PROPOSAL PTK
PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS VII SEMESTER 1 SMP NEGERI 18 SURAKARTA TAHUN 2014/ 2015
Oleh: ERMAWATI RAHAYU AULIA NIM A410110065
JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2014
i
HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL PTK
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama Peneliti : Ermawati Rahayu Aulia NIM : A410110065 Akan melakukan penelitian dengan Judul: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS VII SEMESTER 1 SMP NEGERI 18 SURAKARTA TAHUN 2014/ 2015
Mengetahui, Ka. Dinas Pend.
Surakarta, 13 Mei 2014 Peneliti, Ka. SMP N 18
Perpustakaan
NIP.
ii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN
i ii iii iv v vi
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian
1 2 2 3
BAB II. KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian Teori 1. Kedisiplinan 2. Hasil belajar 3. Pendekatan pembelajaran 4. Problem Based Learning (PBL) 5. Penerapan PBL untuk pembelajaran matematika B. Kerangka Berpikir C. Hipotesis Tindakan
4 4 5 5 6 9 10 10
BAB III. METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian B. Subjek Penelitian C. Prosedur Penelitian 1. Perencanaan 2. Pelaksanaan tindakan dan observasi 3. Evaluasi, refleksi, dan revisi D. Data dan Sumber Data E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 1. Teknik pengumpulan data 2. Instrumen pengumpulan data F. Teknik Validasi Data G. Teknik Analisis Data H. Indikator Kinerja I. Jadwal Penelitian
11 11 11 11 13 13 13 13 13 14 14 14 17 17
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
18 20 iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Proses penerapan Problem Based Learning (PBL)
10
Gambar 2. Prosedur PTK
11
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Peran guru, siswa, dan masalah dalam Problem Based Learning (PBL)
7
Tabel 2. Kriteria presentase observasi kedisiplinan
15
Tabel 3. Kriteria presentase hasil angket respon siswa
16
Tabel 4. Kriteria skor hasil rata-rata tes siswa
16
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran dengan PBL
20
Lampiran 2. Rencana pelaksanaan pembelajaran
22
Lampiran 3. Lembar angket respon siswa
25
Lampiran 4. Lembar observasi kedisiplinan siswa
26
Lampiran 5. Pedoman penskoran hasil tes
27
Lampiran 6. Pedoman wawancara dengan siswa mengenai pembelajaran PBL
28
Lampiran 7. Pedoman wawancara dengan guru mengenai pembelajaran PBL
29
vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pembekalan matematika sejak usia awal sekolah kepada siswa sangat penting karena matematika memiliki peranan dalam menunjang ilmu-ilmu yang lainnya. Matematika adalah alat untuk mengembangkan cara berfikir sehingga sangat diperlukan untuk kehidupan sehari-hari maupun dalam menghadapi ilmu pengetahuan dan teknologi (Herman, 2003). Matematika merupakan suatu mata pelajaran yang membutuhkan kecermatan dan ketelitian dalam menyelesaikan masalah yang diberikan dalam pembelajaran tersebut. Proses pembelajaran matematika merupakan proses seorang guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melihat dan memikirkan gagasan yang diberikan (Tatang, 1987). Proses pembelajaran matematika akan berhasil dapat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu, misalnya kemauan dan kemampuan anak. Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar individu, misalnya kedisiplinan. Kedisiplinan merupakan salah satu potensi yang ada di dalam diri seseorang yang berbuat aktif. Kemampuan dan kemauan anak yang tidak dibarengi dengan kedisiplinan juga tidak akan sukses dalam pembelajaran, sehingga hasil belajarnya akan menurun. Berdasarkan observasi pada saat pembelajaran matematika yang sedang berlangsung di kelas VIIA SMP Negeri 18 Surakarta menunjukkan kedisiplinan siswa masih kurang. Hal ini terlihat ketika beberapa siswa terlambat masuk kelas, siswa selalu ijin kebelakang saat pelajaran berlangsung, siswa mengumpulkan tugas tidak tepat waktu, dan siswa beralasan lupa tidak membawa pekerjaan rumah (PR). Kurangnya kedisiplinan siswa di kelas VIIA SMP Negeri 18 Surakarta yang berdampak pada penurunan hasil belajar membuat peneliti tertarik, sehingga peneliti memandang perlu adanya upaya menciptakan suasana disiplin belajar yang dapat 1
2
membantu siswa untuk meningkatkan hasil belajar tersebut. Salah satunya dengan mengenalkan pembelajaran dengan pendekatan Problem Based Learning (PBL). Prinsip dari pembelajaran tersebut yaitu memberikan masalah kepada siswa untuk diselesaikan dengan benar dan menuntut siswa untuk saling berdiskusi dalam menemukan pemecahan masalah. Problem
Based
Learning
(PBL)
merupakan
pembelajaran
yang
menghadapkan siswa dengan masalah nyata dan bermakna sehingga siswa memiliki banyak waktu di dalam kelas untuk melatih ketrampilannya dalam mengerjakan masalah matematika dengan bimbingan guru. Pembentukan kelompok kecil dalam pembelajaran dengan menggunakan Problem Based Learning (PBL) dapat merangsang interaksi pembelajaran di kelas sehingga meningkatkan kedisiplinan dan hasil belajar siswa. Pada saat observasi terlihat bahwa Problem Based Learning (PBL) belum pernah diterapkan di SMP Negeri 18 Surakarta. Kemampuan dan rasa ingin tahu siswa tersebut dapat membuat siswa tertarik untuk menyelidiki, menemukan, dan menyerap informasi dengan bantuan dan bimbingan guru.
