a Jurn
h M ah
a wa sis
lmia lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 2: 593 - 609 Mei 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP Proses Sosilaisasi Nilai-nilai Politik Dalam Keluarga di Gampong Kulu Kuta Kecamatan Kuta Blang Kabupaten Bireuen Very Afrizal, Mujibussalim
[email protected],
[email protected] Program Studi Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unsyiah
ABSTRAK
Sosialisasi nilai-nilai politik adalah proses pembentukan sikap dan orientasi politik para amggota masyarakat. Melalui proses sosialisasi nilai-nilai ini para anggota masyarakat akan memperoleh sikap dan orientasi terhadap kehidupan piolitik. Sosialisasi politik melibatkan proses pendidikan dan indoktrinisasi. Proses ini berlangsung seumur hidup baik yang diperoleh secara sengaja melalui pendidikan formal, non formal maupun informal maupun secara tidak sengaja melalui kontak dan pengalaman sehari-harI, salah satunya melalui keluarga. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk peran orang tua sebagai agen sosialisasi nilai-nilai politik dalam keluarga dan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan sosialisasi politik bagi remaja di Gampong Kulu Kuta Kecamatan Kuta Blang Kabupaten Bireuen. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu penelitian lapangan dan penelitian kepustakaan. Hasil penelitian ini menunjukkan orang tua merupakan agen primer dalam melakukan sosialisasi nilai-nilai politik dan telah dilakukan sejak usia dini. Melalui interaksi sosial yang terjadi antara orang tua dan anak dapat membantu anak dalam membentuk kepribadian dan dapat membantu anak belajar nilai-nilai politik yang baik. Disamping itu, terdapat peran agen atau melalui media, baik media elektronik seperti televisi, radio, dan hp maupun media cetak seperti koran dan spanduk dalam proses sosialisasi nilai-nilai politik. Terdapat beberapa hambatan dalam melakukan sosialisasi nilai-nilai politik seperti adanya dogma yang menyatakan Corresponding Author :
[email protected] JIM FISIP Unsyiah: AGB, Vol. 2. №. 2, Mei 2017: 593 - 609
593
a Jurn
h M ah
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 2: 593 - 609 Mei 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
a wa sis
lmia lI
FISIP bahwa anak-anak yang belum dewasa tidak berhak ikut campur urusan politik yang diperoleh anak dari lingkungan sekitar, namun tidak dominan, kemudian perbedaan pendapat dalam keluarga misalnya perbedaan pendapat dalam penentuan kriteria calon pemimpin. Kesimpulan menunjukkan bahwa sosialisasi nilai-nilai penting untuk dilakukan dalam lingkungan keluarga sebagai tempat pertama remaja mendapatkan pendidikan. Kemudian semua hambatan yang terjadi dalam hal proses sosialisasi nilai-nilai politik dapat diatasi oleh para orang tua baik melalui diskusi maupun memberi contoh teladan yang baik mengenai kehidupan sosial politik yang baik.
Kata Kunci: sosialisasi, nilai-nilai politik, keluarga
Process Of Socilization Political Values on The Family in Gampong Kulu Kuta District Of Kuta Blang in Bireuen District
ABSTRACT Socialization of political values is the process of forming attitudes and political orientation of the society member. Through the process of socialization of these values community members will acquire the attitude and orientation towards politics life. Political socialization involves a process of education and of understanding. This process either intentionally acquired through formal education, non-formal and informal or accidentally by contact and daily experience, one of them by family. The purpose of this study was to the role of parents as agents of socialization of political values in the family and the factors that influence the success of political socialization for teenagers in Gampong Kulu district of Kuta Blang in Bireuen district. The method used in this research is descriptive qualitative method. Data collection techniques were used field research and library research. The results of this study show parents are the primary agents in socializing the political values and has done since an early age. Proses Sosilaisasi Nilai-nilai Politik Dalam Keluarga di Gampong Kulu Kuta Kecamatan Kuta Blang Kabupaten Bireuen (Very Afrizal, Mujibussalim) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 593 - 609
594
Jurn
a
h M ah
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 2: 593 - 609 Mei 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
a wa sis
lmia lI
FISIP Through social interaction that occurs between parents and children can help children in shaping the personality and can help children learn the values of good politics. In addition, there is the role of agents or through the media, both electronic media such as television, radio, and phone and print media such as newspapers and banners in the process of socialization of political values. There are several obstacles to disseminate political values such as the dogma which states that children who are minors are not entitled to interfere political affairs obtained children from the neighborhood, then the dissent in the family such a difference of opinion in determining the criteria potential leaders. The conclusion showed that the socialization of values important to be done within the family as a teenager to get an education first. Then all the obstacles that occur in the process of socialization of political values can be overcome by the parents either through discussion and give good exemplary of the political and social life.
