel 11.2 Kcburuhan Air Bersih Per Omog Per Hari Berdasarkan Standar Direktorut Jenderal Cipta Karya, Dcpartcmen Pekcrjaan Umum Kategori Kota Metropolitan
Besar Scdang Kccil
Desa
Jwnlah Penduduk (Ji wa)
Konsumsi Air
litcr/oran
> 1.000.000
190
500.000- l.000.000 100.000-500.UOO 20.000- 100.000 <20.000
170 150 130 30
ari
Sumber : Rinvayanti.2005
Standar kebutuhan air per orang per hari menurut Oirjen Cipta Karya, Departemen PU tersebut diklasifikasikan berdasarknnjenis keperluannya scbagai bcrikut :
28
Tabel ll.3 Standar Kebutuhan Air Bersih Per Orang Per llari Bcrdasarkan Direktorat Jenderal Cipta Karya, Deparremen Pckcrjaan Umum
Menurui Jen is Kcpcrluannya Keperluan Mandi, Cuci, Kakus (l'v1CK) Minum C uci I'akaian
Konsumsi A ir (Ii ter/orang/hari)
Cuci Kendaraan Wudhu Lain-lain
J 2,0 2,0 10,7 31,4 l 1,8 2 I, I 16.2 21.7
Jumlah
126,9
Kcbcrsihan rumah Ta man
Sumbcr : Rinvuyanti.2005
Kebutuhan dasar air bagi manusia menurut Gleick dalarn Helmi (J 999) adalah 50 liter per orang pee hari dengan rincian kcperluan pada Tabel 11.4. Kebutuhan dalam jumlah itu diasumsikan bagi penduduk yang tinggal di iklim yang sedang
dan tingkat aktivitas kehidupan yang sedang, Tabet 11.4 Standar Kebuiuhan Air Bcrsih Per Orang Per Hari Mcnurnt Glcick, 1996 Keperluan Min um Sanitasi Mandi
Konsumsi Air (liter/orang/hari)
Masak
5 20 15 10
Jumlah
50
Sumber: Helmi, 1999
Standar kebutuhan pokok yang digunakan dalarn penelitian ini mengikuti standar yang ditentukan dalam Permendagri oo 23 tabun 2006, yaitu 60 liter per orang per hari. Selain mengacu pada Permendagri, nilai untuk Standar kebutuhan pokok air
29
bersih ini diarnbil dari kcbutuhan pokok air bersih manusia yang terdiri dari
minum, masak, MCK, dan sanitasi. Keburuhan lain scpcni mencuci kendaraan dan menyiram tanaman dianggap sebagai kehutuhan lain yang bukan kebutuhan pokok manusia. Mcskipun standar kebutuhan air di tiap kategori kola berbcda, namun kehuruhan pokok manusia di setiap kategori kota diasumsikan Sama, yaitu 60 liter per orang per hari.
BAB 111
Penyediaan Air Bersih Di Kota Bandung
Ill.I. Gambaran Umum Kola Bandung Kata Bandung adalah salah satu kola dengan penduduk terbanyak dun terpadat di Propinsi Jawa Barat. Jumlah penduduk Kola Bandung pada tahun 2005 mencapai 2.270.970 jiwa dengan kcpadaran 13.575 jiwa/km2• Kondisi gcografis clan kcpadatan penduduk di setiap kecamatan berbcda beda, sehingga sctiap kecamatan memiliki ciri khas masing-masing, Tabcl ll I. J Distribusi Kcpadatan dan Jumluh Penduduk Kata Bandung Pada Tahun 2005 Jumluh
No
Kccamntan
Luas (km1)
I
nnnd1111g Ku Ion
6,46
2 1
tlnbkun Ciparay
7,45 3,03
5
Rnjonelon K.1ler Bojongloa K idul As runaan yar
6
Rego I
7 8
l.ene,kone
2.89 4,30 S,90
B:mdung Kidul
6,06
9
Margacinta
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 2:1 24 25
Rancasurt
4
'.)6
Cibiru
Ujungbcrung Arcamanik Cicada~ Kiaracondong l3at11aunggal Sumur Bandung Andir Cicendo Bandung We:an Cibeunying Kidul Cibew1ying Kaler
C:ohlung Sukajadi Sukasari Cidadap Total
Swnber : Kota Bandung Dalam Angka, 2005
10,87 13,17 10,81 10,34 8,80 8,66 6,12 5,03
Pc11duduk
Kcpadntnn Pcnduduk per km~
(jiwu)
(jiwnlkm?)
125.920 127.1'1 118.948 74.626 73.992
78.690 74.621 50. l I?
118.299
64.659
3.40
79.968 77.096 62.777 97J61 125.(.00 121.650 40.594
3.7! 6.86 3,39 5,25 '1.50 7.35 4,30 6.27 6,11
102.139 33.404 !09.337 70.546 122.161 100.943 77.75! -M.962
169,'9
95.447
2.no..910
19.494 17.067
39.257 11.921 25.603 18J()0 12.648 8.270 I0.883 4.910 7.398 7.456 7.131 11.266 20.52.1 24.185 11.939 25.727 14.889 9.854 20.826
15.677 16.6?.I 23.475
12.400 7.686 13.5. 75
31
111.2.
Kebutuhan Penyediaan Air Benib di Kota Bandung
Kebutuhan air bersih di Kota Bandung dipcnuhi oleh beberapa surnbcr antara lain PDAM, air tanah yang diambil dengan alat (seperti pompa atau sumur), mata air dan air pcrmukaan. Penggunaan air bersih umuk minum bagi rumah tangga di Kota Bandung tidak menggunakan air permukaan. karena kualitas air pennukaan yang tidak berkualitas untuk diminum, Bcrdasarkan label surnber air minum Kora
Randung berikur, scbagian besar penduduk Kota Bandung (41, II % rumah tangga) menggunakan air lcdiug (PDAM) sebagai sumber air minum.
Tabcl 1112 Sumbcr Air Minum Rumah Tangga di Kota Handung Perscntase rumah tangga yang Surnber Air Minum
mcnggunakan (%)
Air Kemasan Leding
10.63 41, 11
Pompa
22.18
Sumur terlindung Sumur tak terlindung Maia air rerlindung
25,21
0,5:? 0.35
Sumbcr : Survei $-0$ial Ekonomi l>"-ru." (Suseda) Kota Bandung 2006
Kctcrbatasan sumbcr air clan kctidakmampuan mengadakan sumber air scndiri memboat penduduk menggunakan sumber air bersama, Bahkan berdasarkan Suseda Kota Bandung 2006 masih a
terhadap fasilitas air minwn. Berdasarkan tabel Iasilitas air minwn berikut, rnasih ada 7,82 % rumab tangga yang tidak. memiliki akses sumber air rninum dan 7,14 % rumah tangga yang menggunakan sumber air minwn umum, sehingga ada total 14,96 % rumah tangga yang tidak memiliki akses air minum langsung ke
rurnahnya.
32
Tabel 111.3 Fasilitas Air Minum Rurnah Tangga di Kota Bandung Fasilitas Air Minurn
Pcrsentasc Rumah Tangga yang mcnggunakan (%)
Sendiri Hersama
70,46 14,58
Umum
7,14
Tidak ada
7,82
Sumber : Survci Sosial Ekonomi Daerah (Suseda) Kota Bandung 2006
111.3.
Sumber Daya Air di Kola Bandung
Masalah kclangkuan air sudah dialami oleh Kota Bandung sejak bcberapa tahun tcrakhir. Pada tahun 2005 jumlah penduduk Kota Bandung adalah 2.270.970 jiwa
dengan deugan laju perlumbuhan I ,72 % clan kcpadatan !3.505 jiwa per km2• Pertambaban pcnduduk yang tinggi ini tidak dibarengi dengan pcrtambahan sediaan air. Persediaan air ini hahkan mengalami penurunan akibat makin luasnya kawasan terbangun, tcrutama di dacrah resapan air. Tertutupnya kawasan resapan air scbcsar 47 % (sumber Bapeda Prop Jahar, 2004) dan pemakaian air tanah yang
berlebihan mengakibatkan penurunan muka air tanah (lvfA 1). Beberapa daerah pantauan MA f mcnunju.k.kan pcnurunan yang cukup signitican, salah satunya di Kantor PJKA (Viaduct) yang mengalami penurunan MAT sebesar 65,14 m sejak tahun 1977 (Surnber : Data gabungan Litbang ESDM dan Distamben Provinsi Jawa Barat).
Untuk rnclakukan konservasi tcrhadap persediaan air di Kota Bandung, baik pada sumbcr air tanah maupun sumber air permukaan, pcrlu dilakukan pemantauan tcrhadap pcnggunaan air dan penctapan harga bagi sctiap penggunaan air. Surnber air selain air tanah dan PDAM telah menggunakan sistem pasar dalam penenruan harga.
Pcncntuan
harga air
PDAM dilakukan
bcrdasarkan pcrsetujuan
BupatiiWalikota clan DPRD. Tarif penggunaan air tanah direpresentasikan mclalui biaya awal pemasangan pornpa atau pernbuatan sumur. Biaya bulanan ekstraksi air tanah adalah biaya
pemakaian listrik bagi pengguna pompa listrik atau biaya tenaga rnanusia yang dapat dikonvcrsikan dcngan nilai uang pada sumur biasa. Pcnycdotan air tanah melalui kedua sumber ini tidak rnerepresentasikan biaya air sesungguhnya, karcna tidak ada pcncrapan tari r bagi setiap volume yang diekstrak dari dalam tanah.
Pcnggunaan air tanah sepeni ini adalah penggunaan yang tidak mendukung upaya konscrvasi air. karena pemal:aiannya bisa berlebihan akibat tidak adanya pcmautauan.
Pcmanfaaran air tanah yang terbesar digunakan sebcsar 42.37 % olch industri scbagai bahan penunjang produksi dan sebesar 22,!!5 % digunakan olch niaga
perdugangan dun jasa (sumbcr : Distambcn Provinsi Jawa Barat), Penggunaan air untuk pcmukiman yang tercatat hanya 1.29 %. namun jumlah mi bisa lchih hesar,
karcna pengeboran/penggalian sumur pada rumah tangga tidak tcrcatat. Penggunaan air tanah olch industri sudah diarur olch ketentuan pcrpajakan provinsi, namun pcnggunaan air tanah oleh rumah tangga belum terpantau. Nampaknya perlu dibuat ructcran air pada setiap sumur rumah tangga uruuk mered am penggunaan air tanah yang berlebihan pada sctiap rumah tangga pengguna air tanuh. 111.4.
Pelayanan PDAM Kota Bandung
Pelayanan air POAJ\11 Kora Bandung mcliputi sebagian wilayah Kabupaten Bandung dan hampir seluruh kelurahan di Kota Bandung. Empat kelurahan di Kota Bandung belum terlayani jaringan PDAM, yaitu Kelurahan Cisarateu Kidul
dan Mekar Mulya di Kecamatan Rancasari sena Kelurahan Cipadung dan Pasir Baru di Kecamatan Cibiru, PDAM sebagai pcnyedia air Kota Bandung belum dapal mernberikan layanan kc scluruh pcnduduk kota. Pada akhir tahun 2005 tercatat ada 483.303 kepala
kcluarga di Kota Bandung (Sumber : Kola Bandung Dalam Angka 2005). Namun pada bulan Januari 2007 tercatat hanya 117.531 rumah tangga dart total 140.193 pelanggan,
pelanggan PDAM golongao
14
Bcrdasarkan data pelanggan bulan Januari 2006, tingkal pelayanan (service ratio) PDAM Kola Bandung adalah 45 %1• Meskipun tingkat pelayanan PDAM mcncapai 45 %, namun pada kenyataannya tingkat pelayanannya tidak sebesar itu, karena tidak semua pelanggan mendapatkan pasokan air selama 24 jam penuh.
Distribusi air PDAM ke setiap sambungan pelanggan masih rncmiliki kendala. Keterbatasan
air mernbuai PDAM harus mclakukan pcnggiliran
produksi
distribusi air kc setiap samhungan. Hanya 43 kclurahan yang mendapatkan pasokan air selama 24 jam pcnuh, sementara sisanya mendapatkan pasokan air yang beragam mulai dari 18.5 jam dalam sehari sarnpai dengan digilir dua hari sekali. Data waktu gilir air POAM di setiap kelurahan tcrdapat pada lampiran A,
sementara peta distribusi air PDAM dapat dilihat pada gambar !II. I. Keterbatasan
air PDAM
distribusi
rnembuat
sebagian
pelanggan
tidak
rnenggunakan air PDAM, namun menggunakan sumber air yang lain. Pelanggan seperti ini diketahui dari data pelanggan pasif (yang rnemakai tagihan
langganannya
hanya untuk rnernbayar
1101
hiaya abodernen
nr') sehiugga clan biaya
administrasi saja. Pelanggan PDA M yang tidak mcnggunakan air PDAM selama
sctahun terakhir berkisar
±
22 % dari LOtal jumlah pelanggan (Larnpiran B).
Jumlah pclanggan pasif pada bulan Juli 2007 mencapai '22.,07 % dari total pelanggan dengan distribusi wilayah scperti tcrlihat pada Tabel UI.4.
1
Tingkat pelayanan (ser>ice ra1io) sesuai Kepmendagri No.47 tahun 1999 tentang Pedoman Penilaian Kincrja PDAM dihitung dari [(sambungan sosial x 100) + (sambungan bukan sosial x 6)J: jumtah peoduduk. Sumber : Nugroho (2002).
•IP••:;;:J•••••
....
Cl)
:;:
""'~ en .'.S ~ ~ Cl c.., ~
or. <">
<(
. c;; :l
-
..0
·;:
~ 0 .....:
~ ~
"'E
..0
e ~
Ill
a; , ' (/) s: m
-'
Cl
cQI ~
·-~~. ... Ill
•,, ~ -
- ... ...._,,
~ "<, '-.~
<--J
'"
0
---
;7•
-
~
-
::i
")
"' "'"".
--
Cl
M
r-
.
.
.
<
r-
e--
N
..,
,.,
-
co .., 00
N
-c
~
..
-
-e
.-.,
,., "' - -e e-r
M
'q
0
~12
- QO
V:
0
00
N
00
l'i
"'-
r-,
-e-
00
0
N
cc N
.... s0
~
Co M ee 0 N -e- 0 M
"°
N
-
oC
N
.,..
":
-
"'
~
0
"'"' 0: "! cc
C)
'O
(')
c -e
- "'"
'C N
ee 0
N
00
.,.
N
N
-e
r--
Vo
-o
00
0
M
-e-
0
<-·
v,
cc ec 0
;z N< <
N
0
N
0
N
00
-
M
O'
N
- N,.,
"'< "' "' "'
q
-..."' "' .....,, e-,
r-N
0
N
0
0
0
00
...- "'°'oC ".
("',
M
0
0
M
c
0
N
N
N
00
M
0
-e er
N
N
0-
..,. "'
'°
M
.
0
<'•
N
-
"'
e,
0 N
N
oc .,, .,.. 0 0 ... r"' "' "' ~ "' "' .,. q "' -" <'! ,,; "' ... ,..: r--' -: ,..; r-: °' "' ,.., ,.., ,.., "' .,; - - "' "'"' - "' """' - "' -
"-
0
0 N
I"'·
N
.. 0
<';
N
0
0 or,
oe
0 0
-o
N
...- "! "'- '° .., ,,..,, .--.!:'i- "' " ..,,. .., ..... "' - ... ... "' "' "' "' °' ...'" "' r-o o- e,., "' a.°' ,.,"' c"'· "'" -: ·- ..."' .~, ...... "" r-"! "' "' ~ "! ,.., "! ..,. .-: " "' ,_- "' ... "' "' '°"' - ..; "" - "' "' - "' c c.., -e... " ..,- .., ...- q o-·- - ·- ... c- ..., ..,... ...- "' ... "' <>: "' ... :;:; <'i "' "!"' "' " "' 0 ...'° M M M
:s ...l~ ..., .... .., ""-:
...l
0
"'"' v oO
"
!:l
z0
M
l(l
N
111
0
- -
-
"
z < (.)
00
00
c-
a:i -e
"'
.
-
.., .,, .., .,,, ..,"' e-."' .,.lo '° c: '"': .., °' '
<.-I e-...,."' -e....
N
00
N
N
00
..
e-
.... "'
N
.., ..."'"'::; ...-.,; ..."',,.
- ... "
~
- .....- ..,"' "' ..,o;- "' "'- .,..- .,...,. ~t-i "' "'.,, .."'t-i.... "! ,..,...,_ ...- """'.; .......,,,; "'~ ,,. - "' - "'- "' - "' "'"' - - "' -- "'-
c
"'!
''l
0
0
<-
N
t'i
00
0
t-:
O(! '<> N
00
":
0
oc;
")
'
oC
M
0
-'°- °' -o_·G,..., 0 -"< -r- ..,"' "' °'q "''° - ;;; ... .., ...- "'.-- '°"' "'"'o; ,..,"" ,..;· "' - -" "' - "'- ~ t-i .... - .... .... ,... "' <-' -"' "' "' .,,,.., . . . "'.... -e- .., ·<>~. - . . • "' - ">. °' £ °' "' ... ... "' ... r., "' -,. - "' ~ - "- ...... .."' ...-...~ .,., .,.. .., .., .., - ,, " ... ,,. ..., "' - "' .... '
·~
N M
~? 0,
-
0
0
N
... r"! "' ... "' "' < "'- "' 0
t•
N
N
-
oO
OQ
00 r-
M
00
r-
r--
c
N
oO
No
0 N
":
•D
0
"' " -a w ]" a
< > < ...J
.,,§""c
~
.tJ
~
Cl\
"'"' -
0,
...
