eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)
Proses Segmenting Museum Pos Indonesia Raden Willy Ananta1, Encang Saefudin2, Efi Rosfiantika3 Departemen Ilmu Informasi dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran
Corresponding Author:
[email protected]
ABSTRACT This research has focused on the process of segmenting the Postal Museum in Indonesia.. Studied aspects of segmenting are archetypal preferences, activity stages which include surveys, analysis and profiling, how to approach in segmenting and the results obtained. In this study the method used is descriptive method of qualitative, with data collection technique is observation, interview and literature study. Data analysis techniques used are data reduction, data presentation, and draw conclusions (verification). Then to check the validity of data used triangulation techniques as examination techniques that utilize the use of sources, methods, investigators, and theories. Can be inferred from this research result that because the museum using technical non-segmenting without passing through the processes of segmenting activities and the result obtained was not conforming to expected.
Keyword: the process of segmenting, marketing, marketing management
_____________________________ 1
Penulis ² Pembimbing Utama ³ Pembimbing Pendamping
Raden Willy Ananta - Proses Segmenting Museum Pos Indonesia Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 1 of 13
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)
Pendahuluan
tema dalam mewujudkan Jawa Barat
Prioritas utama pengunjung museum
Pos
Indonesia
adalah
peserta study tour dari sekolahsekolah yang mayoritasnya adalah anak-anak sekolah dasar. Hal ini
sebagai daerah kunjungan wisata utama, dimana potensi wisata Jawa Barat cukup banyak dengan objek dan atraksi wisata yang variatif dan menarik.
dapat berakibat terjadinya penurunan jumlah
kunjungan
hanya
masuk ke Jawa Barat sayangnya
berharap pada kunjungan anak-anak
berbanding terbalik dengan jumlah
sekolah.
pengunjung yang datang ke museum
Padahal,
kalangan
bila
Jumlah kunjungan wisatawan
masih
masyarakat
banyak
yang
bisa
Pos Indonesia makin hari makin
dijadikan target pengunjung museum
berkurang.
seperti wisatawan baik asing maupun
informasi
domestik.
Departemen Budaya dan Pariwisata
Jawa Barat sebagai salah satu
destinasi
unggulan
Indonesia memiliki potensi dapat
menarik
mancanegara
dan
di yang
wisatawan wisatawan
nusantara. Didukung oleh
lokasi
yang berdekatan dengan pusat pasar pariwisata Indonesia yaitu Daerah Tujuan
Wisata
(DTW)
Jakarta,
yang merupakan salah satu pintu masuk ke Indonesia. Berdasarkan data dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat tahun 2010, jumlah wisatawan di Jawa Barat pada lima tahun terakhir terjadi peningkatan sebesar 16,4%, dengan Raden Willy Ananta - Proses Segmenting Museum Pos Indonesia Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Menurut yang
data
dan
diperoleh
dari
jumlah pengunjung yang datang ke museum Pos Indonesia pada tahun 2005 hanya sebesar 22.000 orang dan merosot setiap tahunnya. Data menunjukkan wisatawan
bahwa di
Indonesia
Museum
setiap
mengalami
jumlah Pos
tahunnya
penurunan.
Puncak
penurunan pengunjung museum Pos Indonesia terjadi pada tahun 2008 dari 19.480 pengunjung menjadi hanya
16.364
sebesar
16%.
pengunjung Hal
ini
atau
menjadi
pukulan telak bagi pihak museum. Pada tahun 2009 meningkat sebesar 7,5% menjadi 17.583 wisatawan
Page 2 of 13
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)
dari tahun 2008 sebanyak 16.364 wisatawan,
tetapi
Strategi produk merupakan
peningkatan
salah satu keputusan penting dalam
tersebut masih sangat kecil dan
ruang lingkup pemasaran. Jadi, apa
belum mencapai target kunjungan
yang
wisatawan Museum Pos Indonesia
pemasaran
tahun 2009 yaitu sebanyak 30.000
produk.
wisatawan (manajemen Museum Pos
berkontribusi
Indonesia tahun 2010).
produk dalam hal daur hidup produk
Hal ini diakibatkan oleh kegiatan pemasaran dari pihak museum yang kurang maksimal serta kurangnya inovasi-inovasi
dalam
pemasaran
demi mendongkrak angka kunjungan museum.
ada
sesuai
dalam
diserap
olah
strategi
Singkatnya
pemasaran
terhadap
strategi
spesifikasi produk, penentuan target dan memasarkan produk. Penentuan
target
dapat
dilakukan dengan berbagai cara, salah
satunya
segmenting. proses
Seharusnya angka kenaikan
dan
adalah
proses
Segmenting
adalah
mengelompokkan
bedasarkan
pasar
kategori-kategori
jumlah pengunjung yang masuk ke
tertentu.
