PT. GT KABEL INDONESIA Tbk LAPORAN KEUANGAN/FINANCIAL STATEMENTS UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2001 DAN 2000/ FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2001 AND 2000 DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN/ AND INDEPENDENT AUDITORS’ REPORT
PT. GT KABEL INDONESIA Tbk DAFTAR ISI/TABLE OF CONTENTS Halaman/ Page LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN/INDEPENDENT AUDITORS’ REPORT
1
LAPORAN KEUANGAN - Pada tanggal 31 Desember 2001 dan 2000 serta untuk tahun -tahun yang berakhir pada tanggal tersebut/ FINANCIAL STATEMENTS - As of December 31, 2001 and 2000 and for the years then ended Neraca/Balance Sheets
3
Laporan Laba Rugi/Statements of Operations
5
Laporan Perubahan Ekuitas (Defisiensi Modal)/Statements of Changes in Capital Deficiency
6
Laporan Arus Kas/Statements of Cash Flows
7
Catatan Atas Laporan Keuangan/Notes to Financial Statements
8
Laporan Auditor Independen
Independent Auditors' Report
No. 260402 GTKI BH SA
No. 260402 GTKI BH SA
Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi PT. GT Kabel Indonesia Tbk
The Stockholders, Boards of Commissioners and Directors PT. GT Kabel Indonesia Tbk
Kami telah mengaudit neraca PT. GT Kabel Indonesia Tbk tanggal 31 Desember 2001 dan 2000, serta laporan laba rugi, perubahan ekuitas, dan arus kas untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen Perusahaan. Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami.
We have audited the accompanying balance sheets of PT. GT Kabel Indonesia Tbk as of December 31, 2001 and 2000, and the related statements of operations, changes in capital deficiency, and cash flows for the years then ended. These financial statements are the responsibility of the Company's management. Our responsibility is to express an opinion on these financial statements based on our audits.
Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah -jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.
We conducted our audits in accordance with auditing standards establis hed by the Indonesian Institute of Accountants. Those standards require that we plan and perform the audit to obtain reasonable assurance about whether the financial statements are free of material misstatement. An audit includes examining, on a test basis , evidence supporting the amounts and disclosures in the financial statements. An audit also includes assessing the accounting principles used and significant estimates made by management, as well as evaluating the overall financial statement presentation. We believe that our audits provide a reasonable basis for our opinion.
Dalam laporan kami bertanggal 11 Mei 2001, kami menyatakan pendapat wajar dengan pengecualian atas posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas Perusahaan tahun 2000 karena ketidaksesuaian dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yang disebabkan oleh pengklasifikasian seluruh pinjaman bank jangka pendek dan jangka panjang yang telah jatuh tempo namun belum diperpanjang sebagai kewajiban jangka panjang seb esar Rp 1.259.379.042.062 dan penangguhan selisih kurs yang timbul dari penjabaran aktiva dan kewajiban moneter jangka panjang dalam mata uang asing mulai tahun 1998 sampai tahun 1999 sebesar Rp 310.052.961.200. Sebagaimana diuraikan dalam Catatan 30 atas laporan keuangan, Perusahaan telah menyajikan kembali laporan keuangan untuk tahun 2000 agar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia dengan mengubah pengklasifikasian seluruh pinjaman bank jangka pendek dan jangka panjang yang telah jatuh tempo namun belum diperpanjang sebagai kewajiban lancar dan membatalkan penangguhan selisih kurs yang timbul dari penjabaran aktiva dan kewajiban moneter jangka panjang dalam mata uang asing mulai tahun 1998 sampai tahun 1999 yang dibebankan sebagai penambah defisit awal tahun 2000. Oleh karena itu, pendapat kami sekarang
In our re port dated May 11, 2001, we qualified an opinion on the Company’s financial position, results of operations, changes in capital deficiency and cash flows for 2000 because of departure from accounting principles generally accepted in Indonesia due to classification of all short -term and long -term bank loans that are already due but have not been rolled over amounting to Rp 1,259,379,042,062 as longterm liabilities and the deferral of foreign exchange differences resulting from the translation of longterm m onetary assets and liabilities denominated in foreign currencies since 1998 to 1999 amounting to Rp 310,052,961,200. As discussed in Note 30 to the financial statements, the Company has restated its 2000 financial statements to conform with accounting prin ciples generally accepted in Indonesia by changing the classification of all short term and long-term bank loans that are already due but have not been rolled over as current liabilities and canceling the deferred foreign exchange differences resulting fro m the translation of long term monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies since 1998 to 1999 which were charged as an addition to 2000 beginning deficit. Accordingly, our present opinion on the restated 2000 financial statements, as expressed herein, is different from our prior report.
2000. Oleh karena itu, pendapat kami sekarang atas laporan keuangan tahun 2000 yang disajikan kembali, seperti yang disajikan dalam laporan ini berbeda dengan pendapat yang kami nyatakan dalam laporan kami sebelumnya. Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT. GT Kabel Indonesia Tbk tanggal 31 Desember 2001 dan 2000, serta hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas untuk tahun -tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Laporan keuangan terlampir disusun dengan anggapan bahwa Perusahaan akan melanjutkan operasinya sebagai entitas yang berkemampuan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Sebagaimana dijelaskan dalam Catatan 29 atas laporan keuangan, krisis ekonomi yang melanda Indonesia yang dimulai sejak pertengahan tahun 1997, yang terutama disebabkan depresiasi luar biasa Rupiah terhadap mata uang asing dan tingginya tarif bunga telah mengakibatkan pinjaman Perusahaan meningkat sangat signifikan dalam satuan Rupiah. Sebagai akibatnya, Perusahaan tidak dapat melunasi pokok maupun sebagian bunga pinjaman yang telah jatuh tempo, serta tidak dapat memenuhi ketentuan rasio keuangan yang dipersyaratkan dalam perjanjian pinjaman. Keadaan tersebut memungkinkan kreditur menyatakan pinjaman tersebut menjadi segera terhutang serta Perusahaan menghadapi tuntutan dari krediturnya atas tidak dipenuhinya persyaratan perjanjian kredit. Seperti dijelaskan pada Catatan 14 atas laporan keuangan, Perusahaan telah menandatangani nota kesepakatan (term sheet) dengan para krediturnya melalui “Steering Committee” dalam rangka restrukturisasi hutang-hutangnya. Dalam proses negosiasi tersebut Perusahaan diharuskan memenuhi persyaratan tertentu. Krisis ekonomi jug a mengakibatkan Perusahaan mengalami kerugian terus menerus yang diakibatkan tingginya beban operasi, beban bunga dan kerugian selisih kurs. Kerugian terus menerus tersebut telah mengakibatkan Perusahaan mengalami defisiensi modal sebesar Rp 777.603.812.21 0 pada tanggal 31 Desember 2001. Hal -hal tersebut telah menimbulkan ketidakpastian yang signifikan mengenai kemampuan Perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Catatan 29 atas laporan keuangan juga menjelaskan tindakan yang ditempuh serta rencana yang dibuat manajemen Perusahaan untuk menghadapi kondisi tersebut. Kemampuan Perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya sangat tergantung pada keberhasilan manajemen untuk merestrukturisasi hutangnya dan kemampuannya untuk menghasilkan arus kas yang memadai dari operasi Perusahaan dimasa yang akan datang. Laporan keuangan tidak mencakup penyesuaian penyesuaian yang mungkin timbul dari ketidakpastian tersebut.
In our opinion, the financial statements referred to above present fairly, in all material respects, the financial position of PT. GT Kabel Indonesia Tbk as of December 31, 2001 and 2000, and the results of its operations, changes in its capital deficiency and its cash flows for the years then ended in conformity with accounting principles generally accepted in Indonesia. The accompanying financial statements have been prepared assuming that the Co mpany will continue to operate as a going concern. As discussed in Note 29 to the financial statements, the economic crisis in Indonesia which started in the middle of 1997, mainly resulting from the severe depreciation of the Rupiah against foreign curren cies and highly volatile interest rates, caused the balances of the Company’s borrowings denominated in foreign currencies to increase significantly in Rupiah terms. As a result, the Company deferred the payments of loan principal and certain interest due and failed to maintain the financial ratios required by the loan agreements. These situations enable the creditors to demand that the loans become immediately payable and the creditors may also take actions against the Company for the unfulfilled terms of the loan agreements. As discussed in Note 14 to the financial statements, the Company has signed the term sheet with the creditors through the “Steering Committee” in connection with the restructuring of its loans. During the negotiation process, the Compa ny should fulfill certain requirements. The economic crisis also caused the Company to incur continuing losses because of high operating expenses, interest expense and foreign exchange losses. The continuing losses caused the Company to incur capital deficiency amounting to Rp 777,603,812,210 as of December 31, 2001. These matters raise substantial doubt about the ability of the Company to continue as a going concern. Note 29 to the financial statements also described the summary of actions and plans of the Company’s management in regard to these matters. The continuation of the Company as a going concern is dependent upon its ability to restructure its debts and its ability to generate sufficient cash flows from future operations. The financial statements do not include any adjustments that might result from the outcome of this uncertainty.
HANS TUANAKOTTA & MUSTOFA
Bing Harianto, SE
-2-
Izin/License No. 01.1.0793 26 April / April 26, 2002 The accompanying financial statements are not intended to present the financial position and results of operations, changes in capital deficiency and cash flows in accordance with accounting principles and practices generally accepted in countries and jurisdictions other than those in Indonesia. The standards, pr ocedures and practices to audit such financial statements are those generally accepted and applied in Indonesia.
-3-
PT. GT KABEL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2001 DAN 2000 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
PT. GT KABEL INDONESIA Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2001 AND 2000 AND FOR THE YEARS THEN ENDED
1.
1.
UMUM a.
Pendirian dan Informasi Umum
GENERAL a.
Establishment and General Information
PT. GT Kabel Indonesia Tbk (Perusahaan) didirikan dalam rangka Undang-undang Penanaman Modal Asing No. 1 tahun 1967 jo. Undang-Undang No. 11 tahun 1970 berdasarkan akta No. 42 tanggal 19 Januari 1972 dari Djojo Muljadi, SH, notaris di Jakarta. Penetapan sebagai Penanaman Modal Asing disetujui oleh Presiden Republik Indonesia dengan Surat Persetujuannya No. B-121/PRES/8/1970 tanggal 25 Agustus 1970 dan Menteri Perindustrian Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. 383/M/SK/VIII/1970 tanggal 29 Agustus 1970 dan No. 587/M/SK/XI/1971 tanggal 13 Nopember 1971. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. Y.A.5/222/13 tanggal 23 September 1972 dan didaftarkan dalam Panitera Pengadilan Negeri Jakarta pada tanggal 26 September 1972 No. 2637 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 99 tanggal 12 Desember 1972, Tambahan No. 503. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta No. 55 tanggal 15 Juli 1997 dari Indah Budiana, SH, notaris pengganti dari Amrul Partomuan Pohan, SH, LLM, notaris di Jakarta, mengenai perubahan seluruh anggaran dasar untuk disesuaikan dengan Undang-Undang No. 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas serta peningkatan modal dasar Perusahaan. Akta perubahan ini telah disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. C2-9229.HT.01.04.TH.97 tanggal 9 September 1997.
PT. GT Kabel Indonesia Tbk (the “Company”) was established within the framework of the Foreign Capital Investment Law No. 1 year 1967 as amended by Law No. 11 year 1970, based on deed No. 42 dated January 19, 1972 of Djojo Muljadi, SH, notary public in Jakarta. The establishment as a Foreign Capital Investment was approved by the President of the Republic of Indonesia in his Decision Letter No. B-121/PRES/8/1970 dated August 25, 1970 and by the Minister of Industry of the Republic of Indonesia in his Decis ion Letters No. 383/M/SK/VIII/1970 dated August 29, 1970 and No. 587/M/SK/XI/1971 dated November 13, 1971. The deed of establishment was approved by the Minister of Justice of the Republic of Indonesia in his Decision Letter No. Y.A.5/222/13 dated September 23, 1972, filed at the Jakarta Court of Justice on September 26, 1972 No. 2637 and published in State Gazette of the Republic of Indonesia No. 99, Supplement No. 503 dated December 12, 1972. The Company’s articles of association have been amended several times, most recently by deed No. 55 dated July 15, 1997 of Indah Budiana, SH, substitute notary candidate of Amrul Partomuan Pohan, SH, LLM, notary in Jakarta, concerning the changes in the articles of association to conform with Law No. 1 year 1995 on Limited Liability Companies and the increase in the Company’s authorized capital. The amendment deed was approved by the Minister of Justice of the Republic of Indonesia in his Decision Letter No. C2-9229.HT.01.04.TH.97 dated September 9, 1997.
Perusahaan berdomisili di Jakarta dengan pabrik berlokasi di Jalan Raya Bekasi Km 23,1, Cakung – Jakarta. Kantor pusat Perusahaan beralamat di Gedung BRI II Suite 2902, Jl. Jend. Sudirman Kav. 44-46, Jakarta.
The Company is domiciled in Jakarta, and its plants are located in Jalan Raya Bekasi Km 23.1, Cakung – Jakarta. The Company’s head office is located in Gedung BRI II Suite 2902, Jl. Jend. Sudirman Kav. 44-46, Jakarta.
Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama meliputi bidang manufaktur pembuatan kabel dan kawat aluminium dan tembaga serta bahan baku lainnya untuk listrik, elektronika, telekomunikasi, baik yang terbungkus maupun tidak terbungkus, beserta seluruh komponen, suku cadang, assesori yang terkait dan perlengkapan-perlengkapannya, termasuk teknik rekayasa kawat dan kabel. Perusahaan mulai berproduksi secara komersial pada tahun 1974. Hasil produksi Perusahaan dipasarkan di dalam negeri dan di luar negeri, termasuk ke Asia dan Timur Tengah. Jumlah karyawan Perusahaan ratarata 884 karyawan pada tahun 2001 dan 975 karyawan pada tahun 2000.
In accordance with article 3 of the Company's articles of association, the scope of its activities is mainly to manufacture electric, communication and telecommunication cables and wires, both insulated and noninsulated, as well as other accessories and all types of cables, either insulated or noninsulated, and spare parts as well as electric engineering cables and wire components. The Company started commercial operations in 1974. The Company’s products are marketable both domestically and internationally, including Asia and the Middle East. The Company had average total number of employees of 884 in 2001 and 975 in 2000.
-8-
PT. GT KABEL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2001 DAN 2000 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT. GT KABEL INDONESIA Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2001 AND 2000 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
Perusahaan tergabung dalam kelompok usaha (grup) Gajah Tunggal. Susunan pengurus Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2001 adalah sebagai berikut:
The Company is one of the companies in Gajah Tunggal group. The Company’s management as of December 31, 2001 consisted of the following:
Presiden Komisaris Wakil Presiden Komisaris Komisaris
Rudolf Kasenda Gustimego Rasidi Sunaria Tadjuddin Mulyati Gozali
President Commissioner Vice President Commissioner Commissioners
Presiden Direktur Wakil Presiden Direktur Direktur
Herman Nursalim Irwanta Wanatirta Sutrisno Lie Thwan Hian Liong Joseph Landri
President Director Vice President Director Directors
Jumlah gaji dan tunjangan yang diberikan kepada dewan komisaris dan dewan direksi Perusahaan pada tahun 2001 dan 2000 masing-masing sebesar Rp 1.627.656.060 dan Rp 898.720.000. b.
Total salaries and benefits given to board of commissioners and board of directors of the Company in 2001 and 2000 amounted to Rp 1,627,656,000 and Rp 898,720,000, respectively.
Penawaran Umum Efek Perusahaan
b.
Public Offering of Company’s Shares
Pada tanggal 8 Juni 1992, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dengan suratnya No. S-945/PM/1992 untuk melakukan penawaran umum atas 10.000.000 saham Perusahaan kepada masyarakat. Pada tanggal 6 Juli 1992, saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Surabaya.
On June 8, 1992, the Company obtained the notice of effectivity of Share Registration No. S-945/PM/1992 from the Chairman of Capital Market Supervisory Agency (“Bapepam”) for its public offering of 10,000,000 shares. These shares were listed in the Jakarta and Surabaya stock exchanges on July 6, 1992.
Pada tanggal 16 Juni 1993, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Bapepam dengan suratnya No. S-954/PM/1993 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas I Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebesar 20.000.000 saham. Saham -saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Surabaya pada tanggal 6 Juli 1993.
On June 16, 1993, the Company obtained the notice of effectivity of Share Registration No. S-954/PM/1993 from the Chairman of Bapepam for its limited offering of 20,000,000 shares through rights issue I to stockholders. These shares were listed in the Jakarta and Surabaya stock exchanges on July 6, 1993.
Pada tanggal 12 Desember 1996, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Bapepam dengan suratnya No. S-2007/PM/1996 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas II Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebesar 140.000.000 saham. Saham -saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Surabaya pada tanggal 7 Januari 1997.
