PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk LAPORAN KEUANGAN DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN FINANCIAL STATEMENTS AND INDEPENDENT AUDITORS’ REPORT TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (MATA UANG INDONESIA) (INDONESIAN CURRENCY)
The original financial statements included herein are in the Indonesia language. PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk LAPORAN KEUANGAN DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk FINANCIAL STATEMENTS AND INDEPENDENT AUDITORS’ REPORT YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009
Daftar Isi/Table of Contents
Halaman/ Page Independent Auditors‟ Report
Laporan Auditor Independen Neraca
………………………………..........………............ .
1-2
.…………………………………………
Balance Sheets
Laporan Laba Rugi …..………………..……………….......... .
3
…..………………..………………. Statements of Income
Laporan Perubahan Ekuitas …………….…………...............
4
Statements of Changes …..………………..………...... in Stockholders‟ Equity
Laporan Arus Kas…………………………………................. .
5-6
……..………... ……………… Statements of Cash Flows
Catatan atas Laporan Keuangan.....................……...............
7 - 56
Notes to the Financial ......………………………………..........……Statements
pt. Indonesia Air Transport Tbk. AIR CHARTER & HELICOPTER SERVICES Head Office & Maintenance: JI. Baru Skatek - Apron Selatan - Halim Perdanakusuma Airport
PO. Box 2485 Jakarta - Indonesia Phone : (62-21) 80870666 (Hunting) Fax . : (62-21) 80870667 ; Email : alrcharter@iat .co.id Flight Operations: Phone : (62-21) 8009701 (Hunting) ; Fax: (62-21) 8097237
SURAT PERNYATAAN DIREKSIIDIRECTORS' STATEMENT LETTER TENTANGIRELA TING TO TANGGUNG JAWAB ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN -TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 THE RESPONSIBILITY ON THE FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 PT INDONESIA AIR TRANSPORT TBK Kami yang bertanda tangan di bawah ini/We, the undersigned. 1.
Nama/Name Alamat kantor/Office address
Alamat sesuai KTP/Oomicile As stated in 10 Card Nomor Telepon/Phone Number Jabatan/Position
2.
Nama/Name Alamat kantor/Office address
Alamat sesuai KTP/Domicile As stated in 10 Card Nomor Telepon/Phone Number Jabatan/Position
Syafril Nasution JI. Baru Skatek Apron Selatan Halim Perdanakusuma Airport Jakarta 13610 JI. Kemang Dalam IXlE-11 Mampang Prapatan Jakarta Selatan 021 - 80870666 Presiden Direktur Juwo no Kolbioe n JI. Baru Skatek Apron Selatan Halim Perdanakusuma Airport Jakarta 13610 JI. Kayatun AE-9 Halim Perdanakusuma Jakarta Timur 021 - 80870666 Direktur
Menyatakan bahwa / State that: 1.
Bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan Perusahaan / We are responsible for the preparation and presentation of the financial statements .
2.
Laporan keuangan perusahaan telah disusun dan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum / The financial statements have been prepared and presented in accordance with general accepted accounting principles.
3.
a. Semua informasi dalam laporan keuangan telah dimuat secara lengkap dan benar / All information contained in the financial statements is complete and correct. b. Laporan keuangan tidak mengandung informasi atau fakta material yang tidak benar / The financial statements do not contain misleading material information or facts, and do not omit material information and facts .
4.
Bertanggung jawab atas sistem pengendalian intern dalam Perusahaan / We are responsible for the company internal control system .
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya / This statement letter is made truthfully. Jakarta, 29 Maret 2011 / March 29, 2011 Presiden Direktur / President Director
4
Direktur / Director
ENAM RIBU RUPIAH
«O):or~ Syafril Nasution
Juwono Kolbioen
Crowe Horwath.,
KOSASIH , NURDIYAMAN , T JAHJO & REKAN Registered Public Accountants No. 630/KM .1/2009 (Head Office) Member Crowe Horwath International Cyber 2 Tower 21St floor Unit F JI. H.R. Rasuna Said Siok X-5 Jakarta 12950. Indonesia +62 (21) 2553 9299 +62 (21) 2553 9298 Fax
The original report included here in is in the Indonesia language
Laporan Auditor Independen
Laporan No. KNT&R-0079/11
Pemegang Saham , Dewan Komisaris dan Direksi PT INDONESIA AIR TRANSPORT TBK
Independent Auditors' Report
Report No. KNT&R-0079/11 The Stockholders, Boards of Commissioners and Directors PT INDONESIA AIR TRANSPORT TBK
Kami telah mengaudit neraca PT Indonesia Air Transport Tbk ("Perusahaan") tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 serta laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen Perusahaan. Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami.
We have audited the balance sheets of PT Indonesia Air Transport Tbk (the "Company' ) as of December 31, 2010 and 2009, and the related statements of income. changes in stockholders' equity and cash flows for the years then ended. These financial statements are the responsibility of the Company's management. Our responsibility is to express an opinion on these financial statements based on our audits.
Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan , atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.
We conducted our audits in accordance with auditing standards established by the Indonesian Institute of Certified Public Accountants. Those standards require that we plan and perform the audit to obtain reasonable assurance about whether the financial statements are free of material misstatement. An audit includes examining, on a test basis, evidence supporting the amounts and disclosures in the financial statements. An audit also includes assessing the accounting principles used and significant estimates made by management, as well as evaluating the overall financial statement presentation. We believe that our audits provide reasonable basis for our opinion.
Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT Indonesia Air Transport Tbk tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, dan hasil usaha serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
In our optnton, the financial statements referred to above present fairly, in all material respects, the financial position of PT Indonesia Air Transport Tbk as of December 31,2010 and 2009, and the results of its operations and its cash flows for the years then ended in conformity with generally accepted accounting principles in Indonesia.
Laporan keuangan terlampir telah disusun dengan anggapan bahwa Perusahaan akan melanjutkan operasinya sebagai entitas yang berkemampuan untuk melangsungkan usahanya. Sebagaimana diungkapkan pada Catatan 36 atas laporan keuangan, Perusahaan telah mengalam i kerugian dari kegiatan usahanya, sehingga mengakibatkan defisit sebesar Rp 112.674.640 ribu dan Rp 73.051.310 ribu pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009. Rencana manajemen sehubungan dengan hal tersebut diungkapkan dalam Catatan 36 atas laporan keuangan . Laporan keuangan terlampir tidak mencakup penyesuaian yang berasal dari kondisi tersebut.
The accompanying financial statements have been prepared assuming that the Company will continue as a going concern. As discussed in Note 36 to the financial statements, the Company has losses from its operations, which as of December 31, 2010 and 2009 has caused a deficit amounting to Rp 112,674,640 thousand and Rp 73,051,310 thousand respectively. Management's plans with regard to these matters are also disclosed in Note 36 to the financial statements. The financial statements do not include any adjustments that might result from the outcome of this uncertainty.
KOSASIH , NURD IYAMAN , T JAHJO
&
REKAN
Reqrstered Pubhc Acco untants.No. 630/ KM.1/2009 (Head Office) Membe r Crowe Horwath International
The original report included herein is in the Indonesia language
Seperti dijelaskan pada Catatan 2 atas laporan keuangan, mulai 1 Januari 2010, Perusahaan menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2006), "Instrumen Keuangan : Penyajian dan Pengungkapan", dan PSAK No. 55 (Revisi 2006), "Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran ", menggantikan PSAK No. 50, "Akuntansi Investasi Efek Tertentu" dan PSAK No. 55, "Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai". Penerapan PSAK revisi ini dilakukan secara prospektlf.
As discussed in Note 2 to the financial statements starting January 1, 2010, the Company adopted PSAK No. 50 (Revised 2006), Financial instruments: Presentation and Disclosure", and PSAK No. 55 (Revised 2006), "Financial Instruments: Recognition and Measurement" which supersedes PSAK No. 50, "Accounting for Investments in Certain Securities" and PSAK No. 55, ''Accounting for Derivative Instruments and Hedging Activities". These revised PSAKs have been applied prospectively.
KOSASIH, NURDIYAMAN, TJAHJO & REKAN
Drs. Nunu Nurdiyaman, CPA. Izin Akuntan Publik No.lPublic Accountant License No. 98.1.0062
29 Maret 2011/March 29, 2011
The accompanying financial statements are not intended to present the financial position, results of operations, changes in stockholders' eqUity and cash flows in accordance with accounting principles and practices generally accepted in countries and jurisdictions other than Indonesia. The standards, procedures and practices to audit such financial statements are those generally accepted and applied in Indonesia.
The original financial statements included herein are in the Indonesia language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NERACA 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk BALANCE SHEETS December 31, 2010 and 2009 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
Catatan/ Notes
2010
2009
ASET
ASSETS
ASET LANCAR Kas dan bank Piutang usaha Piutang lain-lain Persediaan Uang muka dan biaya dibayar di muka Pajak dibayar di muka
34.179.175 37.339.058 6.127.643 96.269.541
19.316.657 26.303.029 4.988.917 91.892.065
CURRENT ASSETS Cash on hand and in banks Trade receivables Other receivables Inventories
20.790.946 276.144
13.975.340 900.961
Advances and prepaid expenses Prepaid tax
194.982.507
157.376.969
Total Current Assets
11.231.380 26.955.019 1.000
8.751.878 19.916.262 1.000
NON - CURRENT ASSETS Claim for tax refund Deferred tax assets - net Investment in shares of stock Fixed assets - net of accumulated depreciation of Rp 183.845.985 in 2010 and Rp 157,398,459 in 2009 Other assets
2,3,35 2,4,11,16,35 5 2,6,16 2,7,35 2,18
Jumlah Aset Lancar
ASET TIDAK LANCAR Taksiran tagihan pajak penghasilan 2,18 Aset pajak tangguhan - bersih 2,18 Investasi saham 2,8 Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 183.845.985 tahun 2010 dan Rp 157.398.459 tahun 2009 2,9,11,16,17 Aset lain-lain 2,10,35
329.351.088 30.891.817
355.301.676 20.821.752
Jumlah Aset Tidak Lancar
398.430.304
404.792.568
JUMLAH ASET
593.412.811
562.169.537
Catatan atas Laporan Keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
Total Non - Current Assets TOTAL ASSETS
The accompanying notes an integral part part of these financial statements. .
1
The original financial statements included herein are in the Indonesia language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NERACA (lanjutan) 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk BALANCE SHEETS (continued) December 31, 2010 and 2009 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
Catatan/ Notes
2010
2009 LIABILITIES AND STOCKHOLDERS’ EQUITY
KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEWAJIBAN LANCAR Hutang bank Wesel bayar Hutang usaha Hutang lain-lain – pihak ketiga Hutang pajak Biaya masih harus dibayar Hutang yang jatuh tempo dalam satu tahun: Hutang bank Hutang sewa pembiayaan
CURRENT LIABILITIES Bank loan Notes payable Trade payables Other payables - third parties Taxes payable Accrued expenses Current maturities of:
2,4,9,11,35 2,12,35 2,13,35 14,35 2,18 15
26.973.000 43.723.600 33.520.152 18.200.982 10.534.770 1.870.520
28.200.000 15.800.000 27.308.618 12.177.012 9.772.366 5.604.260
2,4,6,16,35 2,9,17
117.441.512 146.488
89.684.780 205.037
252.411.024
188.752.073
Total Current Liabilities
25.740.293
21.909.190
NON - CURRENT LIABILITIES Employee benefits liability
Jumlah Kewajiban Lancar
Bank loans Obligations under finance lease
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR Kewajiban imbalan kerja 2,19 Hutang jangka panjang – setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun: Hutang bank 2,4,6,16,35 Hutang sewa pembiayaan 2,9,17 Kewajiban jangka panjang lainnya 20,35
116.663.870 190.201 17.441.245
145.184.551 48.793 19.735.672
Long - term debt-net of current maturities: Bank loans Obligations under finance leas e Other long-term liabilities
Jumlah Kewajiban Tidak Lancar
160.035.609
186.878.206
Total Non-Current Liabilities
Jumlah Kewajiban
412.446.633
375.630.279
Total Liabilities
232.272.342
232.272.342
34.050.250 24.766.375
24.766.375
STOCKHOLDERS’ EQUITY Capital stock Authorized – 6,800,000,000shares Stock series A - Rp 100 par value per share Subscribed and fully paid up 2,322,723,417 shares in 2010 and 2,322,723,417 shares in 2009 Stock series B - Rp 50 par value per share Subscribed and fully paid up 681,005,000 shares in 2010 Additional paid-in capital Retained earnings (deficit) Appropriated Unappropriated
EKUITAS Modal saham Modal dasar – 6.800.000.000 saham Saham seri A - nilai nominal Rp 100 per saham Modal ditempatkan dan disetor penuh 2.322.723.417 saham tahun 2010 dan 2.322.723.417 saham tahun 2009 2,21 Saham seri B - nilai nominal Rp 50 per saham Modal ditempatkan dan disetor penuh 681.005.000 saham tahun 2010 2,21 Agio saham 22 Saldo laba (defisit) Telah ditentukan penggunaannya 29 Belum ditentukan penggunaannya
2.551.851 (112.674.640)
2.551.851 (73.051.310)
Ekuitas - Bersih
180.966.178
186.539.258
Stockholders’ Equity - Net
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
593.412.811
562.169.537
TOTAL LIABILITIES AND STOCKHOLDERS’ EQUITY
Catatan atas Laporan Keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
The accompanying notes an integral part part of these financial statements. .
2
The original financial statements included herein are in the Indonesia language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk LAPORAN LABA RUGI Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan/ Notes
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk STATEMENTS OF INCOME Years Ended December 31, 2010 and 2009 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
2010
2009
PENDAPATAN USAHA
2,23
214.645.008
239.365.322
OPERATING REVENUES
BEBAN LANGSUNG PENERBANGAN
2,24
172.263.497
207.537.063
DIRECT COST
42.381.511
31.828.259
GROSS PROFIT
71.250.828
72.405.557
OPERATING EXPENSES
(28.869.317)
(40.577.298)
LOSS FROM OPERATIONS
9.732.815 35.031 175.500 (28.298.500) 562.385
40.650.868 41.276 (8.232.418) (32.620.271) (1.622.751)
OTHER INCOME (EXPENSES) Gain on foreign exchange – net Interest income Gain (loss) on sale of fixed assets Financing expense Others - net
(17.792.769)
(1.783.296)
Other Expenses - Net
(42.360.594)
LOSS BEFORE INCOME TAX BENEFIT
LABA KOTOR
BEBAN USAHA
2,25
RUGI USAHA
PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN Laba selisih kurs - bersih Pendapatan bunga Laba (rugi) atas penjualan aset Beban pembiayaan Lain-lain - bersih
2 2,9 2,26 27
Beban Lain-lain - Bersih RUGI SEBELUM MANFAAT PAJAK PENGHASILAN MANFAAT PAJAK PENGHASILAN Tangguhan RUGI BERSIH
(46.662.086) 2,18 7.038.756
7.586.970
(39.623.330)
(34.773.624)
RUGI BERSIH PER SAHAM DASAR (Dalam Rupiah Penuh)
INCOME TAX BENEFIT Deferred NET LOSS BASIC LOSS PER SHARE
18
Catatan atas Laporan Keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
16
(In Full Amount)
The accompanying notes an integral part part of these financial statements. .
3
The original financial statements included herein are in the Indonesia language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan Notes
Saldo 1 Januari 2009
Modal ditempatkan dan disetor / Subscribed and paid -up capital stock
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk STATEMENTS OF CHANGES IN STOCKHOLDERS’ EQUITY Years Ended December 31, 2010 and 2009 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
Saldo laba (Defisit)/ Retained earnings (Deficit)
Agio saham/ Additional paidin capital
Telah ditentukan/ Appropriated
Belum ditentukan/ Unappropriated
Ekuitas - Bersih/ Stockholders Equity - Net
214.960.514
10.365.618
2.551.851
17.311.828
14.400.757
-
Rugi bersih tahun berjalan
-
-
-
(34.773.624)
(34.773.624)
Saldo 31 Desember 2009
232.272.342
24.766.375
2.551.851
(73.051.310)
186.539.258
34.050.250
-
-
-
Rugi bersih tahun berjalan
-
-
-
(39.623.330)
(39.623.330)
Saldo 31 Desember 2010
266.322.592
24.766.375
2.551.851
(112.674.640)
180.966.178
Penawaran umum terbatas dengan hak memesan efek terlebih dahulu
1
Penawaran umum terbatas dengan tanpa hak memesan efek terlebih dahulu 1
Catatan atas Laporan Keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
(38.277.686)
-
189.600.297
Balance January 1, 2009
31.712.585
Limited offering through rights issue with preemptive rights
34.050.250
Net loss Balance December 31, 2009
Limited offering through rights issue without preemptive rigths Net loss
Balance December 31, 2010
The accompanying notes form an integral part of these financial statements.
4
The original financial statements included herein are in the Indonesia language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk LAPORAN ARUS KAS Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal - Tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan/ Notes ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari pelanggan Pembayaran kepada pemasok Pembayaran kepada karyawan
2010
2009
218.635.963 (149.645.100) (40.146.618)
Kas dihasilkan dari operasi
Pembayaran pajak penghasilan Penerimaan bunga Pembayaran bunga pinjaman
9 9
Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Investasi
259.633.568 (196.930.383) (38.034.685)
CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES Cash receipts from customers Cash paid to suppliers Cash paid to employees
28.844.245
24.668.500
(3.340.876) 33.031 (18.399.148)
(2.175.822) 57.068 (51.908.852)
Income tax paid Interest received Interest paid
7.137.252
(29.359.106)
Net Cash Provided by (Used in) Operating Activities
Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Operasi
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Perolehan aset tetap Uang muka pembelian pesawat Hasil penjualan aset tetap Penerimaan (pembayaran) uang jaminan dan performance bond
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk STATEMENTS OF CASH FLOWS Years Ended December 31, 2010 and 2009 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
Cash generated from operations
(463.918)
10.355.991
CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES Acquisition of fixed assets Advances for purchase of aircraft Proceeds from sale of fixed assets Receipt (payment of) deposit an d performance bond
(22.592.478)
5.516.060
Net Cash Provided by (Used in) Investing Activitie s
(692.902) (21.611.158) 175.500
(63.548) (9.216.833) 4.440.450
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan wesel bayar Penerimaan (pembayaran) pinjaman jangka panjang Pembayaran wesel bayar Penerimaan hutang bank Penerimaan hutang lain-lain Penerimaan setoran modal saham Pelunasan hutang sewa pembiayaan Pembayaran biaya administrasi bank Biaya emisi saham
60.560.607
15.800.000
(43.870.812) 14.587.800 (800.968) (158.883) -
16.738.562 (32.080.000) 9.337.165 32.200.000 (579.272) (6.609.105) (487.417)
Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Pendanaan
30.317.744
34.319.933
Net Cash Provided by Financing Activities
KENAIKAN BERSIH KAS DAN BANK
14.862.518
10.476.887
NET INCREASE IN CASH ON HAND AND IN BANKS
KAS DAN BANK AWAL TAHUN
19.316.657
8.839.770
CASH ON HAND AND IN BANKS AT BEGINNING OF YEAR
34.179.175
19.316.657
CASH ON HAND AND IN BANK S AT END OF YEAR
KAS DAN BANK AKHIR TAHUN
3
Catatan atas Laporan Keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES Proceeds from notes payable Proceeds from (payment of) long-term loans Payment of notes payable Proceeds from bank loans Proceeds from other loans Proceeds from issuance of share s Payments of lease obligations Payments of loan administration fee Payment of shares issuance cost s
The accompanying notes an integral part of these financial statements. .
5
The original financial statements included herein are in the Indonesia language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk LAPORAN ARUS KAS (lanjutan) Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal - Tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan/ Notes
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk STATEMENT OF CASH FLOW (continued) Years Ended December 31, 2010 and 2009 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
2010
2009
PENGUNGKAPAN TAMBAHAN Aktivitas investasi dan pendanaan yang tidak mempengaruhi kas : Konversi wesel bayar menjadi modal. Perolehan aset tetap melalui hutang sewa pembiayaan
SUPPLEMENTARY INFORMATION
12
34.050.250
-
9
410.700
-
Catatan atas Laporan Keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
Non-cash investing and financing activities Conversion of notes payablee to common stock Acquisition of fixed assets and equipment through finance lease
The accompanying notes an integral part of these financial statements. .
6
The original financial statements included herein are in the Indonesia language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
UMUM
1.
GENERAL
Pendirian Perusahaan
The Company’s Establishment
PT Indonesia Air Transport (“Perusahaan”) didirikan dalam rangka Undang-Undang Penanaman Modal Asing No. 1 tahun 1967 berdasarkan Akta No. 14 tanggal 10 September 1968 dari Notaris Frederik Alexander Tumbuan, SH. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. JA5/18/21 tanggal 15 April 1969 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 40 tanggal 20 Mei 1969, Tambahan No. 68. Berdasarkan Surat Keputusan Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia No. 03/V/1984 tanggal 24 Pebruari 1984, status Perusahaan berubah dari penanaman modal asing menjadi penanaman modal dalam negeri. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta No.03 tanggal 10 Desember 2010 dibuat oleh Notaris Liliana Arif Gondoutomo, SH mengenai peningkatan modal dasar Perseroan. Perubahan ini telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan HAM RI melalui Surat Keputusan No. AHU03703.AH.01.02 tanggal 24 Januari 2011
PT Indonesia Air Transport (the “Company”) was established in Jakarta within the framework of the Foreign Capital Investment Law No. 1 year 1967 based on Deed No. 14 dated September 10, 1968 of Notary Frederik Alexander Tumbuan, SH. The Deed of Establishment was approved by the Ministry of Justice of the Republic of Indonesia, in its Letter No. JA5/18/21 dated April 15, 1969 and was published to the State Gazette No. 40 dated May 20, 1969, Supplement No. 68. Based on Decision Letter of the Chairman of the Capital Investment Coordinating Board (BKPM) No. 03/V/1984 dated February 24, 1984, the Company changed its status from Foreign Capital Investment (PMA) into a Domestic Capital Investment company. The Company‟s Articles of Association has been amended several times, most recently by Deed No. 03 dated December 10, 2010 of Notary Liliana Arif Gondoutomo, SH, about increase capital the company.This amendment was approved by the Ministry of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia in its decision Letter No. AHU03703.AH.01.02 dated January 24, 2011.
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan usaha Perusahaan adalah dalam bidang pengangkutan udara, menyewakan dan/atau menyewa, perdagangan, perawatan, jasa kebersihan dan jasaboga, perwakilan dan agen penjualan umum dan jasa pengamanan bandar udara.
In accordance with article 3 of the Company‟s Articles of Association, the scope of its activities is to carry on activities in the field of air transportation, hiring and/or leasing aircrafts, repairs and maintenance of aircrafts and trading of aviation technical equipment and related spareparts.
Perusahaan beroperasi secara komersial pada tahun 1969 dengan daerah operasi di Balikpapan (Kalimantan Timur) dan Jakarta. Perusahaan beralamat di Jl. Baru Skatek – Apron Selatan, Halim Perdanakusuma Airport, Jakarta.
The Company started its commercial operations in 1969 with operations in Balikpapan (East Kalimantan) and Jakarta. The Company is domiciled in Jakarta and its office is located in Jl. Baru Skatek – Apron Selatan, Halim Perdanakusuma Airport, Jakarta.
Dewan Komisaris, Direksi, dan Karyawan
Boards of Commissioners, Directors, and Employees
Perusahaan tergabung PT Bhakti Investama Tbk.
dalam
kelompok
usaha
The Company is one of the group of companies owned by PT Bhakti Investama Tbk.
