Laporan Keuangan Konsolidasi Beserta Laporan Auditor Independen Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2007 dan 2006
PT MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
PT MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI BESERTA LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2007 DAN 2006
Daftar Isi Halaman Laporan Auditor Independen Neraca Konsolidasi …………………………………………………………………………………….….
1-3
Laporan Laba Rugi Konsolidasi ………………………………………………………………………….
4
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi …………………………………………………..……………
5
Laporan Arus Kas Konsolidasi ……………………………………………………………………………
6-7
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi ………………………………………………………….
8-57
***************************
Laporan Auditor Independen
Laporan No. RPC-8306 Pemegang Saham dan Dewan Komisaris dan Direksi PT Matahari Putra Prima Tbk Kami telah mengaudit neraca konsolidasi PT Matahari Putra Prima Tbk dan Anak Perusahaan (“Perusahaan”) tanggal 31 Desember 2007 dan 2006, serta laporan laba rugi konsolidasi, laporan perubahan ekuitas konsolidasi dan laporan arus kas konsolidasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen Perusahaan. Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami. Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat. Menurut pendapat kami, laporan keuangan konsolidasi tersebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT Matahari Putra Prima Tbk dan Anak Perusahaan tanggal 31 Desember 2007 dan 2006, hasil usaha dan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
Purwantono, Sarwoko & Sandjaja
Drs. Hari Purwantono Izin Akuntan Publik No. 98.1.0065 27 Februari 2008
PT MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 Desember 2007 dan 2006 (Disajikan dalam jutaan rupiah Indonesia, kecuali data saham)
Catatan
2007
2006
AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas Investasi jangka pendek Piutang Usaha Lain-lain - bersih Persediaan Pajak dibayar di muka Biaya dibayar di muka Aktiva lancar lainnya
2c,2q,3,31 2d,2q,4, 7,31,33 2e,5 7,37 2f,6 2g,2k,7 7
Jumlah Aktiva Lancar AKTIVA TIDAK LANCAR Piutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa - bersih Aktiva pajak tangguhan - bersih Investasi pada perusahaan asosiasi Investasi jangka panjang lainnya Aktiva tetap
2e,7,37 2s,16 2d,7,8 2d,2q, 7,9,31,33 2h,2j,7,10, 19,20,33
Nilai tercatat Akumulasi penyusutan Penyisihan kerugian nilai aktiva tetap
2.763.702
1.230.858
377.083
74.754
96.254 131.487 906.377 18.235 95.949 37.368
110.260 98.981 790.945 30.539 87.872 35.476
4.426.455
2.459.685
18.881 4.037 51.591
36.300 2.172 45.763
222.143
4.256
3.115.181 (1.393.685) (24.897)
3.284.093 (1.254.068) (24.897)
1.696.599 1.030.473 373.739 303.996
2.005.128 351.538 348.372 514.268
275.556
280.959
Jumlah Aktiva Tidak Lancar
3.977.015
3.588.756
JUMLAH AKTIVA
8.403.470
6.048.441
Bersih Uang muka sewa Sewa jangka panjang - bersih Uang muka pembelian aktiva tetap Aktiva tidak lancar lainnya - bersih
7,11,33 2k,7,12 7,13,33 2h,2j,2l, 7,33
Catatan atas laporan keuangan konsolidasi terlampir merupakan bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
1
PT MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI (lanjutan) 31 Desember 2007 dan 2006 (Disajikan dalam jutaan rupiah Indonesia, kecuali data saham)
Catatan
2007
2006
KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEWAJIBAN KEWAJIBAN LANCAR Hutang Usaha Lain-lain Hutang pajak Beban masih harus dibayar Hutang jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun: Hutang bank Hutang obligasi - bersih Hutang kepada non-lembaga keuangan Kewajiban sewa guna usaha Laba ditangguhkan atas transaksi penjualan dan penyewaan aktiva yang jatuh tempo dalam satu tahun
14 2q,4,15,31,33 16 2t,17,30,37
966.974 393.851 50.344 386.522
631.083 112.420 62.792 289.704
19 1b,2m,2n,20
116.991 -
15.600 393.745
2k,2q,21,31 2h
11.913 96
11.887 88
1c,2i,10,33
42.715
-
1.969.406
1.517.319
4.927 13.030 1.366.081
2.159 13.013 1.290.053
19 1b,2m,20
730.909 445.144
353.900 441.634
2k,2q,21,31 2h 2r,22
29.042 96 12.358
15.309 193 52.351
1c,2i,10,33 2q,2t,30,31
379.567 148.882
134.812
3.130.036
2.303.424
58.861
62.108
5.158.303
3.882.851
Jumlah Kewajiban Lancar KEWAJIBAN TIDAK LANCAR Hutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa Kewajiban pajak tangguhan - bersih Hutang notes - bersih Hutang jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun: Hutang bank Hutang obligasi - bersih Hutang kepada non-lembaga keuangan Kewajiban sewa guna usaha Kewajiban kontrak opsi/swap Laba ditangguhkan atas transaksi penjualan dan penyewaan aktiva - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun Kewajiban tidak lancar lainnya
7,37 2s,16 2m,2q,18,31
Jumlah Kewajiban Tidak Lancar HAK MINORITAS
2b
Jumlah Kewajiban
Catatan atas laporan keuangan konsolidasi terlampir merupakan bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
2
PT MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI (lanjutan) 31 Desember 2007 dan 2006 (Disajikan dalam jutaan rupiah Indonesia, kecuali data saham)
Catatan EKUITAS Modal saham - Rp500 per saham Modal dasar - 10.800.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh 4.711.922.000 saham untuk tahun 2007 dan 2.705.994.000 saham untuk tahun 2006 Tambahan modal disetor - bersih Selisih transaksi perubahan ekuitas Anak Perusahaan - bersih Selisih penilaian kembali aktiva tetap Saldo laba Telah ditentukan penggunaannya Belum ditentukan penggunaannya Modal saham diperoleh kembali
1b,23 2o,24 2b,9,33 2h 32 2o,23
2007
2.355.961 (21.198) (40.808) 120 16.000 1.058.328 (123.236)
2006
1.352.997 (6.356) 989 120 14.000 927.076 (123.236)
Ekuitas - Bersih
3.245.167
2.165.590
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
8.403.470
6.048.441
Catatan atas laporan keuangan konsolidasi terlampir merupakan bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
3
PT MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 (Disajikan dalam jutaan rupiah Indonesia, kecuali data saham)
Catatan PENJUALAN BERSIH BEBAN POKOK PENJUALAN
9.768.075
8.487.654
2f,2h,2p, 10,26
7.188.981
6.177.367
2.579.094
2.310.287
671.640
578.029
1.499.446
1.330.891
2.171.086
1.908.920
408.008
401.367
3,4,7,17, 18,19,20,29
(211.685)
(176.669)
2b,2q,2r,22 2d,2h,4,10
(3.454) 12.510
(50.944) 15.914
(202.629)
(211.699)
2p,7 2k,27,33 2h,2l,2t, 10,19,28,30
Jumlah Beban Usaha LABA USAHA PENGHASILAN (BEBAN) LAIN LAIN Beban bunga dan pendanaan lainnya - bersih Rugi bersih selisih kurs - setelah dikurangi laba (rugi) atas perubahan nilai wajar swap valuta asing/opsi Lain-lain - bersih Beban Lain-lain - Bersih BAGIAN ATAS LABA BERSIH PERUSAHAAN ASOSIASI - Bersih
2d,8
LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN Tahun berjalan Tangguhan
2006
2p,25
LABA KOTOR BEBAN USAHA Beban penjualan Beban umum dan administrasi
2007
8.328
6.062
213.707
195.730
(38.611) 1.848
(35.495) (2.724)
(36.763)
(38.219)
2s,16
Bersih LABA SEBELUM HAK MINORITAS HAK MINORITAS ATAS RUGI BERSIH ANAK PERUSAHAAN
2b
LABA BERSIH LABA BERSIH PER SAHAM
2v
176.944
157.511
3.247
2.985
180.191
160.496
41
55
Catatan atas laporan keuangan konsolidasi terlampir merupakan bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
4
PT MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASI Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 (Disajikan dalam jutaan rupiah Indonesia)
Catatan Saldo, 1 Januari 2006 Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 31 Maret 2006: Deklarasi dividen tunai - bersih dari pembelian kembali saham Pembentukan cadangan umum Selisih transaksi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan
Tambahan Modal Disetor Bersih
Modal Saham 1.352.997
2b
Saldo, 31 Desember 2006
Belum Ditentukan Penggunaannya
Modal Saham Diperoleh Kembali (123.236)
312
120
12.000
831.265
(62.685) (2.000)
Ekuitas - Bersih 2.067.102
-
-
2.000
-
-
677
-
-
-
-
677
-
-
-
-
-
160.496
-
160.496
989
120
14.000
927.076
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
(14.842)
-
-
2.000
-
(46.939) -
-
-
-
-
(41.797)
-
-
180.191
-
180.191
120
16.000
1.058.328
1.352.997
1.002.964
Beban emisi saham atas penerbitan saham baru di atas
24
-
Saldo, 31 Desember 2007
Telah Ditentukan Penggunaannya
-
23
Laba bersih
Saldo Laba
-
Penerbitan saham baru dari Penawaran Umum Terbatas IV kepada pemegang saham dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sejumlah 2.005.928.000 saham
Selisih transaksi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan
(6.356)
Selisih Penilaian Kembali Aktiva Tetap
32
Laba bersih
Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 27 April 2007: Deklarasi dividen tunai - bersih dari pembelian kembali saham Pembentukan cadangan umum
Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan Bersih
(6.356)
(14.842)
-
(123.236)
(62.685) -
2.165.590
1.002.964
32
2b
-
-
-
-
-
-
2.355.961
(21.198)
(41.797) (40.808)
(46.939) (2.000)
Catatan atas laporan keuangan konsolidasi terlampir merupakan bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
5
(123.236)
3.245.167
PT MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 (Disajikan dalam jutaan rupiah Indonesia) Catatan ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari penjualan Pengeluaran kas selama tahun berjalan untuk: Pembelian persediaan Gaji dan upah Sewa - bersih Beban penjualan lainnya
2007
2006
9.782.081
8.417.113
(6.996.189) (662.453) (501.950) (131.246)
(6.205.196) (591.582) (531.144) (130.817)
Kas yang dihasilkan dari operasi Pajak Penghasilan Perusahaan Beban lainnya - bersih
1.490.243 (45.815) (176.842)
958.374 (42.265) (411.214)
Kas Bersih yang Diperoleh dari Aktivitas Operasi
1.267.586
504.895
771.562
-
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Hasil penjualan program restrukturisasi aktiva Penambahan hutang lain-lain atas penerimaan dana escrow Hasil penjualan investasi jangka pendek Hasil penjualan aktiva tetap Hasil klaim asuransi Penambahan uang muka sewa Penempatan deposito berjangka/dana escrow Penambahan uang muka pembelian aktiva tetap Penambahan aktiva tetap Penambahan investasi jangka pendek Penambahan aktiva tidak lancar lainnya
10
10
Kas Bersih yang Digunakan untuk Aktivitas Investasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan Penawaran Umum Terbatas IV kepada para pemegang saham dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu - bersih Penambahan (pengurangan) hutang bank - bersih Penambahan (pengurangan) hutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa Pembayaran kembali obligasi Beban bunga dan pendanaan lainnya - bersih Pembayaran dividen tunai oleh Perusahaan Pengurangan hutang jangka panjang Pembayaran cicilan - sewa guna usaha Penerimaan dari penerbitan notes - setelah dikurangi diskonto dan beban emisi
32
Kas Bersih yang Diperoleh dari Aktivitas Pendanaan KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS
262.175 126.850 11.073 3.611 (891.807) (262.175) (251.827) (120.231) (108.116) (38.022)
62.656 3.696 (282.130) (249.766) (212.171) (42.582) (73.107)
(496.907)
(793.404)
988.122 478.400
(20.714)
2.768 (450.000) (205.783) (46.939) (4.314) (89)
(3.267) (177.323) (62.685) -
-
1.285.010
762.165
1.021.021
1.532.844
732.512
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN
3
1.230.858
498.346
KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN
3
2.763.702
1.230.858
Catatan atas laporan keuangan konsolidasi terlampir merupakan bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
6
PT MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI (lanjutan) Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 (Disajikan dalam jutaan rupiah Indonesia)
Catatan
2007
2006
Informasi tambahan laporan arus kas: Aktivitas yang tidak mempengaruhi arus kas Reklasifikasi uang muka pembelian aktiva tetap ke aktiva tetap Penyertaan pada unit LMIR Trust melalui penjualan aktiva Reklasifikasi aktiva tidak lancar lainnya ke aktiva lancar Reklasifikasi uang muka sewa ke sewa jangka panjang – bersih Reklasifikasi aktiva tidak lancar lainnya ke aktiva tetap Konversi hutang bank jangka pendek ke hutang bank jangka panjang Penambahan aktiva sewa guna usaha melalui hutang sewa guna usaha
9
426.871
273.229
258.786
-
211.289
-
86.936
-
8.397
-
-
125.000
-
281
Catatan atas laporan keuangan konsolidasi terlampir merupakan bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
7
PT MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 (Disajikan dalam jutaan rupiah Indonesia dan ribuan mata uang asing, kecuali data saham/unit) 1. UMUM a. Pendirian Perusahaan PT Matahari Putra Prima Tbk (“Perusahaan”) didirikan di Republik Indonesia pada tanggal 11 Maret 1986 berdasarkan akta notaris Budiarti Karnadi, S.H. No. 30 tanggal 11 Maret 1986. Akta pendirian Perusahaan diumumkan dalam Berita Negara No. 73 tanggal 10 September 1991, Tambahan No. 2954. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H. No. 64 tanggal 27 April 2007, antara lain mengenai perubahan susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan. Perusahaan dan Anak Perusahaan mengusahakan (i) jaringan toko serba ada yang menyediakan berbagai macam barang seperti pakaian, perhiasan, tas, sepatu, kosmetik, peralatan elektronik, mainan, alat tulis, buku, obat-obatan dan kebutuhan sehari-hari, dan (ii) pusat hiburan keluarga yang dikenal sebagai Time Zone. Perusahaan mulai beroperasi komersial pada tahun 1986. Kantor Pusat Perusahaan berkedudukan di Menara Matahari - Lippo Life, Lantai 20, Jalan Boulevard Palem Raya No. 7, Lippo Karawaci - Tangerang, Jawa Barat. Pada tanggal 31 Desember 2007, Perusahaan dan PT Matahari Super Ekonomi (Anak Perusahaan) mengoperasikan toko di 92 lokasi, sedangkan PT Matahari Graha Fantasi (Anak Perusahaan lainnya) mengoperasikan 90 gerai permanen dan 44 gerai non-permanen pusat hiburan keluarga. Semua toko dan pusat hiburan keluarga berlokasi di Jakarta dan kota-kota lainnya di Indonesia. b. Penawaran Umum Efek Perusahaan Pada tanggal 29 November 1992, Pernyataan Pendaftaran Perusahaan dalam rangka Penawaran Umum Perdana dinyatakan efektif. Pada bulan Desember 1992, Perusahaan mencatatkan seluruh sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya yang sekarang bergabung menjadi Bursa Efek Indonesia. Pada tanggal 9 Juni 1995, 11 September 1996 dan 13 Oktober 1997, Pernyataan Pendaftaran Perusahaan dalam rangka Penawaran Umum Terbatas I, II dan III kepada pemegang saham dalam rangka Penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (”HMETD”) masing-masing 75.166.500 saham (Rp1.400 per saham), 225.499.500 saham (Rp1.000 per saham) dan 1.803.996.000 saham (Rp500 per saham) dinyatakan efektif. Perusahaan mencatatkan seluruh saham baru tersebut di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Pada tanggal 27 Desember 2006, Pernyataan Pendaftaran Perusahaan dalam rangka Penawaran Umum Terbatas IV kepada pemegang saham dalam rangka Penerbitan HMETD sejumlah 2.005.928.000 saham (Rp500 per saham) yang disertai dengan penerbitan waran seri I dengan jumlah sebanyak-banyaknya 877.593.500 lembar dinyatakan efektif. Perusahaan mencatatkan seluruh saham baru tersebut di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (Catatan 23). Berdasarkan Surat Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) No. S-2057/PM/2002 tanggal 13 September 2002, Pernyataan Pendaftaran Perusahaan untuk penawaran umum Obligasi I Matahari sebesar Rp450.000 di Bursa Efek Surabaya (Catatan 20) dinyatakan efektif. Berdasarkan Surat BAPEPAM No. S-1068/PM/2004 tanggal 28 April 2004, Pernyataan Pendaftaran Perusahaan untuk penawaran umum Obligasi II Matahari dan Obligasi Syariah Ijarah I Matahari masing-masing sebesar Rp300.000 dan Rp150.000 di Bursa Efek Surabaya (Catatan 20) dinyatakan efektif.
8
PT MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 (Disajikan dalam jutaan rupiah Indonesia dan ribuan mata uang asing, kecuali data saham/unit) 1. UMUM (lanjutan) c. Susunan Perusahaan dan Anak Perusahaan Pada tanggal 31 Desember 2007 dan 2006, susunan Perusahaan dan Anak Perusahaan (secara keseluruhan disebut sebagai “Perusahaan”) adalah sebagai berikut: Persentase Pemilikan * Anak Perusahaan Pemilikan langsung PT Matahari Super Ekonomi (“PT MSE”) Matahari International Finance Company B.V. (“MIFCO”) PT Nadya Putra Investama (“PT NPI”) PT Taraprima Reksabuana (“PT TPRB”) PT Matahari Kafe Nusantara (“PT MKN”) PT Matahari Mega Swalayan (“PT MMS”) PT Matahari Mega Toserba (“PT MMT”) PT Matahari Boston Drugstore (“PT MBD”) Prime Connection Limited (“PCL”) Brighter Limited (“BL”) Matahari Finance B.V. (“MF”) PT Matahari Graha Fantasi (“PT MGF“) Pemilikan tidak langsung Bright Regent Corporation (“BRC”, melalui BL) Merrill Investment Limited (“MI”, melalui PT NPI) Matahari Department Store (Shenzhen) Limited (“MDS”, melalui BL) Matahari Trading (Shenzhen) Limited (“MTL”, melalui BL) Grandbright Corporation Limited (“GCL”, melalui BL) PT Matahari Dana Prima (“PT MDP”, melalui PT NPI) Tristar Capital Limited (“Tristar”, melalui PT NPI) PT Prima Gerbang Persada (“PT PGP”, melalui PT NPI dan PT MSE)
Lokasi
Kegiatan Usaha
Mulai Beroperasi
2007
2006
Jumlah Aktiva 2007
2006
Tangerang, Jawa Barat
Penjualan eceran
1994
100,00
100,00
13.834
12.707
Rotterdam, Belanda
Keuangan
1996
100,00
100,00
6.447
10.171
Tangerang, Jawa Barat
Perdagangan umum Penjualan dan pemasaran air mineral
1998
100,00
100,00
855.580
14.398
1998
100,00
100,00
32.633
32.488
Tangerang, Jawa Barat
Restoran
2001
100,00
100,00
314
408
Tangerang, Jawa Barat
Perdagangan umum
-
100,00
100,00
4.847
4.685
Tangerang, Jawa Barat
-
100,00
100,00
2.294
2.189
Tangerang, Jawa Barat
Penjualan eceran Perbekalan farmasi dan apotek
-
100,00
100,00
2.244
2.151
British Virgin Islands British Virgin Islands
Investasi Investasi
-
100,00 100,00
100,00 100,00
5 24.264
5 26.509
Rotterdam, Belanda Jakarta
Keuangan Pusat hiburan keluarga
Hong Kong Labuan, Malaysia China
Penjualan eceran
China
Jakarta
2006
100,00
100,00
1.476.833
1.344.149
1995
50,01
50,01
177.784
202.628
Investasi
-
100,00
100,00
24.202
26.451
Investasi
-
100,00
100,00
4.232
6.811
2005
100,00
100,00
12.845
14.725
Perdagangan umum
-
100,00
100,00
604
580
Hong Kong
Investasi
-
100,00
100,00
0,001
0,001
Denpasar, Bali
Pembiayaan Konsumen
-
99,99
99,99
1.927
1.927
Labuan, Malaysia
Investasi
-
100,00
-
668.668
-
Jakarta
Jasa, perdagangan umum dan agribisnis
-
100,00
-
168.302
-
* termasuk pemilikan tidak langsung
Pada tahun 2006, Perusahaan melakukan investasi 100% pada MF, dan melalui BL melakukan investasi 100% pada GCL. Pada tanggal 26 Januari 2007, Perusahaan melalui PT NPI melakukan investasi 100% pada Tristar dan Tristar melakukan investasi 100% pada Madiun Properties Pte. Ltd. (“Madiun”), Java Properties Pte. Ltd. (“Java”), Serpong Properties Pte. Ltd. (“Serpong”), Matos Properties Pte. Ltd. (“Matos”), Detos Properties Pte. Ltd. (“Detos”), Palladium Properties Pte. Ltd. (“Palladium”) dan Metropolis Properties Pte. Ltd. (“Metropolis”). Pada tanggal 31 Januari 2007, Perusahaan melalui PT NPI dan PT MMT melakukan investasi pada PT Madiun Ritelindo (“PT MR”), PT Java Mega Jaya (“PT JMJ”), PT Dinamika Serpong (“PT DS”), PT Matos Surya Perkasa (“PT MSP”), PT Megah Detos Utama (“PT MDU”), PT Palladium Megah Lestari (“PT PML”) dan PT Gema Metropolis Modern (“PT GMM”) masingmasing sebesar 99% dan 1%.
