IMPLEMENTATION OF AUGMENTED REALITY IN THE FORM OF LOCATION BASED SERVICES (LBS) AT THE MUSEUM JOANG ’45 JAKARTA BY USING THE JUNAIO PLATFORM ON THE ANDROID AND IPHONE 1
Marini Shadrina (50407534) 2 Dr. Dewi Agushinta R. 1 Mahasiswa Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma, Margonda Raya 100 Depok 164264 telp (021) 78881112,
[email protected] 2 Pembantu Dekan Bagian Akademik Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi, Universitas Gunadarma,
[email protected]
ABSTRAK Museum Joang ‘45 merupakan museum yang berada di Jakarta yang saat ini pengelolaannya dilaksanakan oleh Dinas Kebudayaan dan Permuseuman Provinsi DKI Jakarta. Penggunaan sistem manual dalam memublikasikan objek yang terdapat pada museum tersebut membuat pengunjung kesulitan dalam mendapatkan informasi yang cepat dan mudah. Penulis memberikan sedikit inovasi dalam memublikasikan museum agar lebih menarik, interaktif dan memudahkan pengunjung dalam mendapatkan informasi melalui perangkat mobile yang dimiliki khususnya Android dan iPhone. Dengan mengimplementasikan Augmented Reality berupa Location Based Services (LBS) pada Museum Joang ’45 menggunakan Platform Junaio diharapkan pengunjung yang belum mengetahui lokasi Museum Joang ’45 dapat dengan mudah memperoleh informasi yang berkaitan dengan museum tersebut dan dapat berinteraksi langsung menggunakan perangkat mobile yang dimiliki. Penulis menggunakan Google Earth untuk mendapatkan koordinat (latitude dan longitude) dari lokasi objek. Lokasi objek yang tertangkap oleh kamera ditampilkan dalam bentuk persegi panjang. Semakin jauh posisi objek yang dicari, maka semakin kecil pula ukuran bentuk persegi panjang yang diterima oleh pengguna. Waktu proses dalam melakukan pencarian lokasi adalah selama 3 detik. Implementasi Augmented Reality ini dibuat dengan menggunakan Platform Junaio, Cpanel yang berperan sebagai webhosting, serta bahasa pemrograman PHP dan XML. Kata Kunci: Android, Augmented Reality, iPhone, Location Based Services (LBS), Platform Junaio
ABSTRACT Museum Joang '45 is a museum located in Jakarta which currently managed and implemented by the Department of Culture and Museum Jakarta. Using the manual system in publishing object contained in the museum makes visitors difficult in getting information
quickly and easily. The author gives a bit of innovation in order to publish the museum more attractive, interactive and allows visitors to get information through their mobile devices, especially Android and iPhone. The implementation of Augmented Reality in the form of Location Based Services (LBS) at the Museum Joang '45 using Junaio Platform is expected know the location of the Museum Joang '45 and can easily obtain information related to the museum and interact directly using their mobile devices. The author uses Google Earth to get the coordinates (latitude and longitude) of the object location. Location of the object captured by the camera is displayed in a rectangle. The further position of the object look for, the smaller the size of the rectangular shape is also accepted by the user. The processing time in searching the location is for 3 seconds. This AR implementation is made by using Junaio Platform, which acts as Cpanel webhosting and programming languages about PHP and XML. Keywords: Android, Augmented Reality, iPhone, Junaio Platform, Location Based Services (LBS). PENDAHULUAN Museum Joang ‘45 merupakan museum yang berada di Jakarta yang saat ini pengelolaannya dilaksanakan oleh Dinas Kebudayaan dan Permuseuman Provinsi DKI Jakarta (wikipedia, 2011). Koleksi yang menjadi daya tarik pengunjung dari museum tersebut adalah adanya mobil dinas Presiden dan Wakil Presiden RI pertama yang dikenal dengan nomor REP 1 dan REP serta koleksi foto-foto dokumentasi dan lukisan yang menggambarkan perjuangan sekitar