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang diaktakan dengan akta No. 30 tanggal 26 Juli 2009 oleh Notaris Ny. Liliana Arief Gondotomo, S.H, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
Based on the minutes of the stockholders‟ annual meeting which was notarized under deeds No. 30 dated July 26, 2009 of Ms. Liliana Arief Gondotomo, S.H, the members of the Company‟s boards of commissioners and directors as of December 31, 2010 and 2009, are as follows:
2010 dan 2009 Komisaris Utama Komisaris Komisaris Independen Direktur Utama Direktur Direktur
: : : : : :
Hary Tanoesoedibjo Darma Putra Wati Muhamad Budi Rustanto Syafril Nasution Juwono Kolbioen Toto Soebandoro
.
: : : : : :
Board Of Commissioner Commissioner Independent Commissioner Board Of Director Director Director
.
7
The original financial statements included herein are in the Indonesia language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
UMUM (lanjutan)
1.
GENERAL (continued)
Dewan Komisaris, Direksi, dan Karyawan (lanjutan)
Boards of Commissioners, Directors, and Employees (continued)
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, susunan komite audit perusahaan adalah sebagai berikut:
On December 31, 2010 and 2009, the audit commitee are as follows:
Ketua Anggota Anggota
: : :
Muhamad Budi Rustanto Anton Tonbeng Nul Zulhadi
: : :
Chairman Member Member
Perusahaan memberikan kompensasi kepada pengurus Perusahaan berupa gaji, tunjangan dan bonus. Jumlah kompensasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 sebesar Rp 2.781.000 dan Rp 2.870.080. Jumlah karyawan Perusahaan pada 31 Desember 2010 dan 2009 masing - masing 217 dan 232.
The Company provided salaries, allowances and bonuses to the Company‟s commissioners and directors amounting to Rp 2,781,000 in 2010 and Rp 2,870,080 in 2009. The Company had a total number of permanent employees, in 2010 and 2009, 217 and 232 respectively.
Penawaran Umum Saham Perusahaan
Public Offering of the Company’s Shares
Pada tanggal 31 Agustus 2006, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan dengan suratnya No. S-1759/BL/2006 untuk melakukan Penawaran Umum kepada masyarakat sebanyak 432.000.000 saham Perusahaan dengan nilai nominal Rp 100 per saham dan harga penawaran Rp 130 per saham.
On August 31, 2006, the Company obtained the notice of effectivity from the Chairman of Capital Market and Financial Supervisory Agency in his Letter No. S1759/BL/2006 for the Initial Public Offering of 432,000,000 shares with par value of Rp 100 per share, at an offering price of Rp 130 per share.
Seluruh saham Perusahaan sebanyak 2.149.605.000 saham tahun 2007 telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia.
All of the Company‟s shares totaling 2,149,605,138 shares in 2007 have been listed on the Indonesia Stock Exchange.
Pada tanggal 5 Desember 2008, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Bapepam-LK dengan suratnya No. S-8803/BL/2008 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas dalam rangka penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu 1.289.763.000 saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham dan harga perolehan Rp 186 per saham. Saham ini dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 22 Desember 2008
On December 5, 2008, the Company obtained an effective notice from the Chairman of Bapepam-LK in his letter No. S-8803/BL/2008 for the Limited Offering of 1,289,763,000 shares through Rights Issue with Preemptive Rights to the Stockholders with par value of Rp 100 per share at an offering price of Rp 186 per share, These shares were listed on the Indonesia Stock Exchange dated December 22, 2008.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, sejumlah 3.003.728.417 dan 2.322.723.417 saham Perusahaan yang beredar telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia.
As of December 31, 2010 and 2009, the Company‟s outstanding shares totaling 3,003,728,417 and 2,322,723,417, respectively have been listed on the Indonesia Stock Exchange.
.
.
8
The original financial statements included herein are in the Indonesia language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES
Dasar penyajian laporan keuangan
Basis of preparation of the financial statements
Laporan keuangan disajikan sesuai dengan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), serta Peraturan dan Pedoman Penyajian Laporan Keuangan yang ditetapkan oleh Badan Pengawasan Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) No.VIII.G.7. tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan yang terdapat dalam Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. KEP-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 dan Surat Edaran No. SE-02/PM/2002 tanggal 27 Desember 2002 tentang Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik.
The financial statements have been presented in accordance with generally accepted accounting principles in Indonesia which is the Statement of Financial Accounting Standard (PSAK), Capital Market and Financial Institution Supervisory Agency (Bapepam) regulations and Guidelines in Presentation of Financial Statements circularized by Bapepam No.VIII.G.7. regarding Financial Statements Presentation Guidelines included in the Appendix of the Decree of the Chairman of the Bapepam-LK No. KEP-06/PM/2000 dated March 13, 2000 and Circular Letter No. SE-02/PM/2002 dated December 27, 2002 regarding Guidance of Presentation and Disclosure of Financial Statements of Public Company.
Dasar penyusunan laporan keuangan, kecuali untuk laporan arus kas, adalah dasar akrual dan laporan keuangan tersebut disusun berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa akun tertentu yang disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.
The financial statements, except for the statements of cash flows, were prepared under the accrual basis of accounting. While the measurement basis used is the historical cost, except for certain accounts which are measured on the bases described in the related accounting policies.
Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung dan dikelompokkan dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
The statement of cash flows was prepared using the direct method with classifications into operating, investing and financing activities.
Mata uang pelaporan yang digunakan dalam laporan keuangan adalah Rupiah.
These financial statements are presented in Indonesian Rupiah.
Transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Transactions with related parties
Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagaimana didefinisikan dalam PSAK No. 7 tentang “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”.
The Company has transactions with certain parties which are regarded as having special relationship as defined under PSAK No. 7 on “Related Party Disclosures”.
Semua transaksi material dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan atau yang tidak dilakukan berdasarkan persyaratan dan kondisi normal, sebagaimana yang dilakukan dengan pihak ketiga, telah diungkapkan dalam catatan laporan keuangan.
All material transactions with related parties, whether or not conducted under terms and conditions similar to those granted to third parties, are disclosed in the related notes to the financial statements.
Investasi saham
Investment in shares of stock
Investasi dalam bentuk saham dengan pemilikan kurang dari 20% yang nilai wajarnya tidak tersedia dan dimaksudkan untuk investasi jangka panjang dinyatakan sebesar biaya perolehan (metode biaya).
Investment in shares of stock with ownership interest of less than 20% that does not have readily determinable fair value and is intended for long-term investment is stated at cost.
.
.
9
The original financial statements included herein are in the Indonesia language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
Aset dan Kewajiban Keuangan
Financial Assets and Liabilities
Mulai tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2006),“ Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”, dan PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” yang menggantikan PSAK No. 50 “Akuntansi Investasi Efek Tertentu” dan PSAK No. 55 “Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai”. Penerapan PSAK revisi ini dilakukan secara prospektif.
Starting January 1, 2010, the Company adopted PSAK No. 50 (Revised 2006), “Financial Instruments: Presentation and Disclosure”, and PSAK No. 55 (Revised 2006), “Financial Instruments: Recognition and Measurement” which replaced PSAK No. 50 “Accounting for Investment in Certain Securities” and PSAK No. 55 “Accounting for Derivative Instruments and Hedging Activities”. These revised PSAKs have been applied prospectively.
(i) Aset Keuangan
(i) Financial assets
Aset keuangan diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo atau aset keuangan tersedia untuk dijual, jika sesuai. Perusahaan menentukan klasifikasi atas aset keuangan pada saat pengakuan awal.
Financial assets are classified as financial assets at fair value through profit or loss, loans and receivables, held to maturity investments or available for sale financial assets, as appropriate. The Company determines the classification of its financial assets at initial recognition.
Pada saat pengakuan awal, aset keuangan diukur pada nilai wajarnya, ditambah, dalam hal aset keuangan tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan atau penerbitan aset keuangan tersebut. Pengukuran aset keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasi aset.
Financial assets are recognized initially at fair value, plus, in the case of financial assets not at fair value through profit or loss, directly attributable transaction costs. The subsequent measurement of financial assets depends on their classification.
Aset keuangan Perusahaan terdiri dari kas dan bank, piutang usaha dan piutang lain - lain diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan.
The Company‟s financial assets consist of cash on hand and in banks, trade receivables and other reciveble classified as loans and receivable.
Seluruh pembelian dan penjualan yang lazim pada aset keuangan diakui atau dihentikan pengakuannya pada tanggal perdagangan seperti contohnya tanggal pada saat Perusahaan berkomitmen untuk membeli atau menjual aset. Pembelian atau penjualan yang lazim adalah pembelian atau penjualan aset keuangan yang mensyaratkan penyerahan aset dalam kurun waktu umumnya ditetapkan dengan peraturan atau kebiasaan yang berlaku dipasar.
All regular way purchases and sales of financial assets are recognized on the trade date - the date that the Company commits to purchase or sell the asset. Regular way purchases or sales are purchases or sales of financial assets that require delivery of assets within the period generally established by regulation or convention in the marketplace concerned.
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Setelah pengakuan awal, aset keuangan tersebut dicatat pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif. Keuntungan atau kerugian diakui pada laporan laba rugi ketika aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, dan melalui proses amortisasi.
Loans and receivables are non-derivative financial assets with fixed or determinable payments that are not quoted in an active market. Subsequent to initial recognition, such financial assets are carried at amortized cost using the effective interest rate method, except for those assets in which the interest calculation is not material. Gains or losses are recognized in the statement of income when the financial assets are derecognized or impaired, as well as through the amortization process.
.
.
10
The original financial statements included herein are in the Indonesia language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
Aset dan Kewajiban Keuangan (lanjutan)
Financial Assets and Liabilities (continued)
(ii) Kewajiban Keuangan
(ii) Financial liabilities
Kewajiban keuangan diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi atau kewajiban keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi, jika sesuai.
Financial liabilities are classified as financial liabilities at fair value through profit or loss or financial liabilities measured at amortized cost, as appropriate.
Perusahaan menentukan klasifikasi atas kewajiban keuangan pada saat pengakuan awal.
The Company determines the classification of its financial liabilities in initial recognition.
Kewajiban keuangan diakui pada awalnya sebesar nilai wajar dan, dalam hal pinjaman dan hutang, termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.
Financial liabilities are recognized initially at fair value and, in the case of loans and borrowings, inclusive of directly attributable transaction costs.
Kewajiban keuangan Perusahaan terdiri dari wesel bayar, hutang usaha, hutang lain-lain, biaya yang masih harus dibayar dan kewajiban jangka panjang lainnya – hutang pembelian pesawat yang diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi.
The Company‟s financial liabilities consist of notes payable, trade payables, other payables and other longterm liabilities – purchase of aircraft classified as financial liabilities measured at amortized cost.
Kewajiban keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi, pada awalnya diakui pada nilai wajar dikurangi dengan biaya transaksi yang bisa diatribusikan secara langsung dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi, menggunakan suku bunga efektif kecuali jika dampak diskonto tidak material, maka dinyatakan pada biaya perolehan. Beban bunga diakui dalam “Beban keuangan” dalam laporan laba rugi. Keuntungan atau kerugian diakui pada laporan laba rugi ketika kewajiban keuangan tersebut dihentikan pengakuannya dan melalui proses amortisasi.
Financial liabilities measured at amortized cost are initially stated at fair value less directly attributable transaction costs and are subsequently measured at amortized cost, using the effective interest rate method unless the effect of discounting would be immaterial, in which case they are stated at cost. The related interest expense is recognized within “Interest Expense” in the statements of income. Gains and losses are recognized in the statements of income when the financial liabilities are derecognized as well as through the amortization process.
(iii) Saling Hapus dari Instrumen Keuangan
(iii) Offsetting of financial instruments
Aset keuangan dan kewajiban keuangan saling hapus dan nilai bersihnya dilaporkan dalam neraca jika, dan hanya jika, saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dan terdapat maksud untuk menyelesaikan secara neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan kewajiban secara bersamaan.
Financial assets and financial liabilities are offset and the net amount reported in the balance sheet if, and only if, there is a currently enforceable legal right to offset the recognized amounts and there is an intention to settle on a net basis, or to realize the assets and settle the liabilities simultaneously.
.
.
11
The original financial statements included herein are in the Indonesia language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
Aset dan Kewajiban Keuangan (lanjutan)
Financial Assets and Liabilities (continued)
(iv) Nilai Wajar dari Instrumen Keuangan
(iv) Fair value of financial instruments
Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan secara aktif di pasar keuangan yang terorganisasi, jika ada, ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga di pasar aktif pada penutupan bisnis pada akhir periode pelaporan. Untuk instrumen keuangan yang tidak memiliki pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian tersebut mencakup penggunaan transaksi-transaksi pasar yang wajar antara pihak-pihak yang mengerti dan berkeinginan (arm’s length market transactions); referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama; analisa arus kas yang didiskonto; atau model penilaian lain.
The fair values of financial instruments that are actively traded in organized financial markets, if any, are determined by reference to quoted market bid or ask prices at the close of business at the end of the reporting period. For financial instruments where there is no active market, fair value is determined using valuation techniques. Such techniques may include using recent arm‟s length market transactions; reference to the current fair value of another instrument that is substantially the same; discounted cash flow analysis; or other valuation models.
(v) Biaya Perolehan Diamortisasi dari Instrumen Keuangan
(v) Amortized cost of financial instruments
Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi dengan penyisihan atas penurunan nilai dan pembayaran pokok atau nilai yang tidak dapat ditagih. Perhitungan tersebut mempertimbangkan premium atau diskonto pada saat perolehan dan termasuk biaya transaksi dan biaya yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif.
Amortized cost is computed using the effective interest rate method less any allowance for impairment and principal repayment or reduction. The calculation takes into account any premium or discount on acquisition and includes transaction costs and fees that are an integral part of the effective interest rate.
(vi) Penurunan Nilai Aset Keuangan
(vi) Impairment of financial assets
Setiap tanggal neraca, Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi jika, dan hanya jika, terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.
The Company assesses at each balance sheet date whether there is any objective evidence that a financial asset or a group of financial assets is impaired. A financial asset or a group of financial assets is deemed to be impaired if, and only if, there is objective evidence of impairment as a result of one or more events that has occurred after the initial recognition of the asset (an incurred „loss event‟) and that loss event has an impact on the estimated future cash flows of the financial asset or the group of financial assets that can be reliably estimated.
Bukti penurunan nilai meliputi indikasi bahwa kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam, wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga, kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya dan data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi arus kas masa datang, misalnya perubahan kondisi ekonomi yang berkorelasi dengan wanprestasi atas aset dalam kelompok tersebut.
Evidence of impairment may include indications that the debtors or a group of debtors is experiencing significant financial difficulty, default or delinquency in interest or principal payments, the probability that they will enter bankruptcy or other financial reorganization and where observable data indicate that there is a measurable decrease in the estimated future cash flows, such as changes in arrears or economic conditions that correlate with defaults.
.
.
12
The original financial statements included herein are in the Indonesia language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
2.
Aset dan Kewajiban Keuangan (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) Financial Assets and Liabilities (continued)
(vi) Penurunan Nilai Aset Keuangan
(vi) Impairment of financial assets
Untuk aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Perusahaan pertama kali menentukan apakah terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual dan untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual terdapat bukti penurunan nilai secara kolektif. Jika Perusahaan menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka Perusahaan memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.
For financial assets carried at amortized cost, the Company first assesses individually whether objective evidence of impairment exists individually for financial assets that are individually significant, or collectively for financial assets that are not individually significant. If the Company determine that no objective evidence of impairment exist for an individually assessed financial asset, whether significant or not, the Companyinclude the asset in a group of financial assets with similar credit risk characteristics and collectively assesses them for impairment. Assets that are individually assessed for impairment and for which an impairment loss is, or continues to be recognized are not included in a collective assessment of impairment.
Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang (tidak termasuk ekspektasi kerugian kredit masa datang yang belum terjadi) yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Nilai tercatat aset keuangan tersebut berkurang melalui penggunaan akun penyisihan dan jumlah kerugian diakui dalam laporan laba rugi.
If there is an objective evidence that an impairment loss has occurred, the amount of the loss is measured as the difference between the asset‟s carrying amount and the present value of estimated future cash flows (excluding future credit losses that have not been incurred) discounted at the financial asset‟s original effective interest rate. The carrying amount of the asset is reduced through the use of an allowance account and the amount of the loss is recognized in the statements of income.
Ketika aset tidak tertagih, nilai tercatat atas aset keuangan yang telah diturunkan nilainya dikurangi secara langsung atau jika ada suatu jumlah telah dibebankan ke akun penyisihan jumlah tersebut dihapusbukukan terhadap nilai tercatat aset keuangan tersebut.
When the asset becomes uncollectible, the carrying amount of the financial assets is reduced directly or if an amount was charged to the allowance account, the amounts charged to the allowance account are written off against the carrying value of the financial asset.
Jika, pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dipulihkan, sepanjang pemulihan tersebut tidak mengakibatkan nilai tercatat aset keuangan melebihi biaya perolehan diamortisasi pada tanggal pemulihan dilakukan, dengan menyesuaikan akun penyisihan. Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laporan laba rugi. Penerimaan kemudian atas piutang yang telah dihapusbukukan sebelumnya, jika pada periode berjalan dikreditkan dengan menyesuaikan pada akun penyisihan, sedangkan jika setelah tanggal neraca dikreditkan sebagai pendapatan operasional lainnya.
If, in a subsequent period, the amount of the impairment loss decreases the previously recognized impairment loss is reversed to the extent that the carrying amount of the asset does not exceed its amortized cost at the reversal date by adjusting the allowance account. The amount of the reversal is recognized in the statements of income. Subsequent recoveries of previously written off receivables, if in the current period, are credited to the allowance account, but if after balance sheet date, are credited to other operating income. Subsequent recoveries of previously written off receivables, if in the current period, are credited to the allowance accounts, but if after balance sheet date, are credited to other operating income.
.
.
13
The original financial statements included herein are in the Indonesia language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
2.
(vii) Penghentian Pengakuan
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) (vii) Derecognition
Aset Keuangan
Financial asset
Perusahaan menghentikan pengakuan aset keuangan, jika dan hanya jika, hak kontraktual untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; atau Perusahaan mentransfer hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan atau menanggung kewajiban untuk membayarkan arus kas yang diterima tersebut secara penuh tanpa penundaan berarti kepada pihak ketiga dibawah kesepakatan pelepasan (pass through arrangement); dan (a) Perusahaan telah mentransfer secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset, atau (b) Perusahaan tidak mentransfer maupun tidak memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset, namun telah mentransfer pengendalian atas aset.
The Company derecognizes a financial asset if, and only if, the contractual rights to receive cash flows from the asset have expired; or the Company have transferred its rights to receive cash flows from the asset or has assumed an obligation to pay the received cash flows in full without material delay to a third party under a pass through arrangement; and either (a) the Company has transferred substantially all the risks and rewards of the asset, or (b) the Company has neither transferred nor retained substantially all the risks and rewards of the asset, but has transferred control of the asset.
Kewajiban Keuangan
Financial liability
Kewajiban keuangan dihentikan pengakuannya ketika kewajiban yang ditetapkan dalam kontrak dihentikan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.
A financial liability is derecognized when the obligation specified in the contract is discharged or cancelled or expired.
Ketika kewajiban keuangan saat ini digantikan dengan yang lain dari pemberi pinjaman yang sama dengan persyaratan yang berbeda secara substansial, atau modifikasi secara substansial atas ketentuan kewajiban keuangan yang saat ini ada, maka pertukaran atau modifikasi tersebut dicatat sebagai penghapusan kewajiban keuangan awal dan pengakuan kewajiban keuangan baru, dan selisih antara nilai tercatat kewajiban keuangan tersebut diakui dalam laporan laba rugi.
When an existing financial liability is replaced by another from the same lender on substantially different terms, or the terms of an existing liability are substantially modified, such an exchange or modification is treated as a derecognition of the original liability and the recognition of a new liability, and the difference in the respective carrying amounts is recognized in the statements of income.
Piutang usaha
Trade receivables
Sebelum 2010, piutang usaha dinyatakan sebesar jumlah nominal setelah dikurangi dengan penyisihan penurunan nilai. Penyisihan penurunan nilai diestimasi berdasarkan penelaahan terhadap keadaan akun piutang masing-masing pelanggan pada akhir tahun.
Prior to 2010, trade receivables are stated at nominal value, net of allowance for impairment. Allowance for impairment is estimated based on a review of the status of the accounts at the end of the year.
Persediaan
Inventories
Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dengan nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizable value). Biaya perolehan untuk suku cadang dan komponen perbaikan pesawat udara (repairable and rotable parts and components) yang telah dipasang (assigned) pada pesawat ditentukan sebesar jumlah tercatat setelah dikurangi dengan pembebanan persediaan.
Inventories are stated at cost or net realizable value, whichever is lower. Repairable and rotable parts and components of aircraft which have been assigned to the individual aircraft types are stated at cost less inventory charges.
.
.
14
The original financial statements included herein are in the Indonesia language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
Persediaan
Inventories
Pembebanan persediaan ditentukan berdasarkan jumlah jam terbang masing-masing pesawat udara. Biaya perolehan persediaan selain repairable spareparts dan components hanya untuk aset tetap tertentu ditentukan dengan metode “masuk pertama, keluar pertama” (FIFO).
Inventory charge is computed based on actual individual aircraft flying hours. Cost of inventories other than repairable spareparts and components of aircraft is determined using the first-in, first-out method.
Biaya dibayar di muka
Prepaid expenses
Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method).
Prepaid expenses are amortized over their beneficial periods using the straight-line method.
Aset tetap
Fixed assets
Perusahaan menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2007), “Aset Tetap”. Perusahaan memilih model biaya sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya.
The Company applied PSAK No.16 (Revised 2007), “Fixed Asset. The Company has chosen in the cost model as the accounting policy for its fixed assets.
Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan kerugian penurunan nilai.
Fixed assets are stated at cost less accumulated depreciation and any impairment loss.
Aset tetap, disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) dengan berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut:
Fixed assets are depreciated using the straight-line method based on the estimated useful lives of the assets as follows:
Tahun/Years Bangunan dan prasarana Pesawat udara – dengan nilai residu 20% Mesin dan peralatan Kendaraan bermotor
20 8 – 20 5 5
Buildings and improvements Aircraft – net of residual value of 20% Machinery and equipment Vehicles
Masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode penyusutan ditelaah kembali setiap akhir tahun dan pengaruh dari setiap perubahan estimasi tersebut berlaku prospektif.
The estimated useful lives, residual values and depreciation method are reviewed at each year end, with the effect of any changes in estimates accounted for on a prospective basis.
Bila nilai tercatat suatu aset melebihi taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (estimated recoverable amount) maka nilai tersebut diturunkan ke jumlah yang dapat diperoleh kembali tersebut, yang ditentukan sebagai nilai tertinggi antara harga jual neto dan nilai pakai. Penurunan nilai aset tersebut diakui sebagai kerugian penurunan nilai aset dan dibebankan pada tahun berjalan.
When the carrying amount of an asset exceeds its estimated recoverable amount, the asset should be reduced to its estimated recoverable amount, which is determined as the higher of net selling price or value in use. Such impairment is recognized as impairment loss of fixed assets and charged to the current year.
Biaya pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya; biaya penggantian komponen suatu aset dan biaya inspeksi yang signifikan diakui dalam jumlah tercatat aset jika memenuhi kriteria untuk diakui sebagai bagian dari aset. Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual, nilai tercatat serta akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari kelompok aset tetap yang bersangkutan dan laba atau rugi yang terjadi dibukukan dalam laporan laba rugi tahun yang bersangkutan.
The cost of maintenance and repairs is charged to operations as incurred; significant cost of replacing part of assets and major inspection cost are recognized in the carrying amount of the assets if the recognition criteria are met. When assets are retired or otherwise disposed of, their carrying values and the related accumulated depreciation are removed from the accounts and any resulting gain or loss is reflected in current year operations.
