PT BANK ICB BUMIPUTERA Tbk. LAPORAN POSISI KEUANGAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 (Disajikan Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Catatan
ASET
30‐Sep‐12
31‐Dec‐11
Kas Giro Pada Bank Indonesia
3. 2.d 4. 2.d 2.f
72,429 441,076
64,722 477,737
Giro Pada Bank Lain
5. 2.d 2.f
177,822
121,454
Penempatan Pada Bank Indonesia dan Bank Lain
6. 2.d 2.g 2.m
188,757
682,442
Efek‐Efek Diperdagangkan Investasi Keuangan
7. 2.d 2.h 8. 2.d 2.l 2.m
53,182 493,447
28,367 551,554
2.d 2.m
(2,020) 491,427
(1,644) 549,910
539
736
265 4,755,128
250 5,105,148
4,755,394
5,105,398
(113,275) , , 4,642,119
(161,284) , , 4,944,114
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Investasi Keuangan Bersih Tagihan Derivatif ‐ setelah dikurangi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (Nihil pada tahun 2012 dan 2011) Kredit Yang Diberikan ‐ sebelum dikurangi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai: Pihak Berelasi Pihak Ketiga
9. 2.d 2 j 2.m 10. 2.d 2.k 2.m 34. 2.c `
Jumlah Kredit Yang Diberikan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai y g Kredit yang diberikan ‐ bersih
Tagihan Akseptasi
11. 2.d 2.l 2.m
12. 2d 2.t Pendapatan bunga yang masih akan diterima Aset Tetap ‐ setelah dikurangi akumulasi penyusutan 13. 2.n sebesar Rp 133.277 dan Rp 122.381 pada 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Aset Tidak Berwujud ‐ setelah dikurangi akumulasi 14. 2o penyusutan sebesar Rp. 50.087 pada 30 September 2012 dan Rp. 41.270 pada 31 Desember 2011 Aset Pajak Tangguhan ‐ bersih 2.v 16. 2.q Agunan yang diambil alih ‐ setelah dikurangi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai sebesar Rp 26.869 dan Rp 33.436 pada 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Aset Lain‐lain ‐ bersih
17. 2.d 2p
JUMLAH ASET
63,504
92,420
38,279
35,142
45,937
56,106
25,614
27,593
45,134
40,161
49,217
69,914
145,312
109,008
6,480,348
7,299,826
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
1
PT BANK ICB BUMIPUTERA Tbk. LAPORAN POSISI KEUANGAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 (Disajikan Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Catatan
30‐Sep‐12
31‐Dec‐11
18. 2.d
53,335
27,330
27,820 5,344,851 5,372,671
106,991 5,904,373 6,011,364
20. 2.d 2.s
144,542
400,607
Liabilitas Derivatif
9. 2.d 2.j
418
588
Liabilitas Akseptasi
10. 2.d 2l, 2m
63,504
92,420
Pinjaman yang Diterima
21. 2.ab
10
10
LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS Liabilitas Segera
19. 2.d 2.s 2.c 33.
Simpanan pihak berelasi Pihak Ketiga
Simpanan dari Bank lain
Estimasi kerugian komitmen dan kontijensi
22. 2.m
‐
‐
Hutang Pajak
23. 2.d
5,994
6,999
Bunga masih harus dibayar
24. 2.d 2.t
13,853
18,530
104,150
118,884
5,758,477
6,676,732
548,608
548,608
Liabilitas lain‐lain
25.
JUMLAH LIABILITAS EKUITAS Modal saham dengan nilai nominal Rp 100 per lembar saham (nilai penuh) Modal dasar ‐ 20.000.000.000 lembar saham Modal ditempatkan dan disetor ‐ penuh
26.
Tambahan modal disetor ‐ bersih
27. 2.r
12,048
12,048
Modal Lainnya
28. 2.y
118,787
113,255
(5,566) 100,000
4,928 ‐
17,940 (69,945)
17,940 (73,685)
JUMLAH EKUITAS
721,871
623,094
JUMLAH LIABILTAS DAN EKUITAS
6,480,348
7,299,826
(Kerugian) keuntungan yang belum direalisasi dari Perubahan nilai wajar efek tersedia untuk dijual ‐ bersih Dana Setoran Modal Saldo Laba (Rugi): Dicadangkan Tidak dicadangkan
2.i
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
2
PT BANK ICB BUMIPUTERA Tbk. LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF Untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2012 dan 2011 (Disajikan Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Catatan
30‐Sep‐12
30‐Sep‐11
29. 30.
488,319 (259,587) 228,732
630,999 (375,037) 255,962
2.h 2.i 2.u
18,127 48,450 1,417
10,846 18,791 555
10,630
8,574
(328) 2,963
‐ 1,754
81,259 309,991
40,520 296,482
(22,781)
(50,918)
‐ ((150,247) 50, 47) (131,021) (304,049) 5,941
(169) ((153,291) 53, 9 ) (130,286) (334,664) (38,182)
538 208 (1,663) (917)
985 (5,120) 5,506 1,371
5,024 (1,284) 3,740
(36,811) 8,976 (27,835)
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL Pendapatan Bunga Beban Bunga Pendapatan Bunga Bersih Pendapatan (Beban) Operasional Lainnya Pendapatan Operasional Lainnya : Keuntungan penjualan efek efek yang diperdagangkan dan investasi keuangan bersih Provisi dan Komisi selain dari Pemberian Kredit Pendapatan Denda Keuntungan dari transaksi mata uang asing ‐ bersih Penurunan nilai efek efek yang diperdagangkan ‐ bersih Pendapatan Lain Lain
2.b 2.h
Jumlah Pendapatan Operasi Lainnya Jumlah Pendapatan Operasional Bersih Beban Operasional lainnya : Beban penyisihan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan dan aset non keuangan Beban estimasi kerugian komitmen dan kontijensi Umum dan administrasi Tenaga Kerja Jumlah Beban Operasional lainnya Pendapatan/(Beban) Operasional Bersih
5,7,8,9,10
14
31. 32.
PENDAPATAN (BEBAN) NON OPERASIONAL Keuntungan Penjualan Aset Tetap Bersih Keuntungan / (Kerugian) Penjualan AYDA Lainnya Bersih ( Beban)/Pendapatan Non Operasional
2n, 13
LABA (RUGI) SEBELUM TAKSIRAN PAJAK PENGHASILAN TAKSIRAN (BEBAN)/MANFAAT PAJAK PENGHASILAN LABA (RUGI) BERSIH
2.v.
PENDAPATAN (BEBAN) KOMPREHENSIF LAIN : 2.i Laba (Rugi) yang belum direalisasikan atas surat surat berharga dalam kelompok tersedia untuk dijual ‐ setelah (10,494) pajak tangguhan (10,494) (Rugi) Laba komprehensif Lainnya ‐ setelah pajak (6,754) TOTAL LABA (RUGI) KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN 33. Laba per Saham 0.68 Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
3
462 462 (27,373) (5.07)
4
PT BANK ICB BUMIPUTERA Tbk. LAPORAN ARUS KAS Untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2012 dan 2011 (Disajikan Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 30‐Sep‐12
30‐Sep‐11
485,160 (255,618) 81,225 (125,216) (129,176) (1,421) (8,257) 46,696
605,662 (332,663) 83,921 (122,350) (136,482) 387 ‐ 98,476
130,744 (24,815) 350,004 27,264 (114,100)
28,991 (9,943) 932,089 32,782 (84,282)
87,884 (474,842) (251,736) (256,065) 27
(87,122) 193,001 (1,275,211) (60,627) (443)
Liabilitas lain‐lain Kas Bersih yang dipergunakan untuk Aktivitas Operasi
(673) (479,613)
(85,921) (318,211)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Hasil penjualan aset tetap Perolehan Aset Tetap dan perangkat lunak
538 (14,562)
985 (11,220)
58,107
54,068
44,084
43,833
100,000 ‐
‐ 2,528
Pembayaran Dividen Kas Bersih Diperoleh dari (dipergunakan untuk) Aktivitas Pendanaan
‐
(3,621)
100,000
(1,092)
( Penurunan ) Bersih Kas dan Setara Kas Saldo Kas dan Setara Kas Pada Awal Tahun Saldo Kas dan Setara Kas pada Akhir Tahun Kas dan Setara Kas Terdiri Dari : Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain
(335,529) 1,128,855 793,327
(275,470) 1,864,809 1,589,339
72,429 441,076 177,822 102,000 793,327
71,271 616,694 49,900 851,474 1,589,339
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan bunga, provisi, dan komisi Pembayaran bunga dan premi penjaminan Penerimaan Pendapatan operasional lainnya Pembayaran gaji dan tunjangan karyawan Pembayaran beban operasional lainnya (Pengeluaran) Penerimaan non operasional Pembayaran pajak Arus kas operasi sebelum perubahan dalam aset dan Liabilitas
(Kenaikan) Penurunan Dalam Aset Operasi Penempatan pada bank lain Efek‐efek yang diperdagangkan dan tersedia untuk dijual Kredit Agunan yang diambil alih Aset lain‐lain Kenaikan (Penurunan) Dalam Liabilitas Operasi Giro Tabungan Deposito berjangka Simpanan dari bank lain Liabilitas / tagihan derivatif
Penjualan dari investasi keuangan Kas Bersih diperoleh dari Aktivitas Investasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Dana Setoran Modal Pembayaran Pinjaman yang Diterima
Penempatan pada BI dan Bank lain jatuh tempo kurang dari 3 Bulan
Jumlah Kas dan Setara Kas
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
5
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1.
INFORMASI UMUM a. Pendirian dan Informasi Umum Bank PT Bank ICB Bumiputera Tbk (Bank) didirikan di Indonesia dengan nama PT Bank Bumiputera Indonesia berdasarkan Akta Notaris No. 49 tanggal 31 Juli 1989 dibuat dihadapan Ny. Sri Rahayu, notaris di Jakarta. Anggaran Dasar Bank telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusannya No. C‐2.7223.HT.01.01.TH.89 tertanggal 9 Agustus 1989 serta diumumkan dalam Tambahan No. 1917 dari Berita Negara Republik Indonesia No. 75 tanggal 19 September 1989. Anggaran Dasar Bank telah mengalami beberapa kali perubahan, dan terakhir kali diubah berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan No. 7 tanggal 17 April 2009 yang dibuat dihadapan Dr. Amrul Partomuan Pohan, S.H., LL.M., notaris di Jakarta, yang telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya tertanggal 26 Mei 2009 No. AHU‐ 22959.AH.01.02.Tahun 2009 dan telah diterima dan dicatat di dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum (Sisminbakum) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU‐AH.01.10‐15599 tanggal 11 September 2009 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 56 Tambahan No.18380/2009 tanggal 14 Juli 2009, akta mana merubah tempat kedudukan Bank, merubah susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi, menyesuaikan anggaran dasar Bank dengan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM‐LK) No.IX.J.1 serta merubah nama Bank menjadi PT Bank ICB Bumiputera Tbk. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Bank, ruang lingkup kegiatan usaha Bank adalah melakukan usaha di bidang perbankan sesuai dengan undang‐undang dan peraturan perundang‐undangan yang berlaku. Berdasarkan surat keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 11/45/KEP.GBI/2009 tanggal 11 September 2009, izin usaha atas nama PT Bank Bumiputera Indonesia Tbk diubah menjadi atas nama PT Bank ICB Bumiputera Tbk. Pada September 2009, Bank telah mendapat persetujuan Bank Indonesia dalam Surat No.11/504/DPIP/Prz untuk pemindahan lokasi kantor pusat Bank, yang semula beralamat di Wisma Bumiputera Lantai 14, Jl. Jend. Sudirman Kav. 75 Jakarta 12910, menjadi di Menara ICB Bumiputera, Jl. Probolinggo No.18 Menteng, Jakarta Pusat 10350. Pada tanggal 30 September 2012, Bank memiliki 16 kantor cabang, 32 kantor cabang pembantu, 66 kantor kas, 69 ATM dan 3 payment point yang seluruhnya berlokasi di Indonesia. b. Penawaran Umum Efek Bank Penawaran Umum Perdana Saham Pada tanggal 27 Juni 2002, Bank memperoleh pernyataan efektif dari Ketua BAPEPAM dengan suratnya No. S‐ 1402/PM/2002 untuk melakukan penawaran umum atas 500.000.000 (lima ratus juta) saham Bank kepada masyarakat. Nilai nominal per saham adalah sebesar Rp100,‐ (seratus Rupiah) dan harga penawaran adalah sebesar Rp120,‐ (seratus dua puluh Rupiah) per saham. Pada tanggal 15 Juli 2002, saham Bank telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia). Penawaran Umum Terbatas I Pada tanggal 23 November 2005, Bank memperoleh pernyataan efektif dari Ketua BAPEPAM dengan suratnya No. S‐3278/PM/2005 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas I ("PUT I") atas 3.000.000.000 (tiga milyar) saham Bank dengan harga penawaran saham sama dengan nilai nominal sebesar Rp100,‐ (seratus Rupiah) per saham, disertai dengan penerbitan 666.666.654 (enam ratus enam puluh enam juta enam ratus enam puluh enam ribu enam ratus lima puluh empat) Waran Seri I yang memberikan hak pemegang saham untuk membeli saham baru dengan harga pelaksanaan Rp120,‐ (seratus dua puluh Rupiah) per saham. Pernyataan efektif tersebut berlaku efektif setelah mendapat persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Bank yang dilaksanakan pada tanggal 15 Desember 2005 yang telah menyetujui PUT I tersebut. Pada bulan Januari 2006, Bank telah menerima seluruh setoran dari pemegang saham sehubungan dengan PUT I tersebut. Saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 2 Januari 2006.
6
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1.
INFORMASI UMUM (Lanjutan) b. Penawaran Umum Efek Bank (Lanjutan) Penawaran Umum Terbatas II Pada Mei 2010, Bank telah menyampaikan Pernyataan Pendaftaran dengan surat No. 178/BABP/DIR/V/2010 kepada BAPEPAM‐LK sehubungan dengan Penawaran Umum Terbatas II (“PUT II”) kepada para pemegang saham perseroan dalam rangka penerbitan hak memesan efek terlebih dahulu (“HMETD”) dengan penerbitan obligasi wajib konversi yang diberi nama "Obligasi Wajib Konversi Bank ICB Bumiputera Tahun 2010" (“OWK”) dengan jumlah pokok sebesar Rp150.000.000,‐ (seratus lima puluh milyar Rupiah). Bank memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM‐LK untuk PUT II melalui Surat Keputusannya No.S‐5539/BL/2010 tanggal 22 Juni 2010. PUT II telah mendapat persetujuan dari para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada tanggal 22 Juni 2010. Setiap pemegang 10 (sepuluh) saham Bank yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Bank pada tanggal 2 Juli 2010 pukul 16.00 WIB berhak atas 3 (tiga) HMETD dimana setiap 1 (satu) HMETD berhak untuk membeli 1 (satu) satuan OWK, dengan harga penawaran sebesar Rp100 (seratus Rupiah) setiap 1 (satu) satuan OWK yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan pemesanan OWK. OWK ini diterbitkan tanpa warkat, ditawarkan dengan nilai 100% (seratus persen) dari nilai nominal, berjangka waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal emisi. OWK menawarkan tingkat bunga tetap sebesar 8% (delapan persen) per tahun untuk semester pertama dan bunga mengambang untuk semester ke‐2 (dua) sampai semester ke‐10 (sepuluh) yang besarnya ditentukan berdasarkan tingkat bunga Sertifikat Bank Indonesia ("SBI") 3 (tiga) bulan + 1 % (plus satu persen) atau sebesar 8% (delapan persen) per tahun (mana yang lebih tinggi diantara keduanya). Dikarenakan Bank Indonesia tidak lagi mengumumkan instrumen SBI 3 (tiga) bulan, maka sesuai hasil keputusan RUPO tanggal 15 Desember 2011 merubah dasar penentuan tingkat bunga OWK mengambang untuk pembayaran bunga keempat dan seterusnya yang dihitung berdasarkan tingkat bunga Surat Perbendaharaan Negara ("SPN") yang diterbitkan oleh Kementerian Keuangan Republik Indonesia 3 (tiga) bulan + 1% (plus satu persen) atau sebesar 8% (delapan persen) per tahun (mana yang lebih tinggi diantara keduanya). Apabila Kementerian Keuangan Republik Indonesia kemudian tidak lagi mengumumkan SPN 3 (tiga) bulan sebagaimana tersebut di atas, maka dasar penentuan tingkat bunga OWK mengambang dihitung berdasarkan tingkat bunga SPN 12 (duabelas) bulan + 1% (plus satu persen) atau sebesar 8% (delapan persen) per tahun (mana yang lebih tinggi diantara keduanya). Bunga OWK dibayarkan setiap semesteran, sesuai dengan tanggal pembayaran bunga OWK. Pembayaran bunga OWK pertama dilakukan pada tanggal 19 Januari 2011, sedangkan pembayaran bunga OWK terakhir sekaligus tanggal jatuh tempo OWK adalah tanggal 19 Juli 2015. OWK ini tidak dijamin dengan suatu agunan khusus oleh Bank dan dari pihak ketiga lainnya, termasuk tidak dijamin oleh Negara Republik Indonesia dan tidak dimasukkan dalam program Penjaminan Simpanan yang dilaksanakan oleh Bank Indonesia atau lembaga penjamin lainnya sesuai dengan peraturan perundang‐undangan, akan tetapi dengan tidak mengurangi ketentuan dalam Perjanjian Perwaliamanatan secara umum dijamin dengan seluruh harta kekayaan Perseroan baik barang bergerak maupun barang tidak bergerak, baik yang telah ada maupun yang akan ada dikemudian hari menjadi jaminan bagi Pemegang OWK ini sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 1131 dan Pasal 1132 Kitab Undang‐undang Hukum Perdata Indonesia. Jumlah dana yang diperoleh dari PUT II adalah sebesar Rp150.000.000.000 ,‐ (seratus lima puluh milyar rupiah) dan telah diterima oleh Bank pada bulan Juli 2010. Sebagian dari dana diperoleh sebesar Rp3.471.007 digunakan sebagai biaya emisi.
7
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1.
INFORMASI UMUM (Lanjutan) c. Dewan Komisaris, Direksi, Komite Audit dan Karyawan Dewan Komisaris Presiden Komisaris (Independen) Komisaris Komisaris Komisaris Independen Komisaris Independen Komisaris Independen
2012 Dato’ Mat Amir bin Jaffar Tai Terk Lin ‐ Herald Tonny Hasiholan Bako Ria Budiweni Sumiati Pardede Bambang Setijoprodjo
2011 Dato’ Mat Amir bin Jaffar Tai Terk Lin Naimah binti Abdul Khalid Herald Tonny Hasiholan Bako Ria Budiweni Sumiati Pardede Bambang Setijoprodjo
Direksi Presiden Direktur Direktur Sumber Daya Manusia dan Kepatuhan Direktur Direktur Direktur
2012 Rajuendran Marrapan**) Bambang Setiawan
2011 Lee Meng Lai (*) Bambang Setiawan
Suhardianto Carolina Dina Rusdiana Sindbad R. Harjodipuro *)
Rajuendran Marrapan Tay Un Soo **) Jap Hartono
*) Pengangkatan akan berlaku efektif setelah memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia **) Merangkap sebagai Pelaksana Tugas Presiden Direktur sampai tanggal pengangkatan Presiden Direktur memperoleh persetujuan Bank Indonesia dan/atau tanggal diangkatnya Presiden Direktur definitif sesuai peraturan perundang‐undangan yang berlaku di indonesia
Jumlah gaji dan tunjangan Dewan Komisaris dan Direksi masing‐masing sebesar Rp 1.353.498.435 dan Rp 6.184.574.558 untuk September 2012 serta Rp1.229.102.172 dan Rp 5.804.146.211 pada tahun 2011. Susunan Komite Audit Bank pada tanggal 30 September 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:
Ketua Anggota Anggota
2012 Herald Tonny Hasiholan Bako Soenarso Soemodiwirjo Arini Imamawati
2011 Herald Tonny Hasiholan Bako Soenarso Soemodiwirjo Arini Imamawati
Jumlah gaji dan tunjangan dari anggota Komite Audit masing‐masing sebesar Rp 401.037.059 dan Rp389.635.142 untuk September 2012 dan tahun 2011. Pada tanggal 30 September 2012 dan Desember 2011 Bank memperkerjakan masing‐masing sebanyak 1.489 dan 1.611 karyawan.
