PERSPEKTIF, VOL. XI NO. 1 MARET 2013
PROGRAM KESEJAHTRAAN KARYAWAN DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA SABIL Akademi Manajemen Informatika & Komputer Bina Sarana Informatika Jln. RS. Fatmawati No. 24 Pondok Labu, Jakarta Selatan. Indonesia Email :
[email protected] ABSTRACT Companies and employees need each other essentially, the employees are the company's assets due to the absence of human resources the company will not be able to walk, as well as the employee is not able to support the welfare of his life without the company as a place to earn a living as well as the implementation of the disciplines of their own employees is the engine of an organization or company, when employees are put through strike action, then it is likely the company will be demonstrations paralyzed production mengalamui bankruptcy even if dilakuakan a long enough time. strike activity is usually done by an experienced karyawwan injustice related to the livelihoods kesejahtraannya.jenis them, from the economy in the form of pensions, meal allowance, transport, allowances, bonuses, mourning, fasillitas form; places of worship, a cafeteria, sports facilities and infrastructure, the arts, education, leave, health care in the form of car pick-up, legal assistance, insurance, housing keredit employee productivity is largely determined by the sense of satisfaction experienced by employees, kencenrungan production will increase if the employees' rights terpenuhhi well, but otherwise production could decline if employees feel satisfaction in the work is not fulfilled. Keywords: Employee, Employee Welfare, Employee Benefits Program I.
PENDAHULUAN
Karyawan adalah merupakan asset utama perusahaan yang sangat berharga serta merupakan penggerak utama berjalannya kegiatan perusahaan, karyawan berperan aktif dalam rencana, sistem, proses serta tujuan yang ingin dicapai. Pemberian kesejahteraan akan menciptakan ketenangan, semangat kerja, dedikasi, disiplin dan sikap loyal. terhadap perusahaan. Dengan tingkat kesejahteraan yang cukup, maka mereka akan lebih tenang dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Dengan ketenangan tersebut diharapkan para karyawan akan lebih berdisiplin. Keberhasilan organisasi perusahaan dalam mencapai tujuan tidak terlepas dari peran karyawan. Karyawan bukan semata obyek dalam pencapaian tujuan organisasi, tetapi juga menjadi subyek atau pelaku. Mereka dapat menjadi perencana dan pelaksana yang berperan aktif dalam mewujudkan tujuan organisasi perusahaan serta mempunyai pikiran, perasaan dan keinginan yang dapat mempengaruhi sikapnya terhadap pekerjaan. Proses pembuatan barang dan jasa memerlukan transformasi karyawan agar menjadi barang dan jasa Produktivitas secara tidak langsung menyatakan kemajuan dari suatu perusahaan. Dalam kegiatan produksi faktor tenaga kerja
(karyawan) mempunyai pengaruh besar, karena tenaga kerjalah yang melaksanakan proses produksi tersebut. Karyawan merupakan living organism yang memungkinkan berfungsinya suatu organisasi atau perusahaan dan menjadi unsur penting dalam manajemen. Produktivitas kerja karyawan yang baik akan menjadikan perusahaan juga akan berjalan dengan baik sesuai dengan perencanaan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kesejahteraan Karyawan Menurut Hasibuan (2003), kesejahteraan adalah balas jasa lengkap (materi dan non materi yang diberikan oleh pihak perusahaan berdasarkan kebijaksanaan. Tujuannya untuk mempertahankan dan memperbaiki kondisi fisik dan mental karyawan agar produktifitasnya meningkat. Lebih lanjut Hasibuan (2003) mengatakan bahwa kesejahteraan dapat dipandang sebagai uang bantuan lebih lanjut kepada karyawan, terutama pembayarannya kepada mereka yang sakit, uang bantuan untuk tabungan karyawan, pembagian berupa saham, asuransi, perawatan dirumah sakit, dan pensiun. 2.2. Tujuan Program Karyawan
Kesejahteraan
91
PERSPEKTIF, VOL. XI NO. 1 MARET 2013