-
n
N
M
":.
...
:;,
N
'·;;;
...o; ..,- r-0. ....... ....- - "' °'- - " e ~;;: ::::~~ '-
'-
"'
~
c..
r-
C)
.;
-
-- "' "'
v
co
M
co
0, N
N
"'
N
N
~ <>
'i.,
c
-
r--
0
" ~
g
d N
...,
"'~"' ..,r-
,.
"!
- -"'
;;. ,_
'°
~ ~
.
'-
·:;a
Q..
""c
"-
c
..,
M
('<
= t a- ~. = a a a ~= .. ~= .9 .. u u "' ;a"" " a ., u.. .. ~ ~ &... " " li33 s g " g., .. §! 811 3 = Q
c: <>
0 ~ ~~ ·;; ~ co :2 ;l!l ,. 0 ~ c.~ - 00 ~ c.. ~ 0.. Q. ~ 0: a. 0.. a. a.. -;; c; "Q Q Q 0 ,. ~ c: ~ <> c: ~ ~ 0.. 0.. a.. 0.. c.. "!!! .c gs ~ 0.. .c .c ~ E .c 51 c c .c c .c c .s c: ~ ~ ~ ""' 3 -;;; "'I:: E"' -;; ~ :; Q§ ~ "., ~ ~ ~6 ~ " ., ~u "' -;; .,"~ 6= .!ll -.; <> 0.. 0.. 1. c.. a.. 0.. 0.. a. 0.. 0.. ~ ~ 0.. .=: ~ ~ 0.. 0.. 0
".c
°'
0
..""
0.. c;
::: c:Su ·- c: < ·;;; a ~= ] "' ~c"" c.."' c..u .!l!°",.," a."'" "-..., .. c li ;:i
0
c, c
..f
"'~"
N
;;. ~
..
·a :z
.., ..... ..,"' "'
0
~ '·;;
'-
~
M
".
Ill
0
'O
N
N
:i;
:;,~ 0
N
QO
OQ
<(
0
"-
..gi.
"-
a -;;;
c
'-
:::o
c: ~ !:~
c
<)
f
e
- -
""
co
= :;.
"'
.. "'
C)
·o· <::)
.0
"'0"
"'
N
"' u
e"' a "" "' "
11
§
"'8
'-
OU --
...
., 0
~
"
"'~
.t:. ~ ~
""
.,,
" e" a
-" "' "'"gi c
2
:>
5' ,_
~ ~ :::> ~
a
" "" "
37
Golongan Pelanggan PDM1 Kora Bandung
111.5.
PDAM Kota Bandung memberlakukao perbedaan tarif berdasarkan kemampuan
pelanggan. Oleh karena itu, PDAM mengklasifikasikan
pelanggan kc dalam
beberapa golongan pelanggan berdasarkan pcndapatan. Pembagian golongan pclanggan tcrschut dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 111.5 Pembagian Golongan Pelanggan PDAM Kota Bandung
GO LONGAN
-SUB UOl,ONGAN
_PELANGGAN_ Sosial
Sosial Umurn Sosial K husus
IA IB
Non Niaga
Rwnah Tangga Got 111
2AI 2/\2 2A3 2A4 2B
Rumab Tangga Got A2 Rumah Tangga Got /\2 Rumah f'angga Uol A4 lnstansi Pemccintah/l'NVPOLRI
Niaga
Industri
I
KODE
Niaga Kccil Niaga Besar
3A
lndustri Kec:il
4A 4ll
Industri Besar
38
Sumber: POAi\1 Kot• IJandung 2007
Penggolongan pelanggan PDAM dilcntukan bcrdasarkan kriteria sebagai berikut : I . Golongan Sosial. terdiri dari : a. Sosial Umum, yaitu kran umum, MCK umum dan tempat ibadab b. Sosial Khusus, yaitu Puskesuias, Kliuik Pemeriutah, Rurnah Yatim Piatu, Rumab Jompo, Rumah Rehabilitasi dan Badan Sosial lainnya
38
2. Golongan Non Niaga, Lerdiri dari : a. Ruman tangga golo11ga11 A I. yairu yang bcrada di rumah susun Perumnas
b. R1111wh tungga golungan A2. yaitu ya.ug berada di tepi jalan kecil/gang
dcngan Icbar jalnn kurang dari 2 meter c. Rumah tangga golcmgan AJ, yaitu yang berada di tepi jalau bcsar bukan protokol dcngan lebar jalan antara 2 - 4 meter d. Rumah tcmgga golo11ga11 A-I, yaitu •
Yang berada di tepi jalan dcngan lebar jalan lcbih dari 4 meter aiau di tcpi jalan protokol
• Rumah peristirahatan, • Perumahnn
villa. bungalow yang tidak dikomcrsilkan
real estate atau rumah dengan luas bangunan diatas 300
m1 aiau luas ianah diatas 500 m2 •
Aparternen utau
kondominium
c. lnstansi Pemerintah/'Tl\'l!POlRf. yaitu •
Sarana lnstansi Pemcrintah/TNl/POl.RI baik pusar maupun dacrah
•
Sckolah milik pcmcrintah (SD, Sl\.fP, SMNKejuruan)
•
Lcrnbaga pcmcrinrah laiunya
3. Oolongan Niaga. terdiri dari :
pcojahit,
kcgiatan
usaha
yang mcnyatu
motor,
dcngan rumah tangga,
asrama1losmcn/ mess milik pcmcriotah. praktck dokter umum. sekolah milik
swasta
(TK/Play
group, SD, SMP,
SMA/Kejuruan), atau
perusahaan dagangl'.jasa kccil lainnya b. Niaga Menengah/Besar, yaitu toko, rumab makan, botel/morel, rumah peristirahatan, villa
rurnah sakit,
klinik, lahoratorium, perguruan tinggi/tempat kursus, salon kecantikan, asrama I losmen I mess milik swasta, rumah kos, sarana olahragu, showroom I bengkel besar I pcncucian mobil, apotik I rumah obat, percetakan, pergudangan, stasion radio I boardcasting swasta, bioskop I tempat hiburan, mall I super market I mini market, kamar pendingin I pabrik es, bank I asuransi, biro iklan I biro perjalanan, praktek dokter
39
spesialis i kantor pcngacara I notaris I konsultan, pcnggilingan padi,
perusahaan petcrnakan I perikanan. perusahaan daging, perusahaan angkutan, HUMN/D. pemandian umum, MCK yang dikomersilkan. arau perusahaan dagang dan jasa menengah besar lainnya 4. Golongan Industri, terdiri dari :
a. lndustri Kecil, yaitu industri rumah I home industry, industri makanan I minuman, indusrri separu, industri garmen I konveksi, industri kcraiinan rumah rangga, industri alat-alat rumah tangga, industri keramik I genreng
I bata, industri logam. scng I haja atau peleburan, industri pcrkcbunan atau i ndustri keci I lainnya
b. lndustri Menengah/Besar. yaitu industri mcnengah/bcsar rnakanan/ minumun, industri mcnengoh/bcsnr sepatu. industri mcncngah I besar
garmen I konveksi. industri mcncngah I bcsar kcrajinan rumah tangga, industri mencngah I bcsar alat-ala; rurnah tangga, induslri mcncngah/ besar kerumi.k I genteng I bata.. induSlri mcncngah i besar logam, seng I baja atau pclcburan, industri mcnengah I besar perkebunan atau industri meoeogah I besar lainoya
5. Kelompok khusus, bcrdasarkan kescpakatan antara pelanggan dengan Direksi
PDAM Kuta Bandung (Sumber PDAM Kota Bandung, 2007). rn.6. Tarif POAM Kora Bandung Scjak pcrtengahan tahun 2005 PDAM Kola Bandung telah
meogaju.kan
penyesuaian harga dasar menjadi Rp 1.200.00 per m11. Hal ini dilakukan karcna tarif yang berlaku saat itu tidak dapat menutupi biaya operasional PDAM. Bila
dibandingkan dengan PDAM kota/kabupaten lain di Jawa Baral, Larif PDAM Kota Bandung saai itu dapat dikatakan rendah. Berdasarkan artikel pada Harian Pikiran Rakyat tanggal ~ Nnpemher 20053, POAM Purwakarta menerapkan tarif Rp 1.000/ml bcrlaku sejak tahun 2003 dan tengah dalam proses penyesuaian mcnjadi Rp l.500,00/m3. Kab. Bandung tarif dasar Rp 1.200 berlaku pada Januari 2004, Karawang tarif dasar Rp J .400/m3 berlaku pada Januari 2004. Kabupaten Bekasi 'PDAM Boru Dinikmati 30% Warga, Harian Pi!Wan Rakyat 24 Maret 2006 Dumpuk Tingginyu Hurgu BBM & listril. Pl>AM S""""r, Nuiilan Turi/ Dusor Air Minum , Harian Pikiran Rakyat 8Nopembcr1005.
3
40
sudah membcrlakukan
tarif dasar Rp I .500,00 sejak hulan September
Kabupaten lndramayu tarif dasar Rp 1.570,00
2003 dan
yang diberlakukan mulai Januari
2004.
Meskipun tarif PDAM Kora Bandung kelihatan lebih rcndah dibandingkan PDAM
Kota/kabupaten
lain di Jawa
Barat, namun PDAM
tarif
Kora Bandung
menetapkan hiaya air kotor sebesar 30 % dari biaya pcmakaian air yang ditagih ke dalam rckcning bulanan pelanggan, Kctcntuan ini tidak ada setidaknya pada cmpat PDAM, yaitu PDAM Kabupaten Bandung , Tangcrang, Subang dan IJKI Jakarta.
Oleh karena rendahnya tarif itu, rnaka PD/\M Kota Bandung rnerasa perlu 11nt11k menuikkun tarif' pemakaian air. Usulan kcnaikun/ pcnycsuaian rarif ini barn discrujui oleh .DPRD Kota Bandung pada bulan Maret 2007 dan mulai diberlakukun bulan April 2007 (atau penagihan di bulan Mei 2007). Strukrur tarif sebclum dan scsudah kcnalkan tarif adalah sebagai berikut :
':".
41
•
Tabel 111.6 Tarif Pemakaian air PDAM .K.ota Bandung Sebelum dan Sesudaa Kenaikan Tarif GOLONGAN 1-10
Sosial IA IJl
560 560
TarifBaru
TarifLama IRnlm'l 1 l-20 21-30
560 560
fRo}m3)
>lO
561)
560
875
1.225
11-20
1-10
560 560 .... -. .
560 560 . .
>30
21-30
-
560
8.50
87S
1.850
Ru111"11
taagga 2AI U2
2A3 2A4 ... Tnmn~i 2B
I
I
... i
I
I I
g75
1.225
2.650
1.950 2.250
i.9SO
2.975
560 l.050 I.325
3.SSO
4.22S S.ISO
3.500
1.600
2.850
4.475
6.07.5
.560
875
1.225
700
1.2%5 1.400 J.750
Ustl
J.750 2.450
2.100 ?..62~
815 1.050 ··-··· 700
-· 1.22S
1.750
- - -2.450
...
... ...
l.OSO
1.950
2.9SO
4.225
-.
··-
Niaga
3A 3'8
1.050 1.400
1.750
2.625
~.too
::!.q'Tj
2.450
3.325 3.67.5
3.500 l.X,O
1.600 1..17'
2.350
3.42~
4.475 j.J'O
6.075 6.1~
4.37.5
2.725
.3.275
4.025 4.650
5.115 6.400
6.900
4.725
lndustri
4A
4B
1.7.SO 2.100
2.800
7.550
Swnbet; PDAM Kola Bandung 2007
SUUktur Tarif pemak'lian air PDAM Kula Bawlu.us menggnnabn pr.insip tarif
diffcrensiasi dengan membedakan tarif pemakaian
air bagi setiap golongan
pelanggm. Pembedaan tarif pada setiap golongan ditujubn untuk memberilcan subsidi dari golongan yang bcrpcndapatan tinggi ke golongan berperulap<.wm
rendab serta golongan sosial. Urutan tarif differensiasi tcrcantum pada Tabel I.I. Selain kenaikan tarif penmkaian
poi-
m3, PDAM juga menaikka.n biaya bu!anan
lainnya yaitu biaya admini~imsi. Biay11 pemeliharaan meter tidak mengalwni kenaikan seperti pada label bcrikut:
42
Tabel Ill. 7 Biaya Administrasi dan Perncliharaan Meter Sebelum dan Sesudah Kenaikan Tarif Uraian Biaya
Baru (Rp)_
Lama (Rp) I
Biaya Adrninistrasi Biaya Perneliharaan meter ukuran in" Biaya Pemeliharaan meter ukuran I • Bia ya Pemel ibaraan meter ulmran 3/2 • Biaya Pemcliharaan meter ukuran 2 ·· Biaya Pemeliharaan meter ukuran 3 " Biaya Pemeliharaan meter ukuran 4 "
3.000 S.400 22.500 35.200 105.000
7.500 5.400
22.500 35.200 105.000 131.300 150.000
131.300
150.0-00
Sumber: PO,\M Kora Baadung 2007
PDAM Kola Bandung juga membetlakukan kenaikan iarif pemasangan sambungan baru untuk setiap golongan pclanggan sebagai berikut : Tabel IIl.8 Biaya Pemasangan Sambungan Baru PDA..\1
I GOL
LAMA Bia ya Pemasangan (Rp)
2A4
28 3:\
30 4A
48
lnstalasi
Uaog Jaminan
Dalam
(Rpi
JumJah {Rp)
!Ro)
1
IA 18 2AI 2A2 2A3
Bia ya Pemeriksaan
BARU
389.000 487.000 487.000 608.000 730.000 973.000 852.000 852.000 1.217.000 973.000 1.460.000
20.000
95.000 105.000 90.000 110.000 130.000
504.000 617.000
65.000
160.000
62.500 85.000
275.000
l.19lUlOO 1.189.500 1.097.000 1.782.000 1218.000 2230.000
25.00-0 25.000 30.000 45.000
165.000 85.000 250.000
160.000 400.000
220.000 520.000
Somber: POAM Kota Bandung 2001
602.000 748.000
905.000
lliay11
lliay:i
Uang Pcrncriksaan Panasangan Jamiuan lnstalasi Dalam (Rp) (Rp) (Rp) 389.000 487.000 487.000 608.000 730.000 973.000 852000 852.000 1217.000
30.000 30.000 40.000 40.000 60.000 15.000 75.000 100.000 200.000
973.000
100.000
1.460.000
J00.000
I um lab (Rp)
120.000 539.0UO 120.000 637.000 130.00-0 657.000 130.000 778.000 1~0.000 940.000 185.000 1.233.000 320.000 1.247.000 200.000 1.152.000 460.000 1.877.000 4(-0.000 1.533.000 600.000 2.360.000
BAB
Evaluasi Tarif l'l>AM Kota Ranrhmg
[V
Berdasarkan Prinsip Keterjangkauan dan Keadilao Penetapan tarif air PDAM berdasarkan prinsip keterjangkauan dan keadilan yang diatur di dalam Permendagri nomor 23 tahun 2006 merupakan hak sctiap mnsyarakat pclanggan. Oleh karena itu, diharapkan tidak ada masyarakat pelanggan yang dirugikan
karena
iarif yang tidak tcrjangkau dan tidak adil.
Berdasarkan
penimbangan tersebor, penetapan tarifbaru PDAM Kota Bandung scjatinya mengacu kcpada peraturan tersebut. Pernbahusan analisis hasil penelitian ini akan membcrikan gambaran terhadap sejauhmana penetapan tarif baru PDAM Kola Bandung mampu
rncngakomodir prinsip kctcrjangkauan dan kcadilan dalarn kondisi yang lebih baik
dari tariflam a. Terkait dcngan pembahasan analisis hasil penelitian
ini, sebelumnya akan diuraikan
terlebih dahulu iernuan di lapangan. Pada saat penelitian dilakukan. ditemukan beberapa responden yang diklasifikasikan kriteria penggolongan
pada golongan yang ridak sesuai dengan
pelunggan PDAM. Ada responden yang diklasifikasikan
ke
dalam golongan yang lebih rendah, narnun adapula yang diklasiflkasikan ke dalarn golongan yang lebih tinggi.
Ketidaksesuaian
klasifikasi terbanyak diternukan pada golongan pelanggan mmah
tangga. Dari 95 responden pelanggan rumah tangga, terdapat sebanyak 44 pelanggan atau sebesar 46,31% respondcn yang masuk kc dalam golongan yang salah. Dari 44 pelanggan yang rnengalami kcsalahan klasifikasi golongan pelanggan. 28 diantaranya (29,47 %) adalah pclanggan yang tinggal di gang (lobar jalan kttrang dari 2 m) namun diklasifikasikan ke dalam golongan yang lcbih tinggi, yairu 2A3.
Ketidaksesuaian penggolongan pclanggan diatas berimplikasi pada kesalahan aplikasi
tarif differensiasi. Perbedaan tarif yang dimaksudkan untuk mengakomodir perbedaan pendapatan antar golongan pelanggan menjadi tidak adil bagi pelanggan yang
44
mengalarni kesalahan klasiflkasi kc dalam golongan yang lebih tinggi. Hal ini karena mcrcka dibcbani tarif yang lebih tinggi daripada yang scharusnya mereka bayar.