tahun 1945 - 1950. Pada saat ini Museum Joang ’45 masih menggunakan cara manual dalam memublikasikan objek yang terdapat pada museum tersebut. Dengan kemajuan teknologi yang terus berkembang dalam berbagai aspek kehidupan saat ini menjadikan para pengembang teknologi untuk membuat aplikasi baru yang bertujuan untuk lebih memudahkan masyarakat dalam mendapatkan informasi yang berbasis mobile. Augmented Reality (AR) atau dapat disebut juga sebagai Realitas Tertambah merupakan integrasi elemen digital yang ditambahkan ke dalam dunia nyata secara waktu nyata dan mengikuti keadaan lingkungan yang ada di dunia nyata serta dapat diterapkan pada perangkat mobile. Teknologi ini telah ada selama hampir 40 tahun yang sebelumnya telah diperkenalkan dengan aplikasi Virtual Reality (VR) untuk pertama kalinya. Penggunaan AR saat ini telah menyebar ke segala aspek di dalam kehidupan dan akan mengalami perkembangan yang signifikan untuk ke depannya. Augmented Reality (AR) banyak digunakan dalam berbagai bidang, contohnya pada bidang hiburan, bidang periklanan hingga ke bidang pembelajaran (edukasi). Terinspirasi dari banyaknya museum di Indonesia yang masih menggunakan sistem manual di dalamnya, Penulis ingin memberikan sedikit inovasi untuk museum yang
ada di Indonesia agar lebih menarik dan interaktif yaitu dengan menerapkan AR pada tempat bersejarah yang terdapat pada Museum Joang ’45. Projek pengimplementasian Augmented Reality di Museum Joang ’45 pada Android, iPhone dan TV Plasma dibuat berdasarkan masalah tersebut. Pengunjung yang memiliki Android maupun iPhone diharapkan dapat dengan mudah mendapatkan informasi pada objek yang terdapat di dalam museum hanya dengan mengaktifkan aplikasi Junaio serta mengarahkan kamera ke objek yang diinginkan. Pada penulisan tugas akhir ini, Penulis akan mengimplementasikan Augmented Reality yang berupa Location Based Services (LBS) dengan menggunakan platform Junaio yang akan menampilkan informasi lokasi dari museum dan beberapa lokasi objek penting di sekitar museum serta informasi yang terkait dengan lokasi objek tersebut. TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Museum Joang '45 Gedung yang dibangun sekitar tahun 1920-an ini merupakan tempat yang menjadi kisah atau titik awal sebuah sejarah kemerdekaan bangsa Indonesia. Pada awalnya Museum Joang ’45 adalah bangunan sebuah hotel yang dikelola oleh keluarga “L.C. Schomper” seorang berkebangsaan Belanda yang telah lama menetap di Batavia. Setelah Jepang masuk ke Indonesia pada tahun 1942-1945 dan menguasai Batavia, maka hotel yang diberi nama Schomper ini pun berpindah tangan kepada para pemuda Indonesia dan diberi nama Ganseikanbu Sendenbu atau dalam terjemahannya adalah Jawatan Propaganda Jepang. Setelah gedung tersebut berpindah tangan, maka berubah pula fungsinya. Pada tahun 1942, gedung tersebut dijadikan sarana pendidikan dan politik bagi para pemuda Indonesia yang dibiayai sepenuhnya oleh pemerintah Jepang. Koleksi Museum Di museum ini dapat dilihat jejak perjuangan kemerdekaan RI dengan koleksi benda peninggalan para pejuang Indonesia. Di antaranya adalah mobil dinas resmi Presiden dan Wakil Presiden RI Pertama yang dikenal dengan mobil REP 1 dan REP 2, serta Mobil Peristiwa Pemboman di Cikini. Selain itu ada pula koleksi foto-foto dokumentasi dan lukisan yang menggambarkan perjuangan sekitar tahun 1945-1950-an. Beberapa tokoh perjuangan ditampilkan pula dalam bentuk patung-patung dada. Pengenalan Augmented Reality Realitas tertambah atau lebih dikenal dengan Augmented Reality (AR) adalah teknologi yang menggabungkan benda maya tiga dimensi ke dalam sebuah lingkungan nyata tiga dimensi dan menampilkannya dalam waktu nyata. Tidak seperti realitas maya yang sepenuhnya menggantikan kenyataan, realitas tertambah sekedar menambahkan atau melengkapi kenyataan.