B. Rumusan Masalah 1. Adakah peningkatan kedisiplinan belajar matematika setelah dilakukan pembelajaran dengan Problem Based Learning (PBL) di SMP Negeri 18 Surakarta? 2. Adakah peningkatan hasil belajar matematika setelah dilakukan pembelajaran Problem Based Learning (PBL) di SMP Negeri 18 Surakarta? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk meningkatkan kedisiplinan belajar matematika melalui pendekatan Problem Based Learning (PBL) di SMP Negeri 18 Surakarta. 2. Untuk meningkatkan hasil belajar matematika setelah dilakukan pembelajaran Problem Based Learning (PBL) di SMP Negeri 18 Surakarta.
3
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat bagi siswa Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan siswa untuk peningkatan kedisiplinan dan kualitas hasil belajar. 2. Manfaat bagi guru Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan guru untuk peningkatan kualitas layanan pembelajaran melalui Problem Based Learning (PBL). 3. Manfaat bagi sekolah Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sekolah untuk peningkatan kualitas pembinaan siswa, pemantauan kegiatan pembelajaran siswa, dan penerapan disiplin dalam proses belajar mengajar.
BAB II KERANGKA TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Kajian Teori 1. Kedisiplinan Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak lepas dari kegiatan yang dilakukan dengan tepat waktu maupun tidak. Kegiatan yang dilaksanakan secara tepat waktu dan terus menerus akan menimbulkan suatu kebiasaan. Kebiasaan dalam melaksanakan kegiatan secara teratur dan tepat waktu merupakan disiplin dalam kehidupan sehari-hari. Disiplin merupakan perilaku seseorang yang sesuai dengan tata tertib atau aturan yang berlaku baik yang muncul dari kesadaran dirinya maupun karena adanya sanksi atau hukuman (Lemhanas, 1997). Setiap individu pasti mengalami proses belajar. Belajar dapat dilakukan oleh siapapun dan akan berlangsung seumur hidup. Dalam pendidikan di sekolah, belajar merupakan kegiatan pokok yang harus dilaksanakan. Tujuan pendidikan akan tercapai apabila proses belajar dalam suatu sekolah dapat berlangsung dengan baik, yaitu proses belajar yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Belajar merupakan proses perubahan pola pikir, sikap, dan tingkah laku seseorang sebagai hasil interaksi dengan lingkungan (Daryono, 2005). Disiplin belajar merupakan sikap atau tingkah laku siswa yang taat dan patuh untuk dapat menjalankan kewajibannya untuk belajar, baik belajar di sekolah maupun belajar di rumah. Indikator disiplin belajar adalah ketaatan terhadap tata tertib sekolah, ketaatan terhadap kegiatan belajar di sekolah, ketaatan dalam mengerjakan tugas-tugas pelajaran, dan ketaatan terhadap kegiatan belajar di rumah. Disiplin yang tumbuh secara sadar akan membentuk sikap, perilaku, dan tata kehidupan teratur yang akan menjadikan siswa sukses dalam belajar (Rachman dalam Tu’u, 2004). Disiplin di sekolah penting dilakukan karena dapat memberi dukungan yang tenang dan tertib bagi proses pembelajaran. Disiplin berfungsi untuk menata
4
5
kehidupan bersama, membangun kepribadian, melatih kepribadian yang baik, pemaksaan, hukuman, dan menciptakan lingkungan yang kondusif.
2. Hasil belajar Hasil belajar merupakan hasil penilaian terhadap kemampuan siswa yang ditentukan dalam bentuk angka (Darmansyah, 2006). Sudjana (2004) juga telah melaporkan bahwa hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika merupakan keseluruhan kecakapan dan segala hal yang diperoleh melalui proses belajar mengajar di sekolah yang dinyatakan dengan angka dan diukur dengan menggunakan tes hasil belajar matematika. Hubungan antara kedisiplinan dengan hasil belajar dapat dijelaskan sebagai berikut. Apabila siswa memiliki sikap disiplin yang tinggi maka dapat mendukung meningkatnya hasil belajar. Namun apabila siswa memiliki sikap disiplin yang rendah, hasil belajarnya pun tidak akan mengalami peningkatan. Upaya menumbuhkan kedisiplinan tidak terlepas dari peran aktif guru dan lembaga di sekolah yang didukung dengan adanya tata tertib sekolah serta peran orang tua dan keluarga di rumah agar selalu menerapkan sikap disiplin dalam belajar untuk meningkatkan hasil belajar yang lebih baik.
3. Pendekatan pembelajaran Setiap guru yang akan melaksanakan pembelajaran di kelas pasti akan memilih strategi, metode, dan pendekatan pembelajaran tertentu agar pelaksanaan pembelajarannya di kelas berjalan lancar dan hasilnya optimal, berhasil guna dan tepat guna (Erman, 2001). Pendekatan sebagai sudut pandang seseorang dalam memandang seluruh masalah yang ada (Gulo, 2002). Pendekatan pembelajaran matematika merupakan cara yang ditempuh guru dalam pelaksanaan pembelajaran agar konsep yang disajikan dapat diadaptasikan oleh siswa (Erman dkk, 2003). Terdapat dua jenis pendekatan dalam pembelajaran matematika sebagai berikut.
6
a. Pendekatan yang bersifat metodologi Pendekatan metodologi berkenaan dengan cara siswa mengadaptasi konsep yang disajikan ke dalam struktur kognitifnya, yang sejalan dengan cara guru menyajikan bahan tersebut. b. Pendekatan yang bersifat materi Pendekatan pembelajaran matematika dengan menyajikan konsep matematika melalui konsep matematika lain yang telah dimiliki siswa.
