PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk LAPORAN KEUANGAN PERIODE YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2012 DAN 2011 (MATA UANG INDONESIA)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk LAPORAN KEUANGAN PERIODE YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2012 DAN 2011
Daftar Isi Halaman
Surat Pernyataan Direksi Laporan Posisi Keuangan (Neraca)…………………………………………………………………………
1-2
Laporan Laba Rugi Komprehensif…………………………………………………………………………..
3
Laporan Perubahan Ekuitas………………………………………………………………………………….
4
Laporan Arus Kas……………………………………………………………………………………………..
5
Catatan atas Laporan Keuangan.......................................................................................
6 - 26
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) Per 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
2012
2011
ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas Piutang usaha Piutang lain-lain Persediaan Uang muka dan biaya dibayar dimuka Pajak dibayar dimuka Total Aset Lancar ASET TIDAK LANCAR Taksiran tagihan pajak penghasilan Aset pajak tangguhan Investasi dalam saham Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 203.108.882 tahun 2011 dan Rp 183.845.985 tahun 2010 Aset lain-lain Total Aset Tidak Lancar TOTAL ASET
Catatan atas Laporan Keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
2, 3, 29 2, 4, 29 5 2, 6 2, 7, 29 2, 18
17.625.699 46.815.334 7.942.910 72.044.858 30.698.487 1.896.439 177.023.727
25.308.672 29.502.309 7.486.104 62.531.101 30.932.781 35.383 155.796.350
2, 18 2, 18 2, 8
19.546.942 33.084.132 1.000
19.546.942 31.906.340 1.000
2, 9, 17 2, 10, 29
348.670.474 32.013.442 433.315.990
356.508.091 35.218.537 443.180.909
610.339.717
598.977.259
. .
1
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) Per 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
2012
2011
LIABILITAS LIABILITAS LANCAR Utang usaha Utang lain-lain - pihak ketiga Utang pajak Biaya masih harus dibayar Utang jangka panjang jatuh tempo dalam satu tahun Utang Bank Utang Sewa pembiayaan Total Liabilitas Jangka Pendek LIABILITAS JANGKA PANJANG Utang bank Wesel bayar Kewajiban imbalan kerja Pinjaman jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun Utang Bank Utang Sewa pembiayaan Liabilitas jangka panjang lainnya Total Liabilitas Jangka Panjang
2, 13, 29 14, 29 2, 18 15
32.247.225 21.790.416 13.999.203 2.459.288
30.962.264 5.881.405 11.471.329 2.102.576
2, 16, 29 2, 9, 17
81.589.215 424.388 152.509.735
81.668.548 513.672 132.599.794
2, 11, 29 2, 12, 29 2, 19
27.540.000 47.719.627 31.385.889
27.204.000 47.719.627 29.828.811
2, 16, 29 2, 17 20, 29
144.472.583 1.314.566 10.634.271 263.066.936
143.078.981 1.314.566 10.559.648 259.705.634
415.576.671
392.305.428
2, 21
232.272.342
232.272.342
2, 21 22
93.301.546 24.766.375
93.301.546 24.766.375
2.551.851 (158.129.068) 194.763.045 194.763.045
2.551.851 (146.220.283) 206.671.830 206.671.830
610.339.717
598.977.259
Total Liabilitas EKUITAS Ekuitas yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk Modal saham Modal dasar - 6.800.000.000 saham Saham seri A - nilai nominal Rp 100 per saham Modal ditempatkan dan disetor penuh 2.322.723.417 saham Saham seri B - nilai nominal Rp 50 per saham Modal ditempatkan dan disetor penuh 1.866.030.910 saham Agio saham Saldo laba (defisit) Telah ditentukan penggunaannya Belum ditentukan penggunaannya Kepentingan non-pengendali Total Ekuitas TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS
Catatan atas Laporan Keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
. .
2
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF Untuk Periode Yang Berakhir Pada 31 Maret 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
2012
2011
PENDAPATAN
2, 23
65.554.957
53.851.941
BEBAN LANGSUNG BEBAN USAHA
2, 24 2, 25
(46.591.894) (24.360.616)
(40.506.335) (18.613.004)
(5.397.553)
(5.267.398)
(1.798.365) 11.883 (6.646.906) 744.356
3.330.064 10.076 (6.193.713) 1.945.540
(13.086.584)
(6.175.431)
LABA BRUTO PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN Laba Selisih Kurs - Bersih Pendapatan Bunga Beban Pembiayaan Lain-lain - bersih
2 2
LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK MANFAAT (BEBAN) PAJAK
2, 18
1.177.799
LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN
741.052
(11.908.785)
PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN
(5.434.380)
-
TOTAL LABA (RUGI) KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN
-
(11.908.785)
(5.434.380)
Total Laba (Rugi) Komprehensif yang dapat diatribusikan kepada: Pemilik entitas induk (11.908.785) Kepentingan non-pengendali -
(5.434.380) -
(11.908.785)
(5.434.380)
(2,84)
(2,54)
LABA (RUGI) PER SAHAM DASAR
Catatan atas Laporan Keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
. .
