Daftar isi 56
ISSN 0216 - 3128
NUlik Bil/tarti, dkk.
PROSES EKSTRAKSI UNTUK MEMISAHKAN UNSURUNSUR LOGAM TANAH JARANG DALAM KONSENTRAT DARI PASIR MONASIT Ninik Bintarti,
R. Sub agio no, MV Purwani,
Bambang ERB
Puslitballg Tekllologi Maju BATAN, Yogyakarta
ABSTRAK PROSES
EKSTRAKSI
UNTUK
MEMISAHKAN
UNSUR
- UNSUR
LOGAM
TANAH
JARANG
DALAM KONSENTRAT DARI PASIR MONASIT. Te/ah dilakukan proses ekstraksi konsentrat logan! tanah jarang dari pasir monasit memakai tributil fosfat (TBP) dengan pengencer kerasin. Konsentrat mellRalldwl!! 1/II.wr-Wlsur thorium (Th), itrium (Y), serium (Ce), neodinium (Nd) dall ,mmarium (Sm) dilarutkan da/am liNO) dipakai sebagai umpall. Dilakukall variasi % volume TBP da/am kerosin dari 10 sampai 100 % volume, keasaman wllpan dari 3 sampai 7 M, \Vaktu pengadukall 5 sampai 40 menil elall perballdinRan fasa organik (FO) terhadap umpall I sampai 7. Diperoleh kOlldisi ekstraksi relatif baik yaitu pemakaiall T/J!' 60% volume, keasamall Wllpall 3 M, \Vakili pellgadukall 20 menit dan perbandillgall FO/FA =3. memberikall hasil koefisiell distribusi (Kd) Nd 1,6, faktor pisah (a) Nd.Th. = 3,38: Nd·Y = 5,20: Nd·Ce = 5,00 dall Nd·Sm 1,08.
ABSTRACT EXTRACTION PROCESS FOR THE SEPARATION OF RARE EARTH ELEMENTS IN THE CONCENTRATE OF MONAZITE SAND. The extractioll process of rare earth collcentratefrommollazite salld by tri hilt .1'1 phosphate (T/J!') with keroselle as a dilutioll has beell dOlle. 7/le cOllcelltrate cOlltailled thorium (Th), yl1rillm (Y), cerium (Ce), lI~odillium (NeI) dall samarium (Sm) elemellts dissolved ill liNO) as the feed. The ill"estigated variables were % "olume oI TIJPfi'Oll/ 10 - 100%, the acidity of Ieed from 3 - 7 M, the extractioll time 5 - 40 millutes alld the ratio of the organic phase to the feed was I - 7. 7/u' relatively good cOllditioll obtailled for the extractioll were the use ratio of TBP 60% volume, the acidity o( the feed 3 M, the extractioll time 10 mill/lles alld comparison oIthe orgallic phase to waler phase (FO/FA) = 3 gave coefficiellt distriblltioll Nd = 1.6: separatioll factor (a) Nd· Th = 3.38 : Nd· Y = 5.20 : Nd·Ce = 5.00 dall Nd-Sm 1.08.
PENDAHULUAN
B
erbagai cara kadartelah untuk meningkatkan unsur dilakukan logam tanah jarang (L TJ) dalam campurannya. Hal ini antara lain dengan pengendapan bertingkat, kristalisasi bertingkat, kolom penukar ion dan ekstraksi caircair dengan mencoba berbagai pelarut yang sekiranya selektif terhadap salah satu unsur yang diinginkan atau diharapkan. Pemisahan dengan cara ekstraksi banyak dilakukan karena mempunyai ban yak kelebihan jika dibandingkan dengan dengan cara lain yaitu dari segi proses, waktu dan peralatannya yang lebih sederhanaa. (I) Beberapa jenis pelarut yang biasa dipakai untuk meningkatkan kadar konsentrat seperti di (-2 etil hcksil) fosfat (D~EHPA), Tri butil fosfat (TBP), Tri-n-oktilamin (TOA), Tributil fosfin oksida (TOPO), dan masih banyak lagi seperti Dietil eter, keton, asetat dan alkil khloridaY>
dengan zat terlarut dan yang menentukan adalah kekuatan basa dari pelarut tersebut. Pelarut jenis TBP, TOPO dan yang lain merupakan pelarut fosfor organic yang mempunyai kebasaan lebih besar jika dibandingkan dengan kebasaan jenis keton atau ester. Senyawa yang mempllnyai sifat pelarut fosfor organik adalah yang mempunyai gugus fosforil (P=O). Kekuatan basa dari gugus P=O sangat bergantung kepada gugus yang terikat pada atom fosfornya.(I,2) Pe1al11tmerupakan donor electron, sedangkan ion-ion dari zat terlarut bisaanya merupakan aseptor electron, berbagai contoh adalah TBP yang merupakan donor kllat sehingga dapat mengganti seluruh air yang berhidrat, sedangkan dietil eter merupakan donor yang lemah sehingga hanya dapat mengganti sebagian air saja. Contoh lain yaitu fosfin oksid (TO PO) merupakan donor electron yang sangat kuat dan karena terlalu kuat sehingga mengalami kesulitan untuk dikenakan pada proses reekstraksi.{2,3)
Pelarut yang digunakan untuk ekstraksi pada lImlimnya akan selalll mengalami interaksi Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta. 8 Juli 2003
ISSN 0216 - 3128
Ni/lik Bi/ltati, dkk.
Dalam upaya untuk meningkatkan hasil ekstraksi yang ditandai dengan meningkatnya harga koefisien distribusi (Kd) yaitu perbandingan antara konsentrasi zat terlarut dalam fasa organic terhadap konsentrasi zat terlarut dalam fasa umpan sisa sesudah proses ekstraksi,Disamping juga factor pisah yaitu perbandingan antara Kd zat terlarut dengan Kd unsur yang terikut, maka hendak dicoba penelitian dengan mencoba pelarut-pelarut TBP, D2EHPA dan campuran dari dari keduanya. Dari percobaan ini diharapkan bisa diketahui macam unsur apa saja yang bisa ditingkatkan kadamya atau yang bisa dipisahkan, dan apakah pemakaian "double" pelarut bisa dipakai untuk memisahkan suatu unsur LTJ dari campurannya. (3.4)
Tributil fosfat (TBP) mempunyai rumus molekul (CgH,Ph P=O diketahui merupakan donor yang kuat, begitu juga dengan D2EHP A yang mempunyai 1 atom H yang dapat digantikan oleh ion-ion logam, sehingga senyawa ini bisaa disebut dengan senyawa penukar ion. Disamping itu senyawa D2EHP A mempunyai gugus P=O yang dapat berkoordinasi dengan ion logam. Diketahui pelarut D2EHP A bisaanya berada dalam dimmer (H2X2) yang tersusun sebagai dua molekul D2EHPA. Pad a keadaan ini akan saling mengadakan ikatan hydrogen intra molekulcr dengan ion logam yang diekstraksi dengan hanya memutus satu atau dua ikatan hydrogen yang terjadi didalam dimer. (3.4.5) Untuk pemakaian dua pelarut diperkirakan dapat mengambil salah satu unsur dari campurannya. Diantara unsur-unsur LTJ rata-rata mempunyai sifat-sifat kimia yang sarna meskipun begitu masing-masing mempunyai sifat fisis yang sedikit berbeda. Mungkin perbedaan ini yang bisa diharapkan mampu memisahkan salah satu diantaranya dengan pemakaian jenis pelarut yang berbeda. Pada pemakaian "Double" pelarut, maka diantara pelarut terse but juga saling bereaksi yang memberikan hasil perantara sehingga bertambah komplek LTJ yang lebih stabil. (4) Misal HX merupakan senyawa yang mempunya.i gugus organofosforus seperti D2EHPA dan N merupakan gugus netral seperti TBP maka antara HX dan N dapat terjadi reaksi sebagai berikut : (1) (2)
(HXh + N <=> N(HXh V2 (HX)2 + N <=> N (HX)
57
Meskipun ada kalanya bisa mengurangi koefisiens distribusi (Kd), tetapi hal ini bisa diatasi dengan pemakaian pengencer hidrokarbon seperti hidrokarbon alifatik atau untuk menaikan sinergik dapat ditambahkan reagen netral ke dalam komplek tersebut. (4) Sebagai umpan ekstraksi digunakan konsentrat LTJ yang berasal dari pasir monasit yang merupakan hasil-hasil penelitian yang sudah dikerjakan. Pasir monasit yang merupakan hasil samping pengolahan tambang timah mengandung unsur-unsur LTJ antara lain serium (Ce), itrium (Y), Lantanum (La), neodinium (Nd), samarium (Sm), dysprosium (Dy) dan gadolinium (Gd). Unsur-unsur ini keberadaannya di dalam pasir hanya dalam jumlah kecil, tetapi kegunaanya sangat ban yak seperti misalnya di dalam industri keramik dan gelas, sebagai tambahan dalam industri baja, pembuatan komponen elektroda, industri penyamakan kulit (misal Ce), pembuatan lensa, laser dan bahan superkonduktor, disamping juga ada yang digunakan unuk batang kendali reaktor nuklir. Karena adanya dalam jumlah yang sedikit, sedangkan kegunaannya sangat ban yak, sehingga menjadikan harga jualnya sangat tinggi. Berdasarkan alas an ini maka usaha-usaha pemisahan perlu terus dilakukan.
