Topik Utama 19,2% gas alam (termasuk LNG), panas bumi sebesar 8,4 GW atau 11,9% dari kapasitas toPENGEMBANGAN EKONOMI PRODUKTIF tal, kemudian panas bumi sebesar 4,8 GW atau 8,9%, tenaga air 6,6% serta 1,6% BBM dan PULAU TERDEPAN TERBARUKAN bahan bakarBARU lainnya (Gambar 6). 6,8%, setelah itu PembangkitBERBASIS Listrik Tenaga ENERGI Minihidro (PLTM) skala kecil tersebar sebanyak (Kasus Perikanan Tangkap Pulau Enggano) 0,9 GW dan terakhir pembangkit lain (surya, 2.4. Rencana Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk angin, biomassa) sebesar 0,1 GW.
Agus Nurhudoyo Dari total kapasitas tersebut, tambahan pem- Pengembangan sistem penyaluran pada periode berupa KEBTKE pengembangan sistem bangkit di Sumatera 17,7dan GW Pengembangan dan di 2015-2024 Pusatsebesar Penelitian Teknologi Indonesia Timur adalah sekitar 14,2 GW. Untuk transmisi dengan tegangan 500 kV dan 150 kV
[email protected] sistem Jawa-Bali, tambahan pembangkit adalah di sistem Jawa-Bali, serta tegangan 500 kV, 275 sekitar 38,5 GW atau rata-rata 3,8 GW per kV, 150 kV dan 70 kV di sistem Indonesia Timur dan Indonesia Barat. Pembangunan sistem tahun. transmisi secara umum diarahkan kepada Sari Komposisi produksi listrik pada tahun 2024 untuk tercapainya kesesuaian antara kapasitas pembangkitan di sisibiofisik hulu dan permintaan daya Pengembangan Kepulauan Enggano didasarkan pada kondisi wilayah dan kondigabungan Indonesia diproyeksikan akanharus menjadi di sisi hilir secara sampingperubahan itu sebagai si sosial ekonomi pulau. pulau-pulau mereka akanefisien. rentan Di terhadap 63,7% batubara, 19,2% gas Seperti alam (termasuk LNG), kecil, usaha untuk bottleneck penyaluran lingkungan hidup.mengatasi Oleh karena itu, pembangunan 8,9% panasyang bumi,disebabkan tenaga air oleh 6,6%pembangunan serta 1,6% fasilitas danmencapai perbaikanperkembangan, tegangan pelayanan. harus berwawasan lingkungan. Dalam upaya Pusat Penelitian minyak dan bahan bakar lainnya (Gambar 5). untuk dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan Energi Baru Terbarukan dan Konservasi EnerPengembangan transmisi 500 kV di Jawa-bali gi, meneliti pengembangan energi terbarukan kegiatan ekonomi produktif di pulau-pulau Bauran energi saat ini masih didominasi oleh untuk padaperekonomian umumnyayang dimaksudkan untuk ini. Hasil penelitian menunjukkan produktif didukung oleh energi batubara sebesar ini 52,8%, disusul potensi oleh gas mengevakuasi daya dari pembangkitbaru terbarukan. Berdasarkan studi perikanan ekonomi produktif, Pengembangan Pembangkit 24,2%, tenaga air 6,5%% hidro dan panas bumi pembangkit maupun ekspansidiesel dan menjaga Listrik serta Tenaga Surya terpusat menggunakan baterai atau listrikbaru hibrida pembangkit berba4,4% BBM 11,7%. Komposisi produksi N-1, baiksetempat. statik maupun han bakar Enggano solusi terbaik kriteria sebagai keandalan pemanfaatan energi listrik pada solar tahundi2024 untuk adalah gabungan Indonesia diproyeksikan akan menjadi 63,7% batubara, dinamik. Sedangkan pengembangan transmisi Kata Kunci: Pulau Terdepan, Ekonomi Produktif dan Energi
1. PENDAHULUAN
Potensi sumber daya kelautan dan perikanan yang dominan di pulau ini adalah perikanan Keterbatasan yang terdapat di pulau-pulau tangkap. Namun potensi perikanan ini belum kecil terdepan, antara lain adalah energi, in- dimanfaatkan dan dikembangkan secara optifrastruktur dan sarana transportasi, sehingga mal, karena berbagai permasalahan internal, menghambat kemajuan pembangunan dan antara lain masih terbatasnya prasarana dan pengembangan potensi daerah dan beraki- sarana termasuk fasilitas energi setempat yaibat rendahnya kesejahteraan masyarakatnya. tu listrik, rendahnya fasilitas pendukung dan Pulau-pulau terdepan umumnya mempunyai pengolahan hasil tangkapan, sehingga nilai potensi perikanan, perkebunan, dan alam jual produksi tangkapan belum sesuai dengan wisata yang bagus. Pulau-pulau ini juga harus standar mutu; belum terbentuknya rantai pediperhatikan keamanan wilayahnya, sehingga masaran yang dapat mengontrol dan menyeterhindar dari eksploitasi dari negara asing, diakan informasi tentang pasar, degradasi misalnya pencurian ikan dan kekayaan alam mutu lingkungan pesisir yang berdampak terlainnya. hadap rendahnya hasil tangkap para nelayan. Begitu juga dengan sektor pertanian yang bePulau Enggano merupakan salah satu pulau lum tergarap dengan optimal. Potensi pertakecil terdepan dan perairannya merupakan ba- nian ini yang dapat diandalkan adalah pisang gian dari perairan Samudra Hindia yang berada dan melinjo, yang apabila dikembangkan de di sepanjang perairan pantai barat Sumatera. ngan baik akan menjadi produk yang Gambar 6. Proyeksi komposisi produksi energi listrik perdapat jenis bahan bakar
M&E, Vol. 13, No. Juni 2015 M&E, Vol.13, No. 4, 2, Desember 2015
439
Topik Utama sebesar 8,4Tabel GW 1. atau 11,9% dari kapasitas toJumlah penduduk tal, kemudian panas bumi sebesar 4,82014) GW atau di 6 desa Kecamatan Enggano(Juni 6,8%, setelah itudesa Pembangkit Tenaga Nama Luas Jumlah Listrik Jumlah pen Minihidro skala kecilkktersebar sebanyak desa (PLTM) (ha) duduk (jiwa) 0,9 GW dan terakhir pembangkit lain340 (surya, Kahyapu 12,41 104 angin, biomassa) sebesar 0,1 GW. Kaana 8,701 185 626 Malakoni
4,021
92
329
Dari total kapasitas tersebut, tambahan pemApoho 275 88 300 bangkit di Sumatera sebesar 17,7 GW dan di Meok 6,09 166 616Untuk Indonesia Timur adalah sekitar 14,2 GW. Banjarsari 12.41 797 sistem Jawa-Bali, tambahan233 pembangkit adalah Sumber 38,5 : Kec. Enggano(2014) sekitar GW atau rata-rata 3,8 GW per tahun. diandalkan. Sektor listrik Pariwisata juga merupakan Komposisi produksi pada tahun 2024 untuk potensi yang cukup baik untuk dikembangkan gabungan Indonesia diproyeksikan akan menjadi di sini,batubara, khususnya wisata bahari, yang tentu 63,7% 19,2% gas alam (termasuk LNG), nya berpotensi untuk pengembangan 8,9% panas bumi, tenaga air 6,6% sertausaha 1,6% perhotelan. minyak dan bahan bakar lainnya (Gambar 5). Tujuan energi tulisan saat ini adalah Bauran ini masihmemformulasikan didominasi oleh konsep model percontohan pengembangan batubara sebesar 52,8%, disusul oleh gas kegiatan produktif dan kebutuhan energinya. 24,2%, tenaga air 6,5%% hidro dan panas bumi 4,4% serta BBM 11,7%. Komposisi produksi Metodologi yang2024 digunakan adalah Indonedengan listrik pada tahun untuk gabungan melakukan survei lapangan, mengambil data sia diproyeksikan akan menjadi 63,7% batubara, dari berbagai sumber, mengadopsi dari peraturan perundang-undangan yang terkait dan melakukan analisis dengan menggunakan analisis Strength, Weakness, Opportunity and Threat (SWOT) serta membuat kesimpulan dan saran sebagai rekomendasi. 2. KONDISI UMUM PULAU ENGGANO Pulau Enggano, secara geografis berada di wilayah Samudra Hindia yang terletak pada 05°31’13 LS. dan 102°16’00 BT. Secara admi nistratif, Pulau Enggano termasuk dalam wi la yah Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu. Pulau ini merupakan sebuah kecamatan di Kabupaten Bengkulu Utara dengan pusat pemerintahan berada di Desa Apoho. Luas wilayahnya mencapai 400,6 km², terdiri dari enam desa, yaitu Banjarsari, Meok, Apoho, Malakoni, Kaana, dan Kahyapu.
Jumlahgas penduduk terbanyakLNG), terdapat di Desa 19,2% alam (termasuk panas bumi Banjarsari, 797airjiwa, sedangkan jumlah 8,9%, tenaga 6,6% serta 1,6% BBM pendan duduk bakar terkecil terdapat di Desa bahan lainnya (Gambar 6). Apoho, 300 jiwa (Tabel 1). Kepadatan penduduk rata-rata 2 . Pemukiman penduduk adalah 7,14 jiwa/km 2.4. Rencana Pengembangan Transmisi dan menurut masing-masing desa masih terpenGardu Induk car-pencar membentuk cluster (kelompok pemukiman). Setiap tersedia beberapa Pengembangan sistemdesa penyaluran pada periode kelompok pemukiman. 2015-2024 berupa pengembangan sistem transmisi dengan tegangan 500 kV dan 150 kV Mata pencaharian untuk 500 setiap di sistem Jawa-Bali,penduduk serta tegangan kV,desa 275 pada 2013 umumnya pada pertakV, 150 kV dan 70 kV dibergantung sistem Indonesia Timur nian Indonesia dan bergantung penangkapan ikan. dan Barat.pada Pembangunan sistem Lainnya adalah transmisi secarasebagai umum pedagang, diarahkan Pegawai kepada Negeri Sipil dan lain-lain. antara Namun kapasitas demikian, tercapainya kesesuaian mata pencaharian sifatnya musiman,daya dan pembangkitan di sisiini hulu dan permintaan pada saatsecara cuacaefisien. baik sebagian besar pendudi sisi hilir Di samping itu sebagai duk beralih menjadi nelayan. Sebalik usaha untuk profesi mengatasi bottleneck penyaluran nya,perbaikan jika cuacategangan buruk nelayan tersebut beralih dan pelayanan. sebagai petani bertanam pisang, cacao, melinjo, kelapa, cengkeh, dan lain-lain. Pengembangan transmisi 500 kV di Jawa-bali pada umumnya dimaksudkan untuk mengevakuasi daya dari pembangkit3. POTENSI PERIKANAN TANGKAP pembangkit baru maupun ekspansi dan menjaga kriteria keandalan N-1, baik statik maupun Potensi sumber dayapengembangan kelautan dan perikanan dinamik. Sedangkan transmisi yang dominan di Pulau Enggano adalah per ikanan tangkap. Jenis sumber daya ikan yang terdapat di wilayah ini dapat dikelompokkan menjadi lima kelompok besar, yaitu ikan pelagis besar (ikan cakalang, tongkol, tenggiri, madidihang, tuna albakor, layaran), ikan pelagis kecil (ikan kuwe, selar, belanak, kembung), udang (udang penaid, lobster), ikan demersal (ikan kakap merah, pari, kerapu, bawal, ekor kuning), dan ikan karang.