9
PT MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 (Disajikan dalam jutaan rupiah Indonesia dan ribuan mata uang asing, kecuali data saham/unit) 1. UMUM (lanjutan) c. Susunan Perusahaan dan Anak Perusahaan (lanjutan) Dalam rangka pelaksanaan program restrukturisasi beberapa aktiva Perusahaan (Catatan 10), yang telah disetujui oleh pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diadakan tanggal 27 April 2007, pada tanggal 10 Agustus 2007, PT NPI dan PT MMT mengalihkan seluruh kepemilikan atas investasinya di PT MR, PT JMJ, PT DS, PT MSP, PT MDU, PT PML dan PT GMM masing-masing kepada Madiun, Java, Serpong, Matos, Detos, Palladium, dan Metropolis, dimana Madiun memiliki 95% kepemilikan pada PT MR dan 5% pada PT JMJ, Java memiliki 95% kepemilikan pada PT JMJ dan 5% pada PT DS, Serpong memiliki 95% kepemilikan pada PT DS dan 5% pada PT GMM, Matos memiliki 95% kepemilikan pada PT MSP dan 5% pada PT MDU, Detos memiliki 95% kepemilikan pada PT MDU dan 5% pada PT PML, Palladium memiliki 95% kepemilikan pada PT PML dan 5% pada PT MR, dan Metropolis memiliki 95% kepemilikan pada PT GMM dan 5% pada PT MSP. Berdasarkan Share Purchase Agreement tanggal 18 Oktober 2007 antara Tristar Capital Ltd. (“Tristar”, Anak Perusahaan) dengan HSBC Institutional Trust Service (Singapore) Limited sebagai trustee dari Lippo-Mapletree Indonesia Retail Trust (disebut HSBC), seluruh kepemilikan Tristar atas investasinya di Madiun, Java, Serpong, Matos, Detos, Palladium, dan Metropolis akan dialihkan kepada HSBC pada saat pencatatan perdana unit LMIR Trust di Bursa Efek Singapura (Catatan 2i, 10 dan 33). Pada tanggal 19 November 2007, transaksi pengalihan kepemilikan Tristar tersebut dilaksanakan pada harga keseluruhan SG$161.246 (setara dengan Rp1.028.750) dan menghasilkan laba sebesar Rp407.114 (setelah dikurangi biaya transaksi). Laba tersebut dicatat sebagai bagian dari “Laba Ditangguhkan Atas Transaksi Penjualan dan Penyewaan Aktiva” (Catatan 2i). Pada tanggal 9 Oktober 2007, Perusahaan melalui PT NPI dan PT MSE melakukan investasi 100% pada PT PGP yang merupakan developer dari Plaza Central yang berlokasi di Lampung. Per 31 Desember 2007, PT MMS, PT MMT, PT MBD, PCL, BL, BRC, MI, MTL, GCL, PT MDP, Tristar dan PT PGP belum memulai operasi komersialnya. d. Karyawan, Dewan Komisaris dan Direksi Per 31 Desember 2007, susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi berdasarkan keputusan Rapat Umum Tahunan Pemegang Saham Perusahaan yang diselenggarakan pada tanggal 27 April 2007 yang telah diaktanotariskan dengan akta No. 64 tanggal 27 April 2007 dari Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., adalah sebagai berikut: Presiden Komisaris Komisaris
: :
DR. Cheng Cheng Wen Jonathan L. Parapak (komisaris independen) Jusuf Arbianto Tjondrolukito (komisaris independen) John Bellis (komisaris independen) Mardi Henko Sutanto (komisaris independen) DR. Adrianus Mooy (komisaris independen) GN Hiang Lin, PhD (komisaris independen) Jeffrey Koes Wonsono
Presiden Direktur Direktur
: :
Benyamin Jonathan Mailool Lina Haryanti Latif Hendra Sidin Carmelito J. Regalado Eddy Harsono Handoko
10
PT MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 (Disajikan dalam jutaan rupiah Indonesia dan ribuan mata uang asing, kecuali data saham/unit) 1. UMUM (lanjutan) d. Karyawan, Dewan Komisaris dan Direksi (lanjutan) Per 31 Desember 2006, susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi berdasarkan keputusan Rapat Umum Tahunan Pemegang Saham Perusahaan yang diselenggarakan pada tanggal 31 Maret 2006 yang telah diaktanotariskan dengan akta No. 42 tanggal 31 Maret 2006 dari Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., adalah sebagai berikut: Presiden Komisaris Komisaris
: :
DR. Cheng Cheng Wen Jonathan L. Parapak (komisaris independen) Jusuf Arbianto Tjondrolukito (komisaris independen) John Bellis (komisaris independen) Mardi Henko Sutanto (komisaris independen) Ganesh Chander Grover (komisaris independen) Jeffrey Koes Wonsono
Presiden Direktur Direktur
: :
Benyamin Jonathan Mailool Lina Haryanti Latif Hendra Sidin Carmelito J. Regalado Andre Rumantir
Perusahaan memiliki sekitar 18.800 dan 20.400 karyawan masing-masing pada tanggal 31 Desember 2007 dan 2006. 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasi Laporan keuangan konsolidasi telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan atau PSAK) dan peraturan Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) No. VIII.G.7 tentang “Pedoman Penyajian Laporan Keuangan” dan SE-02/PM/2002 tentang “Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik Industri Perdagangan”. Laporan keuangan konsolidasi disusun berdasarkan konsep harga perolehan, kecuali untuk persediaan yang dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizable value), aktiva tetap tertentu yang telah dinilai kembali, kontrak swap dan opsi yang dicatat dengan nilai wajar, dan investasi tertentu yang dinyatakan berdasarkan nilai wajar atau sebesar nilai aktiva bersih (net assets value), atau yang dinyatakan dengan metode ekuitas untuk perusahaan asosiasi dengan pemilikan paling sedikit 20% tetapi tidak lebih dari 50%. Laporan arus kas konsolidasi menyajikan informasi penerimaan dan pengeluaran kas yang dikelompokkan dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Laporan arus kas dari aktivitas operasi disusun berdasarkan metode langsung. Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi ini adalah rupiah Indonesia.
11
PT MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 (Disajikan dalam jutaan rupiah Indonesia dan ribuan mata uang asing, kecuali data saham/unit) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) b. Prinsip Konsolidasi Laporan keuangan konsolidasi meliputi akun-akun Perusahaan dan Anak Perusahaan. Seluruh akun dan transaksi antar Perusahaan yang material telah dieliminasi. Nilai penyertaan Perusahaan pada Anak Perusahaan disesuaikan dengan perubahan bersih dalam penyertaan pada ekuitas Anak Perusahaan dengan mengkredit atau mendebit “Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan - Bersih”. Akun-akun anak perusahaan di luar negeri dijabarkan dalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurs tengah yang berlaku pada tanggal neraca untuk akun neraca dan kurs ratarata selama setahun untuk akun laporan laba rugi. Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan anak perusahaan yang merupakan bagian integral dari Perusahaan didebitkan/dikreditkan sebagai “Laba/Rugi Selisih Kurs” pada laporan laba rugi konsolidasi, sedangkan untuk anak perusahaan yang bukan merupakan bagian integral dari Perusahaan didebitkan/dikreditkan ke akun yang disajikan sebagai “Selisih Kurs Karena Penjabaran Laporan Keuangan” yang disajikan sebagai bagian dari ekuitas “Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan”. c. Setara Kas Setara kas meliputi semua investasi yang sangat likuid, yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatan atau pembelian dan tidak digunakan sebagai jaminan atas hutang. d. Investasi Investasi terdiri dari: 1. Surat berharga dalam bentuk efek hutang (debt securities) dan efek ekuitas (equity securities) Sesuai dengan PSAK 50 tentang “Akuntansi Investasi Efek Tertentu”, surat berharga diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok berikut: ·
Diperdagangkan (trading) Termasuk dalam kelompok ini adalah efek yang dibeli untuk dijual kembali dalam waktu dekat, yang biasanya memiliki frekuensi pembelian dan penjualan yang tinggi. Efek ini dimiliki dengan tujuan untuk menghasilkan laba dari kenaikan harga dalam jangka pendek. Investasi dalam efek yang termasuk dalam kelompok ini dicatat sebesar nilai wajarnya. Laba/rugi yang belum direalisasi pada tanggal neraca dikreditkan atau dibebankan pada usaha tahun berjalan.
·
Dimiliki hingga jatuh tempo (held-to-maturity) Investasi dalam efek hutang yang dimaksudkan untuk dimiliki hingga jatuh tempo dicatat sebesar harga perolehan yang disesuaikan dengan amortisasi premi atau pemulihan diskonto hingga jatuh tempo.
·
Tersedia untuk dijual (available-for-sale) Investasi dalam efek yang tidak memenuhi kriteria kelompok diperdagangkan dan yang dimiliki hingga jatuh tempo dicatat sebesar nilai wajar. Selisih antara nilai peroleh dan nilai wajar merupakan laba (rugi) yang belum direalisasikan pada tanggal neraca dikreditkan (dibebankan) pada “Laba/Rugi yang Belum Direalisasi dari Pemilikan Surat Berharga”, yang merupakan komponen Ekuitas masing-masing Perusahaan (Catatan 2b).
Harga perolehan surat berharga yang dijual ditentukan dengan metode rata-rata.
12
PT MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 (Disajikan dalam jutaan rupiah Indonesia dan ribuan mata uang asing, kecuali data saham/unit) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) d. Investasi (lanjutan) 2. Reksa Dana Reksa dana dinyatakan sebesar nilai aktiva bersih (net assets value) pada tanggal neraca. Laba atau rugi yang belum direalisasi akibat perubahan nilai aktiva bersih pada tanggal neraca dikreditkan atau dibebankan pada usaha tahun berjalan. 3. Deposito berjangka yang digunakan sebagai jaminan atau yang jatuh temponya lebih dari tiga bulan tetapi kurang dari satu tahun pada saat penempatan dicatat sebagai ”Investasi Jangka Pendek”. Deposito disajikan berdasarkan nilai nominal. 4. Investasi jangka panjang pada saham yang nilai wajarnya tidak tersedia Investasi saham di mana Perusahaan mempunyai penyertaan dengan pemilikan sedikitnya 20% tetapi tidak lebih dari 50% dicatat dengan metode ekuitas. Berdasarkan metode tersebut, investasi dinyatakan sebesar harga perolehan, selanjutnya disesuaikan dengan bagian Perusahaan atas laba atau rugi perusahaan asosiasi sebanding dengan persentase pemilikan pada perusahaan tersebut (metode ekuitas) serta dikurangi dengan pendapatan dividen. Investasi di mana Perusahaan mempunyai penyertaan dengan pemilikan kurang dari 20% dinyatakan sebesar harga perolehan. e. Piutang Penyisihan piutang ragu-ragu dibentuk berdasarkan penelaahan atas keadaan piutang pada akhir tahun. f.
Persediaan Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan, yang dihitung dengan menggunakan metode eceran konvensional (conventional retail method), atau nilai realisasi bersih (net realizable value). Persediaan Perusahaan tidak termasuk persediaan konsinyasi.
g. Biaya Dibayar di Muka Biaya dibayar di muka diamortisasi berdasarkan masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method). h. Aktiva Tetap Aktiva tetap dinyatakan sebesar harga perolehan, kecuali untuk aktiva tertentu yang dinilai kembali pada tahun 1986 sesuai dengan peraturan pemerintah, dikurangi akumulasi penyusutan. Penyusutan dihitung sebagai berikut:
13
PT MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 (Disajikan dalam jutaan rupiah Indonesia dan ribuan mata uang asing, kecuali data saham/unit) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) h. Aktiva Tetap (lanjutan)
Bangunan (termasuk satuan rumah susun yang disajikan sebagai bagian dari “Aktiva Tidak Lancar Lainnya”) Renovasi bangunan Peralatan dan instalasi Kendaraan Mesin Aktiva sewa guna usaha kendaraan
Metode
Tahun
Tarif
Garis lurus Garis lurus Saldo-menurun ganda Saldo-menurun ganda Garis lurus
20 2-5 3-5
15% dan 25% 50% -
Garis lurus
4-8
-
Hak atas tanah dinyatakan sebesar harga perolehan dan tidak diamortisasi. Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya; pemugaran dan penambahan dalam jumlah besar dikapitalisasi. Aktiva tetap yang sudah tidak dipergunakan lagi atau yang dijual, nilai tercatat dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari kelompok aktiva tetap dan laba atau rugi yang terjadi dilaporkan dalam laporan laba rugi tahun yang bersangkutan. Transaksi sewa guna usaha dicatat dengan menggunakan metode sewa guna usaha dengan hak opsi (capital lease) apabila seluruh kriteria sesuai dengan PSAK 30 terpenuhi. Jika salah satu kriteria tersebut tidak dipenuhi, transaksi sewa guna usaha dicatat dengan menggunakan metode sewa guna usaha biasa (operating lease). Aktiva sewa guna usaha menurut metode capital lease dicatat sebesar nilai tunai dari seluruh pembayaran sewa guna usaha pada awal masa sewa guna usaha ditambah nilai sisa (harga opsi) yang harus dibayar oleh penyewa guna usaha pada akhir masa sewa guna usaha. Laba atau rugi yang terjadi akibat transaksi penjualan dan penyewaan kembali (“sale-andleaseback”) ditangguhkan dan diamortisasi dengan metode garis lurus selama sisa manfaat aktiva yang dijual dan disewa kembali. Sesuai dengan PSAK 47 tentang “Akuntansi Tanah”, Perusahaan mencatat harga perolehan tanah secara terpisah dari biaya pengurusan legal yang terjadi untuk memperoleh hak atas tanah serta pengeluaran untuk perpanjangan hak. Pengeluaran tersebut ditangguhkan dan disajikan sebagai bagian dari “Aktiva Tidak Lancar Lainnya” pada neraca konsolidasi dan diamortisasi selama umur hukum hak. i.
Laba Ditangguhkan Atas Transaksi Penjualan dan Penyewaan Aktiva Laba atau rugi yang timbul dari pelaksanaan program restrukturisasi beberapa aktiva Perusahaan, yang meliputi transaksi penjualan dan penyewaan aktiva Perusahaan, ditangguhkan dan diamortisasi secara proporsional dengan biaya sewa aktiva tersebut.
j.
Penurunan Nilai Aktiva Sesuai dengan PSAK 48 tentang “Penurunan Nilai Aktiva”, Perusahaan menelaah apakah terdapat indikasi penurunan nilai aktiva pada tanggal neraca. Apabila terdapat indikasi penurunan nilai aktiva, Perusahaan menaksir jumlah yang dapat diperoleh kembali dari aktiva tersebut. Penurunan nilai aktiva diakui sebagai beban pada usaha tahun berjalan.
14
PT MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 (Disajikan dalam jutaan rupiah Indonesia dan ribuan mata uang asing, kecuali data saham/unit) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) k. Sewa Jangka Panjang Perjanjian sewa menyewa jangka panjang yang pembayaran nilai kontraknya dilakukan selama suatu periode tertentu yang lebih pendek dari masa sewanya, dibukukan pada saat perjanjian sewa menyewa tersebut berlaku dengan mendebit akun “Sewa Jangka Panjang” sebesar nilai kontrak dan mengkredit akun “Hutang Jangka Panjang Non-lembaga Keuangan” sebesar nilai kontrak yang belum dibayar. Sewa jangka panjang yang umumnya untuk ruangan toko, diamortisasi dengan metode garis lurus, terhitung sejak dibukanya toko/perpanjangan sewa toko yang bersangkutan selama jangka waktu sewa. Bagian yang akan dibebankan pada usaha dalam satu tahun direklasifikasi dan disajikan di aktiva lancar sebagai bagian dari “Biaya Dibayar di Muka”. l.
Aktiva Tidak Berwujud - Piranti Lunak Komputer Biaya sehubungan dengan pembelian piranti lunak komputer dan biaya pemutakhirannya (dibukukan pada Aktiva Tidak Lancar Lainnya), ditangguhkan dan diamortisasi dengan metode garis lurus selama 4 tahun.
m. Beban Emisi Obligasi/Notes Beban yang timbul sehubungan dengan penerbitan obligasi/notes dikurangkan dari hasil penerbitan obligasi/notes bersangkutan. Selisih antara hasil emisi bersih dengan nilai nominal merupakan premium atau diskonto yang harus diamortisasi selama jangka waktu obligasi/notes tersebut. n. Obligasi Diperoleh Kembali Perolehan kembali instrumen hutang yang tidak dimaksudkan sebagai pelunasan, diperlakukan seolah-olah telah terjadi pelunasan dalam laporan keuangan konsolidasi. Selisih antara nilai nominal instrumen hutang dengan nilai wajar pada tanggal pembelian kembali dikreditkan atau dibebankan pada usaha tahun berjalan. o. Modal Saham Diperoleh Kembali Modal saham diperoleh kembali yang disajikan dalam kelompok Ekuitas pada neraca konsolidasi, dinyatakan sebesar harga perolehan. Harga perolehan dari saham diperoleh kembali yang dijual ditentukan dengan metode rata-rata. Selisih antara harga perolehan dari modal saham yang diperoleh kembali dengan harga jualnya dibebankan atau dikreditkan ke “Tambahan Modal Disetor - Bersih”. Apabila selisih tersebut menghasilkan saldo negatif pada akun “Tambahan Modal Disetor” karena transaksi perolehan kembali, saldo negatif tersebut dibebankan pada saldo laba. p. Pengakuan Pendapatan dan Beban Pendapatan dari penjualan barang dagangan (kecuali pendapatan dari penjualan berdasarkan pengiriman - Cash on Delivery, diakui pada saat barang dikirim ke pelanggan) diakui pada saat barang dibayar di kounter penjualan. Pendapatan dari penjualan konsinyasi dibukukan sebesar jumlah penjualan barang konsinyasi kepada pelanggan, sedangkan beban terkait (sebagai bagian dari Beban Pokok Penjualan) dibukukan sebesar jumlah yang terhutang kepada pemilik (consignor).
15
PT MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 (Disajikan dalam jutaan rupiah Indonesia dan ribuan mata uang asing, kecuali data saham/unit) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) p. Pengakuan Pendapatan dan Beban (lanjutan) Pendapatan dari penjualan kartu pra-bayar (dikenal dengan nama “power card”) oleh pusat hiburan keluarga pada awalnya dicatat sebagai pendapatan diterima di muka dan diakui secara proporsional sebagai pendapatan berdasarkan penggunaan power card sesungguhnya oleh pelanggan. Pendapatan dari penjualan koin, makanan dan minuman diakui pada saat koin, makanan dan minuman dibeli oleh pelanggan. Beban diakui pada saat terjadinya. q. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing Transaksi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs terakhir yang berlaku pada tanggal neraca dan laba atau rugi kurs yang terjadi dikredit atau dibebankan pada usaha tahun berjalan. Pada tanggal 31 Desember 2007 kurs yang digunakan (dalam jumlah penuh) masing-masing sebesar Rp9.393 untuk AS$1, Rp1.291 untuk RMB1 dan Rp1.208 untuk HK$1, sedangkan pada tanggal 31 Desember 2006 kurs yang digunakan sebesar Rp9.020 untuk AS$1, Rp1.165 untuk RMB1 dan Rp1.160 untuk HK$1 yang merupakan rata-rata kurs beli dan kurs jual transaksi yang terakhir untuk tahun tersebut. r.
Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai Perusahaan menerapkan PSAK 55, “Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai”. PSAK 55 mengatur standar akuntansi dan pelaporan untuk transaksi derivatif dan aktivitas lindung nilai, yang mengharuskan setiap instrumen derivatif (termasuk instrumen derivatif melekat), diakui sebagai aktiva atau kewajiban berdasarkan nilai wajar setiap kontrak. Nilai wajar merupakan perhitungan nilai kini (present value) dengan mempergunakan asumsi-asumsi dan data yang berlaku umum. Berdasarkan kriteria khusus untuk akuntansi lindung nilai pada PSAK 55, semua instrumen derivatif yang ada pada Perusahaan tidak memenuhi persyaratan tersebut dan oleh karena itu tidak dikategorikan sebagai lindung nilai yang efektif untuk tujuan akuntansi. Oleh sebab itu, perubahan atas nilai wajar dari instrumen derivatif diakui dalam laporan laba rugi tahun berjalan.
s. Pajak Penghasilan Beban pajak tahun berjalan dihitung berdasarkan taksiran penghasilan kena pajak untuk tahun bersangkutan. Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer antara pelaporan komersial dan pajak pada tanggal laporan. Manfaat pajak masa mendatang, seperti rugi fiskal yang dapat dikompensasi, juga diakui apabila besar kemungkinan bahwa jumlah manfaat pajak pada masa mendatang tersebut dapat direalisasikan. Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan dihitung berdasarkan tarif yang akan dikenakan pada saat nilai aktiva direalisasikan atau nilai kewajiban tersebut dilunasi, berdasarkan tarif pajak (dan peraturan pajak) yang berlaku atau berlaku secara substantif pada tanggal neraca. Koreksi terhadap kewajiban perpajakan diakui saat surat ketetapan pajak diterima atau, jika Perusahaan mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan.
16
PT MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 (Disajikan dalam jutaan rupiah Indonesia dan ribuan mata uang asing, kecuali data saham/unit) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) t.
Kesejahteraan Karyawan Perusahaan membentuk penyisihan imbalan kerja karyawan berdasarkan Undang-undang Tenaga Kerja No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003 (“Undang-undang Tenaga Kerja No. 13”). Berdasarkan PSAK 24 (Revisi 2004), beban imbalan kerja berdasarkan Undang-undang Tenaga Kerja No. 13 dihitung dengan menggunakan metode penilaian aktuaris Projected-Unit-Credit. Keuntungan atau kerugian aktuarial diakui sebagai penghasilan atau beban apabila akumulasi keuntungan atau kerugian aktuarial bersih dari masing-masing imbalan yang belum diakui pada akhir tahun pelaporan sebelumnya melebihi 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasti pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian diakui secara merata selama rata-rata sisa masa kerja yang diperkirakan dari karyawan. Selanjutnya, biaya jasa lalu yang terjadi dari pengenalan suatu program manfaat pasti atau perubahan-perubahan pada hutang imbalan kerja atas program yang sudah ada harus diamortisasi sepanjang periode sampai imbalan tersebut menjadi hak pekerja atau vested.
u. Pelaporan Segmen Perusahaan menerapkan PSAK 5 yang direvisi tentang “Pelaporan Segmen” dalam menyajikan segmen usaha dalam laporan keuangan. PSAK 5 yang direvisi memberikan pedoman yang lebih rinci dalam mengidentifikasi segmen usaha dan geografis yang harus dilaporkan. Informasi keuangan yang digunakan manajemen untuk mengevaluasi kinerja segmen disajikan pada Catatan 34. v. Laba Bersih per Saham Sesuai dengan PSAK 56 tentang “Laba Per Saham”, laba bersih per saham dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang ditempatkan dan disetor penuh selama tahun berjalan setelah dikurangi dengan saham yang diperoleh kembali. Laba bersih pada tahun 2007 dan 2006 masing-masing sebesar Rp180.191 dan Rp160.496. Jumlah rata-rata tertimbang saham yang ditempatkan dan disetor adalah 4.380.201.186 dan 2.915.696.230 saham masing-masing untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 setelah memperhitungkan efek penerbitan saham baru melalui penawaran umum terbatas IV kepada para pemegang saham dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (Catatan 23). Laba bersih per saham pada tahun 2006 disajikan kembali untuk tujuan perbandingan. w. Penggunaan Estimasi Penyusunan laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen membuat taksiran dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aktiva dan kewajiban yang dilaporkan pada tanggal laporan keuangan, serta jumlah pendapatan dan beban yang dilaporkan selama periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dengan taksiran tersebut. x. Pernyataan SAK yang Direvisi Berikut ini adalah ringkasan revisi PSAK terbaru yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia:
17
PT MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 (Disajikan dalam jutaan rupiah Indonesia dan ribuan mata uang asing, kecuali data saham/unit) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) x. Pernyataan SAK yang Direvisi (lanjutan) ·
PSAK 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”, berisi persyaratan penyajian dari instrumen keuangan dan pengidentifikasian informasi yang harus diungkapkan. Persyaratan penyajian tersebut berlaku terhadap klasifikasi instrumen keuangan, dari perspektif penerbit, dalam aset keuangan, kewajiban keuangan dan instrumen ekuitas; pengklasifikasian yang terkait dengan suku bunga, dividen, kerugian dan keuntungan, dan keadaan dimana aset keuangan dan kewajiban keuangan akan saling hapus. PSAK ini mensyaratkan pengungkapan, antara lain, informasi mengenai faktor yang mempengaruhi jumlah, waktu dan tingkat kepastian arus kas masa datang yang terkait dengan instrumen keuangan dan kebijakan akuntansi yang diterapkan untuk instrumen tersebut. PSAK 50 (Revisi 2006) ini menggantikan PSAK 50, “Akuntansi Investasi Efek Tertentu”, dan diterapkan secara prospektif untuk laporan keuangan yang mencakup periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2009. Penerapan lebih dini dianjurkan.
·
PSAK 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, kewajiban keuangan, dan kontrak pembelian dan penjualan item non-keuangan. PSAK ini, antara lain, memberikan definisi dan karakteristik terhadap derivatif, kategori dari instrumen keuangan, pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penetapan dari hubungan lindung nilai. PSAK 55 (Revisi 2006) ini menggantikan PSAK 55 (Revisi 1999), “Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai”, dan diterapkan secara prospektif untuk laporan keuangan yang mencakup periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2009. Penerapan lebih dini dianjurkan.
·
PSAK 13 (Revisi 2007), “Properti Investasi”, harus diterapkan dalam pengakuan, pengukuran dan pengungkapan dari properti investasi. PSAK ini diterapkan, antara lain, untuk pengukuran hak atas properti investasi atas sewa yang dicatat sebagai sewa pembiayaan dalam laporan keuangan lessee dan untuk pengukuran properti investasi yang diserahkan kepada lessee yang dicatat sebagai sewa operasi dalam laporan keuangan lessor. PSAK ini memperbolehkan entitas untuk memilih antara model biaya atau model nilai wajar untuk diterapkan ke semua properti investasinya. PSAK 13 (Revisi 2007) menggantikan PSAK 13 (1994), “Akuntansi Untuk Investasi”, dan berlaku efektif untuk laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2008.
·
PSAK 16 (Revisi 2007), “Aktiva Tetap”, mengatur perlakuan akuntansi aktiva tetap agar pengguna laporan keuangan dapat memahami informasi mengenai investasi entitas di aktiva tetap dan perubahan dalam investasi tersebut. PSAK ini, antara lain, mengatur pengakuan aktiva, penentuan jumlah tercatat, pembebanan penyusutan dan rugi penurunan nilai. Berdasarkan PSAK ini, suatu entitas harus memilih antara model biaya atau model revaluasi untuk diterapkan terhadap aktiva tetapnya. PSAK 16 (Revisi 2007) menggantikan PSAK 16 (1994), “Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain”, dan PSAK 17 (1994), “Akuntansi Penyusutan”, dan berlaku efektif untuk penyusunan dan penyajian laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2008.
·
PSAK 30 (Revisi 2007), “Sewa”, mengatur kebijakan akuntansi dan pengungkapan yang sesuai, baik bagi lessee maupun lessor dalam hubungannya dengan sewa. PSAK ini memberikan klasifikasi sewa berdasarkan kepada (a) sejauh mana risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset sewaan berada pada lessor atau lessee, dan (b) substansi transaksi dan bukan pada bentuk kontraknya. PSAK 30 (Revisi 2007) menggantikan PSAK 30 (1990), “Akuntansi Sewa Guna Usaha”, dan efektif untuk laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2008.
18
PT MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 (Disajikan dalam jutaan rupiah Indonesia dan ribuan mata uang asing, kecuali data saham/unit) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) x. Pernyataan SAK yang Direvisi (lanjutan) Perusahaan tidak menerapkan lebih awal PSAK revisi ini. Perusahaan sedang mengevaluasi dampak dari PSAK revisi tersebut dan belum menentukan dampaknya terhadap laporan keuangan konsolidasi. 3. KAS DAN SETARA KAS Akun ini terdiri dari: 2007 Kas, termasuk SG$1 dan RMB89 pada tahun 2007, dan AS$3 dan RMB22 pada tahun 2006 Pihak ketiga: Rekening giro: PT Bank Mega Tbk, termasuk AS$3.307 dan SG$9 pada tahun 2007, dan AS$511 pada tahun 2006 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Bank Julius Baer & Co. Ltd. - SG$28.394 PT Bank Lippo Tbk, termasuk AS$35 pada tahun 2007 dan AS$141 pada tahun 2006 PT Bank Central Asia Tbk PT Bank NISP Tbk Fortis Bank, termasuk AS$203, Euro102 dan JPY2 pada tahun 2007, dan AS$71.178 dan Euro155 pada tahun 2006 PT Bank Danamon Indonesia Tbk, termasuk AS$10 pada tahun 2007 dan 2006 Bank lainnya, masing-masing di bawah Rp10.000, termasuk AS$70, HK$3.138, RMB1, SG$25 dan JPY9.477 pada tahun 2007, dan AS$328, HK$3.870 dan RMB529 pada tahun 2006 Deposito berjangka: PT Bank Mayapada Tbk Bank lainnya, masing-masing di bawah Rp5.000 termasuk HK$3.930 pada tahun 2007 dan HK$3.804 pada tahun 2006 Jumlah
2006
31.211
24.007
1.831.440 502.687 184.630
76.885 1.670 -
142.112 12.881 10.001
116.469 9.768 1
3.317
643.864
1.174
318.297
21.267
23.483
10.000
10.000
12.982
6.414
2.763.702
1.230.858
Deposito berjangka dalam rupiah memperoleh bunga dengan tingkat bunga tahunan berkisar antara 6% sampai 10% pada tahun 2007 dan antara 8% sampai 13% pada tahun 2006, sedangkan deposito berjangka dalam dolar Hong Kong memperoleh bunga dengan tingkat bunga tahunan sebesar 3,4% sampai 4,22% pada tahun 2007 dan antara 3,2% sampai 3,6% pada tahun 2006. Per tanggal 31 Desember 2007 tidak ada kas dan setara kas yang dijadikan sebagai jaminan.
19
PT MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 (Disajikan dalam jutaan rupiah Indonesia dan ribuan mata uang asing, kecuali data saham/unit) 4. INVESTASI JANGKA PENDEK Investasi jangka pendek terdiri dari: 2007 Deposito Berjangka Pihak ketiga (SG$40.320)
2006
262.175
-
Investasi pada dana yang dikelola (managed fund) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 7)
62.297
62.793
Investasi dalam efek hutang dan ekuitas Efek yang diperdagangkan Pihak ketiga Wesel berbunga mengambang (AS$495 pada tahun 2007 dan 2006) Obligasi (termasuk AS$2.953 pada tahun 2007) Saham
4.650 34.181 24
4.465 7.482 14
Sub-jumlah
38.855
11.961
Reksa Dana Pihak ketiga
13.756
-
377.083
74.754
Jumlah
Deposito yang ditempatkan pada Bank Julius Baer & Co. Ltd. yang merupakan dana jaminan yang diperoleh dari Dellmore Investment Limited (”DM”) sehubungan dengan unit LMIR Trust milik Tristar yang dipegang oleh DM (Catatan 1c, 2i, 9, 10 dan 33). Deposito pada Bank Julius Baer & Co. Ltd. memperoleh bunga dengan tingkat tahunan berkisar antara 0,2% sampai 1,14% pada tahun 2007. Pada tanggal 30 Desember 2003, Perusahaan menandatangani perjanjian pengelolaan dana dengan PT Ciptadana Sekuritas (“PT CS”, afiliasi). Berdasarkan perjanjian yang dapat diperpanjang setiap tiga bulanan, Perusahaan telah menempatkan dana pada PT CS yang akan digunakan untuk pembelian investasi seperti obligasi dan debenture lainnya. Wesel berbunga mengambang memperoleh bunga dengan tingkat bunga tahunan sebesar 6,62% sampai 6,87% pada tahun 2007 dan antara 6,87% sampai 7,5% pada tahun 2006. Obligasi memperoleh bunga dengan tingkat bunga tahunan berkisar antara 9,83% sampai 17,5% pada tahun 2007 dan antara 11% sampai 18,25% pada tahun 2006. Pada tanggal 30 Agustus 2007, Perusahaan menandatangani perjanjian Kontrak Pengelolaan Aset Investasi dengan PT Syailendra Capital (”Syailendra”), di mana berdasarkan perjanjian, Perusahaan menunjuk Syailendra sebagai manajer investasi dan memberi kuasa dan wewenang penuh kepada Syailendra untuk menerima dan melaksanakan pengelolaan Aset Investasi dengan sebaik-baiknya demi kepentingan Perusahaan. Sebagai kompensasinya, Perusahaan akan membayar sejumlah fee kepada Syailendra. Pada tanggal 31 Agustus 2007, Perusahaan menyerahkan sejumlah Rp10.000 sebagai portofolio investasi untuk dikelola Syailendra. Per tanggal 31 Desember 2007, portofolio investasi Perusahaan berupa investasi pada reksadana dengan nilai aktiva bersih sebesar Rp13.756 termasuk kenaikan nilai aktiva bersih sebesar Rp3.756.
20
PT MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 (Disajikan dalam jutaan rupiah Indonesia dan ribuan mata uang asing, kecuali data saham/unit) 4. INVESTASI JANGKA PENDEK (lanjutan) Perusahaan memperoleh laba bersih sebesar Rp79 dan Rp5.855 dari transaksi penjualan investasi Perusahaan dalam efek hutang masing-masing untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2007 dan 2006. 5. PIUTANG Piutang usaha terdiri dari piutang pihak ketiga dari jenis-jenis penjualan berikut: 2007
2006
Penjualan ke pelanggan melalui kartu kredit, termasuk piutang joint promotion Penjualan kredit
87.494 8.760
100.565 9.695
Jumlah
96.254
110.260
Piutang usaha pada tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 dapat ditagih pada triwulan pertama di tahun berikutnya. Piutang lain-lain merupakan piutang dari pihak ketiga dan terdiri dari: 2007 Sewa Lain-lain - bersih Jumlah
2006
61.348 70.139
61.909 37.072
131.487
98.981
Manajemen berkeyakinan bahwa seluruh piutang dapat ditagih, karenanya tidak ada penyisihan piutang ragu-ragu dibentuk pada tahun 2007 dan 2006. 6. PERSEDIAAN Persediaan terdiri dari: 2007
2006
Pakaian wanita Pakaian pria Pakaian anak Sepatu Tas, kosmetik dan perhiasan Mainan, alat tulis dan perlengkapan olahraga Perlengkapan rumah tangga dan perlengkapan mandi Kebutuhan sehari-hari, makanan dan minuman
60.865 53.174 48.681 47.616 3.863 10.449 35.041 646.688
60.725 45.353 41.484 42.374 5.487 18.180 48.104 529.238
Jumlah
906.377
790.945
Manajemen berkeyakinan bahwa nilai persediaan mencerminkan nilai realisasi bersih. Per tanggal 31 Desember 2007, tidak ada persediaan yang dijadikan sebagai jaminan atas hutang bank jangka panjang. 21
PT MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 (Disajikan dalam jutaan rupiah Indonesia dan ribuan mata uang asing, kecuali data saham/unit) 6. PERSEDIAAN (lanjutan) Perusahaan mengasuransikan seluruh persediaannya terhadap kebakaran dan risiko lainnya sebesar Rp990.787 pada tanggal 31 Desember 2007. Manajemen berkeyakinan bahwa nilai pertanggungjawaban tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian dari kebakaran dan risiko lainnya. 7. TRANSAKSI DAN SALDO PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA Rincian akun hubungan istimewa (terutama afiliasi) adalah sebagai berikut: Persentase dari Jumlah Aktiva/Kewajiban
Jumlah 2007 Investasi jangka pendek Investasi pada dana yang dikelola PT Ciptadana Sekuritas
2006
2007
2006
62.297
62.793
0,74
1,04
1.070
629
0,01
0,01
-
737
-
0,01
Sewa PT Direct Power Lainnya
3.532 335
838
0,04 0,00
0,01
Jumlah
3.867
838
0,04
0,01
Lainnya PT Lippo Karawaci Tbk Lainnya
1.129 -
308 881
0,01 -
0,01 0,01
Jumlah
1.129
1.189
0,01
0,02
Piutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa - bersih Karyawan PT Bintang Sidoraya(a) PT Karya Dinamika Investama PT Lippo Securities Tbk (“PT Lipsec”) Lainnya
15.024 2.066 1.600 191
14.398 2.112 1.600 17.616 574
0,18 0,03 0,02 0,00
0,23 0,04 0,03 0,29 0,01
Jumlah
18.881
36.300
0,23
0,60
Investasi pada perusahaan asosiasi Investasi pada: PT Matahari Leisure (a) PT Bintang Sidoraya (a) PT Tason Mitra Prima Lainnya
26.673 21.123 3.395 400
20.845 21.123 3.395 400
0,32 0,25 0,04 0,00
0,34 0,35 0,06 0,01
Jumlah
51.591
45.763
0,61
0,76
4.251
4.251
0,05
0,07
35.000
-
0,42
-
16.880
22.176
0,20
0,37
51.880
22.176
0,62
0,37
Piutang lainnya Lainnya (masing-masing di bawah Rp1.000) Biaya dibayar di muka Asuransi Lainnya
(a) perusahaan asosiasi yang diperoleh melalui PT TPRB, Anak Perusahaan Investasi jangka panjang lainnya Investasi pada PT Courts Indonesia Tbk (Catatan 9) Pembelian aktiva tetap PT Lippo Karawaci Tbk PT Multipolar Tbk (dahulu PT Multipolar Corporation Tbk) Jumlah
22
PT MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 (Disajikan dalam jutaan rupiah Indonesia dan ribuan mata uang asing, kecuali data saham/unit) 7. TRANSAKSI DAN SALDO PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan) Persentase dari Jumlah Aktiva/Kewajiban
Jumlah 2007 Uang muka pembelian aktiva tetap PT Lippo Karawaci Tbk (Catatan 33) PT Multipolar Tbk PT Mandiri Cipta Gemilang (Catatan 13 dan 33) PT Menara Perkasa Megah (Catatan 13) PT Persada Mandiri Dunia Niaga (Catatan 13)
2006
2007
2006
118.000 13.427
12.180
1,40 0,16
0,20
-
175.228
-
2,89
-
126.868
-
2,10
-
102.150
-
1,69
131.427
416.426
1,56
6,88
286.433
133.920
3,40
2,21
97.912 -
88.309
1,16 -
1,46
384.345
222.229
4,56
3,67
1.412
-
0,02
-
Sewa jangka panjang - bersih PT Direct Power Lainnya
84.776 168
-
1,01 0,00
-
Jumlah
84.944
-
1,01
-
8.244
6.182
0,10
0,10
223
296
0,00
0,00
Hutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa Avel Pty. Limited, Australia - royalti PT Bintang Taratrans Buana Lainnya
2.778 1.509 640
1.350 809
0,05 0,03 0,01
0,04 0,02
Jumlah
4.927
2.159
0,09
0,06
Jumlah Uang muka sewa PT Menara Bhumimegah (Catatan 11 dan 33) PT Mandiri Cipta Gemilang (Catatan 11 dan 33) PT Direct Power Jumlah Aktiva lancar lainnya PT Multipolar Tbk
Aktiva tidak lancar lainnya: Uang muka perangkat lunak komputer PT Multipolar Tbk Uang jaminan Lainnya
Berikut ini adalah ikhtisar transaksi yang signifikan (mempengaruhi penerimaan/pendapatan dan beban) dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa (terutama afiliasi): Persentase dari Jumlah Pendapatan atau Beban yang Bersangkutan
Jumlah 2007 Beban Penjualan Beban sewa (termasuk amortisasi sewa jangka panjang) Lainnya
2006
561
23
2007
351
2006
0,10
0,08
PT MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 (Disajikan dalam jutaan rupiah Indonesia dan ribuan mata uang asing, kecuali data saham/unit) 7. TRANSAKSI DAN SALDO PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan) Persentase dari Jumlah Pendapatan atau Beban yang Bersangkutan
Jumlah 2007
2006
2007
2006
Pendapatan sewa PT Lippo Karawaci Tbk PT Multipolar Tbk
(2.062) (1.220)
(1.229) (1.196)
(2,97) (1,76)
(2,23) (2,17)
Sub-jumlah
(3.282)
(2.425)
(4,73)
(4,40)
Bersih
(2.721)
(2.074)
(4,63)
(4,32)
Beban pemasaran Avel Pty. Limited, Australia PT First Media Tbk PT Cosmopolitan Indotama Lainnya
7.771 1.381 150 352
5.527 5.231 629
25,68 4,56 0,50 1,16
20,24 19,16 2,30
Jumlah
9.654
11.387
31,90
41,70
19.519
18.218
2,72
3,04
Beban asuransi PT Lippo General Insurance Tbk
727
1.388
1,90
4,22
Beban konsultan Lainnya
288
361
0,90
0,77
Beban komunikasi Lainnya
200
225
0,86
0,94
Beban perbaikan dan pemeliharaan Lainnya (masing-masing dibawah Rp1.000)
151
1.005
1,00
6,58
Beban lain-lain Lainnya
117
-
0,72
-
Penghasilan Lain-lain Pendapatan bunga PT Ciptadana Sekuritas PT Lipsec
10.476 1.454
10.009 1.969
5,78 0,80
17,48 3,44
Jumlah
11.930
11.978
6,58
20,92
Beban Umum dan Administrasi Beban gaji dan kesejahteraan karyawan Dewan Komisaris dan Direksi
Piutang dari PT Lipsec memperoleh bunga dengan tingkat tahunan sebesar 11% pada tahun 2007 dan 2006, sementara piutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa lainnya sebagian besar tidak dikenakan bunga. Pada tahun 2007, seluruh piutang PT Lipsec telah dilunasi. Pada tanggal 31 Desember 2007 dan 2006, sebagian piutang karyawan masing-masing sebesar Rp6.223 dan Rp6.597 berasal dari pinjaman untuk pembelian kendaraan yang diberikan Perusahaan kepada karyawannya. Transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa dilaksanakan dengan persyaratan yang normal seperti yang dilakukan dengan pihak ketiga, kecuali piutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa tertentu yang tidak dikenakan bunga.
