PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
Laporan Keuangan Konsolidasi Dengan Laporan Auditor Independen Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Mata Uang Rupiah)
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Laporan Keuangan Konsolidasi Dengan Laporan Auditor Independen Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Mata Uang Rupiah)
Daftar Isi
Halaman Laporan Auditor Independen Laporan Keuangan Konsolidasi Neraca Konsolidasi……….………………………………………………………………………………
1-2
Laporan Laba Rugi Konsolidasi…….……………………………………………………………………
3-4
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi……………………………………………………………….
5-6
Laporan Arus Kas Konsolidasi………….………………………………………………………………..
7
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi………………………………………………………….
8 - 69
Informasi Keuangan Tambahan Daftar I
: Informasi Neraca Tersendiri Induk Perusahaan.……………..……………………….
70 - 71
Daftar II
: Informasi Laporan Laba Rugi Tersendiri Induk Perusahaan……..………………….
72
Daftar III
: Informasi Laporan Perubahan Ekuitas Tersendiri Induk Perusahaan…….………...
73 - 74
Daftar IV
: Informasi Laporan Arus Kas Tersendiri Induk Perusahaan…………………………..
75
***************************
Laporan Auditor Independen
Laporan No.
Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi PT Indonesian Paradise Property Tbk Kami telah mengaudit neraca konsolidasi PT Indonesian Paradise Property Tbk (“Perusahaan”) dan Anak Perusahaan tanggal 31 Desember 2010, serta laporan laba rugi konsolidasi, laporan perubahan ekuitas konsolidasi dan laporan arus kas konsolidasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, seolah-olah penggabungan usaha telah terjadi sejak permulaan periode yang disajikan. Laporan keuangan konsolidasi adalah tanggung jawab manajemen Perusahaan. Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan konsolidasi berdasarkan audit kami. Kami tidak mengaudit laporan keuangan Anak Perusahaan tertentu untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, yang laporan keuangannya mencerminkan 28% dari jumlah aset konsolidasi dan 10% dari pendapatan bersih konsolidasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan Anak Perusahaan tersebut diaudit oleh auditor independen lain dan telah diserahkan kepada kami, yang dalam laporannya menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian. Kami juga tidak mengaudit laporan keuangan konsolidasi PT Tirta Saga Wangi (sebelum penggabungan usaha) dan Anak Perusahaan pada tanggal dan untuk periode lima bulan yang berakhir pada tanggal 31 Mei 2010, yang total rugi bersihnya 4% dari total laba bersih konsolidasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010. Laporan keuangan konsolidasi tersebut telah diaudit oleh auditor independen lain, yang laporannya tertanggal 28 Juni 2010 menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian. Laporan auditor independen lain tersebut telah diserahkan kepada kami, dan pendapat kami, sepanjang berkaitan dengan jumlah-jumlah tersebut didasarkan semata-mata atas laporan auditor independen lain tersebut. Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami dan laporan auditor independen lain memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat. Menurut pendapat kami, dan berdasarkan laporan auditor independen lain, laporan keuangan konsolidasi yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan konsolidasi PT Indonesian Paradise Property Tbk dan Anak Perusahaan tanggal 31 Desember 2010, serta hasil usaha konsolidasi dan arus kas konsolidasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Sebagaimana diuraikan pada Catatan 1b atas laporan keuangan konsolidasi, PT Indonesian Paradise Property Tbk (surviving entity) melaksanakan penggabungan usaha dengan PT Tirta Saga Wangi dan Anak Perusahaan dimana penggabungan usaha ini menjadi efektif pada tanggal 1 Juni 2010. Sehubungan dengan penggabungan usaha tersebut sebagaimana diuraikan pada Catatan 3b, laporan keuangan tahun 2009 telah disajikan kembali seolah-olah penggabungan usaha telah terjadi sejak permulaan periode laporan keuangan konsolidasi yang disajikan.
Laporan keuangan PT Indonesian Paradise Property Tbk (sebelum penggabungan usaha) pada tanggal dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 sebelum penyajian kembali sebagaimana diuraikan pada paragraf kelima, telah kami audit dan laporannya tertanggal 11 Mei 2010 menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian. Laporan keuangan PT Tirta Saga Wangi (sebelum penggabungan usaha) dan Anak Perusahaan pada tanggal dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 telah diaudit oleh auditor independen lain, yang laporannya tertanggal 25 Maret 2010 menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian. Kontribusi aset dan rugi bersih PT Tirta Saga Wangi dan Anak Perusahaannya terhadap total aset dan laba bersih konsolidasi tahun 2009 adalah masing-masing 37% dan 120% dari total jumlah yang disajikan kembali. Kami telah mengaudit penggabungan laporan keuangan konsolidasi pada tanggal dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009. Menurut pendapat kami, laporan keuangan konsolidasi tersebut telah digabung secara tepat dengan dasar yang dijelaskan pada Catatan 1b dan 2u atas laporan keuangan konsolidasi. Selanjutnya seperti yang telah diungkapkan pada Catatan 3a atas laporan keuangan konsolidasi, Perusahaan telah melakukan penyesuaian untuk menyajikan dan menerbitkan kembali laporan keuangan konsolidasi pada tanggal 31 Desember 2010 serta untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sehubungan dengan pencatatan konsolidasi laporan laba rugi PT Indonesian Paradise Island (IPI, Anak Perusahaan) dan pencatatan aset teridentifikasi sehubungan dengan akuisisi dan kuasi-reorganisasi untuk tujuan konsolidasi laporan keuangan IPI dengan Perusahaan. Oleh karena itu laporan keuangan konsolidasi Perusahaan dan Anak Perusahaan tanggal 31 Desember 2010, dan tahun yang berakhir pada tanggal tersebut telah disajikan kembali. Audit kami dilaksanakan dengan tujuan untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan konsolidasi pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut secara keseluruhan. Informasi keuangan tambahan PT Indonesian Paradise Property Tbk, induk perusahaan saja, disajikan untuk tujuan analisis tambahan dan bukan merupakan bagian yang diharuskan menurut prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Informasi keuangan tambahan tersebut telah menjadi objek prosedur audit yang kami terapkan dalam audit atas laporan keuangan konsolidasi dan, menurut pendapat kami disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, dalam hubungannya dengan laporan keuangan konsolidasi tahun 2010 dan 2009 secara keseluruhan. Sebagaimana dijelaskan dalam Catatan 2v dan 35 atas laporan keuangan konsolidasi, mulai tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan dan Anak Perusahaan mengadopsi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan” dan PSAK 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”. PSAK revisi ini telah diterapkan secara prospektif. Kami sebelumnya telah menerbitkan Laporan Auditor Independen No. 0122/TPT-GA/JT/2011 atas laporan keuangan konsolidasi PT Indonesian Paradise Property Tbk dan Anak Perusahaan tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, serta untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut, sehubungan dengan penjelasan seperti dinyatakan dalam paragraf tersebut di atas, Perusahaan menerbitkan kembali laporan keuangan konsolidasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, yang disertai dengan perubahan dan tambahan pengungkapan pada Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi.
TJAHJADI, PRADHONO & TERAMIHARDJA
Junarto Tjahjadi Izin Akuntan Publik No. 02.1.0828 25 Juli 2011
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2010 (Disajikan kembali Catatan 3a)
2009 (Disajikan kembali Catatan 3b)
95.113.356.789 56.434.204.983
6.943.751.849 108.670.541.160
2e, 2v, 6
2.880.788.386
630.880.368
2e, 2v 2g, 8 2o, 19a 2h
425.248.481 560.426.194 5.967.016.364 2.078.504.144
262.601.330 126.796.828 140.308.032 243.932.553
163.459.545.341
117.018.812.120
2f, 2v, 7 2d, 9 2o, 19e
957.466.816 43.641.289.487 3.105.369.048
904.486.000 293.094.714.720 947.562.509
2i, 2j, 10 2k, 11 2l, 12 2b,13 2i, 14 15
349.735.863.518 47.713.968.471 12.614.910.798 614.377.843 21.035.147.145 4.897.363.248 370.697.526 109.079.032 162.323.745.588
50.178.168.469 6.728.415.505 12.614.910.798 106.551.584 2.554.507.427 7.216.768.048 4.832.801.769
JUMLAH ASET TIDAK LANCAR
647.119.278.520
379.178.886.829
JUMLAH ASET
810.578.823.861
496.197.698.949
Catatan
ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas Investasi jangka pendek Piutang usaha dengan pihak ketiga setelah dikurangi cadangan penurunan nilai sebesar Rp 117.876.779 pada tanggal 31 Desember 2009 Piutang lain-lain setelah dikurangi cadangan penurunan nilai sebesar Rp 15.000.000 pada tanggal 31 Desember 2009 Persediaan Pajak dibayar di muka Uang muka dan biaya dibayar di muka
2c, 2n, 2v, 4 2v, 5
JUMLAH ASET LANCAR
ASET TIDAK LANCAR Piutang pihak hubungan istimewa Investasi pada Perusahaan Asosiasi Aset pajak tangguhan Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 50.204.695.352 pada tanggal 31 Desember 2010 dan Rp 12.349.566.761 pada tanggal 31 Desember 2009 Hak atas sewa tanah jangka panjang Tanah yang belum dikembangkan Goodwill Biaya ditangguhkan Uang muka perolehan aset tetap Aset tidak berwujud Jaminan Aset tidak lancar lainnya
2p, 16
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
1
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI (lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
2010 (Disajikan kembali Catatan 3a)
2009 (Disajikan kembali Catatan 3b)
2v, 17 2v, 18 2o, 19b 2v, 20
2.388.896.858 31.309.526.314 2.149.722.196 6.665.375.391
449.812.376 5.444.404.298 790.193.756 802.045.113
266.750.013
49.744.659
42.780.270.772
7.536.200.202
2f, 2v, 7 21 2b,13
15.522.839.972 18.283.299.349 112.613.338
139.309.734 150.151.118
2v, 22 2i, 2v 2q, 29
123.148.945.538 627.539.438 6.052.555.721
96.201.790 1.115.453.662
JUMLAH KEWAJIBAN TIDAK LANCAR
163.747.793.356
1.501.116.304
JUMLAH KEWAJIBAN
206.528.064.128
9.037.316.506
2b, 23
112.313.332.649
19.326.631.844
1b, 24 2t, 33
241.080.360.000 144.715.511.834
159.400.000.000 144.715.511.834
2b, 2u
77.622.880.357
-
KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEWAJIBAN LANCAR Hutang usaha Hutang lain-lain Hutang pajak Biaya masih harus dibayar Kewajiban jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun: Sewa pembiayaan
2i, 2v
JUMLAH KEWAJIBAN LANCAR KEWAJIBAN TIDAK LANCAR Hutang pihak hubungan istimewa Sewa diterima di muka Goodwill negatif Kewajiban jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun: Pinjaman jangka panjang Sewa pembiayaan Kewajiban imbalan kerja karyawan
HAK MINORITAS ATAS ASET BERSIH ANAK PERUSAHAAN EKUITAS Modal saham - nilai nominal Rp 100 per saham Modal dasar - 5.000.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh 2.410.803.600 saham pada tahun 2010 dan 1.594.000.000 saham pada tahun 2009 Selisih penilaian aset dan kewajiban Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali periode komparatif Saldo laba (defisit sebesar Rp 31.224.820.582 telah dieliminasi pada saat Kuasi-Reorganisasi per tanggal 31 Juli 2009)
1b, 3 2t, 33
-
159.303.240.357
28.318.674.893
4.414.998.408
JUMLAH EKUITAS
491.737.427.084
467.833.750.599
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
810.578.823.861
496.197.698.949
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
2
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
2010 (Disajikan kembali Catatan 3a)
2009 (Disajikan kembali Catatan 3b)
PENDAPATAN USAHA
2m, 25
16.177.782.619
13.261.125.265
BEBAN DEPARTEMENTALISASI
2m, 26
(3.386.695.289)
(2.719.136.078)
12.791.087.330
10.541.989.187
728.353.802 3.446.456.995
693.192.284 3.779.052.377
Jumlah Beban Usaha
4.174.810.797
4.472.244.661
LABA KOTOR USAHA
8.616.276.533
6.069.744.526
11.919.498.889 1.807.752.919 912.658.640
5.578.135.418 2.007.406.925 218.340.435
Jumlah Beban Usaha Lainnya
14.639.910.448
7.803.882.778
RUGI USAHA
(6.023.633.915)
(1.734.138.252)
21.863.830.416 7.488.166.621 3.019.160.048 235.101.840 193.132.414 (4.499.532.283) (942.576.933)
2.983.917.696 4.999.209.280 20.568.043 (1.147.000.501) 889.121.899
Penghasilan Lain-lain - Bersih
27.357.282.123
7.745.816.417
LABA SEBELUM MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN
21.333.648.208
6.011.678.165
LABA KOTOR BEBAN USAHA Penjualan Umum dan administrasi
2m, 27
BEBAN USAHA LAINNYA Beban usaha pemilik Penyusutan Jasa manajemen dan lisensi
2m, 28 2i, 10 31a, 31b
PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN Laba penjualan investasi jangka pendek Bagian atas laba bersih Perusahaan Asosiasi Laba penjualan aset tetap Laba penyesuaian nilai investasi jangka pendek Penghasilan bunga Rugi selisih kurs - bersih Lain-lain - bersih
5 2d, 9 10 2v, 5 2n
MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN Kini Tangguhan
2o, 19d 2o, 19d
Manfaat (Beban) Pajak Penghasilan - Bersih
(8.128.750) 30.681.406
(2.445.678.808)
22.552.656
(2.445.678.808)
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
3
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI (lanjutan) Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
LABA SEBELUM HAK MINORITAS ATAS RUGI BERSIH ANAK PERUSAHAAN HAK MINORITAS ATAS RUGI BERSIH ANAK PERUSAHAAN
2b, 23
LABA BERSIH LABA BERSIH PER SAHAM
2s
2010 (Disajikan kembali Catatan 3a)
2009 (Disajikan kembali Catatan 3b)
21.356.200.864
3.565.999.357
2.547.475.621
44.792.129
23.903.676.485
3.610.791.486
9,92
1,50
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
4
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan Saldo 1 Januari 2009: Seperti yang disajikan sebelumnya Penyesuaian atas Penggabungan Usaha dengan TSW: Ekuitas TSW 1 Januari 2009
9, 33
Surplus revaluasi aset tetap
10, 33
Eliminasi saldo defisit pada saat Kuasi-Reorganisasi per tanggal 31 Juli 2009 Saldo (dipindahkan)
Selisih Penilaian Aset dan Kewajiban
159.400.000.000
-
-
-
159.400.000.000
-
-
186.457.497.140 75.685.960
(10.746.180.868)
Selisih Nlai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali Periode Komparatif
Saldo Laba (Rugi)
Jumlah Ekuitas
-
-
(34.756.533.913)
113.897.285.219
-
163.639.160.610
-
163.639.160.610
-
-
-
-
186.457.497.140
-
-
-
-
75.685.960
-
(10.746.180.868)
-
(34.756.533.913)
163.639.160.610
277.536.445.829
2t, 33
Selisih penilaian kembali investasi pada Perusahaan Asosiasi Selisih nilai transaksi perubahan ekuitas Perusahaan Asosiasi
Selisih Nilai Transaksi Perubahan Ekuitas Perusahaan Asosiasi
3
Saldo 1 Januari 2009 setelah penyesuaian Kuasi-Reorganisasi: Selisih penilaian aset dan kewajiban:
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali atas Penggabungan Usaha
-
33
-
(10.592.850.684 )))
10.592.850.684
-
-
-
-
2t, 33
-
(31.224.820.582)
-
-
-
31.224.820.582
-
-
163.639.160.610
159.400.000.000
144.715.511.834
(153.330.184)
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
5
(3.531.713.331)
464.069.628.929
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASI (lanjutan) Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan Saldo (pindahan)
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali Atas Penggabungan Usaha
Selisih Nilai Transaksi Perubahan Ekuitas Perusahaan Asosiasi
Selisih Penilaian Aset dan Kewajiban
Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali Periode Komparatif
159.400.000.000
144.715.511.834
(153.330.184)
-
-
-
153.330.184
-
Saldo Laba (Rugi)
163.639.160.610
Jumlah Ekuitas
(3.531.713.331)
464.069.628.929
-
153.330.184
4.335.920.253
-
3.610.791.486
3.610.791.486
4.414.998.408
467.833.750.599
Perubahan pada tahun 2009: Penyesuaian selisih nilai transaksi perubahan ekuitas Perusahaan Asosiasi
2d, 9
Bagian rugi bersih TSW tahun 2009
-
Laba bersih tahun 2009
-
Saldo 31 Desember 2009 (Disajikan kembali)
Laba bersih tahun 2010 Saldo 31 Desember 2010
24
-
-
159.400.000.000
Bagian rugi bersih TSW Januari Mei 2010 Penambahan saham baru atas Penggabungan Usaha
-
-
-
144.715.511.834
-
(4.335.920.253 )
-
-
-
159.303.240.357
-
-
-
843.133.707
(843.133.707 )
-
-
81.680.360.000
-
-
76.779.746.650
(158.460.106.650 )
-
-
-
-
-
-
-
23.903.676.485
23.903.676.485
241.080.360.000
144.715.511.834
-
77.622.880.357
-
28.318.674.893
491.737.427.084
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
6
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
2010 (Disajikan kembali Catatan 3a)
2009 (Disajikan kembali Catatan 3b)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari pelanggan Pembayaran kas kepada: Pemasok, karyawan dan untuk beban operasi lainnya
15.928.423.305
13.571.717.216
(38.841.049.600)
(15.981.973.787)
Kas digunakan untuk operasi Sewa diterima di muka Penghasilan bunga
(22.912.626.295) 18.283.299.349 193.132.414
(2.410.256.571) 20.568.043
(4.436.194.532)
(2.389.688.528)
87.775.027.496 4.231.660.048 (87.750.000.000) (41.653.275.950) (24.375.000.000) (13.439.759.063) (8.537.609.120) (3.581.089.616) (528.550.000) (479.776.558) (222.353.500)
(392.878.779) (3.247.500.000) (1.856.260.620) (7.351.882.620) (976.157.616) (3.104.354.800) (387.895.710)
(88.560.726.263)
(17.316.930.145)
98.444.984.000 15.330.549.421 (68.892.000)
588.724.381 (17.380.000.000) (6.047.500.000) 40.026.570.000 (14.953.551)
Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penjualan investasi jangka pendek Penjualan aset tetap Akuisisi Anak Perusahaan Peningkatan aset tidak lancar lainnya Penambahan investasi pada Perusahaan Asosiasi Penempatan investasi jangka pendek Pembayaran biaya ditangguhkan Perolehan aset tetap Uang muka perolehan aset tetap Pembayaran jaminan dan aset tidak berwujud Pembayaran hak sewa tanah jangka panjang
10 1d,9 9
10 15
Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan pinjaman jangka panjang Penerimaan dari pihak hubungan istimewa Pembayaran hutang obligasi konversi Penurunan hutang lain-lain jangka panjang Setoran modal Pembayaran hutang sewa pembiayaan
22
Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Pendanaan
113.706.641.421
17.172.840.830
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS
20.709.720.626
(2.533.777.843)
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN SALDO ANAK PERUSAHAAN YANG DIKONSOLIDASIKAN
6.943.751.849 67.459.884.314
1.243.717.430 8.233.812.262
95.113.356.789
6.943.751.849
81.680.360.000
-
40.810.000.000
-
1.288.509.006
1.167.090.000
4.203.984.267
-
2.847.954.800
-
KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN
4
Aktivitas yang tidak mempengaruhi arus kas: Penambahan modal saham melalui penggabungan usaha Peningkatan modal disetor Anak Perusahaan melalui hak sewa tanah jangka panjang Penambahan aset tidak lancar lainnya melalui hutang lain-lain Penambahan aset tetap melalui hutang lain-lain Reklasifikasi uang muka perolehan aset tetap ke aset tetap
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
7
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1.
UMUM a. Pendirian Perusahaan PT Indonesian Paradise Property Tbk (Perusahaan) didirikan dengan nama PT Penta Karsa Lubrindo berdasarkan Akta No. 96 tanggal 14 Juni 1996 dan diubah dengan Akta No. 42 tanggal 8 Januari 1997, keduanya dibuat di hadapan Buntario Tigris Darmawa, NG, SH, CN, pengganti dari Rachmat Santoso, SH, Notaris di Jakarta. Akta pendirian Perusahaan telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-1030 HT.01.01.TH.97 tanggal 12 Februari 1997 dan telah didaftarkan dalam daftar Perusahaan di kantor Pendaftaran Perusahaan Kotamadya Jakarta Utara No. 413/BH.09.01/IX/97 tanggal 9 September 1997 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 21 tanggal 12 Maret 2002 Tambahan No. 2574. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta No. 271 tanggal 24 Juni 2011 yang dibuat di hadapan Dr. Irawan Soerodjo, SH, MSi, Notaris di Jakarta, mengenai perubahan maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perusahaan. Sampai dengan tanggal laporan auditor independen, persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia atas perubahan anggaran dasar tersebut masih dalam proses. Sesuai dengan perubahan pada Pasal 3 anggaran dasar Perusahaan terakhir tersebut di atas, ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah dalam bidang penyediaan akomodasi (hotel). Kantor pusat Perusahaan berkedudukan di Jalan Tebet Timur Raya No. 10C, Jakarta 12820. Perusahaan memiliki hotel dengan nama Hotel Harris yang memiliki 66 kamar dan beralamat di Jalan Dewi Sartika, Tuban, Bali. Surat tanda izin usaha hotel No. 556.2/649/Diparda tanggal 7 Oktober 2002 dari Kantor Pariwisata Pemerintah Kabupaten Badung, Bali berlaku sampai dengan tanggal 15 Januari 2013. Perusahaan memulai kegiatan operasionalnya pada bulan Oktober 2002. b. Penggabungan Usaha dengan PT Tirta Saga Wangi dan Anak Perusahaan Berdasarkan Rancangan Penggabungan Usaha PT Indonesian Paradise Property (INPP) dan PT Tirta Saga Wangi (TSW), pada tanggal 5 April 2010 telah ditandatangani Kesepakatan Awal untuk mengintegrasikan kegiatan usaha kedua perusahaan tersebut dengan cara penggabungan usaha. Dalam penggabungan ini INPP bertindak selaku “Perusahaan Yang Menerima Penggabungan” dan TSW sebagai “Perusahaan Yang Akan Bergabung”. Sehubungan dengan telah diterimanya Surat Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-AH.01.10-13057.Tahun 2010 tanggal 27 Mei 2010, penggabungan usaha menjadi efektif pada tanggal 1 Juni 2010. Penggabungan usaha ini dinyatakan efektif oleh Bapepam-LK melalui surat No. S-4500/BL/2010 tanggal 20 Mei 2010. Tanggal efektif penggabungan usaha dengan TSW ditetapkan pada tanggal 1 Juni 2010 berdasarkan Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 25 Mei 2010, yang dinyatakan dalam Akta Notaris Robert Purba, SH No. 75 tanggal yang sama. Selain menetapkan tanggal penggabungan usaha, akta ini juga menyetujui perubahan anggaran dasar INPP mengenai perubahan modal ditempatkan dan disetor penuh sehubungan dengan penggabungan usaha dari semula Rp 159.400.000.000 (terdiri dari 1.594.000.000 saham) menjadi Rp 241.080.360.000 (terdiri dari 2.410.803.600 saham).
