1.
Psikologi dalam Kewiraswastaan Psikologi memiliki deinisi yang telah disepakai oleh pakar ilmu yang
mempelajari ingkah laku manusia yaitu the scieniic study of behavior yang arinya studi ilmiah tentang prilaku. Dari ari tersebut dapat memahami sisi unik kepribadian dan kejiwaan dari diri seseorang. Tinjauan kewiraswastaan dari perspekif Psikologi lebih terfokus pada pertanyaan mengapa secara individual ada orang dapat yang memanfaatkan peluang? Mengapa yang lain idak? Mengapa ada pengusaha yang sukses? Mengapa ada yang idak sukses? Melihat sebuah peluang menjadi awal suatu ide untuk menancapkan sebuah roda usaha. Namun, hal tersebut perlu diindaklanjui dengan upaya eksploitasi peluang sehingga menciptakan keuntungan yang menjanjikan. Dalam hal ini, idak semua orang mampu melihat peluang usaha. Terdapat beberapa karakterisik kepribadian
seseorang
yang
akan
mempengaruhi
dirinya
dalam
cara
mengorganisasikan peluang wirausaha. Kepribadian yang berbeda akan menunjukkan perbedaan cara dalam menghadapi tantangan meski berada dalam situasi yang sama. wiraswasta adalah orang yang berani bersikap, berikir dan berindak menurut kemampuan dan keberanian untuk menciptakan pekerjaan sendiri, mencari nakah dan berkarir dengan sikap mandiri. Seseorang yang memiliki dorongan untuk menciptakan sesuatu yang lain dengan menggunakan waktu dan kegiatan, disertai modal dan resiko, serta menerima balas jasa dan kepuasan serta kebebasan pribadi atas usahanya tersebut.
2.
Ciri-ciri Psikologi Seorang Wiraswasta Menurut Imam S. Sukardi (1984) berpendapat bahwa seorang wiraswasta
adalah : a. Seorang yang supel dan leksibel dalam bergaul, mampu menerima kriik dan mampu melakukan komunikasi yang efekif dengan orang lain.
b. Seseorang yang mampu dan dapat memanfaatkan kesempatan usaha yang ada. c. Seseorang yang berani mengambil risiko yang telah diperhitungkan atas halhal yang akan dikerjakan serta menyenangi tugas-tugas yang efekif dengan orang lain. d. Seseorang yang memiliki pandangan yang ke depan, cerdik, lihai, dapat menanggapi situasi yang berubah-ubah serta tahan terhadap situasi yang idak menentu (isilah sekarang tahan baningan). e. Seseorang yang dengan oto-akivitasnya mampu menemukan sesuatu yang orisinil dari pemikiran sendiri dan mampu menciptakan hal-hal baru serta kreaif. f.
Seseorang yang mempercayai kemampuan sendiri, kemampuan untuk bekerja mandiri, opimis dan dinamis serta memiliki kemampuan untuk menjadi pemimpin.
g. Seseorang yang mampu dan menguasai berbagai pengetahuan maupun ketrampilan dalam menyusun, menjalankan dan mencapai tujuan organisasi usaha, manajemen umum dan berbagai bidang pengetahuan lain yang menyangkut dunia usaha. h. Seseorang yang memiliki moivasi yang kuat untuk menyelesaikan tugasnya dengan baik, mengutamakan prestasi, selalu memperhitungkan faktor penghambat maupun penunjang, tekun, kerja keras, teguh dalam pendirian dan berdisiplin inggi. i.
Seseorang yang memperhaikan lingkungan sosial untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik bagi semua orang.
3.
Bagaimana Kewiraswastaan di Indonesia Wiraswastawan cenderung memiliki beberapa ciri ingkah laku yang
menonjol, antara lain : 1) Bertanggung jawab secara pribadi atas segala indakannya. 2) Berusaha mengerjakan tugas dengan cara-cara baru yang kreaif. 3) Mengharapkan adanya umpan balik dari tugas yang dikerjakan. 4) Mempunyai taraf aspirasi yang realisis untuk pencapaian tujuan dimasa depan. 5) Dalam dirinya selalu ada keraguan untuk meraih prestasi yang lebih baik dan untuk itu mau bekerja keras. 6) Selalu memperhitungkan risiko dari tugas yang dikerjakan sehingga cenderung menetapkan tujuan yang sedang-sedang risikonya. Mengenai sikap mental wiraswastawan dijelaskan oleh Matulada (1985) yang cukup dianggap mewakili kondisi masyarakat Indonesia, yaitu : a.
Tanggapan terhadap waktu.
b.
Tanggapan terhadap hakikat hidup.
c.
Tanggapan terhadap hubungan dengan sesama manusia.
d.
Tanggapan terhadap kerja.
e.
Tanggapan terhadap alam. Dalam hal ini Mochtar Lubis berpendapat bahwa manusia Indonesia
memiliki ciri-ciri berikut : munaik (hipokrit), segan dan enggan bertanggung jawab, berjiwa feodal, percaya tahayul, arisik, punya watak yang lemah, idak hemat, dan idak bekerja keras. Faktor sikap mental manusia itu sendiri sangat besar pengaruhnya terhadap
pertumbuhan
wiraswastawan
dan
lebih
jauh
lagi
terhadap
pertumbuhan ekonomi suatu negara. Banyak ahli berpendapat bahwa sikap mental tersebut harus segera diubah, atau paling idak disesuaikan dengan tuntutan situasi yang semakin maju dan berkembang. Adapun sikap mental yang harus dikembangkan mengarah kepada :
(1)
eisiensi
(2)
kerajinan
(3)
keteriban
(4)
keteliian
(5)
kesederhanaan
(6)
kejujuran
(7)
kemampuan mengambil keputusan secara rasional
(8)
siap dan peka terhadap perubahan
(9)
mampu melihat peluang
(10)
mempunyai semangat kerja
(11)
ketulusan dan percaya diri
(12)
mampu bekerja sama, dan
(13)
berpandangan jauh ke depan.
Masalah Pengembangan Kewiraswastaan Pandangan psikologik berari meniikberatkan pada segi akivitas manusianya. William James seorang psikologi Amerika memperkirakan bahwa orang biasa baru menggunakan lebih kurang 10% dari kemampuan-kemampuannya. Margareth Mead berpendapat sekitar 6%, sedangkan Herbert Oto punya perkiraan yang lebih rendah, yaitu sekitar 4%. Proses Perkembangan Wiraswasta Menurut hasil peneliian para ahli ilmu sosial ditemukan adanya ciriciri/karakterisik untuk seorang wiraswasta sebagai berikut : 1) Mempunyai rasa percaya dan harga diri yang kuat. 2) Ingin menciptakan sesuatu yang orisinil. 3) Lebih berorientasi pada terlaksananya tugas/produkif. 4) Orientasi pada masa depan.
Please download full document at www.DOCFOC.com Thanks