24
PT MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 (Disajikan dalam jutaan rupiah Indonesia dan ribuan mata uang asing, kecuali data saham/unit) 7. TRANSAKSI DAN SALDO PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan) Hubungan dan sifat saldo akun/transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut: No.
Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Hubungan
Sifat Saldo Akun/Transaksi
1.
PT Ciptadana Sekuritas
Afiliasi
Investasi pada dana yang dikelola, pendapatan bunga dan beban lainlain
2.
PT Direct Power
Afiliasi
3.
PT Lippo Karawaci Tbk
Afiliasi
4. 5.
Karyawan PT Bintang Sidoraya
Karyawan Perusahaan asosiasi PT TPRB
Biaya dibayar di muka, uang muka sewa dan sewa jangka panjang bersih Biaya dibayar di muka, pembelian aktiva tetap, renovasi aktiva tetap, pendapatan sewa, piutang lainnya, uang jaminan dan beban sewa Pinjaman Piutang dan hutang antar perusahaan dan penyertaan saham
6.
PT Karya Dinamika Investama
Afiliasi
7.
PT Lippo Securities Tbk
Afiliasi
8.
PT Matahari Leisure
9.
PT Tason Mitra Prima
10.
PT Courts Indonesia Tbk
Perusahaan asosiasi dengan pemilikan langsung oleh Perusahaan Perusahaan asosiasi PT TPRB Afiliasi
11.
PT Multipolar Tbk
Pemegang saham mayoritas Perusahaan
Pembelian aktiva tetap, uang muka pembelian aktiva tetap, uang muka lainnya, uang muka perangkat lunak komputer, pendapatan sewa, piutang lainnya, biaya dibayar di muka, sewa jangka panjang - bersih, uang jaminan, beban sewa dan beban perbaikan dan pemeliharaan
12.
PT Mandiri Cipta Gemilang
Afiliasi
13.
PT Menara Perkasa Megah PT Persada Mandiri Dunia Niaga
Afiliasi
Uang muka pembelian aktiva tetap dan uang muka sewa Uang muka pembelian aktiva tetap
14. 15.
PT Menara Bhumimegah Avel Pty. Limited, Australia
Afiliasi Afiliasi
Uang muka sewa Piutang dan hutang antar perusahaan dan pembayaran untuk beban promosi
16.
PT Bintang Taratrans Buana
Afiliasi
17.
PT First Media Tbk
Afiliasi
Piutang dan hutang antar perusahaan Pembayaran untuk beban promosi, piutang lainnya, beban komunikasi dan beban perbaikan dan pemeliharaan
25
Piutang antar perusahaan dan penyertaan saham Piutang antar perusahaan dan pendapatan bunga Penyertaan saham dan hutang antar perusahaan Penyertaan saham Penyertaan saham
PT MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 (Disajikan dalam jutaan rupiah Indonesia dan ribuan mata uang asing, kecuali data saham/unit) 7. TRANSAKSI DAN SALDO PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan) Hubungan dan sifat saldo akun/transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut: (lanjutan) Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
No.
Hubungan
18.
PT Cosmopolitan Indotama
Afiliasi
19.
Dewan Komisaris dan Direksi
20.
PT Lippo General Insurance Tbk
Dewan Komisaris dan Direksi Afliliasi
Sifat Saldo Akun/Transaksi Pembayaran untuk beban promosi, beban konsultasi dan beban perbaikan dan pemeliharaan Pembayaran untuk beban gaji Beban asuransi dan biaya dibayar di muka
Saldo akun/transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa lainnya (masing-masing di bawah Rp1.000) terutama terdiri dari piutang lain-lain, biaya dibayar di muka, hutang/piutang antar perusahaan, penyertaan saham, sewa jangka panjang - bersih, uang jaminan, beban sewa, beban pemasaran, jasa konsultasi, beban komunikasi, beban perbaikan dan pemeliharaan dan beban lainlain. 8. INVESTASI PADA PERUSAHAAN ASOSIASI Akun ini merupakan penyertaan yang dinyatakan dengan metode ekuitas dan terdiri dari:
Persentase Pemilikan
Akumulasi Bagian atas Laba Bersih Perusahaan Asosiasi yang Tidak Dibagikan
Nilai Penyertaan
2007
PT Matahari Leisure (“PT ML”) PT Bintang Sidoraya (“PT BSR”) PT Tason Mitra Prima (“PT TMP”) PT Karya Dinamika Investama (“PT KDI”)
50,00 40,00 50,00
26.673 21.123 3.395
25.236 162 395
36,36
400
-
51.591
25.793
20.845 21.123 3.395 400
19.408 162 395 -
45.763
19.965
Jumlah 2006
PT ML PT BSR PT TMP PT KDI
50,00 40,00 50,00 36,36
Jumlah PT ML
Perusahaan memiliki secara langsung 50% pemilikan pada PT ML. PT ML bergerak dalam bidang manufaktur mesin permainan. Bagian atas laba bersih perusahaan asosiasi adalah sebesar Rp8.328 dan Rp6.158 masing-masing untuk tahun 2007 dan 2006. Perusahaan memperoleh dividen tunai sebesar Rp2.500 pada tahun 2007. 26
PT MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 (Disajikan dalam jutaan rupiah Indonesia dan ribuan mata uang asing, kecuali data saham/unit) 8. INVESTASI PADA PERUSAHAAN ASOSIASI (lanjutan) PT BSR dan PT TMP Penyertaan saham pada PT BSR dan PT TMP diperoleh melalui PT Taraprima Reksabuana (Anak Perusahaan). PT BSR bergerak dalam bidang penjualan dan pemasaran produk minuman bir, sementara PT TMP belum beroperasi secara komersial. Bagian atas rugi bersih PT BSR adalah sebesar Rp96 untuk tahun 2006. PT KDI PT Nadya Putra Investama, Anak Perusahaan, memiliki 36,36% pemilikan pada PT KDI. PT KDI belum memulai operasi komersial. 9. INVESTASI JANGKA PANJANG LAINNYA Akun ini terdiri dari: 2007 Penyertaan pada unit LMIR Trust
2006
217.887
-
Penyertaan saham yang dinyatakan dengan metode biaya PT Courts Indonesia Tbk (“PT CI”) BigboXX.com (CI) Limited (“BCL”) - bersih
4.251 5
4.251 5
Sub - jumlah
4.256
4.256
222.143
4.256
Jumlah
LMIR Trust Tristar, Anak Perusahaan, memiliki investasi tersedia untuk dijual berupa 50.389.000 unit LMIR Trust, suatu trust yang memiliki investasi pada aktiva berupa mal komersial dan lahan usaha ritel. Pada tanggal 31 Desember 2007, nilai pasar dari penyertaan tersebut adalah Rp217.887. Selisih antara nilai pasar dan nilai perolehan penyertaan adalah sebesar Rp40.899 yang merupakan kerugian yang belum direalisasi pada tanggal 31 Desember 2007 yang dicatat pada bagian ekuitas Perusahaan (Catatan 1c dan 33). PT CI Penyertaan saham pada PT CI merupakan 4,9889% pemilikan. PT CI bergerak dalam bidang perdagangan eceran peralatan elektronik dan perabotan rumah. BCL Penyertaan saham Prime Connection Limited (Anak Perusahaan) pada BCL, suatu perusahaan yang tergabung dalam grup usaha Hutchison Whampoa Ltd. - Hong Kong, yang bergerak dalam usaha retail dan distribusi.
27
PT MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 (Disajikan dalam jutaan rupiah Indonesia dan ribuan mata uang asing, kecuali data saham/unit) 10. AKTIVA TETAP Rincian aktiva tetap adalah sebagai berikut: Transaksi selama Tahun Berjalan 2007 Nilai Tercatat Pemilikan Langsung: Tanah Bangunan Renovasi bangunan Peralatan dan instalasi Kendaraan Mesin
Saldo Awal
Penambahan*
Saldo Akhir
Pelepasan**
123.080 1.176.559 225.006 1.474.521 22.319 262.270
283.320 46.680 231.419 3.372 25.554
12.141 627.022 15.645 93.572 1.700 9.177
110.939 832.857 256.041 1.612.368 23.991 278.647
Sub-jumlah Aktiva Sewa Guna Usaha Kendaraan
3.283.755
590.345
759.257
3.114.843
338
-
-
338
Jumlah
3.284.093
590.345
759.257
3.115.181
241.680 81.662 724.636 16.543 189.547
61.215 46.491 171.522 3.495 41.598
108.428 14.276 51.872 1.465 8.756
194.467 113.877 844.286 18.573 222.389
1.254.068
324.321
184.797
1.393.592
-
93
-
93
Jumlah
1.254.068
324.414
184.797
1.393.685
Bersih dari akumulasi penyusutan
2.030.025
265.931
574.460
1.721.496
-
-
265.931
574.460
Akumulasi Penyusutan Pemilikan Langsung: Bangunan Renovasi bangunan Peralatan dan instalasi Kendaraan Mesin Sub-jumlah Aktiva Sewa Guna Usaha Kendaraan
Penyisihan kerugian nilai aktiva tetap Bersih
(24.897) 2.005.128
(24.897) 1.696.599
* termasuk reklasifikasi dari uang muka pembelian aktiva tetap dan aktiva tidak lancar lainnya ** termasuk aktiva yang kebanjiran
Transaksi selama Tahun Berjalan 2006 Nilai Tercatat Pemilikan Langsung: Tanah Bangunan Renovasi bangunan Peralatan dan instalasi Kendaraan Mesin
Saldo Awal
Penambahan*
Saldo Akhir
Pelepasan**
123.080 1.153.695 169.841 1.172.394 21.396 233.576
22.864 86.986 338.354 4.200 32.939
31.821 36.227 3.277 4.245
123.080 1.176.559 225.006 1.474.521 22.319 262.270
Sub-jumlah Aktiva Sewa Guna Usaha Kendaraan
2.873.982
485.343
75.570
3.283.755
-
338
-
338
Jumlah
2.873.982
485.681
75.570
3.284.093
28
PT MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 (Disajikan dalam jutaan rupiah Indonesia dan ribuan mata uang asing, kecuali data saham/unit) 10. AKTIVA TETAP (lanjutan) Transaksi selama Tahun Berjalan Saldo Awal
2006 Akumulasi Penyusutan Pemilikan Langsung: Bangunan Renovasi bangunan Peralatan dan instalasi Kendaraan Mesin
Penambahan*
Pelepasan**
Saldo Akhir
183.473 72.048 607.931 15.680 151.136
58.207 40.174 144.123 3.979 41.997
30.560 27.418 3.116 3.586
241.680 81.662 724.636 16.543 189.547
Sub-jumlah
1.030.268
288.480
64.680
1.254.068
Bersih dari akumulasi penyusutan
1.843.714
197.201
10.890
2.030.025
Penyisihan kerugian nilai aktiva tetap Bersih
(43.381) 1.800.333
-
(18.484)
197.201
(7.594)
(24.897) 2.005.128
* termasuk reklasifikasi dari uang muka pembelian aktiva tetap ** termasuk aktiva yang terbakar
Pada tahun 2007 dan 2006, Perusahaan menjual aktiva tetap tertentu dengan laba (rugi), yang dihitung sebagai berikut: a. Penjualan Aktiva Tetap 2007 11.073 (14.939) (3.866)
Harga jual Nilai buku bersih Rugi
2006 3.696 (10.890) (7.194)
b. Penjualan Investasi Saham serta Penjualan dan Penyewaan Aktiva 2007 Hasil yang diperoleh Nilai buku bersih aktiva Laba ditangguhkan atas transaksi penjualan investasi serta penjualan dan penyewaan aktiva Amortisasi Bersih Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun Bagian Jangka panjang
1.028.750 (601.604) 427.146 (4.864) 422.282 (42.715) 379.567
Selisih antara harga jual dan nilai buku aktiva yang dijual diakui dan dicatat sebagai laba atau rugi yang ditangguhkan. Amortisasi atas laba atau rugi yang ditangguhkan dilakukan secara proporsional dengan biaya sewa aktiva terkait selama 10 tahun (Catatan 33). Pada tanggal 22 Juni 2007, Perusahaan menandatangani masing-masing Perjanjian Pengikatan Jual Beli dengan PT Madiun Ritelindo (“PT MR”), PT Java Mega Jaya (“PT JMJ”) dan PT Dinamika Serpong (“PT DS”) dan Perjanjian Pengikatan Pengalihan Hak masing-masing dengan PT Matos Surya Perkasa (“PT MSP”), PT Megah Detos Utama (“PT MDU”), PT Palladium Megah Lestari (“PT PML”) dan PT Gema Metropolis Modern (“PT GMM”), masing-masing berhubungan dengan penjualan bangunan dan fasilitas milik Perusahaan yang berlokasi di Madiun (kepada PT MR), Semarang (kepada PT JMJ), Serpong (kepada PT DS), Malang (kepada PT MSP), Depok (kepada 29
PT MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 (Disajikan dalam jutaan rupiah Indonesia dan ribuan mata uang asing, kecuali data saham/unit) 10. AKTIVA TETAP (lanjutan) PT MDU), Medan (kepada PT PML) dan Tangerang (kepada PT GMM). Jumlah keseluruhan transaksi penjualan adalah Rp578.582. Dari penjualan aktiva tersebut diperoleh laba Rp20.032 yang dicatat sebagai “Laba Ditangguhkan Atas Transaksi Penjualan dan Penyewaan Aktiva” (Catatan 2i). Pada tanggal 19 November 2007, Perusahaan telah menandatangani Akta Jual Beli untuk lokasi Madiun, Serpong dan Semarang, serta akta Pengalihan Hak dan Kewajiban untuk lokasi Malang, Depok, Medan dan Tangerang kepada masing-masing pembeli. Penyusutan pada tahun 2007 dan 2006 dibebankan sebagai berikut: 2007 Beban umum dan administrasi Beban lain-lain - lainnya Beban pokok penjualan - beban pabrikasi roti Jumlah
321.738 2.544 132 324.414
2006 287.024 1.390 66 288.480
Perusahaan secara berkesinambungan menelaah dan mendayagunakan secara maksimal operasional Perusahaan untuk menghasilkan pendapatan, menelaah kesesuaian lokasi toko dan kondisi demografi, menutup beberapa toko Perusahaan yang tidak memberikan nilai tambah dan mengurangi luas beberapa toko dalam rangka efisiensi. Atas rencana ini, Perusahaan membentuk penyisihan seperti penyisihan kerugian nilai aktiva tetap. Pada bulan Februari 2007, kantor pusat dan pusat hiburan PT Matahari Graha Fantasi yang berlokasi di Kelapa Gading, Jakarta Utara, rusak akibat banjir. Seluruh nilai buku aktiva tetap yang terkena banjir telah diklaim, dan seluruh klaim tersebut telah diterima di tahun 2007 sebesar Rp3.611. Hak atas tanah merupakan Hak Guna Bangunan (HGB) atas tanah yang terletak di beberapa kota di Indonesia. HGB akan berakhir pada berbagai tanggal mulai tahun 2008 sampai 2030. Manajemen berkeyakinan bahwa HGB atas seluruh hak atas tanah, termasuk yang tidak digunakan dalam operasi dapat diperpanjang. Manajemen juga berkeyakinan bahwa tidak terdapat penurunan nilai aktiva sebagaimana dimaksud dalam PSAK 48 tentang “Penurunan Nilai Aktiva” per 31 Desember 2007. Perusahaan mengasuransikan sebesar Rp2.510.682 pada tanggal 31 Desember 2007 atas seluruh aktiva tetapnya, kecuali tanah, terhadap kebakaran dan risiko lainnya. Manajemen berkeyakinan bahwa nilai pertanggungan tersebut, yang terutama didapat dari PT Asuransi Bintang Tbk dan PT Asuransi Central Asia cukup untuk menutup kemungkinan kerugian dari kebakaran dan risiko lainnya. Pada tanggal 31 Desember 2007, aktiva tetap sebesar Rp160.277 digunakan sebagai jaminan atas hutang obligasi (Catatan 20). 11. UANG MUKA SEWA Akun ini merupakan uang muka sewa yang dibayarkan kepada pemilik bangunan untuk toko baru. Uang muka tersebut akan digunakan untuk pembayaran sewa pada saat periode sewa dimulai (Catatan 33). 12. SEWA JANGKA PANJANG - BERSIH Akun ini merupakan pembayaran sewa jangka panjang untuk lokasi toko-toko Perusahaan di Bellanova Country Mall, Cibubur Town Square, Bandung Indah Plaza, Kramat Jati, King Bandung dan toko lainnya. 30
PT MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 (Disajikan dalam jutaan rupiah Indonesia dan ribuan mata uang asing, kecuali data saham/unit) 13. UANG MUKA PEMBELIAN AKTIVA TETAP Akun ini terutama merupakan uang muka pembangunan yang akan digunakan untuk toko Perusahaan di Lampung pada tanggal 31 Desember 2007 dan pembelian ruangan toko di Surabaya, Sumatra Utara dan Jakarta pada tanggal 31 Desember 2006. Di samping itu, akun ini juga termasuk uang muka pembelian peralatan dan instalasi untuk toko-toko Perusahaan. Akun uang muka akan direklas ke aktiva tetap pada saat penyerahan bangunan ke Perusahaan ketika aktiva dalam pembangunan atau instalasi tersebut selesai atau pada saat pengiriman peralatan yang dibeli. 14. HUTANG USAHA Akun ini merupakan kewajiban kepada para pemasok (pihak ketiga) dalam rangka pembelian barang dagangan: 2007 2006 Beli putus Konsinyasi
674.412 292.562
372.507 258.576
Jumlah
966.974
631.083
Semua saldo hutang kepada pemasok pada tanggal 31 Desember 2007 seluruhnya dibayar pada triwulan pertama tahun 2008. 15. HUTANG LAIN-LAIN Akun ini terutama merupakan kewajiban kepada Dellmore Investment Limited (“DM”) sehubungan dengan penerimaan dana escrow dari DM (Catatan 2q dan 4), kewajiban kepada kontraktor untuk pekerjaan renovasi bangunan, termasuk dekorasi toko, dan kepada pihak ketiga atas beban pemasaran. Di samping itu, akun ini terdiri dari taksiran kewajiban sehubungan dengan customer loyalty program Perusahaan sebesar Rp13.093 dan Rp14.855 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2007 dan 2006. 16. HUTANG PAJAK Hutang pajak terdiri dari: 2007
2006
Hutang Pajak Penghasilan (setelah dikurangi dengan pembayaran di muka sebesar Rp34.766 pada tahun 2007 dan Rp21.073 pada tahun 2006) Hutang pajak lainnya: Pajak Penghasilan Pasal 21 Pasal 23 Pasal 25 Pasal 26 Pajak Pertambahan Nilai Lain-lain
3.845
14.422
9.421 6.827 2.647 116 27.385 103
3.580 39.029 1.589 2.105 313 1.754
Jumlah
50.344
62.792
31
