qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwerty PPKn Non Reguler 2012 uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd MAKALAH KELOMPOK 8 fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui DASAR-DASAR IPS opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg Pornografi hjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxc vbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg hjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxc vbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg ILMU SOSIAL POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL hjklzxcvbnmrtyuiopasdfghjklzxcvbn UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA mqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwert 1 yuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopas 13 Desember 2012
Penyusun : Arisma Aulia, Desca Paridana, Diah Ramadhaniz P
PPKn Non Reguler 2012
I. P E N D A H U L U A N A. LATAR BELAKANG Jangan pernah mengaggap remeh materi pornografi yang bertebaran di sekitar kita melalui berbagai media, seperti majalah, surat kabar, komik, film, VCD/DVD, video game, radio, televise dan internet. Karena mungkin sudah terbiasa melihat materi pornografi, biasa jadi kita mengaggapnya biasa saja. Padahal jelas-jelas pornografi bukan hal yang biasa saja. Pornografi adalah sebuah masalah yang bias merusak kehidupan generasi muda dan masa depan mereka akan hancur. Generasi muda memang biasanya terdorong mengonsumsi pornografi karena media pornografi yang mudah diakses di mana saja dan kapan saja. Ditambah lagi dorongan dari teman-teman atau lingkungan yang buruk. Pasti rasanya penasaran ingin melihat juga seperti teman-teman kita sudah biasa melihatanya, bahkan mereka mendorong-dorong kita untuk ikut melihat. Bagi yang belum pernah melihat terus penasaran dan bagi yang pernah melihat terus jadi ketagihan, satu hal yang harus diingatakan adalah materi-meteri pornografi ini sesungguhnya hanya menghasilkan dampak negative buat kita. Tidak ada dampak positifnya sama sekali. Temuan berikut ini dapat menjadi fakta yang menunjukkan betapa generasi muda rentan terkena dampak negatif pornografi, antara lain : Hasil investigasi LBH P2I Makasar terhadap 201 kasus perkosaan tahun 2001-2004 yang termuat di Koran, menunjukkan 56,71 % diakui pelaku akibat melihat film atau VCD porno. Fakta LBH APIK Jakarta terhadap 185 kasus kekerasan seksual yang diterimanya selama tahun 2005 menunjukkan bahwa apabila pelaku kejahatannya adalah anak-anak dan remaja, umumnya mereka melakukan kejahatan karena dipicu oleh VCD porno dan pengaruh minuman keras. Survey Perhimpunan Masyarakat Toak Pornografi (MTP) terhadap 1178 siswa SMA di DKI Jakarta pada tahun 2006 menunjukkan bahwa para pelajar yang mengakases pornogarfi disebabkan karena dua hal ; dorongan dari teman sebaya dan media pornografi yang bebas. Temuan gerakan Jangan Bugil Depan Kamera (JBDK) pada tahun 2007 menunjukkan bahwa di internet sudah ada lebih dari 500 video porno amatir yang dibuat dengan menggunakan handycam dan kamera digital lainnya, dengan 90 % di antaranya dibuat oleh pelajar dan mahasiswa. Survey Yayasan Kita dan Buah Hati (YKBH) terhadap 1675 pelajar SD di Jabodetabek pada tahun 2007 menunjukkan bahwa 98 % anak-anak kelas 4 sampai 6 SD sudah terbiasa mengakses media-media yang menampilakn pornogarfi. Fakta yang memprihatinkan ini baru sebagian saja. Masih banyak fakta lain yang menunjukkan bahaya pornografi untuk diri sendiri dan masa depan kita, juga bahayanya untuk bangsa ini ke depannya. Sebagai generasi muda, kita tidak dapat berdiam diri saja. Kalaupun kita sudah menyadari bahaya pornografi, tentu kita harus membuat teman-teman menyadari hal yang sama. Tidak memungkinkan kita kita diam saja dan mebiarkan teman-teman kita bisa rusak kehidupannya karena pornografi. Jadi, kita harus turut berpartisipasi untuk mengatasi
2