On December 12, 1996, the Company obtained the notice of effectivity of Share Registration No. S-2007/PM/1996 from the Chairman of Bapepam for its limited offering of 140,000,000 shares through rights issue II to stockholders. These shares were listed in the Jakarta and Surabaya stock exchanges on January 7, 1997.
Pada tanggal 31 Desember 2001, seluruh saham Perusahaan atau sejumlah 560.000.000 lembar saham telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Surabaya.
As of December 31, 2001, all the Company’s shares totaling 560,000,000 shares have been listed in the Jakarta and Surabaya stock exchanges.
-9-
PT. GT KABEL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2001 DAN 2000 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) 2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI a.
b.
PT. GT KABEL INDONESIA Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2001 AND 2000 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
2.
Penyajian Laporan Keuangan
SUMMARY POLICIES a.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
Financial Statement Presentation
Laporan keuangan disusun dengan menggunakan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
The financial statements have been prepared using accounting principles and reporting practices generally accepted in Indonesia. Such financial statements are an English translation of the Company’s statutory report in Indonesia, and are not intended to present the financial position and results of operations, changes in equity, and cash flows in accordance with accounting principles and reporting practices generally accepted in other countries and jurisdictions.
Dasar penyusunan laporan keuangan, kecuali untuk laporan arus kas, adalah dasar akrual. Mata uang pelaporan yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan adalah mata uang Rupiah (Rp). Laporan keuangan tersebut disusun berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masingmasing akun tersebut.
The financial statements, except for the statements of cash flows, are prepared under the accrual basis of accounting. The reporting currency used in the preparation of the financial statements is the Indonesian Rupiah, while the measurement basis used is the historical cost, except for certain accounts which are measured on the bases described in the related accounting policies.
Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
The statements of cash flows are prepared using the direct method with classifications of cash flows into operating, investing and financing activities.
Transaksi dan Saldo Dalam Mata Uang Asing
b.
Pembukuan Perusahaan diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksitransaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi tahun yang bersangkutan. c.
OF
Foreign Currency Balances
Transactions
and
The books of accounts of the Company are maintained in Indonesian Rupiah. Transactions during the year involving foreign currencies are recorded at the rates of exchange prevailing at the time the transactions are made. At balance sheet date, monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies are adjusted to reflect the rates of exchange prevailing at that date. The resulting gains or losses are credited or charged to current operations.
Kas dan Setara Kas
c.
Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan semua investasi yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya.
Cash and Cash Equivalents Cash and cash equivalents consist of cash on hand, in banks and all unrestricted investments with maturities of three months or less from the date of placement.
- 10 -
PT. GT KABEL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2001 DAN 2000 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) d.
e.
PT. GT KABEL INDONESIA Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2001 AND 2000 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
Investasi
d.
Deposito berjangka
Time deposits
Deposito berjangka yang jatuh temponya kurang dari tiga bulan namun dijaminkan dan deposito berjangka yang jatuh temponya lebih dari tiga bulan disajikan sebagai investasi sementara dan dinyatakan sebesar nilai nominal.
Time deposits with maturities of three months or less which are pledged and time deposits with maturities of more than three months are presented as temporary investments and are stated at nominal values.
Investasi efek ekuitas yang nilai wajarnya tersedia dan efek hutang
Investments in equity securities with readily determinable fair values and debt securities
Investasi dalam efek yang tersedia untuk dijual dinyatakan sebesar nilai wajarnya. Laba atau rugi yang belum direalisasi dicatat sebagai komponen ekuitas dan diakui sebagai penghasilan atau beban pada saat laba atau rugi tersebut direalisasi.
Investments in available-for-sale securities are stated at fair values. Unrealized gains or losses from the increase or decrease in fair values are recorded as part of equity and recognized as income or expenses of the period when realized.
Investasi dalam efek hutang yang dimaksudkan untuk dimiliki hingga jatuh tempo dinyatakan sebesar biaya perolehannya yang disesuaikan dengan amortisasi premi dan/atau diskonto yang belum diamortisasi.
Investments in debt securities held-tomaturity are stated at costs, adjusted for the unamortized premiums or d iscounts.
Efek yang tersedia untuk dijual yang dimiliki sementara dan efek hutang yang dimiliki hingga jatuh tempo yang jatuh temponya kurang dari satu tahun disajikan sebagai investasi sementara.
Securities available-for-sale held temporarily and debt securities held-to-maturity with maturities of less than one year are presented as temporary investments.
Untuk menghitung laba atau rugi yang direalisasi, biaya perolehan efek ditentukan berdasarkan metode rata -rata tertimbang.
Cost of securities sold is determined using the weighted average method.
Penyisihan Piutang Ragu-ragu
e.
Perusahaan menetapkan penyisihan piutang ragu-ragu berdasarkan penelaahan terhadap masing-masing akun piutang pada akhir tahun. f.
Investments
Allowance for Doubtful Accounts Allowance for doubtful accounts is provided based on a review of the status of the individual receivable accounts at the end of the year.
Persediaan
f.
Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah. Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang. Penyisihan penurunan nilai persediaan ditentukan berdasarkan penelaahan terhadap persediaan yang rusak dan usang (obsolete) pada akhir tahun.
Inventories Inventories are stated at cost or net realizable value, whichever is lower. Cost is determined using the weighted average method. Allowance for decline in value of inventories is based on inventory absolescence at year end.
- 11 -
PT. GT KABEL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2001 DAN 2000 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) g.
PT. GT KABEL INDONESIA Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2001 AND 2000 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
Biaya Dibayar Dimuka
g.
Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus. h.
Prepaid Expenses Prepaid expenses are amortized over their beneficial periods using the straight-line method.
Aktiva Tetap - Pemilikan Langsung
h.
Property, Plant and Equipment - Direct Acquisitions
Aktiva tetap, kecuali aktiva tertentu yang dinilai kembali, dinyatakan berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan.
Direct acquisitions of property, plant and equipment are stated at cost, except for certain revalued assets, less accumulated depreciation.
Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aktiva tetap sebagai berikut:
Depreciation is computed using the straightline method based on the estimated useful lives of the assets as follows: Tahun/Years
Bangunan pabrik dan kantor Mesin dan peralatan pabrik Peralatan kantor dan perabot Kendaraan Tanah dinyatakan berdasarkan perolehan dan tidak disusutkan.
30 15 10 5
Factory and office buildings Machinery and factory equipment Office furniture and fixtures Vehicles
biaya
Land are stated at cost and are not depreciated.
Bila nilai tercatat suatu aktiva melebihi taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (estimated recoverable amount) maka nilai tersebut diturunkan ke jumlah yang dapat diperoleh kembali tersebut, yang ditentukan sebagai nilai tertinggi antara harga jual neto dan nilai pakai.
When the carrying amount of an asset exceeds its estimated recoverable amount, the asset is written down to its estimated recoverable amount, which is determined as the higher of net selling price or value in use.
Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya; pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat atau memberi manfaat ekonomis di masa yang akan datang dalam bentuk peningkatan kapasitas, mutu produksi atau peningkatan standar kinerja, dikapitalisasi. Aktiva tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual dikeluarkan dari kelompok aktiva tetap berikut akumulasi penyusutannya. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aktiva tetap tersebut dibukukan dalam laporan laba rugi pada tahun yang bersangkutan.
The cost of maintenance and repairs is charged to operations as incurred; expenditures which extend the useful life of the assets or result in increased future economic benefi ts such as increase in capacity and improvement in the quality of output or standard of performance are capitalized. When assets are retired or otherwise disposed of, their carrying values and the related accumulated depreciation are removed from the accounts and any resulting gain or loss is reflected in the current operations.
Aktiva dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan tersebut termasuk biaya pinjaman yang terjadi selama masa pembangunan yang timbul dari hutang yang digunakan untuk pembangunan aktiva tersebut. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aktiva tetap yang
Construction in progress is stated at cost which includes borrowing costs during construction on debts incurred to finance the construction. Construction in progress is transferred to the respective property, plant and equipment account when completed and ready for use.
- 12 -
PT. GT KABEL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2001 DAN 2000 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT. GT KABEL INDONESIA Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2001 AND 2000 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
masing-masing aktiva tetap yang bersangkutan pada saat selesai dan siap digunakan. i.
j.
Sewa Guna Usaha
i.
Transaksi sewa guna usaha dikelompokkan sebagai capita l lease apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:
Lease transactions are recorded as capital leases when the following criteria are met:
1) Penyewa guna usaha memiliki hak opsi untuk membeli aktiva yang disewa guna usaha pada akhir masa sewa guna usaha dengan harga yang telah disetujui bersama pada saat dimulainya perjanjian sewa guna usaha.
1)
The lessee has the option to purchase the leased asset at th e end of the lease term at a price mutually agreed upon at the inception of the lease agreement.
2) Seluruh pembayaran berkala yang dilakukan oleh penyewa guna usaha ditambah dengan nilai sisa dapat menutup pengembalian biaya perolehan barang modal yang disewa guna usaha beserta bunganya sebagai keuntungan perusahaan sewa guna usaha.
2)
All periodic lease payments made by the lessee plus residual value shall represent a return of the cost of leased asset and interest thereon as the profit of the lessor.
3) Masa sewa guna us aha minimum dua tahun.
3)
Minimum lease period is two years.
Transaksi sewa guna usaha yang tidak memenuhi kriteria tersebut di atas dikelompokkan sebagai transaksi sewa menyewa biasa (operating lease).
Lease transactions that do not meet the above criteria are recorded as operating leases.
Aktiva dan kewajiban sewa guna usaha dicatat sebesar nilai tunai dari seluruh pembayaran sewa guna usaha ditambah nilai sisa (harga opsi). Aktiva sewa guna usaha disusutkan dengan metode dan berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis yang sama dengan aktiva tetap – pemilikan langsung (lihat kebijakan akuntansi mengenai aktiva tetap - pemilikan langsung).
Leased assets and lease liabilities under the capital lease method are recorded at the present value of the total installments plus residual value (option price). Leased assets are depreciated using the same method and estimated useful lives used for directly acquired property, plant and equipment (see accounting policy for property, plant and equipment - direct acquisitions).
Beban Tangguhan – Hak Atas Tanah
j.
Biaya yang terjadi sehubungan dengan pengurusan legal hak atas tanah ditangguhkan dan diamortisasi dengan metode garis lurus sepanjang umur hukum hak atas tanah karena umur hukum hak atas tanah lebih pendek dari umur ekonomisnya. k.
Leases
Deferred Charges - Landrights Expenses related to legal processing of landrights are deferred and amortized using the straight-line method over the legal term of the landright which is shorter than its economic life.
Beban Emisi Saham Yang Ditangguhkan
k.
Biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan emisi saham ditangguhkan dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama lima tahun. Pada tahun 2000, saldo beban emisi saham yang ditangguhkan dibebankan seluruhnya pada
Deferred Share Issuance Costs Expenses from issuance of shares were deferred and amortized using the straightline method over five years. In 2000, the balance of deferred share issuance costs was charged in full to current operations.
- 13 -
PT. GT KABEL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2001 DAN 2000 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT. GT KABEL INDONESIA Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2001 AND 2000 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
ditangguhkan dibebankan seluruhnya pada laba rugi tahun berjalan. l.
m.
Manfaat Karyawan
l.
Perusahaan mengakui kewajiban manfaat pekerja berdasarkan peraturan Perusahaan. Manfaat pasti karyawan didasarkan pada masa kerja dan jumlah penghasilan karyawan. Manfaat pekerja ini merupakan manfaat pasti tanpa pendanaan. Kewajiban transisi diamortisasi dengan metode anuitas tetap selama sisa masa kerja masing-masing pekerja. Metode penilaian aktuaria yang digunakan oleh aktuaris adalah metode Projected Unit Credit.
The Company records employee benefits liability based on the Company’s policy. Defined benefit plan is based on the employee’s number of years of service and salary. No funding of benefits has been made to date. Transitional liability is amortized using the fixed anuity method based on the employee’s number of years of service. The method used by the actuary for actuarial calculation is the Projected Unit Credit method.
Manfaat pekerja atas pemutusan hubungan kerja diakui sebagai kewajiban dan beban pada saat terjadi (accrued basis).
Employee benefits related to termination are recognized as liabilities and expenses when incurred.
Pengakuan Pendapatan dan Beban
m.
Penjualan lokal diakui pada saat penyerahan barang kepada pelanggan sedangkan penjualan ekspor diakui pada saat barang dikapalkan (F.O.B. Shipping Point). Beban diakui sesuai manfaatnya pada tahun yang bersangkutan (accrual basis). n.
Employee Benefits
Revenue and Expense Recognition Export sales are recognized when the goods are shipped (F.O.B. Shipping Point), while local sales are recognized when the goods are delivered to the customers. Expenses are recognized when incurred.
Restrukturisasi Hutang Bermasalah
n.
Troubled Debt Restructuring
Selisih lebih nilai tercatat pinjaman (termasuk bunga, denda yang berhubungan) di atas jumlah pembayaran kas masa depan yang ditetapkan dalam persyaratan baru hutang dalam restrukturisasi hutang bermasalah langsung diakui sebagai keuntungan hasil restrukturisasi yang disajikan sebagai pos luar biasa. Setelah restrukturisasi, jumlah pembayaran kas masa depan ya ng ditetapkan dalam persyaratan baru dikurangkan dari nilai tercatat hutang dan tidak ada beban bunga yang diakui hingga jatuh tempo hutang tersebut.
The excess of the carrying amount of the loan and related accounts over the total future cash payments specified by the new terms of the loan in a troubled debt restructuring is recognized immediately as restructuring gain which is recorded as extraordinary item. After the restructuring, all cash payments under the terms of the loan are deducted from the carrying amount of the loan and related accounts, and no interest expense is recognized on such loan until maturity.
Jika nilai tercatat pinjaman kurang dari jumlah pembayaran kas masa depan yang ditetapkan dalam persyaratan baru hutang dalam restrukturisasi hutang bermasalah maka tidak ada keuntungan ataupun kerugian hasil restrukturisasi yang diakui. Setelah restrukturisasi, beban bunga dihitung dengan menggunakan tingkat bunga efektif konstan dikalikan dengan nilai tercatat hutang pada awal setiap periode sampai dengan jatuh temponya.
If the carrying amount of the loan and related accounts is less than the total future cash payments specified by the new terms of the loan in a troubled debt restructuring, no restructuring gain or loss is recognized. After the restructuring, interest expense is computed by applying a constant effective interest rate to the carrying amount of the loan and related accounts at the beginning of each period until maturity.
- 14 -
PT. GT KABEL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2001 DAN 2000 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) o.
p.
PT. GT KABEL INDONESIA Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2001 AND 2000 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
Pajak Penghasilan
o.
Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.
Current tax expense is determined based on the taxable income for the year computed using prevailing tax rates.
Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aktiva dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aktiva dan kewajiban. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aktiva pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang.
Deferred tax assets and liabilities are recognized for the future tax consequences attributable to differences between the financial statement carrying amounts of existing assets and liabilities and their respective tax bases. Deferred tax liabilities are recognized for all taxable temporary differences and deferred tax assets are recognized for deductible temporary differences to the extent that it is probable that taxable income will be available in future periods against which the deductible temporary differences can be utilized.
Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas.
Deferred tax is calculated at the tax rates that have been enacted or substantively enacted by the balance sheet date. Deferred tax is charged or credited in the statement of operations, except when it relates to items charged or credited directly to equity, in which case the deferred tax is also charged or credited directly to equity.
Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan disajikan di neraca atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aktiva dan kewajiban pajak kini.
Deferred tax assets and liabilities are offset in the balance sheet in the same manner the current tax assets and liabilities are presented.
Rugi per Saham
p.
Rugi per saham dasar dihitung dengan membagi rugi bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan. q.
Income Tax
Loss per Share Basic loss per share is computed by dividing net loss by the weighted average number of shares outstanding during the year.
Informasi Segmen
q.
Segment Information
Informasi segmen Perusahaan disajikan menurut pengelompokan (segmen) usaha.
The Company’s segment information is presented based on business segments.
Segmen usaha adalah komponen yang dapat dibedakan (distinguishable components) dan menghasilkan suatu produk atau jasa yang berbeda menurut pembagian industri atau sekelompok produk atau jasa sejenis yang berbeda, terutama untuk para pelanggan diluar entitas Perusahaan.
A business segment is a distinguishable component that is engaged in providing an individual product or service or a group of products or services that are different from those of other business segments, primarily to customers outside the Company.
- 15 -
PT. GT KABEL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2001 DAN 2000 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) 3.
