ISSN 2085-9465
PROSIDING SEMINAR NASIONAL DAN PAMERAN HASIL-HASIL PENELITIAN (DALAM RANGKA DIES NATALIS UNRAM KE 47)
Tema : “Membangun NTB yang Mandiri dan Berdaya Saing melalui Pengembangan IPTEKS”
Mataram, 29-30 September 2009
LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS MATARAM Jl. Pendidikan 37 Mataram, Lombok, NTB
ISSN 2085-9465
PROSIDING SEMINAR NASIONAL DAN PAMERAN HASIL-HASIL PENELITIAN (DALAM RANGKA DIES NATALIS UNRAM KE 47) Tema :
“Membangun NTB yang Mandiri dan Berdaya Saing melalui Pengembangan IPTEKS” Pelindung Penanggung Jawab Ketua Redaksi Wakil Ketua Penyunting: Ketua Anggota
: Rektor Universitas Mataram : Ketua Lembaga Penelitian Universitas Mataram : Ir. H. Amiruddin, MSi : Dr. Ir. H. Tarmizi, MP
: Dr. Ir. Kisman, MSc : Dr. I Wayan Suana, S.Si., M.Si. dr. Hamsyu Kadriyan, Sp. THT., M.Kes. Agus Dwi Catur, ST., MT. Drs. Sukib, M.Si. Muhammad Ali, S.Pt., Ph.D. Dr. Muhaimin, SH., M.Hum. Ir. Sasmito, M.Phil. Dr. Ir. Bambang Budi Santoso, MScAg
Alamat: LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS MATARAM Jl. Pendidikan 37 Mataram, Lombok, NTB Telp./fax. 0370 638265 E-mail :
[email protected]
KATA PENGANTAR Seminar Nasional dan Pameran Hasil-hasil Penelitian dalam rangka Dies Natalis Universitas Mataram ke 47 yang bertema ”Membangun NTB dan Masyarakat Akademik yang Berdaya Saing melalui Pengembangan IPTEKS” diharapkan merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh Lembaga Penelitian Universitas Mataram. Kegiatan ini selain bertujuan untuk menginformasikan hasilhasil penelitian, juga untuk meningkatkan kerjasama dengan lembaga penelitian antar perguaruan tinggi dan lembaga penelitian lainnya di seluruh Indonesia. Hasil seminar ini nantinya dapat dijadikan sebagai saran atau bahan kebijakan dan gagasan inovatif untuk meningkatkan mutu, relevansi dan tatakelola penelitian di Universitas Mataram. Seminar Nasional ini dijadikan sebagai wahana untuk membahas hasil-hasil penelitian dari berbagai perguruan tinggi dan lembaga lainnya, dan sebagai bahan evaluasi dan peningkatan mutu penelitian yang diselenggarakan di Lembaga Penelitian Universitas Mataram di masa yang akan datang. Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk pembukaan secara seremonial, seminar hasil penelitian, pameran hasil penelitian, bazar dan kunjungan wisata. Semoga penyelenggaraan seminar ini dapat menambah wawasan para peneliti dan masyarakat pada umumnya serta memenuhi harapan Lembaga Penelitian Universitas Mataram sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. SELAMAT BERSEMINAR
Ketua Lembaga Penelitian Universitas Mataram
Prof. Ir. Yusuf Akhyar Sutaryono, Ph.D.
i
LAPORAN KETUA PANITIA PELAKSANA Selamat datang di Universitas Mataram NTB. Dalam momentum hari raya Idhul Fitri pada kesempatan ini saya sampaikan Minal Aidin wal faizin wal makbulin semoga kita senantiasa dalam ampunan, ridho dan rachmatNYA. Dapat dilaporkan bahwa Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian dan Pameran yang diselenggarakan tanggal 29-30 September 2009 bertujuan selain untuk menginformasikan hasil-hasil penelitian, juga untuk meningkatkan kerjasama dengan lembaga penelitian antar perguruan tinggi dan lembaga penelitian lainnya di seluruh Indonesia. Hasil seminar ini nantinya dapat dijadikan sebagai saran atau bahan kebijakan dan gagasan inovatif untuk meningkatkan mutu, relevansi dan tatakelola penelitian di Universitas Mataram. Peserta seminar berjumlah sekitar 200 orang lebih yang berasal dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia yaitu: 1. Univ. Syah Kuala Banda Aceh - Sumatra. 2. Univ. Lambung Mangkurat - Banjar Baru Kalimantan 3. Univ. Gajah Mada- Yogyakarta 4. Univ. Islam Indonesia - Yogyakarta 5. Univ. Negeri Surakarta – Solo 6. Institut Seni Indonesia – Solo 7. Univ. Negeri Malang – Malang 8. Universitas Mataram 9. Universitas Swasta se NTB. dan 10. Dinas instansi yang ada di Pemda-Prop. NTB. Kepada peserta yang telah berpartisipasi disampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya semoga bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan meneliti saudara. Kepada semua panitia juga disampaikan terima kasih atas korbanan fikiran dan waktunya. semoga seminar nasional ini berjalan seperti yang diharapkan. Kepada seluruh peserta yang nantinya kembali ke tempat kerja masing-masing disampaikan selamat jalan dan kembali berkumpul bersama keluarga dengan selamat. Amiin
ii
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR………………………………………………….....................
i
LAPORAN KETUA PELAKSANA SEMINAR....................................................
ii
DAFTAR ISI......................................................................................................
iii
LATAR BELAKANG, TEMA DAN TUJUAN......................................................
1
PESERTA, TEMPAT DAN WAKTU..................................................................
2
MATERI SEMINAR DAN PAMERAN................................................................
2
AKOMODASI, KONSUMSI DAN TRANSPORTASI.........................................
2
TATA TERTIB PERSIDANGAN DAN POSTER SESSION..............................
2
SUSUNAN PANITIA.........................................................................................
3
SUSUNAN ACARA...........................................................................................
5
MAKALAH UTAMA.. MEMBANGUN NTB DAN MASYARAKAT AKADEMIK YANG BERDAYA SAING MELALUI PENGEMBANGAN IPTEKS Direktur DP2M Dirjen Dikti........................................................................
23
PERANAN DEWAN RISET NASIONAL DALAM RANGKA MENDUKUNG PENGEMBANGAN PENELITIAN DI PERGURUAN TINGGI & DAERAH Sekertaris Menristek RI/DRN.................................................................... 37 MAKALAH PENUNJANG. A.
BIDANG SAIN, KEDOKTERAN, PENDIDIKAN MARKONICOV ADDITION OF CHLROSULFONIC ACID TO EUGENOL ISOLATED FROM CLOVE OIL TO FORM NEW CYCLIC SULFONIC DERIVATIVE. I Made Sudarma, Maria Ulfa, Sarkono…………………………………… PENGARUH KUALITAS AIR YANG DIGUNAKAN UNTUK MEMBUAT
51
KRIM SANTAN TERHADAP KUALITAS EXTRA VIRGIN COCONUT OIL YANG DIHASILKAN Ani Setyopratiwi.......................................................................................
58
FITOREMEDIASI MENGGUNAKAN ECENG GONDOK (Eichornia crassipes), KAYU APU (Pistia stratoites), KANGKUNG AIR (Ipomoea aquatica) UNTUK MENURUNKAN KADAR DETERJEN PADA PERAIRAN) Syarifa Wahidah Al Idrus.........................................................................
68
IMPLEMENTASI KOPER MATIK DI SDN 44 AMPENAN KOTA MATARAM UNTUK MENCIPTAKAN PEMBELAJARAN YANG MENYENANGKAN DAN BERPUSAT PADA SISWA Sri Subarinah...........................................................................................
83
PROFIL KAPASITAS VITAL PARU ATLET TAEKWONDO MAHASISWA PERGURUAN TINGGI SE-NUSA TENGGARA BARAT Yanna Indrayana, Herpan Syafii Harahap...............................................
95
PERBANDINGAN EFEKTIVITAS PIPERAZIN DAN ALBENDAZOL SEBAGAI ANTIHELMENTIK TERHADAP ASCARIASIS Herpan Syafii H., Titi Pambudi K., Dyah Purnaning, Adnanto Wiweko....................................................................................................
