Profil
Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan
1
PENGANTAR Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Tanaman Pangan telah memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan pertanian. Hal ini tercermin dari inovasi teknologi dan kelembagaan yang dihasilkan melalui berbagai penelitian antara lain varietas unggul, benih sumber varietas unggul baru berdasarkan SMM-ISO 9001-2008, teknologi budi daya, panen dan pascapanen primer, model bioindustri berbasis tanaman pangan, Sekolah Lapang Kedaulatan Pangan (SL-KP) yang terintegrasi dengan 1.000 Desa Mandiri Benih mendukung Swasembada Pangan, rekomendasi kebijakan pengembangan tanaman pangan serta Taman Sains Pertanian. Buku profil ini memuat informasi tentang sejarah singkat Puslitbang Tanaman Pangan, mandat, visi dan misi, struktur organisasi, program penelitian dan pengembangan, kerja sama, diseminasi hasil penelitian, sumber daya manusia, dan fasilitas yang dimiliki. Tujuan dari diterbitkannya buku profil ini adalah untuk menjawab keingintahuan masyarakat tentang peranan Puslitbang Tanaman Pangan sebagai institusi publik yang mendapat kepercayaan untuk melakukan penelitian guna menghasilkan inovasi teknologi tanaman pangan. Kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan Profil Puslitbang Tanaman Pangan disampaikan penghargaan dan terima kasih. Bogor, Desember 2015 Kepala Pusat,
Dr. Made Jana Mejaya
2
SEJARAH SINGKAT Dibentuk pada tahun 1918, Algemeen Proefstation voor den Landbow (Balai Penyelidikan Pertanian) merupakan cikal bakal Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Pada tahun 1949, pusat penelitian ini dikenal dengan nama Jawatan Penyelidikan Pertanian. Tahun 1952, lembaga yang berkedudukan di Jalan Merdeka 147, Bogor ini berganti nama menjadi Balai Besar Penyelidikan Pertanian. Menyadari akan pentingnya pertanian sebagai sumber perekonomian rakyat, Pemerintah Indonesia di tahun 1960-an mulai menaruh perhatian terhadap lembaga penelitian yang diharapkan mampu membawa kemajuan bagi pembangunan pertanian nasional. Hal ini tercermin dari lahirnya Lembaga Pusat Penelitian Pertanian (LP3) pada tahun 1966, yang sebelumnya bernama Balai Besar Penyelidikan Pertanian.
termasuk LP3, bergabung di bawah payung Badan Penelitian dan Pengembangan (Badan Litbang) Pertanian. Tahun 1980, LP3 berganti nama menjadi Puslitbang Tanaman Pangan. Dalam perjalanannya, lembaga penelitian ini telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam pembangunan pertanian nasional.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Jalan Merdeka 147, Bogor 16111
Sejalan dengan reorganisasi di Departemen Pertanian pada tahun 1974, seluruh unit kerja penelitian yang semula bernaung di bawah Direktorat Jenderal Departemen Pertanian,
Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan
1
TUGAS POKOK DAN FUNGSI Sesuai Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 43/Permentan/OT.010/8/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, Puslitbang Tanaman Pangan
memperoleh mandat untuk melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program penelitian, pengembangan dan inovasi di bidang tanaman pangan, serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan. Dalam melaksanakan tugas di atas, Puslitbang Tanaman Pangan melakukan fungsi:
•
Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program serta pemantauan dan evaluasi di bidang penelitian dan pengembangan tanaman pangan.
•
Pelaksanaan kerja sama dan pendayagunaan hasil di bidang penelitian dan pengembangan tanaman pangan.
•
Pelaksanaan penelitian, pengembangan dan inovasi di bidang tanaman pangan, dan
•
Pengelolaan urusan tata usaha Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan.
Produksi padi diupayakan meningkat 3% dari 73,4 juta ton pada tahun 2015 menjadi 82,0 juta ton pada tahun 2019.
