PT ZEBRA NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2014 (UNAUDITED) DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2013 (AUDITED)
PT ZEBRA NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2014 (UNAUDITED) DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2013 (AUDITED) ___________________________________________________________________________________
Daftar Isi Halaman
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian……………………………………………………………
1-2
Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian..……………………………………………………..
3
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian ..........................………………………………………….
4
Laporan Arus Kas Konsolidasian …………………………………………………………………………
5
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian ……………………………………………………..
**************************
6-39
PT. ZEBRA NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2014 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
30 September 2014
31 Desember 2013
ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas Piutang usaha - pihak ketiga setelah dikurangi
5.
270.335.197
341.737.699
6.
1.774.166.412
1.029.230.023
7. 8.
3.229.219.977 1.608.834.340 77.078.454 2.342.502.187
3.616.680.427 1.637.227.618 77.078.454 1.714.634.997
9.302.136.567
8.416.589.218
9
19.352.084.410
24.117.152.529
10. 25.
129,319.910 8.011.499.008
129.319.910 6.982.139.888
Jumlah Aset Tidak Lancar
27.492.903.328
31.228.612.327
JUMLAH ASET
36.795.039.895
39.645.201.545
cadangan penurunan nilai sebesar Rp. 43.601.233.pada 30 September 2014 dan 31 Desember 2013 Piutang lain-lain setelah dikurangi cadangan penurunan nilai sebesar Rp.2.637.468.248.pada 30 September 2014 dan Rp. 2.347.060.011.pada 31 Desember 2013 Persediaan Uang muka pembelian Biaya dibayar dimuka Jumlah Aset Lancar ASET TIDAK LANCAR Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan Rp. 25.835.817.751,- pada 30 September 2014 dan Rp. 28.600.161.832,- pada 31 Desember 2013 Piutang koperasi karyawan setelah dikurangi cadangan penurunan nilai sebesar Rp. 129.319.909 pada 30 September 2014 dan 31 Desember 2013 Aset pajak tangguhan - neto
Catatan atas laporan keuangan interim konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan interim konsolidasian secara keseluruhan.
1
PT. ZEBRA NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2014 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 31 Desember 2013 / 30 September 2014
31 Desember 2012 / 31 Desember 2013
12.
3.632.880.997
2.031.505.808
13, 28. 13. 14, 25. 15. 16. 17.
208.050.000 1.193.464.495 781.149.066 1.767.174.203 1.498.662.780
208.050.000 394.518.769 515.351.424 1.132.718.077 27.426.287.178 1.498.662.780
-
1.826.000.000
9.081.381.541
35.033.094.036
2.386.277.284
2.737.614.035
2.386.277.284
2.737.614.035
81.599.619.400 (5.387.393.156) 30.070.021.006 (80.938.134.717)
81.599.619.400 (5.387.,393.156) (74.301.943.947)
25.344.112.533 (16.731.463)
1.910.282.297 (35.788.823)
Jumlah Ekuitas
25.327.381.070
1.874.493.474
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
36.795.039.895
39.645.201.545
Catatan LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK Utang usaha - pihak ketiga Utang lain-lain: Pihak berelasi Pihak ketiga Utang pajak Beban akrual Surat promes Utang bank Bagian lancar atas liabilitas jangka panjang: Utang bank
18.
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek LIABILITAS JANGKA PANJANG Liabilitas imbalan pasca kerja
27.
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang EKUITAS - Modal saham Nilai nominal Rp. 500.- per saham seri A dan Rp. 100.Per saham seri B - Modal dasar – 2.839.670.008 saham per 30 September 2014 dan 31 Desember 2013 - Modal ditempatkan dan disetor penuh - 40.082.498 saham Seri A dan 615.583.704 saham seri B per 30 September 2014 dan per 31 Desember 2013 Tambahan modal disetor - neto Tambahan modal disetor lainnya Defisit Jumlah ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Kepentingan nonpengendali
19. 20a. 20b.
21.
Catatan atas laporan keuangan interim konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan interim konsolidasian secara keseluruhan.
2
PT. ZEBRA NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2014 DAN 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
30 September 2014
30 September 2013
PENDAPATAN USAHA
22.
9.111.073.042
10.249.865.120
BEBAN LANGSUNG
23.
9.035.862.841
9.970.249.057
75.210.201
276.616.063
(4.651.444.696) 1.041.388 (23.147.739) (244.697.341) (290.408.237) (1.836.883.727) (405.299.048)
(5.341.098.850) 810.575 (23.976.314) (22.975.916) (33.244.406) 104.722.379 707.959.472
(7.375.629.199)
(4.331.186.997)
(270.863.332) 1.029.359.121
54.017.856
Jumlah Penghasilan (Beban) Pajak
758.495.789
54.017.856
LABA BERSIH TAHUN BERJALAN
(6.617.133.410)
(4.277.169.141)
-
-
JUMLAH RUGI KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN
(6.617.133.410)
(4.277.169.141)
JUMLAH RUGI KOMPREHENSIF YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA: - Pemilik entitas induk - Kepentingan nonpengendali
(6.636.190.770) 19.057.360
(4.320.525.149) 43.356.008
(6.617.133.410)
(4.277.169.141)
(10,09) (10,09)
(6,52) (6,52)
LABA KOTOR Beban usaha Pendapatan keuangan Selisih kurs Beban keuangan Beban penurunan nilai piutang Laba (rugi) pelepasan aset tetap Lain-lain - neto
24.
LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN BEBAN PAJAK Pajak kini Pajak tangguhan
25.
PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN
Jumlah Rugi Komprehensif RUGI PER SAHAM - Dasar - Dilusian
26.
Catatan atas laporan keuangan interim konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dara laporan keuangan interim konsolidasian secara keseluruhan.
3
PT. ZEBRA NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2014 DAN 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Rp Saldo 1 Januari 2013
81.599.619.400
Jumlah laba (rugi) komprehensif 2013
Diatribusikan kepada pemilik entitas induk Tambahan Tambahan modal modal disetor
disetor lainnya
Rp
Rp
Saldo laba
Jumlah
Rp
(5.387.393.156)
-
Rp
(66.563.465.577)
9.648.760.667
Diatribusikan kepada Kepentingan Nonpengendali Rp
Jumlah Rp
158.816.876
9.807.577.543
-
-
-
(4.320.525.149)
(4.320.525.149)
43.356.008
(4.277.169.141)
Saldo per 30 September 2013
81.599.619.400
(5.387.393.156)
-
(70.883.990.726)
5.328.235.518
202.172.884
5.530.408.402
Saldo 31 Desember 2013
81.599.619.400
(5.387.393.156)
-
(74.301.943.947)
1.910.282.297
(35.788.823)
1.874.493.474
Tambahan Modal disetor lainnya
-
-
30.070.021.006
-
30.070.021.006
-
30.070.021.006
Jumlah laba (rugi) komprehensif 2014
-
-
-
(6.636.190.770)
(6.636.190.770)
19.057.360
(6.617.133.410)
81.599.619.400
(5.387.393.156)
30.070.021.006
(80.938.134.717)
25.344.112.533
(16.731.463)
25.327.381.070
Saldo 30 September 2014
Catatan atas laporan keuangan interim konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan interim konsolidasian secara keseluruhan.
4
PT. ZEBRA NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2014 DAN 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
30 September 2014
30 September 2013
10.176.395.298
9.827.599.133
(10.507.528.888)
(12.584.494.197)
(331.133.590) (244.697.341) (427.405.399)
(2.756.895.064) (22.975.916) 1.794.039.440
(1.003.236.330)
(985.831.540)
(589.900.000) 704.000.000
(13.920.000) 975.650.000
114.100.000
961.730.000
(1.826.000.000) 2.643.733.828
(15.000.000) -
Kas Bersih Diperoleh Dari ktivits pendnn
817.733.828
(15.000.000)
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS
(71.402.502)
(39.101.540)
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN
341.737.699
381.926.538
KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN
270.335.197
342.824.998
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari pelanggan Pembayaran kas kepada pemasok karyawan dan pengemudi Kas yang digunakan dari aktivitas operasi Pembayaran beban keuangan Penerimaan dari pendapatan keuangan dan lain-lain Kas Bersih Digunakan Untuk Aktivitas Operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Perolehan aset tetap Pelepasan aset tetap Kas Bersih Diperoleh dari ktivits investsi ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penurunan utang bank dan pinjaman jangka panjang - bersih Penerimaan wesel bayar
Catatan atas laporan keuangan interim konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan interim konsolidasian secara keseluruhan.
5
PT ZEBRA NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 SEPTEMBER 2014 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2013 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. U M U M a. Pendirian dan informasi umum PT. Zebra Nusantara Tbk (Perseroan) didirikan dengan nama PT. Zebra dalam rangka Undangundang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968 jo Undang-undang No. 12 tahun 1970 berdasarkan akta No. 46 dari Soetjipto, S.H., notaris di Surabaya. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. C2-6527.HT.01.01.TH.87 tanggal 12 Oktober 1987 serta diumumkan dalam Lembaran Berita Negara No. 51 tanggal 24 Juni 1988, Tambahan No. 607. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir berdasarkan akta No. 48 tanggal 17 Juni 2011 dari Fransiscus Xaverius Budi Santoso Isbandi, S.H., notaris di Jakarta mengenai penerimaan pemberitahuan perubahan Data Perseroan PT. Zebra Nusantara Tbk. Akta perubahan ini telah diterima dan dicatat dalam Database Sistem Administrasi Badan Hukum dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Perusahaan berdomisili di Surabaya, Jawa Timur dengan daerah pengoperasian di Surabaya. Kantor Pusat Perusahaan beralamat di Jl. Raya Jemursari No.78 , Surabaya. Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perseroan, ruang lingkup kegiatan Perseroan terutama adalah di bidang angkutan taksi dan jasa lainnya yang serupa. Perusahaan mengoperasikan taksi “Zebra” dan menyewakan limousine di Surabaya. Perseroan memulai usaha komersialnya pada tahun 1987. Pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013 Perseroan memiliki 85 unit taksi dan 121 unit taksi. Jumlah karyawan Perseroan rata-rata 62 dan 105 karyawan untuk 30 September 2014 dan 31 Desember 2013. Susunan pengurus Perseroan pada tanggal 30 September 2014 adalah sebagai berikut : Komisaris Utama Komisaris Independen
Jopie Widjaja Edwin Henawan Soekawati, SH
Direktur Utama Independen Direktur
Drs. H Mulyadi, MM Jeremia Kaban
Susunan pengurus Perseroan pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut: Komisaris Utama Independen Komisaris
Drs. H Mulyadi, MM Edwin Henawan Soekawati, SH
Direktur Utama Direktur
Jeremia Kaban Irawati Handojo
Susunan komite audit Perseroan pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut : 30 Sepember 2014 Ketua Anggota
Edwin Henawan Soekawati, SH Teddy Noersetiadi, SE, Ak, Mak Victorianus Krisnantoro
6
31 Desember 2013 Drs. H Mulyadi, MM Teddy Noersetiadi, SE, Ak, Mak Victorianus Krisnantoro
PT ZEBRA NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 SEPTEMBER 2014 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2013 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1.
