PENANAMAN NILAI-NILAI EMPAT PILAR GIZI SEIMBANG MELALUI PELAKSANAAN PMT-AS DI TKIT AL FARABI PERUM. GRAHA PRIMA SEJAHTERA TAMANTIRTO KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA
Oleh : Muliya Rahayu NIM : 13.204.32009
TESIS
Diajukan kepada Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Islam
YOGYAKARTA 2015
i
MOTTO
Teruslah Menggapai Cita-cita meski Sejauh Mata Memandang dan Terbesit Ketidakmungkinan. (Penulis)
Raihlah ilmu dan untuk meraih ilmu belajarlah untuk tenang dan sabar. (Khalifah Umar bin Khattab)
vi
PERSEMBAHAN
Teruntuk Almamaterku Tercinta Pasca Sarjana PGRA UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan seluruh Praktisi Keilmuan Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini di Seluruh Indonesia
vii
ABSTRAK MULIYA RAHAYU. Penanaman Nilai-nilai Empat Pilar Gizi Seimbang melalui PMT-AS (Program Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah) di TKIT Al-Farabi, Perum. Graha Prima Sejahtera Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta. Tesis. Program Studi Pendidikan Guru Raudlatul Athfal Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2015. Tema ini dipilih karena pentingnya untuk menanamkan konsep empat pilar gizi seimbang yang ditanamkan sejak anak usia dini agar menginternal dan menjadi pembiasaan diusia selanjutnya nanti. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengetahui hasil pelaksanaan penanaman nilai- nilai empat pilar gizi seimbang melalui Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMTAS). Penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi positif bagi pengembangan penelitian pendidikan terutama dalam menerapkan nilai-nilai pedoman empat pilar gizi seimbang melaui PMT-AS untuk anak usia dini yang berpengaruh terhadap gizi dan kesehatannya, sekaligus sebagai bahan pertimbangan untuk TKIT Al-Farabi di Kasihan Bantul Yogyakarta. Penelitian ini merupakan merupakan penelitian kualitatif, dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, holistik, dan fenomenologis. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Setelah data didapatkan, selanjutnya dianalisis data dengan langkah-langkah reduksi data, penyajian data, pengambilan kesimpulan, dan verifikasi data. Penanaman nilai-nilai empat pilar gizi seimbang diwujudkan berupa sebuah konsep ditanamkan melalui pelaksanaan PMT-AS yang sesuai dengan pedoman yang berlaku kepada pesrta didik di TKIT Al-Farabi agar menjadi sebuah habitus dikemudian harinya. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa: Pertama, Pada konsep PMT-AS TKIT Al-Farabi terdapat nilai-nilai yang berkenaan dengan empat pilar gizi seimbang baik itu dari konsep menu yang beraneka ragam, program kegiatan fisik, program pembiasaan perilaku hidup sehat, dan program pemantauan berat badan dalam program layanan UKS dan layanan kesehatan. Kedua, Penanaman nilai-nilai empat pilar gizi sembang dilakukan saat pelaksanaan PMT-AS dengan menggunakan konsep habituasi maupun social learning oleh guru. Dengan adanya kerjasama dari pengelola PMT-AS, kepala sekolah, guru, orang tua, dan TIM layanan kesehatan maka nilai-nilai ini dapat tertanam pada peserta didik. Ketiga Adanya dampak terhadap perilaku anak dari penanaman nilai-nilai empat pilar tersebut dirumah, meskipun konsistensi pembiasaan harus tetap dilakukan baik itu dirumah maupun di sekolah dengan bantuan orang tua dan guru, serta masyarakat. Dari penelitian ini dapat memberikan kontribusi terhadap penanaman nilai-nilai empat pilar yang disosialisasikan oleh Dinas Kesehatan pada PMT-AS oleh Pemerintah Pemberdayaan Masyarakat Desa melalui Dinas Pendidikan Formal dan Nonformal. . Kata kunci : Nilai-nilai, empat pilar gizi seimbang, dan PMT-AS.
ix
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN Penulisan transliterasi Arab-Latin dalam penyusunan tesis ini berpedoman pada transliterasi Surat Keputusan Bersama Menteri Agama RI dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Tanggal 10 September 1987 Nomor: 158/1987 dan 0543b/U/1987. A. Konsonan tunggal Huruf Arab
Nama
Huruf Latin
Nama
ا
Alif
tidak dilambangkan
tidak dilambangkan
ب
ba’
B
Be
ت
ta’
T
Te
ث
sa’
S|
Es (dengan titik di atas)
ج
Jim
J
Je
ح
ha’
H>{
Ha (dengan titik di bawah)
خ
kha’
KH
Ka dan Ha
د
Dal
D
De
ذ
Zal
Z|
Zet (dengan titik di atas)
ر
ra’
R
Er
ز
Zai
Z
Zet
س
Sin
S
Es
ش
Syin
SY
Es dan Ye
ص
Sad
S{
Es (dengan titik di bawah)
ض
Dad
D{
De (dengan titik di bawah)
ط
ta’
T{
Te (dengan titik di bawah)
ix
ظ
za’
Z{
Zet (dengan bawah)
titik
ع
‘ain
‘
Koma terbalik di atas
غ
Gain
G
Ge
ف
fa’
F
Ef
ق
Qaf
Q
Qi
ك
Kaf
K
Ka
ل
Lam
L
‘El
م
Mim
M
‘Em
ن
Nun
N
‘En
و
Waw
W
W
ه
ha’
H
Ha
ء
Hamzah
’
Apostrof
ي
ya’
Y
Ye
di
B. Konsonan rangkap karena syaddah ditulis rangkap ﺳﻨﺔ
Ditulis
Sunnah
ﻋﻠﺔ
Ditulis
‘illah
C. Ta’ Marbutah di akhir kata 1. Bila dimatikan ditulis dengan h اﻟﻤﺎﺋﺪة
Ditulis
al-Mā’idah
اﺳﻼ ﻣﯿﺔ
Ditulis
Islāmiyyah
(Ketentuan ini tidak diperlukan kata-kata arab yang sudah terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti zakat, salat dan sebagainya, kecuali bila dikehendaki lafal aslinya). x
2. Bila diikuti dengan kata sandang “al” serta bacaan kedua itu terpisah, maka ditulis dengan h. ﻣﻘﺎرﻧﺔ اﻟﻤﺬاھﺐ
Ditulis
Muqāranah al-ma zāhib
D. Vokal pendek 1.
----◌َ----
Fath}ah}
Ditulis
A
2.
----◌ِ----
Kasrah
Ditulis
I
3.
----◌ُ----
D{ammah
Ditulis
U
E. Vokal panjang 1.
fathah + alif
Ditulis
A Istihsa}>n
اﺳﺘﺤﺴﺎ نDitulis 2.
Fathah + ya’ mati
Ditulis
A
أﻧﺜﻰDitulis 3.
Kasrah + yā’ mati
Unsa>
Ditulis
I
اﻟﻌﻠﻮاﻧﻲDitulis 4.
Dammah + wāwu mati
al-‘Ālwānī
Ditulis
U ‘Ulu>m
ﻋﻠﻮمDitulis
F. Vokal rangkap 1.
Fathah + ya’ mati
Ditulis
Ai
ﻏﯿﺮھﻢDitulis 2.
Fathah + wawu mati
Gairihim
Ditulis
Au
ﻗﻮلDitulis
Qaul
xi
G. Vokal pendek yang berurutan dalam satu kata dipisahkan dengan apostrof أأﻧﺘﻢ
Ditulis
a’antum
أﻋﺪت
Ditulis
u‘iddat
ﻟﺌﻦ ﺷﻜـﺮﺗﻢ
Ditulis
la’in syakartum
H. Kata Sandang Alif +Lam 1. Bila diikuti huruf Qamariyyah اﻟﻘﺮأن
Ditulis
al-Qur’an
اﻟﻘﯿﺎس
Ditulis
al-Qiya>s
2. Bila diikuti huruf
Syamsiyyah
ditulis dengan menggunakan huruf
Syamsiyyah yang mengikutinya, serta menghilangkan huruf l (el)nya.
اﻟﺮﺳﺎﻟﺔ
Ditulis
ar-Risālah
اﻟﻨﺴﺎء
Ditulis
an-Nisā’
I. Penulisan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat Ditulis menurut penulisannya أھﻞ اﻟﻜﺘﺎب
Ditulis
Ahl al-Kita>b
أھﻞ اﻟﺴﻨﺔ
Ditulis
Ahl as-Sunnah
xii
KATA PENGANTAR
اﻟﺤﻤﺪ اﷲ رب اﻟﻌﺎﻟﻤﻴﻦ واﻟﺼﻼة واﻟﺴﻼم ﻋﻠﻰ اﺷﺮف اﻷﻧﺒﻴﺎء واﻟﻤﺮﺳﻠﻴﻦ ﺳﻴﺪﻧﺎﻣﺤﻤﺪ اﻣﺎ ﺑﻌﺪ.وﻋﻠﻰ اﻟﻪ واﺻﺤﺒﻪ اﺟﻤﻌﻴﻦ Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Ilahi Rabbi, Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat dan Nikmat-Nya yang tak terkira banyak dan nilainya. Atas izin-Nya, telah memperkenankan penulis hingga dapat terselesaikan tesis ini. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada kekasih-Nya Nabi penutup zaman, Nabi Besar Muhammad SAW yang telah menuntun manusia dengan warisan petunjuknya untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Dengan penelitian berjudul “Penanaman Nilai-nilai Empat Pilar Gizi Seimbang melalui PMT-AS di TKIT Al-Farabi Perum. Graha Prima Sejahtera Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta” ini, penulis berharap mampu menghadirkan sebuah wacana baru berkaitan dengan pendidikan, kesehatan dan Gizi dalam Empat Pilar Gizi Seimbang dan Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD. Pada usia anak yang memiliki golden age atau usia emas adalah masa dimana anak sedang tumbuh kembang dan memerlukan perhatian dari gizi dan kesehatannya, agar dapat memiliki pola-pola perkembangan jasmani yang maksimal dan perilaku hidup bersih dan sehat sejak dini. Selanjutnya, dengan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberi kontribusi aktif serta bantuan atas terselesainya tesis ini :
xiii
1. Prof. Drs. H. Akh.Minhaji, M.A., Ph.D., selaku Rektor UIN Sunan Kalijaga beserta jajarannya. 2. Bapak Prof. Dr. H. Khoiruddin Nasution, MA. selaku direktur pascasarjana beserta jajarannya. 3. Bapak Dr. Mahmud Arif, M.Ag. selaku ketua prodi PGRA dan Ibu Dr. Siti Fathonah, M.Pd. selaku sekretaris prodi PGRA yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis, Bapak Murdiyono selaku staf Prodi PGRA yang senantiasa dengan sabar membantu penulis melayani segala kelengkapan administrasi . 4. Para dosen Pascasarjana Bapak Dr. H. Sumedi, M.Ag, Prof.Dr. H. Abdurrahman Assegaf, M.Ag. Prof. Dr.H Hamruni, M.Si. Prof. Dr. H. Anik Ghufron, M.Pd. Dr. Ahmad Arifi, M.Ag, Dr. Ahmad Baedowi, Dr. Nurul Haq, M.Ag. Dr, Sabarudin,M.Si. Alm. M. Agus Nuryatno, Ph.D. Dr. H. Hariyanto, M.Pd. Dr. H.Khamim Zarkasi Putro, M.Si. Dr. Imam Machali, M.Pd. Dr. Sukiman, M.Pd. Dr. Muqowim, M.Ag. Para Ibu Dosen Dr. Kun Setyaning Astuti, Dr. H. Juwairiyah, M.Ag. Dr.Nurun Najwah, M.Ag. Dr. Siti Fatonah, M.Pd.,dan Dr. Rofah, MSW.Ph.D. yang telah memberikan banyak pembelajaran serta motivasi untuk terus berjuang di Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Para Dosen SI PGRA Drs. Ichsan dan Mbak Rohinah, M.A, dan semua guru penulis mulai dari kecil TK Pertiwi 55 Beton, SDN Blunyahan 1, SMPN 3 Sewon, MAN Yogyakarta 2, IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Fakultas
Tarbiyah
mereka
yang
telah
mengajari
pengetahuan, semoga semua amal ibadahnya diterima disisi Allah SWT.
xiv
ilmu
5. Alm. Bapak Agus Nuryatno selaku pembimbing proposal tesis yang telah memberikan motivasi dan inspirasi yang luar biasa kepada penulis. 6. Bapak Dr. Muqowim, M.Ag yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, dan motivasi dalam proses penulisan tesis ini. 7. Ayahanda Iman Kesumo dan Ibunda Suratini yang tak henti-hentinya memanjatkan do’a dalam setiap sujud kepada Allah SWT untuk kesehatan dan keselamatan dan kesuksesan anaknya. 8. Kepada Adik Penulis Suriyah Barlean yang senantiasa memberikan motivasi dan dukungan segalanya sejak awal kuliah dan akhir studi di Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, semoga kebersamaan kita dalam perjuangan menapaki kehidupan yang penuh cobaan dan rintangan yang tiada henti ini dapat menuai hikmah kebahagiaaan suatu saat nanti. Kakak-kakak, adik-adik, ponakan-ponakan penulis (M. Akhdan Hammam Amrullah, Naufal Afif Kaka Saputra, Farel Afra Mirza), dan seseorang yang slalu mendoakan penulis. 9. Keluarga Besar TK Pertiwi 55 Beton Jl. Kasongan Ibu Suhartini, S.Pd, Wahyuni Setia Dewi, S.Pd., Ening Kurniawati, S.Pd., Isti Widiasmi, S.Ant, Supriyani, S.Pd., Sumiyati, S.Pd. I., Parmi, juga ananda-anandaku di Kelompok B1 2013, dan Kelompok A 2014 yang tak henti-hentinya memberi motivasi dan doa untuk penyelesaian selama studi di Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 10. Ibu. Dra. Mutaslimah, Rusniyanti, S,Pd, Putu Sri Wahyuni, S.Pd.I., Saidah, S.Th.I., dan lainnya segenap guru dan staff TKIT Al-Farabi Tamantirto
xv
Kasihan Bantul Yogyakarta yang telah dengan senang hati menerima penulis dengan tangan terbuka dalam penelitian tesis ini. 11. Teman-teman seluruh anggota Ikatan Keluarga Mahasiswa Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga (IKMP) dan Teman-teman mahasiswa S2 PGRA dan PGMI pada khususnya angkatan 2013 (Novi Mulyani, Riris Eka Setiani, Siti Kamilah, Rianti, Fitriani, Rita Sri Ayu, Muhsinatun Iin, Jamilah, Mbak Laila, M. Alim Kahfi, M. Abdan Syakura, Ali Amran, Ali Sadikin, Najamuddin, Nur Hidayat, Suherman, Andre Yunarko, Asnah, Evi Nur Jannah, Pak Mahfudz Ali) yang selalu memberi banyak ide yang inspiratif. 12. Teman-teman PCNA Kecamatan Kasihan Nur Indah Sari Dewi, Mbak Ratmi, Eka Prihastuti, Denny Fatria Widyayanti, Sri Suprihatin, dll. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam karya ini. Saran yang membangun penulis harapkan demi penyempurnaan karya ini agar lebih baik lagi. Penulis berharap karya tulis ini dapat memberi manfaat khususnya pada diri penulis dan umumnya pada dunia PAUD dalam perkembanganya.
Yogyakarta, 23 Januari 2015. Penulis Muliya Rahayu
xvi
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .......................................................................................
i
PERNYATAAN KEASLIAN..........................................................................
ii
PENGESAHAN DIREKTUR .........................................................................
iii
PERSETUJUAN TIM PENGUJI ....................................................................
iv
NOTA DINAS PEMBIMBING.......................................................................
v
MOTTO ...........................................................................................................
vi
PERSEMBAHAN ............................................................................................
vii
ABSTRAKSI ...................................................................................................
viii
PEDOMAN TRANSLITERASI ......................................................................
ix
KATA PENGANTAR .....................................................................................
xiii
DAFTAR ISI.................................................................................................... xvii DAFTAR TABEL............................................................................................
xx
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xxii DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xxv
BAB I: PENDAHULUAN ............................................................................ A. B. C. D. E. F.
1
Latar Belakang Masalah.............................................................. Rumusan Masalah ....................................................................... Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................ Kajian Pustaka............................................................................. Metode Penelitian........................................................................ Sistematika Pembahasan .............................................................
1 20 21 22 26 37
BAB II: LANDASAN KONSEP PENANAMAN NILAI-NILAI EMPAT PILAR GIZI SEIMBANG DALAM PELAKSANAAN PMT-AS TK .....................................................................................................
42
A. Konsep Penanaman Nilai-nilai....................................................
42
xvii
1. Teori Habitus/Habituasi Bourdieu ........................................ 2. Teori Social Learning Albert Bandura..................................
B. Prinsip Empat Pilar Gizi Seimbang ............................................ 1. Sejarah Pedoman Gizi Seimbang .......................................... 2. Konsep Empat Pilar Gizi Seimbang...................................... 3. Konsep Pemberian Makanan Anak Sekolah (PMT-AS).......
42 47 50 50 56 68
BAB III: GAMBARAN OBYEKTIF TKIT AL-FARABI PERUM GRAHA PRIMA SEJAHTERA TAMANTIRTO KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA ..............................................................................
79
A. B. C. D. E.
Kondisi Geografis TKIT Al-Farabi............................................. Sejarah Singkat Berdiri dan Perkembangan TKIT Al-Farabi ..... Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan ............................... Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan .............................. Standar Isi, Proses, Penilaian ...................................................... 1. Standar Isi ............................................................................. 2. Standar Proses ....................................................................... 3. Standar Penilaian................................................................... F. Standar Sarana dan Prasarana, pengelolaan dan Pembiayaan..... 1. Standar Isi ............................................................................. 2. Standar Proses ....................................................................... 3. Standar Penilaian...................................................................
79 82 85 89 94 95 100 110 114 114 128 134
BAB IV: PENANAMAN NILAI-NILAI EMPAT PILAR GIZI SEIMBANG DALAM PELAKSANAAN PMT-AS DI TKIT ALFARABI ........................................................................................... 137 A. Konsep Menu PMT-AS dalam Empat Pilar Gizi Seimbang....... 137 B. Implementasi Penanaman Nilai-nilai Empat Pilar Gizi Seimbang dalam Pedoman PMT-AS kepada Peserta Didik di TKIT Al-Farabi ........................................................................... 139 C. Dampak dari Penanaman Nilai-nilai Empat Pilar Gizi Seimbang dalam PMT-AS di TKIT Al-Farabi pada Perilaku Anak di Rumah ........................................................................... 185 D. Konsep Ideal Penanaman Nilai-nilai Empat Pilar Gizi Seimbang di Sekolah…………………............................................................ 191
xviii
BAB V: PENUTUP......................................................................................... 199 A. Kesimpulan ................................................................................. 199 B. Saran-Saran ................................................................................. 200 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 202 LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xix
DAFTAR TABEL Tabel 01
Perkembangan TKIT A-Farabi, 84
Tabel 02
Tingkat Pencapaian Perkembangan Kelompok Usia 4-6 Tahun, 86.
Tabel 03
Tenaga Pendidik TKIT Al-Farabi, 91.
Tabel 04
Tenaga Kependidikan TKIT Al-Farabi, 93
Tabel 05
Program Inovasi dan Unggulan TKIT Al-Farabi, 96.
Tabel 06
Jadwal Kegiatan TKIT Al-Farabi, 98.
Tabel 07
Rombongan Belajar TKIT Al- Farabi, 99.
Tabel 08
Daftar Inventaris Kepemilikan Tanah, 116.
Tabel 09
Fasilitas/ Sarana Prasarana Gedung, 117.
Tabel 10
Peralatan Mebeler Ruangan dan Elektronik, 118.
Tabel 11
Peralatan Makan dan Dapur, 119.
Tabel 12
Peralatan Sentra Keluarga/Bermain Peran, 121.
Tabel 13
Peralatan Sentra Persiapan/Balitung, 123.
Tabel 14
Peralatan Sentra Pembangunan, 124.
Tabel 15
Peralatan Sentra Alam Sekitar, 126.
Tabel 16
Peralatan Sentra Kreasi Seni, 126. xx
Tabel 17
Alat Permainan Edukatif Out Door, 123.
Tabel 18
Prosedur Tetap Menu PMT-AS TKIT Al-Farabi,139.
Tabel 19
Dokumen Administrasi PMT-AS TKIT Al-Farabi, 141.
Tabel 20
Daftar Keanekaragaman Menu PMT-AS TKIT Al-Farabi, 143.
Tabel 21
Prosedur Tetap Pengadaan Bahan Pangan, 145.
Tabel 22
Prosedur Tetap Penyimpanan Bahan Makanan, 147.
Tabel 23
Prosedur Tetap Pengawasan Distribusi Makanan, 152.
Tabel 24
Prosedur Tetap Penyajian Makanan, 153.
Tabel 25
Program Perilaku Hidup Bersih Sehat dan Lingkungan Bersih dan Sehat, 154.
Tabel 26
Kegiatan Fisik Motorik Kasar TKIT Al-Farabi, 156.
Tabel 27
Program layanan UKS dan Layanan Kesehatan TKIT AlFarabi, 156.
Tabel 28
Status Gizi Anak Tahun2012/1013, 168.
Tabel 29
Prosedur Tetap Konsultasi Gizi, 181.
xxi
DAFTAR GAMBAR Gambar 01
Contoh Jenis Makanan yang Mengandung Pemanis dan Pewarna Berbahaya, 10,
Gambar 02
Triangulasi Tehnik Pengumpulan Data, 36.
Gambar 03
Triangulasi Sumber Pengumpulan Data, 36.
Gambar 04
Pedoman Empat Sehat Lima Sempurna, 51.
Gambar 05
Tumpeng Pesan Umum Gizi Seimbang (PUGS), 52
Gambar 06
Tumpeng Gizi Seimbang, 56.
Gambar 07
Peta Kelurahan Tamantirto, Kasihan, 81.
Gambar 08
Pemeriksaan Kesehatan Anak, 102.
Gambar 09
Pembelajaran Out Door Anak, 102.
Gambar 10
Ruang Bermain In Door, 104.
Gambar 11
Pembelajaran tentang Kebersihan Lingkungan, 105.
Gambar 12
Pembelajaran tentang Kelestarian Lingkunga, 105.
Gambar 13
Kegiatan Pembukaan TKIT Al-Farabi, 109.
Gambar 14
Kegiatan Parenting TKIT Al-Farabi, 110.
Gambar 15
Pembuatan Pupuk Daur Ulang Sampah Organik, 115.
Gambar 16
Perlengkapan Dapur dan Makan, 120. xxii
Gambar 17
Peralatan Ruang Sentra Keluarga
Gambar 18
Peralatan Ruang Sentra Persiapan, 124
Gambar 19
Peralatan Ruang Sentra Pembangunan, 125
Gambar 20
Peralatan Ruang Sentra Kreasi Seni, 127.
Gambar 21
Kunjungan TKIT Al-Farabi ke Museum Kavaleri, 129.
Gambar 22
Gedung TKIT Al-Farabi dari Luar dan Dalam, 130
Gambar 23
Buku-Buku Administrasi PMT-AS TKIT Al-Farabi, 141.
Gambar 24
Contoh Menu Kudapan PMT-AS TKIT Al-Farabi, 144.
Gambar 25
Contoh Pemasak dan Dapur Umum TKIT-Al-Farabi, 149.