PT MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 (Disajikan dalam jutaan rupiah Indonesia dan ribuan mata uang asing, kecuali data saham/unit) 16. HUTANG PAJAK (lanjutan) Rekonsiliasi antara laba sebelum Pajak Penghasilan seperti yang tercantum dalam laporan laba rugi konsolidasi, dan taksiran laba kena pajak Perusahaan adalah sebagai berikut: 2007 Laba sebelum Pajak Penghasilan per laporan laba rugi konsolidasi Rugi Anak Perusahaan sebelum Pajak Penghasilan - bersih Bagian atas laba bersih perusahaan asosiasi
2006
213.707
195.730
23.481 (8.328)
Laba sebelum Pajak Penghasilan Perusahaan Beda temporer: Rugi bersih selisih kurs - setelah dikurangi laba (rugi) atas perubahan nilai wajar swap valuta asing/opsi Laba atas transaksi penjualan dan penyewaan aktiva Penyusutan dan amortisasi Penggunaan penyisihan restrukturisasi toko Lain-lain Beda tetap: Kesejahteraan karyawan Pendapatan yang telah dikenakan pajak final/bukan obyek pajak - Bunga - Sewa - bersih - Dividen Laba yang direalisasi/belum direalisasi dari pemilikan saham yang tercatat di bursa efek Taksiran penghasilan kena pajak Perusahaan
38.624 (6.062)
228.860
228.292
42.395
44.368
19.804 (49.373) (12.500) (383)
(42.102) (20.491) 2.483
497
498
(52.842) (49.658) (8)
(31.172) (66.519) (73)
(20)
(2.591)
126.772
112.693
Perhitungan beban Pajak Penghasilan adalah sebagai berikut: 2007 Penghasilan kena pajak Perusahaan
2006
126.772
112.693
Anak Perusahaan (PT MGF, PT MSE dan PT TPRB)
1.990
5.683
Beban Pajak Penghasilan - tahun berjalan Perusahaan Anak Perusahaan (PT MGF, PT MSE dan PT TPRB)
38.014 597
33.790 1.705
38.611
35.495
Jumlah
32
PT MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 (Disajikan dalam jutaan rupiah Indonesia dan ribuan mata uang asing, kecuali data saham/unit) 16. HUTANG PAJAK (lanjutan) 2007 Beban (manfaat) Pajak Penghasilan - tangguhan pada tarif pajak maksimum 30% Perusahaan Pengaruh beda temporer: Penyusutan dan amortisasi Penggunaan penyisihan restrukturisasi toko Rugi bersih selisih kurs - setelah dikurangi laba (rugi) atas perubahan nilai wajar swap valuta asing/opsi Laba atas transaksi penjualan dan penyewaan aktiva Lain-lain
2006
14.812 3.750
12.631 6.147
(12.718)
(13.310)
(5.941) 115
(745)
18 (1.866)
4.723 (1.999)
Beban (manfaat) Pajak Penghasilan tangguhan
(1.848)
2.724
Beban Pajak Penghasilan - tahun berjalan dan tangguhan Perusahaan Anak Perusahaan
38.032 (1.269)
38.513 (294)
Bersih
36.763
38.219
Bersih Anak Perusahaan
Perhitungan taksiran hutang Pajak Penghasilan (tagihan pajak) adalah sebagai berikut: 2007 Beban Pajak Penghasilan - tahun berjalan Perusahaan Anak Perusahaan (PT MGF, PT MSE dan PT TPRB)
2006
38.014 597
33.790 1.705
38.611
35.495
3.187 31.134
3.433 16.191
34.321
19.624
Anak Perusahaan (PT MGF dan PT MSE) Pasal 22 Pasal 23 Pasal 25
3 861
783 9 3.111
Sub-jumlah
864
3.903
35.185
23.527
Pembayaran Pajak Penghasilan di muka Perusahaan Pasal 23 Pasal 25 Sub-jumlah
Jumlah pembayaran di muka
33
PT MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 (Disajikan dalam jutaan rupiah Indonesia dan ribuan mata uang asing, kecuali data saham/unit) 16. HUTANG PAJAK (lanjutan) 2007 Taksiran hutang Pajak Penghasilan (tagihan pajak) Perusahaan Anak Perusahaan PT MGF PT MSE PT TPRB
2006 3.693
14.166
(419) 3 149
Bersih
3.426
(2.454) 2 254 11.968
Pada tanggal 23 Maret 2007, PT MGF, Anak Perusahaan, menerima Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (”SKPLB”) dan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (”SKPKB”) untuk tahun pajak 2005. Berdasarkan SKPLB tersebut, Direktorat Jenderal Pajak menyesuaikan tagihan Pajak Penghasilan PT MGF menjadi Rp8.553. Pada tanggal 13 April 2007, PT MGF menerima pengembalian sebesar Rp7.977, yang merupakan jumlah bersih setelah dikurangi dengan terhutang tambahan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan 23 dan Pajak Pertambahan Nilai (”PPN”) beserta dendanya sebesar Rp575. Penyesuaian atas tagihan Pajak Penghasilan 2005 dan tambahan Pajak Penghasilan dan PPN di atas dibebankan pada operasi tahun berjalan. Pada tanggal 28 Maret 2006, PT MGF, Anak Perusahaan, menerima SKPKB untuk tahun pajak 2004. Berdasarkan SKPKB tersebut, PT MGF terhutang tambahan Pajak Penghasilan (meliputi Pajak Penghasilan Pasal 4(2), 21, 23 dan 26), Pajak Penghasilan Badan dan PPN beserta dendanya sebesar Rp1.303 yang dibebankan pada tahun 2006 setelah dikurangi dengan tagihan pajak. Rekonsiliasi antara beban Pajak Penghasilan yang dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku sebesar 30% dari laba sebelum Pajak Penghasilan, dengan beban bersih Pajak Penghasilan seperti yang tercantum dalam laporan laba rugi konsolidasi untuk tahun yang berakhir pada tanggaltanggal 31 Desember 2007 dan 2006 adalah sebagai berikut: 2007 Laba sebelum Pajak Penghasilan per laporan laba rugi konsolidasi Beban Pajak Penghasilan dengan tarif pajak yang berlaku sebesar 30% Pengaruh pajak atas beda tetap: Kesejahteraan karyawan Pendapatan yang telah dikenakan pajak final/bukan obyek pajak - bersih Lain-lain - bersih Beban bersih Pajak Penghasilan per laporan laba rugi konsolidasi
34
2006
213.707
195.730
64.112
58.719
294
308
(31.229) 3.586
(30.277) 9.469
36.763
38.219
PT MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 (Disajikan dalam jutaan rupiah Indonesia dan ribuan mata uang asing, kecuali data saham/unit) 16. HUTANG PAJAK (lanjutan) Pengaruh pajak atas beda temporer yang signifikan antara pelaporan komersial dan pajak dan akumulasi rugi fiskal per 31 Desember 2007 dan 2006 adalah sebagai berikut: 2007 Perusahaan: Aktiva pajak tangguhan Penyisihan piutang ragu-ragu Rugi bersih selisih kurs - setelah dikurangi laba (rugi) atas perubahan nilai wajar swap valuta asing/opsi Penyisihan imbalan kerja Penyisihan restrukturisasi toko Laba atas transaksi penjualan dan penyewaan aktiva Penyisihan kerugian investasi jangka panjang
2006
32.178
32.178
26.028 6.909 6.534
13.310 6.909 10.284
5.941 195
195
77.785
62.876
90.594
75.783
211
96
Jumlah
90.805
75.879
Kewajiban pajak tangguhan - bersih Perusahaan Anak Perusahaan (PT TPRB)
13.020 10
13.003 10
Jumlah
13.030
13.013
4.037
2.172
Jumlah Kewajiban pajak tangguhan Penyusutan dan amortisasi Rugi yang belum direalisasi dari investasi dalam efek hutang
Aktiva pajak tangguhan - bersih Anak Perusahaan (PT MGF dan PT MSE)
Per tanggal laporan auditor independen, Perusahaan dan Anak Perusahaan belum menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) 2007 ke Kantor Pelayanan Pajak. Penghasilan Kena Pajak untuk tahun 2006 sama dengan yang dilaporkan dalam SPT yang disampaikan oleh Perusahaan ke Kantor Pelayanan Pajak. Tidak terdapat beban Pajak Penghasilan - tahun berjalan untuk PT NPI, PT MKN, MIFCO, MDS dan MF pada tahun 2007 dan/atau 2006 karena perusahaan tersebut masih mengalami rugi fiskal setelah memperhitungkan akumulasi rugi fiskal tahun-tahun sebelumnya, dan untuk PT MMS, PT MMT, PT MBD, PCL, BL, BRC, MI, MTL, GCL, PT MDP, Tristar dan PT PGP pada tahun 2007 dan/atau 2006, karena belum beroperasi. 17. BEBAN MASIH HARUS DIBAYAR Akun ini terdiri dari: 2007 Gaji dan kesejahteraan karyawan (Catatan 30) Beban bunga Pemasaran dan perlengkapan 35
139.708 55.241 41.616
2006 102.656 49.339 29.521
PT MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 (Disajikan dalam jutaan rupiah Indonesia dan ribuan mata uang asing, kecuali data saham/unit) 17. BEBAN MASIH HARUS DIBAYAR (lanjutan) 2007 Listrik dan energi Sewa Lain-lain Jumlah
2006
31.365 27.589 91.003
28.131 27.037 53.020
386.522
289.704
18. HUTANG NOTES Saldo hutang Notes dihitung sebagai berikut: 2007
2006
Nilai nominal (AS$150.000) Diskonto dan beban emisi wesel yang belum diamortisasi
1.408.950 (42.869)
1.353.000 (62.947)
Bersih
1.366.081
1.290.053
Pada tanggal 6 Oktober 2006, Matahari Finance B.V., Anak Perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh Perusahaan, menerbitkan Notes dengan nilai nominal keseluruhan sebesar AS$150.000 dalam denominasi AS$100 per lembar pada harga 98,731%, dengan DB Trustees (Hong Kong) Limited bertindak sebagai wali amanat dan UBS AG dan Credit Suisse Securities (Europe) Limited sebagai “Joint Lead Managers”. Notes akan jatuh tempo pada 6 Oktober 2009 dan dikenakan bunga sebesar 9,5% per tahun. Penerimaan dari notes akan digunakan untuk pembayaran kembali hutang, pengeluaran modal, modal kerja dan tujuan umum lainnya. Notes dijamin oleh Perusahaan dan tanpa jaminan. Sewaktu-waktu pada tanggal atau setelah tanggal 6 Oktober 2007, penerbit dapat menebus Notes, seluruhnya atau sebagian pada harga yang telah ditentukan. Notes tersebut mendapat peringkat “B1” dari Moody’s Investors Service, Inc. dan “B+” dari Standard and Poor’s Rating Group, sebuah divisi dari Mc Graw-Hill Companies, Inc. dan telah dicatatkan pada Bursa Efek Singapore (“SGX-ST”). Amortisasi diskonto dan biaya emisi notes yang dibebankan pada usaha tahun 2007 dan 2006 masing-masing adalah sebesar Rp24.393 dan Rp5.043. 19. HUTANG BANK JANGKA PANJANG Akun ini terdiri dari hutang bank pihak ketiga sebagai berikut: 2007 PT Bank Lippo Tbk (“Lippo”) PT Bank Mizuho Indonesia (“Mizuho”) PT Bank Internasional Indonesia Tbk (“BII”) The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited (“HSBC”), termasuk pinjaman saldo menurun sebesar Rp7.900 untuk tahun 2007 dan Rp23.500 untuk tahun 2006
36
2006
240.000 200.000 200.000
50.000 -
107.900
33.500
PT MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 (Disajikan dalam jutaan rupiah Indonesia dan ribuan mata uang asing, kecuali data saham/unit) 19. HUTANG BANK JANGKA PANJANG (lanjutan) 2007
2006
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (“BNI”) PT Bank Danamon Tbk (“Danamon”)
100.000 -
126.000 160.000
Sub-jumlah Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun
847.900 116.991
369.500 15.600
Bagian Jangka Panjang
730.909
353.900
Lippo Pada tanggal 13 Desember 2007, Perusahaan mendapatkan fasilitas kredit Pinjaman Tetap atas Permintaan 3 (”PTX-OD 3”) sebesar Rp240.000 dari Lippo. Fasilitas kredit tersedia sampai dengan tanggal 13 Desember 2009. Pada tanggal 15 Maret 2006, Perusahaan mendapat fasilitas kredit Pinjaman Tetap atas Permintaan (“PTX-OD”) sebesar Rp200.000 dari Lippo. Fasilitas kredit tersedia sampai dengan bulan Maret 2008. Berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak, efektif sejak tanggal 14 Maret 2007, seluruh pinjaman dilunasi. Pada tanggal 7 Juni 2006, Perusahaan mendapat fasilitas kredit Pinjaman Tetap atas Permintaan 2 (“PTX-OD 2”) sebesar Rp60.000 dari Lippo. Fasilitas kredit tersedia sampai dengan bulan Maret 2008. Per 31 Desember 2007, fasilitas kredit yang belum digunakan berjumlah Rp60.000. Mizuho Pada tanggal 20 April 2007, Perusahaan mendapatkan fasilitas kredit modal kerja revolving sebesar Rp100.000 dari Mizuho. Fasilitas kredit tersebut telah diperpanjang hingga tanggal 28 September 2010 dan jumlah fasilitas kredit ditingkatkan menjadi Rp200.000. Per 31 Desember 2007, seluruh fasilitas kredit telah digunakan. BII Pada tanggal 13 Desember 2007, Perusahaan mendapatkan fasilitas kredit promes berulang sebesar Rp200.000 dari BII. Fasilitas kredit tersedia sampai dengan tanggal 13 Desember 2010. Per 31 Desember 2007, seluruh fasilitas kredit telah digunakan. HSBC Pada tanggal 15 Maret 2005, PT Matahari Graha Fantasi (“PT MGF”), Anak Perusahaan, mendapat fasilitas pinjaman modal kerja revolving dan fasilitas cerukan dengan jumlah batas maksimum gabungan sebesar Rp30.000 dari HSBC. Pada tahun 2006, fasilitas pinjaman diubah menjadi fasilitas pinjaman saldo menurun (Reducing Balance Loan) dan pinjaman akan dibayar dalam 22 cicilan bulanan masing-masing sebesar Rp1.300 per bulan mulai bulan Agustus 2006 dan Rp1.400 untuk cicilan terakhir pada bulan Juni 2008. Pinjaman ini dijamin dengan letter of comfort dari Perusahaan dan LAI Asia Pte. Ltd (pemegang saham PT MGF lainnya) secara proporsional sesuai dengan persentase pemilikan pada PT MGF. HSBC akan mensyaratkan Akta Jaminan Fidusia Pengalihan Kepemilikan (Fiduciary Transfer of Ownership) atas mesin PT MGF sebesar jumlah pinjaman pada saat PT MGF pertama kali gagal membayar cicilan bulanan atas pinjaman saldo menurun.
37
PT MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 (Disajikan dalam jutaan rupiah Indonesia dan ribuan mata uang asing, kecuali data saham/unit) 19. HUTANG BANK JANGKA PANJANG (lanjutan) Pada tanggal 19 September 2006, Perusahaan mendapat fasilitas kredit modal kerja dari HSBC dengan jumlah pokok pinjaman sebesar Rp150.000 (atau ekuivalen dalam dolar Amerika dengan jumlah maksimum sebesar AS$15.000). Jangka waktu penarikan fasilitas modal kerja tersedia sampai dengan tanggal 19 September 2008 dan akan jatuh tempo pada tanggal 18 Desember 2008. Oleh karena itu, pinjaman tersebut disajikan sebagai ”Hutang Bank Jangka Panjang Yang Jatuh Tempo Dalam Satu Tahun” pada tanggal 31 Desember 2007. Pada bulan September 2006, Perusahaan mendapat fasilitas trade sebesar AS$10.000 (import facility sebesar AS$ 10.000 dan guarantee facility sebesar AS$10.000, dengan limit gabungan sebesar AS$10.000) dan fasilitas cross currency swap sebesar AS$29.000 dari The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited (“HSBC”). Trade facility digunakan untuk pembayaran barang import dan mempunyai jangka waktu maksimum 90 hari. Trade facility juga termasuk porsi jaminan dengan jangka waktu maksimum 1 tahun. Fasilitas cross currency swap digunakan untuk melindungi risiko mata uang atas Notes Perusahaan (Catatan 18). Fasilitas ini telah diperpanjang sampai dengan tanggal 30 Juni 2008 dengan fasilitas cross currency swap diubah menjadi AS$10.000. Per 31 Desember 2007, fasilitas yang belum digunakan oleh Perusahaan adalah Rp50.000 untuk fasilitas kredit modal kerja, sedangkan untuk fasilitas trade serta fasilitas cross currency swap belum digunakan. BNI Pada tanggal 21 September 2006, Perusahaan mendapat fasilitas kredit berjangka (term loan) dengan jumlah maksimum sebesar Rp500.000 dari BNI yang tersedia sampai dengan tanggal 20 Juni 2011. Pada tanggal 31 Desember 2007, saldo fasilitas kredit yang digunakan adalah Rp100.000 yang mana akan dicicil sampai dengan bulan Juni 2011. Bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun telah disajikan sebagai “Hutang Jangka Panjang yang Jatuh Tempo Dalam Satu Tahun - Hutang Bank”. Per tanggal 31 Desember 2007, fasilitas kredit yang belum digunakan berjumlah Rp400.000. Danamon Pada tanggal 25 Juni 2004, Perusahaan mendapat fasilitas kredit modal kerja revolving sebesar Rp100.000, fasilitas transaksi valuta asing berupa Pre-Settlement of Exposure on Foreign Exchange (PSE-FX)/Settlement Risk (SR) dengan jumlah maksimal PSE-FX sebesar AS$400 dan jumlah maksimum SR sebesar AS$5.000 per hari dan fasilitas letter of credit berupa sight L/C sub limit T/R dan/atau usance L/C (“Omnibus Trade Finance - OTF Facility”) dengan jumlah maksimum sebesar AS$5.000 dari Danamon. Fasilitas PSE-FX telah ditingkatkan menjadi AS$1.000 dengan jumlah maksimum SR sebesar AS$5.000 per hari dan fasilitas OTF dengan jumlah maksimum AS$5.000 untuk sight L/C sub limit T/R dan atau usance L/C telah diubah menjadi Rp25.000. Fasilitas tersebut tersedia sampai dengan tanggal 30 Juni 2007. Sedangkan fasilitas revolving telah diperpanjang hingga tanggal 30 Juni 2008, sehingga pinjaman ini disajikan sebagai ”Hutang Bank Jangka Panjang” pada tahun 2006. Berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak, efektif sejak tanggal 14 Maret 2007, fasilitas-fasilitas kredit tersebut sudah dilunasi. Pada tanggal 8 September 2006 dan 19 September 2006, Perusahaan mendapat dua fasilitas kredit modal kerja revolving dari Danamon masing-masing sebesar Rp125.000 dan Rp110.000. Fasilitasfasilitas tersebut telah diperpanjang hingga tanggal 30 Juni 2010. Per 31 Desember 2007, fasilitas kredit yang belum digunakan berjumlah Rp235.000.