U M U M (lanjutan) b. Entitas Anak Berdasarkan akta No. 4 tanggal 19 Agustus 2003 dari Ny. Fachria S.H., notaris di Surabaya, efektif pada tanggal 1 Agustus 2003 Perseroan membeli 96% atau sebanyak 200 saham PT Surabaya Artautama Bersama (SAB) dari M. Ismail Sarif (pemegang saham) (Catatan 9). Entitas Anak berdomisili di Surabaya, Jawa Timur dan bergerak dalam bidang angkutan dan jasa lainnya yang serupa dan memulai operasi komersial pada tahun 1996. Entitas Anak ini mengoperasikan taksi “Garuda” dan pada tanggal 30 September 2014 Entitas Anak memiliki 50 unit taksi dengan jumlah aset sebesar Rp. 4.982.998.093,-. Berdasarkan akta No. 10 tanggal 5 Agustus 2005 dari Edi Priyono S.H., notaris di Jakarta. PT. Zebra Energi menerbitkan 250 lembar saham. Perseroan membeli 99% atau sebanyak 249 saham PT. Zebra Energi. Selanjutnya berdasarkan akta No. 2 tanggal 1 Juli 2010 yang dibuat oleh Notaris Nurmawan Hari Wismono, SH, M. KN. Entitas Anak meningkatkan modal disetor dari semula 250 lembar menjadi 647 lembar. Perseroan berdomisili di Surabaya, Jawa Timur dan bergerak dalam bidang perdagangan dan jasa lainnya. Entitas anak ini pada tahun 2008 mulai beroperasi dengan total aset per 30 September 2104 sebesar Rp. 4.334.163.525,-.. Berdasarkan akta No. 34 tanggal 12 September 2008 dari Edi Priyono S.H. notaris di Jakarta, Perseroan mendirikan PT. Zebra International Dry Port dengan komposisi saham sebesar 75% atau sebanyak 938 saham PT. Zebra Nusantara Tbk dan 25% atau sebanyak 312 saham Himawan Kertonugroho. PT. Zebra International Dry Port berdomisili di Jakarta Selatan dan bergerak dalam bidang perdagangan dan jasa lainnya. Entitas anak ini belum melakukan kegiatan operasional, dengan jumlah aset Entitas Anak sebesar Rp.0,- pada tahun 2013. (catatan 11) Spin off Dalam tahun 2010 Perseroan telah melakukan spin off atas asset station pengisian Bahan bakar Gas (BBG) ke PT Zebra Energi (entitas anak). Penyerahan asset ini diakui sebagai penambahan investasi pada Entitas anak sebanyak 397 lembar saham atau setara dengan Rp. 397.000.000. Penambahan ini mengakibatkan kepemilikan saham Perseroan pada anak meningkat dari sebesar 99,60% menjadi 99,84%. Nilai asset Perseroan yang diserahkan adalah sebagai berikut:
Harga Perolehan Akumulasi Penyusutan Nilai Buku
Jumlah / Amount Rp 16.382.176.051 (15.985.176.051) 397.000.000
Pemisahan ini (spin off) telah mendapatkan persetujuan dari pemegang saham berdasarkan akta RUPS No.01 Tanggal 1 Juli 2010 dengan notaries Nurmawan Hari Wismono,SH,M.KN.
7
PT ZEBRA NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 SEPTEMBER 2014 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2013 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. U M U M (lanjutan)
c.
Penawaran Umum Efek Perusahaan Pada tanggal 25 Juli 1991, Perseroan telah memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) sesuai dengan suratnya No. S.1136/PM/1991 untuk melakukan penawaran umum atas 7.315.900 saham kepada masyarakat. Pada tanggal 13 Juni 1991 saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Surabaya.
Pada tanggal 16 Januari 2001, Perseroan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Bapepam untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (Penawaran Umum Terbatas I) untuk maksimum 541.113.723 saham biasa seri B dan maksimum 86.967.705 waran seri I. Setiap pemegang 2 lembar saham seri A yang tercatat pada tanggal 16 Januari 2001 mempunyai hak untuk membeli 27 lembar saham baru seri B dengan harga Rp 100 per lembar (atau dengan harga Rp 2.700 per paket). Untuk setiap pembelian kelipatan 56 lembar saham seri B, pembeli akan menerima 9 waran seri I secara cuma-cuma. Periode pelaksanaan waran dimulai dari tanggal 20 Juli 2001 sampai dengan 25 Januari 2006.
pemegang waran
mempunyai hak beli 1(satu) saham seri B untuk setiap untuk setiap waran yang dimiliki, pada harga pelaksanaannya yang sebesar Rp 100 setiap saham.
Pada tanggal 30 September 2014 seluruh saham yang beredar adalah 40.082.498 lembar seri A dan 615.583.704 lembar seri B .
2. PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BARU DAN REVISI (PSAK) DAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (ISAK) a.
Standar yang berlaku pada tahun berjalan Dalam tahun berjalan Perseroan dan entitas anak telah menerapkan standar baru dan revisi serta interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan dari Ikatan Akuntan Indonesia yang relevan dengan operasinya dan efektif untuk periode akuntansi yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2013. Berikut ini standar baru yang diterapkan dalam laporan keuangan konsolidasian : PSAK 38 (revisi 2012), Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali Standar revisi ini memberikan ruang lingkup lebih sempit yang hanya mencakup transaksi kombinasi bisnis dimana standar sebelumnya mencakup transaksi tertentu antara entitas yang berada di bawah pengendalian yang sama yang belum tentu merupakan kombinasi bisnis. Standar revisi ini mengacu pada PSAK 22, Kombinasi Bisnis dalam menentukan apa yang merupakan pengertian bisnis. Standar baru ini tetap mempertahankan penerapan metode penyatuan kepemilikan dimana
8
PT ZEBRA NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 SEPTEMBER 2014 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2013 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BARU DAN REVISI (PSAK) DAN NTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (ISAK) (lanjutan) aset dan liabilitas yang diperoleh dalam kombinasi bisnis dicatat oleh pengakuisisi sebesar jumlah tercatatnya. Selisih antara jumlah imbalan yang dialihkan dan jumlah tercatat dari setiap transaksi kombinasi bisnis yang sebelumnya dicatat sebagai selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali (SINTRES) di ekuitas sekarang disajikan sebagai bagian dari Tambahan Modal Disetor. Standar sebelumnya mengharuskan SINTRES diakui dalam laba rugi ketika hilangnya sepengendalian atau pelepasan aset, liabilitas, saham, atau instrumen kepemilikan lain ke pihak lain yang tidak sepengendali. Di dalam standar revisi, selisih antara jumlah imbalan yang dialihkan dan jumlah aset neto yang diperoleh akan selalu tetap disajikan sebagai Tambahan Modal Disetor pengakuisisi dan tidak akan diakui ke laba rugi. Standar revisi ini diterapkan secara prospektif pada atau setelah tanggal 1 Januari 2013. Pada saat penerapan awal, saldo SINTRES disajikan sebagai bagian dari Tambahan Modal Disetor. b.
Standar telah diterbitkan tapi belum diterapkan Efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2013 adalah PSAK 38 (revisi 2012), Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali dan Perbaikan Tahunan atas PSAK 60, Instrumen Keuangan : Pengungkapan Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasian, manajemen sedang mengevaluasi dampak dari standar terhadap laporan keuangan konsolidasian. Standar akuntansi dan interpretasi baru/revisi, serta pencabutan standar berikut yang relevan terhadap kegiatan operasi Perseroan, adalah : -
ISAK 27 ISAK 28 PSAK No.1 (revisi 2013) PSAK No. 4 (revisi 2013) PSAK No.15 (revisi 2013) PSAK No.24 (revisi 2013) PSAK No.65 (revisi 2013) PSAK No.66 PSAK No.67 PSAK 68
: Pengalihan Aset dari Pelanggan : Pengakhiran Liabilitas Keuangan dengan Instrumen Ekuitas : Penyajian Laporan Keuangan : Laporan Keuangan Tersendiri : Investasi pada Entitas Asosisasi : Imbalan Kerja : Laporan Keuangan Konsolidasian : Pengaturan Bersama : Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas lain : Pengukuran Nilai Wajar
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING a.
Pernyataan Kepatuhan Laporan keuangan konsolidasian disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.
b. Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasian, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasian, adalah dasar akrual. Mata uang pelaporan yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah mata uang Rupiah. Laporan keuangan konsolidasian tersebut disusun
9
PT ZEBRA NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 SEPTEMBER 2014 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2013 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
4. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa akun tertentu yang disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing – masing akun tersebut. Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. c. Dasar Konsolidasian Laporan keuangan konsolidasian menggabungkan laporan keuangan Perseroan dan entitas yang dikendalikan oleh Perseroan (entitas anak). Pengendalian dianggap ada apabila Perseroan memiliki hak untuk mengatur kebijakan operasi dan keuangan suatu entitas untuk memperoleh manfaat dari aktivitasnya.
Hasil dari entitas anak yang diakuisisi atau dijual selama tahun berjalan termasuk dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sejak tanggal efektif akuisisi dan sampai dengan tanggal efektif penjualan. Jika diperlukan, penyesuaian dapat dilakukan terhadap laporan keuangan entitas anak agar kebijakan akuntansi yang digunakan sesuai dengan kebijakan akuntansi yang digunakan oleh Perseroan. Seluruh transaksi antar Perusahaan, saldo penghasilan dan beban dieliminasi pada saat konsolidasian. Kepentingan non-pengendali pada entitas anak diidentifikasi secara terpisah dan disajikan dalam ekuitas. Efektif 1 Januari 2011, kepentingan non-pengendali pemegang saham pada awalnya boleh diukur pada nilai wajar atau pada proporsi kepemilikan kepentingan non-pengendali atas aset neto teridentifikasi dari pihak yang diakuisisi. Pilihan pengukuran dibuat pada saat akuisisi dengan dasar akuisisi. Setelah akuisisi, nilai tercatat kepentingan non-pengendali adalah jumlah kepentingan non-pengendali pada pengakuan awal ditambah dengan proporsi kepentingan nonpengendali atas perubahan selanjutnya dalam ekuitas. Jumlah pendapatan komprehensif diatribusikan pada kepentingan non-pengendali bahkan jika hal ini mengakibatkan kepentingan non-pengendali mempunyai saldo defisit. Perubahan dalam bagian kepemilikan Perusahaan dan entitas anak pada entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian dicatat sebagai transaksi ekuitas. Nilai tercatat kepentingan entitas anak dan kepentingan non-pengendali disesuaikan untuk mencerminkan perubahan bagian kepemilikannya atas entitas anak. Setiap perbedaan antara jumlah kepentingan non-pengendali disesuaikan dan nilai wajar imbalan yang diberikan atau diterima diakui secara langsung dalam ekuitas dan diatribusikan pada pemilik entitas induk. Kepentingan non-pengendali pada entitas anak diidentifikasi secara terpisah dan disajikan dalam ekuitas. Kepentingan non-pengendali pemegang saham awalnya diukur baik pada nilai wajar ataupun pada proporsi pemilikan kepentingan non-pengendali dari nilai wajar aset neto yang dapat diidentifikasi dari pihak yang diakuisisi. Pilihan pengukuran dilakukan pada akuisisi dengan dasar akuisisi. Setelah akuisisi, nilai tercatat kepentingan non-pengendali adalah jumlah kepentingan non-pengendali pada pengakuan awal ditambah dengan proporsi kepentingan non-pengendali atas perubahan selanjutnya dalam ekuitas. Jumlah pendapatan komprehensif diatribusikan pada kepentingan non-pengendali bahkan jika hal ini mengakibatkan kepentingan non-pengendali mempunyai saldo defisit.
