QUALITY CONTROL UNTUK PRODUKSI KERTAS PT X PAPER PRODUCTS MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA
Parlaungan
PROGRAM STUDI MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 M/1432 H
QUALITY CONTROL UNTUK PRODUKSI KERTAS PT X PAPER PRODUCTS MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh : Parlaungan 107094003022
PROGRAM STUDI MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TENOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 M/ 1432 H
i
PENGESAHAN UJIAN
Skripsi berjudul “Quality Control Untuk Produksi Kertas PT X Paper Products Menggunakan Metode Six Sigma” yang ditulis oleh Parlaungan, NIM 107094003022 telah diuji dan dinyatakan lulus dalam sidang Munaqosyah Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 08 Juni 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Strata Satu (S1) Program Studi Matematika.
Menyetujui, Penguji I,
Penguji II,
Dr. Agus Salim, M.Si NIP. 19720816 199903 1 003
Hata Maulana, M.T.I NIDN. 0323108402
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Taufik Edy Sutanto, M.Sc.Tech NIP. 19790530 200604 1 002
Gustina Elfiyanti,M.Si NIP. 19820820 200901 2 006
Mengetahui,
Dekan Fakultas Sains dan Teknologi,
Ketua Program Studi Matematika,
Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis NIP. 19680117 200112 1 001
Yanne Irene, M.Si NIP. 19741231 200501 2 018
ii
PERSEMBAHAN
“Skripsi ini penulis persembahkan buat Ayah dan Umak tercinta serta untuk Kakak tersayang Karena doanya dan usaha beliau penulis penulis mampu menyelesaikan pendidikan S1 Teruntuk „muthiiatun,S.Pd‟ yang selalu memberikan motivasi setiap saat Karena kalian semualah penulis selalu semangat”
Motto
“Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tak ada pelindung bagi mereka selain Dia”. (Ar-Ra‟d [13]:11)
“Di dunia ini tidak ada satupun manusia yang bodoh, tetapi tidak sedikit dari mereka adalah manusia yang lalai dan malas”. (Motto Hidup)
iv
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENARBENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Jakarta, Mei 2011
Parlaungan 107094003022
iii
ABSTRAK
PARLAUNGAN, Quality Control Untuk Produksi Kertas PT X Paper Products Menggunakan Metode Six Sigma. Di bawah bimbingan Taufik Edy Sutanto, M.Sc. Tech dan Gustina Elfiyanti, M.Si.
Perkembangan industri yang meningkat, menyebabkan persaingan antar perusahaan yang bergerak dalam produksi barang dan jasa yang sama. Selama dilakukan dengan etika bisnis yang benar, maka persaingan tersebut adalah persaingan yang sehat. Salah satu upaya untuk memenangkan persaingan tersebut antara lain pengendalian kualitas daripada produk yang dipasarkan sebelum jatuh kepada konsumen. Dengan adanya pengendalian mutu atau kualitas, diharapkan kosumen merasa puas dengan produk yang dibeli. Hal ini akan mengakibatkan permintaan produksi perusahaan tersebut stabil ataupun meningkat. Pengendalian tersebut tidak dapat dilakukan secara konstan, tetapi harus dilakukan sesuai dengan tuntutan konsumen yang sifatnya dinamis. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam pengendalian kualitas yaitu Six Sigma. Pada penelitian ini dilakukan suatu pengendalian kualitas menggunakan metode Six Sigma melalui Fase Define, Measure, Analyze (DMA), pada suatu perusahaan yang bergerak dalam industri kertas yaitu PT X Paper Products Tangerang-Indonesia. Dengan dua jenis kertas yang dominan dalam target pasar yaitu jenis IT 127 dan IT 170. Permasalahan dalam proses produksi kertas jenis IT 127 adalah faktor light/sangat terang dan untuk jenis IT 170 adalah faktor dyes
v
atau merah berlebihan. Permasalahan tersebut mengakibatkan perusahaan belum mempunyai kapabilitas dan berada pada level 1.3 sigma untuk IT 127 dan 1.52 sigma untuk IT 170. Penyebab utama faktor sangat terang jenis IT 127 dan merah berlebihan untuk IT 170 adalah faktor kecerobohan pekerja dalam proses produksi sehingga perlu diadakan pelatihan berupa APAR, Chemical, Dyes, dan Operasional Pekerja. Serta dilakukannya evaluasi pekerja dengan tujuan mengurangi kecerobohan dan meningkatkan pemahaman untuk improve produksi kertas. Kata kunci : DMA, metode Six Sigma, PT X Pulp Products Tangerang-Indonesia.
vi
ABSTRACT
PARLAUNGAN, Quality Control Paper Product of PT X Paper Products by using Six Sigma Methods direction by Taufik Edy Sutanto, M.Sc.Tech and Gustina Elfiyanti, M.Si.
The developing industry can cause the competition among other companies that has same product goods and service. The competition is fair, that is about Quality Control can satisfy the consumer. One of the method that can be used in Quality Control is Six Sigma. In this research the writer uses Quality Control by using Six Sigma method through Define, Measure, and Analyze technique (DMA) in PT X Paper Production Tangerang-Indonesia. This research use two types of dominant paper in market, IT 127 and IT 170. There’s problem in producing the two types of paper in IT 127 paper is lightening factor, it’s too light in paper composition. In IT 170 paper is dyes factor, it’s too red in paper composition. That problems show that the company is not capable to produce the paper because there is 1.3 sigma for IT 127 and 1.52 sigma for IT 170. The main factor from the problems is prominant imporer employees in producing the paper. The employee must be trained in APAR, Chemical, Dyes and Operational Employee. The employees must be evaluated to decrease the carelessness and to increase their skill about paper production. Key word : DMA, IC, Sig Sigma Methods, PT X Products Tangerang-Indonesia.
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Segala puji bagi Allah SWT yang memberikan segala kenikmatankenikmatan yang tak akan pernah dapat dihitung oleh bilangan apapun. Kenikmatan hidup yang tak pernah bisa dibayar dan tak ada yang menjualnya. Sungguh Kau Maha dari segala Maha yang ada. Atas limpahan kenikmatan slah satunya penulis dapat menyelesaikan skripsi “Quality Control Untuk Produksi Kertas PT X Pulp and Paper Products Menggunakan Metode Six Sigma.” Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan untuk mu, Baginda Agung Muhammad SAW, serta kepada keluarga, sahabat, para alim ulama, dan semoga kita termasuk dalam barisan Beliau di Yaumil Akhir nanti. Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan ujian Sarjana Sains pada Program Studi Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat bimbingan, nasihat, motivasi dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Dr. Syopyansyah Jaya Putra, M.Sis, selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Yanne Irene, M.Si, Ketua Program Studi Matematika dan Suma’inna, M.Si, Sekertaris Program Studi Matematika.
viii
3. Taufik Edy Sutanto, M.Sc.Tech, selaku pembimbing I dan Gustina Elfiyanti M.Si, selaku pembimbing II. 4. Dr. Agus Salim, M.Si, selaku penguji I dan Hatta Maulana, M.TI selaku penguji II. 5. Seluruh Dosen dan Karyawan Program Studi Matematika, terima kasih atas pengajaran dan ilmunya yang bermanfaat bagi penulis. 6. Sahabat-sahabat ku Matematika 2007, Dendy Saputro, Nova Dwi Saputra, Gerdyandanu Nilanto, Afief Aryadhani, Febriyana, dan semua penghuni 501 dan 405B. 7. Teman-teman Fakultas Sains dan Teknologi, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah, rumah dan staf pengajar GEC ataupun LP3I yang sangat memaklumkan penulis dalam pembuatan skripsi ini. 8. Keluarga besar Matematika angkatan 2005,2006,2007,2008,2009,2010 tetap semangat. Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya bagi para pembaca umumnya. Dengan segenap kerendahan hati penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Saran dan kritik yang konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan. Wasalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Jakarta, Mei 2011
Penulis
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...........................................................................................
i
PENGESAHAN UJIAN ......................................................................................
ii
PERNYATAAN ...................................................................................................
iii
PERSEMBAHAN . ...............................................................................................
iv
ABSTRAK ...........................................................................................................
v
ABSTRACT .........................................................................................................
vii
KATA PENGANTAR .........................................................................................
ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL ...............................................................................................
xiii
DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................
xiv
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ................................................................................
1
1.2 Permasalahan ..................................................................................
3
1.3 Batasan Masalah .............................................................................
4
1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................
4
1.5 Manfaat Penelitian ..........................................................................
5
ISI 2.1 Definisi Pengendalian Kualitas ......................................................
6
2.1.1 Pengendalian Kualitas Produk .....................................................
6
2.1.2 Pengendalian Kualitas Statistik ...................................................
7
2.2 Six Sigma ........................................................................................
8
2.2.1 Fase Define ...................................................................................
10
2.2.2 Fase Measure ...............................................................................
12
2.2.3 Fase Analyze .................................................................................
22
2.2.4 Fase Improve ................................................................................
26
2.2.5 Fase Control ................................................................................
27
2.3 Proses Produksi Kertas PT X ..........................................................
29
2.3.1 Stock Preparation .........................................................................
29
2.3.2 Paper Machine .............................................................................
31
x
2.3.3 Finishing ang Converting ............................................................
32
2.3.4 Variabel dalam Penelitian ............................................................
32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian .........................................................
34
3.2 Metode Pengumpulan Data ............................................................
35
3.3 Metode Pengolahan Data ................................................................
36
3.4 Alur Penelitian ................................................................................
39
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V
4.1 Pendefinisian Masalah (Define) ......................................................
40
4.2 Pengukuran Kinerja PT X (Measure) .............................................
48
4.2.1 Pengukuran baseline Kinerja .......................................................
48
4.2.2 Pengukuran Kapabilitas Proses ...................................................
51
4.3 Analisis Masalah di PT X (Analyze) ...............................................
57
4.3.1 Diagram Sebab Akibat (Cause and Effect Diagram) ..................
58
4.3.2 FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) ................................
61
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan .....................................................................................
67
5.2 Saran ...............................................................................................
68
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 : Tabel Konversi Sigma .........................................................................
9
Tabel 2.2 : Hubungan Cp dan Kapabilitas Proses .................................................
17
Tabel 2.3 : Hubungan Cpk dan Kapabilitas Proses . ..............................................
20
Tabel 2.4 : Spreadsheet FMEA .............................................................................
25
Tabel 2.5 : Nilai Occurance (OCC), Severity (SEV), dan Detection (DEC) ........
25
Tabel 2.6 : Bentuk table action for failure mode ..................................................
26
Tabel 3.1 : Jadwal Kegiatan ..................................................................................
34
Tabel 4.1 : Nilai UCL dan LCL pada Kertas Jenis IT 127 ...................................
41
Tabel 4.2 : Nilai UCL dan LCL pada Kertas Jenis IT 170 ...................................
42
Tabel 4.3 : Data Cacat Kertas Jenis IT 127 ...........................................................
42
Tabel 4.4 : Data Cacat Kertas Jenis IT 170 ...........................................................
43
Tabel 4.5 : Nilai DPMO dan Sigma Tiap Jenis Kecacatan Pada Kertas IT 127 ...
49
Tabel 4.6 : Nilai DPMO dan Sigma Tiap Jenis Kecacatan Pada Kertas IT 170 ...
50
Tabel 4.7 : Spreadsheet FMEA Masalah Sangat Terang ......................................
62
Tabel 4.8 : Spreadsheet FMEA Masalah Merah Berlebihan .................................
63
Tabel 4.9 : Table Action for Failure Mode IT 127 ...............................................
65
Tabel 4.10 : Table Action for Failure Mode IT 170 .............................................
65
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Contoh Diagram Pareto ..................................................................... 10 Gambar 2.2 : Bagan Kendali Proses Mempunyai Kapability ................................. 14 Gambar 2.3 : Bagan Kendali Proses Kapabilitas Tinggi ........................................ 14 Gambar 2.4 : Bagan Kendali Proses Kapabilitas Hampir Cukup ............................ 15 Gambar 2.5 : Bagan Kendali Proses Tidak Memiliki Kapabilitas .......................... 15 Gambar 2.6 : Contoh Diagram Sebab Akibat ......................................................... 23 Gambar 2.7 : Contoh Control Chart Fase Control .................................................. 28 Gambar 3.1 : Alur Penelitian Skripsi ...................................................................... 39 Gambar 4.1 : Diagram Pareto Untuk Jenis Kertas IT 127 ..................................... 44 Gambar 4.2 : Diagram Pareto Untuk Jenis Kertas IT 170 ..................................... 44 Gambar 4.3 : Process Mapping (Pemetaan Proses) Pembuatan Kertas .................. 46 Gambar 4.4 : Bagan Kendali Shewhart Bagian yang Mendapat Keluhan Jenis IT 127 .................................................................................................... 52 Gambar 4.5 : Bagan Kendali Shewhart Bagian yang Mendapat Keluhan Jenis IT 170 .................................................................................................... 52 Gambar 4.6 : Plot Probabilitas Jumlah Cacat Jenis IT 127 ..................................... 53 Gambar 4.7 : Plot Probabilitas Jumlah Cacat Jenis IT 170 ..................................... 54 Gambar 4.8 : Histogram Untuk Jenis IT 127 .......................................................... 54 Gambar 4.9 : Histogram Untuk Jenis IT 170 .......................................................... 54 Gambar 4.10 : Proses Kapabilitas Jumlah Cacat Jenis IT 127 ................................ 56 Gambar 4.11 : Proses Kapabilitas Jumlah Cacat Jenis IT 170 ................................ 56
xiii
Gambar 4.12 : Diagram Sebab Akibat Kertas Jenis IT 127 .................................... 59 Gambar 4.13 : Diagram Sebab Akibat Kertas Jenis IT 170 .................................... 60
xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Persaingan industri saat ini semakin ketat, berbagai cara dilakukan untuk memenangkan persaingan. Tidak sedikit para pengusaha kalah dalam persaingan produksi. Kekalahan itu terjadi karena hasil produknya tidak banyak diminati dalam hal ini tidak laku di pasaran, sehingga menimbulkan kerugian besar. Banyak faktor penyebab ketidaklakuan suatu produk yaitu karena kelemahan manajemen produksi suatu perusahaan, khususnya kurang kepedulian terhadap hasil produk sebelum dipasarkan kepada konsumen oleh karena pesaing memiliki hasil produk yang lebih baik. Keinginan konsumen pada intinya adalah ingin mendapatkan kepuasaan terhadap barang yang dibelinya. Jika konsumen dihadapkan dengan beberapa pilihan dengan harga yang relatif hampir sama maka yang dipilih adalah produk yang memiliki kualitas utama. Inti dari pernyataan di atas penting adanya suatu manejemen pengawasan kualitas produk. Saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan penghasil barang melabelkan nama kualitas pada media iklan maupun langsung pada kemasan produknya. Hal tersebut dilakukan tidak lebih agar konsumen yakin bahwa produk yang ditawarkan kepadanya adalah produk yang paling baik. Sistem kualitas tersebut dikenal dalam dunia produksi adalah Quality Control atau Pengendalian Mutu Produk.
1
Pengendalian kualitas produk dalam proses produksi merupakan faktor yang sangat penting bagi dunia industri karena pengendalian kualitas yang baik dan dilakukan secara terus menerus akan dapat mendeteksi ketidaknormalan secara cepat, sehingga dapat segara dilakukan tindakan antisipasinya. Hal ini untuk menjamin mutu produksi. Makin meningkatnya kemajuan proses produksi makin diperlukan pengendalian kualitas. Kontrol kualitas sangat diperlukan dalam memproduksi suatu barang untuk menjaga kesetabilan mutu. Kontrol kualitas secara statistik berbeda dengan kontrol kualitas secara kimia atau fisika. Pada kontrol kualitas secara statistik tidak menghendaki terbaik absolut, tetapi kualitas yang diinginkan adalah memenuhi permintaan konsumen. Tujuan pokok pengendalian kualitas secara statistik adalah menyidik dengan cepat terjadinya sebab-sebab terduga atau pergeseran proses sedemikian hingga penyelidikan terhadap proses itu dan tindakan pembetulan dapat dilakukan sebelum terlalu banyak unit yang tidak sesuai diproduksi. Grafik pengendalian teknik pengendali proses pada jalur yang digunakan secara luas untuk maksud ini [2]. Proses pengendalian mutu / Quality control pada dasarnya terbagi dalam dua proses yaitu dilihat dari sebelum atau sesudah, maksudnya adalah waktu penelitiannya apakah data tersebut dilakukan sebelum proses berlangsung atau dikenal dengan istilah DFSS atau dilakukan setelah proses berlangsung atau DMAIC [9]. DMAIC merupakan jantung analisis metode Six Sigma yang menjamin voice of customer berjalan dalam keseluruhan proses sehingga produk yang dihasilkan memuaskan keinginan pelanggan. DMAIC adalah singkatan dari
2
Define yang merupakan fase Menentukan masalah, Measure adalah fase mengukur tingkat kecacatan, Analyze adalah fase menganalisis sebab-sebab masalah pada proses,
Improve adalah fase meningkatkan proses dan
menghilangkan sebab-sebab cacat, dan Control adalah fase mengawasi kinerja proses dan menjamin cacat tidak akan muncul lagi [3]. Hasil penelitian terdahulu yang dijadikan referensi adalah “Analisis Masalah Kualitas Produk Pada Perusahaan Developer Real Estate Menggunakan Metode Six Sigma” oleh Dian Nur Apriani. PT X merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan kertas. Dalam pembuatan kertas tersebut, PT X sangat memperhatikan kualitas produknya. Dengan keahlian dan penyelidikan laboratorium yang semakin modern mengenai standar kualitas yang harus dicapai dalam pembuatan kertas, PT X selalu menjaga dan meningkatkan kualitas produknya agar selalu dapat memenuhi keinginan konsumen. Dengan melihat kenyataan di atas, maka penelitian yang diajukan “Quality Control Untuk Produksi Kertas pada PT X Paper Products Menggunakan Metode Six Sigma.
1.2 Permasalahan Berdasarkan keterangan dari latar belakang di atas, maka munculah permasalahan mengenai cacatnya produksi kertas pada PT X Paper Products dan mengalisa solusi dari permasalahan produksi Jenis IT 127 dan IT 170 menggunakan metode Six Sigma.
3
1.3 Batasan Masalah Agar penelitian dapat lebih fokus dan terarah sesuai dengan kondisi maka penelitian dibatasi antara lain : a. Pengendalian kualitas pada penelitian ini menekankan hanya pada kondisi kertas mengalami cacat/gagal. b. Produksi yang diteliti adalah kertas gulungan/roll yang selanjutnya akan dikirim kepada pengolah kertas selanjutnya. c. Penelitian Quality Control menggunakan metode Six Sigma pada Fase Define, Measure, dan Analyze. Tanpa mengikutsertakan Fase Control dan Improve karena cakupan yang begitu luas. d. Penelitian ini menggunakan 5 variabel (Light/l, Dyes a, Dyes b, Brightness, dan Whiteness) dengan masing-masing variabel terdiri atas dua kategori penyebab cacat suatu kertas.
1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan : a. Untuk mengetahui keadaan pengendalian kualitas kertas pada PT X. b. Untuk mengetahui faktor utama penyebab suatu produk kertas mengalami kegagalan dalam proses produksi. c. Melihat kapabilitas kinerja perusahaan dalam memproduksi kertas. d. Menindaklanjuti faktor-faktor penyebab terjadinya kegagalan produk kertas PT X dan memberikan solusi atas setiap permasalahan suatu kertas dikatakan mengalami kecacatan.
4
1.5 Manfaat Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan penerapan teori-teori statistika yang diaplikasikan pada kasus nyata di lapangan serta pelatihan dalam menganalisis suatu masalah secara ilmiah dan mengasah ketajaman berpikir. Hasil penelitian diharapkan mampu memberikan masukan sebagai dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan upaya pencapaian kualitas produksi.
5
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini dijelaskan tentang pengendalian kualitas terhadap produk dan statistik, six sigma dan proses produksi kertas PT X. Pada konsep Six Sigma dibahas beberapa hal antara lain : Defini Six Sigma dan metodologi peningkatan Six Sigma menggunakan metode DMAIC yang terdiri dari fase Define, Measure, Analyze, Improve, dan Control [9].
2.1 Definisi Pengendalian Kualitas 2.1.1 Pengendalian Kualitas Produk Peranan pegendalian kualitas produk menjadi bertambah besar dan penting dengan adanya perkembangan selera akibat peradaban manusia yang berubah. Perubahan selera tersebut mendorong konsumen untuk selalu mencari barang yang nilai gunanya lebih sempurna dan baik. Kualitas suatu produk dengan proses produksi sangat erat kaitannya. Suatu produk dibuat melalui proses pengolahan dari bahan baku menjadi barang setengah jadi dan akhirnya menjadi barang jadi (finished goods) berdasarkan kualitas yang diciptakan. Kualitas suatu produk berkaitan dengan bentuk, warna, dan dapat pula dikaitkan dengan seni, karena kualitas selalu dikaitkan dengan memenuhi selera konsumen. Konsumen bersedia membayar dengan harga mahal, asalkan mereka memperoleh kepuasan. Artinya mereka bersedia membeli suatu barang dengan harga yang masuk akal, tetapi kualitas
6
harganya baik. Kualitas suatu produk adalah keadaan fisik, fungsi, dan sifat suatu produk bersangkutan yang dapat memenuhi selera dan kebutuhan konsumen dengan memuaskan sesuai nilai uang yang telah dikeluarkan [7]. Pengendalian kualitas merupakan kegiatan terpadu mulai dari produk standar mutu bahan, standar proses produksi, barang setengah jadi, barang jadi, sampai standar pengiriman produk ke konsumen, agar barang atau jasa yang diproduksi sesuai dengan kualitas yang direncanakan (pemenuhan spesifikasi kebutuhan). Pengendalian kualitas dapat dilakukan pada produk yang dihasilkan, atau dikenal dengan rencana penerimaan sampel produk (acceptance sampling). Acceptance sampling merupakan proses evaluasi bagian produk dan seluruh produk yang dihasilkan agar konsumen menerima seluruh produk yang dihasilkan tersebut. Jadi pengendalian kualitas suatu produk merupakan pekerjaan yang kompleks karena menyangkut berbagai tugas yang berkaitan dengan proses pembuatan suatu produk.
