978-602-',t7758-2-A
VOLUME ll Februari 2013
iw POIilANAS
PROSIDING SEMINAR NASIONAL POKIANAS TOI XLll "Penggolion, Peleslorion, Pemonfooton, don Pengembqngon Tumbuhqn Obol lndonesiq unluk Peningkolqn Keseholqn Mosyorokol "
Dolqm Rongko Dles Notolis UNJANI Ke-22 Podo Tonggol 20 Mei 2012
I
I u rusan
,il|llllilt|lll$l
Farsrasi FM IPA
lalmju'e,nsi Ga,s f ,e n d e ral, Ac h rn:ad
SBN 978-602-177 St-2-O
Yani
Ci
mah i
F*KJAT{AS
SEMINAR NASIONAL POKJANAS TOI XLII Penggalian, Pelestaraian, Pemanfaatan dan Pengembangan Tumbuhan Obat lndonesia Untuk Peningkatan Kesehatan Masyarakat.
VOLUME II
KETUA TIM PEI{YUNTING: Prof. Dr. Sukrasno (ITB)
Diterbitkan oleh: Jurusan Farmasi Fakultas MIPA Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi
SEMINAR NASIONAL POKJANAS TOI XLII
Penggalian, Pelestaraian, Pemanfaatan dan Pengembangan Tumbuhan obat Indonesia Untuk Peningkatan Kesehatan Masyarakat.
TIM PENYUNTING: l. Prof. Dr. Sukrasno (ITB) 2.Prof. Dr. Elin Yulinah (lTB) 3. Prof. Dr. Andreanus Soemardji, M.S. (iTB) 4.Dr. Moelyono M.W, M.S. (UNPAD) 5. Dr. Sophie Damayanti, M.Si. (ITB) 6. Dr. Afifah B. Sutjiatmo, M.S. (UNJANI) 7.Dr. Sal.u Putu Yuni Paryati, drh., M.Si. (UNJANI) 8. ir. Nunuk M. Januwati, M.S.(IPB)
Hak Cipta 02010 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahan sebagian atau seluruh isi buku dalam bentuk apapun, baik secara elektronik maupun mekanis. termasuk memfotokopi, merekam atau dengan sistem penyimpanan lainnya tanpa izin tertulis dari Penulis.
Penerbit: Jurusan Farmasi FMIPA UNJANI
Jl. Terusan Jenderal Sudirrnan PO Box 148 Cimahi Telp. (022) 663 I s8l Fax. (022) 6631s81
Volume II Cetakan: Pefiama (2013)
Perpustakaan Nasional: Katalog dalam Terbitan
ISSN
t?s*Lile*1,775S-e*[ ( JIL. illl llillffilfiil
E}
llIiltillilt
e117860211177582011
Seminar Nasional POKJANAS TOI
XLll
PROSIDING SEMINAR NASIONAL POK.IANAS TOI XLII
TE}IA SEMINAR Penggalian, Pelestaraian, Pemanfaatan dan Pengembangan Tumbuhan Ohat Indonesia Untuk Peningkatan Kesehatan Masyarakat. TL-JUAN SEMINAR NASIONAL Tu-iuan diselenggarakannya Seminar Nasional POK.IANAS TOi XLII adalah untuk meningkatkan kualitas tumbuhan obat agar dapat dimanfaatkan sesuai dengan standar mulai dari hulu sampai ke hilir, serta memasyarakatkan penggunaan Jamu dengan standar .San kualitas yang lebih baik.