Tujuan program kesejahteraan pada pegawai adalah : (Hasibuan,2000) 1. Untuk meningkatkan kesetiaan dan ketertarikan pegawai dengan perusahaan. 2. Memberikan ketenangan dan pemenuhan kebutuhan bagi pegawai beserta keluarganya. 3. Memotivasi gairah kerja, disiplin dan produktifitas pegawai. 4. Menurunkan tingkat absensi. 5. Untuk mencapai Dan labour Tujuan pemberian kesejahteraan antara lain sebagai berikut : (Hasibuan, 2003) 1. Untuk meningkatkan kesetiaan dan keterikatan karyawan kepada perusahaan. 2. Memberikan ketenangan dan pemenuhan kebutuhan bagi karyawan beserta keluarganya. 3. Memotivasi gairah kerja, disiplin dan produktifitas kerja bagi karyawan. 4. Menurunkan tingkat absensi dan turn over karyawan. 5. Menciptakan lingkungan dan suasana kerja yang baik serta nyaman. 6. Membantu lancarnya pelaksanaan pekerjaan untuk mencapai tujuan. 7. Memelihara kesehatan dan meningkatkan kualitas karyawan. 8. Mengefektifkan pengadaan karyawan. 9. Membantu pelaksanaan program pemerintah dalam meningkatkan kualitas manusia. 10. Mengurangi kecelakaan kerja dan kerusakan peralatan perusahaan. 11. Menigkatkan status social karyawan beserta keluarganya 2.3. Produktivitas Siagian (2003), menyebutkan bahwa : dalam usaha mendorong produktivitas serta ketenangan kerja pada karyawannya, perusahaan memberikan jasa-jasa tertentu kepada karyawannya berupa pembayaran diluar upah dan gaji serta berbagai manfaat sampingan. Umumnya diberikan jasa-jasa tersebut antara lain berupa bantuan pendidikan, bantuan keuangan dan bantuan sosial. Menurut Silalahi (2001), Produktivitas adalah kaitan antara keluaran dan sebahagiaan atau keseluruhan masukan terkait diukur dalam bentuk satuan waktu, fisik dan uang. Menurut L.Greenbarg dalam Sinungan (2005) mendefinisikan produktivitas sebagai perbandingan antara totalitas pengeluaran pada
92
waktu tertentu dibagi totalitas masukan selama periode tersebut. Produktivitas juga diartikan sebagai : (Sinungan,2005) 1. Perbandingan ukuran dan harga bagi masukan dan hasil 2. Perbedaan antara kumpulan jumlah pengeluaran dan masukan yang dinyatakan dalam satu-satuan (unit) umum. Ukuran produktivitas yang paling terkenal berkaitan dengan tenaga kerja yang dapat dihitung dengan membagi pengeluaran oleh jumlah yang digunakan atau jam-jam kerja orang. Namun demikian terjadi kerugian karena adanya pembatasan bahwa perbandingan produktivitas antar perusahaan dapat keliru, jika perusahaan tersebut memiliki tenaga kerja dan peningkatan modal yang berbeda. Produktivitas kadang-kadang dipandang sebagai penggunaan lebih intensif terhadap sumber-sumber konfersi seperti : tenaga kerja dan mesin yang juga diukur secara tepat akan benar-benar menunjukan suatu penampilan atau efisiensi. Namun demikian mungkin serikat buruh tidak seluruhnya menyetujui definisi ini. A. Bluchor dan E. Kapustin nampaknya berpegangan pada pendapat yang memisahkan produktivitas dari intensitas tenaga kerja karena ketika produktivitas tenaga kerja mencerminkan manfaat tenaga kerja, intensitasnya menunjukkan jumlah/ketegangan kerja dan dapat dianggap sebagai percepatan kerja. Definisi produktivitas bukanlah hanya satu masalah teknis maupun manejerial tapi merupakan satu masalah yang kompleks, merupakan masalah yang berkenaan dengan badan-badan pemerintahan, serikat buruh, dan lembaga-lembaga sosial lainnya. Semakin berbeda tujuannya akan semakin berbeda pula definisi produktivitasnya. Namun jika semua pihak setuju terhadap tujuan umumnya tersebut dengan kekurangan dan kelebihannya, maka definisi produktivitas diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih umum bagi negara maupun bagi bagian ekonomi yang berbeda-beda. Maka indikator pokok peningkatan produktivitas itu menurunkan tingkatan input terpadu dengan unit output. Jika produktivitasnya ditentukan untuk pekerja perorangan, maka melalui hubungan volume pekerjaan khusus yang dilakukan kepada suatu kemampuan potensial pekerja (dalam jumlah, biaya dan waktu) maka selanjutnya bagi perusahaan atau sektornya dapatlah hal tersebut dinyatakan sebagai hubungan antara nilai tambah dengan semua komponen biaya.
