PT. PP (Persero) dan PT.WIKA (Persero) KSO Proyek Divisi Kode Dokumen
:
Tgl. Edisi Pertama Nomor Edisi Halaman
:
Nama Dibuat
Disetujui
Jabatan
:
Nomor Kopi Tanggal Revisi
Tandatangan
:
Tanggal
RENCANA K3 KONTRAK PROYEK PEMBANGUNAN FLYOVER CENGKARENG
DAFTAR ISI DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN I 1 2 3 4
Pendahuluan Umum Tujuan Pembuatan Rencana K3 Kontrak Lingkup Penerapan Rencana K3 Kontrak Gambaran Umum Proyek
II
Kebijakan K3
III
Perencanaan K3 VI. 1 Identifikasi Bahaya, Penilaian Resiko dan Pengendaliannya. VI. 2 Pemenuhan Perundang-undangan dan Peraturan lainnya. VI. 3 Sasaran dan Program
IV
Penerapan dan Operasi IV.1 Sumber daya, Struktur Organisasi dan Pertanggung Jawaban. IV.2 Kompetensi, Pelatihan dan Kepedulian IV.3 Komunikasi , Partisipasi dan Konsultasi. IV.4 Dokumentasi IV.5 Pengendalian Dokumen IV.6 Penegendalian Operasional IV.7 Kesiagaan dan Tanggap Darurat.
V
Pemeriksaan V.1 Pengukuran dan Pemantauan V.2 Evaluasi Kepatuhan V.3 Penyelidikan Insiden, Ketidak sesuaian, Tindakan Perbaikan V.4 dan Pencegahan. V.5 Pengendalian Rekaman. V.6 Audit Internal.
VI.
Tinjauan Manajemen. VI.1 Tinjauan Manajemen.
XI
Lampiran-Lampiran :
BAB I PENDAHULUAN I.1. UMUM. Kegiatan konstruksi dan dalam hal ini adalah Pembangunan Flyover Cengkareng merupakan suatu kegiatan yang kompleks, yaitu perpaduan antara kondisi lingkungan dan tuntutan spesifikasi teknis bangunan yang didalamnya banyak terjadi interaksi antara alat-alat / bahan - bahan kerja dan sumber daya manusia. Interaksi antar alat-alat / bahan-bahan kerja dan sumberdaya menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja, penyakit akaibat kerja serta dapat mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan akibat pembuangan limbah dari proses produksi dan ketidaksesuaian mutu produk dengan spesifikasi teknisnya. Oleh karenanya, perlu dilakukan upaya pencegahan sejak dini sebagai langkah awal untuk meminimalisir resiko kerja tersebut dan meningkatkan efisiensi kerja serta kualitas produk. Upaya preventif ini dimulai dengan membentuk suatu sistem K3 yang didasarkan pada Plan - Do - Check dan Action yang dilakukan secara berkesinambungan dalam pelaksanaannya. Hal ini sebagaimana yang diwajibkan dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 09/PRT/M/2008. Tentang Pedoman Sistem Manajeman K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum Rencana K3 Kontrak Proyek Pembangunan Flyover Cengkareng ini dibuat sebagai upaya preventif dalam meminimalisir resiko kerja pada pembanguna Flyover tersebut.
I.2. TUJUAN PEMBUATAN RENCANA K3 KONTRAK. Tujuan dari pembuatan Rencana K3 Kontrak adalah untuk memastikan : a. Proyek telah menerapkan SMK3 yang terdapat dalam Kebijakan Perusahaan Penyedia Jasa Pelaksana Pembanguna Flyover Cengkareng sebagai perwujudan komitmen Perusahaan. b. SMK3 yang dibuat telah mampu memenuhi sasaran proyek yang ingin dicapai. c. Proyek telah memenuhi Perundang-undangan peraturan/persyaratan K3 d. Proyek telah melakukan upaya pencegahan awal untuk meminimalisir resiko yang berhubungan dengan keselamatan dan kesehatan kerja semaksimal mungkin. Sedangkan tujuan dan sasaran SMK3 adalah untuk menciptakan suatu sistem K3 di tempat kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang terintergrasi dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit kerja serta terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
I.3 LINGKUP PENERAPAN RENCANA K3 KONTRAK. Lingkup : Lingkup penerapan Rencana K3 Kontrak di Proyek Pembangunan Flyover Cengkareng dimaksudkan .- Melindungi para pekerja dan orang lain di tempat kerja .- Mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan yang ditimbulkan oleh aktivitas konstruksi ....-
Menjamin agar setiap sumber produksi dapat dipakai secara aman dan efisien Mengurangi buangan/ limbah yang timbul Menjamin proses produksi berjalan aman dan sesuai dengan spesifikasi teknis yang disyaratkan Menjamin komitmen terhadap perlindungan tenaga kerja & lingkungan serta pemeliharaannya.
Sedangkan Program K3 meliputi : .- Struktur Organisasi K3 .- Pokok - pokok perhatian K3 ,- Identifikasi Bahaya dan Penilaian Resiko serta pengendaliannya. .- Identifikasi kondisi dan alat yang berpotensi menimbulkan bahaya. .- Jenis penyakit dan kecelakaan akibat kerja, .- Daftar Instasi terkait Struktur Organisasi K3 pada Proyek Flyover Cengkareng meliputi 1. Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) 2. Tim Tanggap Darurat. Pokok-pokok Perhatian K3 : Kecelakan kerja akibat : .- Alat / Mesin .- Tahap/Metode Pelaksanaan kerja. .- Perilaku pekerja yang tidak sesuai standar/persyaratan. Penyakit akibat kerja dan pencemaran lingkungan yang berasal dari: .- Suara dan asap penggunaan alat .- Debu hasil bobokan concrete .- Penggunaan bahan kimia berbahaya Minimalisasi dampak dari aktivitas konstruksi tarhadap : .- Kerugian materil maupun moril .- Kecelakaan dan Kesehatan Kerja Identifikasi Resiko K3 dan upaya pengendaliannya. Identifikasi bahaya dan pencegahannya : Jatuh dari ketinggian > 1,5 meter : Menggunakan safety harness Pemasangan safety net dan safety deck
Kejatuhan benda
Scaffolding yang dipergunakan kuat, kokoh dan nyaman Pemasangan pagar pengaman dan railing Pemasangan rambu K3 sesuai dengan penilaian resiko : Memakai helm Pemasangan safety net dan safety deck Pemasangan rambu K3 sesuai dengan penilaian resiko Menutup lubang-lubang / void yang terdapat di area kerja
Tersengat listrik
Kebakaran
Tertabrak/menabrak Menghirup/menelan/menyerap zat berbahaya Kebisingan
Memasang proteksi pada dinding luar gedung : Penggunaan daya listrik sesuai kapasitas Menggunakan peralatan listrik yang sesuai standar Sambungan kabel harus di islasi dengan baik dan rapi Memakai sarung tangan & sepatu safety Pemasangan rambu K3 sesuai dengan penilaian resiko : Penyediaan APAR di area kerja Pemasangan rambu K3 sesuai dengan penilaian resiko Meminimalisir bahaya yang akan timbul dengan memberikan himbauan kepada pekerja untuk bekerja dengan hati-hati : Memakai APD yang memadai seperti sepatu safety & helm Pemasangan rambu K3LM sesuai dengan penilaian resiko : Memakai APD yang memadai seperti sepatu safety, sarung tangan, masker, kaca mata dan helm. Pemasangan rambu K3 sesuai dengan penilaian resiko : Pemasangan rambu K3 sesuai dengan penilaian resiko Memakai APD yang memadai seperti ear plug
Pengendalian dan Penanggulangan Kecelakaan : .- Pemasangan poster/ himbauan tentang K3. .- Penggunaan alat keselamatan yang memadai (helm, kacamata, sarung tangan, sepatu, dll.). .- Pemberian rambu-rambu petunjuk dan larangan .- Pemasangan pagar pengaman di antara lantai & tangga. .- Briffing setiap pagi kepada Mandor dan Sub yang terlibat. .- Menjaga kondisi jalan kerja agar tetap layak pakai. .- Penempatan material/ bahan yang sensitif/ berbahaya. .- Penggunaan alat sesuai fungsi dan manualnya. .- Perlu mendapat perhatian terhadap alat yang menimbulkan suara bising, asap dan residu lainnya. .- Penyediaan alat pemadam kebakaran .- Penempatan Satpam. .- Kerjasama dengan klinik atau rumah sakit terdekat
-
Pemeliharaan Kesehatan : .- Pembuatan sarana MCK yang memadai .- Penyediaan tempat sampah dan pembuangan keluar lokasi .- Penyediaan obat-obatan .- Kerjasama dengan klinik atau rumah sakit terdekat Instansi terkait dengan keselamatan dan kesehatan kerja : .- Depnakertrans .- Kepolisian .- Pemda .-Puskesmas / Dokter .-Astek Penanganan Khusus 1. Material Berbahaya (B3) 2. Peralatan Khusus (peralatan yang berpotensi menimbulkan dampak) 3. Tenaga kerja ahli 4. Pekerjaan yang berpotensi menimbulkan bahaya/ buangan. Material Berbahaya dan berpotensi merusak lingkungan
Daftar material yang memerlukan penanganan khusus : 1. Semen, floor hardener 2. Solar, Olie, Bensin 3. Waterproofing, Bonding agen, minyak bekisting, Zincromate, cat Material yang termasuk dalam kategori berbahaya harus dilengkapi dengan cara penanggulangan bahaya yang terdapat pada Material Safety Data Sheet (MSDS). Peralatan Khusus Daftar peralatan yang memerlukan penanganan khusus : 1. Crane 2. Generator set 3. Mesin Las 3. APAR 5. Concrete pump, concrete mixer Tenaga Kerja Ahli Tenaga kerja yang harus mempunyai setifikat keahlian : 1. Operator Crane pada pekerjaan Bor Pile, Pembuatan Box Girder dll 2. Operator alat berat pada pekerjaan - pekerjaan struktur dll. 3. Scafolder Pembuatan Box Girder dll Peralatan yang memiliki kategori khusus, operator yang mengoperasikan harus memiliki Surat Ijin Operasi (SIO) dari Depnaker. Pekerjaan Berbahaya Pekerjaan yang dianggap menimbulkan dampak terhadap lingkungan harus menggunakan metode pengerjaan tertentu,menggunakan alat khusus, APD dan mengikuti IK yang ada, antara lain : 1. Pembobokan 2. Pengelasan 3. Pengoperasian Crane 4. Bekerja pada ketinggian ( pasang bata, bekisting, besi, n, dll ) 5. Penggunaan Bahan bakar 6. Penggunaan bahan kimia / berbahaya 7. Pembongkaran Bekisting 8.Waterproofing 9. Pengecatan Jalan 10. Pengoperasian stamper
I.4. GAMBARAN UMUM PROYEK :
Data Proyek : Nama Proyek
: Proyek Pembangunan Jalan & Jembatan Metropolitan Jakarta
Jenis/ Type Proyek
: Proyek Pembangunan Flyover Cengkareng
Lokasi
: Cengkareng Jakarta Barat.
Nilai Kontrak
: Rp. 119.779.000.000,- (Termasuk PPN)
Pemberi Tugas
: Departemen Pekerjaan Umum.
Pengguna Anggaran
: SNVT Pembngunan Jalan dan Jembatan Metro Polita.
Nama Pengguna
: Ir. Harry Setiyona MM.
Alamat
: Jln. Jati Padang No. 39 Pasar Minggu Jakarta Selatan.
Konsultan Pengawasa
: PT. Perencana Djaja JO. PT Jakarta Rencana Selaras.
Penyedia Jasa Waktu Pelaksanaan
: PT. PP (Persero) JO, PT. WIKA (Persero) . : 507 Hari Kalender.
Waktu Pemeliharaan
: 365 Hari Kalender.
Jenis-Jenis Pekerjaan Dominan : I
UMUM
Mobilisasi
1 Ls
II
DRAINASE
Saluran Type DS 2 dan DS3 Pemasangan Batu dengan Mortar
III
PEKERJAAN TANAH
Galian Struktur kedalaman 0-4 M Timbunan Biasa Timbunan Pilihan Penyiapan Badan Jalan
438 5,345 504 35,254
IV
PEKERJAAN ASPAL
Lapis Pengikat Laston Lapis Aus(AC-WC) 5 Cm
8,549 Lt. 17,091 M2
VII
PEKERJAAN STRUKTUR
Beton (K500,K350,K250, (AC-WC) K175 Baja Tulangan U39 Ulir Tiang Bor Beton Dia. 1200 Mm. Perkerasan jalan Beton 27 Cm Wet Lean Concrete t 10 Cm
1,875 M1 3,992 m3
13,942 2,257,054 207 8,917 34,038
M3 M3 M3 M2
M3 Kg. Titik M3 M3
Gambaran proyek : Pekerjaan ini adalah pembangunan Jembatan (Flyover) mulai dari struktur dasar sampai finishing. Pembangunan Flyover Cengkareng berlokasi di Jalan Kramat Raya yang saat ini merupakan jalan alternatif menuju Bandara Sukarno-Hata, dari dan ke arah Kebon Jeruk. Pembangunan Flyover ini dimaksudkan untuk mengatasi kemacetan yang selama ini terjadi di persimpangan dengan Jalan Daan Mogot (Kali Deres - Grogol), serta lebih dapat memberikan keamanan dan kenyamanan bagi pengguna jalan. Paket pekerjaan Flyover Cengkareng terdiri dari 2 buah Flyover yakni FO1 dan FO2: - Panjang Jalan
: FO1 = 956 Meter dan FO2 = 942 Meter.
- Lebar Jalan
: 9.00 Meter.
- Rigid Pavement -
: Wet Lean Concrete t = 10 Cm : Concrete Pavement t = 27 Cm.
- Flexible Pavement
: Laston Lapis Aus (AC-WC) t = 5 Cm.
- Pondasi -
: Tiang Bor Beton (Bor Pile) Diameter 120 Cm : Jumlah Bor Pile FO 1 =m 102102 TitikTitik. : Jumlah Bor Pile FO2 = 105 Titik
- Pier/Kolom dan Abutment : Jumlah Pier FO1 = 13 buah Jumlah Pier FO1 = 13 buah Jumlah Abutment FO1 dan FO2 masing2 2 buah - Panjang Oprit -
: FO1 : Abutment 1 = 194 Meter & Abutment 2 = 173 Meter. : FO2 : Abutment 1 = 182 Meter & Abutment 2 = 150 Meter.
- Balok Jembatan
: Box Girder Prestresed Concrete.
Kondisi Lingkungan Proyek ini berada pada kondisi padat lalu lintas, yaitu di Jln. Kramat Raya yang memotong Jalan Daan Mogot yang menghubungkan Jakarta dan Tangerang. Sehingga kondisi yang mempunyai karakteristik tersendiri ini perlu dicermati , diatur kenyamanan dan keamanannya pada saat berlangsungnya pekerjaan konstruksi. Sasarannya adalah meminimalkan gangguan pelaksanaan dari lalu lintas dean hal-hal lain yang dapat berakibat pada kecelakaan kerja.. Sebelum pelaksanaan pekerjaan perlu survey untuk mencari data-data sbb : 1 Daerah yang kemungkinan terkena dampak pada saat pekerjaan berlangsung. 2 Kondisi Tanah / Lahan Kerja. 3 Kondisi Lingkungasn seperti sungai, pemukiman dan cuaca dll. 4 Kendaraan dengan beban, yang melewatinya. 5 Kerja sama dengan instansi terkait. 6 Alim Ulama dan Tokoh masyarakat .
BAB II KEBIJAKAN K3
SAFETY, HEALTH AND ENVIRONMENTAL POLICE : O MENGURANG KEHILANGAN WAKTU KERJA (LOST TIME) & MENURUNKAN ANGKA KECELAKAAN DI PROYEK. O MELAKUKAN PERBAIKAN YANG BERKESINAMBUNGAN TERHADAP KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA O MENCIPTAKAN LINGKUNGAN KERJA YANG SEHAT DAN MEMPERTIMBANGKAN DAMPAK LINGKUNGAN DALAM O PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN K3 DENGAN SELALU MENGIKUTI PERATURAN-PERATURAN YANG BERLAKU.
BAB V
KEBIJAKAN K3
IV.2 KOMPETENSI\, PELATIHAN DAN KEPEDULIAN SUMBER DAYA, PERAN, TANGGUNG JAWAB, WEWENANG DAN GAP ANALISIS ORGANISASI TANGGAP P2K3 Tanggung Jawab Ketua Organisasi P2K3 (Ir. Bandung S dan Ir. Ali Afandi) 1 Menetapkan Program Kerja K3 dikantor/Proyek 2 Memberikan Briefing dan pelatihan K3 di Proyek/Kantor
Wewenang
1 Mengesahkan Instruksi kerja k3 Proyek. 2 Melaksanakan Inspeksi K3 secara periodik
3 Memimpin rapat kordinasi setiap minggu 4 Melakukan Inspeksi dan Supervisi dilapangan 5 Membantu menjelaskan mengenai dampak terhadap kesehatan keselamatan kerja dan lingkungan dari setiap kegiatan proyek dan upaya pencegahan/ minimalisasinya. 6 Melakukan investigasi bila terjadi ketidaksesuaian dan tindakan perbaikan serta pencegahan 7 Menerangkan Kebijakan K3 Perusahaan maupun proyek Sekertaris Organisasi P2K3 1 Menyelenggarakan administrasi K3 2 Menghimpun dan mengelola data tentang K3 3 Mensosialisasikan persyaratan SMK3 kepada seluruh tingkat dalam organisasi sehingga dalam bekerja mengutamakan K3 4 Memeriksa kelengkapan K3 5 Mengevaluasi penyebab timbulnya ketidaksesuaian 6 Melaporkan kepada Ketua P2K3 kinerja SMK3 7 Menjamin terlaksananya peningkatan atas penerapan K3 secara berkesinambungan di proyek
1 Mewakili ketua P2K3LM dlm berhubungan dengan pihak ekstern khususnya berkaitan dengan SMK3.
Gap Analisis Kompetensi Kesesuaian Ya Tidak Awareness SMK3 Accident Investigation OHSAS 18001 First Aid Training Training ERP
x x x x x
Keterangan
SUMBER DAYA, PERAN, TANGGUNG JAWAB, WEWENANG DAN GAP ANALISIS ORGANISASI TANGGAP P2K3 Tanggung Jawab Sekertaris Organisasi P2K3 : Zupriadi
Wewenang
Gap Analisis Kompetensi Kesesuaian Ya Tidak Awareness MK3L x Accident Investigation x OHSAS 18001 x First Aid Training x Training ERP x
Keterangan
Security 1 Memberikan jaminan keamanan lingkungan proyek, baik ancaman dari luar maupun dlm yang lingkupnya ; a. Material b. Alat c. Pekerja 2 Pengendalian terhadap pekerja dan tamu 3 Pendokumentasian serah terima jaga, kejadian lapangan bila ada, keluar masuk material / alat dan data pengunjung 4 Memonitor pintu gerbang yang menjadi akses jalan Security : Teddy
OHSAS 18001 Training ERP
Tarmono
x x
OHSAS 18001 Training ERP
x x
OHSAS 18001
x
Anggota P2K3 1 Membantu merumuskan HIRARC 2 Menentukan Sasaran & Program masing-masing bagian sesuai dengan HIRARC Anggota P2K3 sbb : 1. Sartono
1 kali (7 Jan 2006)
SUMBER DAYA, PERAN, TANGGUNG JAWAB, WEWENANG DAN GAP ANALISIS ORGANISASI TANGGAP P2K3 Tanggung Jawab
2. Muklas
Wewenang
Gap Analisis Kompetensi Kesesuaian Keterangan Ya Tidak Training ERP x 1 kali (7 Jan 2006) Awareness MK3L x OHSAS 18001 x Training ERP
3. Parulian
Awareness MK3L OHSAS 18001 Training ERP Awareness MK3L
4, Aghata
5. Wahyu Adi
6. Surono
8. Raharjo
9. Sugeng
Training ERP Awareness MK3L OHSAS 18001 Training ERP
x
Awareness MK3L OHSAS 18001 Training ERP Awareness MK3L OHSAS 18001 Training ERP
Awareness MK3L
1 kali (7 Jan ) x
x
1 kali (7 Jan ) x x
x x x x x x x x x x
Awareness MK3L OHSAS 18001 Awareness MK3L OHSAS 18001 Training ERP
1 kali (7 Jan 2006)
x
Awareness MK3L OHSAS 18001
Training ERP 10. Iswanto
x x
OHSAS 18001
Training ERP 7. Warsito
x
x x x x x x x
1 kali (7 Jan 2006) 1 kali (7 Jan 2006) 1 kali (7 Jan 2006) 1 kali (7 Jan 2006) 1 kali (7 Jan 2006) 1 kali (7 Jan 2006)
SUMBER DAYA, PERAN, TANGGUNG JAWAB, WEWENANG DAN GAP ANALISIS ORGANISASI TANGGAP P2K3 Tanggung Jawab 11. Pepeng
12.Andi
13. Kamto
14. Buyung
Wewenang
Gap Analisis Kompetensi Kesesuaian Keterangan Ya Tidak OHSAS 18001 x Training ERP x Awareness MK3L x OHSAS 18001 x Training ERP x Awareness MK3L x OHSAS 18001 x Training ERP x 1 kali (7 Jan 2006) Awareness MK3L x OHSAS 18001 Training ERP
15. Pujo
Awareness MK3L OHSAS 18001 Training ERP Awareness MK3L
Mengetahui,
(…………………….) Kepala Proyek
x x x x x x
1 kali (7 Jan 2006)
JABATAN : SAFETY OFFICER TANGGUNG JAWAB 1 Menjamin, dilaksanakan dan dipeliharanya 1 proses yang dibutuhkan dari SMK3 di proyek. 2 Melaksanakan sosialisasi terhadap perpersyaratan-persyaratan syaratan-persyaratan SMK3 SMK3LM kepada kepada seluruh seluruh tingkat tingkat dalam organisasi dalam proyek organisasi tercapainya proyek kesadaran sehingga dalam bekerja selamatan tercapainya dan kesadaran kesehatan dalam kerja. bekerja senantiasa mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja. Melaporkan kepada Ketua Unit K3 atas 3M ekinerja SMK3
4 Menjamin terlaksananya peningkatan atas penerapan K3 secara berkesinambungan di proyek 5 Menjamin terlaksananya peningkatan atas penerapan K3 secara berkesinambungan di proyek
WEWENANG KOMPETENSI YANG DIPERLUKAN Mewakili Ketua Unit A. LEVEL PENDIDIKAN K3LM dalam Minimal D3 berhubungan dengan Diutamakan dari jurusan teknik pihak ekstern khususnya yang B. FISIK & KESEHATAN Laki-laki atau perempuan Syarat kesehatan (buta warna, cacat fisik, jantung dll) C. KETRAMPILAN, PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN KERJA Menguasai SMM ISO 9001:2000 Menguasai SML ISO 14001:2004 Menguasai SMK3LM Waskita -
Menguasai OHSAS 18001
-
Menguasai AMDAL Mempunyai Sertifikat First Aid Training
-
Memahami Teknik-Teknik Observasi K3LM Memahami HIRACH
-
Memahami Instruksi Kerja K3LM Menguasai pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran Menguasai Program Komputer MS Office & MS Project Mempunyai jiwa ulet, tidak mudah putus asa Mempunyai kemauan / semangat belajar tinggi Mengerti bahasa Inggris baik lisan maupun tulisan
D. PELATIHAN (supaya syarat C bisa terpenuhi dan atau meningkatkan kompetensi yang sudah ada) -
Pernah mengikuti Diklat / Sosialisasi SMM ISO 9001 : 2000, OHSAS 18001 & ISO 14001 : 2004 Pernah mengikuti Diklat Safety Awarenesss dan Dokumentation K3LM Pernah mengikuti Pelatihan Pemadam Kebakaran
JABATAN : SAFETY OFFICER TANGGUNG JAWAB 1 Menjamin, dilaksanakan dan dipeliharanya 1 proses yang dibutuhkan dari SMK3 di proyek. 2 Melaksanakan sosialisasi terhadap perpersyaratan-persyaratan syaratan-persyaratan SMK3 SMK3LM kepada kepada seluruh seluruh tingkat tingkat dalam organisasi dalam proyek organisasi tercapainya proyek kesadaran sehingga dalam bekerja selamatan tercapainya dan kesadaran kesehatan dalam kerja. bekerja senantiasa mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja. Melaporkan kepada Ketua Unit K3 atas 3M ekinerja SMK3
4 Menjamin terlaksananya peningkatan atas penerapan K3 secara berkesinambungan di proyek 5 Menjamin terlaksananya peningkatan atas penerapan K3 secara berkesinambungan di proyek
WEWENANG KOMPETENSI YANG DIPERLUKAN Mewakili Ketua Unit A. LEVEL PENDIDIKAN K3LM dalam Minimal D3 berhubungan dengan Diutamakan dari jurusan teknik pihak ekstern khususnya yang B. FISIK & KESEHATAN Laki-laki atau perempuan Syarat kesehatan (buta warna, cacat fisik, jantung dll) C. KETRAMPILAN, PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN KERJA Menguasai SMM ISO 9001:2000 Menguasai SML ISO 14001:2004 Menguasai SMK3LM Waskita -
Menguasai OHSAS 18001
-
Menguasai AMDAL Mempunyai Sertifikat First Aid Training
-
Memahami Teknik-Teknik Observasi K3LM Memahami HIRACH
-
Memahami Instruksi Kerja K3LM Menguasai pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran Menguasai Program Komputer MS Office & MS Project Mempunyai jiwa ulet, tidak mudah putus asa Mempunyai kemauan / semangat belajar tinggi Mengerti bahasa Inggris baik lisan maupun tulisan
D. PELATIHAN (supaya syarat C bisa terpenuhi dan atau meningkatkan kompetensi yang sudah ada) -
Pernah mengikuti Diklat / Sosialisasi SMM ISO 9001 : 2000, OHSAS 18001 & ISO 14001 : 2004 Pernah mengikuti Diklat Safety Awarenesss dan Dokumentation K3LM Pernah mengikuti Pelatihan Pemadam Kebakaran
BAB IV PENERAPAN DAN OPERASIONAL IV.1. SUMBER DAYA, STRUKTUR ORGANISASI DAN PERTANGGUNG JAWABAN :
ULASAN ORGANISASI: Dalam rangka pelaksanaan SMK3 Proyek Pembangunan Flyover Cengkareng, manajemen PT. PP (Persero) dan PT. WIKA (Persero) KSO, telah menetapkan Penanggung jawab KSO (Kepala Cabang) , suatu wewenang serta keterkaitandan fungsi-fungsi yang terlibat dalam pengelolaan, pelaksanaan maupun verifikasi terhadap aktoifitas-aktifitas yang berpengaruh kepada Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja(K3)sebagai struktur organisasi K3 Cabang dibawah ini. Sedangkan di tingkat Proyek dibentuk Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) sesuai dengan Peraturan Menaker No. 04/Men/1987 pasal 3 dan 4 junto Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 09/PRT/M/2008 pasal 11 butir 1. Panitia ini bertugas memberikan saran maupun pertimbangan kepada manajemen yang pada dasarnya bertujuan untuk mencapai NIHIL Kecelakaan dan hasil kerja yang bermutu baik.
