1
PUBLIKA BUDAYA Munir Tokoh Pejuang HAM Tahun 1988-2004 The Biography of Indonesia's Human Rights Figures in 1988-2004 Anis Kusmita Eka Wardani, Drs. Parwata, M.Hum, Mrs. Siti Sumardiati, M.Hum. Jurusan Sejarah Fakultas Sastra Universitas Jember Email:
[email protected], 085655618389 Jln. Belitung 2 No. 9 Jember Abstrak Artikel ini disusun menggunakan data primer dan sekunder berisi tentang uraian mengenai riwayat hidup Munir Said Thalib selaku aktivis HAM di Indonesia. Cakupan pembahasan meliputi latar belakang, perjalanan hidup, respon Munir terhadap pemerintahan Orde Baru, peran Munir dalam kasus pelanggaran HAM, contohnya Marsinah dan kasus Tragedi Mei 1997-1998. Bagi masyarakat Indonesia khususnya para korban tindak kekerasan menganggap Munir ialah sosok atau tokoh pemberani yang tidak kenal lelah dalam perjuangan membela kaum tertindas dan pelanggaran HAM. Ia aktif di berbagai organisasi contohnya KontraS dan Imparsial. Perjuangan dan sikap yang selalu menentang kekerasan dan penindasan terutama pada masa Orde Baru seringkali membuat ia dan organisasinya harus mendapatkan ancaman-ancaman dan juga teror. Di tahun 2004 tepatnya 7 september 2004, ia tidak lagi mendapatkan ancaman melainkan telah dibunuh dengan racun arsenik di pesawat Garuda dalam penerbangan Jakarta-Amsterdam. Kematiannya menimbulkan banyak spekulasi-spekulasi yang dibicarakan oleh kalangan sahabat sesama aktifis, pihak kepolisian ataupun pemerintah dan juga masyarakat luas. Ketidakwajaran kematian Munir mendorong keluarga dan sahabat-sahabat Munir untuk mendesak pemerintah, sehingga pada akhirnya turut membantu dalam pengusutan kasus pembunuhan Munir dengan menetapkan TPF dalam kepress 111 tahun 2004. Kata kunci: Tokoh HAM, Munir, kematian. Abstract This article was prepared using primary and secondary data contains a description of the life history of Munir Said Thalib as human rights activists in Indonesia. The scope of discussion are covered the background, biography, respons’s Munir of the Orde Baru regime, Munir's role in human rights violations, for example Marsinah and case of May Tragedy 1997-1998. For Indonesian people, especially the victims of violence are considered Munir is a brave figure or figures tireless in the fight to defend the oppressed and human rights violations. He was active in various organizations, for the example Imparsial and KontraS. Struggles and his attitude was always against violence and oppression especially during the orde baru regime often make him and his organization should get threats and terror. In 2004, exactly 7 September 2004, he is no longer under threat but had been killed by arsenic poisoning in the Garuda flight from Jakarta to Amsterdam. His death sparked many speculations discussed by the friends of fellow activists, the police or the government and the wider people. Irregularities in the case of Munir's death encourage family and friends to urge the government which in turn helped in the investigation into Munir's murder by setting the TPF in kepress 111 of 2004. Keyword: Human rights figures, Munir, death.
Artikel Ilmiah Mahasiswa 2014
2
PUBLIKA BUDAYA berjalan lancar apabila keadaan politik tidak stabil. Rancangan tersebut berupa kebijakan Pemerintahan Orde Baru yang dipimpin politik, sistem pemerintahan dengan struktur Soeharto, sesaat dalam mata publik berada pada komando pusat, dan melibatkan pihak-pihak era yang penuh harapan. Sebab, tujuan utama keamanan atas nama pembangunan dan rezim ini adalah mengedepankan kepentingan stabilitas nasional. Konsekuensi dari masalah dan keberhasilan ekonomi dalam pemerintahan. politik tersebut mengarah pada pemangkasan Lahirnya Orde Baru mewarisi perekonomian demokrasi yaitu dengan memperlihatkan adanya pemerintah Orde Lama yang berada dalam kecenderungan kekuasaan, kekerasan yang pada kondisi krisis. Kondisi yang paling tampak akhirnya menimbulkan kasus-kasus pelanggaran adalah tingkat inflasi yang sangat tinggi, HAM. Pada hakikatnya hal ini yang justru menjadi mencapai 732% antara tahun 1964-1965, pada awal munculnya gejolak dari golongan-golongan tahun 1965-1966 mengalami penurunan, masih yang menjadi korban pelanggaran HAM yaitu termasuk dalam kondisi parah yaitu 697%. masyarakat sipil. (Arief Budiman, 1991: 48). Penurunan Berbagai tindakan pelanggaran HAM perekonomian yang terjadi membuat Soeharto yang berupa kekerasan hingga menghilangkan mengambil paham pembangunan yang lebih nyawa warga negaranya, baik secara massal berorientasi pada sistem perekonomian modern maupun perseorangan tidak terlihat secara bebas sebagai ideologi perekonomian bagi rezimnya. dan transparan ke permukaan di bumi Indonesia. Pertumbuhan ekonomi dan kebijakan ekonomi Karena selama Orde Baru berkuasa hal-hal yang makro merupakan dua kata kunci yang berbau tuntutan terhadap HAM selalu menguasai wacana pembangunan Orde Baru. dibungkam oleh rezim pemerintahan dengan Pengembangan perekonomian dijadikan berbagai alasan (demi stabilitas politik dan alibi tersendiri untuk menjadikan rezim ini