ISSN:1411-4771 Diterbitkan: 31 Juli 2013
PROSIDING SIMPOSIUM FISIKA NASIONAL XXV HIMPUNAN FISIKA INDONESIA 19-20 Oktober 2012 U n ivers itas Palan gkar ay a Kalimantan Tengah
Tim Editor: Dr. Bambang Widiyatmoko, M.Eng. Prof. Dr. Mitra Djamal Prof. Dr. Darminto Dr. Yusril Yusuf Dr. Komang Gde Suastika Dr. Gunarjo S. Budi, M.Sc. Dr. Ferry lskandar Dr. Euis Sustini Dr. Maria Margaretha Suliyanti
LIP
I
ITB ITS UGM
UNPAR UNPAR ITB ITB LI PI
Diterbitkan oleh: HIMPUNAN FISIKA INDONESIA d.a: Kompleks Batan lndah Blok L No. 48 Serpong, Tangerang, Banten Phone : (027 1)7561 009/7560570
Prosrdrng Simposium Fisika Nasional
ISSN 141 l-1111
XXV
KATA PENGANTAR Simposium Fisika Nasional (SFN) XXV adalah kegiatan tahunan Himpunan Fisika In,Jonesia (HFD yang diselenggarakan bersamaan dengan The 2nd International Conference on Theoretical and Applied Physics (ICTAP) di Universitas Palangkaraya pada tanggal 19 Jan 20 Oktober 2012. Panitia Penyelenggara Simposium kali ini adalah HFI Pusat bekerja sama dengan HFI Cabang Kalimantan Tengah. Adapun tema khusus yang diusung pada Riset dan -\intposium kali ini adalah "Meningkatkan Inovasi Nasional Melalui Pengembangan Edukasi Fisika". Penyelenggaraan SFN ini diisi dengan penyajian 4 makalah undangan serta 48 n:kalah paralel yang terbagi dalam 6 Kelompok Fisika yaitu Fisika Optik dan Teori, Fisika \I:terial Maju, Biofisika, Fisika Pendidikan, Fisika Bumi dan Lingkungan, dan Fisika li-rrrumentasi. Makalah undangan pertama disampaikan oleh Prof. Dr. Mitra Djamal dari
i
i;rusan Fisika Institut Teknologi Bandung dengan judul "Perkembangan Sensof' dan :n.ka1ah undangan kedua oleh Dr. Andika Fajar dari Kementerian Riset dan Teknologi ::ngan judul "Kebijakan Penelitian Dasar di Inclonesia". Makaiah undangan ketiga ::'ampaikan oleh Dr. Yusril Yusuf dari Jurusan Fisika UGM dengan judrtl "Penelitian Kristal l-;ir clan Aplikasinya" sedangkan makalah terakhir oleh Prof. Dr. Darminto dari Jurusan ir.ika ITS dengan judul "Perkembangan Penelitian Material di Indonesia". Selain itu, telah :i-lksanakan pula rapat Pleno anggota HFI sebagai acara rutin dan wajib dalam setiap :e:r elenggaraan Simposium Fisika Nasional. Peserta Simposium yang hadir terdiri atas para fisikawan baik anggota maupun bukan :::gora HFI yang berasal dari sejumlah Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta (UI, ITB, ITS, r-\\-ES. UNAIR, UM, UT Surabaya, UIN Maulana Malik Ibrahim. Universitas l-f ::rrmmadiyah Sidoharjo, Universitas Advent Indonesia, Universitas Katholik Parahyangan, r-H,\\IKA, UPI, UNE,J, STTN BATAN, UNRI, UNSYIAH, UNHAS, UNLAM, UNiVCTSiIAS 3.':rskaraya, STAIN Palangkaraya, Universitas Negeri Gorontalo, UNUD, dan Universitas J.:::ullJ
Tim Editor
Palangkalaya, 19-20 Oktober 2012
|
iii
::-.rding Simposium Fisika Nasional XXV
rssN t4i t-4111
SAMBUTAN KETUA HIMPUNAN FISIKA INDONESIA \r salamu' alaykumwarohmatulloh wabarokatuh.