8
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. UMUM (lanjutan) b. Penggabungan Usaha dengan PT Tirta Saga Wangi dan Anak Perusahaan (lanjutan) Sejak tanggal penggabungan usaha, seluruh hubungan hukum antara eks pelanggan/relasi bisnis dengan eks TSW telah beralih dan diteruskan oleh INPP. Susunan pemegang saham sebelum dan pada tanggal penggabungan usaha adalah sebagai berikut: Pemegang saham INPP sebelum penggabungan usaha
Pemegang saham
Anemone Continental S.A. BVI CB London S/A BSI SA PT Grahatama Kreasibaru Yayasan Bunga Kasih Agoes Soelistyo Santoso (Presiden Direktur) Patrick Santosa Rendradjaja (Direktur) Diana Solaiman (Direktur) Karel Patipeilohy (Komisaris) Lain-lain Jumlah
Jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh
%
Pemegang saham TSW sebelum penggabungan usaha
Jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh
Pemegang Saham INPP pada tanggal penggabungan usaha
Jumlah saham setelah konversi
%
Jumlah saham
%
949.000.000 223.000.000 129.861.000 50.000.000
59,54% 13,99% 8,15% 3,14%
173.785.500 2.500
99.99% 0,001%
816.791.850 11.750
949.000.000 223.000.000 946.652.850 50.011.750
39,36% 9,25% 39,27% 2,07%
10.000.000
0,63%
-
-
-
10.000.000
0,41%
5.000.000 3.500.000
0,31% 0,22%
-
-
-
5.000.000 3.500.000
0,21% 0,15%
1.000.000 222.639.000
0,06% 13,96%
-
-
-
1.000.000 222.639.000
0,04% 9,24%
1.594.000.000
100%
173.788.000
100%
816.803.600
2.410.803.600
100%
Berdasarkan laporan penilaian No. Y&R/BV/10/046 tanggal 12 Mei 2010 dan No. Y&R/BV/10/029.2R tanggal 3 Mei 2010 dari KJPP Yanuar Bey & Rekan, penilai independen, untuk keperluan konversi saham, manajemen menetapkan nilai pasar wajar per saham IPP dan TSW masing-masing adalah sebesar Rp 159 (nilai penuh) dan Rp 745 (nilai penuh) per saham. Berdasarkan penilaian tersebut, maka setiap 1 pemegang saham TSW akan mendapatkan 4,7 saham yang diterbitkan oleh INPP dengan nilai nominal Rp 100 (nilai penuh) per saham. Penilaian tersebut merupakan nilai intrinsik wajar dari masing-masing perusahaan dan juga memberikan premium di atas harga perdagangan historis. Untuk perhitungan penambahan nilai modal saham INPP, manajemen menggunakan harga pasar saham INPP pada saat penggabungan usaha terjadi. Dengan demikian terdapat penambahan nilai modal saham sebesar Rp 81.680.360.000. Lihat Catatan 3b untuk penyajian kembali laporan keuangan konsolidasi tahun sebelumnya. Pada tanggal efektif penggabungan usaha, INPP dan TSW berada dalam pengendalian entitas yang sama, yaitu PT Grahatama Kreasibaru (GK). Oleh karena itu, penggabungan usaha dilakukan dengan menggunakan metode penyatuan kepemilikan. Berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, selisih antara nilai pengalihan dengan nilai buku pada transaksi restrukturisasi antar entitas sepengendali dibukukan sebagai “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” pada unsur Ekuitas. Pada tahun 2009, selisih tersebut disajikan dalam akun “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali Periode Komparatif”. 9
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. UMUM (lanjutan) c. Pencatatan sebagai Perusahaan Publik dan Penambahan Modal Saham (lanjutan) Pada tanggal 21 September 2004, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) berdasarkan Surat No. S-2970/PM/2004 dalam rangka pendaftaran sebagai Perusahaan Publik. Selanjutnya saham-saham Perusahaan dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Surabaya) pada tanggal 1 Desember 2004. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan pada tanggal 26 Mei 2005, para pemegang saham Perusahaan menyetujui untuk melakukan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (sesuai dengan Peraturan BAPEPAM No. IX.D.4) sejumlah 75.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham yang diambil bagian oleh Premiere Estates Limited. Penambahan saham tersebut telah disetujui oleh Direksi Bursa Efek Surabaya melalui surat No. JKT-027/LIST-EMITEN/BES/VII/2006 tanggal 13 Juli 2005. d.
Anak Perusahaan yang Dikonsolidasikan Perusahaan mempunyai bagian kepemilikan, baik langsung maupun tidak langsung, sama dengan atau lebih dari 50% saham Anak Perusahaan sebagai berikut:
Anak Perusahaan Pemilikan langsung: PT Karsa Citra Unggul dan Anak Perusahaan (KCU)* PT Retzan Indonusa (RIN)* PT Mega Biru Selaras dan Anak Perusahaan (MBS)* PT Langgeng Cipta Karya (LCK)* PT Indonesian Paradise Island (IPI)** PT Dinamika Putra Perkasa dan Anak Perusahaan (DPP)* PT Saranausaha Jaya (SJ)* PT Aneka Bina Laras dan Anak Perusahaan (ABL)* PT Eka Ilalang Suryadinamika (EIS)* Pemilikan tidak langsung : PT Segara Biru Kencana (melalui KCU)* PT Kega Property Utama (melalui KCU)* PT Grahatama Indah Lestari (melalui MBS)*
Domisili
Kegiatan Usaha Utama
Tahun Operasi Komersial
Jakarta
Hotel
Batam
Hotel
Tahap pengembangan Tahap pengembangan
Jakarta
Properti dan hotel
Jakarta
Jakarta
Jumlah Aset (Sebelum Eliminasi) Persentase Kepemilikan
2010
2009
99,98%
29.035.585.251
28.521.224.644
99,99%
33.501.533.036
29.403.231.468
Tahap pengembangan
99,66%
40.360.078.206
38.348.876.773
Hotel
2008
70,00%
10.038.238.881
10.097.714.156
Hotel
2004
65,00%
256.306.761.772
-
Tahap pengembangan Tahap pengembangan
60,00%
23.481.281.315
602.062.500
Jakarta
Perdagangan Umum Pusat Perbelanjaan
55.00%
5.118.150.210
5.741.214.791
Jakarta
Hotel
Tahap pengembangan
51,00%
61.238.439.797
-
Jakarta
Hotel
Tahap pengembangan
51,00%
27.462.523.716
25.079.660.339
Jakarta
Hotel
Tahap pengembangan
99,99%
92.252.908
-
Jakarta
Hotel
Tahap pengembangan
92,73%
11.003.941.422
10.805.709.805
Jakarta
Hotel
Tahap pengembangan
99,99%
11.696.858.648
8.800.268.079
Jakarta
10
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. UMUM (lanjutan) d.
Anak Perusahaan yang Dikonsolidasikan (lanjutan)
Anak Perusahaan Pemilikan tidak langsung : (lanjutan) PT Cakra Guna Dharma Eka (melalui MBS)* PT Padma Suasa (melalui ABL) * PT Magna Terra (melalui DPP)*
Domisili
Kegiatan Usaha Utama
Tahun Operasi Komersial
Jakarta
Properti dan Hotel
Tahap pengembangan Tahap Pengembangan Tahap pengembangan
Jakarta
Hotel Pusat perbelanjaan
Jakarta
Jumlah Aset (Sebelum Eliminasi) Persentase Kepemilikan
2010
2009
88,65%
6.720.648.841
6.543.017.969
99,99%
99.455.000
-
51,00%
22.884.347.353
-
* Anak Perusahaan dari Perusahaan yang Menggabungkan Diri (TSW) yang laporan keuangannya diaudit oleh auditor independen lain. ** Laporan keuangan dikonsolidasikan sejak 23 Desember 2010, sebelumnya disajikan dengan metode ekuitas.
Pada tanggal 1 Juni 2010, PT Tirta Saga Wangi (TSW), pemegang saham mayoritas MBS, KCU, DPP, RIN, EIS, LCK, SJ dan ABL, telah efektif melakukan penggabungan usaha dengan Perusahaan sebagaimana dijelaskan pada Catatan 1b. Sehingga sejak tanggal tersebut, MBS, KCU, DPP, RIN, EIS, LCK, SJ dan ABL adalah Anak Perusahaan dari Perusahaan. Jumlah aset dan kewajiban Anak Perusahaan tersebut pada saat penggabungan usaha adalah sebagai berikut: 1 Juni 2010 Aset lancar Aset tidak lancar Jumlah kewajiban
73.459.160.384 116.904.157.605 7.943.014.968
Pada tanggal 23 Desember 2010, Perusahaan meningkatkan kepemilikannya pada IPI sebesar 16,25% menjadi 65% melalui pembelian saham dari Dana Pensiun Bank Indonesia dengan biaya perolehan Rp 87.750.000.000 (Catatan 9). Pembelian saham ini telah dinyatakan dalam Akta Jual Beli Saham No. 243 tanggal 23 Desember 2010 yang dibuat di hadapan Humberg Lie, SH, SE, MKn, Notaris di Jakarta. Selanjutnya sejak tanggal 23 Desember 2010, Perusahaan memutuskan untuk mengkonsolidasikan laporan keuangan IPI pada Perusahaan. Selisih nilai akuisisi dan nilai wajar dari kuasi-reorganisasi dengan nilai buku saham telah diidentifikasikan pada aset Anak Perusahaan yang dikonsolidasi sejumlah Rp 239.383.865.993, dan dibukukan pada aset yang teridentifikasi (lihat Catatan 10). e.
Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010 berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 75 tanggal 25 Mei 2010 yang dibuat oleh Robert Purba, SH, Notaris di Jakarta, adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Presiden Komisaris Wakil Presiden Komisaris Komisaris
: : :
Todo Sihombing Amelia Gozali Karel Patipeilohy
Direksi: Presiden Direktur Direktur Independen Direktur Direktur
: : : :
Agoes Soelistyo Santoso Edhie Bambang Siswoko Patrick Santosa Rendradjaja Diana Solaiman 11
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. UMUM (lanjutan) e.
Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan (lanjutan) Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2009 berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 178 tanggal 30 Juni 2009 yang dibuat oleh Robert Purba, SH, Notaris di Jakarta, adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Presiden Komisaris Wakil Presiden Komisaris Komisaris
: : :
Todo Sihombing Fransiscus Xaverius Boyke Gozali Karel Patipeilohy
Direksi: Presiden Direktur Direktur Direktur
: : :
Agoes Soelistyo Santoso Patrick Santosa Rendradjaja Diana Solaiman
Susunan Komite Audit Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010 berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 73 tanggal 25 Mei 2010 yang dibuat oleh Robert Purba, SH, Notaris di Jakarta, adalah sebagai berikut: Ketua Anggota Anggota
: : :
Todo Sihombing Bambang Rahardja Burhan Eka Shanti T
Susunan Komite Audit Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2009 berdasarkan Resolusi Rapat Dewan Komisaris pada tanggal 2 Juli 2007, adalah sebagai berikut: Ketua Anggota Anggota
: : :
Todo Sihombing FX Marchelius Charles Colondam Eka Shanti T
Corporate Secretary Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 berdasarkan surat penunjukkan dari Direksi Perusahaan pada tanggal 21 Juli 2004 adalah Ninawati. Gaji dan tunjangan Direksi sejumlah Rp 289.400.000 dan Rp 239.867.712 masing-masing pada 2010 dan 2009 sedangkan Dewan Komisaris tidak mendapatkan gaji dan tunjangan dari Perusahaan. Perusahaan memiliki masing-masing sejumlah 86 dan 75 karyawan masing-masing pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Tidak diaudit).
12
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI a.
Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi Laporan keuangan konsolidasi disusun berdasarkan praktek dan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), Peraturan No. VIII.G.7 yang merupakan Lampiran dari Keputusan Ketua BAPEPAM No. Kep-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 mengenai “Pedoman Penyajian Laporan Keuangan” dan Lampiran 5 dari Surat Edaran Ketua BAPEPAM No. SE-02/PM/2002 tanggal 27 Desember 2002 tentang “Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik Industri Perhotelan”. Laporan keuangan konsolidasi disusun berdasarkan basis akrual dan menggunakan konsep biaya historis, kecuali untuk investasi efek dengan tujuan diperdagangkan yang dinyatakan sebesar nilai wajar, persediaan yang dinyatakan berdasarkan nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, serta investasi pada Perusahaan Asosiasi yang dinyatakan berdasarkan metode ekuitas. Laporan arus kas konsolidasi menyajikan informasi penerimaan dan pengeluaran kas dan bank yang dikelompokkan ke dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Arus kas dari aktivitas operasi disusun dengan menggunakan metode langsung. Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi ini adalah Rupiah.
b. Prinsip Konsolidasi Laporan keuangan konsolidasi meliputi laporan keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan yang dikendalikannya, dimana Perusahaan memiliki lebih dari 50%, baik langsung maupun tidak langsung, hak suara di Anak Perusahaan dan dapat menentukan kebijakan keuangan dan operasi dari Anak Perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari aktivitas Anak Perusahaan tersebut. Anak Perusahaan tidak dikonsolidasikan apabila sifat pengendaliannya adalah sementara karena Anak Perusahaan tersebut diperoleh dengan tujuan akan dijual kembali dalam waktu dekat; atau jika ada pembatasan jangka panjang yang mempengaruhi kemampuan Anak Perusahaan untuk memindahkan dananya ke Perusahaan. Dalam hal pengendalian terhadap Anak Perusahaan dimulai atau diakhiri pada suatu periode tertentu, maka hasil usaha yang diperhitungkan ke dalam laporan keuangan konsolidasi hanya sebatas hasil pada saat pengendalian tersebut mulai diperoleh hingga saat pengendalian atas Anak Perusahaan itu berakhir. Saldo dan transaksi termasuk keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi atas transaksi antar Perusahaan dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha Perusahaan dan Anak Perusahaan sebagai satu kesatuan usaha. Hak minoritas atas laba bersih dan ekuitas Anak Perusahaan dinyatakan sebesar proporsi pemegang saham minoritas atas laba bersih dan ekuitas Anak Perusahaan tersebut sesuai dengan persentase kepemilikan pemegang saham minoritas pada Anak Perusahaan tersebut. Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi ini telah diterapkan secara konsisten oleh Anak Perusahaan, kecuali dinyatakan lain.
13
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) b.
Prinsip konsolidasi (lanjutan) Pada saat akuisisi dan kuasi-reorganisasi, aset dan kewajiban Anak Perusahaan diukur sebesar nilai wajarnya pada tanggal akuisisi dan kuasi-reorganisasi. Selisih nilai akuisisi dan nilai wajar dari kuasi-reorganisasi dengan kepemilikan Perusahaan atas nilai wajar aset dan kewajiban Anak Perusahaan yang diidentifikasi yang terjadi pada tanggal akuisisi dan tanggal kuasi-reorganisasi dicatat sebagai goodwill dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama periode 5 tahun (apabila ada). Apabila biaya akuisisi lebih rendah dibandingkan nilai wajar aset bersih Perusahaan yang diakuisisi pada tanggal transaksi, maka nilai wajar aset non-moneter yang diakuisisi harus diturunkan secara proporsional, sampai seluruh selisih tersebut dieliminasi. Sisa selisihnya akan dicatat sebagai goodwill negatif dan diamortisasi menggunakan metode garis lurus selama periode 20 tahun. Transaksi pembelian saham Anak Perusahaan yang dilakukan dalam rangka reorganisasi entitas yang berada dalam satu kelompok usaha yang sama merupakan transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali. Selisih antara harga pengalihan dengan nilai buku Anak Perusahaan dalam transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali dibukukan dalam akun “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” yang disajikan sebagai unsur Ekuitas.
c.
Setara Kas Deposito berjangka dengan jangka waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatan diklasifikasikan sebagai setara kas.
d. Investasi Perusahaan Asosiasi Investasi pada Perusahaan Asosiasi merupakan investasi saham Perusahaan dan Anak Perusahaan dengan kepemilikan paling sedikit 20% tetapi tidak lebih dari 50% dihitung dengan metode ekuitas. Dalam metode ini, investasi dinyatakan sebesar biaya perolehannya atau nilai wajar (efektif tanggal 31 Juli 2009), dan ditambah atau dikurangi bagian laba atau rugi bersih Perusahaan Asosiasi sesuai dengan jumlah persentase pemilikan sejak tanggal perolehan serta dikurangi dividen yang diterima. Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, maka nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut yang ditentukan untuk setiap investasi secara individu dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan. Investasi saham dengan persentase kepemilikan kurang dari 20% dicatat sebesar biaya perolehan. Selisih harga perolehan dengan bagian Perusahaan dan Anak Perusahaan atas nilai aset bersih Perusahaan Asosiasi diakui sebagai bagian dari ekuitas pada akun “Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Perusahaan Asosiasi”, dan akun ini telah disesuaikan (Catatan 33). e.
Piutang Usaha dan Piutang Lain-lain Piutang usaha dan piutang lain-lain pada awalnya diakui sebesar nilai wajar dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan bunga efektif, kecuali efek diskontonya tidak material, setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai piutang usaha. Penyisihan penurunan nilai dibentuk pada saat terdapat bukti obyektif bahwa saldo piutang tidak dapat ditagih. Piutang dihapuskan pada saat piutang tersebut tidak dapat ditagih.
14
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) f.
Transaksi dengan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa Perusahaan dan Anak Perusahaan melakukan transaksi dengan beberapa pihak yang mempunyai hubungan istimewa sesuai dengan PSAK 7 mengenai “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”. Seluruh transaksi yang signifikan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan persyaratan dan kondisi yang normal sesuai dengan yang dilakukan dengan pihak ketiga, telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasi.
g.
Persediaan Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizable value). Biaya perolehan Perusahaan dan Anak Perusahaan ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang (weighted-average method). Penyisihan atas persediaan usang dan penurunan nilai persediaan, jika ada, ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan persediaan pada akhir periode untuk mengurangi nilai tercatat persediaan menjadi nilai realisasi bersih.
h.
Biaya Dibayar di Muka Biaya dibayar di muka diamortisasi sesuai dengan masa manfaatnya dengan menggunakan metode garis lurus.
i.
Aset Tetap Pemilikan Langsung Perusahaan dan Anak Perusahaan menerapkan PSAK 16 (Revisi 2007) mengenai “Aset Tetap”, yang menggantikan PSAK 16 (1994) mengenai “Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain” dan PSAK 17 (1994) mengenai “Akuntansi Penyusutan”. Berdasarkan PSAK 16 (Revisi 2007), suatu entitas harus memilih antara model biaya dan model revaluasi sebagai kebijakan akuntansi pengukuran atas aset tetap. Jika entitas telah melakukan revaluasi aset tetap sebelum penerapan PSAK 16 (Revisi 2007) dan memilih untuk menggunakan model biaya sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya, maka nilai revaluasi aset tetap tersebut dianggap sebagai biaya perolehan (deemed cost) dan biaya perolehan tersebut adalah nilai pada saat PSAK 16 (Revisi 2007) diterapkan. Seluruh saldo selisih penilaian kembali aset tetap pada saat penerapan pertama kali PSAK 16 (Revisi 2007) harus direklasifikasi ke saldo laba. Aset tetap Perusahaan telah dinilai kembali sehubungan dengan kuasi-reorganisasi yang dilakukan dan surplus revaluasi aset tetap dibukukan sebagai surplus revaluasi aset tetap untuk mengeliminasi saldo defisit. Aset tetap Perusahaan dan Anak Perusahaan dinyatakan sebesar model revaluasi (Perusahaan) dan biaya perolehan (Anak Perusahaan) setelah dikurangi akumulasi penyusutan. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut:
15
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) i.
Aset Tetap (lanjutan) Pemilikan Langsung (lanjutan) Tahun Bangunan dan prasarana Peralatan dan perlengkapan Kendaraan
20 4-8 8
Tanah dinyatakan sebesar biaya perolehan, dan termasuk penyesuaian nilai wajar tanah pada tanggal akuisisi dan tanggal kuasi-reorganisasi untuk IPI, dan tidak diamortisasi serta dikurangi dengan penurunan nilai (bila ada). Pada setiap akhir tahun, nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan di review dan jika sesuai dengan keadaan, disesuaikan secara prospektif. Biaya pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi pada saat terjadinya; biaya penggantian atau inspeksi yang signifikan dikapitalisasi pada saat terjadinya dan jika besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke Perusahaan dan Anak Perusahaan, dan biaya perolehan aset dapat diukur secara andal. Aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau ketika tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset dimasukkan dalam laporan laba rugi konsolidasi pada periode aset tersebut dihentikan pengakuannya. Sesuai dengan PSAK 47 mengenai “Akuntansi Tanah”, perolehan tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak diamortisasi. Biaya-biaya tertentu sehubungan dengan perolehan atau perpanjangan hak pemilikan tanah, ditangguhkan dan diamortisasi sepanjang periode hak atas tanah atau umur ekonomis tanah, mana yang lebih pendek, dengan menggunakan metode garis lurus. Biaya ditangguhkan tersebut disajikan di neraca konsolidasi pada akun “Biaya Ditangguhkan”. Sewa Perusahaan dan Anak Perusahaan menerapkan PSAK 30 (Revisi 2007) mengenai “Sewa” yang menggantikan PSAK 30 (1990) mengenai “Akuntansi Sewa Guna Usaha”. Menurut PSAK 30 (Revisi 2007), sewa yang mengalihkan secara substansial semua risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset kepada lessee diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Pada awal masa sewa, sewa pembiayaan dikapitalisasi sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa minimum dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan kewajiban sehingga menghasilkan suatu tingkat bunga periodik yang konstan atas saldo kewajiban. Beban sewa dicatat dalam laporan laba rugi konsolidasi. Aset sewaan yang dimiliki oleh lessee dengan dasar sewa pembiayaan dicatat pada akun aset tetap dan disusutkan sepanjang masa manfaat dari aset sewaan tersebut atau periode masa sewa, mana yang lebih pendek, jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa lessee akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa. Sewa yang tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Pembayaran sewa dalam sewa operasi diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi konsolidasi dengan dasar garis lurus (straight-line basis). 16
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) i.
Aset Tetap (lanjutan) Sewa (lanjutan) Laba atau rugi dari transaksi jual-dan-sewa balik, ditangguhkan dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama masa sewa. Penerapan PSAK revisi ini tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan.
j.