3
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS Untuk Periode yang Berakhir Pada 31 Maret 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan Saldo 1 Januari 2011 Penawaran umum terbatas dengan tanpa hak memesan efek terlebih dahulu
Saldo Laba (defisit)
Modal ditempatkan dan disetor
Agio Saham
Telah ditentukan
266.322.592
24.766.375
2.551.851
Ekuitas Bersih 0
59.251.296
180.966.178 59.251.296
(33.545.643) 325.573.887
24.766.375
2.551.851
Rugi bersih tahun berjalan Saldo 31 Maret 2012
(112.674.640)
Kepentingan non pengendali
1
Rugi bersih tahun berjalan Saldo 31 Desember 2011
Belum ditentukan
(146.220.283)
(33.545.643) 0
(11.908.785) 325.573.887
24.766.375
Catatan atas Laporan Keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
4
2.551.851
(158.129.068)
206.671.830 (11.908.785)
0
194.763.045
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk LAPORAN ARUS KAS Untuk Periode yang Berakhir Pada 31 Maret 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2012
2011
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari pelanggan
54.290.676
57.021.146
Pembayaran kepada pemasok
(29.185.753)
(39.816.641)
Pembayaran kepada karyawan
(12.626.166)
(11.105.066)
Kas dihasilkan dari operasi
12.478.757
6.099.440
(343.652)
(5.354.163)
10.672
9.984
(3.210.092)
(3.300.822)
8.935.685
(2.545.561)
-
(4.752.299)
(136.350)
(20.814)
(136.350)
(4.773.113)
-
12.249.500
(16.289.036)
(14.452.537)
Pelunasan hutang sewa pembiayaan
(141.984)
(174.368)
Pembayaran biaya administrasi bank
(51.288)
(55.689)
(16.482.308)
(2.433.094)
KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS
(7.682.973)
(9.751.769)
KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL PERIODE
25.308.672
34.179.175
KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR PERIODE
17.625.699
24.427.407
Pembayaran pajak penghasilan Penerimaan bunga Pembayaran bunga pinjaman Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Perolehan aset tetap Penerimaan (pembayaran) uang jaminan dan performance bond Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Investasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan wesel bayar Penerimaan (pembayaran) pinjaman jangka panjang
Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Pendanaan
Catatan atas Laporan Keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
5
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode Yang Berakhir Pada 31 Maret 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1.
UMUM Pendirian Perusahaan PT Indonesia Air Transport (“Perusahaan”) didirikan dalam rangka Undang-Undang Penanaman Modal Asing No. 1 tahun 1967 berdasarkan Akta No. 14 tanggal 10 September 1968 dari Notaris Frederik Alexander Tumbuan, SH. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. JA5/18/21 tanggal 15 April 1969 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 40 tanggal 20 Mei 1969, Tambahan No. 68. Berdasarkan Surat Keputusan Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia No. 03/V/1984 tanggal 24 Pebruari 1984, status Perusahaan berubah dari penanaman modal asing menjadi penanaman modal dalam negeri. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta No.03 tanggal 10 Desember 2010 dibuat oleh Notaris Liliana Arif Gondoutomo, SH mengenai peningkatan modal dasar Perseroan. Perubahan ini telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan HAM RI melalui Surat Keputusan No. AHU-03703.AH.01.02 tanggal 24 Januari 2011 Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan usaha Perusahaan adalah dalam bidang pengangkutan udara, menyewakan dan/atau menyewa, perdagangan, perawatan, jasa kebersihan dan jasaboga, perwakilan dan agen penjualan umum dan jasa pengamanan bandar udara. Perusahaan beroperasi secara komersial pada tahun 1969 dengan daerah operasi di Balikpapan (Kalimantan Timur) dan Jakarta. Perusahaan beralamat di Jl. Baru Skatek – Apron Selatan, Halim Perdanakusuma Airport, Jakarta. Dewan Komisaris, Direksi, dan Karyawan Perusahaan tergabung dalam kelompok usaha
PT Bhakti Investama Tbk.
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang diaktakan dengan akta No. 5 tanggal 18 Mei 2011 oleh Notaris Ny. Liliana Arief Gondotomo, S.H, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2012 adalah sebagai berikut:
Komisaris Utama Komisaris Komisaris Independen Direktur Utama Direktur
: : : : :
Hary Tanoesoedibjo Darma Putra Wati Muhamad Budi Rustanto Syafril Nasution Juwono Kolbioen
Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 2011, susunan komite audit perusahaan adalah sebagai berikut: Ketua Anggota Anggota
: : :
Muhamad Budi Rustanto Anton Tonbeng Nul Zulhadi
Penawaran Umum Saham Perusahaan Pada tanggal 31 Agustus 2006, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan dengan suratnya No. S-1759/BL/2006 untuk melakukan Penawaran Umum kepada masyarakat sebanyak 432.000.000 saham Perusahaan dengan nilai nominal Rp 100 per saham dan harga penawaran Rp 130 per saham. Seluruh saham Perusahaan sebanyak 2.149.605.000 saham tahun 2007 telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia. Pada tanggal 5 Desember 2008, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Bapepam-LK dengan suratnya No. S8803/BL/2008 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas dalam rangka penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu 1.289.763.000 saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham dan harga perolehan Rp 186 per saham. Saham ini dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 22 Desember 2008 Pada tanggal 31 Maret 2012, sejumlah 4.188.754.327 saham Perusahaan yang beredar telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia.
6
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode Yang Berakhir Pada 31 Maret 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI Dasar penyajian laporan keuangan Laporan keuangan disajikan sesuai dengan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), serta Peraturan dan Pedoman Penyajian Laporan Keuangan yang ditetapkan oleh Badan Pengawasan Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) No.VIII.G.7. tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan yang terdapat dalam Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. KEP-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 dan Surat Edaran No. SE-02/PM/2002 tanggal 27 Desember 2002 tentang Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik. Dasar penyusunan laporan keuangan, kecuali untuk laporan arus kas, adalah dasar akrual dan laporan keuangan tersebut disusun berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa akun tertentu yang disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung dan dikelompokkan dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Mata uang pelaporan yang digunakan dalam laporan keuangan adalah Rupiah. Transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagaimana didefinisikan dalam PSAK No. 7 tentang “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”. Semua transaksi material dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan atau yang tidak dilakukan berdasarkan persyaratan dan kondisi normal, sebagaimana yang dilakukan dengan pihak ketiga, telah diungkapkan dalam catatan laporan keuangan. Investasi saham Investasi dalam bentuk saham dengan pemilikan kurang dari 20% yang nilai wajarnya tidak tersedia dan dimaksudkan untuk investasi jangka panjang dinyatakan sebesar biaya perolehan (metode biaya). Aset dan Kewajiban Keuangan Mulai tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2006),“ Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”, dan PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” yang menggantikan PSAK No. 50 “Akuntansi Investasi Efek Tertentu” dan PSAK No. 55 “Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai”. Penerapan PSAK revisi ini dilakukan secara prospektif. (i) Aset Keuangan Aset keuangan diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo atau aset keuangan tersedia untuk dijual, jika sesuai. Perusahaan menentukan klasifikasi atas aset keuangan pada saat pengakuan awal. Pada saat pengakuan awal, aset keuangan diukur pada nilai wajarnya, ditambah, dalam hal aset keuangan tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan atau penerbitan aset keuangan tersebut. Pengukuran aset keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasi aset. Aset keuangan Perusahaan terdiri dari kas dan bank, piutang usaha dan piutang lain - lain diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan. Seluruh pembelian dan penjualan yang lazim pada aset keuangan diakui atau dihentikan pengakuannya pada tanggal perdagangan seperti contohnya tanggal pada saat Perusahaan berkomitmen untuk membeli atau menjual aset. Pembelian atau penjualan yang lazim adalah pembelian atau penjualan aset keuangan yang mensyaratkan penyerahan aset dalam kurun waktu umumnya ditetapkan dengan peraturan atau kebiasaan yang berlaku dipasar. Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Setelah pengakuan awal, aset keuangan tersebut dicatat pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif. Keuntungan atau kerugian diakui pada laporan laba rugi ketika aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, dan melalui proses amortisasi.
