PROTOTIPE ALAT PENGERING TIPE ROTARI (ROTARY DRYER) BERSUMBER PANAS BIOMASSA UNTUK INDUSTRI PENGOLAHAN PATI SAGU DI PAPUA Wilson Palelingan Aman1), Abadi Jading2), Mathelda K. Roreng3 1) Staf Pengajar Jurusan Teknologi Pertanian Universitas Negeri Papua Jl. Gunung Salju Amban Manokwari, Papua Barat Telepon : 081344414413 e-Mail :
[email protected]
ABSTRAK
Proses pengeringan merupakan salah satu tahapan penting dalam penanganan bahan pangan. Hal tersebut disebabkan karena proses pengeringan dapat memperpanjang masa simpan produk pangan sehingga dapat dikonsumsi lebih lama. Pati sagu merupakan komoditi pangan yang penting di Papua karena merupakan bahan pangan utama selain beras. Untuk memperpanjang masa simpan ati sagu maka perlu melalui proses pengeringan. Salah satu peralatan pengeringan yang dapat digunakan adalah pengering tipe rotari berputar (rotary dryer). Sumber panas pengering dapat berasal dari biomassa untuk mengurangi penggunaan bahan bakar minyak (BBM) sebagi sumber panas pembakaran. Permasalahannya adalah belum tersedia peralatan pengering yang sesuai untuk pengeringan pati di Papua. Untuk itu dilakukan penelitian untuk merancang prototipe alat pengering tipe rotari untuk pati sagu dengan sumber panas yang berasal dari pembakaran biomassa. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan prototipe alat pengering pati sagu tipe rotari bersumber panas bimassa hasil pembakaran. Parameter pengujian adalah kemiringan silinder pengering berputar yang berpengaruh terhadap lama tinggal (residence time) bahan dalam ruang pengering. Melalui penelitian ini, telah dihasilkan prototipe alat pengering tipe rotari untuk pengeringan pati sagu di Papua. Hasil pengujian dengan kadar air awal pati yang sama sekitar 44% bb, menunjukkan bahwa penggunaan kemiringan silinder pengering sebesar 1 derajat menghasilkan kadar air akhir bahan sebesar 18,32% bb dengan lama pengering 2,25 jam. Kadar air akhir tersebut yang lebih rendah dibandingkan dengan penggunaan kemiringan 2 dan 3 derajat. Hal ini disebabkan karena kemiringan yang lebih kecil menyebabkan waktu tinggal pati dalam ruang pengering akan lebih lama. Akibatnya aliran udara pengering akan lebih lama melalui pati sagu yang dikeringkan, dengan demikian jumlah air yang diuapkan dari dalam bahan akan lebih banyak. Kata Kunci : pengeringan, tipe rotari, pati sagu, biomass
734
I.
pengeringan tersebut mempunyai keuntungan
PENDAHULUAN
karena kebutuhan energi panas yang gratis Pati sagu merupakan salah satu produk
tetapi tidak efektif terutama karena sangat
olahan yang prospek untuk dikembangkan
bergantung
dalam skala industri di Provinsi Papua dan
Akibatnya kualitas dan kuantitas produk yang
potensi pasar yang masih terbuka. Luas areal
dihasilkan menjadi rendah. Pengeringan yang
penanaman sagu di Papua diperkirakan sebesar
memanfaatkan sumber panas dari pembakaran
1,2 juta Ha (Balitbanghut, 2005 dalam
biomassa dan energi matahari yang dikenal
Karmawati dkk, 2009). Luasan tersebut terdiri
sebagai pengering Efek Rumah Kaca-Hibrid
atas vegetasi dusun sagu dan hutan sagu alam.
(ERK-Hibrid) telah dikembangkan namun
Hasil perhitungan yang dilakukan oleh Santoso
berbagai hasil penelitian pengeringan dengan
dkk (2010), memperkirakan kandungan pati
metode ini menunjukkan efisiensi pengeringan
dalam satu pohon sagu adalah sebesar 330 kg
yang relatif rendah yaitu rata-rata 11,23%
pati basah atau 168 kg pati kering. Jika rata-
(Aman, 2010); 8-18% (Nelwan, 1997); 26-
rata jumlah sagu pada tingkat masak tebang
35% (Mulyantara et al., 2008).
