qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwerty uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq Introduction To Logic /Pengantar Logika wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui For Beginner / Untuk Pemula opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg hjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxc vbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg hjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxc vbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg hjklzxcvbnmrtyuiopasdfghjklzxcvbn mqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwert yuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopas 5/21/2016
Mochammad Tanzil Multazam,S.H., M.Kn. https://orcid.org/0000-0002-6373-1199
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Table of Content
1. 2. 3. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Filsafat Ilmu Bahasa Ilmiah Teori Metode Ilmiah Proposisi Penalaran Langsung Penalaran Tidak Langsung Silogisme Kategorik Silogisme Kondisional Silogisme Hipotetik Stephen Downes Fallacies
This is an open access under the CC BY license (http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/)
DOI: 10.6084/m9.figshare.4001307
FILSAFAT ILMU I.
II.
III.
IV.
V.
VI.
Cabang Filsafat Filsafat terbagi menjadi beberapa cabang yakni : 1. Filsafat Sosial = mempertanyakan persoalan masyarakat a. Filsafat Moral/Etika = menentukan baik buruk suatu perbuatan b. Filsafat Keindahan/estetika = menentukan indah jelek suatu objek (filsafat ini melahirkan ilmu budaya, seni, arsitektur, dsj) c. Filsafat Pemerintahan 2. Filsafat Alam =mempertanyakan persoalan alam semesta a. Fisika = mengkaji gejala alam yang tidak hidup b. Hayati = mengkaji gejala alam yang hidup 3. Filsafat Pengetahuan = mempertanyakan persoalan tentang “pengetahuan” sebagai suatu disiplin ilmu a. Filsafat Ilmu = mempertanyakan persoalan tentang “ilmu” sebagai suatu disiplin ilmu (science of science) 4. Metafisika = mempertanyakan hakekat suatu objek atau benda yang ada di dunia (“meta”= setelah atau dibalik, “fisika” = hal-hal di alam) a. Filsafat Ketuhanan = mempertanyakan persoalan tentang hakekat tuhan b. Filsafat Manusia =mempertanyakan persoalan tentang hakekat manusia Kajian/Pendekatan Filsafat sekaligus obyek formal filsafat ilmu (obyek materialnya “ilmu” itu sendiri) 1. Ontologi = Hakekat yang dikaji (secara kualitatif/memiliki kualitas tertentu atau tidak/pembeda dari lainnya, secara kuantitatif/ tunggal atau jamak/dilihat dari perbedaan obyek formal dan materiilnya ex. Hukum pidana, hukum internasiona, HTN = Hukum publik, karena obyek materiilnya sama kepentingan umum, namun berbeda obyek formalnya/fokus perhatiannya) 2. Epistimologi = cara mendapatkan pengetahuan ilmiah yang benar (metode ilmiah) 3. Aksiologi = Nilai Kegunaan Ilmu Penunjang Berfilsafat 1. Bahasa 2. Logika 3. Matematika 4. Statistika Ruang Lingkup Filsafat Ilmu 1. Problem demarkasi/limitasi = pembedaan aktivitas ilmiah dengan aktivitas pengetahuan lainnya. 2. Problem Induksi = bagaimana menjustifikasi landasan pengetahuan ilmiah 3. Problem reduksi = hubungan antara satu ilmu dengan ilmu lainnya 4. Problem deklarasi/eksplanasi = cara menjelaskan. Berupa hipotesa, model, teori, atau hukumhukum ilmiah. 5. Problem berhubungan dengan dinamika pengetahuan ilmiah=mengamati perubahan pengetahuan ilmiah, suatu evolusi dan revolusi, ataurasional dan irasional. Manfaat 1. Membantu bersikap kritis terhadap pengetahuan ilmiah yang diperolehnya dari pandangan atau teori yang berasal dari orang lain maupun diri sendiri. 2. Membantu pelaksanaan penelitian karena filsafat ilmu membahas metode ilmiah untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah. Hakikat Pengetahuan A. Sumber (John Hospers) : 1. Pengalaman/Inderawi 2. Nalar = cara berpikir/logika a. Logika alamiah/naturalis/Mantiq Al-Fitri (Salah satu dari ide bawaaan yakni akal/cipta, syahwat/rasa, kehendak/karsa ketiganya dipengaruhi faktor eksternal dan di saring oleh qalbu yang wajib disinari wahyu/cahaya) b. Logika ilmiah/Mantiq As-Suri 3. Otoritas = hal yang disampaikan oleh orang yang berwibawa 4. Intuisi = prose kejiwaan yang menghasilkan pernyataan berupa pengetahuan (tafakur, meditasi, bertapa)
5. Wahyu = hal yang disampaikan tuhan lewat kitab suci dan diikuti norma agama, yang diawali dengan kepercayaan. (saya percaya tuhan itu ada) 6. Keyakinan = hal yang tidak diikuti norma agama, melainkan hasil pematangan dari kepercayaan. (saya yakin tuhan itu ada) B. Dari sumber menghasilkan 2 Jenis Pengetahuan (Soejono Soemargono): 1. Pengetahuan Ilmiah = mendapatkannya melalui metode ilmiah 2. Pengetahuan Non Ilmiah = tidak didapatkan melalui metode ilmiah Keduanya dapat berupa pengetahuan produksi (seni), praktis (etika, ekonomi,politik) dan teoritis (filsafat, matematika dan metafisika) (Aristoteles).
VII.
C. Dari sumber menghasilkan 4 tingkatan pengetahuan(Plato) : 1. Pengetahuan Ekasia (Khayalan)/bayangan/gambaran 2. Pengetahuan Pistis (Substansial)/Inderawi 3. Pengetahuan Dianoya (Matematika)/Inderawi + cara berpikir 4. Pengetahuan Noeis (Filsafat)/Ide untuk mewujudkan kebaikan, kebenaran, keadilan Hakikat Ilmu A. Definisi Ilmu Adalah kumpulan pengetahuan yang dirangkai menggunakan metode ilmiah dan telah dibuktikan kebenaran maupun kevalidannya. B. Komponen Ilmu : 1. Masalah ilmiah 2. Sikap ilmiah (objective, curiousity, speculativeness, tidak tergesa-gesa menyimpulkan) 3. Metode ilmiah 4. Aktivitas ilmiah/penelitian ilmiah 5. Kesimpulan 6. Pengaruh ilmu, bagi lingkungan atau bagi/dalam masyarakat C. Trikotomi Ilmu (The Liang Gie) : Satu kesatuan yang saling berinteraksi antara metode, pengetahuan, dan aktivitas, itulah ilmu.
BAHASA ILMIAH I.
Pendahuluan 1. Komunikasi itu menggunakan tanda atau tanda-tanda 2. Suatu tanda itu terdiri dari tiga term yakni : a. Objek/peristiwa sebagai sesuatu = T1 b. Objek/peristiwa sebagai penjelasan/makna dari sesuatu = T2 c. Penerjemah atau orang yang bisa menghubungkan T1 dengan T2 3. Tanda itu terbagi menjadi tanda alamiah dan tanda konvensional 4. Tanda alamiah adalah gejala atau peristiwa alamiah yang mendahului gejala atau peristiwa alamiah lainnya. 5. Tanda konvensional adalah tanda yang sengaja diciptakan manusia untuk berkomunikasi. Tanda tersebut disepakati oleh manusia baik secara eksplisit atau terang-terangan maupun secara di implisit atau diam-diam. 6. Tanda konvensional ini disebut juga sebagai lambang atau simbol 7. Lambang dibedakan menjadi dua yakni lambang verbal dan lambang non verbal 8. Lambang verbal adalah lambang yang berupa perkataan. 9. Perkataan adalah bunyi atau tanda-tanda (tulisan/coretan) yang mempunyai arti berdasarkan konvensi (kesepakatan). Inilah yang disebut bahasa. 10. Makna dari suatu bunyi atau tanda tidak selalu melekat satu sama lain, adakalanya bunyi dan tanda sama tetapi makna berbeda, atau tanda sama namun bunyi dan makna berbeda, atau makna sama namun tanda dan bunyi berbeda. 11. Lambang non verbal adalah lambang yang tidak berupa perkataan biasa. 12. Lambang non verbal terbagi menjadi lambang stenografis dan lambang ilustratif 13. Lambang Stenografis merupakan singkatan-singkatan tertentu atau tanda-tanda singkat lainnya. (huruf stenografis, piktogram, simbol matematis (√,∞,≠,≥,≡,−,∕,+, x), simbol logikal (∩,A,S,O,I,E,P,Q), ideogram, logogram) 14. Lambang Ilustratif merupakan tanda yang disertai contoh konkret untuk menunjukkan atau membuktikan sesuatu. II. Istilah-Istilah 1. Term adalah kata atau susunan kata yang berfungsi sebagai subyek atau predikat atau penghubung dalam suatu bentuk penalaran. 2. Proposisi adalah pernyataan dalam bentuk kalimat yang dapat dinilai benar atau salahnya yang terdiri dari sekumpulan term. III. Tingkatan Akal Budi 1. Aprehensi Sederhana = catch knowledge from experience or thinking activities => melahirkan ide atau gagasan without questioning true or false => melahirkan Konsep => diwujudkan dalam bentuk lambang-lambang, verbal/nonverbal 2. Keputusan = categorize two or more concept and linking it with affirming or denying one concept to another => menentukan subjek atau predikat dari term => penilaian (konsep sama atau tidak) => menghasilkan proposisi
3. Penalaran = memahami sekumpulan proposisi yang disebut proposisi anteseden (sebab) => melahirkan proposisi konsekuen => menghubungkannya => jadilah Argumen IV. Term Sebagai Subyek 1. Dari Jenisnya a. Posistif’= penegasan adanya sesuatu (pintar, kaya, sehat, gemuk) b. Negatif = diawali kata tidak, tak, non, atau bukan (tidak kaya, tak sehat, tak pintar) c. Privatif = tidak adanya sesuatu (kurus, miskin, sakit, bodoh) 2. Dari Luasnya a. Universal = mengikat keseluruhan bawahannya tanpa terkecuali (rumah, satpam, polisi, mahasiswa) b. Partikular = mengikat banyak bawahan tetapi dibatasi (sebagian rumah, ada polisi, banyak mahasiswa) c. Singular = mengikat hanya satu bawahan. Terdiri dari : 1) Nama unik = nama yang memberi identitas berlanjut obyeknya (gubernur bali sekarang, gedung tertinggi di kampus, mobil ini, sepeda itu) 2) Nama diri = ada identitas dan hanya diberikan padanya dilingkungan itu. (Suharno, Patrick, Umsida) 3. Dari Isinya a. Kolektif = sifat yang bisa dipasangkan pada kelompok dan mengikat sejumlah objek yang membentuk kesatuan dan berfungsi sama, namun tidak bisa dipasangkan pada individu dari kelompok itu. (Bangsa Indonesia ramah, Mahasiswa Umsida pintar-pintar, Timnas Spanyol itu kuat, Klub Real Madrid tidak pernah kalah) Nb. Kalau Universal mengikat seluruh inividunya, namun kalo kolektif mengikat keseluruhan tapi tidak mengikat individunya. (Klub Real Madrid adalah juara dunia/Universal), (Klub real madrid sangat kuat/Kolektif) b. Individual = hanya mengikat individu dalam suatu kelompok (Anggota Tentara itu telah siap tempur) Nb. Kalau individual terkait dengan kelompok, namun kalau singular tidak ada kaitannya dengan kelompok. (Critiano Ronaldo adalah pemain bola yang sangat rajin, dan dia adalah Gelandang Real Madrid /Individual), (Cristiano Ronaldo ternyata seorang playboy/singular). 4. Dari Maknanya a. Konkret = menunjukkan suatu benda dengan bentuk atau sifatnya b. Abstrak = menunjukkan suatu bentuk atau sifat tanpa bendanya 5. Dari Pemahamannya a. Mutlak = dapat dipahami dengan sendirinya tanpa perlu dihubungkan dengan kata lain (kursi, Babi, Anjing, Kodok, Meja) b. Relatif = tidak dapat dipahami dengan sendirinya dan harus selalu ada hubungannya dengan benda lain. (Presiden, Nenek, Ibu, Ayah, Direktur) 6. Dari Cirinya a. Sederhana= hanya satu sifat (ada,kosong, mati) b. Jamak = banyak sifat (kerbau) 7. Dari Artinya
a. Univok =maknanya jelas dan tidak membingungkan (pulpen, pensil, kasur) b. Ekuivok = mengandung makna lebih dari satu sesuai penggunaan(bunga bank, bunga tanaman) c. Analog = pemakaian dan makna aslinya berbeda tetapi masih ada persamaan (bunga desa) d. Ambigu = bermakna lebi dari satu sesuai penafsiran (hukum, demokrasi, pelanggaran) 8. Dari Fungsinya a. Bermakna/konotatif = memiliki denotasi dan konotasi (Manusia) (denotasi = barang yang dicakup/ masodak (contoh kret dari konotasi), konotasi = sifat-sifat tertentu yang melekat/mafhum(pengertian yang diberikan)) Contoh. “Kursi” adalah benda mati berkaki yang memiliki permukaan datar sehingga dapat di tempati oleh pantat untuk duduki.(konotasi), kursi kayu, kursi besi, kursi kantor, kursi makan (denotasi) Rumus : Semakin bertambah konotasi, semakin sempit denotasi. b. Tak Bermakna/non konotatif = tidak memiliki denotasi (gatot kaca, nyi blorong) V. Term Sebagai Predikat Al-Kulliyyah al-Khamsah/ Predikabilia/Predicable 1. Genus/Jenis/Jins = term yang bisa diucapkan untuk mengikat barang yang banyak namun berbeda hakikatnya ketika bersekutu. Mahluk Hidup a. Jenis tinggi/jauh /ba’id/’aly = tidak ada lagi jenis diatasnya / induk dari semua induk, ada jenis di bawahnya. b. Jenis menengah/wasath = ada jenis diatasnya, dan ada jenis di bawahnya. c. Jenis rendah/qarib/safil = ada jenis diatasnya, dan tidak mempunyai jenis di bawahnya, yang ada hanya spesia/Nau’. 2. Spesia/kelas/Nau’ = term yang mempunyai beberapa hakikat yang sama dan patut dipakai sebuah jawaban dari pertanyaan perihal benda itu sendiri. Ex. Manusia itu na’u dari hewan, parto dan ngatiyem itu nau’ dari manusia 3. Differentia/sifat pembeda/fasal/Al-fasl= term yang membedakan antara jenis satu dengan jenis lainnya, namun mereka masih terikat dengan sifat jenis induknya. Dibagi lagi menjadi 2 : a. Fasal ba’id, membedakan dengan jenis terjauh example berpikir bagi jenis manusia b. Fasal qorib, membedakan dengan jenis terdekat example berperasaan bagi jenis manusia 4. Propria/sifat khusus/Khos/Al-khassah = sifat suatu spesia sebagai akibat sifat pembeda yang dimilikinya (dampak dari sifat pembeda) Ex. Sifat Berpikir Manusia melahirkan sifat khusus seperti menikah, mendirikan negara, membuat perjanjian, berbudaya. Ex. Sifat berperasaan manusia melahirkan sifat khusus marah, tertawa, sedih, menangis, terkejut. 5. Accidentia/sifat umum/’Arodl/Al’arad= sifat yang tidak harus dimiliki oleh setiap spesia (gemuk, kurus, rusak, terawat, ceroboh, bernafas,mortal).
