ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
SKRIPSI PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus
PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
Oleh : RATIH KUSUMI KEDIRI- JAWA T
Oleh : DEVY AGUSTIA PRATIWI SURABAYA – JAWA TIMUR
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2014
Skripsi
PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA DEVY AGUSTIA PRATIWI TETAS TELUR Argulus japonicus
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
SKRIPSI
PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus
Sebagai Salah Satu untuk Memperoleh Gelar Sarjana Perikanan pada Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga
Oleh : DEVY AGUSTIA PRATIWI NIM. 141011066
Menyetujui, Komisi Pembimbing
Skripsi
Pembimbing Utama,
Pembimbing Serta,
Dr. Kismiyati, Ir, M.Si NIP 19590808 198603 2 002
Sudarno, Ir. M. Kes NIP 19550713 198601 1 001
DEVY AGUSTIA PRATIWI PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
SKRIPSI
PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus
Oleh : DEVY AGUSTIA PRATIWI NIM. 141011066
Telah diujikan pada Tanggal
: 18 September 2014
KOMISI PENGUJI SKRIPSI Ketua
: Prof. Dr. Hj. Sri Subekti, drh., DEA
Anggota
: Dr. Gunanti Mahasri, Ir., M.Si. Abdul Manan, S. Pi. M. Si Dr. Kismiyati, Ir., M.Si. Sudarno, Ir. M. Kes
Surabaya, 2 Oktober 2014 Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga Dekan,
Prof. Dr. Hj. Sri Subekti, drh., DEA NIP. 19520517 197803 2 001
Skripsi
DEVY AGUSTIA PRATIWI PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
RINGKASAN Devy Agustia Pratiwi. Pengaruh Perendam Insektisida Permetrin Terhadap Daya Tetas Telur Argulus japonicus. Dosen pembimbing Dr. Kismiyati, Ir., M.Si dan Ir. Sudarno, M.Kes. Parasit adalah organisme yang bergantung pada inang sebagai habitatnya dan mengambil makanan dari inang tersebut. Infestasi parasit merupakan masalah terbesar yang dihadapi oleh pembudidaya ikan hias. Argulus japonicus merupakan ektoparasit yang menginfestasi ikan air tawar dibagian sirip, kulit, insang dan operkulum. Pengendalian Argulus japonicus yang efisien dapat dilakukan dengan memotong daur hidup terutama pada stadium telur dengan insektisida permetrin. Prinsip kerja insektisida pyretroid berfungsi sebagai racun axonik yang merusak serabut saraf. Tosisitas yang ditimbulkan oleh insektisida permetrin menyebabkan embrio tidak dapat berkembang dan mengalami kematian. Penelitian ini bertujuan untuk munurunkan daya tetas telur Argulus japonicus. Menurunnya daya tetas telur Argulus japonicus dapat terjadi akibat terikatnya sejenis protein di dalam saraf yang dikenal sebagai voltage-gated sodium channel sehingga menyebabkan embrio dalam telur tidak dapat berkembang. Metode penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan terdiri dari lima perlakuan dan empat ulangan. Konsentrasi yang diberikan adalah Kontrol, 0,70 ppm, 0,80 ppm, 0,90 ppm, dan 1 ppm. Parameter utama yang diamati adalah menghitung daya tetas telur Argulus japonicus. Parameter pendukung meliputi DO, pH, suhu. Data dianalisis dengan ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa telur Argulus japonicus pada perlakuan A sebagai kontrol didapatkan persentase daya tetas telur 44%, pada perlakuan B konsentrasi 0,70 ppm persentase yang didapat sebanyak 19,5%, perlakuan C dengan konsentrasi 0,80 ppm persentase sebanyak 12%, perlakuan D dengan konsentrasi 0,90 ppm persentase yang didapat sebanyak 8% dan perlakuan E dengan konsentrasi 1 ppm persentase yang didapat sebanyak 3%. Konsentrasi optimal dari pemberian insektisida permetrin pada daya tetas telur Argulus japonicus terdapat pada perlakuan E konsentrasi 1 ppm dengan daya tetas Argulus japonicus sebanyak 3%.
v Skripsi
DEVY AGUSTIA PRATIWI PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
SUMARRY
Devy Agustia Pratiwi. The influence diping insecticide permetrhin against hatching rate Argulus japonicas eggs. Supervising lecturer dr. Kismiyati, Ir., M.Si and Ir. Sudarno, M.Kes. Parasite is an organism that depends on a host as their habitats and takes food from the host. Parasite’s infestation is the biggest problem facing the cultivator of the ornamental fish. Argulus japonicus is ectoparasite that infest freshwater fish fin, to the skin gills and operculum. Argulus japonicus efficient Control can be done by cutting life cycle especially on stage permetrin eggs with insecticide. The working principle of the insecticide pyretroid serves as the poison axonik that damage nerve fibers. Tosisitas inflicted by an insecticide permetrin cause embryo cannot have developed and experienced the death. This study aimed to decrease hatching rate of Argulus japonicus eggs. The decrease hatching rate of Argulus japonicus eggs it can result from a kind of protein in nervous known as voltage-gated sodium channel so as to cause an embryo in the egg cannot have developed. The study method was done by experiment with the experimental design was used Completely Randomized Design (CRD). Five treamental and four replicates. The treatment consists the addition solution insecticide permetrin with concentration control, 0,70 ppm, 0,80 ppm, 0,90 ppm, 1 ppm. The main parameter is counting of hatching rate of japonicus eggs. The supporting parameter on the research were temperature, pH and DO. Data analysis was by ANOVA. The result showed that Argulus japonicas eggs on treatment A as a control acquired a percentage resources hatching rate eggs 44 %, on treatment B concentration 0,70 ppm percentage obtained as many as 19,5 %, treatment C with concentration by 0.80 ppm percentage some 12 %, treatment D by concentration 0,90 ppm percentage obtained by 8 % and treatment E by concentration 1 ppm percentage gained as much as 3 %. Optimal concentration of insecticide permetrin on resources Hatching rate eggs Argulus japonicus are on treatment E concentration 1 ppm by its hatching rates Argulus japonicus as much as 3 %
vi Skripsi
DEVY AGUSTIA PRATIWI PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat-Nya, sehingga skripsi yang berjudul Pengaruh Pemrendaman Insektisida Permetrin Terhadap Daya Tetas Telur Argulus japonicus dapat terselesaikan. Laporan ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di Laboratorium pendidikan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Airlangga pada bulan Juli 2014. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat dan memberikan informasi yang berguna bagi semua pihak.
Surabaya, Agustus 2014
Penulis
vii Skripsi
DEVY AGUSTIA PRATIWI PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
UCAPAN TERIMA KASIH Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini banyak melibatkan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatnya sehingga skripsi ini berjalan dengan lancar. Tidak lupa rasa hormat serta ucapan terima kasih kepada : 1. Prof. Dr. Hj. Sri Subekti, drh., DEA Dekan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga. 2. Dosen Wali Dr. Endang Dewi Masithah, Ir., MP. 3. Ibu Dr. Kismiyati, Ir., M.Si Dosen Pembimbing pertama dan Bapak Ir. Sudarno, M.Kes Dosen Pembimbing kedua yang telah memberikan bimbingannya sejak penyusunan usulan hingga penyelesaian skripsi. 4. Ibu Dr. Gunanti Mahasri, Ir., M. Si, Ibu Prof. Dr Subekti, drh., DEA., dan Bapak Abdul Manan S. Pi., M. Si. sebagai dosen penguji yang memberikan saran dan evaluasi demi perbaikan skripsi. 5. Orang tua dan keluarga besar yang memberikan doa dan motivasi hingga selesainya skripsi 6. Seluruh staf Pengajar dan staf kependidikan Fakultas Perikanan dan Kelautan 7. Mbak Anita, Mbak Dini, Mbak Is, Mbak Irma yang telah membantu dalam memberikan informasi selama penelitian dan pembuatan skripsi. 8. Teman seperjuangan saat skripsi Deriva, Rahma, Sari, Ade. Sahabat saya Mega, Dhanik, Catur, Shasa, Shinta, Maya, Fifit, Amalia, Mentari.
viii Skripsi
DEVY AGUSTIA PRATIWI PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
9. Keluarga besar Piranha 2010 dan KKN BBM 49. 10. Semua pihak yang telah membantu kelancaran skripsi ini.
Surabaya, Agustus 2014
Penulis
ix Skripsi
DEVY AGUSTIA PRATIWI PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
DAFTAR ISI
Halaman Ringkasan......................................................................................................... v Sumarry............................................................................................................ vi Kata Pengantar ................................................................................................. vii Ucapan Terima Kasih....................................................................................... viii Daftar Isi........................................................................................................... x Daftar Gambar.................................................................................................. xii Daftar Tabel ..................................................................................................... xiii Daftar Lampiran ............................................................................................... xiv I.
