PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BESARAN DAN SATUAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS VII A SMP DAAR EL-SALAM
Disusun oleh: Iqbal Fahri, S. Pd
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Besaran dan satuan merupakan kompetensi dasar pertama yang diajarkan pada mata pelajaran IPA Terpadu di kelas VII. Keberhasilan pembelajaran besaran dan satuan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran setelahnya. Hal ini dapat terlihat pada menurunnya motivasi siswa untuk mempelajari materi berikutnya. Berdasarkan hasil observasi dan hasil belajar dari tahun pelajaran sebelumnya diketahui bahwa tingkat ketuntasan pada materi ini hanya sekitar 30% dengan nilai KKM 7,5. Sekitar 70% siswa ditengarai tidak menyukai materi ini. Siswa menganggap berat materi ini dikarenakan didalamnya terdapat indikator konversi yang membutuhkan pengetahuan dasar matematika yang cukup memadai. Hal ini terjadi dikarenakan penggunaan metode, model, dan media yang belum mampu secara optimal menuntaskan materi tersebut. Penggunaan model dan media yang konvensional berupa ceramah dan media yang kurang variatif dianggap menjadi bagian dari permasalahan di atas. Dengan berkembangnya model pembelajaran akhir-akhir ini, seorang guru dituntut memanfaatkannya sehingga berkontribusi secara positif dalam peningkatan hasil belajar. Salah satu model pembelajaran yang sesuai dan mampu meningkatkan hasil belajar siswa pada materi tersebut adalah pembelajaran kooperatif tipe STAD. Melihat kondisi di atas, maka diperlukan perbaikan pembelajaran dengan melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul Meningkatkan Hasil Belajar Besaran dan Satuan
Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Siswa kelas VIIA SMP Daar elSalam. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimanakah meningkatkan hasil belajar materi besaran dan satuan melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas VII A SMP Daar el-Salam?
C. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui dan memperoleh gambaran peningkatan hasil belajar materi besaran dan satuan melalui model pembelajaran tipe STAD pada siswa kelas VII A SMP Daar el-Salam.
D. Manfaat Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi guru dalam memecahkan masalah peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran, dan pada akhirnya meningkatkan kinerja dan mutu sekolah secara keseluruhan. Di samping itu, untuk menemukan langkah-langkah yang tepat dalam menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD sehingga mampu meningkatkan hasil belajar siswa serta dapat menjadi referensi bagi tindakan serupa untuk kasus yang sama bagi peneliti lain.
BAB II TINJAUAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Deskripsi Teori
1. Hakikat Hasil Belajar Belajar sering diartikan sebagai penambahan pengetahuan atau sebuah proses dari tidak tahu menjadi tahu. Menurut Dr. Nana Sudjana Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya dan lainlain. Hasil belajar dapat diartikan sebagai perubahan-perubahan yang diperoleh seseorang setelah melalui proses belajar. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan tingkah laku. Tingkah laku dalam arti luas mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Diantara ketiga ranah itu ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran. Menurut Sudiyanto yang diungkapkan dalam waluyo, hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan. Hal senada juga dinyatakan oleh Sudjana bahwa hasil belajar adalah kemampuan–kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya.
2. Materi Besaran dan Satuan Besaran dan satuan merupakan kompetensi dasar pertama yang diajarkan pada mata pelajaran IPA Terpadu di kelas VII. Mempelajari besaran dan satuan dibutuhkan pengetahuan dasar matematika yang memadai terutama matematika dasar di jenjang sebelumnya yaitu Sekolah Dasar (SD). Hal ini dapat kita lihat dari indikator pada materi ini yaitu: 1. Mengidentifikasikan besaran-besaran fisika dalam kehidupan sehari-hari kemudian mengelompokkan dalam besaran pokok dan turunan. 2. Menggunakan satuan internasional dalam pengukuran. 3. Mengkonversi satuan panjang, massa, dan waktu secara sederhana. 4. Mengkonversi satuan besaran turunan.
