Proyek GAMBUT - UNOPS 96764/2016/TEI-CU/01
Protokol Komunikasi Produk FRS Desember 2016 Dr. Shiv Someshwar Brittney Melloy
Daftar Isi Akronim..................................................................................................................................................2 I. Pendahuluan.....................................................................................................................................4 II. Tinjauan Sistem Peringatan Dini ............................................................................................. 5 III. Rekomendasi Protokol Komunikasi Produk FRS .........................................................36 Referensi .................................................................................................................................................69
Protokol Komunikasi Produk FRS
1
Akronim AHA Center BIG BMKG BNPB BPBD BP REDD+ BPS CCROM CFA CSIR DisasterAWARE Ditjen PPI EC EFFIS EMOPS EWS FCC FDI FWI FDRS FEMA FFMD FRS GFDRR ICIMOD InAWARE IPAWS Karhutla KLHK KMS KPH
Pusat Koordinasi Bantuan Kemanusiaan Penanggulangan Bencana ASEAN (ASEAN Coordinating Center for Humanitarian Assistance on Disaster Management) Badan Informasi Geospasial Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Badan Nasional Penanggulangan Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Badan Pengelola Penurunan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi Hutan Badan Pusat Statistik Pusat Penanggulangan Ririko Iklim dan Pengelolaan Peluang (Center for Climate Risk and Opportunity Management) di Institut Pertanian Bogor Otoritas Kebakaran Negara (Country Fire Authority), Negara Bagian Victoria, Australia Dewan Penelitian Ilmiah dan Industri (Council for Scientific and Industrial Research), Afrika Selatan Aplikasi peringatan, analisis, dan evaluasi risiko segala ancaman bencana (All-Hazards Warning, Analysis, and Risk Evaluation) Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim Komisi Eropa (European Commission) Sistem Informasi Kebakaran Hutan Eropa (European Forest Fire Information System) Sistem Operasi Darurat (Emergency Operations Systems), DisasterAWARE Sistem Peringatan Dini (Early Warning System) Komisi Komunikasi Federal (Federal Communications Commission), AS Indeks Bahaya Kebakaran (Fire Danger Index) Indeks Cuaca Kebakaran (Fire Weather Index), Kanada Sistem Peringkat Bahasa Kebakaran (Fire Danger Rating System) Badan Penanggulangan Daurat Federal (Federal Emergency Management Agency), AS Sistem Pemantauan dan Deteksi Kebakaran Hutan (Forest Fire Monitoring and Detection), Nepal Sistem Risiko Kebakaran Fasilitasi Pengurangan dan Pemulihan Risiko Bencana Global (Global Facility for Disaster Risk Reduction and Recovery), World Bank Pusat Pembangunan Gunung Terpadu International (International Center for Integrated Mountain Development), Nepal Aplikasi peringatan, analisis, dan evaluasi risiko bencana yang dikembangkan oleh BNPB dan Pacific Disaster Center (PDC), Hawaii, AS (Indonesia All-Hazards Warning, Analysis, and Risk Evaluation) Sistem Kewaspadaan & Peringatan Publik Terpadu (Integrated Public Alert & Warning System), AS Kebakaran Hutan dan Lahan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Karhutla Monitoring System Kesatuan Pengelolaan Hutan
LAPAN MODIS NASA NWS OFDA PDC POSKO POSNAS SiPongi SOP SST UNOPS USAID VinAWARE WEA
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Satelit Terra dan Aqua NASA AS (Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer) Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional AS (National Aeronautics and Space Administration) Badan Cuaca Nasional AS (National Weather Service) Kantor Bantuan Bencana Asing AS (Office of U.S. Foreign Disaster Assistance), USAID Pusat Bencana Pasifik (Pacific Disaster Center), Hawaii Pos Komando pemadaman kebakaran Prosedur Standar Nasional Pencegahan Karhutla Sistem Pengendalian Kebakaran Prosedur Operasi Standar (Standard Operating Procedure) Suhu Permukaan Laut (Sea Surface Temperature) Kantor Layanan Proyek Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations Office for Project Services) Badan Pembangunan International Amerika Serikat (United States Agency for International Development) Sistem peringatan dini dan dukungan keputusan yang dikembangkan dan digunakan di Vietnam oleh PDC (Vietnam All-Hazards Warning, Analysis, and Risk Evaluation) Peringatan Darurat Nirkabel (Wireless Emergency Alert), AS
Protokol Komunikasi Produk FRS
3
Laporan ini adalah salah satu dari serangkaian laporan untuk proyek “Generating Anticipatory Measures for Better Utilization of Tropical Peatlands (GAMBUT)”. Proyek UNOPS Nomor 96764/2016/TEI-CU/01.
I.
PENDAHULUAN
Sistem peringatan dini yang efektif terdiri dari pengetahuan tentang bahaya dan kerentanan, serta kesiapsiagaan dan kapasitas untuk merespons. Informasi prakiraan risiko kebakaran adalah kunci perencanaan dan pelaksanaan kegiatankegiatan pencegahan kebakaran. Sistem Risiko Kebakaran (Fire Risk System atau FRS) menggunakan data iklim, lingkungan, sosial dan ekonomi untuk membuat prakiraan pengetahuan risiko bahaya kebakaran dan kerentanan terhadap kebakaran di berbagai lokasi di Indonesia. Kerentanan terhadap kebakaran, ramalan titik kebakaran dan ramalan risiko kebakaran sangatlah penting untuk merencanakan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan pencegahan kebakaran. Lembaga-lembaga daerah, kabupaten/kota dan provinsi membutuhkan produkproduk ini secara tepat waktu untuk merespons peningkatan situasi risiko kebakaran secara efektif. Laporan ini tersusun dalam dua bagian. Di bagian pertama kami meninjau sistemsiatem peringatan dini dari seluruh dunia dengan fokus pada siaga kebakaran, termasuk beberapa yang terkait dengan banyak bahaya. Kami meninjau sistem VIC Emergency milik Victoria, Australia; Integrated Public Alert and Warning System Amerika Serikat termasuk Emergency Alert System AS dan Wireless Emergency Alert Service AS; Advanced Fire Information System Afrika Selatan; Forest Fire Monitoring and Detection Nepal; sistem Rural Fire Service New South Wales, Australia; Alert Ready System, Kanada termasuk Saskatchewan SaskAlert System untuk siaga kebakaran, Forest Fire Information System Eropa, Sistem Pengendalian Kebakaran/Karhutla Monitoring System (KMS) Indonesia, DisasterAWARE Pacific Disaster Center, Hawaii dan sistem InAWARE BNPB
Indonesia. Fokus peninjauan ini adalah untuk memahami isi peringatan siaganya serta frekuensi dan metode komunikasi kepada pengguna, dalam rangka memandu protokol komunikasi produk-produk FRS untuk kegiatan-kegiatan pencegahan kebakaran. Dalam bagian berikutnya, kami menyajikan rekomendasi-rekomendasi khusus tentang meningkatkan Produk FRS dan mengomunikasikan Produk FRS untuk merencanakan dan melaksanakan upaya-upaya pencegahan kebakaran. Ke-23 rekomendasi meliputi isu-isu kunci seperti pertimbangan lembaga yang mengelola sistem, lembaga pengguna, media komunikasi produk-produk FRS, dan protokol komunikasi produk-produk FRS bagi lembaga-lembaga yang aktif bergerak
dalam
bidang
pencegahan
kebakaran
di
tingkat
provinsi,
kabupaten/kota dan daerah.
II. PENINJAUAN SISTEM PERINGATAN DINI Dalam bagian ini kami meninjau beberapa sistem peringatan dini dari seluruh dunia dengan fokus pada siaga kebakaran, termasuk beberapa yang memberikan peringatan untuk berbagai bencana.
1. VIC Emergency, Victoria, Australia VIC Emergency adalah sistem peringatan dini milik negara bagian Victoria, Australia. Pemerintah Negara Bagian Victorian dan Otoritas Kebakaran Negara (Country Fire Authority atau CFA) mengelola sistem tersebut. Sistem tersebut memiliki antarmuka web yang mudah dipahami, dengan pilihan-pilihan untuk melihat peringatan-peringatan yang ada dalam bentuk peta maupun teks (Gambar 1). Pengguna dapat mencari alamat-alamat tertentu untuk melihat paparannya
terhadap
peringatan
bahaya
tertentu.
Sistem
tersebut
memperlihatkan peringatan-peringatan yang diterima dari sejumlah lembaga Protokol Komunikasi Produk FRS
5
tentang berbagai bahaya termasuk kebakaran, banjir, badai, gempa bumi, tsunami, panas ekstrem, penampakan hiu, dan penutupan pantai. Menampilkan peringatan bahaya dalam waktu nyata, sistem VIC tidak menggunakan teknik peramalan yang canggih seperti FRS.
Gambar 1: Antarmuka web daring Sistem VIC Emergency Sumber: http://emergency.vic.gov.au/respond/
Menggunakan sistem Peringatan Darurat Nasional Australia (Australian National Emergency Alert), Otoritas Kebakaran Negara (CFA), Victoria, mengirimkan peringatan
kebakaran
semak
belukar.
Peringatan-peringatan
tersebut
merupakan peringatan-peringatan sederhana waktu nyata kepada masyarakat umum (lihat Tabel 1). Sistem tersebut menghubungi orang-orang secara otomatis jika alamat dan daerah geografinya relevan dengan bahaya kebakaran tersebut. Telepon rumah menerima pesan suara dan SMS dikirimkan ke telepon selular. Peringatan kebakaran semak belukar tidak memakan biaya. Peringatan
SMS memiliki batas 160 karakter, sedangkan lama maksimal pesan suara adalah 4 menit. Jenis
Status
Pesan
Keserius
Pesan Darurat Suara
Pesan Teks
Darurat. Darurat. Ini adalah Peringatan Darurat Kebakaran Semak Belukar yang dikeluarkan oleh CFA. Penduduk di //LOKASI// dan daerah-daerah sekitarnya harus mengungsi sekarang. Informasi lebih lanjut tersedia melalui media massa, atau kunjungi www.cfa.vic.gov.au
Peringatan Darurat Kebakaran Semak Belukar dari CFA. //LOKASI// dan daerah sekitar. Mengungsi sekarang. Periksa radio setempat atau www.cfa.vic.gov.au
an Kebakar an semak belukar
Peringata n
Tabel 1: Peringatan kebakaran semak belukar sistem VIC Emergency
FireReady adalah aplikasi telepon cerdas Sistem VIC Emergency (Gambar 2). Pengguna dapat melihat peta insiden peringatan-peringatan yang ada, daerahdaearah yang direncanakan akan dibakar, dan insiden-insiden kebakaran di negara bagian Victoria. Aplikasi FireReady memiliki enam tingkat peringatan, semuanya dalam waktu dekat (Gambar 3). Aplikasi tersebut memberikan data ringkasan dan peringatan insiden kebakaran dari CFA, Metropolitan Fire Brigade dan Department of Environment, Land, Water & Planning. Pengguna membuat “Watch Zone” untuk menerima peringatan yang terkait dengan lokasi mereka. Peringatan siaga kebakaran bersifat waktu nyata dan disediakan setelah regu pemadam kebakaran setempat telah menegaskan terjadinya peristiwa kebakaran.
Protokol Komunikasi Produk FRS
7
Gambar 2: Aplikasi FireReady Sistem VIC Emergency Sumber: http://firereadyfaq.emergency.vic.gov.au
Gambar 3: Tingkat peringatan aplikasi FireReady
Pada dasarnya, sistem VIC Emergency dan sistem FRS merupakan dua sistem yang berbeda. Peringatan siaga kebakaran semak belukar VIC merupakan peringatan publik dan tentang peristiwa kebakaran dalam waktu nyata (atau waktu dekat). Peringatan-peringatan tersebut adalah peringatan-peringatan kebakaran yang sedang terjadi, yang telah terjadi di masa lalu (dalam beberapa jam terakhir), atau yang mungkin akan terkadi di masa yang akan datang (dalam beberapa jam ke depan). Instruksinya khusus dan berorientasi pada tindakan,
membutuhkan tindakan langsung dari penerima pesan. Sebaliknya, FRS tidak mengeluarkan laporan tentang kebakaran hutan yang sedang berlangsung, dan tidak memberikan informasi tentang peristiwa kebakaran dalam waktu dekat. Fungsi tersebut merupakan fungsi sistem SiPongi/KMS Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. FRS menangani data iklim dan kebakaran skala waktu musiman (hingga tiga bulan). Prakiraan Risiko Kebakaran dan ramalan Titik Kebakaran FRS merupakan informasi yang secara teknis pelik. Tidak seperti peringatan kebakaran semak belukar waktu nyata, produk-produk FRS membutuhkan pengetahuan yang kuat tentang probabilitas dasar risiko kebakaran. Sistem VIC menawarkan beberapa fakta penting untuk FRS termasuk fungsi untuk mencari risiko kebakaran berdasarkan alamat, dan aplikasi telepon selular cerdas untuk mengomunikasikan produk-produk FRS secara efektif. Kedua isu disajikan dalam bagian rekomendasi laporan ini.
2. Sistem Integrated Public Alert and Warning Amerika Serikat:
Sistem Siaga Darurat dan Sistem Siaga Darurat Nirkabel, yang ditinjau di sini, menggunakan infrastruktur Sistem Siaga dan Peringatan Publik Terpadu (Integrated Public Alert and Warning System atau IPAWS) untuk memberikan peringatan kepada masyarakat tentang situasi-situasi darurat serius. (a) Sistem Siaga Darurat Otoritas federal, negara bagian dan daerah menggunakan Sistem Siaga Darurat (Emergency Alert System atau EAS) untuk mengirimkan peringatan kepada masyarakat melalui broadcast, cable, satelit, dan jalur komunikasi kabel. 1 Badan
“Emergency Alert System 2007 AM & FM (including Digital Audio Broadcast) Handbook.” Federal Communications Commission. Diakses daring Desember 2016 di: https://apps.fcc.gov/edocs_public/attachmatch/DOC-278628A3.pdf. 1
Protokol Komunikasi Produk FRS
9
Penanggulangan Darurat Federal (Federal Emergency Management Agency atau FEMA) mengawasi EAS, bersama dengan Komisi Komunikasi Federal (Federal Communication Commission atau FCC) menetapkan stadar dan prosedur teknis. Penyedia TV broadcast, TV kabel dan TV satelit komersial, serta perusahaan telepon diwajibkan oleh hukum untuk berpartisipasi dalam EAS. Selama darurat nasional, sistem ini memungkinkan Presiden Amerika Serikat untuk menyapa masyarakat Amerika melalui TV dan radio dari lokasi mana pun di AS. National Weather Service menggunakan EAS untuk memberikan peringatan kepada masyarakat tentang kondisi cuaca berbahaya, dan
kepolisian negara
menggunakan sistem ini terutama untuk mengomunikasikan peringatan siaga penculikan anak. EAS tidak mengharuskan penerima peringatan siaga untuk mendaftar atau membayar untuk menerima peringatan siaga. Gambar 4 dan Gambar 5 merupakan contoh peringatan siaga EAS.
Gambar 4: Peringatan siaga televisi dan radio EAS
Gambar 5: Peringatan cuaca NWS di jaringan televisi
Peringatan-peringatan yang terkait dengan cuaca memberikan peringatan darurat waktu nyata atau waktu dekat kepada masyarakat umum. EAS tidak memberikan prakiraan iklim atau ramalan risiko kebakaran jangka panjang. (b) Layanan Wireless Emergency Alert (WEA) Amerika Serikat Layanan Wireless Emergency Alert (WEA) menggunakan infrastruktur Integrated Public Alert and Warning System (IPAWS). Kemitraan WEA melibatkan FCC, FEMA, Wireless Association (sebuah kelompok perdagangan industri yang mewakili sektor komunikasi nirkabel) dan perusahaan nirkabel.2 National Weather Service serta lembaga-lembaga pemerintah negara bagian dan daerah diberikan wewenang oleh FEMA untuk mengirimkan pesan darurat (Gambar 6). Sekitar 100 operator nirkabel yang saat ini berpartisipasi dalam WEA.
WEA juga dikenal sebagai Commercial Mobile Alert System (CMAS) atau Personal Localized Alerting Network (PLAN). 2
Protokol Komunikasi Produk FRS
11
Gambar 6: Otorisasi FEMA yang dibutuhkan untuk Peringatan Siaga WEA Sumber: http://www.ctia.org/your-wireless-life/consumer-tips/wireless-emergency-alerts
WEA mencakup beragam situasi darurat keselamatan masyarakat termasuk peringatan siaga dari Presiden AS, banjir, bahaya cuaca, perintah evakuasi, ancaman teroris, tumpahan bahan kimia, penculikan anak, dll. Pesan WEA dikirimkan dari menara selular ke perangkat selular. Walaupun ditampilkan sebagai pesan teks standar, WEA menggunakan teknologi hak milik yang canggih yang tidak terhambat oleh kemacetan bandwidth (yang dapat terjadi dengan layanan pesan suara dan SMS standar).3 National Weather Service menggunakan WEA untuk mengirimkan pesan bahaya cuaca (Gambar 7 – Gambar 9).
“Emergency Alert System.” FEMA. Diakses September 2016 di: https://www.fema.gov/emergency-alert-system. 3
Gambar 7: Jenis pesan National Weather Service dalam WEA
Sumber: http://www.nws.noaa.gov/com/weatherreadynation/wea.html
Peringatan Status Bahaya Dekat: Peringatan Badai Salju daerah ini sampai 18.00 Waktu Standar Pasifik, Senin. Bersiap. Jangan Berpergian. Periksa Media Massa. NWS Gambar 8: Pesan peringatan siaga Badai Salju NWS Sumber: https://www.fema.gov/
Protokol Komunikasi Produk FRS
13
Gambar 9: Spanduk peringatan siaga WEA dalam Bahasa Spanyol
Layanan WEA, serupa dengan EAS, menangani darurat yang disebabkan oleh alam dan manusia. Peringatan-peringatan siaga tersebut merupakan peringatan waktu dekat dan segera membutuhkan tindakan. Tidak seperti produk-produk FRS, peringatan-peringatan siaga WEA tidak membutuhkan pengetahuan teknis sebelumnya untuk menggunakan peringatan-peringatan siaga tersebut. Peringatan-peringatan tersebut bersifat langsung dan disediakan bagi masyarakat melalui TV, radio, Internet, dan sistem komunikasi kabel dan nirkabel.
