PUBLIC TRUST DAN PROFESI BK BERMARTABAT MENUJU KARAKTER KONSELOR YANG DIBUTUHKAN Budi Suryono* Abstrak Dunia globalisasi yang semakin berkembang pesat menyebabkan masyarakat disibukkan dengan rutinitas pekerjaan dan kariernya, bekerja dibawah tekanan dan kecemasan akan kesuksesan dalam kariernya, meninggalkan keluarga yang membutuhkan perhatian lebih dan kasih sayang. Kecenderungan kriminalitas meningkat dan kenakalan remaja serta perbuatan-perbuatan yang melampaui norma-norma sosial semakin subur. Sikap individualitas muncul. Begitulah dunia globalisasi saat ini, sehingga keberadaan konselor, psikolog dan pskiater sesungguhnya sangat dibutuhkan dan mempunyai peranan penting di dalam masyarakat industri seperti sekarang ini. Kehadiran konselor sepertinya menjawab tantangan zaman dan seiring dengan pesatnya kemajuan pasar global. Kualifikasi yang harus dimiliki seorang konselor adalah (1) memiliki nilai, sikap. ketrampilan, pengetahuan, dan wawasan dalam bidang profesi bimbingan dan konseling, dan (2) memperoleh pengakuan atas kemampuan dan kewenangan sebagai konselor.
Kata kunci : public trust, karakter konselor
* Budi Suryono adalah Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI Madiun
1
Pendahuluan Keberadaan konselor dalam sistem dinyatakan
pendidikan
nasional
sebagai
salah
kualifikasi guru, dosen, pamong tutor,
widyaiswara,
fasilitator, dan instruktur (UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 6). Masingmasing termasuk keunikan
kualifikasi
pendidik,
konselor,
memiliki
konteks
ekspektasi
tugas
kinerja.
dan
Standar
kualifikasi akademik dan kompetensi konselor
dikembangkan
dan
dirumuskan atas dasar kerangka pikir yang menegaskan konteks tugas dan ekspektasi kinerja konselor. Sosok utuh kompetensi konselor mencakup kompetensi
akademik
profesionalitas
dan
profesional sebagai satu keutuhan.
pribadi
dan
konselor
secara
berkelanjutan
satu
kualifikasi pendidik, sejajar dengan
belajar,
mengembangkan
Untuk menjadi profesional seseorang
harus
menguasai
dan
memenuhi ketiga komponen yaitu: Komponen
dasar
keilmuan
memberikan landasan bagi calon tenaga profesional dalam wawasan, pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap berkenaan dengan profesi yang dimaksud.
Komponen
substansi
profesi membekali calon profesional apa yang menjadi fokus dan objek praktis
spesifik
pekerjaan
profesionalnya. Komponen praktik mengarahkan
calon
tenaga
profesional untuk menyelenggarakan praktik profesinya itu kepada sasaran pelayanan atau pelanggan secara tepat dan berdaya guna.
Kompetensi akademik merupakan landasan
bagi
kompetensi meliputi:
pengembangan
profesional,
yang
memahami
secara
(1)
mendalam konseli yang dilayani, (2) menguasai landasan dan kerangka teoretik bimbingan dan konseling, (3)
menyelenggarakan
bimbingan
dan
memandirikan,
pelayanan
konseling dan
yang (4)
Pembahasan 1. Kualifikasi
Profesional
Konselor Kualifikasi
yang
harus
dimiliki seorang konselor (1) Memiliki
nilai,
sikap.
ketrampilan, pengetahuan, dan wawasan dalam bidang profesi bimbingan dan konseling, yang
1
menyangkut (a) Konselor wajib
wewenang
terus-menerus
kepadanya.
berusaha
mengembangkan dan menguasai dirinya,
(b)
Konselor
memperlihatkan
wajib
sifat-sifat
yang
diberikan
Objek praktis spesifik yang menjadi
fokus
pelayanan
konseling
adalah
kehidupan
sederhana, rendah hati, sabar,
efektif sehari-hari (KES). Dalam
menepati janji, dapat dipercaya,
hal
jujur, tertib, dan hormat, (c)
konseling adalah kondisi KES
Konselor wajib memiliki rasa
yang
tanggung jawab terhadap saran
dikembangkan
ataupun
kehidupan
peringatan
yang
ini,
yang
dari
Dengan
seprofesi
yang
pelayanan
dikehendaki
diberikan kepadanya, khususnya rekan
sasaran
untuk
dan
kondisi
efektif
sehari-hari
terganggu
(KES-T).
demikian,
pelayanan
berhubungan dengan pelaksanaan
konseling pada dasarnya adalah
ketentuan
upaya
tingkah
laku
pelayanan
profesional, (d) Konselor wajib
pengembangan
mengusahakan mutu kerja yang
penanganan KES-T.
tinggi dan tidak mengutamakan kepentingan
pribadi
material,
finansial,
termasuk
dalam
KES
dan
Berkenaan
dengan
pendekatan
dan
teknologi,
dan
pengelolaan dan evaluasi pelayan
popularitas, dan (e) Konselor
konseling, Guru Bimbingan dan
wajib
Konseling/Konselor
trampil
menggunakan prosedur
dalam
teknik khusus
dan dengan
wajib
menguasai berbagai jenis layanan dan
kegiatan
pendukungnya
wawasan luas dan kaidah-kaidah
dengan landasan teori, acuan
ilmiah.
praksis,
(2)
Memperoleh
standar
prosedur
pengakuan atas kemampuan dan
operasional
(SPO),
kewenangan sebagai konselor,
implementasinya dalam praktik
yang meliputi (a) Pengakuan
konseling.
