Seminar Nasional Peternakan don Veteriner 1997
PROSPEK PENGEMBANGAN DUNIA-PETERNAKAN DI ABAD 21 SRI WAHYUNI SEMAOEN
Badan Penerapan dan Pengkajian Teknologi, Jakarta
RINGKASAN Memasuki Era Tinggal Landas atau masa pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan, dengan hakekatnya : "Mewujudkan Pembangunan Manusia Seutuhnya, dan Pembangunan Seluruh Masyarakat Indonesia". Sehubungan dengan adanya program di atas, jelas memerlukan para pelaksana pembangunan yang memiliki produktivitas dan kreatifitas pembangunan yang sesuai dengan masa pembangunannya (lingkungan yang dibutuhkan) . Dalam hal ini untuk menciptakan program pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia tersebut masih diperlukan sejumlah protein hewan yang berfungsi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Adapun jenis ternak yang diusahakan dan dimanfaatkan untuk kepentingan tersebut adalah : unggas (ayam/bebek), ruminansia kecil (kambing dan domba) serta ruminansia besar (sapi potong, sapi perah dan kerbau ). Disamping memikirkan sejauh mana perlumbuhan ternak yang dipelihara untuk dipungut hasilnya (rata laksana), perlu dipikirkan bagaimana sistem pemberian makanannya (Feeding) dan Pemuliabiakannya (Breeding). Pada kenyataannya akhir - akhir ini masalah pengadaan ternak di lengkapi dengan sistem pemberian makanan yang memanfaatkan berbagai jenis limbah . Dengan demikian si ternak yang diusahakan mau menerimanya, hanya terbatas pada masalah nutrisi terpenuhi atau tidak. Hal tersebut suatu upaya membantu memperbaharui lingkungan, dan diliarapkan tidak ada efek samping yang merugikan lingkungan yang dibutuhkan tesebut. Bahkan dalam masalah limbah ternak tersebut dapat dibagi-bagi pemanfaatannya yaitu disamping untuk makanan ternak melalui proses daur ulang . Juga ada yang dimanfaatkan untuk bahan baku sumber energi (Biogas) serta untuk bahan baku kompos (penunjang pertumbuhan tananam). Hanya kini di Indonesia dalam periode pembangunan yang berwawasan lingkungan menghendaki pengalokasian kawasan, dimana untuk pemeliharaan ternak, kemudian dimana kawasan penyediaan makanan ternak terbaik. Prosesing bahan baku dan pengadaannya makanan ternak di sini yang masih diusahakan penduduk, beserta para pelaksana pembangunanlah yang menentukan masalah pemberian makanannya (bahan baku apa dan jenis prosesingnya hingga pada masalah pemuliabiakan ternaknya dan tats laksananya sehingga lengkaplah apa yang dibutuhkan warp, bagaimana mengolahnya hingga masalah pemanfaatan limbahnya). Disamping pemanfaatan produk yang dihasilhan yaitu protein hewani . Indonesia yang terdiri dari ber-pulau-pulau mulai Sabang sampai ke Marauke . Ini tentu ada makasd tertentu dari YME kenapa Negara RI memasuki kemerdekaan yang ke-52 talwn. Adapun yang dimaksud disini himahnya di dalam AI'Qur'an perihal hikmah terdapat di suatt AI'Bagarah ayat 269 Allah SWT berfirman : "Allah akan memerukan hikmah kepada siapa yang dikehendaki-
Seminar Nasional Peternakan don Veteriner 1997
Nya dan barang siapa telah diberi hikmah berarti telah mendapat suatu kebajikan yang banyak dan tidak ads yang dapat mengambil pelajaran kecuali mereka yang berakal . . . ." . Berangkat dari hikinah dan penafsirannya dari AI Qur'an tersebut, tentunya para Ilmuwan (Cendekiawan) bangsa yang dapat mengambil keputusan bila dijumpai adanya masalah (problems) dari berbagai bidang tersebut. Maksudnya untuk dapat dipecahkan problemanya hingga menguntungkan bagi lingkungannya . Kata kunci : Prospek, peternakan, abad 21
PENDAHULUAN Masalah Peternakan banyak menimbulkan problems bagi lingkungannya, karenanya para pelaksana pembangunan bangsa harus cukup peka terhadap lingkungan yang disesuaikan dengan semakin canggihnya ilmu pengetahuan clan teknologi (IPTEK) di Indonesia . Bila dikaji dari masalah peternakannya sendiri penunjang keberhasilan suatu usaha peternakan adalah mehputi jenis ternak yang di usahakan oleh penduduk (terrnasuk breedingnya) pemberian makanannya, kemudian tatalaksana/pengelolaan usaha peternakannya . Berdasarkan Undang - Undang RI No : 4 - Th 1982, yang berisikan "Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup" oleh Kantor Menteri Negara Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup, salah sate dari ketentuan umurn dijelaskan perusakan lingkungan adalah