Benda-benda maya menampilkan informasi yang tidak dapat diterima oleh pengguna dengan inderanya sendiri. Hal ini membuat realitas tertambah sesuai sebagai alat untuk membantu persepsi dan interaksi penggunanya dengan dunia nyata. Informasi yang ditampilkan oleh benda maya membantu pengguna melaksanakan kegiatan dalam dunia nyata. Realitas tertambah dapat diaplikasikan untuk semua indera, termasuk pendengaran, sentuhan dan penciuman. Selain digunakan dalam bidang-bidang seperti kesehatan, militer, industri manufaktur, realitas tertambah juga telah diaplikasikan dalam perangkat-perangkat yang digunakan orang banyak, seperti pada telepon genggam. AR didefinisikan sebagai penggabungan benda-benda nyata dan maya di lingkungan nyata, berjalan secara interaktif dalam waktu nyata, dan terdapat integrasi antar benda dalam tiga dimensi, yaitu benda maya terintegrasi dalam dunia nyata (Ronald T. Azuma, 1997). Penggabungan benda nyata dan maya dimungkinkan dengan teknologi tampilan yang sesuai, interaktivitas dimungkinkan melalui perangkat-perangkat input tertentu dan integrasi yang baik memerlukan penjejakan yang efektif. Selain menambahkan benda maya dalam lingkungan nyata, realitas tertambah juga berpotensi menghilangkan benda-benda yang sudah ada. Menambah sebuah lapisan gambar maya dimungkinkan untuk menghilangkan atau menyembunyikan lingkungan nyata dari pandangan pengguna. Misalnya, untuk menyembunyikan sebuah meja dalam lingkungan nyata, perlu digambarkan lapisan representasi tembok dan lantai kosong yang diletakkan di atas gambar meja nyata, sehingga menutupi meja nyata dari pandangan pengguna. (tiosijimbo.wordpress.com, 2009). Location Based Services (LBS) Location Based Services merupakan sebuah sistem layanan yang cara kerjanya tergantung pada letak koordinat latitude dan longitude suatu objek. Sistem ini digunakan untuk menampilkan posisi dari suatu objek yang akan ditampilkan pada kamera perangkat mobile. Layanan yang terdapat pada LBS tidak sebatas informasi posisi suatu objek akan tetapi LBS juga dapat menampilkan deskripsi tentang objek tersebut, untuk sebagian kasus seperti LBS pada objek gedung tertentu, LBS bisa memberikan informasi tambahan seperti nomor telepon, email dan homesite dari gedung tersebut. Pengenalan Platform Junaio Junaio merupakan sebuah platform yang berjalan pada handphone-handphone tertentu dengan spesifikasi yang menunjang untuk Augmented Reality. Junaio digunakan sebagai browser Augmented Reality yang akan diimplementasikan pada objek, foto, lokasi dan bendabenda di sekitar. Junaio memberikan kesempatan untuk mengembangkan berbagai macam Augmented Reality dengan memberikan ruang untuk mencoba dan membuat sendiri berbagai macam Augmented Reality yang diinginkan dengan fitur-fitur yang telah disediakan.
Gambar 1. Tampilan aplikasi Junaio Channel Junaio Channel Junaio merupakan sebuah layanan yang terdapat pada platform Junaio. Channel Junaio merupakan suatu layanan yang berfungsi untuk membangun sebuah Location Based Service (LBS). LBS berguna dalam menampilkan posisi suatu objek, serta menampilkan informasi-informasi yang terkait pada objek tersebut.
ANALISIS DAN PERANCANGAN Cara Kerja Junaio Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan untuk menjadi developer (pengembang) agar dapat menggunakan aplikasi junaio. Tahapan tersebut antara lain sebagai berikut : • Sign up untuk mendapatkan API key • Setting Server dan memanajemen channel • Melakukan uji coba terhadap channel yang telah dibuat. Skema cara kerja dari aplikasi junaio dapat dilihat seperti pada gambar 2 berikut ini.
Gambar 2. Skema kerja aplikasi Junaio Gambar 1 merupakan skema kerja dari aplikasi Junaio ketika aplikasi dijalankan oleh User (pengguna). Mobile client merupakan perangkat mobile yang digunakan oleh pengguna untuk menjalankan aplikasi Junaio. Perangkat mobile yang dapat menjalankan aplikasi ini adalah perangkat mobile yang berbasis android dan perangkat mobile yang berbasis iOS (iPhone).