4. Problem Based Learning (PBL) Ngeow, dkk. (2004) melaporkan bahwa Problem Based Learning (PBL) merupakan pendekatan pendidikan yang memotivasi siswa untuk belajar. Siswa bekerja sama di dalam kelompok untuk mencari penyelesaian pada masalah nyata dan mengembangkan kemampuan siswa menjadi siswa mandiri. Problem Based Learning (PBL) memiliki gagasan bahwa pembelajaran dipusatkan pada masalah yang menjadi tantangan dan mendorong munculnya pertanyaan, pengalaman, formulasi, dan penyusunan konsep yang diciptakan sendiri oleh siswa sebagai dasar pembelajaran. Wina (2006) melaporkan bahwa tujuan Problem Based Learning (PBL) yaitu menumbuhkan sifat ilmiah siswa. Siswa menggunakan pendekatan berfikir secara ilmiah yang dilakukan secara sistematis dan empiris. Berfikir sistematis artinya berfikir ilmiah dilakukan secara tahap-tahap tertentu. Empiris artinya proses penyelesaian masalah didasarkan pada data dan fakta yang jelas. Tatang (2007) melaporkan karakteristik Problem Based Learning (PBL) sebagai berikut. a. Memposisikan siswa sebagai siswa yang menyelesaikan masalah mandiri melalui kegiatan kolaboratif. b. Mendorong siswa untuk menemukan masalah dengan mengajukan dugaan-dugaan dan merencanakan penyelesaian. c. Memfasilitasi siswa untuk mengeksplorasi berbagai alternatif penyelesaian dan implikasinya, serta mengumpulkan dan mendistribusikan informasi.
7
d. Melatih siswa menyajikan temuan e. Membiasakan diri untuk merefleksi tentang efektifitas cara berfikir mereka dalam menyelesaikan masalah. Peran guru dalam Problem Based Learning (PBL) yaitu sebagai pemberi masalah, memfasilitasi, investigasi, dialog, dan memberi dukungan (motivasi). Guru, siswa, dan masalah Problem Based Learning (PBL) memiliki peran yang berbeda (Martini, 2003). Peran guru, siswa, dan masalah dapat digambarkan sebagai berikut. Tabel 1
Peran guru, siswa, dan masalah dalam Problem Based Learning (PBL)
Peran
Tugas
Guru sebagai pelatih
-asking about thinking (bertanya tentang pemikiran) -memonitor pembelajaran -probbling (menantang siswa untuk berfikir) -menjaga siswa agar terlibat -mengatur dinamika kelompok -menjaga berlangsungnya proses
Siswa sebagai problem
-peserta yang aktif
solver
-terlibat langsung dalam pembelajaran -membangun pemahaman
Masalah sebagai awal
-menarik untuk dipecahkan
tantangan dan motivasi
-menyediakan kebutuhan yang ada -hubungannya dengan pelajaran yang dipelajari
Langkah-langkah dalam proses pelaksanaan Problem Based Learning (PBL) sebagai berikut (Nurjanah, 2004). a. Orientasi siswa pada masalah Langkah awal dari Problem Based Learning (PBL) yaitu guru harus mengkomunikasikan dengan jelas tujuan/ maksud dari pembelajaran, membuat
8
sebuah sikap yang positif terhadap pembelajaran, menggambarkan apa yang diharapkan untuk dikerjakan siswa, dan memotivasi siswa agar terlibat pada aktivitas pemecahan masalah. b. Mengorganisasikan siswa untuk belajar Problem Based Learning (PBL) menuntut guru untuk mengembangkan kemampuan kolaboratif antar siswa dan membantu mereka untuk menyelidiki masalah bersama-sama. Guru membantu merencanakan penyelidikan dan menyampaikan tes. Tim investigasi dapat diformat sukarela menurut kelompok sosial ataupun kognitif. Kelompok heterogen memudahkan pengelolaan kelas karena terdapatnya satu orang dengan kemampuan akademis tinggi, guru mendapatkan satu asisten dalam satu kelompok (Anita, 2005). c. Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok Penyelidikan yang dilakukan sendiri, berpasangan, atau pada tim kecil merupakan inti dari Problem Based Learning (PBL). Setiap permasalahan memerlukan teknik investigasi yang berbeda, meliputi mengumpulkan data dan percobaan, hipotesis, penerangan, dan memberikan solusi. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, serta mendukung kebebasan bertukar ide dan menerima seluruh ide dari tahap penyelidikan siswa. d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Guru membantu siswa dalam merencanakan, menyiapkan karya yang sesuai, dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya. Hasil karya berupa laporan tulisan, videotape, models, program computer, dan multimedia. Hasil karya yang telah dikembangkan selanjutnya guru mengorganisasikan siswa untuk menampilkan publikasi pekerjaan mereka. e. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Tahap akhir dalam Problem Based Learning (PBL) ini meliputi kegiatan yang bermaksud membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi proses berfikir mereka. Proses tersebut meliputi kemampuan menyelidiki dan intelektual yang
9
mereka gunakan. Guru menanyakan kepada siswa untuk menyusun kembali pemikiran dan aktivitas mereka selama tahapan-tahapan yang telah dilalui.
