PROPOSAL PENELITIAN
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS HIDUP PADA MASYARAKAT LANJUT USIA DI KELURAHAN SEI ULIN BANJARBARU
OLEH :
Naya Ernawati, S. Kep., Ns
2
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL .................................................................................. DAFTAR ISI..............................................................................................
2
BAB I
PENDAHULUAN......................................................................
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................
7
BAB III METODE PENELITIAN ..........................................................
8
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................
15
3
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Di negara berkembang, jumlah penduduk usia 60 tahun ke atas diperkirakan meningkat menjadi 20% antara tahun 2015–2050. Indonesia berada di urutan keempat, setelah China, India, Jepang. Penduduk lanjut usia (lansia) di Indonesia tahun 2005 berjumlah 18,2 juta orang atau 8,2%, tahun 2007 penduduk lansia berjumlah 18,7 juta (8,42%), tahun 2010 meningkat menjadi 9,77%, dan pada tahun 2020 diperkirakan menjadi dua kali lipat berjumlah 28,8 juta (11,34%) (1). Pada masa lanjut usia, seseorang akan mengalami perubahan dalam segi fisik, kognitif, maupun dalam kehidupan psikososialnya (1). Sebagian besar lanjut usia mengeluh sesak napas, badan lemas, mudah lelah, dan persendian kaku (11). Usia tua, kesepian, sosial ekonomi yang kurang sejahtera, serta munculnya penyakit-penyakit degeneratif seperti kanker, jantung, reumatik, serta katarak menyebabkan
produktivitas
menurun
serta
mempengaruhi kehidupan sosial.
Sekitar 10% orang tua yang berusia lebih dari 65 tahun dan 50% pada usia yang lebih dari 85 tahun akan mengalami gangguan kognitif(2). Risiko penurunan fungsi kognitif mengancam kemandirian kualitas hidup lansia yang merupakan tantangan untuk sistem perawatan kesehatan (7). Di pihak lain, kaum muda biasanya enggan melibatkan lansia dalam aktivitas dan urusan rumah tangga (7). Pada masa lanjut usia, seseorang akan mengalami perubahan dalam segi fisik, kognitif, maupun dalam kehidupan psikososialnya (1). Darnton-Hill (1995;
4
Oye Gureje, 2008) juga menekankan pentingnya harapan hidup dan kualitas hidup bagi lanjut usia. Keempat domain dalam kualitas hidup adalah kesehatan fisik, kesehatan psikologi, hubungan sosial, dan aspek lingkungan (28). Empat domain kualitas hidup diidentifikasi sebagai suatu perilaku, status keberadaan, kapasitas potensial, dan persepsi atau pengalaman subjektif (28). Berdasarkan
penelitian Noorkamelia (2012) yang meneliti masalah
hubungan fungsi kognitif dengan kualitas hidup lansia didapatkan hasil terdapat hubungan antara fungsi kognitif dengan kualitas hidup lansia. Berdasarkan penelitian Ratna (2008) yang meneliti masalah Kesehatan, Ekonomi, dan Hubungan Sosial Terhadap Kemandirian Orang Lanjut Usia menyatakan bahwa pemenuhan kebutuhan di atas tergantung pada diri orang lanjut usia, keluarga, dan lingkungan,
jika kebutuhan-kebutuhan tersebut tidak terpenuhi, akan timbul
masalah-masalah dalam kehidupan lanjut usia yang akan menurunkan kualitas hidupnya. Berdasarkan
data dari Dinkes Banjarbaru didapatkan
kunjungan lansia
dari periode Januari-Desember 2011 ada sebanyak 8975, kunjungan lansia dengan kelainan mental emosi sebanyak 933, dan kelainan pada tingkat kemandirian sebanyak 1722. Pemilihan lokasi penelitian di wilayah kerja Puskesmas Sungai Ulin karena berdasarkan data Dinkes Kota Banjarbaru, jumlah kunjungan lansia terbanyak urutan pertama berada di wilayah kerja Puskesmas Sungai Ulin yaitu 1929 orang, kedua di Puskesmas Banjarbaru Utara dan Puskesmas Guntung Payung (8). Dari wawancara dengan petugas posyandu lansia dan beberapa keluarga di wilayah kerja Puskesmas Sungai Ulin Banjarbaru didapatkan gambaran
secara
umum
mereka
mengungkapkan
dan
mengeluh
tentang
5
kehidupannya di masa tua yang sangat susah.