Kedua perangkat mobile tersebut dapat terhubung dengan aplikasi Junaio dengan adanya POIs (Point of Interests)/ Search dan POIs/ Event. User dapat mencari channel yang diinginkan dengan adanya permintaan POIs/ Search yang dikirimkan ke server. Kemudian server akan melakukan Callback request dari channel yang diminta. POI (Point of interest) merupakan sebuah link yang digunakan untuk Callback request. Selanjutnya POIs/ Event dikirim ke server. Setelah menerima permintaan POI/ Event, User bebas untuk mengubah semua informasi di server dengan mengirim ulang POI tertentu dan melakukan perubahan informasi. Konten yang terdapat di dalam server dapat berupa gambar, teks, suara dan video. User juga dapat menambahkan POI baru atau menghapus yang sudah ada. Arsitektur Junaio
Gambar 3. Arsitektur Junaio Arsitektur Junaio tersebut menjelaskan cara kerja platform Junaio agar dapat menjalankan konten yang terdapat pada channel. Perangkat mobile smartphone yang ada pada saat ini telah memiliki fasilitas berupa GPS data dari satelit sehingga smartphone tersebut dapat menjalankan semua aplikasi yang berhubungan dengan GPS, salah satunya adalah aplikasi Junaio. Untuk menjalankan sebuah channel di Junaio, User terlebih dahulu harus melakukan pencarian terhadap nama channel yang diinginkan. Proses kerja dari pencarian tersebut adalah dengan pengambilan channel dan POIs (Point Of Interests) yang telah tersimpan di server Junaio. POIs merupakan sebuah link website provider yang di dalamnya berisikan konten untuk channel. Junaio Publishing Environment berisi data-data dari sebuah channel yang telah dipublikasikan ke Junaio. Semua informasi pada channel akan otomatis dimasukkan ke dalam server Junaio ketika channel telah dipublikasikan sehingga server dapat mendefinisikan isi konten dari channel tersebut. Webhosting (control panel) merupakan sebuah web yang digunakan untuk melakukan hosting bagi para developer yang akan membuat sebuah channel di Junaio. Untuk dapat
menjalankan channel, developer harus mendapatkan POI dari Source code yang berupa source PHP. Kode sumber berisi POI dan data-data yang berkaitan dengan konten untuk sebuah channel. User bisa menggunakan perangkat mobilenya untuk menjalankan channel yang telah disimpan di server Junaio menggunakan aplikasi Junaio. Pencarian Koordinat dengan Google Earth Koordinat untuk sebuah konten channel yang berupa Location Based Services (LBS) merupakan hal yang sangat penting. Koordinat memiliki peranan penting untuk menampilkan posisi objek. Adapun cara untuk melakukan pencarian koordinat sebuah objek, yaitu dengan menggunakan Google Earth. Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan untuk melakukan pencarian koordinat (latitude, longitude) dari lokasi suatu objek. Tahapan tersebut dapat dilihat pada gambar 3.3 berikut. Satelit
Koneksi Internet
Aplikasi Google Earth
Pencarian Lokasi Objek
Mendapatkan koordinat (Latitude, Longitude)
Gambar 4. Tahapan pencarian koordinat (Latitude, Longitude) Satelit merupakan benda yang mengorbit benda lain dengan periode revolusi dan rotasi tertentu. Ada berbagai macam jenis satelit, di antaranya yaitu satelit alam dan satelit buatan. Dalam melakukan pencarian koordinat ini Penulis menggunakan satelit navigasi. Satelit navigasi adalah satelit yang menggunakan sinyal radio yang disalurkan ke penerima di permukaan tanah untuk menentukan lokasi sebuah titik di permukaan bumi. Salah satu satelit navigasi yang sangat populer adalah Global Positioning System (GPS) milik Amerika Serikat selain itu ada juga Glonass milik Rusia. Bila pandangan antara satelit dan