pembangunan). Adapun dua contoh kasus berkuasa selama 32 tahun di Indonesia dengan pelanggaran HAM yang sampai saat ini tidak di bergantung pada sistem negara dalam menjaga selesaikan dengan tuntas; kasus Marsinah dan stabilitas politik dan keamanan, Dwi Fungsi kasus Tragedi Mei 1997-1998. ABRI digunakan untuk menekankan kehidupan Masalah pelanggaran HAM tersebut konstitusional. Strategi pembangunan yang tidak tiba-tiba muncul ke permukaan, melainkan dijalankan oleh Orde Baru bertujuan untuk lahir dari pantauan para aktivis yang memiliki meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara kepedulian dan keprihatinan tinggi akan nasib optimal agar mampu mendorong pertumbuhan sesama anak bangsa, yang ditindas secara ekonomi melalui pertambahan investasi baik sewenang-wenang oleh aparat pemerintah yang disektor swasta maupun pemerintah. berkuasa tanpa melalui proses hukum. Salah Pembangunan dirancang dengan pola satu aktivis yang mengabdikan diri pada top down berupa industrialisasi, membuka perjuangan HAM dan memantau kasus-kasus peluang besar bagi masuknya investor-investor pelanggaran HAM tersebut hingga akhir asing ke Indonesia. Sehingga pemerintah harus hayatnya adalah Munir Said Thalib. Pria mempersiapkan diri untuk menjadi tuan rumah keturunan Arab lulusan Fakultas Hukum yang ramah dan baik hati, agar para investor UNIBRA ini lahir di Malang, Jawa Timur pada merasa nyaman. Stabilitas nasional yang 6 Desember 1965 dan merupakan seorang mencakup stabilitas politik dan keamanan aktivis dan pejuang HAM Indonesia yang merupakan sebuah jaminan dari pemerintah dihormati oleh para aktivis, LSM. kepada para investor, dengan menciptakan Berdasarkan latar belakang di atas, maka suasana bisnis yang baik. dapat diambil beberapa pokok permasalahan Kebijakan pemerintah merupakan yaitu: 1. Bagaimana riwayat hidup Munir Said kebijakan yang berat sebelah, artinya hanya Thalib? 2. Bagaimana respon Munir terhadap berpihak kepada kepentingan-kepentingan politik rezim Orde Baru? 3. Bagaimana peran investor dan pemerintah secara personal atau Munir dalam advokasi kasus pelanggaran HAM institusional, maka dirumuskan juga (Marsinah 1993 dan Tragedi Mei 1997-1998)? perencanaan masalah politik, karena Dalam menulis karya ilmiah, perlu pembangunan ekonomi tidak akan dapat adanya metode untuk memperoleh suatu tulisan Pendahuluan
Artikel Ilmiah Mahasiswa 2014
3
PUBLIKA BUDAYA yang diinginkan. Metode penelitian yang memandang suku ataupun agama yang digunakan terkait erat dengan jenis penulisan diadvokasinya. Selain ibu, sikap dari abahnya yang dilakukan. Penelitian ini adalah kajian yang sederhana dan tidak mengagungkan sejarah sehingga metode yang tepat untuk kemewahan juga sangat berpengaruh dalam digunakan ialah metode sejarah. Menurut Louis pemikiran Munir. Dari kecil ia telah di didik Gottsclak metode sejarah yaitu proses menguji untuk tidak mengagumi kemewahan dan iapun dan menganalisis secara kritis atas peristiwa di menjadi aktivis yang sangat sederhana dan jauh masa lampau (Louis Gottsclak, 1975: 32). dari kata mewah, ia selalu menggunakan motor Metode ini terdiri dari pengumpulan bebeknya untuk berangkat ke kantor ataupun sumber, (heuristik), kritik sumber, penafsiran menghadiri pertemuan-pertemuan dengan rekan sumber (interpretasi), dan penulisan sejarah sesama aktivis. (historiografi). Artikel ini juga termasuk dalam Pengalaman yang ia dapat dari keluarga wilayah sejarah kontemporer, sehingga metode dan lingkungan tidak hanya di masa kecil, saat sejarah lisan juga tidak bisa ditinggalkan. duduk di bangku SMP juga sangat berpengaruh. Penerapan sejarah lisan itu sendiri biasanya Pada masa itu ia sudah berhubungan dengan mencakup masalah pengaturan, persiapan dan hukum, ia menemukan mayat perempuan, di pelaksanaan wawancara. Oleh karena itu, sebuah bangunan kecil, sekitar 3x3 meter. sejarawan masih perlu mencari sendiri informasi Dalam bangunan tersebut terdapat satu kamar pelengkap dengan teknik wawancara yang baik yang dihuni oleh keluarga pemilik penjual agar diperoleh keterangan-keterangan lisan yang bangunan, bangunan tersebut tidak boleh dapat dipertanggungjawabkan (Kuntowijaya, dibongkar sebelum orang itu meninggal, 1981:22). demikian perjanjian dengan si pembeli. Setiap 1. Riwayat Hidup Munir harinya Munir mengantarkan makanan dari Munir adalah pria sederhana yang bersahaja, ia ibunya untuk perempuan tersebut. Ia berdua merupakan anak keenam dari tujuh bersaudara dengan adiknya yang kelas lima SD melihat dari pasangan Said Thalib dan Jamilah. Ia lahir mayat perempuan dengan luka tusuk obeng. dan dibesarkan di Batu Malang, Jawa Timur Sebagai anak kecil, ia terkejut dan lari untuk pada 6 Desember 1965 dan merupakan siswa memberitahu warga sekitar. Semua warga dari Sekolah Dasar Muhammadyah tahun 1976- datang, kemudian mengubur mayat orang tua 1981, SMPN 1 Batu tahun 1981-1983, SMAN 1 tersebut. Setelah selesai pemakaman, ia pergi ke Batu tahun 1983-1985. Munir merupakan anak pasar dan menceritakan kejadian yang dari keluarga pedagang bukan aktivis, sejak dialaminya ke kakak nomor dua yang pada kecil Ayah Munir yang biasa dipanggil abah waktu itu kelas satu SMA, kakak Munirpun olehnya telah meninggal dunia sejak ia duduk di marah: “Kenapa kau nggak lapor polisi? kau kelas 5. Ia melihat dan belajar pada ibunya biarkan pembunuhan itu terjadi?”