Pendekatan
dan
keahlian, dan (b) Kewenangan
teknologi,
pengelolaan
dan
oleh organisasi profesi atas dasar
evaluasi
pelayanan
itu
serta
perlu
2
didukung
oleh
kaidah-kaidah
2. Problematika
keilmuan dan teknologi seperti
Kebermartabatan
psikologi, sosiologi, teknologi-
Konseling
informasi-komunikasi “alat”
sebagai
untuk
lebih
Profesi
Problematika manakala
muncul
terjadi
kesenjangan
menepatgunakan
dan
antara apa yang dikehendaki
mendayagunakan
pelayanan
dengan apa yang terjadi. Dalam
konseling.
praktik
Mutu pelayanan konseling
profesional
konseling
dewasa ini baik di setting sekolah
diukur dari penampilan paktik
maupun luar sekolah
agaknya
pelayanan oleh Guru Bimbingan
telah
beberapa
dan
kesenjangan
Konseling
/Konselor
sasaran
pelayanan.
terhadap
terjadi
berikut ini.
komponen
1. Belum
profesi
konseling tersebut diperolah dari studi
pada
program
bidang
standarnya
Salah
satu
profesi
ditambah
keseragaman
pendidikan
istilah
profesional yang dipakai
konseling tingkat sarjana (S-1) dengan
dapat
diidentifikasikan dalam uraian
Penguasaan atas materi ketiga trilogi
yang
ciri
ialah
khas adanya
antara
lain
profesi Guru Bimbingan dan
dalam
pemakaian
Konseling
/Konselor
(PPK).
istilah.Sampai sekarang ini
Seluruh
materi
tersebut
persoalan pemakaian istilah
dipadukan dalam bentuk praktik
”konselor”
pelayanan
profesi
konseling
melalui
bagi
konseling
pelaku masih
persiapan yang matang berupa
mengemuka. Padahal dalam
berbagai
Undang-undang
program
pelayanan
Sistem
sesuai dengan kebutuhan sasaran
Pendidikan Nasional (UU No
pelayanan.
20/2003 pasal 39 ayat 2) konselor telah diakui sebagai tenaga Dengan
kependidikan. kata
lain,
istilah
3
konselor memiliki legalitas
itu hanya diperuntukkan
hukum yang kuat. Di pihak
kepada
lain, akhir-akhir ini banyak
bermasalah
atau
muncul
istilah
ekstrimnya
”nakal”.
seperti
konselor
konselor AIDS,
mereka
Siswa
yang
yang
tidak
konselor Narkoba dan lain-
bermasalah
atau
lain. Label konselor bisa
berkategori
”baik-baik
dikatakan terdegradasi oleh
saja”
kelatahan tersebut.
diberikan
2. Miskonsepsi dan Malapraktik konseling di sekolah
tidak
layanan
tersebut. b. Konseling
Di samping kelemahan
perlu
ditujukan
untuk mendisiplinkan siswa.
mutu layanan, tak jarang
Miskonsepsi ini hampir-
dijumpai
praktik-praktik
hampir sulit dihilangkan
bantuan yang menyimpang
karena sedemikian rupa
dari
kesalahkaprahan
pengertian
dan
asas
praktik
profesi ini sebagai bentuk
yang terjadi di sekolah
layanan kemanusiaan, bahkan
lalu memunculkan ”polisi
kadang-kadang
sekolah”
terjadi
dijumpai
para
(
konselor.
Layanan
Munandir, 1996; Prayitno,
konseling
seharusnya
2004).
adalah
Beberapa
malapraktek
kepada
miskonsepsi
itu
sesuatu
diperlukan,
yang justru
antara lain:
akhirnya menjadi sesuatu
a. Layanan bimbingan dan
yang tidak disukai bahkan
konseling
hanya
bagi
siswa yang bermasalah. Sampai saat sekarang ini
menakutkan. c. Konseling
adalah
pemberian nasihat.
masih tumbuh asumsi di
Padahal secara teoritik
sekolah bahwa layanan
jelas
bimbingan dan konseling
konseling
bahwa
tujuan adalah
4
memandirikan
klien
termasuk
ketika
mengambil
tenaga pendidik ditunjuk sebagai
pelaksana
keputusan.
pemberian
Ada dugaan bahwa ”jalan
konseling.
pintas” berupa pemberian
e. Konseling
nasihat
itu
dilakukan
Anggapan
sekaligus memperlihatkan
masih
betapa
sekolah.
kompetensi konselor
terjadi
di
Semestinya
yang
kegiatan yang terkelola
setting
sekolah.
sekolah
saja
ini
konseling adalah sesuatu
di
d. Semua
keliru
konselorkita
bekerja
dilakukan
manakala diperlukan saja.
dengan alasan pragmatis
kelemahan
layanan
dan
mengacu
pada
tahapan menajemen yaitu pendidik
dapat
di
menjadi
konselor.
:
perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi dan supervisi
Secara
sistemik
bimbingan dan konseling adalah komponen integral
dan tindak
lanjut program. 3. Belum
adanya
pengakuan
yang sehat dari masyarakat
dari proses pendidikan
Profesi konseling adalah
formal di sekolah. Namun
tergolong helping profesion
demikian bukan berarti
yang duduk sejajar dengan
bahwa
profesi pemberian bantuan
semua
yang
tergolong sebagai tenaga
lainnya.
kependidikan
kenyataannya,
profesi
guru di sekolah dapat
konseling
dan
sebutan
menjadi
konselor
belum
begitu
Kenyataan
termasuk
konselor. dewasa
Namun
dalam
ini
melekat di hati masyarakat.
banyak sekali fenomena
Hal ini sebenarnya sudah
di sekolah, karena alasan
dirasakan sejak lama, apalagi
ketiadaan tenaga, personil
pada saat muncul perdebatan
5
tentang
tata
cara
kerja
konseling.
mantap beberapa
benar.
Dalam
hal
seperti
4. Masih terdapat pelaku profesi
sertifikasi, akreditasi sudah
yang tidak bermandat.
berjalan, namun untuk lisensi
Temuan
survei
lapangan
dari
(terutama
di
konselor
masih
harus
dipertanyakan.
sekolah) menunjukkan bahwa masih cukup banyak pelaku
Menjadi konselor profesional
profesi konseling yang belum
bukan lagi
memenuhi
kualifikasi
negeri
minimum.