Srurnmsr
\asional POKJANAS TOI XLII
lll
PENETAPAN KADAR ToKoFERoL MINYAK BUAH MERAH (panctanus in Vitra DAN 1n VivoPADA TIKUS YANG DIBERI BEBAN AKTIVITAS FISIK MAKSIMAL
conoicleus LAM.) SECARA
Ni Macle Dwi Sandhiutamil, Ngatidjan2, Erna Kristin2 I
2
Fukrhu, Farmasi, Universitas parrcasila Bagian Farntakologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada Email: dwi_sandh
[email protected]
ABSTRAK
Latar Belakang: Tubuh secara alami dapat mengatasi peningkatan radikal bebas tetapi pada kondisi teftentu seperti pada latihan fisik yang relatif berat, antioksidan endogen tidak mencukupi, sehingga tubuh memerlukan antioksidan dari luar. Pemanfaatan senyawa antioksidan eksogen secara efektif sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya stres oksidatif yang berakibat pada kerusakan sel. Kandungan tokoferol dalam minyak buah merah tinggi dan diduga memiliki aktivitas biologi sebagai antioksidan. Tokoferol efektif mencegah terjadinya peroksidasi lipid dan pembentukan radikal bebas. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menguji kandungan tokoferol serta mengkaji pengaruh minyak buah merah terhadap kadar tokoferol dalam darah pada pemberian aktifitas fisik maksimal. Metode: Kadar tokoferol dalam minyak buah merah in vitro diukur dengan metode Abe dan Katsui secara lluorometri. Uji aktivitas antioksidan secara in vivo dilakukan dengan menggunakan 24 ekor tikus putih galur Wistar jantan dengan pre - post test control grottp design. Tikus dibagi dalam 4 kelompok. Pada kelompok i sebagai kelompok kontrol diberi akuades dan tiga kelompok pelakuan yang masing-masing diberi rninyak buah merah dosis 0.15 ml/kgBB; 0,3 mlikgBB; 0,6 ml/kgBB selama i0 hari. Sebelum pemberian minyak buah merah, dilakukan pengukuran kadar tokoferol pada semua kelompok. Pada hari ke10, keernpat kelompok diberikan beban aktivitas fisik maksimal yaitu dibuat berenang sampai kelelahan berupa harnpir tenggelam dan segera dilakukan pengambilan clarah untuk mengukur kadar tokof-erol dalam darah. Hasil: Pada uji in vitro, kandungan tokoferol pada minyak buah merah adalah 447 p"glml. Pada uji in ttivo dengan dosis 0,15 mI,4
Kata kunci: Minyak buah merah, antioksidan, tokoferol, latihan f-isik PENDAHULI}AN Eksplorasi senyawa antioksidan dari bahan alam kini banyak dilakukan. Menurut
Supriadi (2001), kecenderungan rnasyarakat dunia untuk kernbali
ke alam, yang
ditunjukkan oleh data bahwa sekitar 80% penduduk dunia memanfaatkan obat tradisional
yang bahan bakunya berasal dari tumbuhan, merupakan peluang besar bagi Indonesia untuk mengembangkan tumbuhan obat. Salah satu tanaman obat yang cukup menarik perhatian dan banyak diteliti sejak
akhir 2004 adalah buah merah (Pandanus conoidetts Lam.). Buah merah memang masih
Serninar Nasional POKJANAS TOI
XLII
173
asing bagi sebagian masyarakat. Namun bagi masyarakat Papua, terutama yang tinggal daerah pedalaman, tanaman
;
ini sudah lama dirnanfaatkan terutama sebagai sumber pangerl
Masyarakat pedalaman yang mengkonsumsi minyak buah merah jarang ditemuhsn mengidap penyakit degeneratif seperli kanker, hipertensi, dan diabetes. Bahkan dari
*dara
statistik setempat, mereka memiliki angka harapan hidup cukup tinggi2. Penelitian kandungan senyawa aktif dalam rninyak buah merah yang berkha-siai obat telah dilakukan dan pada awalnya ditujukan untuk menggungkap kandungan gizinl":-
Minyak buah merah mengandung zat-zat gizi bermanfaat atau senyawa aktif dalam kadar
tinggi, diantaranya betakaroten, tokoferol, sefia asam lemak seperli asam oleat. avirn linoleat, asam linolenat, dan asam dekanoat. Kandllngan tokoferol dalam minyak buatr merah tinggi dan memiliki aktivitas biologi sebagai antioksidan2.
Tokoferol efektif mencegah terjadinya peroksidasi lipid dan pembentukan radikal bebas lainnya. Dalam banyak penelitian aktivitas tokoferol sebagai antioksidan di1'auni
kemampuannya
untuk mencegah penyakit-penyakit kronik seperti
penl.akit
kardiovaskular, atherosklerosis, dan kanker. Data epidemiologi menunjukkan bahsa masukan tokoferol atau vitamin
E dosis tinggi, berhubungan dengan penurunan risiko
penyakit kardiovaskular. Vitamin E atau tokofbrol berperan spesifik sebagai antioksidanr.
Tubuh mempunyai sistem pertahanan terhadap radikal bebas yaitu komponen antioksidan endogen seperti superoxide dismutase (SOD), glulation peroksidase (GPX)clan katalase yang dapat menghilangkan
radikal bebas secara enzimatik dan antioksidan
eksogen yang besamya tergantung pada masukan diet. Meskipun tubuh secara alami dapat
mengatasi peningkatan radikal bebas tetapi pada kondisi tertentu seperti pada latihan fisik
yang relatif berat, antioksidan endogen tidak mencukupi, sehingga tubuh memerlukan antioksidan dari luara.