106
EFFECTS OF PHYLLANTHUS NIRURI L EXTRACT ON CELLULAR IMMUNITY BALB/C INFECTED BY SALMONELLA TYPHIMURIUM Ima Arum L, Purwanto AP, Henna Rya……………….……….................
114
THE PROTECTIVE EFFECTS OF SEA CUCUMBER (Holothuria scabra) AGAINST THE HEPATOTOXICITY OF CARBON TETRACHLORIDE (CCL4). PHARMACOLOGICAL EXPERIMENTAL STUDY IN RATS (Rattus norvegicus) Nurhidayati..............................................................................................
134
ANGKA KESAKITAN IBU DAN ANGKA KEMATIAN ANAK PADA PERKAWINAN DI BAWAH UMUR DI KABUPATEN LOMBOK BARAT Ardiana Ekawanti....................................................................................
150
MASS BLOOD SURVEY DAN ACTIVE CASE DETECTION UNTUK PENGENDALIAN MALARIA DI DESA BATUNAMPAR, KECAMATAN JEROWARU, KABUPATEN LOMBOK TIMUR, NTB Ahmad Taufik S, Didit Yudhanto, Mohammad Rizki, Adnanto Wiweko, Deasy Irawaty, Seto Priyambodo, Mulyanto, Hisayoshi Mitsuda……...
160
PEMETAAN ANAK TIDAK DAN PUTUS SEKOLAH USIA 7 – 15 TAHUN DI KOTA MATARAM DAN KABUPATEN SUMBAWA BARAT
B.
PROVINSI NTB: KE ARAH PENUNTASAN WAJAR 9 TAHUN Burhanuddin............................................................................................
174
PROGRAM PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DAN DAERAH, FKIP-UNRAM Johan Mahyudi........................................................................................
188
PERANCANGAN PERMAINAN EDUKATIF UNTUK PEMBELAJARAN FISIKA PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR Joni Rokhmat..........................................................................................
209
PERANCANGAN TAMAN EDUKATIF UNTUK PEMBELAJARAN PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR Chairunisyah Sahidu, Joni Rokhmat, Nyoman Sridana, Aa Sukarso……………………………………………………………................
223
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MULTIMETODE MATA PELAJARAN SAINS PAKET B PADA PKBM DI KABUPATEN LOMBOK TENGAH Kosim, H. Wahab Juri, Syahrial A., Hikmawati.......................................
236
PEMBELAJARAN BERDASARKAN “SISTEM AMONG” ( Model PMBSA ) Harry Supriyanto.....................................................................................
256
AKTIVITAS ANTIHIPERGLIKEMIK EKSTRAK TIGA TANAMAN OBAT TRADISIONAL SUKU SASAK LOMBOK YANG MEMILIKI KESAMAAN FUNGSI Sukib dan Kusmiyati................................................................................
266
PERANCANGAN CHEMISTRY MAGIC DISC SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN KIMIA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SMA NEGERI 5 MATARAM Yayuk Andayani, I Nyoman Loka dan Yasir Arafat.................................
277
EVALUASI PROGRAM PENUNTASAN BUTA AKSARA DI NTB Aos Santosa Hadiwijaya…………………………………………..………..
288
BIDANG PERTANIAN DEPOSIT ANTIBODI ANTI-EKSKRETORI/SEKRETORI Ascaridia galli DI DALAM YOLK AYAM PETELUR Darmawi, Ummu Balqis, dan Muhammad Hambal ................................... PROGRESIF MOTILITAS SPERMATOZOA SAPI HISSAR SUMBAWA SESUDAH PENYIMPANAN PADA 5°C DI DALAM PENGENCER
304
BERBASIS TRIS-KUNING TELUR DAN TRIS-EKSTRAK KEDELAI Chairussyuhur Arman, Maskur, Sri Sulandari, Kertanegara, M. Dohi dan Mastur.......................................................................................................
313
AMPLIFIKASI GEN vp19 DAN vp28 VIRUS BERCAK PUTIH (WHITE SPOT SYNDROM VIRUS) YANG MENGINFEKSI UDANG DI INDONESIA Muhamad Ali, Sulaiman N.D., Alis Muhlis, dan Yusuf Akhyar Sutaryono..................................................................................................
326
PRODUKSI ANTIBODI POLIKLONAL UNTUK MENDETEKSI TOKSIN CLOSTRIDIUM BOTULINUM TIPE B: PENELITIAN PENDAHULUAN PENGEMBANGAN IMUNODIAGNOSTIK Sulaiman N. Depamede dan Djoko Kisworo..............................................
327
STUDI TENTANG DENSITAS IKAN PELAGIS DAN HUBUNGANNYA DENGAN KONDISI OCEANOGRAFI DI PERAIRAN SELAT ALAS M. Junaidi, A. Mukhlis dan N. Diniarti........................................................
336
PERANAN BANK ZIGOT UNTUK MENJAGA KONTINUITAS PRODUKSI MUTIARA DI INDONESIA Syachruddin AR.........................................................................................
345
IDENTIFIKASI JENIS IKAN HASIL TANGKAPAN NELAYAN DI DESA LABUHAN LOMBOK KECAMATAN PRINGGABAYA LOMBOK TIMUR Salnida Yuniarti.......................................................................................................
362
UPAYA EFISIENSI PENGGUNAAN PAKAN BUATAN UNTUK MENEKAN FCR PADA PEMBESARAN IKAN KERAPU BEBEK DI KERAMBA JARING APUNG (KJA)” M.Amiri, Imanuddin, Bangun.....................................................................
368
LAJU PERTUMBUHAN KARANG PADA EKOSISTEM TERUMBU KARANG GILI INDAH LOMBOK*) Mukhlis......................................................................................................
378
KAJIAN PEMANFAATAN IKAN NILA UNTUK DENDENG BUMBU EKSTRAK Edy Santoso..............................................................................................
389
STUDY OF PENGANTAP BAY CONDITION FOR THE SUITABLE SITE OF SEAWEED (Eucheuma Cottonii) CULTIVATION Dewi Nur’aeni Setyowati, Paryono…………………………………………...
402
DESAIN KAWASAN KONSERVASI BERBASIS PAYMENT FOR
ECOSYSTEM SERVICE (PES) DI KAWASAN KKLD GILI SULAT DAN GILI PETAGAN LOTIM Sitti Hilyana................................................................................................
414
PENGARUH EKSTRAK RUMPUT LAUT TERHADAP PERKECAMBAHAN DAN PERTUMBUHAN TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill) Sunarpi, Ahmad Jupri, Nurahman, dan Rina Kurnianingsih......................
431
PERANAN PEMULIAAN POHON DAN SILVIKULTUR DALAM PENGEMBANGAN AGROFORESTRY DI LOMBOK BARAT Indriyatno dan Sitti Latifah.........................................................................
442
APLIKASI JAMUR Trichoderma koningii Isolat ENDO-02 DAN Trichoderma harzianum Isolat SAPRO-07 DALAM MENINGKATKAN KETAHANAN INDUKSI BEBERAPA KLON VANILI TERHADAP PENYAKIT BUSUK BATANG FUSARIUM I Made Sudantha........................................................................................
450
PENGGUNAAN VARIASI SOMAKLONAL DAN SELEKSI IN VITRO UNTUK MENDAPATKAN PLASMA NUTFAH TANAMAN RESISTEN TERHADAP PENYAKIT A. Farid Hemon .........................................................................................
465
PENGARUH BIBIT Acacia crassicarpa ASAL BIJI DAN STEK TERHADAP PERKEMBANGAN PENYAKIT HAWAR DAUN BAKTERI Ni Made Laksmi Ernawati..........................................................................
478
TINGKAT SERANGAN HAMA PEMAKAN DAUN PADA TANAMAN Gryrinops versteegii Gilg. Domke PENGHASIL GUBAL GAHARU Hery Haryanto dan Heykal.........................................................................
488
UJI ANTAGONIS JAMUR SAPROFIT TERHADAP JAMUR Fusarium oxysporum f.sp. cubense PENYEBAB PENYAKIT LAYU PADA TANAMAN PISANG Wahyu Astiko.............................................................................................