Jawa Barat dapat berpengaruh besar
berdasarkan
terhadap
tingkat pendapatan, psychographic,
peningkatan
jumlah
kunjungan museum. Kegagalan ini
tingkah
terjadi
tingkatan
akibat
kelalaian
dalam
Segmenting
dilakukan
geografi,
demografi,
laku,
status
konsumen,
pemakai, dan
status
pemasaran yang dilakukan. Agar
kesetiaan pelanggan. Faktor-faktor
jumlah kunjungan dapat kembali
yang
menanjak maka harus dilakukan
memilih segmen yaitu sumber daya
suatu
perusahaan, produk life cycle stage
kegiatan
yang
dapat
mendongkrak jumlah pengunjung di
perlu
diperhatikan
dalam
dan variasi pasar.
museum Pos, salah satunya adalah
Untuk
mencapai
hasil
kegiatan strategi pemasaran yang
pemasaran
baik.
pertama kali harus terlebih dahulu
yang
optimal,
kita
melakukan segmentasi pasar atas produk Raden Willy Ananta - Proses Segmenting Museum Pos Indonesia Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
yang
akan
kita
jual.
Page 3 of 13
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)
Segmentasi membagi
pasar
pada
intinya
potensi
pasar
menjadi
bagian-bagian tertentu, bisa berdasar pembagian kelas
demografis,
ekonomi
dan
secara
periodik
karena
segmen-
segmen pasar selalu berubah. Tinjauan Pustaka
berdasar Segmentasi pasar merupakan
pendidikan
ataupun juga berdasar gaya hidup
suatu
(psikografis).
mengelompokkan
Segmenting terdiri dari kelompok
heterogen
pelanggan
memiliki
homogen atau memiliki kesamaan
seperangkat keinginan yang sama.
dalam hal minat, daya beli, geografi,
Dengan
perilaku pembelian maupun gaya
yang
demikian
kita
dapat
membedakan antara kosumen satu
aktivitas
membagi
atau
pasar
yang
menjadi
pasar
yang
hidup. Kotler
dengan konsumen yang lainnya.
(2003:100)
Pemasar tidak menciptakan segmen,
menyatakan “Market segmentation is
tugas
the
pemasar
mengidentifikasi memutuskan dibidik.
of
breaking
a
dan
heterogeneous group of potential
yang
harus
buyer into smaller homogeneous
Setelah
segmen
process
segmen
mana
mengidentifikasi
adalah
perusahaan peluang-peluang
pasarnya,
ia
harus
groups of relatively
buyer, that similar
is with buying
characteristics or needs”.
mengevaluasi beragam segmen lalu
Proses segmentasi dimulai
memutuskan berapa banyak dan
dari penentuan pasar. Lantas pasar
segmen mana yang akan dibidik. Hal
dipandang berdasarkan kebutuhan
ini dapat memudahkan perusahaan
atau preferensi konsumen, perilaku
untuk memilih saluran distribusi dan
pembelian,
saluran komunikasi yang terbaik
maupun
serta memiliki gambar yang jelas
situasi penggunaan. Masing-masing
tentang
basis pandangan mempertimbangkan
para
merupakan
pesaingnya,
yang
perusahaan-perusahaan
karakteristik
manusia,
tanggapan
atau
konsumen
bisnis berbasis
terhadap
yang mengejar segmen yang sama.
perbedaan, mampu diidentifikasikan,
Segmentasi pasar harus dilakukan
dapat
Raden Willy Ananta - Proses Segmenting Museum Pos Indonesia Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
dilaksanakan,
efektif
dan
Page 4 of 13
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)
efisien, serta stabil setiap waktu.
pertama
Kemudian
(karakteristik
segmen
aktifitas
pun
dilaksanakan
terikat
erat
pasar,
struktur
pengalaman
pemilihan
elemen
berlangsung
kematangan
persaingan,
bisnis. proses
pembentukan,
yang
Pendek
characteristic
konsumen)
yang
merupakan variabel utama dalam segmentasi yang terdiri dari :
dan
1. Segmentasi Geografi
kata
2. Segmentasi Demografi
identifikasi,
penguraian,
consumen
3. Psychographic Segmentation
dan
evaluasi segmen.