penerima di tanah tidak ada gangguan, maka dengan sebuah alat penerima sinyal satelit (penerima GPS) bisa diperoleh data posisi di suatu tempat dengan ketelitian beberapa meter dalam waktu nyata. Sebuah perangkat mobile memerlukan koneksi internet untuk mendapatkan sinyal langsung ke satelit dalam pencarian data GPS pada permukaan bumi. Dibutuhkan adanya sambungan ke internet untuk dapat menggunakan aplikasi Google Earth. Koordinat (Latitude, Longitude) Koordinat merupakan bagian inti dari suatu Location Based Services (LBS). Koordinat yang didapatkan harus berupa Latitude dan Longitude. Lokasi objek berdasarkan Latitude dalam istilah bahasa Indonesia adalah garis lintang merupakan garis khayal yang digunakan untuk menentukan lokasi di Bumi terhadap garis khatulistiwa (utara atau selatan). Posisi lintang merupakan penghitungan sudut dari 0° di khatulistiwa sampai ke +90° di Kutub Utara dan -90° di Kutub Selatan. Latitude (biasanya dinotasikan dengan huruf Yunani phi ( φ )) sering diukur dalam derajat, dengan menit dan detik untuk pengukuran lebih halus. Misalnya, Gedung Museum Joang ‘45 memiliki lintang 6° 10′ 10.15″ S yaitu 6 derajat 10 menit ditambah 10.15 detik. Dengan melakukan perhitungan dalam derajat secara manual maka didapatkan hasil 6.186137. Lokasi objek berdasarkan Longitude dalam istilah bahasa Indonesia adalah garis bujur menggambarkan lokasi sebuah tempat di timur atau barat Bumi dari sebuah garis utaraselatan yang disebut Meridian Utama. Longitude diberikan berdasarkan pengukuran sudut yang berkisar dari 0° di Meridian Utama ke +180° arah timur dan −180° arah barat. Dengan menggunakan aplikasi Google Earth User tidak perlu melakukan perhitungan manual untuk mendapatkan hasil dari Latitude dan Longitude posisi suatu objek. User hanya perlu melakukan klik kanan kanan pada posisi objek di tampilan hasil pencarian dengan Google Earth kemudian pilih Direction from Here atau Direction to Here. Secara otomatis hasil Latitude dan Longitude akan keluar di bagian fitur search – Directions pada aplikasi Google Earth. Gambar 3.7 berikut ini adalah tampilan dari proses pencarian koordinat Museum Joang ‘45.
Gambar 5. Proses Pencarian Koordinat pada Google Earth
Rancangan Tampilan Rancangan Halaman Utama Aplikasi Junaio
Gambar 6. Tampilan Aplikasi Junaio Gambar 6 merupakan tampilan dari halaman utama aplikasi Junaio. Pada halaman awal aplikasi Junaio tersebut terdapat 6 buah konten, yaitu near me, scan, favourites, history, my junaio, dan getting started. Masing-masing konten memiliki fungsi yang berbeda. Menu Scan, digunakan untuk melakukan refresh terhadap channel-channel yang terdapat di aplikasi Junaio. Menu Favourites, berisikan channel-channel yang diminati oleh pengguna. Menu History, berisi arsip channel-channel yang telah dilihat. Menu My junaio, berisikan channel-channel yang terdapat pada aplikasi Junaio. Menu Getting Started, berisi tutorial mengenai cara memulai menggunakan aplikasi Junaio. Pada tampilan paling atas dari aplikasi ini, terdapat search junaio yang berfungsi untuk melakukan pencarian terhadap channel yang dituju. Dalam hal ini channel yang dimaksud adalah “Museum Joang 45 Jakarta”. Apabila channel tersebut dipilih, maka akan muncul tampilan seperti gambar 7.
Gambar 7. Pencarian channel Museum Joang 45 Jakarta
Rancangan Channel Museum Joang ‘45
Gambar 8. Channel utama Museum Joang ’45 Gambar 8 berisi deskripsi mengenai Museum Joang ’45. Terdapat pula 3 buah tombol, yaitu Email, Call dan Open Web. Masing-masing tombol pada channel memiliki fungsi yang berbeda. Tombol “Email” digunakan untuk mengirimkan email ke Museum Joang, tombol “Call” digunakan untuk menelepon pihak dari Museum Joang dan tombol “Open Web” yang digunakan untuk menampilkan website dari museum. Saat menekan tombol Email, maka akan muncul tampilan Email seperti gambar 9 berikut.
Gambar 9. Tampilan compose mail Nomor telepon yang tertera pada gambar 10 merupakan nomor telepon dari Museum Joang ’45 yang dapat langsung terhubung dengan cara menekan tombol Call.
Gambar 10. Tampilan saat mengklik tombol Call Rancangan tampilan Open Website Museum Joang ’45 dapat dilihat pada gambar 11 berikut.
Gambar 11. Tampilan Open Website Museum Joang ‘45
IMPLEMENTASI DAN HASIL Menjadi Developer (Pengembang) di Junaio Langkah pertama yang harus dilakukan sebelum membuat sebuah Channel pada platform Junaio adalah melakukan pendaftaran akun di website http://junaio.com.
Gambar 12. Halaman awal website Junaio Berikut ini langkah-langkah untuk para calon developer saat mendaftar sebagai developer: 1. Buka website Junaio (http://www.junaio.com/) dan klik "Developer" untuk menuju ke bagian publisher (http://www.junaio.com/publisher). 2. Agar dapat menjadi seorang developer, maka harus membuat akun di Junaio dengan cara mengklik tombol “Signup for Free” yang terdapat pada website Junaio seperti yang terlihat pada gambar 13.
Gambar 13. Tampilan Login/ Signup untuk menjadi Developer 3. Kemudian akan ditampilkan form yang berisi field untuk pendaftaran yang harus diisi
oleh calon developer.
Gambar 14. Form isian untuk mendaftar sebagai developer
4. Isi formulir pendaftaran developer serta menerima syarat & ketentuan (untuk
developer/ penerbit) untuk mengaktifkan akun developer. Setelah mengisi form dan mengklik tombol “sign up”, Seorang developer yang telah mengaktifkan akunnya akan otomatis diberikan API key yang berfungsi untuk menyinkronkan kode sumber dengan server Junaio. Key (kunci) ini diperlukan untuk memvalidasi server Junaio melakukan Callback API pada server. API key ini bersifat rahasia, key ini tidak boleh diberitahukan kepada orang lain. Jika seseorang meminta informasi pada server tanpa memberikan kunci yang valid, maka developer dapat menolak akses tersebut. Setelah mendapat API key seorang developer sudah bisa memulai untuk membuat channel pada Junaio.
Gambar 15. Tampilan API key developer Membuat Channel Pada bagian ini akan dijelaskan bagaimana proses pembuatan channel di bagian publishing (publikasi). Setelah mendaftar untuk menjadi developer berhasil, developer diberi hak untuk mengakses bagian publishing. Kemudian developer dapat mengikuti langkahlangkah yang ditunjukkan berikut ini untuk membuat channel di bagian publishing: 1. Log in dengan akun Junaio. Akun Junaio ini harus diverifikasi dan peran sebagai developer diaktifkan. 2. Pada sisi kanan halaman publishing terdapat beberapa kategori, pilih kategori “channels”, pilih “New Channel”.
Gambar 16. Tampilan kategori Channels 3. Kemudian akan muncul halaman yang berisikan form untuk pembuatan channel
seperti yang terlihat pada gambar 17.
Gambar 17. Tampilan Form untuk pembuatan channel 4. Formulir ini digunakan untuk mendefinisikan dan membuat channel di bagian publishing. Semua field yang hurufnya berupa cetak tebal wajib diisi. Seorang developer dapat memodifikasi isi field ketika channel telah dibuat. 5. Setelah mengisi semua informasi pada field, klik tombol "create". Kemudian akan muncul halaman untuk melakukan pengaturan atau pengeditan konten pada channel. Melakukan Resize Gambar dengan Adobe Photoshop CS3 Langkah selanjutnya adalah melakukan resize (perubahan ukuran) terhadap gambar untuk dapat menampilkan gambar pada channel Museum Joang ‘45 Jakarta. Gambar yang terdapat dalam channel di Junaio ini terdiri dari 2 jenis gambar, yaitu thumbnail dan ikon. Pada Junaio, gambar akan muncul pada channel apabila sesuai dengan ukuran gambar yang telah ditetapkan. Aturan untuk ukuran gambar tersebut adalah sebagai berikut: a. Thumbnail Gambar dengan ukuran 150x150 piksel dan format gambar adalah .jpg. b. Ikon Gambar dalam bentuk ikon memiliki ukuran 40x40 piksel dan format gambar adalah .png. Melakukan Hosting dengan Cpanel Setelah membuat channel dengan nama “Museum Joang 45 Jakarta”, selanjutnya adalah melakukan hosting dengan menggunakan Cpanel. Cpanel bersifat pribadi, yaitu hanya pihak yang mengetahui Cpanel sajalah yang berhak mengakses Cpanel. Berikut ini merupakan langkah-langkah dalam melakukan hosting menggunakan Cpanel:
a. Login ke Cpanel 1. Buka Cpanel melalui browser. Cpanel diakses melalui alamat domain dan diberi akhiran “:2082” atau memberi akhiran “/cpanel” pada domain yang dimiliki. Pada projek kali ini domain yang dimiliki adalah “www.indonesiainyourhand.com”, maka alamat cPanel penulis adalah “indonesiainyourhand.com:2082” atau “www.indonesiainyourhand/ cpanel”. 2. Setelah mengetikkan alamat URL tersebut pada browser, username dan password (Gambar 18) yang telah diberikan oleh penyedia hosting sebelumnya wajib diisi.
Gambar 18. Login Cpanel Setelah melakukan login pada Cpanel, maka akan muncul halaman utama Cpanel yang dapat dilihat pada gambar 19 berikut.
Gambar 19. Halaman utama Cpanel
b. Membuat Subdomains
Berikut ini adalah langkah-langkah dalam membuat Subdomains : 1. Klik icon “Subdomains” pada menu domains,
Gambar 20. Tampilan Subdomains pada menu Domains 2. Berada di halaman pembuatan Subdomains.
Gambar 21. Tampilan menu Subdomains 3. Isi Subdomain dengan nama “museumjoang45jakarta” lalu klik “create” seperti pada gambar 22 berikut.
Gambar 22. Tampilan pembuatan Subdomain museumjoang45jakarta
Gambar 23. Subdomains museumjoang45jakarta berhasil dibuat Menjalankan Aplikasi Gambar 24 berikut ini merupakan tampilan channel Museum Joang 45 Jakarta yang telah dipublikasi dan diberi informasi berupa deskripsi mengenai Museum serta gambar dalam bentuk thumbnail.
Gambar 24. Tampilan untuk mengedit channel Museum Joang 45 yang telah dipublikasi
Gambar 25. Channel Museum Joang 45 Jakarta yang telah dipublikasi
Gambar 26 merupakan tampilan dari channel Museum Joang 45 Jakarta yang telah dipublikasi. Dengan melakukan publikasi terhadap channel Museum Joang 45 Jakarta, pengguna tidak perlu melakukan login terlebih dahulu agar dapat melihat informasi mengenai objek tersebut. Pengguna dapat dengan mudah menggunakan aplikasi Junaio yang terdapat pada perangkat mobilenya. Dengan mengetikkan “Museum Joang” pada fitur search aplikasi Junaio, pengguna dapat langsung mendapatkan informasi yang diinginkan berupa lokasi objek yang terdapat di sekitar Museum Joang 45 Jakarta.
Gambar 26. Pencarian lokasi Museum Joang menggunakan aplikasi Junaio Apabila pencarian ditemukan, maka akan muncul channel Museum Joang 45 Jakarta seperti yang terlihat pada gambar 27 berikut.
Gambar 27. Channel Museum Joang 45 Jakarta ditemukan
1. 2. 3. 4.
Pada aplikasi ini terdapat 8 buah lokasi yang tampil pada layar aplikasi Junaio, yaitu : Museum Joang '45, Museum Seni Rupa dan Keramik, Museum Wayang, Museum Sejarah Jakarta,
5. Monumen Nasional, 6. Museum Tekstil, 7. Museum Bahari, 8. Jembatan Kota Intan.
Gambar 28. Objek-objek yang terdapat dalam channel Museum Joang 45 Jakarta Gambar 28 merupakan tampilan saat radar koordinat mendeteksi objek yang terdapat dalam channel Museum Joang 45 Jakarta.
Gambar 29. Informasi mengenai Museum Joang’45 Gambar 29 merupakan tampilan dari objek, yaitu Museum Joang’45 yang telah berisi informasi dan jarak dalam satuan Km. Terdapat 3 buah tombol dalam channel tersebut, yaitu “Email”, “Call” dan “Open Web”.
PENUTUP Kesimpulan Dari hasil uji coba terhadap beberapa objek di sekitar Museum Joang ’45 diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Pengguna aplikasi dengan mudah mendapatkan informasi mengenai objek penting yang terdapat di sekitar Museum hanya dengan mengaktifkan aplikasi Junaio serta mengarahkan kamera ke objek yang diinginkan. Pendeteksian lokasi objek ditangkap dengan cukup baik oleh kamera dan radar koordinat yang terdapat dalam aplikasi. Koneksi internet mempengaruhi cepat lambatnya pendeteksian lokasi objek. Aplikasi ini akan melakukan refresh terhadap channel di Museum Joang ’45 setiap 3 detik. Koordinat (longitude dan latitude) dicari dengan menggunakan Google Earth dan mempunyai peran penting dalam menampilkan lokasi objek. Posisi objek yang terdeteksi oleh kamera ditampilkan dalam bentuk persegi panjang dan berisi informasi berupa alamat, telepon, homepage dan email. Saran Penulis menyadari bahwa dalam tugas akhir ini masih terdapat kekurangan, mengingat keterbatasan kemampuan yang dimiliki Penulis. Saat melakukan pencarian terhadap objek yang diinginkan, terdapat sedikit gangguan di antaranya apabila koneksi internet lambat, maka pengguna aplikasi akan mendapatkan informasi dengan waktu yang cukup lama. Diperlukan adanya tampilan rute perjalanan menuju lokasi Museum Joang ’45 Jakarta pada aplikasi ini agar dapat menjadi petunjuk arah jalan bagi pengunjung. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar aplikasi ini dapat dipergunakan dengan baik di masa yang akan datang. DAFTAR PUSTAKA [1] Afif Amrullah, “Unified Modelling Language”, https://docs,google,com/, Tanggal Akses [2] [3] [4] [5]
: 27 Juli 2011. Anonim, “Augmented Reality”, http://www,tech-faq,com/augmented-reality,html, Tanggal Akses : 19 Mei 2011. Anonim, “Gedung Joang ‘45”, http://museumjoang45jakarta,or,id/joang45, Tanggal 24 Juni 2011. Anonim, “How it works”, http://augmentedreality,co,id/, Tanggal Akses : 1 Juli 2011. Anonim, “Point of Interest Search Device and Point of Interest Search Method”, http://www,faqs,org/patents/app/20090271400, Tanggal Akses : 25 September 2011.
[6] Anonim, “Publisher Information”, http://dev,junaio,com/publisher/examples, Tanggal
Akses : 6 Mei 2011. [7] Tessy Badriyah, 2007, UML Class Diagram, Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya, Tanggal Akses : 23 Juli 2011. [8] Diater Schmalstieg, Gerhard Reitmayr, & H artmut Seichter, “Handheld Augmented Reality : Christian Doppler Laboratory”, Http:// studierstube,icg,tugraz,at /handheld_ar/, Tanggal Akses : 8 Juni 2011. [9] Hamilton, Karen & Olenewa, Jorge, 2010, “Augmented Reality in Education,(online)”, http://www,authorstream,com/Presentation/k3hamilton-478823-augmented-reality-ineducation/, Tanggal Akses : 28 Juni 2011. [10]Kurt Squire, Eric Klopfer, Augmented Reality Simulations on Handheld Computers, THE JOURNAL OF THE LEARNING SCIENCES, 16(3), 371-413, Tanggal Akses : 15 Agustus 2011. [11]Mataharisenja, “Membuat Aplikasi Android #1”, http:// cingciripit,com/2010/04/membuat-aplikasi-android-1/, Tanggal Akses : 20 Mei 2011. Heni Puspitosari, Pemrograman Web Database dengan PHP dan MySQL Tingkat Mahir, Skripta