5. Penerapan Problem Based Learning (PBL) untuk pembelajaran matematika Penerapan Problem Based Learning (PBL) untuk pembelajaran matematika masih sedikit diterapkan dalam lingkungan sekolah. Nur (2006) telah melaporkan penerapan model pembelajaran berbasis masalah (PBL) untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam memecahkan maslah matematika di SMP Negeri 2 Depok, Sleman. Nur meneliti tentang sistem persamaan linear dua variabel dan mengalami kendala yaitu siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran yang menjadikan siswa sebagai pusat pembelajaran serta kurangnya penguasaan siswa terhadap materi prasyarat, sehingga peningkatan kreativitas pemecahan masalah terjadi pada sebagian siswa. Nurul (2007) telah melaporkan upaya meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa SMP Negeri 3 Kebumen melalui model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kemampuan komunikasi matematika sebesar 3,17% menjadi 48,72%. Eka (2009) juga telah melakukan penelitian dalam upaya meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa dengan pembelajaran kooperatif tipe Problem Based Learning (PBL) dalam pembelajaran matematika siswa kelas IX SMP Negeri 1 Pacitan. Hasil penelitian menunjukkan terjadinya peningkatan nilai rata-rata kelas sebesar 80,01% menjadi 85,84%. Nugraheni (2010) melaporkan terjadinya peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika melalui penerapan Problem Based Learning (PBL) pada siswa kelas IXF SMP Negeri 1 Sedayu sebesar 10,81% dengan setiap aspek meningkat sebesar 2,04%. Aprilia (2011) juga telah melaporkan upaya peningkatan kemampuan komunikasi matematika siswa melalui pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada siswa kelas VIID SMP Negeri 1 Jeruk Legi, Cilacap. Terjadi peningkatan mengubah bentuk uraian sebesar 48,57% menjadi 64,91% dan mengilustrasikan ide-
10
ide sebesar 57,37% menjadi 76,71%. Pengembangan bahan ajar matematika ruang dimensi 3 dengan pendekatan Problem Based Learning (PBL) untuk SMK jurusan audio video kelas X menunjukkan keefektifan modul sebesar 76,30% dengan model pengembangan
ADDIE
yaitu
tahap
analisis,
perancangan,
pengembangan,
implementasi, dan evaluasi (Rusda, 2013).
B. Kerangka Berpikir KONDISI AWAL
TINDAKAN
KONDISI AKHIR
Guru belum menerapkan PBL
menggunakan metode PBL
Siswa tidak disiplin
Menerapkan PBL ke siswa tidak disiplin
PBL dapat meningkatkan kedisiplinan dan hasil belajar siswa
Gambar 1. Proses penerapan Problem Based Learning (PBL)
C. Hipotesis Tindakan Peningkatan kedisiplinan melalui pendekatan pembelajaran Problem Based Learning (PBL) akan meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas VII semester 1 SMP Negeri 18 Surakarta tahun 2013/ 2014.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian Penelitian ini dilakukan di kelas VIIA SMP Negeri 18 Surakarta pada waktu semester gasal bulan Februari-Juli 2015.
B. Subjek Penelitian Peneliti bersama guru sebagai subjek pelaksana tindakan. Siswa kelas VIIA SMP Negeri 18 Surakarta sebagai subjek penerima tindakan. Siswa kelas VIIA SMP Negeri 18 Surakarta berjumlah 60 orang, laki-laki 35 orang dan perempuan 25 orang.
C. Prosedur Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan PTK dengan model Kemmis dan Mc. Taggart. Prosedur PTK yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan dan observasi, evaluasi dan refleksi, serta revisi. Prosedur PTK dapat divisualisasikan pada Gambar 2. Perencanaan Evaluasi Pelaksanaan tindakan
Refleksi
Pengamatan
Revisi
Gambar 2. Prosedur PTK 1. Perencanaan Perencanaan dilakukan agar tujuan perencanaan tindakan dapat terlaksana dengan baik. Perencanaan dilakukan sebagai berikut. 11
12
a. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) tentang materi yang akan dipelajari. RPP disusun oleh peneliti dengan pertimbangan dosen dan guru sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran di kelas. Sesuai dengan pembelajaran berbasis masalah, maka rencana tindakan yang dilakukan yaitu: - Orientasi siswa pada masalah: guru menjelaskan tujuan pembelajaran, guru memotivasi siswa belajar, dan mengajukan masalah menggunakan LKS. - Mengorganisasikan siswa untuk belajar: siswa membentuk kelompok yang terdiri dari 4 siswa atau teman sebangku, siswa berdiskusi dan bekerjasama mengemukakan pendapat untuk menyelesaikan masalah. - Membimbing penyelidikan individu atau kelompok: siswa mengumpulkan informasi dengan melihat buku, bertanya kepada teman, bertanya kepada guru, dan mengemukakan pendapat. Guru membimbing diskusi siswa dengan meningkatkan keaktifan siswa, mengajukan pertanyaan, mencegah pembicaraan di luar materi, menanggapi pertanyaan, dan memberikan penjelasan. - Mengembangkan dan menghasilkan karya: siswa menuliskan kembali informasi yang diketahui dan ditanyakan dari masalah, siswa mempunyai strategi penyelesaian yang bervariasi, siswa mempresentasikan hasil pekerjaan siswa. - Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah: guru menjelaskan proses yang digunakan siswa untuk memecahkan masalah. b. LKS sebagai sarana dalam kegiatan pembelajaran c. Lembar observasi mengenai kedisiplinan siswa, hasil belajar matematika di kelas yang akan diamati, dan keterlaksanaan pendekatan PBL. Lembar observasi digunakan ketika tindakan dilakukan, kedisiplinan siswa dan memecahkan masalah yang terlibat dicatat sesuai format observasi. d. Pedoman wawancara dan lembar angket siswa digunakan dengan tujuan untuk mengetahui respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta kedisiplinan siswa dan memecahkan masalah. Wawancara dan pemberian angket pada siswa dilakukan setelah pembelajaran.
13
e. Soal tes untuk mengetahui kemampuan memecahkan masalah yang dimiliki siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dengan pendekatan PBL. 2. Pelaksanaan tindakan dan observasi Tahap pelaksanaan tindakan pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan PBL di kelas yang telah ditentukan dengan pokok bahasan bilangan. Pelaksanaan tindakan merupakan isi perencanaan. Guru diharapkan melaksanakan dan berusaha mengikuti apa yang dirumuskan dalam rencana tindakan. Observasi dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan. Pengamatan dilakukan dengan lembar observasi yang telah dibuat. 3. Evaluasi, refleksi, dan revisi Tahapan refleksi dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan berdasarkan data yang telah terkumpul, selanjutnya dilaksanakan tahapan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya. Tahapan revisi digunakan sebagai perbaikan dari perencanaan, pelaksanaan tindakan dan observasi, evaluasi dan refleksi. Revisi ini dilaksanakan setelah diketahui letak keberhasilan, kekurangan, dan hambatan yang terjadi. Revisi dimulai dengan perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, dan refleksi.
