PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI BUNGA MELATI PUTIH (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara)
SKRIPSI
OLEH : RIRIS JULIANA SIMBOLON 030304031 SEP/ AGRIBISNIS
DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2007
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI BUNGA MELATI PUTIH (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara)
SKRIPSI OLEH : RIRIS JULIANA SIMBOLON 030304031 SEP/ AGRIBISNIS
Skripsi sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
Disetujui Oleh, Komisi Pembimbing
Ketua
Anggota
(Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec)
(Ir. Iskandarini, MM)
DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2007
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
RINGKASAN PENELITIAN
RIRIS JULIANA SIMBOLON (030304031) dengan judul skripsi “PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI BUNGA MELATI PUTIH”. Studi Kasus penelitian ini di Kota Madya Medan Propinsi Sumatera Utara. Penelitian dibimbing oleh Ibu Ir. Iskandarini, MM dan Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec. Permasalahan yang diteliti adalah apakah input usahatani bunga melati putih (lahan, tenaga kerja, dan sarana produksi seperti bibit, obat-obatan, dan pupuk serta teknologi) cukup tersedia di daerah penelitian, bagaimana perkembangan usahatani bunga melati putih di Kota Medan dilihat dari luas areal, produksi, produktifitas, dan perkembangan permintaan pasar, apakah usahatani bunga melati putih layak secara finansial, masalah-masalah apa yang dihadapi dalam usahatani bunga melati putih, dan bagaimana strategi pengembangan usahatani bunga melati putih di masa depan. Metode penentuan daerah penelitian secara purposive dan metode pengambilan sampel secara stratified proporsioned random sampling. Metode analisis data dengan analisis deskriptif, R/C Ratio untuk mengetahui besarnya keuntungan yang diperoleh, dan analisis SWOT untuk menetapkan strategi. Dari hasil penelitian yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan : 1. Input usahatani bunga melati putih (lahan, tenaga kerja, dan sarana produksi seperti bibit, obat-obatan, dan pupuk serta teknologi) tersedia di daerah penelitian. 2. Usahatani bunga melati putih di Kota Medan mengalami penurunan dilihat dari luas areal, produksi, produktifitas, dan perkembangan permintaan pasar. 3. Berdasarkan analisis finansial, nilai R/C ratio rata-rata secara keseluruhan adalah sebesar 2,34 yang lebih besar dari 1, maka usahatani bunga melati putih layak untuk dikembangkan. 4. Masalah-masalah yang dihadapi petani pada umumnya dalam usahatani bunga melati putih adalah modal terbatas, kurangnya seni dan hobby, adanya persaingan dengan bunga plastik, bunga melati tidak tahan lama, serangan hama dan penyakit, kurangnya penyuluhan, dan lembaga-lembaga yang terkait kurang berperan. 5. Strategi pengembangan usahatani bunga melati putih di masa depan dilihat dari masalah-masalah yang dihadapi petani adalah menggunakan inisiatif sendiri dalam penambahan modal usahatani, memperluas jaringan pemasaran, memberikan nilai tambah/sentuhan kreatifitas agar bunga tetap menarik, dan menggunakan teknologi untuk memaksimalkan fungsi bunga melati putih. 6. Secara keseluruhan, maka dapat disimpulkan bahwa usahatani bunga melati putih memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan.
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
RIWAYAT HIDUP
RIRIS JULIANA SIMBOLON dilahirkan di Medan pada tanggal 27 Juli 1985, anak kedua dari lima bersaudara dari orang tua tercinta Ayahanda O. Simbolon dan Ibunda D.Y. Br Manalu. Jenjang Pendidikan yang ditempuh penulis adalah sebagai berikut : 9 Tahun 1991, memasuki Sekolah Dasar di SD Negeri Inpres No. 105289 Desa Kolam dan tamat tahun 1997. 9 Tahun 1997, memasuki Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SLTP Negeri 1 Percut Sei Tuan dan tamat tahun 2000. 9 Tahun 2000, memasuki Sekolah Menengah Umum di SMU Negeri 11 Medan dan tamat tahun 2003. 9 Tahun 2003, diterima di Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara melalui SPMB. 9 Pada bulan Juni-Juli 2007, melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di Desa Belang Malum, Kecamatan Sidikalang, Kabupaten Dairi. 9 Tahun 2007, melaksanakan penelitian Skripsi di Kota Madya Medan, Propinsi Sumatera Utara.
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat mengakhiri masa perkuliahan dan menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini berjudul “Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih” yang merupakan salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih atas segala bimbingan dan dorongan moril yang diberikan dalam penyelesain skripsi ini khususnya kepada Ibu Ir. Iskandarini, MM sebagai Ketua Komisi Pembimbing dan Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec sebagai Anggota Komisi Pembimbing, yang telah memberikan arahan, waktu dan kesabaran dalam menyelesaikan skripsi ini. Disamping itu penghargaan penulis sampaikan kepada Ibu Ir. Lily Fauzia, MSi sebagai Ketua Jurusan Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Bapak sIr. Luhut Sihombing, MP sebagai Sekretaris Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, seluruh staff pengajar dan pegawai di Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, seluruh pegawai Tata Usaha di Fakultas Pertanian, dan kepada para responden serta instansi-instansi yang terkait dengan penelitian ini. Penulis tidak lupa mengucapkam terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ayah dan Ibu tersayang yaitu O. Simbolon dan D.Y. Br Manalu yang tidak henti-hentinya memberi semangat, kasih sayang, pengorbanan baik moril maupun materil serta doa kepada penulis. Terima kasih juga buat kakakku
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
Sondang, adik-adikku David, Tiur, dan Lam Sehat yang memberikan semangat, tanteku Sondang Manalu, dan Ibu Sitepu yang juga telah membantu penulis. Tak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada sahabatsahabatku Labora, Melda, Yusi, Hayati, Makmur, Hery itoku, Indro, Mita, Fajar, Juni temen seperjuangan dan seluruh rekan-rekan SEP’03 yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Semoga skripsi ini bermanfaat.
Medan, September 2007
Penulis
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
DAFTAR ISI
RINGKASAN PENELITIAN.......................................................................
i
RIWAYAT HIDUP........................................................................................
iii
KATA PENGANTAR....................................................................................
iv
DAFFTAR ISI................................................................................................
vi
DAFTAR TABEL..........................................................................................
viii
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................
xi
PENDAHULUAN Latar Belakang......................................................................................... Identifikasi Masalah................................................................................. Tujuan Penelitian..................................................................................... Kegunaan Penelitian................................................................................
1 8 8 9
TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Pustaka...................................................................................... 11 Landasan Teori......................................................................................... 14 Kerangka Pemikiran................................................................................. 19 METODE PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Penelitian...................................................... Metode Pengambilan Sampel.................................................................. Metode Pengumpulan Data..................................................................... Metode Analisis Data.............................................................................. Defenisi dan Batasan Operasional........................................................... Defenisi........................................................................................... Batasan Operasional........................................................................
22 22 23 23 25 25 26
DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL Deskripsi Daerah Penelitian.................................................................... Letak Geografis, Batas, Luas Wilayah, dan Iklim........................ Keadaan Penduduk....................................................................... Penggunaan Tanah........................................................................ Sarana dan Prasarana.................................................................... Karakteristik Petani Sampel...................................................................
27 27 28 30 31 32
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
HASIL DAN PEMBAHASAN Ketersediaan Lahan, Tenaga Kerja, Sarana Produksi, dan Teknologi dalam Usahatani Bunga Melati Putih di Kota Medan.......................... Ketersediaan Lahan..................................................................... Ketersediaan Tenaga Kerja......................................................... Ketersediaan Sarana Produksi..................................................... Ketersediaan Teknologi............................................................... Perkembangan Usahatani Bunga Melati Putih Di Kota Medan............ Kelayakan Usahatani Bunga Melati Putih............................................ Masalah-Masalah yang Dihadapi Petani Dalam Usahatani Bunga Melati Putih.......................................................................................... Strategi yang Patut Dilakukan untuk Mengatasi Masalah-Masalah yang Dihadapi dalam Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih.. Menentukan Faktor-Faktor Strategi Eksternal............................ Menentukan Faktor-Faktor Strategi Internal.............................. Penentuan Alternatif Strategi......................................................
53 53 56 57
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan........................................................................................... Saran.....................................................................................................
63 64
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
34 34 34 35 37 40 42 50
DAFTAR TABEL Hal 1.
Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Tanaman Melati Tahun 2005...
6
2.
Jenis-Jenis Tanaman Hias di Kota Medan Tahun 2005.............................
7
3.
Populasi dan Sampel Petani Bunga Melati Putih Berdasarkan Strata Luas Lahan di Kota Medan........................................................................
22
4.
Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kota Medan Tahun 2005................................................................................................. 28
5.
Distribusi Penduduk Menurut Jenis Mata Pencaharian di Kota Medan Tahun 2005................................................................................................. 29
6.
Luas dan Jenis Penggunaan Tanah di Kota Medan Tahun 2005................ 30
7.
Sarana dan Prasarana di Kota Medan Tahun 2005..................................... 31
8.
Karakteristik Rata-Rata Petani Sampel di Kota Medan Tahun 2005......... 32
9.
Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kota Medan Tahun 2005................................................................................................. 35
10. Perkembangan Usahatani Bunga Melati Putih di Kota Medan Tahun 2003, 2004, dan 2005.................................................................................
40
11. Biaya Sarana Produksi Rata-Rata Per Petani dan Per M2 Selama 3 Tahun.........................................................................................................
42
12. Biaya Tenaga Kerja Rata-Rata Per Petani dan Per M2 Selama 3 Tahun.........................................................................................................
43
13. Biaya Penyusutan Rata-Rata Per Petani dan Per M2 Selama 3 Tahun......
44
14. Biaya Sewa Lahan Rata-Rata Per Petani dan Per M2 Selama 3 Tahun.....
44
15. Biaya Transportasi Rata-Rata Per Petani dan Per M2 Selama 3 Tahun....
45
16. Biaya Produksi Rata-Rata Per Petani dan Per M2 Selama 3 Tahun.........
46
17. Penerimaan Rata-Rata Per Petani dan Per M2 Selama 3 Tahun..............
46
18. Pendapatan Bersih Rata-Rata Per Petani dan Per M2 Selama 3 Tahun... 19. R/C Ratio Rata-Rata Per Petani dan Per M2 Selama 3 Tahun................
47 48
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
20. Masalah-Masalah yang Dihadapi Petani Berdasarkan Sumbernya (Internal/Eksternal) dan Klasifikasinya (Kelemahan/Ancaman)...........
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
53
DAFTAR GAMBAR Hal 1.
Skema Kerangka Pemikiran......................................................................
21
2.
Penentuan Strategi dengan SWOT Matriks...............................................
59
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
DAFTAR LAMPIRAN
1.
Karakteristik Petani Sampel Usahatani Bunga Melati Putih
2.
Sarana Produksi Usahatani Bunga Melati Putih Per Petani Pada Tahun 1
3.
Sarana Produksi Usahatani Bunga Melati Putih Per Petani Tahun 2
4.
Sarana Produksi Usahatani Bunga Melati Putih Per Petani Tahun 3
5.
Biaya Sarana Produksi Usahatani Bunga Melati Putih Per Petani Tahun 1
6.
Biaya Sarana Produksi Usahatani Bunga Melati Putih Per M2 Tahun 1
7.
Biaya Sarana Produksi Usahatani Bunga Melati Putih Per Petani Tahun 2
8.
Biaya Sarana Produksi Usahatani Bunga Melati Putih Per M2 Tahun 2
9.
Biaya Sarana Produksi Usahatani Bunga Melati Putih Per Petani Tahun 3
10. Biaya Sarana Produksi Usahatani Bunga Melati Putih Per M2 Tahun 3 11. Curahan Tenaga Kerja Usahatani Bunga Melati Putih Per Petani Tahun 1 12. Curahan Tenaga Kerja Usahatani Bunga Melati Putih Per Petani Tahun 2 13. Curahan Tenaga Kerja Usahatani Bunga Melati Putih Per Petani Tahun 3 14. Biaya Tenaga Kerja Usahatani Bunga Melati Putih Per Petani Tahun 1 15. Biaya Tenaga Kerja Usahatani Bunga Melati Putih Per M2 Tahun 1 16. Biaya Tenaga Kerja Usahatani Bunga Melati Putih Per Petani Tahun 2 17. Biaya Tenaga Kerja Usahatani Bunga Melati Putih Per M2 Tahun 2 18. Biaya Tenaga Kerja Usahatani Bunga Melati Putih Per Petani Tahun 3 19. Biaya Tenaga Kerja Usahatani Bunga Melati Putih Per M2 Tahun 3 20. Biaya Penyusutan Alat Usahatani Bunga Melati Putih Per Petani dalam 1 Tahun 21. Biaya Penyusutan Alat Usahatani Bunga Melati Putih Per M2 dalam 1 Tahun 22.
Biaya Transportasi Usahatani Bunga Melati Putih Per Petani Tahun 1
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
23. Biaya Transportasi Usahatani Bunga Melati Putih Per Petani Tahun 2 24. Biaya Transportasi Usahatani Bunga Melati Putih Per Petani Tahun 3 25. Biaya Transportasi Usahatani Bunga Melati Putih Per M2 Tahun 1, 2, dan 3 26. Total Biaya Produksi Usahatani Bunga Melati Putih Per Petani Tahun 1 27. Total Biaya Produksi Usahatani Bunga Melati Putih Per M2 Tahun 1 28. Total Biaya Produksi Usahatani Bunga Melati Putih Per Petani Tahun 2 29. Total Biaya Produksi Usahatani Bunga Melati Putih Per M2 Tahun 2 30. Total Biaya Produksi Usahatani Bunga Melati Putih Per Petani Tahun 3 31. Total Biaya Produksi Usahatani Bunga Melati Putih Per M2 Tahun 3 32. Total Biaya Produksi Usahatani Bunga Melati Putih Per Petani Selama 3 Tahun 33. Total Biaya Produksi Usahatani Bunga Melati Putih Per M2 Selama 3 Tahun 34. Penerimaan Usahatani Bunga Melati Putih Per Petani Tahun 1 35. Penerimaan Usahatani Bunga Melati Putih Per Petani Tahun 2 36. Penerimaan Usahatani Bunga Melati Putih Per Petani Tahun 3 37. Penerimaan Usahatani Bunga Melati Putih Per M2 Tahun 1, 2, dan 3 38. Penerimaan, Biaya Produksi, Pendapatan Bersih, R/C Ratio, dan ROI Usahatani Bunga Melati Putih Per Petani Selama 3 Tahun 39. Penerimaan, Biaya Produksi, Pendapatan Bersih, R/C Ratio, dan ROI Usahatani Bunga Melati Putih Per M2 Selama 3 Tahun
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
PENDAHULUAN
Latar Belakang Garis-garis
Besar
Haluan
Negara
(GBHN)
menetapkan
bahwa
pembangunan sektor pertanian, khususnya hortikultura, mendapat perhatian pada Pembangunan Jangka Panjang (PJP) II. Tanaman hias beserta hasilnya berupa bunga termasuk kelompok komoditas hortikultura yang mempunyai prospek cerah bila dikembangkan secara intensif dan komersial (Rukmana, 1997). Prospek usaha yang jelas merupakan faktor pendukung untuk mewujudkan tujuan. Dengan berlandaskan pada prospek, semua pelaku usaha diharapkan dapat bersemangat dalam menjalankan fungsinya. Selama manusia masih membutuhkan sandang, pangan, dan perumahan dalam kebutuhan minimum kehidupannya, tentu kegiatan agribisnis masih mempunyai prospek yang cukup menjanjikan. Hanya saja pemilihan terhadap kegiatan usaha atau jenis komoditas yang akan diproduksi memang
membutuhkan
kiat-kiat
persiapan
yang
lebih
detail
(Krisnamurthi dan Fausia, 2003). Indonesia memiliki hortikultutura tropika yang berlimpah karena keanekaragaman sumberdaya lahan, iklim, dan cuaca yang dimilikinya. Sumberdaya tersebut dapat dijadikan sebagai suatu kekuatan untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat dalam agribisnis hortikultura dimasa depan. Produk-produk agribisnis hortikultura tropika nusantara yang terdiri dari buahbuahan, sayuran, tanaman hias, dan tanaman obat merupakan salah satu andalan Indonesia baik di pasar domestik, regional, maupun internasional (Wibowo, 1999).
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
Ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju ditandai dengan berkembangnya kota-kota besar seperti Bandung, Semarang, Medan, Ujung Pandang, Denpasar dan Surabaya yang menuju kota industri. Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan didalam masyarakat, baik di tingkat pendapatan, selera ataupun persepsi tentang bunga dan juga estetika keindahan serta kenyamanan terhadap bunga. Dengan demikian pengusaha bunga pun terus bersaing untuk merebut konsumen. Dalam banyak kenyataan persaingan yang ketat bukan hanya terjadi antar pedagang bunga lokal saja tetapi juga dengan pedagang bunga yang berasal dari luar daerah (Soekartawi, 1996a). Tingginya minat masyarakat baik di tanah air maupun permintaan ekspor terhadap tanaman hias dapat menjadi tolok ukur kesejahteraan. Usaha-usaha pembudidayaan tanaman hias juga semakin berkembang dengan orientasi komersial. Hal ini secara tidak langsung dapat menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat pada umumnya. Untuk memenuhi permintaan akan tanaman hias, para pemulia (breeder) selalu berkompetisi dalam menghasilkan varietas-varietas baru yang unggul dan dapat menarik para hobis sehingga menjadi trend pada masa tertentu. Tanaman hias yang cocok dengan agroklimat Indonesia serta banyak diminati dan berpotensi untuk diekspor antara lain anggrek, mawar, melati, gerbera, dan drasena (Anonimous, 2006a). Dalam kehidupan masyarakat Indonesia, bunga melati telah lama dikenal. Melati merupakan tanaman asli Sri Lanka. Daerah penyebarannya meliputi India, Indonesia, Filipina, dan Cina. Sebagai tanaman hias, melati dapat tumbuh dengan baik pada tanah gembur dan subur (Anonimous, 1980).
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
Manusia membudidayakan tanaman melati pertama sekali pada abad XVI. Di Italia melati Casablanca (J. officinalle) yang disebut Spanish Jasmine ditanam tahun 1629 untuk dijadikan parfum. Tahun 1665 di Inggris dibudidayakan melati putih (J. sambac) yang diperkenalkan oleh Duke Casimo de’ Meici. Selanjutnya pada tahun 1812, Inggris menambah keragaman jenis melati, antara lain J. revolutum asal India. Dalam tahun 1919 ditemukan melati
J. parkeri di
kawasan India Barat Laut, kemudian dibudidayakan di Inggris pada tahun 1923 (Rukmana, 1997). Sampai saat ini varietas melati yang ditanam petani cukup beragam dan belum tersedia varietas unggul melati. Jawa Timur merupakan salah satu sentra produksi dan sebagai pemasok bibit melati di Indonesia. Sentra produksi melati di Jawa Timur terletak di Burneh-Kabupaten Bangkalan seluas 50 ha dan di BangilKabupaten Pasuruan seluas 15 ha (Anonimous, 2006b). Bunga melati yang putih dan wangi dianggap sebagai lambang kesucian. Pada upacara-upacara adat Jawa, melati merupakan bunga yang sangat penting. Dalam upacara perkawinan misalnya, bunga ini digunakan sebagai hiasan sanggul dan hiasan dada mempelai wanita, sedangkan untuk mempelai prianya berupa untaian bunga yang menghiasi keris dan pula sebagai kalung. Minyak asiri yang terkandung pada bunga ini sangat bermanfaat dalam industri minyak wangi. Senyawa utamanya ialah minyak yasmin (Anonimous, 1980). Melati (Jasminum sambac) merupakan tanaman yang mempunyai banyak manfaat. Ada beberapa orang yang mempercayai apabila seseorang yang mengalami pusing cukup menghirup wangi bunga melati dapat menentramkan pikirannya. Kandungan kimia pada bunga melati yaitu indol, benzyl, livalylacetat
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
dipercaya dapat mengobati penyakit seperti sakit kepala, sesak napas, demam, kelebihan asi dan sakit mata (Anonimous, 2004). Mengingat kegunaan bunga melati yang semakin luas dan memasyarakat maka pada tanggal 5 Juni 1990, Presiden Republik Indonesia mengukuhkan bunga melati menjadi bunga nasional dengan sebutan “Puspa Bangsa”. Jenis melati yang dimaksud adalah Jasminum sambac atau dikenal dengan sebutan melati putih (Satuhu, 2004). Pasar potensial bunga melati adalah Jepang, Korea, Thailand, Taiwan, dan Hongkong. Nilai ekonomi bunga melati semakin dibutuhkan untuk bahan baku industri minyak wangi, kosmetika, penyedap teh, cat, tinta, pestisida, dan industri tekstil. Tiap hari untuk keperluan bunga tabur umat Budha dibutuhkan sekitar 600 kg bunga melati. Meskipun peluang pasar bunga melati di dalam dan luar negeri cukup besar, produksi bunga melati Indonesia baru mampu memenuhi sekitar 20% dari kebutuhan melati di pasaran dunia. Hal ini menunjukkan adanya peluang yang perlu dimanfaatkan Indonesia dengan baik karena potensi sumber daya lahan yang amat luas dan agroekologinya cocok untuk usahatani melati (Rukmana, 1997). Bunga melati putih memiliki potensi ekonomi dan sosial yang besar bagi masyarakat Indonesia khususnya dan dunia pada umumnya. Untuk itulah penelitian tentang prospek pengembangan usahatani bunga melati putih perlu dilakukan.
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
Di Sumatera Utara, Kota Medan merupakan salah satu sentra produksi bunga melati terbesar. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini :
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
Beberapa jenis tanaman hias di Kota Medan dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini : Tabel 2. Jenis-Jenis Tanaman Hias di Kota Medan Tahun 2005 No. Nama Tan. Luas Produktivitas Produksi Ket. Hias Panen (Satuan Prod. / M2) Satuan (M2) Produksi 1 Anggrek 12.489 11,81 147.528 Tangkai 2 Anthrium 485 2,00 970 Tangkai 3 Anyelir 179 8,73 1.563 Tangkai 4 Gerbera 258 8,01 2.066 Tangkai 5 Gladiol 714 8,00 5.712 Tangkai 6 Heliconia 1.230 10,00 12.300 Tangkai 7 Kenanga 272 1,63 443 Kilogram 8 Krisan 210 6,35 1.334 Tangkai 9 Mawar 3.503 4,00 14.012 Tangkai 10 Melati 9.443 0,46 4.344 Kilogram 11 Palem 1.290 2,00 2.580 Pohon 12 Sedap Malam 443 4,00 1.772 Tangkai Jumlah 30.516 6,37 194.624 Sumber : Dinas Pertanian Sumatera Utara Dari data pada Tabel 2, kita dapat melihat jelas perbandingan luas panen, produksi, dan produktivitas bunga melati terhadap luas panen, produksi, dan produktivitas tanaman hias lainnya. Tabel 2 memperlihatkan bahwa pada tahun 2005 luas panen bunga melati menempati peringkat ke-2 setelah bunga anggrek yaitu seluas 9.443 m2. Hal ini menunjukkan bahwa bunga melati sudah mempunyai tempat di hati masyarakat petani untuk diusahatanikan. Produksi bunga melati di Kota Medan 4.344 kilogram, dibandingkan produksi tanaman hias lainnya produksi bunga melati masih termasuk rendah sehingga produktivitas bunga melati menempati posisi yang terendah yaitu sebesar 0,46 kilogram/m2. Ini merupakan bukti sebagaimana yang dikatakan sebelumnya bahwa produksi bunga melati Indonesia masih rendah sehingga belum mampu memenuhi seluruh permintaan akan bunga melati.
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
Identifikasi Masalah Dalam penelitian ini, masalah-masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut : 1. Apakah input usahatani bunga melati putih (lahan, tenaga kerja, dan sarana produksi seperti bibit, obat-obatan, dan pupuk serta teknologi) cukup tersedia di daerah penelitian? 2. Bagaimana perkembangan usahatani bunga melati putih di Kota Medan dilihat dari luas areal, produksi, produktifitas, dan perkembangan permintaan pasar? 3. Apakah usahatani bunga melati putih layak secara finansial? 4. Masalah-masalah apa yang dihadapi dalam usahatani bunga melati putih? 5. Bagaimana strategi pengembangan usahatani bunga melati putih di masa depan?
Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui apakah input usahatani bunga melati putih (lahan, tenaga kerja, sarana produksi seperti bibit, pupuk, dan obat-obatan serta teknologi) tersedia di daerah penelitian. 2. Untuk mengetahui perkembangan usahatani bunga melati putih di Kota Medan dilihat dari luas areal, produksi, produktifitas, dan perkembangan permintaan pasar. 3. Untuk mengetahui kelayakan usahatani bunga melati putih secara finansial. 4. Untuk mengetahui masalah-masalah yang dihadapi dalam usahatani bunga melati putih.
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
5. Untuk mengetahui strategi pengembangan usahatani bunga melati putih di masa yang akan datang.
Kegunaan Penelitian Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Sebagai bahan informasi tentang prospek pengembangan usahatani bunga melati putih dan referensi bagi pihak yang berhubungan dengan penelitian ini. 2. Sebagai bahan pertimbangan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam mengambil keputusan untuk pengembangan usahatani bunga melati putih.
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, & KERANGKA PEMIKIRAN
Tinjauan Pustaka Di antara 200 jenis melati yang telah diidentifikasi oleh para ahli botani baru sekitar 9 jenis melati yang umum dibudidayakan yaitu melati hutan (J. multiflorum Andr.), melati putih (J. sambac Ait.), melati raja (J. rex), J. parkeri Dunn., J. mensy, J. Revolutum, melati cablanca (J. Officinale), melati australia (J. simplicifolium), dan melati hibrida. Sebagian besar jenis melati tumbuh di hutan-hutan karena belum terungkap potensi ekonomis dan sosialnya. Tanaman melati termasuk suku melati-melatian atau famili Oleaceae. Kedudukan tanaman melati dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan adalah sebagai berikut : Kingdom
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Subdivisi
: Angiospermae
Kelas
: Dicotyledonae
Ordo
: Oleales
Famili
: Oleaceae
Genus
: Jasminum
Spesies
: Jasminum sambac (L.) W. Ait.
(Rukmana, 1997). Melati adalah tanaman semak, ketinggian 0,3-2 m. Daunnya bertangkai pendek, helaian daun berbentuk bulat telur, tepi daun rata, panjang 2,5-10 cm, dan lebarnya 1,5-6 cm (Suryowinoto, 1997).