( Meicky bagaimana berjuang memimpin dan menghidupi Shoreamanis Panggabean, 2008:43) Saat itu 7 anak dengan berdagang. Setiap hari ia Munir ketakutan karena ia masih duduk di membantu berjualan di pasar, ia belajar bangku kelas 1 SMP, tetapi setelah mendengar bagaimana cara untuk berinteraksi, berhubungan kakaknya marah, ia berangkat ke kantor polisi ataupun menghargai orang lain. Ibunya seorang dengan adiknya untuk melapor kasus perempuan Arab tradisional yang hidup di pembunuhan tersebut. Kemudian kasus tersebut sektor domestik, yang banyak menghabiskan diusut pihak kepolisian dan keesokan hari waktu untuk anak. Dengan tingkat pendidikan pembunuhnya tertangkap. yang terbatas, ibu Munir mempunyai Sikapnya yang berani, membuat ia tidak interpretasi terhadap semua hal yang terjadi di dapat membiarkan ada peristiwa pembunuhan luar rumah. Misalnya, kejengkelan dia atas dan menyetujui orang mengambil keputusan penyerangan terhadap etnis cina di Jawa, untuk mengubur. Pengalaman tersebut termasuk di Malang pada tahun 1977 dsb. memberikan pelajaran bahwa ia sudah kritis dan Pemikiran ibunya yang sederhana dan tegas dalam membuat pilihan yaitu pilihan interpretasinya tentang etnisitas sangat memperjuangkan kebenaran. Walau kritis dan mempengaruhi pemikiran-pemikiran Munir tegas, pada masa SMP juga ia merupakan siswa sehingga ia ketika mengadvokasi tidak pernah yang prestasinya tidak begitu menonjol, ia Artikel Ilmiah Mahasiswa 2014
4
PUBLIKA BUDAYA mendapatkan ranking 180 dari 200 siswa dan yang harus diperjuangkan yang diyakini, karena nilai bahasa inggrisnya 6 dibawah rata-rata. Ia seringnya ia berdikusi, debat dengan temannya memiliki kelebihan yaitu pintar berdiskusi dan yang seorang aktivis. aktif, tidak tahan untuk duduk diam belajar Perkembangan sistem politik di melainkan lebih suka bergerak dan bertindak. Indonesia jelas memperlihatkan adanya Ketertarikan Munir di bidang Humanitarianism kecenderungan pergantian kekuasaan dengan ini juga sudah terlihat dari ia masih remaja kekerasan yang pada akhirnya muncul yaitu terbukti setelah ia menyelesaikan sekolah rezim otoritarian. Hal ini cukup jelas dilakukan lanjutan atas, ia melanjutkan pendidikannya ke oleh mereka yang berlatar militer atau elit Fakultas Hukum UNIBRA, ia termasuk politik militer untuk duduk di kursi kekuasaan, mahasiswa yang aktif dan kritis, semangatnya kekuasaan rezim ini disebut “Orde Baru”. kuat untuk ikut beberapa gerakan mahasiswa Selama kepemimpinan Orde Baru, Soeharto yang ada dikampusnya dengan bergabung dan memperkenalkan “ideologi pembangunan” memimpin beberapa organisasi mahasiswa, yang bergantung pada sistem negara dalam diantaranya sebagai Ketua Senat mahasiswa menjaga stabilitas politik dan keamanan. Fakultas Hukum UNIBRA, Anggota Forum Strategi pembangunan yang dijalankan Studi Mahasiswa untuk Pengembangan Berpikir oleh Orde Baru bertujuan untuk meningkatkan UNIBRA, Sekertaris Dewan Perwakilan pertumbuhan ekonomi secara optimal, tetapi Mahasiswa Hukum UNIBRA, anggota ternyata keberhasilan pembangunan tersebut Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Sekretaris tidak merata dan jauh dari kata berhasil. Al Irsyad cabang Malang, dan Koordinator Kekuasaan di hegemoni oleh golonganwilayah IV Asosiasi Mahasiswa Hukum golongan tertentu, cara-cara mengelola negara Indonesia. yang tidak sehat ditandai dengan korupsi, Dengan latar belakang pendidikan di kolusi, dan nepotisme (KKN), kekerasan serta bidang Hukum dan pengalaman-pengalaman banyaknya pelanggaran HAM. Hal ini berorganisasi menuntun ia untuk membela kaum menunjukkan adanya nilai-nilai kekuasaan yang yang tertindas dengan menjadi tenaga relawan telah memaksakan sebuah rezim secara dan penasehat hukum di LBH di Surabaya sistematis (militarisme). ataupun Malang. Kejahatan Orde Baru bukan hanya 2. Respon Munir Terhadap Pemerintah Orde serangkaian kekerasan, pembunuhan, dan Baru (Otoriter) penghilangan nyawa yang sewenang-wenang Munir merupakan mahasiswa yang cerdas, aktif karena pandangan politik yang dimiliki. dan juga kritis, pada tahun 1987 ia dipercaya Penggunaan sistem hukum untuk menjaga menjadi Ketua Senat Mahasiswa Fakultas stabilitas pemerintahan rezim, penciptaan Hukum dalam Periode 1978-1988 yang strategi kebudayaan Orde Baru, seperti merupakan masa penerapan NKK-BKK. Ia juga penggunaan asas tunggal Pancasila, mendapatkan penghargaan Pin Emas sebagai penghancuran mekanisme hukum adat dengan Lulusan UNIBRA yang sukses. pengaturan mengenai pemerintahan desa, juga Ia merupakan aktivis HMI dengan merupakan bagian tidak terpisahkan dari praktik mainstream pro-Soeharto (Konservatif), Ia kejahatan negara di masa lalu. Persoalan ini militan (pro-militer) dan mengagumi Soeharto sudah menjadi