BAHASA ILMIAH 2 I.
Definisi Cara untuk memahami konotasi atau aspek komprehensi, dengan membuat batasan-batasan. Mendefinisi adalah identifikasi karakteristik suatu kata agar bisa membedakannya dengan kata yang lain. Karakteristik adalah genus dan differentia dari suatu kata tersebut. Menyebutkan genus untuk mengetahui benda sejenis yang dicakup genus tadi, setelah tahu benda sejenis apa saja yang di cakup genus maka dengan menambahkan differentia maka kita akan sampai pada penjelasan kata yang kita definisikan. A. Jenis Definisi 1. Definisi Nominal Menerangkan dengan melakukan kajian terhadap namanya. a. Memberikan persamaan kata (Sinonim). Ex. Kongres = Musyawarah b. Memberikan asal usul kata (etimologis). Ex. Demokrasi = Demos dan kratos Definisi jenis ini hendaknya dihindari dalam suatu karya ilmiah karena sebenarnya tidak menerangkan makna term tersebut, bahkan kadangkala berlainan dengan makna yang dimaksud, atau malah berputar-putar/tautologis. 2. Definisi Riel Menerangkan dengan menunjukkan realitas atau hakikat barang itu sendiri. (Ada tiga cara melakukannya yakni : 1. Menunjukkan sifat khas atau hakiki (disebut juga sebagai definis logis/essensial). Diawali dengan menunjukkan genus terdekatnya, kemudian menunjukkan differentianya. Example : Meja itu apa ? meja adalah benda konkret salah satu perabotan rumah tangga atau kantor atau kelas yang memiliki permukaan datar dan ditopang oleh kaki-kaki penahan namun tidak peruntukkan untuk duduk. 2. Kumpulan sifat-sifat (disebut juga sebagai definisi deskriptif) Menyebutkan sifat-sifat dari suatu barang sehingga dengan jelas dapat menerangkan suatu term hingga dapat dibedakan dengan term lainnya. Example : Hukum itu apa? hukum adalah memaksa, mengikat, untuk mewujudkan keadilan, untuk mengatur masyarakat, tidak boleh disimpangi, tidak boleh diabaikan, tegas, harus ditaati, bisa tertulis dan tidak tertulis. 3. Sebab-sebab dan atau tujuannya. Menyebutkan sebab terjadinya terma dan/atau tujuan dari adanya term. Example : Hujan itu apa? hujan adalah air yang jatuh dari langit yang disebabkan oleh proses kondensasi pada awan yang diawali dengan menguapnya air di bumi dengan tujuan untuk membasahi bumi dengan air tawar yang kemudian digunakan untuk menopang kehidupan manusia. B. Aturan membuat definisi 1. Harus bisa dibolak balik antara term dengan definisinya atau konvertible atau omni et solli. (bolak-balik) Example : a. Manusia adalah mahluk hidup yang bernafas, maka mahluk hidup yang bernafas adalah manusia (ini tidak tepat karena tidak hanya manusia yang merupakan mahluk hidup yang bernafas).
b. Komputer adalah perangkat listrik yang digunakan untuk mengetik. (tidak tepat karena ada juga mesin ketik eletrik) 2. Tidak boleh dalam bentuk negatif. (negatif) Karena tidak menjelaskan maknanya, meskipun benar maksudnya, sedangkan membuat definisi sama halnya membuat batasan agar dipahami maknanya. Example : a. Mati adalah tidak hidup. b. Hidup adalah tidak mati. c. Mobil adalah bukan sepeda motor. d. Meja adalah bukan kursi. Namun, boleh menggunakan bentuk negatif jika kata yang hendak didefinisikan tersebut merupakan kata privatif atau yang tidak bisa didefinisikan kalau tidak menggunakan bentuk negatif atau hakikatnya memang negartif (buta, tuli, buntung, miskin, bodoh). Example : a. Miskin adalah keadaan diri seseorang yang tidak memiliki kemampuan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari. b. Yatim Piatu adalah anak yang tidak lagi mempunyai orang tua karena telah meninggal. 3. Tidak boleh terlalu luas atau terlalu sempit. (luas/sempit) Bentuk kesatan berpikir = Too Broad and Too Narrow Terlalu luas bisa bermakna dua yakni : a. cakupan atau aspek ekstensi atau denotasi menjadi terlalu luas. Example : 1) Merpati adalah burung yang dapat terbang cepat. (ada burung lain yang bisa terbang cepat selain merpati) 2) Anjing adalah binatang berkaki empat yang menyusui (banyak binatang berkaki empat lain yang menyusui selain anjing) b. definisi berisi genus. Example : 1) Merpati adalah Burung 2) Meja adalah perabot rumah tangga Terlalu sempit bisa bermakna dua yakni : a. Cakupan atau aspek ekstensi atau denotasi menjadi tidak tercakup semua. Example : 1) Kemiskinan adalah suatu keadaan saat anda tidak punya uang. (ada orang yang punya uang tapi tidak bisa memenuhi kebutuhan hidupnya dan itu termasuk miskin) 2) Kekayaan adalah segala bentuk hasil pertanian. (selain hasil pertanian seperti tabungan, tanah, batu mulia juga termasuk kekayaan) b. Definisi berisi spesia. Example : 1) Burung adalah Merpati 2) Hewan adalan Anjing 4. Tidak boleh menggunakan kata yang didefinisikan. (berputar) Bentuk Kesesatan berpikir Circular Definition/Tautologis Example :
a. Filsafat Hukum adalah Filsafat dalam bidang hukum. b. Logika adalah ilmu tentang hukum-hukum logika. c. Pidana adalah hukuman kepada pelaku tindak pidana. 5. Tidak boleh menggunakan istilah-istilah atau kata-kata yang justru membingungkan, istilahistilah itu bisa berupa kata kiasan (plastik bahasa/majas) atau kata yang bermakna ganda/bias atau bahasa yang hanya bisa dimengerti ahlinya/yang membuat pernyataan. (bingung) Bentuk kesesatan berpikir = obscurum per obscurius (menjelaskan sesuatu dengan keterangan yang lebih tidak jelas)/Failure to Elucidate Example : a. Hukum adalah panglima tertinggi dalam suatu negara. (kata kiasan) b. Komodo adalah kadal raksasa yang mengerikan. (Bias/bermakna ganda) c. Cantik itu jika sesorang berhasil mencapai puncak nilai estetika. (Hanya dimengerti ahlinya atau yang membuat pernyataan) Boleh menggunakan kata kiasan namun harus diberikan qarinah (kata penghubung dan penegas yang menghubungkan kata kiasan dengan makna yang dimaksud). Example. Wajah Berseri adalah bulan purnama yang tersenyum (Khalimi) 6. Tidak boleh bertentangan dengan term yang didefinisikan (self contradictory). Bentuk kesesatan berpikir = conflicting condition Example : a. Surat ijin mengemudi hanya bisa didaptkan dengan syarat : a. tidak punya SIM sebelumnya, b. punya kendaraan, c. punya pengalamana mengemudi sebelumnya, b. Suatu masyarakat bisa dikatakan bebas jika mereka bebas menyatakan pendapat berdasarkan dengan peraturan yang berlaku, II. Klasifikasi Cara untuk menentukan denotasi atau menentukan cakupan dari suatu konotasi atau aspek komprehensi. Ada dua cara melakukannya yakni : A. Pembagian Menentukan Spesia/Kelas/Nau’ dari suatu Jenis (Genus/Genera) 1. Pembagian Realis Pembagian berdasarkan bahan yang meyusunnya, disebut juga pembagian essensial. Example : a. Komputer terbagi menjadi monitor, cpu, mouse, keyboard, power supply, speaker, microphone. b. Meja terbagi menjadi kaki dan permukaan datar. c. Meja terbagi menjadi kayu, paku, cat. d. Manusia terbagi menjadi badan dan jiwa. 2. Pembagian Accidentia Pembagian spesia/kelas berdasarkan sifat-sifat yang menyertainya. Disebut juga pembagian accidentia. Terbagi menjadi 3 yakni : a. Spesia dibagi menurut accidentianya. (Manusia dibagi atas bahagia, sedih, takut, marah, jijik, terkejut)
b. Accidentia dibagi menurut subjeknya (Gerak dibagi atas molar, molekuler, atomis) c. Accidentia dibagi lebih lanjut dengan accidentia. (putih dibagi atas terang, gelap, kelabu, berkilau, lembut) 3. Pembagian Logis Pembagian genus menjadi spesia/kelas atau spesia/kelas menjadi sub spesia/kelas, bukan kelas menjadi sifat, atau kelas menjadi bagian-bagian yang menyusunnya. Ada dua cara melakukannya yakni : a. Secara Universal Membagi genus ke dalam semua species, dari term khusus menjadi term umum yang tercakup didalamnya (cara ini membutuhkan pengetahuan yang cukup terhadap term khusus yang tercakup, karena harus tercakup semua). Example : 1) Genre film terbagi atas aksi, perang, biografi, petualangan, fantasi, kejahatan, horor, misteri, cerita seru, animasi, komedi, drama, dokumenter, sejarah, musikal, percintaan, fiksi ilmiah, olah raga, koboi, silat. 2) Permainan daring terbagi atas Massively Multiplayer Online First-person shooter (MMOFPS), Massively Multiplayer Online Real-time strategy (MMORTS), Massively Multiplayer Online Role-playing games (MMORPG), Cross-platform online play (CPOP), Massively Multiplayer Online Browser (MMOB), Simulation games, Massively Multiplayer Online Social Game (MMOSG). b. Secara Dikotomi Membagi genus dengan cara memecah menjadi dua golongan dengan sifat pembedanya adalah “ada” atau “tidak ada”nya suatu kualitas tertentu. Example : 1) Film terbagi menjadi mendidik dan tidak mendidik. 2) Mobil terbagi atas berbahan bakar bensin dan non bensin. 3) Permainan daring terbagi atas berbayar dan tidak berbayar 4) Ponsel terbagi atas android dan non android 5) Baju terbagi atas resmi dan non resmi. 6) Laki-laki terbagi atas impoten dan tidak impoten. 7) Perempuan terbagi atas melahirkan dan tidak melahirkan 4. Hukum Pembagian : a. Pembagian harus utuh, lengkap, tuntas, adekuat (memadai/memenuhi syarat), tidak ada yang terlewatkan, perlu pengetahuan yang cukup, lebih mudah jika membagi dengan kontradiktoris (per sic et non). b. Pembagian tidak boleh tmpang tindih, satu sama lain harus eksklusif, berbeda, bagian yang satu harus terpisah dari yang lain, bagian yang satu tidak boleh mencakup bagian yang lain. Contoh tidak eksklusif : tas di bagi menjadi merah, merah maron, hijau, hijau daun, merah hati, perak, emas, biru tua, biru. c. Pembagian tidak boleh menggunakan lebih dari satu dasar, agar menghasilkan spesia yang seragam. Suatu dasar pembagian dapat dipilih sehubungan dengan maksud pembagian, tetapi apabila telah dipilih maka sebaiknya jangan diubah selama proses
masih berlangsung. Misal dibagi berdasar warna, bahan, ras, fungsi, tujuan. Contoh tidak seragam : tas di bagi atas mahal, kulit, ransel, piknik. d. Pembagian harus rapi, tidak boleh lompat, maksudnya setiap pembagian harus bertolak dari jenis atau kelas yang lebih tinggi ke yang lebih rendah tanpa mengabaikan jenis atau kelas yang ada di bawahnya. Contoh yang tidak rapi : Genre film terbagi atas komedi slapstik, drama melankolis, sejarah negara, pahlawan super, tanpa mebaginya terlebih dahulu menjadi komedi, drama, sejarah, fiksi ilmiah. e. Pembagian harus mempunyai tujuan tertentu yang hendak dicapai, dan hasilnya sesuai. Misal : bertujuan untuk menemukan definisi Sapi, maka berhenti pada sapi sebagai Spesia/Nau’/Kelas. Yang kemudian dibagi secara accidentia atau realis. B. Penggolongan Menentukan suatu genera/genus/Jenis dari bermacam-macam spesia yang ditemukan. 1. Alam Penggolongan yang disusun atas kecerdasan kita yang didasari dengan pengetahuan. Ini dibagi menjadi dua yakni : a. Berdasarkan persamaan. Sapi, kuda, kambing, anjing, kucing, kesemuanya itu digolongkan menjadi hewan yang menyusui atau melahirkan atau b. Berdasarkan perbedaan. Sapi, kuda, kambing, meskipun punya kesamaan namun juga punya perbedaan, kuda berjari ganjil, sedangkan sapi dan kambing berjai genap. Contoh : kita menemukan kecoa, lalat, tawon, lebah, semut, laba-laba, kesemuanyanya itu kita golongkan menjadi insekta dengan menyisihkan laba-laba, karena dia archnida, meskipun sama-sama berjenis arthropoda, yang berarti kita menggolongkan dengan melihat perbedaan dan persamaan karena kita mengetahuinya. 2. Buatan Penggolongan yang disusun berdasarkan satu sifat untuk tujuan atau manfaat tertentu. Contoh : kita menggolongkan buku milik kita sesuai dengan pengarangnya karena untuk memudahkan kita melihat buku siapa yang belum kita miliki. Kita menggolongkan sepatu kita sesuai dengan tahun pembeliannya, sehingga bisa diketahui sepatu mana yang tahan lama atau sering dipakai. Atau kita menggolongkan wortel, kacang, tomat, bayam, kangkung sebagai sayuran, karena biasanya benda-benda tersebut dipakai untuk memasak sayur. Pada intinya penggolongan buatan adalah penggolongan untuk memudahkan.
Skema bekerjanya akal budi
1
Akal Budi
Indera
Klasifikasi
2
3
TM. 2 Skema Akal Budi.mmap - 30/09/2015 -
Idea
konsep obyektiif (menangkap esensi atau obyek dari suatu konsep)
Penentuan subjek predikat
Proposisi Anteseden/Premis (kumpulan)
Perkataan
definisi
Keputusan (menentukan suatu konsep termasuk/terkait konsep lainnya)
Penalaran
Proposisi
Proposisi konsekuen/Kesimpulan
Argumentasi
Menemukan teori yang benar dengan berdasar dari teori lain yang sudah ada, diwujudkan dalam bentuk premis. Obversi Konversi Penalaran/Inferensi langsung Kontraposisi Inversi Kategorik Konjungtif Jenisnya
Hipotetik
Disjungtif Kondisional
Metode Dilemma
Deduksi
Penalaran/Inferensi tidak langsung
Silogisme
Term Tengah Term Mayor Term Minor Unsurnya Premis Mayor Premis Minor Kesimpulan
salah satu premisnya adalah proposisi universal
ciri
Kesimpulan bersifat konklusif, meskipun sebenarnya masih bersifat probabel jika ada teori lain yang membantahnya, karena ilmu itu tidak pernah berpretensi untuk mendapatkan pengetahuan yang sifatnya mutlak
Hasil Metode
Cara Mendapatkan Teori Yang Benar dan tepat
menemukan teori yang benar dengan membandingkan premis satu dengan lainnya yang bersumber dari pengamatan indrawi.