Penurunan Nilai Aset Pada setiap tanggal neraca konsolidasi, Perusahaan dan Anak Perusahaan melakukan penelaahan untuk menentukan adanya indikasi terjadinya penurunan nilai aset pada akhir periode. Perusahaan dan Anak Perusahaan disyaratkan untuk menentukan nilai yang dapat diperoleh kembali atas nilai aset apabila indikasi tersebut terjadi. Pemulihan penurunan nilai diakui sebagai laba pada periode terjadinya pemulihan. Bila nilai tercatat suatu aset melebihi taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (estimated recoverable amount), nilai tersebut diturunkan ke jumlah yang dapat diperoleh kembali tersebut, yang ditentukan sebesar nilai tertinggi antara harga jual bersih dan nilai pakai. Perusahaan mengakui rugi penurunan nilai aset apabila taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (recoverable amount) dari suatu aset lebih rendah dari nilai tercatatnya.
k.
Hak atas Sewa Tanah Anak Perusahaan menyewa tanah yang dicatat sebagai “Hak atas Sewa Tanah”. Nilai sewa tanah diamortisasi dengan metode garis lurus sepanjang periode sewa. Biaya amortisasi yang bersangkutan dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi tahun berjalan.
l.
Tanah Yang Belum Dikembangkan Tanah yang belum dikembangkan dinilai berdasarkan harga perolehan, yang meliputi antara lain biaya pembebasan (ganti rugi), pengurusan surat-surat tanah dan pematangan tanah. Pada saat dimulainya pengembangan prasarana, nilai tanah tersebut akan direklasifikasikan ke akun aset tidak lancar lainnya.
m.
Pengakuan Pendapatan dan Beban Pendapatan atas kamar hotel dan restoran diakui pada saat jasa dan barang telah diberikan kepada pelanggan atau tamu hotel. Beban usaha pemilik merupakan beban usaha yang terjadi di kantor pusat seperti antara lain gaji, upah dan tunjangan, honorarium tenaga ahli dan keperluan lain untuk pengelolaan Perusahaan dan Anak Perusahaan. Beban diakui pada saat terjadinya sesuai dengan masa manfaatnya (accrual basis).
17
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) n.
Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing Transaksi dalam mata uang asing dicatat dalam Rupiah berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca konsolidasi, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah berdasarkan kurs tengah antara kurs jual dan kurs beli uang kertas asing dan/atau kurs transaksi yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia pada tanggal tersebut. Laba atau rugi kurs yang terjadi dikreditkan atau dibebankan pada usaha tahun berjalan. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, kurs yang digunakan masing-masing adalah sebagai berikut: 2010 2009 1 Dolar Amerika Serikat (1 US$) 1 Dolar Singapura (1 SIN$) 1 Ringgit Malaysia (1 RM)
o.
8.991,00 6.980,61 2.915,85
9.400,00 6.698,52 2.747,14
Pajak Penghasilan Beban pajak kini ditetapkan berdasarkan taksiran laba kena pajak tahun berjalan. Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer antara aset dan kewajiban untuk tujuan komersial dan tujuan perpajakan setiap tanggal pelaporan. Manfaat pajak di masa mendatang, seperti saldo rugi fiskal yang belum digunakan, diakui sebesar kemungkinan realisasi atas manfaat pajak tersebut. Aset dan kewajiban pajak tangguhan diukur pada tarif pajak yang diharapkan akan digunakan pada tahun ketika aset direalisasi atau ketika kewajiban dilunasi, berdasarkan tarif pajak (dan peraturan perpajakan) yang telah berlaku atau yang berlaku secara substantif pada tanggal neraca konsolidasi. Perubahan nilai tercatat aset dan kewajiban pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan pada tahun berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke Ekuitas. Koreksi terhadap kewajiban pajak dicatat pada saat surat ketetapan pajak diterima atau pada saat keputusan atas keberatan ditetapkan, jika Perusahaan dan Anak Perusahaan mengajukan keberatan.
p.
Biaya Pinjaman Biaya pinjaman merupakan bunga dan selisih kurs pinjaman yang diterima dalam mata uang asing dan biaya lainnya (amortisasi diskon/premium dari pinjaman diterima) yang terjadi sehubungan dengan peminjaman dana. Biaya pinjaman diakui sebagai beban pada saat terjadinya biaya pinjaman tersebut, kecuali biaya pinjaman yang secara langsung dapat diatribusikan dengan perolehan, konstruksi, atau produksi aset tertentu dikapitalisasi sebagai bagian dari biaya perolehan aset tertentu tersebut.
18
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) q.
Kewajiban Imbalan Kerja Karyawan Perusahaan dan Anak Perusahaan menerapkan program imbalan kerja karyawan yang tidak didanai sesuai dengan Undang-Undang Tenaga Kerja No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003 (“UU No. 13”) dan PSAK 24 (Revisi 2004) mengenai “Imbalan Kerja”. Berdasarkan PSAK 24 (Revisi 2004), biaya imbalan kerja sesuai dengan UU No. 13 dihitung berdasarkan metode projected unit credit. Keuntungan dan kerugian aktuarial diakui sebagai penghasilan atau beban apabila akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui pada akhir periode pelaporan sebelumnya melebihi jumlah yang lebih besar di antara 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasti pada tanggal tersebut. Besarnya keuntungan dan kerugian aktuarial ini diakui selama rata-rata sisa masa kerja yang akan dijalani para pekerja dengan menggunakan metode garis lurus. Biaya jasa lalu yang timbul akibat pengenalan program imbalan pasti atau perubahan kewajiban imbalan kerja dari program imbalan kerja sebelumnya harus diamortisasi sampai imbalan kerja tersebut telah menjadi hak karyawan.
r.
Pelaporan Segmen Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan. Bentuk primer pelaporan segmen adalah segmen usaha sedangkan sekunder adalah segmen geografis. Segmen usaha adalah komponen Perusahaan dan Anak Perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk dan jasa (baik produk dan jasa terkait) dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain. Segmen geografis adalah komponen Perusahaan dan Anak Perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk dan jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain.
s.
Laba per Saham Laba per saham dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan. Jumlah rata-rata tertimbang saham yang digunakan untuk menghitung laba per saham dasar adalah sejumlah 2.410.803.600 pada tahun 2010 dan pada tahun 2009. Jumlah rata-rata tertimbang saham yang digunakan termasuk saham yang dikeluarkan pada tanggal 1 Juni 2010 akibat dari penggabungan usaha dengan TSW, seakan-akan penggabungan usaha tersebut telah terjadi sejak awal tahun yang disajikan (Catatan 1b).
t.
Kuasi-Reorganisasi Berdasarkan PSAK 51 (Revisi 2003) mengenai “Akuntansi Kuasi-Reorganisasi”, kuasi-reorganisasi merupakan prosedur akuntansi yang mengatur Perusahaan merestrukturisasi ekuitasnya dengan mengeliminasi defisit dan menilai kembali seluruh aset dan kewajibannya dengan nilai wajar untuk mendapatkan awal yang baik (fresh start) dengan neraca konsolidasi menunjukkan nilai sekarang tanpa dibebani defisit karena saldo akumulasi defisit telah dieliminasikan terhadap akun selisih penilaian aset dan kewajiban (termasuk selisih nilai transaksi perubahan ekuitas Perusahaan Asosiasi). Kuasi-reorganisasi dilakukan dengan metode reorganisasi akuntansi (accounting reorganization method). 19
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) t.
Kuasi-Reorganisasi (lanjutan) Aset dan kewajiban dinilai kembali sebesar nilai wajarnya. Nilai wajar aset dan kewajiban ditentukan berdasarkan nilai pasar pada tanggal kuasi-reorganisasi. Bila nilai pasar tidak tersedia, estimasi nilai wajar didasarkan pada informasi terbaik yang tersedia dengan mempertimbangkan harga aset sejenis, dan teknik penilaian yang paling sesuai dengan karakteristik aset dan kewajiban yang bersangkutan. Untuk aset dan kewajiban tertentu, penilaian dilakukan sesuai dengan PSAK terkait. Sebagai hasil kuasi-reorganisasi per tanggal 31 Juli 2009, saldo defisit Perusahaan sebesar Rp 31.224.820.582 dieliminasi ke saldo penilaian kembali aset dan kewajiban (surplus revaluasi aset tetap sebesar Rp 75.685.960 dan selisih penilaian kembali investasi pada Perusahaan Asosiasi sebesar Rp 31.149.134.622) (lihat Catatan 33).
u.
Penggabungan Usaha Penggabungan usaha dimana para pemegang saham perusahaan-perusahaan yang bergabung bersama-sama mengendalikan seluruh (atau secara efektif seluruh) aset bersih dan operasi serta bersama-sama berbagi risiko dan manfaat atas perusahaan gabungan tersebut, dan manajemen perusahaan-perusahaan yang bergabung menjadi bagian dari manajemen perusahaan gabungan diperlakukan sebagai penyatuan kepemilikan (pooling of interest). Penyatuan kepemilikan dibukukan dengan menggunakan metode penyatuan kepemilikan (pooling of interest method). Dalam menerapkan metode penyatuan kepemilikan, unsur-unsur laporan keuangan dari perusahaan yang bergabung untuk periode terjadinya penggabungan tersebut dan periode perbandingan yang diungkapkan harus dimasukkan dalam laporan keuangan penggabungan, seolah-olah entitas tersebut telah bergabung sejak permulaan periode yang disajikan tersebut. Pengeluaran yang terjadi sehubungan dengan penyatuan kepemilikan harus diakui sebagai beban pada periode terjadinya.
v.
Instrumen Keuangan Efektif tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan dan Anak Perusahaan menerapkan PSAK 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”, dan PSAK 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, yang menggantikan PSAK 50, “Akuntansi Investasi Efek Tertentu” dan PSAK 55 (Revisi 1999), “Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai”. PSAK 50 (Revisi 2006) mengatur persyaratan tentang penyajian instrumen keuangan dan mengidentifikasi informasi yang harus diungkapkan. Persyaratan penyajian tersebut berlaku terhadap klasifikasi instrumen keuangan, dari perspektif penerbit, dalam aset keuangan, kewajiban keuangan, dan instrumen ekuitas; pengklasifikasian yang terkait dengan suku bunga, dividen, kerugian dan keuntungan, dan keadaan di mana aset keuangan dan kewajiban keuangan akan saling hapus. PSAK ini mensyaratkan pengungkapan, antara lain, informasi mengenai faktor yang mempengaruhi jumlah, waktu dan tingkat kepastian arus kas masa datang suatu entitas yang terkait dengan instrumen keuangan dan kebijakan akuntansi yang digunakan untuk instrumen tersebut.
20
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) v.
Instrumen Keuangan (lanjutan) PSAK 55 (Revisi 2006) mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, kewajiban keuangan dan beberapa kontrak pembelian atau penjualan item non-keuangan. Pernyataan ini, antara lain, memberikan definisi dan karakteristik derivatif, kategori instrumen keuangan, pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penetapan hubungan lindung nilai. i.
Aset Keuangan. Pengakuan awal. Aset keuangan dalam ruang lingkup PSAK 55 (Revisi 2006) diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo, dan aset keuangan tersedia untuk dijual. Perusahaan dan Anak Perusahaan menentukan klasifikasi aset keuangan pada saat pengakuan awal dan, jika diperbolehkan dan diperlukan mengevaluasi kembali pengklasifikasian aset tersebut pada setiap akhir tahun keuangan. Aset keuangan pada awalnya diakui sebesar nilai wajarnya ditambah, dalam hal investasi yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi konsolidasi, biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Pembelian atau penjualan aset keuangan yang memerlukan penyerahan aset dalam kurun waktu yang telah ditetapkan oleh peraturan atau kebiasaan yang berlaku di pasar (pembelian secara reguler) diakui pada tanggal perdagangan, seperti tanggal Perusahaan dan Anak Perusahaan berkomitmen untuk membeli atau menjual aset. Aset keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan mencakup kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang lain-lain, dan aset keuangan lancar dan tidak lancar lainnya. Pengukuran setelah pengakuan awal. Pengukuran setelah pengakuan awal dari aset keuangan tergantung pada klasifikasi sebagai berikut:
Aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi. Aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi meliputi aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan dan aset keuangan yang pada saat pengakuan awalnya telah ditetapkan untuk dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi. Aset keuangan diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki untuk tujuan dijual dalam waktu dekat. Aset derivatif juga diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan kecuali derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai. Aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi dicatat dalam neraca konsolidasi pada nilai wajar dengan laba atau rugi diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi.
21
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) v.
Instrumen Keuangan (lanjutan) i. Aset Keuangan (lanjutan). Pengukuran setelah pengakuan awal (lanjutan).
Aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi (lanjutan). Derivatif melekat dalam kontrak utama dihitung sebagai derivatif terpisah ketika risiko dan karakteristiknya tidak berkaitan dengan kontrak utama dan kontrak utama tidak dicatat pada nilai wajar. Derivatif melekat diukur berdasarkan nilai wajar dengan laba atau rugi yang timbul dari perubahan nilai wajar tersebut diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi. Penilaian kembali hanya timbul jika terdapat perubahan kontrak yang secara signifikan mengubah arus kas yang dipersyaratkan oleh kontrak.
Pinjaman yang diberikan dan piutang. Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Aset keuangan tersebut dicatat pada biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan metode tingkat bunga efektif. Laba atau rugi diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi pada saat pinjaman dan piutang dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, serta melalui proses amortisasi. Kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang lain-lain Perusahaan dan Anak Perusahaan termasuk dalam kategori ini.
Investasi dimiliki hingga jatuh tempo. Aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan diklasifikasi sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo jika Perusahaan dan Anak Perusahaan mempunyai maksud dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Setelah pengukuran awal, investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Metode ini menggunakan suku bunga efektif untuk mendiskonto penerimaan kas di masa yang akan datang selama perkiraan umur aset keuangan menjadi nilai tercatat bersihnya. Laba atau rugi diakui pada laporan laba rugi konsolidasi ketika investasi dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, serta melalui proses amortisasi. Perusahaan dan Anak Perusahaan tidak mempunyai investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 2010.
22
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) v.
Instrumen Keuangan (lanjutan) i. Aset Keuangan (lanjutan). Pengukuran setelah pengakuan awal (lanjutan).
Aset keuangan tersedia untuk dijual. Aset keuangan tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak diklasifikasikan ke dalam tiga kategori sebelumnya. Setelah pengukuran awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diukur pada nilai wajar dengan laba atau rugi yang belum direalisasi diakui dalam ekuitas sampai investasi tersebut dihentikan pengakuannya. Pada saat itu, laba atau rugi kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus direklasifikasi ke dalam laba atau rugi sebagai penyesuaian reklasifikasi. Investasi yang diklasifikasi sebagai aset keuangan tersedia untuk dijual adalah sebagai berikut: Investasi pada saham yang tidak tersedia nilai wajarnya dengan kepemilikan kurang dari 20% dan investasi jangka panjang lainnya dicatat pada biaya perolehannya. Investasi dalam modal saham yang tersedia nilai wajarnya dengan kepemilikan kurang dari 20% dicatat pada nilai wajar. Perusahaan dan Anak Perusahaan tidak mempunyai investasi jangka pendek yang dikelompokkan sebagai tersedia untuk dijual.
ii.
Kewajiban Keuangan. Pengakuan awal. Kewajiban keuangan dalam ruang lingkup PSAK 55 (Revisi 2006) diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi, hutang dan pinjaman atau derivatif yang telah ditetapkan untuk sebagai instrumen lindung nilai dalam lindung nilai yang efektif, mana yang sesuai. Perusahaan dan Anak Perusahaan menentukan klasifikasi kewajiban keuangan pada saat pengakuan awal. Saat pengakuan awal, kewajiban keuangan diukur pada nilai wajar dan, dalam hal hutang dan pinjaman, termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Kewajiban keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan mencakup hutang usaha dan hutang lain-lain, biaya masih harus dibayar, pinjaman dan kewajiban keuangan lancar dan tidak lancar lainnya.
23
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) v. Instrumen Keuangan (lanjutan). ii.
Kewajiban Keuangan (lanjutan). Pengukuran setelah pengakuan awal. Pengukuran kewajiban keuangan bergantung pada klasifikasi sebagai berikut:
Kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi. Kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi konsolidasi mencakup kewajiban keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan dan kewajiban keuangan yang pada saat pengakuan awalnya, telah ditetapkan, diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi. Kewajiban keuangan diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki untuk tujuan dijual dalam waktu dekat. Kewajiban derivatif juga diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan kecuali derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai yang efektif. Laba atau rugi atas kewajiban dalam kelompok diperdagangkan harus diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi.
Hutang dan pinjaman. Setelah pengakuan awal, hutang dan pinjaman yang dikenakan bunga diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif. Laba atau rugi harus diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi ketika kewajiban tersebut dihentikan pengakuannya serta melalui proses amortisasinya.
iii. Saling hapus instrumen keuangan. Aset keuangan dan kewajiban keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam neraca konsolidasi jika, dan hanya jika, terdapat hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dari aset keuangan dan kewajiban keuangan tersebut dan terdapat intensi untuk menyelesaikan dengan menggunakan dasar neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan kewajibannya secara bersamaan. iv. Nilai wajar instrumen keuangan. Nilai wajar instrumen keuangan yang secara aktif diperdagangkan di pasar keuangan ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga pasar yang berlaku pada penutupan pasar pada akhir periode pelaporan. Untuk instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan di pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian tersebut meliputi penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar (arm’s-length market transactions), referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama, analisa arus kas yang didiskonto, atau model penilaian lainnya.
24
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) v. Instrumen Keuangan (lanjutan) iv. Nilai wajar instrumen keuangan (lanjutan). Penyesuaian risiko kredit. Perusahaan dan Anak Perusahaan menyesuaikan harga di pasar yang lebih menguntungkan untuk mencerminkan adanya perbedaan risiko kredit pihak yang bertransaksi antara instrumen yang diperdagangkan di pasar tersebut dengan instrumen yang dinilai untuk posisi aset keuangan. Dalam penentuan nilai wajar posisi kewajiban keuangan, risiko kredit Perusahaan dan Anak Perusahaan dengan instrumen keuangan tersebut ikut diperhitungkan. v.
Biaya perolehan yang diamortisasi dari instrumen keuangan. Biaya perolehan yang diamortisasi dihitung dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penyisihan penurunan nilai dan pembayaran atau pengurangan pokok. Perhitungan ini mencakup seluruh premi atau diskonto pada saat akuisisi dan mencakup biaya transaksi serta komisi yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif.
vi. Penurunan nilai aset keuangan. Pada setiap tanggal neraca konsolidasi, Perusahaan dan Anak Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai.
Aset keuangan dicatat sebesar biaya perolehan yang diamortisasi. Untuk pinjaman yang diberikan dan piutang yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Perusahaan dan Anak Perusahaan terlebih dahulu menentukan bahwa terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual. Jika Perusahaan dan Anak Perusahaan menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka aset tersebut dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif. Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang (tidak termasuk kerugian kredit di masa mendatang yang belum terjadi). Nilai kini estimasi arus kas masa datang didiskonto dengan menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Jika pinjaman yang diberikan memiliki suku bunga variabel, maka tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif yang berlaku.
25
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) v. Instrumen Keuangan (lanjutan) vi. Penurunan nilai aset keuangan (lanjutan).
Aset keuangan yang tersedia untuk dijual. Dalam hal investasi ekuitas diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang tersedia untuk dijual, bukti obyektif akan termasuk penurunan nilai wajar yang signifikan dan berkepanjangan di bawah nilai perolehan investasi tersebut. Ketika terdapat bukti penurunan nilai, kerugian kumulatif - yang diukur sebagai selisih antara biaya perolehan dan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai investasi yang sebelumnya diakui pada laba atau rugi direklasifikasikan dari ekuitas ke dalam laba atau rugi. Kerugian penurunan nilai atas investasi ekuitas tidak dihapuskan melalui laba atau rugi; sedangkan peningkatan nilai wajar setelah penurunan nilai diakui dalam ekuitas. Dalam hal instrumen hutang diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang tersedia untuk dijual, indikasi penurunan nilai dievaluasi berdasarkan kriteria yang sama dengan aset keuangan yang dicatat sebesar biaya perolehan diamortisasi. Penghasilan bunga di masa mendatang didasarkan pada nilai tercatat yang diturunkan nilainya dan diakui berdasarkan suku bunga yang digunakan untuk mendiskonto arus kas masa datang dalam pengukuran kerugian penurunan nilai. Penghasilan bunga yang masih harus dibayar tersebut dicatat sebagai bagian dari akun “Penghasilan Bunga” dalam laporan laba rugi konsolidasi. Jika pada tahun berikutnya, nilai wajar atas instrumen hutang meningkat dan peningkatan tersebut secara obyektif dapat dikaitkan dengan peristiwa yang timbul setelah pengakuan kerugian penurunan nilai melalui laba atau rugi, kerugian penurunan nilai tersebut harus dipulihkan melalui laba atau rugi.
vii. Penghentian pengakuan aset dan kewajiban keuangan. Aset Keuangan. Penghentian pengakuan atas suatu aset keuangan (atau, apabila dapat diterapkan untuk bagian dari aset keuangan atau bagian dari kelompok aset keuangan sejenis) terjadi bila: (1) hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; atau (2) Perusahaan dan Anak Perusahaan memindahkan hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut atau menanggung kewajiban untuk membayar arus kas yang diterima tersebut tanpa penundaan yang signifikan kepada pihak ketiga melalui suatu kesepakatan penyerahan dan salah satu diantara (a) Perusahaan dan Anak Perusahaan secara substansial memindahkan seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut, atau (b) Perusahaan dan Anak Perusahaan secara substansial tidak memindahkan dan tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut, namun telah memindahkan pengendalian atas aset tersebut.