Peningkatan kecepatan metabolisme pada latihan
llsik akan
meningkatkan
konsumsi oksigen pada otot, jantung, dan organ lainnya.5 Menurut Metin et al. (2002). pada latihan
fisik konsumsi oksigen tubuh akan meningkat 10 sampai dengan l5 kali lebih
tinggi dibanding waktu istirahat. Meningkatnya konsumsi oksigen selama latihan fisik yang intensif, dapat meningkatkan produksi radikal bebasa. Radikal bebas yang diproduksi
pada latihan fisik dapat melebihi kapasitas pertahanan antioksidan mengakibatkan stres oksidatif
sehingga
7.
Pemanfaatan senyawa antioksidan eksogen secara efektif sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya stres oksidatif yang berakibat pada kerusakan sel. Zat antioksidan
yang banyak dikenal adalah vitamin
174
A, C, E, flavonoid, dan lain-lain8.
Secara teori
Seminar Nasional POKJANAS TOI
XLII
keuntungan penggunaan suplemen antioksidan untuk meredam radikal bebas oksigen telah e.
ditunjukkan secara luas
Dari uraian di atas diduga bahwa rninyak buah merah yang mengandung tokoferol sebagai antioksidan, dapat mencegah dampak buruk peroksidasi lipid yang timbul pada
pemberian beban aktivitas
flsik maksimal yang ditunjukkan dengan perubahan kadar
tokoferol dalam darah.
METODOLOGI PENELITIAN Penelitian
ini
merupakan penelitian eksperimental laboratoris murni. Kadar
tokoferol dalam minyak buah merah diukur dengan metode Abe dan Katsui'o r".uru fluorometri. Sedangkan uji aktivitas antioksidan minyak buah merah dengan melihat kadar
tokoferol dalam plasma secara in vivo dilakukan dengan pre test- post test control group clesign dengan tiga kelompok eksperimen dan satu kelompok
kontrolll.
l.Bahan utama Bahan yang digunakan adalah minyak buah merah yang diperoleh dari Drs. dosen Fakultas
I Made Budi,
MIPA, Universitas Cendrawasih, irian Jaya. Bagian buah yang digunakan
adalah daging buah merah yang diolah menjadi minyak buah merah.
2.Baban penunjang Etanol, akuades, EDTA, heksan, dan dl-u- tochopherol. 3. Subyek penelitian in vivo Penelitian ini menggunakan tikus putih galur Wistar jantan sebagai subyek penelitian yang didapat dari Laboratorium Farmakologi dan Toksikologi, Fakultas Kedokteran Universitas
Gadjah Mada dalam kondisi yang terkontlol. Penelitian stres oksidatif
dengan
menggunakan model binatang mempunyai keuntungan dari sisi teknis, yaitu prosedur pengukuran parameter stres oksidatif yang dipakai bisa lebih invasifl2.
Alat Penelitian
Alat yang digunakan adalah timbangan untuk tikus, bak untuk aktivitas berenang,
sonde
untuk mernasukkan bahan uji, mikrohaematokrit, alat gelas dan alat laboratorium standar antara lain: timbangan elektronrk, vortex mixer, magnetic macam ukuran, sentrifuge, water bath, spektrotbtometer
slirer, mikropipet dari berbagai
UV-VIS (Spektronik 20-Genesys)
dan spektrofluorometer Shimadzeu RF 510.