D. Data dan Sumber Data Data yang bersumber dari guru yaitu wawancara. Data yang bersumber dari siswa yaitu lembar angket respon siswa, hasil tes, dan wawancara. Data yang bersumber dari situasi kelas saat pembelajaran berlangsung yaitu lembar observasi dan catatan lapangan.
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 1. Teknik pengumpulan data Teknik pengumpulan data meliputi observasi, angket, wawancara, dan tes.
14
2. Instrumen pengumpulan data Untuk mendukung keperluan pengambilan dan penggalian data, maka instrumen yang digunakan terdiri dari lembar observasi, lembar angket, pedoman wawancara, catatan lapangan, dan tes.
F. Teknik Validitas Data Lembar observasi merupakan lembar yang digunakan untuk mengamati proses pembelajaran matematika secara teliti, cermat, dan hati-hati. Data yang dikumpulkan adalah data mengenai keterlaksanaan pembelajaran matematika dengan menggunakan PBL dan kedisiplinan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Lembar angket digunakan untuk mengetahui sejauh mana respon atau tanggapan siswa setelah mengikuti pembelajaran matematika dengan menggunakan PBL dan proses belajar siswa. Angket juga memuat pertanyaan yang digunakan untuk melengkapi hasil observasi mengenai kedisiplinan. Tes berbentuk uraian untuk mengukur kemampuan siswa dalam memecahkan masalah yang dimiliki siswa. Cara yang digunakan dalam menentukan soal adalah dengan memilih konsep-konsep materi yang sesuai. Tes yang digunakan disesuaikan dengan tujuannya. Pedoman wawancara digunakan untuk mengetahui pemahaman dan pendapat guru dan siswa mengenai pelaksanaan PBL dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan kedisiplinan dan hasil belajar matematika. Catatan lapangan merupakan gambaran umum tentang hal-hal yang terjadi selama proses pembelajaran di kelas seperti suasana kelas, pengelolaan kelas, hubungan guru dengan siswa, dan pelaksanaan pembelajaran itu sendiri. Catatan lapangan dibuat berdasarkan hasil observasi.
G. Teknik Analisis Data Data observasi keterlaksanaan pembelajaran dan catatan lapangan yang diperoleh selanjutnya dilakukan penyeleksian data yang diinginkan, penyusunan
15
informasi secara sistematis, dan mencocokkan data yang diperoleh, dan menarik kesimpulan. Sikap kedisiplinan dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut. 1. Berdasarkan pedoman penskoran yang telah dibuat, dihitung jumlah skor tiap-tiap butir pertanyaan setiap aspek yang diamati. Cara menghitung prosentase lembar observasi kedisiplinan siswa dalam pembelajaran yaitu: persentase =
total skor setiap aspek x 100% jumlah skor
2. Hasil skor yang diperoleh pada tiap-tiap aspek dipresentase dan dikualifikasikan untuk membuat kesimpulan mengenai kedisiplinan siswa dalam pembelajaran. Tabel 2 Kriteria persentase observasi kedisiplinan No Persentase (%) Kriteria 1. 66,66-100 Tinggi 2. 33,33-66,65 Sedang 3. 0-33,32 Rendah Hasil wawancara dengan guru maupun siswa dianalisis dengan langkah penyeleksian data yang diinginkan, penyusunan informasi secara sistematik, mencocokkan data, dan menarik kesimpulan. Hasil angket respon siswa terhadap pembelajaran dengan pendekatan PBL dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut. 1. Masing-masing butir pertanyaan dikelompokkan sesuai dengan aspek yang diamati yaitu respon siswa terhadap pembelajaran dengan pendekatan PBL. 2. Berdasarkan pedoman penskoran yang telah dibuat, dihitung jumlah skor setiap butir pertanyaan sesuai dengan aspek yang diamati. 3. Menentukan jumlah skor yang diperoleh pada setiap aspek. 4. Menentukan jumlah skor total respon siswa setiap individu dari aspek yang diamati dan dikualifikasikan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan untuk
16
membuat simpulan mengenai respon siswa terhadap pembelajaran dengan pendekatan PBL. Tabel 3 No 1. 2. 3.
Kriteria presentase hasil angket respon siswa Persentase (%) 66,66-100 33,33-66,65 0-33,32
Kriteria Tinggi Sedang Rendah
Pemberian skor hasil tes siswa didasarkan pada indikator sebagai berikut. 1. Siswa mampu mengidentifikasi masalah, yaitu dapat menyebutkan apa yang diketahui dan ditanyakan dari masalah. 2. Siswa mampu merencanakan penyelesaian masalah sesuai dengan rencana, yaitu dapat melakukan operasi hitung dengan benar dan menggunakan satuan yang sesuai. 3. Siswa memeriksa kembali penyelesaian yang diperolehnya, yaitu dapat menarik kesimuplan dari jawaban yang dipeoleh dan selalu mengecek kembali perhitungan yang diperoleh. Berdasarkan hasil tes setiap indikator diberi skor selanjutnya diperoleh skor untuk setiap siswa. Penentuan skor rata-rata dengan menjumlahkan skor siswa dan membaginya dengan banyaknya siswa yang mengikuti. Skor rata-rata yang diperoleh selanjutnya ditentukan kriterianya untuk mengetahui kemampuan hasil belajar matematika. Tabel 4
Kriteria skor hasil rata-rata tes siswa
No Rentang skor 1. 7 <x< 10 2. 5,5 <x< 6,9 3. 0 <x< 5,4
Kriteria Baik Cukup Kurang
17
H. Indikator Kinerja Permasalahan Kondisi Awal Kedisplinan 20% Hasil Belajar 25%
Kondisi Akhir Siklus 99% 99%
Ket Tinggi Tinggi
I. Jadwal Penelitian No 1. a. b. c. 2. a.
b. c. 3 a. b. c.