Pendahuluan......... ...................................................................................
1
1.1 Latar Belakang .................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................
3
1.3 Tujuan .......... ...................................................................................
3
1.4 Manfaat............................................................................................... 3 II.
Tinjauan Pustaka .. ...................................................................................
4
2.1 Argulus japonicus ............................................................................
4
2.1.1 2.1.2 2.1.3 2.1.4 2.1.5 2.1.6
Klasifikasi Argulus japonicus................................................ Morfologi Argulus japonicus................................................. Habitat dan Penyebaran ........................................................ Reproduksi............................................................................. Daur Hidup Argulus japonicus .............................................. Telur Argulus japonicus ........................................................
4 4 6 7 7 8
2.2 Insektisida Permetrin........................................................................
9
2.3 Pengendalian Argulus japonicus dengan Insektisida Permetrin .....
10
III. Kerangka Konseptual dan Hipotesis ........................................................
12
3.1 Kerangka Konseptual .......................................................................
12
3.2 Hipotesis....... ...................................................................................
14
x Skripsi
DEVY AGUSTIA PRATIWI PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
IV. Metodologi Penelitian................................................................................
15
4.1 Tempat dan Waktu ...........................................................................
15
4.2 Materi Penelitian ..............................................................................
15
4.3 Metodologi Penelitian........................................................................
15
4.3.1 4.3.2 4.3.3 4.3.4
Metodologi Penelitian............................................................ Penelitian Pendahuluan.......................................................... Rancangan Percobaan............................................................ Prosedur Kerja .......................................................................
15 16 16 17
V. Hasil dan Pembahasan.................................................................................
22
5.1 Hasil................................................................................................... 22 5.1.1 Daya Tetas Telur Argulus japonicus...................................... 22 5.1.2 Kualitas Air............................................................................. 25 5.2 Pembahasan......................................................................................... 26 VI. Kesimpulan dan Saran ............................................................................
30
6.1 Kesimpulan ......................................................................................
30
6.2 Saran.................................................................................................
30
Daftar Pustaka ..................................................................................................
31
Lampiran ........................................................................................................
35
xi Skripsi
DEVY AGUSTIA PRATIWI PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1. Morfologi Argulus japonicus .......................................................
6
2. Daur hidup Argulus japonicus .....................................................
8
3. Struktur Senyawa Permetrin ........................................................
10
4. Skema Kerangka Konseptual .......................................................
14
5. Denah penempatan perlakuan ......................................................
19
6. Prosedur Kerja Penelitian.............................................................
21
7. Telur Argulus japonicus...............................................................
23
8. Grafik Daya Tetas Telur Argulus japonicus...................................
25
xii Skripsi
DEVY AGUSTIA PRATIWI PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1 Data Penelitian Pendahuluan .....................................................
16
2 Rata-rata Daya Tetas Telur Argulus japonicus...........................
24
3 Data Kualitas Air Saat Penelitian...............................................
26
xiii Skripsi
DEVY AGUSTIA PRATIWI PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1 Tabel daya tetas telur Argulus japonicus .....................................
35
2 Perhitungan statistik daya tetas telur Argulus japonicus..............
36
3 Kunci identifikasi Argulus japonicus...........................................
38
xiv Skripsi
DEVY AGUSTIA PRATIWI PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Parasit merupakan organisme yang hidup pada atau di dalam organisme lain dan mengambil makanan dari organisme yang ditumpanginya (Subekti dan Mahasri, 2010). Berdasarkan
predileksi parasit dibagi menjadi dua yaitu
ektoparasit dan endoparasit (Kabata, 1985). Menurut Levine (1978), ektoparasit merupakan parasit yang habitatnya atau hidup pada permukaan tubuh inangnya sedangkan endoparasit merupakan parasit yang habitatnya pada bagian dalam organ tubuh inangnya. Argulus japonicus merupakan salah satu ektoparasit yang sering ditemukan pada budidaya ikan hias air tawar di Indonesia khususnya di Jawa Timur (Kismiyati dan Mahasri, 2012). Argulus ditemukan menginfestasi ikan koi di Tulungangung dengan prevalensi sebesar 14% (Azmi dkk, 2013). Argulus japonicus ditemukan menginfestasi ikan hias Platy Koral (Xyphophorus maculatus) dengan prevalensi sebesar 50% (Nurfatimah, 2001). Menurut Taylor et al (2006) Argulus ditemukan di Inggris dengan prevalensi 29% yang menyebabkan kerugian ekonomi melalui penurunan jumlah peminat. Predileksi Argulus japonicus adalah pada sirip, kulit, insang dan operkulum. Infestasi Argulus japonicus pada inang ditandai dengan luka pada permukaan
tubuh,
pendarahan,
berenang
tidak
teratur
dan
kehilangan
keseimbangan (Menezes et al, 1990). Selain itu, ikan yang terinfestasi juga menunjukkan produksi lendir yang meningkat (Pasca, 1967 dalam Taylor et al, 2005). Luka bekas stylet dari Argulus japonicus dapat menyebabkan infeksi
Skripsi
DEVY AGUSTIA PRATIWI PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
2
sekunder yang disebabkan oleh bakteri dan jamur, dan membuat inang menjadi lemah (Yildiz and Kumantas, 2002). Argulus japonicus memiliki ukuran tubuh 4 sampai 8 mm sehingga dapat dilihat dengan kasat mata. Argulus japonicus betina memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan yang jantan (Alas et al, 2010). Argulus japonicus memiliki daur hidup secara langsung yang hanya membutuhkan satu inang untuk berkembang dari nimfa sampai dengan dewasa. Menurut Steckler and Yanong (2012), telur Argulus japonicus menetas dalam waktu 10 hari pada suhu 350C tetapi memerlukan waktu 61 hari pada suhu 150C. Argulus japonicus memiliki tingkat reproduksi yang tinggi, sehingga mudah sekali bertelur. Pemutusan rantai daur hidup Argulus japonicus dapat dimulai dari stadium telur, sehingga populasinya dapat dihentikan sebelum menetas menjadi individu baru. Pengendalian Argulus japonicus dapat dilakukan dengan menggunakan insektisida yaitu organophosphates, potassium permanganat 2-5 mg/l (Oge, 2002) ; pyrethrum (20-100 ppm selama 10-20 menit), dipterex (100 ppm selama 1 jam), malathion (0,25 ppm selama 6 jam), trichlorfon 0,25 ppm (Kabata, 1985). Pengendalian terhadap daya tetas telur Argulus japonicus dapat dilakukan dengan pemberian NaCl (Fatiza dkk., 2011). Penggunaan insektisida sintetis dalam mengatasi permasalahan akibat parasit pada ikan terutama yang disebabkan oleh Argulus japonicus masih banyak digunakan. Berdasarkan keputusan Mentri Pertanian Republik Indonesia Nomor 445/Kpts/SR. 140/9/2003 tentang pendaftaran dan pemberian izin tetap bahan
Skripsi
DEVY AGUSTIA PRATIWI PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
3
teknik pestisida mentri pertanian pasal 2 menyatakan bahwa bahan teknis permetrin mengandung kadar bahan aktif minimum dan diperbolehkan di Indonesia. Permetrin merupakan salah satu insektisida pyretroid, berfungsi sebagai racun axonik yang beracun terhadap serabut saraf. Pyretroid digunakan karena memiliki efek melumpuhkan yang cepat, terdegradasi di lingkungan cepat membutuhkan waktu 6-10 hari (Sastroutomo, 1992). Pada penelitian ini digunakan insektisida permetrin sebagai
pengendali daya tetas telur Argulus
japonicus yang diharapkan dapat memotong daur hidupnya.