Struktur Organisasi P2K3 Proyek Flyover Cengkareng : KETUA PM / DPM (Bandung S/ Ali Afandi)
SEKRETARIS (SHO) (Zupriadi)
ANGGOTA SEM Sartono SAM Muklas GSP Parulian SS (Aghata) SP (Wahyu Adi) SP Surono) SECURITY Teddy Tarmono
ANGGOTA Warsito (Md. Saluran) Raharjo (Mdr. Bobok) Sugeng (Mdr. Kolom) Iswanto (Mdr. Besi) Pepeng (M. Footing) Andi (Mdr, COR) Kamto (PT. Pakubumi)i) Buyung (Saluran) Pujo (Mdr, Saluran)
Tugas dan Tanggung Jawab P2K3 adalah sebagai berikut : A. Ketua / Penanggung Jawab :: .Bertanggung Jawab atas terselenggaranya K3 secara menyeluruh Melaporkan secara tertulis pada kesempatan pertama kepada Penaggung Jawa .KSO (Kepala Cabang) bile terjadi kecelakaan kerja. .-
Menagani dan mengevaluasi terhadap Pelaksanaan K3 di Lapangan.
B. Wakil Ketua. .Memimpin Rapat Unit K3 bila Ketua berhalangan .Merencanakan dan Mengendalikan pelaksanaan K3 Lapangan .Melaksankan pemantauan terhadap pelaksanaan dan melaksankan tindakan koreksi dan alternatif. .Melaporkan kepada manajemen apabila terjadi kecelakaan kerja .Memimpin Inspeksin K3 di Lapangan. C. Sekretaris Menyelenggarakan administrasi K3, Higiene Perusahaan intern & extern. Melakukan pelaporan ke Depnaker mengenai : o Mulainya pekerjaan Konstruksi. o Penyimpangan jam Kerja & istirahat, berkaitan dg.tenaga kerja o Memperbaharui data tenaga kerja(penambahan/pengurangan) Mengajukan usulan / permohonan : o Perjinan berkaitan dengan penggunaan tenaga kerja asing. o Asuransi Tenaga Kerja (penambahan/pengurangan). Melakukan koordinasi dengan : o Penguasa setempat (Kepolisian, Camat, Lurah dll) o Rumah sakit terdekat/Klinik/Puskesmas. D. Anggota Khusus (Logistik/Peralatan): .Melakukan pengurusan ke Departemen Tenaga Kerja berkenaan dengan : .-- Ijin layak pakai alat berat, sesuai dengan yang disyaratkan. .-- Surat Ijin Operasi Alat Berat. .Melakukan pengechekan terus menerus terhadap peralatan yang digunaka (Excavator, Crane, buldozer dll) .Memeriksa kelayakan pakai dari scafolding, platform dll. E, Anggota Lainnya mempunyai tugas : Melaksanakan dan ikut mengendalikan K3 di lapangan. Memberikan penyuluhan K3 secara terus menerus baik secara langsung . maupun tidak langsung. Seperti : Melaksanakan hasil K3 secara konsekwen Mengadakan pengawasan thd daerah Rawan Kecelakaan Melarang secara tegas dan simpatik pekerja yang bekerja tanpamengindahkan peraturan keselamatan kerja. Pelaksanaan program K3.
Struktur Organisasi Tanggap Darurat : Dalam rangka kesiagaan atas keadaan Gawat Darurat dibentuk Struktur Tanggap Darurat sebagai berikut :
Bandung. S/Ali Afandi KETUA TIM 0815190001
Muklas (SAM) Koor. Evakuasi Kantor
Sartono (SEM) Koor. Evakuasi Lapangan
Roni (Bag. Umum) .08158224280
Ngalimun (Bg. Peralatan) .08128353172
Zupriadi (SHE) .081584159201
Parulian (GSP) .081310438556
Teddy (Security) .081381400220
Zupriadi (SHE) .081584159201 Tarmono (Security) .081585064623
Tugas dan Tanggung Jawab Tim Tanggap Darurat : Ketua Tim:: .Bertanggung Jawab atas keadaan darurat dalam pelaksanaan Proyek. .Melaporkan pada kesempatan pertama kepada Penaggung Jawa KSO (Kepala Cabang) bile terjadi keadaan yang dikategorikan sebagai keadaan Darurat. .Menagani dan mengevakusi terhadap keadaan Darurat Koordinator Evakuasi Kantor : .Memimpin Evakuasi keadaan darurat di areal kantor proyek. .Merencanakan dan Mengendalikan keadaan Darurat .Melaksankan pemantauan terhadap pelaksanaan dan melaksankan tindakan koreksi dan alternatif. .Melaporkan kepada manajemen apabila terjadi kecelakaan kerja Koordinator Evakuasi Lapangan .Memimpin Evakuasi keadaan darurat di Lapangan. .Merencanakan dan Mengendalikan keadaan Darurat .Melaksankan pemantauan terhadap pelaksanaan dan melaksankan tindakan koreksi dan alternatif. .Melaporkan kepada manajemen apabila terjadi kecelakaan kerja Anggota Tim Evakuasi Tanggap Darurat : .Membantu Koordinator dalam Evakuasi keadaan darurat di Lapangan. .Membantu Koordinator dalam Merencanakan dan Mengendalikan keadaan Darurat. .Ikut membantu Melaksankan pemantauan terhadap pelaksanaan dan melaksanakan tiondakan koreksi dan alternatif. .Melaporkan kepada manajemen apabila terjadi kecelakaan kerja
BAB III PERENCANAAN K3 Perencanaan disini dimaksudkan bahwa program K3 yang ada di proyek Flyover Cengkareng direncanakan sesuai dengan kondisi pekerjaan dan lingkungan yang ada di sekitar proyek, dimana perencanaan meliputi : 1. Identifikasi Bahaya, Penilaiana Resiko dan Pengendaliannya 2. Pemenuhan Perundang-undangan dan Peraturan lainnya. 3. Sasaran dan Program Kerja 1. Manajemen Resiko Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa semua potensi bahaya terindentifikasi, dinilai resikonya dan dilakukan pengendaliannya agar tidak membahayakan bagi para pekerja sehingga proses produksi dapat berjalan dengan lancar. a. Identifikasi Bahaya. Merupakan suatu proses untuk memperkirakan potensi bahaya yang timbul dari aktivitas kegiatan konstruksi . b. Penilaian Resiko Proses pembobotan yang dilakukan untuk mengklasifikasikan potensi potensi bahaya ke dalam kategori tinggi, sedang atau rendah dengan menggunakan sistem score. c. Pengendalian Resiko Suatu upaya untuk meminimalkan atau menghilangkan celaka / sakit sehingga terwujud " zero accident " 2. Pemenuhan Perundang-undangan.dan Peraturan lainnya. Legislasi dipergunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan Peraturan dan Undang undang yang berkaitan dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja 3. Sasaran SASARANdan DAN Program PROGRAM Kerja Dalam melaksanakan program K3 dalam proyek dibuat sasaran dan program kerja yang berkaitan dengan rangkaian aktivitas K3 , diantaranya Incident Rate = 0 , meningkatkan kesesuaian legal dan kesehatan karyawan
PEMENUHAN PERUNDANG-UNDANGAN DAN PERATURAN LAINNYA. NO.
UNDANG-UNDANG / PERATURAN
PERIHAL
1 2 3 4
UNDANG-UNDANG RI UU No. 1 tahun 1970 UU No. 3 tahun 1992 UU No. 14 tahun 1992 UU No. 23 tahun 1992
Keselamatan Kerja Jaminan Sosial Tenaga Kerja Lalu Lintas Jalan Kesehatan
5
PERATURAN PEMERINTAH & KEPUTUSAN PRESIDEN Peraturan Pemerintah No.: 14 tahun 1993
Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja
KEPUTUSAN MENTERI Syarat-syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lift untuk pengangkutan orang dan barang
6
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per.03/MEN/1999
7 8 9
Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. Kep-187/MEN/1999Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. Kep-51/MEN/1999 Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. Kep-186/MEN/1999Unit Penanggulangan Kebakaran Di Tempat Kerja
10
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan transmigrasi RI No. Kep.75/MEN/2002
11
11
12 13 14 15 16 17 18 19 20
Pemberlakuan standar Nasional Indonesia (SNI) No. SNI-04-0225-2000 mengenai persyaratan umum instalasi listrik 2000 (PUIL 2000) di
tempat kerja. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 09/PRT/M/2008 Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum INSTRUKSI MENTERI Instruksi Menteri Tenaga Kerja No. Ins. 11/M/BW/1997 PERATURAN MENTERI Peraturan Menteri Perburuhan No.7 tahun 1964 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.: Per.01/MEN/1980 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.: Per.04/MEN/1980 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.: Per.01/MEN/1981 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.: Per.03/MEN/1982 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.: Per.05/MEN/1985 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.: Per.01/MEN/1989 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.: Per.02/MEN/1989 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.: Per.05/MEN/1996
Pengawasan Khusus K3 Penanggulangan Kebakaran
Syarat Kesehatan, Kebersihan serta Penerangan dlm Tempat Kerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Konstruksi Bangunan Syarat Syarat Pemasangan & Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan Kewajban Melapor Penyakit Akibat Kerja Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja Pesawat Angkat Dan Angkut Kualifikasi dan syarat-syarat operator keran angkat Pengawasan instalasi penyalur petir Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan kerja
SURAT EDARAN 21
Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi no.SE.Pengadaan Kantin dan Ruang Makan 01/Men/1979
Proyek Shangri-La Hotel Condominium Revisi 3
EVALUASI PENERAPAN LEGISLASI Yaag Berkaitan Dengan Kesehatan Keselamtan Kerja No.
1
Legislasi No. Legislasi UNDANG-UNDANG RI
Status Kesesuaian Deskripsi Legislasi
Ya (100%)
Tidak (0%)
Sebagian
Keterangan (Tindak Lanjut)
Keselamatan Kerja
UU No. 1 tahun 1970
BAB III Syarat-Syarat Keselamatan Kerja Pasal 3 Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamata kerja untuk ; a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran c. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan d. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya e. Memberi pertolongan pertama pada kecelakaan f. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja g. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebarl uasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan getaran. h. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik physik maupun psychis, peracunan, infeksi dan penularan. i. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai j. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang cukup k. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup l. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban m. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanya. n. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau barang. o. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan. p. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan barang
√ HIRARC dan OTP
No.
Legislasi No. Legislasi
Status Kesesuaian
Deskripsi Legislasi q. Mnecegah terkena aliran listrik yang berbahaya
Ya (100%)
Tidak (0%)
Sebagian
Keterangan (Tindak Lanjut)
√
Penyediaan APD
r. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi. 2. Dengan peraturan perundangan dapat di ubah perincian tersebut dalam ayat (1) sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknik dan teknologi serta pendapatan-pendapatan baru dikemudian hari. Pasal 4 1. Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja
MSDS
dalam perencanaan, pembuatan pengankutan, peredaran, perdagangan,
Kompartemen / gudang penyimpanan bahan/ material
pemasangan, pemakaian, penggunaan, pemeliharaan dan penyimpanan bahan, barang, produk teknis dan aparat produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan. 2. Syarat-syarat tersebut memuat prinsip-prinsip teknis ilmiah menjadi suatu kumpulan ketentuan yang disusun secara teratur, jelas dan praktis yang mencakup bidang konstruksi, bahan, pengolahan dan pembuatan , perlengkapan alat-alat perlindungan, pengujian dan pengesahan, pengepakan atau pembungkusan, pemberian tanda-tanda pengenal atas bahan, barang, produk teknis, atau aparat produksi guna menjamin keselamatan barang-barang itu sendiri, keselamatan tenaga kerja yang melakukannya dan keselamatan umum. 3. Dengan peraturan perundangan dapat dirubah perincian tersebut dalam ayat (1) dan (2) , dengan peraturan perundangan ditetapkan siapa yang berkewajiban memenuhi dan menaati syarat-syarat keselamatan tersebut. Pasal 8
√
Pemeriksaan dari Jamsostek
√
Induksi, Briefing pagi/safety morning
1. Pengurus diwajibkan memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik dari tenaga kerja yang akan diterimanya maupun akan dipindahkan sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan yang akan diberikan padanya. 2. Pengurus diwajibkan memeriksakan semua tenaga kerja yang berada dibawah pimpinannya, secara berkala pada dokter yang ditunjuk oleh pengusaha dan dibenarkan oleh direktur. 3. Norma-norma mengenai pengujian kesehatan ditetapkan dengan peraturan perundangan. Bab V. Pembinaan Pasal 9 1. Pengurus diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga
No.
Legislasi No. Legislasi
Status Kesesuaian Deskripsi Legislasi
Ya (100%)
Tidak (0%)
Sebagian
Induksi, Briefing Keterangan pagi/safety morning (Tindak Lanjut)
kerja baru tentang : a. kondisi - kondisi dan bahaya - bahaya serta yang dapat timbul dalam tempat kerjanya.
Penyediaan APD bagi pekerja
b. Semua pengamanan dan alat - alat perlindungan yang diharuskan dalam tempat kerjanya. c. Alat - alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan. d. Cara - cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan pekerjaan. 2. Pengurus hanya dapat mempekerjakan tenaga kerja yang bersangkutan setelah ia yakin bahwa tenaga kerja tersebut telah memahami syarat - syarat tsb di atas. 3. Pengurus diwajibkan menyelenggarakan pembinan bagi semua tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya, dalam pencegahan kebakaran dan pemberantasan kebakaran serta peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja, pula dalam pemberian pertolongan pertama pada kecelakaan. 4. Pengurus diwajibkan memenuhi dan menaati semua syarat -syarat dan ketentuan - ketentuan yang berlaku bagi usaha dan tempat kerja yang dijalankan. BAB VII Kecelakaan Pasal 11 1. Pengurus diwajibkan melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi dalam tempat kerja yang dipimpinnya, pada pejabat yang ditunjuk oleh Menteri tenaga Kerja. 2. Tata cara pelaporan dan pemeriksaan kecelakaan oleh pegawai termaksud dalam ayat (1) di atur dengan peraturan perundangan. BAB VIII Kewajiban dan Hak Tenaga Kerja Pasal 12 Dengan peraturan perundangan diatur kewajiban dan atau hak tenaga kerja untuk : a. Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai pengawasan atau ahli keselamatan kerja. b. Memakai alat - alat pelindung diri yang diwajibkan. c. Memenuhi dan menaati semua syarat - syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang diwajibkan. d. Meminta para pengurus agar dilaksanakan semua syarat - syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang diwajibkan. e. Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan dimana syarat keselamatan
Pengadaan P3K dan klinik
Pemenuhan legislasi
Laporan tahap awal
√
√
Pengadaan APD bagi pekerja
No.
Legislasi No. Legislasi
Status Kesesuaian
Deskripsi Legislasi dan kesehatan kerja serta alat - alat pelindung diri yang diwajibkan diragukan
Ya (100%)
Tidak (0%)
Sebagian
Keterangan (Tindak Lanjut)
olehnya kecuali dalam hal-hal khusus ditentukan lain oleh pegawai pengawas dalam batas -batas yang masih dapat dipertanggung-jawabkan. BAB IX Kewajiban Bila Memasuki Tempat Kerja Pasal 13 Barang siapa akan memasuki sesuatu tempat kerja, diwajibkan menaati semua
√
Induksi & Inspeksi oleh security
petunjuk keselamatan kerja dan memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan. BAB X Kewajiban Pengurus Pasal 14
√
Pengurus diwajibkan ; a. Secara tertulis menempatkan dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua
Papan informasi & Rambu-rambu K3LM
syarat keselamatan kerja yang diwajibkan, sehelai Undang -undang ini dan semua peraturan pelaksanaanya yang berlaku bagi tempat kerja yang bersangkutan, pada tempat - tempat yang mudah dilihat dan terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli kesehatan kerja. b. Memasang dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua gambar keselamatan kerja yang diwajibkan dan semua bahan pembinaan lainnya, pada tempattempat yang mudah dilihat dan terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja. c. Menyediakan secara cuma-cuma, semua alat perlindungan diri yang di wajibkan pada tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya dan menyediakan bagi setiap orang lain yang memasuki tempat kerja tersebut, disertai dengan petunjuk-petunjuk yang diperlukan menurut petunjuk pegawai
Pengadaan APD
pengawas atau ahli-ahli keselamatan kerja. 2.
UU No. 3 tahun 1992
Jaminan Sosial Tenaga Kerja Pasal 3
√
point 2 setiap tenaga kerja berhak atas jaminan sosial tenaga kerja
Pendaftaran Jamsostek
Pasal 4 point 1
√
program jaminan sosial tenaga kerja sebagaimana dimaksud pasal 3 wajib dilakukan oleh setiap perusahaan bagi tenaga kerja yang melakukan pekerjaan didalam hubungan kerja sesuai dengan ketentuan undang-undang ini. Pasal 8
No Pendaftaran
√
No.
Legislasi No. Legislasi
Status Kesesuaian Deskripsi Legislasi point 1
Ya (100%)
Tidak (0%)
Sebagian
Keterangan (Tindak Lanjut)
tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan kerja berhak menerima jaminan kecelakaan kerja Pasal 10 point 1
√
pengusaha wajib melaporkan kecelakaan kerja yang menimpa tenaga kerja kepada kantor departemen tenaga kerja dan Badan Penyelenggara dalam waktu tidak lebih dari 2 X 24 jam point 2
Laporan awal kecelakaan √
pengusaha wajib melaporkan kepada kantor departemen tenaga kerja dan badan penyelenggara dalam waktu tidak lebih dari 2 x 24 jam setelah tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan oleh dokter yang merawatnya dinyatakan sembuh, cacad atau meninggal dunia. point 3
√
pengusaha wajib mengurus tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan kerja kepada badan penyelenggara sampai memperoleh hak-haknya. Pasal 16
√
tenaga kerja, suami atau istri dan anak berhak memperoleh jaminan pemeliharaan kesehatan Pasal 17
√
pengusaha dan tenaga kerja wajib ikut serta dalam program jaminan sosial tenga kerja Pasal 18
√
pengusaha wajib memiliki daftar tenaga kerja beserta keluarganya, daftar upah beserta perubahan-perubahan dan daftar kecelakaan kerja di perusahaan atau bagian perusahaan yang berdiri sendiri. 3.
UU No. 14 tahun 1992
Lalu Lintas Jalan
4.
UU No. 23 tahun 1992
Kesehatan Kesehatan Lingkungan Pasal 22 1. Kesehatan lingkungan diselenggarakan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat. 2. Kesehatan lingkungan dilaksanakan terhadap tempat umum, lingkungan pemukiman, lingkungan kerja, angkutan umum dan lingkungan lainnya. 3. Kesehatan lingkungan meliputi penyehatan air dan udara, pengamanan limbah padat, limbah cair, limbah gas, radiasi dan kebisingan, pengendalian faktor
√
√
Pengukuran parameter pencemar
No.
Legislasi No. Legislasi
Status Kesesuaian
Deskripsi Legislasi penyakit, dan penyehatan atau pengamanan lainnya. 4. Setiap tempat atau sarana pelayanan umum wajib memelihara dan meningkatkan lingkungan yang sehat sesuai dengan standar dan persyaratan. Kesehatan Kerja Pasal 23 1. Kesehatan kerja diselenggarakan untuk mewujudkan produktivitas yang optimal 2. Kesehatan kerja meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan penyakit akibat kerja dan syarat kesehatan kerja. 3. Setiap tempat kerja wajib menyelenggarakan kesehatan kerja.
Ya (100%)
√
Tidak (0%)
Sebagian
Keterangan (Tindak Lanjut)
Pengadaa Klinik & Prasarana olah raga bagi karyawan
PERATURAN PEMERINTAH & KEPUTUSAN PRESIDEN 5.
Peraturan Pemerintah No.: 14 tahun 1993
Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja pasal 2
√
point 1 Program jaminan sosial tenaga kerja sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah ini, terdiri:
Kerjasama dengan Jamsostek
a. jaminan berupa uang yang meliputi : jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan hari tua b. jaminan berupa pelayanan yaitu jaminan pemeliharaan kesehatan. Pasal 2
P3K √
point 3 Pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 10 orang atau lebih, atau membayar upah minimal Rp. 1.000.000 sebulan, wajib mengikutsertakan tenaga kerjanya dalam program jaminan sosial tenaga kerja. pasal 5
√
point 1 Pengusaha sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat 3 wajib mendaftarkan perusahaan dan tenaga kerjanya sebagai peserta program jaminan sosial tenaga kerja pada badan penyelenggara dengan mengisi formulir yang disediakan oleh badan penyelenggara. pasal 18 point 1
√
Pengusaha wajib memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan bagi tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan. point 2
√
Laporan awal
No.
Legislasi No. Legislasi
Status Kesesuaian
Deskripsi Legislasi Pengusaha wajib melaporkan setiap kecelakaan kerja yang menimpa tenaga kerjanya kepada kantor departemen tenaga kerja dan badan penyelenggaraan setempat/terdekat sebagai laporan kecelakaan tahap I, dalam waktu tidak lebih 2 x 24 jam terhitung terjadinya kecelakaan.
Ya (100%)
pasal 19
√
Tidak (0%)
Sebagian
Keterangan (Tindak Lanjut)
Pengusaha wajib melaporkan penyakit yang timbul karena hubungan kerja, dalam waktu tidak lebih 2 x 24 jam setelah ada hasil diagnosis dari dokter periksa.
KEPUTUSAN MENTERI 6
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per.03/MEN/1999
Syarat-syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lift untuk pengangkutan orang dan barang BAB II Syarat-syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lift BAGIAN 1 UMUM Pasal 3 (1) Kapasitas angkut lift harus dicantumkan dan dipasang dalam kereta serta dinyatakan dalam jumlah orang dan atau jumlah bobot muatan yang diangkut dalam kilogram (kg).
Pemasangan rambu
√
(2) Kapasitas angkut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus sesuai dengan kapasitas angkut yang dinyatakan dalam ijin pemakaian lift. (3) Penetapan jumlah orang yang dapat diangkut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan Standar Nasional Indonesia yang berlaku. BAGIAN 2 BAGIAN-BAGIAN LIFT DAN PEMASANGANNYA Pasal 4 (1) Bagian-bagian lift harus kuat, tidak cacat, aman dan memenuhi syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja. PARAGRAF 1 MESIN DAN KAMAR MESIN Pasal 5 (1) Mesin dan konstruksinya harus memenuhi Standar Nasional Indonesia yang berlaku
√
√
(2) Apabila lift akan bergerak, rem membuka dengan tenaga magnet listrik dan harus dapat memberhentikan mesin secara otomatis dan pada saat arus listrik putus. (3) Mesin harus dilengkapi dengan rem yang bekerja dengan tenaga pegas. 7
Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. Kep-187/MEN/1999
Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya Pasal 4
√
MSDS
No.
Legislasi No. Legislasi
Deskripsi Legislasi (1) Lembar data keselamatan bahan sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 huruf a meliputi keterangan tentang:
Status Kesesuaian Ya (100%)
a. identitas bahan dan perusahaan; b. komposisi bahan; c. identifikasi bahaya; d. tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K); e. tindakan penanggulangan kebakaran; f. tindakan mengatasi kebocoran dan tumpahan; g. penyimpanan dan penanganan bahan; h. pengendalian pemajanan dan alat pelindung diri; i. sifat fisik dan kimia; j. stabilitas dan reaktivitas bahan; k. informasi toksikologi; l. informasi ekologi; m. pembuangan limbah; n. pengangkutan bahan; o. informasi peraturan perundang-undangan yang berlaku; p. informasi lain yang diperlukan. Pasal 5 Label sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 huruf a meliputi keterangan mengenai: a. nama produk; b. identifikasi bahaya; c. tanda bahaya dan artinya; d. uraian resiko dan penanggulangannya; e. tindakan pencegahan; f. instruksi dalam hal terkena atau terpapar; g. instruksi kebakaran; h. instruksi tumpahan atau bocoran; i. instruksi pengisian dan penyimpanan; j. referensi; k. nama, alamat dan nomor telepon pabrik pembuat atau distributor. Pasal 6 Lembar data keselamatan Bahan sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 dan Label sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 diletakkan di tempat yang mudah diketahui oleh tenaga kerja dan Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan. Pasal 9 Kriteria bahan kimia berbahaya sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 ayat (3) terdiri dari: a. bahan beracun;
√
√
Tidak (0%)
Sebagian
Keterangan (Tindak Lanjut)
√
Papan informasi
No.
Legislasi No. Legislasi
Status Kesesuaian Deskripsi Legislasi
Ya (100%)
Tidak (0%)
Sebagian
Keterangan (Tindak Lanjut)
√
Training ERP
b. bahan sangat beracun; c. cairan mudah terbakar; d. cairan sangat mudah terbakar; e. gas mudah terbakar; f. bahan mudah meledak; g. bahan reaktif; h. bahan oksidator. 8
Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. Kep-51/MEN/1999
Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja Pasal 3 (1) NAB kebisingan ditetapkan sebesar 85 desi Bell A (dBA). (2) Kebisingan yang melampaui NAB, waktu pemajanan ditetapkan sebagaimana tercantum dalam lampiran II.