10
PT ZEBRA NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 SEPTEMBER 2014 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2013 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) Perubahan dalam bagian kepemilikan Perseroan dan entitas anak pada entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian dicatat sebagai transaksi ekuitas. Nilai tercatat kepentingan entitas anak dan kepentingan non-pengendali disesuaikan untuk mencerminkan perubahan bagian kepemilikannya atas entitas anak. Setiap perbedaan antara jumlah kepentingan non-pengendali disesuaikan dan nilai wajar imbalan yang diberikan atau diterima diakui secara langsung dalam ekuitas dan diatribusikan pada pemilik entitas induk. Ketika Perseroan kehilangan pengendalian atas entitas anak, keuntungan dan kerugian diakui didalam laba rugi dan dihitung sebagai perbedaan antara (i) keseluruhan nilai wajar yang diterima dan nilai wajar dari setiap sisa investasi dan (ii) nilai tercatat sebelumnya dari aset (termasuk goodwill) dan liabilitas dari entitas anak dan setiap kepentingan nonpengendali. Ketika aset dari entitas anak dinyatakan sebesar nilai revaluasi atau nilai wajar dan akumulasi keuntungan atau kerugian yang telah diakui sebagai pendapatan komprehensif lainnya dan terakumulasi dalam ekuitas, jumlah yang sebelumnya diakui sebagai pendapatan komprehensif.
lainnya dan akumulasi ekuitas dicatat seolah-olah Perseroan telah melepas secara langsung aset yang relevan (yaitu direklasifikasi ke laba rugi atau ditransfer langsung ke saldo laba sebagaimana ditentukan oleh PSAK yang berlaku).Nilai wajar setiap sisa investasi pada entitas anak terdahulu pada tanggal hilangnya pengendalian dianggap sebagai nilai wajar pada saat pengakuan awal aset keuangan sesuai dengan PSAK 55 (revisi 2011), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran atau, jika sesuai, biaya perolehan saat pengakuan awal investasi pada entitas asosiasi atau pengendalian bersama entitas.
d. Kombinasi Bisnis Akuisisi bisnis dicatat dengan menggunakan metode akuisisi. Imbalan yang dialihkan dalam suatu kombinasi bisnis diukur pada nilai wajar, yang dihitung sebagai hasil penjumlahan dari nilai wajar tanggal akuisisi atas seluruh aset yang dialihkan oleh Perseroan, liabilitas yang diakui oleh Perseroan kepada pemilik sebelumnya dari pihak yang diakuisisi dan kepentingan ekuitas yang diterbitkan oleh Perseroan dalam pertukaran pengendalian dari pihak yang diakuisisi. Biaya-biaya terkait akuisisi diakui di dalam laba rugi pada saat terjadinya. Pada tanggal akuisisi, aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih diakui pada nilai wajar kecuali untuk aset dan liabilitas tertentu yang diukur sesuai dengan standar yang relevan. Kepentingan non pengendali diukur baik pada nilai wajar ataupun pada proporsi kepemilikan kepentingan non pengendali atas aset neto teridentifikasi dari pihak yang diakuisisi. Bila imbalan yang dialihkan oleh Perseroan dalam suatu kombinasi bisnis termasuk aset atau liabilitas yang berasal dari pengaturan imbalan kontinjen (contingent consideration arrangement), imbalan kontinjen tersebut diukur pada nilai wajar pada tanggal akuisisi dan termasuk sebagai bagian dari imbalan yang dialihkan dalam suatu kombinasi bisnis. Perubahan dalam nilai wajar atas imbalan kontinjen yang memenuhi syarat sebagai penyesuaian periode pengukuran disesuaikan secara retrospektif, dengan penyesuaian terkait terhadap goodwill. Penyesuaian periode pengukuran adalah penyesuaian yang berasal dari informasi tambahan yang diperoleh selama periode pengukuran (yang tidak melebihi satu tahun sejak tanggal akuisisi) tentang faktafakta dan kondisi yang ada pada tanggal akuisisi.. Bila imbalan yang dialihkan oleh Perseroan dalam suatu kombinasi bisnis termasuk aset atau liabilitas yang berasal dari pengaturan imbalan kontinjen (contingent consideration arrangement), imbalan kontinjen tersebut diukur pada nilai wajar pada tanggal akuisisi dan termasuk sebagai
11
PT ZEBRA NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 SEPTEMBER 2014 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2013 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
bagian dari imbalan yang dialihkan dalam suatu kombinasi bisnis. Perubahan dalam nilai wajar atas imbalan kontinjen yang memenuhi syarat sebagai penyesuaian periode pengukuran disesuaikan secara retrospektif, dengan penyesuaian terkait terhadap goodwill. Penyesuaian periode pengukuran adalah penyesuaian yang berasal dari informasi tambahan yang diperoleh selama periode pengukuran (yang tidak melebihi satu tahun sejak tanggal akuisisi) tentang faktafakta dan kondisi yang ada pada tanggal akuisisi. Perubahan selanjutnya dalam nilai wajar atas imbalan kontinjen yang tidak memenuhi syarat sebagai penyesuaian periode pengukuran tergantung pada bagaimana imbalan kontinjen tersebut diklasifikasikan. Imbalan kontinjen yang diklasifikasikan sebagai ekuitas tidak diukur kembali pada tanggal sesudah tanggal pelaporan dan penyelesaian selanjutnya dicatat dalam ekuitas. Imbalan kontinjen yang diklasifikasikan sebagai asset atau liabilitas diukur setelah tanggal pelaporan sesuai dengan standar akuntansi yang relevan dengan mengakui keuntungan atau kerugian terkait dalam laba rugi atau dalam pendapatan komprehensif lain (OCI). Bila suatu kombinasi bisnis dilakukan secara bertahap, kepemilikan terdahulu Perseroan atas pihak terakuisisi diukur kembali ke nilai wajar pada tanggal akuisisi dan keuntungan atau kerugian nya, jika ada, diakui dalam laba rugi. Jumlah yang berasal dari kepemilikan sebelum tanggal akuisisi yang sebelumnya telah diakui dalam pendapatan komprehensif lain direklasifikasi ke laba rugi dimana perlakuan tersebut akan sesuai jika kepemilikannya dilepas/dijual. Jika akuntansi awal untuk kombinasi bisnis belum selesai pada akhir periode pelaporan saat kombinasi terjadi, Perseroan melaporkan jumlah sementara untuk pos-pos yang proses akuntansinya belum selesai dalam laporan keuangannya. Selama periode pengukuran, pihak pengakuisisi menyesuaikan, aset atau liabilitas tambahan yang diakui , untuk mencerminkan informasi baru yang diperoleh tentang fakta dan keadaan yang ada pada tanggal akuisisi dan, jika diketahui, akan berdampak pada jumlah yang diakui pada tanggal tersebut. e. Transaksi dan Saldo Dalam Mata Uang Asing Pembukuan Perseroanan diselenggarakan dalam mata uang Rupiah, mata uang dari lingkungan ekonomi utama dimana entitas beroperasi (mata uang fungsionalnya). Transaksi – transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal pelaporan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi tahun yang bersangkutan.
f.
Transaksi Pihak – pihak Berelasi Pihak – pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan Perseroan (entitas pelapor) : a.) Orang atau anggota keluarga terdekat yang mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut : 1) Memiliki pengendalian atau pengendalian bersama entitas pelapor 2) Memiliki pengaruh signifikan entitas pelapor, atau 3) Merupakan personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk pelapor b.) Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut : 1) Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk,entitas anak berikutnya terkait dengan entitas lainnya). 2) Satu entitas adalah entitas asosiasi atau kelompok usaha yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya).
12
PT ZEBRA NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 SEPTEMBER 2014 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2013 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3) Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama. 4) Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga. 5) Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut , maka entitas sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor. 6) Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf (a). 7) Orang yang diidentifikasi dalam huruf (a) (1) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas). Seluruh transaksi yang dilakukan dengan pihak – pihak berelasi, baik dilakukan dengan kondisi dan persyaratan yang sama dengan pihak ketiga maupun tidak diungkapkan pada laporan keuangan konsolidasian. g.
Kas dan Setara Kas
Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan semua investasi yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaanya. h.
Piutang Usaha dan Piutang Lain-lain Penyisihan piutang ragu-ragu, dihitung berdasarkan penelaahan kolektibilitas saldo piutang. Piutang dihapuskan pada saat piutang tersebut dipastikan tidak tertagih.
i.
Persediaan Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah. Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata – rata tertimbang.
j.
Biaya Dibayar Dimuka Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.
k.
Aset Tetap – Pemilikan Langsung Aset tetap yang dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administrative dicatat berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai. Aset tetap, kecuali tanah, disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut : Tahun Bangunan
20
Stasiun pengisian bahan bakar gas
10
Kendaraan usaha dan kantor
5
Peralatan bengkel dan komunikasi
3
Perabot dan peralatan kantor
3
13
PT ZEBRA NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 SEPTEMBER 2014 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2013 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode penyusutan direview setiap akhir tahun dan pengaruh dari setiap perubahan estimasi tersebut berlaku prospektif. Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan. Aset tetap yang tidak digunakan dinyatakan sebesar jumlah terendah untuk jumlah tercatat atau nilai realisasi bersih. Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laba rugi pada saat terjadimya. Biaya – biaya lain yang terjadi selanjutnya yang timbul untuk menambah, mengganti atau memperbaiki asset tetap dicatat sebagai biaya perolehan asset jika dan hanya jika besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan asset tersebut akan mengalir ke entitas dan biaya perolehan asset dapat diukur secara andal. Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing – masing aset tetap yang bersangkutan pada saat selesai dan siap digunakan.
I.
Provisi Provisi diakui ketika Perseroan memiliki kewajiban (baik bersifat hokum maupun bersifat konstruktif) sebagai akibat peristiwa masa lalu, kemungkinan besar Perseroan diharuskan menyelesaikan liabilitas dan estimasi yang andal mengenai jumlah liabilitas tersebut dapat dibuat. Jumlah yang diakui sebagai provisi adalah hasil estimasi terbaik pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban kini pada akhir periode pelaporan, dengan mempertimbangkan risiko dan ketidakpastian yang meliputi liabilitasnya. Apabila suatu provisi diukur menggunakan arus kas yang diperkirakan untuk menyelesaikan liabilitas kini, maka nilai tercatatnya adalah nilai kini dari arus kas. Ketika beberapa atau seluruh manfaat ekonomi untuk penyelesai provisi yang diharapkan dapat dipulihkan dari pihak ketiga, piutang diakui sebagai asset apabila terdapat kepastian bahwa penggantian akan diterima dan jumlah piutang dapat diukur secara andal.
m. Goodwill Goodwill yang timbul dari kombinasi bisnis diakui sebagai aset pada tanggal diperolehnya pengendalian (tanggal akuisisi). Goodwill diukur sebagai selisih dari imbalan yang dialihkan, jumlah setiap kepentingan nonpengendali pihak yang diakuisisi dan nilai wajar dari kepentingan ekuitas yang sebelumnya dimiliki pihak pengakuisisi pada pihak yang diakuisisi (jika ada) atas jumlah selisih bersih dari aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih pada tanggal akuisisi. Jika setelah penilaian kembali, kepemilikan Perusahaan dan entitas anak pada nilai wajar aset bersih yang teridentifikasi dari pihak yang diakuisisi melebihi dari imbalan yang dialihkan, jumlah setiap kepentingan nonpengendali pihak yang diakuisisi dan nilai wajar dari kepentingan ekuitas yang sebelumnya dimiliki pihak pengakuisisi pada pihak yang diakuisisi (jika ada), selisihnya diakui segera dalam laba atau rugi sebagai pembelian dengan diskon. Untuk tujuan uji penurunan nilai, goodwill dialokasikan pada setiap unit penghasil kas dari Perusahan dan entitas anak yang diharapkan memberikan manfaat dari sinergi kombinasi bisnis tersebut. Unit penghasil kas yang telah memperoleh alokasi goodwill diuji penurunan nilainya secara tahunan, dan ketika terdapat indikasi bahwa unit tersebut mengalami penurunan nilai. Jika jumlah terpulihkan dari unit penghasil kas kurang dari jumlah tercatatnya, rugi penurunan nilai dialokasikan pertamam untuk mengurangi jumlah tercatat aset atas setiap goodwill yang dialokasikan pada unit dan selanjutnya ke aset lainnya dari unit dibagi prorata atas dasar jumlah tercatat setiap aset dalam unit tersebut. Rugi penurunan nilai yang diakui atas goodwill tidak dapat dibalik pada periode berikutnya. Pada pelepasan entitas anak, jumlah yang dapat diatribusikan penentuan laba atau rugi atas pelepasan.
14
dari goodwill termasuk dalam
PT ZEBRA NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 SEPTEMBER 2014 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2013 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
n.
Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan Kecuali Goodwill Pada setiap periode pelaporan, Perseroan menelaah nilai tercatat aset non-keuangan untuk menentukan apakah terdapat indikasibahwa aset tersebut telah mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut, nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset diestimasi untuk menentukan tingkat kerugian penurunan nilai (jika ada). Bila tidak memungkinkan untuk mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali atas suatu aset individu, Perseroan mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali dari unit penghasil kas atas aset.
Perkiraan jumlah yang dapat diperoleh kembali adalah nilai tertinggi antara nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakai. Jika jumlah yang dapat diperoleh kembali dari aset nonkeuangan (unit penghasil kas) dikurangi menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali dan rugi penurunan nilai diakui langsung ke laba rugi. o. Aset tak berwujud – Hak Atas Tanah Biaya legal pengurusan hak atas tanah pada saat perolehan tanah tersebut diakui sebagai bagian dari biaya perolehan aset tanah aset tetap dan properti investasi. Biaya pembaruan atau pengurusan perpanjangan hak atas tanah diakui sebagai aset tak berwujud dan diamortisasi selama periode hak atas tanah sebagaimana tercantum dalam kontrak atau umur ekonomis aset, mana yang lebih pendek. p.
Utang Usaha Utang usaha pada awalnya diakui sebesar nilai wajar dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi.
q. Pinjaman Pada saat pengakuan awal, pinjaman diakui sebesar nilai wajar, dikurangi dengan biaya-biaya transaksi yang terjadi. Selanjutnya, pinjaman diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung dengan akuisisi atau konstruksi aset kualifikasian (“qualifying asset”), dikapitalisasi hingga aset tersebut selesai secara substansial. Pinjaman diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka panjang kecuali yang akan jatuh tempo dalam waktu 12 bulan setelah periode pelaporan. r.
Sewa Sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Sewa lainnya, yang tidak memenuhi kriteria tersebut, diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Sebagai Lessor Dalam sewa pembiayaan, lessor mengakui aset berupa piutang sewa pembiayaan sebesar jumlah investasi sewa neto Perusahaan dan entitas anak. Pengakuan penghasilan sewa pembiayaan dialokasikan pada periode akuntansi yang mencerminkan suatu tingkat pengembalian periodik yang konstan atas investasi bersih lessor. Pendapatan sewa dari sewa operasi diakui sebagai pendapatan dengan dasar garis lurus masa sewa. Biaya langsung awal yang terjadi dalam proses negosiasi dan pengaturan sewa operasi ditambahkan ke jumlah tercatat dari aset sewaan dan diakui dengan dasar garis lurus selama masa sewa.
15
PT ZEBRA NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 SEPTEMBER 2014 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2013 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Sebagai Lessee Aset pada sewa pembiayaan dicatat pada awal masa sewa sebesar nilai wajar aset sewaan Perusahaan dan entitas anak yang ditentukan pada awal kontrak atau, jika lebih rendah, sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum. Kewajiban kepada lessor disajikan didalam neraca sebagai kewajiban sewa pembiayaan. Pembayaran sewa harus dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pengurangan dari kewajiban sewa sehingga mencapai suatu tingkat bunga yang konstan (tetap) atas saldo kewajiban. Rental kontijen dibebankan pada periode terjadinya. Pembayaran sewa operasi diakui sebagai beban dengan dasar garis lurus (staight-line basis) selama masa sewa, kecuali terdapat dasar sistematis lain yang dapat lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat aset yang dinikmati pengguna. Rental kontinjen diakui sebagai beban didalam periode terjadinya. Dalam hal insentif diperoleh dalam sewa operasi, insentif tersebut diakuisebagai kewajiban. Keseluruhan manfaat dari insentif diakui sebagai pengurangan dari biaya sewa dengan dasar garis lurus kecuali terdapat dasar sistematis lain yang lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat yang dinikmati pengguna. s. Pengakuan Pendapatan dan Beban Pendapatan taksi Pendapatan dari kegiatan operasi taksi diakui berdasarkan jumlah setoran harian pengemudi yang ditetapkan dalam perjanjian. Penjualan Barang Pendapatan dari penjualan barang harus diakui bila seluruh kondisi berikut dipenuhi :
Perseroan telah memindahkan risiko dan manfaat secara signifikan kepemilikan barang kepada pembeli; Perseroan tidak lagi melanjutkan pengelolaan yang biasanya terkait dengan kepemilikan atas barang ataupun melakukan pengendalian efektif atas barang yang dijual; Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal; Kemungkinan besar manfaat ekonomis yang terkait dengan transaksi akan mengalir kepada Perseroan tersebut; dan Biaya yang terjadi atau akan terjadi sehubungan transaksipenjualan tersebut dapat diukur dengan andal. Beban Beban diakui pada saat terjadinya t. Imbalan Kerja Perseroan memberikan program pensiun imbalan pasti untuk semua karyawan tetapnya. Perseroan juga membukukan imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk karyawan sesuai dengan Undang Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Perseroan menghitung selisih antara imbalan yang diterima karyawan berdasarkan undang-undang yang berlaku dengan manfaat yang diterima dari program pensiun untuk pensiun normal. Perhitungan imbalan pasca kerja menggunakan metode Projected Unit Credit. Akumulasi
16
PT ZEBRA NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 SEPTEMBER 2014 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2013 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi jumlah yang lebih besar diantara 10% dari nilai kini imbalan pasti dan nilai wajar aset program diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diprakirakan dari para pekerja dalam program tersebut (pendekatan koridor). Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalantersebut menjadi vested. Jumlah yang diakui sebagai lialibitas imbalan pasti di laporan posisi keuangan konsolidasian merupakan nilai kini kewajiban imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui, biaya jasa lalu yang belum diakui.
u.
Pajak Penghasilan Beban pajak terdiri dari pajak kini dan pajak tangguhan. Pajak diakui dalam laporan laba rugi, kecuali jika pajak tersebut terkait dengan transaksi atau kejadian yang diakui di pendapatan komprehensif lain atau langsung diakui ke ekuitas. Dalam hal ini, pajak tersebut masing-masing diakui dalam pendapatan komprehensif lain atau ekuitas. Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku di negara di mana Perseroan beroperasi dan menghasilkan pendapatan kena pajak. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas kecuali perbedaan yang berhubungan dengan pajak penghasilan final. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang diekspektasikan berlaku dalam periode ketika liabilitas diselesaikan atau aset dipulihkan dengan tarif pajak (dan peraturan pajak) yang telah berlaku atau secara substantif telah berlaku pada akhir periode pelaporan. Pengukuran aset dan liabilitas pajak tangguhan mencerminkan konsekuensi pajak yang sesuai dengan cara Perseroan ekspektasikan, pada akhir periode pelaporan, untuk memulihkan atau menyelesaikan jumlah tecatat aset dan liabilitasnya. Jumlah tercatat aset pajak tangguhan dikaji ulang pada akhir periode pelaporan dan dikurangi jumlah tercatatnya jika kemungkinan besar laba kena pajak tidak lagi tersedia dalam jumlah yang memadai untuk mengkompensasikan sebagian atau seluruh aset pajak tangguhan tersebut. Aset dan liabilitas pajak tangguhan saling hapus ketika entitas memiliki hak yang dapat ipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus aset pajak kini terhadap liabilitas pajak kini dan etika aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan terkait dengan pajak penghasilan dikenakan oleh otoritas perpajakan yang sama serta Perseroan yang berbeda bermaksud untuk memulihkan aset dan liabilitas pajak kini dengan dasar neto.
Pajak kini dan pajak tangguhan diakui sebagai beban atau penghasilan dalam laba rugi, kecuali sepanjang pajak penghasilan yang berasal dari transaksi atau kejadian yang diakui, diluar laba rugi (baik dalam pendapatan komprehensif lain maupun secara langsung di ekuitas), dalam hal tersebut pajak juga diakui di luar laba rugi atau yang timbul dari akuntansi awal atau kombinasi bisnis. Dalam kasus kombinasi bisnis, pengaruh pajak termasuk dalam akuntansi kombinasi bisnis.
17
PT ZEBRA NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 SEPTEMBER 2014 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2013 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
v.
Laba Per Saham Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih diatribusikan kepada pemilik entitas induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada periode yang bersangkutan. Laba per saham dilusian dihitung dengan membagi laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang telah disesuaikan dengan dampak dari semua efek berpotensi saham biasa yang dilutif.
w.
Informasi Segmen Segmen operasi diidentifikasi berdasarkan laporan internal mengenai komponen dari Perseroan yang secara regular direview oleh “pengambil keputusan operasional” dalam rangka mengalokasikan sumber daya dan menilai kinerja segmen operasi. Segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas : a)
b)
c)
yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang manamemperoleh pendapatan dan menimbulkan beban(termasuk pendapatan dan beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama); yang hasil operasinya dikaji ulang secara regular olehpengambil keputusan operasional untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan dimana tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan.
Informasi yang digunakan oleh pengambil keputusan operasional dalam rangka alokasi sumber daya dan penilaian kinerja mereka terfokus pada kategori dari setiap wilayah operasi. x. Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 60 (Revisi 2011) Efektif hingga 31 Desember 2013, Perseroan belum menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2010), “Instrumen Keuangan: Penyajian” PSAK No. 55 (Revisi 2012), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, dan PSAK No. 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”.
4
PERTIMBANGAN KRITIS AKUNTANSI DAN ESTIMASI AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN Dalam penerapan kebijakan akuntansi Perseroan, yang dijelaskan dalam Catatan 3, direksi diwajibkan untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi tentang jumlah tercatat aset dan liabilitas yang tidak tersedia dari sumber lain. Estimasi dan asumsi yang terkait didasarkan pada pengalaman historis dan faktor faktor lain yang dianggap relevan. Hasil aktualnya mungkin berbeda dari estimasi tersebut. Estimasi dan asumsi yang mendasari ditelaah secara berkelanjutan. Revisi estimasi akuntansi diakui dalam periode dimana estimasi tersebut direvisi jika revisi hanya mempengaruhi periode tersebut, atau pada periode revisi dan periode masa depan jika revisi mempengaruhi periode saat ini dan masa depan.
18
PT ZEBRA NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 SEPTEMBER 2014 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2013 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pertimbangan Kritis dalam Penerapan Kebijakan Akuntansi Dalam proses penerapan kebijakan akuntansi yang dijelaskan dalam Catatan 3, tidak terdapat pertimbangan kritis yang memiliki dampak signifikan pada jumlah yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian, selain dari penyajian estimasi yang diatur di bawah ini.
Sumber Estimasi Ketidakpastian Asumsi utama mengenai masa depan dan sumber estimasi lainnya pada akhir periode pelaporan, yang memiliki risiko signifikan yang mengakibatkan penyesuaian material terhadap jumlah tercatat asset dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya dijelaskan dibawah ini:
i.
Klasifikasi aset dan liabilitas keuangan Perseroan menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset dan liabilitas keuangan dengan pertimbangan bila definisi yang ditetapkan PSAK No. 55 (revisi 2011) terpenuhi. Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi Perusahaan seperti diungkapkan dalam Catatan 3.
ii.
Penurunan nilai set non keuangan Penelaahan atas penurunan nilai dilakukan apabila terdapat indikasi penurunan nilai aset tertentu. Penentuan nilai wajar aset membutuhkan estimasi arus kas yang diharapkan akan dihasilkan dari pemakaian berkelanjutan dan pelepasan akhir atas aset tersebut. Perubahan signifikan dalam asumsi asumsi yang digunakan untuk menentukan nilai wajar dapat berdampak signifikan pada nilai terpulihkan dan jumlah kerugian penurunan nilai yang terjadi mungkin berdampak material pada hasil operasi Entitas dan Entitas Anak.
iii.