Mereka merasa terbatas
aktivitasnya, sering sakit, lingkungan kurang bersahabat, mudah lupa dan tidak percaya diri dengan penampilan fisiknya sekarang. Dengan melihat permasalahan tersebut diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Faktor faktor yang mempengaruhi kualitas hidup pada masyarakat lansia di kelurahan sei ulin banjarbaru .“
1.2 Perumusan Masalah Faktor dominan apa yang mempengaruhi kualitas hidup pada masyarakat lansia di Kelurahan Sei Ulin Banjarbaru?
1.3 Tujuan Penelitian a. Tujuan Umum Menganalisa faktor dominan yang mempengaruhi kualitas hidup lanjut usia di kelurahan sei ulin Banjarbaru. b. Tujuan Khusus 1.
Mengidentifikasi kualitas hidup lanjut usia di kelurahan sei ulin Banjarbaru
2.
Mengidentifikasi faktor fisik yang mempengaruhi kualitas hidup lanjut usia di kelurahan sei ulin Banjarbaru
3.
Mengidentifikasi faktor psikologis yang mempengaruhi kualitas hidup lanjut usia di kelurahan sei ulin Banjarbaru
4.
Mengidentifikasi faktor sosial yang mempengaruhi kualitas hidup lanjut usia di kelurahan sei ulin Banjarbaru
6
5.
Mengidentifikasi faktor lingkungan yang mempengaruhi kualitas hidup lanjut usia di kelurahan sei ulin Banjarbaru
6.
Menganalisis pengaruh faktor fisik terhadap kualitas hidup lanjut usia di kelurahan sei ulin Banjarbaru
7.
Menganalisis pengaruh faktor psikologis terhadap kualitas hidup lanjut usia di kelurahan sei ulin Banjarbaru
8.
Menganalisis pengaruh faktor sosial terhadap kualitas hidup lanjut usia di . kelurahan sei ulin Banjarbaru
9.
Menganalisis pengaruh faktor lingkungan terhadap kualitas hidup lanjut usia di kelurahan sei ulin Banjarbaru
1.4
Manfaat
1.4.1
Manfaat teoritis
1.
Hasil penelitian ini dapat menjelaskan apa saja faktor dominan yang mempengaruhi kualitas hidup lanjut usia di kelurahan sei ulin Banjarbaru
2.
Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi dan bahan pertimbangan untuk penelitian tentang kualitas hidup lansia.
1.4.2 1.
Manfaat praktis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan oleh tenaga kesehatan dalam upaya meningkatkan kualitas hidup pada lanjut usia.
2. Diharapkan hasil penelitian ini mampu memberikan kontribusi yang positif bagi puskesmas kelurahan sei Ulin dalam menyusun program yang sesuai untuk meningkatkan kualitas hidup lanjut usia.
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
8
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL PENELITIAN
Objective Life Condition Kesejahteraan fisik Kesejahteraan Subjective Well-being psikologis Kepuasan dengan: Kesejahteraan sosial Kesejahteraan fisik Kesejahteraan psikologis Kesejahteraan sosial Kesejahteraan
Pengaruh faktor eksternal, seperti kehidupan keluarga, hubungan intim, persahabatan, kerja, pendidikan, standar hidup, dan lain-lain.
Personal values and aspiration Pentingnya dari: Kesejahteraan fisik Kesejahteraan psikologis Kesejahteraan sosial Kesejahteraan lingkungan
Kualitas hidup lanjut usia
Keterangan
Gambar 3.1
:
: Diukur : Tidak diukur
Kerangka konseptual Analisis faktor dominan yang mempengaruhi kualitas hidup lanjut usia berdasarkan WHOQOL (The World Health Organization Quality of Life) berdasarkan model teori kualitas hidup Felce dan Perry (1996).