1. Jalannya Penelitian a. Pengukuran kadar tokoferol dalam minyak buah merah secara in vitro
Seminar Nasional POK.IANAS TOI
XLII
115
Kadar tokof-erol dalam minyak buah merah diukur dengan metode Abe dan Katsui
't'r".r.u
fluorornetd. Seratus mikroliter minyak buah merah ditambah 500 pl aquabidest dan 500 pl etanol, dicampur dengan menggunakan vortex. Setelah ittr ditambah2,5 ml hexane, kocok
kuat-kuat lalu sentrifuge 3000x g selama kurang lebih 7 menit. Supernatan dibaca dengan spektrotluorometer pada eksitasi2g5 nm dan emisi 320 nm. b. Penguiian aktivitas antioksidan secara in vivo
Sampel darah diambil dari seluruh subyek penelitian, yaitu tikus putih galur Wistar sebelum diberi perlakuan dari medial canthus sinus orbitalis
+
sebanyak
2 ml. Darah
disentrifuse untuk mendapatkan plasma dan dilakukan pengukuran kadar tokofbrol pada plasma dengan metode Abe dan Katsuil0 secara fluorometri. Kemudian ntasing-masing
kelompok perlakuan diberikan sediaan
uji dengan
dosis 0,15 ml/kgBB per hari:0.3
mlikgBB per hari; dan 0,6 ml/kgBB per hari, selama 10 hari. Pada hari ke-l0, tikus dibuat stres oksidatif dengan diberi beban aktivitas fisik maksimal yaitu dibuat berenang sampai
terjadi tanda-tanda kelelahan berupa hampir tenggelaml'. S.t"luh itu sampel darah segera diambil, kemudian dilakukan kernbali pengukuran kadar tokoferol pada plasrn 5. Analisis Data
Analisis statistik menggunakan program SPSS I l. Pada penelitian ini dilihat uji beda tiap
kelompok sebelum dan sesudah perlakuan dengan
uji t
terhadap kaclar tokoferol.
Kemudian dilakukan uji ANOVA satu jalur dengan P<0,05 untuk melihat perbedaan antarkelompok terhadap kadar tokof'erol. Bila pada uii ini ditemukan perbedaan yang bermakna. maka dilakukan tes Post hoc untuk variabel yang bermakna tersebut.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penentuan Kadar Tokol'erol dalam Minyak Buah Merah Tabel 1. Kadar tokotbrol murni dan absorbansinya Kadar standar (tokof-erol) (ueiml) 10
2A
30 40 50
Absorbansi ().295 nm) 0,300 0,500 0,800 1,000 1,200
Persamaan resresi
y:43,23x-2,86 r -- 0,9972 x - absorbansi y: kadar standar (tokoferol) (prg/ml)
Seminar Nasional POKJANAS TOI
XLII
60 50 E 40 5' LU
'= 6 G J
30
20 10
o
o.300
o,500
o,800 abs
1,OOO
1.200
orbansi
Gambar 1. Grafik hubungan kadar tokoferol murni dan absorbansinya Kadar tokoferol murni digunakan untuk membuat kurva standar dalam menentukan
kadar tokoferol minyak buah merah. Berdasarkan kurva standar tersebut, dilakukan pengukuran kadar tokoferol dalam minyak buah merah. Absorbansi minyak buah merah
adalah 1,100 dan dengan pengenceran 10x maka kadar tokoferol yang diperoleh adalah sebesar 447 p.glml.
Efek Pemberian Minyak Buah Merah pada Kadar Tokoferol
Minyak buah merah mengandung tokoferol sebanyak 447 prglml. Kandungan tokoferol dalam minyak buah merah yang diberikan berdasarkan variasi dosis. Tokoferol diabsorpsi lebih baik dalam bentuk minyak pada pemberian oral. Hanya 20-40% tokoferol yang diabsorpsi oleh usus halus bagian tengah yang merupakan tempat absorpsi maksimal dari tokoferol.
Pada pengukuran kadar tokof-erol dalam plasma didapatkan data yaitu, kadar
tokoferol pada kelompok plasebo mengalami penurunan sebesar 15,03oA. Sementara itu pada kelompok dosis
0,i5 ml/kgBB, terdapat peningkatan kadar
sebesar 15,46oh. Pada
kelompok dosis 0,3 ml/kgBB, kadar tokof-erol mengalami peningkatan tokof-erol sebesar 22,19 Yo dan pada kelompok dosis 0,6 ml,&gBB. kadar tokoferol plasma mengalami peningkatan sebesar 50,60
%.
Perubahan kadar tokoferol plasma pada penelitian
ditampilkan pada tabel2 dan pada gambar 2.
Tabel 2.Kadar tokoferol (pg/ml) sebelum dan Kelompok
Placebo
Tokoferol dalam minyak buah merah (us) 0.00
sesudah perlakuan
Sebelum perlakuan (rnean + SD) (rreiml) 77,98
+ 1,77
Sesudah
perlakuan (mean + SD) (ue/ml) 10,18 + 0,67
Perubahan
kadar
p
tokof-erol
(%\ Penurunan
0.028
ts"03% Seminar Nasional POKJANAS TOI
XLII
171
Kelompok dosis 0.15 ml/keBB Kelompok dosis 0,3 ml/kgBB Kelompok dosis 0.6 ml/ksBB
gg?