PPKn Non Reguler 2012 masalah pornografi ini. Caranya dengan memberikan pengetahuan, penyadaran dan pemahaman tentang bahaya pornografi dan bagaimana menghindarinya kepada masyarakat, khususnya teman-teman kita sesama generasi muda. B. RUANG LINGKUP Dalam makalah ini akan dibahas mengenai pengertian pornografi dari beberapa sumber, salah satunya menurut Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi. Pengertian ini sangat penting, mengingat apabila terjadi pelanggaran akan kasus pornografi, terdapat batasan-batasan. Bagi masarakat, pembatasan arti itu penting untuk mengetahui perbuatan mana yang termasuk pornografi dan mana yang tidak. Bagi penegak hukum pembatasan arti itu penting sehingga ada pedoman dalam melaksanakan tugas menegakkan undang-undang ini. Selain itu akan dibahas pula mengenai faktor media yang penggunaannya disalahgunakan untuk tindakan pornografi ini. Era globalisasi tidak dapat kita hindari lagi, terutama kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologinya. Berbagai media yang ada sekarang ini dapat menjadi sarana untuk segala tindakan pornografi. Oleh karena itu tindakan pornografi yang melalui media ini tidak bisa ditolerir lagi. Para remaja yang lebih sering Segala bentuk tindakan pornografi juga menimbulkan dampak yang negatif, terutama dari aspek medis dan aspek sosial. Dampak pornografi dari aspek medis ternyata sangat berbahaya sekali. Karena apabila kita telahh kecanduan akan tindakan pornografi maka akan merusak salah satu saraf penting yang ada di otak kita. Sedangkan dampak pornografi dari aspek sosial akan menimbulkan beberapa tindakan yang akan merusak hubungan yang baik dalam masyarakat. Dalam makalah ini juga diberikan beberapa upaya untuk menyadarkan para pemuda agar tidak terjerumus ke dalam tindakan pornografi. Serta langkah-langkah yang nyata dalam pencegahan dan penanggulangan dari korban tindakan pornografi. C. TUJUAN DAN MAKSUD Penyusunan dari makalah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dan penyadaran akan bahaya dari pornografi. Pemahaman dan penyadaran ini tujuannya agar teman –teman kita memiliki keterampilan menolak pornografi sehingga mereka bisa : - Sadar bahwa pornografi berbahaya - Bersikap tegas menolak tawaran mengonsumsi pornografi - Menjauhi teman-teman lain dan lingkungan pecandu pornografi - Mengembangkan potensi diri dengan kegiatan atau hal-hal yang positif - Mampu menggunakan media massa dan media komunikasi hanya untuk urusan yang penting dan bermanfaat - Ikut mengampanyekan penyadaran bahaya pornografi di lingkungan mereka. D. KONSEP Definisi atau pengertian pornografi dalam Undang-Undang No. 44 tahun 2008 tentang Pornografi ialah gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, gambar bergerak, animasi, kartun, percakapan, gerak tubuh atau bentuk pesan lainnya melalui berbagai bentuk media komunikasi dan/atau pertunjukkan di muka umum, yang memuat kecabulan atau eksploitasi seksual yang melanggar norma kesusilaan dalam masyarakat.
3
PPKn Non Reguler 2012 Dalam perkembangan selanjutnya, pengertian pornografi mengalami perluasan, baik dari segi makna, bentuk maupun variasinya. Perluasan pengertian ini terjadi untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman, khususnya teknologi media yang semakin canggih. Oleh karena itu, dalam berbagai kamus yang ada pada saat ini umumnya pengertian pornografi disepakati sebagai materi yang disajikan di media tertentu yang dapat dan atau ditujukan untuk membangkitkan hasrat seksual seseorang atau mengeksploitasi seks. Muatan dari materi pornografi pun berkembang. Awalnya, pornografi ‘hanyalah’ cerita atau penggambaran 2 dimensi mengenai pelacur atau tubuh tanpa busana. Namun kemudian berkembang menjadi aktivitas seksual lainnya yang berupa gambar bergerak, ekspoitatif (berlebihan), sadis, menjijikan hingga merendahkan martabat manusia, khususnya perempuan. Tampilan yang parah antara lain berisi pelecehan seksual, aktivitas seksual secara menyimpang hingga kejahatan seksual seperti perkosaan.