8
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING a. Penyajian Laporan Keuangan Laporan keuangan Bank disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yaitu Standar Akuntansi Keuangan. Laporan keuangan juga disusun sesuai dengan peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM‐LK) No. VIII.G.7 yang merupakan lampiran Surat Keputusan Ketua BAPEPAM No. KEP‐06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan dan perubahannya, Keputusan Ketua BAPEPAM‐LK No. KEP‐554/BL/2010 tanggal 30 Desember 2010, serta Surat Edaran BAPEPAM‐LK No. SE‐ 02/BL/2008 tanggal 31 Januari 2008 tentang Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik Industri Pertambangan Umum, Minyak dan Gas Bumi dan Perbankan. Dasar Laporan keuangan disusun berdasarkan harga perolehan kecuali untuk beberapa akun yang dinilai menggunakan dasar pengukuran lain sebagaimana dijelaskan pada kebijakan akuntansi dari akun tersebut. Laporan keuangan disusun dengan metode akrual kecuali laporan arus kas. Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung yang dimodifikasi dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Untuk tujuan laporan arus kas, kas dan setara kas mencakup kas, giro pada Bank Indonesia dan giro pada bank lain, Sertifikat Bank Indonesia, penempatan pada Bank Indonesia dan Fasilitas Simpanan Bank Indonesia yang jatuh tempo dalam 3 (tiga) bulan dari tanggal akusisi. Kas adalah mata uang kertas dan logam baik Rupiah dan mata uang asing yang masih berlaku sebagai alat pembayaran yang sah. Kas yang telah ditentukan penggunaannya atau kas yang tidak dapat digunakan secara bebas tidak diklasifikasi dalam kas. Pengertian kas termasuk kas besar, kas kecil, kas ATM, kas dalam perjalanan dan mata uang Rupiah dan mata uang asing yang ditarik dari peredaran dan yang masih dalam tenggang untuk penukaran ke Bank Indonesia atau bank sentral negara yang bersangkutan. penukaran ke Bank Indonesia atau bank sentral negara yang bersangkutan Dalam penyusunan laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia, dibutuhkan estimasi dan asumsi yang mempengaruhi: Nilai aset dan liabilitas dilaporkan, dan pengungkapan atas aset dan liabilitas kontinjensi pada tanggal laporan keuangan, jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan tindakan saat ini, hasil yang timbul mungkin berbeda dengan jumlah yang diestimasi semula. Seluruh angka dalam laporan keuangan ini, kecuali dinyatakan lain, dibulatkan menjadi jutaan Rupiah. b. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing Transaksi‐transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dalam rupiah dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal Laporan Posisi Keuangan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs spot Reuters pada tanggal 31 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 pukul 16.00 WIB. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi tahun yang bersangkutan. Kurs yang digunakan untuk menjabarkan aset dan liabilitas dalam mata uang asing adalah kurs spot Reuters pukul 16.00 WIB dengan rincian sebagai berikut: Dec‐11 Sep‐12 9,570.00 9,067.50 1 Dolar Amerika Serikat (USD) 7,811.61 6,983.54 1 Dolar Singapura (SGD) 123.33 116.82 1 Yen Jepang (JPY) 1,234.17 1,167.22 1 Dolar Hong Kong (HKD) 10,007.82 9,205.78 1 Dolar Australia (AUD) 12,388.84 11,714.76 1 Euro (EUR)
9
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) c. Transaksi dengan pihak‐pihak berelasi Efektif tanggal 1 Januari 2011, Bank menerapkan perubahan PSAK No. 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak‐pihak Berelasi”. Pihak‐pihak berelasi adalah: 1. perusahaan yang secara langsung maupun yang melalui satu atau lebih perantara, mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan Bank (termasuk holding companies, subsidiaries dan fellow subsidiaries ); 2. perusahaan asosiasi; 3. perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di Bank yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksudkan dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan Bank); 4. karyawan kunci, yaitu orang‐orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan Bank yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari Bank serta anggota keluarga dekat orang‐orang tersebut; dan 5. perusahaan di mana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam butir (3) atau (4), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaan‐perusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari Bank dan perusahaan‐perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan Bank. Seluruh transaksi signifikan dengan pihak pihak yang berelasi, diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. d. Aset dan liabilitas keuangan Aset keuangan Bank terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain, efek efek diperdagangkan, investasi keuangan, tagihan derivatif, kredit yang diberikan, Indonesia dan bank lain, efek‐efek diperdagangkan, investasi keuangan, tagihan derivatif, kredit yang diberikan, tagihan akseptasi, pendapatan bunga yang masih akan diterima dan aset lain‐lain (uang jaminan sewa gedung). Liabilitas keuangan Bank terdiri dari liabilitas segera, simpanan, simpanan dari bank lain, liabilitas derivatif, kewajiban akseptasi, pinjaman diterima, bunga yang masih harus dibayar dan kewajiban lain‐lain (obligasi wajib konversi, biaya yang masih harus dibayar, dan setoran jaminan). Bank menerapkan PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, dan PSAK No. 50 (Revisi 2006), ”Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”, efektif sejak 1 Januari 2010, yang masing‐ masing menggantikan PSAK No. 55 (Revisi 1999), “Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai”, dan PSAK No. 50 (Revisi 1999), “Akuntansi Investasi Efek Tertentu”. (i). Klasifikasi Sejak 1 Januari 2010, Bank mengklasifikasikan aset keuangannya berdasarkan kategori sebagai berikut pada saat pengakuan awal: ● Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, yang memiliki 2 (dua) sub‐klasifikasi, yaitu aset keuangan yang ditetapkan demikian pada saat pengakuan awal dan aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok yang diperdagangkan; ● Kredit yang diberikan dan piutang; ● Investasi dimiliki hingga jatuh tempo; ● Investasi tersedia untuk dijual. Liabilitas keuangan diklasifikasikan ke dalam kategori sebagai berikut pada saat pengakuan awal: ● Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, yang memiliki 2 (dua) sub‐klasifikasi, yaitu liabilitas keuangan yang ditetapkan demikian pada saat pengakuan awal dan liabilitas keuangan yang telah diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan; ● Liabilitas keuangan lain.
10
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) d. Aset dan liabilitas keuangan (Lanjutan) Kelompok aset dan Liabilitas diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi adalah aset dan liabilitas keuangan dimiliki untuk diperdagangkan yang diperoleh atau dimiliki Bank terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat, atau dimiliki sebagai bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama untuk memperoleh laba jangka pendek atau position taking . Derivatif juga dikategorikan dalam kelompok ini, kecuali derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai efektif. Aset dan liabilitas dalam kelompok ini dicatat pada nilai wajar dalam Laporan Posisi Keuangan dengan keuntungan atau kerugian diakui pada laporan laba rugi. Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif, kecuali: ● yang dimaksudkan oleh Bank untuk dijual segera dalam waktu dekat, yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan, serta yang pada saat pengakuan awal ditetapkan diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi; ● yang pada saat pengakuan awal ditetapkan dalam kelompok investasi tersedia untuk dijual; atau ● dalam hal dimana Bank mungkin tidak akan memperoleh kembali investasi awal secara substansial kecuali yang disebabkan oleh penurunan kualitas pinjaman yang diberikan dan piutang, yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual. Investasi dimiliki hingga jatuh tempo terdiri dari aset keuangan non‐derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan dimana Bank mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Investasi yang dimiliki untuk periode yang tidak dapat ditentukan tidak dikategorikan dalam klasifikasi ini. Kategori tersedia untuk dijual terdiri dari aset keuangan non derivatif yang ditentukan sebagai tersedia untuk dijual atau tidak diklasifikasikan sebagai salah satu dari kategori aset keuangan lain. Setelah pengukuran awal, investasi tersedia untuk dijual diukur menggunakan nilai wajar dengan laba atau rugi yang diakui sebagai bagian dari ekuitas sampai dengan investasi dihentikan pengakuannya atau sampai investasi dinyatakan mengalami penurunan nilai dimana akumulasi laba atau rugi sebelumnya dilaporkan dalam ekuitas dilaporkan dalam laporan laba rugi. Hasil efektif dan (bila dapat diaplikasikan) hasil dari nilai tukar dinyatakan kembali untuk investasi tersedia dijual dan dilaporkan pada laporan laba rugi. Liabilitas keuangan lainnya merupakan Liabilitas keuangan yang tidak dimiliki untuk dijual atau ditentukan sebagai nilai wajar melalui laporan laba rugi saat pengakuan liabilitas. (ii). Pengakuan awal a. Pembelian atau penjualan aset keuangan yang memerlukan penyerahan aset dalam kurun waktu yang telah ditetapkan oleh peraturan dan kebiasaan yang berlaku di pasar (pembelian secara reguler) diakui pada tanggal perdagangan, yaitu tanggal Bank berkomitmen untuk membeli atau menjual aset. b. Aset keuangan dan liabilitas keuangan pada awalnya diukur pada nilai wajarnya. Dalam hal aset keuangan atau liabilitas keuangan tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, nilai wajar tersebut ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Pengukuran aset keuangan dan liabilitas keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasinya. Bank pada pengakuan awal, dapat menetapkan aset keuangan dan liabilitas keuangan tertentu sebagai nilai wajar melalui laporan laba rugi (opsi nilai wajar). Selanjutnya, penetapan ini tidak dapat diubah. Berdasarkan PSAK No. 55 (Revisi 2006), opsi nilai wajar dapat digunakan hanya bila memenuhi ketetapan sebagai berikut: ● penetapan sebagai opsi nilai wajar mengurangi atau mengeliminasi ketidak‐konsistenan pengukuran dan pengakuan (accounting mismatch ) yang dapat timbul, atau
11
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) d. Aset dan liabilitas keuangan (Lanjutan) ● aset keuangan dan liabilitas keuangan merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan yang risikonya dikelola dan dilaporkan kepada manajemen kunci berdasarkan nilai wajar, atau ● aset keuangan dan liabilitas keuangan terdiri dari kontrak utama dan derivatif melekat yang harus dipisahkan. Opsi nilai wajar digunakan untuk pinjaman yang diberikan dan piutang tertentu yang dilindung nilai menggunakan credit derivatives atau swap suku bunga, namun tidak memenuhi kriteria untuk akuntansi lindung nilai. Jika tidak, pinjaman yang diberikan akan dicatat menggunakan biaya diamortisasi dan derivatif akan diukur menggunakan nilai wajar melalui laporan laba rugi. Opsi nilai wajar juga digunakan untuk dana investasi yang merupakan bagian dari portofolio yang dikelola dengan basis nilai wajar. Opsi nilai wajar juga digunakan untuk structured investment termasuk derivatif melekat. (iii). Pengukuran setelah pengakuan awal Aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual dan aset keuangan dan liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi diukur pada nilai wajarnya. Kredit yang diberikan dan piutang serta investasi dimiliki hingga jatuh tempo dan liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. (iv). Penghentian pengakuan g p g y j a. Aset keuangan dihentikan pengakuannya jika: ‐ Hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; atau ‐ Bank telah mentransfer haknya untuk menerima arus kas yang berasal dari aset tersebut atau menanggung liabilitas untuk membayarkan arus kas yang diterima tersebut secara penuh tanpa penundaan berarti kepada pihak ketiga dibawah kesepakatan pelepasan, dan antara (a) Bank telah mentransfer secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset, atau (b) Bank tidak mentransfer maupun tidak memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset, tetapi telah mentransfer kendali atas aset. Ketika Bank telah mentransfer hak untuk menerima arus kas dari aset atau telah memasuki pass‐through arrangement dan tidak mentransfer serta tidak mempertahankan secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset atau tidak mentransfer kendali atas aset, aset diakui sebesar keterlibatan Bank yang berkelanjutan atas aset tersebut. b. Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya jika liabilitas yang ditetapkan dalam kontrak dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluarsa. Jika suatu liabilitas keuangan yang ada digantikan dengan yang lain oleh pemberi pinjaman yang sama pada keadaan yang secara substansial berbeda, atau berdasarkan suatu liabilitas yang ada yang secara substansial telah diubah, maka pertukaran atau modifikasi tersebut diperlakukan sebagai penghentian pengakuan liabilitas awal dan pengakuan liabilitas baru, dan perbedaan nilai tercatat masing‐masing diakui dalam laporan laba rugi. Pinjaman yang diberikan dihapusbukukan ketika tidak terdapat prospek yang realistis mengenai pengembalian pinjaman atau hubungan normal antara Bank dan debitur telah berakhir. Pinjaman yang tidak dapat dilunasi tersebut dihapusbukukan dengan mendebit penyisihan kerugian penurunan nilai.
12
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) d. Aset dan liabilitas keuangan (Lanjutan) (v). Pengakuan pendapatan dan beban a. Aset tersedia untuk dijual serta aset keuangan dan liabilitas keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi, pendapatan dan beban bunga diakui pada laporan laba rugi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. b. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi diakui pada laporan laba rugi. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar atas aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual diakui secara langsung dalam ekuitas, kecuali keuntungan atau kerugian akibat perubahan nilai tukar sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya atau adanya penurunan nilai. Pada saat aset keuangan dihentikan pengakuannya atau dilakukan penurunan nilai, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus diakui pada laporan laba rugi. (vi). Reklasifikasi aset keuangan Bank tidak diperkenankan untuk mereklasifikasi instrumen keuangan dari atau ke kategori instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi selama instrumen keuangan tersebut dimiliki atau diterbitkan. Bank tidak boleh mengklasifikasikan aset keuangan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo, jika dalam tahun berjalan atau dalam kurun waktu 2 (dua) tahun sebelumnya, telah menjual atau mereklasifikasi investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang signifikan sebelum jatuh tempo (lebih dari jumlah investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang signifikan sebelum jatuh tempo (lebih dari jumlah yang tidak signifikan dibandingkan dengan jumlah nilai investasi dimiliki hingga jatuh tempo), kecuali penjualan atau reklasifikasi tersebut dimana: a. dilakukan ketika aset keuangan sudah mendekati jatuh tempo atau tanggal pembelian kembali di mana perubahan suku bunga tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap nilai wajar aset keuangan tersebut; b. terjadi setelah Bank telah memperoleh secara substansial seluruh jumlah pokok aset keuangan tersebut sesuai jadwal pembayaran atau Bank telah memperoleh pelunasan dipercepat; atau c. terkait dengan kejadian tertentu yang berada di luar kendali Bank, tidak berulang, dan tidak dapat diantisipasi secara wajar oleh Bank. (vii). Saling hapus Aset keuangan dan liabilitas keuangan dilakukan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam Laporan Posisi Keuangan jika, dan hanya jika Bank memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan adanya maksud untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan. Pendapatan dan beban disajikan dalam jumlah bersih hanya jika diperkenankan oleh standar akuntansi. (viii). Pengukuran biaya diamortisasi Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan adalah jumlah aset keuangan atau liabilitas keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal dikurangi pembayaran pokok pinjaman, ditambah atau dikurangi amortisasi kumulatif menggunakan metode suku bunga efektif yang dihitung dari selisih antara nilai pengakuan awal dan nilai jatuh temponya, dan dikurangi penurunan nilai.
13
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) d. Aset dan liabilitas keuangan (Lanjutan) (ix). Pengukuran nilai wajar Nilai wajar adalah nilai dimana suatu aset dapat dipertukarkan, atau suatu liabilitas dapat diselesaikan, diantara para pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi yang wajar pada tanggal pengukuran. Nilai pasar dapat diperoleh dari Interdealer Market Association (IDMA) atau harga pasar atau harga yang diberikan oleh broker (quoted price ) dari Bloomberg dan Reuters pada tanggal pengukuran. Jika tersedia, Bank mengukur nilai wajar dari suatu instrumen dengan menggunakan harga kuotasi di pasar aktif untuk instrumen terkait. Suatu pasar dianggap aktif bila harga yang dikuotasikan tersedia sewaktu‐ waktu dari bursa, pedagang efek (dealer ), perantara efek (broker), kelompok industri, badan pengawas (pricing service or regulatory agency), dan merupakan transaksi pasar aktual dan teratur terjadi yang dilakukan secara wajar. Jika pasar untuk instrumen keuangan tidak aktif, Bank menetapkan nilai wajar dengan menggunakan teknik penilaian. Bank menggunakan credit risk spread sendiri untuk menentukan nilai wajar dari liabilitas derivatif dan liabilitas lainnya yang telah ditetapkan menggunakan opsi nilai wajar. Ketika terjadi kenaikan di dalam credit spread , Bank mengakui keuntungan atas liabilitas tersebut sebagai akibat penurunan nilai tercatat liabilitas. Ketika terjadi penurunan di dalam credit spread , entitas mengakui kerugian atas liabilitas tersebut sebagai akibat kenaikan nilai tercatat liabilitas. Bank menggunakan beberapa teknik penilaian yang digunakan secara umum untuk menentukan nilai wajar dari instrumen keuangan dengan tingkat kompleksitas yang rendah, seperti opsi nilai tukar dan swap mata uang. Input yang digunakan dalam teknik penilaian untuk instrumen keuangan di atas adalah data pasar yang diobservasi. Untuk instrumen yang lebih kompleks, Bank menggunakan model penilaian internal, yang pada umumnya berdasarkan teknik dan metode penilaian yang umumnya diakui sebagai standar industri. Model penilaian terutama digunakan untuk menilai kontrak derivatif yang ditransaksikan melalui pasar over‐the‐counter , unlisted debt securities (termasuk surat hutang dengan derivatif melekat) dan instrumen hutang lainnya yang pasarnya tidak aktif. Beberapa input dari model ini tidak berasal dari data yang dapat diobservasi di pasar dan dengan demikian merupakan hasil estimasi berdasarkan asumsi tertentu. Untuk instrumen keuangan yang tidak mempunyai harga pasar, estimasi atas nilai wajar efek‐efek ditetapkan dengan mengacu pada nilai wajar instrumen lain yang substansinya sama atau dihitung berdasarkan arus kas yang diharapkan terhadap aset bersih efek‐efek tersebut. Hasil dari suatu teknik penilaian merupakan sebuah estimasi atau perkiraan dari suatu nilai yang tidak dapat ditentukan dengan pasti, dan teknik penilaian yang digunakan mungkin tidak dapat menggambarkan seluruh faktor yang relevan atas posisi yang dimiliki Bank. Dengan demikian, penilaian disesuaikan dengan faktor tambahan seperti model risk , risiko likuiditas dan risiko kredit counterparty . Berdasarkan kebijakan teknik penilaian nilai wajar, pengendalian dan prosedur yang diterapkan, manajemen berkeyakinan bahwa penyesuaian atas penilaian tersebut di atas diperlukan dan dianggap tepat untuk menyajikan secara wajar nilai dari instrumen keuangan yang diukur berdasarkan nilai wajar dalam Laporan Posisi Keuangan. Data harga dan parameter yang digunakan didalam prosedur pengukuran pada umumnya telah di‐review dan disesuaikan jika diperlukan, khususnya untuk perkembangan atas pasar terkini.