Rugi Penurunan dari Nilai Pinjaman yang diberikan dan piutang Perseroan menilai penurunan nilai pinjaman dan piutang pada setiap tanggal pelaporan. Dalam menentukan apakah rugi penurunan nilai harus dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif, manajemen membuat penilaian, apakah terdapat bukti objektif bahwa kerugian telah terjadi. Nilai tercatat nilai pinjaman dan piutang telah diungkapkan dalam Catatan 6, 7, dan 10.
iv.
Penyisihan Penurunan Nilai Persediaan Perseroan membuat penyisihan penurunan nilai persediaan berdasarkan estimasi persediaan yang digunakan pada masa mendatang. Walaupun asumsi yang digunakan dalam mengestimasi penyisihan penurunan nilai persediaan telah sesuai dan wajar, namun perubahan signifikan atas asumsi ini akan berdampak material terhadap penyisihan penurunan nilai persediaan, yang pada akhirnya akan mempengaruhi hasil usaha Perseroan. Nilai tercatat persediaan diungkapkan dalam Catatan 8.
19
PT ZEBRA NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 SEPTEMBER 2014 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2013 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
v.
Taksiran Masa Manfaat Ekonomis dan Nilai Sisa Aset Tetap Masa manfaat dan nilai sisa setiap aset tetap Perseroan ditentukan berdasarkan kegunaan yang diharapkan dari aset tersebut. Estimasi ini ditentukan berdasarkan evaluasi teknis internal dan pengalaman atas aset sejenis. Masa manfaat dan nilai sisa setiap aset direview secara periodik dan disesuaikan apabila prakiraan berbeda dengan estimasi sebelumnya karena keausan, keusangan teknis dan komersial, hukum atau keterbatasan lainnya atas pemakaian aset. Namun terdapat kemungkinan bahwa hasil operasi dimasa mendatang dapat dipengaruhi secara signifikan oleh perubahan atas jumlah serta periode pencatatan biaya yang diakibatkan karena perubahan faktor yang disebutkan di atas. Perubahan masa manfaat dan nilai sisa aset tetap dapat mempengaruhi jumlah biaya penyusutan yang diakui. Nilai tercatat aset tetap diungkapkan dalam Catatan 9.
vi.
Provisi pajak Pertimbangan signifikan dilakukan dalam menentukan provisi atas pajak penghasilan badan maupun pajak lainnya atas transaksi tertentu. Ketidakpastian timbul terkait dengan interpretasi dari peraturan perpajakan yang kompleks dan jumlah dan waktu dari penghasilan kena pajak di masa depan. Dalam menentukan jumlah yang harus diakui terkait dengan liabilitas pajak yang tidak pasti, Perseroan menerapkan pertimbangan yang sama yang akan digunakan dalam menentukan jumlah cadangan yang harus diakui sesuai dengan PSAK No. 57, “Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi”. Perseroan membuat analisa terhadap semua posisi pajak yang terkait dengan pajak penghasilan untuk menentukan jika liabilitas pajak untuk manfaat pajak yang belum diakui harus diakui. Perseroan mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah akan terdapat tambahan pajak penghasilan badan. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 14 dan 25.
vii.
Aset pajak tangguhan Aset pajak tangguhan diakui atas seluruh perbedaan temporer yang dapat dikurangkan, sepanjang besar kemungkinannya bahwa penghasilan kena pajak akan tersedia sehingga perbedaan temporer tersebut dapat digunakan. Estimasi signifikan oleh manajemen disyaratkan dalam menentukan total aset pajak tangguhan yang dapat diakui, berdasarkan saat penggunaan dan tingkat penghasilan kena pajak serta strategi perencanaan pajak masa depan. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 25.
viii.
Imbalan Pasca Kerja Penentuan liabilitas imbalan pasca kerja tergantung pada pemilihan asumsi tertentu yang digunakan oleh aktuaris dalam menghitung jumlah liabilitas tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain tingkat diskonto dan tingkat kenaikan gaji. Realisasi yang berbeda dari asumsi Perseroan diakumulasi dan diamortisasi selama periode mendatang dan akibatnya akan berpengaruh terhadap jumlah biaya serta liabilitas yang diakui di masa mendatang. Walaupun asumsi Perseroan dianggap tepat dan wajar, namun perubahan signifikan pada kenyataannya atau perubahan signifikan dalam asumsi yang digunakan dapat berpengaruh secara signifikan terhadap liabilitas imbalan pasca kerja Perseroan. Nilai tercatat liabilitas imbalan pasca kerja diungkapkan dalam Catatan 27.
20
PT ZEBRA NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 SEPTEMBER 2014 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2013 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
5.
KAS DAN SETARA KAS Kas dan bank terdiri dari:
30 September 2014 Rp Kas Bank Rupiah : PT. Bank Muamalat PT. Bank Mandiri (Pesero) Tbk PT. Bank Jatim PT. Bank BNI (Pesero) Tbk PT. Bank Mandiri Syariah Mata uang asing : PT. Bank Mandiri (Pesero) Tbk Jumlah
6.
31 Desember 2013
6.719.270
Rp 15.075.130
82.160.317 44.785.376 8.224.067 1.626.554 136.796.314
1.000.000 194.692.732 9.969.067 50.504.356 6.405.677 262.571.832
126.819.613 126.819.613
64.090.737 64.090.737
270.335.197
341.737.699
30 September 2014 Rp 1.817.767.645 (43.601.233)
31 Desember 2013 Rp 1.072.831.256 (43.601.233)
1.774.166.412
1.029.230.023
PIUTANG USAHA – PIHAK KETIGA
Piutang usaha Cadangan penurunan nilai Jumlah
30 September 2014 Rp Piutang usaha-pihak ketiga: PT. Hartono Energi Semesta PT. Artho Gas Yoyok (Perorangan) PT. Mandiri Anugerah Energi PT. Artha Anugrah Energi PT.Global Mitra Mahameru' PT. Profilia Lain-lain (dibawah Rp.100.000.000.-) Dikurangi cadangan penurunan nilai Jumlah
21
31 Desember 2013 Rp
505.947.679 382.981.822 225.239.157 205.692.944 127.730.682 370.175.361 (43.601.233)
449.979.058 103.075.570 249.786.922 123.192.245 146.797.461 (43.601.233)
1.774.166.412
1.029.230.023
PT ZEBRA NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 SEPTEMBER 2014 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2013 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
6.
PIUTANG USAHA –PIHAK KETIGA (lanjutan) Jumlah piutang usaha berdasarkan umur (hari) sebagai berikut: 30 September 2014 Jatuh tempo : 1 - 30 hari 31 - 60 hari cadangan penurunan nilai Jumlah
31 Desember 2013
Rp 1.434.785.823
Rp 1.072.831.256
382.981.822 (43.601.233)
(43.601.233)
1.774.166.412
1.029.230.023
Mutasi cadangan penurunan nilai adalah sebagai berikut ; 30 September 2014 Saldo awal Pencadangan penurunan nilai
Rp 43.601.233 -
Jumlah
43.601.233
31 Desember 2013 Rp 43.601.233 43.601.233
Dalam menentukan pemulihan dan cadangan penurunan nilai piutang usaha, manajemen perseroan mempertimbangkan setiap perubahan dalam kualitas kredit dari piutang usaha. ___________________________________________________________________________________________ 7. PIUTANG LAIN-LAIN Akun ini terdiri dari: 30 September 2014 Rp Pengemudi Karyawan Lain-lain Cadangan penurunan nilai Jumlah
31 Desember 2013 Rp
5.852.883.225
5.956.521.438
12.000.000
5.414.000
1.805.000
1.805.000
(2.637.468.248)
(2.347.060.011)
3.229.219.977
3.616.680.427
Piutang kepada karyawan dan koperasi karyawan terutama timbul dari pemberian pinjaman, sedangkan piutang pengemudi berasal dari kekurangan setor pendapatan operasional taxi. Piutang ini tidak dibebani bunga dan pembayarannya akan diperhitungkan melalui pemotongan gaji untuk piutang karyawan dan penyerahan hasil pendapatan operasional taxi oleh pengemudi.
22
PT ZEBRA NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 SEPTEMBER 2014 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2013 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu adalah sebagai berikut:
30 September 2014
31 Desember 2013
Rp
Rp
Saldo awal Pencadangan tahun berjalan Saldo akhir
2.347.060.011
2.026.079.791
290.408.237
320.980.220
2.637.468.248
2.347.060.011
Dalam menentukan pemulihan dan cadangan penurunan nilai piutang usaha, manajemen perseroan mempertimbangkan setiap perubahan dalam kualitas kredit dari piutang usaha.
8. PERSEDIAAN Akun ini terdiri dari:
30 September 2014
31 Desember 2013
Rp
Rp
850.120.069
894.863.230
Bahan bakar gas Suku cadang Jumlah
758.714.271
742.364.388
1.608.834.340
1.637.227.618
Manajemen berkeyakinan bahwa seluruh persediaan akan dapat direalisasikan, sehingga tidak dilakukan pencadangan penurunan nilai persediaan. Pada tanggal 30 September 2014 seluruh persediaan tidak diasuransikan terhadap resiko kebakaran dan resiko lainnya, karena manajemen berpendapat bahwa resikonya tidak signifikan serta perputarannya cepat.