√
Pasal 4 (1) NAB getaran alat kerja yang kontak langsung maupun tidak langsung pada lengan dan tangan tenaga kerja ditetapkan sebesar 4 meter per detik kuadrat (m/det2)
√
(2) Getaran yang melampaui NAB, waktu pemajanan ditetapkan sebagaimana tercantum dalam lampiran III. 9
Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. Kep-186/MEN/1999
Unit Penanggulangan Kebakaran Di Tempat Kerja Pasal 2 (1) Pengurus atau pengusaha wajib mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran, latihan penanggulangan kebakaran di tempat kerja (2) Kewajiban mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran di tempat kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. pengendalian setiap bentuk energi; b. penyediaan sarana deteksi, alarm, pemadam kebakaran dan sarana evakuasi; c. pengendalian penyebaran asap, panas dan gas; d. pembentukan unit penanggulangan kebakaran di tempat kerja; e. penyelenggaraan latihan dan gladi penanggulangan kebakaran secara berkala f. memiliki buku rencana penanggulangan keadaan darurat kebakaran, bagi tempat kerja yang mempekerjakan lebih dari 50 (lima puluh) orang tenaga kerja dan atau tempat kerja yang berpotensi bahaya kebakaran sedang dan berat.
No.
Legislasi No. Legislasi
Deskripsi Legislasi (3) Pengendalian setiap bentuk energi, penyediaan sarana deteksi, alarm, pemadam kebakaran dan sarana evakuasi serta pengendalian penyebaran asap, panas dan gas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, huruf b dan huruf c dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Status Kesesuaian Ya (100%)
Tidak (0%)
Sebagian
(4) Buku rencana penanggulangan keadaan darurat kebakaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf f, memuat antara lain: a. informasi tentang sumber potensi bahaya kebakaran dan cara pencegahannya; b. jenis, cara pemeliharaan dan penggunaan sarana proteksi kebakaran di tempat kerja; c. prosedur pelaksanaan pekerjaan berkaitan dengan pencegahan bahaya kebakaran; d. prosedur dalam menghadapi keadaan darurat bahaya kebakaran. 10.
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan transmigrasi RI No. Kep.75/MEN/2002
Pemberlakuan standar Nasional Indonesia (SNI) No. SNI-04-0225-2000 mengenai persyaratan umum instalasi listrik 2000 (PUIL 2000) di tempat kerja Pasal 2 (1) Perencanaan, pemasangan, penggunaan, pemeriksaan dan pengujian instalasi listrik di tempat kerja harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) No. SNI 04-0225-2000 mengenai Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000) di Tempat Kerja.
√
(2) Pengurus bertanggungjawab terhadap ditaatinya dan wajib melaksanakan ketentuan Standar Nasional Indonesia (SNI) No. SNI 04-0225-2000 mengenai Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000) di Tempat Kerja. (3) Instalasi Listrik yang telah terpasang sebelum diberlakukannya Keputusan ini, wajib disesuaikan dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) No. SNI 04-0225-2000 mengenai Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000) di Tempat Kerja. Pasal 3 Pengawasan terhadap pelaksanaan Standar Nasional Indonesia (SNI) No. SNI 04-02252000 mengenai Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000) di Tempat Kerja dilakukan oleh Pegawai Pengawas atau Ahli Keselamatan Kerja Spesialis Bidang Listrik
11
INSTRUKSI MENTERI Instruksi Menteri Tenaga Kerja No. Ins. 11/M/BW/1997
Pengawasan Khusus K3 Penanggulangan Kebakaran Pemeriksaan dan Pengujian: 1. Klasifikasi Umum
√
√
Keterangan (Tindak Lanjut)
No.
Legislasi No. Legislasi
Deskripsi Legislasi Klasifikasi jenis hunian akan menentukan persyaratan standar teknik sistem proteksi kebakaran yang harus diterapkan
Status Kesesuaian Ya (100%)
2. Sumber ignition Perhatikan potensi apa saja yang dapat menjadi sumber pemicu kebakaran dan perhatikan apakah alat pengaman yang diperlukan telah sesuai. Kapan diadakan pemeriksaan terakhir dan apakah syarat-syarat yang diberikan telah dilaksanakan. 3. Bahan-bahan yang mudah terbakar /meledak Perhatikan jenis-jenis bahan yang diolah, dikerjakan atau disimpan. Kenali sifat fisik dan sifat-sifat kimianya apakah mengandung potensi mudah terbakar atau meledak. Apakah ada prosedur keselamatan kerja dan dilaksanakan dengan benar. 4. Kompartemen Amati keadaan lingkungan tempat kerja terhadap masalah penyebaran api, panas, asap apakah telah ada upaya untuk mengendalikannya. 5. Pintu darurat Amati jalur evakuasi, pintu keluar atau tangga darurat. Apakah ada rintangan yang dapat mengganggu, apakah ada petunjuk arah, apakah ada penerangan darurat, panjang jarak tempuh mencapai pintu ke luar tidak melebihi 36 meter untuk resiko ringan, 30 meter untuk resiko sedang dan 24 meter untuk resiko berat. 6. Alat pemadam api ringan Apakah alat pemadam api ringan telah sesuai jenis dan cukup jumlahnya. Apakah penempatannya mudah dilihat dan mudah dijangkau serta mudah untuk diambil. Periksa pula masa efektif bahan pemadamnya serta masa uji tabungnya. 7. Instalasi Alarm Lakukan tes fungsi perlengkapan pada panel. Apakah semua perlengkapan dan indikator bekerja dengan baik. Apakah telah dipasang penandaan zone alarm. 8. Instalasi Hydran dan Springkler 9. Instalasi Khusus
12
PERATURAN MENTERI Peraturan Menteri Perburuhan No.7 tahun 1964
Syarat Kesehatan, Kebersihan serta Penerangan dlm Tempat Kerja 1. Halaman harus bersih, teratur, rata dan tidak becek dan cukup luas untuk kemungkinan perluasan 2. jalanan dihalaman tidak boleh berdebu 3. untuk keperluan air (riolering) harus cukup saluran yang kuat dan bersih
√
Tidak (0%)
Sebagian
Keterangan (Tindak Lanjut)
No.
Legislasi No. Legislasi
Status Kesesuaian
Deskripsi Legislasi 4. saluran air yang melintasi halaman harus tertutup
Ya (100%)
Tidak (0%)
Sebagian
Keterangan (Tindak Lanjut)
5. sampah dan terbuang lainnya harus terkumpul pada suatu tempat yang rapi dan tertutup. 6. pada waktunya sampah itu harus dibuang ketempat pembuangan sampah atau dibakar pada tempat yang aman.
diangkut setiap hari
7. tempat pengumpulan sampah tidak boleh menjadi sarang lalat atau binatang serangga yang lain.
Diberi tutup
pasal 6 point 1
√
kakus-kakus yang terbuat dari bahan yang kuat harus disediakan untuk kaum buruh. point 6
√
jumlah kakus sebagai berikut 1-15 buruh
Belum mencukupi karena keterbatasan lahan
=1 kakus
16-30 buruh = 2 kakus 31-45 buruh = 3 kakus 46-60 buruh = 4 kakus 61-80 buruh = 5 kakus 81-100 buruh = 6 kakus dan selanjutnya untuk tiap 100 orang 6 kakus pasal 8
√
dapur, kamar makan dan alat keperluan makan harus selalu bersih dan rapi. Pasal 14
√
Point 4 Penerangan yang cukup untuk membedakan barang-barang kasar seperti mengerjakan bahan-bahan kasar, menyisihkan barang besar, gudang untuk menyimpan barang besar dan kasar paling sedikit memiliki kekuatan 50 Lux Point 5 Penerangan yang cukup untuk membedakan barang-barang kecil secara sepintas lalu, seperti pemasangan yang kasar, kamar mesin, alat pengangkut orang dan barang, ruang penerimaan dan pengiriman dengan kapal, tempat penyimpanan barang sedang dan kecil, kakus. 13
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.: Per.01/MEN/1980
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Konstruksi Bangunan pasal 2 Setiap pekerjaan konstruksi bangunan yang akan dilakukan wajib dilaporkan kepada direktur atau pejabat yang ditunjuk.
√ Ijin ke Depnaker, Jamsostek dan Koordinasi keamanan
No.
No. Legislasi
Legislasi Setiap pekerjaan konstruksi bangunan yangLegislasi akan dilakukan wajib dilaporkan kepada Deskripsi direktur atau pejabat yang ditunjuk.
Status Kesesuaian Ya (100%)
pasal 3 point 1
Tidak (0%)
Sebagian
Keterangan (Tindak Lanjut) Ijin ke Depnaker, Jamsostek dan Koordinasi keamanan
√
pada pekerjaan konstruksi bangunan harus diusahakan pencegahan dan dikurangi terjadinya kecelakaan atau sakit akibat kerja terhadap tenaga kerjanya.
Mengevaluasi HIRARC
point 2 sewaktu pekerjaan dimulai harus segera disusun suatu unit keselamatan dan kesehatan kerja hal tersebut harus diberitahukan kepada setiap tenaga kerja
Membentuk unit K3LM dan dicantumkan dalam struktur organisasi
point 3 unit keselamatan kerja meliputi usaha-usaha pencegahan terhadap : kecelakaan, kebakaran, peledakan, penyakit akibat kerja, pertolongan pertama pada kecelakaan dan usaha-usaha penyelamatan pasal 4
HIRARC √
setiap kecelakaan kerja atau kejadian yang berbahaya harus dilaporkan kepada direktur atau pejabat yang ditunjuk.
Jamsostek, Depnaker, Kantor Pusat
pasal 5 point 1
√
disetiap tempat kerja harus dilengkapi dengan sarana untuk keperluan keluar masuk dengan aman
Pembuatan akses jalan
point 2 semua tempat kerja, tangga-tangga, lorong-lorong atau gang-gang tempat orang bekerja atau sering dilalui, harus dilengkapi dengan penerangan yang cukup sesuai dengan ketentuan yang berlaku, pasal 6
√
kebersihan dan kerapihan ditempat kerja harus dijaga sehingga bahan-bahan yang berserakan, bahan-bahan bangunan, peralatan dan alat-alat kerja tidak merintangi atau menimbulkan kecelakaan. pasal 7
Pembersihan oleh mandor √
tindakan pencegahan harus dilakukan untuk menjamin bahwa peralatan perancah, alat-alat kerja, bahan-bahan dan benda-benda tidak dilemparkan, diluncurkan atau dijatuhkan kebawah dari tempat yang tinggi sehingga dapat menyebabkan kecelakaan. pasal 8
Safety deck, safety net, surat edaran dilarang menjatuhkan benda ke bawah. √
semua peralatan sisi-sisi lantai yang terbuka, lubang-lubang dilantai yang terbuka, atap-atap atau panggung yang dapat dimasuki, sisi-sisi tangga yang terbuka, semua galian-galian dan lubang-lubang yang berbahaya harus diberi pagar atau tutup pengamannya. pasal 9
railing
√
Pengukuran kebisingan dan getaran secara periodik
No.
Legislasi No. Legislasi
Status Kesesuaian
Deskripsi Legislasi kebisingan dan getaran ditempat kerja tidak boleh melebihi ketentuan nilai ambang batas yang berlaku
Ya (100%)
pasal 10
√
orang tidak berkepentingan dilarang masuk pasal 12
√
Tidak (0%)
Sebagian
Keterangan (Tindak Lanjut) Pengukuran kebisingan dan getaran secara periodik
Rambu, Papan Pengumuman
perancah yang sesuai dan aman harus disediakan untuk semua pekerjaan yang tidak dapat dilakukan dengan aman oleh seseoarang yang berdiri diatas konstruksi yang kuat dan permanen, kecuali apabila pekerjaan tersebut dapat dilakukan dengan aman pasal 13
√
point 1 perancah harus diberi lantai papan yang kuat dan rapat sehingga dapat menahan dengan aman tenaga kerja, peralatan dan bahan yang dipergunakan pasal 25 point 1
√
tangga harus terdiri dari 2 kaki tangga dan sejumlah anak tangga yang dipasang pada kedua kaki tangga dengan kuat. pasal 28
√
alat-alat angkat harus direncanakan, dipasang, dilayani dan dipelihara sedemikian rupa sehingga terjamin keselamatan pemakainya. pasal 31
√
tindakan pencegahan harus dilakukan untuk melarang orang memasuki daerah lintas keran jalan untuk menghindarkan kecelakaan karena terhimpit. pasal 44
rambu, police line √
operator mesin harus terlatih untuk pekerjaannya dan harus mengetahui peraturan keselamatan kerja pada mesin tersebut. pasal 67
√
point 2 pinggir-pinggir dan dinding-dinding pekerjaan galian harus diberi pengaman dan penunjang yang kuat untuk menjamin keselamatan orang yang bekerja dalam lubang / parit. pasal 74
√
setiap ujung-ujung mencuat yang membahayakan harus dilengkungkan atau dilindungi. pasal 86 tenaga kerja yang melakukan pekerjaan diatap harus dilengkapi dengan alat pelindung diri yang sesuai untuk menjamin agar mereka tidak jatuh dari atap atau bagian-bagian atap yang rapuh.
pemotongan stek yang tidak terpakai √ safety harness
No.
No. Legislasi
Legislasi tenaga kerja yang melakukan pekerjaan diatap harus dilengkapi dengan alat Deskripsi Legislasi pelindung diri yang sesuai untuk menjamin agar mereka tidak jatuh dari atap atau bagian-bagian atap yang rapuh. pasal 99
Status Kesesuaian Ya (100%)
Tidak (0%)
Sebagian
Keterangan (Tindak Lanjut)
√
point 1 alat-alat pelindung diri yang jenisnya disesuaikan dengan sifat pekerjaan yang dilakukan oleh masing-masing tenaga kerja harus disediakan dalam jumlah yang cukup. 14
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.: Per.04/MEN/1980
Syarat Syarat Pemasangan & Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan pasal 3
√
tabung alat pemadam api ringan harus diisi sesuai dengan jenis dan konstruksinya pasal 4
√
point 1
Pemasangan rambu APAR
setiap satu atau kelompok alat pemadam api ringan harus ditempatkan pada posisi yang mudah dilihat dengan jelas, mudah dicapai dan diambil serta dilengkapi dengan pemberian tanda pemasangan pasal 5
√
dilarang memasang atau menggunakan alat pemadam api ringan yang didapati sudah berlubang-lubang atau cacat karena karat. pasal 8
√
pemasangan alat pemadam api ringan harus sedemikian rupa sehingga bagian paling atas (puncaknya) berada pada ketinggian 1,2 m dari permukaan lantai, kecuali jenis C02 dan tepung kering (dry chemical) dapat ditempatkan lebih rendah dengan syarat, jarak antara dasar alat pemadam api ringan tidak kurang 15 cm dari permukaan lantai. pasal 9
√
alat pemadam api ringan tidak boleh dipasang dalam ruangan atau tempat dimana suhu melebihi 49◦C turun sampai minus 44 o C kecuali apabila alat pemadam api ringan tersebut dibuat khusus untuk suhu diluar batas tersebut diatas. pasal 14 petunjuk cara-cara pemakaian alat pemadam api ringan harus dapat dibaca dengan jelas. 15
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.: Per.01/MEN/1981
Kewajban Melapor Penyakit Akibat Kerja
√ Instruksi Kerja
No.
Legislasi No. Legislasi
Status Kesesuaian Deskripsi Legislasi pasal 2
Ya (100%)
Tidak (0%) √
Sebagian
Keterangan (Tindak Lanjut)
point 1 apabila dalam pemeriksaan kesehatan bekerja dan pemeriksaan kesehatan khusus sebagaimana ditetapkan dalam peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi No Per 02/MEN 1980 ditemukan penyakit kerja yang diderita oleh tenaga kerja, pengurus dan badan yang ditunjuk wajib melaporkan secara tertulis kepada kantor Direktorat Jendral Pembinaan Hubungan Perburuhan dan Perlindungan Tenaga Kerja setempat. pasal 3 point 1
√
laporan sebagaimana dimaksud pasal 2 ayat 1 dilakukan dalam waktu paling lama 2X24 jam setelah penyakit tersebut didiagnosa. 16
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.: Per.03/MEN/1982
Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja pasal 3
√
point 1 setiap tenaga kerja berhak mendapatkan pelayanan kesehatan kerja
Bekerjasama dgn RSAL Mintohardjo
point 2 pengurus wajib memberikan pelayanan kesehatan kerja sesuai dengan kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi 17
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.: Per.05/MEN/1985
Pesawat Angkat Dan Angkut pasal 2
√
bahan konstruksi serta perlengkapan pesawat angkat dan angkut harus cukup kuat, tidak cacat dan memenuhi syarat. pasal 3
√
point 1 beban maksimum yang diijinkan dari pesawat angkat dan angkut ditulis pada bagian yang mudah dilihat dan dibaca dengan jelas. pasal 4 setiap pesawat angkat dan angkut harus dilayani oleh operator yang mempunyai kemampuan dan telah memiliki keterampilan khusus tentang pesawat angkat dan angkut. pasal 7 baut pengikat yang dipergunakan peralatan angkat harus memiliki kelebihan ulir sekrup pada suatu jarak yang cukup untuk pengencang, jika perlu harus dilengkapi dengan mur penjamin atau gelang pegas yang efektif.
√
√
No.
No. Legislasi
Legislasi baut pengikat yang dipergunakanDeskripsi peralatanLegislasi angkat harus memiliki kelebihan ulir sekrup pada suatu jarak yang cukup untuk pengencang, jika perlu harus dilengkapi dengan mur penjamin atau gelang pegas yang efektif. pasal 33
Status Kesesuaian Ya (100%)
Tidak (0%)
Sebagian
Keterangan (Tindak Lanjut)
√
peralatan angkat listrik harus a. dikonstruksikan dari baja b. dibuat dengan angka keamanan sekurang-kurangnya - 8 untuk baja tuang - 5 untuk baja konstruksi atau baja tempa - dilengkapi dengan rem otomatis yang mampu menahan muatan, jika muatan dihentikan pasal 42
√
point 2 operator dan tenaga kerja harus menggunakan alat pelindung diri yang sesuai dengan bahaya yang dihadapi. pasal 101
Pemakaian Helm dan Sepatu √
semua perlengkapan pesawat angkutan diatas landasan dan diatas permukaan sebelum digunakan harus diperikasa terlebih dahulu oleh operator. 18
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.: Per.01/MEN/1989
Check list
Kualifikasi dan syarat-syarat operator keran angkat pasal 10
√
point 1 operator dilarang meninggalkan tempat pelayanan selama keran angkat dioperasikan point 2 melakukan pengecekan dan pemantauan kondisi atau kemampuan kerja serta merawat keran angkat, alat - alat pengaman dan alat-alat perlengkapan lainnya yang terkait dengan bekerjanya keran angkat yang dilayaninya.
19
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.: Per.02/MEN/1989
Pengawasan instalasi penyalur petir BAB II RUANG LINGKUP Pasal 9 (1) Tempat kerja sebagaimana dimaksud pasal 8 yang perlu dipasang instalasi penyalur petir antara lain:
√
Pemasangan instalasi penangkal petir di TC
No.
Legislasi No. Legislasi
Status Kesesuaian
Deskripsi Legislasi a. bangunan yang terpencil atau tinggi dan lebih tinggi dari pada bangunan sekitarnya seperti: menara-menara, cerobong, silo, antena pemancar, monumen dan lain-lain; b. Bangunan dimana disimpan, diolah atau digunakan bahan yang mudah meledak atau terbakar seperti pabrik-pabrik amunisi, gudang penyimpanan bahan peledak dan lain-lain
Ya (100%)
Tidak (0%)
Sebagian
Keterangan (Tindak Lanjut)
c. bangunan untuk kepentingan umum seperi: tempat ibadah, rumah sakit, sekolah, gedung pertunjukan, hotel, pasar, stasiun, dan lain-lain; d. Bangunan untuk menyimpan barang-barang yang sukar diganti seperti:musemum, perpustakaan, tempat penyimpanan arsip dan lain-lain; e. Daerah-daerah terbuka seperti: daerah perkebunan, Padang Golf, Stadion Olah Raga dan tempat-tempat lainnya. 20
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.: Per.05/MEN/1996
Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan kerja pasal 3 point 1 Setiap perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak seratus orang atau lebih dan atau mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses atau bahan produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti peledakan, kebakaran, pencemaran dan penyakit akibat kerja wajib menerapkan SMK3. pasal 4
√
√
point 1 dalam penerapan sistem manajemen K3 sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 3, perusahaan wajib melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai berikut: a. menetapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dan menjamin komitmen terhadap penerapan sistem manajemen K3 b. merencanakan pemenuhan kebijakan, tujuan dan sasaran penerapan keselamatan dan kesehatan kerja. c. menerapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja secara efektif dengan mengembangkan kemampuan dan mekanisme pendukung yang diperlukan untuk mencapai kebijakan, tujuan dan sasaran keselamatan dan kesehatan kerja. d. mengukur, memantau dan mengevaluasi kinerja keselamatan dan kesehatan kerja serta melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan. e. meninjau secara teratur dan meningkatkan pelaksanaan sistem manajemen K3 secara berkesinambungan dengan tujuan meningkatkan kinerja keselamatan dan kesehatan kerja.
Kebijakan K3LM PT.Waskita Karya HIRARC
No.
No. Legislasi
Legislasi e. meninjau secara teratur dan meningkatkan pelaksanaan sistem manajemen K3 Deskripsi Legislasi secara berkesinambungan dengan tujuan meningkatkan kinerja keselamatan dan kesehatan kerja.
Status Kesesuaian Ya (100%)
Tidak (0%)
Sebagian
Keterangan (Tindak Lanjut)
pasal 5 point 1
√
untuk membuktikan penerapan sistem manajemen K3 sebagaimana dimaksud pasal 4, perusahaan dapat melakukan audit melalui badan audit yang ditunjuk oleh menteri.
21
SURAT EDARAN Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi no.SE. Pengadaan Kantin dan Ruang Makan 01/Men/1979 Sebagaimana pelaksanaan kebijakan Pembangunan, khususnya dalam bidang ketenagakerjaan sebagaimana yang diarahkan oleh Garis Besar Haluan Negara, mutukehidupan tenaga kerja yang erat bertalian dengan tingkat produktivitas kerjanya perlu secara terus menerus ditingkatkan. Salah satu usaha guna meningkatkan mutu kehidupan tenaga kerja tersebut adalah penyerasian setiap tenaga kerja dalam pekerjaannya sebagai suatu aspek terpadu dalam ruang lingkup hygiene perusahaan dan kesehatan kerja. Gizi kerja sebagaimana hygiene perusahaan dan kesehatan pada umumnya bertujuan meningkatkan produktifitas dan daya kerja tenaga kerja.
Usaha pengembangan hygiene perusahaan dan kesehatan kerja termasuk gizi kerja sejalan dengan tugas pemerintah untuk membina perlindungan kerja sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang No. 14 tahun 1969 tentang Ketentuan Pokok mengenai Tenaga Kerja. Disadari sepenuhnya, bahwa untuk bekera gizi kerja memegang peranan penting untuk efisiensi dan produktifitas kerja yang memadai. Dalam rangka mencapai tujuan ini, apresiasi terhadap gizi kerja oleh masyarakat pada umumnya dan masyarakat industri/perusahaan pada khususnya merupakan sandaran utama bagi kemantapan upaya dalam memperbaiki kondisi tenaga kerja, melalui perbaikan gizi untuk mendukung perbaikan produktifitas kerja. Atas dasar kemanfaatan gizi kerja bagi pembangunan, maka diharapkan agar perusahaan-perusahaan berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan pengembangan penerapan gizi kerja yang antara lain pengadaan kanatin dan ruang tempat makan di perusahaan-perusahaan atau tempat kerja. Lebih lanjut, pemerintah dalam hal ini Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi mengambil kebijaksanaan untuk menganjurkan kepada: 1. Semua perusahaan yang mempekerjakan buruh antara 0 sampai 200 orang supaya menyediakan ruang tempat makan di perusahaan yang bersangkutan.
√
Pengadaan Kantin di bedeng pekerja
No.
Legislasi No. Legislasi
Deskripsi Legislasi 2. Semua perusahaan yang mempekerjakan buruh lebih dari 200 orang supaya menyediakan kantin di perusahaan yang bersangkutan
Status Kesesuaian Ya (100%)
Tidak (0%)
Sebagian
Keterangan (Tindak Lanjut)
Apabila suatu perusahaan yang jumlah tenaga kerjanya kurang dari ketentuan dalam anjuran seperti tersebut di atas, tetapi juga mengadakan ruang/tempat makan atau kantin, maka perhatian dan kesadaran perusahaan tersebut sangat dihargai, sebab dengan begitu perusahaan-perusahaan tersebut lebih membantu pengembangan gizi kerja yang manfaatnya akan lebih dirasakan lagi bagi pembangunan secara keseluruhan. Sebagai pedoman dalam pelaksanaan kedua anjuran tersebut diatas, perusahaanperusahaan yang bersangkutan hendaknya memperhatikan ketentuan-ketentuan sebagai dimaksud dalam Peraturan Menteri Perburuhan No. 7 tahun 1964 tentang Syarat Kesehatan, Kebersihan serta Penerangan tempat kerja, khususnya ketentuanketentuan yang termaktub dalam pasal 8 yang isinya dimuat dalam Lampiran Surat Edaran ini. Dalam hal perusahaan tersebut menyediakan kantin, hendaknya harga makanan dan minuman diusahakan secara layak sesuai dengan kemampuan perusahaan dan daya beli dari buruh yang bersangkutan serta selalu diusahakan agar nilai gizi makanan tetap mendapat perhatian yang utama. Aparatur Hygiene Perusahaan dan Kesehatan kerja dari Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi akan membantu pengusaha dalam pengembangan gizi kerja pada umumnya dan pembinaan kantin-kantin dan ruang makan pada khususnya, agar benar-benar memberikan manfaat dalam mencapai tujuannya.