2.1.2
Pengendalian Kualitas Statistik Batasan teknik pengendalian kualitas produksi adalah pengendalian
kualitas produksi secara statistik. Pengendalian kualitas statistik (statistical quality control) secara garis besar digolongkan menjadi dua, yakni pengendalian proses statistik (statistical process control) atau yang sering disebut dengan control chart dan rencana penerimaan sampel produk atau yang sering dikenal dengan acceptance sampling. Pengendalian kualitas statistik (statistical quality control) merupakan teknik penyelesaian masalah yang digunakan sebagai
7
pemonitor, pengendali, penganalisis, pengelola dan memperbaiki proses menggunakan
metode statistik. Pengendalian proses statistik merupakan
penerapan metode-metode statistik untuk pengukuran dan analisis variasi proses. Dengan pengendalian proses statistik maka dapat dilakukan analisis dan meminimalkan penyimpangan atau kesalahan, mengkuantifikasikan kemampuan proses dan membuat hubungan antara konsep dan teknik yang ada untuk mengadakan perbaikan proses. Keberhasilan dalam pengendalian proses statistik sangat dipengaruhi oleh tiga faktor, yakni sistem pengukuran, sistem pelatihan yang tepat, dan komitmen manajemen [2]. Kontrol kualitas secara statistik yang diinginkan adalah yang memenuhi permintaan konsumen. Permintaan konsumen yang dimaksud adalah akhir kegunaan suatu produk dan harga jual suatu produk. Lebih lanjut hal ini dijabarkan dalam bentuk spesifikasi ukuran, ciri-ciri operasi, ongkos produk, syarat produksi untuk menghasilkan produk yang dikehendaki [6].
2.2 Six Sigma Six Sigma merupakan pendekatan menyeluruh untuk menyelesaikan masalah dan meningkatkan proses melalui fase DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve and Control). Secara sederhana Six Sigma dapat diterjemahkan sebagai suatu proses yang mempunyai kemungkinan cacat (defect opportunity) sebesar 0.00034% atau sebanyak 3.4 buah dalam satu juta produk (defect per million). Umumnya Six Sigma dituliskan dalam simbol 6 sigma (6𝜎) [4]. Produk yang dimaksud adalah produk yang dapat dinilai secara objektif.
8
Defect adalah semua kejadian atau peristiwa dimana produk atau proses memenuhi kebutuhan sesorang pelanggan. Sekali menghitung defect dapat pula menghitung “hasil” proses (persentase item tanpa defect), dan menggunakan tabel untuk menentukan “level sigma”. Level sigma dari kinerja juga sering diekspresikan dalam “Defect per Million Opportunities” (Kesalahan per sejuta peluang) atau “DPMO”. DPMO mengidentifikasikan berapa banyak kesalahan yang akan muncul jika sebuah aktivitas diulang satu juta kali. Dalam melakukan kalkulasi, dengan memfaktorkan peluang-peluang dalam defect. Persentase dan jumlah kecacatan dari beberapa sigma dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut : Tabel 2.1. Tabel Konversi Sigma Tabel Konversi Sigma yang disederhanakan Persentase Tanpa Kecacatan
DPMO Sigma
30.90%
690000
1
69.20%
308000
2
93.30%
66800
3
99.40%
6210
4
99.98%
320
5
99.99%
3.4
6
Dalam usaha-usaha memperkecil variansi, six sigma dilakukan secara sistematis dengan mendefinisikan, mengukur, menganalisa, memperbaiki, dan mengendalikan produk suatu barang. Ada enam tema utama dalam Six Sigma, yaitu : a.
Fokus yang sungguh-sungguh kepada pelanggan. 9
b.
Manajemen yang digerakkan oleh data dan fakta.
c.
Fokus pada proses , manajeman, dan perbaikan.
d.
Manajemen proaktif.
e.
Kolaborasi tanpa batas.
f.
Dorongan untuk sempurna dan toleransi terhadap kegagalan. DMAIC merupakan jantung analisis Six Sigma yang menjamin voice of
customer berjalan dalam keseluruhan proses sehingga produk yang dihasilkan memuaskan keinginan pelanggan. Tahapan-tahapan dari Six Sigma adalah:
2.2.1
Fase Define (Pendefinisian) Adalah fase menentukan masalah, menetapkan persyaratan-persyaratan
pelanggan dan membangun tim. Fase ini tidak banyak menggunakan statistik. Statistik yang sering digunakan adalah diagram Pareto. Seperti Gambar 2.1. berikut ini:
Gambar 2.1 Contoh Diagram Pareto
10
Alat statistik tersebut digunakan untuk mengidentifikasi masalah dan menentukan prioritas masalah. Masalah tersebut akan dijelaskan secara rinci pada fase Measure. Proses Mapping adalah grafik yang menggambarkan langkah-langkah yang dilakukan dalam meningkatkan kualitas proses menggunakan simbol-simbol standar flowchart. Proses mapping mempunyai lima kategori kerja utama, yaitu mengidentifikasi supplier, input supplier, process, output proses dan pelanggan dari proses. Kelima kategori ini dikenal dengan istilah SIPOC (Supplier-InputProcess-Output-Customer) dengan keterangan sebagai berikut : a. Supplier yaitu orang atau kelompok yang memberikan informasi kunci, bahanbahan atau sumber daya lainnya kepada proses. b. Input adalah sesuatu yang diberikan. c. Process adalah sekumpulan langkah yang mengubah dan idealnya menambahkan nilai/input. d. Customer adalah orang atau kelompok yang menerima output . Simbol-simbol yang digunakan pada pembuatan proses mapping : digunakan untuk menggambarkan awal dan akhir proses.
: digunakan untuk menggambarkan tahap-tahap dalam proses.
: digunakan untuk menggambarkan pengambilan keputusan.
11
: digunakan untuk menghubungkan tahap-tahap dalam proses.
2.2.2
Fase Measure (Pengukuran) Adalah fase mengukur tingkat kecacatan dan tingkat kinerja. Dalam fase
ini, pengukuran yang dilakukan antara lain : 1. Pengukuran baseline kinerja Sebelum dilakukan proses Six Sigma harus dilakukan pengukuran tingkat kinerja saat ini atau pengukuran baseline kinerja. Ukuran hasil kinerja baseline yang digunakan pada Six Sigma adalah tingkat DPMO (Defect Per Million Oppurtunity) dan pencapaian tingkat kapabilitas sigma (sigma level). Perhitungan nilai sigma dilakukan unuk mengetahui performa proses saat ini yang akan menjadi tolak ukur dalam menentukan tindakan perbaikan yang harus dilakukan. Langkah-langkahnya yaitu: a. Menghitung nilai DPMO DPMO merupakan suatu ukuran kegagalan dalam Six Sigma yang menunjukan kerusakan suatu produk dalam satu juta barang yang diproduksi. Kriteria DPMO harus didefinisikan dengan teliti. Kerusakan dapat digambarkan dengan tidak bersih, tepat atau tidak sesuai dengan standar. DPMO dituliskan dengan persamaan: 𝐷𝑃𝑀𝑂 =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑘𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖
× 1.000.000
2.1
Nilai DPMO dari suatu produk menggambarkan rata-rata pengukuran pada suatu proses.
12
b. Mengkonversi nilai DPMO ke nilai sigma menggunakan Tabel Konversi Sigma. Setelah diperoleh nilai DPMO dan level sigma, maka kita dapat ketahui besarnya baseline kinerja perusahaan saat ini. 2.
Pengukuran tingkat kapabilitas proses (capability process) Suatu proses disebut mempunyai kapabilitas jika proses tersebut mempunyai kemampuan untuk menghasikan output yang berada dalam batas spesifikasi yang diharapkan. Dimana nilai rata-rata dari proses sama dengan nilai target yang diharapkan dan besar rentang spesifikasi yang diinginkan perusahaan yaitu (USL − LSL) lebih besar dari rentang batas terkontrol pada produk yang dihasilkan UCL − LCL [1]. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.2. besarnya batas
spesifikasi perusahaan ditentukan oleh bagian Quality Control pada perusahaan sedangkan besarnya batas terkontrol dapat diketahui melalui bagan kendali Shewhart. Ukuran yang menyatakan kemampuan proses tersebut dinamakan capability index. Sedangkan analisanya disebut analisa proses kapabilitas. Analisa proses kapabilitas dapat digunakan apabila proses tersebut berada dalam statistical process control, apabila tidak maka kapabilitasnya tidak dapat dipercaya.
13
Gambar 2.2 Bagan Kendali Proses Mempunyai Kapabilitas Menurut [1], proses kapabilitas dapat digolongkan dalam tiga kondisi, yaitu: a. Proses yang memiliki kapabilitas tinggi, yang terjadi bila rentang proses berada didalam rentang spesifikasi (Dapat dilihat pada Gambar 2.3). 6𝜎 < (𝑈𝑆𝐿 − 𝐿𝑆𝐿)
2.2
Gambar 2.3 Bagan Kendali Proses Kapabilitas Tinggi
14
b. Proses yang memiliki kapabilitas hampir tidak cukup, yang terjadi bila rentang proses sama dengan rentang spesifikasi. (Gambar 2.4) 6𝜎 = (𝑈𝑆𝐿 − 𝐿𝑆𝐿)
2.3
Gambar 2.4 Bagan Kendali Proses Kapabilitas Hampir Cukup
c. Proses yang tidak memiliki kapabilitas, terjadi bila rentang proses lebih besar dibandingkan dengan rentang spesifikasi (Gambar 2.5). 6𝜎 > (𝑈𝑆𝐿 − 𝐿𝑆𝐿)
2.4
Gambar 2.5 Bagan Kendali Proses Tidak Memiliki Kapabilitas Terdapat berbagai indeks kapabilitas proses, akan tetapi dalam penelitian ini digunakan 3 macam indeks, yaitu :
15
a. 𝐶𝑝 (Indeks Kapabilitas Proses) 𝐶𝑝 merupakan indeks kapabilitas yang paling sederhana untuk menunjukkan kemampuan suatu proses dalam memenuhi spesifikasi limit.
Ada
beberapa
asumsi
yang
harus
dipenuhi
sebelum
menggunakan 𝐶𝑝, yaitu distribusi dari proses harus berdistribusi normal dan nilai rata-rata proses (𝑋) harus tepat sama dengan nilai target(T), yang berarti nilai 𝑋 dari proses harus tepat berada di tengah dari interval nilai USL dan LSL. Jika asumsi tidak terpenuhi, maka nilai 𝐶𝑝 akan memberikan misleading results (kurang dapat dipercaya). Dapat dikatakan Cp merupakan perbandingan antara rentang spesifikasi dengan rentang proses, sehingga seharusnya bernilai lebih dari satu [1]. Dituliskan: 𝑈𝑆𝐿−𝐿𝑆𝐿
𝐶𝑝 = 𝑈𝐶𝐿−𝐿𝐶𝐿
2.5
𝑈𝐶𝐿 − 𝐿𝐶𝐿 = 𝑋 + 3𝜎 − 𝑋 − 3𝜎 𝑈𝐶𝐿 − 𝐿𝐶𝐿 = 𝑋 + 3𝜎 − 𝑋 + 3𝜎 = 6𝜎 𝑈𝑆𝐿−𝐿𝑆𝐿
𝐶𝑝 = 𝑈𝐶𝐿−𝐿𝐶𝐿 =
𝑈𝑆𝐿−𝐿𝑆𝐿
2.6
6𝜎
Nilai = 1 , jika rentang spesifikasi sama dengan rentang proses. Dikatakan proses hampir memiliki kapabilitas. Nilai 𝐶𝑝 > 1, jika rentang spesifikasi lebih besar dari rentang proses. Dikatakan proses memiliki kapabilitas yang tinggi. Nilai 𝐶𝑝 < 1, jika rentang spesifikasi lebih kecil dari rentang proses. Dikatakan proses tidak memiliki kapabilitas.
16
Secara umum dapat dikatakan semakin besar nilai 𝐶𝑝, maka semakin baik proses tersebut. Six Sigma merupakan pengembangan dari konsep 𝐶𝑝. Proses 6𝜎 memiliki 𝐶𝑝 = 2. Hubungan antara nilai 𝐶𝑝 dan kapabilitas proses dapat dilihat pada Tabel 2.2 di bawah ini: Tabel 2.2 Hubungan 𝐶𝑝 dan Kapabilitas Proses 𝐶𝑝
Kapabilitas Proses
0.33
1.0𝜎
0.50
1.5𝜎
0.67
2.0𝜎
0.83
2.5𝜎
1.00
3.0𝜎
1.17
3.5𝜎
1.33
4.0𝜎
1.50
4.5𝜎
1.67
5.0𝜎
1.83
5.5𝜎
2.00
6.0𝜎
2.17
6.5𝜎
2.33
7.0𝜎
b. 𝐶𝑝𝑘 (Indeks Kapabilitas Proses Aktual) 𝐶𝑝𝑘 merupakan indeks yang menunjukan seberapa baik suatu proses dapat memenuhi spesifikasi limit, dengan mengukur jarak terdekat antara kinerja proses dan batas spesifikasi. Semakin kecil nilai 𝐶𝑝𝑘 semakin dekat jarak antara kinerja proses dan batas spesifikasi, hal ini berarti proses tersebut semakin capable. Formula Cpk dituliskan [1]: 17
𝐶𝑝𝑘 = (1 − 𝑘)𝐶𝑝 Dengan 𝑘 = Jika
𝑈𝑆𝐿−𝐿𝑆𝐿 2
𝑘 =
𝐶𝑝 =
𝑈𝑆𝐿 +𝐿𝑆𝐿 −𝑋 2 𝑈𝑆𝐿 −𝐿𝑆𝐿 2
> 𝑋 maka
𝑈𝑆𝐿 + 𝐿𝑆𝐿 −𝑋 2 𝑈𝑆𝐿 − 𝐿𝑆𝐿 2
=
𝑈𝑆𝐿 + 𝐿𝑆𝐿 2𝑋 − 𝑈𝑆𝐿 − 𝐿𝑆𝐿 𝑈𝑆𝐿 − 𝐿𝑆𝐿
𝑈𝑆𝐿 − 𝐿𝑆𝐿 6𝜎 2𝑋
𝑈𝑆𝐿+𝐿𝑆𝐿
1 − 𝑘 𝐶𝑝 = (1 − (𝑈𝑆𝐿−𝐿𝑆𝐿 − 𝑈𝑆𝐿−𝐿𝑆𝐿 )) × =( =( = 𝑈𝑆𝐿−𝐿𝑆𝐿
Jika, 𝑘=
2
𝑈𝑆𝐿−𝐿𝑆𝐿 6𝜎
𝑈𝑆𝐿 − 𝐿𝑆𝐿 𝑈𝑆𝐿 + 𝐿𝑆𝐿 2𝑋 𝑈𝑆𝐿 − 𝐿𝑆𝐿 − + )× 𝑈𝑆𝐿 − 𝐿𝑆𝐿 𝑈𝑆𝐿 − 𝐿𝑆𝐿 𝑈𝑆𝐿 − 𝐿𝑆𝐿 6𝜎 𝑈𝑆𝐿−𝐿𝑆𝐿 6𝜎
−
𝑈𝑆𝐿−𝐿𝑆𝐿 6𝜎
2𝑋
+6 ) 𝜎
2𝑋 − 2𝐿𝑆𝐿 𝑋 − 𝐿𝑆𝐿 = 6𝜎 3𝜎 < 𝑋 maka
𝑋 −(𝑈𝑆𝐿+𝐿𝑆𝐿)/2
𝐶𝑝 =
2.7
(𝑈𝑆𝐿−𝐿𝑆𝐿)/2
2𝑋
𝑈𝑆𝐿+𝐿𝑆𝐿
= 𝑈𝑆𝐿−𝐿𝑆𝐿 − 𝑈𝑆𝐿−𝐿𝑆𝐿
𝑈𝑆𝐿 − 𝐿𝑆𝐿 , 6𝜎
1 − 𝑘 𝐶𝑝 = (1 −
2𝑋 𝑈𝑆𝐿−𝐿𝑆𝐿
𝑈𝑆𝐿+𝐿𝑆𝐿
− 𝑈𝑆𝐿−𝐿𝑆𝐿 × (
𝑈𝑆𝐿−𝐿𝑆𝐿
=
𝑈𝑆𝐿 − 𝐿𝑆𝐿 2𝑋 𝑈𝑆𝐿 − 𝐿𝑆𝐿 − + 6𝜎 6𝜎 6𝜎
=
2(𝑈𝑆𝐿 − 𝑋) 𝑈𝑆𝐿 − 𝑋 = 6𝜎 3𝜎
6𝜎
)
18
Jadi, 𝑈𝑆𝐿−𝑋
𝐶𝑝𝑘 = min (
3𝜎
𝑎𝑡𝑎𝑢
𝑋 −𝐿𝑆𝐿 3𝜎
)
2.8
Dengan: USL
= batas spesifikasi atas (Upper Specification Limit)
LSL
= batas spesifikasi bawah (Lower Specification Limit)
𝑋
= rata –rata proses
𝜎
= simpangan / standar deviasi
Dapat dikatakan bahwa 𝐶𝑝𝑘 lebih baik dari pada 𝐶𝑝, akan tetapi 𝐶𝑝𝑘 juga mempunyai kekurangan. 𝐶𝑝𝑘 hanya melihat penyebaran dari rata-rata proses dan spesifikasi limit, sehingga tidak dapat memberikan informasi bagaimana penyebaran dari proses kontrol secara keseluruhan hanya bagaimana penyebaran proses terhadap spesifikasi limit. Terdapat hubungan antara 𝐶𝑝𝑘 dan kapabilitas proses pada berbagai tingkat sigma. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.3.
19
Tabel 2.3 Hubungan 𝐶𝑝𝑘 dan Kapabilitas Proses 𝐶𝑝𝑘
Kapabilitas Proses
0.00
1.5𝜎
0.17
2.0𝜎
0.33
2.5𝜎
0.5
3.0𝜎
0.67
3.5𝜎
0.83
4.0𝜎
1.00
4.5𝜎
1.17
5.0𝜎
1.33
5.5𝜎
1.5
6.0𝜎
1.67
6.5𝜎
1.83
7.0𝜎
2.00
7.5𝜎
c. 𝐶𝑝𝑚 (Indeks Kapabilitas Proses) Indeks kapabilitas proses Cpm (disebut juga Taguchi Capability Index) digunakan untuk mengukur pada tingkat mana output suatu proses berada pada nilai spesifikasi target kualitas (T) yang digunakan oleh pelanggan. Semakin tinggi nilai 𝐶𝑝𝑚 menunjukkan bahwa output proses semakin mendekati nilai spesifikasi target kualitas yang diinginkan pelanggan. Formula 𝐶𝑝𝑚 dituliskan: 𝐶𝑝𝑚 =
𝑈𝑆𝐿−𝐿𝑆𝐿 6𝜏 𝑆𝑇
𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 ∶ 𝜏𝑆𝑇 =
𝜎 2 + (𝑇 − 𝜇)2
2.9
20
Dengan 𝜏 adalah variansi dan selisih antara rata-rata proses (𝜇) dan target (𝑇). Beberapa keuntungan dari penggunaan indeks Cpm [5] adalah: 1.
Indeks 𝐶𝑝𝑚 dapat diterapkan pada suatu interval spesifikasi yang tidak simetris (axymetrical specification interval), dimana nilai spesifikasi target kualitas (T) tidak berada tepat di tengah nilai USL dan LSL.
2.
Indeks 𝐶𝑝𝑚 dapat dihitung untuk tipe distribusi apa saja, tidak mensyaratkan data harus berdistribusi normal. Hal itu berarti perhitungan Cpm adalah bebas dari persyaratan distribusi data, serta tidak memerlukan lagi uji normalitas untuk mengetahui apakah data yang dikumpulkan dari proses itu berdistribusi normal. Juga akan menghindari pertanyaanpertanyaan tentang distribusi apa yang digunakan. Dalam program peningkatan kualitas Six Sigma, biasanya dipergunakan criteria sebagai berikut : a. 𝐶𝑝𝑚 ≥ 2.00 Proses dianggap mampu dan kompetitif. b. 1.00 ≤ 𝐶𝑝𝑚 ≤ 1.99 Proses dianggap cukup bagus, namun perlu upaya-upaya giat untuk peningkatan kualitas menuju target perusahaan berkelas dunia yang memiliki tingkat kegagalan sangat kecil menuju nol (zero defect oriented). Perusahaan yang memiliki nilai Cpm yang berada di kisaran ini memiliki kesempatan terbaik dalam melakukan program peningkatan kualitas Six Sigma. 21
c. 𝐶𝑝𝑚 < 1.00 Proses dianggap tidak mampu dan tidak kompetitif untuk bersaing di pasar global.
2.2.3 Fase Analyze (Analisis) Merupakan fase mencari dan menentukan penyebab dari suatu masalah. Selanjutnya akar utama suatu permasalahan dapat dianalisis menggunakan diagram cause & effect/ Ichigawa/ Fishbone dan Failure Models and Effect Analysis/FMEA). 1.
Diagram Sebab Akibat Cause and Effect diagram adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengorganisasi dan menggabungkan seluruh ide-ide mengenai penyebab potensial dari sutu masalah. Bentuknya seperti tulang ikan (fishbone), terdiri dari dua macam bagian yaitu [1]: a. Kepala ikan (akibat), berada di sebelah kanan. Bagian ini memuat suatu permasalahan (kecacatan produk), yaitu akibat yang terjadi. b. Tulang ikan (penyebab), terdiri dari faktor-faktor penyebab dimana duri-duri tersebut akan bercabang-cabang sesuai jumlah penyebab yang ditemukan.
22
Reason
Reason
Material
enviroment Cause
Cause Cause Cause Reason Reason Cause
Cause
Reason
Reason
Effect Reason Cause
cause
Reason
Methods
personal
Gambar 2.6 Contoh Diagram Sebab Akibat 2.
FMEA (Failure Models and Effect Analysis) Failure Models and Effect Analysis atau analisa potensi kegagalan dari
produk/proses dan efek-efeknya merupakan suatu kegiatan mendokumentasikan pengidentifikasian tindakan atau menghilangkan atau mengurangi kemungkinan potensi kegagalan terjadi. Langkah-langkah dalam menggunakan FMEA yaitu [8]: a. Mengidentifikasi proses, produk atau jasa. Membuat kolom-kolom dalam sebab sphreadsheet. Masing-masing kolom tersebut diberi nama: modes of failure, cause of failure, effect of failure, frequency of occurance, degree of severity, chance of detection, risk priority mumber (RPN) dan rank. b. Membuat daftar masalah-masalah yang mungkin muncul.
23
c. Mengidentifikasi semua penyebab dari setiap masalah yang muncul. d. Menentukan
akibat
dari
setiap
masalah
tersebut.