Gambar 26
Bangunan Dapur Umum TKIT Al-Farabi, 150.
Gambar 27
Peralatan Masak dan Peralatan Saji, 151.
Gambar 28
Sarana Cuci Tangan dan Anak yang sedang Cuci Tangan, 143.
Gambar 29
Penyajian Snack (Kudapan)/ Makan Besar dalam Wadah, 161.
Gambar 30
Berdoa Sebelum Makan, 163.
Gambar 31
Guru Mengenalkan Makanan, 164.
Gambar 32
Anak Antri Mengambil Makanan, 165.
xxiii
Gambar 33
Anak-Anak Menikmati Menu Kudapan dan Makan Besar PMT-AS, 167.
Gambar 34
Anak Bermain di Halaman, 170.
Gambar 35
Permainan dan Latihan Motorik Kasar Anak, 172.
Gambar 36
Senam di Dalam dan di Luar Ruangan, 173.
Gambar 37
Jalan-Jalan Keliling Lingkungan Sekitar, 175.
Gambar 38
Pemeriksaan Tumbuh Kembang dan Golongan Darah, 178.
Gambar 39
Pemeriksaan Gigi dan Mata, 179.
Gambar 40
Pemeriksaan Amandel dan Telinga, 180.
Gambar 41
Slogan Kebersihan TKIT Al-Farabi, 182.
Gambar 42
Anak Melakukan Kerja Bakti Lingkungan, 183.
Gambar 43
Karnaval Juara III Tingkat Nasional PMT-AS, 184.
Gambar 44
Diklat Memasak Menu Kudapan PMT-AS, 18
xxiv
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 01
Pengumpulan Data Tesis
Lampiran 02
Cuplikan Hasil Wawancara
Lampiran 03
Daftar Menu PMT-AS TKIT Al-Farabi
Lampiran 04
Foto Menu PMT-AS
Lampiran 05
Data Tinggi Badan dan Berat Badan, Asupan Vitamin A dan Obat Cacing
Lampiran 06
Foto-Foto TKIT Al-Farabi
Lampiran 07
Catatan Bimbingan Tesis
Lampiran 08
Surat Permohonan Kesediaan Menjadi Pembimbing.
Lampiran 09
Surat Kesediaan Menjadi Pembimbing Tesis
Lampiran 10
Surat Keterangan Penelitian TKIT Al-Farabi
Lampiran 11
Sertifikat Toefl
Lampiran 12
Riwayat Hidup Penulis.
xxv
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyampaian pesan gizi seimbang oleh negara-negara di dunia termasuk Indonesia sangat penting untuk disosialisasikan kepada masyarakat. Pada tahun 1950-an terdapat prinsip Basic Four dari Amerika Serikat yang kemudian diperkenalkan oleh Bapak Gizi Indonesia Poerwo Soedarmo dengan “Empat Sehat Lima Sempurna” (4S5S) yaitu menu makanan pokok yang mengandung sumber karbohidrat yang berfungsi sebagai sumber energi, lauk pauk sebagai sumber protein sebagai zat pembangun , sayur-sayuran dan buahbuahan sebagai sumber vitamin zat pengatur, serta minum susu sebagai penyempurna atau pelengkap.1 Sosialisasi tentang prinsip 4S5S ini tidak mengalami kesulitan di dunia pendidikan dengan berbagai metode baik itu ceramah, demonstrasi, maupun menyanyi. Bahkan dalam masyarakat luaspun sudah tersosialisasikan dengan baik melalui berbagai media dengan keterlibatan para artis di zamannya. Pada era tahun 1970-an penyanyi senior Tety Kadi, tahun 1990-an mantan penyanyi cilik Jhosua menyanyikan lirik lagu yang berjudul Empat Sehat Lima Sempurna. Dimulai tingkat pendidikan prasekolah yang tidak asing lagi dengan lagu “Empat Sehat Lima Sempurna” dengan pengarang lagu Kak Zepe Lagu
1
hlm. 2-3.
Kemenkes RI, Pedoman Gizi Seimbang, (Jakarta: Kementerian Kesehatan RI, 2014),
2
Anak dalam salah satu akunnya di facebook yang sesuai irama lagu “Sayang Semua” ciptaan A.T. Mahmud : Empat Sehat Lima Sempurna2 Satu-satu nasi sudah tentu Dua-dua sayur lauk pauk Tiga-tiga buah dan susunya Satu dua tiga empat sehat lima sempurna
Konsep empat sehat lima sempurna yang sudah tersosialisasikan dengan baik di Indonesia maupun di negara-negara lainnya tetapi, pada tahuntahun berikutnya terdapat banyak riset yang menganalisa tentang fakta permasalahan gizi, terutama berbagai problem ganda gizi yaitu kekurangan gizi dan kelebihan gizi yang akan berdampak pada munculnya masalah kesehatan pada masyarakat di berbagai wilayah dan kelompok tertentu baik di Indonesia maupun di negara-negara lain di dunia, sehingga prinsip tersebut dinilai tidak relevan lagi dipakai sebagai pedoman gizi. Pada tahun 1992 berdasarkan konferensi pangan sedunia oleh FAO (Food and Agriculture Organization of the United Nations) di Roma dan Jenewa menghasilkan prinsip Nutrition Guide for Balance Diet yang diyakini mampu mengatasi beban ganda masalah gizi, baik kekurangan gizi maupun kelebihan gizi. Untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan masyarakat mengkonsumsi makanan, masyarakatpun perlu dibentuk perilaku yang baik dan benar sesuai kaidah ilmu gizi. Perilaku ini diwujudkan dalam bentuk pesan
2
Kak Zepe Lagu Anak “Empat Sehat Lima Sempurna”, dalam www.facebook.com, diakses tanggal 14 September 2014.
3
dasar gizi seimbang.3 Pada dasarnya pemberian makanan yang terbaik adalah memperhatikan kemampuan tubuh seseorang dalam mencerna makanan baik dari segi umur, jenis kelamin, jenis aktivitas, kondisi lain seperti sakit, hamil dan menyusui, maupun pembiasaan perilaku hidup sehat. Untuk mencapai perilaku gizi yang baik dan benar pada tahun 1995 sesuai dengan program Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita) VI tentang pangan dan perbaikan gizi, pemerintah Dinas Kesehatan Republik Indonesia mengeluarkan Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) sebagai panduan umum gizi masyarakat agar prinsip ini dapat tersosialisasikan dengan baik merubah wacana dan pemahaman masyarakat tentang Empat Sehat Lima Sempurna. Dalam PUGS terdapat 13 Pesan dasar Gizi Seimbang yaitu mulai dari pesan pertama “Makanlah aneka ragam makanan sampai pada pesan ketiga belas yang terakhir yaitu bacalah label pada makanan yang dikemas”. 4 Selama kurun waktu lebih dari 15 tahun yang lalu PUGS telah dikenalkan dan disosialisasikan kepada masyarakat namun masih banyak masalah dan kendala dalam proses ini sehingga harapan untuk merubah perilaku gizi masyarakat kearah perilaku gizi seimbang belum sepenuhnya tercapai. Konsumsi pangan belum seimbang baik kuantitas maupun kualitasnya, dan perilaku hidup bersih dan sehat belum memadai. Pada tanggal 27 Januari 2014 telah diselenggarakan workshop tentang Pedoman gizi Seimbang, untuk mendapatkan masukan dari para pakar pemerintah maupun non pemerintah, lintas sektor, lintas program, dan organisasi profesi ini sebagai 3
Depkes RI, Panduan 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang, (Jakarta: Departemen Kesehatan RI, 1995), hlm. 3. 4 Ibid., hlm. 7-41.
4
penyempurna Pedoman Gizi Seimbang yang lama yaitu PUGS dengan 13 pesan gizi seimbang dengan PGS terbaru dengan 10 pesan gizi seimbang yang bila diibaratkan rumah maka ada 4 pilar prinsip yang harus dipenuhi agar rumah tersebut dapat berdiri dengan kokoh.5 Terkait dengan masalah gizi dan perkembangan suatu negara termasuk Indonesia dalam kurun waktu lebih dari lima puluh tahun lebih ini menunjukkan suatu perubahan yang signifikan terhadap berbagai aspek meskipun dalam perjalanannya ada berbagai kekuatan, kelemahan, peluang maupun hambatan jika dianalisis dengan SWOT ( Strength, Weakness, Opportunity, Threat ). Oleh sebab itu dibutuhkan sekali kebijakan-kebijakan pemerintah yang didukung oleh masyarakat ataupun lembaga tertentu untuk meminimalisir hal-hal
yang akan menjadi pelemah atau hambatan untuk
mencapai kemajuan berbangsa dan bernegara. Dalam perkembangan dari tahun 2001 ini ada model ukuran yang paling populer untuk menilai kemajuan pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang dikembangkan oleh UNDP yang dikenal dengan Human Development Index (HDI). HDI merupakan gambaran mengenai keadaan manusia ditinjau dari aspek kesehatan, pendidikan, dan ekonomi. Menurut Human Development Report 2001, selain HDI, dimunculkan suatu indeks baru yang disebut Technology Achievement Index (TAI). Indeks baru ini untuk menunjukkan bahwa kemajuan teknologi dapat berperan untuk meningkatkan kualitas SDM dan sebaliknya SDM yang berkualitas tinggi diperlukan untuk 5
Sri Amelia, “Pedoman Gizi Seimbang 2014”, dalam www.gizinet.com, diakses tanggal 08 Novermber 2014.
5
dapat memanfaatkan dan mengembangkan kemajuan teknologi yang sedang terjadi.6 Dalam TAI tingkat pendidikan masyarakat menentukan tingkat kemajuan suatu negara dengan dukungan berbagai faktor, diantaranya adalah kondisi kesehatan dan gizi anak sekolah. Seiring dengan perkembangan zaman terdapat banyak problematika gizi dari anak sekolah di dunia seperti yang dikemukakan oleh UNICEF sebagai berikut : Malnutrition continues to be a mayor threat to millions during the childhood years (Copra, 2003). Malnutrition and starvation are daily fact of life for children in many developing countries 7
Dari ungkapan di atas dapat dilihat bahwa problematika besar di dunia khususnya untuk negara-negara berkembang adalah kekurangan gizi terutama untuk kalangan masyarakat yang menengah ke bawah. Selain itu konsep penyajiannya dengan unsur keseimbangan gizi juga kurang diperhatikan untuk masyarakat. Namun dari persepsi tertentu adanya kelebihan nutrisi dari unsur makanan tertentu, kelebihan konsumsi zat-zat tertentu seperti lemak, garam, perasa buatan, dan lain sebagainya juga sangat banyak dijumpai di wilayah negara-negara maju : Reducing cronic disease risk: most children and adolescents in United States consume more fat, saturated fat, and sodium than is recommended and fail to meet the recommendation for daily physical activity. This lifestyle can affect their health now and in the future “ 8
6
Ali Khomsan, Ekologi Masalah, Pangan Gizi dan Kemiskinan, (Bandung: Alfabeta, 2012), hlm. 5. 7 John. W. Santrock, Life- Span Development, (New York City: Mc. Graw, Hill Higher Education, 2007), hlm. 156. 8 Grosvenor, Nutrition from Science to Life, (Florida: Harcourt, 2002), hlm. 559.
6
Jadi menurut Grosvenor
mengurangi resiko penyebaran penyakit
kronis yang lebih banyak anak-anak dan remaja di pendidikan menengah mengkonsumsi
banyak
lemak,
merekomendasi dan membiarkan
lemak
jenuh
dan
garam
daripada
untuk memenuhi rekomendasi untuk
kegiatan fisik sehari-hari mereka. Gaya hidup ini dapat berakibat pada kesehatannya masa sekarang dan masa mendatang. Dengan demikian porsi menu yang mengandung banyak lemak seringkali tidak seimbang juga dengan kegiatan fisik mereka yang nantinya akan berakibat pada masalah kronis pertumbuhan berat badan dan penyakit jantung serta lainnya. Dari porsi menu lemak yang tidak seimbang ini menjadi penyebab masalah yang sangat besar yaitu obesitas dengan faktor penyebab yang sangat banyak dan rumit akan tetapi dapat direduksi menjadi beberapa sebab sederhana yaitu: pertama latar belakang genetik yang mendorong kenaikan berat badan lebih banyak daripada orang lain yang mendapatkan pasokan makanan dan aktivitas fisik yang sama, kedua adalah penurunan aktivitas fisik di bawah ambang batas individual yang diperlukan untuk penyeimbangan otomatis dan bawah sadar akan energi masuk vs energi keluar, ketiga suplai makanan bercirikan ketersediaan energi (kalori) tak terbatas tanpa adanya olah fisik untuk manghabiskannya.9 Di wilayah negara maju seperti Amerika Serikat (USA) juga memiliki problem yang serius terhadap permasalahan gizi atau kesimbangan nutrisi ini
9
Michaele E. J. Jean, Ilmu Pangan Gizi & Kesehatan, terj. Nata Nilamsari & Astri Fajriyah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), hlm. 88.
7
seperti yang di ungkapkan oleh John W. Santrock dalam Life-Span Development : American culture provides substantial opportunities and encouragement for both adults and children to over eat. Food is every where you go and easy to get. Both portion size and the quantity of food that U.S. adulth and children eat have grown. Fast food restourant is give people the opportunity to “super-size” a meal at a relatively law additional cost. These trends are producing, increasing numbers of over weight children and adults and being overweight can be a serious problem. 10 Dalam pernyataan ini dapat disimpulkan bahwa secara substansi budaya Amerika memberikan kesempatan dan dorongan untuk pertumbuhan balita dan anak-anak yang berlebihan makan. Makanan ada di mana-mana berada dan mudah untuk mendapatkannya. Munculnya ukuran bagian dan kuantitas makanan itu balita dan anak-anak
Amerika Serikat mengalami
pertumbuhan. Makanan cepat saji restoran memberikan kesempatan pada orang-orang untuk mengalami kelebihan berat badan yang nantinya juga akan membawa pengaruh penyakit yang serius untuk anak. Menurut Laura E. Berk dalam akibat dari problem nutrisi ini antara lain11; kekurangan gizi ringan sekalipun dapat mempengaruhi pemfungsian kognitif, kekurangan zat besi dan folat memprediksikan kinerja tes mental yang sedikit lebih rendah. Adapun problematika kekurangan gizi yang ada di Indonesia adalah kekurangan pangan dengan keberagaman nutrisi di wilayah tertentu, tentang keluarga yang jarang menghitung berapa kalori atau berapa gram protein yang dikonsumsi oleh anggota keluarga. Perhitungan gizi secara tepat seringkali 10
John. W. Santrock, Life- Span..., hlm. 158. Laura E. Berk, Development Through the Lifespan ( Dari Prenatal sampai Ramaja ), Terj. Daryatno, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), hlm. 392. 11
8
hanya dilakukan oleh penderita penyakit diabetes atau orang yang sedang diet.12 Hal ini seperti yang terjadi pada pemantauan kasus obesitas pada anakanak ketika keluarganya perlu membuat takaran menu dengan kandungan gizi yang tepat untuk mereka. Kekurangan pangan dengan keberagaman nutrisi yang lengkap biasanya dialami oleh masyarakat kalangan bawah yang tinggal diperkotaan dengan kondisi pendapatan yang minim serta lingkungan yang terbatas untuk ditanami tumbuh-tumbuhan untuk konsumsi sehari-hari. Sedangkan di wilayah pedesaan biasanya terdapat berbagai macam sumber bahan pangan yang melimpah namun karena keterbatasan ilmu gizi dan pengolahannya maka nutrisi terutama untuk anak-anak sangatlah tidak terkontrol dengan baik dari segi penataan menunya. Menurut para ahli Gizi bahwa ada empat masalah gizi yang utama di Indonesia yaitu masalah kekurangan kalori dan protein (KKP), kekurangan vitamin A, kekurangan garam besi dan anemia gizi, dan gondok endemik (gangguan akibat kekurangan iodiom, GAKI).13 Menurut Menteri Kesehatan RI menegaskan bahwa : Pembangunan kesehatan di bidang perbaikan gizi menunjukkan hasil yang semakin baik. Prevalensi gizi kurang menurun dari 24,5% pada tahun 2005 menjadi 19,6 pada tahun 2013. Hal yang sama juga terjadi pada balita kurus, menurun dari 7,4% tahun 2007 6,8% tahun 2013. Tantangan baru yang dihadapai perbaikan gizi tahun 2013 adalah masih tingginya prevalensi anak balita stunting sebesar 37,2% dan obesitas mencapai 11,9%. Penanganan masalah gizi perlu dilakukan secara multi sektor, multi program , dan multi dimensi. Semua unsur yang terkait 12
Ali Khomsan, Pangan dan Gizi untuk Kesehatan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), hlm. 17. 13 M. Khumaidi, Bahan Pengajaran Gizi Masyarakat, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1994), hlm. 73.
9
dengan gizi dijajaran pemerintah bersama seluruh lapisan masyarakat, termasuk swasta, perlu mendukung dan berperan aktif.”14
Adanya berbagai jajanan anak yang memiliki nilai gizi yang rendah serta memiliki kadar bahan makanan tambahan yang banyak sekali beredar dipasaran sehingga konsumen perlu memperhatikan komposisi bahan dalam kemasan dan tidak boleh sembarangan mengkonsumsi makanan yang tidak ada labelnya. Menurut FAO (1991& 2000) definisi pangan jajanan adalah makanan atau minuman yang disajikan dalam wadah atau sarana penjualan di pinggir jalan, tempat umum atau tempat lain, yang terlebih dahulu sudah dipersiapkan atau dimasak di tempat produksi atau rumah atau di tempat berjualan. Makanan tersebut langsung dimakan atau dikonsumsi tanpa pengolahan atau persiapan lebih lanjut.15 Sangat berbahaya bila berbagai jajanan tersebut tidak disertai label bahan yang jelas. Bagi sebagian besar sekolah yang tidak memiliki fasilitas kantin sekolah dan memiliki tata tertib yang jelas dan tegas tentang para pedagang jajanan maka, banyak anak sekolah yang memilih untuk jajan diluar dengan berbagai dampaknya. Perhatian masyarakat juga banyak teralih pada jajanan anak sekolah karena penelitian Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menemukan fakta baru
yaitu sekitar 60% jajanan anak sekolah seperti
minuman ringan, es cendol, dan kue ringan lainnya tidak layak konsumsi karena mengandung zat pewarna tekstil serta 50% di antaranya mengandung 14
Kementerian Kesehatan RI, Pedoman Gizi..., hlm. i. Merryana Adriani dan Bambang Wirjatmadi, Pengantar Gizi Masyarakat, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2013), hlm. 302. 15
10
unsur mikroba. Kedua unsur tersebut membahayakan kesehatan manusia sebab zat pewarna tekstil dan mikroba pada anak-anak akan menyebabkan reaksi alergi, asma, dan hiperaktif pada anak serta efek kurang baik terhadap otak dan perilaku anak.16 Berdasarkan hasil penelitian BPOM di atas secara realitas dijumpai para pedagang/jajanan anak
yang berjualan di
luar sekolah
yang tidak
memperhatikan kandungan bahan tambahan pangan yang tidak sesuai dengan aturan pakai sehingga perlu adanya sosialisasi tentang pengetahuan terhadap berbagai bahan tambahan pangan baik macam-macamnya dan berbagai dampak kedepannya. Selama ini minimnya pengetahuan dari khalayak tentang bahan tambahan pangan membuat para pedagang asal menggunakannya. Gambar 1 Contoh Jenis Makanan yang Mengandung Pemanis dan Pewarna Berbahaya17
Sejak pertengahan abad 20 ini, peranan bahan makanan tambahan (BTP) khususnya bahan pengawet menjadi semakin penting sejalan dengan
16
Ibid., 307. BPOM, ‘’Gambar Jenis Makanan yang Mengandung Pemanis dan Pewarna Berbahaya”, dalam www.bpomdiy.com, diakses tanggal 20 Januari 2015. 17
11
kemajuan teknologi produksi bahan tambahan pangan sintetis. Banyaknya bahan tambahan pangan dalam bentuk lebih murni dan tersedia secara komersil dengan harga yang relatif murah akan mendorong meningkatnya pemakaian bahan tambahan pangan yang berarti meningkatkan konsumsi bahan tersebut bagi setiap individu.18 Akan tetapi banyak para produsen jajanan anak atau para orang tua yang kurang memahami dengan benar pemakaian aneka bahan tambahan pangan dan efek jangka panjang yang ditimbulkan bila kadarnya berlebihan. Bahan-bahan pangan tambahan yang membahayakan tubuh dalam efek jangka panjang yaitu penggunaan bahan pemanis buatan, pewarna sintetis, perasa sintetis, dan lain sebagainya. Pada dasarnya sangat sedikit sekali perbandingan jumlah jajanan anak yang beredar dipasar, toko atau warungwarung terdekat yang menggunakan pemanis, pewarna maupun perasa yang alami. Padahal ketersediaan bahan-bahan pemanis, pewarna, maupun pemanis alami sangat banyak, namun dengan harga yang relatif lebih murah. Sebagai contoh pemanis alami dapat diperoleh dari tumbuhan seperti nira kelapa berupa gula jawa, tebu berupa gula pasir, buah-buahan, madu.19 Untuk di kalangan tertentu ada orang tua yang tidak memperhatikan konsumsi jajanan anak sehingga membawa permasalahan kelebihan gizi karena tidak seimbangnya antara energi yang dikeluarkan dalam aktivitas sehari-hari dengan kandungan nutrisi yang diasup. Tak dapat dielakkan lagi anak-anak
18
Wisnu Cahyadi, Analisis & Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), hlm.1. 19 Pusat Kajian Makanan Tradisional (PKTM) dan Dikpora Prov. DIY, Panduan Pangan Sehat untuk Semua, (Yogyakarta: PKTM UGM, 2010), hlm. 170.
12
yang telah menjadi korban iklan juga memburu makanan-makanan yang bersifat junk food atau makanan sampah. Yang dimaksud junk food atau makanan sampah disini adalah bukan makanan yang telah berada didalam bak sampah seperti yang dikonsumsi oleh para pengemis seperti dalam asumsi umum, namun makanan yang memiliki nilai gizi yang rendah karena beberapa faktor baik itu bahan dasarnya maupun proses pengolahannya. Masalah-masalah gizi yang lazim terlihat pada anak terutama umur 1-4 tahun adalah caries gigi, anemia/kekurangan zat besi, obesitas, konstipasi, diare, gastro-oesophagel reflux disease, makan selektif, gagal tumbuh kembang dan rakhitis.20 Berbagai indikasi akibat dari permasalahan gizi diatas yang banyak banyak di jumpai di masyarakat harus segera mendapatkan perhatian dengan memberikan pengetahuan tentang perilaku hidup sehat sedini mungkin. Berkaitan dengan hal diatas maka asupan makanan yan bergizi sangatlah penting untuk pertumbuhan fisik anak. Adapun pengertian pertumbuhan dan perkembangan seringkali disamakan oleh banyak kalangan padahal sesungguhnya arti tumbuh kembang itu sendiri berbeda. Tumbuh berarti bertambah dalam ukuran. Tumbuh dapat berarti bahwa sel
tubuh
bertambah banyak atau sel tumbuh dalam ukuran.21 Pengertian lain dari pertumbuhan adalah perubahan yang bersifat kuantitatif sebagai akibat dari
20
Judy More, Gizi Bayi, Anak, dan Remaja, Terj. Sri Mulyantini S. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), hlm. 328. 21 Soemiarti Patmonodewo, Pendidikan Anak Prasekolah,( Jakarta: Rineka Cipta, 2003), hlm. 19.