22
Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja no.SE.01/ MEN/1997
Nilai Ambang Batas Faktor Kimia di Udara Lingkungan Kerja Telah diketahui dan dimaklumi bahwa bahan-bahan dan peralatan kerja disatu pihak mutlak diperlukan bagi pembangunan demi kesejahteraan dan kemajuan bangsa, namun di pihak lain dapat memberikan akibat-akibat negatif seperti gangguan keselamatan, kesehatan dan kenyamanan kerja serta gangguan pencemaran lingkungan Guna mengantisipasi dampak negatif yang kemungkinan terjadi di lingkungan kerja perlu dilakukan upaya-upaya pengamanan guna meningkatkan perlindungan terhadap keselamatan dan kesehatan tenaga kerja.
√ Pengukuran Udara
No.
Legislasi No. Legislasi
Status Kesesuaian
Deskripsi Legislasi Mengingat Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 belum lengkap peraturan pelaksanaannya serta menimbang bahwa Nilai Ambang Batas (NAB) Faktor Kimia yang ditetapkan berdasarkan Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Koperasi Nomor SE-02/Men/1978 dinilai telah tidak sesuai lagi dengan kemajuan dan perkembangan teknologi masa kini, maka dipandang perlu untuk melakukan kemajuan kembali dan penyempurnaan NAB Faktor Kimia dalam SE-02/Men/1978 tersebut.
Ya (100%)
Tidak (0%)
Untuk maksud tersebut di atas, maka para pengusahaagar selalu mengendalikan lingkungan kerja secara teknis sehingga kadar bahan-bhan kimia di udara lingkungan kerja tidak melampaui Nilai Ambang Batas (NAB) seperti yagn tercantum pada lampiran Surat Edaran ini. Dengan berlakunya Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja ini, maka Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Koperasi Nomor SE-02/Men/1978 dinyatakan tidak berlaku lagi.
(73x100%) + (9x 50%) + (4x0%) 86
=
90.12 %
Jakarta, April 2007 Mengetahui
Dibuat oleh,
(Ir. Ghozy Perdana)
(Wiyono)
Kepala Proyek
Safety Officer
Sebagian
Keterangan (Tindak Lanjut)
DAFTAR INSTRUKSI KERJA No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54
Kode IK.P6-K3LM-04-01 IK.P6-K3LM-04-02 IK.P6-K3LM-04-03 IK.P6-K3LM-04-04 IK.P6-K3LM-04-05 IK.P6-K3LM-08-01 IK.P6-K3LM-08-02 IK.P6-K3LM-08-03 IK.P6-K3LM-08-04 IK.P6-K3LM-08-05 IK.P6-K3LM-08-06 IK.P6-K3LM-08-07 IK.P6-K3LM-08-08 IK.P6-K3LM-08-09 IK.P6-K3LM-08-10 IK.P6-K3LM-08-11 IK.P6-K3LM-08-12 IK.P6-K3LM-08-13 IK.P6-WK-K3LM-12-01 IK.P6-WK-K3LM-12-02 IK.P6-WK-K3LM-12-03 IK.P6-WK-K3LM-12-04 IK.P6-WK-K3LM-12-05 IK.P6-K3LM-13-01 IK.P6-K3LM-13-02 IK.P6-K3LM-13-03 IK.P6-K3LM-13-04 IK.P6-K3LM-13-05 IK.P6-K3LM-13-06 IK.P6-K3LM-13-07 IK.P6-K3LM-13-08 IK.P6-K3LM-13-09 IK.P6-K3LM-13-10 IK.P6-K3LM-13-11 IK.P6-K3LM-13-12 IK.P6-K3LM-13-13 IK.P6-K3LM-13-15 IK.P6-K3LM-13-16 IK.P6-K3LM-13-17 IK.P6-K3LM-13-18 IK.P6-K3LM-13-19 IK.P6-K3LM-13-20 IK.P6-K3LM-14-01 IK.P6-K3LM-14-02 IK.P6-K3LM-14-03 IK.P6-WK-K3LM-15-01 IK.P6-WK-K3LM-15-02 IK.P6-WK-K3LM-15-03 IK.P6-WK-K3LM-15-04 IK.P6-WK-K3LM-15-05 IK.P6-WK-K3LM-15-06 IK.P6-WK-K3LM-15-02 IK.P6-WK-K3LM-15-03 IK.P6-WK-K3LM-15-04
Uraian Dokumentasi Distribusi & Penerapan Instruksi Kerja Pemberian Nomor Kopi Dokumen Pembuatan & Distribusi IK Spesifik Pendistribusian IK Perkakas Tangan Akses Kerja Perancah ( Scafolding ) House Keeping Catering Tangga Pengoperasian Kendaraan Bermotor Hoist Gondola Fasilitas Umum Tangga Kerja Ergonomi APD Penimpanan Material Berbahaya Penanganan Bahan Yang Mudah Meledak Tangki Bahan Bakar Penanganan Material Berbahaya Isolasi Energi(Lockout/Tagout) Ijin Kerja Pek. Yang Berhubungan Dengan Instalasi Listrik Bekerja Berhubungan Dengan Gas Beracun Bekerja Diruang Terbatas Bekerja Di Daerah Padat Lalu Lintas Bekerja Di Ketinggian Pengangkutan Beban Secara Manual Penggalian Pembongkaran Bangunan Pengelasan Pengoperasian TC Pengoperasian Crane Pengoperasian Peralatan Berat Mekanis Pekerjaan Atap Pemotongan Penggerindaan Bekerja Di Air Plant dan Camp Area Pengendalian Kebisingan Di Tempat Kerja Penggunaan APAR P3K Pencegahan Bahaya Kebakaran Verifikasi Sertifikat Kalibrasi Alat Ukur Waterpass Verifikasi Keandalan Kalibrasi Timbangan AMP Penyimpanan dan Perawatan Alat Ukur Optik Verifikasi Kelaikan Alat Ukur Total Station Verifikasi Kelaikan Alat Ukur EDM Koreksi Alat Ukur Theodolite Pengukuran Pencahayaan dg Alat Ukur Light Meter Pengukuran Kebisingan Pengukuran Kelembaban & Temperature
PT. Waskita Karya (Persero) Proyek Shangri-La Hotel Condominium, Jakarta DAFTAR LEGISLASI Yang Berkaitan Dengan Lingkungan
No.
Legislasi
Tema
1
UU No.23/1997
Pengelolaan Lingkungan Hidup
2
UU No.14/1992
Lalulintas Jalan
3
PP No.85/1999
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
4
PP No.41/1999
Pengendalian Pencemaran Udara
5
PP No.82/2001
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
6
PP No.27/1999
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
7
PP No. 74/2001
Bahan Berbahaya dan Beracun
8
Kepmen LH No.112/2003
Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha dan Kegiatan Domestik
9
Kepmen LH No.13/1995
Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak
10
Kepmen LH No.48/1996
Baku Tingkat Kebisingan
11
Kepmen LH No.49/1996
Baku Tingkat Getaran
12
KepMen. LH No.50/11/1996
Baku Tingkat Kebauan
13
Kepmen. LH No.056/1994
15
Kepmen.LH No.115/2003
Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting Pedoman Penentuan Status Mutu Air
16
Kepmen.LH No.45/1997
Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU)
17
Kep.Pres No.23/1992
Pengesahan Montreal tentang zat-zat yang merusak lapisan ozon
18
Kep.Gub.DKI No.1041/2000
Baku Mutu Udara Emisi Kendaraan Bermotor di Propinsi DKI Jakarta
19
Kep.Gub.DKI No.551/2001
Penetapan Baku Mutu Udara Ambien dan Baku Tingkat Kebisingan di Propinsi DKI Jakarta
20
Kep.Gub.DKI No.299/1996
Petunjuk Pelaksanaan Penetapan Peruntukan dan Baku Mutu Limbah Cair di Wilayah DKI Jakarta
21
Kep.Gub.DKI No.582/1995
Penetapan Peruntukan dan Baku Mutu Air Sungai/Badan Air serta Baku Mutu Limbah Cair di wilayah DKI Jakarta
22
Kep.Gub.DKI No.115/2001
Pembuatan Sumur Resapan di Propinsi DKI Jakarta
23
Kep.Kadal No.107/1997
Perhitungan dan Pelaporan Serta Informasi ISPU
24
Kep.Kadal No.01/1995
Tata Cara dan Persyaratan Teknis Penyimpanan dan Pengumpulan Limbah B3
25
Kep.Kadal No.02/1995
Dokumen Limbah B3
26
Kep.Kadal No.05/1995
Simbol dan Label B3
27
Perda Provinsi DKI No.2/2005
Pengendalian Pencemaran Udara
28
Dokumen AMDAL Proyek Shangri-La Hotel Condominium
ANDAL, RKL & RPL
29
MSDS
Prosedur Penanganan, Penyimpanan dan Pengelolaan Bahan Kimia dan B3 dari Produsen
95
31
PT. Waskita Karya Proyek Shangri-La Hotel Condominium, Jakarta
Revisi:
EVALUASI PENERAPAN LEGISLASI No.
1
Legislasi No. Legislasi
Deskripsi Legislasi
UU No.23/1997
Pengelolaan Lingkungan Hidup
Status Kesesuaian Ya (100%) Tidak (0%) Sebagian
Keterangan (Tindak Lanjut)
Pasal 14 1. Untuk menjamin pelestarian fungsi lingkungan hidup, setiap usaha dan / atau
√
Melakukan uji kualitas air, udara ambient, udara emisi
√
Membuat metode penanganan buangan padat, cair, gas; rencana pantau
√
Status mutu air,status nutu udara
√
AMDAL Proyek Shangri-La HC
√
AMDAL Proyek Shangri-La HC
√
Metode Pengelolaan Limbah, Pengadaan TPS & IPAL
√
Pembuangan Sampah oleh Pihak Ke3
√
Manajemen Pengelolaan B3,Pengadaan MSDS di Gudang Bahan Kimia,Pengaturan Denah Membuat TPS B3 sebagai tempat
kegiatan dilarang melanggar mutu dan kriteria baku kerusakan lingkungan hidup 2.Ketentuan mengenai baku mutu lingkungan hidup, pencegahan dan penanggulangan pencemaran serta pemulihan daya tampungnya diatur dengan PP 3. Ketentuan mengenai kriteria baku kerusakan lingkungan hidup, pencegahan dan penanggulangan kerusakan serta pemulihan daya dukungnya diatur dengan Peraturan Pemerintah. Pasal 15 1. Setiap rencana usaha dan/atau kegiatan yang kemungkinan dapat menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup, wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan hidup. 2. Ketentuan tentang rencana usaha dan/ atau kegiatan yang menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup, sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1), serta tata cara penyusunan dan penilaian analisis mengenai dampak lingkungan hidup ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Pasal 16 1. Setiap penanggung jawab usaha dan/ atau kegiatan wajib melakukan pengelolaan limbah hasil usaha dan/ atau kegiatan. 2. Penanggung jawab usaha dan/ atau kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat menyerahkan pengelolaan limbah tersebut kepada pihak lain. Pasal 17 1. Setiap penanggung jawab usaha dan/ atau kegiatan wajib melakukan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun. 2. Pengelolaan bahan berbahaya dan beracun meliputi : menghasilkan, mengangkut, mengedarkan, menyimpan, menggunakan dan/ atau membuang. Pasal 20
√
penyimpanan sementara.
No.
Legislasi No. Legislasi
Deskripsi Legislasi Point (1) Tanpa suatu keputusan, setiap orang dilarang melakukan pembuangan limbah ke media lingkungan hidup
Status Kesesuaian Ya (100%) Tidak (0%) Sebagian
Keterangan (Tindak Lanjut)
√
Melakukan pembuangan secara berkala,menyediakan TPS
√
TPS proyek, record pembuangan limbah
√
Audit Internal
√
Audit Internal
Point (2) Pembuangan limbah kemedia lingkungan hidup hanya dapat dilakukan kelokasi pembuangan yang ditetapkan oleh Menteri Pasal 20 Dalam rangka peningkatam kinerja usaha dan/atau kegiatan , pemerintah mendorong penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan untuk melakukan audit lingkungan hidup Pasal 28 Dalam rangka peningkatan kinerja usaha dan/ atau kegiatan, pemerintah mendorong penanggung jawab usaha dan/ atau kegiatan untuk melakukan audit lingkungan hidup.
2 3
UU No.14/1992 PP No.85/1999
Lalulintas Jalan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
Pengaturan oleh Security √
Pasal 3 Setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan yang menghasilkan limbah B3 dilarang membuang limbah B3 yang dihasilkannya itu secara langsung kedalam media lingkungan hidup, tanpa pengolahan lebih dahulu
√
Membuat Washing Bay,IPAL dan TPS di area proyek, sebagai sarana pendukung.
√
Mendesign TPS B3 & Membuat Bak B3 tertutup
√
Maksimal penyimpanan limbah diproyek 90 hari
Pasal 4 Setiap orang atau badan usaha yang melakukan kegiatan penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, dan penimbunan limbah B3 dilarang melakukan pengenceran untuk maksud menurunkan konsentrasi zat racun dan bahaya limbah B3 Pasal 10 Point (1) 1. Penghasil limbah B3 dapat menyimpan limbah B3 yang dihasilkan paling lama 90 hari (sembilan puluh hari) sebelum menyerahkan kepada pengumpul atau pemanfaat atau pengolah atau penimbun limbah B3 Pasal 11 Point (1) Penghasil limbah B3 wajib membuat dan menyimpan catatan tentang :
Pemasangan Label & Simbol B3
a. Jenis, Karakteristik, jumlah dan waktu penyerahan limbah B3
√
b. Nama pengangkut limbah B3 yang melaksanakan pengiriman kepada pengumpul atau pemanfaat atau pengolah atau penimbun limbah B3
√
Point (2)
No.
Legislasi No. Legislasi
Deskripsi Legislasi Penghasil limbah B3 wajib menyampaikan catatan sekurang-kurangnya sekali dalam enam bulan kepada instansi yang bertanggung jawab
Status Kesesuaian Ya (100%) Tidak (0%) Sebagian √
Keterangan (Tindak Lanjut) Berita Acara, Laporan Bulanan
Pasal 28 Setiap kemasan limbah B3 wajib diberi simbol dan label yang menunjukkan karakteristik dan jenis limbah
√
Karakteristik tdp di Label & Simbol
√
Design TPS B3
√
Surat Divisi
Pasal 29 Penyimpanan limbah B3 dilakukan ditempat penyimpanan yang sesuai dengan persyaratan Pasal 40 1. Setiap badan usaha yang melakukan kegiatan : a. penyimpanan, pengumpulan, pemanfaatan, pengolahan dan penimbunan limbah B3 wajib memiliki ijin operasi dari Kepala Instansi yang bertanggung jawab. b.Pengangkut limbah B3 wajib memiliki ijin pengangkutan dari Menteri Perhubungan setelah mendapat rekomendasi dari Kepala Instansi yang bertanggungjawab.
√
-
c. Pemanfaat limbah B3 sebagai kegiatan utama wajib memiliki ijin pemanfaatan dari instansi yang berweang memberikan ijin pemanfaatan setelah mendapat rekomendasi dari Kepala Instansi yang bertanggungjawab.
√
-
√
-
Pasal 52 Point (1) Untuk menjaga kesehatan pekerja dan pengawas yang bekerja dibidang pengelolaan limbah B3 dilakukan uji kesehatan secara berkala Pasal 58 Point(2) Penghasil, pengumpul, pengangkut, pemanfaat, pengolah, dan penimbun limbah B3 wajib memiliki sistem tanggap darurat
4
PP No.41/1999
√
Membuat Tanggap darurat terjadinya tumpahan,kebakaran,gempa bumi & kebanjiran
√
Melakukan Uji emisi dan Uji udara ambient
Pengendalian Pencemaran Udara Pasal 2 Pengendalian pencemaran udara meliputi pengendalian dari usaha dan/ atau kegiatan sumber bergerak, sumber bergerak spesifik, sumber tidak bergerak, dan sumber tidak bergerak spesifik yang dilakukan dengan upaya pngendaian sumber emisi dan/ atau sumber gan Pasal 21 Setiap orang yang melakukan usaha dan/ atau kegiatan yang mengeluarkan emisi dan/ atau gangguan ke udara ambien wajib ;
No.
Legislasi
No. Legislasi
Status Kesesuaian Deskripsi Legislasi Ya (100%) Tidak (0%) Sebagian √ a. Menaati baku mutu udara ambien, baku mutu emisi dan baku tingkat gangguan yang ditetapkan untuk usaha dan/ atau kegiatan yang dilakukannya. b. Melakukan pencegahan dan atau penanggulangan pencemaran udara yang diakibatkan oleh usaha dan/ atau kegiatan yang dilakukannya.
Uji emisi,status mutu udara ambient uji emisi,CAR
√
c. Memberikan informasi yang benar dan akurat kepada masyarakat dalam rangka upaya pengendalian pencemaran udara dalam lingkup usaha dan/ atau kegiatannya.
Keterangan (Tindak Lanjut)
√
Satus Mutu Udara Ambient
Pasal 22 1. Setiap orang yang melakukan usaha dan/ atau kegiatan sumber tidak bergerak yang mengeluarkan emisi dan/ atau gangguan wajib memenuhi persyaratan mutu emisi dan/ atau gangguan yang ditetapkan dalam izin melakukan usaha dan/ atau kegiatan.
Uji Emisi, Tindakan Perbaikan dan pencegahan
√
2. Izin melakukan usaha dan/ atau kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku.
√
-
Pasal 23 Setiap usaha dan/ atau kegiatan yang wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan hidup dilarang membuang mutu emisi melampaui ketentuan yang telah ditetapkan baginya dalam izin melakukan usaha dan/ atau kegiatan.
√
Uji emisi, Tindakan Perbaikan dan Pencegahan
1. Setiap orang dan/ atau penanggungjawab usaha dan/ atau kegiatan yang menyebabkan terjadinya pencemaran udara dan/ atau gangguan wajib melakukan upaya penanggulangan dan pemulihannya.
√
Rencana pemantauan, tindakan perbaikan dan pencegahan
2. Kepala instansi yang bertanggungjawab menetapkan pedoman teknis penanggulangan dan pemulihan pencemaran udara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
√
Sasaran Program
1. Setiap penanggungjawab usaha dan/ atau kegiatan dari sumber tidak bergerak yang mengeluarkan emisi wajib menaati ketentuan baku mutu udara ambien, baku mutu emisi, dan baku tingkat gangguan.
√
Uji emisi
2. Setiap penanggungjawab usaha dan/ atau kegiatan dari sumber tidak bergerak yang mengeluarkan emisi wajib menaati ketentuan persyaratan teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2).
√
Status mutu udara ambient
Pasal 25
Pasal 30
Pasal 54 1. Setiap orang atau penanggung jawab usaha dan/ atau kegiatan yang mengakibatkan terjadinya pencemaran udara wajib menanggung biaya penanggulangan pencemaran udara serta biaya pemulihannya.
√
No. No. Legislasi
5
PP No.82/2001
1. Setiap orang atau penanggung Legislasi jawab usaha dan/ atau kegiatan yang mengakibatkan terjadinya pencemaran udara wajib menanggung biaya penanggulangan pencemaran Deskripsi Legislasi udara serta biaya pemulihannya.
Status Kesesuaian Ya (100%) Tidak (0%) Sebagian
Keterangan (Tindak Lanjut)
2. Setiap orang atau penanggung jawab usaha dan/ atau kegiatan yang menimbulkan kerugian bagi pihak lain, akibat terjadinya pencemaran udara wajib membayar ganti rugi terhadp pihak yang dirugikan.
√
-
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air Pasal 2 Point (1) Gubernur menunjuk laboratorium lingkungan yang telah diakreditasi untuk melakukan analisis mutu air dan mutu air limbah dalam rangka pengendalian pencemaran Pasal 25 Setiap usaha dan/atau kegiatan wajib membuat rencana penanggulangan pencemaran air pada keadaan darurat dan atau keadaan yang tidak terduga lainnya
√
Pengukuran kualitas air dilakukan oleh PUSARPEDAL KLH
√
Sasaran Program, Rencana Pemantauan, RKL, RPL
Pasal 34 Point (2) Setiap penanggung jawab usaha dan atau kegiatan wajib menyampaikan laporan tentang penaatan persyaratan izin pembuangan air limbah ke air atau sumber air Pasal 37 Setiap penanggung jawab usaha dan atau kegiatan yang membuang air limbah ke air atau sumber air wajib mencegah dan menanggulangi terjadinya pencemaran air
√
√
Tes air limbah tidak melebihi Baku Mutu, IPAL, Pemantauan Kondisi IPAL
√
Uji kualitas air, Tindakan perbaikan dan pencegahan
Pasal 38 Point (1) Setiap penanggung jawab usaha dan atau kegiatan yang membuang air limbah ke air atau sumber air wajib Mentaati persyaratan yang ditetapkan dalam izin
-
Pasal 40 Point (1) Setiap usaha atau kegiatan yang membuang air limbah ke air atau sumber air wajib mendapat izin tertulis dari bupati/walikota
6
PP No.27/1999
√
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup Pasal 3 1. Usaha dan/ atau kegiatan yang kemungkinan dapat menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup meliputi : a. pengubahan bentuk lahan dan bentang alam b. eksploitasi sumber daya alam baik yang terbaharui maupun yang tidak terbaharui.
√ √
-
No.
Legislasi No. Legislasi
Deskripsi Legislasi c. proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan pemborosan, pencemaran dan kerusakanlingkungan hidup serta kemerosotan sumber daya alam dalam pemanfaatannya. d. proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempegaruhi lingkungan alam, lingkungan buatan serta lingkungan sosial dan budaya.
Status Kesesuaian Ya (100%) Tidak (0%) Sebagian √
Hemat energi
√
e. proses dan kegiatan yang hasilnya akan dapat mempengaruhi pelestaria kawasan konservasi sumber daya dan/ atau perlindungan cagar budaya.
√
f. introduksi jenis tumbuh-tumbuhan, jenis hewan dan jenis jasad renik. g. pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan non hayati.
Keterangan (Tindak Lanjut)
√ Pemakaian Kayu
√
h. penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar untuk mempengaruhi lingkungan hidup.
√
i. kegiatan yang mempunyai resiko tinggi dan atau mempengaruhi pertahanan negara.
√
2. Jenis usaha dan/ atau kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan hidup ditetapkan oleh Menteri setelah mndengar dan memperhatikan saran dan pendapat Menteri lain dan/ atau Pimpinan Lembaga Pemeri
√
AMDAL
3. Jenis usaha dan/ atau kegiatan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2) dapat ditinjau kembali sekurang-kurangnya dalam 5 (lima) tahun.
√
AMDAL Owner
4. bagi rencana usaha dan/ atau kegiatan di luar usaha dan/ atau kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib melakukan upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup yang pembinaannya berada pada instansi yang membidangi us
√
Rencana pemantauan, sasaran program
1. Usaha dan/ atau kegiatan yang akan dibangun di dalam kawasan yang sudah dibuatkan analisis mengenai dampak lingkungan tidak diwajibkan membuat analisis mengenai dampak lingkungan hidup lagi.
√
AMDAL Owner
2. Usaha dan/ atau kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diwajibkan untuk melakukan pengendalian dampak lingkungan hidup dan perlindungan fiungsi lingkungan hidup sesuai dengan rencana pengelolaan lingkungan hidup dan rencana pengelolaan lingkungan
√
RPL, RKL
√
Matrik Dampak Penting
Pasal 4
Pasal 5 1. Kriteria mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/ atau kegiatan terhadap lingkungan hidup antara lain : a. jumlah manusia yang akan terkena dampak b. luas wilayah persebaran dampak
No.
7
Legislasi No. Legislasi
Deskripsi Legislasi c. intensitas dan lamanya dampak berlangsung d. banyaknya komponen lingkungan lainnya yang terkena dampak e. sifatnya kumulatif dampak f. berbalik (reversible) atau tidak berbaliknya (irreversible) dampak 2. Pedoman mengenai penentuan dampak besar dan penting sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Kepala instasi yang ditugasi mengendalikan dampak lingkungan.
PP No. 74/2001
Bahan Berbahaya dan Beracun
Status Kesesuaian Ya (100%) Tidak (0%) Sebagian
Keterangan (Tindak Lanjut)
Pasal 4 Setiap orang yang melakukan kegiatan pengelolaan B3 wajib mencegah terjadinya pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup
√
Metode Penanganan Tumpahan, Penyimpanan & Penggunaan Sesuai MSDS
√
Papan MSDS dan Label B3
√
Penempatan disetiap lokasi
Pasal 15 Point (1) Setiap kemasan B3 wajib diberikan simbol dan label serta dilengkapi dengan Lembar Data Keselamatan Bahan (MSDS) Pasal 18 Point (1) Setiap tempat penyimpanan B3 wajib diberikan simbol dan Label Pasal 23 Point (1) Untuk menjaga keselamatan dan kesehatan pekerja dan pengawas B3 wajib dilakukan uji keselamatan secara berkala
8
Kepmen LH No.112/2003
√
-
Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha dan Kegiatan Domestik Pasal 1 Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan : 1. Air limbah domestik adalah air limbah yang berasal dari usaha dan atau kegiatan pemukiman (real estate), rumah makan (restauran), perkantoran, perniagaan, apartemen dan asrama.
√
Air limbah berasal dari Warung, Keet Waskita & Direksi, Pengecoran
√
Bak Penyaring, Rencana Pemantauan
Pasal 8 Setiap penanggung jawab usaha dan kegiatan pemukiman (real estate), rumah makan (restauran), perkantoran, perniagaan dan apartemen wajib : a. Melakukan pengolahan air limbah dimestik sehingga mutu air limbah domestik yang dibuang ke lingkungan tidak melampaui baku mutu air limbah domestik yang telah ditetapkan.
No.
Legislasi No. Legislasi
Deskripsi Legislasi b. membuat saluran pembuangan air limbah domestik tertutup dan kedap air sehingga tidak terjadi perembesan air limbah ke lingkungan.
Status Kesesuaian Ya (100%) Tidak (0%) Sebagian √
c. membuat sarana pengambilan sample pada outlet unit pengolahan air limbah.