Kemudian
mengidentifikasi akibat potensial dari masalah terhadap pelanggan, produk dan proses. e. Membuat tabel keterangan nilai-nilai yang akan ditentukan. Untuk mengisi kolom frequency of occurance, degree of severity, dan chance of detection dibuat suatu tabel consensus dari nilai-nilai relative untuk mengasumsikan frekuensi muncul (occurance), seberapa besar pengaruh efek kegagalan yang terjadi (severity). Kemungkinan masalah tersebut terdeteksi dan diatasi sekarang ini (detection). Selanjutnya mengisikan nilai yang sesuai untuk kolom-kolom di atas berdasarkan tabel yang telah dibuat. f. Menghitung nilai resiko (RPN) dari tiap masalah, dengan rumus: 𝑅𝑃𝑁 = 𝑆𝐸𝑉𝑉 × 𝑂𝐶𝐶 × 𝐷𝐸𝑇
2.10
g. Menyusun masalah berdasarkan nilai RPN, dengan urutan RPN tertinggi ke terendah. h. Mengambil tindakan untuk mengurangi resiko pada masalah berdasarkan rangkingnya. Berikut contoh tabel spreadsheet FMEA (Tabel 2.4):
24
Tabel 2.4 Spreadsheet FMEA Mode of failure
Cause of failure
Effect of failure
Frequence of occurance (1-10)
Degree of severity (1-10)
Chance of detection (1-10)
Risk priority number (RPN)
R a n k
Nilai occurance (OCC), severity (SEV), dan detection (DET) besarnya antara 1-10. Ketentuan pemberian besarnya nilai ini dapat dilihat dalam Tabel 2.5 berikut: Tabel 2.5 Nilai Occurance (OCC), Severity (SEV), dan Detection (DEC). Nilai Occurance (OCC) Severity (SEV) 1 Jika masalah hampir Jika masalah tidak tidak pernah terjadi berpengaruh 2 (minor) 3 Jika masalah sangat Jika masalah sedikit jarang terjadi, relative berpengaruh dan 4 sedikit (low) tidak terlalu kritis 5 (low) 6 Jika masalah kadang- Jika masalah cukup kadang terjadi berpengaruh, dan 7 pengaruh cukup kritis (moderate) 8 Jika masalah sering Jika masalah sangat terjadi (high) berpengaruh dan kritis (high) 9 10
Jika masalah sulit Jika masalah benaruntuk dihindari (very benar berpengaruh, high) sangat merugikan dan sangat kritis (very high)
Detection (DET) Jika masalah pasti dapat cepat-cepat diatasi (very high) Jika masalah kemungkinan besar dapat diatasi (high) Jika masalah ada kemungkinan untuk dapat diatasi (moderate) Jika masalah kemungkinan kecil untuk dapat diatasi (low) Jika masalah mungkin tidak dapat diatasi (very low) Jika masalah tidak dapat diatasi (none)
25
Setelah dilakukan analisis FMEA, selanjutnya menentukan tindakan yang sesuai untuk mengatasi masalah-masalah yang ada. Terutama masalah-masalah yang memiliki nilai resiko (RPN) tertinggi. Untuk itu digunakan table action planning for failure mode (Tabel 2.6). Dengan tabel ini ditentukan tindakan yang sesuai untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah yang terjadi dengan memberikan solusi langsung ke akar penyebab permasalahanya. Apabila diperlukan, untuk setiap solusi tersebut dapat dibuat validasi yang akan berguna untuk memastikan bahwa solusi telah diimplementasikan dengan benar. Bentuk validasi tersebut dapat berupa laporan, form, dan checksheet. Tabel 2.6 Bentuk Table Action for Failure Mode (Tabel design Solusi) Failure Mode
Actionable cause
Design action/ potensial solution
Design validation
2.2.4 Fase Improve (Meningkatkan) Adalah fase meningkatkan proses dan menghilangkan sebab cacat. Pada fase Measure telah ditetapkan variabel faktor untuk masing-masing respon. Pada fase Improve memilih strategi peningkatan variabel faktor. Design of Eksperiment (DOE) merupakan salah satu metode statistik yang digunakan untuk meningkatkan dan melakukan perbaikan kualitas. Design of Eksperiment dapat didefinisikan suatu uji atau rentetan uji dengan mengubah-ubah
26
variabel input (faktor) suatu proses sehingga dapat diketahui penyebab perubahan output (respon).
2.2.5 Fase Control (Pengawasan) Fase Control merupakan fase mengontrol kinerja proses dan menjamin cacat tidak muncul. Alat yang paling utama digunakan adalah diagram kontrol. Fungsi utama diagram kontrol adalah sebagai berikut: a.
Membantu mengurangi variabilitas
b.
Memonitor kinerja setiap saat
c.
Memungkinkan proses koreksi untuk mencegah kegagaalan
d.
Trend dan kondisi di luar kendali terdeteksi secara cepat. Diagram control merupakan run chart dalam suatu interval keyakinan
tertentu, biasanya 3 standar deviasi (3𝜎), diagram ini memuat 3 garis batas, yaitu Batas Kontrol Atas / Upper Control Limit (UCL), rata-rata kualitas sampel, dan Batas Kontrol Bawah / Lower Control Limit (LCL). Garis UCL dan LCL merupakan garis dengan menambahkan dan mengurangkan 3 standar deviasi dari garis rata-rata kualitas sampel. 𝑈𝐶𝐿 = 𝑋 + 3
𝜎𝑥 𝑛
dan 𝐿𝐶𝐿 = 𝑋 − 3
𝜎𝑥 𝑛
2.11
Sampel yang berada di dalam rentang UCL – LCL dikatakan berada dalam pengawasan, sedangkan yang berada di luar rentang UCL – LCL berada di luar pengawasan.
27
Secara umum diagram kontrol dapat digolongkan dalam dua kategori, yaitu diagram kontrol variabel dan diagram kontrol atribut. Diagram kontrol variabel memiliki tipe data kontinu dan datanya diperoleh sebagai hasil pengukuran. Sebagai contoh, pengukuran berat, panjang, dan lain-lain. Diagram kontrol atribut memiliki tipe data diskrit dan datanya diperoleh sebagai hasil perhitungan. Sebagai contoh jumlah cacat atau proporsi cacat produk [3]. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah berbentuk ukuran yang kontinu yaitu ukuran tekstur kertas dan warna kertas sehingga data yang dipilih adalah diagram kontrol variabel. Gambar 2.7 adalah contoh control chart dalam penggunaan fase control:
Gambar 2.7 Contoh Control Chart Fase Control
28
2.3
Proses Produksi Kertas PT X Proses produksi kertas di PT. X meliputi semua proses di seksi Stock
Preparation, Paper Machine, dan Finishing-Converting. 2.3.1 Stock Preparation (Penyediaan Bahan) Seksi Stock Preparation bertugas untuk mempersiapkan semua bahan baku yang diperlukan dalam proses produksi kertas. Tahap persiapan ini sangat menentukan mutu kertas yang dihasilkan. 1.
Proses Persiapan Bahan Baku Pulp
Terdiri dari 4 tahap, yaitu: a. Pulping (Peleburan Bahan Kayu) Proses pulping adalah proses pembuburan (penghancuran) lembaran pulp & broker paper yang dimasukkan oleh operator menjadi buburan pulp dengan menambah process water (air buangan proses produksi yang sudah didaur ulang di settling tank) untuk mengencerkan buburan pulp, dimana sebelumnya operator memisahkan kawat pengikat & kotoran dari lembaran pulp kering. b. Refining (Penggilingan) Dari flow tank, buburan pulp terlebih dahulu melalui filter. Di dalam filter buburan pulp dibersihkan kembali, baru kemudian buburan pulp digiling. c. Mixing (Pencampuran) Dari refining chest, buburan pulp dimasukkan ke dalam mixing chest untuk dicampur dengan buburan pulp dari broke paper (dari Departemen Paper Machine dan Departemen Finishing and Converting).
29
2.
Proses Penyiapan Larutan CaCO3
Larutan CaCO3 disiapkan dengan 3 tahap, yaitu: a. Pengenceran Pengenceran dilakukan dengan menggunakan fresh water yang berasal dari seksi Water Treatment sampai didapat konsistensi 23 ± 2 %. Sebelumnya agitator pada tangki pengaduk dihidupkan kemudian dialirkan fresh water pada saat tangki pengaduk terisi 1/3 bagiannya, CaCO3 dimasukkan dengan konsistensi larutan 30 ± 2 %. Aliran air dihentikan pada saat pulper sudah terisi penuh. b. Penyaringan Larutan CaCO3 yang telah diencerkan tercampur merata akan melewati vibro screen untuk memisahkan kotoran-kotoran yang terbawa dan dipindahkan ke tangki penampung dan siap dipompa ke Paper Machine. c. Pemurnian Larutan CaCO3 tersebut ditambahkan biocide yang berfungsi untuk mematikan mikroorganisme pada larutan yang akan menurunkan kualitas produk. 3.
Proses Penyiapan Larutan Filler Non CaCO3 Larutan non CaCO3 disiapkan dengan 2 tahap yaitu: a. Pengenceran Pengenceran dilakukan menggunakan fresh water yang berasal dari departemen water treatment sampai didapatkan konsistensi 11,5%. Sebelumnya agiator pada tangki pengaduk dihidupkan. Fresh water
30
dialirkan saat tangki pengaduk terisi 1/3 bagian, non CaCO3 dimasukkan dalam konsistensi larutan 30% ±2. Aliran air dihentikan pada saat pulper terisi penuh (sampai tanda batas 3m3). b. Penyaringan Larutan non CaCO3 yang telah diencerkan tercampur merata dipompa ke drum kemudian dialirkan melalui screen untuk memisahkan kotorankotoran yang terbawa dan dialirkan ke mixing chest. 4.
Proses Pembuatan Larutan Bahan Pewarna (Dyes) Langkah-langkah pembuatan larutan bahan pewarna adalah sebagai berikut: 1. Fresh water dimasukkan ke dalam drum (ukuran 30mL, 60mL, atau 120mL) sampai ¼ bagian. 2. Pigment Dyes atau pewarna dimasukkan ke dalam drum tersebut sesuai dengan konsentrasi larutan yang akan dibuat (missal 1%-20%). 3. Dyes non pigment dalam tobin langsung dipakai di paper machine, pengontrolan debit pemakaian dilakukan sesuai standar warna.
2.3.2 Paper Machine Di seksi Peper Machine terjadi proses utama dalam pembuatan kertas yaitu dari bubur pulp yang ditambahkan bahan-bahan penunjang lainnya yang telah disiapkan di seksi Stock Preparation, kemudian dipress dan dikeringkan hingga menjadi jumbo roll. Tugas pembuatan kertas hampir 70 % dilakukan oleh Paper Machine. Mesin ini dijalankan oleh operator yang bertugas mengatur ukuran suatu bahan pembuat kertas.
31
2.3.3 Finishing dan Converting Departemen Finishing-Converting terbagi atas dua seksi yaitu seksi Finishing dan seksi Converting. Kertas dalam bentuk jumbo roll yang dihasilkan oleh seksi Paper Machine akan diuji kualitasnya oleh Quality Control (QC), kertas yang lolos seleksi akan dikirim ke seksi Finishing. Pada seksi Finishing, jumbo roll akan melewati beberapa tahap perlakuan yaitu pemotongan, penyortiran, dan pembungkusan. Seksi Finishing akan menghasilkan kertas dalam bentuk miniroll dan big sheet.
2.3.4 Variabel Dalam Penelitian Variabel yang diuji dalam penelitian adalah sebagai berikut : 1.
Ligth/l Variabel ini menjelaskan tentang terangnya suatu kertas yang diproduksi,
dalam penelitan variabel dapat dikategorikan menjadi dua permasalahan yaitu kertas sangat terang jika nilai skalar dalam produksi melebihi batas atas/ UCL dan sangat gelap jika nilai skalarnya kurang dari batas bawah/LCL dalam penghitungan. 2.
Dyes a Variabel ini menjelaskan tentang pemakaian warna dalam produksi dengan
batasan Merah hingga Hijau. Kombinasi dua warna inilah yang menjadi tolak ukur dalam variabel a dengan dua permasalahan yaitu Merah berlebihan jika
32
melebihi nilai skalar dalam produksi melebihi batas atas/UCL dan Hijau berlebihan jika nilai skalarnya kurang dari batas bawah/LCL dalam perhitungan. 3.
Dyes b Variabel ini menjelaskan tentang pemakaian warna dalam produksi dengan
batasan Kuning hingga Biru. Kombinasi dua warna inilah yang menjadi tolak ukur dalam variabel b dengan dua permasalahan yaitu Kuning berlebihan jika melebihi nilai skalar dalam produksi melebihi batas atas/UCL dan Biru berlebihan jika nilai skalarnya kurang dari batas bawah/LCL dalam perhitungan. 4.
Brightness/ Tingkat Kecerahan Kertas Variabel ini menjelaskan tentang tingkat kecerahan suatu kertas. Dimana
permasalahan produksi adalah jika kertas sangat cerah jika nilai skalarnya melebihi batas atas/UCL dan kertas pucat jika nilai skalarnya kurang dari batas bawah/LCL dalam perhitungan. 5.
Whiteness/ Tingkat Keputihan Kertas Variabel ini menjelaskan tentang tingkat putihnya suatu kertas dengan dua
permasalahan produksi yaitu putih mendominasi jika nilai skalarnya melebihi batas atas/UCL dan tidak putih jika nilai skalarnya kurang dari batas bawah/UCL dalam perhitungan. Dari kelima variabel tersebut memiliki nilai yang berbeda-beda sesuai dengan kategori jenis dan warna suatu kertas. Nilai batas atas/UCL dan nilai batas bawah/LCL dapat diperoleh melalui perhitungan pada Persamaan (2.11).
33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Waktu dan Tempat Penelitian Pelaksanaan penelitian skripsi dilakukan pada perusahaan kertas PT X
yang memproduksi kertas gulungan dalam jumlah besar, khususnya pada bagian Produksi dan Quality Control. Produksi dilakukan
selama 24 jam non stop
dimulai pada pukul WIB 08.00 hingga pukul 08.00 hari berikutnya Secara keseluruhan jadwal kegiatan penelitian ditunjukkan pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan No
Kegiatan
Tahun 2011 (Bulan) Februari
Maret
(Minggu Ke-)
(Minggu Ke-)
2 1
Penyusunan
3
4
X
X
1
2
X
X
X
X
3
X
Rancangan Kegiatan 2
Pengerjaan tahap Define dan Measure
3
Pengerjaan tahap Analyze dan Kesimpulan
4
Revisi
X
34
X
4
3.2
Metode Pengumpulan Data Bahan yang digunakan dalam analisis ini merupakan data sekunder berupa
data sekunder dari lembar test Quality Control dan Paper Machine. Adapun data tersebut terdiri dari : a.
Komposisi warna (Ligth, Dyes a, Dyes b).
b.
Penampilan kertas (Brigthness dan Whiteness).
c.
Data keterangan jenis kertas.
d.
Data keterangan warna.
e.
Data informasi penyebab terjadinya gagal pembuatan kertas serta bagaimana tindakan yang diberikan oleh PT X. Untuk menyelesaikan permasalahan pada penelitian ini digunakan metode
deskriptif, berupa: a.
Studi Pustaka Metode studi pustaka dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan analisis Six Sigma dan tentang profil perusahaan.
b.
Observasi Langsung Metode pengamatan dilakukan untuk mengetahui aliran proses produk dan pengambilan data produksi.
c.
Wawancara Terstruktur Metode wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi tentang masalah-masalah yang sedang dihadapi oleh perusahaan dan jenis karakteristik kualitas produk yang diinginkan oleh pelanggan. Wawancara
35
dilakukan terhadap pihak Paper Machine perusahaan (jenis pertanyaan terdapat pada Lampiran II). 3.3
Metode Pengolahan Data Adapun langkah – langkah analisis data dengan menggunakan sebagai
berikut: 1.
Fase Define Adalah Menentukan masalah dengan menggunakan diagram pareto.
Tujuan menggunakan diagram tersebut adalah untuk melihat seberapa besar pengaruh dari faktor-faktor pembuat cacat kertas sesuai dengan jenis kertasnya. Dari fase inilah diperoleh faktor yang paling utama pembuat cacat dengan menggunakan data Upper Limits Control (UCL) dan Lower Limits Control (LCL) pada Persamaan 2.11. Dengan kategori cacat apabila berada di luar rentang UCL dan LCL. 2.
Fase Measure Pada fase Measure dilakukan pengukuran baseline kinerja dengan
parameter 𝐷𝑃𝑀𝑂 dan level sigma serta pengukuran kapabilitas proses. Penghitungan nilai 𝐷𝑃𝑀𝑂 dapat dilakukan dengan menggunakan Persamaan 2.1. Setelah diperoleh nilai 𝐷𝑃𝑀𝑂, kemudian dilakukan konversi nilai 𝐷𝑃𝑀𝑂 menjadi nilai sigma menggunakan Table Conversion Sigma (tabel terlampir). Dari nilai 𝐷𝑃𝑀𝑂 dan nilai sigma, maka dapat diketahui kondisi perusahaan saat ini. Pengukuran kapabilitas proses dilakukan dengan menhitung nilai 𝐶𝑝 (Persamaan (2.7)), 𝐶𝑝𝑘 (Persamaan (2.8)) dan 𝐶𝑝𝑚 (Persamaan (2.9)) proses.
36
3.
Fase Analyze Pada
fase
Analyze
dilakukan
analisis
sebab-sebab
utama
yang
menyebabkan masalah pada proses dengan menggunakan diagram sebab-akibat (cause and effect diagram) dan analisis FMEA (Failure Mode and Effect Analysis). Untuk membuat diagram sebab-akibat, dilakukan wawancara dengan pihak Quality Control dan Paper Machine untuk memperoleh informasi tentang hal-hal yang menyebabkan permasalahan utama yang sedang dihadapi oleh perusahaan. Selanjutnya dilakukan analisis untuk mengetahui penyebab manakah yang paling mempengaruhi masalah tersebut. Analisis 𝐹𝑀𝐸𝐴 dilakukan dengan menggunakan Spreadsheet 𝐹𝑀𝐸𝐴. Setelah diketahui penyebab utama dari permasalahan dengan 𝐹𝑀𝐸𝐴 maka selanjutnya ditentukan tindakan yang sesuai untuk mengatasi masalah-masalah yang ada menggunakan table action planning for failure mode. Idealnya, setelah diketahui penyebab utama dari permasalahan yang sedang dihadapi, maka dilakukan fase improve untuk meningkatkan proses dan menghilangkan sebab-sebab cacat pada produk serta fase control untuk mengendalikan proses agar tetap berada pada level six sigma. Akan tetapi, dalam penelitian ini fase improve dan control tidak dikaji mengingat waktu dan sumber daya yang dimiliki. Setelah dilakukan pengolahan data, maka selanjutnya dilakukan analisis data. Data analisisnya terdiri atas:
37
a. Permasalahan utama yang sedang dihadapi oleh perusahaan. Permasalahan
utama yang sedang dihadapi oleh perusahaan dapat dilihat
melalui diagram Pareto. b. Kondisi baseline kinerja perusahaan Untuk mengetahui kondisi baseline kinerja perusahaan dapat dilakukan dengan melihat nilai akhir level sigma. c. Penyebab yang paling berpengaruh terhadap permasalahan utama yang sedang dihadapi. Untuk memperoleh hasil analisa berupa penyebab utama yang paling berpengaruh dilakukan analisa menggunakan Spreadsheet FMEA. Melalui Spreadsheet FMEA akan diperoleh nilai RPN dari tiap-tiap penyebab permasalahan. Penyebab yang nilai RPN-nya paling besar merupakan penyebab utama yang menyebabkan permasalahan yang sedang dihadapi. Nilai RPN dapat diperoleh dari penggunan Persamaan 2.10. 3.4
Alur Penelitian Untuk mengetahui alur penelitian ini dari awal sampai akhir dapat dilihat
pada Gambar 3.1.
38
Mulai (Wawancara)
Membuat proposal penelitian dan persetujuan
Wawancara dan perolehan data kertas jenis IT 127 dan 170 Pendefinisian masalah
Fase Define
Permasalahan utama
Pareto chart Process Mapping Pengukuran Fase Measure
baseline kinerja
Kondisi
Pengukuran
Perusahaan
Diagram sebab akibat dan
Proses
analisis FMEA
Kapabilitas
Kesimpulan dan saran
Selesai
Fase Analyze
Gambar 3.1 Alur Penelitian Skripsi
39
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Setelah dilakukan penelitian dan pengumpulan data, maka pada bab ini dilakukan pengolahan data dan analisa terhadap data tersebut. Pengolahan dan analisa data yang dilakukan dengan mendefinisikan, mengukur dan menganalisa masalah-masalah produksi pembuatan kertas gulungan/roll dengan menggunakan konsep Six Sigma yang terdiri dari fase define, measure dan analyze. Hasil dan pembahasan dijabarkan sebagai berikut:
4.1
Pendefinisian Masalah (Define) Fase Define adalah langkah awal dalam melakukan analisa Six Sigma. Hal
pertama yang dilakukan dalam fase ini adalah mengidentifikasi hal-hal yang dianggap penting oleh pelanggan (Critical to Quality/CTQ). Secara garis besar keinginan pelanggan terdiri atas dua hal utama, yaitu ketepatan waktu dan kualitas produk. Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak Paper Machine/PM bahwa CTQ adalah masalah kondisi fisik kertas. Perusahaan ini hanya bergerak pada pembuatan kertas saja. Bahan pembuatan kertas terdiri atas 3 bahan utama yaitu Pulp, Ash, dan bahan kimia lainnya. Keinginan konsumen paling utama adalah masalah kualitas kertas baik dari segi warna, kekuatan kertas dan ketahanan kertas. Jenis kertas yang diproduksi berdasarkan tingkat kualitas terdapat 10 pilihan, dari berat yang dapat dipesan oleh konsumen mulai dari 50 gr sampai dengan 200 gr.