Lebih
menjadi wacana di
ini
dengan
diselenggarakannya
telah
Pendidikan
memprihatinkan lagi adalah
Profesi
munculnya
fenomena-
Indonesia. Lepas dari polemik
fenomena seperti misalnya
dan konflik kepentingan yang
sarjana S1 non BK karena
terjadi hingga saat ini, mestinya
tidak punya job kemudian
rintisan
nimbrung
sebagai
konselor/PPK ini disikapi secara
Konselor tanpa disetarakan
positip oleh berbagai pihak yang
lebih dahulu, tahu-tahu ikut-
terkait agar pada akhirnya akan
ikutan
konselor
mengutuhkan profesi konselor
modal
dengan ditandai adanya konselor
kompetensi konseling yang
yang tidak sekedar bersertifikasi
sangat minim.
saja namun juga berlisensi
bekerja
menjadi
dengan
berbekal
5. Penerapan Konseling
pendidikan
di
profesi
Bimbingan yang
belum
meyakinkan. Dibandingkan
3. Pelayanan
Bimbingan
Dan
Konseling Dalam berbagai dengan
profesi lainnya, harus diakui bahwa
Konselor/PPK
proses
jalur 1. Jalur Pendidikan Informal a. Pentingnya Bimbingan dan
kredensialisasi/keyakinan
Konseling
dalam
profesi konseling kita belum
Pendidikan Informal
Jalur
6
Perkembangan
kehidupan rumah tangga,
individu tidak lepas dari
dan dekadensi moral orang
pengaruh lingkungan, baik
dewasa
fisik, psikis maupun sosial.
mempengaruhi
Perubahan
perkembangan
dalam
yang
terjadi
lingkungan
dapat
Untuk
akan
itu
individu. diperlukan
mempengaruhi gaya hidup
pelayanan bimbingan dan
(life
konseling pada pendidikan
style)
warga
masyarakat.
Apabila
perubahan yang terjadi itu
informal. Banyak permasalahan
sulit diprediksi, atau di luar
peserta
jangkauan
kemampuan,
disebabkan masalah otang
melahirkan
tua, sehingga sering sekolah
kesenjangan perkembangan
melibatkan keluarga dalam
perilaku
menyelesaikan
maka
akan
konseli,
seperti
terjadinya
stagnasi
(kemandegan)
yang
permasalahan peserta didik. Upaya pelibatan orang tua
perkembangan, masalah
didik
masalah-
pribadi
atau
penyimpangan perilaku.
dalam
menyelesaikan
masalah peserta didik ini menunjukkan
pentingnya
pelayanan bimbingan dan Iklim kehidupan sehat,
lingkungan yang
seperti
tayangan
kurang maraknya
pronografi
di
konseling
pada
informal.Untuk
jalur itu
pelayanan bimbingan dan konseling
untuk
jalur
televisi, VCD, dan internet,
pendidikan informal sangat
penyalahgunaan
diperlukan.
kontrasepsi, keras,
alat minuman obat-obatan
terlarang/norkoba, ketidak harmonisan
b. Karakteristik Perkembangan Peserta Didik pada Jalur Informal
dalam
7
Penyelenggaraan pendidikan
pada
mementingkan diri sendiri, satuan
dan
enggan
berbagi
jalur pendidikan informal
terhadap orang yang tidak
adalah keluarga itu sendiri.
berpunya.
Pendidikan
keluarga
setara
Kesakralan terlihat
makin
nonformal yang dilakukan
banyaknya kekrisuhan di
pada pendidikan informal
dalam keluarga. Berbagai
adalah
nilai tersebut jelas akan
home
schooling
contoh Pendidikan Anak
berpengaruh
Usia Dini /PAUD. Dilihat
perkembangan peserta didik
dari perkembangan peserta
terutama pada satuan jalur
didik,
umumnya
pendidikan informal.
didik
dalam
peserta
terhadap
home
c. Tujuan Bimbingan dan
tahap
Konseling pada Jalur
perkembangan yang sama.
Pendidikan Informal
schooling
dalam
Beberapa
masalah
yang
Tujuan bimbingan dan
menghambat
konseling
perkembangan peserta didik
pendidikan informal adalah
adalah
membantu
nilai
adanya adat
degradasi
istiadat
yang
pada
peserta
diri
atau
lingkungannya
terlihat
didik
mengenal dan menerima
sering disebut tata susila kesopanan
jalur
sendiri
dan secara
pada perilaku anak yang
positif dan dinamis sesuai
akhir-akhir ini yang tidak
dengan
sopan terhadap orang tuaa,
diinginkannya
guru, dan orang tua lainnya.
depan. Banyaknya masalah
Degradasi nilai-nilai sosial
yang terjadi pada peserta
terlihat
sikap
didik
yang
dalam
pada
individualistis
peranan
menjadi
di
yang masa
tantangan
keterlaksanaan
berkembang di masyarakat,
bimbingan dan konseling.
dimana
Prinsip-prinsip
individu
hanya
pelayanan
8
bimbingan dan konseling pada
satuan
4)
jalur
Setiap
aspek
pola
kepribadian
yang
pendidikan informal adalah
kompleks
sebagai berikut :
individu mengandung
1)
Bimbingan konseling
dan
faktor-faktor
melayani
potensial
semua individu tanpa
mengarah kepada sikap
memandang
dan pola tingkah laku
bangsa,
umur,
agama,
dan
yang tidak seimbang. 5)
Meskipun
individu
status sosial ekonomi.
yang satu dan yang
Bimbingan
lainnya adalah serupa
konseling dengan
dan berurusan
sikap
dalam
dan
berbagai
perbedaan harus
yang
dipertimbangkan
terbentuk
dari aspek
kepribadian
hal,
individu
tingkah laku individu
berbagai
3)
yang
secara
jenis kelamin, suku,
2)
seorang
difahami
dan
dalam rangka upaya
yang
yang
bertujuan
kompleks dan unik.