Puji syukur Alhamdulillah,
Simposium Fisika Nasional XXV 'dengan tema 1,.f;ningkatkan Inovasi Nasional Melalui pengembangan Riset dan Edukasi Fisika,, dapat ::,eksanakan sesuai rencana. Fisika merupakan salah satu ilmu dasar yang penerapannya sangat luas baik dalam --:lr-r pengetahuan maupun dalam teknologi. Perkembangan penerapan tersebut merupakan :r-'il dari penelitian dan edukasi yang terus menerus dilakukan oleh peneliti, dosen, gLlru, :lrupun khalayak umum. oleh karenanya tidak berletrihan bila dikatakan ilmu Fisika :l:rupakan pendorong bagi inovasi nasional. Dalam kesempatan ini' Himpunan Fisika Indonesia (HFI) yang merupakan organisasi :ru-rl'esi di bidang Fisika mempunyai tanggung jawab untuk turut serta dalam pengembangan r-ret dan edukasi Fisika' HFI beke4a sama dengan universitas palangkaraya dan HFI cabang Kalimantan Tengah menyelenggarakan simposium Fisika Nasional xxv dengan tujuan: r Meniembatani antara pendidik, peneliti, maupun karangan industri untuk berbagi informasi berkaitan dengan hasil-hasil penelitian, pengalaman, atau trend penelitian di bidang Fisika' Hasil komunikasi ini diharapkan lerbentuknya kerja sama yang lebih kuat dan bersinergi. o Mendorong para pakar dari kalangan akaclemisi, lernbaga riset, industri dan praktisi untuk terus mengembangkan penemuan_penemuan baru yang inovarif sehingga mendorong meningkatnya inovasi secara nasional. o Memajukan ilmu Fisika melalui interaksi semua pihak terkait dan edukasi Fisika yang inovatif. I{:irapan Kami' Simposium Fisika Nasional xxv dapat menjadi langkah awal untuk :eningkatan kerjasama antar peserta yang hadir dari berbagai kalangan dan sektor. Kerjasama i ang akan terbentuk ini diharapkan dapat menghasilkan produk-produk unggulan dan inovatif serta mendorong "budaya pencipta teknol0gi" bagi bangsa Indonesia. Akhimya Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam seminar maupun tidak langsung, semoga kerja sama yang baik dapat diteruskan di :T:::":::,""* i,:ntudian hari.
Tangerang Selatan,
3l Juli
2013
Ketua Umum Himpunan Fisika Indonesia
,
Or.Bambang Widiyatmoko, M.Eng.
Palangkaraya, l9-20 Oktober 2012
|
-Jrnu Simposium Fisika Nasional
XXV
ISSN 14tI-411t
SUSUNAN PANITIA
l:::nggung
Jawab
Rektor Universitas Palangka Raya (UNpAR) : Dekan FKIP UNPAR i::rSehat Ketua HFI Pusat Ketua HFI Cabang Kalimantan Tengah Ketua Prodi P. Fisika FKIP UNPAR Dr. Gunar.jo S. Budi, M.Sc. T-,.i1 Ketua Drs. Pendi Sinulingga, M.pd. Dra. Fenno Farcis, M.Pd. : -s:taris I Wayan Mulyana, S.Pd. Theo Jhoni H, S.Pd. :::-dahara Dr. Andi Bustan, M.Si. ,',:-fnl Bendahara Dra. Titik Urami, M.Si. 5-;. Sekretariat Drs. Suhartono, M.Si. Suhartono, S.Pd., M.Pd. 5;isi Acara Drs. M. Nawir, M.Si. Manat Simanjuntak, S.Pd., M.pd. Sri Fatmawati, M.Pd. Marsaulina Demiati, S.Pd. 5 ::. IlmiahiPersidangan Saulim D.T. Hutahean, S.Pd., M.pd. I Ketut Sukajaya, M.Pd. Jayani, M.Pd. Rasi, S.Pd. S.:" Usaha Tugiyo, S.Pd. M.M. Drs. Imanule M. Tanasale, M.pd. Pendi Siringgoringgo, S.pd. 5;:,\komodasi, Transportasi dan perlengkapan -- : Mardianta, S.Pd., M.pd. Mardaya, S.Pd., M.Pd. Aris Sutikno, S.Pd. 5:-= Konsumsi : Luvia Ranggi Nastiti, S.Si., M.pd. Annur Qodariah, S.Pd. Santiani, M.Pd. Helena Gatang Asi, S.Pd. E:.sian Penerbitan : Dwi Hanto, M.Si. Andi Setiono, S.Si. T;rn Editor : Dr. Bambang Widiyatmoko, M.Eng. LIPI Prof. Dr. Mitra Djamal ITB Prof. Dr. Darminto ITS Dr. Yusril Yusuf -" UGM Dr. Komang Gde Suastika UNPAR Dr. Gunarjo S. Budi, M.Sc. UNPAR Dr. Ferry Iskandar ITB Dr. Euis Sustini ITB Dr. Maria Margaretha Suliyanti LIPI ,:
*:Sarah
:
Palangkaraya, 19-20 Oktober 2012
|
vil
.Jrng Simposium Fisika Nasional XXV
J'
-{'
ISSN
141 I_4111
Pengaruh Nanocurcttmin Terhadap Penurunan Konsentrasi Maloncliatclehycle Pada Tikus Wistar Diabetes Jeremia Raymond Masela, Horasdia Saragih, Donn Richard Ricky, Dan Albert Manggading Hutapea.. ... 201 NanocurcuLnin Sebagai Penurun Kadar Glukosa Darah pada Tikus wistar.
Diaberes
Ma'tha Sagala, Horasdia saragih, Donn Richard Ricky, Dan Albert
Hurapea. ............... 2r2 Efek Medan Listrik Bolak Balik Terhadap Perrumbuhan Bakteri Ktebsiela Manggading
5'
Pneumoniae 7
'
Mokhamad Tirono .. 222 Pengaruh Lama Penyinaran Infra Merah Pacla Brji cabai Rawit (capsictmt Frutescens f') Terhadap Laju Pertumbuhan Tanaman cabai Rawit pada Fase Vegeratif
Ni Nyoman Rupiasih, Hery Suyanro, Lailatul
Masrichah
T0
[\-. F3-Fisika pendidikan .........