II. P E M B A H A S A N A. APA ITU PORNOGRAFI ? a. Sejarah “Istilah” Pornografi Kata pornografi pertama kali muncul di Inggris pada masa Ratu Victoria (18371901). Ketika itu para arkeolog baru saja menemukan peninggalan benda-benda bersejarah berupa artefak-artefak kuno dari penggalian berkas kota Pompei dan Herculanum dekat Npoli di Italia Selatan. Kedua kota ini terkubur magma dan lapisan abu akibat letusan gunung Vesuvius selama 17 abad (79-1748). Selain jimat, lampu, lukisan di dinding dan relief, ditemukan juga artefak-artefak yang melukiskan aktivitas seksual baik secara gambalAng maupun karikatural. Contoh paling ekstremnya, bentuk alat kelamin laki-laki ditemukan terpahat di trotoar. Fungsinya sebagai penunjuk arah seseorang ke rumah bordil atau tempat hiburan. Kehidupan masyarakat di Pompei yang rusak inilah, antara lain yang melahirkan istilah Pornografi yang berasal dari bahasa Yunani yaitu Porne yang berarti pelacur dan Graphe yang berarti tulisan atau gambar. Jadi sesungguhnya , pornografi merupakan istilah yang merajuk pada segala karya, baik dalam bentuk tulisan atau gambar, mengenai pelacur. Pada tahun 1857, kamus Oxford (Oxford Dictionary) mendefinisakn kata pornografi sebagai menulis soal-soal pelacur. Sementara itu kamus, Webster memberikan pengertian pornografi sebagai lukisan tak bermoral yang menghiasi dinding ruangan untuk pesta liar, seperti yang terdapat pada Pompei. Dalam perkembangan selanjutnya, pengertian pornografi mengalami perluasan, baik dari segi makna, bentuk maupun variasinya. Perluasan pengertian ini terjadi untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman, khususnya teknologi media yang semakin canggih. Pada awalnya istilah pornografi hanya merajuk pada bentuk tulisan dan gambar. Akan tetapi, sering dengan ditemukannya teknologi surat kabar, majalah, komik, fotografi, radio, televise, film (gambar bergerak), internet, CD, VCD, dan DVD , maka bentuk pornografi pun mencakup produk dari berbagai media tersebut. Muatan dari materi pornografi pun berkembang. Awalnya, pornografi ‘hanyalah’ cerita atau penggambaran 2 dimensi mengenai pelacur atau tubuh tanpa busana. Namun kemudian berkembang menjadi aktivitas seksual lainnya yang berupa gambar bergerak, ekspoitatif (berlebihan), sadis, menjijikan hingga merendahkan martabat manusia,
4
PPKn Non Reguler 2012 khususnya perempuan. Tampilan yang parah antara lain berisi pelecehan seksual, aktivitas seksual secara menyimpang hingga kejahatan seksual seperti perkosaan. Oleh karena itu, dalam berbagai kamus yang ada pada saat ini umumnya pengertian pornografi disepakati sebagai materi yang disajikan di media tertentu yang dapat dan atau ditujukan untuk membangkitkan hasrat seksual seseorang atau mengeksploitasi seks. b. Beberapa Definisi Pornografi Setelah kita mengetahui sejarah lahirnya istilah pornografi, marilah kini kita lihat beberapa definisi pornografi yang dipakai secara umum da definisi yang akhirnya dipakai oleh negara kita untuk merujuk pada kata pornografi. 1) Kamus Besar Bahasa Indonesia Kamus Besar Bahasa Indonesia merumuskan pornografi sebagai : (1) penggambaran tingkah laku secara erotis dengan lukisan atau tulisan untuk membangkitkan nafsu birahi, (2) bahan bacaan yang sengaja dan semata-mata dirancang untuk membangkitkan nafsu birahi atau seks. Jika kita telaah, rumusan dari Kamus Bahasa Indonesia ini mensyaratkan, pertama, adanya materi (tingkah laku erotis). Kedua, berupa lukisan, tulisan, bahan bacaan (melalui media). Ketiga, membangkitkan nafsu birahi atau seks. Seiring denga perkembangan teknologi media, pengertiannya kemudian juga mencakup muatan pornografi di berbagai media lain, seperti lagu dalam kaset atau CD, acara televisi, acara radio, film, komik, iklan, situs internet, billboard (papan reklame) dan sebagainya. 2) Wikipedia Wikipedia, sebuah situs kamus popular di internet, mendefinisikan porografi sebagai representasi tubuh manusia atau perilaku seksual manusia yang bertujuan untuk membangkitkan hasrat seksual. Konsekuensi dari definisi ini, bisa jadi tubuh manusia yang hadir di media tersebut sebenarnya masih menggunakan pakaian, namun teknologi media membuat gambaran tubuh manusia tersebut (representasinya) hadir selayaknya orang tak mengenakan sehelai benang pun. Kasus Sophia Latjuba saat menjadi cover di majalah Popular tahun 1999 lalu, meski ia bersikukuh masih mengenakan busana, namun menurut definisi Wikipedia dapat dikategorikan sebagai pornografi. Hal ini karena teknologi media telah membuatnya seolah-olah (representasi) tanpa busana. 