semacam sistem yang dianggap dalam arti kemapanan, bukan Soeharto sebagai absah oleh mekanisme hukum dan politik, pribadi. Ia tidak tahu bagaimana sistem politik akibat pilihan-pilihan strategi pembangunan, Soeharto, tidak mengerti apapun tentang politik, disini Militer sebagai agen pembangunan dan yang ia tahu hanya Soeharto adalah pemimpin stabilitas memiliki dasar bertindak. Praktik negara yang harus dipatuhi. Pada tahun 1980an penghilangan orang pada penghujung kekuasaan ia pernah bersenjata membawa celurit ke Soeharto menyadarkan kita betapa pengendalian kampus untuk berantem dengan anak-anak peran politik rakyat adalah kemutlakan gerakan (aktivis), ia melawan anak-anak yang kekuasaan sehingga segala kritikan yang ada anti-Soeharto dan di akhir semester 5 pada telah mengantarkan ratusan orang masuk tahun 1988-1989 ia mulai tertarik akan HAM penjara, dianiaya, dan bahkan terbunuh secara sebagai isu politik dan HAM sebagai instrument misterius, institusi dan peran dalam Artikel Ilmiah Mahasiswa 2014
5
PUBLIKA BUDAYA kelembagaan militer mencerminkan bagaimana Pada awal 1990an, gerakan perburuhan terus militer merupakan alat efektif bagi pengendalian tumbuh dan banyak lembaga baru yang giat dan penguasaan. dalam bidang ini. Salah satunya ialah Yayasan Kejadian-kejadian tersebut memberikan Arek yang dikelola oleh aktivis-aktivis pengaruh pada pemikiran serta sikap Munir mahasiswa idealis, Arief W. Jati merupakan sehingga mendorong ia bersama rekan-rekannya aktivis sekaligus pemikir dari yayasan yang merespon dengan bentuk perjuangan melawan aktif di bidang perburuhan. Dia mengajak Munir ketidakadilan HAM dengan melakukan untuk membongkar kasus pembunuhan advokasi dan investigasi pada kasus-kasus Marsinah karena dinilai kematian Marsinah HAM. Ia mewujudkan keseriusannya dalam tidak wajar. Pada saat itu Munir merupakan bidang hukum dengan cara melakukan aktivis buruh yang giat mengkampanyekan pembelaan-pembelaan terhadap sejumlah kasus, perubahan kebijakan buruh dalam 3 hal, yaitu terutama pembelaannya terhadap kaum tertindas kebebasan berserikat, perbaikan upah, dan (Marsinah 1993 dan Tragedi Mei 1997-1998). Ia penarikan militer dalam konflik perburuhan. terus menyuarakan kebenaran dan keadilan agar Satu bulan setelah mayat Marsinah ditemukan, tidak ada lagi pelanggaran-pelanggaran HAM Arif W. Jati menghubungi Munir beserta aktivis terjadi di Indonesia dan bagi masyarakat luas di dari Bandung, Yogyakarta, dan kota-kota Jawa Timur Munir lebih dikenal sebagai lainnya untuk bertemu dan nyekar di makam pejuang buruh, hal itu ia lakukan sejak masih Marsinah. Setelah pemberitaan tentang kasus mahasiswa (bergabung sebagai relawan di LBH pembunuhan Marsinah tidak pernah berhenti di Surabaya). (Willy Pramudya, 2004: 6) surat kabar lokal, diadakannya rapat di kantor Banyaknya korban kekerasan dan Yayasan Arek, saat itu Munir menyanggupi pelanggaran terhadap hak asasi manusia yang akan melakukan investigasi atas pembunuhan dilakukan aparat militer di rezim Orde Baru Marsinah. (Jaleswari Pramodhawardani dan membuatnya terjun ke masyarakat dan Andi Widjajanto ed. 2004: 169). mendedikasikan hidupnya untuk bergabung ke Bentuk investigasi awal yang dilakukan lembaga-lembaga hukum. Munir adalah dengan datang ke YLBHI dan Dengan semangat dan keberanian yang berbicara kepada Hendardi dan Mulyana W. ia miliki mendorong ia bergabung dengan Kusumah untuk memfasilitasi dan membentuk berbagai organisasi, ia menjadi tenaga relawan tim investigasi. Tim ini mencoba memahami di LBH Surabaya, dua tahun kemudian ia teori pembunuhan Marsinah dalam konteks terpilih menjadi ketua LBH Pos Malang yang perburuhan Nasional, dengan hasil bahwa menjadi wahana penting bagi Munir untuk terus kematian Marsinah mengarah ke peristiwa di mengasah kepedulian dan keberpihakkannya kantor KODIM dan konsekuensi dari kekerasan dalam melawan kesewenangan-wenangan dan politik perburuhan. ketidakadilan, disini kompetensi, kepekaan Berita kematian Marsinah terus mendapat emosionalitas, dan keberpihakkannya terbentuk perhatian masyarakat pers dan juga LSM, demi bekerja untuk bersama orang yang sekitar 27 LSM dari Jakarta, Surabaya, dizalimi kekuasaan. Tahun 1995 Munir menjadi Yogyakarta, Salatiga, Semarang dan Bandung Direktur LBH Semarang selama 3 bulan, membentuk Komisi Aksi Solidaritas Untuk kemudian pindah ke Jakarta bekerja di YLBHI Marsinah (KASUM) dengan koordinator dari tahun 1996-2001 dan pada tahun 1996 ia lapangan Arief W. Jati dari Yayasan Arek. mendirikan Koordinator KIPP HAM, KIPP Berbagai investigasi terus dilakukan Munir dan HAM adalah jaringan dari berbagai LSM dan anggota Komisi Aksi Solidaritas Untuk organisasi massa yang bertujuan untuk Marsinah (KASUM), salah satunya adalah memonitor dan advokasi kasus-kasus kekerasan dengan aksi kampanye. Aksi kampanye berupa yang dilakukan oleh negara, pada Maret 1998 dengar pendapat dengan fraksi ABRI, DPR RI KIPP HAM dirubah menjadi KontraS. yang mengatasnamakan solidaritas buruh antara 3. Peran Munir Dalam Advokasi Kasus lain mengharapkan ABRI tidak ikut campur dan Pelanggaran HAM menghentikan kampanye ini. 1. Advokasi Kasus Marsinah 1993 Kematian Marsinah bukanlah kasus kriminal biasa, dia ditemukan sudah tidak Artikel Ilmiah Mahasiswa 2014