memberikan
Untuk
atau bimbingan kepada
mengoptimalkan
individu-individu
pelayanan
tertentu,
bimbingan
bantuan
baik
anak-
dan konseling sesuai
anak, remaja, maupun
dengan
orang dewasa.
kebutuhan
individu perlu dikenali
6)
Bimbingan
dan
dan difahami keunikan
konseling
setiap individu dengan
dengan hal-hal yang
berbagai
menyangkut pengaruh
kekuatan,
kelemahan permasalahannya.
dan
kondisi individu
berurusan
mental/fisik terhadap
penyesuaian dirinya di
9
rumah,
di
sekolah,
dengan
serta dalam kaitannya
pendidikan.
dengan kontak sosial
dalam
dan
konseling
pekerjaan,
sebaliknya kondisi
mental
dan
kegiatan
Pendekatan
bimbingan
dan
yang
cocok
pengaruh
digunakan pada satuan jalur
lingkungan
pendidikan informal adalah
terhadap dan
kondisi
pendekatan
yang
fisik
berorientasi
pada
ketercapaian
tugas
individu. 7)
seluruh
Keadaan
sosial,
perkembangan
dan
ekonomi, politik, dan
yang
budaya yang kurang
masalah, artinya pelayanan
menguntungkan
bimbingan dan konseling
merupakan salah satu
lebih diorientasikan pada
faktor
membantu
timbulnya
berorientasi
juga
peserta
masalah pada individu
dalam
yang
perkembangan
kesemuanya
menjadi
perhatian
utama
dari
konselor
membantu
para
peserta didik (klien).
pada
Satuan
Jalur Pendidikan Informal Pelaksanaan layanan
tugas
didik
memecahkan
masalah. 2.
Dalam
Satuan
Jalur
Pendidikan Formal
d. Pendekatan Bimbingan dan Konseling
didik
dan
peserta
dalam
dalam
mengentaskan masalah
mencapai
pada
Pentingnya
Bimbingan
dan Konseling dalam Satuan Jalur
Pendidikan
Formal
Dasar
pemikiran
bimbingan dan konseling
penyelenggaraan
pelayanan
menggunakan
layanan
bimbingan
konseling
terpadu,
layanan
dalam satuan jalur pendidikan
artinya
bimbingan dan konseling
formal
dilaksanakan secara terpadu
terletak
dan
bukan
semata-mata
adanya
hukum
10
(perundang-undangan) berlaku, tetapi
yang
melampaui masa sekolahnya
yang lebih
di TK/RA. Perkembangan di
penting adalah menyangkut
SD/MI
dipengaruhi
oleh
upaya memfasilitasi peserta
perkembangan di TK/RA dan
didik
agar
mampu
mempengaruhi perkembangan
mengembangan
potensi
di SMP/MTs, SMA/MA/SMK
dirinya atau mencapai tugas-
dan PT, dan seterusnya.
tugas perkembangannya yang
3. Jalur Pendidikan Nonformal
mencakup aspek fisik, emosi,
a. Pentingnya Bimbingan dan
sosial, intelektual, dan moral
Konseling
spiritual. Peserta didik adalah
Pendidikan Nonformal
individu yang sedang berada
Kenyataan
dalam
proses
berkembang
dalam
masyarakat
Jalur
di
tidak
semua
yaitu berkembang ke arah
individu dapat mengikuti
kematangan atau kemandirian.
pendidikan
Bimbingan
konseling
sekolah, banyak individu
dalam satuan jalur pendidikan
dengan segala keterbatasan
formal
baik fisik, ekonomi, atau
dan
penting,
mengingat
formal
bahwa perkembangan peserta
sosial
didik
menyelesaikan
pada
jenjang
masing-masing
pendidikan
misalnya TK/RA pada
pada
jalur
pada
pendidikan
formal
dan
selanjutnya,
bersekolah
pada
jalur
di
pendidikan
nonformal.
berpengaruh
Dilihat dari karakteristik
perkembangan
warga belajarnya, usianya
selanjutnya, perkembangan
dan/atau
bersekolah
perkembangan akan
mampu
akan
berpengaruh perkembangan
tidak
di
di
dimana
sangat
SD/MI-
biasanya
bervariasi tidak
dan sesuai
SMP/MTs-SMA/MA/SMK,
dengan
tahap
dan PT sangat ditentukan oleh
perkembangannya. Dilihat
bagaimana keberhasilan anak
dari waktu pelaksanaan dan
11
proses
kegiatan
C
disetarakan
dengan
pembelajarannya juga lebih
pendidikan SD, SMP, dan
fleksibel
SMA.
dibandingkan
Kenyataan
di
pendidikan formal. Dengan
lapangan dalam Program
karakteristik
yang
Paket A, Program Paket B,
demikian,
maka
dan Program Paket C warga
kecenderungan yang
masalah
dihadapi
belajar nonformal
belajarnya
dengan
usia
warga
bervariasi. Latar belakang
pendidikan
pribadi, sosial, ekonomi,
lebih
banyak
budaya
warga
muncul. Dengan demikian
belajarnyapun juga sangat
pelayanan bimbingan dan
bervariasi
konseling
sangat
kecenderungan
satuan
warga belajar yang sekolah
dibutuhkan
pada
jalur pendidikan formal.
dan
ada bahwa
pada pendidikan nonformal biasanya
b. Karakteristik
dilattarbelakangi
dengan ada permasalahan
Perkembangan Warga
sehingga
Belajar Jalur
pindah
Pendidikan
pada Program Paket A,
Nonformal
Program
Peserta
didik
pada
jalur pendidikan nonformal
warga atau
belajar
bersekolah
Paket
B,
dan
Program Paket C. c. Tujuan
Bimbingan
dan
disebut warga belajar. Jenis
Konseling
pendidikan
Pendidikan Nonformal
pada
satuan
jalur pendidikan nonformal
pada
Jalur
Bimbingan
dan
diantaranya adalah Program
konseling juga bertujuan
Paket A, Program Paket B,
untuk
dan
belajar
Program
Paket
C.
membantu agar
warga
memiliki
Program Paket A, Program
kemampuan
Paket B, dan Program Paket
menginternalisasi nilai-nilai
12
yang
terkandung
dalam
harus memiliki visi dan misi
tugas-tugas perkembangan
secara
yang
dalam
harus
dikuasainya.