14
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) d. Aset dan liabilitas keuangan (Lanjutan) Pada saat nilai wajar dari unlisted equity instruments tidak dapat ditentukan dengan handal, instrumen tersebut dinilai sebesar biaya perolehan dikurangi dengan penurunan nilai. Nilai wajar atas pinjaman yang diberikan dan piutang, serta liabilitas kepada bank dan nasabah ditentukan menggunakan nilai berdasarkan arus kas kontraktual, dengan mempertimbangkan kualitas kredit, likuiditas dan biaya. Nilai wajar dari liabilitas kontinjensi dan fasilitas kredit yang tidak dapat dibatalkan dibukukan sesuai dengan nilai tercatatnya. Sejak 1 Januari 2010, aset keuangan dan long position diukur dengan menggunakan harga penawaran; liabilitas keuangan dan short position diukur menggunakan harga permintaan. Transaksi dalam mata uang asing Bank menyelenggarakan pembukuannya dalam mata uang Rupiah. Transaksi‐transaksi dalam mata uang selain Rupiah yang terjadi di sepanjang tahun dicatat dengan nilai kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi yang bersangkutan. e. Pertimbangan dan Estimasi Akuntansi yang Signifikan Dalam proses penerapan kebijakan akuntansi Bank, manajemen telah melakukan pertimbangan profesional dan estimasi dalam menentukan jumlah yang diakui dalam laporan keuangan. Beberapa pertimbangan profesional dan estimasi yang signifikan adalah sebagai berikut: Usaha yang berkelanjutan Manajemen Bank telah melakukan penilaian atas kemampuan Bank untuk melanjutkan kelangsungan usahanya dan berkeyakinan bahwa Bank memiliki sumber daya untuk melanjutkan usahanya di masa mendatang. Selain itu, manajemen tidak mengetahui adanya ketidakpastian material yang dapat menimbulkan keraguan yang signifikan terhadap kemampuan Bank untuk melanjutkan kelangsungan usahanya. Oleh karena itu, laporan keuangan telah disusun atas dasar usaha yang berkelanjutan. Nilai wajar atas instrumen keuangan Bila nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan yang tercatat pada laporan posisi keuangan tidak tersedia di pasar aktif, nilainya ditentukan dengan menggunakan berbagai teknik penilaian termasuk penggunaan model matematika. Masukan (input) untuk model ini berasal dari data pasar yang bisa diamati sepanjang data tersebut tersedia. Bila data pasar yang bisa diamati tersebut tidak tersedia, pertimbangan manajemen diperlukan untuk menentukan nilai wajar. Pertimbangan manajemen tersebut mencakup pertimbangan likuiditas dan masukan model seperti volatilitas untuk transaksi derivatif yang berjangka waktu panjang dan tingkat diskonto, tingkat pelunasan dipercepat dan asumsi tingkat gagal bayar. Penurunan nilai pinjaman yang diberikan dan piutang Bank menelaah pinjaman yang diberikan dan piutang yang signifikan secara individual pada setiap tanggal laporan posisi keuangan untuk menilai apakah penurunan nilai harus dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif. Secara khusus, pertimbangan manajemen diperlukan dalam estimasi jumlah dan waktu arus kas di masa mendatang ketika menentukan kerugian penurunan nilai. Dalam estimasi arus kas tersebut, Bank melakukan penilaian atas kondisi keuangan peminjam dan nilai realisasi bersih agunan. Estimasi tersebut didasarkan pada asumsi dari sejumlah faktor dan hasil akhirnya mungkin berbeda, yang mengakibatkan perubahan di masa mendatang atas cadangan penurunan nilai. Bank juga membentuk cadangan kerugian penurunan nilai kolektif atas eksposur kredit yang dimiliki, dimana evaluasi dilakukan terhadap kelompok kredit berdasarkan data kerugian historis.
15
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) e. Pertimbangan dan Estimasi Akuntansi yang Signifikan (Lanjutan) Penurunan nilai aset keuangan tersedia untuk dijual Bank mereview efek hutang yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual pada setiap tanggal laporan posisi keuangan untuk menilai apakah telah terjadi penurunan nilai. Penilaian tersebut memerlukan pertimbangan yang sama seperti yang diterapkan pada penilaian secara individual atas kredit yang diberikan. Aset pajak tangguhan Aset pajak tangguhan diakui atas jumlah pajak penghasilan terpulihkan (recoverable) pada periode mendatang sebagai akibat perbedaan temporer yang boleh dikurangkan. Justifikasi manajemen diperlukan untuk menentukan jumlah aset pajak tangguhan yang dapat diakui, sesuai dengan waktu yang tepat dan tingkat laba fiskal di masa mendatang sejalan dengan strategi rencana perpajakan ke depan. Pensiun Program‐program pensiun ditentukan berdasarkan perhitungan dari aktuaria. Perhitungan aktuaria menggunakan asumsi‐asumsi seperti tingkat diskonto, tingkat pengembalian investasi, tingkat kenaikan gaji, tingkat kematian, tingkat pengunduran diri dan lain‐lain. f.
Giro pada Bank Indonesia dan Bank Lain Sejak 1 Januari 2010, giro pada bank lain dan Bank Indonesia setelah perolehan awal diukur sebesar biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai. Penyisihan kerugian penurunan nilai diukur bila terdapat indikasi penurunan nilai dengan menggunakan metodologi penurunan nilai.
g. Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain merupakan penanaman dana dalam bentuk call money, penempatan dalam fixed term, deposito berjangka dan lain‐lain. Penempatan pada Bank Indonesia dinyatakan sebesar saldo penempatan dikurangi dengan pendapatan bunga yang ditangguhkan. Pada awal transaksi penempatan pada bank lain dinilai berdasarkan nilai wajar ditambah biaya transaksi tambahan langsung, jika ada, dan selanjutnya diukur sebesar biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Penyisihan kerugian penurunan nilai diukur bila terdapat indikasi penurunan nilai dengan menggunakan metodologi penurunan nilai. h. Efek‐efek yang Diperdagangkan Efek‐efek yang diperdagangkan diakui dan diukur sebesar nilai wajar di Laporan Posisi Keuangan pada saat pengakuan awal. Setelah pengakuan awal, keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar efek‐ efek dan biaya transaksi yang terjadi diakui langsung di dalam laporan laba rugi. Laba atau rugi yang direalisasikan pada saat efek‐efek yang diperdagangkan dijual, diakui dalam laporan laba rugi periode berjalan. Efek‐efek yang diperdagangkan tidak direklasifikasi setelah pengakuan awal.
16
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) i.
Investasi Keuangan Investasi keuangan merupakan investasi pada efek‐efek yang dikategorikan sebagai dimiliki hingga jatuh tempo atau tersedia untuk dijual, dan tagihan atas wesel ekspor. Setelah pengakuan awal, investasi keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo ("held‐to‐maturity") dan tagihan atas wesel ekspor diukur sebesar biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Investasi keuangan yang dikategorikan tersedia untuk dijual dinyatakan sebesar nilai wajar. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasikan dari kenaikan atau penurunan nilai wajar, setelah pajak, diakui dan disajikan sebagai komponen pendapatan komprehensif lainnya. Ketika investasi tersebut dihapus, keuntungan dan kerugian kumulatif setelah pajak, yang sebelumnya diakui di pendapatan komprehensif lainnya, diakui dalam laporan laba rugi. Kerugian yang timbul dari penurunan nilai pada investasi tersebut diakui dalam laporan laba rugi dan dikeluarkan dari pendapatan komprehensif lainnya. Premi dan/atau diskonto diamortisasi sebagai pendapatan bunga dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Jika Bank akan menjual atau mengklasifikasikan kembali investasi‐investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo sebelum jatuh tempo (selain dari kondisi‐kondisi spesifik tertentu sebagaimana diungkapkan pada Catatan 2d) melebihi jumlah yang tidak signifikan, seluruh kategori tersebut akan terpengaruh dan harus diklasifikasikan kembali sebagai investasi tersedia untuk dijual. Selanjutnya Bank tidak diperbolehkan untuk mengklasifikasikan aset keuangan sebagai dimiliki hingga jatuh tempo selama dua tahun berikutnya. Penyisihan kerugian penurunan nilai dilakukan bila terdapat indikasi penurunan nilai dengan menggunakan metodologi penurunan nilai sebagaimana diungkapkan dalam Catatan 2m. Efek‐efek yang Tersedia untuk Dijual Efek‐efek tersedia untuk dijual dinyatakan sebesar nilai wajar. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi akibat kenaikan atau penurunan nilai wajar disajikan sebagai komponen ekuitas setelah diperhitungkan dengan amortisasi premi dan diskonto. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi tersebut dikreditkan atau dibebankan pada operasi tahun berjalan pada saat realisasi. Efek‐efek yang Dimiliki Hingga Jatuh Tempo Efek‐efek dimiliki hingga jatuh tempo yang dinyatakan sebesar biaya perolehan yang disesuaikan dengan amortisasi premi atau diskonto.
j.
Instrumen keuangan Derivatif Instrumen keuangan derivatif (termasuk transaksi mata uang asing untuk pendanaan dan perdagangan) diakui sebesar nilai wajar pada laporan posisi keuangan. Nilai wajar ditentukan berdasarkan harga pasar, model penentuan harga atau harga kuotasi instrumen lain yang memiliki karakteristik serupa. Keuntungan atau kerugian dari kontrak derivatif yang tidak ditujukan untuk lindung nilai (atau tidak memenuhi kriteria untuk dapat diklasifikasikan sebagai lindung nilai) diakui pada laporan laba rugi tahun berjalan. Instrumen derivatif melekat dipisahkan dari kontrak utama non‐derivatif dan diperlakukan sebagai instrumen derivatif jika seluruh kriteria berikut terpenuhi: 1. Risiko dan karakteristik ekonomi dari derivatif melekat tidak secara erat berhubungan dengan karakteristik dan risiko kontrak utama. 2. Instrumen terpisah dengan kondisi yang sama dengan instrumen derivatif melekat memenuhi definisi dari derivatif, dan 3. Instrumen hibrid (kombinasi) tidak diukur secara harga wajar dengan perubahan nilai wajar diakui di dalam laporan laba rugi (yaitu derivatif melekat di dalam aset keuangan atau liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melakui laba rugi tidak dipisahkan).
17
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) j.
Instrumen keuangan Derivatif (Lanjutan) Seluruh instrumen derivatif (termasuk transaksi valuta asing untuk tujuan pendanaan dan perdagangan) dicatat dalam Laporan Posisi Keuangan berdasarkan nilai wajarnya. Nilai wajar tersebut ditentukan berdasarkan harga pasar, kurs Reuters pada tanggal pelaporan Laporan Posisi Keuangan, diskonto arus kas, model penentu harga atau harga yang diberikan oleh broker (quoted price ) atas instrumen lainnya yang memiliki karakteristik serupa atau model penentuan harga.
k. Kredit yang diberikan Kredit yang diberikan ke nasabah diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai. Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan memperhitungkan adanya diskonto atau premi yang timbul pada saat akuisisi serta biaya/fee transaksi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan suku bunga efektif. Amortisasi tersebut diakui pada laporan laba rugi. Penyisihan kerugian atas penurunan nilai dilakukan bila terdapat indikasi penurunan nilai dengan menggunakan metodologi penurunan nilai sebagaimana diungkapkan dalam Catatan 2m. Kredit sindikasi, kredit dalam rangka pembiayaan bersama dan penerusan kredit (channelling ) dinyatakan sebesar pokok kredit sesuai dengan porsi risiko yang ditanggung oleh Bank. l.
Tagihan dan Liabilitas Akseptasi Dalam kegiatan bisnis normal, Bank memberikan jaminan keuangan, seperti letters of credit , bank garansi, dan akseptasi. Tagihan akseptasi diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif, dikurangi oleh penyisihan penurunan nilai. Liabilitas akseptasi diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan suku bunga efektif. Penyisihan kerugian penurunan nilai dilakukan bila terdapat indikasi penurunan nilai dengan menggunakan metodologi penurunan nilai sebagaimana diungkapkan dalam Catatan 2m.
m. Penurunan Nilai Aset Keuangan dan Non‐Keuangan Penurunan Nilai Aset Keuangan Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, Bank mengevaluasi apakah terdapat bukti yang objektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi jika, dan hanya jika, terdapat bukti yang objektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang menyebabkan penurunan nilai), yang berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara andal. Bukti penurunan nilai meliputi indikasi kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam, wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga, kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya dan data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi arus kas masa datang, misalnya perubahan tunggakan atau kondisi ekonomi yang berkorelasi dengan wanprestasi atas aset dalam kelompok tersebut. Jika terdapat bukti obyektif bahwa penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dan nilai sekarang dari estimasi arus kas masa depan (tidak termasuk kerugian kredit di masa datang yang diharapkan tapi belum terjadi).
18
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) m. Penurunan Nilai Aset Keuangan dan Non‐Keuangan (Lanjutan) Penurunan Nilai Aset Non‐Keuangan Suatu aset mengalami penurunan nilai jika nilai tercatat aset lebih besar daripada nilai yang dapat dipulihkan. Nilai tercatat dari aset non‐keuangan, kecuali aset pajak tangguhan, ditelaah setiap periode, untuk menentukan apakah terdapat indikasi penurunan nilai. Jika terdapat indikasi penurunan nilai, maka Bank akan melakukan estimasi jumlah nilai yang dapat dipulihkan. Aset non‐keuangan adalah aset bank selain aset keuangan yang memiliki potensi kerugian, dan antara lain dalam bentuk agunan yang diambil alih, properti terbengkalai, rekening antar kantor dan suspense accounts . Penggolongan kualitas untuk aset non‐keuangan yang berupa rekening antar kantor dan suspense accounts adalah sebagai berikut: Klasifikasi Persentase Penyisihan Kerugian 1% Lancar* 5% Dalam Perhatian Khusus 15% Kurang Lancar 50% Diragukan 100% Macet *) di luar Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Fasilitas Simpanan Bank Indonesia, obligasi Pemerintah Republik Indonesia, dan aset produktif yang dijamin dengan agunan tunai, di luar Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Fasilitas Simpanan Bank Indonesia, obligasi Pemerintah Republik Indonesia, dan aset produktif yang dijamin dengan agunan tunai.
Penyisihan kerugian untuk agunan yang diambil alih dan properti terbengkalai dikelompokkan dalam 4 (empat) kategori dengan besarnya minimum persentase sebagai berikut: Persentase Penyisihan Kerugian Klasifikasi 0% Lancar L 15% Kurang Lancar 50% Diragukan 100% Macet Penyisihan kerugian untuk komitmen dan kontinjensi yang dibentuk disajikan sebagai liabilitas pada Laporan Posisi Keuangan dalam akun “Estimasi Kerugian Komitmen dan Kontinjensi”. Berdasarkan Surat Bank Indonesia No.13/658/DPNP/IDPnP tanggal 23 Desember 2011, Bank tidak diwajibkan lagi untuk membentuk penyisihan kerugian atas aset non‐produktif dan estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi. Namun, Bank tetap harus menghitung cadangan kerugian penurunan nilai mengacu pada standar akuntansi yang berlaku. Bank telah melakukan beberapa penyesuaian dengan menjurnal balik penyisihan kerugian untuk aset non‐ n. Aset Tetap Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai, jika ada. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan. Selanjutnya, pada saat inspeksi yang signifikan dilakukan, biaya inspeksi itu diakui ke dalam jumlah tercatat (carrying amount) aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi kriteria pengakuan. Semua biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui dalam laporan laba rugi pada saat terjadinya. Tahun Bangunan dan perbaikan bangunan 5 ‐ 20 Kendaraan bermotor 5 Perabotan kantor 5 Peralatan kantor 5 Piranti keras komputer 5
19
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) n. Aset Tetap (Lanjutan) Aset tetap dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing‐masing aset tetap yang bersangkutan pada saat aset tetap tersebut selesai dikerjakan dan siap digunakan. Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset) dimasukkan dalam laporan laba rugi pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya. Nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan ditelaah, dan jika sesuai dengan keadaan, disesuaikan secara prospektif pada setiap akhir periode. o. Aset Tidak Berwujud Aset tidak berwujud terdiri dari perangkat lunak. Aset tidak berwujud diakui jika, dan hanya jika, biaya perolehan aset tersebut dapat diukur secara andal dan kemungkinan besar Bank akan memperoleh manfaat ekonomis masa depan dari aset tersebut. Perangkat lunak yang bukan merupakan bagian integral dari perangkat keras yang terkait dicatat sebagai aset tidak berwujud dan dinyatakan sebesar nilai tercatat, yaitu sebesar harga perolehan dikurangi dengan akumulasi amortisasi. Biaya perolehan perangkat lunak terdiri dari seluruh pengeluaran yang dapat dikaitkan langsung dalam persiapan perangkat lunak tersebut sehingga siap digunakan sesuai dengan tujuannya. Pengeluaran setelah perolehan perangkat lunak dapat ditambahkan pada biaya perolehan perangkat lunak atau dikapitalisasi sebagai perangkat lunak hanya jika pengeluaran tersebut menambah manfaat ekonomis masa depan dari perangkat lunak yang bersangkutan sehingga menjadi lebih besar dari standar kinerja yang diperkirakan semula. Pengeluaran yang tidak menambah manfaat ekonomis masa depan dari perangkat lunak diakui sebagai beban pada saat terjadinya. Perangkat lunak diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama estimasi umur manfaatnya, yaitu 5 (lima) tahun. Amortisasi perangkat lunak diakui dalam laporan laba rugi, sejak tanggal perangkat lunak tersebut tersedia untuk dipakai sampai berakhirnya masa manfaat dari perangkat lunak tersebut. p.
Sewa Bank telah menerapkan PSAK No. 30 (Revisi 2007). “Sewa” yang menggantikan PSAK No. 30 (1990), “Akuntansi Sewa Guna Usaha”. Berdasarkan PSAK yang telah direvisi, sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Jika tidak demikian, maka sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Sebagai sewa operasi, pembayaran dari sewa operasi diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi selama masa sewa dengan menggunakan metode garis lurus.
q. Agunan yang Diambil Alih Agunan yang diambil alih sehubungan dengan penyelesaian kredit yang diberikan dicatat berdasarkan nilai bersih yang dapat direalisasi, yaitu nilai wajar agunan setelah dikurangi estimasi biaya pelepasan. Selisih lebih antara saldo kredit yang tidak dapat ditagih dengan nilai agunan yang diambil alih tersebut dibebankan pada penyisihan kerugian kredit. Biaya‐biaya pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada usaha pada saat terjadinya. Laba atau rugi yang diperoleh atau berasal dari penjualan agunan yang diambil alih disajikan sebagai bagian dari “Pendapatan (Beban) Non‐Operasional ‐ Lain‐lain ‐ Bersih” dalam laporan laba rugi tahun berjalan.
20
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) r.
Biaya Emisi Saham Biaya emisi saham disajikan sebagai pengurang dari tambahan modal disetor dan tidak diamortisasi.
s. Simpanan dan Simpanan dari Bank Lain Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh nasabah (di luar bank lain) kepada Bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana. Simpanan terdiri dari giro, tabungan dan deposito berjangka. Simpanan nasabah diklasifikasikan sebagai Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif. Biaya tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan simpanan nasabah dikurangkan dari jumlah simpanan yang diterima. Simpanan dari bank lain terdiri dari liabilitas terhadap bank lain, baik lokal maupun luar negeri, dalam bentuk giro, tabungan, interbank call money dengan periode jatuh tempo menurut perjanjian kurang dari atau sama dengan 90 hari, deposito berjangka dan sertifikat deposito. Simpanan dari bank lain diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan lain yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Biaya tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan simpanan dari bank lain dikurangkan dari jumlah simpanan yang diterima. t.
Pengakuan Pendapatan dan Beban Bunga Secara prospektif, untuk instrumen keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi, aset dan liabilitas keuangan yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual, pendapatan maupun beban bunganya diakui dengan menggunakan metode suku bunga efektif, yaitu suku bunga yang akan mendiskonto secara tepat estimasi k d k b f k if i k b k di k i i pembayaran atau penerimaan kas di masa datang sepanjang perkiraan umur instrumen keuangan tersebut atau, jika lebih tepat untuk masa yang lebih singkat, sebagai nilai tercatat bersih dari aset atau liabilitas keuangan tersebut. Perhitungan dilakukan dengan mempertimbangkan seluruh syarat dan ketentuan kontraktual instrumen keuangan termasuk fee /biaya tambahan yang terkait secara langsung dengan instrumen tersebut yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari suku bunga efektif. Nilai tercatat aset atau liabilitas keuangan disesuaikan jika Bank merevisi estimasi pembayaran maupun penerimaan. Nilai tercatat yang disesuaikan tersebut dihitung dengan menggunakan suku bunga efektif awal dan perubahan nilai tercatat dicatat di laporan laba rugi. Tetapi untuk aset keuangan yang telah direklasifikasi, dimana pada tahun berikutnya Bank meningkatkan estimasi penerimaan kas sebagai hasil dari peningkatan pengembalian penerimaan kas, dampak peningkatan pemulihan tersebut diakui sebagai penyesuaian suku bunga efektif sejak tanggal perubahan estimasi. Pada saat nilai tercatat aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang serupa telah diturunkan akibat adanya kerugian penurunan nilai, pendapatan bunga tetap diakui dengan menggunakan tingkat suku bunga yang digunakan untuk mendiskontokan arus kas masa mendatang dalam pengukuran kerugian penurunan nilai.
u. Pengakuan Pendapatan dan Beban Provisi dan Komisi Pendapatan dan beban provisi dan komisi yang jumlahnya material yang berkaitan langsung dengan kegiatan pemberian aset keuangan diakui sebagai bagian/(pengurang) dari biaya perolehan aset keuangan yang bersangkutan dan akan diakui sebagai pendapatan dengan cara diamortisasi berdasarkan metode suku bunga efektif sepanjang perkiraan umur aset atau liabilitas keuangan.