38
PT MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 (Disajikan dalam jutaan rupiah Indonesia dan ribuan mata uang asing, kecuali data saham/unit) 19. HUTANG BANK JANGKA PANJANG (lanjutan) Untuk seluruh fasilitas pinjaman tersebut di atas, Perusahaan dan Anak Perusahaan dikenakan bunga dengan tingkat tahunan berkisar antara 7,3% sampai 12,75% pada tahun 2007 dan 11,5% sampai 16,4% pada tahun 2006. Perusahaan dan Anak Perusahaan juga diwajibkan untuk memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu, antara lain seperti memelihara rasio-rasio keuangan tertentu. Per tanggal 31 Desember 2007, semua rasio-rasio keuangan tersebut terpenuhi. Fasilitas-fasilitas kredit yang diperoleh Perusahaan adalah tanpa jaminan. 20. HUTANG OBLIGASI Saldo hutang obligasi dihitung sebagai berikut: Obligasi II Matahari Tahun 2004 dengan Tingkat Bunga Tetap Obligasi Syariah Ijarah I Matahari Tahun 2004 Obligasi I Matahari Tahun 2002 dengan Tingkat Bunga Tetap
2007
2006
300.000 150.000
300.000 150.000
-
450.000
Nilai Nominal Obligasi diperoleh kembali
450.000 -
900.000 (54.000)
Saldo Beban emisi obligasi yang belum diamortisasi
450.000 (4.856)
846.000 (10.621)
Bersih
445.144
835.379
Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun: Obligasi I Matahari Tahun 2002 dengan Tingkat Bunga Tetap Obligasi diperoleh kembali Beban emisi obligasi yang belum diamortisasi
-
450.000 (54.000) (2.255)
Bagian Jangka Pendek - Bersih
-
393.745
445.144
441.634
Bagian Jangka Panjang - Bersih Obligasi I Matahari Tahun 2002 dengan Tingkat Bunga Tetap
Pada tanggal 25 September 2002, Perusahaan menerbitkan “Obligasi I Matahari Putra Prima Tahun 2002 dengan Tingkat Bunga Tetap” (“Obligasi I Matahari”) dengan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk bertindak sebagai wali amanat. Nilai nominal obligasi keseluruhan adalah Rp450.000 dengan nilai nominal Rp50 per lembar obligasi dan jatuh tempo pada tanggal 25 September 2007. Oleh karena itu, Obligasi I Matahari Tahun 2002 direklasifikasi sebagai ”Hutang Jangka Panjang Yang Jatuh Tempo Dalam Satu Tahun - Hutang Obligasi - Bersih” pada tahun 2006. Obligasi tersebut mendapat peringkat idAA- (stable outlook) berdasarkan hasil pemeringkatan yang dilakukan oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia (“Pefindo”) pada saat obligasi tersebut dikeluarkan. Bursa Efek Surabaya berdasarkan Surat Keputusan No. JKT-033/LIST-EMITEN/BES/IX/2002 tanggal 26 September 2002 menyetujui pencatatan obligasi tersebut di Bursa Efek Surabaya. Hutang obligasi dijamin dengan hak atas tanah, bangunan dan peralatan tertentu. Hasil obligasi digunakan untuk pembukaan toko-toko baru dan renovasi toko-toko yang telah ada dan untuk modal kerja Perusahaan, antara lain untuk pembelian persediaan barang dagangan. 39
PT MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 (Disajikan dalam jutaan rupiah Indonesia dan ribuan mata uang asing, kecuali data saham/unit) 20. HUTANG OBLIGASI (lanjutan) Obligasi I Matahari Tahun 2002 dengan Tingkat Bunga Tetap (lanjutan) Berdasarkan Perjanjian Perwaliamanatan, Perusahaan diwajibkan, antara lain, untuk memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu, seperti memelihara rasio-rasio keuangan tertentu. Amortisasi biaya emisi obligasi yang dibebankan pada usaha tahun 2007 dan 2006 masing-masing adalah sebesar Rp2.255 dan Rp3.105. Apabila hasil pemeringkatan tahunan obligasi mengalami penurunan menjadi di bawah peringkat idA-, Perusahaan diwajibkan untuk menyediakan dana yang disisihkan (sinking fund) sejumlah tertentu sesuai dengan Perjanjian Wali Amanat. Pada tanggal 24 September 2007, Perusahaan telah melunasi hutang Obligasi I Matahari. Obligasi II Matahari Tahun 2004 dengan Tingkat Bunga Tetap dan Obligasi Syariah Ijarah I Matahari Tahun 2004 Pada tanggal 11 Mei 2004, Perusahaan menerbitkan “Obligasi II Matahari Putra Prima Tahun 2004 dengan Tingkat Bunga Tetap” (“Obligasi II Matahari”) dan “Obligasi Syariah Ijarah I Matahari Putra Prima Tahun 2004” (“Obligasi Syariah Ijarah I Matahari”) dengan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk bertindak sebagai wali amanat. Nilai nominal obligasi masing-masing adalah sebesar Rp300.000 dan Rp150.000 dengan nilai nominal Rp50 per lembar obligasi dan akan jatuh tempo pada tanggal 11 Mei 2009. Obligasi tersebut mendapat peringkat idA+ (stable outlook) untuk Obligasi II Matahari dan idA+(sy) (stable outlook) untuk Obligasi Syariah Ijarah I. Bursa Efek Surabaya berdasarkan Surat Keputusan No. JKT-007/LIST-EMITEN/BES/V/2004 tanggal 10 Mei 2004 menyetujui pencatatan Obligasi II dan Obligasi Syariah Ijarah I Perusahaan di Bursa Efek Surabaya. Obligasi II Matahari tersebut memiliki tingkat bunga tetap sebesar 13,8% per tahun selama 5 tahun mulai tanggal 11 Mei 2004. KSEI, bertindak selaku agen pembayaran, akan membayar bunga hutang obligasi setiap triwulan terhitung sejak tanggal 11 Agustus 2004 sampai dengan tanggal 11 Mei 2009. Setiap pemegang Obligasi Syariah Ijarah I Matahari berhak mendapatkan “fee Ijarah” sebesar 13,8% per tahun. Fee akan dibayarkan selama 5 tahun mulai tanggal 11 Mei 2004. KSEI, bertindak selaku agen pembayaran, akan membayar fee ijarah setiap triwulan terhitung sejak tanggal 11 Agustus 2004 sampai dengan tanggal 11 Mei 2009. Hutang obligasi dijamin dengan hak atas tanah dan bangunan tertentu dengan nilai wajar sebesar 115% dari jumlah nilai nominal obligasi atau dana obligasi syariah ijarah. Hasil Obligasi II Matahari digunakan untuk pembukaan toko-toko baru dan renovasi toko-toko yang telah ada dan untuk modal kerja Perusahaan, antara lain untuk pembelian persediaan barang dagangan. Hasil Obligasi Syariah Ijarah I Matahari akan digunakan untuk menyewa ruang usaha yang telah ditentukan dalam “Akad Wakalah”. Berdasarkan Perjanjian Perwaliamanatan, Perusahaan diwajibkan, antara lain, untuk memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu, seperti memelihara rasio-rasio keuangan tertentu. Per tanggal 31 Desember 2007, semua rasio-rasio keuangan terpenuhi. Amortisasi biaya emisi obligasi yang dibebankan pada usaha untuk tahun 2007 dan 2006 masingmasing adalah sebesar Rp3.510.
40
PT MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 (Disajikan dalam jutaan rupiah Indonesia dan ribuan mata uang asing, kecuali data saham/unit) 20. HUTANG OBLIGASI (lanjutan) Obligasi II Matahari Tahun 2004 dengan Tingkat Bunga Tetap dan Obligasi Syariah Ijarah I Matahari Tahun 2004 (lanjutan) Apabila hasil pemeringkatan tahunan obligasi mengalami penurunan menjadi di bawah peringkat idA(untuk Obligasi II Matahari) dan idA-(sy) (untuk Obligasi Syariah Ijarah I Matahari), Perusahaan diwajibkan untuk menyediakan dana yang disisihkan (sinking fund) pada tahun terjadinya penurunan peringkat tersebut dan tahun-tahun berikutnya selama peringkatnya masing-masing tetap di bawah idA- dan idA-(sy), dengan jumlah yang ditentukan sebagai berikut: · · · · ·
Tahun pertama, sebesar 10% dari jumlah nilai nominal obligasi II Matahari atau dana Obligasi Syariah Ijarah I Matahari terhutang; atau Tahun kedua, sebesar kumulatif 15% dari jumlah nilai nominal obligasi II Matahari atau dana Obligasi Syariah Ijarah I Matahari terhutang; atau Tahun ketiga, sebesar kumulatif 20% dari jumlah nilai nominal obligasi II Matahari atau dana Obligasi Syariah Ijarah I Matahari terhutang; atau Tahun keempat, sebesar kumulatif 25% dari jumlah nilai nominal obligasi II Matahari atau dana Obligasi Syariah Ijarah I Matahari terhutang; atau Tahun kelima, sebesar kumulatif 30% dari jumlah nilai nominal obligasi II Matahari atau dana Obligasi Syariah Ijarah I Matahari terhutang.
Pada tanggal 30 November 2006, Perusahaan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Obligasi I Matahari Putra Prima Tahun 2002, Obligasi II Matahari Putra Prima Tahun 2004, dan Obligasi Syariah Ijarah I Matahari Putra Prima Tahun 2004 untuk menyetujui perubahan perjanjian perwaliamanatan dan menerima baik pengunduran diri PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (“BNI”) selaku wali amanat dan agen penjamin Obligasi, serta menyetujui pengangkatan PT Bank Mega Tbk untuk menggantikan BNI selaku wali amanat dan agen penjamin (collateral agent) Obligasi. 21. HUTANG JANGKA PANJANG - HUTANG KEPADA NON-LEMBAGA KEUANGAN Rincian hutang jangka panjang sehubungan dengan hutang kepada non-lembaga keuangan (hutang sewa) adalah sebagai berikut: 2007 2006 PT Graha Megaria Raya PT Griya Mentari Dewata PT Bogor Internusa Graha Hotel (AS$429) PT Matahari Mas Sejahtera PT Trikarya Idea Sakti Lainnya (AS$65)
25.000 7.350 4.042 3.950 613
7.350 3.871 3.950 11.438 587
Jumlah
40.955
27.196
7.350 3.950 613
7.350 3.950 587
Jumlah
11.913
11.887
Bagian jangka panjang
29.042
15.309
Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun: PT Griya Mentari Dewata PT Matahari Mas Sejahtera Lainnya (AS$65)
Perusahaan menghentikan pembayaran hutang untuk toko-toko yang terbakar. Pembayaran akan dilanjutkan pada saat toko tersebut dibuka kembali. 41
PT MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 (Disajikan dalam jutaan rupiah Indonesia dan ribuan mata uang asing, kecuali data saham/unit) 22. TRANSAKSI SWAP DAN OPSI a. Kontrak swap valuta asing i.
Pada tanggal 20 Oktober 2006, Matahari Finance B.V. (“MF”), Anak Perusahaan yang dimiliki sepenuhnya, menandatangani kontrak Swap Valuta Asing (“Cross Currency Rate Swap”) dari mata uang dolar Amerika Serikat ke Yen Jepang dengan BNP Paribas, Paris (“BNP”). Pada akhir periode kontrak tanggal 6 Oktober 2009, MF akan membeli kembali AS$75.000 dengan kurs yang sama. MF akan menerima bunga 9,5% per tahun dalam dolar Amerika Serikat dan membayar bunga dalam Yen Jepang sebesar 5,38% per tahun setiap semester, setiap tanggal 6 April dan 6 Oktober, sampai dengan akhir periode kontrak. Kontrak ini dijamin oleh Perusahaan.
ii.
Pada tanggal 2 Mei 2007, MF juga menandatangani kontrak Swap Valuta Asing (“Cross Currency Rate Swap”) dari mata uang dolar Amerika Serikat ke Yen Jepang dengan JP Morgan, London (”JPM”). Pada akhir periode kontrak tanggal 6 Oktober 2009, MF akan membeli AS$75.000 dengan kurs yang sama. MF akan menerima bunga 9,5% per tahun dalam dollar Amerika Serikat dan membayar bunga dalam Yen Jepang sebesar 5,37% per tahun setiap semester, setiap tanggal 6 April dan 6 Oktober, sampai dengan akhir periode kontrak. Kontrak ini dijamin oleh Perusahaan.
Per 31 Desember 2006, laba atas nilai wajar kontrak Cross Currency Rate Swap berjumlah Rp4.879 (ekuivalen dengan AS$541), sedangkan per 31 Desember 2007 rugi atas nilai wajarnya sebesar Rp72.959 (ekuivalen dengan AS$7.767), perubahan nilai wajar bersih, setelah memperhitungkan pengaruh beban dan pendapatan bunga, sebesar Rp 83.282 (ekuivalen dengan AS$8.866) didebitkan pada laba rugi dan disajikan sebagai bagian dari “Penghasilan (Beban) lainlain” pada laporan laba rugi konsolidasi. b. Opsi i.
Pada tanggal 20 Oktober 2006, Perusahaan menandatangani kontrak Opsi Valuta Asing (“Option Swap”) dengan JP Morgan, Singapura (“JPM”). Berdasarkan kontrak, pada tanggal berakhirnya kontrak yaitu tanggal 6 Oktober 2009, Perusahaan dan JPM berhak untuk melakukan eksekusi opsi, berikut ini: · · ·
Perusahaan berhak untuk membeli JPY5.915.000 dengan harga pelaksanaan (“strike price”) Rp77,5 per JPY1 (dalam jumlah penuh) dari JPM. JPM berhak untuk membeli JPY5.915.000 dengan harga pelaksanaan (“strike price”) Rp 98 per JPY1 (dalam jumlah penuh) dari Perusahaan. JPM berhak untuk menjual JPY5.915.000 dengan harga pelaksanaan (“strike price”) Rp76 per JPY1 (dalam jumlah penuh) ke Perusahaan.
Kontrak tersebut mengharuskan Perusahaan untuk membayar premi tetap sebesar 4,54% per tahun dari jumlah notional sebesar JPY5.915.000 yang terhutang setiap semester, setiap tanggal 6 April dan 6 Oktober, sampai dengan akhir periode kontrak. ii.
Pada tanggal 20 Oktober 2006, Perusahaan juga menandatangani kontrak Opsi Valuta Asing (“Option Swap”) dengan JPM, Singapura. Berdasarkan kontrak, pada tanggal berakhirnya kontrak yaitu tanggal 6 Oktober 2009, Perusahaan dan JPM berhak untuk melakukan eksekusi opsi, berikut ini: ·
Perusahaan berhak untuk membeli JPY2.957.500 dengan harga pelaksanaan (“strike price”) Rp77,4 per JPY1 (dalam jumlah penuh) dari JPM.
·
JPM berhak untuk membeli JPY2.957.500 dengan harga pelaksanaan (“strike price”) Rp98 per JPY1 (dalam jumlah penuh) dari Perusahaan. JPM berhak untuk menjual JPY2.957.500 dengan harga pelaksanaan (“strike price”) Rp76 per JPY1 (dalam jumlah penuh) ke Perusahaan.
·
42
PT MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 (Disajikan dalam jutaan rupiah Indonesia dan ribuan mata uang asing, kecuali data saham/unit) 22. TRANSAKSI SWAP DAN OPSI b. Opsi (lanjutan) Kontrak tersebut mengharuskan Perusahaan untuk membayar premi tetap sebesar 4,54% per tahun dari jumlah notional sebesar JPY2.957.500 yang terhutang setiap semester, setiap tanggal 6 April dan 6 Oktober, sampai dengan akhir periode kontrak. iii. Pada tanggal 9 November 2006, Perusahaan menandatangani kontrak Opsi Valuta Asing (“Option Swap”) yang lain dengan JPM, Singapura. Berdasarkan kontrak, pada tanggal berakhirnya kontrak yaitu tanggal 6 Oktober 2009, Perusahaan dan JPM berhak untuk melakukan eksekusi opsi, berikut ini: · · ·
Perusahaan berhak untuk membeli JPY8.850.000 dengan harga pelaksanaan (“strike price”) Rp77,4 per JPY1 (dalam jumlah penuh) dari JPM. JPM berhak untuk membeli JPY8.850.000 dengan harga pelaksanaan (“strike price”) Rp98 per JPY1 (dalam jumlah penuh) dari Perusahaan. JPM berhak untuk menjual JPY8.850.000 dengan harga pelaksanaan (“strike price”) Rp76 per JPY1 (dalam jumlah penuh) ke Perusahaan.
Kontrak tersebut mengharuskan Perusahaan untuk membayar premi tetap sebesar 4,23% per tahun dari jumlah notional sebesar JPY8.850.000 yang terhutang setiap semester, setiap tanggal 6 April dan 6 Oktober, sampai dengan akhir periode kontrak. Per 31 Desember 2006, rugi atas nilai wajar kontrak opsi di atas sebesar Rp59.476 (ekuivalen dengan AS$6.579), sedangkan per 31 Desember 2007 laba atas nilai wajarnya sebesar Rp57.822 (ekuivalen dengan AS$6.156), perubahan nilai wajar bersih, setelah memperhitungkan pengaruh beban bunga, sebesar Rp123.275 (ekuivalen dengan AS$13.124) dikreditkan ke laba rugi dan disajikan sebagai bagian dari “Penghasilan (Beban) lain-lain” dalam laporan laba rugi konsolidasi. 23. MODAL SAHAM Sejak tanggal 11 Oktober 2000, saham Perusahaan secara efektif telah diperdagangkan tanpa warkat di bursa efek. Pemilikan saham Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 adalah sebagai berikut: Jumlah Saham Ditempatkan dan Disetor
Persentase Pemilikan
Jumlah Modal
2007 PT Multipolar Tbk (dahulu PT Multipolar Corporation Tbk) Goldman Sachs International PT Lippo E-Net Tbk Lain-lain - publik (masing-masing di bawah 5%)
2.261.208.003 406.042.750 306.770.000
50,1006 8,9965 6,7970
1.130.604 203.021 153.385
1.539.317.247
34,1059
769.659
Sub-jumlah Modal saham diperoleh kembali
4.513.338.000 198.584.000
100,0000
2.256.669 99.292
Jumlah
4.711.922.000
43
2.355.961
PT MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 (Disajikan dalam jutaan rupiah Indonesia dan ribuan mata uang asing, kecuali data saham/unit) 23. MODAL SAHAM (lanjutan) Jumlah Saham Ditempatkan dan Disetor
Persentase Pemilikan
Jumlah Modal
2006 PT Multipolar Corporation Tbk Goldman Sachs International PT Lippo E-Net Tbk Lain-lain - publik (masing-masing di bawah 5%)
1.256.237.780 221.183.350 170.428.000
50,1010 8,8212 6,7970
628.119 110.592 85.214
859.560.870
34,2808
429.780
Sub-jumlah Modal saham diperoleh kembali
2.507.410.000 198.584.000
100,0000
1.253.705 99.292
Jumlah
2.705.994.000
1.352.997
Per 31 Desember 2007 dan 2006, tidak ada pemegang saham Perusahaan yang merupakan bagian dari pengurus Perusahaan. Dalam Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham Perusahaan yang diselenggarakan pada tanggal 8 Januari 2002 yang telah diaktanotariskan dengan akta notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H. No. 19 tanggal 8 Januari 2002 diputuskan, antara lain, untuk menyetujui pembelian kembali saham Perusahaan yang dimiliki oleh publik sesuai dengan Peraturan BAPEPAM No. XI.B.2 selama periode 18 bulan, dengan kondisi sebagai berikut: -
Jumlah maksimum saham yang dibeli kembali sebanyak 270.599.400 saham atau 10% dari jumlah saham Perusahaan yang ditempatkan dan disetor penuh. Dana maksimal yang disediakan untuk program pembelian kembali saham adalah sebesar Rp270.600, termasuk biaya transaksi, komisi perantara serta biaya-biaya lain yang mungkin timbul berkenaan dengan transaksi pembelian kembali saham.
Untuk pelaksanaan pembelian kembali saham, Perusahaan menunjuk PT Ciptadana Sekuritas, afiliasi, sebagai perantara perdagangan efek. Program pembelian kembali saham Perusahaan berakhir pada tanggal 9 Juli 2003. Per tanggal tersebut, Perusahaan telah membeli kembali 198.584.000 saham (73,39% dari jumlah maksimum pembelian saham kembali yang diperkenankan) dari pasar senilai Rp123.236. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan yang diaktakan dalam Akta Berita Acara No. 77 tanggal 27 Desember 2006, dari Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., para pemegang saham menyetujui penerbitan saham baru melalui penawaran umum terbatas IV kepada para pemegang saham dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) sebanyak 2.005.928.000 (dengan nilai nominal Rp500 per saham) saham baru dan waran Seri I dengan jumlah maksimum 877.593.500 lembar yang diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi para pemegang saham yang melaksanakan HMETD. Setiap 16 saham baru yang dibeli dari penawaran umum terbatas IV akan mendapat 7 waran Seri I yang dapat digunakan untuk membeli saham baru dengan harga Rp900 per saham. Waran tersebut bisa ditukar sejak tanggal 11 April 2008 sampai dengan tanggal 12 Juli 2010. Saham baru tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada tanggal 11 Januari 2007.