9
Kepmen LH No.13/1995
Keterangan (Tindak Lanjut) Saluran air hujan tertutup, sebagian saluran limbah domestik masuk ke drainage
√
Sampel diambil pada saluran terluar sebelum terjadi pencampuran dengan riol kota.
a. membuat cerobong emisi yang dilengkapi dengan sarana pendukung dan alat pengaman
√
Genset tdk dipergunakan, Concrete Pump terdapat kontrak untuk buangan udara.
b.. melakukan pencatatan harian hasil emisi yang dikeluarkan dari setiap cerobong emisi
√
c. menyampaikan hasil pemeriksaan kepada gubernur dengan tembusan kepala badan sekurang-kurangnya dalam 3 bulan
√
Emisi kendaraan dilakukan oleh setiap pemakai kendaraan bermotor. -
d. melaporkan kepada Gubernur serta Kepala Badan apabila ada kejadian tidak normal dan atau dalam keadaan darurat yang mengakibatkan baku mutu emisi dilampaui
√
-
Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak Pasal 7 Setiap penanggung jawab jenis kegiatan wajib memenuhi ketentuan sbb :
10
Kepmen LH No.48/1996
Baku Tingkat Kebisingan Pasal 6 Setiap penanggung jawab usaha atau kegiatan wajib ; a. mentaati baku tingkat kebisingan yang telah dipersyaratkan
√
Pengukuran & Pemantauan
b. memasang alat pencegahan terjadinya kebisingan
√
Pemakaian Ear Plug
c. menyampaikan laporan hasil pemantauan tingkat kebisingan sekurang-kurangnya
√
Laporan ke Owner
3 (tiga) bulan kepada Gubernur, Menteri, instansi yang bertanggungjawab dibidang pengendalian dampak lingkunga dan instansi teknis yang membidangi kegiatan yang bersangkutan serta instansi lainnya yang dipandang perlu.
11
Kepmen LH No.49/1996
Baku Tingkat Getaran Pasal 6 Setiap penanggung jawab usaha atau kegiatan wajib a mentaati baku tingkat getaran yang telah dipersyaratkan, b. memasang alat pencegahan terjadinya getaran
Pengukuran & Pemantauan
√ √
No.
Legislasi No. Legislasi
Deskripsi Legislasi c. menyampaikan laporan hasil pemantauan tingkat geteran sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan kepada Gubernur, Menteri, instansi yang bertanggung jawab di bidang pengendalian dampak lingkungan dan instansi teknis yang membidangi kegiatan yang bersangkutan s
KepMen. 12 LH No.Kep-50/MENLH/11/1996
Status Kesesuaian Ya (100%) Tidak (0%) Sebagian √
Keterangan (Tindak Lanjut)
Baku Tingkat Kebauan Pasal 5 1. Setiap penanggungjawab usaha atau kegiatan wajib :
a. Menaati baku tingkat kebauan yang telah dipersyaratkan. b. Mengendalikan sumber penyebab bau yang dapat mengganggu kesehatan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan. c. Menyampaikan laporan hasil pemantauan tingkat getaran sekurang-kurangnya 3
-
√ √ √
(tiga) bulan sekali kepada Gubernur, Menteri, Instansi yang bertanggung jawab di bidang pengendalian dampak lingkungan dan instansi teknis yang membidangi kegiatan yang bersangkutan serta instansi lain yang dipandang perlu. 13
Kepmen. LH No.056/1994 Kepmen.LH No.115/2003
Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting Pedoman Penentuan Status Mutu Air
√
15
√
Metode Indeks Kualitas air untuk menentukan tingkat ketercemaran air limbah
16
Kepmen.LH No.45/1997
Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU)
√
Penentuan status mutu udara untuk menentukan tingkat ketercemaran udara ambient
17
Kep.Pres No.23/1992
Pengesahan Montreal tentang zat-zat yang merusak lapisan ozon
√
Rencana penggantian alat/mesin yang merusak lapisan ozon
18
Kep.Gub.DKI No.1041/2000
Baku Mutu Udara Emisi Kendaraan Bermotor di Propinsi DKI Jakarta
√
Uji Emisi
√
Uji Ambient
LAMPIRAN (Baku mutu)
19
Kep.Gub.DKI No.551/2001
Penetapan Baku Mutu Udara Ambien dan Baku Tingkat Kebisingan di Propinsi DKI Jakarta
20
Kep.Gub.DKI No.299/1996
Petunjuk Pelaksanaan Penetapan Peruntukan dan Baku Mutu Limbah Cair di Wilayah DKI Jakarta
21
Kep.Gub.DKI No.582/1995
Penetapan Peruntukan dan Baku Mutu Air Sungai/Badan Air serta Baku Mutu Limbah Cair di wilayah DKI Jakarta
LAMPIRAN (Baku mutu)
LAMPIRAN
Pasal 12
√
No.
Legislasi No. Legislasi
Deskripsi Legislasi 1. Setiap orang/ Badan di wilayah DKI Jakarta wajib melakukan perlindungan mutu air sungai/ badan air sebagaimana ditetapkan dalam pasal 8. 2. Setiap orang/ Badan yang membuang limbah cair di wilayah DKI Jakarta wajib menaati baku mutu limbah cair sebagaimana ditentukan dalam pasal 10.
Status Kesesuaian Ya (100%) Tidak (0%) Sebagian √
Keterangan (Tindak Lanjut) Pengukuran & pemantauan, IPAL
√
Penmantauan & Pengukuran, IPAL
a. Membuat saluran pembuangan limbah cair yang memudahkan pengambilan contoh dan pengukuran debit.
√
Sampel diambil pada titik ujung riol proyek
b. Mengizinkan petugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 14 untuk memasuki lingkungan kerjanya dan membantu terlaksananya tugas petugas tersebut.
√
Job Description untuk operator IPAL
c. memeriksa limbah cair secara berkala ke labratorium lingkungan KPPL
√
Uji kualitas air ke PUSARPEDAL
d. Melaksanakan swa-pantau selama pembuangan limbah berlangsung.
√
Swa-pantau untuk parameter kejernihan dan kekeruhan
Pasal 15 1. setiap penanggung jawab kegiatan wajib :
e. Apabila penanggungjawab kegiatan tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksudkan pada huruf c, dan d di atas, maka KKPL akan melakukan peninjauan dan mengambil contoh ke lapangan.
√
-
f. melaporkan swa-pantau sebagaimana dimaksud dalam huruf d beserta hasil analisisnya kepada Gubernur cq KKPL secara berkala minimal 1 (satu) kali dalam 3(tiga) bulan.
√
-
22
Kep.Gub.DKI No.115/2001
Pembuatan Sumur Resapan di Propinsi DKI Jakarta
23
Kep.Kadal No.107/1997
Perhitungan dan Pelaporan Serta Informasi ISPU
√
Metode Indeks Kualitas air untuk menentukan tingkat ketercemaran Udara Ambient
24
Kep.Kadal No.01/1995
Tata Cara dan Persyaratan Teknis Penyimpanan dan Pengumpulan Limbah B3
√
Simbol & Label B3, Bak sampah B3 dari drum & tertutup, saluran untuk pengumpul lindi
25
Kep.Kadal No.02/1995
Dokumen Limbah B3
√
Jumlah dan pengumpulan B3
26
Kep.Kadal No.05/1995
Simbol dan Label B3
√
Terpasang di gudang bahan kimia, limbah B3
27
Perda Provinsi DKI No.2/2005
Pengendalian Pencemaran Udara Pasal 12 1. Setiap orang yang melakukan usaha dan/ atau kegiatan yang mengeluarkan emisi dan/ atau gangguan ke udara ambien dan dalam ruangan wajib :
√
No.
Legislasi No. Legislasi
Deskripsi Legislasi a. Menaati baku mutu udara ambien, baku mutu emisi dan baku tingkat gangguan yang ditetapkan untuk usaha dan/ atau kegiatan yang dilakukannya. b. Melakukan pencegahan dan/ atau penanggulangan pencemaran udara yang diakibatkan oleh usaha dan/ atau kegiatan yang dilakukannya.
Status Kesesuaian Ya (100%) Tidak (0%) Sebagian √
Pengukuran dan pemantauan, tindakan perbaikan dan pencegahan tindakan perbaikan dan pencegahan
√
c. Memberikan informasi yang benar dan akurat kepada masyarakat dalam rangka upaya pengendalian pencemaran udara dalam lingkup usaha dan/ atau kegiatannya.
Keterangan (Tindak Lanjut)
√
2. Setiap orang yang melakukan usaha dan/ atau kegiatan sumber tidak bergerak yang mengeluarkan emisi dan/ atau gangguan wajib memenuhi persyaratan mutu emisi dan/ atau gangguan yang ditetapkan dalam izin melakukan usaha dan/ atau kegiatan.
√
uji emisi untuk kendaraan yang masuk area proyek
3. Setiap usaha dan/ atau kegiatan yang wajib melakukan analisis mengenai dampak lingkungan hidup dilarang membuang mutu emisi melampaui ketentuan yang telah
√
uji emisi tidak melebihi NAB
√
Uji emisi dan tindakan perbaikan
1. Tempat umum, sarana kesehatan, tempat kerja dan tempat yang secara spesifik sebagai tempat proses belajar mengajar, arena kegiatan anak, tempat ibadah dan angkutan umum dinyatakan sebagai kawasan dilarang merokok.
√
menyediakan tempat merokok, rambu dilarang merokok diarea kerja dan ruangan
2. Pemimpin atau penanggungjawab tempat umum dan tempat kerja harus menyediakan tempat khusus untuk merokok serta menyediakan alat penghisap udara sehingga tidak mengganggu kesehatan bagi yang tidak merokok.
√
menyediakan tempat merokok, rambu dilarang merokok diarea kerja dan ruangan
√
Rambu dilarang membakar sampah diarea proyek
1. Setiap orang atau penanggungjawab usaha dan/ atau kegiatan yang menyebabkan terjadinya pencemaran udara dan/ atau gangguan wajib melakukan upaya penanggulangan pencemaran udara.
√
Analisa kondisi udara ambient dan jumlah kendaraan yang lolos uji emisi
2. Upaya penanggulangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengikuti pedoman yang ditetapkan oleh Gubernur.
√
Memperbaiki kendaraan yang emisinya melebihi baku mutu
ditetapkan baginya dalam izin melakukan usaha dan/ atau kegiatan. 4. Setiap orang atau Badan yang melakukan usaha atau kegiatan yang menghasilkan dan/ atau memasarkan produk yang berpotensi menimbulkan emisi dan gangguan udara ambien wajib menaati standar dan/ atau spesifikasi bahan bakar yang ditetapkan. Pasal 13
Pasal 14 Setiap orang atau Badan dilarang membakar sampah di ruang terbuka yang mengakibatkan pencemaran udara. Pasal 15
Pasal 16
No.
Legislasi No. Legislasi
Deskripsi Legislasi Penanggulangan pencemaran udara sumber tidak bergerak meliputi pengawasan terhadap penaatan baku mutu emisi yang telah ditetapkan, pemantauan emisi yang keluar dari kegiatan dan mutuu udara ambien di sekitar lokasi kegiatan, dan pmeriksaan penaatan terhad
Status Kesesuaian Ya (100%) Tidak (0%) Sebagian √
Keterangan (Tindak Lanjut) Pendataan kendaraan yang telah lolos uji emisi sehingga apat diketahui tingkat ketaatan terhadap legal
Pasal 17 1. Setiap penanggung jawab usaha dan/ atau kegiatan dari sumber tidak bergerak yang mengeluarkan emisi wajib menaati ketentuan baku mutu udara ambien, baku mutu emisi, dan baku tingkat gangguan.
Uji getaran, kebisingan,udara ambient.
√
2. Setiap penanggung jawab usaha dan/ atau kegiatan dari sumber tidak bergerak yang mengeluarkan emisi wajib menaati ketentuan persyaratan teknis.
√
Pasal 19 1. Kendaraan brmotor wajib memenuhi ambang batas emisi gas buang kendaraan bermotor.
√
Pengukuran dan pemantauan emisi kendaraan.
2. Kendaraan bermotor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib menjalani uji emisi sekurang-kurangnya setiap 6 (enam) bulan.
√
Batas berlaku uji emisi pada bukti uji emisi
3. Bagi kendaraan bermotor yang dinyatakan lulus uji emisi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberi tanda lulus uji emisi.
√
Bukti uji emisi
4. Uji emisi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dilakukan oleh instansi yang bertanggung jawab di bidang lalu lintas dan angkutan jalan dan/ atau pihak swasta yang memiliki bengkel umum yang telah memenuhi syarat.
√
Dilakukan oleh bengkel yang ditunjuk.
5. hasil uji emisi kendaraan bermotor sebagaimana dimaksud pada ayat (3) merupakan bagian dari persyaratan pembayaran pajak kendaraan bermotor.
√
-
1. Setiap orang atau penanggungjawab usaha dan/ atau kegiatan yang menyebabkan terjadinya pencemaran udara dan/ atau gangguan wajib melakukan pemulihan mutu udara.
√
-
2. Pemulihan mutu udara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengikuti pedoman yang ditetapkan dengan Peraturan Gubernur.
√
-
Pasal 25
No. 28
29
Legislasi No. Legislasi Dokumen AMDAL Proyek Shangri-La Hotel Condominium
Status Kesesuaian Ya (100%) Tidak (0%) Sebagian
Deskripsi Legislasi ANDAL, RKL & RPL
√
MSDS
Prosedur Penanganan, Penyimpanan dan Pengelolaan Bahan Kimia dan B3 dari Produsen
√
Evaluasi Pemenuhan Legislasi =
(Ya x 100%) + (Tidak x 0 %) + (Sebagian x 50%) Total pasal / ayat dalam PP Lingkungan terkait (94x100%) + (31X0%) + (0x50%) (94+31)
= =
x 100%
Keterangan (Tindak Lanjut) Identifikasi dampak penting Pengukuran dan pemantauan parameter yang terdapat dalam rencana pantau dan kelola MSDS terdapat pada gudang bahan kimia dan lokasi yang merupakan penyimpanan bahan B3
Ya 95
Tidak 31
x 100% 75.20 %
75.2
Mengetahui
Jakarta, April 2007 Dibuat oleh,
(Ir. Ghozy Perdana) Kepala Proyek
(Wiyono) Safety Officer
Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Sifat kumulatif dampak
0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0
1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0
1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0
Score
Luas wilayah sebaran dampak
Pencemaran tanah Pencemaran air Pencemaran udara Vektor penyakit Kenyamanan Kebisingan Getaran Kemacetan lalulintas Kepadatan Area Kerusakan bangunan Pemborosan Pemborosan Bau Ledakan/Kebakaran Estetika Keamanan Longsor Teguran dari Banjir/Genangan air Penurunan muka air Toksik
Jumlah manusia yang terkena dampak
Persero PT. Waskita Karya Proyek Shangri-La Hotel Condominium, Jakarta MATRIKS PENILAIAN DAMPAK PENTING Revisi-01
1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
5 6 5 3 4 4 3 3 2 3 2 2 4 3 3 3 1 3 3 4 2
Penilaian
Negatif Penting Negatif Penting Negatif Penting Negatif Penting Negatif Penting Negatif Penting Negatif Penting Negatif Penting Negatif Kurang Penting Negatif Penting Negatif Kurang Penting Negatif Kurang Penting Negatif Penting Negatif Penting Negatif Penting Negatif Penting Negatif Kurang Penting Negatif Penting Negatif Penting Negatif Penting Negatif Kurang Penting
Keterangan : Penilaian Score >3 = Penting <3 = Kurang Penting
Θ
Penilaian Dampak Positif = Dampak Positif Negatif = Dampak Negatif
Mengetahui,
Jakarta, 6 Mei 2006 Dibuat oleh,
(Ir. Ghozy Perdana) Kepala Proyek
(Devy Friska, ST) Safety Officer
Persero PT. Waskita Karya Proyek Shangri-La Hotel Condominium, Jakarta
FormK3LMM-03-01 Edisi : 1
Revisi : 0
Keterangan
Tindak Lanjut
PEMANTAUAN SASARAN & PROGRAM MANAJEMEN K3LM Revisi-02 No.
Sasaran
Rencana Tindakan
Raalisasi
Rencana Juni
Selesai
Menyediakan tempat sampah baik B3 maupun non-B3 (organic & an organic)
Minggu ke-2 Jan ‘06
Minggu ke-2 Feb ‘06
Kaloglat
Pelaksanaan Close
Sosialisasi IK dan peraturan yang terkait pada personil proyek
Minggu ke-2 Feb ‘06
Minggu terakhir Feb ‘06
Kalap
Continue
Identifikasi karakteristik limbah padat dan cair
Feb-06
Feb-06
K3L
Close
Mapping sumber limbah
Feb-06
Feb-06
K3L/Loglat/P elaksana
Close
Pembuatan instalasi pengolah air buangan (pengendapan dan filtrasi)
Feb-06
Apr-06
Teknik/Pelaks ana
Close
Memberi alas besi, dan membuat saluran pada tempat penampungan sampah & bahan B3
Feb-06
Mar-06
K3l/Loglat
Close
Menerapkan teknologi bersih dengan meminimalkan buangan dan bekerja sesuai metode kerja sehingga antara input dan output(sisa sekecil mungkin)
Feb-06
Apr-06
Kalap/Teknik /Pelaksana/K 3L/Loglat/adk ont/PK/Surve y
Open
Menggunakan kembali material dan bahan yang masih bisa digunakan (Reuse dan Recycling)
Feb-06
Apr-06
Kalap/Teknik /Pelaksana/K 3L/Loglat/adk ont/PK/Surve y
Continue
Membuat bak sampah dengan volume dan ukuran bak sesuai timbulan sampah
Feb-06
Feb-06
K3L
Close
Membuat TPA proyek sesuai dengan timbulan sampah dengan umur pakai 2 hari.
Feb-06
Feb-06
K3L/Pelaksan a
Close
Penempatan bak sampah di sumber timbulan dari setiap lokasi dan aktivitas kerja.
Feb-06
Mar-06
K3L
Close
Pemisahan sampah organik dan anorganik Material dan Water balance Memonitor, mengontrol dan mengevaluasi penanganan buangan
Feb-06 Feb-06 Feb-06
Mar-06 Mar-06 Apr-06
K3L K3L/Loglat UnitK3LM Proyek Shangri-La Hotel Condominium
Continue Close Continue
Feb-06
Mar-06
K3L
Close
1 1
2
3
Tidak ada limbah B3 maupun non B3 yang mencemari lingkungan
Tidak terjadi pencemaran tanah dan buangan melebihi baku mutu terkait
Mencegah pencemaran Identifikasi karakteristik dan kualitas limbah cair air tanah & badan air, serta memastikan air buangan memenuhi baku mutu yang diijinkan sesuai peraturan terkait
2
3
Juli
Pelaksana
Mulai
4
1
2
3
4
Agustus 1 2 3 4
September 1 2 3 4
Oktober 1 2 3 4
Status
Sosialisasi tentang pollution prevention
No. 3 1
4
Sasaran
Rencana Tindakan
Raalisasi
Rencana Juni
Keterangan
Selesai
Feb-06
Mar-06
K3L/Loglat/P elaksana
Close
Feb-06
Mar-06
K3L/Loglat/P elaksana
Close
Himbauan penghematan pemakaian air Mendesign IPAL untuk penanganan buangan sisa cor (semen)
Feb-06 Feb-06
Feb-06 Apr-06
K3L Teknik/Pelaks ana/K3L
Close Close
Memonitor dan mengontrol saluran air maupun kondisi IPAL (pengendapan dan filtrasi)
Feb-06
Apr-06
UnitK3LM Proyek Shangri-La Hotel Condominium
Continue
Water dan material balance Menyediakan alas dan bak penampung tumpahan pada pekerjaan yang memakai bahan kimia serta lokasi penyimpanan (bahan kimia dan bahan B3)
Feb-06 Feb-06
Mar-06 Apr-06
K3L/Loglat K3L/Loglat
Close Close
Pembuatan bak sampah dan TPA proyek dengan sistem tertutup agar tidak menimbulkan vektor penyakit.
Feb-06
Mar-06
Teknik/Pelaks ana/K3L
Close
Menerapkan teknologi bersih dengan meminimalkan buangan dan bekerja sesuai metode kerja sehingga antara input dan output sama (sisa sekecil mungkin)
Feb-06
Apr-06
Kalap/Teknik /Pelaksana/K 3L/Loglat/adk ont/PK/Surve y
Open
Efisiensi pemakaian air
Feb-06
Apr-06
UnitK3LM Proyek Shangri-La Hotel Condominium
Continue
Memonitor, mengontrol dan mengevaluasi penanganan buangan cair
Feb-06
Apr-06
UnitK3LM Proyek Shangri-La Hotel Condominium
Continue
Mencegah penularan dan Mengumpulkan secara kolektif dan membuang penyebaran penyakit sampah domestik dengan rutin
Okt-05
Apr-06
K3L
Continue
Menutup bak sampah. Membersihkan area kerja Menguras dan menghilangkan genangan air. Menjaga kebersihan WC dan sarana prasarana lingkungan.
Feb-06 Feb-06 Feb-06 Feb-06
Apr-06 Apr-06 Apr-06 Apr-06
K3L K3L K3L K3L
Close Continue Continue Continue
Memonitor, mengontrol dan mengevaluasi penanganan buangan
Feb-06
Apr-06
UnitK3LM Proyek Shangri-La Hotel Condominium
Continue
1
2
3
Juli
Pelaksana
Mulai
Mencegah pencemaran air tanah & badan air, serta air Tidak memastikan ada limbah B3 Mapping sumber limbah cair buangan memenuhi maupun non B3 yangbaku mutu yang diijinkan mencemari lingkungan Mapping saluran air buangan sesuai peraturan terkait
4
1
2
3
4
Agustus 1 2 3 4
September 1 2 3 4
Oktober 1 2 3 4
Tindak Lanjut
Status Pelaksanaan
Sosialisasi tentang pollution prevention
No.
Sasaran
Rencana Tindakan
Raalisasi
Rencana Juni
6
limbah B3 Tidak ada keluhan dari maupun nonsekitar B3 yangdan masyarakat mencemari lingkungan pekerja.
Tingkat kebisingan diarea proyek sesuai dengan baku mutu
7
Tingkat getaran diarea proyek memenuhi baku mutu.
8
Tidak terjadi kemacetan lalulintas disekitar proyek Shangri-La Hotel Condominium
9
Tidak terjadi kerusakan struktur maupun kerusakan bangunan pendukung lainnya
Keterangan
Tindak Lanjut
Selesai
Mengatur lalulintas kendaraan keluar masuk area proyek.
Feb-06
Apr-06
Security
Continue
Pembersihan jalan kendaraan secara rutin. Menyusun dan meletakkan material sesuai dengan jenis, sifat dan frekuensi pemakaian sehingga tidak mengganggu akses jalan.
Feb-06 Feb-06
Apr-06 Apr-06
K3L Loglat/K3L/P elaksana
Continue Continue
Membersihkan area kerja dari sampah. Kuesioner kepada pekerja dan masyarakat sekitar
Okt-05 Mar-06
Apr-06 Apr-06
K3L K3L
Continue Continue
Mengukur tingkat kebisingan untuk sumber bergerak dan sumber titik.
Feb-06
Apr-06
K3L
Close
Mengganti alat kerja dengan alat kerja lain yang tingkat kebisingannya memenuhi baku mutu
Feb-06
Apr-06
Teknik/Pelaks ana/Loglat
Open
Sosialisasi tentang pollution prevention
Mengevaluasi proses kerja (metode kerja) sehingga kebisingan bisa ditekan
Feb-06
Apr-06
Open
Sosialisasi tentang pollution prevention
Monitoring dan kontrol kebisingan
Feb-06
Apr-06
Teknik/Pelaks ana/K3L/Logl at UnitK3LM Proyek Shangri-La Hotel Condominium
Melakukan pengukuran pada alat, area kerja dan manusia dengan metode purposif sampling
Feb-06
Apr-06
K3L
Close
Monitoring dan kontrol getaran Mengatur lalulintas kendaraan keluar masuk area proyek.
Okt-05 Feb-06
Apr-06 Apr-06
K3L Security
Continue Continue
Memasang rambu lalulintas Koordinasi dengan pihak-pihak terkait
Feb-06 Feb-06
Apr-06 Mar-06
K3L Kalap/Teknik /Pelaksana/K 3L/Loglat/adk ont/PK/Surve y
Close Open
Mengatur parkir kendaraan. Membuat jalan atau akses kerja yang aman, tahan getaran, mampu menahan beban puncak pengangkutan, tahan lama dan mudah dalam pemeliharaan.
Okt-05 Feb-06
Apr-06 Mar-06
Security Teknik/Pelaks ana/Loglat/K 3L
Continue Close
Konsultasi dan komunikasi dengan pihak-pihak terkait.
Feb-06
Apr-06
Kalap
Close
1 1 5
2
3
Juli
Pelaksana
Mulai
4
1
2
3
4
Agustus 1 2 3 4
September 1 2 3 4
Oktober 1 2 3 4
Status Pelaksanaan
Close
Koordinasi dengan polsek atau masyarakat sekitar jika terjadi kemacetan yang diakibatkan kendaraan proyek
9
No.
Sasaran
Rencana Tindakan
Raalisasi
Rencana Juni
Feb-06
Apr-06
UnitK3LM Proyek Shangri-La Hotel Condominium
Continue
Feb-06
Apr-06
UnitK3LM Proyek Shangri-La Hotel Condominium
Continue
Mematikan keran jika air tidak dipakai.
Feb-06
Apr-06
UnitK3LM Proyek Shangri-La Hotel Condominium
Continue
Kontrol, monitoring dan evaluasi terhadap pemakaian air.
Feb-06
Apr-06
UnitK3LM Proyek Shangri-La Hotel Condominium
Continue
Mencatat pemakaian air pada setiap proses kerja.
Feb-06
Apr-06
Loglat/PK
Continue
Feb-06 Feb-06
Apr-06 Apr-06
K3L/Loglat UnitK3LM Proyek Shangri-La Hotel Condominium
Close Continue
Sosialisasi dan himbauan pemakaian listrik
Feb-06
Mar-06
UnitK3LM Proyek Shangri-La Hotel Condominium
Continue
Kontrol, monitoring dan evaluasi terhadap pemakaian listrik.
Feb-06
Apr-06
UnitK3LM Proyek Shangri-La Hotel Condominium
Continue
Merecord setiap pemakaian listrik sehingga terjadi material balance untuk energi recovery.