Kegiatan
Semester Gasal Tahun 2014/ 2015 Bulan 2 3 4 5 6 7
Persiapan Mengidentifikasi masalah ⃰ Mengkaji teori ⃰ Menyusun proposal ⃰ Pelaksanaan Penyusunan RPP Penyusunan lembar observasi Penyusunan angket Penyusunan lembar wawancara Pelaksanaan tindakan dan observasi Evaluasi, refleksi, dan revisi Pelaporan Draf laporan Seminar hasil Laporan dan artikel ilmiah ⃰
⃰
⃰
⃰
⃰
⃰
⃰
⃰
⃰
⃰
⃰
⃰
⃰
⃰
⃰
⃰
⃰
⃰
⃰
⃰
⃰
⃰ ⃰ ⃰
⃰
⃰
DAFTAR PUSTAKA
Anita, L. 2002. Mempraktekkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Grasindo Aprilia, D. P., 2011. Upaya meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa melalui pembelajaran PBL pada kelas VIID SMP Negeri 1 Jeruk Legi Kabupaten Cilacap, Skripsi, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta Darmansyah. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Negeri Padang Daryanto, M. 2005. Administrasi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta Eka, P. W., 2009. Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Siswa dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe Problem Based Learning (PBL) dalam Pembelajaran Matematika Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Pacitan, Skripsi, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta Erman, S., Turmudi, Didi, S., Tatang, H., Suhendra, Sufyani, P., Nurjanah, Ade, R. 2001. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia Gulo. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo Herman, H. 2003. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Malang: FMIPA-UNM Lemhannas. 1997. Disiplin Nasional. Jakarta: Balai Pustaka Martini, Y. 2003. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Ciputat: Gaung Persada Press Nugraheni, C., 2010. Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Melalui Penerapan Problem Based Learning (PBL) pada Siswa Kelas IXF SMP Negeri 1 Sedayu, Skripsi, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta Nur, K. 2006. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa dalam Memecahkan Masalah Matematika di SMP Negeri 2 Depok Sleman, Skripsi, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta
18
19
Nurjanah. 2004. Pembelajaran Berbasis Masalah. Makalah Pelatihan Pembelajaran Matematika. Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Negeri Yogyakarta Nurul, A., 2007. Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa SMP Negeri 3 Kebumen Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL), Skripsi, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta Rachman. 2004. Kepemimpinan Pendidikan bagi Perbaikan dan Peningkatan Pengajaran. PT. Nur Cahaya Yogyakarta Rusda, F., 2013. Pengembanagn Bahan Ajar Matematika Ruang Dimensi Tiga dengan Pendekatan Problem Based Learning (PBL) untuk Semua Jurusan Audio Video Kelas X, Skripsi, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta Sudjana, N. 2004. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo Tatang, H. 2007. Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematika Siswa SMP. Jurnal Cakrawala Pendidikan. Vol. XXVI, No. 1, Hal 41-62 Wina, S. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Grup
Lampiran 1. Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran dengan pendekatan PBL
LEMBAR OBSERVASI KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN PBL Nama pengamat
: ………………..
Guru
: ………………..
Tanggal pengamatan : ……………….. Ruang/ jam ke-
: ………………..
Petunjuk pengisian
: berikan tanda cek (√) pada kolom yang sesuai
Tuliskan kejadian-kejadian khusus pada kolom “diskripsi” No
1 2
1 2
1 2
1 2 3 4 5 6
Kegiatan Kegiatan awal Guru membuka pelajaran dengan doa dan salam Guru menjelaskan tujuan pembelajaran Kegiatan inti Fase I (Orientasi siswa pada masalah) Guru memberikan masalah berupa soal uraian Guru memotivasi siswa agar aktif memecahkan masalah Fase II (Mengorganisasi siswa untuk belajar) Guru meminta siswa untuk membentuk sebua kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa Guru membantu siswa dalam mengidentifikasi masalah jika diperlukan Fase III (Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok) Guru menunjukkan informasi yang mengarah pada pemecahan masalah Guru mendorong siswa untuk bereksperimen dalam memecahkan masalah Guru membimbing siswa dalam menyelesaikan masalah secara klasikal Guru membimbing siswa dalam menyelesaikan masalah secara individu/ kelompok Siswa aktif bertanya kepada guru jika menemukan kesulitan Siswa aktif bertanya kepada teman jika mengalami kesulitan dalam kelompok 20
Pilihan Diskripsi Ya Tidak
21
Siswa aktif bertanya kepada kelompok lain jika mengalami 7 kesulitan dalam kelompok 8 Siswa berusaha menyelesaikan masalah Siswa mampu berkomunikasi dan bekerja sama dalam kelompok 9 dalam memecahkan masalah 10 Siswa mampu menemukan pemecahan masalah melalui diskusi Fase IV (Mengembangkan dan menyajikan hasil karya) Siswa berani mengungkapkan penyelesaian masalah yang telah 1 ditemukan Siswa berani mengungkapkan jawaban yang berbeda dengan 2 jawaban teman lain 3 Siswa berani menanyakan jawaban teman 4 Siswa mampu memberikan alasan dari jawaban yang dikemukakan 5 Guru menghargai jawaban siswa 6 Guru membantu mempresentasikan jawabannya jika diperlukan Guru memandu siswa dalam mendiskusikan tentang penyelesaian 7 masalah yang dipresentasikan Fase V (Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah) Guru membantu siswa dalam mengoreksi jawaban yang 1 dikemukakan Guru memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk 2 mempertanyakan jawaban yang dipresentasikan Guru memberikan tanggapan terhadap penyelesaian masalah yang 3 dilakukan siswa Guru bersama siswa memberi kesimpulan tehadap proses 4 pemecahan masalah Kegiatan akhir 1 Guru menegaskan kembali kesimpulan yang telah diberikan Guru memberi tahu materi yang akan dibahas dalam pertemuan 2 berikutnya 3 Guru menutup pembelajaran dengan doa dan salam Catatan