26
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) v. Instrumen Keuangan (lanjutan) vii. Penghentian pengakuan aset dan kewajiban keuangan (lanjutan). Kewajiban Keuangan. Kewajiban keuangan dihentikan pengakuannya ketika kewajiban yang ditetapkan dalam kontrak dihentikan atau dibatalkan atau kadaluwarsa. Ketika kewajiban keuangan awal digantikan dengan kewajiban keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama dengan ketentuan yang berbeda secara substansial, atau modifikasi secara substansial atas kewajiban keuangan yang saat ini ada, maka pertukaran atau modifikasi tersebut dicatat sebagai penghapusan kewajiban keuangan awal dan pengakuan kewajiban keuangan baru dan selisih antara nilai tercatat kewajiban keuangan tersebut diakui dalam laba atau rugi. viii. Instrumen keuangan derivatif. Perusahaan dan Anak Perusahaan terlibat dalam pertukaran mata uang, pertukaran tingkat suku bunga dan instrumen keuangan lainnya, jika diperlukan, untuk tujuan pengelolaan eksposur nilai tukar dan tingkat suku bunga yang berasal dari pinjaman dan hutang Perusahaan dan Anak Perusahaan dalam mata uang asing. Instrumen keuangan derivatif ini tidak dirancang untuk memenuhi syarat hubungan lindung nilai dan pada awalnya diakui pada nilai wajar pada tanggal dimana kontrak derivatif tersebut diadakan dan selanjutnya diukur kembali pada nilai wajarnya. Derivatif dicatat sebagai aset keuangan ketika nilai wajarnya positif dan sebagai kewajiban keuangan ketika nilai wajarnya negatif. Laba atau rugi yang timbul dari perubahan nilai wajar derivatif selama periode yang tidak memenuhi kualifikasi akuntansi lindung nilai dicatat secara langsung sebagai laba atau rugi. Aset dan kewajiban derivatif, jika ada, disajikan masing-masing dalam aset lancar dan kewajiban lancar. Derivatif melekat disajikan dengan kontrak utama pada neraca konsolidasi yang menampilkan penyajian yang tepat dari seluruh arus kas di masa datang atas instrumen tersebut secara keseluruhan. w. Penggunaan Estimasi Penyusunan laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan konsolidasi. Karena adanya ketidakpastian dalam penetapan taksiran maka terdapat kemungkinan hasil akhir yang dilaporkan pada masa yang akan datang akan berbeda dengan estimasi yang telah dilaporkan sebelumnya.
27
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
PENYAJIAN KEMBALI LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI a.
Laporan Keuangan Konsolidasi Tahun 2010 Perusahaan menyajikan kembali laporan keuangan konsolidasi pada tanggal 31 Desember 2010 serta tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, untuk mencerminkan penyesuaian atas pencatatan konsolidasi laporan laba rugi PT Indonesian Paradise Island (IPI, Anak Perusahaan) dan pencatatan aset teridentifikasi sehubungan dengan selisih nilai akuisisi dan nilai wajar dari kuasi-reorganisasi dengan nilai buku saham IPI untuk tujuan konsolidasi laporan keuangan IPI dengan Perusahaan. Ringkasan atas akun-akun laporan keuangan konsolidasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 yang dipengaruhi oleh penyajian kembali adalah sebagai berikut: Sebelum Penyajian Kembali
Neraca Konsolidasi Aset tetap Goodwill
110.351.997.525 239.998.243.836
Sebelum Penyajian Kembali
Laporan Laba Rugi Konsolidasi Pendapatan usaha Beban departementalisasi Beban penjualan Beban umum dan administrasi Beban usaha pemilik Beban penyusutan Beban jasa manajemen dan lisensi Bagian atas laba bersih Perusahaan Asosiasi Penghasilan bunga Rugi selisih kurs - bersih Lain-lain - bersih Manfaat (beban) pajak penghasilan tangguhan Hak minoritas atas rugi (laba) bersih Anak Perusahaan Pos luar biasa
b.
Penyajian Kembali 239.383.865.993 (239.383.865.993)
Penyajian Kembali
Setelah Penyajian Kembali 349.735.863.518 614.377.843
Setelah Penyajian Kembali
59.479.467.149 13.940.753.088 4.855.734.857 11.296.356.427 19.627.675.977 6.765.193.517 3.692.641.280
(43.301.684.530) (10.554.057.799) (4.127.381.055) (7.849.899.432) (7.708.177.088) (4.957.440.598) (2.779.982.640)
16.177.782.619 3.386.695.289 728.353.802 3.446.456.995 11.919.498.889 1.807.752.919 912.658.640
2.970.505.842 2.598.005.519 (5.028.658.706) (915.421.359)
4.517.660.779 (2.404.873.105) 529.126.423 (27.155.574)
(216.367.678)
247.049.084
30.681.406
(2.201.860.070) 2.286.397.380
4.749.335.691 (2.286.397.380)
2.547.475.621 -
7.488.166.621 193.132.414 (4.499.532.283) (942.576.933)
Laporan Keuangan Konsolidasi Tahun 2009 PT Indonesian Paradise Property Tbk (INPP) dan PT Tirta Saga Wangi (TSW) telah menggabungkan usaha mereka pada tanggal 1 Juni 2010. INPP menjadi perusahaan yang menerima penggabungan dan TSW bubar demi hukum. Laporan keuangan kedua perusahaan tersebut telah digabungkan menggunakan metode penyatuan kepemilikan (Catatan 1b). Dampak dari penyesuaian yang dilakukan terhadap laporan keuangan konsolidasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 adalah sebagai berikut:
28
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
PENYAJIAN KEMBALI LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI b.
Laporan Keuangan Konsolidasi Tahun 2009 (lanjutan) Sebelum Penyajian Kembali
Neraca Konsolidasi
PT Indonesian Paradise Property Tbk
ASET Kas dan setara kas 2.031.349.004 Investasi jangka pendek 10.291.191.360 Piutang usaha dengan pihak ketiga 508.651.065 Piutang lain-lain 179.870.550 Persediaan 90.666.888 Pajak dibayar di muka Uang muka dan biaya dibayar di muka 172.952.960 Piutang pihak hubungan istimewa Investasi pada Perusahaan Asosiasi 270.097.272.544 Aset pajak tangguhan 12.211.119 Aset tetap 25.434.040.264 Hak atas sewa tanah jangka panjang Tanah yang belum dikembangkan Goodwill Biaya ditangguhkan 1.435.079.093 Uang muka perolehan aset tetap 2.847.954.800 Aset tidak lancar lainnya JUMLAH ASET
313.101.239.647
KEWAJIBAN DAN EKUITAS Hutang usaha 387.317.640 Hutang lain-lain 1.581.268.933 Hutang pajak 727.075.425 Biaya masih harus dibayar 636.903.720 Bagian kewajiban jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun 49.744.659 Hutang pihak hubungan istimewa Kewajiban imbalan kerja karyawan 1.092.217.238 Goodwill negatif Kewajiban jangka panjang setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun 96.201.790 JUMLAH KEWAJIBAN
4.570.729.405
29
PT Tirta Saga Wangi
Setelah Penyajian Kembali
Penyesuaian
4.912.402.845 98.379.349.800
-
6.943.751.849 108.670.541.160
122.229.303 82.730.780 36.129.940 140.308.032
-
630.880.368 262.601.330 126.796.828 140.308.032
70.979.593
-
243.932.553
904.486.000
-
904.486.000
22.997.442.176 935.351.390 24.744.128.205
-
293.094.714.720 947.562.509 50.178.168.469
6.728.415.505
-
6.728.415.505
12.614.910.798 106.551.584 1.119.428.334 4.368.813.248 4.832.801.769
-
12.614.910.798 106.551.584 2.554.507.427 7.216.768.048 4.832.801.769
183.096.459.302
-
496.197.698.949
62.494.736 3.863.135.365 63.118.331 165.141.393
-
449.812.376 5.444.404.298 790.193.756 802.045.113
-
-
49.744.659
139.309.734
-
139.309.734
23.236.424 150.151.118
-
1.115.453.662 150.151.118
-
-
96.201.790
4.466.587.101
-
9.037.316.506
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
PENYAJIAN KEMBALI LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI b.
Laporan Keuangan Konsolidasi Tahun 2009 (lanjutan) Sebelum Penyajian Kembali
Neraca Konsolidasi
PT Indonesian Paradise Property Tbk
HAK MINORITAS ATAS ASET BERSIH ANAK PERUSAHAAN EKUITAS Modal saham Selisih penilaian aset dan kewajiban Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali periode komparatif Saldo laba (rugi)
PT Tirta Saga Wangi
-
159.400.000.000
Setelah Penyajian Kembali
Penyesuaian
19.326.631.844
-
19.326.631.844
173.788.000.000 (173.788.000.000) 159.400.000.000
144.715.511.834
-
-
144.715.511.834
-
(2.706.590.829)
2.706.590.829
-
4.414.998.408
(11.778.168.814)
159.303.240.357 11.778.168.814
159.303.240.357 4.414.998.408
JUMLAH EKUITAS
308.530.510.242
159.303.240.357
-
467.833.750.599
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
313.101.239.647
183.096.459.302
-
496.197.698.949
Sebelum Penyajian Kembali
Laporan Laba Rugi Konsolidasi Pendapatan usaha Beban departementalisasi Beban usaha Beban usaha lainnya Penghasilan (beban) lain-lain
PT Indonesian Paradise Property Tbk
PT Tirta Saga Wangi
Setelah Penyajian Kembali
Penyesuaian
12.370.945.524 (2.581.154.204) (4.242.449.008) (5.224.795.193) 8.377.899.872
890.179.741 (137.981.874) (229.795.653) (2.579.087.585) (632.083.455)
-
13.261.125.265 (2.719.136.078) (4.472.244.661) (7.803.882.778) 7.745.816.417
Laba (rugi) sebelum beban pajak penghasilan
8.700.446.991
(2.688.768.826)
-
6.011.678.165
Beban pajak penghasilan
(753.735.252)
(1.691.943.556)
-
(2.445.678.808)
Laba (rugi) sebelum hak minoritas atas rugi bersih Anak Perusahaan
7.946.711.739
(4.380.712.382)
-
3.565.999.357
-
44.792.129
-
3.610.791.486
Hak minoritas atas rugi bersih Anak Perusahaan LABA (RUGI) BERSIH
7.946.711.739
30
44.792.129 (4.335.920.253)
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 4.
KAS DAN SETARA KAS Akun ini terdiri dari:
2010 Kas Rupiah Dolar Amerika Serikat (US$ 7.764 pada tahun 2010 dan US$ 3 pada tahun 2009) Ringgit Malaysia (RM 2,9)
2009 (Disajikan kembali Catatan 3b)
998.104.517
3.699.826.942
69.806.100 8.456
28.200 7.967
Jumlah Kas
1.067.919.073
3.699.863.109
Bank Rupiah PT Bank Mega Tbk PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Bukopin Tbk PT Bank Victoria International Tbk PT Bank Danamon Indonesia Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Mayapada International Tbk PT Bank Windu Kentjana International Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank Internasional Indonesia Tbk
3.596.017.149 3.414.679.281 3.031.867.121 348.351.858 228.830.787 108.586.798 92.446.778 67.652.305 54.282.938 31.744.757 14.862.087
84.608.980 2.279.291.156 543.177.636 63.964.476 2.293.668 -
1.351.293.894
25.365.524
673.953.923
-
202.029.156
207.301.302
6.659.184
8.090.110
17.209.227
29.795.888
13.240.467.243
3.243.888.740
Dolar Amerika Serikat PT Bank Mega Tbk (US$ 150.294 pada tahun 2010 dan US$ 2.698 pada tahun 2009) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (US$ 74.949 pada tahun 2010) PT Bank Central Asia Tbk (US$ 22.470 pada tahun 2010 dan US$ 22.053 pada tahun 2009) PT Bank Danamon Indonesia Tbk (US$ 741 pada tahun 2010 dan US$ 861 pada tahun 2009) Dolar Singapura PT Bank Mega Tbk (SIN$ 2.465 pada tahun 2010 dan SIN$ 4.448 pada tahun 2009) Jumlah Bank
31
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 4. KAS DAN SETARA (lanjutan)
2010 Deposito Berjangka Rupiah PT Bank Mayapada International Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Bukopin Tbk PT Bank Windu Kentjana International Tbk PT Bank Tabungan Negara
2009 (Disajikan kembali Catatan 3b)
28.052.204.140 24.600.000.000 10.000.000.000 8.753.128.767 3.100.000.000
-
6.299.637.566
-
Jumlah Deposito Berjangka
80.804.970.473
-
Jumlah Kas dan Setara Kas
95.113.356.789
6.943.751.849
Dolar Amerika Serikat PT Bank Mayapada International Tbk (US$ 700.660)
Tingkat suku bunga deposito berjangka dalam Rupiah berkisar masing-masing sebesar 7% sampai 8,5% per tahun sedangkan tingkat suku bunga deposito berjangka dalam mata uang dolar Amerika Serikat sebesar 1% per tahun.
5.
INVESTASI JANGKA PENDEK Akun ini terdiri dari:
2010
2009 (Disajikan kembali Catatan 3b)
Investasi efek yang tersedia untuk diperdagangkan (trading) serta disajikan dengan nilai wajar: PT Bakrie Sumatra Plantations PT Mitra Adiperkasa Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Plaza Indonesia Realty Tbk PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk
780.000.000 -
6.527.191.360 3.366.000.000 350.000.000 48.000.000
Jumlah
780.000.000
10.291.191.360
Investasi melalui Manajer Investasi: Amaris Global Limited (Amaris) Asia Pacific Venture (L) Limited (APV) Torrance Company Limited (Torrance)
23.700.000.000 21.954.204.983 10.000.000.000
48.790.000.000 49.589.349.800 -
Jumlah
55.654.204.983
98.379.349.800
Jumlah
56.434.204.983
108.670.541.160
32
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 5.
INVESTASI JANGKA PENDEK (lanjutan) Pada tahun 2010, Perusahaan menjual saham PT Mitra Adi Perkasa Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Plaza Indonesia Realty Tbk, PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk yang dibeli sejak tahun 2009 dan saham PT Bumi Resources Tbk yang dibeli pada tanggal 17 November 2010. Keuntungan atas penjualan saham tersebut sebesar Rp 21.863.830.416 disajikan sebagai bagian dari akun penghasilan lain-lain pada laporan laba rugi konsolidasi. Pada tanggal 31 Desember 2010, Perusahaan memiliki 2.000.000 saham PT Bakrie Sumatra Plantations dengan nilai wajar Rp 390 per saham. Investasi melalui Amaris: Berdasarkan Perjanjian Pengelolaan Dana tanggal 29 Desember 2008, PT Eka Ilalang Suryadinamika (EIS), Anak Perusahaan, menunjuk Amaris untuk mengelola dana EIS sebesar Rp 18,1 miliar dalam bentuk efek untuk jangka waktu 1 (satu) tahun dan akan diperpanjang satu tahun berikutnya kecuali bila salah satu pihak menyatakan mengakhiri perjanjian. Pada tanggal 31 Desember 2010, sisa dana ditempatkan sebesar Rp 14,7 miliar. Pada tanggal 30 Juni 2010, PT Mega Biru Selaras (MBS), Anak Perusahaan, menandatangani Perjanjian Pengelolaan Dana dengan Amaris untuk mengelola dana MBS sebesar Rp 5,5 miliar dalam bentuk efek untuk jangka waktu 1 (satu) tahun. Pada tanggal 24 November 2009, PT Saranausaha Jaya (SJ), Anak Perusahaan, menandatangani Perjanjian Pengelolaan Dana dengan Amaris untuk mengelola dana SJ dalam bentuk efek sebesar maksimum Rp 4,75 milyar. Kontrak ini mempunyai jangka waktu 1 (satu) tahun dan akan diperpanjang satu tahun berikutnya kecuali bila salah satu pihak menyatakan mengakhiri perjanjian. Pada tanggal 31 Desember 2010, sisa dana ditempatkan sebesar Rp 3,5 miliar. Investasi melalui APV: Pada tanggal 4 Desember 2008, PT Karsa Citra Unggul (KCU) menandatangani Perjanjian Pengelolaan Dana dengan APV untuk mengelola dana KCU sebesar Rp 900.000.000 dalam bentuk efek yang berpenghasilan tetap untuk jangka waktu 6 (enam) bulan dan telah diperpanjang sampai dengan 4 Mei 2011. Pada tanggal 31 Desember 2010, sisa dana ditempatkan sebesar Rp 410.822.815. Berdasarkan Perjanjian Pengelolaan Dana dengan APV tertanggal 17 November 2008, PT Kega Property Utama (KPU), anak perusahaan KCU, menunjuk APV untuk mengelola dana KPU sebesar Rp 10.355.000.000 dalam bentuk efek yang berpenghasilan tetap untuk jangka waktu 1 (satu) tahun dan telah diperpanjang penempatannya sampai dengan 17 November 2011. Pada tanggal 31 Desember 2010, sisa dana ditempatkan sebesar Rp 9.188.070.000. Pada tanggal 4 Desember 2008, PT Retzan Indonusa (RIN), Anak Perusahaan, menandatangani Perjanjian Pengelolaan Dana dengan APV untuk mengelola dana RIN senilai Rp 21.500.000.000 dalam bentuk surat berharga yang likuid untuk jangka waktu 1 (satu) tahun dan diperpanjang secara otomatis 1 (satu) tahun mendatang kecuali terdapat keinginan dari salah satu pihak untuk mengakhiri perjanjian ini. Pada tanggal 31 Desember 2010, sisa dana ditempatkan sebesar Rp 8.054.808.168. Berdasarkan Perjanjian Pengelolaan Dana dengan APV tertanggal 15 Oktober 2008, PT Mega Biru Selaras (MBS), Anak Perusahaan, menunjuk APV untuk mengelola dana MBS sebesar Rp 18.000.000.000 dalam bentuk efek untuk jangka waktu 1 (satu) tahun. Pada tanggal 31 Desember 2010, sisa dana ditempatkan sebesar Rp 4.300.504.000 diperpanjang penempatannya sampai dengan 15 Oktober 2011.
33
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 5.
INVESTASI JANGKA PENDEK (lanjutan) Investasi melalui Torrance: Berdasarkan Perjanjian Pengelolaan Dana dengan Torrance tertanggal 13 Desember 2010, Perusahaan menunjuk Torrance untuk mengelola dana Perusahaan sebesar Rp 10 milliar dalam bentuk surat berharga yang likuid untuk jangka waktu 1 (satu) tahun dan diperpanjang secara otomatis 1 (satu) tahun mendatang kecuali terdapat keinginan dari salah satu pihak untuk mengakhiri perjanjian.
6.
PIUTANG USAHA Rincian piutang usaha berdasarkan langganan terdiri dari:
2010
2009 (Disajikan kembali Catatan 3b)
Guest Ledger City Ledger
751.271.566 2.129.516.820
202.017.391 546.739.756
Jumlah Dikurangi cadangan penurunan nilai
2.880.788.386 -
748.757.147 (117.876.779)
Bersih
2.880.788.386
630.880.368
Rincian umur piutang usaha berdasarkan tanggal faktur adalah sebagai berikut:
2010
2009 (Disajikan kembali Catatan 3b)
Belum jatuh tempo Jatuh tempo: 1 - 30 hari 31 - 60 hari 61 - 90 hari Lebih dari 90 hari
2.211.339.857
378.160.643
540.879.162 124.809.182 3.760.185 -
159.407.051 131.698.452 11.120.000 68.371.001
Jumlah Dikurangi cadangan penurunan nilai
2.880.788.386 -
748.757.147 (117.876.779)
Bersih
2.880.788.386
630.880.368
34
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 6.
PIUTANG USAHA (lanjutan) Perubahan saldo cadangan penurunan nilai adalah sebagai berikut: 2009 (Disajikan kembali Catatan 3b)
2010 Saldo awal tahun Penyisihan tahun berjalan Penghapusan penyisihan
117.876.779 (117.876.779)
Saldo akhir tahun
-
19.071.866 98.804.913 117.876.779
Manajemen berpendapat bahwa cadangan penurunan nilai cukup untuk menutup kerugian yang timbul dari tidak tertagihnya piutang. Manajemen juga berpendapat bahwa tidak terdapat risiko yang terkonsentrasi secara signifikan atas piutang usaha.
7.
TRANSAKSI, SALDO DAN HUBUNGAN DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA Rincian akun dan transaksi dengan pihak hubungan istimewa adalah sebagai berikut: Persentase (%) dari jumlah aset/ kewajiban / beban usaha lainnya
2009 (Disajikan kembali Catatan 3b)
2010
2009 (Disajikan kembali Catatan 3b)
2010
Piutang pihak hubungan istimewa PT Kega Kharisma Utama PT Grahatama Kreasibaru PT Oasis Hotel Bogor Jemmy Asiku
506.749.000 275.000.000 175.717.816 -
530.000.000 15.000.000 359.486.000
0,06 0,03 0,02 -
0,11 0,00 0,07
Jumlah
957.466.816
904.486.000
0,11
0,18
15.233.100.000
-
7,38
-
206.444.500 83.295.472 -
139.309.734
0,10 0,04 -
1,54
139.309.734
7,52
1,54
Hutang pihak hubungan istimewa PT Sinar Monexindo Direksi PT Karsa Citra Unggul Jemmy Asiku PT Grahatama Kreasibaru Jumlah
15.522.839.972
35
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 7.
TRANSAKSI, SALDO DAN HUBUNGAN DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan) Piutang dan hutang kepada pihak hubungan istimewa terutama timbul dari biaya-biaya operasional yang dibayarkan terlebih dahulu oleh pihak hubungan istimewa dan/atau sebaliknya. Atas piutang dan hutang tersebut tidak dikenakan bunga serta tanpa jadwal pengembalian yang pasti. Transaksi pendapatan dan beban dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dilakukan dengan tingkat harga sebagaimana dilakukan dengan pihak ketiga. Hubungan dan sifat saldo/transaksi antara Perusahaan dan pihak hubungan istimewa di atas adalah sebagai berikut: a. PT Grahatama Kreasibaru merupakan pemegang saham Perusahaan. b. PT Oasis Hotel Bogor merupakan perusahaan asosiasi. c. PT Kega Kharisma Utama merupakan perusahaan yang sebagian pengurus atau manajemennya sama dengan pengurus atau manajemen Perusahaan. d. Jemmy Asiku merupakan pemegang saham PT Cakra Guna Dharma Eka, anak perusahaan PT Mega Biru Selaras (Anak Perusahaan). e. PT Sinar Monexindo merupakan pemegang saham minoritas PT Aneka Bina Laras, anak perusahaan. Pinjaman ini tidak dikenakan bunga dan tanpa jangka waktu pengembalian yang pasti sesuai dengan perjanjian hutang pada tanggal 25 Mei 2010.
8.
PERSEDIAAN Akun ini terdiri dari:
2010
2009 (Disajikan kembali Catatan 3b)
Makanan dan minuman Perlengkapan hotel Lain-lain
216.629.020 139.608.243 204.188.931
59.045.514 33.414.731 34.336.583
Jumlah
560.426.194
126.796.828
Berdasarkan penelaahan atas kondisi fisik persediaan pada akhir tahun, manajemen Perusahaan dan Anak Perusahaan berkeyakinan bahwa persediaan telah mencerminkan nilai realisasi bersihnya, sehingga tidak perlu dilakukan penyisihan penurunan nilai atas persediaan tersebut.
36
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 9.