Sehelum kcnaikan mrif, responden pelanggan rumah tangga membayar tagihan
PDJ\M rata-rata Rp. 63.800,00 setiap bulannya atau raia-raia 4,0S % dari pengeluaran bulanan rcsponden rurnah iangga. Pengeluaran bulanan responden pelanggan rumah tangga untuk konsumsi air PDAM scbelum kcnaikan tarif berkisar antara 0,23 16.67 % Jari pengcluaran
bulanan rumah tangga, Rata-rata
pcrscntase tagihan
pclanggan rumah wngga berbeda pada sctiap golongan. Rata-ruta persentase ragihan terbesar dibayarkun oleh responden pelanggan golongan 2A4, yaitu sebesar 4.S I %. Rutn-rat;i pcrscnrasc rngih~n rercndah dibayurkan oleh respondcn pclanggan golongan 2A2, yaitu scbcsar 2.44 %. label IV. I Rata-rata Pcrsentase Tagihan PDAM rerhadap Pcngcluaran Bulanan Responden Rumah Tangga Sebclum Kenalkan Tarif
penggolongan yang
Rata-rata Persemase tagihan POAM
Ada
(%)
Pelanggan bcrdasarkan
2AI 2A2
2A3 2A4
2.44 3,67 4;fl 4,51
Pelanggan Bcrdasarkan Lokasi Temnat Timm11I
Rata-rata Persentase tagihan PDAM
Pcrumnas Lebar jalan < 2 m Lebar jalan 2 - 4 m
2,44
Lebar jalan> 4 m
4,25
(%)
5,16
3,07
Surnber : Hasil survai dan am1li
Kesalahan klasifikusi yang terjadi pada beberapa responden rumah tangga mcmbuat data rata-rata pcrsentase tagihan responden rumah tangga perlu diklasiflkasikan dengan earn yang berbeda, Selanjutnya, data tersebut diklasifikasikan
berdasarkan
kritcria penggolongan pelanggan yang seharusnya, yaitu berdasarkan lokasi tempat tinggal (Tabet IV.I bagian kanan).
45
Berdasarkan
klasi fikasi lokasi ternpat tinggaL rata-rata pcrsentase tagihan respond en
yang tinggal di gang Galan < 2 m) paling tinggi dibandingkan dengan responden lainnya, Kesalahan klasifikasi yang ielah disebutkan diatas, mcrn))uat responden yang
tinggal di gang terbagi atas dua kelompok. Penarna adalah rcsponden yang diklasifikasikan ke dalam golongan yang scharusnya, yaitu 2~2. Kedua
adalah
responden yang diklaslflkasikan ke dalam golongan yang salah, yaitu 2A3 atau 2A4. Rata-rata persentase tagihan yang dibayarkan kedua kelompok ini bcrbeda, sepeni
pada tabel beri kut : Tabet JV 2 Rata-rata Persentase Tagihan Pl>AM
tcrhadap Pengeluaran Bulanan Responden yang Ti nggal di Gang Scbclurn Kenaikan Tarif
Golongan Pelanggan
Rata-rata Persentase tagihan PDAM (%)
21\2 2A3 atau 2J\4
3.94 6,98
Sumbcr : Hasil survai dan analisis, 2007
Rata-rata perscntase tagihan PDAM rumah tangga yang ringgal di gang dengan
golongan 2A2 adalah 3,94 %. Apabila rumah tangga yang tinggal di gang digolongkan kc dalam golongan 2A3 atau 2A4, rata-rata persentase iagihan rurnah
tangga meningkat m.~njadi 6,98 %. Peningkatan persentase ini karena tarif golongan 2A3 clan 2A4 jauh lebih tinggi dibandingkan golongan 2A2.
Hal ini sangat
merugikan pelaaggan rumah tangga yang seharusnya diklasifikasi kedalam golongan 2A2, karena mereka harus membayar tagihan hampir dua kali lipal daripada yang seharusnya rnereka bayar. Agar hal seperti ini tidak terjadi, scbaiknya PDAM
melakukan updating data pclanggan unruk mengembalikan setiap pelanggan PDAM pada klasifikasi yang seharusnya.
46
l V .I
Prinsip Keter,iangkauan
Keierjangkauan herpenghasilan
tarif air PDAM dapat dicapai apabila
: pertama, rnasyarakat
rendah, dalam hal ini diwakili oleh masyarakat berpeodapatan UMP
dapat rncngaskcs jaringan air l'DAM dan kedua, masyarakat berpenghasilan UMP dan golongan masyarakat lainnya dapat mcnggunakan air sebesar standar kcbutuhan pokok air dengan biaya yang tidak mclcbihi
empat persen penghasilnnnya.
Keterjangkauan tarif bagi masyarakat pelanggan dihitung dengan analisis sebagai berikut:
IV. I .I Perbandingan Biaya Pasang Baru dengan UMP Kcmampuan masyarakat Kota Bandung unruk mengakses jaringan air l'DAM dinilai
dari biaya pemasangan sambungan baru. Sernakin tinggi ongkos pasang baru maka semakin berkurang rnasyarakat yang dapat mcngakscs jaringan PD/\M.
Rila dihandingkan
dengan kenaikan biaya pasang baru pada tahun 2001, kenaikan
biaya pasang barn kali ini lcbih mudah diakses oleh masyarakat berpenghasilan UMP. Kenai.kan biaya pasang baru pada tahun 2001. berada jauh diatas UMP saat itu. Gambaran itu dapat dilihat dengan membandingkan biaya pasang baru saat itu dengan UMP. Pada tahun 2001, biaya pasang baru bagi golongan 2AI dua setengah kali lipat
UMP. Biaya yang sama bagi golongan 2A2 adalah tiga kali UMP. Kenaikan biaya pasang baru tahun 2007 lebih mudah diakses oleh kcluarga bcrpenghasilan UMP dibandingkan dcngan kenaikan pada tahun 200 I. Biaya pasang baru untuk golongan 2A I adalah 1,3 kali UMP. Bagi golongan 2A2 hiaya icu adalah 1.5 kali UNO' [Tabel IV.3).
Biaya pasang baru makin mudah diakses olch rnasyarakat berpenghasilan UMP seiring bertambahnya kenaikan UMP setiap tahun. Namun akibat kenaikan biaya
pasang baru pada bulan April 2007, proporsi biaya paseng baru tcrhadap UMP jadi meningkat. Pada awal tahun 2007, biaya pasang baru bagi golongan 2/\ I adalah I, 19 kali UMP. Seiak kenaikan tarif pada bulan April 2007, biaya pasang baru naik
47
meojadi 1,3 kali UMP. Bagi golongan 2.'\2, sebelurn kenaikan tarifbiaya pasang baru udalah 1.45 kali UMP. Setclah kcnaikan tarif'biaya pasang baru naik mcnjadi 1,5 kali
UMP Meskipun kenaikan biaya pasang baru kali ini lcbih rnudah diakses olch keluarga UMP, namun biaya pasang bum ini icrap belum terjangkau olch
berpenghasilun
UM!'. Hal ini karena bcsarnya biaya pasang baru bagi golongan 2A l dan 2A2 rnasih mclebihi
UlvH'. Oleh karena itu, rumah tangga yang berpenghasilan
UMP hams
menghabisknn lebih dari saw bulan g<;jinya uruuk memasang sambungan baru
PDAM. Padahal gaji scbcsar UMP paling tidak hanya 1fapat untuk rnencukupi keburuhan hidup minimal saju, narnun tidak cukup untuk mcmcnuhi kchutuhan hidup layak (Tabcl IV.3). Tabel IV.3 Blaya Pcmasangan Sambungan 13aru Sebelum
Sesudah
Gui Kenalkau" Kcuuikun" R ) (R.) 2A I 2A 2 2A3 2A4
602.000 7411.000
905.000 1.198.000
657.000 77R.OOO
940.000 l.233.000
Perscntasc
2007
Kenuikan
KHL
<0....:V.)'---1--'-'"""'--1--"'-""'--l-..>....£"---1--'Rp) 914 ' 4,01 3,87 2.92
24s.ooo
z,13.7~9
s 16.840
607.425
Sumber : a. PDAM Kota Oandung, 2007 b. www.nakertrans.go.id KHM •dfJ;ih Kcbtuuhan Hidup Minimal KHL adalah Kebutuhan Hidcp Layuk
Kenaikan
biaya pasang baru bagi rumah tangga saat ini tidak terlalu
dibandlngkan
besar
dengan biaya pasang baru sebelumnya. Kenaikan itu bcrkisar dari
llp.30.000,00 - Rp. 55.000,00, atau naik sebesar 2,92 % - 9,14 % (Tabel IV.3). Kenaikan biuyu pernasangan sambungan bani liduk sama pada setiap golongan rumah tangga. Meskipun tarif pemakaian air pada golongan rurnah tangga 2Al paling kecil bila dibandingkan
dcngan golongan rumah tangga lainnya,
namun
pcrsentase
kenaikan biaya pasang baru pada golongan ini paling tinggi. Persenrase kenaikan biaya pasang baru bagi golongsn rumah tangga 2A2 dan 2A3 juga lebih tinggi dibandingkan
golongan rumah tangga 2A4. l'adahal kenaikan biaya pasang barn
dapar dibuat lcbih progresif, sehingga persentasc kcnaikan biaya tersebut dibebankan lcbih tinggi bagi golongan rumah tangga yang paling tinggi, yaitu 2A4.
Tingginya biayn pcmasangan sambungan baru bagi keluarga berpendapatan rcndah akan mcniad: pcnghalnng hagi mereka untuk dapat mcnikrnati layanan air PDAM. Penghalang ini akan dirasakan olch kcluarga yang belum dapat mengakses layanan air PDAM dan pclanggan POAM yang sambungan aimya dicabut, 13agi pelanggan PDAM, pcncabuian sambungan oleh PDAM dilakukan akibat pclanggan menunggak pcmbayarun sclama 2 bulan.
Pada saat survai ditemukan beberapa keluarga, tcnnama yang tinggal di gang, yang menggunakan
seru sambungcn air Pl>AM untuk dipakai bersama-sarna,
I Jal ini
adalah salah saru solusi masyarakat agar tctap rncndapatkan suplui air hersih 11n111k mcrncnuhi
kebutuhan hidupnya. Keluarga berpendapatan rendah pada golongan 2A 1
- 2A2 diharapkan dapat menikmati fasilitas air PDAM. Untuk itu, PDAM disarankan memberikan kcmudahan bagi keluarga berpenghasilan rendah agar dapat rnengangsur biaya pasang baru, Namun mengingar keterbarasan
produksi air dan wilayah
distribusi l'UAM. kemudahan tersebut nampaknya hanya dapat diberikan
bagi
keluarga berpendapatan rendab yang tinggal pada daernh distribusi PDMt
IV.1.2 Perhandingan biaya untuk stander kehutuhan pokok air bersih dengan I TMP
Standar kebutuhan pokok air bersih bagi sebuah keluarga di Kora Bandung adalah 9 m3 per bu Ian. Biaya rata-rata untuk pemakaian standar kebutuhan pokok tersebut bagi sebuuh keluarga di Kota Bandung diuruikan dula.rn Tabel !V.4. Perbandingan biaya
untuk standar keburuhan pokok air bersih dengan UMP seharusnya hanya dllakukan untuk golongan 2A I dan 2A2. Namun karena tcrjadi kesalahan pcngklasifikasian
terhadap sebagian masyarakat pelanggan yang iinggal di gang ke dalam golongan
49
2AJ, sebagaimana telah dijelaskan di awal bab ini, maka pcrbandingan terhadap
UMP juga dilakukan terhadap golongan 2A 1. Tabel IV.4 Perscntasc Biaya Pemakaian Standar Kebutuhan Pokok Air PDAM
terhadap UMP Scbclurn dan Sesudah Keuaikan Tarif
I
GOL
TAHUN
UMP JAWA OAR.A'I' (Rp)
• 2:\1
21\2
2001
245.000
2004
366.SOO
2005 2UU6 7.\107
408.260 447.654 516.840
2001 2004
245.000
2005
408.260 447.654 516.84-0
2007 2001 2004 2005 2006 2007
Sebelum
14.952.0
Sesudah
19.452,0
245.000
r1ersent.iSe Diaya terhadap UM t" (% Sobel um Sesudah 6.10 4.08 J,67
J.34 I 6.5W.O
25.185,0
366.500
2QQ6 2AJ
Biaya Pemakaian Standar Kebntuhan Pokokb Rp)
18.637,5
28.402,5
366.500 4()8./.60
2,89
3,76
6,77 4.53 4,06 3,71 3.21
4.87
7,61
5.09
447.654
4,57 41l6
516.840
3,61
5,49
Sumber : a. www.nakcnrans.g
Berdasarkan Tahel fV.4, hiaya untuk standar kebutuhan pokok air bersih bagi keluarga berpenghasilan UMP pada golongan 2A I pada tahun 2001 tidak tcrjangkau.
Namun seiring dengan kenaikan UMP, biaya itu dapat terjangkau sejak tahun 2005
sampai dcngan saat ini. Meskipun ada kenaikan tarif baru, namun hiaya srandar kebutuhan pokok bagi golongan ini tetap terjangkau.
Bagi kelnarga berpenghasilan UMP golongan 2A2, tarif untuk standar kebutuhan pokok tidak rerjangkau sejak kenaikan tarif lama pada tahun 2001 sampai dengan tahun 2005.
Perbaikan
UMP pada tahun 2006 membuat
kelompok
ini dapat
50
mcnjangkau tarif PDAM. Namun sejak kcnaikan taril' baru, kelornpok ini tidak dapat lugi menjangkau rarif PDAM.
Kesalahan pengklasiflkasian scbagian rumah iangga yang tinggal di gung mc11j11di golongan 2A3, mcmbuat tarif golongan 21\3 juga dikenakan untuk rumah iangga
berpendapatan
rendah, Pemakaian
air unluk standar kebutuhan pokok bagi rumah
langga ini tidak pernah terjangkau pada rarif lama dau haru, karena persentasc pengeluaran airnya sclalu melebihi ernpat person lJMP.
Tarif baru l'DAM dapat dijangkau olch masyarakat pelanggan bcrpcnghasilan
golongan 2A I. Namun, masyarakat pelanggan berpenghasilan
UMP
UMP gotongan 2A2
Jun 2A3 tidak dapat menjangkau tari f bani PDAM. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa secara umum tarif baru PD1\M tidak terjangkau bagi masyarakut pelanggnn berpcnghasilan
UMP.
IV. I J Perbandingan pcngeluaran
hiaya
unruk standar kcbutuhan pokok air bersih dcngan
bulanan rurnah tangga sampel
Tarif air PDAM dapat terjangkau bagi masyarakat bila biaya untuk siandar kebutuhan pokuk air bcrsih kurung dari ernpat persen penghasilan rnasyarakat, Berdasarkan Label I V.5, scbelurn kenaikan larif, J, 14 % respondcn rurnah rangga a tau sebanyak 6 pelanggan
rnembayur lebih ernpnt person pengcluaran
mcrcka. Pada tarif baru,
terdapat 16 rcsponden pclanggan rumah tangga atau sebesar 8,38 % yang mcmbayar lehih clari empar pcrsen dari pcngeluernn mereka. Hasil analisis tersebut rncrnberikan gambaran bahwa kcnaikan tarif bcrdampak pada bcnambahnya jumlah pelanggan rurnah tangga yang tidak dapat rnenjangkau tarif PDAM sebesar 5,24 %.
51
Tabel IV.5 Persentase Rcsponden Rumah Tangga yang Membayar Lebih dari 4 % Pengcluarannya untuk Standar Kebutuhan Pokok Air Sebelum dan Sesudah Kcnaikan Tari f Persentase Responden Rumah Tann a (%)
Golongan
2AI 2A2 2A3 2A4
'--'-Ju"'r'"'"_n"'la"'h _._
Seb~lum
Sesudah
0.00
0,00
2.o<J 1,05
2,62 '1,71
0.00
1.05
1, 14
__ ._ __ ~8.38
Sumber : tlas1I surva1 dan anali~i~ 2007
Scluruh rcspondcn rumah tangga pada golongan 2A2 yang tidak dapat rnenjangkau carif PDA:\.1 rncrniliki
pengeluaran kurang dari UMP. Pada golongan 21\3, sebagian
bcsnr rcspondcn rurnah tangga yang tidal: dapar menjangkau tarif PDAM adalah rurnah tangga yang iinggal di gang, namun masuk ke dalam golongan 2A3. Sisanya ndalah yang berpenghasllan y;1ng
I idak
Rp.600.001.00 kc bawah, Keluarga pada golongan 2A4
dapat menjangkau tarif adalah mcreka yang pengeluaran bulanannya
kurang dari Rp.750.001.00.
Kctidakterjangkauan
tarif salah satunya akibat kesalahan
klasifikasi
golongan
pelanggan. Sclain itu, ketidakrerjungkauun tarif'juga terjadi akibai error yang rnuncul dari kriteria pengklasi tikasian pclanggan rumah tangga seperti dijelaskan pada kerangka analisis, Oleh karena itu, walaupun ada 8,38 % responden yang tidak dapat rnenjungkau tari f. secara urn um tarif baru PDAM Kota Bandung dapat dikatakan terjangkau bagi pelanggan rumab tangga PDAM Kota Bandung.