40
Suatu kertas secara fisik dikatakan cacat apabila kertas tersebut bergelombang, keriput, atau berlubang dan masalah yang paling fatal adalah masalah thickness/ketebalan tetapi semua hal tersebut segera dapat diatasi sebelum jatuh pada pihak Quality Control (QC) ataupun pihak Finishing. Sedangkan pada pihak QC sendiri hanya meneliti Light (terang atau gelapnya kertas), a (pengaturan warna merah sampai dengan hijau), b (pengaturan warna kuning sampai dengan biru), Brigthness/tingkat kecerahan kertas, dan Whiteness/ tingkat putihnya kertas (Lampiran Data). Kelima masalah tersebut adalah variabel yang diteliti pada penelitian ini. Variabel tersebut digunakan untuk melihat tingkat masalah dalam pembuatan kertas baik jenis IT 127 dan IT 170. Untuk melihat besarnya pengaruh kelima variabel tersebut masing-masingnya diperlukan penetuan batas atas dan bawah untuk mengetahui jumlah penyebab kecacatan dari setiap yang ada. Dimana setiap variabel dapat dibuat dua penyebab cacat yaitu melebihi batas atas atau kurang dari batas bawah. Perhitungan nilai batas atas dan batas bawah didapat dengan menggunakan pada standar nilai UCL dan LCL pada kertas jenis IT 127 (Tabel 4.1) dan IT 170 (Tabel 4.2) sebagai berikut: Tabel 4.1 Nilai UCL dan LCL pada Kertas Jenis IT 127 x_bar
Value
sigma
Value SQRT_N
UCL
Value
LCL
Value
x_bar_L
87,2 sigma_L
0,56
9,22 UCL_L
87,38 LCL_L
87,02
x_bar_a
-9,47 sigma_a
0,37
9,22 UCL_a
-9,35 LCL_a
-9,59
x_bar_b
-5,89 sigma_b
0,16
9,22 UCL_b
-5,84 LCL_b
-5,95
x_bar_Br
78,49 sigma_Br
1,09
9,22 UCL_Br
78,85 LCL_Br
78,14
x_bar_W
0,58 sigma_W
0,23
9,22 UCL_W
0,65 LCL_W
0,5
41
Tabel 4.2 Nilai UCL dan LCL pada Kertas Jenis IT 170 x_bar
Value
sigma
Value SQRT_N
UCL
Value
LCL
Value
x_bar_L
80,86 sigma_L
0,34
11,49 UCL_L
80,94 LCL_L
80,77
x_bar_a
23,51 sigma_a
0,54
11,49 UCL_a
23,65 LCL_a
23,37
x_bar_b
2,14 sigma_b
0,25
11,49 UCL_b
2,21 LCL_b
2,07
x_bar_Br
55,99 sigma_Br
2,41
11,49 UCL_Br
x_bar_W
0,21 sigma_W
0,11
11,49 UCL_W
56,61 LCL_Br 55,36 0,24 LCL_W
Jumlah jenis warna pada kertas yang diproduksi hampir mencapai 340 warna, Warna dominan yang sering dipesan oleh konsumen adalah jenis warna IT 170 (kombinasi warna merah, kuning dan biru) dan warna IT 127 (kombinasi warna merah, kuning dan turqis). Dengan menggunakan Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 dapat diketahui jumlah kertas yang mengalami kecacatan seperti yang dijelaskan sebelumnya yaitu dikategorikan cacat apabila tidak mencapai nilai atau kurang dari LCL dan mencapai atau lebih dari UCL. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 4.3 dan Tabel 4.4 untuk mengetahui banyaknya cacat kertas berdasarkan jenis warna. Tabel 4.3 untuk jenis warna IT 127 dan Tabel 4.4 untuk jenis warna IT 170. Tabel 4.3 Data Cacat Kertas Jenis IT 127 No
Jenis Masalah Warna
Jumlah
1
Sangat terang
49
2
Sangat gelap
34
3
Merah berlebihan
32
4
Hijau berlebihan
35
5
Kuning berlebihan
35
42
0,19
Tabel 4.3 Data Cacat Kertas Jenis IT 127 (Lanjutan) No
Jenis Masalah Warna
Jumlah
6
Biru berlebihan
25
7
Sangat cerah
45
8
Kertas pucat
33
9
Putih mendominasi
24
10
Tidak putih
38
Tabel 4.4 Data Cacat Kertas Jenis IT 170 No
Jenis Masalah Warna
Jumlah
1
Sangat terang
55
2
Sangat gelap
50
3
Merah berlebihan
65
4
Hijau berlebihan
41
5
Kuning berlebihan
56
6
Biru berlebihan
58
7
Sangat cerah
49
8
Kertas pucat
16
9
Putih mendominasi
37
10
Tidak putih
63
Untuk lebih memudahkan dalam melihat jumlah kecacatan kertas mana yang paling banyak berdasarkan jenis masalah maka dibuatlah diagram Pareto.
43
Gambar 4.1 dan Gambar 4.2 menggambarkan diagram Pareto jenis kecacatan kertas berturut-turut untuk jenis IT 127 dan IT 170.
Gambar 4.1 Diagram Pareto Untuk Jenis Kertas IT 127
Gambar 4.2 Diagram Pareto Untuk Jenis Kertas IT 170
Dari Gambar 4.1 terlihat bahwa kecacatan terbanyak pada jenis IT 127 adalah kecacatan yang disebabkan oleh faktor sangat terang suatu kertas, dan pada Gambar 4.2 terlihat bahwa kecacatan yang terbanyak pada jenis IT 170 adalah
44
kecacatan yang disebabkan oleh faktor warna merah yang berlebihan, oleh karena itu dalam penelitian ini dilakukan perbaikan kualitas terhadap faktor sangat terang untuk jenis IT 127 dan faktor warna merah berlebihan untuk jenis IT 170. Secara singkat dapat dijelaskan bahwa pembuatan kertas terdiri dari bahan pokok yang terdiri atas Pulp, Ash, bahan kimia, dan warna sebagai penentu atau pembeda kertas yang dipesan oleh konsumen. Semua pembuatan berlangsung pada mesin hingga pada penentuan warna. Awal proses pembuatan adalah peleburan bahan pokok yaitu Pulp, Ash dan Air. Hingga menjadi suatu campuran dengan kekentalan yang sudah ditentukan. Selanjutnya pencampuran warna yang juga dilakukan pada mesin dan dimixing/pengadukan hingga pencampuran dianggap telah menyatu dengan penambahan alat perekat yang sangat mengikat/percoll beberapa komponen bahan. Pencampuran yang baik atau sesuai akan mendapatkan hasil yang sempurna. Semua dijalankan oleh mesin yang pastinya dikendalikan oleh manusia dalam hal ini pihak PM/Paper Machine, hingga tahap pemotongan kertas adalah tahap akhir dari pekerjaan PM, dari pihak PM masuklah kepada tahap Finishing yang terbagi atas Quality Control dan Team Finishing. Masalah pencampuran komposisi bahan yang menyebabkan kecacatan jenis IT 127 dan kombinasi warna merah berlebihan pada jenis IT 170. Untuk lebih jelasnya, proses pembuatan kertas dapat dilihat pada mapping process pada Gambar 4.3.
45
Supplier
Input
Proses
Konsumen
Output
Supplier Kayu Bahan Mentah di Terima oleh PT X
Peleburan menjadi Pulp dan persiapan
Peleburan bahan pembuat kertas
Pencampuran
Proses Paper Machine
Pencetakan
Bahan Pokok
/Pengaturan Ukuran
Bahan Menjadi
dan Lainnya
Bahan
Kertas
Pemeriksaan Fisik
Pemotongan
Kertas Secara dari
Kertas dan
Pihak PM
Masuk Pada
Berlubang, Keriput, dan lainnya
Gulungan/Roll
Kondisi Fisik Kertas Baik
Pemeriksaan Pihak Quality
Output/ Produk Kertas
Tim Distributor
Control (Lima Variabel)
Gulungan
Kertas PT X
Konsumen Gambar 4.3 Process Mapping Pembuatan Kertas (Sumber : PT X Paper Products)
46
Pertama bahan masuk pada stock preparation (Penyedia bahan yaitu: Pulp;tepung tapioca, Ash, Dyes dan zat kimia lainnya) setelah bahan telah siap maka bahan menuju Paper Machine untuk dilebur. Setelah peleburan bahan tersebut bahan disaring pada mesin Cleaner tugas mesin ini adalah menyaring kotoran berat. Dari mesin tersebut bahan terus disaring oleh Horizontal Screen tugas mesin ini adalah menyaring kotoran yang sifatnya mikro/sangat kecil yang tidak dapat tersaring oleh Cleaner, kemudian penyaringan terakhir adalah pack pulper fungsinya adalah agar bahan semakin halus dan bebas dari segala kotoran. Hingga masuk pada tahap selanjutnya adalah Head Box di sini semua jenis aliran bahan diatur dengan bantuan computer slah satunya adalah aliran Dyes atau warna (rangkaian mesin terdapat pada Lampiran III). Setelah semua bahan tercampur dan warna telah terkomposisi maka campuran tersebut masuk pada Dendy Roll (memperbagus kertas) yang terbuat dari karet sintetis, fungsinya adalah menyaring pencampuran bahan baru pada Head Box. Ketika sudah terjamin kualitasnya, bahan menuju Felt 1 membentukan kertas awal dengan setelah terbentuk kertas. Kertas awal masuk pada proses Smoothing/ penghalusan kertas. Jika kertas sudah halus kertas tersebut terus berjalan menuju Dry/ pengeringan kertas. Pada mesin Dry terdapat lima grup mesin sehingga kertas telah dipastikan kering. Tahap terakhir adalah pemotongan kertas dan masuk pada jumbo roll. Ketika semua selesai kertas diperiksa oleh Team Finishing mengenai kelayakan produk berdasarkan fisiknya (tidak berlubang atau lainnya) tetapi hal tersebut jarang terjadi. Apabila keadaan fisik kertas baik maka pemeriksaan dilanjutkan oleh Quality Control mengenai
47
kelayakan warna sebelum jatuh pada tangan konsumen. Apabila keadaan warna menyimpang atau berada di luar batas kendali maka kertas dikatakan gagal/cacat. Dari Head Box inilah pengaturan warna berlangsung. Mesin ini diatur oleh software terprogram pada komputer yang terhubung untuk dikerjakan oleh mesin. Mesin tersebut adalah Pump Dyes. Head Box dapar mengalirkan warna dengan adanya enam Pump Dyes (pompa warna) dimana pompa tersebut terdiri atas berbagai ukuran yaitu 30 mm, 20 mm, 15 mm, 12 mm, 20 mm dan 8 mm. pengaturan tentang Dyes pada program komputer dapat dijalankan oleh pekerja sesuai dengan keadaan.
4.2
Pengukuran Kinerja PT X (Measure) Setelah dilakukan pendefinisian masalah yang akan dianalisis, selanjutnya
pada fase Measure dilakukan pengukuran baseline kinerja dan pengukuran kapabilitas proses dalam perusahaan.
4.2.1 Pengukuran baseline Kinerja Dalam penelitian ini, pengukuran baseline kinerja perusahaan dilakukan dengan menggunakan parameter DPMO dan nilai sigma. Hasil perhitungan nilai DPMO dan nilai sigma dari tiap-tiap jenis kecacatan dapat dilihat pada Tabel 4.2 (nilai sigma diperoleh pada Lampiran Konversi Nilai Sigma). Berikut contoh perhitungannya (Persamaan 2.1) untuk kertas jenis warna IT 127 dan IT 170:
48
Contoh untuk jenis IT 127 : a. Sangat Terang 𝐷𝑃𝑀𝑂 =
49 × 1.000.000 = 576.471(1,31 𝑆𝑖𝑔𝑚𝑎) 85
b. Sangat Cerah 𝐷𝑃𝑀𝑂 =
45 × 1.000.000 = 529.412(1,43 𝑆𝑖𝑔𝑚𝑎) 85
𝐷𝑃𝑀𝑂 =
38 × 1.000.000 = 447.059 1,63 𝑆𝑖𝑔𝑚𝑎 85
c. Tidak Putih
Contoh untuk jenis IT 170: a. Merah Berlebihan 𝐷𝑃𝑀𝑂 =
65 × 1.000.000 = 492.424(1,52 𝑆𝑖𝑔𝑚𝑎) 132
𝐷𝑃𝑀𝑂 =
63 × 1.000.000 = 477.273(1,56 𝑆𝑖𝑔𝑚𝑎) 132
b. Tidak Putih
c. Biru Berlebihan 𝐷𝑃𝑀𝑂 =
58 × 1.000.000 = 439.394 1,65 𝑆𝑖𝑔𝑚𝑎 132
Keterangan : 49, 45, 38, 65, 63, dan 58 85 dan 132
= Jumlah Cacat = Jumlah Produksi
Tabel 4.5 Nilai DPMO dan Sigma Tiap Jenis Kecacatan Pada Kertas IT 127 Jenis Kecacatan IT 127
Jumlah Cacat
DPMO
Sigma
Sangat terang
49
576.471
1.31
Sangat cerah
45
529.412
1.43
49
Tabel 4.5 (Lanjutan) Jenis Kecacatan IT 127
Jumlah Cacat
DPMO
Sigma
Sangat terang
49
576.471
1,3
Sangat cerah
45
529.412
1,42
Tidak putih
38
447.059
1,63
Kuning berlebihan
35
411.765
1,72
Hijau berlebihan
35
411.765
1,72
Sangat gelap
34
400.000
1,75
Kertas pucat
33
388.235
1,78
Merah berlebihan
32
376.471
1,81
Biru berlebihan
25
294.118
2,04
Putih mendominasi
24
282.353
2,08
Tabel 4.6 Nilai DPMO dan Sigma Tiap Jenis Kecacatan Pada Kertas IT 170 Jenis Kecacatan IT 170
Jumlah Cacat
DPMO
Sigma
Merah berlebihan
65
492.424
1,52
Tidak putih
63
477.273
1,56
Biru berlebihan
58
439.394
1,65
Kuning berlebihan
56
424.242
1,69
Sangat terang
55
416.667
1,71
Sangat gelap
50
378.788
1,81
Sangat cerah
49
371.212
1,83
Hijau berlebihan
41
310.606
1,99
Putih mendominasi
37
280.303
2,08
Kertas pucat
16
121.212
2,67
Dari Tabel 4.5 dan Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa nilai DPMO dari semua masalah cacat relatif besar dan nilai sigmanya relatif kecil. Hal ini menunjukkan bahwa baseline kinerja perusahaan sangat memprihatinkan dan 50
perlu dilakukan perbaikan kualitas. Dalam penelitian ini dilakukan perbaikan kualitas terhadap jenis cacat sangat terang untuk jenis IT 127 dan merah berlebihan untuk IT 170, karena cacat ini yang nilai DPMO paling besar dan nilai sigmanya paling kecil diantara jenis-jenis cacat lainnya. 4.2.2 Pengukuran Kapabilitas Proses Pengukuran kapabilitas proses perusahaan dilakukan untuk mengetahui kondisi perusahaan, apakah memiliki kapabilitas atau tidak serta untuk mengetahui
besarnya
indeks
kapabilitas
dari
perusahaan.
Prosedurnya
menggunakan persamaan 𝐶𝑝, 𝐶𝑝𝑘, dan 𝐶𝑝𝑚. Dalam penelitian ini dilakukan pengukuran kapabilitas proses berdasarkan banyaknya jumlah kecacatan yang berada diluar batas kendali. Setelah data diperoleh, langkah pertama yang dilakukan adalah mencari nilai USL, LSL, UCL dan LCL, rata-rata proses (𝑥), dan Target (T). Nilai-nilai tersebut digunakan untuk mengetahui kondisi perusahaan mempunyai kapabilitas atau tidak. Nilai USL, LSL, dan Target diperoleh dari bagian Quality Control Perusahaan perusahaan ,yaitu: : USL = 45, LSL = 0 dan T =5 untuk jenis 127, USL = 65, LSL = 0 dan T =5 USL = 65, LSL = 0 dan T =5 untuk jenis IT 170. Sedangkan nilai UCL, LCL dan (𝑋) diperoleh dengan membuat bagan kendali Shewhart. Bagan kendali tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.4 Berikut :
51
Gambar 4.4 Bagan Kendali Shewhart Bagian yang Mendapat Keluhan Jenis IT 127
Gambar 4.5 Bagan Kendali Shewhart Bagian yang Mendapat Keluhan Jenis IT 170 Dari Gambar 4.4 dan Gambar 4.5 terlihat untuk jenis IT 127 besarnya nilai UCL = 42,39, LCL = 27,61, dan (𝑋) = 35. Besarnya nilai USL lebih besar dari nilai UCL, akan tetapi nilai LSL lebih kecil dari nilai LCL sehingga belum dapat diketahui secara pasti kondisi perusahaan saat ini untuk jenis IT 127. Untuk jenis IT 170 besarnya niali UCL = 63,48, LCL = 34,52, dan (𝑋) = 49. Besarnya nilai 52
USL lebih besar dari nilai UCL, akan tetapi nilai LSL lebih kecil dari nilai LCL sehingga belum dapat diketahui secara pasti kondisi perusahaan saat ini produksi jenis IT 170. Maka dilakukan analisis dengan melihat nilai 𝐶𝑝, 𝐶𝑝𝑘, dan 𝐶𝑝𝑚. Untuk mencari indeks kapabilitas proses perusahaan (menggunakan data cacat), langkah selanjutnya adalah menguji normalitas data dan membuat histogram. Kedua hal ini dilakukan untuk melihat sebaran data, besarnya nilai rata-rata proses dan besarnya nilai standar deviasi. Uji normalitas data dilakukan dengan melihat nilai p-value data melalui Probability Plot data, dengan ketentuan iika p-value > 0,05 maka data berdistribusi normal dan jika p-value < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal. Setelah dilakukan pengujian terhadap data cacat kedua jenis kertas di PT X, dari grafik Probability Plot of Failure data (Gambar 4.6) diperoleh nilai p-value > 0,05. Sehingga disimpulkan bahwa data tersebut berdistribusi normal untuk jenis IT 127, dan (Gambar 4.7) diperoleh nilai p-value > 0,05. Sehingga disimpulkan bahwa data tersebut berdistribusi normal untuk jenis IT 170.
Gambar 4.6 Plot Probabilitas Jumlah Cacat Jenis IT 127
53
Gambar 4.7 Plot Probabilitas Jumlah Cacat Jenis IT 170 Dan histogram dari data kecacatan produksi kertas dari dua jenis data baik data jenis IT 127 dan data IT 170 berturut-turut dapat dilihat pada Gambar 4.8 dan Gambar 4.9 berikut:
Gambar 4.8 Histogram Untuk Jenis IT 127
Gambar 4.9 Histogram Untuk Jenis IT 170 54
Setelah diketahui sebaran data, nilai rata-rata proses dab standar deviasi maka selanjutnya dihitung nilai𝐶𝑝, 𝐶𝑝𝑘, dan 𝐶𝑝𝑚. Dengan perhitungan diperoleh: Untuk Jenis IT 127 𝐶𝑝
=
𝑈𝑆𝐿 − 𝐿𝑆𝐿 45 − 0 = = 𝟎, 𝟗𝟕 6𝜎 6𝑥7.746
𝐶𝑝𝑘 = min
𝑈𝑆𝐿 − 𝑋 𝑋 − 𝐿𝑆𝐿 45 − 35 35 − 0 𝑎𝑡𝑎𝑢 = min 𝑎𝑡𝑎𝑢 3𝜎 3𝑥7.746 3𝑥7.746 3𝜎 10
25
= 𝑚𝑖𝑛 23.238 𝑎𝑡𝑎𝑢 23.238 = min 0.43 𝑎𝑡𝑎𝑢 1.08 = 𝟎, 𝟒𝟑 𝐶𝑝𝑚 =
𝑈𝑆𝐿 − 𝐿𝑆𝐿 𝑈𝑆𝐿 − 𝐿𝑆𝐿 45 − 0 45 = = = 6𝜎𝑇𝑆 6 𝜎 2 + (𝑇 − 𝜇)2 6 7.7462 + (5 − 35)2 185.9
= 𝟎, 𝟐𝟒 Untuk Jenis IT 170 𝐶𝑝 =
65 − 0 𝑈𝑆𝐿 − 𝐿𝑆𝐿 = = 𝟎, 𝟕𝟒 6𝑥14,59 6𝜎
𝐶𝑝𝑘 = min
= 𝑚𝑖𝑛 𝐶𝑝𝑚 =
𝑈𝑆𝐿 − 𝑋 𝑋 − 𝐿𝑆𝐿 65 − 49 49 − 0 𝑎𝑡𝑎𝑢 = min 𝑎𝑡𝑎𝑢 3𝜎 3𝜎 3𝑥14,59 3𝑥14,59
16 49 𝑎𝑡𝑎𝑢 = min 0,37 𝑎𝑡𝑎𝑢 1,12 = 𝟎, 𝟑𝟕 43,77 43,77
𝑈𝑆𝐿 − 𝐿𝑆𝐿 𝑈𝑆𝐿 − 𝐿𝑆𝐿 65 − 0 65 = = = 6𝜎𝑇𝑆 6 𝜎 2 + (𝑇 − 𝜇)2 6 14,592 + (5 − 49)2 6𝑥46,36
= 𝟎, 𝟐𝟑
Jika disajikan dalam histogram terlihat (Gambar 4.10 untuk IT 127 dan 4.11 untuk IT 170):
55
Gambar 4.10 Proses Kapabilitas Jumlah Cacat Jenis IT 127
Gambar 4.11 Proses Kapabilitas Jumlah Cacat Jenis IT 170 Karena data berdistribusi normal, maka nilai 𝐶𝑝 dan 𝐶𝑝𝑘 dapat digunakan untuk mengukur tingkat kapabilitas proses. Untuk jenis IT 127 nilai 𝐶𝑝 0,97 dapat dikatakan proses produksi untuk IT 127 tidak memiliki kapabilitas karena nilai 𝐶𝑝 < 1, atau 𝐶𝑝𝑘 0,43 jika dikonversi terhadap nilai sigma (Tabel 2.2) memiliki nilai 1,29 𝜎, jika melihat dari nilai 𝐶𝑝𝑚 0,24 < 1 maka dapat dikatakan proses belum mampu dan belum kompetitif untuk bersaing di pasar global (belum mempunyai kapabilitas).
56
Untuk jenis IT 170 nilai 𝐶𝑝 0,74 dapat dikatakan proses produksi untuk IT 170 tidak memiliki kapabilitas karena nilai 𝐶𝑝 < 1, atau 𝐶𝑝𝑘 0,37 jika dikonversi terhadap nilai sigma (Tabel 2.2) memiliki nilai 1,1 𝜎, jika melihat dari nilai Cpm 0,23 < 1 maka dapat dikatakan proses belum mampu dan belum kompetitif untuk bersaing di pasar global (belum mempunyai kapabilitas). Dari histogram dan kurva normal diatas terlihat. Dari histogram dan kurva normal di atas terlihat ada data yang berada diluar rentang USL-LSL tepatnya di luar USL sehingga nilai 𝐶𝑝 lebih besar dibandingkan nilai indeks lainnya. Akan tetapi data-data tersebut baik jenis IT 127 maupun IT 170 tidak memusat pada rentang spesifikasi (mengumpul mendekati USL) maka nilai 𝐶𝑝𝑘 bukan nilai indeks paling kecil diantara indeks lainnya. Nilai PPM < LSL bernilai 0,000 dikedua jenis baik IT 127 dan IT 170, hal ini karena tidak ada data yang keluar pada batas spesifikasi bawah/LSL. Akan tetapi nilai PPM>USL bernilai 100.000 untuk IT 127, hal ini karena ada data yang keluar dari batas spesifikasi atas/USL, sedangkan untuk IT 170 nilai PPM>USL bernilai 0,000 artinya tidak ada data yang keluar batas spesifikasi atas/USL.
4.3
Analisis Masalah di PT X (Analyze) Fase Analyze merupakan langkah ketiga dalam proses Six Sigma. Tujuan
dari fase ini adalah menganalisis sebab-sebab utama yang menyebabkan masalah pada proses. Pada penelitian ini sebab-sebab utama permasalahan tersebut dianalisis dengan menggunakan diagram sebab-akibat :
57
4.3.1 Diagram Sebab Akibat (Cause and Effect Diagram) Diagram sebab akibat digunakan untuk melihat sejumlah kemungkinan yang menyebabkan permasalahan yang terjadi pada proses. Informasi tentang halhal yang menyebabkan permasalahan tersebut diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak Paper Machine perusahaan. Setelah dilakukan wawancara dengan pihak Paper Machine PT X dan pengolahan data aktual lapangan diketahui bahwa masalah Sangat Terang pada jenis kertas IT 127 dan Merah Berlebihan pada jenis kertas IT 170 PT X disebabkan oleh beberapa faktor utama, yaitu faktor bahan, proses pengerjaan, pekerjaan (method), dan lingkungan (environment). Untuk lebih jelasnya, penyebab-penyebab dari masalah sangat terang ataupun merah berlebihan dapat dilihat pada bagan kendali sebab akibat (Gambar 4.12 dan 4.13).
58
Diagram Fishbone Kertas IT 127
Warna semakin terang
Komposisi warna pekat menjadi pudar
Material
enviroment Steam Pemanasan Maksimal
Kelebihan komposisi air jernih Bencana alam Kurangnya dyes Broke kertas sedikit Kombinasi warna memudar Hampir tidak ada
Warna kertas tidak gelap
Kurangnya percol/zat pengikat
Kombinasi warna dan bahan cerai
Kertas terlalu terang Keakuratan komposisi tidak tepat
Kualitas kertas buruk
Methods
Kecerobohan pekerja
Konsistensi campuran kurang dari 50%
personal
Gambar 4.12 Diagram Sebab Akibat Kertas Jenis IT 127 59
Diagram Fishbone Kertas IT 170
Warna semakin terang
Komposisi warna pekat menjadi pudar
Material
enviroment Steam Pemanasan Maksimal
Kelebihan komposisi air jernih Bencana alam Kelebihan dyes merah Broke kertas sedikit Warna merah mendominasi Hampir tidak ada
Warna kertas tidak gelap
Kurangnya percol/zat pengikat
Kombinasi warna dan bahan cerai
Kertas terlalu terang Keakuratan komposisi tidak tepat
Kualitas kertas buruk
Methods
Kecerobohan pekerja
Konsistensi campuran kurang dari 50%
personal
Gambar 4.13 Diagram Sebab Akibat Kertas Jenis IT 170
60
4.3.2 FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) Setelah diketahui penyebab-penyebab dari masalah Sangat Terang pada jenis kertas IT 127 dan dyes merah berlebihan pada IT 170 dilakukan analisis untuk mencari penyebab paling utama dari permasalahan tersebut. Analisis FMEA dilakukan dengan menggunakan spreadsheet FMEA. Setiap masalah dari permasalahan dicari nilai RPN-nya kemudian nilai RPN tersebut disusun dari nilai yang paling besar sampai yang terkecil. Penyebab yang mempunyai nilai RPN paling besar inilah yang merupakan penyebab utama dari permasalahan yang sedang dihadapi. Nilai RPN merupakan hasil perkalian dari nilai severity, occurance, dan detection dari tiap-tiap penyebab masalah. Pengisian
spreadsheet
FMEA
dilakukan
dengan
menggunakan
brainstorming dengan pihak Paper Machine atau Quality Control perusahaan. Brainstorming tersebut dilakukan untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan oleh tiap-tiap penyebab, menentukan severity, occurance, dan detection besarnya antara 1-10, pemberian nilai ini berdasarkan pertimbangan dan acuan yang ada dalam referensi. Untuk lebih jelasnya pada Tabel 4.7 dan Tabel 4.8 untuk IT 127 dan IT170 dapat dilihat hasil brainstroming dengan pihak Quality Control di PT X.
61
Tabel 4.7 Spreadsheet FMEA Masalah Sangat Terang Jenis Cacat
Penyebab Cacat
sangat terang Jenis IT 127
steam pemanasa n bersuhu tinggi
Akibat Cacat
warna menjadi terang karena pemanasan komposisi kebanyakan air jernih air jernih membuat warna pudar kurang kombinasi dyes warna memudar zat kurangnya pengikat zat pengikat antar bahan broke semakin kurang terang keceroboh konsistensi an pekerja campuran kurang dari 50%
Occ (1-10)
Sevv (1-10)
Det (1-10)
1
Risk of Priority Number (RPN) 4
R a n k 6
4
1
4
2
2
16
4
3
3
2
18
3
4
3
3
36
2
5
1
2
10
5
2
6
4
48
1
62
Tabel 4.8 Spreadsheet FMEA Masalah Merah Berlebihan Jenis Cacat
Penyebab Cacat
Akibat Cacat
merah berlebi han jenis IT 170
steam pemanasa n bersuhu tinggi
warna menjadi terang karena pemanasa n Warna merah dominan kurangnya zat pengikat antar bahan semakin terang konsistens i campuran kurang dari 50%
kelebihan dyes zat pengikat
broke kurang keceroboh an pekerja
Occ (1-10)
Sevv (1-10)
Det (1-10)
1
Risk of Priority Number (RPN) 4
R a n k 5
4
1
6
7
1
42
2
4
3
3
36
3
5
1
2
10
4
2
6
4
48
1
Proses pencampuran warna bermula dari mesin Head Box. Di Head Box ini proses pencampuran bahan inti dengan pewarna/dyes. Mesin ini diatur terprogram oleh komputer untuk memerintah Mesin Pompa/Pump Dyes mengalirkan bahan pewarna kedalam campuran bahan lainnya. Di dalam mesin Head Box terdapat enam Pump Dyes yang berukuran mulai dari 15 mm sampai dengan 20 mm. ukuran tersebut digunakan sesuai dengan tingkat keperluan
63
produksi. Dyes yang keluar dari
Pump diatur langsung oleh pekerja dalam
tampilan program komputer (tampilan komputer seperti pada Lampiran Dokumen Perusahaan). Secara manual komputer dapat diatur untuk menyeimbangkan antara bahan lain dengan bahan pewarna. Dalam Stock Preparation terdapat empat warna pokok yaitu merah, hijau, kuning dan biru. Warna tersebut dikombinasikan sedemikian sehingga terbentuk kertas sesuai dengan order konsumen. Ukuran warna terbaik adalah sesuai dengan standar atau berada dalam batas kendali. Dari tabel spreadsheet Tabel 4.7 dan Tabel 4.8 di atas, diketahui bahwa penyebab yang memiliki nilai RPN paling tinggi dikeduanya
adalah faktor
kecerobohan pekerja. Dengan nilai Occurance sebesar 2, hal tersebut berarti penyebab hampir tidak pernah terjadi, nilai severity sebesar 6; hal ini berarti penyebab tersebut cukup berpengaruh dan cukup kritis trehadap masalah produksi dua jenis kertas tersebut, dan nilai detection sebesar 4; hal ini berarti penyebab tersebut ada kemungkinan untuk diatasi. Sehingga setelah ketiga nilai tersebut dikalikan (2 × 6 × 4) diperoleh nilai RPN 48 dikedua jenis kertas tersebut. Hal ini berarti bahwa penyebab yang paling utama yang menyebabkan sangat terang pada IT 127 dan merah berlebihan adalah faktor kecerobohan pekerja dalam mengatur komposisi bahan pewarna dan bahan lainnya pada saat proses pembuatan kertas. Selanjutnya dibuat table action for failure mode untuk menentukan tindakan yang sesuai untuk mengatasi masalah-masalah yang ada. Pengisisan tabel juga merupakan hasil brainstorming pihak Quality Control Perusahaan PT X (item wawancara dengan pihak perusahaan PT X pada lampiran 4). Untuk lebih
64
jelasnya, hasil brainstorming tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.9 dan 4.10 untuk jenis IT 127 dan IT 170. Tabel 4.9 Table Action for Failure Mode (Design Solusi) IT 127 Jenis Cacat Penyebab Cacat sangat terang Jenis Steam pemanasan IT 127 bersuhu tinggi air jernih berlebihan kurang dyes zat pengikat broke kurang
Design Solusi -Setting manual -tutup valve -tambahkan dyes -tambahkan dyes -tambahkan dosis percoll -distabilkan sesuai standar 5 sampai 10% kecerobohan pekerja -operator komputer lebih teliti -mengadakan training APAR, Chemical, Dyes dan Operasional Kerja -untuk masa yang akan datang diperlukan evaluasi pekerja setiap tiga bula Tabel 4.10 Table Action for Failure Mode (Design Solusi) IT 170
Jenis Cacat Penyebab Cacat Design Solusi merah berlebihan steam pemanasan -setting manual jenis IT 170 bersuhu tinggi -tutup valve kelebihan dyes -kurangi dyes merah secara automatis zat pengikat -tambahkan dosis percoll broke kurang -distabilkan sesuai standar 5 sampai 10% Kecerobohan pekerja -operator komputer lebih teliti -mengadakan training APAR, Chemical, Dyes dan Operasional Kerja -untuk masa yang akan datang diperlukan evaluasi pekerja setiap tiga bula
65
Dari Tabel 4.9 dan 4.10 dapat diketahui bahwa hal yang harus dilakukan untuk mencegah penyebab utama di kedua jenis yaitu IT 127 dari masalah sangat terang dan IT 170 dari masalah merah berlebihan adalah dengan mengadakan training APAR, Chemical, Dyes, dan Operasional kerja. Dibutuhkan suatu evaluasi setiap pekerja untuk mengetahui pekerja yang layak atau semakin buruk guna mengurangi tingkat kecerobohan yang mengakibatkan kecacatan kertas. Pada penelitian ini hanya dilakukan analisa sampai analyze, sehingga belum dapat diketahui perbaikan kualitas produk kertas jenis IT 127 dan IT 170 dan kinerja pada PT X setelah dilakukan analisis Six Sigma. Selain itu, Six Sigma merupakan metode perbaikan yang bersifat iteratif yang harus dilakukan secara berulang-ulang hingga mencapai level perbaikan 6 sigma sehingga belum dapat diperoleh hasil perbaikan kualitas 6 sigma karena baru dilakukan perbaikan pada satu masalah kualitas.
66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Setelah dilakukan pengolahan data dan analisanya, maka pada bab ini akan diambil kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan dan juga akan diberikan saran untuk penelitian selanjutnya. 5.1
Kesimpulan Penelitian ini dilakukan terhadap dua sampel jenis warna yang sering
dipesan oleh konsumen, yaitu IT 127 dan IT 170. Peranan konsep Six Sigma sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas khususnya pada jenis yang diteliti. Sehingga perusahaan tetap dapat bersaing secara kompetitif dan bersaing. Langkah awal adalah mengidentifikasi masalah-masalah pembuat cacat kertas. Permasalahan terbagi atas 10 jenis pembuat cacat kertas. Untuk jenis IT 127 diperoleh bahwa kecacatan yang sering terjadi adalah faktor sangat terang, sedangkan pada IT 170 kecacatan yang sering muncul adalah merah berlebihan. Setelah diketahui masalah utama yang dihadapi PT X pada kedua jenis kertas, maka selanjutnya dilakukan pengukuran baseline kinerja perusahaan dan diperoleh bahwa kondisi belum memiliki kapabilitas dan berada pada level 1,31 sigma untuk jenis IT 127 dan level 1,52 sigma untuk jenis 170. Selanjutnya dilakukan analisa dan brainstorming dengan pihak Quality Control dan Paper Machine di PT X tentang masalah sangat terang pada IT 127 dan merah belebihan pada IT 170, diperoleh kesimpulan bahwa penyebab utama sangat terang dan merah berlebihan pada proses pembuatan kertas di PT X adalah faktor
67
kecerobohan pekerja sehingga proses pencampuran bahan-bahan menjadi tidak tepat. Oleh karena itu, diambil solusi berupa kegiatan traning atau pelatihan pekerja yaitu APAR, Chemical, Dyes, dan Operasional Pekerja. Untuk selanjutnya perlu dilakukan suatu evaluasi pekerja untuk mengurangi tingkat kecerobohan yang menyebabkan kegagalan/cacat suatu kertas. 5.2
Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah diperoleh, maka penulis ingin
memberikan saran kepada perusahaan dan peneliti lain yang ingin melakukan penelitian di bidang yang sama, antara lain: 1.
Untuk mengatasi masalah sangat terang pada IT 127 dan merah berlebihan pada IT 170 perusahaan perlu melakukan kontrol terhadap sistem kerja operator komputer menjalankan mesin agar lebih teliti dalam proses pencampuran bahan dan proses pengadukan dan setiap pekerja memahami ukuran standar bahan pembuat kertas.
2.
Pada penulisan ini hanya dilakukan analisis masalah sangat terang pada IT 127 dan merah berlebihan pada IT 170 pada fase define, measure, dan analyze (DMA), peneliti lain dapat melanjukan penelitian ini pada fase improve dan control (IC).
68
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi Nama
: Parlaungan
NIM
: 107094003022
Tempat Tanggal Lahir
: Jakarta, 22 Agustus 1989
Alamat
: Jl. Fajar Baru V RT.04 RW.08 NO.16 Cengkareng - Timur, Jakarta – Barat, 11730.
Phone / Hand Phone
: 021-5414909 / 0856-888-3729
Email
:
[email protected]
Jenis Kelamin
: Laki-laki Riwayat Pendidikan
S1
Program Studi Matematika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2007 – 2011
SMA
SMAN 84 Jakarta, Tahun 2004 – 2007
SMP
SMPN 108 Jakarta, Tahun 2001 – 2004
SD
SDN Cengkareng – Timur 10 Pagi, 1995 – 2001
DAFTAR PUSTAKA
[1]
Bass, Issa. Six Sigma Statistics With Excel and Minitab. New York: McGraw-Hill, 2007.
[2]
Dorothea, W.A. Pengendalian Kualitas Statistik (Pendekatan Kualitatif dalam Manajemen Kualitas), Yogyakarta: Andi Yogyakarta, 2003.
[3]
Hendaradi, Tri. Statisik Six Sigma dengan Minitab, Yogyakarta:Andi Yogyakarta, 2006.
[4]
Pande, Pete and Larry Holpp. What is Six Sigma?. Newyork: McGraw-Hill, 2002.
[5]
Pillet, M. S., Rochon and E. Doclos, SPC-Generalization of Capability Index Cpm:Case of Unilateral Tolerance, Quality Enginering Vol.10 Nomor 1 pp.171-176, New York:Macrel Dekker Inc., 1997, http://www.esnips.com/web/GratisDariVincentGaspersz. 7 Maret 2009, Pukul 13.50 WIB.
[6]
Praptono. Buku Materi Pokok Statistik Pengawas Kualitas. Jakarta: Universitas Terbuka, 1986.
[7]
Prawirosentono, Sujadi. Filosofi Baru Tentang Manajemen Mutu Terpadu, Jakarta: Bumi Aksara, 2001.
[8]
Pyzdek, Yhomas. The Six Sigma Handbook: A Complete Guide for Greenbelts, Blackbelt and Managers at all. New York: McGrawHill,2001.
[9]
Yuriyuda. Quality Control-Process Control-Six Sigma. Caraberri x ++, 2011.