Potensi sumber daya ikan di daerah ini yang memasuki daerah penangkapan 12 mil dari pantai adalah 46.145 ton per tahun; dan di kawasan perairan zona ekonomi ekslusif (ZEE) yang berada sekitar 12-200 mil dari pantai adalah 80.072 ton per tahun. Dengan sumber daya yang ada, maka potensi ikan demersal di wilayah Provinsi Bengkulu mencapai 27.000 ton per tahun, pelagis sebanyak 86.000 ton per tahun, tuna sebanyak 8600 ton per tahun, cakalang mencapai 13.000 ton, ikan karang Jumlah penduduknya pada Juni 2014 seba sebanyak 1.250 ton, tenggiri 4.000 ton, tongkol nyak 3.008Gambar jiwa (868 Kepala komposisi Keluarga/KK). ton, lobster 320 ton, udang karang 2200 6. Proyeksi produksi3.800 energi listrik per jenis bahan bakar
44
M&E, Vol. 13, No. 2, Juni 2015
M&E, Vol.13, No. 4, Desember 2015
9
Topik Utama ton dan cumi-cumi sebanyak per tahun sebesar 8,4 GW atau 11,9% 169 dari ton kapasitas to(http://bengkuluprov.go.id). tal, kemudian panas bumi sebesar 4,8 GW atau 6,8%, setelah itu Pembangkit Listrik Tenaga Untuk melakukan penangkapan para Minihidro (PLTM) skala kecil tersebarikan, sebanyak nelayan Pulau Enggano menggunakan ar0,9 GW didan terakhir pembangkit lain (surya, mada perahu tanpa motor 0,1 danGW. perahu dengan angin, biomassa) sebesar motor tempel. Alat penangkapan ikan yang digunakan lain jaring insang, trammelpemnet, Dari totalantara kapasitas tersebut, tambahan pukat payang, rawai,sebesar pancing17,7 toda,GW jala, dan bangkit di Sumatera dan di pancing ulur. Indonesia Timur adalah sekitar 14,2 GW. Untuk sistem Jawa-Bali, tambahan pembangkit adalah Potensi 38,5 sumber sekitar GW daya atau kelautan rata-rata lainnya 3,8 GWadaper lah mariculture (budidaya ikan laut, budidaya tahun. rumput laut, lobster, dan teripang). Faktor pendukung dari pengembangan rumput Komposisi produksi listrik padabudidaya tahun 2024 untuk laut adalah ditemukannya 5 (lima) spesies gabungan Indonesia diproyeksikan akan menjadi rumputbatubara, laut di perairan Pulau Engga63,7% 19,2% gassekitar alam (termasuk LNG), no, dua di antaranya adalah jenis Eucheuma 8,9% panas bumi, tenaga air 6,6% serta 1,6% dan Gelidium yang merupakan jenis rumput minyak dan bahan bakar lainnya (Gambar 5). laut dengan nilai ekonomi tinggi. Kegiatan budidayaenergi ikan saat dapatinidilakukan dalam media Bauran masih didominasi oleh berbentuk sebesar keramba 52,8%, jaring apung batubara disusuluntuk oleh jenis gas ikan kakap, kakap merah, kerapu bebek, dan 24,2%, tenaga air 6,5%% hidro dan panas bumi kerapuserta macan. Lokasi yang cocok untuk mari 4,4% BBM 11,7%. Komposisi produksi culture adalah di 2024 perairan Teluk TanjungIndoneHaralistrik pada tahun untuk gabungan pandiproyeksikan (sepanjang tahun), perairan Telukbatubara, Labuho, sia akan menjadi 63,7% perairan Teluk Kioyo, perairan Desa Kaana dan Kahyapu (tergantung kondisi musim).
4. Unit Penangkapan 19,2% gas alam (termasuk Ikan LNG), dan panasFishbumi ingtenaga Ground 8,9%, air 6,6% serta 1,6% BBM dan bahan bakar lainnya (Gambar 6). Kapal penangkapan ikan yang terdapat di Pulau EngganoPengembangan didominasi olehTransmisi kapal motor 2.4. Rencana dan tempel 133 Induk unit (34%) dari tujuh kecamatan Gardu di Bengkulu Utara. Selain kapal motor tempel, terdapat jugasistem kapalpenyaluran tanpa motor danperiode kapal Pengembangan pada motor denganberupa jumlah pengembangan berturut-turut adalah 41 2015-2024 sistem unit dan 10 unit. tegangan Kapal motor transmisi dengan 500 di kVKecamatan dan 150 kV Enggano relatif banyak, dengan di sistem Jawa-Bali, sertayaitu tegangan 50010 kV,unit 275 dan yang terdapat di Indonesia Kecamatan Air kV, 150 kVbanyak dan 70 kV di sistem Timur Napal sebanyak Barat. 22 Unit.Pembangunan Lokasi yang strategis dan Indonesia sistem yaitu dengan berhadapan langsung dengan transmisi secara umum diarahkan kepada Samudra Hindia, tidak secara langsung mentercapainya kesesuaian antara kapasitas dorong perikanan di hulu Bengkulu Utara berkempembangkitan di sisi dan permintaan daya bang. halsecara ini terlihat dominansi kapal di sisi hilir efisien.dari Di samping itu sebagai motor yang mencapai 390 unit (79%) usaha tempel untuk mengatasi bottleneck penyaluran dari kapal yang terdapat di Kabupaten dan seluruh perbaikan tegangan pelayanan. Bengkulu Utara. Berikut ini ditampilkan armada penangkapan transmisi ikan di Kecamatan Pengembangan 500 kV di Enggano Jawa-bali (Tabel dan Gambar 2). Gambar perahu pe pada 2 umumnya dimaksudkan untuk nangkapan disajikan pada dari Gambar 3. mengevakuasi daya pembangkitpembangkit baru maupun ekspansi dan menjaga Alat tangkap yang mendominasi di Kecamatan kriteria keandalan N-1, baik statik maupun Enggano adalah alat tangkap pancing transmisi ulur (475 dinamik. Sedangkan pengembangan unit), gillnet tetap (469 unit) dan gillnet hanyut (463 unit). Secara keseluruhan, alat tangkap
Tabel 2. Jumlah perahu/kapal laut menurut kategori perahu/kapal, daerah perairan dan kecamatan, 2013 Kategori Besarnya Usaha No. Kecamatan Jumlah
1
Air Napal
2
Dengan perahu Tanpa Motor
Dengan Kapal Motor
Motor Perahu Papan Ukuran kapal Motor (GT) Sub Tempel Sub Jukung Jumlah Jumlah Kecil Sedang Besar < 5GT 5-10 10-20 20-30 30-50
122
23
5
18
-
-
77
22
14
8
-
-
-
Air Besi
4
-
-
-
-
-
4
-
-
-
-
-
-
3
Lais
3
-
-
-
-
-
1
2
2
-
-
-
-
4
Batik Nau
43
5
-
5
-
-
29
9
7
2
-
-
-
5
Ketahun
77
4
4
-
-
-
65
8
-
2
6
6
Putri Hijau
81
-
-
-
-
-
81
-
-
-
-
-
-
7
Enggano
184
41
7
34
-
-
133
10
6
4
-
-
-
73
16
57
-
-
390
51
29
16
6
-
-
Jumlah
Sumber : Profil SKPD Bengkulu Utara, 2012
Gambar 6. Proyeksi komposisi produksi energi listrik per jenis bahan bakar
M&E, Vol. 13, No. Juni 2015 M&E, Vol.13, No. 4, 2, Desember 2015
459
Topik Utama sebesar 8,4 GW atau 11,9% dari kapasitas total, kemudian panas bumi sebesar 4,8 GW atau 6,8%, setelah itu Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) skala kecil tersebar sebanyak 0,9 GW dan terakhir pembangkit lain (surya, angin, biomassa) sebesar 0,1 GW.
19,2% gas alam (termasuk LNG), panas bumi 8,9%, tenaga air 6,6% serta 1,6% BBM dan bahan bakar lainnya (Gambar 6).
Dari total kapasitas tersebut, tambahan pembangkit di Sumatera sebesar 17,7 GW dan di Indonesia Timur adalah sekitar 14,2 GW. Untuk sistem Jawa-Bali, tambahan pembangkit adalah sekitar 38,5 GW atau rata-rata 3,8 GW per tahun.
Pengembangan sistem penyaluran pada periode 2015-2024 berupa pengembangan sistem transmisi dengan tegangan 500 kV dan 150 kV di sistem Jawa-Bali, serta tegangan 500 kV, 275 kV, 150 kV dan 70 kV di sistem Indonesia Timur dan Indonesia Barat. Pembangunan sistem Gambar 2. Jumlah perahu transmisi secara umum diarahkan kepada di Kecamatan Enggano, 2013 tercapainya kesesuaian antara kapasitas pembangkitan di sisi hulu dan permintaan daya di sisi hilirpenangkapan secara efisien.ikan Di samping itu sebagai Daerah bagi nelayan yang usaha untuk mengatasi bottleneck penyaluran ber - fishing base di P. Enggano adalah di sekidan tar Pperbaikan Enggano.tegangan Lamanyapelayanan. operasi penangkapan ikan berkisar antara 1-3 hari di laut. Terbatasnya Pengembangan transmisi 500 kV di Jawa-bali daerah penangkapan ikan, dikarenakan oleh pada umumnya dimaksudkan untuk ar mada penangkap an yang berukur an relatif mengevakuasi daya pembangkitkecil, sehingga tidak bisadari menjang kau perair pembangkit baruluas maupun ekspansi dan menjaga an yang lebih dan da lam waktu yang le kriteria N-1, baik statik maupun bih lamakeandalan lagi. Arma da penangkapan tersebut dinamik. Sedangkan pengembangan transmisi juga menyebabkan nelayan melakukan operasi penangkapan ikan hampir sepanjang tahun. Nelayan tidak melakukan operasi penangkap an jika terdapat kendala berupa cuaca yang
Komposisi produksi listrik pada tahun 2024 untuk gabungan Indonesia diproyeksikan akan menjadi 63,7% batubara,di19,2% gas alam (termasuk LNG), yang terdapat Kecamatan Enggano sebesar 8,9% panas bumi, tenaga air 6,6% serta 1,6% 13 % dari total alat tangkap yang terdapat di minyak dan bahan bakar lainnya (Gambar Kabupaten Bengkulu Utara. Jumlah alat5). tangkap memang berbanding lurus dengan jumlah Bauran saat banyak ini masiharmada didominasi oleh armada,energi semakin penangbatubara sebesar 52,8%, disusul oleh gas kapan, maka alat tangkap yang dioperasikan 24,2%, tenaga banyak air 6,5%% hidro dan panas akan semakin pula, Kecamatan Airbumi Na4,4% serta BBM 11,7%. produksi pal yang memiliki armadaKomposisi penangkapan, juga listrik pada tahun 2024 untuk gabungan Indonemendominasi alat tangkap yang berope rasi sia diproyeksikan akan menjadi 63,7% batubara, yaitu sebanyak 27%, yang didominasi oleh alat tangkap gillnet tetap (4.328 unit). Pada Tabel 3 ditampilkan alat tangkap yang beroperasi di tiap kecamatan di Kabupaten Bengkulu Utara.