adalah 40 pohon/ha/tahun (Haryanto dan
umumnya
Pangloli,1992), maka potensi kandungan pati
seragam dan memerlukan proses pengaduk
tahapan
secara
pengolahan yang sama, antara lain melalui
meningkatkan
Peralatan pengering lain untuk pati sagu
Pengeringan merupakan tahapan yang
dan
kritis karena menentukan kualitas akhir produk
peralatan
Untuk pengeringan pati sagu maupun tapioka berbagai
kelemahan
peralatan
masyarakat
pengeringan sinar
matahari.
masih
dalam
tahap
pengeringan terutama
masih
untuk
memiliki
menghasilkan
kecepatan udara yang sesuai untuk dapat
pengeringan. Selama ini di pengeringan pati oleh
yang
pengering tipe fluidized bed namun demikian
sebagai bahan baku, atau untuk dipasarkan.
digunakan
tapioka
pengembangan di Papua adalah peralatan
sebelum disimpan sebagai persediaan, diolah
memanfaatkan
untuk
2010).
pengeringan.
menggunakan
berkala
keseragaman kadar air (Manalu, 1999; Aman,
proses pengecilan ukuran, ekstraksi, hingga
dilakukan
peralatan
produk untuk masing-masing lapisan tidak
ton/tahun. Untuk menghasilkan produk pati
yang
dengan
tebal (deep bed) yang menyebabkan kadar air
ton/tahun pati basah atau sekitar 7,68 juta
dapat
pengeringan
Selain itu
pengering ini dilakukan dengan lapisan produk
sagu di Papua adalah sebanyak 15,84 juta
beberapa
matahari.
proses pengeringan tidak dapat dilakukan.
ketersediaan bahan baku yang melimpah serta
melalui
penyinaran
Sehingga pada malam hari atau hujan maka
Papua Barat. Potensi tersebut didukung oleh
umumnya
pada
menghasilkan fluidisasi produk. Semakin besar
masih
diameter produk yang dikeringkan maka
dengan
dibutuhkan aliran udara yang semakin cepat
Metode
yang berarti membutuhkan energi penggerang
735
kipas penghembus yang semakin besar pula.
panas yang berasal dari hasil pembakaran
Dalam hal pengoperasian, terutama untuk
Bahan Bakar Minyak (BBM), akibat harga
pengering fluidized bed dengan sistem batch,
BBM yang cenderung meningkat sedangkan
alat pengering yang dikembangkan kurang
ketersediaannya yang semakin menurun.
ergonomis terutama untuk pada saat input
Tujuan yang ingin dicapai dari riset ini
produk ke dalam alat pengering.
adalah untuk menghasilkan prototipe inovasi
Untuk mengatasi permasalahan tersebut
peralatan pengeringan pati tipe rotari (rotary
perlu penggunaan peralatan pengering yang
dryer)
lebih sesuai. Peralatan pengering yang dapat
berasal dari pembakaran biomassa yang layak
menjadi alternatif untuk pengeringan pati
secara teknis, ekonomis dan ergonomis untuk
adalah pengering tipe rotari (rotary dryer).
diterapkan pada industri pengolahan pati di
Prinsip kerja alat pengering tipe rotari ini
Papua. Sasaran hasil riset ini adalah industri-
adalah mengeringkan produk yang umumnya
industri pengolah pati sagu dan tapioka yang
berbentuk granular atau padatan di dalam
terdapat di Papua. Hasil riset berupa alat
silinder horisontal berputar yang dialiri udara
pengering tipe rotari dapat dimanfaatkan
panas
produk.
terutama oleh industri-industri pengolahan pati
berputar
di
untuk
Pengunaan
menguapkan
silinder
air
horisontal
yang bersumber
Papua
untuk
panas
meningkatkan
pengering
kapasitas
dimaksudkan untuk memungkinkan aliran
produksinya baik dari segi kuantitas maupun
udara
kualitas hasil produksi.
mengalir
secara
merata
melalui
permukaan produk yang dikeringkan. Pada bagian dalam silinder pengering diberi sirip (flight) terhadap
II.