Metode Kesamaan Metode Perbedaan Bentuknya
Enumerasi Sederhana
Metode Inferensi Induktif Mill
Metode Gabungan Kesamaan dan Perbedaan Metode Residu
Generalisasi
Metode Variasi Keseiringan
Hasilnya
Proposisi Universal
Metode Argumentatif
Induksi
Argumen Analogikal
w,x,y,z punya 2 x,y,z punya 3 maka w juga punya 3
Bentuknya Deskriptif
Analogi
menggambarkan dengan gerakan secara jelas dan hidup
Non Argumentatif Eksplanatif Hasilnya Hasil metode
ciri
Proposisi Singular atau partikular
kesimpulan bersifat probabilitas
premisnya terdiri dari proposisi singular atau partikular atau gabungan keduanya
TM. 2 Cara Mendapatkan Teori Yang Benar dan tepat.mmap - 30/09/2015 -
membandingkan dengan sesuatu yang sudah dikenal
buku terdiri dari kertas, sampul, dan di jilid.
menjelaskan berdasarkan bagiannya atau faktornya menjelaskan berdasarkan keadaan dan kondisi
Fungsinya
menjelaskan suatu fakta
jantung manusia tidak bisa dipakai untuk kuda
bentuknya menjelaskan berdasarkan hubungan sebab akibat menjelaskan berdasarkan fungsinya
karena hujan turun seseorang memakai payung
jantung bagi tubuh
Kebenaranya sudah teruji/sudah sesuai fakta
Teori
Teori Umum
Berlaku universal
berlaku di semua tempat, keadaan, dan permasalahan dalam kelas atau spesia yang dinyatakannya
teori gravitasi newton Teori Hukum Murni Hans Kelsen
Macamnya
Teori Khusus
TM. 2 Teori.mmap - 14/09/2015 -
teori thomas robert malthus bahwa pertumbuhan penduduk itu menurut deret ukur sedangkan ketersediaan pangan mengikuti deret hitung
berlaku hanya pada kondisi dan situasi tertentu dan pada kelas yang dinyatakannya
dokter mendiagnosa pasien pelajar mediagnosa masalah dia tidak bisa memahami pelajaran
kebenarannya belum teruji namun beranjak dari fakta
jika memakai metode deduksi
Valid/Tepat
penalaran dilakukan sesuai aturannya
a priori
disusun berdasar akal
jenis relatif frekuensi
disusun berdasar statistik atas data empiris
uang coin jika dilemparkan peluang untuk terlihat sisi muka adalah 50% karena hanya terdiri dari 2 sisi
100 orang mahasiswa yang telah disurvey ternyata 40 perokok, maka 60 puluhnya adalah bukan perokok, jadi 60% mahasiswa adalah bukan perokok
jumlah satuan peristiwa sam yang dijadikan landasan untuk menarik kesimpulan. peristiwa A, B, C, D, E, semakin banyak peristiwa yang sama semakin tinggi derajatnya.
Jumlah satuan memperlihatkan kesamaan
Bentuknya jika memakai metode induksi
Hipotesa
jumlah aspek hal yang bersangkutan memperlihatkan kesamaan
probabilitas
Argumen
kekuatan kesimpulan dalam pertautan dengan premisnya
jika A menyimpulkan dengan puasa dia dapat kurus turun 10Kg seperti B, maka derajat kemungkinannya cukup kuat karena B turun 25Kg
jumlah disanalogi atau perbedaan yang berkaitan dengan kesimpulan
1 orang kurus karena puasa, 1 orang lainnya meniru namun ternyta budaya berbukanya berbeda
semakin banyak dissimilasi di antara fakta-fakta dalam premis maka semakin kuatlah argumen (perbedaan dalam premis)
A orang surabaya sekolah di umsida sukses, B orang sidoarjo sekolah di umsida sukses c orang aceh sekolah di umsida sukses maka sekolah diumsida membuat orang sukses. (semakin jelas perbedaan A, B, dan C maka semakin kuat argumennya)
penilaian derajatnya
Penilaian Teori
metode puasanya sama, cara berbuka sama, berat badan sama, kesehatan sama.
1. Korespondensi, pernyataan benar jika mencerminkan kenyataan sebaimana adanya
Isinya
Kebenaran/Sesuai dengan fakta
Teori Kebenaran
2. Koherensi, pernyataan benar jika sesuai dengan penyataan lain yang sudah diakui sebagai benar 3. Pragmatik, Pernyataan itu benar jika efektif mendatangkan manfaat bagi manusia. 4. Intersubjektivitas, pernyataan benar jika disepakati benar oleh orang lain atau pakar sekeahlian.
TM. 2 Metode Ilmiah.mmap - 30/09/2015 -
bisa dikatakan predikatnya tidak menjadi keharusan bagi subjeknya sehingga kebenarannya perlu diuji dengan bukti empirisnya
anjing itu pintar terdiri dari spesia dengan accidentianya
Bentuk
gadis itu cantik Rockfeller itu kaya
kebenranannya kita tentukan dengan induks dan pengalaman
proposisi empiris
Sintetik/a posteriori disebut juga
open system statements
mengenai dunia konkret sehari-hari
A Posterirori statements
kebenrannta tidak dapat dipastikan sebelumnya, melainikan sesudahnya atas dasar pengalaman
Sumbernya anjing adalah hewan
bisa terdiri dari genus dengan spesia Bentuk bisa terdiri dari spesia dengan differentia
Closed System Statements
Analitik/a priori Disebut juga
Agreement statements
anjing adalah hewan yang menyalak
kebenaran kita tentukan sendiri sehingga tidak perlu diperdebatkan atau dicocokkan dengan fakta
benar karena sudah disetujui bersama
teori-teori ilmu pasti, ilmu ukur, alam, dsj
satu meter adalah 100 cm A priori statements
bisa dikatakan predikat sudah terkandung dalam subjek atas dasar analisis subjek (deduksi) sehingga bukan pengetahuan baru TM. 6 Sumber Proposisi.mmap - 25/05/2015 -
yang sebelumnya sudah kita pastikan kebenarannya hukum itu memaksa
term Subjek
disingkat menjadi "S"
term Predikat
konsep yang hendak dipastikan pengakuan atau penyangkalannya termasuk atau tidak dalam konsep pada term predikat
disingkat menjadi "P"
seseorang yang mengambil barang orang lain untuk dikuasainya adalah pencuri
seseorang yang mengambil barang orang lain untuk dikuasainya adalah pencuri
konsep yang hendak dimasuki oleh subjek.
dengan kopula dapat melihat proposisi dari sudut kualitasnya kata "adalah" disini tidak sama dengan kata "adalah" pada definisi, jika pada definisi menyatakan arti/makna, pada proposisi menyatakan hubungan.
Indonesia negara hukum
Kopula
kata atau perkataan yang menyatakan term subjek termasuk atau tidak termasuk dalam term predikat, atau hubungan term subyek dengan term predikat
tersembunyi jika "adalah" atau sejenis
tidak semua persekutuan perdata berbadan hukum
proposisi afirmatif/positif tidak tersembunyi
seseorang yang mengambil barang orang lain untuk dikuasainya adalah pencuri Indonesia adalah negara hukum
Unsur-Unsur Proposisi
jika "adalah bukan" atau sejenis
proposisi negatif
seseorang yang mengambil barang orang lain untuk tidak dikuasainya adalah bukan pencuri
dengan quantifier dapat melihat proposisi dari sudut kuntitasnya meski tidak disebut "semua" tapi penyebutan "seseorang" mengacu pada setiap orang
jika "semua" atau sejenis
proposisi universal seseorang yang mengambil barang orang lain untuk dikuasainya adalah pencur i
jika suatu quantifier tidak tercantum dengan jelas maka kita harus memahami hubungan pengertian antara subjek dengan predikatnya
Quantifier
kata atau perkataan yang menunjukkan jumlah anggota kelas yang termasuk dalam term subjek
meski tidak disebut "beberapa" tapi perkataan "tidak semua" mengacu pada "beberapa"
jika "beberapa" atau sejenis
proposisi partikular
tidak semua pelaku tindak pidana dihukum penjara beberapa perjanjian diawali dengan MoU meski tidak disebut "seorang" tapi kalimat tersebut dapat dinyatakan "seorang yang bernama ahmad adalah seorang raja"
jika "seorang" atau "sebuah"
proposisi singular Ahmad adalah raja sebuah film berjudul "mahabarata" adalah membosankan seorang bernama andre adalah pelaku pembunuhan
TM. 6 Unsur Proposisi.mmap - 12/06/2015 -
Proposisi Kategorik
proposisi yang menyatakan sesuatu tanpa adanya syarat
kopulanya selalu berupa "adalah" atau "adalah bukan" atau "bukan" atau "tidak" atau "adalah tidak"
pencuri adalah pelaku tindak pidana penipu adalah bukan orang jujur orang jujur tidak menipu
kopulanya berupa "jika....., maka....", atau "apabila......, maka.....", atau "manakala....., maka....." kopula menghubungkan sebab dan akibat
Bila A adalah B maka A adalah C
apabila engkau telah melakukan perjanjian dia, maka lahirlah perikatan antara kau dan dia jika kau mencuri dengan merusak kunci rumah, maka hukumanmu 7 Tahun.
Bentuknya
manakala mobil gadis itu datang, saya akan sembunyi di belakang pohon Bila A adalah B maka C adalah D jika merger ini batal, perusahaan ini harus mengajukan pailit ke pengadilan
Proposisi Kondisional
jika ingin jadi hakim, maka sekolah hukum jika fajar telah terbit, maka masuk waktu subuh keharusan
Bentuk Proposisi
jika perseroan terbatas melakukan rups, maka seluruh pemegang saham akan diundang
hubungannya
Proposisi Hipotetik
Proposisi yang menyatakan kebenaran dengan adanya syarat, dan terdiri dari dua proposisi kategorik
jika matahari telah terbit maka waktu subuh habis
kebiasaan
apabila perusahaan ini melakukan merger, maka akan ada pergantian direksi jika ada demonstrasi yang dilakukan oleh mahasiswa, maka ada ban yang terbakar Seorang hakim adalah perempuan atau laki-laki
Proposisi Disjungtif
Kopulanya bervariasi berupa "jika bukan....., maka.....", atau "........atau......", atau "........kalau tidak .......adalah". Pada intinya kopulanya menunjukkan bahwa "proposisi itu benar, ini salah" atau sebaliknya.
Proposisi disjungtif sempurna, secara eksklusif mengingkari alternatif yang lain, karena kontradiktif
perjanjian adalah ditaati atau diingkari pelaku tindak pidana dipidana penjara seumur hidup atau non pidana penjara seumur hidup Notaris itu membuat akta autentik atau waarmerking
Proposisi disjungtif tidak sempurna, tidak secara eksklusif mengingkari yang lain, bahkan dimungkinkan sama-sama benar
Advokat berkewajiban memberikan pelayanan litigasi atau non litigasi Dia sedang berlari atau mendengarkan musik
kopula menghubungkan dua buah alternatif
Proposisi Konjungtif
Kopulanya bervariasi, karena bisa berwujud dua proposisi hipotetik, atau dua proposisi kategoris, atau gabungan keduanya pada intinya proposisi ini menyatakan bahwa dua hal yang bersifat kontraris tidakmungkin benar pada saat bersamaan
TM. 7 Bentuk Proposisi.mmap - 19/06/2015 -
jika kamu berada disini maka tidak mungkin kamu berada disana seorang yang mati tidak mungkin hidup pada waktu yang bersamaan
Universal Positif
Lambangnya "A" dari huruf hidup pertama kata latin "Affirmo" yang artinya saya mengakui/mengiyakan
Partikular Positif
Lambangnya "I" dari huruf hidup kedua kata latin "Affirmo" yang artinya saya mengakui/mengiyakan
Singular Positif
Lambangnya "A" sama dengan universal positif karena sama-sama mengakui secara keseluruhan
Rumus = semua S adalah P
Rumus = Sebagian S adalah P
Bentuknya Universal Negatif
Lambangnya "E" dari huruf hidup pertama kata latin "Nego" yang artinya saya menyangkal
Partikular Negatif
Lambangnya "O" dari huruf hidup kedua kata latin "Nego" yang artinya saya menyangkal
Singular Negatif
term dinyatakan terdistribusi jika term itu ditujukan kepada semua anggota kelas yang bersangkutan
Rumus = Semua S bukan P
Rumus = Sebagian S bukan P
Lambangnya "E" sama dengan Universal Negatif karena sama-sama menyangkal secara keseluruhan
patut diingat bahwa indikator negatif atau tidaknya suatu proposisi bukan dari ada atau tidaknya kata "bukan", "tidak", atau "non" dalam proposisi, namun hanya jika kata-kata tersebut menjadi kopula maka proposisi tersebut dapat dikatakan sebagai proposisi negatif
Setiap orang yang tidak mentaati peraturan lalu lintas adalah pelaku tindak pidana
proposisi universal postif
contoh Setiap orang yang tidak melakukan kejahatan tidak dipidana
proposisi universal negatif
Term S terdistribusi
Term P tidak terdistribusi
Proposisi Tradisional pada Proposisi Kategorik
Proposisi A
contoh
namun ada kalanya term P tedistribusi seperti Proposisi " semua mahluk ciptaan tuhan", atau "Hakim itu adalah Sueb", atau "advokat itu adalah hebat", atau "peraturan dibuat oleh penguasa"
Undang-undang dibuat oleh DPR bersama-sama dengan Presiden Akta notaris adalah akta autentik
Term S terdistribusi Term P terdistribusi Proposisi E
Overmacht adalah tidak dipidana Contoh
pembuatan akta jual beli tanah adalah bukan kewenangan notaris
Term S tidak terdistribusi Term P tidak terdistribusi Proposisi I
tidak semua perjanjian dapat dibatalkan secara sepihak Contoh
Distribusinya
sebagian perjanjian memiliki format yang ditentukan oleh undang-undang
Term S tidak terdistribusi Term P terdistribusi Proposisi O contoh
beberapa perjanjian tidak memiliki format yang ditentukan oleh undang-undang tidak semua pencurian dihukum maksimal 5 tahun penjara
Semua hukum pidana adalah hukum publik
ini merupakan proposisi A, term "hukum pidana" disitu merujuk pada semua anggota kelas "hukum pidana", sedangkan term "hukum publik" disitu tidak merujuk pada semua anggota kelas "hukum publik"
contoh
beberapa pencurian tidak menggunakan kekerasan
Mnaemonic/kata baru untuk mengingat sesuatu
TM. 7 Bentuk Proposisi Tradisional.mmap - 12/06/2015 -
AsEdItOp
ini merupakan proposisi O, term "pencurian" disitu tidak merujuk pada semua anggota kelas "pencurian", sedangkan term "menggunakan kekerasan" merujuk pada semua anggota kelas "menggunakan kekerasan".