21
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) u. Pengakuan Pendapatan dan Beban Provisi dan Komisi (Lanjutan) Saldo beban yang ditangguhkan dan pendapatan komisi atas kredit yang diberikan yang diakhiri atau diselesaikan sebelum jatuh tempo diakui sebagai pendapatan pada saat penyelesaiannya. Provisi dan komisi yang tidak berkaitan dengan kredit yang diberikan dan pinjaman diterima atau jangka waktu kredit yang diberikan dan pinjaman diterima atau tidak material, diakui sebagai pendapatan atau beban pada saat terjadinya transaksi. v. Pajak Penghasilan Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak tahun mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas. Pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal Laporan Posisi Keuangan. Perubahan nilai tercatat aset dan liabilitas pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan pada tahun berjalan, kecuali untuk transaksi‐transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas. Perubahan atas liabilitas perpajakan dicatat ketika ketetapan pajak diterima atau jika keberatan diajukan oleh Bank, ketika hasil dari keberatan tersebut telah ditentukan. w. Imbalan Pasca Kerja Bank menyelenggarakan program dana pensiun iuran pasti untuk seluruh karyawan tetap yang memenuhi persyaratan. Iuran untuk program ini dihitung berdasarkan gaji kotor karyawan, sebesar 2% yang ditanggung oleh karyawan dan berkisar antara 5% sampai 10% ditanggung oleh Bank. Program tersebut dikelola oleh DPLK Manulife Indonesia. Bagian iuran yang ditanggung oleh Bank dibebankan langsung pada operasi pada saat terjadinya. Bank memiliki kebijakan untuk menghitung dan mengakui selisih antara imbalan yang akan diterima karyawan berdasarkan Undang‐undang Ketenagakerjaan yang berlaku dengan manfaat yang diperoleh dari program dana pensiun iuran pasti di atas. Sehubungan dengan kebijakan Bank dan sejalan dengan Undang‐undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 (UU Tenaga Kerja) tanggal 25 Maret 2003 dan PSAK No. 24 (Revised 2004), “Imbalan Kerja”, Bank melakukan penyisihan untuk taksiran kewajiban manfaat karyawan sebesar kekurangan manfaat yang diperoleh dari program dana pensiun iuran pasti, sebagaimana telah dijelaskan di atas, agar memenuhi manfaat minimum yang dipersyaratkan untuk dibayarkan kepada karyawan sesuai dengan UU Tenaga kerja tersebut. Perhitungan imbalan pasca kerja dilakukan dengan Metode Projected Unit Credit . Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10% dari nilai kini libilitas imbalan pasti diakui dengan metode garis lurus selama rata‐rata sisa masa kerja yang diperkirakan dari para pekerja partisipan program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested , dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata‐rata sampai imbalan tersebut menjadi vested . x. Laba per Saham Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata‐rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan.
22
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) y. Instrumen keuangan majemuk Instrumen keuangan majemuk yang diterbitkan oleh Bank, terdiri dari obligasi yang wajib dikonversi ke modal saham, dan besarnya jumlah saham yang akan diterbitkan tidak akan berubah sesuai dengan perubahan nilai wajarnya. Pengakuan awal komponen liabilitas dari instrumen liabilitas majemuk menggunakan nilai wajar dari liabilitas sejenis yang tidak mempunyai opsi konversi ke ekuitas. Pengakuan awal komponen ekuitas diakui dari selisih antara nilai wajar keseluruhan dari instrumen keuangan majemuk dengan nilai wajar komponen liabilitas. Biaya transaksi yang terkait dialokasikan secara proporsional ke masing‐masing komponen liabilitas dan komponen ekuitas. Setelah pengakuan awal, komponen liabilitas dari instrumen keuangan majemuk diukur berdasarkan biaya amortisasi dengan metode suku bunga efektif. Komponen ekuitas dari instrumen keuangan majemuk tidak diukur kembali setelah pengakuan awal. z. Informasi Segmen Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Bank melaporkan informasi segmen berdasarkan segmen operasi dan area geografis sesuai pelaporan internal bank. Segmen operasi adalah komponen Bank yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban, yang hasil operasinya dikaji ulang secara regular oleh pengambil keputusan operasional untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya g y g p p g p g p serta tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan. Segmen operasi terbagi dalam kelompok bisnis perbankan, konsumen, treasury, dan lain‐lain. aa. Perubahan kebijakan akuntansi dan pengungkapannya Bank telah menerapkan standar akuntansi berikut pada tanggal 1 Januari 2011 yang dianggap relevan dengan Bank: i. PSAK No. 1 (Revisi 2009),” Penyajian Laporan Keuangan”. ii. PSAK No. 2 (Revisi 2009), ” Penyajian Laporan Keuangan”. iii. PSAK No. 5 (Revisi 2009), “Segmen Operasi”. iv. PSAK No. 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak‐Pihak Berelasi”. v. PSAK No. 8 (Revisi 2010), “Peristiwa Setelah Periode Pelaporan”. vi. PSAK No. 19 (Revisi 2010), “Aset Tak Berwujud”. vii. PSAK No. 23 (Revisi 2010), “Pendapatan”. viii. PSAK No. 25 (Revisi 2009), “Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan”. ix. PSAK No. 48 (Revisi 2009), “Penurunan Nilai Aset”. x PSAK No. 57 (Revisi 2009), “Provisi, Liabilitas Kontijensi dan Aset Kontijensi”. Penerapan standar akuntansi tersebut tidak menimbulkan dampak yang signifikan, kecuali untuk: 1. Penyajian Laporan Keuangan PSAK No. 1 (Revisi 2009) mengatur penyajian laporan keuangan, yaitu antara lain, tujuan pelaporan, komponen laporan keuangan, penyajian secara wajar, materialitas dan agregasi, saling hapus, perbedaan antara aset lancar dan tidak lancar dan liabilitas jangka pendek dan jangka panjang, informasi komparatif, konsistensi penyajian dan memperkenalkan pengungkapan baru, antara lain, sumber estimasi ketidakpastian dan pertimbangan, pengelolaan permodalan, pendapatan komprehensif lainnya, penyimpangan dari standar akuntansi keuangan, dan pernyataan kepatuhan.
23
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) aa. Perubahan kebijakan akuntansi dan pengungkapannya (Lanjutan) Perubahan signifikan yang ditimbulkan standar akuntansi tersebut terhadap Bank adalah sebagai berikut: Informasi komparatif telah disajikan kembali untuk menyesuaikan dengan standar tersebut. Perubahan ini tidak berdampak pada laba per saham Bank karena hanya merupakan perubahan pada penyajian laporan keuangan saja. 2. Penyajian Segmen Operasi PSAK No. 5 (Revisi 2009), “Segmen Operasi” mengatur pengungkapan yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis yang mana entitas terlibat dan lingkungan ekonomi dimana entitas beroperasi. Segmen adalah bagian khusus dari perusahaan yang terlibat baik dalam menyediakan produk dan jasa (segmen usaha), maupun dalam menyediakan produk dan jasa dalam lingkungan ekonomi tertentu (segmen geografis), yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dari segmen lainnya. Informasi komparatif telah disajikan kembali untuk menyesuaikan dengan PSAK No. 5 (Revisi 2009). Tidak ada dampak terhadap posisi ekuitas dan laba per saham Bank. ab.
Pinjaman yang diterima Pinjaman yang diterima adalah seluruh pinjaman maupun libilitas dalam rupiah dan valuta asing yang diterima bank dari bank lain dan pihak ke tiga bukan bank. Termasuk pula dalam pengertian ini adalah pinjaman yang diterima bank daam rangka penerusan kredit tetapi belum disalurkan kepada nasabah dan rekening giro pada bank lain yang bersaldo negatif dapat dilaporkan dalam pinjaman yang diterima
24
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
KAS Saldo Kas terdiri atas : Berdasarkan Mata Uang Mata Uang Rupiah Kas Besar Kas Kecil Kas Dalam Proses Kas ATM Jumlah Mata Uang Asing Kas Besar Total KAS
4.
30‐Sep‐12
31‐Dec‐11
48,137 174 18,142 3,318 69,771
42,467 172 13,486 7,223 63,349
2,658 72,429
1,373 64,722
GIRO PADA BANK INDONESIA 30‐Sep‐12 Jenis Mata Uang Rupiah Mata Uang Asing (USD)
31‐Dec‐11
Jumlah
Persentase
Jumlah
Persentase
388,441 52,635 441,076
88% 12% 100%
408,824 68,913 477,737
86% 14% 100%
Pada tanggal 4 Oktober 2010, BI mengeluarkan Peraturan No. 12/19/PBI/2010, yang menggantikan Peraturan No. 10/25/PBI/2008 yang dikeluarkan pada tanggal 23 Oktober 2008 dan peraturan‐peraturan lainnya yang tersebut di atas. Berdasarkan peraturan tersebut, GWM dalam Rupiah terdiri dari GWM Primer, GWM Sekunder dan GWM LDR. GWM Primer dalam Rupiah ditetapkan sebesar 8% dari DPK dalam Rupiah dan GWM Sekunder dalam Rupiah GWM Primer dalam Rupiah ditetapkan sebesar 8% dari DPK dalam Rupiah dan GWM Sekunder dalam Rupiah ditetapkan sebesar 2,5% dari DPK dalam Rupiah. GWM LDR dalam Rupiah sebesar perhitungan antara parameter disinsentif bawah atau parameter disinsentif atas dengan selisih antara LDR Bank dan LDR target dengan memperhatikan selisih antara Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) Bank dan KPMM Insentif. Pada tahun 2011, BI menerbitkan PBI No.13/10/PBI/2011 tanggal 9 Februari 2011 tentang Perubahan atas PBI No. 12/19/PBI/2010 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan Valuta Asing. Berdasarkan peraturan tersebut, GWM dalam Rupiah terdiri dari GWM primer, GWM sekunder, dan GWM Loan to Deposit Ratio (LDR). GWM primer dalam Rupiah ditetapkan sebesar 8% dari dana pihak ketiga dalam Rupiah dan GWM sekunder dalam rupiah ditetapkan sebesar 2,5% dari dana pihak ketiga dalam Rupiah. GWM LDR dalam Rupiah ditetapkan sebesar perhitungan antara parameter disinsentif bawah atau parameter disinsentif atas dengan selisih antara LDR Bank dan LDR target dengan memperhatikan selisih antara Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) Bank dan KPMM Insentif. GWM dalam mata uang asing ditetapkan sebesar 8% dari dana pihak ketiga dalam mata uang asing. Pemenuhan GWM dalam mata uang asing ini diterapkan secara bertahap, yaitu sejak tanggal 1 Maret 2011 sampai dengan tanggal 31 Mei 2011, GWM dalam mata uang asing ditetapkan sebesar 5% dari dana pihak ketiga dalam mata uang asing dan sejak 1 Juni 2011, GWM dalam mata uang asing ditetapkan sebesar 8% dari dana pihak ketiga dalam mata uang asing. Pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011, Bank telah memenuhi GWM sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia.
25
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain) 5.
GIRO PADA BANK LAIN Akun ini terdiri dari : Berdasarkan Mata Uang Rupiah: PT Bank Negara Indonesia Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank Tabungan Negara PT Bank Permata Tbk Standard Chartered Bank USD: Citibank, N.A Standard Chartered Bank, New York Wells Fargo Bank N.A PT Bank Central Asia Tbk Standard Chartered Bank, Jakarta Deutsche Bank, Frankfrut Morgan Chase Bank N.A. PT Bank Mandiri Tbk JPY: Sumitomo Mitsui Banking Corporation, Tokyo Wells Fargo Bank N.A SGD: United Overseas Bank Singapore HKD: , g g Standard Chartered Bank, Hongkong BCA Finance Ltd. Hongkong EUR: Deutsche Bank, Frankfrurt Amex Bank, Frankfrut Standard Chartered Bank, Frankfrut Wells Fargo Bank N.A AUD : Commonwealth Bank, Sydney
Jumlah Giro Pada Bank Lain Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Jumlah ‐ Bersih
30‐Sep‐12
31‐Dec‐11
350 2,793 39 17 27 3,227
347 1,982 39 ‐ 27 2,395
‐ 86,990 42,470 6,072 1 1,479 ‐ 8,362
2,107 13,168 31,966 29,562 ‐ 2,902 2,162 ‐
56 2,765
219 383
12,844
25,071
, 7,370 38
, 4,551 152
1,346 1,921 ‐ 466
1,031 3,554 ‐ 418
2,413 174,595
1,815 119,059
177,822 ‐ 177,822
121,454 ‐ 121,454
30‐Sep‐12
31‐Dec‐11
3.43% 0.05% 0.02%
3.46% 0.08% 0.01%
Tingkat suku bunga rata‐rata per tahun
Rupiah Dolar Amerika Serikat Mata Uang Asing Lainnya
Seluruh giro pada bank lain pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 dikelompokkan sebagai lancar.
26
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain) 6.
PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain berdasarkan jenis penempatan adalah sebagai berikut: 30‐Sep‐12 31‐Dec‐11 Rupiah Bank Indonesia 102,000 465,000 Nilai Nominal ‐ (58) Dikurangi bunga yang belum diamortisasi ‐ 22,163 Bank Perkreditan Rakyat Interbank Call Money 20,000 The Chase Manhattan Bank 25,000 Bank Victoria International 20,000 100,000 Bank NISP 19,140 20,000 The Bank Of Tokyo Mitshubishi ‐ 30,000 BPD Jawa Barat & Banten 2,617 ‐ Lainnya 188,757 637,105 Jumlah Valuta Asing ‐ 9,067 Bank DBS Indonesia ‐ 36,270 Bank Panin ‐ 45,338 Bank Permata ‐ 45,338 188,757
Jumlah Bersih
682,442
Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank lain berdasarkan sisa umur jatuh tempo pada tanggal 1 Oktober 2012 dan 31 Desember 2011 dikelompokkan pada ”kurang dari atau sampai dengan 1 bulan”. Penempatan pada bank lain pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 ditempatkan pada pihak ketiga dan dikelompokkan sebagai lancar.
7.
EFEK‐EFEK YANG DIPERDAGANGKAN a. Berdasarkan Jenis Mata uang Rupiah Diperdagangkan Obligasi Pemerintah Indonesia Mata Uang Asing
27
30‐Sep‐12
31‐Dec‐11
53,182 ‐ 53,182
9,924 18,443 28,367
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain) 8.
INVESTASI KEUANGAN Efek Efek a. Berdasarkan Jenis Mata Uang Rupiah Tersedia Untuk Dijual Obligasi Pemerintah Indonesia Obligasi Lainnya Kenaikan (penurunan) nilai yang belum direalisasi Jumlah Tersedia Untuk Dijual Jumlah efek‐efek dalam Rupiah Valuta Asing Dimiliki hingga jatuh tempo Wesel ekspor Jumlah Dimiliki hingga jatuh tempo Tersedia untuk Dijual Obligasi Pemerintah Indonesia Kenaikan (Penurunan ) nilai Jumlah Tersedia untuk Dijual Jumlah efek‐efek dalam Valuta Asing Jumlah Efek‐efek Penyisihan Kerugian Efek efek ‐ Bersih Efek‐efek Bersih
30‐Sep‐12
31‐Dec‐11
356,688 110,898
388,950 75,000
‐ 467,586
5,754 469,704
467,586
469,704
25,861 25,861
13,803 13,803
‐ ‐ ‐
67,231 816 68,047
25,861
81,850
493,447 (2,020) , 491,427
551,554 (1,644) , 549,910
b. Tingkat bunga dan jangka waktu : 30‐Sep‐12
31‐Dec‐11
Rupiah Obligasi
7.16%
9.10%
Mata uang asing Wesel
4.87%
4.42%
36 ‐ 254 bulan 14 ‐ 180 Hari
15 ‐ 332 bulan 20 ‐ 158 Hari
Jangka Waktu Obligasi Wesel
Manajemen berpendapat bahwa jumlah penyisihan penurunan nilai untuk Surat Berharga pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 telah memadai.
c. Nilai wajar efek‐efek yang dimiliki hingga jatuh tempo adalah sebagai berikut:
Mata uang asing Wesel Ekspor Jumlah
28
30‐Sep‐12
31‐Dec‐11
25,861 25,861
13,803 13,803
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
8. INVESTASI KEUANGAN (Lanjutan)
d. Biaya perolehan setelah amortisasi dari efek‐efek yang dimiliki hingga jatuh tempo berdasarkan sisa umur jatuh tempo perjanjian adalah sebagai berikut:
Mata uang asing Kurang dari 1 bulan 1 sampai 12 bulan Jumlah Cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah
30‐Sep‐12
31‐Dec‐11
25,861 ‐ 25,861 (2,020) 23,841
13,803 ‐ 13,803 (1,644) 12,159
Efek‐efek pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 dikelompokkan sebagai lancar kecuali untuk sebagian wesel ekspor yang diperoleh pada akhir tahun 2008 dan awal tahun 2009 yang dikelompokan sebagai macet dan seluruhnya diterbitkan oleh pihak ketiga. 9.
TAGIHAN DAN LIABILITAS DERIVATIF Bank melakukan transaksi derivatif dalam bentuk pembelian dan penjualan berjangka valuta asing (forward) dan swap untuk tujuan trading. Risiko pasar dari transaksi derivatif timbul dari potensi perubahan nilai akibat fluktuasi kurs mata uang asing, sedangkan risiko kredit timbul dalam hal pihak lain tidak dapat memenuhi liabilitasnya kepada Bank. Rincian tagihan dan liabilitas derivatif pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut:
30‐Sep‐12 Tagihan dan Liabilitas Derivatif Tagihan Liabilitas Forward Spot Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
31‐Dec‐11 Tagihan dan Liabilitas Derivatif Tagihan Liabilitas
242 297
164 254
254 482
268 320
‐ 539
‐ 418
‐ 736
‐ 588
Tagihan derivatif pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 merupakan transaksi pada pihak ketiga dan dikelompokkan sebagai lancar.