METODE
untuk memudahkan produk terbuka aliran
memudahkan dikeringkan
udara
pengering.
pergerakan dalam
produk
bahan
dari
Penelitian
Untuk
eksperimental untuk mengetahui kinerja alat pengering dalam mengeringkan pati sagu dan tapioka.
membentuk sudut tertentu sehingga bagian
Ruang
lingkup
penelitian
yang
dilakukan meliputi perancangan, perakitan,
pemasukan bahan akan lebih tinggi dari bagian
pengujian kinerja alat, optimasi dan modifikasi
pengeluaran. Besarnya sudut yang dibentuk
alat, analisis kelayakan finansial hingga scale-
menentukan kecepatan aliran bahan dalam
up peralatan untuk skala industri skala hingga
silinder pengering. Sebagai sumber panas
menengah. Tahapan-tahapan umum penelitian
pengering digunakan panas yang berasal dari dalam
dilakukan
perakitan dan pengujian yang dilakukan secara
bagian
maka silinder pengering tersebut disusun
biomassa
akan
melalui perancangan yang dilanjutkan dengan
yang
pemasukan bahan ke bagian pengeluaran,
pembakaran
tersebut
ini yaitu :
tungku.
1. Pembuatan rancang bangun alat pengering
Penggunaan biomassa sebagai sumber panas
tipe rotari bersumber panas biomassa.
dimaksudkan untuk menggantikan sumber
736
Rancang bangun alat pengering tersebut
adalah kemiringan silinder pengering
dibuat berdasarkan konsep rancangan.
berputar dan sirip bagian dalam silinder
Alat pengering tipe rotari yang dirancang
yang
berkapasitas sekitar 100-200
dikeringan
kg pati
basah. Sumber panas pengering untuk alat
memungkinkan melayang
produk selama
yang proses
pengeringan.
ini berasal dari tungku pembakaran
4. Analisis sifat-sifat fisikokimia pati yang
biomassa yang kemudian dipindahkan
dihasilkan
melalui penukar panas dan dilairkan ke
Tahapan ini dilakukan setelah proses
dalam ruang pengering.
pengeringan pati telah dilakukan. Proses
2. Perakitan peralatan
analisis ini penting dilakukan untuk
Perakitan alat pengering dilakukan setelah
mengetahui kesesuaian sifat-sifat fisik
rancangan alat pengering telah menjadi
maupun
sebuah gambar kerja. Proses perakitan
dihasilkan dengan standar pati kering.
akan menghasil prototipe alat pengering
Selain itu dengan mengetahui sifat-sifat
pati tipe rotari dengan sistem batch.
fisik dan kimia produk yang dihasilkan,
Prototipe alat pengering tipe rotari yang
akan sangat membantu dalam optimasi
dirancang berdiameter 0,4 m dengan
dan modifikasi alat pengering. Beberapa
panjang
silinder
sifat-sifat fisikokimia pati kering yang
untuk
akan diamati dan diukur antara lain kadar
memungkinkan aliran bahan terjadi secara
air, bentuk granula, berat jenis, warna
baik
(derajat keputihan), amilosa, amilopektin,
4
m.
pengering
Kemiringan dirancang
menuju
bagian
pengeluaran.
Pengaturan putaran dan kemiringan akan
kimia
produk
pati
yang
suhu gelatinisasi.
menentukan lamanya proses pengeringan.
5. Optimasi
dan
Pengembangan
Alat
dan
pengembangan
alat
Karena itu kedua faktor tersebut akan
Pengering.
menjadi bagian yang akan dioptimumkan
Optimasi
dari penelitian.
pengering ditujukan untuk menghasilkan
3. Pengujian kinerja peralatan. Pengujian
kinerja
meliputi suhu
panas biomassa yang berlangsung secara
pengeringan yang dihasilkan, kapasitas
kontinu dengan input bahan baku yang
kerja
menggunakan belt konveyor. Hasil dari
alat,
ini
alat pengering pati tipe rotari bersumber
kecepatan
pengeringan,
efesiensi pengeringan alat, rendemen dan
tahapan
kadar air produk yang dihasilkan dan lain-
pengering dengan sistem kontinu, yang
lain. Hasil perakitan dan pengujian akan
siap diterapakan untuk industri skala
menghasilkan prototipe alat pengering
kecil.
tipe rotari yang secara teknis layak. Parameter penting dalam pengujian alat
737
ini
adalah
prototipe
alat
6. Analisis
kelayakan
peralatan
untuk
peralatan sistem kontinu yang telah layak
pengeringan pati sagu dan tapioka skala
secara teknis maupun secara ekonomi.