13
pengaruh diri atau lingkungan.22 Sedangkan arti kata fisik adalah jasmani : badan.23 Jadi pertumbuhan fisik dapat diartikan sebagai perubahan dalam ukuran dan struktur tubuh. Pertumbuhan fisik dapat juga diartikan sebagai perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada diri individu yang sehat dalam fase-fase tertentu.24 Hasil pertumbuhan ini bisa berupa bertambah panjang tulang-tulang lengan dan tungkai, bertambah tinggi dan berat badan anak semakin bertambah pula diiringi dengan sempurnanya susunan tulang dan jaringan syaraf. Jadi pertumbuhan atau growth berkaitan dengan perubahan dalam besar, jumlah, ukuran dan fungsi tingkat sel, organ maupun individu yang diukur melalui ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter) , umur atau usia anak, tulang dan keseimbangan metalik (retensikalsium dan nitrogen tubuh).25 Dilihat dari pengertian anak pra sekolah adalah mereka yang berusia antara 3-6 tahun diluar negeri mereka biasanya mengikuti program preschooldan kindergarten. Sedangkan di Indonesia umumnya mereka mengikuti program Tempat Penitipan Anak (3 bulan-5 tahun) dan kelompok bermain (usia 3 tahun) sedangkan pada usia 4-6 tahun biasanya mereka
22
Paud Atom,“Pertumbuhan dan Perkembangan Anak usia Dini”, Dalam www.paudatom.com, diakses tanggal 26 September 2013. 23 ” Kamus Atom, “Kamus Indonesia-Indonesia”, dalam www.kamusatom.com, diakses tanggal 26 September 2013. 24 Ibid., 25 Dian Septa, Karya Tulis Ilmiah Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Muda tentang Stimulasi Perkembangan dengan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 2-12 bulan di Rumah Sakit Bersalin, Widuri, Sleman, Yogyakarta, (Yogyakarta: STIEKES A.Yani, 2012), hlm. 18-19.
14
mengikuti
program
Taman
Kanak-Kanak.26
Hal-hal
yang
berkenaan
pertumbuhan fisik anak usia ini dapat dilihat dari berbagai ukuran bisa berupa berat badan, tinggi badan dan lingkar kepala anak. Secara otomatis proses pengukuran itu dilakukan dengan intensitas atau berkala agar dapat diketahui tinggi rendah grafiknya. Untuk usia dibawah lima tahun atau yang lebih dikenal dengan usia balita, pertumbuhan fisik anak dapat diketahui dari buku KMS (Kartu Menuju Sehat) yang biasa diberikan di Posyandu. Kondisi pertumbuhan fisik anak yang telah diketahui ini hendaknya terus dipantau secara berkala oleh pihak yang menangani anak tersebut terutama ketika telah memasuki Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini terutama tingkat TK. Dalam hal ini aspek yang perlu diperhatikan adalah berupa berat badan, tinggi badan dan lingkar kepala ini dapat mempengaruhi aspek perkembangan fisik anak, oleh sebab itu pemantauan secara berkala oleh guru sangat diperlukan guna mengantisipasi gangguan pertumbuhan dan segera dapat ditangani oleh pihak yang berkompeten yaitu para ahli bidang kesehatan dari puskesmas dan pihak sekolah yang terkait dalam pendidikan anak usia dini. Dalam menanggapi permasalahan tentang pemenuhan gizi pada anakanak khususnya anak usia dini ini, pemerintah Indonesia berupaya semaksimal mungkin untuk menanggulangi dan meminimalisir problem kekurangan gizi atau kelebihan nutrisi untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak pra sekolah maupun usia anak pendidikan dasar dengan memberikan
26
Soemiarti Patmonodewo, Pendidikan Anak...,hlm. 19.
15
program PMT-AS yaitu Program Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah diberbagai wilayah di Indonesia yang telah sesuai dengan PGS. Selain itu dalam PMTAS
pemerintah juga mengedepankan
pemanfaatan hasil pangan lokal, seperti yang dikutip dari Antara News Jumat, 27 Desember 201327: “Menurut Nuh, program PMT-AS itu diperuntukkan bagi siswa TK (RA) dan SD (MI) yang ada di daerah terpencil atau pedalaman dan perbatasan sebagai bagian dari program perbaikan asupan gizi peserta didik dan mengenalkan anak-anak dengan makanan sehat dan bergizi.” Adapun upaya untuk bahan PMT-AS yang menggunakan bahan makanan dari hasil produk lokal tersebut karena program ini tidak hanya ingin meningkatkan gizi anak, akan tetapi juga menggerakkan ekonomi lokal dengan memanfaatkan produk lokal.Adapun dari kebijakan pemerintah ini melakukan kerja sama dengan banyak pihak yang terkait diantaranya adalah Menteri Dalam Negeri dengan Departemen Pemberdayaan Daerah yang dalam pelaksanaannya menjadi tanggung jawab sekolah, guru UKS (Unit Kesehatan Sekolah), Komite Sekolah dan TIM Penggerak PKK Desa/Kelurahan dibawah pengawasan TIM Koordinasi PMT-AS Kecamatan.28 Secara global program PMT-AS ini juga memiliki persyaratan tertentu dari pemerintah yaitu makanan tambahan tersebut mengandung 10-20 persen kalori dari kebutuhan kalori dan protein siswa serta mengandung energi 300 kilo kalori dan 5 gram protein. Selain itu, makanan juga harus terjamin
27
Antara, “Mendiknas Luncurkan Program Makanan Tambahan Siswa SD/TK”, dalam www.antaranews.com, diakses tanggal 04 Januari, 2014. 28 Margaretha Engge, “Apa Itu PMT-AS”, dalam http://www.compas.com, diakses tanggal 04 Januari 2014.
16
kesehatannya, dan cita rasanya disesuaikan dengan target penerimanya.29 Kemudian secara khusus Pemerintah Daerah masing-masing juga memberikan pedoman dari pelaksanaan PMT-AS yang diantaranya adalah : “Makanan kudapan/jajanan untuk PMTAS harus menggunakan bahan pokok dari hasil pertanian setempat dan jika memerlukan bahan tambahan penyedap lainnya untuk berbagai macam produk yang
tidak/belum dihasilkan Desa atau
Kelurahan setempat, dapat diperoleh dari desa sekitarnya.30 Dalam hal ini PMT-AS juga sekaligus menanamkan nilai-nilai cinta pangan lokal yang berupa keberaganman aneka tanaman di Indonesia yang sangat bermanfaat bagi masyarakat akan tetapi karena faktor keterbatasan maka banyak keaneka ragaman hayati negara ini sia-sia saja. Tak dapat dipungkiri masuknya pangan impor memberi lebih banyak alternatif pilihan kepada konsumen. Sebagai ilustrasi, produk pangan olahan impor secara signifikan menyumbang keragaman pangan di Indonesia. Untuk sembilan kelompok pangan olahan, produk pangan impor (terdaftar) menyumbang sekitar 60 persen dari total keragaman. Untuk empat kelompok produk, yaitu: makanan ringan, bumbu instan, minuman sari buah, dan susu pertumbuhan produk impor bahkan melampaui kontribusi produk domestik.31 Sebagai contohadalah produk dari olahan sosis dan nugget, ataupun keberadaan buah impor apel merah, pear, jeruk mandarin, dan lainnya yang lebih dikenal oleh anak-anak daripada produk buah-buahan lokal seperti pisang, jambu biji, 29
Ibid., PMD Kab. Bantul, Pedoman Umum Pelaksanaan PMT-AS TK, (Bantul: Kantor PMD, 2013), hlm.3. 31 Jusuf Sutanto dan Tim, Ed., “Globalisasi Pangan”, Revitalisasi Pertanian dan Dialog Peradaban, (Jakarta: Kompas Media Nusantara, 2006), hlm. 172-173. 30
17
mangga dan lain sebagainya. Oleh sebab itu penganekaragaman pemanfaatan bahan-bahan makanan lokal ini perlu diberdayakan, salah satunya melalui program PMT-AS. Sesuai dengan sosialisasi Pedoman Gizi Seimbang dalam empat pilar gizi seimbang yang diadakan oleh pemerintah Dinas Kesehatan bekerjasama dengan Dinas Pendidikan dari Provonsi DIY menyatakan bahwa mengatur pola makan dengan membiasakan diri makan makanan yang beranekaragam adalah sangat penting untuk memelihara tubuh agar sehat untuk periode usia selanjutnya, selain itu membiasakan diri untuk berperilaku hidup bersih juga sangat diperlukan terutama cuci tangan sebelum makan, mencuci sayuran atau buah-buahan sebelum dimakan, menutup makanan, membuang sampah pada tempatnya, dan lain sebagainya. Pilar selanjutnya adalah membiasakan diri untuk melakukan aktivitas fisik, dan yang terakhir adalah memantau berat badan dan tinggi badan secara berkala.32 Sesuai dengan kontek berbagai problematika dan implikasi kedepan dalam membentuk perilaku hidup sehat maka nilai-nilai empat pilar gizi seimbang tersebut dapat ditanamkan sejak dini pada anak-anak melalui pelaksanaan program PMT-AS di sekolah terutama Pendidikan Anak Usia Dini. Program PMT-AS mengacu pada Permendagri Nomor 18 Tahun 2011 yang mengatur tentang Pedoman Penyediaan Makanan Tambahan Anak Sekolah yang mengatur tentang ketentuan umum, tujuan dan sasaran, ruang lingkup, pelaksanaan, TIM koordinasi dan TIM pelaksana, pembiayaan, 32
Seksi Gizi Dinas kesehatah Provinsi DIY, “ Pedoman Gizi Seimbang dan Masalah Gizi Anak Sekolah”, paper dipresentasikan dalam temu Diklat Makanan Sehat TK/SD Dikpora Yogyakarta se DIY di Hotel Bintang Fajar Yogyakarta, Tanggal 22 Februari 2014, hlm. 4.
18
pembinaan, pengawasan dan pelaporan, pemantauan dan evaluasi.33 Kemudian untuk peraturan di kabupaten ada Keputusan Bupati Bantul Nomor 163 Tahun 2013 dan Keputusan Bupati Nomor 203 Tahun 2013 yang kemudian dibuat kebijakan dalam buku Pedoman Umum Pelaksanaan PMT-AS TK.34 Di Kabupaten Bantul kebijaksanaan dari program PMT-AS ini oleh Bupati Bantul dialokasikan kepada pendidikan anak usia dini karena mengingat betapa pentingnya faktor gizi dalam masa golden age atau usia emas. Program PMT-AS ini kurang lebih telah berjalan selama hampir sepuluh tahun untuk pendidikan tingkat TK. Dalam kurun waktu tersebut pemerintah Kabupaten Bantul juga telah mengadakan lomba-lomba guna memberikan motivasi dan peningkatan efektivitas program ini secara berkala dengan pemantauan administrasi tri wulan. TKIT Al-Farabi adalah salah satu Taman Kanak-Kanak yang mendapatkan bantuan PMT-AS sebagai contoh TK yang telah melaksanakan program PMT-AS sesuai buku pedoman dengan memberikan menu kudapan/snack dan makan besar, pemeriksaan kesehatan, pemantauan berat badan dan tinggi badan, pembiasaan perilaku hidup bersih dan sehat serta pemberdayaan lingkungan bersih dan sehat. Untuk meningkatkan pelaksanaan PMT-AS se-Indonesia maka diadakan lomba tingkat kecamatan, kabupaten, provinsi dan nasional. Dalam lomba PMT-AS tersebut TKIT Al-Farabi diwakilkan dari Kecamatan Kasihan
33
Kementerian Dalam Negeri Dirjen Pemberdayaan Masyarakat Desa, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyediaan Makanan Tambahan Anak Sekolah, (Jakarta: Kemendagri, 2011), hlm.3-12. 34 Arsip Kantor Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Bantul.
19
untuk tahun 2013 yang kemudian mendapatkan juara I untuk sekolah pelaksana PMT-AS dan juara II konsep menu, kemudian setelah itu diajukan lomba ke Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta kembali meraih juara I sebagai sekolah pelaksana terbaik yang berhak untuk diwakilkan ke tingkat nasional.35 Sesuai dengan berita acara Penerima Penghargaan PMT-AS Tahun 2013
Nomor 1272/BAST-PJPHP/PMD/V/13, hari Selasa Tanggal 07 Mei
2013 yang menyatakan bahwa Kabupaten Bantul sebagai juara II kategori dukungan pemerintah daerah dalam pelaksaan PMTAS. Untuk sekolah pelaksana PMT-AS juara III TKIT Al-Farabi Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta dengan nilai administrasi 40% 72,6 dan nilai verifikasi lapangan 213, jadi nilai totalnya adalah 285. Dari kelima peserta yang masuk nominasi tingkat nasional TKIT Al-Farabi adalah satu-satunya sekolah tingkat PAUD, sedangkan keempat lainnya adalah tingkat Sekolah Dasar yaitu SDN 10 Muaro Bodi Kab. Sijunjung Prov. Sumbar, SDN Klikiran Kab. Brebes Prov. Jateng, SDN 005 Kab. Malinau Prov. Kaltim, SDN 41 Ampenan Kota Mataram Prov. NTB, SDN 1 Tanjung Putri Kab. Kota Waringin Barat Prov. Kalteng.36 Informasi senada juga diungkapkan dalam berita Pemda Bantul37 Tahun 2013 menjadi momen yang membanggakan bagi Pemkab Bantul dan TK Al-Farabi Desa Tamantirto, Kasihan. Bersamaan dengan puncak acara Bulan Bhakti Gotong Royong 10 dan HKG 41, Bupati Bantul menerima penghargaan juara II untuk Pemkab Bantul dan Juara III untuk TKIT Al-Farabi dalam pengelolaan PMT-AS. Penghargaan diserahkan oleh Mendagri, Rabu(29/5) di Banjar Baru, Kalimantan Selatan. Kepala Kantor Pemberdayaan Masyarakat Lies Ratnawati 35
Wawancara Kepada Ibu Dra. Mutaslimah, kepala Sekolah TKIT Al-Farabi, Tanggal 30 Desember 2013 pukul 11.00 WIB. 36 Arsip TKIT Al-Farabi. 37 Yuniarti, “Bantul Sabet Dua Juara dalam Lomba PMT-AS Tk. Nasional”, dalam www.bantulkab.go.id, diakses tanggal 24 Desember 2013.
20
Nugrahawati, SIP., M.Si. mengatakan bahwa lomba tersebut dinilai oleh Tim yang dibentuk dari Kementrian Dalam Negeri bersama PKK P usat. Dalam lomba tersebut baik Pemkab Bantul maupun TKIT AlFarabi, mewakili Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ke tingkat nasional. Adapun aspek yang dinilai diantaranya variasi menu, kandungan gizi, administrasi hingga contoh menu yang disajikan. Berbagai informasi baik dari media maupun non media inilah yang menjadikan ketertarikan penulis untuk melakukan penelitian dilokasi tersebut sehingga dapat menjadikan konsep penanaman nilai-nilai empat pilar gizi seimbang sebagai keteladanan dan pembiasaan dalam pelaksanaan PMT-AS pada tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) khususnya di wilayah Kabupaten Bantul dan wilayah lain pada umumnya. Dengan harapan kedepan agar nilai-nilai tersebut dapat menginternal dalam diri anak hingga ketika dewasa nanti.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan berbagai paparan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa pokok masalah yaitu : 1. Bagaimana konsep PMT-AS dalam pedoman umum di TKIT Al-Farabi yang telah sesuai dengan prinsip konsep empat pilar gizi dalam Pedoman Gizi Seimbang? 2. Bagaimana implementasi penanaman nilai-nilai empat pilar gizi seimbang pada anak dalam pedoman umum PMT-AS di TKIT Al-Farabi? 3. Apa dampak penanaman nilai-nilai empat pilar gizi seimbang dalam PMTAS di TKIT Al-Farabi pada perilaku anak di rumah?
21
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Dari penjelasan rumusan masalah yang telah dituliskan diatas maka dapat didiskripsikan tentang tujuan sebagai berikut : a. Sebagai wahana untuk TKIT AL-Farabi
memunculkan gambaran konsep PMT-AS di
dalam Buku Pedoman Pelaksanaan PMT-AS Kab.
Bantul sebagai perwujudan dari Permendagri No 18 Tahun 2011 yang sesuai dengan konsep empat pilar Pedoman Gizi Seimbang. b. Menghadirkan diskripsi secara menyeluruh tentang implementasi penanaman nilai-nilai empat pilar gizi seimbang melalui PMT-AS di TKIT Al- Farabi yang disesuaikan dengan buku pedoman umum PMTAS TK Kab. Bantul. c. Dari penanaman nilai-nilai empat pilar gizi seimbang dalam PMT-AS di TKIT Al-Farabi maka akan memiliki dampak
yang real terhadap
perilaku anak dalam konsumsi keanekaragaman pangan (bahan pangan dan makanan/kudapan), membiasakan perilaku hidup bersih, melakukan aktivitas fisik, mempertahankan, dan memantau berat badan anak yang diawali dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, rumah kemudian diharapkan dapat menjadi pembiasaan ketika dewasa nanti. 2. Manfaat Penelitian Dari penelitian ini juga mampu memberikan kontribusi manfaat secara akademisi maupun profesional terhadap pribadi penulis, para akademisi, guru maupun khalayak pembaca :
22
a. Dapat mengembangkan wacana dalam penanaman nilai-nilai empat pilar dalam pedoman gizi seimbang bagi Pemerintah Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Pemerintah Dinas Kesehatan pada khususnya dan Dinas Pendidikan pada umunya. b. Sebagai hasil penelitian yang diharapkan dapat melengkapi berbagai penelitian tentang PMT-AS yang telah dilakukan oleh para akademisi sebelumnya. c. Dapat memberikan kontribusi wawasan bagi sekolah yang memiliki program PMT-AS tentang konsep dan penanaman nilai-nilai empat pilar gizi seimbang dalam pelaksanaan PMT-ASdi sekolah. d. Dapat menambah wawasan para pendidik yang berkecipung didunia pendidikan anak tentang menu PMT-AS dan implikasinya terhadap pertumbuhan fisik anak. e. Sebagai wahana menambah pengetahuan maupun informasi kepada para pembaca mengenai menu kudapan
anak berbasis pangan lokal baik
secara akademis maupun profesional.
D. Kajian Pustaka Berdasarkan kajian kepustakaan yang penulis lakukan sejauh ini telah menemukan hasil penelitian yang relevan dan berhubungan erat dengan variabel-variabel penelitian yang penulis paparkan,
diantaranya adalah
penelitian berupa tesis yang dilakukan oleh M.D.Rizal dari Universitas Pendidikan Indonesia yang berjudul Efektivitas Manajemen Program
23
Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) dan Pengaruhnya terhadap Mutu Penyelenggaraan Pendidikan (Studi Pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau, Tahun 2002).38 Dalam penelitian ini bertujuan mendeskripsikan dan menganalisis efektivitas manajemen
program
PMT-AS
dan
pengaruhnya
terhadap
mutu
penyelenggaraan pendidikan yang dilaksanakan di Kecamatan Langgam Kabupatem Pelalawan dengan tujuan selanjutnya adalah mengembangkan alternatif strategi manajemen program PMT-AS dalam upaya meningkatkan efektivitas pengelolaannnya. Dalam penelitian ini M.D Rizal menggunakan metode deskriptif yang menggabungkan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif dalam penelitian ini diarahkan untuk mendeskripsikan data variabel penelitian serta menguji hipotesis dengan menggunakan tehnik regresi dan korelasi. Pendekatan kualitatif digunakan untuk mengembangkan alternatif strategi manajemen program PMT-AS dengan menggunakan tehnik SWOT dengan cara mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan hambatan. Penelitian yang kedua adalah berupa tesis yang berjudul “Evaluasi Dampak Program Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) terhadap Status Gizi di Kecamatan Kretek Kabupaten Bantul, yang ditulis oleh Sri Hartati, tahun 2000.Penelitian ini membahas tentang eveluasi program PMTAS terhadap status gizi anak yang berada di Kecamatan Kretek Kabupaten
38
M.D. Rizal, “Efektivitas Manajemen Program Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) dan Pengaruhnya terhadap Mutu Penyelenggaraan Pendidikan (Studi pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau, Tahun 2002)”, dalam www.repository.upi.edu.com, diakses tanggal 27 Desember 2013.
24
Bantul dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif. Metode ini digunakan untuk mengungkap bagaimana pelaksanaan PMT-AS yang telah diselenggarakan oleh pemerintah setempat.39 Penulis dalam penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dengan menggunakan tehnik penelitian “one grup pre and post test design”, yaitu mempelajari tentang kondisi di 14 SD desa miskin di Kecamatan Kretek. Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa di sana ada dampak PMTAS terhadap asupan gizi anak sekolah dasar setelah program tersebut dijalankan selama dua tahun. Adapun pelaksaannya masih memiliki beberapa problem dasar yaitu minimnya pengaturan variasi menu dan minimnya pengetahuan masyarakat tersebut akan nutrisi anak yang berkualitas. Adapun penelitian yang ketiga adalah tesis dari mahasiswa Institut Pertanian Bogor yang berjudul “Studi Pelaksanaan Program Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) dan Keragaman Gizi Siswa Sekolah Dasar (SD) di Propinsi Lampung” oleh Rabiatul Adawiyah. Dalam penelitian ini penulis membahas tentang pelaksanaan PMT-AS dan keragaman gizi yang diperoleh anak dari program tersebut.40 Dari hasil yang diperoleh maka pemberian PMT-AS secara tidak langsung memberikan dampak yang positif terhadap meningkatnya gizi anak, serta memberikan pengetahuan tentang
39
Sri Hartati, Evaluasi Dampak Program Tambahan Makananan Anak Sekolah (PMTAS) terhadap Status Gizi di Kecamatan Kretek Kabupaten Bantul, (Yogyakarta: Universitas Gajah Mada, 2000), hlm. viii. 40 Rabiatul Adawiyah, “Studi Pelaksanaan Program Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMTAS) dan Keragaman Gizi Siswa Sekolah Dasar (SD) di Propivinsi Lampung”, dalam www.repository.ipb.ac.id, diakses tanggal 28 Desember 2013.
25
pengolahan keanekaragaman pangan menjadi kudapan yang bernilai gizi tinggi. Adanya tiga riset terdahulu diatas tentunya menjadi ceminan bagi penulis untuk mendalami hal yang sama namun belum ada yang secara spesifik mengaitkan antara PMT-AS dengan gizi seimbang terlebih dengan konsep Empat Pilar Gizi Seimbang yang relatif masih menjadi wacana baru belum ada satu risetpun yang membahas tentang empat pilar tersebut. Berdasarkan wacana itu penulis berusaha menghadirkan tema penulisan yang berbeda yaitu penelitian terdahulu menganalisis pemberian PMT-AS tingkat SD, sekarang penulis mengambil program yang sama yaitu pelaksanaan PMT-AS di Taman Kanak-Kanak atau TK yang bersinggungan langsung dengan konteks pendidikan anak usia dini dikaitkan dengan konsep empat pilar gizi seimbang. Selain itu
menurut pengamatan penulis dalam beberapa tahun
penelitian tentang PMT-AS itu sendiri mengalami stagnasi. Oleh sebab itu penulis berusaha mengurai tema yang sama dan mendiskripsikan dalam sub tema yang lebih signifikan mengacu kepada nilai-nilai empat pilar gizi seimbang yang merupakan wacana baru dalam perkembangan gizi dan kesehatan. Konsep empat pilar tersebut diaplikasikan dalam riset Penanaman Nilai-nilai Empat Pilar Gizi Seimbang melalui Pelaksanaan PMT-AS di TKIT Al-Farabi Kelurahan Tamantirto Kasihan Bantul. Dengan demikian dapat diharapkan riset tentang PMT-AS ini mampu melengkapi riset yang telah dilakukan sebelumnya.