.
.
15
The original financial statements included herein are in the Indonesia language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
2.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
Sewa pembiayaan
Lease
Perusahaan menerapkan PSAK No. 30 (Revisi 2007), “Sewa”. Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007) klasifikasi sewa didasarkan pada sejauh mana risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset sewan berada pada lessor dan lessee, dan pada substansi transaksi dan bukan pada bentuk kontraknya.
The Company applied PSAK No. 30 (Revised 2007), “Leases”, Under PSAK No. 30 (Revised 2007), the classification of leases is based on the extent to which risks and rewards incidental to ownership of a leased asset lie with the lessor or the lessee, and the substance of the transaction rather than the form.
Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemiikan aset. Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi jika sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Pada awal masa sewa, lessee mengakui sewa pembiayaan sebagai aset dan kewajiban dalam neraca sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar.
A lease is classified as a finance lease if it transfers substantially all the risks and rewards incidental to ownership. A lease is classified as an operating lease if it does not transfer substantially all the risks and rewards incidental to ownership. At the commencement of the lease term, lessees shall recognise finance leases as assets and liabilities in their balance sheets at amounts equal to the fair value of the leased property or, if lower, the present value of the minimum lease payments, each determined at the inception of the lease.
Pembayaran sewa minimum harus dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan kewajiban. Beban keuangan harus dialokasikan ke setiap periode selama masa sewa sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo kewajiban.
Minimum lease payments shall be apportioned between the finance charge and the reduction of the outstanding liability. The finance charge shall be allocated to each period during the lease term so as to produce a constant periodic rate of interest on the remaining balance of the liability.
Jumlah yang dapat disusutkan dari aset sewaan dialokasikan ke setiap periode akuntansi selama perkiraan masa penggunaan dengan dasar yang sistematis dan konsisten dengan kebijakan penyusutan aset yang dimiliki. Jika tidak terdapat kepastian yang memadai bahwa lessee akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa, maka aset sewaan disusutkan selama periode yang lebih pendek antara masa sewa dan umur manfaat aset sewaan.
Depreciation expense for depreciable assets as well as finance expense for each accounting period shall be consistent with that for depreciable assets that are owned. If there is no reasonable certainty that the lessee will obtain ownership by the end of the lease term, the asset shall be fully depreciated over the shorter of the lease term and its useful life.
Murabahah
Murabahah
Murabahah adalah transaksi pembelian barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (marjin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Murabahah dapat dilakukan berdasarkan pesanan atau tanpa pesanan. Hutang yang timbul dari transaksi murabahah tangguhan diakui sebagai hutang murabahah sebesar harga beli yang disepakati (jumlah yang wajib dibayarkan). Aset yang diperoleh melalui transaksi murabahah diakui sebesar biaya perolehan murabahah tunai. Selisih antara harga beli yang disepakati dengan biaya perolehan tunai diakui sebagai beban murabahah tangguhan dan diamortisasi secara proporsional dengan porsi hutang murabahah.
Murabahah is a purchase contract for goods in which the purchase price and the margin have been agreed by both the buyer and the seller and are made explicit. A murabahah may or may not be based on an order for goods. Payable which come from deferred murabahah transaction is recognized as murabahah payable equivalent to agreed margin of purchase price (the amount must have been paid). Asset which comes from murabahah transaction is recognized equivalent to acquisition cost of the murabahah cash. The difference between agreed purchase price and cash acquisition cost are recognized as deferred murabahah expense and amortized proportionally with murabahah payable.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
2.
.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES .
16
The original financial statements included herein are in the Indonesia language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
(continued) Ijarah
Ijarah
Ijarah adalah akad sewa menyewa antara mu’jir (lessor) dengan musta’jir (lessee) atas ma’jur (objek sewa) untuk mendapatkan imbalan atau barang yang disewakannya. Ijarah muntahiyah bittamlik adalah perjanjian sewa suatu barang antara lessor dengan lessee yang diakhiri dengan perpindahan hak milik objek sewa.
An ijarah is a lease contract between mu‟jir (the owner of an object for lessee (ma‟jur)) and musta‟jir (lessee) to earn a return on the object. An ijarah muntahiyah bittamlik is a leasing agreement between lessor and a lessee in order to earn a gain on the object which includes an option to transfer the title of the object after a specified period of time in accordance with the lease contract.
Beban tangguhan
Deferred charges
Biaya pendidikan pilot ditangguhkan dan diamortisasi dengan metode garis lurus selama masa ikatan dinas pilot berkisar antara 3 – 5 tahun.
Training costs for pilots are deferred and amortized using the straight-line method during pilot contract periods ranging from 3 to 5 years.
Biaya kompensasi lahan ditangguhkan dan diamortisasi dengan metode garis lurus berdasarkan jangka waktu perjanjian selama 30 tahun.
Costs of land compensation were deferred and are being amortized using the straight-line method over the term of 30 years.
Biaya provisi atas pinjaman bank jangka panjang ditangguhkan dan diamortisasi dengan metode garis lurus selama jangka waktu pinjaman.
Prior 2010, provision cost for long-term loan, was deferred and was being amortized using the straight-line method over the term of the loans.
Biaya emisi saham
Shares issuance cost
Biaya emisi saham dikurangkan dari tambahan modal disetor dan tidak diamortisasi.
Shares issuance costs are deducted from additional paidin capital and are not amortized.
Pengakuan pendapatan dan beban
Revenue and expense recognition
Pendapatan jasa penyewaan pesawat diakui berdasarkan jam terbang pada saat invoice dibuat. Pendapatan jasa perbaikan dan pemeliharaan pesawat diakui pada saat jasa diserahkan atau secara signifikan diberikan dan manfaat jasa tersebut telah dinikmati oleh pelanggan. Pendapatan bunga diakui atas dasar waktu, pokok dan tingkat bunga berlaku. Beban diakui pada saat terjadinya (metode akrual).
Revenue from aircraft chartered and services is recognized based on the terms of the use of the assets. Revenue from aircraft repairs and maintenance services are recognized when the services are rendered or significantly provided and the benefits have been received by the customers. Interest income is recognized on a time proportion basis that takes into account the effective yield on the asset. Expense is recognized when incurred (accrual basis).
Transaksi dan saldo dalam mata uang asing
Foreign currency transactions and balances
Transaksi dalam mata uang asing dicatat dalam rupiah berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku terakhir dari Bank Indonesia pada tanggal tersebut. Laba atau rugi kurs yang terjadi dikreditkan atau dibebankan pada usaha tahun berjalan.
Transactions involving foreign currencies are recorded in rupiah amounts at the rates of exchange prevailing at the time the transactions are made. At balance sheet date, monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies are adjusted to reflect the rates of exchange last quoted by Bank Indonesia at that date. The resulting gains or losses are credited or charged to current year operations.
.
.
17
The original financial statements included herein are in the Indonesia language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
Transaksi dan saldo dalam mata uang asing (lanjutan)
Foreign currency transactions and balances (continued)
Kurs yang digunakan pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, adalah sebagai berikut:
The exchange rates used as of December 31, 2010 and 2009 were as follows:
2010 Dolar Amerika Serikat Euro Poundsterling Dolar Singapura Dolar Australia
2009
8.991 11.956 13.894 6.981 9.143
9.400 13.510 15.114 6.699 8.432
United States dollar European Euro Poundsterling Singapore dollar Australian dollar
Kurs tersebut dihitung berdasarkan rata-rata kurs beli dan kurs jual uang kertas asing dan/atau kurs transaksi terakhir dari Bank Indonesia untuk tahun berjalan.
The above exchange rates were computed by taking the average of the buying and selling rates of bank notes and/or transactions exchange rate last quoted by Bank Indonesia at the end of the year.
Pajak penghasilan
Income tax
Beban pajak kini disajikan berdasarkan taksiran penghasilan kena pajak tahun berjalan. Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui berdasarkan perbedaan temporer antara dasar pelaporan komersial dan dasar pajak atas aset dan kewajiban pada masingmasing tanggal pelaporan. Manfaat pajak masa yang akan datang, seperti akumulasi rugi fiskal yang belum digunakan diakui sejauh terdapat cukup kemungkinan atas realisasi dari manfaat pajak tersebut.
Current tax expense is provided based on the estimated taxable income for the year. Deferred tax assets and liabilities are recognized for temporary differences between the financial and the tax bases of assets and liabilities at each reporting date. Future tax benefits, such as the carry-forward of unused tax losses, are also recognized to the extent that realization of such benefits is probable.
Pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Perubahan nilai tercatat aset dan kewajiban pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan pada tahun berjalan, kecuali untuk transakasi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas.
Deferred tax is calculated at the tax rates that have been enacted or substantively enacted at the balance sheet date. Changes in the carrying amount of deferred tax assets and liabilities due to a change in tax rates is charged to current year operations, except to the extent that it relates to items previously charged or credited to equity
Perubahan atas kewajiban pajak dicatat ketika hasil pemeriksaan diterima atau hasil dari keberatan ditetapkan dalam hal pengajuan keberatan oleh Perusahaan.
Amendment to tax obligation is recorded when an assessment is received or, if appealed against by the Company, when the result of the appeal is determined.
Imbalan kerja
Employee benefits
Perusahaan mencatat imbalan kerja berdasarkan Undang-undang No. 13 tahun 2003 tanggal 25 Maret 2003 (“ UU No. 13”) dan PSAK 24 (Revisi 2004).
The Company recognized an unfunded employee benefits liability in accordance with Labor Law No. 13/2003 dated March 25, 2003 (“the Law”) and PSAK No.24 (Revised 2004).
.
.
18
The original financial statements included herein are in the Indonesia language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
Imbalan kerja (lanjutan)
Employee benefits (continued)
Berdasarkan PSAK No. 24 (Revisi 2004), biaya imbalan kerja dihitung berdasarkan UU No. 13 dengan menggunakan metode perhitungan aktuarial, projected unit credit. Keuntungan dan kerugian aktuarial diakui sebagai penghasilan atau beban apabila akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui untuk masing-masing program pada akhir tahun pelaporan sebelumnya melebihi jumlah 10% dari kewajiban imbalan pasti pada tanggal tersebut. Keuntungan dan kerugian aktuarial ini diakui selama rata-rata sisa masa kerja karyawan dengan menggunakan metode garis lurus. Biaya jasa lalu yang timbul akibat pengenalan program imbalan pasti atau perubahan kewajiban imbalan kerja dari program sebelumnya harus diamortisasi sampai imbalan kerja tersebut telah menjadi hak karyawan.
Under PSAK No. 24 (Revised 2004), the cost of providing employee benefits under the Law is determined using the projected unit credit actuarial valuation method. Actuarial gains or losses are recognized as income or expense when the net cumulative unrecognized actuarial gains or losses for each individual plan at the end of the previous reporting year exceed 10% of the defined benefit obligation. These gains or losses are amortized on a straight-line basis over the expected average remaining working lives of the employees. Further, past-service costs arising from the introduction of a defined benefit plan or changes in the benefit payable of an existing plan are required to be amortized over the period until the benefits concerned become vested.
Program opsi karyawan
Employee stock option plan
Program opsi saham karyawan diberikan untuk direksi dan komisaris serta karyawan tetap yang mempunyai masa kerja minimal 5 tahun. Nilai wajar opsi ditentukan dengan menggunakan model the black-scholes option pricing. Beban kompensasi ditentukan berdasarkan jumlah opsi diberikan dan dibebankan dalam laporan laba rugi selama periode vesting.
Employee stock option plan is granted to the Company‟s directors and commissioners and employees which have working tenure of a minimum of 5 years. The fair value of the stock option plan granted had been determined based on the market price at the grant date using an option pricing model. Compensation cost was measured based on the number of options granted and charged to operations during the vesting period.
Rugi per saham
Loss per share
Rugi per saham dasar dihitung dengan membagi rugi bersih residual dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan.
Basic loss per share is computed by dividing the net loss by the weighted average number this shares outstanding during the year.
Tidak ada efek berpotensi saham dilutif, sehingga rugi bersih per saham dilusian tidak disajikan.
There is no potential diluted share of effect, this diluted loss per share is not disclosed.
Informasi segmen
Segment information
Informasi segmen disusun dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Bentuk primer pelaporan segmen adalah segmen usaha sedangkan segmen sekunder adalah segmen geografis.
Segment information is prepared using the accounting policies adopted for preparing and presenting the financial statements. The primary format in reporting segment information is based on business segments, while secondary segment information is based on geographical segments.
Segmen usaha adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa (baik produk atau jasa individual maupun kelompok produk atau jasa terkait) dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain.
A business segment is a distinguishable component of an enterprise that is engaged in providing an individual product or service or a group of related products or services and that is subject to risks and returns that are different from those of other business segments.
Segmen geografis adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain.
A geographical segment is a distinguishable component of an enterprise that is engaged in providing products or services within a particular economic environment and that is subject to risks and returns that are different from those of components operating in other economic environments
.
.
19
The original financial statements included herein are in the Indonesia language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
3.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
2.
Penggunaan estimasi
Use of estimates
Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi nilai yang dilaporkan. Sehubungan dengan adanya ketidakpastian yang melekat dalam pembuatan estimasi, maka realisasi yang akan terjadi dapat berbeda dengan estimasi yang telah dilaporkan sebelumnya.
The preparation of financial statements in conformity with generally accepted accounting principles in Indonesia requires management to make estimates and assumptions that affect amounts reported therein. Due to inherent uncertainty in making estimates, actual results reported in future periods might be based on amounts which differ from those estimates.
3.
KAS DAN BANK 2010
Kas
4.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
CASH ON HAND AND IN BANKS 2009
266.541
299.334
Cash on hand
Bank – Rupiah PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Syariah Mandiri PT Bank DKI unit Syariah PT Bank Muamalat Indonesia Tbk PT Bank Mega Tbk
1.152.216 676.431 393.272 7.472 4.426 2.668 -
31.850 529.086 10.936 13.357 5.897 32.691
Cash in banks - Rupiah PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Syariah Mandiri PT Bank DKI unit syariah PT Bank Muamalat Indonesia Tbk PT Bank Mega Tbk
Jumlah Bank - Rupiah
2.236.485
623.817
Total Cash in Banks - Rupiah
Bank – Dolar AS PT Bank Muamalat Indonesia Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Syariah Mandiri PT Bank Central Asia Tbk PT Bank DKI unit Syariah
28.426.487 2.476.018 593.978 144.149 35.517
10.379.834 313.971 90.204 7.341.664 267.833
Cash in Banks - US Dollar PT Bank Muamalat Indonesia Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Syariah Mandiri PT Bank Central Asia Tbk PT Bank DKI unit syariah
Jumlah Bank – Dolar AS
31.676.149
18.393.506
Total Cash in Banks - US Dollar
Jumlah Bank
33.912.634
19.017.323
Total Cash in Banks
Jumlah
34.179.175
19.316.657
Total
4.
PIUTANG USAHA Rincian piutang usaha kepada pihak ketiga adalah sebagai berikut:
The details of trade receivables from third parties are as follows:
2010 Total E&P Indonesie (Catatan 16) PT Badak NLG Eni Bukat Ltd PT International Nickel Indonesia Tbk PT Conoco Philips Indonesia Ainc Ltd Premier Oil Natuna Sea, BV PT Star Energy
TRADE RECEIVABLES
2009
9.811.135 2.853.733 1.111.398 1.102.250 761.866 -
.
10.278.324 3.929.473 796.523 74.942 24.425
Total E&P Indonesie (Note 16) PT Badak NLG Eni Bukat Ltd PT International Nickel Indonesia Tbk PT Conoco Philips Indonesia Ainc. Ltd Premier Oil Natuna Sea, BV PT Star Energy .
20
The original financial statements included herein are in the Indonesia language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
4.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
4.
PIUTANG USAHA (lanjutan) 2010
2009
Lainnya (masing-masing kurang dari 5% dari jumlah piutang usaha)
21.698.676
11.199.342
Others (each below 5% of total trade accounts receivable)
Jumlah
37.339.058
26.303.029
Total
Analisis umur piutang usaha adalah sebagai berikut:
The aging analysis of trade receivables is as follows:
2010
2009
Sampai dengan satu bulan >1 sampai 2 bulan >2 sampai 3 bulan >3 sampai 12 bulan Lebih dari 12 bulan
23.800.483 6.804.410 38.883 3.160.430 3.534.852
16.730.335 3.841.569 93.290 5.637.835 -
Jumlah
37.339.058
26.303.029
Piutang usaha berdasarkan mata uang:
Until 1 months >1 month - 2 months >2 month - 3 months > 3 month - 12 months > 12 months Total
Trade receivables based on currency: 2010
2009
Dolar Amerika Serikat Rupiah
32.908.102 4.430.956
22.636.093 3.666.936
Jumlah
37.339.058
26.303.029
Seluruh piutang usaha merupakan tagihan kepada pihak ketiga. Manajemen berpendapat bahwa seluruh piutang usaha tersebut dapat ditagih sehingga tidak membuat penyisihan penurunan nilai. Piutang usaha digunakan sebagai jaminan atas hutang bank (Catatan 11) dan hutang bank jangka panjang (Catatan 16).
5.
TRADE RECEIVABLES (continued)
United States Dollar Rupiah Total
All trade accounts receivable represent receivables from third parties. The management believes that all trade accounts receivable are collectible; thus, no allowance for impairment was provided. The trade accounts receivable are used as collateral for bank loan (Note 11) and longterm bank loans (Note 16).
5.
PIUTANG LAIN-LAIN 2010
OTHER RECEIVABLES 2009
PT Global Maintenance Facility PT Cheysia Aurelia Lainnya
3.902.077 1.351.672 873.894
2.769.339 1.351.672 867.906
Jumlah
6.127.643
4.988.917
Piutang dari PT Cheysia Aurelia (dahulu PT Cahaya Utama Delapan Belas) merupakan piutang atas asuransi 2 helikopter jenis Bell 212. Manajemen berpendapat bahwa seluruh piutang lain-lain tersebut dapat ditagih sehingga tidak membuat penyisihan piutang.
PT Global Maintenance Facility PT Cheysia Aurelia Others Total
Accounts receivable from PT Cheysia Aurelia (was PT Cahaya Utama Delapan Belas) represents receivable of insurance of 2 aircraft type Bell 212. The management believes that all other receivables, are collectible; thus, no allowance for impairment was provided.
.
.
21
The original financial statements included herein are in the Indonesia language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
6.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
PERSEDIAAN
6.
Persediaan terdiri dari:
7.
Inventories consist of the following: 2010
2009
Komponen suku cadang dapat diperbaiki Suku cadang Persediaan umum dan perlengkapan
59.501.674 36.690.126 77.741
54.010.007 37.815.163 66.895
Repairable and rotable parts and components Spareparts General inventories and supplies
Jumlah
96.269.541
91.892.065
Total
Manajemen tidak membentuk penyisihan penurunan nilai persediaan karena manajemen berpendapat pergerakan persediaan tersebut cepat. Persediaan digunakan sebagai jaminan atas pinjaman bank jangka panjang (Catatan 16).
The management believes that no allowance for decline in value of inventories should be provided because of high turnover of inventories. Inventories are used as collateral for long-term bank loans (Note 16).
Berdasarkan kondisi fisik dari persediaan di akhir tahun, manajemen berpendapat bahwa pembentukan penyisihan atas barang usang tidak perlu dibuat.
Based on the review of the status of the inventory account at the end of the year, the Company‟s management believes that no allowance for inventory obsolescence is needed.
Pada tahun 2010 dan 2009, persediaan telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran atau kecurian dan risiko lainnya berdasarkan suatu paket polis dengan nilai pertanggungan sejumlah US$ 12,5 juta kepada PT Citra International Underwriter. Manajemen Perusahaan berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian dari risiko-risiko tersebut.
In 2010 and 2009, inventories were insured under fire, theft and others for US$ 12.5 million to PT Citra Underwriter Insurance. The management believes that the insurance coverage is adequate to cover possible losses on the assets insured.
UANG MUKA DAN BIAYA DIBAYAR DI MUKA
7.
Akun ini terdiri dari :
ADVANCES AND PREPAID EXPENSES This account consists of:
2010
8.
INVENTORIES
2009
Uang muka pembelian persediaan Uang muka dan biaya dibayar dimuka lainnya
14.576.078
9.216.833
Advances for purchase of inventory
6.214.868
4.758.507
Other advances and prepaid expense
Jumlah
20.790.946
13.975.340
Total
INVESTASI DALAM SAHAM
8.
INVESTMENT IN SHARES OF STOCK This account represents the Company‟s ownership interest in PT Usaha Gedung Bimantara of 1 share which represents 0.01% ownership with acquisition cost of Rp 1 million.
Akun ini merupakan investasi Perusahaan di PT Usaha Gedung Bimantara (pemegang saham perusahaan) sebanyak 1 saham, dengan persentase kepemilikan 0,01% dengan biaya perolehan Rp 1 juta.
.
.
22
The original financial statements included herein are in the Indonesia language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
9.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
ASET TETAP
9.
Rincian aset tetap adalah sebagai berikut:
2010
Saldo 1 Januari 2010/ Balance as of January 1, 2010
FIXED ASSETS Fixed assets consist of the following:
Penambahan/ Additions
Saldo 31 Desember 2010/ Balance as of December 31, 2010
Pengurangan/ Disposals
2010
Nilai Tercatat Pemilikan Langsung Pesawat udara Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Kendaraan bermotor
481.329.368 18.728.437 9.514.943 804.387
692.902 -
606.664
481.329.368 18.728.437 10.207.845 197.723
Jumlah Kepemilikan Langsung
510.377.135
692.902
606.664
510.463.373
Total Direct Ownership
Sewa Pembiayaan Kendaraan
Carrying Value Direct Ownership Aircraft Buildings and improvements Machinery and equipment Vehicles
2.323.000
410.700
-
2.733.700
Assets under Finance Lease Vehicles
Jumlah
512.700.135
1.103.602
606.664
513.197.073
Total
Akumulasi Penyusutan Pemilikan Langsung Pesawat udara Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Kendaraan bermotor
141.214.310 6.665.844 7.549.037 1.190.468
22.754.434 2.865.262 824.217 1.086
993.832
163.968.744 9.531.106 8.373.254 197.722
Accumulated Depreciation Direct Ownership Aircraft Buildings and improvements Machinery and equipment Vehicles
Jumlah Kepemilikan Langsung
156.619.659
26.444.999
993.832
182.070.826
Total Direct Ownership
Sewa Pembiayaan Kendaraan
778.800
996.359
-
1.775.159
Assets under Finance Lease Vehicles
Jumlah
157.398.459
27.441.358
993.832
183.845.985
Total
Nilai Buku
355.301.676
329.351.088
Net Book Value
2009
Saldo 1 Januari 2009/ Balance as of January 1, 2009
Penambahan/ Additions
Saldo 31 Desember 2009/ Balance as of December 31, 2009
Pengurangan/ Disposals
2009
Nilai Tercatat Pemilikan Langsung Pesawat udara Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Kendaraan bermotor
519.284.049 18.657.998 9.406.642 832.987
70.439 108.301 -
37.954.681 28.600
481.329.368 18.728.437 9.514.943 804.387
Carrying Value Direct Ownership Aircraft Buildings and improvements Machinery and equipment Vehicles
Jumlah Kepemilikan Langsung
548.181.676
178.740
37.983.281
510.377.135
Total Direct Ownership
2.323.000
-
-
2.323.000
Assets under Finance Lease Vehicles
550.504.676
178.740
37.983.281
512.700.135
Total
Accumulated Depreciation Direct Ownership Aircraft Buildings and improvements Machinery and equipment Vehicles
Sewa Pembiayaan Kendaraan Jumlah
Akumulasi Penyusutan Pemilikan Langsung Pesawat udara Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Kendaraan bermotor
151.556.413 5.668.823 6.850.146 828.815
23.353.173 997.021 698.891 390.253
33.695.276 28.600
141.214.310 6.665.844 7.549.037 1.190.468
Jumlah Kepemilikan Langsung
164.904.197
25.439.338
33.723.876
156.619.659
Total Direct Ownership
Sewa Pembiayaan Kendaraan
701.367
77.433
-
778.800
Assets under Finance Lease Vehicles
Jumlah
165.605.564
25.516.771
33.723.876
157.398.459
Total
Nilai Buku
384.899.112
355.301.676
Net Book Value
.