: ………………………. Surakarta, ………....................... Pengamat, Ermawati
22
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata pelajaran Materi pokok Kelas/ semester Alokasi waktu
: Matematika : Bilangan : VII (Tujuh)/ 1 (Satu) : 13 jam (17 pertemuan)
a. Standar kompetensi : memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan penggunaannya dalam pemecahan masalah. b. Kompetensi dasar : melakukan operasi hitung bilangan bulat dan campuran. c. Metode pembelajaran : Problem Based Learning (PBL) d. Tujuan pembelajaran : - Pertemuan pertama Siswa dapat memberikan contoh bilangan bulat. Siswa dapat menentukan letak bilangan bulat dalam garis bilangan. - Pertemuan kedua Siswa dapat melakukan operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian bilangan bulat termasuk operasi campuran. Siswa dapat menaksir hasil perkalian dan pembagian bilangan bulat. - Pertemuan ketiga Siswa dapat menghitung kuadrat dan pangkat tiga serta akar kuadrat dan akar pangkat tiga bilangan bulat. - Pertemuan keempat Siswa dapat mengerjakan soal-soal pada ulangan harian dengan baik berkaitan dengan materi mengenai bilangan negatif, cara menjumlahkan, mengurangkan, mengalikan, dan membagi bilangan bulat, menaksir hasil perkalian dan pembagian bilangan bulat, dan menghitung kuadrat dan pangkat tiga serta akar pangkat tiga bilangan bulat secara disiplin. - Pertemuan kelima Siswa dapat memberikan contoh berbagai bentuk dan jenis bilangan pecahan: bilangan pecahan biasa, campuran, desimal, persen, dan permil. Siswa dapat mengubah bentuk pecahan ke bentuk pecahan yang lain. Siswa dapat mengurutkan pecahan.
23
-
Pertemuan keenam Siswa dapat menyelesaikan operasi hitung: penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, dan pangkat bilangan pecahan dan bilangan desimal. Siswa dapat menuliskan bilangan pecahan bentuk baku. Siswa dapat menaksir hasil operasi hitung pecahan dan bilangan desimal. - Pertemuan ketujuh Siswa dapat mengerjakan soal-soal pada ulangan harian dengan baik berkaitan dengan materi mengenai pecahan biasa dan campuran, pecahan yang senilai, mengurutkan pecahan, mengubah pecahan biasa menjadi pecahan campuran dan sebaliknya, persen, permil, bilangan desimal, menyelesaikan operasi hitung pecahan, bilangan desimal, dan perpangkatan pecahan, menuliskan bilangan pecahan bentuk baku, dan menaksir hasil operasi hitung pecahan dan bilangan desimal. e. Sub pokok bahasan : - Mengenal bilangan negatif. - Menjumlah, mengurang, mengali, dan membagi bilangan bulat. - Menaksir hasil perkalian dan pembagian bilangan bulat. - Menghitung kuadrat dan pangkat tiga serta akar kuadrat dan akar pangkat tiga bilangan bulat. - Mengingat bilangan pecahan. - Mengenal pecahan biasa dan campuran. - Mengenal pecahan yang senilai. - Mengurutkan pecahan. - Mengubah pecahan biasa menjadi pecahan campuran dan sebaliknya. - Mengenal persen dan permil dan bilangan desimal. - Menyelesaikan operasi hitung pecahan dan bilangan desimal. - Menyelesaikan perpangkatan pecahan. - Menuliskan bilangan pecahan bentuk baku. - Menaksir hasil operasi hitung pecahan dan bilangan desimal. f. Langkah-langkah pembelajaran: 1. Kegiatan awal : -guru membuka pelajaran dengan doa dan salam. -guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan memberikan masalah kontekstual yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari secara lesan kepada siswa sehingga siswa dapat menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan konsep bilangan. -siswa mencermati masalah yang diungkapkan oleh guru secara lesan.
24
2. Kegiatan inti : -guru memberikan sebuah masalah berupa LKS yang berisi soal uraian kapan siswa untuk dikerjakan secara berkelompok agar siswa dapat menguasai konsep bilangan. -siswa mengerjakan secara berdiskusi dengan kelompoknya yang terdiri dari 4 siswa. -guru memonitor jalannya diskusi dan mengamati berbagai masalah yang muncul agar proses belajar terus berlangsung. -siswa diberi kesempatan bertanya mengenai soal yang dianggap sulit baik kepada siswa maupun kepada guru, beberapa siswa mempresetasikan jawaban yang diperolehnya sedangkan siswa lain memberikan tanggapan -guru mengarahkan siswa menemukan jawaban dari maslah tesebut dengan pertanyaan lesan. 3. Kegiatan akhir -siswa dan guru memberikan simpulan tentang materi yang telah dipelajari. -guru meminta siswa untuk mempelajari materi selanjutnya. -guru menutup pelajaran dengan berdoa. g. Media pembelajaran h. Sumber pembelajaran
: LKS :Buku Matematika untuk SMP kelas VII, Penerbit Ganesa.
Surakarta, …………………………..
Guru
……………………….. NIP.
25
Lampiran 3. Lembar angket respon siswa KISI-KISI LEMBAR ANGKET RESPON SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN PBL No 1. 2. 3. 4. 5.