26
F. Metode Penelitian Dengan menggunakan metodologi penelitian yang relevan penulis berusaha menggali berbagai informasi secara sistematis dengan mengikuti aturan-aturan
penelitian
guna
menjawab
permasalahan
yang
diteliti.
Metodologi penelitian dapat didiskripsikan sebagai berikut : 1. Jenis Penelitian Jenis dari penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu peneliti mengadakan penelitian langsung terhadap obyek yang diteliti dan dilakukan pengumpulan data yang ada di lapangan. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.41 Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data-data yang berhubungan
dengan
Nilai-nilai
Empat
Pilar
Gizi
Seimbang
melaluiPelaksanaan PMT-AS di TKIT Al-Farabi Perum. Graha Prima Sejahtera Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta. 2. Pendekatan penelitian Penelitian ini temasuk dalam penelitian kualitatif, maka pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan kualitatif deskriptif. Maksudnya dalam penelitian kualitatif data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka 41
Lexy J. Molong, M.A., Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 6.
27
melainkan data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, dokumentasi pribadi, catatan memo dan dokumen resmi lainnya.42 Sementara itu pendekatan holistik mengasumsikan bahwa keseluruhan fenomena perlu dimengerti sebagai suatu sistem yang kompleks dan bahwa yang menyeluruh tersebut lebih besar dan lebih bermakna daripada penjumlahan bagian-bagian.43 Oleh sebab itu pendekatan holistik yang berupaya memahami sesuatu dari sudut pandang keutuhannya, terasa lebih sesuai untuk dipergunakan dalam penelitian ini. Studi fenomenologi adalah mencoba mencari arti pengalaman dalam kehidupan. Peneliti menghimpun data berkenaan dengan konsep , pendapat, pendirian, sikap, penilaian, dan pemberian makna terhadap situasi atau pengalaman dalam kehidupan,44 sehingga yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah ingin menggambarkan realitas empirik dibalik fenomena yang ada secara mendalam, rinci dan tuntas.45 Dari tujuan di atas pendekatan fenomenologi juga sangat diperlukan. Penelitian tentang Penanaman Nilai-Nilai Empat Pilar Gizi Seimbang melalui Pelaksanaan PMT-AS di TKIT Al-Farabi Perum. Graha Prima Sejahtera Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta memerlukan bantuan metodologi kualitatif untuk menjamin diperolehnya pemahaman terhadap realitas lapangan secara tuntas. Sehubungan dengan itu, maka gabungan
42
Mardalis, Metodologi Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 24. 43 M. Djunaidi Ghony dan Fauzan Almansur, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Arruzz Media, 2012), hlm. 85. 44 M.Djunaidi Ghony dan Fauzan Almansur, Metodologi..., hlm. 57. 45 Lexy J. Molong, M.A., Metodologi Penelitian ..., hlm. 8.
28
antara pendekatan holistik dan fenomenologis sesuai untuk dipergunakan untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan dalam penelitian yang bersifat otentik dan optimal dalam akuratisasinya. 3. Lokasi Penelitian Penelitian yang dilakukan di TKIT Al-Farabi Perum. Graha Prima Sejahtera Tamantirta Kasihan Bantul Yogyakarta. Penulis tertarik melakukan penelitian di sekolah tersebut karena sekolah tersebut telah meraih kejuaraan lomba PMT-AS yaitu juara 3 tingkat Nasional yang sebelumnya mengikuti kompetisi sebagai wakil dari kecamatan Kasihan di tingkat Kabupaten Bantul.46 Adapun kompetisi ini telah dilakukan mulai dari tingkat kecamatan, kabupaten, provinsi hingga tingkat nasional. 4. Waktu Penelitian Sebelumnya melakukan penelitian resmi, penulis mengadakan survei awal ke lokasi penelitian pada tanggal 30 Desember 2013 sampai dengan 04 Januari 2014 dan dilanjutkan dalam penelitian berikutnya setelah seminar proposal dengan kurun
waktu yang memenuhi syarat dari penelitian.
Adapun kurun waktu riset yang dilakukan setelah seminar dan acc dari pembimbing maka dilakukan penelitian secara resmi pada tanggal 15 September 2014 sampai dengan 15 Desember 2014 dalam kurun waktu 4 bulan dan dapat diperpanjang sesuai dengan kebutuhan. 5. Subyek dan Obyek Penelitian
46
Wawancara Kepada Ibu Dra. Mutaslimah, kepala Sekolah TKIT Al-Farabi, Tanggal 30 Desember 2013 pukul 11.00 WIB.
29
Subyek penelitian merupakan sumber untuk memperoleh keterangan penelitian. Subyek yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sumber data sekunder.47 Untuk sumber data primer adalah sumber data yang diperoleh langsung dari sumber data asli (tidak melalui media perantara). Sumber data primer dalam penelitian ini adalah : a. Kepala TKIT Al-Farabi sebagai pengelola dan penentu kebijakan. b. Pengelola PMT-AS TKIT Al-Farabi. c. Guru Kelas TKIT Al-Farabi. d. Orang tua sebagai wali anak didik TKIT Al-Farabi. e. Anak didik TKIT Al-Farabi. Kemudian sumber data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh penulis secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Adapun sumber data sekunder dari penelitian ini yang bisa didapatkan oleh penulis adalah : a. Dokumen-dokumen yang berupa arsip-arsip, data-data atau foto-foto di TKIT Al- Farabi. b. Dokumen-dokumen yaitu berupa buku referensi tentang Empat Pilar Gizi Seimbang dari Dinas Kesehatan Provinsi DIY. c. Dokumen-dokumen
dari
Dinas
Pemberdayaan
Masyarakat
Desa
Kabupaten Bantul. Sedangkan yang menjadi obyek penelitian adalah penanaman nilainilai empat pilar gizi seimbang melalui pelaksanaan PMT-AS yang berada 47
hlm. 6.
Uma Sekaran, Metodologi Penelitian untuk Bisnis, (Jakarta: Salemba Empat, 2006),
30
di TKIT Al-Farabi Perum. Graha Prima Sejahtera Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta. 6. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui tehnik pengumpulan data, maka penulis tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Penulis menggunakan tehnik pengumpulan data sebagai berikut : a. Pengamatan (Observation) Dalam hal pengamatan ini penulis akan menggunakan teknik observasi partisipatif yaitu penulis terlibat dengan kegiatan sumber data dalam kaitannya memberikan pengarahan dan petunjuk pelaksanaan PMT-AS di sekolah tersebut dengan terlibat secara langsung dalam rapatrapat atau kegiatan yang diselenggarakan. Partisipasi yang dilakukan penulis adalah bersifat Partisipasi pasif (passive participation): means the research is present at the scane of action but does nontinteract or participate. Jadi dalam hal ini penulis sekaligus sebagai peneliti datang ditempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.48 Selain
teknik
observasi
partisipasi
penulis
juga
akan
menggunakan observasi yang bersifat terus terang atau tersamar dengan alasan seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono: “Dalam hal ini, peneliti 48
hlm. 311.
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), (Bandung: Alfabeta, 2013),
31
dalam melakukan pengumpulan data menyatakan terus terang kepada sumber data, bahwa ia sedang melakukan penelitian. Jadi mereka yang diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir tentang aktivitas peneliti. Tetapi dalam suatu saat peneliti juga tidak terus terang atau tersamar dalam observasi, hal ini untuk menghindari kalau suatu data yang dicari merupakan data yang masih dirahasiakan. Kemungkinan kalau dengan terus terang, maka peneliti tidak akan dizinkan untuk melakukan observasi.”49 Jadi dalam hal ini penulis akan melakukan penelitian yang terus terang terhadap gambaran obyektif TKIT Al-Farabi dan tersamar pada obyek penelitian anak-anak dan orang tua wali. Kemudian untuk melengkapi kedua teknik tersebut penulis juga menggunakan observasi tak berstruktur
yaitu observasi yang tidak
dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Hal ini dilakukan karena peneliti tidak tahu pasti tentang apa yang akan diamati.50 Untuk teknik observasi ini penulis tidak menggunakan instrumen baku akan tetapi hanya rambu-rambu tertentu terhadap obyek yang akan diteliti. Obyek observasi yang dilakukan oleh penulis meliputi place atau tempat, actor atau pelaku, activity atau kegiatan yang berhubungan dengan penanaman nilai-nilai empat pilar gizi seimbang melalui pelaksanaan PMT-AS. Adapun ketiga konsep tersebut diperluas dengan melakukan pengamatan dalam beberapa aspek berupa ruang fisik, orang49
Ibid., hlm 312. Ibid.,
50
32
orang yang terlibat, benda-benda yang ada dalam ruang tertentu, perbuatan atau tindakan tertentu, rangkaian aktivitas yang dikerjakan orang-orang yaitu kepala sekolah, komite sekolah, guru dan anak didik, urutan kegiatan, dan emosi yang dirasakan atau diekspresikan oleh orang-orang. b. Wawancara (interview) Menurut Esterberg (2002) mendefinisikan interviewsebagai berikut: a meeting of two persons to exchange information and idea through question and responses, resulting in communication and joint construction of meaning about a particulartopic. Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.51 Dalam hal ini penulis melakukan wawancara terhadap sumber data di TKIT Al-Farabi dengan menggunakan beberapa teknik wawancara yaitu wawancara terstruktur dan teknik wawancara tak berstruktur . Teknik wawancara yang dilakukan oleh penulis adalah teknik wawancara terstruktur (structured interview) yaitu teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh dengan menyiapkan instrumen pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan. Selain itu juga membawa perlengkapan lain berupa tape recorder, buku catatan, kamera,
51
Ibid., hlm. 316.
33
dan lain sebagainya untuk membantu penulis mendapatkan informasi yang lebih akurat.52 Teknik wawancara ini penulis lakukan untuk para sumber data primer yaitu kepala sekolah, pengelola PMT-AS, guru, orang tua wali, anak didik. Teknik wawancara penulis selanjutnya adalah teknik wawancara tak berstruktur yaitu wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.53
Teknik
wawancara
ini
digunakan
penulis
untuk
mewawancarai seluruh sumber data primer tentang konsep pelaksanaan PMT-AS dan dampak penanaman nilai-nilai empat pilar pada perilaku anak di rumah. Bentuk dari kedua teknik wawancara tersebut selain yang bersifat tatap muka langsung, penulis juga melakukan dengan tidak langsung baik itu melalui media komunikasi seluler atau yang lainnya agar mendapat informasi yang lebih luas dan mendalam tentang berbagai data dengan jenis pertanyaan mengenai kondisi sekolah, perkembangannya, sarana dan prasarana, pengalaman, pendapat tentang sesuatu hal, perasaan, pengetahuan, pengindraan, dan latar belakang demografi pelaksanaan PMT-AS dalam menanamkan empat pilar gizi seimbang di TKIT AlFarabi tersebut. 52 53
Ibid., hlm. 139. Ibid., hlm. 318.
34
c. Dokumentasi Dokumentasi digunakan dalam rangka mencari dan mengumpulkan data berupa dokumen atau data tertulis lain yaang menginformasikan keadaan riil sekarang.54 Pengumpulan data melalui dokumentasi ini merupakan metode pengumpulan data dengan cara mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, surat-surat, dokumendokumen, arsip-arsip, foto-foto dan yang lainnya. Dalam hal ini penulis mengumpulkan berbagai dokumen yang berbentuk tulisan yang berupa catatan-catatan menu PMT-AS baik yang berada dalam buku maupun dalam file, gambar-gambar yang berkenaan dengan menu PMT-AS ataupun pengembangan pelaksanaan PMT-AS, data-data tentang berat badan, tinggi badan serta lingkar kepala anak, kegiatan fisik anak, dan karya 3 dimensi untuk digunakan sebagai pelengkap data seperti film dan lain sebagainya. Kemudian buku-buku maupun data-data, maupun hasil dari sosialisasi yang berkenaan dengan sejarah pedoman gizi mulai dari empat sehat lima sempurna sampai pada empat pilar gizi seimbang yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi DIY dalam bentuk soft copy maupun hard copy, dan dokumendokumen yang berkaitan dengan PMT-AS yang penulis dapatkan dari kantor Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Bantul. Dengan teknik dokumentasi ini penulis akan berupaya untuk seobyektif mungkin dalam mengambil kesimpulan. 54
Burhan Bungin, Metodologi Penelitoan Kualitatif: Aktualisasi Metodologis ke Arah RagamKontemporer, (Jakarta: Raja Grafindo Persada 2001), hlm. 178.
35
d. Triangulasi Data Dalam teknik ini penulis menggabungkan data dari berbagai sumber dan teknik pengumpulan data untuk mencari data yang bersifat memiliki kredibilitas yang tinggi. Hal tersebut senada dengan ungkapan Sugiyono yaitu triangulasi diartikan sebagai tehnik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.55 Sedangkan menurut John Vaan Maanen dalam bukunya Qualitative Methodology pengertian triangulasi adalah: Triangulation is broadly defined by Denzin (1978-291) as “the combination of methodologies in the study of the same phenomenon”56 Dalam metode triangulasi ini penulis menggunakan dua cara yaitu triangulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Kemudian selain itu penulis juga akan menggunakan triangulasi sumber yaitu untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama. 57 Triangulasi teknik berupa teknik pengumpulan data observasi partisipatif, wawancara, dan dokumentasi dengan sumber data kepala sekolah dan triangulasi sumber menggunakan tehnik pengumpulan data wawancara mendalam dengan kepala sekolah, pengelola PMT-AS, guru kelas, dan orang tua. 55
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan : pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R & D (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm 300. 56 John Van Maanen, Qualitative Methodology, (London: Sage Publication, 1985), hlm. 135-136. 57 Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi..., hlm. 327.
36
Gambar 1 Triangulasi “Teknik” Pengumpulan Data58
Observasi
Sumber data Kepala sekolah
Wawancara
K Dokumentasi
Gambar 2 Triangulasi “Sumber” Pengumpulan Data59
Kepala Sekolah
Pengelola PMT-AS Wawancara mendalam Guru Kelas
Orang tua
7. Teknik Analisis Data Analisis data adalah suatu proses pengklasifikasian, pengkategorian, penyusunan, dan elaborasi sehingga data yang telah terkumpul dapat
58
Ibid., hlm. 131. Ibid., hlm. 131.
59
37
diberikan makna untuk menjawab masalah penelitian yang telah dirumuskan atau untuk mencapai tujuan penelitian.60 Prosesnya sendiri dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan dan selama dilapangan. Sejak sebelum memasuki lapangan, penulis menganalisa data hasil studi terdahulu, atau data sekunder, yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Berdasarkan jenis penelitian yang bersifat kualitatif, maka data berlangsung selama dan pasca pengumpulan data. Proses analisis mengalir dari tahap awal hingga tahap penarikan hasil studi. Proses-proses analisa kualitatif dapat dijelaskan dalam tiga langkah sebagai berikut yaitu : a. Reduksi data (data reduction) Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, abstraksi, dan transformasi data kasar yang diperoleh dilapangan.61 Pada proses reduksi data ini penulis menyeleksi data dari hasil wawancara, observasi dan studi dokumentasi, dengan cara memfokuskan pada data yang lebih menarik, penting, berguna, dan baru. Data yang dirasa tidak penting disingkirkan.62 Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka data-data tersebut selanjutnya dikelompokkan menjadi berbagai kategori yang ditetapkan sebagai fokus penelitian dan menjadi data-data yang memiliki nilai temuan dan pengembangan teori yang signifikan.
60
Ibid., hlm. 329. Agus Salim, Teori dan Paradigma Penelitian Sosial, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2006), hlm.22. 62 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Alfabeta, 2011), hlm. 338. 61
38
b. Penyajian Data (Data Display) Setelah data direduksi , maka langkah selanjutnya adalah mendisplay data. Display data merupakan proses pendeskripsikan kumpulan informasi secara sistematis dalam bentuk susunan yang jelas untuk membantu peneliti menganalisa hasil penelitian.63 Untuk memudahkan penyajian data ini penulis membuat catatan lapangan dalam bentuk teks naratif untuk memudahkan penguasaan informasi atau data yang dimaksud. c. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi (Conclution Drawing and Verification) Penarikan kesimpulan dan verifikasi merupakan kegiatan interpretasi, dengan maksud untuk menemukan makna dari data yang disajikan, misalnya dengan menghubung-hubungkan antara data yang satu dengan data yang lain. Kesimpulan data dapat dilakukan secara sementara, kemudian diverifikasikan dengan cara mencari data yang lebih mendalam dengan mempelajari kembali hasil data yang telah terkumpul.64 Kesimpulan
data
dilakukan
secara
sementara,
kemudian
diverifikasi dengan cara mencari data yang lebih mendalam dengan mempelajari kembali hasil data yang telah terkumpul. Pengecekan informasi atau data dapat dilakukan setiap penulis selesai wawancara,
63
Agus Salim, Teori dan Paradigma..., hlm. 23. Mathew B. Miles & A. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif. Terj. Tjetjep Rohendi Rohidi, (Jakarta: UI Press, 1992), hlm. 16. 64
39
ditempuh
dengan
mengkonfirmasikan
hasil
wawancara
dengan
responden. Komponen-komponen analisis data yang mencakup reduksi, penyajian data, dan penarikan kesimpulan secara interaktif saling berhubungan selama dan sesudah pengumpulan data. Atas dasar tersebut, karakter analisis data kualitatif disebut juga sebagai sebuah model interaktif. Mengingat sifat deskriptif ini, maka penulis dalam menyajikan data-data yang ditemukan dengan metode deskriptif analitik, cara berfikir induktif sehingga hasil temuan disajikan secara lebih akurat dan dideskripsikan secara lebih baik. G. Sistematika Pembahasan Penyajian mengenai penulisan dalam penelitian ini mencakup lima pembahasan penting. Dalam Bab I akan disajikan suatu pendahuluan yang berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kajian pustaka, kajian teoritik, metode penelitian dan sistematika pembahasan. Sub-sub tersebut ditampilkan dibagian awal karena itu semua merupakan permulaan atau pengantar dari semua permasalahan yang akhirnya diteliti. Kemudian pada Bab II, yang mencakup pembahasan mengenai konsep penanaman nilai-nilai. Dalam hal ini penulis menngunakan analisa teori habitus atau habituasi Bourdieu dan teori social learning Albert Bandura. Penjelasan tentang konsep empat pilar gizi seimbangyang didalamnya terdapat sejarah Pedoman
Gizi Seimbang (PGS), konsep program PMT-AS meliputi
40
kebijakan-kebijakan PMT-AS, pedoman pelaksanaan PMT-AS dari pemerintah pusat maupun daerah dan keanekaragaman pangan, kegiatan fisik yang terkait dengan perkembangan fisik motorik anak usia Taman Kanak-kanak, serta konsep pengukuran berat badan dan tinggi badan anak yang sesuai dengan pedoman yang berlaku. Bab III disajikan suatu gambaran umum tentang TKIT A-l-Farabi yang beralamatkan di Perum Graha Prima Sejahtera Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta sebagai sekolah yang menjadi lokasi penelitian yang berjudul “Penanaman Nilai-nilai Empat Pilar Gizi Seimbang melalui Pelaksanaan PMTAS di TKIT Al-Farabi Perum. Graha Prima Sejahtera Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta”. Disini penulis akan menguraikan secara obyektif akan mendiskripsikan tentang TKIT Al-Farabi yang berkenaan dengan letak dan keadaan geografis, sejarah dan perkembangannya, landasan pendidikan, dan standar PAUD lainnya yang merupakan bagian integral dari Standar Nasional Pendidikan yang telah diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan Permendiknas Nomor 58 Tahun 2009. Untuk Bab IV diuraikan tentang berbagai hal yang berkaitan dengan judul penelitian ini yaitu Penanaman Nilai-nilai Empat Pilar Gizi Seimbang dalam Pelaksanaan PMT-AS di TKIT A-l-Farabi Perum Graha Prima Sejahtera Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta disertai dengan analisa akhir data-data yang penulis peroleh dalam proses penelitian yang telah dilaksanakan.
41
Sedangkan pembahasan yang terakhir penutup pada Bab V yang meliputi kesimpulan dari aspek rumusan masalah penelitian dengan judul tersebut diatas kemudian penulis memberikan saran-saran agar konsep empat pilar gizi seimbang tersebut dapat tersosialisasikan dan terinternalisasi dengan maksimal pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) pada umumnya.
199
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada pembahasan sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Dalam pedoman PMT-AS TK yang disusun oleh PMD memberikan berbagai persyaratan tentang beberapa konsep empat pilar gizi seimbang terkait dengan mengkonsumsi makanan yang beragam baik itu jenis dan bahan dari menu PMT-AS yang akan disediakan dengan memperhatikan nilai-nilai gizi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini dengan persyaratan bahan, pemasak, dapur, dan peralatan, pengangkutan dan pembagian, mengenali kudapan tercemar dan tanda-tanda keracunan kudapan. Konsep membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat juga telah dipaparkan dalam program perilaku dan hidup bersih dan sehat dengan sasaran langsung kepada anak yaitu membuang sampah pada tempatnya, mencuci tangan sebelu makan, memotong kuku. Program lingkungan
bersih dan sehat yaitu dengan memberi contoh kebersihan
lingkungan, kerja bakti di lingkungan kelas maupun sekolah. Konsep aktivitas fisik anak dengan program kegiatan senam, renang, permainan tradisional,
out
bond,
dan
jalan-jalan.