I
Target & Realisasi Pembayaran Tagihan PDAM Tahun 2007
II 14 000.000.ooo
~
12.0CO.oo:J.000
~
1
2 c, :! s:
L --
nooo.eoaeoo 8.0CO.OOl.000 6.0C0.000..000
ns
4.0CO.tlC>l.000
~ -a
2.000.00.J.COO
aTor,;,--.Pei·~a.1Tt1,1-il"d•l"fpt •R«fisasiP~r~:r l~i~
I
Jan
Feb
Mir
AP<
Im
..Un
.bl
Bulan
Gambar IV.J Target dan rcalisasi pernbayaran tagihan PDAM tahun 2007 IV .1.4
Rcalisasi Pcmbayaran Tagihan Pelanggan
Kcnaikan tarif l'DAi\11 akan berdampak pada kenaikan tagihan rckening pelanggan. Keterjangkauan tarif, satah satunya dapat dijelaskan dari kemampuan pclanggan untuk mcmbayar kcnaikan tagihan rekening pada waktu yang telah ditentukan,
Berdasarkan Gambar [V. I dan Tabet IV.6, akibat kenaikan tarif, tagihan rekcning pelanggan PDAM melonjak dari rata-rata Rp.7.777.809.788,00 tarif menjadi Rp.12.619.665.000,00
sebetum kenaikan
setelah kenaikan tarif, atau naik sebesar 61,63 %.
Realisasi pembayaran tepat walcru yang dilakukan oleh pelanggan juga meningkat dari
rata-rata
9.051.490.983,00,
Rp.5.817.244.584,00
scbelum
atau naik sebesar 55,6 %.
kenaikan
tarif
menjadi
Rp.
53
Tabet fV.6 Targer dan Realisasi Pcmbayaran Tagihan PDAM Sebelum dan Sesudah Kenaikan Tarif
Rutan
E
Jan
139.889
Peb
140.013
Mar Apr
139.994 140.087
Mei Jun
139.605 159.64.1 139.813
=>
1l'-'
if)
.;g ;;
v..
"'"'
Jumlah
l'elanggan
Jul •)
Pclanggan Membayar
Persentase
Target
i'elang,gan Membayar (%)
112.202 111.909 112.7&0 I l2.7J7
80 80 81
111.006 111.532
80
112.425
80
80
80
I I
Pcmbayaran Tagiban
Rea'isasi ") Pembayaran Tagihan
yang di bayai
(Rp)
(Rp)
(%)
8.13i.:W3.SSO
6.()51.771.065
74
1.374.838.970 1.708.514.100 7.390.521.930
5.905.2)0.()40
75
I 3.023S22.385 12.098.304.395 12 717 168.220
Persemase
Tasiha11
5.80~.071.400
~-,,
5.509.905.230
75
9.351.932.SJO 8.691.415.860 9.111.124.560
72 72 72
Reatisasi Pembayaran Tagiban adalah Tagjhan yang dibayar IL-pal wakm. Realisasi ini tidak terrnasuk tagihan yang diMyar 1e
Persentase jumlah pelanggan yang mcmbayar tagihan tepar waktu tidak berubah meskipun tarif naik, tetap sekitar 80 %. Namun, persentase realisasi tagihan yang dibayar mengalami penurunan dari rata-rata 74,8 % sebelurn kenaikan tarif menjadi
71,73 % setelah kenaikan (Fabel JV.6). Secara umum stabilnya jumlah pclanggan yang membayar tepat waktu menunjukkan bahwa tarif baru PDAM cukup terjangkau bagi pclanggan tcrscbut,
Bagi sebagian pclanggan, pembayaran tepat waktu itu dilakukan untuk mcnghindari denda
akibat
keterlambatan
pembayaran.
Apalagi,
akurnulasi
keterlambatan
pernbayaran menyebabkan PDAM dapat mcmberhentikan sambungan air ke rumab mcreka. Padahal apabila sarnbungan air tersebut dicabut, masyarakat akan kehilangan sumber air, terutama bagi mereka yang menjadikan POA,\.1 sebagai sumber air satusarunya
Rata-rata Perscntase l'azjliuu yang dibayar (%)
74,80
71,73
54
Berdasarkan hasil pcneliuan,
ada 47.3 % rcsponden yang hanya menggunakan
PD,l\ M sebagai sumber air. Sisanya, scbanyak 52.7 % responden memiliki sumber air sclain !'DAM. Sumber air Jainnya bagi scbagian besar pelanggan ini adalah air tanah
yang diarnbil mclalui pornpa, Sebagian kecil pclanggan mendapaikannya dengnn membeli air dari Imm um um atau pcdagang air keliling,
I Jsaha untuk mempertahankan sumber aimya membuat scbagian besar rnasyarakat pclanggan mcmbayar ragihan !'DAM tcpat pada wakrunya. Namun, kcnaikan tarif yang mcrnbuat tagihan bulanan l'DAM meningkat, mcnjadikan masyarakat
mcngcluarkan
biaya lebih besar dari sebclumnya.
harus
Sclisih iagihan bulanan akibat
kcnaikan tarif, didaparkan oleh responden nunah tangga dengan cara mcngambil dari rabungan aiau dengan mengurangi alokasi kcbuiuhan
lain.
Rerda.~arhn survai
terhadap responden rumah rangga, 17.5 % rcsponden akan menutupi sclisih rngihan
bulunannya
dengan tabungan. 70 % rcspondcn mcngurangi belanja harian, dun
sisanya menggunakan sumber y;mg Jain scpcni mengurangi pengeluaran kcburuhan selain belunja harian, mcncari tambahan pcndapatan dan berhutnng. Ada responden yang bahkan belum tahu bagaimana akan menurupi sclisih kenaikan tagihan fll)AM nya.
Bcrdasarkan basil analisis keteriangkauan di atas. dapat disimpulkan dua hal berikut: Pertama, basil sub analisis keterjangkauan pertama dan kcdua rnenunjukkan bahwa tarif PDAM Kc:>ta Bandung tidak terjangkau bagi masyarakar berpenghasilan rendah. Kedua. basil sub analisis kelcrjangkauan kctiga dan keempat menunjukkan
bahwa
tarif PDAM Kola Bandung terjangkau bagi masyarakat pelanggan lainnya.
IV.2
Prinsip Kcadilan
llasil analisis keterjangkauan urcuunjukkan bahwa keluarga berpenghasilan UMr yang tidak tinggal di Rusun Perumnas masih belum dapat menjangkau tarif baru PDAM. Sehingga
tarif PDAM bclum dapai dikatakan adil bagi masyarakat
berpendapatan rendah. Padahal, struktur tarif seharusnya dapat dibuat lcbib progresif
55
sehingga dapat mernberikan subsidi yang cukup bagi golongan berpendapatan rcndah. Agar tujuan terscbut tercapai, maka ta.rif untuk golongan dan blok konsumsi yang lebih tinggi pcrlu dibuat lebih progresif agar kcluarga berpenghasilan
IJMP dapat
tarif air PDAM. Tarif baru PDAM xanr ini sebenarnya sudah lebih
menjangkau
progresif dibandingkan rarif Jama. Nu mun, tarif barn ini belum cukup progrcsif untuk menutupi baras kcrcrjangkauan bagi masyarakai berpendapatan rcndah. Selanjutnya konsistensi tarif Pni\M dcngan struktur tarif diffcrensiasi akan dinnntisis dcngan bcbcrapa perbandingan scbagai berikut :
IV.2.1
Pcrbandingan Tagihan Rata-rata antar golongan pelunggan
Garn bar IV .2 dan IV .3 menunjuk k:rn pcrbedann iagihan nua-rata an tar golongan pclanggnn scbelurn dnn sesuduh kcnnikan rarif Scbclum dan sesudah kenaikan tarif, lnstansl mernbayar tagihan rata-rata ierbesar dibandingkan
Golongan
golongan
lainnya. Golengan yang mernbayar tagihan rara-rata terendah adalah golongun rumah tangga 2A I dan 2A2.
40~.ooo 350.000 30).000
a:
~
..
250.000
c: 200 000 .c
·;;, {!
150.000 100.000 50.000 2A1 2A2 2A3
1A
2A4 3A
LI 4A
10
30
4tl
20
Gotongan
Gumbar JV.2 Tagihan rata-rata pelanggan scbelum kenaikun tarif
56
800000
700.000 600.000
a:
500,000
c
4()0.000
~
" ·c;, .:
{! 300.000 200.000
I
I I
I I
2A2
IA
3A
100 000
2A1
2A3
II
2A4 4!\
'
19
'
40
38
26
Golongan
Garnbar IV.3 Tagihan Rata-rata Pelanggan Sesudah Kenaikan Tarif Besarnya tagihan pada setiap golongan pelanggan bergantung pada tarif yang dibcrlakukan
dan pernakaian air bulanan pelanggan. Sclain golongan instansi,
golongan lain yang memhayar tagihan relatif tinggi adalah golongan sosial khusus, golongan niaga menengah/besar dan industri mcnengahibesar. Bagi golongan instansi dan sosial, besarnya tagihan yang mereka bayar sangar dipengaruhi oleh konsumsi air yang tinggi. Pola konsumsi air pelanggan selama sctahun tcrakhir (tanpa pelanggan pasif) diuraikan pada tabel
Penggunaan
rv.7.
air terbanyak adalah
oleh
pelanggan golongan lnstansi dengan
pernakaian rata-rata 132 m3 per bulan, Selanjutnya golongan sosial khusus dan umum masin$-masing meng$unakan air rata-rata sebanyak 82 mJ dan 68 m3 per bulan. Penggunaan air dalam jumlah besar karcna kctiga golongan ini menyediakan fasilitas
umurn, sehingga pengguna airnya lebih banyak dibanding golongan pelanggan yang lain.
Tabel JV.7 Konsumsi Air Pelanggan PDAM (m') 2006
R.a1a-Ra1a
2007
(;01,01\C;AN
.!\AS Sep Ql..1 Nop llcs Jan fo~ "1ar Apr Mei Jun Jul
S(tsial U1nu11l
IA
Sosi~ll Khusus lnstunsi
IB
73 69 i2 72 67
84 74 66 6'1 g1 7}: 8() 75
2»
[32 I'< 1191
142 IJJ IJ2 121
128
15 14 14 14 22 21 2(J 20 25 24 23 23 JI 28 28 2~
16 I? 2() 21 23
Rwnah Tanggu Go12a I ltwnaf.1 Ta.a~a <.i'vl la! Rurnah ·rangga(iol 2a3 Rumaii Tangga Go1 2-wl
2J\I 2A2
73
,,
lb
15
J(,
2A~
20 20 19 23 23 21 28 2& 2<>
Niaga Kecil
3A
27 27 25
30
Nia.ga ~ieocngahfl:l~
31)
lnduslri Koci!
4A
44 27
lndusrri Menengah/lle-nr
411
46 43 J8 30 30 2h 46 43 40
48
27 46 46 38
4)
so
47
2A3
60 6S RI :~) 135
61
6S 65 \\S 108 103 82 IJ
14
I~
17
15
19
20
19
20 22
28
22 22 26 27 26
25 26 25 27
I\
26
P~r Per Gol Konsurusi
11
27
94
21
•
--
Rnto-rmo
46 42
29 28 42 42 17 26
46
27
26
27
~I
39 '1!I
43
10
25
25 35
-13
35 3.6
- ·13
45
42 44 27 27 37 35
45 48 48
42
27 40
32
<16
Surnber : PDAM Kota Bandung dan Analisis, 2007
Golongan insransi mernbayar tagihan rata-rata terbesar karena tarif golongan ini bukan tarif yang bersubsidi dan pemakaian air bulanannya mcrnang sangat tinggi. Golongan sosial memakai air dalam jumlah yang juga besar, namun tagihan rataratanya tidak terlalu tinggi (seperti golongan instansi) kareua tarif yang diberlakukan
untuk golongan ini cukup rendah. Meskipun demikian, tagihan rara-rata yang dibayarkan oleh golongan sosial masih lebih tinggi dibandingkan golongan diatasnya, yaitu sebagian golongan rumah tangga.
Colongan Niaga dan lndusrri Menengah/Besar secant berurut rnengkonsurnsi air lebih banyak dibandingkan Golongan Niago dan lndustri kecil. Konsumsi air dan rarif yang lebih tinggi, membuat golongan niaga dan industri mencngah/besar membayar
tagihan bulanan yang lebih ringgi dibandingkan golongan niaga dan indusrri kecil.
58
Golongan niaga dan indusrri membayar tagihan yang cukup tinggi karena tarif yang dlbcrlakukan pada kedua golongan ini adalah tarifyang paling ringgi,
Perbandingan iagihan an tar golongan pelanggan tidak dapat sccara jelas rnenunjukkan
differensiasi tarif, karena di dalarn tugihan ini masih ada komponen pcniakaian air. Oleh karena itu, perlu dilakukan pcrbandingan tarit' air raia-rata per rrr' untuk mcndapatkan gambarnn yang lebih jelas tentung konsistensi tari f diffcrcnsiasi. IV.2.2 Perbandingan TarifAir Rata-rata per mJ
Tari I' air rata-rata per mj uihitung dengan membagi biaya pcmakaian air rata-rata (tanpa
biaya abodcmcn, udministrasi
dnn
air kotor) dcngan konsurnsi air rata-rata per
golongan pclanggan. Hasilnya didapatkan tarif air rata-rata per m3 per golongan pelanggan sebagai berikut : Tabel IV.8 Tari]' Air Rata-rata per 1113 per sub golongan Rata-m1a pemukaian air {m ') COWNOAN PELANGOAN
IA
SOSIAL Kff\JSUS
IB
RllTA (;()I. 2A1 RUTA00J.2A2 INSTANS1
2AI 2r\2
N1AGA KF.\.11. N IAGA ).HJNENGA ll!ClESAR INDUSTRI KECIL [NDl)SIB[ t.j.EJ'IEN<;lA Hl13t;;SAR
(Rp)
KODE
SOSLAL llMUM
RUTAGOL2AJ RUTAGOL2A4
Tari f ruta·raia per m1
Scbclum kenai1UU1
s~sudllh kenaikan
tarif
tarif
70 16 15
20
2B 2AJ 2A4 JA
38
131 23
I
4A
4i;!
I
Surnber : PDAM K~ta Bandung clan Analili•, 2007
28 27 42 27
·1~
Scbclum kenaikan tori r
Sesudah kenaikan •~rif
64
560
714
100
1.004
1.495
15 I?
665 963
1.476
137
1.714
26
2.169 t.26] 1.750 1.718
t.948 2.744 2.744
42
2.642
4.488
27
2.418
3.997
J6
3.392
S.238
22
26
G6S
59
Grafik tarif air rata-rata per m3 berdasarkan harga sehelum keoaikan tarif adalah scbagai berikut : 4000 3.392
3500
··.~;
3000
26•2
0:2500 IX
2 1(i~
::-2000 ·c
1.750
t!! 1500
1.718
1.263 1 OC4
1000 500
2.418
~~-
560
oD
II\
963
B~D
.~
.
'
B
?
2A1
2112
2B
2A~
2A4
3A
38
4A
48
Golongan
Uambar [V.4 Tarif rata-rata per m3 Sebelum Kenaikan Tarif Sebelum kenaikan
tarif, sudah terjadi inkonsistensi
antara tarif rata-rata per m3
dengan urutan tarif diffcrensiasi (Tabel f. I). Beberapa golongan mcmbayar tarif per m3 lebih tinggi dibandingkan golongan diarasoya. Misalnya, golongan sosial khusus (I B) mernbayar tarif per m3 lebih mahal daripada golongan rumah tangga 2A I dan 2A2. Golongan rumah tangga 2A4 membayar tarif per m3 lebih tinggi dari golongan Niaga Kecil (3A). Golongan lnstansi (2fl) membayar tarif per m3 lebih tinggi daripada golongan Niaga Kecil, Golongan Niaga lksar (313) membayar tarif rata-rata
per m3 lebih tinggi dibandingkan Golongan Industri Kecil (4A).