Kedua
yaitu,
consumer
responses (respon konsumen) yang
Untuk
mengidentifikasai
terdiri dari Benefit segmentation
preferensi segmen ada tiga pola
(segmentasi
segmentasi
dapat
pengelompokan yang di dasarkan
digunakan (Kotler, 2005:311). Pola
kepada manfaat yang diharapkan
tersebut adalah:
konsumen dari suatu produk atau
pasar
yang
1. Homogeneus
preference
(preferensi homogen) 2. Diffused
(preferensi yang menyebar) preference
(preferensi
yang
mengelompok) Menurut
Kotler
yaitu
jasa, use occasion (saat pemakaian) dan Brand atau merek. Sementara itu
preference
3. Clustered
manfaat)
Kotler mengelompokkan pendekatan dalam melakukan segmentasi pasar menjadi tiga, yaitu : 1. Static Attribute Segmentation 2. Dynamic
dalam
bukunya Manajemen Pemasaran ada
Segmentation 3. Individual Segmentation
tiga tahap yang harus dilakukan dalam segmentasi pasar yaitu:
Attribute
Dalam
menentukan
dasar
segmentasi yang akan digunakan
1. Survey Stage
dapat disesuaikan dengan kondisi
2. Analysis Stage
yang paling relevan. Sebagaimana
3. Profiling Stage
diketahui konsumen berbeda dalam
Dalam
menetapkan
dasar
banyak hal dan masing – masing
segmentasi Kotler (2005:315) ada
berpotensi
dua cara yang dapat dilakukan, yaitu
namun
Raden Willy Ananta - Proses Segmenting Museum Pos Indonesia Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
membentuk
kenyataan
tidak
segmen, semua
Page 5 of 13
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)
variabel ini akan bermanfaat untuk
1. Measurable (terukur)
semua situasi. Dengan demikian
2. Substansial (banyak)
perlu kehati-hatian dalam memilih
3. Accessible (dapat diakses)
variabel
4. Differentiable (dapat
segmentasi
agar
sesuai
dengan perusahaan. Agar
dibedakan)
strategi
segmentasi
tersebut
tepat
perusahaan
pertama,
memandang
harus
pasar
yang berbeda dari yang dilakukan pesaing. Kedua metode segmentasi digunakan
mungkin
harus
mencerminkan
sejauh perilaku
pembelian atau penggunaan serta menentukan alasan pelanggan untuk membeli.
Karena
alasan
inilah
dynamic attribute segmentation lebih unggul dibandingkan static attribute segmentation, sebab atribut ini lebih mengarah
kepada
pembelian,
perilaku
metode
ini
Hasil dan Pembahasan
dari
sudut yang unik dan dengan cara
yang
5. Actionable (dapat dilayani)
dapat
memberikan informasi yang berharga bagi perumusan strategi pemasaran
Metode
deskriptif kualitatif. Menurut Bogdan dan
Menurut Kotler (2005:315) segmentasi
perusahaan
perlu
efektifitas
segmentasi
Syarat
segmentasi
memperhatikan
yang
Taylor
(dalam
Basrowi,
2008:21) mendefinisikan metodologi kualitatif sebagi prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Kemudian penelitian kualitatif deskriptif adalah penelitian yang pengumpulan datanya berupa kata-kata, gambar, dan bukan angkaangka. Hal ini disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif. Pada penelitian ini, yang menjadi key informan adalah Kepala
perilaku konsumen tersebut.
melakukan
digunakan
dalam penelitian ini adalah studi
yang cocok untuk mempengaruhi
dalam
yang
tersebut. efektif
adalah: Raden Willy Ananta - Proses Segmenting Museum Pos Indonesia Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Bagian Manajemen dan Marketing museum
Pos
Indonesia.