LAMPIRAN I Data Jenis Kertas IT 127 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
L 86,61 86,63 86,65 86,48 86,65 86,52 86,52 86,7 86,6 86,68 86,69 86,54 86,55 86,32 86,22 86,29 86,33 86,37 86,36 86,35 86,52 86,14 86,43 86,51 86,44 86,15 86,63 86,81 86,83 86,91 86,91 87,73
a -9,4 -8,8 -9,14 -9,16 -9,09 -9,19 -9,14 -9,01 -9,23 -9,2 -9,11 -9,15 -8,98 -9,02 -9 -9,06 -8,96 -8,86 -9,19 -8,79 -8,97 -8,92 -8,36 -9,16 -9,2 -9,34 -9,44 -9,94 -8,97 -9,31 -9,26 -9,31
b -6,02 -6,34 -6,05 -6,01 -6,11 -6,08 -5,41 -5,86 -5,55 -5,96 -5,91 -6,14 -6,28 -6,12 -6,2 -6,28 -6,05 -6,1 -5,85 -6,12 -5,94 -5,93 -6,25 -5,9 -6,04 -5,88 -6,14 -6,03 -5,96 -5,9 -5,99 -5,89
Brightness 77,24 77,55 77,81 77,19 77,25 77,54 77,4 77,52 77,32 77,37 77,44 77,42 77,64 76,61 76,75 77,07 76,83 76,81 76,64 76,93 76,98 76,83 77,55 77,58 77,14 76,19 77,35 77,77 77,69 77,88 77,75 77,66
Whiteness 0,41 0,45 0,49 0,4 0,44 0,61 0,5 0,34 0,82 0,29 0,39 0,64 0,48 0,43 0,6 0,42 0,54 0,58 0,72 0,37 0,44 0,5 0,69 0,45 0,22 0,48 0,39 0,63 0,38 1,01 0,52 0,49
Data Jenis Kertas IT 127 (Lanjutan A) 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66
86,75 87,14 86,88 86,65 87,57 87,57 87,38 87,46 87,66 87,6 87,73 87,65 87,67 87,68 87,83 87,42 87,64 87,54 87,65 87,62 87,59 87,33 87,51 87,68 87,63 87,94 87,84 87,76 87,4 87,58 87,67 87,65 87,51 87,43
-9,82 -9,28 -9,36 -9,32 -9,9 -10,12 -10,06 -9,98 -9,65 -9,8 -9,97 -9,94 -10,03 -9,93 -9,83 -9,98 -9,59 -9,75 -9,71 -9,91 -9,72 -9,81 -9,78 -9,82 -9,94 -9,83 -9,85 -9,9 -9,95 -9,84 -9,83 -9,75 -9,49 -9,45
-5,89 -5,93 -5,89 -5,97 -5,91 -5,85 -5,9 -5,92 -5,75 -5,9 -5,75 -5,9 -5,76 -5,81 -5,84 -5,82 -5,84 -5,84 -5,78 -6,01 -5,78 -5,86 -5,72 -5,79 -5,76 -5,81 -5,94 -6,04 -5,71 -5,69 -5,9 -5,69 -5,89 -5,84
77,17 78,42 77,84 77,34 79,18 79,36 78,9 78,98 79,46 79,4 79,12 79,75 79,35 79,44 79,83 79,19 79,51 79,24 78,29 79,61 79,66 78,82 78,15 79,16 79,12 79,8 80 80 78,8 78,98 79,33 79,21 79,16 79,23
0,57 1,02 0,51 0,29 1,01 0,68 0,71 0,68 0,38 0,45 0,56 0,48 0,42 0,42 0,6 0,76 0,54 0,58 1,39 0,51 0,8 0,85 0,5 0,73 0,99 0,55 0,66 0,66 0,34 0,48 0,36 0,61 0,57 0,91
Data Jenis Kertas IT 127 (Lanjutan B) 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85
87,4 87,71 87,89 87,72 87,66 87,69 87,55 87,7 87,65 87,73 87,73 87,79 87,78 87,87 87,67 87,55 87,87 87,6 87,71
-9,63 -9,36 -9,45 -9,39 -9,64 -9,44 -9,39 -9,57 -9,41 -9,43 -9,39 -9,55 -9,67 -9,61 -9,35 -9,51 -9,65 -9,65 -9,59
-5,88 -5,88 -5,83 -5,82 -5,7 -5,68 -5,73 -5,78 -5,69 -5,78 -5,69 -5,76 -5,85 -5,8 -5,8 -5,7 -5,82 -6 -5,83
79,14 79,5 79,71 79,5 79,55 79,23 79,11 79,54 79,33 79,11 79,74 79,47 80,04 79,72 79,36 78,99 79,94 79,9 79,57
0,46 0,48 0,74 0,85 0,95 0,45 0,25 0,19 0,25 0,4 0,35 0,44 1,38 0,77 0,5 0,69 0,69 0,4 0,99
Data Variabel Light dan Variabel a IT 127 No
L
UCL
LCL
1
86,61
87,38
87,02
2
86,63
87,38
3
86,65
4
Hasil
a
UCL
LCL
Hasil
Sangat Gelap
-9,4
-9,35
-9,59
Produk Baik
87,02
Sangat Gelap
-8,8
-9,35
-9,59
Merah Berlebihan
87,38
87,02
Sangat Gelap
-9,14
-9,35
-9,59
Merah Berlebihan
86,48
87,38
87,02
Sangat Gelap
-9,16
-9,35
-9,59
Merah Berlebihan
5
86,65
87,38
87,02
Sangat Gelap
-9,09
-9,35
-9,59
Merah Berlebihan
6
86,52
87,38
87,02
Sangat Gelap
-9,19
-9,35
-9,59
Merah Berlebihan
7
86,52
87,38
87,02
Sangat Gelap
-9,14
-9,35
-9,59
Merah Berlebihan
8
86,7
87,38
87,02
Sangat Gelap
-9,01
-9,35
-9,59
Merah Berlebihan
9
86,6
87,38
87,02
Sangat Gelap
-9,23
-9,35
-9,59
Merah Berlebihan
10
86,68
87,38
87,02
Sangat Gelap
-9,2
-9,35
-9,59
Merah Berlebihan
11
86,69
87,38
87,02
Sangat Gelap
-9,11
-9,35
-9,59
Merah Berlebihan
12
86,54
87,38
87,02
Sangat Gelap
-9,15
-9,35
-9,59
Merah Berlebihan
13
86,55
87,38
87,02
Sangat Gelap
-8,98
-9,35
-9,59
Merah Berlebihan
Data Variabel Light dan Variabel a IT 127 (Lanjutan A) 14
86,32
87,38
87,02
Sangat Gelap
-9,02
-9,35
-9,59
Merah Berlebihan
15
86,22
87,38
87,02
Sangat Gelap
-9
-9,35
-9,59
Merah Berlebihan
16
86,29
87,38
87,02
Sangat Gelap
-9,06
-9,35
-9,59
Merah Berlebihan
17
86,33
87,38
87,02
Sangat Gelap
-8,96
-9,35
-9,59
Merah Berlebihan
18
86,37
87,38
87,02
Sangat Gelap
-8,86
-9,35
-9,59
Merah Berlebihan
19
86,36
87,38
87,02
Sangat Gelap
-9,19
-9,35
-9,59
Merah Berlebihan
20
86,35
87,38
87,02
Sangat Gelap
-8,79
-9,35
-9,59
Merah Berlebihan
21
86,52
87,38
87,02
Sangat Gelap
-8,97
-9,35
-9,59
Merah Berlebihan
22
86,14
87,38
87,02
Sangat Gelap
-8,92
-9,35
-9,59
Merah Berlebihan
23
86,43
87,38
87,02
Sangat Gelap
-8,36
-9,35
-9,59
Merah Berlebihan
24
86,51
87,38
87,02
Sangat Gelap
-9,16
-9,35
-9,59
Merah Berlebihan
25
86,44
87,38
87,02
Sangat Gelap
-9,2
-9,35
-9,59
Merah Berlebihan
26
86,15
87,38
87,02
Sangat Gelap
-9,34
-9,35
-9,59
Merah Berlebihan
27
86,63
87,38
87,02
Sangat Gelap
-9,44
-9,35
-9,59
Produk Baik
28
86,81
87,38
87,02
Sangat Gelap
-9,94
-9,35
-9,59
Hijau Berlebihan
29
86,83
87,38
87,02
Sangat Gelap
-8,97
-9,35
-9,59
Merah Berlebihan
30
86,91
87,38
87,02
Sangat Gelap
-9,31
-9,35
-9,59
Merah Berlebihan
31
86,91
87,38
87,02
Sangat Gelap
-9,26
-9,35
-9,59
Merah Berlebihan
32
87,73
87,38
87,02
Sangat Terang
-9,31
-9,35
-9,59
Merah Berlebihan
33
86,75
87,38
87,02
Sangat Gelap
-9,82
-9,35
-9,59
Hijau Berlebihan
34
87,14
87,38
87,02
Produk Baik
-9,28
-9,35
-9,59
Merah Berlebihan
35
86,88
87,38
87,02
Sangat Gelap
-9,36
-9,35
-9,59
Produk Baik
36
86,65
87,38
87,02
Sangat Gelap
-9,32
-9,35
-9,59
Merah Berlebihan
37
87,57
87,38
87,02
Sangat Terang
-9,9
-9,35
-9,59
Hijau Berlebihan
38
87,57
87,38
87,02
Sangat Terang
-10,12
-9,35
-9,59
Hijau Berlebihan
39
87,38
87,38
87,02
Produk Baik
-10,06
-9,35
-9,59
Hijau Berlebihan
40
87,46
87,38
87,02
Sangat Terang
-9,98
-9,35
-9,59
Hijau Berlebihan
41
87,66
87,38
87,02
Sangat Terang
-9,65
-9,35
-9,59
Hijau Berlebihan
42
87,6
87,38
87,02
Sangat Terang
-9,8
-9,35
-9,59
Hijau Berlebihan
43
87,73
87,38
87,02
Sangat Terang
-9,97
-9,35
-9,59
Hijau Berlebihan
44
87,65
87,38
87,02
Sangat Terang
-9,94
-9,35
-9,59
Hijau Berlebihan
45
87,67
87,38
87,02
Sangat Terang
-10,03
-9,35
-9,59
Hijau Berlebihan
46
87,68
87,38
87,02
Sangat Terang
-9,93
-9,35
-9,59
Hijau Berlebihan
47
87,83
87,38
87,02
Sangat Terang
-9,83
-9,35
-9,59
Hijau Berlebihan
48
87,42
87,38
87,02
Sangat Terang
-9,98
-9,35
-9,59
Hijau Berlebihan
49
87,64
87,38
87,02
Sangat Terang
-9,59
-9,35
-9,59
Produk Baik
50
87,54
87,38
87,02
Sangat Terang
-9,75
-9,35
-9,59
Hijau Berlebihan
Data Variabel Light dan Variabel a IT 127 (Lanjutan B) 51
87,65
87,38
87,02
Sangat Terang
-9,71
-9,35
-9,59
Hijau Berlebihan
52
87,62
87,38
87,02
Sangat Terang
-9,91
-9,35
-9,59
Hijau Berlebihan
53
87,59
87,38
87,02
Sangat Terang
-9,72
-9,35
-9,59
Hijau Berlebihan
54
87,33
87,38
87,02
Produk Baik
-9,81
-9,35
-9,59
Hijau Berlebihan
55
87,51
87,38
87,02
Sangat Terang
-9,78
-9,35
-9,59
Hijau Berlebihan
56
87,68
87,38
87,02
Sangat Terang
-9,82
-9,35
-9,59
Hijau Berlebihan
57
87,63
87,38
87,02
Sangat Terang
-9,94
-9,35
-9,59
Hijau Berlebihan
58
87,94
87,38
87,02
Sangat Terang
-9,83
-9,35
-9,59
Hijau Berlebihan
59
87,84
87,38
87,02
Sangat Terang
-9,85
-9,35
-9,59
Hijau Berlebihan
60
87,76
87,38
87,02
Sangat Terang
-9,9
-9,35
-9,59
Hijau Berlebihan
61
87,4
87,38
87,02
Sangat Terang
-9,95
-9,35
-9,59
Hijau Berlebihan
62
87,58
87,38
87,02
Sangat Terang
-9,84
-9,35
-9,59
Hijau Berlebihan
63
87,67
87,38
87,02
Sangat Terang
-9,83
-9,35
-9,59
Hijau Berlebihan
64
87,65
87,38
87,02
Sangat Terang
-9,75
-9,35
-9,59
Hijau Berlebihan
65
87,51
87,38
87,02
Sangat Terang
-9,49
-9,35
-9,59
Produk Baik
66
87,43
87,38
87,02
Sangat Terang
-9,45
-9,35
-9,59
Produk Baik
67
87,4
87,38
87,02
Sangat Terang
-9,63
-9,35
-9,59
Hijau Berlebihan
68
87,71
87,38
87,02
Sangat Terang
-9,36
-9,35
-9,59
Produk Baik
69
87,89
87,38
87,02
Sangat Terang
-9,45
-9,35
-9,59
Produk Baik
70
87,72
87,38
87,02
Sangat Terang
-9,39
-9,35
-9,59
Produk Baik
71
87,66
87,38
87,02
Sangat Terang
-9,64
-9,35
-9,59
Hijau Berlebihan
72
87,69
87,38
87,02
Sangat Terang
-9,44
-9,35
-9,59
Produk Baik
73
87,55
87,38
87,02
Sangat Terang
-9,39
-9,35
-9,59
Produk Baik
74
87,7
87,38
87,02
Sangat Terang
-9,57
-9,35
-9,59
Produk Baik
75
87,65
87,38
87,02
Sangat Terang
-9,41
-9,35
-9,59
Produk Baik
76
87,73
87,38
87,02
Sangat Terang
-9,43
-9,35
-9,59
Produk Baik
77
87,73
87,38
87,02
Sangat Terang
-9,39
-9,35
-9,59
Produk Baik
78
87,79
87,38
87,02
Sangat Terang
-9,55
-9,35
-9,59
Produk Baik
79
87,78
87,38
87,02
Sangat Terang
-9,67
-9,35
-9,59
Hijau Berlebihan
80
87,87
87,38
87,02
Sangat Terang
-9,61
-9,35
-9,59
Hijau Berlebihan
81
87,67
87,38
87,02
Sangat Terang
-9,35
-9,35
-9,59
Produk Baik
82
87,55
87,38
87,02
Sangat Terang
-9,51
-9,35
-9,59
Produk Baik
83
87,87
87,38
87,02
Sangat Terang
-9,65
-9,35
-9,59
Hijau Berlebihan
84
87,6
87,38
87,02
Sangat Terang
-9,65
-9,35
-9,59
Hijau Berlebihan
85
87,71
87,38
87,02
Sangat Terang
-9,59
-9,35
-9,59
Produk Baik
Data Variabel a dan Brightness IT 127 No
b
UCL
LCL
1
-6,02
-5,84
-5,95
2
-6,34
-5,84
3
-6,05
4
Hasil
Brightness
UCL
LCL
Hasil
Biru Berlebihan
77,24
78,85
78,14
Kertas Pucat
-5,95
Biru Berlebihan
77,55
78,85
78,14
Kertas Pucat
-5,84
-5,95
Biru Berlebihan
77,81
78,85
78,14
Kertas Pucat
-6,01
-5,84
-5,95
Biru Berlebihan
77,19
78,85
78,14
Kertas Pucat
5
-6,11
-5,84
-5,95
Biru Berlebihan
77,25
78,85
78,14
Kertas Pucat
6
-6,08
-5,84
-5,95
Biru Berlebihan
77,54
78,85
78,14
Kertas Pucat
7
-5,41
-5,84
-5,95
Kuning Berlebihan
77,4
78,85
78,14
Kertas Pucat
8
-5,86
-5,84
-5,95
Produk Baik
77,52
78,85
78,14
Kertas Pucat
9
-5,55
-5,84
-5,95
Kuning Berlebihan
77,32
78,85
78,14
Kertas Pucat
10
-5,96
-5,84
-5,95
Biru Berlebihan
77,37
78,85
78,14
Kertas Pucat
11
-5,91
-5,84
-5,95
Produk Baik
77,44
78,85
78,14
Kertas Pucat
12
-6,14
-5,84
-5,95
Biru Berlebihan
77,42
78,85
78,14
Kertas Pucat
13
-6,28
-5,84
-5,95
Biru Berlebihan
77,64
78,85
78,14
Kertas Pucat
14
-6,12
-5,84
-5,95
Biru Berlebihan
76,61
78,85
78,14
Kertas Pucat
15
-6,2
-5,84
-5,95
Biru Berlebihan
76,75
78,85
78,14
Kertas Pucat
16
-6,28
-5,84
-5,95
Biru Berlebihan
77,07
78,85
78,14
Kertas Pucat
17
-6,05
-5,84
-5,95
Biru Berlebihan
76,83
78,85
78,14
Kertas Pucat
18
-6,1
-5,84
-5,95
Biru Berlebihan
76,81
78,85
78,14
Kertas Pucat
19
-5,85
-5,84
-5,95
Produk Baik
76,64
78,85
78,14
Kertas Pucat
20
-6,12
-5,84
-5,95
Biru Berlebihan
76,93
78,85
78,14
Kertas Pucat
21
-5,94
-5,84
-5,95
Produk Baik
76,98
78,85
78,14
Kertas Pucat
22
-5,93
-5,84
-5,95
Produk Baik
76,83
78,85
78,14
Kertas Pucat
23
-6,25
-5,84
-5,95
Biru Berlebihan
77,55
78,85
78,14
Kertas Pucat
24
-5,9
-5,84
-5,95
Produk Baik
77,58
78,85
78,14
Kertas Pucat
25
-6,04
-5,84
-5,95
Biru Berlebihan
77,14
78,85
78,14
Kertas Pucat
26
-5,88
-5,84
-5,95
Produk Baik
76,19
78,85
78,14
Kertas Pucat
27
-6,14
-5,84
-5,95
Biru Berlebihan
77,35
78,85
78,14
Kertas Pucat
28
-6,03
-5,84
-5,95
Biru Berlebihan
77,77
78,85
78,14
Kertas Pucat
29
-5,96
-5,84
-5,95
Biru Berlebihan
77,69
78,85
78,14
Kertas Pucat
30
-5,9
-5,84
-5,95
Produk Baik
77,88
78,85
78,14
Kertas Pucat
31
-5,99
-5,84
-5,95
Biru Berlebihan
77,75
78,85
78,14
Kertas Pucat
32
-5,89
-5,84
-5,95
Produk Baik
77,66
78,85
78,14
Kertas Pucat
33
-5,89
-5,84
-5,95
Produk Baik
77,17
78,85
78,14
Kertas Pucat
34
-5,93
-5,84
-5,95
Produk Baik
78,42
78,85
78,14
Produk Baik
35
-5,89
-5,84
-5,95
Produk Baik
77,84
78,85
78,14
Kertas Pucat
36
-5,97
-5,84
-5,95
Biru Berlebihan
77,34
78,85
78,14
Kertas Pucat
Data Variabel a dan Brightness IT 127 (Lanjutan A) 37
-5,91
-5,84
-5,95
Produk Baik
79,18
78,85
78,14
Sangat Cerah
38
-5,85
-5,84
-5,95
Produk Baik
79,36
78,85
78,14
Sangat Cerah
39
-5,9
-5,84
-5,95
Produk Baik
78,9
78,85
78,14
Sangat Cerah
40
-5,92
-5,84
-5,95
Produk Baik
78,98
78,85
78,14
Sangat Cerah
41
-5,75
-5,84
-5,95
Kuning Berlebihan
79,46
78,85
78,14
Sangat Cerah
42
-5,9
-5,84
-5,95
Produk Baik
79,4
78,85
78,14
Sangat Cerah
43
-5,75
-5,84
-5,95
Kuning Berlebihan
79,12
78,85
78,14
Sangat Cerah
44
-5,9
-5,84
-5,95
Produk Baik
79,75
78,85
78,14
Sangat Cerah
45
-5,76
-5,84
-5,95
Kuning Berlebihan
79,35
78,85
78,14
Sangat Cerah
46
-5,81
-5,84
-5,95
Kuning Berlebihan
79,44
78,85
78,14
Sangat Cerah
47
-5,84
-5,84
-5,95
Produk Baik
79,83
78,85
78,14
Sangat Cerah
48
-5,82
-5,84
-5,95
Kuning Berlebihan
79,19
78,85
78,14
Sangat Cerah
49
-5,84
-5,84
-5,95
Produk Baik
79,51
78,85
78,14
Sangat Cerah
50
-5,84
-5,84
-5,95
Produk Baik
79,24
78,85
78,14
Sangat Cerah
51
-5,78
-5,84
-5,95
Kuning Berlebihan
78,29
78,85
78,14
Produk Baik
52
-6,01
-5,84
-5,95
Biru Berlebihan
79,61
78,85
78,14
Sangat Cerah
53
-5,78
-5,84
-5,95
Kuning Berlebihan
79,66
78,85
78,14
Sangat Cerah
54
-5,86
-5,84
-5,95
Produk Baik
78,82
78,85
78,14
Produk Baik
55
-5,72
-5,84
-5,95
Kuning Berlebihan
78,15
78,85
78,14
Produk Baik
56
-5,79
-5,84
-5,95
Kuning Berlebihan
79,16
78,85
78,14
Sangat Cerah
57
-5,76
-5,84
-5,95
Kuning Berlebihan
79,12
78,85
78,14
Sangat Cerah
58
-5,81
-5,84
-5,95
Kuning Berlebihan
79,8
78,85
78,14
Sangat Cerah
59
-5,94
-5,84
-5,95
Produk Baik
80
78,85
78,14
Sangat Cerah
60
-6,04
-5,84
-5,95
Biru Berlebihan
80
78,85
78,14
Sangat Cerah
61
-5,71
-5,84
-5,95
Kuning Berlebihan
78,8
78,85
78,14
Produk Baik
62
-5,69
-5,84
-5,95
Kuning Berlebihan
78,98
78,85
78,14
Sangat Cerah
63
-5,9
-5,84
-5,95
Produk Baik
79,33
78,85
78,14
Sangat Cerah
64
-5,69
-5,84
-5,95
Kuning Berlebihan
79,21
78,85
78,14
Sangat Cerah
65
-5,89
-5,84
-5,95
Produk Baik
79,16
78,85
78,14
Sangat Cerah
66
-5,84
-5,84
-5,95
Produk Baik
79,23
78,85
78,14
Sangat Cerah
67
-5,88
-5,84
-5,95
Produk Baik
79,14
78,85
78,14
Sangat Cerah
68
-5,88
-5,84
-5,95
Produk Baik
79,5
78,85
78,14
Sangat Cerah
69
-5,83
-5,84
-5,95
Kuning Berlebihan
79,71
78,85
78,14
Sangat Cerah
70
-5,82
-5,84
-5,95
Kuning Berlebihan
79,5
78,85
78,14
Sangat Cerah
71
-5,7
-5,84
-5,95
Kuning Berlebihan
79,55
78,85
78,14
Sangat Cerah
72
-5,68
-5,84
-5,95
Kuning Berlebihan
79,23
78,85
78,14
Sangat Cerah
73
-5,73
-5,84
-5,95
Kuning Berlebihan
79,11
78,85
78,14
Sangat Cerah
Data Variabel a dan Brightness IT 127 (Lanjutan B) 74
-5,78
-5,84
-5,95
Kuning Berlebihan
79,54
78,85
78,14
Sangat Cerah
75
-5,69
-5,84
-5,95
Kuning Berlebihan
79,33
78,85
78,14
Sangat Cerah
76
-5,78
-5,84
-5,95
Kuning Berlebihan
79,11
78,85
78,14
Sangat Cerah
77
-5,69
-5,84
-5,95
Kuning Berlebihan
79,74
78,85
78,14
Sangat Cerah
78
-5,76
-5,84
-5,95
Kuning Berlebihan
79,47
78,85
78,14
Sangat Cerah
79
-5,85
-5,84
-5,95
Produk Baik
80,04
78,85
78,14
Sangat Cerah
80
-5,8
-5,84
-5,95
Kuning Berlebihan
79,72
78,85
78,14
Sangat Cerah
81
-5,8
-5,84
-5,95
Kuning Berlebihan
79,36
78,85
78,14
Sangat Cerah
82
-5,7
-5,84
-5,95
Kuning Berlebihan
78,99
78,85
78,14
Sangat Cerah
83
-5,82
-5,84
-5,95
Kuning Berlebihan
79,94
78,85
78,14
Sangat Cerah
84
-6
-5,84
-5,95
Biru Berlebihan
79,9
78,85
78,14
Sangat Cerah
85
-5,83
-5,84
-5,95
Kuning Berlebihan
79,57
78,85
78,14
Sangat Cerah
Data Variabel Whiteness IT 127 No
Whiteness
UCL
LCL
Hasil
1
0,41
0,65
0,5
Tidak Putih
2
0,45
0,65
0,5
Tidak Putih
3
0,49
0,65
0,5
Tidak Putih
4
0,4
0,65
0,5
Tidak Putih
5
0,44
0,65
0,5
Tidak Putih
6
0,61
0,65
0,5
Produk Baik
7
0,5
0,65
0,5
Produk Baik
8
0,34
0,65
0,5
Tidak Putih
9
0,82
0,65
0,5
Putih Mendominasi
10
0,29
0,65
0,5
Tidak Putih
11
0,39
0,65
0,5
Tidak Putih
12
0,64
0,65
0,5
Produk Baik
13
0,48
0,65
0,5
Tidak Putih
14
0,43
0,65
0,5
Tidak Putih
15
