perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PROSEDUR PENERBITAN SURAT KEPUTUSAN PENSIUN PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA SUBDIREKTORAT ADMINISTRASI PENSIUN BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA JAKARTA
TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Sebutan Vokasi Ahli Madya (A.Md.) Dalam Bidang Manajemen Administrasi
Oleh : MARTINI PUJI RAHAYU D1508046
PROGRAM DIPLOMA III MANAJEMEN ADMINISTRASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN PROSEDUR PENERBITAN SURAT KEPUTUSAN PENSIUN PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA SUBDIREKTORAT ADMINISTRASI PENSIUN BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA JAKARTA
Disusun Oleh : MARTINI PUJI RAHAYU D1508046
Disetujui Untuk Dipertahankan di Hadapan Tim Penguji Pada Program Studi Diploma III Manajemen Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta
Pembimbing,
Dra. Retno Suryawati, M.Si NIP. 1960010061987022001
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN PROSEDUR PENERBITAN SURAT KEPUTUSAN PENSIUN PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA SUBDIREKTORAT ADMINISTRASI PENSIUN BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA JAKARTA Disusun Oleh : MARTINI PUJI RAHAYU D1508046 Telah diuji dan disahkan oleh Tim Penguji Pada Program Studi Diploma III Manajemen Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta Pada Hari
: Rabu
Tanggal
: 15 Juni 2011
Tim Penguji
Nama
Tanda Tangan
1. Penguji 1
Drs. Muchtar Hadi, M.Si
........................
2. Penguji 2
Dra. Retno Suryawati, M.Si
........................
Mengetahui, Dekan,
Ketua Program
Prof. Pawito Ph.D NIP. 195408051985031002
Drs. Sudarto, M.Si NIP. 195502021985031006
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN
Nama : MARTINI PUJI RAHAYU NIM : D1508046
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir berjudul “PROSEDUR PENERBITAN SURAT KEPUTUSAN PENSIUN PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA SUBDIREKTORAT ADMINISTRASI PENSIUN
BADAN
KEPEGAWAIAN NEGARA JAKARTA” adalah betul-betul karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam tugas akhir tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti penyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tugas akhir dan gelar yang saya peroleh dari tugas akhir tersebut.
Surakarta,
Juni 2011
Yang Membuat Pernyataan,
Martini Puji Rahayu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
“Kita hidup didunia ini hanyalah sementara, maka dari itu kita harus . . . DUIT : -
DOA
-
USAHA
-
IKHTIAR
-
TAWAKAL
Dan yakinlah bahwa, “Kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda”
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Dengan
rendah
hati
karya
sederhana
ini
kupersembahkan kepada: 1. Papa, Mama, Kakak dan Adik yang telah mendoakan dan mendukung. 2. Sahabatku Rosa, Indah, Nindy, Melysa, dan Ika yang selalu ada di saat suka dan duka. 3. teman-teman Manajemen Administrasi 2008. 4. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehinngga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini dengan judul “PROSEDUR PENERBITAN SURAT KEPUTUSAN
PENSIUN
SUBDIREKTORAT
PEGAWAI
ADMINISTRASI
NEGERI
SIPIL
PENSIUN
PADA BADAN
KEPEGAWAIAN NEGARA JAKARTA”. Adapun tujuan penulisan laporan tugas akhir ini adalah sebagai salah satu syarat untuk menempuh ujian akhir Program Diploma III Manajemen Administrasi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa laporan tugas akhir ini masih terdapat kekurangan, baik ditinjau dari penyajian data maupun sistematika penyusunannya. Untuk itu, penulis mengharapkan adanya saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sebagai bahan masukan perbaikan.atas kekurangan ini. Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu atas kelancaran penulisan laporan tugas akhir ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada : 1. Pembimbing tugas akhir, Ibu Dra. Retno Suryawati, M.Si 2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Bapak Prof. Pawito Ph.D 3. Ketua Program Diploma III Manajemen Administrasi UNS, Bapak Drs. H. Sakur, MS 4. Kepala Badan Kepegawaian Negara, Dr. Edy Topo Ashari, M.Si 5. Kepala SubDirektorat Administrasi Pensiun, Tutik Maryana, SH 6. Para Bapak/Ibu staff pada SubDirektorat Administrasi Pensiun, yang telah banyak membantu selama magang. 7. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terima kasih atas semua bantuan dan dukungannya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mohon maaf dalam penulisan ini apabila ada kesalahan dan kekurangan. Penulis berharap apa yang disampaikan dalan laporan tugas ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yang memerlukan.
Surakarta,
Penulis
commit to user
Juni 2011
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI Halaman Judul
……………………………………………………………...i
Halaman Persetujuan
….……………………………………...…………..ii
Halaman Pengesahan
……………………………………………………iii
Halaman Pernyataan
…………………………………………………….iv
Halaman Motto
……………………………………………………………..v
Halaman Persembahan
…………………………………………………….vi
Kata Pengantar
……………………………………………………………vii
Daftar Isi
…………………………………………………………….ix
Daftar Gambar
……………………………………………………………xii
Daftar Tabel
…………………………………………………..………xiii
Abstrak
…………………………………………………………………...xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
……………………………………………..1
B. Perumusan Masalah
……………………………………………..3
C. Tujuan Pengamatan
……………………………………………..3
D. Manfaat Pengamatan
……………………………………………..4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN
A. Pengertian Prosedur
……………………………………………..5
B. Pengertian Penerbitan
……………………………………………..7
C. Surat Keputusan Pensiun Pegawai Negeri Sipil 1. Pengertian Surat Keputusan
……………………………………..8
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. PENSIUN 2.1 Pengertian Pensiun
……………………………………………..9
2.2 Yang Berhak Menerima Pensiun 2.3 Syarat Pensiun
…………………………....10
……………………………………………11
2.4 Tujuan Pensiun bagi Pegawai Negeri Sipil
…………………....13
3. PEGAWAI NEGERI SIPIL 3.1 Pengertian Pegawai Negeri Sipil
……………………………14
3.2 Yang Termasuk Pegawai Negeri Sipil
……………………14
3.3 Yang Tidak Termasuk Pegawai Negeri Sipil ……………………15 3.4 Kewajiban Pegawai Negeri Sipil 3.5 Hak Pegawai Negeri Sipil
……………………………15
……………………………………17
4. Pengertian Surat Keputusan Pensiun
……………………………17
D. Pengertian Prosedur Penerbitan Surat Keputusan Pensiun Pegawai Negeri Sipil
…………………………………………………………………....17
E. METODE PENGAMATAN 1. Lokasi Pengamatan
……………………………………………18
2. Jenis Pengamatan
……………………………………………18
3. Sumber Data
……………………………………………………18
4. Teknik Pengumpulan Data 5. Teknik Analisis Data BAB III
……………………………………19
……………………………………………20
DESKRIPSI LEMBAGA/ INSTANSI
A. Sejarah Singkat Badan Kepegawaian Negara
……………………23
B. Visi dan Misi Badan Kepegawian Negara
……………………25
C. Tugas Pokok dan Fungsi Struktur Organisasi
……………………26
D. Data Pegawai Subdirektorat Administrasi Pensiun BKN E. Struktur Organisasi Badan Kepegawaian Negara
……………29
……………………30
F. Struktur Organisasi Subdirektorat Administrasi Pensiun Badan Kepegawaian Negara ……………………………………………………31
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
BAB IV
digilib.uns.ac.id
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Dasar Hukum
……………………………………………………32
B. Prosedur Penerbitan Surat Keputusan Pensiun
……………………32
C. Hambatan dalam penerbitan Surat Keputusan pensiun
BAB V
……………49
PENUTUP
A. Kesimpulan
……………………………………………………………51
B. Saran
……………………………………………………………53
PEDOMAN WAWANCARA DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Model Analisis Interaktif (HB.Sutopo:2002)…………………….22
Gambar 3.1
Struktur Organisasi Direktorat Pensiun dan Pejabat Negara Badan Kepegawaian Negara…………………………………………….30
Gambar 3.2
Struktur Organisasi Badan Kepegawaian Negara………………..31
Gambar 4.1
Bagan Prosedur Penerbitan Surat Keputusan Pensiun (Sumber Subdirektorat
Administrasi
Pensiun
Badan
Kepegawaian
Negara)…………………………………………………………...44 Gambar 4.2
Bagan Prosedur Penerbitan Surat Keputusan Pensiun Pegawai Negeri Sipil Regional Jakarta…………………………………….47
Gambar 4.3
Bagan Prosedur Penerbitan Surat Keputusan Pensiun Pegawai Negeri Sipil di luar Regional Jakarta…………………………….48
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Data pegawai berdasarkan tingkat pendidikan…………………...29
Tabel 3.2
Data pegawai berdasarkan Jenis Kelamin………………………..29
Tabel 4.1
Pembagian instansi Seksi Administrasi Pensiun A dan B……….35
Tabel 4.2
Rekapitulasi Penyelesaian Mail Tracking tahun 2010…………...38
Tabel 4.3
Rekapitulasi bulanan peneyesuaian Penerbitan Surat Keputusan periode 01 Januari-31 Januari 2011……………………………...43
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Martini Puji Rahayu, D 1508046, Prosedur Penerbitan Surat Keputusan Pensiun Pegawai Negeri Sipil pada Subdirektorat Administrasi Pensiun Badan Kepegawaian Negara Jakarta, Tugas Akhir, Program Studi Diploma III Manajemen Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2011, 53 halaman. Pegawai yang diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil berhak menerima pensiun pegawai. Setiap pegawai yang pensiun akan mendapatkan Surat Keputusan. Surat Keputusan merupakan tanda bukti secara tertulis bahwa Pegawai Negeri Sipil tersebut telah mendapatkan hak pensiunnya. Untuk mendapatkan Surat Keputusan, harus melalui prosedur yang berlaku dan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh pegawai. Keberhasilan penerbitan Surat Keputusan pensiun sangat ditentukan oleh kelengkapan berkas, ketetapan waktu dan prosedur permohonan pensiun. Dengan adanya persyaratan dan prosedur yang jelas, maka peluang terjadinya kesalahan dalam proses penebitan Surat Keputusan dapat diminimalkan, karena prosedur merupakan sesuatu yang tentu atau ketetapan yang telah pasti. Badan Kepegawaian Negara dituntut untuk melaksanakan kewajibannya yang salah satunya yakni menyelesaikan masalah pensiun Pegawai Negeri Sipil termasuk penerbitan Surat Keputusan dengan prosedur yang jelas, sehingga setiap Pegawai Negeri Sipil yang mengajukan hak pensiunnya merasa terlayani dengan baik dan tepat waktu. Tujuan pengamatan secara operasional adalah untuk mengetahui prosedur penerbitan Surat Keputusan pensiun Pegawai Negeri Sipil pada Subdirektorat Administrasi Pensiun Badan Kepegawaian Negara Jakarta. Lokasi pengamatan dilakukan pada Subdirektorat Administrasi Pensiun badan Kepegawaian Negara Jakarta. Jenis pengamatan yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kualitatif. Menurut H. B. Sutopo (2002:111), pendekatan dekriptif studi kasusnya mengarah pada pendeskripsian secara rinci dan mendalam mengenai konsidi tentang apa yang sebenarnya terjadi menurut apa adanya di lapangan studinya. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Teknik analisis data menggunakan model analisis interaktif. Dari hasil pengamatan dijelaskan bahwa Prosedur penerbitan Surat Keputusan pensiun dimulai dari penerimaan dan mengendalian berkas masuk dari instansi yang bersangkutan, kemudian diteruskan penginputan data melalui Mail Tracking yang selanjutnya dilakukan pembuatan konsep. Setelah itu dilakukan pencetakan dan penomoran Surat Keputusan. Proses akhir Surat Keputusan yang meliputi penandatangan, pemberian cap, dan pengiriman kembali kepada instansi yang bersangkutan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengamatan Organisasi yang didirikan memiliki tujuan-tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Tujuan-tujuan tersebut baik individu maupun organisasi, dapat dicapai secara maksimal dengan mendayagunakan sumber daya yang ada. Salah satu sumber yang telah tersedia dan keberadaannya berpengaruh besar terhadap pencapaian tujuan adalah sumber daya manusia. Dalam hal ini adalah Pegawai Negeri. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974, Pegawai Negeri adalah mereka yang telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam perundang-undangan.