9. ASET TETAP Aset tetap terdiri dari: 2014 1 Januari 2014
Penambahan
Pengurangan
30 September 2014
Rp
Rp
Rp
Rp
Harga Perolehan Aset tetap non armada transportasi Tanah Bangunan
1.779.594.898
-
-
1.779.594.898
2.048.483.759
-
-
2.048.483.759
16.987.176.051
-
-
16.987.176.051
Kendaraan kantor
837.113.320
-
-
837.113.320
Peralatan bengkel
2.034.031.548
-
-
2.034.031.548
Peralatan komunikasi
1.971.971.250
-
-
1.971.971.250
Perabot dan peralatan kantor
2.873.234.994
-
-
2.873.234.994
Stasiun pengisian BBG
Aset tetap armada transportasi Kendaraan usaha Jumlah
24.185.708.541
589.900.000
8.119.312.200
16.656.296.341
52.717.314.361
589.900.000
8.119.312.200
45.187.902.161
23
PT ZEBRA NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 SEPTEMBER 2014 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2013 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Akumulasi Penyusutan Aset tetap non armada transportasi Bangunan Stasiun pengisian BBG
827.141.598
76.818.141
-
903.959.739
16.228.426.057
97.499.999
-
16.325.926.056
Kendaraan kantor
837.113.320
-
-
837.113.320
Peralatan bengkel
1.957.710.911
2.195.154
-
1.959.906.065
677.716.061
-
-
677.716.061
2.855.701.180
7.588.709
-
2.863.289.889
Peralatan komunikasi Perabot dan peralatan kantor Aset tetap armada transportasi
5.216.352.705
2.629.982.389
5.578.428.473
2.267.906.621
Jumlah
Kendaraan usaha
28.600.161.832
2.814.084.392
5.578.428.473
25.835.817.751
Nilai Buku
24.117.152.529
19.352.084.410
2013 1 Januari 2013
Penambahan
Pengurangan
31 Desember 2013
Rp
Rp
Rp
Harga Perolehan Aset tetap non armada transportasi Tanah
1.779.594.898
-
-
1.779.594.898
Bangunan
2.048.483.759
-
-
2.048.483.759
Stasiun pengisian BBG
16.382.176.051
605.000.000
-
16.987.176.051
Kendaraan kantor
1.161.113.320
-
324.000.000
837.113.320
Peralatan bengkel
2.034.031.548
-
-
2.034.031.548
Peralatan komunikasi
1.971.971.250
-
-
1.971.971.250
Perabot dan peralatan kantor
2.859.314.994
13.920.000
-
2.873.234.994
86.372.996.325
619.429.250
62.806.717.034
24.185.708.541
114.609.682.145
1.238.349.250
63.130.717.034
52.717.314.361
724.717.410
102.424.188
-
827.141.598
Aset tetap armada transportasi Kendaraan usaha Jumlah
Akumulasi Penyusutan Aset tetap non armada transportasi Bangunan Stasiun pengisian BBG
16.158.926.056
69.500.001
-
16.228.426.057
Kendaraan kantor
1.060.014.320
44.265.667
267.166.667
837.113.320
Peralatan bengkel
1.954.784.034
2.926.877
-
1.957.710.911
677.716.061
-
-
677.716.061
2.837.586.274
18.114.906
-
2.855.701.180
62.323.035.608
4.920.623.792
62.027.306.695
5.216.352.705
Jumlah
85.736.779.763
5.157.855.431
62.294.473.362
28.600.161.832
Nilai Buku
28.872.902.382
Peralatan komunikasi Perabot dan peralatan kantor Aset tetap armada transportasi Kendaraan usaha
24.117.152.529
Perseroan melakukan penjualan aset tetap sebesar nilai buku bersih Rp.2.540.883.727.- dan Rp. 836.243.672,- masing-masing pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013. Rincian laba penjualan aset tetap sebagai berikut :
24
PT ZEBRA NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 SEPTEMBER 2014 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2013 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Penjualan neto Nilai buku bersih Laba (rugi) pelepasan aset
30 September 2014
31 Desember 2013
Rp
Rp
704.000.000
1.490.150.000
2.540.883.727
836.243.672
(1.836.883.727)
653.906.328
Beban penyusutan dialokasikan sebagai berikut : 30 September 2014 Beban langsung Beban usaha Beban penyusutan
31 Desember 2013
2.727.482.388
4.993.050.670
86.602.004
164.804.761
2.814.084.392
5.157.855.431
Perseroan memiliki beberapa bidang tanah yang terletak di Surabaya dengan hak legal berupa Hak Guna Bangunan yang berjangka waktu 20 (dua puluh) tahun yang akan jatuh tempo antara tahun 2014 dan 2026. Manajemen berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti kepemilikan yang memadai. Aset tetap digunakan sebagai jaminan atas utang bank ( catatan 17 dan 18). Pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, Perseroan tidak mengasuransikan aset tetap. Perseroan juga tidak menghitung penurunan nilai aset tetapnya. 10. PIUTANG KOPERASI KARYAWAN
Piutang Koperasi karyawan Penyisihan kerugian piutang Jumlah
30 September 2014
31 Desember 2013
Rp
Rp
258.639.819
258.639.819
(129.319.909)
(129.319.909)
129.319.910
129.319.910
Manajemen berpendapat bahwa seluruh piutang tersebut dapat ditagih. 11. ASET TIDAK LANCAR LAINNYA
30 September 2014
31 Desember 2013
Rp
Rp
Biaya pra operasi
-
1.328.400.270
penurunan nilai
-
(1.328.400.270)
Jumlah
-
-
25
PT ZEBRA NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 SEPTEMBER 2014 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2013 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT. Zebra International Dry Port (Entitas anak) Biaya pra operasi dari PT. Zebra International Dry Port (Entitas Anak) adalah biaya untuk perijinan dan instalasi Dry Port. Sampai dengan tanggal 30 September 2014, PT. Zebra International Dry Port belum melakukan operasi.
12.
UTANG USAHA – PIHAK KETIGA Akun ini merupakan kewajiban yang timbul atas pembelian suku cadang kepada pihak ketiga. Jumlah utang usaha berdasarkan umur (hari) adalah sebagai berikut : 30 September 2014
31 Desember 2013
Rp
Rp
>
1-3 bulan
2.980.071.990
1.326.314.022
>
3-6 bulan
620.687.207
119.093.732
>
6 bulan - 1 tahun
31.121.800
586.098.054
3.632.880.997
2.031.505.808
Jumlah
Jangka waktu kredit yang timbul dari pembelian suku cadang berkisar 90 sampai dengan 360 hari. 13.
UTANG LAIN-LAIN Akun ini terdiri dari : 30 September 2014
31 Desember 2013
Rp
Rp
Pihak yang berelasi PT. Steady Safe Tbk Jumlah
208.050.000
208.050.000
208.050.000
208.050.000
Pihak ketiga Edi Widarto
200.000.000
200.000.000
Jaminan pengemudi
62.411.500
63.901.500
Sparepart pengemudi
14.608.403
14.608.403
Dana cadangan kepemilikan
10.844.135
10.844.135
Tabungan pengemudi
953.341
953.341
904.647.116
104.211.390
Jumlah
1.193.464.495
394.518.769
Jumlah utang lain-lain
1.401.514.495
602.568.769
Lain-lain
26
PT ZEBRA NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 SEPTEMBER 2014 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2013 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
14. UTANG PAJAK Akun ini terdiri dari : 30 September 2014
31 Desember 2013
Rp
Rp
Pasal 29
356.379.827
85.516.495
Pasal 21
327.804.190
332.869.880
Pasal 23
56.088.092
56.088.092
Pasal 25
33.876.957
33.876.957
Pasal 4 (2) Jumlah
7.000.000
7.000.000
781.149.066
515.351.424
Utang pajak Pasal 25 sebesar Rp. 33.876.957,- merupakan saldo atas PPh 25 yang terhutang di tahun 2004.
15. BEBAN AKRUAL Akun ini terdiri dari: 30 September 2014
31 Desember 2013
Rp
Rp
Gaji dan kesejahteraan karyawan
403.570.607
524.191.572
Pajak bumi dan bangunan
77.021.078
77.021.078
-
168.797.499
Lain-lain
1.286.582.518
362.707.928
Jumlah
1.767.174.203
1.132.718.077
Bunga
16. SURAT PROMES Perseroan mempunyai utang dalam bentuk surat promes atas unjuk tanpa bunga dan jaminan sebesar Rp.0.- pada tanggal 30 September 2014 dan tanggal 31 Desember 2013 kepada Joseph Clower (pihak ketiga) dengan rincian surat promes sebagai berikut :
No 1. 2. 3.
Nomor ZN-01/PN/I/13 ZN-02/PN/IV/13 ZN-03/PN/X/13
31 Desember 2013 Tanggal Valuta Tanggal Jatuh Tempo 02 Januari 2013 31 Desember 2013 14 April 2013 13 April 2014 21 Otober 2013 20 Oktober 2014 Jumlah
Pinjaman ini terutama digunakan operasional Perseroan dan pembayaran utang.
27
Nilai Nominal 23.983.269.164 1.434.355.175 2.008.662.839 27.426.287.178
PT ZEBRA NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 SEPTEMBER 2014 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2013 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Berdasarkan perjanjian jual beli piutang tanggal 18 Juni 2014 antara Christopher Joseph Clower dengan PT Infiniti Wahana telah terjadi perubahan hak tagih sebesar Rp. 30.070.021.006 kepada Perseroan. 30 Juni 2014 No
Nomor
Tanggal Valuta
Tanggal Jatuh Tempo
Nilai Nominal
1.
ZN-01/PN/I/14
02 Januari 2014
31 Desember 2014
2.
ZN-02/PN/IV/14
14 April 2014
13 April 2015
23.983.269.164 1.434.355.175
3.
ZN-03/PN/X/13
21 Otober 2013
20 Oktober 2014
2.008.662.839
4.
ZN-04/PN/IV/14
21 April 2014
20 April 2015
306.378.000
5.
ZN-05/PN/VI/I4
30 Mei 2014
29 Mei 2015
50.000.000
02 Juni 2015
2.287.355.828
6.
ZN-06/PN/VI/14
03 Juni 2014
Jumlah
30.070.021.006
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) tanggal 30 September 2014, telah disetujui bahwa Surat Promes sebesar Rp. 30.070.021.006.- telah dikonversi menjadi saham atau Debt to Equity Swap melalui mekanisme Penambahan Modal Tanpa hak Memesan Efek Terdahulu (HMETD) sebanyak 200.466.807 lembar saham seri B kepada PT Infiniti Wahana dengan nilai transaksi Rp. 150.- per lembar. Sampai saat ini Perseroan sedang melakukan proses pendaftaran ke Bursa Efek Indonesia (BEI) atas penambahan modal tersebut dan Perseroan masih menunggu terbitnya SK Menkehham atas akta RUPSLB No.60 tanggal 30 September 2014 oleh Edi Priyono SH, notaris Jakarta.
17. UTANG BANK Akun ini merupakan utang pada PT. Bank Victoria International Tbk, terinci sebagai berikut: 30 September 2014
31 Desember 2013
Rp
Rp
PT. Bank Victoria International, Tbk Rupiah - Maksimum Kredit Rp 1.500.000.000,Jumlah
1.498.662.780
1.498.662.780
1.498.662.780
1.498.662.780
PT Bank Victoria International Tbk Entitas anak mendapatkan fasilitas kredit pinjaman rekening koran dari PT Bank Victoria International Tbk, dengan jumlah Rp. 1.500.000.000.-. Berdasarkan perjanjian kredit Akta Notaris Suwarni Sukiman, SH nomor 70 tanggal 15 Maret 2011, tingkat bunga yang dikenakan adalah 11% efektif dengan jangka waktu 12 bulan atau 1 tahun terhitung sejak tanggal 16 Maret 2011 – 16 Maret 2012. Fasilitas ini dijamin dengan sebidang tanah hak guna bangunan yang terletak di dalam Propinsi Jawa Timur, Kotamadya Surabaya , Kecamatan Sukomanunggal, Kelurahan Tanjungsari, setempat dikenal sebagai Tanjungsari Mas Nomor 1, sesuai sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 1836. Berdasarkan Surat Persetujuan Perpanjangan Kredir Nomor : 016/OL/CCD-VIC/IV/12 tanggal 02 April 2012. Perseroan memperoleh persetujuan perpanjangan fasilitas Kredit Modal Kerja dari PT. Bank Victoria International Tbk dengan jumlah Rp. 1.500.000.000.-. Tingkat bunga yang dikenakan adalah 12 % efektif dengan jangka waktu 12 bulan atau 1 tahun terhitung sejak tanggal 16 Maret 2012 – 16 Maret 2013. Fasilitas ini di jamin dengan sebidang tanah hak guna bangunan yang terletak di dalam Propinsi Jawa Timur, Kotamadya Surabaya, Kecamatan Sukomanunggal, Kelurahan Tanjungsari, setempat dikenal sebagai Tanjungsari Mas Nomor 1, sesuai sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 1836 dan sebidang tanah Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) Nomor. 72/Berbek, Luas : 2.330 m2, yang terletak di jalan Berbek Industri nomor 7, terdaftar atas nama : Perseroan Terbatas Zebra Nusantara berkedudukan di Surabaya.