Peraturan Tertulis adalah hukum Proposisi A koversinya I Sebagian hukum adalah peraturan tertulis tidak semua tuntutan jaksa dikabulkan hakim Proposisi I konversi I juga
Konversi/Pembalikan
kehidupan manusia bukan mencari uang saja
dengan catatan, harus juga merubah kuantitas tanpa merubah kualitas
menukar kedudukan subyek dengan predikat dan sebaliknya
tidak semua yang di kabulkan hakim adalah tuntutan jaksa
Proposisi E konversinya E juga mencari uang saja bukan kehidupan manusia beberapa tersangka adalah bukan terdakwa Proposisi O tidak dapat dikonversikan beberapa terdakwa adalah bukan tersangka
salah
Pembunuh itu berdarah dingin
tambahkan kata-kata yang menjelaskan cakupan predikat agar makna jelas
Manusia yang berdarah dingin adalah pembunuh itu
Konstitusi adalah unsur deklaratif berdirinya suatu negara A menjadi E Konstitusi adalah bukan non-unsur deklaratif berdirinya suatu negara sebagian undang-undang berlaku I menjadi O sebagian undang-undang tidak tak berlaku Mengubah kualitas pernyataan aslinya
Obversi
Dengan catatan, tanpa merubah kuantitasnya Peraturan daerah tidak dibuat Bupati E Menjadi A Peraturan daerah non dibuat Bupati Beberapa lembaga negara tidak dibentuk oleh undang-undang O menjadi I beberapa lembaga negara non dibentuk oleh undang-undang
hukum di buat oleh penguasa
proposisi awal Obversi
hukum bukan dibuat oleh non penguasa
Proposisi A yang dibuat oleh non penguasa adalah bukan hukum
Konversi Obversi
yang di buat oleh non penguasa adalah non hukum
Proposisi awal
Proposisi I
Obversi
Konversi
teknik eduksi/membuat pernyataan yang maknanya sama
Kontraposisi
Menukar kedudukan subyek dan predikat dan mengontradiksikan masing-masingnya
proposisi di obversi kemudian di konversi, dan di obversi lagi.
Sebagian manusia melakukan kejahatan
Sebagian manusia adalah bukan non pelaku kejahatan tidak bisa di konversikan
Proposisi awal Obversi
Hukum bukan tuhan
Hukum adalah non-tuhan
Proposisi E Menjadi O Konversi Obversi
Penalaran Langsung Berdasarkan satu proposisi
Sebagian yang non-tuhan adalah hukum Sebagian yang non tuhan adalah bukan non hukum
Proposisi Awal Obversi
Sebagian polisi tidak korupsi
Sebagian Polisi non korupsi
Proposisi O menjadi O Konversi Obversi
Sebagian yang non korupsi adalah Polisi Sebagian yang non korupsi adalah bukan non polisi
Hanya untuk Proposisi A dan E saja Bila A maka hasil I Bila E Maka Hasil O Proposisi Asli
1. Obversi
Bila A maka proses di mulai dari
2. Konversi
3. Obversi
Inversi
Mengkontradiksikan subyek dan predikat proposisi aslinya
Pedoman
4. Konversi
Proposisi Asli 1. Konversi 2. Obversi
politik luar negeri adalah kewenangan pemerintah pusat politik luar negeri adalah bukan non kewenangan pemerintah pusat Semua yang non kewenangan pemerintah pusat adalah bukan politik luar negeri semua yang non kewenangan pemerintah pusat adalah non politik luar negeri Sebagian yang non politik luar negeri adalah non kewenangan pemerintah pusat Genosida adalah bukan pelanggaran HAM ringan Pelanggaran HAM ringan adalah bukan genosida Pelanggaran HAM ringan adalah non genosida
Bila E maka proses di mulai dari 3. Konversi
4. Obversi patt diinggat teknik ini hanya berlaku jika predikat hanya berlaku bagi subyeknya atau dalam satu genus
TM. 9 Penalaran Langsung Berdasarkan satu proposisi.mmap - 01/06/2015 -
Sebagian yang non genosida adalah pelanggaran HAM ringan Sebagian yang non genosida adalah bukan non pelanggaran HAM ringan
subyek dan predikat sama
Baraja adalah cakap hukum
Kontradiktori
A dengan E
singular
Baraja adalah tidak cakap hukum Gundala adalah seorang hakim
Kontrari
Gundala adalah seorang jaksa
A dengan A
subyek sama dan predikat berbeda
PT Berkah Mulya adalah berdiri tahun 1987
Independen
kedua proposisi menampilkan permasalahan yang sama sekali terpisah
penjelasannya
independen/ bebas/ tidak berkaitan
PT Berkah Mulya adalah memiliki banyak aset
benar salahnya proposisi pertama tidak dapat dijadikan menentukan benar salahnya proposisi kedua
Sifatnya
salah satu subyek hukum adalah manusia perjanjian adalah berlaku selayaknya undang-undang bagi pembuatnya
contohnya
kedua proposisi mempunyai makna yang sama
penjelasannya
ekuivalen/ persamaan
jika proposisi yang satu benar maka benar pula proposisi yang lain, begitu pula sebaliknya
Sifatnya
badan hukum adalah subyek hukum contohnya
salah satu subyek hukum adalah badan hukum kedua proposisi memiliki subyek predikat sama, namun kuantitas dan kualitasnya berbeda
penjelasannya
Penalaran Langsung Berdasarkan dua proposisi
Kontradiktori/ Kontradiksi/ pertentangan
tidak mungkin salah atau benar keduanya, karena harus ada satu yang benar
sifatnya
contohnya, hanya bisa terjadi dalam dua bentuk
Proposisi E dengan I
tidak semua manusia adalah tidak zoon politicon Manusia adalah tidak zoon politicon Tidak semua manusia adalah zoon politicon
kedua proposisi memiliki subyek dan predikat yang sama, kuantitas yang sama yakni universal, namun kualitasnya berbeda
universal dan partikular penjelasannya Kontrari/ Kontraris/ perlawanan
manusia adalah zoon politicon
proposisi A dengan O
salah keduanya atau salah satu saja
sifatnya
tindak pidana adalah di hukum penjara contohnya, hanya bisa terjadi dalam satu bentuk
penjelasannya Sub-Kontraris/ sub-kontrari/ setengah perlawanan
sifatnya
proposisi A dengan E
tindak pidana adalah tidak di hukum penjara
Kedua proposisi memiliki subyek dan predikat yang sama, kuantitas yang sama yakni partikular, namun kualitasnya berbeda
benar keduanya atau benar satu saja Sebagian tindak pidana adalah dipidana
contohnya, hanya bisa terjadi dalam satu bentuk
penjelasannya
sifatnya
proposisi I dengan O
Kedua proposisi memiliki subyek dan predikat yang sama, kualitas yang sama, namun kuantitasnya berbeda
benar keduanya, salah keduanya, atau satu benar dan satu salah
Implikasi/ mencakup
Hukum Perdata mengatur masalah keperdataan proposisi A dengan I contohnya, hanya bisa terjadi dalam dua bentuk proposisi E dengan O
TM. 9 Penalaran Langsung.mmap - 01/06/2015 -
Sebagian tindak pidana adalah tidak dipidana
Tidak semua hukum perdata mengatur masalah keperdataan Hukum Bisnis tidak mengatur masalah sanksi pidana Beberapa hukum bisnis tidak mengatur masalah sanksi pidana
Tum re, tum sensu, terminus esto triplex
Latius hos quam praemissae conclusio non vult
Nequaquam capiat medium conclusio fas est
Aut semel aut iterum, medius generaliter esto
Honda supra itu bebek, gunawan suka makan bebek, gunawan suka makan honda supra
hanya boleh memiliki tiga term atau tiga konsep dalam bentuk term tengah, term mayor, term minor (Kesalahan ekuivokasi)
Jika term mayor atau term minor bersifat partikular dalam premis, tidak boleh bersifat universal pada konklusinya
term tengah tidak boleh berada di konklusi, karena yang boleh berada di konklusi hanyalah Term Mayor dan term minor
Term Tengah minimal satu kali (term tengah muncul dua kali) bermakna distributif/terdistribusi (mencakup semua kelas)
Kaidah Silogisme Kategorik Utraque is praemisa neget, nihil inde sequitur
Term mayor "manusia" awalnya tidak terdistribusi, menjadi terdistribusi pada konklusi. (ingat rumus AsEdItOp)
Andi adalah manusia, Badu adalah bukan Andi, Badu adalah bukan manusia
Andi adalah koki, semua koki manusia, andi adalah koki
karena fungsi Term Tengah hanya untuk menghubungkan dua premis, bukan menjadi konklusi, kalau Term tengah menjadi konklusi, tidak ada pengetahuan baru yang didapatkan.
Beberapa manusia adalah penjahat, andi adalah manusia, andi adalah penjahat
tidak boleh kedua premis berkualitas negatif, karena cara bekerja silogisme kategorik adalah membandingkan dua term (konsep) dengan satu term tengah (penghubung), jika keduanya berbeda dengan term tengah atau penghubungnya maka tidak ada konklusi
Term Tengah "bebek" bermakna ganda, shingga dapat dikatakan ada empat term yang berbeda dalam silogisme tersebut
term tengah "manusia" tidak terdistribusi pada kedua premis (perhatikan premis minor dengan mengingat rumus AsEdItOp)
Roti bukan hewan, anjing bukan roti, jadi anjing bukan hewan
Roti bukan batu, motor bukan batu, jadi motor bukan roti
Sebagian orang kaya kikir, sebagian advokat kaya, jadi sebagian advokat kikir
In hil sequitur geminis ex particularibus unguam
Tidak ada konklusi yang pasti jika kedua premis kuantitasnya partikular
Ambae affirmantes generae negantem
Sebagian yang pintar berdebat adalah advokat, andi adalah pintar berdebat, jadi andi adalah advokat
Jika kedua premis kualitasnya adalah afirmatif maka konklusinya harus afirmatif
advokat pintar berdebat, andi adalah advokat, andi tidak pintar berdebat
apabila salah satu premis negatif maka konklusi juga negatif
Peiorem sequitur semper conclusio partem
distribusi konklusi tidak boleh melebihi premis.
apabila salah satu premis partikular maka konklusi juga partikular apabila apabila salah satu premis negatif dan partikular maka konklusinya juga negatif dan partikular
TM. 10 Prinsip Silogisme Kategorik.mmap - 19/06/2015 -
ini konklusi dan premis benar tapi prosedur tidak valid, karena ada dua pelanggaran yang terjadi, yakni term tengah tidak ada yang terdistibusi dan kedua premis berkualitas negatif
Semua wanita bisa melahirkan, karena wanita memiliki rahim yang bisa dibuahi oleh sperma, Ani adalah wanita, jadi Ani bisa melahirkan
Silogisme dengan premis kausal, Salah satu premis atau keduanya disambung dengan pembuktian
Epicherema
Manusia adalah fana, jadi pasti akan mati
Enthymema Silogisme yang dipersingkat, salah satu premis, atau kesimpulannya dilewati
Enthymema
Bentuk lengkapnya
Silogisme Kategorik Tersusun Polisillogisme
Sorites
Hukum itu mengikat, undang-undang adalah hukum, undang-undang adalah mengikat, DPR membuat undang-undang, jadi DPR membuat hal yang mengikat, Badrun adalah anggota DPR, jadi, Badrun membuat hal yang mengikat.
Silogisme yang dideretkan sedemikian rupa sehingga konklusi dari silogisme sebelumnya menjadi premis silogisme sesudahnya
merupakan jenis dari polisilogisme, bedanya dalam sorites hanya ada satu konklusi, setiap predikat pada proposisi sebelumnya menjadi subyek pada proposisi sesudahnya, terus berlanjut sampai pada konklusi yng berisi subyek pada proposisi pertama dan predikat pada proposisi terakhir
Semua yang fana akan mati, manusia adalah fana, jadi pasti akan mati
Manusia bekerja adalah untuk mendapatkan makan, manusia mendapatkan makan adalah untuk bertahan hidup, manusia bertahan hidup adalah untuk beribadah kepada tuhanNya, jadi manusia bekerja adalah untuk beribadah kepada tuhanNya.