PERSPEKTIF, VOL. XI NO. 1 MARET 2013
dan pengukuran produktifitas. Menurut Pengukuran Sinungan (2005) Paling sedikit ada dua jenis tingkat perbandingan yang berbeda, yakni produktivitas total dan produktivitas parsial : Hasil total Pada tingkat sektoral dan nasional, produktivitas menunjukkan kegunaannya dalam Total produktivitas = Masukan total membantu mengevaluasi penampilan, perencanaan, kebijakan pendapatan, upah, dan harga malalui identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi pendapatan, Hasil parsial membandingkan sektor-sektor ekonomi yang berbeda untuk menentukan prioritas kebijakan Produktivitas parsial = Masukan total bantuan, menentukan tingkat pertumbuhan suatu sektor atau ekonomi, mengetahui Produktivitas perusahaan dapat dinyatakan pengaruh perdagangan internasional terhadap sebagai berikut : perkembangan ekonomi. Ot Pada tingkat perusahaan, pengukuran produktivitas terutama digunakan sebagai Pt = L+C+R+Q sarana manajeman untuk menganalisa dan mendorong efisiensi produksi. Pertama. Dengan Pt = Produktivitas total (total productivity) pemberitahuan awal, instalasi dan pelaksanaan L = Faktor masukan tenaga kerja (labor input suatu sistem pengukuran , akan meninggikan factor). kesadaran pegawai dan minatnya pada tingkat C = Faktor masukan modal (capital input dan rangkaian produktivitas. Kedua, diskusi tentang gambaran-gambaran yang berasal dari factor) metode-metode yang relatif kasar ataupun dari R = Masukan bahan mentah dan barang yang sudah dibeli (raw material and data yang kurang memenuhi syarat sekalipun, purchased parts input) ternyata memberi dasar bagi penganalisaan O = Faktor masukan barang-barang dan proses yang konstruktif dan produktif. jasa-jasa yang beranaka macam (other Manfaat lain yang di peroleh dari miscellaneous goods and services pengukuran produktivitas mungkin terlihat pada input factor) penempatan perusahaaan yang tetap, seperti dalam menentukan target/sasaran tujuan yang Ot = Hasil total (total output) nyata dan pertukaran informasi antara tenaga Supaya susunan daftar produktivitas dari kerja dan manajeman secara periodik terhadap masalah-masalah yang saling berkaitan. Satu waktu ke waktu sebanding, setiap susunan keuntungan praktis dari pengukuran daftar harus di sesuaikan dengan nilai waktu dasar yang menggunakan harga-harga paten produktivitas adalah pembayaran staff. Secara umum pengukuran produktivitas berarti perbandingan yang dapat dibedakan III. METODE PENELITIAN dalam tiga jenis yang sangat berbeda, yaitu : Metode penelitian yang digunakan adalah 1. Perbandingan antara pelaksanaan sekarang dengan pelaksanaan secara historis yang studi pustaka yang bersumber dari sejumlah tidak menunjukkan apakah pelaksanaan literatur yang meliputi referensi buku-buku sekarang ini memuaskan namun hanya yang dapat menunjang isi penulisan, kemudian mengetengahkan apakah meningkat atau sejumlah situs internet yang dapat menambah wahana keilmuan sebagai penunjang topik berkurang serta tingkatannya. 