Keywords: socialization, political values, family
PENDAHULUAN
Kehidupan politik yang merupakan bagian dari keseharian manusia dalam bentuk interaksi antar warga negara dengan pemerintah, dan institusi-institusi di luar pemerintah (non-formal)
serta sesama kelompok masyarakat, telah
menghasilkan dan membentuk variasi pendapat, opini, pandangan dan pengetahuan masyarakat tentang praktik-praktik perilaku politik dalam semua sistem politik. Sejalan dengan semakin kompleksnya kehidupan politik di tanah air, maka sosialisasi politik semakin diharapkan perannya dalam meningkatkan pengetahuan dan partisipasi masyarakat dalam berpolitik. Sosialisasi nilai-nilai politik adalah proses pembentukan sikap dan orientasi politik para amggota masyarakat. Melalui proses sosialisasi nilai-nilai ini para anggota masyarakat akan memperoleh sikap dan orientasi terhadap Proses Sosilaisasi Nilai-nilai Politik Dalam Keluarga di Gampong Kulu Kuta Kecamatan Kuta Blang Kabupaten Bireuen (Very Afrizal, Mujibussalim) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 593 - 609
595
Jurn
a
h M ah
a wa sis
lmia lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 2: 593 - 609 Mei 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP kehidupan piolitik. Sosialisasi politik melibatkan proses pendidikan dan indoktrinisasi. Proses ini berlangsung seumur hidup baik yang diperoleh secara sengaja melalui pendidikan formal, non formal maupun informal maupun secara tidak sengaja melalui kontak dan pengalaman sehari-hari melalui kehidupan keluarga maupun masyarakat (Surbakti, 2008:149). Sosialisasi dapat berlangsung dalam berbagai pranata sosial termasuk diantaranya adalah keluarga. Keluargalah yang pertama berperan sebagai agen sosialisasi pertama yang dijalani oleh individu untuk menjadi anggota masyarakat. Keluarga merupakan tempat terbaik dalam penyemaian nilai-nilai dan normanorma. Di lingkungan keluarga orang tua memiliki peran yang komunikatif dan edukatif untuk memberikan nilai-nilai sosial maupun keagamaan sehingga nilainilai tersebut dapat ditanamkan ke dalam jiwa anak (remaja). Sosialisasi politik dalam keluarga dapat diawali pada masa kanak-kanak atau remaja. Pada usia remaja, seseorang memiliki kepercayaan, keyakinan dan sikap positif terhadap objek-objek politik yang disosialisasikan. Manifestasi ini kemudian diikuti oleh simbol-simbol otoritas umum tentang politik. Pada usia lanjutan khususnya setelah remaja akan timbul kesadaran dalam diri mereka tentang konsep yang lebih abstrak mengenai makna politik seperti pemberian suara, demokrasi, kebebasan sipil, dan peranan warga negara dalam sistem politik. Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Pada masa ini seseorang remaja akan mengalami perubahan baik di dalam maupun di luar dirinya. Hal ini membuat kebutuhan mereka meningkat baik kebutuhan sosial, ekonomi maupun kebutuhan psikologisnya. Disisi lain para remaja juga akan terintegrasi dengan lingkungan-lingkungan baru yang berkembang dalam hidup mereka termasuk diantaranya lingkungan piolitik. Lingkungan politik akan member warna baru terhadap pemikiran mereka. Namun tidak sebagaimana dengan lingkungan sosial, ekonomi dan politik yang lebih mudah dipahami dari berbagai proses informasi yang semakin terbuka, justru lingkungan politik sering menjadi wacana baru bagi remaja yang relatif
Proses Sosilaisasi Nilai-nilai Politik Dalam Keluarga di Gampong Kulu Kuta Kecamatan Kuta Blang Kabupaten Bireuen (Very Afrizal, Mujibussalim) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 593 - 609
596
Jurn
a
h M ah
a wa sis
lmia lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 2: 593 - 609 Mei 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP lebih sukar untuk dipahami, dengan demikian sosialisasi politik menjadi bagian penting yang perlu dilaksanakan untuk remaja di berbagai daerah di Indonesia Sosialisasi politik para remaja merupakan proses yang berlangsung lama dan rumit yang dihasilkan dari usaha saling mempengaruhi di antara kepribadian individu dengan pengalaman-pengalaman politik yang relevan yang memberi bentuk terhadap tingkah laku politiknya. Pengetahuan, nilai-nilai, dan sikap-sikap yang diperoleh para remaja itu membentuk satu persepsi, melalui mana individu menerima rangsangan-rangsangan politik. Tingkah laku politik para remaja kemudian berkembang secara berangsur-angsur. Namun dalam keadaan yang normal, maka lingkungan pertama yang berhubungan dengan sosialisasi politik di daerah Kabupaten Bireuen khususnya gampong Kulu Kuta adalah orang tua. Melalui lingkungan keluarga dan peran orang tua para remaja banyak mengenal dunia sekitarnya dan pola pergaulan hidup yang berlaku sehari-hari, dalam lingkungan keluarga anak mengalami proses sosialisasi awal. Lewat proses-proses sosialisasi, para remaja mengetahui dan memahami tingkah pekerti-tingkah pekerti apakah yang harus dilakukan dan tingkah pekerti-tingkah pekerti apa pulakah yang harus dihindarkan, namun kesibukan orang tua sering membuat proses sosialisasi ini tidak berlangsung secara efektif sehingga sering membuat pengetahuan dan persepsi politik para remaja akan menjadi rendah. Kabupaten Bireuen sebagai pusat pemerintahan menjadi daerah yang penuh pola interaksi politik antara masyarakat dan pemerintah, antara masyarakat dan pemerintah dengan partai-partai politik, serta antara sesama masyarakat, dalam pola interaksi tersebut remaja meiliki peran serta dan menjadi bagian yang penting dalam menentukan keberrhasilan pemerintah dalam pembangunan. Kehidupan politik di Kabupaten Bireuen juga akan ditentukan oleh para remaja. dengan demikian sosialisasi politik di Kabupaten Bireuen menjadi bagian penting dari tugas semua pihak.