Silogisme Kategorik term mayor Premis mayor Term tengah
predikat dari konklusi term yang menghubungkan term minor dan mayor, untuk membandingkan keduanya dan mendapatkan konklusi
Proposisi antesedent subyek dari konklusi
term minor
Silogisme Kategorik Tunggal
Terdiri dari 2 proposisi kategorik
Premis minor term tengah
term mayor Proposisi konsekuen
catatan
TM. 10 Ragam Silogisme Kategorik.mmap - 19/06/2015 -
setelah itu mencari term penghubungnya yang ditandai dengan "karena", "sebab", dst
jadi predikat
Konklusi term minor
ketika menemui pernyataan yang tidak berbentuk silogisme, maka cara yang termudah adalah menemukan konklusinya terlebih dahulu yang ditandai dengan kata "oleh karena itu","maka", "jadi", "tentu", dsb
term yang menghubungkan term minor dan mayor, untuk membandingkan keduanya dan mendapatkan konklusi
Jadi subyek
untuk S dan P, bisa dilihat di konklusinya, S pada konklusi adalah premis minor, sedangkan P pada konklusi adalah premis mayor
Ketentuan
Medium menjadi subyek pada premis mayor dan menjadi predikat pada premis minor
Premis Mayor
M_P
Premis Minor
S_M S_P
Konklusi Premis Mayor Harus Universal Premis Minor Harus Afirmatif
A
Saya makan pangsit Contoh 1
A
orang gemuk adalah saya
Sebagian orang gemuk makan pangsit
I
AAI (Lemah)/jangan dipakai A
Bunga itu indah AAA
Contoh 2
Melati adalah Bunga
A
Tidak semua melati itu indah Bunga itu indah
P=Predikat Contoh
M=Medium
A A
Mawar adalah Bunga Mawar itu indah
Bentuk 1 Silogisme Kategorik
I
A Pembunuhnya tidak berbaju putih dan bercelana hitam
S=Subyek
EAO (Lemah)/jangan dipakai
Contoh
Andi pembunuhnya
E
A
Model Valid Kadang-kadang andi tidak berbaju putih dan hitam EAE Pembunuhnya tidak berbaju putih dan bercelana hitam Contoh
Andi Pembunuhnya
E
A E
Andi tidak berbaju putih dan bercelana hitam Penipu mengincar uang
AII
Contoh
A I
Orang didepan saya ini sering menjadi penipu
I
Orang di depan saya ini sering mengincar uang
Non Presiden tidak punya hak preogratif untuk memilih menteri EIO
Contoh
Sebagian manusia adalah non presiden Sebagian manusia adalah tidak punya hak preogratif untuk memilih menteri
TM. 11 Bentuk 1 Silogisme Kategorik.mmap - 19/06/2015 -
E I O
O
Medium menjadi predikat pada premis mayor dan premis minor
Ketentuan
Premis Mayor
P_M
Premis Minor
S_M S_P
Konklusi Premis Mayor Harus Universal Premis Minor Kualitasnya Harus Berbeda dengan Premis Mayornya
Semua mahasiswa punya KTM
AEO (Lemah)/jangan dipakai
Contoh
Agus tidak punya KTM
A
E
Agus kadang-kdang menjadi mahasiswa
A
Semua mahasiswa punya KTM AEE
Contoh 1
E
Agus tidak punya KTM
E
Agus adalah bukan mahasiswa
A
Semua Anggota DPR memiliki staf ahli
Bentuk 2 Silogisme Kategorik Contoh 2
Model Valid
Andi tidak punya staf ahli
E
Andi bukan anggota DPR
E
Semua PKL di Sidoarjo tidak boleh berjualan di trotoar dan bahu jalan EAE
Contoh
E
Penjual Es Dawet itu boleh berjualan di trotoar dan bahu jalan
A E
Penjual Es Dawet itu bukan PKL di Sidoarjo
Tidak ada manusia yang sempurna
EIO
AOO
Contoh
Contoh
Sueb kadang sempurna
I
Berarti Sueb kadang bukan manusia
O
Semua ahli hukum bagus nalarnya
A O
sebagian polisi tidak bagus nalarnya sebagian polisi bukan ahli hukum
TM. 11 Bentuk 2 Silogisme Kategorik.mmap - 15/06/2015 -
E
O
O
Medium menjadi subyek pada premis mayor dan premis minor
Premis Mayor
M_P
Premis Minor
M_S
Ketentuan
S_P
Konklusi Premis minor harus afirmatif Konklusi harus partikular
A
BUMN adalah Badan Hukum
AAI
Contoh
BUMN adalah Milik Negara
A I
Sebagian Milik Negara adalah Badan Hukum
AII
Contoh
Kejahatan adalah Tindak Pidana
A
Sebagian Kejahatan adalah Menghilangkan nyawa orang lain
I
Sebagian yang menghilangkan nyawa orang lain adalah tindak pidana
I
Sebagian Tindak Pidana adalah dihukum kurungan
Bentuk 3 Silogisme Kategorik IAI
Contoh
A
Tindak Pidana dilakukan oleh Manusia I
Sebagian Manusia dihukum kurungan
Model Valid
E
Indonesia adalah bukan negara serikat
EAO
Contoh
Indonesia adalah Negara Republik
A
Sebagian Negara Republik adalah Negara Serikat
O
Sebagian Penduduk Negara Komunis tidak percayaTuhan OAO
Contoh
O
Semua Penduduk Negara Komunis merupakan Manusia
A O
Sebagian Manusia tidak percayaTuhan
E
Tidak ada pembunuh yang baik
EIO
Contoh
Sebagian pembunuh adalah remaja Sebagian remaja tidak baik
TM. 11 Bentuk 3 Silogisme Kategorik.mmap - 15/06/2015 -
O
I
I
P_M
Premis Mayor Medium menjadi predikat pada premis mayor dan menjadi subyek pada premis minor
Ketentuan
M_S
Premis Mnor Konklusi
S_P
Jika premis mayor afirmatf, maka premis minor harus universal jika premis minor negatif, maka premis mayor harus universal
Wanprestasi dapat digugat
AAI
Contoh
A A
Yang dapat digugat adalah perbuatan tercela
I
Sebagian perbuatan tercela adalah wanprestasi
Wanprestasi dapat digugat
AEE
Contoh
Bentuk 4 Silogisme Kategorik
A
Yang dapat digugat adalah bukan perbuatan baik
E E
Perbuatan baik adalah bukan wanprestasi
Tidak semua Negara Serikat adalah Negara Republik
Model Valid
IAI
EAO
EIO
Contoh
Contoh
Contoh
Semua Negara Republik pemimpinnya tidak berdasarkan keturunan
A
Sebagian yang pemimpinnya tidak berdasarkan keturunan adalah negara serikat
I
Tidak ada anak-anak yang non wali
E
Yang Non Wali adalah mereka yang cakap hukum Sebagian yang cakap hukum adalah bukan anak-anak
O
Tidak ada penjahat yang kebal hukum
E
Sebagian yang kebal hukum adalah memiliki hak imunitas Sebagian yang memiliki hak imunitas adalah bukan penjahat
TM. 11 Bentuk 4 Silogisme Kategorik.mmap - 15/06/2015 -
I
I
O
A
Jika A terjadi maka B terjadi
Rumus Pengingat
Jika A tidak terjadi maka B belum tentu tidak terjadi Jika B tidak terjadi maka A tidak terjadi Jika B terjadi maka A belum tentu terjadi
Modus Konstruktif
Benar
(jika aku menikahinya, maka hartanya akan menjadi milikku), (sekarang aku menikahinya), (maka hartanya akan menjadi milikku).
Salah
(jika aku menikahinya, maka hartanya akan menjadi milikku), (sekarang aku menikahinya), (maka hartanya Tidak akan menjadi milikku).
Premis kedua sama dengan anteseden, sedangkan kesimpulan sama dengan konsekuen
Modus Anteseden
Bentuk Silogisme Kondisional Modus Ponens
Modus Tollens
Modus Konsekuen
Modus Destruktif
TM. 12 Bentuk Silogisme Kondisional.mmap - 26/11/2015 -
kemunculan anteseden pada premis kedua selalu diikuti oleh konsekuen pada kesimpulan, namun tidak munculnya anteseden pada premis kedua belum tentu munculnya konsekuen pada kesimpulan
Ketidak munculan konsekuen pada premis kedua sellalu diikuti oleh ketidakmunculan anteseden, namun kemunculan konsekuen pada premis kedua belum tentu munculnya anteseden pada kesimpulan Premis kedua menolak konsekuen, sedangkan kesimpulan menolak anteseden
Benar
(Jika seseorang tidak memenuhi janji, maka ia wanprestasi), (bagus tidak memenuhi janji), (jadi ia wanprestasi)
Salah
(Jika seseorang tidak memenuhi janji, maka ia wanprestasi), ( bagus memenuhi janji ), (jadi ia tidak wanprestasi)
Premis Pertama
Silogisme Konjungtif
Proposisi yang memiliki dua predikat yang bersifat kontraris, karena bersifat kontraris maka tidak mungkin benar dua-duanya, pasti ada salah satu yang salah.
Proposisi Konjungtif
Subtopic
Unsurnya Premis Kedua Kesimpulan
Proposisi Kategorik Proposisi Kategorik
Proposisi Kategorik
Term Anteseden
jika kamu makan
Proposisi Kategorik
Term Konsekuen
maka kamu akan kenyang
Proposisi Kondisional
Premis Pertama Unsurnya Premis Kedua Kesimpulan
Proposisi Kategorik Proposisi Kategorik
patut diingat, antara term anteseden dengan term konsekuen harus memiliki hubungan bersyarat, kalau tidak memiliki hubungan bersyarat maka proposisi kondisional menjadi tidak benar
Silogisme Kondisional
catatan
hubungan bersyarat (benar)
jika kamu makan, maka kamu akan kenyang
hubungan tak bersyarat (tidak benar)
jika kamu makan, maka kamu akan lapar
pemakaian silogime ini dapat dilanjutkan dengan menggunakan silogisme kategorik
Macam Silogisme Hipotetik
Kegunaannya
silogisme kondisional berguna untuk menilai suatu hipotesis, dan kemudian mencoba untuk membuktikannya dengan percobaan
Proposisi Disjungtif Sempurna
Premis Pertama
Silogisme Disjungtif sempurna
Proposisinya memiliki dua predikat yang masing-masingnya bersifat eksklusif atau kontradiktoris satu sama lain
seorang notaris itu sarjana hukum atau non sarjana hukum hukum ditaati atau diingkari
Unsurnya Proposisi Kategorik
Premis Kedua Kesimpulan
Proposisi Kategorik
Macamnya
Premis Pertama
Silogisme Disjungtif Silogisme Disjungtif Tidak Sempurna
Unsurnya Premis Kedua Kesimpulan
Kegunaannya
Penguasaan silogisme ini berguna untuk terbiasa memndang segala pernyataan secara obyektif dan tidak terpengaruh oleh proposisi alternatif yang dilontarkan lawan bicara (biasanya berupa propaganda)
TM. 12 Macam Silogisme Hipotetik.mmap - 19/06/2015 -
Proposisi Disjungtif tidak Sempurna
Proposisi Kategorik Proposisi Kategorik
Proposisinya tidak memiliki dua predikat yang masing-masingnya bersifat eksklusif atau kontradiktoris satu sama lain
anda minum the atau kopi seorang pencuri itu di pidana penjara atau pidana kurungan
STEPHEN DOWNES. STEPHEN'S GUIDE TO THE LOGICAL FALLACIES. BRANDON, MANITOBA, CANADA, 1995-2001. (Kesalahan Berpikir Karena Bahasa) A. Fallacies of Ambiguity 1. 2. 3.
Equivocation: the same term is used with two different meanings Amphiboly: the structure of a sentence allows two different interpretations Accent: the emphasis on a word or phrase suggests a meaning contrary to what the sentence actually says
B. Category Errors 1. 2.
Composition: because the attributes of the parts of a whole have a certain property, it is argued that the whole has that property Division: because the whole has a certain property, it is argued that the parts have that property
C. Fallacies of Explanation 1. 2. 3. 4. 5.
Subverted Support (The phenomenon being explained doesn't exist) Non-support (Evidence for the phenomenon being explained is biased) Untestability (The theory which explains cannot be tested) Limited Scope (The theory which explains can only explain one thing) Limited Depth (The theory which explains does not appeal to underlying causes)
D. Fallacies of Definition 1. 2. 3. 4. 5.
Too Broad (The definition includes items which should not be included) Too Narrow (The definition does not include all the items which shouls be included) Failure to Elucidate (The definition is more difficult to understand than the word or concept being defined) Circular Definition (The definition includes the term being defined as a part of the definition) Conflicting Conditions (The definition is self-contradictory)
________________________________________ FALLACIES OF AMBIGUITY The fallacies in this section are all cases where a word or phrase is used unclearly. There are two ways in which this can occur. i. The word or phrase may be ambiguous, in which case it has more than one distinct meaning. ii. The word or phrase may be vague, in which case it has no distinct meaning. The following are fallacies of ambiguity: 1. Equivocation (The same term is used in two different ways) 2. Amphiboly (The structure of a sentence allows two different interpretations) 3. Accent (An emphasis suggests a meaning different from what is actually said) 1.
EQUIVOCATION
Definition: The same word is used with two different meanings. Examples: i. Criminal actions are illegal, and all murder trials are criminal actions, thus all murder trials are illegal. (Here the term "criminal actions" is used with two different meanings. Example borrowed from Copi.) ii. The sign said "fine for parking here", and since it was fine, I parked there.
1
iii.
All child-murderers are inhuman, thus, no child-murderer is human. (From Barker, p. 164; this is called "illicit obversion") iv. A plane is a carpenter's tool, and the Boeing 737 is a plane, hence the Boeing 737 is a carpenter's tool. (Example borrowed from Davis, p. 58) Proof: Identify the word which is used twice, then show that a definition which is appropriate for one use of the word would not be appropriate for the second use. References: (Barker: 163, Cedarblom and Paulsen: 142, Copi and Cohen: 113, Davis: 58) 2.
AMPHIBOLY
Definition: An amphiboly occurs when the construction of a sentence allows it to have two different meanings. Examples: i. Last night I shot a burglar in my pyjamas. ii. The Oracle of Delphi told Croseus that if he pursued the war he would destroy a mighty kingdom. (What the Oracle did not mention was that the kingdom he destroyed would be his own. Adapted from Heroditus, The Histories.) iii. Save soap and waste paper. (From Copi, p. 115) Proof: Identify the ambiguous phrase and show the two possible interpretations. References: (Copi and Cohen: 114) 3.
ACCENT
Definition: Emphasis is used to suggest a meaning different from the actual content of the proposition. Examples: i. It would be illegal to give away Free Beer! The first mate, seeking revenge on the captain, wrote in his journal, "The Captain was sober today." ii. (He suggests, by his emphasis, that the Captain is usually drunk. From Copi, p. 117) References: (Copi and Cohen: 115) _______________________________________________ CATEGORY ERROR These fallacies occur because the author mistakenly assumes that the whole is nothing more than the sum of its parts. However, things joined together may have different properties as a whole than any of them do separately. The following fallacies are category errors: 1. Composition (Because the parts have a property, the whole is said to have that property) 2. Division (Because the whole has a property, the parts are said to have that property) 1.
COMPOSITION
Definition: Because the parts of a whole have a certain property, it is argued that the whole has that property. That whole may be either an object composed of different parts, or it may be a collection or set of individual members. Examples: i. The brick wall is six feet tall. Thus, the bricks in the wall are six feet tall. ii. Germany is a militant country. Thus, each German is militant. iii. Conventional bombs did more damage in W.W. II than nuclear bombs. Thus, a conventional bomb is more dangerous than a nuclear bomb. (From Copi, p. 118) Proof: Show that the properties in question are the properties of the whole, and not of each part or member or the whole. If necessary, describe the parts to show that they could not have the properties of the whole. References: (Barker: 164, Copi and Cohen: 117)
2
2.
DIVISION
Definition: Because the whole has a certain property, it is argued that the parts have that property. The whole in question may be either a whole object or a collection or set of individual members. Examples: i. Each brick is three inches high, thus, the brick wall is three inches high. ii. Because the brain is capable of consciousness, each neural cell in the brain must be capable of consciousness. Proof: Show that the properties in question are the properties of the parts, and not of the whole. If necessary, describe the parts to show that they could not have the properties of the whole. References: Barker: 164, Copi and Cohen: 119 _______________________________________________ FALLACIES OF EXPLANATION An explanation is a form of reasoning which attempts to answer the question "why?" For example, it is with an explanation that we answer questions such as, "Why is the sky blue?" A good explanation will be based on a scientific or empirical theory. The explanation of why the sky is blue will be given in terms of the composition of the sky and theories of reflection. The following are fallacies of explanation: 1. Subverted Support (The phenomenon being explained doesn't exist) 2. Non-support (Evidence for the phenomenon being explained is biased) 3. Untestability (The theory which explains cannot be tested) 4. Limited Scope (The theory which explains can only explain one thing) 5. Limited Depth (The theory which explains does not appeal to underlying causes) 1.
SUBVERTED SUPPORT
Definition: An explanation is intended to explain who some phenomenon happens. The explanation is fallacious if the phenomenon does not actually happen of if there is no evidence that it does happen. Examples i. The reason why most bachelors are timid is that their mothers were domineering. (This attempts to explain why most bachelors are timid. However, it is not the case that most bachelors are timid.) ii. John went to the store because he wanted to see Maria. (This is a fallacy if, in fact, John went to the library.) iii. The reason why most people oppose the strike is that they are afraid of losing their jobs. (This attempts to explain why workers oppose the strike. But suppose they just voted to continue the strike, Then in fact, they don't oppose the strike. [This sounds made up, but it actually happened.]) Proof: Identify the phenomenon which is being explained. Show that there is no reason to believe that the phenomenon has actually occurred. References: Cedarblom and Paulsen: 158
2.