.
23
The original financial statements included herein are in the Indonesia language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
9.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
ASET TETAP (lanjutan)
9.
Beban penyusutan dialokasikan sebagai berikut:
FIXED ASSETS (continued) Depreciation charged to operations is as follows:
2010
2009
Beban langsung penerbangan (Catatan 24) Beban usaha (Catatan 25)
22.754.434 4.686.924
23.353.173 2.163.598
Direct cost (Note 24) Operating expenses (Note 25)
Jumlah
27.441.358
25.516.771
Total
Pengurangan aset tetap merupakan penjualan aset tetap pemilikan langsung dengan rincian sebagai berikut:
Deductions in fixed assets represent the disposal of directly acquired fixed assets, with details as follows:
2010 Biaya perolehan Akumulasi penyusutan
2009
606.664 (606.664 )
46.396.744 (33.723.876)
Acquisition cost Accumulated depreciation
Jumlah tercatat Harga jual
175.500
12.672.868 4.440.450
Net book value Selling price
Keuntungan (kerugian) penjualan aset tetap
175.500
(8.232.418)
Gain (loss) on sale of fixed assets
Pada bulan Agustus 2010, Perusahaan menjual 3 unit mobil yang terdiri dari 2 unit Mitsubishi Kuda dan 1 unit Toyota New Kijang. Ketiga mobil tersebut diperoleh pada tahun 2000 (1 unit Mitsubishi Kuda) dan 2001 (1 unit Mitsubishi Kuda dan Toyota New Kijang).
In August 2010, the Company sold 3 units vehicles consisting of 2 units Mitsubishi Kuda and 1 unit Toyota New Kijang. These vehicles were acquired on 2000 (1 unit Mitsubishi Kuda) and 2001 (1 unit Mitsubishi Kuda and Toyota New Kijang)
Pada bulan Pebruari 2009, Perusahaan menjual 3 unit helicopter terdiri 1 unit Dauphin C dan 2 unit Dauphin N dikarenakan helikopter tersebut sudah tua dan memerlukan biaya perbaikan yang tinggi.
In February 2009, the Company sold 3 units of helicopter, consists of 1 unit Dauphin C and 2 units of Dauphin N because of obsolescence and high cost of maintenance.
Pada bulan April 2009, Perusahaan menjual 1 unit kendaraan bermotor, Kijang Aurora yang diperoleh pada tahun 1991.
In April 2009, the Company sold 1 unit of vehicles consists of Kijang Aurora that had been bought in year 1991.
Aset tetap dengan jumlah tercatat sebesar Rp 154.120.640 dan Rp 345.864.316, masing-masing pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 digunakan sebagai jaminan atas hutang bank dan pinjaman jangka panjang (Catatan 11 dan 16).
Fixed assets with the total amount of Rp 154,120,640 and Rp 345,864,316, as of December 31, 2010 and 2009 respectively are used as collateral for bank loan (Note 11) and long-term loans (Note 16).
Aset tetap dan pesawat sewaan diasuransikan dalam industrial special risks termasuk risiko kebakaran, pencurian dan risiko lainnya sebesar US$ 72,85 juta dan Rp 1.054,95 juta tahun 2010 dan US$ 106,29 juta dan Rp 6.100 juta tahun 2009 kepada PT Citra Underwriter Insurance. Manajemen berpendapat bahwa jumlah pertanggungan tersebut memadai untuk menutup kemungkinan kerugian atas aset tetap yang dipertanggungkan.
Fixed assets and charter aircraft were insured under industrial specific risks, including fire, theft and others for US$ 72,85 million and Rp 1,054.95 million in 2010 and US$ 106,29 million and Rp 6,100 million in 2009 to PT Citra Underwriter Insurance. The management believes that the insurance coverage is adequate to cover possible losses on the assets insured.
.
.
24
The original financial statements included herein are in the Indonesia language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
10. ASET LAIN-LAIN
10. OTHER ASSETS 2010
Beban tangguhan - bersih Pendidikan pilot Biaya administrasi bank Sewa lahan (Catatan 34)
2009 Deferred charges - net Pilot training costs Loan administration fee Land compensation (Note 34)
8.628.228 2.858.950
5.928.027 1.733.868 2.267.071
11.487.178
9.928.966
Uang muka pembelian pesawat Performance bond Jaminan lainnya
18.365.810 1.019.034 19.795
10.072.099 800.893 19.794
Advances for purchase of aircraft Performance bond Other deposits
Jumlah
30.891.817
20.821.752
Total
Sub jumlah
Sub Total
Biaya pendidikan pilot ditangguhkan dan diamortisasi selama masa ikatan dinas dan wajib diganti oleh pilot apabila mengundurkan diri sebelum masa ikatan dinas berakhir.
Costs related to pilots‟ training are deferred and are being amortized over the pilot contracts and may be refunded if the pilots resign before the end of the contract.
Beban amortisasi kompensasi lahan, pendidikan pilot dan provisi bank adalah sebesar Rp 9.219.751 tahun 2010 dan sebesar Rp 11.984.552 tahun 2009.
Amortization of pilots‟ training, land compensation and bank provision charged to operations amounted to Rp 9,219,751 in 2010 and amounted Rp 11,984,552 in 2009, respectively.
Uang muka pembelian pesawat tahun 2010 dan 2009 merupakan uang muka pembelian 3 (tiga) unit helikopter dari Eurocopter South East Asia Pte. Ltd sebesar US$ 1.071.500 untuk proyek Total E&P Indonesie.
Advance for the purchase of aircraft In 2010 and 2009 represent an advance for the purchase of 3 (three) units of helicopter from Eurocopter South East Asia Pte. Ltd amounting to US$ 1,071,500 for Total E&P Indonesie project.
11. HUTANG BANK
11. BANK LOAN
Perusahaan memperoleh fasilitas pembiayaan modal kerja dari PT Bank Syariah Mandiri maksimum sebesar US$ 3.000.000, jangka waktu 12 bulan jatuh tempo 31 Oktober 2008 dengan tingkat nisbah bagi hasil setara dengan 9,5% per tahun. Pinjaman ini diperpanjang sampai dengan April 2009 dan pinjaman ini dijamin dengan, piutang usaha, 2 unit pesawat. Beechcraft1900D (PK TRX dan PK–TRW), 1 unit pesawat BAC 1-11 (PK TRU), 1 unit helikopter Dauphin tipe 365N2 (PK-TSW), dan 1 unit helicopter Dauphin tipe SA-365C2 (PK-TRE). (Catatan 4 dan 9), fasilitas pinjaman ini diperpanjang kembali sampai dengan 30 April 2011.
Based on Musyrakah agreement, the Company obtained working capital credit facility from PT Bank Syariah Mandiri with a maximum amount of US$ 3,000,000, with a term of 12 months, which was due on October 31, 2008 and with interest rate of 9.5% per annum. This facility is extended until April 2009 and secured by trade receivables, 2 unit of Beechcraft 1900D aircraft (PK–TRX dan PK–TRW), 1 unit BAC 1-11 aircraft (PK-TRU),1 unit Dauphin helicopter type 365N2 (PK-TSW), and 1 unit Dauphin helicopter type SA365C2 (PK-TRE). (Note 4 and 9), this loan facility has been extended until April 30, 2011.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, saldo hutang untuk fasilitas ini sebesar Rp 26.973.000 dan Rp 28.200.000.
As of December 31, 2010 and 2009, the outstanding balance of the loan from this facility amounted to Rp 26,973,000 and Rp 28,200,000, respectively.
Sehubungan dengan fasilitas kredit tersebut, Perusahaan diwajibkan memenuhi batasan-batasan tertentu yang harus mendapat persetujuan tertulis dari PT Bank Syariah Mandiri, antara lain membubarkan perusahaan, merger, mengakuisisi perusahaan lain, meminta dinyatakan pailit; menjual atau mengalihkan sebagian atau seluruh harta perusahaan; menjual, menjaminkan, atau membebani dengan kewajiban seluruh atau sebagian harta perusahaan termasuk pendapatan yang telah dan akan diterima.
In relation to the above credit facility, the Company is restricted by certain covenants, without written approval from PT Bank Syariah Mandiri such as, to liquidate the Company, to enter into merger, to acquire other company, to ask other party, to file a bankcruptcy of the Company; to sell or transfer part or all of the Company‟s assets; to sell assets, used as collateral or charge againts liability all or part of the Company‟s assets including revenue which has been received or to be received.
.
.
25
The original financial statements included herein are in the Indonesia language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
11. HUTANG BANK
11. BANK LOAN
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, Manajemen berpendapat bahwa Perusahaan mematuhi seluruh perjanjian yang di buat oleh bank.
As of December 31, 2010 and 2009, the management of the Company believes that it has complied with all important covenants required by the bank.
12. WESEL BAYAR
12. NOTES PAYABLE
Pada 1 Oktober 2009 Perusahaan menerbitkan wesel bayar kepada Oxley Capital Investment Ltd sebesar Rp 15.800.000 dengan tingkat bunga 3% per tahun, jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 2010.
In October 1, 2009, the Company issued notes payable to Oxley Capital Investment Ltd amounting Rp 15,800,000 with interest rate of 3% per annum, with maturity date on December 31, 2010.
Pada Januari 2010, Perusahaan menerbitkan wesel bayar kepada Global Far East Investment Ltd sebesar Rp 7.850.000 dengan tingkat bunga 3% per tahun, jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 2010.
In of January 2010, the Company‟s issued notes payable to Global Far East Investment amounting to Rp 7,850,000, with interest rate of 3% per annum, with maturity date on Desember 31, 2010.
Pada Maret 2010, Perusahaan menerbitkan wesel bayar kepada Global Far East Investments Ltd sebesar Rp 1.400.250 dengan tingkat bunga 3% per tahun, jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 2010.
In of March 2010, the Company‟s issued notes payable to Global Far East Investments Ltd amounting to Rp 1,400,250, with interest rate of 3% per annum, with maturity date on Desember 31, 2010.
Pada April 2010, Perusahaan menerbitkan wesel bayar kepada Global Far East Invesment Ltd sebesar Rp 9.000.000 dengan tingkat bunga 3% per tahun, jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 2010.
In of April 2010, the Company‟s issued notes payable to Global Far East Invesment Ltd amounting to Rp 9,000,000, with interest rate of 3% per annum, with maturity date on Desember 31, 2010.
Pada bulan September 2010 wesel bayar Global Far East Invesment Ltd sebesar Rp 34.050.250 seluruhnya dikonversi menjadi saham perusahaan.
In of September, 2010 notes payable Global Far East Invesment Ltd with the amount of Rp 34,050,250 had been fully converted the company‟s shares.
Pada bulan April 2010, Perusahaan menerbitkan wesel bayar kepada Herst Investment Ltd sebesar USD 500.000 atau setara dengan Rp 4.546.000 dan tingkat bunga 3%, jatuh tempo 31 Januari 2011.
In April 2010, the Company issued notes payable to Herst Investment Ltd in amount of USD 500,000 or equivalent to Rp 4,546,000 and interest rate of 3% per annum, with maturity date on January 31, 2011.
Pada bulan Juni 2010, Perusahaan menerbitkan wesel bayar kepada Herst Investment Ltd sebesar Rp 2.300.000, Rp 1.675.000 dan Rp 10.980.000 dengan tingkat bunga 3% dan jatuh tempo 31 Januari 2011.
In June 2010, the Company issued notes payable to Herst Investment Ltd in amount of Rp 2,300,000, Rp 1,675,000, and Rp 10,980,000 with interest rate of 3% per annum and with maturity date on January 31, 2011.
Pada bulan September 2010, Perusahaan menerbitkan wesel bayar kepada Herst Investment Ltd sebesar Rp 2.500.000 dan Rp 1.000.000 dengan tingkat bunga 3% dan jatuh tempo 31 Januari 2011.
In September 2010, the Company issued notes payable to Herst Investment Ltd in amount of Rp 2,300,000 and Rp 1,000,000 with interest rate of 3% per annum and with maturity date on January 31, 2011.
Pada bulan Oktober 2010, Perusahaan menerbitkan wesel bayar kepada Herst Investment Ltd sebesar Rp 4.000.000, Rp 3.000.000 dan USD 870.000 atau setara dengan Rp 7.769.100 dengan tingkat bunga 3% dan jatuh tempo 31 Januari 2011.
In October 2010, the Company issued notes payable to Herst Investment Ltd in amount of Rp 4,000,000, Rp 3,000,000, and USD 870,000 or equivalent to Rp 7.769.100 with interest rate of 3% per annum and maturity date on January 31, 2011.
Pada bulan November 2010, Perusahaan menerbitkan wesel bayar kepada Herst Investment Ltd sebesar USD 175.500 atau setara dengan Rp 1.579.500 dan tingkat bunga 3%, jatuh tempo 31 Januari 2011.
In November 2010, the Company issued notes payable to Herst Investment Ltd in amount of USD 175,500 or equivalent to Rp 1,579,500 and interest rate of 3% per annum, with maturity date on January 31, 2011.
Pada bulan Desember 2010, Perusahaan menerbitkan wesel bayar kepada Herst Investment Ltd sebesar Rp 4.374.000 dan tingkat bunga 3%, jatuh tempo 31 Januari 2011.
In December 2010, the Company issued notes payable to Herst Investment Ltd in amount of Rp 4,374,000 and interest rate of 3% per annum, with maturity date on January 31, 2011.
.
.
26
The original financial statements included herein are in the Indonesia language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
12. WESEL BAYAR (lanjutan)
12. NOTES PAYABLE (continued)
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 total hutang wesel bayar Perusahaan sebesar Rp 43.723.600 dan Rp 15.800.000.
As of December 31, 2010 and 2009, the Company‟s notes payable amounting to Rp 43,723,600 and Rp 15,800,000, respectively.
Selama tahun 2010 mutasi wesel bayar adalah sebagai berikut:
In 2010 the movement in the notes payable are as follows:
2010
Saldo 1 Januari 2010/ Balance as of January 1, 2010
Wesel Bayar
15.800.000
Penambahan/ Additions/
Pengurangan/ Disposals/
61.973.850
34.050.250
13. HUTANG USAHA
Saldo 31 Desember 2010/ Balance as of December 31, 2010
2010
43.723.600
Notes Payable
13. TRADE PAYABLES
Rincian akun ini adalah hutang usaha kepada pihak ketiga, sebagai berikut:
This account consist of trade payables to third parties, as follows:
2010
2009
Eurocopter South East Asia Pte., Ltd TAT Industries Asia Pacific Turbomeca Fokker Services Schipol ATR Eastern Support Pte., Ltd Lainnya (masing-masing kurang dari 5% jumlah hutang usaha)
11.759.246 5.527.504 4.188.939 2.974.345 1.053.134
6.381.036 7.574.930 2.837.054 4.143.305 1.835.357
8.016.984
4.536.936
Eurocopter South East Asia Pte., Ltd TAT Industries Asia Pacific Turbomeca Fokker Services Schipol ATR Eastern Support Pte., Ltd Others (each below 5% of total trade accounts payable)
Jumlah
33.520.152
27.308.618
Total
Analisis umur hutang usaha adalah sebagai berikut :
The aging analysis of trade payables is as follows:
2010
2009
Sampai dengan satu bulan >1 sampai 2 bulan >2 sampai 3 bulan >3 sampai 12 bulan Lebih dari 12 bulan
4.447.629 4.211.633 907.747 9.021.121 14.932.022
1.762.726 3.573.517 1.580.822 20.391.553 -
Jumlah
33.520.152
27.308.618
Berdasarkan mata uang:
Until 1 month >1 month - 2 months >2 months - 3 months > 3 months - 12 months > 12 months Total
Trade payables based on currency: 2010
2009
Dolar AS Euro Rupiah Dolar Sin
19.260.712 9.337.764 4.733.854 187.822
21.299.701 4.772.407 1.198.560 37.950
US Dollar Euro Rupiah Sin Dollar
Jumlah
33.520.152
27.308.618
Total
.
.
27
The original financial statements included herein are in the Indonesia language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
14. HUTANG LAIN-LAIN – PIHAK KETIGA
14. OTHER PAYABLES - THIRD PARTIES
Rincian akun ini adalah sebagai berikut:
This account consists of: 2010
PT Badak Natural Gas Liqufaction Flaming Luck Investments Limited PT Citra International Underwriter Koperasi Bimantara PT JAS Asuransi Parolamas Lainnya Jumlah
2009
6.473.520 2.475.000 2.099.331 134.545 32.351 6.986.235
389.362 129.998 32.351 5.039.052 6.586.249
PT Badak Natural Gas Liqufaction Flaming Luck Investments Limited PT Citra International Underwriter Koperasi Bimantara PT JAS Parolamas Insurance Others
18.200.982
12.177.012
Total
15. BIAYA MASIH HARUS DIBAYAR
15. ACCRUED EXPENSES
Rincian akun ini adalah sebagai berikut:
This account consists of: 2010
2009
Perbaikan dan pemeliharaan Beban pembiayaan Lainnya
1.603.600 266.920 -
1.603.600 1.557.332 2.443.328
Repairs and maintenance Finance lease Others
Jumlah
1.870.520
5.604.260
Total
Biaya masih harus dibayar perbaikan dan pemeliharaan pesawat merupakan estimasi perbaikan dan pemeliharaan pesawat berdasarkan jam terbang.
Accrued expense of aircraft repairs and maintenance was estimated based on flying hours.
16. HUTANG BANK JANGKA PANJANG
16. LONG - TERM BANK LOANS
Akun ini merupakan hutang bank jangka panjang dengan rincian sebagai berikut:
This account represents long-term bank loans with details as follows:
2010 PT Bank Muamalat Indonesia Tbk Dolar AS Rupiah PT Bank Syariah Mandiri Dolar AS PT Bank DKI unit syariah Dolar AS Sub Total Bagian jatuh tempo dalam satu tahun Bagian jangka panjang
2009 PT Bank Muamalat Indonesia Tbk United States Dollar Indonesian Rupiah PT Bank Syariah Mandiri United States Dollar PT Bank DKI unit syariah United States Dollar
116.333.056 30.247.000
107.285.331 30.247.000
77.410.451
84.412.000
10.114.875
12.925.000
234.105.382 (117.441.512)
234.869.331 (89.684.780)
Sub Total Current maturities
116.663.870
145.184.551
Long–term portion
.
.
28
The original financial statements included herein are in the Indonesia language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
16. HUTANG BANK JANGKA PANJANG (lanjutan)
16. LONG - TERM BANK LOAN (continued)
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk
Berdasarkan perjanjian pembiayaan Al Murabahah tanggal 20 Januari 2004, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman untuk refinancing dan modal kerja masing-masing maksimal sebesar US$ 1.193.675 dan US$ 1.306.325. Fasilitas refinancing digunakan untuk melunasi hutang kepada Bank Niaga sehubungan pembelian 2 unit helikopter Dauphin N dan fasilitas modal kerja digunakan untuk pembelian spareparts helicopter Dauphin N. Kedua fasilitas tersebut berjangka waktu 48 bulan sampai dengan bulan Januari 2008, dengan margin sebesar US$ 159.166 untuk fasilitas refinancing dan US$ 174.187 untuk fasilitas modal kerja, dibayar secara bulanan sesuai dengan jadwal angsuran yang telah ditentukan.
Based on Al Murabahah financing agreement dated January 20, 2004, the Company obtained credit facilities for refinancing and for working capital requirements amounting to US$ 1,193,675 and US$ 1,306,325, respectively. The refinancing facility was used for payment of loans to Bank Niaga regarding the purchase of 2 units of Dauphin N helicopter, while the working capital facility was used for the purchase of spare parts of Dauphin N helicopter. The facilities have a payment period of 48 months up to January 2008, with a margin of US$ 159,166 for the refinancing facility and US$ 174,187 for the working capital facility, and repayable on monthly basis based on a scheduled payment scheme.
Pada tanggal 29 September 2005, Perusahaan mendapat fasilitas pembiayaan Al Murabahah untuk pembelian spareparts sebesar US$ 400.000, jangka waktu 36 bulan dengan marjin sebesar US$ 71.410 yang dibayar secara bulanan. Pinjaman ini jatuh tempo pada bulan Nopember 2008. (Catatan 10).
On September 29, 2005, the Company obtained financing facility amounting to US$ 400,000 for the purchase of aircraft spareparts, with a term of 36 months and have a margin amounting to US$ 71,410, repayable on a monthly basis. This loan is due in November 2008. (Note 10).
Pada bulan April 2004, Perusahaan memperoleh fasilitas pembiayaan modal kerja maksimal sebesar Rp 10 miliar, jangka waktu 36 bulan, dengan marjin sebesar Rp 2.834.982 yang dibayar secara bulanan. Fasilitas ini digunakan untuk pembelian spareparts helicopter Bell 212. Selanjutnya, pada bulan Pebruari 2005, Perusahaan memperoleh fasilitas pembiayaan Al Murabahah sebesar US$ 500.000 yang digunakan untuk pembelian spareparts. Berdasarkan surat persetujuan PT Bank Muamalat Indonesia Tbk tanggal 29 September 2005, fasilitas pembiayaan sebesar Rp 10 miliar dan US$ 500.000 telah diubah menjadi fasilitas pembiayaan Al-Musyarakah sebesar US$ 1.101.597.
In April 2004, the Company obtained working capital facility with a maximum amount of Rp 10 billion, a term of 36 months, and a margin amounting to Rp 2,834,982, repayable on a monthly basis. This facility was used for the purchase of Bell 212 helicopter spareparts. In February 2005, the Company obtained Al Murabahah financing facility amounting to US$ 500,000 for the purchase of aircraft spareparts. Based on PT Bank Muamalat Indonesia Tbk agreement letter, dated September 29, 2005, the financing facility of Rp 10 billion and US$ 500,000 were formally changed to Al-Musyarakah financing facility, by converting loan from Rupiah to US Dollar amounting to US$ 1,101,597.
Selanjutnya, pada bulan Nopember 2005, fasilitas ini diubah menjadi sebesar US$ 955.317 dengan marjin sebesar US$ 122.350, fasilitas pinjaman ini jatuh tempo Nopember 2008. (Catatan 10).
Then, in November 2005, the above mentioned facility was restructured to US$ 955,317, with a margin amounting to US$ 122,350. This facility was due in November 2008. (Note 10).
Pada bulan Pebruari 2007, Perusahaan memperoleh fasilitas pembiayaan Wa’ad sebesar US$ 5.200.000, jangka waktu 78 bulan, dengan marjin sebesar US$ 1.736.200 yang dibayar secara bulanan. Untuk menambah dana dari fasilitas pembiayaan Waad, Perusahaan memperoleh tambahan fasilitas pinjaman melalui fasilitas pembiayaan Al Murabahah pada bulan Mei 2007 sebesar US$ 580.000, jangka waktu 78 bulan, dengan marjin sebesar US$ 193.300 yang dibayar secara bulanan. Fasilitas ini digunakan untuk pembelian 1 (satu) unit pesawat tipe ATR 42–300 dan 1 unit pesawat tipe Fokker 50.