1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah permetrin mempengaruhi daya tetas telur Argulus japonicus? 2. Berapa konsentrasi optimal permetrin untuk mengendalikan daya tetas Argulus japonicus?
1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui pengaruh insektisida permetrin terhadap daya tetas telur Argulus japonicus. 2. Untuk mengetahui konsentrasi insektisida permetrin yang tepat untuk mengendalikan daya tetas telur Argulus japonicus.
1.4 Manfaat Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai persentase daya tetas telur Argulus japonicus yang direndam dalam insektisida permetrin untuk mengurangi populasi Argulus japonicus yang dimulai pada stadia telur.
Skripsi
DEVY AGUSTIA PRATIWI PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Argulus japonicus 2.1.1 Klasifikasi Menurut Kabata (1985) klasifikasi Argulus japonicus adalah sebagai berikut: Phylum Subphylum Classis Subclassis Ordo Familia Genus Spesies
: Arthropoda : Crustacea : Maxillopoda : Branchiura : Arguloida : Argulidae : Argulus : Argulus japonicus
2.1.2 Morfologi Morfologi Argulus berbeda pada setiap spesies. Organ tubuh yang digunakan sebagai kunci identifikasi antara lain adalah bentuk carapace, abdomen, antena, maksila II, kaki dan respiratori area (Kismiyati dan Mahasri, 2012). Tubuh dari parasit ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu cephalothorax, thorax, dan abdomen (Walker, 2008). Bagian dorsal tertutup carapace mulai chepal hingga thorax. Sedangkan Argulus foliaceus carapace berbentuk subobicular dari anterior sampai pangkal uropoda yang ke empat. Thorax Argulus japonicus terdiri dari empat segmen yang masing-masing dilengkapi dengan sepasang kaki renang. Argulus japonicus memiliki dua maxilla, Anterior maxilla terdapar sucker yang dikelilingi oleh supporting rod terdiri dari enam sampai tujuh bagian. Sucker berfungsi sebagai penempel utama pada parasit Argulus japonicus (Philip, 2004).
Skripsi
Probocis digunakan untuk
melukai dan
DEVY AGUSTIA PRATIWI PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
5
menghisap sari makanan dari inang dan Stylet berada di anterior mulut. Respirasi area ada dua pasang kecil dan besar, yang kecil jauh di anterior yang besar (Kismiyati, 2009). Argulus japonicus memiliki antena pertama terdiri dari dua segmen yang dilengkapi dengan spina posterior serta prosesus pada bagian basal spina, antena kedua terdiri dari empat segmen dimana segmen basal berukuran paling besar (Seng, 1986). Pada bagian abdomen berbentuk pipih dan terbelah menjadi dua bagian. Belahan abdomen Argulus japonicus mencapai pertengahan, sedangkan Argulus foliaceus belahan abdomennya tidak mencapai pertengahan hanya seperempat dari panjang abdomen. Menurut Yildiz and Kumantas (2002), abdomen Argulus japonicus lebih runcing daripada Argulus foliaceus.
Pada Argulus japonicus
jantan dipangkal abdomen terdapat testis, tidak memiliki kantung telur selain itu juga terdapat peg dan socket di kaki ke empat (Everst, 2010). Menurut Wadeh and Yang (2007), Socket dan peg digunakan untuk membawa sel sperma yang ditujukan untuk fertilisasi. Argulus japonicus betina memiliki ovary dan sepasang seminal receptakel yang terletak di bagian thorax. Morfologi Argulus japonicus dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Skripsi
DEVY AGUSTIA PRATIWI PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
6
Gambar 2.1. Morfologi Argulus japonicus (Everts, 2010) Keterangan: 1. 2. 3. 4. 5. 6.
an : Antennae ar : Anterior respirator area as : Antennule pr : Posterior respirator area si : Biramous swimming legs sp : Spermatheca
7. bp 8. ms 9. mt 10. mx 11. ps
: Basal plate : Maxillules : Probocis : Maxillae : Stylet
2.1.3 Habitat dan Penyebaran Argulus japonicus memiliki distribusi luas di seluruh dunia. Menurut McLaughlin et al (2005), parasit ini juga ditemukan di sebelah tenggara Amerika Serikat, California, Hawaii, Washington dan Wisconsin. Seiring berkembangnya waktu dan didukung transportasi atau distribusi ikan maka di indonesia juga ditemukan. Bahkan di Jawa Timur, hampir semua yang menyerang ikan budidaya air tawar adalah Argulus japonicus (Kabata, 1984 dalam Kismiyati dan Mahasri, 2012). Predileksi Argulus japonicus pada permukaan tubuh, sirip atau insang (Kismiyati dan Mahasri, 2012).
Skripsi
DEVY AGUSTIA PRATIWI PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
7
2.1.4 Reproduksi Argulus japonicus Reproduksi Argulus japonicus adalah secara seksual. Sistem reproduksi jantan lebih kompleks (Everts, 2010). Organ reproduksi betina terdiri dari ovarium yang terletak di bagian tengah dan spermathecae di bagian anterior abdomen (Debaisieux dalam Everts, 2010). Kopulasi Argulus japonicus terjadi pada saat menempel pada inang, tetapi ada pula kopulasi yang terlepas dari tubuh inangnya atau berenang bebas di air (Pasternak et al, 2004). Proses kopulasi dapat terjadi melalui transfer sperma jantan langsung ke betina, sel sperma kemudian disimpan dalam spermathecae betina sampai terjadi pembuahan (Walker, 2008), kemudian betina melakukan oviposisi. Telur Argulus japonicus diletakkan pada subtrat keras (batu) (Kearn, 2004). Setelah Argulus japonicus bertelur terdapat tiga tahap perkembangan yaitu pertama adalah perkembangan bintik mata, kedua perkembangan pelengkap thorax, tahap ketiga meliputi pergerakan embrio biasanya terjadi 24-48 jam sebelum menetas (Taylor et al, 2005).
2.1.5 Daur Hidup Argulus japonicus Telur Argulus japonicus menetas dalam waktu 17 hari pada suhu 230C dan 30 hari pada suhu 200C (Kearn, 2004). Menurut Kismiyati dan Mahasri (2012), telur Argulus japonicus dapat menetas setelah 10 hari pada 350C dan setelah 61 hari pada suhu 150C. Menurut Mikheev (2001), telur Argulus japonicus dapat hidup pada suhu ekstrim yaitu 100C. Keseluruhan daur hidup berlangsung selama 40-100 hari bergantung pada suhu air dan spesiesnya. Menurut Iskhaq (2010), Argulus japonicus betina meletakkan telur-telurnya pada subtrat (batu). Selanjutnya, proses penetasan yang disebut dengan eklosi dimana permukaan telur
Skripsi
DEVY AGUSTIA PRATIWI PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
8
mengalami retakan secara tidak teratur, setelah menetas langsung menjadi nimfa. Nimfa Argulus japonicus mencari inang untuk diinfestasi agar dapat bertahan hidup sampai dewasa (Kismiyati dan Mahasri, 2012). Stadium nimfa memiliki ukuran 0,6 mm, kemudian akan moulting selama delapan kali sebelum mencapai dewasa dengan ukuran 3-3,5 mm, berlangsung dalam waktu lima minggu (Rusthon-Mellor, 1994 dalam Walker et al, 2011). Daur hidup Argulus japonicus dapat dilihat pada gambar 2.2.
Inang
Nimfa
Argulus japonicus betina Telur
Gambar 2.2. Daur Hidup Argulus japonicus (Walker, 2004)
2.1.6 Telur Argulus japonicus Telur Argulus japonicus berbentuk oval dan dilapisi oleh kapsul gelatin sehingga mampu menempel dengan kuat pada subtrat dan sangat keras (Hoffman, 1997). Telur Argulus japonicus yang terbuahi akan mengalami tiga tahap perkembangan yaitu pertama adalah perkembangan bintik mata, kedua perkembangan pelengkap thorax, tahap ketiga meliputi pergerakan embrio biasanya terjadi 24-48 jam sebelum menetas (Taylor et al, 2005). Menurut Fatiza
Skripsi
DEVY AGUSTIA PRATIWI PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
9
dkk (2011), telur Argulus japonicus yang rusak dapat dilihat dengan hilangnya lendir yang menyelimuti lapisan luar telur serta kerapatan dinding sel telur semakin berkurang.