6
PUBLIKA BUDAYA bernyawa pada 9 Mei 1993 dan tergeletak dalam Intel. Kerja dari tim diawali dengan posisi terlentang, hampir sekujur tubuhnya penangkapan pemilik dan staf PT. Citra Putra penuh dengan luka memar bekas pukulan benda Surya (CPS) secara diam-diam di kediamannya keras, kedua pergelangan tangannya lecet, di jalan Puspita Surabaya, Yudi Astono ditangkap duga akibat diseret dalam tangan terikat. Tulang dikediamannya di kompleks perumahan Delta panggulnya hancur karena pukulan benda keras Sari Indah, sedangkan tujuh karyawan lainnya berkali-kali, di sela-sela pahanya ada bercak- ditangkap di pabrik. Penangkapan dan bercak darah. Ia ditemukan setelah beberapa penahanan yang secara mendadak dan tidak ada hari sebelumnya tanggal 3-4 Mei 1993 pemberitahuan kepada keluarga, 18 hari melakukan unjuk rasa menuntut kenaikan upah kemudian diketahui bahwa staf dan pemilik PT. Rp.1.700 menjadi Rp. 2.250 di PT. Citra Putra Citra Putra Surya (CPS) sudah ditahan dengan Surya (CPS). Ia merupakan salah satu tuduhan pembunuhan Marsinah. penggerak unjuk rasa, ia mencegah temanMengetahui hal tersebut Komisi Aksi temanya bekerja dan mengajukan 12 tuntutan Solidaritas Untuk Marsinah (KASUM) mengenai kenaikan gaji dan tunjangan, pada melakukan investigasi akan kejanggalan yang hari yang sama pihak Koramil setempat turun dilakukan pihak KODIM terhadap tersangka tangan mencegah aksi buruh. Pasca pemogokan, yang ditahan dalam kasus pembunuhan beberapa buruh yang dianggap sebagai Marsinah, mereka meragukan bahwa para penggerak atau provokator diamankan pihak tahanan yang terdiri dari pemilik perusahaan keamanan setempat untuk mencari tahu siapa dan staf-stafnya merupakan pelakunya. Tim sebenarnya yang berperan aktif dalam gerakan investigasi telah sepakat untuk membantu tersebut. Ada 10 nama buruh yang diberikan Advokat Trimulja D. Soerjadi membela para pihak perusahaan kepada Mupika Porong, tahanan. Data hasil investigasi telah diberikan kesepuluh buruh itu berjenis kelamin laki-laki. untuk dijadikan bahan pembelaan para Diantara sepuluh buruh tersebut adalah Yudi tersangka palsu tersebut. Pada persidangan Prakoso, yang menjadi bekal petugas Koramil terdakwa Suprapto dan Suwono, tim advokasi setempat untuk menjaring buruh-buruh lain menghadirkan Mutiari sebagai saksi agar dapat yang terlibat. Keesokan harinya, pada tanggal 5 meringankan terdakwa dalam persidangan. Mei 1993, 13 buruh yang mendapat surat Mutiari menyangkal bahwa pada 5 Mei 1993 panggilan ke KODIM, dipaksa untuk ada rapat yang membahas rencana dan menandatangani surat pengunduran diri dengan pembagian tugas untuk membunuh Marsinah, alasan tidak dibutuhkan lagi diperusahaan. sedangkan pada 7 Mei 1993 memang ada rapat, Setelah mendengar 13 kawannya akan tetapi tidak membicarakan rencana mendapat PHK, Marsinah tidak diam saja ia pembunuhan Marsinah seperti yang didakwakan mendatangi KODIM pada malam hari untuk Jaksa. Tidak hanya Mutiari, Riyanto, Astuti mempertanyakan teman-temannya. Setelah itu Ningsih, Lilik Indarsih (Karyawan PT. CPS keberadaan Marsinah tidak diketahui lagi, Porong), mereka bersaksi bahwa tidak ada rapat hingga ditemukan pada 9 Mei 1993 di sebuah yang terjadi di ruang kerja Yudi Astono pada 5 gubuk dekat hutan Wilangan Nganjuk dalam Mei 1993. Adapun kesaksian Susianawati dan keadaan tidak bernyawa lagi. Adapun spekulasi- Lasmini, pembantu rumah tangga Yudi Susanto, spekulasi yang diungkapkan Arief W. Jati dan mereka berdua mengakui bahwa Bambang aktivis-aktivis lainnya tentang kematian Wuryantoro, Widayat, dan AS Prayogi Marsinah yang dianggap mengancam merupakan orang yang menggotong seorang kepentingan pihak tertentu, sehingga dibunuh wanita ke dalam kamar pembantu di rumah untuk mengamankan kepentingan tersebut. majikannya tersebut. Pada tanggal 30 September 1993 Saksi yang memberatkan ketiga dibentuk Tim Terpadu Bakorstanasda Jatim, terdakwa tersebut selanjutnya adalah Kapten tugas tim ini untuk melakukan penyelidikan dan Kusaeri yang mengaku ikut mobil yang penyidikan kasus pembunuhan Marsinah dikemudikan Widayat pada 5 Mei 1993 sekitar dengan penanggung jawa Kapolda Jatim, Satgas pukul 21.00 WIB. Menurut kesaksianya, di Kadit Reserse Polda Jatim yang beranggotakan dalam mobil itu selain ada Widayat juga ada penyidik-penyidik Polda Jatim serta Komandan Bambang, Prayogi dan Suwono. Kesaksian Artikel Ilmiah Mahasiswa 2014
7