44
PT MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 (Disajikan dalam jutaan rupiah Indonesia dan ribuan mata uang asing, kecuali data saham/unit) 24. TAMBAHAN MODAL DISETOR - BERSIH Rincian akun ini pada tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 adalah sebagai berikut: 2007
2006
Agio saham atas: - Penawaran Umum Terbatas I kepada para pemegang saham dalam rangka Penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu - Konversi obligasi ke saham Beban emisi saham
30.067 144 (51.409)
30.067 144 (36.567)
Bersih
(21.198)
(6.356)
Beban emisi saham yang berasal dari Penawaran Umum Terbatas I, II, III dan IV kepada para pemegang saham dalam rangka Penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu masing-masing sebesar Rp1.312, Rp2.475, Rp32.780 dan Rp14.842. 25. PENJUALAN BERSIH Akun ini terutama merupakan hasil penjualan dari toko-toko Perusahaan termasuk Matahari Super Ekonomi dan pusat hiburan keluarga yang dikenal sebagai Time Zone. Penjualan konsinyasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 masing-masing sebesar Rp3.436.588 dan Rp2.905.942 dan beban terkait yang dibayarkan kepada pemilik (consignor) masing-masing sebesar Rp2.399.806 dan Rp2.042.222. Potongan penjualan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 masing-masing berjumlah sebesar Rp2.240.789 dan Rp1.916.609. Penjualan department store untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 masing-masing berjumlah sebesar Rp4.995.255 dan Rp4.421.559 dan penjualan industri makanan dan minuman untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 masing-masing berjumlah sebesar Rp4.455.183 dan Rp3.688.849. Sedangkan penjualan pusat hiburan keluarga untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 masing-masing berjumlah sebesar Rp288.453 dan Rp343.484 dan penjualan lainnya untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 adalah sebesar Rp29.184 dan Rp33.762. Tidak terdapat penjualan individu yang melebihi 10% dari pendapatan masing-masing pada tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2007 dan 2006. 26. BEBAN POKOK PENJUALAN Rincian beban pokok penjualan adalah sebagai berikut: 2007
2006
Persediaan awal tahun Pembelian bersih
790.945 7.293.144
676.322 6.280.796
Persediaan yang tersedia untuk dijual Persediaan akhir tahun
8.084.089 906.377
6.957.118 790.945
Beban pokok penjualan sebelum beban pabrikasi roti Beban pabrikasi roti
7.177.712 11.269
6.166.173 11.194
Beban Pokok Penjualan
7.188.981
6.177.367
45
PT MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 (Disajikan dalam jutaan rupiah Indonesia dan ribuan mata uang asing, kecuali data saham/unit) 26. BEBAN POKOK PENJUALAN (lanjutan) Tidak terdapat pembelian persediaan dari setiap pemasok Perusahaan yang melebihi 10% dari jumlah penjualan bersih pada tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2007 dan 2006. 27. BEBAN PENJUALAN Rincian beban penjualan adalah sebagai berikut: 2007
2006
Sewa - setelah dikurangi pendapatan sewa sebesar Rp69.391 pada tahun 2007 dan Rp55.197 pada tahun 2006 Perlengkapan Kartu kredit Pemasaran - bersih
528.299 70.076 43.005 30.260
442.183 74.227 34.313 27.306
Jumlah
671.640
578.029
28. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI Rincian beban umum dan administrasi adalah sebagai berikut: 2007 Gaji dan kesejahteraan karyawan (Catatan 30) Penyusutan (Catatan 10) Listrik dan energi Asuransi Pajak dan ijin Amortisasi Beban konsultan Perjalanan dinas Telepon dan teleks Perbaikan dan pemeliharaan Lain-lain Jumlah
2006
717.120 321.738 236.105 38.318 36.318 33.905 32.049 29.284 23.296 15.067 16.246
599.060 287.024 207.513 32.895 38.070 13.353 46.846 33.661 23.844 15.279 33.346
1.499.446
1.330.891
29. BEBAN BUNGA DAN PENDANAAN LAINNYA - BERSIH Akun ini terdiri dari: 2007 Beban bunga dan pendanaan lainnya - bersih Pendapatan bunga Bersih
46
2006
392.802 (181.117)
233.929 (57.260)
211.685
176.669
PT MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 (Disajikan dalam jutaan rupiah Indonesia dan ribuan mata uang asing, kecuali data saham/unit) 30. KESEJAHTERAAN KARYAWAN Perusahaan dan Anak Perusahaan mengakui penyisihan bersih untuk pemutusan hubungan kerja, penghargaan masa kerja dan ganti kerugian kepada karyawan masing-masing sebesar Rp27.045 dan Rp24.291 (setelah dikurangi pembayaran masing-masing sebesar Rp22.757 dan Rp14.377) pada tahun 2007 dan 2006. Per 31 Desember 2007 dan 2006, penyisihan tersebut ditentukan berdasarkan Undang-undang Tenaga Kerja No. 13/2003 yang diundangkan pada tanggal 25 Maret 2003. Penyisihan tersebut disajikan sebagai bagian dari beban umum dan administrasi (gaji dan kesejahteraan karyawan) pada laporan laba rugi konsolidasi. Penyisihan tersebut di atas dihitung berdasarkan perhitungan aktuaria pada tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 yang dilakukan oleh PT Dayamandiri Dharmakonsilindo, aktuaris independen, dengan menggunakan metode Projected Unit Credit dengan asumsi-asumsi berikut: Tingkat diskonto tahunan Tingkat kenaikan gaji tahunan Tabel kematian
: : :
Tingkat ketidakmampuan Tingkat pensiun Tingkat pengunduran diri
: : :
Usia pensiun normal
:
10,5% 9% Commissioners Standard Ordinary 1980 (CSO’80) 10% dari tingkat kematian 100% pada usia pensiun normal 2-9% per tahun pada usia 20 tahun sampai dengan 54 tahun 55 tahun
Beban kesejahteraan karyawan pada tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 adalah sebagai berikut: 2007
2006
Biaya bunga Biaya jasa kini Amortisasi atas kerugian aktuaria Amortisasi atas biaya jasa lalu yang belum diakui yang belum menjadi hak (non-vested benefit) Pengakuan biaya jasa lalu yang sudah menjadi hak (vested benefit) Laba atas penyelesaian dan pengurangan karyawan
13.835 13.786 732
13.449 11.822 482
2.509
2.562
Bersih Beban kompensasi
30.439 19.363
28.315 10.353
Saldo akhir tahun
49.802
38.668
765 (1.188 )
-
Perubahan kewajiban diestimasi atas imbalan kerja untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 adalah sebagai berikut: 2007 2006 Saldo awal tahun Penambahan selama tahun berjalan Pembayaran selama tahun berjalan
103.933 49.802 (22.757 )
Saldo akhir tahun
130.978
47
79.642 38.668 (14.377) 103.933
PT MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 (Disajikan dalam jutaan rupiah Indonesia dan ribuan mata uang asing, kecuali data saham/unit) 31. AKTIVA DAN KEWAJIBAN DALAM VALUTA ASING Aktiva dan kewajiban Perusahaan dalam valuta asing pada tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 adalah sebagai berikut: Jumlah Ekuivalen Valuta Asing Rupiah 31 Desember 2007 Aktiva Kas dan setara kas
AS$ Euro HK$ RMB JPY SG$ AS$ SG$ SG$
Investasi jangka pendek Investasi jangka panjang lainnya
3.625 102 7.068 90 9.479 28.429 3.448 40.320 33.509
Jumlah aktiva
34.050 1.410 8.538 116 795 184.856 32.387 262.175 217.887 742.214
Kewajiban Hutang lain-lain Hutang jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun Hutang kepada non-lembaga keuangan Hutang jangka panjang Hutang notes Hutang kepada non-lembaga keuangan Kewajiban tidak lancar lainnya
SG$
40.320
262.176
AS$
65
613
AS$
150.000
1.408.950
AS$ AS$
429 1.918
4.042 18.016
Jumlah kewajiban
1.693.797
31 Desember 2006 Aktiva Kas dan setara kas
AS$ Euro HK$ RMB AS$
Investasi jangka pendek
72.171 155 7.674 551 495
Jumlah aktiva
650.994 1.838 8.905 642 4.465 666.844
Kewajiban Hutang jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun Hutang kepada non-lembaga keuangan Hutang jangka panjang Hutang notes Hutang kepada non-lembaga keuangan Kewajiban tidak lancar lainnya Jumlah kewajiban
AS$
65
587
AS$
150.000
1.353.000
AS$ AS$
429 1.918
3.871 17.300 1.374.758
48
PT MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 (Disajikan dalam jutaan rupiah Indonesia dan ribuan mata uang asing, kecuali data saham/unit) 32. PEMBAGIAN LABA DAN PEMBENTUKAN SALDO LABA YANG TELAH DITENTUKAN PENGGUNAANNYA Dalam Rapat Umum Tahunan Pemegang Saham Perusahaan yang diselenggarakan pada tanggal 27 April 2007, yang telah diaktanotariskan dengan akta No. 64 dari Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., diputuskan untuk, antara lain, membagikan dividen tunai sebesar Rp10,4 (dalam angka penuh) per saham kepada pemegang saham yang tercatat pada daftar pemegang saham pada tanggal 25 Mei 2007 dan membentuk dana cadangan umum sebesar Rp2.000 dari saldo laba. Dalam Rapat Umum Tahunan Pemegang Saham Perusahaan yang diselenggarakan pada tanggal 31 Maret 2006, yang telah diaktanotariskan dengan akta No. 42 dari Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., diputuskan untuk, antara lain, membagikan dividen tunai sebesar Rp25 (dalam angka penuh) per saham kepada pemegang saham yang tercatat pada daftar pemegang saham pada tanggal 28 April 2006 dan membentuk dana cadangan umum sebesar Rp2.000 dari saldo laba. 33. IKATAN DAN KONTINJENSI IKATAN a. Pada bulan Maret 2001, Perusahaan menandatangani perjanjian lisensi dengan IGA, Inc. (“IGA”), di mana IGA memberikan wewenang dan lisensi kepada Perusahaan untuk menggunakan merk dagang IGA (1) untuk mengidentifikasi Perusahaan sebagai salah satu anggota IGA, (2) untuk distribusi dan pemasaran produk dengan standar kualitas yang ditetapkan oleh IGA, hanya di toko Perusahaan, dan menyediakan pelayanan sesuai dengan sistem IGA pada toko tersebut, dan (3) sehubungan dengan pengadaan dan pemberian label pada produk dengan standar kualitas yang ditetapkan oleh IGA. Pada tanggal yang sama, Perusahaan menandatangani perjanjian pelayanan dengan IGA untuk memperoleh pelayanan dan dukungan dari IGA, termasuk pengarahan dan konsultasi, bantuan hubungan masyarakat internasional, dan kehadiran pada peristiwa penting. b. Pada bulan Desember 2002, Perusahaan menandatangani “Management Agreement” dengan PT Matahari Graha Fantasi (“PT MGF”), Anak Perusahaan, di mana Perusahaan setuju untuk memberikan jasa konsultasi manajemen kepada PT MGF. Sebagai kompensasinya, Perusahaan mendapat jasa manajemen tahunan, yang dihitung dengan persentase tertentu dari pendapatan kotor PT MGF. Kesepakatan ini berlaku selama 12 tahun terhitung mulai 1 Januari 2003. Pendapatan dan biaya manajemen masing-masing sebesar Rp3.532 dan Rp2.419 untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 telah dieliminasi dalam laporan keuangan konsolidasi. c.
Pada bulan Januari 2003, PT MGF menandatangani “Business System License Agreement” dengan Avel Pty. Limited, Australia (lisensor) di mana lisensor memberikan kepada PT MGF hak eksklusif untuk menggunakan “Timezone Business System” di Indonesia. Sebagai kompensasinya, lisensor mendapat royalti tahunan, yang dihitung dengan persentase tertentu dari pendapatan kotor PT MGF. Kesepakatan ini berlaku selama 12 tahun terhitung mulai tanggal 1 Januari 2003. Beban royalti dibebankan pada usaha tahun berjalan sebagai bagian dari “Beban Penjualan (Pemasaran)” masing-masing sebesar Rp7.771 dan Rp5.527 pada tahun 2007 dan 2006.
49
PT MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 (Disajikan dalam jutaan rupiah Indonesia dan ribuan mata uang asing, kecuali data saham/unit) 33. IKATAN DAN KONTINJENSI (lanjutan) IKATAN (lanjutan) d. Pada bulan Agustus 2004, Perusahaan menandatangani perjanjian sewa menyewa dengan PT Donindo Menara Utama untuk menyewa ruangan toko seluas 9.000 m2 di Banjarmasin. Periode sewa adalah selama 11 tahun terhitung sejak tanggal pembukaan toko dan dapat diperpanjang. Sebagaimana disyaratkan dalam perjanjian, Perusahaan memberikan jaminan sewa sebesar Rp1.500 yang disajikan sebagai bagian dari “Aktiva Tidak Lancar Lainnya” per 31 Desember 2007 dan 2006. Per 31 Desember 2007 toko tersebut belum dibuka. e. Pada bulan Desember 2004, Perusahaan menandatangani perjanjian ”Software License Agreement” dengan PT Accenture, di mana PT Accenture memberikan lisensi yang bersifat nontransferable dan non-exclusive kepada Perusahaan untuk menggunakan lisensi program piranti lunak selama masa perjanjian. Perjanjian tersebut berlaku sejak bulan Desember 2004 dan akan berlaku untuk selamanya kecuali perjanjian tersebut dibatalkan oleh PT Accenture. Di samping itu, Perusahaan menandatangani perjanjian “Consulting Service Agreement“ di mana PT Accenture akan membantu Perusahaan dalam mengimplementasikan modul aplikasi “Retek“ tertentu. Jasa konsultasi ini akan diberikan selama 18 bulan. Perusahaan akan membayar biaya jasa, sebagai kompensasi atas jasa-jasa selama periode tertentu yang telah disepakati bersama. Per 31 Desember 2007, Perusahaan telah membayar AS$2.600 untuk biaya lisensi dan AS$4.363 untuk jasa konsultasi yang disajikan sebagai bagian dari “Aktiva Tidak Lancar Lainnya”. f.
Pada bulan Februari 2007, Perusahaan menandatangani perjanjian sewa menyewa ruangan di ”Bouetique Mall di Yogyakarta” seluas 20.343 m2 dengan PT Gerbang Perkasa. Periode sewa adalah 15 tahun sejak pembukaan toko dengan harga sewa sebesar Rp129.000. Sebagaimana disyaratkan dalam perjanjian, per 31 Desember 2007 Perusahaan membayar sewa sebesar Rp129.000 yang disajikan sebagai bagian dari ”Uang Muka Sewa”. Per tanggal 31 Desember 2007, toko belum dibuka.
g. Pada bulan Maret 2007, Perusahaan menandatangani perjanjian sewa menyewa ruangan di gedung ”The Great Town Square di Sidoarjo” seluas 13.233 m2 dengan PT Lingkar Indah Kencana. Periode sewa adalah 20 tahun sejak pembukaan toko dengan harga sewa sebesar Rp78.241. Sebagaimana disyaratkan dalam perjanjian, Perusahaan membayar sewa sebesar Rp78.241 per 31 Desember 2007 yang disajikan sebagai bagian dari ”Uang Muka Sewa”. Per tanggal 31 Desember 2007, toko belum dibuka. h. Pada bulan Maret 2007, Perusahaan menandatangani perjanjian sewa menyewa ruangan di gedung ”Kuta Beach di Bali” seluas 15.267 m2 dengan PT Perisai Emas. Periode sewa adalah 20 tahun sejak pembukaan toko dengan harga sewa sebesar Rp214.827. Sebagaimana disyaratkan dalam perjanjian, Perusahaan membayar sewa sebesar Rp214.827 per 31 Desember 2007 yang disajikan sebagai bagian dari ”Uang Muka Sewa”. Per tanggal 31 Desember 2007, toko belum dibuka. i.
Pada bulan Mei 2007, Perusahaan menandatangani perjanjian sewa menyewa ruangan di gedung ”Pejaten Village di Jakarta” seluas 17.031 m2 dengan PT Global Management Terpadu. Periode sewa adalah 20 tahun sejak pembukaan toko dengan harga sewa sebesar Rp163.398. Sebagaimana disyaratkan dalam perjanjian, Perusahaan membayar sewa sebesar Rp163.398 per 31 Desember 2007 yang disajikan sebagai bagian dari ”Uang Muka Sewa”. Per tanggal 31 Desember 2007, toko belum dibuka.
50
PT MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 (Disajikan dalam jutaan rupiah Indonesia dan ribuan mata uang asing, kecuali data saham/unit) 33. IKATAN DAN KONTINJENSI (lanjutan) IKATAN (lanjutan) j.
Pada tanggal 18 Juni 2007, PT Prima Gerbang Persada (”PT PGP”, Anak Perusahaan yang dimiliki sepenuhnya secara tidak langsung pada tanggal 9 Oktober 2007, Catatan 1c) menandatangani perjanjian dengan PT Lippo Karawaci Tbk (“PT LK”) untuk merenovasi bangunan mall yang berlokasi di Bandar Lampung dengan harga sebesar Rp118.000. Sebagaimana disyaratkan dalam perjanjian, PT PGP memberikan uang muka sebesar Rp118.000 per 31 Desember 2007 yang disajikan sebagai “Uang Muka Pembelian Aktiva Tetap”. Per tanggal 31 Desember 2007, toko belum dibuka.
k.
Pada bulan Juli 2007, Perusahaan menandatangani kesepakatan bersama sewa menyewa ruangan di ”Plaza Mulia Samarinda” seluas 7.100 m2 dengan PT Selyca Mulia. Periode sewa adalah 10 tahun sejak pembukaan toko dengan harga sewa sebesar Rp11.758. Sebagaimana disyaratkan dalam kesepakatan, Perusahaan membayar sewa sebesar Rp4.703 per 31 Desember 2007 yang disajikan sebagai bagian dari ”Uang Muka Sewa”. Per tanggal 31 Desember 2007, toko belum dibuka.
l.
Pada bulan Juli 2007, Perusahaan menandatangani kesepakatan bersama sewa menyewa ruangan di ”Willtop Mall Jambi” seluas 6.800 m2 dengan PT Batanghari Propertindo. Periode sewa adalah 11 tahun sejak pembukaan toko. Sebagaimana disyaratkan dalam kesepakatan, Perusahaan membayar sewa secara bulanan dan telah membayar sewa sebesar Rp4.000 per 31 Desember 2007 yang disajikan sebagai bagian dari ”Uang Muka Sewa”. Per tanggal 31 Desember 2007, toko belum dibuka.
m. Pada bulan Juli 2007, Perusahaan menandatangani kesepakatan bersama sewa menyewa ruangan di ”Gedung Trade Centre di The Plaza Balikpapan” seluas 8.300 m2 dengan PT Pandega Citraniaga. Periode sewa adalah 10 tahun sejak pembukaan toko. Sebagaimana disyaratkan dalam kesepakatan, Perusahaan membayar sewa secara bulanan dan telah membayar sewa sebesar Rp5.229 per 31 Desember 2007 yang disajikan sebagai bagian dari ”Uang Muka Sewa”. Per tanggal 31 Desember 2007, toko belum dibuka. n. Pada bulan Juli dan November 2007, Perusahaan menandatangani kesepakatan bersama sewa menyewa dengan PT Gaya Kreasindo Permai untuk menyewa ruangan di Jakarta seluas 14.715 m2. Periode sewa adalah 11 tahun. Per 31 Desember 2007, toko tersebut belum dibuka. o. Pada bulan Agustus 2007, Perusahaan menandatangani perjanjian sewa dengan PT Mandiri Cipta Gemilang untuk menyewa ruangan toko seluas 10.898 m2, di Jakarta. Periode sewa adalah selama 10 tahun dengan harga sewa sebesar Rp97.912. Sebagaimana disyaratkan dalam perjanjian, Perusahaan membayar sewa sebesar Rp97.912 yang disajikan sebagai bagian dari “Uang Muka Sewa” per 31 Desember 2007. Per 31 Desember 2007 toko tersebut belum dibuka. p. Pada bulan Agustus 2007, Perusahaan menandatangani perjanjian sewa menyewa dengan PT Menara Bhumimegah untuk menyewa ruangan toko seluas 19.795 m2 di Jakarta. Periode sewa adalah 20 tahun dengan harga sewa sebesar Rp286.433. Sebagaimana disyaratkan dalam perjanjian, Perusahaan telah membayar sewa sebesar Rp286.433 per 31 Desember 2007, yang disajikan sebagai “Uang Muka Sewa”. Per tanggal 31 Desember 2007, toko belum dibuka.