Selain
terdapat key informan, penelitian ini juga membutuhkan informan lain untuk
penelitiannya.
Menurut
Moleong, informan adalah orang
Page 6 of 13
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)
yang dimanfaatkan untuk memberi
segmenting
informasi tentang situasi dan kondisi
Indonesia.
latar
penelitian.
Syarat
menjadi
informan adalah jujur, taat pada janji, patuh pada aturan, suka berbicara, tidak termasuk anggota salah satu kelompok yang bertikai dalam latar penelitian,
dan
mempunyai
pandangan tertentu tentang peristiwa yang terjadi (Moleong 2004:90).
yang
bisa
dan
melengkapi
informasi yang sudah didapat dari key
informan.
Informan
pada
penelitian ini adalah Evan Jaelani, ST.,MM. selaku pakar atau ahli dalam bidang marketing. Peneliti
memilih
disebut di atas, karena peneliti berpendapat bahwa mereka memiliki kompetensi dan kredibilitas untuk pertanyaan-pertanyaan
yang akan diberikan selama proses penelitian
berlangsung.
Karena
merekalah orang-orang yang yang menjadi kunci dari sumber data mengenai
proses
penelitian kualitatif adalah peneliti sebagai instrument utama. Dalam melakukan kegiatan di lapangan peneliti
menggunakan
catatan
lapangan (field notes), serta alat perekam (tape record). Pengumpulan
observasi, dan wawancara. Yang penelitian
disini
segmenting Indonesia.
menjadi
objek
adalah
proses
di
museum
Pos
Bagi
sebagian
besar
lembaga non profit di Indonesia seperti museum milik pemerintah, pemanfaatan manajemen pemasaran sudah jamak dilakukan terutama
key
informan dan informan seperti yang
menjawab
Pos
Salah satu karakteristik dari
membantu
memberikan informasi lain dalam mendukung
museum
data dilakukan dengan studi pustaka,
Jadi, informan adalah orangorang
di
kegiatan
Raden Willy Ananta - Proses Segmenting Museum Pos Indonesia Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
untuk memasarkan produk-produk layanannya. Hanya saja, menurut penulis,
konsep
pemasaran
baru
dilaksanakan sebatas apa adanya, misalnya
menyebarkan
brosur,
pamflet, flyer dan lain-lain. Kondisi ini berbeda sekali dengan produk komersial
yang
pemasarannya
digarap benar-benar sangat serius. Penulis
belum
pernah
melihat
terobosan-terobosan inovatif dalam
Page 7 of 13
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)
memasarkan
layanan
museum.
segmenting
yang
terjadi,
Padahal ada begitu banyak metode
museum
dan konsep yang dikembangkan
menunggu kunjungan yang datang.
dengan pesat di industri pemasaran
Preferensi seperti ini dinilai kurang
komersial yang bisa diadopsi untuk
efektif
kebutuhan museum.
penurunan pengunjung yang terjadi.
hasil
berdiam
mengingat
diri
terjadinya
Yang akan dibahas disini adalah
Hasil dan Pembahasan Menurut
hanya
pihak
tahapan kegiatan segmenting dengan wawancara
menggunakan
solusi
yang
telah
yang telah dilakukan dengan Ibu Yati
disebutkan
Satiya pola dasar preferensi pasar
sebelumnya yaitu menurut preferensi
yang ada yaitu pola preferensi yang
menyebar dan mengelompok.
homogen. Preferensi yang homogen
pada
Museum
pembahasan
Pos
Indonesia
menunjukan suatu pasar di mana
menggunakan cara pendekatan yang
semua
statis atau biasa disebut pendekatan
konsumen
secara
kasar
memiliki preferensi yang sama, pasar
Static
tidak menunjukan segmen alami.