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
Tanaman melati yang kita kenal yakni famili Oleaceae, tumbuh lebih dari setahun (perennial), bersifat perdu dan merambat. Batangnya berkayu berbentuk bulat sampai segi empat, berbuku-buku, dan bercabang banyak seolah-olah merumpun. Daunnya berbentuk bulat telur (oval, elips) dan berwarna hijau mengilap. Bunga melati berbentuk terompet dengan warna bervariasi yakni putih, kuning cerah, dan merah muda, tergantung pada jenis atau spesiesnya. Melati yang bunganya berwarna putih antara lain melati hutan (J. multiflorum), melati putih (J. sambac), melati raja (J. rex), dan melati australia (J. simplicifolium). Sementara melati berbunga kuning adalah J. revolutum dan J. mensy, atau J. primulinum. Ada juga warna bunga merah muda dimiliki oleh melati hibrida hasil persilangan antara J. beeasianum dan J. officinale. Bunga melati hutan yang ditemukan tumbuh di Indonesia kadang-kadang berwarna putih kemerah-merahan atau kekuning-kuningan. Umumnya, bunga melati tumbuh di ujung tanaman. Susunan mahkota bunga tunggal atau ganda (bertumpuk), beraroma harum tetapi beberapa jenis bunga melati ada yang memiliki aroma tidak harum. Sistem perakaran tanaman melati adalah akar tunggang dan akar-akar cabang yang menyebar ke semua arah dengan kedalaman 40-80 cm. Dari akar yang terletak dekat permukaan tanah kadang-kadang tumbuh tunas atau cikal bakal tanaman baru (Rukmana, 1997). Melati dapat tumbuh dengan baik di daerah dataran rendah maupun dataran tinggi hingga ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut. Perbanyakan tanaman melati dapat dilakukan dengan stek batang atau cangkok. Banyak
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
dimanfaatkan sebagai komponen taman, rangkaian bunga untuk pengantin, bunga tabur, campuran teh atau diambil minyak asirinya sebagai bahan baku minyak wangi. Melati menghendaki media tanam yang mengandung bahan organik tinggi. Melati tidak memerlukan perlakuan khusus pada proses pembungaannya (Endah, 2002). Pengembangan budidaya melati paling cocok di daerah-daerah yang mempunyai suhu siang hari 28-360C dan suhu malam hari 24-300C, kelembaban udara (rH) 50-80%, cukup mendapat sinar matahari, curah hujan 112-119 mm/bulan. Tanaman melati membutuhkan tanah yang bertekstur pasir sampai liat, pH masam sampai netral (pH 5-7). Hampir semua jenis tanah pertanian pada prinsipnya dapat ditanami melati. Umumnya melati tumbuh subur pada jenis tanah Podsolik Merah Kuning (PMK), latosol , dan andosol (Rukmana, 1997). Dengan perawatan, pemupukan dan penyiraman sesuai dengan kebutuhan tanaman pada setiap fase pertumbuhan, maka tanaman akan hidup sehat, tidak mudah terserang penyakit dan akan berbunga terus-menerus sepanjang tahun (Suryowinoto, 1997). Tanaman bunga melati mulai berbunga pada umur 6-12 bulan setelah tanam. Panen bunga melati dapat dilakukan sepanjang tahun secara berkali-kali sampai umur tanaman antara 5-10 tahun, tergantung pada pemeliharaan dan kesuburan tanah (Rukmana, 1997). Waktu panen bunga melati yang terbaik adalah pada pagi hari yaitu pukul 08.00 WIB. Setelah siang hari keharuman bunga akan berkurang. Bunga untuk keperluan produksi parfum atau pewangi teh sebaiknya dipanen antara pukul 08.00-10.00 WIB.
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
Mutu bunga melati segar yang baik untuk dekorasi, industri teh, dan parfum sangat ditentukan oleh penanganan pascapanen. Bunga melati yang dipanen mekar penuh mempunyai nilai ekonomi yang lebih rendah dibandingkan dengan yang dipanen dalam bentuk kuntum karena aromanya sudah berkurang. Bunga mekar penuh ini hanya cocok untuk bunga tabur. Daya simpan bunga melati sangat singkat. Dalam waktu sehari saja bunga sudah layu dan berwarna kecoklatan. Agar daya simpan bunga lebih panjang, maka diperlukan penanganan pascapanen
yang
ekstra
hati-hati
sehingga
mutu
kesegarannya
dapat
dipertahankan. Minyak melati lebih populer dengan nama absolut. Absolut melati merupakan salah satu bagian dari berbagai minyak asiri (essential oil). Minyak asiri terbagi menjadi tiga kategori, yaitu base note, middle note, dan top note. Base note merupakan sari minyak yang paling tahan lama yang keharumannya bisa bertahan satu minggu. Middle note yaitu sari minyak dengan aroma yang hanya bertahan sekitar 2-3 hari. Top note yaitu sari minyak yang aromanya tidak bertahan lama, hanya 24 jam. Absolut melati termasuk kategori base note. Harga minyak melati 100% murni (pure essential oil) lebih tinggi dibanding minyak asiri lainnya. Kandungan penyusun minyak melati adalah golongan ester, alkohol, keton, hidrokarbon, fenol, eter, lakton, dan senyawa yang mengandung nitrogen. Untuk parfum, minyak melati dicampur (sintesis) dengan minyak lain seperti grape fruit, lavender, orange, rose, dan lain-lain sehingga harganya lebih murah dibanding minyak bunga alami (Satuhu, 2004).
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
Landasan Teori Ilmu usahatani diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien untuk memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu (Soekartawi, 2002). Membangun pertanian progresif memerlukan kondisi dicapainya ecomic of scale karena kondisi tersebut adalah syarat terjadinya peningkatan surplus ekonomi petani yang membuka jalan bagi terjadinya peningkatan produktivitas, efisiensi, daya saing, yang utamanya dihasilkan melalui proses involusi teknologi. Tanpa membangun produktivitas, efisiensi, dan daya saing yang tinggi, kita tidak akan mampu menang dalam persaingan global, bukan saja di pasar internasional, tetapi juga di pasar dalam negeri sendiri (Husodo, dkk., 2004). Usahatani pada skala usaha yang luas umumnya bermodal besar, berteknologi tinggi, manajemennya modern, lebih bersifat komersial, dan sebaliknya usahatani skala kecil umumnya bermodal pas-pasan, teknologinya tradisional, lebih bersifat
usahatani sederhana dan sifat usahanya subsisten
(Soekartawi, 1996b). Strategi pembangunan
yang berwawasan agribisnis (dan agroindustri)
pada dasarnya menunjukkan arah bahwa pengembangan agribisnis merupakan suatu upaya yang sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan yaitu : (1) Menarik dan mendorong munculnya industri baru di sektor pertanian, (2) Menciptakan struktur perekonomian yang tangguh, efisien dan fleksibel, (3)
Menciptakan
nilai
tambah,
(4)
Meningkatkan
penerimaan
devisa,
(5) Menciptakan lapangan kerja, dan (6) Memperbaiki pembagian pendapatan (Soekartawi, 2000).
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
Pengembangan agribisnis mengimplikasikan perubahan kebijakan di sektor pertanian yaitu produksi sektor pertanian harus lebih berorientasi kepada permintaan pasar, tidak saja pasar domestik, tetapi juga pasar internasional. Selain itu pola pertanian harus mengalami transformasi dari sistem pertanian subsisten yang berskala kecil dan pemenuhan kebutuhan keluarga ke usahatani dalam skala yang lebih ekonomis. Kedua hal tersebut merupakan keharusan, jika produk pertanian harus dijual ke pasar dan jika sektor pertanian harus menyediakan bahan baku bagi sektor industri (Husodo, dkk., 2004). Permintaan adalah faktor penentu kelangsungan bisnis. Tanpa permintaan tidak mungkin sistem bisnis dapat berjalan. Para wirausahawan harus lihai dalam menyiasati permintaan. Perilaku permintaan, atau dalam bahasa ekonomi dikenal dengan fungsi permintaan, merupakan hubungan antara jumlah barang (termasuk jasa) dimana konsumen bersedia membeli dengan faktor-faktor yang menentukan kesediaan konsumen untuk membeli barang tersebut. Faktor yang bersumber dari sifat-sifat konsumen seperti daya beli ditentukan oleh tingkat pendapatan, selera atau preferensi. Faktor yang bersumber dari
tingkah laku pesaing yang
menawarkan barang-barang terkait (barang substitusi dan barang komplementer) dapat
dinilai
dari
variabel
harga,
kualitas/desain,
dan
seterusnya
(Iwantono, 2002). Peningkatan pendapatan petani atau pengusaha pertanian ditentukan oleh jumlah produksi yang dapat dihasilkan oleh satu orang petani atau perusahaan pertanian, harga penjualan produksi, dan biaya produksi usahatani atau usaha pertanian.
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
Tujuan petani dalam berusahatani pada masyarakat yang telah memasuki sistem pasar adalah untuk memperoleh pendapatan bersih yang sebesar-besarnya, dimana pendapatan bersih adalah penerimaan dikurangi biaya produksi. Agar pendapatan bersih tinggi maka petani harus mengupayakan penerimaan yang tinggi dan biaya produksi yang rendah. Petani harus mempunyai keahlian memasarkan, memilih jenis komoditi yang pasarnya baik, mengupayakan harga input yang rendah dengan mengatur input produksi, menggunakan teknologi yang baik, dan mengatur skala produksi yang efisien (Simanjuntak, 2004). Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Pernyataan ini dapat dituliskan sebagai berikut : TR = Y. Py TR
= Total penerimaan (Rp)
Y
= Produksi yang diperoleh dalam suatu usahatani (Kg)
Py
= Harga Y (Rp) Biaya usahatani biasanya diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :
a. Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang relatif tetap jumlahnya, dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Jadi besarnya biaya ini tidak tergantung pada besar kecilnya produksi yang diperoleh, contohnya pajak. b. Biaya tidak tetap (variabel cost) adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh, contohnya biaya untuk sarana produksi. Rumus yang dipakai adalah : TC = FC + VC
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
Keterangan : TC = Total Cost FC = Fixed Cost VC = Variabel Cost Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya, jadi : Pd = TR – TC (Soekartawi, 2002). Studi mengenai aspek finansial merupakan aspek kunci dari suatu kelayakan. Jika studi aspek finansial memberikan hasil yang tidak layak, maka usulan proyek akan ditolak karena tidak akan memberikan manfaat ekonomi (Haming dan Basalamah, 2003). Agroindustri dan agribisnis hortikultura adalah salah satu jenis sumber pertumbuhan baru di sektor pertanian. Agribisnis hortikultura bukan saja mampu sebagai sumber pertumbuhan baru di sektor pertanian, tetapi ia juga mampu menyerap tenaga kerja dan meningkatkan nilai tambah. Kendala untuk pengembangan agribisnis hortikultura ini masih terletak pada kendala yang itu-itu juga seperti skala usaha yang kecil, lemahnya permodalan, terbatasnya teknologi dan sederhananya manajemen yang digunakan (Soekartawi, 1996b). Karakteristik produk pertanian secara umum adalah : 1. Bersifat musiman, sehingga produk tersebut sulit tersedia sepanjang tahun 2. Bersifat segar (perishable), sehingga sulit disimpan dalam waktu yang relatif lama 3. Bersifat bulky artinya volumenya besar tetapi nilainya relatif kecil 4. Bersifat lokal dan kondisional artinya tanaman tertentu hanya dapat tumbuh dan berproduksi secara baik pada daerah tertentu pula. Hal ini jugalah yang
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
menyebabkan perlunya perencanaan yang matang sebelum pengusaha memulai usahanya di bidang pertanian (Soekartawi, 2000). Analisis perencanaan strategis merupakan salah satu bidang studi yang banyak dipelajari secara serius di bidang akademis. Hal ini disebabkan karena setiap saat terjadi persaingan yang semakin ketat, peningkatan inflasi, penurunan tingkat pertumbuhan ekonomi, perubahan teknologi yang semakin canggih, dan perubahan kondisi demografis, yang mengakibatkan berubahnya selera konsumen secara cepat. Alat yang digunakan untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan adalah matrik SWOT. Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapai perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matrik ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategis yaitu : a) Strategi SO Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pemikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. b) Strategi ST Merupakan strategi dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman. c) Strategi WO Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
d) Strategi WT Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman (Rangkuti, 1997).
Kerangka Pemikiran Pengembangan agribisnis merupakan suatu pendekatan yang komprehensif untuk meningkatkan produktifitas pertanian yang mampu menjadikan produk pertanian sebagai primadona di dalam negeri serta dapat menembus pasar global yang lebih luas. Usahatani bunga melati putih diperkirakan mempunyai prospek yang cukup baik untuk dikembangkan. Untuk mengetahui prospek usahatani bunga melati putih dapat kita lihat dari ketersediaan faktor produksinya, perkembangan luas panen, produksi, produktivitas, serta perkembangan permintaan pasar, dan melalui kelayakan usahatani bunga melati putih tersebut. Dari segi faktor produksi berupa lahan, tenaga kerja, sarana produksi (bibit, pupuk, obat-obatan) serta teknologi yang cukup tersedia akan menjadi faktor penting dalam pengembangan usahatani bunga melati putih ini. Dengan peningkatan luas panen, produksi, dan produktivitas bunga melati putih juga dapat memberi gambaran bahwa usahatani bunga melati putih sudah memiliki tempat dihati banyak petani untuk diusahatanikan secara komersial. Dari segi pasar, kita dapat melihat semakin banyaknya permintaan terhadap komoditi bunga melati putih, karena komoditi ini banyak manfaatnya. Dimana bunga serta daun melati putih selain dimanfaatkan untuk upacara adat dan keagamaan, juga dapat diolah sehingga menghasilkan minyak esensial yang
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan parfum aroma therapi yang disukai masyarakat, campuran teh, kosmetik dan juga obat-obatan. Usahatani bunga melati putih dapat meningkatkan pendapatan dan layak secara finansial untuk dikembangkan. Dengan diketahuinya kelayakan usahatani bunga melati putih maka dapat diketahui prospek pengembangannya. Hal ini secara langsung menunjukkan bahwa usahatani ini prospektif. Dalam mengembangkan usahatani bunga melati putih ini terdapat beberapa masalah yang menjadi penghambat. Sehingga dibutuhkan strategi pengembangan usahatani bunga melati putih dimasa depan agar prospek pengembangan usahatani bunga melati putih dapat ditingkatkan. Secara skematis kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 1 berikut:
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran
Usahatani Bunga Melati Putih
Masalah-masalah
- Ketersediaan Input produksi (lahan, tenaga kerja, saprodi, dan teknologi) - Perkembangan luas panen, produksi,
Strategi Pengembangan
produktivitas, dan permintaan pasar - Kelayakan usahatani secara finansial
Prospektif untuk Dikembangkan
Keterangan : Hubungan Langsung
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
METODE PENELITIAN
Metode Penentuan Daerah Penelitian Daerah penelitian ditentukan secara purposive (sengaja), yaitu di Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara. Dipilihnya Kota Medan sebagai daerah penelitian karena daerah tersebut merupakan salah satu sentra produksi bunga melati putih yang memiliki luas panen terbesar di Sumatera Utara.
Metode Penentuan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani yang melakukan usaha tani bunga melati putih di Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara yang tersebar dalam 9 kecamatan yaitu Kecamatan Medan Sunggal, Medan Helvet, Medan Perjuangan, Medan Timur, Medan Marelan, Medan Tembung, Medan Deli, Medan Denai, dan Medan Tuntungan. Metode penarikan sampel dilakukan dengan Stratified Proporsioned Random Sampling yaitu berdasarkan strata luas lahan yang diusahakan oleh petani. Jumlah sampel yang diambil adalah sebanyak 13 orang. Narbuko dan Abu (1997) memberikan pedoman bahwa apabila populasi cukup homogen terhadap populasi dibawah 100 dapat dipergunakan sampel sebesar 50%. Berdasarkan luas pertanaman bunga melati putih, jumlah dan ukuran sampel disajikan pada Tabel 3 berikut : Tabel 3. Populasi dan Sampel Petani Bunga Melati Putih Berdasarkan Strata Luas Lahan di Kota Medan Luas Lahan Jumlah Populasi Sampel No Strata 2 (M ) (KK) (KK) 1 I > 2.600 3 2 2 II ≤ 2.600 22 11 Total 25 13 Sumber : Pra Survey
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer diperoleh secara langsung dari petani bunga melati melalui wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner) yang telah dipersiapkan. Data sekunder diperoleh dari lembaga atau instansi terkait dengan penelitian seperti Dinas Pertanian Sumatera Utara, Dinas Pertanian Kota Medan, dan Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera Utara.
Metode Analisis Data Untuk identifikasi masalah 1, digunakan analisis deskriptif yaitu dengan melihat ketersediaan input usahatani bunga melati putih (lahan, tenaga kerja, sarana produksi, maupun teknologi) di daerah penelitian. Untuk identifikasi masalah 2, digunakan analisis deskriptif yaitu dengan melihat perkembangan usahatani bunga melati putih di Kota Medan dilihat dari luas areal, produksi, produktifitas, dan perkembangan permintaan pasar. Untuk identifikasi masalah 3, dianalisis dengan menggunakan kriteria R/C ratio dengan rumus sebagai berikut : R/C ratio adalah perbandingan antara penerimaan dan biaya. Secara matematik dapat dirumuskan sebagai berikut : a=R/C R = Py.Y C = FC + VC a = { (Py.Y) / (FC + VC) } Keterangan : R = Penerimaan (Rp) C = Biaya (Rp)
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
Py = Harga Out put (Rp) Y = Out put (Kg) FC = Biaya tetap (Rp) VC = Biaya variabel (Rp) Kriteria finansial :
Jika R/C < 1, maka usaha tersebut tidak prospektif
Jika R/C = 1, maka usaha tersebut berada pada titik impas (BEP)
Jika R/C > 1, maka usaha tersebut menguntungkan atau usaha tersebut prospektif
(Soekartawi, 2002). Untuk identifikasi masalah 4, dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif yaitu dengan mengamati masalah-masalah apa saja yang dialami petani bunga melati putih dalam menjalankan usahataninya. Untuk identifikasi masalah 5, digunakan analisis SWOT (Strenght, Weakness, Opportunities, Threat) dengan mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi suatu usaha (strategi SO, ST, WO, dan WT). Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strength) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan Ancaman (Threat).
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
Defenisi dan Batasan Operasional Defenisi 1. Usahatani adalah sistem budidaya yang mengusahakan bunga melati putih mulai dari penanaman sampai panen dengan berupaya untuk memanfaatkan sumber daya seoptimal mungkin. 2. Produksi usahatani adalah hasil dari usahatani bunga melati putih dalam bentuk segar yang dihitung dengan satuan kilogram. 3. Produktivitas adalah total produksi bunga melati putih yang dihasilkan per m2. 4. Penerimaan adalah perkalian antara produksi bunga melati putih yang dipanen untuk dijual dengan harga jual. 5. Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan petani untuk usahatani bunga melati putih selama proses produksi berlangsung sampai siap untuk dipasarkan. 6. Pendapatan bersih usahatani adalah jumlah penerimaan yang diperoleh petani dari hasil usahatani bunga melati putih dikurangi biaya produksi 7. Kelayakan secara finansial adalah ukuran kelayakan usahatani bunga melati putih sehingga dapat menghasilkan keuntungan yang proporsional dengan membandingkan jumlah penerimaan dengan seluruh biaya produksi. 8. Permintaan pasar adalah jumlah atau kuantitas produk bunga melati putih yang diminta oleh pasar (konsumen). Dalam hal ini diukur dengan jumlah yang secara tidak langsung menggambarkan penjualan. 9.
Prospek usahatani adalah peluang-peluang dari pengembangan usahatani bunga melati putih di masa yang akan datang.
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
Batasan Operasional 1. Jenis
bunga
melati
yang
diteliti
adalah bunga
melati
putih
(Jasminum sambac Ait.) 2. Sampel adalah petani yang mengusahatanikan tanaman bunga melati putih secara komersial di Kota Medan. 3. Lokasi penelitian berada di Kota Medan Propinsi Sumatera Utara. 4. Penelitian dilaksanakan pada tahun 2007.
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL
Deskripsi Daerah Penelitian Letak Geografis, Batas, Luas Wilayah, dan Iklim Kota Medan merupakan Ibu Kota dari Propinsi Sumatera Utara. Kota Medan terletak antara 20,27’-20,47’ LU dan 980,35’-980,44’ BT. Kota Medan berada pada ketinggian 2,5-37,5 meter di atas permukaan laut. Kota Medan ini merupakan pusat pemerintahan Daerah Tingkat I Sumatera Utara yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Deli Serdang di sebelah Utara, Selatan, Barat, dan Timur. Kota Medan merupakan salah satu dari 25 Daerah Tingkat II di Sumatera Utara dengan luas daerah 265,10 km2. Sebagian besar wilayah Kota Medan merupakan dataran rendah yang merupakan tempat pertemuan dua sungai penting, yaitu Sungai Babura dan Sungai Deli. Kota
Medan
mempunyai
iklim
tropis
dengan
suhu
minimum
23,20C-24,10C dan suhu maksimum 30,60C-33,90C menurut Stasiun Polonia serta suhu minimum 23,60C-24,80C dan suhu maksimum 30,00C-33,40C menurut Stasiun Sampali. Kelembaban udara di wilayah Kota Medan rata-rata 83% dan kecepatan angin rata-rata sebesar 0,45 m/detik sedangkan rata-rata laju penguapan tiap bulannya 111,26 mm.
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
Keadaan Penduduk - Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Penduduk Kota Medan berjumlah 2.036.185 jiwa dengan 460.084 Rumah Tangga (RT) yang tersebar di setiap kecamatan di Kota Medan. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai jumlah dan persentase penduduk Kota Medan berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kota Medan Tahun 2005 Golongan Laki-laki Perempuan Jumlah Umur Jiwa Persen Jiwa Persen (Jiwa) (Tahun) 0–4 101.775 51,52 95.778 48,48 197.553 5–9 101.269 51,61 94.953 48,39 196.222 10 – 14 103.651 51,17 98.904 48,83 202.555 15 – 19 117.631 49,32 120.873 50,68 238.504 20 – 24 111.668 46,92 126.338 53,08 238.006 25 – 29 99.908 47,82 109.029 52,18 208.937 30 – 34 87.795 49,53 89.473 50,47 177.268 35 – 39 72.206 49,66 73.186 50,34 145.392 40 – 44 62.618 50,86 60.490 49,14 123.108 45 – 49 47.771 51,52 44.961 48,48 92.732 50 – 54 32.519 50,97 31.285 49,03 63.804 55 – 59 25.591 49,94 25.652 50,06 51.243 60 – 64 20.563 49,81 20.716 50,19 41.279 65 + 27.075 45,44 32.507 54,56 59.582 Jumlah Total 1.012.040 49,70 1.024.145 50,30 2.036.185 Sumber : BPS, Medan Dalam Angka 2006 Tabel 4 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Kota Medan pada tahun 2005 sebesar 2.036.185 jiwa yang terdiri dari 1.012.040 jiwa laki-laki (49,70%) dan 1.024.145 jiwa perempuan (50,30%). Dari data tersebut dapat dilihat bahwa jumlah penduduk perempuan lebih banyak daripada penduduk laki-laki. Tabel 4 di atas juga menunjukkan bahwa usia non produktif (0-14 tahun) yang terdiri dari bayi, balita, anak-anak dan remaja berjumlah 596.330 jiwa (29,29%). Jumlah usia
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
produktif (15-54 tahun) yaitu orang dewasa sebesar 1.287.751 jiwa (63,24%). Dan jumlah manula (> 55 tahun) sebesar 152.104 jiwa (7,47%). - Penduduk Menurut Mata Pencaharian Mata pencaharian penduduk Kota Medan bervariasi jenisnya. Ada yang bekerja sebagai pegawai negeri, pegawai swasta, TNI/POLRI, dan sebagainya. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai mata pencaharian penduduk Kota Medan dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini : Tabel 5. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Mata Pencaharian di Kota Medan Tahun 2005 No. Mata Pencaharian Jumlah Persentase (Orang) (%) 1. Pegawai Negeri 18.670 4,06 2. Pegawai Swasta 14.570 3,17 3. TNI/POLRI 13.562 2,95 4. Tenaga Pengajar 43.551 9,46 5. Tenaga Kesehatan 2.399 0,52 6. Lain-lain 367.332 79,84 Jumlah 460.084 100,00 Sumber : BPS, Medan Dalam Angka 2006 Tabel 5 menunjukkan bahwa mata pencaharian penduduk terbesar adalah sebagai tenaga pengajar yaitu sebesar 43.551 orang (9,46%), pegawai negeri 18.670 orang (4,06%), pegawai swasta 14.570 orang (3,17%), TNI/POLRI 13.562 orang (2,95%), tenaga kesehatan 2.399 orang (0,52%), dan mata pencaharian lainnya yaitu gabungan dari berbagai macam pekerjaan yang tidak dapat disebutkan satu per satu sebesar 367.332 orang (79,84%).
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
Penggunaan Tanah Luas dan penggunaan tanah di Kota Medan dapat dilihat pada Tabel 6 berikut : Tabel 6. Luas dan Jenis Penggunaan Tanah di Kota Medan Tahun 2005 Jumlah Persentase No Uraian (Ha) (%) 1. Pemukiman 9.623,13 36,30 2.
Perkebunan
821,81
3,10
3.
Lahan Jasa
503,69
1,90
4.
Sawah
1.617,11
6,10
5.
Perusahaan
1.113,42
4,20
6.
Kebun Campuran
11.956,01
45,10
7.
Industri
397,65
1,50
8.
Hutan Rawa
477,18
1,80
26.510,00
100,00
Total Sumber : Anonimous, 2006c
Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa lahan yang paling luas adalah kebun campuran yaitu sebesar 11.956,01 ha (45,10%), sedangkan pemukiman sebesar 9.623,13 ha (36,30%), sawah 1.617,11 ha (6,10%), perusahaan 1.113,42 ha (4,20 %), perkebunan 821,81 ha (3,10%), lahan jasa 503,69 ha (1,90%), hutan rawa 477,18 ha (1,80%), dan industri sebesar 397,65 ha (1,50%).
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana di Kota Medan dapat dilihat pada Tabel 7 berikut ini : Tabel 7. Sarana dan Prasarana di Kota Medan Tahun 2005 No. 1.
Sarana dan Prasarana Sekolah a. SD b. SLTP c. SMU d. SMK e. Perguruan Tinggi
Fasilitas Kesehatan a. Rumah Sakit b. Rumah Bersalin c. Puskesmas d. Pustu e. BPU f. Klinik KB 3. Tempat Peribadatan a. Masjid b. Gereja c. Kuil d. Vihara 4. Panti Asuhan 5. Tempat Hiburan a. Kolam renang b. Permainan ketangkasan c. Diskotik d. Klab Malam e. Bilyard f. Panti Pijat g. Rekreasi 6. Pasar a. Tradisional b. Pasar Swalayan Sumber : BPS, Medan Dalam Angka 2006 dan Pemko Medan
Jumlah (Unit) 797 335 191 133 75
2.