industri. Analisis
Tahapan kelayakan
penelitian
secara
rinci
menggunakan
mengikuti alur pelaksanaan kegiatan yang
beberapa metode analisis kelayakan usaha
disajikan dalam bentuk bagan alir yang tersaji
seperti analisis Net Present Value (NPV),
pada Gambar 1. Bagan alir proses tersebut
Internal Rate of Return (IRR), Benefit
menggambarkan tahapan kegiatan secara rinci
Cost Rasio (BCR), dan Break Even Point
beserta hasil yang ingin dicapai pada masing-
(BEP). Analisis ini dilakukan untuk
masing tahapan. Untuk mencapai hasil akhir
rencana scale up peralatan untuk industri
penelitian berupa scale-up untuk industri skala
skala menegah hingga besar.
kecil hingga menengah dibutuhkan waktu
7. Peningkatan skala peralatan (scale up).
selama
Scale up alat pengering tipe rotari ini ditujukan
untuk
mengembangkan
738
3
tahun
kegiatan.
Gambar 1. Bagan alir pelaksanaan kegiatan penelitian
III.
dalam tungku yang akan digunakan untuk
HASIL DAN PEMBAHASAN
mengeringkan pati di Papua. Aliran bahan Konsep
rancangan
yang
dihasilkan
dalam silinder pengering searah dengan aliran
dalam penelitian ini adalah rancangan sebuah
udara
alat pengering tipe rotari dengan sumber
panas
pengering.
Skema
proses
pengeringan dengan pengering tipe rotari
pemanas yang berasal pembakaran biomassa
disajikan melalui Gambar 2.
739
Udara Hasil Pembakaran Input bahan basah Penukar Panas (HE)
Udara Luar
Udara Lembab Silinder Pengering Udara Panas
Kipas Aksial
Udara Panas
Produk Kering
Motor Penggerak Tungku Pembakaran Biomassa
Gambar 2. Skema sistem pengering rotari dengan sumber panas biomassa Udara panas pengeringan dihasilkan
pengeluaran produk yang dikeringkan. Dengan
dalam tungku pembakaran biomassa. Udara
pengeringan tipe ini, tidak diperlukan energi
panas tersebut kemudian dialirkan ke dalam
tambahan untuk menggerakkan produk dalam
penukar panas (Heat Exchanger). Oleh kipas
ruang silinder. Sumber panas pengeringan alat
aksial, panas tersebut dihisap dan dihembuskan
pengering ini sepenuhnya berasal dari hasil
ke dalam silinder ruang pengering. Pada saat
pembakaran
yang sama bahan berupa pati sagu yang masih
pembakaran yang merupakan satu sistem yang
basah
silinder
tidak terpisahkan dari perlatan pengering
pengering. Karena kemiringan dan putaran
tersebut. Penggunaan biomassa tersebut untuk
silinder mengakibatkan bahan bergerak di
mengatasi
dalam ruang pengering ke bagian pengeluaran
pembakaran Bahan Bakar Minyak (BBM).
dimasukkan
produk
kering.
pengering
ke
dalam
Bagian
dilengkapi
dalam
dengan
silinder
mengalirkan
bahan
terbuka
terhadap
aliran
pemanas
dari
1 inchi (2,54 cm) dengan panjang masingmasing 1 m sebanyak 49 buah. Untuk
dan
meningkatkan luas permukaan perpindahan
menggerakkan bahan dalam ruang pengering sehingga
keterbatasan
tungku
susunan vertikal pipa-pipa logam berdiameter
horisontal searah dengan silinder. Bagian ini untuk
melalui
Bagian penukar panas terbuat dari
sirip-sirip
pengaliran bahan (flights) yang disusun secara
berfungsi
biomassa
panas, maka penukar panas dilengkapi dengan
udara
sisip-sirip besi plat yang tersusun sebanyak 8
pengering.
buah dalam ruang penukar panas. Tujuan
Produk basah yang dikeringkan bergerak
penggunaan
dengan sendirinya di dalam silinder berputar
jumlah
pipa
logam
dan
penambahan sirip adalah untuk meningkatkan
akibat kemiringan silinder pengering yang
efisiensi penukar panas tersebut.Penukar panas
disebabkan oleh perbedaan ketinggian antara
kemudian
bagian ujung yang pemasukan bahan dan
740
digabungkan
dengan
tungku
pembakaran menjadi suatu unit peralatan yang
ruang
penukar
panas
simultan, dimana panas hasil pembakaran
dihembuskan ke dalam ruang pengering. Unit
dalam tungku dapat mengalir secara efektif
peralatan
dan merata ke dalam pipa-pipa logam. Panas
ditampilkan melalui Gambar 3.