I'
Sikap siswa Sekolah Menengah Malaysia Dan Indonesia Terhadap sains Dan Teknologi
2'
A.Halim, M.Hasan, Muhibuddin, Nasruilah Idris, T.Subahan Lilia Halim, And Kamisah Othman..... Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Siswa Kelas VI pada Mata pelajaran
B
241
Meerah,
....... 243
untuk Meningkatkan Hasil Belajar
IpA
Abdul Faqih, Dwikoranto............... ............ 253 3' Application of Problem Based Instruction Learning Model on Science class: An Effort To Increase RSBI students' creativity In Designing Science work Ani Rusilowari, Langlang Handayani, Ellianawati........ 2lz 4' Pengaruh Pengajaran Pemecahan Masalah Fisika Dengan Seting Kooperatif Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Ketut Suma, putu yasa, Erwan sutarno Dan Dewi octafa Rachmawa ti......... 2g5 5' Problem solving Dengan Metocle Identifikasi variabel Berdasarkan Skema: Tinjauan Terhadap Formurasi panjang Dan waktu Relativistik Risti Suryanrari.......... 6' Gaya Kognitif (Field Dependent/Field Inclepenclent)Dar1 pembelajaran ............... 2g7 Fisika Sri Fatmawari.............. 7
'
Pengembangan Model Pembelajaran Dasar
Inkuiri Terbimbing pada praktikum Fisika
307
Suhartono. 315
Palangkaray a, 19-20 Oktober 2012
|
'11
1
Prosiding Simposium Fisika Nasional XXV
rssN
141 t-1711
SIKAP SISWA SEKOLAH MENENGAH }IALAYSIA DAN INDONESIA TERHADAP SAINS DAN TEKNOLOGI
s Dan
\.Haliml, M.Hasant,
Halim,
Muhibuddi^n1, Nasrurlah Idris2, T.Subahan B Meerah3, Lilia Halim3, and Kamisah Othman3
ielajar 'Duportrnnnt of Science Eclwcation, Trctittittg Teacher and Education Faculty,
phys,r,,
ss:
*",ilii!rf':Tt;
,':,':,r?'?,,,r,r*,
(rttiversity
syiatt Kuata ^2Deparrntenr_of 'Department of Science Edncatictn, Education Facul4,, Naiional (lniversity of Malaysia Ema i I :,y-uhfu tt @. t tkaz r: I ; b.dll: iltitnjoxth {}_e,.t em
An
peratif
ABSTRAK
:"iian ini bersifat survei dengan menggunakan
Instrumen Pengukuran Budaya Sains dan Teknologi (IPBST) pada 467 siswa Sekolah Menengah cli Indonesia dan 784 siswa Sekolah I'lenengah di Malaysia. Hasil kajian menunjukkun ,ir*u SM Malaysia memiliki sikap yang -::ih beretika terhadap Sains dan Teknologi, sikap lebih positif terhadap penggunaan hewan :':rcobaan dan terhadap sifat dan praktek ilmiah. Sedangkan siswa SM Indonesia memiliki :rngkat kesadaran yang lebih baik terhadap lingkungun, ,ikup lebih positif terhadap Sains dan Teknologi. Secara keseluruhan profil sikap teihadap Sains dan T&nologi antara siswa SM -'ilalaysia dan SM Indonesia tidak terdapat perbedaun yung berarti pada taraf signifikansi I% t = 0'04). Berdasarkan intetprestasi skala yang disarankan oleh Gi-een & Akey, hasil kajian 'ni (rata-rata 2.023 dan 2.009) termasuk kategori ringgi, arrinya siswa SM Malaysia dan hdonesia sama-sama memiliki sikap positif terhidap suin" dan Tlknologi. Kata kunci: budaya, sains dan teknorogi, sikap siswct, indikator budaya
ikema:
ka
Fisika
s&T
ABSTRACT iPB'9'{') ott 467 higlt .tchrsal
::tt sludv re sufts' intli*t/t
irt {ntfont:l;iG, t,u,ill 7E4 high. .qr.{xiol s'!utlettts in i,v,!nlc}t,yirs" &ktt'a't',virttt higlt st"hortl .rtudents lr*s rt *tqsre etf ric'ttl attitr.tdr t**,rtrt{s ,t{!t{.fu:/ti.t;
.,:e it$erprst{lti{}n o.f'.tt:o!es stttgestetl h3, q;r.uu.,, & ;\key, vfle restilts af.rltis ,r*d.r'turillugn ,rJ :'033 tttu) 2,${i!}} *'erc ltixk., it trt:tsns that h:frL!ay,sian. und lndttresitt ligh:ithco! ,;tt.rdetzt,y lxttlt :
:
i r \'
(, tj
S
s
r,t.t
it it' t
a t ti t u t{ e
/ ts
tt, *.rtl.t S t. i e *t.
{e.r'iE*s"rJs.' culrure. ^rdr:ttr:t:
t
rwztl
T'e
<:
ht ut l * g
1,.
awl ter:htutlo*{t, stllal.ftt Gttilu{{€s, itzelit:ators r$"5 & T t-ulturt:
PENDAHULUAN Berbagai bentuk definisi tentang slkap (attitude) yang telah dikemukan oleh pakar pendidikan dan psikologi. Menurr-rI Web,ster's New Worltl Telecom Dictioncrry e00g) sikap didefinisikan sebagai salah satu cara iiksi, perasaan atau pemikiran yang menunjukkan Palangkaraya. 19-20 Oktober 2.012
t
243
Prosidin_e Simposiuni Fisika Nasional
XXV
ISSN 141 t-4771
kecenderungan seseorang terhadap suatu objek atau suatu kejaclian. Sedangkan menurut The
American Heritage Dictionary (2007) sikap didefinisikan sebagai suatu kead aan m.ir.tcla (mind) atau suatu perasaan kecenderungan terhadap kerja. Dalam konteks pendidikan dan
psikologi sikap didefinisikan sebagai satu bentuk respon dari hasil evaluasi,.
biasanya
dibedakan dengan kepercayaan yang terkait langsung dengan motivasi dan tingkah laku
(Philosophy Dictionary 2005). Kutipan langsung dari artikel Jung (1995) menunjukkan definisi sikap seperti berikut:
Attitude
i's
a hypothetical construct that represerlts
item.. Attitude.c ore positive, negative
at7
individual's l.ike or dislikefor an
or neutral views of an "attitutle ob.iect": i.e.
a
person, behaviour or event. People cctn also be "ambivelent" towarcls a target, meaning
that they simultaneously possess a positive ancl a negative bias to-*arcls the attitucle in question. Attitudes are composed from various forms of judgments. Attitudes develop on the ABC model (affect, behavioral change and cognition). The afibctive response is a
physiological response that expresses an individual's preference
for an entity.
The
behavioral intention is a verbal indication oJ the intention of cm inclividual. The cognitive response is
a cognitive evaluation of the entie
to form on ottitude. Most ttttitucles in
individuals are a result of observational learning from their ent,ironmenr (Jung 199-5). Berdasarkan beberapa kutipan di atas itilah sikap (attitude) dapat didefinisikan secara ringkas dalam bentuk susunan kalimat berikut: "Sikap (attitude) adalah bentuk respon, tindakan, atau
prilaku sebagai manifestasi terhadap pandangan atall kecenderungan mental
seseorang
terhadap satu masalah (attitutle object), yang terkait dengan proses sains". pemahaman dengan istilah sikap akan lebih mudah dengan melihat kata-kata yang
memiliki arti sama
atau
kata-kata sinonim dari istilah sikap. Perkataan yang semakna dengan istilah sikap adalah:
State of mind: mood, opinion, idea about, viewpoittt, point of vievr, stcurclpoint, outfutok, perspective, belief, air, demeanor, ntanrTer, condition of nind, habitucLl ntode of regarcl.ing somethinT, disposition of mind, state of feeling, mindset. ntonner of thinking,
yvat,
of lor,tking at
things, position, reaction, bias, slant, set, leaning, prociitin'. bent. inclinatiott, propensity, cast, emotion, temper, temperament, sensiltilin'. dispositictn. iitetittt! st(1t€. ttotiott, phito.sophy, vietv, approaclt, stance, stcmd, orientatiott, Ltufure. nt(tkeiitt. 't'.itr:{ ,-,.-'titintl, cltrtrctcter.
Dengan demikian istilah sikap terhadap sain ci:n ::i::r,
,.
-'_=,
d.rpat dipaharni sebagai
suatu bentuk respon, tindakan, atau prilaku dan ntr::l-;r..::- ,:i:,:Ji,iil prrndan_9an atau
244
lPalangkaraya, 19-20 Oktober
20ll
Prosiding Simposium Fisika Nasional XXV
ISSN
141 I-1111
kecenderungan mental seseorang terhadap satu masalah (arfitude object'),yang terkait dengan Sains dan Teknolohaagi. Secara garis besar (secara umum) istilah sikap terdapat sains dan teknologijuga dapat dipahami sebagai kenyakinan dan motivasi terhadap sains dan teknologi. Disamping itu sikap terhadap sains dan teknologi juga sebagai salah saiu dimensi budaya
sains dan teknologi yang lebih mewarnai budaya sains dan teknologi suatu komunitas akademik dan masyarakat biasa dibandingkan terhadap climensi-dimensi yang lain. oleh karena itu, sikap (siswa) terhadap sains dan teknologi sangat dipen-earuhi oleh pengetahuan, pengalaman, dan opini siswa terhadap sumber rujukan dan lingkungan tempat ia belajar' Dalam konteks yang lebih umun sikap siswa terhadap sains clan teknologi sangat tergantung pada wawasan dan program dari sistem pendidikan suatu negara. Beberapa
penelitian terdahulu menunjukkan bahwa lingkungan kelas dan iingkungan rumah mempengaruhi sikap siswa terhadap sains dan teknologi. Simpson dan Oliver (1990) menemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara sikap dengan kepribadian siswa, sekolah dan keluarga. Beberapa peneliti menemukan hubungan antara keluarga (.rang tua)
dengan sikap dan 'ketertarikan remaja terhadap sains (Tal
ton &
Simpson,
1986)
.
Sebaliknya Ebenezer and' zoller (1993) menemukan bahwa siswa lebih suka mengambil bagian dalam pembelajaran sains dan teknologi daripada menyelesaiankan studi berorientasi ceramah dalam ruang kelas' Lebih jauh beberapa kajian dalam konteks negara Malaysia menuniukkan kemerosotan tingkat kesadaran dan penghargaan terhaclap sians dan teknologi pada masyarakat biasa dan masyarakat akademik. Tingkat kesadaran (awareness) yang terkait dengzrn sains dan isu umum tentang teknologi didapati
rendah dan menurun dari 2,29 pad,a tahun 1996 merttadi2.23 pada tahun 1998, dan terus turun menjadi 2.1g pada tahun 2000 sesuai dengan skala indeks 4 berarti maksimun (Rosilawati
othman
2001).
Berdasarkan beberapa hasil penelitian terdahulu tersebut menunjukkan bahwa sikap
siswa atau masyarakat biasa terhadap sains dan teknologi sangat dipengaruhi oleh ,t I
pengetahuan, pengalaman, lingkungan keluarga, Iingkungan sekolah, dan kelompok belajar siswa' Khusus terkait dengan sikap siswa terhadap sains dan teknologi perlu dikaji lebih
mendetail, karena
1
ia akan berimplikasi terhadap
pengembangan kurikulum dan sistem
pendidikan sains dan teknologi pada suatu negara. Malaysia dan Indonesia masih mempunyai kesamaan, terutama dalam sektor penclidikan, khususnya pendidikan sains dan teknologi. Karena itu, ka.iian komperatif ini memilih Malaysia sebagai salah satu sampel penelitian.
J
Palangkaraya, 19-20 Oktober 20lZ
I
245
Prosiding Simposium Fisika Nasional XXV
ISSN 1411_1711
METODOLOGI Pengukuran tahapan eksistensi sikap siswa terhadap sains dan teknologi secara menyeluruh memerlukan instrumen yang reliabel dan valid. oleh karena itu, dalam penelitian sebelumnya telah dikembangkan satu bentuk instrumen budaya sains dan tetnologi yang terdiri dari tiga dimensi utama; sikap, pengetahuan, dan karakteristik saintis. Dalam penelitian sekarang ini akan difokuskan pada indikator sikap siswa terhadap sains dan teknologi yang terdiri dari 10 item seperti ditunjukkan dalam tabel 1 berikut. Tabel l. rtem untuk indikator A: sikap terhadap sains dan teknorogi
No
Item Indikator A: Sikap Terhadap Sains dan l.eknolosi
AI
Savr nikir o,.i .rrvrrJ vrrsrrE^arr ( I think stien<'e is enjctvuble)
A2
S'
SS
(l think science is verv intporittnt) A3 A4
A7 A8
l"
STS
2
3
4
5
I
2
3
4
5
2
3
A
'Lu o.rJ4 uuruK urcfllngKatKan kemampuan berfikir saya
(Scienae helns me to intnrnttac ,u1, tr^;-1.:,^^ ^t^:t:- \ tt,ttrtt-v)
\qtnctna,.k^
5
2
3
4
-5
perrrrrrB ultuK masyarakat (Science and technolnev nre imnnu',,6+ !^- ^^.
2
3
4
5
(l like to study sciettcc itt st.hoo[)
2
3
4
5
2
3
4
5
2
l
4
5
2
3
4
5
2
3
1
5
.
A6
TP
I
I
A5
S
_
_-
__^.
s:l
Saya bcrminar O.ngi
(l am ittterested itr iobs relatiuR-to .riiettcet -
vvcNru
I
uruelrKal untuK Detalar sains
A9 A1 0
'ir^,:ry,',,,:t;,;;i#ft)TJ'i,"ffii),!"n';::;i'ikkehidupan =Sa Igat Selu ju; S = Setuirr Tidak Pasti;
I
fS = fi
Seriap item dalam tabel
I
unruk indikator A terah dilakukan validitasi dan reliabiiitas dalam penelitian sebelumnya (Halim 200g) dan didapat nilainya seperri dalam taber 2 berikut. Tabel 2. Nilai validasi dan koefisien reliabilitas ltems
if
Scale Mean Item Deletecl
21.5510
t\z A3
A4 A{ AO
if Item Deleted
Alpha
29.0268
596?
21.6403
.6171
?"s2,
28.2858
.5980
J-) ?1 ?41e,
29.2411 28.09s0
507q
.781 I
.6102
.1104
,'l I
/
zt.t+ol
AO
l9
246
Corrected ItemTnfel fan*^l^+j^.
28.9575 29.1961
)1 g46a
A1 A9 A10
Scale Variance if Item Deleted
r
1t\
1411
.zvy z AO
26.83s4 35.5612 211.6688
28.1340
lPalangkaraya, 19-20 Oktober 2012
\'761
.7743 .1128 .7762 .1719
.s988
.7691
700 .4556 .4009
.856
I
1
.7860 .1942
Prosiding Simposium Fisika Nasional XXV
cara
itian ang
tian ang
ISSN t4l I-4111
Hasil analisis item menunjukkan bahwa koefisien reliabilitas rata-rata untuk 10 item 0'8011. Dengan melihat nilai :alpha if item deleted" cliclapat bahwa jika ':3lah g
item
:ihilangkan, maka koefisien kebolehpercayaan alpha Cronbach akan meningkat menjadi 0.g6. Drlan.i peleksanaan penelitian item 8 tetap dipertahankan, tetapi dalam analisis data item g ;ipisahkan karena kurang memberi kontribusi terhadap keseluruhan item. Kesemua item 'r:sebut diberikan kepada 467 siswa Sekolah Menengah di Indonesi a d,an 7g4 siswa Sekolah \Ienengah Kebangsaan di Malaysia berumur 16 tahun. Untuk pengambilan sampel digunakan ':knik cluster sampling berdasarkan kemampuan akademik respondensi (rendah. sedang, dan :irg-ei) yang diperoleh dari hasil wawancara dengan guru bidang studi.
S
Untuk mendapatkan informasi secara menyeluruh tentang sikap siswa Malaysia dan hdonesia digunakan metode statitik deskriptif. Sedangkan untuk mengetahui sifat komperatif xtara siswa Malaysia dan Indonesia digunakan metode statitik inferensi dengan fbrmulasi ':ii-t' Perbedaan sikap terhadap sains dan teknologi antara laki-laki dan perempuan juga :ranaiisis dengan menggunakan formulasi
uji t.
Selanjutnya untuk mengetahui item yang
:aling betpengaruh terhadap sikap terhadap sains dan teknologi digunakan statistik inferensi i
---J l l
-
l --
I
I
_i
l
Jensan formulasi koefisien korelasi (r).
H.\SIL DAN PEMBAHASAN Terdapat tiga jenis inforrnasi yang ingin didapat melalui penelitian ini. pertama, gambaran jeskriptif secara menyeluruh tentang sikap siswa terhadap sains dan teknologi, Kedua, lerbendaan sikap antara siswa Sekolah Meirengah di Malaysian dan Indonesia.
a) Deskriptif am
Sikap terhadap Sains dan Teknologi
Secara keseluruhan sikap siswa Sekolah Menengah
oieh grafik dalam gambar
I
di Malaysian dan Indonesia ditunjukkan
berikur.
j
I*krrit*gi
i !
i
iiiknl;
: '"""-"
"
r
niiiii{
ir'rr"i.iirri;'ii'J,'ii ill-i-ffiiji"""*
: 3i,;::::, !a:r.: rt: r,i
rL
. .j tri in!..: ::i.1j
-.
-
Gambar 1. Sikap siswa Indonesia (kiri) dan Malaysian (kanan) terhaclap sains dan teknologi. Palangkaraya, 19-20 Oktober 2012
|
24j
ISS\
Prosicling Simposium Fisika Nasional XXV
Grafik sebelah kanan (dalam gambar
I
111:1-111t
diatas) menggambarkan sikap sisu'a Sekolah
Menengah Malaysia, sedangkan grafik sebelah
kiri
menunjukkan sikap sisu'a Sekolah
Menengah Indonesian terhadap sains dan teknologi. Kategori respon sisu,a dimulai dari SS (Sangat Setuju) dengan indeks 1 sampai dengan STS (Sangat Tidak Setuju) dengan indeks 5. Rata-rata untuk sikap siswa SM Indonesia L99, sedangkan sikap siswa SN{ Malaysia2.12.Ini
memberi gambaran secara kasar bahwa siswa SM Indonesia lebih cenderung memilih sikap
setuju dan sangat setuju dibadingkan sikap siswa SM Malaysia yang cenderung rnemilih setuju dan tidak memahami (netrai) terhadap item-item dalam indikator sikap terhadap sains
dan teknologi. Apakah angka ini memang menujukkan beda secara statistik atau tidak ada perbedaan secara signifikansi akan
dikaji dengan menggunakan uji t pada bagian selanjutnya.
Tingkat penyembaran respon siswa lebih menonjol pada siwa SM Malaysia (0.53) dibandingkan sengan penyebaran respon siswa SM Indonesia (0.43). Ini memberi gambaran
bahwa siswa SM Indonesia lebih seragam dalam memberi respon terhadap sains
clan
teknologi dibandingkan dengan siswa SM Malaysia.
b)
Perbedaan Sikap Siswa SM Malaysia dan Indonesia
Secara lebih mendetail respon siswa terhadap sains dan teknologi dapat
diuji
dengan
menggunakan formulasi uji-t. Keseluluhan indikator budaya sains dan teknolcgi, perbedaan
budaya sains dan teknologi siswa SM Malaysia dan Indonesia ditunjukkan dalam tabel 2 berikut. Tabel 3. Perbedaan respon rata-rata antara siswa SM Malaysia dan SM Indonesia Subscales
Standard deviations
Mean
M(l)
M(2)
2.120 1.990 1.909 1.661 2.528 2.436 2.538 2.814 2.139 2.911 2.101 2.044 2.266 2.263 t.814 2.002 2.418 2.232 I .689 1.655
A B C
D E F
c H
I J
Totality
2.023
2.009
Ket: (1): Sisrva Sekolah N{enengah
248
T
Reject Ho
sd(l)
sd(2)
statistic
tables
0.539
0.443
4.616
2.580
0.460
0.365
9.700
2.580
0.451
0.413
3.,56 r
2.580
0.484
0.573
-1I.06
2.5 80
0.61 l
0.662
-5.473
2.5 80
0.542
0.425
2.136
2.580
0.466
0.445
0.1 18
2.580
0.554
0.453
-4 219
2.580
0.597
0.528
7.350
2.580
0.251
0 337
2.013
2.580
Yes Yes Yes Yes Yes No No Yes Yes No
0.71-i
0.787
0.04
2.84s
No
\lrl"r .i": rl r: Sisrva
lPalangkaraya, I 9-10 Ok:ot,e:. liJ
1
l
Sekolal.r Menensah Indonesia
P
0.0000 0.0004 0.0000 0.0000 0.0000 0.0330 0.9060 0.0000 0.0000 0.0380 0.968
Prosiding Simposium Fisika Nasional XXV
ISSN
141 t-4111
ah
A : Sikap terhadap Sains dan Teknologi
F : Nlernahami Keterbatasan Akal Manusia
ah
B : Kesadaran terhadap Lingkungan
G : Pandangan Siswa Terhadap Indikator Sains
iS 5.
xi
dan Teknologi
C : Silat Pengetahuan Sains
H : Kebiasaan Siswa Berpemikitan Ilmiah
D : Etika Sains dan Teknologi
I : Kegiatan Siswa
E : Sikap Siswa Terhadap Penggunaan Hewan Percobaan
J : Pengetahuan Dasar Siswa
Sains
ili luar Sekolah tentarrg Sains.
ap
ih NS
la
Berdasarkan tabel 3 dapat dipahami bahwa siswa SM Malaysia dan Indonesia memiliki sikap yang berbeda secara sfatistik
(t=
4.616 dan T = 2.580) pada taraf signilikansi 0.05. Ini dapar
dipahami bahwa sikap siswa SM Indonesia lebih cenderung ke arah setuju dan sangat setuju
a.
(rata-rata
3)
cenderung ke arah setuju dan tidak memahami. Secara lebih mendetail dapat dianalisis untuk
tn
mengetahui item mana saja (dalam indikator sikap) yang berbeda secara statistik antara siswa
m
SM Malaysia dan Indonesia. Hasil analisis ditunjukkan dalam tabel4 berikut.
= I.99) dibandingkan sikap siswa SM Malaysia
= 2.12) yang lebih
(rara-rata
Tabel 4. Items
Mean
;n
M(l)
n
AI
1.83
2
A2
1.43 1.11 2.05 1.60 2.05 2.24 3.64 2.15 2.89
A]
A4 A5 ,4.6 A1 A8 A9 Al0
Standard deviations
M(2)
sd(1)
1.87 1.42 1.61 2.43 1.43 2.03 2.t2 2.11 2.68 1.82
0.17 A.15 0.17 0.87 0.82 0.89 1.06 1.09 0.98 1.t2
sd(2)
t
T
Reject
Statistic
tables
Ho
-0.940 2.580 0.289 2.580 1.616 2.580 -7.151 2.580 3.849 2.580 0.325 2.580 1.939 2.580 20.300 2.580 -8.957 2.580 18.076 2.-580
0.66 0.56 0.63 0.11 0.61
0.67 0.93 0.88
l.0l 074
No No No Yes Yes
Al
: Saya
pikir
sains menyenangkan
,A2 : Saya rasa sains sangat penting.
0.341 0.113 0.094 0.000 0.000
No
0.745
No
(.).053
Yes Yes Yes
Ket: (1): Siswa Sekolah Menengah Malaysia; (2): Siswa Sekorah M.n.nguh
P
0.000 0.000 0.000
Indo*si,t
4.6 : Saya suka mempelajari sains di sekolah
A7 : Saya berminat dengan pekerjaan yang terkait dengan sains
A3 : Sains membantu
saya untuk meningkatkan
A8 : Saya harap lebih banyak wakru
kenrlnrpulrn bcrfi kir saylr
diberikan unluk bclajal sains
.A4 : Sains membantu saya menyelesaikan masalah
A9 : Saya berminat menjadi saintis (ilmuan)
A5 : Sains dan teknologi penting untuk masyarakat
Al0
:
Apa yang siiya belqar lentan_q sains adalah penting untuk kehidupan saya.
Palangkaraya, 19-20 Oktober 2012
|
249
Prosiding Simposium Fisika Nasional XXV
ISSN 1411-4171
Berdasarkan data dalam tabel 4 dapat dipahami bahwa siswa sM Malaysia dan Indonesia memiliki sikap yang sama terkait dengan (i) kegunaan sains dan teknologi dan (ii) keinginan mempelajari dan pekerjaan yang terkait clengan sains dan teknologi. Sebaliknya kedua kelompok siswa berbeda pandangan tentang (i) pentingnya sains dan ieknologi bagi mansyarakat dan (ii) pentingnya sains dan teknologi bagi diri siswa. Berdasarkan rata-rara untuk item At0 dapat dipahami bahwa siswa SM Indonesia lebih cenderung kearah ',setuju,, dan "sangat setuju" dengan penyataan bahwa memperajari sains merupakan sesuatu yang sangat penting bagi diri siswa (M(2) = 1.43). Sebaliknyaperanan sains dan reknologi dalam penyelesaian masalah yang terkait dengan kehidupan sehari-hari, siswa sM Indonesia rnelihat kurang peranan dan siswa cenderung kearah tidak memahami (Tp) atau tidak melihat peranan sains dan teknologi dalam kehidupan sehari_hari (M(.2) = 2.g9).
KESIMPULAN Item-item indikator yang mewakili sikap siswa terhadap sains dan teknologi yang sangat dominan dan besar sumbangannya adalah item 'A2 : Saya rasa sains dan teknologi sangat penting dan item 46 : saya suka mempelajari sains di sekolah. Sedangkan item Ag agak kurang bermakna sumbangannya terhadap indikator sikap terhaap sains dan teknologi. Item A8 lebih banyak siswa memilih tidak paham dan tidak setuju, tambahan pula kalau item ini digugurkan dalam instrumen sikap, indeks reliabilitas intrumen meningkat menjadi 0.g56. Siswa Sekolah Menengah Malaysia dan Indonesia memiliki pandangan yang sama
terhadap kegunaan sains dan teknologi. Secara keseluruhan mereka setuju dan sangat setuju dengan pernyataan bahwa sains dan teknoiogi sangat penting dan menyenangkan. Kedua kelompok siswa juga memiliki minat yang tinggi dengan perkerjaan yang terkait dengan sains dan teknologi' Mengenai peranan sains dan teknologi dalam kehidupan siswa dan masyarakat, kedua kelompok siswa memiliki pandangan yang berbeda. Siswa SM Indonesia lebih cenderung kearah "sangat setuju" (M(2) = 1.43) dengan peranan sains dan teknologi untuk masyarakat, sedangkan siswa SM Malaysia lebih kearah,,setuju,,(M(l) = 1.60).Selanjutnya kepentingan sains dan teknologi, juga kedua kelompok siswa memiliki pandangan yang berbeda.
UCAPAN TERIMAKASIH Pelaksarnaan penelitian menggunakan dana
Hibah peneiitran Kerjasama Luar Negeri Indonesian d;rn dana oPF FakLrlti Pendidikan, Universiti Kebangsanaan Malaysiai. oleh 250
lPalangkaraya. 19-20 Oktober 2012
Prosiding Simposium Fisika Nasional XXV
rssN
1411-4711
karena itu kepada semua sponsor dan pihak yan-s terlibat dalam pelaksanaan penelitian ini kami ucapkan banyak terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA Ebenezer, J.8.,
& Zoller, U. (1993). Grade l0 students' perceptions of attitudes toward
science teaching and school science.
Jounnl of Research in Science
Teaching,
30(2),17s- 186.
Gteen, S.8., Salkind, N.J.
& Akey, T.M.
1997. tJsing.SPSS tror Window,s, Analyzing and
Understcutding Datu. New Jersey: Prentice-Hall.
Jung, C.G. 1995. Two Essays on Analytical Psychologl,, Collected Works, Volume 7, Princeton, NJ: Princeton University Press.
Philosophy Dictionary.2005. The Oxford Dictionary of Philosophy. Copyright O 1994, 1996, 2005 by Oxford University Press Simpson, R.D., & Oliver, J.S. (1990). A summary of major influences on attitude toward science and achievement in science among adolescent students. Science
Education, 7(l), l-18. Talton, E.L., & Simpson, R.D. (1986). Relationships of attitudes toward self, family and school with attitude toward science among adolescents. Science Education, 7(4), 36s-314.
The American Heritage@ Dictionary of the English Language,. 2001. Edition Copyright O 2001., Published by Houghton
Mifllin Company.
Webster's New World Telecom Dictionary Copyright O 2008 by Wiley Publishing, Inc.,
Indianapolis, Indiana.
Dr Sue Collins, Michaei Reiss and Dr Shirley Simon (2006) A literature review of research conducted on young people's attitudes to science education and biomedical science, Institute of Education, University of London
TANYA JAWAB: Nama Penanya, Pertanyaan dan Jawaban
l.
Abdul Faqih: Bagaimana Pembelajaran Sains dan Teknologi berbasis al-qurzrn ini kita terap disekolah, mengingat waktu yang cukup terbatas
Palangkaraya. 19-20 Oktober 2012
|
251