494
KEMAMPUAN Streptomyces sp. ISOLAT LOMBOK MENGHAMBAT JAMUR DAN BAKTERI PATOGEN TANAMAN SECARA IN-VITRO Irwan Muthahanas.....................................................................................
511
KELIMPAHAN MUSUH ALAMI LOKAL PADA TEKNOLOGI BUDIDAYA BAWANG MERAH POLIKULTUR DI SENTRA PRODUKSI PULAU LOMBOK T a r m i z i.................................................................................................
523
C. BIDANG PERTANIAN II REGULASI DAN LOKALISASI SUBSELLULER EKSPRESI GEN BIOSINTESIS HOMOGLUTATION BINTIL AKAR SPESIES LEGUM TAHAN KEKERINGAN Sunarpi, Maria Ulfa,Wayan Wangiyana dan Rina Kurnianingsih...............
540
PENERAPAN SELEKSI SIMULTAN PADA POPULASI JAGUNG (Zea mays L.) SEBAGAI PENUNJANG PROGSATANJUNG DAN BUMI SEJUTA SAPI DI NTB I Wayan Sutresna......................................................................................
555
TOLERANSI GALUR DAN VARIETAS PADI TERHADAP CEKAMAN KEKERINGAN I Gusti Putu Muliarta Aryana…………………………………………………..
567
KEPADATAN TAJUK POHON SEBAGAI PENGATUR TETESAN AIR HUJAN DALAM SISTEM PERTANIAN LAHAN KERING MTh. Sri Budiastuti.....................................................................................
578
ANALISIS PERTUMBUHAN TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) PADA INTERVAL WAKTU PEMBERIAN Fe DAN Mg YANG BERBEDA Amalia T Sakya, Muji Rahayu, Winda Nawfetrias......................................
589
PERANAN CROTALARIA JUNCEA L. SEBAGAI SUMBER HARA NITROGEN PADA PERTANAMAN PADI BERAS MERAH Mulyati, I N Kantun, L. Irasakti..................................................................
602
PENGARUH CEKAMAN AIR DAN PUPUK KANDANG TERHADAP FISIOLOGI TANAMAN JAGUNG B.Tri Ratna E, Awaludin Hipi, dan Tohari..................................................
617
PENURUNAN DAMPAK NEGATIF DEFISIT AIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI MELALUI PEMBERIAN SULFUR Wayan Wangiyana, Apriany Malinda dan Sunarpi....................................
629
SEKENARIO SISTEM BUDIDAYA TANAMAN YANG DAPAT MENINGKATKAN EFISIENSI PENGGUNAAN AIR IRIGASI DARI SUMBER AIR TANAH DALAM PADA LAHAN KERING PASIRAN LOMBOK UTARA MENGGUNAKAN SISTEM IRIGASI SPRINCLE BIG GUN Suwardji.....................................................................................................
643
EFFECTS OF SILICATE ROCK-ORGANIC FERTILIZERS (SROFS) APPLICATION ON PEANUT YIELD IN NORTHERN LOMBOK ISLAND
659
Joko Priyono……………………………………………………………………. PREDICTING SOIL CARBON AND NITROGEN CONCENTRATIONS USING RAPID TECHNIQUE OF PROXIMALLY SENSED SOIL SPECTRAL REFLECTANCE Bambang Hari Kusumo………………………………………………………..
665
STUDI KOMPONEN HASIL JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) EKOTIPE NUSA TENGGARA BARAT SELAMA TIGA TAHUN SIKLUS PRODUKSI Bambang B. Santoso.................................................................................
681
KETERSEDIAAN DAN PERMINTAAN BAMBU NUSA TENGGARA BARAT Taslim Sjah, Markum, Budhy Setiawan.....................................................
694
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN BIOGAS ASAL LIMBAH TERNAK SAPI: Study Kasus di Desa Peresak Kabupaten Lombok Barat I Wayan Suadnya.......................................................................................
702
HASIL DAN KOMPONEN HASIL 24 VARIETAS KEDELAI PADA KONDISI CEKAMAN KEKERINGAN Kisman, B. Erna Listiana, Putu Silawibawa, Farid Hemon, Meidiwarman..............................................................................................
718
D. BIDANG TEKNOLOGI MAKROMOLEKUL TERINTEGRASI NTO: PENDEKATAN BARU UNTUK PELEDAK TIDAK SENSITIF Saprizal Hadisaputra..................................................................................
728
PENGGUNAAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BIPOLAR HOPFIELD UNTUK PENGENALAN POLA CITRA DUA DIMENSI Triwijoyo Bambang Krismono....................................................................
736
DISAIN DAN APLIKASI GASIFIKASI BATU BARA SEMI UPDRAFT SEBAGAI ALTERNATIF ENERGI UNTUK OVEN TEMBAKAU Tri Rachmanto, Nazar Susan, Irawan........................................................
748
RANCANG BANGUN PENGENDALI ROBOT 3 DOF BERBASIS FPGA Tito Yuwono...............................................................................................
757
KEAUSAN KERING KOMPOSIT MATRIK ALUMINIUM DIPERKUAT RhSiC-GRAFIT Sinarep, Agus Dwi Catur............................................................................
767
PENGARUH UKURAN BUTIR BATU APUNG TERHADAP SIFAT MEKANIK BETON RINGAN Akmaluddin.................................................................................................
781
PENGHITUNGAN KONSUM.SI. ENERGI DAN NILAI LAJU PENGERINGAN PROSES PENGERINGAN RUMPUT LAUT DENGAN TOTARY DRYER Nazaruddin dan Kurniawan Yuniarto......................................................... 795 SENYAWA ANTIFUNGAL ‘ALKYLRESORCINOL’ DAN AKTIVASI SISTIM KETAHANAN ALAMI BUAH MANGGA SEBAGAI STRATEGI PENANGANAN PENYAKIT PASCA PANEN YANG RAMAH LINGKUNGAN Zainuri, H. Suheri, I. M. Sudarma dan S. Widyastuti..................................
805
EVALUASI RUGI-RUGI DAYA PADA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK MENGGUNAKAN ANALISIS ALIRAN DAYA 3 FASA METODE KOMPENSASI ADAPTIF Agung Budi Muljono……………………………………………………………
816
PENGARUH UKURAN TETESAN TERHADAP PENJALARAN TETESAN DI ATAS PERMUKAAN PANAS Yesung Allo Padang ..................................................................................
831
PERBANDINGAN ANALITIS DAN EKSPERIMEN GETARAN TRANSVERSAL BAJA AISI 1018 AKIBAT GAYA TARIK AKSIAL Achmad Zainuri..........................................................................................
839
POTENSI TANGKAI DAUN NIPAH (Nypa Frutican Wurmb) SEBAGAI BAHAN BAKU PAPAN PARTIKEL FEBRIANA TRI WULADARI.......................................................................
851
PENGARUH PANJANG SERAT TERHADAP KETAHANAN IMPACT MATERIAL KOMPOSIT KAIN PERCA DENGAN MATRIK POLYESTER Nasmi Herlina Sari, Supriono.....................................................................
863
SISTEM KENDALI SINKRONISASI INVERTER DENGAN JALA-JALA LISTRIK Warindi........................................................................................................
876
PENGEMBANGAN TURBIN ZERO HEAD TIPE AKSIAL BERTINGKAT Nur Kaliwantoro..........................................................................................
893
PENGUKURAN CURAH HUJAN DI MATARAM DENGAN RAIN GAUGE UNTUK PEMODELAN KANAL LMDS
906
Made Sutha Yadnya, Lilik Hanifah, dan IGN M Arnaya..............................
E.
BERAT JENIS KOMPOSIT SANDWICH MATRIK POLYESTER DIPERKUAT SERAT NANAS DAN FILLER FLYASH DENGAN HONEYCOMB CORE DARI KERTAS BEKAS Agus Dwi Catur, Nazmi Herlinasari............................................................
916
ANALISIS ENERGI PADA GASIFIKASI BIOMASSA MENGGUNAKAN TOP LIF UPDRAFT GASIFIER Tri Rachmanto, Nurchayati.........................................................................
927
BIDANG REVITALISAS BUDAYA, SOSIAL, KEMASYARAKATAN PETA BUDAYA NUSANTARA SEBAGAI SITEM INFORMASI BUDAYA INDONESIA Sri Hastanto................................................................................................