Pegawai
Negeri
merupakan
faktor
utama
dalam
pembangunan nasional karena Pegawai Negeri adalah sumber daya manusia yang paling potensial sebagai alat yang menentukan kelancaran dalam pelaksanaan tugas-tugas negara dan sekaligus membantu meringankan tugas pemerintah dalam mewujudkan pembangunan nasional. Keberhasilan Pegawai Negeri Sipil ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain faktor jaminan sosial untuk Pegawai Negeri Sipil dan keluarganya. Pemberian jaminan sosial yang memadai pada masa aktif belum menjamin sepenuhnya kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil. Oleh karena itu, jaminan hari tua Pegawai Negeri Sipil dan keluarganya diperlukan ketika masa kerja sudah habis yang disebut dengan Pensiun. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1969, bahwa pensiun adalah jaminan hari tua dan sebagai balas jasa terhadap Pegawai Negeri yang bertahun-tahun mengabdikan dirinya kepada negara. Pada pokoknya adalah menjadi kewajiban setiap orang untuk berusaha menjamin hari tuanya, dan untuk ini setiap Pegawai Negeri Sipil wajib menjadi peserta dari suatu badan asuransi sosial yang dibentuk oleh pemerintah. Karena pensiun bukan saja sebagai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
jaminan hari tua, tetapi juga adalah sebagai balas jasa, maka Pemerintah memberikan sumbangannya kepada Pegawai Negeri. Pensiun merupakan jaminan penghasilan pada usia lanjut ketika pekerja sudah tidak mampu bekerja. Oleh karena itu, pensiun memiliki daya tarik yang cukup besar bagi pegawai karena hak pensiun dirasakan sebagai penghasilan jangka panjang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya beserta keluarganya, sebaliknya bagi perusahaan atau instansi pemerintahan pemberian pensiun kepada pegawai bertujuan untuk memperoleh produktivitas kerja. Pegawai yang diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil berhak menerima pensiun pegawai. Setiap pegawai yang pensiun akan mendapatkan Surat Keputusan. Surat Keputusan merupakan tanda bukti secara tertulis bahwa Pegawai Negeri Sipil tersebut telah mendapatkan hak pensiunnya. Untuk mendapatkan Surat Keputusan, harus melalui prosedur yang berlaku dan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh pegawai. Keberhasilan penerbitan Surat Keputusan pensiun sangat ditentukan oleh kelengkapan berkas, ketetapan waktu dan prosedur permohonan pensiun. Dengan adanya persyaratan dan prosedur yang jelas, maka peluang terjadinya kesalahan dalam proses penebitan Surat Keputusan dapat diminimalkan, karena prosedur merupakan sesuatu yang tentu atau ketetapan yang telah pasti. Dengan adanya Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1972, Pemerintah membentuk Badan Kepegawaian Negara sebagai sebuah lembaga pemerintah non departemen yang berkedudukan langsung di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden yang mempunyai fungsi untuk menyempurnakan, memelihara dan mengembangkan administrasi negara di bidang Kepegawaian sehingga tercapai jalannya pemerintahan. Badan Kepegawaian Negara dituntut untuk melaksanakan kewajibannya untuk menyelesaikan urusan Pegawai Negeri Sipil seperti pengangkatan, mutasi, kenaikan, pensiun dan lain-lain.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berdasarkan uraian di atas dan untuk mengetahui lebih jelas tentang prosedur administrasi Surat Keputusan pensiun Pegawai Negeri Sipil, maka penulis mengambil judul laporan tugas akhir “PROSEDUR PENERBITAN SURAT KEPUTUSAN PENSIUN PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA SUBDIREKTORAT ADMINISTRASI PENSIUN BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA JAKARTA”. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah adalah “Bagaimana Prosedur Penerbitan Surat Keputusan Pensiun Pegawai Negeri Sipil pada Subdirektorat Administrasi Pensiun Badan Kepegawaian Negara Jakarta?”.
C. Tujuan Pengamatan Dalam melaksanakan suatu kegiatan pada dasarnya telah mempunyai tujuan tertentu. Demikian pula dengan pengamatan ini mempunyai tujuan sebagai berikut: 1. Tujuan Operasional Untuk mengetahui prosedur penerbitan Surat Keputusan pensiun Pegawai Negeri Sipil pada Subdirektorat Administrasi Pensiun Badan Kepegawaian Negara Jakarta. 2. Tujuan Fungsional Penulisan tugas akhir ini diharapkan dapat berguna bagi berbagai pihak baik bagi penulis, pembaca maupun Pegawai Negeri Sipil.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Tujuan Individual Laporan ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi persyaratan dalam menempuh jenjang atau profesional Ahli Madya bidang Manajemen Administrasi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
D. Manfaat Pengamatan Manfaat dari pengamatan ini adalah : 1. Bagi Mahasiswa Menambah wawasan tentang prosedur penerbitan Surat Keputusan pensiun pada Subdirektorat Administrasi Pensiun Badan Kepegawaian Negara dan sebagai tambahan pengetahuan untuk bekal masa depan. 2. Bagi Instansi dan Pembaca Dapat menjadi pedoman dan pengetahuan bagi yang membutuhkan hasil pengamatan ini sebagai bahan pertimbangan pengamatan lebih lanjut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN A. Pengertian Prosedur Prosedur merupakan salah satu faktor penting yang dapat menunjang kelancaran suatu tugas dan pekerjaan dalam organisasi, bukan hanya dalam bidang operasional melainkan juga diperlukan dalam kegiatan perkantoran. Untuk mencapai sasaran dan tujuan tersebut, maka diperlukan suatu sistem yang baik disertai dengan sumber daya manusia yang berkualitas dalam memanfaatkan dan menjalankan sistem tersebut. Menurut Harold Koontz, Cyrill O Donnell, dan Heinz Weilhrich (1989:24) memberikan pengertian prosedur sebagai berikut: Prosedur adalah suatu rencana yang menetapkan suatu metode penanganan yang dibutuhkan untuk aktivitas-aktivitas yang akan datang. Ia merupakan pedoman untuk bertindak, bukan untuk berfikir, dan ia menguraikan cara yang tepat untuk menyelesaikan kegiatan tertentu. Ia merupakan urutan-urutan kronologis dari tindakan-tindakan yang dibutuhkan. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa prosedur merupakan suatu bentuk rencana yang berkaitan dengan penetapan cara bertindak dan berlaku untuk kegiatan-kegiatan di masa mendatang. Ketetapan dipakai sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang telah ditetapkan dalam proses perencanaan. Dikatakan sebagai pedoman karena prosedur mengarahkan cara yang tepat untuk menyelesaikan kegiatan-kegiatan tersebut. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi kedua (1996:791) pengertian Prosedur adalah 1. Tahap kegiatan untuk menyelesaikan suatu aktivitas. 2. Metode langkah secara pasti dalam memecahkan masalah. Dalam Kamus Administrasi Perkantoran (Liang Gie, 1986:187) pengertian “Prosedur adalah suatu rangkaian metode yang telah menjadi pola tetap dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
melakukan suatu pekerjaan yang merupakan suatu kebulatan”. Misal prosedur membuat surat pada suatu perusahaan. Dalam kegiatan ini terdapat suatu rangkaian ketentuan-ketentuan mengenai cara menyusun konsep surat, cara mengetik pada kertas surat, atau cara menakliknya yang semuanya telah pasti. Rangkaian prosedur menjadi suatu sistem. Sebuah prosedur harus memiliki stabilitas dalam arti bahwa ia harus memberikan kemantapan arah yang ditetapkan dimana hanya dibuat perubahanperubahan apabila timbul perubahan pada sasaran. Dengan demikian adanya prosedur akan mengarahkan orang-orang agar melaksanakan tugas atau pekerjaan yang mengarah pada pencapaian tujuan dan kesalahan-kesalahan dalam bertindak akan dapat dihindari. Menurut T. Hani Handoko (2003:90), suatu prosedur memberikan sejumlah instruksi yang terperinci untuk pelaksanaan serangkaian kegiatan yang terjadi secara teratur. Instruksi-instruksi terperinci ini mengarahkan para karyawan dalam pelaksanaan tugas-tugas dan membantu untuk menjamin pendekatan yang konsisten pada situasi tertentu. Prosedur sangat berguna untuk: a. Menghemat usaha manejerial. b. Memudahkan pendelegasian wewenang dan penempatan tanggung jawab. c. Menimbulkan pengembangan metode-metode operasi yang lebih efisien. d. Memudahkan pengawasan. e. Memungkinkan penghematan personalia. f. Membantu kegiatan-kegiatan koordinasi. Berdasarkan dari beberapa pengertian prosedur di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian prosedur adalah serangkaian tahapan kegiatan, metode, tata cara atau urutan-urutan langkah yang saling berkaitan dan telah menjadi pola tetap dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Prosedur memberikan pengertian bagaimana bertindak dalam melaksanakan suatu pekerjaan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Pengertian Penerbitan Penerbit atau penerbitan adalah industri atau perusahaan yang kegiatannya memproduksi dan memperbanyak sebuah literatur dan informasi atau sebuah aktivitas membuat informasi yang dapat dinikmati oleh berbagai publik. Penerbit dari sistem penerbitannya dibedakan sebagai penerbitan umum (konvensional) dan juga penerbitan dengan sistem indie, dimana penulis sebagai penerbitnya. Secara tradisional, istilah ini mengacu kepada usaha pendistribusian dari usaha percetakan seperti buku dan surat kabar. Dengan perkembangan sistem teknologi informasi, istilah penerbitan mengalami perluasan makna, dimana memasukkan unsur-unsur buku elektronik, seperti e-book dalam sebuah website ataupun blog. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996:1046), Penerbitan adalah 1. Pemunculan. 2. Proses, perbuatan, cara menerbitkan. 3. Urusan (pekerjaan dsb) menerbitkan (buku dsb). Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa penerbitan adalah suatu proses mengusahakan perbanyakan naskah dengan mencetak dan menyampaikan atau menerbitkan cetakannya kepada seseorang atau khalayak umum.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. SURAT KEPUTUSAN PENSIUN PEGAWAI NEGERI SIPIL 1. Pengertian Surat Keputusan Dalam lingkungan organisasi atau instansi pemerintah, surat tidak akan pernah terlepas dari segala jenis kegiatan administrasi, karena surat merupakan media komunikasi yang efektif bilamana orang yang bersangkutan tidak dapat berhubungan lisan. Menurut Slamet (1996:57), mengatakan bahwa “Surat Keputusan adalah surat yang diberikan pejabat tertentu oleh seorang pejabat yang berisi keputusan tentang suatu hal”. Surat Keputusan terdiri dari 2 suku kata yaitu Surat dan Keputusan. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996:978), a. Surat adalah 1. Kertas dsb yang bertulis (berbagai-bagai isi maksudnya). 2. Secarik kertas dsb sebagai tanda atau keterangan. 3. Sesuatu yang ditulis. b. Keputusan adalah 1. Perihal yang berkaitan dengan putusan: segala yang telah ditetapkan (sesudah dipertimbangkan, dipikirkan, dan lain-lain). 2. Ketetapan. 3. Kesimpulan. Surat Keputusan mempunyai kedudukan yang paling tinggi jika dibandingkan dengan surat dinas yang lain. Alasan atau sebab utamanya adalah keabsahan status seorang pegawai atau karyawan seperti hal pengangkatan, mutasi (perpindahan), promosi (kenaikan), demosi (penurunan jabatan) dan pensiun. Surat Keputusan digunakan untuk memberlakukan peraturan-peraturan yang digunakan dalam kegiatan berorganisasi, bermasyarakat, dan bernegara. Karena kedudukannya yang sedemikian penting, maka orang yang berhak mengeluarkan Surat Keputusan dalam suatu organisasi adalah pimpinan tertinggi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Surat Keputusan mempunyai bentuk tersendiri atau tidak sama dengan bentuk surat dinas lain. Dalam Surat Keputusan ini yang menarik perhatian adalah adanya bagian surat yang ditulis dengan istilah : a. Menimbang b. Mengingat c. Mendengar d. Memperhatikan e. Membaca Dalam penggunaannya, Surat Keputusan tentu mempunyai suatu kegunaan atau fungsi. Adapun kegunaan atau fungsi dari Surat Keputusan itu sendiri yaitu : a. Menetapkan atau mengubah status seseorang atau barang. b. Mengesahkan berlaku atau tidaknya suatu pedoman atau peraturan. c. Mengesahkan pendirian, mengubah status, dan membubarkan suatu organisasi atau lembaga.
2. PENSIUN 2.1 Pengertian Pensiun Menurut Undang-undang Nomor 11 Tahun 1969, bahwa pensiun adalah jaminan hari tua dan sebagai balas jasa terhadap Pegawai Negeri yang telah bertahun-tahun mengabdikan dirinya kepada negara. Salah satu tujuan pensiun adalah sebagai jaminan hari tua sebagai balas jasa terhadap Pegawai Negeri Sipil beserta keluarganya. Pada hari tua, kekuatan jasmani semakin lama semakin berkurang, daya tahan jasmani semakin lama semakin lemah yang menyebabkan lebih sering terserang penyakit dan tanggungan semakin bertambah. Semuanya ini memerlukan pembiayaan yang cukup banyak, tetapi pendapatan semakin berkurang. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996:), Pensiun adalah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Tidak bekerja lagi karena selesai dinasnya. 2. Uang tunjangan yang diterima tiap-tiap bulan oleh karyawan sesudah ia berhenti bekerja atau oleh istri (suami) dan anak-anaknya yang belum dewasa kalau ia meninggal dunia. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pensiun adalah suatu penghasilan yang berupa uang tunjangan yang diterima setiap bulan dan diberikan kepada mantan Pegawai Negeri atau karyawan yang sudah tidak dapat bekerja lagi atau isteri (suami) dan anak-anaknya kalau ia meninggal dunia sebagai jaminan hari tua dan balas jasa terhadap Pegawai Negeri yang telah mengabdikan dirinya kepada Negara selama bertahun-tahun lamanya, agar dapat membiayai penghidupan selanjutnya sehingga tidak terlantar apabila tidak mendapatkan penghasilan lain. Pada pokoknya adalah menjadi kewajiban setiap orang untuk berusaha menjamin hari tuanya, dan untuk ini setiap Pegawai Negeri Sipil wajib menjadi peserta dari suatu badan asuransi sosial yang dibentuk oleh pemerintah. Karena pensiun bukan saja sebagai jaminan hari tua, tetapi juga adalah sebagai balas jasa, maka Pemerintah memberikan sumbangannya kepada Pegawai Negeri.
2.2 Yang Berhak Menerima Pensiun Yang berhak menerima pensiun adalah: a. Pegawai (pensiun pegawai), oleh karena : -
Secara normal, ialah apabila pada saat pemberhentiannya sebagai Pegawai Negeri ia telah mencapai sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) tahun dan mempunyai masa kerja untuk pensiun sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) tahun.
-
Karena keuzuran jasmani atau rohani, adalah disebabkan Pegawai Negeri yang bersangkutan tidak dapat bekerja lagi karena keadaan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
jasmani atau rohani yang dinyatakan oleh Team Penguji Kesehatan yang ditunjuk oleh Departemen Kesehatan. -
Karena Batas Usia Pensiun (BUP), ditentukan atas dasar tanggal kelahiran yang disebut pada pengangkatan pertama sebagai Pegawai Negeri menurut bukti-bukti yang sah.
-
Karena sebab lain berdasarkan pada adanya pemberhentian atau pembebasan dari pekerjaannya karena penghapusan jabatan, perubahan dalam susunan pegawai, penertiban Aparatur Negara atau karena alasan dinas lainnya dan kemudian tidak dipekerjakan kembali sebagai Pegawai Negeri Sipil.
b. Janda/duda (pensiun janda/duda). Apabila pegawai negeri atau penerima pensiun meninggal dunia, maka istrinya untuk pegawai negeri pria atau suaminya untuk pegawai negeri wanita, yang sebelumnya sudah terdaftar, berhak menerima pensiun janda atau pensiun duda. c. Orang tua (bagian pensiun janda/duda). Apabila pegawai tewas dan tidak meninggalkan istri atau suami maupun anak maka 20% dari pensiun janda/duda diberikan kepada orang tuanya. 2.3 Syarat Pensiun Untuk mendapatkan hak pensiun, seorang Pegawai Negeri Sipil harus memenuhi 3 syarat pokok, yaitu : a. Mencapai usia sekurang-kurangnya 50 tahun. b. Diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil. c. Memiliki masa kerja untuk pensiun sekurang-kurangnya 20 tahun. Kepada Pegawai Negeri yang tidak memenuhi syarat-syarat tersebut, sebagai pengecualian dapat pula diberikan pensiun dalam hal luar biasa yaitu: a. Pegawai Negeri yang oleh Badan/pejabat yang ditunjuk oleh Departemen Kesehatan berdasarkan peraturan tentang pengujian kesehatan Pegawai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Negeri, dinyatakan tidak dapat bekerja lagi dalam jabatan apa pun juga karena keadaan jasmani atau rohani yang disebabkan oleh dan karena ia menjalankan kewajiban jabatan, bagi pegawai dimaksud tidak diperlukan syarat masa kerja atau usia tertentu utnuk mendapatkan hak pensiun. b. Pegawai Negeri yang menjadi masa kerja sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun dan oleh badan/pejabat yang ditunjuk oleh Departemen Kesehatan berdasarkan peraturan tentang pengujian kesehatan Pegawai Negeri, dinyatakan tidak dapat bekerja lagi dalam jabatan apa pun juga karena keadaan jasmani atau rohani yang disebabkan oleh dan karena ia menjalankan kewajiban jabatannya. Untuk dapat mendapatkan pensiun Pegawai Negeri dimaksud harus telah mempunyai masa kerja sekurangkurangnya 4 (empat) tahun, sedangkan ketentuan usia tidak ditentukan sebagai syarat dalam hal ini. c. Pegawai Negeri yang diberhentikan atau dibebaskan dari pekerjaannya karena penghapusan jabatab, perubahan dalam susunan pegawai, penertiban aparatur Negara atau karena alasan-alasan dinas lainnya dan kemudian tidak dipekerjakan lagi sebagai Pegawai Negeri Sipil dan berhak menerima pensiun pegawai pada saat pemberhentiannya sebagai Pegawai Negeri Sipil itu telah berusia sekurang-kurangnya 50 tahun dan memiliki masa kerja 10 tahun. Masa kerja dan usia Pegawai Negeri merupakan dua syarat pokok dalam menentukan pensiun. a. Masa Kerja Masa kerja dihitung untuk menetapakan hak dan besarnya pensiun ialah : 1. Waktu bekerja sebagai Pegawai Negeri 2. Waktu bekerja sebagai anggota ABRI. 3. Waktu bekerja sebagai tenaga bulanan/harian dengan menerima penghasilan dari Anggaran Negara. 4. Masa kerja selama menjalankan kewajiban berbakti sebagai pelajar dalam pemerintahan Republik Indonesia pada masa perjuangan phisik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5. Masa berjuang sebagai veteran Pembela Kemerdekaan. 6. Masa berjuang sebagai veteran Pejuang Kemerdekaan. 7. Pegawai pada badan swasta. b. Usia Pegawai Negeri Usia pegawai negeri untuk penetapan hak atas pensiun ditetntukan atas dasar tanggal kelahiran yang disebut pada pengangkatan pertama sebagai pegawai negeri menurut bukti-bukti yang sah. Apabila mengenai tanggal kelahiran itu tidak terdapat bukti-bukti yang sah, maka tanggal kelahiran atas umur pegawai ditetapkan berdasarkan keterangan dari pegawai yang bersangkutan pada pengangkatan pertama itu. Dengan ketentuan bahwa tanggal kelahiran atau umur kemudian tidak dapat diubah lagi untuk keperluan penentuan hak atas pensiun pegawai. Contoh : Seorang pegawai menurut Surat Keputusan pengangkatan pertama sebagai pegawai negeri dilahirkan dalam tahun 1931. Maka untuk keperluan hak pensiunnya, tanggal kelahirannya ditetapkan 1 Desember 1931. Seorang pegawai menurut Surat Keputusan pengangkatan pertama sebagai pegawai negeri dilahirkan dalam bulan Mei 1931. Maka untuk keperluan hak pensiunnya, tanggal kelahirannya ditetapkan 01 Mei 1931. Batas usia Pensiun bagi seorang Pegawai Negeri telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1979 yaitu pada usia 56 tahun yang merupakan batas maksimum bagi Pegawai Negeri Sipil umumnya.
2.4 Tujuan Pensiun bagi Pegawai Negeri Sipil Ada beberapa tujuan dimana sesorang Pegawai Negeri Sipil diberikan pensiun, yaitu: a. Sebagai jaminan hari tua atau balas jasa terhadap Pegawai Negeri Sipil beserta keluarganya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Sebagai balas jasa terhadap Pegawai Negeri Sipil yang telah bertahuntahun mengabdikan dirinya kepada negara. c. Pada hari tua, kekuatan jasmani semakin lama semakin berkurang daya tahan jasmani semakin lama lemah yang menyebabkan lebih sering terkena penyakit. d. Memberikan kepada generasi penerus untuk mengabdikan dirinya kepada negara. e. Untuk memperoleh pegawai-pegawai baru yang lebih profesional yang dibutuhkan oleh pemerintah.
3. PEGAWAI NEGERI SIPIL 3.1 Pengertian Pegawai Negeri Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974, Pegawai Negeri adalah mereka yang setelah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri atau diserahi tugas negara lainnya yang ditetapkan berdasarkan sesuatu peraturan peundang-undangan yang berlaku.
3.2 Yang Termasuk Pegawai Negeri Pegawai Negeri terdiri dari : a. Pegawai Negeri Sipil (PNS). 1. Pegawai Negeri Sipil Pusat. 2. Pegawai Negeri Sipil Daerah. 3. Pegawai Negeri Sipil lain yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. b. Anggota Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI). Pegawai Negeri Sipil Pusat adalah Pegawai Negeri Sipil yang gajinya dibebankan pada APBN dan bekerja di Departemen, perusahaan jawatan,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pengadilan tinggi. Sedangkan Pegawai Negeri Daerah adalah yang bekerja di daerah otonom. ABRI meskipun sama-sama sebagai pegawai negeri, tetapi tugas dan kewajibannya sebagai pegawai negeri mempunyai ciri khusus dibandingkan dengan Pegawai Negeri Sipil. Oleh karena itu, mengenai hak, kewajiban, tugas dan lain-lainnya ditetapkan dalam peraturan-peraturan tersendiri.
3.3 Yang Tidak Termasuk Pegawai Negeri a. Pejabat Negara. Yang termasuk pejabat negara seperti Presiden, Wakil Presiden, anggota DPR, anggota MPR, Menteri, Gubernur, Bupati. b. Pekerja. Masih banyak di beberapa intansi pemerintahan terdapat para pekerja yang disebut dengan pekerja harian, pekerja bulanan, pekerja lepas dan pekerja tetap. c. Pegawai dengan ikatan perjanjian kerja berdasarkan ketentuan KUH perdata. d. Pegawai dengan ikatan perjanjian kerja untuk waktu terbatas. e. Pegawai bulanan. Hal ini sangat diperlukan dalam melaksanakan program pemerintah yang membutuhkan tenaga tambahan bersifat sementara. f. Pamong desa adalah para petugas yang menyelenggarakan pemerintahan di desa yang terdiri dari kepala desa, juru tulis dan lain-lain yang tergantung di daerah dimana mereka bekerja. g. perusahaan umum seperti Perum, Persero. h. Lain-lain seperti notaries, ketua RW, hansip, dan lain-lain.
3.4 Kewajiban Pegawai Negeri Sipil Kewajiban Pegawai Negeri Sipil adalah segala sesuatu yang wajib dikerjakab atau boleh dilakukan oleh setiap Pegawai Negeri Sipil berdasarkan sesuatu
peraturan-peraturan
perundang-undangan
yang
berlaku.
Adapun
kewajiban dimaksud dapat dikelompokan menjadi 3 (tiga) golongan, yaitu:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Kewajiban yang berhubungan dengan tugas di dalam jabatan. b. Kewajiban yang berhubungan dengan kedudukan Pegawai Negeri Sipil pada umumnya. Kewajiban-kewajiban kelompok ini tidak langsung berhubungan dengan tugas di dalam jabatan Pegawai Negeri Sipil tersebut, tetapi lebih banyak berhubungan dengan kedudukan Pegawai Negeri Sipilnya, antara lain: -
Kewajiban yang ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974.
-
Kewajiban menurut peraturan disiplin Pegawai Negeri Sipil.
-
Kewajiban menurut peraturan tentang izin perkawinan dan perceraian bagi Pegawai Negeri Sipil.
-
Kewajiban mentaati jam kerja kantor dan pemberitahuan jika tidak masuk kerja.
-
Kewajiban menjaga keamanan negara dan menyimpan surat-surat rahasia.
-
Kewajiban mentaati ketentuan tentang pola hidup sederhana dan larangan penerimaan pemberian hadiah.
-
Kewajiban sebagai KORPRI (Korps Pegawai Negeri Sipil Republik Indonesia).
-
Kewajiban metnaati larangan bekerja dalam lapangan swasta dan usahausaha-kegiatan-kegiatan yang wajib dapat izin.
-
Kewajiban mentaati larangan menurut kita Undang-Undamg hukum pidana.
-
Kewajiban mentaati peraturan tentang larangan korupsi.
-
Kewajiban mentaati peraturan tentang mengerjakan judi.
-
Kewajiban mentaati peraturan tentang keanggotaan partai politik dan golongan karya.
c. Kewajiban Pegawai Negeri Sipil yang tidak berhubungan dengan tugas dalam jabatan dan tidak berhubungan dengan kedudukan sebagai Pegawai Negeri Sipil pada umumnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3.5 Hak Pegawai Negeri Sipil Hak Pegawai Negeri Sipil adalah apabila telah memenuhi syarat-syarat yang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. a. Hak penggajian. -
Gaji Pegawai Negeri Sipil.
-
Perhitungan masa kerja.
-
Kenaikan gaji poko.
-
tunjangan
b. Kenaikan pangkat. c. Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan. d. Cuti. e. Tunjangan cacat dan uang duka. f. Kesejahteraan. g. Pensiun. 4. Pengertian Surat Keputusan Pensiun Surat Keputusan Pensiun adalah surat yang diberikan pejabat tertentu yang berisikan keputusan yang menerangkan bahwa Pegawai Negeri telah mencapai batas usia pensiun dan telah memenuhi syarat untuk diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil dengan hak pensiun.
D. PROSEDUR PENERBITAN SURAT KEPUTUSAN PENSIUN PNS Prosedur penerbitan Surat Keputusan Pensiun Pegawai Negeri Sipil adalah suatu tahap kegiatan menyelesaikan aktivitas penerbitan suatu surat yang berisikan keputusan pensiun Pegawai Negeri Sipil sesuai dengan aturan yang berlaku. Prosedur penerbitan Surat Keputusan Pegawai Negeri Sipil pada Subdirektorat Administrasi Pensiun Badan Kepegawaian Negara adalah:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Penerimaan dan pengendalian berkas masuk dari instansi yang bersangkutan. 2. Penginputan data melalui Mail Tracking. 3. Pembuatan Konsep. 4. Penomoran dan pencetakan Surat Keputusan. 5. Proses akhir Surat keputusan yang meliputi penempelan foto, pemberian cap, penandatangan, dan pengiriman kembali kepada instansi atau pemohon.
4 METODE PENGAMATAN 1. Lokasi Pengamatan Subdirektorat Administrasi Pensiun Badan Kepegawaian Negara Jln. Letjen Sutopo no. 12 Cililitan Jakarta Timur 2. Jenis Pengamatan Jenis pengamatan yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kualitatif. Menurut H. B. Sutopo (2002:111), pendekatan dekriptif studi kasusnya mengarah pada pendeskripsian secara rinci dan mendalam mengenai konsidi tentang apa yang sebenarnya terjadi menurut apa adanya di lapangan studinya.
3. Sumber Data Sumber data terdiri atas : a. Data Primer Yaitu data dari sumber pertama yang diperoleh dari keterangan-keterangan dan jawaban-jawaban responden atas pertanyaan yang diajukan. Data primer
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
berasal dari sumber yang asli, dan dikumpulkan secara khusus untuk menjawab pertanyaan pengamatan kita. Data primer disini adalah para narasumber atau informan. Adapun narasumber atau informan yang terkait dalam pengamatan ini seperti Kepala Subdirektorat Administrasi Pensiun dan staff yang bekerja di Subdirektorat Administrasi Pensiun Badan Kepegawaian Negara. b. Data Sekunder Data Sekunder adalah data yang diperoleh tidak langsung melalui dokumentasi dan keterangan-keterangan lain yang berhubungan dengan masalah pengamatan yang digunakan sebagai pelengkap dan pendukung dari data primer. Yang termasuk data sekunder adalah Dokumen dan Arsip. Dokumen dan arsip yang dibutuhkan sebagai sumber data disimpan di bagian pengarsipan berupa arsip pertinggal Surat Keputusan pensiun yang sudah diterbitkan. Arsip pertinggal berfungsi sebagai arsip Badan Kepegawaian Negara sendiri yang suatu saat dibutuhkan.
4. Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara Teknik wawancara merupakan teknik yang paling banyak digunakan dalam pengamatan kualitatif. Tujuan wawancara adalah untuk mnyajikan konstruksi saat sekarang dalam suatu hal mengenai para pribadi, peristiwa, aktivitas, organisai, perasaan, motivasi, tanggapan, tingkat dan bentuk keterlibatan. b. Observasi Teknik obesrvasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi, dan benda. Observasi yang digunakan dalam pengamatan ini adalah observasi langsung berperan, yaitu kehadiran pengamat di loaksi sudah menunjukan peran yang pasif. Oleh karena itu, pengamat ingin mengamati dan mencatat hal yang berlangsung menurut kondisi aslinya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Dokumentasi Yaitu teknik pengumpulan data dengan mempelajari dokumen-dokumen, peraturan-peraturan, laporan, dan referensi lainnya. Pencarian dokumentasi dilakukan dengan mencari buku di perpustakaan dan informasi di internet.
5. Teknik Analisis Data Metode analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif. Model analisis interaktif ini dilakukan dengan tiga langkah analisis data kualitatif. a. Reduksi data Menurut H. B. Sutopo (2002:92), reduksi data adalah bagian dari proses analisis yang memepertegas, memperpendek, membuat focus, membuang hal-hal yang tidak penting, dan mengatur data sedemikian rupa sehingga kesimpulan pengamatan dapat dilakukan. Adapun data yang direduksi antara lain seluruh data mengenai permasalahan pengamatan dan kemudian dilakukan penggolongan ke dalam beberapa bagian. Kemudian dari masing-masing bagian tersebut dikelompokkan lagi berdasarkan sistematisasinya. Adapun perolehan data mengenai hal-hal yang tidak relevan dengan penelitian, sebaiknya tidak dimasukkan dalam penyajian hasil, namun tetap disimpan untuk masa yang akan datang jika diperlukan. Dengan demikian data yang
direduksi
akan
memberikan
gambaran
yang
lebih
spesifik
dan
mempermudah peneliti melakukan pengumpulan data selanjutnya serta mencari data tambahan jika diperlukan. b. Sajian data Sajian data harus mengacu pada rumusan masalah yang telah dirumuskan sebagai pertanyaan pengamatan, sehingga narasi yang tersaji merupakan deskripsi mengenai konsidi yang rinci untuk menceritakan dan menjawab setiap permasalahan yang ada. Sajian data diarahkan agar data hasil reduksi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
terorganisasikan dan tersusun dalam pola hubungan, sehingga semakin mudah dipahami. Sajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian bagan, hubungan antar kategori, diagram alur (flow chart), dan lain sejenisnya. Sajian data dalam bentukbentuk tersebut akan memudahkan peneliti memahami apa yang terjadi dan merencanakan kerja penelitian selanjutnya. Pada langkah ini, pengamat berusaha menyusun data yang relevaan sehingga menjadi informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu. Prosesnya dapat dilakukan dengan cara menampilkan dan membuat hubungan antar fenomena untuk memaknai apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang perlu ditindaklanjuti untuk mencapai tujuan penelitian. c. Penarikan Simpulan dan Verifikasi Dari awal pengumpulan data, pengamat sudah harus memahami apa arti dari berbagai hal yang ia temui dengan melakukan pencatatan peraturanperaturan, pola-pola, pernyataan-pernyataan, konfigurasi yang mungkin, arahan sebab-akibat, dan berbagai proposisi. Simpulan akhir tidak akan terjadi sampai pada waktu proses pengumpulan data berakhir. Simpulan perlu diverifikasi agar cukup mantap dan benar-benar bisa dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu perlu dilakukan aktivitas pengulangan untuk tujuan pemantapan, penelusuran data kembali dengan cepat. Verifikasi juga dapat berupa kegiatan yang dilakukan dengan lebih mengembangkan ketelitian. Pada dasarnya makna data harus diuji validitasnya supaya simpulan menjadi lebih kokoh dan dipercaya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 2.1
Model Analisis Interaktif
(H.B. Sutopo ,2002:96)
Pengumpulan Data
Reduksi Data
Sajian Data
Penarikan Simpulan dan Verifikasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III DESKRIPSI LEMBAGA/INSTANSI A. Sejarah Singkat Badan Kepegawaian Negara Badan Kepegawaian Negara sebagai salah satu lembaga pemerintah non departemen yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada presiden. Dengan tugas pokoknya membantu presiden dalam menyempurnakan, memelihara dan mengembangkan administrasi negara dibidang kepegawaian untuk menjamin kelancaran jaminnya pemerintahan umum dan pembangunan. Tebentuknnya Badan Kepegawaian Negara pada tanggal 30 Mei 1948 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 1948. Pada saat terbentuk, Badan
Kepegawaian
Negara
bernama
Kantor
Urusan
Pegawai (KUP)
berkedudukan di Yogyakarta yang dimana pada saat itu Yogyakarta adalah ibukota pemerintahan. Pada saat bersamaan berdiri DUUP (Djawatan Umum Urusan Pegawai) yang dibentuk dengan Keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda Nomor 13 tanggal 9 Juni 1948, dikepalai oleh Mr. J.W. Van Hoogstraken dan berkedudukan di Jakarta. Sejak pembubaran RIS dan pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia tanggal 15 Agustus 1950, pemerintah memandang perlu untuk memusatkan urusan kepegawaian yang sebelumnya diselenggarakan oleh KUP di Yogyakarta dan DUUP di Jakarta. Untuk maksud tersebut ditetapkanlah Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950 tanggal 15 Desember 1950. Dengan Peraturan Pemerintah tersebut, KUP di Yogyakarta dan DUUP di Jakarta digabungkan menjadi satu. Sesuai dengan perkembangan, peran aparatur pemerintah semakin dirasakan, pemerintah menganggap perlu menetapkan kembali kedudukan, fungsi, tugas, dan organisasi KUP (Kantor Urusan Pegawai). Pandangan ini sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950 beserta peraturan pelaksanaannya yang dimaksud dalam Keputusan Perdana Menteri RI Nomor 30/PM/1951 tanggal 7 April 1951.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Untuk maksud tersebut, maka KUP yang merupakan institusi yang bertugas melakukan pembinaan kepegawaian diubah menjadi Badan Kepegawaian Negara (BKN) dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1972. Penetapan Peraturan Pemerintah ini adalah juga sebagai pelaksanaan dari Undang-undang Nomor 18 Tahun 1961. Dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1972, maka kedudukan, fungsi, tugas, susunan dan tata kerja institusi yang mengelola kepegawaian, semakin dikembangkan. Badan Kepegawaian Negara mempunyai tugas sebagai berikut: 1. Merencanakan pembinaan kepegawaian sesuai dengan kebijaksanaan Presiden. 2. Merencanakan peraturan perundang-undangan di bidang kepegawaian. 3. Menyelenggarakan tata usaha kepegawaian dan tata usaha pensiun. 4. Menyelenggarakan pengawasan, koordinasi dan bimbingan terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan di bidang kepegawaian dan pensiun
pada
departemen-departemen
dan
lembaga-lembaga
negara/lembaga-lembaga Pemerintah non Departemen. Badan Kepegawaian Negara mempunyai 12 kantor regional, antara lain: 1. Kantor regional Yogyakarta 2. Kantor regional Surabaya 3. Kantor regional Bandung 4. Kantor regional Makassar 5. Kantor regional Jakarta 6. Kantor regional Medan 7. Kantor regional Palembang 8. Kantor regional Banjarmasin 9. Kantor regional Papua 10. Kantor regional Denpasar 11. Kantor regional Manado 12. Kantor regional Pekanbaru
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Visi dan Misi Badan Kepegawaian Negara VISI -
Pegawai Negeri Sipil yang Profesional, Netral, dan Sejahtera.
Terdapat tiga kata kunci yang akan memberikan pemahaman tentang visi, yaitu profesional, netral, dan sejahtera : Profesional, istilah 'profesional' dimaksudkan untuk menunjukkan kriteria pegawai yang memiliki kompetensi yang memadaai sesuai dengan persyaratan suatu jabatan, bekerja dengan dedikasi yang tinggi, dan berorientasi pada prestasi kerja. Netral, istilah 'netral' dimaksudkan bahwa Pegawai Negeri Sipil bersikap netral terhadap seluruh kekuatan politik atau kekuatan tertentu lainnya sehingga dalam melaksanakan tugas umum pemerintahan dan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dapat dilakukana secara adil dan merata, tidak membedakan suku, ras dan agama. Sejahtera, yang dimaksud dengan 'sejahtera' adalah untuk menunjukkan bahwa penghasilan Pegawai Negeri Sipil dapat memenuhi tingkat hidup layak bagi diri dan keluarganya. MISI
1. Mengembangkan sistem manajemen sumber daya manusia Pegawai Negeri Sipil. 2. Merumuskan kebijakan pembinaan Pegawai Negeri Sipil dan menyusun peraturan perundang-undangan kepegawaian. 3. Menyelenggarakan pelayanan prima bidang kepegawaian. 4. Mengembangkan sistem informasi manajemen kepegawaian. 5. Menyelenggarakan pengawasan dan pengendalian kepegawaian.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6. Menyelenggarakan manajemen internal Badan Kepegawaian Negara. C. TUGAS POKOK DAN FUNGSI STRUKTUR ORGANISASI Kepala Badan Kepegawaian Negara mempunyai tugas: Memimpin Badan Kepegawaian Negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Menyiapkan kebijakan nasional dan kebijakan umum sesuai dengan tugas Badan Kepegawaian Negara. Menetapkan kebijakan teknis pelaksanaan tugas Badan Kepegawaian Negara yang menjadi tanggung jawabnya. Pembinaan teknis kepegawaian Badan Kepegawaian Daerah. Membina dan menyelenggarakan kerja sama dengan instansi dan organisasi lain. Wakil Kepala mempunyai tugas: •
membantu Kepala dalam membina dan mengembangkan administrasi Badan Kepegawaian Negara.
•
membantu Kepala dalam mengkoordinasikan tugas Deputi dan Kepala Kantor Regional Badan Kepegawaian Negara.
•
mewakili Kepala dalam hal Kepala berhalangan.
Deputi Bidang Bina Pengadaan, Kepangkatan, dan Pensiun mempunyai tugas melaksanakan perumusan kebijakan dan pelaksanaan pengadaan, kepangkatan, dan pensiun. Fungsi sebagai berikut: •
Pemberian penetapan nomor identitas pengangkatan calon Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Negeri Sipil.
•
Penyiapan pertimbangan teknis kepegawaian kepada Presiden mengenai kenaikan pangkat, pensiun, dan mutasi kepegawaian lainnya.
•
Pemberian nomor registrasi kenaikan pangkat, peninjauan masa kerja, dan mutasi lain-lain.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
•
digilib.uns.ac.id
Penetapan kenaikan pangkat anumerta dan pengabdian Pegawai Negeri Sipil.
•
Penetapan pemberian pensiun Pegawai Negeri Sipil Pusat dan pensiun janda/duda Pejabat Negara serta penyelenggaraan tata usaha pensiun.
•
Penetapan Kartu Pegawai dan Kartu Isteri/Suami Pegawai Negeri Sipil.
•
Pemberian pertimbangan dan penetapan masalah kepegawaian, kedudukan kepegawaian, serta kewajiban dan hak pegawai.
•
Pemberian bimbingan dan petunjuk teknis mengenai pengangkatan, kepangkatan dan mutasi serta pensiun Pegawai Negeri Sipil
Direktorat Pensiun menyelenggarakan fungsi antara lain : ¾ Penetapan pensiun PNS pusat yang berpangkat Pembina Tingkat 1 golongan ruang IV/b kebawah yang memcapai batas usia pensiun (BUP) dengan hak pensiun dan janda/dudanya, penetapan pensiun PNS pusat yang tewas atau cacat karena dinas dan tunjangan. ¾ Penyiapan pertimbangan kepala BKN kepada presiden tentang pemberian duta besar luar biasa dan berkuasa penuh dan pensiun PNS dan janda/dudanya yang penetapan pensiunnya menjadi wewenang presiden. ¾ Pengkoordinasian dan pengawasan pelaksanaan pemberian pensiun PNS/janda/duda/bagian pensiun janda yang ditetapkan oleh pejabat Pembina kepegawaian. ¾ Penyiapan penetapan pensiun janda/duda/anak pejabat Negara. ¾ Pemberian Nomor Pokok Pensiun (NPP). Direktorat Pensiun terdiri dari : 1. Subdirektorat Administrasi Pensiun. 2. Subdirektorat Pensiun I. 3. Subdirektorat Pensiun II. 4. Subdirektorat Pensiun III. 5. Kelompok jabatan fungsional.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Subdirektorat Administrasi Pensiun mempunyai fungsi antara lain : a. Pengiriman data perorangan calon penerimaan pensiun (DPCP), penerimaan, pengendalian dan pendistribusian surat, data pensiun, dan usul pensiun janda/duda. b. Pemerian nomor Surat Keputusan. c. Pencatatan dalam buku register. d. Pengiriman surat dan Surat Keputusan kepada yang bersangkutan. e. Pengiriman tembusan surat, Surat Keputusan pertimbangan ke instansi terkait. f. Pelaksanaan perekaman dan pemeliharaan data. g. Penyusunan laporan dan perangkaan pensiun. Subdirektorat Administrasi Pensiun terdiri atas : 1. Seksi Administrasi Pensiun A. 2. Seksi Administrasi Pensiun B 3. Seksi Perekaman dan Pemeliharaan Dara. Seksi Administrasi Pensiun A dan Seksi Administrasi B mempunyai tugas antara lain : a. melakukan penerimaan, pengendalian dan perndistribusian surat, DPCP, data usul pensiun janda/duda, tunjangan, dan pensiun janda/duda pejabat Negara. b. Memberikan nomor Surat Keputusan Pensiun. c. Mencatat, mengetik, mengendalikan, dan mengirim Surat Keputusan pensiun. d. Menyusun laporan dan perangkaan data pensiun di lingkungan instansi pemerintah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Seksi Perekaman dan Pemeliharaan Data mempunyai tugas antara lain : a. Melakukan koordinasi dan pemantauan perekaman data. b. Menyiapkan sarana pemeliharaan
jaringan komunikasi data dan
memperbaiki jaringan dimaksud.
D. DATA PEGAWAI SUBDIREKTORAT ADMINISTRASI PENSIUN BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA Berikut ini adalah data pegawai Subdirektorat Administrasi Pensiun Badan Kepegawaian Negara sesuai dengan tingkat pendidikan dan jenis kelamin. Tabel 3.1
Data pegawai berdasarkan tingkat pendidikan
No
Pendidikan
Jumlah
1
S1
11
2
SLTA
22
3
DIII
1
4
SD
2
Tabel 3.2
Data pegawai berdasarkan jenis kelamin
No
Jenis Kelamin
Jumlah
1
Laki-Laki
31
2
Perempuan
4
commit to user
E. SUSUNAN ORGANISASI DIREKTORAT PENSIUN DAN PEJABAT NEGARA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA
DIREKTUR PENSIUN
SUBDIR ADM. PENSIUN
SUBDIR PENSIUN I
SUBDIR PENSIUN II
SUBDIR PENSIUN III
SEKSI ADM. PENSIUN A
SEKSI PENSIUN IA
SEKSI PENSIUN IIA
SEKSI PENSIUN IIIA
SEKSI ADM. PENSIUN B
SEKSI PENSIUN IB
SEKSI PENSIUN IIB
SEKSI PENSIUN IIIB
SEKSI PEREKAMAN & PEMELIHARAAN DATA
SEKSI PELAYANAN DIREKTORAT
STRUKTUR ORGANISASI BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA Kepala
Biro Perencanaan dan Kerjasama
Wakil Kepala
Biro Keuangan
Inspektorat
Sekretariat Utama
Biro Kepegawaian Biro Umum dan Perlengkapan Biro Humas dan Protokol
Deputi bidang Pengembangan Kepegawaiaan
Dit. Perencanaan Kepegawaian dan Formasi
Deputi bidang Bina Kinerja dan Perundang‐Undangan
Deputi bidang Bina Pengadaan, Kepangkatan, dan Pensiun
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai
Deputi bidang Pengendalian Kepegawaian
Dit. Pengadaan PNS
Dit. Pengolahan Data
Dit. Pengendalian Kepegawaian I
Dit. Gaji dan Kesejahteraan
Dit. Kepangkatan dan Mutasi
Dit. Pengelolaan Jaringan dan informasi
Dit. Pengendalian Kepegawaian II
Dit. Jabatan Karier
Dit. Pensiun
Dit. Rekrutmen dan Kinerja Pegawai
Dit. Standarisasi dan Kompetensi Jabatan Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian
Deputi bidang Informasi Kepegawaian
Dit. Pembinaan Jabatan Analisis Kepegawaian
Dit. Hukum dan Peraturan Perundang‐undangan
Dit. Status dan Kedudukan
KANREG
Dit. Pengelolaan Dokumen dan Arsip kepegawaian I
Dit. Pengelolaan Dokumen dan Arsip kepegawaian II
Dit. Pengendalian Kepegawaian II
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV PEMBAHASAN A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1969. 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 jo. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999. 3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1979 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1994. 4. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003. 5. Keputusan Kepala BKN Nomor 14 Tahun 2003 jo. Peraturan Kepala BKN Nomor 10 Tahun 2010. 6. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2010. B. PROSEDUR
PENERBITAN
SURAT
KEPUTUSAN
PENSIUN
PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA SUBDIREKTORAT ADMINISTRASI PENSIUN BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA. Subdirektorat
Administrasi
Pensiun
Badan
Kepegawaian
Negara
menerbitkan Surat Keputusan Pensiun Pegawai Negeri Sipil Golongan IV/b ke bawah. Dalam prosedur penerbitan Surat Keputusan pensiun Pegawai Negeri Sipil yang berhak memberikan pensiun adalah pejabat yang berwenang atau yang bersangkutan atas permintaan pegawai yang telah ditentukan di bawah pengawasan dan koordinasi Badan Kepegawaian Negara. Dalam penerapan prosedur penerbitan Surat Keputusan pensiun, penulis menggunakan informasi dari staff yang bekerja di Subdirektorat Administrasi Pensiun Badan Kepegawaian Negara sebagai sumber data primer. Berdasarkan dasar hukum di atas, prosedur penerbitan Surat Keputusan pensiun pada Subdirektorat Administrasi Pensiun Badan Kepegawaian Negara sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Penerimaan dan pengendalian berkas masuk dari instansi yang bersangkutan. 2. Penginputan data melalui Mail Tracking. 3. Pembuatan konsep. 4. Pencetakan dan Penomoran Surat Keputusan. 5. Proses akhir Surat Keputusan. Dalam bab pembahasan ini, setiap tahap prosedur terjadi proses pengendalian dan pengagendaan. Pengagendaan berfungsi sebagai catatan pribadi setiap staff yang mengerjakan tahap tersebut. Berikut ini akan dijelaskan lebih jelas tentang prosedur penerbitan Surat Keputusan pensiun pada Subdirektorat Administrasi Badan Kepegawaian Negara antara lain : 1. Penerimaan dan pengendalian berkas masuk dari instansi yang bersangkutan. Berkas yang diterima oleh Subdirektorat Administrasi Pensiun dapat dikirim melalui pos dan penghubung dari instansi yang datang langsung ke Subdirektorat Administrasi Pensiun Badan Kepegawaian Negara. Berkas yang melalui pos diterima oleh bagian umum Badan Kepegawaian Negara dan kemudian langsung didistribusikan ke Subdirektorat Administrasi Pensiun. Setelah selesai mengirimkan berkas dari instansi yang bersangkutan melalui penghubung, maka penghubung menerima tanda terima yang berfungsi sebagai bukti bahwa berkas tersebut sudah diterima oleh Subdirektorat Administrasi Pensiun Kepegawaian Negara. Dalam tahap ini, Kepala Subdirektorat Administrasi Pensiun yang menerima berkas tersebut mengagendakan berkas tersebut dengan menggunakan Formulir Pengendalian Berkas Masuk dan Keluar. Adapun berkas tersebut terdiri antara lain: -
Surat pengantar usul pensiun dari instansi.
-
Data Perorangan Calon Penerima Pensiun (DPCP).
-
Salinan/fotocopy SK CPNS/PNS.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
-
Salinan/fotocopy sah SK pangkat terakhir.
-
Salinan/fotocopy sah surat nikah.
-
Salinan/fotocopy sah Akta Kelahiran anak.
-
Salinan/fotocopy sah Daftar Keluarga.
-
Pas Photo ukuran 4 x 6 sebanyak 5 (lima) lembar.
-
Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP-3) tahun terakhir.
-
Surat Pernyataan tidak pernah dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau berat 1 (satu) tahun terakhir.
-
Surat keterangan kematian dari Kepala Kelurahan/Desa/Camat.
-
Surat keterangan janda/duda dari Kepala Kelurahan/Desa/Camat.
-
Surat Pernyataan Tewas yang ditetapkan oleh Kepala Badan Kepegawaian Negara.
Berkas tersebut diterima pertama kali oleh Kepala Seksi Administrasi Pensiun A dan B. Penetapan Seksi Administrasi A dan B adalah berdasarkan pembagian masing-masing beban tugas sesuai dengan instansi yang telah ditentukan. Dari Kepala Seksi Administrasi A dan B, berkas tersebut didistribusikan kepada staff sesuai instansi yang dipegangnya masing-masing. Berkas yang sudah diterima oleh masing-masing staff dikendalikan menggunakan lembar kendali. Lembar kendali adalah sebuah lembar kertas yang berisikan daftar berkas yang harus diisi dengan tujuan memudahkan pekerjaan. Sebelum mengendalikan berkas, staff Seksi Administrasi A dan B mempunyai tugas mengagendakan berkas tersebut dengan menggunakan Formulir Penerimaan dan Pendistribusian Berkas Pensiun. Sebagai sumber data, penulis menanyakan kepada Bapak Muji. Beliau mengendalikan berkas masuk dari instansi Departemen Kesehatan dan Departemen Pertanian. Sebagaimana dikatakan oleh Bapak Muji, staff Subdirektorat Administrasi Pensiun Badan Kepegawaian Negara, bahwa:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
“Ketika berkas masuk, saya mengendalikan berkas tersebut menggunakan lembar kendali. Tugas saya hanya mengecek sesuai berkas yang ada. Masalah ketidaklengkapan berkas, itu semua diselesaikan di bagian teknis. Jika berkas tidak lengkap, maka berkas tersebut tidak menjadi konsep yang selanjutnya akan menjadi Surat Keputusan”. (wawancara tanggal 02 Februari 2011).
Tabel 4.1
Pembagian instansi Seksi Administrasi A dan B
Sumber: Subdirektorat Administrasi Pensiun Badan Kepegawaian Negara No
Seksi Administrasi Pensiun A
Seksi Adminitrasi Pensiun B
1
-
Dep. Agama
-
Dep. Perdagangan
2
-
Dep. ESDM
-
Kejaksaan Agung
3
-
Setjen DPR
-
PERPUSNAS
4
-
BKN/BULOG
-
LAPAN
5
-
LEMIGAS
-
DO NTB
6
-
BNPB
-
Menko
7
-
Dep. Perhub
8
-
Dep. KEPRI
-
Menko Perekonomian
9
-
MENPORA
-
Menko KESRA
10
-
WANTANAS
-
Menneg
11
-
BATAN
12
-
Dep. KOMINFO
13
-
TVRI
Pembangunan Daerah
14
-
DO Sumut
Tertinggal
15
-
DO DKI
-
Dep. Pertahanan
16
-
DEPDIKNAS
-
Kepolisian RI
17
-
BPKP
-
LAN
18
-
BNN
-
DO Sulsel
POLHUKKAM
Perumahan
Rakyat
commit to user
-
Menneg
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19
-
MPR
-
DO Sultengg
20
-
DO Aceh
-
Dep. Dalam Negeri
21
-
DO Banten
-
Lembaga
22
-
DO Sumbar
23
-
MA
-
KPU
24
-
PU
-
DO Gorontalo
25
-
BMKG
-
Menneg
26
-
BAPETEN
27
-
Dep. Kel. Per
-
Dep. Perindutrian
28
-
DO Riau
-
LIPI
29
-
DO Jateng
-
Lemhannas
30
-
DO Babel
-
DO Sulut
31
-
BKKBN
-
Dep.
32
-
DEPNAKER
33
-
BNP2TKI
-
DO Kalbar
34
-
MK
-
DO Kalteng
35
-
KOMNAS HAM
-
DO Kalsel
36
-
BSN
-
DO Kaltim
37
-
BAKOSURTANAL
-
Menneg
38
-
Dep. Hut
39
-
DO Lampung
Sandi
Negara
Sekretariat
Negara
Hukum
dan
HAM
Riset
dan
Teknologi -
Dep. Keuangan
40
-
BASARNAS
41
-
DO Sulteng
42
-
DO Maluku Utara
43
-
DO Maluku
Dalam tahap ini, terjadi hambatan yang dapat memperlambat penerbitan. Seperti berkas ada yang tertukar atau bercampur berkas yang lain yang tidak sesuai instansi. Hal ini terjadi karena adanya ketidaktelitian pegawai dalam menerima berkas. Untuk mengatasi hambatan tersebut diperlukan ketelitian lebih
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dalam tahap penerimaan berkas. Sebelum berkas lain dari instansi lain datang, lebih baik berkas yang sudah masuk sebelumnya langsung diproses ke tahap berikutnya yaitu pengendalian.
2. Penginputan data melalui Mail Tracking. Berkas yang sudah dikendalikan oleh Seksi Administrasi Pensiun A dan B diserahkan kepada staff Seksi Perekaman dan Pemeliharaan Data untuk dilanjutkan ke tahap berikutnya yaitu penginputan data melalui mail tracking. Dalam pengagendaan, Seksi Perekaman dan Pemeliharaan Data mengagendakan berkas menggunakan Formulir Input Mail Tracking dan Pengiriman ke Teknis. Adapun data yang dimasukkan antara lain: -
Nama
-
Tanggal, Bulan dan Tahun Lahir
-
Golongan ruang
-
Instansi
-
Alasan pensiun, Batas Usia Pensiun (BUP) atau meninggal/tewas
Sebagaimana dikatakan oleh Bapak Suranto, Kepala Seksi Perekaman dan Pemeliharaan Data Subdirektorat Administrasi Pensiun Badan Kepegawaian Negara, bahwa: “Mail Tracking adalah kegiatan memasukkan data sesuai berkas instansi masing-masing menggunakan sistem database Badan Kepegawaian Negara. Tujuan dari mail tracking adalah sebagai data pertinggal atau arsip yang dimiliki oleh Subdirektorat Administrasi Pensiun yang suatu saat diperlukan”. (wawancara pada tanggal 02 Februari 2011). Dalam tahap ini juga terjadi hambatan. Meskipun sedikit tetapi dapat menjadi masalah berkelanjutan. Pada proses ini, menurut apa yang dikatakan oleh Bapak Oman selaku petugas mail tracking:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
“Hambatan yang kadang terjadi dalam proses mail tracking adalah ketidakcocokkan data yang ada di komputer dengan data yang akan dicari. Ini dikarenakan kesalahan awal dalam memasukkan data yaitu ketidaktelitian”. Untuk mengatasi hambatan ini, diperlukan ketelitian yang lebih tinggi lagi. Oleh karena itu, staff Subdirektorat Administrasi harus lebih disiplin lagi dalam hal meningkatkan ketelitian. Penulis mendapatkan data rekapitulasi penyelesaian mail tracking sebagai berikut: Tabel 4.2
Rekapitulasi Penyelesaian Mail Tracking Tahun 2010
Sumber: Subdirektorat Administrasi Pensiun Badan Kepegawaian Negara Bulan
Jumlah Berkas
Waktu Proses
Waktu Rata-Rata Proses
Januari
746
2.199 menit
2,94 menit
Februari
786
2.316 menit
2,94 menit
Maret
1072
3166,5 menit
2,95 menit
April
1023
2985,5 menit
2,91 menit
Mei
799
2.345 menit
2,93 menit
Juni
945
2.807 menit
2,96 menit
Juli
862
2.586 menit
3,00 menit
Agustus
850
2.550 menit
3,00 menit
September
540
1.620 menit
3,00 menit
Oktober
851
2.553 menit
3,00 menit
November
769
3.720 menit
4,83 menit
Desember
676
3.317 menit
4,90 menit
Jumlah
9.919
32.165 menit
3,24 menit
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Pembuatan konsep. Berkas yang sudah dikendalikan dan di mail tracking kemudian dikirim ke bagian teknis untuk diproses lebih lanjut. Teknis adalah tempat mencocokkan data menggunakan database yang ada dan dicocokkan tanpa ada kesalahan. Berkas yang sudah lengkap semua diringkas menjadi sebuah konsep. Konsep adalah ringkasan dari berkas yang diterima. Sebagai informan tentang konsep, penulis menanyakan kepada Ibu Tri Murning sebagai Kepala Seksi pensiun I. Cara pengisian data untuk pembuatan konsep adalah sebagai berikut: a. Nama, NIP, Tanggal Lahir dilihat berdasarkan berkas CPNS dan SK terakhir. b. Unit Kerja dilihat berdasarkan Surat Usulan yang di dalam surat tersebut terdapat nama instansi. c. Pangkat/Golongan Ruang/TMT lama dan baru dilihat berdasarkan SK terakhir. d. Masa Kerja Golongan lama dan baru dihitung dengan cara TMT baru – TMT lama + TMT Surat Keputusan (SK) terakhir. e. Gaji Pokok lama dan baru dilihat berdasarkan Peraturan Badan Kepegawaian Negara Nomor 14 Tahun 2011 tentang petunjuk teknis penetapan pensiun pokok pensiunan PNS dan janda/dudanya. f. Masa Kerja Pensiun dihitung dengan cara Batas Usia Pensiun – CPNS + Masa Kerja Golongan. g. Berhenti akhir bulan dilihat berdasarkan Batas Usia Pensiun. h. Pensiun TMT dilihat berdasarkan 1 bulan sesudah Batas Usia Pensiun. i. Pensiun pokok dilihat berdasarkan Peraturan Badan Kepegawaian Negara Nomor 4 Tahun 2011. j. Data Isteri/Suami dilihat berdasarkan berkas Akta Nikah. k. Data Anak dilihat berdasarkan berkas Akta Kelahiran Anak. l. Alamat dilihat berdasarkan DPCP.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Jika terjadi ketidaklengkapan berkas, maka berkas tersebut tidak dapat diproses menjadi konsep. Badan Kepegawaian Negara akan mengkonfirmasi kepada instansi yang bersangkutan untuk meminta berkas yang kurang dengan mengirimkan surat permintaan bahan kelengkapan pensiun. Bentuk konsep dibedakan menjadi 4 antara lain: -
Model DIII.a, untuk Batas Usia Pensiun Kenaikan Pangkat Pengabdian (KPP).
-
Model DIII.b, untuk Meninggal Dunia Kenaikan Pangkat Pengabdian (KPP).
-
Model DIII.c, untuk Batas Usia Pensiun Non Kenaikan Pangkat Pengabdian (KPP).
-
Model DIII.d, untuk Meninggal Dunia Non Kenaikan Pangkat Pengabdian (KPP).
4. Pencetakan dan Penomoran Surat Keputusan. Konsep yang sudah jadi dikembalikan ke bagian Subdirektorat Administrasi, kemudian dikendalikan oleh Seksi Perekaman dan Pemeliharaan Data. Dalam tahap ini, staff Seksi Perekaman dan Pemeliharaan Data mengagendakan konsep menggunakan Formulir Penerimaan Konsep dan Hasil Pencetakan Surat Keputusan Pensiun. Data dari konsep tersebut dimasukkan melalui komputer dan diproses untuk dilakukan penomoran Surat Keputusan secara otomatis. Setelah dilakukan penomoran, proses selanjutnya adalah pencetakan Surat Keputusan dengan menggunakan printer dan kertas Surat Keputusan. Dalam pencetakan, kertas Surat Keputusan pensiun dapat dibedakan menjadi 4 macam warna, antara lain:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Warna hijau, digunakan untuk Surat Keputusan Pegawai Negeri Sipil yang mendapatkan Kenaikan Pangkat Pengabdian (KPP). b. Warna merah, digunakan untuk Surat Keputusan janda/duda yang mendapatkan Kenaikan Pangkat Pengabdian (KPP). c. Warna biru, digunakan untuk Surat Keputusan yang tidak mendapatkan Kenaikan Pangkat Pengabdian (KPP). d. Warna merah muda, digunakan untuk Surat Keputusan janda/duda yang tidak mendapatkan Kenaikan Pangkat Pengabdian (KPP). Setelah dilakukan proses pencetakan, staff mengagendakan Surat Keputusan pensiun yang sudah dicetak tersebut dengan menggunakan Formulir Pencetakan Surat Keputusan Dalam tahap pencetakan tersebut terdapat beberapa hambatan, antara lain: 1. Kesalahan dalam pencetakan kertas Surat Keputusan. Untuk mengatasi hal tersebut, dibutuhkan persediaan kertas Surat Keputusan yang lebih banyak. Hal ini terjadi karena ketidaktelitian staff dalam proses pencetakan. Kertas Surat Keputusan pensiun yang salah dikumpulkan ke dalam kardus. 2. Masalah
teknologi
misalnya
pemadaman
lampu.
Pihak
Badan
Kepegawaian Negara sudah mengatasi hal tersebut dengan memasang jetset sebagai listrik cadangan. 5. Proses akhir Surat Keputusan. Proses akhir Surat Keputusan meliputi penempelan foto, pemberian cap, penandatangan dan pengiriman kembali kepada instansi yang bersangkutan. Surat Keputusan pensiun yang sudah dicetak tersebut, masing-masing dikembalikan ke bagian teknis dengan melampirkan surat pengantar yang dibuat oleh Subdirektorat Administrasi. Di bagian teknis, terdapat Seksi Pensiun I untuk menangani Departemen. Seksi Pensiun II menangani Non Departemen. Seksi Pensiun III menangani pejabat negara.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Surat Keputusan pensiun tersebut harus ditandatangani oleh pejabat yang berwenang. Untuk Pegawai Negeri Sipil golongan ruang III/d ke bawah, Surat Keputusan ditandatangani oleh Kepala Seksi Pensiun, sedangkan Pegawai Negeri Sipil golongan ruang III/d ke atas, Surat Keputusan ditandatangani oleh Kepala Direktorat Pensiun. Untuk pejabat negara, penerbitan Surat Keputusan pensiun Pegawai Negeri Sipil golongan ruang IV/c ke atas dilakukan di Sekretariat Negara dan ditandatangani oleh Presiden. Sebagaimana yang dikatakan oleh Ibu Tri Murning sebagai Kepala Seksi Pensiun I bahwa: “Surat Keputusan yang sudah jadi perlu ditempel foto, diberi cap, ditandatangani dan diposkan kembali”. (wawancara 02 Februari 2011). Pengeposan Surat Keputusan yang sudah jadi dilakukan oleh staff Subdirektorat Administrasi, sedangkan penempelan foto, pemberian cap, dan penandatanganan dikerjakan oleh bagian teknis. Untuk pengembalian Surat Keputusan pensiun yang sudah jadi, bisa juga diambil melalui pemohon langsung atau penghubung dari instansi yang bersangkutan. Pada saat pengambilan, pemohon atau penghubung akan menerima tanda bukti pengambilan surat sebagai bukti bahwa Surat Keputusan pensiun sudah dikembalikan. Selain itu, pengembalian Surat Keputusan pensiun dapat dilakukan dengan pengiriman melalui pos. Jika melalui pos, Surat Keputusan pensiun yang dikirim adalah: 1. Pemohon yang bersangkutan. 2. PT. Taspen. 3. Kepala Kantor Pembayaran Pembendaharaan Negara (KPPN).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Penerbitan Surat Keputusan rangkap 8, antara lain: 1. Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan. 2. Instansi yang bersangkutan. 3. Sekretariat Instansi yang bersangkutan. 4. Kantor Pembayaran Pembendaharaan Negara (KPPN). 5. Kantor Verifikasi Pelaksanaan Anggaran. 6. Kantor PT. Taspen. 7. Pertinggal Badan Kepegawaian Negara. 8. Arsip. Dalam proses akhir ini, staff pengirim mengagendakan Surat Keputusan pensiun dengan menggunakan Formulir Surat Keputusan Pensiun. Untuk mengetahui jumlah Surat Keputusan pensiun Pegawai Negeri Sipil yang telah diterbitkan pada bulan Januari 2011, penulis telah memperoleh data dari Subdirektorat Administrasi Pensiun Badan Kepegawaian Negara.
Tabel 4.3
Rekapitulasi bulanan penyelesaian penerbitan Surat Keputusan periode 01 Januari-31 Januari 2011
Sumber: Subdirektorat Administrasi Pensiun Badan Kepegawaian Negara No
Jenis Pekerjaan
Jumlah
Penyelesaian
Sisa
1
Penetapan SK pensiun PNS IV/b ke
1.134
570
564
116
79
37
-
-
-
1.692
904
788
bawah 2
Penetapan SK pensiun janda/duda PNS IV/b ke bawah
3
Perbaikan SK pensiun
4
Pertimbangan teknis pensiun PNS IV/c ke atas
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 2
digilib.uns.ac.id
Ilustrasi Prosedur Penerbitan Surat Keputusan pensiun. Sumber: Badan Kepegawaian Negara End
Tidak memenuhi Syarat
Berkas
Pengendalian dan Pengagendaan
Konseptor
Penomoran dan Pencetakan SK
Menenuhi Syarat Check Database
Pengiriman
Foto dan TTD
Untuk memperjelas hasil pembahasan ini, penulis mendapatkan informan Pegawai Negeri Sipil yang bernama Bapak Pramono. Beliau menjelaskan kepada penulis tentang prosedur penerbitan Surat Keputusan pensiun yang ia peroleh dari instansinya. Adapun prosedur penerbitan Surat Keputusan pensiun sebagai berikut: 1. Pengajuan permohonan pensiun. Sebelum pengajuan permohonan pensiun, Badan Kepegawaian Negara dan instansi yang bersangkutan telah mengirimkan surat pemberitahuan mengenai berakhirnya masa kerja atau batas usia pensiun dan diberi batas waktu sekitar 3 bulan untuk mengurus semua urusan administrasinya. Langkah pertama kali yang ia lakukan adalah mengajukan permohonan pensiun melalui Kepala instansi yang bersangkutan dengan menyertakan lampiran-lampiran sebagai syarat-syarat yang telah ditentukan Badan Kepegawaian Negara.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Adapun lampiran tersebut antara lain: -
Surat pengantar usul pensiun dari instansi.
-
Data Perorangan Calon Penerima Pensiun (DPCP).
-
Salinan/fotocopy Surat Keputusan CPNS/PNS.
-
Salinan/fotocopy sah Surat Keputusan pangkat terakhir.
-
Salinan/fotocopy sah surat nikah.
-
Salinan/fotocopy sah Akta kelahiran anak.
-
Salinan/fotocopy sah Daftar Keluarga.
-
Pas Photo ukuran 4 x 6 sebanyak 5 (lima) lembar.
-
Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP-3) tahun terakhir.
-
Surat pernyataan tidak pernah dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau berat dalam 1 (satu) tahun terakhir.
-
Surat keterangan kematian dari Kepala Kelurahan/Desa/Camat.
-
Surat keterangan janda/duda dari Kepala Kelurahan/Desa/Camat.
-
Surat pernyataan tewas yang ditetapkan oleh Kepala Badan Kepegawaian Negara.
2. Proses Awal Surat Keputusan Pensiun. Setelah seluruh persyaratan diserahkan kepada Kepala instansi yang bersangkutan, maka langkah selanjutnya adalah menyerahkan berkas tersebut ke Badan Kepegawaian Negara dengan menggunakan pos atau penghubung yang datang langsung ke Badan Kepegawaian Negara. Tetapi jika pemohon atau instansi tersebut berasal dari daerah luar atau yang bukan regional Jakarta misalnya Kabupaten Sukoharjo, maka berkas tersebut dikirim kepada Bupati melalui Badan Kepegawaian Daerah, yang selanjutnya akan dikirim ke Badan Kepegawaian Negara untuk diproses.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Proses Akhir Surat Keputusan Pensiun. Berkas yang sudah lengkap selanjutnya diproses menjadi Surat Keputusan pensiun. Proses penerbitan Surat Keputusan pensiun dilakukan di Badan Kepegawaian Negara. Penerbitan Surat Keputusan pensiun Pegawai Negeri Sipil golongan IV/b ke bawah batas usia pensiun dan meninggal dunia yang berwenang adalah Badan Kepegawaian Negara, sedangkan untuk Pegawai Negeri Sipil golongan IV/c ke atas yang berwenang adalah Presiden. Untuk pembahasan prosedur penerbitan Surat Keputusan yang dilakukan oleh Badan Kepegawaian Negara sudah dibahas di atas.
4. Pemberian Surat Keputusan Pensiun. Surat Keputusan pensiun yang sudah jadi, dikirim kembali kepada Badan Kepegawaian Daerah. Badan Kepegawaian Daerah kemudian menyerahkan kembali Surat Keputusan pensiun yang sudah terbit kepada instansi yang bersangkutan atau pemohon langsung. Sebagaimana dikatakan oleh Bapak Pramono, bahwa: “Karena saya berasal dari regional Jakarta, maka saya mengajukan permohonan pensiun tidak melalui Bupati maupun Badan Kepegawaian Daerah. Saya mengajukan permohonan pensiun saya kepada Kepala instansi yang bersangkutan dan kemudian langsung dikirim ke Badan Kepegawaian Negara”. (wawancara tanggal 15 Februari 2011).
commit to user
PROSEDUR PENERBITAN SURAT KEPUTUSAN PENSIUN PEGAWAI NEGERI SIPIL REGIONAL JAKARTA S
P E M
KEPALA INTANSI YANG BERSANGKUTAN
BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA
O H O N
KEPALA INTANSI YANG BERSANGKUTAN
PROSEDUR PENERBITAN SURAT KEPUTUSAN PENSIUN PEGAWAI NEGERI SIPIL DILUAR REGIONAL JAKARTA S
P E
KEPALA INTANSI YANG BERSANGKUTAN
M
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
BUPATI
O H O N
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. HAMBATAN DALAM PENERBITAN SURAT KEPUTUSAN PENSIUN PADA
SUBDIREKTORAT
ADMINISTRASI
PENSIUN
BADAN
KEPEGAWAIAN NEGARA Dalam pelaksanaan prosedur penerbitan Surat Keputusan pensiun ini tentu tidak terlepas dari suatu kendala atau hambatan yang dapat menghambat terbitnya Surat Keputusan tersebut. Adapun hambatan-hambatan yang dihadapi oleh Subdirektorat Administrasi Pensiun dalam memproses Surat Keputusan pensiun para Pegawai Negeri Sipil, antara lain: 1. Dalam proses penerimaan berkas dari instansi yang bersangkutan, hambatan yang terjadi adalah berkas tertukar atau tercampur dengan instansi yang lain, sedangkan hambatan yang terjadi pada pengendalian berkas adalah ketidaklengkapan berkas yang diterima. Hal ini akan menghambat proses penerbitan yang akan memerlukan waktu yang lebih lama. 2. Dalam menginput data melalui mail tracking, hambatan yang terjadi adalah kesalahan memasukkan data karena tidak teliti. Terkadang ketika dibutuhkan untuk mencocokkan data, sering terjadi ketidaksesuaian data yang diperlukan. 3. Dalam proses pencetakan Surat Keputusan, hambatan yang terjadi adalah masalah teknologi, misalnya terjadi pemadaman listrik. 4. Dalam proses penandatanganan Surat Keputusan, hambatan yang terjadi adalah ketidakhadiran pejabat yang berwenang untuk menandatanganinya. Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam prosedur penerbitan Surat Keputusan pensiun masih terdapat hambatan-hambatan yang dilakukan oleh pemohon, instansi dan Badan Kepegawaian Negara, sehingga dapat memperlambat terbitnya surat tersebut. Oleh karena itu, agar proses ini dapat berjalan dengan lancar, maka harus ada suatu kerjasama yang baik antara pemohon dengan instansi yang bersangkutan serta Badan Kepegawaian Negara, sehingga pelayanannya dapat dijalankan dengan baik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dengan adanya kerjasama yang baik, maka prosedur penerbitan Surat Keputusan pensiun tersebut akan berjalan dengan baik, lancar dan tepat waktu, sehingga dapat menciptakan kepuasan bagi pemohon dan instansi yang bersangkutan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan bab-bab yang telah dikemukakan diatas, maka penulis dapat mengambil suatu kesimpulan bahwa Prosedur penerbitan Surat Keputusan pensiun
yang
terjadi
pada
Subdirektorat
Administrasi
Pensiun
Badan
Kepegawaian Negara antara lain: 1. Penerimaan dan pengendalian berkas masuk dari instansi yang bersangkutan. Berkas dari instansi dikirim kepada Subdirektorat Administrasi Pensiun Badan Kepegawaian Negara dapat melalui pos dan penghubung. Berkas pertama kali di terima oleh Kepala Admnistrasi Pensiun A dan B kemudian berkas tersebut didistribusikan ke masing-masing staff menurut instansi yang telah ditentukan untuk dikendalikan dan diagendakan. Staff mengendalikan berkas tersebut menggunakan
lembar
kendali.
Selain
pengendalian,
staff
juga
harus
mengagendakan berkas tersebut dengan menggunakan formulir Formulir Penerimaan dan Pendistribusian Berkas Pensiun. 2. Penginputan data melalui mail tracking. Berkas yang sudah dikendalikan oleh Seksi Administrasi Pensiun A dan B diserahkan kepada staff Seksi Perekaman dan Pemeliharaan Data untuk dilanjutkan ke tahap berikutnya yaitu penginputan data melalui mail tracking. Dalam pengagendaan, Seksi Perekaman dan Pemeliharaan Data mengagendakan berkas menggunakan Formulir Input Mail Tracking dan Pengiriman ke Teknis. Mail Tracking adalah kegiatan memasukan data sesuai berkas instansi masingmasing menggunakan sistem database Badan Kepegawaian Negara.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Pembuatan konsep. Berkas yang sudah dikendalikan dan di mail tracking, dikirim ke bagian teknis untuk diproses lebih lanjut. Teknis adalah tempat mencocokan data menggunakan database yang ada dan dicocokan tanpa ada kesalahan. Berkas yang sudah lengkap semua diringkas menjadi sebuah konsep. Konsep adalah ringkasan dari berkas yang diterima. Jika terjadi ketidaklengkapan berkas maka berkas tersebut tidak dapat diproses menjadi konsep. Badan Kepegawaian Negara akan mengkonfirmasi kepada instansi yang bersangkutan untuk meminta berkas yang kurang dengan mengirimkan surat permintaan bahan kelengkapan pensiun.
4. Pencetakan dan penomoran Surat Keputusan. Konsep yang sudah jadi dikembalikan ke bagian Subdirektorat Administrasi, kemudian dikendalikan oleh Seksi Perekaman dan Pemeliharaan Data. Data dari konsep tersebut dimasukan melalui komputer dan diproses untuk penomoran Surat Keputusan pensiun secara otomatis. Proses selanjutnya adalah pencetakan Surat Keputusan yang sudah ada nomornya dengan menggunakan printer. 5. Proses Akhir Surat Keputusan. Proses akhir ini terdiri dari penempelan foto, pengecapan, penandatangan, dan pengiriman Surat Keputusan yang sudah jadi. Penempelan foto, pengecapan, dan penandatanganan dilakukan di bagian teknis sedangkan pengiriman Surat Keputusan yang sudah jadi dilakukan di Subdirektorat Administrasi. Surat Keputusan pensiun tersebut harus ditandatangani oleh pejabat yang berwenang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Saran Berdasarkan hambatan dalam penerbitan Surat Keputusan pensiun yang terjadi pada Subdirektorat Administrasi Pensiun Badan Kepegawaian Negara, penulis dapat memberikan saran yang dapat bermanfaat mengatasi permasalahan yang timbul antara lain : 1. Dalam proses penerimaan dan pengendalian berkas masuk dari intasni diharapkan petugas yang menerima dapat telih teliti memeriksa berkas sesuai intansi. 2. Masalah ketidaklengkapan berkas, saran yang dianjurkan adalah adanya informasi yang jelas antara pemohon dan instansi yang bersangkutan tentang syarat-syarat apa saja yang telah ditentukan Badan Kepegawaian Negara untuk penerbitan Surat Keputusan. Misalnya Instansi meberikan pengarahan atau sosialisasi kepada pemohon yang akan pensiun. 3. Saran dalam mengatasi hambatan yang terjadi dalam proses mail tracking adalah lebih teliti lagi dan dilakukan berulang-ulang lagi. 4. Teknologi yang modern dapat mempelancar penerbitan Surat Keputusan. Seperti pemasangan jetset untuk listrik cadangan ketika terjadi pemadaman listrik.
commit to user