2.2 Insektisida Permetrin Insektisida merupakan bahan yang mengandung senyawa kimia dapat digunakan untuk mematikan semua jenis serangga (Wudianto, 2010). Pyretroid merupakan racun saraf yang mempengaruhi sistem saraf (Sastroutomo, 1992). Menurut Djojosumarto (2008), dinyatakan bahwa golongan pyretroid memiliki beberapa keunggulan, spektrum pengendaliannya luas, tidak resisten, memiliki efek melumpuhkan yang sangat baik, dan masa terdegradasi di lingkungan singkat. Salah satu insektisida yang temasuk dalam golongan pyretroid adalah permetrin. Permetrin merupakan senyawa insektisida pyretroid pertama yang digunakan di lahan pertanian. Berfungsi sebagai rancun saraf pada serangga. Di indonesia diperdagangkan dengan nama Pounce®, Corsair® dan Perigen®. Nama Umum Nama IUPAC :
: Permetrin 3-Phenoxybenzyl
(1RS)-cis,trans-3-(2,2-dichlorovinyl)
-2,2-
dimethylcyclopropanecarboxylate
Skripsi
Rumus molekul
: C21H20Cl2O3
Berat molekul
: 391,28 g/mol
Titik didih
: 2000C (Sastroutomo, 1992)
DEVY AGUSTIA PRATIWI PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
2.3
10
Pengendalian Argulus japonicus dengan Insektisida Permetrin Pengendalian Argulus japonicus dapat dilakukan dengan menggunakan
insektisida golongan pyretroid yaitu permetrin. Permetrin memiliki empat isomer yaitu cis-permetrin dan trans-permetrin. Isomer cis-permetrin adalah isomer paling beracun. Struktur senyawa permetrin dapat dilihat pada gambar 2.3.
Gambar 2.3. Struktur senyawa permetrin (Zilfa, 2007) Insektisida
pyretroid
adalah
racun axonik, yaitu beracun terhadap
serabut saraf. Proses penghambat daya tetas telur terjadi karena masuknya cairan permetrin ke dalam membran plasma dari telur dan merusak sistem saraf. Sifat saraf Arthropoda adalah tangga tali yang saraf pusat otaknya berhubungan dengan alat indera (Chapman, 1997 dalam Puspitasari dkk, 2012). Cara kerja pyretroid yang terikat pada suatu protein di dalam saraf yang dikenal sebagai voltage-gated sodium channel. Pada keadaan normal protein ini membuka untuk memberikan rangsangan pada saraf dan menutup untuk menghentikan sinyal saraf. Pyretroid terikat pada sodium channel (saluran natrium) ini mencegah penutupan secara normal
yang
menghasilkan
rangsangan
saraf
berkelanjutan
sehingga
mengakibatkan kelumpuhan dan berakhir dengan kematian (Dadang, 2007).
Skripsi
DEVY AGUSTIA PRATIWI PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
11
Penggunaan permetrin ini diharapkan dapat menurunkan daya tetas telur Argulus japonicus sehingga tidak dapat berkembang menjadi individu baru.
Skripsi
DEVY AGUSTIA PRATIWI PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
12
III. KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka Konseptual Inang yang terinfestasi oleh Argulus japonicus menunjukkan gejala klinis ikan berenang tidak menentu, lesu, nafsu makan hilang, sisik terkelupas, luka berdarah yang berkembang menjadi hiperplasia dan nekrosis. Infeksi sekunder yang disebabkan oleh bakteri dan jamur pada Argulus japonicus akibat dari penempelan stylet yang menimbulkan bekas luka. Infeksi sekunder inilah yang dapat menjadikan ikan mati secara massal. Menurut Poulin and Fitzgerald, 1998 dalam Taylor et al (2005), ikan yang telah terinfestasi oleh Argulus japonicus lebih rentan terinfestasi kembali dari pada ikan yang tidak pernah terinfestasi sama sekali. Argulus japonicus merupakan ektoparasit yang menyerang pada permukaan tubuh inang yang hidup di air tawar. Argulus japonicus memiliki daur hidup secara langsung yang hanya membutuhkan satu inang untuk berkembang dari nimfa sampai dengan dewasa. Menurut Steckler and Yanong (2012), telur Argulus japonicus menetas dalam 10 hari pada 350C tetapi memerlukan 61 hari pada suhu 150C. Menurut Kismiyati dan Mahasri, (2012) bahwa semakin dingin suhu perairan telur parasit semakin lama menetas sebaliknya semakin panas suhu perairan telur parasit menetas cepat. Argulus japonicus pada stadium nimfa mampu bertahan hidup 2-3 hari tanpa inang. Telur Argulus japonicus berbentuk oval dan dilapisi oleh kapsul gelatin. Menurut Gault et al., (2002), tindakan pengendalian Argulus japonicus yang efisien dapat dilakukan dengan memotong daur hidup terutama pada saat stadium telur.
Skripsi
DEVY AGUSTIA PRATIWI PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
13
Pengendalian terhadap parasit ini dimulai dari stadia telur dengan menggunakan insektisida golongan pyretroid yaitu permetrin. Permetrin bekerja melumpuhkan sel saraf (Sigit dkk, 2006), yang berhubungan dengan inervating membran yang terletak di lateral carapace (Wilson, 1902). Fungsi dari inervating membran adalah mempengaruhi saraf untuk bekerja. Akibat dari inervating membran yang lumpuh menyebabkan embrio tidak berkembang dan telur tidak menetas. Adapun skema kerangka konseptual dapat dilihat pada gambar 3.1.
Skripsi
DEVY AGUSTIA PRATIWI PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
14
Inang
Penyakit
Virus
Bakteri
Jamur Parasit Argulus japonicus
Pengendalian
Merusak Telur Insektisida
Deterjen
Permetrin pengeringan Racun axonik (beracun pada serabut saraf) Melumpuhkan sel saraf yang berhubungan dengan inervating membran Terhambatnya daya tetas telur Argulus japonicus Gambar 3.1. Skema Kerangka Konsep Keterangan : : yang diteliti : yang tidak diteliti 3.2 Hipotesis H1 : Terdapat perbedaan pengaruh perendaman insektisida permetrin terhadap daya tetas telur Argulus japonicus.
Skripsi
DEVY AGUSTIA PRATIWI PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
15
IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1
Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di Laboratorium Fakultas Perikanan dan Kelautan,
Universitas Airlangga pada bulan Juli 2014.
4.2
Meteri Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah ikan komet (Carassius auratus)
sebagai inang, insektisida permetrin dan Argulus japonicus jantan dan betina, batu sebagai substrat penempelan telur. Alat yang digunakan dalam penelitian adalah akuarium (15 x 15 x 30 cm3) sebanyak 20 buah, selang aerasi, termometer, pH meter, DO meter, mikroskop, object glass, cover glass, handcounter.
4.3
Metodologi Penelitian
4.3.1 Metodologi Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimental yang bertujuan untuk mengetahui kemungkinan hubungan sebab akibat dengan cara memberikan satu atau lebih kondisi perlakuan dan membandingkan hasilnya dengan kontrol yang tidak diberikan perlakuan (Narbuko dan Achmadi, 2004). Penelitian ini dilakukan di dalam ruangan terkontrol. Penelitian dilakukan dengan akuarium yang telah diberi batu sebagai substrat diisi air, kemudian dimasukkan inang dan Argulus japonicus jantan dan betina sampai bertelur. Tahap selanjutnya adalah merendam telur dalam larutan insektisida permetrin 0,70 ppm, 0,80 ppm, 0,90 ppm; 1 ppm, kemudian diamati di bawah mikroskop terhadap terjadinya penurunan daya tetas telur Argulus japonicus.