937
REVITALISASI NILAI-NILAI BUDAYA SASAK UNTUK NTB BERIMAN DAN BERDAYA SAING L. Bayu Windia............................................................................................
954
REVITALISASI NILAI-NILAI BUDAYA SASAK DALAM PENGAMALAN DAN PENEGAKANNYA H. L. Syafruddin..........................................................................................
967
OPTIMALISASI PARIWISATA KAWASAN SUKUH DAN CETHO KABUPATEN KARANGANYAR DENGAN MENGGALI POTENSI SENI TRADISI SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF Santosa.......................................................................................................
981
PENGAKUAN DAN PERLINDUNGAN NEGARA TERHADAP HAK-HAK TRADISIONAL BIDANG PERTANAHAN PASCA AMANDEMEN UUD 1945 Yanis Maladi...............................................................................................
993
REVITALISASI NILAI-NILAI KULTURAL MASYARAKAT MENUJU NTB BERIMAN DAN BERSAING Mahyuni......................................................................................................
1006
NILAI EKONOMI TAMAN HUTAN RAYA SULTAN ADAM, KALIMANTAN SELATAN DARI AIR DOMESTIK, WISATA ALAM, DAN TRANSPORTASI AIR Mochamad Arief Soendjoto, Suyanto, M. Rusmin Nuryadin......................
1019
REGULATING THE COMMONS: PARTICIPATORY AND MULTISTAKEHOLDER APPROACHES?
Muktasam....................................................................................................
1033
PERCEPATAN PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PENGURANGAN KEMISKINAN MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBANGUNAN EKONOMI REGIONAL DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN AGRO INDUSTRI (STUDI KASUS DI KABUPATEN SUMBAWA BARAT) Fauzy Agam................................................................................................
1046
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM) DI INDONESIA Diswandi......................................................................................................
1060
TEORI AGLOMERASI: Langkah Strategis Meningkatkan Pemanfaatan Ruko di Mataram M. Firmansyah............................................................................................
1077
DAMPAK BANTUAN LANGSUNG TUNAI TERHADAP KESEJAHTERAAN PEREMPUAN KEPALA KELUARGA DI PULAU LOMBOK Tajidan, Ibrahim, Emi Salmah, Sri Wahyulina, dan Ruth Stela Thei ..........
1087
MODEL KELEMBANGAN BAGI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA NON MATERIAL UNTUK MENUNJANG PEMBANGUNAN PERDESAAN Mansur Afifi, Sitti Latifah.............................................................................
1105
KEMAMPUAN MANAGERIAL PEREMPUAN PENGUSAHA MIKRO DAN KECIL MAKANAN OLAHAN DI KOTA MATARAM DAN KABUPATEN LOMBOK BARAT Taslim Sjah, Rosmilawati, Zainuri...............................................................
1120
PEOPLES’ BEHAVIOR ON BIOSECURITY MEASURES FOR HIGHLY PATHOGENIC AVIAN INFLUENZA CONTROL IN BALI AND LOMBOK Muktasam, A. Ambarati, Suadnya, IW., and A, Toribio, J- ALML,…………
1126
PERLINDUNGAN HUKUM BISNIS ASURANSI SYARI’AH DAN PROSPEK PENGEMBANGANNYA DI MATARAM NUSA TENGGARA BARAT Muhaimin.....................................................................................................
1141
ALTERNATIF MODEL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT LOKAL DALAM PENGELOLAAN TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI PULAU LOMBOK L. Sukardi....................................................................................................
1159
PROFILE OF EXTENSION INSTITUTIONS AND STAFF IN THE WEST, CENTRAL AND EAST LOMBOK Happy Poerwoto; Hermansyah; H. Hasyim…………………………………..
1174
ANALISIS PENGEMBANGAN KOMODITAS UNGGULAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DI KAB. BIMA Amiruddin....................................................................................................
1191
REVITALISASI BUDAYA NTB MENUJU NTB BERSAING MENYAMBUT TAHUN KUNJUNGAN LOMBOK SUMBAWA 2012 Johan Bachri...............................................................................................
1208
REVITALISASI NILAI-NILAI BUDAYA SASAK UNTUK NTB BERIMAN DAN BERDAYA SAING L. Mujitahid..................................................................................................
1218
ANALISIS PENGELUARAN PEMERINTAH DAN KETERBUKAAN EKONOMI DAERAH DI INDONESIA Wahyunadi...................................................................................................
1228
REVITALISASI KEARIFAN LOKAL DALAM MEMBANGKITKAN SEMANGAT BERSAING Jalaludin Arzaki...........................................................................................
1245
REVITALISASI NILAI - NILAI BUDAYA SASAK UNTUK NTB BERIMAN DAN BERDAYA SAING Ramiun.........................................................................................................
1253
MAKALAH POSTER PROFIL PENYAKIT GERIATRI DI LOMBOK Ahmad Taufik; Ardiana Ekawanti ...............................................................
1253
TEKNOLOGI PENINGKATAN KUALITAS SUARA PERKUTUT (GEOPELIA STRIATA) MELALUI PEMBERIAN FORMULA MEDICINE HERBAL Dwi Kusuma Purnamasari...........................................................................
1262
PERMASALAHAN HUKUM DALAM PENERAPAN PERDA ZAKAT DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR Muhaimin...................................................................................................... 1278 PELAKSANAAN JAMINAN (COLLATERAL) DALAM PEMBIAYAAN BAGI HASIL BANK MUAMALAT CABANG MATARAM Muhaimin...................................................................................................... 1294 HASIL RUMUSAN DAN REKOMENDASI SEMINAR NASIONAL......................
1310
DAFTAR NAMA PESERTA SEMINAR NASIONAL............................................
1313
NILAI EKONOMI TAMAN HUTAN RAYA SULTAN ADAM, KALIMANTAN SELATAN DARI AIR DOMESTIK, WISATA ALAM, DAN TRANSPORTASI AIR MOCHAMAD ARIEF SOENDJOTO 1), SUYANTO 1), M. RUSMIN NURYADIN 2) 1)
Fakultas Kehutanan, Universitas Lambung Mangkurat, Jl. A. Yani Km. 36 Banjarbaru 70714, Telp./Fax. 0511-4772290; email:
[email protected] 2) Fakultas Ekonomi, Universitas Lambung Mangkurat, Jl. Hasan Basry Banjarmasin 70123
ABSTRACT The economic value of Tahura Sultan Adam was never determined, but in fact it can be a tool for decision making in a variety of legally and illegally natural resources utilization decreasing the 112.000 ha conservation forest in South Kalimantan. Seventy households of seven villages in the area were sampled to obtain domestic water value. Nature tourism was valued through travel cost approach of 320 respondents. Water transportation was valued from the number of boats used commercially to transport people and/or goods from a village to another located on the edge of Riam Kanan Dam. The whole economic value of Tahura Sultan Adam based on three aspects was Rp1.525.256.435,51/year detailed as follows. By calculation that water consumption was 126,03 l/person/day and the population of 12 villages in the area was 7.295 people, value of domestic water needs was 335.576,93 m3/year. If it was assumed water price in Martapura (the capital city of Banjar Regency) Rp1.080/m3, water domestic value was Rp362.423.084,40/year. By calculation that the number of visitors in 2007 (consisting of 301 weekdays and 64 holidays) was 31.941 people/year and cost varying according to the distance to the area, nature tourism value was Rp668.433.351,11/year. By calculation that fare for boat was Rp3.000-12.500/person, boat was operated 20 days a month, and boat carried a half of its capacity, income from boat operation was Rp41.200.000/month or water transportation value was Rp494.400.000/year. Key word: economic valuation, forest park, water, tourism, transportation ABSTRAK Nilai ekonomi Tahura Sultan Adam belum pernah ditentukan, padahal nilai tersebut dapat dijadikan tolok ukur untuk pengambilan putusan di tengah maraknya berbagai kegiatan pemanfaatan sumberdaya alam secara legal maupun ilegal yang menurunkan kualitas dan kuantitas kawasan konservasi seluas 112.000 ha di Kalimantan Selatan. Tujuh puluh KK di tujuh desa di dalam kawasan disampel untuk mendapatkan nilai air domestik. Nilai wisata alam didekati dengan biaya perjalanan terhadap 320 responden. Nilai transportasi air ditentukan dari jumlah klotok yang digunakan secara komersial untuk mengangkut penumpang dan/atau barang antar-desa di tepi Waduk Riam Kanan. Nilai ekonomi keseluruhan Tahura Sultan Adam dari ketiga aspek itu adalah