In February 2007, the Company obtained Wa‟ad working capital facility amounting to US$ 5,200,000, with a term of 78 months, and a margin amounting to US$ 1,736,200, repayable on a monthly basis. In addition to the Wa‟ad loan, the Company obtained an additional working capital facility in May 2007, amounting to US$ 580,000, with a term of 78 months, and a margin amounting to US$ 193,300 repayable on a monthly basis. This facility was used for the purchase 1 (one) unit of aircraft type ATR 42300 and 1 (one) unit of aircraft type Fokker 50.
Pada bulan Mei 2007, Perusahaan memperoleh fasilitas pembiayaan Al Murabahah sebesar US$ 1.120.000, jangka waktu 60 bulan, dengan marjin sebesar US$ 275.000 yang dibayar secara bulanan. Fasilitas ini digunakan untuk pembelian spareparts dan bahan bakar. Pinjaman ini jatuh tempo pada bulan April 2012.
In May 2007, the Company obtained an Al Murabahah working capital facility amounting to US$ 1,120,000, with a term of 60 months, and a margin amounting to US$ 275,000, repayable on a monthly basis. This facility was used for the purchase of spareparts and fuel. The loan maturity date is in April 2012.
.
.
29
The original financial statements included herein are in the Indonesia language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
16. HUTANG BANK JANGKA PANJANG (lanjutan)
16. LONG - TERM BANK LOAN (continued)
Pada bulan Juni 2007, Perusahaan memperoleh fasilitas pembiayaan Al Murabahah sebesar US$ 3.335.000, jangka waktu 60 bulan, dengan marjin sebesar US$ 818.776 yang dibayar secara bulanan, mulai bulan Juni 2007. Fasilitas ini digunakan untuk pembelian spareparts dan bahan bakar. Pada bulan Juni 2007, perusahaan juga memperoleh fasilitas pembiayaan Al Murabahah sebesar US$ 1.545.000, jangka waktu 60 bulan, dengan marjin US$ 379.210 yang digunakan untuk uang muka pembelian 2 unit pesawat Fokker 50.
In June 2007, the Company obtained an Al Murabahah working capital facility amounting to US$ 3,335,000, with a term of 60 months, and a margin amounting to US$ 818,776, repayable on a monthly basis starting from June 2007. This facility was used for the purchase of spare parts and fuel. In June 2007, the Company also obtained an Al Murabahah financing facility amounting to US$ 1,545,000, with a term of 60 months and a margin amounting to US$ 379,210 to be used as an advance payment for the purchase of 2 unit of Fokker 50 aircraft.
Pada bulan Juni 2007, Perusahaan memperoleh fasilitas pembiayaan Wa’ad sebesar US$ 3.150.000, jangka waktu 72 bulan, dengan marjin sebesar US$ 1.051.590 yang dibayar secara bulanan, mulai bulan Juni 2007. Fasilitas ini digunakan untuk pembelian 1 unit pesawat tipe ATR 42–300. Pinjaman ini jatuh tempo pada bulan Juni 2013.
In June 2007, the Company obtained a Wa‟ad working capital facility amounting to US$ 3,150,000, with a term of 72 months, and a margin amounting to US$ 1,051,590, repayable on a monthly basis starting from June 2007. This facility was used for the purchase of 1 (one) unit of aircraft type ATR 42-300. The loan maturity date is in June 2013.
Pada bulan Juli 2007, Perusahaan memperoleh fasilitas pembiayaan Wa’ad sebesar US$ 1.000.000, jangka waktu 72 bulan, dengan marjin sebesar US$ 144.448 yang dibayar secara bulanan. Fasilitas ini digunakan untuk pembelian mesin dan spareparts. Pinjaman ini jatuh tempo pada bulan Agustus 2010.
In July 2007, the Company obtained Wa‟ad working capital facility amounting to US$ 1,000,000, with a term of 72 months, and a margin amounting to US$ 144,448, repayable on monthly basis. This facility was used for the purchase of engine and spare parts. The loan maturity date is in August 2010.
Pada bulan Mei 2009, PT Bank Muamalat Indonesia Tbk merestrukturisasi semua fasilitas yang dimiliki Perusahaan menjadi fasilitas Al Musyarakah dengan nilai sebesar USD 11.445.540 yang merupakan baki debet dari plafond awal sebesar USD 15.930.000.
In May 2009, PT Bank Muamalat Indonesia Tbk restructure all facilities owned by the Company to Al Musyarakah facility with a value of USD 11,445,540 which is a debit balance of the initial ceiling of USD 15,930,000.
Pada bulan April 2009 Perusahaan mendapat fasilitas pembiayaan Al Musyarakah dengan pagu sebesar Rp 34.800.000. Fasilitas yang disalurkan kepada Perusahaan pada tahun 2009 sebesar Rp 30.247.000 dengan jangka waktu 60 bulan. Fasilitas ini digunakan untuk modal kerja proyek Total E&P Indonesie. Adapun jaminan atas fasilitas ini merupakan paripasu dengan fasilitas Al Musyarakah (restruktur) diatas.
In April 2009, the Company obtained Al Musyarakah financing facility with ceiling amounting to Rp 34,800,000 to the period of 60 months. This facility had been dropped for the Company in the amount of to Rp 30,247,000 in 2009. The purpose of this facility is a for working capital of Total E&P Indonesie project. Collaterals for this facility is a cross collateral with Al Musyarakah (restructured) facility.
Seluruh pinjaman diatas dijamin dengan 3 unit pesawat Fokker 50 (PK-TSN, PK-TSO dan PK-TSP), 2 unit pesawat ATR 42-300 (PK-TSY dan PK-TSZ), Tanah dan bangunan yang terletak di Balikpapan.
All the above loans are secured by 3 units of Fokker 50 (PK-TSN, PK-TSO, and PK-TSP) aircraft, 2 units of ATR 42-300 aircraft (PK-TSY and PK-TS), Land and Buildings located in Balikpapan.
Pada bulan Nopember 2010 Perusahaan mendapat fasilitas pembiayaan Ijarah Muntahiyya Bittamlik sebesar US$ 7.100.000 untuk pengadaan 1 unit pesawat ATR 42-500 PK-THT dengan jangka waktu 60 bulan.
In November 2010, the Company obtained on Ijarah Muntahiyya Bittamlik payment facility for US$ 7,100,000, for purchasing of 1 unit ATR 42-500 aircraft PK-THT with 60 months payment period.
Pada bulan Nopember 2010 Perusahaan mendapat fasilitas pembiayaan Al Musyarakah sebesar US$ 1.000.000 untuk modal kerja pelaksanaan kontrak pesawat dengan PT Badak LNG dengan jangka waktu 12 bulan.
In November 2010, the Company obtained on Al Musyarakah payment facility for US$ 1,000,000 working capital to conduct a contract with PT Badak LNG with 12 months.
Pada bulan Nopember 2010 Perusahaan mendapat fasilitas pembiayaan Al Murabahah sebesar US$ 600.000 untuk pembelian spare part dan mesin pesawat PK-THT dengan jangka waktu 12 bulan.
In November 2010, the Company obtained on Al Murubahah payment facility for US$ 600,000 for purchasing spare part and aircraft engine of PK-THT aircraft with 12 months payment period.
Saldo fasilitas pinjaman per 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebesar Rp 146.580.056 dan Rp 137.532.331.
The balances of loan facility as of December 31, 2010 and 2009 amounted to Rp 146,580,056 and Rp 137,532,331, respectively.
.
.
30
The original financial statements included herein are in the Indonesia language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
16. HUTANG BANK JANGKA PANJANG (lanjutan)
16. LONG - TERM BANK LOAN (continued)
PT Bank DKI unit Syariah
PT Bank DKI unit Syariah
Pada bulan Januari 2008, Perusahaan memperoleh fasilitas Al Musyarakah dan Wakalah Bil Ujrah sebesar US$ 3.500.000, jangka waktu 48 bulan, yang kemudian dilakukan addendum pada tanggal 31 Desember 2008 menjadi US$ 2.000.000, dengan bagi hasil setara dengan 8% yang dibayar secara bulanan. Fasilitas ini digunakan untuk modal kerja proyek Fixed Wing Charter. Saldo pinjaman ini per tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 sebesar Rp 10.114.875 dan Rp 12.925.000.
In January 2008, the Company obtained Al Musyarakah and Wakalah Bil Ujrah facility amounting to US$ 3,500,000, with a term of 48 months, then afterwards addendum has been made on December 31, 2008 to US$ 2,000,000, with profit sharing at 8% of payment every month. This Facility was used as project working capital for Fixed Wing Charter. The balance of loan this as of December 31, 2010 and 2009 amounted to Rp 10,114,875 and Rp 12.925.000, respectively.
PT Bank Syariah Mandiri
PT Bank Syariah Mandiri
Berdasarkan perjanjian pinjaman talangan (bridging loan) tanggal 26 September 2008 dan 6 Oktober 2008, Perusahaan memperoleh fasilitas Al Murabahah sebesar US$ 9.155.000. Hutang ini jatuh tempo pada bulan Maret 2009. Pinjaman ini dijamin dengan tagihan kepada Total E&P Indonesie dan satu unit helikopter EC-155 B1 (PK-TPG) (Catatan 4 dan 9). Perjanjian ini diperpanjang sampai dengan 30 Maret 2011. Saldo per 31 Desember 2010 dan 2009 sebesar Rp 77.410.451 dan Rp 84.800.000 dengan nisbah setara 8,5% per tahun.
Based on the bridging loan, dated September 26, 2008 and October 6, 2008, the Company obtained financing facility amounting to US$ 9,155,000. The loan will mature in March 2009. The loan is secured by receivables from Total E&P Indonesie and one unit of helicopter EC-155 B1 (PKTPG) (Notes 4 and 9). The loan was extended until March 30, 2011. The balance of this loan as of December 31, 2010 and 2009 amounted to Rp 77,410,451 and 84,400,000, respectively with nisbah equivalent to 8.5% per annum.
Sehubungan dengan fasilitas tersebut, Perusahaan diwajibkan memenuhi batasan-batasan tertentu yang harus mendapat persetujuan tertulis dari PT Bank Syariah Mandiri, antara lain mencari tambahan pembiayaan baru; melakukan penyertaan saham; membagi dividen; melakukan transaksi dengan pihak lain di luar kegiatan bisnis inti; mengeluarkan pernyataan hutang dalam bentuk pinjaman, penyewaan atau garansi kepada pihak lain; menjual, mentransfer dan menjaminkan harta Perusahaan yang telah dijaminkan; mengubah anggaran dasar Perusahaan, khususnya mengenai modal, pengurus dan pemegang saham; membubarkan Perusahaan; meminta dinyatakan pailit dan mengalihkan hak atas barang jaminan kepada pihak lain.
In relation to these credit facilities, the Company is restricted by certain covenants, without written approval from PT Bank Syariah Mandiri such as, obtain loan or new credit facility; invest in shares of stock; distribute dividend; enter into transactions with other parties other than the Company‟s core business; issue indebtedness statement for loan, rental and guarantee to other party; sell, transfer and use as collateral the Company‟s assets used as collateral for these loans; change the Company‟s Articles of Association and in particular change in the capital stock, the Company‟s management and stockholders; liquidate the Company; ask other party to file a bankruptcy for the Company and transfer the title of collateralized assets to other party.
Perusahaan telah menerima surat persetujuan perubahan negative covenant dari PT Bank Syariah Mandiri sesuai Surat No. 8/595-3/DPB1 tanggal 16 Agustus 2006 yaitu setiap perubahan pengurus, pemegang saham dan pembagian dividen wajib dilaporkan secara tertulis kepada bank tersebut.
The Company received approval on the changes of negative covenants from Bank Syariah Mandiri in the Letter No. 8/595-2/DPB1, dated August 16, 2006, which stated that changes of management, stockholders, payment of dividend should be reported to PT Bank Syariah Mandiri in writing.
Pada tanggal 31 Desember 2010, Manajemen berpendapat bahwa Perusahaan mematuhi seluruh perjanjian yang di buat oleh bank.
As of December 31, 2010, the management of the Company believes that it has complied with all important covenants required by the bank.
17. SEWA PEMBIAYAAN
17. OBLIGATIONS UNDER FINANCE LEASE
Akun ini merupakan hutang sewa pembiayaan kendaraan bermotor dari PT Astra Sedaya Finance, sebagai berikut:
The account represents lease payables in relation to financing of motor vehicle by PT Astra Sedaya Finance – details of obligations by due date are as follows:
.
.
31
The original financial statements included herein are in the Indonesia language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
17. SEWA PEMBIAYAAN (lanjutan)
17. OBLIGATIONS UNDER FINANCE LEASE (continued) 2010
2009
Pembayaran yang jatuh tempo pada tahun : 2010 2011 2012 2013
146.488 131.359 75.676
205.036 61.036 -
Details of obligations under finance lease by due date : 2010 2011 2012 2013
Jumlah pembayaran minimum sewa Bunga
353.523 (16.834)
266.072 (12.243)
Total minimum lease payments Interest
336.689 (146.488)
253.829 (205.036)
Present value of minimum lease payments Current maturities
48.793
Long-Term - Net of Current Maturities
Nilai tunai pembayaran minimum sewa Bagian jatuh tempo dalam satu tahun Bagian Jangka Panjang
190.201
Suku bunga sewa dengan PT Astra Sedaya Finance adalah 17% per tahun. Hutang sewa dibayar setiap bulan dalam jumlah tetap. Kendaraan bermotor tersebut sebagai jaminan atas pembiayaan ini (catatan 9).
Lease interest rate with PT Astra Sedaya Finance is 17% per annum. Lease obligations are repayable monthly at fixed amounts. The related vehicles were used as collateral for the lease (note 9).
18. PERPAJAKAN
18. TAXES
a.
Pajak dibayar dimuka merupakan Pajak Pertambahan Nilai sebesar Rp 276.144 dan Rp 900.961 pada 31 Desember 2010 dan 2009.
a.
Prepaid tax represents Value Added Tax amounting to Rp 276,144 and Rp 900,961 as of December 31, 2010 and 2009, respectively.
b.
Hutang pajak terdiri dari :
b.
Taxes payables consist of:
2010 Pajak penghasilan Pasal 21 Pasal 23 Pasal 25 Pasal 4(2) PPN Jumlah
c.
2009
8.515.823 237.155 124.711 346.853 1.310.228
9.364.102 283.060 124.711 493 -
10.534.770
9.772.366
Rekonsiliasi antara rugi sebelum beban pajak penghasilan seperti yang disajikan dalam laporan laba rugi dan taksiran rugi fiskal untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
c.
2010 Rugi sebelum manfaat pajak penghasilan menurut laporan laba rugi Beda temporer: Imbalan kerja Sewa pembiayaan Penyusutan Beda tetap: Tunjangan karyawan Penghasilan bunga yang pajaknya bersifat final Lain-lain
Income taxes Article 21 Article 23 Article 25 Article 4(2) Value added tax Total
Reconciliation between loss before income tax as shown in the statements of income and estimated fiscal loss for the years ended December 31, 2010 and 2009 are as follows:
2009
(46.662.086)
3.831.103 (996.359) (9.268.763)
5.493.200 (456.316) (16.250.595)
15.832.677
15.211.123
(35.031) 2.322.248
.
Loss before income tax per statements of income
(42.360.594)
(57.068) (2.568.670)
Temporary differences: Employee benefits Finance leases Depreciation Permanent differences: Employees‟ allowances Interest income already subjected to final tax Others .
32
The original financial statements included herein are in the Indonesia language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
18. PERPAJAKAN (lanjutan)
18. TAXES (continued) 2010
Estimasi rugi fiskal
(34.976.211)
(40.988.920)
Estimated fiscal loss
Rugi fiskal yang dapat dikompensasi 2008 2009 2010
84.945.079 40.988.920 34.976.211
84.945.079 40.988.920 -
Tax loss carryforward 2008 2009 2010
Jumlah
160.910.210
125.933.999
Total
Prepayments of incomee tax: Article 22 Article 23
Pajak penghasilan dibayar di muka: Pasal 22 Pasal 23
34.822 2.444.680
18.994 3.776.731
Jumlah pajak penghasilan dibayar di muka
2.479.502
3.795.725
Total prepayments of income tax
Taksiran tagihan pajak penghasilan awal
8.751.878
4.956.153
Estimated claim for tax refund beginning
11.231.380
8.751.878
Estimated claim for tax refund
Taksiran tagihan pajak penghasilan
d.
2009
Perhitungan manfaat pajak tangguhan atas beda temporer yang signifikan antara pelaporan komersial dan pajak dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku untuk tahun 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
Rugi Fiskal Penyisihan imbalan kerja Penyusutan Sewa pembiayaan Koreksi karena perubahan tarif Jumlah manfaat pajak penghasilan tangguhan
d.
2010
2009
8.744.053 957.776 (2.413.983) (249.090) -
10.247.230 1.373.299 (3.427.001) (114.079) 492.479
7.038.756
7.586.970
e. Rincian aset dan kewajiban pajak tangguhan pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
Aset pajak tangguhan Rugi Fiskal Kewajiban imbalan kerja Kewajiban pajak tangguhan Penyusutan aset tetap Sewa pembiayaan Beban tangguhan Aset pajak tangguhan
The deferred tax benefit computation of significant temporary differences between commercial and fiscal statements using tax rates in 2010 and 2009 are as follows:
e.
Total deferred tax benefit
The details of deferred tax assets and liabilities as of December 2010 and 2009 are as follows :
2010
2009
42.775.904 6.435.073
34.031.851 5.477.297
(18.455.171) (550.974) (3.249.813)
(16.041.188) (301.884) (3.249.814)
26.955.019
19.916.262
.
Fiscal loss Employee benefits Depreciation Finance lease Correction due to changes in tax rate
Deferred tax assets Fiscal loss Employee benefits Deferred tax liabilities Depreciation Finance leases Deferred charges Deferred tax assets - net
.
33
The original financial statements included herein are in the Indonesia language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
18. PERPAJAKAN (lanjutan)
18. TAXES (continued)
Pada September 2008, Undang-undang No. 7 tahun 1983 mengenai “Pajak Penghasilan” diubah untuk keempat kalinya dengan Undang-undang No. 36 Tahun 2008. Perubahan tersebut juga mencakup perubahan tarif pajak penghasilan badan dari sebelumnya menggunakan tarif pajak bertingkat menjadi tarif tunggal yaitu 28% untuk tahun fiskal 2009 dan 25% untuk tahun fiskal 2010 dan seterusnya.
In September 2008, Law No. 7 year 1983 regarding “income tax” has been revised for the fourth time with law No. 36 Year 2008. The revised Law stipulates changes in corporate tax rate from a marginal tax rate to a single rate of 28% for fiscal year 2009 and 25% for fiscal year 2010 onwards.
Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) Pajak Penghasilan Perusahaan telah disampaikan kepada Kantor Pajak sampai dengan tahun fiskal tahun 2009. SPT Tahun 2010 Perusahaan akan dilaporkan sesuai dengan taksiran rugi fiskal yang diungkapkan dalam laporan keuangan. Semua hutang pajak dan pendapatan kena pajak / rugi fiskal telah dihitung dengan baik dan dilaporkan kepada kantor pajak sesuai dengan laporan keuangan auditan Perusahaan.
The Company‟s annual corporate income tax (SPT) tax has been submitted until for the fiscal year in 2009. SPT for the year 2010 of The Company will be reported according to fiscal loss estimation stated in the financial statements. All the taxes payable and fiscal loss has been calculated correctly and reported to the Tax Office in accordance with the audited financial statements.
Pada tanggal 18 Nopember 2009, Perusahaan telah menerima Surat Ketetapan Pajak yang menetapkan kurang bayar untuk pajak penghasilan (pasal 22, 23, 4(2)), pajak pertambahan nilai impor BKP, pajak pertambahan nilai atas barang mewah dan pajak penghasilan badan untuk tahun 2006 sebesar Rp 14.828.292 termasuk denda dan bunga. Perusahaan telah mengajukan keberatan pada tanggal 12 Pebruari 2010. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2010, perusahaan belum melunasi SKPKB tersebut.
In November 18, 2009, the Company has received tax assessment for underpayment of withholding taxes (articles 22, 23, 4(2)), value added tax of import taxable good, luxury sales tax, corporate income tax for fiscal year 2006 amounting to Rp 14,828,292 including interests and penalties. The Company has filed an objection against the tax assessments on February 12, 2010. As of December 31, 2010, the Company has not paid the underpayment.
Pada tanggal 5 Nopember 2010, perusahaan telah menerima Surat Keputusan Direktur Pajak tentang Keberatan Wajib Pajak Atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan Penghasilan Pasal 4 (2) untuk tahun 2006 yang memutuskan menerima seluruhnya keberatan wajib pajak, sehingga hasilnya menjadi nihil.
On November 5, 2010, the Company received tax assessment for tax payer objection of tax assessment for underpayment of withholding taxes article 4 (2) for the year of 2006 which is a decision of the approval for all of tax payer objection, so the result becomes zero.
Pada tanggal 5 Nopember 2010, perusahaan telah menerima Surat Keputusan Direktur Pajak tentang Keberatan Wajib Pajak Atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai dan Jasa Impor BKP dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah untuk tahun pajak 2006 yang memutuskan menolak seluruhnya keberatan wajib pajak. Atas putusan tersebut perusahaan mengajukan banding pada tanggal 28 Januari 2011.
On November 5, 2010, the Company received tax assessment for tax payer objection of tax assessment for underpayment of value added tax of import taxable good and luxury sales tax for the year of 2006 which is a rejection for refuse all of tax payer objection. Because of that decision, the company filed an appeal on January 28, 2011.
Pada tanggal 12 Nopember 2010, perusahaan telah menerima Surat Keputusan Direktur Pajak tentang Keberatan Wajib Pajak Atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan badan untuk tahun 2006 yang memutuskan menerima sebagian keberatan wajib pajak. Atas keputusan tersebut, telah diperhitungkan dengan cara pemindahbukuan.
On November 12, 2010, the Company received tax assessment for tax payer objection of tax assessment for underpayment of withholding corporate income taxes for the year of 2006 which is a decision of the approval for just a part of tax payer objection. For this decision, has been calculated in a way bay overbooking.
Pada tanggal 15 Nopember 2010, perusahaan telah menerima Surat Keputusan Direktur Pajak tentang Keberatan Wajib Pajak Atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan Penghasilan Pasal 22 Impor untuk tahun 2006 yang memutuskan menerima seluruhnya keberatan wajib pajak.
On November 15, 2010, the Company received tax assessment for tax payer objection of tax assessment for underpayment of withholding taxes article 22 for the year of 2006 which is a decision of the approval for all of tax payer objection.
.
.
34
The original financial statements included herein are in the Indonesia language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
18. PERPAJAKAN (lanjutan)
18. TAXES (continued)
Pada tanggal 20 April 2010, Perusahaan telah menerima Surat Ketetapan Pajak yang menetapkan kurang bayar untuk pajak penghasilan pasal 23, untuk tahun 2008 sebesar Rp 6.518.529 termasuk denda dan bunga. Perusahaan telah mengajukan keberatan pada tanggal 27 April 2010. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2010, Perusahaan belum melunasi SKPKB tersebut.
On April 20, 2010, the Company has received a tax assessment which confirmed the underpayment for income tax article 23, for 2008 amounted to Rp 6,518,529 including penalties and interest. The Company has filed an objection on April 27, 2010. As of December 31, 2010, the Company has not paid the tax assessment.
19. KEWAJIBAN IMBALAN KERJA
19. EMPLOYEE BENEFITS LIABILITY
Perusahaan memberikan imbalan untuk karyawannya yang telah mencapai usia pensiun yaitu 55 tahun sesuai dengan Undang-undang No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003. Imbalan kerja tersebut tidak didanai.
The Company provides benefits for its employees who reach the retirement age of 55 based on the provisions of Labor Law No. 13/2003 dated March 25, 2003. The employee benefits liability is unfunded.