PUBLIKA BUDAYA ketiga saksi berbeda dengan yang dipaparkan dipaksa mengaku membunuh Marsinah dapat oleh para terdakwa (ditambah 6 terdakwa bebas. Setelah mereka bebas tim pencari fakta lainnya), akan tetapi Jaksa tidak melakukan penyelidikan, setidaknya ada 27 mempertimbangkannya, akhirnya ketiga orang yang bertanggung jawab terhadap proses terdakwa tetap divonis 12 tahun penjara. skenario setelah Marsinah meninggal. Tim advokasi terus melakukan upaya, Selama kasus ini berlangsung Munir Munir bersama rekan-rekannya masih tetap pernah diancam dijadikan sosis panggang oleh memperjuangkan dengan terus melakukan pihak KODIM, tetapi ia dan teman-temanya investigasi. Selama investigasi berlangsung dalam KASUM tetap melakukan advokasi dan terdapat adanya kejanggalan yang dikemukakan investigasi kasus pembunuhan Marsinah. Ia juga oleh dr. Mun’im Idries selaku pakar forensik berusaha menghentikan intervensi militer dalam dari Instalasi Kedokteran Kehakiman (IKK) penyelesaian perselisihan buruh. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. dr. 2. Advokasi Tragedi Mei 1997-1998 Mun’im menyimpulkan bahwa kekerasan Detik-detik jatuhnya rezim Soeharto antara terhadap Marsinah adalah akibat luka tembak. 1997-1998, banyak demonstrasi besar-besaran Terdapat kejanggalan dalam pembuatan visum terjadi di Indonesia. Berawal dari et repertum (VR) yang dibuat oleh pihak RSUD berlangsungnya pemilu yang dimenangkan oleh Nganjuk karena terlalu sederhana hanya 1 partai Golkar dengan memenangi lebih dari 70 halaman saja, visum et repertum (VR) yang % kursi DPR RI pada 28 Mei 1997 dan pada 1– dibuat dr.Yekti Wibowo dari RSUD Nganjuk 11 Maret 1998 berlangsung sidang umum MPR tidak memenuhi standar pemeriksaan jenazah RI dan hasilnya kembali mengukuhkan Soeharto korban pembunuhan. Visum yang baik harus sebagai presiden RI dan didampingi oleh BJ mencantumkan identitas korban, prakiraan saat Habibie sebagai wakil presiden. Hal tersebut kematian serta sebab dan cara kematian, terkait mendorong banyak aktivis, pemuda dan ketidaksesuaian visum et repertum (VR) dengan seniman di berbagai daerah melakukan unjuk barang bukti. Barang bukti balok yang diduga rasa, unjuk rasa tersebut merupakan rangkaian digunakan untuk menyodok alat kelamin kerusuhan yang terjadi di bulan Mei 1997-1998. Marsinah, menurut dr. Mun’im tidak sesuai Dalam rangkaian kerusuhan tersebut ada dengan luka pada korban. kasus penculikan dan penghilangan paksa Balok yang ditunjukkan dipersidangan terhadap 24 orang penduduk sipil, yang terdiri tersebut terlalu besar karena ketika memeriksa dari; Pius Lustrilanang, Desmon J Mahesa, mayat Marsinah, genitalnya hanya ada satu luka Haryanto Taslam, Mugiyanto, Aan Rusdianto, saja dan dibagian dalamnya luka hanya 3 cm. Faisol Reza, Andi Arief, Rahardja W Jati, Nezar Satu luka yang terdapat pada alat kelamin Patria, Suyat, Yani Afri, Sonny, M. Yusuf, Marsinah juga tidak sesuai dengan jumlah Noval Alkatiri, Dedy Hamdun, Ismail, Bimo pelaku yang melakukannya, dalam persidangan Petrus, Abdun Naser, Hendra Hambali, Ucok menyebutkan ada tiga pelaku yang Siahaan, Yadin Muhidin dan Wiji Thukul. Dari melakukannya dalam waktu yang berbeda. Jika 24 korban penculikan ada 9 korban yang telah pelakunya berjumlah tiga orang, dan lukanya di lepaskan, antara lain: Andi Arief, Faisol hanya satu, bisa saja menjadi mungkin apabila Reza, Haryanto Taslam, Desmon J Mahesa, alat yang dipakai menusuk tidak dicabut. Mugiyanto, Aan Rusdianto, Nezar Patria, Pius Pakaian yang dikenakan Marsinah ketika Lustrilanang dan Rahardja W Jati. ditemukan telah dibakar oleh petugas RSUD Pada masa kerusuhan tersebut Munir Nganjuk sebelum diperiksa laboratorium menjabat sebagai ketua Dewan KontraS, ia forensik, padahal identifikasi korban melakukan investigasi dan pemantauan orangpembunuhan harus lengkap, termasuk aksesoris orang hilang yang diculik. Pada tanggal 30 juni yang dikenakan. 1998 KontraS menggelar siaran pers, dalam Dengan adanya beberapa bukti dan siaran persnya Munir mendesak agar kasus kejanggalan yang diungkapkan dr. Mu’nim dan penculikan ini dibuka di meja persidangan. kesaksian-kesaksian para terdakwa yang disiksa, Desakan tersebut ditanggapi oleh Jendral TNI tim advokasi terus melakukan upaya Wiranto membentuk Dewan Kehormatan persidangan sehingga para terdakwa yang Perwira (DKP) pada 3 Agustus 1998. Tim ini Artikel Ilmiah Mahasiswa 2014
8
PUBLIKA BUDAYA diketuai oleh Jenderal TNI Subagyo HS selaku orang anggota Kopassus yang tergabung dalam KSAD, kemudian wakil ketua terdiri dari Letjen Tim Mawar. Para terdakwa hanya dituntut TNI Fachrul Razi dan Letjen TNI Yusuf dengan kejahatan perampasan kemerdekaan Kartanegara (Irjen Dephankam). Kemudian secara bersama-sama. Tanpa sepengetahuan anggota terdiri dari Letjen TNI Soesilo keluarga korban, keputusan Mahkamah Militer Bambang Yudhoyono (Kassospol ABRI), pada tingkat banding menghilangkan sanksi Letjen TNI Agum Gumelar (Gubernur hukum berupa pemecatan dari dinas kemiliteran Lemhanas), Letjen TNI Djamiri Chaniago kepada tujuh orang anggota tim mawar lainnya. (Pangkostrad) dan Laksdya TNI Achmad Sementara itu, 4 terpidana lainnya mendapatkan Sutjipto (Danjen Akabri). Hasil sidang DKP promosi kenaikan jenjang karir dalam dinas memberhentikan Letjen TNI Prabowo Subianto kemiliteran. Terlepas dari hasil sidang Munir dari dinas aktif militer dan memberhentikan tetaplah pejuang HAM yang telah mampu Mayjen TNI Muchdi Purwopranjono dari menggoyahkan institusi