1020
Rp1.525.256.435,51/tahun yang perinciannya sebagai berikut. Dengan perhitungan bahwa keperluan penduduk akan air 126,03 l/jiwa/hari dan jumlah penduduk di 12 desa dalam kawasan 7.295 orang, jumlah air untuk kebutuhan domestik adalah 335.576,93 m3/tahun. Dengan asumsi harga air di Martapura (ibukota Kabupaten Banjar) Rp1.080/m3, nilai air domestik Rp362.423.084,40/tahun. Dengan perhitungan bahwa jumlah pengunjung tahun 2007 (yang terdiri atas 301 hari kerja dan 64 hari minggu) adalah 31.941 orang/tahun dan biaya bervariasi sesuai dengan jauh dekat jarak dengan kawasan, nilai wisata alam adalah Rp668.433.351,11/tahun. Dengan perhitungan bahwa ongkos menumpang klotok Rp3.000 - Rp12.500/orang, klotok beroperasi 20 hari setiap bulan, dan terisi penumpang dengan jumlah separuh dari kapasitasnya, maka pendapatan dari usaha klotok adalah Rp41.200.000/bulan atau nilai transportasi air di Waduk Riam Kanan Rp494.400.000/tahun. Kata kunci: nilai ekonomi, tahura, air, wisata, transportasi
PENDAHULUAN
Kawasan konservasi adalah kawasan dengan ciri khas tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah untuk 1) melindungi sistem penyangga kehidupan, 2) mengawetkan keragaman hayati dan ekosistemnya, serta 3) melestarikan pemanfaatan sumberdaya hayati dan ekosistemnya. Dalam UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, kawasan itu terdiri atas suaka margasatwa (SM), cagar alam (CA), taman nasional (TN), taman hutan raya (Tahura), atau taman wisata alam (TWA). Perkembangan kawasan konservasi sangat menyedihkan. Perlakuan negatif dari masyarakat semakin marak, apalagi sejak otonomi daerah dicanangkan pemerintah pusat dan diberlakukan secara intensif oleh pemerintah kabupaten/kota. Otonomi daerah tidak lagi menjadi semangat pemerintah kabupaten/kota dan masyarakat untuk memanfaatkan alam secara lestari, tetapi justru menjadi era berlomba merusak alam demi perolehan uang sebanyakbanyaknya dengan dalih peningkatan pendapatan asli daerah (PAD). Tahura Sultan Adam seluas 112.000 ha yang ditetapkan dengan Keppres No. 52 Tahun 1989 merupakan salah satu dari delapan kawasan konservasi di Kalimantan Selatan. Tujuan penetapan kawasan adalah untuk melestarikan koleksi plasma nutfah Kalimantan, memelihara keindahan alam, menciptakan iklim mikro, meningkatkan fungsi hidroorologis, serta dijadikan sarana penelitian vegetasi hutan hujan tropis dan tipe fauna Kalimantan, sarana pendidikan,
1021
pelatihan, dan penyuluhan kepada masyarakat, serta wisata dan pembinaan cinta alam (BKSDA V, 1999). Namun, beberapa lokasi di Tahura ini telah dirambah melalui pembalakan, peladangan, dan penambangan. Kebakaran hutan di kawasan pun dianggap sebagai hal biasa. Satu cara untuk membangkitkan kesadaran masyarakat memertahankan kawasan konservasi adalah menilai ekonomi kawasan. Penilaian ekonomi sumberdaya alam sebetulnya lazim dilakukan masyarakat umumnya atau pemerintah khususnya. Namun, penilaian lebih diarahkan pada untung rugi yang diperoleh, ketika sumberdaya dimanfaatkan melalui transaksi perdagangan. Penilaian pun mengabaikan ekosistem secara keseluruhan yang memuat adanya interaksi antar-komponen. Penelitian dilakukan untuk menilai ekonomi Tahura Sultan Adam yang belum pernah dilakukan. Tiga aspek yang dinilai adalah air domestik, wisata alam, dan transportasi air.
BAHAN DAN METODE
Tujuh desa di dalam kawasan Tahura Sultan Adam dan berada di tepi waduk Riam Kanan dipergunakan sebagai sampel untuk penilaian air domestik, yaitu Desa Artain, Pa’au, Belangian, Tiwingan Lama, Aranio, Bunglai, dan Rantau Balai. Data dikumpulkan melalui wawancara terhadap 70 kepala keluarga (KK), yang terdiri atas 4 KK di Artain, 3 KK di Pa’au, 10 KK di Belangian, 10 KK di Tiwingan Lama, 10 KK di Aranio, 13 KK di Bunglai, dan 20 KK di Rantau Balai. Data yang diperoleh adalah jumlah air untuk konsumsi makan dan minum dan untuk keperluan mandi, mencuci, dan membuang hajat (MCK: mandi, cuci, kakus). Data juga diperoleh melalui pengamatan langsung. Data ini berupa jenis sumber air dan cara penduduk memperoleh air. Dari data, dapat diperhitungkan rerata kebutuhan air setiap jiwa. Jumlah air yang dipergunakan penduduk di dalam kawasan Tahura ditentukan dari pengalian rerata kebutuhan air setiap jiwa dengan jumlah penduduk di semua desa dalam Tahura. Jumlah nilai air merupakan hasil kali antara jumlah air dan harga air per m3 yang dijual PDAM. Hutan Pendidikan Fakultas Kehutanan di Desa Mandiangin (HPM) dipergunakan sebagai lokasi untuk penilaian wisata alam. Data diperoleh melalui
1022
pengamatan langsung dan wawancara. Pengamatan langsung dipergunakan untuk menentukan jumlah pengunjung pada 12 hari libur (Minggu dan Libur Nasional) dan 20 hari kerja (Rabu dan Sabtu). Hari Sabtu sebenarnya hari libur bagi pada umumnya instansi pemerintah di Kalimantan Selatan, tetapi bukan hari libur bagi hampir semua lembaga pendidikan di Kalimantan Selatan. Pengunjung yang diamati adalah yang melewati pintu masuk area dan membayar karcis masuk. Nilai ekonomi didekati dengan biaya perjalanan. Dari wawancara terhadap 320 responden (atau 10 responden pada setiap hari pengamatan), diperoleh jumlah uang yang dikeluarkan oleh pengunjung untuk menuju ke lokasi wisata dari tempat asalnya, keperluan makan dan minum selama perjalanan ke lokasi atau di lokasi wisata, karcis masuk, serta keperluan lain-lain (misalnya membayar pemandu wisata atau menginap). Rerata jumlah pengunjung setiap hari libur dan setiap hari kerja diperhitungkan dari data. Jumlah pengunjung setahun ditentukan dari hasil kali rerata jumlah pengunjung setiap hari libur dengan jumlah hari libur dalam setahun ditambah hasil kali rerata jumlah pengunjung setiap hari kerja dengan jumlah hari kerja dalam setahun. Asumsi yang dipergunakan adalah setiap hari ada pengunjung yang berkunjung ke lokasi. Pada tahun 2007 ini jumlah hari libur adalah 64 hari (yang terdiri atas 52 hari Minggu, 12 hari Libur Nasional, dan tidak termasuk hari libur lain yang ditetapkan pemerintah sebagai hari cuti bersama), sedangkan jumlah hari kerja adalah 301 hari. Sampel penilaian transportasi air adalah sarana transportasi air (klotok) yang digunakan secara komersial untuk mengangkut penumpang dan/atau barang antar-desa yang terletak di tepi Waduk Riam Kanan. Jumlah klotok dan biaya transportasi per penumpang antar-desa diketahui dari para pengemudi klotok. Data diverifikasi dengan koperasi tempat pengemudi klotok berhimpun membentuk persatuan. Nilai transportasi air merupakan penjumlahan dari pendapatan yang diperoleh para pengemudi klotok mengantar jemput penumpang dan/atau barang antar-desa. Pendapatan ini merupakan pendapatan kotor; dalam arti bahwa termasuk biaya untuk mengurus trayek, memberi tip kepada calo, atau biayabiaya lain yang dikeluarkan secara resmi maupun tak-resmi.