29
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain) 10. KREDIT YANG DIBERIKAN a. Kredit yang diberikan menurut jenisnya adalah sebagai berikut : 30‐Sep‐12 Hubungan Berelasi Pihak ketiga Rupiah Konsumsi Modal Kerja Investasi Pinjaman Sindikasi Pinjaman Karyawan Jumlah Valuta Asing Konsumsi Modal Kerja Investasi Jumlah Jumlah Kredit Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Kredit Bersih
31‐Dec‐11 Hubungan Berelasi Pihak ketiga
Jumlah
Jumlah
171 ‐ ‐ ‐ 94 265
1,729,822 1,719,730 724,061 36,313 26,462 4,236,387
1,729,993 1,719,730 724,061 36,313 26,556 4,236,653
203 ‐ ‐ ‐ 47 250
2,331,658 1,506,372 630,298 69,215 21,341 4,558,884
2,331,861 1,506,372 630,298 69,215 21,388 4,559,134
‐ ‐ ‐ ‐
‐ 449,463 69,278 518,741
‐ 449,463 69,278 518,741
‐ ‐ ‐ ‐
‐ 454,688 91,576 546,264
‐ 454,688 91,576 546,264
265
4,755,128
4,755,394
250
5,105,148
5,105,398
(113,275) 4,642,119
(161,284) 4,944,114
Manajemen berpendapat bahwa jumlah penyisihan penurunan nilai untuk kredit yang diberikan pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 telah memadai. b. Kredit yang diberikan berdasarkan sektor ekonomi adalah sebagai berikut : 30 Sep 12 31 Dec 11 30‐Sep‐12 31‐Dec‐11 61,186 728,066 555,487 3,410,654 4,755,394 (113,275) 4,642,119
Jasa Perindustrian Perdagangan Lain‐lain Jumlah Kredit Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Jumlah Kredit ‐ Bersih
1,200,036 792,032 654,297 2,459,033 5,105,398 (161,284) 4,944,114
c. Kredit yang diberikan berdasarkan jangka waktu adalah sebagai berikut : 1. Berdasarkan periode perjanjian kredit:
Kurang dari 1 bulan 1 ‐ 3 bulan 3 ‐ 12 bulan 1 ‐ 5 Tahun Lebih dari 5 Tahun Jumlah Kredit Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Kredit Bersih
Rupiah
30‐Sep‐12 Valas
Jumlah
Rupiah
31‐Dec‐11 Valas
Jumlah
200 76,663 136,769 2,128,338 1,894,683 4,236,653
‐ 221 42,535 444,819 31,166 518,741
200 76,884 179,304 2,573,157 1,925,848 4,755,394
3,884 2,987 150,910 2,345,172 2,056,181 4,559,134
‐ ‐ 82,773 427,448 36,043 546,264
3,884 2,987 233,683 2,772,620 2,092,224 5,105,398
(113,275) 4,642,119
30
(161,284) 4,944,114
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain) 10. KREDIT YANG DIBERIKAN (Lanjutan) 2. Berdasarkan sisa umur jatuh tempo:
Kurang dari 1 bulan 1 ‐ 3 bulan 3 ‐ 12 bulan
1 ‐ 5 Tahun Lebih dari 5 Tahun
Jumlah Kredit Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Kredit Bersih
Rupiah
30‐Sep‐12 Valas
Jumlah
Rupiah
31‐Dec‐11 Valas
Jumlah
87,899 219,383 781,200 1,912,893 1,235,277 4,236,653
114,274 131,054 133,804 118,494 21,115 518,741
202,173 350,437 915,004 2,031,388 1,256,392 4,755,394
244,518 114,567 692,260 2,267,927 1,239,862 4,559,134
146,724 22,371 215,949 140,676 20,544 546,264
391,242 136,938 908,209 2,408,603 1,260,406 5,105,398
(113,275) 4,642,119
(161,284) 4,944,114
d. Tingkat bunga rata‐rata per tahun 30‐Sep‐12 31‐Dec‐11 Rupiah 17.59% 16.38% Investasi 18.01% 18.71% Modal Kerja 13.78% 14.67% Konsumsi 12.25% 12.25% Pembiayaan Bersama Dolar Amerika 7.53% 7.50% Investasi 6.03% 5.93% Modal Kerja Dolar Singapore 5.50% 5.50% Investasi 5.75% 5.54% Modal Kerja e. Kredit sindikasi merupakan kredit yang diberikan kepada nasabah berdasarkan perjanjian kredit sindikasi dengan bank‐bank lain. Pada tahun 30 September 2012 dan 31 Desember 2011, Bank tidak berpartisipasi dalam kredit sindikasi dimana Bank bertindak sebagai lead manager. f. Kredit yang diberikan kepada karyawan Bank termasuk kredit kepada karyawan kunci (pihak berelasi) merupakan kredit untuk membeli rumah, kendaraan dan keperluan lainnya dengan jangka waktu 1 (satu) sampai 10 (sepuluh) tahun dan dibayar kembali melalui pemotongan gaji setiap bulan. g. Kredit kepada pihak berelasi kecuali kredit yang diberikan kepada karyawan diberikan dengan persyaratan dan kondisi yang sama dengan kredit yang diberikan kepada pihak ketiga. h. Berikut ini adalah saldo kredit pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 berdasarkan klasifikasi kolektibilitas:
Lancar Dalam Perhatian Khusus Kurang Lancar Diragukan Macet
Rupiah
30‐Sep‐12 Valas
Jumlah
Rupiah
31‐Dec‐11 Valas
Jumlah
3,685,234 312,766 18,057 29,896 190,700 4,236,653
495,613 15,551 ‐ ‐ 7,577 518,741
4,180,847 328,317 18,057 29,896 198,277 4,755,394
4,003,261 244,023 16,999 19,879 274,973 4,559,135
538,948 ‐ ‐ ‐ 7,315 546,263
4,542,209 244,023 16,999 19,879 282,288 5,105,398
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Kredit ‐ Bersih
(113,275) 4,642,119
31
(161,284) 4,944,114
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain) 10. KREDIT YANG DIBERIKAN (Lanjutan) i. j.
Dalam laporan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) kepada Bank Indonesia pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 tidak terdapat kredit yang tidak memenuhi ketentuan BMPK. Rincian kredit bermasalah dengan kualitas "kurang lancar", "diragukan" dan "macet" menurut sektor ekonomi adalah sebagai berikut : 30‐Sep‐12 31‐Dec‐11 2,323 81,819 27,364 134,722 246,229 (95,361) 150,868
Jasa Perdagangan Perindustrian Lain‐lain Jumlah Kredit Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Jumlah Kredit ‐ Bersih
2,286 125,058 52,089 139,738 319,171 (147,610) 171,561
k. Fasilitas kredit sindikasi kepada PT Perkebunan Nusantara I (PTPN I) sebesar Rp 42.680.000 ribu pada tanggal 31 Desember 2005 telah direstrukturisasi berdasarkan perjanjian restrukturisasi No. 46/Dir.01/IX/2005 tanggal 23 September 2005 antara PTPN I dengan agen pemimpin sindikasi (Bank Agen). Berdasarkan PBI No. 7/45/PBI/2005 tanggal 11 November 2005 tentang “Perlakuan Khusus Terhadap Kredit Bank Umum Pasca bencana Nasional di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Kabupaten Nias dan Kabupaten Nias Selatan, Propinsi Sumatera Utara”, fasilitas kredit yang diberikan kepada debitur pada lokasi tersebut setelah dilakukan restrukturisasi diklasifikasikan dalam kategori “Lancar” hingga bulan Januari 2008. Berdasarkan PBI ini fasilitas kredit kepada PTPN I yang usahanya berlokasi di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam setelah dilakukan restrukturisasi diklasifikasikan dalam kategori lancar oleh Bank pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005. Pada tahun 2007, dilakukan restrukturisasi untuk kedua kalinya bagi PTPN I yang dilakukan dengan pemimpin sindikasi (Bank Agen) berdasarkan memo No.663/MO/IAM‐G/XI/07 tanggal 23 November 2007, yang berlaku sampai dengan Desember 2018. l.
Fasilitas kredit yang diberikan berdasarkan rincian dari pihak yang berelasi
Kartu Kredit Pinjaman Karyawan Lainnya Jumlah Kredit Berelasi
30‐Sep‐12
31‐Dec‐11
111 94 60 265
161 47 43 250
11. TAGIHAN DAN LIABILITAS AKSEPTASI a. Tagihan dan Liabilitas akseptasi berdasarkan mata uang Tagihan Akseptasi 30‐Sep‐12 31‐Dec‐11 Bukan bank ‐ Pihak ketiga 1,889 12,637 Rupiah 61,616 79,783 Mata uang asing 63,504 92,420 Jumlah Cadangan kerugian ‐ ‐ Penurunan nilai 63,504 92,420
32
Liabilitas Akseptasi 30‐Sep‐12 31‐Dec‐11 1,889 61,616 63,504
12,637 79,783 92,420
‐ 63,504
‐ 92,420
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain) 11. TAGIHAN DAN LIABILITAS AKSEPTASI (Lanjutan)
b. Tagihan dan Liabilitas akseptasi berdasarkan jatuh tempo Tagihan Akseptasi 30‐Sep‐12 31‐Dec‐11 1 s/d 3 bulan 3 s/d 6 bulan
46,602 16,902 63,504
71,101 21,319 92,420
Liabilitas Akseptasi 30‐Sep‐12 31‐Dec‐11 46,602 16,902 63,504
71,101 21,319 92,420
Cadangan Kerugian ‐ ‐ ‐ ‐ Penurunan nilai 63,504 92,420 63,504 92,420 Jumlah Tagihan akseptasi pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 dikelompokkan sebagai lancar.
c. Tagihan dan liabilitas akseptasi berdasarkan sisa umur jatuh tempo adalah sebagai berikut: Tagihan Akseptasi Liabilitas Akseptasi 30‐Sep‐12 31‐Dec‐11 30‐Sep‐12 31‐Dec‐11 Kurang dari 1 bulan 1 s/d 3 bulan 3 s/d 6 bulan
Cadangan Kerugian Penurunan nilai Jumlah
51,070 10,237 2,197 63,504
36,858 45,686 9,876 92,420
51,070 10,237 2,197 63,504
36,858 45,686 9,876 92,420
‐ 63,504
‐ 92,420
‐ 63,504
‐ 92,420
12. PENDAPATAN BUNGA YANG MASIH AKAN DITERIMA a. Berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut:
Rupiah Valuta Asing Jumlah
30‐Sep‐12
31‐Dec‐11
35,755 2,524 38,279
30,854 4,288 35,142
30‐Sep‐12
31‐Dec‐11
28,239 10,017 22 38,279
30,509 4,549 84 35,142
b. Berdasarkan jenis adalah sebagai berikut:
Kredit yang diberikan Efek‐efek (termasuk Obligasi pemerintah) Penempatan Pada Bank Indonesia dan Bank Lain
Jumlah
33
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
13. ASET TETAP Aset tetap terdiri dari : 30‐Sep‐12
Aset tetap 1 Jan 2012 Biaya Perolehan 2,403 Tanah 77,761 Instalasi / Renovasi 20,797 Peralatan Kantor 18,653 Perabotan Gedung 11,215 Kendaraan Bermotor 45,912 Piranti Keras Komputer Aset tetap dlm penyelesaian 1,747
Penambahan ‐ 3,025 922 344 45 2,171 1,193
Pengurangan ‐ 1,487 829 238 4,350 70 ‐
178,487
7,700
6,973
Jumlah
Reklasifikasi ‐ 1,626 42 ‐ ‐ 169 (1,836) ‐
Berdasarkan aset Tetap dalam penyelesaian Aset tetap dalam penyelesaian Instalasi Prosentase 70 % dari nilai kontrak Aset tetap dalam penyelesaian Peralatan Kantor 80% dari nilai kontrak Aset tetap dalam penyelesaian Perangkat keras Komputer 50% dari nilai kontrak
179,214
749 42 313 1,104
30‐Sep‐12
1 Jan 2012 Akumulasi penyusutan : Renovasi/Instalasi Peralatan Kantor Peralatan Kantor Perabotan Gedung Kendaraan Bermotor
2,403 80,924 20,932 18,759 6,910 48,182 1,104
53,006 16,378 16 378 14,992 6,798 31,207
Penambahan 6,531 1,397 1 397 1,135 1,017 4,785
Pengurangan 1,342 357 133 2,065 70
Reklasifikasi ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
58,195 17,417 17 417 15,993 5,750 35,922
Jumlah
122,381
14,864
3,968
‐
133,277
Nilai aset tetap
56,106
Perangkat Keras Komputer
Aset tetap Biaya Perolehan
1 Januari 2011
Tanah Instalasi / Renovasi Peralatan Kantor Perabotan Kantor Kendaraan Bermotor Piranti Keras Komputer Aset tetap dlm penyelesaian
Jumlah
45,937
31 Des 2011
2,403 71,605 19,173 18,424 13,535 44,508 1,442
Penambahan ‐ 7,406 2,002 330 14 1,580 1,288
Pengurangan ‐ 1,527 429 101 2,990 176 ‐
171,090
12,620
5,223
34
Reklasifikasi ‐ 277 51 ‐ 656 ‐ (983)
2,403 77,761 20,797 18,653 11,215 45,912 1,747
0
178,487
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain) 13. ASET TETAP (lanjutan) 1 Januari 2011 Akumulasi penyusutan : Renovasi/Instalasi Peralatan Kantor Perabotan Kantor Kendaraan Bermotor
31 Des 2011
45,459 14,836 13,598 8,268 24,820
Penambahan 7,553 1,596 1,495 1,475 6,500
Pengurangan (6) (54) (101) (2,945) (113)
Reklasifikasi ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
53,006 16,378 14,992 6,798 31,207
Jumlah
106,981
18,619
(3,219)
‐
122,381
Nilai aset tetap
64,109
Perangkat Keras Komputer
56,106
14. ASET TIDAK BERWUJUD Aset tidak Berwujud Biaya Perolehan
30‐Sep‐12
1 Januari 2012 Penambahan
Pengurangan
Reklasifikasi
68,422
824
24
3,425
72,647
441
6,038
‐
(3,425)
3,054
Perangkat Lunak Komputer
41,270
8,840
23
‐
50,087
Nilai Buku Bersih Nilai Buku Bersih
27 27,593 593
15,703 15 703
47
‐
25,614 25 614
Piranti Lunak Komputer Aset Tidak berwujud Dalam penyelesaian Akumulasi Penyusutan
Rincian Berdasarkan aset Tidak berwujud dalam penyelesaian Pembuatan Program untuk Treasury Prosentase 80 % dari nilai kontrak Penyelesaian Program PSAK Prosentase 50 % dari nilai kontrak Penyelesaian update Aplikasi Develop 62 manday 50 % dari nilai kontrak Penyelesaian Implementasi Sofware Prosentase 30 % dari Nilai Kontrak
Aset tetap tdk Berwujud Biaya Perolehan
2,014 535 387 118 3,054
1 Januari 2011
31 Des 2011 Penambahan
Pengurangan
Reklasifikasi
Piranti Lunak Komputer
65,647
1,993
‐
782
68,422
dalam penyelesaian Akumulasi Penyusutan
909
314
‐
(782)
441
Perangkat Lunak Komputer
29,824
11,446
‐
‐
41,270
Nilai Buku Bersih
36,732
13,753
‐
‐
27,593
35
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain) 15. ASET PAJAK TAGUHAN Rincian Pajak Taguhan Penyisihan kerugian kredit yang diberikan penyusutan aset tetap kewajiban imbalan pasca kerja Penyisihan kerugian aktiva produktif selain kredit yang diberikan Rugi (Laba) belum direalisasi atas perubahan Nilai wajar efek tersedia untuk dijual lain lain Kerugian pajak tahun berjalan
30‐Sep‐12 (13,445) 1,994 7,661
31‐Dec‐11 (13,445) 1,994 7,661
9,507
9,507
(1,642) 5,433 35,626 45,134
(1,642) 460 35,626 40,161
16. AGUNAN YANG DIAMBIL ALIH Agunan yang diambil alih terdiri dari :
Nilai Agunan yang diambil alih Penyisihan penurunan nilai Jumlah
30‐Sep‐12
31‐Dec‐11
76,086 (26,869) 49,217
103,350 (33,436) 69,914
Manajemen berpendapat bahwa jumlah penyisihan penurunan nilai untuk agunan yang diambil alih pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 telah memadai.
17. ASET LAIN‐LAIN Aset lain‐lain terdiri dari : 30‐Sep‐12
31‐Dec‐11
22,023 23,042 Sewa dibayar dimuka 26,112 17,233 Biaya dibayar dimuka Lainnya 10,060 10,025 Asuransi Dibayar Dimuka 3,698 3,666 Uang Jaminan Sewa Gedung 5,157 7,059 Biaya Promosi Dibayar Dimuka 16,875 3,457 Uang Muka Pajak dan Pihak ke III 1,540 1,703 Jaminan Lainnya 29,759 ‐ Tagihan Surat Berharga Trading 5,659 26,080 Tagihan Lainnya ‐ bersih 24,430 16,743 Aset Lainnya 145,312 109,008 Jumlah Lain‐lain juga meliputi biaya dibayar dimuka yang berhubungan dengan pemeliharaan, persediaan barang cetakan buku cek dan giro, personalia dan lainnya. Berdasarkan Biaya dibayar dimuka Lainnya Biaya dibayar dimuka Promosi Tabungan & Reklame Biaya dibayar dimuka Pemeliharaan Biaya dibayar dimuka Personalia Biaya dibayar dimuka yang diamortisasi Biaya dibayar dimuka tahun lalu Biaya dibayar dimuka Lain Lain
Jumlah
36
2,128 821 12 1,340 10,648 11,162 26,112
1,024 393 6 648 5,148 10,014 17,233
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
18. LIABILITAS SEGERA Liabilitas segera terdiri dari :
Titipan dana kliring Transfer dana dalam proses Titipan nasabah Titipan Pajak Bumi dan bangunan Pembelian Surat Berharga Lain‐lain Jumlah
30‐Sep‐12
31‐Dec‐11
1,018 231 1,445 10,665 29,817 10,160 53,335
‐ 31 5,198 10,053 ‐ 12,048 27,330
19. SIMPANAN Simpanan terdiri dari : 30‐Sep‐12 Pihak Hubungan Berelasi Ketiga Giro Tabungan Deposito Berjangka Jumlah
7,150 3,293 17,377 27,820
691,698 1,035,578 3,617,574 5,344,851
Jumlah 698,848 1,038,871 3,634,951 5,372,671
31‐Dec‐11 Pinak Hubungan Berelasi Ketiga 4,989 2,486 99,516 106,991
605,976 1,501,001 3,797,396 5,904,373
19. SIMPANAN (Lanjutan) a. Giro Giro terdiri dari : 30‐Sep‐12
31‐Dec‐11
Pihak Berelasi Rupiah Valuta Asing Sub jumlah
6,314 837 7,150
4,324 665 4,989
Pihak ketiga Rupiah Valuta Asing Sub jumlah
362,821 328,877 691,698
457,870 148,106 605,976
Jumlah giro
698,848
610,965
30‐Sep‐12 2.50% 0.95% 0.75%
31‐Dec‐11 2.50% 0.77% 1.17%
Tingkat Bunga rata‐rata per tahun adalah: Rupiah Dolar Amerika Mata Uang asing Lainnya
37
Jumlah 610,965 1,503,487 3,896,912 6,011,364