Pemantauan
berat
badan
diprogramkan dalam bentuk layanan UKS dan program layanan kesehatan lainnya seperti penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, pemeriksaan kesehatan, pemberian vitamin, obat cacing, konsultasi
200
psikologi, konsultasi tumbuh kembang anak, dan lain sebagainya. Secara umum konsep penanaman empat pilar gizi seimbang dalam PMT-AS TKIT Al-Farabi telah diprogramkan dengan baik oleh sekolah bekerja sama dengan pihak terkait baik itu secara intern maupun ekstern. 2. Penanaman nilai-nilai yang dilakukan dalam proses penyajian menu kudapan/makan besar dalam PMT-AS juga telah memenuhi persyaratan mulai dari tempat penyajian, kemudian kegiatan cuci tangan, berdoa sebelum makan, pengenalan menu kudapan, sudah terlaksana dengan baik. Pembelajaran dalam Pendidikan Anak Usia Dini terutama Taman Kanakkanak tidak terlepas dari metode bermain dan bernyanyi. Hendaknya dalam praktek penanaman nilai-nilai menggunakan berbagai jenis lagu, seperti lagu 6 langkah cuci tangan atau lagu ayo makan bersama, lagu makan pagi, keranjang sampah dan lain sebagainya dsb. 3. Dampak dari penanaman nilai-nilai empat piler gizi sembang
dalam
pelaksanaan PMT-AS ini sudah menginternal dalam diri anak terutama mengkonsumsi makanan yang beragam, membiasakan berperilaku hidup bersih, dan kegiatan fisik. Untuk memantau berat badan hal ini dilakukan agar antara berat badan dan tinggi badan menjadi normal. Pendidikan integrasi antara lingkungan sekolah, guru, orang tua perlu ditingkatkan agar ada sinkronisasi perilaku yang telah ditanamkan. B. Saran-Saran Mengingat arti penting dalam memelihara kesehatan terkait dengan gizi sembang yang didalamnya memuat empat pilar gizi seimbang yang sangat
201
perlu ditanamkan pada anak sedini mungkin, karena pada usia dini ini adalah masa-masa emas dan sangat memiliki akses terbanyak untuk masa depannya. Selanjutnya
peran pendidik dan lembaga pendidikan anak usia dini yang
bersifat formal dan keluarga yang bersifat informal yang sangat penting untuk bersinergi mengoptimalkan potensi penanamnan nilai-nilai anak di usia emas tersebut dengan pengembangan berbagai konsep dan metode dalam praktiknya. Untuk Optimalisasi wacana tentang empat pilar gizi seimbang dari Dinas Kesehatan baik itu melalui program PMT-AS maupun program lainnya hendaknya harus ditingkatkan dengan materi yang relevan khususnya untuk anak usia dini yang masih banyak memerlukan metode bermain dan bernyanyi. Penggunanaan berbagai sosial media seperti facebook, twitter, you tube itu sangat mendukung pengembangan wacana dalam masyarakat, terutama yang berkaitan dengan dunia pendidikan agar guru juga dapat memiliki informasi yang lebih banyak tentang empat pilar gizi seimbang ini. Penanaman nilai-nilai empat pilar yang berupa mengkonsumsi makanan beragam, membiasakan perilaku hidup bersih dapat dikaitkan dengan model pembelajaran yang ada yaitu model tematik yaitu tema yang relevan dengan pembelajaran ini adalah kebutuhanku dengan sub tema makanan dan minuman, kebersihan kesehatan dan keamanan, tanaman subtema tanaman dikebun, tanaman buah, tanaman apotik hidup. Sedangkan untuk pilar aktivitas fisik dan pemantauan berat badan dapat dilakukan secara berkala dengan penggunaan indikator fisik motorik kasar, maupun makan makanan mengandung gizi seimbang, mengukur tinggi badan, berat badan dan lingkar kepala anak.
202
DAFTAR PUSTAKA
Adriani, Merryana, dan Bambang Wirjatmadi, Pengantar Gizi Masyarakat, Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2013. Al-Farabi, TKIT, Profil Taman Kanak-Kanak Islam Terpadu Al Farabi dan Laporan Pelaksanaan PMT-AS, LPIT Al-Farabi: Yogyakarta, 2014. Al-Farabi, TKIT, Profil Taman Kanak-Kanak Islam Terpadu Al Farabi Lomba PMT-AS TK Tingkat Nasional, LPIT Al-Farabi: Yogyakarta, 2013. Anita Yus, Anita, Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak-Kanak, Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2011. Aris Munandar, Satrio, Pierre Bourdieu dan Pemikirannya tentang Habitus Doxa dan Kekerasan Simbolik, Jakarta: FIB Universitas Indonesia, 2009. B. Miles, Mathew, & A. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif. Terj. Tjetjep Rohendi Rohidi, Jakarta: UI Press, 1992. Bourdieu, Pierre, Arena Produksi Kultural Sebuah Kajian Sosiologi Budaya, Terj. Yudi Santosa, Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2012. _____________, Outline of a Theory of Practice, Cambridge: Cambridge University Press, 1977. _____________, The Logic of Practice, trans. Ricard Nice, Stanford California: Stanford University Press, 1990. Bungin, Burhan, Metodologi Penelitoan Kualitatif: Aktualisasi Metodologis ke Arah RagamKontemporer, Jakarta: Raja Grafindo Persada 2001. Cahyadi, Wisnu, Analisis & AspekvKesehatan Bahan Tambahan Pangan, Jakarta: Bumi Aksara, 2012. Decaprio, Ricard, Pembelajaran Motorik di Sekolah, Yogyakarta: Diva Press, 2013. Depdiknas, Pusat Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: Depdiknas, 2001 Dirjen Manajemen Dikdasmen Direktorat Pembinaan TK dan SD, Kemendiknas, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 58 Tahun 2009, tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta : Kemendiknas, 2009.
202
203
Dirjen Manajemen Dikdasmen Direktorat Pembinaan TK dan SD,Kemendiknas, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 58 Tahun 2009, tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta: Kemendiknas, 2009. Djunaidi Ghony, M dan Fauzan Almansur, Metodologi Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Arruzz Media, 2012. E. Berk, Laura, Development Through the Lifespan ( Dari Prenatal sampai Ramaja ),Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012. Fauzan Al-Fauzan, Shalih bin, Ringkasan Fiqh Lengkap, Jakarta: Darul Falah, 2008. Grosvenor, Nutrition from Science to Life, Florida: Harcourt, 2002. Hartati, Sri, Evaluasi Dampak Program Tambahan Makananan) terhadap Status Gizi di Kecamatan Kretek Kabupaten Bantul, Yogyakarta: Universitas Gajah Mada, 2000. Hergenhahn, B.R dan Matthew H. Olson, Theories of Learning, terj. Tri Wibowo B.S., Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008. J. Moeloeng, Lexy M.A., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004. Jean, Michaele E. J., Ilmu Pangan Gizi & Kesehatan, terj. Nata Nilamsari & Astri Fajriyah, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013. Jenkins, Ricard, Membaca Pikiran Bourdieu, Terj. Nurhadi Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2004. Kab. Bantul, Kantor PMD, Pedoman Umum Pelaksanaan PMT-AS TK, Bantul: Kantor PMD, 2013. ______________, Pedoman Umum Pelaksanaan Penyediaan Makanan Tambahan untuk Anak Sekolah Taman Kanak-Kanak (PMT-AS TK), Bantul: Kantor PMD, 2014. Kemendagri, Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2011 tentang PMT-AS, Jakarta: Kemendagri dirjen PMD, 2012. Kesehatan, Kementrian, Instrumen Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak, Jakarta: Kementrian Kesehatan, 2012. Departemen Kesehatan, Pedoman Kesehatan Anak Sekolah, Jakarta: Departemen Kesehatan RI, 2007. 203
204
Khomsan, Ali, Pangan dan Gizi untuk Kesehatan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003. ___________, Ekologi masalah, Pangan Gizi dan Kemiskinan, Bandung: Alfabeta, 2012. Khumaidi, M, Bahan Pengajaran Gizi Masyarakat, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1994. Mardalis, Metodologi Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Jakarta: Bumi Aksara, 2008. Martono, Nanang, Kekerasan Simbolik di Sekolah (Sebuah ideologi Ide Sosiologi Pendidikan Pierre Bourdieu, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012. Mulyasa, H.E, Manajemen PAUD, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012. Muryanti, Kumpulan Surat Hadits dan Doa Harian, Yogyakarta: LPIT AlFarabi, 2014. Nawawi, Imam, Syarah dan Terjemah Riyadhus Shalihin, Cet.VII, Jakarta: AlI’tishishom, 2013. Nurani Sujiono, Yuliani, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta: Indeks, 2012. Nurani Sujiono, Yuliani, dan Bambang Sujiono, Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak, Jakarta: Indeks, 2010. Patmonodewo, Soemiarti, Pendidikan Anak Prasekolah, Jakarta: Rineka Cipta, 2003. Pendidikan dan Kebudayaan, Departemen, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet. IV, Jakarta: Balai Pustaka, 1994. Pendidikan Nasional, Kementrian, Pedoman Pengembangan Program Pembelajaran di Taman Kanak-Kanak, Jakarta: Dirjen Manaajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat PembinaaN TK dan SD, 2010. Purwanto, Agus, Al-Alim Al-Qur’an dan Terjemahannya Edisi Ilmu Pengetahuan, Bandung: Mizan Media Utama,2010. Rahman, Afzalur, Ensiklopediana Ilmu dalam Al-Qur’an, Bandung: Mizan Pustaka, 2007.
204
205
Rahyubi, Heri, Pembelajaran Motorik (Diskripsi dan Tinjauan Kritis), Bandung: Referens, 2012 RI, Departemen Kesehatan Dirjen Pembinaan Kesehatan Masyarakat Direktorat Gizi Masyarakat, Bina, Pedoman Perbaikan Gizi Anak Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah, Jakarta: Departemen Kesehatan RI, 2005. ____, Departemen Kesehatan RI Dirjen Pembinaan Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Pedoman Pemantauan Tinggi Badan Anak Baru Masuk Sekolah (TBABS), Jakarta: Departemen Kesehatan RI, 1999. ____, Departemen Kesehatan, Panduan 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang, Jakarta: Depkes RI, 1995. ____, Kemenkes, Pedoman Gizi Seimbang, Jakarta: Kemenkes RI, 2014. ____, Kementerian Kesehatan RI, Pedoman Gizi Seimbang, Jakarta: Kemenkes, 2014. S. Hall, Calvin dan Gardner Lindsey, Teori-Teori Sifat dan Behavioristik, Yogyakarta: Kanisius, 1993. S.Morrison,Goerge, Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta: Indeks, 2012. Salim, Agus, Teori dan Pradigma Penelitian Sosial, Yogyakarta: Tiara Wacana, 2006. Seefeldt, Carol, dan Barbara A.Wasik, Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta: Indeks 2008. Septa, Dian, Karya Tulis Ilmiah Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Muda tentang Stimulasi Perkembangan dengan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 2-12 bulan di Rumah Sakit Bersalin, Widuri, Sleman, Yogyakarta,Yogyakarta: STIEKES A.Yani, 2012. Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), Bandung: Alfabeta, 2013. _______, Metode Penelitian Pendidikan : pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R & D Bandung: Alfabeta, 2010. _______, Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta: Alfabeta, 2011. Suparjo, Komunikasi Interpersonal Kiai-Santri : Studi tentang keberlangsungan Tradisi Pesantren di Era Modern, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2013. 205
206
Sutanto, Jusuf, dan Tim, Ed., “Globalisasi Pangan”, Revitalisasi Pertanian dan Dialog Peradaban, Jakarta: Kompas Media Nusantara, 2006. Suyadi, Manajemen PAUD, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011. UGM, Pusat Kajian Makanan Tradisional (PKTM), dan Dikpora Prov. DIY, Panduan Pangan Sehat untuk Semua, Yogyakarta: PKTM UGM, 2010. Van Maanen, John, Qualitative Methodology, London: Sage Publication, 1985. W. Santrock, John. Life- Span Development, New York City: Mc. Graw, Hill Higher Education, 2007.
ARTIKEL/PAPER Gizi, Seksi, Dinas kesehatah Provinsi DIY, “ Pedoman Gizi Seimbang dan Masalah Gizi Anak Sekolah”, paper dipresentasikan dalam temu Diklat Makanan Sehat TK/SD Dikpora Yogyakarta se DIY di Hotel Satya Graha Yogyakarta, Tanggal 24-27 Februari 2014.
WEB
Adawiyah, Rabiatul, “Studi Pelaksanaan Program Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMTAS) dan Keragaman Gizi Siswa Sekolah Dasar (SD) di Propivinsi Lampung”, dalam www.repository.ipb.ac.id, diakses tanggal 28 Desember 2013. Amelia, Sri, “Pedoman Gizi Seimbang 2014”, dalam www.gizinet.com, diakses tanggal 08 Novermber 2014. Anita
Syafitri, “Sosial Learning menurut Albert Bandura”, www.edukasikompasiana.com, diakses tanggal 25 Oktober 2014.
dalam
Antara, “Mendiknas Luncurkan Program Makanan Tambahan Siswa SD/TK”, dalam www.antaranews.com, diakses tanggal 04 Januari, 2014. Argitauchita, “Gambar Tumpeng Gizi Seimbang”, www.argitauchita.blogspot.com, diakses 15 Januari 2015.
dalam
Atom, Kamus, “Kamus Indonesia-Indonesia”, dalam www.kamusatom.com diakses tgl 26 September 2013.
206
207
Atom, Paud, “Pertumbuhan dan Perkembangan Anak usia Dini,” dalam www.paudatom.com, diakses tgl 26 September 2013. Bantul, TK, Daftar Nama dan Alamat TK se Kabupaten Bantul, dalam www.pendidikan-diy.go.id, diakses tanggal 30 Oktober 2014.
BPOM, “Gambar jenis Makanan yang Mengandung zat Pemanis dan Pewarna Berbahaya”, dalam www.bpomdiy.com, diakses tanggal 20 Januari 2015. Dikdaskemendikbud, “Kebijakan Penyediaan PMT-AS”, www.dikdaskemendikbud.go.id, diakses 10 juni 2014.
Dalam
Dinas Kesehatan Provinsi DIY, “Sejarah dan Pengertian Gizi Seimbang ”, Dalam www.dinkes.jogjaprov.go.id, Diakses Tanggal 09 April 2014. Engge, Margaretha, “Apa Itu PMT-AS”, dalam http://www.compas.com, diakses tanggal 04 Januari 2014. Himpaudi Bantul, Daftar PAUD Kabupaten Bantul, dalam www.himpaudibantul.blogdetik.com, diakses tanggal 30 Oktober 2014. Kamus, “Pengertian Akademik”, dalam www.bintangbangsaku.com, Diakses tanggal 03 Oktober 2014. Kemendiknas, “Salinan Lampiran Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 Tanggal 4 Mei 2007”, Dalam www.wordpress.com, Diakses Tanggal 20 Oktober 2014. Lagu
Anak, Kak Zepe, “Empat Sehat Lima Sempurna”, www.facebook.com, diakses tanggal 14 September 2014.
dalam
News, Bantul, “Peta Persebaran Pemukiman Kecamatan Kasihan”, dalam www.bantul.go.id, diakses 15 Januari 2015. Rizal, MD, “Efektivitas Manajemen Program Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) dan Pengaruhnya terhadap Mutu Penyelenggaraan Pendidikan (Studi pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau, Tahun 2002)”, dalam www.repository.upi.edu.com, diakses tanggal 27 Desember 2013. Rizki, M.S., “Pengertian Aktivitas Fisik”, dalam www.respositoryusu.com, di akses tanggal 20 Januari 2015. Rosihan, Muhammad, “4 Pilar Gizi Seimbang”, dalam www.wordpress.com, Diakses tanggal 08 Juni 2014. 207
208
Suci, “Susunan Menu 4 Sehat 5 Sempurna, dalam www.wordpress.com, diakses tanggal 20 Januari 2015. Syafitri, Anita “Sosial Learning menurut Albert Bandura”, www.edukasikompasiana.com, diakses tanggal 25 Oktober 2014.
dalam
UAJY, “Pengertian Diversifikasi Pangan”, dalam www.journaluajy.ac.id, diakses tanggal 09 Juni 2014. Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Yuniarti, “Bantul Sabet Dua Juara dalam Lomba PMT-AS Tk. Nasional”, dalam www.bantulkab.go.id, diakses tanggal 24 Desember 2013.
208
Lampiran I Pengumpulan Data PEDOMAN PENGAMATAN
Mengamati Kondisi fisik atau sarana dan prasarana yang terdapat di TKIT Al-Farabi. Mengamati proses pembelajaran secara umum. Mengamati aktivitas guru dalam pembelajaran. Mengamati metode, strategi, dan media yang digunakan dalam pembelajaran. Mengamati setting kegiatan makan kudapan. Mengamati setting kegiatan makan siang. Mengamati setting dapur. Mengamati setting toilet dan tempat cuci tangan. Mengamati kegiatan fisik anak anak. Mengamati kegiatan anak yang berkaitan dengan pola hidup sehat Mengamati interaksi anak (anak dengan guru dan anak dengan anak lain) Mengamati situasi dan kondisi lingkungan setempat.
PEDOMAN WAWANCARA A. Wawancara dengan Kepala TKIT Al- Farabi. 1. Apa filosofi bangunan TKIT Al-Farabi ini yang dari tahun ke tahun tampak sekali pekembangannya? 2. Apa wujud pengembangan secara kualitasnya terutama bagi para pendidik TKIT Al-Farabi? 3. Darimana pembiayaan yang didapatkan untuk semua program kegiatan TKIT Al-Farabi? 4. Sejak kapan sekolah Ibu mengikuti program PMT-AS dan sudah meraih kejuaraan tingkat apa saja? 5. Apa yang ibu ketahui tentang Pedoman Gizi Seimbang (PGS) dan tentang konsep empat empat pilar gizi seimbang yaitu mengkonsumsi makanan beragam, membiasakan perilaku hidup bersih seperti mencuci tangan, menutup makanan dengan tudung saji, membuang sampah pada tempatnya, melakukan kegiatan fisik, memantau BB dan TB sebagai implementasi dari PGS? 6. Lalu kira-kira kegiatan apa yang telah mengimplementasikan konsep empat pilar gizi seimbang tersebut di TKIT Al-Farabi? 7. Bagaimana menurut Ibu tentang program PMT-AS dan kerjasamanya dengan pihak-pihak yang terkait? 8. Bagaimana kebijakan TKIT Al-Farabi terkait dengan program PMT-AS ini? 9. Seperti apa kerlibatan pihak dinas kesehatan yaitu puskesmas terdekat dalam kegiatan PMT-AS ini khususnya masalah penyuluhan kesehatan? 10. Apa wujud real dari pelaksanaan kebijakan TKIT Al-Farabi terkait dengan protap atau prosedur tetap? 11. Siapa saja yang ikut terlibat dari TIM pemasak PMT-AS ini? 12. Kemudian siapa saja ibu yang membantu TIM pemasak di TKIT Al-Farabi ini? 13. Bagaimana kriteria dapur dalam buku pedoman PMT-AS ini? 14. Bagaimana menurut Ibu kondisi dari dapur umumTKIT Al-Farabi? 15. Apa yang dilakukan TKIT Al-Farabi dalam rangka mengembangkan sarana kebersihan? 16. Bagaimana dengan kegiatan aktivitas fisik terkait hari diadakan makan menu kudapan/makan besar PMT-AS? 17. Bagaimana kerjasama antara TKIT Al-Farabi dengan Puskesmas terdekat terkait dengan pemeriksaan kesehatan anak? 18. Gangguan kesehatan apa yang biasanya terjadi pada anak-anak di TKIT AlFarabi ini? Terus bagaimana tindak lanjutnya? 19. Gangguan kesehatan apa yang biasanya terjadi pada anak-anak di TKIT AlFarabi ini? Terus bagaimana tindak lanjutnya? 20. Selain itu dari segi sosialisasi menu PMT-AS yang beragam diadakan kegiatan apa Ibu? 21. Kemudian menurut Ibu nilai-nilai pilar apa saja yang dapat diimplementasikan dalam program PMT-AS ini?
22. Bagaimana bentuk keterlibatan/partisipasi wali murid dalam berbagai kegiatan sekolah? 23. Contoh kegiatan apa saja luar sekolah yang dilakukan dan sejauh mana keterlibatan wali dan tinjauan akuntabilitasnya? 24. Di TKIT Al-Farabi ini banyak sekali sumber belajar dan media. Bagaimana sistem pengadaan, pemanfaatan, dan perawatannya? 25. Bagaimana dengan sistem pendanaan yang Ibu lakukan terkait dengan program sekolah dan pengembangannya? 26. Bagaimana pendapat Ibu tentang keadaan geografis TKIT Al-Farabi? B. Wawancara dengan Koordinator PMT-AS Kabupaten Bantul. 1. Dukungan pemerintah dalam PMT-AS ini secara nasional dan di Kabupaten Bantul? 2. Bagaimana Permendagri No. 18 Tahun 2011 diwujudkan dalam program PMT-AS di Bantul. C. Wawancara dengan Sekretaris PMT-AS TKIT Al-Farabi. 1. Bagaimana menurut pendapat Ibu selaku sekretaris dan koordinator menu PMT-AS tentang keragaman dan konsep menu PMT-AS TKIT Al-Farabi? 2. Bagaimana konsep inovasi menu dalam PMT-AS untuk mengenalkan keanekaragaman makanan? 3. Bagaimana proses penyajian menu kudapan/makan besar PMT-AS di TKIT Al-Farabi? D. Wawancara dengan Guru TKIT Al-Farabi. 1. Apakan Ibu tahu tentang konsep gizi seimbang? 2. Kalau tentang konsep empat pilar gizi seimbang Ibu tahu tidak? 3. Empat pilar gizi seumbang adalah pilar-pilar dalam PGS yaitu mengkonsumsi makanan yang beraneka ragam, membiasakan perilaku bersih, melakukan kegiatan fisik dan memantau BB dan TB? 4. Apakan dalam kegiatan makan menu PMT-AS hal ini juga ditanamkan kepada anak-anak? 5. Bagaimana selera makan anak-anak terhadap menu kudapan/makan besar PMT-AS? 6. Apakah di TKIT Al-Farabi ini diadakan kegiatan fisik setiap hari pelaksanaan PMT-AS? 7. Kalau kegiatan senamnya hari apa saja ya, Bu? 8. Bagaimana menurut Ibu tentang variasi menu kudapan PMT-AS? 9. Kalau menu makan besar gimana Ibu? E. Wawancara dengan Peserta Didik TKIT Al-Farabi. 1. Namanya siapa? 2. Kamu suka makan makanan yang di sekolah?
F. Wawancara dengan Wali Murid TKIT Al-Farabi. 1. Ibu namanya siapa? 2. Wali dari ananda siapa yaa? 3. Bagaimana pembiasaan perilaku hidup bersih yang ditanamkan disekolah apakah dilakukan di rumah, makan makanan beragam, dan kegiatan fisiknya dirumah apa?
PEDOMAN DOKUMENTASI Mencari dokumen (buku-buku, undang-undang, arsip-arsip, artikel-artikel, dan lain-lain) yang berhubungan dengan penanaman nilai-nilai, empat pilar gizi seimbang, PMT-AS yang dikaitkan dengan pembelajaran anak usia dini. Mencari data mengidentifikasi : 1. Latar belakang berdiri dan sejarah perkembangan TKIT Al-Farabi. 2. Visi, misi, dan tujuan pendidikan. 3. Struktur organisasi. 4. Sarana dan prasarana. 5. Keadaan tenaga pendidik dan kependidikan. 6. Keadaan pesrta didik. 7. Luas tanah dan bangunan sekolah. 8. Letak geografis TKIT Al-Farabi. 9. Pedoman dan pelaksanaan PMT-AS. 10. Pedoman Pembelajaran. 11. Jadwal Kegiatan Sekolah. 12. Profil TKIT Al-Farabi. 13. Laporan PMT-AS TKIT Al-Farabi. 14. Kegiatan sekolah (didalam dan luar sekolah). 15.Penilaian Perkembangan Anak (penilaian harian, mingguan, bulanan, rangkuman semester, LPPAD, catatan anekdot). 16. Kebijakan PMTAS (nasional, provinsi, pemda, sekolah). 17. Buku Menu PMTAS. 18. Administrasi PMT-AS. 19. Pedoman konsultasi gizi. 20. Catatan berat badan dan tinggi badan. 1.
Lampiran 2 Cuplikan Hasil Wawancara Catatan Hasil Wawancara (CHW.01) Kode Situs Tehnik Informan Tanggal Hari Tempat Pukul
: TKITAF.W.KT. 16-09-2014 : TKITAF (TKIT Al-Farabi) : W (Wawancara) : KT (Kepala TKIT) (Ibu Dra. Mutaslimah) : 16-09-2014 : Selasa : Ruang Kepala TKIT Al-Farabi : 11.00-13.00 WIB
No Penulis 1. Apa filosofi bangunan TKIT Al-Farabi ini yang dari tahun ke tahun tampak sekali pekembangannya?