Aspek yang diamati Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah (kode : A) Keaktifan siswa saat bekerja kelompok dan mengkomunikasikan ide (kode : B) Kontekstual masalah (kode : C) Peran guru dalam pembelajaran (kode : D) Sikap siswa dalam pembelajaran (kode : E)
No. Butir 2, 3 4, 5 12 7,10,11 1,6,8,9
ANGKET RESPON SISWA Nama siswa : ……………………… No. urut : ……………………… Kelas : ……………………… Petunjuk pengisian : Berilah tanda cek (√) pada salah satu kolom sesuai dengan keadaan yang anda alami. Tulis tanggapan/ komentar pada kolom “deskripsi” no
pertanyaan
1 saya memperhatikan penjelasan dari guru 2 saya mudah memahami masalah yang diberikan guru 3 saya mampu mengidentifikasi masalah yang diberikan oleh guru saya bekerjasama dan saling bertukar pendapat dalam memecahkan 4 masalah dengan semua siswa dalam kelompoknya saya bertukar pikiran dengan kelompok lain untuk menambah 5 kejelasan pemahaman 6 saya bertanya kepada guru jika mengalami kesulitan guru membantu dan memberikan arahan kepada siswa jika 7 mengalami kesulitan saya memperhatikan jika ada siswa yang mempresentasikan 8 jawabannya di depan kelas saya memberikan tanggapan terhadap jawaban yang dipresentasikan 9 kelompok lain guru membantu siswa dalam mempresentasikan jawabannya di depan 10 kelas guru memberikan tanggapan yang positif terhadap penyelesaian 11 masalah yang siswa peroleh 12 masalah yang diberikan berhubungan dengan maslah sehari-hari
pilihan deskripsi ya tidak
26
Lampiran 4. Lembar observasi kedisiplinan siswa
KISI-KISI LEMBAR OBSERVASI KEDISIPLINAN SISWA DENGAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN PBL Pedoman pengisian lembar observasi kedisiplinan siswa dalam belajar matematika dengan pendekatan pembelajaran PBL. Lembar observasi kedisiplinan terdiri dari 10 indikator yang diamati. Masing-masing indikator mempunyai skor 1 sampai 2. Kriteria pemberian skor adalah sebagai berikut. 1. Jika tidak ada siswa yang disiplin 2. Jika ada siswa yang disiplin Aspek yang diamati yaitu: no indikator 1 siswa datang ke sekolah 15 menit sebelum pelajaran di mulai 2 siswa memasuki ruang kelas secara tertib dan teratur dengan berbaris siswa berdoa bersama dipimpin guru pada awal pelajaran dan setelah pelajaran terakhir 3 usai 4 siswa melapor kepada guru piket dan meminta surat keterangan terlambat 5 siswa memberi surat ijin dari orang tua bila berhalangan hadir 6 siswa memberi surat keterangan dokter bila sakit 7 regu piket melapor kepada guru piket saat guru tidak hadir 8 siswa tertib dan tenang saat di dalam kelas 9 siswa menjaga keamanan dan ketenangan kelas 10 siswa berada di luar kelas saat jam istirahat
27
Lampiran 5.
Pedoman penskoran hasil tes
Penilaian terhadap nilai hasil tes akan dianalisis dengan menggunakan metode menurut Polya. Setiap butir soal akan mendapatkan nilai 20 jika jawabannya benar semua. Pedoman penilaiannya dibagi menjadi beberapa aspek antara lain sebagai berikut. Kode Aspek A Memahami masalah B Merencanakan pemecahannya C Menyelesaikan masalah sesuai rencana D Memeriksa kembali hasil yang diperoleh Jumlah
Nilai 3 5 9 3 20
28
Lampiran 6.
Pedoman
wawancara
dengan
siswa
mengenai
pembelajaran
pendekatan PBL
Nama pewawancara : …………………… Nama siswa
: ……………………
Kelas
: ……………………
Tempat/ tanggal
: ……………………
1. Bagaimana pendapat kamu dengan pembelajaran matematika menggunakan pemecahan masalah (soal uraian) dengan pembelajaran yang biasanya guru gunakan sebelumnya? 2. Ketika mengerjakan LKS yang berisi maslaah matematika, apakah kamu merasa tertarik untuk menyelesaikannya atau justru menjadi beban? 3. Apakah kamu lebih menyukai belajar secara individu atau belajar kelompok di dalam ruang kelas? 4. Pembelajaran yang telah dilaksanakan mendorong siswa untuk bertukar gagasan atau pikiran dengan siswa lain maupun guru, apakah kamu menggunakan kesempatan itu dengan baik? bagaimana jika kamu mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah? 5. Apakah pembelajaran dengan menggunakan pemecahan masalah dalam kelompok membuat kamu dapat memahami konsep atau materi dengan baik? 6. Apakah menurut kamu pembelajaran dengan pemecahan masalah dapat meningkatkan kedisiplinan siswa? 7. Secara keseluruhan apakah kamu menyukai matematika dengan pembelajaran pemecahan masalah dalam kelompok seperti yang telah dilaksanakan?
29
Lampiran 7.
Pedoman wawancara dengan guru mengenai pembelajarn pendekatan PBL
Nama pewawancara : …………………… Nama guru
: ……………………
NIP.
: ……………………
1. Apakah kendala yang Bapak hadapi dalam menerapkan pembelajaran dengan pemecahan masalah? 2. Apakah siswa lebih cepat memahami materi jika belajar secara berkelompok? 3. Apakah dengan berkelompok dapat mendorong siswa untuk bertukar pendapat atau gagasan dengan teman? Mengapa? Bagaimana jika dibandingkan dengan pendekatan pembelajaran yang lain? 4. Apakah menurut anda pembelajaran dengan pendekatan PBL membuat siswa lebih tertarik atau tertantang untuk mengikuti pembelajaran matematika? 5. Apakah masalah yang diberikan kepada siswa membuat siswa dapat memahami materi? 6. Apakah saran Bapak agar pembelajran PBL dapat meningkatkan kedisiplinan dan hasil belajar matematika?