Skripsi
DEVY AGUSTIA PRATIWI PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
16
4.3.2 Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan dilakukan dengan tujuan untuk menentukan konsentrasi perendaman insektisida permetrin untuk mengendalikan daya tetas telur Argulus japonicus. Pada penelitian pendahuluan penetasan telur Argulus japonicus dilakukan dengan perbandingan Argulus japonicus jantan dan betina 15:15. Konsentrasi yang digunakan adalah kontrol, 0,10 ppm, 0,20 ppm, 0,30 ppm 0,40 ppm, 0,50 ppm, 0,60 ppm, 0,70 ppm, 0,80 ppm, 0,90 ppm, 1 ppm. Dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1. Data Penelitian Pendahuluan Penetasan Telur Argulus japonicus No Konsentrasi Jumlah Awal Jumlah Telur Persentase telur insektisida Telur Argulus Argulus yang menetas permetrin japonicus japonicus (%) (ppm) (butir) menetas (butir) 1 0,10 50 20 40 2 0,20 50 18 36 3 0,30 50 16 32 4 0,40 50 14 28 5 0,50 50 9 18 6 0,60 50 9 18 7 0,70 50 8 16 8 0,80 50 5 10 9 0,90 50 3 6 10 1 50 2 4
Hasil penelitian pendahuluan didapatkan konsentrasi insektisida permetrin tertinggi yang dapat mempengaruhi daya tetas telur Argulus japonicus adalah 1 ppm. Pada penelitian digunakan konsentrasi 0,70 ppm, 0,80 ppm, 0,90 ppm, 1 ppm dan kontrol yang diharapkan dapat mempengaruhi daya tetas telur Argulus japonicus sehingga tidak menetas.
Skripsi
DEVY AGUSTIA PRATIWI PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
17
4.3.3 Rancangan Percobaan Rancangan percobaan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). RAL digunakan bila media atau bahan percobaan seragam (Kusriningrum, 2008). Penelitian ini dilakukan dari lima perlakuan, yaitu insektisida permetrin dan kontrol, sedangkan ulangan dilakukan sebanyak empat kali untuk setiap perlakuan. Prosedur kerja dapat dilihat pada gambar 4.1.
4.3.4 Prosedur Kerja a. Tahap Penelitian 1. Sterilisasi Alat Penelitian Alat-alat yang digunakan harus dibersihkan dari debu dan kotoran yang menempel dengan cara dicuci dengan sabun hingga bersih, kemudian dikeringkan. 2. Pemilihan Argulus japonicus Jantan dan Betina Jenis kelamin dapat di amati melalui mikroskop. Dilihat melalui bagian posterior dari tubuh Argulus japonicus. Jenis kelamin Argulus japonicus dapat dilihat dari ukuran tubuhnya. Ukuran tubuh Argulus japonicus jantan lebih kecil yaitu 6 mm dan betina lebih besar 8-9 mm (Kimura, 1970). Selain itu, dapat juga dibedakan dengan melihat adanya bulatan telur berwarna putih pada ovarium di sepanjang garis tengah tubuhnya (Walker, 2008). 3. Persiapan Telur Argulus japonicus Menyiapkan akuarium dan diberi batu sebagai tempat perlekatan telur kemudian diisi dengan air, 15 Argulus japonicus betina dan jantan serta seekor ikan komet ukuran 5 cm sebagai inangnya. Biarkan sampai Argulus japonicus bertelur. Telur-telur tersebut
Skripsi
DEVY AGUSTIA PRATIWI PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
18
akan menempel pada batu. Setelah itu, batu yang tertempeli telur Argulus japonicus diambil dan dimasukkan dalam media perlakuan. 4. Perendaman Telur Argulus japonicus dalam Larutan Insektisida permetrin Telur-telur Argulus japonicus yang menempel pada batu di pindahkan dalam konsentrasi larutan insektisida permetrin dan direndam sesuai konsentrasi dan waktu yang telah ditetapkan. Konsentrasi yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan penelitian Pendahuluan. Pembuatan larutan stok insektisida dengan konsentrasi 10 ppm dari insektisida permetrin dengan cara mencampurkan 10 ml permetrin ke dalam 1 liter air tawar. Larutan insektisida permetrin yang digunakan untuk perlakuan adalah 0,70 ppm, 0,80 ppm, 0,90 ppm, 1 ppm dan kontrol. Pemberian stok insektisida permetrin pada masing-masing perlakuan dengan cara pengenceran. Prosedur kerja penelitian dapat dilihat pada gambar 4.1 Perlakuan dilakukan sebagai berikut. Penyediaan Telur: ikan komet + sepasang Argulus japonicus + objek batu. Telur-telur yang dihasilkan setelah itu dipindahkan ke dalam setiap perlakuan. Perlakuan A (Kontrol) : 1 liter Air + 50 butir telur Perlakuan B : 50 butir telur + insektisida permetrin 0,70 ppm Perlakuan C : 50 butir telur + insektisida permetrin 0,80 ppm Perlakuan D : 50 butir telur + insektisida permetrin 0,90 ppm Perlakuan E : 50 butir telur + insektisida permetrin 1 ppm Penempatan perlakuan-perlakuan penelitian ke dalam tempat percobaan setelah dilakukan pengacakan sebagaimana tergambar pada gambar 4.2.
Skripsi
DEVY AGUSTIA PRATIWI PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
A1
K4
C4
A4
C1
D2
C3
K3
B3
D4
B1
D3
A2
C2
K1
D1
B2
K2
B4
A3
19
Gambar 4.2. Denah Penempatan Perlakuan pada (RAL) 5. Daya Tetas Telur Argulus japonicus Daya tetas telur Argulus japonicus berkurang disebabkan telur parasit tersebut rusak sehingga tidak menetas. Telur tersebut tidak menetas karena pengaruh dari permetrin yang berkerja sebagai racun axonik, yang menyebabkan rangsangan saraf pada embrio tidak normal singga terjadi penghambatan penetasan telur. Sesuai dengan pernyataan Sigit dkk (2006), bahwa pyretroid bersifat racun axonik menyebabkan kelumpuhan pada makhluk hidup dan akirnya menimbulkan kematian. Rumus yang digunakan untuk menghitung daya tetas dari telur Argulus japonicus adalah: Daya tetas telur = Argulus japonicus stadia Metanauplius
X 100%
Jumlah Telur
6. Parameter Parameter utama dalam penelitian ini adalah menentukan persentase daya tetas Argulus japonicus setelah direndam insektisida permetrin dan sebelum direndam. Parameter penunjang dalam penelitian ini adalah kualitas air, pH, pengukuran suhu, dan DO.
Skripsi
DEVY AGUSTIA PRATIWI PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
20
7. Analisis Data Data yang diperoleh berupa telur Argulus japonicus yang telah direndam pada larutan insektisida permetrin. Menentukan telur yang menetas maupun yang tidak kemudian melakukan perhitungan untuk mengetahui persentase daya tetas telur Argulus japonicus dan dianalisis data menggunakan ANOVA, jika terdapat perbedaan maka dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan.
Skripsi
DEVY AGUSTIA PRATIWI PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
21
Sterilisasi Alat
Persiapan telur Argulus Japonicus
Telur direndam dalam insektisda permetrin
0,70 ppm
0,80 ppm
0,90 ppm
1 ppm
Kontrol(tanpa insektisida permetrin)
Daya tetas telur Argulus japonicus Analisis Data
Gambar 4.1. Prosedur Kerja Penelitian
Skripsi
DEVY AGUSTIA PRATIWI PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
22
V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Hasil penelitian yang diperoleh adalah daya tetas telur Argulus japonicus yang direndam dalam larutan insektisida permetrin 0,70 ppm, 0,80 ppm, 0,90 ppm, 1 ppm dan kontrol (tanpa insektisida permetrin). Perlakuan tersebut dilakukan selama 18 hari. Masing-masing ulangan terdapat 50 butir telur Argulus japonicus. Kondisi telur Argulus japonicus diamati di mikroskop sebelum dilakukan perlakuan. Daya tetas telur dapat diketahui dari struktur terluar telur apabila selaput dari telur tersebut rusak atau yang disebut dengan eclosi. Daya tetas telur Argulus japonicus dapat dilihat pada Tabel 5.1. Daya tetas telur Argulus japonicus terbesar terdapat pada perlakuan E (3%), D (8%), C (12%) , B (19,5%)dan A kontrol (44%). Dari data diatas menunjukkan bahwa konsentrasi 1ppm pada perlakuan E merupakan konsentrasi optimal untuk dapat mengurangi daya tetas telur Argulus japonicus.