tindakan yang menimbulkan perusakan langsung atau tidak langsung terhadap sifat-sifat fisik dan atau hayati lingkungan, yang mengakibatkan lingkungan itu kurang atau tidak berfungsi lagi dalam menunjang pembangunan yang berkesinambungan . Selain itu dikatakan pula adanya dampak lingkungan adalah merupakan perusakan lingkungan yang diakibatkan oleh suatu kegiatan, dan diadakannya analisis mengenai dampak lingkungan adalah hasil studi mengenai dampak suatu kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidtrp, yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan . Di dalam menunjang keberhasilan usaha peternakan tersebut, dari ketiga jenis upaya penunjang pokok yang dibutuhkan hares selalu dijamin langgeng jalannya (Pemberian makanan, Pemuliabiakan ternak dan Tatalaksana/pengelolaannya) . Sekalipun salah satu dari ketiganya memerlukan adanya perbaikan perlu ditinjau ketiganya, jadi keterkaitan selalu akan terjadi dan perlu diwujudkan dalam suatu periode tertentu . Mengingat Indonesia adalah negara terdiri dari kepulauan meliputi Sabang sampai Merauke, tentu ads hikmahnya bagi kita semua dari-Nya kepada para warga negara Indonesia . Dimana bare saja memasuki "Kemerdekaannya yang ke-52 tahun (17 Agustus 1997) . Sebagaimana diungkapkan di dalam A1 Qur'an di Surat Al Mujadalah ; ayat : 11, Allah SWT berfrrman : "Allah akan meninggikan derajat prang-prang yang beriman diantara kamu dan prang-orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajad ". Berangkat dari hikmahnya serta penafsiranya dari Kitab Suci Al Qur'an tersebut, tentunya para ilmuwan / cendekiawan ataupun para peneliti bangsa Indonesia inipun telah dapat mengambil keputusan, bila menjumpai sesuatu masalah dari berbagai bidang/latar belakang studinya. Dengan maksud melalui suatu musyawarah diperbincangkan masalah yang sedang dihadapi bersama, hingga ditemui jalan baru untuk pengelolaan berikutnya .
982
Seminar Nasional Peternakon don Meternner 1997
Hal tersebut sesuai dengan masa pembangunan saat sekarang, dintana di dalam UU.RI. No 4 Th 1982, mengenai "Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan", dijelaskan bahwa pembangunan berwawasan lingkungan adalah upaya sadar clan berencana menggunakan clan mengelola sumber daya secara bijaksana dalam pembangunan yang berkesinambungan untuk meningkatkan mutu hidup. Rangkuman hasil penelitian Sejak Badan Pengkajian clan Penerapan Teknologi muncul di lingkungan masyarakat (tahun 1978) saat itu masih banyak peneliti di bidang teknik oleh karena itu hasil pulang kandang ke Alumni IPB (Bogor), baru mulai muncul ungkapan kreatifitas dari karyawati berlatar belakang bidang pertanian tersebut bersedia ditempatkan di Direktorat Pengembangan Teknologi, sekarang Deputi Pengembangan Teknologi . Dengan membentuk proyek pengembangan sumber energi baru (PSEB) dare Tumbuli-tumbuhan (PSEBT) berbagai ide muncul setelah mendapat pengarahan dari ibu Lilly Amalia (Ex Dekan Fapet - IPB) . Salah satu contoh dikaitkannya masalah lingkungan saat itu dengan teknologi yang baru dimana daerah percontohan yang dipilih adalah Desa Wukirharjo Kabupaten Sleman - D.I Yogyakarta . Sedangkan jenis penelitian penerapannya adalah antard hijauan, ternak clan wilayahnya yaitu "Pemanfaatan daun Lamtoro (Leucaena leucocephala) sebagai bahan makanan ternak tambahan untuk meningkatkan pertumbuhan" . Lamtoro ditanam di desa Wukirharjo Kab-Sleman untuk memperbaiki struktur tanali di sana, mengingat sistem perakaran yang dimiliki tanaman Lamtoro yang cukup dalam clan dapat menahan struktur tanali . Sekalian dijadikan daerah percontohan untuk petani clan peternak desa . Adapun uji di lapangan untuk ternaknya juga dilaksanakan di desa Wukirharjo-Kab Sleman (DIY) Jawa Tengah . Perlakuannya adalah : Pemberian pakan pada sapi perlakuan angole dengan memberikan proporsi sesuai hasil penentuan di laboratorium yaitu : "Pemanfaatan Lamtoro Lokal Sebagai Bahan Makanan Tambalian pada Sapi Peranakan Ongole di Sleman". Sedangkan hijauan lamtoronya di ambil dari hasil penanaman di lapangan sebagai hasil uji cobs penanaman Lamtoro dalam rangka memperbaiki struktur/ lapisan tanah di kaki gunung Merapi dimana kerap longsor . Sebagai makanan utama ternak dalam perlakuan adalah rutnput lapangan . Sedangkan proporsi pakan sebagai berikut 1. 2. 3.
60 %Lamtoro + 40% rumput Gajah 60 %Lamtoro + 25%jerami + 1t1% dedak Perlakuan rakyat
Catatan Pada perlakuan rakyat dipercayakan kepada 8 orang penduduk setempat di Desa Wukirharjo Kab. Sleman DIY dengan sistem pemberian makanannya diberikan rumput campuran, bila rumput kurang diberi dedak. Perlakuannya a. 60 kg rumput perhari atau b. 30 kg rumput campuran + 3 kg dedak
SeminarNosional Peternakan dan Veteriner 1997
Penelitian uji coba di lapangan dilakukan selama 13 minggic Total pertambahan bobot badan diantaranya dapat dilihat pada Tabel l berikut, yang dihitung berdasarkan 8 (delapan) kali ulangan perlakuan . Tabel 1. Hasil perlakuan uji coba di lapangan, Desa Wukirharjo - Kab . Sleman DI Yogyakarta Ulangan 1 2 3 4 5 6 7 8
1. Lamtoro + R. Gajah II. Lamt + Jrm + Dedak (dalam kg/BB) (dalam kg/BB) 48,5 54,6 39,5 56,2 65,1 41 .8 52,1 52,2
63,1 61,4 56,6 60,3 67,6 83,2 56,6 57,6
III. Perlk Rakyat (dalam kg/BB) 45,6 43,4 23,0 28,0 34,3 50,3 23,5 27,4
Catatan : Diambil dari data hasil percobaan di lapangan - KAB.SLEMAN (DIY) (Th. 1984/1985)
Data memperlihatkan bahwa total pertambahan bobot badan tertinggi dicapai oleh perlakuan Lamtoro + Jerami + Dedak . Dimana rata-rata pertambalian bobot badan diperoleh adalah : 0,53, 0,65 dan 0,35 kg /ekorAlari masing-masing untuk perlakuan I, II clan III. Melalui analisa sidik ragam diperlihatkan antara perlakuan dijumpai perbedaan sangat nyata (P<0,05). Dijelaskan bahwa kedua perlakuan pemberian ransum yang menggunakan Lamtoro di stasiun lapangan Desa Wukirhado nyata lebilt baik dari pads perlakuan yang di rakyat (tanpa ntenggunakan Lamtoro). Sedangkan antara perlakuan Lamtoro + rumput Gajall + Jerami + dedak tidak jauh berbeda . Perlu dijelaskan di sini bahwa sebelum perlakuan di lapangan pernah dilakukan uji laboratorium yang menipakan basil kedasama antara lembaga penelitian dengan adanya expert dari CSIRO - AUSTRALIA, adapun hasil penelitian yang diperoleh di laboratorium (P3T, 1981) mengenai penggunaan berbagai tingkat hijauan petai cina (LamtorolLeucaena leucocephala) untuk pakan sapi. Pada pertumbuhan sapi Peranakan Ongole (PO), pemberian hijauan petai cina dalam ransum sebanyak 40% + 60% nunput lapangan segar dengan ransum 60% petai cina + 40% rumput lapangan segar adalah nyata lebill baik, daripada pemberian ransum 20% Lamtoro + 80% rumput lapangan segar clan 100% petai cina. Perlakuan dilaksanakan di daerah subur (Ciawi - Bogor) selama 6 bulan pengamatan pertunlbuhan sedangkan hijauan petai cina digunakan dalam bentuk kering matahari . Adapun pertambahan bobot badan rata-rata perlakuan adalah : 0,015, 0,292, 0,544, 0, 587 dan 0,3(16 kg/ek/hr bertunlt-tunlt untuk perlakuan 0%, 20%, 40%, 60% dan 100% hijauan petai cina kering matailari dalam ransum rumput lapangan segar. Perbandingan hasil uji laboratorium terhadap hasil uji lapangan dalam penggunaan Lamtoro sebagai sumber protein hijuan pakan ternak, . penggunaan Lamtoro dalam ransum sapi PO antara 40 60% sudah dapat digunakan selama 3 bulan pemberian ransum. Hasil perolehan laboratorium untuk penggunaan 60% Lamtoro dalam ransum, pertarnbahan bobot badan yang di peroleh adalah: 0,587 kg/ek/hr . Sedangkan pengujian di lapangan untuk 60% Lamtoro dalam ransum memberi pertambahan bobot badan: 0,53 kg/ek/hr dari hasil pertambahan bobot badan antara uji laboratorium clan uji lapangan, nilai standard laboratorium sudah rata-rata : 984
Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner 1997
0,5 kg/ek/hr. Hanya pada kedua perlakuan tersebut berbeda lokasi yang percobaan laboratorium di daerah subur sedang uji lapangan di daerah kering serta daerah tanah longsor. Yang di daerah subur (uji laboratorium) menggunakan rumput lapangan, sedangkan pada uji lapangan menggunakan rumput Gajah. Di sini perbedaannya pada uji laboratorium lokasinya sangat baik menentukan pertumbuhan ternak maupun pengadaan bahan pakannya . Sedangkan pada uji lapang daerahnya adalah tergolong tanah kristis, jadi pada uji laboratorium keadaan lokasi mempengaruhi pertumbuhan tanaman sekitarnya . Sedangkan di daerah lahan kritis pertumbuhan tanamannya tampak kurang karena keadaanya kering dan kritis . Perlakuan di atas merupakan suatu bukti pelaksanaan dari misi/fungsi BPPT untuk itu dalam rangka pelaksanaan pelayanan kepada Pemerintah dan Swasta, dimana pula telah dilakukan kerjasama dengan Pemda DKI dan Expert dari Germany (BTIG) sebagai kelanjutan dari kegiatan direktorat untuk menangani masalah limbah di rumah potong hewan cakung-Jakarta Timur. Laporannya telah dibukukan pada basil sidang workshop teknologi lingkungau yang bertema "Pemanfaatan Bioteknologi untuk Pelestarian Fungsi Lingkungan" . Dalam judulnya "Meningkatkan daya guns limbah rumah potong ternak (RPT) sebagai bahan bake kompos". Dapat diketahui dari abstraknya menyebutkan bahwa Rumah Potong Ternak (RPT) sebagai tempat pemotongan ternak ruminansia atau biro jasa pemotongan ternak ruminansia . Maka dengan semakin meningkatkannya produksi limbah sisa basil . pcinolongan ternak tersebut perlu dipersiapkan suatu unit/sarana pengelola limbah agar tidak mencemari lingkungannya. Dari produk limbah yang diperoleh, melalui suatu proses daur ulang dapat dimanfaatkan menjadi suatu komoditi bermanfaat bagi Lingkungan : Hal tersebut mengingat saat ini untuk memproduksikan suatu produk demi memenuhi kebutuhan hidup pokok dan sampingan manusia sudah mulai mengarah kepada pemanfaatan produk limbah (Pertanian dan Industri) yang masih memiliki nilai ekonomi dan bergizi. Dari berbagai proses penanganan limbah Rumah Potong Ternak (RPT) Cakung, sejunilah limbah padat yang dihasilkan per hari sekitar 40 ton terdiri dari kotoran, sisa rumput clan isi rumen diantaranya sedang dipersiapan sebagai bahan baku kompos . Limbah padat dipersiapkan melalui proses pembuatan kompos secara aerob. lni dimaksudkan agar diperoleh produk bebas patogen clan bau. Pembuatan kompos di RPT- Cakung tersebut merupakan salah satu penunjang pembangunan pilot plan pengelolaan limbah sebagai rasa tanggung jawab dan adanya daya dukung Lingkungan di dalam melanjutkan proses pembangunan yang berwawasan lingkungan di era tinggal landas . Adapun pengelolaan di RPT - Cakung, dilaksanakan sehubungan dengan misi BPP. serta kegiatan proyek di Direktorat TPLH . Menurut hasil laporan FIRMAN L SAHWAN et al. (1996), perihal pengelolaan dipandang dari sudut keuntungannya di RPH - Cakung adalah : water dan wastes (proyeknya : BTIG = Bio Technology Indonesia - Germany) . (1) Bahan baku, dalam hal ini limbah padat RPH - Cakung terdiri dari campuran bahan yang memiliki C/N ratio tinggi clan rendah . Rumput sisa pakan merupakan bahan makanan bagi jasad renik dan berf ingsi sebagai sumber tenaga kehidupannya . Sedangkan kotoran ternak clan isi rumen merupakan bahan dengan C/N ratio rendah . Hal ini berarti kandungan N dari kotoran ternak clan isi rumen cukup tinggi . Nitrogen dibutuhkan oleh jasad renik sebagai sumber makanan untuk pembentitkan sel-sel tubuh clan perkembangbiakannya. Dengan demikian C/N ratio dari campuran bahan baku menjadi optimal untuk suatu proses pengkomposan .
Seminar h'asional Peternakan don Veteriner 1997
(2) Limbah padat RPH, hampir 100% bahan organik yang dapat dikomposkan . Dengan demikian, tidak perlu pemilihan (sortasi) bahan, sehingga efisiensi tenaga dapat diperoleh . (3) Dengan digunakan rumput sisa pakan sebagai salah satu bahan pmbuat kompos, rnenjadikan aerasi tumpukan bahan yang dikomposkan cukup baik. Dengan demikian proses aerobik, dalam pembuatan kompos berjalan dengan baik. (4) Bahan baku sudah terletak di lokasi, sehingga tidak perlu ongkos pengangkutan . Selain itu, kontinuitas pemasokan bahan baku tedamin . (5) Bahan baku, bebas dari bahan beracun berbahaya . (6) Limbah padat RPH, merupakan bahan-bahan yang dapat dikomposkan dengan cepat, (tidak : membutuhkan waktu lama) . (7) Bahan baku yang akan dikomposkan masih segar, sehingga proses anaerobik (pembusakan) belum sempat berjalan . Dengan demikian bahan baku tidak berbau busuk dan fidak mengandung larva lalat. (8) Ukuran partikel dari bahan yang akan dijadikan kompos, memenuhi syarat proses pengkomposan yang baik, yaitu tidak terlalu kasar dan tidak terlalu halos . Rumput sisa pakan yang bercampur dengan kotoran ternak, merupakan bahan baku yang memiliki karakteristik kering, Sedangkan isi rumen merupakan bahan baku yang terlalu basah. Apabila masing-masing bahan baku tersebut dibuat kompos secara terpisah, proses pengkomposannya akan kurang sempurna. Tetapi apabila semua bahan baku tersebut . dicampur menjadi satu, akan diperoleh bahan baku dengan kadar air yang optimal untuk . suatu proses pembuatan kompos . Dikatakan menurut informasi di atas, bahwa bahan baku yang akan dikomposkan sudah optimal, sehingga mendukung proses pengkomposan dapat berjalan dengan baik. Dari bahan baku yang optimal dan proses pengkomposan yang balk, akan dihasilkan kompos dengan kualitas yang optimal pula. Sedangkan melalui pemanfaatan limbah padat menjadi kompos, akan diperoleh 2 keuntungan sekaligus, yaitu 1.
Permasalahan limbah padat di RPH - Cakung dapat ditanggulangi .
2.
Kompos merupakan barang yang bernilai ekonomis . Sehingga dapat memberikan tambahan pendapatan bagi RPH .
Dengan demikian, limbah padat RPH yang tadinya merupakan masalah, kini dapat dirubah menjadi sumberdaya . Disamping itu ada permasalahan yang dihadapi oleh RPH yaitu Proses aerobik dalam pembuatan kompos akan beriangsung dengan baik apabila kelembaban, suhu dan aerasi dalam tumpukan kompos dalam kondisi yang optimal . Adapun untuk mencapainya adalah dengan cara membuat bangunan sempat pembuatan komos beratap dan alasnya disemen, terutama saat proses pengkomposan sedang berlangsung . Kondisi demikian membutuhklan suatu investasi, selain keterbatasan bahan yang ada (FIRMAN L. SAHWAN et al., 1996).
986
Seminar Nasional Peternakon dan Vetermer 199?
Untuk mengatasi masalah tersebut di atas diperlukan suatu metoda atau cara pembuatan kompos yang relatif cepat, terutama untuk proses pengkomposan yang membutuhkan ruang beratap, sehingga ruang pengkomposan yang dibutuhkan dapat ditekan seminimal mungkin. Maka pembuatan kompos di RPH Cakung menggunakan "Stack Turning Machine" (mesin pembalik dan pengaduk) agar proses pengkomposan dapat berlangsung lebih cepat. Selain itu tetap diupayakan untuk mendapatkan suatu metoda pembuatan kompos yang waktunya paling cepat dan paling tepat untuk diterapkan di RPH Cakung . Mengapa kita memanfaatkan kompos dari limbah ternak, diketahui dari fungsi utamanya adalah memperbaiki struktur tanah menjadi media turnbuh yang ideal bagi tanaman . Secara garis besar dijelaskan oleh Ctrs (1992) disitir oleh FIRMAN L . SA}IWAN et al. (1996) antara lain 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Menggemburkan tanah padat dan liat Membuat akar tumbuh lebih cepat dan kuat Menahan air lebih lama di dalain tanah Mencegah kekeringan tanah dan terjadinya tanah gersang Menyuburkan tanah kering dan yang terkena erosi Mencegah beberapa penyakit akar tanaman Menyediakan zat hara mikro yang penting bagi pertumbuhan tanaman Menghemat penggunaan pupuk kimia Menyediakan zat makanan bagi plankton yang kemudian rnerupakan makanan bagi udang dan ikan di tampak
Bila dikaji lebih jauh lagi, perilial pengkomposan itu masih banyak faktor-faktor penunjangnya dari kondisi ideal dalam proses pengkomposan, faktor suhunva. kadar air, C/N ratio, derajat keasaman (PH), ukuran tumpukan, ukuran partikel dan aliran udaranya . Tetapi apabila dikaji dari proses pembuatan komposnva menurut DALZELL et al. (1991), disitir oleh FIRMAN L SAHwAN et al . (1996) digambarkan sebagai berikut Bila diupayakan dengan baik kelak akan dapat diterapkan ke daerah lainnya dimana tampak masih tandus dan kritis keadaannya di wilayah Indonesia secara bertahap . Apalagi diketahui pada keadaan musim kemarau, tampak di setiap wilayah Indonesia memerlukannya. Tinggal prosesing pengadaannya yang perlu diperhitungkan atau diperlukan adanya kerjasama diantara Lembaga Penelitian dan PEMDA setempat di dalam upaya memperbanyak kompos padat. Ini merupakan salah satu rr»si dari BPP .Teknologi di lingkungan kehidupan inasyarakat . Adapun proses pembuatan kompos menurut DZAIZELL el al. (1991) adalah seperti pada Gambar 1 . Sekalipun telah diketahui bahwa sudah banyak dijunrpai adanya kompos kimia (buatan = N,P,K), bila lebih baik mendappkan kompos dari limbah ternak tersebut, diharapkan akan dapat membantu memperingan bahan baku serta biayanya . Disamping itu ada kegiatan yang sebenarnya sudah berlangsung, yaitu peneapan teknologi tepat guna untuk peternakan ayam buras di KOPPAB Pasar Minggu . Adapun studi awalnya memanfaatkan limbah tahu sebagai bahan baku tambahan makanan ayam (Ras dan Buras) . Berangkat dari orientasi kegiatan di Direktorat Teknologi Pemukiman dan Lingkungan Hidup BPP. Teknologi, maka para penelitinya (Pelaksana Pembangunan Berkesinambungan Berwawasan Lingkungan) cukup peka terhadap apa yang dibutuhkan lingkungannya dan bagaimana
Seminar Nosional Peternakan dan Vetertner 1997
pengelolaannya . Adalah lebih baik apabila dilaksanakan penerapan penelitian secara koordinasi antara lembaga penelitian .
KARBOHIDRAT
MIKRO ORGANISME BARU
HUMUS / KOMPOS
I
MIKRO ORGANISME
Gambar 1. Proses pembuatan kompos menunit DZAIZELL et al . (1991) Adapun gambaran dari program kegiatan penerapan teknologi tepat guna untuk peternakan ayam buras = KOPPAB (Koperasi Penisahan Peternakan Ayam Buras) sudali direncanakan secara tertulis dengan berlatarbelakang 1.
Peternak sebagai subyek yang ingin ditingkatkan kesejahteraannya
2.
Ternak yang produksinya harus optimal
3.
Lahan sebagai basis teknologi yang harus optimal
4.
Teknologi yang berguna untuk mengoptimalkan agar ketiga unsur tersebut berjalan lancar .
Dikarenakan program penerapan teknologi tepat guna di peternakan ayam tersebut adalah merupakan sebuah disiplin ilmu yang berkaitan dengan unsur yang dimaksud sangat diperlukan . Apalagi dalam situasi seperti saat kini dimana kepedulian terhadap kelestarian lingkungan semakin meningkat, juga di dalam meningkatkan mutunya. Karena Indonesia sedang akan memasuki pasar bebas, dimana kita bersaing dengan produk luar negeri . Maka diperlukan program kerja yang sifatnya menyeluruh dan terpadu. Adapun program kerja kelanjutannya adalah 1.
Kesehatan ternak, masalah di lapangannya adalah bagaimana mengawasi kesehatan ayam.
2.
Pemuliabiakan ternak, sedangkan masalah yang dihadapi di lapangannya adalah bagaimana memproduksi bibit ayam dengan mutu genetik yang baik .
3.
Nutrisi ternak . dengan masalah di lapangannya : bagaimana mendaur ulang limbah untuk pakan, dengan selalu membuat fornmlasi pakan dengan bahan baku yang ada.
98 8
Seminar Nasional Peternakan don Veteriner 1997
4.
Penanganan pasca panen, dengan masalah yang dijumpai di lapangannya : bagaimana-bisa menjual produk saat harga baik dan bagaimana meningkatkan nilai tambah produk telur-dan daging.
5a. Penanganan limbah padat peternakan (ruminansia) dan RPA (Rumah Potong Ayam) untuk masalah yang dijumpai di lapangannya : bagaimana mengatasi dan memanfaatkan limbah . 5b. Penanganan limbah cair peternakan dan Rumah Potong Ayam, dengan masalah yang mungkin dijumpai di lapangan -
Bagaimana mengatasi dan memanfaatkan limbah tersebut Bagaimana mengatasi pencemaran lingkungan untuk mencegah turunnya daya dukung Limbah cair dari kawasan peternakan
6.
Program ke-6 adalah DIKLAT oleh tim dari Direktorat TPLH, dengan kemungkinan dijumpai masalah di lapangannya : bagaimana memberikan dan meningkatkan pengetahuan Peternak .
7.
Sistem informasi terpadu oleh Tim TPLH, dengan masalah yang dijumpai di lapangannya, bagaimana mengelola informasi .
8.
Sistem penetasan, dengan masalah yang dijumpai di meningkatkan produksi bibit. ,
lapangannya adalah
bagaimana
Dari beberapa program kelanjutan yang sudah disusun tersebut secara keseluruhannya dirancang dengan berbagai masalah -pemecahannya terdiri dari : metode/tekniknya. Kemudian tujuan (manfaat dari program) . Juga dilengkapi oleh beberapa keterangan tambahan dari setiap program . Selain itu pads setiap program ada penanggung jawabnya atas kelak pelaksanaan program tersebut . Dan inipun berasal dari anggota tim pelaksana Direktorat TPLH - Deputi Pengembangan Teknologi ; BPP .Teknologi . Perlu diketahui bahwa sebelum pelaksanaan awal dari "Penerapan Teknologi Tepat Guna untuk Peternakan Ayam Buras di KOPPAB Pasar Minggu", program di atas sudah dilaksanakan uji coba di laboratorium Fak. Peternakan - IPB (Bogor) . Berangkat dari beberapa informasi perihal usalia pengembangan pola peternakan dari Direktorat TPLH - Deputi Pengembangan Teknologi, berdasarkan rangkuman hasil penelitian di BPP.Teknologi . Untuk itu merupakan suatu paket teknologi yang tidak terlepas dari ketiga sumber penunjang usaha peternakan yaitu : pemuliabiakan ternak, pemberian makanan serta tatalaksana peternakan. Adapun jenis paket teknologinya : yang sudah dilaksanakan adalah " Pemberian Berbagai Hijauan Petai Cina Kepada Penumbulian Sapi Peranakan Ongole dalam Campuran Pemberian Ransum Rumput Lapangan", dengan hasil berpengandh terhadap pertambahan bobot badan dan efisiensi ransom sapi PO. Adapun perlakuannya selama 24 minggu dengan preliminiumnya 2 minggu . Pertambahan bobot badannya yang dicapai adalah : 0,29, 0,54, 0,57 dan 0,38 kg/hari/ekor, masing-masing untuk pemberian hijauan petai cina pada 0%, 20%, 40%,60% dan 100%. Pednkuan pemberian hijauan petal cina/Lamtoro kering matahari dalam ransum nunput lapangan 40% dan 60% nyata (P<0,05) lebih balk bila dibandingkan pemberan lujauan petal cina : 0%, 20% dan 100% dalam ransum rumput lapangan (penelitian ini merupakan kerjasama antara BPPT dan Balitnak) .
Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner 1997
Dari hasil uji laboratorium di P3T kini Balitnak diterapkan di desa percomohan penananan hijauan Lamtoro, Wukirharjo - Kab. Sleman ; DIY, mengingat daerah perladangan yang berpindahpindah dari petani - peternak. Dan uji di lapangannya adalah 60% Lamtoro + 40% rumput Gajah (Perlakuan I), 65%Lamtoro + 25%jerami +10 % dedak (Perlakuan II) serta perlakuan oleh rakyat sendiri (Perlakuan III) . Dengan pengujian selama 13 minggu serta 2 (dua) minggu di awal percobaan. Adapun hasilnya adalah : total pertambahan bobot badan tertinggi dicapai oleh perlakuan pemberian ransum jerami + Lamtoro, dedak. Dengan rata-rata pertambahan bobot badan perlakuan adalah : 0,53 ; 0,65 ; dan 0,35 kg/ek/hr masing - masing untuk perlakuan I, II dan III. Pada perlakuan menunjukkan hasil sidik ragam bahwa antara perlakuan dijumpai perbedaan sangat nyata (P<0,5), kedua perlakuan pemberian ransum yang menggunakan Lamtoro nyata lebih baik dari pada perlakuan di rakyat (tanpa menggunakan Lamtoro) Selainnya Paket Teknologi. berasal dari hasil penelitian laboratorium lainnya yang berkaitan dengan pengembangan usaha peternakan adalah "Penanganan Limbah Rumah Potong - Cakung, sebagai Bahan Baku untuk Kompos". Yang merupakan hasil kerjasama dengan PEMDA DKI serta Rumah Potong Ternaknya, dengan maksud untuk tidak memberikan efek samping kepada lingkungan sekalipun lokasinya berasa di kawasan rumah tinggal penduduk dan kawasan Industri . Adapun program yang juga merupakan paket teknologi yang sudah berjalan yaitu : `Program Penerapan Teknologi Tepat Guna untuk Peternakan Ayam Buras di KOPPAB - Pasar minggu', sebagaimana telah dijelaskan di atas perihal kelanjutannya masih ditangguhkan . Adalah lebih baik apabila diadakan seleksi secara menyeluruh perihal program - program usaha peternakan diantara Lembaga Penelitian yang ada . Mudah-mudahan apa yang tertuliskan saat ini merupakan pernacu untuk program kerjasama setelah hasil seleksi oleh para senior scientist. KESIMPULAN DAN SARAN 1.
Dalam rangka melaksanakan misi dari BPP.Teknologi, sebenarnya penelitian laboratorium dan usaha pengembangannya di abad 2000 tersebut dapat saling dikombinasikan.
2.
Di dalam menghadapi pasar bebas berbagai usaha peternakan dapat diupayakan dan diadakan kerja sama diantara Lembaga Penelitian untuk mencegah adanya jenis penelitian ganda.
3.
Apabila dapat diterapkan program kelanjutan baik penanganan limbah ternak untuk bahan baku kompos paddt, selain dapat diperbanyak untuk proses penghijauan sehubungan dengan adanya proses pembakararan hutan di beberapa tempat di wilayah Indonesia. Juga dapat dipersiapkan untuk proses perrutsararuiya. Sehingga akan dapat menambah devisa kita .
4.
Dapat pula dipersiapkan dari program kelanjutannya "Teknologi Tepat Guna untuk Peternakan Ayam Buras - di KOPPAB ; Pasar Minggu - Jakarta Selatan, dalam rangka memperbanyak produk protein Hewani yang cepat tepat dan mudah diupayakannya untuk memenuhi kebutuhan penduduk .
5.
Menghadapi situasi seperti sekarang ini, mungkinkah diadakan koordinasi di antara Lembaga Penelitian untuk mengadakan berbagai upaya perbaikan dalam usaha pengembangan peternakan di Indonesia.
6.
Untuk menghadapi situasi globalisasi pasar bebas mendatang, upaya pemacuan dari berbagai Lembaga Penelitian yang berada di Indonesia, kemudian mengupayakan mengguakan
990
Seminar Nasional Peternakan (Jan Veteriner 199 i intropeksi diri dahulu kemudian menentukan tahapan pencapaian berbagai macam program proyek nasional . disesuaikan dengan kebutuhan dari lingkungan itu sendiri dan ketersediaan dana serta kerjasama dengan pihak swasta dengan Lembaga Penelitian yang ada . 7.
Dengan demikian di dalam menghadapi era globalisasi pasar bebas dan memenuhi kebutuhan bangsa akan pengadaan sejumlah protein hewani, maka perlu dipersiapkan berbagai teknologi guna memecahkan persoalan yang ada di lingkungan guna meningkatkan pertumbuhan penduduk yang berwawasan lingkungan . Dalam hal ini tanpa menimbulkan efek samping yang merugikan kita semua, karena pembangunan nasional itu adalah oleh rakyat dan dipersembahkan untuk rakyat serta berasal dari rakyat sendiri . Jadi dalam pelaksanaannya perlu kesadaran penuh memiliki rasa kebersamaan negara ini serta . DAFTAR PUSTAKA
ALQutt'AN : Kitabbullah ummat Islam . DIREKTORAT TEKNOLOGI PEMUmmAN dan LINGK . HIDUP (Dit . TPLH. Hasil uji cobs di lapangan penggunaan Lamtoro (Leucaena leucocephala) sebagai sumber protein hijauan dalam penyusunan ransom sapi Peranakan Ongole . Deputi Pengembangan Teknologi - BPP Teknologi . Jakarta - (1984 -1985) . DmEKToRAT TEKNOLOGI PEMIJKIMAN da» LINGK . HID[ IP (TPLH) & FAKLILTAS PETERNAKAN 1PB -Bogor. 1995 . "Pengkajian Pemanfaatan Limball Biologis untuk ldahan Baku Pakan" Laporan Penelitian dan Kerjasama dengan Fak . Peternakan IPB . 1995 . FIRmAN, L .S . et al .
1996 . Pembuatan kompos di nunah potong hewan sapilkerbau cakung; training penanganan limbah industri . 1996 . Dit . TPLH - Deputi Pengemb. Teknologi - BPPT. Jakarta .
WAHYuNI, S. et al. - BPPT; Jakarta . Penggmaan berbagai tingkat hijauan petai cina (Leucaena leucocephala)
pads pertumbuhan sapi peranakan Ongole (PO) . Proceeding "Seminar Penelitian Peternakan"; Bogor 23 - 26 Maret 1981 . Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan ; Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian - Dept . Pertanian .
WAHYuNI, S. 1993 . Meningkatkan daya guna limbah nunah potong ternak (RPT) sebagai bahan baku kompos.
Prosiding workshop teknologi lingkungan ; terra : pemanfaatan bioteknologi untuk pelestarian fungsi lingkungan - Dit . TPLH - Deputi Pengembangan Teknologi ; BPP Teknologi - Jakarta .