Feb-06
Apr-06
Loglat/PK
Continue
Mendata semua peralatan listrik yang dipakai selama satu hari dan berakumulasi sampai 1 bulan.
Feb-06
Apr-06
Loglat
Close
1 Tidak ada limbah B3 maupun non B3 yang mencemari lingkungan
10
Penghematan pemakaian Sosialisasi dan himbauan terhadap pemakaian air dan minimisasi air. buangan cair.
11
Keterangan
Selesai
1
Monitoring, kontrol dan evaluasi
Water balance. Penghematan pemakaian Mematikan alat listrik jika sudah tidak terpakai listrik. dan mematikan lampu jika sudah siang (untuk lokasi yang terkena sinar matahari)
2
3
Juli
Pelaksana
Mulai
4
1
2
3
4
Agustus 1 2 3 4
September 1 2 3 4
Oktober 1 2 3 4
Tindak Lanjut
Status Pelaksanaan
Estimasi pemakaian air diperinci/perjelas
No.
Sasaran
Rencana Tindakan
Raalisasi
Rencana Mulai
Selesai
Juni 1
2
3
Juli 4
1
2
3
4
Agustus 1 2 3 4
Pelaksana September 1 2 3 4
Oktober 1 2 3 4
Keterangan Pelaksanaan
1
Tidak ada limbah B3 maupun non B3 yang mencemari lingkungan
Menggunakan alat listrik hemat energi.
Feb-06
Apr-06
UnitK3LM Proyek Shangri-La Hotel Condominium
Continue
12
Memenuhi baku mutu untuk parameter bau.
Menutup bak tampungan air kotor Menutup bak sampah atau melokalisir bak sampah sehingga bau tidak mengganggu.
Feb-06 Feb-06
Mar-06 Mar-06
K3L K3L
Close Close
Menggunakan saluran tertutup untuk penyaluran air buangan.
Feb-06
Mar-06
Teknik/Pelaks ana/K3L/Logl at
Continue
Mengeluarkan sampah domestik secara berkala (maksimal 2 hari sekali)
Feb-06
Apr-06
K3L
Continue
Meletakkan pengharum ruangan WC Monitoring, kontrol dan evaluasi.
Feb-06 Feb-06
Mar-06 Apr-06
PK/K3L UnitK3LM Proyek Shangri-La Hotel Condominium
Continue Continue
Feb-06
Mar-06
K3L
Close
Menempatkan APAR di gudang bahan dan gudang bahan bakar.
Feb-06
Mar-06
K3L/Loglat
Close
Menyimpan bahan B3 sesuai MSDS Memisahkan antara bahan sisa dan bahan terpakai.
Feb-06 Feb-06
Mar-06 Apr-06
Loglat K3L/Loglat/P elaksana
Continue Continue
Mengatur peletakan material menurut jenis, sifat dan fungsinya sehingga mudah dipergunakan.
Feb-06
Apr-06
Loglat/Pelaks ana/K3L
Continue
Membersihkan area kerja masing-masing pada saat bekerja dan akhir pekerjaan.
Feb-06
Apr-06
Personel proyek Shangri-La Hotel Condominium
Continue
Memasang peringatan tentang pembuangan sampah.
Feb-06
Mar-06
K3L
Close
Feb-06
Mar-06
Security
Close
Setiap pekerja harus mempunyai identitas jelas (KTP, SIM atau Surat Keterangan Kelurahan)
Feb-06
Mar-06
K3L
Close
Mengontrol dan memonitor pekerja yang keluar masuk.
Feb-06
Apr-06
Security
Open
13
14
15
Tidak terjadi Kebakaran Memasang APAR disetiap Pos Security, bedeng diarea proyek dan kantor.
Lingkungan kerja yang nyaman dan tidak mengganggu pemandangan.
Tidak terjadi gangguan Menempatkan POS Security disetiap pintu masuk. kemanan dan kerusuhan
Tindak Lanjut
Status
Peningkatan kedisiplinan dan pemasangan pos security dipintu masuk area kerja
15
Tidak terjadi gangguan kemanan dan kerusuhan
No.
Sasaran
Rencana Tindakan
Raalisasi
Rencana Juni
16
Tidak ada limbah B3 maupun non B3 yang mencemari lingkungan
Menciptakan lingkungan kerja yang bersahabat dengan safety morning bersama setiap hari
Feb-06
Apr-06
K3L/Security
Continue
Bekerjasama dengan pihak-pihak terkait (Kepolisian)
Feb-06
Mar-06
Kalap
Close
Feb-06
Apr-06
K3L
Continue
Feb-06
Mar-06
Kalap
Close
Feb-06 Feb-06
Apr-06 Mar-06
Security Pelaksana/Lo glat
Continue Continue
Feb-06
Apr-06
Pelaksana/Te knik/
Continue
Feb-06
Mar-06
Loglat/Pelaks ana/K3L
Close
Feb-06 Feb-06
Mar-06 Mar-06
Loglat Pelaksana
Close Close
Melakukan penggalian sesuai dengan metode kerja.
Feb-06
Apr-06
Pelaksana/K3 L
Close
Membuat saluran air hujan (drainase)
Feb-06
Mar-06
Teknik/Pelaks ana
Close
Menyediakan pompa sesuai debit limpasan Identifikasi sumber-sumber emisi (alat berat/kendaraan/genset)
Feb-06 Minggu ke 1 Jan ‘06
Mar-06 Minggu ke-2 Jan ‘06
Loglat Safety Officer
Close Close
Melakukan pengukuran emisi
Minggu ke-4 Jan ‘06
Minggu ke-2 Feb ‘06
Safety Officer
Close
Minggu ke-3 Feb ‘06
Minggu ke-1 Mar ‘06
Pelaksana
Continue
Minggu ke-4 Jan ‘06
Minggu ke-2 Feb ‘06
Safety Officer
Close
Meminta bukti uji emisi kendaraan pihak ketiga.
Minggu ke-2 Feb ‘06
Minggu ke-1 Mar ‘06
Kaloglat
Close
Memasang label bagi kendaraan yang telah lolos uji emisi
Minggu ke-2 Feb ‘06
Minggu ke-1 Mar ‘06
Kaloglat
Open
Minggu terakhir Jan ‘06
Minggu ke-1 Feb ‘06
Safety Officer
Continue
Minggu ke-2 Feb ‘06
Minggu terakhir Feb ‘06
Kalap
Continue
Tidak ada komplain dari Kebersihan area proyek dan lingkungan luar masyarakat sekitar proyek. Bekerjasama dengan pihak-pihak terkait (masyarakat sekitar)
17
Menjaga keamanan Tidak terjadi penurunan Monitoring terhadap alat pompa yang dipakai muka air tanah. sehingga memenuhi persyaratan teknis dan persyaratan pengelolaan sumber daya air. Melakukan pekerjaan sesuai metode kerja
18
Tidak terjadi Membuat saluran air hujan kelongsoran tanah akibat kerja dan akibat air Menyediakan pompa untuk menguras air hujan (erosi) Memadatkan tanah atau memasang pancang pada jalur jalan yang dilalui kendaraan berat
19
Mencegah Banjir
20
Emisi yang dihasilkan memenuhi baku mutu yang ditetapkan
Keterangan
Selesai 1
1
Melakukan tindakan terhadap hasil pengukuran. Melakukan pemeriksaan berkala (6 bulan) dan evaluasi terhadap sumber emisi (bergerak & tidak bergerak)
Pemasangan safety net keliling bangunan
Sosialisasi/training IK kepada pihak terkait.
2
3
Juli
Pelaksana
Mulai
4
1
2
3
4
Agustus 1 2 3 4
September 1 2 3 4
Oktober 1 2 3 4
Tindak Lanjut
Status Pelaksanaan
dilakukan oleh pihak uji emisi untuk pemasangan label
No.
Sasaran
Rencana Tindakan
Raalisasi
Rencana Juni
Minggu terakhir Jan ‘06
Minggu ke-1 Feb ‘06 ( 1 bulan sekali )
Kalap
Close
Menyediakan wadah penyimpanan sementara limbah B3
Minggu ke-2 Jan ‘06
Minggu ke-2 Feb ‘06
Kalap
Close Close
Menyiapkan simbol & label yang mencantumkan tanggal produksi limbah B3
Minggu ke-2 Jan ‘06
Minggu ke-2 Feb ‘06
Kaloglat
Close
Melakukan pembuangan limbah B3 secara berkala ke gudang limbah B3 kantor pusat
Minggu ke-3 Feb ‘06
Minggu ke-4 Feb ‘06
Kaloglat
Koordinasi
Sosialisasi IK kepada pihak terkait
Minggu ke-2 Feb ‘06
Minggu terakhir Feb ‘06
Kalap
Continue
Melakukan pemeriksaan berkala terhadap pelaksanaan pembuangan limbah di tempat yang disediakan
Minggu ke-3 Feb ‘06
Minggu ke-4 Feb ’06 Periodik setiap 1 bln sekali
Pelaksana
Continue
Minggu ke 1 Jan ‘06
Minggu ke-2 Jan ‘06
Safety Officer
Close
Menyediakan peralatan penanganan tumpahan (spillage kit) di area yang berpotensi terjadinya tumpahan
Minggu ke-3 Feb ‘06
Minggu ke-4 Feb ‘06
Kaloglat
Close
Pembuatan bak penampung tumpahan B3 dan limbah B3 (oil trap) di area yang diperlukan
Minggu ke-3 Feb ‘06
Minggu ke-4 Feb ‘06
Kaloglat
Close
Sosialisasi/training IK ke pihak terkait
Minggu ke-2 Feb ‘06
Minggu terakhir Feb ‘06
Kalap
Continue
Minggu terakhir Jan ‘06
Minggu ke-1 Feb ‘06
Kalap
Close
Minggu terakhir Jan ‘06
Minggu ke-1 Feb ‘06
Kalap
Close
Melakukan konsultasi dan komunikasi SML kepada karyawan
Minggu ke-2 Feb ‘06
Minggu terakhir Feb ‘06
Kalap
Continue
Melakukan konsultasi dan komunikasi SML kepada rekanan
Minggu ke-2 Feb ‘06
Minggu terakhir Feb ‘06
UnitK3LM Kantor Pusat
Continue
Minggu terakhir Jan ‘06
Minggu ke-1 Mar ‘06
Kaloglat
Close
Identifikasi bahan penggantinya
Minggu ke-1 Feb ’06
Minggu ke-2 Feb ‘06
Ka P/K
Close
Membuat jadwal pergantian bertahap
Minggu ke-1 Feb ’06
Minggu ke-2 Feb ‘06
Ka. P/K
Close
Tidak ada limbah B3 Penyimpanan sementara Menentukan lokasi penyimpanan sementara maupun non B3 yang dan pembuangan limbah limbah B3 mencemari lingkungan B3 sesuai peraturan sampai dengan Januari 2007
22
23
24
25
Semua ceceran bahan kimia/B3 dan limbah B3, tidak ada yang mencemari lingkungan
Identifikasi area/tempat yang berpotensi menimbulkan ceceran/tumpahan
Tidak adanya kotoran Membuatkan washing bay pada area proyek bekas beton atau tanah pada jalan raya (fasilitas umum) Pembuatan rambu-rambu peringatan atau informasi Semua karyawan menerapkan SML secara konsisten
Secara bertahap tidak ada lagi penggunaan peralatan/fasilitas yang mengandung BPO
Keterangan
Selesai 1
1 21
Identifikasi penggunaan BPO (AC/Kulkas/Alat, dll)
2
3
Juli
Pelaksana
Mulai
4
1
2
3
4
Agustus 1 2 3 4
September 1 2 3 4
Oktober 1 2 3 4
Status Pelaksanaan
Tindak Lanjut
No.
Sasaran
Rencana Tindakan
Raalisasi
Rencana Juni
Minggu terakhir Jan ‘06
Minggu ke-2 Feb ‘06
Safety Officer
Close
Minggu ke-3 Jan ‘06
Minggu ke-4 Feb ‘06
Safety Officer
Close
Mengidentifikasi dan menetapkan eksternal laboratorium untuk pelaksanaan pemantauan pengukuran
Minggu ke-3 Feb ‘06
Minggu ke-1 Mar ‘06
Ka P/K
Close
Melakukan pemantauan pengukuran sesuai jadwal
Minggu ke-1 Mar ‘06
Minggu ke-4 Mar ‘06
Safety Officer
Continue
Menghubungi pihak terkait atau instansi setempat
Minggu ke-1 Feb ‘06
Minggu Ke-3 Feb ‘06
Ka P/K
Close
Mendata Peraturan daerah terkait
Minggu ke-1 Feb ‘06
Minggu Ke-3 Feb ‘06
Ka P/K
Close
Melakukan sosialisasi peraturan-peraturan terkait
Minggu ke-1 Feb ‘06
Minggu Ke-3 Feb ‘06
Ka P/K
Continue
Mereview data yang telah ada
Minggu ke-1 Feb ‘06
Minggu Ke-3 Feb ‘06
Ka P/K
Continue
Menggabungkan data-data yang telah tersedia
Minggu ke-1 Feb ‘06
Minggu Ke-3 Feb ‘06
Ka P/K
Continue
Mendokumentasikan secara berkesinambungan
Minggu ke-1 Feb ‘06
Minggu Ke-3 Feb ‘06
Ka P/K
Continue
Sosialisasi dengan pihak-pihak terkait
Minggu ke-1 Feb ‘06
Minggu Ke-3 Feb ‘06
Ka P/K
Continue
Tidak ada limbah B3 Semua aspek lingkungan Identifikasi item pemantauan dan pengukuran maupun dipantau non B3 yang penting dan yang harus dilakukan mencemari lingkungan diukur Membuat jadwal pemantauan pengukuran
27
28
Pelaksanaan peraturan daerah terkait
RK3LM proyek dapat digunakan untuk panduan pelaksanaan proyek
Keterangan
Selesai 1
261
2
3
Juli
Pelaksana
Mulai
4
1
2
3
4
Agustus 1 2 3 4
September 1 2 3 4
Oktober 1 2 3 4
Status Pelaksanaan
Close Dalam proses Belum terlaksana Disetujui oleh,
(Ir. Ghozy Perdana) Kepala Proyek
Jakarta, September 2006 Dibuat oleh,
Devy Friska, ST (Safety Officer)
Tindak Lanjut
Persero PT. Waskita Karya Proyek Shangrila Hotel Condominium, Jakarta
EVALUASI PENERAPAN REGULASI Regulasi
No. No. Regulasi UNDANG-UNDANG RI
1 UU No 14 Tahun 1969
2 UU No 1 Tahun 1970
3 UU No 3 Tahun 1992
4 UU RI No 23 Tahun 1992
5 UU No 18 Tahun 1999
6 UU No 13 Tahun 2003
Peraturan Pemerintah & Keputusan Presiden
7 PP No 14 Tahun 1993
10 Kepres RI No 22 Tahun 1993
11 PP RI No 29 Tahun 2000
PerMen / KepMen 12 PerMen Perburuhan No 07 Tahun 1964
13 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. PER 01/MEN/1979
14 PerMen Tenaga Kerja No 01/Men/1980
15 PerMen Tenaga Kerja No 04/Men/1980
16 PerMen Tenaga Kerja No 02/MEN/1980
17 PerMen Tenaga Kerja No 01/Men/1981
18 PerMen Tenaga Kerja No 01/Men/1982
19 PerMen Tenaga Kerja No 02/Men/1982
20 PerMen Tenaga Kerja No 03/Men/1982
23 PerMen Tenaga Kerja No 04/Men/1985
24 PerMen Tenaga Kerja No 05/Men/1985
25 PerMen Tenaga Kerja No 04/Men/1987
27 PerMen Tenaga Kerja No 01/Men/1989
28 PerMen Tenaga Kerja No 02/Men/1992
29 PerMen Tenaga Kerja No 05/Men/1996
30 PerMen Tenaga Kerja No 01/Men/1998
31 PerMen Tenaga Kerja No 03/Men/1998
32 PerMen Tenaga Kerja No 03/Men/1999
33 Keputusan Menkes No 1405 Tahun 2002 , Lampiran 1
Mengetahui,
Ir. Ghozy Perdana Kepala Proyek
angrila Hotel Condominium, Jakarta
EVALUASI PENERAPAN REGULASI Regulasi Deskripsi Regulasi
Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja Pasal 9 Tiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan, kesehatan, kesusilaan, pemeliharaan moral kerja serta perlakuan yang sesuai dengan martabat dan moral agama
Keselamatan Kerja Pasal 9 Point 1 Pengurus diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tentang : - kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta yang dapat timbul dalam tempat kerjanya - semua pengamanan dan alat-alat perlindungan yang diharuskan dalam tempat kerjanya - alat-alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan - cara-cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan pekerjaannya Pasal 11 Point 1 Pengurus diwajibkan melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi dalam tempat kerja yang dipimpinnya, pada pejabat yang ditunjuk oleh menteri tenaga kerja Pasal 12 Dengan peraturan perundangaan diatur kewajiban dan hak tenaga kerja untuk : a. memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai pengawas keselamtan kerja b. memakai alat-alat pelindung diri yang diwajibkan c. mematuhi dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan dan kesehatan yang diwajibkan. d. meminta pada pengurus agar dilaksanakan semua syarat-syarat keselamatan dan kesehatan yang diwajibkan. e. menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan dimana syarat keselamatan dan kesehatan kerja serta alatalat pelindung diri yang diwajibkan diragukan olehnya kecuali dalam hal-hal khusus ditentukan lain oleh pegawai pengawas dalam batas-batas yang dapat dipenuhi.
Pasal 13 Barang siapa akan memasuki susuatu tempat kerja, diwajibkan mentaati semua petunjuk keselamatan kerja dan memakai alat-alat pelindungan diri yang diwajibkan
Barang siapa akan memasuki susuatu tempat kerja, diwajibkan mentaati semua petunjuk keselamatan kerja dan memakai alat-alat pelindungan diri yang diwajibkan
Jaminan Sosial Tenaga Kerja Pasal 3 point 2 setiap tenaga kerja berhak atas jaminan sosial tenaga kerja
pasal 4 point 1 program jaminan sosial tenaga kerja sebagaimana dimaksud pasal 3 wajib dilakukan oleh setiap perusahaan bagi tenaga kerja yang melakukan pekerjaan didalam hubungan kerja sesuai dengan ketentuan undangundang ini.
pasal 8 point 1 tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan kerja berhak menerima jaminan kecelakaan kerja
pasal 10 point 1 pengusaha wajib melaporkan kecelakaan kerja yang menimpa tenaga kerja kepada kantor departemen tenaga kerja dan Badan Penyelenggara dalam waktu tidak lebih dari 2 X 24 jam point 2 pengusaha wajib melaporkan kepada kantor departemen tenaga kerja dan badan penyelenggara dalam waktu tidak lebih dari 2 x 24 jam setelah tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan oleh dokter yang merawatnya dinyatakan sembuh, cacad atau meninggal dunia.
point 3 pengusaha wajib mengurus tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan kerja kepada badan penyelenggara sampai memperoleh hak-haknya.
pasal 16 tenaga kerja, suami atau istri dan anak berhak memperoleh jaminan pemeliharaan kesehatan
pasal 17 pengusaha dan tenaga kerja wajib ikut serta dalam program jaminan sosial tenga kerja
pasal 18 pengusaha wajib memiliki daftar tenaga kerja beserta keluarganya, daftar upah beserta perubahanperubahan dan daftar kecelakaan kerja di perusahaan atau bagian perusahaan yang berdiri sendiri.
pasal 22 pengusaha wajib membayar iuran dan melakukan pemungutan iuran yang menjadi kewajiban tenaga kerja melalui pemotongan upah tenaga kerja serta membayarkan kepada Badan Penyelenggara dalam waktu yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah
Kesehatan pasal 23 point 3 setiap tempat kerja wajib menyelenggarakan kesehatan kerja
Jasa Konstruksi pasal 23 point 2 Penyelenggaraan pekerjaan konstruksi wajib memenuhi ketentuan tentang keteknikan, keamanan, keselamatan dan kesehatan kerja, perlindungan tenaga keraj, serta tata lingkungan setempat untuk menjamin terwujudnya tertib penyelenggaraan pekerjaan konstruksi.
Ketenagakerjaan Pasal 6 Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh perlakuan yang sama tampa diskriminasi dari pengusaha Pasal 11 Setiap tenaga kerja berhak untuk memperoleh dan/atau mengembangkan komptensi kerja sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya melalui pelatihan kerja Pasal 68 Pengusaha dilarang memperkerjakan anak Pasal 86 Point 1 setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas : keselamatan dan kesehatan kerja, moral dan kesusilaan dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama Pasal 87 Point 1 Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan.
Penyelenggaraan Program Kerja Jaminan Sosial Tenaga pasal 2 point 1 program jaminan sosial tenaga kerja sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah ini, terdiri: a. jaminan berupa uang yang meliputi : jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan hari tua b. jaminan berupa pelayanan yaitu jaminan pemeliharaan kesehatan. Pasal 2 point 3 pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 10 orang atau lebih, atau membayar upah minimal Rp. 1.000.000 sebulan, wajib mengikutsertakan tenaga kerjanya dalam program jaminan sosial tenaga kerja. pasal 5 point 1 pengusaha sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat 3 wajib mendaftarkan perusahaan dan tenaga kerjanya sebagai peserta program jaminan sosial tenaga kerja pada badan penyelenggara dengan mengisi formulir yang disediakan oleh badan penyelenggara.
pengusaha sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat 3 wajib mendaftarkan perusahaan dan tenaga kerjanya sebagai peserta program jaminan sosial tenaga kerja pada badan penyelenggara dengan mengisi formulir yang disediakan oleh badan penyelenggara. pasal 18 point 1 pengusaha wajib memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan bagi tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan. point 2 pengusaha wajib melaporkan setiap kecelakaan kerja yang menimpa tenaga kerjanya kepada kantor departemen tenaga kerja dan badan penyelenggaraan setempat/terdekat sebagai laporan kcelakaan tahap I, dalam waktu tidak lebih 2 x 24 jam terhitung terjadinya kc
pasal 19 pengusaha wajib melaporkan penyakit yang timbul karena hubungan kerja, dalam waktu tidak lebih 2 x 24 jam setelah ada hasil diagnosis dari dokter periksa.
Penyakit yang timbul karena hubungan kerja Pasal 2 Setiap tenaga kerja yang menderita penyakit yang timbul karena hubungan kerja berhak mendapat jaminan kecelakaan kerja baik pada saat masih dalam hubungan kerja maupun setelah hubungan kerja berakhir
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi pasal 30 point 1 untuk menjamin terwujudnya tertib penyelenggaraan pekerjaankonstruksi , penyelenggara pekerja konstruksi wajib memenuhi ketentuan tentang : b. keamanan, keselamatan dan kesehatan tempat kerja konstruksi sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku c. perlindungan sosial tenaga kerja dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku d. tata lingkungan setempat dan pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku.
Syarat Kesehatan, Kebersihan serta Penerangan dalam tempat kerja pasal 3 1. Halaman harus bersih, teratur, rata dan tidak becek dan cukup luas untuk kemungkinan perluasan 2. jalanan dihalaman tidak boleh berdebu 3. untuk keperluan air (riolering) harus cukup saluran yang kuat dan bersih 4. saluran air yang melintasi halaman harus tertutup 5. sampah dan terbuang lainnya harus terkumpul pada suatu tempat yang rapi dan tertutup. 6. pada waktunya sampah itu harus dibuang ketempat pembuangan sampah atau dibakar pada tempat yang aman.
6. pada waktunya sampah itu harus dibuang ketempat pembuangan sampah atau dibakar pada tempat yang aman. 7. tempat pengumpulan sampah tidak boleh menjadi sarang lalat atau binatang serangga yang lain. pasal 6 point 1 kakus-kakus yang terbuat dari bahan yang kuat harus disediakan untuk kaum buruh. point 6 jumlah kakus sebagai berikut 1-15 buruh
=1 kakus
16-30 buruh = 2 kakus 31-45 buruh = 3 kakus 46-60 buruh = 4 kakus 61-80 buruh = 5 kakus 81-100 buruh = 5 kakus san selanjutnya untuk tiap 100 orang 6 kakus pasal 8 dapur, kamar makan dan alat keperluan makan harus selalu bersih dan rapi. Pasal 14 Point 4 Penerangan yang cukup untuk membedakan barang-barang kasar seperti mengerjakan bahan-bahan kasar, menyisihkan barang besar, gudang untuk menyimpan barang besar dan kasar paling sedikit memiliki kekuatan 50 Lux Point 5 Penerangan yang cukup untuk membedakan barang-barang kecil secara sepintas lalu, seperti pemasangan yang kasar, kamar mesin, alat pengangkut orang dan barang, ruang penerimaan dan pengiriman dengan kapal, tempat penyimpanan barang sedang dan kecil, kakus,
Kewajiban Latihan Hygiene Perusahaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja bagi Paramedis Perusahaan.