2.4. Rencana Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk
Proyeksi komposisi energi listrik per jenis bahan bakar GambarGambar 3. Perahu6.penangkapan ikan yangproduksi sedang bersandar di sungai depan TPI Desa Kahyapu
46
M&E, Vol. 13, No. 2, Juni 2015
M&E, Vol.13, No. 4, Desember 2015
9
Topik Utama 19,2% di gas (termasuk LNG), panas bumi sebesar 8,4 GW atau 11,9% dari to- terdapat Tabel 3. Alatkapasitas tangkap yang tiapalam kecamatan 8,9%, tenaga tal, kemudian panas bumi sebesar 4,8 GW atau di Kabupaten Bengkulu Utara, 2012 air 6,6% serta 1,6% BBM dan bakar lainnya (Gambar 6). 6,8%, setelah itu Pembangkit Listrik Tenaga bahan Kecamatan No Alat tangkap Minihidro (PLTM) skala kecil Air tersebar sebanyak Lais Batik Nau Ketahun Putri Hijau Enggano Napal Air Besi 2.4. Rencana Pengembangan Transmisi dan 0,9 GW dan terakhir pembangkit lain (surya, 1 Payang 10 Gardu Induk angin, biomassa) sebesar 0,1 GW. 2
Dogol
-
-
-
-
-
-
-
3
Gillnet hanyut
15
16
30
49
187
83
463
9
Pancing ulur
275
15
Dari total kapasitas tersebut, tambahan pem4 Gillnet tetap 4328 146 bangkit di Sumatera sebesar 17,7 GW dan di 5 Gillnet lingkar Indonesia Timur adalah sekitar 14,2 GW. Untuk 6 Trammel net 158 sistem Jawa-Bali, tambahan pembangkit adalah 7 Bagan tancap - GW per sekitar 38,5 GW atau rata-rata 3,8 8 Rawe tetap 47 tahun. 10 Pancing tonda listrik pada tahun -2024 untuk Komposisi produksi
11 Sero Indonesia diproyeksikan akan - menjadi gabungan 12 Alat pengumpul kerang 63,7% batubara, 19,2% gas alam (termasuk LNG), 13 Bubu 8,9% panas bumi, tenaga air 6,6% serta 1,6% minyak dan bahan bakar lainnya (Gambar 5). 42 14 Jala 53 Sumber : Profil SKPD Bengkulu Utara, 2012
Bauran energi saat ini masih didominasi oleh batubara sebesar 52,8%, disusul oleh gas 24,2%, tenaga air 6,5%% hidro dan panas bumi tidak mendukung. Pulau Enggano yang terpi4,4% serta BBM 11,7%. Komposisi produksi sah, masih tergantung sepenuhnya terhadap listrik pada tahun 2024 untuk gabungan Indonepulau utama untuk suplai BBM,63,7% es, dan bahan sia diproyeksikan akan menjadi batubara, kebutuhan melaut lainnya. Berikut ini ditampilkan daerah fishing ground dari nelayan di P. Enggano (Gambar 4). Lokasi daerah penangkapan yang tidak terlalu jauh dari fishing base berdampak pada biaya operasional penangkapan ikan yang dikeluarkan oleh nelayan ataupun juragan. Rata-rata biaya yang dikeluarkan oleh juragan/tokek atau nelayan untuk biaya operasional sebesar Rp130.000/trip dengan kisaran Rp 46.000- Rp 206.000 per trip. Bahan kebutuhan melaut nelayan yang paling pokok adalah bensin/solar, garam dan es, selain itu ada juga bahan perbekalan melaut yang merupakan bahan konsumsi untuk nelayan seperti beras dan mi nyak goreng. Pembiayaan operasional melaut ini ada yang dibiayai oleh juragan/tokek atau oleh nelayan itu sendiri. Juragan/tokek meminjamkan uang untuk biaya melaut dan dibayar dengan menjual ikan hasil tangkapan kepada mereka atau dicicil dalam bentuk uang.
Pengembangan sistem penyaluran pada periode 2529 2669 469 2015-2024 berupa2949 pengembangan sistem 315 transmisi dengan tegangan 500 kV dan 150 kV 499 720 tegangan 672500 kV,274 di sistem Jawa-Bali, serta 275 2 70 kV di-sistem Indonesia kV,4150 kV dan Timur 10 1 12 73 dan Indonesia Barat. Pembangunan sistem 27 47 89 190 475 transmisi secara umum diarahkan kepada -kesesuaian 10 tercapainya antara- kapasitas pembangkitan di sisi hulu dan permintaan daya 4 di sisi - hilir secara - efisien. - Di samping- itu sebagai 25 usaha untuk mengatasi - bottleneck- penyaluran 45 dan perbaikan tegangan pelayanan. 17 46 35 7 135 Pengembangan transmisi 500 kV di Jawa-bali pada umumnya dimaksudkan untuk mengevakuasi daya dari pembangkityang biasa disebut ’mondok’. Disebut pembangkit baru maupun ekspansi dan mondok menjaga karena mereka mencari ikan ke pulau-pulau kriteria keandalan N-1, baik statik maupun kecil menggunakan sampan selamatransmisi kurang dinamik. Sedangkan pengembangan lebih dua minggu. Di sanalah nelayan membangun pondok-pondok untuk bermalam selama mencari ikan dan sering juga mengasinkan hasil tangkapannya di pondok-pondok tersebut. Selain mencari ikan, masyarakat Enggano juga berkebun dan bertani. Namun mereka memiliki kendala yang sama, yaitu masalah transportasi untuk menjual hasil tangkapannya.
MasyarakatGambar Enggano besar nelayan. 6. sebagian Proyeksi komposisi produksi energiGambar listrik per jenis bahan bakar 4. Daerah penangkapan Mereka mencari hasil tangkapan dengan cara nelayan yang fishing base nya di P. Enggano M&E, Vol. 13, No. Juni 2015 M&E, Vol.13, No. 4, 2, Desember 2015
479
Topik Utama 5. Pengembangan Perikanan sebesar 8,4 GW atau 11,9% dari kapasitas toTangkap (analisis SWOT) tal, kemudian panas bumi sebesar 4,8 GW atau 6,8%, setelah itu Pembangkit Listrik Tenaga Pulau Enggano salah satu pulau Minihidro (PLTM) merupakan skala kecil tersebar sebanyak kecil terluar Negara Indonesia yang terletak 0,9 GW dan terakhir pembangkit lain (surya, di sebelah baratsebesar perairan Hindia, angin, biomassa) 0,1Samudra GW. yang merupakan bagian dari wilayah Kabupa ten Bengkulu Utara,tersebut, Provinsi Bengkulu. Dari total kapasitas tambahan Pulau pemEnggano ini merupakan suatu kepulauan yang bangkit di Sumatera sebesar 17,7 GW dan di terdiri dari Pulau Enggano Besar dan empat Indonesia Timur adalah sekitar 14,2 GW. Untuk gugusan pulau kecilnya yang memiliki potensi sistem Jawa-Bali, tambahan pembangkit adalah sumber38,5 dayaGW alamatau dan rata-rata sumber daya manusia sekitar 3,8 GW per yang harus dimanfaatkan dan dikembangkan tahun. dalam upaya peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat Pulau Enggano khuKomposisi produksi listrik pada tahun 2024 untuk susnya, dan masyarakat Provinsi gabungan Indonesia diproyeksikan akanBengkulu menjadi umumnya. 63,7% batubara, 19,2% gas alam (termasuk LNG),
kemudian danLNG), hinterland 19,2% gas dipasarkan; alam (termasuk panas untuk bumi menganalisis daerah pemasaran. 8,9%, tenaga air 6,6% serta 1,6% BBM dan bahan bakar lainnya (Gambar 6). A. Faktor-faktor internal pengembangan ikanan tangkap Pulau Enggano 2.4.per Rencana Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk Pada tahapan identifikasi faktor internal, peni laian dilakukan berdasarkan keadaan Pulau Pengembangan sistem penyaluran padadiperiode Enggano, untuk kemudian diketahui faktor-fak2015-2024 berupa pengembangan sistem tor yang dapat dijadikan sebagai kekuatan transmisi dengan tegangan 500 kV dan 150dan kV kelemahan dalam pengembang a n perikanan di sistem Jawa-Bali, serta tegangan 500 kV, 275 tangkap di dan Pulau Faktor-faktor yang kV, 150 kV 70 Enggano. kV di sistem Indonesia Timur menjadi kekuatan dan kelemah a n sebagai dan Indonesia Barat. Pembangunan sistem berikut: secara umum diarahkan kepada transmisi tercapainya kesesuaian antara kapasitas (1) Kekuatan (strength) pembangkitan di sisi hulu dan permintaan daya a) Berada daerah WPP 572 bedi sisi hilir secarapada efisien. Di samping ituyang sebagai rada Pantai Barat Sumatera kaya akan 8,9% panas bumi, tenaga air 6,6% serta 1,6% usaha untuk mengatasi bottleneck penyaluran ikan pelagis, khususnya ikan tuna; Pengembangan Pulau lainnya Enggano hendaknya dan perbaikan tegangan pelayanan. minyak dan bahan bakar (Gambar 5). b) Adanya banyak nelayan di P. Enggano didasarkan pada kondisi sosial ekonomi ma dengan jumlah nelayan mencapai 46% sya r akatnya. Berdasarkan data Kecamatan transmisi 500 kV di Jawa-bali Bauran energi saat ini masih didominasi oleh Pengembangan jumlah penduduk di Pulau Enggano; Enggano dalam angka tahun 2013, mayoritas batubara sebesar 52,8%, disusul oleh gas pada umumnya dimaksudkan untuk c) Sektor perikanan merupakan salah pekerjaan dariair penduduk Enggano adalahbumi per- mengevakuasi daya dari pembangkit24,2%, tenaga 6,5%% hidro dan panas satubaru penggerak perekonomian di P. tanianserta dan perikanan. Sektor perikanan menja- pembangkit maupun ekspansi dan menjaga 4,4% BBM 11,7%. Komposisi produksi Enggano; di penting untuk dikembangkan karena sumber listrik pada tahun 2024 untuk gabungan Indone- kriteria keandalan N-1, baik statik maupun daya ikan yang dimiliki sangat63,7% potensial kare- dinamik. Sedangkan pengembangan transmisi sia diproyeksikan akan menjadi batubara, na berhadapan langsung dengan Samudra (2) Kelemahan (weakness) a) Unit Penangkapan yang masih sederHindia. Namun demikian, potensi sumber hana dan ukuran perahu yang kecil daya kelautan tersebut belum dapat diman(< 5 GT) atau berupa perahu-perahu faatkan secara optimal dan terpadu. Produksi sampan. perikanan tangkap di Pulau Enggano sekitar b) Pengolahan ikan yang masih tradisio 765,8 ton/tahun atau 2,5% dari produksi pernal dan terbatas jenis olahannya (peng ikanan tangkap Provinsi Bengkulu atau 4,78% asinan); dari potensi yang ada yaitu 126.217 ton/tahun c) Tidak adanya cold storage yang bisa (Bappeda Provinsi Bengkulu, 2013). dimanfaatkan untuk menyimpan ikan pada saat musim ikan; Penyusunan strategi pengembangan sektor d) Tidak adanya fasilitas pendaratan dan perikanan tangkap di kepulauan Enggano disu tidak berfungsi Tempat Pelelangan sun dalam suatu sistem mencakup pada tiga Ikan (TPI); subsistem besar dalam rantai perikanan tange) Rusaknya pabrik es sehingga nelayan kap atau biasa disebut triptyque portuaire yang harus membeli es ke Bengkulu; terdiri dari foreland, fishing port dan hinterland. f) Tidak adanya sumber air bersih di Ketiga subsistem ini saling terkait dan merupadekat TPI dan tempat-tempat pendakan satu kesatuan dalam pengembangan perratan ikan lainnya di Pulau Enggano; ikanan tangkap. Foreland mengenai potensi g) Terbatasnya prasarana dan sarana sumber daya ikan yang dimiliki oleh kepulauan transportasi untuk memasarkan ikan; Enggano dan armada penangkapan, fishing h) Masih rendahnya kemampuan pena port mengenai kesiapan atau kondisi prasaranganan dan pengolahan hasil tang na dan sarana untuk kegiatan perikanan tangkap an;per jenis bahan bakar kap mulai Gambar dari ikan6.didaratkan, diolah sampai Proyeksi komposisi produksi energi listrik
48
M&E, Vol. 13, No. 2, Juni 2015
M&E, Vol.13, No. 4, Desember 2015
9
Topik Utama i) Belum terbentuknya pemasaran sebesar 8,4 GW atau 11,9%rantai dari kapasitas toyang dapat menyetal, kemudian panas mengontrol bumi sebesardan 4,8 GW atau tentangListrik pasar,Tenaga jenis 6,8%, diakan setelah informasi itu Pembangkit produksi dan segmen pasar. Minihidro (PLTM) skala kecil tersebar sebanyak 0,9 GW dan terakhir pembangkit lain (surya, B. Faktor-faktor angin, biomassa) eksternal sebesar 0,1pengembangan GW. perikanan tangkap Pulau Enggano Dari total kapasitas tersebut, tambahan pemFaktor terdirisebesar dari peluang yang ha-di bangkiteksternal di Sumatera 17,7 GW dan rus dimanfaatkan untuk mencapai tujuan Indonesia Timur adalah sekitar 14,2 GW. yang Untuk diinginkan, dan ancaman yang merupakan faksistem Jawa-Bali, tambahan pembangkit adalah tor-faktor yang harus diatasi dalam pengemsekitar 38,5 GW atau rata-rata 3,8 GW per banganperikanan tangkap di Pulau Enggano. tahun. Faktor-faktor yang menjadi peluang dan ancaman dalam pengembangan Komposisi produksi listrik pada perikanan tahun 2024tanguntuk kap di Pulau Enggano adalah sebagai gabungan Indonesia diproyeksikan akanberikut: menjadi 63,7% batubara, 19,2% gas alam (termasuk LNG), (1) Peluang 8,9% panas (opportunity) bumi, tenaga air 6,6% serta 1,6% a) Potensi sumber daya ikan masih5).ba minyak dan bahan bakar lainnya (Gambar nyak yang belum dieksploitasi oleh Enggano, hal ini dindikasikan Baurannelayan energi saat ini masih didominasi oleh olehsebesar banyaknya kapal penangkapan batubara 52,8%, disusul oleh gas (purse seine) dari 24,2%,ikan tenaga air 6,5%% hidro danJawa panasyang bumi menangkap di perairan Enggano; 4,4% serta BBM 11,7%. Komposisi produksi b) pada Banyak ikan yang didaratkan merupalistrik tahun 2024 untuk gabungan Indonekan ikan ekonomis penting; sia diproyeksikan akan menjadi 63,7% batubara, c) Dukungan kebijakan pemerintah untuk pengelolaan pulau-pulau kecil terluar: d) Pulau Enggano termasuk dalam Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), se hingga menjadi salah satu prioritas pembangunan.