10,87 +2,41
12,55
+ 7,93
Peningkatan
0,008
15,460
19.96
11,76
+ 1,37
74,37 ).0,82
Peningkatan
0,001
22,790/0
40,18
12,02
+
1,64
I
8,10
*
2,13
Peningkatan
0,001
50,600
160% 140Yo
120'A '1000/o
80% 60%
40% 20% a%
dosis 0.15 ml/kgBB
dosis 0.3 ml/kgBB
dosis 0.6 ml/kgBB
Gambar 2. Persentase perubahan kadar tokof-erol
Pada kelompok plasebo, kadar tokoferol sebelum dan sesudah perlakuan menunjukkan terjadinya penurunan dan bermakna secara statistik (p<0,05). Sedangkan pada ketiga kelompok dosis, kadar tokoferol sebelum dan sesudah perlakuan menunjukkan
terjadinya peningkatan yang bermakna secara statistik (p<0,05). Setelah dilakukan tes pos hoc terhadap variabel kadar tokoferol didapatkan perbedaan yang bermakna antara kontrol
dengan dosis 0,3 ml/kgBB; kontrol dengan dosis 0,6 ml/kgBB; dosis 0,15 ml/kgBB dengan 0,6 mlikgBB dan 0.3 ml/kgBB dengan 0,6 rnl/kgBB. Sedangkan perbedaan yang bermakna antara kontrol dengan dosis 0"15
tidak
terdapat
ml/kgBB dan dosis 0,15
ml/kgBB dengan dosis 0.3 ml/kgBB.
Tokoferol larut dalam lemak, diangkut dalarn darah oleh lipoprotein. penelitian
ini,
Pada
peningkatan dosis pemberian minyak buah merah, diserlai dengan
peningkatan kadar tokoferol dalam plasma. Hal ini menunjukkan kondisi subyek penelitian
adalah sama, tidak terdapat subyek yang mengalami gangguan saluran cerna dalam mencernakan dan menyerap lemak sehingga mempengaruhi jumlah tokoferol yang diserap.
Hasil uji t-test antara sebelum dan sesudah perlakuan, menunjukkan bahwa pada kelompok plasebo yang tidak mendapat buah merah tetapi diberi beban aktivitas maksimal, terjadi
penurunan kadar tokof-erol. Kadar tokoferol dalam plasma dievaluasi untuk melihat
efektifitas dari pemberian antioksidan yang mengandung tokof-erol dalam mengatasi radikal bebas yang terbentuke. Banyak studi yang menjelaskan pengaruh aktivitas fisik akut pada perubahan jumlah antioksidan dalam darah dan perubahan pada penanda tidak 118
Seminar Nasional POKJANAS TOI
XLII
langsung dari peroksidasi lipid yang rnendukung infbrmasi mengenai stres oksidatif karena
aktivitas fisik. Perubahan jumlah tokoferol dalam darah, dapat digunakan sebagai penanda
peningkatan reaksi oksidatifa. Pro-oksidan dapat menyebabkan berkurangnya kadar tokoferol dalam tubuhr3.
Dimitrov et al.(1991), dalam penelitiannya melaporkan bahwa pemberian tokoferol dengan dosis 440 mg, 880 mg dan 1320 mg sebagai dosis tunggal meningkatkan konsentrasi tokoferol dalam plasma dan mencapai puncak setelah 12-24
jam
setelah
pemberian. Pada pemberian untuk dosis pemeliharaan, pemberian tokoferol dengan dosis tersebut selama 28hari dapat mencapai kondisi steady state pada hari ke-4 atau hari ke-5. Penghentian pemberian tokoferol setelah hari ke-28, menurunkan kadar tokof'erol dalam
plasma antara hari ke-12 sampai dengan hari ke-20. Penelitian lain oleh Viitala
er
al.(2004), menyebutkan bahwa pemberian tokoferol selama 2 minggu sebesar 885 rng perhari pada27 partisipan signifikan meningkatkan kadar tokof'erol pada par-tisipan.