2. Perbandingan pelaksanaan antara satu unit pembahasan. (perorangan tugas, seksi, proses) dengan lainnya. Pengukuran seperti itu IV. HASIL DAN PEMBAHASAN menunjukan pencapaian relatif. Pelayanan Kesejahteraan 3. Perbandingan pelaksanaan sekarang dengan 4.1. Program Karyawan tergetnya, dan ini inilahyang terbaik sebagai memusatkan perhatian pada Manajemen personalia harus menganggap sasaran/tujuan. bahwa karyawan adalah salah satu asset yang Untuk menyusun perbandingan ini perlu sangat penting dalam suatu organisasi, untuk mempertimbangkan tingkatan daftar susunan itulah harus adanya pemeliharaan yang 2.4. Metode Pokok Produktivitas
93
PERSPEKTIF, VOL. XI NO. 1 MARET 2013
terprogram dengan baik serta konsekwen untuk menjalankan program-program tersebut. Alat yang canggih yang dimiliki oleh organisasi tidak akan ada manfaatnya apabila peran aktif karyawan tidak diikutsertakan. Mengatur karyawan memang bukan perkara yang mudah, karena mereka mempunyai pikiran, rasa, status, keinginan dan latar belakang yang hetrogen yang dibawa kedalam organisasi. Karyawan tidak dapat diatur dan dikuasai seperti mesin-mesin, kode. gedung serta asset - asset organisasi lainya. Karena kebutuhan karyawan ini berbeda dengan assetasset lainya yaitu diantaranya adalah kebutuhan kesejahteraan, maka itu di dalam suatu organisasi perlu dipikirkan program pelayanan 2. kesejahtraanya. Ada berbagai bentuk program pelayanan karyawan diantaranya : 1. Program yang menyangkut kesejahteraan ekonomi para karyawan Program ini dirancang dan diselenggarakan untuk melindungi keadaan ekonomi karyawan agar dapat menghadapi atau mengatasi peristiwa-peristiwa yang sulit untuk dihidari. Bentuk program ini anatara lain : a. Pensiun Pemberian pensiun, artinya organisasi memberikan sejumlah kompensasi tertentu, biasanya berupa uang secara berkala kepada karyawan yang telah berhenti bekerja dalam waktu tertentu atau telah mencapai batas usia tertentu. b. Asuransi Program asuransi ini bisa berbentuk asuransi jiwa, asuransi kesehatan serta asuransi kecelakaan dengan jalan melakukan kerjasama dengan perusahaan asuransi untuk menanggung asuransi karyawannya. Sebetulnya karyawan rendahan sangat memerlukan model kesejahtraan semacam ini , karena apabila mengalami hal-hal yang tidak diinginkan, misalkan sakit maka kebanyakan dari mereka tidak cukup biaya untuk membayar rumah sakit, tetapi di indonesia justru model kesejahtraan ini banyak dinikmati oleh karyawan level menengah keatas yang notabene mereka berpenghasilan cukup tinggi dan cukup mampu membayar biaya rumah sakit Jenis-jenis asuransi yang disediakan oleh berbagai perusahaan diantaranya : – Perawatan di Rumah Sakit – Biaya pembedahan
94
c.
– Asuransi kecelakaan dan sakit – Sakit yang biasa – Tunjangan bersalin – Perawatan mata – Perawatan gigi – Pengobatan besar . Pemberian Kredit Pemberian kredit kepada karyawan yang membutuhkan, baik berupa kredit alat-lat rumah tangga, biaya pendidikan, ataupun uang kontan yang sifatanya tidak terencana (mendadak) dengan bunga ringan serta prosedur yang yang tidak berbelit-belit.
Program menyangkut kesejahteraan Sosial para karyawan. Bentuk program ini antara lain : a. Program Olah raga dan rekreasi Setiap orang memerlukan olah raga dan hiburan. Untuk olah raga sebaiknya organisasi menyediakan fasilitas olah raga atau menyewakan tempat untuk berolah raga, bisa dengan membentuk klub-klub olah raga sesuai dengan kegemaran para karyawan sehingga prestasi yang dimiliki oleh karyawan tetap dapat dipertahankan bahkan dikembangkan. Perusahaan yang mempunyai klub-klub olah raga biasanya cepat terpublikasi apabila telah mencapai prestasi tertentu, untuk rekreasi dilakukan dalam waktu-waktu tertentu untuk melepas kepenatannya serta mencari suasana baru, serta memupuk kebersamaan. Hal ini bisa berupa darmawisata atau kegiatan sosial lainya. b. Program Perumahan Perumahan adalah kebutuhan pokok yang paling pelik bagi masyarakat / karyawan. Sulitnya mendapatkan tempat tinggal yang layak dan mahalnya harga rumah seperti dikotakota besar, menyebabkan banyak karyawan yang mengalami kesulitan untuk memiliki rumah sendiri bahkan tidak sedikit karyawan yang bekerja puluhan tahun akan tetapi tetap tidak memiliki rumah sendiri. Untuk mengatasi masalah ini biasanya perusahaan besar menyediakan fasilitas kredit perumahan bagi karyawannya dengan kriteria tertentu. Dari hasil penelitian bahwa karyawan yang sudah mempunyai rumah sendiri adalah mempunyai kinerja yang lebih
PERSPEKTIF, VOL. XI NO. 1 MARET 2013
c.
tinggi dibandingkan dengan yang belum mempunyai tempat tinggal yang tetap, dikarenakan karyawan yang sudah mempunyai tempat tinggal sendiri mempunyai anggapan bahwa akan tinggal di lokasi itu untuk selamanya. Program Pendidikan Program ini disediakan dengan maksud membantu para karyawan yang ingin meningkatkan pengetahuan mereka atau melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi lagi, dengan adanya fasilitas biaya pendidikan bagi para karyawan diharapkan kelak akan mendapatkan sumberdaya yang lebih baik. Juga sebaiknya suatu perusahan menyediakan perpustakan untuk para karyawan sehingga agar karyawan tersebut mempunyai minat baca yang tinggi.
4.2. Falsafah Pelayanan Kesejahtraan Program – program pelayanan kesejahtraan karyawan telah mengalami perkembangan yang meluas pada akhir-akhir ini. Banyak sebab yang menjadikan makin diperhatikannya masalahmasalah kesejahteraan karyawan ini. Pendekatan Paternalis ( Paternalistic approuch ) terhadap masalah personalia nampaknya menjadi salah satu sebab utama. Pendekatan ini meluas sekitar abad 1920-an, menganggap bahwa manajmen adalah ayah (orang tua) dari para karyawan. karena itu selayaknya perusahaan memikirkan kesejahteraan karyawannya. Pendekatan ini terutama dipengaruhi oleh makin berkembangnya organisasi-organisasi buruh, sehingga para majikannya akhirnya merasa khawatir terhadap tingkah laku para karyawannya, karena itu mereka berusaha memberikan apa tang dirasa baik untuk para karyawannya. Mereka (para karyawan) tidak membentuk organisasi buruh. Perhatian pemerintah ini makin meningkat terhadap persoalan – persoalan kesejahtraan karyawan, persaingan yang semakin ketat, dan juga timbulnya organisasi buruh menjadi penyebab lain yang meningkatkan perhatian perusahaan terhadap masalah kesejahtraan karyawan. Secara ringkas bisa dikatakan bahwa sebabsebab makin berkembngnya program kesejahtraan karyawan adalah : 1. Perubahan di dalam sikap para karyawan, yang disebabkan oleh makin meningkatnya taraf pendidikan mereka. 2. Pemerintah dan organisasi buruh
3.
4.
5.