tentara yang begitu jabatannya sebagai Danjen Kopassus, Kolonel kokoh pada era Orde Baru, ia telah Chaerawan semua dibebaskan dari tugas dan membebaskan sejumlah orang yang sempat jabatan struktural di ABRI. diculik dan direnggut hak-haknya oleh negara Penyelidikan DKP dilakukan secara dengan penegakkan yang ia lakukan, tertutup, dan sampai dengan saat ini dokumen- pengabdiannya terhadap kasus Humaniter dokumen DKP tidak dapat diakses pihak sangatlah patut dicontoh untuk menuju manapun, termasuk korban dan keluarga korban Indonesia yang lebih baik. sebagai pihak yang dirugikan dalam kasus ini. Keseriusannya dalam bidang hukum ini Dalam rangka menindaklanjuti salah satu mendorong ia untuk mengembangkan keputusan Menhankam/Panglima ABRI pengetahuannya tentang dunia HAM secara Jenderal TNI Wiranto, dilakukan penyelidikan lebih ketat karena masih banyak tugas yang oleh Puspom ABRI, selanjutnya diketahui ada harus diselesaikan pria berdarah arab ini untuk 11 anggota Tim Mawar yang dibentuk oleh penegakkan HAM di Indonesia, sambil berjuang Kopassus Mayor Bambang Kristiono terlibat ia pun memutuskan kuliah S-2 dengan dalam kasus penculikan. Sebagian dari mereka memperdalam ilmu hukum di bidang HAM dipecat dan dihukum penjara 12 hingga 22 internasional dan implikasi-implikasi konflik bulan, sedangkan Mayor Bambang Kristono bersenjata terhadap konsolidasi demokrasi dan dihukum 22 bulan dan dipecat dari ABRI oleh kebebasan individual di Universitas Utrecht. Mahkamah Militer. Ia berangkat pada 6 September 2004 Usaha Munir tidak sampai disitu, pada malam, diantar oleh istri tercinta Suciwati serta tanggal 4 februari 1999 ia bersama keluarga rekan-rekan IMPARSIAL dan KontraS, ia dan korban menggelar siaran pers untuk merespon Suciwati sempat makan minum di Dunkin pengadilan militer terhadap kasus penculikan Donut’s selama menunggu keberangkatan dan dan penghilangan paksa, proses peradilan akhirnya mereka berpisah ketika harus segera terhadap 11 anggota Kopasssus itu semakin boarding. Pada hari Selasa pukul 00.40 waktu kabur serta tidak mungkin bisa mengungkapkan setempat, pesawat transit di Singapura selama kebenaran yang sesungguhnya, oleh sebab itu satu jam sepuluh menit, kemudian melanjutkan perlu dilanjutkan dan ke 11 terdakwanya perjalanannya ke Amsterdam pada pukul 01.50 dibebaskan saja karena mereka sesungguhnya waktu setempat dan dijadwalkan tiba di hanya melaksanakan perintah atasan, bukan Amsterdam 7 September 2004, pukul 08.10 pengambil keputusan. Oleh karena itu yang waktu Amsterdam. Dalam perjalanan dari patut dihadapkan kemuka sidang Mahmil Singapura menuju Amsterdam Munir duduk di tersebut adalah Letjen Prabowo Subianto kelas ekonomi kursi 40G dan sekitar 40 menit beserta kedua anak buahnya yakni Mayjen setelah take off Munir terlihat menuju toilet, Muchdi PR dan Kol. Chairawan sebagai pihak sekitar dua jam kemudian ia mendatangi yang paling bertanggung jawab atas operasi pramugara Bondan Hernawa dan penculikan para aktivis tersebut. menyampaikan bahwa ia sakit dan ingin Satu tahun kemudian, 6 April 1999 dipertemukan dengan dr. Tarmizi yang duduk di digelar Mahkamah Militer, dengan terdakwa 11 kelas bisnis sambil menyerahkan kartu nama Artikel Ilmiah Mahasiswa 2014
9
PUBLIKA BUDAYA dokter itu. Setelah bertemu dengan dr. Tarmizi, diduga melakukan pelanggaran HAM dibawa Munir menyampaikan bahwa ia telah muntah kehadapan hukum dalam peradilan yang dan buang air besar sebanyak 6 kali, kemudian memenuhi standar keadilan internasional. ia mendapat penanganan oleh dr. Tarmizi dan Kesimpulan ditempatkan di kursi nomor 4 kelas bisnis agar Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya maka dekat dengan dokter. Sepanjang perjalanan dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut, Munir terus mengalami muntah dan buang air Munir selaku aktivis HAM di Indonesia besar berkali-kali sekalipun sebelumnya telah menanggapi kejahatan dan kekerasan yang diberikan obat diare dan susu serta air garam. dilakukan pemerintahan Orde Baru dengan cara Dr. Tarmizi kemudian memberikan menyuarakan nasib kaum buruh, aktivis, suntikan dan Munir kembali tenang. Hal ini mahasiswa dan pemuda, serta masyarakat yang tidak berlangsung lama ia masih sering ke toilet mengalami penindasan serta pelanggaran HAM. sehingga meminta tidur di lantai dekat wc agar Di Indonesia, sistem politik otoritarian dan dekat dan bisa cepat kalau mau muntah. Pukul militeristik pada masa Orde Baru mendorong 06.00 Pramugari mencoba membangunkan pelanggaran HAM terjadi, berbagai kasus Munir untuk menanyakan kondisinya, tetapi pelanggaran HAM tidak di koreksi dengan tidak ada respon, sehingga pramugari alasan demi menjaga stabilitas politik dan memberitahu dr. Tarmizi untuk memastikan keamanan. keadaan Munir, dan akhirnya dipastikan telah Serangkaian kekerasan, pembunuhan, meninggal dunia pada usia 38 tahun. Setelah penculikan mendorong Munir melakukan dinyatakan meninggal pada 7 September 2004, pemantauan dan advokasi. Ia mengadvokasi dua jam sebelum pesawat mendarat di