7
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode Yang Berakhir Pada 31 Maret 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) (ii) Kewajiban Keuangan Kewajiban keuangan diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi atau kewajiban keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi, jika sesuai. Perusahaan menentukan klasifikasi atas kewajiban keuangan pada saat pengakuan awal. Kewajiban keuangan diakui pada awalnya sebesar nilai wajar dan, dalam hal pinjaman dan hutang, termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Kewajiban keuangan Perusahaan terdiri dari wesel bayar, hutang usaha, hutang lain-lain, biaya yang masih harus dibayar dan kewajiban jangka panjang lainnya – hutang pembelian pesawat yang diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi. Kewajiban keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi, pada awalnya diakui pada nilai wajar dikurangi dengan biaya transaksi yang bisa diatribusikan secara langsung dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi, menggunakan suku bunga efektif kecuali jika dampak diskonto tidak material, maka dinyatakan pada biaya perolehan. Beban bunga diakui dalam “Beban keuangan” dalam laporan laba rugi. Keuntungan atau kerugian diakui pada laporan laba rugi ketika kewajiban keuangan tersebut dihentikan pengakuannya dan melalui proses amortisasi. (iii) Saling Hapus dari Instrumen Keuangan Aset keuangan dan kewajiban keuangan saling hapus dan nilai bersihnya dilaporkan dalam neraca jika, dan hanya jika, saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dan terdapat maksud untuk menyelesaikan secara neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan kewajiban secara bersamaan. (iv) Nilai Wajar dari Instrumen Keuangan Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan secara aktif di pasar keuangan yang terorganisasi, jika ada, ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga di pasar aktif pada penutupan bisnis pada akhir periode pelaporan. Untuk instrumen keuangan yang tidak memiliki pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian tersebut mencakup penggunaan transaksi-transaksi pasar yang wajar antara pihak-pihak yang mengerti dan berkeinginan (arm’s length market transactions); referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama; analisa arus kas yang didiskonto; atau model penilaian lain. (v) Biaya Perolehan Diamortisasi dari Instrumen Keuangan Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi dengan penyisihan atas penurunan nilai dan pembayaran pokok atau nilai yang tidak dapat ditagih. Perhitungan tersebut mempertimbangkan premium atau diskonto pada saat perolehan dan termasuk biaya transaksi dan biaya yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif. (vi) Penurunan Nilai Aset Keuangan Setiap tanggal neraca, Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi jika, dan hanya jika, terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal. Bukti penurunan nilai meliputi indikasi bahwa kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam, wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga, kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya dan data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi arus kas masa datang, misalnya perubahan kondisi ekonomi yang berkorelasi dengan wanprestasi atas aset dalam kelompok tersebut.
8
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode Yang Berakhir Pada 31 Maret 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) (vi) Penurunan Nilai Aset Keuangan Untuk aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Perusahaan pertama kali menentukan apakah terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual dan untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual terdapat bukti penurunan nilai secara kolektif. Jika Perusahaan menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka Perusahaan memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif. Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang (tidak termasuk ekspektasi kerugian kredit masa datang yang belum terjadi) yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Nilai tercatat aset keuangan tersebut berkurang melalui penggunaan akun penyisihan dan jumlah kerugian diakui dalam laporan laba rugi. Ketika aset tidak tertagih, nilai tercatat atas aset keuangan yang telah diturunkan nilainya dikurangi secara langsung atau jika ada suatu jumlah telah dibebankan ke akun penyisihan jumlah tersebut dihapusbukukan terhadap nilai tercatat aset keuangan tersebut. Jika, pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dipulihkan, sepanjang pemulihan tersebut tidak mengakibatkan nilai tercatat aset keuangan melebihi biaya perolehan diamortisasi pada tanggal pemulihan dilakukan, dengan menyesuaikan akun penyisihan. Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laporan laba rugi. Penerimaan kemudian atas piutang yang telah dihapusbukukan sebelumnya, jika pada periode berjalan dikreditkan dengan menyesuaikan pada akun penyisihan, sedangkan jika setelah tanggal neraca dikreditkan sebagai pendapatan operasional lainnya. (vii) Penghentian Pengakuan Aset Keuangan Perusahaan menghentikan pengakuan aset keuangan, jika dan hanya jika, hak kontraktual untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; atau Perusahaan mentransfer hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan atau menanggung kewajiban untuk membayarkan arus kas yang diterima tersebut secara penuh tanpa penundaan berarti kepada pihak ketiga dibawah kesepakatan pelepasan (pass through arrangement); dan (a) Perusahaan telah mentransfer secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset, atau (b) Perusahaan tidak mentransfer maupun tidak memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset, namun telah mentransfer pengendalian atas aset. Kewajiban Keuangan Kewajiban keuangan dihentikan pengakuannya ketika kewajiban yang ditetapkan dalam kontrak dihentikan atau dibatalkan atau kadaluwarsa. Ketika kewajiban keuangan saat ini digantikan dengan yang lain dari pemberi pinjaman yang sama dengan persyaratan yang berbeda secara substansial, atau modifikasi secara substansial atas ketentuan kewajiban keuangan yang saat ini ada, maka pertukaran atau modifikasi tersebut dicatat sebagai penghapusan kewajiban keuangan awal dan pengakuan kewajiban keuangan baru, dan selisih antara nilai tercatat kewajiban keuangan tersebut diakui dalam laporan laba rugi. Piutang usaha Sebelum 2010, piutang usaha dinyatakan sebesar jumlah nominal setelah dikurangi dengan penyisihan penurunan nilai. Penyisihan penurunan nilai diestimasi berdasarkan penelaahan terhadap keadaan akun piutang masing-masing pelanggan pada akhir tahun. Persediaan Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dengan nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizable value). Biaya perolehan untuk suku cadang dan komponen perbaikan pesawat udara (repairable and rotable parts and components) yang telah dipasang (assigned) pada pesawat ditentukan sebesar jumlah tercatat setelah dikurangi dengan pembebanan persediaan. Pembebanan persediaan ditentukan berdasarkan jumlah jam terbang masing-masing pesawat udara. Biaya perolehan persediaan selain repairable spareparts dan components hanya untuk aset tetap tertentu ditentukan dengan metode “masuk pertama, keluar pertama” (FIFO).