3. Advanced Fire Information System, Afrika Selatan Advanced Fire Information System (AFIS) adalah sistem berbasis satelit yang memberikan informasi kebakaran waktu nyata. Pada awalnya, sistem ini dikembangkan untuk Afrika Selatan oleh Council for Scientific and Industrial Research (CSIR) dan Meraka Institute. Sekarang, bermitra dengan CSIR dan ESKOM, perusahaan listrik publik terbesar di Africa, AFIS memberikan informasi kebakaran waktu dekat kepada pengguna dari seluruh dunia. AFIS mendeteksi kebakaran liar, mengkaji dampaknya, dan meramalkan kebakaran liar dalam waktu dekat. Sistem ini tidak memiliki produk risiko
kebakaran yang sebanding dengan FRS dengan perbedaan waktu 1 hingga 3 bulan sebelumnya. Produk-produk AFIS yang terkait dengan kebakaran liar meliputi: 1) Produk-produk deteksi kebakaran liar mencakup peta berbasis satelit tentang kebakaran-kebakaran yang sedang berlangsung, pemodelan penyebaran kebakaran, peringatan kebakaran melalui SMS, email dan internet, serta deteksi crowdsource menggunakan aplikasi selular. Informasi satelit tentang kebakaran di masa kini dan di masa lalu menjadi tulang punggung sistem ini. Data penginderaan jauh diambil dari banyak satelit termasuk MODIS (satelit Aqua dan Terra NASA AS), VIIRS (satelit Suomi-NPP NASA AS), SEVIRI (METSAT UE), dan Geostationary Operational Environmental System (Layanan Satelit, Data, dan Informasi Lingkungan AS). 2) Produk-produk ramalan kebakaran liar mencakup ramalan harian Bahaya Kebakaran, ramalan Cuaca Kebakaran tiap jam, estimasi Risiko Kebakaran, dan estimasi Kondisi Vegetasi. Prakiraan Bahaya Kebakaran AFIS menggunakan Indeks Cuaca Kebakaran (Fire Weather Index atau FWI) Kanada. Laporan Bahaya Kebakaran dikirimkan melalui email kepada klien yang menyoroti potensi kondisi dalam waktu dekat. 3) Produk-produk kajian kebakaran liar mencakup sejarah daerah yang terbakar (hingga 30 tahun ke belakang), analisis penyebaran kebakaran pascakebakaran, dan analisis forensic kebakaran. Kekuatan inti AFIS adalah informasi penginderaan jauh untuk membantu menanggulangi kebakaran liar secara lebih baik di masa kini (Gambar 10). Ramalan jangka panjang dalam skala waktu musiman bukan fitur dalam AFIS. Ramalan bahaya kebakaran berdasarkan cuaca tersedia hingga 10 hari (Gambar 11). Selain nilai FDI harian, sistem ini memberikan data suhu, kelembaban dan kecepatan angin.
Protokol Komunikasi Produk FRS
15
Gambar 10: Peta kebakaran liar AFIS
Gambar 11: Ramalan Bahaya Kebakaran AFIS
AFIS memiliki layanan peringatan telepon selular. Pengguna memerinci lokasi dan Peringkat Bahaya Kebakaran memberikan peringatan yang ingin mereka terima. Peringatan kebakaran ini bukanlah ramalan. Informasi berbasis satelit tentang peringatan-peringatan ini memerinci waktu ketika peristiwa kebakaran dideteksi bersama dengan titik koordinat lokasi kebakaran (Gambar 12).
Gambar 12: Peringatan Telepon Selular AFIS
Selain itu, sebuah aplikasi selular AFIS bebas biaya tersedia untuk telepon Apple dan Android. Aplikasi ini memiliki fitur interaktif, di mana pengguna dapat mengakses informasi tentang kebakaran jarak dekat, peringat Bahaya Kebakaran saat ini, dan sejarah kebakaran untuk lokasi-lokasi tertentu (Gambar 13 Gambar14).
Gambar 13: Peringkat Bahaya Kebakaran di aplikasi selular AFIS
Protokol Komunikasi Produk FRS
17
Gambar 14: Sejarah Kebakaran di aplikasi selular AFIS
Dengan fungsi ‘Burned Sum’, aplikasi ini menampilkan jumlah waktu suatu daerah telah terbakar dalam 15 tahun terakhir (Gambar 15).
Gambar 15: Peta ‘Burned Sum’ di aplikasi selular AFIS
FDI Calculator pada aplikasi AFIS memungkinkan pengguna yang memiliki akses ke informasi cuaca untuk menghitung Indeks Bahaya Kebakaran mereka sendiri. Pengguna juga dapat membagi gambar kebakaran dengan geotagging. Aplikasi AFIS kedua, aplikasi Watchtower, memungkinkannya untuk melaporkan lokasi
kebakaran. Ketika pengguna mengarahkan telepon mereka ke lokasi kebakaran, telepon tersebut otomatis merekam dan mengirimkan koordinat lintang dan bujur lokasi kebakaran tersebut. Pentingnya informasi satelit produk-produk AFIS terlihat jelas dari pemberitahuan sanggahan pada situs web AFIS. Pemberitahuan tersebut memberikan informasi kepada pengguna bahwa “kualitas dan keakuratan posisi geografis informasi tersebut tidak dijamin. [….] Oleh karena itu, tidak ada tindakan yang dapat dilakukan berdasarkan informasi ini tanpa meminta saran profesional, ilmiah dan teknis sebelumnya dari pakar untuk menentukan identifikasi dan penyebab sebenarnya “titik api" dan tanpa melaksanakan pengawasan dan penyelidikan di lapangan.”4 AFIS memiliki serangkaian produk yang canggih tentang kebakaran liar. Produk-produk tersebut tersedia di Internet dan telepon selular cerdas, serta sebagai laporan email. Produk-produk tersebut terkait dengan data kebakaran di masa lalu dan masa kini dengan ramalan peringkat bahaya kebakaran dikeluarkan maksimal 10 hari. Algoritma dasar perhitungan peringkat bahaya kebakaran didasarkan pada FWI Kanada, serupa dengan FDRS yang digunakan oleh BMKG di Indonesia. Aplikasi selular ini memungkinkan pengumpulan informasi dari banyak orang melalui Intenet tentang kebakaran yang sedang berlangsung, selain memungkinkan informasi yang diminta tentang kebakaran yang sedang berlangsung. Fungsi daerah terbakar pada AFIS merupakan ketertarikan bagi FRS, dalam rangka membantu menghitung emisi GRK kebakaran di masa lalu. Fungsi-fungsi lainnya pada AFIS harus menjadi ketertarikan bagi SiPongi/KMS serta Manggala Agni dan KPH, mengingat sangat pentingnya informasi kebakaran jangka pendek untuk pemadaman kebakaran. Fungsi-fungsi tersebut kurang berguna dalam membantu mengarusutamakan pengurangan kebakaran dalam rencana-rencana pembangunan atau untuk
4
http://southernafrica.afis.co.za Protokol Komunikasi Produk FRS
19
kegiatan-kegiatan perencanaan pencegahan kebakaran antisipatif menggunakan produk-produk FRS.
4. Sistem Forest Fire Monitoring and Detection, Nepal Sistem Pemantauan dan Deteksi Kebakaran Hutan (Forest Fire Monitoring and Detection atau FFMD) adalah sebuah sistem yang berbasis penginderaan jauh untuk seluruh Nepal. Pusat Pembangunan Gunung Terpadu Internasional (International Center for Integrated Mountain Development atau ICIMOD), sebuah organisasi antar-pemerintah, dan Departemen Kehutanan nasional Nepal mengembangkan sistem tersebut, dengan dukungan dari Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (United States Agency for International Development atau USAID) dan National Aeronautics and Space Administration (NASA) AS. Data MODIS dari satelit Terra dan Aqua NASA adalah data primer untuk sistem FFMD. Sistem ini menyebarkan peringatan SMS dan notifikasi email dengan lokasi dan perincian lainnya tentang peristiwa kebakaran yang sedang berlangsung (Gambar 16). Sebuah aplikasi web menampilkan peristiwa kebakaran yang sedang berlangsung.5
5
Dapat diakses di: http://apps.geoportal.icimod.org/NepalForestFire/.
Gambar 16: Peringatan kebakaran Email Nepal, FFMD Sumber: http://apps.geoportal.icimod.org/NepalForestFire/maps/NepalFire_2016_09_14.pdf
Sistem FFMD merupakan versi AFIS yang lebih sederhana. Serupa dengan AFIS, data satelit yang terus diperbarui merupakan intinya. Namun, fokus FFMD adalah untuk memberikan peringatan kepada pejabat pengendali kebakaran dan bukan kepada masyarakat umum. Sistem tersebut mengirimkan peringatan SMS kepada Petugas Kehutanan Kabupaten/Kota dan beberapa orang berwenang yang mewakili kelompok-kelompok penguna hutan masyarakat. Pelanggan menerima SMS tentang insiden kebakaran yang terdeteksi di kabupaten/kota mereka.
Protokol Komunikasi Produk FRS
21
Langkah ini merupakan upaya yang relatif terbatas, dengan hanya sekitar 220 pelanggan SMS. Masyarakat umum tidak dapat berlangganan layanan SMS ini. Fokus FFMD adalah untuk memberikan peringatan tentang kebakaran yang sedang berlangsung. Tidak demikian halnya dengan FRS, yang menangani ramalan risiko kebakaran 1 hingga 3 bulan di muka. Kesederhanaan sistem di Nepal, dalam mengomunikasikan peringatan (melalui SMS, email dan internet) dan fokus pada pengambil keputusan berlaku dalam FRS.
5. New South Wales Rural Fire Service, Australia Layanan Kebakaran Pedesaan New South Wales (New South Wales Rural Fire Service atau NSW RFS) mencakup sistem peringatan daring untuk kebakaran semak belukar. NSW RFS adalah salah satu organisasi pemadam kebakaran sukarela terbesar di dunia, yang mencakup luas lebih dari 800.000 kilometer persegi. Layanan ini menggunakan peringatan kebakaran semak belukar untuk memberikan informasi kepada masyarakat melalui telepon, radio, televisi, dan Internet (Gambar 17). Peringatan-peringatan tersebut merupakan peringatan tentang peristiwa kebakaran waktu nyata. Orang-orang di masyarakat terdampak menerima SMS atau panggilan telepon. Peringatan-peringatan tersebut tidak memakan biaya dan tidak perlu mendaftar untuk peringatanperingatan darurat tersebut. Sistem tersebut mengakses pusat data telepon nasional.6
“Telephone Warnings.” NSW Rural Fire Service. Diakses September 2016 di: http://www.rfs.nsw.gov.au/plan-and-prepare/alert-levels/telephone-warnings. 6
Gambar 17: Sistem NSW Rural Fire Service daring
Peringatan NSW didasarkan pada Sistem Peringkat Bahaya Kebakaran (Fire Danger Rating System atau FDRS), serupa dengan sistem yang digunakan oleh BMKG di Indonesia. Sistem tersebut meliputi risiko dari malapetaka hingga bencana rendah-menengah (lihat Gambar 18). Peringatan dan usulan respons ditujukan bagi masyarakat umum. Peringatan dan usulan respons tersebut tidak disesuaikan dengan konteks khusus untuk untuk pengambil keputusan. Mencerminkan sifat NSW yang multi-budaya, Lembar Fakta tentang kebakaran semak belukar tersedia dalam 12 bahasa.
Protokol Komunikasi Produk FRS
23
Gambar 18: Sistem Peringkat Bahaya Kebakaran NSW Sumber: http://www.rfs.nsw.gov.au/resources
Berdasarkan FDRS, peringatan kebakaran NSW adalah ‘gambaran kondisi cuaca saat ini’ dan tidak mempertimbangkan risiko kebakaran selama beberapa bulan mendatang. Dengan fokus pada tindakan langsung untuk melindungi nyawa dan harta-benda, NSW lebih serupa dengan sistem SiPongi/KMS daripada dengan FRS.
6. Sistem Alert Ready, Kanada Alert Ready adalah sistem peringatan darurat nasional Kanada. Sistem ini adalah kemitraan antara pemerintah dengan sektor swasta yang dikembangkan oleh lembaga-lembaga penanggulangan darurat tingkat federal, provinsi dan wilayah, Environment Canada dan industri penyiaran. 7 Pelmorex Media Inc., pemilik
“Alert Ready, Sistem Peringatan Nasional Kanada yang Baru, Diuji coba di Manitoba dan Wilayah Barat Laut.” Canadian Underwriter, 21 Sept 2016. Diakses September 2016 di: 7
Weather Network Canada, mengoperasikan sistem ini. Diluncurkan pada bulan Maret 2015, sistem ini didukung oleh mandat hukum yang mengharuskan semua organisasi penyiaran untuk berpartisipasi. Para pejabat pemerintah di tingkat federal, provinsi dan kabupaten/kota diberikan wewenang untuk mengeluarkan peringatan. Peringatan-peringatan tersebut mencakup berbagai bahaya termasuk:8 • • • • • • •
Kebakaran: kebakaran liar, kebakaran industri, kebakaran perkotaan dan kebakaran hutan Alam: badai, banjir bandang, tanggul jebol dan gempa bumi Biologis: bahan kimia, biologis, radiologis dan kontaminasi air minum Bahan berbahaya: bahan peledak Lingkungan: kualitas udara dan benda jatuh Bahaya terorisme: ancaman teroris Sipil: Darurat sipil untuk ketika manusia menyebabkan gangguan pelayanan, bahaya hewan untuk ketika hewan menimbulkan ancaman terhadap nyawa manusia atau harta-benda, Peringatan AMBER untuk ketika anak diculik, Layanan 911 untuk ketika ada gangguan layanan telekomunikasi antara publik dengan penanggap darurat.
Peringatan-peringatan tersebut disiarkan melalui stasiun televisi dan radio (Gambar 19). Tidak seperti di WEA AS, operator nirkabel tidak mengomunikasikan
peringatan.
Beberapa
lembaga
pemerintah
dan
perusahaan memiliki aplikasi selular dan mengirimkan pesan teks dengan berlangganan.
http://www.canadianunderwriter.ca/insurance/alert-ready-canadas-new-national-emergencyalert-system-tested-manitoba-northwest-territories-1004100428/.
Untuk melihat informasi lebih lanjut tentang tiap jenis peringatan, lihat http://www.alertready.ca/. 8
Protokol Komunikasi Produk FRS
25
Gambar 20: Peringatan angin di TV Sumber: Alert Ready, Kanada
Peringatan kebakaran dari sistem Alert Ready menargetkan individu dan mencakup instruksi-instruksi khusus berikut ini:9 • • • • • •
Pantau stasiun radio lokal. Siap untuk evakuasi kapan pun. Jika diberi tahu untuk evakuasi, lakukanlah. Jaga agar semua pintu dan jendela di rumah Anda tertutup. Hilangkan tirai, gorden, kerain atau penutup jendela lainnya yang mudah terbakar. Jaga agar lampu tetap menyala untuk membantu penglihatan ketika asap memenuhi rumah. Jika ada cukup air tersedia, nyalakan sprinkler untuk membasahi atap dan benda tahan-air lainnya.
Banyak pemerintah provinsi dan wilayah Kanada memiliki sistem peringatan siaga darurat mereka sendiri. Pemerintah Saskatchewan meluncurkan SaskAlert System pada bulan Mei 2016. Environment Canada, kementerian, Crown dan lembaga Pemerintah Saskatchewan, serta yurisdiksi pemerintah daerah mengeluarkan peringatan. Sistem ini menyebarkan peringatan cuaca, termasuk peringatan tornado, badai salju, pembersihan salju, badai debu, dingin ekstrem, gerimis es, hujan es, panas dan curah hujan, hujan badai parah, salju turun, badai
“During a Wildfire.” Get Prepared. Pemerintah Kanada. Diakses September 2016 di: https://www.getprepared.gc.ca/cnt/hzd/wldfrs-drng-en.aspx. 9
angin dan badai musim dingin. Sistem ini menggunakan sistem peringatan waktu nyata tiga kategori dengan tingkat peringatan ‘Critical’, ‘Advisory’, dan ‘Test’ (Gambar 20).
Gambar 20: Kategori-kategori sistem SaskAlert
SaskAlerts berisi informasi terperinci tentang situasi darurat apa yang terjadi dan di mana terjadinya, serta memberikan instruksi untuk diikuti oleh penerima peringatan (Gambar 21). Peringatan disebarkan melalui situs web SaskAlert, 10 siaran radio dan televisi, serta aplikasi selular SaskAlert. Aplikasinya bebas biaya dan dapat digunakan di telepon Apple dan Android.
10
http://www.saskalert.ca/ Protokol Komunikasi Produk FRS
27
Gambar 21: Peringatan SaskAlert tentang timbunan salju
Sistem SaskAlert memberikan informasi yang lebih terperinci daripada sistemsistem lainnya yang ditinjau dalam laporan ini. Memberikan gambaran dan latar belakang pada peringatan merupakan langkah penting karena pengambil keputusan setempat, banyak di antaranya tidak memiliki latar belakang teknis, merupakan pengguna utama informasi risiko kebakaran FRS. Di bagian terakhir laporan ini, kami memberikan beberapa rekomendasi tentang isi FRS daring serta informasi yang dikomunikasikan melalui email atau SMS kepada pengambil keputusan.