1023
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Nilai Air Domestik Dari tujuh desa dan 70 kepala keluarga (KK) yang dijadikan responden, jumlah semua anggota keluarga adalah 300 jiwa. Setiap KK memiliki 2-10 jiwa. Jumlah air yang dimanfaatkan oleh setiap jiwa adalah 126,03 l/hari (Tabel 1). Tabel 1. Desa sampel, jumlah responden, dan keperluan masyarakat akan air Jumlah Keperluan akan air (l/hari/jiwa) KK Jiwa Mandi Cuci Minum Masak Lainnya 1 Artain 4 17 81,50 13,75 2,75 2,25 17,25 2 Pa’au 3 18 126,67 26,00 2,43 2,33 14,00 3 Belangian 10 44 91,60 20,90 3,00 1,75 18,50 4 Tiwingan Lama 10 32 73,40 17,90 4,43 1,95 10,80 5 Aranio 10 41 54,10 18,90 3,07 1,95 11,20 6 Bunglai 13 45 77,69 37,69 3,89 2,15 17,38 7 Rantau Balai 20 103 81,50 19,50 2,43 1,27 16,35 Jumlah 70 300 586,46 154,64 22,00 13,65 105,48 Rerata 83,78 22,09 3,14 1,95 15,07
No.
Desa
Jumlah 117,50 171,43 135,75 108,48 89,22 138,82 121,04 882,24 126,03
Terdapat 12 desa di sekeliling Waduk Riam Kanan dan jumlah penduduk semua desa itu 7.295 orang. Desa Aranio dihuni oleh 725 orang, Tiwingan Lama 1.113 orang, Tiwingan Baru 473 orang, Kalaan 576 orang, Pa’au 379 orang, Belangian 312 orang, Benua Riam 647 orang, Artain 473 orang, Bunglai 1.025 orang, Apuai 435 orang, Rantau Bujur 758 orang, dan Rantau Balai 379 orang. Jika keperluan penduduk akan air per jiwa adalah 126,03 l/hari, maka jumlah air yang diperlukan oleh semua penduduk di 12 desa tersebut adalah 919.388,85 l/hari atau 335.576.930,25 l/tahun (335.576,93 m3/tahun). Dengan asumsi bahwa harga air di Martapura (ibukota Kabupaten Banjar) Rp1.080/m3, nilai air domestik adalah Rp362.423.084,40/tahun. Air yang dimanfaatkan oleh penduduk diperoleh dari empat sumber, yaitu sumur gali, pegunungan, sungai, atau Waduk (Tabel 2). Terdapat dua jenis sumur gali. Sumur yang digali tepat di tepi sungai dan di daratan (jauh dari sungai, minimal 10 m dari tepi sungai). Sumur di tepi sungai dipenuhi air, terutama ketika musim hujan dan mengering, ketika musim kemarau. Pada musim kemarau, air surut atau mengarah ke tengah badan sungai dan menjauhi tepi sungai. Air dari sumur gali yang terletak di daratan atau dari pegunungan
1024
umumnya dipergunakan sebagai sumber air minum. Air dari pegunungan di alirkan melalui pipa (berdiameter 1 inci) dan kemudian di permukiman ditampung dalam bak plastik (volume minimal 500 l). Di Desa Bunglai, panjang pipa dari sumber air hingga permukiman mencapai 5 km. Air dari bak penampungan dialirkan ke rumah penduduk melalui pipa yang berdiameter lebih kecil.
Tabel 2. Desa sampel dan sumber air yang digunakan
No.
Desa sampel
Sumber air untuk Masak Mandi, cuci (makan, minum) Sumur gali di Sumur gali tepidaratan sungai, sungai, waduk
1
Artain
2
Pa’au
3 4
Belangian Tiwingan Lama
5
Aranio
Pegunungan
6
Bunglai
Pegunungan
7
Rantau Balai Sumur, sungai Sumur, sungai
Sumur gali di daratan, waduk Pegunungan Pegunungan
Sumur gali di daratan, waduk Pegunungan Pegunungan, waduk Pegunungan, waduk Pegunungan, sumur gali
Keterangan Pada musim kemarau, sumur mengering. Penduduk mengambil air dari waduk (yang jumlah airnya juga menyusut). Penduduk bahkan menggunakan sepeda motor untuk mengangkut air. Air waduk disedot dengan mesin atau diambil dengan ember/jerigen Air mengalir, karena gravitasi Dari 10 responden, hanya 1 KK yang menggunakan air waduk. Air waduk disedot dengan mesin.
Air mengalir, karena gravitasi. Dalam musim kemarau panjang, air masih bisa mengalir.
2. Nilai Wisata Alam Jumlah pengunjung pada hari libur dan hari kerja bervariasi, tetapi secara umum jumlah pengunjung pada hari libur sekitar empat kali lipat daripada jumlah pengunjung pada hari kerja (Tabel 3). Jika pada tahun 2007 yang terdapat 301 hari kerja dan 64 hari libur, maka jumlah pengunjung yang berwisata ke HPM adalah 18.000 orang pada hari kerja dan 13.941 orang pada hari libur atau secara keseluruhan 31.941 orang/tahun.
1025
Tabel 3. Jumlah pengunjung HPM pada hari kerja dan hari libur tahun 2007 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Hari dan tanggal pengambilan data Rabu 25 April 2007 Sabtu 28 April 2007 Minggu 29 April 2007 Rabu 02 Mei 2007 Sabtu 05 Mei 2007 Minggu 06 Mei 2007 Rabu 09 Mei 2007 Sabtu 12 Mei 2007 Minggu 13 Mei 2007 Rabu 16 Mei 2007 Kamis 17 Mei 2007 Sabtu 19 Mei 2007 Minggu 20 Mei 2007 Rabu 23 Mei 2007 Sabtu 26 Mei 2007 Minggu 27 Mei 2007 Rabu 30 Mei 2007 Jumat 01 Juni 2007 Sabtu 02 Juni 2007 Minggu 03 Juni 2007 Rabu 06 Juni 2007 Sabtu 09 Juni 2007 Minggu 10 Juni 2007 Rabu 13 Juni 2007 Sabtu 16 Juni 2007 Minggu 17 Juni 2007 Rabu 20 Juni 2007 Sabtu 23 Juni 2007 Minggu 24 Juni 2007 Rabu 27 Juni 2007 Sabtu 30 Juni 2007 Minggu 01 Juli 2007 Jumlah Rerata
Jumlah pengunjung Hari kerja Hari libur 37 78 44 74 70 118 55 72 472 40 260 140 380 50 63 460 53 80 100 450 31 53 50 48 34 80 39 54 65 40 65 155 1.196 2.614 59,80 217,83
Keterangan Kenaikan Isa Almasih Hari Raya Waisak -
Dari 320 responden yang diwawancarai, sebagian besar pengunjung berasal dari Banjarbaru dan Martapura, kota-kota yang memang hanya berjarak sekitar 20-25 km dari HPM (Tabel 4). Pengunjung mengeluarkan biaya untuk perjalanan (dengan kendaraan roda-2 atau kendaraan roda-4), makan dan minum selama di perjalanan atau di lokasi wisata, serta karcis masuk (yang harganya Rp2.000/orang). Tidak ada biaya dikeluarkan untuk membayar penunjuk jalan atau pemandu wisata.
1026
Tabel 4. Asal kota dan biaya yang dikeluarkan setiap pengunjung
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Kota asal pengunjung Banjarmasin Banjarbaru Martapura Binuang Rantau Pelaihari Jumlah
Jarak kota ke HPM (km) 56 20 25 65 95 60 -
Jumlah pengunjung Orang % 72 22,50 133 41,56 101 31,56 3 0,94 5 1,56 6 1,88 320 100,00
Biaya yang dikeluarkan (Rp/orang) 21.958,33 20.315,79 19.985,15 21.333,33 25.800,00 33.666,67 -
Dengan asumsi bahwa jumlah pengunjung yang berwisata alam ke HPM berasal dari enam kota seperti pada Tabel 4, maka jumlah pengunjung dari setiap kota tersebut disajikan pada Tabel 5 dengan nilai wisata alam Tahura Sultan Adam dalam setahun adalah Rp668.433.351,11.