3. Hasil Belajar Besaran dan Satuan Berdasarkan pemaparan teori tentang hasil belajar dan materi besaran dan satuan maka didapat terminologi hasil belajar besaran dan satuan yaitu suatu perubahan yang terjadi pada individu terhadap pengetahuan tentang besaran pokok dan turunan, pengukuran, dan konversi.
4. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pembelajaran kooperatif atau sering disebut cooperative learning mencakup suatu kelompok kecil siswa yang bekerja sebagai sebuah team untuk menyelesaikan sebuah masalah, menyelesaikan suatu tugas atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama lainnya. Kelompok kecil yang dimaksud adalah kelompok yang terdiri dari 2-5 orang. Cooperative learning memiliki lima unsur yang harus diterapkan yaitu: a. Saling ketergantungan positif
b. Tanggung jawab perseorangan c. Tatap muka d. Komunikasi antar anggota e. Evaluasi proses kelompok Ada beberapa hal yang perlu dipenuhi dalam cooperative learning yaitu: a. Siswa yang tergabung dalam suatu kelompok harus merasa bahwa mereka adalah bagian dari sebuah tim dan mempunyai tujuan bersama yang harus dicapai b. Siswa yang tergabung dalam sebuah kelompok harus menyadari bahwa masalah yang mereka hadapi adalah masalah kelompok dan berhasil atau tidaknya kelompok itu menjadi tanggung jawab bersama dari seluruh anggota kelompok c. Untuk mencapai hasil yang maksimum, para siswa yang tergabung dalam kelompok itu harus berbicara satu sama lain dalam mendiskusikan masalah. Ada beberapa manfaat pembelajaran kooperatif bagi siswa dengan hasil belajar rendah, diantaranya: a. Meningkatkan pencurahan pada waktu tugas b. Rasa harga diri menjadi lebih tinggi c. Memperbaiki kehadiran d. Perilaku mengganggu lebih kecil e. Penerimaan terhadap perbedaan individu menjadi lebih besar f. Konflik antar pribadi berkurang g. Sifat apatis berkurang h. Pemahaman yang lebih mendalam
i. Motivasi lebih besar j. Hasil belajar lebih tinggi k. Retensi lebih lama l. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi.
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD pertama kali dikembangkan oleh Slavin (1995), yang ide dasarnya adalah belajar kelompok dengan mengandalkan kelompok prestasi. Adapun tahapan pembelajarannya adalah sebagai berikut: 1. Membentuk kelompok yang anggotanya kurang lebih 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll). 2. Guru menyajikan pelajaran. 3. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggotanya yang tahu menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti. 4. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu. 5. Memberi evaluasi. 6. Menarik kesimpulan.
B. Kerangka Berpikir Berdasarkan deskripsi teori di atas, maka materi besaran dan satuan dapat ditingkatkan hasil belajarnya melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD. Hal ini dimungkinkan terjadi karena materi besaran dan satuan merupakan materi yang membutuhkan pemahaman yang
memadai terhadap teori-teori dasar matematika di SD (sekolah dasar) terutama pada materi konversi. Sementara tidak seluruh siswa memiliki kemampuan yang merata terhadap kemampuan dasar matematika tersebut. Oleh karena itu, pendekatan pembelajaran dengan mengandalkan teman sebaya yang berprestasi dimungkinkan dapat secara efektif mencapai hasil belajar yang memadai melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD. C. Hipotesis Tindakan Model pembelajaran kooperatif tipe STAD efektif dalam meningkatkan hasil belajar Besaran dan Satuan pada siswa kelas VII SMP Daar el-Salam.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Setting Penelitian dan Latar Belakang Subyek Penelitian Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan di kelas VII SMP Daar el-Salam. SMP Daar el-Salam adalah sekolah yang penerimaan siswa barunya menganut sistem placement test. Dengan demikian, input siswa memiliki kemampuan akademik yang sangat bervariasi. Sekolah ini berada di wilayah perumahan padat yang berada di perbatasan Bogor dan Bekasi. Sehingga tuntutan akan perbaikan kualitas pembelajaran kerap kali menjadi isu sentral sekolah guna mempertahankan eksistensinya. Dari sisi kemampuan ekonomi, hampir sebagian besar siswa yang bersekolah di SMP Daar el-Salam berada pada taraf ekonomi menengah ke atas. Sehingga dari sisi pembiayaan pendidikan tidak terlalu menjadi kendala, hanya saja sikap kemandirian, ketekunan, dan kesungguh-sungguhan belajar masih menjadi kendala utama. B. Rencana Tindakan Siklus I, meliputi: 1. Perencanaan tindakan diawali dengan: a. Menyiapkan RPP; b. Bahan ajar Besaran dan Satuan; c. Media Pembelajaran berupa Alat-alat Pengukuran seperti jangka sorong, mikrometer sekrup, hand-out materi berupa powerpoint, LCD Proyektor; d. Observer/ Pengamat;
e. Surat izin kepala sekolah untuk melakukan PTK.