9
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode Yang Berakhir Pada 31 Maret 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) Biaya dibayar di muka Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method). Aset tetap Perusahaan menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2007), “Aset Tetap”. Perusahaan memilih model biaya sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya. Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan kerugian penurunan nilai. Aset tetap, disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) dengan berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut: Tahun/Years Bangunan dan prasarana Pesawat udara – dengan nilai residu 20% Mesin dan peralatan Kendaraan bermotor
20 8 – 20 5 5
Masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode penyusutan ditelaah kembali setiap akhir tahun dan pengaruh dari setiap perubahan estimasi tersebut berlaku prospektif. Bila nilai tercatat suatu aset melebihi taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (estimated recoverable amount) maka nilai tersebut diturunkan ke jumlah yang dapat diperoleh kembali tersebut, yang ditentukan sebagai nilai tertinggi antara harga jual neto dan nilai pakai. Penurunan nilai aset tersebut diakui sebagai kerugian penurunan nilai aset dan dibebankan pada tahun berjalan. Biaya pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya; biaya penggantian komponen suatu aset dan biaya inspeksi yang signifikan diakui dalam jumlah tercatat aset jika memenuhi kriteria untuk diakui sebagai bagian dari aset. Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual, nilai tercatat serta akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari kelompok aset tetap yang bersangkutan dan laba atau rugi yang terjadi dibukukan dalam laporan laba rugi tahun yang bersangkutan. Sewa pembiayaan Perusahaan menerapkan PSAK No. 30 (Revisi 2007), “Sewa”. Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007) klasifikasi sewa didasarkan pada sejauh mana risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset sewan berada pada lessor dan lessee, dan pada substansi transaksi dan bukan pada bentuk kontraknya. Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemiikan aset. Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi jika sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Pada awal masa sewa, lessee mengakui sewa pembiayaan sebagai aset dan kewajiban dalam neraca sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa minimum harus dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan kewajiban. Beban keuangan harus dialokasikan ke setiap periode selama masa sewa sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo kewajiban. Jumlah yang dapat disusutkan dari aset sewaan dialokasikan ke setiap periode akuntansi selama perkiraan masa penggunaan dengan dasar yang sistematis dan konsisten dengan kebijakan penyusutan aset yang dimiliki. Jika tidak terdapat kepastian yang memadai bahwa lessee akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa, maka aset sewaan disusutkan selama periode yang lebih pendek antara masa sewa dan umur manfaat aset sewaan. Murabahah Murabahah adalah transaksi pembelian barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (marjin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Murabahah dapat dilakukan berdasarkan pesanan atau tanpa pesanan. Hutang yang timbul dari transaksi murabahah tangguhan diakui sebagai hutang murabahah sebesar harga beli yang disepakati (jumlah yang wajib dibayarkan). Aset yang diperoleh melalui transaksi murabahah diakui sebesar biaya perolehan murabahah tunai. Selisih antara harga beli yang disepakati dengan biaya perolehan tunai diakui sebagai beban murabahah tangguhan dan diamortisasi secara proporsional dengan porsi hutang murabahah.