Tarif rata-rata perm' yang lcbih tinggi ini discbabkan karena pemakaian air bulanao
yang sangat tinggi, terutama pada Golongan Sosial Khusus dan Instansi. Hal ini mengakibarkan kedua golongan tersebut lebih banyak membayar tarif air dengan
harga pada blok pemakaian tarif yang paling tinggi, yaitu blok pcmakaian > 30 m3•
Tarif rata-rata per m' pada golongan Niaga Besar lcbih tinggi daripada golongan l:ndustri Kecil, padahal tarif differensiasi yang dikenakan terhadap golongan Industri
60
Kecil lebih tinggi. Apabila dilihat dari segi permodalan dan cakupan usaha, golongan Niaga Bcsar memiliki modal lebih kuat dan bcsar dcngan cakupan usaha yang lebih luas daripada golongan lndustri Kecil, rnisalnya industri rumah tangga. pemodalan pada industri kccil dibuktikan
dengan banyaknya industri
Kesulitan kecil yang
mulai gulung Likar. Berdasarkan hasil survai, sebagian pelanggan golongan indusrri kecil sudah tidak beroperasi lagi sebagai industri kecil melainkan hanya rumah tangga biasa, Fenornena ini menjclaskan bahwa seharusnya tarif air bagi golongan lndustri
Kecil ditetapkan lcbih rcndah daripada golongan Niaga Besar. 6000 5.238
5000
4.488
3.734
- 4000 Q.
er:
:: 3000
-e
"'
I-
.!~~:. . .•
2000 1000
1.495
1.47!;
1.il-18 ~-)
'4·
'
~;I·
714
' ~'
O•~ VI
D
2A1
2A2
26
2A3
2A4
Golongan
3A
3B
4A
46
-------
Gambar lV.5 Tarif'Rata-Rara Per m·1 Setelah Kenaikan Tarif Pola sebaran tarif rata-rata per m3 setelah kcnaikan tarif agak berbeda dengan sebelum
kenaikan tarif, namun urutan tarif tcrsobut terap inkonsisten dengan umtan tarif differensiasi (Gambar fV.5). Tarif rata-rata per rn3 terendah dibayar oleh Golongan 21\ I. Golongan IB mcmbayar tarif per 1113 Jebih ti.uggi dibandingkan golongan rurnah
tangp.a 21\ l dan 2!\2. Golongan 2B mernbayar tarif per m3 yang lcbih tinggi dibandingkan golongan 3A. Sementara golongan 3H membayar tarif per m3 lebih tinggi dibandingkan golongan 4A. Namun scpcrti dijclaskan scbelumnya, khusus bagi golongan 3B dan 4A, kctidakadilan terjadi pada golongan 4A (industri kecil) yang
dikenakan tarif lebih tinggi dibandingkan golongan 3B (Niaga Besar)
61
Perbedaan (inkonsistensi)
urutan tarif air rata-rata per m3 dengan urutan iarif
difforensiasi yang terjadi scbclum dan sesudah kenaikan tarif menunjukkan bahwa tarif PDAM iidak adil bagi sebagian golongan pelanggan.
Berdasarkan struktur tarif PDAM (Tabel 111.6).
penentuan subsidi silang antar
golongan pelanggan narnpaknya sudah ierpenuhi. kebutuhan
air an tar golongan pelanggan
Namun pcrlu diperhatikun bahwa
berbeda. Sepcrti pada gambar IV .6.
pemakaian air pelanggan dapat dibedakan dalam tiga kclompok. Kelompok pcrtama yang mernakai air dalam jumlah besar yaitu kelornpok Sosial dan lnstansi. Kelompok ini rata-rata rnenggunakan air sebanyak 94 m3 per bu Ian. Pernakaian ini sangat tinggi bila dibandingkan
dengan kclompok
kedua dan kctiga. Kelompok kedua, yaitu
kelornpok rumah tangga. mernakai air rata-rara 21 m3 per bulan. Kclompok ketiga, yaitu kelornpok niaga dan industri mernakai air raia-rata 32 rn1 per bulan (Tabel IV.7). Pemakalan AH- Pelanggan Sosial & lnstans.i
·~
Pomakaian Air Pela.ng!;Jiln Ruta
"~
~·
. ___,
........-e-
..
-- ---·- -· ... -
• -...._;.. ..
,,
,._ -----·--
•.S
.._
• ' ,;14'~/'cP"'..r.,~l!'';I' .1~,,t.$-.., .r.f}.~l .?\I ~4
--
r, 10:
:_ :
..
;..._....... : _;_.
e-"> __ ,,..,.
__ .., -0
'"'
.. l,,\l <.r.t
' .,
_d•.; ~ ~.:. ~"-?'!:'· # ~;- ? 'I' ~I'"_; vf' .fl r ~
.!f~.. .,r
(loll!'
'''"'"" Pemakaian Air PG~ng.gan Niaga& fndustri
-
~ ~
1 g
"" ...._ 41>
~
r:1 <
~
~( -;- !:._...::_
~-~--'~-=:
'' i' (I~·.,,,,/.,.,,,..~
,,if~':<;
•
.......
y,_
J'~' ...~
-
•
-- -----
•
._.._-.
_,s-
..'i•r--ii'
_;.,\
. "'
fl/./
e..Q11
Gambar IV.6 Pcrbandingan Pernukaian Air Pelanggan PDAM1 1
Data konsumsi/pemakaian air y:tng djgunakan adalah daia konsumsi air ra.a-rata tanpa menyertakan pelanggan pasif
62
Pcrnakaian air per bu Ian berhubungan dengan jumlah pengguna air. Pemakaian air
rumah tangga untuk standar kcbutuhan pokok dapai dihirung berdasarkan perkalian jumlah rata-ruta anggotn rumah tangga dcngan stander kcbutuhan pokok air per
orang, Sernenrara standar kcbutuhan pokok bagi golongan sosial dan instansi seharusnya dikalikan dengan penghuni rata-rata (atau pemakai air rata-rata harian)
pada pelanggan golongan sosial dan instansi, Golongan Sosial adalah salah satu golongan yang perlu
Berdasarkan pertimbangan
tersebut, maka pencnruan tarif air PDAM sebaiknya
dilakukan dengan mcmpcrhatikan pcrbedaan konsumsi air antar golongau pelanggan. Salah
sarunya dengan
membedakan
tarif bagi
golongan
pclanggan
yang
mengkonsumsi air dalam jumlah besar. Prasifka {1988) mengusulkan penurunan tarif
air pada blok konsumsi diatas konsumsi rata-rara sebagian besar pelanggan rumah tangga. Cara ini diusulkan Prasifka untuk mcngbindari tagihan yang terlalu tinggi pada konsumen yang mcnggunakan air dalam jurnlah besar, Namun, cara ini dapat
membuat konsumen tersebut mengkonsumsi air dalam jumlah yang sangat besar melebihi kebutuhannya. Padahal hal itu kontradiktif dengan konsep konservasi air. Olch karena itu, dalarn penelitian ini diusulkan bahwa rentang blok pemakaian air antara golongan instansi dan sosial perlu dibedakan dengan rentang blok pemakaian air golongan lainnya
IV .2.3 Perbandingan persentase biaya bulanan PDAM terhadap pengeluaran bulanan rumah tangga sampel
Persentase biaya bulanan PDAM terhadap pengeluaran rumah tangga bervariasi pada setiap golongan rurnah tangga, terganrung pemakaian air rumah tangga. Sebelum kenaikan tarif, responden rumah tangga mcnggunakan air rata-rara 26 m3 per bulan.
Rata-rata persentase biaya untuk pemakaian air tersebut adalah 4.05 % dari pengeluaran bulanan responden (Tabet IV .9). Pernakaian air rata-rata per golongan rumah tangga mcningkai scsuai dcngan pcningkatan golongan pclanggan. Scbclurn
63
dan sesudah kenaikan tarif, terjadi peningkatan rara-rata pcrscntuse biaya bulanan PDA M terhadap pengeluaran bulanan responden yang juga rneningkar sesuai dcngan
peningkatan golongan pelanggan. Setelah kcnaikan turit, dengan konsumsi air yang sarua scpcrti scbelurn kenaikan tarif rcsponden rumah cangga perlu rnembayar tamhahan kenaikan tnrif sebcsar rata-raia 2,44 % dari pcngeluaran bulanannya.
Tabel IV.9 Rata-rata persentase biaya bulanan PDAM terhadap pengctuaran bulanan responden sebelum dan sesudah kcnaikan rarif
-
R~1tu·rt1lct
GOL
2AI 2A2 2AJ 21\4
TOTAL
N
Pcmakaian air rat arata per bulan (m')
Rata-rata Perscntasc biaya h11ln11;1n Pf>AM
(%) Schclum
Sesudah
13
20
2,44
?., Q5
45
21
91
27
3,67 4,27
6,92
39
33
4,51
7,46
26
·l,OS
6.49
18R
5,79
Sumbcr : I l•sit su.rvoi clan onolisi•, 2007
Setiap pelanggan PD/\M memiliki pengeluaran bulanan yang bervariasi. Tabet IV I 09 mcnunjukkan bahwa secure u111u111 tcrjadi pcningkatan
pcrsentase tagihan PDAM
bulanan sctelah kenaikan tarif untuk seluruh golongan rumah tangga. Apabila dilihat
clari klasifikasi pengeluaran bulanan, golongan rumab tangga dengan pengeluaran diatas UMP mcmpunyai pcrscntasc tagihan PDAM yang rel at if lebih rendah daripada golongan rumah tangga dcngan pcngcluaran sarna atau dibawah UMP. Tcrlcbih setelah kenaikan tarif terjadi lonjakan yang cukup tinggi persentase tagihan PDAM untuk golongau rurnah tangga dcngan pengeluaran sama atau dibawah UMP. Apabila
dilihat dari rata-rma pernakaian air bulanan, nampak bahwa golongan rumah tangga clengan pengeluaran sarna
at<111
dibawah UMP umumnya rata-rata pemakaian air
bulanan mcrcka relatif lebih sedikit daripada golongan rumah tangga dcngan pengeluaran diatas UMP.
Kondisi ini menunjukkan adanya pcnyirnpangan dalam
64
prinsip keadilan. golongan rurnah tangga dengan rata-rata pemakaian lebih sedikit tcrnyata harus mengcluarkan
tagihan !'DAM
dengan persentasc tagihan yang lebih
bcsar daripada golongan rurnah tangga yang rata-rata pcmakaian alrnya lebih banyak.
Tabel IV.10 Rata-rata perscntasc biaya hulanan PDAM terhadap pengeluaran bulunan responden yang lebih dan kurang dari sarna dengan UMP scbclum dan scsudah kcnaikan 1.arif
Rara-rate l'engelunran
UOL
I\
Bulanan
Ruta-nua Persentase Tagihan thd pcngeluaran bulanan 1%)
Pcmakaian air rara-rata per
bulun (111 ')
2AI
2/\2
2/\J
IJ
>UMP s IJMP
40
UMP SUMP >UMP SIJMP -~
TOTAi.
Scsudah
20
2,44
21 17
2,96
87 4
28
4,01
18
9,8
39
33
4,51
188
26
4,05
.
5
;>
2/\4
-
>UMP :>UM.I'
-
Schei um
-
-
-
9,39
-
2,95
.
4,71 14,51
6,53 15,44 7.46
.
6.49
Sumbcr : Hasil surval dan analisis, 2007
IV.2.4 Evaluasi Golongan Pclanggan Ru mah Tangga
Peugklasifikasian pelanggan rurnah tangga uleh PDAM dilakukan berdasarkan lokasi rumah. Pengklasifikasian golongan 2A2 depan rumah pelanggan,
diklasifikasikan
2/\4 dipisahkan berdasarkan lebar jalan di
Berbeda dengan kctiga golongan diatas, golongan 2/\ J
berdasarkan
lokasi
rumah yang terletak
di rusun Perumnas.
Perbedaun dasar klasifikasi ini memunculkan dugaan bahwa pelanggan golongan 2A 1
65
bukan mcrupakan golongan yang terpisah dari tiga golongan lainuya, melainkan rnerupakan bagian dari salah satu dari ket iga golongan tersebut.
Salah satu kriteria keadilan tarif adalah bahwa tarif air dibebankan berdasarkan
kernampuan setiap pclanggan. Oleh karena itu, perlu dilakukan evaluasi terhadap kriteria penggolongan pelanggsn yang selama ini telah dilakukan oleh PDAM. Evaluasi
ini dilakukan
umuk
mengetahui
konsistensi
kriteria
penggolongan
pelanggan rumah iangga dengan pendapatan rumah rangga Ji Kora Bandung.
Sebaran pcngeluaran bulanan responden rurnah rangga
pada Lampiran D,
menunjukkan hahwa pengeluaran respondcn rumah tangga yang tinggal di Rusun Perumnas mengelompok di interval Rp.1.000.001,00
- Rp.1.500.000,00. Scmcntara
pengeluaran rumah tangga yang tinggal di gang mcngelompok Rp.500.001,00
di
interval
- Rp. 1.000.000,00. Konsentrasi pcngeluaran bulanao responden yang
tinggal di gang lebih rcndah dari pada respondcn yang iinggal di Rusun Perumnas, padabal responden yang sebelumnya mcmbayar tarif lebih rnahaJ daripada responden yang 1inggal di Rusun Perumnas.
Tabet IV. I I Rata-rata Pengeluaran Rumah tangga per bulan Berdasarkan Klasifikasi Golongan Pelanggan Ketenlmm golengan pelaaggan
PDAM Perumnas
Lehar jalan kurang dad 2 m Lebar jalan antara 2 = 4 m Lebar jalan lebih dari 4 m
Rata-rata Pengeluaran rumah
tangga per klasifikasi (Rn)
1.415.385 1.449.058 2.256.923 2.469.318
Sumber : Ha~ilSurvai dan Arullisis ~2007
Pada Tabel fV.11, rata-rata pcngeluaran bulanan rcspondcn yang tinggal di Rusun Perumnas hampir sama dengao reponden yang tinggal di gang.
Selisih rata-rata
66
pengeluaran bulanan kcdua golongan responden itu sangat kecil apabila dibandingkan dcngan dun golongan lainnyu.
Herdasarkan distribusi pengetuaran dan rata-rata pcngcluaran bulanan iersebut. kedua golougan respomlen diatas tidak berbeda dan lcbih rcpai bila disarukan kc dalam satu kelompok yrmg sama, Apalagi jumlah pelanggan yang tinggal di Rusun Perumnas (2A I) sangat sodikit bila dibandingkan
dengan jumlah
pclanggan pada golongan
pclanggan
rumah tangga lainnya (Tabet 1.2). Uila kedua golongan ini masih
dipisahkan
seperti sckarang, maka tidak adil bagi golongan 2A2. Hal ini karena
golongan 2A2 diberikan beban tarif yang leblh besar daripada golongan 2A I. Padahal sebnmn pendaparan golongan 2A I tidak lcbih rcndah dibandingkan golongan 2A2.
Oleh karena itu, gotongan 2A I scbaiknya digabungkan dengan golongan diarasnya, yaitu golongan 2A2. Bila kedua golongan digabungkan, maka sebaran pcngelunran bulanannya mcnjadi scpcrti gambar berikut, tampak serupa dengan sebaran rumah tangga yang tinggal di gang. 0 5000.001-5.~ 000 4 5()0.001·5 000.001 ~
$. • 000.001-4 500 000 ~c 3 500 001-4,000 000
-5CD
J000.001·3600 000
~ 2 500.001-3.000 000
..
~ 2 000.00·1 2.500.000
6
! "' 1 500.001·2.000.000
11
14
1 000.001.·1.soo.ooo 500.001-1.000.000
8.
1).500 I)()()
30
20
10
8 0
10
20
30
o Dala'll Gang O Peru1mas dan Dalarl' gang J
Gamber IV. 7 Perbandingan histogram fiekuensi pengeluaran rumah tangga
yang tinggal dalam gang dengan gabungan yang tinggal di gang dan Perumnas
67
Bcrdasarkan analisis keadilan, tarif PDAM iidak adil bagi golongan pclanggan PDAM. Penama, hebcrapa golongan pelanggan mcmbayar tarif air rata-rata per m3 yang lebih tinggi
yang
lebih
besar
untuk
biaya
air
PDAM
perscntasc
daripada
pelanggan
bcrpcndapatan lebih 1inggi yang mengkonsumsi air dalam jumlah yang lebih banyak, Ketiga. tarifair PDA.M tidak adil bagi golongan rumah tangga 2A2, karena golongan ini diberikau
ud.1;111
yaug lcbih tinggi daripada golongan dcngan sebaran pendapatan
yang sama, yaitu golongan 2A I.
IV.3
Rekornendasi Tarif
llasil analisls ketcrjangkauan dan kcadilan mcmungkinkan disusunnya rarif air yang lcbih tcrjangkau dan lehih adil, Pacla saat survai, pelanggan ditanyakan tentang kesediaannya membayar tarif baru yang ditcntukan oleh PD/\M. Scbagai gambaran umum. digunakan
nilai awal 51 % kenaikan iarif rata-rata yang ditulis dalam Harian
Pikiran
Sclanjutnya,
Rakyar',
rcsponden memilih
persentase
kcnaikan
tagihnn
bulanan yang bersedia dibayarnya.
Bcrdasarkan survai pcncrimaan pelanggan terhadap kenaikun tarif, tcrdapat IS orang respondcn (6.44 %) yang 1idak sctuju atas kenaikan tarif'yang ditentukan oleh PDAM clan bcrencana unruk bcrhenti mcojadi pelanggan PDAM. 134 orang (57,51 %) setuju dengan kenaikan tarif meskipun sebagian diantaranya meocrima dcngan terpaksa (tidak ada pilihan lain selain menerima keputusan PDAM). 84 orang (36,05 o/o) sctuju dengan kenaikan larif dan bersedia membayar lebih dari ketentuan kcnaikan tarif PDAM. Rata-rata kescdiaan respooden unluk membayar tarif yang diinginkannya digunakan untuk meprediksi tagiban mak.simal yang bersedia dibayar oleh rcspondcn pada setiap golongan pclanggan sepcrti tcrcantum pada Tabel IV.12.