5.1.1
Daya Tetas Telur Argulus japonicus Hasil dari penelitian menunjukkan daya tetas telur Argulus japonicus yang
berbeda-beda. Pengamatan terhadap daya tetas Argulus japonicus pertama yang dilakukan adalah memastikan apakah didalam telur tersebut terdapat embrio sebelum dilakukan perlakuan. Telur Argulus japonicus rusak berwarna putih pucat. Terdapatnya embrio di dalam telur ditandai dengan adanya bintik hitam di dalam telur, sedangkan telur yang menetas ditandai dengan sobeknya selaput telur yang disebut eclosi dan telur yang tidak menetas dapat ditandai dengan perubahan warna telur dari coklat kehitaman menjadi putih pucat. Telur Argulus japonicus dapat dilihat pada gambar 5.1.
Skripsi
DEVY AGUSTIA PRATIWI PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
23
a
b
c Gambar 5.1. Telur Argulus japonicus Keterangan a. Telur Argulus japonicus rusak (tanda panah) b. Telur Argulus japonicus berembrio (tandah panah) c.Telur Argulus japonicus menetas (tanda panah) Pengendalian daya tetas telur Argulus japonicus terbesar terdapat pada perlakuan E (3%), D (8%), C (12%), B (19,5%) dan kemudian pada perlakuan A sebagai kontrol (44%). Hasil statistik menggunakan ANOVA menunjukkan F hitung > F tabel (p<0,01) dan hasil tersebut terdapat perbedaan sangat nyata antara perlakuan
Skripsi
DEVY AGUSTIA PRATIWI PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
24
dengan pemberiaan insektisida permetrin terhadap hasil pengamatan yaitu penetasan daya tetas telur Argulus japonicus. Daya tetas telur Argulus japonicus dapat dilihat pada Tabel 5.1. Tabel 5.1 Rata-rata Daya Tetas Telur Argulus japonicus dengan berbagai perlakuan Daya Tetas Telur (%) + SD Perlakuan A 44a + 17,07
Keterangan : A, B, C, D, E Superscript SD
B
19,5b + 10,7
C
12c + 9,04
D
8d + 6,7
E
3e + 2,9
: Konsentrasi larutan insektisida permetrin (Kontrol (tanpa perlakuan), 0,70 ppm, 0,80 ppm, 0,90 ppm, 1 ppm). : Superscript menunjukkan adanya perbedaan (p<0,01) sangat nyata antar perlakuan. : Standart deviasi
Pada tabel 5.1 menunjukkan bahwa pemberian insektisida permetrin berpengaruh terhadap daya tetas telur Argulus japonicus. Terlihat pada tabel 5.1 bahwa dari kelima perlakuan kontrol(tanpa insektisida permetrin), 0,70 ppm, 0,80 ppm, 0,90 ppm dan 1 ppm terdapat perbedaan sangat nyata. Daya tetas tertinggi terdapat pada perlakuan A sementara daya tetas terendah terdapat pada perlakuan E, hal ini disebabkan konsentrasi pemberian insektisida permetrin pada perlakuan E lebih besar dari pada perlakuan lainnya, sedangkan pada perlakuan A tanpa dipengaruhi oleh pemberian insektisida permetrin. Grafik persentase daya tetas telur Argulus japonicus dapat dilihat pada gambar 5.2
Skripsi
DEVY AGUSTIA PRATIWI PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
25
Daya Tetas Telur Argulus japonicus (%)
Gambar 5.2 Grafik Daya Tetas Telur Argulus japonicus
50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 kontrol 0.70 ppm 0.80 ppm 0.90 ppm
1 ppm
Konsentrasi Insektisida Permetrin
Data daya tetas telur Argulus japonicus dapat dilihat pada lampiran 1. Perhitungan statistik daya tetas telur Argulus japonicus terdapat pada lampiran 2.
5.1.2
Kualitas Air Pengamatan terhadap kualitas air selama penelitian meliputi suhu, pH dan DO
(oksigen terlarut). Hasil pengamatan terhadap parameter kualitas air dilakuakn selama penelitian pada setiap perlakuan dan ulangan. Data yang diperoleh yaitu suhu 29-30 0C, DO 8 mg/L, sedangkan pH 7. Pada saat penelitian berlangsung pengamatan terhadap pH menggunakan pH meter, pengamatan terhadap suhu menggunakan thermometer dan pengamatan terhadap DO menggunakan Do meter. Data rata-rata kualitas air saat perlakuan dapat dilihat pada Tabel 5.2.
Skripsi
DEVY AGUSTIA PRATIWI PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
26
Tabel 5.2 Data Kualitas Air Saat Penelitian Perlakuan Parameter
A
B
C
D
E
Suhu (0C)
29-30
29-30
29-30
29-30
29-30
DO (mg/L)
8
8
8
8
8
pH
7
7
7
7
7
5.2 Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nyata dalam perlakuan pendahuluan yang telah dilakukan. Hasil tersebut didapat bahwa pemberian insektisida permetrin dengan konsentrasi 0,70 ppm, 0,80 ppm, 0,90 ppm dan 1 ppm dapat berpengaruh terhadap daya tetas telur Argulus japonicus. Pengamatan terhadap daya tetas telur Argulus japonicus dilakukan dengan menggunakan mikroskop stereo karena telur menempel pada batu sangat keras sehingga sulit diambil dari permukaan batu tersebut. Hal ini sesuai dengan pernyataan , Hoffman, (1997) telur dilapisi oleh kapsul gelatin sehingga mampu menempel pada substrat dan sangat keras. Telur Argulus japonicus yang menetas ditandai dengan rusaknya selaput terluar telur yang disebut dengan eclosi, sedangkan untuk telur yang rusak ditandai dengan perubahan warna dari semula telur berwarna coklat kehitaman menjadi putih pucat. Hasil pengamatan didapatkan persentase daya tetas telur Argulus japonicus tertinggi terdapat pada perlakuan A (kontrol) (44%), kemudian diikuti dengan perlakuan B konsentrasi 0,70 ppm (19,5%), perlakuan C konsentrasi 0,80 ppm (12%), perlakuan D konsentrasi 0,90 ppm (8%) dan perlakuan E dengan konsentrasi 1 ppm (3%).