0,6
0,65
0,5
Produk Baik
16
0,42
0,65
0,5
Tidak Putih
17
0,54
0,65
0,5
Produk Baik
18
0,58
0,65
0,5
Produk Baik
19
0,72
0,65
0,5
Putih Mendominasi
20
0,37
0,65
0,5
Tidak Putih
21
0,44
0,65
0,5
Tidak Putih
Data Variabel Whiteness IT 127 (Lanjutan A) 23
0,69
0,65
0,5
Putih Mendominasi
24
0,45
0,65
0,5
Tidak Putih
25
0,22
0,65
0,5
Tidak Putih
26
0,48
0,65
0,5
Tidak Putih
27
0,39
0,65
0,5
Tidak Putih
28
0,63
0,65
0,5
Produk Baik
29
0,38
0,65
0,5
Tidak Putih
30
1,01
0,65
0,5
Putih Mendominasi
31
0,52
0,65
0,5
Produk Baik
32
0,49
0,65
0,5
Tidak Putih
33
0,57
0,65
0,5
Produk Baik
34
1,02
0,65
0,5
Putih Mendominasi
35
0,51
0,65
0,5
Produk Baik
36
0,29
0,65
0,5
Tidak Putih
37
1,01
0,65
0,5
Putih Mendominasi
38
0,68
0,65
0,5
Putih Mendominasi
39
0,71
0,65
0,5
Putih Mendominasi
40
0,68
0,65
0,5
Putih Mendominasi
41
0,38
0,65
0,5
Tidak Putih
42
0,45
0,65
0,5
Tidak Putih
43
0,56
0,65
0,5
Produk Baik
44
0,48
0,65
0,5
Tidak Putih
45
0,42
0,65
0,5
Tidak Putih
46
0,42
0,65
0,5
Tidak Putih
47
0,6
0,65
0,5
Produk Baik
48
0,76
0,65
0,5
Putih Mendominasi
49
0,54
0,65
0,5
Produk Baik
50
0,58
0,65
0,5
Produk Baik
51
1,39
0,65
0,5
Putih Mendominasi
52
0,51
0,65
0,5
Produk Baik
53
0,8
0,65
0,5
Putih Mendominasi
54
0,85
0,65
0,5
Putih Mendominasi
55
0,5
0,65
0,5
Produk Baik
56
0,73
0,65
0,5
Putih Mendominasi
57
0,99
0,65
0,5
Putih Mendominasi
58
0,55
0,65
0,5
Produk Baik
59
0,66
0,65
0,5
Putih Mendominasi
Data Variabel Whiteness IT 127 (Lanjutan B) 60
0,66
0,65
0,5
Putih Mendominasi
61
0,34
0,65
0,5
Tidak Putih
62
0,48
0,65
0,5
Tidak Putih
63
0,36
0,65
0,5
Tidak Putih
64
0,61
0,65
0,5
Produk Baik
65
0,57
0,65
0,5
Produk Baik
66
0,91
0,65
0,5
Putih Mendominasi
67
0,46
0,65
0,5
Tidak Putih
68
0,48
0,65
0,5
Tidak Putih
69
0,74
0,65
0,5
Putih Mendominasi
70
0,85
0,65
0,5
Putih Mendominasi
71
0,95
0,65
0,5
Putih Mendominasi
72
0,45
0,65
0,5
Tidak Putih
73
0,25
0,65
0,5
Tidak Putih
74
0,19
0,65
0,5
Tidak Putih
75
0,25
0,65
0,5
Tidak Putih
76
0,4
0,65
0,5
Tidak Putih
77
0,35
0,65
0,5
Tidak Putih
78
0,44
0,65
0,5
Tidak Putih
79
1,38
0,65
0,5
Putih Mendominasi
80
0,77
0,65
0,5
Putih Mendominasi
81
0,5
0,65
0,5
Produk Baik
82
0,69
0,65
0,5
Putih Mendominasi
83
0,69
0,65
0,5
Putih Mendominasi
84
0,4
0,65
0,5
Tidak Putih
85
0,99
0,65
0,5
Putih Mendominasi
Data Jenis Kertas IT 170 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
L 80,6 80,63 80,85 80,92 80,75 80,85 80,58 80,91 80,96 81,08 81,1 81,19 81,01 80,89 80,99 80,99 80,3 81,02 81,3 81,23 80,99 81,33 81,34 81,12 80,81 81,31 80,56 80,17 80,54 80 81,07 80,85 80,95 80,92
a 24,06 24,2 24,09 23,48 24,12 23,7 24,3 23,35 23,73 23,7 23,53 23,4 23,59 23,45 23,12 23,96 24,14 23,6 23,55 23,48 23,77 24,37 24,5 23,54 23,91 23,42 23,81 24,13 23,76 23,69 23,34 23,62 23,32 23,52
b 2,14 2,07 2,14 2,3 1,84 2,1 1,97 1,95 1,84 2,11 1,96 1,86 1,87 1,83 1,77 2,11 2,23 1,99 1,98 1,9 1,93 1,88 1,93 1,86 2,07 1,95 2,42 2,79 2,48 1,96 2,08 1,75 1,8 1,79
Brightness Whiteness 55,74 0,25 55,98 0,25 56,35 0,23 56,29 0,23 56,5 0,24 56,33 0,17 56,09 0,11 56,1 0,12 56,76 0,14 56,66 0,16 56,87 0,22 57,19 0,12 56,81 0,12 56,79 0,15 56,84 0,16 56,88 0,16 55,36 0,16 56,65 0,21 56,98 0,08 57,16 0,12 56,87 0,12 37,43 0,11 37,4 0,13 57,04 0,19 56,25 0,16 57,33 0,14 55,42 0,12 54,45 0,05 55,36 0,19 56,53 0,13 56,65 0,2 56,59 0,16 56,7 0,15 56,64 0,17
Data Jenis Kertas IT 170 (Lanjutan A) 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69
80,84 80,9 80,81 80,99 80,7 80,68 80,83 80,9 81 81,07 81,14 80,58 80,21 80,68 80,8 80,69 80,61 80,75 80,74 81,02 81,13 80,88 80,85 80,97 81,05 80,85 81,06 81,03 80,57 80,8 80,59 81,06 80,73 80,42 80,88
23,79 23,68 23,73 23,51 23,78 23,9 23,74 23,41 23,34 23,51 23,19 23,8 24,15 23,89 23,68 23,89 23,89 24,05 24,05 23,79 23,6 23,73 23,92 23,84 23,8 24 23,7 23,68 24,06 24,12 24,05 23,59 23,99 24,21 23,4
1,87 1,93 1,94 1,99 2,16 2,13 2,14 2,02 2,11 2,01 2,57 2,22 2,42 2,22 2,2 2,3 2,5 2,17 2,35 2,31 2,33 2,31 2,36 2,3 2,28 2,28 2,28 2,16 2,15 2,37 2,37 2,28 2,34 2,59 2,6
56,52 56,3 56,37 56,28 55,96 55,98 56,22 56,45 56,6 56,79 56,4 56,73 55,01 55,87 56,04 56,84 55,58 56,08 55,93 56,36 56,61 56,13 56,02 56,33 56,09 56,09 56,69 56,61 55,45 56,7 55,73 56,52 55,3 55,03 55,82
0,1 0,29 0,25 0,16 0,1 0,15 0,08 0,09 0,09 0,15 0,17 0,18 0,13 0,1 0,25 0,13 0,14 0,11 0,15 0,12 0,16 0,16 0,16 0,11 0,18 0,14 0,14 0,18 0,69 0,25 0,25 0,18 0,19 0,13 0,17
Data Jenis Kertas IT 170 (Lanjutan B) 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104
80,7 80,49 80,5 80,6 80,92 80,51 80,77 80,83 80,63 80,75 80,54 80,54 80,76 80,71 80,65 80,35 80,12 80,48 80,7 80,46 80,26 80,4 80,42 80,29 80,21 80,35 80,34 80,45 81,08 80,96 80,77 80,98 80,87 80,9 81,3
23,87 23,99 24,02 24,18 23,45 24,26 24,14 23,66 24,12 23,41 24,15 24,17 23,99 23,64 23,55 23,73 24,29 23,83 23,38 23,58 23,98 23,73 23,7 23,91 23,85 23,66 23,53 23,48 22,52 22,73 22,88 22,71 22,68 22,5 22,14
2,49 2,68 2,68 2,33 2,42 2,49 2,36 2,33 2,53 2,37 2,36 2,33 2,37 2,47 2,25 2,48 2,26 2,08 2,54 2,3 2,36 2,33 2,22 2,33 2,29 2,22 1,91 1,85 1,85 1,85 1,89 1,93 1,98 2,07 2,06
55,65 55,09 55,05 55,71 56,01 55,39 55,83 56,08 55,56 56,23 55,67 55,43 55,97 55,87 55,7 55,01 54,87 55,6 55,19 55,5 54,94 55,2 55,51 54,98 55,09 55,24 55,61 55,6 56,8 56,66 56,34 56,66 56,43 56,27 56,13
0,22 0,1 0,22 0,14 0,12 0,16 0,11 0,27 0,25 0,11 0,1 0,17 0,18 0,18 0,26 0,23 0,32 0,34 0,35 0,61 0,39 0,37 0,2 0,32 0,29 0,48 0,26 0,25 0,43 0,42 0,19 0,37 0,5 0,5 0,32
Data Jenis Kertas IT 170 (Lanjutan C) 81,46 81,16 80,69 80,75 80,88 80,73 81,13 81,15 81,02 81,06 81,23 81,18 81,36 81,23 81,19 81,9 81,15 81,36 81,36 81,65 81,41 80,03 81,25 81,26 81,11 81,25 81,4 81,12
105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132
22,12 22,41 23,26 22,94 22,87 23,16 22,51 22,67 22,91 22,95 22,91 22,89 22,82 23,2 22,98 22,79 22,86 22,94 22,9 22,48 22,69 22,96 22,83 22,09 22,72 22,74 22,47 22,98
1,95 1,01 1,87 2,23 1,91 2,05 1,94 1,9 2,01 1,49 2,25 2,01 1,94 2,05 2,03 2,25 2,35 2,13 2,01 1,93 2 2 2,09 2,05 2,11 2,07 1,97 2,42
57,18 57,29 55,99 55,93 56,41 56,05 56,89 56,96 56,75 56,75 56,66 57,07 57,46 57,03 56,93 56,95 56,85 57,22 57,34 57,96 57,49 57,45 57 57,11 57 56,9 57,29 56,82
0,33 0,48 0,22 0,26 0,33 0,33 0,26 0,23 0,36 0,24 0,26 0,39 0,19 0,24 0,3 0,33 0,25 0,1 0,16 0,18 0,18 0,15 0,1 0,17 0,25 0,32 0,21 0,21
Data Variabel Light dan Variabel a IT 170 No
L
UCL
LCL
Hasil
a
UCL
LCL
Hasil
1
80,6
80,94
80,77
Sangat Gelap
24,06
23,65
23,37
Merah Berlebihan
2
80,63
80,94
80,77
Sangat Gelap
24,2
23,65
23,37
Merah Berlebihan
3
80,85
80,94
80,77
Produk Baik
24,09
23,65
23,37
Merah Berlebihan
4
80,92
80,94
80,77
Produk Baik
23,48
23,65
23,37
Produk Baik
Data Variabel Light dan Variabel a IT 170 (Lanjutan A) 5
80,75
80,94
80,77
Sangat Gelap
24,12
23,65
23,37
Merah Berlebihan
6
80,85
80,94
80,77
Produk Baik
23,7
23,65
23,37
Merah Berlebihan
7
80,58
80,94
80,77
Sangat Gelap
24,3
23,65
23,37
Merah Berlebihan
8
80,91
80,94
80,77
Produk Baik
23,35
23,65
23,37
Hijau Berlebihan
9
80,96
80,94
80,77
Sangat Terang
23,73
23,65
23,37
Merah Berlebihan
10
81,08
80,94
80,77
Sangat Terang
23,7
23,65
23,37
Merah Berlebihan
11
81,1
80,94
80,77
Sangat Terang
23,53
23,65
23,37
Produk Baik
12
81,19
80,94
80,77
Sangat Terang
23,4
23,65
23,37
Produk Baik
13
81,01
80,94
80,77
Sangat Terang
23,59
23,65
23,37
Produk Baik
14
80,89
80,94
80,77
Produk Baik
23,45
23,65
23,37
Produk Baik
15
80,99
80,94
80,77
Sangat Terang
23,12
23,65
23,37
Hijau Berlebihan
16
80,99
80,94
80,77
Sangat Terang
23,96
23,65
23,37
Merah Berlebihan
17
80,3
80,94
80,77
Sangat Gelap
24,14
23,65
23,37
Merah Berlebihan
18
81,02
80,94
80,77
Sangat Terang
23,6
23,65
23,37
Produk Baik
19
81,3
80,94
80,77
Sangat Terang
23,55
23,65
23,37
Produk Baik
20
81,23
80,94
80,77
Sangat Terang
23,48
23,65
23,37
Produk Baik
21
80,99
80,94
80,77
Sangat Terang
23,77
23,65
23,37
Merah Berlebihan
22
81,33
80,94
80,77
Sangat Terang
24,37
23,65
23,37
Merah Berlebihan
23
81,34
80,94
80,77
Sangat Terang
24,5
23,65
23,37
Merah Berlebihan
24
81,12
80,94
80,77
Sangat Terang
23,54
23,65
23,37
Produk Baik
25
80,81
80,94
80,77
Produk Baik
23,91
23,65
23,37
Merah Berlebihan
26
81,31
80,94
80,77
Sangat Terang
23,42
23,65
23,37
Produk Baik
27
80,56
80,94
80,77
Sangat Gelap
23,81
23,65
23,37
Merah Berlebihan
28
80,17
80,94
80,77
Sangat Gelap
24,13
23,65
23,37
Merah Berlebihan
29
80,54
80,94
80,77
Sangat Gelap
23,76
23,65
23,37
Merah Berlebihan
30
80
80,94
80,77
Sangat Gelap
23,69
23,65
23,37
Merah Berlebihan
31
81,07
80,94
80,77
Sangat Terang
23,34
23,65
23,37
Hijau Berlebihan
32
80,85
80,94
80,77
Produk Baik
23,62
23,65
23,37
Produk Baik
33
80,95
80,94
80,77
Sangat Terang
23,32
23,65
23,37
Hijau Berlebihan
34
80,92
80,94
80,77
Produk Baik
23,52
23,65
23,37
Produk Baik
35
80,84
80,94
80,77
Produk Baik
23,79
23,65
23,37
Merah Berlebihan
36
80,9
80,94
80,77
Produk Baik
23,68
23,65
23,37
Merah Berlebihan
37
80,81
80,94
80,77
Produk Baik
23,73
23,65
23,37
Merah Berlebihan
38
80,99
80,94
80,77
Sangat Terang
23,51
23,65
23,37
Produk Baik
39
80,7
80,94
80,77
Sangat Gelap
23,78
23,65
23,37
Merah Berlebihan
40
80,68
80,94
80,77
Sangat Gelap
23,9
23,65
23,37
Merah Berlebihan
41
80,83
80,94
80,77
Produk Baik
23,74
23,65
23,37
Merah Berlebihan
Data Variabel Light dan Variabel a IT 170 (Lanjutan B) 42
80,9
80,94
80,77
Produk Baik
23,41
23,65
23,37
Produk Baik
43
81
80,94
80,77
Sangat Terang
23,34
23,65
23,37
Hijau Berlebihan
44
81,07
80,94
80,77
Sangat Terang
23,51
23,65
23,37
Produk Baik
45
81,14
80,94
80,77
Sangat Terang
23,19
23,65
23,37
Hijau Berlebihan
46
80,58
80,94
80,77
Sangat Gelap
23,8
23,65
23,37
Merah Berlebihan
47
80,21
80,94
80,77
Sangat Gelap
24,15
23,65
23,37
Merah Berlebihan
48
80,68
80,94
80,77
Sangat Gelap
23,89
23,65
23,37
Merah Berlebihan
49
80,8
80,94
80,77
Produk Baik
23,68
23,65
23,37
Merah Berlebihan
50
80,69
80,94
80,77
Sangat Gelap
23,89
23,65
23,37
Merah Berlebihan
51
80,61
80,94
80,77
Sangat Gelap
23,89
23,65
23,37
Merah Berlebihan
52
80,75
80,94
80,77
Sangat Gelap
24,05
23,65
23,37
Merah Berlebihan
53
80,74
80,94
80,77
Sangat Gelap
24,05
23,65
23,37
Merah Berlebihan
54
81,02
80,94
80,77
Sangat Terang
23,79
23,65
23,37
Merah Berlebihan
55
81,13
80,94
80,77
Sangat Terang
23,6
23,65
23,37
Produk Baik
56
80,88
80,94
80,77
Produk Baik
23,73
23,65
23,37
Merah Berlebihan
57
80,85
80,94
80,77
Produk Baik
23,92
23,65
23,37
Merah Berlebihan
58
80,97
80,94
80,77
Sangat Terang
23,84
23,65
23,37
Merah Berlebihan
59
81,05
80,94
80,77
Sangat Terang
23,8
23,65
23,37
Merah Berlebihan
60
80,85
80,94
80,77
Produk Baik
24
23,65
23,37
Merah Berlebihan
61
81,06
80,94
80,77
Sangat Terang
23,7
23,65
23,37
Merah Berlebihan
62
81,03
80,94
80,77
Sangat Terang
23,68
23,65
23,37
Merah Berlebihan
63
80,57
80,94
80,77
Sangat Gelap
24,06
23,65
23,37
Merah Berlebihan
64
80,8
80,94
80,77
Produk Baik
24,12
23,65
23,37
Merah Berlebihan
65
80,59
80,94
80,77
Sangat Gelap
24,05
23,65
23,37
Merah Berlebihan
66
81,06
80,94
80,77
Sangat Terang
23,59
23,65
23,37
Produk Baik
67
80,73
80,94
80,77
Sangat Gelap
23,99
23,65
23,37
Merah Berlebihan
68
80,42
80,94
80,77
Sangat Gelap
24,21
23,65
23,37
Merah Berlebihan
69
80,88
80,94
80,77
Produk Baik
23,4
23,65
23,37
Produk Baik
70
80,7
80,94
80,77
Sangat Gelap
23,87
23,65
23,37
Merah Berlebihan
71
80,49
80,94
80,77
Sangat Gelap
23,99
23,65
23,37
Merah Berlebihan
72
80,5
80,94
80,77
Sangat Gelap
24,02
23,65
23,37
Merah Berlebihan
73
80,6
80,94
80,77
Sangat Gelap
24,18
23,65
23,37
Merah Berlebihan
74
80,92
80,94
80,77
Produk Baik
23,45
23,65
23,37
Produk Baik
75
80,51
80,94
80,77
Sangat Gelap
24,26
23,65
23,37
Merah Berlebihan
76
80,77
80,94
80,77
Produk Baik
24,14
23,65
23,37
Merah Berlebihan
77
80,83
80,94
80,77
Produk Baik
23,66
23,65
23,37
Merah Berlebihan
78
80,63
80,94
80,77
Sangat Gelap
24,12
23,65
23,37
Merah Berlebihan
Data Variabel Light dan Variabel a IT 170 (Lanjutan C) 79
80,75
80,94
80,77
Sangat Gelap
23,41
23,65
23,37
Produk Baik
80
80,54
80,94
80,77
Sangat Gelap
24,15
23,65
23,37
Merah Berlebihan
81
80,54
80,94
80,77
Sangat Gelap
24,17
23,65
23,37
Merah Berlebihan
82
80,76
80,94
80,77
Sangat Gelap
23,99
23,65
23,37
Merah Berlebihan
83
80,71
80,94
80,77
Sangat Gelap
23,64
23,65
23,37
Produk Baik
84
80,65
80,94
80,77
Sangat Gelap
23,55
23,65
23,37
Produk Baik
85
80,35
80,94
80,77
Sangat Gelap
23,73
23,65
23,37
Merah Berlebihan
86
80,12
80,94
80,77
Sangat Gelap
24,29
23,65
23,37
Merah Berlebihan
87
80,48
80,94
80,77
Sangat Gelap
23,83
23,65
23,37
Merah Berlebihan
88
80,7
80,94
80,77
Sangat Gelap
23,38
23,65
23,37
Produk Baik
89
80,46
80,94
80,77
Sangat Gelap
23,58
23,65
23,37
Produk Baik
90
80,26
80,94
80,77
Sangat Gelap
23,98
23,65
23,37
Merah Berlebihan
91
80,4
80,94
80,77
Sangat Gelap
23,73
23,65
23,37
Merah Berlebihan
92
80,42
80,94
80,77
Sangat Gelap
23,7
23,65
23,37
Merah Berlebihan
93
80,29
80,94
80,77
Sangat Gelap
23,91
23,65
23,37
Merah Berlebihan
94
80,21
80,94
80,77
Sangat Gelap
23,85
23,65
23,37
Merah Berlebihan
95
80,35
80,94
80,77
Sangat Gelap
23,66
23,65
23,37
Merah Berlebihan
96
80,34
80,94
80,77
Sangat Gelap
23,53
23,65
23,37
Produk Baik
97
80,45
80,94
80,77
Sangat Gelap
23,48
23,65
23,37
Produk Baik
98
81,08
80,94
80,77
Sangat Terang
22,52
23,65
23,37
Hijau Berlebihan
99
80,96
80,94
80,77
Sangat Terang
22,73
23,65
23,37
Hijau Berlebihan
100
80,77
80,94
80,77
Produk Baik
22,88
23,65
23,37
Hijau Berlebihan
101
80,98
80,94
80,77
Sangat Terang
22,71
23,65
23,37
Hijau Berlebihan
102
80,87
80,94
80,77
Produk Baik
22,68
23,65
23,37
Hijau Berlebihan
103
80,9
80,94
80,77
Produk Baik
22,5
23,65
23,37
Hijau Berlebihan
104
81,3
80,94
80,77
Sangat Terang
22,14
23,65
23,37
Hijau Berlebihan
105
81,46
80,94
80,77
Sangat Terang
22,12
23,65
23,37
Hijau Berlebihan
106
81,16
80,94
80,77
Sangat Terang
22,41
23,65
23,37
Hijau Berlebihan
107
80,69
80,94
80,77
Sangat Gelap
23,26
23,65
23,37
Hijau Berlebihan
108
80,88
80,94
80,77
Produk Baik
22,94
23,65
23,37
Hijau Berlebihan
109
80,88
80,94
80,77
Produk Baik
22,87
23,65
23,37
Hijau Berlebihan
110
80,73
80,94
80,77
Sangat Gelap
23,16
23,65
23,37
Hijau Berlebihan
111
81,13
80,94
80,77
Sangat Terang
22,51
23,65
23,37
Hijau Berlebihan
112
81,15
80,94
80,77
Sangat Terang
22,67
23,65
23,37
Hijau Berlebihan
113
81,02
80,94
80,77
Sangat Terang
22,91
23,65
23,37
Hijau Berlebihan
114
81,06
80,94
80,77
Sangat Terang
22,95
23,65
23,37
Hijau Berlebihan
115
81,23
80,94
80,77
Sangat Terang
22,91
23,65
23,37
Hijau Berlebihan
Data Variabel Light dan Variabel a IT 170 (Lanjutan D) 116
81,18
80,94
80,77
Sangat Terang
22,89
23,65
23,37
Hijau Berlebihan
117
81,36
80,94
80,77
Sangat Terang
22,82
23,65
23,37
Hijau Berlebihan
118
81,23
80,94
80,77
Sangat Terang
23,2
23,65
23,37
Hijau Berlebihan
119
81,19
80,94
80,77
Sangat Terang
22,98
23,65
23,37
Hijau Berlebihan
120
81,9
80,94
80,77
Sangat Terang
22,79
23,65
23,37
Hijau Berlebihan
121
81,15
80,94
80,77
Sangat Terang
22,86
23,65
23,37
Hijau Berlebihan
122
81,36
80,94
80,77
Sangat Terang
22,94
23,65
23,37
Hijau Berlebihan
123
81,36
80,94
80,77
Sangat Terang
22,9
23,65
23,37
Hijau Berlebihan
124
81,65
80,94
80,77
Sangat Terang
22,48
23,65
23,37
Hijau Berlebihan
125
81,41
80,94
80,77
Sangat Terang
22,69
23,65
23,37