INVESTASI PADA PERUSAHAAN ASOSIASI 31 Desember 2010 (Disajikan kembali - Catatan 3a)
Persentase Kepemilikan Metode Ekuitas PT Indonesian Paradise Island (IPI)
PT Java Paradise Island (JPI) PT Omega Propertindo (OP) PT Oasis Hotel Bogor (OHB) *
Bagian atas Laba (Rugi) Bersih Perusahaan Asosiasi
Nilai Tercatat 1 Januari 2010
Penambahan (Pengurangan) Penyertaan
Nilai Tercatat 31 Desember 2010
48,75%
252.423.931.075
4.517.660.779
27,50%
17.673.341.469
1.192.991.838
-
18.866.333.307
33,34%
18.198.591.282
1.791.689.860
-
19.990.281.142
50,00%
4.798.850.894
(14.175.856)
-
4.784.675.038
293.094.714.720
7.488.166.621
(256.941.591.854)
43.641.289.487
Jumlah
24.375.000.000 87.750.000.000 (369.066.591.854)**
-
31 Desember 2009 (Disajikan kembali - Catatan 3b)
Persentase Kepemilikan Metode Ekuitas PT Indonesian Paradise Island (IPI) PT Java Paradise Island (JPI) PT Omega Propertindo (OP) PT Oasis Hotel Bogor (OHB) * PT Retzan Indonusa (RIN) Jumlah
Selisih Penilaian Kembali Investasi Pada Perusahaan Asosiasi
Nilai Tercatat 1 Januari 2009
Bagian atas Laba (Rugi) Bersih Perusahaan Asosiasi
Penambahan (Pengurangan) Penyertaan
Nilai Tercatat 31 Desember 2009
48,75%
64.491.024.126
184.054.547.458
-
3.878.359.491
252.423.931.075
27,50%
15.137.883.282
2.402.949.682
-
132.508.505
17.673.341.469
33,34%
18.818.625.267
-
(721.435.891)
101.401.906
18.198.591.282
50,00%
4.812.888.430
-
-
(14.037.536)
4.798.850.894
-
-
1.114.314.670
(1.114.314.670)
-
103.260.421.105
186.457.497.140
392.878.779
2.983.917.696
293.094.714.720
-
* Melalui PT Karsa Citra Unggul, Anak Perusahaan. ** Dikonsolidasikan sejak 23 Desember 2010 (lihat Catatan 1d).
Perusahaan telah melakukan penilaian kembali terhadap investasi pada Perusahaan Asosiasi (PT Java Paradise Island dan PT Indonesian Paradise Island) untuk posisi tanggal 31 Juli 2009 (setelah KuasiReorganisasi). Berdasarkan laporan penilaian independen KJPP Samsul Hadi, Wahyono Adi, Hendra Gunawan & Rekan (SAH & Rekan) No. PU.012.09 tertanggal 1 Desember 2009 untuk PT Java Paradise Island dan No. PU.013.09 tertanggal 1 Desember 2009 untuk PT Indonesian Paradise Island, terdapat kenaikan nilai investasi pada kedua Perusahaan Asosiasi yaitu PT Java Paradise Island sebesar Rp 2.402.949.682 dan PT Indonesian Paradise Island sebesar Rp 184.054.547.458 atau keduanya sebesar Rp 186.457.497.140 (lihat Catatan 33). Penilaian kembali investasi pada Perusahaan Asosiasi menggunakan rekonsiliasi indikasi nilai yang diperoleh dari penggunaan metode Discounted Cash Flow dan Market Multiples Method (untuk investasi pada PT Java Paradise Island) dan rekonsiliasi indikasi nilai yang diperoleh dari penggunaan metode Discounted Cash Flow dan Adjusted Book Value (untuk investasi pada PT Indonesian Paradise Island). Perusahaan membukukan selisih penilaian kembali investasi pada Perusahaan Asosiasi sebesar Rp 186.457.497.140 ke dalam akun “Selisih Penilaian Kembali Investasi pada Perusahaan Asosiasi” yang merupakan komponen ekuitas sebelum Kuasi-Reorganisasi (Catatan 2t).
37
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 9.
INVESTASI PADA PERUSAHAAN ASOSIASI (lanjutan) Sehubungan dengan peningkatan modal ditempatkan dan disetor IPI sebesar Rp 50.000.000.000 pada tanggal 25 Nopember 2010, Perusahaan melakukan penyetoran tunai sebesar Rp 24.375.000.000 sesuai dengan persentase kepemilikan pada IPI. Pada tanggal 23 Desember 2010, Perusahaan meningkatkan kepemilikannya pada IPI sebesar 16,25% dari 48,75% menjadi 65% melalui pembelian saham dari Dana Pensiun Bank Indonesia dengan biaya perolehan Rp 87.750.000.000. Pembelian saham ini telah dinyatakan dalam Akta Jual Beli Saham No. 243 tanggal 23 Desember 2010 yang dibuat di hadapan Humberg Lie, SH, SE, MKn, Notaris di Jakarta. Akibat peningkatan kepemilikan ini, IPI menjadi Anak Perusahaan dan laporan keuangannya dikonsolidasikan sejak 23 Desember 2010 (Catatan 1d).
10. ASET TETAP Akun ini terdiri dari: 2010 (Disajikan kembali - Catatan 3a) Saldo Awal Nilai Tercatat Pemilikan Langsung Hak atas tanah
Bangunan dan prasarana Peralatan dan perlengkapan Kendaraan Sub jumlah
Sewa Pembiayaan Kendaraan Jumlah Nilai Tercatat
Penambahan
32.394.354.523
2.359.500.000^^ 4.850.512.476 3.077.576.985# 239.383.865.993*** 23.957.215.397 89.881.920 1.640.500.000^^ 74.200.626.005# 5.421.731.211 1.101.039.114 12.011.443.954# 108.884.235* 464.434.099 591.595.173 869.572.119# 62.237.735.230
290.000.000 62.527.735.230
38
6.633.028.683 4.000.000.000^^ 108.884.235* 239.383.865.993*** 90.159.219.063#
492.250.000# 6.633.028.683 4.000.000.000^^ 108.884.235* 239.383.865.993*** 90.651.469.063#
Pengurangan
Saldo Akhir
-
3.000.000.000 108.884.235* -
282.065.809.977
96.779.339.087 18.643.098.514
225.540.099**
1.700.061.292
3.000.000.000 108.884.235* 225.540.099**
399.188.308.870
30.000.000* 3.000.000.000 138.884.235* 225.540.099**
752.250.000 399.940.558.870
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 10. ASET TETAP (lanjutan) 2010 (Disajikan kembali - Catatan 3a) Saldo Awal
Penambahan
Pengurangan
Saldo Akhir
Akumulasi Penyusutan Pemilikan Langsung Bangunan dan prasarana
8.506.934.666
1.787.500.000
37.562.215.652
Peralatan dan perlengkapan
3.601.929.512
1.040.340.418 29.802.440.568# 719.823.335 7.502.674.408# 16.339.167 484.479.446#
-
11.824.427.255
-
729.437.862
Kendaraan
228.619.249
Sub jumlah
12.337.483.427
1.776.502.920 37.789.594.422#
1.787.500.000
50.116.080.769
12.083.334
31.249.999 45.281.250#
-
88.614.583
Jumlah Akumulasi Penyusutan
12.349.566.761
1.807.752.919 37.834.875.672#
1.787.500.000
50.204.695.352
Nilai Buku
50.178.168.469
Sewa Pembiayaan Kendaraan
349.735.863.518
2009 (Disajikan kembali - Catatan 3b) Saldo Awal
Penambahan
Pengurangan
Saldo Akhir
Nilai Tercatat Pemilikan Langsung Hak atas tanah Bangunan dan prasarana Peralatan dan perlengkapan Kendaraan
31.177.549.523 24.978.220.827 4.788.877.304 263.172.428
1.216.805.000* 315.888.465 660.269.151 223.190.099* 101.544.000^
1.336.893.895* 27.415.244* 123.472.428
32.394.354.523 23.957.215.397 5.421.731.211 464.434.099
Sub jumlah
61.207.820.082
976.157.616 1.439.995.099* 101.544.000^
123.472.428 1.364.309.139*
62.237.735.230
101.544.000^
290.000.000
123.472.428 1.364.309.139* 101.544.000^
62.527.735.230
Sewa Pembiayaan Kendaraan Jumlah Nilai Tercatat
101.544.000 61.309.364.082
39
290.000.000 1.266.157.616 1.439.995.099* 101.544.000^
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 10. ASET TETAP (lanjutan) 2009 (Disajikan kembali - Catatan 3b) Saldo Awal Akumulasi Penyusutan Pemilikan Langsung Bangunan dan prasarana Peralatan dan perlengkapan Kendaraan
Sub jumlah Sewa Pembiayaan Kendaraan
Penambahan
Pengurangan
Saldo Akhir
7.251.240.196 2.899.457.007 206.995.269
1.255.694.470 702.472.505 35.041.116 74.042.500^
87.459.636
8.506.934.666 3.601.929.512 228.619.249
10.357.692.472
1.993.208.091 74.042.500^
87.459.636
12.337.483.427
71.927.000
Jumlah Akumulasi Penyusutan
10.429.619.472
Nilai Buku
50.879.744.610
14.198.834 2.007.406.925 74.042.500^
74.042.500^
12.083.334
87.459.636 74.042.500^
12.349.566.761
50.178.168.469
*) Perubahan atas kenaikan dan penurunan nilai aset tetap dari hasil revaluasi aset tetap. **) Penyesuaian. ***) Identifikasi aset Anak Perusahaan (IPI) yang dikonsolidasi. ^) Reklasifikasi dari aset sewa pembiayaan ke pemilikan langsung. ^^) Reklasifikasi dari uang muka perolehan tanah (Catatan 15). #) Aset Anak Perusahaan (IPI) yang dikonsolidasikan sejak 23 Desember 2010.
Beban penyusutan dibebankan ke dalam beban operasi masing-masing adalah sebesar Rp 1.807.752.919 (Disajikan kembali - Catatan 3a) dan Rp 2.007.406.925 untuk tahun 2010 dan 2009. Penambahan aset tetap pada tahun 2010, termasuk aset tetap PT Indonesian Paradise Island (IPI), Anak Perusahaan, yang dikonsolidasi dengan nilai buku Rp 52.816.593.391 (Disajikan kembali - Catatan 3a) dan identifikasi aset Anak Perusahaan (IPI) yang dikonsolidasi sejumlah Rp 239.383.865.993, keduanya dikonsolidasi pada akhir tahun 2010 (Catatan 1d). Pada tahun 2008, Perusahaan memperoleh tanah yang berlokasi di Tebet, Jakarta berupa Hak Guna Bangunan (HGB) No. 2682 seluas 237 meter persegi atas nama Perusahaan. HGB tersebut akan jatuh tempo pada tahun 2021 dan menurut Perusahaan hak tersebut dapat diperpanjang pada saat jatuh tempo. Perusahaan menguasai sebidang tanah yang terletak di Tuban, Bali dengan Hak Guna Bangunan (HGB) No. 851 seluas 2.700 meter persegi atas nama Perusahaan. HGB tersebut akan jatuh tempo pada tahun 2034 dan menurut Perusahaan hak tersebut dapat diperpanjang pada saat jatuh tempo. Pada tahun 2010, Perusahaan memperoleh tanah yang terletak di Kuta, Bali dengan Hak Guna Bangunan (SHGB) No. 990/Kuta seluas 1.800 meter persegi atas nama Perusahaan (Catatan 15). HGB tersebut akan jatuh tempo pada tahun 2040 dan menurut Perusahaan dapat diperpanjang pada saat jatuh tempo. Perusahaan telah melakukan penilaian kembali terhadap aset tetap berupa tanah, bangunan dan prasarana, peralatan dan perabotan hotel serta kendaraan untuk posisi tanggal 31 Juli 2009. Berdasarkan laporan penilaian independen KJPP Iskandar Asmawi Imam & Rekan No. 045.3/IAI-1/LP/IX/2009 dan No. 045.4/IAI-1/LP/IX/2009, keduanya tertanggal 4 September 2009, terdapat kenaikan nilai aset tetap sebesar Rp 75.685.960 (lihat Catatan 33). Penilaian kembali aset tetap tersebut menggunakan rekonsiliasi metode pendekatan biaya dan metode pendekatan pendapatan. Perusahaan membukukan surplus revaluasi aset tetap sebesar Rp 75.685.960 ke dalam akun “Surplus Revaluasi Aset Tetap” yang merupakan komponen ekuitas sebelum Kuasi-Reorganisasi (Catatan 2t). 40
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 10. ASET TETAP (lanjutan) PT Eka Ilalang Suryadinamika (EIS), Anak Perusahaan, memiliki 4 (empat) bidang tanah seluas 12.498 meter persegi yang terletak di Sentul City, Jalan Gatot Subroto, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, sesuai dengan akta jual beli No. 121/2007, No 122/2007, No 123/2007, No. 124/2007, No. 125/2007, No. 126/2007, No. 127/2007 dan No. 128/2007 tertanggal 18 Juni 2007 dari Niken Larasati, SH, Notaris PPAT di Bogor. Sampai dengan tanggal laporan auditor independen, hak tanah masih dalam proses balik nama menjadi atas nama EIS. PT Langgeng Cipta Karya (LCK), Anak Perusahaan, mempunyai 1 (satu) bidang tanah seluas 2.120 meter persegi yang terletak di desa Kedewatan, Ubud, Bali, dengan hak legal berupa Sertifikat Hak Milik (SHM) No. 2361/Desa Kedewatan atas nama I Gusti Ngurah Oka Budiasa. Sampai dengan tanggal laporan auditor independen, hak tanah masih dalam proses balik nama menjadi atas nama LCK. PT Retzan Indonusa (RIN), Anak Perusahaan, memiliki 2 (dua) bidang tanah yang terletak di Kecamatan Batam Kota, Kelurahan Teluk Tering, Batam, Kepulauan Riau dengan luas 5.638 meter persegi dan 1.361 meter persegi dengan hak legal berupa Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) selama 30 tahun yang berakhir pada tahun 2018. RIN juga memiliki bangunan berikut tanah yang terletak di Komplek Center Point, Pulau Batam dengan hak legal berupa Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) yang akan berakhir pada tahun 2018. Manajemen RIN berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti pemilikan yang sah. Pada tahun 2010, PT Grahatama Indah Lestari (GIL), anak perusahaan PT Mega Biru Selaras (Anak Perusahaan) menjual bangunan yang nilai bukunya sebesar Rp 1.212.500.000 dengan harga jual sebesar Rp 4.231.660.848 sehingga GIL memperoleh laba penjualan aset tetap sebesar Rp 3.019.160.848 yang disajikan sebagai penghasilan lain-lain pada laporan laba rugi konsolidasi. Aset tetap Perusahaan dan Anak Perusahaan tertentu, kecuali tanah, diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya dengan nilai pertanggungan sebesar Rp 48,938 miliar (Perusahaan), Rp 82,358 miliar dan US$ 100.000 (Anak Perusahaan) pada tanggal 31 Desember 2010 serta sebesar Rp 46,2 miliar (Perusahaan) pada tanggal 31 Desember 2009. Manajemen Perusahaan dan Anak Perusahaan berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas risiko tersebut. Aset tetap Perusahaan dan Anak Perusahaan digunakan sebagai jaminan atas pinjaman jangka panjang (Catatan 22). Berdasarkan penelaahan manajemen Perusahaan dan Anak Perusahaan, tidak terdapat kejadiankejadian atau perubahan-perubahan keadaan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai aset tetap pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009.
41
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 11. HAK ATAS SEWA TANAH JANGKA PANJANG Akun ini merupakan pembayaran hak atas sewa tanah yang direncanakan untuk dikembangkan oleh Anak Perusahaan dengan rincian sebagai berikut:
2010 Hak sewa apartemen fX Residence, Jakarta (lihat Catatan 31c) Uang muka hak sewa tanah Hak pemanfaatan tanah di Jalan AM Sangaji, Yogyakarta (lihat Catatan 31c) Hak sewa tanah di Ubud, Bali (lihat Catatan 31c)
2009 (Disajikan kembali Catatan 3b)
40.810.000.000 5.801.805.938
5.716.652.438
816.816.000 587.200.000
816.816.000 450.000.000
Jumlah Akumulasi amortisasi hak sewa
48.015.821.938 (301.853.467)
6.983.468.438 (255.052.933)
Bersih
47.713.968.471
6.728.415.505
Uang muka hak sewa tanah merupakan pembayaran di muka atas hak sewa beberapa tanah seluas 472.410 meter persegi dengan jangka waktu sewa selama 30 (tiga puluh) tahun yang terletak di Desa Buahan Kaja, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar, Bali oleh PT Grahatama Indah Lestari (GIL), anak perusahaan PT Mega Biru Selaras (Anak Perusahaan).
12. TANAH YANG BELUM DIKEMBANGKAN PT Karsa Citra Unggul (KCU), Anak Perusahaan, memiliki 2 (dua) bidang tanah yang belum dikembangkan seluas 20.000 meter persegi yang terletak di Kelurahan Kuta, Kecamatan Badung, Bali, dengan hak legal berupa Sertifikat Hak Milik (SHM) No. 5327 seluas 10.000 meter persegi dan SHM No. 5315 seluas 10.000 meter persegi masing-masing atas nama A.A. Ngurah Mayun dan A.A. Putu Oka Wijaya. Sampai dengan tanggal laporan auditor independen, hak atas tanah masih dalam proses balik nama menjadi atas nama KCU. Harga perolehan tanah ini sebesar Rp 11.059.895.000. PT Cakra Guna Dharma Eka (CGDE), anak perusahaan PT Mega Biru Selaras (Anak Perusahaan), memiliki beberapa bidang tanah yang belum dikembangkan dengan total luas 622.815 meter persegi yang terletak di Desa Waleo, Manado, Sulawesi Utara yang telah disertifikasi atas nama CGDE yang terdiri dari 24 (dua puluh empat) Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) yang terdiri dari SHGB No. 01/Desa Waleo sampai dengan No. 23/Desa Waleo tanggal 4 September 2003; dan SHGB No. 1/Desa Makalisung tanggal 4 September 2003. Harga perolehan tanah ini sebesar Rp 1.555.015.798.
42
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 13. GOODWILL a. Goodwill Positif 2010 (Disajikan kembali Catatan 3a)
2009 (Disajikan kembali Catatan 3b)
Perusahaan: PT Saranausaha Jaya (SJ) PT Dinamika Putra Perkasa (DPP) Anak Perusahaan: PT Dinamika Putra Perkasa (DPP) PT Mega Biru Selaras (MBS)
10.786.166 6.237.781
13.662.477 7.830.406
590.804.106 6.549.790
85.058.701
Jumlah
614.377.843
106.551.584
Goodwill positif atas SJ dan DPP berasal dari Penggabungan Usaha antara Perusahaan dan TSW, sedangkan untuk DPP merupakan goodwill atas akuisisi PT Magna Terra dan untuk MBS merupakan goodwill atas akuisisi PT Grahatama Indah Lestari. b. Goodwill Negatif Akun ini merupakan selisih lebih nilai buku atas biaya perolehan akuisisi PT Cakra Guna Dharma Eka oleh PT Mega Biru Selaras, Anak Perusahaan.
14. BIAYA DITANGGUHKAN 2010 (Disajikan kembali Catatan 3a)
2009 (Disajikan kembali Catatan 3b)
Saldo awal Penambahan selama tahun berjalan
2.633.866.639 18.610.480.806
1.514.438.305 1.119.428.334
Saldo akhir Amortisasi: - Saldo awal - Amortisasi tahun berjalan
21.244.347.445
2.633.866.639
Jumlah
21.035.147.145
(79.359.212) (129.841.088)
(79.359.212) 2.554.507.427
Biaya ditangguhkan merupakan biaya perolehan hak kepemilikan tanah dan hak guna bangunan dan diamortisasi sepanjang periode hak atas tanah atau umur ekonomis tanah, mana yang lebih pendek, dengan metode garis lurus. Penambahan biaya ditangguhkan pada tahun 2010 termasuk biaya ditangguhkan Anak Perusahaan yang dikonsolidasi pada akhir tahun 2010 dengan nilai buku Rp 10.072.871.686 (Disajikan kembali - Catatan 3a).
43
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 15. UANG MUKA PEROLEHAN ASET TETAP 2009 (Disajikan kembali Catatan 3b)
2010 Uang muka perolehan tanah di Desa Waleo, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara Uang muka perolehan tanah di Batam, Riau Uang muka perolehan tanah dan bangunan Hotel Bali Prani di Kuta, Bali Jumlah
4.697.363.248 200.000.000
4.368.813.248 -
-
2.847.954.800
4.897.363.248
7.216.768.048
PT Cakra Guna Dharma Eka (CDGE), anak perusahaan PT Mega Biru Selaras (Anak Perusahaan), melakukan pembayaran uang muka perolehan tanah atas 34 (tiga puluh empat) bidang tanah dengan total luas 506.660 meter persegi di Desa Waleo, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara. Sampai dengan tanggal laporan auditor independen, proses pengambilalihan tanah tersebut di atas masih dalam pengurusan perijinan. Jumlah uang muka perolehan tanah yang dibayar sampai dengan tanggal 31 Desember 2010 sebesar Rp 4.697.363.248. Pada tahun 2010, PT Retzan Indonusa (RIN), Anak Perusahaan, melakukan pembayaran uang muka perolehan tanah sebesar Rp 200.000.000 untuk perolehan tanah yang terletak di Propinsi Riau, Kotamadya Daerah Kota Batam, Kecamatan Sekupang, Kelurahan Patam Lestari seluas 5.000 meter persegi. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2009, Perusahaan telah melakukan pembayaran uang muka perolehan tanah yang terletak di Kuta, Bali seluas 1.800 meter persegi atas nama I Gusti Ngurah Oka Suryawan dengan kepemilikan Hak Milik nomor 3288 dan bangunan atas nama I Gusti Ketut Gede yang telah memiliki Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) Nomor 546 tahun 1996, seluruhnya sejumlah Rp 2.847.954.800. Di atas tanah tersebut berdiri bangunan Hotel Bali Prani. Namun, karena tanah dan bangunan tersebut dijadikan sebagai jaminan hutang kepada Bank Eksekutif oleh pemiliknya, maka pembayaran pembelian tanah dan bangunan dilakukan sesuai dengan kesepakatan sebagai berikut: - Tahap pertama sebesar Rp 500.000.000 dibayarkan manajemen langsung kepada Bank Eksekutif. - Tahap kedua sebesar Rp 2.347.954.800 dibayarkan manajemen kepada Bank Eksekutif selama dua belas kali angsuran tiap bulan sebesar Rp 195.662.900 sejak 24 Januari 2009 sampai dengan 24 Desember 2009. - Tahap ketiga sebesar Rp 1.152.045.200 dibayarkan manajemen sebagai pelunasan kepada pemilik tanah. Pada tanggal 26 Januari 2010, manajemen telah melakukan pembayaran tahap ketiga sebesar Rp 1.152.045.200 yang dinyatakan dalam surat pernyataan pelunasan bermaterai. Selanjutnya perolehan tanah ini dinyatakan dalam Akta Jual Beli No. 87/2010 tanggal 23 November 2010 di hadapan Ambo Enre, SH, Notaris di Badung, Bali dan disertifikasi dengan hak legal berupa Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) No. 990/Kuta tanggal 27 Desember 2010 atas nama Perusahaan, sehingga uang muka perolehan aset tetap telah direklasifikasi menjadi aset tetap (Catatan 10).