Informan TKIT Al- Farabi selama ini melakukan pengembangan baik itu secara kualitas yang berupa sumber daya manusianya maupun kuantitas yangmencakup sarana dan prasananya, semua itu berawal dari dari mimpimimpi yaitu TKIT Al-Farabi dalam naungan LPIT AlFarabi adalah sebuah lokomotif yang akan mengantarkan anak didiknya ke stasiun cita-cita yang sesuai dengan visi dan misi pendidikan TKIT tersebut yang tergambarkan dalam pembangunan gedungnya yang ada kepala kereta api dan badannya adalah bangunan kelas-kelas, dan sebenarnya masih banyak lagi cita-cita kami untuk 5-10 tahun kedepan yang alhamdulillah tercapai sebelum waktunya, semua juga karena ridlo Allah.
2.
Apa wujud pengembangan secara kualitasnya terutama bagi para pendidik TKIT Al-Farabi?
Para pendidik TKIT Al-Farabi tetap memiliki antusiasme yang tinggi dalam menggali ilmu tentang PAUD dengan mengikuti berbagai workshop, seminar, maupun melanjutkan jenjang pendidikan yang relevan. Sebagai contoh adalah mengikuti seminar kurikulum yang disosialisasikan oleh pemerintah, workshop pembelajaran, permainan, APE, kesehatan, multimedia, makanan sehat, mengikuti berbagai lomba dan lain sebagainya.
3.
Darimana pembiayaan yang didapatkan untuk semua program kegiatan TKIT Al-
Secara transparansi TKIT Al-Farabi jiga menggunakan biaya dari ketiga macam jenis dan pemanfaatanya yang berupa biaya investasi, biaya operasional dan biaya personal dari peserta didik dalam berbagai kegiatan baik itu pembelajaran maupun kegiatan lainnya yang
No Penulis Farabi? 4.
Sejak kapan sekolah Ibu mengikuti program PMT-AS dan sudah meraih kejuaraan tingkat apa saja?
Informan telah diprogramkan baik itu untuk program pembelajaran maupun untuk program kegiatan sekolah. Program PMT-AS dari mulai tahun 2004 TKIT AlFarabi telah melaksanakan program tersebut dengan baik sesuai dengan ketentuan yang berlaku hingga pada tahun 2013 TKIT Al-Farabi diberi kepercayaan untuk mewakili lomba PMT-AS tingkat kecamatan melalui kompetisi kemudian di Kabupaten dan mendapatkan juara II dan diberi kepercayaan untuk mewakili maju di tingkat Daerah Istimewa Yogyakarta atas pertimbangan tertentu dan mendapatkan peringkat pertama, sehingga akhirnya mendapat kepercayaan untuk mewakili lomba tingkat nasional.
Catatan Hasil Wawancara (CHW.02) Kode Situs Tehnik Informan Tanggal Hari Tempat Pukul
: TKITAF.W.KT. 02-10-2014 : TKITAF (TKIT Al-Farabi) : W (Wawancara) : KT (Kepala TKIT) (Ibu Dra. Mutaslimah) : 02-10-2014 : Kamis : Ruang Kepala TKIT Al-Farabi : 11.00-12.00 WIB
No Penulis 1. Apa yang ibu ketahui tentang Pedoman Gizi Seimbang (PGS) dan tentang konsep empat empat pilar gizi seimbang yaitu mengkonsumsi makanan beragam, membiasakan perilaku hidup bersih seperti mencuci tangan, menutup makanan dengan tudung saji, membuang sampah pada tempatnya, melakukan kegiatan fisik, memantau BB
Informan Kami belum tahu selengkapnya tentang Pedoman Gizi Seimbang (PGS) hanya berupa gambaran konsep makanan yang berbentuk tumpeng atau piramida makanan selebihnya tentang konsep empat pilar gizi seimbang yang relatif masih baru ini belum tersosialisasikan. Kemudian tentang pilar-pilar gizi seimbang secara tidak langsung sudah dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari dan terkait dengan program PMT-AS yaitu pilar pertama mengkonsumsi makanan yang beranekaragam, pilar kedua membiasakan perilaku hidup bersih seperti mencuci tangan sebelum makan, membuang sampah pada tempatnya, menutup makanan dan minuman, dan lain sebagainya, pilar ketiga adalah melakukan aktivitas fisik berupa kegiatan senam in door maupun out door, kegiatan permainan anak, jalan-jalan, out bond dan pilar terakhir adalah mempertahankan dan
No Penulis Informan dan TB sebagai memantau Berat Badan (BB) normal oleh petugas UKS implementasi dari setiap satu bulan sekali. Oh iya mbak Lia besuk kami PGS? minta bukunya kalau ada? 2.
Iya Ibu nanti saya copikan kemarin mendapatkan buku itu dari Dinkes DIY. Lalu kira-kira kegiatan apa yang telah mengimplementasikan konsep empat pilar gizi seimbang tersebut di TKIT Al-Farabi?
Pelaksanaan PMT-AS yang berupa kegiatan makan kudapan dan makan bersama adalah kegiatan yang sangat tepat dilaksanakan untuk menanamkan pembiasaan perilaku hidup bersih dan sehat, serta memberikan penyuluhan tentang gizi dan kesehata nagar anak-anak memiliki banyak pengetahuan tentang hal tersebut. Sementara kegiatan fisik dapat dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran awal, maupun kegiatan filltreep.
Catatan Hasil Wawancara (CHW.03) Kode Situs Tehnik Informan Tanggal Hari Tempat Pukul
: TKITAF.W.KT. 07-10-2014 : TKITAF (TKIT Al-Farabi) : W (Wawancara) : KT (Kepala TKIT) (Ibu Dra. Mutaslimah) : 07-10-2014 : Selasa : Ruang Kepala TKIT Al-Farabi : 11.00-15.00 WIB
No Penulis 1. Bagaimana menurut Ibu tentang program PMT-AS dan kerjasamanya dengan pihak-pihak yang terkait?
2.
Informan Program PMT-AS yang sudah berjalan cukup lama kami berusaha melaksanakan program tersebut sesuai dengan buku pedoman yang ada dengan melibatkan segenap komponen baik itu intern maupun ekstern yaitu guru, komite, pengelola PMT-AS (Pemasak dari TIM PKK setempat dibantu oleh guru, dan staf TKIT Al- Farabi) maupun pemerintah setempat yaitu pemerintah desa dalam hal ini adalah Kepala Dusun setempat dan puskesmas untuk dapat menjalankan program ini dengan sebaik-baiknya mulai dari perencanaan menu hingga penyajian menu untuk anak dan konsultasi gizi maupun kesehatan.
Bagaimana kebijakan Dalam perencanaan maupun pelaksanaan menu TKIT TKIT Al-Farabi Al-Farabi memiliki Protap atau Prosedur Tetap yang terkait dengan digunakan sebagai pijakan pelaksanaan PMT-AS mulai
No Penulis program ini?
Informan PMT-AS dari perencanaan menu yang beraneka ragam hingga penyajian menu dan konsultasi dengan Dinas Kesehatan setempat seperti Puskesmas.
3.
Seperti apa kerlibatan pihak dinas kesehatan yaitu puskesmas terdekat dalam kegiatan PMT-AS ini khususnya masalah penyuluhan kesehatan?
Keterlibatan Puskesmas I Bangun Jiwa adalah dalam rangka MOU penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan dengan Bapak Soeroyo Machfoed, S.pA kepada peserta didik yang menderita gizi buruk dan kurang di TKIT Al-Farabi dan atas nama Puskesmas Kasihan I memberikan izin untuk penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan secara rutin.
4.
Apa wujud real dari pelaksanaan kebijakan TKIT AlFarabi terkait dengan protap atau prosedur tetap?
Untuk bukti pelaksanaan protap tersebut TKIT AlFarabi telah melaksanakan dengan bukti administratif berupa pengisian buku-buku administrasi PMT-AS yang meliputi ; buku daftar belanja bahan baku PMTAS TK, buku jadwal petugas masak program PMT-AS TK, buku penyerahan kudapan PMT-AS TK, Buku keuangan (kas) program PMT-AS TK, serta laporan triwulan kegiatan PMT-AS TK yang dikoordinasi sekecamatan dan diserahkan kepada kantor Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Bantul.
5.
Siapa saja yang ikut terlibat dari TIM pemasak PMT-AS ini?
TIM pemasak PMT-AS TK dengan nama koordinator pemasak Ibu Titik Harwati, Ibu Astati, dan Ibu Anita dan dibantu pemasak dari TKIT Al-Farabi memasak di dapur sekolah berusaha semaksimal mungkin untuk mematuhi ketentuan yang berlaku dalam buku pedoman karena itu sudah merupakan standar.
6.
Kemudian siapa saja ibu yang membantu TIM pemasak di TKIT Al-Farabi ini?
Ibu Kaminah dan Ibu Sutinem mbak, mereka berdua merasa dengan senang hati dan nyaman membantu bertugas memasak di dapur TKIT Al-Farabi dalam rangka PMT-AS ini.
7.
Bagaimana kriteria dapur dalam buku pedoman PMT-AS ini?
Untuk kriteria dapur sekolah harus memiliki persyaratan bersih, cukup lubang udara, tidak lembab, jauh dari pembuangan sampah, jauh dari kandang, bebas dari serangga, tersedianya cukup air bersih, tersedia tempat sampah, dilengkapi sarana pembuangan air limbah, tidak untuk menyimpan bahan berbahaya.
8.
Bagaimana menurut Sebenarnya dapur sekolah itu memang diusahakan Ibu kondisi dari dapur sedemikian rupa hingga sesuai dengan standar, dan
No Penulis umumTKIT Farabi?
9.
Informan Al- secara bertahap sarana dan prasarananya dilengkapi hingga memenuhi standar minimal dari pembangunannya pun diposisikan ditempat yang dekat dengan fasilitas air dan tempat sampah yang bantuan dari Dinas Lingkungan Hidup, yang jelas kami masih terus berbenah dan nanti silahkan dilihat sendiri saja.
Apa yang dilakukan TKIT Al-Farabi dalam rangka mengembangkan sarana kebersihan?
Untuk sarana kebersihan tempat cuci tangan di TKIT Al-Farabi ini dari tahun ketahun terus berusaha melakukan pengembangan dengan memberikan fasilitas toilet yang berdekatan dengan kelas-kelas. Saat ini tempat cuci tangan berupa bangunan dengan krankran untuk air mengalir ada 16 buah dan kedepannya terus akan dibuatkan sarana yang memadai untuk kamar mandi maupun sarana kebersihan yang lain ini juga dilengkapi dengan sarana sabun cuci tangan. Selain itu pengembangan sarana toilet yang diharapkan akan sesuai dengan rasio peserta didik dan guru yang ada di TKIT Al-Farabi yang mencapai seratusan lebih.
10. Bagaimana dengan kegiatan aktivitas fisik terkait hari diadakan makan menu kudapan/makan besar PMT-AS?
Kegiatan yang terkait dengan aktivitas dilakukan ketika kegiatan awal dalam rangka menunggu kedatangan siswa lain yang belum datang dengan mendengarkan lagu-lagu dari tape, mengajak anak untuk bermin permainan tradisional, tepuk dan bermain dengan alat permainan luar antara pukul 07.00-08.00 dengan didampingi guru. Sementara khusus hari Rabu bersamaan dengan kegiatan makan kudapan PMT-AS maka diadakan kegiatan fisik berupa berbagai macam senam, kemudian untuk hari Jum’at saat kegiatan makan besar PMT-AS anak-anak juga diadakan kegiatan diluar ruangan yang biasanya diisi dengan kegiatan jalan-jalan, permainan,dan lain sebagainya dengan tujuan untuk menstabilkan energi anak.
11. Bagaimana kerjasama antara TKIT AlFarabi dengan Puskesmas terdekat terkait dengan pemeriksaan kesehatan anak?
Adanya kerjasama yang baik antara TKIT Al-Farabi dengan TIM Puskesmas Kasihan I Bangun Jiwa Kasihan Bantul sangat membantu dalam rangka pemeriksaan tumbuh kembang anak, pemeriksaan golongan darah, gigi, telinga, dan mata.
2.
Gangguan kesehatan Gangguang yang biasanya didapatkan pada anak usia apa yang biasanya TK adalah gigi caries, serumen telinga, atau gangguan
No Penulis terjadi pada anakanak di TKIT AlFarabi ini? Terus bagaimana tindak lanjutnya?
Informan motorik pada anak yang memang memiliki kebutuhan khusus. Keadaan yang demikian dapat segera mendapatkan penanganan mula-mula dengan rujukan ke Puskesmas I Bangun Jiwa yang selanjutnya diserahkan kepada dokter ahli yang memeriksa.
3.
Kegiatan apa yang dilakukan dalam rangka kejuaran PMT-AS kemarin?
Dalam rangka PMT-AS yang menjadi juara III tingkat nasional dengan hadiah Rp. 40.000.000 dan hadiah berupa barang maka TKIT Al-Farabi diikutkan dalam kegiatan karnaval mobil hias di hari jadi Kabupaten Bantul pada Juli tahun 2013 dengan seluruh warga sekolah mengikutinya. Dalam hal ini mereka mengangkat tema karnaval “Tumpeng Gizi Seimbang” (TGS). Antusiasme dari para guru, komite sekolah, wali murid dan terlebih anak-anak mereka sangat besar sekali memeriahkan kegiatan ini. Tumpeng gizi seimbang ini sekaligus memperkenalkan kepada masyarakat untuk makan makanan dengan menu yang seimbang antara karbohidrat, mineral dan buah-buahan serta sumber protein yang berasal dari bahan-bahan sekitar lingkungan kita.
4.
Selain itu dari segi sosialisasi menu PMT-AS yang beragam diadakan kegiatan apa Ibu?
Selain acara diatas dalam rangka kegitan kejuaraan tingkat nasional dan sosialisasi PMT-AS maka di TKIT Al-Farabi juga mengadakan kegiatan yang berupa “Diklat Memasak Menu PMT-AS” pada hari Sabtu, tanggal 23 November 2013 dengan dihadiri segenap jajaran TIM PKK Kecamatan Kasihan dan para peserta adalah tim pemasak PMT-AS TK se kecamatan Kasihan. Hal ini mendapatkan respon yang sangat baik dari pihak Sekolah Taman Kanak-Kanak lain dengan bukti bahwa semua TK yang mendapatkan undangan pemasak hadir seluruhnya. Kegiatan ini dilaksanakan untuk berbagi ilmu pengetahuan baru terkait dengan menu PMT-AS yang beragam dan dari bahan-bahan lokal. Adapun menu kudapan yang dijadikan materi pelatihan adalah skotel jagung manis goreng, puding ubi ungu, dan rolade kacang hijau semoga bermanfaat menambah variasi menu di TK lain.
5.
Iya Bu alhamdulillah adik saya juga ikut kegiatan itu dan hasilnya dia praktek
program PMT-AS di TKIT Al-Farabi ini menanamkan nilai-nilai untuk kudapan agar anak suka dengan beragam jenis makanan lokal terutama yang berbentuk kudapan seperti gethuk, klepon, tahu isi telur, tempe
No Penulis membuat puding ubi ungu untuk menu PMT-AS TK saya. Kemudian menurut Ibu nilai-nilai pilar apa saja yang dapat diimplementasikan dalam program PMTAS ini?
Informan kemul, dan lain sebagainya yang dibuat variasi menu yang lain daripada yang lain sehingga anak mencintai kudapan lokal tersebut, untuk makan besar agar anak suka makan nasi dan sayur, untuk jus agar anak terbiasa merasakan asupan buah-buahan. Untuk perilaku hidup bersih memberikan sarana toilet dan cuci tangan, bak sampah, kegiatan kerja bakti yang selalu diikuti anak dengan antusias, gerakan go green yang dikuti oleh semua warga sekolah. Untuk aktifitas fisik dilakukan dalam pembelajaran oleh guru, kemudian untuk mempertahankan dan memantau berat badan normal dilakukan oleh pengelola PMT-AS bekerja sama dengan UKS, Puskesmas untuk melakukan konsultasi gizi. Semua kegiatan ataupun pembiasaan tersebut diharapkan untuk dapat menjadi pembelajaran dilingkungan rumah
Catatan Hasil Wawancara (CHW.04) Kode Situs Tehnik Informan Tanggal Hari Tempat Pukul
: TKITAF.W.KT. 16-10-2014 : TKITAF (TKIT Al-Farabi) : W (Wawancara) : KT (Kepala TKIT) (Ibu Dra. Mutaslimah) : 16-10-2014 : Kamis : Ruang Kepala TKIT Al-Farabi : 11.00-13.30 WIB
No Penulis 1. Bagaimana bentuk keterlibatan/partisipasi wali murid dalam berbagai kegiatan sekolah?
Informan Dalam berbagai hal kepengurusan maupun kegiatan yang berkenaan dengan kegiatan disekolah kami selalu melibatkan orang tua terutama dalam kepengurusan komite sekolah, agenda kegiatan sekolah berupa parenting, kegiatan temu wali dan lain sebagainya. Hal ini dilakukan karena peran wali sangat dibutuhkan disekolah.
2.
Sebagai contoh pembelajaran peserta didik TKIT diajak kunjungan ke kavaleri, kepolisisn, dirgantara, dll. Kemudian kegiatan parenting juga melibatkan pakar tertentu, maupun kegiatan training memasak yang dilakukan untuk menambah wawasan menu PMT-AS yang melibatkan sekolah-sekolah di Kecamatan Kasihan. Adapun prinsip akuntabilitas
Contoh kegiatan apa saja luar sekolah yang dilakukan dan sejauh mana keterlibatan wali dan tinjauan akuntabilitasnya?
No Penulis
Informan dapat dibuktikan dengan adanya pelaporan secara berkala baik itu terhadap pengurus maupun kepada wali murid, guru, dan pihak dinas.
3.
Untuk pengelolaan sumber belajar/ media meliputi pengadaan, pemanfaatan, dan perawatan yang masingmasing ada dana tersendiri dari dana sarana dan prasarana.
Di TKIT Al-Farabi ini banyak sekali sumber belajar dan media. Bagaimana sistem pengadaan, pemanfaatan, dan perawatannya?
Catatan Hasil Wawancara (CHW.05) Kode Situs Tehnik Informan Tanggal Hari Tempat Pukul
: TKITAF.W.KT. 24-10-2014 : TKITAF (TKIT Al-Farabi) : W (Wawancara) : KT (Kepala TKIT) (Ibu Dra. Mutaslimah) : 24-10-2014 : Jum’at : Ruang Kepala TKIT Al-Farabi : 11.00-12.00 WIB
No Penulis 1. Bagaimana dengan sistem pendanaan yang Ibu lakukan terkait dengan program sekolah dan pengembangannya?
Informan Selain dana SPP yang didapatkan dari wali, dan lainnya ada juga dana yang bersifat sukarela yaitu “Program kencreng” dengan memberikan celengan kepada tiap anak atau pihak lain yang bersedia untuk mengisi boleh dengan recehan, uang sisa belanja, dan lain sebagainya. Hasil dari program kencreng ini cukup lumayan jika dikumpulkan pada akhir tahun pelajaran. Nominal pertahunnya hingga untuk periode tahun 2013/2014 mendapatkan Rp 16.000.000,00 yang dapat digunakan untuk membayar investasi tanah hasil dari pengembangan sekolah.
Catatan Hasil Wawancara (CHW.06) Kode Situs Tehnik Informan Tanggal Hari Tempat Pukul
: TKITAF.W.KT. 10-11-2014 : TKITAF (TKIT Al-Farabi) : W (Wawancara) : KT (Kepala TKIT) (Ibu Dra. Mutaslimah) : 10-11-2014 : Senin : Ruang Kepala TKIT Al-Farabi : 11.00-12.00 WIB
No Penulis 1. Bagaimana pendapat Ibu tentang keadaan geografis TKIT AlFarabi?
Informan Secara geografis TKIT Al- Farabi memiliki struktur tanah yang rentan terhadap gerakan dasar bumi dan memiliki sumber air tanah yang sulit, dan tidak berani mendirikan bangunan tingkat. Namun hal ini tidak menjadikan kendala yang berarti untuk pengembangan sekolah tersebut dengan terus berusaha memberikan fasilitas baik itu gedung, taman bermain.
Catatan Hasil Wawancara (CHW.07) Kode Situs Tehnik Informan Tanggal Hari Tempat Pukul
: PMDBTL.W.KPMT-AS. 01-10-2014 : PMDBTL (PMD Kabupaten Bantul) : W (Wawancara) : KPMT-AS (Koordinator PMT-AS) (Ibu Supadmiyati, Sm.Hk.) : 01-10-2014 : Rabu : Ruang Sekretariat PMT-AS PMD Kab. Bantul. : 14.00 WIB
No Penulis 1. Dukungan pemerintah dalam PMT-AS ini secara nasional dan di Kabupaten Bantul?
Informan Dukungan pemerintah disini diwujudkan dalam perundang-undangan yang secara nasional terwujud dalam Permendagri No 18 Tahun 2011 yang mengatur tentang PMT-AS yang didalamnya mencakup nilainilai Pedoman Gizi Seimbang yang didukung dan disosialisasikan secara langsung kepada institusi baik itu Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) yang bekerjasama dengan lembaga pendidikan dalam hal ini di Kabupaten Bantul difokuskan untuk TK dalam hal adalah Dinas Pendidikan Non Formal, berdasarkan Peraturan Bupati Bantul No 03 Tahun 2014 yang
No Penulis
Kode Situs Tehnik Informan Tanggal Hari Tempat Pukul
Informan kemudian secara langsung lembaga sekolah Taman Kanak-Kanak di Bantul. Catatan Hasil Wawancara (CHW.08) : PMDBTL.W.KPMT-AS. 24-10-2014 : PMDBTL (PMD Kabupaten Bantul) : W (Wawancara) : KPMT-AS (Koordinator PMT-AS) (Ibu Supadmiyati, Sm,Hk.) : 24-10-2014 : Jum’at : Ruang Kepala TKIT Al-Farabi : 14.00 WIB
No Penulis 1. Bagaimana Permendagri No. 18 Tahun 2011 diwujudkan dalam program PMT-AS di Bantul.
Informan Dari Permendagri Nomor 18 Tahun 2011 ini dapat diaplikasikan di daerah masing-masing sesuai dengan situasi dan kondisi dengan peraturan langsung dari Wali kota maupun Bupati setempat. Di Kabupaten Bantul sejak tahun 2004 pada masa pemerintahan Bapak Bupati H. Idham Samawi, S.H. PMT-AS dialokasikan di TK/RA hingga sekarang oleh Bupati Bantul Ibu Hj. Sri Surya Widati.
Catatan Hasil Wawancara (CHW.09) Kode Situs Tehnik Informan Tanggal Hari Tempat Pukul
: TKITAF.W.S.P. 07-10-2014 : TKITAF (TKIT Al-Farabi) : W (Wawancara) : S.P. (Sekretaris PMT-AS ) (Ibu Anita Andriwati, S.E.) : 07-10-2014 : Selasa : Ruang Kepala TKIT Al-Farabi : 11.00-12.00 WIB
No Penulis 1. Bagaimana menurut pendapat Ibu selaku sekretaris dan koordinator menu PMT-AS tentang keragaman dan konsep menu PMT-AS TKIT Al-Farabi 2.