7. European Forest Fire Information System Sistem Informasi Kebakaran Hutan Eropa (European Forest Fire Information System atau EFFIS) memantau dan memberikan peringatan tentang kebakaran hutan di wilayah Uni Eropa. Pusat Penelitian Bersama dan Direktorat Jenderal Lingkungan Hidup Komisi Eropa (EC), bekerja sama dengan negara-negara anggota, negara-negara tetangga dan administrasi kebakaran nasional di seluruh Eropa membuat EFFIS pada tahun 1998. Tujuan EFFIS adalah untuk memberikan informasi terbaru dan terpercaya tentang kebakaran hutan di tingkat benua, “memberikan kajian tingkat Eropa selama fase pra-kebakaran dan fase pasca-kebakaran, [….] mendukung pencegahan kebakaran, kesiapsiagaan, pemadaman kebakaran dan evaluasi pasca-kebakaran.”
11
Sistem ini merupakan tambahan pada sistem-sistem
Strobl, P. (2009) “EFFIS European Forest Fire Information System and Other Early Warning Activities.” European Commission Joint Research Centre, Oct. Accessed Sept 2016 at: http://www.un-spider.org/sites/default/files/strobl_3rd_ws-bonn_22_10_09.pdf. 11
nasional, memberikan informasi tentang peristiwa-peristiwa kebakaran lintas batas untuk mendukung kerja sama internasional dalam bidang pencegahan dan pemadaman kebakaran hutan. Sistem ini memberikan informasi tentang siklus penuh kebakaran, termasuk kondisi pra-kebakaran dan kerusakan pascakebakaran. EFFIS menggunakan aplikasi selular untuk memberikan informasi waktu nyata tentang kebakaran dan risiko kebakaran yang ada.12 Sistem daring dan aplikasi selular ini dibagi menjadi beberapa kategori, termasuk Situasi Saat Ini, Sejarah Kebakaran, dan Berita Kebakaran. Aplikasi ini bebas biaya dan dapat diunduh ke telepon selular cerdas.
Gambar 22: antarmuka aplikasi selular EFFIS
Sumber: https://itunes.apple.com/it/app/effis/id947823675?mt=8
12
Tersedia daring di http://forest.jrc.ec.europa.eu/effis/applications/ Protokol Komunikasi Produk FRS
29
Tiap peristiwa kebakaran di peta memberikan informasi kepada pengguna tentang provinsi, besaran kebakaran, dan tautan-tautan baru ke insiden kebakaran tersebut (Gambar 22). Risiko kebakaran disajikan dalam enam kategori: Ekstrem, Sangat Tinggi, Tinggi, Menengah, Rendah, dan Sangat Rendah. Sistem ini juga memungkinkan pengguna untuk meninjau kebakaran-kebakaran di masa lalu. EFFIS setara dengan memiliki sistem pemantauan kebakaran regional untuk negara-negara di kawasan ASEAN, dengan tujuan untuk memberikan informasi yang tepat waktu dan terpercaya tentang kebakaran (yang menghasilkan kabut asap
lintas
batas).
Pusat
Koordinasi
Bantuan
Kemanusiaan
untuk
Penanggulangan Bencana ASEAN (ASEAN Coordinating Center for Humanitarian Assistance on Disaster Management atau AHA Center) adalah organisasi antarpemerintah berbasis di Jakarta yang dibentuk pada tahun 2011. Organisasi ini memiliki mandat untuk melayani lembaga-lembaga penanggulangan bencana nasional dari kesepuluh negara ASEAN. Sayangnya, kebakaran lahan dan hutan maupun kabut asap lintas batas bukanlah fokus AHA Center.
8. Sistem Pengendalian Kebakaran /Karhutla Monitoring System (SiPongi/KMS) Sistem Pengendalian Kebakaran/Karhutla Monitoring System (SiPongi/KMS) adalah sebuah sistem daring yang memberikan informasi kebakaran hutan dan lahan waktu dekat di Indonesia.13 Direktorat Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan, Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, mengelolanya. Badan Pengelola REDD+ (BP REDD+) mengembangkan sistem ini, sebelum dilebur ke dalam Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Tiga tujuan dari sistem ini adalah untuk
13
Sistem ini dapat diakses di: http://sipongi.menlhk.go.id/home/main.
meramalkan kebakaran lahan dan hutan, memberikan data titik api waktu dekat untuk membantu memadamkan kebakaran, dan memberikan data titik api kepada lembaga-lembaga penegak hukum.14 Data titik api satelit MODIS dan S-NPP (NASA) dari LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional), dan data titik api satelit NOAA dari Pusat Meteorologi Khusus ASEAN (ASEAN Specialized Meteorological Centre atau ASMC), Singapura, digunakan dalam SiPongi/KMS. Data titik api tersebut diperbarui secara otomatis setiap jam. Platform daring SiPongi/KMS memberikan data dan peta titik api di tingkat kabupaten/kota dan provinsi. Visualisasi data tersebut memungkinkan pengguna untuk memilih skala ruang, berdasarkan wilayah, kawasan hutan atau lahan gambut di bawah moratorium, dan berdasarkan tingkat kepercayaan statistik (Gambar 23 dan Gambar 24).
Gambar 23: Peta Titik Api Provinsi Waktu Nyata SiPongi/KMS
Data titik api harian, mingguan, dua mingguan dan tahunan tersedia untuk diunduh oleh kabupaten/kota dan provinsi. Selain itu, pengguna dapat
“Karhutla Monitoring System.” Badan Pengelola REDD+ Republik Indonesia. Diakses Desember 2016 di: http://182.253.224.169/kegiatan/karhutla-monitoring-system. 14
Protokol Komunikasi Produk FRS
31
mengunduh data tahunan provinsi tentang daerah yang terbakar (2011-2015). Sistem ini memiliki daftar milis untuk informasi titik api.
Gambar 24: Antarmuka Visualisasi SiPongi/KMS
Berbeda dengan FRS, SiPongi/KMS tidak memberikan informasi ramalan kebakaran jauh di muka. Laporan-laporan tentang kebakaran-kebakaran yang terjadi berharga untuk pemadaman kebakaran setempat. Produk-produk SiPongi/KMS dan FRS bersama-sama menjembatani kontinum skala waktu, dari kebakaran hutan yang sedang berlangsung (gambaran kondisi cuaca saat ini) hingga ramalan risiko kebakaran 1 hingga 3 bulan sebelumnya, berguna untuk upaya-upaya pemadaman, pencegahan dan pengurangan kebakaran.
9. DisasterAWARE dari Pacific Disaster Center, AS DisasterAWARE, singkatan dari All-Hazards Warning, Analysis, and Risk Evaluation (Peringatan, Analisis, dan Evaluasi Risiko Segala Ancaman Bencana), adalah sebuah sistem peringatan global yang memberikan informasi tentang bencana alam, termasuk siklon tropis, kebakaran liar, gempa bumi, banjir, tsunami, kekeringan, gunung meletus dan penyakit. Terletak di Pacific Disaster Center (PDC), Hawaii, sistem ini digunakan oleh sejumlah lembaga AS, termasuk Departemen Keamanan Dalam Negeri, Departemen Luar Negeri dan Kedutaankedutaan Besar, Departemen Pertahanan, serta pusat-pusat operasi darurat
nasional di Asia, Pasifik, Amerika Latin dan Karibia. Selain sistem global tersebut, DisasterAWARE juga telah membantu menciptakan platform yang disesuaikan dengan Indonesia (InAWARE) dan Vietnam (VinAWARE). Sistem DisasterAWARE mengumpulkan data dari banyak sumber nasional dan global.
15
Sistem ini memiliki tiga platform utama: Global Hazards Atlas,
Emergency Operations Systems (EMOPS), dan sebuah aplikasi selular, Disaster Alert. Sebagian besar fitur dan peringatan DisasterAWARE bebas biaya dan terbuka untuk masyarakat. Global Hazards Atlas yang dikelola oleh Pacific Disaster Center adalah sebuah peta global interaktif yang menampilkan bahaya yang ada dengan informasi geospasial.
Gambar 25: Platform Global Hazards Atlas DisasterAWARE
Pengguna Global Hazard Atlas dapat mengakses perincian bencana, etrmasuk tanggal dan waktu terjadinya, koordinat bujur dan lintangnya, dan besarnya
Data dari sumber-sumber berikut dimasukkan secara otomatis: National Oceanic and Atmospheric Administration, National Weather Service, US Geological Survey, National Hurricane Center, Joint Typhoon Warning Center, National Earthquake Information Center, Pacific Tsunami Warning Center, dan Global Volcanism Project Smithsonian Institute, World Health Organization dan US Center for Disease Control. Sumber: “DisasterAWARE.” Pacific Disaster Center. Diakses September 2016 di: http://d2mxabrykbl1km.cloudfront.net/UserFiles/File/news/DisasterAWARE_FS_July2014_lo. pdf. 15
Protokol Komunikasi Produk FRS
33
bencana tersebut (Gambar 25). Emergency Operations Systems (EMOPS) adalah sebuah platform bagi pihak-pihak yang melakukan penanggulangan bencana dan para pejabat pemerintah negara bagian dan daerah untuk “mengakses, memperbarui, dan membagi informasi sebelum, selama dan setelah suatu bencana.”16 EMOPS mencakup kajian risiko dan kerentanan serta data regional. Sistem ini memiliki kapabilitas lanjutan, termasuk TV feed, kamera lalu lintas/CCTV, dan “peta panas” media sosial yang memperlihatkan topik-topik terkait bencana yang banyak dibahas di media sosial. Sistem ini mendorong peringatan dini melalui email dan SMS kepada pengguna. Walaupun bebas biaya, EMOPS mengharuskan pengguna untuk berlangganan.17 Disaster Alert adalah sebuah platform aplikasi selular bebas biaya untuk perangkat Apple dan Android. Peringatan, Pengawasan, Saran, dan Informasi adalah empat tingkat keparahan dalam aplikasinya. Peringatannya mencakup lokasi bahaya, waktu yang dilaporkan dan diperbarui, serta tautan ke sumber daya dan informasi lain. Peringatan-peringatan tersebut melaporkan bahaya, dan tidak menyarankan aksi tanggapan (Gambar 26 dan Gambar 27).
“DisasterAWARE Early Warning and Decision Support Platform.” Pacific Disaster Center. Diakses September 2016 di: http://www.pdc.org/solutions/products/disasteraware/. 17 http://emops.pdc.org/emops/ 16
Gambar 26: Disaster Alert – aplikasi selular DisasterAWARE
Gambar 27: Peringatan Volcano Advisory, Indonesia
Dengan membayar, pengguna menerima peringatan bencana yang disesuaikan dengan lokasi dan tingkat keparahan tertentu.
Protokol Komunikasi Produk FRS
35
DisasterAWARE adalah sebuah sumber informasi bahaya waktu nyata dan waktu dekat. Sistem ini tidak menampilkan ramalan risiko kebakaran 1 hingga 3 bulan sebelumnya. InAWARE Peringatan, Analisis, dan Evaluasi Risiko Segala Bencana Indonesia (InAWARE) adalah sebuah platform peringatan banyak ancaman bencana milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), berdasarkan DisasterAWARE. Sistem ini mengumpulkan informasi dan peringatan bencana dari berbagai sumber nasional dan internasional, dan membagi informasi tersebut kepada lembagalembaga lainnya di tingkat nasional dan provinsi. 18 Dikembangkan bermitra dengan Pacific Disaster Center, Hawaii, dengan dukungan dari Kantor Bantuan Bencana Asing (Office of Foreign Disaster Assistance atau OFDA) USAID, InAWARE telah beroperasi sejak tahun 2013. Pusat Pengendalian Operasi (PUSDALOPS) dan Pusat Data, Infromasi, dan Humas (PUSDATINMAS) BNPB adalah dua pengguna utama sistem ini.
19
Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), BMKG, Palang Merah, dan pemadam kebakaran menggunakan InAWARE dalam upaya-upaya tanggap bencana mereka. Para pengguna perlu mendaftar ke BNPB untuk mengakses sistem ini. Sistem InAWARE memberikan informasi waktu nyata tentang bahaya di seluruh Indonesia, dengan fokus pada gempa bumi, tsunami, gunung meletus dan longsor. Peringatan jauh sebelumnya, seperti yang diberikan oleh FRS, bukanlah fitur sistem ini. Selain memantau bahaya dalam waktu nyata, InAWARE memberikan
“Trainings Advance InAWARE Knowledge and Skill in Indonesia.” Pacific Disaster Center, 13 November 2014. Diakses September 2016 di: http://www.pdc.org/news-n-media/pdcupdates/Trainings-Advance-InAWARE-Knowledge-and-Skill-in-Indonesia/. 19 “InAWARE System Boosts Disaster Risk Reduction in Indonesia.” Pacific Disaster Center, 10 Maret 2014. Diakses September 2016 di: http://www.pdc.org/news-n-media/pdcupdates/InAWARE-System-Boosts-Disaster-Risk-Reduction-in-Indonesia/. 18
peringatan bencana serta peta kerentanan dan bahaya. Data bahaya diperoleh dari PDC, AHA Center, dan sejumlah lembaga di Indonesia.20 Platform daring InAWARE menampilkan bahaya berdasarkan jenis, tingkat keparahan, serta tanggal dan waktu bencana dilaporkan atau diperbarui (Gambar 28). Foto, infografis, peta dampak, kesadaran situasional, sumber berita, video, dan informasi lainnya dapat dikaitkan dengan tampilan bahaya. Peta bencana dilampirkan secara otomatis dengan notifikasi bahaya dan dikirimkan melalui email.
Gambar 28: Platform daring InAWARE
Selain staf PDC dan para pejabat BNPD, pengguna yang berwenang seperti pejabat penanggulangan bencana tingkat provinsi dan daerah serta tim penyelamatan lapangan mengunggah dan membagi gambar-gambar dampak bencana. Peta dampak bencana berasal dari InaSafe, perangkat lunak yang dikembangkan oleh BNPB, Pemerintah Australia dan Global Facility for Disaster Laporan-laporan bencana daerah dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD); informasi gempa bumi waktu dekat, peringatan dini tsunami, ramalan dan informasi iklim dari BMKG; analisis citra satelit dari LAPAN; peta dasar dari Badan Informasi Geospasial (BIG); informasi gunung meletus dan longsor dari Badan Geologi; data kependudukan dari Badan Pusat Statistik (BPS); data infrastruktur publik dari lembaga-lembaga Pemerintah Indonesia termasuk Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Kesejahteraan Rakyat, Kementerian Kesehatan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. 20
Protokol Komunikasi Produk FRS
37
Risk Reduction and Recovery (GFDRR) World Bank. Peta-peta tersebut digunakan untuk membantu menyiapkan rencana kontingensi untuk potensi dampak bahaya (Gambar 29). Peristiwa banjir, gempa bumi dan tsunami dimasukkan dalam InaSafe. Kemitraan antara Kementerian Lingkungan Hidup dan Hutan dengan para pengembang InaSafe merupakan langkah yang berguna untuk merumuskan modul perencanaan kontingensi kebakaran lahan dan hutan untuk menggunakan produk-produk FRS.
Gambar 29: Analisis dampak gempa bumi InAWARE
Atas permintaan dari BNPB, platform InAWARE berisi tiga tingkat keparahan – Warning, Watch, dan Advisory. Peringatan bahaya diperbarui dalam waktu dekat. Peringatan gempa bumi, tsunami, dan siklon tropis diperbarui secara otomatis dan masuk ke dalam sistem sekitar satu menit setelah bencana terjadi. Informasi bahaya gempa bumi diterima dari USGS dan BMKG. Satu-satunya peringatan dini pada InAWARE adalah untuk siklon tropis. PDC telah melatih para pejabat BNPB tentang penggunaan InAware, yang kemudian telah melatih para pejabat BPBD provinsi. Pelatihan InAware telah dilaksanakan untuk para pejabat provinsi di Sumatera Barat, Banten, Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali,
Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Tenggara. BPBD Jawa Tengah merupakan yang paling aktif menggunakan sistem ini.21 Pengguna dapat berlangganan untuk menerima peringatan SMS dan email InAWARE tanpa biaya. Peringatan dapat dipilih berdasarkan jenis bencana, tingkat keparahan, dan lokasi (Gambar 30).
Gambar 30: Peringatan SMS InAWARE
Versi baru platform tersebut diperkirakan akan sesuai untuk telepon selular cerdas dan tablet. BNPB berencana akan menetapkan sistem peringatan SMS untuk ‘mengedarkan’ peringatan kepada orang-orang di daerah terdampak. Peringatan-peringatan ini akan memberikan gambaran tentang bencana tersebut dan tindakan yang akan diambil. BNPB telah membuat kesepakatan dengan delapan penyedia layanan telepon selular untuk memberikan layanan ini tanpa biaya, dan perangkat lunak untuk mengkaitkan InAWARE dengan penyedia layanan telepon selular sedang dikembangkan. Dengan dukungan USAID, Humanitarian OpenStreetMap Team dan PetaBencana.id Massachusetts Institute of Technology sedang berupaya untuk memasukkan informasi yang didapatkan
21
Wawancana staf InAWARE/PDC, 14 Desember 2016. Protokol Komunikasi Produk FRS
39
dari banyak orang melalui Internet dalam InAWARE untuk Kota Jakarta dan Kota Surabaya.22 InAWARE BNPB adalah sistem peringatan banyak ancaman bencana, dengan fokus pada pelaporan bahaya waktu dekat. Ramalan jauh sebelum terjadinya bencana bukanlah fitur dalam sistem ini.