2
Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan
STRUKTUR ORGANISASI Dipimpin oleh seorang Kepala Pusat, Puslitbang Tanaman Pangan berada di bawah koordinasi Badan Litbang Kementerian Pertanian. Dalam menjalankan tugasnya, Kepala Pusat dibantu oleh: (1) Bidang Program dan Evaluasi yang membawahi Subbidang Program dan Subbidang Evaluasi, (2) Bidang Kerja Sama dan Pendayagunaan Hasil Penelitian yang membawahi Subbidang Kerja Sama Penelitian dan Subbidang Pendayagunaan Hasil Penelitian, dan (3) Bagian Tata Usaha yang membawahi Subbagian Kepegawaian dan Rumah Tangga, dan Subbagian Keuangan dan Perlengkapan. Operasional penelitian dilakukan oleh satu Balai Besar, dua Balai, dan satu Loka Penelitian, sebagai berikut: 1. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi) di Sukamandi, Jawa Barat, bertugas melakukan penelitian tanaman padi. 2. Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi), di Malang, Jawa Timur, bertugas melakukan penelitian tanaman aneka kacang dan umbi.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan
BB Padi melaksanakan tugas pokok penelitian tanaman padi.
Balitkabi melakukan penelitian tanaman aneka kacang dan umbi.
3
3. Balai Penelitian Tanaman Serealia (Balitsereal), di Maros, Sulawesi Selatan, bertugas melakukan penelitian tanaman jagung dan serealia lainnya. 4. Loka Penelitian Penyakit Tungro (Lolit Tungro), di Lanrang, Sulawesi Selatan, bertugas melakukan penelitian penyakit tungro pada tanaman padi.
Kementerian Pertanian Republik Indonesia
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Balitsereal melaksanakan penelitian tanaman jagung, sorgum, gandung, dan serealia potensial lain.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan
Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)
Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi)
Bidang Kerja Sama dan Pendayagunaan Hasil Penelitian (KSPHP)
Subbidang Kerja Sama Penelitian
Subbidang Pendayagunaan Hasil Penelitian
Balai Penelitian Tanaman Serealia (Balitsereal)
Bagian Tata Usaha (TU)
Subbagian Keuangan dan Perlengkapan
Subbagian Kepegawaian dan Rumah Tangga
Loka Penelitian Penyakit Tungro Padi (Lolit Tungro)
Bidang Program dan Evaluasi (PE)
Subbidang Program
Subbidang Evaluasi dan Pelaporan
Struktur Organisasi Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan.
4
Lolit Tungro memiliki tugas melaksanakan penelitian sistem pengendalian penyakit tungro di Indonesia.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan
VISI DAN MISI Visi dan Misi Puslitbang Tanaman Pangan 20152019 mengacu pada visi dan misi Badan Litbang Pertanian. Keduanya merupakan bagian integral dari Visi dan Misi Kementerian Pertanian, dengan memperhatikan dinamika lingkungan strategis, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kondisi yang diharapkan pada tahun 2019. Visi “Menjadi Lembaga Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan terkemuka di dunia dalam Mewujudkan Sistem PertanianBioindustri Berkelanjutan”.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan
Misi
•
Mewujudkan inovasi pertanian bioindustri tropika unggul berdaya saing berbasis advanced technology dan bioscience, bioengineering, teknologi responsif terhadap dinamika perubahan iklim, dan aplikasi Teknologi Informasi serta peningkatan scientific recognition.
•
Mewujudkan spektrum diseminasi multi channel (SDMC) untuk mengoptimalkan pemanfaatan inovasi pertanian bioindustri tropika unggul serta peningkatan impact recognition.
5
PROGRAM PENELITIAN Seiring dengan program pemerintah Nawa Cita, sasaran kegiatan Puslitbang Tanaman Pangan 2015-2019 diarahkan untuk menghasilkan inovasi teknologi perbaikan kuantitas dan kualitas produksi bahan baku bioindustri berbasis tanaman pangan yang ramah lingkungan dan minimum eskternal input. Adapun sasaran kegiatan Puslitbang Tanaman Pangan 20152019 antara lain:
6
•
Terciptanya varietas unggul baru tanaman pangan
•
Tersedianya teknologi budidaya, panen, dan pascapanen primer tanaman pangan
•
Tersedianya model pembangunan pertanian bio-industri berbasis tanaman pangan di lahan sub-optimal
•
Tersedianya benih sumber varietas unggul baru padi, jagung, kedelai, serealia lain, aneka kacang dan ubi untuk penyebaran varietas berdasarkan SMM-ISO 9001-2008
•
Tersedianya rekomendasi kebijakan pengembangan tanaman pangan
•
Pembangunan Taman Sains Pertanian
•
Tersedianya informasi sumberdaya genetik tanaman pangan
•
Terselenggaranya diseminasi teknologi tanaman pangan.