10
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode Yang Berakhir Pada 31 Maret 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) Ijarah Ijarah adalah akad sewa menyewa antara mu’jir (lessor) dengan musta’jir (lessee) atas ma’jur (objek sewa) untuk mendapatkan imbalan atau barang yang disewakannya. Ijarah muntahiyah bittamlik adalah perjanjian sewa suatu barang antara lessor dengan lessee yang diakhiri dengan perpindahan hak milik objek sewa. Beban tangguhan Biaya pendidikan pilot ditangguhkan dan diamortisasi dengan metode garis lurus selama masa ikatan dinas pilot berkisar antara 3 – 5 tahun. Biaya kompensasi lahan ditangguhkan dan diamortisasi dengan metode garis lurus berdasarkan jangka waktu perjanjian selama 30 tahun. Biaya emisi saham Biaya emisi saham dikurangkan dari tambahan modal disetor dan tidak diamortisasi. Pengakuan pendapatan dan beban Pendapatan jasa penyewaan pesawat diakui berdasarkan jam terbang pada saat invoice dibuat. Pendapatan jasa perbaikan dan pemeliharaan pesawat diakui pada saat jasa diserahkan atau secara signifikan diberikan dan manfaat jasa tersebut telah dinikmati oleh pelanggan. Pendapatan bunga diakui atas dasar waktu, pokok dan tingkat bunga berlaku. Beban diakui pada saat terjadinya (metode akrual). Transaksi dan saldo dalam mata uang asing Transaksi dalam mata uang asing dicatat dalam rupiah berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku terakhir dari Bank Indonesia pada tanggal tersebut. Laba atau rugi kurs yang terjadi dikreditkan atau dibebankan pada usaha tahun berjalan. Kurs yang digunakan pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, adalah sebagai berikut: 2012 Dolar Amerika Serikat Euro Poundsterling Dolar Singapura Dolar Australia
2011
9.180 12.259 14.670 7.309 9.555
9.068 11.738 13.969 6.974 9.202
Kurs tersebut dihitung berdasarkan rata-rata kurs beli dan kurs jual uang kertas asing dan/atau kurs transaksi terakhir dari Bank Indonesia untuk tahun berjalan. Pajak penghasilan Beban pajak kini disajikan berdasarkan taksiran penghasilan kena pajak tahun berjalan. Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui berdasarkan perbedaan temporer antara dasar pelaporan komersial dan dasar pajak atas aset dan kewajiban pada masing-masing tanggal pelaporan. Manfaat pajak masa yang akan datang, seperti akumulasi rugi fiskal yang belum digunakan diakui sejauh terdapat cukup kemungkinan atas realisasi dari manfaat pajak tersebut. Pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Perubahan nilai tercatat aset dan kewajiban pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan pada tahun berjalan, kecuali untuk transakasi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas. Perubahan atas kewajiban pajak dicatat ketika hasil pemeriksaan diterima atau hasil dari keberatan ditetapkan dalam hal pengajuan keberatan oleh Perusahaan.
11
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode Yang Berakhir Pada 31 Maret 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) Imbalan kerja Perusahaan mencatat imbalan kerja berdasarkan Undang-undang No. 13 tahun 2003 tanggal 25 Maret 2003 (“ UU No. 13”) dan PSAK 24 (Revisi 2004). Berdasarkan PSAK No. 24 (Revisi 2004), biaya imbalan kerja dihitung berdasarkan UU No. 13 dengan menggunakan metode perhitungan aktuarial, projected unit credit. Keuntungan dan kerugian aktuarial diakui sebagai penghasilan atau beban apabila akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui untuk masing-masing program pada akhir tahun pelaporan sebelumnya melebihi jumlah 10% dari kewajiban imbalan pasti pada tanggal tersebut. Keuntungan dan kerugian aktuarial ini diakui selama rata-rata sisa masa kerja karyawan dengan menggunakan metode garis lurus. Biaya jasa lalu yang timbul akibat pengenalan program imbalan pasti atau perubahan kewajiban imbalan kerja dari program sebelumnya harus diamortisasi sampai imbalan kerja tersebut telah menjadi hak karyawan. Program opsi karyawan Program opsi saham karyawan diberikan untuk direksi dan komisaris serta karyawan tetap yang mempunyai masa kerja minimal 5 tahun. Nilai wajar opsi ditentukan dengan menggunakan model the black-scholes option pricing. Beban kompensasi ditentukan berdasarkan jumlah opsi diberikan dan dibebankan dalam laporan laba rugi selama periode vesting. Rugi per saham Rugi per saham dasar dihitung dengan membagi rugi bersih residual dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan. Tidak ada efek berpotensi saham dilutif, sehingga rugi bersih per saham dilusian tidak disajikan. Informasi segmen Informasi segmen disusun dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Bentuk primer pelaporan segmen adalah segmen usaha sedangkan segmen sekunder adalah segmen geografis. Segmen usaha adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa (baik produk atau jasa individual maupun kelompok produk atau jasa terkait) dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain. Segmen geografis adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain. Penggunaan estimasi Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi nilai yang dilaporkan. Sehubungan dengan adanya ketidakpastian yang melekat dalam pembuatan estimasi, maka realisasi yang akan terjadi dapat berbeda dengan estimasi yang telah dilaporkan sebelumnya.
12
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode Yang Berakhir Pada 31 Maret 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3.
KAS DAN BANK
2012
2011
Kas
338.326
223.535
Bank-Rupiah PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Syariah Mandiri PT Bank DKI unit Syariah PT Bank Muamalat Indonesia Tbk PT Bank Bukopin
82.113 574.016 183.438 6.767 0 104.329 634.753
486.719 33.115 756.258 6.888 0 5.170 3.138
1.585.416
1.291.288
13.270.092 84.638 2.217.940 76.421 52.866
19.935.274 1.256.003 2.518.475 0 31.876 52.221
Jumlah Bank - Dolar AS
15.701.957
23.793.849
Jumlah Bank
17.287.373
25.085.137
Jumlah
17.625.699
25.308.672
Jumlah Bank - Rupiah
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Syariah Mandiri PT Bank Central Asia Tbk PT Bank DKI unit Syariah PT Bank Bukopin
13
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode Yang Berakhir Pada 31 Maret 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
4.
PIUTANG USAHA
2012
2011
Total E&P Indonesie PT Badak NGL Premier Oil Natuna Sea, BV PT International Nickel Indonesia Tbk Kangean Energy Indonesia Ltd Lainnya (masing-masing kurang dari 5% piutang usaha)
23.769.479 6.494.619 4.352.971 5.863.651
9.554.037 5.864.283 3.127.062 4.510.671 -
6.334.614
6.446.253
Jumlah
46.815.334
29.502.306
Analisis umur piutang usaha adalah sebagai berikut: 2012
2011
Sampai dengan 1 bulan > 1 sampai 2 bulan > 2 sampai 3 bulan > 3 sampai 12 bulan Lebih dari 12 bulan
23.529.093 17.145.685 18.150 30.294 6.092.112
19.812.521 4.021.814 127.974 13.992 5.526.005
Jumlah
46.815.334
29.502.306
Piutang usaha berdasarkan mata uang 2012
5.