tri pendukung perikanan ma19,2% gas alam (termasuk LNG),tangkap panas bumi sih belum seperti halnya 8,9%, tenaga air berkembang 6,6% serta 1,6% BBM dan pabriklainnya es dan(Gambar sumber air bahan bakar 6).bersih; e) Frekuensi kedatangan kapal ferry yang menghubungkan 2.4. Rencana PengembanganBengkulu Transmisidendan gan Induk Pulau Enggano masih kurang Gardu yaitu saat ini hanya 2 kali seminggu bahkan sistem kurangpenyaluran apabila cuaca buruk Pengembangan pada periode sehingga menghambat prosessistem dis2015-2024 berupa pengembangan tribusi bahan kebutuhan transmisi dengan tegangan 500 kVmasyarakat dan 150 kV Pulau Enggano; di sistem Jawa-Bali, serta tegangan 500 kV, 275 untuk kegiakV,f) 150Listrik kV danbelum 70 kV mencukupi di sistem Indonesia Timur tan produksi, sumber sistem listrik dan Indonesia Barat. karena Pembangunan masih menggunakan genset yang bertransmisi secara umum diarahkan kepada fungsi hanya pada saat tertentu saja; tercapainya kesesuaian antara kapasitas g) Investasi masih karena keterpembangkitan di sisi hulukurang dan permintaan daya batasan nelayanitumaupun di sisi hilir secaramodal efisien.dari Di samping sebagai penampung; usaha untuk mengatasi bottleneck penyaluran Belum tersedianya kapal khusus peng danh) perbaikan tegangan pelayanan. angkut BBM ke Pulau Enggano, sampai saat ini pengangkutan masih Pengembangan transmisi 500 kV BBM di Jawa-bali kapal penyeberangan, pada menggunakan umumnya dimaksudkan untuk hal ini dapatdaya membahayakan kapal dan mengevakuasi dari pembangkitpenumpang; pembangkit baru maupun ekspansi dan menjaga i) Degradasi lingkungan pesikriteria keandalan mutu N-1, baik statik maupun sirSedangkan yang berdampak buruk terhadap dinamik. pengembangan transmisi ekosistem laut yang akan berujung rendahnya hasil tangkap para nelayan 6. Strategi pengembangan perikan an tangkap di Pulau Enggano
Strategi usulan yang akan diterapkan dalam (2) Ancaman (threath) pengembangan perikanan tangkap di Pulau a) Pada saat cuaca buruk di Pulau Eng Enggano, dibagi ke dalam 3 aspek yaitu aspek gano, sering terjadi badai sehingga foreland, port, dan hinterland: menghambat transportasi barang kebutuhan melaut dan proses pemasaran a) Aspek foreland ikan ke Bengkulu; b) Mahalnya harga bensin sehingga menPengertian foreland dalam pengembangan jadikan mahalnya biaya transportasi; perikanan tangkap dapat berupa pengembang c) Sistem koordinasi antar lembaga pean unit penangkapan untuk dapat menjangkau merintah/kementerian yang belum fishing ground dalam melakukan penangkapan berjalan efektif untuk membangun puikan. Melihat faktor-faktor internal dan eksterlau-pulau kecil terluar; nal yang dimiliki Pulau Enggano, maka asd) Aksesibilitas yang rendah di Pulau Engpek foreland merupakan aspek yang memiliki gano (jalan dan jembatan penghubung keunggulan lebih dibandingkan dengan aspek antar desa rusak) sehingga meningkatlain. Keberadaan Pulau Enggano di perairan kan biaya produksi. Hal ini merupakan barat Pulau Sumatera di WPP salah satu yang mengakibatkan indusGambar 6. Proyeksi komposisi produksi energi listrik per jenisyaitu bahan bakar572, mem-
M&E, Vol. 13, No. Juni 2015 M&E, Vol.13, No. 4, 2, Desember 2015
499
Topik Utama buat potensi sumber daya ikan yang dimiliki sebesar 8,4 GW atau 11,9% dari kapasitas tooleh Pulau Enggano sangat berlimpah dan tal, kemudian panas bumi sebesar 4,8 GW atau jenis ikan ekonomis penting seperti tuna 6,8%, setelah itu Pembangkit Listrikikan Tenaga dan ikan (PLTM) kerapu.skala Kekurangan dari Pulau EngMinihidro kecil tersebar sebanyak gano adalah armada penangkapan yang masih 0,9 GW dan terakhir pembangkit lain (surya, sederhana, dengan dominansi pada kapal moangin, biomassa) sebesar 0,1 GW. tor tempel < 5GT, menyulitkan nelayan untuk menangkap ikan ke tersebut, fishing ground yang pemjauh. Dari total kapasitas tambahan Meskipun demikian, dengan armada yang bangkit di Sumatera sebesar 17,7 GW dansedi derhana, Timur ikan hasil tangkapan yangGW. diperoleh Indonesia adalah sekitar 14,2 Untuk memiliki nilai ekonomis yang relatif tinggi se sistem Jawa-Bali, tambahan pembangkit adalah perti ikan-ikan Pengembangan sekitar 38,5 GWkarang. atau rata-rata 3,8 GW per per ikanan tangkap di Pulau Enggano bisa dengan tahun. meningkatkan kemampuan armada penangkapan sehingga mampu menangkap ikanuntuk hasil Komposisi produksi listrik pada tahun 2024 tangkapanIndonesia hingga ke Samudra Hindia. Maka, gabungan diproyeksikan akan menjadi dapat disimpulkan bahwa untuk mengembang63,7% batubara, 19,2% gas alam (termasuk LNG), kan aspek adalahair sebagai berikut: 8,9% panasforeland bumi, tenaga 6,6% serta 1,6% Peningkatan armada penangkapan minyak dan bahan bakar lainnya (Gambar 5).ikan baik dari sisi jumlah maupun ukuran de nganenergi tetap saat berpedoman kelestarian Bauran ini masih pada didominasi oleh lingkungan; batubara sebesar 52,8%, disusul oleh gas Mempertahankan danhidro meningkatkan 24,2%, tenaga air 6,5%% dan panas kualibumi tasserta mutuBBM ikan hasil tangkapan yang sudah 4,4% 11,7%. Komposisi produksi ada yaitu dengan cukup Indonees; listrik pada tahun 2024membawa untuk gabungan Pengadaan pelatihan-pelatihan bagi nesia diproyeksikan akan menjadi 63,7% batubara, layan terkait dengan penanganan ikan di atas kapal dan ketika proses pembongkaran ikan.
19,2% gas alam (termasuk LNG), panas bumi Perbaikan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) 8,9%, tenaga air 6,6% sertasegera 1,6% BBM dan di Desa Kahyapu harus dilakukan bahan bakarfasilitas lainnyafungsionalnya (Gambar 6). seperti pembeserta bangunan kembali pabrik es dan sarana 2.4.penyimpanannya Rencana Pengembangan Transmisi dan agar mampu melakukan Gardu Induk pelayanan dengan optimal. Disediakannya fasilitas cold storage untuk Pengembangan penyaluran pada periode menampung sistem produksi ikan ketika musim 2015-2024 berupa pengembangan sistem puncak baik untuk konsumsi masyarakat transmisi dengan tegangan 500 kVmaupun dan 150unkV Enggano, dikirim ke Bengkulu di sistem Jawa-Bali, serta 500 kV, 275 tuk persediaan bahantegangan baku bagi industri kV, pengolahan 150 kV dan 70 kV di sistem Indonesia Timur ikan; dan Indonesia Barat. sistem Penyediaan sumberPembangunan air bersih baik dari transmisi secaradari umum diarahkan kepada PAM maupun sumur-sumur galian; tercapainya kesesuaian antara kapasitas Pembangunan ruang-ruang untuk grosir/ pembangkitan di sisi hulu dan permintaan daya penampung dan pengolah ikan; di hilir secara efisien. Di samping sebagai sisi Meningkatkan kapasitas sumber itu tenaga lisusaha penyaluran trik untuk untuk mengatasi memenuhibottleneck pengembangan peridankanan perbaikan tegangan pelayanan. tangkap.