Kegiatan penelitian difokuskan pada perakitan varietas unggul tanaman pangan, terutama padi, jagung, dan kedelai, dengan keunggulan satu atau lebih seperti potensi hasil tinggi, umur sangat pendek (sangat genjah), dan toleran terhadap cekaman biotik dan abiotik, adaptif dikembangkan di lahan suboptimal dan lahan terdampak perubahan iklim akibat fenomena pemanasan global. Perakitan varietas unggul dirancang sejak awal dengan melibatkan konsumen dan stakeholder agar sesuai preferensi konsumen. Perakitan varietas unggul tidak hanya menggunakan pendekatan pemuliaan konvensional, tetapi juga pendekatan biologi molekuler atau genomik untuk identifikasi gen dan pemanfaatan teknologi informasi. Kegiatan diseminasi varietas unggul baru perlu dipercepat agar dapat dimanfaatkan oleh petani dan stakeholder dengan sistem diseminasi multichannel di antaranya melalui Model Desa Mandiri Benih, Taman Sains Pertanian (TSP), Taman Teknologi Pertanian Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan
(TTP), dan Laboratorium Lapang Inovasi Pertanian (LL-IP). Balit lingkup Puslitbang Tanaman Pangan akan dikembangkan secara bertahap menjadi TSP dan bersama dengan BPTP mengembangkan TTP dan LL-IP. Dalam rangka aktualisasi potensi hasil varietas unggul perlu disiapkan logistik benih sumber bermutu dan penelitian perakitan dan atau perbaikan teknologi budi daya ramah lingkungan dengan pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT). Perakitan dan atau perbaikan teknologi budi daya pendukung yang meliputi teknologi pemupukan; cara tanam; pengelolaan air; pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) seperti hama, penyakit, dan gulma; panen dan pascapanen primer sejak awal lebih diarahkan untuk agroekosistem lahan suboptimal dengan mempertimbangkan kondisi spesifik lokasi dan antisipatif terhadap dinamika perubahan iklim. Integrasi teknologi budi daya pendukung dalam PTT diarahkan untuk mampu meningkatkan produktivitas aktual dan indeks panen, serta dapat menjadi bagian dari keseluruhan model pengembangan pertanian tanaman pangan bioindustri berkelanjutan, yakni kedaulatan pangan dan kecukupan energi. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan
HASIL PENELITIAN
Varietas Unggul Hingga tahun 2016, Kementerian Pertanian telah melepas lebih dari 300 varietas unggul padi. Sebagian besar varietas tersebut dihasilkan oleh Puslitbang Tanaman Pangan dan mayoritas varietas yang telah berkembang di petani saat ini adalah IR 64, Ciherang, Mekonga, Situ Bagendit, Cigeulis, dan varietas unggul lainnya. Varietas-varietas tersebut mendominasi areal pertanaman padi sawah.
Padi unggul baru varietas Inpari 41 Tadah Hujan Agritan, potensi hasil 7,83 t/ha GKG.
7
Puslitbang Tanaman Pangan juga telah merakit 187 varietas unggul jagung bersari bebas dan varietas hibrida. Varietas unggul jagung yang populer antara lain Bisma, Lamuru, dan Semar-10. Selain itu, telah dirakit pula 76
8
varietas unggul kedelai, 35 varietas kacang tanah, 22 varietas kacang hijau, 8 varietas ubi kayu, dan 13 varietas ubi jalar. Sebagian besar dari varietas unggul kacang-kacangan dan umbiumbian ini juga telah dimanfaatkan oleh petani.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan
Teknologi Budi Daya Puslitbang Tanaman Pangan juga menghasilkan teknologi budidaya dalam upaya meningkatkan produktivitas, daya saing, dan efisiensi sistem produksi.
Budidaya
Teknologi
Deskripsi
Peralatan yang digunakan
Manfaat
Peningkatan Produktivitas Tanaman Padi
Pengelolaan hara spesifik lokasi (PHSL)
Pendekatan dalam menetapkan jenis dan dosis pupuk berdasarkan status kesuburan tanah dan kebutuhan hara tanaman (spesifik lokasi, musim tanam, varietas, dan target hasil yang ingin dicapai)
Penetapan kebutuhan hara N menggunakan BWD (kandungan khlorofil daun), penetapan kebutuhan hara P dan K juga dapat berdasarkan hasil uji Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS), http://webapps.irri.org/nm/id/phsl atau http://webapps.irri.org/id/lkp untuk Layanan Konsultasi Padi (LKP).