2011
Dolar Amerika Serikat Rupiah
42.175.873 4.639.461
25.481.559 4.020.747
Jumlah
46.815.334
29.502.306
PIUTANG LAIN-LAIN 2012
2011
PT Global Maintenance Facility PT Cheysia Aurelia Lainnya
6.398.589 1.251.672 1.021.225
5.922.928 1.351.672 940.080
Jumlah
8.671.486
8.214.680
Penyisihan Penurunan nilai Jumlah
(728.576) 7.942.910
14
(728.576) 7.486.104
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode Yang Berakhir Pada 31 Maret 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
6.
PERSEDIAAN
Persediaan terdiri dari: 2012
7.
2011
Komponen suku cadang dapat diperbaiki Suku cadang Persediaan umum dan perlengkapan
36.531.478 35.240.627 272.754
26.320.929 35.993.364 216.808
Jumlah
72.044.858
62.531.101
UANG MUKA DAN BIAYA DIBAYAR DIMUKA
Akun ini terdiri dari 2012
8.
2011
Uang muka pembelian persediaan Uang muka dan biaya dibayar dimuka lainnya
20.612.529 10.085.958
22.605.060 8.327.722
Jumlah
30.698.487
30.932.782
INVESTASI DALAM SAHAM Akun ini merupakan investasi Perusahaan di PT Usaha Gedung Bimantara (pemegang saham perusahaan) sebanyak 1 saham, dengan persentase kepemilikan 0,01% dengan biaya perolehan Rp 1 juta.
9.
ASET TETAP
2012
Saldo 1 januari 2012
Penambahan
Saldo 31 Maret 2012
Pengurangan
Nilai tercatat Pemilikan Langsung Pesawat Udara Bangunan dan Prasarana Mesin dan Peralatan Kendaraan Bermotor Instalasi Sparepart dan component
481.350.749 19.200.875 10.895.595 2.452.224 54.345.796
-
-
481.350.749 19.200.875 10.895.595 2.452.224 54.345.796
Jumlah Kepemilian Langsung
568.245.239
-
-
568.245.239
2.733.700
-
-
2.733.700
Jumlah
570.978.939
-
-
570.978.939
Akumulasi Penyusutan Pemilikan Langsung Pesawat Udara Bangunan dan Prasarana Mesin dan Peralatan Kendaraan Bermotor Instalasi Sparepart dan component
185.664.998 10.277.350 9.152.385 305.297 6.843.920
5.605.617 202.606 204.037 112.725 1.632.947
-
191.270.615 10.479.956 9.356.422 418.022 8.476.867
Jumlah Kepemilian Langsung
212.243.950
7.757.931
-
220.001.881
2.226.899
79.685
-
2.306.584
Jumlah
214.470.849
7.837.616
-
222.308.465
Nilai Buku
356.508.090
(7.837.616)
-
348.670.474
Sewa Pembiayaan Kendaraan
Sewa Pembiayaan Kendaraan
15
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode Yang Berakhir Pada 31 Maret 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
10. ASET LAIN-LAIN
2012
2011
Beban Tangguhan - Bersih Pendidikan Pilot Sewa Lahan Sub Jumlah
8.451.362 2.292.683 10.744.045
11.985.083 2.382.521 14.367.604
Uang muka pembelian pesawat Performance Bond Jaminan Lainnya
18.567.486 2.660.967 40.944
18.338.932 2.492.206 19.795
Jumlah
32.013.442
35.218.537
11. UTANG BANK
Utang bank ini merupakan fasilitas pembiayaan modal kerja dari PT Bank Syariah Mandiri dengan plafond awal US$ 3.000.000
12. WESEL BAYAR
Kreditur
Saldo 1 Januari 2011
Penambahan
Pengurangan
43.723.600
803.195
44.526.795
Oxley Investment Ltd
-
12.249.500
Bellstones Ltd
43.723.600
Herst Investment
Jumlah
Saldo 31 Desember 2011
Saldo 31 Maret 2012
Penambahan
Pengurangan
-
-
-
-
12.249.500
-
-
-
-
52.719.627
5.000.000
47.719.627
-
-
47.719.627
65.772.322
61.776.295
47.719.627
-
-
47.719.627
Pada bulan Juli 2011 wesel bayar Herst Investment Ltd sebesar Rp 44.526.795 dan Oxley Investment Ltd Rp 12.249.500 seluruhnya dikonversi menjadi saham perusahaan
16
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode Yang Berakhir Pada 31 Maret 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
13. UTANG USAHA
Rincian akun ini adalah utang usaha kepada pihak ketiga: 2012
2011
Eurocopter South East Asia Pte., Ltd TAT Industries Asia Pacific Turbomeca Fokker Services Schipol Lainnya (masing-masing kurang dari 5% jumlah hutang usaha)
10.130.346 4.317.921 3.454.949 2.295.771
9.307.681 5.440.595 2.279.777 2.342.902
12.048.237
11.591.309
Jumlah
32.247.225
30.962.264
2012
2011
Sampai dengan 1 bulan > 1 sampai 2 bulan > 2 sampai 3 bulan > 3 sampai 12 bulan Lebih dari 12 bulan
2.947.521 2.749.290 1.628.828 10.491.317 14.430.269
987.432 1.922.814 2.550.694 10.754.040 14.747.284
Jumlah
32.247.225
30.962.264
2012
2011
Dolar AS Euro Rupiah Dolar Sin
17.170.769 7.656.837 7.101.470 318.149
15.846.867 6.819.175 7.972.658 323.564
Jumlah
32.247.225
30.962.264
Analisis umur utang usaha adalah sebagai berikut:
Berdasarkan mata uang
17
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode Yang Berakhir Pada 31 Maret 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
14. UTANG LAIN-LAIN – PIHAK KETIGA
2012
2011
PT Badak Natural Gas Liqufaction Flaming Luck Investments Limited PT Citra International Underwriter Koperasi Bimantara PT JAS Lainnya
0 1.141.428 154.152 32.351 20.462.485
544.080 694.968 154.052 32.351 4.455.954
Jumlah
21.790.416
5.881.405
15. BIAYA MASIH HARUS DIBAYAR
Perbaikan dan pemeliharaan Beban pembiayaan
2012 2.226.920 232.369
2011 1.949.553 153.024
2.459.288
2.102.577
16. UTANG BANK JANGKA PANJANG
Akun ini merupakan utang bank jangka panjang dengan rincian sebagai berikut: 2012 PT Bank Muamalat Tbk Dolar AS Rupiah PT Bank Syariah Mandiri Dolar AS PT Bank DKI unit syariah Dolar AS
2011
107.459.400 30.247.000
107.223.106 30.247.000
78.027.898
77.075.923
10.327.500
10.201.500
Sub Total Bagian jatuh tempo dalam satu tahun
226.061.798 (81.589.215)
224.747.529 (81.668.548)
Bagian jangka panjang
144.472.583
143.078.981
18
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode Yang Berakhir Pada 31 Maret 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
17. SEWA PEMBIAYAAN
2012
2011
632.652 691.880 483.300 443.025
638.101 563.100 483.300 443.025
Jumlah pembayaran minimum sewa Bunga
2.250.857 (511.903)
2.127.526 (299.288)
Nilai tunai pembayaran minimum sewa Bagian jatuh tempo dalam satu tahun
1.738.954 (632.652)
1.828.238 (513.672)
Bagian Jangka Panjang
1.106.302
1.314.566
Pembayaran yang jatuh tempo pada tahun : 2011 2012 2013 2014 2015
18. PERPAJAKAN
a.