Pengembangan transmisi 500 kV di Jawa-bali c) Aspek Hinterland pada umumnya dimaksudkan untuk mengevakuasi dayaperikanan dari pembangkitHinterland pelabuhan secara khupembangkit baru maupun ekspansi dan sus dapat dikatakan sebagai daerahmenjaga konsu kriteria keandalan N-1, baikperikanan. statik maupun men atau hilir dari pelabuhan Kom dinamik. pengembangan transmisi ponen iniSedangkan penting dalam analisis perencanaan pelabuhan perikanan karena berkaitan dengan pasar atau sampai sejauh mana konsumen me nyerap ikan-ikan yang didaratkan dipelabuhan perikanan. Komponen ini berkaitan dengan tu b) Aspek fishing port juan distribusi ikan ke daerah konsumen atau dapat diartikan sebagai wilayah konsu men. Pelabuhan perikanan (fishing port) merupa- Hal-hal yang harus direncanakan untuk me kan prasarana yang sangat diperlukan guna ningkatkan jumlah ikan yang dipasarkan dan mendukung pembangunan perikanan, yang memperluas wilayah konsumen adalah : merupakan salah satu sub sistem dalam Memperbaiki prasarana jalan dan jembatan sistem perikanan tangkap. Fungsi pelabuhan yang menghubungkan antar desa sampai perikanan adalah untuk mendukung kegiatan ke pelabuhan ferry di Desa Kahyapu dan yang berhubungan dengan pengelolaan dan atau ke pelabuhan kapal perintis di Desa pemanfaatan sumber daya ikan dan lingkung Malakone; annya mulai dari praproduksi, produksi, peng Peningkatan frekuensi kedatangan kapal olahan, sampai dengan pemasarannya. Dalam ferry sehingga memudahkan dalam pendispembangunannya pelabuhan perikanan hatribusian ikan hasil tangkapan maupun hasil rus direncanakan secara terintegrasi dengan olahan ikan; wilayah produksi (foreland) dan wilayah distri- Koordinasi antara pemerintah daerah di busi (hinterland). Bengkulu dengan Pulau Enggano serta antar kementerian harus lebih sinergi lagi, Hal-hal yang perlu dilakukan terkait dengan mengingat Pulau Enggano telah di tetapkan aspek fishing port adalah : menjadi kawasan ekonomi khusus. Gambar 6. Proyeksi komposisi produksi energi listrik per jenis bahan bakar
50
M&E, Vol. 13, No. 2, Juni 2015
M&E, Vol.13, No. 4, Desember 2015
9
Topik Utama Undang-Undang RI bumi No7. Model Contoh Pengembangan 19,2% gasKecil alamdan (termasuk LNG), panas sebesar 8,4 GW atau 11,9% dari kapasitas to- lau-Pulau 1 Tahun tentang Perikanan Tangkap 8,9%, tenaga2014 air 6,6% sertaPerubahan 1,6% BBMAtas dan tal, kemudian panas bumi sebesar 4,8 GW atau mor Undang-undang Nomor 27 Tahun 2007 Tenbahan bakar lainnya (Gambar 6). 6,8%, setelah itu Pembangkit Listrik Tenaga Model pengembangan perikanan tangkap, tang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan PuMinihidro (PLTM) skala kecil tersebar sebanyak KecilPengembangan serta Pengelolaan Pulau-Pudi gambarkan berdasarkan pada adanya du lau-Pulau 2.4. Rencana Transmisi dan 0,9 GW dan terakhir pembangkit lain (surya, Terluar kunganbiomassa) pemerintah terhadap pengembangan lau Kecil Gardu Indukmenurut Peraturan Presiden angin, sebesar 0,1 GW. pesisir dan pulau-pulau kecil terluar yaitu da- RI No. 78 Tahun 2005 dan Pemanfatan PuKecil sistem Terluarpenyaluran seperti yang tertera lam Undang-Undang RI Nomortambahan 27 Tahun 2007 Pengembangan pada periode Dari total kapasitas tersebut, pem- lau-Pulau Peraturan Pemerintah RI Nomor sistem 62 Tatentang di Pengelolaan Wilayah 17,7 Pesisir 2015-2024 berupa pengembangan bangkit Sumatera sebesar GWdan danPudi dalam Indonesia Timur adalah sekitar 14,2 GW. Untuk transmisi dengan tegangan 500 kV dan 150 kV sistem Jawa-Bali, tambahan pembangkit adalah di sistem Jawa-Bali, serta tegangan 500 kV, 275 4. Matrik SWOT 3,8 pengembangan tangkap Pulau Enggano kV, 150 kV dan 70dikV di sistem Indonesia Timur sekitar 38,5 Tabel GW atau rata-rata GW per perikanan Pembangunan sistem tahun. Kekuatan (Strength)dan Indonesia Kelemahan Barat. (Weakness) transmisi secara umum diarahkan kepada IFAS (Internal Strategic tercapainya kesesuaian antara kapasitas Komposisi produksi listrik pada tahun 2024 untuk Factors Analysis 1) Unit Penangkapan yang masih sederhana 1) Berada pada daerah pembangkitan di sisi hulu dan permintaan daya dan ukuran perahu yang kecil (< 5 GT) atau gabungan IndonesiaSummary) diproyeksikan akan menjadi WPP 572 yang berada berupa perahu-perahu sampan. di sisi hilir secara efisien. Di samping itu sebagai 63,7% batubara, 19,2% gas alam (termasuk LNG),Sumatera Pantai Barat Pengolahan ikan yang masih tradisional usaha2) untuk mengatasi bottleneck penyaluran akan ikan pelagis, 8,9% panas bumi, tenaga air 6,6%kaya serta 1,6% dan terbatas padapelayanan. pengasinan khususnya ikan tuna. dan perbaikan tegangan minyak dan bahan bakar lainnya (Gambar 5). 3) Tidak adanya cold storage yang bisa 2) Banyak nelayan di P. dimanfaatkan untuk menyimpan ikan pada Engganooleh (46%). Pengembangan transmisi 500 kV di Jawa-bali Bauran energi saat ini masih didominasi saat musim ikan;. dimaksudkan batubara sebesar 52,8%, disusul olehperikanan gas pada 4) umumnya 3) Sektor Tidak adanya fasilitas pendaratan danuntuk tidak merupakan salah satu mengevakuasi daya dari pembangkitberfungsinya TPI; 24,2%, tenaga air 6,5%% hidro dan panas bumi penggerak perekonobaru maupun menjaga 5) Rusaknya pabrik esekspansi sehingga dan nelayan 4,4% serta BBM 11,7%. Komposisi produksi pembangkit mian P. Enggano. harus membeli es ke Bengkulu listrik pada tahun 2024 untuk gabungan Indone- kriteria keandalan N-1, baik statik maupun 6) Sedangkan Tidak adanya sumber air bersih di transmisi dekat pengembangan sia diproyeksikan akan menjadi 63,7% batubara, dinamik. TPI dan tempat-tempat pendaratan ikan lainnya di P.Enggano. 7) Terbatasnya prasarana dan sarana transportasi untuk memasarkan ikan; EFAS (Esternal 8) Masih rendahnya kemampuan penanganan Strategic Factors dan pengolahan ikan; Analysis Summary) 9) Belum terbentuknya rantai pemasaran dan informasi pasar. Strategi WO Strategi SO Peluang (Opportunity) - Perbaikan TPI dan pabrik es harus segera 1) Potensi sumber daya ikan masih - Peningkatan armada dilakukan supaya mampu melakukan peperikanan tangkap banyak yang belum dieksploitasi layanan dengan optimal. baik dari sisi jumoleh nelayan Enggano, hal ini lah maupun ukuran - Disediakannya fasilitas cold storage untuk dindikasikan oleh banyaknya menyimpan ikan pada saat musim puncak. dengan tetap berpekapal penangkapan ikan (purse doman pada kelestari- - Disediakannya sarana dan prasarana untuk seine) dari Jawa yang menangan lingkungan kap di perairan Enggano; pengolahan dan pemasaran ikan, seperti penyediaan ruang-ruang pengolahan dan - Mempertahankan dan 2) Banyak ikan yang didaratkan pemasaran, pembangunan prasarana dan merupakan ikan ekonomis meningkatkan kualitas sarana . ikan hasil tangkapan penting; - Penyediaan sumber air bersih seperti PAM yang sudah ada. 3) Dukungan kebijakan Pemerindan sumur-sumur galian; tah untuk pengelolaan pulau-pu- - Pengadaan pelatih - Pengadaan pelatihan alternatif olahan ikan an-pelatihan bagi lau kecil terluar; selain ikan asin. nelayan dan peda4) Pulau Enggano termasuk dalam - Pembangunan sumber tenaga listrik untuk gang terkait dengan Kawasan Ekonomi Khusus memenuhi pengembangan perikanan tangpenanganan ikan. (KEK), sehingga mempunyai kap. prioritas pembangunan.
Gambar 6. Proyeksi komposisi produksi energi listrik per jenis bahan bakar
M&E, Vol. 13, No. Juni 2015 M&E, Vol.13, No. 4, 2, Desember 2015
519
Topik Utama sebesar GW atau 11,9% dari kapasitas toAncaman8,4 (Treath) tal, kemudian panas bumi sebesar 4,8 GW atau 1) Pada saat cuaca buruk di Pulau Enggano, sering ter6,8%, itu Pembangkit Listrik Tenaga jadisetelah badai sehingga menghambat transportasi barang kebutuhan melaut dan proses pemasaran ikan ke Minihidro (PLTM) skala kecil tersebar sebanyak Bengkulu; 0,9 GW dan terakhir pembangkit lain (surya, 2) Mahalnya harga sebesar bensin sehingga menjadikan mahal angin, biomassa) 0,1 GW.
19,2% gas LNG),WT panas bumi Strategi Strategi ST alam (termasuk 8,9%, tenaga air 6,6% serta 1,6% BBM dan - Peningkatan kualitas - Dibangunnya sarana bahan bakar lainnya (Gambar 6). armada penangkapan dan prasarana yang mendukung industri
- Koordinasi antar
ikan seperti stakeholder harus dan 2.4. pengolahan Rencana Pengembangan Transmisi ditingkatkan, mengpabrik es, cold storage, Gardu Induk
ingat Pulau Enggano sebagai Kawasan sistem penyaluran pada periode Ekonomi Khusus Dari total kapasitas tersebut, pem- Pengembangan 3) Sistem koordinasi antar lembagatambahan pemerintah/kemen- Meningkatkan frekuensi (KEK) terian yang belum berjalan efektif untuk membangun bangkit di Sumatera sebesar 17,7 GW dan di 2015-2024 pelayaran berupa kapal ferrypengembangan sistem pulau-pulau kecil terluar; Memperkuat dengan tegangan- 500 kV dansistem 150 kV Indonesia Timur adalah sekitar 14,2 GW. Untuk transmisi - Membangun sumber pemasaran, dan 4) Aksesibilitas yang rendah di Pulau Enggano (jalan di sistem Jawa-Bali, serta tegangan 500 kV, 275 sistem Jawa-Bali, tambahan pembangkit adalah listrik dengan dukungan pengolahan ikan dan jembatan penghubung antar desa rusak) sehing- kV, 150 kV dan 70 kV di sistem Indonesia Timur pemerintah pusat dan sekitar 38,5 GW atau rata-rata 3,8 GW per dengan membangun ga meningkatkan biaya produksi. Hal ini merupakan daerah; dan Indonesia Barat. Pembangunan sistem sistem transportasi tahun. salah satu yang mengakibatkan industri pendukung terpadu dari Pulau secara umum diarahkan kepada perikanan tangkap masih belum berkembang seperti transmisi - Menyediakan kapal Enggano ke Beng halnya pabrik es dan sumber bersih;2024 untuk tongkang sebagai statercapainya kesesuaian antara kapasitas Komposisi produksi listrik padaairtahun kulu. siun pengisian bahan pembangkitan di sisi hulu dan permintaan daya gabungan Indonesia diproyeksikan akan menjadi 5) Frekuensi kedatangan kapal ferry yang menghubungbakar; kanbatubara, Bengkulu 19,2% dengan gas Pulau Enggano masih LNG), kurang di sisi hilir secara efisien. Di samping itu sebagai 63,7% alam (termasuk saat ini hanya 2 kali seminggu bahkan kurang - Membangun stasiun untuk mengatasi bottleneck penyaluran 8,9%yaitu panas bumi, tenaga air 6,6% serta 1,6% usaha apabila cuaca buruk sehingga menghambat proses penyediaan BBM di P. dan perbaikan tegangan pelayanan. minyak dan bahan bakar lainnya (Gambar 5). distribusi bahan kebutuhan masyarakat P. Enggano. Enggano. nya biaya transportasi.