Skripsi
DEVY AGUSTIA PRATIWI PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
27
Pada uji jarak berganda duncan pada setiap perlakuan dari mulai A (kontrol) sampai dengan perlakuan E konsentrasi 1 ppm disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang sangat nyata antar perlakuan. Hal ini dikarenakan konsentrasi insektisida permetrin yang diberikan lebih besar pada setiap perlakuan. Menyebabkan telur yang diberi perlakuan insektisida permetrin mengalami kerusakan, karena keluarnya cairan di dalam telur serta masuknya insektisida permetrin menyebabkan telur tersebut rusak dan embrio tidak berkembang sehingga tidak menetas. Dari beberapa permedaan konsentrasi insektisida permetrin yang digunakan, jumlah penetasan telur Argulus japonicus terendah terdapat pada perlakuan E sebanyak 3 % yang berarti pengendalian terdapat pada perlakuan ini. Daya tetas yang rendah disebabkan karena konsentrasi yang diberikan lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya, selain itu konsentrasi 1 ppm pada perlakuan E merupakan konsentrasi optimal untuk mengurangi daya tetas telur Argulus japonicus. Menurut Pasternak (2000) menjelaskan bahwa penetasan telur Argulus japonicus normal sebesar 66%. Daya tetas Daphnia (Crustacea) pada keadaan normal berkisar antara 40 – 50 % (Pancella and Stroos, 1963), sedangkan menurut Branstrator et al (2013), daya tetas normal dari Bythotrephes longimanus (Crustacea) berkisar antara 49- 67%. Data yang didapat bahwa penetasan kontrol persentasenya 44%. Karena menurut Taylor et al (2005) menyatakan bahwa, penetasan terbaik Argulus japonicus terdapat pada suhu 250C. Perendaman telur Argulus japonicus dalam insektisida permetrin memberikan perbedaan yang sangat nyata terhadap persentase daya tetas telur Argulus japonicus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perendaman telur Argulus japonicus dalam insektisida permetrin berpengaruh terhadap daya tetas telur Argulus japonicus, dapat
Skripsi
DEVY AGUSTIA PRATIWI PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
28
dibuktikan dengan perhitungan statistik pada lampiran 2. Hal tersebut dikarenakan insektisida permetrin memiliki fungsi sebagai racun axonik yang melumpuhkan serabut saraf (Valles and Koehler, 2003). Sistem saraf Argulus japonicus seperti tangga tali yang saraf pusatnya berhubungan dengan alat indera. Saraf tersebut terdiri dari enam gangglia otak dorsal dan ventral. Saraf dari ganglia pertama berhubungan dengan sucker. Saraf dari ganglia kedua berhubungan dengan maxillae kedua dan innervating membran di karapas (Wilson, 1902). Pemberian larutan insektisida permetrin pada telur Argulus japonicus menyebabkan embrio dalam telur rusak. Cara kerja permetrin merusak telur dengan merusak sistem saraf dalam embrio. Hal ini sesuai dengan pernyataan Djojosumarto (2008), bahwa pyretroid merupakan racun saraf yang cara kerjanya mengikat sejenis protein yang ada pada saraf. Pada perkembangan embrio di dalam telur, sistem saraf rusak pada saat pembentukan thorax karena pada saat bersamaan juga terjadi pembentukan karapas. Di karapas terdapat inervating membran yang berfungsi merangsang bagian saraf, otot untuk bertindak, karena pengaruh pemberian insektisida permetrin yang dapat merusak saraf sehingga innervating membran rusak. Hal tersebut membuat embrio tidak dapat berkembang secara normal sehingga mempengaruhi keberhasilan dalam penetasan. Kualitas air merupakan salah satu faktor pendukung yang harus diperhatikan selama penelitian berlangsung. Parameter kualitas air dalam penelitian ini memiliki kisaran yang sama, yaitu pada suhu berkisar antara 29-30 0C, DO sebesar 8 mg/l, pH 7. Suhu sangat mempengaruhi daya tetas dari telur Argulus japonicus semakin tinggi suhu maka daya tetas telur tersebut semakin cepat sebaliknya semakin rendah suhu pada
Skripsi
DEVY AGUSTIA PRATIWI PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
29
media penetasan maka daya tetas semakin lambat. Hal ini mengacu pada pernyataan Walker (2008), bahwa penetasan telur parasit bergantung pada suhu air di sekitarnya.
Skripsi
DEVY AGUSTIA PRATIWI PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian pengaruh pemberian insektisida permetrin terhadap
daya tetas telur Argulus japonicus telah didapatkan: 1.
Terdapat perbedaan insektisida permetrin pada media penetasan berpengaruh terhadap daya tetas telur Argulus japonicus.
2.
Konsentrasi optimal insektisida permetrin dalam menghambat daya tetas telur Argulus japonicus adalah 1 ppm (daya tetas Argulus japonicus sebanyak 3 %).
6.2
Saran
1.
Dapat meneliti Ld 50 untuk ikan komet sehingga penerapan dilapangan tidak berakibat jelek terhadap ikannya.
Skripsi
DEVY AGUSTIA PRATIWI PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
31
DAFTAR PUSTAKA
Alas, A., A. Oktener., and K. Solak. 2010. A Study on the Morphology of Argulus foliaceus Lin.,1758 (Crustacea; Branchiura) procured from Cavuscu Lake (Central Anatolia-Turkey) with scanning electron microscopy. Tubitak, 34 (1): 147-151. Azmi, H., D. Rini dan N, Kariada. 2013. Identifikasi Ektoparasit Pada Ikan Koi (Cyprinus carpio L) di Pasar Ikan Hias Jurnatan Semarang. Jurnal MIPA 2 (2). Branstator, D. K., L. J Shannon, M. E. Brown., and M. T. Kitson. 2013. Effect of Chemical and Physical Condition on Hatching Success of Bythotrephes longimanus Resting eggs. Lim Nol. Oceanogr. 58(6): 2171-2184. Cesare, Levina Catherina. 1986. Taksonomie, Ekologie en Morfologie Van Die Argulus muller, 1785 (Crustacea: Branchiura) in Afrika. University of Randse Afrikaanse. 26-70 page. Dadang. 2007. Bahan Kuliah Pestisida dan Teknik Aplikasi (Insektisida). Departemen Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Djojosumarto, P. 2008. Pestisida dan Aplikasinya. Agromedia Pustaka, Jakarta. Everst, L. A. M. 2010. Aspect of the Reproductive Biology of Argulus japonicus and Morphology of Argulus caregoni from Malaysia. University of Johannesburg South Africa. Fatiza, R. N., Kismiyati., K. Rahayu. 2011. Pengaruh Pemberian garam (NaCl) Terhadap Kerusakan Telur Argulus japonicus. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan, 3 (1): 113-115. Gault, N.F.S., Kilpatrick, D.j. and Stewart, M.t. 2002. Biological Control of the Fish Louse in a Rainbow Trout Fishery. Fish Biol, 60 (1): 226-237. Hoffman, G. L. 1997. Argulus branchiura Parasiter of Freshwater Fish. United States Departement of the Interior. Fish Disease Leaflet. 49 page. Iskhaq, N. M., Kismiyati., J. Triastuti. 2010. Objek Kesukaan untuk Penempelan Telur (Oviposisi) Ektoparasit Argulus japonicus. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan 2 (2). Kabata, Z. 1985. Parasit Disease Of Fish Culture in The Tropics. Taylor and Francis. London. 263 page.
Skripsi
DEVY AGUSTIA PRATIWI PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
32
Kimura, S. 1970. Notes on the Reproduction of water lice (Argulus japonicus). Bull. Freshwater Fish Reb Lab. 20, 109-126. Kismiyati. 2009. Infestasi Ektoparasit Argulus japonicus Pada Ikan Maskoki (Carassius auratus) dan Upaya Pengandalian dengan Ikan Sumatera. Disertasi Universitas Airlangga. Surabaya. Kismiyati dan G. Mahasri. 2012. Buku Ajar Parasit dan Penyakit Ikan I. Global Persada Press. Surabaya. 33-37 Hal. Kusriningrum. 2008. Perancangan Percobaan Airlangga University Press. Surabaya. 2324 Hal. Kearn, G. C. 2004. Leeches, Lice and Lamprey. A Natural History of Skin and Gill Parasiter of Fishes. Spinger. Netherland. 432p. Levine, D. N. 1990. Buku Pelajaran Parasitologi Veteriner. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Mikheev, V. N. 2001. Spatial Distribution and Hatching of Overwintered Eggs of a Fish Ektoparasite, Argulus caregoni (Crustacean: Branchiura). Dis Aquatic Org. 46: 123-128. Menezes, J., M. A. Ramos., T. G. Pereira., Moreira and A. Silva. 1990. Rainbow Trout Culture Failure in a Small Lake as a Result of Massive Parasitosis Related to Careles Introduction. Aquaculture 89: 123-126. McLaughlin, P.A., D.K. Camp, M.V., and T.T. Turgeon. 2005. Common and scientific names of aquatic invertebrates from the United States and Canada: crustaceans. American Fisheries Society. Special Publication 31, Bethesda, Maryland. Narbuko, C. dan A. Achmadi. 2004. Metodologi Penelitian. PT. Bumi Aksara. Jakarta. Hal 51-52. Nurfatimah, A. 2001. Inventarisasi Parasit Pada Ikan Hias Koral Platy (Xyphophorus maculatus), Ikan Gupi Kobra (Poecilia reticulata), Ikan Red Nose Tetra (Hemigrammus rhodostomus) dan Ikan Serpe Minor (Hyphessobrycon serpae) yang Dilalulintaskan Melalui Balai Karantina Ikan Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 69 hal. Oge, S. 2002. Chemotherapy for parasites of freshwater fish. J. Turkish Parazitol., 26: 113-118. Pancella, J. R and R. G. Stroos. 1963. Light Induced Hatching of Daphnia Resting Eggs. Chesapeake Science 4 (3): 135-140.