51
PT MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 (Disajikan dalam jutaan rupiah Indonesia dan ribuan mata uang asing, kecuali data saham/unit) 33. IKATAN DAN KONTINJENSI (lanjutan) IKATAN (lanjutan) q. Pada tanggal 10 Oktober 2007, Tristar, Anak Perusahaan menandatangani perjanjian dengan Dellmore Investment Ltd. (“DM”) guna mendapatkan kepastian atas penerimaan bersih dari pelaksanaan program restrukturisasi beberapa aktiva perusahaan tidak kurang dari Rp1.000.000 dan 25% dari penerimaan bersih diterima dalam bentuk unit LMIR Trust yang bebas dari segala pembatasan. DM diwajibkan untuk menyerahkan unit LMIR Trust tersebut diatas sebagai milik yang sah dari Tristar pada tanggal pencatatan unit LMIR di Bursa Singapura. Selama Tristar belum mendapatkan unit yang dimaksud, DM memberikan jaminan kepada Tristar dalam bentuk kas yang setara yang disimpan dalam bentuk akun escrow atau pengaturan lain yang disepakati bersama. Pada tanggal 31 Desember 2007, sejumlah 50.389.000 unit LMIR Trust milik Tristar belum diserahkan dan dana sejumlah SG$40.312 ditempatkan pada Bank Julius Baer & Co. (Catatan 1c dan 4). r.
Pada tanggal 18 Oktober 2007 Perusahaan menandatangani perjanjian sewa menyewa ruangan di Metropolis Town Square, Tangerang seluas 15.248m2 dengan PT Gema Metropolis Modern. Periode sewa adalah 10 tahun. Sebagaimana disepakati, Perusahaan membayar sewa secara bulanan (Catatan 1c, 2i, 9 dan 10).
s.
Pada tanggal 18 Oktober 2007 Perusahaan menandatangani perjanjian sewa menyewa ruangan di Plaza Madiun, Madiun seluas 19.029m2 dengan PT Madiun Ritelindo. Periode sewa adalah 10 tahun. Sebagaimana disepakati, Perusahaan membayar sewa secara bulanan (Catatan 1c, 2i, 9 dan 10).
t.
Pada tanggal 18 Oktober 2007 Perusahaan menandatangani perjanjian sewa menyewa ruangan di Malang Town Square, Malang seluas 11.065m2 dengan PT Matos Surya Perkasa. Periode sewa adalah 10 tahun. Sebagaimana disepakati, Perusahaan membayar sewa secara bulanan (Catatan 1c, 2i, 9 dan 10).
u. Pada tanggal 18 Oktober 2007 Perusahaan menandatangani perjanjian sewa menyewa ruangan di Java Supermall, Semarang seluas 11.082m2 dengan PT Java Mega Jaya. Periode sewa adalah 10 tahun. Sebagaimana disepakati, Perusahaan membayar sewa secara bulanan (Catatan 1c, 2i, 9 dan 10). v. Pada tanggal 18 Oktober 2007 Perusahaan menandatangani perjanjian sewa menyewa ruangan di Depok Town Square, Depok seluas 13.045m2 dengan PT Megah Detos Utama. Periode sewa adalah 10 tahun. Sebagaimana disepakati, Perusahaan membayar sewa secara bulanan (Catatan 1c, 2i, 9 dan 10). w. Pada tanggal 18 Oktober 2007 Perusahaan menandatangani perjanjian sewa menyewa ruangan di Mall WTC Matahari, Serpong seluas 11.184m2 dengan PT Dinamika Serpong. Periode sewa adalah 10 tahun. Sebagaimana disepakati, Perusahaan membayar sewa secara bulanan (Catatan 1c, 2i, 9 dan 10). x.
Pada tanggal 18 Oktober 2007 Perusahaan menandatangani perjanjian sewa menyewa ruangan di Grand Palladium Medan, Medan seluas 13.417m2 dengan PT Palladium Megah Lestari. Periode sewa adalah 10 tahun. Sebagaimana disepakati, Perusahaan membayar sewa secara bulanan (Catatan 1c, 2i, 9 dan 10).
52
PT MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 (Disajikan dalam jutaan rupiah Indonesia dan ribuan mata uang asing, kecuali data saham/unit) 33. IKATAN DAN KONTINJENSI (lanjutan) IKATAN (lanjutan) y.
Pada tanggal 18 Oktober 2007, Perusahaan bersama dengan HSBC Institutional Trust Services (Singapore) Limited (sebagai trustee dari Lippo-Mapletree Indonesia Retail Trust, disebut Pemegang Opsi) dan Metropolis Properties Pte. Ltd. (“Metropolis”) serta Serpong Properties Pte. Ltd. (“Serpong”), kedua-duanya adalah pemegang saham PT Gema Metropolis Modern “PT GMM”, menandatangani Put Option Agreement yang isinya bila sampai dengan 2 (dua) tahun terhitung sejak tanggal pencatatan unit LMIR Trust di bursa Singapura, PT GMM belum memperoleh sertifikat strata title, Pemegang Opsi memiliki hak opsi untuk meminta Perusahaan membeli kembali saham di Metropolis dengan Angka Hasil Penilaian rata-rata dari Jasa Penilai atau Nilai Valuasi pada saat penawaran perdana unit LMIR Trust yang mana yang lebih tinggi.
z.
Pada tanggal 18 Oktober 2007, Perusahaan bersama dengan HSBC Institutional Trust Services (Singapore) Limited (sebagai trustee dari Lippo-Mapletree Indonesia Retail Trust, disebut Pemegang Opsi) dan Detos Properties Pte. Ltd. (“Detos”) serta Matos Properties Pte. Ltd. (“Matos”), kedua-duanya adalah pemegang saham PT Megah Detos Utama “PT MDU”, menandatangani Put Option Agreement yang isinya bila sampai dengan 2 (dua) tahun terhitung sejak tanggal pencatatan unit LMIR Trust di bursa Singapura, PT MDU belum memperoleh sertifikat strata title, Pemegang Opsi memiliki hak opsi untuk meminta Perusahaan membeli kembali saham di Detos dengan Angka Hasil Penilaian rata-rata dari Jasa Penilai atau Nilai Valuasi waktu penawaran perdana unit LMIR Trust yang mana yang lebih tinggi.
aa. Pada tanggal 18 Oktober 2007, Perusahaan bersama dengan HSBC Institutional Trust Services (Singapore) Limited (sebagai trustee dari Lippo-Mapletree Indonesia Retail Trust, disebut Pemegang Opsi) dan Palladium Properties Pte. Ltd. (“Palladium”) serta Detos Properties Pte. Ltd. (“Detos”), kedua-duanya adalah pemegang saham PT Palladium Megah Lestari “PT PML”, menandatangani Put Option Agreement yang isinya bila sampai dengan 2 (dua) tahun terhitung sejak tanggal pencatatan unit LMIR Trust di bursa Singapura, PT PML belum memperoleh sertifikat strata title, Pemegang Opsi memiliki hak opsi untuk meminta Perusahaan membeli kembali saham di Palladium dengan Angka Hasil Penilaian rata-rata dari Jasa Penilai atau Nilai Valuasi waktu penawaran perdana unit LMIR Trust yang mana yang lebih tinggi. bb. Pada tanggal 18 Oktober 2007, Perusahaan bersama dengan HSBC Institutional Trust Services (Singapore) Limited (sebagai trustee dari Lippo-Mapletree Indonesia Retail Trust, disebut Pemegang Opsi) dan Matos Properties Pte. Ltd. (“Matos”) serta Metropolis Properties Pte. Ltd. (“Metropolis”), kedua-duanya adalah pemegang saham PT Matos Surya Perkasa “PT MSP”, menandatangani Put Option Agreement yang isinya bila sampai dengan 2 (dua) tahun terhitung sejak tanggal pencatatan unit LMIR Trust di bursa Singapura, PT MSP belum memperoleh sertifikat strata title, Pemegang Opsi memiliki hak opsi untuk meminta Perusahaan membeli kembali saham di Matos dengan Angka Hasil Penilaian rata-rata dari Jasa Penilai atau Nilai Valuasi waktu penawaran perdana unit LMIR Trust yang mana yang lebih tinggi. cc. Pada bulan Oktober 2007, Perusahaan menandatangani kesepakatan bersama sewa menyewa dengan PT Inti Dufree Promosindo untuk menyewa ruangan seluas 7.791 m2 di Bali. Periode sewa adalah 10 tahun. Per tanggal 31 Desember 2007, toko belum dibuka. dd. Pada tanggal 21 November 2007, Perusahaan telah menandatangani kesepakatan bersama sewa menyewa ruangan seluas 8.000 m2 dengan PT Solo Indah Dinamika. Periode sewa adalah 11 tahun sejak pembukaan toko. Per tanggal 31 Desember 2007, toko belum dibuka. ee. Pada bulan Desember 2007, Perusahaan menandatangani kesepakatan bersama sewa menyewa dengan PT Kalla Inti Karsa untuk menyewa ruangan seluas 8.500 m2 di Makasar. Periode sewa adalah 11 tahun. Per tanggal 31 Desember 2007, toko belum dibuka. 53
PT MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 (Disajikan dalam jutaan rupiah Indonesia dan ribuan mata uang asing, kecuali data saham/unit) 33. IKATAN DAN KONTINJENSI (lanjutan) KONTINJENSI Sehubungan dengan hak sewa Perusahaan atas Bogor Internusa Plaza (sekarang bernama Pangrango Plaza) di Bogor yang tidak dipenuhi oleh PT Bogor Internusa Plaza (PT BIP) selaku developer setelah terjadinya kebakaran tahun 1996 maka Perusahaan telah mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri Bogor. Pengadilan Negeri Bogor memutuskan untuk mengabulkan sebagian tuntutan Perusahaan dan mewajibkan PT BIP untuk membayar ganti rugi kepada Perusahaan sebesar Rp101.617 dan AS$1.441. Atas putusan tersebut, pada Januari 2006 PT BIP telah mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi Bandung. Pengadilan Tinggi Bandung memutuskan untuk mewajibkan PT BIP untuk membayar sisa uang sewa Rp1.617 dan AS$1.441 sedangkan Perusahaan diwajibkan untuk membayar ganti rugi kepada PT BIP sebesar Rp218.484. Pada tanggal 14 Maret 2007, Perusahaan telah mengajukan Kasasi kepada Mahkamah Agung atas keputusan Pengadilan Tinggi Bandung tersebut. Sampai saat ini, proses Kasasi masih terus berlangsung. 34. INFORMASI SEGMEN USAHA Berdasarkan informasi keuangan yang digunakan oleh manajemen dalam mengevaluasi kinerja segmen dan menentukan alokasi sumber daya yang dimiliki, Perusahaan menetapkan segmen usaha sebagai segmen primernya, dan segmen geografis sebagai segmen sekunder. Perusahaan mengklasifikasi dan mengevaluasi segmen usahanya dalam dua kegiatan usaha utama: Jaringan Toko Serba Ada dan Pusat Hiburan Keluarga. Segmen usaha dikelola sebagai entitas hukum yang terpisah karena tiap segmen usaha menyediakan jasa/produk yang berbeda. Kebijakan akuntansi segmen adalah seperti yang dijelaskan pada “Ikhtisar Kebijakan Akuntansi” (Catatan 2). Seluruh transaksi antar segmen telah dieliminasi. Informasi konsolidasi menurut segmen usaha sebagai segmen primer adalah sebagai berikut: Segmen Utama Jaringan Toko Serba Ada 2007 Pendapatan Penjualan ekstern
Lainnya
Jumlah Segmen
288.453
29.184
410.599 (137.512) 8.328 (38.042) (5.251)
17.268 (956) 1.428 2.090
(19.859) (73.217) (149) 12.217
408.008 (211.685) 8.328 (36.763) 9.056
238.122
19.830
(81.008)
176.944
Informasi Lainnya Aktiva segmen Eliminasi aktiva antar segmen
7.669.483 (380.914)
177.784 -
2.405.563 (1.468.446)
Bersih
7.288.569
177.784
937.117
8.403.470
Hasil Laba (rugi) usaha Beban bunga dan pendanaan lainnya - bersih Bagian atas laba bersih perusahaan asosiasi Manfaat (beban) Pajak Penghasilan - bersih Penghasilan (beban) lain-lain - bersih Laba (rugi) sebelum hak minoritas
Kewajiban segmen Eliminasi kewajiban antar segmen Bersih Pengeluaran modal Penyusutan dan amortisasi
9.450.438
Pusat Hiburan Keluarga
9.768.075
10.252.830 (1.849.360)
4.485.633 (1.480.657)
60.037 (1.543)
2.439.482 (344.649)
6.985.152 (1.826.849)
3.004.976
58.494
2.094.833
5.158.303
183.386 308.345
35.624 53.421
153.048 18.236
372.058 380.002
54
PT MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 (Disajikan dalam jutaan rupiah Indonesia dan ribuan mata uang asing, kecuali data saham/unit) 34. INFORMASI SEGMEN USAHA (lanjutan) Segmen Utama Jaringan Toko Serba Ada
Pusat Hiburan Keluarga
Lainnya
Jumlah Segmen
Kas bersih dari (untuk): - Aktivitas operasi - Aktivitas investasi - Aktivitas pendanaan
1.633.610 (504.210) 849.905
51.880 (32.640) (13.808)
(417.904) 39.943 (73.932)
1.267.586 (496.907) 762.165
2006 Pendapatan Penjualan ekstern
8.110.408
343.484
33.762
8.487.654
392.269
37.037
(27.939)
401.367
(167.874)
(3.816)
(4.979)
(176.669)
6.158 (38.520) (24.874)
555 (10.285)
(96) (254) 129
6.062 (38.219) (35.030)
167.159
23.491
(33.139)
Informasi Lainnya Aktiva segmen Eliminasi aktiva antar segmen
5.302.256 (191.569)
202.628 -
1.437.257 (702.131)
6.942.141 (893.700)
Bersih
5.110.687
202.628
735.126
6.048.441
Kewajiban segmen Eliminasi kewajiban antar segmen
3.202.007 (717.774)
78.387 (14.248)
1.412.884 (78.405)
4.693.278 (810.427)
Bersih
2.484.233
64.139
1.334.479
3.882.851
411.877 260.645
47.002 53.168
3.058 6.851
461.937 320.664
1.092.760 (744.031) (261.849)
72.913 (47.911) (22.479)
Hasil Laba (rugi) usaha Beban bunga dan pendanaan lainnya - bersih Bagian atas laba (rugi) bersih perusahaan asosiasi - bersih Manfaat (beban) Pajak Penghasilan - bersih Penghasilan (beban) lain-lain - bersih Laba (rugi) sebelum hak minoritas
Pengeluaran modal Penyusutan dan amortisasi Kas bersih dari (untuk): - Aktivitas operasi - Aktivitas investasi - Aktivitas pendanaan
(660.778) (1.462) 1.305.349
157.511
504.895 (793.404) 1.021.021
Informasi konsolidasi menurut segmen geografis sebagai segmen sekunder adalah sebagai berikut: Segmen Utama Jaringan Toko Serba Ada
Lainnya
Jumlah Segmen
2007 Penjualan eksternal: Jabotabek Luar Jabotabek
3.430.780 6.019.658
121.995 195.642
3.552.775 6.215.300
Jumlah
9.450.438
317.637
9.768.075
2006 Penjualan eksternal: Jabotabek Luar Jabotabek
3.059.177 5.051.231
140.281 236.965
3.199.458 5.288.196
Jumlah
8.110.408
377.246
8.487.654
55
PT MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 (Disajikan dalam jutaan rupiah Indonesia dan ribuan mata uang asing, kecuali data saham/unit) 35. KONDISI EKONOMI AKHIR-AKHIR INI Kegiatan usaha Perusahaan mungkin akan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi di Indonesia di masa mendatang yang mungkin akan menyebabkan ketidakstabilan nilai tukar mata uang dan secara negatif mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Perbaikan dan pemulihan ekonomi yang berkelanjutan tergantung pada beberapa faktor seperti kebijakan fiskal dan moneter yang dilakukan oleh pemerintah dan faktor lainnya, yang merupakan suatu tindakan yang berada di luar kendali Perusahaan. 36. PERISTIWA SETELAH TANGGAL NERACA a. Pada tanggal 2 Januari 2008, Perusahaan melakukan pembayaran atas seluruh saldo hutang BNI sebesar Rp100.000 (Catatan 19). b. Pada tanggal 8 Januari 2008, Perusahaan telah menandatangani kesepakatan bersama sewa menyewa ruangan seluas 23.000 m2 dengan PT Artha Baru Nusantara. Periode sewa adalah 10 tahun sejak pembukaan toko dengan total harga sewa sebesar Rp195.546. c.
Pada tanggal 27 Februari 2008, Perusahaan telah menandatangani kesepakatan bersama sewa menyewa ruangan seluas 7.099 m2 dengan PT Pakuwon Jati. Periode sewa adalah 11 tahun sejak pembukaan toko.
d. Pada tanggal 27 Februari 2008, nilai tukar (dalam jumlah penuh) sebesar Rp9.067 untuk AS$1 dan Rp6.468 untuk SG$1 sedangkan pada tanggal 31 Desember 2007, nilai tukar tersebut sebesar Rp9.393 untuk AS$1 dan Rp6.502 untuk SG$1. Dengan nilai tukar pada tanggal 27 Februari 2008, Perusahaan memperoleh laba kurs lebih kurang Rp45.280 atas aktiva dan kewajiban bersih mata uang asing per 31 Desember 2007. 37. REKLASIFIKASI AKUN Berikut ini adalah reklasifikasi yang telah dibuat pada laporan keuangan konsolidasi tahun 2006 agar sesuai dengan penyajian akun-akun pada laporan keuangan konsolidasi tahun 2007: Dari Piutang lain-lain - bersih Hutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Ke Beban masih harus dibayar Piutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa -bersih
Jumlah 8.759 2.112
38. PERATURAN PEMERINTAH BARU Pada tanggal 28 Desember 2007, Presiden Republik Indonesia dan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia menandatangani Peraturan Pemerintah No. 81 tahun 2007 (“PP 81/2007”) tentang “Penurunan Tarif Pajak Penghasilan Bagi Wajib Pajak Badan Dalam Negeri yang Berbentuk Perseroan Terbuka”. Peraturan ini mengatur perseroan terbuka dalam negeri di Indonesia dapat memperoleh penurunan tarif Pajak Penghasilan sebesar 5% lebih rendah dari tarif tertinggi Pajak Penghasilan sebagaimana diatur dalam Pasal 17 ayat 1b Undang-undang Pajak Penghasilan, dengan memenuhi kriteria yang ditentukan, yaitu perseroan yang saham atau efek bersifat ekuitas lainnya tercatat di bursa efek di Indonesia yang jumlah kepemilikan saham publiknya 40% atau lebih dari keseluruhan saham yang disetor dan saham tersebut dimiliki paling sedikit oleh 300 pihak, masingmasing pihak hanya boleh memiliki saham kurang dari 5% dari keseluruhan saham yang disetor. Ketentuan sebagaimana dimaksud harus dipenuhi oleh perseroan terbuka dalam waktu paling singkat 6 bulan dalam jangka waktu 1 tahun pajak.
56
PT MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 (Disajikan dalam jutaan rupiah Indonesia dan ribuan mata uang asing, kecuali data saham/unit)
38. PERATURAN PEMERINTAH BARU (lanjutan) Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal 1 Januari 2008. Pada tanggal 27 Februari 2008, petunjuk pelaksana atas peraturan pemerintah ini belum diterbitkan. Karenanya dampak menurunnya tarif pajak tersebut belum tercakup dalam perhitungan jumlah Pajak Penghasilan Perusahaan pada tanggal neraca. 39. PENYELESAIAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan konsolidasi yang diselesaikan pada tanggal 27 Februari 2008.
57