68 270 39 41 375 205 880 398 19 148 33 5 25 5 3 40 27 3 56 30
Sarana dan prasarana sangat mempengaruhi perkembangan dan kemajuan masyarakat. Semakin lengkap sarana dan prasarana maka akan mempercepat laju pembangunan. Dari data pada Tabel 7 dapat dilihat bahwa sarana dan prasarana di
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
Kota Medan saat ini sudah baik. Jenis-jenis sarana yang tersedia baik sarana pendidikan, kesehatan, pasar, dan lainnya sudah memadai.
Karakteristik Petani Sampel Karakteristik petani sampel dalam penelitian ini digambarkan oleh luas lahan tanaman melati putih yang dikelola petani, umur petani, pendidikan terakhir petani, pengalaman bertani, dan jumlah tanggungan. Karakteristik rata-rata petani sampel dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Karakteristik Rata-Rata Petani Sampel di Kota Medan Tahun 2005 Strata (M2) No. Uraian Satuan Rataan > 2.600 ≤ 2.600 M2
4.100
618,18
1.153,85
Umur
Tahun
47,5
52,91
52,08
3.
Pendidikan
Tahun
10,5
13,55
13,1
4.
Pengalaman Bertani
Tahun
23
4,18
7,08
5.
Jumlah Tanggungan
Jiwa
3*
2*
2*
1.
Luas Lahan
2.
Sumber: Analisis Data Primer (Lampiran 1) * Hasil Pembulatan Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa rata-rata luas lahan petani sampel adalah 1.153,85 m2. Sedangkan rata-rata umur petani sampel di daerah penelitian adalah 52,08 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa petani tersebut masih tergolong usia produktif dan berpotensi untuk mengembangkan usahatani bunga melati putih. Pendidikan rata-rata petani sampel di Kota Medan sudah baik yaitu 13,1 tahun atau setingkat SMU. Hal ini dapat menjadi penunjang dalam mengembangkan usahataninya, dalam mencari informasi pasar, dan lebih inovatif dalam menggunakan teknologi yang ada.
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
Pengalaman bertani petani sampel umumnya sudah cukup lama. Rata-rata pengalaman bertani dari petani sampel ini adalah 7,08 tahun. Lamanya bertani bagi petani bunga melati ini berpengaruh pada keahlian dan pengetahuannya didalam mengatasi masalah-masalah budidaya yang mereka hadapi. Sehingga dapat juga membantu dalam meningkatkan produksi bunga melatinya. Jumlah tanggungan keluarga petani bunga melati putih ini rata-rata adalah 2 jiwa (hasil pembulatan). Jumlah tanggungan yang masih produktif dapat dimanfaatkan untuk membantu dalam mengelola usahatani bunga melati putih terutama dalam penyediaan tenaga kerja keluarga.
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
HASIL DAN PEMBAHASAN
Ketersediaan Lahan, Tenaga Kerja, Sarana Produksi, serta Teknologi dalam Usahatani Bunga Melati Putih di Kota Medan Ketersediaan Lahan Berdasarkan data pada Tabel 6, maka dapat diketahui bahwa di Kota Medan terdapat kebun campuran seluas 11.956,01 ha yang masih dapat dimanfaatkan dalam mengembangkan usahatani bunga melati putih. Kebun campuran merupakan lahan kering yang sesuai untuk budidaya tanaman bunga melati putih. Namun jika petani sampel hendak memperluas skala usahanya dengan menambah lahan usaha akan membutuhkan modal yang besar. Hal ini dikarenakan harga tanah di Kota Medan relatif mahal. Hal ini menunjukkan bahwa masih tersedianya lahan dalam berusahatani bunga melati putih.
Ketersediaan Tenaga Kerja Petani bunga melati putih di Kota Medan umumnya menggunakan tenaga kerja dalam keluarga, selain itu juga ada yang menggunakan tenaga kerja luar keluarga. Tenaga kerja luar keluarga berasal dari penduduk setempat. Distribusi penduduk menurut kelompok umur di Kota Medan tahun 2005 dapat dilihat pada Tabel 9.
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
Tabel 9. Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kota Medan Tahun 2005 No.
Golongan Umur (Tahun)
Jumlah (Jiwa)
Persentase (%)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
0–4 5–9 10 – 14 15 – 19 20 – 24 25 – 29 30 – 34 35 – 39 40 – 44 45 – 49 50 – 54 55 – 59 60 – 64 65 +
197.553 196.222 202.555 238.504 238.006 208.937 177.268 145.392 123.108 92.732 63.804 51.243 41.279 59.582
9,70 9,64 9,95 11,71 11,69 10,26 8,71 7,14 6,05 4,55 3,13 2,52 2,03 2,93
Jumlah Total
2.036.185
100,00
Sumber: BPS, Medan dalam Angka 2006 Dari Tabel 9 dapat diketahui bahwa di daerah penelitian, tenaga kerja yang berasal dari penduduk setempat sebesar 1.287.751 jiwa atau 63,24% dari jumlah penduduk Kota Medan yang ada. Tenaga kerja yang dimaksud adalah semua penduduk usia kerja berumur 15-54 tahun (usia produktif). Usia produktif adalah usia dimana seseorang memiliki nilai ekonomi yang tinggi sehingga dapat menghasilkan barang dan jasa dengan efektif. Hal ini menunjukkan bahwa tenaga kerja di daerah penelitian tersedia dengan baik.
Ketersediaan Sarana Produksi -
Bibit Bibit bunga melati putih yang dibutuhkan tergantung dari jarak tanam
yang digunakan. Jarak tanam untuk tanaman bunga melati putih yang dilakukan oleh petani bervariasi. Umumnya jarak tanam yang digunakan petani di Kota
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
Medan adalah 80 cm x 100 cm, dengan jarak antar bedengan 20-40cm. Dengan demikian dapat di ketahui bahwa setiap meternya dibutuhkan 1 (satu) bibit tanaman bunga melati putih. Petani sampel memperoleh bibit bunga melati tidak begitu sulit karena tidak perlu sampai ke luar kota untuk membelinya. Bibit bunga melati putih dapat diperoleh dengan cara membeli langsung dari petani penjual bibit bunga yang ada di Kota Medan atau di daerah pinggiran Kota Medan. Petani sampel juga dapat membuat bibit sendiri dengan cara menyetek batang tanaman bunga melati putih. Untuk melakukan stek batang (cabang) dari satu tanaman bunga melati putih dewasa (> 1 tahun), dapat menghasilkan sekitar 20-50 bibit baru. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ketersediaan bibit bunga melati putih di Kota Medan tersedia dengan baik. -
Pupuk Pupuk yang banyak digunakan petani bunga melati putih di Kota Medan
adalah kompos. Kompos diharapkan dapat menjaga kestabilan produksi bunga melati setiap harinya. Selain itu juga digunakan pupuk anorganik seperti NPK, TSP, KCL, Urea, dan Sepirit. Kebutuhan pupuk tergantung dari luas lahan yang dimiliki masing-masing petani sampel. Untuk Sepirit disemprot sesuai dengan dosis pada kemasan. Dalam setahun rata-rata petani melakukan 3 kali pemupukan. Pupuk dapat diperoleh petani dengan mudah di toko-toko penjual pupuk. Dengan demikian, pupuk di daerah penelitian tersedia dengan baik.
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
-
Obat-obatan Obat-obatan dapat diperoleh dengan mudah di toko-toko obat-obatan
terdekat di sekitar lokasi usahatani atau tempat tinggal petani. Sehingga obatobatan pertanian juga tersedia di daerah penelitian. Obat-obatan yang umum digunakan petani adalah pestisida dan fungisida. Penyemprotan dilakukan 1-2 minggu sekali. Sedangkan herbisida digunakan petani yang memiliki lahan luas pada saat pembukaan lahan dan untuk menyemprot rumput-rumput yang ada pada gang-gang di tanaman bunga melati. Untuk memberantas rumput-rumput yang mengganggu, petani lahan sempit biasanya cukup melakukan pembersihan lahan.
Ketersediaan Teknologi -
Persiapan Lahan Persiapan lahan dilakukan dengan cara membersihkan lahan dari
pepohonan karena biasanya dilakukan secara monokultur, yaitu hanya satu jenis tanaman untuk mencegah adanya tanaman pelindung, semak belukar, dan rumput liar. Pembersihan dilakukan dengan menggunakan herbisida. Untuk selanjutnya dilakukan pengolahan tanah dengan menggunakan cangkul yaitu membentuk bedengan-bedengan. Kemudian dibuat lubang tanam dan diberikan
kompos
0,2-0,4 kg tiap lubang. -
Penanaman Penanaman yang paling baik adalah pada saat awal musim hujan agar
memudahkan penyiraman. Bibit melati dalam polibag dikeluarkan. Tiap lubang tanam yang telah diberi kompos ditanami satu bibit melati kemudian ditutup kembali dengan tanah dan dipadatkan dengan menggunakan tangan dan cangkul.
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
-
Pengairan Pada fase awal pertumbuhan, tanaman melati membutuhkan ketersediaan
air yang memadai. Alat bantu penyiraman yang digunakan petani adalah gembor dan melalui selang plastik dari mesin penyedot air yang diarahkan pada tiap-tiap tanaman. Tiap tanaman disiram hingga sekitar perakaran cukup basah. -
Penyiangan Pada saat berumur satu bulan setelah tanam, tanaman melati sudah
ditumbuhi rumput liar (gulma).
Gulma tersebut harus disiangi agar tidak
mengganggu bunga melati. Cara menyiangi adalah dengan mencabut rumput semua gulma dengan tangan, cangkul, sabit, dan parang. Kemudian tanah disekitar tanaman digemburkan untuk memperbaiki drainase tanah. Penyiangan ulang berikutnya disesuaikan dengan keadaan pertumbuhan gulma. -
Pemupukan Pemupukan yang dilakukan petani berbeda-beda. Umumnya petani
memupuk 3 x dalam setahun. Pupuk yang digunakan adalah kompos, NPK, TSP, KCl, Urea, dan Sepirit. Untuk kompos, NPK, TSP, KCL, dan Urea. Pemupukan dilakukan dengan cara menyebarkannya disekitar tanaman sedangkan Sepirit dilarutkan dalam air dan disemprotkan dengan menggunakan sprayer. -
Pemberantasan Hama dan Penyakit Pemberantasan Hama dan Penyakit yang dilakukan petani umumnya 2 x
dalam seminggu. Obat-obatan yang digunakan untuk memberantas hama dan penyakit pada tanaman bunga melati putih ini adalah dursban, antracol, supracide, dicofan, dan rambo. Pemberantasan hama dan penyakit dilakukan dengan
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
menyemprotkan obat-obatan yang dibutuhkan dengan menggunakan sprayer. Sprayer dapat mudah diperoleh di toko-toko peralatan sarana produksi yang ada di Kota Medan. -
Pemangkasan Pemangkasan dilakukan pada akhir bulan Oktober atau bulan November,
karena pada bulan tersebut terjadi penurunan produksi bunga akibat intensitas matahari yang rendah (bulan basah). Pemangkasan bertujuan untuk mengurangi kadar air tanah. Tanaman melati merupakan tanaman perdu yang memiliki banyak cabang. Jika tidak dilakukan pemangkasan pada cabang/daun tanaman maka bagian bawah tanaman terlindungi sehingga tanah dibawahnya semakin lembab dan akan menimbulkan jamur yang akan menyerang tanaman melati. Alat pangkas yang digunakan petani adalah gunting tajam dan steril. -
Panen dan Pascapanen Bunga melati putih mekar dipanen oleh petani setiap harinya dan untuk
kuntum bunganya disesuaikan dengan pesanan pelanggan. Panen bunga melati dapat dilakukan sepanjang tahun sampai umur tanaman 5-10 tahun, tergantung pada
pemeliharaannya.
Panen
bunga
melati
dilakukan
dengan
dipetik
menggunakan tangan. Untuk bunga mekar penuh, biasanya digunakan plastik sebagai wadah penampungannya, ditimbang dan kemudian dijual. Sedangkan untuk kumtum bunganya dipetik pilih sesuai dengan kuntum yang sudah layak dipetik. Pemetikan dilakukan dengan hati-hati dan dimasukkan ke kantongan plastik kemudian ditimbang sesuai dengan jumlah pesanan. Bunga melati cepat
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
layu. Bunga yang mekar penuh hanya dapat bertahan satu hari, sedangkan kuntum bunganya dapat bertahan 2-3 hari. Dengan demikian, maka luas lahan, tenaga kerja, sarana produksi (bibit, pupuk, dan obat-obatan), serta teknologi cukup tersedia di daerah penelitian.
Perkembangan Usahatani Bunga Melati Putih di Kota Medan Kota Medan merupakan salah satu penghasil bunga melati putih terbesar di Propinsi Sumatera Utara. Hal ini terbukti dari data Dinas Pertanian Propinsi Sumatera Utara tahun 2005. Untuk melihat perkembangan produksi, produktivitas dan luas tanaman di Kota Medan tahun 2003, 2004, dan 2005 dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Perkembangan Usahatani Bunga Melati Putih di Kota Medan Tahun 2003, 2004, dan 2005 Luas Panen Produksi Produktivitas Tahun (M2) (Kg) (Kg/M2) 2003
4.020
39.183
9,75
2004
10.431
13.058
1,25
2005 9.443 4.344 Sumber: Dinas Pertanian Propinsi Sumatera Utara
0,46
Dari data pada Tabel 10 dapat dilihat bahwa pada tahun 2003, luas panen bunga melati putih sebesar 4.020 m2 dapat memproduksi sebesar 39.183 kg sehingga produktivitasnya 9,75 kg/m2. Untuk tahun 2004, luas panen bunga melati putih menjadi 10.431 m2 atau mengalami peningkatan sebesar 6.411 m2 (159,48%) namun produksinya menjadi 13.058 kg atau mengalami penurunan sebesar 26.125 kg (66,67%) sehingga produktivitasnya menjadi 1,25 kg/m2 atau mengalami penurunan sebesar 8,5 kg/m2 (87,18%). Hal ini dapat disebabkan oleh banyak faktor seperti iklim yang sulit diperkirakan, pemberian dosis pupuk yang kurang tepat, tidak berbakat dalam berusahatani bunga melati putih, dan lain Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
sebagainya. Untuk tahun 2005, luas panen bunga melati putih menjadi 9.443 m2 atau mengalami penurunan sebesar 988 m2 (9,47%) dan produksinya menjadi 4.344 kg atau mengalami penurunan sebesar 8.714 kg (66,73%) sehingga produktivitasnya menjadi 0,46 kg/m2 atau mengalami penurunan sebesar 0,79 kg/m2 (63,2%). Hal ini juga disebabkan berbagai faktor, dari penelitian yang dilakukan, terdapat beberapa petani yang tidak mengusahakan bunga melati putih lagi karena banyak pesaing dan kurangnya minat untuk mengembangkan usahatani bunga melati putih sehingga beralih ke usaha lain. Untuk melihat perkembangan permintaan pasar, dapat dilihat dari jumlah rata-rata penjualan bunga melati putih. Dari wawancara yang dilakukan kepada petani sampel diketahui bahwa produksi bunga melati putih setiap harinya baik yang mekar penuh ataupun berbentuk kuntum dapat dipasarkan ke pasar-pasar tradisional, perangkai bunga pengantin, vihara, masyarakat, dan sebagainya. Untuk permintaan pasar lokal kebutuhan bunga melati putih ini dirasakan masih belum mencukupi karena produksinya juga masih sedikit. Sehingga jika akan memasuki pasar nasional atau pasar eksport perlu dilakukan pengembangan usaha terlebih dahulu atau memperbaiki produktivitas usahatani ini. Dengan demikian perkembangan permintaan pasar juga dapat dilihat dari jumlah produksi bunga melati putih yang dihasilkan yang terdapat pada Tabel 10, karena semua yang diproduksi dapat diserap oleh pasar. Sebagaimana yang diketahui sebelumnya bahwa manfaat bunga melati putih begitu besar. Dari hasil penelitian yang diketahui bahwa bunga melati putih yang dipasarkan oleh petani sampel di Kota Medan masih dimanfaatkan untuk rangkaian bunga pengantin, sembahyang umat Budha, bunga tabur untuk
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
penguburan dan bunga rampai saja. Untuk pembuatan parfum dan campuran teh tidak dapat terpenuhi sehingga sarana yang dibutuhan seperti pabrik parfum belum ada di Kota Medan. Pabrik teh juga dapat dijadikan pasar untuk bunga melati putih ini, namun yang diharapkan adalah jumlah bunga yang dibutuhkan ini dapat tersedia secara kontinu.
Kelayakan usahatani Bunga Melati Putih Biaya Produksi Biaya produksi pada usahatani bunga melati putih di Kota Medan terdiri dari biaya sarana produksi, biaya tenaga kerja, biaya penyusutan, sewa lahan, transportasi, plastik, dan Pajak Bumi Bangunan (PBB) yang diukur dalam satuan rupiah. Untuk biaya sarana produksi terdiri dari biaya bibit, pupuk (pupuk kompos, NPK, TSP, KCL, urea, dan sepirit), dan biaya untuk obat-obatan (dursban, antracol, supracide, dicofan, dan rambo). Biaya sarana produksi ratarata per petani dan per m2 dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Biaya Sarana Produksi Rata-Rata Per Petani dan Per M2 Selama 3 Tahun Biaya Sarana Produksi Biaya Sarana Produksi Strata (M2) Per Petani (Rp) Per M2 (Rp) > 2.600 15.288.250 3.868,21 ≤ 2.600 3.630.491 6.067,25 Rataan 5.423.992,31 5.728,94 Sumber : Analisis Data Primer (Lampiran 5-10 dan 20-21) Tabel 11 menunjukkan bahwa biaya sarana produksi rata-rata selama 3 tahun adalah sebesar Rp 5.423.992,31 per petani dan Rp 5.728,94 per m2. Berdasarkan luas lahan maka biaya sarana produksi rata-rata per petani yang tertinggi terdapat pada strata > 2.600 m2 yaitu sebesar Rp 15.288.250 dan
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
yang terendah terdapat pada strata ≤ 2.600 m2 yaitu sebesar Rp 3.630.491,31. Sedangkan biaya sarana produksi rata-rata per m2 yang tertinggi terdapat pada strata strata ≤ 2.600 m2 yaitu sebesar Rp 6.067,25 dan yang terendah terdapat pada strata > 2.600 m2 yaitu sebesar Rp 3.868,21 Untuk biaya tenaga kerja, besarnya biaya didasarkan pada jumlah hari kerja dilakukan. Biaya tenaga kerja rata-rata pada usahatani bunga melati putih selama 3 tahun di Kota Medan dapat dilihat pada Tabel 12 berikut ini : Tabel 12. Biaya Tenaga Kerja Rata-Rata Per Petani dan Per M2 Selama 3 Tahun Strata Biaya Tenaga Kerja Biaya Tenaga Kerja (M2) Per Petani (Rp) Per M2 (Rp) > 2.600 52.715.125 12.670,25 ≤ 2.600 7.538.713,64 11.996,81 Rataan 14.488.930,77 12.100,41 Sumber : Analisis Data Primer (Lampiran 14-16 dan 20-21) Tabel 12 menunjukkan bahwa biaya tenaga kerja rata-rata selama 3 tahun adalah sebesar Rp 14.488.930,77 per petani dan 12.100,41 per m2. Berdasarkan strata luas lahan maka biaya tenaga kerja rata-rata per petani yang tertinggi terdapat pada strata > 2.600 m2 yaitu sebesar Rp 52.715.125 dan yang terendah terdapat pada strata ≤ 2.600 m2 yaitu sebesar Rp 7.538.713,64. Sedangkan biaya tenaga kerja rata-rata per m2 yang tertinggi juga terdapat pada strata > 2.600 m2 yaitu sebesar Rp 12.670,25 dan yang terendah terdapat pada strata ≤ 2.600 m2 yaitu sebesar Rp 11.996,81. Untuk biaya penyusutan, diukur dari total nilai penyusutan alat-alat pertanian yang digunakan pada usahatani bunga melati putih di Kota Medan yang nilainya dipengaruhi oleh harga beli, masa pakai ekonomis, dan nilai residu dari alat-alat pertanian tersebut. Adapun alat-alat yang digunakan pada usahatani bunga melati putih di Kota Medan adalah cangkul, gunting, parang, selang air, Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
sprayer, mesin air, garu, sabit, dan gembor. Biaya penyusutan rata-rata pada usahatani bunga melati putih dapat dilihat pada Tabel 13 berikut ini : Tabel 13. Biaya Penyusutan Rata-Rata Per Petani dan Per M2 Selama 3 Tahun Strata Biaya Penyusutan Biaya Penyusutan 2 (M ) Per Petani (Rp) Per M2 (Rp) > 2.600 879.202,5 225,01 ≤ 2.600 246.581,73 452,69 Rataan 343.908 417,66 Sumber : Analisis Data Primer (Lampiran 17 dan 20-21) Tabel 13 menunjukkan bahwa biaya penyusutan rata-rata selama 3 tahun adalah sebesar Rp 343.908 per petani dan 417,66 per m2. Berdasarkan strata luas lahan maka biaya penyusutan rata-rata per petani tertinggi terdapat pada strata > 2.600 m2 yaitu sebesar Rp 879.202,5 dan yang terendah terdapat pada strata ≤ 2.600 m2 yaitu sebesar Rp 246.581,73. Sedangkan biaya penyusutan rata-rata per m2 yang tertinggi terdapat pada strata ≤ 2.600 m2 yaitu sebesar Rp 452,69 dan yang terendah terdapat pada strata > 2.600 m2 yaitu sebesar Rp 225,01. Sewa lahan merupakan biaya produksi yang dihitung berdasarkan luasnya lahan usahatani. Biaya sewa lahan rata-rata pada usahatani bunga melati putih dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Biaya Sewa Lahan Rata-Rata Per Petani dan Per M2 Selama 3 Tahun Strata Biaya Sewa Lahan Biaya Sewa Lahan (M2) Per Petani (Rp) Per M2 (Rp) > 2.600 6.150.000 1.500 ≤ 2.600 927.272,73 1.500 Rataan 1.730.769,23 1.500 Sumber : Analisis Data Primer (Lampiran 20-21) Tabel 14 menunjukkan bahwa biaya sewa lahan rata-rata selama 3 tahun adalah sebesar Rp 1.730.769,23 per petani dan Rp 1.500 per m2.
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
Berdasarkan strata luas lahan maka biaya sewa lahan rata-rata tertinggi terdapat pada strata > 2.600 m2 yaitu sebesar Rp 6.150.000 dan yang terendah terdapat pada strata ≤ 2.600 m2 yaitu sebesar Rp 927.272,73. Sedangkan biaya sewa lahan rata-rata per m2 mempunyai nilai yang sama yaitu sebesar Rp 1.500 pada strata strata > 2.600 m2 dan pada strata ≤ 2.600 m2. Biaya transportasi digunakan untuk berbagai keperluan pada usahatani bunga melati putih antara lain untuk membeli bibit, pupuk, herbisida. Biaya transportasi rata-rata pada usahatani bunga melati putih selama 3 tahun dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Biaya Transportasi Rata-Rata Per Petani dan Per M2 Selama 3 Tahun Biaya Transportasi Biaya Transportasi Strata Per Petani (Rp) Per M2 (Rp) (M2) > 2.600 5.537.500 1.419,41 ≤ 2.600 2.854.545,45 7.200,49 Rataan 3.267.307,69 6.311,09 Sumber : Analisis Data Primer (Lampiran 19-21) Tabel 15 menunjukkan bahwa biaya transportasi rata-rata selama 3 tahun adalah sebesar Rp 3.267.307,69 per petani dan Rp 6.311,09 per m2. Berdasarkan strata luas lahan maka biaya transportasi rata-rata per petani tertinggi terdapat pada strata pada strata > 2600 m2 yaitu sebesar Rp 5.537.500, dan yang terendah terdapat pada strata ≤ 2.600 m2
yaitu sebesar Rp
2.854.545,45. Sedangkan biaya transportasi rata-rata per m2 yang tertinggi terdapat pada strata terdapat pada strata
≤ 2.600 m2 yaitu sebesar Rp 7.200,49 dan yang terendah > 2.600 m2 yaitu sebesar Rp 1.419,41.
Biaya produksi pada usahatani bunga melati putih di Kota Medan adalah total biaya dari biaya sarana produksi, biaya tenaga kerja, biaya penyusutan, biaya
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
sewa lahan, biaya transportasi, plastik, dan Pajak PBB. Biaya produksi rata-rata pada usahatani bunga melati putih selama 3 tahun dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Biaya Produksi Rata-Rata Per Petani dan Per M2 Selama 3 Tahun Strata Biaya Produksi Biaya Produksi (M2) Per Petani (Rp) Per M2 (Rp) > 2.600 81.501.077,5 19.917,23 ≤ 2.600 16.034.195,36 29.306,42 Rataan 26.106.023,39 27.861,93 Sumber : Analisis Data Primer (Lampiran 20-21) Tabel 16 menunjukkan bahwa biaya produksi rata-rata selama 3 tahun adalah sebesar Rp 26.106.023,39 per petani dan Rp 27.861,93 per m2. Berdasarkan strata luas lahan maka biaya produksi rata-rata per petani tertinggi terdapat pada strata > 2.600 m2 yaitu sebesar Rp 81.501.077,5 dan yang terendah terdapat pada strata ≤ 2.600 m2 yaitu sebesar Rp 16.034.195,36. Sedangkan biaya produksi rata-rata per m2 yang tertinggi terdapat pada strata strata ≤ 2.600 m2 yaitu sebesar Rp 29.306,42 dan yang terendah terdapat pada strata > 2.600 m2 yaitu sebesar Rp 19.917,23.
Penerimaan, Pendapatan Bersih, R/C Ratio -
Penerimaan Penerimaan yang diperoleh petani bunga melati putih di Kota Medan
adalah hasil perkalian antara produksi dalam satuan kilogram dengan harga penjualan yang berlaku di Kota Medan. Besarnya penerimaan rata-rata selama 3 tahun pada usahatani bunga melati putih dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17. Penerimaan Rata-Rata Per Petani dan Per M2 Selama 3 Tahun Strata Penerimaan Per Petani Penerimaan Per M2 2 (Rp) (M ) (Rp) > 2.600 261.360.000 62.964 ≤ 2.600 37.083.272,73 56.102,73 Rataan 71.587.384,62 57.158,31 Sumber : Analisis Data Primer (Lampiran 22-26) Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
Tabel 17 menunjukkan bahwa penerimaan rata-rata selama 3 tahun adalah sebesar Rp 71.587.384,62 per petani dan Rp 57.158,31 per m2. Berdasarkan strata luas lahan maka penerimaan rata-rata per petani tertinggi terdapat pada strata > 2.600 m2 yaitu sebesar Rp 261.360.000 dan yang terendah terdapat pada strata ≤ 2.600 m2 yaitu sebesar Rp 37.083.272,73. Sedangkan penerimaan rata-rata per m2 yang tertinggi juga terdapat pada strata > 2.600 m2 yaitu sebesar Rp 62.964 dan yang terendah terdapat pada strata ≤ 2.600 m2 yaitu sebesar Rp 56.102,73. -
Pendapatan Bersih Pendapatan bersih adalah selisih antara penerimaan dengan biaya
produksi. Pendapatan bersih rata-rata pada usahatani bunga melati putih selama 3 tahun dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18. Pendapatan Bersih Rata-Rata Per Petani dan Per M2 Selama 3 Tahun Strata Pendapatan Bersih Pendapatan Bersih (M2) Per Petani (Rp) Per M2 (Rp) > 2.600 179.858.922,5 43.046,77 ≤ 2.600 21.049.077,37 26.796,31 Rataan 45.481.361,23 29.296,38 Sumber : Analisis Data Primer (Lampiran 25-26) Tabel 18 menunjukkan bahwa pendapatan bersih rata-rata selama 3 tahun adalah sebesar Rp 45.481.361,23 per petani dan Rp 29.296,38 per m2. Berdasarkan strata luas lahan maka pendapatan bersih rata-rata per petani yang tertinggi terdapat pada strata > 2.600 m2 yaitu sebesar Rp 179.858.922,5 dan yang terendah terdapat pada strata ≤ 2.600 m2 yaitu sebesar Rp 21.049.077,37. Sedangkan pendapatan bersih rata-rata per m2 yang tertinggi juga terdapat pada
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
strata > 2.600 m2 yaitu sebesar Rp 43.046,77 dan yang terendah terdapat pada strata ≤ 2.600 m2 yaitu sebesar Rp 26.796,31. -
R/C Ratio R/C ratio adalah perbandingan antara penerimaan dengan biaya produksi,
tujuannya adalah untuk melihat apakah usahatani bunga melati putih di Kota Medan menguntungkan/layak diusahakan atau tidak menguntungkan/tidak layak diusahakan dengan kriteria R/C > 1 maka usahatani bunga melati putih di Kota Medan menguntungkan/layak dikembangkan, bila R/C = 1 maka usahatani di Kota Medan tidak untung dan tidak rugi, dan bila R/C < 1 maka usahatani bunga melati putih di Kota Medan tidak menguntungkan/tidak layak untuk dikembangkan. R/C ratio rata-rata pada usahatani bunga melati putih di Kota Medan dapat pada Tabel 19. Tabel 19. R/C Ratio Rata-Rata Per Petani dan Per M2 Selama 3 Tahun Strata R/C Ratio 2 (M ) Per Petani dan Per M2 > 2.600 3,16 ≤ 2.600 2,04 Rataan 2,21 Sumber : Analisis Data Primer (Lampiran 27-28) Tabel 19 menunjukkan bahwa R/C ratio rata-rata per petani dan per m2 selama 3 tahun adalah sebesar 2,21. Berdasarkan strata luas lahan maka R/C ratio rata-rata tertinggi terdapat pada strata > 2.600 m2 yaitu sebesar 3,16 dan yang terendah terdapat pada strata ≤ 2.600 m2 yaitu sebesar 2,04. Berdasarkan data tersebut, dapat dilihat bahwa R/C ratio pada setiap strata lebih besar dari 1, ini berarti usahatani bunga melati putih di Kota Medan memberi keuntungan dan layak secara finansial.
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
Masalah-Masalah yang Dihadapi Petani dalam Usahatani Bunga Melati Putih Dalam pengembangan usahatani bunga melati putih di daerah penelitian, banyak ditemukan berbagai masalah yang dihadapi oleh petani bunga melati putih, baik masalah internal maupun masalah eksternal. Masalah-masalah tersebut dapat menghambat pengembangan usahatani bunga melati putih di daerah penelitian. Dibawah ini akan diuraikan masalah-masalah apa saja yang dihadapi oleh petani dalam pengembangan usahatani bunga melati putih, antara lain : 1. Modal terbatas Modal merupakan salah satu masalah yang menghambat dalam pengembangan usahatani bunga melati putih. Modal yang dimiliki petani umumnya adalah modal sendiri. Untuk memperluas skala produksi akan membutuhkan tambahan input produksi (lahan, tenaga kerja, bibit, pupuk, dan obat-obatan) sehingga dibutuhkan modal tambahan. Sebagaimana diketahui, Kota Medan merupakan pusat pemerintahan. Sarana dan prasarana yang dibutuhkan sudah lengkap. Kebutuhan akan perumahan juga meningkat. Sehingga tidak sedikit para pengusaha menawarkan sejumlah besar uang untuk membeli tanah/ladang dari petani bunga melati ini. Hal ini menggiurkan petani, dan beberapa petani lebih memilih menjual tanahnya dan membuka usaha lain dibanding ia harus menunggu penerimaan sedikit demi sedikit yang dapat dihasilkan dari usahataninya. Alasan petani tidak meminjam modal adalah karena bunga kredit yang ditawarkan terlalu besar, sehingga sulit dalam pembayarannya. Akibat terbatasnya modal, juga menyebabkan petani kurang optimal dalam melakukan pemeliharaan.
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
2. Kurangnya seni dan hobby Seni dan hobby yang dimiliki petani mempengaruhi keberhasilan usahatani bunga melati putih ini karena dibutuhkan perawatan yang intensif. Petani dan anggota masyarakat pencinta bunga melati putih belum begitu berkembang di Kota Medan sehingga yang mengusahakan bunga melati putih tidak begitu banyak. Pemanfaatan bunga juga masih terbatas pada hal yang sederhana saja dalam pasca panennya. Sebagaimana diketahui bahwa bunga melati putih ini dapat dirangkai untuk hiasan pengantin, namun hanya 3 petani dari 13 petani bunga melati putih ini yang memiliki keterampilan khusus dalam merangkai bunga. Sehingga hanya beberapa petani saja yang dapat menikmati nilai tambah dari sentuhan seni yang diberikan pada bunga melati putih ini.
3. Adanya persaingan dengan bunga plastik Bunga melati putih adalah bunga yang indah, harum dan memiliki nilai budaya yang tinggi sehingga harganyapun relatif mahal. Konsumen bunga melati putih ini dapat dikatakan orang yang memiliki ekonomi menengah keatas. Masyarakat yang berada pada tingkat ekonomi menengah ke bawah cenderung beralih ke bunga plastik karena disamping harganya murah, bunga plastik ini juga lebih tahan lama.
4. Bunga melati putih tidak tahan lama Bunga melati putih adalah bunga yang indah namun tidak tahan lama. Bunga yang dipanen mekar tidak dapat bertahan lebih dari 1 hari. Sedangkan Kuntum bunga yang dirangkai untuk hiasan pengantin hanya dapat bertahan
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
paling lama 3 hari setelah panen, jika lebih akan berwarna kecoklatan dan kurang menarik dipandang.
5. Serangan hama dan penyakit Masalah hama dan penyakit merupakan masalah yang sulit untuk diatasi. Hama yang sering ditemukan menyerang tanaman bunga melati putih adalah ulat palpita, kutu berwarna hitam dan kutu putih. Sedangkan penyakit yang menyerang tanaman bunga melati putih ini umumnya disebabkan oleh jamur. Jamur ini dapat terlihat jelas pada batang, dan bunga melati putih ini, sedangkan pada daun menyebabkan bercak berwarna kuning kecoklatan. Jamur dapat tumbuh jika kelembaban disekitar kebun tinggi yaitu ketika musim hujan dan cabang tanaman terlalu lebat sehingga bagian bawah tanaman tidak terkena sinar matahari.
6. Kurangnya penyuluhan Di daerah penelitian, petani tidak pernah dikunjungi oleh PPL. Sehingga banyak petani sampel tidak mengetahui cara bertanam tanaman ini dengan benar. Petani membeli buku ”Usahatani Melati” yang ada di grosir buku seperti gramedia sebagai pedoman dalam bercocok tanam.
7. Lembaga-lembaga yang terkait kurang berperan Di daerah penelitian, lembaga-lembaga yang terkait kurang berperan. Misalnya saja kelompok tani yang ada (32 kelompok tani khusus bidang tanaman hias), keberadaannya tidak pernah dirasakan oleh petani sampel. Untuk lebih jelasnya, masalah-masalah yang dihadapi petani dalam pengembangan usahatani bunga melati putih di Kota Medan dapat dilihat pada Tabel 21.
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
Tabel 21. Masalah-Masalah yang Dihadapi Petani Berdasarkan Sumbernya (Internal/Eksternal) dan Klasifikasinya (Kelemahan/Ancaman) No.
Masalah-Masalah Modal terbatas Kurangnya Seni dan Hobby Adanya persaingan dengan bunga plastik Bunga melati tidak tahan lama Serangan hama dan penyakit Kurangnya penyuluhan Lembaga-lembaga yang terkait kurang berperan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Sumber Internal Eksternal √ √
Klasifikasi Kelemahan Ancaman √ √ √
√ √
√ √ √ √
√ √ √
Strategi yang Dilakukan untuk Mengatasi Masalah-Masalah yang Dihadapi dalam Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih Menentukan Faktor-Faktor Strategi Eksternal Adapun faktor-faktor strategi eksternal dalam pengembangan usahatani bunga melati putih di kota Medan adalah sebagai berikut : a. Peluang -
Permintaan pasar terhadap bunga melati putih tinggi. Dari hasil wawancara terhadap petani sampel dilapangan, diketahui bahwa petani masih sulit untuk memenuhi seluruh permintaan pelanggan mereka. Padahal permintaan tersebut masih untuk keperluan bunga tabur, dan roncean bunga pengantin saja belum sampai pemenuhan permintaan untuk kebutuhan campuran teh, parfum, cat, tinta, dan lain sebagainya sesuai dengan manfaat yang dapat diperoleh dari bunga melati putih yang telah diketahui sebelumnya.
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
-
Informasi pasar tinggi. Sebagaimana diketahui bahwa rata-rata tingkat pendidikan petani sampel bunga melati putih di Kota Medan adalah 13 tahun atau sederajat SMU, hal ini dapat menambah jumlah relasi yang mereka kenal. Sehingga petani lebih aktif dan mudah untuk mengetahui tingkat harga yang berlaku.
-
Saluran pemasaran pendek Petani sampel langsung menjual hasil panen setiap harinya kepada pedagang bunga dan bidan pengantin.
-
Harga bunga melati relatif stabil. Bunga melati termasuk barang mewah yang digunakan oleh sebagian besar kalangan ekonomi menengah ke atas.
-
Petani mempunyai hubungan yang baik dengan pembeli. Petani sudah sadar akan pasar dan juga pentingnya konsumen. Hal ini dapat diketahui dari hasil wawancara yang dilakukan bahwa sebagian besar petani telah menyebarkan kartu nama kepada setiap pelanggan agar mudah untuk dihubungi.
b. Ancaman -
Adanya persaingan dengan bunga plastik. Bunga plastik menjadi barang substitusi dan ancaman bagi petani dalam penjualan kuntum untuk roncean bunga pengantin namun tidak untuk kegunaan-kegunaan yang lain.
-
Serangan hama dan penyakit. Tanaman bunga melati memang membutuhkan perawatan yang intensif agar produksinya tinggi. Hama penyakit yang mengganggu adalah ulat
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
palpita, kutu hitam, kutu putih, dan jamur. Hal ini akan menambah besarnya biaya produksi yang berakibat pada penurunan pendapatan keluarga petani. -
Kurangnya penyuluhan Penyuluhan yang kurang dirasakan oleh petani sampel mengakibatkan petani harus belajar sendiri tentang cara menanam bunga melati yaitu dengan membeli buku pedoman dalam berusahatani bunga melati. Hal ini tentu saja akan membutuhkan proses yang dapat menyita waktu dan biaya sehingga akan berdampak terhadap pendapatan keluarga.
-
Lembaga-lembaga yang terkait kurang berperan Kurang berperannya kelompok tani dapat mengakibatkan informasiinformasi penting seperti tentang pasar juga kurang. Petani juga tidak dapat berdiskusi tentang masalah yang dihadapi serta bagaimana mengatasi masalahnya. Hal ini juga akan berakibat terhadap kemajuan usahataninya.
Menentukan Faktor Strategi Internal Adapun faktor-faktor strategi internal dalam pengembangan usahatani bunga melati putih di Kota Medan adalah sebagai berikut : a. Kekuatan -
Tanaman bunga melati putih berbunga setiap hari. Bunga melati yang indah, harum, dan multiguna adalah bunga yang unik, yang dapat berbunga setiap hari.
-
Bibit mudah diperoleh
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
Dari satu tanaman bunga melati putih dewasa (< 1 tahun) sudah dapat menghasilkan 20-50 bibit baru dengan menyetek batang tanaman. -
Agroklimatnya sesuai untuk tanaman bunga melati putih. Kota Medan terletak pada dataran rendah (2,5-37,5 m dpl), suhu maksimum 30,60C-33,90C dan suhu minimum 23,20C-24,10C menurut stasiun Polonia.
Sebagaimana diketahui sebelumnya bahwa tanaman
melati pada prinsipnya dapat ditanam pada semua jenis tanah pertanian, dapat tumbuh pada dataran rendah maupun dataran tinggi hingga ketinggian 1.000 m dpl, suhu siang hari 28-360C dan suhu malam hari 24300C. Maka dapat disimpulkan bahwa agroklimat Kota Medan sesuai untuk tanaman bunga melati putih. -
Tingkat pengetahuan petani tinggi. Hal ini didukung oleh tingkat pendidikan dan pengalaman bertani petani yang cukup tinggi.
b. Kelemahan -
Modal terbatas Modal terbatas dapat diketahui dari input produksi yang dimiliki rata-rata petani sampel masih terbatas. Hal ini dapat mengakibatkan produktivitas usahatani mereka tidak optimal.
-
Bunga melati tidak tahan lama Bunga melati tidak tahan lama, dalam sehari saja bunga yang dipanen mekar sudah tampak coklat. Sedangkan kuntum dapat bertahan 2-3 hari. Salah satu petani sampel pernah mencoba mengekspor kuntum bunga roncean ke negara tetangga Malaysia beberapa kali. Meski bunga tidak
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
tahan lama, namun tetap harus dikarantina terlebih dahulu sehingga menyebabkan bunga tidak menarik lagi. Akhirnya karena proses yang berbelit-belit, perdagangan sulit untuk diteruskan. -
Kurangnya seni dan hobby Kebanyakan petani tidak memiliki keterampilan, baik untuk memberi nilai tambah pada bunga melati maupun dalam merawat tanaman. Hal ini akan berdampak juga terhadap pendapatan petani.
Penentuan Alternatif Strategi Penentuan alternatif strategi yang sesuai bagi pengembangan usahatani bunga melati putih adalah dengan cara membuat SWOT matriks. SWOT matriks ini dibangun berdasarkan faktor-faktor strategi baik eksternal maupun internal yang terdiri dari peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan. Berdasarkan SWOT matriks maka dapat disusun empat strategi utama yaitu SO, WO, ST, dan WT. Alternatif strategi bagi pengembangan usahatani bunga melati putih dapat dilihat pada Gambar 2.
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
Gambar 2. Penentuan Strategi dengan SWOT Matriks Internal
Eksternal Peluang (O)
Kekuatan (S)
Kelemahan (W)
1.Tanaman bunga melati 1. Modal terbatas putih berbunga setiap hari 2. Bunga melati tidak 2. Bibit mudah diperoleh tahan lama 2. Agroklimat sesuai untuk 3. Kurangnya seni dan tanaman bunga melati hobby putih 3. Tingkat pengetahuan petani cukup tinggi
Strategi ’SO’
Strategi ’WO’
1. Permintaan pasar 1.Memperluas lahan 1. Inisiatif kredit untuk terhadap bunga usahatani bunga melati menambah modal melati putih tinggi putih (S2, S3, S4, O1, O4) (W1, O1, O2, O3, O4, 2. Informasi pasar 2.Memperluas jaringan O5) tinggi pemasaran (S1, S4, O2, 2. Bunga dipasarkan 3. Saluran pemasaran O3) setiap hari (W2, O2, pendek 3.Menjaga hubungan baik O5) 4. Harga bunga melati dengan pelanggan (S4, 3. Mengikuti pelatihanrelatif stabil O5) pelatihan untuk 5. Petani mempunyai menambah hubungan yang kretivitas (W3, O2, baik dengan O5) pembeli Ancaman (T) Strategi ’ST’ Strategi ’WT’ 1.Adanya persaingan 1. Menciptakan harga 1. dengan bunga kompetitif ( S4, T1) plastik 2. Memanfaatkan 2.Serangan hama dan pengetahuan petani dalam penyakit memberikan sentuhan 3.Kurangnya kretivitas agar bunga 2. penyuluhan tetap menarik (S4, T1) 4.Lembaga-lembaga 3. Menggunakan yang terkait kurang pengetahuan yang ada berperan dalam memberantas serangan hama dan penyakit (S4, T2) 4. Memfungsikan kembali kelompok tani (S4, T4)
Meminta pemerintah agar memaksimalkan tugas PPL (W1, T3, T4) Mencari informasi dari koran, radio, dinas terkait untuk menambah pengetahuan tentang teknologi (W3, T1, T2)
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
Strategi ’SO’ Strategi pengembangan usahatani bunga melati putih di Kota Medan dengan menggunakan seluruh kekuatan untuk memanfaatkan peluang yang ada, yaitu : 1. Memperluas lahan usahatani bunga melati putih (S2, S3, S4, O1, O4) Bertujuan untuk meningkatkan hasil panen bunga melati putih untuk memenuhi permintaan pasar yang tinggi dengan didukung oleh harga yang relatif stabil sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani. 2. Memperluas jaringan pemasaran (S1, S4, O2, O3) Bertujuan agar produksi bunga melati putih yang dihasilkan dapat selalu ditampung oleh pasar dan juga untuk menghindarkan jenuhnya produk pada pasar lokal. 3. Menjaga hubungan baik dengan pelanggan (S4, O5) Bertujuan agar pelanggan tidak beralih ke petani lain yang dapat menyebabkan kerugian bagi petani yang bersangkutan.
Strategi ’WO’ Strategi pengembangan usahatani bunga melati putih di Kota Medan dengan meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang yang ada, yaitu : 1. Inisiatif kredit untuk menambah modal (W1, O1, O2, O3, O4, O5) Skala usaha yang lebih luas umumnya bermodal besar namun demikian dapat memperkecil biaya usahatani, sehingga dapat meningkatkan pendapatan keluarga.
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
2. Bunga dipasarkan setiap hari (W2, O2, O5) Informasi pasar yang tinggi dengan didukung oleh hubungan yang baik dengan pembeli, dapat menyebabkan bunga melati putih yang dihasilkan setiap harinya terjual. Sehingga bunga melati yang tidak tahan lama tidak terlalu menjadi beban yang berat bagi petani. 3. Mengikuti pelatihan-pelatihan untuk menambah kretivitas (W3, O2, O5) Petani dapat mengetahui bagaimana cara memberikan nilai tambah pada bunga melati putih sehingga petani dapat meningkatkan pendapatan keluarganya.
Strategi ’ST’ Strategi pengembangan usahatani bunga melati putih di Kota Medan dengan menggunakan seluruh kekuatan untuk mengatasi ancaman yang ada, yaitu: 1. Menciptakan harga kompetitif ( S4, T1) Bertujuan agar pasar bunga melati tetap ada, sehingga usahatani bunga melati putih tetap exist. 2. Memanfaatkan pengetahuan petani dalam memberikan sentuhan kretivitas agar bunga tetap menarik (S4, T1) Bertujuan agar konsumen khususnya bagi pengantin tetap senang memakai rangkaian dari bunga melati putih. 3. Menggunakan pengetahuan yang ada dalam memberantas serangan hama dan penyakit (S4, T2) Bertujuan agar produksi yang dihasilkan setiap harinya optimal sehingga keuntungan yang diperoleh petani maksimal.
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
4. Memfungsikan kembali kelompok tani (S4, T4) Bertujuan agar terjalin kerjasama yang baik dan dapat memecahkan masalah secara bersama-sama, sehingga tujuan lebih mudah tercapai yaitu memperoleh laba yang maksimal.
Strategi ’WT’ Strategi pengembangan usahatani bunga melati putih di Kota Medan dengan meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman yang ada, yaitu : 1. Meminta pemerintah agar memaksimalkan tugas PPL (W1, T3, T4) Bertujuan untuk memberikan penyuluhan kepada petani agar melaksanakan cara-cara budidaya yang benar, sehingga produksi optimal. 2. Mencari informasi dari koran, radio, dinas terkait untuk menambah pengetahuan tentang teknologi (W3, T1, T2) Petani perlu mengetahui informasi tentang teknologi, terlebih karena bunga melati merupakan salah satu bahan baku industri (agroindustri) yang telah diterapkan di pulau Jawa seperti penggunaannya untuk parfum, campuran teh, cat, dan tinta. Sehingga dapat menjadi sebuah usaha yang berwawasan agribisnis, yang pada akhirnya juga akan menambah pendapatan keluarga.
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan 7. Input usahatani bunga melati putih (lahan, tenaga kerja, dan sarana produksi seperti bibit, obat-obatan, dan pupuk serta teknologi) tersedia di daerah penelitian. 8. Usahatani bunga melati putih di Kota Medan mengalami penurunan dilihat dari luas areal, produksi, produktifitas, dan perkembangan permintaan pasar. 9. Berdasarkan analisis finansial, nilai R/C ratio rata-rata secara keseluruhan adalah sebesar 2,21 yang lebih besar dari 1, maka usahatani bunga melati putih layak untuk dikembangkan. 10. Masalah-masalah yang dihadapi petani pada umumnya dalam usahatani bunga
melati putih adalah modal terbatas, kurangnya seni dan hobby, adanya persaingan dengan bunga plastik, bunga melati tidak tahan lama, serangan hama
dan penyakit, kurangnya penyuluhan, dan lembaga-lembaga yang
terkait kurang berperan. 11. Strategi pengembangan usahatani bunga melati putih di masa depan dilihat dari masalah-masalah yang dihadapi petani adalah menggunakan inisiatif sendiri dalam penambahan modal usahatani, memperluas jaringan pemasaran, memberikan nilai tambah/sentuhan kretivitas agar bunga tetap menarik, dan menggunakan teknologi untuk memaksimalkan fungsi bunga melati putih.
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
Saran 1. Kepada Petani -
Agar meningkatkan produktivitasnya dengan mengoptimalkan biaya produksi untuk meningkatkan pendapatan keluarga.
-
Agar memperluas skala usaha dengan meminjam dana kredit dari pemerintah.
-
Agar meningkatkan keterampilan dalam hal menangani pasar. Misalnya dengan memberi nilai tambah pada bunga melati putih dengan membuat rangkaian bunga yang menarik sehingga dapat menambah penghasilan keluarga, melakukan promosi dengan relasi yang ada, dan lain-lain.
-
Agar menjajaki pasar nasional dan eksport yaitu bekerjasama dengan industri pengolahan parfum atau pabrik teh yang sudah ada di pulau Jawa.
2. Kepada Pemerintah -
Peranan Petugas Penyuluh Lapangan hendaknya lebih ditingkatkan terutama terhadap perkembangan tanaman hias.
-
Pemerintah agar lebih memperhatikan prospek usahatani bunga melati putih sebagai tanaman yang berbahan baku industri yang memiliki berbagai manfaat, misalnya dengan mendirikan sarana berupa industri pengolahan bunga melati putih.
3. Kepada Peneliti Diharapkan melakukan penelitian lebih lanjut terhadap perkembangan usahatani bunga melati putih sebagai bahan baku industri dan komoditi eksport.
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous, 1980. Tanaman Industri. Jakarta: Balai Pustaka Anonimous, 2004. Serba-Serbi Kesehatan: Melati Bunga Indah yang Menyehatkan. Medan: Waspada Online (http://www.waspada.co.id/serba_serbi/kesehatan/artikel.php?article_id=4 6650#) , 2006a. Pedoman Pengenalan dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) Pada Tanaman Hias (Melati, Gerbera, Drasena): Pendahuluan. Jakarta Timur: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (http://www.deptan.go.id/ditlinhorti/buku_hias06/pend.melati. htm) , 2006b. Pengenalan Varietas Unggul Melati Ratu Ebuh. Jakarta Timur: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (http://
[email protected];
[email protected], 2006) , 2006c. Profil Kabupaten/Kota. Medan: Ciptakarya (http://ciptakarya.pu.go.id/profil/profil/barat/sumut/medan.pdf)
PU
BPS, 2006. Medan dalam Angka Endah, J., 2002. Membuat Tanaman Hias Rajin Berbunga. Jakarta: Agromedia Pustaka Haming, M. dan S. Basalamah, 2003. Studi Kelayakan Investasi: Proyak dan Bisnis. Jakarta: PPM Husodo, S.Y., B. Saragih, H.S. Dillon, dan M. Nasution, 2004. Pertanian Mandiri. Jakarta: Penebar Swadaya Iwantono, S., 2002. Kiat Sukses Berwirausaha: Strategi Baru Mengelola Usaha Kecil dan Menengah. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia Krisnamurthi, B. dan L. Fausia, 2003. Langkah Sukses Memulai Agribisnis. Jakarta: Penebar Swadaya Rangkuti, F., 1997. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Rukmana, R., 1997. Usahatani Melati. Yogyakarta: Kanisius Satuhu, S., 2004. Melati: Penanganan Segar dan Pembuatan Minyak Bunga Melati. Jakarta: Penebar Swadaya
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
Simanjuntak, S.B., 2004. Medan: USU-Press
Bahan
Kuliah:
Pengantar
Ilmu
Pertanian.
Soekartawi , 1996a. Manajemen Agribisnis Bunga Potong. Jakarta: UI-Press , 1996b. Pembangunan Pertanian. Jakarta: RajaGrafindo Persada , 2000. Pengantar Agroindustri. Jakarta: RajaGrafindo Persada , 2002. Analisis Usahatani. Jakarta: UI-Press Suryowinoto, S.M., 1997. Flora Eksotika : Tanaman Hias Berbunga. Yogyakarta: Kanisius Wibowo, R., 1999. Refleksi Pertanian: Tanaman Pangan & Hortikultura Nusantara. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
Lampiran 1. Karakteristik Petani Sampel Usahatani Bunga Melati Putih
Strata
No. Sampel
I
1 2
Total Rataan
II
Total Rataan Over All Rataan
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Luas Lahan ( M 2) 5.000 3.200 8.200 4.100 1.200 1.200 1.000 800 800 400 400 400 200 200 200 6.800 618,18 15.000 1.153,85
Umur (Tahun) 49 46 95 47,50 43 40 62 62 65 35 65 55 60 45 50 582 52,91 677 52,08
Tingkat Pendidikan (Tahun) 9 12 21 10,50 12 17 17 17 12 17 12 9 12 12 12 149 13,55 170 13,08
Pengalaman Bertani (Tahun) 27 19 46 23 6 5 7 3 3 5 3 6 4 3 3 48 4,36 94 7,23
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
Jumlah Tanggungan (Jiwa) 1 4 5 2,50 4 3 1 1 1 2 1 3 1 3 3 23 2,09 28 2,15
Lampiran 2. Sarana Produksi Usahatani Bunga Melati Putih Per Petani Pada Tahun 1 Strata
No. Sampel
Jumlah Bibit (Plbg)
Pupuk
1
5.000
Kompos (Kg) 1.800
50
0
0
0
Sepirit (Ltr) 2,50
2
3.200
1.920
0
0
0
0
2
3
2
1
2
2
2
1,20
Total
8.200
3.720
50
0
0
0
Rataan
4.100
1.860
25
0
0
0
4,50
5
4
3
3,60
3
2,25
2,50
2
1,50
1,80
1,50
3
1.200
750
0
18
9
27
1
2
1,50
1,50
1
0,20
4
1.200
900
0
0
0
0
1,50
2
2
2
0
0,50
5
1.000
500
0
20
20
35
1,50
2
1
1
1
0
6
800
400
12
0
0
0
1
1,50
1
2
0,50
0
7
800
400
0
0
0
0
1
1,50
1
1,50
0
0
8
400
150
6
0
0
0
0,50
1
0,50
1
0
0
9
400
400
0
0
0
0
0,30
0
0,25
1
0,10
0
10
400
300
0
0
0
0
0,30
0,50
0,25
1
0
0
11
200
200
2
0
0
0
0,20
0
0,25
0,50
0,10
0
12
200
120
0
3
3
0
0,20
0,70
0,25
0,70
0
0
13
200
120
0
2
2
4
0,20
0,50
0,25
0,50
0,10
0
Total
6.800
4.240
20
43
34
66
7,70
11,70
8,25
12,70
2,80
0,70
Rataan
618,18
385,45
1,82
3,91
3,09
6
0,70
1,06
0,75
1,15
0,25
0,06
Over All
15.000
7.960
70
43
34
66
12,20
16,70
12,25
15,70
6,40
3,70
Rataan
1.153,85
612,31
5,38
3,31
2,62
5,08
0,94
1,28
0,94
1,21
0,49
0,28
II
TSP (Kg)
KCL (Kg)
Urea (Kg)
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
Dursban (Ltr)
Obat-Obatan Supraside (Kg)
Dicofan (Ltr) 2,40
I
NPK (Kg)
Antracol (Kg)
Rambo (Ltr) 2 1
Lampiran 3. Sarana Produksi Usahatani Bunga Melati Putih Per Petani Tahun 2 Strata
No. Sampel
I
1 2
Total Rataan 3 4 5 6 7 II
8 9 10 11 12 13
Total Rataan Over All Rataan
Jumlah Bibit (Plbg) 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Pupuk TSP KCL (Kg) (Kg) 0 0 0 0 0 0 0 0 18 9
Urea (Kg) 0 0 0 0 27
Sepirit (Ltr) 2,50 2 4,50 2,25 1
Dursban (Ltr) 3 2 5 2,50 2
Antracol (Kg) 2 2 4 2 1,50
Obat-Obatan Supraside (Kg) 1 2 3 1,50 1,50
Dicofan (Ltr) 2,40 1,20 3,60 1,80 1
Rambo (Ltr) 0,50 0,25 0,75 0,38 0
0
0
1,50
2
2
2
0
0
20
20
35
1,50
2
1
1
1
0
12
0
0
0
1
1,50
1
2
0,50
0
400
0
0
0
0
1
1,50
1
1,50
0
0
150
6
0
0
0
0,50
1
0,50
1
0
0
400
0
0
0
0
0,30
0
0,25
1
0,10
0
300
0
0
0
0
0,30
0,50
0,25
1
0
0
200
2
0
0
0
0,20
0
0,25
0,50
0,10
0
120
0
3
3
0
0,20
0,70
0,25
0,70
0
0
120
0
2
2
4
0,20
0,50
0,25
0,50
0,10
0
4.240 20 43 34 385,45 1,82 3,91 3,09 7.960 70 43 34 612,31 5,38 3,31 2,62
66 6 66 5,08
7,70 0,70 12,20 0,94
11,70 1,06 16,70 1,28
8,25 0,75 12,30 0,94
12,70 1,15 15,70 1,21
2,80 0,25 6,40 0,49
0 0 0,75 0,06
Kompos (Kg) 1.800 1.920 3.720 1.860 750
NPK (Kg) 50 0 50 25 0
900
0
0
500
0
400
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
Lampiran 4. Sarana Produksi Usahatani Bunga Melati Putih Per Petani Tahun 3 Strata
No. Sampel
I
1 2
Total Rataan 3 4 5 6 7 II
8 9 10 11 12 13
Total Rataan Over All Rataan
Jumlah Bibit (Plbg) 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Pupuk TSP KCL (Kg) (Kg) 0 0 0 0 0 0 0 0 18 9
Urea (Kg) 0 0 0 0 27
Sepirit (Ltr) 2,50 2 4,50 2,25 1
Dursban (Ltr) 3 2 5 2,50 2
Antracol (Kg) 2 2 4 2 1,50
Obat-Obatan Supraside (Kg) 1 2 3 1,50 1,50
Dicofan (Ltr) 2,40 1,20 3,60 1,80 1
Rambo (Ltr) 0,50 0,25 0,75 0,38 0
0
0
1,50
2
2
2
0
0
20
20
35
1,50
2
1
1
1
0
12
0
0
0
1
1,50
1
2
0,50
0
400
0
0
0
0
1
1,50
1
1,50
0
0
150
6
0
0
0
0,50
1
0,50
1
0
0
400
0
0
0
0
0,30
0
0,25
1
0,10
0
300
0
0
0
0
0,30
0,50
0,25
1
0
0
200
2
0
0
0
0,20
0
0,25
0,50
0,10
0
120
0
3
3
0
0,20
0,70
0,25
0,70
0
0
120
0
2
2
4
0,20
0,50
0,25
0,50
0,10
0
4.240 20 43 34 385,45 1,82 3,91 3,09 7.960 70 43 34 612,31 5,38 3,31 2,62
66 6 66 5,08
7,70 0,70 12,20 0,94
11,70 1,06 16,70 1,28
8,25 0,75 12,30 0,94
12,70 1,15 15,70 1,21
2,80 0,25 6,40 0,49
0 0 0,75 0,06
Kompos (Kg) 1.800 1.920 3.720 1.860 750
NPK (Kg) 50 0 50 25 0
900
0
0
500
0
400
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
Lampiran 5. Biaya Sarana Produksi Usahatani Bunga Melati Putih Per Petani Tahun 1 Strata I
No. Sampel 1
Pupuk (Rp) Kompos
NPK
2.500.000
3.000.000
TSP
Obat-Obatan (Rp) KCL
Urea
Sepirit
Dursban
Antracol
Supraside
Dicofan
Total Biaya (Rp)
Rambo
162.500
0
0
0
125.000
300.000
152.000
140.000
600.000
76.000
7.055.500
1.600.000
3.200.000
0
0
0
0
100.000
200.000
152.000
280.000
300.000
38.000
5.870.000
Total
4.100.000
6.200.000
162.500
0
0
0
225.000
500.000
304.000
420.000
900.000
114.000
12.925.500
Rataan
2.050.000
3.100.000
81.250
0
0
0
112.500
250.000
152.000
210.000
450.000
57.000
6.462.750
3
600.000
1.250.000
0
54.000
31.500
45.900
50.000
200.000
114.000
210.000
250.000
7.600
2.813.000
4
600.000
1.500.000
0
0
0
0
75.000
200.000
152.000
280.000
0
19.000
2.826.000
5
500.000
833.333,33
0
60.000
70.000
59.500
75.000
200.000
76.000
140.000
250.000
0
2.263.833,33
6
400.000
666.666,67
39.000
0
0
0
50.000
150.000
76.000
280.000
125.000
0
1.786.666,67
7
400.000
666.666,67
0
0
0
0
50.000
150.000
76.000
210.000
0
0
1.552.666,67
8
200.000
250.000
19.500
0
0
0
25.000
100.000
38.000
140.000
0
0
772.500
9
200.000
666.666,67
0
0
0
0
15.000
0
19.000
140.000
25.000
0
1.065.666,67
10
200.000
500.000
0
0
0
0
15.000
50.000
19.000
140.000
0
0
924.000
11
100.000
333.333,33
6.500
0
0
0
10.000
0
19.000
70.000
25.000
0
563.833,33
12
100.000
200.000
0
9.000
10.500
0
10.000
70.000
19.000
98.000
0
0
516.500
13
100.000
200.000
0
6.000
7.000
6.800
10.000
50.000
19.000
70.000
25.000
0
493.800
Total
3.400.000
7.066.666,67
65.000
129.000
119.000
112.200
385.000
1.170.000
627.000
1.778.000
700.000
26.600
15.578.466,67
Rataan
309.090,91
642.424,24
5.909,09
11.727,27
10.818,18
10.200
35.000
106.363,64
57.000
161.636,36
63.636,36
2.418,18
1.416.224,24
Over All
7.500.000
13.266.666,67
227.500
129.000
119.000
112.200
610.000
1.670.000
931.000
2.198.000
1.600.000
140.600
28.503.966,67
Rataan
576.923,08
1.020.512,82
17.500
9.923,08
9.153,85
8.630,77
46.923,08
128.461,54
71.615,38
169.076,92
123.076,92
10.815,38
2.192.612,82
II
2
Bibit (Rp)
Keterangan : Dursban/100 ml = Rp 10.000,Supracide/100 gr = Rp 14.000,Rambo/l = Rp 38.000,-
Antracol/250 gr = Rp 19.000,Dicopan/100 ml = Rp 25.000,Sepirit/300 ml = Rp 15.000,-
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
Lampiran 6. Biaya Sarana Produksi Usahatani Bunga Melati Putih Per M2 Tahun 1 Strata
No. Sampel
I
1 2
Luas Lahan 2 (M ) 5.000 3.200
Bibit (Rp)
Pupuk (Rp) Kompos
NPK
TSP
Obat-obatan (Rp)
KCL
Urea
Sepirit
Dursban
Antracol
Supraside
Dicofan
Total Biaya (Rp)
Rambo
500 500
600 1.000
32,50 0
0 0
0 0
0 0
25 31,25
60 62,50
30,40 47,50
28 87,50
120 93,75
15,20 11,88
1411,10 1.834,38
Total
8.200
1.000
1.600
32,50
0
0
0
56,25
122,50
77,90
115,50
213,75
27,08
3.245,48
Rataan
4.100
500
800
16,25
0
0
0
28,13
61,25
38,95
57,75
106,88
13,54
1.622,74
3
1.200
500
1.041,67
0
45
26,25
38,25
41,67
166,67
95
175
208,33
6,33
2.344,17
4
1.200
500
1.250
0
0
0
0
62,50
166,67
126,67
233,33
0
15,83
2.355
5
1.000
500
833,33
0
60
70
59,50
75
200
76
140
250
0
2.263,83
6
800
500
833,33
48,75
0
0
0
62,50
187,50
95
350
156,25
0
2.233,33
7
800
500
833,33
0
0
0
0
62,50
187,50
95
262,50
0
0
1.940,83
8
400
500
625
48,75
0
0
0
62,50
250
95
350
0
0
1.931,25
9
400
500
1.666,67
0
0
0
0
37,50
0
47,50
350
62,50
0
2.664,17
10
400
500
1.250
0
0
0
0
37,50
125
47,50
350
0
0
2.310
11
200
500
1.666,67
32,50
0
0
0
50
0
95
350
125
0
2.819,17
12
200
500
1.000
0
45
52,50
0
50
350
95
490
0
0
2.582,50
13
200
500
1.000
0
30
35
34
50
250
95
350
125
0
2.469
Total
6.800
5.500
12.000
130
180
183,75
131,75
591,67
1.883,33
962,67
3.400,83
927,08
22,17
25.913,25
Rataan
618,18
500
1.090,91
11,82
16,36
16,70
11,98
53,79
171,21
87,52
309,17
84,28
2,02
2.355,75
Over All
15.000
6.500
13.600
162,50
180
183,75
131,75
647,92
2.005,83
1.040,57
3.516,33
1.140,83
49,24
29.158,73
Rataan
1.153,85
500
1.046,15
12,50
13,85
14,13
10,13
49,84
154,30
80,04
270,49
87,76
3,79
2.242,98
II
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
Lampiran 7. Biaya Sarana Produksi Usahatani Bunga Melati Putih Per Petani Tahun 2 Strata I
No. Sampel
Pupuk (Rp)
Bibit (Rp)
Kompos
NPK
TSP
Obat-Obatan (Rp) KCL
Urea
Sepirit
1
0
3.000.000
162.500
0
0
0
125.000
2
0
3.200.000
0
0
0
0
100.000
200.000
152.000
280.000
300.000
9.500
4.241.500
0
6.200.000
162.500
0
0
0
225.000
500.000
304.000
420.000
900.000
28.500
8.740.000
Total Rataan
Antracol 152.000
Supraside 140.000
Dicofan 600.000
Rambo 19.000
Total biaya (Rp)
Dursban 300.000
4.498.500
0
3.100000
81.250
0
0
0
112.500
250.000
152.000
210.000
450.000
14.250
4.370.000
3
0
1.250.000
0
54.000
31.500
45.900
50.000
200.000
114.000
210.000
250.000
0
2.205.400
4
0
1.500.000
0
0
0
0
75.000
200.000
152.000
280.000
0
0
2.207.000
5
0
833.333,33
0
60.000
70.000
59.500
75.000
200.000
76.000
140.000
250.000
0
1.763.833,33
6
0
666.666,67
39.000
0
0
0
50.000
150.000
76.000
280.000
125.000
0
1.386.666,67
7
0
666.666,67
0
0
0
0
50.000
150.000
76.000
210.000
0
0
1.152.666,67
8
0
250.000
19.500
0
0
0
25.000
100.000
38.000
140.000
0
0
572.500
9
0
666.666,67
0
0
0
0
15.000
0
19.000
140.000
25.000
0
865.666,67
10
0
500.000
0
0
0
0
15.000
50.000
19.000
140.000
0
0
724.000
11
0
333.333,33
6.500
0
0
0
10.000
0
19.000
70.000
25.000
0
463.833,33
12
0
200.000
0
9.000
10.500
0
10.000
70.000
19.000
98.000
0
0
416.500
13
0
200.000
0
6.000
7.000
6.800
10.000
50000
19.000
70.000
25.000
0
393.800
Total
0
7.066.666,67
65.000
129.000
119.000
112.200
385.000
1.170.000
627.000
1.778.000
700.000
0
12.151.866,67
Rataan
0
642.424,24
5.909,09
11.727,27
10.818,18
10.200
35.000
106.363,64
57.000
161.636,36
63.636,36
0
1.104.715,15
Over All
0
13.266.666,67
227.500
129.000
119.000
112.200
610.000
1.670.000
931.000
2.198.000
1.600.000
28.500
20.891.866,67
Rataan
0
1.020.512,82
17.500
9.923,08
9.153,85
8.630,77
46.923,08
128.461,54
71.615,38
169.076,92
123.076,92
2.192,31
1.607.066,67
II
Keterangan : Dursban/100 ml = Rp 10.000,Supracide/100 gr = Rp 14.000,Rambo/l = Rp 38.000,-
Antracol/250 gr = Rp 19.000,Dicopan/100 ml = Rp 25.000,Sepirit/300 ml = Rp 15.000,-
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
Lampiran 8. Biaya Sarana Produksi Usahatani Bunga Melati Putih Per M2 Tahun 2 Strata
No. Sampel
I
1 2
Luas Lahan 2 (M ) 5.000 3.200
Pupuk (Rp)
Bibit (Rp)
Kompos
NPK
TSP
Obat-obatan (Rp)
KCL
Urea
Sepirit
Dursban
Antracol
Supraside
Dicofan
Rambo
Total Biaya (Rp)
0 0
600 1.000
32,50 0
0 0
0 0
0 0
25 31,25
60 62,50
30,40 47,50
28 87,50
120 93,75
3,80 2,97
899,70 1.325,47
Total
8.200
0
1.600
32,50
0
0
0
56,25
122,50
77,90
115,50
213,75
6,77
2.225,17
Rataan
4.100
0
800
16,25
0
0
0
28,13
61,25
38,95
57,75
106,88
3,38
1.112,58
3
1.200
0
1.041,67
0
45
26,25
38,25
41,67
166,67
95
175
208,33
0
1.837,83
4
1.200
0
1.250
0
0
0
0
62,50
166,67
126,67
233,33
0
0
1.839,17
5
1.000
0
833,33
0
60
70
59,50
75
200
76
140
250
0
1.763,83
6
800
0
833,33
48,75
0
0
0
62,50
187,50
95
350
156,25
0
1.733,33
7
800
0
833,33
0
0
0
0
62,50
187,50
95
262,50
0
0
1.440,83
8
400
0
625
48,75
0
0
0
62,50
250
95
350
0
0
1.431,25
9
400
0
1.666,67
0
0
0
0
37,50
0
47,50
350
62,50
0
2.164,17
10
400
0
1.250
0
0
0
0
37,50
125
47,50
350
0
0
1.810
11
200
0
1.666,67
32,50
0
0
0
50
0
95
350
125
0
2.319,17
12
200
0
1.000
0
45
52,50
0
50
350
95
490
0
0
2.082,50
13
200
0
1.000
0
30
35
34
50
250
95
350
125
0
1.969
Total
6.800
0
12.000
130
180
183,75
131,75
591,67
1.883,33
962,67
3.400,83
927,08
0
20.391,08
Rataan
618,18
0
1.090,91
11,82
16,36
16,70
11,98
53,79
171,21
87,52
309,17
84,28
0
1.853,73
Over All
15.000
0
13.600
162,50
180
183,75
131,75
647,92
2.005,83
1.040,57
3.516,33
1.140,83
6,77
22.616,25
Rataan
1.153,85
0
1.046,15
12,50
13,85
14,13
10,13
49,84
154,30
80,04
270,49
87,76
0,52
1.739,71
II
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
Lampiran 9. Biaya Sarana Produksi Usahatani Bunga Melati Putih Per Petani Tahun 3 Strata I
No. Sampel
Pupuk (Rp)
Bibit (Rp)
Kompos
NPK
TSP
Obat-Obatan (Rp) KCL
Urea
Sepirit
1
0
3.000.000
162.500
0
0
0
125.000
2
0
3.200.000
0
0
0
0
100.000
200.000
152.000
280.000
300.000
9.500
4.241.500
0
6.200.000
162.500
0
0
0
225.000
500.000
304.000
420.000
900.000
28.500
8.740.000
Total Rataan
Antracol 152.000
Supraside 140.000
Dicofan 600.000
Rambo 19.000
Total biaya (Rp)
Dursban 300.000
4.498.500
0
3.100000
81.250
0
0
0
112.500
250.000
152.000
210.000
450.000
14.250
4.370.000
3
0
1.250.000
0
54.000
31.500
45.900
50.000
200.000
114.000
210.000
250.000
0
2.205.400
4
0
1.500.000
0
0
0
0
75.000
200.000
152.000
280.000
0
0
2.207.000
5
0
833.333,33
0
60.000
70.000
59.500
75.000
200.000
76.000
140.000
250.000
0
1.763.833,33
6
0
666.666,67
39.000
0
0
0
50.000
150.000
76.000
280.000
125.000
0
1.386.666,67
7
0
666.666,67
0
0
0
0
50.000
150.000
76.000
210.000
0
0
1.152.666,67
8
0
250.000
19.500
0
0
0
25.000
100.000
38.000
140.000
0
0
572.500
9
0
666.666,67
0
0
0
0
15.000
0
19.000
140.000
25.000
0
865.666,67
10
0
500.000
0
0
0
0
15.000
50.000
19.000
140.000
0
0
724.000
11
0
333.333,33
6.500
0
0
0
10.000
0
19.000
70.000
25.000
0
463.833,33
12
0
200.000
0
9.000
10.500
0
10.000
70.000
19.000
98.000
0
0
416.500
13
0
200.000
0
6.000
7.000
6.800
10.000
50000
19.000
70.000
25.000
0
393.800
Total
0
7.066.666,67
65.000
129.000
119.000
112.200
385.000
1.170.000
627.000
1.778.000
700.000
0
12.151.866,67
Rataan
0
642.424,24
5.909,09
11.727,27
10.818,18
10.200
35.000
106.363,64
57.000
161.636,36
63.636,36
0
1.104.715,15
Over All
0
13.266.666,67
227.500
129.000
119.000
112.200
610.000
1.670.000
931.000
2.198.000
1.600.000
28.500
20.891.866,67
Rataan
0
1.020.512,82
17.500
9.923,08
9.153,85
8.630,77
46.923,08
128.461,54
71.615,38
169.076,92
123.076,92
2.192,31
1.607.066,67
II
Keterangan : Dursban/100 ml = Rp 10.000,Supracide/100 gr = Rp 14.000,Rambo/l = Rp 38.000,-
Antracol/250 gr = Rp 19.000,Dicopan/100 ml = Rp 25.000,Sepirit/300 ml = Rp 15.000,-
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
Lampiran 10. Biaya Sarana Produksi Usahatani Bunga Melati Putih Per M2 Tahun 3 Strata
No. Sampel
I
1 2
Luas Lahan 2 (M ) 5.000 3.200
Pupuk (Rp)
Bibit (Rp)
Kompos
NPK
TSP
Obat-obatan (Rp)
KCL
Urea
Sepirit
Dursban
Antracol
Supraside
Dicofan
Rambo
Total Biaya (Rp)
0 0
600 1.000
32,50 0
0 0
0 0
0 0
25 31,25
60 62,50
30,40 47,50
28 87,50
120 93,75
3,80 2,97
899,70 1.325,47
Total
8.200
0
1.600
32,50
0
0
0
56,25
122,50
77,90
115,50
213,75
6,77
2.225,17
Rataan
4.100
0
800
16,25
0
0
0
28,13
61,25
38,95
57,75
106,88
3,38
1.112,58
3
1.200
0
1.041,67
0
45
26,25
38,25
41,67
166,67
95
175
208,33
0
1.837,83
4
1.200
0
1.250
0
0
0
0
62,50
166,67
126,67
233,33
0
0
1.839,17
5
1.000
0
833,33
0
60
70
59,50
75
200
76
140
250
0
1.763,83
6
800
0
833,33
48,75
0
0
0
62,50
187,50
95
350
156,25
0
1.733,33
7
800
0
833,33
0
0
0
0
62,50
187,50
95
262,50
0
0
1.440,83
8
400
0
625
48,75
0
0
0
62,50
250
95
350
0
0
1.431,25
9
400
0
1.666,67
0
0
0
0
37,50
0
47,50
350
62,50
0
2.164,17
10
400
0
1.250
0
0
0
0
37,50
125
47,50
350
0
0
1.810
11
200
0
1.666,67
32,50
0
0
0
50
0
95
350
125
0
2.319,17
12
200
0
1.000
0
45
52,50
0
50
350
95
490
0
0
2.082,50
13
200
0
1.000
0
30
35
34
50
250
95
350
125
0
1.969
Total
6.800
0
12.000
130
180
183,75
131,75
591,67
1.883,33
962,67
3.400,83
927,08
0
20.391,08
Rataan
618,18
0
1.090,91
11,82
16,36
16,70
11,98
53,79
171,21
87,52
309,17
84,28
0
1.853,74
Over All
15.000
0
13.600
162,50
180
183,75
131,75
647,92
2.005,83
1.040,57
3.516,33
1.140,83
6,77
22.616,25
Rataan
1.153,85
0
1.046,15
12,50
13,85
14,13
10,13
49,84
154,30
80,04
270,49
87,76
0,52
1.739,71
II
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
Lampiran 11. Curahan Tenaga Kerja Usahatani Bunga Melati Putih Per Petani Tahun 1 Persiapan Lahan (HKP) Strata
Luas No. Lahan Sampel (M2)
TKDK P
1
Penanaman (HKP)
TKLK
W
P
5.000
0
0
TKDK
W
P
14 11,20
TKLK
W 0
Penyiangan (HKP)
P
TKDK
W
0
2
P
TKLK
W
P
TKDK
W
1,60
0
0
0
Pemberantasan H&P (HKP)
Pemupukan (HKP)
P 60
TKLK
W 0
P
W
Pengairan (HKP)
TKDK
TKLK
TKDK
P
P
P
W
0
0
3
0
0
W
Pemanenan (HKP)
TKLK
W
P
13
0
0
0
TKDK
W 45
P 0
Total HKP
TKLK
W
P
0
0
W 0 262,50
412,30
I 3.200
8
0
0
2
1,60
0
0
20
32
0
0 1,88 1,50
0
0 11,38
0
0
0
10,50
0
0
0 37,50
37,50
0
75
246,85
Total
2
8.200
8
0
22 11,20
2
1,60
2
1,60
20
32
0
60 1,88 1,50
0
3 11,38
0
13
0
10,50
0
45
0 37,50
37,50
0 337,50
659.15
Rataan
4.100
4
0
11
1
0,80
1
0,80
10
16
0
30 0,94 0,75
0 1,50
5,69
0
6,5
0
5,25
0 22,50
0 18,75
18,75
0 168,75
329,58
3
1.200
2
1,60
0
0 0,50
0,40
0
0
0
4
0
8
0 1,20
0
0
3,25
0
0
0
7
0
0
0 18,75
37,50
0
0
84,20
4
1.200
0
0
3
0
0
0
0,50
0,40
0
0
0
16
0
0
0 1,20
0
0 3,25
0
0
0
5,25
0
0
28,13
0
18,75
76,48
5
1.000
0
0
3
0 0,50
0,80
0
0
0
0
0
12
0
0
0 1,20
0
0 3,25
0
0
0
3,50
0
0
0
0
37,50
61,75
6
800
1
0
2
0
1
0
0
0
0
0
8
0
0
0
0 1,20
0
0 3,25
0
0
0
3,50
0
0
0
0
28,13
48,08
7
800
0
0
2
0
0
0
0
0,40
0
0
0
8
0
0
0 1,20
0
0 3,25
0
0
0
5,25
0
0
0
0
24,38
44,48
0 1,20
0 4,20
II
8
5,60
8
400
0
1,20
0
0
0
0,40
0
0
0
4
0
0
9
400
1
0
0
0 0,50
0
0
0
5
0
0
0 0,38
10
400
0
1,60
0
0
0
0,40
0
0
0
4
0
11
200
0
0,80
0
0
0
0,30
0
0
0
0
12
200
1
0
0
0
0
0,40
0
0
0
13
200
1
0
0
0
0
0,40
0
0
0
Total
6.800
6
5,20
10
0 2,50
3,10
0,50
0,80
Rataan
618,18
0,55
0,47 0,91
0 0,23
0,28
0,05
0,07 0,45
32 11,20 4,50
4,70
2,50
2,40
0,36
0,19
0,18 1,92
Over All
15.000
14
Rataan
1.153,85
1,08
5,20
0,40 2,46
0,86 0,35
0
0
0
0
0
0
0 0,60
0
0
0
1,60
0 0,90
0
0
1,63
1,20
0
0
0 0,60
0
0
1,20
0
0
0 0,90
0
0
5 14,40
8
45,60 0,38 5,40
1,31 0,73
4,15 0,03 0,49
0 0,44
8
105,60 2,25 6,90
0 7,80
26 5,20
26
0
3,57 0,62
8,12 0,17 0,53
0 0,60
2 0,40
2
0
25 46,40
0 2,60
0
0
0
0
0
0
0
0
13,13
0
0
26,73
0
0
0
0
0
0
15
26,88
0 2,60
0
0
0 2,80
0
0
0
11,25
0
0
23,25
0
0
0
0 4,20
0
0
0
7,50
0
0
16,93
3,25
0
0
0
0 2,80
0
0
0
5,63
0
0
14,88
3,25
0
0
0
5,25
0
0
0
5,63
0
0
17,63
0 4,80 14,63 5,20
13
0
14
0 18,75 108,75
0 123,75
441,25
1,33 0,47 1,18
0
0
0
3,25
Keterangan : 1 HKW = 0,8 HKP; 1 HKP = Rp 35.000 Pemberantasan Hama & Penyakit 1 HKP = Rp 100.000 Khusus pemanenan, 1 HKP = 1 HKW = Rp 40.000
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
1,75
0
14 17,50
1,27 1,27 24,50
1,59
14 62,50
1,88 1,08
4,81
1,71
9,89
11,25
40,11
0 56,25 146,25
0 461,25 1.100,40
0
0
4,33
11,25
35,48
84,65
Lampiran 12. Curahan Tenaga Kerja Usahatani Bunga Melati Putih Per Petani Tahun 2 Strata
No. Sampel
Luas Lahan 2 (M )
Penyiangan (HKP) TKDK P
TKLK
W
P
Pemberantasan H & P (HKP) TKDK TKLK
Pemupukan (HKP) TKDK
W
P
TKLK
W
P
W
P
W
P
W
Pemangkasan (HKP) TKDK TKLK P
W
P
Pemanenan (HKP) TKDK TKLK
W
P
W
P
Total HKP
W
1
5.000
0
0
0
60
0
0
0
3
0
0
13
0
0
0
5
0
0
0
0
577,05
658,50
2
3.200
20
32
0
0
1,88
1,50
0
0 11,38
0
0
0
4
0
0
0
82,50
82,50
0
165
400,75
Total
8.200
20
32
0
60
1,88
1,50
0
3 11,38
0
13
0
4
0
5
0
82,50
82,50
0
742,50
1059,25
Rataan
4.100
10
16
0
30
0,94
0,75
0 1,50
5,69
0 6,50
0
2
0 2,50
0
41,30
41,25
0
371,25
529,63
3
1.200
0
4
0
8
0
1,20
0
0
3,25
0
0 0,38
0
0
0
41,25
82,50
0
0
140,58
4
1.200
0
0
0
16
0
0
0 1,20
0
0 3,25
0
0
0 0,25
0
0
61,88
0
41,25
123,83
5
1.000
0
0
0
12
0
0
0 1,20
0
0 3,25
0
0
0 0,25
0
0
0
0
82,50
99,20
6
800
0
0
8
0
0
0
0 1,20
0
0 3,25
0 0,25
0
0
0
0
0
0
61,88
74,58
7
800
0
0
0
8
0
0
0 1,20
0
0 3,25
0
0
0 0,25
0
0
0
0
53,63
66,33
8
400
0
4
0
0
0
1,20
0
0
0 2,60
0
0
0 0,15
0
0
0
28,88
0
0
36,83
9
400
5
0
0
0
0,38
0
0
0
0
0
0 0,13
0
0
0
0
0
0
33
41,75
10
400
0
4
0
0
0
0,60
0
0
0 2,60
0
0
0 0,20
0
0
0
24,75
0
0
32,15
11
200
0
0
0
1,60
0
0,90
0
0
1,63
0
0
0
0 0,20
0
0
0
16,50
0
0
20,83
12
200
0
1,20
0
0
0
0,60
0
0
3,25
0
0
0
0 0,10
0
0
0
12,38
0
0
17,53
13
200
0
1,20
0
0
0
0,90
0
0
3,25
0
0
0 0,13
0
0
0
12,38
0
0
17,85
5 14,40
8
45,60
0,38
5,40
0 4,80 14,63 5,20
13
0 0,88 0,65 0,75
0
41,25 239,25
0
272,25
671,43
0,73
4,15
0,03
0,49
0 0,44
1,33 0,47 1,18
0 0,08 0,06 0,07
0
0
24,75
61,04
8 105,60
2,25
6,90
0 7,80
26 5,20
26
0 4,88 0,65 5,75
0 123,75 321,75
0 1.014,75
1.730,68
0,17
0,53
0 0,60
2 0,40
2
0 0,38 0,05 0,44
0
0
I
II
Total
6.800
Rataan
618,18
Over All
15.000
Rataan
1.153,85
0,45
1,31
25 46,40 1,92
3,57
0,62
8,12
3,25
0
Keterangan : 1 HKW = 0,8 HKP; 1 HKP = Rp 35.000 Pemberantasan Hama & Penyakit 1 HKP = Rp 100.000 Khusus pemanenan, 1 HKP = 1 HKW = Rp 40.000
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
0
3,75
9,52
21,75
24,75
78,06
133,13
Lampiran 13. Curahan Tenaga Kerja Usahatani Bunga Melati Putih Per Petani Tahun 3
Strata
I
No. Sampel 1
Penyiangan (HKP) TKDK P
TKLK
W
P
TKDK
W
5.000
0
0
0
Pemberantasan H & P (HKP) TKDK TKLK
Pemupukan (HKP)
P
TKLK
W
P
W
P
W
60
0
0
0
3
0
0
P
W
Pemangkasan (HKP) TKDK TKLK P
W
P
Pemanenan (HKP) TKDK TKLK
W
P
W
P
13
0
0
0
5
0
0
0
0
Total HKP
W 577,05
658,50
3.200
20
32
0
0
1,88
1,50
0
0 11,38
0
0
0
4
0
0
0
82,50
82,50
0
165
400,75
Total
8.200
20
32
0
60
1,88
1,50
0
3 11,38
0
13
0
4
0
5
0
82,50
82,50
0
742,50
1059,25
Rataan
4.100
10
16
0
30
0,94
0,75
0 1,50
5,69
0 6,50
0
2
0 2,50
0
41,30
41,25
0
371,25
529,63
3
1.200
0
4
0
8
0
1,20
0
0
3,25
0
0 0,38
0
0
0
41,25
82,50
0
0
140,58
4
1.200
0
0
0
16
0
0
0 1,20
0
0 3,25
0
0
0 0,25
0
0
61,88
0
41,25
123,83
5
1.000
0
0
0
12
0
0
0 1,20
0
0 3,25
0
0
0 0,25
0
0
0
0
82,50
99,20
6
800
0
0
8
0
0
0
0 1,20
0
0 3,25
0 0,25
0
0
0
0
0
0
61,88
74,58
7
800
0
0
0
8
0
0
0 1,20
0
0 3,25
0
0
0 0,25
0
0
0
0
53,63
66,33
8
400
0
4
0
0
0
1,20
0
0
0 2,60
0
0
0 0,15
0
0
0
28,88
0
0
36,83
9
400
5
0
0
0
0,38
0
0
0
0
0
0 0,13
0
0
0
0
0
0
33
41,75
10
400
0
4
0
0
0
0,60
0
0
0 2,60
0
0
0 0,20
0
0
0
24,75
0
0
32,15
11
200
0
0
0
1,60
0
0,90
0
0
1,63
0
0
0
0 0,20
0
0
0
16,50
0
0
20,83
12
200
0
1,20
0
0
0
0,60
0
0
3,25
0
0
0
0 0,10
0
0
0
12,38
0
0
17,53
13
200
0
1,20
0
0
0
0,90
0
0
3,25
0
0
0 0,13
0
0
0
12,38
0
0
17,85
5 14,40
8
45,60
0,38
5,40
0 4,80 14,63 5,20
13
0 0,88 0,65 0,75
0
41,25 239,25
0
272,25
671,43
0,73
4,15
0,03
0,49
0 0,44
1,33 0,47 1,18
0 0,08 0,06 0,07
0
0
24,75
61,04
8 105,60
2,25
6,90
0 7,80
26 5,20
26
0 4,88 0,65 5,75
0 123,75 321,75
0 1.014,75
1.730,68
0,17
0,53
0 0,60
2 0,40
2
0 0,38 0,05 0,44
0
0
II
2
Luas Lahan 2 (M )
Total
6.800
Rataan
618,18
Over All
15.000
Rataan
1.153,85
0,45
1,31
25 46,40 1,92
3,57
0,62
8,12
3,25
0
Keterangan : 1 HKW = 0,8 HKP; 1 HKP = Rp 35.000 Pemberantasan Hama & Penyakit 1 HKP = Rp 100.000 Khusus pemanenan, 1 HKP = 1 HKW = Rp 40.000
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
0
3,75
9,52
21,75
24,75
78,06
133,13
Lampiran 14. Biaya Tenaga Kerja Usahatani Bunga Melati Putih Per Petani Tahun 1 Strata
No. Sampel
I
1 2
Total
Persiapan Lahan (Rp) TKDK TKLK P W P W 0 0 490.000 392.000 280.000 0 280.000 0 280.000 0 770.000 392.000 140.000 0 385.000 196.000 70.000 56.000 0 0
Penyiangan (Rp) TKDK TKLK P W P W 0 0 0 2.100.000 700.000 1.120.000 0 0 700.000 1.120.000 0 2.100.000 350.000 560.000 0 1.050.000 0 140.000 0 280.000
3 4
1.200
0
0
105.000
0
0
0
17.500
14.000
0
0
0
560.000
5
1.000
0
0
105.000
0
17.500
28.000
0
0
0
0
0
420.000
6
800
35.000
0
70.000
0
35.000
0
0
0
0
0
280.000
0
7
800
0
0
70.000
0
0
0
0
14.000
0
0
0
280.000
8
400
0
42.000
0
0
0
14.000
0
0
0
140.000
0
0
9
400
35.000
0
0
0
17.500
0
0
0
175.000
0
0
0
10
400
0
56.000
0
0
0
14.000
0
0
0
140.000
0
0
11
200
0
28.000
0
0
0
10.500
0
0
0
0
0
56.000
12
200
35.000
0
0
0
0
14.000
0
0
0
42.000
0
0
13
200
35.000
0
0
0
0
14.000
0
0
0
42.000
0
0
6.800
210.000
182.000
350.000
0
87.500
108.500
17.500
28.000
175.000
504.000
280.000
1.596.000
Rataan
618,18 19.090,91 16.545,45 31.818,18
Over All
15.000
Rataan
Penanaman (Rp) TKDK TKLK P W P W 0 0 70.000 56.000 70.000 56.000 0 0 70.000 56.000 70.000 56.000 35.000 28.000 35.000 28.000 17.500 14.000 0 0
5.000 3.200 8.200 4.100 1.200
Total Rataan
II
Luas Lahan (M2)
490.000
1.153,85 37.692,31
182.000 1.120.000
0 7.954,55 9.863,64 1.590,91 2.545,45 15.909,09 45.818,18 25.454,55 145.090,91 392.000
157.500
164.500
87.500
84.000
875.000 1.624.000
280.000
3.696.000
14.000 86.153,85 30.153,85 12.115,38 12.653,85 6.730,77 6.461,54 67.307,69 124.923,08 21.538,46 284.307,69
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
Pemupukan (Rp) Pemberantasan H & P (Rp) Pengairan (Rp) Pemanenan (Rp) TKDK TKLK TKDK TKLK TKDK TKLK TKDK TKLK P W P W P W P W P W P W P W P W 0 0 0 105.000 0 0 1.300.000 0 0 0 1.870.000* 0 0 0 0 10.500.000 65.800 52.500 0 0 1.138.000 0 0 0 507.500* 0 0 0 1.500.000 1.500.000 0 3.000.000 65.800 52.500 0 105.000 1.138.000 0 1.300.000 0 507.500 0 1.870.000 0 1.500.000 1.500.000 0 13.500.000 32.900 26.250 0 52.500 569.000 0 650.000 0 253.750 0 935.000 0 750.000 750.000 0 6.750.000 0 42.000 0 0 325.000 0 0 0 245.000 0 0 0 750.000 1.500.000 0 0 0
0 0
42.000
0
0
325.000 0
0
0
183.750 0
0 1.125.200 0
0
0 0
42.000
0
0
325.000 0
0
0
122.500 0
0
0
0 0
42.000
0
0
325.000 0
0
0
122.500 0
0
0 0
42.000
0
0
325.000 0
0
0
0
42.000 0
0
0
260.000
0 0
0
13.300
0 0
0
325.000
0
0 0
0
21.000 0
0
0
260.000
0
31.500 0
0
163.000
0
21.000 0
0
0
31.500 0
0
13.300
189.000 0
79.100
16.883.000 10.269.800 27.152.800 13.576.400 3.439.500
750.000
3.122.450
0 0
1.500.000
2.560.000
0
0 0
1.125.200
2.034.700
183.750 0
0
0 0
975.200
1.889.950
147.000
0 0
0
525.200 0
0
1.170.200
61.250
0
0 0
0
0 0
600.000
1.227.050
0 0
0
98.000
0 0
0
450.000 0
0
1.039.000
0
0 0
0
147.000
0 0
0
300.000 0
0
736.000
325.000
0
0 0
0
98.000
0 0
0
225.200 0
0
760.200
325.000
0
0 0
183.750
0
0 0
0
225.200 0
0
856.450
520.000 1.300.000 0
490.000
490.000
612.500 0
168.000 1.463.000
1.209,09 17.181,82 0 15.272,73
Total Biaya T. Kerja (Rp)
750.000 4.350.800 0
4.950.400 18.835.500
133.000 47.272,73 118.181,82 0 44.545,45 44.545,45 55.681,82 0 68.181,82 395.527,27 0 450.036,36 1.712.318,18
241.500 0
273.000 2.601.000
6.084,62 18.576,92 0
21.000 200.076,92
520.000 2.600.000 0 40.000
997.500
490.000 2.482.500 0 2.250.000 5.850.800 0 18.450.400 45.988.300
200.000 0 76.730,77 37.692,31 190.961,54 0 173.076,92 450.061,54 0 1.419.261,54 3.537.561,54
Keterangan : * (+) Bahan bakar/bensin
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
Lampiran 15. Biaya Tenaga Kerja Usahatani Bunga Melati Putih Per M2 Tahun 1 Strata
No. Sampel
I
1 2
Luas Lahan (M2)
Persiapan Lahan (Rp) TKDK TKLK P W P W 0 0 98 78,40 87,50 0 87,50 0 87,50 0 185,50 78,40 43,75 0 92,75 39,20 58,33 46,67 0 0
Penanaman (Rp) TKDK TKLK P W P W 0 0 14 11,20 21,88 17,50 0 0 21,88 17,50 14 11,20 10,94 8,75 7 5,60 14,58 11,67 0 0
3
5.000 3.200 8.200 4.100 1.200
4
1.200
0
0
87,50
0
0
5
1.000
0
0
105
0
17,50
28
0
6
800
43,75
0
87,50
0
43,75
0
0
7
800
0
0
87,50
0
0
0
8
400
0
105
0
0
0
9
400
87,50
0
0
0
10
400
0
140
0
11
200
0
140
12
200
175
13
200
Total
Total Rataan
0
0
0
466,67
0
0
0
0
420
0
0
0
350
0
0 17,50
0
0
0
350
35
0
0
0
350
0
0
43,75
0
0
0
437,50
0
0
0
0
0
35
0
0
0
350
0
0
0
0
0
52,50
0
0
0
0
0
280
0
0
0
0
70
0
0
0
210
0
0
175
0
0
0
0
70
0
0
0
210
0
0
6.800
539,58
431,67
367,50
0
119,58
302,17 14,58 29,17
437,50
1.236,67
350
1.750
Rataan
618,18
49,05
39,24
33,41
0
10,87
2,65
39,77
112,42
31,82
159,09
Over All
15.000
627,08
431,67
553 78,40
141,46
319,67 28,58 40,37
656,25
1.586,67
350
2.170
Rataan
1.153,85
48,24
33,21
50,48
122,05
26,92
166,92
II
42,54
6,03
10,88
0 14,58 11,67
Penyiangan (Rp) TKDK TKLK P W P W 0 0 0 420 218,75 350 0 0 218,75 350 0 420 109,38 175 0 210 0 116,67 0 233,33
27,47 24,59
1,33 2,20
3,11
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
Pemupukan (Rp) TKLK TKDK P W P W 0 0 0 21 20,56 16,41 0 0 20,56 16,41 0 21 10,28 8,20 0 10,50 0 35 0 0
Pemberantasan H & P (Rp) TKDK TKLK P W P W 0 0 260 0 355,63 0 0 0 355,63 0 260 0 177,81 0 130 0 270,83 0 0 0
Pengairan (Rp) TKDK TKLK P W P W 0 0 315 0 114,84 0 0 0 114,84 0 315 0 57,42 0 157,50 0 204,17 0 0 0
Pemanenan (Rp) Total Biaya T. Kerja TKDK TKLK (Rp) P W P W 0 0 0 2.100 3.317,60 468,75 468,75 0 937,50 3.165,56 468,75 468,75 0 3,037,50 6.483,16 234,38 234,38 0 1.518,75 3.241,58 625 1.250 0 0 2.866,25
0
0
0
35
0
0
270,83
0
0
0
153,13
0
0
937,67
0
625
2.602,04
0
0
0
42
0
0
325
0
0
0
122,50
0
0
0
0
1.500
2.560
0
0
0
52,50
0
0
406,25
0
0
0
153,13
0
0
0
0 1.406,50
2.543,38
0
0
0
52,50
0
0
406,25
0
0
0
229,69
0
0
0
0
1.219
2.362,44
0
105
0
0
0
650
0
0
0
367,50
0
0
0
1.313
0
0
2.925,50
33,25
0
0
0
812,50
0
0
0
153,13
0
0
0
0
0
0
1.500
3.067,63
0
52,50
0
0
0
650
0
0
0
245
0
0
0
1.125
0
0
2.597,50
0 157,50
0
0
815
0
0
0
0
735
0
0
0
1.500
0
0
3.680
0
105
0
0
1.625
0
0
0
0
490
0
0
0
1.126
0
0
3.801
0 157,50
0
0
1.625
0
0
0
918,75
0
0
0
0
1.126
0
0
4.282,25
5.148,33 1.300 468,03 118,18 5.503,96 1.300 423,38 100
1.408,33 128,03 1.668,33 128,33
0 0 0 0
1.276,04 116,00 1.390,89 106,99
1.837,50 167,05 1.837,50 141,35
658,44 59,86 973,44 74,88
0 625 0 56,82 0 1.093,75 0 84,13
8.377,67 761,61 8.846,42 680,49
0 6.250,50 0 568,23 0 9.288 0 714,46
33.287,98 3.026,18 39.771,14 3.059,32
33,25 612,50 3,02 55,68 53,81 628,91 4,14 48,38
0 182 0 16,55 0 203 0 15,62
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
Lampiran 16. Biaya Tenaga Kerja Usahatani Bunga Melati Putih Per Petani Tahun 2
Strata
No. Sampel
Luas Lahan (M2)
Penyiangan (Rp) TKDK P
Pemupukan (Rp) TKLK
W
P
TKDK W
P
Pemberantasan H & P (Rp)
TKLK W
P
TKDK
W
P
Pemangkasan (Rp)
TKLK W
P
TKDK W
P
Pemanenan (Rp)
TKLK W
P
TKDK W
P
Total Biaya T. Kerja (Rp)
TKLK W
P
W
1
5.000
0
0
0
2.100.000
0
0
0
105.000
0
0
1.300.000
0
0
0
175.000
0
0
0
0
23.082.000
26.762.000
2
3.200
700.000
1.120.000
0
0
65.800
52.500
0
0
1.138.000
0
0
0
140.000
0
0
0
3.300.000
3.300.000
0
6.600.000
16.416.300
Total
8.200
700.000
1.120.000
0
2.100.000
65.800
52.500
0
105.000
1.138.000
0
1.300.000
0
140.000
0
175.000
0
3.300.000
3.300.000
0
29.682.000
43.178.300
Rataan
4.100
350.000
560.000
0
1.050.000
32.900
26.250
0
52.500
569.000
0
650.000
0
70.000
0
87.500
0
1.650.000
1.650.000
0
14.841.000
21.589.150
3
1.200
0
140.000
0
280.000
0
42.000
0
0
325.000
0
0
0
13.125
0
0
0
1.650.000
3.300.000
0
0
5.750.125
4
1.200
0
0
0
560.000
0
0
0
42.000
0
0
325.000
0
0
0
8.750
0
0
2.475.200
0
1.650.000
5.060.950
5
1.000
0
0
0
420.000
0
0
0
42.000
0
0
325.000
0
0
0
8.750
0
0
0
0
3.300.000
4.095.750
6
800
0
0
280.000
0
0
0
0
42.000
0
0
325.000
0
8.750
0
0
0
0
0
0
2.475.200
3.130.950
7
800
0
0
0
280.000
0
0
0
42.000
0
0
325.000
0
0
0
8.750
0
0
0
0
2.145.200
2.800.950
8
400
0
140.000
0
0
0
42.000
0
0
0
260.000
0
0
0
5.250
0
0
0
1.155.200
0
0
1.602.450
9
400
175.000
0
0
0
13.300
0
0
0
325.000
0
0
0
4.375
0
0
0
0
0
0
1.320.000
1.837.675
10
400
0
140.000
0
0
0
21.000
0
0
0
260.000
0
0
0
7.000
0
0
0
990.000
0
0
1.418.000
11
200
0
0
0
56.000
0
31.500
0
0
163.000
0
0
0
0
7.000
0
0
0
660.000
0
0
917.500
12
200
0
42.000
0
0
0
21.000
0
0
325.000
0
0
0
0
3.500
0
0
0
495.200
0
0
886.700
13
200
0
42.000
0
0
0
31.500
0
0
325.000
0
0
0
4.375
0
0
0
0
495.200
0
0
898.075
6.800
175.000
504.000
280.000
1.596.000
13.300
189.000
0
168.000
1.463.000
520.000
1.300.000
0
30.625
22.750
26.250
0
1.650.000
9.570.800
0
10.890.400
28.399.125
133.000 47.272,73 118.181,82
0
2.784,09
2.068,18
2.386,36
0
150.000 870.072,73
0
990.036,36 2.581.738,64
22.750
201.250
0
4.950.000 12.870.800
0
40.572.400
I
II
Total Rataan
618,18 15.909,09
45.818,18 25.454,55 145.090,91
Over All
15.000
1.624.000
Rataan
875.000
280.000
3.696.000
1.153,85 67.307,69 124.923,08 21.538,46 284.307,69
1.209,09 17.181,82 79.100
0 15.272,73
241.500
0
6.084,62 18.576,92
0
273.000
2.601.000
520.000
2.600.000
0
170.625
21.000 200.076,92
40.000
200.000
0
13.125
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
1.750 15.480,77
0 380.769,23 990.061,54
71.577.425
0 3.120.953,85 5.505.955,77
Lampiran 17. Biaya Tenaga Kerja Usahatani Bunga Melati Putih Per M2 Tahun 2 Luas No. Strata Lahan Sampel (M2) I
1 2
3
5.000 3.200 8.200 4.100 1.200
4
1.200
0
0
0 466,67
0
0 0
35
0
0 270,83
0
0
0 7,29
0
0 2.062,67 0
1.375
4.217,46
5
1.000
0
0
0
420
0
0 0
42
0
0
0
0
0 8,75
0
0
0 0
3.300
4.095,75
6
800
0
0 350
0
0
0 0 52,50
0
0 406,25
0 10,94
0
0
0
0
0 0
3.094
3.913,69
7
800
0
0
0
350
0
0 0 52,50
0
0 406,25
0
0
0 10,94
0
0
0 0 2.681,50
3.501,19
8
400
0
350
0
0
0
105 0
0 13,13
0
0
0
2.888 0
0
4.006,13
9
400 437,50
0
0
0 33,25
0 0
0
0
0
0
0 0
3.300
4.594,19
10
400
0
350
0
0
0 52,50 0
0
11
200
0
0
0
280
0 157,50 0
12
200
0
210
0
0
0
13
200
0
210
0
0
Total Rataan
II
Total
Penyiangan (Rp) Pemupukan (Rp) Pemberantasan H & P (Rp) Pemangkasan (Rp) Pemanenan (Rp) Total Biaya T. Kerja TKDK TKLK TKDK TKLK TKDK TKLK TKDK TKLK TKDK TKLK (Rp) P W P W P W P W P W P W P W P W P W P W 0 0 0 420 0 0 0 21 0 0 260 0 0 0 35 0 0 0 0 4.616,40 5.352,40 218,75 350 0 0 20,56 16,41 0 0 355,63 0 0 0 43,75 0 0 0 1.031,25 1.031,25 0 2.062,50 5.130,09 218,75 350 0 420 20,56 16,41 0 21 355,63 0 260 0 43,75 0 35 0 1.031,25 1.031,25 0 6.678,90 10.482,49 109,38 175 0 210 10,28 8,20 0 10,50 177,81 0 130 0 21,88 0 17,50 0 515,625 515,63 0 3.339,45 5.241,25 0 116,67 0 233,33 0 35 0 0 270,83 0 0 0 10,94 0 0 0 1.375 2.750 0 0 4.791,77
0
650
0
0
0 812,50
0
0
0 10,94
0
650
0
0
0 17,50
0
0
0
2.475 0
0
3.545
0
815
0
0
0
0
35
0
0
0
3.300 0
0
4.587,50
105 0
0
1.625
0
0
0
0 17,50
0
0
0
2.476 0
0
4.433,50
0 157,50 0
0
1.625
0
0
0 21,88
0
0
0
2.476 0
0
4.490,38
1.750 33,25 612,50 0 182 5.148,33 1.300 1.408,33
0 54,69 83,13 26,98
0
1.375 18.427,67 0 13.750,50
46.176,54
112,42 31,82 159,09 3,02 55,68 0 16,55 468,03 118,18 128,03
0 4,97 7,56 2,45
0
125 1.675,24 0 1.250,05
4.197,87
0 98,44 83,13 61,98
0 2.406,25 19.458,92 0 20.429,40
56.659,04
0 7,57 6,39 4,77
0 185,10 1.496,84 0 1.571,49
4.358,39
6.800 437,50 1.236,67 350
Rataan
618,18 39,77
Over All
15.000 656,25 1.586,67 350
Rataan
0
325
2.170 53,81 628,91 0 203 5.503,96 1.300 1.668,33
1.153,85 50,48 122,051 26,92 166,92 4,14 48,38 0 15,62 423,38
100 128,33
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
0
Lampiran 18. Biaya Tenaga Kerja Usahatani Bunga Melati Putih Per Petani Tahun 3
Strata
No. Sampel
Luas Lahan (M2)
Penyiangan (Rp) TKDK P
Pemupukan (Rp) TKLK
W
P
TKDK W
P
Pemberantasan H & P (Rp)
TKLK W
P
TKDK
W
P
Pemangkasan (Rp)
TKLK W
P
TKDK W
P
Pemanenan (Rp)
TKLK W
P
TKDK W
P
Total Biaya T. Kerja (Rp)
TKLK W
P
W
1
5.000
0
0
0
2.100.000
0
0
0
105.000
0
0
1.300.000
0
0
0
175.000
0
0
0
0
23.082.000
26.762.000
2
3.200
700.000
1.120.000
0
0
65.800
52.500
0
0
1.138.000
0
0
0
140.000
0
0
0
3.300.000
3.300.000
0
6.600.000
16.416.300
Total
8.200
700.000
1.120.000
0
2.100.000
65.800
52.500
0
105.000
1.138.000
0
1.300.000
0
140.000
0
175.000
0
3.300.000
3.300.000
0
29.682.000
43.178.300
Rataan
4.100
350.000
560.000
0
1.050.000
32.900
26.250
0
52.500
569.000
0
650.000
0
70.000
0
87.500
0
1.650.000
1.650.000
0
14.841.000
21.589.150
3
1.200
0
140.000
0
280.000
0
42.000
0
0
325.000
0
0
0
13.125
0
0
0
1.650.000
3.300.000
0
0
5.750.125
4
1.200
0
0
0
560.000
0
0
0
42.000
0
0
325.000
0
0
0
8.750
0
0
2.475.200
0
1.650.000
5.060.950
5
1.000
0
0
0
420.000
0
0
0
42.000
0
0
325.000
0
0
0
8.750
0
0
0
0
3.300.000
4.095.750
6
800
0
0
280.000
0
0
0
0
42.000
0
0
325.000
0
8.750
0
0
0
0
0
0
2.475.200
3.130.950
7
800
0
0
0
280.000
0
0
0
42.000
0
0
325.000
0
0
0
8.750
0
0
0
0
2.145.200
2.800.950
8
400
0
140.000
0
0
0
42.000
0
0
0
260.000
0
0
0
5.250
0
0
0
1.155.200
0
0
1.602.450
9
400
175.000
0
0
0
13.300
0
0
0
325.000
0
0
0
4.375
0
0
0
0
0
0
1.320.000
1.837.675
10
400
0
140.000
0
0
0
21.000
0
0
0
260.000
0
0
0
7.000
0
0
0
990.000
0
0
1.418.000
11
200
0
0
0
56.000
0
31.500
0
0
163.000
0
0
0
0
7.000
0
0
0
660.000
0
0
917.500
12
200
0
42.000
0
0
0
21.000
0
0
325.000
0
0
0
0
3.500
0
0
0
495.200
0
0
886.700
13
200
0
42.000
0
0
0
31.500
0
0
325.000
0
0
0
4.375
0
0
0
0
495.200
0
0
898.075
6.800
175.000
504.000
280.000
1.596.000
13.300
189.000
0
168.000
1.463.000
520.000
1.300.000
0
30.625
22.750
26.250
0
1.650.000
9.570.800
0
10.890.400
28.399.125
133.000 47.272,73 118.181,82
0
2.784,09
2.068,18
2.386,36
0
150.000 870.072,73
0
990.036,36 2.581.738,64
22.750
201.250
0
4.950.000 12.870.800
0
40.572.400
I
II
Total Rataan
618,18 15.909,09
45.818,18 25.454,55 145.090,91
Over All
15.000
1.624.000
Rataan
875.000
280.000
3.696.000
1.153,85 67.307,69 124.923,08 21.538,46 284.307,69
1.209,09 17.181,82 79.100
0 15.272,73
241.500
0
6.084,62 18.576,92
0
273.000
2.601.000
520.000
2.600.000
0
170.625
21.000 200.076,92
40.000
200.000
0
13.125
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
1.750 15.480,77
0 380.769,23 990.061,54
71.577.425
0 3.120.953,85 5.505.955,77
Lampiran 19. Biaya Tenaga Kerja Usahatani Bunga Melati Putih Per M2 Tahun 3 Luas No. Strata Lahan Sampel (M2) I
1 2
3
5.000 3.200 8.200 4.100 1.200
4
1.200
0
0
0 466,67
0
0 0
35
0
0 270,83
0
0
0 7,29
0
0 2.062,67 0
1.375
4.217,46
5
1.000
0
0
0
420
0
0 0
42
0
0
0
0
0 8,75
0
0
0 0
3.300
4.095,75
6
800
0
0 350
0
0
0 0 52,50
0
0 406,25
0 10,94
0
0
0
0
0 0
3.094
3.913,69
7
800
0
0
0
350
0
0 0 52,50
0
0 406,25
0
0
0 10,94
0
0
0 0 2.681,50
3.501,19
8
400
0
350
0
0
0
105 0
0 13,13
0
0
0
2.888 0
0
4.006,13
9
400 437,50
0
0
0 33,25
0 0
0
0
0
0
0 0
3.300
4.594,19
10
400
0
350
0
0
0 52,50 0
0
11
200
0
0
0
280
0 157,50 0
12
200
0
210
0
0
0
13
200
0
210
0
0
Total Rataan
II
Total
Penyiangan (Rp) Pemupukan (Rp) Pemberantasan H & P (Rp) Pemangkasan (Rp) Pemanenan (Rp) Total Biaya T. Kerja TKDK TKLK TKDK TKLK TKDK TKLK TKDK TKLK TKDK TKLK (Rp) P W P W P W P W P W P W P W P W P W P W 0 0 0 420 0 0 0 21 0 0 260 0 0 0 35 0 0 0 0 4.616,40 5.352,40 218,75 350 0 0 20,56 16,41 0 0 355,63 0 0 0 43,75 0 0 0 1.031,25 1.031,25 0 2.062,50 5.130,09 218,75 350 0 420 20,56 16,41 0 21 355,63 0 260 0 43,75 0 35 0 1.031.25 1.031,25 0 6.678,90 10.482,49 109,38 175 0 210 10,28 8,20 0 10,50 177,81 0 130 0 21,88 0 17,50 0 515,625 515,63 0 3.339,45 5.241,25 0 116,67 0 233,33 0 35 0 0 270,83 0 0 0 10,94 0 0 0 1.375 2.750 0 0 4.791,77
0
650
0
0
0 812,50
0
0
0 10,94
0
650
0
0
0 17,50
0
0
0
2.475 0
0
3.545
0
815
0
0
0
0
35
0
0
0
3.300 0
0
4.587,50
105 0
0
1.625
0
0
0
0 17,50
0
0
0
2.476 0
0
4.433,50
0 157,50 0
0
1.625
0
0
0 21,88
0
0
0
2.476 0
0
4.490,38
1.750 33,25 612,50 0 182 5.148,33 1.300 1.408,33
0 54,69 83,13 26,98
0
1.375 18.427,67 0 13.750,50
46.176,54
112,42 31,82 159,09 3,02 55,68 0 16,55 468,03 118,18 128,03
0 4,97 7,56 2,45
0
125 1.675,24 0 1.250,05
4.197,87
0 98,44 83,13 61,98
0 2.406,25 19.458,92 0 20.429,40
56.659,04
0 7,57 6,39 4,77
0 185,10 1.496,84 0 1.571,49
4.358,39
6.800 437,50 1.236,67 350
Rataan
618,18 39,77
Over All
15.000 656,25 1.586,67 350
Rataan
0
325
2.170 53,81 628,91 0 203 5.503,96 1.300 1.668,33
1.153,85 50,48 122,051 26,92 166,92 4,14 48,38 0 15,62 423,38
100 128,33
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
0
Lampiran 20. Biaya Penyusutan Alat Usahatani Bunga Melati Putih Per Petani dalam 1 Tahun Cangkul Strata
I
No. Sampel
1
5.000
Gunting
Parang
Umur Umur PenyuJumlah Harga Beli EkonoJumlah Harga Beli ekonosutan (Unit) (Rp.000)** (Unit) (Rp.000) mis mis (Rp.000) (Tahun) (Tahun) 5
150
3
46,67
2
80
Selang Air
Umur PenyuJumlah Harga Beli ekonosutan (Unit) (Rp.000) mis (Rp.000) (Tahun)
5
15,60
2
Sprayer
Umur PenyuJumlah Harga Beli Ekonosutan (Unit) (Rp.000) mis (Rp.000) (Tahun)
Umur PenyuPenyuJumlah Harga Beli Ekonosutan Sutan (Unit) (Rp.000) Mis (Rp.000) (Rp.000) (Tahun)
50
3
14,67
1
250
10
24,80
1
300
5
56
3.200
5
150
3
46,67
2
80
5
15,60
2
50
3
14,67
1
250
10
24,80
1
300
5
56
Total
8.200
10
300
6
93,34
4
160
10
31,20
4
100
6
29,34
2
500
20
49,60
2
600
10
112
Rataan
4.100
5
150
3
46,67
2
80
5
15,60
2
50
3
14,67
1
250
10
24,80
1
300
5
56
3
1.200
2
60
3
18,67
1
40
5
7,80
1
25
3
7,33
0
0
0
0
1
300
5
56
4
1.200
2
60
3
18,67
1
40
5
7,80
1
25
3
7,33
0
0
0
0
1
300
5
56
5
1.000
2
60
3
18,67
1
40
5
7,80
1
25
3
7,33
0
0
0
0
1
300
5
56
6
800
2
60
3
18,67
1
40
5
7,80
1
25
3
7,33
0
0
0
0
1
300
5
56
7
800
2
60
3
18,67
0
0
0
0
1
25
3
7,33
0
0
0
0
1
300
5
56
8
400
2
60
3
18,67
1
40
5
7,80
1
25
3
7,33
0
0
0
0
1
300
5
56
9
400
2
60
3
18,67
1
40
5
7,80
1
25
3
7,33
0
0
0
0
1
300
5
56
10
400
2
60
3
18,67
0
0
0
0
1
25
3
7,33
0
0
0
0
0
0
0
0
11
200
1
30
3
9,33
0
0
0
0
1
25
3
7,33
0
0
0
0
0
0
0
0
12
200
1
30
3
9,33
0
0
0
0
1
25
3
7,33
0
0
0
0
0
0
0
0
13
200
1
30
3
9,33
0
0
0
0
1
25
3
7,33
0
0
0
0
0
0
0
0
Total
6.800
19
570
33
177,35
6
240
30
46,80
11
275
33
80,63
0
0
0
0
7
2.100
35
392
Rataan
618,18
1,73
51,82
3
16,12
0,55
21,82
2,73
4,25
1
25
3
7,33
0
0
0
0
0,64
190,91
3,18
35,64
Over All
15.000
29
870
39
270,67
10
400
40
78
15
375
39
109,97
2
500
20
49,60
9
2.700
45
504
Rataan
1.153,85
2,23
66,92
3
20,82
0,77
30,77
3,08
6
1,15
28,85
3
8,46
0,15
38,46
1,54
3,82
0,69
207,69
3,46
38,77
II
2
Luas Lahan (M2)
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
Mesin Air Garu Sabit Gembor Umur Umur Umur Umur Harga PenyuHarga PenyuHarga PenyuPenyuJmlh Jmlh Jmlh Jmlh Harga Beli EkonoEkonoEkonoEkonoBeli sutan Beli sutan Beli sutan sutan (Unit) mis (Unit) mis (Unit) mis (Unit) (Rp.000) mis (Rp.000) (Rp.000) (Rp.000) (Rp.000) (Rp.000) (Rp.000) (Rp.000) (Tahun) (Tahun) (Tahun) (Tahun) 1 1.000 10 91 2 30 2 14 3 30 1 27 0 0 0 0
Timbangan Total Biaya Umur Harga Penyu- Penyusutan Jmlh EkonoBeli sutan (Rp.000) (Unit) mis (Rp.000) (Rp.000) (Rp.000) 1 30 5 5,60 295,34
1
1.000
10
91
2
30
2
14
2
20
1
18
1
20
3
5,67
1
30
5
5,60
292,01
2
2.000
20
182
4
60
4
28
5
50
2
45
1
20
3
5,67
2
60
10
11,20
587,35
1
1.000
10
91
2
30
2
14
2,50
25
1
22,50
0,50
10
1,50
2,84
1
30
5
5,60
293,68
0
0
0
0
1
15
2
7
1
10
1
9
2
40
3
11,33
1
30
5
5,60
122,73
0
0
0
0
1
15
2
7
0
0
0
0
2
40
3
11,33
1
30
5
5,60
113,73
0
0
0
0
1
15
2
7
1
10
1
9
2
40
3
11,33
1
30
5
5,60
122,73
0
0
0
0
0
0
0
0
1
10
1
9
1
20
3
5,67
1
30
5
5,60
110,07
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
20
3
5,67
1
30
5
5,60
93,27
0
0
0
0
1
15
2
7
1
10
1
9
1
20
3
5,67
1
30
5
5,60
117,07
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
20
3
5,67
1
30
5
5,60
101,07
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
20
3
5,67
1
30
5
5,60
37,27
0
0
0
0
0
0
0
0
1
10
1
9
1
20
3
5,67
1
30
5
5,60
36,93
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
20
3
5,67
1
30
5
5,60
27,93
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
20
3
5,67
1
30
5
5,60
27,93
0
0
0
0
4
60
8
28
5
50
5
45
14
280
33
79,35
11
330
55
61,60
910,73
0
0
0
0
0,36
5,45
0,73
2,55
0,45
4,55
0,45
4,09
1,27
25,45
3
7,21
1
30
5
5,60
82,79
2
2.000
20
182
8
120
12
56
10
100
7
90
15
300
36
85,02
13
390
65
72,80
1.498,08
0.15
153,85
1,54
14
0,62
9,23
0,92
4,31
0,77
7,69
0,54
6,92
1,15
23,08
2,77
6,54
1
30
5
5,60
115,24
Ket :** Harga Beli Keseluruhan Peralatan Nilai Residu : Cangkul = Rp 2.000,Gunting = Rp 1.000,Parang = Rp 3.000,Selang Air = Rp 2.000,Sprayer = Rp 20.000,-
Mesin Air = Rp 90.000,Garu = Rp 1.000,Sabit = Rp 1.000,Gembor = Rp 3.000,Timbangan = Rp 2.000,-
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
Lampiran 21. Biaya Penyusutan Alat Usahatani Bunga Melati Putih Per M2 dalam 1 Tahun
3 4
Luas Lahan (M2) 5.000 3.200 8.200 4.100 1.200 1.200
5
1.000
18,67
7,80
7,33
0
56
0
7
9
11,33
5,60
122,73
6
800
23,34
9,75
9,16
0
70
0
0
11,25
7,09
7
137,59
7
800
23,34
0
9,16
0
70
0
0
0
7,09
7
116,59
8
400
46,68
19,50
18,33
0
140
0
17,50
22,50
14,18
14
292,68
9
400
46,68
19,50
18,33
0
140
0
0
0
14,18
14
252,68
10
400
46,68
0
18,33
0
0
0
0
0
14,18
14
93,18
11
200
46,65
0
36,65
0
0
0
0
45
28,35
28
184,65
12
200
46,65
0
36,65
0
0
0
0
0
28,35
28
139,65
13
200
46,65
0
36,65
0
0
0
0
0
28,35
28
139,65
Total
6.800
376,44
69,55
202,80
0
569,33
0
36,17
95,25
171,96
154,93
1.676,43
Rataan
618,18
34,22
6,32
18,44
0
51,76
0
3,29
8,66
15,63
14,09
152,40
Over All
15.000
400,36
77,55
210,32
12,71
598,03
46,64
43,34
106,28
173,74
157,80
1.826,75
Rataan
1.153,85
30,80
5,97
16,18
0,98
46,00
3,59
3,33
8,18
13,36
12,14
140,52
Strata
No. Sampel
I
1 2
Total Rataan
II
Cangkul
Gunting
Parang
9,33 14,58 23,92 11,96 15,56 15,56
3,12 4,88 8,00 4,00 6,50 6,50
2,93 4,58 7,52 3,76 6,11 6,11
Selang Air 4,96 7,75 12.71 6,36 0 0
Penyusutan (Rp) Mesin Sprayer Air 11,20 18,20 17,50 28,44 28,70 46,64 14,35 23,32 46,67 0 46,67 0
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
2,80 4,38 7,18 3,59 5,83 5,83
5,40 5,63 11,03 5,51 7,50 0
0 1,77 1,77 0,89 9,44 9,44
1,12 1,75 2,87 1,44 4,67 4,67
Total Biaya Penyusutan (Rp) 59,07 91,25 150,32 75,16 102,28 94,78
Garu
Sabit
Gembor
Timbangan
Lampiran 22. Biaya Transportasi Usahatani Bunga Melati Putih Per Petani Tahun 1 Strata I
No. Sampel 1 2
Luas Lahan (M2) 5.000
Biaya Transportasi (Rp) Pupuk Anorganik + Obat-obatan Pembelian Bibit Kompos + Peralatan 100.000 0 10.000
Angkut ke Pasar 1.100.000
Total Biaya Transportasi (Rp) 1.210.000
3
3.200 8.200 4.100 1.200
100.000 200.000 100.000 100.000
0 0 0 0
15.000 25.000 12.500 15.000
1.100.000 2.200.000 1.100.000 550.000
1.215.000 2.425.000 1.212.500 665.000
4
1.200
100.000
0
10.000
550.000
660.000
5
1.000
100.000
0
15..000
550.000
665.000
6
800
100.000
0
20.000
550.000
670.000
7
800
100.000
0
15.000
550.000
665.000
8
400
50.000
25.000
15.000
550.000
640.000
9
400
50.000
0
20.000
550.000
620.000
10
400
50.000
25.000
15.000
550.000
640.000
11
200
50.000
25.000
15.000
550.000
640.000
12
200
50.000
25.000
20.000
550.000
645.000
13
200
50.000
25.000
15.000
550.000
640.000
Total
6.800
800.000
125.000
175.000
6.050.000
7.150.000
Rataan
618,18
72.727,27
11.363,64
15.909,09
550.000
650.000
Over All
15.000
1.000.000
125.000
200.000
8.250.000
9.575.000
Rataan
1.153,85
76.923,08
9.615,39
15.384,62
634.615,38
736.538,46
Total Rataan
II
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
Lampiran 23. Biaya Transportasi Usahatani Bunga Melati Putih Per Petani Tahun 2
Strata
No. Sampel
I
1 2
Total Rataan
II
Total Rataan Over All Rataan
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Luas Lahan (M2) 5.000 3.200 8.200 4.100 1.200 1.200 1.000 800 800 400 400 400 200 200 200 6.800 618,18 15.000 1.153,85
Kompos 0 0 0 0 0 0 0 0 0 25.000 0 25.000 25.000 25.000 25.000 125.000 11.363,64 125.000 9.615,39
Biaya Transportasi (Rp) Pupuk Anorganik + Obat-obatan + Peralatan 10.000 15.000 25.000 12.500 15.000 10.000 15..000 20.000 15.000 15.000 20.000 15.000 15.000 20.000 15.000 175.000 15.909,09 200.000 15.384,62
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
Total Biaya Transportasi Angkut ke (Rp) Pasar 2.420.000 2.430.000 2.420.000 2.435.000 4.840.000 4.865.000 2.420.000 2.432.500 1.210.000 1.225.000 1.210.000 1.220.000 1.210.000 1.225.000 1.210.000 1.230.000 1.210.000 1.225.000 1.210.000 1.250.000 1.210.000 1.230.000 1.210.000 1.250.000 1.210.000 1.250.000 1.210.000 1.255.000 1.210.000 1.250.000 13.310.000 13.610.000 1.210.000 1.237.272,73 18.150.000 18.475.000 1.396.153,85 1.421.153,85
Lampiran 24. Biaya Transportasi Usahatani Bunga Melati Putih Per Petani Tahun 3
Strata
No. Sampel
I
1 2
Total Rataan
II
Total Rataan Over All Rataan
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Luas Lahan (M2) 5.000 3.200 8.200 4.100 1.200 1.200 1.000 800 800 400 400 400 200 200 200 6.800 618,18 15.000 1.153,85
Kompos 0 0 0 0 0 0 0 0 0 25.000 0 25.000 25.000 25.000 25.000 125.000 11.363,64 125.000 9.615,39
Biaya Transportasi (Rp) Total Biaya Pupuk Anorganik + Obat-obatan Angkut ke Transportasi (Rp) + Peralatan Pasar 10.000 2.420.000 2.430.000 15.000 2.420.000 2.435.000 25.000 4.840.000 4.865.000 12.500 2.420.000 2.432.500 15.000 1.210.000 1.225.000 10.000 1.210.000 1.220.000 15..000 1.210.000 1.225.000 20.000 1.210.000 1.230.000 15.000 1.210.000 1.225.000 15.000 1.210.000 1.250.000 20.000 1.210.000 1.230.000 15.000 1.210.000 1.250.000 15.000 1.210.000 1.250.000 20.000 1.210.000 1.255.000 15.000 1.210.000 1.250.000 175.000 13.310.000 13.610.000 15.909,09 1.210.000 1.237.272,73 200.000 18.150.000 18.475.000 15.384,62 1.396.153,85 1.421.153,85
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
Lampiran 25. Biaya Transportasi Usahatani Bunga Melati Putih Per M2 Tahun 1, 2, dan 3 Strata I
No. Sampel 1 2
Total Rataan
II
Total Rataan Over All Rataan
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Luas Lahan (M2) 5.000 3.200 8.200 4.100 1.200 1.200 1.000 800 800 400 400 400 200 200 200 6.800 618,18 15.000 1.153,85
Biaya Transportasi Per M2 (Rp) Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 242 486 486 379,69 760,94 760,94 621,69 1.246,94 1.246,94 310,84 623,47 623,47 554,17 1.020,83 1.020,83 550 1.016,67 1.016,67 665 1.225 1.225 837,50 1.537,50 1.537,50 831,25 1.531,25 1.531,25 1.600 3.125 3.125 1.550 3.075 3.075 1.600 3.125 3.125 3.200 6.250 6.250 3.225 6.275 6.275 3.200 6.250 6.250 17.812,92 34.431,25 34.431,25 1.619,36 3.130,11 3.130,11 18.434,60 35.678,19 35.678,19 1.418,05 2.744,48 2.744,48
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
Lampiran 26. Total Biaya Produksi Usahatani Bunga Melati Putih Per Petani Tahun 1
Strata
No. Sampel
I
1 2
Luas Lahan (M2)
Saprodi (Rp)
Tenaga Kerja (Rp)
Penyusutan (Rp)
Sewa Lahan (Rp)
Transportasi (Rp)
Plastik (Rp)
PBB (Rp)
Total Biaya Produksi (Rp)
3
5.000 3.200 8.200 4.100 1.200
7.055.500 5.870.000 12.925.500 6.462.750 2.813.000
16.883.000 10.269.800 27.152.800 13.576.400 3.439.500
295.340 292.010 587.350 293.680 122.730
2.500.000 1.600.000 4.100.000 2.050.000 600.000
1.210.000 1.215.000 2.425.000 1.212.500 665.000
150.000 90.000 240.000 120.000 220.000
200.000 150.000 350.000 175.000 170.000
28.293.840 19.486.810 47.780.650 23.890.325 8.030.230
4
1.200
2.826.000
3.122.450
113.730
600.000
660.000
180.000
200.000
7.702.180
5
1.000
2.263.833,33
2.560.000
122.730
500.000
665.000
135.000
250.000
6.496.563,33
6
800
1.786.666,67
2.034.700
110.070
400.000
670.000
120.000
200.000
5.321.436,67
7
800
1.552.666,67
1.889.950
93.270
400.000
665.000
90.000
200.000
4.890.886,67
8
400
772.500
1.170.200
117.070
200.000
640.000
47.500
250.000
3.197.270
9
400
1.065.666,67
1.227.050
101.070
200.000
620.000
65.000
200.000
3.478.786.67
10
400
924.000
1.039.000
37.270
200.000
640.000
50.000
160.000
3.050.270
11
200
563.833,33
736.000
36.930
100.000
640.000
37.500
250.000
2.364.263,33
12
200
516.500
760.200
27.930
100.000
645.000
25.000
200.000
2.274.630
13
200
493.800
856.450
27.930
100.000
640.000
30.000
200.000
2.348.180
Total
6.800
15.578.466,67
18.835.500
910.730
3.400.000
7.150.000
1.000.000
2.280.000
49.154.696,67
Rataan
618,18
1.416.224,24
1.712.318,18
82.793,64
309.090,91
650.000
90.909,09
207.272,73
4.468.608,79
Over All
15.000
28.503.966,67
45.988.300
1.498.080
7.500.000
9.575.000
1.240.000
2.630.000
96.935.346,67
Rataan
1.153,85
2.192.612,82
3.537.561,54
115.236,92
576.923,08
736.538,46
95.384,62
202.307,69
7.456.565,13
Total Rataan
II
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
Lampiran 27. Total Biaya Produksi Usahatani Bunga Melati Putih Per M2 Tahun 1
Strata
No. Sampel
I
1 2
Luas Lahan M2)
Sarana Produksi (Rp)
Tenaga Kerja (Rp)
Penyusutan (Rp)
Sewa Lahan (Rp)
Transportasi (Rp)
Plastik (Rp)
PBB (Rp)
Total Biaya Produksi (Rp)
3
5.000 3.200 8.200 4.100 1.200
1.411,10 1.834,38 3.245,48 1.622,74 2.344,17
3.376,60 3.209,31 6.585,91 3.292,96 2.866,25
59,07 91,25 150,32 75,16 102,28
500 500 1.000 500 500
242 379,69 621,69 310,84 554,17
30 28,13 58,13 29,06 183,33
40 46,88 86,88 43,44 141,67
5.658,77 6.089,63 11.748,40 5.874,20 6.691,86
4
1.200
2.355
2.602,04
94,78
500
550
150
166,67
6.418,48
5
1.000
2.263,83
2.560
122,73
500
665
135
250
6.496,56
6
800
2.233,33
2.543,38
137,59
500
837,50
150
250
6.651,80
7
800
1.940,83
2.362,44
116,59
500
831,25
112,50
250
6.113,61
8
400
1.931,25
2.925,50
292,68
500
1.600
118,75
625
7.993,18
9
400
2.664,17
3.067,63
252,68
500
1.550
162,50
500
8.696,97
10
400
2.310
2.597,50
93,18
500
1.600
125
400
7.625,68
11
200
2.819,17
3.680
184,65
500
3.200
187,50
1.250
11.821,32
12
200
2.582,50
3.801
139,65
500
3.225
125
1.000
11.373,15
13
200
2.469
4.282,25
139,65
500
3.200
150
1.000
11.740,90
Total
6.800
25.913,25
33.287,98
1.676,43
5.500
17.812,92
1.599,58
5.833,33
91.623,49
Rataan
618,18
2.355,75
3.026,18
152,40
500
1.619,36
145,42
530,30
8.329,41
Over All
15.000
29.158,73
39.873,89
1.826,75
6.500
18.434,60
1.657,71
5.920,21
103.371,89
Rataan
1.153,85
2.242,98
3.067,22
140,52
500
1.418,05
127,52
455,40
7.951,68
Total Rataan
II
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
Lampiran 28. Total Biaya Produksi Usahatani Bunga Melati Putih Per Petani Tahun 2
Strata
No. Sampel
I
1 2
Luas Lahan (M2)
Saprodi (Rp)
Tenaga Kerja (Rp)
Penyusutan (Rp)
Sewa Lahan (Rp)
Transportasi (Rp)
Plastik (Rp)
PBB (Rp)
Total Biaya Produksi (Rp)
3
5.000 3.200 8.200 4.100 1.200
4.498.500 4.241.500 8.740.000 4.370.000 2.205.400
26.762.000 16.416.300 43.178.300 21.589.150 5.750.125
295.340 292.010 587.350 293.680 122.730
2.500.000 1.600.000 4.100.000 2.050.000 600.000
2.430.000 2.435.000 4.865.000 2.432.500 1.225.000
330.000 198.000 528.000 264.000 484.000
200.000 150.000 350.000 175.000 170.000
37.015.840 25.332.810 62.348.650 31.174.325 10.557.255
4
1.200
2.207.000
5.060.950
113.730
600.000
1.220.000
396.000
200.000
9.797.680
5
1.000
1.763.833,33
4.095.750
122.730
500.000
1.225.000
297.000
250.000
8.254.313,33
6
800
1.386.666,67
3.130.950
110.070
400.000
1.230.000
264.000
200.000
6.721.686,67
7
800
1.152.666,67
2.800.950
93.270
400.000
1.225.000
198.000
200.000
6.069.886,67
8
400
572.500
1.602.450
117.070
200.000
1.250.000
104.500
250.000
4.096.520
9
400
865.666,67
1.837.675
101.070
200.000
1.230.000
143.000
200.000
4.577.411,67
10
400
724.000
1.418.000
37.270
200.000
1.250.000
110.000
160.000
3.899.270
11
200
463.833,33
917.500
36.930
100.000
1.250.000
82.500
250.000
3.100.763,33
12
200
416.500
886.700
27.930
100.000
1.255.000
55.000
200.000
2.941.130
13
200
393.800
898.075
27.930
100.000
1.250.000
66.000
200.000
2.935.805
Total
6.800
12.151.866,67
28.399.125
910.730
3.400.000
13.610.000
2.200.000
2.280.000
62.951.721,67
Rataan
618,18
1.104.715,15
2.581.738,64
82.793,64
309.090,91
1.237.272,73
200.000
207.272,73
5.722.883,79
Over All
15.000
20.891.866,67
71.577.425
1.498.080
7.500.000
18.475.000
2.728.000
2.630.000
125.300.371,70
Rataan
1.153,85
1.607.066,67
5.505.955,77
115.236,92
576.923,08
1.421.153,85
209.846,15
202.307,69
9.638.490,13
Total Rataan
II
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
Lampiran 29. Total Biaya Produksi Usahatani Bunga Melati Putih Per M2 Tahun 2
Strata
No. Sampel
I
1 2
Luas Lahan (M2)
Tenaga Kerja (Rp)
Penyusutan (Rp)
Sewa Lahan (Rp)
3
5.000 3.200 8.200 4.100 1.200
899,70 1.325,47 2.225,17 1.112,58 1.837,83
5.352,40 5.130,09 10.482,49 5.241,25 4.791,77
59,07 91,25 150,32 75,16 102,28
500 500 1.000 500 500
486 760,94 1.246,94 623,47 1.020,83
66 61,88 127,88 63,94 403,33
40 46,88 86,88 43,44 141,67
7.403,17 7.916,50 15.319,67 7.659,84 8.797,71
4
1.200
1.839,17
4.217,46
94,78
500
1.016,67
330
166,67
8.164,73
5
1.000
1.763,83
4.095,75
122,73
500
1.225
297
250
8.254,31
6
800
1.733,33
3.913,69
137,59
500
1.537,50
330
250
8.402,11
7
800
1.440,83
3.501,19
116,59
500
1.531,25
247,50
250
7.587,36
8
400
1.431,25
4.006,13
292,68
500
3.125
261,25
625
10.241,30
9
400
2.164,17
4.594,19
252,68
500
3.075
357,50
500
11.443,53
10
400
1.810
3.545
93,18
500
3.125
275
400
9.748,18
11
200
2.319,17
4.587,50
184,65
500
6.250
412,50
1.250
15.503,82
12
200
2.082,50
4.433,50
139,65
500
6.275
275
1.000
14.705,65
13
200
1.969
4.490,38
139,65
500
6.250
330
1.000
14.679,03
Total
6.800
20.391,08
46.176,54
1.676,43
5.500
34.431,25
3.519,08
5.833,33
117.527,72
Rataan
618,18
1.853,73
4.197,87
152,40
500
3.130,11
319,92
530,30
10.684,34
Over All
15.000
22.616,25
56.659,04
1.826,75
6.500
35.678,19
3.646,96
5.920,21
132847.393
Rataan
1.153,85
1.739,71
4.358,39
140,52
500
2.744,48
280,54
455,40
10219.0302
Total Rataan
II
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
Transportasi (Rp)
Plastik (Rp)
PBB (Rp)
Total Biaya Produksi (Rp)
Sarana Produksi (Rp)
Lampiran 30. Total Biaya Produksi Usahatani Bunga Melati Putih Per Petani Tahun 3
Strata
No. Sampel
I
1 2
Luas Lahan (M2)
Saprodi (Rp)
Tenaga Kerja (Rp)
Penyusutan (Rp)
Sewa Lahan (Rp)
Transportasi (Rp)
Plastik (Rp)
PBB (Rp)
Total Biaya Produksi (Rp)
3
5.000 3.200 8.200 4.100 1.200
4.498.500 4.241.500 8.740.000 4.370.000 2.205.400
26.762.000 16.416.300 43.178.300 21.589.150 5.750.125
295.340 292.010 587.350 293.680 122.730
2.500.000 1.600.000 4.100.000 2.050.000 600.000
2.430.000 2.435.000 4.865.000 2.432.500 1.225.000
330.000 198.000 528.000 264.000 484.000
200.000 150.000 350.000 175.000 170.000
37.015.840 25.332.810 62.348.650 31.174.325 10.557.255
4
1.200
2.207.000
5.060.950
113.730
600.000
1.220.000
396.000
200.000
9.797.680
5
1.000
1.763.833,33
4.095.750
122.730
500.000
1.225.000
297.000
250.000
8.254.313,33
6
800
1.386.666,67
3.130.950
110.070
400.000
1.230.000
264.000
200.000
6.721.686,67
7
800
1.152.666,67
2.800.950
93.270
400.000
1.225.000
198.000
200.000
6.069.886,67
8
400
572.500
1.602.450
117.070
200.000
1.250.000
104.500
250.000
4.096.520
9
400
865.666,67
1.837.675
101.070
200.000
1.230.000
143.000
200.000
4.577.411,67
10
400
724.000
1.418.000
37.270
200.000
1.250.000
110.000
160.000
3.899.270
11
200
463.833,33
917.500
36.930
100.000
1.250.000
82.500
250.000
3.100.763,33
12
200
416.500
886.700
27.930
100.000
1.255.000
55.000
200.000
2.941.130
13
200
393.800
898.075
27.930
100.000
1.250.000
66.000
200.000
2.935.805
Total
6.800
12.151.866,67
28.399.125
910.730
3.400.000
13.610.000
2.200.000
2.280.000
62.951.721,67
Rataan
618,18
1.104.715,15
2.581.738,64
82.793,64
309.090,91
1.237.272,73
200.000
207.272,73
5.722.883,79
Over All
15.000
20.891.866,67
71.577.425
1.498.080
7.500.000
18.475.000
2.728.000
2.630.000
125.300.371,70
Rataan
1.153,85
1.607.066,67
5.505.955,77
115.236,92
576.923,08
1.421.153,85
209.846,15
202.307,69
9.638.490,13
Total Rataan
II
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
Lampiran 31. Total Biaya Produksi Usahatani Bunga Melati Putih Per M2 Tahun 3
Strata
No. Sampel
I
1 2
Luas Lahan (M2)
Sarana Produksi (Rp)
Tenaga Kerja (Rp)
Penyusutan (Rp)
Sewa Lahan (Rp)
Transportasi (Rp)
Plastik (Rp)
PBB (Rp)
Total Biaya Produksi (Rp)
3
5.000 3.200 8.200 4.100 1.200
899,70 1.325,47 2.225,17 1.112,58 1.837,83
5.352,40 5.130,09 10.482,49 5.241,25 4.791,77
59,07 91,25 150,32 75,16 102,28
500 500 1.000 500 500
486 760,94 1.246,94 623,47 1.020,83
66 61,88 127,88 63,94 403,33
40 46,88 86,88 43,44 141,67
7.403,17 7.916,50 15.319,67 7.659,84 8.797,71
4
1.200
1.839,17
4.217,46
94,78
500
1.016,67
330
166,67
8.164,73
5
1.000
1.763,83
4.095,75
122,73
500
1.225
297
250
8.254,31
6
800
1.733,33
3.913,69
137,59
500
1.537,50
330
250
8.402,11
7
800
1.440,83
3.501,19
116,59
500
1.531,25
247,50
250
7.587,36
8
400
1.431,25
4.006,13
292,68
500
3.125
261,25
625
10.241,30
9
400
2.164,17
4.594,19
252,68
500
3.075
357,50
500
11.443,53
10
400
1.810
3.545
93,18
500
3.125
275
400
9.748,18
11
200
2.319,17
4.587,50
184,65
500
6.250
412,50
1.250
15.503,82
12
200
2.082,50
4.433,50
139,65
500
6.275
275
1.000
14.705,65
13
200
1.969
4.490,38
139,65
500
6.250
330
1.000
14.679,03
Total
6.800
20.391,08
46.176,54
1.676,43
5.500
34.431,25
3.519,08
5.833,33
117.527,72
Rataan
618,18
1.853,73
4.197,87
152,40
500
3.130,11
319,92
530,30
10.684,34
Over All
15.000
22.616,25
56.659,04
1.826,75
6.500
35.678,19
3.646,96
5.920,21
132847.393
Rataan
1.153,85
1.739,71
4.358,39
140,52
500
2.744,48
280,54
455,40
10219.0302
Total Rataan
II
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
Lampiran 32. Total Biaya Produksi Usahatani Bunga Melati Putih Per Petani Selama 3 Tahun
Strata
No. Sampel
I
1 2
Luas Lahan (M2)
Sarana Produksi (Rp)
Tenaga Kerja (Rp)
Penyusutan (Rp)
Sewa Lahan (Rp)
Transportasi (Rp)
Plastik (Rp)
PBB (Rp)
Total Biaya Produksi (Rp)
3
5.000 3.200 8.200 4.100 1.200
16.052.500 14.353.000 30.405.500 15.202.750 7.223.800
70.407.000 43.102.400 113.509.400 56.754.700 14.939.750
886.020 876.030 1.762.050 881.025 368.190
7.500.000 4.800.000 12.300.000 6.150.000 1.800.000
6.070.000 6.085.000 12.155.000 6.077.500 3.115.000
810.000 486.000 1.296.000 648.000 1.188.000
600.000 450.000 1.050.000 525.000 510.000
102.325.520 70.152.430 172.477.950 86.238.975 29.144.740
4
1.200
7.240.000
13.244.350
341.190
1.800.000
3.100.000
972.000
600.000
27.297.540
5
1.000
5.791.499,99
10.751.500
368.190
1.500.000
3.115.000
729.000
750.000
23.005.189,99
6
800
4.560.000,01
8.296.600
330.210
1.200.000
3.130.000
648.000
600.000
18.764.810,01
7
800
3.858.000,01
7.491.850
279.810
1.200.000
3.115.000
486.000
600.000
17.030.660,01
8
400
1.917.500
4.375.100
351.210
600.000
3.140.000
256.500
750.000
11.390.310
9
400
2.797.000,01
4.902.400
303.210
600.000
3.080.000
351.000
600.000
12.633.610,01
10
400
2.372.000
3.875.000
111.810
600.000
3.140.000
270.000
480.000
10.848.810
11
200
1.491.499,99
2.571.000
110.790
300.000
3.140.000
202.500
750.000
8.565.789,99
12
200
1.349.500
2.533.600
83.790
300.000
3.155.000
135.000
600.000
8.156.890
13
200
1.281.400
2.652.600
83.790
300.000
3.140.000
162.000
600.000
8.219.790
Total
6.800
39.882.200,01
75.633.750
2.732.190
10.200.000
34.370.000
5.400.000
6.840.000
175.058.140
Rataan
618,18
3.625.654,55
6.875.795,45
248.380,91
927.272,73
3.124.545,45
490.909,09
621.818,18
15.914.376,36
Over All
15.000
70.287.700,01
189.143.150
4.494.240
22.500.000
46.525.000
6.696.000
7.890.000
347.536.090
Rataan
1.153,85
5.406.746,16
14.549.473,08
345.710,77
1.730.769,23
3.578.846,15
515.076,92
606.923,08
26.733.545,39
Total Rataan
II
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
Lampiran 33. Total Biaya Produksi Usahatani Bunga Melati Putih Per M2 Selama 3 Tahun
Strata
No. Sampel
I
1 2
Luas Lahan (M2)
Sarana Produksi (Rp)
Tenaga Kerja (Rp)
Penyusutan (Rp)
Sewa Lahan (Rp)
Transportasi (Rp)
Plastik (Rp)
Total Biaya Produksi (Rp)
PBB (Rp)
3
5.000 3.200 8.200 4.100 1.200
3.210,50 4.485,31 7.695,81 3.847,91 6.019,83
14.081,40 13.469,50 27.550,90 13.775,45 12.449,79
177,20 273,76 450,96 225,48 306,83
1.500 1.500 3.000 1.500 1.500
1.214 1.901,56 3.115,56 1.557,78 2.595,83
162 151,88 313,88 156,94 990
120 140,63 260,63 130,31 425
20.465,10 21.922,63 42.387,74 21.193,87 24.287,28
4
1.200
6.033,33
11.036,96
284,33
1.500
2.583,33
810
500
22.747,95
5
1.000
5.791,50
10.751,50
368,19
1.500
3.115
729
750
23.005,19
6
800
5.700,00
10.370,75
412,76
1.500
3.912,50
810
750
23.456,01
7
800
4.822,50
9.364,81
349,76
1.500
3.893,75
607,50
750
21.288,33
8
400
4.793,75
10.937,75
878,03
1.500
7.850
641,25
1.875
28.475,78
9
400
6.992,50
12.256
758,03
1.500
7.700
877,5
1.500
31.584,03
10
400
5.930
9.687,50
279,53
1.500
7.850
675
1.200
27.122,03
11
200
7.457,50
12.855
553,95
1.500
15.700
1.012,50
3.750
42.828,95
12
200
6.747,50
12.668
418,95
1.500
15.775
675
3.000
40.784,45
13
200
6.407
13.263
418,95
1.500
15.700
810
3.000
41.098,95
Total
6.800
66.695,42
125.641,06
5.029,29
16.500
86.675,42
8.637,75
17.500
326.678,94
Rataan
618,18
6.063,22
11.421,91
457,21
1.500
7.879,58
785,25
1.590,91
29.698,09
Over All
15.000
74.391,23
153.191,96
5.480,25
19.500
89.790,98
8.951,63
17.760,63
369.066,67
Rataan
1.153,85
5.722,40
11784
421,56
1.500
6.907
688,59
1.366,20
28.389,74
Total Rataan
II
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
Lampiran 34. Penerimaan Usahatani Bunga Melati Putih Per Petani Tahun 1 Strata
No. Sampel
Luas Lahan (M2)
Jenis Produk Bunga Mekar Harga Penerimaan Produksi (Rp/Kg) (Rp) (Kg) 30.000 46.200.000 280 30.000 26.400.000 160 60.000 72.600.000 440 30.000 36.300.000 220 40.000 13.200.000 60 40.000 11.000.000 50
Kuntum Harga Penerimaan (Rp/Kg) (Rp) 70.000 19.600.000 70.000 11.200.000 140.000 30.800.000 70.000 15.400.000 80.000 4.800.000 90.000 4.500.000
Total Penerimaan (Rp)
3 4
5.000 3.200 8.200 4.100 1.200 1.200
Produksi (Kg) 1.540 880 2.420 1.210 330 275
5
1.000
220
40.000
8.800.000
40
80.000
3.200.000
12.000.000
6
800
165
40.000
6.600.000
30
80.000
2.400.000
9.000.000
7
800
143
40.000
5.720.000
26
80.000
2.080.000
7.800.000
8
400
77
40.000
3.080.000
14
80.000
1.120.000
4.200.000
9
400
88
40.000
3.520.000
16
80.000
1.280.000
4.800.000
10
400
66
40.000
2.640.000
12
80.000
960.000
3.600.000
11
200
44
40.000
1.760.000
8
80.000
640.000
2.400.000
12
200
33
40.000
1.320.000
6
80.000
480.000
1.800.000
13
200
33
40.000
1.320.000
6
80.000
480.000
1.800.000
Total
6.800
1.474
440.000
58.960.000
268
890.000
21.940.000
80.900.000
Rataan
618,18
134
40.000
5.360.000
24,36 80.909,09 1.994.545,45
7.354.545,46
Over All
15.000
3.894
500.000
131.560.000
Rataan
1.153,85
299,54 38.461,54
10.120.000
I
1 2
Total Rataan
II
708 1.030.000
65.800.000 37.600.000 103.400.000 51.700.000 18.000.000 15.500.000
52.740.000
184.300.000
54,46 79.230,77 4.056.923,08
14.176.923,08
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
Lampiran 35. Penerimaan Usahatani Bunga Melati Putih Per Petani Tahun 2 Strata
Jenis Produk Bunga No Sampel
Luas Lahan (M2)
3
5.000 3.200 8.200 4.100 1.200
Penerimaan (Rp) 101.640.000 58.080.000 159.720.000 79.860.000 29.040.000
4
1.200
605
40.000
5
1.000
484
6
800
7
Total Penerimaan (Rp)
Produksi (Kg) 616 352 968 484 132
Kuntum Harga (Rp/Kg) 70.000 70.000 140.000 70.000 80.000
Penerimaan (Rp) 43.120.000 24.640.000 67.760.000 33.880.000 10.560.000
24.200.000
110
90.000
9.900.000
34.100.000
40.000
19.360.000
88
80.000
7.040.000
26.400.000
363
40.000
14.520.000
66
80.000
5.280.000
19.800.000
800
314,60
40.000
12.584.000
57,20
80.000
4.576.000
17.160.000
8
400
169,40
40.000
6.776.000
30,80
80.000
2.460.000
9.240.000
9
400
193,60
40.000
7.744.000
35,20
80.000
2.816.000
10.560.000
10
400
145,20
40.000
5.808.000
26,40
80.000
2.112.000
7.920.000
11
200
96,80
40.000
3.872.000
17,60
80.000
1.408.000
5.280.000
12
200
72,60
40.000
2.904.000
13,20
80.000
1.056.000
3.960.000
13
200
72,60
40.000
2.904.000
13,20
80.000
1.056.000
3.960.000
Total
6.800
3.242,80
440.000
129.712.000
589,60
890.000
48.268.000
177.980.000
Rataan
618,18
294,80
40.000
11.792.000
53,60
80.909,09
4.388.000
16.180.000
Over All
15.000
8.566,80
500.000
289.432.000
1.557,60
1.030.000
116.028.000
405.460.000
Rataan
1.153,85
658,98
38.461,54
22.264.000
119,82
79.230,77
8.925.230,77
31.189.230,77
I
Produksi (Kg) 3.388 1.936 5.324 2.662 726
Mekar Harga (Rp/Kg) 30.000 30.000 60.000 30.000 40.000
1 2
Total Rataan
II
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
144.760.000 82.720.000 227.480.000 113.740.000 39.600.000
Lampiran 36. Penerimaan Usahatani Bunga Melati Putih Per Petani Tahun 3 Strata
Jenis Produk Bunga No Sampel
Luas Lahan (M2)
3
5.000 3.200 8.200 4.100 1.200
Penerimaan (Rp) 101.640.000 58.080.000 159.720.000 79.860.000 29.040.000
4
1.200
605
40.000
5
1.000
484
6
800
7
Total Penerimaan (Rp)
Produksi (Kg) 616 352 968 484 132
Kuntum Harga (Rp/Kg) 70.000 70.000 140.000 70.000 80.000
Penerimaan (Rp) 43.120.000 24.640.000 67.760.000 33.880.000 10.560.000
24.200.000
110
90.000
9.900.000
34.100.000
40.000
19.360.000
88
80.000
7.040.000
26.400.000
363
40.000
14.520.000
66
80.000
5.280.000
19.800.000
800
314,60
40.000
12.584.000
57,20
80.000
4.576.000
17.160.000
8
400
169,40
40.000
6.776.000
30,80
80.000
2.460.000
9.240.000
9
400
193,60
40.000
7.744.000
35,20
80.000
2.816.000
10.560.000
10
400
145,20
40.000
5.808.000
26,40
80.000
2.112.000
7.920.000
11
200
96,80
40.000
3.872.000
17,60
80.000
1.408.000
5.280.000
12
200
72,60
40.000
2.904.000
13,20
80.000
1.056.000
3.960.000
13
200
72,60
40.000
2.904.000
13,20
80.000
1.056.000
3.960.000
Total
6.800
3.242,80
440.000
129.712.000
589,60
890.000
48.268.000
177.980.000
Rataan
618,18
294,80
40.000
11.792.000
53,60
80.909,09
4.388.000
16.180.000
Over All
15.000
8.566,80
500.000
289.432.000
1.557,60
1.030.000
116.028.000
405.460.000
Rataan
1.153,85
658,98
38.461,54
22.264.000
119,82
79.230,77
8.925.230,77
31.189.230,77
I
Produksi (Kg) 3.388 1.936 5.324 2.662 726
Mekar Harga (Rp/Kg) 30.000 30.000 60.000 30.000 40.000
1 2
Total Rataan
II
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
144.760.000 82.720.000 227.480.000 113.740.000 39.600.000
Lampiran 37. Penerimaan Usahatani Bunga Melati Putih Per M2 Tahun 1, 2, dan 3 Strata I
No. Sampel 1 2
Total Rataan
II
Total Rataan Over All Rataan
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Luas Lahan (M2) 5.000 3.200 8.200 4.100 1.200 1.200 1.000 800 800 400 400 400 200 200 200 6.800 618,18 15.000 1.153,85
Tahun 1 13.160 11.750 24.910 12.455 15.000 12.916,67 12.000 11.250 9.750 10.500 12.000 9.000 12.000 9.000 9.000 122.416,67 11.128,79 147.326,67 11.332,82
Penerimaan Per M2 (Rp) Tahun 2 28.952 25.850 54.802 27.401 33.000 28.416,67 26.400 24.750 21.450 23.100 26.400 19.800 26.400 19.800 19.800 269.316,67 24.483,33 324.118,67 24.932,21
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
Tahun 3 28.952 25.850 54.802 27.401 33.000 28.416,67 26.400 24.750 21.450 23.100 26.400 19.800 26.400 19.800 19.800 269.316,67 24.483,33 324.118,67 24.932,21
Lampiran 38. Penerimaan, Biaya Produksi, Pendapatan Bersih, R/C Ratio, Usahatani Bunga Melati Putih Per Petani Selama 3 Tahun
Strata
No Sampel
I
1 2
Total Rataan
II
Total Rataan Over All Rataan
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Luas Lahan (M2) 5.000 3.200 8.200 4.100 1.200 1.200 1.000 800 800 400 400 400 200 200 200 6.800 618,18 15.000 1.153,85
Penerimaan (Rp) 355.320.000 203.040.000 558.360.000 279.180.000 97.200.000 83.700.000 64.800.000 48.600.000 42.120.000 22.680.000 25.920.000 19.440.000 12.960.000 9.720.000 9.720.000 436.860.000 39.714.545,45 995.220.000 76.555.384,62
Biaya Produksi (Rp)
R/C Ratio
102.325.520 70.152.430 172.477.950 86.238.975 29.144.740 27.297.540 23.005.189,99 18.764.810,01 17.030.660,01 11.390.310 12.633.610,01 10.848.810 8.565.789,99 8.156.890 8.219.790 175.058.140 15.914.376,36 347.536.090 26.733.545,39
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
3,47 2,89 6,37 3,18 3,34 3,07 2,82 2,59 2,47 1,99 2,05 1,79 1,51 1,19 1,18 24,00 2,18 30,37 2,34
Lampiran 39. Penerimaan, Biaya Produksi, Pendapatan Bersih, R/C Ratio, Usahatani Bunga Melati Putih Per M2 Selama 3 Tahun Strata I
No. Sampel 1 2
Total Rataan
II
Total Rataan Over All Rataan
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Luas Lahan (M2) 5.000 3.200 8.200 4.100 1.200 1.200 1.000 800 800 400 400 400 200 200 200 6.800 618,18 15.000 1.153,85
Penerimaan (Rp) 71.064 63.450 134.514 67.257 81.000 69.750 64.800 60.750 52..650 56.700 64.800 48.600 64.800 48.600 48.600 661.050 60.095,45 795.564 61.197,23
Biaya Produksi (Rp) 20.465,10 21.922,63 42.387,74 21.193,87 24.287,28 22.747,95 23.005,19 23.456,01 21.288,33 28.475,78 31.584,03 27.122,03 42.828,95 40.784,45 41.098,95 326.678,94 29.698,09 369.066,67 28.389,74
Riris Juliana Simbolon : Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih (Studi Kasus : Kota Medan Propinsi Sumatera Utara), 2007 USU Repository © 2008
R/C Ratio 3,47 2,89 6,37 3,18 3,34 3,07 2,82 2,59 2,47 1,99 2,05 1,79 1,51 1,19 1,18 24,00 2,18 30,37