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain) 19. SIMPANAN (Lanjutan) b. Tabungan Tabungan terdiri dari : Rupiah Pihak berelasi Pihak ketiga Jumlah tabungan Tingkat Bunga rata‐rata per tahun adalah: Rupiah
30‐Sep‐12
31‐Dec‐11
3,293 1,035,578 1,038,871
2,486 1,501,001 1,503,487
4.16%
4.77%
c. Deposito Deposito terdiri dari : 30‐Sep‐12
31‐Dec‐11
Pihak berelasi Rupiah Valuta Asing Sub jumlah
6,606 10,771 17,377
67,780 31,736 99,516
Pihak ketiga Rupiah Valuta Asing Sub jumlah
3,285,437 332,137 3,617,574
3,116,599 680,797 3,797,396
3,634,951
3,896,912
30‐Sep‐12 5.91% 1.79% 1.50%
31‐Dec‐11 8.32% 1.96% 1.61%
Jumlah deposito Jumlah deposito
Tingkat Bunga rata‐rata per tahun adalah: Rupiah Dolar Amerika Serikat Mata Uang Asing Lainnya
1. Klasifikasi deposito berdasarkan jangka waktu adalah sebagai berikut: 30‐Sep‐12 Pihak Hubungan Berelasi Ketiga 1 bulan 3 bulan 6 bulan 12 bulan > 12 bulan Jumlah
11,687 905 ‐ 4,785 ‐ 17,377
1,570,206 1,110,231 573,573 363,551 12 3,617,574
38
Jumlah 1,581,894 1,111,136 573,573 368,336 12 3,634,951
31‐Dec‐11 Pihak Hubungan Berelasi Ketiga 58,860 40,656 ‐ ‐ ‐ 99,516
1,727,495 994,458 456,191 619,123 129 3,797,396
Jumlah 1,786,355 1,035,114 456,191 619,123 129 3,896,912
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain) 19. SIMPANAN (Lanjutan) 2. Klasifikasi deposito Berdasarkan sisa umur sampai dengan jatuh tempo adalah sebagai berikut: 30‐Sep‐12 Pihak hubungan Berelasi Ketiga Kurang dari 1 bulan
> 1 s/d 3 bulan > 3 s/d 6 bulan > 6 s/d 12 bulan > 12 bulan Jumlah
16,499 879 ‐ ‐ ‐ 17,377
1,848,817 1,265,393 299,475 203,889 ‐ 3,617,574
Jumlah 1,865,316 1,266,272 299,475 203,889 ‐ 3,634,951
31‐Dec‐11 Pihak hubungan Berelasi Ketiga 67,168 32,348 ‐ ‐ ‐ 99,516
2,406,841 736,521 180,483 473,551 ‐ 3,797,396
Jumlah 2,474,009 768,869 180,483 473,551 ‐ 3,896,912
Dalam mempersiapkan laporan maturity profil yang telah mendapatkan persetujuan Bank Indonesia, Bank menggunakan perhitungan statistik dalam mendapatkan"behavioral" nasabah Dana Pihak Ketiga. Berdasarkan laporan tersebut, sebagian besar nasabah Dana Pihak Ketiga yang penempatannya akan jatuh tempo kurang dari 1 bulan selalu memperpanjang penempatan dananya. 20. SIMPANAN DARI BANK LAIN Simpanan dari bank lain seluruhnya merupakan transaksi dengan Bank Lain , terdiri dari: 30‐Sep‐12 9,389 67,065 58,117 9,971 144,542
Giro Deposito Berjangka Tabungan Lainnya Jumlah
31‐Dec‐11 21,065 337,011 42,531 ‐ 400,607
a. Giro Tingkat bunga giro rata‐rata per tahun sebesar 1,28% dan 2,77% masing‐masing pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011. b. Deposito Berjangka 1. Berdasarkan periode deposito berjangka Kurang dari 1 bulan 1 bulan Lebih dari 1 s/d 3 bulan Lebih dari 3 s/d 12 bulan Jumlah
30‐Sep‐12 1,000 9,000 4,900 52,165 67,065
31‐Dec‐11 3,350 68,878 12,720 252,063 337,011
30‐Sep‐12
31‐Dec‐11
18,432 18,766 29,866 ‐ 67,065
181,503 56,370 99,138 ‐ 337,011
2. Berdasarkan sisa umur sampai dengan jatuh tempo
Kurang dari atau sama dengan 1 bulan 1 ‐ 3 bulan 3 ‐ 12 bulan Lebih dari 12 bulan Jumlah
39
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain) 20. SIMPANAN DARI BANK LAIN (lanjutan) Tingkat bunga rata‐rata per tahun deposito sebesar 5,74% dan 7,97% masing‐masing pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011. c. Tabungan 1. Berdasarkan periode tabungan
1 bulan 3 bulan 6 bulan 12 bulan Lebih dari 12 bulan Jumlah
30‐Sep‐12
31‐Dec‐11
41,374 ‐ ‐ 7,060 9,682 58,117
40,740 ‐ ‐ 556 1,235 42,531
30‐Sep‐12
31‐Dec‐11
41,374 1,842 8,301 6,600 58,117
41,336 587 ‐ 608 42,531
2. Berdasarkan sisa umur sampai dengan jatuh tempo
Kurang dari atau sama dengan 1 bulan 1 ‐ 3 bulan 3 ‐ 12 bulan Lebih dari 12 Bulan Jumlah
Tingkat bunga rata‐rata per tahun tabungan sebesar 5,89% dan 5,86% masing‐masing pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011. d. Lainnya Liabilitas ATM Bersama kepada Bank Lain Berdasarkan sisa umur sampai jatuh tempo Kurang dari atau sama dengan 1 bulan Jumlah
30‐Sep‐12 9,971 9,971
21. PINJAMAN YANG DITERIMA Pinjaman yang diterima dengan rincian sebagai berikut: Rupiah Pinjaman Bank BTN Jumlah
30‐Sep‐12
31‐Dec‐11
10 10
10 10
Tingkat bunga rata‐rata Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk sebesar 8,93% per tahun dan jangka waktu pinjaman 15 tahun.tujuan dari pinjaman yang diterima untuk diteruskan kedalam kredit pemilikan rumah
40
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain) 22. ESTIMASI KERUGIAN KOMITMEN DAN KONTINJENSI Transaksi komitmen dan kontinjensi yang lazim dalam kegiatan usaha bank yang memiliki risiko kredit adalah sebagai berikut: 30‐Sep‐12 31‐Dec‐11 Estimasi Estimasi kerugian kerugian Saldo Saldo komitmen/ komitmen/ kontijensi kontijensi Rupiah 38,847 ‐ 45,876 ‐ Bank Garansi 24,368 ‐ 28,264 ‐ Irrevocable L/C Fasilitas kredit yang 477,563 343,133 ‐ belum digunakan 540,779 ‐ 417,273 ‐ Jumlah Valuta asing 3,489 ‐ 8,485 ‐ Bank Garansi 44,558 ‐ 299,847 ‐ Irrevocable L/C ‐ ‐ ‐ ‐ Standby L/C ‐ Fasilitas kredit yang ‐ 104,483 belum digunakan 48,046 ‐ 412,815 ‐ Jumlah 588,825 ‐ 830,088 ‐ Jumlah Kolektibilitas transaksi komitmen dan kontinjensi pada tanggal 30 September 2012 dan September 2011 seluruhnya dikelompokkan sebagai lancar. 23. HUTANG PAJAK Hutang pajak, terdiri dari: Hutang pajak, terdiri dari: Pajak penghasilan Pasal 21 Pasal 23 dan 26 Pasal 4 ayat 2 Pajak Pertambahan Nilai Jumlah
30‐Sep‐12
31‐Dec‐11
1,001 4,612 254 126 5,994
1,706 4,958 172 163 6,999
30‐Sep‐12
31‐Dec‐11
11,054 2,315 136 13,504
13,459 2,131 1,090 16,680
349 ‐ 349
1,850 ‐ 1,850
13,853
18,530
24. BUNGA YANG MASIH HARUS DIBAYAR Bunga yang masih harus dibayar terdiri dari: Rupiah Deposito berjangka Obligasi Wajib Konversi Simpanan dari Bank lain Jumlah Valuta Asing Deposito berjangka Simpanan dari Bank lain Jumlah Jumlah
41
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain) 25. LIABILITAS LAIN‐LAIN Liabilitas lain‐lain, terdiri dari: 30‐Sep‐12
31‐Dec‐11
Pendapatan Diterima di muka Biaya Yang Masih Harus Dibayar Setoran Jaminan Tunai Obligasi Wajib Konversi Imbalan pasca kerja Liabilitas Lain‐lain Jumlah
2,616 28,871 2,612 28,090 36,623 5,338 104,150
4,691 47,810 1,550 33,274 30,644 915 118,884
Berdasarkan Rincian Pendapatan Diterima Dimuka PDD Kredit Modal Kerja PDD Kredit Investasi PDD Lainnya Jumlah
464 1,850 303 2,616
2,676 1,843 172 4,691
Berdasarkan Rincian Biaya Yang Masih Harus Dibayar Tunjangan Karyawan Teller & SPV Training Beban biaya Gedung Visa Charge Lain Lain Jumlah
615 585 1,137 21,144 335 5,056 28,871 28 871
1,865 542 ‐ 43,710 270 1,423 47,810 47 810
Berdasarkan Rincian Liabilitas Lain Lain Rekening Selisih Kewajiban Kliring Lain Lain Jumlah
301 764 4,274 5,338
256 525 134 915
26. MODAL SAHAM Modal saham paa tanggal 30 September 2012 dan Desember 2011 sebagai berikut :
ICB Financial Group Holdings AG
AJB Bumiputera 1912 SGBT Masyarakat (di bawah 5%)
Jumlah Saham
Persentase Kepemilikan %
Jumlah modal disetor
3,834,768,900 298,991,280 625,961,562 726,356,799 5,486,078,541
69.90% 5.45% 11.41% 13.24% 100.00%
383,476,890 29,899,128 62,596,156 72,635,680 548,607,854
42
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Berdasarkan hasil keputusan RUPSLB tanggal 15 Desember 2005 yang diituangkan dalam akta notaris DR. A. Partomuan Pohan, S.H., L.LM No.18 tanggal 15 Desember 2005 dan pernyataan efektif dari BAPEPAM tanggal 23 November 2005 dengan Surat No.S‐3278/PM/2005 serta persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI No.C‐ 34313 HT.01.04.TH.2005 tanggal 23 Desember 2005, Perseroan melakukan PUT I kepada para pemegang saham dalam rangka penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (“HMETD”) sejumlah 3 milyar Saham Baru dengan nilai nominal Rp 100,00 (seratus Rupiah) per saham yang ditawarkan dengan harga penawaran Rp 100,00 (seratus Rupiah) per saham dan penerbitan 666.666.654 Waran Seri I yang menyertai Saham Baru tersebut yang diberikan secara cuma‐ cuma sebagai insentif bagi pemegang saham Perseroan dan/atau pemegang HMETD yang melaksanakan HMETD‐nya dengan nilai nominal Rp 100,00 (seratus Rupiah) per saham dan harga pelaksanaan Rp 120,00 (seratus dua puluh Rupiah) per saham yang dapat dilaksanakan selama periode pelaksanaan Waran Seri I yaitu mulai tanggal 3 Juli 2007 sampai dengan 30 Desember 2010. Sehubungan dengan PUT I tersebut di atas, dana yang diterima oleh Bank dari Che Abdul Daim bin Haji Zainuddin (”Tun Daim Zainuddin”), sebesar US$10.499.962 (setara dengan Rp 100 Milyar) pada Juli 2005, telah ditempatkan dalam bentuk deposito berjangka yang diblokir sebagai escrow account hingga PUT I selesai dilaksanakan oleh Bank. 26. MODAL SAHAM (Lanjutan) Pada bulan Januari 2006 Bank telah menerima setoran dari pemegang saham dalam rangka PUT I, termasuk deposito berjangka dari Tun Daim Zainuddin tersebut di atas, yang mengakibatkan peningkatan modal ditempatkan dan disetor dari Rp 200.000 juta menjadi Rp 500.000 juta. Berdasarkan surat BAPEPAM‐LK No.S‐12/BL/2006 tanggal 10 Mei 2006 dan surat persetujuan Bank Indonesia No.9/34/GBI/DPIP/Rahasia tanggal 1 Mei 2007, maka pada tanggal 8 Mei 2007 telah dilakukan penjualan seluruh saham dan Waran Seri I milik Tun Daim Zainuddin di Bank masing‐masing sejumlah 3.353.540.000 saham dan 486.032.555 Waran Seri I berdasarkan Transfer of Shares Agreement tertanggal 25 September 2006, ditandatangani oleh dan antara Tun Daim Zainuddin selaku penjual dengan ICB Financial Group Holdings AG selaku pembeli. Sesuai surat BAPEPAM‐LK No.S‐12/BL/2006 tanggal 10 Mei 2006 untuk pengalihan saham atas nama Tun Daim Zainuddin kepada ICB Financial Group Holdings AG dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Bahwa transaksi pengalihan saham dan waran dari Tun Daim Zainuddin sebagai pengendali Perseroan kepada ICB Financial Group Holdings AG tidak mengakibatkan perubahan pengendali di Perseroan, mengingat pada saat transaksi 99,99% kepemilikan saham ICB Financial Group Holdings AG dimiliki Tun Daim Zainuddin, sehingga transaksi tersebut tidak wajib mengikuti ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bapepam No.IX.H.1 tentang Pengambilalihan Perusahaan Terbuka. 2. Tun Daim Zainuddin dan ICB Financial Group Holdings AG agar menyampaikan laporan perubahan kepemilikan saham di Bank Perseroan kepada BAPEPAM‐ LK selambat‐lambatnya 10 (sepuluh) hari sejak terjadinya transaksi sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bapepam No.X.M.1 tentang Keterbukaan Informasi Pemegang Saham Tertentu. Pada bulan Agustus 2010, Bank telah menerbitkan 40.999 saham baru dari portepel Perseroan hasil penukaran (exercise) 40.999 Waran Seri I tahun 2005 dan bulan Desember 2010 telah menerbitkan 486.037.542 saham baru dari portepel Perseroan hasil penukaran (exercise) 486.037.542 Waran Seri I tahun 2005. 27. TAMBAHAN MODAL DISETOR a. Tambahan modal disetor terdiri dari :
Agio Saham Biaya Emisi Efek Ekuitas
43
30‐Sep‐12
31‐Dec‐11
19,735 (7,687)
19,722 (7,673)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain) 12,048
Jumlah
12,048
27. TAMBAHAN MODAL DISETOR (lanjutan) b. Mutasi atas tambahan modal disetor adalah sebagai berikut :
Saldo awal periode Saldo akhir periode
30‐Sep‐12
31‐Dec‐11
12,048 12,048
12,048 12,048
28. MODAL LAINNYA Modal lainnya merupakan komponen ekuitas dari OWK, setelah dikurangi dengan komponen liabilitas (catatan 21).
Komponen liabilitas pada awal periode Amortisasi komponen liabilitas Jumlah
30‐Sep‐12
31‐Dec‐11
113,255 5,532 118,787
106,254 7,001 113,255
30‐Sep‐12
30‐Sep‐11
426,478 27,021 27 021 11,451 22 464,972
565,206 15,796 15 796 28,152 62 609,216
23,336
11 23,347
21,769 ‐ ‐ 14 21,783
488,319
630,999
29. PENDAPATAN BUNGA Rupiah Kredit Efek‐efek Efek efek Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Giro pada bank lain Sub jumlah Mata uang asing Kredit Efek‐efek Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Giro pada bank lain Sub jumlah Jumlah 30. BEBAN BUNGA 30‐Sep‐12
30‐Sep‐11
Rupiah Simpanan Surat berharga yang diterbitkan Simpanan dari bank lain Lainnya Sub jumlah
204,424 9,049 9,890 26,886 250,249
305,928 9,000 26,415 25,441 366,784
Mata uang asing Simpanan Sub jumlah
9,338 9,338
8,253 8,253
44
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain) Jumlah
259,587
375,037
30‐Sep‐12
30‐Sep‐11
19,713 22,723 7,170 15,500 588 7,154 3,968 3,403 4,748 8,082 16,835 19,186 3,799 8,098 9,281 150,247
22,787 22,477 6,092 5,014 4,698 6,250 2,786 12,471 3,883 7,474 15,834 17,343 2,603 7,690 15,889 153,291
30‐Sep‐12
30‐Sep‐11
81,775 5,975 2,437 2 437 9,858 6,694 4,714 2,101 13,099 1,106 207 3,052 4 131,021
74,384 6,212 2,595 2 595 9,535 6,873 6,774 4,861 14,957 912 82 2,780 321 130,286
31. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI
Penyusutan dan amortisasi Sewa Promosi dan iklan Asuransi Pajak Pemeliharaan dan perbaikan Listrik dan air Perlengkapan kantor Komunikasi Transportasi Teknologi informasi Komisi Jasa Tenaga Ahli Biaya Keamanan Lainnya Jumlah 32. BEBAN TENAGA KERJA
Gaji Bonus dan tunjangan pertengahan tahun Lembur Tunjangan kesehatan Tunjangan hari raya Tunjangan transportasi Tunjangan makan siang Tunjangan hari tua Tunjangan kemahalan Tunjangan Lainnya Astek Lainnya Jumlah
Pendapatan Operasional lain lain sebesar IDR 2.963 merupakan keuntungan penjualan Obligasi Pemerintah Beban Non Operasional lainnya sebesar IDR 917 merupakan Biaya Denda 33. LABA PER SAHAM Laba per saham terdiri dari : 30‐Sep‐12
30‐Sep‐11
Laba (rugi) bersih selama tahun berjalan
3,740
(27,835)
Rata‐rata tertimbang saham biasa
5,486
5,486
0.68
(5.07)
Laba bersih per saham biasa
45
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
34. SIFAT, TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAK‐PIHAK BERELASI 1. Sifat Relasi Berdasarkan PBI Nomor 7/3/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Umum, sebagaimana telah diubah dengan PBI No.8/13/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006, pihak‐pihak yang mempunyai hubungan pihak berelasi adalah perusahaan yang mempunyai keterkaitan kepemilikan, kepengurusan dan keuangan secara langsung maupun tidak langsung dengan Bank. Perusahaan‐perusahaan yang mempunyai hubungan berelasi karena keterkaitan kepemilikan dan pengurus pada tanggal 30 September 2012 adakah sebagai berikut: Pihak berelasi ICB Financial Group Holdings AG
Sifat dari hubungan Pemegang saham
PT The Nomad Offices Indonesia
Direktur yang sama di Nomad Group Bhd dan ICB Financial
Karyawan
Direktur dan Karyawan Pimpinan
Sifat dari transaksi Tabungan, deposito berjangka dan giro Sewa gedung
Kredit yang diberikan
2. Transaksi Hubungan Berelasi Dalam kegiatan usahanya, Bank juga mengadakan transaksi‐transaksi tertentu dengan pihak‐pihak yang berelasi dengan kondisi yang sama seperti kepada pihak ketiga.