Tabel 5. Nilai ekonomi wisata berdasarkan asal responden
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Kota asal pengunjung Banjarmasin Banjarbaru Martapura Binuang Rantau Pelaihari Jumlah
Persentase pengunjung 22,50 41,56 31,56 0,94 1,56 1,88 100,00
Jumlah pengunjung/ tahun 7.187 13.275 10.081 300 498 600 31.941
Nilai ekonomi wisata alam (Rp/tahun) 157.808.479,17 269.685.603,07 201.461.895,39 6.405.234,20 12.855.613,68 20.216.525,60 668.433.351,11
3. Nilai Transportasi Air Jumlah
armada
klotok
komersial
(kapal
kecil
yang
memang
dikomersialkan untuk mengangkut orang atau barang di perairan) Waduk Riam Kanan 22 buah. Klotok yang kapasitas penumpangnya bervariasi 10-50 orang itu dimiliki oleh beberapa penduduk di beberapa desa sekeliling waduk (Tabel 6).
1027
Tabel 6. Jumlah armada klotok, kapasitas, dan pemiliknya No.
Desa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Tiwingan Lama Manunggal Bunglai Balai Riam Kalaan Artain Tuhin Apuai Pa’au Rantau Balai Rantau Bujur Belangian Jumlah
Jumlah armada 1 2 5 2 2 1 1 2 2 1 1 2 22
Kapasitas penumpang 50 30; 30 30;20;20;20;15 40; 20 40; 20 20 10 40; 40 40; 15 30 50 30; 15
Pemilik klotok Adul Dian; H.Jamhari Bahrudin; Zainal; Yadi; Isai; Ibad Iwan;Budi Malik;Isak Iham Aman Ijai; Rodi ami; Ali H.Muhammad Rosadi Anang Lian; Ubi
Trayek klotok adalah pelabuhan desa dan Pelabuhan Tiwingan (pergi pulang). Pelabuhan Tiwingan berjarak sekitar 30 km (lewat jalan darat) ke Martapura, ibukota Kabupaten Banjar. Pelabuhan ini berfungsi sekali terutama pada musim hujan. Pada musim tersebut jalan desa yang menghubungkan beberapa desa dengan Martapura tidak dapat dilalui. Sebaliknya, pada musim kemarau pelabuhan relatif kurang ramai. Air waduk, terutama pada musim kemarau panjang, menyusut. Satu-satunya desa yang jalan daratnya belum bisa dilewati kendaraan roda empat adalah Belangian. Ongkos menumpang klotok bervariasi Rp3.000 - Rp12.500/orang. Ongkos paling mahal adalah antara Belangian dan Pelabuhan Tiwingan. Dalam sehari, klotok tidak selalu penuh terisi penumpang. Klotok dianggap memberi keuntungan, apabila disewa atau dicarter oleh penumpang khusus (seperti peneliti, mahasiswa, wisatawan dalam atau luar negeri). Apabila diasumsikan bahwa klotok beroperasi 20 hari setiap bulan dan terisi penumpang dengan jumlah separuh dari kapasitasnya, maka pendapatan dari usaha klotok adalah Rp41.200.000/bulan atau nilai transportasi air di Waduk Riam Kanan Rp494.400.000/tahun (Tabel 7). Asumsi 20 hari ini diambil dengan perhitungan bahwa 10-11 hari merupakan hari libur (ketika di desa ada acara selamatan atau acara pengantinan; untuk ibadah jumat; memang klotok tidak beroperasi, karena rusak, tidak ada penumpang sama sekali, atau musim kemarau yang memungkinkan penduduk pergi pulang melalui jalan darat).
1028
Tabel 7. Nilai transportasi air
No.
Desa
Jumlah kapal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Tiwingan Lama Manunggal Bunglai Balai Riam Kalaan Artain Tuhin Apuai Paau Rantau Balai Rantau Bujur Belangian Jumlah
1 2 5 2 2 1 1 2 2 1 1 2 22
Jumlah Ongkos/ penumpang orang per hari (Rp) 25 3.000 15;15 3.000 15;10;10;10;7 5.000 20;10 5.000 20;10 6.000 10 6.000 5 6.000 20;20 7.000 20;7 10.000 15 11.000 25 11.000 15;7 12.500 -
Pendapatan Rp/hari
Rp/bulan
1.500.000 75.000 1.800.000 90.000 4.200.000 210.000 3.000.000 150.000 3.600.000 180.000 1.200.000 60.000 600.000 30.000 5.600.000 280.000 5.400.000 270.000 3.300.000 165.000 5.500.000 275.000 5.500.000 275.000 2.060.000 41.200.000
4. Pembahasan Nilai ekonomi Tahura Sultan Adam dapat dinilai dari tiga aspek. Namun, nilai ini terlalu kecil, apabila dibandingkan dengan nilai keseluruhan manfaat kawasan. Masih ada aspek yang belum dinilai. Di antaranya adalah tegakan, obat-obatan, fauna, sediaan air bagi pengembangan pertanian atau perikanan (baik yang ada di hulu maupun hilir), serta manfaat tak-langsung seperti penyerapan karbon, pencegahan erosi, dan pengendalian banjir. Penilaian ekonomi menyeluruh sudah dilakukan terhadap beberapa kawasan konservasi yang terletak di provinsi lain. Goenner (2002) menghitung nilai ekonomi TN Sembilang, Jambi Rp121-146 miliar/tahun. Darusman dan Widada (2004) menduga nilai ekonomi TN Gunung Halimun, Jawa Barat Rp439.347.429.174/tahun. Obyek penilaian Darusman dan Widada adalah ekowisata, air (domestik dan pertanian), pelestarian, pilihan, penyerapan karbon, dan keberadaan kawasan. Sihite et al. (2005) memprediksi nilai ekosistem mangrove CA Teluk Bintuni, Papua dari manfaat langsung dan tak-langsung sebesar Rp2.058.402.633.825/tahun. Syaukani (2005) menghitung nilai ekonomi dari Tahura Bukit Suharto, Kalimantan Timur sebesar Rp133.488.215.079 per tahun. Syaukani melibatkan sembilan obyek, yaitu wisata alam, penyedia air, potensi pertanian, penyerap karbon, pengendali erosi, pengendali banjir, hasil
1029
kayu, satwa liar tak dilindungi (babi, rusa), dan hasil tambang (batubara). Investor Daily Indonesia (2006) mencatat nilai ekonomi keseluruhan hutan alam di TN Batang Gadis mencapai Rp 386,8 miliar per tahun. Penilaian konservasi,
ekonomi
walaupun
juga
untuk
sudah
beberapa
dilakukan aspek
di
saja.