Skripsi
DEVY AGUSTIA PRATIWI PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
33
Pasternak, A. F., V. N. Mikheev and E. T. Valtonen. 2000. Life history characteristics of Argulus foliacceus L. (Crustacea: Branchiura) population in Central Finland. Ann. Zool. Fennici 37: 25-35. Pasternak, A. F., V. N. Mikheev and E. T. Valtonen. 2004. Growth and Development of Argulus coregoni (Crustacea: Branchiura) on Salmonid and Cyprinid host Dist. Aqust. Org. 58. 203-207. Puspitasari, P., Kismiyati dan L. Sulmartiwi. 2012. Perasan Daun Pepaya (Carica papaya L.) sebagai Pengendali Infestasi Argulus Pada Ikan Komet. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan, 4(1):48-52. Philip, D. 2004. The Common Fish Louse-Argulus Springer. Netherlands. Page Sci. 17 page. Sastroutomo, S, S. 1992. Pestisida, Dasar-dasar dan Dampak Penggunaannya. Gramedia Pustaka. Jakarta. 45 Hal Sigit, S. H, Koesharto, F. X, Hadi, U. K, Gunandi, D. J, Soviana, S., Wirawan, I. A, Chalidapura, M., Rivai, M. 2006. Hama Permukiman Indonesia (Biologi dan Pengendalian). Unit Kajian Pengendalian Hama Permukiman. Fakultas Kedokteran Hewan Institute Pertanian Bogor. Bogor. Subekti, S dan G, Mahasri. 2010. Parasit Penyakit Ikan. Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga. Surabaya. Seng, L. T. 1986. Two Ectoparasitic Crustacea Belonging Two the Fa,ily Argulidae (Crustacea: Branchiura) in Malaysian Freshwater Fishes. Malayan Nature Journal. 39: 157-164 page. Steckler, N and R. P. E. Yanong. 2012. Argulus (Fish Louse) Infection in Fish University of Florida. Tam,
Q. 2005. Aspects Johannesburg. 104p.
of
Biology
Argulus.
Dissertation.
University
of
Taylor, N, G. H., C. Sommerville and R. Wotten. 2005. A. Review of Argulus spp. Occuring in UK Freshwater Agency. Bristol. Taylor, N. G. H., C. Sommerville and R. Wootten. 2006. The Epidemiology of Argulus spp. (Crustacea: Branchiura) infections in Stillwater Trout Fisheries. Journal of Fish Diseases, 29: 193-200. Valles, S.M. and P. G. Koehler. (2003). Insecticides Used in the Urban Environment: Mode of Action (ENY282). Department of Entomology and Nematology, University of Florida, Gainesville, Florida.
Skripsi
DEVY AGUSTIA PRATIWI PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
34
Wadeh, H and J. W. Yang. 2007. Ultrastructure of Argulus japonicus (Crustacea: Branchiura) Collected from Guangdong China Collage of Veterinary Medicine. South China Agricultural University, Guangzhou 510642, China. Walker, P.D, G. Flik and S. E. W. Bonga. 2004. The biology of parasites from the genus Argulus and a review of the interactions with their host. Symposia of the Society for Experimental Biology 55, 107-29. University Nijmegen. Netherlands. Walker, P. D. 2008. Argulus The Ecology of Fish Pest Doctoral Thesis University Nijmegen. 134-138 page. Walker, P. D., J. Russon., R. Doijf., G. V. D. Velde and S. E. W. Bonga. 2011. The Off. Host Survival and Viability of a Native and Non Native Fish Louse (Argulus, Crustacea: Branchiura). Current Zool 57 (6): 828-835. Wilson, C. B. 1902. A New Species of Argulus, With a More Complete Account of Two Species Already Described. Prod. U.S National Museum, XXVII (1368): 627-655. Wudianto, R. 2010. Petunjuk Penggunaan Pestisida. Penebar Swadaya. Jakarta. Yildiz, K and A. Kumantas. 2002. Argulus foliaceus Infection in a Goldfish (Carassius auratus). Israeel. 57 (3) : 118-120 Zilfa, H. Suyani, Safni dan N. Jamarun. 2007. Degradasi Senyawa Permetrin secara Fotolisis dengan TiO2-ANATASE sebagai Katalis. Skripsi. Jurusan Kimia FMIPA. Universitas Andalas. Padang.
Skripsi
DEVY AGUSTIA PRATIWI PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
35
Lampiran 1. Daya Tetas Telur Argulus japonicus
Perlakuan
Ulangan
Jumlah telur Argulus japonicus normal (butir)
Telur Argulus japonicus yang menetas
Jumlah telur Argulus japonicus yang menetas(butir) Kontrol
Total 0,70 ppm
Total 0, 80 ppm
Total
Skripsi
1 2 3 4 1 2 3 4
Total 0,90 ppm
Total 1 ppm
1 2 3 4
1 2 3 4 1 2 3 4
50 50 50 50 200 50 50 50 50 200 50 50 50 50 200 50 50 50 50 200 50 50 50 50 200
24 20 21 23 88 10 12 9 8 39 7 5 6 6 24 5 4 4 3 16
2 1 1 2 6
Persentase telur Argulus japonicus yang menetas (%) 48 40 42 46 44 20 24 18 16 19,5 14 10 12 12 12 10 8 8 6 8 4 2 2 4 3
Transformasi arcsin
43,85 39,23 40,40 42,71 166,19 26,56 29,33 25,10 23,58 104,57 21,97 18,44 20,27 20,17 84,95 18,44 16,43 16,43 14,18 65,48 11,54 8,13 8,13 11,54 39,34
DEVY AGUSTIA PRATIWI PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
36
Lampiran 2. Perhitungan Statistik Daya Tetas Telur Argulus japonicus. Transformasi arcsin Ulangan 1 2 3 4 Total Rata-rata
FK =
(
Perlakuan B C 26,56 21,97 29,33 18,44 25,10 20,27 23,58 20,27 104,57 80,95 26,14 20,24
A 45,85 39,23 40,40 42,71 166,19 41,55 ,
)
Total D 18,44 16,43 16,43 14,18 65,48 16,37
E 11,54 8,13 8,13 11,54 39,34 9,84
456,53
= 10420,98205
JKT = (43,85)2 + (26,56)2 + …… + (11,54)2 – FK = 12793,8215 – 10420,98205 = 2372,83945 JKP =
(
,
) (
,
) (
,
) (
,
) (
,
)
– FK
= 12735,54238 – 10420,98205 = 2314,56033 JKG
= JKT – JKP = 2372,83945 – 2314,56033 = 58,27912
SK
db
JK
KT
F.Hit
Perlakuan Galat Total
4 15 19
2314,56033 58,27912 2372,83945
578,640 3,885
148,94**
F.Tab 0,05 3,06
0,01 4,89
Kesimpulan : F. Hitung > F. Tabel 0,01, hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang sangat nyata antara perlakuan terhadap hasil pengamatan.
Skripsi
DEVY AGUSTIA PRATIWI PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
37
Uji jarak berganda Duncan : s.e = 0,985 LSR = SSR X s.e
Perlakuan
Skripsi
x
Beda
SSR
LSR
15,41* 5
3,31
3,26
4
3,25
3,20
3
3,16
3,11
2
3,01
2,96
(x-E)
(x-D)
(x-C)
(x-B)
A
41,55
31,71*
25,18*
21,31*
B
26,14
16,3*
9,77*
5,9*
C
20,24
10,4*
3,87*
D
16,37
6,53*
E
9,84
P
DEVY AGUSTIA PRATIWI PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
38
Lampiran 3. Kunci Identifikasi Argulus japonicus
e
Argulus japonicus (Thiele, 1900 and Fryer 1959 dalam Cesare, 1986) a. Argulus japonicus Betina dorsal b. Argulus japonicus Jantan dorsal c. Antenulle dan Antennae d. supporting rod terdiri dari enam sampai tujuh bagian e. Kaki Argulus japonicus f. Respiratori area
Skripsi
DEVY AGUSTIA PRATIWI PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus