PENGARUH PENDEKATAN KOOPERATIF MODEL PAKERJASI TERHADAP MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 4 BINTAN TAHUN PELAJARAN 205/2016
ARTIKEL E-JOURNAL
Diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh Rani Yuliawardani NIM 120388201205
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2016
1.
Pendahuluan
Betapa pentingnya bahasa bagi manusia kiranya tidak perlu diragukan lagi. Hal itu tidak saja dapat dibuktikan dengan menunjuk pemakaian bahasa dalam kehidupan sehari-hari, tetapi juga dapat dibuktikan dengan menunjuk banyaknya perhatian para ilmuan dan praktisi terhadap bahasa. Bahasa sebagai objek ilmu tidak dimonopoli oleh para ahli bahasa. Para ilmuan dalam bidang lain pun menjadikan bahasa sebagai objek studi karena mereka memerlukan bahasa sekurang-kurangnya sebagai alat untuk mengomunikasikan berbagai hal (Finoza, 2008: 1). Bahasa merupakan alat komunikasi yang berupa sistem lambang bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia. Bahasa terdiri atas kata-kata atau kumpulan kata. Masingmasing mempunyai makna, yaitu, hubungan abstrak antara kata sebagai lambang dengan objek atau konsep yang diwakili kumpulan kata atau kosakata itu oleh ahli bahasa disusun secara alfabetis, atau menurut urutan abjad,disertai penjelasan artinya dan kemudian dibukukan menjadi sebuah kamus. Selaku makhluk sosial yang memerlukan orang lain sebagai mitra berkomunikasi, manusia memang memakai dua cara berkomunikasi, yaitu verbal dan nonverbal. Berkomunikasi secara verbal dilakukan dengan menggunakan alat/ media bahasa (lisan dan tulis), sedangkan berkomunikasi secara nonverbal dilakukan dengan menggunakan media selain bahasa (Finoza, 2008: 2). Bahasa digunakan oleh satuan pendidikan dalam proses belajar mengajar di sekolah, baik Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA), maupun Sekolah Tinggi. Pembelajaran bahasa tersebut dimasukkan ke dalam kurikulum dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. Pada dasarnya, mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup empat aspek, yaitu menyimak, membaca, berbicara, dan menulis. Dari keempat aspek pengajaran Bahasa Indonesia itu salah satunya adalah membaca. Menurut Kurikulum Bahasa Indonesia, membaca adalah melihat dengan memikirkan dan memahami isi dari apa yang ada dalam tulisan. Tujuan utama pembelajaran membaca adalah guru dapat menciptakan suatu kondisi atau situasi yang mendukung siswa untuk belajar membaca, dan semua ini dapat dilaksanakan apabila guru dapat merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran yang bisa diterima oleh siswa sehingga mendapatkan hasil yang positif. Sejak SD mata pelajaran bahasa Indonesia sudah diterapkan oleh guru untuk siswa dalam proses belajar mengajar. Ada beberapa hal yang menjadi masalah dalam proses tersebut, khususnya mengenai membaca. Dari minat baca siswa yang kurang sampai penggunaan metode guru yang dianggap masih monoton. Biasanya guru menjelaskan materi, baik itu materi mengenai membaca atau materi yang menggunakan bacaan dengan metode ceramah. Hal ini terjadi pada saat peneliti menjadi mahasiswi Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di sekolah praktikan tersebut. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis (Tarigan, 1979:7). Dari segi linguistik, membaca adalah salah suatu proses penyandian kembali dan pembacaan sandi (a recording and decoding process), berlainan dengan berbicara dengan menulis yang justru melibatkan penyandian (enconding). Sebuah aspek pembacaan sansi (decoding) adalah menghubungkan kata-kata tulis (written word)
dengan makna bahasa lisan (oral language meaning) yang mencakup pengubahan tulisan atau cetakan menjadi bunyi yang bermakna (Anderson dalam Tarigan, 1979:7). Membaca pemahaman adalah suatu proses untuk mengenali atau mengidentifikasi teks, kemudian mengingat kembali isi teks. Membaca pemahaman juga dapat berarti sebagai suatu kegiatan membuat urutan tentang uraian/ menggorganisasi isi teks, bisa mengevaluasi sekaligus dapat merespon yang tersurat atau tersirat dalam teks. Pemahaman berhubungan laras dengan kecepatan. Pemahaman atau comprehension, adalah kemampuan membaca untuk mengerti ide pokok, detail penting, dan seluruh pengertian. Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas dan agar makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, maka pesan yang tersurat dan yang tersirat tidak akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik (Hodgson dalam Tarigan, 1979:7). Pengajaran membaca di sekolah merupakan salah satu aspek pengajaran bahasa dan sastra Indonesia. Salah satu tujuannya agar siswa memiliki kegemaran dan memanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti yang tertuang dalam kurikulum. Pada taraf penerimaan lambang-lambang tulisan diperlukan kemampuankemampuan motoris berupa gerakan-gerakan mata, kebanyakan dari kegiatan-kegiatan dalam membaca pada tingkatan ini adalah kegiatan-kegiatan pikiran atau penalaran termasuk ingatan. Dengan kegiatan-kegiatan penalaran dimaksud ini pembaca berusaha menemukan dan memahami informasi yang dikomunikasikan oleh pengarang melalui karangan bersangkutan. Dalam proses memahami informasi dimaksud, pembaca juga mempelajari cara-cara pengarang menyajikan pikiran-pikirannya. Dengan demikian dapat juga dikatakan bahwa dalam membaca, pembaca dapat memperoleh dua jenis pengetahuan, yaitu informasiinformasi baru dari bacaan dan cara-cara penyajian pikiran dalam karangan. Jadi, selain memperkaya pengetahuan, membaca juga meningkatkan daya nalar. Membaca diimbangi dengan kemahiran pokok suatu teks bacaan. Kemahiran membaca merupakan mutlak dalam proses belajar mengajar apabila pembaca mengerti maksud yang disampaikan oleh penulis melalui teks/ paragraf. Pada kenyataannya, siswa sangat banyak yang belum mahir dalam membaca. Ketuntasan siswa dalam setiap materi pelajaran bahasa Indonesia ditentukan oleh tingkat kemahiran membaca siswa. Pada kenyataannya, Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) siswa masih di bawah rata-rata. Fenomena ini sama halnya terjadi pada siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 4 Bintan. Masih banyak kendala yang dialami oleh siswa terhadap membaca pemahaman. Peneliti memprediksikan, hal ini bisa terjadi karena penggunaan metode pembelajaran yang tidak bervariasi bahkan monoton. Model kooperatif pakerjasi merupakan metode pembelajaran yang ditarik oleh peneliti sebagai acuan, agar siswa SMPN 4 Bintan bisa lebih semangat dan kemahiran dalam segi membaca pemahaman bisa tercapai. Inilah yang membuat peneliti tertarik untuk meneliti kemahiran membaca pemahaman siswa SMPN 4 Bintan. Dilihat dari ilustrasi yang tertuang di atas, maka judul skripsi yang akan peneliti teliti adalah “Pengaruh Pendekatan Kooperatif Model PAKERJASI (Pahami, Kerjakan, Jawab, Simpulkan) terhadap Kemahiran Membaca Pemahaman Siswa Kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Bintan Tahun Pelajaran 2015/ 2016”. 2. Metode Penelitian Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini, yaitu penelitian ekperimen. Desain penelitian yang dipakai yaitu one-group pretes-postes design. Pada desain ini subjek penelitian diberikan pretes terlebih dahulu sebelum dilakukan perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat karena dapat membandingkan dengan keadaan
sebelum diberi perlakuan. Menurut (Sugiyono, 2009:74-75), desain ini dapat digambarkan seperti berikut: 𝑶𝟏 X 𝑶𝟐
1. 2.
3.
𝑂1 = nilai pretes (sebelum perlakuan) 𝑂2 = nilai postes (setelah perlakuan)
Hasil Penelitian dan Pembahasan.