Namun masalahnya
hingga saat ini belum banyak partai politik yang melakukan sosialisasi politik secara intensif untuk remaja. Sehingga para remaja menggantungkan informasi
Proses Sosilaisasi Nilai-nilai Politik Dalam Keluarga di Gampong Kulu Kuta Kecamatan Kuta Blang Kabupaten Bireuen (Very Afrizal, Mujibussalim) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 593 - 609
597
Jurn
a
h M ah
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 2: 593 - 609 Mei 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
a wa sis
lmia lI
FISIP politik pada berita-berita di media masa, sesama teman, orang tua, atau guru di sekolah (Indra J Pilliang, 2008 dalam Hasibuan 2013 ). Melihat berbagai masalah mengenai proses sosialisasi nilai-nilai politik maka penulis tertarik untuk mengadakan suatu penelitian yang dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul: "Proses Sosialisasi Nilai-Nilai Politik dalam Keluarga di Gampong Kulu Kuta Kecamatan Kuta Blang Kabupaten Bireuen”.
TINJAUAN PUSTAKA
Sosialisasi merupakan suatu proses yang berlansung sepanjang hidup manusia. dalam hal kaitan inilah para ahli berbicara mengenai bentuk-bentuk sosialisasi
seperti
sosialisasi
setelah
masa
kanak-kanak
(socialization
afterchildhood), pendidikan sepanjang hidup (life long education), atau pendidikan berkesenambungan (continuing education). Sutaryo dalam bukunya yang berjudul “Dasar-dasar Sosialisasi” mengutip pendapat Charles R. Wright mengemukakan pendapatnya:“Sosialisasi adalah proses
ketika
individu
mendapatkan
kebudayaan
kelompoknya
dan
menginternalisasikan sampai tingkat tertentu norma-norma sosialnya, sehingga membimbing orang tersebut untuk memperhitungkan harapan lain”.(Charles R. Wright dalam Sutaryo, 2005:156 ). Ahmadi (2004:154) mengungkapkan bahwa dalam proses sosialisasi individu mempelajari kebiasaan, sikap, idea-idea, pola-pola dan tingkah laku dalam masyarakat di mana dia hidup. Sosialisasi adalah masalah belajar. Dalam proses sosialisasi individu belajar tentang kebudayaan dan keterampilan sosial seperti bahasa, cara berpakaian, cara makan, dan sebagainya. Segala sesuatu yang dipelajari individu mula-mula dipelajari dari orang lain di sekitarnya terutama anggota keluarga. Individu belajar secara sadar dan tak sadar. Secara sadar individu menerima apa yang diajarkan oleh orang di sekitarnya, misal seorang ibu mengajarkan anaknya berbahasa dan bagaimana cara makan yang benar. Secara tidak sadar, individu belajar dari mendapatkan informasi dalam berbagai situasi Proses Sosilaisasi Nilai-nilai Politik Dalam Keluarga di Gampong Kulu Kuta Kecamatan Kuta Blang Kabupaten Bireuen (Very Afrizal, Mujibussalim) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 593 - 609
598
Jurn
a
h M ah
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 2: 593 - 609 Mei 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
a wa sis
lmia lI
FISIP dengan memperhatikan tingkah laku orang lain, menonton televisi, mendengar percakapan orang lain, dan sebagainya. Proses penyesuaian diri individu khususnya remaja dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal Individu akan berkembang menjadi makhluk sosial melalui proses sosialisasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses sosialisasi tersebut berasal dari luar dan dalam diri individu. Faktor yang berasal dari dalam diri individu yaitu sifat dasar, perbedaan individual, dan motivasi. Sedangkan faktor yang berasal dari luar individu yaitu lingkungan prenatal, dan lingkungan sekitar. Perkembangan diri individu dimulai dengan proses sosialisasi, dan proses ini berlangsung terus selama hidup. Proses sosialisasi terbagi menjadi dua periode, yaitu
sosialisasi
primer
dan
sosialisasi
sekunder.
Robinson
(1986:58)
mengungkapkan bahwa lazimnya ahli-ahli ilmu pegetahuan sosial menamakan periode sosialisasi yang pertama ketika seorang anak untuk pertama kali memperoleh identitasnya sebagai pribadi (person) yang disebut dengan sosialisasi primer (primary socialization).Sedangkan sosialisasi sekunder (secondary socialization) berlangsung sesudah sosialisasi primer, yaitu dimana anak menjadi anggota masyarakat Seluruh proses sosialisasi berlangsung dalam interaksi individu dengan lingkungannya. Sosialisasi tercapai melalui komunikasi dengan anggota masyarakat lainnya. Hal tersebut juga disampaikan oleh Susanto (1983:17) bahwa komunikasi merupakan dasar dari proses sosial. Dalam interaksi sosial individu memperoleh “self concept” atau sesuatu konsep tentang dirinya (Nasution, 1999:127). Individu akan lebih mengenal dirinya dalam lingkungan sosialnya. Sosialisasi politik adalah proses bagaimana memperkenalkan sistem politik pada seseorang dan bagaimana orang tersebut menentukan tanggapan serta reaksi-reaksinya terhadap gejala-gejal politik. Lebih lanjut di jelaskan bahwa sosialisasi politik ditentukan oleh lingkungan sosial, ekonomi, dan kebudayaan dimana individu berada, selain itu juga ditentukan oleh interaksi pengalamanpengalaman serta kepribadiannya (Rush, 2007:25. Tujuan akhir sosialisasi politik Proses Sosilaisasi Nilai-nilai Politik Dalam Keluarga di Gampong Kulu Kuta Kecamatan Kuta Blang Kabupaten Bireuen (Very Afrizal, Mujibussalim) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 593 - 609
599
Jurn
a
h M ah
a wa sis
lmia lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 2: 593 - 609 Mei 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP masyarakat dapt mengenal, memahami dan menghayati nilai-nilai politik tertentu yang mempengaruhi sikap dan tingkah laku politik. Imitasi (peniruan) merupakan mekanisme sosialisasi yang paling di kenal oleh masyarakat. Apa yang dikenal dan diketahui oleh seorang anak manusia didapatkan melalui jalan peniruan. Proses peniruan merupakan suatu bentuk transmisi awal terhadap nilai-nilai, pengetauan, kepercayaan-kepercayaan, sikap dan harapan, termasuk kedalam aspek politik dari kehidupan remaja oleh orang yang lebih dewasa, terutama dalam orang tua dalam keluarga. Intruksi (perintah)merupakan penyampaian sesuatu yang berisi amar atau keputusan oleh orang atau pihak yang memiliki kekuasaan kepada orang yang yang tidak memiliki kekuasaan untuk dilaksanakan. Intruksi politik biasanya berlansung pada intuisi yang berkaitan dengan aspek politik dari kehidupan seperti Negara dan partai politik. Seperti intuisi keluarga, orang tua akan mengambil alih untuk mengatur dan memberikan perintah terhadap apa yang akan dilakukan oleh anaknya, termasuk perintah dalam mengikuti pemilihan umum. Motivasi politik merupakan suatu mekanisme sosialisasi poiltik untuk membentuk sikap, seseorang atau sekelompok orang tentang nilai-nilai, pengetahuan, kepercayaankepercayaan, sikap politik, dan harapan politik tertentu. Agen yang mampu melakukan motivasi adalah mereka yang memiliki suatu derajat kepercayaan tertentu terhadap orang atau kelompok orang yang dimotivasi seperti orang tua, individu yang bersangkutan secara lansung belajar dari pengalaman mengenai tindakan-tindakan sama cocok dengan sikap-sikap dan pendapat-pendapat sendiri (Rush dan Althoff, 2008). Dalam sosialisasi politik terdapat beberapa agen yang dipandang memegang peranan penting, beberapa diantaranya adalah keluarga, sekolah, kelompok teman sebaya, dan media massa. Agen tersebutlah yang dipandang berperan dalam membentuk pengetahuan,sikap, nilai, norma, perilaku esensial, dan harapan-harapan dalam kaitannya dengan politik (Damsar: 2010: 154). Keluarga merupakan agen sosialisasi politik yang sangat potensial untuk mempengaruhi setiap individu. Hal ini disebabkan karena keluarga merupakan Proses Sosilaisasi Nilai-nilai Politik Dalam Keluarga di Gampong Kulu Kuta Kecamatan Kuta Blang Kabupaten Bireuen (Very Afrizal, Mujibussalim) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 593 - 609
600
Jurn
a
h M ah
a wa sis
lmia lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 2: 593 - 609 Mei 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP lingkungan pertama dan utama bagi setiap
individu. Keluarga merupakan
lingkungan yang utama, karena individu umumnya
menghabiskan sebagaian
besar waktunya dalam lingkungan keluarga. Pola sosialisasi dapat berlangsung dalam dua bentuk umum: pertama,sosialisasi represif, yaitu sosialisasi yang dapat menekankan pada kepatuhan anak dan penghukuman terhadap perilaku yang keliru. Kedua, sosialisasi partisipatif, yaitu sosialisasi yang menekankan pada otonomi anak dan memberikan imbalan terhadap perilaku anak yang baik Pola sosialisasi di dalam keluarga termasuk menjadi pijakan awal seseorang dalam memandang nilai dan norma sosial ketika kelak berperilaku di dalam masyarakat termasuk dalam menentukan sikap politik yang kemudian memunculkan partisipasi politik. Media massa merupakan agen sosialisasi politik yang semakin menguat peranannya. Media massa, baik media cetak seperti surat kabar dan majalah media massa elektronik seperti radio, televisi, dan internet, semakin memegang peranan penting dalam mempengaruhi cara pandang, cara pikir, cara tindak, dan sikap politik seseorang. Pengaruh media massa cenderung bersifat masif, berskala besar, dan segera.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif karena data-data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Dalam penelitian kualitatif menyusun desain yang secara terus menerus disesuaikan dengan kemyataan dilapangan, jadi tidak menggunakan desain yang telah disusun secara ketat dan kaku sehingga tidak dapat diubah. Jadi penelitian ini masih bersifat sementara karena bisa berubah dalam hasil penelitian (Moleong, 2010: 11-13). Menurut Tylor dalam Margono (2009), Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Proses Sosilaisasi Nilai-nilai Politik Dalam Keluarga di Gampong Kulu Kuta Kecamatan Kuta Blang Kabupaten Bireuen (Very Afrizal, Mujibussalim) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 593 - 609
601
Jurn
a
h M ah
a wa sis
lmia lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 2: 593 - 609 Mei 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP Berdasarkan pertimbangan banyaknya jumlah orang tua di lingkungan Gampong Kulu Kuta Kecamatan Kuta Blang Kabupaten Bireuen. Sehingga peneliti tidak mungkin meneliti seluruhnya, disebabkan karena keterbatasan waktu dan dana maka peneliti mengambil perwakilan 5 orang tua (KK) yang memiliki kisaran usia 30-60 Tahun dan perwakilan remaja sebanyak 5 orang dengan kisaran umur 15-20 Tahun dengan total subjek penelitian atau informan yaitu 10 Subjek. Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a.
Data Primer adalah data yang diperoleh dengan cara meneliti langsung ke lapangan. Data Primer bersumber dari orang dan dokumen. Data Primer diperoleh melalui wawancara, dan data-data dokumen.
b.
Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari kepustakaan yaitu data yang dalam hal ini bersumber dari buku-buku, jurnali lmiah, surat kabar dan dari sumber yang berkaitan lainnya dengan penelitian. Proses pengumpulan data
yang penulis lakukan bertujuan untuk
memperoleh data yang akurat dengan menggunakan teknik pengumpulan berupa metode wawancara, dan dokumentasi kepustakaan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode atau teknik wawancara langsung dengan informan secara mendalam (in depth interview). Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang berlansung secara lisan dalam mana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keteranganketerangan. Dalam proses penelitian setelah data yang dikumpulkan dan di peroleh, tahap berikutnya yang penting adalah melakukan analisis
data, data yang
diperoleh dari lapangan dan bersifat monografis atau berwujud kasus maka analisis yang digunakan adalah analisis Kualitatif. Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan
Proses Sosilaisasi Nilai-nilai Politik Dalam Keluarga di Gampong Kulu Kuta Kecamatan Kuta Blang Kabupaten Bireuen (Very Afrizal, Mujibussalim) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 593 - 609
602
Jurn
a
h M ah
a wa sis
lmia lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 2: 593 - 609 Mei 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. (Moleong, 2010). Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisa naratif dengan memberi penerapan tentang gambaran mengenai situasi yang diteliti dalam bentuk uraian (Nana Sudjana, 2010: 197). Setelah data terkumpul, kemudian kembali mendeskripsikan tentang hasil yang diperoleh dari wawancara yang telah dibuat. Kemudian, memberikan kesimpulan tentang “Peran orang tua sebagai agen sosialisasi nilai-nilai politik dalam lingkungan keluarga di Gampong Kulu Kuta Kecamatan Kuta Blang Kabupaten Bireuen”.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, dapat kita lihat bahwa proses sosialisasi nilai-nilai politik oleh orang tua kepada remaja atau anak-anaknya telah dilakukan, bahkan sejak usia dini. Hal ini sesuai dengan pendapat Peter L. Berger dan Luckmann (1990) mendefinisikan sosialisasi primer sebagai sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota masyarakat (keluarga). Dalam sosialisasi primer, peran orang-orang terdekat bagi anak sangatlah penting, sebab seorang anak melakukan pola interaksi secara terbatas di dalamnya. Warna kepribadian anak akan sangat ditentukan oleh warna kepribadian dan interaksi yang terjadi antara anak dengan anggota keluarga terdekatnya. Apapun yang diserap oleh seorang anak pada masa sosialisasi primer akan menjadi cirri mendasar kepribadian anak setelah dewasa. Peran keluarga akan sangat dominan pada saat seorang anak melakukan sosialisasi primernya. Seorang anak pada masa ini masih berada di lingkungan keluarga dan dikelilingi oleh orang-orang terdekatnya, seperti orang tua, saudara, kakek, nenek, dan sebagainya. Melalui lingkungan itulah si anak mengenal dunia sekitarnya dan pola pergaulan hidup yang berlaku sehari-hari, serta mengalami proses sosialisasi awal atau primer. Orang tua, saudara, maupun kerabat terdekatnya lazim mencurah perhatian untuk mendidik sang anak, supaya anak Proses Sosilaisasi Nilai-nilai Politik Dalam Keluarga di Gampong Kulu Kuta Kecamatan Kuta Blang Kabupaten Bireuen (Very Afrizal, Mujibussalim) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 593 - 609
603
Jurn
a
h M ah
a wa sis
lmia lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 2: 593 - 609 Mei 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP memperoleh dasar-dasar pola pergaulan hidup yang baik dan benar, melalui penanaman disiplin dan kebebasan serta penyerasiannya. Para orang tua menggunakan berbagai macam media dalam melakukan sosialisai nilai-nilai politik, misalnya media elektronik seperti hp, radioa, TV dan komputer dan media cetak seperti koran, spanduk. Miriam Budiardjo (2008:407) menyatakan bahwa pelaksanaan proses sosialisasinya dilakukan dengan berbagai cara yaitu media massa, ceramah-ceramah, penerangan (pendidikan), kursus kader, penataran dan sebagainya. sisi lain fungsi sosialisasi politik adalah upaya menciptakan citra (image) bahwa ia memperjuangkan kepentingan umum. Lebih lanjut, Efriza (2012: 38) menyatakan bahwa di dalam suatu masyarakat yang sifatnya terkungkung atau dimana rezim berkuasa secara totaliter, dengan sendirinya, tidak banyak nilai-nilai politik yang bisa diturunkan. Tetapi dalam suatu masyarakat yang demokratis, nilai-nilai politik yang dikandung media massa sangat bervariasi. Media massa dalam hal ini, baik media cetak seperti surat kabar dan majalah maupun media elektronik seperti radio, televisi, dan media online, semakin memegang peranan penting dalam mempengaruhi cara pandang, cara pikir, cara tindak, dan sikap politik seseorang. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hardiyanti (2014) menunjukkan bahwa keluarga merupakan agen sosialisasi primer dan sekolah merupakan agen sosialisasi politik sekunder. Sedangkan media massa yang merupakan agen sosialisasi politik digunakan remaja hanya untuk sekedar mencari informasi, namun tidak digunakan sebagai panutan dalam berprilaku kehidupan bermasyarakat. Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa orang tua adalah agen pertama atau agen primer dalam proses sosialisasi nilai-nilai politik yang selanjutnya didukung oleh agen sekunder seperti media elektronik, media cetak dan interaksi dengan lingkungan disekitar. Terdapat beberapa hal yang sering dibahas ketika proses sosialisasi berlangsung dalam lingkungan keluarga diantaranya hal-hal yang berhubungan dengan PILKADA (pemilihan kepala daerah), PILPRES (pemilihan presiden) atau tepatnya berhubungan dengan PEMILU (Pemilihan Umum). Salah satunya Proses Sosilaisasi Nilai-nilai Politik Dalam Keluarga di Gampong Kulu Kuta Kecamatan Kuta Blang Kabupaten Bireuen (Very Afrizal, Mujibussalim) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 593 - 609
604
a Jurn
h M ah
a wa sis
lmia lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 2: 593 - 609 Mei 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP berhubungan dengan memberikan pemahaman yang digunakan untuk mencari sosok terbaik untuk pemimpin atau yang terbaik diantara pemimpin yang ada. Lebih lanjut, ada juga yang mengaitkannya dengan masalah pengelolaan keuangan, cara berkehidupan sehari-hari dan kehidupan bernegara. Hasil di atas sesuai dengan empat prinsip peranan keluarga seperti menurut Covey (dalam Yusuf, 2009:47-48) yaitu (1) Modelling yaitu peran orang tua sebagai pencontohan atau model bagi anaknya, tidak disangkal bahwa contoh dari orang tua mempunyai pengaruh yang sangat kuat bagi anaknya. Jika dilihat dari penelitian ini, secara tidak langsung dalam menentukan pilihannya pemilih pemula lebih sering mengikuti pilihan dari orang tua mereka (disamping juga orang tua yang memberikan kebebasan kepada anaknya dalam menentukan kriteria pilihannya masing-masing) Hal di atas dapat dikatakan bahwa orang tua secara tidak langsung menjadi contoh bagi anaknya, (2) Mentoring yaitu kemampuan untuk menjalin dan membangun hubungan. Terjalinnya hubungan yang erat dalam sebuah keluarga membuat orang tua menjadi mentor bagi anaknya. Banyak hal yang dapat didiskusikan dalam mentoring tersebut. (3) Teaching yaitu memberikan pengajaran kepada individu, dalam penelitian ini yaitu dengan cara memberikan informasi serta pengetahuan kepada pemilih pemula mengenai calon pemimpin yang baik. Ketika proses sosialisasi dilakukan, terdapat tanggapan negatif dan positif dari anggota keluarga. Tanggapan positif terjadi dengan alasan politik adalah tata cara kehidupan. Sedangkan tanggapan negatif dari keluarga terjadi dikarenakan alasan jika nilai-nilai politik yang ada bertentangan dengan nilai-nilai etika atau agama dan hal-hal lain yang kebiasaan tidak lazim dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Lebih lanjut ada juga yang menolak dengan alasan kadang mereka mempunyai pendapatnya sendiri. Hal ini bisa saja terjadi karena mayoritas di Aceh khususnya di Gampong Kulu Kuta semua masyarakat beragama Islam. Masyarakat sangat menghargai keberadaan para Ulama sehingga jika ada politik yang bertentangan dengan ajaran agama atau pendapat Ulama agak sulit diterima atau bahkan tidak diterima sama sekali. Dengan kata lain, tidak ada istilah Proses Sosilaisasi Nilai-nilai Politik Dalam Keluarga di Gampong Kulu Kuta Kecamatan Kuta Blang Kabupaten Bireuen (Very Afrizal, Mujibussalim) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 593 - 609
605
Jurn
a
h M ah
a wa sis
lmia lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 2: 593 - 609 Mei 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP sekulerisme dalam berpolitik, yaitu mereka yang memisahkan antara agama dengan politik, mereka mengubah hubungan antara negara dengan agama sesuai dengan teori yang mereka anut. Mereka memisahkan politik dari agama serta memisahkan agama dari negara. Mereka juga mempopulerkan ungkapan, “Tidak ada agama di dalam negara dan tidak ada negara di dalam agama” (Yusuf AlQardhawi, 2008). Beberapa kesulitan atau hambatan yang diperoleh ketika melakukan proses sosialisasi diantarnya berhubungan dengan persepsi umur dan hubungannya dengan pengetahuan politik, kemudian perbedaan pendapat dalam keluarga misalnya perbedaan pendapat dalam penentuan kriteria calon pemimpin. Oleh karena itu, orang tua berperan penting dalam menyelesaikan kesulitan-kesulitan ini diantaranya berdasarkan hasil wawancara, para orang tua memberi pengertian dan contoh-contoh yang telah berhasil dan bekerjasama antar anggota keluarga baik itu melalui cara diskusi, yaitu diajak diskusi dengan baik, maupun dari segi perbuatan yaitu dengan memberikan contoh yang baik kepada putra-putri mereka. Menurut Suhendi, dkk (2001) bahwa lingkungan keluarga, orang tua memiliki peran strategis untuk memberikan nilai-nilai sosial maupun nilai-nilai politik serta nilai keagamaan sehingga nilai-nilai tersebut ditanamkan ke dalam jiwa anak (remaja). Kebiasaan orang tua dalam bertindak dan menyikapi segala sesuatu dalam kehidupan sehari-hari menjadi suri tauladan untuk anak mengikutinya. Lebih lanjut, orang tua merupakan salah satu bagian penting dalam mensosialisasikan pandangan politik yang baik dan benar kepada anaknya. Berdasarkan pernyataan diatas maka dalam proses sosialisasi nilai-nilai politik perlu dilakukan terutama dalam lingkungan keluarga, bisa menggunakan media elektronik, media cetak atau melalui komunikasi langsung pada waktuwaktu tertentu. Kemudian, tanggapan yang didapatkan ketika melakukan sosialisasi bisa positif dan negatif. Sehingga dibutuhkan kerjasama yang baik antara kepala keluarga, ibu dan anak-anak serta lingkungan sekitar dalam memberi pemahaman nilai-nilai politik sehingga nanti dapat lahir pemilih yang cerdas terutama bijak dalam menentukan pilihan calon pemimpin yang baik. Proses Sosilaisasi Nilai-nilai Politik Dalam Keluarga di Gampong Kulu Kuta Kecamatan Kuta Blang Kabupaten Bireuen (Very Afrizal, Mujibussalim) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 593 - 609
606
Jurn
a
h M ah
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 2: 593 - 609 Mei 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
a wa sis
lmia lI
FISIP KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan pembahasan dan analisa data dalam penelitian tentang Proses Sosialisasi Nilai-Nilai Politik Dalam Kehidupan Keluarga Di Kota Banda Aceh maka dapat disimpulkan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Orang tua merupakan agen primer dalam melakukan sosialisasi nilai-nilai politik dan telah dilakukan sejak usia dini. Melalui interaksi sosial yang terjadi antara orang tua dan anak dapat membantu anak dalam membentuk kepribadian dan dapat membantu anak belajar nilai-nilai politik yang baik. Disamping itu, terdapat peran agen atau melalui media, baik media elektronik seperti televisi, radio, dan hp maupun media cetak seperti koran dan spanduk dalam proses sosialisasi nilai-nilai politik. Tanggapan yang diberikan oleh anggota keluarga juga bervariasi, ada yang negatif dan ada juga yang positif. Orang tua dan para remaja selaku anggota keluarga menyadari bahwa sosialisasi nilai-nilai politik itu penting dan perlu untuk dilakukan karena berhubungan dengan cara berkehidupan, berkebangsaan yang baik serta dapat menentukan kriteria pemimpin yang baik. 2. Terdapat beberapa hambatan dalam melakukan sosialisasi nilai-nilai politik seperti adanya dogma yang menyatakan bahwa anak-anak yang belum dewasa tidak berhak ikut campur urusan politik yang diperoleh anak dari lingkungan sekitar, namun tidak dominan. Selanjutnya terdapat perbedaan pendapat dalam keluarga misalnya perbedaan pendapat dalam penentuan kriteria calon pemimpin. Namun semua masalah ini dapat diatasi oleh para orang tua baik melalui diskusi maupun memberi contoh teladan yang baik mengenai kehidupan sosial politik yang baik. Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, maka yang dapat dikemukakan sebagai saran adalah: 1. Kepada para orang tua khususnya diharapakan untuk terus melaksanakan perannya sebagai agen primer dalam mengembangkan pola pikir dan kepribadian
anak
sehingga
anak
memiliki
pribadi
yang
Proses Sosilaisasi Nilai-nilai Politik Dalam Keluarga di Gampong Kulu Kuta Kecamatan Kuta Blang Kabupaten Bireuen (Very Afrizal, Mujibussalim) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 593 - 609
bijak, 607
Jurn
a
h M ah
a wa sis
lmia lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 2: 593 - 609 Mei 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP berintelektual yang tinggi khususnya memiliki pemahaman yang baik dan memahami nilai-nilai politik yang berlaku. 2. Kepada para anak atau remaja untuk terus belajar dan mengembangkan potensi-potensi yang ada, kemudian perlunya kesadaran bahwa keluarga merupakan tempat pertama untuk bertanya dan berdiskusi serta mampu menyeleksi informasi-informasi khususnya mengenai isu-isu politik yang didapat, agar tidak salah dalam memaknai nilai-nilai politik yang benar.
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku Teks
Al-Qaradhawi, Yusuf. 2008. Meluruskan Dikotomi Agama dan Politik. Jakarta: Al-Kautsar.
Damsar. 2010. Pengantar Sosiologi Politik.Jakarta: Kencana.
Efiza. 2012. Political Explore: Sebuah Kajian Ilmu Politik. Bandung: Alfabeta.
Margono, S. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Moleong,J.Lexy. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif .Bandung: PT. Remaja Rosda karya.
Nana Sudjana. 2003. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. S
Rush, Michael, Althoff, Phillip. 2011. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: PT. Raja Grafindo.
Proses Sosilaisasi Nilai-nilai Politik Dalam Keluarga di Gampong Kulu Kuta Kecamatan Kuta Blang Kabupaten Bireuen (Very Afrizal, Mujibussalim) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 593 - 609
608
a Jurn
h M ah
a wa sis
lmia lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 2: 593 - 609 Mei 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP Rush, Michael, Althoff, Phillip. 2011. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: PT. Raja Grafindo.
Suhendi, Hendi Dan Ramdani Wahyu. 2001. Pengantar Sosiologi Keluarga. Bandung: Pustaka Setia. Sutaryo. 2005. Dasar-dasar Sosialisasi. Jakarta: Rajawali Press.
B. Skripsi & Tesis
Hardiyanti. 2014. Sosialisasi Politik Di Kalangan Remaja Tepian Kota. Skripsi Universitas Sebelas Maret.
Proses Sosilaisasi Nilai-nilai Politik Dalam Keluarga di Gampong Kulu Kuta Kecamatan Kuta Blang Kabupaten Bireuen (Very Afrizal, Mujibussalim) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 2. Mei 2017 593 - 609
609