6) Listrik belum mencukupi untuk kegiatan produksi,
Bauran energi saat masih didominasi oleh karena sumber listrikini masih menggunakan genset batubara sebesar 52,8%, disusul yang berfungsi hanya pada saat tertentuoleh saja. gas 24,2%, tenaga air kurang 6,5%% hidroketerbatasan dan panasmodal bumi 7) Investasi masih karena 4,4%dariserta BBM 11,7%. Komposisi produksi nelayan maupun penampung; listrik padatersedianya tahun 2024 untuk gabungan Indone8) Belum kapal khusus pengangkut BBM ke sia diproyeksikan akan menjadi 63,7% batubara, P. Enggano, sampai saat ini pengangkutan BBM ma-
jalan umum, serta sumber air bersih, listrik;
Pengembangan transmisi 500 kV di Jawa-bali pada umumnya dimaksudkan untuk mengevakuasi daya dari pembangkitpembangkit baru maupun ekspansi dan menjaga kriteria keandalan N-1, baik statik maupun dinamik. Sedangkan pengembangan transmisi
sih menggunakan kapal penyeberangan, hal ini dapat membahayakan kapal dan penumpang;
9) Degradasi mutu lingkungan pesisir yang berdampak buruk terhadap ekosistem laut yang akan berujung rendahnya hasil tangkap para nelayan.
hun 2010. Selanjutnya dukungan khusus dari pemerintah bahwa Pulau Enggano termasuk Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
maka perikanan tangkap di Pulau Enggano perlu dikembangkan dengan cara mengatasi ber bagai permasalahan yang ada.
Dukungan pemerintah tersebut juga diperkuat Berdasarkan pada penelitian yang telah dila dengan potensi perikanan tangkapnya yaitu kukan, maka untuk mengembangkan perikan potensi sumber daya ikan di WPP 572 (jumlah an tangkap di Pulau Enggano, antara lain dan jenis ikan ekonomis tinggi) serta jumlah ne- direkomendasikan pengembangan armada layan di Pulau Enggano yang banyak. Namun penangkapannya seperti peningkatan jumlah demikian walaupun tingginya potensi perikanan dan ukurannya agar dapat menjangkau fish bih tangkapnya, Pulau Enggano dihadapkan pada ing ground yang lebih jauh dan untuk le berbagai permasalahan antara lain masih ter- meningkatkan jumlah hasil tangkapan ikan batasnya prasarana dan sarana transporta- ekonomis penting seperti tuna dan tenggiri, sesi, terbatasnya sumber modal usaha, masih lain itu juga perlu dilakukan pelatihan tentang rendahnya kemampuan penanganan dan peng pengolahan ikan. Di samping itu fasilitas unolahan ikan serta terbatasnya sumber daya tuk pembongkaran dan pemasaran ikan yaitu yanglistrik ada di Desa perlu dibangun listrik yangGambar ada. Berdasarkan tersebut 6. Proyeksihal-hal komposisi produksiTPI energi per jenisKahyapu bahan bakar
52
M&E, Vol. 13, No. 2, Juni 2015
M&E, Vol.13, No. 4, Desember 2015
9
Topik Utama kembali karena rusak. sebesar 8,4 GWkondisinya atau 11,9%yang dari sudah kapasitas toPembangunan TPI harus disertai juga dengan tal, kemudian panas bumi sebesar 4,8 GW atau penerangannya pendaratan ikan 6,8%, setelah itumengingat Pembangkit Listrik Tenaga sering dilakukan pada malam hari sehingga Minihidro (PLTM) skala kecil tersebar sebanyak dibutuhkan sumber listrik. 0,9 GW dan terakhir pembangkit lain (surya, angin, biomassa) sebesar 0,1 GW. Di Pulau Enggano, sangat baik dilakukan pengembangan alternatif ikan Dari total kapasitas tersebut,pengolahan tambahan pemseperti abon ikan dan kerupuk ikan. bangkit di Sumatera sebesar 17,7 GWBentuk dan di olahan ini Timur selainadalah memberikan alternatif Indonesia sekitar 14,2 GW. selain Untuk ikan asin, juga mempunyai daya tahan yang sistem Jawa-Bali, tambahan pembangkit adalah lama sehingga tidak begitu bergantung pada sekitar 38,5 GW atau rata-rata 3,8 GW per frekuensi kapal ferry 2 kali seminggu. tahun.
8. Kesimpulan dan Rekomendasi 19,2% gas alam (termasuk LNG), panas bumi 8,9%, tenaga air 6,6% serta 1,6% BBM dan Kesimpulan perikanan bahan bakar untuk lainnyapengembangan (Gambar 6). tangkap, diperlukan beberapa usulan berda sarkan pada alasan pengembangan dan hasil 2.4. Rencana Pengembangan Transmisi dan kajianGardu analisis SWOT, adalah sebagai berikut : Induk
Pengembangan ini listrik diharapkan dapat meningKomposisi produksi pada tahun 2024 untuk katkan ekonomi produktif masyarakat di Pulau gabungan Indonesia diproyeksikan akan menjadi Enggano. Model19,2% contoh pengembangan 63,7% batubara, gas alam (termasuktersaji LNG), pada Gambar 5. tenaga air 6,6% serta 1,6% 8,9% panas bumi, minyak dan bahan bakar lainnya (Gambar 5).
1) Perlu dibangun kembali pabrik pada es yang ka Pengembangan sistem penyaluran periode pasitasnyaberupa 100-120pengembangan balok/hari yang sistem ada di 2015-2024 Desa Kahyapu disertai mesin transmisi dengan tegangan 500 kVpenghancur dan 150 kV dan penyimpanan es (ice storage); di sistem Jawa-Bali, serta tegangan 500 kV, 275 2) pengolahan sehingga perluTimur mekV,Perlu 150 kV dan 70 kVabon di sistem Indonesia sinIndonesia pelumat ikan dan Pembangunan pengering untuksistem pemdan Barat. buatan abon; transmisi secara umum diarahkan kepada 3) Perlu pembuatan kerupuk ikan kapasitas sehingga tercapainya kesesuaian antara perlu mesin pelumat ikan, tepung pembangkitan di sisi hulu danpengaduk permintaan daya danhilir ikan dan mesin pemotong krupuk ikan; di sisi secara efisien. Di samping itu sebagai usaha untuk mengatasi bottleneck penyaluran dan perbaikan tegangan pelayanan.
Bauran energi saat ini masih didominasi oleh batubara sebesar 52,8%, disusul oleh gas 24,2%, tenaga air 6,5%% hidro dan panas bumi 4,4% serta BBM 11,7%. Komposisi produksi listrik pada tahun 2024 untuk gabungan Indonesia diproyeksikan akan menjadi 63,7% batubara,
Pengembangan transmisi 500 kV di Jawa-bali pada umumnya dimaksudkan untuk mengevakuasi daya dari pembangkitpembangkit baru maupun ekspansi dan menjaga kriteria keandalan N-1, baik statik maupun dinamik. Sedangkan pengembangan transmisi
Gambar 6. Proyeksi produksi energi listrik per jenisEnggano bahan bakar Gambar 5. Model komposisi pengembangan perikanan tangkap di Pulau
M&E, Vol. 13, No. Juni 2015 M&E, Vol.13, No. 4, 2, Desember 2015
539
Topik Utama 4) Perlu 8,4 pembangunan Colddari Storage untuk sebesar GW atau 11,9% kapasitas toikanbumi segar khususnya tal, menyimpan kemudian panas sebesar 4,8 GWpada atau saatsetelah musim puncak ikan; 6,8%, itu Pembangkit Listrik Tenaga 5) Perlu peningkatan ukuran perahu, antara Minihidro (PLTM) skala kecil tersebar sebanyak menjangkau fishing 0,95-10 GW GT danuntuk terakhir pembangkit lain ground (surya, yang lebih sehingga meningkatkan angin, biomassa) sebesardapat 0,1 GW. volume dan jenis produksi hasil tangkapan; 6) Perlu Tempat Pelelangan Ikan Dari total perbaikan kapasitas tersebut, tambahan pem(TPI)di yang ada desa Kahyapu; bangkit Sumatera sebesar 17,7 GW dan di Pengembangan perikanan di Untuk Pulau Indonesia Timur adalah sekitartangkap 14,2 GW. Enggano diperlukan kerja sama antar Kesistem Jawa-Bali, tambahan pembangkit adalah menterian dan Perguruan Tinggi. Kementerisekitar 38,5 GW atau rata-rata 3,8 GW per an-kementerian terkait adalah sebagai beritahun. kut: • Kementerian Kelautan dan 2024 Perikanan Komposisi produksi listrik pada tahun untuk untuk Perikanan Tangkap; gabungan Indonesia diproyeksikan akan menjadi • Ditjen. HUBLA, Ditjen. 63,7% batubara, 19,2% gas alam HUBUD, (termasuk Dinas LNG), Perhubungan Bengkulu Utara serta dan ASDP, 8,9% panas bumi, tenaga air 6,6% 1,6% untuk angkutan darat, laut dan udara; minyak dan bahan bakar lainnya (Gambar 5). • Ditjen. Bina Marga, Dinas PU Provinsi untuk prasarana Bauran energi saat ini jalan; masih didominasi oleh • Ditjen. MIGAS, BPHdisusul MIGAS, Bupabatubara sebesar 52,8%, oleh gas ti Bengkulu Utara, PERTAMINA untuk 24,2%, tenaga air 6,5%% hidro dan panas bumi BBM; produksi 4,4% peng sertaadaan BBM pangkalan 11,7%. Komposisi • pada Ditjen. Cipta Karya, PU Provinsi, listrik tahun 2024 untukDinas gabungan IndoneDinas PU akan Kabupatenuntuk pengadaan sia diproyeksikan menjadi 63,7% batubara, air; • Kementerian PDT, Kementerian UKM, Ditjen. PMD/PNPM, Bank Bengkulu, untuk sumber permodalan. Dalam penelitian ini akan disajikan rekomendasi fasilitas dan contoh model peningkatan ekonomi produktif yang memerlukan sumber listrik sebagai berikut : 1) Pembangunan Pabrik Es Jumlah Pabrik Es : 1 (satu) unit Kapasitas : 3 Ton/hari Daya : 55 kW (kebutuhan listrik 385 kWh/hari)
pembangun annya. Disamping itu panas Pelabuhan 19,2% gas alam (termasuk LNG), bumi ferry juga berada di desa ini1,6% sehingga 8,9%, tenaga air 6,6% serta BBM hasil dan tangkapan langsung6). bisa dikirim ke bahan bakarnelayan lainnya (Gambar Bengkulu. 2.4. Rencana Pengembangan Transmisi dan 2) Ice Storage Gardu Induk Ice storage atau penyimpanan es di desa Kahyapu dengankapasitas 10 ton pada memerlukan Pengembangan sistem penyaluran periode energi/kebutuhan sama dengan cold 2015-2024 berupalistrik pengembangan sistem storage, hal ini agar dapat 500 beroperasi secara transmisi dengan tegangan kV dan 150 kV maksimal. Listrik yang dibutuhkan berkisar 22 di sistem Jawa-Bali, serta tegangan 500 kV, 275 kW150 (Kebutuhan maksimum 528 Timur kWh/ kV, kV dan 70 listrik kV di sistem Indonesia hari).Indonesia Barat. Pembangunan sistem dan transmisi secara umum diarahkan kepada 3) Mesin Penghancur Es antara kapasitas tercapainya kesesuaian Mesin penghancur es dapat mengolahdaya es pembangkitan di sisi hulu dan permintaan batu bentukefisien. balok besar menjadi serpih di sisi dari hilir secara Di samping itu sebagai an es kecil beraturan. Mesin penghancur usaha untuktak mengatasi bottleneck penyaluran es mempunyai pisau tebal dalam mesin yang dan perbaikan tegangan pelayanan. siap untuk mencacah atau menghancurkan es dengan cepat. Kapasitas 80-100 jam, Pengembangan transmisi :500 kV dibalok/ Jawa-bali Es balokumumnya yang bisa diproses @ 25 kg,untuk listrik pada dimaksudkan yang dibutuhkan sebesar kW (kebutuhan lismengevakuasi daya 5 dari pembangkittrik maksimum kWh/hari). pembangkit baru10 maupun ekspansi dan menjaga kriteria keandalan N-1, baik statik maupun 4) Cold Storage dinamik. Sedangkan pengembangan transmisi Cold storage kapasitas 10 ton ikan diperlukan listrik : 22 kW. Semakin besar kapasitas/ daya tampung cold storage, semakin besar listrik yang dibutuhkan. Lokasi cold storage, disarankan di Desa Banjarsari, karena desa ini memiliki jumlah kapal dan nelayan banyak kedua di Pulau Enggano dan diperkirakan ba nyak pedagang ikan asin yang beralih menjadi pengolah abon ikan (kebutuhan listrik maksimum 528 kWh/hari).