Hijau Berlebihan
126
80,03
80,94
80,77
Sangat Gelap
22,96
23,65
23,37
Hijau Berlebihan
127
81,25
80,94
80,77
Sangat Terang
22,83
23,65
23,37
Hijau Berlebihan
128
81,26
80,94
80,77
Sangat Terang
22,09
23,65
23,37
Hijau Berlebihan
129
81,11
80,94
80,77
Sangat Terang
22,72
23,65
23,37
Hijau Berlebihan
130
81,25
80,94
80,77
Sangat Terang
22,74
23,65
23,37
Hijau Berlebihan
131
81,4
80,94
80,77
Sangat Terang
22,47
23,65
23,37
Hijau Berlebihan
132
81,12
80,94
80,77
Sangat Terang
22,98
23,65
23,37
Hijau Berlebihan
Data Variabel b dan Variabel Brightness IT 170 No
b
UCL
LCL
Hasil
Brightness
UCL
LCL
Hasil
1
2,14
2,21
2,07
Produk Baik
55,74
56,61
55,36
Produk Baik
2
2,07
2,21
2,07
Produk Baik
55,98
56,61
55,36
Produk Baik
3
2,14
2,21
2,07
Produk Baik
56,35
56,61
55,36
Produk Baik
4
2,3
2,21
2,07
Kuning Berlebihan
56,29
56,61
55,36
Produk Baik
5
1,84
2,21
2,07
Biru Berlebihan
56,5
56,61
55,36
Produk Baik
6
2,1
2,21
2,07
Produk Baik
56,33
56,61
55,36
Produk Baik
7
1,97
2,21
2,07
Biru Berlebihan
56,09
56,61
55,36
Produk Baik
8
1,95
2,21
2,07
Biru Berlebihan
56,1
56,61
55,36
Produk Baik
9
1,84
2,21
2,07
Biru Berlebihan
56,76
56,61
55,36
Sangat Cerah
10
2,11
2,21
2,07
Produk Baik
56,66
56,61
55,36
Sangat Cerah
11
1,96
2,21
2,07
Biru Berlebihan
56,87
56,61
55,36
Sangat Cerah
12
1,86
2,21
2,07
Biru Berlebihan
57,19
56,61
55,36
Sangat Cerah
13
1,87
2,21
2,07
Biru Berlebihan
56,81
56,61
55,36
Sangat Cerah
14
1,83
2,21
2,07
Biru Berlebihan
56,79
56,61
55,36
Sangat Cerah
15
1,77
2,21
2,07
Biru Berlebihan
56,84
56,61
55,36
Sangat Cerah
16
2,11
2,21
2,07
Produk Baik
56,88
56,61
55,36
Sangat Cerah
Data Variabel b dan Variabel Brightness IT 170 (Lanjutan A) 17
2,23
2,21
2,07
Kuning Berlebihan
55,36
56,61
55,36
Produk Baik
18
1,99
2,21
2,07
Biru Berlebihan
56,65
56,61
55,36
Sangat Cerah
19
1,98
2,21
2,07
Biru Berlebihan
56,98
56,61
55,36
Sangat Cerah
20
1,9
2,21
2,07
Biru Berlebihan
57,16
56,61
55,36
Sangat Cerah
21
1,93
2,21
2,07
Biru Berlebihan
56,87
56,61
55,36
Sangat Cerah
22
1,88
2,21
2,07
Biru Berlebihan
37,43
56,61
55,36
Kertas Pucat
23
1,93
2,21
2,07
Biru Berlebihan
37,4
56,61
55,36
Kertas Pucat
24
1,86
2,21
2,07
Biru Berlebihan
57,04
56,61
55,36
Sangat Cerah
25
2,07
2,21
2,07
Produk Baik
56,25
56,61
55,36
Produk Baik
26
1,95
2,21
2,07
Biru Berlebihan
57,33
56,61
55,36
Sangat Cerah
27
2,42
2,21
2,07
Kuning Berlebihan
55,42
56,61
55,36
Produk Baik
28
2,79
2,21
2,07
Kuning Berlebihan
54,45
56,61
55,36
Kertas Pucat
29
2,48
2,21
2,07
Kuning Berlebihan
55,36
56,61
55,36
Produk Baik
30
1,96
2,21
2,07
Biru Berlebihan
56,53
56,61
55,36
Produk Baik
31
2,08
2,21
2,07
Produk Baik
56,65
56,61
55,36
Sangat Cerah
32
1,75
2,21
2,07
Biru Berlebihan
56,59
56,61
55,36
Produk Baik
33
1,8
2,21
2,07
Biru Berlebihan
56,7
56,61
55,36
Sangat Cerah
34
1,79
2,21
2,07
Biru Berlebihan
56,64
56,61
55,36
Sangat Cerah
35
1,87
2,21
2,07
Biru Berlebihan
56,52
56,61
55,36
Produk Baik
36
1,93
2,21
2,07
Biru Berlebihan
56,3
56,61
55,36
Produk Baik
37
1,94
2,21
2,07
Biru Berlebihan
56,37
56,61
55,36
Produk Baik
38
1,99
2,21
2,07
Biru Berlebihan
56,28
56,61
55,36
Produk Baik
39
2,16
2,21
2,07
Produk Baik
55,96
56,61
55,36
Produk Baik
40
2,13
2,21
2,07
Produk Baik
55,98
56,61
55,36
Produk Baik
41
2,14
2,21
2,07
Produk Baik
56,22
56,61
55,36
Produk Baik
42
2,02
2,21
2,07
Biru Berlebihan
56,45
56,61
55,36
Produk Baik
43
2,11
2,21
2,07
Produk Baik
56,6
56,61
55,36
Produk Baik
44
2,01
2,21
2,07
Biru Berlebihan
56,79
56,61
55,36
Sangat Cerah
45
2,57
2,21
2,07
Kuning Berlebihan
56,4
56,61
55,36
Produk Baik
46
2,22
2,21
2,07
Kuning Berlebihan
56,73
56,61
55,36
Sangat Cerah
47
2,42
2,21
2,07
Kuning Berlebihan
55,01
56,61
55,36
Kertas Pucat
48
2,22
2,21
2,07
Kuning Berlebihan
55,87
56,61
55,36
Produk Baik
49
2,2
2,21
2,07
Produk Baik
56,04
56,61
55,36
Produk Baik
50
2,3
2,21
2,07
Kuning Berlebihan
56,84
56,61
55,36
Sangat Cerah
51
2,5
2,21
2,07
Kuning Berlebihan
55,58
56,61
55,36
Produk Baik
52
2,17
2,21
2,07
Produk Baik
56,08
56,61
55,36
Produk Baik
53
2,35
2,21
2,07
Kuning Berlebihan
55,93
56,61
55,36
Produk Baik
Data Variabel b dan Variabel Brightness IT 170 (Lanjutan B) 54
2,31
2,21
2,07
Kuning Berlebihan
56,36
56,61
55,36
Produk Baik
55
2,33
2,21
2,07
Kuning Berlebihan
56,61
56,61
55,36
Produk Baik
56
2,31
2,21
2,07
Kuning Berlebihan
56,13
56,61
55,36
Produk Baik
57
2,36
2,21
2,07
Kuning Berlebihan
56,02
56,61
55,36
Produk Baik
58
2,3
2,21
2,07
Kuning Berlebihan
56,33
56,61
55,36
Produk Baik
59
2,28
2,21
2,07
Kuning Berlebihan
56,09
56,61
55,36
Produk Baik
60
2,28
2,21
2,07
Kuning Berlebihan
56,09
56,61
55,36
Produk Baik
61
2,28
2,21
2,07
Kuning Berlebihan
56,69
56,61
55,36
Sangat Cerah
62
2,16
2,21
2,07
Produk Baik
56,61
56,61
55,36
Produk Baik
63
2,15
2,21
2,07
Produk Baik
55,45
56,61
55,36
Produk Baik
64
2,37
2,21
2,07
Kuning Berlebihan
56,7
56,61
55,36
Sangat Cerah
65
2,37
2,21
2,07
Kuning Berlebihan
55,73
56,61
55,36
Produk Baik
66
2,28
2,21
2,07
Kuning Berlebihan
56,52
56,61
55,36
Produk Baik
67
2,34
2,21
2,07
Kuning Berlebihan
55,3
56,61
55,36
Kertas Pucat
68
2,59
2,21
2,07
Kuning Berlebihan
55,03
56,61
55,36
Kertas Pucat
69
2,6
2,21
2,07
Kuning Berlebihan
55,82
56,61
55,36
Produk Baik
70
2,49
2,21
2,07
Kuning Berlebihan
55,65
56,61
55,36
Produk Baik
71
2,68
2,21
2,07
Kuning Berlebihan
55,09
56,61
55,36
Kertas Pucat
72
2,68
2,21
2,07
Kuning Berlebihan
55,05
56,61
55,36
Kertas Pucat
73
2,33
2,21
2,07
Kuning Berlebihan
55,71
56,61
55,36
Produk Baik
74
2,42
2,21
2,07
Kuning Berlebihan
56,01
56,61
55,36
Produk Baik
75
2,49
2,21
2,07
Kuning Berlebihan
55,39
56,61
55,36
Produk Baik
76
2,36
2,21
2,07
Kuning Berlebihan
55,83
56,61
55,36
Produk Baik
77
2,33
2,21
2,07
Kuning Berlebihan
56,08
56,61
55,36
Produk Baik
78
2,53
2,21
2,07
Kuning Berlebihan
55,56
56,61
55,36
Produk Baik
79
2,37
2,21
2,07
Kuning Berlebihan
56,23
56,61
55,36
Produk Baik
80
2,36
2,21
2,07
Kuning Berlebihan
55,67
56,61
55,36
Produk Baik
81
2,33
2,21
2,07
Kuning Berlebihan
55,43
56,61
55,36
Produk Baik
82
2,37
2,21
2,07
Kuning Berlebihan
55,97
56,61
55,36
Produk Baik
83
2,47
2,21
2,07
Kuning Berlebihan
55,87
56,61
55,36
Produk Baik
84
2,25
2,21
2,07
Kuning Berlebihan
55,7
56,61
55,36
Produk Baik
85
2,48
2,21
2,07
Kuning Berlebihan
55,01
56,61
55,36
Kertas Pucat
86
2,26
2,21
2,07
Kuning Berlebihan
54,87
56,61
55,36
Kertas Pucat
87
2,08
2,21
2,07
Produk Baik
55,6
56,61
55,36
Produk Baik
88
2,54
2,21
2,07
Kuning Berlebihan
55,19
56,61
55,36
Kertas Pucat
89
2,3
2,21
2,07
Kuning Berlebihan
55,5
56,61
55,36
Produk Baik
90
2,36
2,21
2,07
Kuning Berlebihan
54,94
56,61
55,36
Kertas Pucat
Data Variabel b dan Variabel Brightness IT 170 (Lanjutan C) 91
2,33
2,21
2,07
Kuning Berlebihan
55,2
56,61
55,36
Kertas Pucat
92
2,22
2,21
2,07
Kuning Berlebihan
55,51
56,61
55,36
Produk Baik
93
2,33
2,21
2,07
Kuning Berlebihan
54,98
56,61
55,36
Kertas Pucat
94
2,29
2,21
2,07
Kuning Berlebihan
55,09
56,61
55,36
Kertas Pucat
95
2,22
2,21
2,07
Kuning Berlebihan
55,24
56,61
55,36
Kertas Pucat
96
1,91
2,21
2,07
Biru Berlebihan
55,61
56,61
55,36
Produk Baik
97
1,85
2,21
2,07
Biru Berlebihan
55,6
56,61
55,36
Produk Baik
98
1,85
2,21
2,07
Biru Berlebihan
56,8
56,61
55,36
Sangat Cerah
99
1,85
2,21
2,07
Biru Berlebihan
56,66
56,61
55,36
Sangat Cerah
100
1,89
2,21
2,07
Biru Berlebihan
56,34
56,61
55,36
Produk Baik
101
1,93
2,21
2,07
Biru Berlebihan
56,66
56,61
55,36
Sangat Cerah
102
1,98
2,21
2,07
Biru Berlebihan
56,43
56,61
55,36
Produk Baik
103
2,07
2,21
2,07
Produk Baik
56,27
56,61
55,36
Produk Baik
104
2,06
2,21
2,07
Biru Berlebihan
56,13
56,61
55,36
Produk Baik
105
1,95
2,21
2,07
Biru Berlebihan
57,18
56,61
55,36
Sangat Cerah
106
1,01
2,21
2,07
Biru Berlebihan
57,29
56,61
55,36
Sangat Cerah
107
1,87
2,21
2,07
Biru Berlebihan
55,99
56,61
55,36
Produk Baik
108
2,23
2,21
2,07
Kuning Berlebihan
55,93
56,61
55,36
Produk Baik
109
1,91
2,21
2,07
Biru Berlebihan
56,41
56,61
55,36
Produk Baik
110
2,05
2,21
2,07
Biru Berlebihan
56,05
56,61
55,36
Produk Baik
111
1,94
2,21
2,07
Biru Berlebihan
56,89
56,61
55,36
Sangat Cerah
112
1,9
2,21
2,07
Biru Berlebihan
56,96
56,61
55,36
Sangat Cerah
113
2,01
2,21
2,07
Biru Berlebihan
56,75
56,61
55,36
Sangat Cerah
114
1,49
2,21
2,07
Biru Berlebihan
56,75
56,61
55,36
Sangat Cerah
115
2,25
2,21
2,07
Kuning Berlebihan
56,66
56,61
55,36
Sangat Cerah
116
2,01
2,21
2,07
Biru Berlebihan
57,07
56,61
55,36
Sangat Cerah
117
1,94
2,21
2,07
Biru Berlebihan
57,46
56,61
55,36
Sangat Cerah
118
2,05
2,21
2,07
Biru Berlebihan
57,03
56,61
55,36
Sangat Cerah
119
2,03
2,21
2,07
Biru Berlebihan
56,93
56,61
55,36
Sangat Cerah
120
2,25
2,21
2,07
Kuning Berlebihan
56,95
56,61
55,36
Sangat Cerah
121
2,35
2,21
2,07
Kuning Berlebihan
56,85
56,61
55,36
Sangat Cerah
122
1,99
2,21
2,07
Biru Berlebihan
57,22
56,61
55,36
Sangat Cerah
123
2,01
2,21
2,07
Biru Berlebihan
57,34
56,61
55,36
Sangat Cerah
124
1,93
2,21
2,07
Biru Berlebihan
57,96
56,61
55,36
Sangat Cerah
125
2
2,21
2,07
Biru Berlebihan
57,49
56,61
55,36
Sangat Cerah
126
2
2,21
2,07
Biru Berlebihan
57,45
56,61
55,36
Sangat Cerah
127
1,98
2,21
2,07
Biru Berlebihan
57
56,61
55,36
Sangat Cerah
Data Variabel b dan Variabel Brightness IT 170 (Lanjutan D) 128
2,05
2,21
2,07
Biru Berlebihan
57,11
56,61
55,36
Sangat Cerah
129
1,98
2,21
2,07
Biru Berlebihan
57
56,61
55,36
Sangat Cerah
130
1,97
2,21
2,07
Biru Berlebihan
56,9
56,61
55,36
Sangat Cerah
131
1,97
2,21
2,07
Biru Berlebihan
57,29
56,61
55,36
Sangat Cerah
132
2,42
2,21
2,07
Kuning Berlebihan
56,82
56,61
55,36
Sangat Cerah
Data Variabel Whiteness IT 170 No
Whiteness
UCL
LCL
Hasil
1
0,25
0,24
0,19
Putih Mendominasi
2
0,25
0,24
0,19
Putih Mendominasi
3
0,23
0,24
0,19
Produk Baik
4
0,23
0,24
0,19
Produk Baik
5
0,24
0,24
0,19
Produk Baik
6
0,17
0,24
0,19
Tidak Putih
7
0,11
0,24
0,19
Tidak Putih
8
0,12
0,24
0,19
Tidak Putih
9
0,14
0,24
0,19
Tidak Putih
10
0,16
0,24
0,19
Tidak Putih
11
0,22
0,24
0,19
Produk Baik
12
0,12
0,24
0,19
Tidak Putih
13
0,12
0,24
0,19
Tidak Putih
14
0,15
0,24
0,19
Tidak Putih
15
0,16
0,24
0,19
Tidak Putih
16
0,16
0,24
0,19
Tidak Putih
17
0,16
0,24
0,19
Tidak Putih
18
0,21
0,24
0,19
Produk Baik
19
0,08
0,24
0,19
Tidak Putih
20
0,12
0,24
0,19
Tidak Putih
21
0,12
0,24
0,19
Tidak Putih
22
0,11
0,24
0,19
Tidak Putih
23
0,13
0,24
0,19
Tidak Putih
24
0,19
0,24
0,19
Produk Baik
25
0,16
0,24
0,19
Tidak Putih
26
0,14
0,24
0,19
Tidak Putih
27
0,12
0,24
0,19
Tidak Putih
28
0,05
0,24
0,19
Tidak Putih
Data Variabel Whiteness IT 170 (Lanjutan A) 29
0,19
0,24
0,19
Produk Baik
30
0,13
0,24
0,19
Tidak Putih
31
0,2
0,24
0,19
Produk Baik
32
0,16
0,24
0,19
Tidak Putih
33
0,15
0,24
0,19
Tidak Putih
34
0,17
0,24
0,19
Tidak Putih
35
0,1
0,24
0,19
Tidak Putih
36
0,29
0,24
0,19
Putih Mendominasi
37
0,25
0,24
0,19
Putih Mendominasi
38
0,16
0,24
0,19
Tidak Putih
39
0,1
0,24
0,19
Tidak Putih
40
0,15
0,24
0,19
Tidak Putih
41
0,08
0,24
0,19
Tidak Putih
42
0,09
0,24
0,19
Tidak Putih
43
0,09
0,24
0,19
Tidak Putih
44
0,15
0,24
0,19
Tidak Putih
45
0,17
0,24
0,19
Tidak Putih
46
0,18
0,24
0,19
Tidak Putih
47
0,13
0,24
0,19
Tidak Putih
48
0,1
0,24
0,19
Tidak Putih
49
0,25
0,24
0,19
Putih Mendominasi
50
0,13
0,24
0,19
Tidak Putih
51
0,14
0,24
0,19
Tidak Putih
52
0,11
0,24
0,19
Tidak Putih
53
0,15
0,24
0,19
Tidak Putih
54
0,12
0,24
0,19
Tidak Putih
55
0,16
0,24
0,19
Tidak Putih
56
0,16
0,24
0,19
Tidak Putih
57
0,16
0,24
0,19
Tidak Putih
58
0,11
0,24
0,19
Tidak Putih
59
0,18
0,24
0,19
Tidak Putih
60
0,14
0,24
0,19
Tidak Putih
61
0,14
0,24
0,19
Tidak Putih
62
0,18
0,24
0,19
Tidak Putih
63
0,69
0,24
0,19
Putih Mendominasi
64
0,25
0,24
0,19
Putih Mendominasi
65
0,25
0,24
0,19
Putih Mendominasi
Data Variabel Whiteness IT 170 (Lanjutan B) 66
0,18
0,24
0,19
Tidak Putih
67
0,19
0,24
0,19
Produk Baik
68
0,13
0,24
0,19
Tidak Putih
69
0,17
0,24
0,19
Tidak Putih
70
0,22
0,24
0,19
Produk Baik
71
0,1
0,24
0,19
Tidak Putih
72
0,22
0,24
0,19
Produk Baik
73
0,14
0,24
0,19
Tidak Putih
74
0,12
0,24
0,19
Tidak Putih
75
0,16
0,24
0,19
Tidak Putih
76
0,11
0,24
0,19
Tidak Putih
77
0,27
0,24
0,19
Putih Mendominasi
78
0,25
0,24
0,19
Putih Mendominasi
79
0,11
0,24
0,19
Tidak Putih
80
0,1
0,24
0,19
Tidak Putih
81
0,17
0,24
0,19
Tidak Putih
82
0,18
0,24
0,19
Tidak Putih
83
0,18
0,24
0,19
Tidak Putih
84
0,26
0,24
0,19
Putih Mendominasi
85
0,23
0,24
0,19
Produk Baik
86
0,32
0,24
0,19
Putih Mendominasi
87
0,34
0,24
0,19
Putih Mendominasi
88
0,35
0,24
0,19
Putih Mendominasi
89
0,61
0,24
0,19
Putih Mendominasi
90
0,39
0,24
0,19
Putih Mendominasi
91
0,37
0,24
0,19
Putih Mendominasi
92
0,2
0,24
0,19
Produk Baik
93
0,32
0,24
0,19
Putih Mendominasi
94
0,29
0,24
0,19
Putih Mendominasi
95
0,48
0,24
0,19
Putih Mendominasi
96
0,26
0,24
0,19
Putih Mendominasi
97
0,25
0,24
0,19
Putih Mendominasi
98
0,43
0,24
0,19
Putih Mendominasi
99
0,42
0,24
0,19
Putih Mendominasi
100
0,19
0,24
0,19
Produk Baik
101
0,37
0,24
0,19
Putih Mendominasi
102
0,5
0,24
0,19
Putih Mendominasi
Data Variabel Whiteness IT 170 (Lanjutan C) 103
0,5
0,24
0,19
Putih Mendominasi
104
0,32
0,24
0,19
Putih Mendominasi
105
0,33
0,24
0,19
Putih Mendominasi
106
0,48
0,24
0,19
Putih Mendominasi
107
0,22
0,24
0,19
Produk Baik
108
0,26
0,24
0,19
Putih Mendominasi
109
0,33
0,24
0,19
Putih Mendominasi
110
0,33
0,24
0,19
Putih Mendominasi
111
0,23
0,24
0,19
Produk Baik
112
0,23
0,24
0,19
Produk Baik
113
0,36
0,24
0,19
Putih Mendominasi
114
0,24
0,24
0,19
Produk Baik
115
0,24
0,24
0,19
Produk Baik
116
0,39
0,24
0,19
Putih Mendominasi
117
0,19
0,24
0,19
Produk Baik
118
0,24
0,24
0,19
Produk Baik
119
0,22
0,24
0,19
Produk Baik
120
0,21
0,24
0,19
Produk Baik
121
0,21
0,24
0,19
Produk Baik
122
0,1
0,24
0,19
Tidak Putih
123
0,21
0,24
0,19
Produk Baik
124
0,21
0,24
0,19
Produk Baik
125
0,21
0,24
0,19
Produk Baik
126
0,21
0,24
0,19
Produk Baik
127
0,21
0,24
0,19
Produk Baik
128
0,21
0,24
0,19
Produk Baik
129
0,25
0,24
0,19
Putih Mendominasi
130
0,32
0,24
0,19
Putih Mendominasi
131
0,21
0,24
0,19
Produk Baik
132
0,21
0,24
0,19
Produk Baik
LAMPIRAN II 1.
Produk apa sajakah yang dihasilkan oleh PT X?
2.
Apa sajakah bahan pembuat kertas?
3.
Berapa jenis kertas yang diproduksi?
4.
Apa saja keinginan suatu konsumen terhadap kertas yang diproduksi?
5.
Apakah ada komplain yang dilakukan konsumen terhadap PT X?
6.
Warna apa sajakah yang menjadi favorit atau dominan yang dipesan oleh konsumen?
7.
Apa sajakah yang menjadi kategori suatu kertas dikatakan gagal/cacat?
8.
Faktor apa yang mempengaruhi kecacatan tersebut?
9.
Bagaimana proses pembuatan kertas secara menyeluruh?
10. Apakah ada Quality Control PT X? 11. Apa sajakah yang diteliti oleh Quality Control? 12. Berapakah sigma yang telah diterapkan di PT X? 13. Apakah PT X mengetahui tentang Six Sigma? 14. Apakah ada keinginan menerapkan konsep Six Sigma dalam kinerja PT? 15. Bagaimana cara menanggulangi masalah-masalah pembuat cacat kertas? 16. Seberapa besar frekuensi masalah tersebut terjadi? 17. Bagaimana cara menanggulangi? 18. Jika kesalahan terjadi pada tingkat kecerobohan pekerja, apakah design solusinya, apakah ada training terhadap pekerja? 19. Training apa sajakah yang telah diterapkan pada PT X? 20. Adakah evaluasi terhadap kinerja pekerja, jika ya setiap berapa periode sekali?
LAMPIRAN III
LAMPIRAN DOKUMEN PERUSAHAAN