28
PT ZEBRA NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 SEPTEMBER 2014 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2013 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Perjanjian pinjaman juga mencakup persyaratan tertentu sebelum semua pokok pinjaman serta bunga dan biaya-biaya lainnya yang terhutang dilunasi, maka debitur berjanji dan mengikatkan diri untuk : mengasuransikan jaminan (yang dapat diasuransikan) ke Perusahaan asuransi independen dengan bankers clause atas nama dan nilai asuransinya minimum sama dengan nilai appraisal. Melakukan pelunasan untuk menurunkan outstanding hutang apabila melebihi Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) yang diijinkan. Perjanjian pinjaman juga mencakup persyaratan tertentu sebelum semua pokok pinjaman serta bunga dan biaya-biaya lainnya yang terhutang dilunasi, maka debitur berjanji dan mengikatkan diri untuk tidak melakukan hal-hal yang tercantum tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari PT. Bank Victoria International Tbk antara lain : memperoleh kredit dalam bentuk apapun dari pihak lain baik untuk modal kerja maupun investasi, termasuk transaksi Cross Currency Swap atau sejenisnya , kecuali yang telah ada pada saat fasilitas kredit ini diberikan atau dalam rangka transaksi dagang yang lazim atau pinjaman subordinasi dari pemegang saham, mengalihkan sebagian atau seluruh hak dan / atau kewajiban debitur berdasarkan perjanjian kredit kepada pihak lain, memberikan pinjaman kepada pihak lain, terkecuali dalam rangka transaksi dagang yang lazim dan kegiatan operasional sehari-hari. 18. UTANG BANK JANGKA PANJANG Akun ini merupakan utang pada PT. Bank Victoria International Tbk, terinci sebagai berikut :
30 September 2014
31 Desember 2013
Rp
Rp
PT. Bank Victoria International, Tbk Rupiah - Maksimum Kredit Rp 5.000.000.000,-
-
1.826.000.000
Jumlah
-
1.826.000.000
Hutang bank jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun
-
(1.826.000.000)
Jumlah Utang Bank - Jangka Panjang
-
-
PT Bank Victoria International Tbk Entitas anak mendapatkan fasilitas kredit pinjaman tetap dengan angsuran dari PT. Bank Victoria International Tbk dengan jumlah Rp. 5.000.000.000.-. Berdasarkan perjanjian kredit Akta Notaris Suwarni Sukiman, SH nomor 70 tanggal 15 Maret 2011, tingkat bunga yang dikenakan adalah 11% efektif dengan jangka waktu 37 bulan terhitung sejak tanggal 16 Maret 2011, angsuran bulan ke 2 sampai 36 masingmasing sebesar Rp. 138.000.000.- per bulan, angsuran ke 37 atau terakhir sebesar Rp. 170.000.000.-. Fasilitas ini dijamin dengan sebidang tanah hak guna bangunan yang terletak di dalam Propinsi Jawa Timur, Kotamadya Sidoarjo, Kecamatan Waru,Desa Berbek, setempat dikenal sebagai Jalan Berbek Industri IV/7, sesuai sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 7 /Berbek. Dari debitur dan pemilik untuk mengurus perpanjangan hak atas “Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 72/Berbek seluas 2.389 m2 di jalan Berbek Industri IV/7 Sidoarjo. Berdasarkan Surat Persetujuan Perpanjangan Kredir Nomor : 016/OL/CCD-VIC/IV/12 tanggal 02 April 2012. Perseroan memperoleh persetujuan perpanjangan fasilitas Pinjaman Tetap Dengan Angsuran (PTDA) dari PT. Bank Victoria International Tbk dengan jumlah Rp. 3.538.700.000.-. Tingkat bunga yang dikenakan adalah 12 % efektif dengan jangka waktu fasilitas sampai dengan 16 Maret 2014. Fasilitas ini di jamin dengan sebidang tanah hak guna bangunan yang terletak di dalam Propinsi Jawa Timur, Kotamadya Surabaya, Kecamatan Sukomanunggal, Kelurahan Tanjungsari, setempat dikenal sebagai Tanjungsari Mas Nomor 1, sesuai sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 1836 dan sebidang tanah Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) Nomor. 72/Berbek, Luas : 2.330 m2, yang terletak di jalan Berbek Industri nomor 7, terdaftar atas nama : Perseroan Terbatas Zebra Nusantara berkedudukan di Surabaya.
29
PT ZEBRA NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 SEPTEMBER 2014 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2013 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Perjanjian pinjaman juga mencakup persyaratan tertentu sebelum semua pokok pinjaman serta bunga dan biaya-biaya lainnya yang terhutang dilunasi, maka debitur berjanji dan mengikatkan diri untuk : mengasuransikan jaminan (yang dapat diasuransikan) ke Perusahaan asuransi independen dengan bankers clause atas nama dan nilai asuransinya minimum sama dengan nilai appraisal. Melakukan pelunasan untuk menurunkan outstanding hutang apabila melebihi Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) yang diijinkan. Perjanjian pinjaman juga mencakup persyaratan tertentu sebelum semua pokok pinjaman serta bunga dan biaya-biaya lainnya yang terhutang dilunasi, maka debitur berjanji dan mengikatkan diri untuk tidak melakukan hal-hal yang tercantum tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari PT. Bank Victoria International Tbk antara lain : memperoleh kredit dalam bentuk apapun dari pihak lain baik untuk modal kerja maupun investasi, termasuk transaksi Cross Currency Swap atau sejenisnya , kecuali yang telah ada pada saat fasilitas kredit ini diberikan atau dalam rangka transaksi dagang yang lazim atau pinjaman subordinasi dari pemegang saham, mengalihkan sebagian atau seluruh hak dan / atau kewajiban debitur berdasarkan perjanjian kredit kepada pihak lain, memberikan pinjaman kepada pihak lain, terkecuali dalam rangka transaksi dagang yang lazim dan kegiatan operasional sehari-hari. 19.
MODAL SAHAM 30 September 2014 Jumlah Saham Nama Pemegang Saham
Seri A
Seri B nominal Rp 100
nominal Rp 500
Persentase
Jumlah modal
pemilikan
disetor
(%)
(Rp)
Beautex Offshore Inc, British Virgin Islands
-
230.000.000
35,08%
23.000.000.000
Halison Lheman
-
115.384.800
17,60%
11.538.480.000
3.400
182.199.923
27,79%
18.221.692.300
PT Infiniti Wahana Masyarakat (masing-masing dibawah 5%)
40.079.098
87.998.981
19,53%
28.839.447.100
Jumlah
40.082.498
615.583.704
100,00%
81.599.619.400
31 Desember 2013 Jumlah Saham Nama Pemegang Saham
Seri A
Seri B nominal Rp 100
nominal Rp 500
Persentase
Jumlah modal
pemilikan
disetor
(%)
(Rp)
Beautex Offshore Inc, British Virgin Islands
-
230.000.000
35%
23.000.000.000
Day Spring Ventures Inc
-
117.000.000
18%
11.700.000.000
PT Infiniti Wahana
3.400
182.199.923
28%
18.221.692.300
Masyarakat (masing-masing dibawah 5%)
40.079.098
86.383.781
19%
28.677.927.100
Jumlah
40.082.498
615.583.704
100%
81.599.619.400
30
PT ZEBRA NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 SEPTEMBER 2014 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2013 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
20. TAMBAHAN MODAL DISETOR a. Tambahan Modal disetor -neto Agio Saham
Biaya emisi saham
Jumlah
Rp
Rp
Rp
Pengeluaran 7.315.900 saham melalui penjualan saham Perusahaan pada penawaran umum 1991 Pembagian deviden saham sebanyak 1.406.396 lembar kepada pemegang saham tahun 1997 Pembagian dividen saham bonus tahun 1997 Saldo per 1 Januari 1998
500.000.000
-
500.000.000
2.277.816.000
-
2.277.816.000
(498.371.000)
-
(498.371.000)
2.279.445.000
-
2.279.445.000
(1.758.044.000)
-
(1.758.044.000)
(316.462.950)
-
(316.462.950)
204.938.050
-
204.938.050
-
(5.592.331.206)
(5.592.331.206)
204.938.050
(5.592.331.206)
(5.387.393.156)
Pembagian deviden saham bonus sebanyak 1.603.300 lembar bonus tahun 1998 Pembagian deviden saham sebanyak 4.008.250 lembar tahun 1998 Saldo per 1 Januari 1999 Pengeluaran saham 40.082.498 seri A @Rp 500 dan 541.113.723 saham seri B @ Rp 100 tahun 2001 Saldo per 30 September 2014
b. Tambahan Modal disetor lainnya Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) tanggal 30 September 2014, telah disetujui bahwa Surat Promes sebesar Rp. 30.070.021.006.- telah dikonversi menjadi saham atau Debt to Equity Swap melalui mekanisme Penambahan Modal Tanpa hak Memesan Efek Terdahulu (HMETD) sebanyak 200.466.807 lembar saham seri B kepada PT Infiniti Wahana dengan nilai transaksi Rp. 150.per lembar. Sampai saat ini Perseroan sedang melakukan proses pendaftaran ke Bursa Efek Indonesia (BEI) atas penambahan modal tersebut dan Perseroan masih menunggu terbitnya SK Menkehham atas akta RUPSLB No.60 tanggal 30 September 2014 oleh Edi Priyono SH, notaris Jakarta. 21. KEPENTINGAN NON-PENGENDALI 2014 01-Jan-13
Laba rugi
Rp PT. Surabaya Artautama Bersama PT. Zebra Energi
Rp
(195.028.659)
53.553.799
31-Des-13 Rp
30 September 2014
Laba rugi Rp
Rp
(141.474.860)
25.844.082 (6.786.722)
41.845.535
915.553
42.761.088
PT.Zebra International Dry Port
312.000.000
(249.075.051)
62.924.949
-
Jumlah
158.816.876
(194.605.699)
(35.788.823)
19.057.360
31
(115.630.778) 35.974.366 62.924.949 (16.731.463)
PT ZEBRA NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 SEPTEMBER 2014 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2013 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
22.
PENDAPATAN USAHA 30 September 2014 Rp
30 September 2013 Rp
Pendapatan taksi
3.271.446.224
6.588.399.202
Penjualan BBG
5.839.626.818
3.658.465.918
Jumlah
9.111.073.042
10.246.865.120
Penjualan BBG merupakan pendapatan atas penjualan BBG oleh PT. Zebra Energi (entitas anak) kepada pihak ketiga.
23.
BEBAN LANGSUNG 30 September 2014
30 September 2013
Rp
Rp
Beban Taxi Beban pengemudi Komisi/premi
696.857.286
1.255.648.875
Seragam
2.971.302
9.875.000
Lain-lain
9.847.505
30.012.000
709.676.093
1.295.535.875
Bahan bakar dan pelumas
355.347.354
462.860.118
Ijin usaha dan beban kendaraan lainnya
286.653.414
394.767.838
Suku cadang
278.829.085
741.970.998
Jumlah
920.829.853
1.599.598.954
2.727.482.388
3.827.563.276
2.727.482.388
3.827.563.276
4.499.795.789
2.823.816.212
130.697.303
403.309.740
53.605.963
20.245.000
4.684.099.055
3.247.550.952
9.035.862.841
9.970.249.057
Jumlah Kendaraan usaha
Penyusutan kendaraan usaha dan stasiun dan peralatan pengisian bahan bakar gas Jumlah
Beban BBG Beban pokok penjualan Kendaraan usaha Tenaga kerja langsung Jumlah Jumlah Beban Langsung
Beban pokok BBG merupakan beban penjualan atas PT. Zebra Energi (entitas anak).