5) Mesin Pembuatan Abon Ikan Abon ikan merupakan salah satu alternatif pengolahan ikan, untuk mengantisipasi kelimpahan produksi ikan pada saat musim ikan ataupun untuk penganekaragaman produk Lokasi pabrik es disarankan tetap dibangun perikanan. Pengolahan abon ikan hanya meru di Desa Kahyapu mengingat jumlah perahu pakan pengeringan bahan baku ikan yang te dan nelayan terbanyak berada di desa ini (li- lah ditambahkan bumbu-bumbu untuk meninghat Gambar 2). Lokasi pabrik es yang akan katkan cita rasa dan memperpanjang masa dibangun sama dengan lokasi pabrik es se simpan. Proses pengolahan abon ikan cukup be lum nya dan dekat dengan lokasi Tempat sederhana. Bahan yang diperlukan adalah Pelelangan Ikan (TPI) yang saat ini kondisi ikan dan bumbu-bumbu. Ikan yang digunakan masih dalam keadaan nya juga rusak sehingga perlu disempurnakan Gambar 6. Proyeksi komposisi produksihendaknya energi listrik per jenis bahan bakarsangat se-
54
M&E, Vol. 13, No. 2, Juni 2015
M&E, Vol.13, No. 4, Desember 2015
9
Topik Utama sebesar 8,4 GW atau 11,9% dari kapasitas total, kemudian panas bumi sebesar 4,8 GW atau 6,8%, setelah itu Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) skala kecil tersebar sebanyak 0,9 GW dan terakhir pembangkit lain (surya, angin, biomassa) sebesar 0,1 GW.
19,2% gas alam (termasuk LNG), panas bumi 8,9%, tenaga air 6,6% serta 1,6% BBM dan bahan bakar lainnya (Gambar 6).
Dari total kapasitas tersebut, tambahan pembangkit di Sumatera sebesar 17,7 GW dan di Indonesia Timur adalah sekitar 14,2 GW. Untuk sistem Jawa-Bali, tambahan pembangkit adalah sekitar 38,5 GW atau rata-rata 3,8 GW per tahun.
Pengembangan sistem penyaluran pada periode 2015-2024 berupa pengembangan sistem transmisi dengan tegangan 500 kV dan 150 kV di sistem Jawa-Bali, serta tegangan 500 kV, 275 kV, 150 kV dan 70 kV di sistem Indonesia Timur dan Indonesia Barat. Pembangunan sistem transmisi secara umum diarahkan kepada tercapainya kesesuaian antara kapasitas pembangkitan di sisi hulu dan permintaan daya di sisi hilir secara efisien. Di samping itu sebagai usaha untuk mengatasi bottleneck penyaluran dan perbaikan tegangan pelayanan.
Komposisi produksi listrik pada tahun 2024 untuk gabungan Indonesia diproyeksikan akan menjadi 63,7% batubara, 19,2% gas alam (termasuk LNG), 8,9% panas bumi, tenaga air 6,6% serta 1,6% minyak dan bahan bakar lainnya (Gambar 5).
2.4. Rencana Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk
Bauran energi saat ini masih didominasi oleh Pengembangan transmisi 500 kV di Jawa-bali batubara sebesar 52,8%, disusul oleh gas pada umumnya dimaksudkan untuk 24,2%, tenaga air 6,5%% hidro dan panas bumi mengevakuasi daya dari pembangkit4,4% serta BBM 11,7%. Komposisi produksi pembangkit baru maupun ekspansi dan menjaga listrik pada tahun 2024 untuk gabungan Indone- kriteria keandalan N-1, baik statik maupun Gambar 6. Pulau Enggano mempunyai potensi energi matahari ”sedang”, sia diproyeksikan akan menjadi 63,7% batubara, dinamik. Sedangkan pengembangan transmisi gar serta ditangani dengan baik dan benar. Peralatan yang diperlukan untuk pembu atan abon ikan selain berupa mixer yaitu alat peng aduk dan pencacah ikan juga alat untuk me ngurangi kadar air atau minyak pada abon, listrik yang dibutuhkan berkisar 600 watt. (kebutuhan listrik maksimum 5 kWh/hari). 6) Pembuatan Kerupuk Ikan Pembuatan kerupuk dengan teknologi modern adalah proses dengan menggunakan peralatan yang lebih modern seperti mesin cetak otomatis yang menghasilkan bentuk yang lebih variatif, mesin pemotong yang lebih cepat dan penggunaan oven.
digunakan yang akan menurunkan biaya ope rasional. Penggunaan teknologi modern ini tentunya memerlukan listrik sebesar 1500 watt (kebutuhan listrik maksimum 10 kWh/hari). 7) Tempat Pelelangan Ikan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) sangat diperlukan untuk memasarkan hasil tangkapan nelayan melalui pelelangan ikan. TPI yang pembangunannya belum selesai di Desa Kahyapu, saat ini kondisinya rusak berat sehingga perlu dibangun kembali. Dalam operasionalnya TPI ini memerlukan listrik untuk penerangan baik di lingkungan TPI maupun di sekitar wilayah TPI, diestimasi perlu daya 1500 Watt. (kebutuhan listrik maksumum 15 kWh/hari).
Penggunaan teknologi ini dapat menghasilkan jumlah produksi yang berlipat-lipat jika dibandingkan dengan teknologi sederha- 9. “Action Plan” na. Dalam satu hari dapat dilakukan 3-4 kali adonan kerupuk. Selain itu dengan teknologi Berdasarkan Peta Potensi Energi Surya Indonesia, Pulau pulau yang ini akan menghemat tenaga kerja yang Gambar 6.jumlah Proyeksi komposisi produksi energi listrikEnggano per jenismerupakan bahan bakar
M&E, Vol. 13, No. Juni 2015 M&E, Vol.13, No. 4, 2, Desember 2015
559
Topik Utama Tabel 8,4 5. Data sesaat. tosebesar GWpengukuran atau 11,9%langsung dari kapasitas tal, kemudian panas bumi 2sebesar 4,8 GW atau GHI (Wh/m ) GHI kWh/ 2 Lat.-5,35Lon. 102,25 m /hari 6,8%, setelah itu Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) skala 13 Jun 180.76kecil tersebar sebanyak 2.17 0,9 GW dan terakhir pembangkit lain2.38 (surya, 14 Jun 198.58 angin, biomassa) sebesar 0,1 GW. 15 Jun 269.70 3.24
mempunyai potensi energi LNG), matahari ”sedang” 19,2% gas alam (termasuk panas bumi (Gambar 6). air 6,6% serta 1,6% BBM dan 8,9%, tenaga bahan bakar lainnya (Gambar 6). Hasil survei menunjukkan bahwa pada musim Rencana penghujanPengembangan potensi surya sekitar 3 kWh/ 2.4. Transmisi dan kondisi tutupan awan cepat berubah, m2/hari, Gardu Induk dan dalam sehari dapat terjadi hujan 3 – 6 kali. 16 Jun 486.68 5.84 potensi surya 4 Pengembangan sistem penyaluran padasekitar periode Dari total kapasitas tersebut, tambahan pem- Pada musim kemarau 17 Jun 339.92 4.08 2 sebagaimana tergambar sistem dalam kWh/m /hari berupa pengembangan bangkit di Sumatera sebesar 17,7 GW dan di 2015-2024 18 Jun 454.32 5.45 tabel 5 dan gambar 8a & 8b.500 kV dan 150 kV dengan tegangan Indonesia Timur adalah sekitar 14,2 GW. Untuk transmisi 19 Jun Jawa-Bali, tambahan 242.08 sistem pembangkit2.90 adalah di sistem Jawa-Bali, serta tegangan 500 kV, 275 20 Jun 525.01 6.30 Pembangunan PLTS tipe Islanding 150 kV dan 70 kV diTerpusat sistem Indonesia Timur sekitar 38,5 GW atau rata-rata 3,8 GW per kV, dengan menggunakan Baterai dan atausistem Hibridan Indonesia Barat. Pembangunan 21 Jun 506.43 6.08 tahun. da PLTS-PLTB-PLTD di Pulau Enggano bertransmisi secara umum diarahkan kepada 22 Jun 460.04 5.52 dasarkan kajian ekonomi produktif perikanan tercapainya kesesuaian antara kapasitas Komposisi untuk Rataan1 produksi listrik 366 pada tahun 2024 4.396 tangkap (pertimbangan potensi yang daya ada) pembangkitan di sisi hulu dan permintaan gabungan Indonesia diproyeksikan akan menjadi 1 Sep 558.14 6.70 dapat digambarkan kebutuhan listrikitu dari Enersisi hilir secara efisien. Di samping sebagai 63,7% batubara, 19,2% gas alam (termasuk LNG), di 2 Sep 539.88 6.48 gi Baruuntuk Terbarukan (Tabel 6). mengatasi bottleneck penyaluran 8,9% panas bumi, tenaga air 6,6% serta 1,6% usaha 3 Sep 572.59 6.87 dan perbaikan tegangan pelayanan. minyak dan bahan bakar lainnya (Gambar 5). 6 Sep 565.39 6.78 Konsep pengembangan Energi Baru TerbaRataan2 559 6.708 rukan yang akan dikembangkan untuk mentransmisi 500 kV di Jawa-bali Bauran energi saat ini masih didominasi oleh Pengembangan batubara sebesar 52,8%, disusul oleh gas pada umumnya dimaksudkan untuk 24,2%, tenaga air 6,5%% hidro dan panas bumi mengevakuasi daya dari pembangkitTabel 6. Kebutuhan listrik untuk ekonomi produktif perikanan tangkap. 4,4% serta BBM 11,7%. Komposisi produksi pembangkit baru maupun ekspansi dan menjaga DESA KAHYAPU DESA BANJARSARI N-1, baik statik maupun listrik pada tahun 2024 untuk gabungan Indone- kriteria keandalan Kegiatan Kebutuhan Listrik (kwh) Kegiatan Kebutuhan Listriktransmisi (kwh) sia diproyeksikan akan menjadi 63,7% batubara, dinamik. Sedangkan pengembangan 385
Pabrik Es
Penghancur Es
10 528
Ice Storage Tempat Pelelangan Ikan Total Dibulatkan
Pengukuran GHI Juni 2013
528
Cold Storage
5
Abon Ikan
10
Kerupuk Ikan
15 938
543
1000
600
Pengukuran GHI September 2013
Gambar 7. Peralatan METEON Irradiance meter Gambar 6. Proyeksi komposisi produksi energi listrik per jenis bahan bakar dan pyranometer SP Lite 2 dari Kipp & Zonen dengan jeda sampling 10 detik.