Meningkatkan hasil gabah per unit pemberian pupuk, menekan kehilangan pupuk, dan meningkatkan efisiensi pemupukan serta berorientasi menjaga kelestarian atau ramah terhadap lingkungan
Perbaikan Sistem Tanam: Jajar Legowo
Pola bertanam berselang-seling antara dua atau lebih baris tanaman padi dan satu baris kosong
Tanam menggunakan caplak dan mesin transplanter
Meningkatkan populasi tanaman, memberikan sirkulasi udara dan pemanfaatan sinar matahari lebih baik, penyiangan gulma, pengendalian hama dan penyakit, pemupukan lebih mudah
Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan
9
Budidaya
Teknologi
Deskripsi
Peralatan yang digunakan
Manfaat
Peningkatan Produktivitas Tanaman Padi di Lahan Rawa
Tata Kelola Air Mikro
Pola aliran satu arah (one follow system) dengan menentukan secara terpisah antara saluran masuk dan keluar
Parit keliling ditambah dengan parit kamalir
Meningkatkan hasil padi rawa.
Pengendalian Penyakit Blas
Membersihkan gulma & sisa-sisa tanaman,
Bahan aktif fungisida
penggunaan varietas tahan, penggunaan benih sehat, penyemprotan fungisida: penyemprotan 2 kali dianjurkan pada 55 dan 75 HST, dan penyemprotan 3 kali dianjurkan pada 35, 55, dan 75 HST.
Isoprotiolan 1 lt Trisiklazole 1 lt / kg Kasugamycin 1 kg Thiophanate 1 kg methyl
Teknologi Pengendalian Hama dan Penyakit Kedelai
Pengendalian dengan Biofungisida BACTAG
Mengandung bahan aktif dari bakteri Pseudomonas fluorescens.
Dosis/ aplikasi
Bentuk cair menggunakan nutrisi air kelapa, dan bentuk pellet mengandung serbuk talk dan OMC
Volume Peluang keberhasilan Semprot/ha pengendalian penyakit 400-500 400-500 400-500 400-500
lt lt lt lt
blas tinggi dan lebih efektif
BACTAG mampu menggantikan efikasi fungisida kimia hingga 100%. Efektif untuk mengendalikan penyakit tular tanah oleh cendawan Rhizoctonia solani, Sclerotium rolfsii, dan Fusarium sp.
10
Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan
Budidaya
Teknologi
Deskripsi
Peralatan yang digunakan
Manfaat
Pengendalian dengan Bioinsektisida
Bioinsektisida kimia yang berasal dari serbuk biji mimba (Azadirachta indica)
Cara aplikasi yaitu mencampur SBM ke dalam air dan direndam selama
Efektif mengendalikan penggerek polong kacang hijau Maruca
48 jam
testulalis, hama Trhips (Megalurothrips sjostedti), pengisap polong (Clavirgralla spp., Aspavia armigera, Riptortus dentipes).