beberapa
kawasan
Sunarminto
(1996)
merangkum hasil penelitian beberapa peneliti yang menduga nilai wisata alam di tujuh kawasan konservasi Indonesia. Suryadiputra (2002) menduga nilai madu di CA Hutan Bakau Pantai Timur, Jambi sebesar Rp135-315 juta/tahun. Nainggolan (2005) mengemukakan hasil penelitian Darusman tentang nilai air di TN Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat yang mencapai US$110.000/ha/tahun serta hasil penelitian yang didanai WWF dan CIFOR tentang nilai air di kawasan ekosistem Leuser, Nangro Aceh Darussalam yang mencapai US$4,3 juta/tahun. Midora dan Anggraeni (2007) menghitung nilai ekonomi manfaat DAS TN Batang Gadis mencapai Rp44,4 milyar/tahun, yang terdiri atas nilai manfaat langsung (air domestik Rp7 milyar/tahun, penyedia air untuk pertanian Rp2,6 milyar/tahun, penyedia air untuk perikanan Rp10 milyar/tahun) serta nilai manfaat tak-langsung (pencegah banjir, erosi, tanah longsor) Rp24,8 milyar/tahun. Dari penilaian ekonomi itu jelas bahwa kawasan konservasi sudah seharusnya dipertahankan. Kawasan konservasi bermanfaat ganda dan bukan kawasan yang tidak memiliki kontribusi apa pun bagi pembangunan daerah. Pembuat kebijakan dan masyarakat harus memahami bahwa setiap kegiatan pembukaan wilayah hutan atau konversi lahan baik secara legal maupun ilegal akan berdampak negatif. Kerusakan alam dan pencemaran menurunkan ketersediaan air bersih, padahal percepatan konsumsi air meningkat secara eksponensial (Nainggolan, 2005). Kebakaran hutan menyebabkan gangguan kesehatan manusia (Syafrizal, 2003). Di rawa gambut Kalimantan Tengah, kebakaran hutan mengancam populasi ikan sungai air hitam, jenis amfibi dan reptil endemik (Suwelo dan Yuliadi, 2000) dan menghilangkan karbon (Suryadiputra, 2005). Di hutan gambut Sumatera, dalam waktu sepuluh tahun kandungan karbon menurun 4 miliar ton, dari 22 giga ton tahun 1990 menjadi 18 giga ton tahun 2002 (Noor et al., 2003). Sebagai perbandingan, nilai ekonomi kerugian akibat dari pembukaan wilayah atau konversi lahan sebagai berikut. Bappenas RI menduga kerugian akibat kebakaran hutan dan kabut tahun 1997-1998 US$8,9-9,7 miliar dan
1030
kerugian ini belum termasuk kerugian pada flora fauna, kualitas dan aliran air, atmosfir, dan kesehatan manusia (Barber dan Schweithelm, 2000); catatan: US$1=Rp2.500. Menurut Ruitenbeek (2002), kerugian ekonomi yang ditimbulkan oleh kebakaran dan asap di Indonesia tahun 1997 US$4.085,25 juta. Djogo (2004) mengutip perhitungan terakhir Inform yang menyatakan kerugian akibat penebangan ilegal mencapai Rp30,42 triliun per tahun atau US$3,6 miliar per tahun. Menurut Muhammad (2006), banjir di Riau tahun 2003 menyebabkan kerugian Rp800 miliar yang setara dengan 60% dari jumlah APBD Riau tahun itu. Kompas (2009) mencatat penurunan kualitas hutan di Aceh tahun 2006-2008 dari Greenomics Indonesia yang mengukurnya melalui citra satelit. Tutupan hutan Aceh berkurang 200.329 ha selama 3 tahun itu dan menyebabkan kerugian material US$ 551,3 juta dari potensi bisnis perdagangan karbon akibat terlepasnya cadangan karbon hutan tidak kurang dari 50,08 juta ton. Penilaian ekonomi merupakan kebutuhan mendesak di tengah maraknya berbagai kegiatan pemanfaatan sumberdaya secara legal maupun ilegal yang menurunkan kualitas dan kuantitas kawasan. Penilaian ekonomi dapat dipergunakan sebagai pembanding dan dasar pertimbangan yang kuat untuk memutuskan perlu tidaknya (alih fungsi) kawasan konservasi, besar kecilnya fungsi kawasan untuk kesejahteraan masyarakat, besar kecilnya peran kawasan bagi peningkatan pendapatan masyarakat dan pemerintah, atau tinggi rendahnya kebergantungan masyarakat dan pemerintah terhadap kawasan tersebut. Schweithelm dan Glover (2002) mengemukakan bahwa penilaian ekonomi ⎯walaupun yang dinilai dalam hal ini adalah kerusakan lingkungan⎯ memiliki tiga manfaat. Penilaian ekonomi 1) memungkinkan dilakukannya analisis biaya manfaat yang lebih lengkap dan akurat dari kebijakan atau proyek, 2) dapat menjelaskan tingkat kepentingan relatif dari perbaikan atau perusakan lingkungan serta dampaknya terhadap penduduk, serta 3) dapat menarik perhatian berbagai pihak terhadap masalah lingkungan dan memperjelas arti pentingnya.
1031
KESIMPULAN Nilai ekonomi Tahura Sultan Adam bisa dihitung, walaupun hanya dari tiga
aspek
dan
dengan
asumsi.
Nilai
ekonomi
kawasan
ini
Rp1.525.256.435,51/tahun. Nilai ini tentu terlalu kecil dibandingkan dengan nilai keseluruhan manfaat kawasan.
DAFTAR PUSTAKA Barber, C.V. dan J. Schweithelm. 2000. Pengadilan oleh Api: Kebakaran Hutan dan Kebijakan Kehutanan di Masa Krisis dan Reformasi Indonesia. C. Kirana dan M. Minangsari (Penerjemah). Washington: World Resource Institute, WWF Indonesia, dan Yayasan Telapak Indonesia. [BKSDA V] Balai Konservasi Sumber Daya Alam Wilayah V. 1999. Informasi Kawasan Konservasi di Kalimantan Selatan. Banjarbaru: BKSDA V Kanwil Kehutanan Kalimantan Selatan. Darusman, D. dan Widada. 2004. Konservasi dalam Perspektif Ekonomi Pembangunan. Bogor: Ditjen PHKA, JICA, Lab. Polsosek Kehutanan Fahutan IPB. Djogo, T. 2004. Illegal logging dan hilangnya hutan Indonesia. Warta FKKM, 7(5):6-7. Goenner, C. 2002. Economic valuation model untuk TN Sembilang (Bagian 2). Warta Konservasi Lahan Basah 10(3):12-13. Investor Daily Indonesia. 2006. Sorik Mas intervensi (hasil tambang Huian di TNBG hanya Rp121,3 M. Investor Daily Indonesia, 2 Agustus 2006:9. Kompas. 2009. Bencana alam: Rekronstruksi pascagempa ancam kelestarian hutan. Kompas, 16 September 2009: 12(1-2). Midora, L. dan D. Anggraeni. 2007. Valuasi ekonomi manfaat DAS Taman Nasional Batang Gadis. Berita Conservation International Indonesia. http://www. conservation.or.id/home.php?modul=news&catid=36&tcatid=328&page=g _news.detail. [31 Oktober 2007] Muhammad A.S. 2006. Sertifikasi perunggu Riaupulp. Warta FKKM, 9(5):4-9. Nainggolan, K. 2005. Indonesia dan hilangnya air (sebuah cermin terhadap krisis air). Warta Konservasi Lahan Basah 13(1):5&8.
1032
Noor, Y.R., V. Fitrian, I. Arinal dan A. Dohong. 2003. Seberapa berartikah angka bagi kita? Warta Konservasi Lahan Basah 11(3):17. Ruitenbeek, J. 2002. Indonesia. Dalam: D. Glover dan T. Jessup. Mahalnya Harga Sebuah Bencana. Kerugian Lingkungan Akibat Kebakaran dan Asap di Indonesia. A. Tranggono (Penerjemah). Bandung: Penerbit ITB. hlm. 105-155. Schweithelm, J. dan D. Glover. 2002. Penyebab dan dampak kebakaran. Dalam: D. Glover dan T. Jessup. Mahalnya Harga Sebuah Bencana. Kerugian Lingkungan Akibat Kebakaran dan Asap di Indonesia. A. Tranggono (Penerjemah). Bandung: Penerbit ITB. hlm. 1-17. Sihite, J. et al. 2005. Cagar Alam, Mutiara Hijau Teluk Bintuni. Bintuni: The Nature Conservancy (TNC), Southeast Asia Center for Marine Protected Areas (SEA CMPA), dan Lembaga Penelitian Universitas Trisakti. Sunarminto, T. 1996. Pengembangan rekreasi alam di kawasan hutan. Media Konservasi 5(1):51-54. Suryadiputra, I.N.N. 2005. Saluran ditabat, gambut tidak terbakar. Warta Konservasi Lahan Basah 13(3):16-17. Suwelo, I.S. dan Yuliadi. 2000. Mengenang kebakaran hutan: Musibah bagi lahan basah. Warta Konservasi Lahan Basah 9(2):12-13. Syafrizal. 2003. Dampak kebakaran hutan terhadap kesehatan manusia. Rimba Kalimantan 10(2):53-62. Syaukani, H.R. 2005. Valuasi Ekonomi untuk Konservasi Taman Hutan Raya Bukit Suharto. Disertasi. Tidak Dipublikasi. Bogor: Sekolah Pascasarjana IPB.