Tujuan
pelayanan
luas
dan
mendalam
bidang
profesinya
sehingga dapat melakukan aksi
bimbingan dan konseling
pelayanan
mencakup:(a)
akurat, disertai dedikasi yang
merencanakan
kegiatan
penyelesaian
studi,
tinggi
secara
untuk
tepat
dan
kepentingan
pengguna (klien). Suatu profesi
perkembangan karir serta
perlu
kehidupannya dimasa yang
pelayanan
akan
(b)
pelaksana yang bermandat, dan
seluruh
(iii) pengakuan yang sehat dari
potensi dan kekuatan yang
berbagai pihak yang terkait.
dimilikinya
Ketiga
datang,
mengembangkan
seoptimal
didukung yang
hal
oleh
(i)
tepat,
(ii)
tersebut
mungkin, (c) menyesuaikan
menjamin
diri
lingkungan
profesi dan menjadikan profesi
pendidikan,
lingkungan
konseling menjadi profesi yang
masyarakat
serta
dengan
tumbuh
dapat
suburnya
bermartabat.
lingkungan kerjanya, (d)
Sebagai suatu profesi yang
mengatasi hambatan dan
sedang berkembang, konseling
kesulitan
harus
yang
dihadapi
merebut
kepercayaan
dalam studi, penyesuaian
publik (public trust) melalui
dengan
lingkungan
peningkatan mutu unjuk kerja
masyarakat,
konseling Hal ini dapat dilihat
pendidikan,
maupun lingkungan kerja
dalam
(Juntika, 2002).
tahun 2008 tentang kompetensi
4. Bimbingan
dan
Konseling
Permendiknas
konselor.
Public
no
trust
27
akan
harus merebut kepercayaan
mempengaruhi konsep profesi
publik (public trust)
dan
Untuk dapat melaksanakan profesinya,
seorang
konselor
memungkinkan
anggota
profesi berfungsi dengan caracara profesional. Public trust
13
akan
melanggengkan
profesi
mengatur dirinya sendiri dan
konseling, karena dalam public
diatur sesuai dengan kebutuhan
trust
masyarakat,
terkandung
keyakinan
c).
publik bahwa profesi dan para
publik
konselor berada dalam kondisi:
adanya persepsi bahwa orang-
(a) memiliki kompetensi dan
orang yang terlibat dalam suatu
keahlian yang disiapkan melalui
profesi
pendidikan dan latihan khusus
untuk melayani orang lain yang
dalam standar kecakapan yang
memerlukan bantuan, d) Profesi
tinggi; (b) memiliki perangkat
konseling tertantang untuk dapat
ketentuan
mengembangkan
yang
perilaku
mengatur
profesional
melindungi publik;
kesejahteraan
(c)
konselor
dan
anggota
profesi
dimotivasi
untuk
juga
Kepercayaan
tumbuh
konselor
karena
dimotivasi
keprofesionalannya.
Untuk
mengembangkan
profesi
konseling
ada
tiga
dimensi
keprofesionalan, yaitu ilmu dan
melayani pengguna dan pihak-
teknologi,
pihak
kepada masyarakat, dan kode
terkait
dengan
cara
terbaik, dan memiliki komitmen untuk
tidak
mengutamakan
kepentingan
pribadi
dan
finansial. Kepercayaan publik dapat menumbuhkan melanggengkan
pelayanan
nyata
etik profesional. Profesi
konseling
merupakan
profesi
yang
bermartabat,
maka
perlu
didukung oleh (a) pelayanan
dan
yang tepat dan bermanfaat bagi
profesi
kemaslahatan kehidupan secara
Konselor karena beberapa hal:
luas;
a). Kepercayaan publik berawal
bermandat,
yaitu
lulusan
dari
pendidikan
profesi
konselor,
suatu
persepsi
kompetensi, b).
tentang
Kepercayaan
(b)
pelaksana
yang
yang diharapkan benar-benar
publik diperkuat oleh persepsi
menjadi
tenaga
profesional
terhadap kelompok profesional
handal yang layak memperoleh
sebagai kelompok yang mampu
kualifikasi
bermandat,
baik
14
dalam
arti
kompetensi,
maupun
pekerjaannya. profesional
akademik,
(c)
konseling
pelayanan
konseling
Telah ditegaskan melalui
diakui
berbagai konvensi dan kongres
secara sehat oleh pemerintah
nasional bahwa profesi konselor
dan
Dengan
tidak lagi hanya digunakan di
demikian diharapkan pengakuan
lingkungan sekolah saja namun
secara
juga
masyarakat.
terbuka
pemerintah melalui
baik
dan
oleh
masyarakat
pemanfaatan
digunakan
setting
juga
kehidupan
pada dan
dan
kelembagaan di luar sekolah.
penghargaan yang tinggi atas
Tenaga konselor yang telah
profesi konselor.
menyandang
Profesi
konseling
konselor
gelar
dapat
profesi
memberikan
merupakan keahlian pelayanan
pelayanan
pengembangan
kembangkan Karakter Konselor
pemecahan
pribadi masalah
mementingkan kebutuhan pengguna
5.