Bandara kasus pelanggaran HAM yang tergolong berat, Schipol, Amsterdam, beberapa stasiun televisi seperti Marsinah dan Tragedi Mei 1997-1998 menayangkan berita duka tersebut. Hal ini yang sampai saat ini belum ditangkap pelakunya membuat banyak masyarakat Indonesia kaget atau disebut juga Dark Case (kasus gelap). Ia dan tidak menyangka terutama untuk keluarga, berusaha mengungkap dalang atau pelaku kerabat dan sahabat-sahabatnya. kejahatan pelanggaran HAM yang diduga ada Dua bulan kemudian, tepatnya pada 10 keterkaitan dengan pihak militer. Kedua kasus November, harian sore Belanda NRC yang ditangani Munir ini seharusnya diikuti Handelsblad adalah media pertama yang penataan kembali sistem politik khususnya memberitakan adanya temuan racun arsenik di meletakkan posisi militer dalam kontrol tubuh Munir. Esoknya harian pagi Trouw dan kekuatan politik sipil yaitu dengan membatasi De Volkskrant mengembangkan berita yang peran militer dan membangun kepatuhan sama. Istri Munir, Suciwati mendapat kabar itu terhadap sistem politik yang menempatkan justru dari rekan-rekan Munir di Belanda. militer semata-mata dibawah supremasi sipil. Setelah mengetahui bahwa adanya sebab tak Peran Munir dalam kasus Marsinah dan wajar dalam kematian Munir, Suciwati meminta Tragedi Mei 1998 selain untuk mengadvokasi pemerintah khususnya pihak kepolisian dan melakukan investigasi, ia juga berusaha menjelaskan lebih lengkap hasil otopsi tersebut. menghentikan intervensi militer dalam kasus Suciwati juga menuntut agar ketidakwajaran ini pelanggaran HAM. Dalam masa perjuangannya diusut sampai tuntas. tersebut ia menjadi korban penindasan HAM, ia Pembunuhan Munir merupakan meninggal dibunuh diatas pesawat Garuda. peringatan bagi para pembela HAM di Kematian Munir sangat disayangkan Indonesia bahwa pekerjaan mereka membuat karena ia merupakan salah satu dari banyaknya mereka rawan ancaman dan impunitas orang yang masih peduli dan mau membantu berlangsung bagi mereka yang kaum tertindas. Munir menghidupkan harapan bertanggungjawab atas pelanggaran HAM di banyak orang tentang keadilan serta menjadi masa lalu, termasuk penyiksaan, pembunuhan di seorang yang memberikan pencerahan untuk luar hukum, dan penghilangan paksa atas para orang-orang yang buta hukum menjadi sadar pembela HAM. Pemerintah Indonesia memiliki dan mau berjuang menegakkan hak-haknya dan kewajiban berdasarkan hukum internasional dan membuka mata masyarakat tentang perlunya nasional untuk menjamin semua orang yang penghargaan terhadap nila-nilai kemanusiaan. Artikel Ilmiah Mahasiswa 2014
10
PUBLIKA BUDAYA Asas imparsial atau ketidak berpihakan Munir, Sivfian Hendra Legowo, “Dinamika Politik mampu membawanya sebagai orang yang pada Rezim Orde Baru (ORBA) di Indonesia satu sisi memperjuangkan kalangan yang Tahun 1990-1996”, Jember: Skripsi terlanggar hak asasinya oleh pihak militer, Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Sastra namun pada saat bersamaan juga mau Universitas Jember, 2013. mendampingi anggota keluarga militer yang membutuhkan bantuan hukum. Konsistensi dan Tim Kontras, Bunuh Munir! Sebuah Buku keberaniannya dapat menginspirasi banyak Putih. Jakarta: KontraS, 2006. orang untuk berani menghadapi segala kejahatan terhadap kemanusiaan dan keadilan. Tim Imparsial, Tembok Tebal Pengusutan Ia mewariskan kepada bangsa Indonesia sesuatu Pembunuhan Munir, Jakarta: Imparsial, yang berharga yaitu keberanian dan karakter 2006. manusiawi untuk memperjuangkan hal-hal yang baik. Willy Pramudya ed, Cak Munir Engkau Tak Pernah Pergi. Jakarta, gagas media, Daftar Pustaka 2004. Jaleswari Pramodhawardani dan Andi Widjajanto (ed.), Munir: Sebuah Kitab Sumber Surat Kabar dan Internet Melawan Lupa. Bandung: Mizan, 2004. Ahmadi, “Teka-teki arsenik di tubuh Munir”, dalam Pilars, No.46, 22-28 November Kuntowijoyo. Pengantar Ilmu Sejarah. 2004. Yogyakarta: Yayasan Benteng Budaya, 1995. Amnesty Internasional, “Surat Terbuka Kepada Jaksa Agung Indonesia pada Peringatan Kumpulan naskah tulisan Munir, Membangun 7 tahun Pembunuhan Munir”, Bangsa dan Menolak Militerisme, Jejak Jakarta, 6 september 2011. Pemikiran Munir 1965-2004. Jakarta Pusat: Kasum, 2006 Keppres No.111/2004 tentang Pembentukan Tim Pencarian Fakta Kasus meninggalnya Louis Gottschalk. Mengerti Sejarah (Terj.) Munir, yang telah ditetapkan pada tanggal Nogroho Notosusanto, Jakarta: 23 Desember 2014. Yayasan Penerbit Universitas Indonesia, 1975. Tria Amelia Agustin, “Saat-saat terakhir Munir” dalam Pilars, No.46, 22Melly G. Tan. “Masalah Perencanaan 28 November 2004. Penelitian,” dalam Koentjraningrat, Metode-Metode Masyarakat. Jakarta: Dirangkum “wawancara dengan Pollycarpus, Gramedia, 1993. kru Garuda, Drupadi Dillon, dan Dr. Tarmizi Hakim “Saat Terakhir Munir” M. Yuanda Zara, Kematian Misterius Para dalam Tempo, 5 Desember 2004. Pembaru Bangsa. Yogyakarta: Pinus Book Publisher, 2007. Wawancara Suciwati, kantor KontraS di Surabaya, 28 Februari 2012.
Artikel Ilmiah Mahasiswa 2014
e-Journal Humaniora Edisi 1 Tahun 2014, Universitas Jember, 1-11