Bagaimana
Informan Menurut kami menu PMT-AS adalah berasal dari bahan yang beragam dan dijadikan dalam menu makanan yang beragam pula dan disajikan untuk anak-anak agar kebutuhan energi dan gizi mereka terpenuhi dan dengan inovasi menu yang disukai oleh anak-anak.
konsep Menurut kami meskipun saat ini keberagaman menu
No Penulis inovasi menu dalam PMT-AS untuk mengenalkan keanekaragaman makanan?
Informan PMT-AS sudah bagus namun perlu adanya inovasi yang tiada henti untuk mendalami pengetahuan resepresep kudapan yang memiliki nilai gizi yang baik, dan juga diminati oleh anak-anak. Sebagai contoh adalah inovasi puding proll jagung yang ternyata sangat diminati anak-anak, kue brownies ubi ungu sebagai alternatif kue berbahan dasar tanaman sekitar, dan lain sebagainya. Selain pemberian jus buah juga tetap dipertahankan setiap hari Jum’at sangat memotivasi anak untuk mengasup vitamin yang terkandung dalam berbagai jenis buah seperti alpokat, mangga, apel, jambu dan lain sebagainya.
Catatan Hasil Wawancara (CHW.10) Kode Situs Tehnik Informan Tanggal Hari Tempat Pukul
: TKITAF.W.BP-PMT-AS. 23-12-2014 : TKITAF (TKIT Al-Farabi) : W (Wawancara) : BP.PMT-AS. (Bendahara/Pengawas PMT-AS) (Ibu Siti Lestari, S.Pd, Aud) : 07-10-2014 : Selasa : Ruang Administrasi TKIT Al-Farabi : 11.00-11.30 WIB
No Penulis 1. Bagaimana proses penyajian menu kudapan/makan besar PMT-AS di TKIT AlFarabi?
Informan Setelah makanan siap untuk disajikan maka segera didistribusikan ke kelas-kelas dengan memakai wadah yang tertutup agar tidak terkontaminasi dengan debu dan juga hewan-hewan berbahaya seperti lalat, kecoa, dan lain sebagainya. Bila suasana mendukung maka guru dibantu anak-anak mengambil sendiri ke dapur, namun bila suasana tidak mendukung seperti hujan dan waktu terbatas maka petugas masak yang mengantarkannya.
Catatan Hasil Wawancara (CHW.11) Kode Situs Tehnik Informan Tanggal Hari Tempat Pukul
: TKITAF.W.GK.B2. 02-10-2014 : TKITAF (TKIT Al-Farabi) : W (Wawancara) : GK.B2. (Guru Kelas B2) (Ibu Saidah, S.Th.I) : 02-10-2014 : Kamis : Ruang Kelompok B2 TKIT Al-Farabi : 11.00-12.00 WIB
No Penulis 1. Apakan Ibu tahu tentang konsep gizi seimbang? 2. Benar Bu, Kalau tentang konsep empat pilar gizi seimbang Ibu tahu tidak? 3. Empat pilar gizi seumbang adalah pilar-pilar dalam PGS yaitu mengkonsumsi makanan yang beraneka ragam, membiasakan perilaku bersih, melakukan kegiatan fisik dan memantau BB dan TB 4. Apakan dalam kegiatan makan menu PMT-AS hal ini juga ditanamkan kepada anak-anak?
Informan Iya saya tahu itu kan yang seperti piramida makanan? Konsep yang seperti apa yaa...?
Oh itu yaa empat pilar gizi seimbang.
Iya bu mengkonsumsi makanan yang beranekaragam untuk menu kudapan, sayur, dan minumm jus buah, melakukan kegiatan yang berhubungan dengan motorik kasar seperti senam, permainan, membiasakan perilaku hidup bersih seperti cuci tangan sebelum makan, membuang sampah pada tempatnya, memantau berat badan dan tinggi badan sebulan sekali dilakukan.
Catatan Hasil Wawancara (CHW.12) Kode Situs Tehnik Informan Tanggal Hari Tempat Pukul
: TKITAF.W.GK.B2. 07-10-2014 : TKITAF (TKIT Al-Farabi) : W (Wawancara) : GK.B2. (Guru Kelas B2) (Ibu Saidah, S.Th.I) : 07-10-2014 : Selasa : Ruang Kelompok B2 TKIT Al-Farabi : 11.00-12.00 WIB
No Penulis Informan 1. Bagaimana selera Pada dasarnya semua suka kok jarang yang tidak makan anak-anak dimakan. terhadap menu kudapan/makan besar PMT-AS?
Catatan Hasil Wawancara (CHW.13) Kode Situs Tehnik Informan Tanggal Hari Tempat Pukul
: TKITAF.W.GK.B2. 10-12-2014 : TKITAF (TKIT Al-Farabi) : W (Wawancara) : GK.B2. (Guru Kelas B2) (Ibu Saidah, S.Th.I) : 10-12-2014 : Rabu : Ruang Kelompok B2 TKIT Al-Farabi : 11.00-12.00 WIB
No Penulis 1. Menurut Ibu apakah nilai-nilai empat pilar gizi seimbang ini ditanamkan dalam program PMT-AS?
Informan Dalam kaitannya dengan pembelajaran maka guru akan mendampingi berbagai kegiatan pembelajaran baik itu di dalam maupun diluar kelas terkait dengan keanekaragaman pangan dalam keanekaragaman menu baik itu kudapan maupun makan besar, untuk nilai-nilai pembiasaan hidup bersih dan sehat dengan memberi contoh mencuci tangan yang benar, menutup sajian makanan, meletakkan piring kotor pada tempatnya, kemudian untuk pemantauan berat badan bekerjasama dengan pengurus PMT-AS dan UKS yang nantinya dilaporkan dalam bentuk tulisan di LPPAD.
Catatan Hasil Wawancara (CHW.14) Kode Situs Tehnik Informan Tanggal Hari Tempat Pukul
: TKITAF.W.GK.A2. 02-10-2014 : TKITAF (TKIT Al-Farabi) : W (Wawancara) : GK.A2. (Guru Kelas B2) (Ibu Putu Sri Wahyuni, S.Pd.I) : 02-10-2014 : Kamis : Ruang Kelompok A2 TKIT Al-Farabi : 11.00-12.00 WIB
No Penulis 1. Apakan Ibu tahu tentang konsep gizi seimbang? 2. Benar Bu, Kalau tentang konsep empat pilar gizi seimbang Ibu tahu tidak? 3. Empat pilar gizi seumbang adalah pilarpilar dalam PGS yaitu mengkonsumsi makanan yang beraneka ragam, membiasakan perilaku bersih, melakukan kegiatan fisik dan memantau BB dan TB 4. Apakan dalam kegiatan makan menu PMT-AS hal ini juga ditanamkan kepada anak-anak?
Informan Iya piramida makanan?
Gak tahu, konsep yang seperti apa yaa...?
Oh itu yaa empat pilar gizi seimbang.
Iya bu mengkonsumsi makanan yang beranekaragam untuk menu kudapan, sayur, dan minumm jus buah, melakukan kegiatan yang berhubungan dengan motorik kasar seperti senam, permainan, membiasakan perilaku hidup bersih seperti cuci tangan sebelum makan, membuang sampah pada tempatnya, memantau berat badan dan tinggi badan sebulan sekali dilakukan.
Catatan Hasil Wawancara (CHW.15) Kode Situs Tehnik Informan Tanggal Hari Tempat Pukul
: TKITAF.W.GK.A2. 07-10-2014 : TKITAF (TKIT Al-Farabi) : W (Wawancara) : GK.A2. (Guru Kelas A2) (Ibu Putu Sri Wahyuni, S.Pd.I) : 07-10-2014 : Selasa : Ruang Kelompok A2 TKIT Al-Farabi : 11.00-12.00 WIB
No Penulis 1. Apakah di TKIT AlFarabi ini diadakan kegiatan fisik setiap hari pelaksanaan PMTAS? 2. Kalau kegiatan senamnya hari apa saja ya, Bu?
Informan Iya ada permainan, senam, dan jalan-jalan.
Program senam yang dilakukan setiap hari Rabu saat anak mengenakan seragam olah raga adalah bersenam bersama guru dan semua anak-anak. Bila cuaca hujan anak-anak bersenam didalam ruangan, dan apabila cuaca cerah maka anak-anak bersenam diluar ruangan. Adapun senam yang dilaksanakan adalah bergantian ada senam PAUD, senam sehat ceria (SSC), senam irama ceria (SIC), dan lain sebagainya
Catatan Hasil Wawancara (CHW.16) Kode Situs Tehnik Informan Tanggal Hari Tempat Pukul
: TKITAF.W.GK.A1. 02-10-2014 : TKITAF (TKIT Al-Farabi) : W (Wawancara) : GK.A1. (Guru Kelas A1) (Ibu Siti Rokhayatun, A.Ma) : 02-10-2014 : Kamis : Ruang Kelompok A1 TKIT Al-Farabi : 11.00-12.00 WIB
No Penulis Informan 1. Apakan Ibu tahu Belum tahu mbak.. tentang konsep gizi seimbang? 2. Benar Bu, Kalau Gak tahu, seperti apa yaa...? tentang konsep empat pilar gizi seimbang Ibu tahu tidak?
No Penulis 3. Empat pilar gizi seumbang adalah pilarpilar dalam PGS yaitu mengkonsumsi makanan yang beraneka ragam, membiasakan perilaku bersih, melakukan kegiatan fisik dan memantau BB dan TB 4. Apakan dalam kegiatan makan menu PMT-AS hal ini juga ditanamkan kepada anak-anak?
Informan Oh itu yaa empat pilar gizi seimbang.
Iya bu mengkonsumsi makanan yang beranekaragam untuk menu kudapan, sayur, dan minumm jus buah, melakukan kegiatan yang berhubungan dengan motorik kasar seperti senam, permainan, membiasakan perilaku hidup bersih seperti cuci tangan sebelum makan, membuang sampah pada tempatnya, memantau berat badan dan tinggi badan sebulan sekali dilakukan. Itu sudah ditanamkan disekolah.
Catatan Hasil Wawancara (CHW.17) Kode Situs Tehnik Informan Tanggal Hari Tempat Pukul
: TKITAF.W.GK.A1. 07-10-2014 : TKITAF (TKIT Al-Farabi) : W (Wawancara) : GK.A1. (Guru Kelas A1) (Ibu Siti Rakhayatun, A.Ma.) : 07-10-2014 : Selasa : Ruang Kelompok A1 TKIT Al-Farabi : 11.00-12.00 WIB
No Penulis Informan 1. Bagaimana menurut Sudah bagus mbak. Anak-anak pada suka semua. Ibu tentang variasi menu kudapan PMTAS? 2.
Kalau menu makan Sudah bagus, juga hanya saja variasi sayur lebih besar gimana Ibu? ditingkatkan agar anak gemar makan sayur, karena masih ada anak yang pilih-pilih makan sayur.
Catatan Hasil Wawancara (CHW.18) Kode Situs Tehnik Informan Tanggal Hari Tempat Pukul
: TKITAF.W.GK.A3. 02-10-2014 : TKITAF (TKIT Al-Farabi) : W (Wawancara) : GK.A3. (Guru Kelas A3) (Ibu Rusniyanti, S.Pd.) : 02-10-2014 : Kamis : Ruang Kelompok A3 TKIT Al-Farabi : 11.00-12.00 WIB
No Penulis 1. Apakan Ibu tahu tentang konsep gizi seimbang? 2. Benar Bu, Kalau tentang konsep empat pilar gizi seimbang Ibu tahu tidak? 3. Empat pilar gizi seumbang adalah pilarpilar dalam PGS yaitu mengkonsumsi makanan yang beraneka ragam, membiasakan perilaku bersih, melakukan kegiatan fisik dan memantau BB dan TB 4. Apakan dalam kegiatan makan menu PMT-AS hal ini juga ditanamkan kepada anak-anak?
Informan Tahu yang kaya tumpeng makanan?
Gak tahu, seperti apa yaa...?
Oh itu yaa empat pilar gizi seimbang.
Iya bu mengkonsumsi makanan yang beranekaragam untuk menu kudapan, sayur, dan minumm jus buah, melakukan kegiatan yang berhubungan dengan motorik kasar seperti senam, permainan, membiasakan perilaku hidup bersih seperti cuci tangan sebelum makan, membuang sampah pada tempatnya, memantau berat badan dan tinggi badan sebulan sekali dilakukan. Itu sudah ditanamkan disekolah.
Catatan Hasil Wawancara (CHW.19) Kode Situs Tehnik Informan Tanggal Hari Tempat Pukul
: TKITAF.W.GK.A3. 07-10-2014 : TKITAF (TKIT Al-Farabi) : W (Wawancara) : GK.A3. (Guru Kelas A3) (Ibu Rusniyanti, S.Pd.) : 07-10-2014 : Selasa : Ruang Kelompok A3 TKIT Al-Farabi : 11.00-12.00 WIB
No Penulis Informan 1. Bagaimana menurut Sudah bagus mbak. Anak-anak pada suka semua Ibu tentang variasi variasi kudapannya. menu kudapan PMTAS? 2.
Kalau menu makan Sudah bagus, hanya saja bahwa keberagaman menu besar gimana Ibu? PMT-AS namun tetap perlu ditingkatkan lagi agar anak-anak semakin termotivasi untuk memilih makanan yang bergizi.
Catatan Hasil Wawancara (CHW.20) Kode Situs Tehnik Informan Tanggal Hari Tempat Pukul
: TKITAF.W.GK.A3. 07-10-2014 : TKITAF (TKIT Al-Farabi) : W (Wawancara) : GK.A3. (Guru Kelas A3) (Ibu Rusniyanti, S.Pd.) : 07-10-2014 : Selasa : Ruang Kelompok A3 TKIT Al-Farabi : 11.00-12.00 WIB
No Penulis Informan 1. Bagaimana menurut Sudah bagus mbak. Anak-anak pada suka semua Ibu tentang variasi variasi kudapannya. menu kudapan PMTAS? 2.
Kalau menu makan Sudah bagus, hanya saja bahwa keberagaman menu besar gimana Ibu? PMT-AS namun tetap perlu ditingkatkan lagi agar anak-anak semakin termotivasi untuk memilih makanan yang bergizi.
Catatan Hasil Wawancara (CHW.21) Kode Situs Tehnik Informan Tanggal Hari Tempat Pukul
: TKITAF.W.PD.KA. 03-12-2014 : TKITAF (TKIT Al-Farabi) : W (Wawancara) : PD.KA. (Peserta Didik Kelompok A) (Fairus, Akmal, Hasna, Faiza) : 03-12-2014 : Rabu : Ruang Kelompok A1, A2 TKIT Al-Farabi : 10.00-11.00 WIB
No Penulis Informan 1. Namanya siapa? Fairus. (A2) Kamu suka makan Aku semua suka dengan makanan yang disekolah, makanan yang di trus di rumah aku juga mengajak ibu membuat kue sekolah? kaya yang diajarin di sekolah. 2.
Namanya siapa? Akmal. (A2) Kamu suka makan Aku gak suka makan dengan sayur yang disekolah makanan yang di sukanya yang jajanan saja. sekolah?
3.
Namanya siapa? Hasna. (A1) Kamu suka makan Semuanya suka, kalau aku suka makan sayur juga makanan yang di di rumah. sekolah?
4.
Namanya siapa? Faiza. (A2) Kamu suka makan Aku suka semua jajanannya, tapi kalau sayur makanan yang di kadang suka kadang gak. Tapi kalau sayur bayem sekolah? suka.
Catatan Hasil Wawancara (CHW.22) Kode Situs Tehnik Informan Tanggal Hari Tempat Pukul
: TKITAF.W.PD.KB. 03-12-2014 : TKITAF (TKIT Al-Farabi) : W (Wawancara) : PD.KB. (Peserta Didik Kelompok B) (Shafa, Rasya, Naim, Dinda, Abiy, Aurel) : 03-12-2014 : Rabu : Ruang Kelompok B1, B3, TKIT Al-Farabi : 10.00-11.00 WIB
No Penulis Informan 1. Namanya siapa? .Shafa. (B3) Kamu suka makan Aku semua suka dengan makanan yang disekolah makanan yang di kleponnya aku paling suka. sekolah? 2.
Namanya siapa? Rasya. (B3) Kamu suka makan Aku suka jajanan sama sayur tapi yang kusuka makanan yang di klepon yang ada kelapanya itu. sekolah?
3.
Namanya siapa? Naim. (B1) Kamu suka makan Semuanya suka jajanan sama makan nasinya makanan yang di (makan besar). sekolah?
4.
Namanya siapa? Dinda. (B1) Kamu suka makan Aku semuanya suka tapi suka banget sama tahu makanan yang di tempe. sekolah?
5.
Namanya siapa? Abiy. (B1) Kamu suka makan Semuanya suka bu guru...! makanan yang di sekolah?
6.
Namanya siapa? Aurel. (B1) Kamu suka makan Aku suka semuanya apalagi jajanannya semua makanan yang di enak. sekolah?
Catatan Hasil Wawancara (CHW.23) Kode Situs Tehnik Informan Tanggal Hari Tempat Pukul
: TKITAF.W.WM.KA. 18-12-2014 : TKITAF (TKIT Al-Farabi) : W (Wawancara) : WM.KA. (Wali Murid Kelompok B) (Ibu Agni, Ibu Rika Sugiyanti, Ibu Padmi, Ibu Syarifah) : 18-12-2014 : Kamis : Ruang Kelompok B3,B1, B2 TKIT Al-Farabi : 08.00-09.30 WIB
No Penulis 1. Ibu namanya siapa? Wali dari ananda siapa yaa? Bagaimana pembiasaan perilaku hidup bersih yang ditanamkan disekolah apakah dilakukan di rumah, makan makanan beragam, dan kegiatan fisiknya dirumah apa?
Informan .Ibu Agni. Almira Shafa Kayla (B3) Dirumah Shafa sering cuci tangan sebelum makan, meletakkan piring ditempatnya, membuang sampah pada tempatnya tanpa diperintah, namun untuk jenis makanan, ataupun jajanan masih sesuai moodnya terutama masih susah makan sayur sehingga penguatan dua arah antara sekolah dan dirumah sangat penting. Untuk aktifitas fisik sukanya adalah bersepeda.
2.
Ibu namanya siapa? Ibu Rika Sugiyanti. Wali dari ananda siapa yaa? Naufal Raka Aditya (B1) Bagaimana pembiasaan Kebiasaan Raka untuk mencuci tangan perilaku hidup bersih yang sebelum makan, menaruh piring ditanamkan disekolah apakah ditempanya, membuang sampah dilakukan di rumah, makan ditempatnya semua sudah dilakukan makanan beragam, dan secara spontan tanpa diperintah, namun kegiatan fisiknya dirumah apa? untuk makanan terutama sayur anak masih belum mau untuk aktifitas fisik di rumah sukanya bersepeda.
3.
Ibu namanya siapa? Ibu Padmi. Wali dari ananda siapa yaa? Rafa Almer Nurizki. (B2) Bagaimana pembiasaan Anak saya Rafa sudah terbiasa cuci tangan perilaku hidup bersih yang sebelum makan pakai sabun, memuang ditanamkan disekolah apakah sampah pada tempatnya, meletakkan dilakukan di rumah, makan piring kotor setelah makan, bahkan makanan beragam, dan meletakkan pakaian kotor di bak cuci yang kegiatan fisiknya dirumah apa? telah disediakan. Namun masalah jajanan
No Penulis
Informan masih sering tergoda dengan makanan kemasan yang tidak sehat. Untuk aktivitas fisik di rumah sukanya bersepeda.
4.
Ibu Syarifah Utsman yaa? Iya mbak ada apa? Mau bertanya tentang dhek Boleh. Naim boleh? Bagaimana pembiasaan Kebiasaan Naim meletakkan piring kotor perilaku hidup bersih yang pada tempatnya dan membuang sampah ditanamkan disekolah apakah pada tempatnya sudah dilakuakan tanpa dilakukan di rumah, makan diingatkan, namun mencuci tangan makanan beragam, dan sebelum makan kadang masih perlu kegiatan fisiknya dirumah apa? diingatkan. Untuk makan aneka ragam makanan sudah mau, untu jajanan tradisional suka ikut makan kue putu beras, gethuk, tiwul. Untuk aktivitas fisik sukanya bersepeda.
5.
Ibu namanya siapa? Ibu Catur. Wali dari ananda siapa yaa? Rizaldi Mahatta. (B.1) Bagaimana pembiasaan Anak saya telah membuang sampah pada perilaku hidup bersih yang tempatnya, bahkan adiknya yang masih ditanamkan disekolah apakah umur 2 tahunpun sudah ikut-ikutan, selalu dilakukan di rumah, makan mencuci tangan sebelum makan, selalu makanan beragam, dan meletakkan piring kotor pada tempatnya, kegiatan fisiknya dirumah apa? namun belum boleh untuk mencuci sendiri, meletakkan pakaian kotor pada bak cucian. Makan makanan beragam sudah mau termasuk sayur, namun untuk jenis sayuran tertentu masih pilih-pilih yaitu tidak doyan buncis dan kubis, kemudia saya kasih motivasi untuk mencoba semua jenis sayuran. Untuk aktivitas fisik di rumah sukanya bersepeda
Catatan Hasil Wawancara (CHW.24) Kode Situs Tehnik Informan Tanggal Hari Tempat Pukul
: TKITAF.W.WM.KA. 18-12-2014 : TKITAF (TKIT Al-Farabi) : W (Wawancara) : WM.KA. (Wali Murid Kelompok A) (Ibu Dwi, Ibu Yuli, Ibu Sri Sukarni, Ibu Novi, Ibu Catur) : 18-12-2014 : Kamis : Ruang Kelompok A1, A2, A3, A4, TKIT Al-Farabi : 08.00-09.30 WIB
No Penulis 1. Ibu namanya siapa? Wali dari ananda siapa yaa? Bagaimana pembiasaan perilaku hidup bersih yang ditanamkan disekolah apakah dilakukan di rumah, makan makanan beragam, dan kegiatan fisiknya dirumah apa?
Informan .Ibu Dwi. Fidel Sachio. (A1) Kebiasaan makan disekolah membawa dampak yang baik buat anaknya yaitu membuang sampah ke keranjang sampah, mencuci tangan sebelum makan, meletakkan piring kotor pada tempatnya sudah tebiasa tanpa perlu diingatkan, untuk makananpun suka jajanan tradisional kemudian untuk minuman saya alihkan ke susu. Untuk aktivitas dirumah ya lari-lari dan bersepeda.
2.
Ibu namanya siapa? Ibu Yuli. Wali dari ananda siapa yaa? Amira Faiza Ayu. (A1) Bagaimana pembiasaan Kebiasaan disekolah seperti membuang perilaku hidup bersih yang sampah pada tempatnya, meletakkan ditanamkan disekolah apakah piring kotor pada tempatnya sudah dilakukan di rumah, makan dilakukan sendiri tanpa diperintah, namun makanan beragam, dan untuk mencuci tangan kadang masih perlu kegiatan fisiknya dirumah apa? diingatkan terutama ketika bermain diluar rumah. Untuk makanan semua jenis makanan mau baik itu jajanan, sayur, dan buah, meskipun kadang ingin jajanan yang tidak sehat tapi dialihkan ke roti.
3.