posisi
program studi bimbingan dan
dan
dan yang
pemenuhan kebahagiaan
sesuai
Menumbuh-
Profesional:
Menuju
profesi
konseling di masyarakat luas, di dalam
keluarga,
perguruan
dengan
tinggi, instansi dan lembaga
martabat, nilai, profesi, dan
resmi dan swasta, dunia usaha
keunikan individu berdasarkan
dan industri serta organisasi
kajian dan penerapan ilmu dan
kemasyarakatan. Bagi konselor
teknologi dengan acuan dasar
yang
ilmu pendidikan dan psikologi
pendidikan profesi PPK bisa
yang
membuka
dikemas
dalam
kaji-
menempuh
praktik
jalur
mandiri
terapan konseling yang diwarnai
(privat) untuk warga masyarakat
oleh budaya pihak-pihak yang
luas
terkait
dokter,
Konsekuensi bagi prodi-prodi
pengacara,
di LPTK penyelenggarakan
psikolog, arsitek, bidan, dan
sebagaimana
layaknya
apoteker,
akuntan,
notaris,
psikiater,
praktik profesi lainnya.
15
Dapat
diprediksikan
Kesehatan psikologis yang baik;
konseling bisa menjadi lahan
(5) Sensitivitas terhadap dan
karir yang menjanjikan seperti
pemahaman faktor rasial, etnik
profesi lainnya yang sempat
dan budaya dalam diri sendiri
menjadi booming di negeri ini
dan
dan akan menjadi lahan baru
Keterbukaaan; (7) Objektifitas;
yang
(8)
"menggiurkan"
bagi
orang
lain;
Kompetensi;
(6)
(9)
Dapat
banyak penyelenggara lembaga
dipercaya; dan (10) Sebagai
pendidikan
Konsekuensinya
seorang akademisi dan praktisi,
bagi prodi-prodi bimbingan dan
pemikiran dan pengalamannya
konseling adalah menyiapkan
bertahun-tahun sehingga dapat
lulusan secara lebih profesional
dipercaya untuk diambil sebagai
sehingga
nilai-nilai pedoman.
mampu
bersaing,
mendapat tempat yang layak dan
langsung
berguna
bagi
masyarakat luas.
Secara umum, para pakar BK
tampaknya
bahwa
Berbagai pemikiran telah mendeskripsikan
karakter
tidak
menyepakati
pendidikan hanya
konselor
pada
tataran
akademik dan intelektual saja
konselor yang efektif, seorang
(Prayitno,
konselor
kognitif dan ketrampilan tetapi
harus
memenuhi
beberapa
persyaratan
dapat
berhasil
supaya dalam
melaksanakan profesinya yaitu : (1)
Sikap
memahami, individu
hangat,
dapat
karakteristik
atau
segi
juga lebih mengutamakan segi afektif
atau
sikap
pribadi
konselor (Rosyidan,2002). Perlu dipikirkan bagaimana rentang
waktu
yang
cukup
kondisi
panjang
tersebut
fasilitatif yang dapat membantu
minimal
4
perubahan yang terjadi pada
digunakan untuk melihat adanya
pada klien; (2) memiliki rasa
perubahan
empati; (3) Kesadaran tentang
profesional
diri
konselor.
dan
sebagai
2005)
pemahaman;
(4)
tahun)
(standar bisa
.performansi seorang
calon
Kompetensi
yang
16
menjadi
tujuan
pencapaian
keluarga
yang
membutuhkan
mahasiswa tidak hanya dilihat
perhatian lebih dan kasih sayang.
melalui kompetensi akademik
Kecenderungan
per mata kuliah saja tetapi bisa
meningkat dan kenakalan remaja
dilihat sebagai suatu proses
serta perbuatan-perbuatan yang
pengayaan,
dan
melampaui norma-norma sosial
kepribadian
semakin subur. Di sisi lain,
mahasiswa setiap semester dan
masyarakat perkotaan tak bisa
setiap tahunnya.
lepas
pembinaan,
pengembangan
Jadi
kurikulum
menghantarkan untuk
bukan
mahasiswa
menguasai
sebanyak
materi
banyaknya
tetapi
dari
fenomena
kemiskinan, yang
kriminalitas
dan
sosial
masyarakat
terpinggirkan.
Sikap
individualitas muncul. Acuh tak acuh
terhadap
sesama
mampu membekali mahasiswa
kerabatnya, yang penting uang
mengembangkan dirinya hingga
dan barang. Mata, pikiran serta
kemudian
agama
secara
mandiri
menunjukkan profesional
kinerja sebagai
calon
konselor.
telah
bagaimana
fokus
pada
pencapaian
materi
yang sebanyak-banyak. Begitulah dunia globalisasi
6. Kebutuhan Pasar Global akan
saat ini, tanpa batas geografi lagi
Layanan
globalisasi
Bimbingan
dan
telah
menjangkau
seluruh cakupan dunia. Negara-
Konseling Masyarakat yang tiap hari disibukkan
dengan
negara yang kultural lambat laun
rutinitas
menjadi multi kultural. Akan
pekerjaan dan kariernya. Bekerja
tetapi, manusia sebagai bagian
dibawah tekanan dan kecemasan
dari masyarakat dan lingkungan
akan
sosial sertai sebagai semestinya
kesuksesan
dalam
kariernya. Seringkali pula banyak
mempunyai
diantara mereka yang melupakan
individualitas, sosial, moral dan
bahwasannya dirumah mereka
agama. Tampaknya telah lupa
mempunyai
pada tujuan hidupnya sendiri dan
anak-anak
dan
dimensi
17
fitrah lahiriah. Oleh karena itu,
kemampuan (Skill) lain. Hal ini,
keberadaan konselor, psikolog
jelas akan menjadi pertanyaan
dan
besar, “apakah bisa menembus
pskiater
sangat
sesungguhnya
dibutuhkan
dan
ketatnya
persaingan
mempunyai peranan penting di
profesi
dalam masyarakat industri seperti
jawabannya sangat sulit.
sekarang ini. Kehadiran konselor
di
harus
zaman
konselor
seiring
dengan
global?”,
Salah satu kemampuan yang
sepertinya menjawab tantangan dan
pasar
dunia
dikuasai
oleh
adalah
calon
kemampuan
pesatnya kemajuan pasar global.
berbahasa asing terutama bahasa
Semakin terbuka dan semakin
inggris.