Antioksidan dapat memberikan perlindungan dalam rnelawan akibat negatif dari
radikal bebas yang dihasilkan pada aktivitas
fisik
antioksidan nonenzimatik yang paling potent
di
yang berat. Tokoferol merupakan
dalarn tubuh. Fungsi utama tokoferol
adalah sebagai pemutns rantai pada PUFA dan mencegah reaksi propagasi dari radikal bebas. Tokoferol adalah pemakan radikal lipid dan khususnya berikatan dengan PUFA dalam membran phospolipid dan lipoprotein piasma. Radikal lipid bereaksi 1000 kali lebih cepat dengan tokoferol dibandingkan dengan PUFA. Tokolerol memberikan hidrogen pada
radikal lipid dan terbentuk radikal antioksidan. Kemudian radikal antioksidan baru yang terbentuk berikatan dengan radikal antioksidan yang lain dan r-r-renjadi tidak berbahaya
jika berikatan dengan
atar-t
asam askorbat, akan terbentuk kembali alfa tokoferole.
KESIMPULAN Kandungan tokoferol pada minyak buah merah adalah 44T p,glmL Minyak buah merah dosis 0,15 ml/kgBB; 0,3 ml/kgBB dan 0,6 ml,&gBB dapat meningkatkan kadar tokoferol dalam darah pada aktivitas fisik maksimal.
SARAN Perlu dilakukan standarisasi bahan baku dan sediaan jadi minyak buah merah dengan metode penetapan karakteristik mutu yang disesuaikan sehingga dapat membedkan .iaminan perlindungan terhadap keamanan dan kesehatan masyarakat.
Seminar Nasional POKJANAS TOI XLII
119
PUSTAKA 17. Supriadi.200l . Tumbuhan Obat Indonesia; Penggunaan dan Khasiatnya.Edisi 1.hal 11-14. Pustidaka Populer Obor.
18. Budi, M. dan Paimin, F.R. 2004. Buoh Merah. ha1.3-26, 47-56, 67-68. Penebar Swadaya. Jakarla. 19,
Brigelius-Flohe, R., and Traber, M.G. 1999.Vitamin FASEB .1. 13 : 1 145-1 155.
E : Function and Metabolism.
24. Clarkson, P.M., and Thompson, H.S. 2000. Antioxidants : What Role Do They Play in Physical Activity and Health . Am J Clin Nutr.72:637 -646-
2I. Ji, L.L. 1g9g. Antioxidants and Oxidative S o c i e ty
.for Exp erim
e
nt
Stress
in Exercise. Proceedings of the
al Bi o I o g and M e di c in e - 222 : 23 8 -292.
M.K., Belce, A., and Kayserilioglu, A. 2002- The Eff-ect of Vitamin E Treatment on Oxidative Stress Generated in Trained Rats. Tohoku .1. Exp. Med. 198(l):47 -53. Allesio, H.M. 1993. Exercise-induced Oxidative Stress. Med Sci Sports Exerc.25:218-
22. Metin. G., Atukeren, P., Gumustas,
L).
224.
24. Tuminah, S. 2000. Radikal Bebas dan Antioksidan. Cermin Dunia Kedokteran. T2S
:
49-sl. 25. Viitala, P.E., Newhouse, I.J.,LaVoie, N., and Gottardo, C. 2A04. The Effect of Antioxidant Vitamin Supplementation on Exercise Induce Lipid Peroxidation in Trained and Untrained Participants. Lipid in Health and Disease. 3:74 26. Wang,Y., Walsh, C.W., Guo,J.. and Zhang, J. 1991. Maternal Levels of Prostacyclin, Thromboxane, Vitamin E, and Lipid Peroxides Throught Normal Pregnancy. AM.l Obst et Gyne c ol.l 65 : I 690-1 69 4 27. Campbell, D.T., and Stanley, J.C. 1972. Experimenlal and Quasi-experimental Designs for Research. Rand Menally & Company, Chicago. 28. Nakao, C., Ookawara. T.. Kizaki, T., Oh-lshi, S., Miyazaki, H', Haga, S., Sato. Y., Ji. Li.. and Ohno, H. 2000. Effects of Swimming Training on Three Superoxide Dismutase Isoenzymes in Mouse Tissues. J Appl Physiol. SS:649-654.
29. Gutteridge, J.M.C.1995. Lipid Peroxidation and Antioxidants as Biomarkers of Tissue Damage. Clin Chem. 41(12): 1 81 9-1 828 30. Dimitrov, N.V., Meyer, C., Gilliland, D., Ruppenthal, M., Chenoweth, W', and Malone, W. 1991. Plasma Tocopherol Concentrations in Response to Supplemental Vitamin E. Am J Clin lVutr.53:723-729
Seminar Nasional POKJANAS TOI
XLII