44
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 16. ASET TIDAK LANCAR LAINNYA Akun ini terutama merupakan akumulasi pembiayaan untuk renovasi pembangunan dan pengembangan hotel dan pusat perbelanjaan yang terdiri dari: 2009 (Disajikan kembali 2010 Catatan 3b) Pembangunan hotel dan pusat perbelanjaan Pembiayaan dan beban keuangan Arsitektur dan design interior Lain-lain
131.183.652.235 14.417.358.131 12.070.370.293 4.652.364.929
3.014.337.967 1.504.020.178 314.443.624
Jumlah
162.323.745.588
4.832.801.769
Rincian proyek pembiayaan renovasi pembangunan dan pengembangan hotel dan pusat perbelanjaan adalah sebagai berikut:
Keterangan Perusahaan Anak Perusahaan: - PT Indonesian Paradise Island
- PT Retzan Indonusa - PT Mega Biru Selaras dan Anak Perusahaan - PT Aneka Bina Laras dan Anak Perusahaan - PT Dinamika Putra Perkasa dan Anak Perusahaan - PT Karsa Citra Unggul dan Anak perusahaan - PT Saranausaha Jaya
Proyek Pembiayaan Hotel Harris Tuban Extention, Bali
Perkiraan Tahun Saldo Penyelesaian 31 Desember 2010
2012
37.910.318
2012
115.716.248.863
2011
17.015.805.709
Water Park, Bali HARRIS suites fX SUDIRMAN, Jakarta
2011
15.532.498.480
2011
8.095.626.718
Cikini Gold Center, Jakarta
2012
2.968.223.931
2011
1.433.077.691
2013 2013
860.000.000 664.353.878
Sahid Kuta Lifestyle Resort (Hotel Sheraton Bali Kuta Resort dan Lifestyle Center Beachwalk) Hotel Harris Batam Center, Batam
Hotel Harris Pop, Manado Renovasi Pasar Pramuka, Jakarta - PT Eka Ilalang Suryadinamika Harris Hotel Sentul Jumlah
162.323.745.588
45
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 17. HUTANG USAHA Akun ini merupakan hutang kepada pihak ketiga yang timbul antara lain untuk pembelian makanan, minuman dan perlengkapan hotel dengan rincian sebagai berikut:
2010
2009 (Disajikan kembali Catatan 3b)
King Koil Jakarta PT Trust Surya Barutama Mandiri UD Denita Jaya Umbah Laundry Putra Mandiri Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 50 juta)
154.496.751 97.306.540 91.136.417 67.681.000 59.505.600 1.918.770.550
449.812.376
Jumlah
2.388.896.858
449.812.376
Rincian umur hutang usaha dengan pihak ketiga berdasarkan tanggal faktur adalah sebagai berikut:
2010
2009 (Disajikan kembali Catatan 3b)
1 - 30 hari 31- 60 hari 61- 90 hari Lebih dari 90 hari
1.832.112.242 405.851.652 118.712.709 32.220.255
284.472.196 92.860.121 29.141.174 43.338.885
Jumlah
2.388.896.858
449.812.376
46
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 18. HUTANG LAIN-LAIN Akun ini terdiri dari:
2010 Hutang atas renovasi pembangunan dan pengembangan Hotel dan Pusat Perbelanjaan: PT Waskita Karya Wickhams Cay Holdings Limited PT Helios Capital PT Cipta Indomegah Bangun Citra PT Developing Indonesia Prakasita Lain-lain
2009 (Disajikan kembali Catatan 3b)
11.197.240.179 7.318.674.000 1.945.000.000 645.000.000 157.399.901 660.046.538
774.000.000 393.090.000
Jumlah hutang atas renovasi dan pengembangan Perolehan aset tetap Setoran jaminan tamu Jasa pelayanan dan sisa penyisihan atas kerugian dan kerusakan peralatan hotel dan restoran Pendapatan ditangguhkan Lain-lain
21.923.360.618 4.203.984.267 1.027.376.319
1.167.090.000 342.336.216
911.130.467 993.181.255 2.250.493.388
152.104.754 116.666.667 3.666.206.661
Jumlah
31.309.526.314
5.444.404.298
Perolehan aset tetap terdiri dari: Sisa pembayaran cicilan pembelian aset tetap tanah PT Eka Ilalang Suryadinamika, Anak Perusahaan, pada tanggal 31 Desember 2010 sebesar Rp 2.500.000.000 yang akan dibayar secara bulanan terakhir jatuh tempo pada tanggal 20 Mei 2011. Hutang atas perolehan aset tetap PT Aneka Bina Laras, Anak Perusahaan, sebesar Rp 1.703.984.267. Setoran jaminan tamu merupakan uang muka yang disetor tamu atas pemakaian kamar dan ruangan pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009.
19. PERPAJAKAN a.
Pajak Dibayar di Muka Akun ini terdiri dari:
2010
2009 (Disajikan kembali Catatan 3b)
Pajak Penghasilan Pasal 4 (2) Pajak Pertambahan Nilai
321.624.000 5.645.392.364
140.308.032
Jumlah
5.967.016.364
140.308.032
47
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 19. PERPAJAKAN (lanjutan) b.
Hutang Pajak
2010
2009 (Disajikan kembali Catatan 3b)
Pajak Pembangunan I Pajak Penghasilan Pasal 21 Pasal 23 Pasal 26 Pasal 4 (2) Pasal 29
815.016.829
642.932.383
154.481.023 66.338.213 87.487.994 1.026.299.730 98.407
70.339.661 26.550.453 50.371.259 -
Jumlah
2.149.722.196
790.193.756
c. Rekonsiliasi antara laba sebelum manfaat (beban) pajak penghasilan, seperti yang disajikan pada laporan laba rugi konsolidasi dan taksiran laba fiskal untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut: 2010 2009 (Disajikan (Disajikan kembali kembali Catatan 3a) Catatan 3b) Laba sebelum manfaat (beban) pajak penghasilan menurut laporan laba rugi konsolidasi Rugi sebelum pajak Anak Perusahaan Rugi sebelum pajak TSW Bagian Perusahaan atas laba bersih Perusahaan Asosiasi Laba sebelum pajak - Perusahaan Beda waktu: Imbalan kerja karyawan Penyusutan aset tetap Beban bunga sewa pembiayaan Penyisihan piutang ragu-ragu Pembayaran hutang sewa pembiayaan Penyusutan aset sewa pembiayaan
21.333.648.208 8.715.237.724 -
6.011.678.165 2.688.768.826
(7.502.342.477)
(4.010.867.996)
22.546.543.455
4.689.578.995
267.173.515 63.849.953 19.147.341 (117.876.779) (68.892.000) (31.249.999)
Beda tetap: Laba atas penjualan investasi efek Penurunan nilai investasi efek Jasa giro dan bunga deposito Jamuan Lain-lain
(21.863.830.416) (235.101.840) (84.368.814) 15.175.096 -
Taksiran laba fiskal tahun berjalan (dipindahkan)
48
510.569.512
146.371.873 342.189.486 8.010.449 113.804.913 12.083.333
(4.999.209.280) (6.560.381) 482.401 306.751.789
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 19. PERPAJAKAN (lanjutan) 2010 (Disajikan kembali Catatan 3a)
d.
510.569.512
2009 (Disajikan kembali Catatan 3b)
Taksiran laba fiskal tahun berjalan (pindahan) Rugi fiskal awal tahun yang dapat dikompensasikan: Tahun 2007 Tahun 2006 Tahun 2005 Tahun 2004
306.751.789
(573.620.233) (1.956.574.653) (58.050.714) -
(573.620.233) (1.956.574.653) (58.050.714) (510.092.068)
Taksiran Rugi Fiskal Akhir Tahun
(2.077.676.088)
(2.791.585.879)
Manfaat (beban) pajak penghasilan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut: 2010 2009 (Disajikan (Disajikan kembali kembali Catatan 3a) Catatan 3b) Pajak kini: Anak Perusahaan
(8.128.750)
-
Pajak tangguhan: Perusahaan: Penyusutan aset tetap Imbalan kerja karyawan Cadangan penurunan nilai piutang Sewa pembiayaan Penyisihan penurunan nilai saham Rugi fiskal
125.592.385 66.793.379 (33.219.195) 2.128.773 (290.746.973)
85.547.371 36.592.968 33.219.195 5.023.446 (914.118.232) -
Jumlah
(129.451.631)
(753.735.252)
Anak Perusahaan: Rugi fiskal Imbalan kerja karyawan Penyusutan aset tetap Sewa pembiayaan Biaya provisi ditangguhkan
294.760.523 18.103.254 528.875 (153.259.615)
(1.689.518.674) 168.182 2.908.813 (5.501.877) -
160.133.037
(1.691.943.556)
Jumlah Pajak Tangguhan
30.681.406
(2.445.678.808)
Manfaat (Beban) Pajak Penghasilan - Bersih
22.552.656
(2.445.678.808)
Jumlah
49
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 19. PERPAJAKAN (lanjutan) e.
Rincian aset (kewajiban) pajak tangguhan pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
2010 Perusahaan: Imbalan kerja karyawan Penyisihan penurunan nilai piutang Sewa pembiayaan Penyusutan aset tetap
2009 (Disajikan kembali Catatan 3b)
339.847.688 7.152.219 (173.493.446)
273.054.309 33.219.195 5.023.446 (299.085.831)
173.506.461
12.211.119
Anak Perusahaan yang diakuisisi: Imbalan kerja karyawan Penyusutan aset tetap
1.085.181.979 1.041.943.154
-
Jumlah
2.127.125.133
-
Jumlah
Anak Perusahaan: Rugi fiskal Imbalan kerja karyawan Penyusutan aset tetap Biaya provisi ditangguhkan Jumlah Jumlah aset pajak tangguhan - bersih
817.549.097 137.010.284 3.437.688 (153.259.615)
931.184.289 1.258.288 2.908.813 -
804.737.454
935.351.390
3.105.369.048
947.562.509
Pada bulan September 2008, Undang-undang No. 7 Tahun 1983 mengenai “Pajak Penghasilan” diubah untuk keempat kalinya dengan Undang-undang No. 36 Tahun 2008. Perubahan tersebut juga mencakup perubahan tarif pajak penghasilan badan dari sebelumnya menggunakan tarif pajak bertingkat menjadi tarif tunggal yaitu 28% untuk tahun fiskal 2009 dan 25% untuk tahun fiskal 2010 dan seterusnya.
50
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 20. BIAYA MASIH HARUS DIBAYAR Akun ini terdiri dari:
2010
2009 (Disajikan kembali Catatan 3b)
Jasa profesional Gaji, upah dan tunjangan karyawan Listrik, air dan bahan bakar Lain-lain
4.860.415.439 464.135.075 311.026.622 1.029.798.255
281.291.795 97.999.176 240.287.115 182.467.027
Jumlah
6.665.375.391
802.045.113
21. SEWA DITERIMA DI MUKA
2010 Uang muka pemesanan atas persewaan ruang pada pusat perbelanjaan Cikini Gold Center, Jakarta Uang muka persewaan unit hunian apartemen fX Residence, Jakarta Jumlah
2009 (Disajikan kembali Catatan 3b)
14.195.294.149
-
4.088.005.200
-
18.283.299.349
-
22. PINJAMAN JANGKA PANJANG
2010
2009 (Disajikan kembali Catatan 3b)
Dolar Amerika Serikat Global Emerging Markets Specialist Capital Pte Ltd (US$ 9.000.000)
80.919.000.000
-
Rupiah PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Windu Kentjana International Tbk PT Bank Victoria International Tbk
24.624.000.000 9.000.000.000 8.605.945.538
-
42.229.945.538
-
123.148.945.538
-
Jumlah
51
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 22. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan) Global Emerging Markets Specialist Capital Pte Ltd Pada tanggal 17 Desember 2010, Perusahaan menerima pinjaman dari Global Emerging Markets Specialist Capital Pte Ltd sebesar USD 9.000.000 yang digunakan untuk modal kerja Perusahaan. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 3% per tahun dan jatuh tempo dalam waktu 5 (lima) tahun sejak tanggal pencairan pinjaman. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) Pada tanggal 13 Desember 2010, PT Indonesian Paradise Island (IPI), Anak Perusahaan, menerima fasilitas kredit investasi dengan jumlah maksimum sebesar Rp 463.838.265.098 yang ditujukan untuk pembangunan Sahid Kuta Lifestyle Resort (Hotel Sheraton Bali dan Lifestyle Center Beachwalk) di Bali. Pencairan pinjaman dilakukan secara bertahap selama proses pembangunan dilakukan. Pada tahap awal, pinjaman telah dicairkan sebesar Rp 24,624 miliar. Pinjaman ini akan jatuh tempo pada tanggal 12 Juni 2018 termasuk masa tenggang selama 27 (dua puluh tujuh) bulan dan dikenakan bunga sebesar 12% per tahun. Pinjaman ini dijamin dengan tanah dan bangunan IPI yang terletak di Kuta, Bali dengan SHGB No. 975, 978 dan 980 (Catatan 10), saham-saham IPI, Letter of Undertaking dan Letter of Guarantee dari salah satu Komisaris IPI untuk membeli kembali aset yang dijaminkan, dan jaminan perusahaan dari Perusahaan. PT Bank Windu Kentjana International Tbk (Bank Windu) Pada tanggal 2 November 2010, Perusahaan menerima fasilitas kredit Installment Loan I dan II (Fasilitas IL-1 dan IL-2) dari Bank Windu dengan jumlah maksimum masing-masing sebesar Rp 28,2 mlliar dan Rp 18 miliar yang ditujukan untuk pembangunan Hotel “Pop” Harris, Yogyakarta dan pengembangan serta renovasi HARRIS suites fX SUDIRMAN, Jakarta. Fasilitas IL-1 diberikan untuk jangka waktu 8 (delapan) tahun termasuk masa tenggang selama 18 (delapan belas) bulan sedangkan Fasilitas IL-2 diberikan untuk jangka waktu 6 (enam) tahun termasuk masa tengang selama 12 (dua belas) bulan. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 12% per tahun dan dijamin dengan tanah dan bangunan milik Perusahaan (Catatan 10), saham Anak Perusahaan PT Karsa Citra Unggul yang ada dalam PT Kega Property Utama dan saham Perusahaan yang ada dalam PT Aneka Bina Laras. Pinjaman dicairkan secara bertahap selama proses pembangunan dan pengembangan serta renovasi dilakukan. Pada tanggal 31 Desember 2010, pinjaman telah dicairkan sebesar Rp 9 miliar. PT Bank Victoria International Tbk (Bank Victoria) Pada tanggal 5 April 2010, RIN memperoleh fasilitas pinjaman kredit investasi dengan jumlah maksimum sebesar Rp 63 miliar dari Bank Victoria. Tingkat bunga per tahun untuk fasilitas ini sebesar 13% dan jatuh tempo dalam 78 (tujuh puluh delapan) bulan termasuk masa tenggang selama 18 (delapan belas) bulan. Fasilitas ini dijamin dengan aset tetap berupa bangunan hotel yang akan dibangun dan tanah RIN dengan SHGB No. 3896/Teluk Tering – Batam (Catatan 10), seluruh saham RIN, jaminan perusahaan atas nama Perusahaan dan PT Anugerah Nusaraya, pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Sesuai perjanjian, RIN diwajibkan memenuhi batasan-batasan tertentu yang ditetapkan antara lain memberikan informasi perkembangan usaha. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2010, RIN mencatat saldo pinjaman sebesar Rp 8.261.785.538, setelah memperhitungkan amortisasi biaya provisi pinjaman.
52
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 22. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan) PT Bank Victoria International Tbk (Bank Victoria) (lanjutan) Pada tanggal 5 April 2010, KCU memperoleh fasilitas Kredit Investasi dari Bank Victoria dengan jumlah maksimum pinjaman sebesar Rp 25 milyar yang akan jatuh tempo pada tanggal 5 Oktober 2016 termasuk masa tenggang selama 18 (delapan belas) bulan dan dikenakan bunga sebesar 13% per tahun. Pencairan pinjaman dilakukan secara bertahap selama proses pembangunan dilakukan. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2010, KCU telah menggunakan fasilitas pinjaman tersebut sebesar Rp 344.160.000.
23. HAK MINORITAS
Hak minoritas atas aset bersih Anak Perusahaan: PT Indonesian Paradise Island PT Aneka Bina Laras dan Anak Perusahaan PT Eka Ilalang Suryadinamika PT Dinamika Putra Perkasa dan Anak Perusahaan PT Langgeng Cipta Karya PT Saranausaha Jaya PT Mega Biru Selaras dan Anak Perusahaan PT Karsa Citra Unggul dan Anak Perusahaan PT Retzan Indonusa Jumlah
2010 (Disajikan kembali Catatan 3a)
2009 (Disajikan kembali Catatan 3b)
69.829.160.079 19.332.297.231 12.225.707.621 4.466.596.117 2.878.710.303 1.979.029.537 799.742.367 781.331.596 20.757.798
12.249.596.406 234.485.000 2.958.034.528 2.235.196.031 834.773.522 787.840.507 26.705.850
112.313.332.649
19.326.631.844
Hak minoritas atas rugi (laba) bersih Anak Perusahaan: PT Dinamika Putra Perkasa dan Anak Perusahaan PT Aneka Bina Laras dan Anak Perusahaan PT Saranausaha Jaya PT Langgeng Cipta Karya PT Mega Biru Selaras dan Anak Perusahaan PT Eka Ilalang Suryadinamika PT Karsa Citra Unggul dan Anak Perusahaan PT Retzan Indonusa
1.475.895.230 664.612.769 256.166.494 79.324.224 35.031.156 23.888.785 6.608.911 5.948.052
206.250 3.037.242 (1.848.682) 32.000.771 1.251.490 10.029.330 115.728
Jumlah
2.547.475.621
44.792.129
53
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 24. MODAL SAHAM Susunan pemegang saham dan kepemilikan saham Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 dari Biro Administrasi Efek PT Adimitra Transferindo adalah sebagai berikut: 2010
Pemegang Saham
Jumlah Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh
RBS Coutts Bank Ltd Singapore PT Grahatama Kreasibaru BSI Bank Limited Agoes Soelistyo Santoso (Direktur Utama) Patrick Santosa Rendradjaja (Direktur) Diana Solaiman (Direktur) Karel Patipeilohy (Komisaris) Lain-lain Jumlah
Persentase Pemilikan
Jumlah
949.000.000 946.675.350 223.000.000 10.000.000 5.000.000 3.750.000 1.000.000 272.378.250
39,36% 39,27% 9,25% 0,41% 0,21% 0,16% 0,04% 11,30%
94.900.000.000 94.667.535.000 22.300.000.000 1.000.000.000 500.000.000 375.000.000 100.000.000 27.237.825.000
2.410.803.600
100,00%
241.080.360.000
2009
Pemegang Saham
Jumlah Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh
Anemone Continental S.A. BVI CGMI 1 Client Segreagated Secs PT Grahatama Kreasibaru Agoes Soelistyo Santoso (Direktur Utama) Patrick Santosa Rendradjaja (Direktur) Diana Solaiman (Direktur) Karel Patipeilohy (Komisaris) Lain-lain Jumlah
Persentase Pemilikan
Jumlah
949.000.000 223.000.000 129.861.000 10.000.000 5.000.000 3.500.000 1.000.000 272.639.000
59,54% 13,99% 8,15% 0,63% 0,31% 0,22% 0,06% 17,10%
94.900.000.000 22.300.000.000 12.986.100.000 1.000.000.000 500.000.000 350.000.000 100.000.000 27.263.900.000
1.594.000.000
100,00%
159.400.000.000
Sehubungan dengan penggabungan usaha PT Tirta Saga Wangi (TSW) ke dalam Perusahaan pada tanggal 1 Juni 2010, setiap pemegang saham TSW akan mendapatkan 4,7 saham Perusahaan yang diterbitkan dengan nilai nominal Rp 100 (nilai penuh) per saham. Dengan demikian INPP menerbitkan saham sebanyak 816.803.600 saham (Catatan 1b).
54
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 25. PENDAPATAN USAHA Akun ini terdiri dari:
Kamar Makanan dan minuman Telepon Lainnya Jumlah
2010 (Disajikan kembali Catatan 3a)
2009 (Disajikan kembali Catatan 3b)
12.887.952.490 2.865.207.292 15.796.005 408.826.832
10.310.987.134 2.522.364.146 24.033.175 403.740.810
16.177.782.619
13.261.125.265
Tidak terdapat pendapatan sebesar 10% atau lebih kepada pihak tertentu.
26. BEBAN DEPARTEMENTALISASI Akun ini terdiri dari: 2010 (Disajikan kembali Catatan 3a)
2009 (Disajikan kembali Catatan 3b)
Beban Langsung: Makanan dan minuman Telepon Departemen lainnya
941.601.097 7.412.394 41.395.094
760.604.206 12.306.603 114.887.479
Jumlah Beban Langsung
990.408.585
887.798.288
1.253.587.313
862.331.082
267.662.825 222.458.838 40.120.520 30.206.280 582.250.928
105.395.061 168.625.899 20.601.284 13.047.927 661.336.537
Jumlah Beban Departemen Lainnya
1.142.699.391
969.006.708
Jumlah
3.386.695.289
2.719.136.078
Gaji dan Beban Pegawai Lainnya Beban Departemen Lainnya: Perlengkapan Binatu Musik dan jamuan Peralatan kantor Lain-lain
55
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 27. BEBAN USAHA Akun ini terdiri dari: 2010 (Disajikan kembali Catatan 3a)
2009 (Disajikan kembali Catatan 3b)
Beban penjualan: Promosi dan iklan Gaji, upah dan tunjangan lainnya
551.035.971 177.317.831
542.416.600 150.775.684
Jumlah beban penjualan
728.353.802
693.192.284
Beban umum dan administrasi: Pemeliharaan dan listrik Gaji, upah dan tunjangan lainnya Lain-lain
1.678.710.412 1.323.957.086 443.789.497
1.361.553.568 1.091.770.200 1.325.728.609
Jumlah beban umum dan administrasi
3.446.456.995
3.779.052.377
4.174.810.797
4.472.244.661
Jumlah 28. BEBAN USAHA PEMILIK Akun ini terdiri dari:
2010 (Disajikan kembali Catatan 3a) Gaji, upah dan tunjangan karyawan Jasa profesional Representasi dan jamuan Lain-lain Jumlah
2009 (Disajikan kembali Catatan 3b)
4.032.462.531 2.830.682.333 69.923.450 4.986.430.575
2.519.528.007 1.594.413.347 1.151.730 1.463.042.334
11.919.498.889
5.578.135.418
29. KEWAJIBAN IMBALAN KERJA KARYAWAN Perusahaan dan Anak Perusahaan mencatat penyisihan imbalan kerja untuk karyawannya yang telah mencapai usia pensiun yaitu 55 tahun sesuai dengan Undang-Undang No. 13 tahun 2005 tanggal 25 Maret 2005. Imbalan kerja tersebut tidak didanai. Tabel berikut ini merangkum komponen-komponen atas beban penyisihan imbalan kerja yang diakui Perusahaan dan Anak Perusahaan di laporan laba rugi konsolidasi dan penyisihan imbalan kerja yang diakui di neraca konsolidasi berdasarkan penilaian aktuaria yang dilakukan oleh PT Dian Artha Tama, aktuaris independen, seluruhnya untuk Perusahaan dan Anak Perusahaan berdasarkan laporannya masing-masing pada tanggal 17 Januari 2011 dan 29 Januari 2010 untuk tahun 2010 dan 2009. 56
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 29. KEWAJIBAN IMBALAN KERJA KARYAWAN (lanjutan) a.