NON-SUPPORT
Definition: An explanation is intended to explain who some phenomenon happens. In this case, there is evidence that the phenomenon occurred, but it is trumped up, biased or ad hoc evidence. Examples i. The reason why most bachelors are timid is that their mothers were domineering. (This attempts to explain why most bachelors are timid. However, it is shown that the author bases his generalization on two bachelors he once knew, both of whom were timid.) ii. The reason why I get four or better on my evaluations is that my students love me. (This is a fallacy when evaluations which score four or less are discarded on the grounds that the students did not understand the question.) iii. The reason why Alberta has the lowest tuition in Canada is that tuition hikes have lagged behind other provinces.
3
(Lower tuitions in three other provinces - Quebec, Newfoundland and Nova Scotia - were dismissed as "special cases" [again this is an actual example]) Proof: Identify the phenomenon which is being explained. Show that the evidence advanced to support the existence of the phenomenon was manipulated in some way. References: Cedarblom and Paulsen: 160 3.
UNTESTABILITY
Definition The theory advanced to explain why some phenomen occurs cannot be tested. We test a theory by means of its predictions. For example, a theory may predict that light bends under certain conditions, or that a liquid will change colour if sprayed with acid, or that a psychotic person will respond badly to particular stimuli. If the predicted event fails to occur, then this is evidence against the theory. A thoery cannot be tested when it makes no predictions. It is also untestable when it predicts events which would occur whether or not the theory were true. Examples i. Aircraft in the mid-Atlantic disappear because of the effect of the Bermuda Triangle, a force so subtle it cannot be measured on any instrument. (The force of the Bermuda Triangle has no effect other than the occasional downing of aircraft. The only possible prediction is that more aircraft will be lost. But this is likely to happen whether or not the theory is true.) ii. I won the lottery because my psychic aura made me win. (The way to test this theory to try it again. But the person responds that her aura worked for that one case only. There is thus no way to determine whether the win was the result of an aura of of luck.) iii. The reason why everything exists is that God created it. (This may be true, but as an explanation it carries no weight at all, because there is no way to test the theory. No evidence in the world could possibly show that this theory is false, because any evidence would have to be created by God, according to the theory.) iv. Ny. Quil makes you go to sleep because it has a dormative formula. (When pressed, the manufacturers define a "dormative formula" as "something which makes you sleep". To test this theory, we would find something else which contains the domative formular and see if makes you go to sleep. But how do we find something else which contains the dormative formula? We look for things which make you go to sleep. But we could predict that things which make you sleep will make you sleep, no matter what the theory says. The theory is empty.) Proof: Identify the theory. Show that it makes no predictions, or that the predictions it does make cannot ever be wrong, even if the theory is false. References: Cedarblom and Paulsen: 161 4.
LIMITED SCOPE
Definition: The theory doesn't explain anything other than the phenomenon it explains. Examples i. There was hostility toward hippies in the 1960s because of their parents' resentment toward children. (This theory is flawed because it explains hostility toward hippes, and nothing else. A better theory would be to say there was hostility toward hippies because hippies are different, and people fear things which are different. This theory would explain not only hostility toward hippies, but also other forms of hostility.) ii. People get schizophrenia because different parts of their brains split apart. (Again, this theory explains schizophrenia - and nothing else.) Proof: Identify the theory and the phenomenon it explains. Show that the theory does not explain anything else. Argue that theories which explain only one phenomenon are likely to be incomplete, at best. References: Cedarblom and Paulsen: 163
4
5.
LIMITED DEPTH
Definition: Theories explain phenomena by appealing to some underlying cause or phenomena. Theories which do not appeal to an underlying cause, and instead simply appeal to membership in a category, commit the fallacy of limited depth. Examples i. My cat likes tuna because she's a cat. (This theory asserts only that cats like tuna, without explaining why cats like tuna. It thus does not explain why my cat likes tuna.) ii. Ronald Reagan was militaristic because he was American. (True, he was American, but what was it about being American that made him militaristic? What caused him to act in this way? The theory does not tell us, and hence, does not offer a good explanation.) iii. You're just saying that because you belong to the union. (This attempt at dismissal tries to explain your behaviour as frivolous. However, it fails because it is not an explanation at all. Suppose everyone in the union were to say that. Then what? We have to get deeper - we have to ask why they would say that - before we can decide that what they are saying is frivolous.) Proof: Theories of this sort attempt to explain a phenomenon by showing that it is part of a category of similar phenomenon. Accept this, then press for an explanation of the wider category of phenomenon. Argue that a theory refers to a cause, not a classification. References: Cedarblom and Paulsen: 164 ___________________________________________ FALLACIES OF DEFINITION In order to make our words or concepts clear, we use a definition. The purpose of a definition is to state exactly what a word means. A good definition should enable a reader to 'pick out' instances of the word or concept with no outside help. For example, suppose we wanted to define the word "apple". If the definition is successful, then the reader should be able go out into the world and select every apple which exists, and only apples. If the reader misses some apples, or includes some other items (such as pears), or can't tell whether something is an apple or not, then the definition fails. The following are fallacies of definition: 1. Too Broad (The definition includes items which should not be included) 2. Too Narrow (The definition does not include all the items which shouls be included) 3. Failure to Elucidate (The definition is more difficult to understand than the word or concept being defined) 4. Circular Definition (The definition includes the term being defined as a part of the definition) 5. Conflicting Conditions (The definition is self-contradictory) 1.
TOO BROAD
Definition: The definition includes items which should not be included. Examples i. An apple is something which is red and round. (The planet Mars is red and round. So it is included in the definition. But obviously it is not an apple.) ii. A figure is square if and only if it has four sides of equal length. (Not only squares have four sides of equal length; trapezoids do as well. Proof: Identify the term being defined. Identify the conditions in the definition. Find an item which meets the condition but is obviously not an instance of the term. References: Cedarblom and Paulsen: 182 2.
TOO NARROW
Definition: The definition does not include items which should be included. Examples
5
i.
An apple is something which is red and round. (Golden Delicious apples are apples, however, they are not red (they are yellow). Thus they are not included in the definition, however, they should be.) ii. A book is pornographic if and only if it contains pictures of naked people. (The books written by the Marquis de Sade do not contain pictures. However, they are widely regarded as pornographic. Thus, the definition is too narrow. iii. Something is music if and only if it is played on a piano. (A drum solo cannot be played on a piano, yet it is still considered music.) Proof: Identify the term being defined. Identify the conditions in the definition. Find an item which is an instance of the term but does not meet the conditions. References: Cedarblom and Paulsen: 182 3.
FAILURE TO ELUCIDATE
Definition: The definition is harder to understand than the term being defined. Examples i. Someone is lascivious if and only if he is wanton. (The term being defined is "lascivious". But the meaning of the term "wanton" is just as obscure as the term "lascivious". So this definition fails to elucidate.) ii. An object is beautiful if and only if it is aesthetically successful. (The term "aesthetically successful" is harder to understand than the term "beautiful". Proof: Identify the term being defined. Identify the conditions in the definition. Show that the conditions are no more clearly defined than the term being defined. References: Cedarblom and Paulsen: 184 4.
CIRCULAR DEFINITION
Definition: The definition includes the term being defined as a part of the definition. (A circular definition is a special case of a Failure to Elucidate.) Examples i. An animal is human if and only if it has human parents. (The term being defined is "human". But in order to find a human, we would need to find human parents. To find human parents we would already need to know what a human is.) ii. A book is pornographic if and only if it contains pornography. (We would need to know what pornography is in order to tell whether a book is pornographic.) Proof: Identify the term being defined. Identify the conditions in the definition. Show that at least one term used in the conditions is the same as the term being defined. References: Cedarblom and Paulsen: 184 5.
CONFLICTING CONDITIONS
Definition: The definition is self-contradictory. Examples i. A society is free if and only if liberty is maximized and people are required to take responsibility for their actions. (Definitions of this sort are fairly common, especially on the internet. However, if a person is required to do something, then that person's liberty is not maximized.) ii. People are eligible to apply for a learner's permit (to drive) if they have (a) no previous driving experience, (b) access to a vehicle, and (c) experience operating a motor vehicle. (A person cannot have experience operating a motor vehicle if they have no previous driving experience.) Proof: Identify the conditions in the definition. Show that they cannot all be true at the same time (in particular, assume that one of the conditions is true, then show from this that another of the conditions must be false). References: Cedarblom and Paulsen: 186
6
STEPHEN DOWNES. STEPHEN'S GUIDE TO THE LOGICAL FALLACIES. BRANDON, MANITOBA, CANADA, 1995-2001. (Kesalahan Berpikir dalam Metode Induksi) A. Inductive Fallacies 1. 2. 3. 4. 5.
Hasty Generalization: the sample is too small to support an inductive generalization about a population Unrepresentative Sample: the sample is unrepresentative of the sample as a whole False Analogy: the two objects or events being compared are relevantly dissimilar Slothful Induction: the conclusion of a strong inductive argument is denied despite the evidence to the contrary Fallacy of Exclusion: evidence which would change the outcome of an inductive argument is excluded from consideration
B. Fallacies Involving Statistical Syllogisms 1. 2.
Accident: a generalization is applied when circumstances suggest that there should be an exception Converse Accident : an exception is applied in circumstances where a generalization should apply
INDUCTIVE FALLACIES Inductive reasoning consists of inferring from the properties of a sample to the properties of a population as a whole. For example, suppose we have a barrel containing of 1,000 beans. Some of the beans are black and some of the beans are white. Suppose now we take a sample of 100 beans from the barrel and that 50 of them are white and 50 of them are black. Then we could infer inductively that half the beans in the barrel (that is, 500 of them) are black and half are white. All inductive reasoning depends on the similarity of the sample and the population. The more similar the same is to the population as a whole, the more reliable will be the inductive inference. On the other hand, if the sample is relevantly dissimilar to the population, then the inductive inference will be unreliable. No inductive inference is perfect. That means that any inductive inference can sometimes fail. Even though the premises are true, the conclusion might be false. Nonetheless, a good inductive inference gives us a reason to believe that the conclusion is probably true. The following inductive fallacies are described in this section: 1. 2. 3. 4. 5.
Hasty Generalization Unrepresentative Sample False Analogy Slothful Induction Fallacy of Exclusion
1.
HASTY GENERALIZATION
Definition: The size of the sample is too small to support the conclusion. Examples: i. Fred, the Australian, stole my wallet. Thus, all Australians are thieves. (Of course, we shouldn't judge all Australians on the basis of one example.)
ii.
I asked six of my friends what they thought of the new spending restraints and they agreed it is a good idea. The new restraints are therefore generally popular. Proof: Identify the size of the sample and the size of the population, then show that the sample size is too small. Note: a formal proof would require a mathematical calculation. This is the subject of probability theory. For now, you must rely on common sense. References: Barker: 189, Cedarblom and Paulsen: 372, Davis: 103 2.
UNREPRESENTATIVE SAMPLE
Definition: The sample used in an inductive inference is relevantly different from the population as a whole. Examples: i. To see how Canadians will vote in the next election we polled a hundred people in Calgary. This shows conclusively that the Reform Party will sweep the polls. (People in Calgary tend to be more conservative, and hence more likely to vote Reform, than people in the rest of the country.) ii. The apples on the top of the box look good. The entire box of apples must be good. (Of course, the rotten apples are hidden beneath the surface.) Proof: Show how the sample is relevantly different from the population as a whole, then show that because the sample is different, the conclusion is probably different. References: Barker: 188, Cedarblom and Paulsen: 226, Davis: 106 3.
FALSE ANALOGY
Definition: In an analogy, two objects (or events), A and B are shown to be similar. Then it is argued that since A has property P, so also B must have property P. An analogy fails when the two objects, A and B, are different in a way which affects whether they both have property P. Examples: i. Employees are like nails. Just as nails must be hit in the head in order to make them work, so must employees. ii. Government is like business, so just as business must be sensitive primarily to the bottom line, so also must government. (But the objectives of government and business are completely different, so probably they will have to meet different criteria.) Proof: Identify the two objects or events being compared and the property which both are said to possess. Show that the two objects are different in a way which will affect whether they both have that property. References: Barker: 192, Cedarblom and Paulsen: 257, Davis: 84 4.
SLOTHFUL INDUCTION
Definition: The proper conclusion of an inductive argument is denied despite the evidence to the contrary. Examples: i. Hugo has had twelve accidents n the last six months, yet he insists that it is just a coincidence and not his fault. (Inductively, the evidence is overwhelming that it is his fault. This example borrowed from Barker, p. 189) ii. Poll after poll shows that the N.D.P will win fewer than ten seats in Parliament. Yet the party leader insists that the party is doing much better than the polls suggest. (The N.D.P. in fact got nine seats.) Proof: About all you can do in such a case is to point to the strength of the inference. References: Barker: 189
5.
FALLACY OF EXCLUSION
Definition: Important evidence which would undermine an inductive argument is excluded from consideration. The requirement that all relevant information be included is called the "principle of total evidence". Examples: i. Jones is Albertan, and most Albertans vote Tory, so Jones will probably vote Tory. (The information left out is that Jones lives in Edmonton, and that most people in Edmonton vote Liberal or N.D.P.) ii. The Leafs will probably win this game because they've won nine out of their last ten. (Eight of the Leafs' wins came over last place teams, and today they are playing the first place team.) Proof: Give the missing evidence and show that it changes the outcome of the inductive argument. Note that it is not sufficient simply to show that not all of the evidence was included; it must be shown that the missing evidence will change the conclusion. References Davis: 115 ____________________________________________________ FALLACIES INVOLVING STATISTICAL SYLLOGISMS A statistical generalization is a statement which is usually true, but not always true. Very often these are expressed using the word "most", as in "Most conservatives favour welfare cuts." Sometimes the word "generally" is used, as in "Conservatives generally favour welfare cuts." Or, sometimes, no specific word is used at all, as in: "Conservatives favour welfare cuts." Fallacies involving statistical generalizations occur because the generalization is not always true. Thus, when an author treats a statistical generalization as though it were always true, the author commits a fallacy. This section describes the following fallacies involving statistical syllogisms: 1. 2.
Accident Converse Accident
1.
ACCIDENT
Definition: A general rule is applied when circumstances suggest that an exception to the rule should apply. Examples: i. The law says that you should not travel faster than 50 kph, thus even though your father could not breathe, you should not have travelled faster than 50 kph. ii. It is good to return things you have borrowed. Therefore, you should return this automatic rifle from the madman you borrowed it from. (Adapted from Plato's Republic, Book I). Proof: Identify the generalization in question and show that it is not a universal generalization. Then show that the circumstances of this case suggest that the generalization ought not to apply. References Copi and Cohen: 100 2.