hasil
dan
selanjutnya
penggabungan
tersebut
tersebut yang kemudian dipindahkan ke dalam
Penukar Panas Pipa pengaliran udara panas ke ruang pengering
Pemasukan bahan bakar Tungku Pembakaran
Gambar 3. Unit tungku pembakaran dan penukar panas Melalui pembakaran bakar
hasil
dengan
biomassa
sebanyak
10
kg,
pengujian
tungku
menggunakan
bahan
kayu
dengan
diperoleh
peralatan pengering disajikan melalui Gambar
4.
rata-rata
suhu
o
pengering
tipe
rotari
tersebut
merupakan prototipe alat pengering pati sagu
udara
pengeringan maksimum sebesar 79,8
Alat
yang
C,
dengan suhu udara maksimum di daerah
masih
akan
mendapatkan
hasil
dikembangkan yang
optimum.
untuk Alat
pengering tersebut terdiri atas 2 komponen
o
sekitar ruang pembakaran sebesar 51,1 C.
utama yaitu unit tungku pembakaran biomassa
Tinggi suhu udara di lingkungan sekitar
dan unit silinder rotari pengering. Unit
tungku pembakaran, disebabkan karena adanya
pembakaran terdiri atas ruang pembakaran,
radiasi suhu panas hasil pembakaran kayu
penukar
dalam
Sedangkan unit silinder pengering merupakan
ruang
pembakaran.
Suhu
udara
o
lingkungan di rata-rata 30 C.
panas
dan
kipas
penghembus.
bagian fungsional atau bagian proses dari alat
Udara panas yang dihasilkan pada unit
karena bagian tersebut yang mengerjakan
tungku pembakaran kemudian dialirkan ke
fungsi dari perancangan alat. Baik unit tungku
dalam ruang pengering sebagai sumber panas
pembakaran maupun unit silinder pengering
pengeringan pati sagu. Hasil perakitan unit
741
ditopang oleh bagian pendukung yang berupa
aliran udara yang berlawanan (counter flow)
rangkaian besi siku dengan lebar 5 cm.
dan untuk produk yang relatif ringan.
Silinder
pengering
yang
dirakit
Silinder pengering berputar dengan
mempunyai diameter sebesar 0,5 m dengan
kecepatan
8,75
panjang 4 m. Perbandingan antara diameter
dihasilkan melalui mekanisme rantai dan
dengan panjang silinder pengering didasarkan
sproket yang digerakkan dengan motor listrik.
pada apa yang disampaikan oleh Land (1991)
Akibat perputaran tersebut, pati dalam ruang
yang menyatakan bahwa beberapa spesifikasi
pengering
dari pengering rotari antara lain panjang
sehingga seluruh permukaan bahan dapat
pengering rotari tipe pemanas langsung adalah
dilalui oleh aliran udara pengering. Untuk
5 hingga 8 kali diameternya, kemiringan
mengarahkan aliran bahan, maka bagian dalam
silinder dari bagian pemasukan hingga bagian
silinder diberi sirip (flights). Penggunaan sirip
pengeluaran produk biasanya antara 0 dan -5o.
juga berguna untuk memecahkan gumpalan-
Namun demikian kemiringan positif baik
gumpalan pati sehingga dapat dilalui oleh
digunakan untuk pengeringan rotari dengan
aliran udara pengering.
akan
rpm.
Putaran
mengalami
silinder
pembalikan,
Gambar 4. Prototipe alat pengering pati sagu tipe rotari bersumber panas biomassa Proses pengujian alat pengering dilakukan dengan menggunakan pati sagu rata-rata sebanyak 20 kg untuk masing-masing ulangan dengan kemiringan silinder yang berbeda-beda. Hasil pengujian disajikan melalui Tabel 1. Tabel 1. Hasil pengukuran kadar air pati sagu dengan berbagai kemiringan silinder pengering Kemiringan
Berat Awal (kg)
KA Awal (% bb)
KA Akhir (% bb)
Lama Pengering (jam)
Laju Pengeringan (% bb/jam)
1o
20
44,08
18,32
2,25
11,45
o
20
44,22
22,41
1,75
12,46
o
20
44,17
24,15
1,50
13,35
2 3
742
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
IV.