Dengan
Pihak museum tidak menentukan
pendekatan ini hasil yang diharapkan
secara pasti kepada siapa target
kurang
segmen ini ditujukan, karena semua
pendekatan
orang mereka anggap sebagai calon
adalah
pelanggan mereka. Hal ini dapat
Segmentation yaitu segmentasi yang
berdampak pada target segmen yang
berdasarkan pada kesamaan atribut-
kurang terarah.
atribut yang bersifat dinamis, yaitu
Dikarenakan pihak museum
atribut
Attribute
Segmentation.
menggunakan
maksimal, yang
maka paling
Dynamic
yang
cara
cara sesuai
Attribute
mencerminkan
menempatkan semua orang sebagai
karakteristik
calon
pengunjung
dan
pelanggan - minat, kebiasaan, sikap,
seperti
yang
dibahas
kepercayaan, dan sebagainya - yang
sebelumnya bahwa preferensi yang
membentuk buying/using behavior
ada yaitu preferensi yang homogen
dan secara langsung memengaruhi
maka tidak ada tahapan kegiatan
alasan pelanggan untuk membeli.
museum telah
Raden Willy Ananta - Proses Segmenting Museum Pos Indonesia Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
manusiawi
dari
Page 8 of 13
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)
Kesimpulan diambil
dari
dilakukan
yang
dapat
penelitian
yang
dalam melakukan segmentasi
Pos
di Museum Pos Indonesia
pada
Museum
3.
Indonesia ini adalah : 1.
Pola
adalah dengan Static Atribute,
Segmentasi
yang
hal ini berakibat pada hasil
dilakukan oleh Museum Pos
yang
Indonesia
maksimal dan tidak dapat
mass
adalah
marketing
dengan atau
diperoleh
kurang
no-
memenuhi target yang harus
segmenting, artinya bahwa
dicapai oleh pihak Museum
Museum
Pos Indonesia.
Pos
Indonesia
menganggap masyarakat
2.
Pendekatan yang dilakukan
semua menjadi
4.
pasar
Hasil proses segmenting di Museum Pos Indonesia belum
potensial bagi mereka, atau
memenuhi
kriteria
semua masyarakat dianggap
segmentasi
yang
homogen. Sehingga proses
(Measurable,
pemasaran
mereka
accessible, differentiable, dan
lakukan kurang tepat sasaran
Actionable) yaitu berdasarkan
dan
yang
Geografi (seluruh kabupaten
dilakukan bisa menjadi jauh
dan kota di Jawa Barat atau
lebih mahal.
bahkan
Pihak Museum Pos Indonesia
berdasarkan
tidak
tahapan-
(kelompok usia siswa sekolah
seharusnya
dasar dan sekolah menengah
dilakukan dalam menentukan
pertama), serta berdasarkan
segmentasi pasar. Tahapan
Psikografi (orang-orang yang
yang dilakukan oleh pihak
hobi filateli atau komunitas
museum hanya berupa garis
filateli).
besar
Berdasarkan hasil penelitian
yang
juga
tahapan
promosi
melakukan yang
dari
tahapan
yang
seharusnya dilakukan, tidak
yang
ada tahap survei, analisis
kesempatan
serta profiling.
menyampaikan
Raden Willy Ananta - Proses Segmenting Museum Pos Indonesia Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
dari efektif
Substansial,
Indonesia),
dilakukan, ini
demografi
maka
pada
penulis
akan
saran-saran
yang
Page 9 of 13
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)
diharapkan bisa dijadikan acuan dan
dilakukan adalah menelaah
bermanfaat
bagi
variabel-variabel
Indonesia
dalam
Museum
Pos
yang
melakukan
memiliki
korelasi
perbaikan kedepannya terutama yang
terhadap
Museum
berkaitan dengan proses segmentasi
Indonesia
yang
dalam rangka meningkatkan jumlah
dalam setiap segmen yang
pengunjung Museum Pos Indonesia.
memungkinkan
Adapun
Tahapan
saran-saran
yang
dapat
tinggi Pos terdapat
di
tuju.
terakhir
yaitu
penulis sampaikan adalah sebagai
Profiling Stage, pada tahapan
berikut :
ini
1.
Sebaiknya pihak Museum Pos
segmen mana saja yang akan
Indonesia menggunakan pola
dituju
segmentasi
Diffused
analisis yang telah dilakukan
Preference (preferensi yang
pada setiap segmen yang
menyebar) atau menggunakan
memungkinkan,
Clustered
didapat segmen yang paling
Preference
(preferensi mengelompok)
agar
menentukan
berdasarkan
hasil
sehingga
yang
menguntungkan
pasar
Museum Pos Indonesia.
yang dipilih dapat menyebar
2.
adalah
3.
bagi
Sebaiknya pendekatan yang
baik dari segi demografis
dilakukan dalam melakukan
maupun geografis.
segmentasi di Museum Pos
Sebaiknya
tahapan
Indonesia
adalah
dengan
segmentasi yang digunakan
Dynamic Atribute, hal ini
dimulai dengan Survey Stage,
dikarenakan
pada
intinya
beberapa segmen pasar yang
adalah melakukan observasi
akhirnya dipilih oleh Museum
pada setiap segmen yang
Pos
memungkinkan untuk dituju
berdasarkan
oleh Museum Pos Indonesia.
(seluruh kabupaten dan kota
Kemudian
di Jawa Barat atau bahkan
tahapan
ini
tahap
Analysis
Stage, pada tahapan ini yang Raden Willy Ananta - Proses Segmenting Museum Pos Indonesia Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
terdapat
Indonesia,
Indonesia),
yaitu Geografi
berdasarkan
Page 10 of 13
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)
demografi siswa
(kelompok
sekolah
usia
dasar
dan
sekolah menengah pertama), serta berdasarkan Psikografi (orang-orang filateli
yang
atau
hobi
komunitas
filateli). Sehingga didalamnya terdapat atribut-atribut yang mencerminkan yang
karakteristik
mencakup
variabel
psikografis dan behavioral. 4.
Sebaiknya hasil yang didapat harus memenuhi kriteria dari segmentasi (Measurable,
yang
efektif
Substansial,
accessible, differentiable, dan Actionable) yaitu berdasarkan Geografi (seluruh kabupaten dan kota di Jawa Barat atau bahkan berdasarkan
Indonesia), demografi
(kelompok usia siswa sekolah dasar dan sekolah menengah pertama), serta berdasarkan Psikografi (orang-orang yang hobi filateli atau komunitas filateli).
Raden Willy Ananta - Proses Segmenting Museum Pos Indonesia Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 11 of 13
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)
DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari. 2004. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Cetakan Keenam. Bandung. Alfabeta. Basrowi dan Suwandi. 2008) Memahami penelitian kualitatif. Jakarta. Rineka Cipta. Djaslim Saladin. 2003. Manajemen Pemasaran. Bandung. Penerbit Linda Karya. Kasali, Rhenald. 1999. Membidik Pasar Indonesia, Segmenting, Targeting, Positioning. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama. _______ 2003. Membidik Pasar Indonesia, Segmenting, Targeting, Positioning. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama. Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran, Edisi Millenium 1. Jakarta. PT Prenhallindo. _______ 2003. Marketing Management, Elevent Edition. New Jersey. Prentice Hall. Inc. Alih Bahasa Benyamin Molan. 2005. Manajemen Pemasaran Edisi 11. Jakarta. PT. Indeks. _______ 2005. Manajamen Pemasaran, Jilid 1. Jakarta. PT. Indeks Kelompok Gramedia. Miles dan Huberman. 1994. Qualitative Research. Jakarta. Indeks. Moleong, J. Lexy. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. PT. Remaja Rosda karya. Moleong, J. Lexy. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung. PT Remaja Rosdakarya. Moleong, J. Lexy. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya.
Raden Willy Ananta - Proses Segmenting Museum Pos Indonesia Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 12 of 13
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)
Muhadjir, Noeng. 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta. Rake Sarasin. Mulyana, Deddy. 2003. Metodologi Penelitian Kualitatif – Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya. Stanton, W. J. 1991. Prinsip Pemasaran, Jilid I Edisi Ketujuh. Jakarta. Erlangga. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung. Alfabeta Sukmadinata. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. Rosdakarya Sutisna. 2002. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya. Sutopo, H.B. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif Dasar Teori dan Terapannya dalam Penelitian. Surakarta. Sebelas Maret University Press. Yin, Robert K. 2003. Studi Kasus Desain dan Metode. Jakarta. PT Raja. Grafindo Persada. _______ 2008 Studi Kasus Desain dan Metode. Jakarta. PT Raja. Grafindo Persada. http://jabar.bps.go.id/ (diakses Mei 2012) http://www.budpar.go.id/ (diakses Mei 2012)
Raden Willy Ananta - Proses Segmenting Museum Pos Indonesia Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 13 of 13