'Komisi D & C Setuju Tarif PDM
68
Tabel IV.12 Kenaikan Tagihan yang Bcrscdia Dibayar Responden
Gol
N
Perscntase
Tagihan
Kenai kan Tagihan Rata-rata yang
Rata-Rata
Bersedia Dibayar (%)
IA 18
4 3 2 13
38
7
38,25 51 51 98,12 58,97 70.75 67,65 67,33 50.71
4A
0 2
15.5
2B
2AI 21\2
48
2A3
2A4
94 40
3A
9
48
-
Sebelum Kenaikan (Rp)
Tagihan Rara-Rata
Tagihan Rata-Rata
yang
Sesudah Kenaikan (Rp)
Bersedia Dibayar
(RD)
58.464 117.302 373.018 22.369 40.053 )3.811 82.009 84.598 166.206 113.118 200.354
80.827 177.126 563.258 44.318 63.672 91.881 137.489 141.557 250.490 113.118 351.621
78.817 206.758 686.793 10.3()9 63.441 86.671 134.703 132.925 296.838 174.441 286.048
Sumber a. PDAM Kota Ranrlung, 2007 b. tuois. 200 7 e, Hasil sumo dan anahsis,2007
Bcrdasarkan analisis keterjangkauan dan keadilan. rekornendasi tarif air per m3 perlu
memperhatikan beberapa ketentuan, Penama, golongan rumah rangga 2Al digabung dengan golongan rumah tangga 2A2. Kedua, peogeluaran untuk pcnggunaan standar kebutuhan pokok rumah tangga (9ni3 per bu Ian) bagi golongan rumah tangga 2A 1 dan 2t\2 tidak rnelebihi 4 perscn UMP. Ketiga, pengeluaran yang sama bagi rumah
tangga 2A3 dan 2A4 tidak melebihi 4 perscn pengeluaran bulanan kelompok berpendapatan rendah pada golongan itu. Pengeluaran kelornpok berpendapatan rendah pada golongan 2A3 diwakiti oleh yang berpenghasilan Rp. 750.000,00 per bulan,
sememara
bagi
golongan
2A4
diwakili
oleh
yang
berpenghasilan
Rp.1.000.000,00 per bulan. Keempat, blok konsumsi air disederhanakan menjadi tiga kelompok dan rentang blok konsurnsi air bagi golongan sosial dan instansi diperbesar
menjadi per 25 m3• Pembagian blok konsumsi golongan sosial dan instansi menjadi 1-25 m3• 26-SO
m1
dan > 50 m3 sedangkan hagi golongan lainnya pembagian blok
69
konsurnsi rnenjadi
1-10 nr', 11-20 rrr', dan > 20 ml. Kelima, tarif bagi goloogan
Niaga Menengah/Besar lebil1 tiuggi daripada tarif golongan lndustri Kecil
Hasil analisis
keterjangkauan dan keadilan sebagaimana tcrtuang pada ketentuan
diatas dan kesanggupan pelanggan rnernbayar lcbih digunakan unruk membuat
rekomendasi sehagaimana tertera pada tabel berikut: Tabel l V .13 Tari f Rekornendasi Bcrdasarkan Prinsip Ketcrjangkauan dan Keadilan scrta Kesediaan Pclauggan rnembayar
Tarif(Ro.lm1
GOI.
1-25
Sosial IA
26-50 531 600
IR
·1 nstansi 2.B
1.660
>50
664 1.328
1.062 1.660
2523
3.581
Tarif (m ..)
GOI.
1-10
11-20
>20
Rumah tangga 2A1&2A2 2A3 2A4
1.462 2.316
2.12~ 2.558 3.0l I
3.338 4.092 4.748
Niuga 3A 313
2.438 2.559
1254 3.436
4.991 5.416
2.498 J.105
3.375
5.29~ 5.901
607
Industri
4A 4B
3.982
..
Sumber : l:fas1I Anahs1s, 2007
Tarif rekorncndasi diatas dibuat dcngan ketentuan bahwa pengeluaran bulanan untuk
pemakaian air rata-rata per golongan, tidak melebihi kesediaan rcspondcn un!uk mernbayar. Namun karena iidak ada sampel yang mewakili golongan industri
kecil/menengah, pengeluaraa bulanan rata-rata untuk golongan ini dibuat agar tidak
70
mclehihi
pengeluaran
bulanan
pada
tarif
baru.
Berdasarkan
tarif
yang
direkomendasikan, tarif rata-rata per m3 untuk setiap golongan pelanggan konsisten dengan urutan tarif differensiasi pada tarif'rekomendasi (Gambar IV.R.). r0000 .
4779
~J
c:
-"'
•OOJ
3402
3548
0:: ·;::
300)
I-
2IJOO
11l!.1J
0
Golongan Gambar IV .8 Tarif Rckomcnclasi Rata-rata per m3
71
Tabel fV.14 Rckapimlasi basil Analisis Keterjangkauan dan Keadilan Scbclurn
AN/\LISIS
clan Sesudah Kenaikan Tari!'
SERF.I .1;,v1
SESUDAH
Proporsi biaya
a. Proporsi hiay~
KHilMP.ULAN
ANALISJS KETllRJANGKAUAN I. Perbandingan Biaya Pasang Haru dengan
UMP
is.
baru terhadap UMP ~angal besar b. Bi:
baru> UMI'
2. Perbandingan biaya untuk standar kebutuhan pokok
air bersih dengan UMP
pasang baru ierhadap UMP lebih kecil b. Biaya pasang haru > 1;;vip
Bi('.)'3 pasang barn saat ini lebih mudah diakses rnasyarakat bcrpenghasilan UMP. namun masih bclum terjangkau
Biaya untuk
Biaya untuk standar
stander kcbutuhan pokok awalnya
kcbutuhan pokok
Tari f baru Pr>A M cidak rerjangkau bagi
tidak terjengkau bagj
nrasyarakat
(tahun 20() I) ridak
kcfuarga berpeughasilan UMP, kecuali bagi yang tineg;il di Rusun
berpenghasilan
tcrjangkau bagi
keluarga berpenghasilan UMP, namun seiriog perbalkan
UMV.
kccuali yang ringgal di
Rusun Perumnas {golongan 2.'\ 1)
Pcrumnas (£:<.)IQ~gan
2Al)
UM.P. biaya ini mulai terjangkau
3. Perbandingan biaya uruuk standar kebutuhan pokok air bersih dengan pengeluaran bulanan rumah tangga sampet
3, 14 % rcsponden
Tarif lama dan baru
tidak dapa;
8,38 % responden tidok dapat
PDAM terjangkau
mcnj.angkau tarif
mcujangkau tarif
bagi sebagien besar
rU/\M
pclanggsn rumah rnnw PrlAJ\l Narnun jumlah
pelanggan yani; tidak dapat ri1Chjangkau tarif haru bertambah dibandiugkau dengan tarif Jania.
4. Reatisasi Pembayaran Tagiban Pelanggan
Perseotase pelanggan yang
membayar tagihan tepat pada wakrunya adalah
80%
Persentase pclanggan
Tarif'terjangkau bagi
yang membayar tagihan tepat pada waktunya tetop 80 %
sebagian besar pelanggan karena jumlah pelnnggan yang dapar membayar
tagihan tepat pada waktunya ridak berkurang
72
ANALTSIS
SEBELUM
I
S£SUD ..<\H
KESIMPULAN
ANALlSIS Kt:Al)LL.\N I. P ..·rbandingan tagihan bulanan rata..rata a.nu:r Go'ongan Pclanggan
Golongan insta.llSi membayar iagihan bulanan tt..-rtinggi. semeraara golengan rumah
2. Perbandingan Tarif Air rata-rata per m1
Unnan tarif air
Uru1a11 tarif air ratarata per n11 inkcnsis:e11 dengan urutan tarif differecsiesi, C'ioloogan I A. 16 dan 28 manbayar tarif r81ll-r81a perm' kbih tinggi dari pada
rata-rara per m1 tari r
differensiasi. Golongan • B, 2A4, dao ZB membayar tari f rata-r.:tta pb" m' lcbihtinggi dari pada g<)longan diatasnya
terhadap pengeluaran butanan rumah tangga sampel
tagihan bulanao tertinggi, dan g<)k'
inkonsisren dengan
biaya bulanan PDA1."I
ldap membayar
tangga 2<\ I membayar tagiban bolsnan :c-n:r.dah
urutan
3. Pcrbandingan persentase
Golongan :nstansi
Pelanggan berpendapatan rendah yang mengkoosumsiair dalam jumlah
scdikit inengbahiskan
persenlaSe pendapalan )'allg lebib besar untuk biaya air POMl daripada pclan,,<>gan berpend!lp:>tan lcbih tinggi yang mengkonsumsi air dalamjumlah yang lebib banynk. · ·
membayar tagiha~ bul:man terendah
Besarnya tagihan bulanan fidak hanya
berhubungan dengan
besarnya LJ"1rir. 1:.tpi j uga bcrhubungan dengan jumlah pemakaian air
Tarif lama dan baru PDAM tidak adil bagi
golcngan }ang membayar tarif rata-
rata pci m1 lebih ting,gi dibautliugkttn golcngan diaiasnya.
golcogaa di81a.
Tarif larna dan baru
$381 sebelum
PDAM tidak adil bagi
kt.-naibn tarif
masyarakat berpendaparan iendah karena mereka memhayar persentase pendapatan yang Jcbih besar untuk pernakaian yang lebih sedikit dibandingkan m""yardkal berpendaparan lebih ringgi
73
ANAUSIS 4. Evalua.~i goJon~an pelanggan rurnah tangga
SEBELUM Konscntrasi
pengcluaran bulanan responden
SESllDAIJ Sama dengan pada .o;aac sebelurn kena'kan tarif
I KJ.:SIMPULAN I
Tnriflama dan baru
rOAM tidak ndil bagi 21\2. karcna
golongan
yang tinggal
golone;u1ini dibcrik~n
dari pada
golongao dengan
responden yang
sebaran
rlnggat di Rusun
}nng sama, yaitu
Perumnas
(gulongun 2A I). padnhnl responocn y•ne sebclumnya
golongan 2A I. Sehmusnya kLxfua golongan ini diS11hungkan mcnjodi
mcmhayar rari f
satu dan mendapatkan
leblh rnahal
tarlf tcrendah dib:indingkan 8<>lu11t1•n rum•h lllnllli:a loinnya
daripuda responden
yung tinggnl di Rusun l'enimnas
beban yang lcbih
tingg1 darioada pendepara»
BA..B V
Kesimpulan dan Rekomendasi
V.J
Kesimpulan
V.1.1
.Analisis Ketcrjangkauan
Keterjangkauan iarif PD.fu'v1 dinilai dengan mernperhatikan biaya pasang baru dan
tarif air PDAM. Kenaikan iarif biaya pasang baru tahun 2007 ini lcbih baik daripada kenaikan biaya yang Sama pada lahun 2001. Pada tahun 200l, masyarakut bcrpcnghasilan UM.P barns meugeluarkan uang lebih dari dua kali gajinya untuk dapat rnengakses layanan air PDAM. Proporsi biaya yang sama terhadap UMP turun mcnjadi sekitar sntu sctengah kali UMJ> pada kenaikan tarif 2007. Aninya kenaikan biaya pasang baru saat ini lebih mudah dibayar oleh masyarakat berpenghasilan UMP daripada kcnaikan tahun 2001.
Meskipun kenaikan biaya pasang baru tahun 2007 mernang lebih mudah dibayar
oleh keluarga berpengbasilan UvlP daripada kenaikan tahun 200 I, namun biaya pasang baru saat ini masih melebihi llMP. Jadi, keluarga berpcudapatan rendah
belum dapat menjangknu biaya untuk mengakses Iayanan air PDAM karena harus menghabiskan uang lebih dari satu bulan gajinya untuk biaya pasang baru.
Berdasarkan realisasi tagihan PDAM setelah kcnaikan tarif, secara umum tarif
baru PDAM sarna tcrjangkaunya dengan tarif lama bagi scbagian besar masyarakat. Hal ini ditunjukkan dengan tidak menurunnya persentase jumlah pelanggan yang membayar tagihan tcpat pada waktunya setelah kenaikan t!lrif, tetap sekitar 80 %. Namun bila diperhatikan, kcnaikan tarif tersebut harus dibayar dengan susah payah oleh sebagian pclanggan yang belum dapat menjangkau tarif POAM karena sebagian besar pelanggan menurupi selisih kenaikan tarif dengan mcngurangi porsi belanja harian.
Tarif konsumsi air PDAM yang baru belum dapat terjangkau oleh seluruh masyarakat berpenghasilan rcndah yang
tidak, ringgal di rusun Perurnnas
(golongan 2Al). Mereka harus mengeluarkan biaya yang melebihi empal persen penghasilannya
untuk mengkonsumsi air sejumlah standar kebutuhan pokok air
75
bcrsih . .lumlah keluarga yang tidak dapat menjangkau tarif PDAM meningkat dari 3, 14 % sebelum kcnaikan tarif rnenjadi 8,38 % sctelah kenaikan tarif Bcrdasarkan angka tersebut dapat disimpulkan bahwa setelah kenaikan tarif, makin banyak kcluarga di Kota Bandung yang tidak dapai menjangkau tarif air PD.<\Nt.
Berdasarkan basil analisis keterjangkauan. dapat disimpulkan bahwa tari]' PDAM
Kota Bandung terjangkau bagi scbagian besar masyarakat pelanggan. narnun ti
Upah Minimum Provinsi. V.12
Analisis Keadilan
Keadilan tarif PDAM dinilai dcngan mernperhatikan ketcrjangkauan tarif bagi masyarakat berpendapatan rendah dan konsistcnsi urutan tarif yang dibayar pclanggan dengan urutan tarif differensiasi PDAM. Tarif differensiasi dibuat antar golongan pelanggan. supaya tecjadi subsidi silang dari masyarakat berpendapatan Linggi ke masyarakat berpendapatan rendah. Meskipun tarif PDAM Kora Bandung sebelum dan sesudah kenaikan sudah dibuat bertingkat antar golongan pelanggan, narnun diffcrensiasi tarif rersebut masih belum dapat mcmbuat tarif terjangkau bagi rnasyara:kat berpendapatan rendah, Tarif baru yang
diretapkan oleh
PDAM
saat ini
sudah lebih
progrcsif
dibandingkan tarif lama, narnun tari r baru ini masih behun cukup progresif untuk mcnutupi biaya untuk standar kebutuhan pokok air bersih bagi keluarga
berpendapatan rcndah. Oleh karena itu, tarif perlu dibuat lebih progresif lagi agar subsidi dari rnasyarakat bcrpendapatan tinggi dapat menutupi biaya unruk standar kebutuhan pokok air bersih bagi keluarga berpendapatan rendah.
PDAM memisahkan pelanggan dalam beberapa golongan pelanggan dcngan
maksu
seriap
pelanggan
dibebankan
tarif
bertingkat
scsuai
dcngan
kemampuannya. Namun scbelum dan sesudah kenaikan tarif, beban yang
76
ditanggung oleh masyarakat pclanggan tidak sesuai dengan tarif differensiasi yang ditetapkan !'DAM. Buktinya, terjadi inkonsistensi antara urutan Lari [ nua-rata per nr' yang dibayarkan oleh beberapa golongan pelanggan dengan tarif differensiasi yang ditetapkan PDAM. Hal ini rncngakibarkan golongan pelanggan dimaksud hams mernbayar tarif rata-rata per m3 yang lcbih tinggi daripada golongan diatasnya. Golongan-golongan
rersebut adalah golongan Sosial Khusus I B.
golongan rumah tangga 2A4, dan golongan lnstansi 2B (sebelum kcnaikan tarif) dan golongan Sosiul Umum 1 A, golongan Sosial Khusus 1 B, dan golongan Instansi 2B (sctelah kenaikan tarif). Kcridakkonsistenan tarif ini mernbuat tarif !'DAM tidak adil l>agi golongsn yang dirugikan.
Golongan Niaga Besar 313 scperti halnya golongun yang tclah disebutkan diatas mcmbayar tarif rata-ratu per m.1 lebih tini:1gi dibandingkan golongan diatasnya, yaitu golongan lndustri Kccil 4A. Namun khusus untuk golongan
ini,
kctidakadilan justru dirasakan oleh golongan lndustri Kccil. Apabila dilihat dari segi permodalan dan cakupan usaha, golongan Niaga Besar merniliki modal lebih kuat dan bcsar dengan cakupau usahu yang lcbih luas daripada golongan
lndustri Kecil, rnisalnya industri rumah tangga. Oleh karena itu scharusnya tarif golongan lndustri Kecil lcbih rcndah daripada tarif golongan Niaga Besar, Masyarakat pclanggan berpcndapatun rendah, bcrpenghasilan UMP ke bawah, yang mcngkonsumsl air dalam jumlah seclikit ternyata menghabiskan persentase pendapatan yang lebih besar untuk biaya air. PDAM daripada rnasyarakat pelanggan berpeudapatan lebih tinggi yang rnengkonsumsi air dalam jumlah yang lebih banyak. Hal ini tidak adil bagi rnasyarakat berpendapatan rendah, Ketidakadilan juga terjadi pada golongan rumah
rangga
2A2. Kritcria
pengklasiflkasian pelanggan rumuh tangga PDAM mcncntukan golongan 2A I
sebagai golongan rumah tangga terendah yang berhak mendapatkan subsidi terbcsar. Pada kenyataannya, keluarga berpendapatan paling rendah lebih banyak diklasifikasikan ke dalam golongan 2A2. Olch karena itu, seharusnya golongan
77
2A2 juga bcrhak rncndapatkan tarif rurnah tangga terendah sepcrti halnya golongan 21\ I.