Agrimeth, Agrisoy, Agrifit, Biotrico dan Gliocompost (Badan Litbang Pertanian); Kedelai Plus, Biovam, Startmix, dan Beyonic (LIPI); BOC-SRF Biopeat, Biopim dan Biocoat (BPPT); dan Provibio, Probio New, Super Biost (IPB); Biopadjar dan Bion-Up (Unpad)
Komoditas padi, jagung, kedelai, bawang merah dan cabai merah
SBM
Pupuk Hayati Unggulan Nasional
Pupuk Hayati Nasional
Pengembangan Biofertilizer, melibatkan Badan Litbang Kementerian Pertanian, Kemenristek, LIPI, dan Universitas
Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan
11
Produksi Benih Sumber Dalam rangka mendukung swasembada padi, jagung dan kedelai, di lingkup Puslitbang Tanaman Pangan telah berdiri Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS) di bawah manajemen masing-masing Balit/Lolit. UPBS merupakan basis pengelola dan penyedia benih berkualitas. Kegiatan penyediaan benih sumber padi dilaksanakan oleh BB Padi di Sukamandi dan Lolit Tungro di Lanrang, Sulawesi Selatan dengan target diproduksinya 143,5 ton benih sumber kelas BS, FS, dan SS. Sedangkan, penyediaan benih sumber aneka kacang dan umbi dilakukan di Balitkabi Malang dengan target produksi 53,5 ton kelas NS, BS, dan FS. Sementara itu, kegiatan penyediaan benih sumber jagung dan serealia lainnya dilaksanakan di Balitsereal
12
Maros dengan target produksi benih sumber 35 ton kelas BS dan FS. Produksi benih varietas-varietas terbaru yang dilakukan UPBS bertujuan mendukung diseminasi agar petani dapat memperoleh benih berkualitas prima dengan varietas yang lebih unggul dibandingkan yang telah digunakan selama ini. Berikut nomor telefon UPBS yang dapat dihubungi: • UPBS BB Padi (0260) 520157 • UPBS Balitkabi (0341) 801468 • UPBS Balitsereal (0411) 371529-371016 • UPBS Lolit Tungro (0421) 93702 Taman Sains Pertanian Taman Sains Pertanian merupakan wahana untuk mengkaji dan menerapkan inovasi pertanian yang dihasilkan oleh Balai Penelitian Nasional sekaligus show window dan tempat peningkatan kapasitas pelaku pembangunan pertanian termasuk penyuluh dan petani. Pembangunan Taman Sains Pertanian (TSP) dilaksanakan di Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros, Sulawesi Selatan dengan ruang lingkup padi, jagung, hortikultura, perikanan, dan peternakan yang berorientasi pertanian terpadu, ilmiah, estetika, dan ekonomi.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan
KERJA SAMA PENELITIAN Puslitbang Tanaman Pangan senantiasa berupaya menggalang kerja sama dengan berbagai pihak dalam rangka mendukung pelaksanaan program Badan Litbang Pertanian yang meliputi kerja sama dalam negeri, luar negeri, dan alih teknologi. Kerja sama dilakukan untuk mewujudkan: (1) pemanfaatan kekayaan intelektual dari inovasi pertanian yang dihasilkan; (2) mempercepat pematangan teknologi; (3) mempercepat diseminasi dan adopsi teknologi; (4) mempercepat pencapaian tujuan pembangunan pertanian; (5) capacity building bagi Unit Kerja/Unit Pelaksana Teknis (UK/UPT) lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian; (6) transfer teknologi; (7) mendapatkan umpan balik untuk penyempurnaan teknologi; (8) optimalisasi sumber daya; serta (9) menciptakan alternatif sumber pembiayaan. Kerja sama internasional dijalin dengan International Rice Research Institute (IRRI), International Center for Improvement of Maize and Wheat (CIMMYT), Center for Alleviation Poverty through Sustainable Agriculture Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan
(CAPSA), Developing-8 (D-8), International Potato Center (CIP), dan International Center for Tropical Agriculture (CIAT). Di dalam negeri, kerja sama dijalin dengan berbagai institusi lingkup Badan Litbang Pertanian, Kementerian Pertanian, Pemerintah Daerah, Perguruan Tinggi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dan perusahaan agribisnis.
Puslitbang Tanaman Pangan bersama dengan balai penelitian di lingkupnya terus meningkatkan hubungan kerja sama dengan berbagai lembaga nasional dan internasional. Kapuslitbang Tanaman Pangan, Dr. Made J. Mejaya, memberikan cendera mata kepada Menteri Pertanian Republik Fiji.
13
DISEMINASI HASIL PENELITIAN Sosialisasi hasil penelitian Puslitbang Tanaman Pangan dilakukan melalui upaya promosi dan diseminasi. Media yang dimanfaatkan sebagai saluran komunikasi untuk kegiatan tersebut
Pameran berperan penting sebagai media penyebarluasan informasi hasil penelitian kepada khalayak pengguna tertentu, terutama pihak swasta, mahasiswa, pelajar, dan penentu kebijakan
14
adalah: (a) temu usaha/agribisnis dan temu aplikasi teknologi; (b) pameran dan ekspose; (c) seminar dan lokakarya, konferensi, rapat kerja; (d) media massa (surat kabar, majalah, radio, televisi (e) publikasi tercetak; (f) kerja sama penelitian (g) internet, dan (h) show window dalam bentuk petak-petak.