Permintaan dan peraturan pemerintah yang dituamgkan dalam bentuk peraturan – peraturan dalam perundang-undangan Persaingan yang makin berat mengakibatkan para pengusaha harus berusaha memberikan berbagai jaminan agar para karyawan tidak lari dari perusahaan. Adanya pengawasan terhadap tinggi rendahnya tingkat upah oleh pemerintah dan pengusaha agar tidak terjadi persaingan pemberian upah maka kadang-kadang pengusaha memberikan kenaikan dalam bentuk jaminan sosial.
4.3. Tujuan Pelayanan Kesejahtraan Tujuan diselenggarakanya program kesejahtraan karyawan ini adalah untuk : 1. Penarikan tenaga kerja yang efektif 2. Untuk meningkatkan kesetiaan dan keterikatan karyawan kepada perusahan 3. Memberiakn ketenangan dan pemenuhan kebutuhan bagi para karyawan beserta keluarganya 4. Memotivasi gairah kerja, disiplin dan produktivitas kerja karyawan 5. Menciptakan lingkungan dan suasana kerja yang baik dan nyaman 6. Membantu lancarnya pelaksanaan pekerjaan untuk mencapai tujuan 7. Membantu pelaksanaan program pemerintah dalam meningkatkan kualitas manusia Indonesia 8. Mengurangi kecelakaan dan kerusakan peralatan 9. Meningakatkan status sosial karyawan beserta keluarganya Program kesejahtraan ini diinformasikan secara terbuka dan jelas, waktu pemberiannya tepat dan sesuai dengan kebutuhan karyawan. 4.4. Produktivitas Kerja Dan Peranannya Dari berbagai pendapat diatas, maka dalam hal ini produktivitas diartikan sebagi perbandingan antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumberdaya yang dipergunakan dalam usaha meningkatkan pendapatan atas jasa-jasa yang dihasilkan. A. Peranan produktivitas kerja Masalah produktivitas kerja tidak dapat terlepas dari hak setiap tenaga kerja untuk memperoleh kesempatan kerja demi kehidupan yang layak sebagai manusia. Untuk dapat
95
PERSPEKTIF, VOL. XI NO. 1 MARET 2013
menikmati kehidupan yang layak bagi tenaga kerja tidak mungkin dapat diperleh tanpa jaminan penghasilan / upah yang cukup dengan didukung oleh adanya produktivitas yang tinggi. Oleh karena itu pemecahan masalah kesejahteraan atau kehidupan yang layak bagi Karyawan harus dimulai dengan meningkatkan produktivitas karyawan itu sendiri, agar mereka memproleh penghasilan atau upah yang cukup untuk meyakini kehidupannya secara layak dan kesejahteraan hidupnya yang terjamin. Pendapat bahwa produktivitas Karyawan merupakan upah yang tinggi dan bukan sebaliknya bahwa upah yang tinggi akan menjamin naiknya produktivitas. Produktivitas tenaga kerja sebagai suatu konsep yang menunjukkan adanya output (hasil kerja) dengan waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk / jasa dari seorang Karyawan. Konsep ini merupakan pengertian produktivitas yang paling dasar dan sederhana. Berdasarkan teori produktivitasnya ditentukan bahwa produktivitas kerja dipengaruhi oleh berbagai faktor : 1. Latar belakang pendidikan dan latihan Latar belakang pendidikan yang rendah akan berpengaruh terhadap produktivitas yaitu terhadap penggunaan alat produksi yang modern atau tempat mereka bekerja memerlukan pengetahuan yang luas, untuk itu perlu adanya pelatihan yang intensif agar dapat mengoperasikan alat produksi tersebut 2. Alat-alat produksi / tingkat teknologi yang dipergunakan Menggunakan alat produksi yang canggih akan mempermudah cara kerja karyawan sehingga produktivitasnya dengan sendirinya bisa ditingkatkan, akan tetapi apabila menggunakan alat produksi yang masih sederhana atau manual maka produktivitas karyawan akan terbatas. 3. Value System. Nilai-nilai atau pranata sosial masyarakat atau juga faktor lingkungan hidup karyawan (modern/tradisional,statis atau dinamis), kuat atau tidaknya ikatan kekeluargaan, mobilitas tenaga kerja, motivasi dan lain-lain 4. Lingkungan pekerjaan atau ikatan kerja Lingkungan pekerjaan yang sehat dan nyaman memungkinkan karyawan dapat meningkatkan produktivitasnya, 5. Derajat kesehatan (kesejahtraan lingkungan) Nilai gizi makanan, sanitasi, tersedianya air bersih, dan sebagainya.