KESIMPULAN
kadar air paling rendah diperoleh melalui perlakuan
kemiringan
silinder
Berdasarkan hasil yang diperoleh melalui
pengering
pelaksanaan penelitian ini maka diperoleh
sebesar 1 derajat yaitu sebesar 18,32% bb.
kesimpulan :
Sedangkan penggunaan kemiringan 2 dan 3
1.
derajat menghasilkan masing-masing 22,41%
pengering pati sagu tipe rotari dengan
bb dan 24,15% bb. Perbedaan kadar air akhir yang
dihasilkan
untuk
sumber panas biomassa hasil pembakaran
masingmasing 2.
perlakukan disebabkan oleh perbedaan waktu tinggal
(resindence
time)
ruang
pengering
kecil
kemiringan
silinder
air akhir bahan yang lebih rendah karena waktu tinggal (resindence time) yang
pengeringan. Waktu tinggal (resindence time) dalam
Semakin
terhadap poros akan menghasilkan kadar
masing-masing
bahan dalam silinder pengering selama proses
bahan
Penelitian ini menghasilkan prototipe alat
lebih lama
untuk
kemiringan 1 derajat lebih lama dibandingkan DAFTAR PUSTAKA
dengan kemiringan 2 dan 3 derajat. Akibatnya bahan dengan waktu tinggal lebih lama akan
Aman W.P. 2010. Optimasi Rancangan untuk Meminimumkan Biaya Konstruksi Alat Pengering Efek Rumah KacaHibrid (ERK-Hibrid) untuk Jagung [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
terpapar udara pengering yang lebih lama yang menyebabkan
proses
pengeringan
akan
berlangsung lebih cepat. Untuk pengering tipe rotari, kemiringan silinder pengerig sangat mempengaruhi
waktu
tinggal
Haryanto B., Pangloli P. 1992. Potensi dan Pemanfaatan Sagu. Kanisius Yogyakarta.
bahan
(resindence time) dalam silinder dan juga
kemiringan atau perbedaan tinggi antara inlet
Karmawati, E., S.J. Munarso, I.K. Ardana, C. Indrawanto. 2009. Tanaman Perkebunan Penghasil Bahan Bakar nabati (BBN). IPB Press. Bogor.
dan outlet maka semakin besar kecepatan
Land
mempengaruhi kecepatan pergerakan partikel melewati ruang pengering. Semakin besar
pergerakan bahan melintasi silinder sehingga mempersingkat waktu tinggal. Faktor lain yang
Manalu LP. 1999. Pengering Energi Surya dengan Pengaduk Mekanis untuk Pengeringan Kakao [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
berpengaruh terhadap waktu tinggal adalah kecepatan
putar
silinder.
Semakin
C.M.V. 1991. Industrial Drying Equipment : selection and appilication. Marcel Deccer, Inc. new York.
cepat
silinder berputar, maka semakin cepat bahan keluar dari silinder sehingga mempercepat
Mujumdar A.S. 2006. Principles, Classification and Selection of Dryer. Di Dalam : Mujumdar A.S., editor. Handbook of Industrial Drying. Taylor & Francis Group LLC.
waktu tinggal (Syah et al., 2008).
Mulyantara L.T., Nelwan L.O., Agustina S.E., Widodo T.W., 2008. Kajian Pengering
743
Surya Tipe Efek Rumah Kaca (ERK)Hybrid Tipe Silinder untuk Pengeringan Jagung Pipilan. Prosiding Seminar Nasional Mekanisasi Pertanian 23 Oktober 2008, Bogor. BBPMP Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian. Nelwan L.O., 1997 Pengeringan Kakao dengan Energi Surya Menggunakan Rak Pengering dengan Kolektor Tipe Efek Rumah Kaca [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Santoso B., W.P. Aman., F. Pakiding. 2010. Pra Studi Kelayakan Pengembangan Bioetanol di Kabupaten Sorong Selatan. Biro Investasi dan Perekonomian Provinsi Papua Barat, Manokwari. Syah H., Budiastra I.W., Suroso., Nelwan L.O. 2008. Kajian Performansi Pengering Rotari Co-Current untuk Pengeringan Sawut Ubi Jalar. Prosiding Seminar Nasional Mekanisasi Pertanian 23 Oktober 2008, Bogor. BBPMP Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian.
744