Dalam pasar kerja
jauh dekade per dekade, individu
dewasa
ini
akan membutuhkan bimbingan
kompetitif,
hidup dan layanan konseling
beroperasi pada tingkat global,
lainnya. Ini membuka peluang,
ketrampilan
bahwasannya saat ini dan ke
dapat
depan, kebutuhan akan profesi
antara
Bimbingan dan Konseling tidak
pekerjaan yang baik dan tidak
hanya dapat diselenggarakan di
mendapatkan pekerjaan sama
sekolah-sekolah
sekali.
dan
institusi
yang
sangat
perusahaan
bahasa
membuat
Inggris perbedaan
mendapatkan
Calon
suatu
pekerja
pendidikan, tetapi juga harus pula
profesional harus dapat “melek”
diselenggarakan
teknologi
di
bidang-
dan
dapat
bidang lain seperti industri dan
menjalankan program-program
klinis.
komputer
7. Konselor “Multi Skill”
terutama
yang
dibutuhkan dalam dunia kerja
Jika seorang calon konselor
sesuai dengan bidang kerjanya.
cukup puas dengan kemampuan
Kemampuan lain yaitu “soft
dan keahlian serta kompetensi
skill” meliputi dapat bekerja
yang
secara tim dan organisatoris,
sudah
dikuasai
secara
benar dibangku perkuliahan saja
mempunyai
kemampuan
tanpa
managerial
(kepemimpinan)
membekali
dengan
18
yang
baik,
interaksi
sosial,
b. Thinking Skill (Keterampilan
komunikasi antar pribadi yang
Berpikir/Intelektual)
efektif, kemampuan berbicara
Kemampuan
dimuka umum, dan lobbying.
mendayagunakan
Mahasiswa atau calon pekerja
dengan
professional
tidak
merupakan
sebuah
proses
mempunyai “soft skills” tidak
memahami
realitas
dalam
akan dapat bertahan lama di
rangka mengambil keputusan
dalam dunia kerja. Karena dunia
(decision
making),
kerja penuh dengan tantangan
memecahkan
masalah
dan tekanan.
(problem solving), untuk itu
yang
Pendapat pakar hal yang
untuk otak
optimal.
diperlukan
Berpikir
kemampuan
diaplikasikan ke dalam profesi
berpikir kreatif, sistematis,
konselor sebagai berikut:
integratif,
a. Speaking Skill (Keterampilan
jernih, dan kritis.
Menyampaikan
c.
Gagasan/Berbicara),
setiap
Interpersonal
Hubungan
keterampilan
Agar
bagaimana
mengungkapkan
Skill
(Keterampilan
konselor diharapkan memiliki berbicara,
logis/rasional,
Menjaga Antarpribadi)
komunikasi
berjalan
efektif dibutuhkan hubungan
gagasan dan pendapat dengan
interpersonal
baik,
Taylor et. al (dalam Rakhmat
serta
pengarahan
memberikan dengan
baik.
2002)
yang
menyatakan
bahwa
Konselor diharapkan dapat
banyak
berkomunikasi secara efektif.
rintangan
Untuk
berakibat kecil saja bila ada
itu
penguasaan
diperlukan tidak
hanya
penyebab
baik.
hubungan
komunikasi
baik
keterampilan berkomunikasi
komunikan.
secara verbal, tetapi juga
pesan
yang
secara non verbal.
paling
tegas,
cermat
dari
di
antara
Sebaliknya, paling
jelas,
dan
paling
tidak
dapat
19
menghindari kegagalan, jika
mengembangkan
terjadi hubungan jelek.
prestasi secara optimal.
d. Network Skill (Keterampilan
f. Dicipline (Disiplin) Ketaatan
Mengembangkan,
dan kepatuhan serta kerelaan
Membangun Jaringan atau
dalam
Meluaskan Hubungan Kerja)
sesuai dengan aturan yang
Konselor diharapkan berjiwa
berlaku.
kosmopolit,
secara sadar dan sukarela
yaitu
mampu
menjalankan
Setiap
konselor
harus
dunia
Dengan
ketentuan yang berlaku dan
membangun jaringan ke luar,
memenuhi standar nilai atau
maka
norma yang telah ditetapkan
luar.
akan
bertambah
pandangan
taat
tugas
membangun kontak dengan
wawasan,
pada
berbagai
dan
baik yang berlaku di lingkup
pola pikir. Para konselor akan
organisasi, masyarakat, dan
banyak
agama. Perasaan memiliki
terbantu
menyelesaikan persoalan adanya
dalam berbagai
tertentu
dengan
informasi-informasi
dari luar. e.
kapasitas
dan
kecintaan
pekerjaan
harus
dikembangkan dan menjadi komitmen dalam diri setiap
Growth
(Keterampilan
konselor,
sehingga
Mengembangkan Diri) Para
selalu
konselor diharapkan, secara
memberikan
sadar, mau dan mampu untuk
dalam
secara
profesinya.
terus
menerus
mengembangkan diri ke arah yang
lebih
baik
mampu
memperlihatkan kemampuan diri
secara
mampu sendiri
terhadap
optimal,
mendorong
berusaha
akan untuk
yang
terbaik
menjalankan
8. Menjadi
Konselor
berkompetensi Mahasiswa
program
dan
Bimbingan
diri
sebetulnya disiapkan menjadi
untuk
konselor sekolah. Pemerintah pada
tahun
dan
studi
Konseling
ini
mulai
20
memberlakukan
manajemen
investasi mereka. Diposisi ini.
adanya
Seorang lulusan Bimbingan dan
Permendiknas No 27 Tahun
Konseling cukup diunggulkan.