96
4.5. Menetapkan Produktivitas
Sistem
Pengukuran
Salah satu langkah penting adalah menetapkan sistem pengukuran produktivitas dalam perusahaan. Sistem pengukurannya sendiri dalam prakteknya menimbulkan peningkatan kesadaran pekerja terhadap pengertian produktivitas. Masalah-masalah utama dalam organisasi yang harus dipecahkan dan ditanggulangi dalam kaitannya dengan peningkatan sistem pengukuran produktivitas adalah : 1. Tentukan unsur-unsur organisasi yang paling harus diperhatikan/diawasi. 2. Lakukanlah penelitian untuk menentukan jenis-jenis ukuran yang dikembangkan melalui aktivitas sejenis. 3. Pilihlah konsep-konsep yang dikehendaki dan unit-unit pengukuran output dan input perusahaan maupun aktivitas sub (bagian) yang kritis lainnya. 4. Hubungi pekerja dan bagian lain untuk menggunakan ukuran-ukuran tersebut bagi penilaiannya dan cara menerapkan ukuranukuran tersebut pada pelaksanaannya. 5. Yakinkan tersedianya data dan buatkan beberapa kompromi yang perlu. 6. Pilihlah bobot yang sesuai, gabungkan formula-formula dan metode penomoran indeks. 7. Pilihlah aktivitas, percontohan seksi atau kelompok percobaan untuk mengetes sistem pengukuran. 8. Ujilah sistemnya pada aktivitas percobaan terpilih itu dan dapatkan umpan berkala pada hasil-hasilnya. 9. Sesudah melalui tenggang waktu yang cukup, evaluasilah sistemnya, buatkan beberapa modifikasi dan pelebaran ruang lingkupnya. Suatu sistem pengukuran harus mempertimbangkan efektivitas biaya, batas pengukuran produktivitas dan perlu / tidaknya pengukuran faktor total, dengan kata lain tentukan kedalaman dan masalah tugas sistem pengukurannya. Sistem pengukurannya harus mudah di praktekkan dan dapat mengetahui sebab-sebab perubahan organisasi. Dalam menentukan sistem pengukuran produktivitas itu ada empat pertimbangan khusus menajeman perusahaan, yaitu : 1. Sebuah perusahaan tidak harus meniru sistem pengukuran produktivitas di tempat lain namun juga harus mengetahui ukuranukuran yang memenuhi kebutuhan khususnya. Sistem pengukuran berhasil
PERSPEKTIF, VOL. XI NO. 1 MARET 2013
2.
3.
4.
pada situasi mungkin tidak sesuai atau berbahaya bagi lainnya karena figur yang sama dapat berarti perbedaan hal dalam perbedaan keadaan. Sekali sistem pernah diterapkan, maka usaha memperkirakan / memperhitungkan secara mekanis masalah yang lebih jauh harus dicegah. Pengukuran output haruslah sekonkrit dan sesuai selagi dapat dilihat membantu memotivasir. Apa saja ukuran yang dikenalkan haruslah terlihat adanya peningkatan konstan, sebab untuk peningkatan secara estetika itu berkaitan dengan peningkatan output perjamnya itu sendiri.