Tabel berikut ini merangkum komponen-komponen atas beban imbalan kerja bersih yang diakui dalam laporan laba rugi dan jumlah yang disajikan dalam neraca sebagai kewajiban imbalan kerja berdasarkan penilaian aktuaria yang dilakukan oleh aktuaris independen PT Eldridge Gunaprima Solution berdasarkan laporannya pada tanggal 08 Maret 2011 untuk tahun 2010 dan 19 Maret 2010 untuk tahun 2009.
The following tables summarize the components of net employee benefits expense recognized in the statements of income and amount presented in the balance sheets for the employee benefits liability as determined by an independent actuary, PT Eldridge Gunaprima Solution, in its report dated March 08, 2011 for 2010 and March 19, 2010 for 2009 .
a.
a.
Beban imbalan kerja - bersih: 2010
b.
c.
Net employee benefits expense: 2009
Beban jasa kini Beban bunga Amortisasi biaya jasa lalu yang belum diakui Kerugian amortisasi biaya jasa kini yang belum diakui
3.087.946 2.554.223
3.017.075 2.855.495
1.179.418
1.179.419
(76.516)
-
Current service costs Interest expense Amortization past service obligation Unrealized loss of amortization of current service costs
Jumlah
6.745.071
7.051.989
Total
Kewajiban imbalan kerja:
b.
Employee benefits liability:
2010
2009
Nilai kini kewajiban imbalan kerja Keuntungan aktuarial yang belum diakui Biaya jasa lalu yang belum diakui - non vested
30.607.777
26.538.313
Present value of defined benefit obligation
1.974.900
3.392.679
Unrecognized actuarial gain
(6.842.384)
(8.021.802)
Kewajiban bersih
25.740.293
21.909.190
Mutasi kewajiban imbalan kerja karyawan adalah sebagai berikut:
c.
Net liability
Movements in the employee benefits liability are as follows:
2010
2009
Saldo awal tahun Beban imbalan kerja tahun berjalan Pembayaran imbalan kerja
21.909.190 6.745.071 (2.913.968)
16.415.990 7.051.989 (1.558.789)
Saldo akhir tahun
25.740.293
21.909.190
.
Unrecognized past service cost
Balance at beginning of year Expense recognized in year Benefits payment Balance at end of year
.
35
The original financial statements included herein are in the Indonesia language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
19. KEWAJIBAN IMBALAN KERJA (lanjutan)
19. EMPLOYEE BENEFITS LIABILITY (continued)
Asumsi-asumsi dasar yang digunakan dalam menentukan kewajiban imbalan kerja pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut: Tingkat diskonto
:
Tingkat kenaikan upah
:
Tingkat mortalitas
:
Usia normal pensiun
:
The principal assumptions used in determining employee benefits liability as of December 31, 2010 and 2009 are as follows:
8% pada tahun 2010 dan10,5% pada tahun 2009 8% in 2010 and 10.5% in 2009 7% pada tahun 2010 dan 8% pada tahun 2009 7% in 2010 and 8% in 2009 Tabel Mortalita Indonesia 2/ Mortality Indonesia Table 2 55 tahun/55 years
20. KEWAJIBAN JANGKA PANJANG LAINNYA
:
Discount rate
:
Annual salary increment rate
Mortality rate :
Normal retirement age
20. OTHER LONG TERM LIABILITIES
Akun ini terdiri dari :
This account consist of : 2010
Hutang pembelian pesawat BAC 1-11 (PK-TRU)-Dolar AS Uang jaminan pelanggan Lain-lain Jumlah
2009
9.777.713 7.663.532 -
10.222.500 9.400.000 113.172
Purchase of aircraft BAC 1-11 (PK-TRU) - US Dollar Customer deposits Others
17.441.245
19.735.672
Total
Kewajiban atas pembelian pesawat yang merupakan kewajiban kepada pihak ketiga (PT Wono Madu) dalam AS$ untuk memperoleh pesawat BAC 1-11 (PK-TRU). Kewajiban ini tidak dikenakan bunga dan akan dilunasi setelah pesawat tersebut dijual oleh Perusahaan.
A liability for the purchase of aircraft represents obligation to a third party (PT Wono Madu), in US Dollar in relation to the acquisition of BAC 1-11 (PK-TRU) aircraft. The liabilities are non-interest bearing and will be paid when the aircraft is sold by the Company.
Pada tahun 2009 PT TransNusa Air Services memberikan jaminan atas sewa pesawat sebesar US$ 1.000.
In 2009, customer deposits represent PT TransNusa Air Services given deposits amounting to US$ 1,000 for aircraft rental.
21. MODAL SAHAM
21. CAPITAL STOCK
Rincian pemilikan saham pada tanggal 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut :
The details of the share ownership as of December 31, 2010 are as follows:
Jumlah Saham Ditempatkan dan Jumlah Saham Ditempatkan dan Disetor penuh/ Number of Shares Issued and Fully Paid
Pemegang Saham/ Stockholders Seri A / Series A PT Global Transport Services Masyarakat dan karyawan / Publics and employees Jumlah Seri A / Total Series A
Persentase Pemilikan (%)/ Percentage of Ownership (%)
Jumlah/ Amount
1.592.358.315
53,01%
159.235.832
730.365.102
24,32%
73.036.510
2.322.723.417
77.33%
232.272.342
.
.
36
The original financial statements included herein are in the Indonesia language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
21. MODAL SAHAM (lanjutan)
21. CAPITAL STOCK (continued) Jumlah Saham Ditempatkan dan Jumlah Saham Ditempatkan dan Disetor penuh/ Number of Shares Issued and Fully Paid
Pemegang Saham/ Stockholders
Persentase Pemilikan (%)/ Percentage of Ownership (%)
Jumlah/ Amount
Seri B / Series B Global Far East Investments Ltd Starlight Ltd
365.005.000 316.000.000
12,15% 10,52%
18.250.250 15.800.000
Jumlah Seri B / Total Series B
681.005.000
22,67%
34.050.250
3.003.728.417
100,00%
266.322.592
Jumlah / Total
Rincian pemilikan saham pada tanggal 31 Desember 2009 adalah sebagai berikut :
The details of the share ownership as of December 31, 2009 are as follows:
Jumlah Saham Ditempatkan dan Jumlah Saham Ditempatkan dan Disetor penuh/ Number of Shares Issued and Fully Paid
Pemegang Saham/ Stockholders
Persentase Pemilikan (%)/ Percentage of Ownership (%)
Jumlah/ Amount
PT Global Transport Services PT Usaha Gedung Bimantara Masyarakat dan karyawan/ Publics and employees
1.592.358.315 78.490
68,56% 0,00%
159.235.832 7.849
730.286.612
31,44%
73.028.661
Jumlah / Total
2.322.723.417
100,00%
232.272.342
Penambahan modal saham pada tahun 2009 berasal dari Penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebanyak 173.118.279 saham dengan harga Rp 186 per saham.
Increase in the Company‟s capital stock in year 2009 was a result of issuance 173,118,279 shares of stocks with preemptive rights with market value Rp 186 of each share.
Berdasarkan akta notaris tanggal 28 Juli 2010 No 11 tentang pernyataan keputusan rapat PT Indonesia Air Transport Tbk yang menetapkan hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham pada tanggal 21 Mei 2010, yang menyetujui rencana perusahaan untuk melakukan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu dalam rangka konversi wesel bayar perusahaan menjadi kepemilikan saham.
Based on notarial deed dated July 28, 2010 number 11 on the statement of the meeting the decision of PT Indonesia Air Transport Tbk which establishes the resolution of the General Meeting of Stockholders on May 21, 2010, which approved the Company's plans to to make additional capital without preemptive rights in the context of conversion of corporate notes payable into shares.
Pada tanggal 30 September 2010, dilakukan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu sebesar Rp 34,050,250 ribu dengan menerbitkan Saham Seri B dengan nilai nominal sebesar Rp 50.
In September 30, 2010, there were additional capital without preemptive rights amounting to Rp 34,050,250 thousand by issuing Series B shares with a nominal value of Rp 50.
.
.
37
The original financial statements included herein are in the Indonesia language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
22. AGIO SAHAM
22. ADDITIONAL PAID - IN CAPITAL
Rincian agio saham sebagai berikut:
The details of additional paid-in capital are as follows: 2010
Penawaran umum perdana saham tahun 2006-setelah dikurangi biaya emisi saham sebesar Rp 2.900.228 Pelaksanaan opsi saham karyawan tahun 2007 Penawaran umum terbatas dengan hak memesan efek terlebih dahulu tahun 2008 tahun 2009 Biaya emisi saham Jumlah
2009
10.059.772
10.059.772
305.834
305.834
12 14.888.171 (487.414)
12 14.888.171 (487.414)
24.766.375
24.766.375
23. PENDAPATAN USAHA
Public offering of shares in 2006less issuance cost of shares amounted to Rp 2,900,228 Employee stock option exercised in 2007 Limited offering through rights issue with preemptive rights in 2008 in 2009 Shares issuance costs Total
23. OPERATING REVENUES
Rincian pendapatan sebagai berikut:
The details of revenues are as follows: 2010
Jasa penyewaan pesawat Contract charter Spot charter Jasa perbaikan dan pemeliharaan pesawat Jumlah
2009
174.713.140 39.882.005
228.382.883 9.733.675
Aircraft services Contract charter Spot charter
49.863
1.248.764
Aircraft repairs and maintenance services
214.645.008
239.365.322
Total
Seluruh pendapatan usaha diperoleh dari pihak ketiga.
All the operating revenues were derived from transactions with third parties.
Pendapatan usaha dari pelanggan yang melebihi 10% dari jumlah pendapatan usaha berasal dari:
Revenues derived from the following customers represent more than 10% of the total operating revenues of the respective periods:
2010
2009
Total E&P Indonesie PT Transnusa Air Service PT International Nickel Indonesia Tbk PT Metro Batavia PT Conoco Phillips Indonesia Ainc Ltd
117.716.819 31.927.206 29.248.688 -
123.613.674 35.101.405 47.202.017 2.243.943
Total E&P Indonesie PT Transnusa Air Service PT International Nickel Indonesia Tbk PT Metro Batavia PT Conoco Philips Indonesia Ainc Ltd
Jumlah
178.892.713
208.161.039
Total
24. BEBAN LANGSUNG
24. DIRECT COSTS
Rincian beban langsung adalah sebagai berikut:
Mesin dan suku cadang utama Ijarah Penyusutan (Catatan 9) Asuransi Gaji dan tunjangan
The details of direct cost are as follows: 2010
2009
41.045.050 34.294.037 22.754.434 23.812.492 13.587.892
67.635.272 39.476.899 23.353.173 27.752.525 20.533.464
.
Engine and major spareparts Ijarah Depreciation (Note 9) Insurance Salaries and allowances .
38
The original financial statements included herein are in the Indonesia language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
24. BEBAN LANGSUNG (lanjutan)
Suku cadang Bahan bakar Lampu pendaratan Lain – lain (masing-masing dibawah Rp 2.000.000) Jumlah
24. DIRECT COSTS (continued) 2010
2009
10.445.679 7.898.502 1.317.397
10.379.888 6.892.725 1.926.286
17.108.014
9.586.831
Spare parts Fuel Landing light Others (less than Rp 2,000,000)
172.263.497
207.537.063
Total
25. BEBAN USAHA
25. OPERATING EXPENSES
Rincian beban usaha adalah sebagai berikut:
The details of operating expenses are as follows: 2010
2009
Gaji dan tunjangan Perjalanan dinas Imbalan kerja (Catatan 19) Sewa Penyusutan (Catatan 9) Lisensi pilot Asuransi Utilitas Komunikasi Perbaikan dan pemeliharaan Perlengkapan kantor Pelatihan Jasa Profesional Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 140.000)
26.575.143 11.772.128 6.745.071 4.948.813 4.686.924 4.129.487 3.120.196 1.760.593 1.722.810 1.563.549 1.552.527 812.591 456.850
29.179.348 13.308.779 7.051.989 4.283.742 2.163.598 6.239.883 3.251.634 1.334.913 1.387.056 1.160.715 1.143.333 282.512 829.732
1.404.146
788.323
Salaries and allowance Travelling Employee benefits (Note 19) Rent Depreciation (Note 9) Pilot license Insurance Utilities Communications Repairs and maintenance Office supplies Trainin g Professional fees Others (less than Rp Rp 140,000)
Jumlah
71.250.828
72.405.557
Total
26. BEBAN PEMBIAYAAN
26. FINANCING EXPENSE 2010
2009
Hutang bank dan pinjaman jangka panjang Hutang sewa - Murabahah Murabahah tangguhan
21.659.731 6.638.769 -
25.024.409 582.215 7.013.647
Bank loan and loan-term loans Lease obligations - Murabahah Deferred murabahah
Jumlah
28.298.500
32.620.271
Total
27. OTHER CHARGES – NET
27. BEBAN LAIN-LAIN - BERSIH 2010 Provisi dan administrasi bank Lain-lain Bersih
2009
(7.175.627) 7.738.012 562.385
.
(6.609.105) 4.986.354
Bank and other financing charges Others
(1.622.751)
Net
.
39
The original financial statements included herein are in the Indonesia language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
28. RUGI BERSIH PER SAHAM DASAR
28. BASIC LOSS PER SHARE
Perhitungan rugi bersih per saham dasar didasarkan pada data berikut :
The calculation of basic loss per share is based on the following data:
Rugi bersih
Net loss 2010
Rugi bersih periode berjalan
2009
(39.623.330)
(34.773.624)
Net loss for the year
Jumlah Saham
Number of shares
Jumlah rata-rata tertimbang saham beredar (penyebut) untuk tujuan penghitungan laba per saham dasar adalah sebagai berikut :
The weighted average number of shares outstanding (denominator) for the computation of loss per share is as follows:
2010
2009
Saldo awal tahun Penerbitan saham melalui opsi saham karyawan (tanggal 17 Oktober 2007) Penawaran umum terbatas dengan hak memesan efek terlebih dahulu Penawaran umum terbatas tanpa hak memesan efek terlebih dahulu
2.140.000.000
2.140.000.000
1.921.000
1.921.000
173.118
173.118
681.005
-
Balance at beginning of year Share issue through the employee stock option (on October 17, 2007) Limited offering through rights issue with preemptive rigths Limited offering through rights issue without preemptive rigths
Jumlah rata-rata tertimbang saham
2.142.775.123
2.142.094.118
Weighted average number of shares outstanding
RUGI BERSIH PER SAHAM DASAR
BASIC LOSS PER SHARE 2010
Rugi per saham – Rupiah penuh
2009 18
29. PROGRAM OPSI KARYAWAN
16
Loss per share – in full Rupiah amount
29. EMPLOYEE STOCK OPTION PLAN
Berdasarkan rapat umum pemegang saham luar biasa Perusahaan sebagaimana tercantum dalam akta No. 12 tanggal 9 Juni 2006, dari Notaris Meiyane Halimatussyadiah, SH, para pemegang saham menyetujui Program Pemilikan Saham Karyawan (ESOP). ESOP akan diberikan kepada direksi dan komisaris yang telah menjabat sejak tanggal 1 agustus 2006 serta karyawan tetap yang mempunyai masa kerja minimal 5 tahun. Jumlah hak opsi sebanyak 90 juta saham yang akan diberikan secara bertahap dalam jangka waktu 5 tahun dengan ketentuan tahap pertama sebanyak 20% dari jumlah opsi akan diberikan bersamaan dengan penawaran umum perdana Perusahaan dan tahap kedua sampai dengan tahap kelima masing-masing sebanyak 20% dari jumlah opsi akan diberikan setelah Rapat Umum Pemegang Saham tahun 2007, 2008, 2009 dan 2010. Setiap hak opsi memberikan hak untuk membeli 1 saham baru Perusahaan.
Based on the Company‟s Extraordinary General Meeting of Stockholders, as stated in Deed No. 12 dated June 9, 2006, of Notary Meiyane Halimatussyadiah, SH, the stockholders approved the Employee Stock Option Plan (ESOP). The ESOP will be granted to the directors and commissioners that have been employed by the Company since August 1, 2006 and to permanent employees that have a minimum of 5 working years. The option rights available to be exercised amounted to 90 million stocks and they will be given in several phases within a minimum period of 5 years, with the following provisions: 20% of option will be given in the first phase along with the Company‟s Initial Public Offering. For phase 2 through phase 5, each of a portion of 20% of options will be given, within every year after the Company‟s General Meeting of Stockholders, which is in the year of 2007, 2008, 2009, and 2010. Each option rights entitles the holder to buy 1 new stock of the Company.
Pada tahun 2010 dan 2009 tidak terdapat saham yang dieksekusi
There has no stock option exercised In 2010 and 2009.
.
.
40
The original financial statements included herein are in the Indonesia language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
29. PROGRAM OPSI KARYAWAN (lanjutan)
29. EMPLOYEE STOCK OPTION PLAN (continued)
Nilai wajar opsi diestimasi pada tanggal pemberian opsi dengan menggunakan model the Black-Scholes Option Pricing. Asumsi utama untuk menghitung nilai wajar opsi adalah sebagai berikut: Opsi gagal diperoleh Suku bunga bebas risiko Periode opsi Ketidakstabilan harga saham Dividen diharapkan
The fair value of the option is estimated on the grant date using the Black-Scholes Option Pricing model. Key assumptions used in calculating the fair value of the options are as follows:
0,0822% 8,25% 5 tahun/years 51,06% 2,63%
30. KOMITMEN DAN KONTINJENSI
Options forfeiture Risk-free interest rate Option period Expected stock price volatility Expected dividend
30. COMMITMENTS AND CONTINGENCIES
Perusahaan menghadapi kasus litigasi di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan sebagai tergugat II atas gugatan dari Syarifuddin Harahap terhadap PT Conoco Philips Indonesia Ainc Ltd sebagai tergugat I sehubungan dengan transaksi pembatalan performance bond. Proses perkara ini telah selesai dan berkekuatan hukum tetap, dengan putusan nomor 1221/Pdt.G/2009/PN.Jkt.Sel tertanggal 14 Oktober 2009.
The Company faced litigation case no. 1221/Pdt.G/2009/PN.Jkt.Sel in the South Jakarta District Court as 2nd defendant of Syarifuddin Harahap law suit to PT Conoco Philips Indonesia Ainc Ltd as 1st defendant, related to cancellation of performance bonds transaction. Based on Court decision letter No. 1221/Pdt.G/2009/PN.Jkt.Sel dated October 14, 2009, the case has been closed due to the agreed settlement between the involved parties.
31. INFORMASI SEGMEN
31. SEGMENT INFORMATION
Segmen Usaha
Business segments
Untuk tujuan pelaporan, manajemen Perusahaan menetapkan segmen usaha berdasarkan pertimbangan risiko dan hasil terkait dengan jasa yang diberikan yaitu jasa penyewaan pesawat serta jasa perbaikan dan pemeliharaan pesawat.
For management reporting purposes, subject to risks and returns of related services, the Company‟s management presented its business segment into charter aircraft and aircraft repairs and maintenance services.
Informasi segmen usaha Perusahaan adalah sebagai berikut :
Segment information of the Company is as follows : 2010
Jasa Penyewaan Pesawat/ Charter Aircraft
PENDAPATAN USAHA Pendapatan dari pihak eksternal Hasil segmen
Jasa Perbaikan dan pemeliharaan pesawat/ Aircraft repairs and maintenance
Jumlah/ Amount
OPERATING REVENUE
214.595.145
49.863
214.645.008
Revenue from external services
42.331.648
49.863
42.381.511
Segment results
Beban usaha tidak dapat dialokasi
(71.250.828)
Rugi usaha
(28.869.317)
Loss from operations
Keuntungan kurs mata uang asing Pendapatan bunga Keuntungan penjualan aset tetap Beban pembiayaan Lain-lain – bersih
9.732.815 35.031 175.500 (28.298.500) 562.385
Gain on foreign exchange - net Interest income Gain on disposal of fixed assets Financing expense Others – net
Rugi sebelum pajak
(46.662.086)
Manfaat pajak penghasilan
Unallocated operating expenses
Loss before tax
7.038.756
Rugi bersih
Income tax benefit
(39.623.330) .
Net Loss .
41
The original financial statements included herein are in the Indonesia language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
31. INFORMASI SEGMEN (lanjutan)
31. SEGMENT INFORMATION (continued) 2010
Jasa Penyewaan Pesawat/ Charter Aircraft ASET Aset segmen Aset tidak dapat dialokasi
493.851.504 99.561.307
Jumlah Aset
Jasa Perbaikan dan pemeliharaan pesawat/ Aircraft repairs and maintenance
Jumlah/ Amount
-
493.851.504 99.561.307
ASSETS Segment assets Unallocated assets
593.412.811
-
593.412.811
Total Assets
KEWAJIBAN Kewajiban segment Kewajiban tidak dapat dialokasi
381.840.362 30.606.271
-
381.840.362 30.606.271
LIABILITIES Segment liabilities Unallocated liabilities
Jumlah kewajiban
412.446.633
-
412.446.633
Total liabilities
Pengeluaran modal
Capital expenditure
Penyusutan Penyusutan tidak dapat dialokasi
22.754.434 -
3.862.706 824.218
26.617.140 824.218
Depreciation Unallocated depreciation
Jumlah
22.754.434
4.686.924
27.441.358
Total
Jasa Penyewaan Pesawat/ Charter Aircraft
PENDAPATAN USAHA Pendapatan dari pihak eksternal Hasil segmen
2009 Jasa Perbaikan dan pemeliharaan pesawat/ Aircraft repairs and maintenance
Jumlah/ Amount
OPERATING REVENUE
238.116.558
1.248.764
239.365.322
Revenue from external services
30.772.261
1.055.998
31.828.259
Segment results
Beban usaha tidak dapat dialokasi
(72.405.557)
Unallocated operating expenses
Rugi usaha
(40.577.298)
Loss from operations
Keuntungan kurs mata uang asing Pendapatan bunga Kerugian penjualan aset tetap Beban pembiayaan Lain-lain – bersih
40.650.868 41.276 (8.232.418) (32.620.271) (1.622.751)
Gain on foreign exchange - net Interest income Loss on disposal of fixed assets Financing expense Others – net
Rugi sebelum pajak Manfaat pajak penghasilan
(42.360.594) 7.586.970
Loss before tax Income tax benefit
Rugi bersih
(34.773.624)
Net Loss
.
.
42
The original financial statements included herein are in the Indonesia language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
31. INFORMASI SEGMEN (lanjutan)
31. SEGMENT INFORMATION (continued)
Jasa Penyewaan Pesawat/ Charter Aircraft
2009 Jasa Perbaikan dan pemeliharaan pesawat/ Aircraft repairs and maintenance
Jumlah/ Amount
ASET Aset segmen Aset tidak dapat dialokasi
494.318.522 67.851.015
-
494.318.522 67.851.015
ASSETS Segment assets Unallocated assets
Jumlah Aset
562.169.537
-
562.169.537
Total Assets
KEWAJIBAN Kewajiban segment Kewajiban tidak dapat dialokasi
348.076.640 27.553.639
-
348.076.640 27.553.639
LIABILITIES Segment liabilities Unallocated liabilities
Jumlah kewajiban
375.630.279
-
375.630.279
Total liabilities
Pengeluaran modal
Capital expenditure
Penyusutan Penyusutan tidak dapat dialokasi
23.353.173 -
698.891 1.464.707
24.052.064 1.464.707
Depreciation Unallocated depreciation
Jumlah
23.353.173
2.163.598
25.516.771
Total
Segmen geografis
Geographical segments
Perusahaan berlokasi di Jakarta dan Balikpapan, sedangkan jasa diberikan ke beberapa wilayah. Pendapatan Perusahaan berdasarkan segmen geografis adalah sebagai berikut :
The Company is located in Jakarta and Balikpapan, while services are carried out in various geographical area in Indonesia. The distribution of the Company sales by geographical segments is as follows :
2010
2009
Balikpapan Jakarta/Matak Lainnya
148.231.686 3.112.959 63.300.363
106.311.881 16.471.346 116.582.095
Balikpapan Jakarta/Matak Others
Jumlah
214.645.008
239.365.322
Total
32. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN
32. FINANCIAL RISK MANAGEMENT
Perkembangan situasi ekonomi yang terjadi dapat menimbulkan peluang dan risiko usaha yang mempengaruhi kinerja kinerja Perseroan. Dalam menjalankan kegiatan usahanya Perseroan juga tidak terlepas dari kemungkinan timbulnya risiko-risiko eksternal antara lain :
The economic situation can lead to business opportunities and risks that affect the performance of the Company. In business activities of the Company there is also the possibility of occurrence of external risks, including :
.