Beban penyisihan imbalan kerja karyawan 2010 (Disajikan kembali Catatan 3a)
b.
Biaya jasa kini Biaya bunga Amortisasi atas keuntungan aktuarial Amortisasi atas penyesuaian akibat perbedaan antara asumsi aktuarial dan kenyataan Beban jasa lalu
562.634.917 77.962.282 (6.551.935)
Beban penyisihan imbalan kerja karyawan
613.044.143
(22.546.476) 1.545.355
153.301.670 43.297.416 (43.489.516) 323.036 1.494.469 154.927.075
Kewajiban imbalan kerja karyawan
2010
c.
2009 (Disajikan kembali Catatan 3b)
2009 (Disajikan kembali Catatan 3b)
Nilai kini kewajiban imbalan kerja karyawan Keuntungan aktuarial yang belum diakui
5.022.725.336 1.029.830.385
974.528.538 140.925.124
Kewajiban imbalan kerja karyawan
6.052.555.721
1.115.453.662
Mutasi kewajiban imbalan kerja untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut: 2010 (Disajikan kembali Catatan 3a)
2009 (Disajikan kembali Catatan 3b)
Saldo awal tahun Kewajiban imbalan kerja Anak Perusahaan yang diakuisisi Beban penyisihan imbalan kerja tahun berjalan Pembayaran tahun berjalan
1.115.453.662
960.526.587
4.340.727.916 613.044.143 (16.670.000)
154.927.075 -
Saldo akhir tahun
6.052.555.721
57
1.115.453.662
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 29. KEWAJIBAN IMBALAN KERJA KARYAWAN (lanjutan) Asumsi dasar yang digunakan Perusahaan dan Anak Perusahaan dalam menentukan kewajiban imbalan kerja karyawan pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut: 2009 (Disajikan kembali Catatan 3b)
2010 Tingkat diskonto Tingkat kenaikan upah (gaji) Usia pensiun
10% per tahun 8% per tahun 55 tahun
8% per tahun 8% per tahun 55 tahun
30. ASET DAN KEWAJIBAN DALAM MATA UANG ASING Saldo aset dan kewajiban dalam mata uang asing serta konversinya ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs rata-rata beli dan jual uang kertas asing dan/atau kurs transaksi yang ditetapkan oleh Bank Indonesia masing-masing pada tanggal neraca konsolidasi adalah sebagai berikut: 2010 Mata Uang Asing Aset Kas dan setara kas
US$ SIN$ RM
956.878 2.465 3
Jumlah Aset
Setara Rupiah 8.603.379.823 17.209.227 8.456 8.620.597.506
Kewajiban Pinjaman jangka panjang
US$
9.000.000
Kewajiban - Bersih
80.919.000.000 72.298.402.494
2009 (Disajikan kembali Catatan 3b) Mata Uang Asing Aset Kas dan setara kas
US$ SIN$ RM
25.615 4.448 3
Setara Rupiah 240.785.136 29.795.888 7.967 270.588.991
58
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 31. PERJANJIAN PENTING, IKATAN DAN KONTINJENSI a. Perjanjian Lisensi Merek Usaha dan Merek Dagang (Tradename and Trademark License Agreement) Pada tanggal 1 Oktober 2002, Perusahaan menandatangani perjanjian lisensi merek usaha dan merek dagang (Tradename and Trademark License Agreement) dengan Harris International Hotels Corporation, British Virgin Islands, untuk penggunaan merek dagang dan logo Harris pada pengoperasian hotel milik Perusahaan yang berlokasi di Jalan Dewi Sartika, Tuban, Bali, untuk periode 15 (lima belas) tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan dapat diperpanjang untuk tiap periode 5 (lima) tahun berikutnya, sehingga nama hotel menjadi Harris Hotel Tuban-Bali. Atas lisensi yang diberikan, Perusahaan akan membayar biaya lisensi berupa royalti sebesar 1,5% dari total pendapatan hotel setelah dikurangi pajak pembangunan dan service charge. Beban royalti lisensi untuk tahun 2010 adalah sebesar Rp 681.630.374 dan untuk tahun 2009 adalah sebesar Rp 484.356.007. Pada tanggal 6 Agustus 2010, PT Padma Suasa (PS), anak perusahaan PT Aneka Bina Laras (Anak Perusahaan) menandatangani perjanjian merek dagang dan lisensi (Tradename and Trademark License Agreement) dengan Harris International Hotels Corporation, British Virgin Islands, untuk penggunaan merek dagang dan logo HARRIS pada pengoperasian hotel yang berlokasi di Jalan Jendral Sudirman, Jakarta selama 15 (lima belas) sejak tanggal peresmian hotel dan dapat diperpanjang untuk tiap periode 5 (lima) tahun berikutnya, sehingga nama hotel yang digunakan adalah HARRIS suites fX SUDIRMAN, Jakarta. Atas lisensi yang diberikan, PS akan membayar biaya lisensi berupa royalti sebesar 1,5% dari total pendapatan hotel setelah dikurangi pajak pembangunan dan service charge. b. Perjanjian Konsultan Manajemen (Management Consulting Agreement) Pada tanggal 1 Oktober 2002, Perusahaan telah menandatangani perjanjian konsultan manajemen (Management Consulting Agreement) dengan PT Tauzia International Management (Tauzia) berupa penunjukkan Tauzia selaku konsultan tunggal dan khusus untuk pemberian jasa konsultan manajemen pada Perusahaan dalam pengoperasian Hotel Harris Tuban-Bali. Jasa konsultan manajemen hotel meliputi wewenang perekrutan, reservasi dan promosi, program pra-pembukaan dan jasa lainnya. Perusahaan akan membayar jasa konsultan manajemen yang dihitung berdasarkan persentase tertentu dari laba usaha (Gross Operating Profit). Perjanjian ini akan berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan dapat diperpanjang 5 (lima) tahun berikutnya dengan kesepakatan masing-masing pihak. Beban jasa konsultan manajemen untuk tahun 2010 adalah sebesar Rp 231.028.266 dan untuk tahun 2009 adalah sebesar Rp 218.340.435. PT Padma Suasa (PS), anak perusahaan PT Aneka Bina Laras (Anak Perusahaan), telah menandatangani hak atas perjanjian konsultan manajemen (Management Consulting Agreement) dengan PT Tauzia International Management (Tauzia) berupa penunjukkan Tauzia selaku konsultan tunggal dan khusus untuk pemberian jasa konsultan manajemen pada PS dalam pengoperasian HARRIS suites fX SUDIRMAN, Jakarta selama 15 (lima belas) tahun sejak tanggal peresmian hotel dan dapat diperpanjang untuk periode 5 (lima) tahun berikutnya. Jasa konsultan manajemen hotel meliputi wewenang perekrutan, reservasi dan promosi, program pra-pembukaan dan jasa lainnya. PS akan membayar jasa konsultan manajemen yang dihitung berdasarkan persentase tertentu dari laba usaha (Gross Operating Profit).
59
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 31. PERJANJIAN PENTING, IKATAN DAN KONTINJENSI (lanjutan) c. Perjanjian Sewa Jangka Panjang Apartemen fX Residence: Pada tanggal 16 Februari 2010, PT Aneka Bina Laras (ABL), Anak Perusahaan, menandatangani perjanjian Pemindahan Hak Untuk Menghuni (Perjanjian Sewa) dengan PT Aneka Bina Lestari atas hak untuk menghuni 14 (empat belas) unit apartemen fX Residence yang berlokasi di Jalan Pintu Satu Senayan, Jakarta untuk periode 33 (tiga puluh tiga) tahun yang akan berakhir pada tanggal 11 Juni 2043. Jumlah pembayaran atas hak untuk menghuni ini sebesar Rp 40.810.000.000 (lihat Catatan 11). Atas perjanjian ini, ABL harus memenuhi ketentuan dan tata tertib yang tercantum dalam perjanjian ini. Atas perolehan hak untuk menghuni atas obyek hunian ini, ABL memiliki hak untuk mengalihkan atau memindahkan obyek hunian dengan kepada pihak ketiga sesuai dengan peruntukan awal yang disepakati. Tanah - AM Sangaji, Yogyakarta: Pada tanggal 9 September 2008, PT Kega Property Utama (KPU), anak perusahaan PT Karsa Citra Unggul (Anak Perusahaan), mengadakan perjanjian kerjasama dengan Induk Koperasi TNI Angkatan Udara (Inkopau-Pukadara) berdasarkan perjanjian kerjasama No. Sperjan/20/IX.2008/Inkopau berupa pemanfaatan aset tanah TNI AU eks Mess Jetis seluas 3.094 meter persegi yang terletak di Jalan AM Sangaji No. 10, Yogyakarta, untuk pembangunan hotel serta sarana pendukungnya oleh KPU. Kerjasama berlangsung sampai jangka waktu 30 tahun sejak tanggal 9 September 2008 sampai dengan 8 September 2038. Nilai hak pemanfaatan tanah tersebut adalah sebesar Rp 816.816.000 (lihat Catatan 11) yang dibayarkan pada saat penandatanganan perjanjian. Tanah di Ubud, Bali: PT Langgeng Cipta Karya (LCK), Anak Perusahaan, mengadakan perikatan sewa menyewa tanah sesuai: (i) Akta No. 23 Berdasarkan perikatan sewa menyewa tanah antara LCK dan I Wayan Budal yang dinyatakan dalam akta No. 23 tanggal 8 Agustus 2008 yang dibuat di hadapan Ni Wayan Widastri, SH, Notaris di Denpasar, LCK menyewa sebidang tanah seluas 2.000 meter persegi yang merupakan sebagian dari Sertifikat Hak Milik (SHM) No. 1493/Desa Kedewatan, Kecamatan Ubud, Bali, dengan jangka waktu sewa selama 20 (dua puluh) tahun sampai dengan tanggal 1 September 2035. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, jumlah pembayaran atas hak sewa ini sebesar Rp 300.000.000. Atas perikatan ini, kedua belah pihak wajib memenuhi ketentuan seperti yang tercantum dalam akta perjanjian, antara lain pemberian ijin kepada LCK untuk mendirikan bangunan di atas tanah yang di sewa (lihat Catatan 11). (ii) Akta No. 27 Berdasarkan perikatan sewa menyewa tanah antara LCK I Made Jedog yang dinyatakan dalam akta No. 27 tanggal 11 Agustus 2008 yang dibuat di hadapan Ni Wayan Widastri, SH, Notaris di Denpasar, LCK menyewa 2 (dua) bidang tanah seluas 2.885 meter persegi sesuai SHM No. 1960/Kedewatan dan seluas 115 meter persegi yang merupakan sebagian dari sebidang tanah seluas 395 meter persegi sesuai SHM No. 1957/Kedewatan yang terletak di Kecamatan Ubud, Bali, dengan jangka waktu sewa selama 20 (dua puluh) tahun sampai dengan tanggal 10 Agustus 2014. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, jumlah pembayaran atas hak sewa ini masing-masing sebesar Rp 287.200.000 dan Rp 150.000.000. Atas perikatan ini, kedua belah pihak wajib memenuhi ketentuan seperti yang tercantum dalam akta perjanjian, antara lain pemberian ijin kepada LCK untuk mendirikan bangunan di atas tanah yang di sewa (lihat Catatan 11).
60
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 31. PERJANJIAN PENTING, IKATAN DAN KONTINJENSI (lanjutan) d. Perjanjian pengikatan jual beli saham Pada tanggal 23 Desember 2010, Perusahaan menandatangani perjanjian pengikatan jual beli saham dengan PT Bimantara Citra (Bimantara) untuk penjualan saham PT Indonesian Paradise Island (IPI) milik Perusahaan kepada Bimantara sebanyak 24.466.667 saham dengan harga Rp 54 miliar. Penyelesaian penjualan dan pembelian saham tersebut dapat dilakukan setelah dipenuhinya 3 (tiga) persyaratan sebagai berikut: Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa IPI telah menyetujui pengalihan saham tersebut. Perusahaan telah memperoleh persetujuan yang diperlukan untuk melakukan pengalihan dan penjualan saham kepada Bimantara sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perusahaan. Bimantara telah memperoleh persetujuan yang diperlukan untuk melakukan pembelian saham dari Perusahaan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Bimantara. Pelaksanaan atas tiga persyaratan di atas adalah sebagai berikut: 1. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa dari IPI untuk menyetujui pengalihan saham tersebut telah dilaksanakan pada tanggal 24 Maret 2011. 2. Perusahaan telah memperoleh persetujuan yang diperlukan untuk melakukan pengalihan dan penjualan saham kepada Bimantara sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perusahaan pada tanggal 25 Maret 2011. 3. Bimantara telah memperoleh persetujuan untuk melakukan pembelian saham dari Perusahaan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Bimantara pada tanggal 31 Mei 2011. Kesepakatan jual-beli saham tersebut di atas telah dilakukan berdasarkan Akta Jual Beli Saham No. 001 tanggal 13 Juni 2011 yang dibuat di hadapan Eria Heryanti Poerwandini, SH, Notaris di Jakarta (lihat Catatan 37).
32. INFORMASI SEGMEN USAHA Berdasarkan informasi keuangan yang digunakan oleh manajemen dalam mengevaluasi kinerja segmen dan menentukan alokasi sumber daya yang dimiliki, Perusahaan dan Anak Perusahaan menggunakan segmen usaha sebagai segmen primer yang terdiri dari usaha perhotelan, pusat perbelanjaan dan perdagangan umum. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2010, segmen usaha pusat perbelanjaan dan perdagangan umum masih dalam tahap pengembangan. Pelaporan segmen sekunder yang ditentukan berdasarkan lokasi geografis kegiatan usaha tidak disajikan karena sampai dengan 31 Desember 2010 kegiatan usaha Perusahaan dan Anak Perusahaan berada di wilayah Bali. Informasi menurut segmen usaha adalah sebagai berikut:
61
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 32. INFORMASI SEGMEN USAHA (lanjutan) 2010 (Disajikan kembali - Catatan 3a)
Perhotelan
Pusat Perbelanjaan
Perdagangan Umum
Jumlah
Pendapatan usaha
16.177.782.619
-
-
16.177.782.619
Hasil segmen (laba kotor) Beban usaha dan beban usaha lainnya
12.791.087.330
-
-
12.791.087.330
Laba (rugi) usaha Penghasilan (beban) lain-lain Laba penjualan investasi jangka pendek Bagian atas laba bersih Perusahaan Asosiasi Laba penjualan aset tetap Laba penyesuaian nilai investasi jangka pendek Penghasilan bunga Rugi selisih kurs - bersih Lain-lain
(16.206.471.571)
(580.204.487)
(2.028.045.187)
(18.814.721.245)
(3.415.384.241)
(580.204.487)
(2.028.045.187)
(6.023.633.915)
21.863.830.416
-
-
21.863.830.416
7.488.166.621 3.019.160.048
-
-
7.488.166.621 3.019.160.048
235.101.840 145.897.880 (4.507.146.068) (770.916.079)
1.842.989 7.613.785 (680.239)
45.391.545 (170.980.615)
235.101.840 193.132.414 (4.499.532.283) (942.576.933)
Penghasilan lain-lain - bersih
27.474.094.658
8.776.535
(125.589.070)
27.357.282.123
Laba (rugi) sebelum manfaat (beban) pajak penghasilan
24.058.710.417
(2.153.634.257)
21.333.648.208
(10.191.250)
22.552.656
(2.163.825.507)
21.356.200.864
1.017.275.045
2.547.475.621
(1.146.550.462)
23.903.676.485
Manfaat (beban) pajak penghasilan - bersih
30.574.829
Laba (rugi) sebelum hak minoritas atas rugi bersih Anak Perusahaan
24.089.285.246
Hak minoritas atas rugi bersih Anak Perusahaan
1.530.200.576
Laba bersih
(571.427.952)
2.169.077
(569.258.875)
-
25.619.485.822
(569.258.875)
Informasi lainnya Aset segmen Kewajiban segmen Perolehan aset tetap Penambahan aset tetap Anak Perusahaan (IPI) yang dikonsolidasi: - Nilai buku - Identifikasi aset sesuai kepemilikan Perusahaan Beban penyusutan
781.979.392.336 190.296.869.359 9.790.760.977
5.118.150.210 720.306.794 97.156.078
23.481.281.315 15.510.887.975 745.111.628
810.578.823.861 206.528.064.128 10.633.028.683
52.816.593.391
-
-
52.816.593.391
239.383.865.993 1.765.320.737
9.756.380
32.675.802
239.383.865.993 1.807.752.919
62
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 32. INFORMASI SEGMEN USAHA (lanjutan) 2009 (Disajikan kembali - Catatan 3b)
Perhotelan
Pusat Perbelanjaan
Perdagangan Umum
Jumlah
Pendapatan usaha
13.261.125.265
-
-
13.261.125.265
Hasil segmen (laba kotor) Beban usaha dan beban usaha lainnya
10.541.989.187
-
-
10.541.989.187
Laba (rugi) usaha
(12.231.502.439)
(36.375.000)
(8.250.000)
(12.276.127.439)
(1.689.513.252)
(36.375.000)
(8.250.000)
(1.734.138.252)
Penghasilan (beban) lain-lain Laba penyesuaian nilai investasi jangka pendek Bagian atas laba bersih Perusahaan Asosiasi Penghasilan bunga Rugi selisih kurs - bersih Lain-lain
2.983.917.696 19.999.502 (1.147.000.501) 889.441.899
Penghasilan lain-lain - bersih
7.745.567.876
Laba (rugi) sebelum manfaat (beban) pajak penghasilan tangguhan
6.056.054.624
(36.126.459)
(8.250.000)
6.011.678.165
Manfaat (beban) pajak penghasilan tangguhan
(2.456.870.058)
9.128.750
2.062.500
(2.445.678.808)
Laba (rugi) sebelum hak minoritas atas rugi bersih Anak Perusahaan
3.599.184.566
(26.997.709)
(6.187.500)
3.565.999.357
Hak minoritas atas rugi bersih Anak Perusahaan
44.792.129
Laba bersih
4.999.209.280
-
-
4.999.209.280
568.541 (320.000)
-
2.983.917.696 20.568.043 (1.147.000.501) 889.121.899
248.541
-
7.745.816.417
-
3.643.976.695
(26.997.709)
(6.187.500)
44.792.129 3.610.791.486
Informasi lainnya Aset segmen Kewajiban segmen Perolehan aset tetap Beban penyusutan
489.854.421.658 8.247.354.006 1.266.157.616 2.007.406.925
5.741.214.791 774.112.500 -
63
602.062.500 15.850.000 -
496.197.698.949 9.037.316.506 1.266.157.616 2.007.406.925
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 33. PELAKSANAAN KUASI - REORGANISASI Perusahaan didirikan pada tahun 1996, selanjutnya mulai melakukan kegiatan operasi komersial pada bulan Oktober 2002. Kegiatan operasi Perusahaan mencakup bidang perhotelan. Kegiatan usaha Perusahaan mengalami kerugian operasi dan usaha sejak tahun 1996 sampai 2008, selanjutnya sejak tahun 2009, Perusahaan telah mengalami laba usaha. Akumulasi kerugian terjadi karena pendapatan pada tahun-tahun awal operasi tidak mampu menutup beban penyusutan dan beban operasional lainnya. Keadaan ini mengakibatkan Perusahaan mengalami akumulasi saldo defisit sebesar Rp 31.224.820.582 pada neraca tanggal 31 Juli 2009. Untuk memperoleh awal yang baik (fresh start) dengan neraca yang menunjukkan nilai sekarang dan tidak dibebani oleh defisit, maka Perusahaan melaksanakan Kuasi-Reorganisasi per 31 Juli 2009 (Catatan 2t). Kuasi-Reorganisasi dilakukan Perusahaan sebagai langkah penting untuk dapat meneruskan usaha secara lebih baik. Sehubungan dengan rencana Kuasi-Reorganisasi Perusahaan efektif pada tanggal 31 Juli 2009, Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan yang dilakukan pada tanggal 29 Januari 2010 memutuskan pelaksanaan Kuasi-Reorganisasi Perusahaan yang berlaku surut pada tanggal 31 Juli 2009 guna menutup saldo defisit sebesar Rp 31.224.820.582 dengan pengeliminasian sebagai berikut: a. Penjumpaan (set off) antara Surplus Revaluasi Aset Tetap sebesar Rp 75.685.960 dengan Saldo Defisit. b. Penjumpaan (set off) antara Selisih Penilaian Kembali Investasi pada Perusahaan Asosiasi sebesar Rp 31.149.134.622 dengan Saldo Defisit. Sehubungan dengan pelaksanaan Kuasi-Reorganisasi pada tahun 2009, Perusahaan membukukan selisih penilaian aset dan kewajiban setelah eliminasi saldo defisit sebesar Rp 144.715.511.834 adalah sebagai berikut: - Surplus revaluasi aset tetap - Selisih penilaian kembali investasi pada Perusahaan Asosiasi - Eliminasi selisih transaksi perubahan ekuitas Perusahaan Asosiasi
:
75.685.960
:
186.457.497.140
:
(10.592.850.684)
Selisih penilaian aset dan kewajiban sebelum eliminasi saldo defisit Eliminasi saldo defisit
: :
175.940.332.416 (31.224.820.582)
Selisih penilaian aset dan kewajiban setelah eliminasi saldo defisit
:
144.715.511.834
64
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 34. NILAI WAJAR INSTRUMEN KEUANGAN Tabel berikut menyajikan nilai tercatat dan estimasi nilai wajar dari instrumen keuangan pada tanggal 31 Desember 2010. Nilai Tercatat Aset Keuangan Kas dan setara kas Investasi jangka pendek Piutang usaha Piutang lain-lain Piutang pihak hubungan istimewa Jaminan Jumlah
Nilai Wajar
95.113.356.789 56.434.204.983 2.880.788.386 425.248.481 957.466.816 109.079.032
95.113.356.789 56.434.204.983 2.880.788.386 425.248.481 957.466.816 109.079.032
155.920.144.487
155.920.144.487
2.388.896.858 31.309.526.314 6.665.375.391
2.388.896.858 31.309.526.314 6.665.375.391
Kewajiban Keuangan Hutang usaha Hutang lain-lain Biaya masih harus dibayar Kewajiban jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Hutang pihak hubungan istimewa Kewajiban jangka panjang-setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun
266.750.013 15.522.839.972
266.750.013 15.522.839.972
123.776.484.976
123.776.484.976
Jumlah
179.929.873.524
179.929.873.524
Nilai wajar didefinisikan sebagai jumlah dimana instrumen tersebut dapat dipertukarkan di dalam transaksi jangka pendek antara pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan yang memadai melalui suatu transaksi yang wajar, selain di dalam penjualan terpaksa atau penjualan likuidasi. Nilai wajar didapatkan dari kuotasi harga pasar, model arus kas diskonto dan model penentuan harga opsi yang sewajarnya. Instrumen keuangan yang disajikan di dalam neraca konsolidasi dicatat sebesar nilai wajar, atau sebaliknya, disajikan dalam jumlah tercatat apabila jumlah tersebut mendekati nilai wajarnya atau nilai wajarnya tidak dapat diukur secara handal. Metode-metode dan asumsi-asumsi di bawah ini digunakan untuk mengestimasi nilai wajar untuk masing-masing kelas instrumen keuangan: a. Instrumen keuangan yang dicatat sebesar nilai wajar atau biaya perolehan diamortisasi Hutang jangka panjang dicatat sebesar biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif dan tingkat diskonto yang digunakan adalah suku bunga pinjaman tambahan pada pasar saat ini untuk jenis pinjaman yang sama. b. Instrumen keuangan dengn jumlah tercatat yang mendekati nilai wajarnya Nilai wajar untuk kas dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang usaha, hutang usaha, dan beban yang masih harus dibayar mendekati nilai tercatatnya karena bersifat jangka pendek. Jumlah tercatat dari hutang jangka panjang dan pinjaman jangka panjang dengan suku bunga mengambang mendekati nilai wajarnya karena selalu dinilai ulang secara berkala. 65