PT. GT KABEL INDONESIA Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2001 AND 2000 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
KAS DAN SETARA KAS
Kas Tabungan - Rupiah Pihak yang mempunyai hubungan istimewa - Bank Ganesha Rekening giro Pihak ketiga Rupiah Dollar Amerika Serikat Jumlah rekening giro Call deposit Pihak ketiga - Rupiah Deposito berjangka Pihak ketiga Rupiah Dollar Amerika Serikat Jumlah deposito berjangka Jumlah Perincian rekening giro adalah sebagai berikut: Pihak ketiga Rupiah PT Bank Mandiri PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Rakyat Indonesia Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 100.000.000) Dollar Amerika Serikat PT Bank Mandiri The Hongkong and Shanghai Banking Corp., Ltd., Jakarta Deutsche Bank AG, Jakarta PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 100.000.000) Jumlah Perincian call deposit adalah sebagai berikut: Pihak ketiga - Rupiah PT Bank Mandiri PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Jumlah Perincian deposito berjangka adalah sebagai berikut: Pihak ketiga PT Bank Mandiri Rupiah Dollar Amerika Serikat Jumlah Tingkat bunga call deposit dan deposito berjangka per tahun Rupiah Dollar Amerika Serikat
3.
CASH AND CASH EQUIVALENTS
2001 Rp
2000 Rp
57.000.000
45.000.000
11.789.356
5.000.050.000
12.788.123.185 3.021.199.896 15.809.323.081
6.362.798.492 3.068.109.099 9.430.907.591
-
9.925.000.000
224.000.000 4.160.000.000
17.500.000.000 115.140.000
4.384.000.000
17.615.140.000
20.262.112.437
42.016.097.591
10.514.943.733
5.654.724.163
1.417.515.099 794.095.280
321.417.134 296.430.322
61.569.073 12.788.123.185
90.226.873 6.362.798.492
1.321.081.632
1.103.058.376
1.196.831.792 173.656.080 93.920.216
260.655.659 1.332.020.214
235.710.176
372.374.850
3.021.199.896 15.809.323.081
3.068.109.099 9.430.907.591
-
8.925.000.000
-
1.000.000.000
-
9.925.000.000
224.000.000 4.160.000.000 4.384.000.000
14,04% 5,16%
17.500.000.000 115.140.000 17.615.140.000
9,75% - 14,04% 3% - 6,3%
Saldo tabungan yang ditempatkan pada pihak bank yang mempunyai hubungan istimewa dilakukan dengan tingkat bunga, syarat dan kondisi yang sama sebagaimana bila ditempatkan pada bank pihak ketiga (Catatan 25).
Cash on hand Savings accounts - Rupiah Related party - Bank Ganesha Current accounts Third parties Rupiah U.S. Dollar Total current accounts Call deposits Third parties - Rupiah Time Deposits Third parties Rupiah U.S. Dollar Total time deposits Total The details of current accounts are as follows: Third parties Rupiah PT Bank Mandiri PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Rakyat Indonesia Others (below Rp 100,000,000 each) U.S. Dollar PT Bank Mandiri The Hongkong and Shanghai Banking Corp., Ltd., Jakarta Deutsche Bank AG, Jakarta PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Others (below Rp 100,000,000 each) Total The details of call deposits are as follows: Third parties - Rupiah PT Bank Mandiri PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Total The details of time deposits are as follows: Third parties PT Bank Mandiri Rupiah U.S. Dollar Total Interest rates per annum on call and time deposits Rupiah U.S. Dollar
Savings accounts placed with related party bank have similar interest rates, terms and conditions as those placed with third party banks (see Note 25).
- 16 -
PT. GT KABEL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2001 DAN 2000 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) 4.
PT. GT KABEL INDONESIA Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2001 AND 2000 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
INVESTASI SEMENTARA
4. 2001 Rp
Tersedia untuk dijual Biaya perolehan Efek Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Saham Reksadana Perdana Tbk (d/h PT BDNI Reksadana) sebanyak 2.000.000 saham, harga pasar per saham Rp 135 tahun 2001 dan Rp 350 tahun 2000 Saham PT Gajah Tunggal Tbk sebanyak 2.000.000 saham, harga pasar per saham Rp 135 tahun 2001 dan Rp 360 tahun 2000 Pihak ketiga Lain-lain (masing-masing nilai saham dibawah Rp 2.000.000) Investasi yang dilakukan melalui manajer investasi Dollar Amerika Serikat PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas, Jakarta Lehman Brothers Commercial Corporation Asia, Limited, Tokyo Jumlah biaya perolehan Rugi yang belum direalisasi Nilai wajar investasi sementara tersedia untuk dijual
TEMPORARY INVESTMENTS 2000 Rp Available-for-sale Cost Securities Related parties
1.000.000.000
1.000.000.000
999.621.240
999.621.240
6.178.760
6.178.760
-
58.255.855.205
-
47.975.000.000
2.005.800.000 (1.459.190.000) 546.610.000
Jumlah Jumlah Jumlah Investasi Sementara Tingkat bunga per tahun Deposito berjangka Rupiah Dollar Amerika Serikat Wesel tagih
PT Gajah Tunggal Tbk, 2,000,000 shares, market price of Rp 135 in 2001 and Rp 360 in 2000 Third parties Others (below Rp 2,000,000 each) Investments made through investment managers U.S. Dollar PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas, Jakarta Lehman Brothers Commercial Corporation Asia, Limited, Tokyo
108.236.655.205 (578.840.000)
Total cost Unrealized loss
107.657.815.205
Fair value of temporary investments available-for-sale
Dimiliki hingga jatuh tempo Wesel tagih Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Dollar Amerika Serikat PT Gajah Perkasa Sakti Deposito berjangka - pihak ketiga Rupiah PT Bank Mandiri PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Dollar Amerika Serikat PT Bank Mandiri The Hongkong and Shanghai Banking Corp., Ltd., Jakarta PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
Reksadana Perdana Tbk (formerly PT BDNI Reksadana), 2,000,000 shares, market price per share of Rp 135 in 2001 and Rp 350 in 2000
Held-to-maturity Notes receivable
250.410.326.400
231.027.604.000
1.341.042.000
1.789.500.000
-
99.299.180
23.679.177.600
25.417.155.000
3.804.143.200
4.205.354.170
3.473.600.000
8.436.883.500
Related party U.S. Dollar PT Gajah Perkasa Sakti Time deposits - third parties Rupiah PT Bank Mandiri PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk U.S. Dollar PT Bank Mandiri The Hongkong and Shanghai Banking Corp., Ltd., Jakarta PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
32.297.962.800
39.948.191.850
282.708.289.200
270.975.795.850
283.254.899.200
378.633.611.055
Total Temporary Investments
9,75 % - 14,17% 3% - 6,30% 8,065% - 8,630%
Interest rates per annum Time deposits Rupiah U.S. Dollar Notes receivable
12,5 % -14,47 % 3 % - 6,56 % 6,31% - 8,63%
- 17 -
Total Total
PT. GT KABEL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2001 DAN 2000 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT. GT KABEL INDONESIA Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2001 AND 2000 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
Mutasi laba (rugi) pemilikan efek yang belum direalisasi:
Changes in unrealized gain (loss) on increase (decrease) in value of securities:
2001 Rp Saldo awal Penurunan nilai efek Saldo akhir
2000 Rp
(578.840.000) (880.350.000)
952.275.000 (1.531.115.000)
(1.459.190.000)
(578.840.000)
Beginning balance Decrease in value of securities Ending balance
Perubahan atas penurunan nilai efek ekuitas yang tersedia untuk dijual tersebut di atas tidak mempunyai dampak pajak tangguhan karena sesuai dengan peraturan perpajakan, penghasilan dari transaksi penjualan saham yang diperdagangkan di bursa efek dikenakan pajak penghasilan final.
The changes in decrease in the value of availablefor-sale securities have no effect on deferred tax since, in accordance with tax regulations, gain from sale of shares traded on the stock exchange is subject to final tax.
Penempatan melalui manajer investasi merupakan penempatan investasi dalam bentuk surat berharga yang dilakukan melalui PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas, Jakarta dan Lehman Brothers Commercial Corporation Asia, Limited, Tokyo masing-masing sebesar US$ 6.071.481 dan US$ 5.000.000.
Placements made through investment managers represent investment placements in commercial paper made with PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas, Jakarta and Lehman Brothers Commercial Corporation Asia, Limited, Tokyo amounting to US$ 6,071,481 and US$ 5,000,000, respectively.
Berdasarkan perjanjian pengelolaan dana dan transaksi efek antara Perusahaan dengan PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas (AAA) tanggal 28 April 2000, Perusahaan telah menunjuk AAA sebagai penyedia jasa atas pengelolaan dana dan transaksi efek. Atas jasa tersebut, AAA membebankan biaya sebagai berikut:
Based on the agreement on fund management and securities settlement between the Company and PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas (“AAA”) dated April 28, 2000, the Company has appointed AAA as the provider of fund management services and securities settlement services. For such services, AAA will charge fees as follows:
Jasa pengelolaan dana
Fund management services
0.25% from the fund managed plus 5% of the profit from the fund managed
Securities settlement services
0.25% of the transaction value
Jasa transaksi efek
0,25% dari dana yang dikelola ditambah 5% dari keuntungan atas pengelolaan dana 0,25% dari nilai transaksi
Jangka waktu perjanjian tersebut akan berhenti apabila salah satu pihak memberitahukan secara tertulis kepada pihak yang lain.
The period of the agreement can be terminated anytime by notice in writing of any party.
Pada tahun 2001, penempatan melalui manajer investasi dilakukan dalam bentuk pembelian kembali hutang bank Perusahaan sehingga disajikan sebagai pengurang saldo hutang seperti dijelaskan pada Catatan 14.
In 2001, placements through inves ment managers were made to buy back the Company’s bank loans thus presented as deductions to loan balances as disclosed in Note 14.
Wesel tagih PT Gajah Perkasa Sakti dengan nilai nominal US$ 24.077.916 berjangka waktu 180 hari dan akan jatuh tempo pada tanggal 22 April 2002. Sehubungan dengan rencana restrukturisasi hutang Perusahaan, wesel tagih tersebut termasuk dalam bagian restrukturisasi (Catatan 14).
Notes receivable from PT Gajah Perkasa Sakti with nominal value of US$ 24,077,916 have term of 180 days and will mature on April 22, 2002. According to the Company’s loan restructuring plan, these notes receivable will become part of restructuring items (see Note 14).
Deposito berjangka ditempatkan dengan jangka waktu berkisar antara 1 sampai 24 bulan dimana seluruhnya digunakan sebagai jaminan atas bank garansi.
Placements of time deposits which are used as collateral for bank guarantees have terms between 1 month to 24 months.
- 18 -
PT. GT KABEL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2001 DAN 2000 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT. GT KABEL INDONESIA Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2001 AND 2000 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
Investasi sementara pada pihak yang mempunyai hubungan istimewa, menurut manajemen dilakukan dengan tingkat bunga, syarat dan kondisi yang sama sebagaimana bila ditempatkan pada pihak ketiga (Catatan 25). 5.
According to management, investments with related parties have similar interest rates, terms and conditions as those done with third parties (see Note 25).
PIUTANG USAHA
5. 2001 Rp
a. Berdasarkan pelanggan Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 25) PT Wachyuni Mandira PT Birulaut Khatulistiwa Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 30.000.000)
TRADE ACCOUNTS RECEIVABLE 2000 Rp a. By Debtor Related parties (see Note 25)
117.866.295 82.736.368
1.282.391.897 -
16.207.400
47.910.150
216.810.063
1.330.302.047
37.219.512.986 6.205.358.640
21.258.578.550 4.552.290.200
Jumlah Penyisihan piutang ragu-ragu
43.424.871.626 (8.166.019.940)
25.810.868.750 (5.664.575.150)
Total Allowance for doubtful accounts
Bersih
35.258.851.686
20.146.293.600
Net
35.475.661.749
21.476.595.647
16.858.504.719
7.548.511.795
7.916.160.039 2.790.852.810 1.067.467.672 2.502.340.924 12.506.355.525 43.641.681.689 (8.166.019.940)
6.984.852.268 305.933.405 203.275.380 1.428.821.864 10.669.776.085 27.141.170.797 (5.664.575.150)
35.475.661.749
21.476.595.647
30.870.465.465 12.771.216.224 43.641.681.689 (8.166.019.940)
13.824.917.959 13.316.252.838 27.141.170.797 (5.664.575.150)
35.475.661.749
21.476.595.647
Jumlah Pihak ketiga Pelanggan dalam negeri Pelanggan luar negeri
Jumlah piutang usaha - bersih b. Berdasarkan umur (hari) Belum jatuh tempo Sudah jatuh tempo 1 s/d 30 hari 31 s/d 60 hari 61 s/d 90 hari 91 s/d 120 hari > 120 hari Jumlah Penyisihan piutang ragu-ragu Bersih c. Berdasarkan mata uang Rupiah Dollar Amerika Serikat Jumlah Penyisihan piutang ragu-ragu Bersih Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu Saldo awal Penambahan Penghapusan Saldo akhir
5.664.575.150 2.501.444.790 -
5.631.068.608 1.988.143.186 (1.954.636.644)
8.166.019.940
5.664.575.150
- 19 -
PT Wachyuni Mandira PT Birulaut Khatulistiwa Others (below Rp 30,000,000 each) Total Third parties Local debtors Foreign debtors
Total trade accounts receivable - net b. By Age Category Not yet due Past due 1 - 30 days 31 - 60 days 61 - 90 days 91 - 120 days More than 120 days Total Allowance for doubtful accounts Net c. By Currency Rupiah U.S. Dollar Total Allowance for doubtful accounts Net Changes in the allowance for doubtful accounts Beginning balance Additions Write-offs Ending Balance
PT. GT KABEL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2001 DAN 2000 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
6.
PT. GT KABEL INDONESIA Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2001 AND 2000 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
Manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu atas piutang kepada pihak ketiga adalah cukup untuk menutupi kerugian yang mungkin timbul dari tidak tertagihnya piutang tersebut, sedangkan terhadap piutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa tidak diadakan penyisihan piutang ragu-ragu karena manajemen berpendapat seluruh piutang tersebut dapat ditagih.
Management believes that the allowance for doubtful accounts from third parties is adequate to cover possible losses on uncollectible receivables, while no allowance for doubtful accounts was provided on receivables from related parties as management believes that all such receivables are collectible.
Manajemen juga berpendapat bahwa tidak terdapat risiko yang terkonsentrasi secara signifikan atas piutang kepada pihak ketiga.
Management also believes that there are no significant concentrations of credit risk in third party receivables.
PIUTANG LAIN-LAIN KEPADA PIHAK KETIGA
6.
2001 Rp PT Putera Ometraco Electric (POE) Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 1.000.000.000) Jumlah Penyisihan piutang ragu-ragu Bersih Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu Saldo awal Penambahan Saldo akhir
2000 Rp
30.798.982.941
30.798.982.941
1.200.428.116
1.203.404.892
Others (below Rp 1,000,000,000 each)
32.002.387.833 (18.319.530.402)
7.573.370.521
13.682.857.431
Net
18.319.530.402 6.106.510.134
12.213.020.268 6.106.510.134
Changes in the allowance for doubtful accounts Beginning balance Additions
24.426.040.536
18.319.530.402
Total Allowance for doubtful accounts
Ending Balance
The receivable from POE originated from the Memorandum of Understanding dated June 24, 1997 among the Company, PT Trafindo Perkasa Tbk (“TP”), PT Putera Sutraco Mulia (“PSM”) and POE, wherein TP and PSM agreed to sell and transfer POE shares to the Company. As of the date of the auditors’ report, the transfer of POE shares based on the Memorandum of Understanding has not been executed.
PERSEDIAAN
7. 2001 Rp
Barang jadi Barang dalam proses Bahan baku Bahan pembantu dan suku cadang
PT Putera Ometraco Electric ("POE")
31.999.411.057 (24.426.040.536)
Piutang POE timbul berdasarkan Nota Kesepakatan (Memorandum of Understanding) tanggal 24 Juni 1997 antara Perusahaan dengan PT Trafindo Perkasa Tbk (TP), PT Putera Sutraco Mulia (PSM) dan POE, dimana TP dan PSM menyetujui untuk menjual dan mengalihkan saham POE kepada Perusahaan. Sampai dengan tanggal diterbitkannya laporan keuangan audit, pengalihan saham POE sesuai dengan Nota Kesepakatan belum dilaksanakan. 7.
OTHER RECEIVABLES FROM THIRD PARTIES
INVENTORIES 2000 Rp
67.146.808.570 15.261.232.934 20.818.249.017 9.411.552.548
56.093.290.061 10.757.399.292 22.215.624.517 9.219.053.359
Finished goods Work in process Raw materials Factory supplies and spare parts
Jumlah Penyisihan penurunan nilai persediaan
112.637.843.069
98.285.367.229
Total
Bersih
102.829.042.746
(9.808.800.323)
- 20 -
(11.560.548.310) 86.724.818.919
Allowance for decline in value Net
PT. GT KABEL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2001 DAN 2000 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT. GT KABEL INDONESIA Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2001 AND 2000 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
2001 Rp Mutasi penyisihan penurunan nilai persediaan Saldo awal Penambahan Penghapusan Saldo akhir
8.