34. SIFAT, TRANSAKSI DAN AN SALDO SA O DENGAN NGAN PIHAK‐PIHAK PIHAK PIHAK BERELASI R ASI (Lanjutan) ( anjutan) 2. Transaksi Hubungan Berelasi (Lanjutan) Persentase simpanan dari pihak berelasi terhadap jumlah liabilitas adalah sebagai berikut: 30‐Sep‐12 Simpanan Giro Tabungan Deposito
Persentase
31‐Dec‐11
Persentase
7,150 3,293 17,377
1.02% 0.32% 0.48%
4,988 2,486 99,516
0.08% 0.04% 1.66%
27,820
1.82%
106,990
1.78%
Persentase
31‐Dec‐11
Persentase
0.00 0.00
203 47
0.01% 0.00%
0.01%
250
0.01%
30‐Sep‐12 Kredit yang diberikan 171 Konsumsi Pinjaman Karyawan 94 265
46
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
35. KOMITMEN DAN KONTINJENSI 30‐Sep‐12
31‐Dec‐11
219,913 338,600 118,687 457,287
‐ 369,792 ‐ 369,792
477,563 150,835 ‐ 35,205 9,352 ‐ 210,622 20,097 903,676 446,389
343,133 104,483 ‐ 294,041 34,069 ‐ 50,773 ‐ 826,499 456,707
‐ 20,097
‐ 236,538
88,403 311 108,811
115,948 325 ‐ 352,811
Liabilitas kontinjensi Garansi yang diberikan Rupiah Mata uang asing Standby LC Lainnya Jumlah Liabilitas Kontinjensi
38,847 3,489 ‐ 20,097 62,433
45,876 8,485 ‐ 19,042 73,403
Tagihan Kontinjensi ‐ Bersih
46,378
279,408
Tagihan Komitmen Pembelian valuta asing tunai yang belum selesai Pembelian berjangka valuta asing Tagihan Komitmen Lainnya Jumlah Tagihan Komitmen Liabilitas Komitmen Fasilitas kredit nasabah yang belum digunakan Rupiah Dollar Amerika Serikat Fasilitas kredit kepada bank lain yang belum digunakan
L/C irrevocable dan masih berjalan luar negeri L/C irrevocable dan masih berjalan dalam negeri Penjualan berjangka valuta asing Penjualan valuta asing tunai yang belum diselesaikan Lainnya Jumlah Liabilitas Komitmen Liabilitas Komitmen ‐ Bersih Tagihan kontinjensi Garansi yang diterima Rupiah Mata uang asing Bunga dalam penyelesaian Bunga dalam penyelesaian Rupiah Mata uang asing Lainnya Jumlah Tagihan Kontinjensi
47
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
36. JATUH TEMPO ASET DAN LIABILITAS 30‐Sep‐12 Sampai dengan 1 bulan
> 1 bulan s/d 3 bulan
> 3 bulan s/d 12 bulan
> 1 tahun s/d 5 tahun
> 5 tahun
Lain‐lain
Jumlah
72,429 441,076
‐ ‐
‐ ‐
‐ ‐
‐ ‐
‐ ‐
72,429 441,076
Giro pada Bank Lain Dikurangi penyisihan kerugian giro pada Bank lain 177,822
‐
‐
‐
‐
‐
177,822
188,757
‐
‐
‐
‐
25,861 Kredit Dikurangi penyisihan kerugian kredit 202,173
‐
‐
170,728
350,040
(2,020)
544,609
350,437
915,004
2,031,388
1,256,392
(113,275)
4,642,119
Tagihan akseptasi Dikurangi penyisihan kerugian tagihan akseptasi
51,070
10,237
2,197
‐
‐
‐
63,504
38,279
‐
‐
‐
‐
‐
38,279
539 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 1,198,007
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 360,674
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 917,201
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 2,202,116
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 1,606,432
‐ 45,937 25,614 45,134 49,217 145,312 195,920
539 45,937 25,614 45,134 49,217 145,312
Sampai dengan 1 bulan
> 1 bulan s/d 3 bulan
30‐Sep‐12 > 3 bulan > 1 tahun s/d s/d 12 bulan 5 tahun
> 5 tahun
Lain‐lain
Jumlah
53,335
‐
‐
‐
‐
‐
53,335
3,595,332
1,162,836
548,375
66,128
‐
‐
5,372,671
75,842
23,933
36,949
7,818
‐
‐
144,541
418
‐
‐
‐
‐
‐
418
Aset Kas Giro pada Bank Indonesia
Penempatan pada BI & bank lain Dikurangi penyisihan pada bank lain Efek‐efek Dikurangi penyisihan kerugian efek‐ efek
Pendapatan bunga yang masih akan diterima Tagihan derivatif Dikurangi penyisihan kerugian kredit i ih k i k dit Aset tetap ‐ bersih Aset Tidak Berwujud Aset pajak tangguhan Agunan diambil alih Bersih
Aset Lain‐lain Jumlah Aset
188,757
6,480,349
LIABILITAS Liabilitas segera Simpanan Simpanan dari bank lain Liabilitas derivatif Liabilitas akseptasi Hutang pajak Pinjaman diterima Bunga yang masih harus dibayar Liabilitas lain‐lain Jumlah Liabilitas
38,715
10,237
14,552
‐
‐
‐
63,504
‐
‐
‐
‐
‐
5,994
5,994
‐
‐
‐
‐
‐
10
10
13,853
‐
‐
‐
‐
‐
13,853
‐
‐
‐
‐
‐
104,150
104,150
3,777,495
1,197,006
599,876
73,946
‐
110,155
5,758,477
48
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain) Bersih
(2,579,488)
(836,332)
317,325
2,128,170
‐
85,765
721,872
36. JATUH TEMPO ASET DAN LIABILITAS (Lanjutan) 31‐Dec‐11
Aset Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Dikurangi penyisihan kerugian giro bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain Dikurangi penyisihan kerugian penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain Efek efek Dikurangi penyisihan kerugian efek ‐ efek kredit yang diberikan Dikurangi penyisihan kerugian kredit Tagihan Akseptasi Dikurangi penyisihan
Sampai dengan 1 bulan
> 1 bulan s/d 3 bulan
> 3 bulan s/d 12 bulan
> 1 tahun s/d 5 tahun
> 5 tahun
Lain‐lain
Jumlah
64,722
‐
‐
‐
‐
‐
64,722
477,737
‐
‐
‐
‐
‐
477,737
121,454
‐
‐
‐
‐
‐
121,454
‐
‐
‐
‐
‐
‐
660,279
5,420
11,657
5,086
‐
‐
682,442
‐
‐
13,803
‐
10,066
339,004
217,048
‐
579,921
391,242
136,938
908,209
2,408,603
1,260,405
36,857
45,685
9,878
(1,644)
(161,284) (161,284) 92,420
Kerugian Tagihan Akseptasi Kerugian Tagihan Akseptasi
Pendapatan bunga yang masih akan diterima Tagihan Derivatif bersih Aset tetap ‐ bersih Aset Tidak Berwujud Aset pajak tangguhan Agunan diambil alih Aset Lain‐lain Jumlah Aset LIABILITAS Liabilitas segera Simpanan Simpanan dari bank lain Liabilitas derivatif Liabilitas akseptasi Hutang pajak Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi Pinjaman diterima Bunga yang masih harus dibayar Liabilitas lain‐lain Jumlah Liabilitas
(1,644) 5,105,397
‐
‐
‐
‐
‐
‐
35,142
35,142
‐
723
13
‐
‐
‐
‐
‐
56,106
56,106
‐
‐
‐
‐
‐
27,593
27,593
‐
‐
‐
‐
‐
40,161
40,161
‐
‐
‐
‐
‐
69,914
69,914
736
‐
‐
‐
‐
‐
109,008
109,008
1,801,959
188,056
939,810
2,752,693
1,477,453
139,855
7,299,826
27,330
‐
‐
‐
‐
‐
27,330
4,588,460
768,868
180,484
473,551
‐
‐
6,011,363
245,099
56,370
99,138
‐
‐
‐
400,607
575
13
‐
‐
‐
‐
588
36,858
45,686
9,876
‐
‐
‐
92,420
‐
‐
‐
‐
‐
‐
‐
‐
‐
‐
‐
‐
6,999
6,999
‐
‐
‐
‐
‐
10
10
18,530
‐
‐
‐
‐
‐
18,530
‐
‐
‐
‐
‐
118,884
118,884
4,916,852
870,937
289,498
473,551
‐
125,893
6,676,731
49
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain) Bersih
(3,114,893)
(682,881)
650,312
2,279,142
1,477,453
13,962
623,094
37. ASET DAN LIABILITAS DALAM MATA UANG ASING
USD
JPY
30‐Sep‐12 SGD
EUR
HKD
AUD
IDR
Aset Kas Giro pada BI Penempatan pada Bank Lain
Giro pada Bank Lain Efek‐efek Bersih Kredit bersih Tagihan Akseptasi Bersih Pendapatan bunga yang masih akan diterima Aset lain‐lain
Jumlah Aset
124 5,500 2,000 15,191 697 54,228 6,241 264 (681) 83,564
Liabilitas 9 Liabilitas Segera 67,955 Simpanan 6,241 Liabilias Akseptasi ‐ Hutang Pajak Estimasi kerugian komitment & kontijensi (1) Bunga yang Masih 35 Harus Dibayar Harus Dibayar 289 Liabilitas Lain ‐ lain 74,529 Jumlah Liabilitas Bersih
9,035
188
2,658 52,635 19,140
22,878 301 124,788
1,644 51 83
6,002 2,760
241
174,595 25,861 519,613
15,293
61,616
162,960 301
0 (1) 1,965
8,762
241
5 4,695 15,293 ‐
‐ 317 ‐ ‐
(0) 1,968 ‐ ‐
‐ ‐ ‐ ‐
‐ 241 ‐ ‐
‐
‐
‐
‐
‐
‐ 449 20,443
‐ 317
2 0 1,970
‐ ‐
‐ 241
737,488
(5)
8,762
0
114,623
142,518 (16)
2,524 (6,532) 852,111
87 672,622 61,616 ‐ (6) 349 2,820
b. Posisi Devisa Neto masing‐masing jenis valuta adalah sebagai berikut: Berdasarkan pedoman Bank Indonesia, posisi devisa neto (PDN) merupakan nilai absolut dari penjumlahan atas (i) selisih bersih aset dan liabilitas untuk setiap mata uang asing dan (ii) selisih bersih tagihan dan liabilitas, berupa komitmen dan kontijensi di rekening administrative (transaksi rekening administratif), untuk setiap mata uang yang semuanya dinyatakan dalam Rupiah. Bank diwajibkan untuk mempertahankan posisi devisa neto (termasuk semua kantor cabangnya) setinggi‐ tingginya 20% dari modal pada tanggal neraca. 30‐Sep‐12 Neraca Dollar USA Yen Jepang Euro Dollar Australia Dollar Singapura Dollar Hongkong
Aset
Liabilitas
Nilai Bersih
873,249 46,175 7,818 8,550 13,602 1,224
827,533 4,779 6,887 8,817 13,794 ‐
45,716 41,395 930 (267) (192) 1,224
50
Nilai Bersih Absolut
45,716 41,395 930 267 192 1,224
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain) Jumlah Neraca
950,617
861,810
88,807
89,724
37. ASET DAN LIABILITAS DALAM MATA UANG ASING (Lanjutan) 30‐Sep‐12 Rekening Administrasi Dollar USA Yen Jepang Euro Dollar Australia Dollar Singapura Dollar Hongkong Jumlah Neraca
Aset
Liabilitas
Nilai Bersih
Nilai Bersih Absolut
177,042 1,129 71,661 ‐ ‐ ‐ 249,831
286,661 18,934 71,413 ‐ ‐ 10,765 387,772
(109,619) (17,805) 248 ‐ ‐ (10,765) (137,941)
109,619 17,805 248 ‐ ‐ 10,765 137,941
Posisi Devisa absolut
23,319
Jumlah Modal
651,324 17.60% 3.58%
Rasio posisi devisa netto (Neraca) Rasio posisi devisa netto (Neraca dan Rekening. Administrasi) 30‐Sep‐11 Neraca Dollar USA Yen Jepang Euro Dollar Australia Dollar Australia Dollar Singapura Dollar Hongkong Jumlah Neraca
Aset
Liabilitas
Nilai Bersih
Nilai Bersih Absolut
770,637 15,136 4,547 9,205 9 205 17,642 7,760 824,927
811,308 44 4,442 9,529 9 529 16,945 ‐ 842,268
(40,671) 15,092 105 (324) 697 7,760 (17,341)
40,671 15,092 105 324 697 7,760 64,649
Aset
Liabilitas
Nilai Bersih
Nilai Bersih Absolut
405,052 1,410 44,587 857 3,747 ‐ 455,653
370,418 21,288 44,602 ‐ 4,419 7,723 448,450
34,634 (19,878) (15) 857 (672) (7,723) 7,203
34,634 19,878 15 857 672 7,723 63,779
30‐Sep‐11 Rekening Administrasi Dollar USA Yen Jepang Euro Dollar Australia Dollar Singapura Dollar Hongkong Jumlah Neraca Posisi Devisa absolut
24,544
Jumlah Modal
639,530
Rasio posisi devisa netto (Neraca) Rasio posisi devisa netto (Neraca dan Rekening. Administrasi)
51
2.71% 3.84%
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
38. INFORMASI SEGMEN a.Segmen Geografis Bank beroperasi di dua wilayah geografis utama yaitu Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta dan di luar DKI Jakarta. Berikut ini adalah informasi segmen berdasarkan segmen geografis:
DKI Jakarta Pendapatan Pendapatan Bunga Hasil Hasil Segmen Laba sebelum pajak Laba bersih Informasi Lainnya Aset Penempatan pada BI dan bank lain
Efek‐efek ‐ bersih Kredit ‐ bersih Aset tetap ‐ bersih Aset tidak berwujud Bersih Aset lainnya Liabilitas Simpanan Simpanan dari bank lain Surat berharga yang diterbitkan Pinjaman diterima Liabilitas lainnya
30‐Sep‐12 Luar DKI Jakarta
Jumlah
252,949
235,370
488,319
30,327 (8,663) (11,432)
(24,420) 13,687 15,172
5,907 5,024 3,740
802,988 520,768 2,306,569 30,868 44,505 213,706 3,919,403
30‐Sep‐12 2,051 25,861 2,448,825 15,069 629 68,509 2,560,945
805,038 546,629 4,755,394 45,937 45,134 282,215 6,480,348
3,197,557 120,615
2,175,114 13,956
10 213,758 3,531,940
‐ 37,468 2,226,538
DKI Jakarta
30‐Sep‐11 Luar DKI Jakarta
5,372,671 134,571 ‐ 10 251,225 5,758,477
Jumlah
Pendapatan Pendapatan Bunga
363,498
267,501
630,999
Hasil Hasil Segmen Laba sebelum pajak Laba bersih
33,265 23,828 (14,852)
(79,459) (60,639) (12,983)
(46,195) (36,811) (27,835)
52
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
a.Segmen Geografis (lanjutan) Informasi Lainnya Aset Penempatan pada BI dan bank lain
Efek‐efek ‐ bersih Kredit ‐ bersih Aset tetap ‐ bersih Aset tidak berwujud Aset lainnya
Liabilitas Simpanan Simpanan dari bank lain Surat berharga yang diterbitkan Pinjaman diterima Liabilitas lainnya
1,280,263 557,515 3,331,341 39,106 26,973 233,000 5,468,198
30‐Sep‐11 1,370 20,762 1,612,773 16,677 620 179,425 1,831,628
1,281,633 578,277 4,944,114 55,783 27,593 412,425 7,299,826
3,605,952 322,593 92,420 10 104,316 4,125,291
2,405,412 78,014 ‐ ‐ 68,015 2,551,441
6,011,364 400,607 92,420 10 172,331 6,676,732
b. Segmen Operasional
p g Pendapatan Bunga Beban Bunga Pedapatan Bunga Bersih Pendapatan Opr lainnya Beban Opr Lainnya
Business Banking , 237,134 (125,481)
Consumer Banking , 212,357 (103,889)
111,654
30‐Sep‐12 Treasury
Lain Lain
Jumlah
, 38,828 (30,217)
‐ ‐
, 488,319 (259,587)
108,467
8,611
‐
228,733
5,574 28,150
29,332 70,611
28,428 6,205
17,917 199,110
81,250 304,076
89,077
67,188
30,834
(181,193)
5,907
538 1,421
538 1,421
(182,076)
5,024
Laba Rugi Opr sebelum
Pajak Pendapatan Non Opr Beban Non Opr
Laba Sebelum Pajak
89,077
67,188
53
30,834
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
b.Segmen Operasional (Lanjutan)
Business Banking 239,439 (140,456) 98,983
Konsumer Banking 303,419 (163,654) 139,765
Beban Opr Lainnya
7,484 98,083
Laba Rugi Opr sebelum Pajak
8,384
Pendapatan Bunga Beban Bunga Pedapatan Bunga Bersih Pendapatan Opr lainnya
30‐Sep‐11 Treasury
8,384
Jumlah
44,739 (59,103) (14,364)
‐ ‐ ‐
587,596 (363,213) 224,383
41,666 104,313
24,346 68,397
17,080 90,362
90,576 361,154
77,118
(58,415)
(73,281)
(46,195)
9,384 ‐
9,384 ‐
(63,897)
(36,811)
Pendapatan Non Opr Beban Non Opr Laba (Rugi) Sebelum Pajak
Lain Lain
77,118
(58,415)
39. JAMINAN PEMERINTAH TERHADAP KEWAJIBAN PEMBAYARAN BANK UMUM Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 179/KMK.017/2000 tanggal 26 Mei 2000 dan Surat Keputusan Bersama Gubernur Bank Indonesia dan Ketua Badan Penyehatan Perbankan Nasional No. 32/46/KEP/DIR dan 181/BPPN/0599 tertanggal 14 Mei 1999 tentang “Syarat Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Jaminan Pemerintah terhadap Pembayaran Bank Umum”, dinyatakan bahwa Pemerintah menjamin kewajiban bank umum meliputi giro, tabungan, deposito berjangka dan deposito on‐call, obligasi, surat berharga, pinjaman antar bank, pinjaman yang diterima, letters of credit, akseptasi L/C, swap mata uang dan kewajiban kontinjen lainnya seperti bank garansi, standby letters of credit, performance bonds dan kewajiban sejenis selain yang dikecualikan dalam keputusan ini seperti pinjaman subordinasi dan kewajiban kepada direktur, komisaris dan pihak terkait dengan Bank. Jaminan tersebut di atas berlaku untuk jangka waktu 2 tahun sejak tanggal 26 Januari 1998 sampai dengan tanggal 31 Januari 2000. Jangka waktu penjaminan tersebut telah dilanjutkan oleh Pemerintah Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 179/KMK.017/2000 pada tanggal 26 Mei 2000 yang menyatakanProgram Penjaminan Menteri Keuangan mengumumkan pengakhiran dan atau perubahan Program Penjaminan tersebut untuk diketahui oleh umum. Program Penjaminan Menteri Keuangan mengumumkan pengakhiran dan atau perubahan Program Penjaminan tersebut untuk diketahui oleh umum. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 84/KMK.06/2004 tanggal 27 Pebruari 2004, Unit Pelaksana Penjaminan Pemerintah (UP3) menggantikan tugas BPPN sebagai pelaksana pemberian jaminan Pemerintah. Berdasarkan Surat Unit Pelaksana Penjaminan Pemerintah (UP3) No. S235/UP3/III/2005 pada tanggal 17 Maret 2005 yang menyatakan bahwa sejak tanggal 18 April 2005, kewajiban pembayaran bank yang dijamin hanya meliputi simpanan dan pinjaman yang diterima dari bank lain dalam bentuk transaksi pasar uang antar bank. Selanjutnya program penjaminan pemerintah akan berakhir pada tanggal 22 September 2005. Ketentuan mengenai pengurangan dan pengakhiran program penjaminan ini merupakan penegasan dari ketentuan dalam Keputusan Presiden Nomor 95
54
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain) Tahun 2004. JAMINAN PEMERINTAH TERHADAP KEWAJIBAN PEMBAYARAN BANK UMUM (lanjutan) Berdasarkan Peraturan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) No.1/PLPS/2005 tanggal 26 September 2005 tentang Program Penjaminan Simpanan, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan LPS No.1/PLPS/2006 tanggal 9 Maret 2006 juncto Peraturan Pemerintah No.66 Tahun 2008 tanggal 13 Oktober 2008 tentang Besaran Nilai Simpanan yang dijamin Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), LPS menjamin simpanan yang meliputi giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan, dan atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu yang merupakan simpanan yang berasal dari masyarakat termasuk yang berasal dari bank lain. Saldo yang dijamin untuk setiap nasabah pada satu Bank adalah : a. b. c. d. e.
100%, sejak tanggal 22 September 2005 sampai dengan 21 Maret 2006. Maksimal sebesar Rp 5.000 juta sejak tanggal 22 Maret 2006 sampai dengan 21 September 2006. Maksimal sebesar Rp 1.000 juta sejak tanggal 22 September 2006 sampai dengan 21 Maret 2007. Maksimal sebesar Rp 100 juta sejak tanggal 22 Maret 2007 sampai dengan 12 Oktober 2008. Maksimal sebesar Rp 2.000 juta sejak tanggal 13 Oktober 2008.
40. PERHITUNGAN MODAL POSISI 30 September 2012 dan 30 September 2011 I KOMPONEN MODAL A Modal Inti 1 Modal disetor 2 Cadangan Tambahan Modal 2.1 Faktor penambah *) a Agio b Modal sumbangan c Cadangan umum d Cadangan tujuan y g p p g ( ) e Laba tahun‐tahun lalu yang dapat diperhitungkan (100%) f Laba tahun berjalan yang dapat diperhitungkan (50%) g Selisih lebih karena penjabaran laporan keuangan h Dana setoran modal i Waran yang diterbitkan (50%) j Opsi saham yang diterbitkan dalam rangka program kompensasi berbasis saham (50%) 2.2 Faktor pengurang *) a Disagio b Rugi tahun‐tahun lalu yang dapat diperhitungkan (100%) c Rugi tahun berjalan yang dapat diperhitungkan (100%) d Selisih kurang karena penjabaran laporan keuangan e Pendapatan komprehensif lain : Kerugian dari penurunan nilai wajar atas penyertaan da kategori Tersedia untuk Dijual f Selisih kurang antara PPA dan cadangan kerugian penurunan nilai atas aset produktif g Selisih kurang jumlah penyesuaian nilai wajar dari instrumen keuangan dalam trading h Penyisihan Penghapusan Aset (PPA) atas aset non produktif yang wajib dihitung 3 Modal Inovatif *) 3.1 Surat berharga subordinasi (perpetual non kumulatif) 3.2 Pinjaman Subordinasi (perpetual non kumulatif) 3.3 Instrumen Modal Inovatif lainnya 4 Faktor Pengurang Modal Inti *) 4.1 Goodwill 4.2 Aset tidak berwujud lainnya 4.3 Penyertaan (50%) 4.4 Kekurangan modal pada perusahaan anak asuransi (50%)
55
30‐Sep‐12
30‐Jun‐11
461,314 548,608 (87,293) 131,858 12,048 ‐ 17,940 ‐ ‐ 1,870 ‐ 100,000 ‐ ‐ 219,151 ‐ 118,819 ‐ ‐
452,437 548,608 (96,171) 38,433 12,048 ‐ 17,940 ‐ , 8,445 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 134,604 ‐ ‐ 27,835 ‐
‐ 39,909 ‐ 60,423 ‐ ‐ ‐
‐ 106,769 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
‐
‐
‐ ‐ ‐ ‐ ‐
‐ ‐ ‐ ‐ ‐
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain) 5 Kepentingan Minoritas
‐
‐
190,009 190,009 ‐ ‐ ‐ 146,529 ‐ ‐ ‐ 43,480 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
187,093 187,093 ‐ ‐ ‐ 146,529 ‐ ‐ ‐ 40,564 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
‐
‐
‐ ‐
‐ ‐
‐ ‐ ‐ 651,324 651,324 4,421,956 678,921
‐ ‐ ‐ 639,530 639,530 4,394,149 693,290
31,886
11,508
VII RASIO KPMM UNTUK RISIKO KREDIT DAN RISIKO OPERASIONAL [II:(IV+V)]
12.77%
12.57%
VIII RASIO KPMMUNTUK RISIKO KREDIT, RISIKO OPERASIONAL DAN RISIKO PASAR [III : (IV + V + VI)]
12.69%
12.54%
40. PERHITUNGAN MODAL POSISI 30 September 2012 dan 30 September 2011 (Lanjutan) B Modal Pelengkap 1 Level Atas (Upper Tier 2) *) 1.1 Saham preferen (perpetual kumulatif) 1.2 Surat berharga subordinasi (perpetual kumulatif) 1.3 Pinjaman Subordinasi (perpetual kumulatif) 1.4 Mandatory convertible bond 1.5 Modal Inovatif yang tidak diperhitungkan sebagai Modal inti 1.6 Instrumen modal pelengkap level atas (upper tier 2) lainnya 1.7 Revaluasi aset tetap 1.8 Cadangan umum aset produktif (maks 1,25% ATMR) 1.9 Pendapatan komprehensif lain : Keuntungan dari peningkatan nilai wajar atas 2 Level Bawah (Lower Tier 2) maksimum 50% Modal Inti *) 2.1 Redeemable preference shares 2.2 Pinjaman atau obligasi subordinasi yang dapat diperhitungkan 2.3 Instrumen modal pelengkap level bawah (lower tier 2) lainnya 3
II III IV V
Faktor Pengurang Modal Pelengkap *)
3.1 Penyertaan (50%) 3.2 Kekurangan modal pada perusahaan anak asuransi (50%) C Faktor Pengurang Modal Inti dan Modal Pelengkap Eksposur Sekuritisasi D Modal Pelengkap Tambahan Yang Memenuhi Persyaratan (Tier 3) E MODAL PELENGKAP TAMBAHAN YANG DIALOKASIKAN UNTUK MENGANTISIPASI RISIKO TOTAL MODAL INTI DAN MODAL PELENGKAP (A + B ‐ C) TOTAL MODAL INTI, MODAL PELENGKAP,DAN MODAL PELENGKAP TAMBAHAN YANG ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO KREDIT **) ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO OPERASIONAL
VI ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO PASAR
41. MANAJEMEN RISIKO Penerapan manajemen risiko di Bank berpedoman pada peraturan Bank Indonesia tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum berikut perubahannya serta dokumen‐dokumen dari Basel Committee on Banking Supervision , terutama konsep Basel Accord II. Terkait dengan penerapan kerangka Basel II Pilar 1 (minimum capital requirement) yang dituangkan dalam Surat Edaran Bank Indonesia No.13/6/DPNP, Bank telah mengimplementasikan perhitungan ATMR (Aktiva Tertimbang Menurut Risiko) bagi penilaian risiko pasar menggunakan pendekatan Standardized Approach Basel II, risiko kredit
Pengelolaan risiko di Bank mencakup seluruh jenis risiko dari semua aktivitas fungsional Bank berdasarkan kebutuhan akan keseimbangan antara pertumbuhan usaha dengan pengelolaan risikonya. Dengan kebijakan manajemen risiko yang berjalan efektif, manajemen risiko menjadi partner stratejik dari unit bisnis yang bertujuan mengoptimalkan pendapatan dan meminimalisir potensi kerugian dari aktivitas operasional Bank.