CONVERSE ACCIDENT
Definition: An exception to a generalization is applied to cases where the generalization should apply. Examples: i. Because we allow terminally ill patients to use heroin, we should allow everyone to use heroin. ii. Because you allowed Jill, who was hit by a truck, to hand in her assignment late, you should allow the entire class to hand in their assignments late. Proof: Identify the generalization in question and show how the special case was an exception to the generalization. References: Copi and Cohen: 100
STEPHEN DOWNES. STEPHEN'S GUIDE TO THE LOGICAL FALLACIES. BRANDON, MANITOBA, CANADA, 1995-2001. (Kesalahan Berpikir Karena Melanggar Hukum Silogisme) A. Non Sequitur 1. 2. 3.
Affirming the Consequent: any argument of the form: If A then B, B, therefore A Denying the Antecedent: any argument of the form: If A then B, Not A, thus Not B Inconsistency: asserting that contrary or contradictory statements are both true
B. Syllogistic Errors 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Fallacy of Four Terms: a syllogism has four terms Undistributed Middle: two separate categories are said to be connected because they share a common property Illicit Major: the predicate of the conclusion talks about all of something, but the premises only mention some cases of the term in the predicate Illicit Minor: the subject of the conclusion talks about all of something, but the premises only mention some cases of the term in the subject Fallacy of Exclusive Premises: a syllogism has two negative premises Fallacy of Drawing an Affirmative Conclusion From a Negative Premise: as the name implies Existential Fallacy: a particular conclusion is drawn from universal premises
__________________________________________________ NON-SEQUITUR The term non sequitur literally means "it does not follow". In this section we describe fallacies which occur as a consequence of invalid arguments. The following fallacies are non sequiturs: 1. Affirming the Consequent 2. Denying the Antecedent 3. Inconsistency 1.
AFFIRMING THE CONSEQUENT
Definition: Any argument of the following form is invalid: If A then B B Therefore, A Examples: i. If I am in Calgary, then I am in Alberta. I am in Alberta, thus, I am in Calgary. (Of course, even though the premises are true, I might be in Edmonton, Alberta.) ii. If the mill were polluting the river then we would see an increase in fish deaths. And fish deaths have increased. Thus, the mill is polluting the river. Proof: Show that even though the premises are true, the conclusion could be false. In general, show that B might be a consequence of something other than A. For example, the fish deaths might be caused by pesticide runoff, and not the mill. References: Barker: 69, Cedarblom and Paulsen: 24, Copi and Cohen: 241
1
2.
DENYING THE ANTECEDENT
Definition: Any argument of the following form is invalid: If A then B Not A Therefore, Not B Examples: i. if you get hit by a car when you are six then you will die young. But you were not hit by a car when you were six. Thus you will not die young. (Of course, you could be hit by a train at age seven, in which case you still die young.) ii. If I am in Calgary then I am in Alberta. I am not in Calgary, thus, I am not in Alberta. Proof: Show that even though the premises are true, the conclusion may be false. In particular, show that the consequence B may occur even though A does not occur. References: Barker: 69, Cedarblom and Paulsen: 26, Copi and Cohen: 241 3.
INCONSISTENCY
Definition: The author asserts more than one proposition such that the propositions cannot all be true. In such a case, the propositions may be contradictories or they may be contraries. Examples: i. Montreal is about 200 km from Ottawa, while Toronto is 400 km from Ottawa. Toronto is closer to Ottawa than Montreal. ii. John is taller than Jake, and Jake is taller than Fred, while Fred is taller than John. Proof: Assume that one of the statements is true, and then use it as a premise to show that one of the other statements is false. References: Barker: 157 _________________________________________________ SYLLOGISTIC FALLACIES The fallacies in this section are all cases of invalid categorical syllogisms. Readers not familiar with categorical syllogisms should consult Stephen's Guide to Categorical Syllogisms. The following are syllogistic fallacies: 1. Fallacy of Four Terms: a syllogism has four terms 2. Undistributed Middle: two separate categories are said to be connected because they share a common property 3. Illicit Major: the predicate of the conclusion talks about all of something, but the premises only mention some cases of the term in the predicate 4. Illicit Minor: the subject of the conclusion talks about all of something, but the premises only mention some cases of the term in the subject 5. Fallacy of Exclusive Premises: a syllogism has two negative premises 6. Fallacy of Drawing an Affirmative Conclusion From a Negative Premise: as the name implies 7. Existential Fallacy: a particular conclusion is drawn from universal premises
1.
FALLACY OF THE FOUR TERMS (QUATERNIO TERMINORUM)
Definition: A standard form categorical syllogism contains four terms. Examples: i. All dogs are animals, and all cats are mammals, so all dogs are mammals. The four terms are: dogs, animals, cats and mammals. Note:In many cases, the fallacy of four terms is a special case of equivocation. While the same word is used, the word has different meanings, and hence the word is treated as two different terms. Consider the following example: ii. Only man is born free, and no women are men, therefore, no women are born free. The four terms are: man (in the sense of 'humanity'), man (in the sense of 'male'), women and born free. Proof: Identify the four terms and where necessary state the meaning of each term. References: Copi and Cohen: 206
2
2.
UNDISTRIBUTED MIDDLE
Definition: The middle term in the premises of a standard form categorical syllogism never refers to all of the members of the category it describes. Examples: i. All Russians were revolutionists, and all anarchists were revolutionist, therefore, all anarchists were Russians. The middle term is 'revolutionist'. While both Russians and anarchists share the common property of being revolutionist, they may be separate groups of revolutionists, and so we cannot conclude that anarchists are otherwise the same as Russians in any way. Example from Copi and Cohen, 208. ii. All trespassers are shot, and someone was shot, therefore, someone was a trespasser. The middle term is 'shot'. While 'someone' and 'trespassers' may share the property of being shot, it doesn't follow that the someone in question was a trespasser; he may have been the victim of a mugging. Proof: Show how each of the two categories identified in the conclusion could be separate groups even though they share a common property. References: Copi and Cohen: 207 3.
ILLICIT MAJOR
Definition: The predicate term of the conclusion refers to all members of that category, but the same term in the premises refers only to some members of that category. Examples: i. All Texans are Americans, and no Californians are Texans, therefore, no Californians are Americans. The predicate term in the conclusion is 'Americans'. The conclusion refers to all Americans (every American is not a Californian, according to the conclusion). But the premises refer only to some Americans (those that are Texans). Proof: Show that there may be other members of the predicate category not mentioned in the premises which are contrary to the conclusion. For example, from (i) above, one might argue, "While it's true that all Texans are Americans, it is also true that Ronald Regan is American, but Ronald Regan is Californian, so it is not true that No Californians are Americans." References: Copi and Cohen: 207 4.
ILLICIT MINOR
Definition: The subject term of the conclusion refers to all members of that category, but the same term in the premises refers only to some members of that category. Examples: All communists are subversives, and all communists are critics of capitalism, therefore, all critics of i. capitalism are subversives. The subject term in the conclusion is 'critics of capitalism'. The conclusion refers to all such critics. The premise that 'all communists are critics of capitalism' refers only to some critics of capitalism; there may be other critics who are not communists. Proof: Show that there may be other members of the subject category not mentioned in the premises which are contrary to the conclusion. For example, from (i) above, one might argue, "While it's true that all communists are critics of capitalism, it is also true that Thomas Jefferson was a critic of capitalism, but Thomas Jefferson was not a subversive, so not all critics of capitalism are subversives." References: Copi and Cohen: 208 5.
EXCLUSIVE PREMISES
Definition: A standard form categorical syllogism has two negative premises (a negative premise is any premise of the form 'No S are P' or 'Some S is not P'). Examples: i. No Manitobans are Americans, and no Americans are Canadians, therefore, no Manitobans are Canadians. In fact, since Manitoba is a province of Canada, all Manitobans are Canadians.
3
Proof: Assume that the premises are true. Find an example which allows the premises to be true but which clearly contradicts the conclusion. References: Copi and Cohen: 209 6.
DRAWING AN AFFIRMATIVE CONCLUSION FROM A NEGATIVE PREMISE
Definition: The conclusion of a standard form categorical syllogism is affirmative, but at least one of the premises is negative. Examples: i. All mice are animals, and some animals are not dangerous, therefore some mice are dangerous. ii. No honest people steal, and all honest people pay taxes, so some people who steal, pay taxes. Proof: Assume that the premises are true. Find an example which allows the premises to be true but which clearly contradicts the conclusion. References: Copi and Cohen: 210 7.
EXISTENTIAL FALLACY
Definition: A standard form categorical syllogism with two universal premises has a particular conclusion. The idea is that some universal properties need not be instantiated. It may be true that 'all trespassers will be shot' even if there are no trespassers. It may be true that 'all brakelesstrains are dangerous' even though there are no brakelesstrains. That is the point of this fallacy. Examples: i. All mice are animals, and all animals are dangerous, so some mice are dangerous. ii. No honest people steal, and all honest people pay taxes, so some honest people pay taxes. Proof: Assume that the premises are true, but that there are no instances of the category described. For example, in (i) above, assume there are no mice, and in (ii) above, assume there are no honest people. This shows that the conclusion is false. References: Copi and Cohen: 210
4
STEPHEN DOWNES. STEPHEN'S GUIDE TO THE LOGICAL FALLACIES. BRANDON, MANITOBA, CANADA, 1995-2001. (Kesalahan Berpikir Karena Karena Tidak Relevan)
A.
Fallacies o f Distraction 1. False Dilemma: two choices are given when in fact there are three options 2. From Ignorance: because something is not known to be true, it is assumed to be false 3. Slippery Slope: a series of increasingly unacceptable consequences is drawn 4. Complex Question: two unrelated points are conjoined as a single proposition
B.
Appeals to Motives in Place of Support 1. 2. 3. 4. 5.
C.
Appeal to Force: the reader is persuaded to agree by force Appeal to Pity: the reader is persuaded to agree by sympathy Consequences: the reader is warned of unacceptable consequences Prejudicial Language: value or moral goodness is attached to believing the author Popularity: a proposition is argued to be true because it is widely held to be true
Changing the Subject Attacking the Person: a. the person's character is attacked b. the person's circumstances are noted c. the person does not practise what is preached 2. Appeal to Authority: a. the authority is not an expert in the field b. experts in the field disagree c. the authority was joking, drunk, or in some other way not being serious 3. Anonymous Authority: the authority in question is not named 4. Style Over Substance: the manner in which an argument (or arguer) is presented is felt to affect the truth of the conclusion Causal Fallacies 1.
D.
1. 2.
3.
4. 5.
E.
Post Hoc: because one thing follows another, it is held to cause the other Joint effect: one thing is held to cause another when in fact they are both the joint effects of an underlying cause Insignificant: one thing is held to cause another, and it does, but it is insignificant compared to other causes of the effect Wrong Direction: the direction between cause and effect is reversed Complex Cause: the cause identified is only a part of the entire cause of the effect
Missing the Point 1. 2. 3.
Begging the Question: the truth of the conclusion is assumed by the premises Irrelevant Conclusion: an argument in defense of one conclusion instead proves a different conclusion Straw Man: the author attacks an argument different from (and weaker than) the opposition's best argument
_________________________________________________ FALLACIES OF DISTRACTION Each of these fallacies is characterized by the illegitimate use of a logical operator in order to distract the reader from the apparent falsity of a certain proposition. The following fallacies are fallacies of distraction: 1. False Dilemma (misuse of the "or" operator) 2. Argument From Ignorance (misuse of the "not" operator) 3. Slippery Slope (misuse of the "if-then" operator) 4. Complex Question (misuse of the "and" operator)
1.
FALSE DILEMMA
Definition: A limited number of options (usually two) is given, while in reality there are more options. A false dilemma is an illegitimate use of the "or" operator. Putting issues or opinions into "black or white" terms is a common instance of this fallacy. Examples: i. Either you're for me or against me. ii. America: love it or leave it. iii. Either support Meech Lake or Quebec will separate. iv. Every person is either wholly good or wholly evil. Proof: Identify the options given and show (with an example) that there is an additional option. References: Cedarblom and Paulsen: 136 2.
ARGUMENT FROM IGNORANCE (ARGUMENTUM AD IGNORANTIAM)
Definition: Arguments of this form assume that since something has not been proven false, it is therefore true. Conversely, such an argument may assume that since something has not been proven true, it is therefore false. (This is a special case of a false dilemma, since it assumes that all propositions must either be known to be true or known to be false.) As Davis writes, "Lack of proof is not proof." (p. 59) Examples: i. Since you cannot prove that ghosts do not exist, they must exist. ii. Since scientists cannot prove that global warming will occur, it probably won't. iii. Fred said that he is smarter than Jill, but he didn't prove it, so it must be false. Proof: Identify the proposition in question. Argue that it may be true even though we don't know whether it is or isn't. References: Copi and Cohen: 93, Davis: 59
3.
SLIPPERY SLOPE
Definition: In order to show that a proposition P is unacceptable, a sequence of increasingly unacceptable events is shown to follow from P. A slippery slope is an illegitimate use of the "if-then" operator. Examples: i. If we pass laws against fully-automatic weapons, then it won't be long before we pass laws on all weapons, and then we will begin to restrict other rights, and finally we will end up living in a communist state. Thus, we should not ban fully-automatic weapons. ii. You should never gamble. Once you start gambling you find it hard to stop. Soon you are spending all your money on gambling, and eventually you will turn to crime to support your earnings. iii. If I make an exception for you then I have to make an exception for everyone. Proof: Identify the proposition P being refuted and identify the final event in the series of events. Then show that this final event need not occur as a consequence of P. References: Cedarblom and Paulsen: 137
4.
COMPLEX QUESTION
Definition: Two otherwise unrelated points are conjoined and treated as a single proposition. The reader is expected to accept or reject both together, when in reality one is acceptable while the other is not. A complex question is an illegitimate use of the "and" operator. Examples: i. You should support home education and the God-given right of parents to raise their children according to their own beliefs. ii. Do you support freedom and the right to bear arms? iii. Have you stopped using illegal sales practises? (This asks two questions: did you use illegal practises, and did you stop?) Proof: Identify the two propositions illegitimately conjoined and show that believing one does not mean that you have to believe the other. References: Cedarblom and Paulsen: 86, Copi and Cohen: 96 ______________________________________________________ APPEALS TO MOTIVE IN PLACE OF SUPPORT The fallacies in this section have in common the practise of appealing to emotions or other psychological factors. In this way, they do not provide reasons for belief. The following fallacies are appeals to motive in place of support: 1. 2. 3. 4. 5.
1.
Appeal to Force Appeal to Pity Appeal to Consequences Prejudicial Language Appeal to Popularity
APPEAL TO FORCE (ARGUMENTUM AD BACULUM)
Definition: The reader is told that unpleasant consequences will follow if they do not agree with the author. Examples: i. You had better agree that the new company policy is the best bet if you expect to keep your job. ii. NAFTA is wrong, and if you don't vote against NAFTA then we will vote you out of office. Proof: Identify the threat and the proposition and argue that the threat is unrelated to the truth or falsity of the proposition. References: Cedarblom and Paulsen: 151, Copi and Cohen: 103 2.