Realisasi pola pengukuran organisasi semacam itu membantu kesiapan sestem manajeman dalam melaksanakan program produktivitasnya. Pendahuluan atas pola peningkatan produktivitasnya adalah tidaklah mungkin tanpa penentuan atau peningkatan sistem informasi manejeman ynag sedikitnya melindungi atau menutupi bidang-bidang seperti : pembiayaan, pemanfaatan produksi, perencanaan produksi, pemeliharaan dan kerusakan, shift kerja dan sebagainya. Dengan demikian sarana pokok peningkatan produktivitas perusahaan yang mempengaruhi faktor-faktor produksi seperti manusia, modal, metode/proses, dan output. 4.6. Hubungan Kesejahtraan Dengan Produktivitas
Karyawan
mempunyai kesepakatan kerja antara perusahaan dengan karyawan yang antara lain di dalamnya memuat tentang pelayanan kesejahteraan yang diberikan oleh perusahaan yang bersangkutan selain ada juga peraturanperaturan kerja yang telah ada pada perusahaan tersebut. Kesepakatan ini penting dalam menciptakan persatuan, membina kerja sama dan menghindari terjadinya konflik dalam perusahaan. V. PENUTUP Program kesejahteraan karyawan bukan saja berupa gaji atau upah yang tinggi, akan tetapi mental serta rasa ketenangan juga merupakan salah satu penunjang produktivitas kerja. Untuk itu pihak manajemen perlu memperhatikan kebutuhan karyawan, sebab dengan adanya produktivitas yang tinggi ini akan berakibat positif bagi kelangsungan suatu organisasi/perusahaan . Pelayanan kesejahteraan juga merupakan asset yang tidak ternilai. Untuk itu pihak manajmen / perusahaan sebaiknya memberikan kompensasi berupa pensiun, asuransi, pemberian kredit atau pinjaman lunak, perumahan, pendidikan serta kegiatan sosial yang berupa kegiatan olah raga dan darma wisata Selain itu tujuan diselenggarakanya program kesejahtraan karyawan ini agar didapatkan kesetiaan, rasa memiliki dan keterikatan karyawan kepada organisasi, akan mengakibatkan terciptanya lingkungan dan suasana kerja yang nyaman. Sejalan dengan itu organisasi akan mendapat dukungan karyawan yang handal serta produktivitas yang tinggi. Program kesejahtraan karyawan akan menjadi motivasi bagi karyawan untuk meningkatkan produktivitas kerjanya, yang berefek positif bagi perusahaan karena akan meningkatkan produksi, distribusi, penjualan serta akan mendapatkan peningkatan keuntungan
Melalui program pelayanan kesejahtraan karyawan memang sengaja direncanakan oleh perusahaan yang ingin memperbaiki produktivitas karyawannya. Salah satu harapan yang timbul dengan adanya program pelayanan kesejahteraan ini adalah peningkatan produktivitas kerja karyawan, dengan demikian secara tidak langsung hal tersebut akan meningkatkan pendapatan perusahaan. Program pelayanan kesejahtraan karyawan tersebut adalah salah satu program tunjangan DAFTAR PUSTAKA karyawan yang bersifat meransang untuk memaksimumkan kualitas maupun kuantitas Hasibuan, SP, Malayu. 2003. Manajemen karyawan, sehingga dengan demikian terdapat Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi. dua hubungan yang saling menguntungkan Jakarta. Bumi Aksara yaitu karyawan yang merasa diuntungkan dengan program ini serta perusahaan juga dapat Hasibuan ,SP, Malayu. 2001. Manajemen memperbaiki efektivitas organisasi serta Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi. keuntungan lainnya. Jakarta. Bumi Aksara. Pelayanan program kesejahteraan makin berkembang sesuai dengan kebutuhan para karyawan. Perusahaan besar dan maju telah
97
38
PERSPEKTIF, VOL. XI NO. 1 MARET 2013
Siagian, Sondang P. 2003. Manajemen Sumber Sinungan,Muchdarsyah. 2005. Produktivitas : Apa dan Bagaimana. Ed.2. Cetakan 6. Daya Mannusia. Cetakan kesepuluh. Jakarta. Bumi Aksara. Jakarta. PT. Bumi Aksara Silalahi, Bennett. 2001. Performance Appraisal. Tampubolon, P, Manahan. 2004. Perilaku Keorganisasian. Edisi Pertama. Cetakan Jakarta. STIM LPMI Pertama. Jakarta. Ghalia Indonesia
98