Publikasi tercetak, seperti Jurnal dan Juknis merupakan media bagi penyuluh untuk mendapatkan inovasi teknologi terbaru. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan
SUMBER DAYA PENELITIAN Keberhasilan Puslitbang Tanaman Pangan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sangat ditentukan oleh sumber daya manusia (SDM) dan sarana penelitian. Berbagai upaya pembinaan telah dilakukan untuk meningkatkan kemampuan SDM, baik melalui pelatihan jangka pendek, jangka panjang, maupun melalui pertemuan ilmiah di dalam dan luar negeri. Hingga awal 2016, SDM di lingkup Puslitbang Tanaman Pangan berjumlah 811 orang. Dari jumlah tersebut, 61 di antaranya berkualifikasi S3, 103 berlatar pendidikan S2, dan 181 berpendidikan S1. Sebagai lembaga penelitian, Puslitbang Tanaman Pangan saat ini memiliki 186 pejabat fungsional peneliti dari berbagai disiplin ilmu. Untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi penelitian, Puslitbang Tanaman Pangan memiliki berbagai sarana penelitian di unit-unit kerjanya. Sarana penelitian berupa laboratorium dilengkapi secara bertahap. BB Padi memiliki laboratorium analisis proksimat, mutu beras, mutu benih, hama dan penyakit, tanah, dan tanaman.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan
Beberapa dari laboratorium yang ada telah mendapat pengakuan dari Kantor Akreditasi Nasional (KAN). Balitkabi mempunyai laboratorium untuk analisis tanah dan tanaman, kimia pangan, dan mutu benih. Sementara Balitserealia memiliki laboratorium untuk analisis tanah, hama dan penyakit tanaman.
Jumlah tenaga berkualifikasi S3, S2, dan S1 di lingkup Puslitbang Tanaman Pangan, 2016. Unit Kerja
S3
S2
S1
Puslitbang TP BB Padi Balitkabi Balitserealia Lolit Tungro
8 15 21 16 1
10 26 31 31 5
18 60 54 38 11
Jumlah
62
102
183
15
PERSONALIA Dr. Ir. I Made Jana Mejaya, MSc. Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Jl. Merdeka 147, Bogor 16111; Tel. (0251) 8334089; Faks. (0251) 8312755 e-mail:
[email protected]
Dr. Ir. H. Ali Jamil, MP Kepala Balai Besar Penelitian Padi Jl. Raya 9 Sukamandi 41256, Jawa Barat; Tel. (0260) 520157; Faks. (0260) 520158 e-mail:
[email protected] Website: http://bbpadi.litbang.pertanian.go.id
Ir. Mimi Haryani, MSi Kepala Bagian Tata Usaha Jl. Merdeka 147, Bogor 16111; Tel. (0251) 8334089; Faks. (0251) 8312755 e-mail:
[email protected]
Dr. Ir. Didik Harnowo, MS Kepala Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi Jl. Raya Kendalpayak Km 8, PO BOX 66, Malang 65101; Tel. (0341) 801468; Faks. (0341) 801496; e-mail:
[email protected] Website: http://balitkabi.litbang.pertanian.go.id
Dr. I Nyoman Widiarta Kepala Bidang Program dan Evaluasi Jl. Merdeka 147, Bogor 16111; Tel. (0251) 8334089; Faks. (0251) 8312755 e-mail:
[email protected] Dr. Eko Sri Mulyani Kepala Bidang Kerja Sama dan Pendayagunaan Hasil Penelitian Jl. Merdeka 147, Bogor 16111; Tel. (0251) 8334089; Faks. (0251) 8312755 e-mail:
[email protected]
16
Dr. Ir. M. Taufiq Ratule, MSc Kepala Balai Penelitian Tanaman Serealia Jl. Dr. Ratulangi 274 Maros, Sulawesi Selatan; Telp: (0411) 371529-371016; Faks. (0411) 371961; e-mail:
[email protected] Website: http://balitsereal.litbang.pertanian.go.id Dr. Ir. Ahmad Muliadi, M.P. Kepala Loka Penelitian Penyakit Tungro Jl. Bulo 111, Lanrang, Sidrap Sulawesi Selatan Tel. (0421) 93702; Faks: (0421) 93701; email:
[email protected] Website: http://lolittungro.litbang.pertanian.go.id
Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan