Prosiding Seminar Nasional Tahunan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Tahun 2017
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI KEWARGANEGARAAN MATERI BERORGANISASI MELALUI METODE STRATEGI THE POWER OF TWO UNTUK PEMBELAJARAN INOVATIF Sari Mahwati Hasibuan MIS Ar-Ridha Corresponding author:
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan: (1) Bagaimana hasil belajar Kewarganegaraan (PKN) peserta didik sebelum dan sesudah menggunakan metode Strategi The Power Of Two materi Berorganisasi di kelas V MIS Ummul Quraa Kecamatan percut sei tuan Kabupaten deli serdang, (2) Bagaimana pelaksanaan metode pembelajaran Inovatif dengan penggunaan metode tersebut di kelas V MIS Ummul Quraa Kecamatan percut sei tuan Kabupaten deli serdang (3) Apakah penggunaan metode pembelajaran Inovatif dapat meningkatkan hasil belajar Kewarganegaraan (PKN) peserta didik pada materi Berorganisasi di kelas V MIS Ummul Quraa Kecamatan percut sei tuan Kabupaten deli serdang. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dengan subjek penelitian di kelas V terdiri dari 30 orang yang dilaksanakan dengan dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan, tahap tindakan/pelaksanaan, tahap pengamatan, tahap analisis dan refleksi. Melalui metode pembelajaran Inovatif dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas V MIS Ummul Quraa Kecamatan percut sei tuan Kabupaten deli serdang. Hal tersebut diperoleh dengan nilai rata-rata hasil observasi terhadap aktivitas peserta didik pada tes awal 60,66 dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 46,66 %, nilai rata-rata pada siklus I 74,35 dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 66,66 % dan pada siklus II nilai rata-rata 86,66 dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 82,33 %. Pelaksanaan metode Strategi The Power OF Two dengan cara menggunakan Media Gambar secara abstak pada siklus I dan siklus II yang jelas dan kontras. Maka penggunaan metode ini dalam pembelajaran inivatif pada bidang studi Kewarganegaraan pokok pembahasan Berorganisasi meningkat dengan sangat baik dalam contoh organisasi di lingkungan sekolah dan masyarakat Kata kunci : hasil belajar, kewarganegaraan, strategi the power of two, pembelajaran inovatif. PENDAHULUAN Pendidikan dalam filsafat bertujuan untuk mengembangkan kesadaran inividu, memberi kebebasan untuk bebas memilih etika, mendorong pengembangan pengetahuan diri sendiri, bertanggung jawab sendiri, dan mengembangkan komitmen diri. Materi pelajaran harus memberi kesempatan aktif sendiri, merencana dan melaksanakan sendiri, baik dalam bekerja sendiri maupun kelompok. Materi yang dipelajari ditekankan kepada kebutuhan langsung dalam kehidupan manusia. Peserta didik perlu mendapatkan pengalaman sesuai dengan perbedaan-perbedaan individual mereka. Guru harus bersifat demoratis dengan teknik mengajar tidak langsung (Made Pidarta, 2009: 94). Pengajaran juga bagian dari pendidikan, yang mengarah pada konsep yang lebih luas dan lintas kulturalnya di masyarakat, maka makna sadar dari pendidikan berdasarkan rencana yang matang, jelas, rasional, obyektif menjadikan siswa tunas yang baik. Usaha dapat juga membantu menjadikan manusia terdidik, karena ini fenomena sosial. Secara prinsip filosofis pendidikan itu dengan konsep yang lebih luas lintas kulturalnya, yang memandang manusia bagian dari masyarakat sosial yang mempengaruhi proses pendidikan. Pembelajaran adalah proses interaksi dalam mengembangkan ilmu antara peserta didik dengan sumber belajar dari suatu lingkungan belajar. Pembelajaran juga merupakan bantuan dari pendidik kepada peserta didik dalam mentransferkan ilmu agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan terhadap suatu bidang, pembentukan sikap dan sifat. Dengan demikian, pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dan pendidik dalam melakukan pentransferan ilmu oleh pendidik kepada peserta didik sehingga dapat membantu peserta didik dalam menguasai, mengetahui dan membedakan suatu ilmu. Perintah untuk berpikir (menuntut ilmu) dan menggunakan akal bagi umat Islam, telah disinggung Allah SWT., dalam Al-Qur’an surah Ali Imran ayat 190 – 191 (Syarh Al-Arbain Haditsan, 2009:474) yang artinya 190. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, 191. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka.” (Q.S. Ali Imran: 190 – 191) (Abu Nizam, 2008:175). http://semnasfis.unimed.ac.id
e-ISSN: 2549-5976 p-ISSN: 2549-435X 173
Prosiding Seminar Nasional Tahunan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Tahun 2017
Pada ayat tersebut Allah telah menciptakan bumi beserta isinya untuk menjadi bahan pembelajaran dan hendaklah umat manusia berpikir dan terus menggali potensi di bumi serta melestarikannya. Allah mencipatakan langit dan bumi beserta isinya bukan dengan sia-sia, melainkan untuk membuat umat manusia terus berpikir dan belajar. Mutu pendidikan SD (Sekolah Dasar) harus dapat kita wujudkan dengan sebaikbaiknya, terutama karena ada keinginan untuk memasuki pendidikan kejuruan setelah lulus SD (H.A.R. Tilaar, 2002:170). Pelajaran kewarganegaraan merupakan suatu pengetahuan yang menjadi nilai moral dan perilaku diri tentang kehidupan bersosial. Yang berarti materi pelajaran tentang suatu realita (kenyataan) tentang kehidupan sehari-hari. Materi berorganisasi bersifat fakta sesuai dengan karakteristik sifat materinya dapat dibelajarkan dengan menggunkan faktor-faktor dari berbagai metode. Aktifitas pembelajaran ini digunakan untuk mendorong pembelajaran inovatif dan memperkuat arti pentingnya setiap kerjasama dan pendapat diri sendiri dan orang lain dalam nilai-nilai tersebut diambil metode Strategi The Power Of Two yang mempunyai prinsip bahwa berfikir berdua jauh lebih baik dari pada berfikir sendiri. Hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh oleh peserta didik pada saat mendapatkan sebuah ilmu dan mengaplikasikannya kedalam kehidupan sehari-hari peserta didik. Hasil belajar ini pula merupakan hasil dari keseluruhan unsur-unsur yang terlibat dalam pendidikan. Sumiati dan Asra mengatakan bahwa, “keberhasilan proses pembelajaran dapat dilihat dari prestasi belajar yang dicapai siswa. Kriteria keberhasilan guru dan siswa dalam melaksanakan program pembelajaran dilihat dari kompetensi dasar yang dimiliki oleh siswa. Informasi ini diperoleh melalui kegiatan evaluasi pada prinsipnya bertujuan untuk meningkatkan kinerja dan tujuan, ini bisa dicapai jika ada tindak lanjut dari kegiatan evaluasi. Evaluasi akan memberikan informasi tingkat pencapaian belajar siswa, dan jika dianalisis lebih rinci akan diperoleh informasi tentang kesulitan belajar siswa. Informasi inilah yang harus digunakan guru untuk memperbaiki proses pembelajaran (Sumiati dan Asra, 2008:200). Untuk menuntun peserta didik untuk perenungan dan pemikiran dalam diri sendiri bahwa sanya nilai dan moral itu penting dalam kehidupan bermasyarakat. Guru sebagai pendidik juga pembimbing berhak dan wajib untuk menanamkan rasa peduli, rasa hormat, rasa kebersamaan, rasa cinta, dan tanggung jawab yang menjadi sifat utama yang ada pada peserta didik setelah mempelajarinya. PEMBAHASAN Penelitian ini dimaksudkan untuk memperbaiki hasil belajar peserta didik dengan menggunakan metode the power of two agar dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik secara efektif dan efesien. Metode pembelajaran ini juga dapat menarik perhatian dan minat peserta didik untuk cenderung berfikir cepat, kreatif dan antusias dalam proses belajar mengajar. Tukiran Taniredja dalam bukunya Penelitian Tindakan Kelas menyebutkan bahwa penelitian tindakan adalah penelitian tentang, untuk dan oleh masyarakat/kelompok sasaran, dengan memanfaatkan interaksi, partisipasi dan kolaborasi antara peneliti dengan kelompok sasaran. Penelitian tindakan merupakan salah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses pengembangan kemampuan dalam mendetaksi dan memecahkan masalah. Dalam prosesnya pihak-pihak yang terlibat saling mendukung satu sama lain, dilengkapi dengan fakta-fakta dan mengembangkan kemampuan analisis (Tukiran Taniredja, dkk, 2012:15). Wiriaatmadja mengungkapkan bahwa, penelitian tindakan kelas adalah begaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktik pembelajaran mereka, dan belajar dari pengelaman mereka sendiri. Mereka dapat mencoba suatu gagasan perbaikan dalam praktik pembelajaran mereka dan melihat pengaruh nyata dari upaya tersebut. Dengan demikian disimpulkan bahwa penggunaan metode penelitian tindakan kelas dapat mengubah dan memperbaiki mutu pembelajaran melalui suatu tindakan yang rincang dan direncanakan. Penelitian ini dilaksanakan di kelas V MIS Ummul Quraa Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Penelitian ini dilaksanakan melalui 2 siklus untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Kewarganegaraan (PKN) materi Berorganisasi melalui metode the power of two. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan dan tahap refleksi. Tahap-tahap inilah yang akan membantu prosesnya penelitian. Pendidik melaksanakan proses penelitian dengan arahan pada siklus penelitian tindakan kelas yang akan diterapkan. Untuk menjamin keabsahan pada data hasil penelitian, maka penulis merujuk pada penggunaan standar yang dikemukakan oleh Lincoln dan Guba, yang terdiri dari: a) Kepercayaan (credibility). Aktivitas untuk membuat lebih dari terpercaya (credible) temuan-temuan dan interpretasi dalam penelitian ini diperoleh dengan cara: 1) Mengikutsertakan peneliti dalam kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dengan tidak tergesa-gesa hingga pengumpulan data dan informasi tentang situasi sosial dan fokus penelitian akan diperoleh; 2) Ketekunan pengataman (persistent observation) terhadap media pembelajaran, untuk memperoleh informasi yang benar; 3) Melakukan tiangulasi yaitu informasi yang diperoleh dari beberapa sumber diperiksa silang antara data wawancara dengan data pengamatan dan sumber informasi lainnya; 4) Mendiskusikan dengan teman sejawat yang berperan serta dalam penelitian, hingga penelitian mendapat masukan dari orang lain; 5) Kecukupan referensi; dan 6) Analisis kasus negatif (negative case analysis) yaitu menganalisis http://semnasfis.unimed.ac.id
e-ISSN: 2549-5976 p-ISSN: 2549-435X 174
Prosiding Seminar Nasional Tahunan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Tahun 2017
dan mencari kasus atau keadaan yang menyanggah temuan penelitian, hingga tidak ada bukti lagi yang menolak hasil temuan penelitian. b) Transferabilitas (transferability). Kelayakan transfer hasil penelitian ini sangat relatif dan bergantung pada konsteks dan situasi lain yang mempunyai kriteria sejenis. Transferabilitas memperhatikan kecocokan arti fungsi unsur-unsur yang terkandung dalam fenomena studi dan fenomena lain dari ruang lingkup studi. Caranya dengan melakukan uraian rinci dari data ke teori, atau dari kasus ke kasus, hingga dapat diterapkan dalam konteks yang hampir sama. c) Defendabilitas (defendability). Defendabilitas identik dengan reabilitas. Defendabilitas dibangun sejak pengumpulan data dan analisis data lapangan serta penyajian data laporan penelitian. Dalam pengembangan desain keabsahan data dibangun mulai dari pemilihan kasus dan fokus, melakukan orientasi lapangan dan pengembangan kerangka konseptual. Dalam hal ini peneliti menggunakan kamera sebagai alat bantu mengumpulkan data sekaligus berfungsi sebagai pembuktian untuk menjamin tingkat kebenaran data. d) Konfirmabilitas (confirmability). Konfirmabilitas identik dengan objektifitas penelitian. Keabsahan data dan laporan penelitian dibandingkan dengan menggunakan teknik, yaitu mengkonsultasikan setiap langkah kegiatan pada konsultan sejak dari pengembangan desain, menyusun ulang fokus, penentuan konsteks dan narasumber, penetapan teknik pengumpulan data dan analisis data serta penyajian data penelitian. Selain itu, data yang diperoleh melalui wawancara akan diuji ulang atau dikonfirmasikan dengan data yang diperoleh melalui observasi (Salim dan Syahrum, 2007:165-170). Adapun indikator keberhasilan penelitian ini adalah: a) Keberhasilan tindakan pada penerapan metode pembelajaran demonstrasi dapat dikatakan berhasil apabila dalam proses pembelajaran terlihat adanya peningkatan aktivitas pembelajaran pendidik dan peserta didik, hal ini dapat diketahui dari hasil lembar observasi kegiatan pembelajaran pendidik dan peserta didik dari siklus I ke siklus II terdapat juga pada aktivitas pembelajaran pendidik dan peserta didik dalam kategori sangat baik; b) Hasil belajar dikatakan meningkat apabila, dari hasil tes yang diberikan pendidik dan peserta didik terdapat peningkatan dalam nilai rata-rata dan ketuntasan belajar peserta didik yang dimulai dari tes awal (freetest) hingga siklus II. Kreteria ketuntasan belajar yang diharapkan peneliti yaitu sebesar 70% dari keseluruhan kelas. Penelitian ini dilaksanakan di MIS Ummul Quraa Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Tempat penelitian ini berlokasi di pemukiman penduduk yang tidak jauh dari pusat pasar yang beralamatkan di Jalan pasar VII tengah Dusun XI Nomor 126 – Tembung. Staf pengajar yang ada di MIS Ummul Quraa Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang ini memiliki 24 staf dan tenaga pengajar, di antaranya 1 kepala Madrasah, 2 wakil kepala Madrasah, 1 tata usaha, 1 UKS, 16 guru kelas, 2 guru agama dan 1 guru olahraga. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas V yang berjumlah 30 orang terdiri dari 15 laki-laki dan 15 perempuan di MIS Ummul Quraa Kecamatan percut sei tuan Kabupaten deli serdang. Sebelum proses pembelajaran dilaksanakan, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi untuk melihat bagaimana proses pembelajaran yang dilakukan setiap harinya dan karakter yang dimiliki oleh para peserta didik. Langkah selanjutnya yang diambil oleh peneliti adalah memberikan tes awal pada peserta didik untuk mengetahui pengetahuan dan kemampuan peserta didik untuk meningkatkan hasil belajar. Tes awal yang diberikan kepada peserta didik sebelum melaksanakan kegiatan siklus I dan II bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan kemampuan peserta didik dalam memahami materi yang akan diajarkan. Dari tes yang diajukan dapat diketahui jenis kesulitan yang dialami peserta didik dalam mengerjakan soal adalah: a) Peserta didik masih belum maksimal mengetahui materi Berorganisari dengan menyebutkan contoh organisasi dilingkungan sekolah dan masyarakat, sehingga mereka belum dapat menjawab jawaban dengan benar; b) Peserta didik masih mengalami kesulitan dalam memahami; dan c) Kurangnya keaktifan dan minat belajar peserta didik dalam belajar. Hasil dari tes awal (freetest) ini menjadi acuan dari tindak lanjut untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran serta dalam rencana pelaksanaan pembelajaran yang akan dilakukan pada siswa kelas V MIS Ummul Quraa Kecamatan percut sei tuan Kabupaten deli serdang dengan menggunakan metode the power of two untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. Deskripsi data tindakan siklus I terdiri dari beberapa langkah, yaitu data perencanaan, tindakan, observasi, aktivitas mengajar pendidik, aktivitas belajar peserta didik, hasil belajar dan refleksi yang dilaksanakan. Maka dari keseluruhan aspek yang diperhatikan pada saat proses observasi dan dapat diklasifikasikan kualitas mengajar pendidik terdapat pada kategori sangat baik. Hal ini sesuai dengan hasil observasi yang diamati oleh wali kelas V MIS Ummul Quraa Kecamatan percut sei tuan Kabupaten deli serdang. Dengan perolehan yang telah didapat maka dari 30 peserta didik, 17 peserta didik telah dinyatakan tuntas dari yang telah diharapkan. Jika dibandingkan dengan hasil tes awal (freetest) yang telah dilakukan peneliti maka hasil dari siklus I dapat dikatakan terjadi peningkatan hasil belajar. Walaupun demikian keberhasilan proses belajar mengajar pada siklus I belum dapat dikatakan berhasil disebabkan masih diperoleh data siswa yang belum mencapai ketuntasan yaitu sebanyak 13 peserta did. Oleh karenanya data hasil belajar peserta didik pada siklus I digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan tindakan pada siklus II dengan tujuan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam menyelesaikan soal. Oleh karena itu, perlu dilakukan perbaikan pembelajaran, yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam menyelesaikan soal-soal pada materi berorganisasi. Maka dilanjutkan dengan pelaksanaan siklus II. Pada siklus II ini dilaksanakan berdasarkan analisis data siklus I pada hasil belajar post test I bahwa masih ada peserta didik yang belum menguasai materi dan peserta didik belum ikut serta secara aktif dalam pelaksanaan metode demonstrasi sehingga menyebabkan belum banyaknya peserta didik yang dinyatakan tuntas pada hasil belajar. Pada penyajian ini pendidik mengembangkan keberanian dan keaktifan peserta didik, khususnya bagi peserta didik yang kurang paham dengan materi Berorganisasi. Pendidik dapat menarik minat peserta didik, menciptakan suasana yang kondusif, menyediakan fasilitas belajar yang sesuai, memantau kesiapan belajar peserta didik, memberi dorongan yang http://semnasfis.unimed.ac.id
e-ISSN: 2549-5976 p-ISSN: 2549-435X 175
Prosiding Seminar Nasional Tahunan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Tahun 2017
positif, menggunakan waktu pembelajaran yang efektif dan efisien, melibatkan peserta didik secara aktif dalam kegiatan pembelajaran, memberi kesempatan bertanya, memberi kesempatan peserta didik untuk mengerjakan soal, menyajikan materi dengan sumber yang relevan, memberikan tugas sesuai indikator, menggunakan metode the power of two dan media pembelajaran, membantu peserta didik yang kurang mengerti, dan pendidik memberikan motivasi dan nilai yang sesuai terhadap peserta didik. Dari keseluruhan aspek yang diobservasi setelah diklasifikasikan kualitas mengajar pendidik pada kategori sangat baik. Hal ini sesuai dengan hasil observasi yang dilakukan oleh wali kelas V MIS Ummul Quraa Kecamatan percut sei tuan Kabupaten deli serdang. Dari hasil tes yang diperoleh peserta didik pada siklus II diperoleh data dari 30 peserta didik, 27 peserta didik telah mencapai tingkat ketuntasan belajar yang diharapkan. Jika dibandingkan dengan post test I yang dilakukan peneliti yang memperoleh untuk ketuntasan belajar, maka pada siklus II dapat ditarik kesimpulan terjadi peningkatan hasil belajar. Dan peserta didik yang belum mencapai ketuntasan hanya sebanyak 3 peserta didik. Dengan melihat hasil dari tes yang telah dilaksanakan pada siklus II ini, diketahui bahwa peserta didik telah mencapai ketuntasan belajar secara klasikal. Sehingga tidak perlu melakukan tindakan pembelajaran ke siklus berikutnya. Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian, maka dalam penelitian ini ditemukan hal-hal sebagai berikut: a) Sebelum memberikan tindakan, peserta didik diberikan tes awal (feetest) ditemukan 13 peserta didik yang mencapai syarat ketuntasan belajar, dan 17 peserta didik masih dinyatakan tidak mencapai ketuntasan dan dari tes awal (freetest) diperoleh nilai rata-rata kelas. Kesulitan yang dialami peserta didik dalam mamahami materi Berorganisasi adalah: 1) Peserta didik masih tergolong rendah penguasaannya dalam materi; 2) Peserta didik masih mengalami kesulitan dalam memahami contoh setiap berorganisasi berdasarkan organisasi-organisasi yang ada dilingkungan sekolah dan masyarakat; 3) Peserta didik lebih termotivasi untuk mengikuti proses KBM saat menggunakan metode pembelajaran Inovatif. b) Berdasarkan tes awal (freetest) tersebut maka upaya yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan menggunakan metode pembelajaran demonstrasi sangat membantu untuk menarik perhatian peserta didik. Setelah pelaksanaan siklus I, pendidik memberikan post test I diperoleh bahwa 17 peserta didik telah mencapai tingkat ketuntasan belajar dan 13 peserta didik dinyatakan belum mencapai tingkat ketuntasan belajar yang diharapkan. c) Berdasarkan hasil post test I, upaya yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan menggunakan metode pembelajaran demonstrasi dan dilakukan uji pengetahuan melalui pemberian tugas setelah tindakan siklus II diperoleh 27 peserta didik telah mencapai tingkat ketuntasan belajar dan 3 peserta didik belum mencapai tingkat ketuntasan belajar. Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan pada siklus I dan II dapat dinyatakan bahwa pembelajaran Kewarganegaraan (PKN) materi Berorganisasi melalui metode the power of two dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V MIS Ummul Quraa Kecamatan percut sei tuan Kabupaten deli serdang, baik pendidik dan pendidik. Sebelum diterapkannya metode pembelajaran demonstrasi, hasil belajar siswa kelas V MIS Ummul Quraa sangat rendah. Dengan nilai rata-rata tersebut belum dapat dinyatakan tuntas karena belum mencapai 70%, sehingga peneliti melanjutkan tindakan pada siklus I. Hasil belajar peserta didik pada saat dilaksanakan tindakan I sudah mulai meningkat jika dibandingkan dengan pelaksaaan pada saat pra tindakan. Pada pra tindakan lalu pada siklus I meningkat dengan kategori baik. Dari hasil analisa yang diperoleh bahwa peserta didik sudah mulai aktif dan termotivasi saat proses pembelajaran pada siklus I disebabkan karena pendidik menggunakan metode pembelajaran Inovatif, walaupun masih terdapat beberapa peserta didik yang gagal pada saat menjawab pertanyaan yang telah diberikan oleh pendidik. Pada siklus II hasil belajar peserta didik dinyatakan meningkat karena pada saat siklus II, peserta didik mulai memahami metode dan mengerti akan pembahasan materi dengan meningkat dan mereka lebih termotivasi untuk belajar sambil bermain games (perlombaan) sehingga mereka berusaha untuk memahami potongan gambar bersama teman kelompok yang telah ditentukan oleh pendidik lalu menempelkannya di papan tulis dalam sebuah karton. Maka secara keseluruhan penelitian ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V MIS Ummul Quraa Kecamatan percut sei tuan Kabupaten deli serdang materi Berorganisasi menggunakan metode pembelajaran Inovatif. Hal ini dapat terlihat pada deskripsi nilai dimulai dari tes awal sampai siklus II dengan hasil meningkat dengan sangat baik. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang disajikan maka dapat disimpulkan, bahwa hasil belajar untuk kelas V MIS Ummul Quraa meningkat dengan materi berorganisasi pokok bahasan menyebutkan cohtoh organisasi dilingkungan sekolah dan masyarakat dapat tingkatkan dengan metode the power of two lagi bila dilaksanakan lebih berinovasi lagi. REFERENSI Salim dan Syahrum, 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Citapustaka Media. Prof. Dr. Made Pidarta, 2009. Landasan Kependidikan, Jakarta: Rineka Cipta. Syarh Al-Arbain Haditsan, 2009. 40 Hadis: Telaah Hadis-hadis Mistis Akhlak Terjemahan, Bandung: PT. Mizan Pustaka. Abu Nizam, 2008. Buku Pintar Al-Qur’an, Jakarta: QultumMedia. H.A.R. Tilaar, 2002. Pendidikan Untuk Masyarakat Indonesia Baru, Jakarta: PT Grasindo. Sumiati dan Asra, 2008. Metode Pembelajaran, Bandung: CV Wacana Prima. Ngalim Purwanto, 2001. Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya. http://semnasfis.unimed.ac.id
e-ISSN: 2549-5976 p-ISSN: 2549-435X 176
Prosiding Seminar Nasional Tahunan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Tahun 2017
Drs. Harjanto, 2008. Perencanaan Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta. Muhammad Yaumi, 2013. Prinsip-prinsip Desain Pembelajaran, Jakarta: Kencana. Melvin L. Silberman, 2011. Active Learning, Bandung: Nusamedia. Drs. Ahmad Susanto, M. Pd, 2014. Teori Belajar Dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar Jakarta: Kencana. Tukiran Taniredja, dkk, 2012. Penelitian Tindakan Kelas Bandung: CV. Alfabeta. Suharsimi Arikunto, 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT Rineka Cipta. Salim dan Syahrum, 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Citapustaka Media.
http://semnasfis.unimed.ac.id
e-ISSN: 2549-5976 p-ISSN: 2549-435X 177