2000 Rp
11.560.548.310 1.589.280.999 (3.341.028.986) 9.808.800.323
19.636.441.890 (8.075.893.580) 11.560.548.310
Changes in allowance for decline in value of inventories Beginning balance Additions Write-offs Ending balance
Manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan penurunan nilai persediaan tersebut adalah cukup.
Management believes that the allowance for decline in value of inventories is adequate.
Pada tanggal 31 Desember 2001 dan 2000, persediaan telah diasuransikan dari risiko kebakaran kepada PT Asuransi Dayin Mitra Tbk, pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 25), dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar US$ 7.061.366 dan US$ 10.251.200.
At December 31, 2001 and 2000, inventories were insured against fire risk with PT Asuransi Dayin Mitra Tbk, a related party (see Note 25), for total sum of US$ 7,061,366 and US$ 10,251,200, respectively.
PAJAK DIBAYAR DIMUKA
8.
PREPAID TAXES
2001 Rp
2000 Rp
Pajak penghasilan - pasal 28A (Catatan 23) 2001 2000 1999 Pajak Pertambahan Nilai
Income tax article 28A (see Note 23) 835.335.004 6.673.652.795
1.695.343.083 2.211.237.665 3.604.945.163
2001 2000 1999 Value added tax
Jumlah
7.508.987.799
7.511.525.911
Total
Perusahaan telah memperoleh Surat Ketetapan Pajak dari Kantor Pelayanan Pajak dengan rincian sebagai berikut:
The Company received Tax Assessment Letters from Tax Service Office as follows:
a.
Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) Pajak Penghasilan Badan tahun 1999 No. 0077/406/99/054/00 tanggal 18 Desember 2000, pajak penghasilan badan yang dapat direstitusi sebesar Rp 2.278.459.763.
a.
Overpayment Tax Assessment Letter for 1999 Corporate Income Tax No. 0077/406/99/054/00 dated December 18, 2000 amounting to Rp 2,278,459,763.
b.
Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) Pajak Penghasilan Badan tahun 2000 No. 00040/406/00/054/01 tanggal 13 Nopember 2001, pajak penghasilan badan yang dapat direstitusi sebesar Rp 1.634.442.111.
b.
Overpayment Tax Assessment Letter for 2000 Corporate Income Tax No. 00040/406/00/054/01 dated November 13, 2001 amounting to Rp 1,634,442,111.
c.
Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) Pajak Pertambahan Nilai tahun 2000 No. 082/407/00/054/01 tanggal 28 September 2001 sebesar Rp 2.721.892.984.
c.
Overpayment Tax Assessment Letter for 2000 value added tax No. 082/407/00/054/01 dated September 28, 2001 amounting to Rp 2,721,892,984.
d.
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) pasal 21 tahun 2000 No. 00020/201/00/054/01 tanggal 28 September 2001 dan pasal 4(2) final tahun 2000 No. 00029/240/00/054/01 tanggal
d.
Underpayment Tax Assessment Letter for 2000 Income Tax article 21 No. 00020/201/00/054/01 dated September 28, 2001 and Income Tax article 4 (2) Final 2000 No. 00029/240/00/054/01 dated November 13,
- 21 -
PT. GT KABEL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2001 DAN 2000 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
9.
PT. GT KABEL INDONESIA Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2001 AND 2000 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
tahun 2000 No. 00029/240/00/054/01 tanggal 13 Nopember 2001 masing-masing sebesar Rp 26.010.099 dan Rp 3.293.180.
No. 00029/240/00/054/01 dated November 13, 2001 amounting to Rp 26,010,099 and Rp 3,293,180, respectively.
Jumlah restitusi setelah diperhitungkan dengan pajak pertambahan nilai dan pajak penghasilan tersebut, diterima seluruhnya dalam tahun 2001.
The overpayments after the calculation of value added tax and income tax were received in 2001.
PIUTANG DAN HUTANG KEPADA PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA a.
9.
Piutang kepada Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
ACCOUNTS RECEIVABLE FROM PAYABLE TO RELATED PARTIES a.
Akun ini merupakan piutang kepada PT Gajah Perkasa Sakti, pihak yang mempunyai hubungan istimewa yang berasal dari piutang bunga atas wesel tagih (Catatan 4). b.
AND
Account Receivable from Related Party
This account represents interest due on notes receivable from PT Gajah Perkasa Sakti, a related party (see Note 4).
Hutang kepada Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
b.
Account Payable to Related Party
Akun ini merupakan hutang kepada PT Gajah Tunggal Sakti yang timbul dari perjanjian tersebut dibawah ini, yang dilakukan tanpa bunga dan jangka waktu pengembalian yang pasti.
This account represents payable to PT Gajah Tunggal Sakti from agreement disclosed below, which is noninterest-bearing and has no term of repayment.
Pada tanggal 11 Juni 1999 dibuat perjanjian kompensasi (perjumpaan) hutang antara Perusahaan dan PT Gajah Tunggal Sakti (GTS), pihak yang mempunyai hubungan istimewa, dimana disetujui bahwa GTS akan mengambil alih hutang Perusahaan kepada Bank Dagang Nasional Indonesia – Bank Beku Operasi (BDNI-BBO) dan sebaliknya Perusahaan akan mengkompensasikan hutang GTS kepada Perusahaan dengan hutang Perusahaan kepada BDNI - BBO tersebut. Jumlah kewajiban pokok dan bunga setelah dikurangi penempatan pada BDNI BBO pada tanggal pengambilalihan oleh GTS adalah sebesar Rp 395.580.989.633 sedangkan kewajiban GTS kepada Perusahaan adalah sebesar Rp 384.418.711.368 sehingga setelah pengkompensasian tersebut Perusahaan memiliki kewajiban kepada GTS sebesar Rp 11.162.278.265. Dalam akta tersebut dipersyaratkan bahwa GTS tidak akan melakukan penagihan atas sisa hutang tersebut selama Perusahaan masih memiliki kewajiban kepada pihak ketiga. Akta tersebut telah dilegalisasi oleh Teddy Anwar, SH, notaris di Jakarta dengan No. 4296-A/L/VI/99 pada tanggal 11 Juni 1999.
On June 11, 1999, a compensation agreement was made between the Company and PT Gajah Tunggal Sakti (“GTS”), a related party, which approved that GTS will take over all the Company’s payable to Bank Dagang Nasional Indonesia – Suspended Bank (BDNI-BBO) and, in return, the Company will compensate GTS’ payable to the Company against the Company’s payable to BDNI-BBO. The balance of the principal and interest after deducting the placements in BDNI-BBO taken over by GTS on settlement date amounted to Rp 395,580,989,633, while GTS’ payable to the Company amounted to Rp 384,418,711,368, thus after the compensation, the balance of the Company’s payable to GTS became Rp 11,162,278,265. Based on the deed, GTS will not collect the rest of the liabilities as long as the Company has liabilities to third parties. The deed was legalized by Teddy Anwar, SH, notary in Jakarta, with No. 4296-A/L/VI/99 dated June 11, 1999.
- 22 -
PT. GT KABEL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2001 DAN 2000 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) 10. AKTIVA TETAP
10. PROPERTY, PLANT AND EQUIPMENT 1 Januari/ January 1, 2001 Rp
Biaya perolehan : Pemilikan langsung Tanah Bangunan pabrik dan kantor
PT. GT KABEL INDONESIA Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2001 AND 2000 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
Penambahan/ Additions Rp
7.597.993.389
-
19.521.838.018
-
Pengurangan/ Deductions Rp 1.503.135.635
31 Desember/ December 31, 2001 Rp
-
7.597.993.389
-
18.018.702.383
Mesin dan peralatan pabrik Peralatan kantor dan perabot Kendaraan Kendaraan sewa guna usaha
369.307.240.959
4.848.586.896
-
374.155.827.855
15.732.296.402 4.792.259.268 824.731.700
362.821.353 871.800.000 900.727.000
90.735.580 652.065.636 -
-
16.004.382.175 5.011.993.632 1.725.458.700
Jumlah
417.776.359.736
6.983.935.249
2.245.936.851
-
422.514.358.134
Akumulasi penyusutan: Pemilikan langsung Bangunan pabrik dan kantor
4.288.337.857
636.832.629
Mesin dan peralatan pabrik Peralatan kantor dan perabot Kendaraan Kendaraan sewa guna usaha
133.287.405.736
30.937.044.744
9.762.092.341 3.852.019.170 42.383.332
1.327.171.056 438.113.586 376.579.614
Jumlah
151.232.238.436
33.715.741.629
Jumlah Tercatat
266.544.121.300 1 Januari/ January 1, 2000 Rp
Biaya perolehan : Pemilikan langsung Tanah Bangunan pabrik dan kantor
7.597.993.389
92.416.280
4.832.754.206
90.735.580 493.948.481 -
-
10.998.527.817 3.796.184.275 418.962.946
677.100.341
-
184.270.879.724
Total
238.243.478.410
Net Book Value
31 Desember/ December 31, 2000 Rp
-
-
-
7.597.993.389
-
19.521.838.018
368.747.471.690
181.415.181
15.401.008.781 5.206.218.024
369.480.850 329.950.000
378.354.088 -
824.731.700
Jumlah
416.848.146.990
1.715.314.731
5.000.000 38.193.229 743.908.756 787.101.985
378.354.088 (378.354.088) -
369.307.240.959 15.732.296.402 4.792.259.268 824.731.700 417.776.359.736
3.627.253.945
661.083.912
-
-
4.288.337.857
Mesin dan peralatan pabrik Peralatan kantor dan perabot Kendaraan Kendaraan sewa guna usaha
102.482.340.941
30.805.064.795
-
-
133.287.405.736
8.489.722.615 3.987.741.912
1.302.618.415 585.365.965
-
9.762.092.341 3.852.019.170
Jumlah
118.587.059.413
Jumlah Tercatat
298.261.087.577
-
30.248.689 721.088.707
42.383.332 33.396.516.419
Accumulated depreciation: Direct acquisitions Factory and office buildings Machinery and factory equipment Office furniture and fixtures Vehicles Leased vehicles
164.224.450.480
Reklasifikasi/ Reclassification Rp
Mesin dan peralatan pabrik Peralatan kantor dan perabot Kendaraan Aktiva dalam penyelesaian Mesin dan peralatan pabrik Kendaraan sewa guna usaha
Total
-
Pengurangan/ Deductions Rp
9.737.000
Cost: Direct acquisitions Land Factory and office buildings Machinery and factory equipment Office furniture and fixtures Vehicles Leased vehicles
-
-
Penambahan/ Additions Rp
19.517.101.018
Akumulasi penyusutan: Pemilikan langsung Bangunan pabrik dan kantor
-
Reklasifikasi/ Reclassification Rp
751.337.396
- 23 -
Cost: Direct acquisitions Land Factory and office buildings Machinery and factory equipment Office furniture and fixtures Vehicles Construction in progress Machinery and factory equipment Leased vehicles Total Accumulated depreciation: Direct acquisitons Factory and office buildings Machinery and factory equipment Office furniture and fixtures Vehicles
-
42.383.332
-
151.232.238.436
Leased vehicles Total
266.544.121.300
Net Book Value
PT. GT KABEL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2001 DAN 2000 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT. GT KABEL INDONESIA Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2001 AND 2000 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
Beban penyusutan dialokasikan sebagai berikut:
Depreciation expense was allocated to the following:
2001 Rp
2000 Rp
Beban pabrikasi Beban usaha
32.893.918.467 821.823.162
32.793.026.366 603.490.053
Manufacturing expenses Operating expenses
Jumlah
33.715.741.629
33.396.516.419
Total
Perusahaan memiliki beberapa bidang tanah dengan luas seluruhnya 96.677 m2 yang terletak di Jalan Raya Cakung - Jakarta, dengan hak legal berupa Hak Guna Bangunan yang berjangka waktu 30 tahun yang akan jatuh tempo antara tahun 2005 dan 2029. Manajemen berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung oleh bukti kepemilikan yang memadai. Biaya yang dikeluarkan untuk pengurusan hak legal yang terjadi mulai tahun 1999 disajikan secara terpisah sebagai beban tangguhan dan diamortisasi selama 30 tahun.
The Company owns several pieces of land measuring 96,677 square meters located in Jalan Raya Cakung – Jakarta, with Building Use Rights (Hak Guna Bangunan or HGB) for a period of 30 years until 2005 to 2029. Management believes that there will be no difficulty in the extension of the landrights since all the land were acquired legally and supported by sufficient evidence of ownership. Expenses related to the legal processing of landrights acquired since 1999 were presented separately as deferred charges and amortized over 30 years.
Pada tanggal 31 Desember 2001 dan 2000, aktiva tetap, kecuali tanah, telah diasuransikan kepada PT Asuransi Dayin Mitra Tbk, pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 25), dengan nilai pertanggungan masing-masing sebesar US$ 47.338.900 dan Rp 5.653.125.000; dan US$ 64.300.000 dan Rp 5.273.450.000 Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aktiva yang dipertanggungkan.
At December 31, 2001 and 2000, property, plant and equipment, except land, were insured with PT Asuransi Dayin Mitra Tbk, a related party (see Note 25), for US$ 47,338,900 and Rp 5,653,125,000; and US$ 64,300,000 and Rp 5,273,450,000, respectively. Management believes that the insurance coverage is adequate to cover possible losses on the assets insured.
11. HUTANG USAHA
11. TRADE ACCOUNTS PAYABLE 2001 Rp
a. Berdasarkan pemasok Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Pihak ketiga Pemasok dalam negeri Pemasok luar negeri Jumlah Jumlah hutang usaha
2000 Rp a. By Creditor
525.318.248
1.043.046.448
Related parties
14.285.224.354 1.677.755.592
5.709.411.485 766.400.625
Third parties Local suppliers Foreign suppliers
15.962.979.946
6.475.812.110
Total
16.488.298.194
7.518.858.558
Total
- 24 -
PT. GT KABEL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2001 DAN 2000 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT. GT KABEL INDONESIA Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2001 AND 2000 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
2001 Rp b. Berdasarkan mata uang Dollar Amerika Serikat Rupiah Dollar Singapura Deutsche Mark Euro Jumlah
2000 Rp
13.694.700.525 2.778.084.433 9.260.158 6.253.078 -
5.870.395.533 1.604.374.332 20.948.137 4.651.408 18.489.148
16.488.298.194
7.518.858.558
Jangka waktu kredit yang timbul dari pembelian bahan baku utama dan pembantu, baik dari pemasok dalam maupun luar negeri berkisar 30 sampai 60 hari.
b. By Currency U.S. Dollar Rupiah Singapore Dollar Deutsche Mark Euro Total
Purchases of raw and indirect materials, both from local and foreign suppliers, have credit terms of 30 to 60 days.
12. HUTANG PAJAK
12. TAXES PAYABLE 2001 Rp
2000 Rp
Pajak penghasilan Pasal 21 Pasal 23 Pasal 26
123.178.676 162.651.792 13.426.663
204.080.250 69.127.429 25.432.997
Income taxes Article 21 Article 23 Article 26
Jumlah
299.257.131
298.640.676
Total
13. BIAYA YANG MASIH HARUS DIBAYAR
13. ACCRUED EXPENSES 2001 Rp
2000 Rp
Bunga Pengangkutan Listrik, air dan telepon Lain-lain (masing-masing dibawah Rp100.000.000)
437.417.382.353 3.170.420.200 579.456.571
280.539.268.687 3.205.299.804 220.360.100
205.770.967
77.474.417
Jumlah
441.373.030.091
284.042.403.008
Interest Transportation Electricity, water and telephone Others (below Rp 100,000,000 each) Total
14. HUTANG DALAM PROSES RESTRUKTURISASI - BERSIH
14. LOANS UNDER RESTRUCTURING PROCESS – NET
Hutang dalam proses restrukturisasi merupakan pinjaman yang berasal dari fasilitas kredit import, modal kerja dan sindikasi yang sedang dalam proses negosiasi dengan kreditur untuk direstrukturisasi setelah dikurangi dengan dana yang ditempatkan Perusahaan untuk membeli kembali pinjaman tersebut, dengan perincian sebagai berikut:
Loans under restructuring process represent loans originating from import credit, working capital and syndication facilities which are under negotiation with the creditors for restructuring after deducting the funds placed by the Company to buy back the loans, with details as follows:
- 25 -
PT. GT KABEL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2001 DAN 2000 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT. GT KABEL INDONESIA Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2001 AND 2000 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
2000 (Disajikan kembali Catatan 30/ As restated - Note 30) Rp
2001 Rp Pinjaman yang berasal dari fasilitas kredit import - US$ 23.671.202,95 dan DEM 185.900 tahun 2001 dan US$ 23.673.334,95 dan DEM 185.900 tahun 2000
247.053.864.055
227.992.726.363
Pinjaman yang berasal dari fasilitas kredit modal kerja - US$ 6.000.000 Pinjaman yang berasal dari hutang bank sindikasi - US$ 101.492.060
62.400.000.000
57.570.000.000
1.055.517.424.000
973.816.315.699
Jumlah pinjaman yang direstrukturisasi
1.364.971.288.055
1.259.379.042.062
Dikurangi dengan dana yang ditempatkan Perusahaan untuk membeli kembali hutang melalui (Catatan 4): PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas, Jakarta Lehman Brothers Commercial Asia Limited, Tokyo Hutang Dalam Proses Restrukturisasi Bersih
Loans originating from import credit facilities - US$ 23,671,202.95 and DEM 185,900 in 2001 and US$ 23,673,334.95 and DEM 185,900 in 2000 Loans originating from working capital credit facilities US$ 6,000,000 Loans originating from syndicated bank loan - US$ 101,492,060 Total loans to be restructured Deduct funds placed by the Company to buy back the loans through (see Note 4):
(82.334.851.700)
-
(52.000.000.000)
-
1.230.636.436.355
1.259.379.042.062
PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas, Jakarta Lehman Brothers Commercial Asia Limited, Tokyo Loans Under Restructuring Process - Net
Penjelasan dari pinjaman tersebut diatas adalah sebagai berikut:
The details of the above loans are as follows:
Pinjaman yang berasal dari fasilitas Kredit Import:
Loans originating from Import Credit Facilities:
2001 Rp Agnitio Finance Limited, Cabang British Virginia Islands US$ 9.629.310,32 Lehman Brothers Commercial Corporation Asia, Limited, Tokyo - US$ 6.575.407,67 MTF Global Holdings Limited Mauritius - US$ 6.100.000 BNP Paribas (d/h Banque Paribas), Cabang Singapura - US$ 801.446,96 BNP Paribas (d/h Bank BNP Lippo Indonesia), Jakarta US$ 565.037 dan DEM 185.900 PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas Jakarta - US$ 9.525.603,32 Bayerische Vereinsbank AG, Cabang Singapura - US$ 105.840 Deutsche Bank AG, Cabang Jakarta - US$ 6.100.000 Jumlah Tingkat bunga per tahun Dollar Amerika Serikat Mark Jerman
2000 Rp
100.144.827.328 68.384.239.768 63.440.000.000
63.091.036.594 -
8.335.048.384
7.689.883.581
6.749.748.575
6.268.607.532
-
91.398.163.856
-
1.015.534.800
-
58.529.500.000
247.053.864.055
227.992.726.363
6,156% - 13,875% 8,125%
7,8% - 11,5% 8,125%
- 26 -
Agnitio Finance Limited, British Virginia Islands Branch US$ 9,629,310.32 Lehman Brothers Commercial Corporation Asia, Limited, Tokyo - US$ 6,575,407.67 MTF Global Holdings Limited Mauritius - US$ 6,100,000 BNP Paribas (formerly Banque Paribas), Singapore Branch US$ 801,446.96 BNP Paribas (formerly Bank BNP Lippo Indonesia), Jakarta US$ 565,037 and DEM 185,900 PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas, Jakarta US$ 9,525,603.32 Bayerische Vereinsbank AG, Singapore Branch - US$ 105,840 Deutsche Bank AG, Jakarta Branch - US$ 6,100,000 Total Interest rate per annum U.S. Dollar Deutsche Mark
PT. GT KABEL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2001 DAN 2000 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT. GT KABEL INDONESIA Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2001 AND 2000 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
Pinjaman dari Agnitio Finance Limited, cabang British Virginia Islands merupakan pengalihan pinjaman dari PT Andalan Artha Advisindo pada tanggal 26 September 2001, yang sebelumnya berasal dari pengalihan pinjaman dari Citibank N.A., Cabang Jakarta dan Brussels Lambert Bank (d/h BHF – Bank Aktiengesellschaft), Cabang Singapura masing-masing pada tanggal 30 Oktober 2000 dan 31 Oktober 2000. Pinjaman ini telah jatuh tempo m asing-masing pada tanggal 29 Nopember 1998 dan 8 September 1998. Tingkat bunga per tahun 6,5% untuk tahun 2001 dan 9,39% sampai dengan 13,875% untuk tahun 2000.
The loan from Agnitio Finance Limited, British Virginia Islands Branch represents loans transferred from PT Andalan Artha Advisindo on September 26, 2001, previously loans transferred from Citibank N.A., Jakarta Branch and Brussels Lambert Bank (d/h BHF – Bank Aktiengesellschaft), Singapore Branch on October 30, 2000 and October 31, 2000, respectively. The loans have been outstanding since November 29, 1998 and September 8, 1998, respectively. The loans charged interest per annum at 6.5% in 2001, and 9.39% and 13.875% in 2000.
Pinjaman dari Lehman Brothers Commercial Corporation Asia, Limited, Tokyo merupakan pengalihan pinjaman dari Oversea – Chinese Banking Co. Ltd., Singapura. Tingkat bunga pinjaman per tahun 6,5% untuk tahun 2001 dan 6,15625% sampai dengan 8,1250% untuk tahun 2000. Pinjaman ini telah jatuh tempo pada tanggal 28 September 1998.
The loan from Lehman Brothers Commercial Corporation Asia, Limited, Tokyo represents loan transferred from Oversea - Chinese Banking Co. Ltd., Singapore. The loan charged interest per annum at 6.5% in 2001 and 6.15625% and 8.1250% in 2000. This loan has been outstanding since September 28, 1998.
Pinjaman dari MTF Global Limited merupakan pengalihan dari Deutsche Bank AG, Cabang Jakarta. Tingkat bunga pinjaman per tahun 6,5% untuk tahun 2001 dan 8,6250% sampai dengan 9,6875% untuk tahun 2000. Pinjaman ini telah jatuh tempo pada tanggal 11 September 1998.
The loan from MTF Global Holdings Limited represents loan transferred from Deutsche Bank AG, Jakarta Branch. The loan charged interest per annum at 6.5% in 2001, and 8.6250% and 9.6875% in 2000. This loan has been outstanding since September 11, 1998.
Pinjaman dari BNP Paribas (d/h Banque Paribas), cabang Singapura telah jatuh tempo pada tanggal 27 Agustus 1998. Tingkat bunga per tahun 6,5% untuk tahun 2001 dan 9,56250% sampai dengan 10,34% untuk tahun 2000.
The loan from BNP Paribas (formerly Banque Paribas), Singapore Branch has been outstanding since August 27, 1998. The loan charged interest per annum at 6.5% in 2001, and 9.56250% and 10.34% in 2000.
Pinjaman dari BNP Paribas (d/h Bank BNP Lippo Indonesia), Jakarta telah jatuh tempo pada tanggal 31 Agustus 1998. Tingkat bunga per tahun 6,5% untuk tahun 2001 dan 11% sampai dengan 13% untuk tahun 2000.
The loan from BNP Paribas (formerly Bank BNP Lippo Indonesia), Jakarta Branch has been outstanding since August 31, 1998. The loan charged interest per annum at 6.5% in 2001, and 11% and 13% in 2000.
Pinjaman dari Bayerische Vereinsbank AG, cabang Singapura telah jatuh tempo pada tanggal 4 September 1998. Tingkat bunga per tahun 6,5% dan 10% masing-masing untuk tahun 2001 dan 2000. Pada tanggal 4 Mei 2001, seluruh pinjaman dari Bayerische Vereirsbank AG, cabang Singapura telah dialihkan kepada Bank of Amerika N.A., dan pada tanggal yang sama, pinjaman tersebut dialihkan kepada PT Andalan Artha Advisindo.
The loan from Bayerische Vereinsbank AG, Singapore Branch has been outstanding since September 4, 1998. The loan charged interest per annum between 6.5% and 10% in 2001 and 2000. On May 4, 2001, the loan from Bayersche Vereirsbank AG, Singapore Branch was transferred to Bank of America N.A., and on the same date, the loan had been transferred to PT Andalan Artha Advisindo.
Pinjaman yang berasal dari fasilitas Kredit Modal Kerja
Loans originating from Working Capital Credit Facilities
Perusahaan memperoleh fasilitas kredit modal kerja sebesar US$ 6.000.000 dari The Dai-Ichi Kangyo Bank, Ltd., Cabang Singapura dan The Sakura Bank Ltd., Cabang Singapura, yang masing-masing telah jatuh tempo pada tanggal 18 September 1998 dan 4 Agustus 1998. Pinjaman ini telah dialihkan kepada Lehman Brothers Commercial Corporation Asia, Limited, Tokyo masing-masing pada tanggal 17 Maret 2000 dan 25 April 2000.
The Company obtained working capital credit facilities from The Dai-Ichi Kangyo Bank, Ltd., Singapore Branch and The Sakura Bank, Ltd., Singapore Branch amounted US$ 6,000,000 which have been outstanding since September 18, 1998 and August 4, 1998, respectively. The loans had been transferred to Lehman Brothers Commercial Corporation Asia, Limited, Tokyo on March 17, 2000 and April 25, 2000, respectively.
- 27 -
PT. GT KABEL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2001 DAN 2000 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT. GT KABEL INDONESIA Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2001 AND 2000 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
Fasilitas pinjaman yang berasal dari Hutang Bank Sindikasi
Loans originating from Syndicated Bank Loan
Pada tanggal 15 Nopember 1996, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit sindikasi jangka panjang dari beberapa bank sebesar US$ 105.000.000 yang diageni oleh Brussels Lambert Bank (d/h BHF – Bank Aktiengesellschaft), Cabang Singapura. Pada tanggal 21 Desember 2001 Brussels Lambert Bank mengundurkan diri sebagai agen dan telah menunjuk ING Bank N.V., cabang Singapura sebagai agen pengganti.
On November 15, 1996, the Company obtained a long-term syndicated loan amounting to US$ 105,000,000 from syndicate banks with Brussels Lambert (formerly BHF – Bank Aktiengesellschaft), Singapore Branch as agent. On December 21, 2001, Brussels Lambert Bank resigned as agent and ING Bank N.V., Singapore Branch was appointed as successor agent.
Saldo pinjaman tersebut pada tanggal 31 Desember 2001 dan 2000 sebesar US$ 101.492.060 dengan kontribusi dari masingmasing anggota sindikasi adalah sebagai berikut:
Balance of the loan as of December 31, 2001 and 2000 amounted to US$ 101,492,060 with contribution from respective syndicate member as follows:
2001 Rp
2000 Rp
Lehman Brothers Commercial Corporation Asia Limited, Tokyo US$ 31.956.866,68 tahun 2001 dan US$ 33.830.686,67 tahun 2000 332.351.413.472 Agnitio Finance Limited, Cabang British Virginia Islands US$ 25.072.004,98 tahun 2001 dan US$ 16.432.047,66 tahun 2000 260.748.851.792 Norddeutsche Landesbank Girozentrale, Cabang Singapura US$ 6.766.137,34 70.367.828.336 MTF Global Holdings Limited, Mauritus US$ 6.766.137,34 70.367.828.336 The Chase Manhanttan Bank, Cabang Hongkong US$ 6.766.137,33 70.367.828.232 BNP Paribas (d/h Banque Paribas), Cabang Singapura US$ 6.766.137,33 70.367.828.232 Bank Mandiri [d/h PT Bank Ekspor Impor Indonesia (Persero)], Cabang Cayman Islands US$ 6.766.137,33 70.367.828.232 BNP Paribas (d/h Banque Nationale de Paris), Cabang Singapura US$ 6.766.137,33 70.367.828.232 Natexis Banques Populaires, Cabang Singapura - US$ 3.866.364,34 40.210.189.136 Bayerische Vereinsbank AG, Cabang Singapura - US$ 6.766.137,33 Deutsche Morgan Grenfell, Limited, Singapura - US$ 6.766.137,34 Jumlah Tingkat bunga pinjaman per tahun
324.605.438.599
157.665.497.298
64.921.087.777 -
64.921.087.681
64.921.087.681
64.921.087.681
64.921.087.681 37.097.765.843 64.921.087.681 64.921.087.777
1.055.517.424.000
973.816.315.699
3,9375% - 10,6%
7,5% - 10,6%
- 28 -
Lehman Brothers Commercial Corporation Asia Limited, Tokyo US$ 31,956,866.68 in 2001 and US$ 33,830,686.67 in 2000 Agnitio Finance Limited, British Virgin Islands Branch US$ 25,072,004.98 in 2001 and US$ 16,432,047.66 in 2000 Norddeutsche Landesbank Girozentrale, Singapore Branch US$ 6,766,137.34 MTF Global Holdings Limited, MauritiusUS$ 6,766,137.34 The Chase Manhanttan Bank, Hongkong Branch US$ 6,766,137.33 BNP Paribas (formerly Banque Paribas), Singapore Branch US$ 6,766,137.33 Bank Mandiri [formerly PT Bank Ekspor Impor Indonesia (Persero)], Cayman Islands Branch US$ 6,766,137.33 BNP Paribas (formerly Banque Nationale de Paris), Singapore Branch - US$ 6,766,137.33 Natexis Banques Populaires, Singapore Branch - US$ 3,866,364.34 Bayerische Vereinsbank AG, Singapore Branch - US$ 6,766,137.33 Deutsche Morgan Grenfell, Limited, Singapore Branch - US$ 6,766,137.34 Total Interest rates per annum
PT. GT KABEL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2001 DAN 2000 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT. GT KABEL INDONESIA Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2001 AND 2000 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
Pada tanggal 31 Agustus 2001, sebagian pinjam an dari Lehman Brothers Commercial Corporation Asia Limited, Tokyo, sebesar US$ 1.873.819,99 telah dialihkan kepada Agnitio Finance Limited, cabang British Virginia Islands.
On August 31, 2001, part of the loan from Lehman Brothers Commercial Corporation Asia Limited, Tokyo amounting to US$ 1,873,819.99 was transferred to Agnitio Finance Limited, British Virginia Islands Branch.
Pada tanggal 26 Oktober 2001, pinjaman dari Deutsche Morgan Grenfell, Limited sebesar US$ 6.766.137,34 telah dialihkan ke Goldman Sachs (Asia) Finance. Pada tanggal 19 Nopember 2001 pinjaman tersebut dialihkan kepada Prebon Yamane Financial Services (Singapore) Pte., Limited dan pada tanggal 20 November 2001 pinjaman yang sama dialihkan kepada MTF Global Holdings Limited, Mauritius.
On October 26, 2001, the loan from Deutsche Morgan Grenfell Limited amounting to US$ 6,766,137.34 was transferred to Goldman Sachs (Asia) Finance. On November 19, 2001, the loan was transferred to Prebon Yamane Financial Services (Singapore) Pte., Limited and, on November 20, 2001, the loan was tranferred to MTF Global Holdings Limited, Mauritius.
Pada tanggal 4 Mei 2001, pinjaman dari Bayerische Vereirsbank AG, cabang Singapura sebesar US$ 6.766.137,33 telah dialihkan kepada Bank of Amerika N.A., dan pada tanggal yang sama, pinjaman tersebut dialihkan kepada PT Andalan Artha Advisindo, kemudian pada tanggal 26 September 2001, pinjaman yang sama dialihkan kepada Agnitio Finance Limited, cabang British Virginia Islands.
On May 4, 2001, the loan from Bayersche Vereirsbank AG, Singapore Branch amounting to US$ 6,766,137.33 was transferred to Bank of America N.A., and on the same date, the loan was transferred to PT Andalan Artha Advisindo. On September 26, 2001, the loan was tranferred to Agnitio Finance Limited, British Virginia Islands Branch.
Pinjaman sindikasi tersebut dikenakan tingkat bunga 1,35% -1,85% per tahun diatas LIBOR. Pinjaman tersebut dilakukan tanpa jaminan dan telah jatuh tempo tanggal 15 Nopember 1999. Pinjaman tersebut diperoleh untuk pembiayaan kembali dan pengembalian jaminan atas pinjaman, serta untuk tujuan ekspansi dan modal kerja.
The syndicated loan bears interest per annum at 1.35% to 1.85% above LIBOR. This loan is unsecured and has been outstanding since November 15, 1999. This credit was obtained to refinance and settle the security on the existing loans and for expansion and working capital purposes
Sehubungan dengan fasilitas kredit import, modal kerja dan pinjaman sindikasi di atas, Perusahaan diwajibkan memenuhi batasan-batasan tertentu antara lain untuk memenuhi rasio-rasio keuangan tertentu. Perjanjian tersebut juga mencakup kondisi dan resiko atas pelanggaran perjanjian. Sejak tahun 1998, Perusahaan menangguhkan pembayaran pokok pinjaman dan sebagian biaya bunga yang sudah jatuh tempo serta tidak dapat memenuhi rasio-rasio keuangan yang dipersyaratkan.
In connection with the above import credit, working capital and syndicated loan facilities, the Company is required to fulfill certain covenants such as certain financial ratios. The loan agreements also provide for various events of default. Since 1998, the Company deferred the payments of loan principal and certain interest due and failed to fulfill the required financial ratios.
Nota Kesepakatan Restrukturisasi Hutang
Loan Restructuring Term Sheet
Pada tanggal 4 Oktober 2001, Perusahaan, PT Gajah Tunggal Mulia (pemegang saham mayoritas), BNP Paribas, Singapura, The Chase Manhattan Bank (keduanya sebagai Steering Committee) dan Lehman Brothers Commercial Corporation Asia Limited (Lehman Brothers) telah menandatangani nota kesepakatan (term sheet) untuk merestrukturisasi kewajiban Perusahaan dengan nominal pokok pinjaman sekitar US$ 131.274.518, ditambah dengan hutang bunga sebesar US$ 25.208.679 yang merupakan perhitungan ulang dengan ti ngkat bunga tetap sebesar 6,5% per tahun dihitung sejak pembayaran beban bunga terakhir sampai dengan tanggal 30 September 2001 (tanggal penghentian). Restrukturisasi tersebut akan dilakukan dengan cara sebagai berikut:
On October 4, 2001, the Company, PT Gajah Tunggal Mulia (its majority stockholder), BNP Paribas, Singapore, The Chase Manhattan Bank (both as “Steering Committee”) and Lehman Brothers Commercial Corporation Asia Limited (Lehman Brothers) signed a term sheet to restructure the existing obligations of the Company of approximately US$ 131,274,518 of principal plus approximately US$ 25,208,679 of unpaid interest recalculated at fixed interest rate of 6.5% per annum from the last interest payment up to September 30, 2001 (cut-off date). This restructuring will be done with details as follows:
- 29 -
PT. GT KABEL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2001 DAN 2000 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT. GT KABEL INDONESIA Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2001 AND 2000 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
i. Konversi Hutang menjadi Modal
Debt to Equity Swap
a.
20,57% dari pinjaman pokok dan 15,82% dari hutang bunga tersebut diatas akan dikonversi menjadi modal.
a.
20.57% of principal and 15.82% of accrued interest will be converted to equity.
b.
19,04% dari pinjaman pokok dan 9,13% dari hutang bunga yang merupakan bagian hutang kepada Lehman Brothes akan dikonversi melalui Special Purpose Vehicle Company (SPVC). Setelah pengalihan maka SPVC akan:
b.
19.04% of principal and 9.13% of accrued interest representing part of loan from Lehman Brothers will be converted to a Special Purpose Vehicle Company (“SPVC”). After the transfer, SPVC shall:
-
Berhutang kepada Lehman Brothers sebesar US$ 25.000.000 yang akan diselesaikan dalam jangka waktu dan kondisi yang disepakati antara Lehman Brothers dan SPVC;
-
Owe to Lehman Brothers US$ 25,000,000 in debt obligations to be settled on terms and conditions agreed upon between Lehman Brothers and the SPVC; and
-
Pada tanggal penandatanganan perjanjian (closing date), Lehman Brothers akan menerima jaminan dari SPVC sebagai berikut:
-
On agreement’s signing date (closing date), Lehman Brothers will receive pledge from SPVC as follows:
• •
•
ii.
i.
•
Seluruh saham (100%) yang diterbitkan oleh SPVC; 100% saham Perusahaan yang dipegang oleh SPVC sehubungan pelaksanaan Konversi Hutang menjadi Modal dan pengalihan saham Perusahaan dari GTM kepada SPVC; dan Aset lainnya yang mungkin dimiliki atau dikendalikan oleh SPVC pada saat tanggal tersebut atau pada kemudian hari.
•
•
Pinjaman Yang Direstrukturisasi
ii.
100% of the equity shares issued by the SPVC; 100% of the Company’s shares held by SPVC in the Company following the implementation of the Debt to Equity Swap and the transfer of the Company’s shares from GTM to the SPVC; and Any other assets that may be owned or controlled by SPVC as at the date hereof or in the future.
Restructured Term Loan
Pinjaman yang direstrukturisasi sebesar US$ 25.000.000 ditambah kapitalisasi bunga sejak tanggal 30 September 2001 sampai dengan tanggal penandatanganan perjanjian (bunga penutupan) dikenakan tingkat bunga SIBOR + 2% per tahun. Kapitalisasi bunga tersebut akan dibayar dari sisa saldo kas secara tiga bulanan. Pinjaman yang direstrukturisasi akan dikenakan tingkat bunga minimum sebagai berikut:
The sustainable debt amounting to US$ 25,000,000 plus any capitalized interest from September 30, 2001 up to signing of agreement date (closing interest) bears interest at the rate of SIBOR + 2% per annum. Interest capitalized shall be paid from the remaining cash balance quarterly. The sustainable debt will bear interest at minimum rates as follows:
a. SIBOR + 2% per tahun sejak tanggal penandatanganan perjanjian sampai dengan tanggal 30 September 2004.
a. Date of agreement signing until September 30, 2004 is at SIBOR + 2% per annum.
b. SIBOR + 2,5% per tahun mulai 1 Oktober 2004 sampai dengan tanggal 31 Desember 2010.
b. October 1, 2004 to December 31, 2010 is at SIBOR + 2.5% per annum. c. Default interest under the restructured term loan will bear additional interest of 2% per annum.
c. Bunga tunggakan atas hutang yang direstrukturisasi akan dikenakan tambahan bunga 2% per tahun. Pinjaman yang direstrukturisasi akan dilunasi dalam 28 kali cicilan tiga bulanan sejak tanggal 31 Maret 2004 sampai dengan tanggal 31 Desember 2010 dan dijamin dengan aktiva berwujud dan tidak berwujud
The sustainable debt will be repayable in 28 installments from March 31, 2004 up to December 31, 2010. The interest period is three months, to be paid quarterly in arrears and collateralized by all tangible and
- 30 -
PT. GT KABEL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2001 DAN 2000 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT. GT KABEL INDONESIA Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2001 AND 2000 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
dengan aktiva berwujud dan tidak berwujud milik Perusahaan.
and collateralized by all tangible intangible assets of the Company.
Perusahaan diwajibkan membuka rekening penampungan (escrow accounts).
The Company is obliged to open escrow accounts.
iii. Pembelian Kembali Pinjaman
and
iii. Debt Buy Back
Pinjaman pokok sebesar US$ 54.274.518 beserta hutang bunga sebesar US$ 10.436.897 akan dibeli kembali oleh Perusahaan.
Principal amounting to US$ 54,274,518 and accrued interest amounting to US$ 10,436,897 will be bought back by the Company.
Sebagai bagian dari proses restrukturisasi, seluruh wesel tagih PT Gajah Perkasa Sakti milik Perusahaan akan dialihkan dengan pertimbangan kepada PT Gajah Tunggal Mulia, Lehman Brothers atau SPVC untuk melancarkan proses restrukturisasi tersebut. Dalam proses restrukturisasi Perusahaan juga diwajibkan memenuhi persyaratan tertentu.
As part of the restructuring, all commercial paper issued by PT Gajah Perkasa Sakti to the Company will be transferred as consideration to PT Gajah Tunggal Mulia, Lehman Brothers or the SPVC to facilitate the restructuring. During the restructuring process, the Company is required to fulfill certain requirements.
Menurut manajemen, proses restrukturisasi tersebut dapat dilaksanakan setelah nota kesepakatan mendapat persetujuan dari pemegang saham pada Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan.
According to management, the restructuring process will take effect after the term sheet is approved by the Company’s stockholders in a general meeting of stockholders
Perusahaan belum membukukan hasil restrukturisasi tersebut karena sampai dengan tanggal 31 Desember 2001, restrukturisasi tersebut belum efektif.
The Company has not yet recorded the results of the restructuring because, as of December 31, 2001, the restructuring is not yet effective.
15. MANFAAT KARYAWAN
15. EMPLOYEE BENEFITS
Perusahaan mengakui kewajiban manfaat pekerja sesuai Kepmenaker No. 150/2000. Tidak ada pendanaan yang dilakukan sehubungan dengan program manfaat karyawan tersebut. Jumlah karyawan yang berhak memperoleh manfaat tersebut adalah sebanyak 605 karyawan tahun 2001. Pada tanggal 31 Desember 2001, kewajiban manfaat pekerja adalah sebagai berikut:
Nilai tunai kewajiban manfaat pekerja Nilai tunai kewajiban manfaat pekerja belum diamortisasi Kewajiban manfaat pekerja tahun berjalan
The Company calculates and records estimated employee benefits based on the decree of the Minister of Manpower No. Kep-150/Men/2000. No funding of benefits has been made to date. The number of employees eligible for the benefits in 2001 was 605 persons. Liability recognized in balance sheet as of December 31, 2001 is as follows:
2001 Rp (19.592.358.729)
Present value past service liability
15.063.870.077
Unrecognized transitional liability
(4.528.488.652)
Liability recognized in balance sheet
Rekonsiliasi kewajiban manfaat karyawan adalah sebagai berikut :
Reconciliation of employee benefits obligation is as follows : 2001 Rp
Saldo awal Beban tahun berjalan
(708.190.936) (3.820.297.716)
Beginning balance Employee benefit cost for the year
Saldo akhir
(4.528.488.652)
Ending balance
- 31 -
PT. GT KABEL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2001 DAN 2000 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT. GT KABEL INDONESIA Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2001 AND 2000 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
Nilai sekarang kewajiban masa lalu dihitung oleh PT Dian Artha Tama, aktuaris independen dengan menggunakan asumsi utama sebagai berikut: Usia pensiun normal Tingkat diskonto Tingkat proyeksi kenaikan gaji
The present value of past service liability was calculated by PT Dian Artha Tama, an independent actuary, using the following assumptions:
55 12% 10% -15%
Perhitungan manfaat karyawan sesuai dengan pasal 31 Kepmen 150 berdasarkan masa kerja masing-masing karyawan.
Employee benefits is calculated according to the Decree of the Minister of Manpower 150 article 31 based on work period of each employee.
16. MODAL SAHAM
Nama Pemegang Saham
Normal pension age Discount rate Salary increment rate
16. CAPITAL STOCK 2001 and 2000 Persentase Pemilikan/ Jumlah Saham/ Percentage of Number of Shares Ownership
Jumlah Modal Disetor/Total Paid-up Capital Rp
PT Gajah Tunggal Mulia DEG - Deutsche investitions und Entwicklungsgesellschaft Masyarakat lainnya (masingmasing dibawah 5%)
386.000.000
68,93%
193.000.000.000
11.800.000
2,11%
5.900.000.000
162.200.000
28,96%
81.100.000.000
Jumlah
560.000.000
100,00%
280.000.000.000
17. AGIO SAHAM
Name of Stockholders PT Gajah Tunggal Mulia DEG - Deutsche investitions und Entwicklungsgesellschaft Public (below 5% each) Total
17. PAID-IN CAPITAL IN EXCESS OF PAR
Akun ini merupakan agio saham sehubungan dengan:
This account represents additional paid-in capital in connection with the following: Rp
Penjualan saham Perusahaan melalui penawaran umum terbatas pada tahun 1993 Jumlah yang diterima untuk pengeluaran 20.000.000 saham Kapitalisasi agio saham menjadi modal disetor (saham bonus) tahun 1994 sebanyak 70.000.000 saham
Sale of Company's shares through public offering in 1993 Total proceeds from the issuance of 93.000.000.000 20,000,000 shares Capitalization of paid-in capital in excess of par to paid-up capital (bonus shares) in 1994 (70.000.000.000) totaling 70,000,000 shares
Saldo per 31 Desember 2001 dan 2000
23.000.000.000
18. PENJUALAN BERSIH
Balance as of December 31, 2001 and 2000
18. NET SALES 2001 Rp
2000 Rp
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa - lokal Pihak ketiga Lokal Ekspor
7.240.835.200
3.136.985.943
221.557.011.689 104.302.105.495
143.086.940.369 76.267.620.258
Related parties - local Third parties Local Export
Jumlah
333.099.952.384
222.491.546.570
Total
- 32 -
PT. GT KABEL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2001 DAN 2000 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT. GT KABEL INDONESIA Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2001 AND 2000 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
2,17% dan 1,41% dari jumlah penjualan masingmasing pada tahun 2001 dan 2000 dilakukan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 25).
2.17% and 1.41% of the above net sales in 2001 and 2000, res pectively, were made to related parties (see Note 25).
Berikut ini adalah rincian penjualan yang melebihi 10% dari jumlah penjualan bersih masing-masing pada tahun 2001 dan 2000:
Sales in 2001 and 2000 include sales to the following customers which represent more than 10% of the net sales for the respective years:
2001 Rp
2000 Rp
Public Telecommunication Corporation, Yaman PT Hartaperindo Sejahtera Power Company No. 1
40.999.681.341 32.619.750.913 5.663.317.475
15.705.884.006 23.808.737.308 31.707.858.476
Public Telecommunication Corporation, Yemen PT Hartaperindo Sejahtera Power Company No. 1
Jumlah
79.282.749.729
71.222.479.790
Total
19. BEBAN POKOK PENJUALAN
19. COST OF SALES 2001 Rp
2000 Rp
Bahan baku yang digunakan Tenaga kerja langsung Biaya pabrikasi
254.312.310.319 2.723.438.238 66.052.755.270
175.784.248.540 2.369.469.700 59.971.905.597
Raw materials used Direct labor Factory overhead
Jumlah biaya produksi
323.088.503.827
238.125.623.837
Total manufacturing costs
10.757.399.292
12.663.806.773
(47.631.119) (15.261.232.934)
(4.627.302.500) (10.757.399.292)
Persediaan barang dalam proses Awal tahun Penghapusan barang dalam proses Akhir tahun
Work in process At beginning of year Write-off of work in process At end of year
Beban pokok produksi Persediaan barang jadi Awal tahun Pembelian Penghapusan barang jadi Akhir tahun
318.537.039.066
235.404.728.818
Cost of goods manufactured Finished goods At beginning of year Purchases Write-off of finished goods At end of year
56.093.290.061 4.635.927.148 (1.609.998.421) (67.146.808.570)
31.210.157.379 9.924.875.800 (1.075.194.100) (56.093.290.061)
Beban pokok penjualan Beban pokok penjualan - lainnya
310.509.449.284 8.713.481.461
219.371.277.836 5.997.916.400
Cost of goods sold Cost of sales - others
Beban Pokok Penjualan
319.222.930.745
225.369.194.236
Cost of Sales
1,65% dan 0,93% dari jumlah pembelian bahan baku masing-masing pada tahun 2001 dan 2000 dilakukan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 25).
1.65% in 2001 and 0.93% in 2000 of the total purchases of raw materials were made from related parties (see Note 25).
Berikut ini adalah rincian pembelian bahan baku yang melebihi 10% dari j umlah pembelian bersih masing-masing pada tahun 2001 dan 2000:
Purchases of raw materials in 2001 and 2000 include purchases from the following suppliers which represent more than 10% of the net purchases for the respective years:
Smelting Co. PT Indonesia Asahan Aluminium Alusuisse Lonza Corporacion National Del Cobre Roksan Ind. Co. Ltd. Jumlah
2001 Rp
2000 Rp
83.155.877.753 23.840.764.974 17.358.988.182 12.917.932.927 5.475.671.778
59.602.920.568 25.867.376.655 6.275.584.826 19.627.540.249 23.522.878.358
142.749.235.614
134.896.300.656
- 33 -
Smelting Co. PT Indonesia Asahan Aluminium Alusuisse Lonza Corporacion National Del Cobre Roksan Ind. Co. Ltd. Total
PT. GT KABEL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2001 DAN 2000 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT. GT KABEL INDONESIA Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2001 AND 2000 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
20. BEBAN USAHA
20. OPERATING EXPENSES
Beban Penjualan
Selling Expenses 2001 Rp
2000 Rp
Pengangkutan Beban handling Gaji dan tunjangan Biaya manfaat karyawan Perjamuan Biaya tender Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 300 juta)
11.632.781.236 5.043.289.538 2.271.198.079 2.036.190.975 315.419.776 23.089.692
4.440.815.600 9.477.246.419 2.162.523.900 184.479.395 272.805.700 444.578.300
1.348.355.892
985.720.714
Jumlah
22.670.325.188
17.968.170.028
Beban Umum dan Administrasi
Jumlah
Others (below Rp 300 million each) Total General and Administrative Expenses
2001 Rp Gaji dan tunjangan Jasa profesional Perjalanan Perjamuan Beban registrasi Biaya manfat karyawan Penyusutan Sewa gedung Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 300 juta)
Transportation Handling fee Salaries and benefits Employee benefits Entertainment and representation Tender cost
2000 Rp
4.667.217.010 3.137.682.143 754.612.733 659.036.280 643.427.897 640.612.605 549.803.666 342.676.274
4.005.672.700 1.921.300.100 464.547.200 952.227.100 463.523.000 327.055.644 415.392.600 263.498.700
1.008.069.324
507.995.003
12.403.137.932
21. PENGHASILAN BUNGA
Salaries and benefits Professional fees Travel Entertainment and representation Registration fees Employee benefits Depreciation Rental Others (below Rp 300 million each)
9.321.212.047 Total
21. INTEREST INCOME
Akun ini merupakan penghasilan bunga dari:
This account consists of interest on:
2001 Rp
2000 Rp
Wesel tagih Jasa giro Deposito berjangka Bank Mandiri PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk The Hongkong and Shanghai Banking Corp., Ltd. Bank Rakyat Indonesia Bank Ganesha Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 25.000.000)
16.757.893.395 528.540.833
Jumlah
19.735.707.324
2.146.186.886 258.491.422 44.594.788 -
- 34 -
15.212.352.060 Notes receivable 607.812.940 Current accounts and savings accounts Time deposits 3.864.772.160 Bank Mandiri PT Bank Negara Indonesia 2.245.173.960 (Persero) Tbk The Hongkong and Shanghai 131.070.990 Banking Corp., Ltd. 437.951.160 Bank Rakyat Indonesia 141.972.090 Bank Ganesha Others (below Rp 25,000,000 12.600.258 each) 22.653.705.618 Total
PT. GT KABEL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2001 DAN 2000 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT. GT KABEL INDONESIA Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2001 AND 2000 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
22. BEBAN BUNGA
22. INTEREST EXPENSE 2001 Rp
Hutang dalam proses restrukturisasi Pinjaman yang berasal dari fasilitas kredit import Pinjaman yang berasal dari fasilitas kredit modal kerja Pinjaman yang berasal dari hutang bank sindikasi Sewa guna usaha Jumlah
2000 Rp
24.892.395.411
21.119.801.560
5.450.589.461
5.240.308.625
98.158.457.326 243.971.077
102.928.676.173 27.175.400
Loans under restructuring process Loans originating from import credit facilities Loans originating from working capital credit facilities Loans originating from syndicated bank loan Lease liabilities
128.745.413.275
129.315.961.758
Total
23. PENGHASILAN (BEBAN) PAJAK
23. TAX BENEFIT (EXPENSE)
Penghasilan (beban) pajak terdiri dari:
Tax benefit (expense) consists of the following: 2001 Rp
2000 Rp
Pajak kini Pajak tangguhan
(15.715.783.285)
96.632.350.799
Current tax Deferred tax
Jumlah
(15.715.783.285)
96.632.350.799
Total
Pajak Kini
Current tax
Rekonsiliasi antara rugi sebelum pajak menurut laporan laba rugi dengan rugi fiskal adalah sebagai berikut:
A reconciliation between loss before tax per statements of operations and fiscal loss is follows:
Rugi sebelum pajak menurut laporan laba rugi Perbedaan temporer : Beban manfaat pensiun Penyisihan piutang ragu-ragu Perbedaan penyusutan komersial dan fiskal Amortisasi beban tangguhan Penyisihan penurunan nilai persediaan Jumlah
2001 Rp
2000 Rp
(240.749.004.099)
(431.503.475.752)
3.820.297.716 8.607.954.924
708.190.936 8.094.653.320
(2.368.001.536) -
7.234.193.539 123.370.800
(1.751.747.987) 8.308.503.117
- 35 -
16.160.408.595
Loss before tax per statements of operations Temporary differences: Employee benefits Allowance for doubtful accounts Difference between commercial and fiscal depreciation Amortization of deferred charges Allowance for decline in value of inventories Total
PT. GT KABEL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2001 DAN 2000 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT. GT KABEL INDONESIA Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2001 AND 2000 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
2001 Rp Perbedaan yang tidak dapat diperhitungkan menurut fiskal : Beban bunga hutang bank Penyusutan komersial yang tidak diakui secara fiskal Tunjangan karyawan Perjamuan Sewa guna usaha Penghasilan bunga Lain-lain Jumlah
2000 Rp Permanent differences:
128.501.442.196
129.288.786.360
15.255.080.694 1.715.938.525 1.057.438.280 7.010.276 (2.977.813.929) 3.570.526.548
14.934.511.546 3.987.976.219 1.285.107.768 (25.015.210) (6.838.856.310) 5.162.914.874
147.129.622.590
147.795.425.247
Interest expense on bank loans Unrecognized commercial depreciation Employee benefits Entertainment and representation Operating leases Interest income Others Total
Rugi kena pajak sebelum kompensasi kerugian fiskal Rugi fiskal tahun-tahun sebelumnya yang belum dikompensasikan (disesuaikan dengan SKP)
(890.912.374.478)
(627.428.221.235)
Uncompensated prior year fiscal losses (adjusted to SKP)
Rugi fiskal yang belum dikompensasikan
(976.223.252.870)
(894.975.863.145)
Uncompensated fiscal loss
(85.310.878.392) (267.547.641.910)
Rincian beban pajak dan pajak penghasilan lebih bayar adalah sebagai berikut:
Beban pajak kini
Fiscal loss before fiscal loss carryforward
The details of current tax expense and tax overpayments are as follows:
2001 Rp
2000 Rp
-
-
Current tax expense
Dikurangi pembayaran pajak dimuka: Pajak penghasilan Pasal 22 Pasal 23 Pasal 25 Fiskal luar negeri
791.335.004 44.000.000
1.174.008.337 115.792.036 362.542.710 43.000.000
Less prepaid taxes: Income taxes Article 22 Article 23 Article 25 Exit tax
Jumlah
835.335.004
1.695.343.083
Total
Pajak penghasilan lebih bayar
835.335.004
1.695.343.083
Excess payments of income taxes
Manajemen memperkirakan bahwa kerugian fiskal yang dapat dikompensasikan terhadap pendapatan dimasa mendatang adalah sebesar Rp 702.157.476.578.
Management estimates that the amount of fiscal loss that can be compensated against future income amounted to Rp 702,157,476,578.
- 36 -
PT. GT KABEL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2001 DAN 2000 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT. GT KABEL INDONESIA Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2001 AND 2000 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
Pajak Tangguhan
Deferred Tax
Rincian dari aktiva dan kewajiban pajak tangguhan Perusahaan adalah sebagai berikut:
The details of the Company’s deferred tax assets and liabilities are as follows:
1 Januari 2000/ January 1, 2000 (Disajikan kembali Catatan 30/ As restated - Note 30) Rp Aktiva (kewajiban) pajak tangguhan: Rugi fiskal Penyisihan piutang ragu-ragu Penyisihan penurunan nilai persediaan Beban manfaat pensiun Penyusutan aktiva tetap Amortisasi beban tangguhan Bersih
Dikreditkan ke laporan laba rugi/Credited to income for the year Rp
31 Desember 2000/ December 31, 2000 (Disajikan kembali Catatan 30/ As restated - Note 30) Rp
Dikreditkan (dibebankan) ke laporan laba rugi/Credited (charged) to income for the year Rp
134.649.098.279
91.784.228.220
226.433.326.499
5.352.709.283
2.428.395.996
5.890.932.567 -
-
(15.786.083.526)
210.647.242.973
7.781.105.279
2.582.903.857
10.364.009.136
5.890.932.567
(2.948.292.470)
2.942.640.097
1.146.089.315
1.358.546.596
212.457.281
212.457.281
(30.034.053.481)
2.170.258.062
(27.863.795.419)
(37.011.240)
37.011.240
115.821.675.408
96.632.350.799
Tarif pajak 30% Pengaruh pajak atas beban (penghasilan) yang tidak dapat diperhitungkan menurut fiskal Pengaruh pajak atas: Rugi fiskal yang tidak dapat dimanfaatkan dimasa mendatang Penyesuaian kompensasi rugi fiskal sampai dengan tahun 2000 sesuai dengan SKPLB Koreksi dasar pengenaan pajak: Peyisihan penurunan nilai persediaan Penyisihan piutang ragu-ragu Jumlah Jumlah beban (penghasilan) pajak
(710.400.461)
-
(28.574.195.880)
-
212.454.026.207
Rekonsiliasi antara penghasilan (beban) pajak dan hasil perkalian rugi akuntansi sebelum pajak dengan tarif pajak yang berlaku adalah sebagai berikut:
Rugi sebelum pajak menurut laporan laba rugi
31 Desember 2001/ December 31, 2001 Rp
-
(15.715.783.285)
196.738.242.922
Deferred tax assets (liabilities): Fiscal loss Allowance for doubtful accounts Allowance for decline in value of inventories Allowance for employee benefits Depreciation of property, plant and equipment Amortization of deferred charges Net
A reconciliation between tax benefit (expense) and the amounts computed by applying the effective tax rate to loss before tax is as follows:
2001 Rp
2000 Rp
(240.749.004.099)
(431.503.475.752)
Loss before tax per statements of operations
(72.224.701.230)
(129.451.042.726)
Effective tax rate at 30%
44.138.886.777
44.338.627.574
Tax effect of permanent differences Tax effect of:
40.159.265.684
(11.519.935.647)
1.219.046.600
-
2.422.768.074 517.380
-
43.801.597.738
(11.519.935.647)
15.715.783.285
(96.632.350.799)
- 37 -
Fiscal losses which can not be utilized in the future Fiscal loss adjustment up to 2000 according to SKPLB Correction of tax bases Allowance for decline in value of inventories Allowance for doubtful accounts Total Total tax expense (benefit)
PT. GT KABEL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2001 DAN 2000 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT. GT KABEL INDONESIA Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2001 AND 2000 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
24. RUGI BERSIH PER SAHAM DASAR
24. BASIC LOSS PER SHARE
Berikut ini adalah data yang digunakan untuk perhitungan rugi per saham dasar:
The computation of basic loss per share is based on the following data:
2001 Rp Rugi bersih
2000 Rp
(256.464.787.384) (334.871.124.953) Lembar/Shares
Jumlah rata-rata tertimbang saham biasa
Lembar/Shares
560.000.000
560.000.000
Pada tanggal neraca, Perusahaan tidak memiliki efek berpotensi saham biasa yang dilutif. 25. SIFAT DAN TRANSAKSI HUBUNGAN ISTIMEWA
Net loss Weighted average number of ordinary shares
At balance sheet date, the Company does not have potential dilutive shares. 25. NATURE OF RELATIONSHIP AND TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES
Sifat Hubungan Istimewa
Nature of Relationship
a.
a.
Perusahaan yang pemegang saham dan manajemennya sama dengan Perusahaan, yaitu:
– PT Gajah Tunggal Sakti – PT Gajah Perkasa Sakti b.
− − − c.
– PT Gajah Tunggal Sakti – PT Gajah Perkasa Sakti
Perusahaan yang manajemennya sama dengan Perusahaan, yaitu: − − − − −
Companies which have the same stockholders and management as the Company:
b.
Companies which have the management as the Company: − − − − −
PT Birulaut Khatulistiwa PT Gajah Tunggal Tbk PT Langgeng Bajapratama PT Wachyuni Mandira Bank Dagang Nasional Indonesia (Bank Beku Operasi) Reksadana Perdana Tbk (d/h PT BDNI Reksadana) Bank Ganesha PT Asuransi Dayin Mitra Tbk
− − −
PT Gajah Tunggal Mulia adalah pemegang saham mayoritas Perusahaan.
c.
same
PT Birulaut Khatulistiwa PT Gajah Tunggal Tbk PT Langgeng Bajapratama PT Wachyuni Mandira Bank Dagang Nasional Indonesia (Suspended Bank) Reksadana Perdana Tbk (formerly PT BDNI Reksadana) Bank Ganesha PT Asuransi Dayin Mitra Tbk
PT Gajah Tunggal Mulia is the majority stockholder of the Company.
Transaksi Hubungan Istimewa
Transactions with Related Parties
Dalam kegiatan usahanya, Perusahaan melakukan transaksi tertentu dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, yang meliputi:
In the normal course of business, the Company entered into certain transactions with related parties, including the following:
a.
a.
2,17% dan 1,41% dari jumlah penjualan masing-masing pada tahun 2001 d an 2000 merupakan penjualan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa, dimana menurut manajemen dilakukan dengan tingkat harga dan syarat-syarat normal sebagaimana halnya bila dilakukan dengan pihak ketiga. Pada tanggal neraca, piutang atas penjualan tersebut, dicatat sebagai bagian dari akun piutang usaha, yang meliputi 0,02% dan 0,13% dari jumlah aktiva - 38 -
Sales to related parties accounted for 2.17% in 2001 and 1.41% in 2000 of net sales which, according to management, were made at similar prices and terms as those done with third parties. At balance sheet date, the receivables from these sales were presented as part of trade accounts receivable, which constituted 0.02% and 0.13%, respectively, of the total assets as of December 31, 2001 and 2000 (see Note 5).
PT. GT KABEL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2001 DAN 2000 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT. GT KABEL INDONESIA Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2001 AND 2000 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
meliputi 0,02% dan 0,13% dari jumlah aktiva masing-masing pada tanggal 31 Desember 2001 dan 2000 (Catatan 5). Rincian penjualan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagai berikut :
The details of sales to related parties are as follows:
2001 Rp
2000 Rp
PT Wahyuni Mandira Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 600.000.000)
7.086.288.780
2.269.446.157
154.546.420
867.539.786
Jumlah
7.240.835.200
3.136.985.943
PT Wahyuni Mandira Others (below Rp 600,000,000 each) Total
b.
Jumlah pembelian bahan baku dari PT Langgeng Bajapratama, pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebesar Rp 4.085.260.411 dan Rp 1.589.789.521 masing-masing pada tahun 2001 dan 2000. Menurut manajemen dilakukan dengan tingkat harga dan syaratsyarat normal sebagaimana halnya bila dilakukan dengan pihak ketiga. Pada tanggal neraca, hutang atas pembelian ini dicatat sebagai bagian dari akun hutang usaha, yang meliputi 0,031% dan 0,066% dari jumlah hutang masing-masing pada tanggal 31 Desember 2001 dan 2000 (Catatan 11).
b.
Purchases of raw materials from PT Langgeng Bajapratama, a related party, amounted to Rp 4,085,260,411 and Rp 1,589,789,521 in 2001 and 2000, respectively. According to management, the purchases were made at similar prices and terms as those done with third parties. At balance sheet date, the payable from these purchases was presented as part of trade accounts payable, which constituted 0.031% and 0.066% of the total liabilities as of December 31, 2001 and 2000, respectively (see Note 11).
c.
Penempatan saldo kas dan setara kas pada pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 3).
c.
Placements of cash and cash equivalents with related party bank (see Note 3).
d.
Pembelian saham Reksadana Perdana Tbk (d/h PT BDNI Reksadana) sebanyak 2.000.000 saham dan PT Gajah Tunggal Tbk sebanyak 2.000.000 saham serta surat berharga komersial PT Gajah Perkasa Sakti (Catatan 4).
d.
Purchases of 2,000,000 shares of Reksadana Perdana Tbk (formerly PT BDNI Reksadana) and 2,000,000 shares of PT Gajah Tunggal Tbk and commercial paper of PT Gajah Perkasa Sakti (see Note 4).
e.
Pembayaran jasa manajemen kepada PT Gajah Tunggal Mulia masing-masing sebesar Rp 2.400.000.000 and Rp 1.200.000.000 untuk tahun 2001 dan 2000 dan dicatat sebagai bagian dari akun beban umum dan administrasi (Catatan 20 dan 28).
e.
Management fee paid to PT Gajah Tunggal Mulia amounted to Rp 2,400,000,000 and Rp 1,200,000,000 in 2001 and 2000, respectively, and was recorded as part of general and administrative expenses (see Notes 20 and 28).
f.
Perusahaan menutup pertanggungan asuransi kepada PT Asuransi Dayin Mitra Tbk (Catatan 7 dan 10).
f.
The Company obtained insurance from PT Asuransi Dayin Mitra Tbk (see Notes 7 and 10).
g.
Perusahaan juga melakukan transaksi diluar usaha dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa seperti yang telah diungkapkan pada Catatan 9.
g.
The Company also entered into nontrade transactions with related parties as disclosed in Note 9.
- 39 -
PT. GT KABEL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2001 DAN 2000 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT. GT KABEL INDONESIA Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2001 AND 2000 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
26. IKATAN a.
26. COMMITMENTS
Perjanjian Penjualan 1)
a. Sales Agreements
Perusahaan mengadakan beberapa kontrak penjualan untuk penyediaan kabel listrik dan telepon. Pada tanggal 31 Desember 2001, perjanjian penjualan yang akan dilaksanakan pada dua belas bulan berikutnya adalah sebagai berikut:
1)
The Company entered into several sales agreements to supply electrical and telecommunication cables. As of December 31, 2001, sales commitments for the next twelve months are as follows:
Rp
2)
b.
Lokal Ekspor
43.383.050.126 76.657.644.336
Jumlah
120.040.694.462 2)
Perusahaan melakukan perikatan dengan PT Gajah Tunggal Mulia, pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 25) atas jasa konsultasi. Berdasarkan perikatan tersebut Perusahaan diharuskan membayar “management fee” sebesar Rp 2.400.000.000 dan Rp 1.200.000.000 masing-masing untuk tahun 2001 dan 2000.
27. BUSINESS SEGMENT INFORMATION The Company is presently engaged in the following businesses:
Manufaktur kabel telepon Manufaktur kabel listrik: – Tegangan menengah – Tegangan rendah Lainnya
1. 2.
Manufacturing of telephone cable Manufacturing of power cable: – Medium voltage – Low voltage Others
3.
a. Penjualan Bersih
a. Net Sales 2001 %
Kabel telepon Kabel listrik: Tegangan menengah Tegangan rendah Lain-lain Jumlah
The Company is a participant in association with other companies in tenders for the supply of cables for PT Telekomunikasi Indonesia Tbk and PT Perusahaan Listrik Negara (Persero).
b. The Company made a commitment with PT Gajah Tunggal Mulia, a related party (see Note 25), for consultation services. Based on this commitment, the Company should pay “management fee” amounting to Rp 2,400,000,000 and Rp 1,200,000,000 in 2001 and 2000, respectively.
Perusahaan pada saat ini melakukan kegiatan usaha sebagai berikut:
3.
Total
Perusahaan bergabung dalam beberapa perjanjian konsorsium lainnya sehubungan dengan tender penyediaan kabel untuk PT Telekomunikasi Indonesia Tbk dan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero).
27. INFORMASI SEGMEN USAHA
1. 2.
Local Export
2000 Rp
%
Rp
35,21%
117.291.652.235
29,72%
66.223.488.700
13,72% 47,74% 3,33%
45.702.165.340 159.019.944.419 11.086.190.390
21,38% 44,39% 4,51%
47.576.454.400 101.969.483.500 6.722.119.970
Telephone cable Power cable: Medium voltage Low voltage Others
100,00%
333.099.952.384
100,00%
222.491.546.570
Total
- 40 -
PT. GT KABEL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2001 DAN 2000 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT. GT KABEL INDONESIA Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2001 AND 2000 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
b. Hasil Segmen
b. Segment Result 2001 %
Kabel telepon Kabel listrik: Tegangan menengah Tegangan rendah Lain-lain
2000 Rp
%
Rp
7,13%
(1.510.648.500)
(31,39%)
9.469.427.100
(15,06%) (47,66%) (9,87%)
3.191.715.700 10.103.148.200 2.092.806.239
13,02% 30,31% (2,40%)
(3.926.302.500) (9.144.975.800) 724.203.534
Telephone cable Power cable: Medium voltage Low voltage Others
(2.877.647.666)
Gross income (loss)
Laba (rugi) kotor Beban usaha yang tidak dapat dialokasikan
13.877.021.639 165,46%
(35.073.463.120)
90,46%
(27.289.382.075)
Unallocated operating expenses
Hasil segmen
100,00%
(21.196.441.481)
100,00%
(30.167.029.741)
Segments result
Beban lain-lain - bersih
(219.552.562.618)
(401.336.446.011)
Other charges - net
Rugi Sebelum Pajak
(240.749.004.099)
(431.503.475.752)
Loss Before Tax
Tidak terdapat transaksi antar segmen.
There were no intersegment transactions.
28. AKTIVA DAN KEWAJIBAN MONETER DALAM MATA UANG ASING
28. MONETARY ASSETS AND LIABILITIES DENOMINATED IN FOREIGN CURRENCIES
Pada tanggal 31 Desember 2001 dan 2000, Perusahaan mempunyai aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing sebagai berikut:
At December 31, 2001 and 2000, the Company had monetary assets and liabilities in foreign currencies as follows:
2001
Aktiva: Kas dan setara kas Investasi sementara Piutang usaha Pihak ketiga Piutang lain-lain kepada pihak ketiga Piutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa Uang jaminan yang dapat diterima kembali Jumlah aktiva
2000
Mata Uang Asing/
Ekuivalen dalam/
Mata Uang Asing/
Ekuivalen dalam/
Foreign Currencies
Equivalent in Rupiah
Foreign Currencies
Equivalent in Rupiah
USD USD
690.500 27.054.543
7.181.199.896 281.367.247.200
331.761 39.116.982
3.183.249.099 375.317.851.875
USD
1.228.002
12.771.216.224
1.387.832
13.316.252.838
240
2.302.800
USD
-
-
USD
3.942.228
40.999.166.366
2.384.831
22.882.448.873
USD
1.500
15.600.000
1.500
14.392.500
342.334.429.686
- 41 -
414.716.497.985
Assets: Cash and cash equivalents Temporary investments Trade accounts receivable from third parties Other receivables from third parties Accounts receivable from related parties Refundable deposits Total assets
PT. GT KABEL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2001 DAN 2000 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT. GT KABEL INDONESIA Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2001 AND 2000 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
2001
Hutang usaha Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Pihak ketiga
Hutang lain-lain kepada pihak ketiga Biaya yang masih harus dibayar Hutang dalam proses restrukturisasi - bersih
2000
Mata Uang Asing/
Ekuivalen dalam/
Mata Uang Asing/
Ekuivalen dalam/
Foreign Currencies
Equivalent in Rupiah
Foreign Currencies
Equivalent in Rupiah Trade accounts payable
USD USD SGD DEM EUR
50.511 1.266.287 1.647 1.331 -
525.318.248 13.169.382.277 9.260.158 6.253.078 -
108.707 503.111 3.782 1.021 2.075
1.043.046.447 4.827.349.086 20.948.137 4.651.408 18.489.148
USD
210.334
2.187.471.312
187.333
1.797.461.095
USD DEM
42.201.369 31.971
438.894.237.600 150.201.037
29.247.089 -
280.625.821.834 -
USD DEM
118.246.449 185.900
1.229.763.070.719 873.365.636
131.165.394 185.900
1.258.531.964.545 847.077.517
Related parties Third parties
Other payables to third parties Accrued expenses Loans under restructuring process - net
Jumlah kewajiban
1.685.578.560.065
1.547.716.809.217
Total liabilities
Kewajiban - Bersih
1.343.244.130.379
1.133.000.311.232
Liabilities - Net
Pada tanggal 31 Desember 2001 dan 2000, kurs konversi yang digunakan Perusahaan serta yang berlaku pada tanggal 26 April 2002 adalah sebagai berikut: Mata uang 1 1 1 1
USD SGD DEM EUR
26 April/April 26, 2002 Rp 9.363,00 5.170,65 8.409,87
The conversion rates used by the Company on December 31, 2001 and 2000 and the prevailing rates on April 26, 2002 were as follows:
31 Desember/December 31, 2001 2000 Rp Rp 10.400,00 9.595,00 5.620,88 5.539,05 4.698,04 4.556,63 9.188,42 8.911,85
Foreign currency USD 1 SGD 1 DEM 1 EUR 1
29. DAMPAK KONDISI EKONOMI TERHADAP KEGIATAN USAHA DAN KELANGSUNGAN HIDUP PERUSAHAAN
29. EFFECTS OF ECONOMIC CONDITION ON THE ACTIVITIES AND GOING CONCERN OF THE COMPANY
Banyak negara di wilayah regional Asia Pasifik, termasuk Indonesia sejak pertengahan tahun 1997, mengalami dampak memburuknya kondisi ekonomi, terutama karena depresiasi mata uang negara-negara tersebut. Akibat utamanya adalah langkanya likuiditas, tingginya tingkat bunga dan kurs mata uang asing. Kondisi ini mencakup pula pengetatan penyediaan kredit dan penghentian atau penundaan pelaksanaan proyek kons truksi tertentu. Hingga saat ini, kondisi ekonomi masih belum stabil yang ditandai dengan masih berfluktuasinya kurs mata uang asing dan harga saham di pasar modal.
Since the middle of 1997, many Asia Pacific countries including Indonesia have been experiencing adverse economic condition mainly resulting from currency depreciation in the region, the principal consequences of which have been an extreme lack of liquidity and high interest and foreign exchange rates. The crisis has also involved tightening of available credit and stoppage or postponement of certain construction projects. Until now, the economic condition is still unstable due to the continuing fluctuation of exchange rates and prices of shares in the capital market.
Tingginya kurs mata uang dan tingkat bunga pada tahun 1998 telah mengakibatkan Perusahaan menanggung beban kerugian selisih kurs dan bunga yang sangat signifikan. Hal ini juga
Volatility in exchange and interest rates in 1998 caused the Company to incur significant foreign exchange losses and interest expense. It also affected the Company’s ability to service its debts,
- 42 -
PT. GT KABEL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2001 DAN 2000 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT. GT KABEL INDONESIA Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2001 AND 2000 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
bunga yang sangat signifikan. Hal ini juga berdampak terhadap kemampuan Perusahaan untuk melunasi hutang dalam bentuk valuta asing mengingat hutang tersebut telah meningkat secara signifikan dalam satuan Rupiah dan tingkat bunga pinjaman dalam Rupiah yang juga meningkat secara signifikan. Sejak tahun 1998, Perusahaan menunggak pembayaran pokok pinjaman dan sebagian bunga yang telah jatuh tempo serta tidak dapat memenuhi ketentuan rasio-rasio keuangan yang dipersyaratkan dalam perjanjian. Keadaan tersebut memungkinkan kreditur menyatakan pinjaman tersebut menjadi segera terhutang serta Perusahaan menghadapi tuntutan dari kreditur atas tidak dipenuhinya persyaratan perjanjian tersebut. Perusahaan saat ini masih dalam proses restrukturisasi seluruh pinjamannya (Catatan 14).
affected the Company’s ability to service its debts, given that balances of its borrowings denominated in foreign currencies have increased significantly in Rupiah terms, and interest rates on Rupiah denominated loans have increased significantly. Since 1998, the Company deferred the payments of loan principal and certain interest due and has also failed to fulfill financial ratios required by the loan agreements. As a result of these conditions, the creditors may demand that the loans become immediately payable and the Company is subject to claims from the creditors due to unfulfilled terms of the agreements. Until now, the Company is still in the process of restructuring all its loans (see Note 14).
Dampak memburuknya kondisi ekonomi Indonesia tersebut juga telah menyebabkan Perusahaan mengalami kerugian terus menerus yang diakibatkan oleh tingginya beban operasi, tingkat bunga dan selisih kurs . Kerugian terus menerus tersebut telah mengakibatkan Perusahaan mengalami defisiensi modal sebesar Rp 777.603.812.210 pada tanggal 31 Desember 2001.
The adverse economic condition in Indonesia also caused the Company to suffer losses due to high operating expenses, interest and exchange rates. The continuing losses caused the Company to incur capital deficiency amounting to Rp 777,603,812,210 as of December 31, 2001.
Laporan keuangan terlampir disusun dengan anggapan bahwa Perusahaan akan melanjutkan operasinya sebagai entitas yang berkemampuan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Sebagai akibat memburuknya kondisi ekonomi, kemampuan Perusahaan untuk merealisasikan aktiva dan menyelesaikan pembayaran kewajiban dalam bisnis normal dan pada nilai yang dinyatakan dalam laporan keuangan sangat tergantung pada situasi ekonomi makro saat ini dan keberhasilan restrukturisasi keuangan yang sedang dilakukan manajemen serta kemampuan Perusahaan dalam memperoleh pendapatan dari operasi. Laporan keuangan belum mencakup penyesuaian-penyesuaian yang mungkin timbul dari ketidakpastian tersebut.
The financial statements have been prepared on a going concern basis. As a result of the adverse economic condition, the Company’s ability to realize its assets and extinguish its liabilities in the normal course of business and at the amounts stated in the financial statements depends on the macro economic situation, the success of ongoing debt restructuring and the Company’s ability to generate sufficient cash flows from future operations. The financial statements do not include any adjustments from this uncertainty.
Untuk menghadapi kondisi tersebut, manajemen tetap berhati-hati (prudent) dalam mengelola dan menjalankan operasi Perusahaan dengan mengambil langkah-langkah berikut:
In response to these economic events, the management of the Company will continue to be prudent in its management and operations, by implementing the following measures:
−
Melanjutkan negosiasi dengan para kreditur dalam rangka restrukturisasi pinjaman Perusahaan (Catatan 14).
−
Continue the negotiation with creditors in connection with the restructuring of the Company’s loans (see Note 14).
−
Mengidentifikasikan sumber-sumber alternatif dari beberapa komponen kunci.
−
Identify alternative sources for some key components.
−
Melakukan program efisiensi biaya terutama biaya operasi termasuk diantaranya pengurangan tenaga kerja, perlengkapan kantor dan biaya-biaya perjalanan.
−
Cost efficiency program mainly on operating expenses including reduction in labor, office equipment and traveling expenses.
- 43 -
PT. GT KABEL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2001 DAN 2000 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT. GT KABEL INDONESIA Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2001 AND 2000 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
Pemulihan perekonomian ke kondisi yang sehat dan stabil sangat tergantung pada kebijakan fiskal dan moneter yang terus menerus diupayakan oleh Pemerintah untuk menyehatkan ekonomi - suatu tindakan yang berada diluar kendali Perusahaan. Oleh karena itu tidaklah mungkin untuk menentukan dampak dari masa depan kondisi ekonomi terhadap likuiditas dan pendapatan Perusahaan, termasuk dampak mengalirnya dana investor pelanggan dan pemasok ke dan dari Perusahaan.
Recovery of the economy to a sound and stable condition is dependent on the fiscal and monetary measures being taken by the government, actions which are beyond the Company’s control, to achieve economic recovery. It is not possible to determine the future effects a continuation of the adverse economic condition may have on the Company’s liquidity and earnings, including the effects flowing through from its investors, customers and suppliers.
30. PENYAJIAN KEMBALI LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2000
30. RESTATEMENT STATEMENTS
OF
2000
FINANCIAL
Pada tahun 2001, Perusahaan menyajikan kembali laporan keuangan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2000 sehubungan dengan pengklasifikasian kembali seluruh pinjaman bank jangka pendek dan jangka panjang yang telah jatuh tempo namun belum diperpanjang sebagai kewajiban lancar dan pembatalan penangguhan selisih kurs yang timbul dari penjabaran aktiva dan kewajiban moneter jangka panjang dalam mata uang asing mulai tahun 1998 dan tahun 1999, yang dibebankan sebagai penambah saldo defisit awal tahun 2000 agar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Pengaruh atas penyajian kembali tersebut telah meningkatkan kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1.259.379.042.062 dan menurunkan jumlah kewajiban tidak lancar sebesar Rp 949.326.080.862 pada tanggal 31 Desember 2000 serta meningkatkan defisit sebesar Rp 217.037.072.840 pada tahun 2000.
In 2001, the Company restated its financial statements for the year ended December 31, 2000 in connection with the reclassification of all shortterm and long-term bank loans that are already due but have not been rolled over which presented as current liabilities and cancellation of deferral of foreign exchange differences resulting from the translation of long-term monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies since 1998 to 1999, which were charged as an addition to 2000 beginning deficit to conform with accounting principles generally accepted in Indonesia. The effects of the restatement were increase in current liabilities of Rp 1,259,379,042,062 and decrease in noncurrent liabilities of Rp 949,326,080,862 as of December 31, 2000 and increase in deficit of Rp 217,037,072,840 in 2000.
Berikut disajikan pos -pos penting dalam laporan keuangan tahun 2000 sesudah dan sebelum penyajian kembali tersebut:
Following is a summary of the significant accounts in the 2000 financial statements before and after the restatement:
Aktiva pajak tangguhan Hutang dalam proses restrukturisasi bersih Hutang bank dan hutang kepada lembaga keuangan bukan bank jangka panjang Selisih kurs yang ditangguhkan - bersih Jumlah kewajiban tidak lancar Defisit awal tahun Defisit akhir tahun 31. PERISTIWA NERACA
PENTING
SETELAH
Sesudah penyajian kembali/ After restatement Rp 212.454.026.207
Sebelum penyajian kembali/ Before restatement Rp 119.438.137.847
1.259.379.042.062 12.233.217.201 (488.263.599.932) (823.134.724.885) TANGGAL
Deferred tax assets Loans under restructuring process net Long-term bank loans and loans from nonbank financial 1.259.379.042.062 institutions Deferred foreign exchange (310.052.961.200) differences - net 961.559.298.063 Total noncurrent liabilities (271.226.527.092) Deficit at beginning year (606.097.652.045) Deficit at end year
31. SUBSEQUENT EVENT
Pada tanggal 15 Pebruari 2002, bagian hutang sindikasi kepada Lehman Brothers Commercial Corporation Asia, Ltd. sebesar US$ 13.532.274,66 telah dialihkan kepada Agnitio Finance Ltd.
On February 15, 2002, portion of syndicated loan from Lehman Brothers Commercial Corporation Asia, Ltd. amounting to US$ 13,532,274.66 was transferred to Agnitio Finance Ltd.
- 44 -
PT. GT KABEL INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2001 DAN 2000 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT. GT KABEL INDONESIA Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2001 AND 2000 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Continued)
- 45 -