2008
Karena dalam masa studinya,
moderen,
dengan
tentang
Standart
kwalifikasi
Akademik
dan
Kompetensi
Konselor
serta
mahasiswa
bimbingan
dan
konseling banyak mempelajari
Permenpan No 16 tahun 2009
mengenai
tentang Penilaian Kinerja Guru ,
perkembangan serta diharuskan
juga
menguasai kompetensinya. Hal
bagi
Guru
Bimbingan
Konseling.
dan
ini jelas berbeda dengan lulusan pendidikan
9. Konsultan Pendidikan Seorang konselor, dibekali dengan
pendidikan
ilmu-ilmu
mengenai
pendidikan dan perkembangan peserta didik. Sehingga bukan
bidang
studi
tertentu, yang tidak berkaitan langsung
dengan
dunia
pendidikan. Di lain pihak, sekolah sebagai
hal yang baru lagi, jika seorang
institusi
konselor dapat pula menjadi
membutuhkan
seorang konsultan pendidikan
pertimbangan khusus utamanya
baik secara privat maupun untuk
dari seorang yang ahli. Untuk
layanan pendidikan di sekolah-
menentukan
sekolah.
pencapaian kesuksesan belajar
Paradigma pendidikan adalah
pendidikan
juga
pertimbangan-
arah
dan
peserta didiknya serta dinamika
investasi masa depan, masih
pendidikan
yang
sangat
dipikiran
kompleks.
Akan
tetapi,
masyarakat modern. Kehadiran
Konsultan
pendidikan
masih
dan
jarang ditemui di tengah-tengah
melekat
keberadaan
konsultan
seorang pendidikan
dibutuhkan masyarakat untuk membantu
memberikan
pertimbangan-pertimbangan
semakin
masyarakat. 10. Konselor Membuka Praktek Layanan
Konseling
Untuk
Umum
yang obyektif bagi masa depen
21
Kalau memang kita cermati seharusnya
kebutuhan
membuka
layanan
konseling
professional
(konseling
masyarakat akan konselor di era
keluarga) melalui email, tatap
pasar
global
muka, dan vip. Keterangan Elly
angka
yang
menunjukkan cukup
tinggi.
yang
penulis
ambil
Berbagai macam kasus, mulai
websitenya
dari yang bersifat psikologis
Konselor Profesional memiliki
hingga kekerasan fisik (seperti
telinga
KDRT)
persoalan
mewarnai
dinamika
,Saya
dari
untuk
sebagai
mendengar
Anda,
memiliki
kehidupan masyarakat dewasa
kepekaan hati untuk menuntun
ini.
dunia
Anda melihat dengan jernih
seorang
permasalahan yang Anda hadapi
Tidak
hanya
pendidikan
saja,
konselor
di
profesional
dapat
dengan
disertai
pembekalan
membuka prakteknya. Bidang-
nyata
bidang lain seperti
masalah
kehidupan serta pembelajaran
perkembangan anak dan remaja,
ilmu konseling dan psikologi
keluarga,
dan pengayaan dari praktek
karier,
pernikahan
dari
membutuhkan perhatian yang
konseling.
cukup besar.
sebagai
Konselor yang berkeahlian dan
berkompetensi
lebih
selama
15
masih
dalam
membaca
praktek
khasanah
mengembangkan
berkarier keuangan
tahun
dan
kini
menekuni ilmu psikologi dan konseling.
lebar
Telah praktisi
mempunyai kesempatan yang cukup
pergumulan
Memiliki
hobby
memperkaya batin,
melukis
layanan konseling untuk umum.
menuangkan keindahan
Beberapa
contoh,
ciptaan Tuhan ke atas kanvas
layanan
konseling
praktek yang
dan
menulis
mencurahkan
diselenggarakan untuk umum
pikiran
(dari sumber internet)
inspirasi bagi sesama.
Elly
dalam
situsnya
www.konselingkeluarga.com
alam
yang dapat
menjadi
Semua upaya tersebut akan berhasil nyata jika setiap Calon
22
Konselor dan guru Konselor Sekolah
terus
berusaha
meningkatkan kompetensi baik melalui diklat maupun belajar mandiri.
Menjadi
Konselor
profesional bukanlah keturunan nenek
moyang,
melainkan
diperoleh melalui proses belajar. Lakukan apa yang anda pikirkan dan tulis yang anda lakukan. Menuntut berlebihan sebelum berbuat apa-apa sama artinya tidak mau berbuat. Yakinlah anda bisa sukses memberi
layanan
dengan
inovasi anda. Selamat berjuang mencari jati diri positif di tengah keterbatas. Sukses untuk Calon Konselor dan Konselor Sekolah. Saya
cinta
Konselor,
saya
memajukan Konselor, dan saya bangga menjadi Konselor.
Fungsional Guru dan Angka Kreditnya Prayitno. 2004. Pengembangan Profesional Guru Pembimbing (Bahan Diklat), Jakarta: PPPG Keguruan Jakarta Mungin Eddy Wibowo. 2011. Profesionalisasi Bimbingan dan Konseling (bahan Diklat). Jakarta Pusat Pengembangan Dan Pemberdayaan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Jasmani Dan Bimbingan Konseling Rudi Mulyatiningsih. 2011. Profil Kompetensi dan Kinerja Guru BK Profesionaldan Upaya Mewujudkannya (Bahan Diklat). Jakarta: Pusat Pengembangan Dan Pemberdayaan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Jasmani Dan Bimbingan Konseling Naharus Surur. 2011. Profil Kompetensi Dan Kinerja Profesional Guru Bimbingan Dan Konseling (BK) Serta Upaya Mewujudkannya (Bahan Diklat). Jakarta: Pusat Pengembangan Dan Pemberdayaan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Jasmani Dan Bimbingan Konseling
Daftar Pustaka Ditjen Dikti. 2007. Standar Kompetensi Konselor. Bandung : PB ABKIN Permendiknas Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor. Permenegpan & RB Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan
23