Pajak dibayar dimuka merupakan Pajak Pertambahan Nilai sebesar Rp 983.428 dan PPh Pasal 23 sebesar Rp 913.010
b. Hutang pajak terdiri dari: 2011 Pajak penghasilan Pasal 21 Pasal 23 Pasal 25 Pasal 4 (2) PPN Jumlah
2011
9.391.518 454.487 124.711 549.264 3.479.222
8.377.558 401.543 124.711 460.357 2.107.160
13.999.203
11.471.329
Rekonsiliasi antara rugi sebelum beban pajak penghasilan seperti yang disajikan dalam laporan laba rugi dan taksiran rugi fiskal untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2012 adalah sebagai berikut:
19
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode Yang Berakhir Pada 31 Maret 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Rugi sebelum manfaat pajak penghasilan menurut laporan laba rugi
(13.086.584)
Beda temporer Imbalan kerja Sewa pembiayaan Penyusutan Beda tetap Tunjangan karyawan Penghasilan bunga yang pajaknya bersifat final Lain-lain
1.800.000 (79.685) (2.346.712) 375.618 (11.883) 1.469.569
Estimasi rugi fiskal
(11.879.678)
Perhitungan manfaat pajak tangguhan atas beda temporer yang signifikan antara pelaporan komersial dan pajak dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku untuk tahun 2012 adalah sebagai berikut: Rugi fiskal Penyisihan imbalan kerja Penyusutan Sewa pembiayaan
1.334.398 450.000 (586.678) (19.921)
Jumlah manfaat pajak penghasilan tangguhan
1.177.799
Rincian aset dan kewajiban pajak tangguhan pada tanggal 31 Maret 2012 Aset Pajak Tangguhan Rugi fiskal Kewajiban imbalan kerja Kewajiban Pajak Tangguhan Penyusutan aset tetap Sewa pembiayaan Beban tangguhan
(23.184.964) (683.837) (3.249.814)
Aset Pajak Tangguhan
33.084.132
52.295.544 7.907.202
20
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode Yang Berakhir Pada 31 Maret 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
19. KEWAJIBAN IMBALAN KERJA
Perusahaan memberikan imbalan untuk karyawannya yang telah mencapai usia pensiun yaitu 55 tahun sesuai dengan Undang-undang No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003. Imbalan kerja tersebut tidak didanai.
Kewajiban imbalan kerja: Nilai kini kewajiban imbalan kerja Keuntungan aktuarial yang belum diakui Biaya jasa lalu yang belum diakui - non vested Kewajiban bersih
31.274.831 835.784 (724.726) 31.385.889
Mutasi kewajiban imbalan kerja karyawan adalah sebagai berikut Saldo awal tahun Beban imbalan kerja tahun berjalan Pembayaran imbalan kerja Saldo akhir tahun
29.828.811 1.800.000 (242.922) 31.385.889
20. LIABILITAS JANGKA PANJANG LAINNYA
Akun ini terdiri dari : 2011 Hutang pembelian pesawat BAC 1-11 (PK-TRU)-Dolar AS Uang jaminan pelanggan Jumlah
2011
9.983.250 651.021
9.861.450 698.198
10.634.271
10.559.648
21
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode Yang Berakhir Pada 31 Maret 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
21. MODAL SAHAM
Rincian pemilikan saham pada tanggal 31 Maret 2012 adalah sebagai berikut :
Pemegang Saham
Jumlah Saham Ditempatkan dan Jumlah Saham Ditempatkan dan Disetor penuh
Persentase Pemilikan (%)
Jumlah
Seri A PT Global Transport Services Masyarakat dan karyawan
1.592.358.315 730.365.102
38,02% 17,44%
159.235.832 73.036.510
Jumlah Seri A
2.322.723.417
55,45%
232.272.342
890.535.910 586.500.000 244.990.000 144.005.000
21,26% 14,00% 5,85% 3,44%
44.526.796 29.325.000 12.249.500 7.200.250
Jumlah Seri B
1.866.030.910
44,55%
93.301.546
Jumlah
4.188.754.327
100,00%
325.573.888
Seri B Herst Investment Ltd MNC Asset Management Oxley Capital Investments Ltd. Masyarakat
22. AGIO SAHAM
Rincian agio saham sebagai berikut: Penawaran umum perdana saham tahun 2006-setelah dikurangi biaya emisi saham sebesar Rp 2.900.228 Pelaksanaan opsi saham karyawan tahun 2007 Penawaran umum terbatas dengan hak memesan efek terlebih dahulu Tahun 2008 Tahun 2009 Biaya emisi saham
12 14.888.171 (487.414)
Jumlah
24.766.375
10.059.772 305.834
22
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode Yang Berakhir Pada 31 Maret 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
23. PENDAPATAN USAHA
Rincian pendapatan sebagai berikut: 2012 Jasa penyewaan pesawat Contract charter Spot charter Jasa perbaikan dan pemeliharaan pesawat Jumlah
2011
58.803.707 6.751.249
45.782.409 8.051.792
0
17.740
65.554.957
53.851.941