3) Ensiklopedi Encarta 2008 dan English Learner’s Dictionary (1986-2008) Menurut ensiklopedi ini pornografi didefinisikan sebagai film, majalah, tulisan, fotogarfi da materi lainnya yang eksplisit secara seksual dan bertujuan untuk membangkitkan hasrat seksual. Sementara itu English Learner’s Dictionary (19862008) mendefinisikan pornografi sebagai literature, gambar, film, dan sebagainya yang tidak sopan (indecent) secara seksual. 4) UU No. 44 tahun 2008 tentang Pornografi Definisi atau pengertian pornografi dalam Undang-Undang No. 44 tahun 2008 tentang Pornografi dapat kita lihat pada Pasal 1 angka 1. Pada Bab ketentuan umum tersebut pornografi didefinisikan sebagai gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, gambar bergerak, animasi, kartun, percakapan, gerak tubuh atau bentuk
5
PPKn Non Reguler 2012 pesan lainnya melalui berbagai bentuk media komunikasi dan/atau pertunjukkan di muka umum, yang memuat kecabulan atau eksploitasi seksual yang melanggar norma kesusilaan dalam masyarakat. Definisi ini dibuat dengan tujuan untuk memberikan batasan arti. Pembatasan arti ini sangat penting bagi semua pihak. Bagi masarakat, pembatasan arti itu penting untuk mengetahui perbuatan mana yang termasuk pornografi dan mana yang tidak. Bagi penegak hukum pembatasan arti itu penting sehingga ada pedoman dalam melaksanakan tugas menegakkan undang-undang ini. Definisi pornografi pada Undang-Undang Pornogarfi ini dapat lebih menjamin kepastian dan penegakan hukum sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pelaksanaannya. Sebelum hadirnya Undang-Undang Pornografi, para penegak hukum selalu mengkaitkan kasus pornografi dengan menggunakan delik “melanggar kesusilaan” yang ada di Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) pasal 282 dan 283. Kondisi ini tentu cukup menyulitkan aparat penegak hukum. Hal ini karena dalam literatur selalu ditekankan bahwa kata “melanggar kesusilaan” ini harus dikaitkan dengan norma-norma kesusilaan yang berlaku di masyarakat. Dengan demikian hakim harus selalu menggali rasa keadilan di masyarakat mengenai apakah suatu perbuatan itu “melanggar kesusilaan” ataukah tidak. Oleh karena itu, definisi pornografi dalam Pasal 1 angka 1 UU No. 44 tahun 2008 jelas terasa lebih lengkap dan lebih tegas dibandingkan dengan ketentuan dalam KUHP tersebut. Meskipun sama-sama menyebutkan kata yang hamper mirip yakni “norma kesusilaan”, tetapi lebih tegas yakni dengan kata “norma kesusilaan yang ada di masyarakat”. Selain itu ada tambahan unsur-unsur materi pornografi berupa gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, gambar bergerak, animasi, kartun, percakapan, gerak tubuh atau bentuk pesan lainnya melalui berbagi bentuk media komunikasi dan/atau pertunjukan di muka umum, yang membuat cakupannya semakin jalas. Apalagi dengan tambahan kata “membuat kecabulan dan eksploitasi seksual” yang membuat definisi ini cukup komprehensif. B. PORNOGARFI BERBAHAYA KARENA MENGGUNAKAN MEDIA Tidak bisa dipungkiri bahwa maraknya kehadiran media komusikasi serta perkembangan teknologi informasi yang kian pesat telah turut mempermudah penyebaran materi pornogarfi. Keberadaan media massa serta teknologi komusikasi seperti internet dan handphone seolah menjadi “lading” yang subur untuk persemaian materi vulgar. Apalagi di kalangan genarsi muda teknologi internet, terutama handphone pasti sudah jadi teman akrab dalam keseharian. Bahkan anak-anak muda zaman sekarang bisa dibilang tidak bisa hidup tanpa hape. Fakta pun menunjukkan bahwa melalui media-media internet dan telepon genggam tersebutlah materi-materi pornogarfi itu kini mudah diakses. Di internet misalnya, orang sangat dimudahkan oleh aplikasi mesin pencari. Salah satu fenomena yang terjadi di Indonesia adalah pada tahun 2006 Indonesia merupakan negara di urutan ke-7 yang masyarakatnya banyak mengakses pornografi di internet melalui kata kunci “sex”.