Penelitian dengan judul, “Penerapan Pendekatan Kooperatif Dengan Model PAKERJASI (Pahami, Kerjakan, Jawab, Simpulkan) terhadap Kemahiran Membaca Pemahaman Siswa Kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Bintan Tahun Pelajaran 2015/ 2016,” ini dilakukan selama dua minggu dengan sekali tatap muka untuk pretes, tiga kali tatap muka untuk perlakuan, dan sekali tatap muka terakhir digunakan untuk postes. Penelitian ini dilaksanakan dengan memberikan perlakuan model PAKERJASI (pahami, kerjakan, jawab, simpulkan) dalam kegiatan membaca pemahaman siswa kelas VII. Perlakuan ini diberikan setelah diadakan pretes terlebih dahulu untuk melihat kemahiran membaca pemahaman siswa sebelum perlakuan. Sebelum melaksanakan penelitian di kelas, peneliti terlebih dahulu menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran. Setelah semua pokok materi tuntas dipelajari, maka dilaksanakan tes untuk mengukur kemahiran membaca pemahaman siswa. Tes yang diberikan dalam bentuk soal uraian yang berjumlah 20 soal pilihan ganda. Untuk mengumpulkan data penelitian, digunakan dua teknik pengumpulan data, yaitu tes tertulis. Instrumen tes digunakan untuk mendapatkan hasil belajar siswa. 4. Simpulan dan Rekomendasi Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan sebagai berikut: Kemahiran membaca pemahaman siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Bintan sebelum diberi perlakuan dengan model PAKERJASI tergolong kurang dengan nilai rata-rata 53,62 tergolong kurang. Kemahiran membaca pemahaman siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Bintan setelah diberi perlakuan dengan model PAKERJASI tergolong kurang dengan nilai rata-rata 74,50 tergolong cukup. Model PAKERJASI memengaruhi kemahiran membaca pemahaman siswa kelas VII SMP Negeri 4 Bintan dengan membandingkan besarnya “t” yang diperoleh dalam hitungan (t o = 16.66) dan besarnya “t” nilai t (t t5% = 2,02 dan t t1% = 2,71) maka dapat diketahui bahwa t o adalah lebih besar daripada t t, ; yaitu: 2,02 < 16.66 > 2,71. Artinya hipotesis Ha, diterima dan Ho, ditolak. Jadi, ada pengaruh pendekatan kooperatif model PAKERJASI terhadap kemahiran membaca pemahaman siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Bintan Tahun Pelajaran 2015/2106. Kemahiran membaca pemahaman siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Rekomandasi Bintan, Tahun pelajaran 2015/2016 belum maksimal. Oleh karena itu, peneliti menyarankan sebagai berikut: 1. Bagi siswa, khususnya pada saat proses pembelajaran diharapkan serius untuk memperhatikan materi yang sedang dipelajari dan mempersiapkan diri untuk menerima
2.
3.
5.
materi dari guru. Salah satu cara untuk menyiapkan diri adalah membaca banyak sumber buku. Bagi guru, khususnya guru bahasa Indonesia hendaknya menggunakan model pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas dan aktivitas siswa. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan yaitu model pembelajaran kooperatif model PAKERJASI dimana siswa bisa memupuk rasa kekompakan dengan kelompok dan memiliki tanggung jawab terhadap teman sebaya dalam kelompok masing-masing. Bagi pembaca yang ingin melanjutkan penelitian ini, perlu penguasaan kelas dan kemampuan membina kelompok kecil yang baik untuk meningkatkan kualitas hasil belajar siswa dan karena desain yang digunakan peneliti saat ini masih lemah (one group pretes-posttest), penelitian serupa ini perlu dilanjutkan dengan menggunakan desian penelitian yang lebih kuat yaitu dengan menggunakan kelas pembanding dan kelas kontrol. Daftar Pustaka
Arianto, Novri. 2013. “Kemahiran Membaca Pemahaman Siswa Kelas X Sekolah Menengah Kejuruan Pembangunan di Tanjungpinang.” Skripsi Sarjana Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang (Tidak diterbitkan). Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Finoza, Lamuddin. 2007. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi Insan Mulia. Fitrianti, 2015. “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Student Teams Achiement Division (STAD) terhadap Kemahiran Membaca Pemahaman Siswa Kelas X Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Tanjungpinang.” Skripsi. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Maritim Raja Ali Haji (Tidak diterbitkan). Gafar, Abdul. 2010. “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas V SD Negeri 16.” Skripsi Sarjana Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sriwijaya (Tidak diterbitkan). Hamruni. 2012. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madani. Hartono, Rudi. 2013. Ragam Model Mengajar yang Mudah Diterima Murid. Yogyakarta: Diva Press. Rahim, Farida. 2008. Pengajaran Membaca Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara Slavin, E. Robert. 2005. Cooperative Learning. Bandung: Penerbit Nusa Media. Sudjana dan Ibrahim. 2001. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Aglesindo. Sudjiono, Anas. 2007. Pengantar Statistik Pendidikan. PT Raja Grafindo: Jakarta. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Yogyakarta: Insan Madani. Sumarni, Sri. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Insan Madani. Suyitno, Imam. 2011. Memhami Tindakan Pembelajaran. Bandung: PT Refika Aditama. Tampubolon, 1990. Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan Efisien. Bandung: Angkasa.
Taniredja,Tukiran dan Faridli, Miftah Efi. 2014. Model-Model Pembelajaran Inovatif dan Efektif. Bandung: Penerbit Alfabeta. Tarigan, Henry Guntur. 1979. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Penerbit Angkasa. Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Beroreantasi Kontruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka. Wahyuni, Sri dan Ibrahim, Syukur. 2012. Asesmen Pembalajaran Bahasa. Bandung: PT Refika Aditama.