Seluruh pendapatan usaha diperoleh dari pihak ketiga. Pendapatan usaha dari pelanggan yang melebihi 10% dari jumlah pendapatan usaha berasal dari: 2012
2011
Total E&P Indonesie PT Transnusa Air Service Kangean Energy Ltd PT International Nickel Indonesia Tbk PT Badak NGL
32.206.322 7.700.137 7.898.902 10.998.346
27.776.745 5.180.857 7.218.464 10.769.461
Jumlah
58.803.707
50.945.527
24. BEBAN LANGSUNG
2012 Mesin dan suku cadang utama Ijarah Penyusutan Asuransi Gaji dan tunjangan Suku cadang Bahan bakar Lampu pendaratan Lain – lain (masing-masing dibawah Rp 2.000.000)
11.018.291 13.201.249
Jumlah
46.591.894
2011
4.244.344 3.020.361 3.772.721 576.526
7.446.246 8.444.967 5.605.617 5.104.002 2.988.520 1.972.315 2.726.455 356.145
3.511.551
5.862.067
7.246.852
23
40.506.334
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode Yang Berakhir Pada 31 Maret 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
25. BEBAN USAHA
Rincian beban usaha adalah sebagai berikut: 2012 Gaji dan tunjangan Perjalanan dinas Imbalan kerja Sewa Penyusutan Lisensi pilot Asuransi Utilitas Komunikasi Perbaikan dan pemeliharaan Perlengkapan kantor Pelatihan Jasa Profesional Lain-lain Jumlah
2011
8.303.128 3.677.373 1.800.000 817.195 599.052 2.180.458 568.027 525.700 185.777 202.289 507.892 2.907.133 152.500 1.934.093
5.383.006 3.288.050 3.796.416 576.178 548.973 1.822.812 314.566 333.443 356.266 153.353 170.470 1.156.910 133.650 578.910
24.360.616
18.613.003
26. RUGI BERSIH PER SAHAM
Perhitungan rugi bersih per saham dasar didasarkan pada data berikut : Rugi bersih Rugi bersih periode berjalan
(11.908.785)
Jumlah Saham Jumlah Rata-rata tertimbang saham
4.188.754.327
RUGI BERSIH PER SAHAM DASAR Rugi per saham – Rupiah penuh
(2,84)
24
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode Yang Berakhir Pada 31 Maret 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
27. INFORMASI SEGMEN
Jasa penyewaan pesawat
2012 Jasa diluar penyewaan Pesawat
Jumlah
PENDAPATAN USAHA Pendapatan dari pihak eksternal
64.869.334
685.623
65.554.957
Hasil segmen
18.277.440
685.623
18.963.063
Beban usaha tidak dapat dialokasi Laba usaha Keuntungan kurs mata uang asing Penghasilan bunga Beban bunga Lain-lain bersih Laba (rugi) sebelum pajak Beban pajak Laba (rugi) bersih
-24.360.616 -5.397.553 -1.798.365 11.883 -6.646.906 744.356 -13.086.584 1.177.799 -11.908.785
AKTIVA Aktiva segmen Aktiva tidak dapat dialokasi Jumlah aktiva
499.544.108 110.795.609 610.339.717
499.544.108 110.795.609 610.339.717
KEWAJIBAN Kewajiban segmen Kewajiban tidak dapat dialokasi Jumlah kewajiban
377.327.764 38.248.908 415.576.672
377.327.764 38.248.908 415.576.672
Pengeluaran Modal Penyusutan Penyusutan tidak dapat dialokasi Jumlah
7.246.852 7.246.852
Segmen Geografis Balikpapan Jakarta Lainnya
47.549.128 1.721.167 16.284.662 65.554.957
25
395.016 204.037 599.052
7.641.868 204.037 7.845.904
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode Yang Berakhir Pada 31 Maret 2012 dan 2011 (Dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
28. KELOMPOK INSTRUMEN KEUANGAN
Berikut metode dan asumsi yang digunakan untuk estimasi nilai wajar: Nilai wajar kas dan bank mendekati nilai tercatat karena jangka waktu jatuh tempo yang singkat atas instrumen keuangan tersebut. Nilai wajar dari piutang usaha, piutang lain-lain hutang bank, wesel bayar, hutang usaha, hutang lainlain, biaya yang masih harus dibayar dan kewajiban jangka panjang lainnya – hutang pembelian pesawat mendekati nilai tercatat karena jangka waktu jatuh tempo yang singkat atas instrumen keuangan tersebut. 29. ASET DAN KEWAJIBAN DALAM MATA UANG ASING
Pada tanggal 31 Maret 2012, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing adalah sebagai berikut:
Mata uang asing Aset Kas dan Bank Piutang Usaha Uang Muka
Aset Lain-lain
USD USD USD SGD EUR USD
1.737 4.594 2.077 4 262 2.312
Jumlah Aset Liabilitas Utang bank Utang usaha
Utang bank jangka pendek Utang lain-lain Biaya masih harus dibayar Pinjaman jangka panjang Liabilitas jangka panjang lainnya
Ekuivalen Rupiah 15.945.660 42.175.873 19.066.860 29.236 3.211.858 21.224.160 101.653.647
USD EUR USD SGD USD USD USD USD USD
3.000 834 1.870 35 8.888 400 25 12.443 1.088
27.540.000 7.656.837 17.170.769 318.149 81.591.840 3.672.000 229.500 114.226.740 9.983.250
Jumlah Liabilitas
262.389.085
Liabilitas Bersih
160.735.438
26