32
PT ZEBRA NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 SEPTEMBER 2014 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2013 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
24. BEBAN USAHA Beban usaha terdiri dari:
Gaji dan manfaat karyawan
30 September 2014
30 September 2013
Rp
Rp
2.902.063.032
3.419.816.865
Beban kantor
831.963.756
761.475.902
Imbalan pasca kerja
392.200.484
-
Parkir
147.191.112
181.205.690
86.602.004
132.073.564
291.424.308
846.526.829
4.651.444.696
5.341.098.850
Penyusutan Lain-lain Jumlah
25. PAJAK PENGHASILAN Beban (pajak) Perseroan dan entitas anak terdiri dari::
Pajak kini Pajak tangguhan Jumlah
30 September 2014
30 September 2013
Rp
Rp
270.863.332
-
(1.029.359.121)
54.017.856
(758.495.789)
54.017.856
Pajak Kini Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dengan laba kena pajak adalah sebagai berikut :
Rugi sebelum pajak menurut laporan laba rugi komprehensif konsolidasian
30 September 2014
30 September 2014
Rp
Rp
(7.375.629.199)
(4.331.186.997)
170.104.060
(1.985.340.991)
(7.205.525.139)
(6.316.527.988)
Penyusutan
2.071.093.599
1.661.941.654
Manfaat karyawan
(715.537.236)
-
Penyisihan piutang
246.438.462
33.244.406
1.601.994.825
1.695.186.060
5.638.244
319.900.048
Sumbangan
-
1.107.000
Penghasilan bunga
-
(810.575)
Laba selisih kurs
-
23.976.314
5.638.244
344.172.787
(5.597.892.070)
(4.277.169.141)
Laba sebelum beban pajak entitas anak Rugi sebelum beban pajak Perseroan Perbedaan temporer :
Jumlah Perbedaan yang tidak dapat diperhitungkan menurut fiskal : Beban representasi
Jumlah Laba (rugi) kena pajak dan aktivitas normal
33
PT ZEBRA NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 SEPTEMBER 2014 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2013 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi dengan rugi fiskal adalah sebagai berikut: 30 September 2014
30 September 2013
Rp Rugi fiskal tahun berjalan
Rp
(5.597.892.070)
(4.277.169.141)
2009
-
(7.098.702.051)
2010
(9.850.231.960)
(9.850.231.960)
2011
(5.889.545.333)
(5.889.545.333)
2012
(9.999.822.926)
(9.999.822.926)
2013
(4.142.449.868)
-
(35.479.942.157)
(37.115.471.411)
Akumulasi Rugi fiskal Perseroan
Pajak Tangguhan Beban pajak tangguhan Perusahaan dan entitas anak adalah sebagai berikut: 1 Januari 2013
Dibebankan ke laporan laba rugi
Dikreditkan ke laporan laba rugi
31 Januari 2014
Dibebankan ke laporan laba rugi
Dikreditkan ke laporan laba rugi
30 September 2014
Aset Pajak Tangguhan Rugi fiskal
9.749.074.888
(1.539.499.320)
1.035.612.467
9.245.188.035
(1.774.675.513)
1.399.473.018
8.869.985.540
Manfaat karyawan
672.345.795
(123.284.628)
-
549.061.167
73.294.739
(178.884.309)
443.471.597
Penyisihan piutang Kewajiban pajak tangguhan
408.194.389
-
105.298.547
513.492.936
-
61.609.615
575.102.551
(4.023.283.941)
(911.992.085)
943.858.992
(3.991.417.034)
522.370.889
517.773.400
(2.951.272.745)
6.806.331.131
(2.574.776.033)
2.084.770.006
6.316.325.104
(1.179.009.885)
1.799.971.724
6.937.286.943
766.369.224
(456.358.149)
355.803.709
665.814.784
474.462.338
(66.065.057)
1.074.212.065
7.572.700.355
(3.031.134.182)
2.440.573.715
6.982.139.888
(704.547.547)
1.733.906.667
8.011.499.008
Penyusutan aset tetap Jumlah Entitas anak Jumlah
26. RUGI PER SAHAM
Berikut ini adalah perhitungan laba per saham dasar dan dilusian: 30 September 2014 Rp Rugi bersih Jumlah saham rata-rata (lembar)
Rp
(6.617.133.410) 655.666.202
Laba bersih per saham
30 September 2013
(10,09)
(4.277.169.141) 655.666.202 (6,52)
Jumlah saham berdasarkan rata-rata tertimbang saham beredar (penyebut) untuk tujuan penghitungan laba per saham untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 30 September 2014 dan 2013 (tidak diaudit) adalah 655.666.202 lembar saham.
34
PT ZEBRA NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 SEPTEMBER 2014 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2013 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
27. LIABILITAS IMBALAN PASCA KERJA
Pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, Perseroan dan entitas anak mencatat saldo penyisihan imbalan kerja karyawan, uang pesangon, uang penghargaan dan ganti rugi masing-masing sebesar Rp. 2.386.277.284.- dan Rp. 2.737.614.035. Beban kesejahteraan karyawan sebesar Rp.392.200.484 dan Rp. 253.762.601.- masing-masing pada 30 September 2014 dan 31 Desember 2013 disajikan sebagai bagian dari beban gaji dan kesejahteraan karyawan pada laporan laba rugi (catatan 27).
Perseroan dan entitas anak mengakui penyisihan imbalan kerja karyawan per 30 Juni 2014 berdasarkan perhitungan PT Bumi Dharma Aktuaria, aktuaris independen, dalam laporannya No. 683/UUK13/BDA/VIII/2014 tanggal 04 Agustus 2014.
a.
b.
Mutasi nilai kini libiliotas adalah sebagai berikut : 30 September 2014 Rp
31 Desember 2013 Rp
Saldo awal tahun Penambahan tahun berjalan
2.737.614.035 392.200.484
3.208.645.151 253.762.601
Pembayaran tahun berjalan
(743.537.235)
(724.793.717)
Saldo akhir tahun
2.386.277.284
2.737.614.035
Beban yang diakui pada laporan laba rugi konsolidasian adalah sebagai berikut:
30 September 2014 Rp
31 Desember 2013 Rp
Beban jasa kini
182.152.556
371.733.892
Beban bunga
125.709.863
139.587.391
Kerugian aktuaria
(14.683.465)
(320.766.073)
99.021.530
63.207.391
392.200.484
253.762.601
Entitas anak Jumlah
c.
Jumlah yang diakui di laporan posisi keuangan konsolidasian ditentukan sebagai berikut:
30 September 2014 Rp Nilai kini kewajiban manfaat Akumulasi Kerugian aktuarial tidak diakui Entitas Anak Jumlah
35
31 Desember 2013 Rp
3.346.947.049
3.196.792.974
(1.573.060.661)
(1.000.548.304)
612.390.896
541.369.365
2.386.277.284
2.737.614.035
PT ZEBRA NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 SEPTEMBER 2014 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2013 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
d.
Asumsi utama yang digunakan dalam menentukan penilaian aktuaria adalah sebagai berikut:
30 September 2014
31 Desember 2013
Rp
Rp
Kenaikan gaji
15% per tahun
15% per tahun
Tingkat bunga diskonto
7% per tahun
7% per tahun
55 tahun
55 tahun
Usia pensiun
28. SIFAT DAN TRANSAKSI PIHAK BERELASI
Sifat Pihak Berelasi Steady safe Tbk, merupakan perseroan yang sebagian pemegang sahamnya sama dengan pemegang saham utama Perseroan.
Transaksi-transaksi Pihak Berelasi Dalam kegiatan usahanya Perseroan dan entitas anak melakukan transaksi tertentu dengan pihak yang berelasi, yang meliputi antara lain : Biaya yang dibayarkan kepada PT Steady Safe Tbk, atas penyewaan untuk dua unit bis AC dan satu unit bis reguler. Saldo utang biaya tersebut dicatat sebagai bagian dari utang lain-lain kepada pihak yang berelasi yang meliputi 14,84% dan 34,52% dari jumlah utang masing-masing pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013.
29. INFORMASI SEGMEN USAHA
Segmen Usaha
Untuk tujuan pelaporan manajemen, saat ini Perseroan dan entitas anak dibagi dalam dua divisi operasi jasa taksi dan bahan bakar gas. Divisi – divisi tersebut menjadi dasar pelaporan informasi segmen primer Perseroan dan entitas Anak.
Kegiatan utama divisi tersebut terdiri dari :
Jasa taksi Bahan bakar gas
36
PT ZEBRA NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 SEPTEMBER 2014 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2013 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
29. INFORMASI SEGMEN USAHA (Lanjutan)
30 September 2014 Jasa taksi
Bahan bakar gas
Eliminasi
Jumlah
Rp
Rp
Rp
Rp
Pendapatan Pendapatan eksternal
3.271.446.224
5.839.626.818
-
9.111.073.042
-
1.034.293.820
(1.034.293.820)
-
3.271.446.224
6.873.920.638
(1.034.293.820)
9.111.073.042
Beban langsung eksternal
(3.219.969.967)
(5.815.892.874)
-
(9.035.862.841)
Beban langsung antar segmen
(1.034.293.820)
-
1.034.293.820
-
beban langsung
(4.254.263.787)
(5.815.892.874)
1.034.293.820
(9.035.862.841)
Pendapatan antar segmen Pendapatan bersih Beban langsung
Hasil segmen
(982.817.563)
1.058.027.764
-
75.210.201
Beban usaha
(3.182.305.347)
(1.469.139.349)
-
(4.651.444.696)
Laba (rugi) usaha
(4.165.122.910)
(411.111.585)
-
(4.576.234.495)
Laba (rugi) selisih kurs
-
(23.147.739)
-
(23.147.739)
53.368
983.020
-
1.041.388
Beban penyisihan piutang
(290.408.237)
-
-
(290.408.237)
Laba (rugi) penjualan aset
(1.836.883.727)
-
-
(1.836.883.727)
Lain-lain bersih
(208.001.525)
(197.297.523)
-
(405.299.048)
Penghasilan (beban) pajak kini Penghasilan (beban) pajak tangguhan bersih
(270.863.332)
-
-
(270.863.332)
Pendapatan bunga
832.760.115
196.599.006
-
1.029.359.121
(5.938.461.248)
(678.672.162)
-
(6.617.133.410)
Total aset segmen
40.828.796.116
4.334.163.525
(8.367.919.746)
36.795.039.895
Liabilitas segmen
10.059.713.402
5.349.333.310
(3.941.387.887)
11.467.658.825
Rugi bersih Informasi segmen
37
PT ZEBRA NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 SEPTEMBER 2014 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2013 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
29. INFORMASI SEGMEN USAHA (Lanjutan)
30 September 2013 Jasa taksi
Bahan bakar gas
Eliminasi
Jumlah
Rp
Rp
Rp
Rp
Pendapatan Pendapatan eksternal
6.588.399.202
Pendapatan antar segmen
3.658.465.918
-
10.246.865.120
-
1.454.003.781
(1.454.003.781)
-
6.588.399.202
5.112.469.698
(1.454.003.781)
10.246.865.120
Beban langsung eksternal
(5.216.569.323)
(4.753.679.734)
-
(9.970.249.057)
Beban langsung antar segmen
(1.454.003.781)
-
1.454.003.781
-
beban langsung
Pendapatan bersih Beban langsung
(6.670.573.104)
(4.753.679.734)
1.454.003.781
(9.970.249.057)
Hasil segmen
(82.173.902)
358.789.964
-
276.616.062
Beban usaha
(3.918.869.892)
(1.422.228.958)
-
(5.341.098.850)
Laba (rugi) usaha
(4.001.043.794)
(1.063.438.994)
-
(5.064.482.788)
-
(23.976.314)
-
(23.976.314)
Laba (rugi) selisih kurs Pendapatan bunga
241.458
569.117
-
810.575
Beban bunga
(20.236.000)
(2.739.916)
-
(22.975.916)
Beban penyisihan piutang
(33.244.406)
-
-
(33.244.406)
Laba penjualan aset tetap
104.722.379
-
-
104.722.379
Lain-lain bersih Penghasilan (beban) pajak tangguhan bersih
(1.085.269.393)
1.793.228.865
-
707.959.472
271.974.933
(217.957.077)
-
Rugi bersih
(4.762.854.823)
485.685.682
-
(4.277.169.141)
Total aset segmen
46.243.429.421
6.859.012.561
(9.828.416.388)
43.274.025.594
Libilits segmen
37.340.422.152
6.801.379.769
(6.398.184.729)
37.743.617.192
`
54.017.856
Informasi segmen
30. KELANGSUNGAN USAHA PERUSAHAAN Laporan keuangan konsolidasian ini telah disusun dengan asumsi bahwa Perseroan akan melanjutkan usahanya secara berkesinambungan. Sehubungan dengan hal tersebut diatas, untuk memperbaiki kondisi keuangan Perseroan dan entitas anak, manajemen Perseroan berupaya menyusun rencana strategis, antara lain :
Mengoptimalkan operasi unit taxi yang ada. Mengoptimalkan penjualan BBG kepada pihak ketiga. Peremajaan dan penambahan unit taxi baru.
Perseroan juga memperoleh dukungan pendanaan secara terus menerus dari para pemegang saham dalam melanjutkan operasinya sebagai entitas yang berkemampuan untuk mempertahankan kelangsungan usahanya dan membayar liabilitas yang jatuh tempo sejak 12 bulan dari tanggal laporan direksi.
38
PT ZEBRA NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 SEPTEMBER 2014 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2013 (DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31. REKLASIFIKASI AKUN Beberapa akun dalam laporan keuangan periode 30 September 2013 telah direklasifikasi agar sesuai dengan penyajian laporan keuangan periode 30 September 2014.
39