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 35. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN Risiko keuangan utama yang dihadapi Perusahaan dan Anak Perusahaan adalah risiko kredit, risiko nilai tukar mata uang asing, risiko suku bunga, risiko likuiditas dan risiko harga. Melalui pendekatan manajemen risiko, Perusahaan dan Anak Perusahaan mencoba untuk meminimalkan potensi dampak negatif dari risiko-risiko di atas. a. Risiko Kredit Risiko kredit adalah risiko dimana salah satu pihak atas instrumen keuangan akan gagal memenuhi kewajibannya dan menyebabkan pihak lain mengalami kerugian keuangan. Instrumen keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan yang mempunyai potensi atas risiko kredit terdiri dari kas dan setara kas, investasi jangka pendek melalui manajer investasi, piutang usaha dan piutang lain-lain. Jumlah eksposur risiko kredit maksimum sama dengan nilai tercatat atas akunakun tersebut. Untuk risiko kredit yang berhubungan dengan bank, hanya bank-bank dengan predikat baik yang dipilih. Sedangkan untuk institusi keuangan, manajemen telah membuat kriteria diantaranya hanya menggunakan jasa manajer investasi berpengalaman dan terpercaya. Selain itu, kebijakan Perusahaan adalah untuk tidak membatasi eksposur hanya kepada satu institusi tertentu, sehingga Perusahaan memiliki kas dan setara kas, investasi jangka pendek dan piutang di berbagai institusi keuangan. b. Risiko Nilai Tukar Mata Uang Asing Risiko nilai tukar mata uang asing adalah risiko fluktuasi nilai instrumen keuangan yang disebabkan perubahan nilai tukar mata uang asing. Perusahaan dan Anak Perusahaan melakukan transaksi-transaksi dengan menggunakan mata uang asing, diantaranya adalah belanja modal, transaksi yang dilakukan Perusahaan dan Anak Perusahaan dengan pihak di luar negeri, dan transaksi pinjaman Perusahaan. Sehingga, Perusahaan dan Anak Perusahaan harus mengkonversikan Rupiah ke mata uang asing, terutama Dolar Amerika Serikat, untuk memenuhi kebutuhan kewajiban dalam mata uang asing pada saat jatuh tempo. Fluktuasi nilai tukar mata uang Rupiah terhadap mata uang Dollar Amerika Serikat dapat memberikan dampak pada kondisi keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan. Perusahaan dan Anak Perusahaan mengelola risiko nilai tukar mata uang asing dengan melakukan pengawasan terhadap fluktuasi nilai tukar mata uang asing secara terus menerus sehingga dapat melakukan tindakan yang tepat seperti penggunaan transaksi lindung nilai apabila diperlukan untuk mengurangi risiko nilai tukar mata uang asing. c. Risiko Suku Bunga Risiko suku bunga adalah risiko fluktuasi nilai instrumen keuangan yang disebabkan perubahan suku bunga pasar. Perusahaan dan Anak Perusahaan memiliki risiko suku bunga terutama karena melakukan pinjaman menggunakan suku bunga mengambang. Perusahaan dan Anak Perusahaan melakukan pengawasan terhadap dampak pergerakan suku bunga untuk meminimalisasi dampak negatif terhadap Perusahaan dan Anak Perusahaan. Informasi mengenai suku bunga pinjaman yang dikenakan kepada Perusahaan dan Anak Perusahaan dijelaskan pada Catatan 22. 66
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 35. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) d. Risiko Likuiditas Risiko likuiditas adalah risiko di mana Perusahaan dan Anak Perusahaan akan mengalami kesulitan dalam rangka memperoleh dana untuk memenuhi komitmennya terkait dengan instrumen keuangan. Perusahaan dan Anak Perusahaan mengelola risiko likuiditas dengan mempertahankan kas dan investasi jangka pendek yang mencukupi untuk memungkinkan Perusahaan dan Anak Perusahaan dalam memenuhi komitmen Perusahaan dan Anak Perusahaan untuk operasi normal Perusahaan dan Anak Perusahaan. Selain itu, Perusahaan dan Anak Perusahaan juga melakukan pengawasan proyeksi dan arus kas aktual secara terus menerus serta pengawasan tanggal jatuh tempo aset dan kewajiban keuangan. e. Risiko Harga Risiko harga adalah risiko fluktuasi nilai instrumen keuangan sebagai akibat perubahan harga pasar, terlepas apakah perubahan tersebut disebabkan oleh faktor-faktor spesifik dari instrumen individual atau penerbitnya atau faktor-faktor yang mempengaruhi seluruh instrumen yang diperdagangkan di pasar. Perusahaan dan Anak Perusahaan memiliki risiko harga terutama karena investasi Perusahaan dan Anak Perusahaan atas aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual. Perusahaan dan Anak Perusahaan mengelola risiko harga dengan melakukan pengawasan internal oleh manajemen secara berkelanjutan. 36. REKLASIFIKASI AKUN Beberapa akun dalam laporan keuangan konsolidasi PT Tirta Saga Wangi (TSW) dan Anak Perusahaan tahun 2009 telah direklasifikasi agar sesuai dengan penyajian laporan keuangan konsolidasi tahun 2010, sebagai berikut: Setelah Reklasifikasi Aset tetap Tanah yang belum dikembangkan Biaya yang ditangguhkan Uang muka perolehan aset tetap Aset tidak lancar lainnya Aset lain-lain
24.744.128.205 12.614.910.798 1.119.428.334 4.368.813.248 4.832.801.769 -
Sebelum Reklasifikasi 29.576.929.974 9.555.015.798 8.548.136.582
Reklasifikasi di atas tidak mempengaruhi laporan laba rugi konsolidasi dan laporan perubahan ekuitas konsolidasi Perusahaan dan Anak Perusahaan tahun 2009. 37. PERISTIWA SETELAH TANGGAL PELAPORAN Realisasi Jual - Beli Saham PT Indonesian Paradise Island (IPI) Sehubungan dengan telah dipenuhinya persyaratan untuk penyelesaian jual - beli saham antara Perusahaan dan PT Bimantara Citra (Bimantara) (lihat Catatan 31d), selanjutnya Perusahaan dan Bimantara menandatangani Akta Jual Beli Saham No. 001 tanggal 13 Juni 2011 yang dibuat di hadapan Eria Heryanti Poerwandini, SH, Notaris di Jakarta, dimana Perusahaan menyetujui untuk menjual dan menyerahkan saham yang dimilikinya sejumlah 24.466.667 saham IPI kepada Bimantara dengan harga jual sebesar Rp 54 miliar. 67
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 38. INFORMASI KEUANGAN TERSENDIRI PERUSAHAAN Informasi keuangan tersendiri Perusahaan menyajikan informasi neraca, laporan laba rugi, perubahan ekuitas dan arus kas, dimana penyertaan saham Anak Perusahaan disajikan berdasarkan metode ekuitas. Laporan keuangan tersendiri Perusahaan disajikan dari halaman 70 sampai dengan 75. 39. STANDAR AKUNTANSI BARU Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasi, Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia telah menerbitkan revisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) serta mencabut beberapa PSAK tertentu. Standar-standar akuntansi keuangan tersebut akan berlaku efektif sebagai berikut: Efektif yang berlaku pada tanggal 1 Januari 2011: - PSAK 1 (Revisi 2009) : Penyajian Laporan Keuangan. - PSAK 2 (Revisi 2009) : Laporan Arus Kas. - PSAK 3 (Revisi 2010) : Laporan Keuangan Interim. - PSAK 4 (Revisi 2009) : Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri. - PSAK 5 (Revisi 2009) : Segmen Operasi. - PSAK 7 (Revisi 2010) : Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi - PSAK 8 (Revisi 2010) : Peristiwa Setelah Periode Pelaporan. - PSAK 12 (Revisi 2009) : Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama. - PSAK 15 (Revisi 2009) : Investasi pada Entitas Asosiasi. - PSAK 19 (Revisi 2010) : Aset Takberwujud. - PSAK 22 (Revisi 2009) : Kombinasi Bisnis. - PSAK 23 (Revisi 2010) : Pendapatan. - PSAK 25 (Revisi 2009) : Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan. - PSAK 48 (Revisi 2009) : Penurunan Nilai Aset. - PSAK 57 (Revisi 2009) : Provisi, Liabilitas Kontinjensi dan Aset Kontinjensi. - PSAK 58 (Revisi 2009) : Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan. - SAK ETAP : Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik. - ISAK 7 (Revisi 2009) : Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus. - ISAK 9 : Perubahan atas Liabilitas Purna Operasi, Restorasi dan Liabilitas Serupa. - ISAK 10 : Program Loyalitas Pelanggan. ISAK 11 : Distribusi Aset Nonkas Kepada Pemilik. - ISAK 12 : Pengendalian Bersama Entitas : Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer. - ISAK 14 : Aset Takberwujud - Biaya Situs Web. - ISAK 17 : Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai. Efektif yang berlaku pada tanggal 1 Januari 2012: - PSAK 10 (Revisi 2010) : Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing. - PSAK 18 (Revisi 2010) : Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya - PSAK 24 (Revisi 2010) : Imbalan Kerja. - PSAK 34 (Revisi 2010) : Kontrak Konstruksi. - PSAK 46 (Revisi 2010) : Pajak Penghasilan. - PSAK 50 (Revisi 2010) : Instrumen Keuangan: Penyajian. - PSAK 53 (Revisi 2010) : Pembayaran Berbasis Saham. - PSAK 60 : Instrumen Keuangan: Pengungkapan. - PSAK 61 : Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah. - ISAK 13 : Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri. - ISAK 15 : PSAK 24 - Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya. - ISAK 18 : Bantuan Pemerintah - Tidak Berelasi Spesifik dengan Aktivitas Operasi. - ISAK 20 : Pajak Penghasilan - Perubahan dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang Saham.
68
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 39. STANDAR AKUNTANSI BARU (lanjutan) Perusahaan dan Anak Perusahaan sedang mengevaluasi dampak dari revisi Standar Akuntansi tersebut dan belum menentukan dampaknya terhadap laporan keuangannya.
40. TANGGUNG JAWAB ATAS PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Manajemen Perusahaan dan Anak Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan konsolidasi pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut yang diterbitkan kembali pada tanggal 25 Juli 2011, dengan perubahan dalam laporan keuangan konsolidasi dan catatan 1d, 2b, 2i, 3, 9, 10, 13, 14, 19, 23, 25, 26, 27, 28, 29, 31, 32, 37, 38 dan 39 atas laporan keuangan konsolidasi sehubungan dengan pencatatan konsolidasi laporan laba rugi PT Indonesian Paradise Island (IPI, Anak Perusahaan) dan pencatatan aset teridentifikasi sehubungan dengan akuisisi dan kuasi-reorganisasi untuk tujuan konsolidasi laporan keuangan IPI dengan Perusahaan.
69
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk INDUK PERUSAHAAN SAJA DAFTAR I: INFORMASI NERACA TERSENDIRI INDUK PERUSAHAAN *) 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2010
2009
ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas
3.627.193.242
2.031.349.004
19.530.000.000
10.291.191.360
762.574.681
508.651.065
Piutang lain-lain
87.396.616
179.870.550
Persediaan
94.920.480
90.666.888
185.361.008
172.952.960
24.287.446.027
13.274.681.827
2.803.589.180
-
540.597.247.097
270.097.272.544
173.506.461
12.211.119
28.341.320.534
25.434.040.264
1.812.488.005
1.435.079.093
-
2.847.954.800
37.910.318
-
JUMLAH ASET TIDAK LANCAR
573.766.061.595
299.826.557.820
JUMLAH ASET
598.053.507.622
313.101.239.647
Investasi jangka pendek Piutang usaha
Uang muka dan biaya dibayar di muka JUMLAH ASET LANCAR
ASET TIDAK LANCAR Piutang pihak hubungan istimewa Investasi dalam bentuk saham Aset pajak tangguhan Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 11.585.317.034 pada tanggal 31 Desember 2010 dan Rp 10.126.080.803 pada tanggal 31 Desember 2009 Biaya ditangguhkan Uang muka perolehan aset tetap Aset tidak lancar lainnya
*) DISAJIKAN DENGAN METODE EKUITAS
70
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk INDUK PERUSAHAAN SAJA DAFTAR I: INFORMASI NERACA TERSENDIRI INDUK PERUSAHAAN *) (lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2010
2009
KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEWAJIBAN LANCAR Hutang usaha Hutang lain-lain Hutang pajak Biaya masih harus dibayar Kewajiban jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun: Sewa pembiayaan
344.227.922 607.594.938 344.593.392 860.554.930
387.317.640 1.581.268.933 727.075.425 636.903.720
58.009.336
49.744.659
2.214.980.518
3.382.310.377
12.784.516.813
-
89.919.000.000 38.192.454 1.359.390.753
96.201.790 1.092.217.238
JUMLAH KEWAJIBAN TIDAK LANCAR
104.101.100.020
1.188.419.028
JUMLAH KEWAJIBAN
106.316.080.538
4.570.729.405
241.080.360.000 144.715.511.834 77.622.880.357
159.400.000.000 144.715.511.834 -
28.318.674.893
4.414.998.408
JUMLAH EKUITAS
491.737.427.084
308.530.510.242
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
598.053.507.622
313.101.239.647
JUMLAH KEWAJIBAN LANCAR KEWAJIBAN TIDAK LANCAR Hutang pihak hubungan istimewa Kewajiban jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang telah jatuh tempo dalam satu tahun: Pinjaman jangka panjang Sewa pembiayaan Kewajiban imbalan kerja karyawan
EKUITAS Modal saham - nilai nominal Rp 100 per saham Modal dasar - 5.000.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh 2.410.803.600 saham pada tahun 2010 dan 1.594.000.000 saham pada tahun 2009 Selisih penilaian aset dan kewajiban Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali Saldo laba (defisit sebesar Rp 31.224.820.582 telah dieliminasi pada saat Kuasi-Reorganisasi per tanggal 31 Juli 2009)
*) DISAJIKAN DENGAN METODE EKUITAS
71
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk INDUK PERUSAHAAN SAJA DAFTAR II: INFORMASI LAPORAN LABA RUGI TERSENDIRI INDUK PERUSAHAAN *) Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2010
2009
PENDAPATAN USAHA
14.626.287.627
12.370.945.524
BEBAN DEPARTEMENTALISASI
(2.778.826.348)
(2.581.154.204)
LABA KOTOR
11.847.461.279
9.789.791.320
BEBAN USAHA Penjualan Umum dan administrasi
654.461.780 3.243.162.683
640.378.480 3.602.070.528
Jumlah Beban Usaha
3.897.624.463
4.242.449.008
LABA KOTOR USAHA
7.949.836.816
5.547.342.312
BEBAN USAHA LAINNYA Beban usaha pemilik Penyusutan Jasa manajemen dan lisensi
5.314.557.375 1.459.236.231 912.658.640
3.360.753.212 1.645.701.546 218.340.435
Jumlah Beban Usaha Lainnya
7.686.452.246
5.224.795.193
263.384.570
322.547.119
LABA USAHA PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN Laba penjualan investasi jangka pendek Bagian atas laba bersih Perusahaan Asosiasi Laba (rugi) selisih kurs - bersih Laba penyesuaian nilai investasi jangka pendek Penghasilan bunga Bagian atas rugi bersih Anak Perusahaan Lain-lain - bersih
21.863.830.416 7.502.342.477 481.717.319 235.101.840 84.368.814 (6.015.757.816) (381.859.504)
4.010.867.996 (1.408.998) 4.999.209.280 6.560.381 (637.328.787)
Penghasilan Lain-lain - Bersih
23.769.743.546
8.377.899.872
LABA SEBELUM BEBAN PAJAK PENGHASILAN TANGGUHAN
24.033.128.116
8.700.446.991
BEBAN PAJAK PENGHASILAN TANGGUHAN
(129.451.631)
(753.735.252)
LABA INDUK PERUSAHAAN SEBELUM PROFORMA RUGI BERSIH TSW
23.903.676.485
PROFORMA RUGI BERSIH TSW
-
LABA BERSIH
23.903.676.485
*) DISAJIKAN DENGAN METODE EKUITAS 72
7.946.711.739 (4.335.920.253) 3.610.791.486
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk INDUK PERUSAHAAN SAJA DAFTAR III: INFORMASI LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS TERSENDIRI INDUK PERUSAHAAN *) Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Saldo 1 Januari 2009
Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali atas Penggabungan Usaha
Selisih Nilai Transaksi Perubahan Ekuitas Perusahaan Asosiasi
Selisih Penilaian Aset dan Kewajiban
159.400.000.000
-
Selisih penilaian kembali investasi pada Perusahaan Asosiasi
-
186.457.497.140
Surplus revaluasi aset tetap
-
75.685.960
Selisih nilai transaksi perubahan ekuitas Perusahaan Asosiasi
-
Eliminasi saldo defisit pada saat Kuasi-Reorganisasi per tanggal 31 Juli 2009
-
(10.746.180.868)
Selisih Nlai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali
Saldo Laba (Rugi)
Jumlah Ekuitas
-
-
(34.756.533.913)
113.897.285.219
-
-
-
-
186.457.497.140
-
-
-
-
75.685.960
(10.592.850.684)
10.592.850.684
-
-
-
-
(31.224.820.582)
-
-
-
31.224.820.582
-
Kuasi-Reorganisasi: Selisih penilaian aset dan kewajiban:
Perubahan pada tahun 2009: Penyesuaian selisih nilai transaksi perubahan ekuitas Perusahaan Asosiasi
-
-
153.330.184
-
-
-
153.330.184
Proforma rugi bersih TSW tahun 2009
-
-
-
-
-
4.335.920.253
4.335.920.253
Laba bersih tahun 2009
-
-
-
-
-
3.610.791.486
3.610.791.486
159.400.000.000
144.715.511.834
-
-
-
4.414.998.408
308.530.510.242
Saldo 31 Desember 2009 (dipindahkan)
*) DISAJIKAN DENGAN METODE EKUITAS 73
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk INDUK PERUSAHAAN SAJA DAFTAR III: INFORMASI LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS TERSENDIRI INDUK PERUSAHAAN *) (lanjutan) Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali atas Penggabungan Usaha
Selisih Nilai Transaksi Perubahan Ekuitas Perusahaan Asosiasi
Selisih Nlai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Selisih Penilaian Aset dan Kewajiban
Saldo 31 Desember 2009 (pindahan)
159.400.000.000
144.715.511.834
-
-
Perusahaan yang Menggabungkan Diri (TSW) (Sebelum Penggabungan Usaha)
173.788.000.000
-
-
-
-
-
173.788.000.000 (81.680.360.000)
-
-
-
-
-
(2.706.590.829) (11.778.168.814)
2.706.590.829 -
11.778.168.814
-
-
-
-
-
-
23.903.676.485
23.903.676.485
241.080.360.000
144.715.511.834
-
77.622.880.357
-
28.318.674.893
491.737.427.084
Penyesuaian ekuitas TSW atas Penggabungan Usaha: - Penyesuaian modal saham lama TSW (173.788.000.000) - Penerbitan saham baru bagian TSW 81.680.360.000 - Selisih nilai transaksi restruktu risasi entitas sepengendali - Saldo rugi Laba bersih tahun 2010 Saldo 31 Desember 2010
*) DISAJIKAN DENGAN METODE EKUITAS
74
Saldo Laba (Rugi) -
(2.706.590.829)
Jumlah Ekuitas
4.414.998.408
308.530.510.242
(11.778.168.814)
159.303.240.357
PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk INDUK PERUSAHAAN SAJA DAFTAR IV: INFORMASI LAPORAN ARUS KAS TERSENDIRI INDUK PERUSAHAAN *) Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2010 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari pelanggan Pembayaran kas kepada: Pemasok, karyawan dan untuk beban operasi lainnya Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Peningkatan investasi dalam bentuk saham Penjualan investasi jangka pendek Penempatan investasi jangka pendek Perolehan aset tetap Penambahan biaya ditangguhkan Penambahan aset tidak lancar lainnya Uang muka perolehan tanah
2009
14.372.364.011
12.771.669.743
(13.221.979.990)
(8.624.877.842)
1.150.384.021
4.146.791.901
(112.125.000.000) 49.562.730.839 (21.954.657.223) (1.774.101.801) (462.550.000) (37.910.318) -
(496.251.976) (2.847.954.800)
(86.791.488.503)
(3.344.206.776)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan pinjaman jangka panjang Peningkatan hutang hubungan istimewa Pembayaran hutang sewa pembiayaan
89.919.000.000 (3.237.172.367) (68.892.000)
(14.953.551)
Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan Untuk) Aktivitas Pendanaan
86.612.935.633
(14.953.551)
Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi
KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS
971.831.151
787.631.574
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN SALDO KAS DAN SETARA KAS TSW PADA TANGGAL 1 JUNI 2010 YANG DIGABUNGKAN
2.031.349.004
1.243.717.430
624.013.087
-
KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN
3.627.193.242
2.031.349.004
81.680.360.000 2.847.954.800
-
Aktivitas yang tidak mempengaruhi arus kas: Penambahan modal saham melalui penggabungan usaha Reklasifikasi uang muka perolehan aset tetap ke aset tetap
*) DISAJIKAN DENGAN METODE EKUITAS
75