(b.7)
TAT A KERJA Ballall yallg digullakall I. Konsentrat LTJ dari hasil olah pasir monasit 2. TBP
3. D2EHPA 4. Kerosin 5. HN03 6. Aquades
Alat yallg digllllaka/l I. Peralatan gelas 2. Magnetic stirrer 3. Alat timbang 4.
pH meter alat pendar sinar X
Cara Kerja Untuk reaksinya dengan salah satu unsur LTJ misalnya M+3, maka kemungkinannya adalah : M+3
+
Y2
(HXh + TBP
<=>
M X TBP + W
pada
Konsentrat konsentrasi
LTJ dilarutkan dalam HN03 tertentu, kemudian dianalisis
(3)
Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta. B Juli 2003
58
ISSN 0216 - 3128
untuk mengetahui konsentrasi umpan, dan setiap 10 ml dikenakan ekstraksi memakai TBP, D2EHPA , dan campuran TBP dan D2EHP A sebanyak 80% volume TBP dalam campurannya. Masing-masing pelarut diencerkan dengan kerosin. Kedua fasa diaduk dalam perbandingan antara umpan dan fasa organic 1/1 pada waktu dan kecepatan yang divariasi, begitu pula dilakukan variasi keasaman umpan dan perbandingan antara fasa organic dan umpan. Dari masing-masing percobaan dipilih kondisi yang bisa memberikan pemisahan yang relatif baik untuk masing-masing variable yang dilakukan.
mempunyai BA yang paling besar sedangkan Y paling kecil, tetapi jari-jari ion Th dan¥ mempunyai ukuran yang hampir sarna besarnya dan lebih kecil jika dibandingkan dengan Ce, Nd dan Sm. Hal ini yang mungkin menyebabkan adanya pemisahan Th dan Y dengan pemakaian pelarut yang sedikit mudah terekstraksi karena mempunyai kecepatan difusi yang lebih besar berkat jari-jari ion yang lebih kecil, sehingga mempunyai gerakan yang lebih cepat. Dipilih pemakaian pelarut TBP pada 60% volume, sebab pada kondisi ini memberikan pemisahan antara Th dan Y disatu pihak terhadap Ce, Nd dan Sm dilain pihak yang relatif baik. Untuk membandingkan hasil pemisahan jika memakai pelarut D2EHP A, maka dicoba pelarut D2EHP A dalam kerosin yang divariasi pemakaiannya dalam % volume.
HASIL DAN PEMBAHASAN Dari percobaan yang diperoleh hasil sebagai berikut :
telah
Nillik Bimarti, dkk.
dilakukan
4.5 4
3.5 3 2.5
0~ '"
20
~ 80 60 2.5 ~1.5 0.50 40
'C 0'"' '" ~ 'iij :g c '"
'iij iii
2
1.5 1 0.5 o 40
20
60
80
% Volume
Gambar
1. HubulIgal1 Koefisiell
100
TBP % Volume
% volume Distribusi
TBP terhadap (Kd)
2
Gambar
3. HubzlIIgal1
%
volume
Koefi.l'iel1
terhadap
1.8
D2EHPA
D.EHPA
Distribusi
(Kd)
1.6 ~
1.4
.~
1.2
.•
Q.
~
o
~ ::..
0.8 60 1.6 80 1.2 1 40 0.6 ~co0 co0 0.4 u.. 0.2 0:.t: 1.4 20
1
II> "-
0.8 0.6 0.4
0.2 o 20
60
40
80
100
% Volume TBP
Gambar
2. Hubul1gall Faktor Pisah
% volume
TBP terhadap
(a)
Dari Gambar I dan 2
% Volume D2EHPA
bisa dilihat bahwa
pemakaian pelarut TBP mempengaruhi pemisahan macam unsur LTJ. Pada pemakaian 60% volume TBP , maka kondisi ini baik untuk memisahkan Th dan Y dari unsur unsur lain. Semakin besar pemakaian pelarut, maka kelihatannya baik untuk mengekstraksi Ce,Nd dan Sm yang bisa diamati dari harga koefisien distribusinya yang cenderung semakin naik. Dari ke lima unsur itu Th
Gambar
4. Hubwzgal1
%
terhadap
Faktor Pisah
volume
D,EHPA
(a)
Dari Gambar 3 dan 4 dapat pemakaian D2EHP A 40% volume hasil pemisahan yang relatif baik dilihat dari besarnya factor pisah unsur unsur yang lain, apalagi Ce
diamati pada memberikan dan ini bisa Nd terhadap untuk semua
Prosiding Pertemuan dan Presentasilimiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta, 8 Juli 2003
Nillik Billtati, dkk.
ISSN 0216 - 3128
k01)sentrat LTJ yang mengandung unsur terbanyak adalah Nd, maka dipilih jenis pelarut pad a kondisi yang telah dipilih yang memberikan pemisahan yang relatif baik untuk Nd. Di sini pelarut yang dipilih adalah TBP sebanyak 60% volume dalam campurannya dengan kerasin.
pemakaian % volume pelarut bisa terpisah dengan baik. Dan untuk jenis unsur tertentu maka bisa dipisahkan dengan mencoba dua pelarut dicampur yang terdiri dari TBP dan D2EHP A dengan pengencer kerosin.
Q)
'iij
::I
U; "ij; c:
~ .c .;:: ~0;;: C Q)
c::I ]i Q) Q)
80 60 20 0,2 0,60 1 40 0,4 0,8
0,4
Keasaman
59
c:
~ 6 04 7 5 0,8 0 .c ~ .;:: 'iij ;;: 0,6 0,2
'iij Umpan, M
~Th
3
--+. ~Sm 'Nd Y --e----fr- Ce
~
% volume Campuran TBP+D2EHPA
Gambar Gambar 5. Hubungan % volume terhadap Campurall Pelantt (TBP+D2EHPA) II!
.:><
5
0 .. c: ~ II)
.s:::;
7.Hubungan Keasaman Vmpan terhadap Koefisien Distribusi (Kd)
2,5 12 1,5 0,5 0
----+-- Nd-Th --e--Nd-Y
~II) 4 c: 3
---fr- Nd-Ce -. + -.Nd-Sm
..
£
2
~
1 o
.>t:
3 20
40
60
80
4
5
Keasaman
6
7
Umpan, M
% volume Campuran TBP+D2EHPA
Gam~ar Gambar 6.Hubl/llgall % volume terhadap Faktor Pisah
Dari Gambar 5 dan 6 dapat diamati bahwa pemakaian "double" pelarut hanya mengekstraksi Th dan Y, sedangkan yang lain sebagian besar masih tertinggal di dalam fasa air. Pemakaian "double" pelarut baik jika yang dikehendaki adalah Th pada 20% volume memberikan factor pisah paling tinggi. Pada pemakaian fasa organic dalam jumlah yang makin besar maka Th yang terekstrak juga bertambah, tetapi juga diikuti oleh Y, sehingga memberikan hasil pemisahan yang lebih lebih rendah dengan melihat factor pisahnya. Nd sebagai unsur yang terbanyak di dalam umpan masih tertinggal di dalam fasa air bersama unsurunsur Ce dan Sm serta kemungkinan pengotorpengotor yang lain sehingga pemakaian "double" pelarut untuk pemisahan Nd kurang tepat. Untuk menentukan pelarut mana yang akan digunakan adalah disesuaikan dengan unsur yang dikehendaki. Karena di sini umpan berupa Prosiding
Pertemuan
8. Hubullgan Keasaman VII/pan terhadap FaklOr Pi.l'ah (a)
Dalam ekstraksi akan terjadi komplek LTJ dengan TBP sehingga dengan naiknya konsentrasi HN03, maka jumlah LTJ yang terekstrak juga akan bertambah, yang ditandai dengan naiknya koefisien distribusi (Kd). Pada suatu saat akan mencapai keadaan adanya kelebihan ion W, sehingga reaksi akan bergeser ke kiri, kearah reaktan, sehingga hasil reaksi akan turun. HNO, yang berlebihan juga menyebabkan ekstraksi dengan TBP sebagai berikut : W(aq)+NO)" (aq)+TBP(org)
<=:>
HNO) TBP
(4)
Semakin tinggi pemakaian HNO" maka akan terjadi komplek 2HNO) TBP, sehingga sesudah tercapai keasaman tertentu, maka Kd cenderung makin turun. Dipilih keasaman umpan 3M karena pada Gambar 7 dan 8 menunjukkan harga Kd Nd dan factor pisah Nd terhadap unsurunsur yang terikut relatif tinggi.
dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan P3TM·BATAN Yogyakarta, 8 Juli 2003
dan Teknologi
Nuklir
60
ISSN 0216 - 3128
Nillik Billtarti, dkk.
6 .r:.
5
- - •••.
--e-
~ 4 ~
0::
2
--+- Th
'iij
~
--e-
1,5
E VI
is ~ 0,5
t;:::
~
3 2
Nd·Y
-tr--Nd-Ce ~ Nd-Sm
u. 1
tJ
o
Y
-tr-- Ce
1234567
-.)IE- Sm
Perbandingan Pelarut (FO)I Umpan (FA)
--+ -.Nd
'iij
£
Nd-Th
0
~
5 10 15 20 25 30 35 40
Gambar 12. Hubungan
Perbandingan terhadap Faktor Pisah (a)
Waktu Pengadukan, menit
Gambar
9. Hlibl/llgan Waktll Pengadukan terhadap Koefisien Distribllsi (Kd)
4 I
I
~VI 3 •..
0::
--+- Nd-Th
--e-
2
o ~'" 1 u. 0
Nd-Y
-tr--Nd-Ce
~
"
,,"
","
--+ -.Nd-Sm
",,"
Waktu Pengadukan, menit
Gambar
10. Hllblillgan Waktll Pellgadllkall terhadap Faktor Pisah (a)
Dari Gambar 9 dan 10 dapat dilihat bahwa waktu pengadukan hanya memberikan pengaruh yang kecil terhadap kenaikan tingkat pemisahan dan dengan pertambahan waktu pengadukan selanjutnya hampir-hampir tidak memberikan kenaikan yang berarti. Waktu pengadukan dalam proses ekstraksi tetap dibutuhkan supaya kontak fasa yang tidak saling melarutkan dapat lebih efektif, sehingga hasil pemisahan meningkat. Pada pengadukan selama 20 menit telah memberikan pemisahan relatif baik. ~- 6 .~ 5
--+- Th
:e
4
~ isc:
3
2
--e-
.!!!
1 0
. -+ -'Nd
~Q) o
~
345
6
7
-.)IE- 8m
Perbandingan Pelarut (FO)I Umpan (FA)
Gambar
Perbandingan antara fasa organic terhadap umpan (fasa air) perlu dilakukan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap unsur-unsur yang terekstrak Dan hal ini menyangkut korelasi benyaknya pelarut yang diperlukan demi pencapaian hasil yang maksimal. Unsur-unsur yang ada di dalam umpan mempunyai jumlah yang berbeda-beda , sehingga keperluan pelarut perlu diperhatikan. Dari Gambar 11 dan 12 bisa diamati semakin naik perbandingan nya hasil pemisahan juga semakin meningkat dan keadaan ini juga perlu dibatasi sebab semakin tinggi perbandingan, maka makin banyak fasa air ( umpan ) yang masuk ke fasa organik, sehingga jumlah rafinat sesudah ekstraksi ban yak berkurang. Dipilih perbandingan FO/F A = 3 karena disamping memberikan pemisahan yang cukup, juga diperoleh volume rafinat sebelum dan sesudah ekstraksi mempU!lyai volume yang sarna.
KESIMPULAN Dari percobaan yang telah dilakukan di atas dapat disimpulkan bahwa untuk pemisahan Nd yang terdapat dalam konsentrat LTJ sebagai umpan, maka dipilih pelarut 60% volume dengan keasaman umpan 3 M, waktu pengadukan 20 menit dengan perbandingan FO/F A = 3 memberikan koefisien distribusi Nd 1,6 dan factor pisah (a) NdTh = 3,38 ; Nd- Y = 5,20 ; Nd-Ce = 5,00 dan NdSm 1,08 .
Y
-tr-- Ce 2
FO/F A
UCAP AN TERMAKASIH Ucapan tcrima kasih kami sampaikan kepada Ibu suyanti, ibu Suprihati dan bapak Purwoto yang telah membantu penelitian ini hingga selesai.
11. Hllbllllgan Perballdingall FO/F A ter/wdap Koefisiell Distribllsi (Kd) Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta, 8 Juli 2003
ISSN 0216 - 3128
Ni/lik Bi/ltati, dkk.
6/
A.N. Bintarti
PUST AKA I. SUKARSONO, SETYO SULARDI., Koefisien Perpindahan Massa Ekstraksi Uranil Nitrat dalam Tangki Berpengaduk., Prosiding PPI PDIPTN, Yogyakarta, 5-7 Mei (1986). 2. RITCEY GM and ASHBROOK AW., Solvent Extraction., ESPC, New York. (1979).
Dari hasi/ penelitian dengan mencoba variasi-variasi keasaman umpan, waktu pengadukan dan perbandingan antara fasa organik terhadap fasa air pada pemakaian TBP 60 % diperoleh faktor pisah Nd terhadap Y sebesar 5.20. Dwi Retnani
3. BAMBANG EHB, ISYUNIARTO., Ekstraksi Uranium Menggunakan Dua Ekstraktan., Jumal Nusantara Kimia. Vol VII No. I Januari (2001 ). 4. BLAKE,CA et.al., Solvent Extraction of Uranium and Other Metals By Acidic and Neutral Organophosphorous Compound., Proceeding of 2nd UNIC on the peaceful Uses of Atomic Energy, vol 28, p293-295, Geneve, ( 1958). 5. WALLACE. W. SCITULZ , JAMES D.N .., TERESA BESS., Science and Technology of Tributyl Phosphate., Chief Scientist, Rockwell Hanford Operations Richland, Washington,. ( 1989). 6. CUTHBERT.,F,L., Thorium Production Technology., Addition Wisley Publishing Company. Inc Massachusette, (1958) 7. PRAKASH. S., " Advanced Chemistry of Rare Earth Element"., 4 ed , S. Chand. Co. Ltd., New Delhi (1975).
TANYAJAWAB Wisnu Ari Adi Sampai seberapa jauh hasil ekstraksi terutama pada pemisahan Nd dan Y ?
Prosiding
Pertemuan
1m
Berapa kenaikan sesudah ekstraksi.
kadar
Nd
sebelum
dan
A.N. Bintarti Kadar Nd di dalam umpan 68.74 % sedangkan sesudah ekstraksi :t 7/.2 % sehingga kenaikal1l1ya masih kecil sebab lillsur-unsur yang lain masih ikut terekstraksi. Meskipun demikian Nd telpisah baik terhadap Y dan Ce sehingga ada kemungkinan bisa mendapatkan hasil pemisahan yang lebih meningkat dengan melakukan ekstraksi bertingkat. Dwi Wahini Nurhayati Mengapa faktor waktu pengadukan tidak berpengaruh pada faktor pisah (gambar 10) A.N. Bintarti Waktu pengadukan dalam proses ekstraksi diperlukan supaya kontak kedua fasa yang tidak saling larut dapat lebih efekt(( sehingga hasi/ ekstraksiu meningkat. Untuk pertambahan \Vaktu pengadukan tidak memberikan peningkatan hasil hasil yang berarti dan pada gambaI' 10 unsur Nd telpisah cukup baik terhadap unsur Y sedangkan terhadap unsur-unsur yang lain belum ada peningkatan.
dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan P3TM-BATAN Yogyakarta, 8 Juri 2003
dan Teknologi
Nuklir