JJerdasarkan analisis keadilan, tarif PDAM tidak adil bagi golongan peJanggan
!'DAM. Pertama, bebcrapa golongan pelanggan membayar tarif air rata-rata per m3 yang lebih tinggi dibandingkan berpendapatan
rcndah
yang
goloogan
rnengkonsumsi
diatasnya, Kedua, pclanggan air
dalam
jumlah
sedikit
menghabiskan pcrscntasc pcndapatan yang lebih besar untuk biaya air PDAM
daripada pelanggan bcrpendaparan lebih tingg] yang mengkonsumsi air dalam jurnlah yang lebih banyak, Ketiga, tarif air PDJ\M tidak udil bagi golongan rurnah tangga 2A2, karena golongan in.i diberikan beban yang lebih tinggi daripada gnlongan dengan sebaran pendapatan yang sama, yaitu golongan 2Al.
V. l.3 Rekornendasi Tarif Berdasarkan analisis keterjangkauan dan keadilan, tarif air POAM dapat lebih
terjangkau dan adil bila ditenrukan dcngan memperhatikan beberapa hal berikut : Pertama. golongan rurnah tangga 2Al digabung dengan golongan rumah tangga 2A2. Kedua, peugeluaran untuk penggunaan standar kebutuhan pokok rumah
tangga (9m3 per bulan) bagi golongan rumah tangga 2Al dan 2A2 tidak melebihi 4 persen UMP. Ketiga, pengcluaran yang sama bagi rurnah tangga 2A3 dan 2A4 tidak melebihi 4 pcrsen pengeluaran hulanan kelompok berpcndapatan rendah pada golongan itu. Pengeluaran kelompok berpendapatan rendah pada golongan 2AJ diwakili oleh yang berpenghasilan Rp.750.000,00 per bulan, sementara bagi golongan 2A4 diwakili oleh yang berpenghasilan
Rp.1.000.000,00
per buJan.
Keempat, blok konsumsi air disederhanakan menjadi tiga kclompok clan rentang blok konsumsi air bagi golongan sosial dan instansi diperbesar menjadi per 25 m3• Pembagiau blok konsumsi golongan sosial clan instansi menjadi 1-25 nr', 26-50 m3 dan > 50 m3 scdangkan bagi golongan lainnya pernbagian blok konsumsi menjadi
1-10 nr', 11-20 m3, dan > 20
ni~.
Kelima, tarif bagi golongan Niaga
Menengah/Bcsar Jebih tinggi daripada tarif golongan lndustri Kecil. Keenom; mcmpcrhatikan kcsanggupan pelanggan membayar tagihan PDA\1.
78
V.2
Rckomcndasi
Fasilitas pelayanan air bersih yang discdiakan oleh Pcmda seharusnya dapar terjangkau oleh setiap lapisan masyarakat, terutama rnasyarakat berpendapatan
rendah dan adil bagi setiap golongan masyarakat. Oleh karena itu, bcrdasarkan hasil penelitian, Pernda dalam hal ini diwakilli oleh PIJAM sebagai pcnycdia air
minum Kota Bandung, direkornendasikan untuk melakukan hal-hal sebagai berikut : V.2.1.
Rckomendasi bagi PIJA\1 berdasarkan Analisis Keterjangkauan
I. Agar membcrikan tasilitas bagi kcluarga berpenghasilan UMP kc bawah, yang bcrada pada wilayah distribusi
PDAM, untuk dapat mengangsur
biaya pemasangan sambungan baru PDAM. Selain itu, T'DAM disarnkan untuk mernbuat biaya pasang barn yang lcbih progresif bagi golongan pclanggan yang lcbih tinggi.
2. Menjamin ketcrjangkauan standar kebutuhan pokok air bersih bagi setiap penduduk, Kcbutuhan yung pcrlu dijamin oleh Pemda adalah kebutuhan
pokok sebesar 9 m; per keluarga per bnlan bagi penduduk Kota Bandung. Untuk itu,
Pemda perlu menctapkan tarif dcngan bijaksana, agar
pcngcluaran untuk kebuiuhan ini tidak rnclcbihi empat perscn pendapatan
keluarga pada setiap golongan
rnasyarakat
pelanggan.
Pendapatan
golongan pclanggan rumab tangga yang paling rendah diwakili dengan
Upah Minimum Provinsi (UMP). V .2.2. Rekomcndasi bagi POAM berdasarkan Analisis Keadilan !. Agar tari f, terjangkau bagi golongan rendah, PD/\M perlu menetapkan
tarif yang lebih progresif daripada tari f yang diberlakukan sebelum dan sesudah kenaikao tarif. Contohnya, tarif pada golongan alas masih bisa ditingkatkan, sementara tarif bagi golongan bawah dapat dikurangi. 2. Differensiasi
tarif perlu dihuat dengan
rnemperhatikan konsumsi air
pelanggan, Untuk itu rcntang blok konsurnsi bagi pelanggan golongan
sosial dan instansi perlu dibedakan dengan golongan lainnya. Dalam penclitian ini diusulkan agar rentang blok konsurnsi bagi pelanggan sosial
dan instansi adalah per 25 m3, sementara rentang blok konsumsi golongau lainnya tctap per IO m3.
79
3. Mernpernatikan kesarnaan sebaran pendapaian golongan 2AI dan 2A2. maka kcdua golongan tersebut pcrlu disarukan dan mendapatkan subsidi terbesar dibandingkan golongan rumah tangga lainnya. 4. Kenaikan rarif perlu disesuaikan dengan kcmampuan duo kesanggupan pclanggan mclakukan
rnembayar. Oleh survai
karena itu PDAM
kesanggupan pelanggan
disarankan
mernbayar
untuk scbclum
mcncnmkan kenaikan tarifair PDl\M.
V_1 Saran untuk Stu di Lanjutan Berbagai keterbatasan yang muncul pada saat mclakukan survey mernbuat penelitian ini tidak dapat mcmbahas seiiap isu yang muncul rnengenai penyediaan air bcrsih bagi scluruh masyarakai, l:hususnya masyarakat miskin. Olch karena itu. unruk sclanjutnya pcnulis mcnyarankan agar dilakukan studi sebaga! bcrikut : I. Pcnelitian terhsdap kemampuan masyarakat bcrpcnghasilan kurang dari
UMP unruk menjangkau fasilitas air PUAM baik rnelalui sambungan langsung kc rumah penduduk
a1a11
melalui kran umum.
2. Pcnclitian lcbih mcndalam tentang kebutuhan pokok golongan pelanggan sclain gotongan rumah tangga.
OAFTARPUSTAKA l.
Badan Pusat Statistik Kota Bandung, (2005). Kota Bandung Dalam Angka Tahun2005.
2. Badan Pusat Statistik Kola Bandung. (2006). Survci Sosial Ekonomi Daerah (Suseda) Kofa B
6. Fauzi, A. (2004), Ekonomi Sumner Daya Alam dan Lingkungan, Gramcdia Pustaka Urama, Jakarta. 7. Hclmi ( 1999), Mernposisikan status air sebagai barang ekonomi di Indonesia, Presiding Lokakarya Nasional Jaminan Air bagt Petani, Bandung, Pusat Dinamika Pernbangunan UNPAD. 8. Lubis, L (2007), Tambahan Biaya oleh Pelanggan dalam Pelayanan Umum Perkotaan. Studi Kasus : Pelayanan Air Bersih oleh PDAM Kota Bandung, Tugas Akhir P\\'l( ITB.
9. Nugroho, I. (2002), WW\¥.bawenas.uo.id
Strategi
Pengembangan
Sek/or
Air
Bcrsih,
10. Parkin, J., Sharma, D. (1999), InfrastructurePlanning, Thomas Telford, London. I I. Porter, R. C., (1996), The economics 1~(Water and Waste : a Case S111dy of Jakarta; Indonesia,Avebury, England. 12. Ridwan, M., (2007), Air Bersib Mengaltr Menjauhi Orang Miskin?,
www.p2kp.org. 13. Rinvayanti. (2005), Evaluasi Golongan Pelanggan. Kelompok Pemakaian Air
dan Indeks Tari] PDAM sebagai Masukan bagi I'enetapan Tarif (Studt Kasus berdasarkan Peianggan Ruman Tangga di Kato Cimahi). Tesis Magister
PWKITB. 14. !'DAM Kota Bandung, (2006), Profit PDAM Kora Bandung. 15. Prasilka, D. W., (1988) Current Trends in Water Supply Planning, Issue.
Coneeps and Risks, Van Nostrand Reinhold Company, New York. 16. Yunus, H. S., (2005). Manajemen Kola. Perspekuf Spasial, Pustaka Pclajar, Y ogyakarta
81
Lampiran A. Distribusi Air PDAM Berdasarkan Waktu Gilir Per Kelurahan WIL
KECAMATAN Rancasari
w ~
Margacinta
CD
w w 0
Cl
Bandung Kidul
Astana Anyar
Bojongloa Kaler
Bojongloa Kidul
-c
o UJ -'
<{
Cl w f-
Babakan Ciparay
Bandung Kulon
KELURAHAN Cipamokolan Derwati Cisaraten Kidul MekarMulva SekeJab Margasari MaroasenanQ Wates
Mengger Kujangsari BatununMal Pelindung Hewan Panjunan Ciliadak· Kar
WAKTU GILIR
KETERANGAN
1300-06.30 13.00-0€.30 Belum ada iaringan Belum ada j
Sebagian digilir 2 hari sekali
digilir 2 hari sexan
digitir 2 hari sekati
-
82
Wll
KECAMATAN Sukasari
Sukajadi
KELURAHAN Sukarasa Gegerkalong ISO.a Sariiadi Sukailungah
Pasteur <(
a: <( CJ
Cicen do
<(
z
0 ....,
0
CD
Andir
Cipedes Sukawama Sukaoalih Pamoyanan Husein SN Arjuna Padjajaran Pasirkaliki Sukaraja Garuda Matetier Oungus Cariang Ciroyom Kebon Jeruk
Cemoaka Cidadap
Coblong
Hejjarmanah Ciun1beuleuit Ledeno Lebak Siliwangi
Cipagan Ii LebakGede Sadang Serang
Dago Bandung Wetan CJ
z
>= z
Sumur Bandung
:::> w
Sekeloa Cihapit Tamansari Cilarum Braga
Merdeka
co
0
Cibeunying Kaler
Cibeunying Kidul
Babakan Ciamis Kebon Pisang Cihaur Geulis Sukaluyu Negfasari Cigadung Pada&uka Cikutra Cbadas Sukamaju Os Sukapada Os Pasirtayunn
WAKTUGIUR
KETERANGAN
24jam 12.00-18.00 24 jam 06.00-12.00 24iam 24iam
24iam 241am 24iam 24jam 24jam 16.()(U)7.00 16.00-07.00
L.4jam
24 l::ti'll 16.00-07.00 16.00-07.00 16.00-07.00 16 00-07.0!) 17.00-07.0!) 17.()(U)7.00 24 jam OS.00-15.0o 24iam 24jam 7000-0600 24jam 24jam 24jam 241am 24 ,am 24 Jam 24iam 24jam 24jam
17.00-05.00 24i:>m 24 jam 24jam 24jam 24 iam 05.00-06.00 05 00-06.00 05. 00-06.00 05 00-06.00
05.00.00.00 05 00-06.00
digilir 2 nan sekali
83
WIL
KECAMATAN Kiara Condong
KELURAHAN Kangkung
Sukapura
Batu Nunggal
(/)
LU LU
a:: ~
Lengkong
Regol
crceeas Arcamanik
ez ::)
a:: LU co (!) z
Ujungberung
:::> -, ::)
Cibiru
Kebon Jayanti Bbk Surabaya Cicaheum Babakan Sari Binong Samoja Kebon Gedang Gumuruh Ma leer Cibang~ong Kacap1ring Kebo~waru Malabar Cilerung Cisaranten Wetan Cisurupan Palasari Cipadung Pasir Baru
WAKTUGILIR
KETERANGAN
12.0o--06.00 12.00{)6.00 12.00-06.00 12.00-06.00 12.00-0G.oa 12.00-06.00 C6.00-13.00 24jam 24jam 12.00-06.00 24 jam 24 jam 24 jam
06.00-12.00 24 Jam 24jam 24 jam ?4jam 24jam 24jam 24lam 07.00-17.00 07 00-17 00 07.00-17 00 07 00-17 00 07 .00-17.00 07.00-17.00 07.00-17.00 12.00{)6,30 12.00-06.30 1:? 00-06 30 24 jam 24jam 24 jam 24 iam 20.00-05.30 20.00-05.30
-
-
22.00-06.30 22.00-06.30
24jam 24 jam 24~m 24jam 74jam Betum ada jaringan Belum ada iarinaan
.. c e0
" g, " ~
... reN
tl)
~·E
(!)
~...J
~
wO "-z
0
:z
z
:c: <(
5g ::;;z ::>
-e-
"
C])
0
CJ)
,...
Q)
-e--
0
~
. .., .. CJ)
N
0 N
N
,...
N
.....
"' "'
.,;
"' "'e-
en
N
(')
en (') .....
e-
(X)
N
"' co
:5
0 a>
lO
N
en
oi
N
;:! (")
=
.,;
Q)
en .....
N
..... Q)
cn
°.! CJ)
,...
<{)
~ ,...
.
cn 0
;!;
N
N
ai
..,
"'
ai
co (X)
L')
"'
....
N 0 N
a> N
"'
eo
ai
... co"' "' "'N..... .,;
co
.....
N
.....
0 0
0
a>
a>
'w
""
"'
~ co d N
L')
0
e-
0
M
(')
en ai (")
en "'
... 0
N
"' 0
...
co
..,
...;
.... ... ..,..... N
0
....... 0
Q.
..""'
;:
" a. " !!!
i"E
"'.>< 2
.....
..,
ci .....
.....
,.._
O>
co (')
"'
0 N
.....
N
N
..,
0
co .....
~~e ~z
N
..,.....
,_
"' ........ ..."' ~...
co
.....
N
0
m
Q)
e-
~
..., :5.1J
M
It)
en
n. z z
~
,.._ N .....
w~
0
co
(!)
N
N N
<'. ..,
O>
It)
.."
..... .... .... aN tO a> .,;
"'
"'d
,.,;
N
N
r-
ar-, .....
0)
N
..,"' ... "'....
(X)
..... .... 0 a;) .,;
It)
N
... ;_ ..,
~ 0) (')
N
co en
..-
"! N M
...
0
~
N
co N
0
0 .... e-
>.
..
• ~ ~
~·c
i
~...J
..,o 0.
0 It)
~
,... 0)
"'
..
B r-
..
~
..... ~ .....
~~ WO a. z
"'r5
<(
7
~g ~z
~ci
.., "'
M
N
~
.....
IO
co
.....
cn
"' 0\"'... g U)
N
..... ..... "'
.... cn"' 0
O>
0
:;: ; N Q)
N
l5i
..
0
CD
.., "'..... "'~ 0
U)
Q)
oi II)
N
.,
d
N
N
.., "'
~
..,...
~
N
.., "' ..,... ,..."' co... ai N .,; (')
... 0... ...
N
l8 .....
e-
N
cf
~-
l:i"'
....
z
~I·~ 8 ..!.
0
'°
~
N
N
N
N
cn co
N U>
0
...;
.....
..."! ........... co"' ... .,,.,, .....
0
0
N
m
~
U')
0
..... ..... .,;
N
oi ,...
0
cn "l ..... II)
~ Q)
....
....N N
... N O>
"' 0 0
r~ ~
.... ....
N
"' ..... N
0 0
(')
(')
cn
II)
CD
"! .....
.....
M
N
Q)
"
.....
ai M
co cn
ai
.....
II) U>
...: N
... ...
d
N
0
"!
Q)
...a:l co
N
8
....
U>
CJ)
...
~
"'..
O>
co
... .,"' ... cO
..... co
co
N
...~
......, ....
0
oi
"'
..., ... <( <( <( N " "' "" ""
<(
"'
co CD
"'.., i:i' .....
..,
oi
0 r>
.,,
N
tl)
.....
.....
cn .....
l§:
... ............ co N
.,;
.... M
Q.
:z <(
<(
,...
... ... en
<(
"'
(!)
Cl
z<(
< = ...J
(0
~ N
....
~
~
...J
-' 0
~
< Cl
= 6 C) < C)
z
z
-' w
0
z<(
"'
< Cl
r
z<(
....
~ C) z <(
;!
....<
...J
:I:
J:
J:
:I:
~
~
~
ex
C'.
~ ~
n. (!)
z
0 -' 0
(!)
Cl
:E -,
::> (!,) ::>
::>
"'
:;; -'
~ ~
.~ <(
8
(!l
:J
ex
0
C)
.... ::>
C)
Cl
::>
[I)
~ w I!! ::c ~
C)
ii.i
-'
z w
ILi
w
<(
<(
0
.,z ":i; z ;!
Cl
z
z
:::;
Cl
<
z
"f
...
[I)
J: ...J
(3
w
"'~ UJ
~ :c
,_"« iE~ ., z: ti)
::> ::> ozUJ D
z"' !'!; _:::;
<( ...J
::;?
:::> ....,
...,
""
E I!? !!,
(l) a)
0
N
"
~~E
r-, 0
~6 ~2
.!.
"'
::?
L
r(.3
s::: oz :is
(0 (1)
"' "' "' "! .....
,._ '° <') (\I
...
n
(')
-e-
.....
0
<') <')
;:
.,•D ;;
q
o)
O>
(0
"'.....
r-:
a) O>
"' "' 0)
... ........ "' ~ a)
(0
r-,
--
co
..... e-,
"',,; "'~ "'c) M
(l)
N
N
N
"'
...
a)
,._
<')
U')
U')
"'
.,;
-e-,
-e-
(X)
N N
N
O>
... ,._... .....