56
M&E, Vol. 13, No. 2, Juni 2015
M&E, Vol.13, No. 4, Desember 2015
9
Topik Utama dukung ekonomi produktif tangkap sebesar 8,4 GW atau 11,9%perikanan dari kapasitas todi Pulau Enggano dapat di atau dua tal, kemudian panas bumidikembangkan sebesar 4,8 GW 6,8%, setelah itu Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) skala kecil tersebar sebanyak 0,9 GW dan terakhir pembangkit lain (surya, angin, biomassa) sebesar 0,1 GW.
lokasi desa KahyapuLNG), dan dipanas desa Ban19,2%yaitu gas di alam (termasuk bumi jarsari 9 dan 10). 8,9%, (Gambar tenaga air 6,6% serta 1,6% BBM dan bahan bakar lainnya (Gambar 6).
Dari total kapasitas tersebut, tambahan pembangkit di Sumatera sebesar 17,7 GW dan di Indonesia Timur adalah sekitar 14,2 GW. Untuk sistem Jawa-Bali, tambahan pembangkit adalah sekitar 38,5 GW atau rata-rata 3,8 GW per tahun.
Pengembangan sistem penyaluran pada periode 2015-2024 berupa pengembangan sistem transmisi dengan tegangan 500 kV dan 150 kV di sistem Jawa-Bali, serta tegangan 500 kV, 275 kV, 150 kV dan 70 kV di sistem Indonesia Timur dan Indonesia Barat. Pembangunan sistem transmisi secara umum diarahkan kepada tercapainya kesesuaian antara kapasitas pembangkitan di sisi hulu dan permintaan daya di sisi hilir secara efisien. Di samping itu sebagai usaha untuk mengatasi bottleneck penyaluran dan perbaikan tegangan pelayanan.
Komposisi produksi listrik pada tahun 2024 untuk gabungan Indonesia diproyeksikan akan menjadi 63,7% batubara, 19,2% gas alam (termasuk LNG), 8,9% panas bumi, tenaga air 6,6% serta 1,6% minyak dan bahan bakar lainnya (Gambar 5).
2.4. Rencana Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk
Bauran energi saat ini masih didominasi oleh Pengembangan transmisi 500 kV di Jawa-bali batubara sebesar 52,8%, disusul oleh gas pada umumnya dimaksudkan untuk 24,2%, tenaga air 6,5%% hidro dan panas bumi mengevakuasi daya dari pembangkit4,4% serta BBM 11,7%. Komposisi produksi pembangkit baru maupun ekspansi dan menjaga keandalan N-1, baik statik maupun Gambar Indone8a. Insolasikriteria GHI 14 Juni 2013 listrik pada tahun 2024 untuk gabungan sia diproyeksikan akan menjadi 63,7% batubara, dinamik. Sedangkan pengembangan transmisi
Gambar 8b. Insolasi GHI 2 September 2013 Diambil nilai potensi “pesimis” untuk desain 4 kWh/m2/hari
Gambar 6. Proyeksi komposisi produksi energi listrik per jenis bahan bakar
M&E, Vol. 13, No. Juni 2015 M&E, Vol.13, No. 4, 2, Desember 2015
579
Topik Utama sebesar 8,4 GW atau 11,9% dari kapasitas total, kemudian panas bumi sebesar 4,8 GW atau 6,8%, setelah itu Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) skala kecil tersebar sebanyak 0,9 GW dan terakhir pembangkit lain (surya, angin, biomassa) sebesar 0,1 GW.
19,2% gas alam (termasuk LNG), panas bumi 8,9%, tenaga air 6,6% serta 1,6% BBM dan bahan bakar lainnya (Gambar 6).
Dari total kapasitas tersebut, tambahan pembangkit di Sumatera sebesar 17,7 GW dan di Indonesia Timur adalah sekitar 14,2 GW. Untuk sistem Jawa-Bali, tambahan pembangkit adalah sekitar 38,5 GW atau rata-rata 3,8 GW per tahun.
Pengembangan sistem penyaluran pada periode 2015-2024 berupa pengembangan sistem transmisi dengan tegangan 500 kV dan 150 kV di sistem Jawa-Bali, serta tegangan 500 kV, 275 kV, 150 kV dan 70 kV di sistem Indonesia Timur dan Indonesia Barat. Pembangunan sistem transmisi secara umum diarahkan kepada tercapainya kesesuaian antara kapasitas pembangkitan di sisi hulu dan permintaan daya di sisi hilir secara efisien. Di samping itu sebagai usaha untuk mengatasi bottleneck penyaluran dan perbaikan tegangan pelayanan.
Komposisi produksi listrik pada tahun 2024 untuk gabungan Indonesia diproyeksikan akan menjadi 63,7% batubara, 19,2% gas alam (termasuk LNG), 8,9% panas bumi, tenaga air 6,6% serta 1,6% minyak dan bahan bakar lainnya (Gambar 5).
2.4. Rencana Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk
Bauran energi saat ini masih didominasi oleh Pengembangan transmisi 500 kV di Jawa-bali batubara sebesar 52,8%, disusul oleh gas pada umumnya dimaksudkan untuk 24,2%, tenaga air 6,5%% hidro dan panas bumi mengevakuasi daya dari pembangkitGambar 9. Konsep PLTS Hibrida di Kahyapu – Enggano kegiatan produktif pembangkit baruuntuk maupun ekspansi dan menjaga 4,4% serta BBM 11,7%. Komposisi produksi listrik pada tahun 2024 untuk gabungan Indone- kriteria keandalan N-1, baik statik maupun sia diproyeksikan akan menjadi 63,7% batubara, dinamik. Sedangkan pengembangan transmisi
Gambar PLTS Hibrida di Banjarsari – Enggano untuk kegiatan produktif Gambar10. 6.Konsep Proyeksi komposisi produksi energi listrik per jenis bahan bakar
58
M&E, Vol. 13, No. 2, Juni 2015
M&E, Vol.13, No. 4, Desember 2015
9
Topik Utama DAFTAR8,4 PUSTAKA sebesar GW atau 11,9% dari kapasitas total, kemudian panas bumi sebesar 4,8 GW atau Agrowindo. 2014. Mesin Listrik dan Teknologi 6,8%, setelah itu Pusat Pembangkit Tenaga Tepat Guna. [Internet]. [diunduh Jan Minihidro (PLTM) skala kecil tersebar 2015 sebanyak pada pembangkit http://www.mesinperta0,912]. GWTersedia dan terakhir lain (surya, nian.com/Mesin Pembuat angin, biomassa) sebesar 0,1Abon GW. Ikan Tuna Mesin Abon.html. Dari total kapasitas tersebut, tambahan pemAgrowindo. 2014. Pusat Mesin danGW Teknologi bangkit di Sumatera sebesar 17,7 dan di Tepat Guna. [Internet]. [diunduh 2015Untuk Jan Indonesia Timur adalah sekitar 14,2 GW. 14]. Tersedia pada http://www.mesinpertasistem Jawa-Bali, tambahan pembangkit adalah nian.com/Mesin_Pemotong sekitar 38,5 GW atau rata-rataKerupuk 3,8 GWLonper tongan_Mesin_Potong_Krupuk.html tahun. Agrowindo.produksi 2015. Pabrik Mesin Makanan dan Komposisi listrik pada tahun 2024 untuk Pertanian. [Internet]. [diunduh 2015 Jan 12]. gabungan Indonesia diproyeksikan akan menjadi Tersedia pada http://www.mesinpertanian. 63,7% batubara, 19,2% gas alam (termasuk LNG), com/Mesin_Spinner_ Peniris_ Minyak_ 8,9% panas bumi, tenaga air 6,6% serta 1,6% Penapis_Minyak.html minyak dan bahan bakar lainnya (Gambar 5). Agrowindo. 2014. Mesindidominasi dan Teknologi Bauran energi saatPusat ini masih oleh Tepat Guna. [Internet]. batubara sebesar 52,8%,[diunduh disusul 2015 oleh Jan gas 14]. Tersedia pada http://www.mesinperta24,2%, tenaga air 6,5%% hidro dan panas bumi nian.com/Mesin_Pemotong Kerupuk Lon4,4% serta BBM 11,7%. Komposisi produksi tongan_Mesin_Potong_Krupuk.html listrik pada tahun 2024 untuk gabungan Indonesia diproyeksikan akan menjadi 63,7% batubara, Agrowindo. 2015. Pabrik Mesin Makanan dan Pertanian. [Internet]. [diunduh 2015 Jan 14]. Tersedia pada http://www.mesinpertanian.com/Mesin Pembuat Kerupuk_ Mesin_ Adonan_Kerupuk_Mesin_Pencetak_Kerupuk.html Alumniaps. 2009. Petunjuk Teknis Pembangunan Pabrik Es. [Internet]. [Diunduh 2015 Jan 14]. Tersedia Pada; Https://Alumniaps.Wordpress.Com/2009/08/27/ Petunjuk-Teknis-Pembangunan-Pabrik-Es.
Badan Pusat Statistik Bengkulu Kabupaten 19,2% gas alam (termasuk LNG), panas bumi Bengkulu Utara. 2014.serta Kabupaten Bengku8,9%, tenaga air 6,6% 1,6% BBM dan lu Utara 2013. bahan bakar Dalam lainnya Angka (Gambar 6). Kabupaten Bengkulu Utara. 2.4. Rencana Pengembangan Transmisi dan DinasGardu Kelautan Induk Dan Perikanan Bengkulu Utara. 2013. Pengembangan Database Kelautan, Pesisir Pulau-Pulau Kecil Pengembangan sistemDan penyaluran pada periode (Kp3k) Kabupaten Utara. sistem 2015-2024 berupa Bengkulu pengembangan transmisi dengan tegangan 500 kV dan 150 kV Maksindo. 2015. Toko [Internet]. [didi sistem Jawa-Bali, sertaMesin. tegangan 500 kV, 275 JankV14]. Tersedia pada http:// kV,unduh 150 kV2015 dan 70 di sistem Indonesia Timur www.tokomesin.com/Mesin_Pembuat_Es_ dan Indonesia Barat. Pembangunan sistem Balok_Ice_Block_Maker.htmlhttp://www.ertransmisi secara umum diarahkan kepada coolcoldstorage.com. tercapainya kesesuaian antara kapasitas pembangkitan di sisi hulu dan permintaan daya Pemerintah Daerah Bengkulu di sisi hilir secara efisien.Kabupaten Di samping itu sebagai Utara. 2014. Kecamatan Enggano Dalam usaha untuk mengatasi bottleneck penyaluran Angka 2013.tegangan Pemerintah Daerah Kabupa dan perbaikan pelayanan. ten Bengkulu Utara Pengembangan transmisi 500 kV di Jawa-bali Pusat Lingkungan Lembaga Penepada Penelitian umumnya dimaksudkan untuk litian Universitasdaya Bengkulu. Laporan mengevakuasi dari 2006. pembangkitAkhir Studi Daya Dukung Pemanfaatan dan pembangkit baru maupun ekspansi dan menjaga Pengembangan Enggano. Pukriteria keandalan Kepulauan N-1, baik statik maupun sat Penelitian Lingkungan Lembaga Penelitian dinamik. Sedangkan pengembangan transmisi Universitas Bengkulu. Wijayamas. 2014. Mesin-Mesin Packaging (Pembungkus), Food Processing (Pembuat Makanan), Freezer (pendingin), Pertanian dan Pengolahan Biomas. Internet]. [diunduh 2015 Jan 16]. Tersedia pada http:// www.indonetwork.co.id/ Wijayamas_Machinery/4855538/ice-maker-cold-room-forstorage-ice-tube-ice-cube-caj-2464z.htm.
Badan Pusat Statistik Bengkulu Povinsi Bengkulu. 2014. Provinsi Bengkulu Dalam Angka 2013. Provinsi Bengkulu.
Gambar 6. Proyeksi komposisi produksi energi listrik per jenis bahan bakar
M&E, Vol. 13, No. Juni 2015 M&E, Vol.13, No. 4, 2, Desember 2015
599