Pasal 1 Setiap perusahaan yang mempekerjakan tenaga paramedis diwajibkan untuk mengirimkan setiap tenaga tersebut untuk mendapatkan latihan dalam bidang Hygiene Perusahaan, kesehatan dan keselamatan kerja.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan pasal 2 Setiap pekerjaan konstruksi bangunan yang akan dilakukan wajib dilaporkan kepada direktur atau pejabat yang ditunjuk. pasal 3
point 1 pada pekerjaan konstruksi bangunan harus diusahakan pencegahan dan dikurangi terjadinya kecelakaan atau sakit akibat kerja terhadap tenaga kerjanya. point 2 sewaktu pekerjaan dimulai harus segera disusun suatu unit keselamatan dan kesehatan kerja hal tersebut harus diberitahukan kepada setiap tenaga kerja point 3 unit keselamatan kejera meliputi usaha-usaha pencegahan terhadap : kecelakaan, kebakaran, peledakan, penyakit akibat kerja, pertolongan pertama pada kecelakaan dan usaha-usaha penyelamatan pasal 4 setiap kecelakaan kerja atau kejadian yang berbahaya harus dilaporkan kepada direktur atau pejabat yang ditunjuk. pasal 5 point 1 disetiap tempat kerja harus dilengkapi dengan sarana untuk keperluan keluar masuk dengan aman
point 2 semua tempat kerja, tangga-tangga, lorong-lorong atau gang-gang tempat orang bekerja atau sering dilalui, harus dilengkapi dengan penerangan yang cukup sesuai dengan ketentuan yang berlaku, pasal 6 kebersihan dan kerapihan ditempat kerja harus dijaga sehingga bahan-bahan yang berserakan, bahan-bahan bangunan, peralatan dan alat-alat kerja tidak merintangi atau menimbulkan kecelakaan. pasal 7 tindakan pencegahan harus dilakukan untuk menjamin bahwa peralatan perancah, alat-alat kerja, bahanbahan dan benda-benda tidak dilemparkan, diluncurkan atau dijatuhkan kebawah dari tempat yang tinggi sehingga dapat menyebabkan kecelakaan. pasal 8 semua peralatan sisi-sisi lantai yang terbuka, lubang-lubang dilantai yang terbuka, atap-atap atau panggung yang dapat dimasuki, sisi-sisi tangga yang terbuka, semua galian-galian dan lubang-lubang yang berbahaya harus diberi pagar atau tutup pengaman yan pasal 9 kebisingan dan getaran ditempat kerja tidak boleh melebihi ketentuan nilai ambang batas yang berlaku pasal 10 orang tidak berkepentingan dilarang masuk pasal 12 perancah yang sesuai dan aman harus disediakan untuk semua pekerjaan yang tidak dapat dilakukan dengan aman oleh seseoarang yang berdiri diatas konstruksi yang kuat dan permanen, kecuali apabila pekerjaan tersebut dapat dilakukan dengan aman dengan memper pasal 13 point 1
perancah harus diberi lantai papan yang kuat dan rapat sehingga dapat menahan dengan aman tenaga kerja, peralatan dan bahan yang dipergunakan pasal 25 point 1 tangga harus terdiri dari 2 kaki tangga dan sejumlah anak tangga yang dipasang pada kedua kaki tangga dengan kuat. pasal 28 alat-alat angkat harus direncanakan, dipasang, dilayani dan dipelihara sedimikian rupa sehingga terjamin keselamatan pemakainya. pasal 31 tindakan pencegahan harus dilakukan untuk melarang orang memasuki daerah lintas keran jalan untuk menghindarkan kecelakaan karena terhimpit. pasal 44 operator mesin harus terlatih untuk pekerjaannya dan harus mengetahui peraturan keselamatan kerja pada mesin tersebut. pasal 67 point 2 pinggir-pinggir dan dinding-dinding pekerjaan galian harus diberi pengaman dan penunjang yang kuat untuk menjamin keselamatan orang yang bekerja dalam lubang / parit. pasal 74 setiap ujung-ujung mencuat yang membahayakan harus dilengkungkan atau dilindungi. pasal 86 tenaga kerja yang melakukan pekerjaan diatap harus dilengkapi dengan alat pelindung diri yang sesuai untuk menjamin agar mereka tidak jatuh dari atap atau bagian-bagian atap yang rapuh. pasal 99 point 1 alat-alat pelindung diri yang jenisnya disesuaikan dengan sifat pekerjaan yang dilakukan oleh masing-masing tenaga kerja harus disediakan dalam jumlah yang cukup.
Syarat-Syarat Pemasangan dan Pemeliharaan APAR pasal 3 tabung alat pemadam api ringan harus diisi sesuai dengan jenis dan konstruksinya pasal 4 point 1 setiap satu atau kelompok alat pemadam api ringan harus ditempatkan pada posisi yang mudah dilihat dengan jelas, mudah dicapai dan diambil serta dilengkapi dengan pemberian tanda pemasangan pasal 5 dilarang memasang atau menggunakan alat pemadam api ringan yang didapati sudah berlubang-lubang atau cacad karena karat. pasal 8 pemasangan alat pemadam api ringan harus sedemikian rupa sehingga bagian paling atas (puncaknya) berada pada ketinggian 1,2 m dari permukaan lantai, kecuali jenis C02 dan tepung kering (dry chemical) dapat ditempatkan lebih rendah dengan syarat, jarak an
pemasangan alat pemadam api ringan harus sedemikian rupa sehingga bagian paling atas (puncaknya) berada pada ketinggian 1,2 m dari permukaan lantai, kecuali jenis C02 dan tepung kering (dry chemical) dapat ditempatkan lebih rendah dengan syarat, jarak an
pasal 9 alat pemadam api ringan tidak boleh dipasang dalam ruangan atau tempat dimana suhu melebihi 49◦C turun sampai minus 44 o C kecuali apabila alat pemadam api ringan tersebut dibuat khusus untuk suhu dluar batas tersebut diatas.
pasal 14 petunjuk cara-cara pemakaian alat pemadam api ringan harus dapat dibaca dengan jelas.
Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja Pasal 2 semua perusahaan sebagaimana dimaksud pasal 2 ayat 2 UU No 1 tahun 1970 harus melakukan pemeriksaan kesehatan berkala bagi tenaga kerja sekurang-kurangnya 1 tahun sekali kecuali ditentukan lain oleh Direktur Jendral Pembinanaan Hubungan Perburuhan dan Per
Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja pasal 2 point 1 apabila dalam pemeriksaan kesehatan bekerja dan pemeriksaan kesehatan khusus sebagaimana ditetapkan dalam peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi No Per 02/MEN 1980 ditemukan penyakit kerja yang diderita oleh tenaga kerja, pengurus dan badan yang ditunjuk wajib melapor secara tertulis kepada Kantor Direktorat Jendral Pembinan Hubungan Perburuhan dan Perlindungan Tenaga Kerja setempat pasal 3 point 1 laporan sebagaimana dimaksud pasal 2 ayaaat 1 dilakukan dalam waktu paling lama 2X24 jam setelah penyakit tersebut didiagnosa. Bejana Bertekanan Pasal 5 Bahan dan konstruksi bejana tekanan harus cukup kuat dan memenuhi syarat pasal 7 Setiap botol harus dilengkapi dengan penutup katup yang baik kecuali botol-botol yang dirangkaikan satu sama lain diperbolehkan memakai satu katup penutup bersama, jika dari sudut keselamatan bisa dipertanggungjawabkan pasal 16 point 1 setiap bahan dari bagian konstruksi bejana tekanan harus memiliki surat tanda hasil pengujian atau sertifikat bahan yang diakui. pasal 22
setiap bejana diberikan tanda-tanda pengenal sebagai berikut: a. nama pemilik b. nama dan nomor urut pabrik pembuatnya c. nama gas yang diisikan (bukan simbol kimia) d. berat dari botol baja dalam keadaan kosong tampa keran dan tutup. e. tekanan pengisian yang diijinkan kg/cm2 (Po) pasal 35 point 2 ruangan penyimpanan khusus untuk gas beracun menggigit, atau mudah terbakar dan ruangan penyimpanan botol-botol baja dan bejana transport yang kosong harus memiliki ventilasi yang cukup dan memiliki pintupintu keluar dan penyelamat. point 4 dilarang menaruh atau menyimpan bejana tekanan dan botol baja dekat tangga, gang, dimuka pemasukan angin, alat pengangkat dan benda-benda bergerak yang dapat menyentuh atau menimpa.
Kwalifikasi Juru Las pasal 3 point 1 juru las dianggap terampil apabila telah menempuh ujian las dengan hasil memuaskan dan mempunyai sertifikat juru las
Pelayanan Kesehatan dan Tenaga Kerja pasal 3 point 1 setiap tenaga kerja berhak mendapatkan pelayanan kesehatan kerja point 2 pengurus wajib memberikan pelayanan kesehatan kerja sesuai dengan kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi
Pesawat tenaga dan produksi pasal 3 point 2 setiap bahan dari bagian konstruksi pesawat tenaga dan produksi yang utama harus memiliki tanda hasil pengujian atau sertifikasi bahan yang diakui. pasal 4 semua bagian yang bergerak dan berbahaya dari pesawat tenaga dan produksi harus dipasang alat perlindungan yang efektif kecuali ditempatkan sedemikan rupa sehingga tidak ada orang atau benda yang menyinggungnya. pasal 6 pada pesawat tenaga atau produksi yang sedang diperbaiki tenaga penggerak harus dimatikan dan alat pengontrol harus dikunci serta diberi suatu tanda larangan untuk menjalankan pada tempat yang mudah dibaca sampai pesawat yang tenaga dan produksi atau alat
pada pesawat tenaga atau produksi yang sedang diperbaiki tenaga penggerak harus dimatikan dan alat pengontrol harus dikunci serta diberi suatu tanda larangan untuk menjalankan pada tempat yang mudah dibaca sampai pesawat yang tenaga dan produksi atau alat pasal 7 jarak antara peawat-pesawat atau mesin-mesin harus cukup lebar dan bebas dari segala sesuatu yang dapat membahayakan bagi lalu lintas. pasal 9 point 1 pada pekerjaan yang menimbulkan serbuk, serpih, debu dan bunga api yang dapat menimbulkan bahaya harus diadakan pengamanan dan perlindungan. pasal 29 operator pesawat tenaga dan produksi harus memenuhi syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja
Pesawat angkat dan angkut. pasal 2 bahan konstruksi serta perlengkapan pesawat angkat dan angkut harus cukup kuat, tidak cacat dan memenuhi syarat. pasal 3 point 1 beban maksimum yang diijinkan dari pesawat angkat dan angkut ditulis pada bagian yang mudah dilihat dan dibaca dengan jelas. pasal 4 setiap pesawat angkat dan angkut harus dilayani oleh operator yang mempunyai kemampuan dan telah memiliki keterampilan khusus tentang pesawat angkat dan angkut. pasal 7 baut pengikat yang dipergunakan peralatan angkat harus memiliki kelebihan ulir sekrup pada suatu jarak yang cukup untuk pengencang, jika perlu harus dilengkapi dengan mur penjamin atau gelang pegas yang efektif. pasal 33 peralatan angkat listrik harus a. dikonstruksikan dari baja b. dibuat dengan angka keamanan sekurang-kurangnya - 8 untuk baja tuang - 5 untuk baja konstruksi atau baja tempa - dilengkapi dengan rem otomatis yang mampu menahan muatan, jika muatan dihentikan pasal 42 point 2 operator dan tenaga kerja harus menggunakan alat pelindung diri yang sesuai dengan bahaya yang dihadapi. pasal 101
semua perlengkapan pesawat angkutan diatas landasan dan diatas permukaan sebelum digunakan harus diperikasa terlebih dahulu oleh operator.
P2K3 Serta tata cara penunjukan ahli keselamatan kerja pasal 2 point 1 setiap tempat kerja dengan kriteria tertentu, pengusaha atau pengurus wajib membentuk P2K3
point 2 a. tempat kerja dimana pengusaha atau pengurus mempekerjakan 100 orang atau lebih pasal 3 Keanggotaan P2K3 terdiri dari unsur pengusaha dan pekerja yang susunannya terdiri dari ketua, sekertaris dan anggota. pasal 4 P2K3 mempunyai tugas memberikan saran dan pertimbangan baik diminta maupun tidak kepada pengusaha atau pengurus mengenai masalah keselamatan dan kesehatan kerja.
Kualifikasi dan syarat-syarat operator keran angkat pasal 10 point 1 operator dilarang meninggalkan tempat pelayanan selama keran angkat dioperasikan point 2 melakukan pengecekan dan pemantauan kondisi atau kemampuan kerja serta merawat keran angkat, alat alat pengaman dan alat-alat perlengkapan lainnya yang terkait dengan bekerjanya keran angkat yang dilayaninya.
Tata cara penunjukan kewajiban dan wewenang ahli keselamatan kerja pasal 3 untuk dapat ditunjuk sebagai ahli keselamatan dan kesehatan kerja harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1. Sarjana dengan pengalaman kerja sesuai dengan bidang keahliannya sekurang-kurangnya 2 tahun pasal 9 point 1 ahli keselamatan dan kesehatan kerja berkewajiban untuk membantu mengawasi pelaksanaan peraturan perundangan keselamatan dan kesehatan kerja sesuai dengan bidang yang ditentukan dalam keputusan penunjukannya.
Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja pasal 3 point 1 Setiap perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak seratus orang atau lebih dan atau mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses atau bahan produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti peledakan, kebakaran,
pasal 4 point 1 dalam penerapan sistem manajemen K3 sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 3, perusahaan wajib melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai berikut: a. menetapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dan menjamin komitmen terhadap penerapan sistem manajemen K3 b. merencanakan pemenuhan kebijakan, tujuan dan sasaran penerapan keselamatan dan kesehatan kerja. c. menerapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja secara efektif dengan mengembangkan kemampuan dan mekanisme pendukung yang diperlukan untuk mencapai kebijakan, tujuan dan sasaran keselamatan dan kesehatan kerja. d. mengukur, memantau dan mengevaluasi kinerja keselamatan dan kesehatan kerja serta melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan. e. meninjau secara teratur dan meningkatkan pelaksanaan sistem manajemen K3 secara berkesinambungan dengan tujuan meningkatkan kinerja keselamatan dan kesehatan kerja. pasal 5 point 1 untuk membuktikan penerapan sistem manajemen K3 sebagaimana dimaksud pasal 4, perusahaan dapat melakukan audit melalui badan audit yang ditunjuk oleh menteri.
Penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan bagi tenaga kerja dengan manfaat lebih baik daripada paket jaminan pemeliharaan kesehatan dasar Jaminan Sosial Tenaga Kerja pasal 1 perusahaan yang menyelenggarakan sendiri pemeliharaan kesehatan dapat dengan cara a. menyediakan sendiri atau bekerja sama dengan fasilitas pelayanan kesehatan (PPK)
Tatacara pelaporan dan pemeriksaan kesehatan pasal 2 point 1 pengurus atau pengusaha wajib melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi ditempat kerja yang dipimpinnya. pasal 3 kewajiban melaporkan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) berlaku bagi pengurus atau pengusaha yang telah dan belum mengikutsertakan pekerjaannya dalam program jaminan sosial tenaga kerja berdasarkan UU No 3 tahun 1992
kewajiban melaporkan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) berlaku bagi pengurus atau pengusaha yang telah dan belum mengikutsertakan pekerjaannya dalam program jaminan sosial tenaga kerja berdasarkan UU No 3 tahun 1992
pasal 4 point 1 pengurus atau pengusaha sebagaimana dimaksud pasal 3 wajib melaporkan secara tertulis kecelakaan kepada Kepala Kantor Departemen tenaga kerja setempat dalam waktu tidak lebih dari 2x24 jam (dua kali duapuluh empat ) jam terhitung sejak terjadinya kecelaka
Syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja lift untuk pengangkutan orang dan barang pasal 3 point 1 kapasitas angkut lift harus dicantumkan dan dipasang dalam kereta serta dinyatakan dalam jumlah orang dan atau jumlah bobot muatan yang diangkut dalam kilogram (Kg) pasal 4 point 1 bagian-bagian lift harus kuat, tidak cacat, aman dan memenuhi syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja pasal 6 point 6 setiap kamar mesin dilengkapi dengan alat pemadam api ringan jenis kering dengan kapasitas sekurangkurangnya 5 (lima) kg pasal 7 point 1 tali baja penarik bobot imbang dan governor harus kuat, luwes, tidak boleh terdapat sambungan dan semua utas tali seragam dari satu sumber yang sama. Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri Air Bersih Kualitas air bersih memenuhi syarat kesehatan yang meliputi persyaratan fisika,kimia, mikrobiologi dan radioaktif sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku Udara Ruangan Suhu : 18 - 28 ºC Kelembaban : 40 - 60 % Limbah - setiap perkantoran harus dilengkapi dengan tempat sampah dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air, dan mempunyai permukaan yang halus pada bagian dalamnya dan dilengkapi penutup
- sampah kering dan basah di tampung dalam tempat yang terpisah - tersedianya tempat penampungan sementara yang memenuhi syarat. Pencahayaan. Intenstitas minimal untuk ruang kantor 100 lux
Kebisingan Tingkat kebisingan maksimal ditempat kerja maksimal 85 dBA
Toilet Karyawan 1-25 : 1 karyawan 25-50 : 2 Karyawan 51 - 100 : 3
100% x 59 + 90% x 9 + 85% x 2 + 80% x 34 + 75% x 2 + 70% x 13 + 60% x 7 + 50 % x 2 +0% x9 137.00 =81,6 %
Form.P6.K3LM-02-01 E Edisi : 1 Revisi : 1
Status Kesesuaian Ya (100%)
Tidak (0%)
Keterangan
Sebagian
√
Kebijakan K3LM PT. Waskita Karya
80% 80% 80%
Induksi K3LM, Safety Morning, Papan Informasi
80%
√
Laporan awal kecelakaan (Laporan Tahap I)
70% 70% 70% 60% 60%
80%
Papan Informasi, Induksi K3LM
Papan Informasi, Induksi K3LM
√
Pendaftaran Jamsostek
√
No Pendaftaran SW 0684092005 / 16 September 2005
√
√
Laporan awal kecelakaan
√
Surat Keterangan Dokter
√
√ √ √
√
√
Bekerjasama dgn RS Atmajaya
Bekerjasama dgn RS Atmajaya
80%
Dibentuknya Unit K3LM
80%
Gab analisis
√
√
Surat Perjanjian Tidak akan mempekerjakan anak dibawah umur. 80%
√
Kebijakan K3LM
SMK3LM
80% √
√
√
Pembuatan P3K
√
√
√
√
80%
HIRARC
80%
Upah sesuai UMR
80%
IAL(Identifikasi Aspek Lingkungan)
80% 80% 80% 80% 80% √
diangkut setiap hari
√
Diberi tutup
60%
60%
70%
√
70%
√
√
Ijin ke Depnaker, Jamsostek dan Koordinasi keamanan
80%
√
Mengevaluasi HIRARC
Membentuk unit K3LM dan dicantumkan dalam 80%
√
HIRARC
Jamsostek, Depnaker, Kantor Pusat
90%
Pembuatan akses jalan
70%
Pembersihan oleh mandor
90%
Safety deck, safety net, surat edaran dilarang menjatuhkan benda ke bawah.
90%
railing
90%
Pengukuran kebisingan dan getaran secara
70%
Rambu, Papan Pengumuman
80%
bordes
80%
bordes
80%
80%
75%
rambu, police line
80%
railing
90%
pemotongan stek yang tidak terpakai
70%
safety harness
√
80%
√
√
√
80%
√
√
Instruksi Kerja
√
pemeriksaan dari jamsostek februari 2006, dari proyek Desember 2005
√
√
√
√
√
√
√
√ Bekerjasama dgn RS Atmajaya
√
80%
85%
60%
√
60%
80%
√
√
√
80%
√ 70%
√
Pemakaian Helm dan Sepatu
√
Check list
√
√
√
90%
√ 90%
80%
80%
CAR, Risalah Rapat
√
√
Kebijakan K3LM PT.Waskita Karya
√
HIRARC 75%
80% 70%
√
√
Bekerjasama dengan RS.Atmajaya
√
Laporan Awal Kecelakaan
√
√
√
Pencantuman Beban Maksimum dalam hoist
√
√
√
90%
air minum aqua, air pakai dari perusahaan penyedia air bersih
80%
Pengukuran secara berkala
90%
70%
Tempat sampah organik, non organik dan B3
70%
Pengukuran secara berkala
85%
Pengukuran secara berkala
50%
Jakarta, Juni 2006 Dibuat Oleh,
Devy F Unit K3LM
SASARAN DAN PROGRAM K3LM Proyek : Pembangunan Flyover Cengkareng. No.
Sasaran K3
1
Incidence Rate = 0
Program K3 1
Merevisi HIRARC untuk semua kegiatan proyek
2
Melakukuan sosialisasi / induksi K3 bagi seluruh personil, tamu maupun Subkontraktor Memeriksa kelengkapan K3 Subkontraktor sesuai dgn ceklist kelengkapan K3 Menyediakan rambu-rambu K3 sesuai dengan Kebutuhan Melaksanakan pengendalian sesuai rencana pengendalian terhadap potensi bahaya dan resiko. Melaksanakan sosialisasi dan pengarahan K3 kepada seluruh karyawan dan pekerja, antara lain ke Subkontraktor Melaksanakan Inspeksi harian K3 Melaksanakan Weekly dan Monthy Safety meeting secara rutin Segera melaksanakan Safety Meeting setelah terjadi accident atau incident Membersihkan dan merapikan Lingkungan kantor, lapangan dan Mess Mengusulkan 2 orang karyawan ke divisi untuk pelatihan K3LM Mengusulkan 2 orang karyawan ke divisi untuk pelatihan P3K Melakukan services berkala pada kendaraan milik proyek Memberikan identitas pada setiap barang yang ada di gudang Mendistribusikan IK Memberikan penerangan yang cukup pada tempat kerja Menyusun kabel dengan rapi di area kantor & proyek Menyediakan & memasang APAR Membuat cheklist untuk APAR, Kotak P3K,KM. Mengalokasikan barang sesuai jenisnya
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
27
Penyediaan APD Memasang & marawat railing pada tepi bangunan & area rawan Penguncian panel Memasang safety deck, safety net dan proteksi Mendistribusikan ijin kerja pada area berbahaya. Melakukan training ERP Monitoring dan supporting sehingga seluruh program K3 berjalan dengan baik. Melengkapi kebutuhan karyawan, seperti;meja, kursi, komputer, printer dll.
Penanggung Jawab
Waktu Pelaksanaan Mulai Selesai
Status Pelaksanaan
Kaloglat,Ka.Adkon,Kalap, Ka. P/K & Katek, Safety Officer Kaloglat,Ka.Adkon,Kalap, Ka. P/K & Katek, Safety Officer dan Security Ka Adkon
Januari
Januari
Closed
Awal proyek
Mei
Continue
Awal proyek
Januari
Closed
Ka. Loglat, Safety Officer Kalap, Safety Officer
Awal proyek Awal proyek
Mei Mei
Continue Continue
Kalap & Safety Officer
Awal proyek
Mei
Continue
Kalap & Safety Officer Kapro & Safety Officer Kapro,Kalap,Safety Officer
Januari Januari Januari
Mei Mei Mei
Continue Continue Continue
Kaloglat,Ka.Adkon,Kalap, Ka. P/K & Katek, Safety Officer Ka. P/ K Ka P/ K Ka. P/K Kaloglat Katek Kaloglat Kaloglat Kaloglat & SO Safety Officer Kaloglat
Januari
Mei
Continue
Januari Januari Januari Januari Januari Januari Januari
Januari Januari Mei Mei Januari Mei Mei
Januari Januari
Mei Mei
Closed Closed Continue Continue Closed Continue Continue Closed Continue Continue
Kaloglat Kalap & Safety Officer Kaloglat Safety Officer Safety Officer Ka. P/K Kapro
Januari Januari Januari Januari Januari
Mei Mei Mei Mei Mei
Januari
Mei
Continue Continue Continue Continue Continue Closed Continue
Ka. P/K
Januari
Mei
Continue
No.
2
Sasaran K3
Meningkatkan kesesuaian legal
Program K3
Melengkapi kebutuhan karyawan, seperti;meja, kursi, komputer, printer dll.
Penanggung Jawab
Waktu Pelaksanaan Mulai Selesai
Status Pelaksanaan
Ka. P/K Kaloglat Kaloglat Kaloglat Kaloglat Kaloglat
Januari Januari Januari Januari Januari Januari
Mei Mei Mei Mei Mei Mei
Continue Continue Continue Continue Continue Continue
Katek
Januari
Mei
Continue
Kalap Kalap & SO Kalap Kalap
Januari Januari Januari
Mei Januari Mei
Closed Continue Closed Continue
Kalap
Januari
Mei
Continue
Memelihara pagar pengaman disekeliling lubang Membantu dalam pengecekan scafollding dan cat walk Ikut memelihara kebersihan proyek yang ada di area kerja ataupun proyek.
Kalap & SO Kalap & SO Kalap & SO
Januari Januari Januari
Mei Mei Mei
Continue Continue Continue
43 44
Menyediakan tempat istirahat pekerja/bedeng yang memadai Ikut memelihara pagar sementara pada tepi construction joint lantai
Kalap & SO Kalap & SO
Januari Januari
Januari Januari
Closed Closed
45
Membantu dlm penyedian APD untuk pekerja & memantau pemakaiannya
Safety Officer
Januari
Mei
Continue
46
Melaksanakan Investigasi Kecelakaan accident/ incident dan mengurusnya
Safety Officer
Januari
Mei
Continue
28 29 30 31 32 33
Melengkapi kebutuhan rumah tangga proyek Pemberian status alat Pemeriksaan Peralatan sebelum beroperasi dan secara berkala Maintenance Alat berat dan ringan Menata dan Merapihkan gudang Alat dan kabel Membuat lock out - tag out untuk setiap peralatan dan perlengkapan di lingkungan proyek
34
Menyusun dan menempatkan Sampel Material ke almari yang representatif.
35 36 37 38
Sosialisasi metode kerja yang aman kepada Mandor Ikut memelihara rambu-rambu petunjuk area berbahaya Membantu dalam penyediaan jalan kerja yang aman Membantu dalam Pemeliharaan petunjuk jalan masuk dan keluar dan ke master area
39
Menginformasikan kepada pelaksana K3LM tentang area berbahaya dalam proyek
40 41 42
1
2 3 4 5
setiap
habis
terjadi
Melaksanakan pengurusan perijinan /pengesahan penggunaan Alat Berat / peralatan yang belum memiliki atau surat ijin pengesahan yang sudah tidak berlaku lagi ke pihak yang berwenang Mendata & mengadakan pelatihan yang diperlukan Meminta MSDS untuk setiap material khusus Melakukan pengukuran-pengukuran yang diperlukan Meminta SIO untuk setiap pekerja yang memerlukan keahlian khusus
6
Mempelajari peraturan dan menyesuaikan penerapannya
7
Mempelajari Peraturan tentang Instalasi Listrik
Ka. Loglat
Closed
Ka. P/K Loglat Safety Officer Ka. Loglat
Januari Januari Januari
Mei Mei Mei
Continue Continue Continue Closed
Kaloglat,Ka.Adkon,Kalap, Ka. P/K & Katek, Safety Officer Ka. Loglat
Januari
Mei
Continue
Januari
Januari
Closed
No.