Ibu namanya siapa? Ibu Sri Sukarni. Wali dari ananda siapa yaa? M. Rafi Dwi Andika. (A4) Bagaimana pembiasaan Kebiasaan untuk hidup bersih dan sehat perilaku hidup bersih yang sudah tertanam seperti makan aneka ragam ditanamkan disekolah apakah makanan terutama jajanan tradisional dilakukan di rumah, makan seperti gethuk, klepon sangat disukai,
No Penulis Informan makanan beragam, dan kebiasaan cuci tangan sebelum makan, kegiatan fisiknya dirumah apa? meletakkan piring kotor pada tempatnya, membuang sampah ke keranjang sampah sudah dilakukan sendiri tanpa diingatkan. Untuk aktivitas fisik bersepeda. 4.
Ibu namanya siapa? Ibu Novi. Wali dari ananda siapa yaa? Aurelia Kanya Anjani. (A3) Bagaimana pembiasaan Masih merasa sulit dengan pembiasaan perilaku hidup bersih yang pola hidup bersih dan sehat seperti yang ditanamkan disekolah apakah ditanamkan disekolah seperti mencuci dilakukan di rumah, makan tangan sebelum makan, meletakkan piring makanan beragam, dan kotor ditempatya masih perlu didingatkan. kegiatan fisiknya dirumah apa? Untuk membuang sampah pada tempatnya sudah dilakukan sendiri, namun untuk makan sayur masih susah maunya kalau makan pakai nugget, jajananpun yang disukai masih wafer dan ciki-cikinan.
4.
Ibu Catur yaa kok disini? Iyaa anak saya yang satunya masih di A2. Wali dari ananda siapa yaa? Rayi Sabia. (A2) Bagaimana pembiasaan Sama seperti kakaknya sudah membuang perilaku hidup bersih yang sampah pada tempatnya, selalu mencuci ditanamkan disekolah apakah tangan sebelum makan, selalu meletakkan dilakukan di rumah, makan piring kotor pada tempatnya, namun makanan beragam, dan belum boleh untuk mencuci sendiri, kegiatan fisiknya dirumah apa? meletakkan pakaian kotor pada bak cucian. Makan makanan beragam sudah mau termasuk sayur, namun untuk jenis sayuran tertentu masih pilih-pilih yaitu tidak doyan buncis dan kubis, kemudian saya kasih motivasi untuk mencoba semua jenis sayuran. Untuk aktivitas fisik di rumah sukanya bersepeda sama kakaknya.
Lampiran 3 Daftar Menu PMT-AS TKIT Al-Farabi
No 1
2
3
4
5
6
7
8
Nama Menu Kudapan Biterbalen Singkong
Carang Gesing
Nogosari
Bakwan Tahu
Telur Omelet
Jadah Tempe
Klepon Ubi
Tahu Kentucky
Bahan
Berat (Gr)
Singkong
50
Daging Ayam
15
Wortel
10
Telur
2,5
Seledri
2,5
Tepung tapioka
5
Minyak
5
Pisang Kapok
75
Santan
15
Tepung Terigu
15
Tepung Beras
30
Pisang Kapok
25
Gula Pasir
20
Santan
25
Tahu
40
Tauge
10
Wortel
10
Minyak
5
Tepung Terigu
15
Telur
50
Wortel
10
Seledri
5
Tomat
5
Daun Bawang
5
Beras Ketan
50
Santan
15
Tempe
25
Gula Merah
10
Minyak
5
Ubi
60
Gula Merah
40
Minyak
5
Santan
50
Tahu
50
Nilai Gizi / Porsi Keterangan Kalori
Protein
208,5
4,3
162,9
2,25
242,5
2,9
133,6
4,9
127,7
9,82
294,9
8,3
176,7
1,55
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Sate Telur Puyuh
Talam Asin Ubi Jalar
Onde-Onde
Arem-Arem Isi Tempe
Pisang Goreng
Puding Pisang
Dadar Isi Kcg Hijau
Bakwan Jagung
Bengawan Solo
Telur
10
Tepung Terigu
5
Minyak
5
Telur Puyuh
75
Gula Merah
10
Ubi
60
Telur
20
Beras Ketan
40
Kacang Hijau
10
Wijen
5
Minyak
5
Gula Pasir
5
Beras
50
Tempe
25
Gula Merah
5
Santan
5
Wortel
10
Buncis
10
Pisang Kapok
40
Santan
7
Gula Pasir
7
Tepung
15
Minyak
5
Telur
7
Agar-agar
50
Pisang Kapok
25
Tepung Hungkue
15
Gula Pasir
5
Tepung Terigu
45
Kacang Hijau
25
Gula Pasir
5
Telur
10
Minyak
5
Tepung Terigu
45
Jagung Manis
25
Tauge
10
Wortel
10
Minyak
5
Singkong
50
175,2
9,1
160,1
9,9
106,2
3,64
278,3
5,9
228,1
3,8
150,1
4,9
102,8
1,3
284,9
10,8
229,8
10,7
18
19
20
21
22
23
24
25
Putri Mandi
Bakso Tahu
Tempe Kemul
Bola-Bola Tahu
Kroket Singkong
Talam Ubi
Puding Kacang Hijau
Rolade Tahu
Kelapa
5
Kacang Tanah
10
Gula Pasir
5
Gula Merah
5
Tepung Ketan
40
Santan
10
Gula Pasir
5
Gula Merah
5
Kelapa Muda
10
Tepung Terigu
10
Tahu
50
Daging Sapi
10
Tepung Terigu
15
Minyak
5
Tempe
50
Tepung Terigu
10
Telur
10
Minyak
5
Daun Bawang
7
Tahu
40
Tauge
10
Wortel
10
Minyak
5
Singkong
45
Daging Ayam
10
Wortel
10
Minyak
5
Telur
10
Ubi Ungu
30
Santan
15
Gula Pasir
5
Tepung Beras
20
Agar-agar
50
Kacang Hijau
25
Tepung Hungkue
15
Gula Pasir
5
Tahu
40
Tauge
5
Wortel
5
173,2
8,7
198,2
3,3
146,7
7,5
192,6
11,8
115,6
4,5
146,2
4,2
124
4
154,1
7,9
26
27
28
29
30
31
32
33
34
Telur Fuyung Hai
Telur Semur
Lemet Ayu
Puding Kacang Keju
Arem-Arem Isi Ayam
Gethuk Ubi Ungu
Timus Isi Pisang
Pizza Telur
Klepon Ketan
Daging Ayam
10
Telur
10
Minyak
5
Tepung Terigu
15
Telur
50
Mie
10
Daging Udang
10
Wortel
7
Tepung Jagung
5
Minyak
5
Telur Puyuh
75
Gula Merah
10
Singkong
50
Kelapa Muda
15
Gula Merah
7
Nangka
10
Agar-agar
50
Kacang Tanah
15
Tepung Hungkue
15
Gula Pasir
5
Keju
10
Beras
50
Daging Ayam
20
Santan
10
Wortel
10
Daun Bawang
5
Ubi Ungu
50
Gula Pasir
10
Kelapa
15
Singkong
40
Pisang Kapok
20
Tepung Terigu
10
Gula Pasir
5
Minyak
5
Telur Sosis
50
Wortel
10
Kacang Kapri
10
Minyak
10
Tepung Ketan
5
189
9,8
160,1
9,9
120,8
1,1
187,4
8,8
152,2
4,2
108,1
1,05
182,2
1,6
185,3
8,6
35
36
37
38
39
40
41
Telur Gulung
Kue Lapis
Kacang Hijau
Martabak
Donat Kentang
Tahu Gimbal
Lemet Ayu Coklat
Santan
40
Gula Pasir
10
Gula Merah
5
Kelapa Muda
5
Telur
10
Daging
50
Wortel
10
Tepung Jagung
7
Minyak
5
Tepun Beras
5
Tepung Kanji
30
Susu
10
Gula Pasir
10
Santan
5
Kacang Hijau
35
Ketan Hitam
15
Santan
5
Gula Pasir
5
Gula Merah
5
Tepung Terigu
30
Daun Bawang
10
Telur
10
Minyak
5
Daging Ayam
10
Kentang
45
Tepung Terigu
10
Gula Pasir
5
Telur
10
Minyak
5
Tahu
50
Telur
10
Tepung Terigu
5
Minyak
5
Singkong
50
Kelapa Muda
15
Gula Merah
7
Coklat
10
161,8
3,3
264,1
9,1
200
3,6
218,7
9
203,9
6
153,4
3
175,2
9,1
125,8
2,3
Lampiran 5 Berat Badan (BB) dan Tinggi Badan (cm), Asupan Vitamin A dan Obat Cacing1
No
Nama/Kelompok
BB (kg)
TB (cm)
Vit. A & Obat Cacing 29-08-2014
Kelompok A1 1
Adya Resqi P.H.W
16
96,5
v
2
Amira Faiza Ayu
14
95,5
v
3
Athayca Ichdaf A
17
100
v
4
Faiza Raida K
14
95,5
v
5
Faizin Amar P
18
101
v
6
Faza Faiz Fahima
14
94
v
7
Fidel Sachio
19
104
v
8
Khanezia Zulfa A
22
95,5
v
9
Lakheisa Aidha N
16
95
v
10
M.Fathir A.I.
15
94,5
v
11
Najla Kayyira A
13
95,5
v
12
Raffael P.I.
18
96,5
v
13
Risty Septa Q
14
95,5
v
14
Syauqy Falah M
21
104
v
Kelompok A2 1
Agha Fahlavi
17
96,5
v
2
Fadhil A.S.
17
101
v
3
Fairus Luthfi H
15
100
v
4
Fachry Reynalda
19
105
v
5
Fiki Fadhil A
24
107
v
6
Hasna Kairunnisa
15
93
v
7
Manibel Shofi A
18
102
v
8
M. Rasya. A
17
100
v
9
Natasya Anindya S.
15
96
v
10
Rafiuddin Zafif K
16
100
v
11
Raihan Sidi
17
98
v
12
Rhoyi Shabiya M.
14
96
v
13
Satria Eussel P
24
108
v
14
Wisdam Nadhif
20
101
v
15
Yaqhoeln Dzalqy D
25
102
v
Kelompok B1
1
Arsip TB/BB TKIT Al-Farabi
1
Abiy Faisal A
31
126
v
2
Aisyah Nur Afifah
15
95,5
v
3
Alya Salsabila
18
105,5
v
4
Azka Novan F
45
124
v
5
Calvin Tesuke Ari Aji
18
124
v
6
Dinda Zahra Shafira
23
110
v
7
Ganenore M
24
120
v
8
Ginza Branze
18
105
v
9
Kevin Ache A
18
105,5
v
10
Kiora Najwa R
23
105
v
11
Maharani A
19
100
v
12
M.Asryaf A. Naim
19
100
v
13
M. Naufal Alvaro
17
100
v
14
Naufal Rakha Ditya
20
105
v
15
Rakha Rasyendya
24
100
v
16
Rizaldy Mahatta
20
105,5
v
17
Rifaya M.A
22
110
v
18
Syahdi. P.H
19
97
v
Kelompok B2 1
Al Farel F.N
26
100
v
2
Akmaluddin Dzaky
19
105
v
3
Alisha Yudha P.
34
116
v
4
Amira Kayla F
17
96
v
5
Ariq A.Z
22
105
v
6
Ariya Kamila F
21
110
v
7
Aziza Hanif Y
17
100
v
8
Berlian Prima N
17
100
v
9
Fadli Ammar A. F
36
100
v
10
Ganeza R.A
18
95,5
v
11
Hana Naufa N
17
96
v
12
Hanif Winnuha
27
100
v
13
M.Safei K.N
18
110
v
14
Nadine Neva M.H
20
100
v
15
Nadhif Arrafi
24
100,5
v
16
Nayiha Putri S
21
110
v
17
Rafa Alizer N.R
23
105
v
18
Rizqita Anindya S
17
95,5
v
Lampiran 04 Foto Macam-Macam Menu PMT-AS TKIT Al-Farabi
1
2
Lampiran 06 Foto-foto TKIT Al-Farabi Foto di depan TPA-KB-TKIT Al-Farabi
Foto Pendidik dan Tenaga Kependidikan TKIT Al-Farabi
Fill trip di museum Adi Sucipto
Latihan Manasik Haji
Latihan Renang
Latihan untuk Lomba Drumband
Kunjungan ke Kavaleri
Pentas Menari
Bermain Peran Mini Market
Rapat Koordinasi dan Lomba PMT-AS Nasional
Kegiatan PMT-AS TKIT Al-Farabi
Lampiran 07 Catatan Bimbingan Tesis Mahasiswa
: Muliya Rahayu, S.Pd.I.
Dosen Pembimbing : Dr. Muqowim, M.Ag. Bimbingan ke
:I
Hari/Tanggal
: Senin, 23 Juli 2014
Waktu
: 14.00-14.30 WIB
Tempat
: Kantor LPM UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Catatan
Memberikan pengarahan tentang data-data yang mendukung latar belakang masalah. Latar belakang masalah diawali dari problematika gizi secara umum dan spesifik di Indonesia. Menambahkan kerangka teori Social Learning Albert Bandura. Pedoman penelitian diperinci lagi.
Dosen Pembimbing
Dr. Muqowim, M.Ag.
Mahasiswa
Muliya Rahayu, S.Pd.I
Catatan Bimbingan Tesis Mahasiswa
: Muliya Rahayu, S.Pd.I.
Dosen Pembimbing : Dr. Muqowim, M.Ag. Bimbingan ke
: II
Hari/Tanggal
: Jum’at, 26 September 2014
Waktu
: 14.00-14.30 WIB
Tempat
: Kantor LPM UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Catatan
Memberikan daftar isi. Mengubah sistematika BAB II menjadi analisis berdasarkan delapan standar pendidikan. Memperbaiki bahasa lisan. Penulisan tesis berdasarkan pedoman yang telah ditentukan di pasca sarjana.
Dosen Pembimbing
Dr. Muqowim, M.Ag.
Mahasiswa
Muliya Rahayu, S.Pd.I
Catatan Bimbingan Tesis Mahasiswa
: Muliya Rahayu, S.Pd.I.
Dosen Pembimbing : Dr. Muqowim, M.Ag. Bimbingan ke
: III
Hari/Tanggal
: Jum’at, 23 Februari 2015
Waktu
: 14.00-15.0 WIB
Tempat
: Kantor LPM UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Catatan
Cermati perbedaan kata depan dengan awalan. Mengubah rumusan masalah dari “Apakah konsep menu di TKIT Al-Farabi telah sesuai dengan pedoman PMT-AS ” menjadi “Apakah konsep PMT-AS dalam pedoman umum di TKIT Al-Farabi telah sesuai dengan prinsip konsep empat pilar gizi dalam Pedoman Gizi Seimbang. Memperbaiki konsep ideal penanaman nilai-nilai empat pilar gizi seimbang di sekolah. Melengkapi pengumpulan data-data tesis.
Dosen Pembimbing
Dr. Muqowim, M.Ag.
Mahasiswa
Muliya Rahayu, S.Pd.I.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri Nama
: Muliya Rahayu, S.Pd.I.
Tempat/Tanggal Lahir
: Bantul,12 September 1981
NUPTK
: 4244759660300023
NRG
: 080201875001
Kebangsaan
: Indonesia
Agama
: Islam
Telepon
: 085879933961
Email
:
[email protected]/
[email protected]
Alamat Tugas
: Jl. Kasongan No. 06 Karang Pule Tirtonirmolo Kasihan Bantul Yogyakarta 55181
Tempat Tugas
: TK Pertiwi 55 Beton Jl. Kasongan Tirtonirmolo Kasihan Bantul Yogyakarta 55181
B. Riwayat Pendidikan 1.
TK Pertiwi 55 Beton tahun lulus 1986.
2.
SDN Blunyahan I tahun lulus 1993.
3.
SLTP N/SMPN 3 Sewon tahun lulus 1996.
4.
MAN II Yogyakarta tahun lulus 1999.
5.
Sarjana IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (Tarbiyah/PAI) tahun lulus 2003
6.
Pasca Sarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (PGRA) tahun lulus 2015
C. Riwayat Pekerjaan 1.
Guru TPA Miftahul Jannah Tahun 1993-2008.
2.
Guru TPA di TK LKMD Kaliputih Tahun 2003-2004.
3.
Guru SPS Sakura DK XII Beton Tahun 2005-2006
4.
Guru Kelas di TK Pertiwi 55 Beton Jl. Kasongan Tahun 2004-Sekarang.
5.
Guru Profesional PAUD tahun 2008
6.
Volenteer Save The Children UK tahun 2006-2007
D. Prestasi/ Penghargaan 1.
Tehnik bermain, bercerita dan menyanyi, BADKO TKA-TPA, 2000.
2.
Fasilitator workshop gender bagi mahasiswa, KSIP Fakultas Tarbiyah, 2002.
3.
Penataran uztad/uztadzah pengelola TKA-TPA Mahir I, BADKO TKATPA Kab. Bantul, 2001.
4.
Penataran uztad/uztadzah pengelola TKA-TPA Mahir I, BADKO TKATPA Kab. Bantul, 2002.
5.
STTPL Diklat Kurikulum 2004, IGTKI Kec., 2005.
6.
Diklat Pembelajaran TK, Dinas P dan K Kab. Bantul, 2005.
7.
Deteksi dini dan pendampingan anak pasca gempa untuk guru TK dan SD, Fakultas Psikologi UGM, 2006.
8.
Pelatihan dan festival olah raga tradisional guru dan murid TK se-DIY, FIK UNY, 2006.
9.
Relawan Save the Children UK Emergency Response Programe, Save the Children UK Yogyakarta, 2007.
10. Seminar dan lokakarya cara praktis penulisan karya ilmiah, Dikpora DIY, 2007 11. Workshop peningkatan profesi guru wiyata bakti, PGWB Bantul, 2007. 12. Outbond PGWB TK, PGWB Kec. Kasihan, 2008. 13. Sertifikat Pendidik Profesional TK/RA, Depdiknas Yogyakarta, 2008. 14. Training metode aritmatika jari basic, Azzahra Learning Center, 2009. 15. Training metode aritmatika jari mahir, Azzahra Learning Center, 2009. 16. Penghargaan lomba Inovasi Pembelajaran, IGTKAI Kec. Kasihan, 2009. 17. Seminar Nasional Guru masa depan, profesional, dan tanggap teknologi informasi dalam pembelajaran, MGLS Kab. Bantul, 2009. 18. Workshop siaran Tv terhadap tumbuh kembang anak, KPID DIY, 2009.
19. SK Inpassing Jabatan Fungsional Guru bukan PNS, Depdiknas Jakarta, 2009. 20. STTPP Cara menyebrang jalan supaya aman (Camejasa), Dinas PNF Kab. Bantul, 2010. 21. STTP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Dinas PNF Kab. Bantul, 2010. 22. Workshop quantum memory level basic, Rumah Cerdas Indonesia, 2010. 23. Pelatihan Produksi dan marketing alat permainan edukatif multikultur, LSPPA Yogyakarta, 2010. 24. Seminar dan talkshow Hindari kanker serviks sejak dini, IMM UMY dan PCNA Kasihan, 2010. 25. Seminar nasinal pendidikan menjadi guru hebat berbasis multiple intelligences, GIM HRD Training Center, 2010. 26. Seminar pendidikan guru era baru regulasi dan etika dalam teknologi informatika (internet), Intel Acer Indonesia, 2010. 27. Penghargaan seleksi guru berprestasi Kab. Bantul, Dinas PNF K ab. Bantul, 2010. 28. Pelatihan pranoto coro bahasa Jawa, RRI Yogyakarta, 2010. 29. Seminar pendidikan orang tua berbudi anak terpuji, Dinas Dikdas dan Dinas PNF Kab. Bantul, 2010 30. Kegiatan sosialisasi makanan sehat bagi guru Taman Kanak-kanak, Dinas Dikpora DIY, 2011 31. STTP Pelatihan kurikulum 2010, Dinas PNF Kab. Bantul, 2011. 32. Penghargaan program peningkatan ekonomi guru TK Wiyata Bakti melalui produksi alat permainan edukatif multikultur, LSPPA Yogyakarta, 2011 33. Diklat Nasional peningkatan standar kompetensi guru PAUD/TK seYogyakarta, SQ Consultant Jakarta Indonesia, 2011. 34. Pelatihan jurnalistik dan pembuatan website, PWNA DIY, 2011. 35. Seminar nasional Persaudaraan Pendongeng Muslim Indonesia (PPMI) “Membangun karakter bangsa melalui cerita”, PPMI Indonesia, 2012.
36. Seminar dan workshop kesehatan problematika kesehatan dan penyakit anak serta tindakan awal pada kecelakaan di sekolah, Dinas PNF Gugus II Kec. Kasihan, 2012. 37. Seminar tehnik mencipta lagu anak, Dinas Dikpora DIY, 2012. 38. Pelatihan publik speaking, PDNA Kota Yogyakarta, 2012. 39. Workshop mengoptimalkan tumbuh kembang anak melalui kegiatan mewarnai, Gugus I PAUD Kec. Kasihan, 2012. 40. Pendidikan dan pelatihan penilain kinerja guru dan kepala Taman Kanakkanak, IGTKI Kec. Kasihan dan Dinas PNF Kab. Bantul, 2012. 41. Seminar membangun pendidikan karakter dan penghargaan terhadap keberagaman melalui media pembelajaran persona dolls, LSPPA Yogyakarta 2013. 42. Training Jurnalistik tingkat dasar, Sinergi HMI, 2013. 43. Sosialisasi Pancasila, UUDN RI, NKRI, Bhineka Tunggal Ika, MPR RI, 2013. 44. Pendidikan struktur dan grammar, Smile Group Yogyakarta, 2013. 45. Pendidikan pemakai perpustakaan (user education), Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2013. 46. Kuliah umum “Demokrasi negara-negara Uni Eropa”, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014. 47. Pendidikan dan pelatihan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), IGTKI Kec. Kasihan dan Dinas PNF Bantul, 2014. 48. Seminar nasional dan publikasi ilmiah “Pengarusutamaan Paradigma Integrasi-Interkoneksi
dalam
Kurikulum
dan
Keilmuan
Prodi
PGMI/PGRA”, Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014. 49. Seminar membaca di usia dini dan pelatihan membaca dengan metode KUBACA, KUBACA Bintang, 2014. 50. Seminar nasional “Pemantapan keilmuan pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta”, Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014.
E. Pengalaman Organisasi 1.
Sekretaris Kelompok Studi Ilmu Pendidikan Fakultas Tarbiiyah Tahun 2002-2003.
2.
Pengurus Gugus 1 Kec. Kasihan Sie. Pendidikan 2012-2016.
3.
Sekretaris SPS Sakura DK. XII Beton 2012-1016.
4.
FGD Save The Children England Tahun 2007.
5.
Anggota LSM Humana tahun 2006-2008.
6.
Ketua PCNA kecamatan Kasihan 2012-2016.
F. Minat Keilmuan: Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) G. Karya Ilmiah 1. Skripsi, Program Kegiatan keagamaan dalam Pengembangan Pendidikan Agama Islam di SLTPN 2 SeWON Bantul, 2003. 2. Tesis, Penanaman Nilai-nilai Empat Pilar Gizi Seimbang dalam PMT-AS (Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah) di TKIT Al-Farabi Perum Graha Prima Sejahtera Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta, 2015.
Yogyakarta, 06 Februari 2015
Muliya Rahayu, S.Pd.I