6
PPKn Non Reguler 2012 Sedangkan pada tahun 2008, Indonesia merupakan negara ke-3 tertnggi yang warganya menjadi pengakses pornografi, naik dua jenjang dari peringkat ke-5 di tahun 2007. Apalagi jika kita menyimak data akses pornografi di internet berikut ini : 4,2 juta situs porno dengan 100.000 situs diantaranya adalah pornografi anak. 1 dari 3 pengunjung situs porno adalah perempuan. Kunjungan ke situs porno turun 50 %, tetapi ke situs jejaring sosial naik tajam dengan usia mayoritas pengunjung 18-24 tahun (Reuters Bill Tancer, Periset di Hitwise, internet tracking company dalam bukunya : Click : What million People are Doing Online & Why It Matters) Orang lebih suka gambar atau video setengah telanjang di situs jejaring sosial dari pada di situs porno. Thomas “Tom” Anderson, co-founder atau president MY SPACE : dulu jalankan situs porno TeamAsia.com & pernah jadi incaran FBI sebagai hacker sistem computer Chase Manhattan Bank Sama seperti di internet, materi pornografi pun muncul pada media komunikasi lainnya, yakni handphone. Sepanjang tahun 2008-2009 ada beberapa materi porno berupa adegan hubungan suami istri yang tersebar luas ke masyarakat. Di antaranya adegan tersebut dilakukan oleh siswa SMA di Trenggalek yang berdurasi 1 menit 26 detik (detiksurabaya : 19/5/2009), lalu oleh pelajar kelas III SMP Negeri 3 Tulungagung, Jawa Timur (ANTARA News).Pornografi jelas tidak bisa ditolerir lagi. Ada beberapa alasan mengapa materi berisi pornografi yang tersebar di media-media komunikasi tersebut berbahaya : 1) Media-media tersebut (koran, televisi, majalah, internet, komik, dan lain sebagainya) saat ini sangat mudah diakses. Dengan harga koran yang relative murah, setiap orang bisa membelinya. Apalagi jika sudah siang hari, biasanya harga koran pagi semakin murah. Begitu juga dengan televisi. Saat ini banyak orang tua yang memfasilitasi anaknya dengan televisi tersendiri di kamarnya. Pun demikian pula dengan internet. Relatif murahnya harga komputer atau laptop serta modem semakin memudahkan setiap orang untuk memiliki fasilitas internetsendiri. 2) Media tersebut penyebarannya sangat massif. Sekali terbit, ribuan atau bahkan ratusan ribu eksemplar koran yang disebar ke berbagai wilayah. Jadi ketika media-media tersebut menampilkan meteri pornografi, sudah barang tentu bisa terakses oleh sekian banyak orang tersebut. 3) Khalayak pengakses media tersebut bersifat heterogen. Pengguna media tersebut sangat heterogen baik dari segi usia, pendidikan, status sosial ekonomi atau yang lainnya. Mulai dari eksekutif muda sampai pelajar dan mahasiswa. C. DAMPAK PORNOGRAFI : ASPEK MEDIS DAN SOSIAL Banyak orang mempermasalahkan pornogarfi hanya karena aspek moral, yaitu eksploitasi seks yang dijadikan komoditi dianggap HARAM oleh norma agama dan TABU oleh masyarakat. Padahal pornografi bukan hanya soal aspek moral saja. Banyak fakta yang memperlihatkan, bahwa masalah pornografi ternyata punya dampak negatif juga secara medis dan sosial. Supaya lebih jelas, disini kami bahas dampak pornografi dari sudut
7
PPKn Non Reguler 2012 pandang medis dan sosial. Pengetahuan ini penting, agar kita dapat menjelaskan secara utuh tentang bahaya pornografi kepada masyarakat dan kepada teman-teman kita. Dampak Medis Dari sudut pandang medis, paling tidak pornografi dapat menyebabkan empat hal, yaitu : kerusakan otak, penyimpangan seksual, penyebaran penyakit menular seksual, dan penyebaran HIV-AIDS. Menurut pakar bedah syaraf, Dr. Donald Hilton, pornografi yang memuat gambaran tentang eksploitasi seks dapat membuat seseorang kecanduan. Ia akan terdorong untuk mengonsumsi pornografi berulang-ulang setalah ia menyaksikannya untuk pertama kali. Kondisi ini, secara ilmu syaraf bila tidak segera diatasi akan merusak fungsi otak bagian depan, yaitu pre frontal cortex. Padahal pre frontal cortex mempunyai fungsi yang sangat penting, yaitu menjadi eksekutif otak, yaitu tempat kontrol diri, mengambil keputusan, mengatur emosi, mengorganisasi, dan merencanakan. Singkatnya, pre frontal cortex inilah yang membedakan cara berpikir manusia dengan hewan. Pakar lain yang juga mengungkapkan tentang dampak pornografi secara medis adalah Victor B. Cline. Cline adalah seorang psikiater yang menangani banyak pasien bermasalah akibat keterlibatan mereka dalam mengonsumsi pornografi. Setelah melakukan serangkaian penelitian selama bertahuntahun, ia menyimpulkan bahwa ada tahap-tahap efek pornografi yang dialami oleh mereka yang rutin mengonsumsi pornografi. Tahap tersebut adalah : 1) 2) 3) 4)
Tahap kecanduan (addiction) Tahap eskalasi (escalation) atau ingin sesuatu yang lebih Tahap kepekaan yang hilang (desensitization) Tahap pelampiasan (act-out)
Dampak Sosial Efek yang paling nyata dari pornografi adalah rangsangan seksual. Pada saat seseorang mengonsumsi (menyaksikan, membaca, mendengar) pornografi, umumnya ia akan merasakan rangsangan seksual. Dalam hal ini yang lebih rentan terkena efek rangsangan seksual adalah anak-anak dan remaja. Alat reproduksi pada usia ini baru bertumbuh dan mental juga sedang terbentuk, sehingga sangat sensitif terhadap materi pornografi. Inilah yang dikhawatirkan akan menimbulkan kasus-kasus hubungan seks di masa remaja, yang pada gilirannya akan melahirkan banyak masalah sosial, seperti : 1) Budaya hidup permisif (serba boleh), termasuk seks bebas di kalangan generasi muda. 2) Kehamilan di usia remaja yang menyebabkan putus sekolah. 3) Children having children (remaja melahirkan), yang dapat membahayakan jiwa si ibu dan juga bayinya. 4) Aborsi, seringkali dilakukan secara illegal dan membahayakan keselamatan si ibu. 5) Orang tua tunggal, karena sang ayah yang tidak mau bertanggung jawab. 6) Terjadinya perceraian, perselingkuhan, hingga kekerasan dalam rumah tangga.
8
PPKn Non Reguler 2012 7) Terjadinya kejahatan seksual dipicu pornografi yang menimpa orang-orang terdekat (keluarga), seperti pencabulan, sodomi, perkosaan. D. MENYADARKAN PEMUDA AGAR TIDAK TERJERUMUS PORNOGRAFI Setelah kita mengetahui pornografi secara utuh, mulai dari definisi, dampak, serta bagaimana generasi muda sampai terjerumus mengonsumsi pornografi bahkan menjadi penyebaranya, maka kini saatnya kita untuk menularkan kesadaran yang sudah kita peroleh itu kepada teman-teman kita sesama generasi muda yang lain. Yaitu mengajak temanteman kita untuk juga sadar bahwa pornografi itu merusak dan harus dijauhi. Untuk mempermudah kita membuka pintu hati teman-teman kita menerima penjelasan dari kita tentang bahaya pornografi, bertikut ini ada beberapa strategi yang dapat dilakukan sehingga argumentasi kita diterima mereka : 1) Lakukanlah gerakan penyadaran terus menerus jangan pernah lelah. Kita dapat menunjukkan bukti-bukti konkrit dampak pornografi di lapangan. 2) Sampaikan bahwa pornografi itu berbahaya bahkan laten ! Maksudnya, orang yang sudah kecanduan pornografi tidak akan terlihat secara kasat mata bahwa dia adalah seorang pecandu. Hal ini karena pornografi menyerang otak. Sehingga apabila tidak dicegah sejak dini, mak otak yang rusak akibatpornografi akan mempengaruhi perilaku dan orientasi seksual seseorang, yang berakibat buruk pada dirinya, dan bahkan pada orang lai di sekitarnya. 3) Tunjukan data dan fakta kasus pornografi yang membuat masa depan suram. 4) Ajak melakukan kegiatan alternatif yang positif. E. LANGKAH-LANGKAH PENCEGAHAN Pada bab sebelumnya, kita telah tahu bagaimana menyadarkan sesama generasi muda untuk tidak terjerumus pornografi. Pada bab ini, kita akan membahas beberapa tindakan konkrit lainnya untuk membekali kaum muda agar punya imunitas terhadap pornografi, yaitu : 1) Pengetahuan tentang melek media (media literasi) 2) Pentinganya pengetahuan kesehatan reproduksi. 3) Penguatan spiritual 4) Aktivitas sosial. F. LANGKAH-LANGKAH PENANGGULANGAN PADA KORBAN PORNOGRAFI Ketika kita terlibat jauh dalam isu pornografi ini, kita pasti akan bertemu dengan teman-teman yang ternyata sudah kecanduan pornografi. Berikut ini adalah hal-hal yang dapat kita laukan untuk menolong teman-teman kita yang sudah terlanjur kecanduan pornografi tersebut, agar dapat berperilaku normal kembali. Yaitu : 1) Memotivasi pecandu untuk sembuh. 2) Keluar dari lingkungan atau kebiasaan lama. 3) Bentuk kelompok pendukung (support group) dengan konselor atau terapis. 4) Tingkatkan spiritualitas.
9
PPKn Non Reguler 2012 G. MEMAHAMI UU NO. 44 TAHUN 2008 TENTANG PORNOGRAFI Undang-Undang Pornografi dikenal dengan UU No 44 tahun 2008 tentang Pornografi. Disahkan pada tanggal 30 Oktober 2008 dan diundangkan pada 26 November 2008. Undang-Undang Pornografi terdiri dari 8 Bab dan 45 pasal. Secara umum UndangUndang Pornografi dapat kita bagi menjadi 3, yaitu : 1) Definisi Pornografi penting untuk kita pahami karena definisi inilah masyarakat dan aparat penegak hukum memberikan batasan arti tentang pornografi. Pembatasan arti ini sangat penting bagi semua pihak. Bagi masyarakat, pembatasan arti itu penting sehingga dapat mengetahui perbuatan apa yang yang termasuk pornografi dan mana yang tidak. Bagi penegak hukum pembatasan arti itu penting sehingga ada pedoman dalam melaksanakan tugas menegakkan undang-undang ini. Bab 1 Pasal 1 (1). Pornografi adalah gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, gambar bergerak, animasi, kartun, percakapan, gerak tubuh, atau bentuk pesan lainnya melalui berbagai bentuk media komunikasi dan/atau pertunjukkan di muka umum, yang memuat kecabulan atau eksploitasi seksual yang melanggar norma kesusilaan dalam masyarakat. 