9
Hipotesis Penelitian H1 : Ada pengaruh faktor fisik terhadap kualitas hidup lanjut usia di Kelurahan Sei Ulin Banjarbaru H1 : Ada pengaruh faktor psikologis terhadap kualitas hidup lanjut usia di di Kelurahan Sei Ulin Banjarbaru H1 : Ada pengaruh faktor sosial terhadap kualitas hidup lanjut usia di di Kelurahan Sei Ulin Banjarbaru H1 : Ada pengaruh faktor lingkungan terhadap kualitas hidup lanjut usia di di Kelurahan Sei Ulin Banjarbaru
10
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Rancangan Penelitian, Sampel, Teknik Sampling Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional Rancangan Cross Sectional , dilakukan dengan cara
mengidentifikasi dan mengukur kualitas hidup
lanjut usia di Keluarahan Sei Ulin Banjarbaru pada waktu hanya satu kali pada satu saat tanpa adanya follow up, kemudian dihubungkan dengan faktor fisik, faktor psikologis, faktor sosial, dan faktor lingkungan. Dalam penelitian ini, peneliti akan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup lanjut usia menurut WHOQOL (World Health Organization Quality of Life), yaitu faktor fisik, psikologis, sosial, dan lingkungan. Populasi dalam penelitian ini adalah semua lansia yang tinggal di Kelurahan Sei Ulin Banjarbaru. Peneliti mengambil sampel yang mewakili yaitu lanjut usia yang tinggal di Kelurahan Sei Ulin Banjarbaru dengan kriteria sebagai berikut: 1. Kriteria Inklusi 1) Lanjut usia yang tinggal di Kelurahan Sei Ulin Banjarbaru 2) Berusia 60 tahun ke atas 3) Lanjut usia yang tidak sedang mengalami sakit berat, demensia, tuli, kelainan psikologis, dan penurunan kesadaran. 2. Kriteria Eksklusi 1) Mengalami gangguan berkomunikasi
11
2) Lanjut usia yang tidak bersedia menjadi responden. Pada penelitian ini menggunakan teknik Nonprobability Sampling tipe Purposive
Sampling.
Mula-mula
mengidentifikasi karakteristik
peneliti
populasi dan
melakukan
survey
awal
untuk
mempelajari berbagai hal yang
berhubungan dengan populasi. Peneliti menetapkan sampel yang akan diteliti didasarkan pada suatu pertimbangan berusia 60 tahun ke atas, dan lanjut usia yang tidak sedang mengalami sakit berat, demensia, tuli, kelainan psikologis, dan penurunan kesadaran
4.2 Variabel Penelitian a. Variabel Bebas (Independent) Variabel
bebas
pada
penelitian
ini
adalah
faktor-faktor
yang
mempengaruhi kualitas hidup menurut WHOQOL yaitu faktor fisik, psikologis, sosial, dan faktor lingkungan. b. Variabel terikat (Dependent) Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah kualitas hidup lanjut usia.
4.3 Definisi Operasional a. Kualitas hidup lanjut usia adalah suatu bentuk evaluasi multidimensional yang melibatkan kriteria sosial normatif intrapersonal, dan sistem lingkungan lanjut usia yang dinilai secara tertulis. Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner dengan skala data ordinal. Data diklasifikasikan: 0-11= rendah, >11-21=sedang, >21-30=tinggi.
12
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup: -
Faktor fisik: Aspek-aspek fisik dari kesehatan, termasuk kesehatan jasmani, mobilitas, dan derajat kebebasan dari perlukaan dan kecelakaan. Alat ukur yang
digunakan
berupa
kuesioner
dengan
skala
data
ordinal.
Data
diklasifikasikan: ≤25% = kurang, 26-50% = cukup, 51-75% = baik, 76-100% = sangat baik -
Faktor psikologis: Kemampuan lanjut usia untuk memperoleh kepercayaan diri, kontrol diri, cara mengatasi kecemasan dan pemunculan perilaku positif yang dinilai secara tertulis. Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner dengan
skala data ordinal. Data diklasifikasikan: ≤25% = kurang stabil, 26-50% = cukup stabil, 51-75% = stabil, 76-100% = sangat stabil. -
Faktor sosial: Aktivitas sosial yang dapat dilakukan oleh lanjut usia baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain di sekitarnya yang dinilai secara tertulis. Alat
ukur yang digunakan berupa kuesioner dengan skala data ordinal. Data diklasifikasikan: ≤25% = kurang aktif, 26-50% = cukup aktif, 51-75% = aktif, 76-100% = sangat aktif. -
Faktor lingkungan: Sarana hubungan yang dimiliki oleh lanjut usia dengan sumber yang dimiliki oleh suatu komunitas (kelurahan sei ulin) yang dinilai secara tertulis. Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner dengan skala
data ordinal. Data diklasifikasikan: ≤25% = kurang memadai, 26-50% = cukup memadai, 51-75% = memadai, 76-100% = sangat memadai
13
4.4 Prosedur Penelitian Prosedur kerja yang dilakukan adalah sebagai berikut: a.
Meminta rekomendasi dari dinas kesehatan setempat, dilanjutkan kepada puskesmas keluarahan sei ulin
b.