(')
t()
o)
(D
c)
O>
N
-e"! "' <"! .,., ,,, "' "'
" .... "!"'"' "!.,., "'
0 N
,.._ (1)
-e-
-s "' a,
.,,,."
,.._
0
N ,.._
-
(\I (")
<')
..... e--
"' "'
....
.,;
co
...,... c)
,._:
(")
<')
.....
0
Q)
((! N
O>
"'
(')
~ N N
~
-
"'
"?
.,
- .....
,.._
"'.,; "'e» ... e--
N
N
0
0 e-
..... .....
a)
(')
N
N
N
eN
a)
(')
N
(0
.... O>
(l)
ea)
N
... ,,, ...
....
0
"!
Ol
0
0
a) O>
N
I
"' N
Q.
,._
~nE
0 .0'
<( ...J
u,
~2
"' a) M
e»
O>
:;;0
"'
z :c C3 o ::: z
s ~ :sw
- ...'"'0
"!
0
"' a)
N
...
..... N U')
cri (")
(')
,,;
.....
N O>
~
O> U')
(')
.,;
0 0
"! 0
N
... ....."',.._ "'~....
"'
N
.....
N
N
N
N N
"! N
"'
-e-
<'! N
N
cO
a)
0
.,;
M
(1)
... ..."!"' Cl)
<')
e-
n,
" '"e
" ~
...
-
O>
n
eN
(l)
N
a)
N
0
n,
,._
~·e
e
0
v
~...J
c'
wO
(D ....,
11. 2
z x~
N
0
O>
a> c)
0)
(l)
N
~ ~
"' " N
-
.... 0)
.....
~
"'
- e-
N
(')
c-i .....
...... .... .,.,.... ..... "' - "' cri "' M
a)
:s" ::;:2 ~~
I ... "' .,., ..... .,, "' 0 "'... "' "'
Q. 0
"'c !l
., !!
&'
~·e
"'ch., 0
~...J
"'0 Q. z
a
z r~ 5., ::;;z
:s =w ::0
(")
O> U')
(X)
U')
N
N
N N N
"'
(I)
0
co
"'
M
-
..... Q)
c)
N
..... ,.._
"'
cO
0
..
,,;
"' ....."' ..."' .......... .... cri .., ci"' "' 0
-
0)
"' N
~')
O>
.....
.,, "'
a>
CX)
.,.; (I)
O>
..... ci N
(')
U')
0 N N
U') a)
-e
0 0 N
"'
.
..... .....
.,.;
-
Q)
N
N
~
~
.....
...
O>
"'
Ul
o ,._,
.....
..... (1)
(')
c:i
... "'
":
0
N
-e--'
eo
..;
,._:
"' "'
.., "! .., 0
O>
N
N
-...
.., "' "' ... "! .,; (l)
0
(')
0
(')
N
0
..... N
.....
O> M
0 "' ..."' ((!"'..... "'"'C'i"'
co ,._ d N
0
~
Ill
O>
-e .....
...
...~ 0 "' "' "'"' "'"' ... "'"'
.... 0 ..; "' N
<')
0
~ N
N
.r) a)
(0
0. 0
..... m
.. M
co
"! M
"'
(')
...
N N
.. ..
O>
Q)
.,; ...,
11.
z<( (.'.) (.'.)
-
<(
Ql
.....
0
CL
:;;
z 0_,
:::)
0
~
(.'.)
~
N
N
:5UJ (.'.)
N
:c~ :! _, _,
z
z<(
~
:; => ...J (/J
~
"'::i (/)
:::>
"~ z
0
(!}
~ (!) z
"' <( N
.., = _, 0
0
" (;)
~ 0 z
<(
CJ)
0
"'
::;; => a:
<(
:; =>
a::
:;
:::)
a:
N
<( (')
..
:i _,
"'_,~ :sx :s:r :s:c< :c
N
a:
... ...
<(
CD
;Jj
w
I
Ul
x
_,
(!)
::r <( ::;; =>
M
a'.
"<
";5z
Cil
u; z
~ ~ (/J
5 w
~ z w z w
"" (3
:;
z
~ z
<
_, 0 w
""a:
I-
U)
:J 0
~
"'w"'
<
m
=
;r~ t)Z .:) ~
Ow ~::;;
<( _J
:::;;
.., ::i
..
(0
E
a)
!!? a.
"
~·E $_,
9 :;
sa. s
...,
z
:c. Cl <{
5CJ ::. z ~:5w
0..
.,
:l
c
" I!?
"
a. ~~E
9c:
6
!i
...,
... ~... ... "' ... ..."' ... ... ...
e~
0
-
M N
M
It)
r-; M
M
co
... "
- -
"'-
.,.,_
r-,
0)
(J)
N
N N
e-, 0
0
(0 <')
00
~ ~
.,;
N
- O> O>
(0
~
"'
N
I()
... "'
0
0) I()
.... "! .... N
h
z
co ~~
..,~
E ~
....
j~
O> 0
z
.....
i~'II!
~
9
'Qi
...
r-,
co
c
N
it
....
:r
cs
~
E
~
...
... co .., c::i N
if
i~
,._ 9
Q <(
WO
a. z
z :r ~
'.S Cl
co
"'
"'"'!
co
.......
-
~
z<( w 0. z<(
-.
.., "' ....
...
-
co
<(
z 0 _J 0
CJ
"' cxi
0
I()
co
~
ri
:::>
(/)
<J)
Sl
2
g;
"g;
.. "' It)
<')
0
N
;/, C!
... N
tO
..
N N
.,;
i
Ol N
"' ill
c-i N
N
... ... cO-
N
(1)
0)
O>
~
..... N
....
cri <')
"(3
" z ~
co
I()
... ....,;
N
M
N
co co
e-,
.,r-,
0
"'co"'
N
...
r-,
I()
<')
0
~
N
"
"' co
"' O>
....
~
...
M
""'.: N
N
N
M
N N
co
co
<')
-
..,.....
a
,...
0
"' r-:"'...
~
l1J
g
co
:g
0
.,;
... ~ "' ...
..... I()
....
g
N N
N
.,; IO
.. 0
M
c::i
N
N
U)
:0
"'
ai
Ul
... s
N
.... r-: ...
N
N
.., .....
....
N
N
co
...co
.....
0
~ oi
...
N
r-,
~
M
N
....
0
N
Ol
a)
co
..
..,.,;,...
.........
M N
oO
"'e..a:
!:!
~
N
"':
~
N N
O>
,._
N
U)
.,..:
co
<')
"'
...
.
.... .., ...
,..;
N
co ori I')
N
...CD
N
N
.."'
M N
0
....
..... (0
.,;
ci
"' "l... "' .., ,.._ ..... "' ..... ... "' "' co "' .,; ,,; oi
.... gj
(D N
-
N
N
00 M
"' gj
,._ N
"'
,..;
M
.,
<(
"'
(D
M
6
<
< (!) z
"z
~
~
~ z w z
~
~
~
a::
a::
a::
:::>
a> "f
.....
:;w '::;:::>.5
;;;
6C)
:c
~
<(
tr
0
:I:
..,
...
C)
C)
0)
N
"'
w
:::>
N
... ...
..- -
Ol
~
~
>!
....
O>
........ Ol .... .,;
... q .,; U)
U)
v.co
"'
N
0
(0
N
~
z
..
~
N
... d
-
N
(')
M
0
"' r-,
N
~
0
"'
.,..:
<')
-e-
N
"' "' "' ....0 ... "' 0
O>
.......
..,
Cl Cl
...
.....
N
co
d ....
M
... "1 ...
"
0
oO
N
U)
O>
N
.'h
I
:::>
d
..... r-,
,..;
0
0)
"'N
..,
ci
a)
,._
Cl)
Cl) Cl)
co ai
"'
..... I()
"'~ ....... a) .,;
co
U)
N
co "1
M M N
N M
8l ...
-'
r
N
~
-'
.....
ci
~
"'~
:; :::> .....
s.....
~
~ ;
:::> II) :::>
...
N
0 2
U)
~
II)
I()
...,._ "' ~ "'
... gj...
_J
t?
<')
..,.j co... co..,. ;
!
0..
CJ CJ
0
..,
~~ ..,w
z<(
co
8 ..... .,. N
a. z
::E
"'O> M" "
... ...·~ re N O>
...
I()
M
l['z
:::J
U) M
N
O>
"'%
"< C)
~ :::> a:
-' (;;
z
f! :;:; "'
0
"'"' <(
Cl
g;
z
J:
a::
0 w
"a: 13< "':::> :;:; w
:a
z
t0
@
:c
tr (3 >-z "'w =>z Ow
~::?
....,
-------- ~
~--
;: " !!
.•
•,.
•
0
ol:
lLO ••,,, ;'I
••
(<:
Q
"'
a~
;:::; ~
5
p...
0 ~ !!
~
~
:.
NN
,o
0
0
0
0
0
0
,: 11;;
0 Q
"' ~ i)
c:
~
1l
.S §'L---------------j
';
,.c "'• G
2 N
a ~ s
'f'
:i:
~
i
~ u
..
r
0
,
I
' • n
0000000
n
0 0
89
Larnpiran E. Kucsioner Rumah Tangga Petunjuk pengisian kuesioner : 1. Data Nomor Pelanggan dan Golongan Pelanggon dapat dilihat di Struk tagihan pelanggan 2. Daerah yang cfiarsir ticak perlu diisl 3. Jawaban pertanyaan pilihan ganda dapat diisi dengan melingkarr atau rmmyil
Narnat Pelanggan
3olongan
2.A1 I 2.A2 I 2.A3 I 2.A4
.okasl rumah
1
Kel I Kee
Di Rumah Susun1Perurnnas
.
r-
2
DI depan jalan dengan lebar < 2 m
Telepon
3 01 depan ialan dengan icbor 2-4 m
Nama Surveyor
Di depan jalan dengan lebar > 4 m
Tanggal Survey
4
-
I
lATA PR/BAD/ ..iama Responden
Usia
:tatus dalarn keluarga
Kepolo Koluarga / lslri I Anak I Lainnya
•endidikan tcrakhir
SD I SMP I SMA I Diploma I Sarjana I Pasca Sarjana
'ekerjaan
1.
.
•
I
PNS I TNll POLRI
4. Pedagang / Wlraswasta
2. Karyawan BUMN I BUMD/ swasta
o. Petanl
3. Dosen I Dokter I Pengacara 1
!l. iou Rumah tangga
Profeslonal
.
•
Jumlah anggota kelua19<1
'
7. Pelajar I Mahaslswa
. .
•
3erapakah pengeluaran keluarga anda per bulan ?
..
.l 4
. ..
..
A
MiliK sMdh'1
'etlfl(lluarsri lerdirf dari bo/onja. l)iaya transportasl, T•g1nonnJUn
B
Milik keluarga
.op&rti PLN. Telkom. Penddil
C
Rumah dinas
D
Sewa/Kontrak
E
Lainnya: .....
.
. .
Apak;ih starus Kepemilikan rumah yang anda tsmpaf ?
Penjelasan dlsompo!kM KeJ)Bdo nssponden:
--
. . .
1pakah pekerjaan utama Kepala Keluarga ?
udeh berapa lama keluarga anda tinggal di rurnah 3ng anda tempati saat ini ?
tanun
5
Berapakah Luas tanahnya ?
m2
6
Berapakah luas bangunannya ?
m2
90
• suoen berapa lama anda rneojad pelanggan PDAM ? ......................................
16 Berapa rupiah rata-rata pengeluaran bula.nan
tahun
handphone sekeluarqa? (j1ka sda) Rp
Adakah sumber air lain yang digunakan sela'n PDAM? A
Tidak, Sumber PDAM saja (langs•ng ke nomor 10)
B
Ada, Sebulkan surnber lainnya:
17
..
A Ya I larga
tarif
kim'1J8 ;
:vaJ .sa« ;n;leb:h reooa/> ~a"lic.t1yc. p10du1t.si
Tani air PDAM bdUfTJ menoDlami
.
Pltll)f~-~1Hti;tn
setem« 6 tah1
(P9">'9Stl318ntaril rerakNrtoltuo 2UU1)
18
Dengan adanya kenaikan tarif, apakalt anda tetap aka
Apakah anda mcnggur.akan air minum dalam galon ?
menjadi pelanggan PDAM pada bulan depan
A
Tidak
A
Ya
B
Ya,
B
Tldak, Saya akan berhenti berlangganan
Oerapakah kebutuhan air galon yang
anda gunakan per buIan' eeraµa
ini?
Tani tw PDAM &f'ldung}cb1h1cndati dan'tanTdrdaer6.h st.•J.df{Jr
Beraral
:
tarun
B. Ticak
PDAM perlu mena!l«an
..
.
Apakah anda tahu bahwa Tarif PDAM Kola Bandun axan naik rata-rata 51% pada bulan April
(lanjut~an Me nomor 9)
lain dengan air dari PDAM ?
untu
?
ll&llfu:l<•n ke nomor 1S)
..
Apa yang akan men]adl sumber air setanlutnya?
.
.
narga air llu per galon ?
.
Akankah anda kembali berlangganan jil
dan pelayanan PDAM dilingkalkan ?
Yong dlmalg8Sr ~
A
Ya
rumon 0"'111, D111sanya . iem1h,k•ruh, torNIJmD, IH>.1><W
B
Tid
Klos1f1k8S1k811 Xadalam 3 plllhar.borikut
.......... · ······
A
Baik
(lanQsuno ke nomor 25)
B
Sedang
C
Kurang baik
19
Bagaim;ma debit air PDAM di rumah anda?
MengaHrseponjanQhari. hany11f)IK/lf i.t.•Ntty.w~R1)1tbrler.tv otJu
Bagaimara cara anda untuk menyi:ts
rtdakakan mengurangi konsumsi
B
Mengur.ingi konsumsi air PDAM, disubstitusi
C
Lancar
B
Sedang
C
Tidek Lancar
20
-Rp
..
"'8erapa rupiah rata-rata tagihan bulanan PLN anda? ""Rp
. rupiah rata-rata
~nda? (Ilka ada) Rp
..
Lainnya, sebutkan :
..
Jika anda tetap rnenjadi pt:!langgan PDAM, alokasi dan. dari mana yang akan dlgunakan untuk menutupl selisi'
Berapa rupiah rata-rata tagihan bulanan PDAM anda?
11116erapa
dengan:
.................................................................................
}Arttf){J kek.lN. K/osi5-kas»
A
.
taglhan
bulanan Telkom ..
kenaikan tagihan PDAM bulan April ? A
Tabungan
B
Selanja harian
c
Lainnya, sebutkan :
..
91
' Tarif yang telah dinaikkan sebesar 51 % ( rata-rata
24
Jika fasllitas dan pelayanan PDAM -jitinQkatkan, apaka
Rp.3.600,- I m"} masih lebih rendah bila dibandingkan
aoca bersedia membavar kenatkan tarif 150 % yan
daerah lain di Kata Bandung (Rp.3500 - Rp.45'JOI m3)
di1awarkan ?
dan caeran lain di Indonesia (PDAM Ser.iarang &
Peningi(atan t-aSllltas !la.• Pe!ayonan ir.i berupa pe1baikan kua/11nst
Makassar rata-rala@ Rp.4.500 I m3)
menj9d ~rrJh dan pertaii
se/amaUjam
ApaKah aooa tierseaia jika tarif saat ini (!iil~ikkan 100%? (Anoa akan memtiayar 2 x lipat dan tarw ~anq blasa anda bay.,)
A
Ya (tangsung
B
Tldak, Alasannya :
ke nomo1
A
Ya
B
tetap tidal< bersedia, At~sannya :
23)
............
. ,
.. ,
25
.
Baga1mana oendapat anda terhadap keputusan PDAM. dalam menaikan tarif air?
.
(lanjutkon ke nomor 22) •<••oOH
Jika fasilitas dan pelayanan POAM dilingkatkan.
,,
26
.
Bagaim3n3
pendapat
anda
terhadap
PDAM?
$0.'afflD24 /Ullt
YFr (lanoguno ke nomor 25)
................................ ......................................................
Tetap tidak bersed1a, Alasannya.
.
................. .......................................................
.............................
(langiuna ki no'Tior 25) Tarif yang lelah din<1ikkan sebesar 51 % ( rata-rata
27
Saran I Kritik terhadap PDAM Kota Bandung :
•Rp.3.600,- I m3) masih lebih rendah bila diband1ngkan
.......................................................................................
-
............. .. ......................................... . ...........................
Tangerang Rp.5.000 J m3, PDAM Jakarta Rp. 6.000 I
m~
.......................................................................................
-~pakah anda bersedia pka iarif saat irn dinaikkan 150 %? ·Ando akao membayar 2,6 x hpat dan tarifyang bia~e tt.nda b6y8')
Ya (langsuny ktt 11ur11a1 25) 3
Tidak. Alasannya : (lanfutKan ke nomor 24)
-ni adalah bagian akhir dari kuesioner. 'erirna kasih atas partisipasi Bapak/lbu
keputuse
Wali
O{( ~"aai /8mln dan O(J(Oo/llM kua1101as 8tr borupo lllinffl air larlc9t
~
.
.
Ponlnol<eran Fas;/i/BS dan Peloyanon ioi IUlrr11"' pett)8/)(,.,, ltvoliln
-B
•OO••••OO
100
% yang dilawarkan ?
A
..
Gatatan Surveyor :
. .