.
43
The original financial statements included herein are in the Indonesia language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
32. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
32. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko ketergantungan pada kontrak sewa Jangka Panjang
Risk of dependence on long-term lease
Sebagian besar sumber pendapatan Perseroan berasal dari kegiatan menyewakan pesawat terbang dan helikopter dengan sistem kontrak jangka panjang. Mengingat bahwa jenis industri penerbangan charter adalah industri yang mengutamakan keselamatan dan kepuasan pelanggan baik dari aspek teknis operasional, perawatan atau aspek aspek lain, maka dalam setiap kontrak Perseroan dengan pelanggan terdapat klausula yang memungkinkan terjadinya pemutusan dan/ atau pengakhiran perjanjian secara sepihak dengan memberikan pemberitahuan 1 sampai 2 bulan di muka. Sehubungan dengan hal tersebut, pemutusan kontrak jangka panjang secara sepihak dapat berdampak terhadap pendapatan serta arus kas Perseroan. Demikian juga pada saat berakhirnya kontrak sewa jangka panjang, Perseroan tetap harus mengikuti tender ulang sesuai prosedur, sehingga terdapat kemungkinan Perseroan tidak memenangkan tender.
Most of the Company's income is derived from the leasing of aircrafts and helicopters under long-term contract systems. Given that the nature of charter flight industry places high value on customers' safety and satisfaction from the technical aspects of operational, maintenance or other aspects, within each contract between the Company and its customer there is a clause allowing the termination of the agreement by unilateral notice of 1 to two months in advance. In relation to this clause, the unilateral termination of a long-term contract can have an adverse effect on income and cash flow of the Company. Similarly at the end of a long term lease, the Company must still go through a retender process, as procedures dictates, that there is a possibility of not winning the tender.
Dalam hal ini, pengalaman beroperasi Perseroan serta pedoman usaha Perseroan yang selalu mengutamakan keselamatan dan kepuasan pelanggan telah berhasil menciptakan kepercayaan pelanggan, sehingga semenjak Perseroan berdiri tidak pernah mengalami pemutusan kontrak jangka panjang secara sepihak oleh pelanggan.
In this case, the Company's experience and business guide that puts customers' safety and satisfaction first has successfully created trust in the Company that ever since the Company was established there has not been any unilateral termination of long-term contract by the customer.
Risiko Perseroan dikenakan denda
Risk of fines levied
Apabila Perseroan tidak dapat memenuhi penyerahan pesawat atau helicopter dan tidak dapat menerbangkan pesawat atau helicopter yang telah disewa sesuai ketentuan dan tanggal yang telah ditetapkan dalam kontrak perjanjian penyewaan, pengoperasian dan perawatan pesawat atau helicopter, Perseroan mempunyai risiko untuk dikenakan denda atau penalti oleh penyewa.
If the Company fails to meet the delegation of aircraft and helicopter, and is unable to operate the rented plane or helicopter in accordance with the terms and dates stipulated in the agreement for leasing, operation and maintenance of aircraft or helicopter, the Company has risks for fines or penalties imposed by tenants.
Risiko ketergantungan pelanggan tertentu
Risk of dependence on one particular group of customers
terhadap
satu
kelompok
Sebagian besar pelanggan Perseroan berasal dari kelompok perusahaan yang memiliki usaha di bidang minyak dan gas bumi serta pertambangan. Apabila usaha di bidang tersebut mengalami penurunan tentunya akan mempunyai dampak pada penurunan penyewaan pesawat dan helikopter, sehingga dapat mempengaruhi penerimaan Perseroan. Risiko ketergantungan terhadap kelompok pelanggan dibidang usaha ini telah berusaha diantisipasi Perseroan dengan mengikat kontrak penyewaan secara jangka panjang.
The majority of customers comes from the corporate group companies that are in the business of oil, gas, and mining. If the businesses in those fields are experiencing a downturn, they will have an impact of decrease in aircraft and helicopter rentals, which also adversely affects the Company's income. The risk of dependence on a group of customers in this business is being anticipated by entering long terms lease contracts.
.
.
44
The original financial statements included herein are in the Indonesia language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
32. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
32. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko persaingan usaha
Risk of business competition
Banyak operator baru hadir di industri jasa penerbangan charter oleh karena didorong oleh deregulasi serta potensi keuntungan yang diberikannya telah memotivasi para operator baru untuk memasuki industri tersebut. Akan tetapi Perseroan beranggapan bahwa potensi persaingan dari para operator baru tersebut barulah benar-benar terealisir dan berdampak negatif terhadap Perseroan bilamana para pesaing tersebut telah memenangkan tender di mana Perseroan juga berpartisipasi. Proses tender tersebut hanya dapat diikuti oleh operator yang memiliki kualifikasi khusus dimana aspek keselamatan menjadi aspek utama.
The deregulation of the charter flight service industry as well as the profit potentials in the field has motivated new operators into entering the industry. However, the Company sees the potential for competition from the new operators will not be realized and have an adverse effect on the Company until the competitors manage to win a tender in which the Company is also a participant. Said Tender Process can only be joined by operators having special qualifications where the safety aspect is a main aspect.
Berhasilnya operator-operator baru memenangkan tender akan berpotensi memperkecil pangsa pasar Perseroan di mana pada akhirnya akan berpengaruh negatif pada pendapatan Perseroan. Namun dari sisi lainnya, industri jasa penerbangan charter merupakan jenis industri yang padat modal (capital intensive) sehingga diperkirakan tidak terjadi penambahan yang signifikan pada jumlah perusahaan yang bergerak pada industri penerbangan charter di Indonesia.
The success of new operators in winning tenders will potentially decrease the Company's market share and eventually have an adverse effect on the Company's income. On the other hand, the charter flight service industry is capital intensive that there should not be a significant increase in the number of companies in the industry in Indonesia.
Risiko fluktuasi mata uang
Risk of currency fluctuations
Kebijakan keuangan pemerintah Indonesia sejak krisis ekonomi tahun 1997 telah berubah, tidak lagi tidak lagi menetapkan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing lainnya, tetapi menyerahkan penentuan nilai tukar Rupiah kepada mekanisme pasar. Kebijakan yang mengharuskan pembukuan laporan keuangan dalam mata uang Rupiah dapat mengakibatkan perubahan yang signifikan akibat dari konversi pendapatan maupun hutang Perseroan dalam mata uang asing ke mata uang Rupiah. Dalam hal ini, melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing dapat menimbulkan terjadinya kerugian akibat selisih kurs, sedangkan menguatnya nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat akan menurunkan nilai pendapatan Perseroan dalam Rupiah.
The Government‟s finance policies had changed since ever since the economic crisis hit Indonesia in 1997, instead of settings the exchange rate of Rupiah against other currencies, the Government choose to let the market mechanism determine the exchange rate. Policies that require financial bookkeeping to be done in the Rupiah currency can lead to significant changes due to the conversion of debt and income in foreign currency to the currency Rupiah. In this case, the weakening of rupiah exchange rate against foreign currencies may cause the occurrence of losses due to exchange rate difference, while the strengthening of Rupiah exchange rate against the U.S. dollar will reduce the value of income in Rupiah.
Risiko sosial politik
Risk due to social politics
Ketidakstabilan situasi politik dalam negeri dapat memicu gejolak sosial, kerusuhan dan bentrokan antar kelompok sosial, yang pada akhirnya berdampak negatif terhadap Perseroan. Hal tersebut berpotensi mengurangi minat investor luar negeri khususnya pada industriindustri vital seperti industri minyak, gas dan pertambangan untuk melakukan aktivitas bisnis di Indonesia serta membuat para pelanggan Perseroan saat ini memutuskan untuk tidak meneruskan kegiatan usahanya di Indonesia.
The unstable domestic political conditions can trigger social unrest and clashes between social groups, which in turn will negatively impact the Company. Such conditions can also lessen potential foreign investors' interest, especially in vital industries such as oil, gas and mining, to perform business activities in Indonesia and cause current Company's customers to cease their business activities in Indonesia.
Akibatnya Perseroan akan sulit mempertahankan pangsa pasarnya karena sebagian besar pelanggan perusahaan bergerak dalam industri minyak, gas dan pertambahan sehingga pada akhirnya akan berpengaruh terhadap pendapatan serta laba Perseroan.
As a result, it will be difficult for the Company to maintain its market share since a majority of its customers are from the oil, gas, and mining industries, which in turn will have an adverse affect on the revenue and profit of the Company.
.
.
45
The original financial statements included herein are in the Indonesia language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
32. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
32. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko Kebijakan Pemerintah
Risk due to government policies
Perubahan terhadap kebijakan baik Pemerintah Pusat Republik Indonesia maupun Pemerintah Daerah (dengan diberlakukannya Otonomi Daerah), seperti memberhentikan proyek produksi minyak, gas bumi dan pertambangan yang menyangkut pelanggan Perseroan, akan dapat mengganggu perolehan pendapatan serta laba Perseroan.
Changes in policies by Central Government of the Republic of Indonesia and Local Government (with the realization of Autonomous Region), such as halting projects for production of oil, gas and mining related to the Company's customers, will disrupt the income and profit of the Company.
Beberapa peraturan pemerintah juga harus mendapat perhatian dari Perseroan seperti Peraturan Menteri Perhubungan No. KM 5 Tahun 2006 tentang Peremajaan Armada Pesawat Udara Kategori Transport Untuk Angkutan Udara Penumpang yang antara lain mengatur pesawat udara kategori transport untuk angkutan penumpang yang dapat didaftarkan dan dioperasikan untuk pertama kali di wilayah Republik Indonesia harus memenuhi persyaratan usia tidak lebih dari 20 (dua puluh) tahun dan jumlah pendaratan tidak lebih dari 50.000 kali (cycle), Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 35 Tahun 2005 tentang pengoperasian pesawat udara kategori transport bermesin jet untuk angkutan udara penumpang dengan jumlah pendaratan tidak lebih dari 70.000 kali atau umur pesawat udara tidak lebih dari 35 tahun, Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang keamanan dan keselamatan penerbangan , Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 90 Tahun 1993 tentang prosedur standar kelaikan udara, bahan bakar terbuang, gas buang, kebisingan dan marka pesawat udara, Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 38 Tahun 2000 tentang standar kelaikan udara untuk pesawat udara kategori transport dan lain sebagainya. Perubahan dari peraturanperaturan tersebut secara langsung maupun tidak langsung akan dapat mempengaruhi kinerja dan komitmen usaha Perseroan.
There are some government regulations the Company should also keep an eye on, such as the Minister of Transportation Regulation No. KM 5 Year 2006 regarding Rejuvenation of Transport Category Aircraft Fleet Air For Air Passenger Transport, which, among others, defines the transport category aircraft for passenger transport that can be registered and operated for the first time within the region of the Republic of Indonesia must meet the age requirement of not more than 20 (twenty) years and the number of landing must not exceed 50,000 times (cycle), the Minister of Transportation Regulation Number 35 Year 2005 KM regarding the operation of transport category aircraft with motorized jet for transportation of passengers must have a number of landing of no more than 70,000 times or age of no more than 35 years, Government Regulation No. 3 Year 2001 on security and flight safety, the Minister of Transportation Decree No. KM 90 Year 1993 on standard procedures, fuel, waste gas, noise and aircraft marks, the Minister of Transportation Decree No. KM 38 Year 2000 on standards of airworthiness for transport category aircraft, and so forth. Changes in these regulations will directly or indirectly affect the performance and business commitments of the Company.
Risiko peraturan internasional
Risk of international regulations
Risiko peraturan internasional tetap harus diwaspadai, meskipun tidak terlalu berdampak kepada Perseoan mengingat tidak signifikannya kegiatan usaha Perseroan yang terkait dengan penerbangan internasional, karena setiap usaha jasa penerbangan udara dipengaruhi oleh perubahan hukum lingkungan serta peraturan-peraturan lainnya, di mana sebagai konsekuensi dalam upaya untuk mematuhinya dapat meningkatkan biaya pemeliharaan, termasuk biaya modifikasi pesawat dan atau pergantian dalam prosedur beroperasi. Risiko peraturan internasional berpotensi untuk meningkatkan biaya yang harus dikeluarkan oleh Perseroan sebagai konsekuensi kepatuhannya, yang pada akhirnya dapat mengurangi laba usaha Perseroan.
The risk of international regulations must still be monitored even though it should not have a considerable impact on the Company due to the insignificance of the Company's business activities related to international flights, for the reason that every aviation services business is influenced by changes in environmental laws and other rules, where as a consequence of efforts to comply, the maintenance cost could rise, including aircraft modification costs, and/or changes in operational procedures. The risk of international regulations could raise Company's costs as a consequence of compliance, and ultimately reduce Company's profits.
Risiko kecelakaan pesawat terbang atau Helikopter
Risk of aircraft or helicopter accident
Salah satu risiko umum yang terjadi pada industri penerbangan adalah Risiko kecelakaan atau insiden pesawat terbang atau helikopter. Risiko kecelakaan dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain faktor eksternal seperti faktor cuaca serta faktor internal seperti kerusakan mesin dan human error (kesalahan yang dilakukan oleh pilot maupun teknisi dan mekanik).
The risk of aircraft or helicopter accidents or incidents is one of the common risks in the aviation industry. Risk of accidents may be due to several factors, among which, external factors, such as weather, and internal factors such as mechanical failures and human error (errors made by pilots, technicians and mechanics).
.
.
46
The original financial statements included herein are in the Indonesia language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
32. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
32. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Apabila terjadi kecelakaan atas pesawat terbang atau helikopter yang sedang dalam kontrak, Perseroan harus menyediakan pesawat pengganti dengan biaya yang ditanggung oleh Perseroan. Perseroan sampai saat ini terus meningkatkan Quality dan Safety Mangement dan perawatan pesawat sehingga sampai saat ini belum pernah terjadi insiden yang secara material mengganggu operasi Perseroan. Untuk mengantisipasi kerugian akibat kecelakaan, Perseroan telah mengasuransikan pesawat terbang atau helikopter yang saat ini dioperasikan, pilot, awak, dan penumpang. Terjadinya kecelakaan dapat mengurangi kepercayaan pelanggan yang selanjutnya dapat memperkecil pangsa pasar Perseroan dan menurunkan pendapatan dan keuntungan Perseroan.
Should an accident occur on an aircraft or helicopter currently under contract, the Company must provide a replacement aircraft at the Company's cost. The Company continuously raises the standards of Quality and Safety management and aircraft maintenance that up to this day there have not been an incident that could materially affect the Company's operations. To anticipate losses resulting from accidents, the Company has insured aircrafts of helicopters currently being operated, the pilots, crews and passengers. The occurrence of accidents can lessen customers' trust in the Company, and eventually reduce market share and result in reduction in income and profits.
33. KELOMPOK INSTRUMEN KEUANGAN
33. FINANCIAL INSTRUMENTS BY CATEGORY
Berikut metode dan asumsi yang digunakan untuk estimasi nilai wajar:
The following methods and assumptions are used to estimate the fair value:
Nilai wajar kas dan bank mendekati nilai tercatat karena jangka waktu jatuh tempo yang singkat atas instrumen keuangan tersebut.
Fair value of cash on hand and in bank approximate their carrying amounts largely due to short-term maturities of these instruments.
Nilai wajar dari piutang usaha, piutang lain-lain hutang bank, wesel bayar, hutang usaha, hutang lain-lain, biaya yang masih harus dibayar dan kewajiban jangka panjang lainnya – hutang pembelian pesawat mendekati nilai tercatat karena jangka waktu jatuh tempo yang singkat atas instrumen keuangan tersebut.
The fair value of trade receivables-third parties, other receivable, notes payable, trade payable, other payables, accrued expense and other long term liabilities – purchase of aircraft approximate carrying amounts largely due to short-term maturities of these instruments.
Tabel di bawah ini menyajikan perbandingan atas nilai tercatat dengan nilai wajar dari instrumen keuangan Perusahaan yang tercatat dalam laporan keuangan.
The table below is a comparison by class of the carrying amounts and fair value of the Company‟s financial instruments that are carried in the financial statements.
Nilai tercatat/ Carrying value Aset keuangan: Kas dan bank Piutang usaha Piutang lain-lain Kewajiban keuangan: Wesel bayar Hutang usaha Hutang lain-lain Biaya masih harus dibayar Kewajiban jangka panjang lainnya – Hutang pembelian pesawat
Nilai wajar/ Fair value
34.268.620 37.869.950 6.127.643
34.268.620 37.339.058 6.127.643
43.723.600 33.520.152 18.200.982 1.870.520
43.723.600 33.520.152 18.200.982 1.870.520
9.777.713
9.777.713
34. PERJANJIAN PENTING
Financial liabilities: Notes payable Trade payable Other payables Accrued expenses – Other long-term liabilities Purchase of aircraft
34. AGREEMENTS
Perusahaan melakukan perjanjian penyewaan pesawat udara dengan beberapa pelanggan antara lain:
Financial assets: Cash on hand and in banks Trade Receivables Other receivables
The Company entered into aircraft rental agreement with some customers as follows:
Tiga unit helikopter Dauphin N2 (PK-TSB, PK-TSC dan PK-TSW) kepada Total E&P Indonesie untuk jangka waktu 11 bulan mulai bulan Mei 2008 sampai dengan April 2009. Mulai bulan Desember 2008, 1 unit helikopter Dauphin N2 (PK-TSW) digantikan dengan helicopter tipe EC 155 B1 (PK-TPG). .
3 (three) units of Helicopter Dauphin N2 (PK-TSB, PK-TSC and PK-TSW) with Total E&P Indonesie with a term of 11 (eleven) month starting May 2008 until April 2009. Since December 2008, 1 unit helicopter Dauphin N2 (PK-TSW) has been replaced by helicopter type EC 155 B1 (PKTPG). .
47
The original financial statements included herein are in the Indonesia language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
34. PERJANJIAN PENTING (lanjutan)
34. AGREEMENTS (continued)
Tiga unit helikopter EC 155 B1 (PK-TPD, PK-TPE dan PK-TPF) kepada West Natuna Consortium/WNC (terdiri atas PT Conoco Philips Indonesia Ainc Ltd, Star Energy dan Premier Oil) untuk jangka waktu 60 bulan mulai Pebruari 2008 sampai dengan Januari 2013. Pada 23 Januari 2009, Perusahaan menghentikan kontrak ini, dan telah dialihkan ke Total E&P Indonesie pada tanggal 30 April 2009.
3 (three) units of Helicopter EC 155 B1 (PK-TPD, PKTPE and PK-TPF) to West Natuna Consortium/WNC (consists of PT Conoco Philips Indonesia Ainc Ltd, Star Energy and Premier Oil) with a term of 60 (sixty) months starting February 2008 until January 2013. In January 23, 2009, the Company had canceled this agreement and transferred to Total E&P Indonesie on April 30, 2009.
Satu unit ATR 42-500 (PK-TSQ) kepada PT International Nickel Indonesia Tbk untuk jangka waktu 12 bulan mulai bulan Juni 2008 dan berakhir pada bulan Mei 2009, namun sejak bulan Nopember 2008 dilayani dengan Fokker 50 (PK-TSO), karena kontrak sewa ATR 42-500 dengan PT Energy Spectrum diterminasi sejak tanggal 19 Nopember 2008.
1 (one) unit of ATR42-500 (PK-TSQ) to PT International Nickel Indonesia Tbk with a term of 12 months starting June 2008 until May 2009, however since November, 2008 serviced by Fokker 50 (PKTSO), because the lease contract with PT Energy Spectrum has been terminate since November 19, 2008.
Dua unit ATR 42-300 (PK-TSY dan PK-TSZ) serta 1 unit Fokker 50 (PK-TSP) kepada PT Metro Batavia untuk jangka waktu enam tahun berakhir tahun 2012 dan 2013. Pada Desember 2009, 1 unit ATR 42-300 (PK-TSY) dihentikan.
2 (two) unit of ATR 42-300 (PK-TSY and PK-TSZ) and 1 (one) unit Fokker 50 (PK-TSP) to PT Metro Batavia with a term 6 (six) years until 2012 and 2013.
Pada bulan Desember 2009, Perusahaan melakukan perjanjian keagenan dengan PT TransNusa Air Services.
In December 2009, the Company has made an agency agreement with PT TransNusa Air Services.
Penyewaan 1 unit helicopter EC 155 B1 (PK-TPG) kepada Pelita Air Service – Husky Oil untuk jangka waktu 3 bulan yang mulai bulan Juni – September 2009.
Renting 1 unit of helicopter EC 155 B1 (PK-TPG) to Pelita Air Service – Husky Oil for period of 3 months, started in June – September 2009.
Penyewaan 1 unit ATR 42-500 PK-THT kepada PT Badak Natural Gas Liquefaction untuk jangka waktu lima tahun yang berakhir tahun 2015.
Rental of 1 unit ATR 42-500 PK-THT from Badak Natural Gal Liquefaction for five years periode ended on 2015.
Perusahaan melakukan perjanjian sewa sindikasi (ijarah) tiga unit helikopter EC 155 B1 dengan beberapa lembaga keuangan sebesar US$ 31.000.000 untuk masa 63 bulan sampai dengan April 2013.
The Company has agreement ijarah lease for three units helicopter EC 155 B1 with finance department amounting to US$ 31.000.000 for 63 months until April 2013.
Perusahaan melakukan perjanjian sewa dua unit helikopter Dauphin N2 dengan Eurocopter Southeast Asia untuk masa 1 tahun sampai dengan Juli 2009.
The Company has agreement lease for two units of helicopter Dauphin N2 with Eurocopter Southeast Asia for 1 year until July 2009.
Berdasarkan perjanjian kerja sama tanggal 12 Oktober 2000, Perusahaan memanfaatkan (untuk keperluan usaha) tanah seluas 10.524 m2, apron seluas 7.500 m2 dan gedung eks Terminal Haji seluas 2.592 m2 seluruhnya milik Induk Koperasi TNI Angkatan Udara (Inkopau) untuk jangka waktu 30 tahun. Sehubungan dengan perjanjian tersebut, Inkopau membebankan biaya pemanfaatan lahan sebesar US$ 76.830 per tahun dan kompensasi lahan sebesar Rp 3 miliar, yang telah dibayar pada tahun 2000 dan diamortisasi selama 30 tahun. (Catatan 10).
Based on the agreement dated October 12, 2000, the Company used assets of the Indonesian Air Force Cooperative (Inkopau) consisting of land of 10,524 m2, apron of 7,500 m2 and building ex Pilgrim Terminal of 2,592 m2 for a period of 30 years. In relation to the agreement, Inkopau charged land usage fee of US$ 76,830 per year and land compensation of Rp 3 billion, which were paid in 2000 and amortized for 30 years. (Note 10).
.
.
48
The original financial statements included herein are in the Indonesia language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
34. PERJANJIAN PENTING (lanjutan)
34. AGREEMENTS (continued)
Perusahaan memperoleh fasilitas bank garansi dari JP Morgan Chase dengan counter garantor PT Bank Muamalat Indonesia Tbk sejumlah US$ 509.468,40, sebagai Performance Bond kepada Total E&P Indonesie dengan jangka waktu 11 bulan sampai dengan 1 April 2009.
The Company obtained bank guarantor facility from JP Morgan Chase with counter guarantor of PT Bank Muamalat Indonesia Tbk amounting to US$ 509,468.40, as Performance Bond to Total E&P Indonesie with a term of 11 (eleven) months until April 1, 2009.
Perusahaan memperoleh fasilitas Surety Bond dari perusahaan asuransi PT Parolamas sejumlah US$ 2.497.530 sebagai performance bond kepada West Natuna Consorsium (WNC) untuk jangka waktu 63 bulan sampai dengan 30 April 2013. Pada bulan Januari 2009, Perusahaan telah membatalkan perjanjian dengan WNC (terdiri atas PT Conoco Philips Indonesia Ainc Ltd, Star Energy dan Premier Oil).
The Company obtained Surety Bond Facility from PT. Parolamas Insurance amounting to US$ 2,497,530 as performance bond to West Natuna Consortium (WNC) within 63 months until April 30, 2013. In January 2009, the Company canceled the agreement with WNC (consist of PT Conoco Philips Indonesia Ainc Ltd, Star Energy and Premier Oil).
Perusahaan memperoleh fasilitas performance bond dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dengan counter garansi dari PT Bank Muamalat Indonesia Tbk sebesar US$ 3.476.587,08, sebagai performance bond kepada Total E&P Indonesie untuk jangka waktu dari 15 Oktober 2008 sampai dengan 31 Maret 2014.
The Company obtained facility of performance bond from PT Bank Mandiri (Persero) Tbk with counter guarantee from PT Bank Muamalat Indonesia Tbk amounting to US$ 3,476,587.08, as performance bond to Total E&P Indonesie with a term from October 15, 2008 until March 31, 2014.
35. ASET DAN KEWAJIBAN DALAM MATA UANG ASING
35. MONETARY ASSETS AND LIABILITIES IN FOREIGN CURRENCIES
Pada tanggal 31 Desember 2010, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing adalah sebagai berikut:
As of December 31, 2010, monetary assets and liabilities in foreign currencies are as follows:
Mata Uang Asing/ Original Currency Aset Kas dan Bank Piutang usaha Uang Muka
USD USD USD SGD EUR USD
Aset lain-lain
Ekuivalen Rupiah/ Rupiah Equivalent
3.523 3.660 1.627 2 157 2.158
Jumlah Aset
Assets Cash on hand and in bank Trade receivable Advanced
31.676.149 32.908.102 14.628.357 13.962 1.877.092 19.402.578
Other assets
100.506.240
Kewajiban Hutang bank Hutang usaha
USD EUR USD SGD Hutang bank jangka pendek USD Hutang lain-lain USD Biaya masih harus dibayar USD Pinjaman jangka panjang USD Kewajiban jangka panjang lainnya USD
3.000 781 2.142 26 13.062 562 30 9.617 1.087
Total Assets Liabilities Bank loan Trade payable
26.973.000 9.337.764 19.260.712 187.822 117.441.512 5.056.148 266.920 86.416.870 9.777.713
Short term bank loan Other payable Accrued expenses Long-term bank loans Other long-term liabilities
Jumlah Kewajiban
274.163.035
Total Liabilities
Kewajiban Bersih
174.656.795
Net Liabilities
.
.
49
The original financial statements included herein are in the Indonesia language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
35. ASET DAN KEWAJIBAN DALAM MATA UANG ASING (lanjutan)
35. MONETARY ASSETS AND LIABILITIES IN FOREIGN CURRENCIES (continued)
Pada tanggal 31 Desember 2009, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing adalah sebagai berikut:
As of December 31, 2009, monetary assets and liabilities in foreign currencies are as follows:
Mata Uang Asing/ Original Currency Aset Kas dan Bank Piutang usaha Uang Muka
USD USD USD SGD EUR GBP USD
Aset lain-lain
Ekuivalen Rupiah/ Rupiah Equivalent
1.956 2.408 1.015 5 34 711 1.775
Assets Cash and Bank Trade receivable Advanced
18.393.506 22.636.093 9.547.422 35.124 457.834 10.746 16.691.515
Jumlah Aset
Other assets
67.772.240
Kewajiban Hutang bank Hutang usaha
USD EUR USD SGD Hutang bank jangka pendek USD Hutang lain-lain USD Biaya masih harus dibayar USD Pinjaman jangka panjang USD Kewajiban lainnya USD Kewajiban jangka panjang lainnya USD
3.000 353 2.266 6 9.541 1.806 166 12.227 1.012 1.088
Total Assets Liabilities Bank loan Trade payable
28.200.000 4.772.407 21.299.701 37.950 89.684.780 16.980.632 1.557.332 114.937.551 9.513.173 10.222.500
Short term bank loan Other payable Accrued expenses Long-term bank loans Other liabilities Other long-term liabilities
Jumlah Kewajiban
297.206.026
Total Liabilities
Kewajiban Bersih
229.433.786
Net Liabilities
36.
36. KELANGSUNGAN USAHA PERUSAHAAN
COMPANY’S GOING CONCERN
Perusahaan menderita kerugian pada tahun 2009 karena penghentian operasi tiga unit helikopter pada proyek West Natuna Consortium di Pulau Matak.
The Company suffered loss in 2009 due to operation on three units helicopter of West Natuna Consortium in Matak Island project that had been stopped.
Dalam memberikan respon terhadap kondisi ekonomi di atas, Perusahaan telah melakukan kebijakan-kebijakan antara lain: a. Memperbaiki arus kas Perusahaan dengan penjadualan ulang dengan pemasok dan kreditur. b. Meningkatkan produktivitas aset. c. Meningkatkan efisiensi. d. Memperoleh kontrak-kontrak baru atas penyewaan pesawat fixed wing dan rotary wing pada perusahaan minyak dan gas.
In respons to these economic events. The Company implemented the following:
Akibat belum optimalnya utilisasi pesawat, maka Perusahaan masih mengalami kerugian pada tahun 2010. Dalam tahun 2010, Perusahaan telah mengajukan proposal restrukturisasi pembayaran hutang/pinjaman kepada beberapa kreditur melalui usulan penjadwalan ulang, pembayaran hutang dan konversi hutang menjadi saham. Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan, proses restrukturisasi masih terus berlanjut. Langkah ini dilakukan untuk meningkatkan kinerja dan posisi keuangan Perusahaan.
Because of the utilization of the aircraft is still not optimal yet, Company still suffering a loss in 2010. In 2010, Company proposed a restructuring of loan payment to some of the creditor for rescheduling, loan payment, and convertion to stock. Until the publishing date of the financial report, the restructuring process still on going. This action is done to increase the Company‟s performance and financial position.
a. Improving cash flow condition by rescheduling the payment to vendors and creditors. b. Increasing the productivity of asset. c. Increasing the efficiency. d. Obtaining new contracts of fixed wing and rotary wing aircraft charter with oil and gas company.
.
.
50
The original financial statements included herein are in the Indonesia language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
36.
36. KELANGSUNGAN USAHA PERUSAHAAN (lanjutan)
COMPANY’S GOING CONCERN (continued)
Untuk memperbaiki kondisi keuangan di masa mendatang, Perusahaan akan mengambil langkah sebagai berikut:
For improving Company‟s financial position in the future, Company will take action as follows:
1.
Mencari proyek baru. Saat ini Perusahaan sedang melakukan tender sewa pesawat kepada beberapa customer.
1.
Looking for a new project. The Company is currently tendering lease aircraft to some customers.
2. 2.
Untuk proyek yang sedang berjalan, Perusahaan telah mendapat komitmen dari customer akan adanya kenaikan utilisasi pesawat.
For ongoing projects, the Company has received commitments from the customer will be an increase in aircraft utilization.
3. 3.
Meningkatkan nilai jual sewa pesawat. Perusahaan sedang mengajukan proposal kenaikan harga sewa pesawat kepada beberapa customer, proposal kenaikan ini dilakukan karena adanya kenaikan beban langsung pesawat.
Increasing the value of selling the aircraft lease. The company is currently proposed increase in rents aircraft to several customers, such as TOTAL and TransNusa. Proposals of this increase is due to the increase in direct costs planes.
4.
Melakukan efisiensi biaya operasional.
37. REVISI PERNYATAAN KEUANGAN
STANDAR
4. Perform operational cost efficiencies.
AKUNTANSI
37. REVISED STATEMENTS OF FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS
Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia menerbitkan revisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) sebagai berikut:
The Indonesian Financial Accounting Standards Board of Indonesian Institute of Accountants issued the Revised Statements of Financial Accounting Standards (PSAK) as follows:
Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011:
Effective on or after January 1, 2011:
a. PSAK 1 (Revisi 2009) “Penyajian Laporan Keuangan”, yang menetapkan dasar-dasar bagi penyajian laporan keuangan bertujuan umum (general purpose financial statements) agar dapat dibandingkan baik dengan laporan keuangan periode sebelumnya maupun dengan laporan keuangan periode sebelumnya maupun dengan laporan keuangan entitas lain. PSAK 1 (Revisi 2009) ini menggantikan PSAK 1 (1998) “Penyajian Laporan Keuangan”.
a. PSAK No. 1 (Revised 2009), “Presentation of Financial Statements”, which provides basis for presentation of general purpose financial statements to ensure comparability both with the entity‟s financial statements and with the financial statements of other entities. This revised standard supersedes PSAK No. 1 (1998) “Presentation of Financial Statements”.
b. PSAK 2 (Revisi 2009) “Laporan Arus Kas”, yang memberikan pengaturan atas informasi mengenai perubahan historis dalam kas dan setara kas dari suatu entitas melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan selama suatu periode. PSAK 2 (Revisi 2009) ini menggantikan PSAK 2 (1994) “Laporan Arus Kas”.
b. PSAK No. 2 (Revised 2009), “Cash Flow Statements”, requires the provision of information about the historical changes in cash and cash equivalents of an entity by means of a cash flow statement which classifies cash flows during the period from operating, investing and financing activities. This revised standard supersedes PSAK No. 2 (1994) “Cash Flow”.
c. PSAK No. 3 (Revisi 2010) “Laporan Keuangan Interim”, menentukan isi minimum laporan keuangan interim serta prinsip pengakuan dan pengukuran dalam laporan keuangan lengkap atau ringkas untuk periode interim
c. PSAK No. 3 (Revised 2010) “Interim Financial Reporting”, prescribes the minimum contents of an interim financial report and the principles for recognition and measurement in complete or condensed financial statements for an interim period.
.
.
51
The original financial statements included herein are in the Indonesia language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
37. REVISI PERNYATAAN KEUANGAN (lanjutan)
STANDAR
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
AKUNTANSI
37. REVISED STATEMENTS OF FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS (continued)
d. PSAK 5 (Revisi 2009) “Segmen Operasi”. Informasi segmen diungkapkan untuk memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis yang mana entitas terlibat dan lingkungan ekonomi dimana entitas beroperasi. PSAK 5 (Revisi 2009) ini menggantikan PSAK 5 (2000) “Pelaporan Segmen”.
d. PSAK 5 (Revised 2009) “Operating Segments”. Segment information is disclosed to enable users of financial statements to evaluate the nature and financial effect of the business activities in which the entity engages and the economic environments in which it operates. PSAK 5 (Revised 2009) supersedes PSAK 5 (2000) “Reporting Financial Information by Segment”.
e. PSAK No. 8 (Revisi 2010) “Peristiwa Setelah Periode Laporan”, menentukan kapan entitas menyesuaikan laporan keuangannya untuk peristiwa setelah periode laporan, dan pengungkapan tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit dan peristiwa setelah periode laporan. Mensyaratkan entitas tidak boleh menyusun laporan keuangan atas dasar kelangsungan usaha jika peristiwa setelah periode pelaporan mengindikasikan bahwa penerapan asumsi kelangsungan usaha tidak tepat.
e. PSAK No. 8 (Revised 2010) “Events after the Reporting Period”, prescribes when an entity should adjust its financial statements for events after the reporting period and disclosures about the date when financial statements were authorized for issue and events after the reporting period. This also requires an entity not to prepare financial statements on a going concern basis if events after the reporting period indicate that the going concern assumption is not appropriate.
f. PSAK No. 23 (Revisi 2010) “Pendapatan”, mengidentifikasikan keadaan saat kriteria pengakuan pendapatan akan terpenuhi, sehingga pendapatan dapat diakui. Mengatur perlakuan akuntansi atas pendapatan yang timbul dari transaksi dan kejadian tertentu. Memberikan panduan praktis dalam penerapan kriteria mengenai pengakuan pendapatan.
f. PSAK No. 23 (Revised 2010) “Revenue”, identifies the circumstances in which the criteria on revenue recognition will be met and, therefore, revenue will be recognized. Prescribes the accounting treatment of revenue arising from certain types of transactions and events. Provides practical guidance on the application of the criteria on revenue recognition.
g. PSAK No. 25 (Revisi 2009) “Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan” menentukan kriteria untuk pemilihan dan perubahan kebijakan akuntansi bersama dengan perlakuan akuntansi dan pengungkapan atas perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi dan koreksi kesalahan.
g. PSAK No. 25 (Revised 2009) “Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates and Errors”, prescribes the criteria for selecting and changing accounting policies, together with the accounting treatment and disclosure of changes in accounting policies, changes in accounting estimates and corrections of errors.
h. PSAK 48 (Revisi 2009) “Penurunan Nilai Aset”. Menetapkan prosedur-prosedur yang diterapkan agar aset dicatat tidak melebihi jumlah terpulihkan dan jika aset tersebut terjadi penurunan nilai, rugi penurunan nilai harus diakui. PSAK 48 (Revisi 2009) ini menggantikan PSAK 48 (1998) “Penurunan Nilai Aset”
h. PSAK 48 (Revised 2009), “Impairment of Assets” which prescribe the procedures that an entity applies to ensure that its assets are carried at no more than its recoverable amount; requires recognition of impairment losses and reversal of this; and prescribe disclosures. This revised standard supersedes PSAK No. 48 (1998) “Impairment of Assets”.
i. PSAK No. 57 (Revisi 2009) “Provisi, Liabilitas, Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi”, bertujuan untuk mengatur pengakuan dan pengukuran kewajiban diestimasi, kewajiban kontinjensi serta untuk memastikan informasi memadai telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan untuk memungkinkan para pengguna memahami sifat, waktu, dan jumlah yang terkait.
i. PSAK No 57 (Revised 2009), “Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets”, ensures that appropriate recognition criteria and measurement bases are applied to provisions, contingent liabilities and contingent assets and that sufficient information is disclosed in the notes to the financial statements to enable users to understand their nature, timing, and amount.
j. ISAK No. 9 “Perubahan atas Liabilitas Purna Operasi, Liabilitas Restorasi, dan Liabilitas Serupa”, diterapkan terhadap setiap perubahan pengukuran atas aktivitas purnaoperasi, restorasi atau kewajiban yang serupa yaitu diakui sebagai bagian dari biaya perolehan aset tetap sesuai PSAK 16 dan sebagai kewajiban sesuai PSAK 57.
j. ISAK No. 9 “Changes in Existing Decommissioning, Restoration and Similar Liabilities”, applies to changes in the measurement of any existing decommissioning, restoration or similar liability recognized as part of the cost of an item of property, plant and equipment in accordance with PSAK 16 and as a liability in accordance with PSAK 57.
.
.
52
The original financial statements included herein are in the Indonesia language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
37. REVISI PERNYATAAN KEUANGAN (lanjutan)
STANDAR
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
AKUNTANSI
37. REVISED STATEMENTS OF FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS (continued)
k. ISAK No. 17 “Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai”, mensyaratkan bahwa entitas tidak membalik rugi penurunan nilai yang diakui pada periode interim sebelumnya berkaitan dengan goodwill atau investasi pada instrumen ekuitas atau aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan.
k. ISAK No. 17, “Interim Financial Reporting and Impairment”, requires that an entity shall not reverse an impairment loss recognized in a previous interim period in respect of goodwill or an investment in either an equity instrument or a financial asset carried at cost.
Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012:
Effective on or after January 1, 2012:
a.
PSAK No. 10 (Revisi 2010) “Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing”, menjelaskan bagaimana memasukkan transaksi-transaksi dalam mata uang asing dan kegiatan usaha luar negeri ke dalam laporan keuangan suatu entitas dan menjabarkan laporan keuangan ke dalam suatu mata uang pelaporan.
a.
PSAK No. 10 (Revised 2010) “The Effects of Changes in Foreign Exchange Rates”, prescribes how to include foreign currency transactions and foreign operations in the financial statements of an entity and translate financial statements into a presentation currency.
b.
PSAK No. 24 (Revisi 2010), ” Imbalan Kerja”, Mengatur akuntansi dan pengungkapan imbalan kerja. Pernyataan ini mengharuskan entitas untuk mengakui:
b.
PSAK No. 24 (Revised 2010) “”Employee Benefits”, prescribes the accounting and disclosure for employee benefits. The Standard requires an entity to recognize:
(i)
liabilitas jika pekerja telah memberikan jasanya dan berhak memperoleh imbalan kerja yang akan dibayarkan di masa depan; dan
(i) liability when an employee has provided service in exchange for employee benefits to be paid in the future; and
(ii) beban jika entitas menikmati manfaat ekonomis yang dihasilkan dari jasa yang diberikan oleh pekerja yangberhak memperoleh imbalan kerja.
(ii) expense when the entity consumes the economic benefit arising from service provided by an employee in exchange for employee benefits.
c.
PSAK No. 46 (Revisi 2010), ”Pajak Penghasilan”, diterapkan untuk akuntansi pajak penghasilan. Mensyaratkan entitas untuk mengakui liabilitas pajak tangguhan (aset pajak tangguhan) dengan batas pengecualian terbatas tertentu, untuk memperlakukan konsekuensi pajak atas transaksi dan kejadian lain sama dengan cara entitas memperlakukan transaksi dan kejadian lainnya sendiri dan juga mengatur pengakuan aset pajak tangguhan yang ditimbulkan dari rugi fiskal dan kredit pajak yang dapat dikompensasi, penyajian pajak penghasilan pada laporan keuangan dan pengungkapan informasi yang berkaitan dengan pajak penghasilan.
c.
PSAK No. 46 (Revised 2010) “Income Taxes”, prescribe the accounting treatment for income taxes. Requires an entity to recognize a deferred tax liability (deferred tax asset), with certain limited exceptions, treat for the tax consequences of transactions and other events in the same way that it accounts for the transactions and other events themselves and also deals with the recognition of deferred tax assets arising from unused tax losses or unused tax credits, the presentation of income taxes in the financial statements and the disclosure of information relating to income taxes.
d.
PSAK No. 50 (Revisi 2010), ”Instrumen Keuangan: Penyajian”, berisi penetapkan prinsip penyajian instrumen keuangan sebagai liabilitas atau ekuitas dan saling hapus aset keuangan dan kewajiban keuangan.
d.
PSAK No. 50 (Revised 2010) “”Financial Instrument: Presentation” contains establishment of principles for presenting financial instruments as liabilities or equity and for offsetting financial assets and financial liabilities.
.
.
53
The original financial statements included herein are in the Indonesia language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
37. REVISI PERNYATAAN KEUANGAN (lanjutan) e.
STANDAR
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
AKUNTANSI
37. REVISED STATEMENTS OF FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS (continued)
PSAK No. 60 (Revisi 2010), ”Instrumen Keuangan: Pengungkapan”, mensyaratkan entitas untuk menyediakan pengungkapan dalam laporan keuangan yang memungkinkan para pengguna untuk mengevaluasi:
e.
i)
signifikansi instrumen keuangan atas posisi dan kinerja keuangan entitas; dan
i)
the significance of financial instruments for the entity's financial position and performance; and
ii)
jenis dan besarnya risiko yang timbul dari instrumen keuangan yang mana entitas terekspos selama periode dan pada akhir periode pelaporan, dan bagaimana entitas mengelola risikorisiko tersebut.
ii)
the nature and extent of risks arising from financial instruments to which the entity is exposed during the period and at the end of the reporting period, and how the entity manages those risks
f.
ISAK No. 15, ”PSAK 24-Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya”, membahas permasalahan: (a) kapan pengembalian atau pengurangan iuran di masa depan harus dianggap sebagai tersedia sesuai dengan PSAK 24 (revisi 2010): Imbalan Kerja paragraf 61. (b) bagaimana persyaratan pendanaan minimum dapat mempengaruhi ketersediaan pengurangan iuran di masa depan. (c) kapan persyaratan pendanaan minimum dapat menimbulkan liabilitas.
f.
ISAK No. 15, “PSAK 24 - The Limit on a Defined Benefit Asset, Minimum Funding Requirements and their Interaction”, issues addressed: (a) when refunds or reductions in future contributions should be regarded as available in accordance with paragraph 61 of PSAK 24. (b) how a minimum funding requirement might affect the availability of reductions in future contributions. (c) when a minimum funding requirement might give rise to a liability.
g.
ISAK No. 20, ”Pajak Penghasilan – Perubahan dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang Saham”, Suatu perubahan dalam status pajak entitas atau para pemegang sahamnya tidak menimbulkan kenaikan atau penurunan jumlah yang diakui di luar laporan laba rugi. Konsekuensi pajak kini dan pajak tangguhan atas perubahan dalam status pajak harus tercakup dalam laporan laba rugi periode berjalan, kecuali konsekuensi tersebut terkait dengan transaksi dan kejadian yang menghasilkan (pada periode yang sama ataupun berbeda) kredit langsung atau pembebanan pada jumlah yang diakui dalam ekuitas atau jumlah yang diakui dalam pendapatan komprehensif lainnya.
g.
ISAK No. 20, “Income Taxes - Changes in the Tax Status of an Entity or its Shareholders”. A change in the tax status of an entity or its shareholders does not give rise to increases or decreases in amounts recognized outside profit or loss. The current and deferred tax consequences of a change in tax status shall be included in profit or loss for the period, unless those consequences relate to transactions and events that result, in the same or a different period, in a direct credit or charge to the recognized amount of equity or in amounts recognized in other comprehensive income.
Perusahaan sedang mengevaluasi dan belum menentukan dampak dari standar dan interpretasi yang direvisi dan yang baru tersebut terdahap laporan keuangannya. 38.
PSAK No. 60 “Financial Instrument: Disclosures” requires entities to provide disclosures in their financial statements that enable users to evaluate:
The Company and Subsidiary are presently evaluating and have not determined the effects of these revised and new standards and interpretations on its financial statements.
REKLASIFIKASI
38. RECLASSIFICATION
Untuk tujuan perbandingan, akun dalam laporan keuangan 2009 telah direklasifikasikan penyajianya agar sesuai dengan laporan keuangan 2010.
2009 Beban langsung penerbangan Beban pembiayaan
For comparative purposes, the following accounts in the financial statements 2009 have been reclassified to conform with financial statements presentation for 2010.
Sebelum Reklasifikasi/ Before Reclassification
Setelah Reklasifikasi/ After Reclassification
2009
179.965.896 60.191.438
207.537.063 32.620.271
Direct Cost Financing expense
.
.
54
The original financial statements included herein are in the Indonesia language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal – Tanngal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
39.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years Ended December 31, 2010 and 2009 (Expressed in thousand Rupiah, unless otherwise stated)
PENYELESAIAN LAPORAN KEUANGAN
39. COMPLETION OF THE FINANCIAL STATEMENTS
Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan terlampir yang diselesaikan pada tanggal 29 Maret 2011.
The management of the Company is responsible for the preparation of these financial statements that were completed on March 29, 2011.
.
.
55