2. Pelaksanaan Tindakan a. Setting kelas berdasarkan model STAD; b. Penerapan media berdasarkan RPP; c. Penerapan model pembelajaran sesuai dengan model STAD. d. Waktu pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan pada semester satu bulan Juli dikelas VIIA pada Tahun Pelajaran 2011-2012. Pada pelaksanaannya penelitian dilakukan dengan dua siklus. 3. Data dan cara pengumpulan data Dalam penelitian ini, data yang akan diperoleh meliputi: a. Hasil belajar siswa; Hasil belajar diketahui dengan melaksanakan tes secara tertulis dengan kisi-kisi sebagai berikut, yaitu: URAIAN MATERI 1. Besaran Pokok dan Turunan 2. Pengukuran 3. Konversi
TAKSONOMI KOGNITIF C1 C2 C3
TOTAL
1, 2
3
4
4
5 8
6 9
7 10
3 3
b. Aktivitas siswa dalam belajar; (lembar observasi) c. Aktivitas guru dalam proses pembelajaran, (lembar observasi).
4. Penentuan kriteria keberhasilan penelitian Keberhasilan penelitian ini ditetapkan sebesar 75% siswa mencapai KKM. Adapun KKM yang ditetapkan sebesar 7,5. 5. Analisis dan refleksi Dalam penelitian ini, data yang akan diperoleh melalui Hasil belajar siswa, Aktivitas siswa dalam belajar, dan Aktivitas guru dalam proses pembelajaran. Seluruh data di atas akan disajikan dengan menggunakan tabulasi frekuensi dan diagram batang serta menjadi acuan untuk melakukan refleksi pada siklus berikutnya apabila belum mencapai ketuntasan sebesar 75% siswa dengan nilai KKM 7,5. C. Tim Kolaborasi Guna melaksanakan tindakan penelitian kelas ini dibutuhkan tim kolaburasi yang representatif. Tim kolaborasi terdiri dari: 1. Peneliti; 2. Guru IPA lainnya (sebanyak 2 orang).
D. Jadwal Penelitian
PELAKSANAAN NO.
URAIAN KEGIATAN
KETERANGAN NOPEMBER I
1.
II
III
IV
DESEMBER I
Perencanaan a. Penyusunan
X
proposal
2.
b. Konsultasi teknis
X
c. Survey
X
Pelaksanaan a. Siklus I
X
b. Siklus II 3
Analisis
4
Pelaporan/Penyelesaian PTK.
X X
X X
X
II
III
IV
DAFTAR PUSTAKA
Nana Sudjana Belajar, Dr., Teori Belajar, Bandung: Penerbit Rosda Karya, Tahun 2005 Sudiyanto, Mengukur Hasil Belajar, Bandung: Penerbit Rosda Karya, Tahun 2005 Panitia PLPG, Modul PLPG IPA, Bogor, 2011