3
Sasaran K3
Meningkatkan kesehatan karyawan
Program K3
Penanggung Jawab
8
Mempelajari Peraturan tentang peralatan safety untuk operator Alat berat
Ka. Loglat
1 2
Kaloglat,Ka.Adkon,Kalap, Ka. P/K & Katek, Merapihkan Lay out ruang kerja Melaksanakan Pemeriksaan kesehatan bagi karyawan & pekerja Ka. P/K & Safety Officer yang belum pernah diperiksa melalui kerjasama dgn Jamsostek Mengadakan kerjasama dengan pihak RS. Mintohardjo atau Ka. P/K & Safety Officer klinik Al-Afiat untuk program pemeriksaan dan pengobatan serta penanganan kecelakaan bagi karyawan & pekerja dan bekerjasama dengan Jamsostek Menyediakan Klinik kesehatan, paramedis, obat-obatan dan Ka. P/K & Safety Officer kelengkapannya. Ka. Loglat Membersihkan Gudang Alat dan Lingkungannya Ka. Loglat Memasang informasi tentang kebersihan dan kesehatan di Gudang Alat dan Lingkungannya
3
4 5 6 7
Membantu dalam pengawasan pada pekerja agar tidak buang air kecil sembarangan
8
Menentukan dan menyediakan tempat buang air kecil yang terjangkau pekerja Mengawasi pekerja dalam membuang sampah di area proyek Melakukan fogging.
9 10
Waktu Pelaksanaan Mulai Selesai
Status Pelaksanaan
Januari
Januari
Closed
Januari
Mei
Continue Closed
Januari
Mei
Continue
Januari
Mei
Continue
Januari Januari
Mei Mei
Continue Continue
Kalap
Januari
Mei
Continue
Kalap & Safety Officer
Januari
Mei
Continue
Kalap & Safety Officer Safety Officer
Januari Januari
Mei Mei
Continue Continue
Jakarta, Januari 2007 Dibuat oleh,
Kepala Proyek
MATRIKS RENCANA PEMANTAUAN & PENGUKURAN KINERJA K3LM NO
AKTIFITAS/KONDISI PERALATAN
PARAMETER PANTAU / UKUR
LOKASI
FREKUENSI
PENANGGUNG JAWAB
PROSEDUR/ IK
BUKTI KERJA
NO
AKTIFITAS/KONDISI PERALATAN
PARAMETER PANTAU / UKUR
LOKASI
FREKUENSI
PENANGGUNG JAWAB
PROSEDUR/ IK
BUKTI KERJA
Persero
Form.P6.K3LM-15-13
PT. Waskita Karya
Edisi : 1
Revisi : 0
PEMANTAUAN & PENGUKURAN SASARAN & PROGRAM K3LM BULAN APRIL Proyek : Shangri-La Hotel Condominium Periode : Januari s/d Mei 2007 Revisi Ke : 3 No.
Sasaran K3LM
1
Incidence Rate = 0
Program K3LM
Rencana Mulai Selesai
Realisasi Mulai Selesai
Januari
Januari
Januari
Januari
Closed
Mei
Awal proyek
April
Continue
Januari
Awal proyek
Januari
Close
Awal proyek Awal proyek
Mei Mei
Awal proyek Awal proyek
April April
Continue Continue
Awal proyek
Mei
Awal proyek
April
Continue
Januari Januari Januari
Mei Mei Mei
Januari Januari Januari
April April April
Continue Continue Standby
Januari
Mei
Januari
April
Continue
April April Januari April April
Close Close Continue Continue Close Continue Continue
1
Merevisi HIRARC untuk semua kegiatan proyek
2
Melakukuan sosialisasi / induksi K3LM bagi seluruh personil, tamu Awal proyek maupun Subkontraktor Awal proyek Memeriksa kelengkapan K3LM Subkontraktor sesuai dgn ceklist kelengkapan K3LM
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Menyediakan rambu-rambu K3LM sesuai dengan Kebutuhan Melaksanakan pengendalian sesuai rencana pengendalian terhadap potensi bahaya dan resiko. Melaksanakan sosialisasi dan pengarahan K3LM kepada seluruh karyawan dan pekerja, antara lain ke Subkontraktor Melaksanakan Inspeksi harian K3LM Melaksanakan Weekly dan Monthy Safety meeting secara rutin Segera melaksanakan Safety Meeting setelah terjadi accident atau incident Membersihkan dan merapikan Lingkungan kantor, lapangan dan Mess Mengusulkan 2 orang karyawan ke divisi untuk pelatihan K3LM Mengusulkan 2 orang karyawan ke divisi untuk pelatihan P3K Melakukan services berkala pada kendaraan milik proyek Memberikan identitas pada setiap barang yang ada di gudang Mendistribusikan IK Memberikan penerangan yang cukup pada tempat kerja Menyusun kabel dengan rapi di area kantor & proyek
Januari Januari Januari Januari Januari
Mei Mei Januari Mei Mei
Januari Januari Januari Januari Januari
Status Pencap. Sasaran
Tindak Lanjut
No.
Rencana Mulai Selesai
Realisasi Mulai Selesai
Menyediakan & memasang APAR Membuat cheklist untuk APAR, Kotak P3K,KM. Mengalokasikan barang sesuai jenisnya
Januari Januari Januari
Mei Mei Mei
Januari Januari Januari
April April April
Continue Continue Continue
Penyediaan APD Memasang & marawat railing pada tepi bangunan & area rawan Penguncian panel Memasang safety deck, safety net dan proteksi Mendistribusikan ijin kerja pada area berbahaya. Melakukan training ERP Monitoring dan supporting sehingga seluruh program K3 berjalan dengan baik.
Januari Januari Januari Januari Januari
Mei Mei Mei Mei Mei
Januari Januari Januari Januari Januari
April April April April April
Januari
Mei
Januari
April
Continue Continue Continue Continue Continue Close Continue
27
Melengkapi kebutuhan karyawan, seperti;meja, kursi, komputer, printer dll.
Januari
Mei
Januari
April
Continue
28 29 30 31 32 33
Melengkapi kebutuhan rumah tangga proyek Pemberian status alat Pemeriksaan Peralatan sebelum beroperasi dan secara berkala Maintenance Alat berat dan ringan Menata dan Merapihkan gudang Alat dan kabel Membuat lock out - tag out untuk setiap peralatan dan perlengkapan di lingkungan proyek
Januari Januari Januari Januari Januari Januari
Mei Mei Mei Mei Mei Mei
Januari Januari Januari Januari Januari Januari
April April April April April April
Continue Continue Continue Continue Continue Continue
34
Menyusun dan menempatkan Sampel Material ke almari yang representatif.
Januari
Mei
Januari
April
Continue
35 36 37 38
Sosialisasi metode kerja yang aman kepada Mandor Ikut memelihara rambu-rambu petunjuk area berbahaya Membantu dalam penyediaan jalan kerja yang aman Membantu dalam Pemeliharaan petunjuk jalan masuk dan keluar dan ke master area
Januari Januari Januari Januari
Mei Mei Mei Mei
Januari Januari Januari Januari
April April April April
Continue Continue Continue Continue
39
Menginformasikan kepada pelaksana K3LM tentang area berbahaya dalam proyek
Januari
Mei
Januari
April
Continue
40 41 42
Memelihara pagar pengaman disekeliling lubang Membantu dalam pengecekan scafollding dan cat walk Ikut memelihara kebersihan proyek yang ada di area kerja ataupun proyek.
Januari Januari Januari
Mei Mei Mei
Januari Januari Januari
April April April
Continue Continue Continue
43 44
Menyediakan tempat istirahat pekerja/bedeng yang memadai Ikut memelihara pagar sementara pada tepi construction joint lantai
Januari Januari
Mei Mei
Januari Januari
April April
Continue Continue
Sasaran K3LM
Program K3LM 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Status Pencap. Sasaran
Tindak Lanjut
No.
2
Sasaran K3LM
Meningkatkan kesesuaian legal
Program K3LM 45
Membantu dlm penyedian APD untuk pekerja & memantau pemakaiannya
46
Melaksanakan Investigasi Kecelakaan accident/ incident dan mengurusnya
1
2 3 4 5
3
Meningkatkan kesehatan karyawan
setiap
habis
terjadi
Melaksanakan pengurusan perijinan /pengesahan penggunaan Alat Berat / peralatan yang belum memiliki atau surat ijin pengesahan yang sudah tidak berlaku lagi ke pihak yang berwenang Mendata & mengadakan pelatihan yang diperlukan Meminta MSDS untuk setiap material khusus Melakukan pengukuran-pengukuran yang diperlukan Meminta SIO untuk setiap pekerja yang memerlukan keahlian khusus
Rencana Mulai Selesai
Realisasi Mulai Selesai
Status Pencap. Sasaran
Januari
Mei
Januari
April
Continue
Januari
Mei
Januari
April
Continue
Close
Awal proyek Januari Januari
Mei Mei Mei
Awal proyek Januari Januari
April April April
Continue Continue Continue Close
6
Mempelajari peraturan dan menyesuaikan penerapannya
Januari
Mei
Januari
April
Continue
7 8
Mempelajari Peraturan tentang Instalasi Listrik
Januari Januari
Januari Januari
Januari Januari
Januari Januari
Close Close
1 2
Merapihkan Lay out ruang kerja Melaksanakan Pemeriksaan kesehatan bagi karyawan & pekerja yang belum pernah diperiksa melalui kerjasama dgn Jamsostek Mengadakan kerjasama dengan pihak RS. Mintohardjo atau klinik Al-Afiat untuk program pemeriksaan dan pengobatan serta penanganan kecelakaan bagi karyawan & pekerja dan bekerjasama dengan Jamsostek Menyediakan Klinik kesehatan, paramedis, obat-obatan dan kelengkapannya. Membersihkan Gudang Alat dan Lingkungannya Memasang informasi tentang kebersihan dan kesehatan di Gudang Alat dan Lingkungannya
Januari
Mei
Januari
April
Continue
Januari
Mei
Januari
April
Close Continue
Januari
Mei
Januari
April
Continue
Januari Januari
Mei Mei
Januari Januari
April April
Continue Continue
Membantu dalam pengawasan pada pekerja agar tidak buang air kecil sembarangan
Januari
Mei
Januari
April
Continue
3
4 5 6 7
Mempelajari Peraturan tentang peralatan safety untuk operator Alat berat
Tindak Lanjut
No.
Sasaran K3LM
Program K3LM 8 9 10
Menentukan dan menyediakan tempat buang air kecil yang terjangkau pekerja Mengawasi pekerja dalam membuang sampah di area proyek Melakukan fogging.
Rencana Mulai Selesai
Realisasi Mulai Selesai
Status Pencap. Sasaran
Januari
Mei
Januari
April
Continue
Januari Januari
Mei Mei
Januari Januari
April April
Continue Continue
Tindak Lanjut
Status Pelaksanaan Closed Continue Closed Continue Continue Continue Continue Continue Continue Continue Open Open Continue Continue Closed Continue Continue
Status Pelaksanaan Closed Continue Continue Continue Continue Continue Continue Continue Closed Continue Continue Continue Continue Continue Continue Continue Continue Continue Continue Continue Continue Continue Continue Continue Continue Continue Continue Continue
Status Pelaksanaan Continue Continue
Closed
Continue Continue Continue Closed Continue Closed Closed
Continue Closed Continue
Continue Continue Continue Continue
Status Pelaksanaan Continue Continue Continue
Revisi : 3
RENCANA DETAIL SASARAN & PROGRAM MANAJEMEN K3 Proyek Pembangunan Flyover Cengkareng Bagian
: Kalap
Penanggungjawab
: Ir. Winursito Adi
Tahun
: 2007
No
SASARAN
Januari I II III IV
WAKTU PELAKSANAAN Februari Maret April I II III IV I II III IV I II III IV
I
Mei II III IV
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
Kalap
Keterangan Status Pelaksanaan Continue
2. Sosialisasi metode kerja yang aman R kepada Mandor
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
Kalap
Close
3. Sosialiasi dan mengawasi penggunaan APD yang memadai dan sesuai pekerjaan
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
Kalap
Continue
4. Membantu memelihara railing-railing yang terdapat pada area proyek.
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
Kalap
Continue
5. Ikut memelihara rambu-rambu petunjuk R area berbahaya
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
Kalap
Continue
Kalap
Close
Kalap
Continue
Kalap
Close
Kalap
Continue
RENCANA TINDAKAN 1. Inspeksi K3LM harian
6. Membantu dalam kerja yang aman
1.
Incidence Rate = 0
penyediaan
jalan R
7. Membantu dalam Pemeliharaan R petunjuk jalan masuk dan keluar dan ke master area
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
8. Menginformasikan kepada pelaksana K3LM tentang area berbahaya dalam proyek 9. Memelihara pagar disekeliling lubang
pengaman R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
Pelaksana
1.
Incidence Rate = 0
No
SASARAN
2.
Meningkatkan kesesuaian Legal
RENCANA TINDAKAN Januari Memelihara pagar pengaman I II III IV disekeliling lubang
Meningkatkan kesehatan karyawan
Pelaksana
Keterangan Status Pelaksanaan
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
Kalap
Continue
11. Ikut memelihara kebersihan proyek yang ada di area kerja ataupun proyek.
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
Kalap
Continue
12. Menyediakan tempat istirahat R pekerja/bedeng yang memadai
R
R
R
Kalap
Close
13. Ikut memelihara pagar sementara pada tepi construction joint lantai
R
R
R
Kalap
Close
Kalap
Close
Kalap
Continue
Kalap
Close
Kalap
Continue
1. Sosialisasi mengenai perundang-undangan K3
R
peraturan R S R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
2. Menentukan tempat buang air kecil R yang terjangkau pekerja S 3. Mengawasi pekerja dalam membuang sampah di area proyek
KETERANGAN
I
Mei II III IV
10. Membantu dalam pengecekan scafollding dan cat walk
1. Membantu dalam pengawasan pada pekerja agar tidak buang air kecil sembarangan 3.
WAKTU PELAKSANAAN Februari Maret April I II III IV I II III IV I II III IV
R
Rencana program
S
Pelaksanaan sesuai dengan rencana
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
Jakarta, September 2009
Persero PT.WASKITA KARYA Proyek Shangri-La Hotel Condominium, Jakarta
Form.P6. K3LM-03-03 Edisi : 1 Revisi : 0 Revisi : 3
RENCANA DETAIL SASARAN & PROGRAM MANAJEMEN K3LM P.T. WASKITA KARYA (Persero) Bagian
: Safety Officer
Penanggungjawab
: Wiyono
Tahun
: 2007
No
SASARAN
RENCANA TINDAKAN 1. Merevisi Rencana K3LM
Januari I II III IV
WAKTU PELAKSANAAN Februari Maret April I II III IV I II III IV I II III IV
I
Mei II III IV
Pelaksana Safety Officer
R
Keterangan Status Pelaksanaan Close
S 2. Membantu dlm penyedian APD untuk pekerja & memantau pemakaiannya
R
R
R
R
S
S
S
S
3. Melaksanakan sosialisasi & pengarahan K3LM kepada seluruh karyawan & pekerja antara lain Program safety morning, induksi dll 4. Melaksanakan Inspeksi K3LM & merangkum hasil inspeksi yang dilakukan personil lain.
1.
Incidence Rate = 0
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
Safety Officer
Continue
Safety Officer
Close
S R
R
R
R
S
S
S
S
R
R
R
S
S
S
R
R
R
S
S
S
5. Melaksanakan Investigasi Kecelakaan setiap habis terjadi accident/ incident R dan mengurusnya S 6. Melaksanakan pengendalian sesuai R rencana pengendalian thdp potensi bahaya dan risiko (Safety deck, Safety S net, Proteksi, APD dll)
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
Safety Officer
Continue
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
Safety Officer
Continue
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
Safety Officer
Continue
1.
Incidence Rate = 0
No
SASARAN
RENCANA TINDAKAN
Januari I II III IV
7. Meeting mingguan /Rapat Koordinasi R K3LM rutin
R
R
R
S
S
S
S
R
R
R
S
S
S
R
R
R
R
S
S
S
S
R
R
R
R
S
S
S
S
R
R
R
R
S
S
S
S
8. Memelihara & merapikan lingkungan kantor, lapangan, mess & bedeng R pekerja S 9. Memasang & merawat rambu-rambu K3LM di area proyek
2.
Meningkatkan kesesuaian Legal
1. Mempelajari peraturan & penyesuaian penerapannya
1. Menyediakan perlengkapan P3K
2. Menyediakan tempat kencing sementara 3.
I
Mei II III IV
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
Safety Officer
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
Safety Officer
Continue
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
Safety Officer
Continue
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
Safety Officer
Continue
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
Safety Officer
Continue
Safety Officer
Close
Safety Officer
Continue
R
Meningkatkan kesehatan karyawan
Keterangan Status Pelaksanaan Continue
WAKTU PELAKSANAAN Februari Maret April I II III IV I II III IV I II III IV
Pelaksana
S 3. Melakukan fogging di area proyek
KETERANGAN
R
Rencana program
S
Pelaksanaan sesuai dengan rencana
T
Belum ada pelaksanaan
P
Masih dalam pelaksanaan
R
R
S
S
R
R
R
Jakarta, Januari 2007 Dibuat oleh,
R
R
R
R
R
Disetujui oleh :
No
SASARAN
RENCANA TINDAKAN
Januari I II III IV
WAKTU PELAKSANAAN Februari Maret April I II III IV I II III IV I II III IV (Wiyono) Safety Officer
I
Pelaksana Mei II III IV (Ir. Ghozy Perdana) Kepala Proyek
Keterangan Status Pelaksanaan
PT.PP (Persero) dan PT WASKITA (Persero) KSO RENCANA DETAIL SASARAN & PROGRAM MANAJEMEN K3 Proyek Pembangunan Flyover Cengkareng No
SASARAN
RENCANA TINDAKAN 1 1. Merevisi Rencana K3LM
2
3
4
5
6
7
WAKTU PELAKSANAAN bulan ke : 8 9 10
Katek
Keterangan Status Pelaksanaan Close
Katek
Close
Katek
Close
Katek
Continue
Katek
Continue
Katek
Continue
Katek
Continue
Pelaksana 11
12
13
14
15
16
17
R S
2. Melaksanakan sosialisasi dan pengarahan K3LM kepada seluruh staf teknik.
1.
Incidence Rate = 0
R S
3. Melengkapi APD yang sesuai untuk staf teknik yang ke lapangan.
R S
4. Menyusun dan menempatkan Sampel Material ke almari yang representatif.
5. Menginformasikan Jadwal kerja pada petugas K3LM
2.
Meningkatkan kesesuaian Legal
1. Mempelajari peraturan menyesuaikan penerapannya
dan
1. Memelihara kebersihan pada area kerja. 3.
Meningkatkan kesehatan karyawan
KETERANGAN
R S
Rencana program Pelaksanaan sesuai dengan rencana
R
R
R
R
S
S
S
S
R
R
R
R
S
S
S
S
R
R
R
R
S
S
S
S
R
R
R
R
S
S
S
S
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
PT.PP (Persero) dan PT WASKITA (Persero) KSO RENCANA DETAIL SASARAN & PROGRAM MANAJEMEN K3 Proyek Pembangunan Flyover Cengkareng No
SASARAN
RENCANA TINDAKAN 1. Memeriksa kelengkapan K3LM Subkontraktor sesuai dengan Cek list kelengkapan K3LM di Kantor Sub Kont. 2. Merevisi Rencana K3LM
1.
Incidence Rate = 0
1
2
3
4
R
R
R
R
S
S
S
S
5
6
WAKTU PELAKSANAAN BULAN KE : 7 8 9 10 11
SEKRETARIS
Keterangan Status Pelaksanaan Continue
SEKRETARIS
Close
SEKRETARIS
Close
SEKRETARIS
Close
SEKRETARIS
Continue
SEKRETARIS
Continue
Pelaksana 12
13
14
15
16
17
R S
sosialisasi dan 3. Melaksanakan pengarahan K3 kepada seluruh staf adkon.
R S
4. Melakukan sosialisasi K3 kepada Subkontraktor proyek
R S
2.
3.
Meningkatkan kesesuaian Legal Meningkatkan kesehatan karyawan
KETERANGAN
peraturan 1. Mempelajari menyesuaikan penerapannya
dan
1. Memelihara kebersihan pada area kerja.
R S
Rencana program Pelaksanaan sesuai dengan rencana
R
R
R
R
S
S
S
S
R
R
R
R
S
S
S
S
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
SEKRETARIS
PT.PP (Persero) dan PT WASKITA (Persero) KSO RENCANA DETAIL SASARAN & PROGRAM MANAJEMEN K3 Proyek Pembangunan Flyover Cengkareng No
1.
2.
1
2
3
4
5
6
WAKTU PELAKSANAAN BULAN KE : 7 8 9 10 11
12
13
14
15
16
17
1. Pemberian status alat
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
Kaloglat
Keterangan Status Pelaksanaan Continue
2. Pemeriksaan Peralatan sebelum beroperasi dan secara berkala
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
Kaloglat
Continue
3. Maintenance Alat berat dan ringan
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
Kaloglat
Continue
4. Menata dan Merapihkan gudang Alat
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
Kaloglat
Continue
5. Menata dan merapihkan Panel dan kabel listrik Sementara
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
Kaloglat
Continue
6. Menata dan merapihkan gudang kabel
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
Kaloglat
Continue
7. Menyediakan APD yang sesuai dengan Kebutuhannya
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
Kaloglat
Continue
8. Membuat lock out - tag out untuk setiap peralatan dan perlengkapan di lingkungan proyek
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
Kaloglat
Continue
1. Mempelajari Peraturan tentang Pemakaian alat Angkut dan angkat
R
R
Kaloglat
Close
2. Mempelajari Peraturan tentang Instalasi
R
R
Kaloglat
Close
R
R
Kaloglat
Close
R
R
Kaloglat
Continue
Kaloglat
Close
SASARAN
Incidence Rate = 0
Meningkatkan kesesuaian Legal
RENCANA TINDAKAN
Listrik
3. Mempelajari Peraturan tentang peralatan safety untuk operator Alat berat
1. Membersihkan Gudang Alat dan Lingkungannya 3.
Meningkatkan kesehatan karyawan
KETERANGAN
2. Memasang informasi tentang kebersihan dan kesehatan di Gudang Alat dan Lingkungannya R S
Rencana program Pelaksanaan sesuai dengan rencana
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
Pelaksana
R
R
R
R
R
R
PT.PP (Persero) dan PT WASKITA (Persero) KSO RENCANA DETAIL SASARAN & PROGRAM MANAJEMEN K3 Proyek Pembangunan Flyover Cengkareng No
SASARAN
RENCANA TINDAKAN 1 1. Merevisi Rencana K3
2
3
4
5
6
7
WAKTU PELAKSANAAN BULAN KE : 8 9 10
DPM
Keterangan Status Pelaksanaan Close
DPM
Close
DPM
Continue
DPM
Continue
DPM
Continue
DPM
Continue
DPM
Continue
DPM
Continue
DPM
Continue
Pelaksana 11
12
13
14
15
16
17
R S
2. Melaksanakan sosialisasi dan pengarahan K3 kepada seluruh staf P/K.
R S
3. Membersihkan dan Lingkungan kerjanya.
merapikan
R
R
R
R
S
S
S
S
R
R
R
R
S
S
S
S
R
R
R
R
S
S
S
S
R
R
R
R
S
S
S
S
R
R
R
R
S
S
S
S
R
R
R
R
S
S
S
S
R
R
R
R
S
S
S
S
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
4. Mengusulkan 2 orang karyawan ke Divisi untuk diikutkan kedalam pelatihan K3 1.
Incidence Rate = 0
5. Mengusulkan 2 orang karyawan ke Divisi untuk diikutkan kedalam pelatihan P3K 6. Penyediaan Obat-obatan dan peralatan P3K untuk lingkungan proyek. 8. Melengkapi kebutuhan karyawan, seperti;meja, kursi, komputer, printer dll. 9. Melengkapi kebutuhan rumah tangga proyek dan merawat kendaraan operasional
2.
3.
Meningkatkan kesesuaian Legal
Meningkatkan kesehatan karyawan
1. Mempelajari peraturan & menyesuaikan penerapannya 1. Mengadakan kerjasama dengan pihak RS. Mintoharjo untuk program pemeriksaan dan pengobatan serta penanganan kecelakaan bagi karyawan & pekerja. 2. Menyediakan Klinik kesehatan , paramedis dan kelengkapannya dilapangan .
KETERANGAN
R
Rencana program
S
Pelaksanaan sesuai dengan rencana
dpm
PT.PP (Persero) dan PT WASKITA (Persero) KSO RENCANA DETAIL SASARAN & PROGRAM K3 Proyek Pembangunan Flyover Cengkareng. No
SASARAN
RENCANA TINDAKAN 1 1. Melakukan sosialisasi K3 kepada seluruh
2
3
4
5
WAKTU PELAKSANAAN BULAN KE : 6 7 8 9 10 11
12 13 14 15
16
2. Melakukan inspeksi K3 Mingguan dan Bulanan.
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
3. Melakukan sosialisasi K3 kepada Sub Kontraktor dan Supplier proyek
PM
PM
Continue
PM
Close
PM
Continue
PM
Standby
PM
Continue
PM
Continue
PM
Continue
17
R
pegawai proyek saat weekly meeting
Keterangan Status Pelaksanaan Continue
Pelaksana
R S
1.
Incidence Rate = 0
4. Melaksanakan Weekly dan Monthly Safety Meeting secara rutin. 5. Segera melaksanakan Safety Meeting setelah terjadi accident atau insident 6. Monitoring dan supporting sehingga seluruh program K3 berjalan dengan baik.
2.
3.
Meningkatkan kesesuaian Legal Meningkatkan kesehatan karyawan
KETERANGAN
1. Mempelajari peraturan menyesuaikan penerapannya
dan
1. Merapihkan Lay out ruang kerja
R S T P
Rencana program Pelaksanaan sesuai dengan rencana Belum ada pelaksanaan Masih dalam pelaksanaan
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
R
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
Dibuat oleh,
(
)