56
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
41. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Untuk menyesuaikan dengan perkembangan usaha sesuai dengan perubahan parameter risikonya, Bank secara terus menerus melakukan evaluasi secara berkala dan mengembangkan serta meningkatkan kerangka sistem pengelolaan risiko perusahaan terpadu dan struktur pengendalian internal yang komprehensif, agar dapat memberikan informasi secara dini mengenai terdapatnya potensi risiko kepada manajemen, sehingga manajemen dapat mengambil langkah‐ langkah yang memadai untuk meminimalisasi dampak risiko tersebut. Kerangka manajemen risiko perusahaan terpadu tersebut dituangkan dalam kebijakan, prosedur, batas‐batas transaksi, kewenangan dan ketentuan lain serta berbagai perangkat manajemen risiko, yang berlaku di seluruh lingkup aktivitas fungsional.
Selain itu Bank juga menerapkan kerangka manajemen risiko perusahaan terpadu yang merupakan sarana untuk menentukan strategi, organisasi, kebijakan dan pedoman untuk memastikan bahwa semua risiko yang dihadapi Bank dapat dikenali, diukur, diatasi dan dilaporkan dengan baik. Bank memiliki Komite Manajemen Risiko untuk menentukan kebijakan dan membahas permasalahan risiko yang dihadapi Bank secara keseluruhan. Selain komite tersebut, terdapat Komite Pemantau Risiko dan beberapa komite lain yang bertugas untuk mengelola risiko‐risiko secara lebih spesifik, yaitu antara lain: Komite Pemutus Kredit, Komite Manajemen Risiko Operasional, Governance Risk and Compliance Committee dan Manajemen Aset dan Liabilitas (Asset and Liability Management ‐ ALMA). Berbagai inisiatif serta langkah‐langkah telah ditempuh untuk meletakkan landasan yang kuat dalam manajemen risiko di Bank yang mencakup aspek‐aspek organisasi, strategi, sistem informasi dan operasi, serta aspek budaya sadar risiko.
Terkait dengan produk atau aktivitas bisnis baru, penilaian risiko dilakukan untuk memastikan bahwa semua risiko Terkait dengan produk atau aktivitas bisnis baru, penilaian risiko dilakukan untuk memastikan bahwa semua risiko telah diidentifikasi, dinilai dan dimitigasi secara tepat. Pengelolaan risiko kredit, risiko likuiditas, risiko pasar (risiko nilai tukar dan risiko tingkat suku bunga) dan risiko operasional Bank diterapkan sesuai dengan definisi dari Bank Indonesia. Bank juga mengelola (i) risiko hukum dalam rangka mengurangi risiko kerugian dari tuntutan hukum atau kelemahan perikatan karena adanya klausal hukum yang tidak jelas; (ii) risiko reputasi sehingga dapat mengurangi kemungkinan kerugian yang timbul dari publikasi negatif yang terkait dengan kegiatan usaha Bank atau persepsi negatif terhadap Bank; (iii) risiko stratejik sehingga dapat mengurangi kemungkinan kerugian dari pelaksanaan strategi Bank yang tidak tepat, pengambilan keputusan bisnis yang tidak tepat atau strategi yang kurang responsif terhadap perubahan eksternal; dan (iv) risiko kepatuhan sehingga dapat mengurangi kemungkinan kerugian Bank karena tidak mematuhi atau melaksanakan peraturan perundang‐undangan dan ketentuan lain yang berlaku.
Upaya‐upaya yang dilakukan untuk mengelola risiko hukum, risiko reputasi, risiko stratejik dan risiko kepatuhan seperti di atas diantaranya adalah: ● Melakukan pengkajian terhadap rancangan perjanjian atau kontrak yang akan dibuat dan dilaksanakan oleh unit‐ unit bisnis; ● Melakukan analisis aspek hukum atas produk atau aktivitas baru; ● Mengelola sistem untuk mencatat dan memantau keluhan nasabah untuk selanjutnya menyelesaikan permasalahan tersebut sesuai ketentuan yang berlaku; ● Melakukan uji kepatuhan terhadap rancangan kebijakan dan produk atau aktivitas baru; ● Menerapkan budaya kepatuhan pada tingkat organisasi dengan memberikan informasi peraturan‐peraturan perbankan bagi setiap unit kerja/cabang. ● Memantau efektifitas penerapan ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (Know Your Customer ), ketentuan Penerapan Anti Pencucian Uang (Anti Money Laundering ), dan juga Pencegahan Pendanaan Terorisme.
57
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
41. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan) Secara berkala, Bank membuat profil risiko yang mencerminkan tingkat risiko yang dimiliki Bank berdasarkan 8 (delapan) jenis risiko yang ditetapkan Bank Indonesia. Risiko Kredit Risiko kredit adalah risiko yang terjadi akibat kegagalan pihak lawan (counterparty ) dalam memenuhi liabilitasnya. Risiko kredit dikelola baik pada tingkat transaksi maupun portofolio. Pengelolaan risiko kredit dirancang untuk menjaga independensi dan integritas proses penilaian risiko, serta diversifikasi risiko kredit. 1. Kebijakan manajemen dalam pemberian kredit didasarkan pada prinsip kehati‐hatian, yang meliputi: a. Menghindari pemberian kredit pada debitur dan usaha yang mengandung risiko tinggi, tujuan usaha yang bersifat spekulatif atau usaha dimana Bank tidak memiliki pengalaman atau keahlian signifikan dalam menilai dan menghindari pemberian kredit pada debitur yang bermasalah, tidak terbatas pada debitur yang namanya tercantum dalam daftar Bank Indonesia. b. Menghindari konsentrasi pemberian kredit hanya di satu sektor ekonomi dan produk tertentu. c. Melakukan pemantauan dan pemeriksaan yang ketat, berkala dan terus menerus pada kredit yang telah disalurkan. 2. Untuk melaksanakan kebijakan di atas, manajemen membentuk organisasi perkreditan yang meliputi: a. Divisi Risiko Kredit yang bertugas: merumuskan kebijakan perkreditan, mengawasi pelaksanaan dan kondisi portofolio kredit yang diberikan dan memberikan saran‐saran perbaikan dan pemecahan masalah dalam penerapan kebijakan. b. Komite kredit kantor pusat dan cabang‐cabang yang anggotanya terdiri dari Direksi dan manajemen senior yang memiliki matriks wewenang persetujuan kredit (credit limit ) berjenjang ke atas. c. Direktur Kepatuhan melakukan pengkajian terhadap usulan kredit dalam jumlah‐jumlah tertentu. 3. Metode pemberian kredit Bank meliputi: a. Menerapkan batas kredit secara keseluruhan pada tingkat debitur/ counterparty dan kelompok debitur/ counterparties terkait untuk eksposur on‐balance sheet dan off‐balance sheet ; b. Kapasitas pembayaran kembali dan integritas debitur/counterparty ; c. Persyaratan keuangan yang mengikat; d. Penggunaan agunan; dan e. Penilaian kondisi makro ekonomi dan industri. Bank juga mengembangkan serta menerapkan kebijakan dan prosedur persetujuan kredit yang antara lain mencakup: 1. Merumuskan wewenang yang jelas untuk pemberian persetujuan kredit; 2. Atas dasar wewenang yang didelegasikan, Risk‐Taking‐Unit bersifat independen dan bertanggungjawab untuk mengelola seluruh kegiatan bisinis;dan 3 Fungsi pengawasan risiko kredit yang independen berada dibawah Direktorat Kredit Kontrol.
Risiko Kredit (Lanjutan) Bank telah mengimplementasikan manajemen risiko kredit yang mencakup penetapan prosedur dan kebijakan kredit, pengaturan limit dan mengevaluasinya secara berkala untuk memastikan bahwa seluruh risiko yang mungkin timbul dari kegiatan pemberian kredit telah tercakup, serta menerapkan prinsip “Four Eyes Principle ” secara konsisten. Bank telah melaksanakan pengelolaan portofolio kredit secara konsisten dan berkelanjutan serta melaporkannya kepada manajemen senior dan Dewan Komisaris secara berkala. Bank melakukan pemantauan terhadap seluruh aspek dari debitur dan sektor industrinya. Unit Manajemen Risiko melakukan pemantauan portofolio yang dimiliki Bank secara berkesinambungan. Informasi yang relevan disampaikan
58
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
41. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan) Penilaian penyisihan penurunan nilai kolektif Penilaian penyisihan kerugian secara kolektif dilakukan atas aset keuangan yang tidak signifikan secara individu. RISIKO PASAR
Risiko pasar adalah risiko dimana nilai wajar atau arus kas dimasa mendatang atas instrumen keuangan akan berfluktuasi karena adanya perubahan pada variabel pasar, seperti tingkat bunga, tingkat nilai tukar dan harga ekuitas. Risiko pasar melekat pada hampir seluruh kegiatan dan aktivitas Bank. Bank menggunakan Standardized Approach untuk menghitung dan memantau risiko pasar yang meliputi risiko suku bunga surat berharga yang dimiliki oleh Bank dan risiko valuta asing yang konsisten sesuai Peraturan Bank Indonesia No. 9/13/PBI/2007 tanggal 01 November 2007. Selain perhitungan risiko berdasarkan Standardized Approach , Bank juga melakukan kajian‐kajian pengaruh risiko suku bunga dalam banking book berdasarkan pendekatan repricing gap Pengelolaan risiko pasar dilakukan juga dilaksanakan dengan berbagai analisa risiko dan ketentuan limit risiko pasar. Risiko suku bunga Risiko suku bunga timbul dari kemungkinan perubahan suku bunga yang akan mempengaruhi arus kas di masa yang akan datang atau nilai wajar dari instrumen keuangan. Bank telah menetapkan limit untuk membatasi potensi kerugian dari transaksi trading instrumen keuangan yang memiliki risiko suku bunga maupun analisa repricing gap pada setiap periode waktu yang telah ditentukan. Posisi‐posisi yang diambil diawasi secara teratur untuk meyakinkan bahwa posisi tetap dijaga dalam limit‐limit yang telah ditetapkan.
Risiko mata uang Risiko mata uang adalah risiko‐risiko dimana nilai instrumen keuangan akan berfluktuasi karena perubahan dalam nilai tukar mata uang asing. Bank telah menetapkan limit posisi berdasarkan mata uang. Posisi tersebut dimonitor harian dan strategi lindung nilai (hedging ) akan digunakan untuk meyakinkan bahwa posisi dijaga agar dalam batasan yang telah ditetapkan.
Sesuai Peraturan Bank Indonesia No. 6/20/PBI/2004 tanggal 5 Juli 2004 yang telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia No. 7/37/PBI/2005 tanggal 30 September 2005, Bank diwajibkan memelihara PDN setinggi‐tingginya 20%, dalam hal ini Perseroan memiliki kebijakan internal untuk posisi devisa netto (PDN) maksimum sebesar 17%, dan membatasi trading valuta asing berdasarkan risk appetite bank yang ditinjau secara berkala.
Sementara itu pengelolaan risiko pasar pada banking book , difokuskan pada pengelolaan risiko suku bunga, melalui analisa imbal hasil suku bunga bulanan untuk penelaahan dampak dari perubahan suku bunga aktual terhadap aset dan liabilitas yang sensitif terhadap perubahan suku bunga dan pengukuran dengan menggunakan analisa Repricing Gap . Dengan metode ini dapat diukur pengaruh dari perubahan suku bunga terhadap Net Interest Income.
59
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
41. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan) RISIKO PASAR (Lanjutan) Sehingga jika terjadi perubahan suku bunga yang mungkin dapat mempengaruhi kinerja Bank, maka Bank dapat segera merestruktur aset dan liabilitas yang dimiliki, baik tanggal repricing date ‐nya ataupun jenis suku bunganya (tetap atau variabel). Limit risiko repricing gap by tenor telah ditetapkan untuk mengelola risiko suku bunga di posisi banking book dengan hati‐hati. RISIKO LIKUIDITAS Risiko likuiditas adalah potensi timbulnya kerugian akibat dari ketidakmampuan Bank dalam membayar penarikan oleh nasabah, mendanai pertumbuhan aset dan memenuhi liabilitas sesuai kontrak melalui akses tak terbatas untuk pendanaan pada tingkat suku bunga pasar yang wajar. Risiko likuiditas juga timbul dalam situasi dimana Bank tidak dapat mencairkan atau menjual asetnya karena pasar tidak bisa memperdagangkan aset tersebut. Kunci pengukuran yang digunakan oleh Bank untuk mengelola risiko likuiditas adalah dengan menggunakan rasio‐ rasio seperti primary‐secondary reserve ratio , rasio aset dan liabilitas likuid, rasio limit 25 nasabah terbesar, serta dengan memantau limit dari posisi bersih arus kas harian dan arus kas keluar kumulatif bersih dalam jangka waktu 1 hari dan 1 bulan ke depan dan aktivitas pendanaan antar bank. Di sisi aset, kebijakan untuk pembelian instrumen‐instrumen keuangan untuk posisi banking book telah ditetapkan, yang juga meliputi kriteria‐kriteria atau jenis‐jenis aset yang bisa dibeli. Sementara itu di sisi liabilitas analisa jenis‐ jenis liabilitas dan jangka waktunya selalu dilakukan secara konsisten agar likuiditas bisa terjaga sepanjang waktu. Bank juga mempunyai kemungkinan untuk mengalami kesulitan likuiditas yang dipicu oleh menurunnya credit rating Bank sehingga mengakibatkan terjadi penarikan‐penarikan dana yang mendadak, atau terjadinya suatu kondisi dimana counterparty tidak mau melakukan transaksi atau meminjamkan dana ke Bank. Atas kemungkinan‐ kemungkinan tersebut maka pengelolaan risiko harus disentralisasi, dimana yang terlibat bukan hanya dari perspektif k ki b k l l i ik h di li i di lib b k h d i k if risiko pasar tetapi juga komponen‐komponen lainnya, seperti dari risiko kredit dan operasional. Selanjutnya produk‐ produk/transaksi‐transaksi/ aktifitas‐aktifitas baru yang mengakibatkan adanya penambahan aset dan kewajiban, selalu melalui proses review dan persetujuan yang seksama sebelum produk/transaksi/aktifitas baru tersebut dijalankan. Disamping itu pengukuran rasio‐rasio likuiditas dan analisa gap, telah dilaksanakan secara konsisten, kebijakan liquidity contingency plan telah ditetapkan serta limit‐limit telah ditentukan yang semuanya bertujuan untuk mengontrol risiko likuiditas. Limit risiko likuiditas seperti, Interbank taking limit, FX swap liquidity limit, secondary reserve limit, limit aset dan liabilitas likuid, limit 25 deposan terbesar, dan dealers transaction limit telah ditetapkan untuk mengelola risiko likuiditas dengan hati‐hati. Disamping itu sebagai tambahan, beberapa limit yang ditetapkan BI yang berkaitan dengan pengelolaan risiko likuiditas seperti: rasio limit 25 deposan terbesar, rasio limit aset likuid/liabilitas likuid, rasio limit 1‐month maturity mismatch , juga terus dipantau agar pengelolaan risiko likuiditas dilaksanakan secara hati hati.
60
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
41. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan) RISIKO OPERASIONAL Risiko operasional adalah potensi timbulnya kerugian sebagai akibat dari kejadian‐kejadian yang melibatkan manusia, proses, sistem dan kejadian‐kejadian diluar Bank. Dalam rangka menjaga pengelolaan risiko Bank, risk‐taking‐unit bertanggungjawab atas seluruh risiko yang terjadi di unitnya masing‐masing termasuk risiko operasional. Cara pengendalian risiko‐risiko tersebut telah diatur melalui kebijakan dan prosedur pada masing‐masing unit, serta metode‐metode pengendalian dan pemantauan yang ada. Manajemen risiko operasional, bekerjasama dengan risk‐taking‐unit, telah mengembangkan tiga metode utama untuk membantu mengelola, memantau dan mengikhtisarkan risiko operasional, yaitu: 1. Daftar Penilaian Kontrol Risiko Operasional, yaitu metode yang digunakan oleh unit‐unit kerja untuk mengidentifikasi, mengukur dan mengalihkan sumber‐sumber risiko operasional secara mandiri. Metode ini juga digunakan sebagai sarana untuk memperbaiki pemahaman kepada personil kantor cabang akan pentingnya manajemen risiko serta menegaskan bahwa aktivitas mereka akan selalu dipantau oleh Divisi Operational Risk Management . 2. Loss Event Database, merupakan metode yang digunakan untuk mencatat setiap peristiwa risiko operasional yang menimbulkan dampak finansial secara langsung maupun tidak langsung. Setiap kali unit pemilik risiko mengalami kejadian risiko operasional, maka unit tersebut harus melaporkan dengan menggunakan formulir Laporan Kejadian Risiko Sekitar Kita (LKS). Dari formulir LKS ini akan diketahui tipe risiko yang terjadi, penyebab kejadian tersebut, lokasi (lini bisnis) tempat terjadinya risiko serta besarnya kerugian yang terjadi atau kewajiban hukum yang terjadi serta recoverynya (bila ada). Sarana ini sangat penting untuk memonitor profil risiko operasional yang terjadi serta recoverynya (bila ada) Sarana ini sangat penting untuk memonitor profil risiko operasional secara teratur, serta data yang diperoleh merupakan input data utama bila bank akan mengaplikasikan pendekatan maju (advance) dalam pengukuran kecukupan modal minimumnya. 3. Key Risk Indicators , yang merupakan serangkaian parameter pengukuran kuantitatif risiko operasional yang mengindikasikan tingkat risiko pada suatu fungsi/proses/bisnis dengan tujuan agar potensi risiko manajemen dapat teridentifikasi melalui analisa dari trend statistic individual , juga melalui pengendalian lingkungan yang tercermin dari data‐data. Diharapkan penyimpangan‐penyimpangan dapat teridentifikasi secara dini, serta dapat diperbaiki sebelum permasalahan tersebut berkembang menjadi lebih serius. Hasil dari penggunaan metode tersebut diatas telah disampaikan kepada departemen dan divisi terkait, senior manajemen, manajemen eksekutif dan Direksi melalui “Operational Risk Management Highlight Report”, me lalui “Risk Management Committee (RMC) Meeting dan “Risk Oversight Committee” (ROC) untuk memantau dan mengantisipasi risiko operasional yang mungkin timbul.
61