Menentukan subyek penelitian yaitu lansia yang tinggal di kelurahan sei ulin banjarbaru dengan kriteria yang sudah ditentukan
c.
Seluruh populasi penelitian diberi penjelasan tentang penelitian yang akan dilakukan untuk memperoleh persetujuan.
d.
Mengumpulkan data dengan menggunakan kuesioner untuk mengetahui
e.
Menganalisis data yang telah terkumpul
3.6 Analisis Data Data yang telah diperoleh peneliti dari kuesioner yang telah dijawab oleh responden kemudian dikelompokkan menggunakan tabulasi (faktor dominan, antara faktor fisik, faktor psikologis, faktor sosial, dan faktor lingkungan terhadap kualitas hidup lanjut usia) dan dianalisis secara statistik yang sesuai dengan rancangan penelitian, yaitu uji regresi linier sederhana (pengaruh faktor fisik, psikologis,
sosial,
dan
lingkungan
terhadap
kualitas
hidup
lanjut
usia)
menggunakan estimasi toleransi sebesar 0,05 (d=0,05), derajat kemaknaan (level of significance) α= 0,05 dan level of confidence= 95%. Keeratan hubungan antara variabel independen dan variabel dependen dapat dijelaskan dengan menggunakan nilai r. Nilai r merupakan multiple coefficient correlation. Nilai r berkisar antara -1 sampai 1. Jika nilai semakin mendekati -1 atau 1, menunjukkan hubungan
14
semakin kuat. Jika nilai semakin mendekati 0 (nol) menunjukkan hubungan semakin lemah. Sedangkan nilai r2 (koefisien determinasi) menunjukkan seberapa besar keragaman variabel independen dapat menjelaskan keragaman variabel dependen. Nilai koefisien determinasi antara 0-1. Semakin mendekati 1 (100%) artinya model sangat baik karena semua keragaman variabel independen dapat menjelaskan keragaman variabel dependen. Seluruh pengolahan data statistik dilakukan secara komputerisasi dengan menggunakan Software Product and Service Solution 16. Selanjutnya membahas dan menyimpulkan berdasarkan hasil uji statistik tersebut.
15
DAFTAR PUSTAKA
1. Ariyanti, Rismaida Pariang. (2009). Dance/Movement Therapy dalam Kehidupan Sosial Lansia di Panti Werdha. http://lib.atmajaya.ac.id/default.aspx?tabID=61&src=k&id=159535. Tanggal 11 April 2010. Jam 12.34 WIB 2. Bonomi, Amy E., dkk. (2000). Validation of The United States’ Version of The World Health Organization Quality of Life (WHOQOL) Instrument. Journal of Clinical Epidemiology 53. Page: 1-2, 11 3. Brown, Jackie, dkk. (2004). Models of Quality of Life: A Taxonomy, Overview and Systematic Review of The Literatur. European Forum on Population Ageing Research. Page: 6, 8, 46 4. Brown, Roy I. (1997). Quality of Life for People with Disabilities second Edition: Models, Research and Practice. Cheltenham United Kingdom: Stanley Thornes (Publishers) Ltd. Page: 56, 60, 61 5. Elvinia. (2006). Quality of Life pada Lanjut Usia Studi Perbandingan pada Janda atau Duda Lansia Antara Yang Tinggal di Rumah Bersama Keluarga Dengan Yang Tinggal di Panti Werdha. Tesis Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya. Tidak dipublikasikan 6. Gureje, Oye, dkk. (2008). Determinant of Quality of Life of Elderly Nigerians: result from the Ibadan Study of Ageing. http://ukpmc.ac.uk/classic/articlerender.cgi?accid=PMC2820711. Tanggal 23 Mei 2010. Jam 10.23 WIB 7. Hamid, A. Y, (2000). Aspek Spiritual dalam Keperawatan. Jakarta: Widya Medika. Hal: 2 8. Hoyer, William J., Paul A. Roodin. (2003). Adult Development and Aging, 5th edition. New York: Mc Graw and Hill 9. Hurlock, E. B. (2002). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Edisi Kelima (Terjemahan). Jakarta: Erlangga. Hal: 10, 381, 386-402, 397, 398 10. Hwang, Hei-Fen. (2003). Suitability of The WHOQOL-BREF For Community-Dwelling Older People In Taiwan. Journal of Age and Ageing Vol.32. Page: 595 11. Marniyah. (2007). Pengaruh Senam Yoga Terhadap Peningkatan Kebugaran Pada Lansia di Panti Werdha Hargo Dedali Surabaya. Skripsi Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga. Tidak dipublikasikan 12. Nenk. (2010). Masalah Kesehatan Jiwa pada Lanjut Usia. http://www.epsikologi.com/epsi/lanjutusia_detail.asp?id=182. Tanggal 14 April 2010. Jam 20.43 WIB 13. Notoatmodjo. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Hal: 102-106, 110 14. Nugroho, (2000). Keperawatan Gerontik. Jakarta: EGC. Hal: 1 15. Nuran. (2009). Quality of Life of Elderly People Aged 65 Years and Over Living at Home in Sivas, Turkey. Turkish Journal of Geratrics. Page: 182
16
16. Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Hal: 97, 98 17. Rapley, Mark. (2003). Quality of Life Research: a critical introduction. London: Sage Publications. Page: 53, 54, 92-94, 180-181, 235, 236, 238-242, 244-248 18. Ratna. (2008). Pengaruh Faktor-Faktor Kesehatan, Ekonomi, dan Hubungan Sosial Terhadap Kemandirian Orang Lanjut Usia. http://www.damandiri.or.id/file/ratnasuhartiniunairbab1.pdf. Tanggal 21 April 2010. Jam 09.08 WIB 19. Renwick, R., dan Brown, I. (1996). Quality of Life in Health Promotion and Rehabilitation. California: Sage Publication, Inc. Page: 6, 295 20. Renwick, R., dan Brown, I. (2000). Quality of Life Model. http://www.utoronto.ca/qol/profile/adultversion.htm. Tanggal 25 April 2010. Jam 15.06 WIB 21. Renwick, R., dan Brown, I. (2000). Quality of Life Concepts. http://www.utoronto.ca/qol/profile/adultversion.htm. Tanggal 5 Mei 2010. Jam 20.35 WIB 22. Risdianto. (2009). Hubungan Dukungan Sosial dengan Kualitas Hidup Lanjut Usia di Desa Kembang Kuning Cepogo Boyolali. Skripsi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Tidak dipublikasikan 23. Rusilanti dan Clara M. Kusharto. (2006). Model Hubungan Aspek Psikososial dan Aktivitas Fisik dengan Status Gizi Lansia. Jurnal Gizi dan Pangan. Hal: 29 24. Santrock, John W. (2002). Life Span Develiopment: Perkembangan Masa Hidup. Jilid 2 Edisi Kelima (terjemahan). Jakarta: Erlangga. Hal: 220 25. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Hal:140-142, 149-153 26. Syamsuddin. (2008). Mencapai Optimum Aging pada Lansia. http://www.depsos.go.id/modules.php?name=News&file=print&sid=797. Tanggal 11 April 2010. Jam 12.26 WIB 27. Titisari Raharjo. 2008. Hubungan Dukungan Sosial dengan Kualitas Hidup pada Lanjut Usia. Skripsi Fakultas Psikologi, Universitas Airlangga. Tidak dipublikasikan 28. World Health Organization. (2010). WHO Quality of Life-BREF (WHOQOLBREF). http://www.who.int/substance_abuse/research_tools/whoqolbref/en/. Tanggal 31 Mei 2010. Jam 23.58 WIB 29. World Health Organization. (2004). The World Health Organization Quality of Life (WHOQOL)-BREF. http://www.who.int/substance_abuse/research_tools/en/indonesian_whoqol.p df. Tanggal 31 Mei 2010. Jam 15.04 WIB 30. Yanta Mahareza. (2008). Perbedaan Kualitas Hidup Lanjut Usia yang Tinggal di Panti Werdha dan yang Tinggal Bersama Keluarga. Skripsi Fakultas Psikologi, Universitas Airlangga. Tidak dipublikasikan
17