2) Pornografi yang dilarang. Di dalam UU No 44 tahun 2008 tentang Pornografi, yang termasuk pornografi yang dilarang adalah pornografi yang memuat persenggamaan, kekerasan seksual, masturbasi, ketelanjangan, alat kelamin, atau pornografi anak. Ketentuan ini dapat kita lihat di Bab 2 mengenai larangan dan pembatasan Pasal 4 ayat 1. Sementara itu, kegiatan yang dilarang dalam undang-undang ini adalah seluruh kegiatan yang dapat dikategorikan sebagai memproduksi atau membuat, mendistribusi atau menyediakan, dan memanfaatkan atau mengonsumsi materi pornografi yang memuat pornografi yang dimaksud pada Pasal 4 ayat 1. Sedangkan untuk pornografi yang diatur, sebagaimana yang tercantum pada pasal 13 dan 14, adalah pembuatan, penyebarluasan dan penggunaan pornografi yang memuat selain dari pasal 4 ayat (1). Tujuan pengaturan ini adalah untuk melindungi anak-anak dan remaja agar mereka tidak terpapar pornografi karena aksesnya sudah dibatasi berdasarkan peraturan pemerintah. Bab II Pasal 14 : Ketentuan mengenai syarat dan tata cara perizinan pembuatan, penyebarluasan, dan penggunaan produk pornografi untuk tujuan dan kepentingan pendidikan dan pelayanan kesehatan dan pelaksanaan ketentuan. 3) Perlindungan anak dan peran serta masyarakat. Dapat kita lihat pada Bab III dan Bab IV. Perlindungan Anak pada Undang-Undang Pornografi diataur dalam bab tersendiri, yaitu pada Bab III. Pada Bab III ini terdiri dari 2 pasal, yaitu Pasal 15 dan Pasal 16, yang intinya setiap orang berkewajiban melindungi anak dari pengaruh pornografi dan mencegah akses anak terhadap informasi pornografi. Pasal 16 dari Undang-Undang Pornografi ini mengamanatkan kepada Pemerintah untuk membuat peraturan pemerintah mengenai pembinaan, pendampingan, serta pemulihan sosial, kesehatan fisik dan mental setiap anak yang menjadi korban atau pelaku pornografi.
10
PPKn Non Reguler 2012 III. P E N U T U P A. KESIMPULAN Kita sudah tahu banyak hal tentang pornografi, dari bahayanya sampai aturanaturannya yang sudah disahkan. Bahayanya jelas sekali, undang-undangnya pun tegas sekali. Lalu apa yang kemudian kita lakukan setelah mengetahui dan memahami itu semua ? Yang pertama tentu saja kita akan jadi lebih waspada terhadap materi-materi pornografi yang tersebar di berbagai media dengan akses yang begitu mudah dan murah. Lalu setelah kita berhasil menghalau semua pengaruh itu, sekarang tugas kita adalah mengajak teman-teman kita untuk juga menjauhi segala bentuk pornografi. Makalah ini dapat menjadi bekal bagi anda untuk bebicara soal pornografi dengan teman-teman. Tetaplah yakin bahwa apa yang kamu lakukan sudah benar. Kamu sudah berusaha menyelamatkan teman-teman dari kerusakan yang ditimbulkan oleh pornografi. Selain itu atas kebaikan yang telah anda lakukan, Tuhan pasti akan membalasnya dengan kebaikan pula. Kemudahan-kemudahan yang kamu dapatkan dalam hidup kamu hari ini dan hari depan, bisa jadi merupakan buah dari kebaikan yang telah anda lakukan saat ini. Jadi teruslah berbuat baik, ajak teman-teman anda untuk menjauhi pornografi. B. SARAN Agar mahasiswa sadar bahwa pornografi berbahaya. Karena pornografi itulah bisa menimbulkan dampak negatif dari aspek medis dan sosial. Bersikap tegas menolak tawaran mengonsumsi pornografi merupakan bentuk pencegahan akan bahaya yang akan ditimbulkan oleh pornografi. Menghindari teman-teman dan lingkungan pecandu pornografi, karena jika kita tidak menghidari hal tersebut kita bisa terpengaruh akan pornografi. Mengembangkan potensi diri dengan kegiatan atau hal-hal yang positif. Kita juga harus mampu memanfaatkan media massa dan media komunikasi hanya untuk urusan yang penting. Pengawasan penggunaan internet untuk anak-anak harus diawasi dan diperhatikan dengan baik agar anak-anak dapat memanfaatkan internet untuk hal-hal yang bermanfaat. Ikut mengampanyekan penyadaran bahaya pornografi di lingkungan masyarakat agar tidak lebih banyak masyarakat yang terjerumus dalam bahaya pornografi.
IV. D A F T A R P U S T A K A Azimah Soebagijo, dkk, Ayo Ajak Teman-Teman Kita Sadari Bahaya Pornografi. Jakarta : Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga. 2009 Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi Kamus Besar Bahasa Indonesia Wiekipedia
11