APPEAL TO PITY (ARGUMENTUM AD MISERCORDIAM)
Definition: The reader is told to agree to the proposition because of the pitiful state of the author. Examples: i. How can you say that's out? It was so close, and besides, I'm down ten games to two. ii. We hope you'll accept our recommendations. We spent the last three months working extra time on it. Proof: Identify the proposition and the appeal to pity and argue that the pitiful state of the arguer has nothing to do with the truth of the proposition. References: Cedarblom and Paulsen: 151, Copi and Cohen: 103, Davis: 82
3.
APPEAL TO CONSEQUENCES
Definition: The author points to the disagreeable consequences of holding a particular belief in order to show that this belief is false. Example: i. You can't agree that evolution is true, because if it were, then we would be no better than monkeys and apes. ii. You must believe in God, for otherwise life would have no meaning. (Perhaps, but it is equally possible that since life has no meaning that God does not exist.) Proof: Identify the consequences to and argue that what we want to be the case does not affect what is in fact the case. References: Cedarblom and Paulsen: 100, Davis: 63
4.
PREJUDICIAL LANGUAGE
Definition: Loaded or emotive terms are used to attach value or moral goodness to believing the proposition. Examples: i. Right thinking Canadians will agree with me that we should have another free vote on capital punishment. ii. A reasonable person would agree that our income statement is too low. iii. Senator Turner claims that the new tax rate will reduce the deficit. (Here, the use of "claims" implies that what Turner says is false.) iv. The proposal is likely to be resisted by the bureaucrats on Parliament Hill. (Compare this to: The proposal is likely to be rejected by officials on Parliament Hill.) Proof: Identify the prejudicial terms used (eg. "Right thinking Canadians" or "A reasonable person"). Show that disagreeing with the conclusion does not make a person "wr ong thinking" or "unreasonable". References: Cedarblom and Paulsen: 153, Davis: 62
5.
APPEAL TO POPULARITY (ARGUMENTUM AD POPULUM)
Definition: A proposition is held to be true because it is widely held to be true or is held to be true by some (usually upper crust) sector of the population. This fallacy is sometimes also called the "Appeal to Emotion" because emotional appeals often sway the population as a whole. Examples: i. If you were beautiful, you could live like this, so buy Buty-EZ and become beautiful. (Here, the appeal is to the "beautiful people".) ii. Polls suggest that the Liberals will form a majority government, so you may as well vote for them. iii. Everyone knows that the Earth is flat, so why do you persist in your outlandish claims? References: Copi and Cohen: 103, Davis: 62 _______________________________________________ CHANGING THE SUBJECT The fallacies in this section change the subject by discussing the person making the argument instead of discussing reasons to believe or disbelieve the conclusion. While on some occasions it is useful to cite authorities, it is almost never appropriate to discuss the person instead of the argument. The fallacies described in this section are: 1. 2. 3. 4.
Attacking the Person Appeal to Authority Anonymous Authorities Style Over Substance
1.
ATTACKING THE PERSON (ARGUMENTUM AD HOMINEM)
Definition: The person presenting an argument is attacked instead of the argument itself. This takes many forms. For example, the person's character, nationality or religion may be attacked. Alternatively, it may be pointed out that a person stands to gain from a favourable outcome. Or, finally, a person may be attacked by association, or by the company he keeps. There are three major forms of Attacking the Person: 1. ad hominem (abusive): instead of attacking an assertion, the argument attacks the person who made the assertion. 2. ad hominem (circumstantial): instead of attacking an assertion the author points to the relationship between the person making the assertion and the person's circumstances. 3. ad hominem (tu quoque): this form of attack on the person notes that a person does not practise what he preaches. Examples: i. You may argue that God doesn't exist, but you are just following a fad. (ad hominem abusive) ii. We should discount what Premier Klein says about taxation because he won't be hurt by the increase. (ad hominem circumstantial) iii. We should disregard Share B.C.'s argument because they are being funded by the logging industry. (ad hominem circumstantial) iv. You say I shouldn't drink, but you haven't been sober for more than a year. (ad hominem tu quoque) Proof: Identify the attack and show that the character or circumstances of the person has nothing to do with the truth or falsity of the proposition being defended. References: Barker: 166, Cedarblom and Paulsen: 155, Copi and Cohen: 97, Davis: 80 2.
APPEAL TO AUTHORITY (ARGUMENTUM AD VERECUNDIAM)
Definition: While sometimes it may be appropriate to cite an authority to support a point, often it is not. In particular, an appeal to authority is inappropriate if: i. the person is not qualified to have an expert opinion on the subject, ii. experts in the field disagree on this issue. iii. the authority was making a joke, drunk, or otherwise not being serious A variation of the fallacious appeal to authority is hearsay. An argument from hearsay is an argument which depends on second or third hand sources. Examples: i. Noted psychologist Dr. Frasier Crane recommends that you buy the EZ-Rest Hot Tub. ii. Economist John Kenneth Galbraith argues that a tight money policy s the best cure for a recession. (Although Galbraith is an expert, not all economists agree on this point.) iii. We are headed for nuclear war. Last week Ronald Reagan remarked that we begin bombing Russia in five minutes. (Of course, he said it as a joke during a microphone test.) iv. My friend heard on the news the other day that Canada will declare war on Serbia. (This is a case of hearsay; in fact, the reporter said that Canada would not declare war.) v. The Ottawa Citizen reported that sales were up 5.9 percent this year. (This is hearsay; we are not n a position to check the Citizen's sources.) Proof: Show that either (i) the person cited is not an authority in the field, or that (ii) there is general disagreement among the experts in the field on this point. References: Cedarblom and Paulsen: 155, Copi and Cohen: 95, Davis: 69 3.
ANONYMOUS AUTHORITIES
Definition: The authority in question is not named. This is a type of appeal to authority because when an authority is not named it is impossible to confirm that the authority is an expert. However the fallacy is so common it deserves special mention. A variation on this fallacy is the appeal to rumour. Because the
source of a rumour is typically not known, it is not possible to determine whether to believe the rumour. Very often false and harmful rumours are deliberately started in order to discredit an opponent. Examples: i. A government official said today that the new gun law will be proposed tomorrow. ii. Experts agree that the best way to prevent nuclear war is to prepare for it. iii. It is held that there are more than two million needless operations conducted every year. iv. Rumour has it that the Prime Minster will declare another holiday in October. Proof: Argue that because we don't know the source of the information we have no way to evaluate the reliability of the information. References: Davis: 73 4.
STYLE OVER SUBSTANCE
Definition: The manner in which an argument (or arguer) is presented is taken to affect the likelihood that the conclusion is true. Examples: i. Nixon lost the presidential debate because of the sweat on his forehead. ii. Trudeau knows how to move a crowd. He must be right. iii. Why don't you take the advice of that nicely dressed young man? Proof: While it is true that the manner in which an argument is presented will affect whether people believe that its conclusion is true, nonetheless, the truth of the conclusion does not depend on the manner in which the argument is presented. In order to show that this fallacy is being committed, show that the style in this case does not affect the truth or falsity of the conclusion. References: Davis: 61 ----------------------------------------------------------CAUSAL FALLACIES It is common for arguments to conclude that one thing causes another. But the relation between cause and effect is a complex one. It is easy to make a mistake. In general, we say that a cause C is the cause of an effect E if and only if: i. Generally, if C occurs, then E will occur, and ii. Generally, if C does not occur, then E will not occur ether. We say "generally" because there are always exceptions. For example, we say that striking the match causes the match to light, because: i. Generally, when the match is struck, it lights (except when the match is dunked in water), and ii. Generally, when the match is not struck, it does not light (except when it is lit with a blowtorch). Many writers also require that a causal statement be supported with a natural law. For example, the statement that "striking the match causes it to light" is supported by the principle that "friction produces heat, and heat produces fire". The following are causal fallacies: 1. Post Hoc (Because one thing follows another, it is held to cause the other) 2. Joint Effect (A purpoted causeand effect are both the effects of a joint cause) 3. Insignificant (The purported cause is insignificant compared to others) 4. Wrong Direction (The direction between cause and effect is reversed) 5. Complex Cause (The cause identified is only part of the entire cause)
1.
COINCIDENTAL CORRELATION (POST HOC ERGO PROPTER HOC)
Definition: The name in Latin means "after this therefore because of this". This describes the fallacy. An author commits the fallacy when it is assumed that because one thing follows another that the one thing was caused by the other. Examples: i. Immigration to Alberta from Ontario increased. Soon after, the welfare rolls increased. Therefore, the increased immigration caused the increased welfare rolls. ii. I took EZ-No-Cold, and two days later, my cold disappeared.
Proof: Show that the correlation is coincidental by showing that: (i) the effect would have occurred even if the cause did not occur, or (ii) that the effect was caused by something other than the suggested cause. References: (Cedarblom and Paulsen: 237, Copi and Cohen: 101) 2.
JOINT EFFECT
Definition: One thing is held to cause another when in fact both are the effect of a single underlying cause. This fallacy is often understood as a special case of post hoc ergo prompter hoc. Examples: i. We are experiencing high unemployment which s being caused by a low consumer demand. (In fact, both may be caused by high interest rates.) ii. You have a fever and this is causing you to break out in spots. (In fact, both symptoms are caused by the measles.) Proof: Identify the two effects and show that they are caused by the same underlying cause. It is necessary to describe the underlying cause and prove that it causes each symptom. References (Cedarblom and Paulsen: 238) 3.
GENUINE BUT INSIGNIFICANT CAUSE
Definition: The object or event identified as the cause of an effect is a genuine cause, but insignificant when compared to the other causes of that event. Note that this fallacy does not apply when all other contributing causes are equally insignificant. Thus, it is not a fallacy to say that you helped cause defeat the Tory government because you voted Reform, for your vote had as much weight as any other vote, and hence is equally a part of the cause. Examples: i. Smoking is causing air pollution in Edmonton. (True, but the effect of smoking is insignificant compared to the effect of auto exhaust.) ii. By leaving your oven on overnight you are contributing to global warming. Proof: Identify the much more significant cause. References: (Cedarblom and Paulsen: 238) 4.
WRONG DIRECTION
Definition: The relation between cause and effect is reversed. Examples: i. Cancer causes smoking. ii. The increase in AIDS was caused by more sex education. (In fact, the increase in sex education was caused by the spread of AIDS.) Proof: Give a causal argument showing that the relation between cause and effect has been reversed. References: (Cedarblom and Paulsen: 238) 5.
COMPLEX CAUSE
Definition: The effect is caused by a number of objects or events, of which the cause identified is only a part. A variation of this is the feedback loop where the effect is itself a part of the cause. Examples: i. The accident was caused by the poor location of the bush. (True, but it wouldn't have occurred had the driver not been drunk and the pedestrian not been jaywalking.) ii. The Challenger explosion was caused by the cold weather. (True, however, it would not have occurred had the O-rings been properly constructed.) iii. People are in fear because of increased crime. (True, but this has lead people to break the law as a consequence of their fear, which increases crime even more.) Proof: Show that all of the causes, and not just the one mentioned, are required to produce the effect. References: Cedarblom and Paulsen: 238
______________________________________ MISSING THE POINT These fallacies have in common a general failure to prove that the conclusion is true. The following fallacies are cases of missing the point: 1. Begging the Question (The truth of the conclusion is assumed by the premises) 2. Irrelevant Conclusion (An argument in defense of one conclusion proves another) 3. Straw Man (The arguer attacks a weak version of an opponent's argument)
1.
BEGGING THE QUESTION (PETITIO PRINCIPII)
Definition: The truth of the conclusion is assumed by the premises. Often, the conclusion is simply restated in the premises in a slightly different form. In more difficult cases, the premise is a consequence of the conclusion. Examples: i. Since I'm not lying, it follows that I'm telling the truth. ii. We know that God exists, since the Bible says God exists. What the Bible says must be true, since God wrote it and God never lies. (Here, we must agree that God exists in order to believe that God wrote the Bible.) Proof: Show that in order to believe that the premises are true we must already agree that the conclusion is true. References: Barker: 159, Cedarblom and Paulsen: 144, Copi and Cohen: 102, Davis: 33
2.
IRRELEVANT CONCLUSION (IGNORATIO ELENCHI )
Definition: An argument which purports to prove one thing instead proves a different conclusion. Examples: You should support the new housing bill. We can't continue to see people living in the streets; we i. must have cheaper housing. (We may agree that housing s important even though we disagree with the housing bill.) ii. I say we should support affirmative action. White males have run the country for 500 years. They run most of government and industry today. You can't deny that this sort of discrimination is intolerable. (The author has proven that there is discrimination, but not that affirmative action will end that discrimination.) Proof: Show that the conclusion proved by the author is not the conclusion that the author set out to prove. References: Copi and Cohen: 105 3.
STRAW MAN
Definition: The author attacks an argument which is different from, and usually weaker than, the opposition's best argument. Examples: i. People who opposed the Charlottetown Accord probably just wanted Quebec to separate. But we want Quebec to stay in Canada. ii. We should have conscription. People don't want to enter the military because they find it an inconvenience. But they should realize that there are more important things than convenience. Proof: Show that the opposition's argument has been misrepresented by showing that the opposition has a stronger argument. Describe the stronger argument. References: Cedarblom and Paulsen: 138
REFERENSI: 1. B. Arief Sidharta, Pengantar Logika : Sebuah Langkah Pertama Pengenalan Medan Telaah, Refika Aditama, Bandung, 2012. 2. I Dewa Gede Atmadja, Sudarsono, Suko Wiyono, Filsafat Ilmu : Dari Pohon Pengetahuan Sampai Karakter Keilmuan Ilmu Hukum, Madani, Malang, 2014. 3. Khalimi, Logika: Teori dan Aplikasinya, GP Press, Jakarta Selatan, 2011. 4. Mundiri, Logika, Rajawali Press, Jakarta, 2014. 5. W. Poespoprodjo, EK. T. Gilarso, Logika Ilmu Menalar: Dasar-Dasar Berpikir Tertib, Logis, Kritis, Analitis, Dialektis, Pustaka Grafika, Bandung, 1999. 6. Stephen Downes. Stephen's Guide to the Logical Fallacies. Brandon, Manitoba, Canada, 19952010. http://www.fallacies.ca. 7. A. Basiq Djalil, Logika : Ilmu Mantiq, Kencana, Jakarta, 2014. 8. E. Sumaryono, Dasar-Dasar Logika, Kanisius, Yogyakarta, 1999. 9. Hans Kelsen, B. Arief Sidharta (Penj.), Hukum dan Logika (Essay in Legal and Moral Philosophy), Alumni, Bandung, 2006. 10. JJ.H. Bruggink, B. Arief Sidharta (Penj.), Refleksi tentang Hukum: Pengertian-Pengertian Dasar dalam Teori Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2011. 11. W. Poepoprodjo, Logika Scientifika: Pengantar Dialektika dan Ilmu, Pustaka Grafika, 1999, Bandung.