III. REKOMENDASI PROTOKOL KOMUNIKASI PRODUK-PRODUK FRS Sistem FRS bersifat unik dalam memberikan prakiraan risiko kebakaran dalam skala waktu 1 hingga 3 bulan. Tidak ada sistem lain di dunia ini yang memiliki kapabilitas seperti itu. Sistem peringatan di Nepal, Victoria dan New South Wales, Australia, Saskatchewan, Kanada serta sistem SiPongi/KMS memberikan peringatan kebakaran yang sedang terjadi atau mungkin akan terjadi dalam waktu dekat. AFIS Afrika Selatan memberikan peringkat bahaya kebakaran maksimal 10 hari sebelumnya. 23 Semua peringatan kebakaran waktu dekat didasarkan pada informasi penginderaan jauh yang berasal dari satelit. FRS tidak mengeluarkan laporan kebakaran hutan yang sedang berlangsung dan tidak memberikan informasi peristiwa kebakaran yang akan terjadi dalam waktu dekat. Ramalan risiko kebakaran FRS didasarkan pada dinamika iklim-kebakaran dalam skala waktu musiman.
22Wawancara
staf BNPB/PDC, 14 Desember 2016 dan “BNPB dan MIT Kembangkan Peta Bencana Berbasis Media Sosial.” BNPB, 30 September 2016. Diakses September 2016: http://www.bnpb.go.id/berita/3113/bnpb-dan-mit-kembangkan-peta-bencana-berbasismedia-sosial. 23 Menggunakan informasi skala cuaca, Perinngkat Bahaya Kebakaran AFIS didasarkan pada perhitungan Indeks Cuaca Kebakaran Kanada. Penelitian sebelumnya oleh Earth Institute dan CCROM di Kalimantan Tengah, yang dipimpin oleh Dr. P. Ceccato, memperlihatkan keterbatasan FDRS untuk lahan gambut Indonesia. Daripada jumlah curah hujan, tingkat anomaly curah hujanlah yang sangat memengaruhi aktivitas kebakaran. Lihat Ceccato dkk. (2010).
Informasi peringatan menjalankan seluruh jenis isi, dari pesan teks sederhana, emoticon yang menyampaikan tingkat darurat, dan peta yang memperlihatkan lokasi jenis bahaya, hingga teks panjang dan klip audio. Sistem VIC Emergency memiliki visual dan teks kebakaran semak belukar dalam waktu dekat. Sistem SaskAlert di Kanada menggunakan peta yang didukung oleh teks tentang bahayanya dan instruksi tindakan. Tujuan dari peringatan waktu dekat adalah untuk memobilisasi upaya pemadaman kebakaran dan menyelamatkan nyawa dan harta-benda. Seperti peringatan waktu dekat yang tidak dapat menjadi dasar untuk perencanaan pencegahan kebakaran, peringatan-peringatan jangka waktu yang lebih panjang, seperti produk-produk FRS dalam skala waktu tiga bulan, tidak dapat digunakan untuk kegiatan-kegiatan pemadaman kebakaran. Peringatan-peringatan seperti ini sangat baik digunakan untuk upaya-upaya pencegahan kebakaran. Walaupun berguna bagi para pejabat lembaga pemerintahan, ramalan risiko kebakaran FRS tidak banyak berguna bagi masyarakat umum. Ke-23 rekomendasi yang diberikan mencakup isu-isu kunci termasuk: •
Produk FRS (tentang kerentanan kebakaran, dan ramalan risiko kebakaran dan titik api)
•
Lembaga dan pengguna produk FRS (tentang lembaga pengelola dan pengguna, pengguna utama, dan media komunikasi), dan
•
Protokol untuk mengomunikasikan produk-produk FRS kepada lembagalembaga pengguna di tingkat provinsi, kabupaten/kota dan daerah.
A. PRODUK FRS: Tidak satu pun dari sistem peringatan dini yang telah kita tinjau meramalkan peningkatan risiko kebakaran dalam skala waktu 1-3 bulan. Sistem-sistem tersebut cenderung merupakan ‘gambaran kondisi’ peringatan kebakaran yang dikeluarkan beberapa jam sebelum terjadinya kebakaran tersebut, dan di beberapa kasus beberapa hari sebelumnya. Rekomendasi-rekomendasi kami Protokol Komunikasi Produk FRS
41
mencakup perbaikan produk-produk FRS serta modifikasi beberapa fungsi pada situs web FRS dalam rangka meningkatkan pengalaman pengguna. Ada tiga produk yang sangat penting bagi sistem peringatan dini kebakaran yang kuat di Indonesia. Ketiga produk tersebut terkait dengan Kerentanan Kebakaran, Ramalan Titik Api dan Ramalan Risiko Kebakaran. 24 Para pengguna utama produk-produk FRS adalah para pengambil keputusan yang bertanggung jawab untuk kegiatan-kegiatan penanggulangan kebakaran di tingkat provinsi, kabupaten/kota dan daerah. Para pengambil keputusan tersebut mencakup Gubernur dan Bupati/Walikota, kepala-kepala dinas seperti dinas kehutanan, dinas pertanian, dan dinas lingkungan hidup, dan kepala-kepala lembaga pemerintahan termasuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah, KPH, Manggala Agni, dan lain-lain. Walaupun teknisi dapat membantu antarmuka sistem FRS, informasi yang terkandung dalam produk-produk FRS harus jelas bagi pengambil keputusan, dan di saat yang sama memadai dan tepat waktu sesuai dengan kebutuhan mereka. Rekomendasi-rekomendasi khusus diberikan tentang tiap produk FRS. 1. Kerentanan Kebakaan FRS: Modul Kerentanan Kebakaran dalam FRS memiliki dua fungsi utama: Kerentanan Kebakaran, dan Perubahan Tutupan Lahan. Kerentanan Kebakaran diekspresikan dalam FRS di tingkat provinsi dan kabupaten/kota. Dalam fase GAMBUT saat ini hanya kabupaten/kota di Provinsi Riau dan Provinsi Kalimantan Tengah yang dimasukkan. Fitur dropdown jelas dan mudah digunakan. FRS akan menghentikan dukungannya untuk produk-produk berikut di masa mendatang: produk-produk yang terkait dengan cuaca (Curah Hujan, Suhu Udara, Kelembaban Relatif, serta Kecepatan dan Arah Angin), ENSO (Suhu Permukaan Laut), Ramalan Curah Hujan, dan lokasi kebakaran MODIS. Boer, R., 2016, Personal communication (Nov 20). 24
Gambar 31: Peta Kerentanan kebakaran FRS untuk Riau
Peta Kerentanan kebakaran memiliki empat fungsi (Gambar 31). Searah jarum jam dari kiri atas, keempat fungsi tersebut adalah: • • • •
Zoom (Perbesar) Download Map (Unduh peta) Legend (Keterangan) Opacity (Keburaman)
(a) Fungsi Zoom: Pengguna akan melihat lebih banyak fitur pada resolusi yang lebih tinggi (misalnya, batas-batas kabupaten/kota dan desa, jalan raya dan fitur-fitur alam lainnya jika diperbesar dari skala provinsi). Namun, fitur tersebut tidak menambahkan lebih banyak informasi. Rekomendasi 1: • Jangan aktifkan fungsi ‘zoom’ sampai lapisan tambahan dengan resolusi informasi yang lebih tinggi ditambahkan (seperti batas-batas kabupaten/kota dan desa, fitur-fitur geografis dan infrastruktur, medan daerah, penggunaan lahan dll.). (b) Fungsi ‘Download Map’: Tombol dropdown mengungkapkan tiga pilihan ‘Download Full PNG’ (Unduh PNG Penuh), ‘Download CSV’ (Unduh CSV), dan ‘Download PDF’ (Unduh PDF). Peta-peta Kerentanan Kebakaran tingkat provinsi Protokol Komunikasi Produk FRS
43
(dan kabupaten/kota) dengan fungsi ‘Download PDF’ memadai untuk tujuan pengambilan keputusan pencegahan kebakaran (Gambar 32). Ukuran arsipnya yang kecil berguna di daerah-daerah dengan bandwidth rendah, dan untuk menyebarkannya sebagai lampiran email (atau dalam aplikasi pengiriman pesan seperti ‘WhatsApp’ yang banyak digunakan di Indonesia).
Gambar 32: Unduh Kerentanan Kebakaran FRS
‘Download Full PNG’ adalah peta tanpa judul dan keterangan, dan tidak menambahkan nilai (lihat Gambar 33). ‘Download CSV’ tidak menghasilkan peta. Sebaliknya, fungsi yang kedua ini memberikan data yang digunakan dalam menghitung tingkat kerentanan kebakaran. Data tersebut diberikan dalam bentuk spreadsheet dengan beberapa ribu kotak. 25 Walaupun berharga bagi
Lima kolom awal memberikan perincian geografis (lintang dan bujur, serta namanama kabupaten/kota, kecamatan dan kelurahan). Lima belas kolom berikutnya membutuhkan judul deskriptif (saat ini judulnya adalah X1, X2, …X15). 25
peneliti, data tersebut memiliki nilai yang terbatas bagi para pengambil keputusan tingkat provinsi dan kabupaten/kota.
Gambar 33: Peta Riau yang diperoleh dengan menggunakan fungsi ‘Download Full PNG’
Rekomendasi 2: • Hilangkan fitur ‘Download Full PNG’. • Pindahkan fitur ‘Download CSV’ ke Modul Penelitian dalam FRS. • Tetapkan pilihan kata sandi untuk semua data yang diunduh. • Untuk fitur ‘Download CSV’, tambahkan peringatan tentang besarnya arsip data yang diunduh. 26 • Berikan judul deskriptif untuk semua kolom data ‘Download CSV’. (c) Fungsi Legend: Fungsi ‘legend’ (keterangan) memberikan pilihan untuk memperoleh peta tanpa keterangan. Peta kerentanan kebakaran tanpa keterangan dapat sangat menyesatkan.
Arsip data untuk ‘Download CSV’ mungkin berukuran besar. Untuk Provinsi Riau, misalnya, arsipnya terdiri dari satu spreadsheet dengan 21 kolom dan 6966 baris data, berukuran 8 MB. 26
Protokol Komunikasi Produk FRS
45
Keterangannya menampilkan kerentanan kebakaran FRS dalam lima tingkat – Sangat rendah, Rendah, Menengah, Tinggi dan Sangat Tinggi. Peta-peta tersebut mengomunikasikan tingkat kerentanan terhadap kebakaran dengan jelas (Gambar 32). Tingkat kerentanan kebakaran dalam FRS terkait dengan konteks geografis dan iklimnya. Tingkat-tingkat tersebut bukanlah ukuran mutlak kerentanan kebakaran.27 Informasi tentang perbedaan antar-tingkat tidak tersedia pada antarmuka FRS. Nilai ambang batas dan informasi kondisi baseline penting dalam merencanakan upaya-upaya pencegahan kebakaran.28 Rekomendasi 3: • Jangan aktifkan fungsi pilihan keterangan (‘legend’), dan pastikan semua peta FRS memiliki keterangan • Pastikan dimasukkannya tanggal ramalan, batas-batas kabupaten/kota, dan informasi nilai ambang batas dan kondisi baseline kontekstual secara otomatis dalam semua peta Kerentanan Kebakaran FRS yang diunduh (d) Fungsi ‘Opacity’: Penurunan atau peningkatan ‘Opacity’ (keburaman) tidak menghasilkan informasi tambahan pada peta (misalnya, batas dan medan tetap tidak berubah). Rekomendasi 4: • Hentikan fitur ‘Opacity’ (e) Lakukan fungsi simulasi: Antarmuka Kerentanan Kebakaran memiliki fungsi dropdown untuk melaksanakan simulasi. Pengguna dapat mengubah nilai sejumlah variabel (seperti jarak dari sungai dan jalan raya, kedalaman gambut, tutupan lahan, sistem lahan dll.) untuk menyelidiki kerentanan kebakaran lebih Model ini mempertimbangkan "data titik api MODIS dan nilai bobot indikator informasi lokasi seperti jenis tutupan lahan, jarak ke sungai, jalan raya, dan pusat desa, data tata ruang, kedalaman gambut, dan sistem lahan.” (Dari ‘FRS Fire Vulnerability Module Introduction’). 28 Pembuat kebijakan KLHK dapat memanfaatkan data FRS tentang perubahan waktu kerentanan kebakaran untuk mengevaluasi efektivitas kegiatan-kegiatan pencegahan kebakaran setempat. 27
lanjut. Simulasi untuk memahami kontribusi relatif variabel terhadap kerentanan kebakaran secara lebih baik bermanfaat dalam merencanakan pencegahan kebakaran. Namun, pemahaman teknis yang sangat baik dibutuhkan untuk menghasilkan informasi yang berguna dari simulasi-simulasi tersebut. Rekomendasi 5: • Pindahkan fungsi simulasi dari antarmuka Kerentanan Kebakaran (Fire Vulnerability) FRS ke modul Penelitian (Research) FRS.
(f) Land Cover Change: Fungsi dropdown pada ‘Land Cover Change’ (Perubahan Tutupan Lahan) tidak bekerja. Sejumlah variabel memenuhi menu tersebut, termasuk Grid ID, identitas provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, dan desa, koordinat lintang dan bujur, serta informasi tutupan lahan untuk tahun 2000, 2003, 2006, 2009 dan 2012 (Gambar 34). Metodologi FRS untuk menghitung tingkat kerentanan kebakaran suatu tempat memperhitungkan perubahan tutupan lahan jangka panjang. Fungsi tersebut tidak berguna bagi pengambil keputusan pencegahan kebakaran.
Gambar 34: Fungsi perubahan tutupan lahan FRS
Protokol Komunikasi Produk FRS
47
Rekomendasi 6: • Pindahkan fungsi Land Cover Change dari antarmuka Fire Vulnerability ke modul Research FRS. 2. Ramalan Titik Api FRS (a) Ramalan Titik Api Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota: FRS menghasilkan ramalan titik api untuk seluruh Indonesia. Tidak ada cara yang jelas untuk mengunduh ramalan titik api berdasarkan provinsi (atau berdasarkan kabupaten/kota). Kegiatan-kegiatan pencegahan kebakaran akan mengharuskan para pengambil keputusan untuk siap mengakses ramalan titik api yang terkait dengan provinsi (dan kabupaten/kota) mereka. Fungsi ‘Zoom’ pada peta tidak meningkatkan isi informasi peta. Walaupun fungsi ‘Opacity’ agak meningkatkan perincian peta, peningkatan perincian tersebut mengorbankan informasi ramalan titik api. Jumlah titik api yang diramalkan ditunjukkan dalam probabilitas persentase dalam sepuluh kategori. Tidak ada penjelasan tentang distribusi probabilitas dasarnya.
Gambar 35: Halaman Ramalan Titik Api FRS – ramalan ‘Above normal’ (Di atas normal)
Rekomendasi 7: • Berikan informasi sumber data titik api • Aktifkan pengunduhan ramalan titik api berdasarkan provinsi dan kabupaten/kota (untuk Riau dan Kalimantan Tengah). • Matikan fungsi ‘Zoom’. • Matikan pilihan ‘Legend’ agar semua peta FRS otomatis memiliki keterangan. • Hentikan fungsi ‘Opacity’. • Masukkan tanggal ramalan, batas kabupaten/kota dan desa, informasi skala ramalan titik api dan fungsi sebaran titik api yang teramati dalam semua hasil unduhan Ramalan Titik Api. (b) Perbedaan waktu Ramalan Titik Api: Metodologi FRS telah divalidasi untuk perbedaan waktu (lead time) hingga 3 bulan sebelumnya. Namun, situs web FRS memungkinkan pengguna untuk menampilkan ramalan titik api untuk lead time hingga enam bulan sebelumnya (Gambar 36). ‘Forecast skill’ (keahlian ramalan) di luar 3 bulan pertama belum diverifikasi secara terpisah.
Gambar 36: Ramalan titik api FRS dengan lead time enam bulan
Rekomendasi 8: • Ramalan Titik Api FRS dengan lead time 1, 2 dan 3 bulan harus tersedia. Hentikan ramalan titik api dengan lead time 4, 5 dan 6 bulan. (c) Ramalan Probabilitas Jumlah Titik Api ‘Normal’, ‘Above Normal’ dan ‘Below Normal’: Tidak ada penjelasan tentang ukuran apa yang digunakan dalam tiap kategori. Karena kegiatan-kegiatan pencegahan kebakaran dirancang untuk Protokol Komunikasi Produk FRS
49
kondisi ‘above normal’, ramalan probabilitas ‘normal’ dan ‘below normal’ dapat membuat pengambil keputusan bingung. Rekomendasi 9: • Buat Ramalan Probabilitas Jumlah Titik Api ‘Above Normal’ sebagai fungsi default untuk modul tersebut. • Pindahkan fungsi yang memungkinkan pengguna untuk memilih fitur ramalan ‘normal’ dan ‘below normal’ ke Modul Penelitian FRS. (d) Coefficient of Determination: ‘Coefficient of Determination’ atau Koefisien Penentuan (ramalan curah hujan dan ramalan titik api) dapat dipetakan di halaman ramalan titik api (Gambar 37). Koefisien penentuan sebagai ukuran proporsi selisih antara variabel dependen dan variabel independen merupakan ketertarikan teknis peneliti. Koefisien penentuan kurang berguna bagi pengambil keputusan yang terlibat dalam pencegahan kebakaran.
Gambar 37: Peta Koefisien Penentuan
Rekomendasi 10: • Pindahkan fungsi ‘Coefficient of Determination’ ke modul penelitian FRS
3. Modul Ramalan Risiko Kebakaran: Ramalan Risiko Kebakaran tersedia di tingkat provinsi untuk Indonesia, dan juga untuk Provinsi Riau dan Provinsi Kalimantan Tengah di tingkat kabupaten/kota. Ramalan risiko kebakaran merupakan ramalan probabilitas, dengan tingkat ketidakpastian terkait dengan ramalan-ramalan tersebut (Gambar 38). Pengguna perlu memahami bahwa peta ramalan FRS, tidak seperti peringatan kebakaran waktu dekat, bukanlah ramalan pasti (atau deterministik)
Probabilitas, persen
risiko kebakaran.
Gambar 38: Hubungan ramalan Pasti (atau deterministik) dan ramalan Probabilitas
Tingkat risiko kebakaran FRS diekspresikan dalam tujuh kategori: Sangat Tinggi, Tinggi, Menengah-Tinggi, Menengah, Rendah-Menengah, Rendah, dan Sangat Rendah. Kategori-kategori tersebut diperoleh dari menggabungkan probabilitas titik api melebihi nilai ambang batas tertentu dengan kerentanan kebakaran di lokasi tersebut (Tabel 2)29.
CCROM dkk., 2015. ‘Development of the Fire Risk System: Detailed description for peer review’. Draft yang tidak dipublikasikan. 29
Protokol Komunikasi Produk FRS
51
Probabilitas Titik Api Melebihi Ambang Batas Tingkat Kerentanan Kebakaran Sangat tinggi Tinggi Menengah
Tinggi (>60%)
Menengah (40%-60%)
Sangat Tinggi
Tinggi
Tinggi
Menengah-Tinggi
Menengah-Tinggi
Menengah
Menengah RendahMenengah
Rendah-Menengah
MenengahTinggi Menengah RendahMenengah Rendah
Rendah
Sangat Rendah
Rendah Sangat rendah
Rendah (<40%)
Tabel 2: Matriks Risiko Kebakaran FRS
Karena kegiatan-kegiatan pencegahan kebakaran didasarkan pada tingkat risiko kebakaran untuk suatu lokasi, para pengguna FRS harus menyadari dari mana tingkat risiko kebakaran berasal. Ramalan risiko kebakaran FRS untuk suatu kabupaten/kota (atau provinsi) mendorong kegiatan-kegiatan pencegahan kebakaran oleh lembaga yang tepat. Sifat kegiatan-kegiatan antisipasi bergantung pada lead time ramalan tersebut (satu, dua atau tiga bulan) dan kategori peringatan risiko kebakaran. Hal ini agak berbeda dengan mengomunikasikan ‘gambaran kondisi’ bahaya kebakaran saat ini seperti dalam peringatan Peringkat Bahaya Kebakaran sistem NSW Australia. Pengguna FRS dapat mengakses ramalan Risiko Kebakaran di tingkat provinsi dan kabupaten/kota. Pencarian berdasarkan lokasi tertentu tidak dimungkinkan. Rekomendasi 11: • Di semua hasil unduhan informasi Ramalan Risiko Kebakaran FRS, pastikan terdapat penjelasan ramalan probabilitas yang dimasukkan secara otomatis, dan nilai ambang batas untuk kategori-kategori risiko kebakaran. • Matikan fungsi ‘Zoom’. • Matikan fitur pilihan ‘Legend’ untuk memastikan bahwa semua peta risiko kebakaran FRS memiliki keterangan. • Hentikan fungsi ‘Opacity’. • Uji coba penggunaan peta beresolusi tinggi untuk membantu pengguna situasi ‘look-up’ risiko kebakaran di lokasi mereka. Jika tidak, hasilnya dapat memiliki skala ruang yang terdekat dan terendah (seperti dari KPH atau desa).
B. MENGOMUNIKASIKAN PRODUK-PRODUK FRS OPERASI PENCEGAHAN KEBAKARAN
UNTUK
PERENCANAAN &
1. Mengelola sistem FRS: Di hampir semua kasus yang ditinjau, informasi peringatan dikeluarkan oleh lembaga-lembaga pemerintah yang berwenang, di tingkat provinsi atau pusat. Di beberapa kasus, informasi ini terkait dengan sifat peringatan tersebut yang sektoral, seperti di Negara Bagian Victoria, Australia di mana Country Fire Authority mengirimkan peringatan kebakaran. Dalam kasus European Forest Fire Information System dari Komisi Eropa, peringatan-peringatannya merupakan tambahan bagi peringatan-peringatan kebakaran dari tiap negara anggota, dan dimaksudkan untuk mendukung kolaborasi lintas-batas. Di beberapa sistem lainnya, pengirim peringatan adalah sebuah lembaga yang memiliki amanat atas beberapa jenis bencana, seperti dalam sistem DisasterAWARE AS. Demikian pula, sistem InAWARE BNPB mengirimkan peringatan untuk berbagai bencana alam. Sistem WEA AS memberikan peringatan untuk beragam situasi darurat keselamatan masyarakat termasuk banjir, perintah evakuasi, ancaman teroris, tumpahan kimia, penculikan anak, dll. Daripada terbatas pada FEMA, lembaga-lembaga penanggulangan bencana di tingkat federal, negara bagian dan daerah menggunakan WEA untuk mengirimkan peringatan. Sistem SiPongi/KMS Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, memberikan peringatan titik api segera dan dalam masa mendatang. Direktorat tersebut bertanggung jawab atas pemadaman serta pencegahan kebakaran. Dengan mengelola sistem peringatan kebakaran waktu dekat dan sistem peringatan kebakaran musiman, direktorat tersebut dapat merumuskan peringatan-peringatan kebakaran yang mencakup berbagai skala waktu yang dibutuhkan untuk pemadaman dan pencegahan kebakaran. Prosedur Operasi Standar yang akan dikembangkan oleh Protokol Komunikasi Produk FRS
53
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (untuk melaksanakan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan tahun 2016 tentang kebakaran hutan dan lahan) dapat mencakup serangkaian kegiatan yang dibutuhkan untuk pemadaman dan pencegahan kebakaran yang efektif.30 BMKG diberi wewenang untuk mengeluarkan peringatan yang terkait dengan cuaca dan iklim, sedangkan BNPB diberi amanat untuk mengelola dan mengurangi risiko bencana. Rekomendasi 12: •
• •
•
Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan harus mengelola sistem FRS, dan menyebarkan produk-produk FRS kepada semua lembaga yang terlibat dalam pencegahan kebakaran di tingkat provinsi, kabupaten/kota dan daerah. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan harus segera mengadakan diskusi tingkat tinggi dengan BMKG untuk mengoperasionalkan produk-produk FRS dengan menggunakan dukungan data dan analisis BMKG. Untuk memastikan sistem pencapaian produk-produk FRS yang tidak akan gagal, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan harus berdiskusi dengan BNPB tentang menggunakan sistem InAWARE sebagai outlet tambahan untuk produk-produk FRS. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan BNPB harus mendiskusikan dan menyepakati isu-isu operasional untuk penggunaan ramalan risiko kebakaran FRS untuk menetapkan status darurat (di kabupaten/kota/provinsi), dan untuk pelepasan dana tambahan secara otomatis untuk kegiatan-kegiatan pencegahan kebakaran dalam situasi-situasi dengan Risiko yang Sangat Tinggi. Keputusan-keputusan tersebut harus dimasukkan dalam Prosedur Operasi Standar yang akan dikembangkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk membantu melaksanakan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan tahun 2016 tentang kebakaran hutan dan lahan.
Pemerintah Indonesia (2016). “Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.32/MenLHK/Setjen/Kum.1/3/2016 tentang Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan.” (Draft Terjemahan Bahasa Inggris) Diundangkan pada 18 April 2016. Jakarta, Indonesia. 30
2. Tentang pengguna utama produk-produk FRS: Peringatan-peringatan yang ditinjau dalam laporan ini menampilkan berbagai isi, dari pesan teks sederhana, emoticon yang menyampaikan berbagai tingkat urgensi, peta yang memperlihatkan lokasi jenis-jenis bencana, hingga klip audio dan video panjang. Semua peringatan kebakaran ini merupakan gambaran kondisi kebakaran yang sedang terjadi – berbasis skala cuaca, dengan lead time beberapa jam hingga beberapa hari sebelumnya. Produk-produk FRS tentang risiko kebakaran dan titik kebakaran bukanlah gambaran kondisi kebakaran yang sedang terjadi. Produk-produk tersebut meramalkan masa depan, dari satu hingga tiga bulan, dan melakukannya dengan menggunakan probabilitas. Ramalan risiko kebakaran FRS untuk suatu tempat mengekspresikan perubahan peluang dari sebaran probabilitas yang teramati selama suatu periode yang telah lalu untuk periode waktu tersebut di tahun tersebut (Gambar 38). Risiko kebakaran dihitung sebagai fungsi kerentanan dan kemungkinan kejadian titik api dikarenakan perubahan probabilitas Suhu Permukaan Laut (untuk ramalan tingkat provinsi) dan dikarenakan probabilitas curah hujan (untuk ramalan tingkat kabupaten/kota).31 Peringatan Risiko Kebakaran ‘Sangat Tinggi’ dengan lead time 2 bulan sebelumnya untuk Provinsi Kalimantan Tengah, misalnya, menunjukkan kemungkinan perubahan titik kebakaran dari sebaran probabilitas yang teramati dalam periode waktu tersebut. Ramalan tersebut bukanlah ramalan pasti. Selain itu, model FRS dapat meramalkan aktivitas kebakaran dengan lebih baik untuk periode dua bulan daripada untuk periode waktu yang lebih singkat. Hal ini karena model tersebut lebih peka terhadap anomali Suhu Permukaan Laut selama periode waktu yang lebih panjang. Pengguna harus memiliki pengetahuan tentang isu-isu ilmiah dan teknis dasar untuk dapat menggunakan produk-produk FRS dengan benar.
31
CCROM dkk., 2015. Protokol Komunikasi Produk FRS
55
Penanggulangan kebakaran di Indonesia terfokus pada pemadaman kebakaran, dan peringatan kebakaran memiliki lead time maksimal 7 hari. Peringatan waktu dekat penting untuk membantu memadamkan kebakaran sehingga melindungi nyawa manusia dan harta-benda serta membatasi kerusakan pada ekosistem. Namun, peringatan-peringatan tersebut tidak memungkinkan perencanaan antisipasi jangka yang lebih panjang yang akan mencegah kebakaran hutan. FRS memungkinkan penggunaan dua jangka waktu untuk membantu mencegah peristiwa kebakaran, yaitu kegiatan pencegahan sebelum musimnya datang (misalnya dengan melarang atau menangguhkan penggunaan api untuk membuka lahan, atau membuat sekat kanal jangka pendek untuk meningkatkan kelembaban)
dan
perencanaan
pembangunan
jangka
pendek
untuk
mengarusutamakan kegiatan-kegiatan mitigasi risiko (dengan mengidentifikasi daerah-daerah gambut yang memiliki kerentanan kebakaran tinggi sebagai prioritas untuk direstorasi, dan mengarusutamakan mata pencaharian wanatani). Dengan demikian, nilai produk-produk FRS adalah untuk pengambil keputusan di tingkat provinsi, kabupaten/kota dan desa untuk kegiatan-kegiatan sebelum musimnya serta perencanaan dan pelaksanaan pembangunan jangka panjang.32 Tidak seperti peringatan kebakaran waktu nyata, mengomunikasikan ramalan Risiko Kebakaran FRS langsung kepada masyarakat kurang bermanfaat. Rekomendasi 13: •
Ramalan Risiko Kebakaran dan Ramalan Titik kebakaran FRS harus dikomunikasikan tepat waktu kepada para pengambil keputusan di tingkat provinsi, kabupaten/kota dan daerah untuk perencanaan dan pelaksanaan kegiatan-kegiatan pencegahan kebakaran (Lihat rekomendasi-rekomendasi protokol komunikasi khusus berikutnya dalam bagian ini).
32
Someshwar, S. dan B. Melloy, 2016. “Use of Fire Risk System Capabilities to Enhance Effectiveness of POSNAS”. Proyek GAMBUT – UNOPS 96764/2016/TEI-C9/01.
3. Tipologi lembaga-lembaga pengguna FRS: Produk-produk FRS yang akan dikomunikasikan dan frekuensi komunikasi mereka
kepada
lembaga-lembaga
pengguna
di
tingkat
provinsi
dan
kabupaten/kota harus mempertimbangkan dua kriteria penting: Sifat pelibatan lembaga dalam kegiatan-kegiatan pencegahan kebakaran (baik langsung ataupun tidak langsung), dan tingkat kerentanan kebakaran jangka panjang di provinsi/kabupaten/kota. Tingkat ambang batas yang lebih besar daripada Kerentanan Kebakaran FRS jangka panjang 4 (tinggi) digunakan untuk menghasilkan tipologi kelembagaan. Rekomendasi 14: •
Untuk tujuan komunikasi FRS, lembaga dan dinas di tingkat provinsi dan kabupaten/kota harus dikelompokkan ke dalam kategori-kategori berikut ini (Tabel 3):
A1. Kepala Dinas
Lembaga & dinas yang langsung terlibat dalam operasi pencegahan kebakaran
Lembaga dan dinas, walaupun tidak langsung
Kehutanan dan Badan Penanggulangan Bencana Provinsi & Kepala Eksekutif POSKO (Skor Kerentanan Kebakaran FRS > 4 provinsi)
B1. Kepala Dinas – Konservasi Sumber Daya Alam, Pertanian, Perkebunan, dan Lingkungan Hidup (skor Kerentanan Kebakaran FRS > 4 provinsi)
C1. Kepala Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) dan Manggala Agni (skor Kerentanan Kebakaran FRS > 4 kabupaten/kota)
A2. Kepala Dinas Kehutanan dan Badan Penanggulangan Bencana Provinsi & Kepala Eksekutif POSKO (skor Kerentanan Kebakaran FRS < 4 provinsi)
B2. Kepala Dinas – Konservasi Sumber Daya Alam, Pertanian, Perkebunan, dan Lingkungan Hidup (skor Kerentanan Kebakaran FRS < 4 provinsi)
C2. Kepala Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) dan Manggala Agni (skor Kerentanan Kebakaran FRS < 4 kabupaten/kota)
D1. Gubernur Provinsi (skor Kerentanan Kebakaran FRS > 4 provinsi)
Protokol Komunikasi Produk FRS
E1. Bupati/Walikota (skor Kerentanan Kebakaran FRS > 4 kabupaten/kota)
F1. Kepala Bappeda provinsi dan kepala unit provinsi Badan Restorasi Gambut (skor Kerentanan Kebakaran FRS > 4 provinsi) 57
terlibat dalam operasi pencegahan kebakaran,
penting untuk pengurangan kerentanan kebakaran
D2. Gubernur Provinsi (skor Kerentanan Kebakaran FRS < 4 provinsi)
E2. Bupati/Walikota (skor Kerentanan Kebakaran FRS < 4 kabupaten/kota)
F2. Kepala Bappeda Provinsi dan kepala unit provinsi Badan Restorasi Gambut (skor Kerentanan Kebakaran FRS < 4 provinsi)
Tabel 3: Skema Komunikasi FRS berdasarkan tanggung jawab operasi pencegahan kebakaran dan tingkat kerentanan kebakaran
• •
•
•
Lembaga dan dinas yang terlibat langsung dalam operasi kebakaran, dan berada di daerah-daerah yang memiliki tingkat kerentanan kebakaran jangka panjang yang tinggi (diberi nomor A1, B1, C1) Lembaga dan dinas yang terlibat langsung dalam operasi kebakaran, tetapi bertanggung jawab atas daerah-daerah yang memiliki tingkat kerentanan kebakaran rendah hingga menengah (diberi nomor A2, B2, C2) Lembaga dan dinas, walaupun tidak terlibat langsung dalam operasi pencegahan kebakaran, penting bagi upaya-upaya pengurangan kerentanan kebakaran untuk daerah-daerah yang memiliki tingkat kerentanan kebakaran jangka panjang yang tinggi (diberi nomor D1, EI, FI) Lembaga dan dinas, walaupun tidak langsung terlibat dalam operasi pencegahan kebakaran, penting untuk upaya-upaya pengurangan kerentanan kebakaran di daerah-daerah yang memiliki tingkat kerentanan kebakaran jangka panjang rendah hingga menengah (diberi nomor D2, E2, F2).
Dinas/lembaga yang berada dalam kategori Risiko Kebakaran A1, B1, dan C1 bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan pencegahan kebakaran secara langsung. Lembaga-lembaga dalam kategori Risiko Kebakaran A1, seperti dinas kehutanan dan badan penanggulangan bencana serta POSKO sangatlah penting sebagai lembaga utama di tingkat provinsi untuk pemadaman dan pencegahan kebakaran. Dinas-dinas konservasi sumber daya alam, pertanian, perkebunan dan lingkungan hidup, dalam kategori B1, merupakan pihak-pihak yang penting untuk pemadaman dan pencegahan
kebakaran di lahan dalam yurisdiksi mereka. Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) dan Manggala Agni, dalam kategori C1, merupakan lembaga-lembaga garis depan yang sangat penting di tingkat daerah yang langsung bertanggung jawab atas pemadaman dan pencegahan kebakaran. Lembaga-lembaga dalam kategori Risiko Kebakaran A2, B2 dan C2 bertanggung jawab atas daerah-daerah di mana Skor Kerentanan Kebakaran FRS jangka panjangnya
kurang
dari
4. Lembaga-lembaga
dalam
kategori
Risiko
Kebakaran D1, E1 dan F1, termasuk Gubernur, Bupati/Walikota serta Bappeda provinsi dan unit provinsi Badan Restorasi Gambut, adalah pemangku kepentingan yang penting untuk pengurangan kebakaran. Namun, kedua pemangku kepentingan tersebut tidak melaksanakan kegiatan-kegiatan pencegahan kebakaran secara lagsung. Frekuensi dan cara komunikasi produkproduk FRS untuk tiap kategori lembaga dijelaskan dalam sub-bagian protokol berikut ini. 4. Media Komunikasi produk-produk FRS: Peringatan kebakaran disampaikan melalui berbagai media – radio, TV dan Internet dalam sistem Australia dan Kanada, serta melalui SMS dalam aplikasi telepon seluar cerdas AFIS dan FireReady. Kecanggihan teknologi medianya berbeda-beda, dari teknologi canggih milik sendiri dalam WEA hingga SMS dan pesan email sederhana, dan bahkan pengumuman radio dan TV yang lebih sederhana. Sistem yang mengomunikasikan produk-produk FRS harus dapat berfungsi dengan baik di daerah-daerah yang kurang terkoneksi di Indonesia. Peringatan kebakaran waktu dekat disiarkan kepada masyarakat umum karena suatu alasan. Peringatan-peringatan tersebut memastikan tindakan dari pihak masyarakat dan lembaga untuk menyelamatkan nyawa dan harta-benda. Peringatan-peringatan kebakaran di Kanada dan Australia, di TV dan radio, memberikan deskripsi terperinci tentang sifat bencananya dan tindakan apa Protokol Komunikasi Produk FRS
59
yang harus diambil oleh masyarakat umum. Sistem lainnya mengomunikasikan informasi penting tentang kebakaran yang sedang berlangsung kepada pengambil keputusan. Di Nepal, FFMD memberikan laporan email selain SMS tentang kebakaran yang sedang berlangsung kepada pengambil keputusan. Di tingkat provinsi, kabupaten/kota dan daerah, produk-produk FRS yang dihasilkan 1 hingga 3 bulan sebelumnya penting dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan pencegahan kebakaran. Di musim kemarau, para pejabat KPH dan Manggala Agni setempat akan menemukan risiko kebakaran di tingkat desa dan kecamatan dengan lead time 1 bulan sangat berguna untuk lebih menyesuaikan kegiatan-kegiatan mereka. Mengingat lead time dan kompleksitas teknisnya, produk-produk FRS kurang berguna bagi masyarakat umum. Namun sistem ini penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kemungkinan risiko kebakaran sebelum musimnya, terutama untuk periode-periode risiko kebakaran tinggi. Rekomendasi 15: •
•
•
Produk-produk risiko kebakaran dan materi pelengkapnya harus dikomunikasikan kepada pengambil keputusan di tingkat provinsi, kabupaten/kota dan daerah dengan menggunakan email serta teknologi telepon selular cerdas. Selama musim kemarau, Bagian Teknis FRS harus dijaga 24 jam setiap hari untuk memberikan informasi terbaru ramalan lokal yang terkait dengan ruang kepada para pejabat setempat dalam skala waktu 1 bulan berdasarkan permintaan. Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan harus melakukan kampanye berbasis desa untuk meningkatkan kesadaran masyarakat umum tentang risiko kebakaran di musim mendatang. Kampanye-kampanye tersebut harus menargetkan daerah-daerah dengan Kerentanan Tinggi berdasarkan FRS dan dimulai sebelum musim kemarau.
D. Aplikasi FRS pada telepon selular cerdas: Sebagaimana yang telah dibahas sebelumnya, aplikasi FRS pada telepon selular cerdas berguna untuk mengomunikasikan produk-produk FRS kepada pengambil keputusan, serta memberikan lebih banyak informasi umum tentang
pencegahan kebakaran kepada masyarakat umum. Aplikasi tersebut dapat digunakan untuk ‘mendorong penggunaan’ produk-produk FRS (seperti Ramalan Risiko Kebakaran dan Ramalan Titik Kebakaran) yang terkait dengan konteks geografis dan pengambilan keputusan oleh pengambil keputusan. Misalnya, kepala penanggulangan kebakaran KPH yang menerima informasi terbaru satu bulan sebelum risiko kebakaran yang diramalkan akan dapat membuat penyesuaian pada kegiatan-kegiatan pencegahan kebakaran. Di lain pihak, masyarakat harus menerima informasi penanggulangan kebakaran yang sesuai dengan konteks geografis/desa mereka – hari-hari selama sebulan ke depan di mana penggunaan api dilarang oleh Bupati/Walikota, larangan adat setempat untuk membakar, dan nomor telepon pejabat setempat yang dapat dihubungi untuk melaporkan peristiwa kebakaran. Mengomunikasikan produkproduk FRS kepada penduduk desa dan masyarakat umum tidaklah bermanfat. Prakiraan Risiko Kebakaran dan ramalan Titik Kebakaran dari FRS merupakan informasi yang secara teknis pelik. Tidak seperti peringatan waktu nyata tentang kebakaran semak belukar, produk-produk tersebut membutuhkan pengetahuan tentang probabilitas baseline dasar risiko kebakaran agar dapat digunakan dengan benar. Karena kebakaran hutan dan penanggulangannya disesuaikan dengan lokasi, aplikasi FRS pada telepon selular cerdas harus memberikan informasi yang terkait dengan konteks yang berguna untuk pencegahan kebakaran. Tantangan dalam menyesuaikan informasi FRS sangatlah berbeda dengan menyediakan informasi titik api waktu nyata untuk setiap lokasi. Rekomendasi 16: •
KLHK harus membentuk sebuah kelompok teknis untuk memfinalisasi rekomendasi-rekomendasi tentang fungsi-fungsi utama untuk aplikasi FRS pada telepon selular cerdas di Indonesia.
Protokol Komunikasi Produk FRS
61
C. Protokol Komunikasi Produk-produk FRS: Dalam bagian ini, kami memberikan rekomendasi-rekomendasi khusus tentang cara penyampaian, frekuensi dan jenis produk-produk FRS yang akan dikomunikasikan kepada lembaga-lembaga yang bertanggung jawab atas penanggulangan kebakaran hutan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota di setiap kategori risiko kebakaran. Rekomendasi 17 (untuk Lembaga-lembaga Kategori Risiko Kebakaran A1): Peta Kerentanan Kebakaran provinsi, peta Ramalan Titik Api Provinsi dan Kabupaten/Kota (3, 2 dan 1 bulan sebelumnya), peta Ramalan Risiko Kebakaran Provinsi dan Kabupaten/Kota (3, 2 dan 1 bulan) serta peta Ramalan Titik Api dan Ramalan Risiko Kebakaran Kecamatan adalah produk-produk utama FRS yang direkomendasikan untuk lembaga-lembaga kategori risiko kebakaran A1 (Tabel 4).
Tabel 4: Komunikasi Produk-produk FRS kepada lembaga-lembaga kategori Risiko Kebakaran A1: Cara Produk FRS Penyampai Frekuensi* Penggunaan informasi FRS an Peta Kerentanan Kebakaran Provinsi (pdf), menyoroti perubahan dalam enam bulan terakhir
Pengarahan Formal
Dua tahunan (pengarahan Gubernur)
Peta Ramalan Titik Kebakaran Provinsi (pdf) - lead time 1 bulan
Setiap bulan
Peta Ramalan Titik Kebakaran Kabupaten/Kota (pdf) - lead time 1 bulan
Setiap bulan
Peta Ramalan Risiko Kebakaran Provinsi (pdf) - lead time 1 bulan
Email otomatis
Peta Ramalan Risiko Kebakaran Kabupaten/Kota (pdf) - lead time 1 bulan
Peta Ramalan Titik Kebakaran Kabupaten/Kota (pdf) - lead time 3, 2 dan 1 bulan Peta Ramalan Risiko Kebakaran Kabupaten/Kota (pdf) - lead time 3, 2 dan 1 bulan
Email otomatis diikuti dengan pengarahan
Peta Ramalan Titik Kebakaran Provinsi (pdf) - lead time 1 bulan, menyoroti perubahan selama sebulan terakhir Peta Ramalan Titik Kebakaran Kabupaten/Kota (pdf) - lead time 1 bulan, memyoroti perubahan selama sebulan terakhir Peta Ramalan Risiko Kebakaran Provinsi (pdf) - lead time 1 bulan, menyoroti perubahan selama sebulan terakhir
Peta Ramalan Risiko Kebakaran Kecamatan - lead time 1 bulan
Protokol Komunikasi Produk FRS
Sebelum mulainya musim kemarau Sebelum mulainya musim kemarau Sebelum mulainya musim kemarau Sebelum mulainya musim kemarau
Kepala-kepala lembaga memantau pelaksanaan pencegahan kebakarran untuk musim mendatang (3 bulan). Fokus khusus pada daerahdaerah yang memiliki Risiko Kebakaran FRS 6 atau > dan probabilitas titik kebakaran FRS 70% atau >
Setiap bulan selama musim kemarau Email otomatis dengan pengarahan bulanan selama musim kemarau
Peta Ramalan Risiko Kebakaran Kabupaten/Kota (pdf) - lead time 1 bulan, menyoroti perubahan selama sebulan terakhir Peta Ramalan Titik Kebakaran Kecamatan - lead time 1 bulan
Kepala-kepala lembaga menerima laporan status pelaksanaan kegiatan-kegiatan pencegahan kebakaran dari masing-masing unit. Fokus khusus pada daerah-daerah yang memiliki Risiko Kebakaran FRS 6 atau > dan probabilitas titik kebakaran FRS 70% atau >
Setiap bulan
Peta Ramalan Titik Kebakaran Provinsi (pdf) - lead time 3, 2 dan 1 bulan Peta Ramalan Risiko Kebakaran Provinsi (pdf) - lead time 3, 2 dan 1 bulan
Setiap bulan
Kepala-kepala lembaga memberikan informasi singkat kepada Gubernur tentang evaluasi tindakan-tindakan khusus yang diambil dalam enam bulan terakhir untuk mengurangi kerentanan kebakaran
Setiap bulan selama musim kemarau Setiap bulan selama musim kemarau
Kepala-kepala lembaga, dengan dukungan Gubernur, mengarahkan langkah-langkah pelaksanaan yang sangat penting untuk meningkatkan pencegahan kebakaran, terutama di daerah-daerah yang memiliki Risiko Kebakaran FRS 6 atau > dan probabilitas titik kebakaran FRS 70% atau >
Setiap bulan selama musim kemarau Peringatan otomatis, akses web dengan diskusi
Berdasarkan permintaan di musim kemarau Berdasarkan permintaan di musim kemarau
Semua lembaga mendukung lagkah-langkah darurat KPH dan unit-unit Manggala Agni di daerah-daerah yang paling rentan yang memiliki Risiko Kebakaran FRS atau > dan probabilitas titik kebakaran FRS 70% atau >
63
melalui telepon
* Selain akses web terus-menerus
Peta-peta Kerentanan Kebakaran Provinsi menjadi dasar untuk pengarahan dua tahunan, yang dipimpin oleh Gubernur, yang dihadiri oleh semua lembaga yang terlibat dalam penanggulangan kebakaran hutan. Pada pertemuan-pertemuan pengarahan ini, tiap kepala lembaga akan mempresentasikan evaluasi tindakantindakan khusus yang telah diambil dalam enam bulan terakhir untuk membantu mengurangi kerentanan kebakaran, dan tindakan-tindakan khusus yang dibutuhkan terkait dengan ramalan risiko kebakaran dan titik api FRS yang dihasilkan untuk 3 bulan mendatang. Produk-produk FRS yang menampilkan risiko kebakaran dan titik kebakaran akan menjadi dasar perencanaan intervensi-intervensi setempat sebelum musim kemarau (dengan lead time 3, 2 dan 1 bulan). Fokus khususnya adalah daerah-daerah yang memiliki Risiko Kebakaran FRS 6 atau lebih dan probabilitas titik kebakaran FRS 70% atau lebih. Setiap bulan, kepala-kepala lembaga dari Kategori Risiko Kebakaran A1 akan menerima Peta Ramalan Titik Kebakaran dan Peta Ramalan Risiko Kebakaran provinsi dan kabupaten/kota untuk bulan berikutnya secara otomatis melalui email untuk membantu mengevaluasi kesiapan pengurangan kebakaran provinsi/kabupaten/kota tersebut. Mengingat dampak seriusnya pada emisi GRK, kualitas udara lokal dan regional serta situasi ekonomi dan kesehatan setempat, Bagian Teknis FRS akan berada dalam keadaan siaga darurat untuk menerima 'permintaan' produk-produk FRS di tingkat kecamatan (peta ramalan risiko kebakaran dan peta ramalan titik kebakaran). Selain itu, peringatanperingatan otomatis melalui email dan SMS akan dikirimkan kepada kepalakepala lembaga di tingkat provinsi dan daerah jika ada perubahan tingkat risiko kebakaran dari Tingkat Risiko Kebakaran FRS 6 menjadi Tingkat Risiko Kebakaran 7 (tingkat tertinggi). Fokus upaya-upaya semua lembaga di tingkat provinsi dan kabupaten/kota selama musim kemarau adalah mendukung
lembaga-lembaga garis depan, yaitu KPH dan Manggala Agni, dengan langkahlangkah darurat untuk mengurangi kemungkinan risiko kebakaran, terutama di kawasan hutan gambut yang memiliki tingkat risiko kebakaran tertinggi. Rekomendasi 18 (untuk Lembaga-lembaga Kategori Risiko Kebakaran A2): Satu perbedaan utama dari kategori risiko A1 adalah bahwa lembaga-lembaga ini bekerja di daerah-daerah dengan tingkat kerentanan kebakaran jangka panjang yang lebih rendah. Rekomendasi-rekomendasi tentang frekuensi dan modalitas produk-produk FRS mencerminkan kerentanan kebakaran yang mungkin berkurang. Namun, dasar probabilitas produk-produk FRS merupakan elemen yang sangat penting dalam penggunaan produk-produk FRS, bahkan di daerahdaerah yang dianggap memiliki risiko kebakaran yang rendah. Tidak seperti ramalan FDRS skala cuaca jangka pendek, produk-produk FRS musiman dan submusiman bukanlah ramalan pasti. Oleh karena itu, lembaga-lembaga kategori risiko kebakaran A2 perlu memiliki rencana kontingensi yang kuat untuk mengurangi risiko kebakaran. Kebutuhan ini terutama penting di daerah-daerah yang diramalkan akan memiliki tingkat risiko kebakaran yang lebih tinggi (Risiko Kebakaran FRS 6 atau lebih besar) dan probabilitas titik api FRS 70% atau lebih besar. Produk-produk FRS dikirimkan kepada lembaga-lembaga kategori risiko kebakaran A2 lebih terbatas (Tabel 5). Produk-produk utama serta frekuensi dan metode komunikasinya adalah sebagai berikut: •
Peta Kerentanan Kebakaran Provinsi pada pertemuan pengarahan dua tahunan yang diadakan oleh Gubernur. Pada pertemuan pengarahan tersebut, kepala-kepala lembaga melaporkan efektivitas tindakan-tindakan yang diambil selama enam bulan terakhir dalam mengurangi kerentanan kebakaran.
•
Sebelum masuk musim kemarau, kepala-kepala lembaga secara otomatis menerima sekumpulan produk FRS termasuk Peta Ramalan Titik Kebakaran Protokol Komunikasi Produk FRS
65
dan Peta Ramalan Risiko Kebakaran provinsi dan kabupaten/kota melalui email. Prakiraan kemungkinan Risiko Kebakaran FRS 6 atau lebih tinggi dan probabilitas titik kebakaran 70% atau lebih besar di beberapa bulan mendatang akan membutuhkan pertemuan pengarahan tambahan yang dihadiri oleh kepala-kepala lembaga, diikuti dengan pemantauan situasi secara ketat. •
Setiap bulan, kepala-kepala lembaga akan menerima email tentang ramalan titik api dan risiko kebakaran selama musim kemarau, yang merangkum perubahan-perubahan yang teramati risk during the dry season, selama sebulan terakhir. Pertemuan pengarahan tambahan akan bergantung pada sifat prakiraan tersebut, seperti semakin memburuknya risiko kebakaran dan atau meningkatnya kemungkinan titik kebakaran di daerah-daerah tertentu.
•
Di musim kemarau KPH dan Manggala Agni akan menerima prakiraan ramalan risiko kebakaran dan ramalan titik api kecamatan setiap bulan melalui email dan SMS. Bagian Teknis FRS akan berada dalam keadaan siaga darurat untuk menerima ‘permintaan’ produk-produk FRS di tingkat kecamatan (peta ramalan risiko kebakaran dan peta ramalan titik kebakaran). Serupa dengan rekomendasi untuk lembaga-lembaga kategori risiko kebakaran A1, fokus semua dinas adalah mendukung KPH dan Manggala Agni dengan langkah-langkah darurat untuk mengurangi kemungkinan risiko kebakaran, terutama di kawasan hutan gambut dengan tingkat risiko kebakaran tertinggi. Tabel 5: Komunikasi Produk-produk FRS kepada lembagalembaga kategori A2: Produk FRS
Cara Frekuensi* Penyampaian
Peta Kerentanan Kebakaran Provinsi (pdf), menyoroti perubahan-perubahan dalam enam bulan terakhir
Pengarahan Formal
Dua tahunan (pengarahan Gubernur)
Peta Ramalan Titik Kebakaran Provinsi (pdf) - lead time 3, 2 dan 1 bulan
Email otomatis yang akan diikuti dengan
Sebelum masuk
Penggunaan informasi FRS Kepala-kepala lembaga memberikan informasi singkat kepada Gubernur tentang evaluasi tindakan-tindakan khusus yang diambil dalam enam bulan terakhir untuk mengurangi kerentanan kebakaran Kepala-kepala lembaga memantau pelaksanaan pencegahan kebakaran untuk musim mendatang (3 bulan). Fokus khusus
Peta Ramalan Titik Kebakaran Kabupaten/Kota (pdf) - lead time 3, 2 dan 1 bulan
pengarahan jika dibutuhkan berdasarkan ramalan/ prakiraannya
Peta Ramalan Risiko Kebakaran Provinsi (pdf) - lead time 3, 2 dan 1 bulan Peta Ramalan Risiko Kebakaran Kabupaten/Kota (pdf) - lead time 3, 2 dan 1 bulan Peta Ramalan Titik Kebakaran Provinsi (pdf) - lead time 1 bulan, menyoroti perubahan-perubahan selama sebulan terakhir Peta Ramalan Titik Kebakaran Kabupaten/Kota (pdf) - lead time 1 bulan, menyoroti perubahanperubahan selama sebulan terakhir Peta Ramalan Risiko Kebakaran Provinsi (pdf) - lead time 1 bulan, menyoroti perubahan-perubahan selama sebulan terakhir Peta Ramalan Risiko Kebakaran Kabupaten/Kota (pdf) - lead time 1 bulan, menyoroti perubahanperubahan selama sebulan terakhir Peta Ramalan Titik Kebakaran Kecamatan - lead time 1 bulan
Peta Ramalan Risiko Kebakaran Kecamatan - lead time 1 bulan
musim kemarau Sebelum masuk musim kemarau Sebelum masuk musim kemarau Sebelum masuk musim kemarau
Email bulanan otomatis. Pertemuan pengarahan tergantung pada ramalan selama musim kemarau
Akses wen dengan diskusi melalui telepon
Berdasarkan permintaan di musim kemarau Berdasarkan permintaan di musim kemarau
pada daerah-daerah yang memiliki Risiko Kebakaran FRS 6 atau > dan probabilitas titik kebakaran FRS 70% atau >
Kepala-kepala lembaga, dengan dukungan Gubernur, mengarahkan langkah-langkah pelaksanaan yang sangat penting untuk meningkatkan pencegahan kebakaran, terutama di daerah-daerah yang memiliki Risiko Kebakaran FRS 6 atau > dan probabilitas titik kebakaran FRS 70% atau >
Semua lembaga mendukung langkah-langkah darurat KPH dan Manggala Agni di daerahdaerah yang paling rentan dengan Risiko Kebakaran FRS 6 atau > dan probabilitas titik kebakaran FRS 70% atau >
* Selain akses web terusmenerus
Rekomendasi 19 (untuk lembaga-lembaga Kategori Risiko Kebakaran B1 dan B2):
Protokol Komunikasi Produk FRS
67
Lembaga-lembaga kategori risiko kebakarna B1 meliputi Badan Konservasi Sumber Daya Alam, Dinas Pertanian, Dinas Perkebunan, dan Dinas Lingkungan Hidup di daerah-daerah di mana skor Kerentanan Kebakaran FRS-nya sama dengan atau lebih besar dari 4. Dinas-dinas yang sama di daerah-daerah di mana skor Kerentanan Kebakaran FRS-nya kurang dari 4 merupakan kategori risiko kebakaran B2. Lembaga-lembaga kategori B1 dan B2 tidak langsung terlibat dengan operasi pencegahan kebakaran. Tabel 6 dan Tabel 7 memberikan protokol komunikasi produk FRS, masing-masing untuk lembaga-lembaga kategori risiko kebakaran B1 dan B2. Tabel 6: Komunikasi Produk FRS kepada lembaga-lembaga kategori B1: Cara Produk FRS Frekuensi* Penyampaian*
Peta Kerentanan Kebakaran Provinsi (pdf), menyoroti perubahanperubahan dalam enam bulan terakhir
Pengarahan Formal
Peta Ramalan Titik Kebakaran Provinsi (pdf) - lead time 1 bulan Peta Ramalan Titik Kebakaran Kabupaten/Kota (pdf) - lead time 1 bulan Peta Ramalan Risiko Kebakaran Provinsi (pdf) - lead time 1 bulan Peta Ramalan Risiko Kebakaran Kabupaten/Kota (pdf) - lead time 1 bulan Peta Ramalan Titik Kebakaran Provinsi (pdf) - lead time 3, 2 dan 1 bulan Peta Ramalan Risiko Kebakaran Provinsi (pdf) - lead time 3, 2 dan 1 bulan
Peta Ramalan Titik Kebakaran Kecamatan - lead time 1 bulan
Pertemuan pengarahan dua tahunan yang diketuai oleh Dinas Kehutanan
Penggunaan infromasi FRS Evaluasi tindakan-tindakan pendukung khusus yang diambil dalam 6 bulan terakhir untuk mengurangi kerentanan kebakaran di daerah-daerah dengan risiko kebakaran tinggi
Setiap bulan
Setiap bulan Email otomatis Setiap bulan
Kepala-kepala lembaga meninjau pelaksanaan kegiatan-kegiatan pencegahan kebakaran, terutama yang berfokus pada daerah-daerah yang memiliki Risiko Kebakaran FRS 6 atau > dan probabilitas titik kebakaran FRS 70% atau >
Setiap bulan
Email otomatis yang diikuti dengan pengarahan
Diskusi tambahan melalui telepon
Sebelum masuk musim kemarau Sebelum masuk musim kemarau
Kepala-kepala lembaga memantau pelaksanaan pencegahan kebakaran untuk musim mendatang (3 bulan). Fokus khusus pada daerah-daerah yang memiliki Risiko Kebakaran FRS 6 atau > dan probabilitas titik kebakaran FRS 70% atau >
Berdasarkan permintaan di musim kemarau
Koordinasi oleh Dinas Kehutanan untuk mendukung KPH dan Manggala Agni dalam kegiatan-kegiatan darurat di daerah-daerah
Berdasarkan permintaan di musim kemarau
Peta Ramalan Risiko Kebakaran Kecamatan - lead time 1 bulan * Selain akses web terus-menerus
Tabel 7: Komunikasi Produk-produk FRS kepada lembagalembaga kategori B2: Cara Produk FRS Frekuensi* Penyampaian* Peta Kerentanan Kebakaran Provinsi (pdf), menyoroti perubahanperubahan dalam enam bulan terakhir
Peta Ramalan Titik Kebakaran Provinsi (pdf) - lead time 1 bulan Peta Ramalan Titik Kebakaran Kabupaten/Kota (pdf) - lead time 1 bulan Peta Ramalan Risiko Kebakaran Provinsi (pdf) - lead time 1 bulan Peta Ramalan Risiko Kebakaran Kabupaten/Kota (pdf) - lead time 1 bulan Peta Ramalan Titik Kebakaran Kecamatan - lead time 1 bulan Peta Ramalan Risiko Kebakaran Kecamatan - lead time 1 bulan
Pengarahan Formal
Pertemuan pengarahan dua tahunan yang diketuai oleh Dinas Kehutanan
yang memiliki Risiko Kebakaran FRS 6 atau > dan probabilitas titik kebakaran FRS 70% atau >
Penggunaan informasi FRS Evaluasi tindakan-tindakan pendukung khusus yang diambil dalam 6 bulan terakhir untuk mengurangi kerentanan kebakaran di daerah-daerah yang memiliki risiko kebakaran tinggi
Setiap bulan Setiap bulan Email otomatis Setiap bulan
Kepala lembaga meninjau pelaksanaan kegiatan-kegiatan pencegahan kebakaran, terutama yang berfokus pada daerah-daerah yang memiliki Risiko Kebakaran FRS 6 atau > dan probabilitas titik kebakaran FRS 70% atau >
Setiap bulan
Diskusi tambahan melalui telepon
Berdasarkan permintaan Berdasarkan permintaan
Koordinasi oleh Dinas Kehutanan untuk mendukung KPH dan Manggala Agni dalam kegiatan-kegiatan darurat di daerah-daerah yang memiliki Risiko Kebakaran FRS 6 atau > dan probabiliotas titik kebakaran FRS 70% atau >
* Selain akses web terus-menerus
Rekomendasi 20 (untuk Lembaga-lembaga Kategori Risiko Kebakaran C1 dan C2): Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) dan Manggala Agni adalah ‘lembagalembaga kategori risiko kebakaran C1’ di daerah-daerah di mana skor Kerentanan Kebakaran FRS-nya sama dengan atau lebih besar dari 4, dan ‘lembaga-lembaga kategori risiko kebakaran C2’ di daerah-daerah di mana skor Kerentanan Kebakaran FRS-nya kurang dari 4. Di kedua daerah tersebut, KPH dan Manggala Agni adalah lembaga-lembaga garis depan untuk kegiatanProtokol Komunikasi Produk FRS
69
kegiatan pemadaman dan pencegahan kebakaran. Tabel 8 dan Tabel 9 masingmasing memberikan perincian protokol komunikasi produk FRS kepada lembaga-lembaga kategori risiko kebakaran C1 and C2. Isu-isu utama yang perlu diperhatikan: •
Dinas Kehutanan Kabupaten/Kota akan membantu mengoordinasikan kegiatan-kegiatan di seluruh yurisdiksi KPH dan unit Manggala Agni.
•
Sebelum musim kemarau, Peta Ramalan Titik Kebakaran dan Peta Ramalan Risiko Kebakaran FRS dalam skala waktu 3, 2 dan 1 bulan akan digunakan berurutan untuk membantu mengidentifikasi dan memperbaiki kesenjangan apa pun dalam upaya-upaya pencegahan kebakaran.
•
Di musim kemarau, produk-produk FRS akan menjadi dasar untuk konsultasi dua mingguan guna membantu meningkatkan efektivitas tindakan-tindakan pencegahan kebakaran. Selain itu, Bagian Teknis FRS akan memberikan produk-produk kecamatan ‘berdasarkan permintaan’ 1 bulan di muka kepada KPH dan Manggala Agni. Tabel 8: Komunikasi Produk-produk FRS kepada lembagalembaga kategori C1: Cara Produk FRS Frekuensi* Penyampaian* Peta Kerentanan Kebakaran Kabupaten/Kota (pdf), menyoroti perubahan-perubahan dalam enam bulan terakhir Peta Ramalan Titik Kebakaran Kabupaten/Kota (pdf) - lead time 3, 2 dan 1 bulan Peta Ramalan Risiko Kebakaran Kabupaten/Kota (pdf) - lead time 3, 2 dan 1 bulan Peta Ramalan Risiko Kebakaran Kabupaten/Kota (pdf) - lead time 1 bulan, menyoroti perubahanperubahan selama sebulan terakhir
Pengarahan dua tahunan Bupati/Walikota
Email otomatis diikuti dengan pengarahan
Email otomatis diikuti dengan pengarahan
Sebelum masuk musim kemarau Sebelum masuk musim kemarau Dua mingguan di musim kemarau, dan setiap bulan di
Penggunaan infromasi FRS Diskusi tentang tindakan-tindakan pendukung khusus yang diambil dalam 6 bulan terakhir untuk mengurangi kerentanan kebakaran di daerah-daerah yang emmiliki risiko kebakaran tinggi KPH dan Manggala Agni melapor pada pertemuan pengarahan yang diadakan oleh Bupati/Walikota tentang status pelaksanaan kegiatan-kegiatan pencegahan kebakaran selama 3 bulan mendatang. Fokus khusus pada daerah-daerah yang memiliki Risiko Kebakaran FRS 6 atau > dan probabilitas titik kebakaran FRS 70% atau > KPH dan Manggala Agni mengevaluasi dan melakukan tindakan tambahan untuk meningkatkan kegiatan-kegiatan pencegahan kebakaran. Fokus khusus pada daerah-daerah yang memiliki Risiko
musim lainnya
Peta Ramalan Titik Kebakaran Kabupaten/Kota (pdf) - lead time 1 bulan, menyoroti perubahanperubahan selama sebulan terakhir
Dua mingguan di musim kemarau, dan setiap bulan di musim lainnya
Peta Ramalan Titik Kebakaran Kecamatan - lead time 1 bulan
Berdasarkan permintaan
Peta Ramalan Risiko Kebakaran Kecamatan - lead time 1 bulan
Diskusi tambahan melalui telepon
Berdasarkan permintaan
Kebakaran FRS 6 atau > dan probabilitas titik kebakaran FRS 70% atau >
Dukungan yang diberikan oleh Dinas Kehutanan dan Bupati/Walikota untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan darurat (tambahan) di daerah-daerah yang memiliki Risiko Kebakaran FRS 6 atau > dan probabilitas titik kebakaran FRS 70% atau >
* Selain akses web terus-menerus
Tabel 9: Komunikasi Produk-produk FRS kepada lembagalembaga kategori C2: Cara Produk FRS Frekuensi* penyampaian* Peta Kerentanan Kebakaran Kabupaten/Kota (pdf), menyoroti perubahan-perubahan dalam enam bulan terakhir
Pengarahan Bupati/Walikota dua tahunan
Diskusi tentang tindakan-tindakan pendukung khusus yang diambil dalam 6 bulan terakhir untuk mengurangi kerentanan kebakaran di daerah-daerah yang memiliki risiko kebakaran tinggi
Sebelum masuk musim kemarau Sebelum masuk musim kemarau
KPH dan Manggala Agni melapor pada pertemuan pengarahan Bupati/Walikota tentang staus pelaksanaan kegiatan-kegiatan pencegahan kebakaran selama 3 bulan mendatang untuk daerah-daerah yang memiliki Risiko Kebakaran FRS 6 atau > dan probabilitas titik kebakaran FRS 70% atau >
Peta Ramalan Titik Kebakaran Kabupaten/Kota (pdf) - lead time 3, 2 dan 1 bulan Email otomatis Peta Ramalan Risiko Kebakaran Kabupaten/Kota (pdf) - lead time 3, 2 dan 1 bulan Peta Ramalan Titik Kebakaran Kecamatan - lead time 1 bulan Peta Ramalan Risiko Kebakaran Kecamatan - lead time 1 bulan
Penggunaan informasi FRS
Diskusi melalui telepon jika dibutuhkan
Berdasarkan permintaan Berdasarkan permintaan
Dukungan diberikan oleh Dinas Kehutanan dan Bupati/Walikota untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan darurat (tambahan) di daerah-daerah yang memiliki Risiko Kebakaran FRS 6 atau > dan probabilitas titik kebakaran FRS 70% atau >
* Selain akses web terus-menerus
Protokol Komunikasi Produk FRS
71
Rekomendasi 21 (untuk Lembaga-lembaga Kategori Risiko Kebakaran D1 dan D2) Gubernur (baik untuk kategori risiko D1 maupun kategori risiko D2) memiliki tanggung jawab akhir atas efektivitas kegiatan-kegiatan pencegahan kebakaran di tingkat provinsi (Tabel 10 dan Tabel 11). Isu-isu utama yang perlu diperhatikan dalam mengomunikasikan produk-produk FRS adalah: •
Peta Kerentanan Kebakaran Provinsi menjadi dasar informasi untuk pertemuan pengarahan dua tahunan yang diadakan oleh Gubernur. Di pertemuan pengarahan tersebut, kepala-kepala lembaga melaporkan efektivitas tindakan-tindakan yang diambil selama enam bulan terakhir dalam mengurangi kerentanan kebakaran.
•
Sebelum masuk musim kemarau, untuk lembaga-lembaga Kategori Risiko Kebakaran
D1, setiap
bulan Gubernur meninjau kegiatan-kegiatan
pencegahan kebakaran yang dilaksanakan oleh dinas-dinas tingkat provinsi. Prakiraan kemungkinan Risiko Kebakaran FRS 6 atau lebih tinggi dan probabilitas titik kebakaran 70% atau lebih besar di beberapa bulan mendatang akan membutuhkan pertemuan pengarahan tambahan dari kepala-kepala lembaga, diikuti dengan pemantauan situasi secara ketat untuk lembaga-lembaga kategori D1 dan D2. •
Pertemuan pengarahan musim kemarau bergantung pada ramalan titik api dan ramalan risiko kebakaran di daerah-daerah yang paling rentan terhadap kebakaran di provinsi yang bersangkutan. Jika dibutuhkan, Gubernur akan menetapkan status darurat berdasarkan prakiraan Risiko Kebakaran dan Titik Kebakaran FRS satu bulan sebelumnya, dan membantu mengarahkan sumber daya tambahan untuk tindakan pencegahan kebakaran.
Tabel 10: Komunikasi Produk-produk FRS kepada lembagalembaga kategori D1: Cara Produk FRS Frekuensi* Penyampaian*
Penggunaan informasi FRS
Peta Kerentanan Kebakaran Provinsi (pdf), menyoroti perubahan-perubahan dalam enam bulan terakhir Peta Ramalan Titik Kebakaran Provinsi (pdf) - lead time 3, 2 dan 1 bulan
Peta Ramalan Risiko Kebakaran Provinsi (pdf) - lead time 3, 2 dan 1 bulan Peta Ramalan Titik Kebakaran Provinsi (pdf) - lead time 1 bulan, menyoroti perubahan-perubahan selama sebulan terakhir Peta Ramalan Risiko Kebakaran Provinsi (pdf) - lead time 1 bulan, menyoroti perubahan-perubahan selama sebulan terakhir
Pengarahan Formal
Dua tahunan (pengarahan Gubernur)
Gubernur menerima pengarahan tentang efektivitas tindakan-tindakan yang diambil dalam 6 bulan terakhir dalam mengurangi kerentanan kebakaran
Email otomatis diikuti dengan pertemuan pengarahan
1 bulan sebelum masuk musim kemarau 1 bulan sebelum masuk musim kemarau
Pertemuan pengarahan tentang kegiatankegiatan pencegahan kebakaran dari dinasdinas provinsi. Fokus khusus pada daerahdaerah yang memiliki peluang titik api 70% atau lebih dan risiko kebakaran 6 atau lebih
Email otomatis. Pengarahan di musim kemarau bergantung pada ramalan.
Kepala-kepala lembaga provinsi menggambarkan kegiatan-kegiatan antisipasi. Jika dibutuhkan, Gubernur menetapkan status darurat, dan memberikan dukungan tambahan untuk pencegahan kebakaran, terutama di daerahdaerah yang memiliki Risiko Kebakaran FRS 6 atau > dan probabilitas titik kebakaran FRS 70% atau >
* Selain akses web terus-menerus
Tabel 11: Komunikasi Produk-produk FRS kepada lembagalembaga kategori D2: Cara Produk FRS Frekuensi* Penyampaian* Peta Kerentanan Kebakaran Provinsi (pdf), menyoroti perubahan-perubahan dalam enam bulan terakhir Peta Ramalan Titik Kebakaran Provinsi (pdf) - lead time 3, 2 dan 1 bulan Peta Ramalan Risiko Kebakaran Provinsi (pdf) - lead time 3, 2 dan 1 bulan Peta Ramalan Titik Kebakaran Provinsi (pdf) - lead time 1 bulan, menyoroti perubahan-perubahan selama sebulan terakhir Peta Ramalan Risiko Kebakaran Provinsi (pdf) - lead time 1 bulan, menyoroti perubahan-perubahan selama sebulan terakhir
Protokol Komunikasi Produk FRS
Pengarahan Formal
Dua tahunan (pengarahan Gubernur)
Email otomatis. Pengarahan bergantung pada ramalan.
Email otomatis. Pengarahan di musim kemarau sebagaimana yang dibutuhkan berdasarkan ramalan untuk daerah-daerah berisiko tinggi
Penggunaan infromasi FRS Gubernur menerima pengarahan tentang efektivitas tindakan-tindakan yang diambil dalam 6 bulan terakhir dalam mengurangi kerentanan kebakaran
Fokus pada daerah-daerah dengan peluang titik api 70% atau lebih dan risiko kebakaran 6 atau lebih
Jika dibutuhkan, Gubernur menetapkan staus darurat, dan memberikan dukungan tambahan untuk pencegahan kebakaran, terutama di daerah-daerah yang memiliki Risiko Kebakaran FRS 6 atau > dan probabilitas titik kebakaran FRS 70% atau >
73
* Selain akses web terus-menerus
Rekomendasi 22 (untuk Lembaga-lembaga Kategori Risiko Kebakaran E1 dan E2): Bupati/Walikota, yang bertanggung jawab atas efektivitas kegiatan-kegiatan pencegahan
kebakaran
yang
dilaksanakan
di
tingkat
kabupaten/kota,
memainkan peran yang sangat penting dalam membantu mengoordinasikan kegiatan-kegiatan pencegahan kebakaran dalam situasi-situasi kategori risiko kebakaran E1 dan E2. Bupati/Walikota memastikan koordinasi yang efektif antara berbagai lembaga tingkat kabupaten dengan lembaga-lembaga tingkat kecamatan seperti KPH dan Manggala Agni untuk pemadaman serta pencegahan kebakaran (Tabel 12 dan Tabel 13). Isu-isu utama yang perlu diperhatikan dalam mengomunikasikan produk-produk FRS adalah: •
Peta Kerentanan Kebakaran Kabupaten/Kota menjadi dasar informasi untuk pertemuan pengarahan dua tahunan yang diadakan oleh Bupati/Walikota. Pada pertemuan pengarahan tersebut, kepala-kepala lembaga, termasuk kepala KPH, melaporkan efektivitas tindakan-tindakan yang dilakukan selama enam bulan terakhir dalam mengurangi kerentanan kebakaran.
•
Sebelum masuk musim kemarau, untuk lembaga-lembaga Kategori Risiko Kebakaran
E1,
Bupati/Walikota
akan
meninjau
kegiatan-kegiatan
pencegahan kebakaran yang dilaksanakan oleh dinas-dinas tingkat kabupaten setiap bulan. Prakiraan kemungkinan Risiko Kebakaran FRS 6 atau lebih tinggi dan probabilitas titik kebakaran 70% atau lebih di beberapa bulan musim kemarau mendatang akan membutuhkan pertemuan pengarahan tambahan dari kepala-kepala lembaga, diikuti dengan pemantauan situasi secara ketat untuk lembaga-lembaga kategori E1 dan E2. •
Pertemuan pengarahan musim kemarau bergantung pada ramalan titik api dan ramalan risiko kebakaran di daerah-daerah yang paling rentan terhadap kebakaran di kabupaten/kota yang bersangkutan. Terkait dengan penetapan status darurat oleh Gubernur (yang meliputi keseluruhan wilayah suatu
kabupaten/kota
atau
sebagian
wilayah
suatu
kabupaten/kota),
Bupati/Walikota membantu memperoleh sumber daya tambahan untuk tindakan pencegahan kebakaran untuk KPH dan unit Manggala Agni.
Tabel 12: Komunikasi Produk-produk FRS kepada lembagalembaga kategori E1: Cara Produk FRS Frekuensi* Penyampaian* Peta Kerentanan Kebakaran Kabupaten/Kota (pdf), menyoroti perubahan-perubahan dalam enam bulan terakhir Peta Ramalan Titik Kebakaran Kabupaten/Kota (pdf) - lead time 3, 2 dan 1 bulan Peta Ramalan Risiko Kebakaran Kabupaten/Kota (pdf) - lead time 3, 2 dan 1 bulan
Pengarahan dua tahunan Bupati
Email otomatis diikuti dengan pengarahan bulanan
Peta Ramalan Titik Kebakaran Kabupaten/Kota (pdf) - lead time 1 bulan, menyoroti perubahanperubahan selama sebulan terakhir Email otomatis diikuti dengan pengarahan Peta Ramalan Risiko Kebakaran Kabupaten/Kota (pdf) - lead time 1 bulan, menyoroti perubahanperubahan selama sebulan terakhir
Sebelum masuk musim kemarau Sebelum masuk musim kemarau Dua mingguan di musim kemarau; sebagaimana yang dibutuhkan di musim lainnya Dua mingguan di musim kemarau; sebagaimana yang dibutuhkan di musim lainnya
Penggunaan informasi FRS Diskusi tentang tindakan-tindakan pendukung khusus yang diambil dalam 6 bulan terakhir untuk mengurangi kerentanan kebakaran di daerah-daerah yang memiliki risiko kebakaran tinggi Kepala-kepala lembaga dan unit melaporkan status pelaksanaan kegiatan-kegiatan pencegahan kebakaran selama 3 bulan berikutnya. Fokus khusus pada daerahdaerah yang memiliki Risiko Kebakaran FRS 6 atau > dan probabilitas titik kebakaran FRS 70% atau >
Bupati memberikan tambahan untuk Dinas Kehutanan, KPH dan Manggala Agni untuk kegiatan-kegiatan darurat di daerah-daerah yang memiliki Risiko Kebakaran FRS 6 atau > dan probabilitas titik kebakaran FRS 70% atau >
* Selain akses web terus-menerus
Tabel 13: Komunikasi Produk-produk FRS kepada lembagalembaga kategori E2:
Protokol Komunikasi Produk FRS
75
Produk FRS Peta Kerentanan Kebakaran Kabupaten/Kota (pdf), menyoroti perubahan-perubahan dalam enam bulan terakhir Peta Ramalan Titik Kebakan Kabupaten/Kota (pdf) - lead time 3, 2 dan 1 bulan Peta Ramalan Risiko Kebakaran Kabupaten/Kota (pdf) - lead time 3, 2 dan 1 bulan
Cara Penyampaian*
Frekuensi*
Penggunaan informasi FRS
Pengarahan dua tahunan Bupati
Diskusi tentang tindakan-tindakan pendukunng khusus yang diambil dalam 6 bulan terkhir untuk mengurangi kerentanan kebakaran di daerah-daerah yang memiliki risiko kebakaran tinggi
Email otomatis. Frekuensi pengarahan tergantung pada ramalan
Kepala lembaga dan unit melaporkan status pelaksanaan kegiatan-kegiatan pencegahan kebakaran selama 3 bulan berikutnya. Fokus khusus pada daerah-daaerah yang memiliki Risiko Kebakaran FRS 6 atau > dan probabilitas titik kebakaran FRS 70% atau >
* Selain akses web terus-menerus
Rekomendasi 23 (untuk Lembaga-lembaga Kategori Risiko Kebakaran F1 dan F2): Lembaga-lembaga kategori risiko kebakaran F1 meliputi Bappeda dan unit Badan Restorasi Gambut (BRG) provinsi di daerah-daerah di mana skor Kerentanan Kebakaran FRS-nya sama dengan atau lebih besar dari 4, sedangkan badan-badan yang sama di daerah-daerah di mana skor Kerentanan Kebakaran FRS-nya kurang dari 4 masuk ke dalam kategori risiko kebakaran F2. Lembagalembaga kategori F1 dan F2 tidak terlibat langsung dengan operasi pencegahan kebakaran (seperti keterlibatan dinas kehutanan atau BPBD kabupaten/kota), tetapi penting dalam perencanaan upaya-upaya pencegahan kebakaran yang efektif jangka menengah. Tabel 14 dan Tabel 15 masing-masing memberikan perincian protokol komunikasi produk FRS kepada lembaga-lembaga kategori risiko kebakaran F1 dan F2.
Tabel 14: Komunikasi Produk-produk FRS kepada lembagalembaga kategori F1:
Produk FRS Peta Kerentanan kebakaran Provinsi (pdf), menyoroti perubahan-perubahan dalam enam bulan terakhir Peta Ramalan Titik Kebakaran Provinsi (pdf) - lead time 3, 2 dan 1 bulan Peta Ramalan Risiko Kebakaran Provinsi (pdf) - lead time 3, 2 dan 1 bulan
Cara penyampaian*
Frekuensi*
Pengarahan dua tahunan Gubernur
Email otomatis diikuti dengan pengarahan
Sebelum masuk musim kemarau Sebelum masuk musim kemarau
Penggunaan informasi FRS Berpartisipasi dalam pertemuan pengarahan yang diadakan oleh Gubernur tentang tindakan-tindakan khusus yang diambil dalam 6 bukan terakhir untuk mengurangi kerentanan kebakaran Berpartisipasi dalam pertemuan pengarahan yang diadakan oleh Gubernur tentang kegiatan-kegiatan pencegahan kebakaran dari dinas-dinas provinsi. Fokus khusus pada daerah-daerah dengan peluang titik api 70% atau lebih dan risiko kebakaran 6 atau lebih
* Selain akses web terus-menerus
Tabel 15: Komunikasi Produk-produk FRS kepada lembagalembaga kategori F2: Cara Produk FRS Frekuensi* Penyampaian* Peta Kerentanan Kebakaran Provinsi (pdf), menyoroti perubahan-perubahan dalam enam bulan terakhir
Pengarahan Gubernur dua tahunan
Peta Ramalan Titik Kebakaran Provinsi (pdf) - lead time 1 bulan
Setiap bulan Email otomatis
Peta Ramalan Risiko Kebakaran Provinsi (pdf) - lead time 1 bulan
Setiap bulan
Penggunaan infromasi FRS Berpartisipasi dalam pertemuan pengarahan yang diadakan oleh Gubernur tentang tindakan-tindakan khusus yang diambil dalam 6 bulan terakhir untuk mengurangi kerentanan kebakaran Berpartisipasi dalam pertemuan pengarahan yang diadakan oleh Gubernur: kepala-kepala lembaga tingkat provinsi menggambarkan kegiatan-kegiatan antisipasi yang diambil di daerah-daerah yang memiliki risiko kebakaran tinggi (tingkat 6 atau lebih) dan probabilitas titik kebakaran yang lebih besar dari 70%
* Selain akses web terus-menerus
Protokol Komunikasi Produk FRS
77
References “Advanced Fire Information System (AFIS).” CSIR. Pertemuan GOFC-GOLD, 15-19 April 2013. File PDF. Diakses November 2016 di: http://gofcfire.umd.edu/meeting/static/Netherlands_2013/Fire_IT_Netherlands/Phillip_AFIS_GO FC.pdf. “Alert Ready, Canada’s New National Alert System, Tested in Manitoba and Northwest Territories.” Canadian Underwriter, 21 September 2016. Diakses September 2016 di: http://www.canadianunderwriter.ca/insurance/alert-ready-canadas-new-nationalemergency-alert-system-tested-manitoba-northwest-territories-1004100428/. “Alerting Authorities.” FEMA. Diakses September 2016 di: https://www.fema.gov/alerting-authorities. Biersdorfer, J.D., 2016. “How Those Wireless Emergency Alerts Find You.” New York Times, 28 September 2016. Diakses September 2016 di: http://www.nytimes.com/2016/09/29/technology/personaltech/how-thosewireless-emergency-alerts-find-you.html?_r=0. “BNPB dan MIT Kembangkan Peta Bencana Berbasis Media Sosial.” BNPB, 30 September 2016. Diakses September 2016: http://www.bnpb.go.id/berita/3113/bnpb-dan-mit-kembangkan-peta-bencanaberbasis-media-sosial. CCROM dkk., 2015. “Development of the Fire Risk System: Detailed description for peer review”. Draft yang tidak dipublikasikan. Ceccato, P, I. Nengah Surati Jaya, J.H. Qian, M.K. Tippett, A.W. Robertson, & S. Someshwar (2010). “Early Warning and Response to Fires in Kalimantan, Indonesia” International Research Institute for Climate and Society, TR 10-14. “Comprehensive Testing of Imminent Threat Public Messages for Mobile Devices.” Department of Homeland Security, Oktober 2014. Diakses September 2016 di: http://galainsolutions.com/wpcontent/uploads/2015/01/Imminent%20Threat%20Public%20Messages%20for%20 Mobile.pdf. “DisasterAWARE.” Pacific Disaster Center. Diakses September 2016 di: http://d2mxabrykbl1km.cloudfront.net/UserFiles/File/news/DisasterAWARE_FS_July 2014_lo.pdf.
“DisasterAWARE Early Warning and Decision Support Platform.” Pacific Disaster Center. Diakses September 2016 di: http://www.pdc.org/solutions/products/disasteraware/. “During a Wildfire.” Get Prepared. Pemerintah Kanada. Diakses September 2016 di: https://www.getprepared.gc.ca/cnt/hzd/wldfrs-drng-en.aspx. “Emergency Alert System.” FEMA. Diakses September 2016 di: https://www.fema.gov/emergency-alert-system. “Emergency Alert System (EAS).” Federal Communications Commission. Diakses Desember 2016 di: https://www.fcc.gov/consumers/guides/emergency-alert-systemeas. “Emergency Alert System 2007 AM & FM Handbook.” Federal Communications Commission. Diakses daring Desember 2016 di: https://apps.fcc.gov/edocs_public/attachmatch/DOC-278628A3.pdf. “Fighting Fires from Space: Using satellite data to detect fires and strengthen local-level response in Nepal.” SERVIR GLOBAL, Mei 2015. Diakses September 2016 di: http://www.climate-services.org/wp-content/uploads/2015/05/Fighting-fires-fromspace-Mir-Matin-Carmen-Tadesco.pdf. Fung, B., 2016. “Those Wireless Emergency Alerts are about to get a Lot More Useful.” Washington Post, 29 September 2016. Diakses September 2016: https://www.washingtonpost.com/news/the-switch/wp/2016/09/29/thosewireless-emergency-alerts-are-about-to-get-a-lot-more-useful/. Pemerintah Republik Indonesia (2016). “Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.32/MenLHK/ Setjen/ Kum.1/3/2016 Tentang Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan.” (Draft Terjemahan Bahasa Inggris) Diundangkan pada 18 April 2016. Jakarta, Indonesia. “Karhutla Monitoring System.” Badan Pengelola REDD+ Republik Indonesia. Diakses Desember 2016 di: http://182.253.224.169/kegiatan/karhutla-monitoring-system. “InAWARE – Disaster Management Tool for Indonesia.” Humanitarian OpenStreetMap Team. Diakses September 2016 di: https://hotosm.org/projects/inaware_disaster_management_tool_for_indonesia. “InAWARE System Boosts Disaster Risk Reduction in Indonesia.” Pacific Disaster Center, 10 Maret 2014. Diakses September 2016 di: http://www.pdc.org/news-nmedia/pdc-updates/InAWARE-System-Boosts-Disaster-Risk-Reduction-in-Indonesia/. “IPAWS: Integrated Public Alert and Warning System. An Emergency Alert System Best Practices Guide – Version 1.0.” FEMA. Diakses November 2016 di: https://www.fema.gov/media-library-data/20130726-1839-250459302/eas_best_practices_guide.pdf.
Protokol Komunikasi Produk FRS
79
“Integrated Public Alert and Warning System (IPAWS) Alerting the Whole Community: Removing Barriers to Alerting Accessibility.” FEMA, 2014. Diakses Desember 2016 di: https://www.fema.gov/media-library-data/146367912710486490b21e961280f2975b77b5096ff5d/alerting_whole_community_june2013_final_05 192016.pdf. “New NWS Alert System Working to Save Lives.” CBS 58. Diakses September 2016 di: http://www.cbs58.com/story/30586542/new-nws-alert-system-working-to-savelives. Oktiari, D., “InAWARE: An Integrated Open Disaster Data.” APEC – Workshop on Application of Big Data and Open Data. Diakses September 2016 di: http://www.apecepwg.org/public/uploadfile/act/2d2a121dd2df8f21b4ad8de9aee05c65.pdf. “Preparing for Fires.” VIC Emergency. Diakses September 2016 di: http://emergency.vic.gov.au/prepare/#fire/preparing-for-fires/preparing-for-fires. Someshwar, S. dan B. Melloy, 2016. “Use of Fire Risk System Capabilities to Enhance Effectiveness of POSNAS”. Proyek GAMBUT – UNOPS 96764/2016/TEI-C9/01. Steenkamp, K., dan P. Frost. “Advanced Fire Information System.” CSIR, Meraka Institute. Diakses November 2016 di: http://www.wamis.org/agm/meetings/wofire08/S2-Steenkamp_SAF.pdf. Strobl, P., “EFFIS European Forest Fire Information System and Other Early Warning Activities.” European Commission Joint Research Centre, Oktober 2009. Diakses September 2016 di: http://www.un-spider.org/sites/default/files/strobl_3rd_wsbonn_22_10_09.pdf. “Telephone Warnings.” NSW Rural Fire Service. Diakses September 2016 di: http://www.rfs.nsw.gov.au/plan-and-prepare/alert-levels/telephone-warnings. “Trainings Advance InAWARE Knowledge and Skill in Indonesia.” Pacific Disaster Center, 13 November 2014. Diakses September 2016 di: http://www.pdc.org/news-nmedia/pdc-updates/Trainings-Advance-InAWARE-Knowledge-and-Skill-in-Indonesia/.